Anda di halaman 1dari 89

KEGIATAN WAJIB MENGAJI AL-QUR’AN DI

SEKOLAH-SEKOLAH NEGERI KECAMATAN


CIKAMPEK

Disusun untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Agama (S.Ag)

Disusun Oleh:

Evi Nurdiana
1113034000017

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR

FAKULTAS USHULUDDIN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1441H/2020M
KEGIATAN WAJIB MENGAJI AL-QUR’AN DI
SEKOLAH-SEKOLAH NEGERI KECAMATAN
CIKAMPEK

Skripsi
Disusun untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Agama (S.Ag)

Disusun Oleh:

Evi Nurdiana
1113034000017

Pembimbing:

Moh. Anwar Syarifuddin, MA.


NIP: 19720518 199803 1 003

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR

FAKULTAS USHULUDDIN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1441H/2020 M
PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi berjudul KEGIATAN WAJIB MENGAJI AL-QUR’AN DI


SEKOLAH-SEKOLAH NEGERI KECAMATAN CIKAMPEK telah
diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Ushuluddin Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 17 Juni 2020. Skripsi ini
telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana agama
(S.Ag) pada Program Studi Ilmu Al-Qur‟an dan Tafsir.
Jakarta, 09 Juli 2020

Sidang Munaqasyah

Ketua Merangkap Anggota Sekretaris Merangkap Anggota

Dr. Eva Nugraha, M.Ag Fahrizal Mahdi, Lc, MIRKH


NIP : 197102171998031002 NIP : 19820816B2015031001

Penguji I Penguji II

Dr. M. Suryadinata, M.Ag Drs. Ahmad Rifqi Muchtar, M.A


NIP : 196009081989031005 NIP : 196908221997031002

Pembimbing

Moh. Anwar Syarifuddin, MA


NIP : 19720518199803 1 003
PERNYATAAN

Yang bertandatangan di bawah ini

Nama : EviNurdiana

NIM :11113034000017

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi ynng berjudul “KEGIATAN


WAJIB MENGAJI AL-QUR’AN DI SEKOLAH-SEKOLAH
NEGERI KECAMATAN CIKAMPEK” adalah benar merupakan
karya saya sendiri dan tidak melakukan tindakan plagiat dalam
penyusunannya. Adapun kutipan yang ada dalam penyusunan karya ini
telah saya cantumkan sumber kutipannya dalam skripsi. Saya bersedia
melakukan proses yang semestinya sesuai dengan peraturan perundangan
yang berlaku jika ternyata skripsi ini sebagian atau keseluruhan
merupakan plagiat dari karya orang lain.
Demikian penyataan ini dibuat untuk dipergunakan seperlunya.

Jakarta, 16 Mei 2020

HF 2410034

Evi Nurdiana
NIM.1113034000017
ABSTRAK

Nurdiana, Evi. Kegiatan Wajib Mengaji Al-Qur’an di Sekolah-


Sekolah Negeri Kecamatan Cikampek, 2020.
Mengaji atau aktivitas membaca Al-Qur‟an merupakan kegiatan
yang paling sering dilakukan oleh umat Islam terkait interaksi mereka
terhadap kitab suci mereka. Membaca merupakan perintah pertama yang
Allah sampaikan kepada Nabi Muhammad Saw. Makna mengaji al-
Qur‟an itu sendiri tidak hanya melafalkan huruf hijaiyah yang terdapat di
dalam Al-Qur‟an, tetapi aktivitas ini juga meniscayakan upaya lebih
lanjut dengan mempraktekkan, memahami dan mempelajari ayat-ayatnya.
Dalam tahapan yang paling dasar, mengaji adalah belajar membaca al-
Qur‟an dalam ejaan Arabnya. Dewasa ini kegiatan tersebut mulai
memudar, terutama di kalangan remaja karena penetrasi kemajuan
teknologi yang cukup masif. Termasuk di dalamnya aktivitas sosial yang
seringkali menjauhkan remaja dari interaksi intensif dengan al-Qur‟an.
Alasan-alasan itulah yang membuat beberapa sekolah kembali
menggiatkan pelaksanakan wajib mengaji Al-Qur‟an di kalangan murid-
muridnya. Skripsi ini membahas tentang kegiatan wajib mengaji Al-
Qur‟an di sekolah-sekolah Negeri yang ada di Kecamatan Cikampek,
yang diwakili oleh tiga sekolah: SMA Negeri 1 Cikampek, SMK Negeri I
Cikampek, dan SMP Negeri 1 Cikampek. Penelitian ini merupakan riset
lapangan yang menggunakan pendekatan kualitatif dengan analisis
deskriptif. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana
pelaksanaan kegiatan wajib mengaji yang ada di sekolah-sekolah negeri
kecamatan Cikampek. Hasil dari penelitian ini menyimpulkan bahwa
ketiga sekolah negeri yang melaksanakan kegiatan wajib mengaji Al-
Qur‟an di Kecamatan Cikampek ini menggagas kegiatan wajib mengaji
sebagai upaya menghidupkan tradisi yang sebelumnya pernah
berlangsung. Peran kepala sekolah dan guru-guru agama Islam sangat
besar dalam pelaksanaan kegiatan ini. Mereka bertanggung-jawab
terhadap pelaksanaan kegiatan mengaji siswa-siswi di ruang kelas selama
15 menit sebelum kegiatan belajar mengajar dimulai, mengaji secara
bersama-sama baik dengan adanya guru yang membimbing maupun tidak.

Kata kunci : Mengaji, Al-Qur‟an, Sekolah, Living Qur‟an, Cikampek

i
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kepada Allah Swt yang telah memberikan


rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis mendapat kemudahan dalam
menyelesaikan skripsi yang berjudul “Kegiatan Wajib Mengaji Al-
Qur‟an di Sekolah-Sekolah Negeri Kecamatan Cikampek”. Shalawat dan
salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad Saw, yang
senantiasa menjadi penerang kehidupan untuk umat Islam.
Skripsi ini merupakan salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana
Agama (S.Ag) program studi Ilmu Al-Qur‟an dan Tafsir, Fakultas
Ushuluddin Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Peneliti menyadari bahwa skripsi ini tentu tidak lepas dari bantuan serta
bimbingan berbagai pihak. Oleh karena itu, peneliti ingin menyampaikan
rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada berbagai pihak tersebut,
yaitu:
1. Ibu Prof. Dr. Amany Burhanuddin Umar Lubis, MA, selaku
Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Dr. Yusuf Rahman, MA, selaku Dekan Fakultas
Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Dr. Eva Nugraha, M.Ag, selaku ketua program studi Ilmu
Al-Qur‟an dan Tafsir, serta Bapak Fahrizal, Lc. MIRKH, selaku
sekretaris program studi Ilmu Al-Qur‟an dan Tafsir.
4. Dosen pembimbing skripsi penulis, yakni Moh. Anwar
Syarifuddin, MA yang telah membimbing, memberikan arahan
dan masukan kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.
5. Dosen penasehat akademik, yakni Almarhum Bapak Dr. Ahzami
Sami‟un Jazuli, MA, yang telah memberikan masukan dan

ii
iii

motivasi kepada peneliti selama belajar di kampus UIN Syarif


Hidayatullah Jakarta.
6. Dosen penasehat akademik, yakni Bapak Kusmana, PhD yang
memberikan masukan dan motivasi kepada peneliti selama
belajar di kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
7. Seluruh dosen di Program Studi Ilmu Al-Qur‟an dan Tafsir yang
telah memberikan ilmu pengetahuannya kepada peneliti.
8. Seluruh staf program studi dan fakultas yang turut membantu
administrasi peneliti.
9. Ibu tersayang dan keluarga besar. Khususnya untuk almarhum
kakek yang tidak berhenti mengajarkan kebaikan. Serta bibi
Syu‟aibah S.Pd yang tidak berhenti percaya dan menguatkan
saya.
10. Aulia Tiara Savitri dan Azhura Mutia, S.Pd yang senantiasa
membimbing dengan sabar.
11. Teman-teman angkatan Yuni Fitriani, Armenia Septiarini, Ira Nur
Azizah, dan teman-teman lain yang tidak bisa disebutkan satu
persatu.

