Anda di halaman 1dari 14

TUGAS UJIAN TENGAH SEMESTER

“ALIRAN ENVIRONMENTALISME”

Dosen Pengampu,
Prof. Dr. Achmad Dardiri, M.Hum

Disusun Oleh:
Fitri April Yanti
NIM. 16703261061

IP S3 KELAS B (SAINS)
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2016

i
PRAKATA

Puji syukur kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan nikmat


kesehatan dan kesempatan untuk menyelesaikan tugas makalah pada mata kuliah
filsafat pendidikan. Kajian dari makalah yang dibuat yaitu mengupas tuntas
tentang pemahaman Aliran Environmentalisme. Makalah ini merupakan tugas
ujian tengah semester ganjil. Besar harapan saya agar makalah yang dihasilkan ini
dapat mempermudah pemahaman tentang aliran environmentalisme.
Saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan-kekurangan yang
terdapat di dalam makalah ini. Saya mengharapkan kritik dan saran yang
membangun untuk perbaikan makalah tentang aliran environmentalisme. Terima
kasih.

Yogyakarta, Desember 2016

Fitri April Yanti

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ......................................................................................i


KATA PENGANTAR .......................................................................................ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................1


A. Latar Belakang ........................................................................................1
B. Rumusan Masalah ...................................................................................2
C. Tujuan .....................................................................................................2
D. Manfaat ...................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................3


A. Pengertian environmentalisme ................................................................3
B. Sejarah aliran environmentalisme ...........................................................3
C. Respon terhadap krisis ekologi ...............................................................4
D. Konsep pemikiran aliran environmentalisme .........................................6
E. Environmentalisme dalam konsep pendidikan ........................................7
1. Tujuan Pendidikan ............................................................................8
2. Kurikulum Pendidikan ......................................................................8
3. Metode Pendidikan............................................................................9
4. Posisi Pendidik dan Peserta Didik.....................................................9
F. Kelemahan Aliran Environmentalisme ...................................................9
BAB III KESIMPULAN ...................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................11

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia telah jadi korban
ketidakadilan global. Kekayaan alam Indonesia yang harusnya dapat manfaatkan
secara arif demi kesejahteraan rakyatnya telah berubah menjadi kutukan. Praktek
exploitasi alam terus menjadi pilihan walau beragam peringatan telah diberikan
oleh berbagai organisasi dan pemerhati lingkungan dalam dan luar negeri, bahkan
alam pun sudah bertindak maha dahsyat. Krisis ekologis di Indonesia tak lain
disebabkan oleh jamahan tangan asing terhadap SDA Indonesia. Kooptasi antara
pengurus negara melenggangkan jamahan asing terhadap SDA Indonesia, jelaslah
ini hanya akan mempertebal kantong-kantong para pemangku kekuasaan. Tabiat
para pengurus negara untuk mempercadangkan kekayaan bumi Indonesia secara
cepat, murah, meriah dan mudah justru semakin diperteguh melalui undang-
undang dan peraturan yang berorientasi pada self provit, self regulation dan self
trade fairness.
Melihat gambaran kondisi diatas, satu dari banyak cara yang bisa kita
lakukan adalah membangun rakyat kritis (critical mass) sebagai wujud dari
percepatan perjuangan lingkungan hidup yang sejati guna menahan laju
ketidakadilan di bumi Indonesia ini. Rakyat kritis tahu bahwa ia sedang hidup
dalam ancaman ekologis, berbuat untuk keselamatan kolektif dan anti terhadap
model neoliberalisme yan merenggut kedamaian ekologi Indonesia. Gagasan dan
pelaksanaan pendidikan selalu dinamis sesuai dengan dinamika manusia dan
masyarakatnya. Sejak dulu, kini, maupun di masa depan pendidikan itu selalu
mengalami perkembangan seiring dengan perkembagan sosial-budaya dan
perkembangan iptek. Pemikiran-prmikiran yang membawa pembaharuan
pendidikan itu disebut aliran-aliran pendidikan.
Teori pendidikan klasik berlandaskan pada filsafat klasik, memandang
bahwa pendidikan berfungsi sebagai upaya memelihara dan meneruskan warisan
budaya. Teori pendidikan ini lebih menekankan peranan isi pendidikan dari pada
prosesnya. Isi pendidikan atau bahan pengajaran diambil dari sari ilmu

