Skripsi
Oleh:
Putriana Ramaida
11161110000066
JAKARTA
2021/1443 H
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI
NIM : 11161110000066
SEKOLAH KEJURUAN
Mengetahui, Menyetujui,
Ketua Program Studi Pembimbing
iii
PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI
SKRIPSI
RASIONALITAS PEMILIHAN LINTAS JURUSAN PADA LULUSAN
SEKOLAH KEJURUAN
(Studi Kasus Lulusan SMK yang Memutuskan Berkuliah di FISIP UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta)
Oleh
Putriana Ramaida
11161110000066
Telah dipertahankan dalam sidang ujian skripsi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 15
Oktober 2021. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh
gelar Sarjana Sosial (S.Sos) pada Program Studi Sosiologi.
Ketua, Sekretaris,
iv
ABSTRAK
v
KATA PENGANTAR
SWT, Tuhan Semesta Alam yang telah mencurahkan rezeki, nikmat, berkat, dan
selesaikan. Tak lupa, shalawat serta salam penulis haturkan kepada baginda Nabi
mendapatkan begitu banyak pengalaman dan pelajaran baru. Walaupun skripsi ini
tidak lepas dari kesalahan dan jauh dari sempurna. Namun, penulis bersyukur
Pertama, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada diri penulis yang
telah berusaha melawan rasa malas, ketertinggalan, dan ketakutan yang sering kali
muncul dengan mencoba untuk bangkit lagi, semangat lagi, dan berusaha lagi
hingga akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan. Meskipun prosesnya berat, dengan
pandemi dan segala keterbatasannya, akan tetapi keinginan dan keyankinan untuk
meyelesaikan skripsi ini lebih besar dari segala keresahan yang penulis rasakan.
Maka dari itu, teruntuk diri penulis, ”Terima kasih ya, kamu keren. Walaupun ini
mungkin baru permulaan dan ke depannya bisa jadi lebih berat dari ini, tapi
selama masih punya keyakinan dan semangat, aku yakin kamu bisa hadapi
vi
Selain itu, penulis bersyukur bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini penulis
tidak sendiri. Ada banyak pihak yang membantu dan mendukung penulis selama
proses pembuatan skripsi ini, terutama dari pihak keluarga. Terima kasih penulis
ucapkan kepada Mama, Bapak, bang Fitra, bang Oki, teteh Anis, Kak Sinta,
Julian, Kak Lutfi, serta dua keponakan yang ganteng dan cantik, Zein Habibi dan
mendoakan, dan menemani penulis. Itu semua menjadi kekuatan serta menambah
semangat penulis untuk bisa menyelesaikan skripsi ini. Semoga Allah limpahkan
kasih kepada mereka yang akan penulis sebutkan di bawah ini sebagai bagian dari
1. Bapak Prof. Dr. Ali Munhanif, M.A., selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial
2. Ibu Dr. Cucu Nurhayati, M.Si, selaku Ketua Program Studi Sosiologi FISIP
3. Ibu Dr. Juhorotul Jamilah, S.Ag,. M.Si, selaku Sekretaris Program Studi
vii
5. Segenap Dosen Program Studi Sosiologi FISIP UIN Syarif Hidayatullah
6. Para staf pengurus Bidang Akademik dan Bidang Administrasi FISIP UIN
ini, khususnya teman-teman SMK penulis yang ada di Padang. Juga untuk
Terima kasih berkat kalian skripsi ini dapat penulis selesaikan dengan baik.
bahkan sampai penulis berada pada tahap pembuatan skripsi. Bilal Adji
Zaelani yang selalu bersedia mengantar penulis pulang setelah dari kost, dan
Andre Reva Utama yang juga bersedia menjadi informan dalam penelitian
ini. Terima kasih karena telah bersedia menjadi teman diskusi disaat-saat
penulis kehilangan arah dalam proses pembuatan skrispi ini. Berkat kalian
viii
teman-teman lainnya yang tidak penulis sebutkan. Terima kasih kehadiran
menjadi kucing yang selalu pengertian. Semoga kamu tenang di sana. Untuk
Marco, Onet, Mila, Lilo, Loli dan 3 anaknya, serta Momo dan 5 anaknya.
Terima kasih telah menemani penulis, menjadi pendengar yang baik serta
Demikian rangkaian ucapan terima kasih ini penulis sampaikan. Semoga ini
semua dapat diterima di dalam hati mereka dan semoga Allah limpahkan
support, bantuan, semangat, dan motivasi yang telah mereka berikan kepada
Putriana Ramaida
ix
DAFTAR ISI
ABSTRAK ............................................................................................................ v
KATA PENGANTAR ........................................................................................... vi
DAFTAR ISI ......................................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................xii
BAB I ................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN.................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ............................................................................................ 1
B. Pertanyaan Penelitian ................................................................................... 9
C. Tujuan Penelitian......................................................................................... 9
D. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 9
E. Tinjauan Pustaka ....................................................................................... 10
F. Kerangka Teoritis ...................................................................................... 14
G. Metode Penelitian ...................................................................................... 19
H. Sistematika Penulisan................................................................................. 26
BAB II ................................................................................................................ 28
PENDIDIKAN KEJURUAN DI INDONESIA ........................................................ 28
A. Sekolah Menengah Kejuruan ...................................................................... 28
1. Pengertian Sekolah Menengah Kejuruan ................................................... 28
2. Sejarah SMK di Indonesia ....................................................................... 30
3. SMK dalam Pendidikan di Indonesia ........................................................ 31
B. Pendidikan dan Mobilitas Sosial .................................................................. 33
C. Pendidikan dan Kelas Sosial ....................................................................... 35
BAB III............................................................................................................... 38
RASIONALITAS PEMILIHAN LINTAS JURUSAN PADA LULUSAN SEKOLAH
KEJURUAN........................................................................................................ 38
A. Rasionalitas Lulusan SMK dalam Memutuskan Melanjutkan Pendidikan ke
Perguruan Tinggi............................................................................................ 38
1. Rasonalitas Instrumental (Instrumental Rasionality) ................................... 39
x
2. Rasionalitas Nilai (Value Rationality) ....................................................... 43
3. Tindakan Afektif (Affectual Action) ......................................................... 44
4. Tindakan Tradisonal (Traditional Action) ................................................. 45
B. Rasionalitas Lulusan SMK Berkuliah Lintas Jurusan ..................................... 52
1. Rasionalitas Instrumental (Instrumental Rasionality) .................................. 52
2. Rasionalitas Nilai (Value Rationality) ....................................................... 54
3. Tindakan Afektif (Affectual Action) ......................................................... 56
4. Tindakan Tradisional (Traditional Action) ................................................ 58
BAB IV .............................................................................................................. 59
PENUTUP .......................................................................................................... 59
A. Kesimpulan............................................................................................... 59
B. Saran........................................................................................................ 61
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar I.A.1. Bagan Asal Sekolah Mahasiswa FISIP UIN Syarif Hidayatullah
Gambar I.A.2. Bagan Bidang Keahlian SMK Asal Sekolah Mahasiswa FISIP UIN
xii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan menjadi hal yang sangat krusial bagi kehidupan manusia. Selain
pendidikan juga berguna untuk menciptakan sumber daya manusia yang lebih
pendidikan dalam hal ini adalah menciptakan tenaga kerja yang ahli dan kompeten
kejuruan berada pada jenjang menengah, setara dengan Sekolah Menengah Atas
(SMA), Madrasah Aliyah (MA), dsb. Pendidikan kejuruan ini telah ada di
School Van Soerabaia yang didirikan di Surabaya pada tahun 1853, merupakan
1
pendidikan di Indonesia mengalami krisis. Banyak sekolah yang didirikan pada
Hingga tahun 1969, jumlah sekolah teknik di Indonesia mencapai 126 STM.
Namun, tujuan STM saat itu masih tidak jelas. Sehingga STM hanya dianggap
sebagai batu loncatan untuk menyelesaikan pendidikan. Kemudian pada era 1970-
SMK muncul pada tahun 1976/1977 yang kemudian menjadi pedoman bagi STM
dan SMK yang ada pada saat itu. Sekolah kejuruan pada era tersebut dianggap
membuat nama STM yang dipakai dari jaman pemerintahan Jepang berganti
menjadi SMK.
data referensi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia, saat ini jumlah
SMK yang ada di Indonesia yaitu sebanyak 14.360 SMK. Jumlah tersebut terdiri
dari 3.645 SMK Negeri dan 10.746 SMK Swasta. SMK memiliki tujuan yang
selalu berfokus dengan dunia kerja, Oleh karena itu, SMK menyiapkan peserta
2
didiknya dengan ilmu pengetahuan dan pelatihan keterampilan sesuai dengan
bidang keahlian yang diminati pesarta didiknya. Cara tersebut dilakukan SMK
agar dapat menyiapkan peserta didiknya menjadi tenaga kerja yang profesional
dan siap pakai. Sehingga lulusan SMK dapat langsung bekerja setelah lulus dari
SMK.
Hal ini menjadi salah satu penyebab SMK tak lagi menjadi batu loncatan
masyarakat agar dapat memasuki dunia kerja (Lestari & Mudzakir, 2016). Karena
hal itu pula, masyarakat ekonomi kelas bawah cenderung memilih SMK. Mereka
melihat SMK sebagai jalan pintas untuk memperbaiki masa depan dan membuat
bisnis dan manajemen, pariwisata, dan seni, dan akan terus bertambah seiring
masyarakat dapat memilih bidang keahlian yang sesuai dengan minat dan
didiknya menjadi tenaga kerja yang siap pakai agar dapat memenuhi kebutuhan
pasar yang menyesuaikan industri. Maka dari itu, SMK tak lain hanyalah sebuah
3
pabrik tenaga kerja. Pabrik yang hanya fokus pada pemenuhan kebutuhan pasar
Indonesia.
adalah SMK, yaitu mencapai 8,49% dari jumlah TPT sebanyak 6,88 juta jiwa.
Tren ini mengalami penurununan dari tahun sebelumnya. Pasalnnya pada tahun
2019, TPT berdasarkan pendidikan SMK mencapai 8,63%, turun sebesar 0,14%.
sejalannya kurikulum serta kompetensi yang digunakan SMK dengan dunia usaha
dan dunia industri, pendirian SMK yang tidak relevan dengan potensi daerah
didirikannya SMK, jumlah guru produkif yang terbatas, hingga fasilitas yang tak
memadai untuk setiap bidang keahlian yang ada di SMK (Sitorus, 2016). Semua
itu akan berdampak pada kualitas dari lulusan SMK itu sendiri. Maka, tak heran
Pada tahun 2017 misalnya, terdapat setidaknya 10 persen dari 4,6 juta siswa SMK
4
Adapun faktor-faktor lulusan SMK dalam memilih melanjutkan pendidikan ke
untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Hal itu pula yang dilakukan
tujuan untuk meningkatkan mobilitas sosial sehinga dapat mencapai strata sosial
tertentu dan dapat merubah status sosial yang disandangnya (Sudarwati &
melainkan ada faktor-faktor lain, seperti peran orang sekitar (peran orang tua,
guru, dan teman sebaya), tingkat pendidikan keluarga dan peran lingkungan
(Sudarwati & Raditya, 2013), serta status sosial ekonomi keluarga (Mar’ati,
2018).
oleh lulusan SMK tersebut tidak diiringi dengan kesiapan dan kemantapan
menentukan perguruan tinggi mana dan jurusan apa yang akan mereka pelajari
nantinya. Sehingga, sering kali lulusan SMK ini merasa bingung ketika
keahlian yang ada di perguruan tinggi (Setyowati, Prabowo, & Yusuf, 2019).
Perasaan bingung dalam memilih bidang keahlian atau jurusan ini disebabkan
lantaran mereka dihadapkan pada dua pilihan, yakni memilih jurusan yang sejalan
5
dengan jurusan ketika di SMK atau memilih jurusan yang jauh berbeda dengan
jurusan sebelumnya.1
120
61 60 67 62
15 15 20 17 23
12 11 11 13
3
peminat Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik tahun 2016-2020 tersebar dari
berbagai jenis sekolah menengah atas, seperti SMA, SMK, MA, dan Pesantren.
Jumlah peminat dari SMA merupakan yang tertinggi, kemudian disusul oleh MA,
dan selanjutnya diisi oleh SMK & Pesantren yang memenuhi kuota mahasiswa
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Peminat dari SMK terlihat sempat
mengalami peningkatan di tiga tahun pertama, tetapi turun kembali di dua tahun
6
kesempatan untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. SMK bahkan
sebanyak SMA.
5% 1% 3% SMK SOSIAL
Berdasarkan data pada diagram di atas, peminat Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik tahun 2016-2020 yang berasal dari SMK tersebar dari berbagai
bidang keahlian. Mulai dari bidang sosial, seni, analis, akuntansi, ekonomi,
pariwisata, hingga teknik. Sebanyak 52% mahasiswa yang berasal dari SMK
masih sejurus dengan program studi yang ada di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik, sisanya, yaitu sebesar 48 % berasal dari jurusan yang dapat dikatakan
berbeda, bahkan menyimpang dari program studi yang ada di Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik. Dengan adanya data tersebut memperlihatkan bahwa lulusan
SMK yang memilih jurusan yang berbeda cukup banyak, bahkan hampir
7
menyamai jumlah lulusan SMK yang memilih jurusan yang sama dengan jurusan
sebelumnya di SMK.
Dari uraian di atas, menjadi menarik melihat bagaimana lulusan SMK yang
diiringi dengan kesiapan dalam menentukan perguruan tinggi dan bidang keahlian
atau jurusan yang akan mereka pilih. Dengan menggunakan pendekatan Tindakan
Rasional Max Weber, penelitian ini akan mencoba melihat bagaimana rasionalitas
dapat membuat lulusan SMK menentukan FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
8
B. Pertanyaan Penelitian
perguruan tinggi?
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
Sebagai penulis dari penelitian ini, tentu memiliki harapan agar penelitian
ini dapat memberikan manfaat untuk semua pihak. Adapun manfaat dalam
1. Manfaat Akademis
9
Pendidikan terkait dengan permasalahan dunia pendidikan,
2. Manfaat Praktis
SMK berkurang, dan SMK dapat menghasilkan tenaga kerja yang benar-
benar berkualitas serta dapat mengisi kebutuhan tenaga kerja dunia usaha
E. Tinjauan Pustaka
Seperti penelitian yang dilakukan oleh Rika Kartika (2020) yang berjudul
10
penelitian ini terbagi menjadi dua, yang pertama terkait modal individu. Menurut
perguruan tinggi. Banyak dari siswa yang berprestasi dan mendapatkan bantuan
bekerja.
Penelitian lainnya oleh Josipa Roksa & Karen Jeong Robinson (2017)
dengan budaya kuliah rendah dan tinggi di Amerika Serikat. Penelitian ini
Hasil yang ditemukan dalam studi ini menyatakan bahwa modal budaya
menyatakan juga bahwa siswa dari latar belakang yang kurang beruntung
mendapat manfaat lebih dari modal budaya daripada siswa berlatar belakang
beruntung, dan ini terjadi di sekolah yang memiliki budaya kuliah rendah.
11
Selanjutnya, penelitian dari Christophe Delay (2020) dengan judul
Habitus”, yang berfokus pada keputusan anak muda kelas pekerja dalam
teman sebaya dan habitus terhadap keputusan siswa dalam memilih pendidikan.
pengaruh dari guru untuk memilih sekolah kejuruan daripada sekolah akademik.
Selain itu, latar belakang orang tua yang berasal dari kelas pekerja juga
Penelitian lain yang dilakukan oleh Diane Reay, Miriam David dan
mendalam dengan 120 siswa. Hasil dari penelitian ini menjelaskan bahwa
budaya individu dibanding dengan modal kolektif. Selain itu, hasil dari study
12
Kemudian, penelitian yang dilakukan oleh Eric Grodsky dan Catherine
Riegle-Crumb (2010) yang berjudul “Those Who Choose and Thoose Who
perguruan tinggi dan memilih FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai
perguruan tinggi dan bidang keahlian atau jurusan yang mereka pilih.
13
F. Kerangka Teoritis
1. Definisi Konseptual
menengah sebagai lanjutan dari SMP/MTs atau bentuk lain yang sederajat.
mempersiapkan peserta didik untuk siap bekerja dalam bidang tertentu. Dalam
dengan ilmu pelajaran secara teori saja, melainkan juga secara praktik yang
berguna untuk menyiapkan peserta didik yang profesional dan kompeten sesuai
kebutuhan kerja dan minat masyarakat yang ada di wilayah tersebut. Serta
tertentu, yang mana disesuaikan dengan kebutuhan dunia kerja yang ada.
tentang kerangka dasar dan struktur kurikulum SMK, adalah sebagai berikut:
(1) Teknologi dan Rekayasa; (2) Teknologi Informasi dan Komunikasi; (3)
Kesehatan; (4) Agribisnis dan Agroteknologi; (5) Perikanan dan Kelautan; (6)
14
Bisnis dan Manajemen; (7) Pariwisata; (8) Seni Rupa dan Kriya; dan (9) Seni
Pertunjukan. Bidang keahlian ini akan terus bertambah dan berkembang seiring
salah satunya yaitu menciptakan tenaga kerja siap pakai. Namun, tujuan SMK
bukan hanya dalam hal menciptakan tenaga kerja saja, melainkan ada tujuan-
2003 yang mengatakan bahwa tujuan SMK sendiri terbagi menjadi dua, yaitu
memiliki tujuan yang hampir sama dengan satuan pendidikan lainnya, yakni
menjadi warga negara yang baik, cinta tanah air, peduli lingkungan, serta
mengembangkan potensi diri peserta didik agar menjadi lebih baik, kreatif,
Sementara itu, tujuan khusus dibuatnya SMK adalah untuk dunia kerja.
harapannya dapat mengisi lowongan pekerjaan yang ada di dunia kerja. Hal
yang memadai agar dapat menghasilkan tenaga kerja yang terampil dan
terlatih. Selain itu, SMK juga membekali peserta didiknya dengan kompetesi-
kompetensi program keahlian yang sesuai dengan yang ada di dunia kerja agar
15
peserta didik yang akan menjadi tenaga kerja ini dapat beradaptasi bahkan
2. Kajian Teori
yang dikembangkan oleh Max Weber (Sudarwati & Raditya, 2013). Tindakan
sosial adalah tindakan individu yang memiki makna atau arti subyektif. Suatu
tindakan sosial.
berdasarkan pada pemikiran atas kesadaran akan pilihan yang nyata (Upe,
2017).
tindakan tradisional.
16
Empat tipe tindakan menurut Weber terdiri dari:
2013). Tindakan tipe ini sangat bisa diterima, karena tindakan ini
dilakukan.
17
akan bertindak sesuai dengan kepercayaan yang telah dimilikinya
tersebut.
dari itu, tipe ini masuk ke dalam kelompok tipe tindakan non
rasional.
pembahasan dalam penelitian ini. Keempat tipe tindakan social Weber akan
18
G. Metode Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
selama ini belum banyak yang mengangkat permasalahan ini dalam bingkai
pendidikan.
2. Subjek Penelitian
dapat memenuhi standar atau kriteria yang sesuai dengan penelitian ini.
Maka, teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
tertentu.
19
Jumlah subjek dalam penelitian ini sebanyak 15 informan yang terdiri
tinggi;
20
Kategori Lulusan SMK yang sedang Melanjutkan Pendidikan di Perguruan
Tinggi
Perhotelan) Sosiologi)
Selatan Manajemen
(Jurusan SDM)
Pastry Tata
Boga)
(Jurusan Manajemen
TKJ) SDM)
21
Tangerang (jurusan 2020
Selatan Manajemen
(Jurusan SDM)
Pastry Tata
Boga)
Bogor Manajemen
(Jurusan SDM)
Multimedia)
(Jurusan (Jurusan
TKJ) Ekonomi
syariah)
TKJ) (Jurusan
Bimbingan
Penyuluhan
22
Islam)
Teknik (Jurusan
Mesin) Manajemen
Dakwah)
Sindur Hukum)
(Jurusan
TKJ)
Sindur (Jurusan
(Jurusan Manajemen
TKJ) Pendidikan)
23
Kategori Lulusan SMK yang Telah Menyelesaikan Pendidikan di Perguruan
Tinggi
(Jurusan Manajemen
Syariah)
(Jurusan (Jurusan
24
Kategori Pemengaruh Keputusan Lulusan SMK Berkuliah
Hari/
No. Nama Domisili VC/TM
Tanggal
1. B. Ac Desember
2020
a. Teknik Wawancara
terstruktur (Marvasti, 2004). Yang mana dengan teknik tersebut peneliti dapat
25
Informan pada penelitian ini tersebar di beberapa wilayah, yaitu Padang,
Tangerang Selatan, Depok, Serang dan Bekasi. Maka dari itu, proses
dan virtual sebanyak 65% melalui aplikasi Video Call dan ada juga yang
dilakukan dengan alasan bahwa informan merupakan orang tua, sehingga cara
ini dipilih agar tidak mempersulit informan ketika proses pengambilan data
b. Studi Pustaka
tersebut merupakan data sekunder, atau data yang berasal di luar dari data
primer, seperti buku, jurnal, artikel, atau karya ilmiah lainnya yang memiliki
H. Sistematika Penulisan
26
BAB I Pendahuluan, berisikan Latar Belakang, Pertanyaan Penelitian,
BAB III Temuan dan Hasil, berisikan hasil dari penelitian yang
dilakukan di lapangan. Bab ini terbagi menjadi tiga sub-bab. Yakni Latar
telah dilakukan, serta saran yang penulis berikan untuk berbagai pihak.
