Anda di halaman 1dari 79

STUDI KELAYAKAN WISATA KAMPUNG 99 PEPOHONAN

SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA DI KECAMATAN


LIMO KOTA DEPOK

Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :
Dhita Haryani
11150150000030

TADRIS ILMU PENGETAHUAN SOSIAL


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2020
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi berjudul "Studi Kelayakan Wisata Kampung 99 Pepohonan Sebagai


Daerah Tujuan Wisata di Kecamatan Limo Kota Depok" oleh Dhita Haryani,
NIM 11150150000030, diajukan k'epada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dan telah dinyatakan lulus
dalam Ujian Munaqosah pada tanggal 20 Februari2}2} dihadapan dewan penguji.
Karena itu penulis berhak memperoleh gelar Sarjana (Sl) dalam bidang
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial.

Jakarta,20 FebrLlaH 2020

Panitia Ujian Munaqosah

Tanggal Tanda Tangan


Ketua Sidang(Ketua Prodi T.IPS)
Dr.Iwan Purwanto.MoPd
NIP。 197304242008011012

Sekretaris Sidang(Sekretaris Prodi T.IPS)


Andri Noor Ardiansyah.MoSi
°
%し


NI]P。 198403122015031002
Dosen Pengtti I 勁
Dr.Sodi血 ,M.Si
NIE)N。 2022028704

Dosen Pengtti I:
Neng Sri Nuraeni,Mo Pd
NIE)N。2005058801

Mengetahui
Dekan Fakult biyah dan Keguruan
UIN √
llah Jakarta

M
NIP。 197103191998032001
ABSTRAK

Dhita Haryani, 11150150000030. Jurusan Pendidikan Ilmu


Pengetahuan Sosial, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatulah Jakarta, 2020. Judul skripsi “Studi
Kelayakan Wisata Kampung 99 Pepohonan sebagai Daerah Tujuan Wisata
di Kecamatan Limo Kota Depok”.

Kampung 99 Pepohonan merupakan wisata alam yang memiliki konsep


lingkungan hijau dengan penerapan prinsip keseimbangan hidup. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui nilai kelayakan Kampung 99 Pepohonan sebagai
daerah tujuan wisata di Kecamatan Limo Kota Depok. Penelitian ini
menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif, teknik
pengambilan sampel yaitu menggunakan teknik aksidental dengan jumlah 60
sampel dari pengunjung Kampung 99 Pepohonan. Pengumpulan data dalam
penelitian ini menggunakan kuesioner, wawancara, observasi dan dokumentasi.
Hasil dalam penilaian ini menggunakan pengharkatan pada setiap kelas. Beberapa
aspek kelayakan yang dikaji yaitu aspek fisik, daya tarik, sosial ekonomi,
aksesibilitas, dan sarana prasarana di taman wisata Kampung 99 Pepohonan. Hasil
yang ditemukan dalam penelitian ini berdasarkan penilaian skoring, jumlah
seluruh skor dari semua aspek adalah 60, yang berarti Kampung 99 Pepohonan
sangat mendukung dijadikan sebagai daerah tujuan wisata.
Kata kunci : Studi Kelayakan, Kepariwisataan, Daerah Wisata

i
ABSTRACT

Dhita Haryani, 1115015000030. “Feasibility Study Tourism of


Kampung 99 Pepohonan as a Tourist Destination District of Limo, Depok”.
Skripsi of The Departement of Social Education, Faculty of Tarbiyah and
Teachers Training, Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta, 2020.

Kampung 99 Pepohonan is a natural tourism place which green


environment concept by implementing the balance life. The aim of this study is to
determine the feasibility of Kampung 99 Pepohonan as a tourism destination
place. This research method used is descriptive with quantitative approach, and
the sampling technique in tis research is accidental technique with 60 sample
from tourism of Kampung 99 Pepohonan. Data collection in this research with
observation, interview, questionnaire, and documentation. The results found in
this study were based on scoring in every class. The feasibility aspects namely
physical aspect, attrctiveness, socioeconomics community, accessibility and
infrastructure facilities in the Kampung 99 Pepohonan. The results found in this
study based on scoring, total scors is 60, which means Kampung 99 Pepohonan
was very supportive to be use as a tourist destination.

Keywords: Feasibility Study, Tourism, Area Attraction

ii
KATA PENGANTAR

Rasa syukur kepada Allah SWT, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul ”Studi Kelayakan Wisata Kampung 99 Pepohonan Sebagai Daerah
Tujuan Wisata di Kecamatan Limo Kota Depok” sebagai salah satu syarat
untuk mendapatkan gelar sarjana pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Tak lupa shalawat beserta
salam semoga selalu tercurahkan pada baginda Rasulullah SAW, beserta keluarga,
sahabat dan umatnya.
Sebagai makhluk sosial pada umumnya, penulis sadar bahwa dalam
penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan yang harus disempurnakan dan
penuh dengan hambatan yang harus dilalui. Tanpa dukungan dari seluruh pihak
yang telah membantu pastinya skripsi ini tidak dapat terselesaikan. Oleh karena
itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan terima
kasih kepada :
1. Prof. Dr. Hj. Amany Burhanuddin Umar Lubis, Lc., M.A., selaku Rektor
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Sururin, M. Ag, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.
3. Bapak Dr. Iwan Purwanto, M. Pd, selaku ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial, yang senantiasa memberikan banyak perhatian dan
motivasi kepada mahasiswa tingkat akhir disela-sela kesibukannya.
4. Bapak Andri Noor Ardiansyah, M. Si, selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan
Ilmu Pengetahuan Sosial, sekaligus dosen pembimbing pertama yang juga
senantiasa memberikan banyak perhatian dan motivasi kepada mahasiswa
tingkat akhir, disela-sela kesibukannya.
5. Ibu Maila Dinia Husni Rahim, Ph. D, selaku Dosen Penasehat Akademik.
6. Ibu Anissa Windarti, M. Si, selaku dosen pembimbing kedua yang telah
bersedia meluangkan waktu serta sabar dalam membimbing, memberi
petunjuk dan nasehat kepada penulis.
7. Ibu Dr. Jakiatin Nisa, M. Pd, yang juga memberikan masukan yang sangat
berguna dalam penyusunan skripsi.

iii
8. Seluruh Dosen Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yang telah
memberikan ilmu kepada penulis, yang tidak bisa saya sebutkan namanya
satu persatu, namun tidak mengurangi rasa hormat saya.
9. Ibu Nia Rachma dan seluruh pengelola wisata Kampung 99 Pepohonan
yang telah membantu dalam pelaksanaan penelitian.
10. Bapak Abdul Rahim dan Ibu Gustiani, kedua orang tua yang telah
membesarkan dan mengajarkan penulis dengan penuh kasih sayang dan doa
yang selalu mengiringi langkah penulis hingga saat ini.\
11. Syach Rizal Fahlevi adik ku, dan kepada seluruh keluarga, terimakasih atas
perhatian, dukungan dan doa yang telah diberikan.
12. Teman-teman Jurusan Pendidikan IPS Angkatan 2015, terkhusus dari
konsentrasi Geografi, dan kepada teman-teman lainnya terimakasih atas
bantuan dan motivasinya.
13. Seluruh pihak yang penulis sadari atau tidak sadari telah membantu secara
langsung ataupun tidak langsung dalam penyusunan skripsi ini yang tidak
dapat disebutkan satu persatu.
Penulis harapkan semoga segala kebaikan yang diberikan mendapatkan
pahala yang berlipat ganda dan senantiasa selalu dilindungi oleh Allah SWT.
Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang akan digunakan
demi perbaikan dimasa yang akan datang. Penulis berharap agar skripsi ini dapat
bermanfaat, khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca.

Jakarta, 20 Februari 2020

Dhita Haryani
11150150000030

iv
DAFTAR ISI

ABSTRAK .............................................................................................................. i
ABSTRACT ............................................................................................................ ii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... vii
DAFTAR TABEL ................................................................................................ ix
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xi
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ......................................................................................... 8
C. Pembatasan Masalah ........................................................................................ 8
D. Perumusan Masalah ......................................................................................... 8
E. Tujuan Penelitian ............................................................................................. 8
F. Manfaat Penelitian ........................................................................................... 8
BAB II KAJIAN TEORI ................................................................................... 10
A. Deskripsi Pariwisata ....................................................................................... 10
1. Pengertian Pariwisata ................................................................................ 10
2. Jenis-Jenis Wisata ..................................................................................... 13
3. Daerah Tujuan Wisata ............................................................................... 14
4. Daya Tarik Wisata ..................................................................................... 16
5. Pelaku Pariwisata ...................................................................................... 20
6. Wisata Kampung 99 Pepohonan ............................................................... 21
B. Studi Kelayakan ............................................................................................. 21
C. Hasil Penelitian yang Relevan ....................................................................... 27
D. Kerangka Berfikir .......................................................................................... 30
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................... 32
A. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................................ 32
1. Tempat Penelitian ...................................................................................... 32
2. Waktu Penelitian ....................................................................................... 32

v
B. Metode Penelitian .......................................................................................... 33
C. Populasi dan Sampel ...................................................................................... 34
D. Sumber Data................................................................................................... 35
E. Variabel Penelitian ......................................................................................... 35
F. Teknik Pengumpulan Data ............................................................................. 36
G. Instrumen Penelitian ...................................................................................... 39
H. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data ................................................... 43
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................. 57
A. Gambaran Umum Daerah Penelitian ............................................................. 57
1. Kondisi Fisik Daerah Penelitian ................................................................ 57
2. Kondisi Sosial Daerah Penelitian .............................................................. 59
B. Hasil penelitian di Wisata Kampung 99 Pepohonan ...................................... 64
1. Data Angket Wisatawan ............................................................................ 64
2. Data Hasil Wawancara .............................................................................. 77
C. Kelayakan Kampung 99 Pepohonan Sebagai Daerah Tujuan Wisata ........... 80
1. Analisis Kondisi Lingkungan Fisik ........................................................... 80
2. Kelayakan Kondisi Daya Tarik ................................................................. 83
3. Kelayakan Kondisi Sosial Ekonomi .......................................................... 87
4. Kelayakan Kondisi Aksesibilitas .............................................................. 90
5. Kelayakan Kondisi Sarana dan Prasarana ................................................. 94
D. Hasil Akhir Kelayakan Kampung 99 Pepohonan Sebagai Daerah ................ 99
Tujuan Wisata ..................................................................................................... 99
E. Pembahasan Hasil Penelitian ....................................................................... 100
F. Keterbatasan Penelitian ................................................................................ 104
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN .................................... 105
A. Kesimpulan .................................................................................................. 105
B. Implikasi ...................................................................................................... 105
C. Saran ............................................................................................................ 105

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir Penelitian ........................................................ 31


Gambar 3.1 Peta Lokasi Penelitian ................................................................... 32
Gambar 4.1 Peta Batas Administrasi ................................................................ 55
Gambar 4.2 Luas Wilaya Penggunaan Lahan ................................................... 60
Gambar 4.3 Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin .......................................... 61
Gambar 4.4 Penduduk Berdasarkan Umur........................................................ 62
Gambar 4.5 Penduduk Berdasarkan Pendidikan ............................................... 64
Gambar 4.6 Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin .......................................... 65
Gambar 4.7 Wisatawan Berdasarkan Umur ...................................................... 66
Gambar 4.8 Wisatawan Berdasarkan Pendidikan Terakhir .............................. 67
Gambar 4.9 Wisatawan Berdasarkan Pekerjaan ............................................... 68
Gambar 4.10 Wisatawan Berdasarkan Tempat Tinggal ................................... 69
Gambar 4.11 Wisatawan Berdasarkan Perjalanan ke Lokasi............................ 70
Gambar 4.12 Wisatawan Berdasarkan Kendaraan yang Digunakan ................ 71
Gambar 4.13 Wisatawan Berdasarkan Informasi Objek Wisata ....................... 72
Gambar 4.14 Wisatawan Berdasarkan Panorama ............................................. 73
Gambar 4.15 Wisatawan Berdasarkan Kegiatan yang Dilakukan .................... 74
Gambar 4.16 Wisatawan Berdasarkan Faktor Pengaruh Kunjungan ................ 75
Gambar 4.17 Wisatawan Berdasarkan Kembali Berkunjung ........................... 75
Gambar 4.18 Kondisi Drainase Tanah .............................................................. 81
Gambar 4.19 Kondisi Kemiringan Lahan ......................................................... 81
Gambar 4.20 Kondisi Kerikil dan Kerakal ....................................................... 82
Gambar 4.21 Panorama Khas Pepohonan ......................................................... 84
Gambar 4.22 Panorama Persawahan ................................................................. 84
Gambar 4.23 Kolam Renang Kampung 99 Pepohonan .................................... 85
Gambar 4.24 Bertani di Kampung 99 Pepohonan ............................................ 85
Gambar 4.25 Tempat Ternak Sapi Kampung 99 Pepohonan ............................ 86
Gambar 4.26 Games Edukasi Kampung 99 Pepohonan ................................... 86
Gambar 4.27 Lahan Sayuran ............................................................................. 89

vii
Gambar 4.28 Lahan Perkebunan Jagung ........................................................... 89
Gambar 4.29 Kondisi Jalan Kampung 99 Pepohonan ...................................... 93
Gambar 4.30 Area Parkir Kampung 99 Pepohonan .......................................... 93
Gambar 4.31 Restoran/Rumah Makan Kampung 99 Pepohonan ..................... 96
Gambar 4.32 Tempat Sampah ........................................................................... 96
Gambar 4.33 Toilet/WC Umum Kampung 99 Pepohonan ............................... 96
Gambar 4.34 Papan Petunjuk Arah ................................................................... 96
Gambar 4.35 Musholla di Kampung 99 Pepohonan ......................................... 96
Gambar 4.36 Kantor Tourism Information System ........................................... 97
Gambar 4.37 Tempat Penginapan Kampung 99 Pepohonan ............................ 97
Gambar 4.38 Penjaga Keamanan di Kampung 99 Pepohonan ......................... 98

viii
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Peringkat Penyumbang Devisa Terbesar di Indonesia ........................ 4


Tabel 1.2 Tempat Wisata Terkenal di Depok ..................................................... 5
Tabel 2.1 Standar Kelayakan Daerah Tujuan Wisata ....................................... 23
Tabel 2.2 Matrik Kesesuaian Lahan untuk Taman Wisata ............................... 26
Tabel 2.3 Kesimpulan Standar Kelayakan Kampung 99 Pepohonan ............... 27
Tabel 2.4 Penelitian Relevan............................................................................. 29
Tabel 3.1 Waktu Penelitian ............................................................................... 33
Tabel 3.2 Penjabaran Variabel Penelitian ......................................................... 35
Tabel 3.3 Pedoman Wawancara Pengelola Wisata ........................................... 37
Tabel 3.4 Pedoman Wawancara Masyarakat .................................................... 38
Tabel 3.5 Pedoman Angket Wisatawan ............................................................ 39
Tabel 3.6 Instrumen Wawancara Pengelola Wisata .......................................... 40
Tabel 3.7 Instrumen Wawancara Masyarakat ................................................... 41
Tabel 3.8 Instrumen Angket Biodata Responden ............................................. 41
Tabel 3.9 Instrumen Angket Sarana Prasarana Wisata .................................... 42
Tabel 3.10 Harkat Kesesuaian Lahan untuk Taman Wisata ............................. 44
Tabel 3.11 Harkat Kelas dan Kriteria Daya Tarik Objek Wisata ..................... 45
Tabel 3.12 Harkat Kelas dan Kriteria Kondisi Sosial Ekonomi ....................... 45
Tabel 3.13 Harkat Kelas dan Kriteria Aksesibilitas. ......................................... 46
Tabel 3.14 Harkat Kelas dan Kriteria Sarana dan Prasarana. ........................... 47
Tabel 3.15 Nilai dan Bobot Kesesuaian Wisata Aspek Fisik ........................... 49
Tabel 3.16 Prosedur Penentuan Kelas Pada Aspek Fisik .................................. 50
Tabel 3.17 Nilai dan Bobot Kesesuaian Wisata Aspek Daya Tarik ................. 50
Tabel 3.18 Prosedur Penentuan Kelas Pada Aspek Daya Tarik........................ 51
Tabel 3.19 Nilai dan Bobot Kesesuaian Wisata Aspek Sosial Ekonomi .......... 51
Tabel 3.20 Prosedur Penentuan Kelas Pada Aspek Sosial Ekonomi ................ 52
Tabel 3.21 Nilai dan Bobot Kesesuaian Wisata Aspek Aksesibilitas ............... 52
Tabel 3.22 Prosedur Penentuan Kelas Pada Aspek Aksesibilitas ..................... 53
Tabel 3.23 Nilai dan Bobot Kesesuaian Wisata Aspek Sarana dan Prasarana . 54