iv
pengetahuan yang telah ditemukan dan dikembangkan oleh para ahli di bidangnya
dan disusun secara logis dan sistematis. Misalnya teori fisika, biologi,
matematika, bahasa, sejarah dan sebagainya. Isi pendidikan atau materi diambil
dari khazanah ilmu pengetahuan yang ditemukan dan dikembangkan para ahli
tempo dulu yang telah disusun secara logis dan sistematis. Dalam prakteknya,
pendidik mempunyai peranan besar dan lebih dominan, sedangkan peserta didik
memiliki peran yang pasif, sebagai penerima informasi dan tugas-tugas dari
pendidik. Makalah yang berjudul “aliran filsafat environmentalisme” ini akan
membahas tentang sejarah, konsep pemikiran, dan implikasi aliran
environmentalisme dalam pendidikan.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalahnya adalah
1. Bagaimana pengertian aliran environmentalisme?
2. Bagaimana sejarah aliran environmentalisme?
3. Bagaimana konsep pemikiran aliran environmentalisme?
4. Bagaimana implikasi aliran environmentalisme pada pendidikan?

C. Tujuan Rumusan Masalah


1. Mengetahui pengertian aliran environmentalisme
2. Menelusuri sejarah aliran environmentalisme
3. Menganalisis konsep pemikiran aliran environmentalisme
4. Mengidentifikasi implikasi aliran aliran environmentalisme pada
pendidikan.

D. Manfaat
Manfaat dari makalah ini adalah untuk emperdalam kajian tentang aliran
environmentalisme dan penerapannya dalam pendidikan.

v
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Environmentalisme
Aceng Rahmat (2011: 169-171) menyatakan bahwa environmentalisme
sebagai suatu aliran filsafat ilmu merupakan lawan dari rasionalisme.
Environmentalisme menjadikan indra sebagai sumber kebenaran. Kaum
environmentalis peduli pada isu-isu pencemaran air dan udara, kepunahan spesies,
gaya hidup rakus energi, ancaman perubahan iklim dan rekayasa genetika pada
prodk-produk makanan. Environmentalisme menurut beberapa tokoh;
1. Monkhouse (1970) dalam The Dictionary of Geography, environmentalisme
didefinisikan sebagai doktrin falsafah yang menekankan pengaruh alam
sekitar ke atas corak kehidupan manusia.
2. Bullock (1977) dalam The Fontana Dictionary of Modern Thought
mendefinisikan environmentalisme sebagai doktrin falsafah yang memberi
penekanan kepada faktor alam sekitar fizikal seperti iklim dunia,
dihubungkan dengan aktiviti manusia.
3. T.O'Riordan (1976) dalam bukunya Environmentalism memperluaskan ruang
lingkup konsep environmentalisme dengan mendefinisikannya kepada tiga
aspek yaitu; falsafah yang membentuk nilai atau moral sebagai pertimbangan
kepada persepsi seseorang akan hubungannya alam sekitar, ideologi alam
sekitar, yaitu aliran-aliran pemikiran yang berkait dengan alam sekitar yang
mencorakkan bidang-bidang kehidupan yang lain sebagai formula ke arah
pembentukan polisi alam sekitar, perubahan reka bentuk alam sekitar iaitu
aplikasi yang praktikal bagi memanifestasikan falsafah alam sekitar sebagai
rancangan bertindak bagi semua peringkat.

B. Sejarah Environmentalisme.
Environmentalisme muncul setelah Revolusi Industri di prancis yang
menimbulkan pencemaran lingkungan modern seperti yang umum terjadi saat ini.
Munculnya pabrik-pabrik besar dan eksploitasi dalam jumlah besar dari batubara
dan bahan bakar fosil menimbulkan polusi udara dan pembuangan limbah industri