27
BAB II
pebedaan baik itu secara metode pembelajaran maupun tujuan dari kedua
bekerja pada satu kelompok atau satu pekerjaan diantara banyaknya bidang
28
Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional,
yang mempersiapkan peserta didik untuk siap bekerja dalam bidang tertentu.
tenaga kerja yang kompeten dan mampu untuk masuk ke dunia kerja. Dengan
kerja.
kebutuhan kerja dan minat masyarakat yang ada di wilayah tersebut. Serta
tertentu, dan disesuaikan dengan kebutuhan dunia kerja yang ada. Menurut
kurikulum SMK, terdapat sembilan bidang keahlian untuk SMK yaitu: (1)
Kesehatan; (4) Agribisnis dan Agroteknologi; (5) Perikanan dan Kelautan; (6)
Bisnis dan Manajemen; (7) Pariwisata; (8) Seni Rupa dan Kriya; dan (9) Seni
Pertunjukan.
29
Dengan banyaknya bidang keahlian yang ada di SMK, membuat peserta
didik menjadi lebih leluasa dalam memilih bidang keahlian yang diminatinya.
Selain itu, kurikulum yang ada di SMK juga dibuat sedemikian rupa sesuai
terbiasa dan tidak mengalami kesulitan ketika masuk ke dunia kerja. Dan
peserta didik menjadi lulusan yang kompeten dan mampu bekerja pada
Belanda, tentu pendidikan di Indonesia tak lepas dari budaya Belanda pada
situasi perang ketika Jepang datang. Namun, hal itu tidak berlangsung lama
tetapi hanya beberapa saja dari sekian banyaknya sekolah yang ada pada
30
Banyak guru yang kehilangan pekerjaannya, banyak siswa yang terancam
putus sekolah (Kurniawan et al., 2015). Terlebih lagi pada masa itu bahasa
pelatihan kilat agar dapat menguasai bahasa jepang dan mengajarkan siswa-
Dalam era ini corak pendidikan kejuruan masih sama seperti pada
zaman Belanda, akan tetapi dengan adanya pengurangan sekolah baik itu
Putri (SKP) dan Sekolah Guru Kepandaian Putri (SGKP), dan nama
Sekolah Teknik Menengah (STM), yang mana istilah tersebut aktif digunakan
oleh pemerintah hingga tahun 1998 (Suharno, Pambudi, & Harjanto, 2020).
31
Kehadiran SMK ini membawa angin segar dalam pendidikan di
SMK semakin diminati oleh peserta didik. Selain itu, SMK juga menyiapkan
fasilitas yang memadai sesuai dengan bidang keahlian yang ada, bahkan guru-
guru yang mengajar pun memiliki pengalaman tidak hanya dalam pendidikan,
tetapi juga dalam dunia industri. Hal ini didukung oleh pernyataan Lyn Parker
karir yang akan mereka capai di masa depan. Selain itu fasilitas juga sangat
berlaku di SMK. Metode dalam proses belajar di SMK tidak hanya secara
materi, akan tetapi juga melalui praktik yang mengasah keterampilan peserta
didiknya.
Selain itu, peserta didik juga akan menjalani program praktik kerja
industri (Prakerin). Program ini merupakan bentuk kerja sama SMK sebagai
32
lembaga pendidikan dengan dunia usaha dan dunia industry (DU/DI). Siswa
siswi SMK akan menjalani program ini guna mempraktekkan apa yang sudah
pendidikan yang dikenyam maka semakin besar pula tujuan yang didapat. Ini
peserta didik melalui pembelajaran. Usaha ini bukan hanya kecerdasan yang
social. Mobilitas social memiliki dua tipe pergerakan, yaitu mobilitas social
33
vertical dan mobilitas social horizontal. Dalam mobilitas social vertical
terdapat moblitas vertical naik (social climbing) dan mobilitas vertical turun
(Arifin, 2017) dalam penelitiannya yang dilakukan di Jawa Barat dan Jawa
social. Latar belakang keluarga (family background), baik itu dari segi
banyak studi yang menyatakan bahwa antara status social ekonomi, peluang
pendidikan serta mobilitas social itu memiliki hubungan yang sangat erat.
mengungkapkan bahwa pola mobilitas vertical itu lebih banyak dijumpai pada
34
kelompok golongan menengah ke atas. Pernyataan tersebut didukung oleh
menengah ke atas, sedangkan bagi golongan bawah atau kelas pekerja dapat
hingga perguruan tinggi, pendidikan tetap menjadi salah satu factor penting
pendidikan terdapat stratifikasi sosial (Parker & Nilan, 2013). Terlebih lagi
budaya. Dengan modal yang dimilikinya, kelas ini dapat menjadikan sekolah
tersebut.
Kelas social terbagi menjadi tiga, kelas atas, kelas menengah dan
kelas bawah. Sebagai kelas yang berada dalam strata tertinggi, tentunya
35
membuat kelas atas dapat mendominasi kelas-kelas yang ada di bawahnya.
Kecerdasan, gaya, selera, bahkan kemahiran yang hanya dimiliki oleh kelas
atas merupakan budaya yang memang ada dalam kelas ini. Kemudian kelas
(Martono, 2012).
Habitus dari kelas atas tentu tidak akan sesuai dengan habitus kelas
bawah. Maka dari itu, sekolah dikatakan juga sebagai alat seleksi (Bourdieu
keberhasilan dan kegagalan dari suatu kelas. Bagi yang habitusnya sesuai
maka akan berhasil, sedangkan yang tidak sesuai maka akan gagal.
habitus dari kelas atas atau disebut juga sebagai proses borjuasi (Martono,
2012). Namun, jika ternyata proses borjuasi ini tidak berhasil, maka posisinya
akan tetap sama. Begitupun posisi dari kelas atas. Akan selalu berada di atas.
yang dilatar belakangi oleh keluarga menjadikan kalangan atas lebih siap
36
kalangan kelas atas, kelas bawah menggunakan sekolah sebagai satu-satunya
sarana agar dapat mengenal dunia luar. Sekolah juga menjadi satu-satunya
peserta didiknya yang berasal dari kelas bawah. Kursus computer, menjahit,
bahasa asing, perbankan dan lain sebagainya. Keterampilan seperti itu adalah
habitus yang dimiliki oleh kelas dominan. Nampaknya kelas dominan bukan
juga menjadikan kelas bawah dalam dunia kerja (Martono, 2012). Selain itu,
pemilihan sekolah antara kelas atas, kelas menengah dan kelas bawah pun
kejuruan agar dapat langsung bekerja ketika lulus (Parker & Nilan, 2013).
37
BAB III
SEKOLAH KEJURUAN
Bab ini akan menjelaskan hasil dari penelitian lapangan yang telah
pendidikan ke perguruan tinggi dan apa saja yang menyebabkan lulusan SMK
memilih jurusan yang berbeda dengan jurusan ketika di SMK. Seperti yang
menyiapkan peserta didiknya agar siap masuk ke dunia industri. Namun di sisi
lain, SMK juga tidak menutup kemungkinan jika peserta didiknya ingin
memilih FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai peguruan tinggi dan
pertimbangan yang sadar. Lulusan SMK yang seharusnya bekerja setelah lulus
38
merupakan tindakan rasional. Dikatakan rasional karena keputusan lulusan SMK
tersebut melalui pemikiran dan pertimbangan yang logis dan memiliki tujuan.
yang paling tinggi diantara tipe rasionalitas lainnya. Menurut Ana Sudarwati dan
a. Gelar Sarjana
tinggi jumlahnya masih sedikit, yaitu 10% dari total 4,6 juta siswa SMK pada
tahun 2017 (Jawapos.com, 2017). Nampaknya memang sedikit sekali, akan tetapi
perlu diingat bahwa tujuan awal SMK adalah menyiapkan peserta didiknya untuk
SMK lebih memilih untuk langsung bekerja, bahkan sebagian dari mereka
memang dari awal sengaja memilih SMK agar dapat langsung bekerja tanpa harus
mendapatkan gelar sarjana mungkin sudah menjadi hal wajar pada saat ini.
39
Namun, bagi sebagian orang, mengenyam pendidikan hingga mendapatkan gelar
“gua mau kuliah karena gua mau punya gelar dan untuk dapetin
gelar itu kan harus mengenyam pendidikan lagi kan. Gua punya gelar
itu biar bisa gua tulis di undangan pernikahan gua nanti. Biar orang-
orang liat gua punya gelar hahahaha” (Wawancara Pribadi dengan
Mulia Putri, 29 November 2020)
melanjutkan kuliah adalah untuk meraih gelar agar dapat diperlihatkan dan
berkuliah adalah untuk mencari pekerjaan. Berikut peryataan yang diucapkan oleh
informan:
“Enggak. Emang gua pengen dapet gelar Sarjana aja. Karena kata
abang kan (cari) kerja tanpa gelar sarjana kan susah.” (Wawancara
Pribadi dengan Rendi Ferdiana, 17 Desember 2020)
anggapan gelar sarjana akan membuat seseorang lebih dipandang dan lebih mudah
mendapat pekerjaan, maka tak heran jika ada sebagian orang yang lebih memilih
40
b. Pekerjaan yang Lebih Baik
SMK adalah salah satu bentuk sekolah kejuruan pada tingkat menengah
untuk menyiapkan peserta didiknya agar siap dan kompeten di bidangnya. Dengan
menggunakan pembelajaran secara teori dan praktik, SMK membuat skill peserta
didik bertambah dan terasah. Tak hanya itu, SMK juga menerapkan kerjasama
dengan Dunia Usaha dan Dunia Industri (DU/DI), yang mana ini akan bermanfaat
untuk peserta didik, karena mereka akan melaksanakan PKL (Praktik Kerja
PKL yang dilaksanakan oleh peserta didik tentu sesuai dengan bidang
selama 2 bulan, dan maksimal 6 bulan. Pada saat ini siswa akan diperlakukan
kepada siswa yang telah melaksanakan PKL di tempatnya sebagai ucapan terima
kasih. Namun, banyak juga DU/DI yang tidak memberikan imbalan kepada
Nabali yang merupakan salah satu siswa yang tidak mendapatkan imbalan setelah
41
ini kalo lagi rame. Kalo lagi sepi yaa gua bisa sampe 10 ke atas, ngga
pernah kurang dari 10. Trus juga ditambah ngga dapet upah, makanya
gua mikir kalo gua lulus langsung kerja masa gua kerja begini gitu ya
kan. Percuma dong gua bertahun-tahun sekolah. Makanya gua
mutusin buat banting stir dah tuh kuliah ke sosiologi.” (Wawancara
Pribadi dengan Arya Nabali, 29 November 2020)
keputusannya untuk berkuliah memang berasal dari diri sendiri, atas kemauannya.
di salah satu bidang tertentu, yang mana ini membuat pekerjaan yang diterima
oleh lulusan SMK hanya pada bidang yang mereka pelajari saja. Sehingga
membuat pilihan pekerjaan untuk lulusan SMK terbatas. Pernyataan ini dipertegas
“Karena ya menurut gua sekolah SMK aja itu ya ngga cukup, emang
sih abis SMK bisa langsung kerja apalagi kan gua lulusan SMK
Pariwisata jurusan tata boga pasti kan kerjanya kalo ngga di
restaurant ya di hotel. Masalahnya gua ngga suka kerja yang kaya
gitu, kerja di hotel gitu-gitu meskipun dulu gua pernah magang di
hotel, tapi ya gua ngga suka aja, lu tau sendiri lah ya hotel itu kek
gimana (mengenai pengalaman pekerjaan ketika PKL, sistem kerja
dan lingkungan hotel). (Wawancara Pribadi dengan Mulia Putri, 29
November 2020)
bahwasannya pendidikan sampai tingkat SMK saja tidak cukup. Selain itu,
42
informan yang merupakan lulusan SMK Pariwisata jurusan Tata boga ini tidak
menyukai bidang pekerjaan yang akan didapatinya ketika lulus dan merasa bahwa
pekerjaan yang didapatinya akan sama seperti pekerjaan yang informan lakukan
ketika PKL. Hal ini lah yang akhirnya mendorong informan untuk melanjutkan
Selain untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik, pendidikan tinggi juga
“Iya, sekarang itu minimal banget aja SMA/SMK, itu buat cari kerja,
itu minimal banget, itu gajinya juga yaa.. Mungkin di bawah UMR
gitu..” (Wawancara Pribadi dengan Yosep Anggara, 22 Desember
2020)
menurutnya pendidikan saat ini semakin penting dan tingkatannya semakin tinggi.
SMA/SMK saja sudah paling minim seseorang untuk mencari kerja, dan menurut
informan, pendidikan di level itu gajinya tidak memenuhi UMR. Maka dari itu,
a. Nilai Agama
Rasionalitas yang berorientasi pada nilai akan bertindak sesuai dengan apa
yang mereka percayai sebagai nilai-nilai yang ingin mereka capai. Seperti
43
melanjutkan pendidikan ke UIN Imam Bonjol Padang. Lia mendapatkan saran
dari kakakrnya untuk memilih UIN Imam Bonjol dikarenakan UIN merupakan
“…kakak gua nyaranin gua masuk situ, cobalah katanya lagi juga itu
UIN kan pasti islami, gitu..” (Wawancara Pribadi dengan Lia Andini,
15 Desember 2020
individu. tidak ada kesadaran dalam tindakan ini sehingga tindakan ini bukan
banyak dengan guru dan teman-temannya. Guru yang merupakan salah satu warga
sekolah, memiliki peran sebagai tenaga pendidik yang akan mencerdaskan murid-
muridnya. Guru dianggap sebagai orang tua di sekolah. Sebagaimana orang tua
pada umumnya, guru juga ingin murid-muridnya sukses di masa depan. Guru juga
dijadikan suri tauladan, atau contoh bagi peserta didiknya. Mereka harus menjaga
sikap dan perilakunya di depan siswa-siswinya. Hal ini tak jarang membuat
ini:
“Alasan kuliah karena motivasi sih. Liat guru-guru banyak yang dulu
di sekolah, yang kuliah kan banyak ngasih motivasi buat lanjutin
pendidikan ke jenjang lebih tinggi lagi gitu kan. Ada salah satu guru
yang dia lulusan UGM waktu itu, kebetulan dia jadi wali kelas dulu
tuh pas kelas 12. Dia tuh lebih concernnya sebenernya ke sejarah kan,
44
dia kan ngajar di dua tempat, MA sama SMK. Kalo di saya dia
ngajar… dia ngajar apa dulu yak… dia ngajar.. Bentar saya juga
lupa ini.. Oh dia yg ngajar produktif karena dulu kan gurunya ada
pulang kampung apa gimana gua lupa gitu. Jadi dia yang nanganin,
soalnya itu kan udah limit ya, udah semester 2 trus gurunya ngga bisa
nemenin kita sampe lulus, jadi dituker dulu. Karena kebetulan dia
juga cukup paham buat masalah teknologi gitu. Karena banyak
cerita-cerita dia yang bikin kita termotivasi kaya.. perjalanan hidup
dia aja yang menurut gua seru, pas saat-saat sebagai anak kuliahan
gitu-gitu. Jadi gua pengen nyoba, sayang juga kan kalo kita ada
kesempatan tapi ngga dimanfaatin. Makanya dari situ gua mau
kuliah, di Jogja, meskipun bukan di kampus yang sama yang penting
gua kuliah gitu. Tapi ternyata gua ngga dapet di Jogja, yaudah gua
coba yang disini dan dapet di UIN, jalanin deh gitu.” (Wawancara
Pribadi dengan M. Farizan, 16 Desember 2020)
merupakan guru yang menggantikan posisi wali kelasnya ketika informan berada
di kelas 12. Guru ini merupakan lulusan salah satu universitas ternama di
hidupnya, seperti pengalaman kuliah di Jogja. Hal ini membuat informan akhirnya
kebiasaan. Dalam tindakan ini juga tidak memiliki kesadaran. Sehingga sering
45
kali individu bertindak akan sesuatu namun tidak memiliki tujuan yang jelas,
”waktu itu tahun 2014 gua lulus smk tuh ya, saat itu temen-temen gua
dan pacar gua pada mau kuliah gitu trus gua ikut-ikutan tuh. Gua ikut
daftar SBMPTN waktu itu tapi gua ngga lolos. Nah karena ngga lolos
kan yaudah tuh gua nganggur setahun. Pas tahun 2015 mama gua
nyuruh gua kuliah, sebenernya gua ngga mau kuliah kan gua maunya
kerja aja tapi nyokap gua nih kekeh pengen gua kuliah, dia bilang
“kuliah dong, nanti mama beliin motor sama laptop deh” gitu, ya
karena gua pengen banget punya motor kan ya agak-agak mikir tuh
gua Akhirnya gua daftar dah tuh kuliah, kalo ngga salah bulan
september udah akhir-akhir pendaftaran dan pokoknya udah mau
tutup dah pendaftarannya..” (Wawancara Pribadi dengan Dwi Fitri,
6 Desember 2020)
bahwa keinginannya setelah lulus adalah bekerja. Namun, orang tuanya terus
46
“Sebenernya waktu itu mama ngga mengupayakan apa-apa, Ipit lulus
SMK trus mama (sebagai orang tua) nanya apa yang dia mau,
ternyata dia ngga mau kuliah, katanya mau kerja aja. Tapi kemarin
itu dia sempet ikut-ikut tes SBM katanya kan, nah itu mama seneng
tuh Ipit masih ada keingina untuk ikut tes-tes semacam itu. Ternyata
dia ngga lolos, trus mama tanya kan apa ngga mau coba di kampus
lain, katanya ngga mau, yaudah setelah itu mama tawarin motor sama
laptop aja supaya Ipit mau kuliah, tapi ternyata ngga mau juga.
Sampai setahun mama coba rayu Ipit, akhirnya mau deh tuh, seneng
lah mama akhirnya. Ipit tanya mau kuliah di UPI tapi ngga mama
bolehin, mama suruh cari kampus lain, akhirnya dia pilih Dharma
Andalas itu, yaudah dia kuliah di sana, trus mama kasih juga apa
yang mama janjikan sebelumnya, motor dan laptop itu.” (Wawancara
Pribadi dengan Ibu Yeti Avita, ibu dari Informan Dwi Fitri, 6
Desember2020)
perguruan tinggi. Dengan upaya yang dilakukan informan Yeti Avita selaku orang
tua dari informan Dwi Fitri, yaitu dengan memberikan motor dan laptop, ia
“Indak ado do, mama tu nio Ipit kuliah yo karena memang keinginan
mama jo apaknyo ipit se supayo Ipit kuliah, ndak cuma Ipit se,
kakaknyo kan lai kuliah lo mah, adiaknyo kuliah juo, mama jo apak ko
emang nio anak-anaknyo berpendidikan tinggi, amak jo apak kan
tamatan d3, tu maso iyo anaknyo hanyo lulusan SMK se? tu ndak nio
mama, makonyo mama suruh Ipit kuliah, pendidikannyo harus labiah
tinggi dari mama jo apaknyo.”
“Ngga ada sih, mama itu ingin Ipit kuliah ya karena memang
keinginan mama dan papanya Ipit aja biar Ipit kuliah. Sebenernya
ngga cuma ipit, kakaknya kan juga kuliah, adiknya juga kuliah, mama
sama bapaknya ini cuma mau anak-anak berpendidikan tinggi, mama
sama bapak kan tamatan D3, masa iya anaknya cuma lulusan SMK?
Ya mama ngga mau, makanya Ipit mama suruh kuliah, pendidikannya
harus lebih tinggi lah dari orang tuanya.” (Wawancara Pribadi
dengan Ibu Yeti Avita, ibu dari Informan Dwi Fitri, 6 Desember2020)
47
Pernyataan tersebut disampaikan kepada peneliti ketika informan
ditanyakan mengenai pengaruh dari pihak luar terkait dengan keputusan informan
Yeti Avita selaku orang tua Dwi Fitri. Dengan pernyataan itu, informan
merupakan lulusan D3, dan itu bukan hanya informan yang merupakan ibu dari
Dwi Fitri, melainkan suaminya yang merupakan ayah dari Dwi Fitri juga
Yeti Avita dan suami memutuskan agar anak-anaknya memiliki pendidikan yang
karena memang bukan hanya Dwi Fitri yang mereka harapkan untuk
berpendidikan tinggi, melainkan semua anak-anaknya. Kakak dari Dwi Fitri telah
dan dua adiknya yang masih kecil akan di kuliahkan juga nantinya oleh orang
tuanya.