ix
Tabel 3.24 Prosedur Penentuan Kelas Pada Aspek Sarana dan Prasarana ....... 54
Tabel 3.25 Total Nilai dan Bobot Kesesuaian Pada Objek Wisata ................... 55
Tabel 3.26 Total Prosedur Penentuan Kelas Kesesuaian Pada Objek Wisata .. 55
Tabel 4.1 Luas Wilayah Penggunaan Lahan di Kelurahan Meruyung ............. 60
Tabel 4.2 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin ................................. 61
Tabel 4.3 Jumlah Penduduk Berdasarkan Umur ............................................... 62
Tabel 4.4 Jumlah Penduduk Berdasarkan Pendidikan ...................................... 63
Tabel 4.5 Jumlah Wisatawan Berdasarkan Jenis Kelamin................................ 64
Tabel 4.6 Jumlah Wisatawan Berdasarkan Umur ............................................. 65
Tabel 4.7 Jumlah Wisatawan Berdasarkan Pendidikan Terakhir...................... 66
Tabel 4.8 Jumlah Wisatawan Berdasarkan Pekerjaan....................................... 67
Tabel 4.9 Jumlah Wisatawan Berdasarkan Tempat Tinggal ............................. 68
Tabel 4.10 Jumlah Wisatawan Berdasarkan Perjalanan ke Lokasi ................... 69
Tabel 4.11 Jumlah Wisatawan Berdasarkan Kendaraan yang Digunakan ........ 70
Tabel 4.12 Jumlah Wisatawan Berdasarkan Informasi Objek Wisata .............. 71
Tabel 4.13 Jumlah Wisatawan Berdasarkan Panorama .................................... 72
Tabel 4.14 Jumlah Wisatawan Berdasarkan Kegiatan yang Dilakukan ........... 73
Tabel 4.15 Jumlah Wisatawan Berdasarkan Faktor Pengaruh Kunjungan ....... 74
Tabel 4.16 Jumlah Wisatawan Berdasarkan Kembali Berkunjung ................... 75
Tabel 4.17 Hasil Harkat Kelas Kesesuaian Lahan Taman Wisata .................... 80
Tabel 4.18 Prosedur Penentuan Kelas Pada Aspek Fisik .................................. 82
Tabel 4.19 Hasil Harkat Kelas Aspek Daya Tarik Objek Wisata ..................... 83
Tabel 4.20 Prosedur Penentuan Kelas Pada Aspek Daya Tarik........................ 86
Tabel 4.21 Hasil Harkat Kelas Kondisi Sosial Ekonomi .................................. 87
Tabel 4.22 Prosedur Penentuan Kelas Pada Aspek Sosial Ekonomi ................ 90
Tabel 4.23 Hasil Harkat Kelas Aspek Aksesibilitas ......................................... 91
Tabel 4.24 Prosedur Penentuan Kelas Pada Aspek Aksesibilitas ..................... 93
Tabel 4.25 Hasil Harkat Kelas Aspek Sarana dan Prasarana ............................ 97
Tabel 4.26 Prosedur Penentuan Kelas Pada Aspek Sarana dan Prasarana ....... 98
Tabel 4.27 Jumlah Hasil Pengharkatan ............................................................. 99
Tabel 4.28 Hasil Prosedur Penentuan Kelas Dukungan Objek Wisata............. 99

x
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Foto Dokumentasi


Lampiran 2 Pedoman Angket Wisata
Lampiran 3 Pedoman Wawancara
Lampiran 4 Pedoman Observasi
Lampiran 5 Hasil Angket Wisatawan
Lampiran 6 Hasil Penilaian Wisatawan Terhadap Sarana dan Prasarana
Lampiran 7 Hasil Observasi
Lampiran 8 Hasil Wawancara
Lampiran 9 Surat Izin Kesbangpol Tangerang Selatan
Lampiran 10 Surat Kesbangpol Tangerang Selatan
Lampiran 11 Surat Izin Kesbangpol Kota Depok
Lampiran 12 Surat Kesbangpol Kota Depok
Lampiran 13 Surat Izin Penelitian Kampung 99 Pepohonan
Lampiran 14 Surat Bimbingan Skripsi
Lampiran 15 Uji Referensi
Lampiran 16 Lembar Uji Validitas
Lampiran 17 Biodata

xi
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Indonesia secara geografis berada di antara 2 benua dan 2 samudera,
letak yang strategis memberikan keuntungan tersendiri. Terbukti bahwa
Indonesia memiliki sumber daya alam yang melimpah dan kekayaan alam
yang beragam. Selain itu kekayaan yang dimiliki Indonesia adalah
ditemukannya berbagai macam tempat objek wisata dengan daya tarik dan
ciri khas tersendiri, karena Indonesia mempunyai begitu banyak pulau,
baik besar maupun kecil, memiliki berbagai macam keindahan baik darat
maupun laut. Indonesia juga kaya akan keanekaragaman alam, kesenian,
budaya dan adat istiadat di setiap daerah. Salah satu sektor yang
dimanfaatkan kekayaan alam ini adalah sektor pariwisata. Sektor
pariwisata merupakan sektor yang potensial dijadikan sebagai salah satu
sumber pendapatan daerah. Sehingga dapat dijadikan sebagai keunggulan
perekonomian bangsa, hal tersebut dapat dimanfaatkan sebagai objek
wisata dan merupakan modal bagi pengembangan dan peningkatan
kepariwisataan di Indonesia.
Sektor pariwisata memiliki peranan penting dalam meningkatkan
kesempatan berusaha bagi penduduk atau masyarakat yang tinggal di
sekitar objek wisata. Selain itu, kehadiran wisatawan ke wilayah wisata
alam memberi peluang bagi masyarakat untuk mendapatkan penghasilan
alternatif, mulai dengan menjadi pemandu wisatawan, menyediakan
warung, penginapan/homestay, sehingga dapat mensejahterakan atau
meningkatkan kualitas hidup masyarakat Indonesia. Sektor pariwista dapat
menyerap tenaga kerja yang dapat meningkatkan pendapatan,
terpeliharanya kelestarian lingkungan hidup dan kebudayaan nasional,
supaya ekosistem di bumi ini tetap seimbang serta mencegah adanya
kerusakan di bumi.

1
2

Di kehidupan modern ini pariwisata memang telah menjadi suatu


trend, tapi dalam segi dimensi yang luas, tidak hanya sekedar untuk
bersenang-senang dan menikmati perjalanan, namun juga menimbulkan
aktivitas ekonomi, seni dan budaya. Pariwisata memiliki dampak yang
luas dalam pembangunan ekonomi, sosial dan budaya, kegiatan ilmiah
bahkan telah menjadi disiplin ilmu tersendiri.1 Pada dasarnya manusia itu
suka berpergian, minimal untuk bekerja dan menuntut ilmu, karena
manusia memang sudah diperintahkan Allah SWT, untuk mencari rezeki.
Namun ternyata, terlalu banyak bekerja juga menimbulkan risiko stress.
Sehingga, meluangkan sedikit waktu untuk berwisata merupakan hal yang
perlu dilakukan, karena dengan berwisata seseorang akan lebih fresh,
sehingga dapat menghilangkan kepenatan serta tekanan yang sebelumnya
dirasakan dari faktor pekerjaan atau faktor lainnya. Oleh sebab itu, sebagai
manusia mestinya dapat mensyukuri ciptaan Allah SWT, dengan
mengerjakan serta menikmatinya.
Dalam Al-Qur’an terdapat perintah untuk mensyukuri nikmat Allah
SWT, seperti yang tercantum dalam surat Al-Baqarah : 152
ِ‫فَاذْكُرُونِي َأذْكُرْكُ ْم وَاشْكُرُوا لِي وَلَا تَكْفُرُون‬
Artinya : “Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku, niscaya Aku ingat (pula)
kepdamu, dan bersyukurlah kepada-Ku dan janganlah kamu mengingkari
(nikmat)-Ku”.2
Pariwisata sangat membantu dalam pengembangan perekonomian
masyarakat, terbukti dengan adanya dampak positif dari adanya
kepariwisataan, yaitu: peningkatan pendapatan masyarakat, penyerapan
tenaga kerja, peningkatan pendapatan pemerintah suatu daerah,
peningkatan permintaan akan produk lokal, peningkatan fasilitas untuk
masyarakat, memacu pengembangan lokasi atau lahan menjadi lebih
produktif. Adanya dampak positif suatu hal tentu adapula dampak negatif
yang ditimbulkan dari pariwisata, yaitu: timbulnya biaya lain dalam
1
I Gusti Bagus Arjana, Geografi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, (Jakarta: Rajawali
Pers, 2016), h. 1.
2
Al-Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 152.
3

perekonomian setempat, distribusi pendapatan yang tidak merata, cara


berpakaian masyarakat yang mulai berubah, adat istiadat yang mulai
berubah, maraknya pergaulan bebas dalam masyarakat, meningkatnya
potensi konflik.3
Beberapa tahun terakhir, pariwisata di Indonesia menjadi lebih
terkenal karena adanya destinasi kelas dunia yang ditawarkan seperti Bali,
4
Raja Ampat, Wakatobi, Labuan Bajo, Bandung dan Yogyakarta.
Sehingga membuat pengembangan pariwisata di Indonesia juga
menunjukkan kecenderungan yang terus meningkat, karena ditandai
dengan banyaknya wisatawan asing yang berkunjung ke Indonesia.
Adapun wisatawan mancanegara yang paling banyak berkunjung ke
Indonesia periode Januari-September 2019 yaitu: Malaysia (2,34 Juta
kunjungan), China (1,61 Juta kunjungan), Singapura (1,40 Juta
kunjungan), Australia (1,02 Juta kunjungan), dan Timor Leste (927,1 Ribu
kunjungan). 5 Secara kumulatif menurut Badan Pusat Statistik, jumlah
kunjungan wisatawan ke Indonesia dari Januari-Februari 2019 mencapai
2,48 juta kunjungan atau naik 8,19% dibandingkan dengan jumlah
kunjungan wisatawan asing pada periode yang sama tahun 2017 yang
berjumlah 2,30 juta kunjungan.6
Seiring dengan perkembangan teknologi dan pertumbuhan ekonomi
bangsa, pariwisata sekarang sudah menjadi komoditas pokok seluruh
manusia di dunia. Oleh karena itu, pengembangan pariwisata mutlak
harus disusun, direncanakan dengan cermat dan tepat baik ditingkat

3
Yusrisa Ekka Fabriana dan Edriana Pangestuti, “Analisis Dampak Pengembangan
Kepariwisataan dalam Menunjang Keberlanjutan Ekonomi dan Sosial Budaya Lokal Masyarakat”,
Jurnal Administrasi Bisnis. Vol. 61, No.4, 2018.
4
Yodhia Antariksa, “Peringkat 10 Besar Penyumbang Devisa Dollar ke Indonesia”,
diakses melalui http://strategimanajemen.net/2017/10/23/ranking-10-besar-penyumbang-devisa-
dollar-ke-indonesia/1 pada tanggal 02 Agustus 2019 pukul 15:59
5
Dewanto Putro, “Daftar Wisatawan Mancanegara Paling Banyak Berkunjung ke
Indonesia 2019”, diakses melalui https://amp.kompas.com/travel/read/2019/03/26/171100327/
alasan-utama-turis-asing-berwisata-ke-indonesia, pada tanggal 19 Januari 2020 pukul 09.47
6
Badan Pusat Statistik, “Jumlah Kunjungan Wisman ke Indonesia Februari 2019
Mencapai 1,27 Juta Kunjungan”, diakses melalui https://www.bps.go.id/pressrelease
/2019/04/01/1610/jumlah-kunjungan-wisman-ke-indonesia-februari-2019-mencapai-1-27-juta-
kunjungan.html, pada tanggal 19 Januari 2020 pukul 09.30.
4

nasional dan internasional, dengan tetap menjaga keperibadian bangsa dan


kelestarian hidup. Kedatangan wisata mancanegara ke Indonesia sangat
memberikan keuntungan baik dalam meningkatkan devisa bagi Indonesia
dari sektor pariwisata, seperti disajikan pada Tabel 1.1.
Tabel 1.1
Peringkat Penyumbang Devisa Terbesar di Indonesia
No Sumber Devisa Jumlah (Triliun)
1 Ekspor Kelapa Sawit Rp. 239
2 Jasa Pariwisata (Turis Asing) Rp. 190
3 Ekspor Tekstil Rp. 159
4 Ekspor Migas Rp. 170
5 Ekspor Batubara Rp. 150
6 Jasa TKI Rp. 140
7 Ekspor Elektronik Rp. 80
8 Ekspor Hasil Kayu Hutan Rp. 70
9 Ekspor Karet Rp. 65
10 Ekspor Sepatu dan Sendal Rp. 60
Sumber : Badan Pusat Statistik dan Kementerian Perindustrian, 2017
Berdasarakan Tabel 1.1 menunjukkan bahwa Pariwisata dapat menjadi
penyumbang devisa terbesar ke-dua di Indonesia pada tahun 2017, setelah
ekspor kelapa sawit yang berjumlah Rp. 239 Triliun. Hal ini menunjukkan
bahwa Indonesia dapat berkembang melalui kekayaan alamnya apabila
dikelola baik oleh pemerintah. Karena saat ini fenomena perkembangan
dunia pariwisata dalam era globalisasi diprediksi semakin berkembang,
sehingga peranannya dalam memberikan sumbangan devisa semakin besar
bagi negara dan daerah di Indonesia apabila kualitasnya lebih diperhatikan
dan ditingkatkan. Berkembangnya suatu daerah menjadikannya
mempunyai ciri khas yang berbeda dengan daerah lainnya. Suatu daerah
dijadikan tempat wisata sehingga sangat berpeluang besar menjadi sektor
andalan dalam pertumbuhan Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Dalam konteks kepariwisataan, Kota Depok sekarang ini memiliki
banyak tempat wisata buatan yang menarik, selain itu letak Kota Depok
yang startegis di antara dua kota besar yaitu Jakarta dan Bogor, membuat
Kota Depok menjadi tempat persinggahan yang tepat. Selain itu di Depok
5

banyak tempat-tempat yang dibuat indah hingga dijadikan objek wisata,


seperti disajikan pada Tabel 1.2.
Tabel 1.2
Tempat Wisata Terkenal di Kota Depok
No Nama Wisata Alamat
1 Kampung 99 Pepohonan Kel. Meruyung, Limo, Depok
2 Masjid Kubah Emas Kel. Meruyung, Limo, Depok
3 Taman Wisata Pasir Putih Kel. Pasir Putih, Sawangan, Depok
4 Godong Ijo Kel. Bojongsari, Sawangan,
Depok
5 Fantasy Water Park Grand Depok City, Sukmajaya,
Depok
6 Water Park Ceria Kel. Kukusan, Beji, Depok
7 Kolam Renang Tirta Sari Kec. Sukmajaya, Depok Timur
8 Kolam Renang Paragon Simpangan Depok Cilodong
9 Pondok Zidane Kel. Bedahan, Sawangan, Depok
10 Kolam Renang Gema Pesona Kec. Sukmajaya, Depok
11 Taman Bunga Wiladatika Kel. Harjaukti, Cimanggis, Depok
12 Agro Wisata Belimbing Kel. Pasir Putih, Sawangan, Depok
Dewa
13 Studio Alam TVRI Kec. Sukmajaya, Depok
14 D’kandang Amazing Farm Kel. Pasir Putih, Sawangan, Depok
15 Cagar Alam Pancoran Mas, Depok
16 Arung Jeram Sungai Grand Depok City, Sukmajaya,
Ciliwung Depok
Sumber: Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata Kota
Depok
Terkait dengan Pendapatan Asli Daerah (PAD), Badan Keuangan
Daerah (BKD) Kota Depok menargetkan Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Kota Depok tahun 2019 sebesar Rp. 1.114 Triliun. Pendapatan Asli
Daerah (PAD) Kota Depok diperoleh dari beberapa sektor seperti pajak
restoran, hiburan, Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), Bea Perolehan Hak
atas Tanah dan Bangunan (BPHTB), parkir, hotel, dan lain-lain.7
Peraturan Daerah (Perda) Kota Depok Nomor 12 Tahun 2017 tentang
Pengelolaan Pariwisata Alam menyatakan bahwa “Pengembangan,
pengelolaan dan pelayanan wisata harus ditingkatkan sebagai upaya
melestarikan sumber daya alam yang bermanfaat untuk mewujudkan
7
Vidyanita, “BKD Optimistis Target PAD 2019 Tercapai”, diakses dari
https://www.depok.go.id/10/06/2019/01-berita- depok/bkd-optimistis-target -pad-2019-tercapai,
pada tanggal 20 Juni 2019 pukul 12:51
6

pembangunan, pemberdayaan, pelayanan dan pengembangan ekonomi


masyarakat dengan memperhatikan potensi daerah dan aspek-aspek
lingkungan hidup”.8 Walaupun sektor pariwisata di Depok masih terbilang
sedikit kontribusinya, namun pemerintah tetap menuntut untuk
pembayaran pajak. Sehingga pendapatan daerah Kota Depok dari hasil
sektor pajak yang paling tinggi. Oleh karena itu, adanya Perda Pengelola
Wisata Alam ini akan menjadi dorongan terbentuknya destinasi wisata dan
pemerintah dapat mengembangkan wisata lokal di Kota Depok.
Kota Depok termasuk dalam wilayah Jawa Barat, dimana masih
terdapat petakan sawah di daerah kecil, taman di pinggir kota dan cagar
alam yang masih dirawat, sehingga tak mengherankan jika di daerah ini
masih cukup asri. Beragam destinasi wisata andalan di Depok dihadirkan
untuk memanjakan para pengunjung yang ingin melepas kepenatan. Salah
satunya, Kampung 99 Pepohonan yang merupakan objek wisata alam
memiliki banyak jenis pepohonan misalnya pohon maja, trembesi, rengas,
jati putih, mahoni, kemang, karet, dan sebagainya. Suasana pedesaan yang
lebih terasa karena masih terdapat sawah dan jauh dari kebisingan, selain
itu daya tarik lain yang ditawarkan adalah kolam renang, outbond,
homestay yang terbuat dari kayu, bertani, memerah susu, juga ada berbagai
aneka satwa seperti sapi, kerbau, ayam, tupai, buaya, babi dan berbagai
jenis burung, sehingga lebih menyatu dengan alam.
Tempat wisata tidak hanya membutuhkan wahana bermain saja, tetapi
dalam pengadaanya harus memperhatikan sarana dan prasarana untuk
mengukur standar kelayakan wisata. Sarana pariwisata menurut
Suwantoro, merupakan kelengkapan daerah tujuan wisata yang diperlukan
untuk melayani kebutuhan wisatawan dalam menikmati perjalanan
wisatanya. Sedangkan prasarana menurut Suwantoro, adalah sumber daya
alam dan juga sumber daya manusia yang bisa mutlak dibutuhkan oleh