vi
kimia dengan volume besar ditambah dengan Perkembangan urbanisasi yang
pesat pula menyebabkan kepadatan penduduk. Environmentalisme tumbuh
dengan pesat, yang merupakan reaksi terhadap industrialisasi , pertumbuhan kota,
dan udara memburuk dan pencemaran air. Kesadaran secara langsung tentang
krisis alam sekitar mulai timbul dari terbitnya sebuah buku yang bertajuk Silent
Spring pada tahun 1962. Buku ini adalah hasil kajian seorang saintis wanita yang
bernama Rachel Carson. Walaupun buku ini hanya menumpukan penjelasan si
penulis mengenai dampak pencemaran akibat industri kimia terhadap alam
sekitar, ia berjaya menyadarkan masyarakat dunia mengenai krisis alam sekitar
yang semakin meluas akibat perkembangan sains dan teknologi di zaman moden.
Kesadaran mengenai kondisi alam sekitar yang dicetuskan Rachel Carson ini
bukan saja menarik perhatian golongan saintis tetapi turut mempengaruhi para
ahli di bidang-bidang yang lain.
Pada tahun 1967 seorang ahli sejarah, memuatkan pandangannya mengenai
dengan faktor utama yang menyebabkan terjadinya krisis alam sekitar. Menurut
beliau, faktor utama yang menyebabkan krisis alam sekitar ialah doktrin Yahudi-
Kristian yang melahirkan suatu pandangan umum atau worldview dalam
kehidupan manusia, yaitu mereka diizinkan oleh Tuhan mengeksploitasikan alam
sekitar demi kelangsungan hidup mereka. Lynn White Jr. mendakwa dengan
berpegang kepada pandangan umum tersebut masyarakat barat khasnya
menggunakan sains dan teknologi secara dinamik untuk mengeksploitasi alam
sekitar tanpa batasan. Fenomena inilah yang menyebabkan gangguan dan
kemerosotan kualiti alam sekitar secara lokal dan global. Kesedaran akan
pentingnya pemuliharaan alam sekitar mulai bangkit di dunia barat merupakan
dampak dari krisis alam sekitar yang melanda mereka.

C. Respon Terhadap Krisis Ekologi


Krisis ekologi terlebih dahulu harus diketahui beberapa hal, antara lain:
1. Krisis ekologi umumnya dipandang sebagai akibat dari rendahnya
pengetahuan, pendidikan, kesadaran lingkungan dan pendapatan masyarakat
serta masalah demografi.

vii
2. Fakta-fakta menunjukkan krisis ekologi di Indonesia sebenarnya lebih banyak
disebabkan oleh masalah-masalah struktural seperti kebijakan ekonomi yang
eksploitatif, sektoral dan tidak bersifat partisipatif, hak penguasaan
sumberdaya alam oleh negara, market failures dan maraknya praktek korupsi,
kolusi dan nepotisme (KKN).
3. Ketidak seimbangan relasi kekuasaan (unequal power relations) antara aktor
lokal, nasional, regional, dan internasional dalam akses dan kontrol sumber-
sumberdaya alam dan lingkungan hidup.
4. Lemahnya tata-pengaturan (weak governance), tidak jelasnya rejim
penguasaan sumberdaya alam publik (unclear common proverty regimes) dan
ketidakpastian hak-hak kepemilikan (insecure property rights).

Dari uraian tersebut, dapat dipahami bahwa krisis ekologi yang terjadi
dewasa ini merupakan dampak yang nyata dan tak terelakkan dari pandangan
dunia barat (world view) dan peradaban modern yang parsial dan reduksionis
terhadap alam, seperti budaya materialisme, antroposentrisme, utilitarianisme, dan
kapitalisme. Hal ini tidak dapat dilepaskan dari krisis spiritualitas yang
menggerogoti manusia modern yang telah memberhalakan dirinya dan
mengingkari realitas Tuhan. Krisis ini adalah bukti nyata dari refleksi krisis
spiritual paling dalam umat manusia. Hasil penelitian Armaidy Armawi (2013)
menyatakan bahwa kerusakan alam yang terjadi akibat keserahakan manusia.
Problem filosofis ini membutuhkan keterlibatan semua pihak. Keterlibatan dalam
wacana penyelamatan ekosistem bumi adalah merupakan bentuk keharusan setiap
individu. Perlu adanya temuan nilai dasar etika lingkungan dalam menciptakan
hubungan yang berbudaya antara manusia dengan lingkungannya
(A.Rusdiana:2015). Dengan cara bersikap kritis dalam melihat pandangan dunia.
(world view) yang ada sekarang ini dan mendorong manusia agar benar-benar
memahami kompleksitas persoalan sampai ke akarnya adalah sebuah upaya
terbaik bagi krisis ekologi ini. Dan hanya dengan penguasaan akan isu-isu
filosofis mendasar seperti ini maka kita dapat berpartisipasi dalam upaya terbaik
bagi kepentingan semua umat manusia terutama pada problematika krisis ekologi
kontemporer saat ini (Amirullah: 2015).