Peneliti berharap skripsi ini dapat bermanfaat untuk menambah


referensi dan wawasan. Serta untuk semua pihak yang telah membantu
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini semoga mendapatkan balasan
dari rahmat Allah SWT. Peneliti menyadari bahwa skripsi ini mempunyai
banyak kekurangan. Kritik dan saran yang membangun sangat peneliti
harapkan untuk perbaikan dan kemajuan penelitian di masa depan.

Jakarta, 06 April 2020

penulis
DAFTAR ISI

ABSTRAK ................................................................................................ i

KATA PENGANTAR ............................................................................. ii

DAFTAR ISI........................................................................................... iv

DAFTAR TABEL ................................................................................. vii

PEDOMAN LITERASI ....................................................................... viii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................1

A. Latar Belakang ..........................................................................1

B. Identifikasi Masalah ..................................................................5

C. Pembatasan Masalah .................................................................5

D. Perumusan Masalah ...................................................................6

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian..................................................6

F. Tinjauan Kajian Terdahulu ........................................................7

G. Metodologi Penelitian ...............................................................9

H. Sistematika Penulisan ..............................................................12

BAB II TINJAUAN UMUM .................................................................14

A. Kajian Living Qur‟an ..............................................................14

a. Pengertian Living Qur‟an ...................................................14

b. Konsep Dasar Living Qur‟an ..............................................15


B. Kegiatan Wajib Mengaji Al-Qur‟an .......................................15

a. Definisi Al-Qur‟an ..............................................................15

b. Definisi Mengaji Al-Qur‟an ...............................................18


iv
v

c. Adab Mengaji Al-Qur‟an ....................................................19

d. Metode Mengaji Al-Qur‟an ................................................20

e. Manfaat Mengaji Al-Qur‟an ...............................................22

f. Wajib Mengaji Sebagai Bagian Dari Living Qur‟an ..........23

BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN ..................24

A. Gambaran Umum Kecamatan Cikampek ..............................24

a. Letak Geografis ..................................................................24

b. Kondisi Sosio-geografis .....................................................24

B. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ......................................26

a. SMA Negeri 1 Cikampek ...................................................26

b. SMK Negeri 1 Cikampek ...................................................28

c. SMP Negeri 1 Cikampek ....................................................31

BAB IV PELAKSANAAN KEGIATAN WAJIB MENGAJI AL-


QUR’AN DI SEKOLAH-SEKOLAH NEGERI
KECAMATAN CIKAMPEK .................................................33

A. Deskripsi Pelaksanaan Kegiatan Wajib Mengaji Al-Qur‟an di


SMA Negeri 1 Cikampek .......................................................33

a. Latar Belakang Pelaksanaan ...............................................33

b. Waktu Pelaksanaan Kegiatan Membaca ............................34

c. Teknis Pelaksanaan Kegiatan ............................................34

d. Faktor Pendukung dan Penghambat Pelaksanaan ..............36

B. Deskripsi Pelaksanaan Kegiatan Mengaji Al-Qur‟an di SMK


Negeri 1 Cikampek .................................................................37
vi

a. Latar Belakang Pelaksanaan ...............................................37

b. Waktu Pelaksaan Kegiatan Membaca ...............................38

c. Teknis Pelaksanaan Kegiatan ............................................39

d. Faktor Pendukung dan Penghambat Pelaksanaan ..............39

C. Deskripsi Pelaksanaan Kegiatan Mengaji Al-Qur‟an di SMP


Negeri 1 Cikampek ................................................................ 40

a. Latar Belakang Pelaksanaan Kegiatan ..............................40

b. Waktu Pelaksaan Kegiatan ................................................41

c. Teknis Pelaksanaan Kegiatan ............................................41

d. Faktor Pendukung dan Penghambat Pelaksanaan ..............42

BAB V PENUTUP..................................................................................45

A. Kesimpulan ..............................................................................45

B. Saran ........................................................................................46

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................48

LAMPIRAN............................................................................................51
DAFTAR TABEL

Tabel 1.0 Daftar Desa .............................................................................24

Tabel 2.0 Bidang Perdagangan ................................................................25

Tabel 2.1 Bidang Industri ........................................................................25

Tabel 2.2 Bidang Keagamaan ..................................................................26

vii
PEDOMAN TRANSLITERASI

Keputusan bersama Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan


Kebudayaan Republik Indonesia Nomor: 158 tahun 1987 dan Nomor:
0543 b/u/1987

1. Padana Aksara
Berikut adalah daftar aksara Arab dan padanannya dalam aksara latin:
Huruf
Huruf Latin Keterangan
Arab
‫ا‬ Tidak dilambangkan
‫ب‬ B Be
‫ت‬ T Te
‫ث‬ ṡ Es dengan titik atas
‫ج‬ J Je
‫ح‬ ḥ Ha dengan titik bawah
‫خ‬ Kh Ka dan Ha
‫د‬ D De
‫ذ‬ Ż Zet dengan titik atas
‫ر‬ R Er
‫ز‬ Z Zet
‫س‬ S Es
‫ش‬ Sy Es dan Ye
‫ص‬ ṣ Es dengan titik bawah
‫ض‬ ḍ De dengan titik bawah
‫ط‬ ṭ Te dengan titik bawah

viii
ix

‫ظ‬ ẓ Zet dengan titik bawah


‫ع‬ „ Koma terbalik di atas hadap kanan
‫غ‬ Gh Ge dan Ha
‫ف‬ F Ef
‫ق‬ Q Qi
‫ك‬ K Ka
‫ل‬ L El

‫ـم‬ M Em
‫ن‬ N En
‫و‬ W We
‫ه‬ H Ha
‫ء‬ ‟ Apostrof
‫ي‬ Y Ye

2. Vokal
Vokal dalam bahasa Arab, seperti vokal bahasa Indonesia, terdiri dari
vokal tunggal atau monoftong dan vokal rangkap atau diftong. Untuk
vokal tunggal, ketentuan alih aksaranya adalah sebagai berikut:
Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan
‫ــَـ‬ A Fathah
‫ــَـ‬ I Kasrah
‫ــَـ‬ U Dammah

Adapun untuk vokal rangkap, ketentuan alih aksaranya adalah sebagai


berikut:
x

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan


‫ــَـَي‬ Ai a dan i
‫ــَـَو‬ Au a dan u

3. Vokal Panjang
Ketentuan alih aksara vokal panjang (mad), yang dalam bahasa Arab
dilambangkan dengan harakat dan huruf, yaitu:
Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan
‫ئَا‬ Ᾱ a dengan topi di atas
‫ئِي‬ Ī i dengan topi di atas
‫ئُو‬ Ū u dengan topi di atas

4. Kata Sandang
Kata sandang, yang dalam sistem aksara Arab dilambangkan dengan
huruf, yaitu dialihaksarakan menjadi huruf /l/, baik diikuti huruf
syamsiyah maupun huruf kamariah. Contoh: al-rijāl bukan ar-rijāl, al-
dīwān bukan ad- dîwân.

