“ALIRAN ENVIRONMENTALISME”
Dosen Pengampu,
Prof. Dr. Achmad Dardiri, M.Hum
Disusun Oleh:
Fitri April Yanti
NIM. 16703261061
IP S3 KELAS B (SAINS)
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2016
i
PRAKATA
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia telah jadi korban
ketidakadilan global. Kekayaan alam Indonesia yang harusnya dapat manfaatkan
secara arif demi kesejahteraan rakyatnya telah berubah menjadi kutukan. Praktek
exploitasi alam terus menjadi pilihan walau beragam peringatan telah diberikan
oleh berbagai organisasi dan pemerhati lingkungan dalam dan luar negeri, bahkan
alam pun sudah bertindak maha dahsyat. Krisis ekologis di Indonesia tak lain
disebabkan oleh jamahan tangan asing terhadap SDA Indonesia. Kooptasi antara
pengurus negara melenggangkan jamahan asing terhadap SDA Indonesia, jelaslah
ini hanya akan mempertebal kantong-kantong para pemangku kekuasaan. Tabiat
para pengurus negara untuk mempercadangkan kekayaan bumi Indonesia secara
cepat, murah, meriah dan mudah justru semakin diperteguh melalui undang-
undang dan peraturan yang berorientasi pada self provit, self regulation dan self
trade fairness.
Melihat gambaran kondisi diatas, satu dari banyak cara yang bisa kita
lakukan adalah membangun rakyat kritis (critical mass) sebagai wujud dari
percepatan perjuangan lingkungan hidup yang sejati guna menahan laju
ketidakadilan di bumi Indonesia ini. Rakyat kritis tahu bahwa ia sedang hidup
dalam ancaman ekologis, berbuat untuk keselamatan kolektif dan anti terhadap
model neoliberalisme yan merenggut kedamaian ekologi Indonesia. Gagasan dan
pelaksanaan pendidikan selalu dinamis sesuai dengan dinamika manusia dan
masyarakatnya. Sejak dulu, kini, maupun di masa depan pendidikan itu selalu
mengalami perkembangan seiring dengan perkembagan sosial-budaya dan
perkembangan iptek. Pemikiran-prmikiran yang membawa pembaharuan
pendidikan itu disebut aliran-aliran pendidikan.
Teori pendidikan klasik berlandaskan pada filsafat klasik, memandang
bahwa pendidikan berfungsi sebagai upaya memelihara dan meneruskan warisan
budaya. Teori pendidikan ini lebih menekankan peranan isi pendidikan dari pada
prosesnya. Isi pendidikan atau bahan pengajaran diambil dari sari ilmu
iv
pengetahuan yang telah ditemukan dan dikembangkan oleh para ahli di bidangnya
dan disusun secara logis dan sistematis. Misalnya teori fisika, biologi,
matematika, bahasa, sejarah dan sebagainya. Isi pendidikan atau materi diambil
dari khazanah ilmu pengetahuan yang ditemukan dan dikembangkan para ahli
tempo dulu yang telah disusun secara logis dan sistematis. Dalam prakteknya,
pendidik mempunyai peranan besar dan lebih dominan, sedangkan peserta didik
memiliki peran yang pasif, sebagai penerima informasi dan tugas-tugas dari
pendidik. Makalah yang berjudul “aliran filsafat environmentalisme” ini akan
membahas tentang sejarah, konsep pemikiran, dan implikasi aliran
environmentalisme dalam pendidikan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalahnya adalah
1. Bagaimana pengertian aliran environmentalisme?
2. Bagaimana sejarah aliran environmentalisme?
3. Bagaimana konsep pemikiran aliran environmentalisme?
4. Bagaimana implikasi aliran environmentalisme pada pendidikan?
D. Manfaat
Manfaat dari makalah ini adalah untuk emperdalam kajian tentang aliran
environmentalisme dan penerapannya dalam pendidikan.
v
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Environmentalisme
Aceng Rahmat (2011: 169-171) menyatakan bahwa environmentalisme
sebagai suatu aliran filsafat ilmu merupakan lawan dari rasionalisme.
Environmentalisme menjadikan indra sebagai sumber kebenaran. Kaum
environmentalis peduli pada isu-isu pencemaran air dan udara, kepunahan spesies,
gaya hidup rakus energi, ancaman perubahan iklim dan rekayasa genetika pada
prodk-produk makanan. Environmentalisme menurut beberapa tokoh;
1. Monkhouse (1970) dalam The Dictionary of Geography, environmentalisme
didefinisikan sebagai doktrin falsafah yang menekankan pengaruh alam
sekitar ke atas corak kehidupan manusia.
2. Bullock (1977) dalam The Fontana Dictionary of Modern Thought
mendefinisikan environmentalisme sebagai doktrin falsafah yang memberi
penekanan kepada faktor alam sekitar fizikal seperti iklim dunia,
dihubungkan dengan aktiviti manusia.