48
Meskipun informan Yeti Aviati selaku orang tua dari Dwi Fitri tidak
memaksa agar anaknya melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi, akan tetapi ia
“awalnya kan emang ngga mau tuh kan, soalnya gua tuh males mikir,
udah capek lah mikir-mikir gitu, pusing. Gua mau cari duit aja yang
banyak, lagian kan dulu gua pengen banget punya motor tapi ya
belum sanggup beli sendiri, ya lu tau sendiri lah gimana. Nah tu pas
awal-awal lulus sekolah tuh emang mama gua nanya, “ngga kuliah?
Nanti mama beliin motor deh, laptop juga” gitu kan tapi emang
guanya gamau kan ya karena itu tadi gua udh males mikir, belum lagi
nanti kalo mau lulus kan ada sempro, seminar, kompre gitu-gitu kan,
sakit kepala gua bayanginnya. Dan lu tau juga kan gua tuh agak
gagap kalo ngomong, apalagi di depan orang banyak. Seminar kan di
depan orang banyak gitu kan, tuh gua mikir kan dan gua bilang
“gamau ah mah” gitu. Trus juga kan ujung-ujungnya juga bakalan
kerja kok gitu lho. Nah pas itu kan gua nganggur tuh setahun, gua
kerja tuh pas nganggur itu. Gua kerja di minimarket ketemu lah sama
pacar gua, dia mau kuliah juga. Dia coba SBMPTN pas tahun 2015,
tapi ngga lolos tuh, akhirnya dia dafar di UPI, masuk kan tuh di UPI.
Dia nyaranin gua untuk kuliah, dia bilang “kuliah lah, biar kita bisa
berangkat kuliah bareng, ngerjain tugas bareng, wisuda bareng” gitu
dan gua jadi termotivasi buat kuliah. Yaudah tuh gua mau kan kuliah,
tadinya gua mau di UPI juga biar bisa barengan ama dia, tapi mama
gua ngga ngebolehin, katanya UPI ngga berbobot, yaudah deh gua
pilih yang tiga tadi kan tapi akhirnya gua milih Dharma Andalas
karena selain gedungnya baru dan ya lumayan bagus, dia juga deket
UPI, jadi gua bisa sama dia terus, ngebucin hahahaha. Dan setelah
gua coba jalanin kuliah, ternyata asik, santai, ngga terikat, dan suka-
suka kita aja apalagi gua swasta kan. Trus juga dosennya begitu aja,
kalo mau belajar ya belajar kalo ngga ya terserah” (Wawancara
Pribadi dengan Dwi Fitri, 6 Desember 2020)
dan laptop. Informan merasa lelah untuk berpikir lagi ketika berkuliah dan merasa
bahwa dengan kuliah ataupun tidak pada akhirnya ia akan bekerja juga. Namun
49
keputusannya itu berubah setelah ia bekerja di salah satu minimarket dan
menemukan seseorang yang akhirnya menjadi pacarnya pada saat itu. pernyataan
pendidikan ke perguruan tinggi tidak murni dari pengaruh orang tua, melainkan
menyuruhnya untuk kuliah agar bisa menjalankan kuliah bersama dengannya. Hal
sama dengan pacarnya, akan tetapi hal itu ditentang oleh ibunya, yaitu Yeti Avita
yang menganggap kampus yang anaknya pilih itu tidak bagus dan akhirnya
membuat informan Dwi Fitri memilih Dharma Andalas yang dekat dengan UPI
pacarnya saat itu tidak diketahui oleh orang tuanya, sehingga orang tuanya
b. Kepentingan sekolah
di sini adalah sekolah. Keputusan informan Adi Satrio bekerja setelah lulus SMK
ditolak dan dipaksa untuk nurut kepada kepala sekolah dan guru yang
50
menyuruhnya memilih perguruan tinggi. informan Adi Satrio berkata bahwa
“ceritanya dulu saya pas kelas 12 itu emang ngga ada ketertarikan
untuk kuliah ya, kemudian saya tuh tertariknya karena sekolah ini, smk
ini lanjutannya nanti akan bekerja ya jadi saya emang niatnya untuk
bekerja kan, membantu orang tua saya kan ya menafkahi, bantu-bantu
lah. Kemudian ada guru saya, beliau juga dulunya kuliah, lulusan
UGM sama Unpad juga kalo ngga salah. Nah beliau mengurusi siswa-
siwanya, bagaimana caranya siswa tersebut bisa untuk apa, pokoknya
supaya bisa kuliah gitu kak. Jadi guru saya itu mengurusinya, dari
awal pendaftaran hingga akhir. Nah kemudian waktu saya, awalnya
tuh dari pas SNMPTN, SPAN, dan itu saya didaftarin semua itu nah
kemudian yang lolos yang SPAN ini kak. Kenapa saya bisa lolos, yang
tadinya ngga niat kuliah jadi kok kuliah. Nah karena pas dipanggil
satu-satu itu sama guru saya kan disuruh masuk ke ruangan, setelah
masuk ke ruangan ditanya sama guru saya “gimana di, mau ngambil
jurusan apa? Trus saya jawab “ngga tau pak saya bingung, terserah
bapak aja, saya mah ngikut” kata saya. Soalnya sebelum dipanggil itu
kak, saya kan ada kelas kak, mata pelajaran matematika itu yang
ngajar kepala sekolah saya, perempuan. Dibilangin sama kepala
sekolah saya, ini beliau ngomong ke murid-muridnya, saya dan temen-
temen saya di kelas. Di kelas beliau ngomong gini kak “nanti kalian
apabila dipanggil sama Pak Sofyan, kalo ditanya mau kuliah di mana
dan jurusan apa manut aja, ngikut aja pak sofyan”. Pak sofyan ini
yang daftarin anak-anak buat kuliah kak, yaudahlah saya ambil
keputusan manut aja sama pak sofyan. Soalnya kan saya buta juga
sama dunia perkuliahan. (Wawancara Pribadi dengan Muhammad Adi
Satria, 17 Desember 2020)
setelah SMK adalah bekerja agar dapat membantu perekonomian orang tuanya.
Namun, ketika di kelas 12, salah satu gurunya yang merupakan lulusan
mengambil universitas apa dan jurusan apa, sehingga pilihan ujian, universitas
dan jurusan ditentukan oleh gurunya tersebut. Selain itu, perkataan dari kepala
51
membuat ia patuh atas pilihan ujian tes, universitas dan jurusan yang dipilihkan
untuknya.
persiapan. Dimulai dari pemilihan ujian tes masuk perguruan tinggi, pemilihan
pemilihannya harus sesuai dengan minat dan kemampuan agar mudah dijalani.
Jangan sampai salah jurusan dan menjalani kuliah secara terpaksa sehingga
menderita karena jurusan yang tidak tepat.Pemilihan jurusan ini juga dilakukan
oleh para lulusan SMK yang berkuliah dengan jurusan yang berbeda ketika di
SMK.
Ilmu eksak merupakan ilmu yang mempelajari hal-hal yang pasti, dan
penelitian ini memutuskan untuk memilih jurusan yang diminatinya agar terbebas
dari ilmu eksak tersebut. Informan itu adalah M. Farizan atau Ijan.
ilmu tersebut jauh dari yang namanya hitung-hitungan. Informan yang merupakan
lulusan SMK dengan kejuruan Teknik Komputer dan Jaringan, membuat informan
52
memilih jurusan yang tidak ada hitung-hitungannya seperti Bimbingan
Penyuluhan Islam.
“Alesannya ya pertamanya itu kan suka aja gitu sama ilmu sosial
karena ilmu sosial itu jauh dari itung-itungan yaa, soalnya udah
bosen juga itung-ituan pas di SMK kan. Dulu kan ngga paham yang
kaya gitu-gituan pas masih di SMK. Jalur masuknya juga UMPTKIN
dan itu juga baru gua doang yang nyoba dari sekolah gua itu. Karena
dulu kan pas milih itu kan tulisannya BK ya Bimbingan Konseling,
dari pribadi emang suka yang berbau-bau “benerin orang” gitu lah.
Tapi, ya ngga tau, ya asal aja mencet-mencet gitu dan ternyata yang
kepilih BPI.” (Wawancara Pribadi dengan M. Farizan, 16 Desember
2020)
yang dialami informan membuatnya memilih jurusan yang agak melenceng dari
apa yang dia inginkan. Meskipun begitu, informan tetap menerima jurusan yang
“…ya balik lagi kan karena gua suka pelajaran yang berbau-bau
psikologi ya mungkin kalo sekarang gua udah tau. Kalo dalam BPI itu
kan bedanya sama BK, kalo konseling kan pendidikan, kalo kita itu ke
psikologi dan sosialnya. Jadi dari semester 1 kita udah kenalan sama
pelajaran psikologi, nah dari situ jadi gua lebih “kayaknya udah deh
gua bertahan di sini karena ada pelajaran psikologinya”, gitu.”
(Wawancara Pribadi dengan M. Farizan, 16 Desember 2020)
b. Pekerjaan Impian
memiliki cita-cita untuk bekerja di bank. Cita-cita itu telah ada bahkan ketika
53
informan masih mengenyam pendidikan di SMK. Ketika diberi kesempatan untuk
“Gua pengen aja kuliah jurusan itu, dari dulu di SMK kan gua
tertarik dunia perbankan ya, gua suka aja kerja di tempat kaya bank
gitu. Jadi, mumpung ada kesempatan pas kuliah gua ambil aja itu.”
(Wawancara Pribadi dengan Lia Andini, 15 Desember 2020)
merasa kedua jurusan tersebut tetap bisa membantunya mengelola usaha yang
a. Nilai Estetika
Minat menjadi salah satu faktor penyebab lulusan SMK berkuliah dengan
jurusan yang berbeda dengan jurusan ketika di SMK Minat merupakan dorongan
yang berasal dari dalam diri manusia. Minat menimbulkan rasa ketertarikan
terhadap suatu hal atau objek yang menjadi pilihan. Sehingga ketika manusia
54
memilih sesuatu atas dasar minat atau ketertarikan ia akan cenderung lebih puas
dengan pilihannya.
jurusan tersebut. Sosiologi yang merupakan jurusan cadangan yang dipilih oleh
“Gua bisa masuk sosiologi itu awalnya karena gua pengen masuk ISI
atau IKJ gitu kan tapi ngga dibolehin karena orang tua gua punya
pandangan kalo seni itu lebih baik lu jadiin hobi aja, ngga lu jadiin
kerjaan professional. Selain itu juga kan masuk IKJ juga biayanya
gede ya, ya itu salah satu factor sih. Yaudah tuh akhirnya gua
ngambil sosiologi deh, lagi juga kan gua di SMK gua belajar IPS juga
ya, gua ngerasa tertarik aja gitu, gua belajar tentang struktur, tentang
struktur masyarakat gitu lah yaa, Gua belajar kelas, belajar apa cuma
tertarik aja lah ya. Trus juga nilai MTK gua, nilai statistic gua juga
lumayan gitu. Karena gua sekolah pariwisata ya kan ya itu
dijejelinnya sejarahnya. Nah itu gua demen juga sih sejarah. Kalo di
Ips tuh gua suka sejarah, tapi di situ juga gua suka yang pelajaran
adalah tuh pasti lu juga sempet nemuin ada yang namanya kasta,
gitu-gitu ya kan pas lu SMK. Nah gua suka juga belajar itu, makanya
gua pikir kan sosiologi awalnya lebih ke strukturnya doang kan,
ternyata banyak. Trus ditambah lagi ada juga nih kita nemuin
sosiologi sejarah nah makanya pas skripsi gua dibilang bang Karib
telusuri SOPSI aja ya gua okein karena gua suka juga.”(Wawancara
Pribadi dengan Arya Nabali, 29 November 2020)
atas dasar suka, seperti yang informan lakukan membuatnya menjadi lebih santai
55
santai. Makanya lu kan kalo lu liat gua kuliah kaya kaga ada beban
masalah gitu kan hahaha” (Wawancara Pribadi dengan Arya Nabali,
29 November 2020)
Memilih adalah hak setiap manusia. Namun, seringkali pilihan yang telah
dipilih tersebut tidak menjadi milik yang memilih. Maka, untuk itu dibutuhkan
pilihan cadangan atau opsi kedua agar tujuan yang hendak dicapai dapat terwujud.
Hal tersebut juga dialami oleh lulusan SMK yang ingin berkuliah. Dalam memilih
jurusan di perguruan tinggi, beberapa dari mereka memilih jurusan yang sama
dengan jurusan ketika di SMK. Meskipun pada akhirnya kesempatan itu tidak
berpihak padanya karena beberapa hal. Keputusannya untuk berkuliah tidak putus
sampai di situ, tetapi mereka menyiapkan opsi kedua, yaitu menyiapkan jurusan
Pernyataan ini dipertegas oleh informan Mulia Putri. Berikut pernyataan dari
informan:
“Tadinya gua tuh pengen kuliahnya tata boga juga biar pas lulus
nanti gua kerja jadi guru tata boga, gua ikut SBMPTN 2 kali pilih
universitas UNP sama UNJ taunya kaga diterima. Karena gue ngga
diterima SBMPTN itu, akhirnya ada nih tetangga gua yang anaknya
kuliah di STIA Adabiah jurusan Administrasi public nah dia nyaranin
gue untuk kuliah di sana. Gua coba nih daftar di sana, gua ambil
jurusan yang sama kaya tetangga gua ini dan ternyata gua diterima
kuliah di sana. (Wawancara Pribadi dengan Mulia Putri, 29
November 2020)
dari kegagalan yang ia alami. Memilih jurusan yang sama dengan jurusan ketika
56
ia SMK telah dicoba dengan mengikuti tes SBMPTN sampai 2 (dua) kali di dua
universitas negeri ternama. Namun, hasilnya sama saja, ia tidak diterima. Mimpi
untuk menjadi guru Tata Boga juga sirna ketika akhirnya hasil tes itu keluar.
Meskipun begitu, keinginannya untuk mencari ilmu tidak padam hanya karena
tempat tetangganya itu berkuliah, dan informan juga memilih jurusan yang sama
dilakukannya adalah karena sang kakak dahulu juga berkuliah hukum dan sudah
Sebagai seorang anak bungsu, informan Rendi diminta oleh orang tuanya
tinggi dan emmilih jurusan yang sama agar kelak sukses seperti sang kakak.
“..Emang gua disuruh kuliah sama orang tua juga. Harus kuliah.
Orang tua ngomong harus ikutin abang gua yang pertama. Harus
kaya gini harus jadi kaya gini gitu. Harus bener-bener rajin biar bisa
kaya abang gua.” (Wawancara Pribadi dengan Rendi Ferdiana, 17
Desember 2020
57
4. Tindakan Tradisional (Traditional Action)
a. Habitus Pekerjaan
Kebiasaan juga dapat mempengaruhi individu dalam bertindak. Hal itu yang
“Sebelumnya tuh ya gua kan SMK jurusan akuntansi, cuman kan kalo
ngelanjutin ke akuntansi lagi kaya udah keberatan beban pikiran ya,
trus alhamdulillah dapet kerjaan di bidang HRD. Nah karena gua
banyak interview orang, yang mana rata-rata lulusan S1 trus bos gua
nyuruh gua kuliah, katanya lu kuliah aja, yang penting ada gelar yang
sesuai sama jabatan lu makanya tuh gua ambil jurusan SDM yang
cocok sama HRD.”(Wawancara pribadi dengan Reza Ardi, 15
Desember 2020)
perguruan tinggi.
58
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
untuk menciptakan tenaga kerja yang siap pakai dan kompeten di bidangnya.
Namun, hal itu tidak terwujud sehingga akhirnya menciptakan SMK sebagai
perguruan tinggi.
ke perguruan tinggi karena memiliki tujuan yang nyata yang dipikirkan dan
pembahasan dalam penelitian skripsi ini. Dengan tipe-tipe tindakan sosial Weber
yang terdiri dari (1) rasionalitas instrumental; (2) rasionalitas nilai; (3) tindakan
59
pekerjaan yang lebih baik dan penghasilan atau upah yang lebih tinggi. Kemudian
rasionalitas lulusan SMK dalam menentukan jurusan dan memilih jurusan yang
berbeda adalah agar terhindar dari ilmu eksak, atau menghindari ilmu yang
mempelajari perhitungan angka. Selain itu, memilih jurusan yang berbeda juga
dengan memilih universitas yang islami seperti UIN Syarif Hidayatullah bagus
untuk mereka, karena mereka akan mendapat pelajaran agama yang lebih dari
universitas biasa. Untuk pemilihan jurusan nilai yang muncul adalah nilai estetika
atau keindahan. Lulusan SMK merasa jika memilih jurusan yang diminati dapat
membuat mereka lebih menikmati perkuliahan dan membuat ilmu yang dipelajari
mengedepankan perasaan. Dalam tipe ini, tindakan yang dilakukan lulusan SMK
hadir dari dalam diri yang disebabkan karena adanya koneksi yang dirasakan.
rasa koneksi pada diri lulusan SMK. Yang kemudian perasaan tersebut
tinggi.
60
Terakhir, yaitu tindakan tradisional atau kebiasaan. Pada tindakan ini,
adalah karena adanya budaya kuliah dalam keluarga yang membuat mereka mau
B. Saran
itu berada. Agar lulusannya dapat memenuhi kebutuhan tenanga kerja dan tidak
juga seharusnya bukan hanya berperan dalam menciptakan tenaga kerja, tetapi
juga berperan dalam menciptakan pelaku usaha. Karena selama ini, pedidikan
Indonesia mejadi lebih baik, terutama pendidikan kejuruan yang saat ini mulai
sedikit tertinggal dari SMA. Diharapkan juga peluang lulusan SMK untuk
61
DAFTAR PUSTAKA
62
Mar’ati, F. (2018). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Melanjutkan Studi
ke Perguruan Tinggi Siswa SMK Muhammadiyah 1 Bantul Tahun Ajaran
2017/2018. Pendidikan Ekonomi, 367–374.
Martono, N. (2012). Kekerasan Simbolik di Sekolah Sebuah Ide Sosiologi
Pendidikan Pierre Bourdieu. In Journal of Chemical Information and
Modeling (Vol. 01).
Marvasti, A. B. (2004). Qualitative Research in Sociology.
Muliati, A. (2007). Evaluasi Program Pendidikan Sistem Ganda Suatu Penelitian
Evaluatif berdasarkan STake’s Countenance Model Mengenai Program
Pendidikan Sistem Ganda Pada Sebuah SMK di Sulawesi Selatan. 1–44.
Munandar, A. T. (2005). Peran Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Untuk
Meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) Di Indonesia. Seminar
Nasional Pendidikan Teknik Otomotif, 75–78.
Nasution. (2009). Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar.
Parker, L., & Nilan, P. (2013). Adolescents in Contemporary Indonesia. 634.
Reay, D., David, M., & Ball, S. (2001). Making a Difference ?: Institutional
Habituses and Higher Education Choice. Sociological Research, 5(4).
Ritzer, G. (1996). Sociology Theory (internatio).
Roksa, J., & Robinson, K. J. (2017). Cultural Capital and Habitus in Context: The
Importance of High School College-going Culture. British Journal of
Sociology of Education, 38(8), 1230–1244.
https://doi.org/10.1080/01425692.2016.1251301
Santoso, J. T. B. (2014). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Siswa SMP N di Kota
Semangang Memilih SMK. Pendidikan Ekonomi Dinamika Pendidikan,
IX(1), 1–20.
Seknun, M. Y. (2015). Pendidikan sebagai media mobilitas sosial. 2(36), 131–
141.
Setyowati, R., Prabowo, W., & Yusuf, M. (2019). Pengambilan Keputusan
Menentukan Jurusan Kuliah Ditinjau Dari Student Self Efficacy Dan
Persepsi Terhadap Harapan Orang Tua. Jurnal Psikologi Pendidikan Dan
Konseling: Jurnal Kajian Psikologi Pendidikan Dan Bimbingan Konseling,
5(1), 42–48. https://doi.org/10.26858/jppk.v5i1.7460
Sitorus, R. A. (2016). Tantangan dan Harapan Pendidikan Kejuruan di Indonesia
dalam Mewujudkan SMK yang Memiliki Daya Saing Ketenagakerjaan.
(September), 1–20.
63
Sudarwati, A., & Raditya, A. (2013). Alasan rasional lulusan smk berkuliah. 1–7.
Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
PT. Alfabet.
Suharno, Pambudi, N. A., & Harjanto, B. (2020). Vocational education in
Indonesia: History, development, opportunities, and challenges. Children
and Youth Services Review, 115(May), 105092.
https://doi.org/10.1016/j.childyouth.2020.105092
Upe, A. (2017). Tradisi Aliras dalam Sosiologi (1st ed.). Depok: Rajawali Pers.
Van De Werfhorst, H. G., Sullivan, A., & Cheung, S. Y. (2003). Social class,
ability and choice of subject in secondary and tertiary education in Britain.