5. Syaddah (Tasydīd)
Syaddah atau tasydīd yang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan
dengan sebuah tanda (‫ )ــَـ‬dalam alih aksara ini dilambangkan dengan
huruf, yaitu dengan menggandakan huruf yang diberi tanda syaddah itu.
Akan tetapi, hal ini tidak berlaku jika huruf yang menerima tanda
syaddah itu terletak setelah kata sandang yang diikuti oleh huruf-huruf
syamsiyah. Misalnya, kata (‫ )الضرورة‬tidak ditulis aḍ-ḍarūrah melainkan
al-ḍarūrah, demikian seterusnya.
xi

6. Ta Marbūtah
Berkaitan dengan alih aksara ini, jika huruf ta marbûtah terdapat
pada kata yang berdiri sendiri, maka huruf tersebut dialihaksarakan
menjadi huruf /h/ (lihat contoh 1 di bawah). Hal yang sama juga berlaku
jika ta marbûtah tersebut diikuti oleh kata sifat (na„t) (lihat contoh 2).
Namun, jika huruf ta marbūtah tersebut diikuti kata benda (ism), maka
huruf tersebut dialihaksarakan menjadi huruf /t/ (lihat contoh 3).
No Kata Arab Alih Aksara
1 ‫حجة‬ hujjah

2 َ ‫عالنية‬ „alāniyah

3 َ ‫واحدة‬ wāhidah

7. Huruf Kapital
Meskipun dalam sistem tulisan Arab huruf kapital tidak dikenal,
dalam alih aksara ini huruf kapital tersebut juga digunakan, dengan
mengikuti ketentuan yang berlaku dalam Ejaan Bahasa Indonesia (EBI),
antara lain untuk menuliskan permulaan kalimat, huruf awal nama
tempat, nama bulan, nama diri, dan lain-lain. Jika nama diri didahului
oleh kata sandang, maka yang ditulis dengan huruf kapital tetap huruf
awal nama diri tersebut, bukan huruf awal atau kata sandangnya. Contoh:
Abū Ḥāmid al-Ghazālī bukan Abū Ḥāmid Al-Ghazālī, al-Kindi bukan
Al-Kindi.
Beberapa ketentuan lain dalam EBI sebetulnya juga dapat diterapkan
dalam alih aksara ini, misalnya ketentuan mengenai huruf cetak miring
(italic) atau cetak tebal (bold). Jika menurut EBI, judul buku itu ditulis
dengan cetak miring, maka demikian halnya dalam alih aksaranya,
demikian seterusnya.
Berkaitan dengan penulisan nama, untuk nama-nama tokoh yang
xii

berasal dari dunia Nusantara sendiri, disarankan tidak dialihaksarakan


meskipun akar katanya berasal dari bahasa Arab. Misalnya ditulis
Abdussamad al- Palimbani, tidak „Abd al- Samad al-Palimbānī;
Nuruddin al-Raniri, tidak Nūr al-Dīn al-Rānīrī.

8. Cara Penulisan Kata


Setiap kata, baik kata kerja (Fi„il), kata benda (Isim), maupun huruf
(Ḥarfu) ditulis secara terpisah. Berikut adalah beberapa contoh alih
aksara atas kalimat-kalimat dalam bahasa Arab, dengan berpedoman
pada ketentuan-ketentuan di atas.
Kata Arab Alih Aksara

‫كانَالناس‬ Kana an-nass

‫الرسول‬ Al-rasūl

‫كتاب‬ kitāb
Penulisan nama orang harus sesuai dengan tulisan nama diri mereka.
Nama orang berbahasa Arab tetapi bukan asli orang Arab tidak perlu
dialihaksarakan. Contoh: Nurcholish Madjid, bukan Nūr Khālis Majīd;
Mohamad Roem, bukan Muhammad Rūm; Fazlur Rahman, bukan Fazl
al- Rahmān.
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Al-Qur‟an diturunkan sebagai pedoman dan petunjuk hidup manusia.
Seperti yang diungkapkan oleh Shihab, bahwa menjelaskan fungsi Al-
Qur‟an Allah SWT menegaskan, “Kitab Suci diturunkan untuk memberi
putusan (jalan keluar) terbaik bagi problem-problem kehidupan manusia”
(QS 2:213”).1
Berdasarkan hal tersebut, manusia dapat mencari solusi tentang
permasalahan kehidupan di dalam Al-Qur‟an. Seperti yang dijelaskan
oleh Al-Qatthan bahwa dengan banyak keistimewaan yang dimiliki, Al-
Qur‟an mampu mengatasi berbagai persoalan manusia dengan bijak di
segala aspek kehidupan, baik di bidang spiritual, jiwa, raga, sosial,
ekonomi dan juga politik. Karenanya Al-Qur‟an berlaku di setiap zaman
dan tempat.2
Bagi umat Islam sendiri, Al-Qur‟an merupakan kitab suci yang
menjadi pedoman dan petunjuk untuk siapa saja yang ingin
mempelajarinya. Dalam kitab suci ini, kita bisa mengambil banyak sekali
pelajaran jika mempelajarinya, dan mendapatkan banyak pahala di kala
membaca dan menghafalkannya. Tentunya petunjuk bagi mereka yang
ingin mentadaburinya. Seperti yang telah Allah sampaikan dalam Q.S
As-Shad: 29,

         

1
M. Quraish Shihab, Lentera Al-qur‟an (Bandung: Mizan, 2008), 26.
2
Syaikh Manna‟ Al-Qattan, Dasar-dasar Ilmu Al-qur‟an (Jakarta: Ummul
Qurra, 2016), 31.

1
2

Artinya: “ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu


penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatNya dan
supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai fikiran.”

Namun dewasa ini tidak sedikit umat Islam yang tidak pandai
membaca Al-Qur‟an dan tidak mencari serta kembali kepada Al-Qur‟an
dalam menghadapi permasalahan kehidupan. Menurut Shihab, generasi
saat inilah yang termasuk dalam aduan Nabi Muhammad3: “Wahai
Tuhan, sesungguhnya umatku telah menjadikan Al-Qur‟an sesuatu yang
tidak dipedulikan”. Hal tersebut seperti yang tertera dalam firman-Nya,

         
Artinya: “berkatalah Rasul: "Ya Tuhanku, Sesungguhnya kaumku
menjadikan Al Quran itu sesuatu yang tidak diacuhkan".4

Hal tersebut juga terlansir dalam Republika, berdasarkan hasil riset


Perguruan Tinggi Ilmu Qur‟an (PTIQ), sekitar 65 persen masyarakat
Indonesia masih buta aksara Al-Qur‟an, terutama di daerah pedesaan atau
di wilayah pelosok.5 Oleh karena itu, hal pertama yang harus dilakukan
adalah meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur‟an pada masyarakat
umat Islam, khususnya masyarakat Indonesia.
Mengaji atau aktivitas membaca Al-Qur‟an merupakan kegiatan yang
paling banyak umat Islam lakukan, karena membaca adalah perintah
pertama yang Allah turunkan kepada Nabi Muhammad Saw melalui
malaikat Jibril seperti yang terkandung dalam Q.S Al-Alaq: 1-5,

3
M. Quraish Shihab, Lentera Al-qur‟an (Bandung: Mizan, 2008), 24.
4
Q.S Al-Furqon : 30
5
Novita Intan, “65 Persen Masyarakat Indonesia Buta Huruf Al-Qur‟an.”
Diakses 30 November 2019, https://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-
nusantara/
3

              

         
Artinya: “1. bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang
Menciptakan, 2. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah, 3.
Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, 4. yang mengajar
(manusia) dengan perantaran kalam, 5. Dia mengajar kepada manusia
apa yang tidak diketahuinya.”

Makna membaca Al-Qur‟an dalam kata “iqra" tidak hanya melafalkan


huruf hijaiyah yang terdapat di dalam Al-Qur‟an, melainkan
mempraktekkan, memahami dan mempelajarinya. Hal tersebut juga
dikatakan Tasirun Sulaiman dalam buku “Al-Qur‟an Inspirasi
Perubahan” bahwa mengaji dalam pengertian bahasa Arab artinya
membaca dan mempraktekkannya, sedangkan dalam pengertian bahasa
Inggris mengandung arti: memahami, mempelajari, menerjemahkan dan
meneliti6
Dengan demikian mengacu pada makna luas tersebut, manusia akan
merasakan dan mendapatkan petunjuk dalam Al-Qur‟an untuk
kehidupannya. Seperti yang dikatakan oleh Shihab, bahwa fungsi utama
Al-Qur‟an adalah memberikan petunjuk. Hal ini tidak dapat terlaksana
tanpa kegiatan proses belajar membaca terlebih dahulu, sementara tindak
lanjutannya dapat dilakukan dengan upaya-upaya yang mengarah pada
pengkajian Al-Qur‟an dan pemahamannya.7
Sedangkan untuk sampai pada tahap memahami Al-Qur‟an haruslah
melewati tahap-tahap sebelumnya seperti melafakan Al-Qur‟an dengan
membaca, menerjemahkannya dan setelah itu, baru dapat memahami dan
menerapkannya dalam kehidupan. Oleh karena itu, Al-Qur‟an sebaiknya
6
Tasirun Sulaiman, Al-Qur‟an Inspirasi Perubahan (Jakarta: Dian Rakyat,
2011), 140.
7
M. Quraish Shihab, Lentera Al-qur‟an (Bandung: Mizan, 2008), 23.
4