3. T.O'Riordan (1976) dalam bukunya Environmentalism memperluaskan ruang
lingkup konsep environmentalisme dengan mendefinisikannya kepada tiga
aspek yaitu; falsafah yang membentuk nilai atau moral sebagai pertimbangan
kepada persepsi seseorang akan hubungannya alam sekitar, ideologi alam
sekitar, yaitu aliran-aliran pemikiran yang berkait dengan alam sekitar yang
mencorakkan bidang-bidang kehidupan yang lain sebagai formula ke arah
pembentukan polisi alam sekitar, perubahan reka bentuk alam sekitar iaitu
aplikasi yang praktikal bagi memanifestasikan falsafah alam sekitar sebagai
rancangan bertindak bagi semua peringkat.
B. Sejarah Environmentalisme.
Environmentalisme muncul setelah Revolusi Industri di prancis yang
menimbulkan pencemaran lingkungan modern seperti yang umum terjadi saat ini.
Munculnya pabrik-pabrik besar dan eksploitasi dalam jumlah besar dari batubara
dan bahan bakar fosil menimbulkan polusi udara dan pembuangan limbah industri
vi
kimia dengan volume besar ditambah dengan Perkembangan urbanisasi yang
pesat pula menyebabkan kepadatan penduduk. Environmentalisme tumbuh
dengan pesat, yang merupakan reaksi terhadap industrialisasi , pertumbuhan kota,
dan udara memburuk dan pencemaran air. Kesadaran secara langsung tentang
krisis alam sekitar mulai timbul dari terbitnya sebuah buku yang bertajuk Silent
Spring pada tahun 1962. Buku ini adalah hasil kajian seorang saintis wanita yang
bernama Rachel Carson. Walaupun buku ini hanya menumpukan penjelasan si
penulis mengenai dampak pencemaran akibat industri kimia terhadap alam
sekitar, ia berjaya menyadarkan masyarakat dunia mengenai krisis alam sekitar
yang semakin meluas akibat perkembangan sains dan teknologi di zaman moden.
Kesadaran mengenai kondisi alam sekitar yang dicetuskan Rachel Carson ini
bukan saja menarik perhatian golongan saintis tetapi turut mempengaruhi para
ahli di bidang-bidang yang lain.
Pada tahun 1967 seorang ahli sejarah, memuatkan pandangannya mengenai
dengan faktor utama yang menyebabkan terjadinya krisis alam sekitar. Menurut
beliau, faktor utama yang menyebabkan krisis alam sekitar ialah doktrin Yahudi-
Kristian yang melahirkan suatu pandangan umum atau worldview dalam
kehidupan manusia, yaitu mereka diizinkan oleh Tuhan mengeksploitasikan alam
sekitar demi kelangsungan hidup mereka. Lynn White Jr. mendakwa dengan
berpegang kepada pandangan umum tersebut masyarakat barat khasnya
menggunakan sains dan teknologi secara dinamik untuk mengeksploitasi alam
sekitar tanpa batasan. Fenomena inilah yang menyebabkan gangguan dan
kemerosotan kualiti alam sekitar secara lokal dan global. Kesedaran akan
pentingnya pemuliharaan alam sekitar mulai bangkit di dunia barat merupakan
dampak dari krisis alam sekitar yang melanda mereka.
vii
2. Fakta-fakta menunjukkan krisis ekologi di Indonesia sebenarnya lebih banyak
disebabkan oleh masalah-masalah struktural seperti kebijakan ekonomi yang
eksploitatif, sektoral dan tidak bersifat partisipatif, hak penguasaan
sumberdaya alam oleh negara, market failures dan maraknya praktek korupsi,
kolusi dan nepotisme (KKN).
3. Ketidak seimbangan relasi kekuasaan (unequal power relations) antara aktor
lokal, nasional, regional, dan internasional dalam akses dan kontrol sumber-
sumberdaya alam dan lingkungan hidup.
4. Lemahnya tata-pengaturan (weak governance), tidak jelasnya rejim
penguasaan sumberdaya alam publik (unclear common proverty regimes) dan
ketidakpastian hak-hak kepemilikan (insecure property rights).
Dari uraian tersebut, dapat dipahami bahwa krisis ekologi yang terjadi
dewasa ini merupakan dampak yang nyata dan tak terelakkan dari pandangan
dunia barat (world view) dan peradaban modern yang parsial dan reduksionis
terhadap alam, seperti budaya materialisme, antroposentrisme, utilitarianisme, dan
kapitalisme. Hal ini tidak dapat dilepaskan dari krisis spiritualitas yang
menggerogoti manusia modern yang telah memberhalakan dirinya dan
mengingkari realitas Tuhan. Krisis ini adalah bukti nyata dari refleksi krisis
spiritual paling dalam umat manusia. Hasil penelitian Armaidy Armawi (2013)
menyatakan bahwa kerusakan alam yang terjadi akibat keserahakan manusia.
Problem filosofis ini membutuhkan keterlibatan semua pihak. Keterlibatan dalam
wacana penyelamatan ekosistem bumi adalah merupakan bentuk keharusan setiap
individu. Perlu adanya temuan nilai dasar etika lingkungan dalam menciptakan
hubungan yang berbudaya antara manusia dengan lingkungannya
(A.Rusdiana:2015). Dengan cara bersikap kritis dalam melihat pandangan dunia.