8
Peraturan Daerah Kota Depok Nomor 12 Tahun 2017 tentang Pengelolaan Pariwisata
Alam
7

wisatawan dalam perjalanannya di daerah tujuan wisata, seperti jalan,


listrik, air, telekomunikasi, dan lain sebagainya.9
Wisata Kampung 99 Pepohonan ternyata masih kurang dalam
pengadaan potensi yang dapat dilakukan, karena fasilitas yang belum
lengkap dan mendukung. Hal ini tidak diperhatikan dengan baik, sehingga
dapat mengurangi minat wisatawan yang datang, karena pada dasarnya
tujuan seseorang berwisata adalah untuk menghindari atau mengatasi
kepenatan setelah melakukan aktivitas yang dilakukan.
Fasilitas yang disediakan oleh wisata Kampung 99 Pepohonan
didalamnya belum semua memadai, misal tidak adanya pedagang dari luar
sehingga hanya ada satu restoran, tidak ada toko sovenir, pos kesehatan
dan wahana bermain anak seperti jungkat-jungkit ataupun ayunan yang
sudah mulai berkarat sehingga jarang di gunakan, dan belum adanya uj
kelayakan. Hal tersebut yang menarik peneliti untuk lebih jauh mengetahui
identifikasi kelayakan objek wisata yang terdapat di Kampung 99
Pepohonan Kecamatan Limo Kota Depok, salah satuya dengan melakukan
studi kelayakan terhadap kondisi wisata saat ini.
Studi kelayakan Kampung 99 Pepohonan sebenarnya dapat membantu
untuk mencari informasi kelayakan pariwisata Kampung 99 Pepohonan,
mulai dari faktor fisik, daya tarik, sosial ekonomi, aksesibilitas dan sarana
prasarana. Sehingga untuk kedepannya wisata Kampung 99 Pepohonan
lebih baik lagi dan dikunjungi oleh banyak wisatawan. Berdasarkan uraian
latar belakang masalah di atas maka perlu dilakukan penelitian mengenai
tingkat kelayakan wisata Kampung 99 Pepohonan, dalam hal ini penulis
membuat penelitian dengan judul yaitu “Studi Kelayakan Wisata
Kampung 99 Pepohonan Sebagai Tujuan Wisata di Kecamatan Limo
Kota Depok”.

9
Isa Wahyudi, “Pengembangan Sarana dan Prasarana Daya Tarik Wisata”, diakses dari
http://cvinspireconsulting.com/ pengembangan-sarana- dan-prasarana -daya- tarik-wisata/ pada
tanggal 11 Agustus 2019 pukul 14:52.
8

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang penelitian ini perlu adanya
identifikasi permasalahan yang ada pada lokasi penelitian di anataranya :
1. Belum ada pengujian kelayakan di Kampung 99 Pepohonan di
Kecamatan Limo Kota Depok.
2. Potensi wisata di Kampung 99 Pepohonan Kecamatan Limo Kota
Depok belum berkembang dengan baik.
3. Kurangnya pengadaan fasilitas di Kampung 99 Pepohonan Kecamatan
Limo Kota Depok.
C. Pembatasan Masalah
Batasan masalah yang dapat ditarik pada penelitian ini adalah hanya
akan menguji tingkat kelayakan di Kampung 99 Pepohonan dan
kurangnya pengadaan fasilitas di Kampung 99 Pepohonan di Kecamatan
Limo Kota Depok.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah diatas maka perumusan penelitiannya
adalah : “Bagaimana hasil kelayakan wisata alam Kampung 99 Pepohonan
di Kecamatan Limo Kota Depok?”.
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hasil kelayakan
Kampung 99 Pepohonan sebagai daerah tujuan wisata di Kecamatan Limo
Kota Depok.
F. Manfaat Penelitian
Setelah mengkaji masalah yang ada, maka penulis menyimpulkan
beberapa manfaat penelitian, diantaranya :
1. Manfaat Teoritis
Secara Teoritis penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat, yaitu :
a. Memberikan sumbangan ilmiah dan pemikiran untuk sektor
pariwisata, terutama untuk wisata Kampung 99 Pepohonan
9

b. Sebagai pijakan dan referensi pada penelitian selanjutnya yang


berhubungan dengan peningkatan kemampuan pariwisata, serta
menjadi bahan kajian lebih lanjut.
2. Manfaat Praktis
Secara Praktis penelitian ini dapat bermanfaat sebagai berikut :
a. Bagi Wisatawan
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam upaya
mendapatkan informasi tentang kelayakan Kampung 99
Pepohonan.
b. Bagi Masyarakat
Dari hasil penelitian ini diharapkan wisata alam Kampung 99
Pepohonan lebih banyak dikenal oleh masyarakat upaya
meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sekitar.
c. Bagi Pemerintah
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan informasi dan kajian
bagi pemerintah daerah dibawah Dinas Pariwisata dan Kebudayaan
Kota Depok, supaya objek wisata Kampung 99 Pepohonan dapat
dikelola dan dikembangkan menjadi daerah wisata yang lebih baik
sehingga dapat menarik wisatawan berkunjung ke Kampung 99
Pepohonan.
d. Bagi Bidang Pendidikan
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan pembelajaran dan
penambah wawasan bagi siswa tentang Kelingkungan Hidup,
terutama materi SMA Kelas XI IPS pelajaran Geografi pada BAB
V tentang Lingkungan Hidup dan Pembangunan Berkelanjutan.
BAB II
KAJIAN TEORI

A. Deskripsi Pariwisata
1. Pengertian Pariwisata
Dari segi etimologi, kata pariwisata berasal dari bahasa Sanskerta
yang terdiri dari dua kata, yaitu Pari yang berarti “banyak atau
berkeliling”, sedangakan Wisata yang berarti “pergi atau berpergian”.
Atas dasar itu, maka kata pariwisata seharusya diartikann sebagai
perjalanan yang dilakukan berkali-kali, dari suatu tempat ke tempat
lain, sedangkan untuk pengertian jamak, kata “Kepariwisataan” dapat
digunakan kata “tourism”. 10 Berikut pengertian pariwisata menurut
para ahli :
a. Menurut Herman V. Schulalard
Kepariwisataan adalah sejumlah kegiatan, terutama yang ada
kaitannya dengan kegiatan perekonomian yang secara langsung
berhubungan dengan masuknya, adanya pendiaman dan
bergeraknya orang asing keluar masuk suatu kota, daerah atau
negara.11
b. Menurut Hunziker dan Krapf
Pariwisata merupakan sejumlah hubungan-hubungan dan gejala
yang dihasilkan dari tinggalnya orang-orang asing yang tidak
menyebabkan timbulnya tempat tinggal dan usaha-usaha yang
bersifat sementara atau permanen sebagai usaha mencari kerja
penuh.12

10
I Ketut Suwena dan I Gusti Ngurah Widyatmaja, Pengetahuan Dasar Ilmu Pariwisata,
(Bali: Siamat Trisila, 2017), h.15.
11
Drs. Oka A. Yoeti, Pemasaran Pariwisata (Tourism Marketing), (Bandung: Angkasa,
1985), h. 105
12
Bungaran Antonius Simanjuntak, Sejarah Pariwisata, (Jakarta: Yayasan Pustaka Obor
Indonesia, 2017), h. 7.

10
11

c. Menurut World Tourism Organization (WTO)


Pariwisata adalah kegiatan orang-orang melakukan bepergian dan
atau tinggal di suatu tempat di luar lingkungan mereka, biasanya
tidak lebih dari satu tahun berturut-turut untuk liburan, bisnis dan
keperluan lainnya.13
d. Menurut Saleh Wahab
Pariwisata adalah aktivitas manusia yang dilakukan secara sadar
dan mendapat pelayanan secara bergantian diantara orang dalam
suatu negara maupun di luar negara semata-mata untuk menikmti
perjalanan guna memenuhi keinginan yang beraneka ragam.14
e. Menurut Hans Buchli
Kepariwisataan adalah setiap peralihan tempat yang bersifat
sementara dari seseorang atau beberapa orang, dengan maksud
memperoleh pelayanan yang diperuntukan bagi kepariwisataan itu
oleh lembaga-lembaga yang digunakan untuk maksud tersebut.15
Pariwisata yang berasal dari akar kata Wisata, menurut Undang-
Undang Republik Indonesia No. 9 Tahun 1990 Tentang
Kepariwisataan, mendefinisikan wisata sebagai kegiatan perjalanan
yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang mengunjungi
tempat tertentu dengan tujuan rekreasi, mengembangkan pribadi, atau
mempelajari daya tarik wisata yang dikunjungi.16
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun
2009 Tentang Ketentuan Umum Kepariwisatan, yang dimaksud
dengan:17
a. Wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang
atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk

13
Isdarmanto, Dasar-Dasar Kepariwisataan dan Pengelolaan Destinasi Pariwisata,
(Yogyakarta: Penerbit Gerbang Media Aksara, 2017), h.9.
14
I Ketut Suwena dan I Gusti Ngurah Widyatmaja , Op.cit., h.16.
15
Drs. Oka A. Yoeti, Op.cit., h.107.
16
Undang-Undang Republik Indonesia No. 9 Tahun 1990 Tentang Kepariwisataan.
17
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 Tentang Ketentuan Umum
Kepariwisatan
12

tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan


daya tarik yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara (Pasal 1
ayat 1).
b. Wisatawan adalah orang yang melakukan wisata (Pasal 1 ayat 2).
c. Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung
berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat,
pengusaha, pemerintah, dan Pemerintah Daerah (Pasal 1 ayat 3).
d. Kepariwisataan adalah keseluruhan kegiatan yang terkait dengan
pariwisata dan bersifat multidimensi serta multidisiplin yang
muncul sebagai wujud kebutuhan setiap orang dan negara serta
interaksi antara wisatawan dan masyarakat setempat, sesama
wisatawan, pemerintah, pemerintah daerah, dan pengusaha (Pasal 1
ayat 4).
e. Daya Tarik Wisata adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan,
keindahan, dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam,
budaya, dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau tujuan
kunjungan wisatawan ( Pasal 1 ayat 5).
f. Daerah tujuan pariwisata yang selanjutnya disebut Destinasi
Pariwisata adalah kawasan geografis yang berada dalam satu atau
lebih wilayah administratif yang didalamnya terdapat daya tarik
wisata, fasilitas umum. Fasilitas pariwisata, aksesibilitas, serta
masyarakat yang saling terikat dan melengkapi terwujudnya
kepariwisataan (Pasal 1 ayat 6).
Secara umum pariwisata merupakan suatu perjalanan yang
dilakukan seseorang untuk sementara waktu yang diselenggarakan dari
suatu tempat ke tempat lain dengan tidak meninggalkan tempat semula
dan dengan suatu perencanaan atau bukan maksud untuk mencari
nafkah di tempat yang dikunjunginya, tetapi semata-mata untuk
menikmati kegiatan pertamasyaan atau rekreasi untuk memenuhi
keinginan yang beraneka ragam.
13

2. Jenis-Jenis Wisata
Menurut Pendit, pariwisata dapat dibedakan menurut motif
wisatawan untuk mengunjungi suatu tempat. Jenis-jenis pariwisata
tersebut adalah sebagai berikut:18
a. Wisata Budaya
Yaitu perjalanan yang dilakukan atas dasar keinginan untuk
memperluas pandangan hidup seseorang dengan jalan mengadakan
kunjungan atau peninjauan ketempat lain atau luar negeri,
mempelajari keadaan rakyat, kebiasaan adat istiadat mereka, cara
hidup mereka, budaya dan seni mereka.
b. Wisata Maritim atau Bahari
Jenis wisata ini banyak dikaitkan dengan kegiatan olahraga di air,
lebih-lebih di danau, pantai, teluk, atau laut seperti memancing,
berlayar, menyelam sambil melakukan pemotretan dengan
pemandangan indah di bawah permukaan air.
c. Wisata Cagar Alam (Taman Konservasi)
Wisata ini banyak dikaitkan dengan kegemaran akan keindahan
alam, kesegaran hawa udara di pegunungan, keajaiban hidup
binatang dan margasatwa yang langka serta tumbuhan yang jarang
terdapat di tempat-tempat lain.
d. Wisata Konvensi
Menurut Pendit, diartikan sebagai wisata konvensi, dengan
batasan: usaha jasa konvensi, perjalanan insentif, dan pameran.
Merupakan usaha dengan kegiatan memberi jasa pelayanan bagi
suatu pertemuan sekelompok orang untuk membahas masalah yang
berkaitan dengan kepentingan bersama.
e. Wisata Pertanian (Agrowisata)
Wisata ini memanfaatkan peluang bagi petani lokal untuk
meningkatkan pendapatannya. Keuntungan bagi wisatawan adalah

18
I Gusti Bagus Rai Utama, Pengantar Industri Pariwisata, (Yogyakarta: Deepublish,
2016), h.144-159.
14

dapat menikmati alam yang sehat dan mendapatkan produk


pertanian.
f. Wisata Buru
Wisata jenis ini banyak dilakukan di negeri-negeri yang memang
memiliki daerah atau hutan tempat berburu yang dibenarkan oleh
pemerintah dan digalakan oleh berbagai agen atau biro perjalanan.
g. Wisata Ziarah
Wisata ini sedikit banyak dikaitkan dengan agama, sejarah, adat
istiadat dan kepercayaan umat atau kelompok dalam masyarakat,
dilakukan oleh perorangan atau rombongan ke tempat-tempat suci.
Berbagai jenis wisata dapat berkembang di kemudian hari, seiring
bern ubahnya keinginan dan ketertarikan dari wisatawan. Hal ini
tentunya dapat membuka bisnis pariwisata yang harus
mempertimbangkan keinginan dan kebutuhan yang diminati oleh
wisatawan.
3. Daerah Tujuan Wisata
Daerah Tujuan Wisata adalah salah satu faktor penyebab
kunjungan wisatawan. Oleh karena itu peran daerah tujuan sangat
penting dalam industri pariwisata. Kegiatan pariwisata menawarkan
produksi jasa yang memberikan kenyamanan kepada konsumen.
Kepuasan konsumen ditentukan oleh berbagai faktor seperti tujuan
wisata, produk wisata, promosi, peran penduduk lokal, dan sistem
organisasi.
Perkembangan daerah tujuan wisata menyebabkan berkembangnya
pula industri penunjang kegiatan wisata seperti resort, hotel, pusat
souvenir, dan lain-lain. Permintaan wisata merupakan sejumlah
kesempatan yang diinginkan jika fasilitas-fasilitas suatu kawasan
wisata yang layak tersedia.
Suatu daerah dijadikan sebagai daerah tujuan wisata akan mampu
menarik wisatawan untuk mengunjunginya jika memenuhi syarat-
15

syarat untuk pembangunan daerahnya. Maryani menyebutkan beberapa


syarat-syarat tersebut adalah sebagai berikut :19
a. Daya tarik yang dapat disaksikan (What to see)
Hal ini mengisyaratkan bahwa pada daerah harus ada sesuatu yang
menjadi daya tarik wisata, atau suatu daerah mestinya mempunyai
daya tarik yang khusus dan atrakti budaya yang bisa dijadikan
sebagai hiburan bagi wisatawan. Apa yang disaksikan dapat terdiri
dari pemandangan alam, kegiatan kesenian dan atraksi wisata.
b. Aktivitas wisata yang dapat dilakukan (What to do)
Hal ini mengisyaratkan bahwa ditempat wisata, menyaksikan
sesuatu yang menarik, wisatawan juga mesti disediakan fasilitas
rekreasi yang bisa membuat para wisatawan betah untuk tinggal
lebih lama ditempat tujuan wisata.
c. Sesuatu yang dapat dibeli (Something to buy)
Tempat tujuan wisata mestinya menyediakan beberapa fasilitas
penunjang terutama barang suvenir dan kerajinan rakyat yang bisa
berfungsi sebagai oleh-oleh untuk dibawa pulang ke tempat asla
wisatawan.
d. Alat transportasi (What to arrived)
Untuk dapat mengunjungi daerah daya tarik tujuan wisata tersebut,
kendaraan apa yang digunakan dan berapa lama wisatawan tiba
ditempat tujuan wisata yang akan di tuju.
e. Penginapan (Where to stay)
Hal ini menunjukkan bagaimana wisatawan akan tinggal untuk
sementara selama mereka berlibur. Untuk menunjang keperluan
tempat tinggal sementara bagi wisatawan yang berkunjung, daerah
tujuan wisata perlu mempersiapkan penginapan-penginapan,
seperti hotel berbintang atau tidak berbintang dan sejenisnya.