diperkenalkan sejak dini dalam keluarga umat Islam. Sehingga, seiring


dengan berjalannya usia, berkembang pula kemampuannya dalam
mengaji Al-Qur‟an.
Namun pada dewasa ini semangat dalam melaksanakan kegiatan
tersebut ini mulai memudar terutama pada kalangan remaja, karena
kemampuan membaca al-Qur‟an yang lemah. Hal ini berdasarkan data
kecamatan cikampek yang membuktikan bahwa tidak adanya tempat
mengaji Al-Qur‟an untuk remaja di kecamatan Cikampek.
Dalam meningkatkan hal tersebut, masyarakat Kecamatan Cikampek
telah melaksanakan kegiatan mengaji Al-Qur‟an khususnya untuk
remaja. Kegiatan tersebut dilaksanakan dengan cara mewajibkan
kegiatan membaca Al-Qur‟an di sekolah.
Kegiatan mengaji Al-Qur‟an tersebut dilakukan di sekolah-sekolah
negeri yang berada di Keamatan Cikampek, yakni SMA Negeri 1
Cikampek, SMK Negeri 1 Cikampek dan SMP Negeri 1 Cikampek, di
karenakan ke tiga sekolah tersebut merupakan sekolah-sekolah yang
melaksanakan kegiatan mengaji Al-Qur‟an sebagai bentuk interaksi
remaja dengan Al-Qur‟an melalui pembiasaan-pembiasaan. Fenomena
tersebut menjadi salah satu obyek kajian sosial-budaya mengenai Al-
Qur‟an yang sekarang ini disebut Living Qur‟an. Seperti yang dikatakan
oleh Mansur, Living Qur‟an diartikan sebagai studi tentang fenomena
atau fakta sosial yang berhubungan dengan kehadiran Al-Qur‟an di
tengah kelompok masyarakat tertentu yang kemudian diaplikasikan
dalam kehidupan sehari-hari.8
Berdasarkan uraian tersebut, peneliti tertarik mengkaji Living Qur‟an
pada masyarakat Kecamatan Cikampek terutama dalam kegiatan wajib

8
Muhammad Mansur, “Living Qur‟an dalam Lintasan Sejarah Studi Al-
Qur‟an”, dalam Sahiron Syamsuddin (Ed.), “Metode penelitian Living Qur‟an dan
Hadits”, (Yogyakarta: Teras, 2007), 8.
5

mengaji Al-Qur‟an untuk remaja di wilayah tersebut beserta faktor-faktor


pendukung dan penghambat dilaksanakannya kegiatan tersebut.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, maka
dapat di identifikasi beberapa poin pembahasan seperti berikut:
1. Tidak adanya Kegiatan wajib mengaji Al-Qur‟an khusus remaja di
kecamatan Cikampek selain di Sekolah.
2. Kegiatan wajib mengaji Al-Qur‟an telah dilaksanakan oleh remaja
di SMA Negeri 1 Cikampek, SMK Negeri 1 Cikampek, SMP
Negeri 1 Cikampek.
3. Terdapat faktor pendukung dan faktor penghambat pelaksanaan
kegiatan mengaji Al-Qur‟an pada remaja di sekolah-sekolah negeri
Kecamatan Cikampek.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, peneliti membatasi masalah
pada:
1. Pelaksanaan kegiatan wajib mengaji Al-Qur‟an pada remaja di
sekolah ini secara khusus ditujukan pada 3 sekolah negeri yang
terdapat di Kecamatan Cikampek, yaitu SMA Negeri 1, SMK
Negeri 1, dan SMP Negeri 1 Cikampek.
2. Kegiatan wajib mengaji Al-Qur‟an ini dibatasi pada level dasar
sesuai dengan kemampuas siswa-siswa, yaitu aktifitas membaca
dan menghafal surah-surah al-Qur‟an yang diadakan pada hari
tertentu sebelum memulai KBM.
3. Faktor pendukung dan faktor penghambat pelaksanaan kegiatan
mengaji Al-Qur‟an pada remaja di sekolah-sekolah negeri
Kecamatan Cikampek.
6

D. Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan batasan masalah yang disampaikan
sebelumnya, dapat dirumuskan masalah dalam penelitian ini adalah
bagaimana pelaksanaan kegiatan wajib mengaji Al-Qur‟an di Sekolah
Negeri Kecamatan Cikampek?
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, peneliti memfokuskan
penelitian ini pada tujuan-tujuan sebagai berikut:
1. Sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Agama
(S.Ag) dan persyaratan untuk mengikuti wisuda.
2. Mengetahui dan mendeskripsikan pelaksanaan kegiatan wajib
mengaji Al-Qur‟an di Sekolah Negeri Kecamatan Cikampek.
3. Mengetahui faktor-faktor pendukung dan penghambat kegiatan
pelaksanaan kegiatan wajib mengaji Al-Qur‟an di Sekolah Negeri
Kecamatan Cikampek.
Adapun kegunaan hasil penelitian ini penulis harapkan dapat
memberikan manfaat diantaranya:
1. Untuk Sekolah di Kecamatan Cikampek penelitian ini diharapkan
dapat menjadi bahan evaluasi dalam mempelajari Agama Islam dan
meningkatkan keterampilan mengaji Al-Qur‟an bagi yang
mempelajarinya.
2. Untuk Penulis, penelitian ini diharapkan menambah wawasan
mengenai kegiatan wajib mengaji Al-Qur‟an, dan menambah
pengalaman tentang bagaimana pelaksanaan kegiatan tersebut di
masyarakat khususnya masyarakat Kecamatan Cikampek
3. Penelitian ini diharapkan menambah pengetahuan mengenai Living
Qur‟an dalam kehidupan masa sekarang.
4. Bagi para pembaca, penelitian ini diharapkan dapat menjadi
7

masukan atas penelitian sebelumnya. Sebagai informasi tambahan


khususnya yang berkaitan dengan kegiatan wajib mengaji Al-
Qur‟an.
F. Tinjauan Kajian Terdahulu
Terdapat beberapa karya yang membahas kegiatan mengaji Al-Qur‟an
disekolah, di antaranya adalah:
1. Skripsi Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang Program
Ilmu Pendidikan Agama Islam, yang ditulis oleh Wahyu hidayat
dengan judul: “Intensitas Membaca Al Qur‟an Dan Pengaruhnya
Terhadap Perilaku Sosial Remaja di Kelurahan Mijen Kota
Semarang.” Penelitian ini berisikan tentang intensitas mengaji pada
remaja di Kelurahan tersebut. Ada dan tidaknya pengaruh intensitas
mengaji Al-Qur‟an tersebut terhadap perilaku sosial remaja.
Penelitian ini juga mengharapkan remaja untuk menyadari
pentingnya membaca, belajar, menghayati dan mengamalkan Al-
Qur‟an dalam kesehariannya khususnya ketika mereka sudah
memasuki usia remaja.9
2. Skripsi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010
Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Jurusan Pendidikan Agama
Islam, yang ditulis oleh Ida farida dengan judul: “Pembelajaran Al-
Qur‟an dan Implementasinya Terhadap Kemampuan Mengaji Al-
Qur‟an Siswa SMP Islam Bait Al-Rahman” Penelitian ini
menguraikan tentang mempelajari Al-Qur‟an berarti mempelajari
huruf-hurufnya, untuk menentukan keberhasilan pembelajaran Al-
Qur‟an pada tingkat selanjutnya. Hal tersebut berkenaan dengan
kemampuan siswa dalam membaca Al-Qur‟an yang sesuai