British Educational Research Journal, 29(1), 41–62.
https://doi.org/10.1080/0141192032000057366
64
LAMPIRAN
Transkrip Wawancara 1
Keterangan:
P : Peneliti
N : Narasumber
Mulia Putri
Minggu, 29 November 2020
Video Call
Pkl. 11.00 – 12.30 WIB
xiii
N : Gua ngambil jurusan itu ya karena emang di STIA Adabiah tuh cuma ada
dua jurusan, administrasi bisnis sama administrasi public. Nah gua nggak
minat sama bisnis, pasti kan dia tentang keuangan ya banyak itung-itungan
gitu kan, otak guanya gak mampu kalo itung-itungan tuh. Yaudahlah gua
pilih aja administrasi public ya kan, yang mana dia kaga ada itung-itungan
dan bisa gua tebak-tebak juga kan hahaha.
xiv
N : Respon orang tua gua ya gitu, kaya orang tua pada umumnya, mereka
mendukung gua kuliah. Mereka mendukung keputusan gua ini, buktinya
mereka masih ngasih gua makan dan tempat tinggal, kebutuhan gua masih
terpenuhi lah. Dan juga di rumah gua kan yang kuliah bukan cuma gua,
ada kakak gua yang udah kuliah duluan, dia kuliah di UIN Imam Bonjol
ngambil jurusan Hukum Islam dan lulus tahun 2012.
P : Apakah dengan kakak lu yang kuliah itu lu jadi terpengaruh buat kuliah?
N : Iya bisa dibilang begitu tapi ya dikit banget sih, soalnya gua pengen
kuliah ya atas keinginan gua sendiri. Seperti yang gua bilang sebelumnya
gua mau jadi guru tata boga kan awalnya tapi ya gua diterimanya di
jurusan lain yaudah gua jalanin karena emang gua mau kuliah. Paling
mereka cuma jadi penyemangat kali ya, kakak gua, kakak sepupu gua yang
suka ngirimin gua duit, mereka memotivasi gua kaya “kalo orang tua
nggak berpendidikan setidaknya anaknya berpendidikan lah” gitu.
xv
P : Apa kegiatan lu selain kerja?
N : Selain kerja ya paling gua bantuin mama gua aja di rumah, kaya masak,
beberes rumah gitu gitu.. sama tidur sih gua hahahaha. Gua jarang ikut
perkumpulan-perkumpulan gitu, paling gua ikut pengajian aja di mushalla
Al-Mukarramah deket rumah gua, ngajinya ya ngaji biasa baca Qur’an gitu
hampir tiap hari, tapi klo ada ustadz ya ngajinya dengerin ceramah aja, itu
biasanya seminggu sekali sih. Gua ngaji di mushalla itu sama mama gua,
tapi sekarang gua udah ngga soalnya gua ngerasa udah beda aja dunia gua,
jadi gua ngaji paling sendiri lagian sekarang ada youtube gua bisa ngaji
lewat itu, dan sekarang kan karena corona dan ngga boleh ada
perkumpulan gitu, jadi yaudah gua ngaji sendiri aja, tapi mama gua masih
ngaji sih guanya aja yang udh ngga.
Oiya gua sekarang lagi ikut jadi panitia KPPS, iya gua ikut lagi untuk
pilkada 9 Desember besok nih. Sebelumnya kan gua ikutan tuh yang
pemilihan walikota tahun berapa gitu gua lupa, trus juga gua ikut pas
pilpres 2019 kemaren, lumayan cari duit buat tambahan. Gaji gua tuh
kecil, 1 juta doang sebulan, udh mana sekolahnya tuh jauh dari rumah gua
kan, bensin pulang pergi abis 350 rb sebulan, makan beda juga jadi ya 200
rb buat gua makan, trus kasih mama gua 150 rb, masih ada 300 rb itu buat
pegangan makanya tapi masih suka kurang kadang gua jajannya lebih dari
itu hahahah.
P : Mengenai kakak sepupu lu, apa kegiatan dia sampe ngirimin lu duit
begitu?
N : Kakak sepupu gua ini kerja di Kementerian Hukum dan Ham, gua ngga
terlalu tau kerjanya tapi ya ngurusin hak paten gitu, misalkan ada artis mau
metenin lagu atau film, ya semacam itu lah kerjanya. Dulu dia kuliah S1 &
S2 di Universitas Andalas ngambil akuntansi. Dia bukan cuma ngasih gua
duit aja, dia juga sering ngebeliin gua tiket pesawat ke Jakarta ini biasanya
tiap gua liburan, gua pernah ke Bandung juga, gua diajak-ajak gitu ya buat
xvi
nemenin dia sih, soalnya kan dia di Cengkareng sendiri, kakak-kakaknya
di Padang, orang tuanya juga. Tapi sekarang udah ngga ngasih duit,
mungkin karena gua udh gede juga, trus dia udah nikah dan punya anak,
dan kakaknya dia udah ada di Cengkareng juga, berkeluarga di sana.
xvii
Transkrip Wawancara 2
Arya Nabali
Minggu, 29 November 2020
Video Call
Pkl. 20.59 – 21.53
xviii
jurusannya sama”. Jadi ya gua masuk UIN ya karena kejebak emak gua,
bukan karena gua mau di UIN, gitu.
P : tapi apa cuma ngerasa tertarik aja atau ada dorongan lainnya gitu
mengenai keputusan lu milih Sosiologi?
N : Mungkin dengan gua pernah belajar IPS di SMK, apalagi gua sekolah
pariwisata, banyak pelajaran IPS yang dikasih kayak yang udah gua bilang
sebelumnya, tentang sejarang, struktur masyarakat, dll. Gua jd merasa
lebih santai aja kuliahnya, ya karena gua kuliah dijurusan yang gua suka,
ya apalagi coba kan gua bilang gua ngelakuin sesuatu karena gua suka,
jadinya gua senen, gua enjoy, santai. Makanya lu kan kalo lu liat gua
kuliah kaya kaga ada beban masalah gitu kan hahaha
xix
P : Di keluarga lu ada yang kuliah ngga selain lu?
N : Ngga ada, Gua kan lima bersaudara nih ya, tapi yang kuliah di keluarga
inti gua ya baru gua doang. Kakak gua cewe, dia tamatan SMK Perhotelan,
sama kek gua. Dia sempet kerja di restaurant cuma gua ngga terlalu tau dia
kerja bagian apanya. Trus kakak gua berhenti kerja pas hamil kemaren tapi
sekarang udah lahir anaknya cowok. Suaminya kerja dibengkel Honda
kalo ngga salah, gua lupa. Sekarang kakak gua tinggal di Bekasi ikut sama
lakinya.
Adek gua yang pertama itu cowok udah kerja di PLN. Tapi untungnya
emak bapak gua ngga banding-bandingin ama adek gua. Biasanya kan ada
tuh orang tua yang suka banding-bandingin kaya “adek lu udah kerja lu
kuliah aja kaga kelar-kelar” kaya gitu kan. Nah emak bapak gua ngga
begitu, emak gua cuma nyuruh gua nyelesain skripsi gua aja, dia pengen
foto wisuda ama gua mimpinya mah hahaha. Dulu gua wisuda SMK
sendirian soalnya, tau dah tuh emak bapak gua ke mana waktu itu. Adek
gua yang kedua itu cewek masih sekolah SMP kelas 3, trus yang paling
kecil dia cowok masih SD kelas 3. Jadi anak emak gua 3 cowok 2 cewek.
Ada paling sepupu gua yang kuliah, itu yang di Jogja, sepupu dari
keluarga bokap yang nyaranin gua kuliah di UGM. Nah kalo yang di sini
itu yang nyaranin gua kuliah di UIN itu sepupu dari keluarga nyokap, dia
juga kuliah di UIN anak FIDKOM dia, tapi pas kita masuk dia udah lulus.
xx
semacam foodcourt gitu, makanan-makanan sunda biasa. Kalo bapak gua
itu aslinya kan Magelang ya, pas lulus itu dia merantau ke Jakarta nyari
kerja di sini. Bapak gua kerja di Jayamix, proyek konstruksi gitu, dia
dibagian listrik. Sekarang lagi ada di Lampung, tau dah nih akhir tahun
pulang apa ngga soalnya udah berapa bulan tuh dia di sana. Ditambah
corona kan, biar kata pesawat udah bisa juga paling dia males ngurus surat
jalan, paling dia males bikinnya. Di sana dia ngerjain kantor Bupati yang
baru gitu ya, jadi itu mau dipindahin ke deket laut, nah daerahnya masih
hutan banget. Kata bapak gua aja depannya jalanan, pantai nah belakang
gedungnya itu hutan masih ada ada suara monyetnya gitu.
xxi
Transkrip Wawancara 3
Lia Andini
Senin, 15 Desember 2020
Video Call
Pkl. 11.31 – 11.59
P : Hallo, assalamu’alaikum
N : Wa’alaikumsalam
P : Apa kabar, li?
N : Alhamdulillah sehat
P : Alhamdulillah, Sibuk apa sekarang?
N : Nganggur, Put. Belum dapet kerja. Sekarang kan gua di Bukittinggi,
sama ibu bapak gua. Tu gua ngurus ibu bapak gua juga, bantuin mereka
berladang.
P : Ladang apa tuh? Udah berapa lama?
N : Ladang Tebu aja, gua baru disini, setahunan ini. Sebelumnya kan gua di
Padang tuh, di tempat kakak gua.
P : Oh gitu. Kemarin ini lu kuliah kan ya?
N : Iya gua kuliah di UIN Imam Bonjol, gua ngambil jurusan manajemen
perbankan syariah.
P : Kenapa lu ambil jurusan itu li?
N : Gua pengen aja kuliah jurusan itu, dari dulu di SMK kan gua tertarik
dunia perbankan ya, Jadi, mumpung ada kesempatan pas kuliah gua ambil
aja itu.
P : Emang apa yang bikin lu tertarik dengan perbankan?
N : Gua suka duit haha. Karena gua suka duit itu makanya gua tertarik sama
perbankan, gua suka aja kerja di tempat kaya bank gitu. Ya ngga tau dah
gua emg suka aja
P : Apa rasanya kuliah dengan jurusan yang berbeda dari jurusan smk lu, li?
N : Seru-seru aja tuh ya, soalnya kan beda jauh ya, tu beda juga pelajarannya.
Susah emang awalnya, harus memulai dari awal lagi soalnya kan jurusan
gua ini apa namanya tuh, dasarnya ekonomi ya, kadang tuh ada pelajaran
akuntansinya, pajak, tu gua ngga ngerti sama sekali, nah gua belajarnya
kadang sama teman-temen, belajar bareng lah.
P : Hmm, terus kenapa lu milih UIN Imam Bonjol?
N : Karena dia deket dari rumah kakak gua dulu, kakak gua nyaranin gua
masuk situ, cobalah katanya lagi juga itu UIN kan pasti islami, gitu
P : Trus gimana prosesnya lu bisa masuk UIN?
N : Gua kan sempet nganggur tuh dua tahun setelah lulus SMK, setahun
sebelumnya tuh gua sempet coba ikut SBMPTN bareng MP, Mia, gitu kan
xxii
tapi ngga lolos, yaudah tuh gua ikut jualan sama kakak gua. Selama dua
tahun nganggur itu gua ikut jualan sama kakak gua, jualan roti, donat, gitu
gitu. Nah tahun depannya baru dah tuh gua coba di UIN Imam Bonjol,
masuk tuh, yaudah kuliah di situ.
P : Apa yang bikin lu bertahan sampe lulus?
N : Ya harus bertahan lah, masa setengah-setengah. Lagian kan kuliah gua 3
tahun, gua tuh D3, apa yg harus diberhentikan, nanggung semuanya, dari
segi biaya juga udah nanggung kan, orang tua gua juga yg biayain, masa
gua harus berhenti ditengah jalan.
P : Emang apa kerjaan Ibu Bapak lu, Li?
N : Berladang aja di sini, di Puncak Lawang itu lho. Ibu bapak gua berladang
tebu, ladangnya punya ibu gua.
P : Oh iya ya, Bapak lu kan Medan ya. Trus rumah di Medan gimana?
N : Ada tapi disewakan
P : Lu berapa bersaudara sih Li?
N : Gua 4 bersaudara, abang gua yg pertama di Medan kerja jadi satpam di
pabrik gitu, udh berkeluarga anaknya 2, abang gua yang kedua udh
meninggal, kakak gua yang di Padang kemarin nih udh pindah ke
Pekanbaru,udh berkeluarga juga anaknya 4. Dia punya toko roti gitu
usahanya, pas di Padang waktu itu gua bantuin dia kelola toko rotinya.
P : Selain lu, ada ngga anggota keluarga lain yang kuliah?
N : Ngga ada, Cuma gua aja. Itu lah, karena tinggal gua sendiri makanya
kakak gua nyaranin gua untuk kuliah, seenggaknya pendidikan gua harus
lebih tinggi dari dia gitu katanya.
P : Oh gitu, tapi ada ngga kakak-kakak lu bantu secara ekonomi atau jadi
temen diskusi gitu pas lu kuliah?
N : Ekonomi paling ya, itu abang gua yang di Medan suka ngirim duit buat
uang jajan gua, kalo diskusi gitu-gitu sih ngga ada.
P : Hmm iya iya. Trus berarti lu di Bukittinggi bertiga aja tuh sama ibu
bapak lu?
N : Ngga, di sini berempat put. Ada satu keponakan bapak gua dari Medan
yang bantu-bantu. Lagi juga kan gua baru setahun ya di sini. Sebelumnya
kan gua kuliah, nah dia yang bantu-bantu ibu bapak gua waktu itu.
P : Oh gitu, oke deh Li, terima kasih yaa, maaf banget nih mengganggu
waktunya.
N : Iya gpp Put, santai aja.
xxiii
Transkrip Wawancara 4
Dwi Fitri F.
Senin, 6 Desember 2020
Video Call
Pkl. 16.40 – 15.13
P : Assalamu’alaikum Pit
N : Waalaikumsalam
P : Ini gua ganggu ngga vc sekarang?
N : ngga kok, gua emang mau pergi tapi nanti kok.
P : Oke deh. Sibuk apa lu sekarang pit?
N : gua sibuk kerja aja paling, selain itu ya cuma bisa tidur aja di rumah haha
capek gua kerja dari jam 8 sampai jam 6
P : kerja di mana tuh?
N : gua kerja di PT. pengadaan barang, namanya PT. Multi Niaga, bergerak
dibidang pengadaan barang, proyek dinas, gitu-gitu. Gua bagian
accounting, kurang lebih 6 bulan. Gua masuk juni 2020. Sebenarnya ini
perusahaan kedua, yang pertama itu terdampak corona jd ada pengurangan
pegawai nah gua kena diberhentikan. Setelah kompre itu gua banyak cari
kerjaan trus keluar masuk keluar masuk gitu, ada yg cuma sebulan gua
kerjanya gitu.
P : Apa alasan lu kuliah pit?
N : gua kuliah biar menambah wawasan, biar dapet kerjaan yang bagus,
sekalian nyari pacar juga hahaha.
P : emang kalo wawasan lu udah bertambah terus kenapa? Apa untungnya?
N : ya banyak dong, misal untuk anak-anak gua nanti, kan gua yang bakalan
ngajarin mereka duluan. Dan di dunia kerja juga kan ilmu itu dibutuhkan,
kalo kitanya kurang wawasan kan bisa dicurangi rekan kerja, atau bisa jadi
sama atasan.
P : hmm, lu kuliah dimana kemarin?
N : Gua kuliah di Universitas Dharma Andalas jurusan akuntansi
P : gimana ceritanya lu bisa kuliah di situ?
N : waktu itu tahun 2014 gua lulus smk tuh ya, saat itu temen-temen gua dan
pacar gua pada mau kuliah gitu trus gua ikut-ikutan tuh. Gua ikut daftar
SBMPTN waktu itu tapi gua ngga lolos. Nah karena ngga lolos kan
yaudah tuh gua nganggur setahun. Pas tahun 2015 mama gua nyuruh gua
kuliah, sebenernya gua ngga mau kuliah kan gua maunya kerja aja tapi
nyokap gua nih kekeh pengen gua kuliah, dia bilang “kuliah dong, nanti
mama beliin motor sama laptop deh” gitu, ya karena gua pengen banget
punya motor kan ya agak-agak mikir tuh gua. Kebetulan pas tahun itu juga
xxiv
gua ada pacar lagi kan, nah pacar gua ini kuliah, dia dukung gua dan
motivasi gua supaya gua kuliah. Akhirnya gua daftar dah tuh kuliah, kalo
ngga salah bulan september udah akhir-akhir pendaftaran dan pokoknya
udah mau tutup dah pendaftarannya..
P : kenapa lu pilih Dharma Andalas?
N : gua tuh daftar 3 kampus sebenernya, AKBP Padang, STKIP PGRI, sama
Universitas Dharma Andalas. Dari ketiga kampus ini AKBP ini gua
kurang suka karena kampusnya gedung lama, kalo STKIP PGRI itu juga
sama dan juga dia kalo kuliah pake rok nah itu gua males, trus gua pilih
Dharma Andalas soalnya dia ini masih terbilang baru lah, dulu tuh
namanya STIE gitu nah di tahun 2014 atau 2015 kalo ngga salah, itu dia
baru berubah jadi Universitas gitu.
P : kalo jurusan kenapa lu pilih akuntansi?
N : gua pilih akuntansi itu pertama karena gua suka itung-itungan, gua dari
tata boga tuh ngga mungkin gua milih matematika dong, trus juga gua
ngerasa akuntansi itu lebih cocok lah sama gua. Lagi juga gua ngga suka
jurusan kaya manajemen, psikologi, sosiologi yang banyak hapalannya.
Gua ngga suka kalo ujian trus gua ngarang, gua sukanya yg itung-itungan
dah, nah maka dari itu gua ambil akuntansi
P : apa alasan mama lu nyuruh lu kuliah?
N : ya gimana ya, orang tua gua ini kan latar belakangnya emang orang yang
berpendidikan gitu lah, bapak sama mama gua itu lulusan D3 akuntansi.
Mama gua di AAI dulu kalo ngga salah namanya itu di Padang, trus bapak
gua di AAB Jakarta. Karena mereka berpendidikan otomatis kepengen
dong anaknya lebih tinggi pendidikannya dari mereka..
P : oh gitu, apa jurusan kuliah lu terpengaruh dari jurusan orang tua lu?
N : Gua kalo jurusan itu ya terserah gua, misalnya pas smk waktu itu gua
ngambil tata boga karena someone, tp akuntansi itu ya karena emg gua
ngerasa cocoknya disitu dan gua juga ngga mungkin kan pilih jurusan
matematika..
P : Kenapa ngga mungkin pilih matematika?
N : ya gimana ya, iya ngga masalah sih buat gua kalo gua ambil matematika.
Lagi pula pas kuliah itu kan pas awal-awal ngga langsung menjurus gitu
kan, tahun pertama kan masih mata kuliah umum ya, masih belajar
pengantar-pengantar, ya kalo kita serius pasti bisa lah. Ya tergantung kita
aja gimana kuliahnya. Bagi gua sih ngga ada kesulitan, cuma ya gua
kurang begitu suka aja, lebih cocok ke akuntansi.
P : Kan nyokap lu nyuruh lu kuliah tuh ya, kok lu mau sih?
N : awalnya kan emang ngga mau tuh kan, soalnya gua tuh males mikir,
udah capek lah mikir-mikir gitu, pusing. Gua mau cari duit aja yang
xxv
banyak, lagian kan dulu gua pengen banget punya motor tapi ya belum
sanggup beli sendiri, ya lu tau sendiri lah gimana. Nah tu pas awal-awal
lulus sekolah tuh emang mama gua nanya, “ngga kuliah? Nanti mama
beliin motor deh, laptop juga” gitu kan tapi emang guanya gamau kan ya
karena itu tadi gua udh males mikir, belum lagi nanti kalo mau lulus kan
ada sempro, seminar, kompre gitu-gitu kan, sakit kepala gua bayanginnya.
Dan lu tau juga kan gua tuh agak gagap kalo ngomong, apalagi di depan
orang banyak. Seminar kan di depan orang banyak gitu kan, tuh gua mikir
kan dan gua bilang “gamau ah mah” gitu. Trus juga kan ujung-ujungnya
juga bakalan kerja kok gitu lho. Nah pas itu kan gua nganggur tuh setahun,
gua kerja tuh pas nganggur itu. Gua kerja di minimarket ketemu lah sama
pacar gua, dia mau kuliah juga. Dia coba SBMPTN pas tahun 2015, tapi
ngga lolos tuh, akhirnya dia dafar di UPI, masuk kan tuh di UPI. Dia
nyaranin gua untuk kuliah, dia bilang “kuliah lah, biar kita bisa berangkat
kuliah bareng, ngerjain tugas bareng, wisuda bareng” gitu dan gua jadi
termotivasi buat kuliah. Yaudah tuh gua mau kan kuliah, tadinya gua mau
di UPI juga biar bisa barengan ama dia, tapi mama gua ngga ngebolehin,
katanya UPI ngga berbobot, yaudah deh gua pilih yang tiga tadi kan tapi
akhirnya gua milih Dharma Andalas karena selain gedungnya baru dan ya
lumayan bagus, dia juga deket UPI, jadi gua bisa sama dia terus, ngebucin
hahahaha. Dan setelah gua coba jalanin kuliah, ternyata asik, santai, ngga
terikat, dan suka-suka kita aja apalagi gua swasta kan. Trus juga dosennya
begitu aja, kalo mau belajar ya belajar kalo ngga ya terserah.
