Anda di halaman 1dari 48

MAKALAH

PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN DENGAN


BERWAWASAN LINGKUNGAN

Mata kuliah

Dinamika Hukum SDA dan Lingkungan

Dosen Pengasuh

Dr. Saprudin, S.H., LL.M.

Disusun Oleh :

Ratna Khairani
2341214320013

PROGRAM STUDI DOKTOR ILMU HUKUM


FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
2023
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan berwawasan lingkungan adalah pembangunan berkelanjutan

yang mengoptimalkan manfaat sumber daya alam dan sumber daya manusia

dengan cara menserasikan aktivitas manusia dengan kemampuan sumber daya

alam untuk menopangnya.

Setelah membahas tentang pengelolaan Sumber Daya Alam yang tidak

dapat diperbaharui, kemudian pengelolaan Sumber Daya Alam yang dapat

diperbaharui dan Sumber daya manusia yang berlebihan lalu Sumber Daya

Alam dalam pembangunan ekonomi masyarakat langkah selanjutnya dalam

mendesain suatu pembelajaran mengenai sumber daya alam yaitu pembangunan

berwawasan lingkungan. Dengan demikian dapatlah dikatakan bahwa

Sumber Daya Alam yang berhubungan dengan pembangungan yang

berawawasan lingkungan harus mencapai suatu kriteria yang telah

ditentukan.

Sehubungan dengan itu perlu disusun rambu-rambu pembangunan

berwawasan lingkungan untuk membantu masyarakat agar mampu memilih

sumber daya alam yang baik dan dapat memanfaatkannya dengan tepat.

Rambu-rambu yang dimaksud antara lain mengenai arti penting dari

pembangunan berwawasan lingkungan, selanjutnya terdapat tujuan


pembangunan berwawasan lingkungan yang di dalamnya terdapat penumbuhan

sikap kerja dan saling gotong royong untuk pembangunan berwawasan

lingkungan lalu terdapat prinsip-prinsip pembangunan berwawasan lingkungan

yang mana di dalam prinsip ini telah dibahas adanya prinsip umum dan adanya

prinsip khusus selanjutnya terdapat ciri-ciri pembangunan berwawasan

lingkungan yang menjelaskan implementasi pembangunan bewawasan

lingkungan dengan adanya reboisasi, serta yang terakhir yaitu masalah dalam

pembangunan berwawasan lingkungan yang di dalamnya terdapat masalah yang

timbul dalam lingkungan dan terdapat contoh dari pembangunan berwawasan

lingkungan.

Setidaknya ada dua hal yang ditengarai menyebabkan terjadinya kerusakan

lingkungan, yaitu laju pertumbuhan penduduk yang relatif cepat dan kemajuan

pesat ilmu pengetahuan dan tehnologi.

Pertumbuhan penduduk yang relatif cepat berimplikasi pada ketersediaan

lahan yang cukup untuk menopang tuntutan kesejahteraan hidup. Sementara

lahan yang tersedia bersifat tetap dan tidak bisa bertambah sehingga menambah

beban lingkungan hidup.

Daya dukung alam ternyata semakin tidak seimbang dengan laju tuntutan

pemenuhan kebutuhan hidup penduduk. Atas dasar inilah, eksploitasi sistematis

terhadap lingkungan secara terus menerus dilakukan dengan berbagai cara dan

dalih.
Jumlah manusia yang memerlukan tanah, air dan udara di bumi ini untuk

hidup pada tahun 1991 sudah berjumlah 5,2 miliar. Jumlah manusia penghuni

planet bumi pada tahun 1998 berjumlah 6,8 miliar. Pada tahun 2000

membengkak menjadi 7 miliar. Kalau pertumbuhan penduduk tetap

dipertahankan seperti sekarang, menurut Paul R. Ehrlich, 900 tahun lagi (tahun

2900) akan ada satu biliun (delapan belas nol di belakang 1) orang di atas planet

bumi ini atau 1700 orang permeter persegi. Kalau jumlah ini diteruskan sampai

2000 atau 3000 tahun kemudian, berat jumlah orang yang ada sudah melebihi

berat bumi itu sendiri.

Sementara kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sebenarnya

diharapkan dapat memberi kesejahteraan bagi kehidupan umat manusia ternyata

juga harus dibayar amat mahal, oleh karena dampaknya yang negatif terhadap

kelestarian lingkungan. Pertumbuhan industri, sebagai hasil rekayasa ilmu

pengetahuan dan tehnologi dibanyak negara maju terbukti telah membuat erosi

tanah dan pencemaran limbah pada tanah pertanian yang menyebabkan

terjadinya proses penggaraman (solinizasi) atau penggurunan (desertifikasi) pada

lahan produktif.

Menurut Clarence J Glicken, penguasaan alam melalui ilmu pengetahuan

lebih banyak bersumber pada falsafah modern yang dikemukakan oleh Frances

Bacon, Descartes dan Leibnitz. Bacon mengemukakan dalam karyanya the New

Atlantic bahwa ilmu pengetahuan harus dikembangkan secara aktif dan


menganjurkan penemuan baru untuk merubah dan menguasai alam sesuai dengan

kebutuhan-kebutuhan manusia.

Descartes dalam the Discourse of Method berpendapat bahwa pengetahuan

adalah kunci keberhasilan atau kemajuan manusia. Manusia perlu mengetahui

tentang api, air, tanah, angkasa luar agar dapat menjadi tua dan pengatur alam.

Begitu pula Leibnitz, pada permulaan abad ke-19 Masehi pandangan tersebut di

atas mulai mendapat kritik dan tantangan. Pada akhir abad ke-19 masehi banyak

sekali padangan lain yang dikemukakan. Ini dapat dibaca dalam buku Charles

Darwin, The Origin of the Species (1859), buku George Perkin Marsh “Man and

Nature” (1864), buku Charles Dickens “Hard Times” (1854).

Maka, proses perencanaan dan pengambilan kebijakan oleh lembaga-

lembaga negara yang berkenaan dengan persoalan teknologi dan lingkungan

hidup menuntut adanya pemahaman yang komprehensif dari aktor pengambil

kebijakan mengenai masalah terkait.

Pemahaman ini berangkat dari pengetahuan secara akademis dan diperkuat

oleh data-data lapangan sehingga dapat menghasilkan skala kebijakan yang

berbasis kerakyatan secara umum dan ekologi secara khusus.

Kebijakan yang dapat dilakukan adalah kebijakan pembangunan

berwawasan lingkungan yang berkenaan dengan upaya pendayagunaan sumber

daya alam dengan tetap mempertahankan aspek-aspek pemeliharaan dan

pelestarian lingkungan.
Pembangunan berwawasan lingkungan adalah pembangunan berkelanjutan

yang mengoptimalkan manfaat sumber daya alam dan sumber daya manusia

dengan cara menserasikan aktivitas manusia dengan kemampuan sumber daya

alam untuk menopangnya.

Komisi dunia untuk lingkungan dan pembangunan mendefinisikan

pembangunan berkelanjutan sebagai pembangunan yang memenuhi kebutuhan

masa kini tanpa mengorbankan hak pemenuhan kebutuhan generasi mendatang.

Tujuan pembangunan berkelanjutan yang bermutu adalah tercapainya

standar kesejahteraan hidup manusia dunia akhirat yang layak, cukup sandang,

pangan, papan, pendidikan bagi anak-anaknya, kesehatan yang baik, lapangan

kerja yang diperlukan, keamanan dan kebebasan berpolitik, kebebasan dari

ketakutan dan tindak kekerasan, dan kebebasan untuk menggunakan hak-haknya

sebagai warga negara. Taraf kesejahteraan ini diusahakan dicapai dengan

menjaga kelestarian lingkungan alam serta tetap tersediannya sumber daya yang

diperlukan.

B. Rumusan Masalah

Adapun masalah-masalah yang disusun dalam makalah ini adalah :

1. Apa pengertian pembangunan berwawasan lingkungan ?

2. Apa saja tujuan dalam pembangunan berwawasan lingkungan ?

3. Bagaimana prinsip pembangunan berwawasan lingkungan ?

4. Apa saja ciri-ciri pembangunan berwawasan lingkungan ?


5. Bagaimana masalah dalam pembangunan berwawasan lingkungan ?

6. Apa sajakah aspek hukum perlindungan lingkungan?

7. Apa tujuan dari AMDAL pada pembangunan berwawasan lingkungan?

8. Apa yang dimaksud dengan rona lingkungan dan apa sajakah hal-hal yang

termuat di dalamnya?

9. Apa sajakah dampak proyek terhadap lingkungan sosekbud?

10. Bagaimana upaya pengelolaan dan pemantauan lingkungan pada

pembangunan berwawasan lingkungan?