9
Wahyu Hidayat, “Intensitas membaca Al Qur‟an Dan Pengaruhnya Terhadap
Perilaku Sosial Remaja di Kelurahan Mijen Kota Semarang.”(Skripsi Universitas Islam
Negeri Walisongo Semarang), 28.
8

indikator PERMENDIKNAS NO. 23/2006 untuk menentukan


standar kompetensi lulusan mata pelajaran Pendidikan Agama
Islam pada materi Al-Qur‟an tingkat SMP. Peserta dari program
tersebut adalah siswa SMP Islam Bait Al-Rahman.10
3. Skripsi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta,
Jurusan Pendidikan Agama Islam, yang ditulis oleh Nazid mafaza
dengan judul “Model Pembelajaran Membaca Al-Qur‟an Siswa
Kelas Satu Sekolah Dasar (Studi Kasus di SD Muhammadiyah
Sapen Yogyakarta”. Penelitian ini menguraikan model
pembelajaran membaca al-Quran untuk siswa kelas satu sekolah
dasar, yang dilaksanakan SD Muhammadiyah Sapen Yogyakarta,
faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaannya, dan
tingkat keberhasilan yang telah dicapai.11
Dari beberapa karya di atas, peneliti menemukan bahwa tiga
penelitian sebelumnya terfokus pada satu tempat penelitian yang
memiliki pembahasan mengenai pengaruh membaca al-qur‟an pada
perilaku remaja, dan implementasi kemampuan membaca serta
pengembangan model pembelajaran membaca Al-Qur‟an yang dilakukan
di sekolah yang berbasis pendidikan Islam. Selain itu, penelitian di atas
hanya terfokus pada satu tempat saja. Sedangkan dalam penelitian ini,
peneliti memfokuskan pada mekanisme kegiatan wajib mengaji Al-
Qur‟an sebagai upaya mendekatkan remaja di sekolah dengan membaca
Al-Qur‟an dalam keseharian sebelum memulai proses pembelajaran di

10
Ida Farida, “Pembelajaran Al-Qur‟an dan Implementasinya terhadap
kemampuan mengaji Al-Qur‟an Siswa SMP Islam Bait Al-rahman” (Skripsi Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah jakarta, 2010)
11
Nazid Mafaza, “Model Pembelajaran Membaca Al-Qur‟an Siswa Kelas Satu
Sekolah Dasar (Studi Kasus di SD Muhammadiyah Sapen Yogyakarta”. (Skripsi
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta,2008)
9

sekolah-sekolah Negeri di Kecamatan Cikampek yang umumnya tidak


hanya mengacu pada pendidikan Islam saja.
G. Metodologi Penelitian
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian lapangan. Menurut
Moleong, penelitian kualitatif merupakan penelitian yang
menggunakan konteks untuk memahami fenomena yang dialami oleh
subjek secara holistic (utuh), dengan mendeskripsikan data dalam
bentuk kata-kata dan bahasa, serta memanfaatkan berbagai metode
alamiah.12 Berdasarkan pengertian tersebut, penelitian kualitatif
dilakukan berdasarkan pada kejadian alami untuk teliti secara
menyeluruh.

2. Sifat Penelitian
Penelitian ini bersifat kualitatif deskriptif. Menurut Nazir, metode
deskriptif kualitatif yaitu metode penelitian yang berupa gambaran
mengenai situasi atau kejadian, kata-kata tertulis atau lisan, kalimat,
gambar dan perilaku yang dapat diamati serta diarahkan pada latar
alamiah individu tersebut secara menyeluruh.13
3. Sumber data
Sumber data yang digunakan oleh peneliti terbagi menjadi dua,
data primer dan data sekunder. Menurut Sugiyono, data primer
merupakan sumber yang memberikan data yang langsung kepada
pengumpul data.14 Data primer dalam penelitian ini adalah rekaman
pelaksanaan kegiatan wajib mengaji Al-Qur‟an pada sekolah negeri di

12
Lexy J Moleong, “Metodologi Penelitian Kualitatif” (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2007), 6.
13
Moh. Nazir, Metode Penelitian (Bogor: Galia Indonesia, 2005), 55.
14
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D (Bandung:
Alfabeta, 2012), 326.
10

kecamatan Cikampek dan wawancara mendalam pelaksanaan kegiatan


tersebut.
Sedangkan sumber data sekunder, menurut Amirudin dan Zainal
merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada
pengumpul data.15 Adapun sumber data sekunder dalam penelitian ini
adalah buku, majalah ilmiah, jurnal-jurnal yan terkait. Demikian juga
dokumen pribadi dan dokumen resmi yang terkait dengan kegiatan.

4. Teknik pengumpulan data


Pada penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa teknik untuk
mengumpulkan data, yaitu:
a. Observasi (pengamatan)
Observasi atau pengamatan dilakukan untuk melihat secara
langsung kejadian atau peristiwa dengan apa adanya sesuai dengan
tujuan penelitian. Seperti yang dikatakan oleh Moleong, bahwa
observasi merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan
pengamatan langsung menggunakan mata tanpa ada alat bantuan
untuk keperluan yang dibutuhkan dalam penelitian dengan
perencanaan yang sistematik.16
Observasi dalam penelitian ini digunakan untuk melihat
bagaimana pelaksanaan kegiatan mengaji Al-Qur‟an pada Sekolah
Negeri di Kecamatan Cikampek.
b. Wawancara
Wawancara merupakan tanya jawab dengan nara sumber untuk
mendapatkan informasi yang berkaitan dengan penelitian. Hal ini

15
Amirudin dan Zainal Azikin, Pengantar Metode Penelitian (Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 2003), 30.
16
Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2007), 126.
11

selaras dengan yang dikatakan oleh Ali, bahwa wawancara


merupakan pengumpulan data dengan cara mengajukan pertanyaan
secara lisan kepada informan, dan pertanyaan itu telah dipersiapkan
dengan tuntas beserta instrumennya, atau percakapan dengan
maksud tertentu.17
Wawancara adalah teknik pengumpulan data dengan
mendapatkan keterangan-keterangan lisan dari nara sumber dengan
saling berhadapan satu sama lain. Wawancara berguna untuk
melengkapi data yang diperoleh dari observasi.
c. Penelitian Dokumen
Penelitian dokumen menurut Sugiyono, merupakan teknik
menghimpun dan menganalisis dokumen. Baik dokumen tertulis,
gambar maupun digital elektronik.18
Dokumentasi dalam penelitian ini, yaitu mengambil gambar
kegiatan mengaji Al-Qur‟an yang dilaksanakan di Sekolah-Sekolah
Negeri Kecamatan Cikampek.

5. Teknik analisis data


Jika semua data telah terkumpul, maka tahap selanjutnya yaitu
analisis data. Menurut Miles and Huberman dalam Sugiyono, terdapat
3 langkah dalam analisis data, yaitu reduksi data, display data dan
verifikasi data.
a) Reduksi data
Reduksi data menurut Sugiyono, berarti merangkum, memilih
hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting,

17
M. Ali, Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategi (Bandung:
Angkasa, 1987), 83.
18
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D (Bandung:
Alfabeta, 2012), 137.
12

dicari tema dan polanya.19 Data yang sudah selesai direduksi akan
memberikan gambaran jelas dan memudahkan peneliti untuk
melanjutkan ke tahap berikutnya.
b) Display data
Display data atau penyajian data dilakukan setelah mereduksi
data yang telah dikumpulkan. Menurut Miles and Hubermen dalam
Sugiyono, bahwa yang paling sering digunakan untuk menyajikan
data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat
naratif.20 Display data dilakukan untuk mempermudah memahami
poin penting dalam penelitian dan melanjutkan ke tahap
berikutnya.
c) Verifikasi data
Verifikasi data merupakan tahap akhir dalam analisis data.
Menurut Rosidi, verifikasi data adalah kegiatan analisis yang lebih
dikhususkan pada penafsiran data yang telah disajikan.21 Setelah
penafsiran data, maka akan ditarik kesimpulan yang merupakan
hipotesis data deskripsi.