P : terus gimana rasanya pas kuliah, kan beda tuh sama jurusan smk?
N : gua sih menikmati aja, lagian gua juga suka kan sama jurusan akuntansi.
Ya tergantung kita aja gimana belajarnya, walaupun beda jurusan tapi kalo
suka mah ya mudah aja. Kalo ngga suka kan pasti bertentangan ya, nah
kalo suka kan pasti dengan senang hati, mengerjakannya dengan niat, gitu.
P : ada kendala ngga pas kuliah?
N : ngga ada sih, paling gua ngga bisa kerja aja. Gua kan mau kerja ya, otak
gua tuh isinya duit duit duit gitu, tapi kan kuliah gua reguler ya, jadwalnya
tuh ngga tentu nah itu bikin gua ngga bisa kerja karena gua harus kuliah.
P : apa yang bikin lu bertahan kuliah sampe lulus?
N : bertahan tuh ya karena gua pengen jadi sarjana kan, trus juga mama gua
juga udah mengeluarkan banyak uang buat gua kuliah, dan gua juga sadar
kan kalo kuliah gua di swasta, nah itu kan duitnya itu lebih banyak
daripada buat kakak gua, dan adik gua yang kuliah di negeri kan. Jadi ngga
mungkin dong gua sia-siakan, tuh gua harus bertahan walaupun sulit gitu
kan, dan rasa bosen-bosen gitu kan pasti ada juga tapi mau bagaimanpun
ya harus bertahan sih.
xxvi
P : kakak sama adek lu kuliah dimana emang?
N : kakak gua tuh lulusan S1 fisika UNP sekarang lg nganggur, masih
mencari sih. Nah klo adek gua kuliah di Universitas Andalas jurusan ilmu
tanah, semester 3.
P : Oh gitu, lu berapa bersaudara sih?
N : gua lima bersaudara, kakak gua itu satu, gua anak kedua, adek gua yg
kuliah itu adek pertama, adek gua yg kedua itu cowok dia SMP, nah yang
ketiga itu SD.
P : apakah orang tua lu akan menguliahkan adik-adik lu juga?
N : oh iya itu sih pasti, tapi kan masalahnya itu tergantung anaknya. Kalo
anaknya mau ya mama gua pasti support, tapi kalo anaknya ngga mau
yaudah ngga bisa maksa kan.
P : tapi selama lu kuliah, orang tua lu pernah jadi temen diskusi atau bantuin
lu belajar ngga?
N : Iya dong, soalnya kan mama bapak gua jurusan akuntansi ya, jadi kalo
ada yang kurang paham tuh ya gua tanya ke mereka. Dalam akuntansi kan
ada bahasa inggrinya kan, nah bahasa inggris di akuntansi itu ngga sama
kaya bahasa inggris pada umumnya kan, itu gua ngga paham ya gua tanya
ke bapak atau mama gua kan dari situ itu gua bisa paham apa artinya itu.
Kalo belajar sama bapak gua tuh ya, apa yang keliatan di jalan misal ada
akuntansi atau pajak-pajak gitu pasti dia tanya, dia tuh pengen anaknya
ngerti semuanya gitu.
P : oh gitu, biaya kuliah lu gimana? Ditanggung orang tua?
N : iya dong, gua mana ada uang segitu banyak. Iya mungkin ngga begitu
besar dibanding kuliah di Jakarta, tapi menurut gua ini besar mah apalagi
dibanding sama uang kuliah kakak dan adik gua. Semester kakak gua aja
900 rb, gua 3 juta coba hahaha. Nah kalo uang saku gua nyari sendiri,
kerja sampingan.
P : emang apa kerjaan mama bapak lu?
N : bapak gua petani, mama gua ibu rumah tangga. Dulu bapak gua sempet
jualan tapi bangkrut akhirnya jadi petani. Ngurus sawah di kampung,
Lubuk Alung, dia yang turun langsung. Biasanya kalo udah musim tanam
bibit bapak gua ke kampung, kalo udah saatnya panen dia ke kampung
lagi, paling kalo untuk ngecek sawah biar ngga dimakan hama ya sebulan
sekali lah ke sawah.
P : oh jadi biaya hidup, biaya pendidikan semuanya dari sawah ya?
N : ngga juga, soalnya gua kan punya rumah kontrakan ya mama gua. Satu
yang disebelah rumah, trus ada ruko juga, sama sawah dan tanah yang
disewain gitu dipake buat sekolah islam, gitu.
xxvii
P : oalah gitu, oke deh pit sepertinya sudah cukup nih, terima kasih ya sudah
bersedia diwawancara, maaf nih ganggu waktu lu.
N : loh udah? Cepet banget hahaha. Iya put sama-sama yaa. Ngga kok ngga
ganggu, santai aja hehehe
xxviii
Transkrip Wawancara 5
Yeti Avita B. Ac (51)
Senin, 6 Desember 2020
Voice Call
Pkl. 15.15 - 15.30
P : Hallo Assalamu’alaikum
N : Ya Wa’alaikumsalam
P : Ini Puput ma, temennya Ipit SMK dulu
N : oh iyo Ipit alah carito ka mama kapatang, jadi baa Put?
P : Iyo ma, jd puput nio mawawancara mama, lai ndak baa tu ma?
N : iyo ndak baa tu do Put
P : Iyo ma, wak mulai se langsuang yo ma. Apo alasan mama manyuruah
ipit kuliah ma?
N : Iyo put, Alasannyo apo yo.. yo karna manuruik mama kuliah ko penting
mah, yang namonyo mencari ilmu tu kan ndak ado nan sio-sio nak, kalo
ndak untuak kini yo untuak masa depan. Yang jaleh mama ko nio anak-
anak mama kuliah sadonyo, namonyo urang gaek tu pasti ingin anaknyo
lebih baik darinyo. Urang gaek tu pasti akan mengusahakan baa caronyo
agar anak-anak nyo hiduiknya lebih baik dari mereka, iyo ndak tu? Ah iyo
kek itu makanya mama suruah Ipit kuliah.
P : Baa kok harus kuliah ma?
N : Tu harus nyo, kok kuliah kan awak jadi punyo banyak ilmu kek itu nak,
ah itu kan lai bisa berguna untuk awak juo tentunyo
P :Emang apo nan didapek dari kuliah ma?
N :lai banyak nyo.. awak tu kok iyo kuliah, awak lai bisa mandapekan karajo
nan lebih baik nyo daripada katiko awak hanyo sebagai lulusan SMK se,
awak lai punyo ilmu labiah lo, berguna lo untuk awak katiko wak
bakaluarga nantinyo.
P :Baa caro mama, kok bisa mambuek ipit nio kuliah?
N : Sabananyo patang ko ndak ado upaya mama tu do, Ipit lulus tu mama
tanyo apo nan inyo nio, kiroe nyo ndak nio kuliah mah, nyo nio karajo se
keceknyo. Nyo patang tu kan lai ikuik-ikuik SBM keceknyo nak, ah tu
mama senang tuh Ipit lai ada keinginan ikuik tes kek itu. kironyo ndak
lolos do, mama tanyo kan apo ndak nio mancubo di kampus lain, nyo
kecekan nyo ndak nio, abis tu mama tawarkan motor, laptop bagai supayo
inyo nio kulia, ruponyo ndak lo nio, sampai satahun mama rayu taruih tu
nak, akhirnyo lai lah tu, Ipit nio untuk kuliah, tuh sanang mama nyo
akhirnyo. Ipit tanyo kan ke mama, nyo nio kuliah di UPI tapi ndak mama
buliahkan, mama suruah se cari yang lain, akhirnyo dipiliahlah Dharma
xxix
Andalas tu, akhirnyo kuliah lah ipit di Dharma Andalas, tuh mama kasih
pula nan mama janjikan sabalumnyo, iyo motor jo laptop itu juo.
P : Ado ndak ma yang mampangaruhi mama untuak manyuruah Ipit kuliah?
N : Indak ado do, mama tu nio Ipit kuliah yo karena memang keinginan
mama jo apaknyo ipit se supayo Ipit kuliah, ndak cuma Ipit se, Kakaknyo
kan juga kuliah mah, adiaknyo kuliah juo, mama jo apak ko emang nio
anak-anaknyo berpendidikan tinggi, amak jo apak kan tamatan d3, tu maso
iyo anaknyo hanyo lulusan SMK se? tu ndak nio mama, makonyo mama
suruh Ipit kuliah, pendidikannyo harus labiah tinggi dari mama jo
apaknyo.
P :Tuu baa jo pamilihan universitas dan jurusannyo ma, lai ado mama suruah
lo untuak ambil univ iko, jurusan iko?
N : Kok pemilihan univ jo jurusan tu mama bebaskan se, Cuma kan patang
nyo minta kuliah di UPI nak, ah itu mama ndak buliahkan, menurut mama
ko UPI tu ndak bagus makonyo mama minta nyo cari kampus nan lain, ah
dapeklah Dharma Andalas tu, kampus baru keceknyo, yo ndak baa lah
yang penting kini ko Ipit kuliah. Kok jurusan tu yo apo nan ada di kampus,
Ipit pilih surang jurusannyo, mama jo apak tu ndak memaksa harus iko
atau iko, yo bebas se, sampai nyo pilih akuntansi , kiroe sama jo jurusan
mama jo apak dulu.
P : Apo pendidikan terakhir mama jo apak?
N : Mama jo apak ko tamatan D3 Akuntansi, tapi mama jo apak lai babedo
kampusnyo. Mama di AAI (Akademi Akuntansi Indonesia) iko
kampusnyo di Padang, kok apak tu di AAB (Akademi Akuntansi
Borobudur) kampusnyo ado di Jakarta.
P : Apo pendidingan mama jo apak mempengaruhi mama untuak manyuruah
Ipit kuliah?
N : Tu iyo. Dek mama jo apak tamatan D3 makonyo manyuruh Ipit kuliah,
yo nio Ipit lebih baik lah, pendidikannyo, hiduiknyo, kan kok inyo tamatan
S1 lai bisa dapek karajo nan rancak nak.
P : Ado ndak anggota keluarga lain nan alah kuliah labiah dulu?
N : Lai, selain mama jo apak ko, kakaknyo ipit ko lai kuliah, lah tamaik lo,
nyo kuliah di UNP jurusan Fisika, tuh kini ko adiaknyo kuliah di UNAND
jurusan ilmu tanah, kini ko lah semester 3 nyo.
P : apo itu mampangaruhi mama?
N : Iyo, seperti nan mama kecekan tadi, pendidikan mama jo apak tu nan
cumo D3, ya intinyo mama jo apak ingin anak-anak ko pendidikannyo
lebih bagus, lebih tinggi dari mama jo apak
P : Baa dengan lingkungan tampek tinggal, lai ado mama ikuik organisasi
atau pengajian?
xxx
N : Ndak ado do, mama jo apak ndak ikuik apo-apo, mama sibuk mengurus
rumah, kok apak nyo kan ngurus sawah mah nak, iyo ndak tiap hari tapi
kan panek juo, ntah lah, lah panek se samo urusan rumah keknyo
P : Apo karajo mama jo apak?
N : Mama ko ibu rumah tangga, kok apak wiraswasta
P : Baa jo biaya kuliah Ipit ma?
N : Kok biaya Alhamdulillah ado se rezeki, yo mama rezeki ko akan selalu
ado, selama awak ko masih berusaha tu yo rezeki ndak mungkin ndak ado,
pasti ado ntah dari ma nyo kan yo itu kuasa Allah, yg penting masih ado
usaha, itu se. untuangnyo Ipit ko anaknyo pinter, samo inyo ko suka
karajo, jadi nyo mancari pitih balanjonyo surang, mama ko hanyo
mambiayai kuliahnyo se, Alhamdulillah maringankan beban mama jo apak
lo.
P : Bara jumlah anggota kaluarga ma?
N : 7 ya, mama jo apak, kakaknyo Ipit, Ipit, tu adiaknyo 3
P : Apo ado niatan mama untuk manguliahkan anak-anak mama nan lain?
N : Itu tergantung anaknyo, kok inyo nio sendiri yo lai rancak mah, tapi kok
inyo ndak nio yo mama usahakan supaya kuliah juo seperti akak-akaknyo
P : hmm kek itu, iyo ma. Ma, iko sepertinyo alah cukuik ma datanyo, wak
takuik lo manggangu waktu mama.
N : alah tu? Iyo ndak baa do, lai mama sedang santai lo. Apo jurusan puput
ko? Kok skripsinyo tentang iko?
P : Sosiologi ma, iyo di sosiologi kan ado nan namonyo sosiologi
pendidikan, nah iko masuak ka sinan.
N : oh begitu, iyo iyo semoga lancar nak skripsinyo, semoga capek salasai
P : Iyo ma, aamin tarimo kasih, Puput tarimo kasih lo mama alah nio puput
wawancara.
N : ndak baa tu do put, mama ko sanang lo dapek mambantu ma. Iko alah
cukuik nak? Mama nio agkek jemuran, puput mangecek se jo ipit yo. Maaf
yo put, assalamu’alaikum
P : iyo ma alah cukuk, iyo ndak baa ma, siapp. Wa’alaikumsalam Wr. Wb.
xxxi
Transkrip Wawancara 6
Amelia
Selasa, 15 Desember 2020
Warung Tenda Pamulang
Pkl. 20.00 - 20.15
xxxii
N : karena ternyata semakin lama dirasain malah semakin seru, kalo
ngerasain sulitnya pasti ada serunya juga, jadi ya oke aja sih maksudnya
dilanjut juga gak masalah
P : gimana respon orang tua?
N : orang tua sih positif aja ya responnya, karena mereka ngedukung apa
yang anaknya mau kerjain yang penting kan penuh niat dan mau, ngga
setengah-setengah, kalo bisa jangan sampe begitu
P : dari keluarga ada yang kuliah ngga selain lu?
N : ada kak, abang saya yang pertama kuliah di STIE Ciputat dia udah lulus
dan kerja, trus kakak saya itu yang kedua sekolah perawat awalnya trus
lanjut ke S1 perawatnya dan sekarang lagi ambil kursus nurse gitu, trus
adek saya juga kuliah dia lulusan SMA trus masuk Unpam juga tapi
ngambil jurusan matematika, belum berkeluarga semua sih
P : lu kuliah keinginan sendiri atau gimana?
N : gua itu emang diharuskan kuliah kak, orang tua gua ngedukung gua
kuliah. Itu kakak-kakak gua kan kuliah, adek gua juga makanya kan gua
dibilang kalo emang mau kerja kenapa ngga sekalian cari yang bisa sambil
kuliah gitu, jadi emang didukung gua tuh
P : pekerjaan orang tua lu apa?
N : bapak pegawai swasta, klo ibu guru agama awalnya tuh di sekolah, tp
sekarang udah di rumah aja ngajar-ngajar ngaji aja sih paling, privat juga
sih
P : pendidikan terakhir orang tua lu?
N : bapak ibu gua tamatan SLTA
P : terus biaya kuliah gimana mel?
N : alhamdulillah kak gua bayar sendiri uang semester gua dari awal kuliah,
karena kan gua kerja ya masa masih dibayarin ortu kan ya gak bagus juga.
P : terus sekarang kuliah gimana, online kan?
N : iya kak online, nih sekarang kan semester 7 ya lagi sibuk ama sempro
aja, ini bab 2 ngga kelar-kelar hahaha. Gua bahas tentang disiplin kerja,
motivasi dan kinerja karyawan, ya tentang SDM lah.
xxxiii
Transkrip Wawancara 7
Yoga Adnan
Selasa, 15 Desember 2020
Warung Tenda Pamulang
Pkl. 20.20 - 20.35
xxxiv
masuknya telat, siapa yang bolos, gitu. Karena kan saya ini kuliah di
UNPAM ngambil kelas malem ya, namanya regular B. Itu masuknya dari
jam setengah 7 sampe jam 9an. Rata-rata sih yang kerja ngambil kelas
malem gitu, jadi saya suka perhatiin aja temen-temen saya gimana pas di
kelas.
P : emang sistem kuliahnya UNPAM tuh gimana sih?
N : iya jadi di UNPAM itu ada regular A, B, sama C. regular A itu masuk
pagi sampe siang/sore, regular B masuk abis maghrib sampe jam 9an, nah
regular C itu masuk hari sabtu
P : lah lu kenapa ngambil regular B?
N : gua kan dulu SMK ya, bandel gitu, buat mikir bangun pagi trus kuliah itu
sama aja balik kaya sekolah biasa dong kalo masuk pagi.
P : trus siangnya lu ngapain?
N : biasanya sih sering latihan buat ikut kompetisi Esport, udah lumayan
banyak ikut tapi ya susah begitu dah lumayan susah juga.
P : terus apa yang bikin lu bertahan sampe sekarang nih?
N : ada motivasi sendiri, kaya misalkan kita tuh, semua orang pasti akan
punya target di dalam dirinya sendiri kaya contohnya saya pengen ini, nah
karena saya pengen ini maka saya harus bisa kaya gini, gitu.
P : emang lu pengen jadi apa?
N : yang jelas sih gua mau banggain orang tua gua, bikin seneng mereka,
lagian kan gua doang yang kuliah di keluarga, jadi harapan orang tua gua
dah gua itu di keluarga.
P : lu berapa bersaudara emang?
N : lima bersaudara, gua anak terakhir dan kita bukan dari keluarga yang
mampu ya. Abang gua yang pertama itu tamatan SD, jaraknya jauh sama
abang saya yang ini soalnya salah satu anaknya dia udah ada yang sebesar
gua. Kalo yang kedua itu juga tamatan SD, sudah berkeluarga dan anaknya
2 juga. Jadi dua orang tamatan SD, 3 tamatan SMK termasuk gua dan
sudah berkeluarga plus punya anak kecuali gua.
P : berarti ada pengaruh orang tua dong ya lu kuliah ini?
N : ada dan itu mempengaruhi banget, jadi gini orang tua, kaya misalkan
orang tua mungkin kaya tadi si Amel gitu misalnya orang tuanya bisa aja
kaga nyuruh kuliah ya tapi ada dari pikiran anak misalnya mau banggain
orang tua, kek gua gitu kan
P :hmm kegiatan orang tua lu sekarang ngapain?
N : ibu gua mah di rumah aja dia ibu rumah tangga, bapak gua penjual sayur
keliling
P : kenapa orang tua lu nyuruh lu kuliah?
xxxv
N : ya kerena mereka ingin hidup gua lebih baik dari mereka, dengan gua
kuliah kan gua punya pendidikan yang lebih, nah itu bisa membuat gua
mendapatkan pekerjaan yang lebih baik ke depannya, dan itu kan membuat
mereka bangga juga kalo gua kuliah sampe sarjana, setidaknya kan uang
yang udah mereka cari dan dikasih ke gua ada hasilnya gitu. Itulah kenapa
mereka selalu ngedukung anak-anaknya, karena ngga ada orang tua yang
mau anak-anaknya seperti dia, pasti mereka maunya anak-anaknya lebih
baik dari dirinya
P : terus kenapa lu mau?
N : ya gimana kan orang tua gua udah nyuruh, mereka yang biayain kuliah,
gua cuma tinggal ngejalanin dan mereka naro harapan ke gua ya mau ngga
mau gua harus jalanin. Ya seenggaknya gua harus berpendidikan lebih
tinggi aja karena keempat sodara gua ngga ada yang kuliah kan. Terus juga
yang kaya gua bilang tadi, mereka mau anak-anaknya lebih baik dari dia
gitu
P : hmm kegiatan lu selain kuliah apa?
N : saya kan sebelumnya kerja di BFI Finance sebagai marketing, cuma
karena covid gini kan ada dampaknya jadi ya saya di rumah aja. Yang
pasti saya itu sebenernya asisten RT, kalo di kampung itu lumayan
terkenal, bantu-bantu Pak RT kaya misalkan nertibin anak-anak nongkrong
aja sih, yang pastinya kaya sekarang kan itu yang nongkrong-nongkrong
gitu dibatesin, disuruh main di rumah masing-masing aja, jangan ada
ngumpul-ngumpul, gitu.
P : berapa lama kerja di BFI Finance?
N : belum lama sih, malah baru 3 bulan terus pandemi kan ada pengurangan
pegawai, dan itu masih masuk sebagai mitra, gua sebagai vendornya.
xxxvi
Transkrip Wawancara 8
Reza Ardi
Selasa, 15 Desember 2020
Warung Tenda Pamulang
Pkl. 20.39 - 21.07
xxxvii
bagi waktu ya biasa aja sih, kan kerja mah pagi sampe sore ya, gua
kuliahnya malem, dari jam setengah 7 sampe jam 9, jadi ya santai aja.
P : trus pandemi gini kuliah gimana?