19
I Gusti Bagus Rai Utama, Pemasaran Pariwisata, (Yogyakarta: CV Andi Offset, 2017)
h.144-145.
16

Sebagai daerah tujuan wisata, dalam menarik para wisatawan harus


dikelola sedemikian rupa agar keberlangsungan dan
kesinambungan terjamin.
4. Daya Tarik Wisata
Daya Tarik Wisata menurut Cooper, sebelum sebuah destinasi
diperkenalkan, terlebih dahulu mengkaji 4 aspek utama (4A) yang
harus dimiliki, yaitu:20
a. Atraksi (Attraction)
Atraksi merupakan suatu komponen yang signifikan dalam
menarik wisatawan. Suatu daerah dapat menjadi tujuan wisata jika
kondisinya mendukung untuk dikembangkan menjadi sebuah
atraksi wisata. Apa yang dikembangkan menjadi atraksi wisata
itulah yang disebut modal atau sumber kepariwistaan. Untuk
menemukan potensi kepariwisataan di suatu daerah orang harus
berpedoman kepada apa yang dicari oleh wisatawan. Modal atraksi
yang menarik kedatangan wisatawan itu ada tiga, yaitu: Natural
Resources, Atraksi Wisata Budaya dan Atraksi Buatan Manusia.
Modal kepariwisataan itu dapat dikembangkan menjadi
atraksi wisata ditempat dimana modal tersebut ditemukan. Ada
modal kepariwisataan yang dapat menahan wisatawan selama
berhari-hari dan dapat berkali-kali dinikmati, atau bahkan pada
kesempatan lain wisatawan bisa berkunjung ketempat yang sama.
Keberadaan atraksi menjadi alasan serta motivasi wisatawan untuk
mengunjungi suatu daya tarik wisata.
b. Aksesibilitas (Accessibility)
Aksesibilitas merupakan hal yang paling penting dalam
kegiatan pariwisata. Segala macam transportasi ataupun jasa
transportasi menjadi akses penting dalam pariwisata. Di sisi lain
akses ini di identifikasikan dengan transferabilitas, yaitu
20
Ida Bagus Dwi Setiawan ,”Identifikasi Potensi Wisata Beserta 4A(Attraction, Amenity,
Accessibility, Ancillary) di Dusun Sumber Wangi, Desa Pemuteran, Kecamatan Gerokgak,
Kabupaten Buleleng, Bali”. Skripsi pada Universitas Udayana Denpasar, 2015, h. 5-7.
17

kemudahan untuk bergerak dari daerah yang satu ke daerah yang


lain. Jika suatu daerah tidak tersedia aksesibilitas yang baik seperti
bandara, pelabuhan dan jalan raya, maka tidak akan ada wisatawan
yang mempengaruhi perkembangan aksesibilitas di daerah yang
satu ke daerah yang lain. Jika suatu daerah memiliki potensi
pariwista, maka harus disediakan aksesibilitas yang memadai
sehingga daerah tersebut dikunjungi.
Aksesibilitas dalam pariwisata berkenaan dengan tingkat
kemudahan seorang wisatawan mencapai suatu objek wisata.
Aksesibilitas penting diperhatikan, mengingat aspek tersebut bisa
memberikan pengaruh yang besar bagi para wisatawan.
c. Fasilitas (Amenity)
Amenity atau amenitas adalah segala macam sarana dan
prasarana yang diperlukan oleh wisatawan selama berada di daerah
tujuan wisata. Kebutuhan wisatawan tidak hanya menikmat
keindahan alam atau keunikan objek wisata melainkan memerlukan
sarana dan prasarana wisata seperti akomodasi (sarana kebersihan,
kesehatan, keamanan, komunikasi, tempat hiburan,
hotel/penginapan, restoran, dan toko cindera mata), transportasi
(jalan alternatif, aspal, hotmik dan jalan setapak), kendaraan
(angkutan umum, becak, ojek dan sepeda) dan lain-lain (musholla,
tempat parkir, MCK, dan shelter).
Baik prasarana maupun sarana kepariwisataan merupakan
“tourist supply” yang perlu dipersiapkan atau disediakan bila kita
hendak mengembangkan industri pariwisata. Berikut pengertian
prasarana dan sarana:21
1) Prasarana Kepariwisataan (Infrastructure)
Prasarana adalah semua fasilitas yang memungkinkan proses
perekonomian dapat berjalan dengan lancar sedemikian rupa,
sehingga dapat memudahkan manusia untuk memenuhi

21
Drs. Oka A. Yoeti, Op.cit, h. 11.
18

kebutuhannya. Jadi fungsinya adalah melengkapi sarana


kepariwisataan sehingga dapat memberikan pelayanan
sebagaimana mestinya. Dalam pengertian ini yang termasuk
dalam prasarana ialah:
a. Prasarana Umum (General Infrastructure)
Yaitu prasarana yang menyangkut kebutuhan umum bagi
kelancaran perekonomian misalnya, sistem persediaan air
bersih, pembangkit tenaga listrik, jaringan jalan raya dan
jembatan, airport, pelabuhan laut, terminal, stasiun, dan
telekomunikasi.
b. Kebutuhan masyarakat banyak (Basic Needs Of Civilized
Life)
Yaitu prasarana yang menyangkut kebutuhan masyarakat
banyak dan yang termasuk dalam kelompok ini ialah: rumah
sakit, apotek, bank, kantor pos, pom bensin, administration
office (pemerintahan umum, polisi, pengadilan, badan
legislatif, dan sebagainya).
2) Sarana Kepariwisataan
Ada tiga macam sarana kepariwisataan, dimana satu dengan
yang lainnya saling melengkapi. Dalam hubungan usaha setiap
negara untuk membuat wisatawan lebih banyak dan lebih lama
tinggal, maka ketiga sarana ini sangat memegang peranan
penting. Ketiga sarana yang dimaksudkan ialah:22
a. Sarana Pokok Kepariwisataan (Main Tourism Superstructure)
Yaitu perusahaan-perusahaan yang hidup dan kehidupannya
sangat tergantung kepada lalu lintas wisatawan dan travellers
lainnya. Fungsiya ialah menyediakan fasilitas pokok yang
dapat memberikan pelayanan bagi kedatangan wisatawan.
Misalnya travel agent, tour operator, camping area,
restaurant, tourist office dan tourist information center.

22
Drs. Oka A. Yoeti, Op.cit., h.11-12
19

b. Sarana Pelengkap Keapriwisataan (Supplementing Tourism


Superstructure)
Yaitu fasilitas-fasilitas yang dapat melengkapi sarana pokok
sedemikian rupa, sehingga fungsinya apat membuat
wisatawan lebih lama tinggal di tempat tau daerah yang
dikunjunginya. Kelompok yang termasuk ini adalah: fasilitas
untuk berolahraga seperti golf course, tennis court dan kolam
renang.
c. Sarana Penunjang Kepariwisataan (Supporting Tourism
Superstructure)
Yaitu fasilitas yang diperlukan wisatawan (khususnya
business tourist), yang berfungsi tidak hanya melengkapi
sarana pokok dan sarana pelengkap, tetapi fungsinya yang
lebih penting adanya agar wisatawan lebih banyak
membelanjakan uangnya di tempat yang dikunjunginya
tersebut. Misalnya, souvenirshop, bioskop atau opera. Sarana
semacam ini perlu diadakan untuk wisatawan tetapi tidaklah
mutlak pengadaannya.
d. Pelayanan Tambahan (Ancilliary)
Pelayanan tambahan harus disediakan oleh Pemda dari suatu
daerah tujuan wisata baik untuk wisatawan maupun untuk pelaku
priwisata. Pelayanan yang disediakan termasuk pemasaran,
pembangunan fisik, serta mengkoordinir segala macam aktivitas
dan dengan segala peraturan perundang-undangan. Ancilliary juga
merupakan hal-hal yang mendukung sebuah kepriwisataan, seperti
lembaga pengelolaan, Tourist Information, Travel Agent dan
Stakeholder yang berperan dalam kepariwisataan.
20

5. Pelaku Pariwisata
Adapun yang termasuk kedalam pelaku pariwisata dapat di
golongkan kedalam beberapa pelaku pariwisata. Berikut adalah pelaku
pariwisata:23
a. Foreign Tourist (Wisatawan Asing)
Orang asing yang melakukan perjalanan wisata, yang datang
memasuki suatu negara lain yang bukan merupakan negara di mana
ia biasanya tinggal.
b. Domestic Foreign Tourist
Orang asing yang berdiam atau bertempat tinggal pada suatu
negaara, yang mmelakukan perjalanan wisata di wilayah negara
dimana ia tinggal.
c. Domestic Tourist (Wisatawan Dalam Negeri)
Yaitu seseorang warga negara suatu negara yang melakukan
perjalanan wisata dalam batasan wilayah negaranya sendiri tanpa
melewati perbatasan negaranya.
d. Indigenous Foreign Tourist
Warga negara suatu negara tertentu, yang karena tugasnya atau
jabatannya berada di luar negeri, pulang ke negara asalnya dan
melakukan perjalanan wisata di negaranya sendiri.
e. Transit Tourist
Wisatawan yang sedang melakukan perjalanan wisata ke suatu
negara tertentu, yang terpaksa singgah atas kemauan sendiri.
f. Business Tourist
Orang yang melakukan perjalanan (orang aing atau warga negara
sendiri) untuk tujuan bisnis bukan wisata tetapi perjalanan wisata
akan dilakukannya setelah tujuan utama selesai.

23
Drs. Oka A Yoeti, “Pengantar Ilmu Pariwisata”, (Bandung: Angkasa, 1983), h.131-
133.
21

6. Wisata Kampung 99 Pepohonan


Wisata Kampung 99 Pepohonan berlokasi di Jl. Kh. Muhasan II
Kelurahan Meruyung Kecamatan Limo Kota Depok, Jawa Barat.
Kampung 99 Pepohonan merupakan sebuah area yang dirancang oleh
penghuninya sebagai hunian yang bersahabat dengan alam serta
menjalankan konsep gaya hidup sehat untuk kembali merasakan
keasrian alam. Berbagai atraksi yang ditawarkan bagi pengunjung,
seperti memerah susu kambing/sapi, membuat youghurt, restoran
dengan berbagai makanan tanpa pengawet, memandikan kerbau,
menanam pohon, outbond, menanam padi, memacing ikan, meraskan
tinggal di rumah hunian yang unik dengan berbagai bentuk berbeda,
serta menyaksikan acara musik di setiap akhir pekan. Serta memiliki
panorama khas pepohohonan, persawahan seperti sayuran atau kacang-
acangan, dan lingkungan khas pedesaan. Dalam aktivitas bisnisnya,
sisi edukasi sangat erat dan kental dalam beberapa paket wisata yang
dimiliki Kampung 99 Pepohonan. Angka 99 dipilih karena memiliki
banyak arti, pertama angka 99 yang diambil dari sifat-sifat Allah
(Asma’ul Husna). Selain itu juga, angka 99 merupakan angka yang
unik karena di dalam angka 99 telah mencakup keseluruhan bilangan,
dan angka 99 dipilih juga merupakan hasil musyawarah yang dihadiri
oleh seluruh keluarga.24

B. Studi Kelayakan
Studi kelayakan (Feasibility Study) merupakan kajian yang bersifat
praktis atas berbagai keunggulan dan kelemahan sumber daya yang
tersedia yang akan dijadikan basis penyusunan rencana proyek. Studi
kelayakan memuat analisis tentang masalah yang mungkin terjadi jika

24
Angga Cahyo Utomo,”Analisis Strategi Pengembangan Kampung 99 Pepohonan
Kecamatan Limo Kota Depok”, Skripsi pada Institut Pertanian Bogor, 2014, h.3.
22

suatu proyek akan dijalankan dan kemungkian untuk mengatasinya secara


efektif. Biasa yang studi kelayakan dilakukan untuk maksud berikut :25
a. Mengevaluasi kondisi nyata suatu proyek atau layanan
b. Mengevaluasi pengembangan produk dan jasa
c. Mengevaluasi peluang penciptaan produk dan jasa baru
d. Mengidentifikasi penyandang dana yang potensial bagi proyek.
Jadi, dari pengertian tentang studi kelayakan (feasibility study) diatas,
studi kelayakan merupakan kajian yang bersifat praktis atas berbagai
keunggulan dan kelemahan sumber daya yang tersedia. Studi kelayakan
bertujuan untuk mengkaji apakah suatu proyek layak dikembangkan atau
tidak. Menurut Steck, khusus di dalam perencanaan pariwisata, studi
kelayakan dapat diarahakan untuk menjawab tiga pertanyaan berikut :26
a. Tujuan dan kepentingan
Tujuan apa dan kepentingan siapa yang harus di capai dalam proyek
dan para pelaku ekonomi
b. Daya-dukung
Apakah kondisi lingkungan, sosial, dan budaya lokal benar-benar
mampu mendukung pengembangan pariwisata.
c. Keuntungan
Apakah kondisi dasar fisik lingkungan sekitar cukup kuat untuk
memungkinkan keuntungan dari pariwisata yang dapat digunakan bagi
kepentingan kawasan terindung atau dapat dinikmati oleh kelompok
sasaran atau masyarakat lokal yang berada di sekitar objek wisata.
1. Standar Kelayakan Objek Daerah Wisata
Standar kelayakan menjadi daerah wisata menurut Lothar A. Kreck
adalah sebagaimana disajikan pada Tabel 2.1 :27

25
Gigih Mulyo Nugroho dkk, “Studi Kelayakan Potensi Pengembangan Wisata Pantai
Kondang Merak”, Research Study Club pada Universitas Brawijaya Malang, 2012, h.9.
26
Maulana Yustihar dan Ibnu Pratiko, dkk “Tinjauan Parameter Fisik Pantai Mangkang
Kulon Untuk Kesesuaian Pariwisata Pantai di Kota Semarang”. Journal of Marine Research Vol.
1, nomor 2, tahun 2012, h. 8-16 .
27
Irma Herlina Way dkk, “Analisis Kebutuhan Prasarana dan Sarana Pariwisata di Danau
Uter Kecamatan Aitinyo Kabupaten Maybrat Propinsi Papua Barat”. Jurnal pada Universitas Sam
Ratulangi Manado, 2016, h.29.
23

Tabel 2.1
Standar Kelayakan Daerah Tujuan Wisata
No Kriteria Standar Minimal
1 Objek Terdapat salah satu unsur alam, sosial
ataupun budaya
2 Akses Adanya jalan, kemudahan, rute, tempat
parkir, dan harga parkir yang terjangkau
3 Akomodsi Adanya pelayanan penginapan (hotel, wisma,
losmen, dan lain-lain)
4 Fasilitas Agen perjalanan, pusat informasi, salon,
fasilitas kesehatan, pemadam kebakaran,
hydrant, TIC (Tourism Information Centre),
Guiding (Pemandu Wisata), Plang informasi,
Petugas yang memeriksa masuk dan
keluarnya wisatawan (petugas entry dan exit)
5 Transfortasi Adanya transfortasi lokal yang nyaman,
variatif yang menghubungkan akses masuk
6 Catering Service Adanya pelayanan makanan dan minuman
(Restaurant, Rumah Makan, warung nasi,
dan lain-lain)
7 Aktivitas Rekreasi Terdapat sesuatu yang dilakukan di lokasi
wisata, seperti berenang, terjun payung,
berjemur, berselancar, jalan-jalan, dan lain-
lain
8 Pembelanjaan Adanya tempat pembelian barang-barang
umum
9 Komunikasi Adanya televisi, telepon umum, radio, sinyal
telephone, seluler, penjual voucher (Isi ulang
pulsa seluler) dan internet akses
10 Sistem Perbankan Adanya bank (beberapa jumlah dan jenis
bank dan ATM beserta sebarannya)
11 Kesehatan Poliklinik poli umum/jaminan ketersediaan
pelayanan yang baik untuk penyakit yang
mungkin diderita wisatawan
12 Keamanan Adanya jaminan keamanan (petugas khusus
keamanan, polisi wisata, pengawas pantai,
rambu-rambu perhatian, pengarah kepada
wisatawan)
13 Kebersihan Tempat sampah dan rambu-rambu peringatan
tentang kebersihan
14 Sarana Ibadah Terdapat salah satu sarana ibadah bagi
wisatawan
15 Sarana Pendidikan Terdapat salah satu sarana pendidikan formal
16 Sarana Olahraga Terdapat alat dan perlengkapan untuk
berolahraga
24