H. Sistematika Penulisan
Penelitian ini disusun menjadi lima bab yang diuraikan sebagai
berikut:
Bab satu: berisi pendahuluan, latar belakang, identifikasi masalah,
batasan masalah, rumusan masalah, tinjauan kajian terdahulu, metode
penelitian dan sistematika penulisan, yang menjadi pembuka dalam
penulisan skripsi ini.

19
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, 247.
20
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, 249.
21
Imron Rosidi, Karya Tulis Ilmiah (Surabaya: PT.Alfina Primatama, 2011),
26.
13

Bab dua: peneliti menguraikan tentang definisi umum tentang Living


Qur‟an yang berfungsi sebagai landasan teori yang digunakan peneliti
untuk membahas dan meneliti masalah yang dibahas oleh peneliti. Hasil
penelitian yang relevan sesuai dengan penelitian, ruang lingkup materi,
metode yang digunakan dalam penelitian ini.
Bab tiga: peneliti menguraikan tentang gambaran umum lokasi
penelitian yaitu Kecamatan Cikampek yang terdiri dari sejarah, letak
geografis dan kondisi sosio-geografis, dan juga memaparkan gambaran
umum lokasi kegiatan wajib mengaji Al-Qur‟an di Sekolah Negeri
Kecamatan Cikampek. Dalam bab ini bertujuan untuk menjelaskan
situasi dan kondisi tempat penelitian tersebut dilaksanakan.
Bab empat: peneliti mendeskripsikan pelaksanaan kegiatan wajib
mengaji al-Qur‟an yang ada di Sekolah-sekolah Negeri Kecamatan
Cikampek. Dalam bab ini bertujuan menjelaskan isi dari penelitian
tersebut.
Bab lima: berisi tentang kesimpulan hasil penelitian yang telah
dilakukan dan kritik serta saran untuk penelitian selanjutnya. Tujuan dari
bab ini adalah penjelsan dari pertanyaan dari rumusan masalah.
BAB II
KEGIATAN WAJIB MENGAJI AL-QUR’AN SEBAGAI BAGIAN
DARI LIVING QUR’AN

A. Kajian Living Qur‟an


a) Pengertian Living Qur‟an
Ditinjau dari segi bahasa Living Qur‟an memiliki 2 suku kata,
yaitu: Living dan Qur‟an. Living berarti hidup, dan Qur‟an adalah
kitab suci umat Islam. Singkatnya Living Qur‟an memiliki arti, teks
Al-Qur‟an yang hidup di masyarakat.1
Sedangkan dalam pengertian istilah, Living Qur‟an memiliki
banyak definisi, salah satunya menurut Syamsuddin, Living Qur‟an
diartikan sebagai study tentang fenomena atau realitas sosial yang
terjadi di masyarakat yang berhubungan dengan Al-Qur‟an dalam
kehidupan sehari-hari.2
Muhammad Yusuf juga menjelaskan tentang Living Qur‟an
sebagai respon sosial (realita) terhadap Al-Qur‟an, dapat dikatakan
bahwa Living Qur‟an, dapat dilihat masyarakat sebagai ilmu
(science), wilayah (profane) dan di sisi lainnya sebagai buku petunjuk
yang bernilai sakral (sacred value).3
Dari beberapa poin tentang pengertian Living Qur‟an, maka
penulis memberikan pendapat bahwa pengertian Living Qur‟an
ialah suatu kajian yang memfungsikan Al-Qur‟an dalam kehidupan

1
Sahiron Syamsuddin, Ranah-ranah Penelitian dalam Studi al-Qur‟an dan
Hadis dalam Sahiron Syamsuddin (ed.), Metode Penelitian Living Qur‟an dan Hadis
(Yogyakarta: Teras, 2007), xiv.
2
Muhammad Mansur, dkk., Metodologi Penelitian Living Qur‟an dan Hadis
(Yogyakarta: Teras, 2007), 5.
3
Muhammad Yusuf, Pedekatan Sosiologi dalam Penelitian Living Qur‟an,
dalam Metodologi Penesecara litian Living Qur‟an dan Hadis, Syahiron Syamsuddin,
36-37.

14
15

sehari-hari. Artinya pemaknaan Al-Qur‟an tidak mengacu pada


pemahaman tekstual yang tertulis dalam ayat Al-Qur‟an saja, tetapi
berdasarkan praktek yang terjadi dalam kehidupan masyarakat.
b) Konsep Dasar Living Qur‟an
Study Al-Qur‟an dan tafsir terus mengalami perkembangan.
Dialektika Al-Qur‟an dengan realitas akan melahirkan beragam
penafsiran. Hal tersebut dapat melahirkan wacana pemikiran serta
tindakan praktis dalam realitas sosial.4 Tindakan praktis terhadap Al-
Qur‟an tersebut berupa Qur‟an in everyday life,5 yang menjadi
konsep awal dari kajian Living Qur‟an. Dimana Living Qur‟an
memiliki makna dan fungsi yang nyata untuk dipahami, dialami dan
dirasakan oleh umat Islam sendiri. Dapat dikatakan juga bahwa Living
Qur‟an merupakan interaksi, asumsi, justifikasi, dan perilaku
masyarakat yang berkaitan dengan Al-Qur‟an, baik tekstual maupun
kontekstual.
B. Kegiatan Mengaji Al-Qur‟an
a) Definisi Al-Qur‟an
Sesungguhnya Allah Swt melimpahkan karunia kepada manusia
dengan menurunkan kitab penyempurna kitab-kitab suci sebelumnya,
yaitu Al-Qur‟an. Allah Swt memilih Muhammad Saw sebagai
pembawa risalah untuk menyeru manusia kepada Allah dengan Al-
Qur‟an sebagai pedoman dan syari‟at yang tidak diragukan
kebenarannya.
Allah SWT mewahyukan Al-Qur‟an melalui Jibril a.s seperti
firman Allah dalam Q.S An-Nisa‟: 165,

4
Didi Junaedi, “Memahami Teks, Melahirkan Konteks” dalam Journal of
Qur‟an and Hadith Studies, Vol. 2, No. 1, (2013): 3.
5
Muhammad Mansur, dkk., Metodologi Penelitian Living Qur‟an dan Hadis
(Yogyakarta: Teras, 2007), 5.
16

 
             

  


Artinya: “(mereka Kami utus) selaku Rasul-rasul pembawa berita
gembira dan pemberi peringatan agar supaya tidak ada alasan bagi
manusia membantah Allah sesudah diutusnya Rasul-rasul itu. dan
adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”

Selanjutnya Al-Qur‟an sebagai risalah (pesan) ini memiliki


berbagai pengertian secara bahasa maupun istilah.
Dalam pengertian bahasa (Etimologi), kosa kata Al-Qur‟an
memiliki persamaan kata dengan al-qirâ‟ah ( ‫) القراءة‬, yaitu bentuk
mashdar dari kata qara‟a ˗ qirâ‟atun ˗ qur‟ânan ( ‫) قرآنا ˗ قراءة ˗ قرأ‬6
yang berarti sesuatu yang dibaca.
Para ulama memiliki perbedaan pendapat tentang pengertian Al-
Qur‟an secara harfiah, diantaranya:
M. Quraish Shihab, mengatakan bahwa Al-Qur‟an secara
etimologi adalah bacaan yang sempurna. Artinya, tidak ada bacaan
lainnya yang sempurna seperti Al-Qur‟an sejak lima ribu tahun yang
lalu.7 Hal tersebut juga disebutkan Shihab dalam buku Lentera Hati:
Kisah dan Hikmah Kehidupan, bahwa Al-Qur'an adalah bacaan yang
mencapai puncak kesempurnaan. Artinya Al-Qur‟an Al-Karîm berarti
bacaan yang maha sempurna dan maha mulia.8
Selanjutnya, Dr. Subhi al-Shalih dalam bukunya „Mabahits fi
„Ulûm Al-Qur‟an‟ mengemukakan definisi Al-Qur‟an menurut bahasa
adalah Al-Qur‟an bentuk mashdar dan muradif dengan kata qira‟ah