viii
D. Konsep Pemikiran Environmentalisme
Konsep environmentalisme dapat dibagikan kepada tiga aspek utama yaitu;
Environmentalisme adalah sebagai suatu konsep yang berhubungan erat dengan
falsafah alam sekitar. Falsafah alam sekitar yang dimaksudkan adalah perbahasan
berkenaan hakikat sebenarnya hubungan manusia dan alam sekitar. Falsafah alam
sekitar juga menjelaskan bagaimana sebenarnya perilaku yang harmoni terhadap
alam sekitar dan bagaimana pula perilaku yang mengganggu keseimbangannya.
Environmentalisme adalah satu konsep yang berhubungan erat dengan perjuangan
berasaskan ideologi alam sekitar. Perjuangan yang berasaskan ideologi alam
sekitar ini berusaha menerapkan ideologi tersebut ke dalam pemikiran masyarakat
luas sebagai agenda bertindak dalam lapangan kehidupan. Apabila ideologi ini
mendasari seluruh agenda bertindak masyarakt manusia, maka niscaya akan
membawa kelestariian terhadap alam sekitar. Environmentalisme adalah suatu
konsep yang berhubungan erat dengan perancangan pengamanan alam sekitar.
Dengan pengertian lain, environmentalisme merujuk kepada pihak berwenang
berasaskan idealisme alam sekitar agar dilaksanakan di semua aspek. Berdasarkan
prinsipnya:

Ontologis Kenyataan bahwa terjadi krisis lingkungan

Epistemologis Pengetahuan diperoleh dari mengamati


kenyataan yang banyak dan berubah

Aksiologis Nilai yang muncul karena ada interaksi


antara anak dengan lingkungannya

Pada kesimpulannya konsep-konsep mengenai environmentalism berkaitan


erat dengan sistem kapitalisme barat. Untuk itulah, pandangan ini masih sulit
untuk diimplementasikan pada pemikiran barat. Environmentalisme muncul
sebagai pengaruh atas modernitas dan globalisasi yang berjalan seiring dengan
industri kapitalistik. Dalam lingkup global, secara langsung maupun tidak
langsung, semuanya akan dipengaruhi oleh faktor lingkungan secara integral.
Karena globalisasi di satu sisi dengan mekanisme industri maju akan secara

ix
perlahan mengikis ekosistem global. Dengan kata lain, usaha-usaha yang
dilakukan oleh para enviromentalis merupakan bentuk perhatian yang memang
bukan sekarang dirasakannya. Tetapi nanti oleh masyarakat dunia di masa depan.
Aspek ekologis harus selalu disandingkan sebagai determinan dalam pelaksanaan
pembangunan berkelanjutan. Melalui pembangunan berkelanjutan dengan
memperhatikan aspek ekologis menjadi penyeimbang antara kehidupan manusia
dan lingkungan.

E. Konsep Pendidikan Environmentalisme


Environmental menyatakan bahwa perkembangan seorang individu akan
ditentukan oleh pengalaman-pengalaman yang diperolehnya selama
perkembangan individu tersebut. Pendidikan pun termasuk pada pengertian
pengalaman seorang individu. Menurut teori ini, seseorang dilahirkan bagaikan
kertas putih bersih atau meja berlapis lilin yang belum ada tulisannya.
Pengalaman sebagai tulisan atau corak yang mengisi kertas putih tersebut. Teori
ini dikemukakan oleh John Locke ( 1632 – 1704 M ) yang dikenal dengan teori
tabula rasa.
Pendidikan environmentalisme bisa disebut sebagai wadah kaum
environmentalis. Dengan cara-cara sederhana di sekolah, seperti dengan membuka
fakta dan isu-isu lingkungan kepada siswa dalam proses pembelajaran dengan
mengarahkan pada penyampaian yang merangsang naluri kritis para siswa dan
dinyatakan dalam pandangan dan statement siswa. Selain itu juga, belajar dengan
kegiatan-kegiatan kreativ yang memanfaatkan bahan-bahan ramah lingkungan
merupakan konsep pendidikan environmentalisme (Luhgiatno: 2007). Dengan
intensnya kegiatan kecil seperti ini maka dengan sendirinya akan terbentuk ruang
kritis dan arif dalam pikiran mereka. Seiring bertambah dewasa, mereka akan
semakin matang dengan jati diri environmentalis dalam jiwa mereka. Dengan
begitu, di masa yang akan datang akan lahir para pemimpin yang arif terhadap
lingkungan dan yang pastinya anti terhadap self profit, self regulation dan self
trade fairness.
Berdasarkan teori-teori environmentalisme, keturunan atau pembawaan
tidak mempunyai peranan dalam perkembangan individu. Pendidikan sebagai