C. Tujuan Masalah

Adapun tujuan dari makalah ini antara lain :

1. Untuk mengetahui pengertian pembangunan berwawasan lingkungan

2. Untuk mengetahui tujuan dalam pembangunan berwawasan lingkungan

3. Untuk mengetahui prinsip pembangunan berwawasan lingkungan

4. Untuk mengetahui ciri-ciri pembangunan berwawasan lingkungan

5. Untuk mengetahui masalah apa saja dalam pembangunan berwawasan

lingkungan

6. Untuk mengetahui aspek hukum perlindungan lingkungan?

7. Untuk mengetahui tujuan dari AMDAL pada pembangunan berwawasan

lingkungan?

8. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan rona lingkungan dan apa sajakah

hal-hal yang termuat di dalamnya?


9. Untuk mengetahui dampak proyek terhadap lingkungan sosekbud?

10. Untuk mengetahui upaya pengelolaan dan pemantauan lingkungan pada

pembangunan berwawasan lingkungan?

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pembangunan Berwawasan Lingkungan

Menurut Hartono (2009:114) Pembangunan berwawasan lingkungan pada

dasarnya adalah suatu upaya pembangunan yang berjalan berkesinambungan

atau pembangunan berkelanjutan (sustainable development) adalah suatu proses

pembangunan yang memanfaatkan sumber daya alam dan sumber daya

manusia sebesar-besarnya, dengan menyerasikan sumber daya alam dengan

manusia sebagai subjek dan objek dalam pembangunan.

Pandangan ini didasari oleh anggapan Hartono dalam Buku Geografi,

Jelajah Bumi dan Alam Semesta pada tahun 2009, yaitu sebagai berikut :

1. Proses pembangunan harus terus-menerus ditopang oleh sumber daya alam

yang selalu tersedia dan cukup, mutu lingkungan yang baik, serta bertahan

dalam waktu cukup lama.

2. Sumber daya alam terutama udara, dan tanaman memiliki ambang batas

yang penggunaanya akan menyusut baik kuantitas maupun kualitasnya.


3. Mutu atau kualitas lingkungan berhubungan langsung dengan mutu atau

kualitas hidup, semakin baik kualitas mutu lingkungan maka semakin baik

pada mutu atau kualitas hidup.

4. Pada penggunaan sumber daya alam saat ini seharusnya memberikan

kemungkinan berbagai pilihan penggunaan sumber daya alam dimasa

mendatang, seperti bahan bakar untuk kendaraan bermotor tidak selamanya

harus menggunakan bensin atau solar.

5. Pembangunan berkelanjutan harus merupakan solidaritas antar generasi,

maksudnya sumber daya alam yang ada sekarang tidak hanya dihabiskan

untuk kesejahteraan generasi saat ini, tetapi dapat diwariskan bagi

kesejahteraan generasi yang akan datang.

Menurut Yonathan Polungturan (2015:23-24) dengan mengacu pada The

World Comission on Enviromental and Development, yang menyatakan bahwa

pembangunan berwawasan lingkungan adalah proses pembangunan yang dapat

memenuhi kebutuhan generasi masa sekarang tanpa mengesampingkan atau

mengorbankan kemampuan generasi mendatang dalam memenuhi

kebutuhannya.

Dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 Pasal 1 Butir 3 berbunyi

bahwa “Pembangunan berwawasan lingkungan adalah upaya sadar dan

berencana menggunakan serta mengelola sumber daya secara bijaksana dalam

pembangunan yang berkesinambungan untuk meningkatkan mutu hidup

generasi masa kini dan masa depan”.


Berkaitan dengan uraian di atas menurut Hariyadi yang di kutip oleh

Zul Endria (2003) dalam buku Management Sumber Daya Alam dan

Lingkungan, memberikan pengertian bahwa pembangunan berwawasan

lingkungan memerlukan tatanan agar sumber daya alam dapat secara berlanjut

menunjang pembangunan, pada masa kini dan mendatang, generasi demi

generasi dan khususnya dalam meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia.

Jadi sekitar tahun 2007 masalah-masalah lingkungan hidup menjadi

semakin di perhatikan karena adanya globalisasi antar dunia, pengaruh

globalisasi ini sangat berdampak buruk bagi berlangsungnya lingkungan hidup

baik antara ekosistem manusia maupun hewan, jadi pemerintah dunia

melakukan penelitian mengenai dampak dari globalisasi tersebut kemudian

mencari cara untuk mengatasinya agar masalah lingkungan tersebut menjadi

stabil dan dapat terkendali dengan baik.

Sekitar tahun 1950-an masalah-masalah lingkungan hidup hanya

mendapat perhatian dari kalangan ilmuan. Kemudian dalam

perkembangannya sejak dilaksanakan Konferensi Stockholm 1972,

masalah-masalah lingkungan mendapat perhatian secara luas dari berbagai

bangsa. Sejak itu pula berbagai himbauan dilontarkan oleh para pakar dari

berbagai disiplin ilmu tentang adanya bahaya yang mengancam kehidupan,

yang disebabkan oleh pencemaran dan perusakan lingkungan hidup.

B. Tujuan Pembangunan Berwawasan Lingkungan


Adapun tujuan dari Pembangunan Berwawasan Lingkungan adalah

agar masyarakat yang memanfaatkan sumber daya alam tidak merusak

lingkungan. Untuk itu dalam pengelolaan sumber daya alam perlu

memerhatikan keadaan lingkungan agar ekosistem lingkungan tidak terganggu.

Dimana Sumber daya alam merupakan penopang kehidupan penduduk yang

perlu dijaga kelestariannya,.

Emil Salim (1990) dalam buku manajemen sumber daya alam dan

lingkungan (2015:24-25) mengemukakan bahwa terdapat 5 (lima) tujuan

yang perlu dikembangkan dengan sungguh- sungguh untuk melaksanakan

pembangunan yang berwawasan lingkungan, yaitu :

1. Menumbuhkan sikap kerja berdasarkan kesadaran saling membutuhkan

antara satu dengan yang lain.

Hakikat lingkungan hidup adalah membuat hubungan saling kait-mengait

dan hubungan saling membutuhkan antara satu sektor dengan sektor

lainnya, antara satu daerah dengan daerah lain, serta antara satu negara

dengan negara lain, bahkan antara generasi sedang dengan generasi

mendatang. Oleh karena itu, diperlukan sikap kerja sama dengan semangat

solidaritas.

Jadi maksudnya antara masyarakat harus menumbuhkan sikap Saling

kerjasama guna untuk membantu melestarikan pembangunan yang

berwawasan lingkungan dengan saling menyemangati bahkan saling

mengandalkan sikap semangat dan menyemangati tersebut agar membuat


masyarakat semakin percaya dan semakin kuat untuk saling

bergotongroyong dalam melestarikan sumber daya alam maupun sumber

daya manusia agar dapat dimanfaatkan oleh keturunan atau generasi yang

akan datang.

2. Kemampuan menyerasikan kebutuhan dengan kemampuan sumber

daya alam dalam mengahsilkan barang dan jasa.

Kebutuhan manusia yang terus-menerus meningkat perlu dikendalikan

untuk disesuaikan dengan pola penggunaan sumber daya alam secara

bijaksana. Maksudnya adalah masyarakat harus dapat menyerasikan antara

kebutuhan dengan kemampuan sumber daya alam agar nantinya dapat

menghasilkan barang dan jasa yang sesuai dengan kebutuhan

masyarakat itu sendiri. Kebutuhan manusia dari tahun ke tahun akan

semakin meningkat sebagai masyarakat yang baik kita perlu

mengendalikannya agar nanti kedepannya kebutuhan tersebut tidak

terpuruk bahkan tidak kekurangan setidaknya harus disesuaikan terlebih

dahulu antara kebutuhan manusia dengan sumber daya alam agar

nantinya masyarakat mampu menyeimbanginnya.

3. Tantangan pembangunan tanpa merusak lingkungan

Dengan adanya perubahan jaman dari masa ke masa maka tantangan

mengenai pembangunan dunia akan semakin bertambah dan mungkin

semakin berat tetapi kita harus mampu membuat tantangan tersebut

menjadi seimbang agar tantangan tersebut tidak merusak lingkungan,


kita dapat melakukannya dengan cara mengadakan tanaman seribu pohon

aatau bahkan mengurangi jumlah sumber daya alam yang digunakam guna

untuk kesejahteraan hidup manusia yang akan mendatang.

4. Mengembangkan kesadaran lingkungan di kalangan masyarakat,

sehingga tumbuh menjadi kesadaran berbuat.

Jadi maksudnya disini adalah kita sebagai masyarakat yang baik harus

mengembangkan kesadaran akan lingkungan kepaada masyarakat yang

belum paham mengenai dampak yang akan terjadi akibat lingkungan, jadi

kita harus meberikan pengarahan terhadapa masyarakat tersebut agar

mereka dapat sadar akan pentingya kesejahteraan lingkungan dan

kesejahteraan manusia.