6
Manna‟ Al-Qatthan, Dasar-dasar Ilmu Al-qur‟an (Jakarta:Ummul Qura‟,
2017), 32.
7
M. Quraish Shihab, Wawasan Al-qur‟an (Bandung: Mizan, 1996), 3.
8
M. Quraish Shihab, Lentera Hati: Kisah dan Hikmah Kehidupan, Cet.II
(Bandung: Mizan, 1994), 24.
17

yang berarti „mengaji‟. Hal tersebut diperkuat dengan pendapat yang


mengatakan Al-Qur‟an secara harf, berasal dari akar kata qara‟a yang
berarti bacaan atau himpunan, karena Al-Qur‟an merupakan kitab suci
yang wajib dibaca dan dipelajari, serta himpunan dari ajaran-ajaran
wahyu yang terbaik.9
Kemudian Al-Qur‟an menurut terminologi, ulama juga
memberikan definisinya, seperti:
Menurut Al-Sayuthi,

‫القرآن هو الكلم املنزل على حممد صلى اهلل عليه وسلم للٳعجاز بسوراة منه‬
“Al-Qur'an ialah firman-firman Allah yang diturunkan kepada
Nabi Muhammad saw. untuk melemahkan pihak-pihak yang
menentangnya, walaupun hanya dengan satu surah daripadanya.”10

Sedangkan menurut al-Khallaf, Al-Qur‟an merupakan firman Allah


yang diturunkan melalui ruhul amin (Jibril) kepada nabi Muhammad
SAW, dengan berbahasa Arab, dan dijamin kebenarannya sebagai
hujjah, tersusun dalam mushaf yang dimulai dari surah Al-Fatihah dan
diakhiri dengan surah An-Nas yang diriwayatkan secara mutawatir,
serta mengajinya dinilai ibadah.11
Selain keduanya, Muhammad Ali al-Shabuni juga menyebutkan
bahwa Al-Qur‟an adalah kalamullah yang mempunyai nilai mukjizat,
yang diturunkan Nabi Muhammad Saw melalui malaikat Jibril, yang
ditulis dalam bentuk lembaran-lembaran, yang bersifat mutawatir dan

9
Prof. Dr.H. Harun Nasution, Ensiklopedi Islam Indonesia, Cet.I (Jakarta:
Djambatan, 1992), 794.
10
Imam Jalâl al-Dîn al-Sayûthiy, al-Itqân fi „Ulum al-Qur‟ân, Juz I, (Beirut:
Dar al-Fikr, 1979), 51-52.
11
Tim Penyusun Studi Islam IAIN Sunan Ampel, Pengantar Studi Islam
(Surabaya : IAIN Sunan Ampel PRESS, 2005), 1.
18

bernilai ibadah bagi yang mengaji serta dimulai dengan surat Al-
Fatihah dan diakhiri dengan surat An-Nas.12
Dari beberapa definisi Al-Qur‟an yang telah disebutkan, baik
secara etimologi maupun terminologi, penulis menyimpulkan bahwa
Al-Qur‟an adalah firman Allah yang disampaikan melalui malaikat
Jibril as, kepada Nabi Muhammad sebagai mukjizat dan petunjuk,
yang diriwayatkan secara mutawattir, yang dimulai dengan surah Al-
Fatihah dan diakhiri dengan surah An-Nas, kemudian mengajinya
bernilai ibadah.
b) Definisi Mengaji dan Membaca Al-qur‟an
Pengertian mengaji berasal dari kata dasar kaji yang berarti ajar.
Mengaji Al-Qur‟an secara bahasa ialah melafalkan, mengujarkan, atau
membunyikan huruf-huruf Al-Qur‟an.13 Mengaji di sini dipahami
sebagai kegiatan belajar membaca al-Qur‟an. Bagi mereka yang sudah
bisa membaca al-Qur‟an, mengaji juga dapat diartikan sebagai
mempelajari al-Qur‟an di tingkat lebih lanjut, seperti menerjemahkan
ayat-ayatnya ke dalam bahasa yang difahami, atau menafsirkannya.
Hal ini sejalan dengan definisi mengaji dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI) online, dimana mengaji dimaknai sebagai aktivitas
mendaras Al-Qur‟an atau membaca dalam aksara Arabnya.
Dari uraian tentang pengertian Al-Qur‟an yang telah disebutkan
sebelumnya, dan uraian makna mengaji al-Qur‟an dapat juga
disimpulkan bahwa mengaji Al-Qur‟an adalah kegiatan ibadah yang
diserukan oleh Allah SWT. Seperti yang terkandung dalam Q.S Al-
Fatir : 29,

12
Muhammad Yasir, Study Al-qur‟an (Riau: Asa Riau, 2016), 3.
13
A bsdul Chaer. Perkenalan awal dengan Al-qur‟an (Jakarta: Rineka cipta,
2014), 209.
19

           

    


Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab
Allah dan mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian dari rezki
yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan
terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak
akan merugi,”

Sementara menurut penulis mengaji atau membaca Al-Qur‟an


adalah melantunkan ayat-ayat yang terdapat dalam Al-Qur‟an sebagai
bentuk ibadah kepada Allah SWT dan setiap huruf yang dibaca
bernilai pahala.
c) Adab Membaca al-Qur‟an
Dalam mengaji Al-Qur‟an tentu memiliki adab atau aturan yang
lebih baik dilakukan dengan benar. Adapun adab mengaji Al-Qur‟an
ini diantaranya:
1. Keikhlasan niat karena Allah Ta‟ala
2. Mengamalkan Al-Qur‟an
3. Memuliakan dan mengagungkan Al-Qur‟an
4. Membaca Al-Qur‟an dalam keadaan suci
5. Memiliki waktu yang tepat
6. Duduk dengan baik dan menghadap kiblat
7. Disunnahkan untuk membersihkan mulut dengan siwak
8. Membaca ta‟awudz saat mulai mengaji Al-Qu‟an
9. Disunnahkan membaca dengan tartil dan dimakruhkan membaca
dengan terlalu cepat.14

14
Mahmud Al-Dausari. Membaca al-Qur‟an Adab dan Hukumnya.
Terj.Dr.Muhammad Ihsan Zainuddin, Lc.,M.SI. alukah.net.
file:///C:/Users/Windows10/Downloads/hukum_adabbaca%20(1).pdf
20

d) Metode membaca Al-Qur‟an


Kegiatan mengaji Al-Qur‟an mempunyai berbagai macam metode.
Penulis menemukan setidaknya ada 8 metode dalam membaca Al-
Qur‟an.
1. Metode Qiro‟ati
Metode Qira‟ati ini disusun oleh K.H. Dachlan Salim Zarkasyi
pada tahun 1963 M, namun ketika diresmikan sebagai metode
belajar mengaji Al-Qur‟an pada tahun 1986 di Taman Pendidikan
Al-Qur‟an Raudhatul Mujawwidin yang dipimpinnya.15 Metode
qira‟ati ini bertujuan agar siswa atau yang belajar dapat membaca
Al-Qur‟an dengan baik dan benar sesuai kaidah tajwid.16 Melalui
pengertian di atas kita dapat mengetahui bahwa dalam metode
Qiroati tersebut terdapat dua pokok yang menjadi dasar yaitu
mengaji Al-Qur‟an secara langsung dan membiasaan untuk
membaca dengan tartil sesuai kaidah ilmu tajwid.
2. Metode Iqra‟
Metode Iqra‟ merupakan metode belajar membaca Al-Qur‟an
yang muncul pada akhir abad ke 20 M.17 Metode pengajaran ini
pertama kali di susun oleh H. As'ad Human, di Yogyakarta.
Pengertian metode Iqro‟ ialah suatu metode mengaji Al-Qur‟an yang
menekankan langsung saat latihan membaca. Buku metode Iqro‟ ini
dicetak dalam enam jilid, dalam setiap jilidnya terdapat petunjuk
untuk mengajarkan dan mempelajarinya. Hal tersebut bertujuan
untuk memudahkan peserta didik yang mempelajari dan guru yang