(world view) yang ada sekarang ini dan mendorong manusia agar benar-benar
memahami kompleksitas persoalan sampai ke akarnya adalah sebuah upaya
terbaik bagi krisis ekologi ini. Dan hanya dengan penguasaan akan isu-isu
filosofis mendasar seperti ini maka kita dapat berpartisipasi dalam upaya terbaik
bagi kepentingan semua umat manusia terutama pada problematika krisis ekologi
kontemporer saat ini (Amirullah: 2015).
viii
D. Konsep Pemikiran Environmentalisme
Konsep environmentalisme dapat dibagikan kepada tiga aspek utama yaitu;
Environmentalisme adalah sebagai suatu konsep yang berhubungan erat dengan
falsafah alam sekitar. Falsafah alam sekitar yang dimaksudkan adalah perbahasan
berkenaan hakikat sebenarnya hubungan manusia dan alam sekitar. Falsafah alam
sekitar juga menjelaskan bagaimana sebenarnya perilaku yang harmoni terhadap
alam sekitar dan bagaimana pula perilaku yang mengganggu keseimbangannya.
Environmentalisme adalah satu konsep yang berhubungan erat dengan perjuangan
berasaskan ideologi alam sekitar. Perjuangan yang berasaskan ideologi alam
sekitar ini berusaha menerapkan ideologi tersebut ke dalam pemikiran masyarakat
luas sebagai agenda bertindak dalam lapangan kehidupan. Apabila ideologi ini
mendasari seluruh agenda bertindak masyarakt manusia, maka niscaya akan
membawa kelestariian terhadap alam sekitar. Environmentalisme adalah suatu
konsep yang berhubungan erat dengan perancangan pengamanan alam sekitar.
Dengan pengertian lain, environmentalisme merujuk kepada pihak berwenang
berasaskan idealisme alam sekitar agar dilaksanakan di semua aspek. Berdasarkan
prinsipnya:
ix
perlahan mengikis ekosistem global. Dengan kata lain, usaha-usaha yang
dilakukan oleh para enviromentalis merupakan bentuk perhatian yang memang
bukan sekarang dirasakannya. Tetapi nanti oleh masyarakat dunia di masa depan.
Aspek ekologis harus selalu disandingkan sebagai determinan dalam pelaksanaan
pembangunan berkelanjutan. Melalui pembangunan berkelanjutan dengan
memperhatikan aspek ekologis menjadi penyeimbang antara kehidupan manusia
dan lingkungan.
x
bagian dari pengalaman mempunyai peranan yang penting, karena akan
menentukan keadaan individu mada masa yang akan datang. Oleh karena itu,
menurut teori ini pendidikan merupakan usaha yang cukup mampu untuk mengisi
dan membentuk pribadi seseorang ke arah pola yang diinginkan dan diharapkan
lingkungan masyarakatnya. Kepribadian terbentuk atas dasar pengaruh
lingkungan pendidikan yang didapatnya.
2. Kurikulum
Pendidikan klasik menjadi sumber bagi pengembangan model kurikulum
subjek akademis, yaitu suatu kurikulum yang bertujuan memberikan pengetahuan
yang solid serta melatih peserta didik menggunakan ide-ide dan proses
“penelitian”, Proses Pendidikan klasik lebih menggunakan pemikiran-pemikiran
dahulu atau dimulai dari zaman yunani kuno sampai kini.
xi
3. Metode
Metode yang digunakan adalah berupa metode ceramah dan eksperimen
dilingkungan.
xii
BAB III
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Aliran environmentalisme mengungkapkan bahwa perkembangan anak
menjadi manusia dewasa itu ditentukan oleh lingkungannya atau oleh pendidikan
dan pengalaman yang diterimanya. Doktrin aliran environmentalisme yang sangat
masyhur adalah “tabula rasa” yang berarti batu tulis atau lembaran yang kosong.
Doktrin ini menekankan arti penting pengalaman, lingkungan dan pendidikan,
faktor orang tua dan keluarga terutama sifat dan keadaan mereka sangat
menentukan arah perkembangan masa depan anak. Sifat orang tua merupakan
gaya khas dalam bersikap dan memperlakukan anak.
B. Saran
Diharapkan lebih bijak memilih atau mengaplikasikan teori tersebut dalam
mendidik anak karena dengan kita tahu maka kita bisa menalaah sisi baik dan sisi
buruk, sisi yang cocok untuk diterapkan dalam pendidikan di zaman sekarang itu
seperti apa. Proses pembelajaran, terlebih pada tahap-tahap
pembelajaran, diharapkan anak tersebut mampu menghasilkan sesuatu yang
optimal pada dirinya dan lingkungannya.
xiii
DAFTAR PUSTAKA
Rahmat, Aceng. dkk. 2011. Filsafat Ilmu Lanjutan. Kencana Prenada Media
Group: Jakarta.
Sugandhi, Nani M & Yusuf, Syamsu LN. 2011. Perkembangan Peserta Didik. PT
RajaGrafindo Persada: Jakarta.
xiv