N : online sih sama aja kaya yang lain, cuma ya ngga efisien. Ngga ada itu
zoom-zooman, paling ada cuma tugas-tugas doang, suruh jawab
pertanyaan-pertanyaan gitu, udah mana ngga berbobot gitu pertanyaannya,
gua bisa belajar dari google lah intinya.
P : terus jadwalnya gimana, kuliah masih tiap hari?
N : iya kalo pas semester-semester awal sih gitu, senin sampai jum’at. Cuma
kalo sekarang kan udah semester 7 ya, jadi jadwal kita tuh cuma 3 malem
aja kuliahnya.
P : respon orang tua lu gimana?
N : orang tua sih ngga pernah mempersalahkan apapun ya, apa yang mau kita
ambil ke depannya tuh ya asal yang penting tanggung jawab jangan sampe
setengah-setengah
P : latar belakang orang tua lu gimana?
N : ayah ibu gua tamatan SMEA. pekerjaan ayah gua wirausaha, ibu gua ibu
rumah tangga
P : hmm, selain lu siapa lagi yang kuliah di keluarga?
N : Ada, adek gua, di Politeknik Ketenagakerjaan dia baru semester 3. Gua
cuma dua bersaudara doang.
P : biaya kuliah berarti bayar sendiri dong, Za?
N : iya gua bayar sendiri
P : lu kerja dari lulus SMK kan?
N : iya alhamdulillah gua lulus SMK langsung dapet kerjaan cuma ngga
langsung jadi HRD, apalagi kan gua lulusan SMK jadi pas awal-awal ya
masih karyawan biasa.
P : apa sih yang dipelajari di Manajemen SDM?
N : alhamdulillah, sekarang semester 7 binder saya masih full kosong dari
semester 1. Saya tidak pernah ganti binder, kertas binder saya masih ada
setengah, masih kosong alhadulillah.
P : terus lu kuliah ngapain dong, cuma buat gelar?
N : ya bisa dibilang, tapi ya berhubung saya pinter ya jadi materi-materi dari
dosen itu ya langsung masuk ke otak, saya anaknya gak bisa nulis tapi
cepet nangkep dan cepet lupa. Ya gitulah kekurangannya.
P : trus sempro lu bahas apa?
N : sekarang bahas kompensasi sama motivasi deh kayanya, lupa gua saking
kebanyakan yag mau dibahas, lu bayangin aja dalem dua malem gua dapet
3 judul, gonta ganti gitu tapi udah sih kayanya yg itu aja tadi.
xxxviii
Transkrip Wawancara 9
Yuniar Setyowati
Selasa, 15 Desember 2020
Warung Tenda Pamulang
Pkl. 21.15 - 21.32
xxxix
dari jam 7 sampe jam setengah 4, kalo aku lembur misalkan mobil aku
belom kelar gitu kan aku harus nungguin sampe mobil itu selesai, biasanya
tuh abis maghrib nah itu mepet banget sama jam kuliah. Di situ sih yang
bikin aku telat beberapa kali, dan kuliahnya kan malem ya, suka ada tugas
gitu paling tugasnya aku bawa ke kerjaan, aku kerjain di sana.
P : trus respon bos gimana tuh pas kamu kuliah dan bawa tugas ke tempat
kerja gitu?
N : ngga kenapa-kenapa sih, soalnya aku udh izin juga sebelumnya. Dan juga
kan dari awal tuh pas aku acc kerjaan itu ditanya tuh, “kamu mau kuliah?”
ya karena aku mau ya aku bilang mau kan, yaudah mereka nerima. Trus
pas aku udah mulai kuliah mereka ngertiin sih.
P : emang jarak kamu dari lulus sekolah ke kuliah itu berapa lama?
N : dua tahun ya, aku kan harusnya 2015 tuh, soalnya aku lulus SMK di
tahun itu, tapi aku baru kuliah 2017, gitu. Kalo kerjanya di Nawilis itu
udah 6 tahunan lah sampe sekarang.
P : trus apa yang bikin kamu bertahan sampe semester 7?
N : ya karena kan udah semester 7 ya, nanggung gitu lah, udah gitu kan
karena aku emang ngejar S1 ya, pengen banget masa iya aku lepas gitu aja,
kan sayang banget rasanya
P : dari Bogor ke sini itu gimana ceritanya neng?
N : ceritanya itu pas itu sekitar tahun 2015an kakak aku nikah tuh dapet
suaminya orang sini, aku ikut kan ke sini. Awalnya tuh aku mau cari kerja
juga, iseng ngelamar ke nawilis itu eh ternyata alhamdulillah dapet tuh.
Sebelumnya aku sempet kerja di indosat, dimasukin kerja di situ sama
sodara, tapi cuma semingguan kalo ngga salah karena aku orangnya ngga
mau dimasukin kerja sama sodara gitu, yaudah abis itu kosong kan tuh
nganggur aku pas juga saat itu kakak aku lagi sakit-sakitan juga yaudah
aku urus kakak aku, baru deh coba ke Nawilis iseng-iseng gitu cuma
ternyata dia lagi butuh karyawan yaudah tuh hari itu juga aku dikabarin
kalo aku diterima kerja di sana. Malah pas interview itu kan aku disuruh
ke Tanah Abang tuh, karena aku ngga tau jalannya akhirnya HRD-nya
yang ke sini.
P : trus gimana respon orang tua pas kamu mau kuliah?
N : sebenernya tuh dulu aku ada beasiswa bidikmisi, aku udah mau ke UNJ
cuma mamaku bilang “mama kayanya ngga bisa biayain neng kuliah”
karena mamaku ini single parent kan. Akhirnya yaudah tuh aku udah sedih
banget karena kan udah tinggal masuk doang gitu paling biaya sehari-hari
aja lagi kan, terus mamaku ngga bisa katanya “neng kalo bisa kerja dulu”
yaudah tuh akhirnya aku batalin lah yang di UNJ itu, trus nyari-nyari kerja
dari situ. Mama sebenernya dukung aku kuliah cuma aku harus kerja dulu,
xl
yaudah akhirnya aku nurut tuh. Jadi,orang tua tuh support banget sih kalo
aku kuliah, cuma ya itu harus dengan keringet aku sendiri.
P : di keluarga kamu ada yang kuliah ngga selain kamu?
N : cuma aku aja kak, kakakku yang pertama itu tamatan pesantren sekarang
jadi ibu rumah tangga, yang kedua tamatan SMK jurusan akuntansi, trus
yang ketiga tamatan STM. nah aku ikut kakakku yang kedua, yang
tamatan SMK itu. Sekarang dia jadi ibu rumah tangga juga, anaknya dua
yang satunya udah TK yang satu masih bayi. Kalo kerjanya paling
sambilan dia jualan-jualan online gitu.
P : pendidikan orang tua dan pekerjaannya?
N : mama aku tamatan SMA kak, kegiatannya sehari-hari dagang ya, buka
kelontong gitu di rumah. Mama kan sendiri udah lama, papa itu meninggal
pas aku umur 1 tahun.
P : oh udah lama ya?
N : iya udah lama tapi mama bertahan sendiri, makanya dia ngga sanggup
biayain aku kuliah itu juga yang bikin aku nurut sama mama untuk kerja
dulu baru kuliah.
P : iya iya bener sih, trus sekarang kuliah gimana?
N : yah gitu kak, udah semester 7, lagi bikin sempro tapi masih stuck di latar
belakang haha
P : tapi kelas masih full ngga?
N : ngga sih sekarang sih cuma senin selasa aja, kan tinggal 3 matkul doang
deh seinget aku. Dan juga sekarang kan online ya kuliahnya, jadi bisa agak
nyantai sih. Aku sekarang kan ngga di Nawilis Pamulang kak, aku megang
yang di cabang Parung sekarang, makanya ada bersyukurnya juga sih
kuliah online, ngga kebayang soalnya kalo dari Parung langsung ke
kampus.
P : kenapa kok di cabang Parung sekarang?
N : iya aku disuruh gantiin kepala di sana, soalnya dia resign trus aku disuruh
jadi kepala cabang yang di sana. Lumayan lah tugasnya jadi gede banget
sih emang, mikirin omset gitu-gitu kan. Makanya aku ngga berani bawa
tugas kuliah ke tempat kerja kan takut ngga kepegang dan nambah pusing.
Ya walaupun cabang yang aku pegang ini ngga serame yang di Pamulang,
tapi lumayan pusing juga sih kak.
P : udah berapa lama dipindahin ke cabang yang di Parung?
N : 4 bulanan ya, september, oktober, november, desember.
Alhamdulillahnya selama aku pegang itu omset cuma turun di bukan
oktober, november itu yang bagus naiknya itu udah lebih dari 100%. Di
sini aku mengepalai 15 orang.
P : hmm bagus-bagus. Btw biaya kuliah disini berapa dah?
xli
N : pokoknya dia itu persemester 1,4 juta , dan itu bisa dicicil perbulan 200k,
trus kalo lagi ada uts atau uas gitu di bulan apa gitu misalnya bayarnya jadi
250k.
P : Oh begitu, oke deh terima kasih ya Neng udah meluangkan waktunya.
N : Iya kak sama-sama.
xlii
Transkrip Wawancara 10
Andre Reva
Selasa, 16 Desember 2020
Kost Andre
Pkl. 13.25-14.00
xliii
kalo mau berhenti gua harus ngulang dari awal. Trus yaudah gua lanjutin.
Semester 5 gua masuk ke sisi terendah gua lagi, semester 5-6 itu titik
terendah gua yang ngerasa capek, depresi. Apalagi semester 6 KKN pula
kan, yaudah gua jalanin dengan berat hati mau gamau sampe sekarang.
Sekarang gua lagi nyusun skripsi.
P : Kenapa kemaren sempet tertunda?
N : Gimana ya, gua tuh orangnya minderan. Trus, jadi dulu tuh gua disuruh
bantu kerja di kantor om gua. Gua bolak balik ciputat-kantor dan tidak
mengindahkan matakuliah jadinya jeblok dan gua akhirnya memutuskan
buat udahan magangnya.
P : Tapi waktu itu lu ngekos?
N : Ngekos dari awal kuliah. Semester 1-2 ngekost. Semester 3 temen kosan
gua meninggal. Semester 3-4 gua pulang pergi. Semester 5 gua ngekos
lagi sampe semester 7.
P : Nah waktu lu magang itu lu apa posisinya?
N : Waktu magang di kantor om gua yah. Jadikan waktu itu posisinya
guakan ga jelas. Jadi waktu itu tuh di Kantor pengawas keuangan gitu.
Gua gatau bagian apa tapi gua disuruh investigasi gitu. Investigasi waktu
itu soal program air bersih masyarakat. Trus dikasih list gitu tempat-
tempatnya buat diliat sesuai gak sama anggaran nih bangunannya.
Makanya gua bolak balik kantor – ciputat terus.
P : Itu semester berapa?
N : Semester 3 – 4 kalo gak salah. Jadi habis KKN, temen-temen gua udah
pada kompre, gua masih ngulang matkul, tapi gua susul juga dengan gua
kompre kan. Tapi waktu gua kelar kompre itu temen gua udah pada sidang
skripsi gitu gitu. Disitu gua mulai down lagi dan gua emang udah ada
judul skripsi waktu itu. Posisinya gua udah ada judul skripsi dan proposal
juga udah jadi. Tapi gua down dan kaya ngilang gitu beberapa tahun dan
bangkit lagi tahun kemaren, ngerombak skripsi gua sampe bab 3 dan
malah dosen gua bilang kalo suruh ganti judul karena judulnya udah
pasaran. Trus mulai bangkit nih, mulai judul baru eh sakit sekarang. Tapi
sekarang udah ada judul baru dan udah diterima dan lagi kuesinoner lagi.
P : Berarti ada pengaruh orang tua dalam lu kuliah?
N : Ada jelas. selain dari segi finansial yaa.
P : Tapi ada gak mereka bantu lu dalam diskusi gitu gitu?
N : Gua tuh emang orangnya terbuka sama orang tua dalam hal apapun.
Misalkan gua aktivitas hari ini apa aja atau kegiatan gua pas magang di om
gua tuh gua cerita-cerita juga. Tapi kalo soal kuliah, gua kuliah jarang
sharing ke mereka bukan karena mengunderestimate kan mereka. Tapi
orang tua gua kan gak merasakan bangku perkuliahan, jadi kalopun gua
xliv
mau sharing sama mereka soal perkuliahan paling ya yang dasar-dasar aja
yang mereka paham. Kaya misalkan gimana nih KKN begini-begini. Jadi
mereka ngasih tau solusi yang mereka tau aja. Tapi kalo misalkan soal
materi kuliah, IPK dan segala macem gua gak pernah cerita karena ngga
mau mereka kepikiran juga gitu.
P : Kan lu bilang orangtua lu ngga mengenyam bangku kuliah, emang
pendidikan terakhirnya apa?
N : Papah gua terakhir SMA kalo mamah gua SLTP
P : Terus pekerjaannya?
N : Papa gua pegawai swasta, kalo mama ibu rumah tangga sama jualan juga.
P : Seinget gua lu pernah bilang kalo Bapak lu punya bengkel dah, masih
jalan tuh?
N : Iya punya tapi udah jarang buka, sepi ya. Trus karena pandemi juga jadi
yaudah ditutup aja.
P : Trus biaya kuliah berarti dari warung nyokap?
N : Iya uang kuliahnya dari hasil nyokap gua jualan nasi uduk sama warung
juga. Jadi, gua juga bantu jagain warung, gua bantuin juga jualan, bantu
belanja keperluan gitu-gitu
P : Trus bolak balik gini (kosan-rumah), orang tua lu gapapa? Lu kaga
bantuin jaga warung dong?
N : Gapapa. Karena gua sekarang juga nunjukin gitu progress gua sampe sini
gitu gitu. Kalo kemaren pas beberapa tahun itu iya sempet tertutup banget
semenjak gua depress itu. Gua tertutup sama orang tua, sama orang sekitar
juga. Pokoknya menutup diri aja. Ya gua bantuin kalo lagi di rumah aja.
P : Di keluarga inti apa lu yang baru kuliah?
N : Di keluarga inti gua baru gua. Adek gua yang kedua baru SMA, Adek
gua yang ketiga SMP dan yang terakhir TK. Kalo di keluarga besar udah
banyak.
P : Kalo sepupu lu yang menyarankan di UIN itu udah lulus?
N : Udah lulus dia, udah nikah juga. Dia lulus tahun 2015/2016an kalo ngga
salah. Jurusannya itu sastra arab.
P : Berarti yang membuat lu bertahan adalah orang tua?
N : Iya karena orang tua.
P :Kenapa lu mau disuruh kuliah sama orang tua lu?
N : Iya karena gua sadar diri juga karena waktu itu gua punya planning kalo
ga kerja ya pesantren. Tapi yang gua bilang ke orang tua Cuma pengen
kerja ga gua bilangin pesantrennya. Trus orang tua nyuruh kuliah dan gua
ikutin maunya. Dan gua mikir, posisinya gua anak pertama dan bakal jadi
tulang punggung keluarga. Logikanya kalo lulusan SMK mau jadi apa sih.
xlv
Maksudnya, orang tua juga punya ekspektasi lebih ke gua jadi gua juga
gak mau ngecewain.
P : Kan tadi lu punya banyak kendala ya, nah gimana cara lu menanggapi
kendala mata kuliah itu?
N : Nah beruntungnya gua, gua punya temen temen yang care waktu itu. Jadi
waktu gua ga paham materi kuliah itu, gua nanya ke mereka, mereka
dengan sabarnya mau ngejelasin ulang bahkan gua rela ke kosannya buat
belajar ulang. Termasuk pas gua kompre gitu, mereka yang ngasih tau
materi suruh belajar ini ini gitu.
P : Kompre tuh semester berapa sih?
N : Semua mata kuliah udah diambill aja, bisa dah tuh langsung kompre. Ya
rata-rata sih semester 7-an. Kalo waktu angkatan gua gada sidang
proposal. Jadi kompre dulu baru sidang skripsi.
P : Di ekonomi Syariah belajar apa aja?
N : Banyak. Mulai tentang ekonomi moneter, ekonomi pembangunan,
ekonomik matematika, ekonomi islam.
P : Ah gitu.. Mending mana sama TKJ?
N : Sama aja lah. Sama-sama bikin pusing. Semester-semester awal masih
umum dan masih dasar-dasar jadi lumayan paham. Tapi setelah semester 3
keatas gua baru menyadari kalo ternyata gua salah jalan. Ya tapi bakal
tetep gua selesain lah, nanggung nih dikit lagi juga.
P : Tapi adek adek lu nantinya bakal kuliah gak?
N : Oh Insha Allah harus. Gua dengan keluarga gua yang terbatas,
perekonomian bahkan pengetahuan ibaratnya merasa beruntung karena
orang tua melek pendidikan. Gua kaget aja dulu gua gak mikir kuliah trus
tiba-tiba papah gua bilang gak usah kerja, kuliah aja udah. Pilih kampus.
Trus gua ya yang, ya ampun. Apapun deh yang penting negeri karena kalo
swasta kemahalan belum tentu mampu. Pokoknya selagi mampu mah pasti
dikuliahin.
P : Oke deh Andre sepertinya sudah cukup, terima kasih banyak nih atas
waktunya.
N : Udah? Lah gua kira masih lama kelarnya haha. Iya put sama-sama loh ya,
santai aja.
xlvi
Transkrip Wawancara 11
Supendi (50)
Selasa, 16 Desember 2020
Voice Call
Pkl. 14.33 - 14.52
xlvii
atau enggaknya ya bapak mah gak ngerti ya. Ya, pertama orang tua jadi
bangga kan ya walaupun orang sederhana tapi bisa nguliahin anak sampe
sarjana kaya orang-orang kaya, kedua harapannya dengan kuliah mah anak
bisa punya kehidupan yang lebih baik daripada orang tuanya nantinya trus
bisa bantu orang tua juga nyekolahin adek-adeknya kalo bisa biar sampe
sarjana juga.
P : Upaya apa yang bapak lakuin supaya andre mau kuliah pak?
N : Bapak mah gada upaya apa apa ya neng sebenernya mah. Cuma kan
emang dulunya si andre itu gamau kuliah, mau kerja aja ceunah. Tapi mah
bapak juga mikir, sekarang lulusan SMA aja nyari kerja udah susah. Andre
juga matanya minus dan gabisa kerja kalo dipabrik kan yaa. Ya bapak mah
akhirnya nyuruh andre aja buat kuliah kan kalo biaya mah ya neng yang
namanya rejeki anak pasti ada gituu.
P : Apakah ada yang mempengaruhi bapak ketika menyuruh andre kuliah?
N : Mempengaruhi maksudna orang gitu? Kalo yang nyuruh andre kuliah
mah murni dari bapak sendiri ya neng, karena liat kondisi yang sekarang
juga. Kaya yang udah bapak jelasin tadi juga alasannya.
P : oh gitu, trus dalam pemilihan universitas sama jurusan, gimana pak?
N : Kalo bapak mah terserah anak ya neng. Kan bapak mah ga ngerti ya ada
jurusan naon, universitas naon kan kurang paham aja gitu. Jadi mah orang
tua mah ngikut anak aja mau milih jurusan apa soalnya kan anak sekarang
mah lebih ngerti gitu sama gampang nyari informasi dari internet. Tapi
kalo bapak mah paling nanya ke sodara sodara gitu, sama andrenya bapak
suruh nanya sodara sodara masalah kuliah mah.
P : mohon maap pak sebelumnya, pendidikan bapak sama ibu apa ya pak?
N : Kalo Bapak mah SMA/SLTA. Kalo ibuk SMP/SLTP.
P : Apakah pendidikan bapak mempengaruhi bapak ketika menyuruh Andre
untuk kuliah?
N : Kalo dibilang mempengaruhi sih ya ada sedikit gitu neng. Kan bapaknya
lulusan SMA, ibuknya lulusan SMP. Nah pengennya kalo bisa nyekolahin
anak yang lebih tinggi gitu dari pendidikan orang tuanya. Kan namanya
juga orang tua pengen juga liat anaknya pendidikannya bagus, mapan
kerjanya gitu.
P : Ada ngga pak dari anggota keluarga yang sudah berkuliah?
N : Anggota keluarga inti mah baru andre doing, Cuma kalo keluarga besar
dari keluarga bapak atau ibuk mah udah banyak juga. Teteh tetehnya
sodara andre juga udah ada yang lulus dari UIN juga.
P : Apakah itu mempengaruhi bapak?
N : Enggak juga sih ya neng soalnya emang bapak juga pengen nyekolahin
anak sampe setinggi tingginya kalo bisa.
xlviii
P : Bapak sama ibu ada ikut organisasi ngga di rumah?
N : Bapak mah dulu ikutan karang taruna tapikan sekarang udah ada bengkel
ya sama warung depot air juga jadi udah ga begitu aktif gitu. Cuma kalo
dimintain tolong mah atau ada perlu pertolongan apa juga mau ikut mau
terlibat gitu.
P : oiya pak, Apa pekerjaan bapak sama ibu ?
N : Kalo Bapak mah wiraswasta, Ibu pedagang nasi uduk sama ibu rumah
tangga
P : trus untuk biaya kuliah andre gmn pak?