5. Menumbuhkan lembaga-lembaga swadaya masyarakat yang dapat

mendayagunakan dirinya untuk menggalakkan partisipasi masyarakat

dalam mencapai tujuan pengelolaan lingkungan hidup.

Menurut Hartono (2009:114) Dalam penelitiannya, pengelolaan sumber

daya alam memiliki tujuan-tujuan sebagai berikut :

1. Menjamin kesehatan dan kesejahteraan manusia, baik yang bersifat rohaniah

maupun jasmaniah.

Jadi maksudnya pembangunan berwawasan lingkungan akan menjamin

kesehatan dan kesejahteraan manusia bahkan akan berdampak baik bagi

kemakmuran hidup manusia, dampat tersebut juga dapat bersifat rohaniah

manupun jasmaniah.
2. Melindungi alam (lingkungan), seperti tanah, udara, air, flora dan fauna

dari gangguan alami dan manusia.

Dengan adanya pembangunan berwawasan lingkungan dapat melindungi

alam dari berbagai polusi udara yang dihasilkan oleh kendaraan maupun

polusi air yang dihasilkan oleh pabrik. Jadi pembangunan berwawasan

lingkungan sangat berperan penting bagi kehidupan masyarakat

kedepannya.

3. Menghilangkan,menghapus atau memberantas bahaya, kerusakan, kerugian

pencemaran, dan beban-beban lain yang di sebabkan oleh prilaku manusia.

Jadi maksudnya dari tujuan pembangunan berwawasan lingkungan ini

dapat membantu menghilangkan kerusakan sumber daya alam yang

disebabkan oleh manusia yang tidak bertanggung jawab yang dapat

menyebabkan kerugian bahkan pencemaran yang berdaampak tidak baik

bagi manusia lainnya.

4. Memperbaiki mutu atau kualitas lingkungan.

Dengan adanya pembangunan berwawasan lingkungan dapat membantu

mutu dan kualitas hidup manusia agar kesejahteraan manusia kedepannya

menjadi lebih baik jauh dari berbagai macam polusi dan membantu manusia

dengan adanya sumber daya alam maupun sumber daya manusia.

Jadi intinya tujuan pembangunan yang berwawasan menurut emil

salim dan menurut asas-asas tujuan pembangunan berwawasan lingkungan

pada dasarnya agar dapat menjalin hubungan antara manusia dengan manusia
lainnya saling bergotong-royong menciptakan suatu lingkungan yang bersih nan

indah, kemudian dengan adanya tujuan pembangunan berawawasan

lingkungan ini dapat mengurangi pemcemarah lingkungan yang dapat

merusak sumber daya alam yang telah ada tujuan ini juga memperbaiki mutu

kualitas lingkungan yang tadinya lingkungan tercemar menjadi lingkungan

yang enak di pandang oleh masyarakat sekitar.

C. Prinsip Pembangunan Berwawasan Lingkungan

Prinsip pembangunan berwawasan lingkungan adalah suatu usaha untuk

membantu pembentukan kesejahteraan masyarakat dengan adanya suatu

pembangunan berwawasn ingkungan atau yang dapat disebut

pembangunan berkelanjutan, prinsip dari pembangunan berwawasan

lingkungan terbagi menjadi 2 yaitu prinsip pembangunan berwawasan

lingkungan secara khusus dan prinsip pembangunan berwawasan lingkungan

secara umum.

Menurut Siaahan (2004:235-238) Sepintas lalu terlihat bahwa antara

pembangunan dengan lingkungan hidup terdapat pertentangan (konflik). Karena

bila dilihat dari segi yang luas setiap pembangunan selalu memiliki dampak

terhadap lingkungan hidup, kita ambil sebuah contoh yaitu pembukaan

sebuah jalan raya yang menghubungkan satu wilayah dengan wilayah lainnya

yang jelas-jelas akan berdampak terhadap lingkungan hidup sekitarnya.

Katakanlah dengan pembukaan jalan tersebut akan membawa pengaruh pada 2


hal, yaitu menebasi pohon-pohon hutan yang terkena peta pembukaan jalan dan

terganggunya kestabilan tanah-tanah sekitar.

Hal itu juga bisa menimbulkan banjir dan terganggunya sistem habitat

manusia dan habitat fauna serta flora lainnya. Semua hal ini dapat memberikan

plengaruh atau risiko kepada lingkungan. Tetapi tidak ada suatu tindakan yang

tidak berhubungan dengan risiko termasuk dalam hubungannya dengan

aktivitas lingkungan. Dengan kearifan dan kebijaksanaannya manusia dapat

mengantisipasi semua dampak dan mencari solusi supaya interaksi

manusia dengan lingkungan dapat seimbang dan serasi

Pengaruh tersebut bila dibandingkan dengan manfaat selanjutnya akan

dinikmati oleh subsistem-subsitem lingkungan sekitarnya dan bila berbarengan

dengan pembangunan tersebut diperkirakan menimbulkan berbagai risiko, yakni

dampak yang merugikan sekali pada sumber-sumber lingkungan setempat, dan

sebaliknya semua faktor dapat diarahkan supaya memberikan keserasian yang

lebih baik bagi lingkungan. Pengaruh positif dari pembukaan jalan itu, misalnya

menambah mata pencarian penduduk dan tingkat pendapatan per kapita,

meningkatkan pendayagunaan sumber daya lingkungan, dan lain-lain. Dan

kalaupun timbul ekses-ekses lain secara ekologi setelah proyek terealisasi, maka

ekses-ekses tersebut harus ditekan seminimal mungkin dan diadakan pemulihan

secara optimal.

Melalui contoh di atas, tampak bahwa antara pembangunan dan

lingkungan hidup tidaklah bertentangan. Hal yang bertentangan baru akan


terjadi apabila setiap pembangunan yang dijalankan selalu membawa kerugian-

kerugian yang lebih besar bila dibandingkan dengan pengorbanan-pengorbanan

ekologis. Timbulnya kerugian sebagai resiko yang berasal dari aktivitas yang

di tujukan terhadap lingkungan ialah jika sebelumnya tidak

dipertimbangkan seberapa jauh kemampuan suatu lingkungan dapat menerima

aktivitas (pembangunan) yang ada. Kita ketahui bahwa system lingkungan

memiliki sifat keterbatasan kemampuan.

Oleh karena itulah, untuk menghindari konflik yang terlalu besar antara

kedua kepentingan diatas, maka UUPLH 1982 menggariskan prinsip

pembangunan berwawasan lingkungan. Dalam pasal 1 butir ke 3 UUPLH yang

berbunyi ”pembangunan berwawasan lingkungan adalah upaya sadar dan

berencana menggunakan dan mengelola sumber daya secara bijaksana dalam

pembangunan yang berkesinambungan untuk meningkatkan mutu hidup

manusia dari masa ke masa”.

Jadi maksudnya sumber daya pada butir 3 tersebut harus diartikan lebih

luas yaitu, bukan hanya mencakup pengertian ekonomis seperti sumber daya

alam atau sumber daya buatan, tetapi juga meliputi semua bagian lingkungan

hidup kita sendiri, mulai dari sumber daya biotic (manusia, hewan,tumbuh-

tumbuhan) sumber daya abiotik (air, udara, cahaya, tanah, barang- barang

tambang dan lain-lain). Sampai pada sumber daya buatan (mesin, hasil-hasil

industry, gedung, dan sebagainya).


Jadi ada 3 unsur penting dalam prinsip pembangunan berwawasan

lingkungan :

1. Pengunaan / pengelolaan sumber daya secara bijaksana

2. Menunjang pembangunan yang berkesinambungan

3. Meningkatkan mutu hidup

Dalam Garis Besar Haluan Negara atau yang sering disebut GBNH

dalam Siaahan (2004 : 235-238), terdapat garis yang jelas mengenai prinsip

berwawasan lingkungan yang dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Dalam rangka pembangunan , sumber daya alam harus digunakan secara

rasional.

Jadi maksudnya dalam suatu rangka pemapatan bangunan yang

berwawasan lingkungan disini sumber daya alam harus digunakan secara

rasional atau secara lebih terperinci agar nanti kedepannya sumber daya

alam yang sekarang kita gunakan untuk pembangunan tidak akan habis

dengan sia-sia dan dapat digunakan untuk generasi yang akan mendatang

juga.

2. Pemanfaatan sumber daya harus diusahakan untuk tidak merusak lingkungan

hidup.

Tentu saja pemanfaatan sumber daya memang harus diusahakan

semaksimal mungkin agar tidak merusak lingkungan hidup, sumber daya

sendiri jadi dalam pengolahan sumber daya kita harus memperhatikan


prinsip yang tlah ditetapkan agar nantinya kita mengetahui mana yang

harus kita gunakan dan mana yang tidak perlu kita gunakan.