Menurut Arafah dan Alamsyah, analisis kelayakan ekowisata di bagi


kedalam tujuh aspek yaitu:28
a. Daya Tarik
Daya tarik merupakan suat faktor yang membuat orang berkeinginan
untuk mengunjungi dan melihat secara langsung ke suatu tempat yang
menarik. Unsur-unsur yang menjadi daya tarik diantara keindahan
alam, keunika kawasan, banyaknya sumber daya yang menonjol,
keutuhan sumber daya alam, kepekaan sumber daya alam, pilihan
kegiatan rekreasi, kelangkaan flora dan fauna, serta kerawanan
kawasan.
b. Aksesibilitas
Aksesibilitas suatu indikasi yang menyatakan mudah tidaknya suatu
objek untuk dijangkau. Aksesibilitas merupakan faktor yang tidak
dapat dipisahkan dalam mendorong potensi pasar. Unsur-unsur yang
dinilai dalam aksesibilitas yaitu jarak kawasn dengan bandara,
terminal dan pelabuhan, ketersediaan angkutan umum, kenyamanan
perjalanan dan kondisi dan jarak jalan darat.
c. Kondisi Lingkungan Sosial Ekonomi Masyarakat
Kondisi lingkungan adalah keadaan lingkungan alam maupun
masyarakat dalam radius 1 km dari batas luar objek wisata. Unsur-
unsur kondisi lingkungan yang menjadi penilaian adalah status
pemilikan tanah, tingkat pengangguran, mata pencarian, pendidikan,
media yang masuk, tingkat kesuburan tanah, sumber daya alam
mineral dan sikap masyarakat.
d. Akomodasi
Dalam kegiatan wisata memerlukan peranan fasilitas akomodasi,
dalam hal ini adalah adanya sarana yang cukup untuk
penginapan/perotelan khususnya bagipengunjung yang berasal dari
tempat yang jauh. Unsur yang digunakan dalam menilai

28
Intan Maharani, 2016. ”Analisis Kelayakan Potensi Ekowisata Pada Kawasan Wisata
Alam Bungi”, Skripsi pada Universitas Halu Oleo Kendari, 2016, h. 17-19.
25

perhotelan/penginapan didasarkan pada jumlah kamar


hotel/penginapan yang berada radius 15 km dari objek wisata.
e. Sarana dan Prasarana Penunjang
Peranan dari sarana dan prasarana penunjang adalah untuk menunjang
kemudahan dan kepuasan pengunjung. Unsur-unsur yang termasuk
dalam prasarana penunjang dalam penelitian ini diantaranya kantor
pos, warnet, jaringan telepon seluler, puskesmas/klinik, wartel.
Sedangkan sarana penunjangnya adalah rumah makan/minum, pusat
perbelanjaan/pasar, bank, tempat peribadahan dan toilet umum.
f. Keamanan
Keamanan dalam lokasi wisata merupakan salah satu hal yang harus
dipertimbangkan dalam berwisata, karena hal ini menyangkut prsoalan
keyamanan dan kepuasan dalam menikmati suasana alami selama
perjalanan menuju kawasan wisata. Adapun hal yang menjadi unsur
penilaian keamanan diantaranya kenyamanan perjalanan dan kondisi
jembatan menuju objek wisata.
g. Hubungan dengan Objek Wisata Lain
Hubungan dengan objek wisata lain harus diperhatikan dalam
pengembangan suatu objek wisata, guna mengetahui adanya ancaman
atau dukungan yang diakibatkan oleh keberadaan objek wisata lain
bagi perkembangn wisata ke depan. Unsur yang termasuk dalam
penilaian hubungan dengan objek wisata lain yaitu jarak objek-objek
wisata lain baik sejenis aupun tidak sejenis di Kabupaten/Kota yang
berdekatan dengan objek
2. Standar Kelayakan Objek Taman Wisata
Parameter fisik taman wisata merupakan kriteria kelayakan suatu
taman untuk tujuan wisata. Analisis kesesuaian taman wisata merujuk pada
hasil modifikasi penelitian yang dilakukan oleh Erlinda Faradilla, dkk
(2017) pada matriks analisis kesesuain taman wisata, yaitu : tekstur tanah,
26

drainase tanah, kemiringan lahan, kerikil dan kerakal. 29 Matrik analisis


seperti disajikan pada Tabel 2.2 :
Tabel 2.2
Matrik Kesesuaian Lahan untuk Taman Wisata
No Parameter S1 S S2 S S3 S N S
1 Tekstur Lempu- 4 Lempu- 3 Liat, 2 Liat, 1
tanah ng, ng, ber- ber-
berpasir berdebu pasir debu
2 Drainase Cepat, 4 Baik, 3 Agak 2 Sang- 1
tanah agak agak buruk, at
cepat baik buruk buruk
3 Kemiring- 0-8% 4 8-15% 3 15- 2 25- 1
an lahan Datar Landai 25% 40%
Agak curam
curam
4 Kerikil 0-25% 4 25-30% 3 30- 2 >50% 1
dan 50%
kerakal
Sumber: Hardjowigeno dan Widiatmaka 2007 (dalam Modifikasi Erlinda
Faradilla, dkk 2017)
Keterangan :
S = Skor. Skor 4 diberikan pada kategori S1 (Sangat Sesuai); skor 3 untuk
kategori S2 (Cukup Sesuai); skor 2 untuk kategori S3 (Sesuai Marjinal);
skor 1 untuk N (Tidak Sesuai).
Dari beberapa teori tersebut dihasilkan kesimpulan cara mengukur
kelayakan menurut Komisi Koordinasi Objek Wisata Alam, yang
merupakan salah satu nama lembaga atau badan yang ditunuk pemerintah
untuk menalankan perannya atau tanggung jawab terhadap pengelolaan
objek wisata di Indonesia. Adapun beberapa aspek yang menjadi
parameter kelayakan Kampung 99 Pepohonan adalah, seperti disajikan
pada Tabel 2.3 berikut:30

29
Erlinda Faradilla, Kaswanto, dkk. “Analisis Kesesuaian Lahan Untuk Ruang Terbuka
Hijau dan Ruang Terbuka Biru di Sentul City, Bogor”. Jurnal Arsitektur Lanskap. Vol. 9, No. 1,
2017.
30
Jakiatin Nisa. “Studi Kelayakan Kebun Teh Gunung Mas sebagai Daerah Tujuan
Wisata di Jawa Barat”, Skripsi pada Universitas Pendidikan Indonesia, 2007.
27

Tabel 2.3
Kesimpulan Standar Kelayakan Kampung 99 Pepohonan
No Kriteria Standar Minimal
1 Faktor Fisik Tekstur tanah, Drainase tanah, Kemiringan
lahan, Kerikil dan kerakal.
2 Daya Tarik Objek Keragaman yang dapat dinikmati seperti
wista panorama khas pepohonan, persawahan dan
lingkungan khas pedesaan. Selain itu variasi
kegiatan yang dapat dilakukan seperti
bertani, memerah susu, berenang, outbond,
dan lain-lain.
3 Sosial Ekonomi Mata pencaharian (Petani, peternak,
pedagang, jas, wiraswasta, PNS),
Demografi, Event Budaya (Musik
tradisional, adat pernikahan, festival budaya,
seni tarian), Pendidikan (SD, SMP, SMA,
S1) dan Pertanian (Padi, jagung, sayuran,
kacang-kacangan).
4 Aksesibilitas Jarak lokasi objek wisata dengan pusat
pemerintahan harus < 10 Km, Kondisi jalan
beraspal dengan kondisi baik tidak
bergelombang dan dapat dilalui semua jenis
kendaraan, jenis kendaraan yang digunakan
seperti bus, elf, mobil dan motor, tempat
parkir harus teralokasi dan luas memadai
110-150 m² dan Jarak dengan objek wisata
lain harus < 1 km.
5 Sarana dan Restoran, tempat edukasi, Kebersihan,
Prasarana toilet, tempat parkir, papan petunjuk, taman
bermain, ibadah, kesehatan, keamanan,
internet akses, kantor turis, tempat belanja,
transportasi, penginapan dan ATM.
C. Hasil Penelitian yang Relevan
1. Angga Cahyo Utomo, Tahun 2014 Skripsi yang berjudul, “Analisis
Strategi Pengembangan Kampung 99 Pepohonan Kecamatan Limo
Kota Depok”. 31 Tujuan penelitian ini yaitu mengidentifikasi faktor
internal-eksternal, merumuskan alternatif strategi dan menentukan
prioritas strategi pengembangan, dengan menggunakan metode Matriks
IE dan Matriks QSPM. Adapun hasil analisis matriks menggambarkan
bahwa Kampung 99 Pepohonan berada pada kuadran tahapan menjaga

31
Angga Cahyo Utomo, “Analisis Strategi Pengembangan Kampung 99 Pepohonan
Kecamatan Limo Kota Depok”, Skripsi Institut Pertanian Bogor, 2014.
28

dan memelihara, dengan strategi penetrasi pasar dan pengembangan


produk.
2. Fikri Faila Sufah, Tahun 2015 Skripsi yang berjudul, “Survey Tingkat
Kelaykan Wahana Water Boom Mulia Wisata di Kecamatan Dawe
Kabupaten Kudus”. 32 Tujuan penelitian, untuk mengetahui kelayakan
wisata, dengan menggunakan metode survei, pendekatan kualitatif dan
standar kelayakan dari GN Technologies sebagai acuan. Hasil dari
penelitian ini menunjukan bahwa tingkat kelayakan wahana di
waterboom Mulia Wisara secara keseluruhan dapat dikatakan cukup
layak, dimana kondisi ini berada pada interval 50,6%-75,5%.
3. Intan Maharani, Tahun 2016 Skripsi yang berjudul, “Analisis
Kelayakan Potensi Ekowisata Pada Kawasan Wisata Alam Bungi
Kecamatan Kokalukuna Kota Baubau”. Tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui potensi objek ekowisata pada kawasan wisata alam
Bungi Kecamatan Kokalukuna Kota Baubau dan mengetahui nilai
kelayakan objek ekowisata pada kawasan Wisata Alam Bungi, dengan
metode penelitian survei. Hasil penelitian kelayakan potensi ekowisata
pada kawasan wisata alam Bungi Kecamatan Kokalukuna Kota Baubau
dapat diketahui bahwa kawasan tersebut layak untuk dikembangkan
dengan tingkat kelayakan yang dinyatakan berdasarkan kriteria
kelayakan setiap kelas, dengan diperoleh nilai untuk Daya Tarik 930,
Aksesibilitas 550, Akomodasi 180, Sarana dan Prasarana 300.33
4. Fika Aulia, Tahun 2017 Skripsi berjudul, “Studi Kelayakan Taman
Wisata Tirta Sayaga Sebagai Daerah Tujuan Wisata di Kabupaten
Bogor”. 34 Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat
kelayakan taman wisata, dengan menggunakan metode kuantitatif
deskriptif. Adapun hasil dari penelitian ini menggunakan teknik

32
Fikri Faila Sufah, “Survey Tingkat Kelaykan Wahana Water Boom Mulia Wisata di
Kecamatan Dawe Kabupaten Kudus”, Skripsi pada Universitas Negeri Semarang, 2015.
33
Intan Maharani, “Analisis Kelayakan Potensi Ekowisata Pada Kawasan Wisata Alam
Bungi Kecamatan Kokalukuna Kota Baubau”, Skripsi pada Universitas Halu Oleo, Kendari, 2016.
34
Fika Aulia, “Studi Kelayakan Taman Wisata Tirta Sayaga Sebagai Daerah Tujuan
Wisata di Kabupaten Bogor”, Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2017.
29

skoring, dengan jumlah 57 dari 3 aspek yaitu aspek produk, aspek


pelayanan dan aspek pengelolaan.
5. Vivi Tiara Mandela, Tahun 2018 Skripsi berjudul, “Studi Kelayakan
Pantai Gemah Sebagai Daerah Tujuan Wisata di Kabuaten
35
Tulungagung Jawa Timur”. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui tingkat kelayakan taman wisata, dengan menggunakan
metode kuantitatif deskriptif. Hasil dari penelitian ini di peroleh skor
323 dari faktor fisik, daya tarik, sosial ekonomi, aksesibilitas dan sarana
prasarana, seperti disajikan pada Tabel 2.4 berikut:
Tabel 2.4
Penelitian Relevan
No Penulis Judul Persamaan dan Perbedaan
1 Angga Analisis Strategi Persamaan, tempat penelitian
Cahyo Pengembangan di Kampung 99 Pepohonan.
Utomo Kampung 99 Perbedaan, membahas
Pepohonan tentang bisnis suatu wisata
Kecamatan Limo dan analisis strategis
Kota Depok. pengembangan suatu wisata.
2 Fikri Faila Survey Tingkat Persamaan membahas tentang
Sufah Kelaykan Wahana Studi Kelayakan, perbedaan
Water Boom Lokasi penelitian di wahana
Mulia Wisata di Water Boom dan analisis data
Kecamatan Dawe yang dilakukan menurut
Kabupaten Kudus FINA tahun 2012 dan GN
3 Intan Analisis Persamaan, dalam mengkaji
Maharani Kelayakan kelayakan wisata. Perbedaan,
Potensi Ekowisata dalam penelitian ini hanya
Pada Kawasan menjelaskan daftar penilaian
Wisata Alam objek wisata meliputi daya
Bungi Kecamatan tarik, aksesibilitas,
Kokalukuna Kota akomodasi, sarana dan
Baubau prasarana penunjang.
4 Fika Aulia Studi Kelayakan Persamaan, dalam mengkaji
Taman Wisata kelayakan dan menggunakan
Tirta Sayaga metode penelitian yang sama,
Sebagai Daerah yaitu kuantitatif deskriptif.
Tujuan Wisata di Perbedaan, dalam penelitian
Kabupaten Bogor ini hasil perhitungan dari
Dinas Pariwisata Bogor.

35
Vivi Tiara Mandela, “Studi Kelayakan Pantai Gemah Sebagai Daerah Tujuan Wisata
di Kabuaten Tulungagung Jawa Timur”, Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2018.
30

Tabel 2.4 (Lanjutan)


5 Vivi Tiara Studi Kelayakan Persamaan, dalam
Mandela Pantai Gemah menentukan variabel
Sebagai Daerah penelitian dengan metode
Tujuan Wisata di penelitian kuantitatif
Kabuaten deskriptif. Perbedaan, dalam
Tulungagung jumlah skoring dan instrumen
Jawa Timur untuk aspek fisik.
D. Kerangka Berfikir
Pariwisata merupakan aktivitas atau perjalanan yang dilakukan
seseorang atau lebih untuk tujuan tertentu dan bersifat sementara. Adapun
bagian dari pariwisata dapat dilihat dari jenis-jenis wisata, daerah tujuan
wisata, daya tarik wisata dan pelaku wisata. Suatu daerah bisa dikatakan
menjadi daerah tujuan wisata apabila memiliki potensi yang layak,
sehingga dapat menarik wisatawan datang. Adapun parameter kelayakan
diambil dari teori Lothar dan Arafah, yang kemdiah disimplkan oleh
Komisi Koordinasi Wisata Alam adalah dilihat dari aspek fisik, daya tarik
wisata, sosial ekonomi, aksesibilitas dan sarana prasarana.
Studi mengenai analisis kelayakan objek wisata di Kampung 99
Pepohonan sebagai daerah tujuan wisata salah satunya dengan aspek fisik
taman wisata yang mengacu pada penelitian terdahulu yang dilakukan oleh
Erlinda Faradilla, dkk pada tahun 2017. Adapun parameter kesesuain lahan
untuk taman wisata sebagai berikut: a) Tekstur tanah, b) Drainase tanah, c)
Kemiringan lahan, d) Kerikil dan kerakal. Pada sub indikator dari daya
tarik, sosial ekonomi, aksesibilitas dan sarana prasarana mengacu pada
Komisi Koordinasi Objek Wisata Alam dalam penelitian terdahulu yang
dilakukan oleh Jakiatin Nisa. Adapun sub indikator dari daya tarik wisata
yaitu kegiatan yang dilakukan dilokasi wisata seperti bertani, memerah
susu, berenang, outbond. Sub indikator dari aksesibilitas yaitu, a) Jarak
lokasi objek wisata dengan pusat pemerintah, b) Kondisi jalan, c)
Ketersediaan modal transportasi, c) Kemudahan pencapaian, d) Tempat
parkir, e) Jarak dengan objek wisata lain. Sub indikator dari sosial
ekonomi masyarakat yaitu, a) Mata pencaharian, b) Pendidikan, c) Sikap
masyarakat, d) Pertanian masyarakat, dan sub indikator dari sarana
31

prasarana yaitu, a) Restoran, b) Sarana ibadah, c) Kesehatan, d)


Keamanan, e) Kebersihan, f) Internet akses, g) Tempat belanja, h) Pusat
informasi, i) Plang informasi, j) Petugas penjaga tiket. Berikut merupakan
kerangka berfikir dari penelitian ini dapat dilihat pada gambar 2.1.

Pariwisata Studi Kelayakan

Jenis Wisata Daerah Tujuan Daya Tarik Pelaku


Wisata Wisata Pariwisata

Identifikasi Potensi Kelayakan

Studi Kelayakan Objek Taman Wisata Studi Kelayakan Objek Daerah Wisata

Modifikasi dari Erlinda Lothar, Arafah dan Komisi


Faradilla, dkk (2017) Koordinasi Wisata Alam(2007)

Faktor Fisik : Daya tarik : Aksesibilitas : Sosial Sarana dan


- Tekstur Kegiatan - Jarak lokasi ekonomi Prasarana :
tanah yang dapat objek wisata masyarakat : - Restoran
- Drainase dilakukan di dengan pusat - Mata - Sarana
tanah lokasi pemerintahan pencaharian ibadah
- Kemiringan wisata, - Kondisi jalan - Pendidikan - Kesehatan
lahan - Bertani - Ketersediaan - Sikap - Keamanan
- Kerikil dan - Memerah modal masyarakat - Kebersihan
kerakal susu transportasi - Pertanian - Internet
- Berenang - Kemudahan masyarakat akses
- Outbond pencapaian - Tempat
- Tempat parkir belanja
- Jarak dengan - Pusat
objek wisata informasi
lain - Plang
informasi
- Petugas
penjaga tiket
Gambar 2.1
Kerangka Berfikir Penelitian
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian


1. Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Taman Wisata Kampung 99 Pepohonan
yang berada di Kelurahan Meruyung, Kecamatan Limo, Kota Depok.
Kota Depok merupakan salah satu kota yang terletak di bagian
Provinsi Jawa Barat.