x
bagian dari pengalaman mempunyai peranan yang penting, karena akan
menentukan keadaan individu mada masa yang akan datang. Oleh karena itu,
menurut teori ini pendidikan merupakan usaha yang cukup mampu untuk mengisi
dan membentuk pribadi seseorang ke arah pola yang diinginkan dan diharapkan
lingkungan masyarakatnya. Kepribadian terbentuk atas dasar pengaruh
lingkungan pendidikan yang didapatnya.

1. Tujuan Pendidikan Environmentalisme


Pendidikan ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan kepada anak
melalui lingkungan. Lingkungan berpengaruh sepenuhnya terhadap
perkembangan anak. Perkembangan manusia itu semata-mata bergantung pada
lingkungan dan pengalaman, pendidikan, pembawaan dan bakat tidak ada
pengaruh.” Dimana dipelopori oleh John Lock dengan teori tabula rasa yang
diungkapkannya bahwa anak lahir seperti kertas putih yang belum mendapatkan
coretan sedikitpun akan dijadikan apa kertas itu terserah kepada yang menulisnya.
Aliran ini menimbulkan adanya optimisme dalam bidang pendidikan dan
menimbulkan keyakinan yang kuat bahwa segala sesuatu yang terdapat pada jiwa
manusia dapat diubah oleh pendidikan, watak, sikap, dan tingkah laku manusia
dianggapnya bisa dipengaruhi seluas-luasnya oleh pendidikan yang dipandang
mempunyai pengaruh yang tidak terbatas. Bahaya yang ditimbulkan dari
pandangan ini dapat mengakibatkan anak tidak diperlakukan sebagai anak tetapi
diperlakukan semata-mata menurut keinginan orang dewasa sedangkan pribadi
anak sering diabaikan dan kepentingannya tidak diperdulikan.

2. Kurikulum
Pendidikan klasik menjadi sumber bagi pengembangan model kurikulum
subjek akademis, yaitu suatu kurikulum yang bertujuan memberikan pengetahuan
yang solid serta melatih peserta didik menggunakan ide-ide dan proses
“penelitian”, Proses Pendidikan klasik lebih menggunakan pemikiran-pemikiran
dahulu atau dimulai dari zaman yunani kuno sampai kini.

xi
3. Metode
Metode yang digunakan adalah berupa metode ceramah dan eksperimen
dilingkungan.

4. Posisi Pendidik dan Posisi Peserta Didik


Posisi Pendidik
Pendidik berperan besar dan lebih dominan, mengarahkan ke dalam kondisi
lingkungan pembelajaran yang baik. Pendidik memegang peranan yang sangat
penting sebab dalam perkembangan anak menjadi manusia dewasa ditentukan
oleh lingkungannya atau oleh pendidikan dan pengalaman yang diterimanya sejak
kecil. Manusia-manusia dapat dididik menjadi apa saja (ke arah yang baik
maupun kearah yang buruk) menurut kehendak lingkungan atau pendidiknya.
Dalam pendidikan, pendapat kaum empiris ini terkenal dengan nama optimisme
pedagogis

Posisi Peserta Didik


Peserta didik memperoleh pengetahuan mutlak dari lingkungan tidak ada
faktor bawaan. Maka kecerdasan seorang anak berasal dari lingkungan baik
sekolah maupun interaksi dengan pendidik. Selain itu juga, peserta didik memiliki
peran yang pasif, sebagai penerima informasi dan tugas-tugas dari pendidik.