3. Harus dilaksanakan dengan kebijaksanaan menyeluruh dengan

memperhitungkan kebutuhan generasi yang akan datang.

Jadi maksudnya sumber daya alam harus digunakan secara irit tetapi dapat

memuaskan masyarakat , intinya kita sebagai pemakai sumber daya alam

tidak boleh terlalu boros karena nantinya akan berdampak tidak baik bagi

generasi yang akan datang.

4. Memperhatikan hubungan kait-mengait dan ketergantungan antara berbagai

masalah.

Jadi maksudnya disini kita harus emperhatikan hubungan antara

berbagai masalah kita harus dapat menyelesaikan suatu masalah secara

bijak dan saling tolong-menolong agar nantinya kita tidak terjerumus dalam

suatu masalah yang tidak tidak dapat dipecahkan.

Secara historis, perkembangannya prinsip-prinsip dasar dalam

pengelolaan lingkungan hidup di Indonesia sangat di pengaruhi oleh prinsip-

prinsip yang tertuang dalam deklarasi Stockholm, Deklarasi Rio maupun

Deklarasi Johanessburg. Berdasarkan pengajian terhadap ketiga Deklarasi

tersebut maka dapat di temukan berbagai prinsip dan konsep pengelolaan

lingkungan hidup dalam rangka pembangunan berkelanjutan yang berlaku

secara universal, seperti:

1. Hak atas lingkungan hidup yang sehat


2. Keadilan antar dan inter generasi

3. Kedaulatan negara atas sumber daya alam

4. Pencegahan kerusakan lingkungan hidup

5. Prinsip kehati-hatian

6. Kewajiban bekerja sama atas dasar semangat persaudaraan dunia

7. Warisan umat manusia

8. Peran masyarakat

9. Hak mendapatkan informasi

10. Analisis mengenai dampak ligkungan dan pengumuman dalam pengambilan

keputusan

11. Penyelesaian sengketa secara damai

Menurut kelompok kami dalam prinsip pembangunan berwawasan

lingkungan secara umum yaitu suatu pembangunan yang berpegang erat

pada suatu sumber daya alam dan dapat membantu mensejahterakan

generasi yang akan datang supaya generasi yang akan datang tersebut

dapat merasakan suatu sumber daya alam yang kita rasakan pada saat ini.

Menurut Pongtuluran Yonathan (2015:27-29) Prinsip pembangunan

berwawasan lingkungan mencakup pemikiran aspek lingkungan hidup sedini

mungkin dan pada setiap tahapan pembangunan memperhitungkan daya dukung

lingkungan di bawah nilai ambang batas.

Dalam kaitannya dengan hal di atas, Iman Supardi (2003) dalam buku

manajemen sumber daya alam dan lingkungan (2015:27-29) merinci 9 prinsip


untuk mempertahankan fungsi keberlanjutan dalam upaya meningkatkan

kualitas hidup manusia. Beberapa prinsip kehidupan berkelanjutan yang dapat

diadopsi ke dalam pembangunan di antaranya :

a. Menghormati dan memelihara komunitas kehidupan

Prinsip ini mencerminan kewajiban untuk peduli kepada orang lain dan

kepada bentuk-bentuk kehidupan lain, sekarang dan di masa yang akan

mendatang.

b. Memperbaiki kualitas hidup manusia

Tujuan pembangunan yang sesungguhnya adalah memperbaiki mutu hidup

manusia, ini sebuah proses yang memungkinkan manusia menyadari

potensi mereka,membangun rasa percaya diri mereka dan masuk kehidupan

yang bermanfaat serta berkecukupan.

c. Melestarikan daya hidup dan keanekaragaman hayati

Prinsip ini menuntut kita untuk :

1) Melestarikan sistem-sistem penunjang kehidupan.

2) Melestarikan keanekaragaman hayati.

3) Menjamin agar penggunaan sumber daya alam yang dapat diperbaharui.

d. Menghindari sumber daya yang terbarukan

Sumber daya yang tidak terbaharukan adalah bahan-bahan yang tidak dapat

digunakan secara berkelanjutan. Tetapi umur mereka dapat diperpanjang


dengan cara daur ulang, penghematan atau dengan gaya pembuatan suatu

produk pengganti bahan-bahan tersebut.

e. Berusaha untuk tidak melampaui kapasitas daya dukung bumi

Kapasitas daya dukung ekosistem bumi mempunyai batas-batas tertentu.

Sampai tingkat tertentu ekosistem bumi dan biosfer masih bertahan

terhadap penggunaan atau beban tanpa mengalami kerusakan yang

membahayakan.

f. Mengubah sikap dan gaya hidup orang per orang

Guna menerapkan etika untuk hidup berkelanjutan, kita harus mengkaji

ulang tata nilai masyarakat dan mengubah sikap mereka. Masyarakat harus

menyadari nilai-nilai yang tidak sesuai dengan falsafah hidup

berkelanjutan.

g. Mendukung kreativitas masyarakat untuk memelihara lingkungan sendiri.

h. Menyediakan kerangka kerja nasional untuk memadukan upaya

pembangunan pelestarian.

Dalam hal ini diperlukan suatu program nasional yang ditunjukan untuk

menciptakan kehidupan yang berkelanjutan.

i. Menciptakan kerja sama global

Untuk mencapai keberlanjutan global maka harus ada kerja sama yang kuat

dari semua negara. Tingkat pembangunan di setiap negara tidak sama.

Negara yang penghasilannya renda harus dibantu agar bisa membangun

secara berkelanjutan.
Menurut Sudharto P.Hadi (2001) dalam Pongtuluran (2015:29-31)

mengemukakan bahwa terdapat 4 prinsip umum dalam pembangunan

berwawasan lingkungan, yaitu :

a. Pemenuhan kebutuhan dasar, baik materi maupun nonmateri

Pemenuhan kebutuhan materi sangat penting karena kemiskinan dipandang

sebagai penyebab maupun hasil dari penurunan kualitas lingkungan.

Kerusakan lingkungan menyebabkan timbulnya kemiskinan dan

penurunan kualitas hidup, karena masyarakat tidak lagi memiliki sumber

daya alam yang bisa dijadikan aset untuk menopang kehidupan. Kebutuhan

nonmateri yang dicerminkan dalam suasan keterbukaan, bebas dari rasa

tertekan serta demokratis, merupakan syarat penting bagi masyarakat untuk

bisa mengambil bagian, karena sesungguhnya masyarakat adalah para

pakar local dalam arti lebih memahami kodisi dan karakter lingkungan

disekitar tempat tinggal mereka. Selain itu, adanya kesempatan

menyampaikan pendapat akan menumbuhkan perasaan sebagai part of

process.

b. Pemeliharan lingkungan

Berkaitan dengan pemeliharan lingkungan ada dua prinsip penting, yaitu

prinsip konservasi dan mengurangi konsumsi. Pemeliharaan lingkungan

hidup sebenarnya sangat terkait dengan prinsip pemenuhan kebutuhan


manusia, bahkan jika kerusakan sudah sedemikian parah, maka akan

mengancam eksitensi manusia itu sendiri. Tidak berlebihan jika

dikatakan bahwa penyebab pencemaran dan kerusakan lingkungan adalah

salah satu bentuk pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM). Oleh karena itu,

konservasi dimaksudkan untuk perlindungan lingkungan. Sedangkan

prinsip mengurangi konsumsi bermakna ganda. Pertama, mengurangi

konsumsi ditunjukan pada negara maju sehubungan dengan pola konsumsi

merupakan seruan yang ditunjukan kepada siapa saja (sebagai individu),

baik di negara maju maupun di negara berkembang agar mengurangi beban

bumi.

c. Keadilan sosial

Berkaitan dengan keadilan, prinsip keadilan masa kini menunjukan

perlunya pemerataan dalam prinsip pembangunan. Keadilan masa kini

berdimensi luas, termasuk didalmnya pengalokasian sumber daya alam

antara daerah pusat. Sedangkan keadilan masa depan berarti perlunya

solidaritas antar generasi. Hal ini menunjukan perlunya pengakuan akan

adanya keterbatasan (limitations) sumber daya alam yang harus diatur

penggunaanya agar tidak mengorbankan kepentingan generasi yang akan

datang.

d. Penentuan nasib sendiiri

Penentuan nasib sendiri meliputi prinsip terwujudnya masyarakat

mandiri. Masyarakat mandiri (self relient community) adalah masyarakat


yang mampu mengambil keputusan sendiri atas hal- hal yang berkaitan

dengan nasib masa depannya. Hal ini termasuk penentuan alokasi sumber-

sumber daya alam. Sedangkan prinsip partisipasi demokratis adalah adanya

keterbukaan dan transparansi. Dengan memberikan kesempatan bagi

masyarakat untuk mengambil keputusan yang menyangkut nasib mereka,

maka masyarakat akan merasa menjadi bagian dari proses tersebut. oleh

sebab itu, tumbuh rasa memiliki dan pada gilirannya bisa di peroleh suatu

manfaat atas perubahan yang terjadi di sekitar mereka.