Gambar 3.1
Peta Lokasi Penelitian

2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan mulai dari bulan Mei 2019 sampai
dengan bulan Februari 2020, dengan perincian pada Tabel 3.1.

32
33

Tabel 3.1
Waktu Penelitian
Tahun 2019 Tahun
2020
Kegiatan
Bulan Bulan
05 06 07 08 09 10 11 12 01 02
Penyusunan
BAB I
Penyusunan
BAB II
Penyusunan
BAB III
Penyusunan
BAB IV
Penyusunan
BAB V dan
Lampiran
Sidang
Munaqosah

B. Metode Penelitian
Metode Penelitian menurut Sugiyono adalah cara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Penelitian ini
menggunakan metode Deskriptif Kuantitatif. Metode Kuantitatif
dinamakan metode tradisional karena metode ini sudah lama digunakan
oleh peneliti. Metode ini disebut metode kuantitatif karena data penelitian
berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik, yang
menggunakan jenis metode survei dalam pengumpulan data primer. Data
yang telah terkumpul selanjutnya dianalisis dengan menggunakan statistik
deskriptif .36 Penelitian Deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk
mengetahui nilai variabel mandiri, baik suatu variabel atau lebih tanpa
membuat suatu perbandingan, atau penghubungan dengan variabel lain.37

36
Prof. Dr. Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung:
Alfabeta CV, 2011), h. 7-8.
37
Surahman, dkk. Metodologi Penelitian, (Jakarta Selatan: Pusdik SDM Kesehatan,
2016), h.8.
34

C. Populasi dan Sampel


1. Populasi
Populasi terdiri atas sekumpulan objek yang menjadi pusat
perhatian, yang dari padanya terkandung informasi yang ingin
diketahui. 38 Berdasarkan pengertian tersebut maka yang menjadi
populasi dalam penelitian ini adalah:
a. Populasi wilayah, yaitu daerah objek Wisata Kampung 99
Pephonan yang terletak di Kelurahan Meruyung, Kecamatan Limo,
Kota Depok.
b. Populasi manusia, yaitu: wisatawan, pengelola dan penduduk
sekitar objek wisata. Dari hasil wawancara kurang lebih 60
responden.
2. Sampel
Sampel yaitu himpunan bagian (subset) dari suatu populasi.
Sebagian bagian dari populasi, sample memberikan gambaran yang
benar tentang populasi.39 Metode pengambilan sampel pada penelitian
ini menggunakan Accidental Sampling, adalah pengambilan sampel
dilakukan atas dasar seadanya tanpa direncanakan terlebih dahulu dan
peggambaran hasil dari pengumpulan data tidak didasarkan pada suatu
metode yang baku, misalnya terjadi suatu keadaan luar biasa, data
yang sudah terkumpul disajikan secara deskriptif dan hasil tersebut
tidak di generalisasikan. 40 Sampel dapat terpilih karena berada pada
waktu, situasi, dan tempat yang tepat. 41 Menurut Ari Kunto, ketika
populasi kurang dari 100, maka lebih baik diambil semua hingga
penelitiannya merupakan penelitian populasi. Sampel wisatawan
sebanyak 60 orang, pihak pengelola 1 orang dan 1 orang untuk
masyarakat sekitar Kampung 99 Pepohonan.

38
Gulo W, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia, 2002),
h.55.
39
Gulo W, Ibid, h.56
40
Surahman, dkk. Op.cit, h.96
41
Priyono, Metode Penelitian Kuantitatif, (Surabaya: Zifatama Publishing, 2014) h.118
35

D. Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Data Primer
Data primer adalah data yang dikumpulkan secara langsung oleh
peneliti dan bisa dikumpulkan menggunakan metode survei, observasi,
eksperimen ataupun dokumentasi. 42 Data primer atau data utama
penelitian ini adalah data hasil pengamatan dan dokumentasi Wisata
Kampung 99 Pepohonan.
2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang tidak dikumpulkan peneliti
secara langsung melainkan diambil dari berbagai dokumen cetak
43
ataupun elektronik. Seperti data dari peneliti terdahulu, Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata, Jurnal Ilmiah, data sensus, dan lain-lain.
E. Variabel Penelitian
Variabel merupakan konsep yang mempunyai variasi nilai. Variabel
juga diartikan sebagai karakteristik dari orang, objek, atau kejadian yang
berbeda dalam nilai-nilai yang dijumpai pada orang, objek atau kejadian
tersebut.44 Berikut variabel yang digunakan dalam penelitian di Kampung
99 Pepohonan seperti disajikan pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2
Penjabaran Variabel Penelitian
Variabel Sub variabel Sub Indikator Variabel
Faktor fisik - Tekstur tanah
- Drainase tanah
- Kemiringan lahan
Kelayakan Kampung - Kerikil dan kerakal
99 Pepohonan Daya Tarik - Bertani
- Memerah susu
- Berenang
- Outbond

42
Asmaul Husna dan Budi Suryana, Metodologi Penelitian dan Statistik, (Jakarta: Pusat
Pendidikan Sumber Daya Manusia Kesehatan, 2017), h.124.
43
Asmaul Husna dan Budi Suryana, Ibid.
44
Muri Yusuf, Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif, dan Gabungan, (Jakarta:
Kencana, 2014), h.102.
36

Tabel 3.2 (Lanjutan)


Sosial ekonomi Faktor sosial, meliputi:
masyarakat - Mata pencaharian
- Demografi penduduk
- Angkatan kerja
- Pendidikan
- Pertanian Masyarakat
Aksesibilitas - Jarak lokasi terhadap
pusat pemerintahan
- Kondisi jalan
- Ketersediaan modal
transportasi
- Kemudahan pencapaian
- Tempat parkir
- Jarak dengan wisata lain
Kelayakan Kampung Sarana dan - Rumah makan
99 Pepohonan prasarana - Edukasi
- Kebersihan
- Toilet
- Tempat parkir
- Papan petunjuk
- Playing Ground
- Tempat ibadah
- Kantor
- Kesehatan
- Keamanan
- Internet akses
- Transportasi
- Toko sovenir
- Penginapan
- Aktivitas rekreasi
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah:
1. Observasi
Observasi adalah cara pengumpulan data penelitian melalui
pengamatan terhadap suatu objek atau proses, baik secara visual
pancaindera, atau alat, untuk memperoleh informasi yang diperlukan
dalam upaya menjawab masalah penelitian. 45 Pada penelitian ini
penulis memilih menggunakan observasi terstruktur, yaitu observasi
yang telah dirancang secara sistematis, tentang apa yang akan diamati,

45
Surahman, dkk. Op.cit., h.153
37

kapan dan di mana tempatnya. Sehingga pada saat observasi sudah


ditemukan objek apa saja yang akan diobservasi.
2. Wawancara
Menurut Sugiyono, wawancara digunakan sebagai teknik
pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan
untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila
peneliti ingin mengetahui hal-hal dari resonden yang lebih
46
mendalam. Pedoman wawancara yang digunakan pada penelitian ini
adalah semi terstruktur, dengan menyiapakan pedoman wawancara
yang telah disiapkan sebagai instrumen wawancara, seperti disajikan
pada Tabel 3.3.
Tabel 3.3
Pedoman Wawancara Pengelola Wisata
No Indikator Sub Indikator Butir
soal
1 Keadaaan pengelola 1. Jam operasional pengelola 1,2
Kampung 99 Pepoonan
2. Job desk pengelola
Kampung 99 Pepohonan
3. Besar gaji rata-rata
pengelola Kampung 99
Pepohonan
2 Jumlah pengunjung 1. Rata-rata jumlah 3,4,5
rata-rata pengunjung
2. Tarif tiket masuk

3 Keadaan 1. Potensi objek wisata 6,7,8


lingkungan fisik Kampung 99 Pepohonan
2. Ketersediaan air bersih di
Kampung 99 Pepohonan
3. Sistem kebersihan di area
wisata
4 Keadaan daya tarik 1. Keragaman yang dapat 9,10
dinikmati
2. Kegiatan wisata yang dapat
dilakukn di Kampung 99
Pepohonan
5 Keadaan 1. Sikap masyarakat sekitar 11
masyarakat sekitar terhadap objek wisata
46
Sugiyono,Op.cit, h.137
38

Tabel 3.3 (Lanjutan)


6 Keadaan 1. Kondisi jalan di Kampung 12
aksesibilitas 99 Pepohonan
7 Keadaan sarana dan 1. Sarana dan prasarana yang 13,14
prasarana tersedia di Kampung 99
Pepohonan
2. Keadaan sarana dan
prasarana tersebut
Pedoman wawancara untuk pengelola dan masyarakat ditentukan
dari beberapa aspek yang diteliti, sehingga dapat menentukan
pertanyaan yang sesuai dan dibutuhkan dalam penelitian. Berikut
pedoman wawancara masyarakat sekitar seperti yang disajikan pada
Tabel 3.4.
Tabel 3.4
Pedoman Wawancara Masyrakat
No Indikator Sub Indikator Butir
soal
1 Mata 1. Pola mata pencaharian 1,2
pencaharian masyarakat sekitar Kampung 99
masyarakat Pepohonan
2. Berapa besar pendapatan rata-
rata per-bulan
2 Pendidikan 1. Tingkat pendidikan masyarakat 3
masyarakat sekitar
3 Pertanian 1. Tuzmbuhan yang ditanam oleh 4
masyarakat masyarakat
4 Respon 1. Respon masyarakat terhadap 5
masyarakat objek wisata
5 Event budaya 1. Upacara adat istiadat yang 6,7
masih dilakukan oleh
masyarakat sekitar Kampung 99
Pepohonan
2. Kesenian yang masih
berkembang di masyarkat
sekitar Kampung 99 Pepohonan

3. Angket
Angket atau kuesioner sebagai alat pengumpul data umumnya
terdiri dari serangkaian pertanyaan atau pertanyaan tertulis yang
digunakan untuk mengumpulkan informasi penelitian yang
dikehendaki, pertanyaan dalam kuesioner diupayakan agar mewakili
39

47
semua jawaban yang mungkin dipilih oleh responden. Tujuan
penyebaran angket adalah mencari informasi yang lengkap mengenai
suatu masalah tanpa khawatir bila responden memberikan jawaban
apabila tidak sesuai dengan kenyataan. Angket penelitian ini akan
ditunjukkan kepada wisatawan Kampung 99 Pepohonan sebagai
responden, seperti yang disajikan pada Tabel 3.5.
Tabel 3.5
Pedoman Angket Wisatawan
No Sub Indikator Pertanyaan
1 Keadaan wisatawan a. Identitas wisatawan
2 Kondisi fisik tempat a. Faktor pengaruh wisatawan
wisata berkunjung ke objek wisata
b. Aktivitas yang dapat dilakukan
wisatawan
c. Keragaman panorma yang dapat
dinikmati wisatawan
3 Kondisi aksesibilitas a. Transportasi yang digunakan
wisatawan
b. Kondisi jalan menuju objek wisata
4 Kondisi sarana dan a. Tanggapan wisatawan tentang
prasarana sarana dan prasarana yang terdapat
di area objek wisata

4. Dokumentasi
Dokumen merupakan catatan atau karya seseorang, dokumen juga
tentang orang atau sekelompok orang, peristiwa, atau kejadian dalam
situasi sosial yang sesuai dan terkait fokus penelitian. Dokumen itu
dapat berbentuk teks tertulis, artefacts, gambar, maupun foto.
Dokumen tertulisdapat berupa biografi, karya tulis, dan cerita.48
G. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk
pengumpulan data dan informasi yang diinginkan atau dibutuhkan oleh
peneliti, instrumen biasanya dipakai oleh peneliti untuk menanyakan atau
49
mengamati responden sehingga diperoleh data yang dibutuhkan.

47
Asmaul Husna dan Budi Suryana, Op.cit., h.126.
48
Muri Yusuf, Op.cit., h.391
49
Asmaul Husna dan Budi Suryana, Loc.cit.
40

Wawancara pertama kepada pengelola wisata, adapun instrumen


wawancara pengelola, seperti yang disajikan pada Tabel 3.6.
Tabel 3.6
Instrumen Wawancara Pengelola Wisata
No Indikator Pertanyaan
1 Keadaan 1. Pukul berapa jam operasional pengelola
Pengelola Kampung 99 Pepohonan?
2. Job desk atau pembagian wilayah pengelola
Kampung 99 Pepohonan?
3. Berapa besar gaji rata-rata pengelola
Kampung 99 Pepohonan?
2 Jumlah 4. Berapakah rata-rata jumlah pengunjung setiap
Pengunjung harinya atau setiap bulannya?
5. Berpakah tarif masuk ke Kampung 99
Pepohonan?
3 Keadaan 6. Apa saja kegiatan wisata yang dapat
lingkungan dilakukan di Kampung 99 Pepohonan?
fisik 7. Apa saja potensi objek wisata Kampung 99
Pepohonan?
8. Bagaimana ketersediaan air bersih di
Kampung 99 Pepohonan?
9. Bagaimana sistem Kebersihan di area
Kampung 99 Pepohonan?
4 Keadaan Daya 10. Apa saja keragaman panrama (Atraksi) yang
Tarik dapat dinikmati?
5 Keadaan 11. Bagaimana sikap masyarakat sekitar dengan
Masyarakat adanya objek wisata Kampung 99
Sekitar Pepohonan?
6 Keadaan 12. Bagaimana kondisi jalan di objek wisata
Aksesbilitas Kampung 99 Pepohonan?
13. Bagaimanakah kondisi jalan di objek wisata
Kampung 99 Pepohonan?
7 Keadaan 14. Apa saja sarana dan prasarana yang ada di
Sarana dan objek wisata Kampung 99 Pepohonan?
Prasarana 15. Bagaimana keadaan sarana dan prasarana
Kampung 99 Pepohonan?
Kemudian dari daftar pertanyaan wawancara tersebut dikembangkan
lagi sehingga mendapatkan informasi yang lebih lengkap dan tingkat
validitasnya dapat dipertanggung jawabkan. Setelah dilakukan wawancara
kepada pengelola, untuk melengkapi data maka selanjutnya untuk
mewawancarai masyarakat sekitar wisata, adapun instrumen wawancara
kepada masyarakat, seperti yang disajikan pada Tabel 3.7.
41

Tabel 3.7
Instrumen Wawancara Masyarakat
No Indikator Pertanyaan
1 Mata 1. Apa mata pencaharian masyarakat sekitar
Pencaharian Kampung 99 Pepohonan?
2. Berapakah besar pendapat rata-rata perbulan?
2 Pendidikan 3. Bagaimanakah tingkat pendidikan masyarakat
Masyarakat sekitar?
3 Respon 4. Bagaimana respon Bapak/Ibu terhadap adanya
Masyarakat objek wisata Kampung 99 Pepohonan?
4 Event 5. Apakah ada upacara adat istiadat yang masih
Budaya dilakukan oleh masyarakat sekitar Kampung 99
Pepohonan? Jika ada apa jenisnnya dan
bagaimana prosesnya?
6. Kesenian apa saja yang masih berkemang di
masyarkat sekitar?
5 Pertanian 7. Apa saja jenis pertanian masyarakat sekitar?
Masyarakat
Setelah melakukan wawancara kepada pengelola dan masyarakat
sekitar, maka selanjutnya adalah penyebaran angket kepada wisatawan
yang datang. Adapun instrumen untuk angket biodata responden seperti
yang disajikan pada Tabel 3.8.
Tabel 3.8
Instrumen Angket Biodata Responden
No Karakteristik Jawaban
1. Jenis Kelamin a. Laki-laki
b. Perempuan
2. Umur a. < 20 tahun
b. 20-29 tahun
c. 30-49 tahun
d. > 50 tahun
3. Pendidikan Terakhir a. SD
b. SMP
c. SMA
d. S1/S2/S3
4. Pekerjaan a. Tidak Bekerja
b. Pelajar
c. Karyawan
d. Wirausaha
e. Guru
f. PNS
5. Tempat tinggal / Daerah asal a. Kota Depok
b. Luar Kota Depok
c. Luar Provinsi Jawa Barat
42

d. Luar Negeri
6. Perjalanan ke Lokasi a. Sendiri
b. Teman
c. Keluarga
d. Rombongan
7. Kendaraan yang digunakan a. Berjalan kaki
b. Motor
c. Mobil
d. Elf
8. Perjalanan ke lokasi dilakukan a. Teman/keluarga
secara b. Brosur
Informasi mengenai lokasi c. Televisi
didapat dari: (Bisa pilih lebih d. Internet
dari 1 jawaban)
9. Panorama yang dapat dinikmati a. Panorama Khas Pepohonan
b. Panorama Persawahan
c. Panorama Khas Pedesaan
10. Kegiatan apa saja yang dapat a. Fotografi
dilakukan di Kampung 99 b. Outbond
Pepohonan? (Bisa pilih lebih dari c. Berenang
1 jawaban) d. Pekerjaan
11. Faktor apa yang membuat anda a. Keindahan alam
ingin mengunjungi lokasi b. Kelengkapan fasilitas
Kampung 99 Pepohonan? c. Jarak yang dekat
d. Akses yang mudah
12. Setelah anda berkunjung dan a. Ya
menikmati wisata Kampung 99 b. Tidak
Pepohonan, apakah akan
berkunjung ke taman wisata ini
kembali?
Untuk mengukur tingkat kepuasan wisatawan terhadap fasilitas yang
disediakan, penulis membuat instrumen angket tanggapan sarana prasarana
wisata. Adapun instrumen tersebut seperti yang disajikan pada Tabel 3.9.
Tabel 3.9
Instrumen Angket Tanggapan Sarana Prasarana Wisata
No Pertanyaan SB BA C BU SBU
1 Restoran atau warung makan
2 Transportasi lokal
3 Toilet/wc umum
4 Internet akses
5 Papan penunjuk arah/papan
informasi
6 Tempat ibadah
7 Kantor tourism information
43