N : Kalo masalah biaya mah ya neng, yah percaya aja sama yang diatas,
rejekinya anak gitu. Biasanya dari warung sama depot air, dari penghasilan
bengkel juga atau dari hasil dagang uduk ibunya andre gitu sih neng.
P : Berapa jumlah anggota keluarga?
N : Ada 6, bapak, Ibu, Andre, sama 3 adeknya andre. Anak Bapak kedua
masih SMA, trus yang ketiga SMP trus yang ke empat yang ini baru
masuk TK.
P : Apakah anak-anak bapak yang lain akan bapak kuliahkan juga?
N : Yah neng kalo ditanya mau nguliahin mah juga mau aja ya Bapak sama
Ibu mah. Tapi mah insyallah ya kalo diberi kesehatan, lancer rejeki sama
Allah pengennya sih juga pengen nguliahin semuanya gitu biar hidupnya
mapan nantinya gitu. Biar bisa lebih dari bapak ibunya.
P : Oh gitu. Iya pak sepertinya sudah cukup ya pak pertanyaannya itu saja,
saya terima kasih banget ini sama bapak karena mau meluangkan waktu
untuk saya tanya-tanya
N : oh uda cukup? Iya atuh sama-sama ya neng, si Andre kan juga lagi
skripsi, ya saling membantu aja ya, itu si andrenya juga ajakin kerjain
skripsi ya kalo di kosan, biar cepet selesai.
P : Iya pak, siap itu mah. Yaudah ya pak, terima kasih banyak ini atas
waktunya.
N : iya neng, bapak tutup ya. Assalamu’alaikum
P : Wa’alaikumsalam pak.
xlix
Transkrip Wawancara 12
M. Farizan
Selasa, 16 Desember 2020
Video Call
Pkl. 21.43 - 22.00
P : Hallo, Assalamu’alaikum
N : Wa’alaikumsalam
P : Dengan Farizan ya?
N : Iya kak, Farizan ngga pake H hehe. Panggilnya Ijan aja, biar lebih santai.
P : Oh gitu oke deh ijan. Sebelumnya SMK dimana jan?
N : SMK Insan Nasional namanya, di kecamatan Setu kabupaten Bekasi
P : Jurusan apa tuh Jan?
N : Teknik Komputer Jaringan (TKJ)
P : Sekarang kuliah ngambil jurusan apa dan di mana?
N : Kuliah ngambil jurusan Bimbingan Penyuluhan Islam (BPI) di UIN
Ciputat kak
P : Oh di UIN? Udah semester berapa?
N : Iya sekarang jalan semster 5 kak
P : Apa alasan ijan ngambil BPI jan?
N : Alesannya ya pertamanya itu kan suka aja gitu sama ilmu sosial. Karena
dulu kan pas milih itu kan tulisannya BK ya Bimbingan Konseling, dari
pribadi emang suka yang berbau-bau “benerin orang” gitu lah.
P : Kenapa ngga masuk Psikologi aja?
N : Dulu kan ngga paham yang kaya gitu-gituan pas masih di SMK. Jalur
masuknya juga UMPTKIN dan itu juga baru gua doang yang nyoba dari
sekolah gua itu. Tapi ya ngga tau, ya asal aja mencet-mencet gitu dan
ternyata yang kepilih BPI.
P :Hmm gitu.. Trus kenapa pilih UIN jan?
N : Sebenernya UIN Jakarta tuh pilihan kedua ya, eh pilihan pertama cuma
saya pilihnya, gimana ya, saya pengen pilih UIN Jogja nih karena saya
kira kalo saya taro dipilihan pertama nih saya ngga bakalan dapet. Yaudah
saya taro UIN Jakarta pilihan pertama. Sebenernya nggak mesti UIN juga
sih, karena dua jalur umum itu saya ngga dapet (SNMPTN & SBMPTN),
jadi yaudah saya manfaatin aja apa yang ada di depan saya.
P : trus ngga coba jalur mandiri pada saat itu?
N : Jalur mandiri saat itu ngga sempet sih… iya ngga sempet. Karena emang
kan maunya di Jogja ya, jaraknya kan jauh jadi ya ngga sempet waktunya.
P : Hmm gitu, emang alasan lu kuliah apa sih?
l
N : Alasan kuliah karena motivasi sih. Liat guru-guru banyak yang dulu di
sekolah yang kuliah kan banyak ngasih motivasi buat lanjutin pendidikan
ke jenjang lebih tinggi lagi gitu kan.
P : Lebih jelasnya, guru apa yang memotivasi lu?
N : Ada salah satu guru yang dia lulusan UGM waktu itu, kebetulan dia jadi
wali kelas dulu tuh pas kelas 12. Dia tuh lebih concernnya sebenernya ke
sejarah kan, dia kan ngajar di dua tempat, MA sama SMK. Kalo di saya
dia ngajar… dia ngajar apa dulu yak… dia ngajar.. Bentar saya juga lupa
ini.. Oh dia yg ngajar produktif karena dulu kan gurunya ada pulang
kampung apa gimana gua lupa gitu. Jadi dia yang nanganin, soalnya itu
kan udah limit ya, udah semester 2 trus gurunya ngga bisa nemenin kita
sampe lulus, jadi dituker dulu. Karena kebetulan dia juga cukup paham
buat masalah teknologi gitu.
P : Motivasi apa yang dikasih guru lu sampe lu memutuskan untuk kuliah?
N : Karena banyak cerita-cerita dia yang bikin kita termotivasi kaya..
perjalanan hidup dia aja yang menurut gua seru, pas saat-saat sebagai anak
kuliahan gitu-gitu. Jadi gua pengen nyoba, sayang juga kan kalo kita ada
kesempatan tapi ngga dimanfaatin. Makanya dari situ gua mau kuliah, di
Jogja, meskipun bukan di kampus yang sama yang penting gua kuliah gitu.
Tapi ternyata gua ngga dapet di Jogja, yaudah gua coba yang disini dan
dapet di UIN, jalanin deh gitu.
P : Gimana rasanya kuliah dengan jurusan yang berbeda?
N : Kalo menurut gua pribadi sih ngga masalah ya karena yang gua cari kan
bukan keilmuannya, yang gua cari kan pengalamannya gitu ya. Mungkin
senengnya karena ilmu sosial itu jauh dari itung-itungan yaa, soalnya udah
bosen juga itung-ituan pas di SMK kan. Pengen nyoba hal yang lain gitu.
Lebih kesitu sih tepatnya.
P : Jadi ngga ada kendala nih?
N : Ngga ada sih, ya balik lagi kan karena gua suka pelajaran yang berbau-
bau psikologi ya mungkin kalo sekarang gua udah tau. Kalo dalam BPI itu
kan bedanya sama BK, kalo konseling kan pendidikan, kalo kita itu ke
psikologi dan sosialnya. Jadi dari semester 1 kita udah kenalan sama
pelajaran psikologi, nah dari situ jadi gua lebih “kayaknya udah deh gua
bertahan di sini karena ada pelajaran psikologinya”, gitu.
P : Oh gituu, trus respon orang tua lu pas lu memutuskan kuliah?
N : Orang tua mah seneng, apalagi keputusan ini munculnya dari gua sendiri
kan. Jadi ya mereka mendukung keputusan gua.
P : Selain lu, siapa lagi yang kuliah di keluarga lu?
N : Gua punya abang dua ya, gua ngga punya ade karena gua anak bontot.
Abang gua nih dua-duanya dulu sempet kuliah cuma ngga rampung. Kaya
li
misal nih di semester 5 trus keluar, karena pengen kerja, trus ada juga yang
mau lanjutin pendidikan agamanya.
P : Kuliah di mana tuh dulunya?
N : Di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi deket Pasar Cikarang, yang kedua tuh
dulu di mana ya namanya, gua lupa pokoknya dia di Sukabumi aja.
P : udah pada berkeluarga abang-abang lu?
N : Iya udah pada berkeluarga, yang pertama belom punya anak, yang kedua
udah punya 1.
P : Oiya biaya kuliah gimana?
N : iya gua masih ditanggung orang tua.
P : Pendidikan orang tua gimana jan?
N : Bapak gua SMA, emak gua SPG. Pernah denger ngga? Sekolah guru
jaman dulu ada tuh. Mutakhir emak gua tuh. Itu tuh sekolah pendidikan
guru, mungkin kalo sekarang d3nya keguruan. Ya semacam itu lah.
P : Oh gitu, gak pernah denger gua haha. Trus pekerjaan orang tua sekarang
apa?
N : Bapak gua kerja di karyawan swasta, kalo emak gua jadi guru SD sama
guru les-les di rumah.
P : Kegiatan lu selain kuliah apa?
N : Paling gua ikut organisasi aja Mapala, kaga seru emang kegiatan gua,
gini-gini aja haha
P : Trus balik ke Cikarang berapa minggu sekali?
N : Ngga tentu sih, paling cepet ya 2 minggu sekali, paling sering itu ya
P : Bawa kendaraan sendiri tuh?
N : Tergantung sih, kadang bawa motor kadang naik KRL.
P : Oh gitu, yaudah deh jan, sepertinya udah cukup nih. Terima kasih ya atas
waktunya, semangat kuliah onlinenya yaa. Assalamu’alaikum jan
N : Iya kak, sama-sama. Iya semangat juga nyelesain skripsinya kak.
Wa’alaikumsalam.
lii
Transkrip Wawancara 13
Muhammad Adi Satria
Rabu, 17 Desember 2020
Video Call
Pkl. 12.48 - 13.05
liii
P : tapi ada ngga sih pengaruh dari guru-guru di sekolah, kan tadi kata mas
adi gurunya ada yang kuliah di UGM dan Unpad gitu membuat kamu jadi
pengen kuliah?
N : kalo saya sih ngga ada ketertarikan untuk kuliah, walaupun guru saya
alumni universitas negeri UGM, dll. Itu saya ngga ada ketertarikan,
soalnya apa ya.. ya seperti yang saya bilang di awal kalo saya mau kerja
aja, gitu, iya kerja bantu-bantu keluarga.
P : trus berarti kamu mau kuliah karena udah didaftarin aja ya?
N : hmm iya, gimana ya saya emang seandainya kalo kuliah itu SNM,
SPAN, SBM didaftarin gitu, saya mah maunya tetep kerja kak. Cuma
mungkin ya karena motivasi dan doa dari orang tua yang akhirnya
membuat saya jadi mau kuliah. Pas didaftarin itu saya cerita ke orang tua,
trus kata orang tua “kamu kuliah mas, kalo bisa di univ negeri” gitu.
P : Kenapa kamu bisa di UIN akhirnya?
N : Jadi itu saya didaftarkannya kan SPAN PTKIN, saya pernah sempet lagi
tes kaya gitu ditanyain “kamu mau kuliah di mana jurusan apa?” ini pas
SBMPTN tuh, trus saya bilang “saya mau UNM Malang pak” karena
jurusan SMK saya kan teknik mesin tuh, nah saya ngambil teknik mesin
di sana.. Trus ditanya “di mana lagi?”, kan ada tiga tuh pilihannya ya kalo
nga salah, nah tuh sama UNS kalo ngga salah, nah itu saya ambil teknik
mesin juga. Ini untuk SBM ya kak. Nah kemudian didaftarkan SPAN
PTKIN, itu saya nurut aja sama guru saya, ditanyain tuh “ kamu mau
kuliah di mana jurusan apa?” trus saya bilang “gatau pak, saya bingung”.
Lah kan saya kan jurusan teknik mesin ya, saya juga bingung saat itu saya
juga sempet nanya “di UIN ada teknik ngga pak?” trus kata guru saya “ah
kamu ngaco aja, itu univ islam, jurusannya islam, ya ngga adalah”. Ya
saya bilang “yaudah pak saya ngikut bapak aja, bapak yang milih”. Yang
pertama tuh di UIN Syarif Hidayatullah, SPAN PTKIN. Nah yang kedua
itu ada di IAIN apa.. Pokoknya IAIN gitu kak daerah Solo apa di mana
gitu, trus yang ketiga UNJ. Di UIN kan ngambil Managemen dakwah,
trus yang di IAIN eh STAIN kak, iya STAIN Kediri itu ngambil
managemen dakwah juga. Nah yang di UNJ ngambil PAI.
P : trus yang di STAIN sama UNJ lolos ngga?
N : Ngga, itu ngga lolos. Justru yang waktu itu saya, abis tes SBMPTN
bareng temen-temen saya di Depok, kebetulan waktu itu tempat tesnya di
Depok kan. Setelah tes SBMPTN itu kami ngumpul tuh di salah satu
rumah temen saya malemnya, pada nginep gitu. Dan disitu juga, malem
hari itu juga pengumuman hasil SPAN PTKIN. Kan dibikinin grupnya
tuh, saya mah udah acuh ngga acuh kan ya. Kalo lolos alhamdulillah kalo
ngga yaudah. Setelah itu temen saya tuh ada yang getol, emang pengen
liv
kuliah anaknya, dia anak madrasah aliyah. Kan kalo di pondok saya, saya
kan juga sembari mondok ya, itu dia yayasan kak dari mulai RA, TK,
SDI, MI, MTS, MA, dan SMK. Nah kebetulan kak Sarno ini kakak kelas
saya di Madrasah Aliyahnya. Trus temen saya yang anak MA ini ngecek
grup tuh, guru saya umumin kan siapa-siapa yang lolos. Pertama ada
nama ini, temen saya lolos di Univ ini jurusan ini, nah tiba-tiba ada nama
saya kak “Muhammad Adi Satrio lolos di UIN Jakarta”, trus saya dikata-
katain kan ya sama temen saya “bel bel lu lolos bel”, masa sih gitu kan.
Tapi saya masih biasa aja kayak “oh yaudah lolos tinggal lolos kan
alhamdulillah”, biasa aja ngga ada bahagia-bahagianya pisan.
P : trus respon orang tua gimana tuh?
N : kalo respon orang tua sih ya mereka seneng “alhamdulillah tuh mas kalo
keterima, negeri kan itu?” beliau sempet nanya kedua orang tua saya nih,
ya saya bilang “iya UIN negeri di Ciputat”, semepet tanya jurusan juga
“jurusan apa?” “manajemen dakwah, itu juga yang milihin Pak Sofyan bu
yang ngurusin”, “yaudah tuh bilang sama Pak Sofyan makasih udah
diurusin” gitu kak.
P : oh gituu… trus gimana rasanya kuliah dengan jurusan yang berbeda
gitu?
N : gimana ya.. Hmm menurut pandangan saya sih, saya kan selain dari
SMK kan juga mondok ya, istilahnya di yayasan itu emang belajar agama
juga. Nah maka dari itu mungkin guru saya daftarin ke UIN dengan
jurusan tersebut. Mungkin karena melihat saya memiliki ilmu agama
juga. Saya setelah dipanggil masuk tuh, setelah dipilihin jurusan itu saya
sempet nanya “manajemen dakwah itu apa pak” trus kata guru saya
“hahaha ngga tau, nanti juga kamu tau sendiri” gitu kata guru saya.
Mungkin ya itu suatu jalan juga sih, setelah saya masuk manajemen
dakwah itu kemudian Ibu saya ingin setelah saya selesai kuliah untuk
bekerja di kementrian agama. Kan saya tuh jurusan manajemen dakwah
ranahnya ke sana, gitu.
P : hmm gitu, tapi kuliah aman kan?
N : Alhamdulillah aman kak, cuma kan sekarang kuliahnya lagi online ya,
agak kurang suka sih soalnya jadi ngga maksimal belajarnya.
P : Hmm.. tapi sekarang di rumah kan?
N : Iya di rumah, tapi kalo di sana saya juga tinggal di sekret kak
P : Oh ngga ngekos? Sekret apa tuh?
N : Ngga, saya tinggal di sekret PMII, kebetulan saya udah jadi pengurus di
bidang kesekretariatan.
P : ada kendala ngga pas kuliah?
lv
N : kalo kendala mah ada kak, itu di semester 1 dan 2, IP saya ngga nyampe
3. Karena saya jarang absen di kelas, dulu kan masih baru tuh, ya
namanya aktivis kak, berkegiatan di organisasi. Bangunnya siang padahal
kuliah pagi kan, gitu-gitu aja.
P : Apa yang bikin kamu bertahan kuliah sampe semester ini?
N : Nah ini pertanyaan yang sangat menarik kak, jadi kenapa saya bisa
bertahan itu karena sekarang kan saya udah di semester 5 nih. Nah di
semester ini ada 3 konsentrasi kak, yg pertama itu MHU (Manajemen
Haji dan Umroh), kedua ZISWAF (Zakat, Infaq, Shodaqoh, dan wakaf),
dan yang ketiga itu LKS (Lembaga Keuangan Syariah). Dari ketiga
konsentrasi ini saya mengambil konsentrasi yang pertama, yaitu
manajemen haji dan umroh, ini satu konsentrasi yang bikin saya bertahan.
Yang mana saya berniatan memperdalam ilmu ini, dan suatu hari nanti
saya bisa memberangkatkan kedua orang tua saya haji dan umroh. Gitu
kak yang bikin saya bertahan.
P : Btw di, kamu berapa bersaudara?
N : Tiga bersaudara, saya anak pertama. Di keluarga ini ya baru saya yang
kuliah, adik saya yang pertama itu laki-laki kelas 2 SMP, nah yang
terakhir laki-laki juga masih 4 tahun.
P : Orang tua pekerjaannya apa?
N : Kalo bapak Wiraswasta, kalo ibu ya Ibu rumah tangga.
P : Pendidikan terakhirnya apa?
N : Bapak saya SLTA, Ibu saya SMP.
P : Biaya kuliah gimana di?
N : Biaya kuliah saya masih ditanggung orang tua kak
P : Orang tua kamu mempengaruhi kamu untuk kuliah ngga?
N : Ngaa ada kak, mungkin sih ya itu karena saya nurut sama guru saya sih
ya yang pertama, yang kedua ya doa orang tua aja kenapa saya bisa
kuliah seperti sekarang ini kan emang ngga pernah terpikirkan sama saya.
P : Kenapa kamu nurut sama guru kamu di?
N : karena gurunya emang the best kak, beliau ini laki-laki kan, lulusan
UGM jurusan Sejarah. Kata kepala sekolah saya, beliau kan perempuan,
kata-kata perempuan kan emang menyentuh banget gitu kan. “Udah kamu
ikutin aja apa yang dibilang pak sofyan” gitu, yaudah saya nurut.
P : emang kenapa dengan kata-kata yang keluar dari mulut wanita di?
N : Ngena banget kak, ibaratnya itu kepala sekolah yang bilang begitu ya
kaya ibu saya gitu. Kan orang tua kedua kak guru tuh di sekolah. Ibu saya
yang di rumah tinggal mengabulkan aja, mendoakan, sama mendukung
saya.
lvi
P : oalah hahaha oke oke. Yaudah di, sepertinya sudah cukup nih, terima
kasih banyak ya sudah mau meluangkan waktunya.
N : Iya kak sama-sama, semangat skripsiannya ya.
P : iya terima kasih di, semangat juga kuliahnya di. Assalamu’alaikum
N : Wa’alaikumsalam Wr. Wb.
lvii
Transkrip Wawancara 14
Rendi Ferdiana
Rabu, 17 Desember 2020
Video Call
Pkl. 19.24-19.50
lviii
N : Sebenernya awalnya gua milih UI, cuma gua gagal kan pake jalur
mandiri. Trus gua mau coba ngambil di UIN, gua bilang ke abang gua,
“gua gak kuat ambil di UIN ya”. Trus kata dia “Lah kenapa kan gampang
tesnya”. “Agamanya gua takut”, gua gituin. Iya, gua takut sama mata
kuliah agama di UIN. Tugas tugasnya juga kan pastilah. Padahal gua ngaji
dan guru ngaji gua juga nyaranin gua masuk ke UIN aja. Tapi kaga dah,
gua pusing agamanya. Yaudah dah tuh gua pilih Unpam, toh sama aja
jurusannya hukum-hukum juga.
P : Tapi itu murni dari diri lu sendiri apa dorongan dari abang lu juga?
N : Enggak. Gua awal lulus tuh gua bingung nih. Nah gua sama temen gua,
wawan kenal tuh sama temen gua yang namanya Asma, nah gua sama dia
daftar polisi. Gua udah urus urus berkas sama dia, ama temen gua. Nah
kebetulan gua didaftarin ama abang gua tes di UI. Nah itu kedua-duanya
tesnya bareng. Nah gua mau gamau gua ngambil yang UI kan karena gua
udah bayar 500rb an gitu. Gua tinggalin tuh tes polisinya. Di UI abang gua
pilihin hukum sama Fisip, lupa jurusannya. Eh taunya kaga masuk di UI,
yaudah deh.
P : Trus gimana rasanya kuliah dengan jurusan yang berbeda?
N : Awalnya sih gua semester 1, Gimana yak? Linglung. Bingung gitu.. nih
kok belajar apa ini gua? kayanya gua doang disitu yang gak ngerti apa-apa.