Jadi setiap prinsip yang tetapkan oleh para ahli adalah prinsip-prinsip

pembangunan berkelanjutan di atas, akan dapat terwujud bila didukung

sepenuhnya oleh pemerintah. Dari uraian tentang prinsip-prinsip pembangunan

berwawasan lingkungan tersebut, Nampak bahwa konsep ini menghendaki suatu

perubahan dalam pola kehidupan masyarakat. Dengan demikian pembangunan

berwawasan lingkungan membutuhkan suatu prinsip yang relevan, dalam hal ini

maka prinsip-prinsip pembangunan berwawasan lingkungan di anggap penting

untuk kelestarian sumber daya alam baik prinsip khusus maupun prinsip

umumnya.

D. Ciri-Ciri Pembangunan Berwawasan Lingkungan

Menurut kelompok kami dalam ciri pembangunan berwawasan

lingkungan dapat diartikan sebagai suatu perencanaan yang memperhatikan


daya dukung lingkungan sehingga dapat mendukung kesinambungan

pembangunan berwawasan lingkungan yang akan berdampak baik bagi

keberlangsungan hidup kedepannya. Jadi dalam ciri pembangunan berwawasan

lingkungan ini dapat menjelaskan bagaimana inti dari pembangunan

berwawasan lingkungan ini dan pembeda antara pembangunan yang

berwawasan lingkungan dengan pembangunan biasa saja yang tidak

menggunakan sumber daya alam.

Komisi dunia untuk lingkungan dan pembangunan mendefinisikan

pembangunan berkelanjutan sebagai pembangunan yang memenuhi kebutuhan

masa kini tanpa mengorbankan hak pemenuhan kebutuhan generasi mendatang.

Implementasi pembangunan berwawasan lingkungan yaitu dengan

Reboisasi, menanam seribu pohon dan gerakan bersih lingkungan rebiosasi ini

membantu dalam pembentukan pembangunan berwawasan lingkungan agar

dalam pembangunan tidak terjadi hal- hal yang tidak diinginkan.

Pembangunan yang berwawasan lingkungan atau pembangunan

berkelanjutan memiliki ciri- ciri tertentu yaitu :

1. Adanya saling keterkaitan beberapa sektor, antara lain lingkungan

dan masyarakat serta kemanfaatan dan pembangunan. Pembangunan

akan selalu berkaitan dan saling berinteraksi dengan lingkungan hidup.

2. Interaksi antar masyarakat sekitar, interaksi tersebut dapat bersifat

positif atau negatif. Pengetahuan dan informasi tentang berbagai


interaksi tersebut sangat diperlukan dalam pembangunan berwawasan

lingkungan.

Sesuai dengan UU RI No.23 tahun 1997 yang berbunyi bahwa

“Lingkungan hidup merupakan kesatuan ruang dengan semua benda, daya,

keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya yang

mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta

makhluk hidup lainnya”. pembangunan berkelanjutan yang berwawasan

lingkungan (suistainable Development) ialah usaha sadar dan terencana, yang

memadukan lingkungan hidup, termasuk sumber daya, ke dalam proses

pembangunan untuk menjamin kemampuan,kesejahteraan dan mutu hidup serta

produktifitas lingkungan hidup.

Adapun ciri-ciri pembangunan berwawasan lingkungan antara lain,

1. Menjamin pemerataan dan keadilan.

Menjamin pemerataan disini dimaksudkan bahwa dalam suatu

pembangunan yang berwawasan lingkungan harus dilakukan atau

dilaksanakan secara adil dan secara merata agar nantinya tidak merusak

sumber daya alam yang ada disekitar dan dapat digunakan pula bagi

generasi mendatang.

2. Menghargai keanekaragaman hayati.


Jadi maksudnya dalam suatu pembangunan yang berwawasan lingkungan

harus saling menghargai satu sama lain, disini keanekaragaman hayati

menjadi contoh utama, jadi setiap perbedaan yang ada pada

keanekaragaman hayati harus kita hargai dan harus saling menghargai satu

sama lainnya.

3. Menggunakan pendekatan integratif.

Ini dimaksudkan bahwa dalam suatu pembangunan berawasan lingkungan

harus berdasarkan pendekatan integratif atau yang sering di dengar

sebagai pendekatan terpadu, jadi disini kita dapat memadukan berbagai

pendapat masyarakat mengenai pembangunan yang berwawasan

lingkungan ini.

4. Menggunakan pandangan jangka panjang.

Jadi maksudnya dalam pembangunan berwawasan lingkungan ini harus

dapat digunakan dalam jangka panjang, disini diartikan kalau

membangun mengenai sumber daya alam harus dapat digunakan oleh

generasi yang akan datang, mereka juga harus dapat merasakan suatu

pembangunan yang berwawasan lingkungan.

Sedangkan menurut Fransisca dkk. (2000:48) Ciri-ciri pembangunan

berwawasan lingkungan, yaitu :

1. Pembangunan memperhatikan kebutuhan masa depan

Jadi maksudnya adalah suatu pembangunan yang berwawasan lingkungan

harus lebih memperhatikan kebutuhan masa depan agar kita tidak


berkecinambungaan dalam polusi atau dampak dari tekhnologi, dengan

adanya pembangunan berwawasan lingkungan selain berguna untuk kita

dapat juga bergunan untuk generasi yang akan datang.

2. Pembangunan tidak mengganggu keutuhan sumber daya alam

Jadi maksudnya adalah suatu pembangunan yang berwawasan lingkungan

diharapkan tidak mengganggu sumber daya alam yang telah tersedia kita

hanya dapat memanfaatkan sumber daya alam disekitar untuk kebutuhan

jangan malah merusaknya.

3. Pembangunan memperhatikan asas-asas pelestarian

Jadi maksudnya jika kita ingin membuat pembangunan yang berwawasan

lingkungan kita harus memperhatikan asas-asas pelestarian yang telah

berlaku jangn kita malah merusak lingkungan tetapi kita harus dapat

membangun dengan memperhatikan dan menjaga lingkungan sekitar.

4. Pembangunan dapat memperbaiki kualitas hidup

Jadi maksudnya dengan adanya pembangunan berwawasan lingkungan kita

dapat memperbaiki kualitas hidup generasi yang akan datang supaya

mereka tidak berkecinambungan dengan berbagai masalah lingkungan.

E. Masalah Dalam Pembangunan Berwawasan Lingkungan

Adapun masalah dalam pembangunan berwawasan lingkungan itu

sudah tidak lazim lagi, kebanyakan msyarakat lebih merusak lingkungan

daripada menjaga lingkungan, maka dari itu disini kami mengembangkan


berbagai masalah dalam pembangunan berwawasan lingkungan menurut

berbagai ahli yang mengetahui mengenai lingkungan.

Menurut Pongtuluran Yonathan (2015:24-27) Sekitar tahun 1950-

an masalah-masalah lingkungan hidup hanya mendapat perhatian dari

kalangan ilmuan. Kemudian dalam perkembangannya sejak

dilaksanakan Konferensi Stockholm 1972, masalah-masalah lingkungan

mendapat perhatian secara luas dari berbagai bangsa. Sejak itu pula

berbagai himbauan dilontarkan oleh para pakar dari berbagai disiplin ilmu

tentang adanya bahaya yang mengancam kehidupan, yang disebabkan oleh

pencemaran dan perusakan lingkungan hidup. Masalah lingkungan timbul pada

dasarnya karena :

1. Dinamika penduduk.

2. Pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya alam kurang bijaksana.

3. Kurang terkendalinya pemanfaatan akan ilmu pengetahuan dan teknologi

maju.

4. Dampak negative yang sering timbul dari kemajuan ekonomi yang

seharusnya positif.

5. Benturan tata ruang.

Masalah-masalah tersebut adalah sebagai berikut

1. Persefektif kependudukan, pembangunan ekonomi, teknologi dan

lingkungan.
2. Pengembangan energy berwawasan lingkungan, termasuk masalah C02

populasi udara, hujan asam, kayu bakar, dan konversi sumber energy yang

bissa diperbaharui dan lain-lain.

3. Pengembnagan industri berwawasan lingkungan, termasuk didalamnya

masalah pencemaran kimia, pengelolaan limbah dan daur ulang.

4. Pengembangan pertanian berwawasan lingkungan, termasuk erosi lahan,

diversifikasi, hilangnya lahan pertanian dan terdesaknya “habitat wildlife”.

