Anda di halaman 1dari 5

REVIEW JURNAL

Judul History and Philosophy of Science : An Analysis


(Sejarah dan Filsafat Ilmu: Analisis)
Penulis Ang Kean Hua
Tahun 2016
Jurnal International Journal of Scientific Research in Science,
Engineering and Technology (ijsrset.com)
Volume Volume 2 Issue 1
Halaman Hal. 21-30
Reviewer Nafsiah

Latar Belakang Ilmu menjadi perspektif penting dalam kehidupan manusia.


Tanpa ilmu, manusia sulit bergerak maju dan mengembangkan
ide-idenya menuju kehidupan yang berkualitas. Namun
perspektif agama berperan dalam mendorong dan
membimbing orang-orang ke jalan yang benar, khususnya
menuju lingkungan. Oleh karena itu, diperlukan pembangunan
manusia dalam ilmu pengetahuan dan teknologi, serta
memasukkan perspektif agama dalam melestarikan lingkungan
dari kerusakan.
Metode Penelitian Metode yang dipakai dalam penelitian ini yaitu pendekatan
kualitatif. Teknik pengumpulan data dalam tinjauan ini
menggunakan studi literatur, artinya menggunakan data-data
sekunder yang diperoleh dari berbagai artikel-artikel ilmiah
berupa artikel berita, jurnal, serta laporan- laporan penelitian
yang terkait untuk diolah dan dianalisa lebih lanjut terkait
dengan masalah yang dikaji.
Studi Literatur Liewellyn menyajikan metodologi hukum Islam yang
berkaitan dengan penggunaan tanah, air, tumbuh-tumbuhan,
dan hewan. Dia mengatakan bahwa tujuan akhir syariah adalah
untuk mencari kesejahteraan seluruh ciptaan karena setiap
elemen ciptaan ini melayani perannya yang telah ditentukan
dengan berkontribusi pada desain dan tujuan kosmik. Dia
mengklaim bahwa semua makhluk bersatu dalam tujuan dan
menguntungkan seluruh alam semesta (Liewellyn, 1984).
Untuk mengatasi berbagai permasalahan terhadap
lingkungan, diperlukan perspektif Islam pada bagian ini.
Perspektif Islam tentang lingkungan bertumpu pada keyakinan
bahwa Allah (swt) adalah Pencipta dan Pemelihara alam
semesta. Seluruh alam semesta beserta segala faktornya telah
diciptakan dengan hikmah sempurna (hikmah). Setiap faktor
memainkan perannya yang telah ditentukan. Segala sesuatu
yang diciptakan Allah memiliki tujuan yang adil yang harus
dipenuhi. Selain itu, tidak ada yang permanen; semuanya ada
untuk jangka waktu tertentu (Akbar, 1992).
Segala macam ketentuan telah dibuat untuk rezeki
manusia dan non-manusia sedemikian rupa sehingga jumlah
yang diminta dari ketentuan ini sama dengan persediaan
mereka. Tidak ada masalah kekurangan atau kelebihan relatif
dalam rencana ilahi yang mengatur ketentuan-ketentuan ini.
Rencana tersebut memastikan bahwa kelebihan permintaan
suatu benda oleh satu ciptaan dieliminasi oleh kelebihan
pasokan yang identik dari hal yang sama oleh ciptaan lain.
Hidup ini bertumpu pada tiga prinsip dasar, yaitu tauhid,
khilafah dan al-akhira (Husaini, 1980).
Ada kalimat terkenal dari Mahatma Gandhi bahwa
bergerak dengan sangat cepat. Pencapaian revolusi sosial
dimulai dari satu orang dan Revolusi Manusia. Agar individu
individu mulai menerima masalah lingkungan sebagai
perhatian pribadi mereka, pendidikan menjadi penting. Hanya
pendidikan yang dapat memberikan kekuatan pendorong untuk
pembaruan kesadaran dimana masalah lingkungan menjadi
masalah pribadi. Tiga aspek penting untuk pendidikan
lingkungan; 1) Memperdalam Pemahaman dan Kesadaran Kita
tentang Lingkungan; 2) Memeriksa Ulang Gaya Hidup dan