Gua bingung kan loh kok kaya gini yak. Apa yang harus gua pelajari. Gua
baca baca. Naik semester 2, 3. Oh iyaa iyaa gua udah ngerti dah apalagi
sekarang gua semaster 5 kan. Paham dari situ, dari yang gatau apa apa kan
basicnya. Jadi mulai paham semakin kesini. Yah belajar dari awal gitu.
P : Ada gak kendalanya?
N : Kendalanya? Kalo gua bilang kendala sih banyak. Ya gua mau gamau
mah harus jalanin aja. Yang penting mah lu harus rajin-rajin ngebaca aja
sih, ga perlu dihafal.
P : oiya lu di UNPAM ngambil kelas regular apa?
N : Gua ambil yang regular B, yang malem. Paginya tidur hahaha. Soalnya
gua kan kerja baru diajak dan baru lima bulan lalu.
P : oh lu kerja apa emang?
N : kerja di tempat abang gua kak, ngikut ama dia. Pas awal kuliah kan gua
ga punya basic apa apa, makanya disuruh kuliah. Nah semester 5 ini baru
gua diajak kerja ama dia, bantu-bantu dia gitu.
P : Gimana rasanya kerja di ranah Hukum?
N : Kalo gua bilang mah enak. Tapi kerja dihukum tuh pusingnya kalo habis
sidang. Kita disuruh bikin laporan dan harus bikin transkrip lagi. Kalo gua
bilang pusing. Tapi kayanya gua salah ngambil jurusan ngambil hukum
hahaha
lix
P : Emang lu kerjanya bagian apa?
N : Gua apa aja. Disuruh sidang ikut, disuruh bikin transkrip ya hayuk.
Disuruh bikin laporan abis sidang juga gua bikin. Ngikut ajalah, namanya
diajak kan yak, itung-itung cari pengalaman kerja biar ngga kaget pas lulus
nanti.
P : Hmm gitu, nah terus perasaan salah jurusan milih hukum tuh karena apa?
N : Iya karena kadang pusing aja kalo harus ngadepin sidang trus setelahnya
bikin laporan, transkrip gitu-gitu. Belum lagi harus tau UU ini, pasal ini itu
segala macemnya. Kan ngomongnya aja udah pusing ini, gimana
ngejalaninnya coba hahaha
P : Trus apa yang buat lu bertahan sampe semester 5?
N : Asik. Iya, ternyata lama-lama asik kak. Gua ngerasa semakin gua jalanin
semakin timbul penasaran-penasaran di diri gua akan dunia hukum itu.
Gua bisa tau kalo di dalam kehidupan sehari-hari tuh ada pelanggarannya.
Bisa tau ada pasal ini, pasal itu, undang undang ini, undang-undang itu.
Gitulah. .
P : Apakah dengan belajar hukum membuat lu melek hukum?
N : Tentu dong kak, ya makanya itu asiknya tuh disitu.
P : Tapi lu masih melanggar hukum ngga?
N : Masih hahahaha
P : Yah sama aja dong hahaha. Berarti lu kuliah terpengaruh abang lu dong
ya?
N : Hahaha Iya, dia mempengaruhi banget. Gua disuruh kuliah sama dia,
biaya kuliah gua dia yang tanggung. Gua cuma tinggal jalanin aja
kuliahnya.
P : Kalo sama-sama bidang hukum, sering jadi temen diskusi lu dong?
N : Kaga. Sebenernya gua takut kalo diskusi sama dia. Gua gak pernah
ngomong/ diskusi gitu sama dia. Paling yang cuma jawab-jawab aja kalo
dia nanya, canggung aja rasanya.
P : Lah trus gimana kalo misalkan lu ada kesulitan?
N : Gua lebih suka ngobrol sama kakak gua yang kedua. Nyablak gitu. Jadi
gua lebih terbuka ke dia. Kalo abang gua yang pertama mah kaga berani
gua, soalnya dia anak berpendidikan gitu kan. Beda banget ama gua yang
seruntulan kaya gini.
P : trus gimana respon orang tua lu mengenai kuliah lu?
N : Respon orang tua gua yaa ngedukung. Emang gua disuruh kuliah sama
orang tua juga. Harus kuliah. Orang tua ngomong harus ikutin abang gua
yang pertama. Harus kaya gini harus jadi kaya gini gitu. Harus bener-bener
rajin biar bisa kaya abang gua.
P : Hmm.. Emang kerja apa orang tua lu?
lx
N : Bokap gua pensiunan dari Bank Mandiri udah lama, Nyokap gua Ibu
rumah tangga.
P : Trus sekarang kegiatan Bokap lu?
N : Jogging kali. Sepedaan tiap hari hahaha
P : Wow hahaha… Btw pendidikan orang tua apa ren?
N : Bokap gua SMA kalo gak salah dah. Nyokap gua SD kalo gak salah
denger-denger. Orang gua kalo ditanya pendidikan terakhir disuruh tulis
SD aja gitu katanya. Nyokap gua mah emang gitu.
P : trus kegiatan lu apa lagi selain kuliah, tidur, sama kerja di kantor abang
lu?
N : Gua dulu pernah ngeGrab, tapi sekarang udah enggak, gak boleh karena
covid kan. Itu gua juga sebenernya diomelin sama abang gua yang
pertama, gua harus bener-bener kuliah aja gua gak boleh kerja. Pokoknya
gua harus bener-bener fokus kuliah. Gua ngegrab gak bilang-bilang itu.
P : Oh iya kerja lu di kantor abang lu tuh tiap hari atau gimana?
N : Kerjannya selama di kantor abang gua tiap hari. Sabtu Minggu libur tapi.
P : oh gitu, lu ikut perkumpulan apa aja selain ngaji sama Wawan?
N : Kalo di luar ngga. Emang tadinya gua pengen ikut ini itu, tapi udah males
duluan. Tapi kalo dirumah banyak, kaya ikut organisasi relawan ambulan
gitu gitu, trus paling komunitas-komunitas motor gitu.
P : Tadi lu bilang kan abang-abang lu udah pada berkeluarga ya, mereka
tinggal bareng di rumah orang tua lu apa pisah?
N : Pada misah yaa, tapi sekarang abang gua yang kedua ikut di rumah.
Tadinya kan dia ngontrak, tapi pas kakak gua yang ketiga meninggal,
rumah jadi sepi tuh. Trus abang gua yang pertama nyuruh abang gua yang
kedua buat tinggal sama-sama di rumah biar orang tua gak kesepian kan.
Abang gua yang kedua kan takut juga sama abang gua yang pertama, jadi
abang gua yang kedua nurutin.
P : Ini lu lagi kuliah nih sekarang?
N : Iya gua lagi ngumpulin tugas, tugas nyatet. Kan apa banget tugas nyatet
tulis tangan, soalnya kalo dikomputer pada copy paste katanya. Hadehhh
P : Oalah gitu hahaha. Yaudah kalo gitu ren, segitu aja. Makasih banyak yak.
Assalamu’alaikum
N : Iya sama-sama kak, Wa’alaikumsalam.
lxi
Transkrip Wawancara 15
Yosep Anggara
Selasa, 22 Desember 2020
Video Call
Pkl. 14.33 - 15.05
lxii
P : hmm gitu, trus kenapa pilih UIN mas?
N : karena UIN itu univ negeri yang paling deket dari sini mba (ketawa).
Karena kan negeri yang lain jauh-jauh, makanya saya nyari yang paling
deket aja dah, yaudah tuh UIN
P : waktu itu gimana bisa masuk UIN?
N : pas lulus itu saya gap year dulu setahun, namanya dari SMK kan pasti
mau ngerasain kerja dulu ya, yaudah itu setahun saya kerja, trus pas itu
saya coba cari-cari temen, ada yang kuliah di UIN jurusan PAI, tanya
masih ada ngga pendaftaran, dicari sama dia “oh masih ada nih tinggal 1
gelombang”, yaitu SPMB itu kan, okelah saya coba, jurusan pertama saya
pilih Teknik Informatika biar nyambung sama jurusan SMK , tapi saya
ngga pede masuk (ketawa) ngga pede lolos di TI itu makanya pilihan
keduanya managemen pendidikan, dan alhamdulillahnya diterima
P : apa sih motivasi mas yosep berkuliah, apalagi kan masnya dari SMK nih,
bisa langsung kerja, kenapa milih kuliah?
N : orang tua..satu dari orang tua, karena kan kalo keinginan kuliah emang
keinginan saya, cuma orang tua ngedukung saya kuliah mungkin
maksudnya supaya saya memiliki pendidikan yang lebih baik dari mereka,
ya itu jadi motivasi buat saya sendiri sih. Yang kedua juga emang..
Gimana ya, ngeliat ini aja, apa.. perkembangan zaman aja, globalisasi, jadi
kalo pendidikannya rendah ya tertinggal. Sekarang aja mungkin S1 aja
udah ngga ada apa-apanya ijazahnya, bagaimana nanti kan kalo misalnya 5
tahun ke depan (ketawa) mungkin ada S6 (ketawa). Iya, sekarang itu
minimal banget aja SMA/SMK, itu buat cari kerja, itu minimal banget, itu
gajinya juga yaa.. Mungkin di bawah UMR gitu..
P : oh gitu iya iya. Terus gimana tuh rasanya kuliah dengan jurusan yang
berbeda gitu?
N : iya betul ini kan beda ya, tapi enaknya itu karena sudah tau basic di TKJ
kan sudah terbiasa dengan komputer yaa. Jadinya kuliah pendidikan-
pendidikan ini kan sekarang banyakan presentasi ya, udah banyak main di
laptop atau komputer gitu, jadi ya biasa aja, udah enak tinggal
menyesuaikan
P : kendala-kendala gitu ada ngga mas?
N : awalnya iya ada, karena kan adaptasi juga, kebetulan di kelas tuh.. Saya
yang lebih dewasa, yang lain itu temen-temen kebanyakan baru lulus, jadi
emang mereka tuh ya semangat belajarnya masih ada lah gitu beda sama
saya yang udah kerja setahun, nunda, jadi ketemu buat belajar lagi tuh
nyesuain lagi, jadi semangat buat belajarnya ngikutin mereka
P : di keluarga udah ada yang kuliah mas?
lxiii
N : kayanya.. Di keluarga inti ngga ada, saya kan cuma dua bersaudara,
kakak saya udah nikah, cuma saya yang kuliah. Kalo di keluarga besar...
belum ada juga, iya baru saya aja
P : oh jadi bisa dibilang masnya sebagai pendobrak ya dalam keluarga?
N : iyaa mudah-mudahan sih gitu, ya saya juga.. salah satunya juga itu.
Biasanya kan kalo orang di sini tuh, biasanya suka maaf nih ngebanding-
bandingin gitu “liat tuh dia tuh.. Dia mah kuliah” biasanya gitu, ya mudah-
mudahan jadi termotivasi, gitu tujuannya
P : hmm gitu, pendidikan orang tua apa mas?
N : orang tua pendidikan.. Mungkin karena orang jaman dulu, jadi cuma
sampe SD aja, iya SD dua-duanya
P : trus pekerjaannya gimana mas?
N : kalo pekerjaan sehari-hari sih buruh biasa gitu, klo ibu mah ibu rumah
tangga
P : kalo kakak gimana, udah punya anak? pendidikan nya apa kakakmu?
N : udah punya anak 3, hmm pendidikannya cuma sampe SD juga sama
P : hmm gitu.. respon orang tua gimana tuh pas kamu memutuskan untuk
kuliah?
N : seneng banget. Saya dari SMK itu emang pengen kuliah, cuma saya gap
year tuh setahun kan, kerja, terus diingetin sama orang tua “katanya mau
kuliah?” “oiya (ketawa)” karena udah nyaman ya jadi lupa (ketawa),
untungnya sih di ingetin, kalo ngga mah ya ngga tau dah (ketawa). Kerja
kan pulang malem, kadang emang masuk shift malem, mungkin orang tua
kasian kan liat makanya ditanyain, jadi saya keingetan, yaudahlah coba
aja, dan kalo ngga diterima di UIN saya bakalan lanjut kerja
P : kenapa tu? Kenapa ngga masuk univ swasta, kan sama aja
N : karena gimana ya, emang tujuannya di UIN ya ambil negerinya aja, kalo
UIN bukan negeri juga saya ngga ke UIN (ketawa). Karena saya dari SD
juga sekolahnya negeri terus, SMK N 1 Gunung Sindur aja kalo bukan
negeri juga saya ngga mau, wajib negeri deh
P : oh gitu, oke-oke. Trus kuliah sekarang gimana? Kan online tuh
N : gimana yaa.. Sebenernya lebih enak kuliah tatap muka sih dari pada
online, trus juga IPK saya turun terus selama online (ketawa), karena
kuliahnya cuma absen aja (ketawa), paling kuat itu cuma 30 menit kuliah
online, abis itu tidur atau ketiduran. Berusaha buat nahan banget, susah.
Paling kuat-kuat cuma 1 matkul aja, kan satu hari kadang ada tiga matkul,
sisanya gak kuat (ketawa)
P : ah gitu, trus kerja jadwalnya gimana? Apa ngga bentrok sama kuliah?
N : hmm kalo di jaringan sebenarnya terserah saya sih.. Dan ada tim juga,
cuma ya kalo ada kerjaan yaudah jalan, kalo ngga ada yaudah gitu, istilah
lxiv
kerennya mah freelance gitu (ketawa). Bentrok mah ngga ya, karena
online kan.. kadang ya itu yang penting kuliah absen, saya ya itu, begitu
(ketawa)
P : kalo untuk biaya kuliah gimana mas?
N : jadi masih belom bisa mandiri sih, masih dibantu orang tua, cuma
kebutuhan sehari-harinya sendiri.
P : menurutmu apa sih yang didapet dari pendidikan, sampe kamu pengen
banget kuliah gini?
N : yang didapat tentu pekerjaan dan penghasilan yang lebih bagus, dan juga
di keluarga atau di lingkungan masyarakat juga beda pandangan antara
orang yang kuliah, atau sarjana dengan yang cuma lulusan SMA/SMK
bahkan di bawahnya, yah lebih terpandang lah (Status Sosial) lebih di
dengar, sering dimintai pendapat, gitu-gitu
P : hmm, di Gunung sindur, tempatmu tinggal banyak ngga yang
melanjutkan pendidikan sampe kuliah gitu?
N : masih sedikit, baru mulai-mulai ini.. Mulai-mulai sadar sih
alhamdulillah, mungkin kerasa persaingan di dunia industri dan dunia
kerja itu kaya gimana, jadi mereka sadar kalo pendidikan itu penting
P : oiya mas yosep ikut organ ngga nih selain pengajian sama Wawan?
N : di kampus ikut PMII, saya ketua rayon, kalo di rumah ya itu pengajian
sama karang taruna cuma ya belom jalan sih
P : hmm gitu. Yang bikin bertahan sampe semester ini apa?
N : karena ya.. Ini kan emang niatnya kita baik ya, cari ilmu ya kalo udah
kecebur ya sekalian aja. Saya juga berusaha terus ngga ini, apa.. Sayang
juga kan, dari awal kita udah berjuang mati-matian ditengah jalan kalah
kan, perjalanan masih panjang boy (ketawa). Masa cuma nyerah sampe
disitu aja, ini aja ngebangkitin-ngebangkitin semangat aja, kalo lagi down,
inget-inget masa dulu perjuangan buat masuk, perjuangan buat
adaptasinya, gimana bangganya orang tua, bikin semangat lagi udah
P : tapi menurutmu penting ngga sih lulusan SMK untuk kuliah?
N : wajib. Kalo saya wajib, karena SMK aja ngga cukup, udah gitu yang saya
dapet kalo yang SMK atau sekolah itu ilmunya minim, kalo yang
sekarang, ini ya yang di Gunung Sindur, ngga tau ya kalo yang lain
mungkin juga sama (ketawa). Dan saya dapet ilmunya itu justru pas saya
ini.. Kerja freelance ini, ini kan saya masih ada hubungannya dengan TKJ,
dan ternyata waktu SMK itu ngga ada apa-apanya, itu belajar sendiri.
ilmunya lebih banyak didapet ketika di dunia kerja daripada di sekolah.
Kalo kita lulus bener-bener tok lulus sekolah langsung kerja, kaya sama
aja kita kaya orang biasa yang ngga sekolah ngga apa trus kerja, sama aja,
kita ngga tau apa-apa, makanya masih kurang. Udah gitu kan ijazah masih
lxv
SMK, nanti kalo misal ada yang S1.. di indonesia kan masih mandang
kaya gitu, kalo ada promosi jabatan pasti dilihat pendidikannya, pasti S1
duluan dah yang naik daripada SMK/SMA. Udah gitu kalo misalkan
lulusan SMK kerja mending kuliah, tapi kalo lulusan SMK usaha, ngga
apa-apa, tapi ya harus siap mental sih, setidaknya mencoba cuma ya itu,
siap mental
P : hmm iya iya.. Eh dulu pas SMK magang di mana?
N : saya ada.. Kebetulan ada 2 kali saya.. Karena kan dari sekolah itu
maksimal 3 bulan dan minimal 2 bulan. Nah saya yang di tempat pertama,
yang di Pustekom ini yang sebelum pasar, sebelah kanan deket Pom
Bensin. Itu waktu di Acc saya disitu magang udah jalan seminggu, baru
dikasih tau sama pembimbing di perusahaannya kalo PKL disitu cuma bisa
1 bulan. Saya juga kaget dong, kenapa ngga dari awal ngasih taunya,
kenapa udah jalan seminggu baru dikasih tau dan saya laporan ke
pembimbing di sekolah kan, kalo di sekolah tuh ngga bisa PKL kalo cuma
1 bulan. Akhirnya mau ngga mau saya tuntasin 1 bulan di situ, dan sisanya
2 bulan itu saya pindah ke perusahaan lain, di Jakarta Selatan itu di
Kebayoran Lama, kantornya PT. Primakata Solusindo, saya bagian
lapangan waktu itu di landmark Pluit. Lumayan jauh, 4 jam perjalanan dari
sini (Gunung Sindur). karena di bagian lapangan kan makanya jauh, kalo
di kantor sih emang deket cuma udah penuh, gak ada kerjaan di situ, udah
di pegang semua, dan kebanyakan ada kerjaan itu di lapangan, makanya
saya di lempar ke lapangan dan kebetulan adanya di Landmark Pluit,
mungkin sekarang udah bagus kali, saya juga belum ke sana lagi. Dulu itu
baru dibangun masih kosong, saya bangun jaringan, pasang kabel, tapi
sekarang udah cakep mungkin, udah bagus.
P : pasang-pasang kabel gitu apa kaga takut kesetrum?
N : kalo di kabel jaringan sih ngga ada setrumnya mba, kalowaktu PKL sih
ya happy aja, happy karena kan biasa setiap hari kita ketemu buku, belajar
materi, di tempat PKL kita belajarnya melalui praktek, jadi langsung
dapet. Kalo saya tuh lebih mending praktek daripada teori.
P : trus managemen pendidikan emangnya ada praktek?
N : ada mbaa, cuma karena online nih, harusnya ada ini saya praktek, tapi
karena online jadi ngga ada, aduhhh. Iya makanya saya jenuh juga, 2
semester, mungkin kalo misalkan semester 4 online juga jadi 3 sester ini
saya online. Iya paling teori-teorinya dikit aja yang saya ambil, kaya dulu
waktu semester berapa gitu ada akuntansi, karena kan managemen jadi ada
akuntansi, itu saya ambil, saya praktekkin, disini. Untuk menagemennya
itu managemen SDM, saya liat potensi orang sekitar kita, kepake, dikit itu.
Saya ambil yang.. ini aja, yang ada di lingkungan saya. Iya jadi langsung
lxvi
saya praktekin sendiri. Teori yang saya dapet dari dosen, atau dari makalah
temen-temen, ya coba diimplementasiin di sekitar saya. Jadi yang jelek-
jelek ya ngga saya praktekkin (ketawa). Sebenernya materi yang semester
2-3 ini bagus-bagus saya bilang, karena emang menjurus ke jurusan
managemen pendidikan, dimana ada managemen mutu pendidikan, itu
penting banget, dan syaratnya emang kita harus ke sekolah-sekolah, cuma
karena pandemi ya gitu dah
P : emang kalo managemen pendidikan itu lebih fokus ke mana sih?
N : ya lebih ke pendidikannya sih, jadi kaya semacam kurikulum, mutu
pendidikan, fasilitas sekolah, pokoknya lebih ke ininya lah.. Apa tuh saya
jadi bingung (ketawa), pokoknya ngga ngajar, kaya kepala sekolah aja,
pengawas, lebih ke situ sih, makanya saya pilih managemen pendidikan,
gitu
P : oh gitu, oke deh mas yosep sepertinya sudah cukup nih, maaf banget nih
jadi lama gini ngobrolnya, jadi gak enak saya. Terima kasih ya mas,
assalamu’alaikum
N : oh udah? Beneran udah cukup? Kalo belom mah ditanyain aja, saya suka
ditanya-tanya soalnya (ketawa). Iya mba sama-sama, wa’alaikumsalam
lxvii