F. Kelemahan Aliran Environmentalisme


Kelemahan aliran ini adalah hanya mementingkan pengalaman, sedangkan
kemampuan dasar yang di bawa anak sejak lahir, di kesampingkan. Padahal ada
anak yang berbakat dan berhasil meskipun lungkungan tidak terlalu mendukung.
Aliran ini berpendapat bahwa perkembangan manusia itu ditentukan oleh faktor
lingkungan atau pendidikan dan pengalaman yang diterimanya sejak kecil.
Manusia dapat dididik menjadi apa saja (kearah yang baik atau kearah yang
buruk) menurut kehendak lingkungan atau pendidik-pendidiknya. Dengan
demikian pendidikan diyakini sebagai sebagai maha kuasa bagi pembentukan
anak didik. Karena pendapatnya yang demikian, maka dalam ilmu pendidikan
disebut juga Aliran Optimisme Paedagogis. Tokoh aliran ini yaitu John Locke.

xii
BAB III
KESIMPULAN

A. Kesimpulan
Aliran environmentalisme mengungkapkan bahwa perkembangan anak
menjadi manusia dewasa itu ditentukan oleh lingkungannya atau oleh pendidikan
dan pengalaman yang diterimanya. Doktrin aliran environmentalisme yang sangat
masyhur adalah “tabula rasa” yang berarti batu tulis atau lembaran yang kosong.
Doktrin ini menekankan arti penting pengalaman, lingkungan dan pendidikan,
faktor orang tua dan keluarga terutama sifat dan keadaan mereka sangat
menentukan arah perkembangan masa depan anak. Sifat orang tua merupakan
gaya khas dalam bersikap dan memperlakukan anak.

B. Saran
Diharapkan lebih bijak memilih atau mengaplikasikan teori tersebut dalam
mendidik anak karena dengan kita tahu maka kita bisa menalaah sisi baik dan sisi
buruk, sisi yang cocok untuk diterapkan dalam pendidikan di zaman sekarang itu
seperti apa. Proses pembelajaran, terlebih pada tahap-tahap
pembelajaran, diharapkan anak tersebut mampu menghasilkan sesuatu yang
optimal pada dirinya dan lingkungannya.

xiii
DAFTAR PUSTAKA

Adib, Mohammad. Filsafat Ilmu. 2015. Pustaka Pelajar: Yogyakarta.

Amirullah. 2015. Krisis Ekologi: Problematika Sains Modern. Jurnal. Vol.XVIII,


No.1.

Armawi, Armaidy. 2013. Kajian Filosofis Terhadap Pemikiran Human-Ekologi


Dalam Pemanfaatan Sumberdaya Alam. Jurnal Manusia dan
Lingkungan. Vol.20, NO.1 Maret 2013 Hal: 57-67.

Baharudin H. 2009. Psikologi Pendidikan Refleksi Teoritis terhadap Fenomena.


Ar-Ruzz Media Grup: Yogyakarta.

Kumurur, Veronica A. 2008. Pengetahuan, Sikap, dan Kepedulian Mahasiswa


Pascasarjana Ilmu Lingkungan Terhadap Lingkungan Hidup Kota
Jakarta. Jurnal Ekoton. ISSN 1412-3487, Vol.8, No.2 Hal 1-24.

Lughgiatno. 2007. Akuntansi Sosial Bentuk Kepedulian Perusahaan Terhadap


Lingkungan. Jurnal. ISSN: 1907-6304, Vol.2, No.2 Hal 1-16.

Makmum, Abin Syamsudin. 2007. Psikologi Kependidikan. PT Rosdakarya:


Bandung.

Rahmat, Aceng. dkk. 2011. Filsafat Ilmu Lanjutan. Kencana Prenada Media
Group: Jakarta.

Rusdina, A. 2015. Membumikan Etika Lingkungan Bagi Upaya Membudayakan


Pengelolaan Lingkungan Yang Bertanggungjawab. Jurnal. Vol IX, No.2
ISSN: 1979-8911.

Sugandhi, Nani M & Yusuf, Syamsu LN. 2011. Perkembangan Peserta Didik. PT
RajaGrafindo Persada: Jakarta.

Zaprulkhan. 2015. Filsafat Ilmu Sebuah Analisis Kontemporer. PT Raja Grafindo


Persada: Jakarta.

xiv

Anda mungkin juga menyukai