5. Kebutanan, pertanian dan lingkungan temasuk hutan tropis dan diversitas

biologi.

6. Hubungan ekonomi internasional dan lingkungan, termasuk di sini bantuan

ekonomi, kebijakan moneter, kebijakan perdagangan, dan internasional.

Perkembangan baru dalam pengembangan kebijakan lingkungan hidup

didorong oleh hasil kerja The World Comission on Enviromental and

Development (WCED). WCED mendekati masalah lingkungan dan

pembangunan dari 6 sudut pandang, meliputi :

1. Keterkaitan (interdependency) sifat perusakan yang saling kait-

mengait (interdependent) diperlukan pendekatan lintas sektoral antar

Negara.

2. Berkelanjutan (subtainability) berbagai pengembangan sektoral memerlukan

sumber daya alam yang harus dilestarikan kemamuannya untuk menunjang

proses pembangunan secara berkelanjutan. Untuk itu perlu dikembangkan

pula kebijakan pembangunan berkelanjutan dengan wawasan lingkungan.


3. Pemerataan (equality) desakan kemiskinan bila mengakibatkan eksploitasi

sumber daya alam secara berlebihan, untuk itu perlu diusahakan

kesempatan merata untuk memperoleh sumber daya alam.

4. Sekuriti dan risiko lingkungan (security and environmental risk) cara-cara

pembangunan tanpa memperhitungkan dampak negative pada lingkungan

turut memperbesar risiko lingkungan. Hal ini perlu ditanggapi dalam

pembangunan berwawasan lingkungan.

5. Pendidikan dan komunikasi (education and communication) pola kerja

sama internasional dipengaruhi oleh pendekatan pengembangan sektoral,

sedangkan pertimbangan lingkungan kurang diperhitungkan, karena itu

perlu dikembangkan pula kerja sama yang lebih menanggapi pembangunan

yang berwawasan lingkungan.

F. Aspek Hukum Perlindungan Lingkungan

Dalam pengertian sederhana, hukum lingkungan diartikan sebagai

hukum yang mengatur tatanan lingkungan (lingkungan hidup), di mana

lingkungan mencakup semua benda dan kondisi, termasuk di dalamnya manusia

dan tingkah perbuatannya yang terdapat dalam ruang di mana manusia berada

dan memengaruhi kelangsungan hidup serta kesejahteraan manusia serta jasad-

jasad hidup lainnya.

Dalam pengertian secara modern, hukum lingkungan lebih berorientasi

pada lingkungan atau Environment-Oriented Law, sedang hukum lingkungan


yang secara klasik lebih menekankan pada orientasi penggunaan lingkungan

atau Use-Oriented Law.

1. Hukum Lingkungan Modern

Dalam hukum lingkungan modern, ditetapkan ketentuan dan norma-

norma guna mengatur tindak perbuatan manusia dengan tujuan untuk

melindungi lingkungan dari kerusakan dan kemerosotan mutunya demi

untuk menjamin kelestariannya agar dapat secara langsung terus-menerus

digunakan oleh generasi sekarang maupun generasi-generasi mendatang.

Hukum Lingkungan modern berorientasi pada lingkungan, sehingga sifat

dan waktunya juga mengikuti sifat dan watak dari lingkungan itu sendiri

dan dengan demikian lebih banyak berguru kepada ekologi. Dengan

orientasi kepada lingkungan ini, maka Hukum Lingkungan Modern

memiliki sifat utuh menyeluruh atau komprehensif integral, selalu berada

dalam dinamika dengan sifat dan wataknya yang luwes.

2. Hukum Lingkungan Klasik

Sebaliknya Hukum Lingkungan Klasik menetapkan ketentuan dan norma-

norma dengan tujuan terutama sekali untuk menjamin penggunaan dan

eksploitasi sumber-sumber daya lingkungan dengan berbagai akal dan

kepandaian manusia guna mencapai hasil semaksimal mungkin, dan

dalam jangka waktu yang sesingkat-singkatnya. Hukum Lingkungan

Klasik bersifat sektoral, serta kaku dan sukar berubah. Mochtar

Kusumaatmadja mengemukakan, bahwa sistem pendekatan terpadu atau


utuh harus diterapkan oleh hukum untuk mampu mengatur lingkungan

hidup manusia secara tepat dan baik, sistem pendekatan ini telah

melandasi perkembangan Hukum Lingkungan di Indonesia. Drupsteen

mengemukakan, bahwa Hukum Lingkungan (Millieu recht) adalah

hukum yang berhubungan dengan lingkungan alam (Naturalijk milleu)

dalam arti seluas-luasnya. Ruang lingkupnya berkaitan dengan dan

ditentukan oleh ruang lingkup pengelolaan lingkungan. Mengingat

pengelolaan lingkungan dilakukan terutama oleh Pemerintah, maka

Hukum Lingkungan sebagian besar terdiri atas Hukum Pemerintahan

(bestuursrecht).

Hukum Lingkungan merupakan instrumentarium yuridis bagi pengelolaan

lingkungan hidup, dengan demikian hukum lingkungan pada hakekatnya

merupakan suatu bidang hukum yang terutama sekali dikuasai oleh

kaidah-kaidah hukum tata usaha negara atau hukum pemerintahan. Untuk

itu dalam pelaksanaannya aparat pemerintah perlu memperhatikan “Asas-

asas Umum Pemerintahan yang Baik” (Algemene Beginselen van

Behoorlijk Bestuur/General Principles of Good Administration). Hal ini

dimaksudkan agar dalam pelaksanaan kebijaksanaannya tidak

menyimpang dari tujuan pengelolaan lingkungan hidup.

Aspek Hukum Perlindungan Lingkungan dan Dasar Hukum dari Analisis

Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) adalah:


1) Keputusan Menteri KLH No.12/MENLH/3/94 tentang Pedoman

Umum Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan

Lingkungan.

2) Keputusan Menteri KLH No.11/MENLH/3/1993 tentang Jenis Usaha

atau Kegiatan Yang Wajib Dilengkapi Dengan Analisis Mengenai

Dampak Lingkungan.

3) Keputusan KLH No.14/MENKLH/3/1994 tentang Pedoman Umum

Penyusunan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup

(AMDAL).

4) Keputusan Kepala Bapedal No. Kep-056 tahun 1994 tentang

Pedoman Mengenai Ukuran Dampak Penting.

5) Peraturan Pemenintah dan Keputusan Menteri yang Berhubungan

Dengan Baku Mutu Lingkungan (BML)

G. AMDAL

Amdal dilakukan untuk menjamin tujuan proyek-proyek pembangunan

yang bertujuan untuk kesejahteraan masyarakat tanpa merusak kualitas

lingkungan hidup. Amdal bukanlah suatu proses yang berdiri sendiri, tetapi

merupakan bagian dari proses Amdal yang lebih besar dan lebih penting sehingga

Amdal merupakan bagian dari beberapa hak berikut :

1. Pengelolaan Lingkungan Dalam melakukan kegiatan pengelolaan

lingkungan diperlukan adanya susunan rencana pengelolaan lingkungan.

Susunan rencana pengelolaan lingkungan baru dapat dilakukan setelah


diketahui dampak-dampak yang akan terjadi akibat proyek yang akan

dilakukan. Di sinilah peranan penting AMDAL agar proyek pembangunan

yang dilakukan tidak memberikan dampak buruk bagi lingkungan.

2. Pengelolaan Proyek Dalam pengelolaan proyek, peranan AMDAL adalah

terlebih dahulu melakukan fase-fase berikut :

a) Fase Identifikasi

b) Fase studi kelayakan

c) Fase desain kerekayasaan (engineering design) atan fase rancangan

d) Fase pembangunan proyek

e) Fase proyek berjalan atau fase proyek beroperasi

f) Fase proyek telah berhenti beroperasi atau pasca opeasi (post operation)

3. Pengambilan Keputusan Dari hasil AMDAL, dapat diketahui apakah suatu

aktivitas pembangunan akan berdampak baik atau buruk pada lingkungan.

Pemerintah pun akan mengambil keputusan dari hasil AMDAL tersebut. Jika

berdampak baik, maka pembangunan akan dilanjutkan secara

berkesinambungan. Akan tetapi jika kegiatan pembangunan tersebut

berdampak buruk pada lingkungan, maka kegiatan tersebut tidak akan

dilakukan atau dilakukan alternatif-alternatif lain yang dapat menghilangkan

atau meminimalisasi dampak negatif tersebut.

4. Dokumen yang Penting Laporan AMDAL merupakan dokumen penting

yang merupakan sumber informasi yang sangat bermanfaat untuk berbagai

keperluan :
a) Sebagai informasi pembanding dalam hasil analisis.

b) Sebagai sumber informasi yang penting untuk proyek yang akan

dilaukan di 11 daerah dekat lokasi tersebut.

c) Dokumen penting yag dapat digunakan di pengadilan dalam

menghadapi tuntutan proyek lain, masyarakat atau instansi pengawas.