Tabel 3.9 (Lanjutan)


8 Klinik
9 Pos keamanan
10 Penginapan (Homestay)
11 Toko souvenir
12 Tempat sampah
13 Tempat parkir
14 Air bersih (air tawar)
15 Tempat edukasi
16 Aktivitas rekreasi

H. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data


Pengolahan data merupakan bagian penting dalam penelitian, karena
dengan pengolahan data, data tersebut dapat diberi arti dan makna yang
berguna dalam memecahkan masalah penelitian. Berikut teknik
pengolahan data:50
1. Teknik Pengolahan Data
a. Editing
Data editing adalah kegiatan memeriksa data, kelengkapan,
kebenaran pengisian data, keseragaman ukuran, keterbacaan tulisan
dan konsentrasi data berdasarkan tujuan penelitian.
b. Koding
Koding adalah pemberian kode pada data yang berskala nominal dan
ordinal.
c. Tabulasi
Tabulasi adalah memasukkan data pada tabel-tabel tertentu dan
mengatur angka-angka serta menghitungnya.
2. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah salah satu kegiatan yang sangat penting dalam
penelitian, karena dengan analisislah data apat mempunyai arti atau
makna yang dapat berguna untuk memecahkan masalah penelitian. 51
Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini yaitu

50
Fika Aulia, “Studi Kelayakan Taman Wisata Tirta Sayaga Sebagai Daerah Tujuan
Wisata di Kabupaten Bogor”, Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2017.
51
Surahman, dkk. Op.cit, h.184
44

menggunakan pengharkatan atau skoring, skoring adalah teknik analisis


data kuantitatif yang digunakan untuk memberikan nilai pada masing-
masing karakteristik parameter dari sub unsur agar dapat dihitung
nilainya serta dapat ditentukan peringkatnya. 52 Untuk setiap kriteria
aspek mulai dari aspek fisik, aspek daya tarik, aspek sosial ekonomi,
aspek aksesibilitas dan aspek sarana dan prasarana memiliki parameter
yang telah ditentukan.
Pada penilaian harkat kesesuain fisik taman wisata berdasarkan matriks
analisis pada hasil modifikasi dari Erlinda Faradilla dkk tahun 2017. Pada
penelitian ini didapat skor terendah dalam kriteria faktor fisik adalah 1 dan
tertinggi 4.53 Seperti yang disajikan pada Tabel 3.10.
Tabel 3.10
Harkat Kesesuaian Lahan untuk Taman Wisata
Nilai skor, jika
No Unsur/sub unsur
Skor 4 Skor 3 Skor 2 Skor 1
1 Tekstur tanah Lempung, Lempung Liat, Liat
berpasir berdebu berpasir berdebu
4 3 2 1
2 Drainase tanah Cepat, Baik, agak Agak Sangat
agak cepat baik buruk, buruk
buruk
4 3 2 1
3 Kemiringan lahan 0-8% 8-15% 15-25% 25-40%
(datar) (landai) (curam)
(agak
curam)
4 3 2 1
4 Kerikil dan kerakal 0-25% 25-30% 30-50% >50%
4 3 2 1
Sumber:Hardjowigeno dan Widiatmaka, 2007 (dalam Modifikasi Erlinda
Faradilla dkk, 2017)

52
Fika Aulia., Ibid.
53
Erlinda Faradilla, Kaswanto, dkk. “Analisis Kesesuaian Lahan Untuk Ruang Terbuka
Hijau dan Ruang Terbuka Biru di Sentul City, Bogor”. Jurnal Arsitektur Lanskap. Vol. 9, No. 1,
2017.
45

Setelah menentukan harkat kelas kesesuaian lahan, maka selanjutnya


adalah menentukan harkat kelas pada aspek daya tarik objek wisata,
seperti yang disajikan pada Tabel 3.11.
Tabel 3.11
Harkat Kelas dan Kriteria Daya Tarik Objek Wisata
No Unsur/sub unsur Beri tanda ceklis (√), jika
1 Keragaman yang dapat Ada 3 Ada 2 Ada 1 Tidak
dinikmati Ada
a. Panorama khas 4 3 2 1
pepohonan
b. Panorama
persawahan
c. Lingkungan khas
pedesaan
2 Variasi kegiatan yang Ada 4 Ada 3 Ada 2 Ada 1
dapat dillakukan 4 3 2 1
wisatawan
a. Bertani
b. Memerah susu
c. Berenang
d. Outbond
Sumber: Komisi Koordinasi Ojek Wisata Alam, 1996 dalam (Nisa,
Jakiatin:2007)

Setelah menentukan harkat kelas daya tarik objek wisata, maka


selanjutnya adalah menentukan harkat kelas pada kondisi sosial ekonomi
masyarakat sekitar objek wisata, seperti yang disajikan pada Tabel 3.12.
Tabel 3.12
Harkat Kelas dan Kriteria Kondisi Sosial Ekonomi
Beri tanda ceklis (√), jika
No Unsur/sub unsur
Skor 4 Skor 3 Skor 2 Skor 1
1 Pola mata Ada 6-5 Ada 4-3 Ada 2 Ada 1
pencaharian 4 3 2 1
penduduk
a. Petani sawah
b. Peternak
c. Pedagang
d. Jasa
e. Wirausaha
f. PNS
2 Demografi 1-12 13-16 17-20 21-24
penduduk jiwa/km² jiwa/km² jiwa/km² jiwa/km²
4 3 2 1
46

Tabel 3.12 (Lanjutan)


3 Event Budaya Ada 4 Ada 3 Ada 2 Ada 1
a. Musik 4 3 2 1
tradisional
b. Adat
Pernikahan
c. Festival budaya
d. Seni Tarian
4 Pendidikan Ada 4 Ada 3 Ada 2 Ada 1
masyarakat 4 3 2 1
a. SD
b. SMP
c. SMA
d. S1
5 Pertanian Ada 3 Ada 2 Ada 1 Tidak
masyarakat: ada
a. Padi 4 3 2 1
b. Jagung
c. Sayur-sayuran
d. Kacang-
kacangan
Sumber: Komisi Koordinasi Ojek Wisata Alam, 1996 dalam (Nisa,
Jakiatin:2007)

Setelah menentukan harkat kelas kondisi sosial ekonomi masyarakat,


maka selanjutnya adalah menentukan harkat kelas pada aksesibilitas,
seperti yang disajikan pada Tabel 3.13.
Tabel 3.13
Harkat Kelas dan Kriteria Aksesibilitas
No Unsur/sub
Beri tanda ceklis (√), jika
unsur
1 Jarak objek <10 km 10-15 km 15-20 km >20-25
wisata km
dengan pusat 4 3 2 1
pemerintahan
2 Kondisi jalan Jalan Jalan Jalan Jalan
beraspal beraspal perkerasan dengan
dengan dengan atau jalan kondii
kondisi kondisi aspal yang sangat
baik, tidak baik dan telah rusak
ber- dapat meng- dan sulit
gelombang dilalui alami dilalui
dan dapat kendaraan kerusakan
dilalui roda sehingga
47

semua jenis empat meng-


kendaraan tanpa hambat
kesulitan perjalanan
4 3 2 1
3 Jenis Ada 4 Ada 3 Ada 2 Ada 1
kendaraan/ 4 3 2 1
transportasi
yang
digunakan
menuju
lokasi:
1. Bus
2. Elf
3. Mobil
4. Motor
4 Kondisi Ada, Ada, Ada, tidak Tidak
tempat parkir teralokasi teralokasi teralokasi, ada
baik, luas baik, tidak
memadai kurang memadai
110-150 m² memadai <50 m²
60-100 m²
4 3 2 1
5 Jarak dengan < 1 km 1-2 km 2-3 km >3km
objek wisata 4 3 2 1
lain
Sumber: Komisi Koordinasi Ojek Wisata Alam, 1996 dalam (Nisa,
Jakiatin:2007)

Setelah menentukan harkat kelas pada aksesibilitas, maka selanjutnya


adalah menentukan harkat kelas pada sarana dan prasarana, seperti yang
disajikan pada Tabel 3.14.
Tabel 3.14
Harkat Kelas dan Kriteria Sarana dan Prasarana
No Unsur/sub unsur Beri tanda ceklis (√), jika
1 Sarana Ada 7- Ada 5- Ada 4- Ada 2-
1. Rumah makan 8 6 3 1
2. Edukasi 4 3 2 1
3. Tempat sampah
4. Toilet/WC umum
5. Tempat parkir
6. Papan petunjuk
arah/papan informasi
7. Playing Ground
8. Tempat ibadah
48

Tabel 3.14 (Lanjutan)


2 Prasarana Ada 4 Ada 3 Ada 2 Ada 1
1. Kantor tourism 4 3 2 1
information
2. Puskesmas
3. Pos keamann
4. Internet akses
3 Pendukung Ada 4 Ada 3 Ada 2 Ada 1
1. Transportasi 4 3 2 1
2. Souveir shop
3. Homestay
4. ATM
Sumber: Komisi Koordinasi Ojek Wisata Alam, 1996 dalam (Nisa,
Jakiatin:2007)

Setelah dilakukan pengharkatan terhadap potensi yang mendukung


kelayakan objek wisata, selanjutnya adalah melakukan analisis terhadap
dukungan kelayakan objek wisata yang bersangkutan. Analisis ini untuk
mengetahui seberapa besar dukungan faktor-faktor tersebut terhadap
kelayakan objek wisata, kemudian ditentukan kelas potensi dukungan
dengan ketentuan kelas pada aspek fisik sebagai berikut:
S1 : Sangat Sesuai
S2 : Cukup Sesuai
S3 : Sesuai Marginal
N : Tidak Sesuai
Sedangkan analisis untuk mengetahui seberapa besar dukungan
faktor-faktor tersebut terhadap kelayakan objek wisata, kemudian
ditentukan kelas potensi dukungan dengan ketentuan kelas pada aspek
yang lainnya sebagai berikut:
Kelas I : Sangat mendukung
Kelas II : Mendukung
Kelas III : Kurang mendukung
Kelas IV : Tidak mendukung
Penentuan kelas potensi dukungan terhadap kelayakan daerah tujuan
dilakukan dengan menentukan panjang interval dan dari hasil perhitungan
49

skor masing-masing variabel dengan menggunakan rumus interval.


Interval kelas ditentukan dengan rumus yang dikemukakan oleh Subana:54

P= R
K
Keterangan :
P = Panjang Kelas (Interval Kelas)
R = Rentang Jangkauan, merupakan skor yang sudah dijumlah setiap
variabelnya
K = Banyaknya Kelas, jumlah kriteria atau keterangan yang dijumlah
untuk setiap variabel
Berdasarkan rumus interval tersebut didapatkan dari nilai tiap kriteria
dalam penelitian ini ditetapkan dengan skor, aspek fisik nilai terendahnya
4 dengan nilai tertinggi 16, aspek daya tarik skor terendahnya adalah 2 dan
skor tertinggi adalah 8. Aspek sosial ekonomi skor terndahnya adalah 5,
tertinggi 20. Aspek aksesibilitas skor terendahnya adalah 5, tertinggi 20.
Aspek sarana dan prasarana skor terendahnya adalah 3 tertinggi 12.
Sedangkan untuk nilai skor berkisar antara 1 sampai 4 dimana besarnya
nilai masing-masing kriteria merupakan jumlah dari tiap-tiap unsur atau
sub unsur yang berkaitan. Didalam perhitungan nilai keseluruhan dari
masing-masing objek yang dinilai merupakan jumlah dari keseluruhan
nilai setiap kriteria. Berikut nilai dan bobot kesesuaian wisata pada aspek
fisik, seperti yang disajikan pada Tabel 3.15:
Tabel 3.15
Nilai dan Bobot Kesesuaian Wisata Aspek Fisik
No Skor Skor Nilai Nilai
Unsur/sub
terendah tertinggi bobot bobot
unsur
terendah tertinggi
1 Tekstur tanah 1 4 4 16

2 Drainase tanah 1 4 4 16
Kemiringan
3 1 4 4 16
lahan

54
Fika Aulia, Op.cit., h.41.
50

Tabel 3.15 (Lanjutan)


Kerikil dan
4 1 4 4 16
kerakal
P = = 4 (Interval Kelas)

Berdasarkan hasil perhitungan interval pada aspek tersebut kemudian


ditentukan kelas-kelas potensi dukungan dengan ketentuan kelas paa aspek
lingkungan fisik, sebagaimana disajikan pada tabel 3.16.
Tabel 3.16
Prosedur Penentuan Kelas Dukungan Pada Lingkungan Fisik
Tingkat Jenjang rata-
Kelas Penjelasan
penilaian rata harkat
Suatu kawasan yang sangat
Sangat sesuai dari faktor fisik objek
S1 13-16
Sesuai wisata, berdasarkan parameter
yang ditetapkan
Suatu kawasan yang sesuai
dari faktor fisik objek wisata,
S2 Sesuai 9-12
berdasarkan parameter yang
ditetapkan
Suatu kawasan yang
kemungkinan sesuainya sangat
Sesuai
S3 5-8 kecil dari faktor fisik objek
Marjinal
wisata, berdasarkan parameter
yang ditetapkan
Suatu kawasan tidak sesuai
dari faktor fisik objek wisata,
N Tidak Sesuai 0-4
berdasarkan parameter yang
ditetapkan
Setelah mengetahui nilai dan kelas pada aspek fisik, selanjutnya untuk
menghitung nilai dan bobot pada aspek daya tarik, seperti yang disajikan
pada Tabel 3.17.
Tabel 3.17
Nilai dan Bobot Kesesuaian Wisata Aspek Daya tarik
No Parameter Skor Skor Nilai Nilai
terendah tertinggi bobot bobot
terendah tertinggi
1 Keregaman yang 1 4
dapat dinikmati
2 Variasi kegiatan 1 4 2 8
yang dapat
dilakukan
51

P = = 2 (Interval Kelas)

Berdasarkan hasil perhitungan interval tersebut kemudian ditentukan


kelas-kelas potensi dukungan pada aspek daya tarik dengan ketentuan
sebagaimana disajikan pada Tabel 3.18.
Tabel 3.18
Prosedur Penentuan Kelas Pada Aspek Daya Tarik
Kelas Tingkat Jenjang rata- Pemerian
Penilaian rata harkat
I Sangat 7-8 Suatu kawasan yang sangat
Mendukung besar dukungan daya tarik
terhadap objek wisata,
berdasarkan parameter-
parameter yang ditetapkan.
II Mendukung 5-6 Suatu kawasan yang besar
dukungan daya tarik terhadap
objek wisata, berdasarkan
parameter-parameter yang
ditetapkan
III Kurang 3-4 Suatu kawasan yang kurang
mendukung dukungan daya tarik terhadap
objek wisata, berdasarkan
parameter yang ditetapkan.
IV Tidak 0-2 Suatu kawasan yang tidak ada
mendukung dukungan daya tarik terhadap
objek wisata dikawasan yang
diobservasi.
Hasil Interval harkat (Scoring) tingkat kelayakan
Setelah mengetahui nilai dan kelas pada aspek daya tarik, selanjutnya
untuk menghitung nilai dan bobot pada aspek sosial ekonomi masyarakat,
seperti yang disajikan pada Tabel 3.19.
Tabel 3.19
Nilai dan Bobot Kesesuain Wisata Aspek Sosial Ekonomi
No Parameter Skor Skor Nilai bobot Nilai bobot
terendah tertinggi terendah tertinggi
1 Pola mata 1 4
pencaharian
penduduk
2 Demografi 1 4 5 20
penduduk
3 Pendidikan 1 4
masyarakat
52

Tabel 3.19 (Lanjutan)