Keberlanjutan Kita Saat Ini; 3) Mengambil Tanggung Jawab
Pribadi dan Pemberdayaan Rakyat (Yamamoto, 2001).
Hasil Penelitian Aspek-aspek tersebut merupakan langkah dasar menuju
pembangunan berkelanjutan dan penting untuk pendidikan
lingkungan.
1. Untuk mempelajari dan memperdalam kesadaran kita
tentang masalah dan kenyataan lingkungan.
Penting untuk memperdalam pemahaman dan
kesadaran kita tentang masalah lingkungan. Saat ini,
penelitian ilmu pengetahuan alam dan sosial modern
memberikan penjelasan yang cukup berkaitan dengan
kejadian alam dan prediksi masalah lingkungan.
2. Memeriksa Ulang Gaya Hidup dan Keberlanjutan Kita Saat
Ini.
Ketika kita memperdalam pemahaman dan kesadaran
kita akan lingkungan dan penyebab dari masalah
lingkungan, kita mulai tidak hanya memeriksa kembali
gaya hidup kita sehari-hari tetapi juga menumbuhkan nilai-
nilai etika dan rasa tanggung jawab terhadap alam, orang
lain, dan generasi mendatang.
3. Mengambil Tanggung Jawab Pribadi dan Pemberdayaan
Rakyat.
Poin penting untuk menyelesaikan masalah lingkungan
dan menerapkan agama dalam pendidikan adalah tindakan
mengambil tanggung jawab pribadi dengan tindakan
konkret menuju solusi, dan penting untuk secara bersamaan
memberikan "dorongan" dan "kekuatan" kepada orang lain
dan masyarakat untuk bertindak dengan cara yang sama.
Kesimpulannya, peningkatan populasi manusia akan
menyebabkan permintaan terhadap lingkungan semakin
meningkat. Jadi, untuk menjaga kelestarian lingkungan,
kebijakan dan hukum jawaban terakhir untuk menjaga
lingkungan, tetapi juga perlu agama sebagai peran dalam
mewujudkan kesadaran lingkungan..
Kelebihan Setiap artikel pasti mempunyai kelebihan dan kekurangannya
masing-masing. Artikel ini memiliki kelebihan, yaitu
menjelaskan hubungan antara agama, lingkungan dan manusia
dalam sejarah perkembangan filsafat ilmu dan hukum. Metode
yang digunakan penulis dengan artikel ini adalah kualitatif
dengan studi literatur.
Kekurangan Kelemahan artikel ini adalah tidak dicantumkannnya catatan
kaki atau tinjauan pustaka dari sumber literatur yang
digunakan oleh penulis dalam artikel yang ia buat. Selain itu,
literature yang digunakan adalah artikel-artikel tahun 1900-an
dimana itu merupakan artikel yang sudah lama sekali, dan
perlu diketahui bahwa ilmu pengetahuan semakin
berkembang. Sehingga sebaiknya penulis mencantumkan juga
sumber literatur yang terbaru yang dapat mendukung dan
memperkuat hasil penelitian.

Referensi:
Akbar, K.F.(1992). Environmental Crisis and Religion: The Islamic Viewpoint.
Islamic Thought and Scientific Creativity, Islamabad. 3 (1).
Gandhi, M. (1948). Autobiography: The story of my experiments with truth. Courier
Corporation. Hokke-Mongu (Commentary on the Lotus Sutra), vol. 4 under,
Taisho-Daizokyo, Vol. 34, 52-53.
Husaini, S.W.A.(1980). Islamic Environmental Systems Engineering: A Systems Study
of Environmental Engineering, and the Law, Politics, Education, Economics,
and Sociology of Science and Culture of Islam, London: Macmillan Press.
Liewellyn, O.A.R.(1984). Islamic Jurisprudence and Environmental Planning. Journal
of Research in Islamic Economics, 1(2), Winter.
Yamamoto, S. (2001). Mahayana Buddhism and Environmental Ethics: From the
Perspective of the Consciousness-Only Doctrine. The Journal of Oriental
Studies, 11,167–180.

Anda mungkin juga menyukai