Secara umum, kegunaaan AMDAL adalah :

1. Mencegah agar potensi sumberdaya alam yang dikelola tidak rusak.

2. Menghindari efek samping dari pengelolaan sumber daya alam.

3. Mencegah terjadinya perusakan lingkungan akibat pencemaran, sehingga

tidak mengganggu kesehatan, kenyamanan, dan keselamatan masyarakat.

4. Mengetahui manfaat yang berdaya guna dan berhasil guna bagi bangsa,

negara, dan masyarakat.

H. Rona Lingkungan

Rona Lingkungan merupakan kondisi lingkungan pada saat ini yaitu

kondisi alam atau komponen-komponen lingkungan awal sebelum perencanaan

dan pembangunan fisik dimulai. Rona lingkungan merupakan kondisi lingkungan

awal sebelum tersentuh oleh kegiatan untuk keperluan perencanaan, konstruksi

(pembangunan fisik) dan kegiatan operasi.

Hal-hal yang termuat didalam rona lingkungan, yaitu:

1. Biogeofisik Kimia, meliputi : komponen-komponen lingkungan tersebut

diketahui dengan melakukan survei lapangan, yaitu dengan suatu strategi


pengambilan sampling yang tepat, kemudian dianalisa sesuai dengan

komponen lingkungan masing-masing.

2. Sosial Budaya dan Ekonomi, meliputi : komponen lingkungan ini didapat

dengan melakukan penyebaran questioner, wawancara langsung kepada

masyarakat, pemuka setempat dan data sekunder pada beberapa desa dan

kecamatan di sekitar lokasi proyek. Dari data survey lapangan, data sekunder

dan hasil analisis laboratorium pada masing-masing komponen lingkungan

akan didapat kondisi lingkungan pada saat itu atau sebelum proyek didirikan

(Rona Lingkungan).

I. Dampak Proyek Terhadap Lingkungan Sosekbud

Berdasarkan atas perkiraan kegiatan yang akan terjadi selama masa

operasional proyek dan berdasarkan atas kondisi lingkungan yang ada (rona

lingkungan), maka dapat diperkirakan dampak yang akan timbul.

1. Dampak Positif Terutama dalam menunjang program pemerintah

memeratakan pembangunan, tingkat pendapatan masyarakat daerah,

kesempatan kerja, kesejahteraan masyarakat, timbulnya gerak penduduk

kemudian timbul sektor kegiatan ekonomi lainnya.

2. Dampak Negatif Umumnya disebabkan oleh akibat dan proses budidaya

penggemukan ternak sapi potong terciptanya limbah kotoran ternak (polusi

bau busuk). Dampak negatif tersebut dapat terjadi pada masa kegiatan

operasional.
3. Identifikasi Dampak Identifikasi dampak yang akan dilakukan menggunakan

metode matriks yang menggambarkan interaksi antara komponen kegiatan

dengan lingkungan yang terkena dampak, termasuk dampak yang bersifat

sekunder dan tertier.

4. Prakiraan Dampak Prakiraan dampak yang dilakukan dengan cara

profesional judgement para ahli, metoda statistik dan analisa serta

referensi/literatur yang berkaitan atau serupa dengan kegiatan perumahan

yang akan dibangun, dan dapat juga dengan cara membandingkan hasil

analisis data dengan Baku Mutu Lingkungan Nomor : Kep-

03/MENKLH/ll/1991 tentang Pedoman Mutu Limbah Cair atau pada

Peraturan Pemerintah No. 20 tahun 1990.

5. Evaluasi Dampak Atas dasar perkiraan dampak di atas akan disusun evaluasi

dampak lingkungan akibat masing-masing kegiatan penyebab dampak,

evaluasi dampak kegiatan terhadap komponen lingkungan penentu dampak

penting dalam matriks tersebut didasarkan pada Keputusan Kepala Bapedal

No.056 tahun 1994, faktor penentu dan tingkat kepentingan.

Adapun faktor penentuan meliputi:

1. Jumlah manusia yang terkena dampak

2. Luas wilayah penyebaran dampak

3. Intensitas dampak

4. Lamanya dampak berlangsung

5. Banyaknya komponen lainnya yang terkena dampak


6. Sifat kumulatif dampak

7. Penanggulangan Dampak Pencemaran terhadap Tanah : Proses aktifitas

suatu usaha feedlot tidak mengeluarkan Iimbah yang dapat mencemari

tanah dan dalam proses aktifitas tidak menggunakan air tanah sebagai

bahan pembantu, sehingga konversi tanah tidak terganggu. Pencemaran

terhadap Air : Limbah cair yang merupakan salah satu faktor

pencemaran Iingkungan perlu dikendahkan secara baik dengan proses

yang tepat dan murah. Untuk penanggulangan Iimbah cair dari feedlot

ini dapat dilakukan dengan secara biologi. Pencemaran terhadap Limbah

Padat : Limbah padat yang dihasilkan meliputi sampah/kotoran kandang

berupa limbah organik. Pencemaran terhadap Sosial Budava Masyarakat

: Sebaliknya dengan adanya kegiatan feedlot ini, maka masyarakat

sekitar kawasan mempunyai harapan untuk meningkatkan kemakmuran

masyarakat yang ada disekitarnya. Karena kegiatan proyek ini

diperkirakan akan menyerap tenaga kerja lokal, sehingga akan

meningkatkan kesempatan kerja dan dengan sendirinya akan

meningkatkan kesejahteraan, pendapatan dan merangsang timbulnya

sektor ekonomi pendukung.

J. Lingkungan Dan Upaya Pemantauan Lingkungan

Upaya Kelola Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan

(UPL) merupakan uraian kegiatan pengelolaan dan pemantauan yang bersifat

operasional. Pengelolaan dan pemantauan yang dilakukan adalah pada dampak


yang dapat timbul, berupa penurunan kualitas udara, penurunan kebersihan

Iingkungan, terbukanya kesempatan kerja dan usaha.

1. Dampak Sosial Perubahan Tingkat Pengetahuan dan Perilaku Kehidupan

Pelaksanan proyek yang akan menghasilkan suatu product akan membawa

perubahan tingkat pengetahuan dan keterampilan baru bagi para karyawan

dan masyarakat di sekitarnya, khususnya yang akan terlibat langsung dalam

kegiatan konstruksi dan produksi. Perubahan tingkat pengetahuan bagi para

pegawai dapat terjadi secara langsung maupun tak langsung. Secara langsung

perubahan tersebut terjadi bagi para pegawai yang mendapatkan training

yang diselenggarakan oleh perusahaan. Secara tidak langsung dapat diperoleh

para tenaga kerja yaitu berupa pengalaman-pengalaman selama mereka

bekerja di perusahaan. Alat Penunjang Program Pemerintah Pengoperasian

proyek berupa pengembangan usaha akan dapat menunjang program

pemerintah dalam beberapa hal, yaitu:

a) Meningkatkan nilai tambah dan daya saing atas produksi dalam negeri.

b) Mengaktifkan kehidupan ekonomi dengan adanya kaitan terhadap sektor

lainnya.

c) Berpartisipasi dalam memulihkan pertumbuhan ekonomi nasional

2. Dampak Ekonomi

a) Pengembangan usaha akan memberikan dampak positif terhadap

struktur perekonomian pada umumnya dan pekerja usaha ini pada

khususnya.
b) Meningkatkan penghasilan para Pekerja Kegiatan proyek yang akan

dilakukan tentunya dapat meningkatkan penghasilan masyarakat

disekitarnya, hal ini bisa dilihat dari pendapatan rata-rata masyarakat

setempat sebelum mereka bekerja di perusahaan dibandingkan dengan

pendapatan setelah bekerja pada proyek.

c) Meningkatkan pendapatan negara melalui Pajak Dengan beroperasinya

proyek yang dijalankan akan menambah penerimaan negara dari sektor

pajak, antara lain:  Pajak Perusahaan (PPh Badan)  Pajak penghasilan

karyawan (PPh Pasal 21)  Pajak Pertambahan Nilai (PPN) 15


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Pembangunan berwawasan lingkungan pada dasarnya adalah suatu

upaya pembangunan yang berjalan berkesinambungan.

2. Dengan adanya tujuan pembangunan berawawasan lingkungan ini

dapat mengurangi pemcemarah lingkungan yang dapat merusak

sumber daya alam yang telah ada tujuan ini juga memperbaiki mutu

kualitas lingkungan yang tadinya lingkungan tercemar menjadi

lingkungan yang enak di pandang oleh masyarakat sekitar.