4 Event-event 1 4 5 20
budaya
5 Pertanian 1 4
masyarakat
P = = 5 (Interval Kelas)

Berdasarkan hasil perhitungan interval tersebut kemudian ditentukan


kelas-kelas potensi dukungan pada aspek sosial ekonomi dengan ketentuan
sebagaimana digambarkan pada Tabel 3.20.
Tabel 3.20
Prosedur Penilaian Penentuan Kelas Pada Aspek Sosial Ekonomi
Kelas Tingkat Jenjang rata- Pemerian
Penilaian rata harkat
I Sangat 16-20 Suatu kawasan yang sangat
Mendukung besar dukungan sosial
ekonomi terhadap objek
wisata, berdasarkan
parameter-parameter yang
ditetapkan.
II Mendukung 11-15 Suatu kawasan yang besar
dukungan sosial ekonomi
terhadap objek wisata,
berdasarkan parameter-
parameter yang ditetapkan
III Kurang 6-10 Suatu kawasan yang kurang
mendukung dukungan sosial ekonomi
terhadap objek wisata,
berdasarkan parameter-
parameter yang ditetapkan.
IV Tidak 0-5 Suatu kawasan yang tidak
mendukung ada dukungan sosial ekonomi
terhadap objek wisata
dikawasan yang diobservasi.
Hasil Interval harkat (Scoring) tingkat kelayakan
Setelah mengetahui nilai dan kelas pada aspek sosial ekonomi
masyarakat, selanjutnya untuk menghitung nilai dan bobot pada aspek
aksesibilitas, seperti yang disajikan pada Tabel 3.21.
53

Tabel 3.21
Nilai dan Bobot Kesesuaian Wisata Aspek Aksesibilitas
No Parameter Skor Skor Nilai Nilai
terendah tertinggi terendah tertinggi
1 Jarak objek 1 4
wisata dengan
pemerintahan
2 Kondisi jalan 1 4
3 Jenis kendaraan 1 4
5 20
menuju lokasi
4 Kondisi tempat 1 4
parkir
5 Jarak dengan 1 4
wisata lain
P = = 5 (Interval Kelas)

Berdasarkan hitungan interval tersebut kemudian ditentukan kelas-


kelas potensi pada dukungan aspek aksesibilitas dengan ketentuan,
sebagaimana disajikan pada Tabel 3.22.
Tabel 3.22
Prosedur Penentuan Kelas Pada Aspek Aksesibilitas
Kelas Tingkat Jenjang rata- Pemerian
Penilaian rata harkat
I Sangat 16-20 Suatu kawasan yang sangat
Mendukung besar dukungan aksesibilitas
terhadap objek wisata,
berdasarkan parameter yang
ditetapkan.
II Mendukung 11-15 Suatu kawasan yang besar
dukungan aksesibilitas
terhadap objek wisata,
berdasarkan parameter yang
ditetapkan
III Kurang 6-10 Suatu kawasan yang kurang
mendukung dukungan aks esibilitas
terhadap objek wisata,
berdasarkan parameter-
parameter yang ditetapkan.
IV Tidak 0-5 Suatu kawasan yang tidak ada
mendukung dukungan aksesibilitas
terhadap objek wisata
dikawasan yang diobservasi.
Hasil Interval harkat (Scoring) tingkat kelayakan
54

Setelah mengetahui nilai dan kelas pada aspek aksesibilitas,


selanjutnya untuk menghitung nilai dan bobot pada aspek sarana dan
prasarana, seperti yang disajikan pada Tabel 3.23.
Tabel 3.23
Nilai dan Bobot Kesesuaian Wisata Aspek Sarana dan Prasarana
No Parameter Skor Skor Nilai Nilai
terendah tertinggi terendah tertinggi
1 Sarana 1 4
2 Prasarana 1 4 3 12
3 Lainnya 1 4
P = = 3 (Interval Kelas)

Berdasarkan hasil perhitungan interval tersebut kemudian ditentukan


kelas-kelas potensi dukungan dengan ketentuan pada aspek sarana dan
prasarana, sebagaimana di sajikan pada Tabel 3.24.
Tabel 3.24
Prosedur Penentuan Kelas Pada Aspek Sarana dan Prasarana
Kelas Tingkat Jenjang rata- Pemerian
Penilaian rata harkat
I Sangat 10-12 Suatu kawasan yang sangat
Mendukung besar dukungan sarana dan
prasarana terhadap objek
wisata, berdasarkan
parameter-parameter yang
ditetapkan.
II Mendukung 7-9 Suatu kawasan yang besar
dukungan sarana dan
prasarana terhadap objek
wisata, berdasarkan
parameter-parameter yang
ditetapkan
III Kurang 4-6 Suatu kawasan yang kurang
mendukung dukungan sarana dan
prasarana terhadap objek
wisata, berdasarkan
parameter-parameter yang
ditetapkan.
IV Tidak 0-3 Suatu kawasan yang tidak
mendukung ada dukungan sarana dan
prasarana terhadap objek
wisata dikawasan yang
diobservasi.
Hasil Interval harkat (Scoring) tingkat kelayakan
55

Setelah mengetahui nilai dan kelas pada aspek fisik, daya tarik, sosial
ekonomi, aksesibilitas dan sarana prasarna. Selanjutnya untuk menghitung
nilai dan bobot pada keseluruhan aspek, seperti yang disajikan pada Tabel
3.25.
Tabel 3.25
Total Nilai dan Bobot Kesesuaian Pada Objek Wisata
No Parameter Skor Skor Nilai Nilai
terendah tertinggi bobot bobot
terendah tertinggi
1 Aspek Fisik 1 4 4 16
2 Daya Tarik 1 4 2 8
3 Sosial Ekonomi 1 4 5 20
4 Aksesibilitas 1 4 5 20
5 Sarana dan Prasarana 1 4 3 12
Jumlah 5 20 19 76
Rumus interval :

P=

P= = 19 (interval kelas)
Berdasarkan hasil perhitungan interval tersebut kemudian
ditentukan kelas-kelas potensi dukungan dengan ketentuan sebagaimana
digambarkan pada Tabel 3.26.
Tabel 3.26
Total Prosedur Penentuan Kelas Kesesuain Objek Wisata
Kelas Tingkat Jenjang rata- Pemerian
Penilaian rata harkat
I Sangat 57 – 76 Suatu kawasan yang sangat
Mendukung besar dukungan dari aspek
fisik, daya tarik, sosial
ekonomi, aksesibilitas dan
sarana prasarana terhadap
objek wisata, berdasarkan
parameter-parameter yang
ditetapkan.
II Mendukung 38 – 57 Suatu kawasan yang besar
dukungan dari aspek fisik,
daya tarik, sosial ekonomi,
aksesibilitas dan sarana
prasarana terhadap objek
wisata, berdasarkan
parameter yang ditetapkan.
56

Tabel 3.26 (Lanjutan)


III Kurang 19 – 38 Suatu kawasan yang kurang
mendukung dukungan dari aspek fisik,
daya tarik, sosial ekonomi,
aksesibilitas dan sarana
prasarana terhadap objek
wisata, berdasarkan
parameter-parameter yang
ditetapkan.
IV Tidak 0 – 19 Suatu kawasan yang tidak
mendukung ada dukungan dari aspek
fisik, daya tarik, sosial
ekonomi, aksesibilitas dan
sarana prasarana terhadap
objek wisata, berdasarkan
parameter-parameter yang
ditetapkan.
Hasil Interval harkat (Scoring) tingkat kelayakan
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari pembahasan bab sebelumnya maka dapat
diambil kesimpulan bahwa total akhir hasil kelayakan mendapatkan skor
60 yang termasuk kelas I, yaitu suatu kawasan yang sangat mendukung
dari faktor fisik, daya tarik, sosial ekonomi, aksesibilitas dan sarana
prasarana objek wisata untuk dijadikan sebagai daerah tujuan wisata. Hal
tersebut berdasarkan hasil skoring keseluruan harkat kelas pada kondisi
fisik 14 yang berarti sangat sesuai, daya tarik mendapatkan skor 7 yang
berarti sangat mendukung, sosial ekonomi mendapatkan skor 15 yang
berarti mendkung, aksesibilitas mendapatkan skor 17 yang berarti sangat
mendukung, dan sarana prasarana mendapatkan skor 7 yang berarti
mendukung. Dari kelima aspek tersebut yang paling mendukung adalah
aspek aksesibilitas dengan skor 17 yang berada di kelas I yaitu, yang
sangat mendukung Kampung 99 Pepohonan untuk dijadikan daerah tujuan
di Kecamatan Limo Kota Depok.

B. Implikasi
Implikasi pada penelitian ini adalah wisatawan dapat mengetahui
informasi bahwa Kampung 99 Pepohonan merupakan kawasan taman
wisata yang sangat mendukung. Untuk pengelola wisata, dengan adanya
penelitian ini akan lebih meningkatkan aspek fisik, daya tarik, sosial
ekonomi dan sarana prasarana dan untuk pemerintah karena aspek sarana
prasarana yang belum memadai maka di harapakan menapatkan dukungan
yang baik, agar menarik wisatawan yang datang.

C. Saran
1. Bagi Pengelola Kampung 99 Pepohonan
a. Meningkatkan sarana prasarana seperti pengadaan pos keamanan,
klinik/pos kesehatan, toko sovenir dan juga papan informasi.

105
106

b. Memberdayakan masyarakat sekitar untuk membuat kerajinan yang


dapat dijual di toko sovenir.
c. Mengadakan event budaya untuk tetap melestarikan budaya sekitar.
2. Bagi Pemerintah Kota Depok
a. Membuat transportasi lokal untuk akses menuju suatu wisata.
b. Meningkatkan promosi Kampung 99 Pepohonan melalui media
sosial ataupun media cetak.
c. Melakukan pengawasan secara langsung ataupun tidak langsung,
sebagai syarat majunya pariwisata di suatu daerah.
3. Bagi Wisatawan
a. Diharapkan untuk ikut kerja sama dengan selalu menjaga
kebersihan dengan tidak membuang sampah sembarangan
b. Menjaga sarana dan prasarana yang telah tersedia supaya
terciptanya keindahan dan kelestarian Kampung 99 Pepohonan.
4. Bagi Peneliti Lain
a. Diharapakan untuk terus meneliti wisata Kampung 99 Pepohonan
sehingga memperoleh data fisik taman dan data lainnya untuk
beberapa tahun kedepan secara aktual.
b. Diharapkan survei dan kelengkapan data terlebih dahulu sebelum
melakukan observasi.
DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 152.

Arjana, I Gusti Bagus. Geografi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Jakarta:


Rajawali Pers, 2016.

Husna, Asmaul dan Budi Surya. Metodologi Penelitian dan Statistik, Jakarta:
Pusat Pendidikan Sumber Daya Manusia Kesehatan, 2017.

Isdamanto. Dasar-Dasar Kepariwisataan dan Pengelolaan Destinasi Pariwisata,


Yogyakarta: Penerbit Gerbang Media Aksara, 2017.

Priyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Surabaya: Zifatama Publishing, 2014.

Simanjuntak, Bungaran Antonius. Sejarah Pariwisata, Jakarta: Yayasan Pustaka


Obor Indonesia, 2017.

Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta,


2011.

Surahman, dkk. Metodologi Penelitian, Jakarta Selatan: Pusdik SDM Kesehatan,


2016.

Suwena, I Ketut dan I Gusti Ngurah Widyatmaja. Pengetahuan Dasar Ilmu


Pariwisata, Bali: Siamat Trisila, 2017.

Utama, I Gusti Bagus Rai. Pemasaran Pariwisata, Yogyakarta: CV Andi Offset,


2017.

Utama, I Gusti Bagus Rai. Pengantar Industri Pariwisata, Yogyakarta:


Deepublish, 2016.

W, Gulo. Metodologi Penelitian, Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia, 2002.

Yoeti, Oka A. Pemasaran Pariwisata (Tourism Marketing), Bandung: Angkasa,


1985.

Yoeti, Oka A. Pengantar Ilmu Pariwisata, Bandung: Angkasa, 1983.

Yusuf, Muri. Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif, dan Gabungan, Jakarta:


Kencana, 2017.

107
108

Skripsi

Aulia, Fika.“Studi Kelayakan Taman Wisata Tirta Sayaga Sebagai Daerah Tujuan
Wisata di Kabupaten Bogor”, Skripsi pada UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, 2017.

Maharani, Intan. ”Analisis Kelayakan Potensi Ekowisata Pada Kawasan Wisata


Alam Bungi”. Skripsi pada Universitas Halu Oleo Kendari, 2016.

Setiawan, Ida Bagus Dwi. “Identifikasi Potensi Wisata Beserta 4A(Attraction,


Amenity, Accessibility, Ancillary) di Dusun Sumber Wangi, Desa
Pemuteran, Kecamatan Gerokgak, Kabupaten Buleleng, Bali”. Skripsi
pada Universitas Udayana Denpasar, 2015.

Utomo, Angga Cahyo. ”Analisis Strategi Pengembangan Kampung 99 Pepohonan


Kecamatan Limo Kota Depok”. Skripsi pada Institut Pertanian Bogor,
2014.

Jurnal

Fabriana, Yusrisa Ekka, dkk. “Analisis Dampak Pengembangan Kepariwisataan


dalam Menunjang Keberlanjutan Ekonomi dan Sosial Budaya Lokal
Masyarakat”, Jurnal Administrasi Bisnis, 2018.

Faradilla, Erlinda, dkk. “Analisis Kesesuaian Lahan Untuk Ruang Terbuka Hijau
dan Ruang Terbuka Biru di Sentul City, Bogor”. Jurnal Arsitektur
Lanskap, 2017.

Nisa, Jakiatin.”Studi Kelayakan Kebun Teh Gunung Mas sebagai Daerah Tujuan
Wisata di Jawa Barat”, Skripsi pada Universitas Pendidikan Indonesia,
2007.

Nugroho, Gigih Mulyo, dkk. “Studi Kelayakan Potensi Pengembangan Wisata


Pantai Kondang Merak”, Research Study Club, 2014.

Way, Irma Herlina, dkk. , “Analisis Kebutuhan Prasarana dan Sarana Pariwisata
di Danau Uter Kecamatan Aitinyo Kabupaten Maybrat Propinsi Papua
Barat”. Jurnal, 2016.

Yustihar, Maulana dan Ibnu Pratiko, dkk. “Tinjauan Parameter Fisik Pantai
Mangkang Kulon Untuk Kesesuaian Pariwisata Pantai di Kota Semarang”,
Journal of Marine Research, 2012.

Peraturan Daerah Kota Depok Nomor 12 Tahun 2017 tentang Pengelolaan


Pariwisata Alam.
109

Undang-Undang Republik Indonesia No. 9 Tahun 1990 Tentang Kepariwisataan.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 Tentang Ketentuan


Umum Kepariwisatan.

Kelurahan Meruyung Dalam Angka, 2018 (Menurut Laporan Pendataan


Keluarga).

Website

Antariksa, Yodhia. “Peringkat 10 Besar Penyumbang Devisa Dollar ke


Indonesia”,http://strategimanajemen.net/2017/10/23/ranking-10-besar-
penyumbang-devisa-dollar-ke-indonesia/1, 02 Agustus 2019.

Badan Pegkajian dan Penerapan Teknologi. “Buku Air Tanah Buatan Wilayah
Depok”,http://www.kelair.bppt.go.id/Publikasi/BukuAirTanahBuatan/Pem
anenanAirHujan.html, 12 Oktober 2019.

Badan Pusat Statistik, “Jumlah Kunjungan Wisman ke Indonesia Februari 2019


Mencapai 1,27 Juta Kunjungan”,
https://www.bps.go.id/pressrelease/2019/04/01/1610/jumlah-kunjungan-
wisman-ke-indonesia-februari-2019-mencapai-1-27-juta-kunjungan.html,
pada tanggal 19 Januari 2020 pukul 09.30.

Putro, Dewanto. “Daftar Wisatawan Mancanegara Paling Banyak Berkunjung ke


Indonesia 2019”,
https://amp.kompas.com/travel/read/2019/03/26/171100327/alasan-utama-
turis-asing-berwisata-ke-indonesia, 19 Januari 2020.

Vidyanita, “BKD OptimistisTarget PAD 2019 Tercapai”,


https://www.depok.go.id/10/06/2019/01-berita-depok/bkd-optimistis-
target-pad-2019-tercapai, 20 Juni 2019.

Wahyudi, Isa. “Pengembangan Sarana dan Prasarana Daya Tarik Wisata”,


http://cvinspireconsulting.com/pengembangan-sarana-dan-prasarana-daya-
tarik-wisata/, 11 Agustus 2019.
BIOGRAFI PENULIS
Nama lengkap penulis adalah Dhita Haryani, lahir di Bogor,
pada tanggal 27 Juni 1997. Beralamatkan di Kelurahan Meruyung,
Kecamatan Limo, Kota Depok. Putri dari pasangan Bapak Abdul
Rahim dan Ibu Gustiani. Penulis merupakan anak pertama dari 2
bersaudara. Alamat email penulis haryanidhita45@gmail.com
Pendidikan formal yang ditempuh penulis selama ini adalah
di MI Hayatul Islamiyah, SMP Muhammadiyah 4 Depok, SMA
Negeri 6 Depok, dan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Konsentrasi
Geografi.
Skripsi penulis berjudul, “Studi Kelayakan Wisata Kampung 99 Pepohonan
Sebagai Daerah Tujuan Wisata di Kecamatan Limo Kota Depok”. Skripsi ini dibuat
melalui arahan dan bimbingan dari Bapak Andri Noor Ardiansyah, M. Si., dan Ibu Neng Sri
Nuraeni, M. Pd., skripsi ini merupakan pengabdian saya, semoga bisa selalu bermanfaat.

Anda mungkin juga menyukai