3. Pembangunan berwawasan lingkungan membutuhkan suatu prinsip

yang relevan, dalam hal ini maka prinsip-prinsip pembangunan

berwawasan lingkungan di anggap penting untuk kelestarian sumber

daya alam baik prinsip khusus maupun prinsip umumnya.

4. Ciri-ciri pembangunan berwawasan lingkungan antara lain : Menjamin

pemerataan dan keadilan, Menghargai keanekaragaman hayati,

Menggunakan pendekatan integrative, Menggunakan pandangan

jangka panjang.

5. Masalah-masalah dalam pembangunan berwawasan lingkungan

diantaranya : Persefektif kependudukan,Pengembangan energy

berwawasan lingkungan, Pengembnagan industri berwawasan


lingkungan, termasuk didalamnya masalah pencemaran kimia,

pengelolaan limbah dan daur ulang dan lain-lain.

a. Pembangunan berwawasan lingkungan adalah pembangunan

berkelanjutan yang mengoptimalkan manfaat sumber daya alam dan

sumber daya manusia dengan cara menserasikan aktivitas manusia

dengan kemampuan sumber daya alam untuk menopangnya.

b. Banyak pengangkut kebutuhan pokok harus terhenti akibat jalan yang

tidak memungkinkan untuk dilalui. Hal ini tentunya semakin

menambah kerugian baik materiil maupun immaterial. Pendek kata,

berulangnya bencana alam ini menunjukkan alam ini sudah rusak.

c. Komisi dunia untuk lingkungan dan pembangunan mendefinisikan

pembangunan berkelanjutan sebagai pembangunan yang memenuhi

kebutuhan masa kini tanpa mengorbankan hak pemenuhan kebutuhan

generasi mendatang.

d. Tujuan pembangunan berkelanjutan yang bermutu adalah tercapainya

standar kesejahteraan hidup manusia dunia akhirat yang layak, cukup

sandang, pangan, papan, pendidikan bagi anak-anaknya, kesehatan yang

baik, lapangan kerja yang diperlukan, keamanan dan kebebasan

berpolitik, kebebasan dari ketakutan dan tindak kekerasan, dan

kebebasan untuk menggunakan hak-haknya sebagai warga negara.

Taraf kesejahteraan ini diusahakan dicapai dengan menjaga kelestarian

lingkungan alam serta tetap tersediannya sumber daya yang diperlukan.


e. Implementasi pembangunan berwawasan lingkungan adalah dengan

reboisasi, menanam seribu pohon dan gerakan bersih lingkungan

tampaknya mengalami kendala yang berarti. Artinya, tidak

seimbangnya antara yang ditanam dan yang dieksploitasi menjadi salah

satu penyebabnya. Peraturan perudang-udangan pun tidak mampu

mencegah kerusakan lingkungan ini.

6. Pembangunan berwawasan lingkungan adalah pembangunan

berkelanjutan yang mengoptimalkan manfaat sumber daya alam dan

sumber daya manusia dengan cara menserasikan aktivitas manusia

dengan kemampuan sumber daya alam untuk menopangnya. Banyak

pengangkut kebutuhan pokok harus terhenti akibat jalan yang tidak

memungkinkan untuk dilalui. Hal ini tentunya semakin menambah

kerugian baik materiil maupun immaterial. Pendek kata, berulangnya

bencana alam ini menunjukkan alam ini sudah rusak. Komisi dunia

untuk lingkungan dan pembangunan mendefinisikan pembangunan

berkelanjutan sebagai pembangunan yang memenuhi kebutuhan masa

kini tanpa mengorbankan hak pemenuhan kebutuhan generasi

mendatang. Tujuan pembangunan berkelanjutan yang bermutu adalah

tercapainya standar kesejahteraan hidup manusia dunia akhirat yang

layak, cukup sandang, pangan, papan, pendidikan bagi anak-anaknya,

kesehatan yang baik, lapangan kerja yang diperlukan, keamanan dan

kebebasan berpolitik, kebebasan dari ketakutan dan tindak kekerasan,

dan kebebasan untuk menggunakan hak-haknya sebagai warga negara.


Taraf kesejahteraan ini diusahakan dicapai dengan menjaga kelestarian

lingkungan alam serta tetap tersediannya sumber daya yang diperlukan.

Implementasi pembangunan berwawasan lingkungan adalah dengan

reboisasi, menanam seribu pohon dan gerakan bersih lingkungan

tampaknya mengalami kendala yang berarti. Artinya, tidak

seimbangnya antara yang ditanam dan yang dieksploitasi menjadi salah

satu penyebabnya. Peraturan perudang-udangan pun tidak mampu

mencegah kerusakan lingkungan ini.

B. Saran-saran

Dari pembahasan yang telah dijelaskan di atas maka disaran

sebagai berikut :

1. kepada seluruh masyarakat agar lebih berpartisipasi untuk peduli

terhadap lingkungan sekitar, agar generasi selanjutnya dapat

menikmati pula hasil dari kepedulian kita terhadap lingkungan

sekitar.

2. Diharapkan tumbuhnya kesadaran dari setiap individu terhadap

lingkungan dalam melaksanakan aktivitas pembangunan, sehingga

lingkungan atau sumber daya dapat dimanfaatkan dan dijaga

dengan sebaik-baiknya bagi kemakmuran umat manusia.


DAFTAR PUSTAKA

Buku

Azhari Samlawi. 1997. Etika Lingkungan dalam Pembangunan Berkelanjutan,


Jakarta : DIKTI.

Bertens, K. 1997. Etika, Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.

Bintarto. 1983. "Interaksi Desa Kota dan Permasalahannya", Jakarta : Ghalia


Indonesia.

Fransisca,Vicentius. 2001. Panduan belajar dan evaluasi Geografi. Bandung :


Grafindo.

Haba, John. 2005. “Illegal Logging, Penyebab dan Dampaknya”. Jakarta : PMB-
LIPI.

Hartono. 2009. Geografi Jelajah Bumi dan Alam Semesta. Jakarta : CV Citra
Praya.

Keraf, A. Sonny. 2002. Etika Lingkungan, Jakarta : Kompas.

Pongtuluran Yonathan. 2015. Manajemen Sumber Daya Alam dan


Lingkungan.Yogyakarta : CV Ansi Offset.

Siahaan. 2004. Hukum Lingkungan dan Ekologi Pembangunan.Jakarta :


Erlangga.

Soerjani, Mohamad. 1996. Pembangunan dan Lingkungan, Jakarta : Institut


Pendidikan dan Pengembangan Lingkungan (IPPL).

Jurnal dan Internet

Abdul Latif. 2009. Pembangunan Berwawasan Lingkungan. Dapat diakses di:


http://fisika-unej.blogspot.com/2009/04/pembangunan-berwawasan-
lingkungan.html. (Diakses 18 pada 23 Oktober 2014).

Andi Syaikhonik. 2012. Pembangunan berwawasan Lingkungan. Dapat diakses


di: http://syaikhomania.blogspot.com/2012/04/pembangunan-berwawasan-
lingkungan. html. (Diakses pada 23 Oktober 2014).
Christiana Soldier. 2014. Peran Pemerintah dalam Pembangunan Berkelanjutan
Berwawasan Lingkungan (Studi tentang Pemberdayaan Masyarakat
Berbasis Sumber Daya Alam). Dapat diakses di :
https://www.academia.edu/5532816/PERAN_PEMERINTAH_DAERAH_
DALAM_
PEMBANGUNAN_BERKELANJUTAN_BERWAWASAN_LINGKUNG
AN_Studi
tentang_Pemberdayaan_Masyarakat_berbasis_Sumber_Daya_Alam#.
(Diakses pada 23 Oktober 2014)

Fathoni Muhammad. 2012. Pembangunan Lingkungan. Dapat diakses di:


http://silumanpisces.blogspot.com/2012/12/pembangunan-berwawasan-
lingkungan. html. (Diakses pada 23 Oktober 2014)

Punaweni Hartuti. 2014. Jurnal Ilmu Lingkungan. No. 1 53-65 Vol.12.

Rizal Pribadi. 2013. Makalah Pembangunan Berwawasan Lingkungan. Dapat


diakses di: http://rizaladriene.blogspot.com/2013/04/makalah-
pembangunan-berwawasan.html. (Diakses pada 23 Oktober 2014)

Tusino, dkk. 2012. Pembangunan Berwawasan Lingkungan. Dapat diakses di:


http://angsanatirta.blogspot.com/2012/06/makalah-plh-pembangunan-
berwawasan. html. (Diakses pada 23 Oktober 2014)

Wijat Subagia. 2012. Makalah Pembangunan Berwawasan Lingkungan. Dapat


diakses di: http://wijatsubagia.blogspot.com/2013/06/normal-0-false-
false- false-in-x-none-x. html. (Diakses pada 23 Oktober 2014) 19

Anda mungkin juga menyukai