15
Munir. “Metode Yasiniyah Sebagai Metode Pembelajaran Membaca Al-
Qur‟an.” TA‟DIB, Vol. XV No. 01.(Juni 2010): 32.
16
Imam Murjito, Pedoman Metode Praktis Pengajaran Ilmu Al-qur‟an
Qira‟ati (Semarang: Raudhatul Mujawwidin, 2000.), 9.
17
Munir. “Metode Yasiniyah Sebagai Metode Pembelajaran Membaca Al-
Qur‟an”. TA‟DIB, Vol. XV No. 01.(Juni 2010): 32
21

mengajarkannya. Metode Iqro‟ ini juga termasuk salah satu metode


yang cukup dikenal dikalangan masyarakat, karena metode ini sudah
umum digunakan di tengah-tengah masyarakat Indonesia.
3. Metode Tilawati
Tilawati merupakan metode yang menawarkan cara pembelajaran
yang mudah, efektif dan efisien untuk mendapatkan kualitas bacaan
yang baik, pemahaman dan implementasi Al-Qur‟an.
4. Metode Ummi
Metode ini merupakan metode yang terinspirasi dari sejarah Al-
Quran. Saat wahyu pertama kali turun kepada Nabi Muhammad
Saw, karena pada saat Al-Qur‟an turun pertama kali, Rasulullah Saw
dalam keadaan ummi, yang berarti seorang yang tidak bisa baca tulis
atau buta huruf.18 Metode ini memberikan pengetahuan dan
pengalaman kepada peserta didik agar bisa membaca Al-Quran
dengan baik dan benar.
5. Metode Yanbu‟a
Metode Yanbu‟a adalah metode membaca, menulis dan
menghafal Al-Qur‟an, di mana untuk membacanya santri tidak boleh
mengeja, dan langsung membacanya dengan cepat, tepat, lancar dan
tidak terputus-putus sesuai dengan kaidah makharijul huruf.19
6. Metode Baghdadiyah
Metode Baghdadiyah adalah metode tersusun (tarkibiyah) yaitu
suatu metode yang tersusun berurutan/sistematis, atau yang lebih

18
Ahmad Izzan Dindin Moh Saepudin, dengan judul buku “Metode
Pembelajaran Al-Qur‟an” Prodi Ilmu Al-Qur‟an dan Tafsir fakultas Ushuluddin
Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati (Bandung:2018), 1.
19
M. Ulinnuha Arwani, Thariqah Baca Tulis Dan Menghafal Al-qur‟an
“Yanbu‟a” Jilid I, (Kudus, : Pondok Tahfidh Yanbu‟ul Qur‟an, 2004), 1.
22

dikenal dengan metode alif ba‟ ta‟.20 Metode ini adalah yang paling
lama digunakan dan menjadi metode pertama yang berkembang di
Indonesia.
7. Metode Al-Barqy
Metode Al-Barqy adalah metode membaca Al-Qur‟an yang
menggunakan buku sederhana yang dikemas sebagai tuntunan
mengaji tulis huruf Al-Qur‟an. Al-Barqy berasal dari kata Al-Barqu,
yang berarti kilat. Pembelajaran dengan menggunakan metode ini
diharapkan dapat membantu siapa saja yang belajar membaca dan
menulis huruf al-Qur‟an dengan cara secepatnya.21
Adapun metode tartil yang berarti membaca Al-Qur‟an suatu
cara mengaji Al-Qur‟an dengan memperindah bacaan Al-Qur‟an
seperti yang terkandung dalam Q.S Al-Muzzammil:4,

      


Artinya: “atau lebih dari seperdua itu. dan bacalah Al Quran itu
dengan perlahan-lahan.”

e) Manfaat Mengaji Al-qur‟an


Muhammad Iqbal Ahmad Gazali dalam bukunya ”Keutamaan
membaca Al-Quran dan Menghafalnya” menyebutkan lima manfaat
membiasakan mengaji Al-Quran, yaitu 1) Menjadi manusia terbaik;
2) Kenikmatan yang tidak ada bandingannya; 3) Diberi syafaat di

20
Ainal Ghani,dkk. Pelatihan Pnerapan Metode Pembelajaran Al-qur‟an
Kontemporer dalam Peningkatan Kompetensi Guru Ngaji di Kecamatan Kedaton
Bandar Lampung (Bandar Lampung:LP2M IAIN Raden Intan, 2014), 15
21
Departemen Agama RI, Metode-Metode Membaca Al-Qur‟an di Sekolah
Umum (Jakarta : DEPAGRI, 2014), 51.
23

hari kiamat; 4) mendapat pahala berlipat 5) Dikumpulkan bersama


para malaikat (Muhammad Iqbal Ahmad Gazali, 2010:3-4).22

f) Wajib Mengaji sebagai bagian dari Living Qur‟an


Sebagaimana pengertian Living Qur‟an yang telah dipaparkan
dalam penjelasan sebelumnya, bahwa Living Qur‟an berarti
menghidupkan Al-Qur‟an dalam keseharian masyarakat. Dalam hal
ini mengaji Al-Qur‟an menjadi salah satu media masyarakat secara
umum untuk menghidupkan Al-Qur‟an tersebut. Meskipun dalam
ranah keislaman mengaji Al-Qur‟an adalah sesuatu amalan atau
ibadah yang bernilai kebaikan. Dengan mengaji Al-Qur‟an,
masyarakat telah berpartisipasi untuk membiasakan dekat dengan Al-
Qur‟an.

22
Muhammad Iqbal Ahmad Gazali. “Keutamaan membaca Al-Quran dan
Menghafalnya”.(Islam House:2010),3-4
BAB III

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Gambaran Umum Kecamatan Cikampek


a. Letak Geografis
Cikampek adalah sebuah Kecamatan di Kabupaten Karawang Jawa
Barat, daerah ini berada pada ketinggian ± 2.529 m dpl, dengan jarak
21 km dari Kabupaten Karawang. Luas Kecamatan Cikampek pada
Tahun 2017 sampai saat ini adalah 47,60 Km² dengan persentase 2.71
% dari luas Kabupaten Karawang.1
Saat ini Kecamatan Cikampek memiliki 10 desa/kelurahan, antara
lain sbb2
Tabel 1.0 Daftar Desa
No Desa
1 Cikampek Kota
2 Cikampek Barat
3 Cikampek Timur
4 Cikampek Selatan
5 Cikampek Pusaka
6 Kamojing
7 Dawuan Timur
8 Dawuan Tengah
9 Dawuan Barat
10 Kalihurip

b. Kondisi Sosio-Geografis
Masyarakat adalah faktor utama dalam terbentuknya suatu wilayah.
Terlebih kemajuan suatu wilayah juga ditentukan dengan adanya
penduduk dan aktivitas yang dilakukannya.
1
diakses pada hari Rabu, 26 Feb 2020, https://karawangkab.bps.go.id/
2
diakses pada hari Rabu, 26 Feb 2020,
https://www.karawangkab.go.id/dokumen/profil-cikampek

24
25

Aktivitas atau kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat banyak


macamnya, diantaranya dalam bidang perekonomian yang berupa
perdagangan, industri barang dan home industri.
Tabel 2.0 Bidang Perdagangan
No Perdagangan Jumlah
1 Pasar 3
2 Koperasi 8
Total 11

Tabel 2.1 Bidang Industri


Industri Barang Home Industri
No
Skala Jumlah Skala Jumlah
Rumah
1 Besar 49 320
tangga
2 Kecil 146

Sedangkan dalam bidang pendidikan dapat diketahui kegiatannya


antara lain seperti Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di instansi
pendidikan baik formal dan informal.
Tabel 2.2 Bidang Pendidikan
Formal In-Formal
No
Grade Jumlah Grade Jumlah
1 TK 17
2 SD Negeri 24
3 SD Swasta 7 Kobong/Pondok
Pesantren
4 SMP Negeri 2 7
5 MTs Negeri 1
6 SMA Negeri 2
7 SMK Negeri 1
Total 54 Total 7

Sedangkan bidang keagamaan, masyarakat pada umumnya akan


melakukan aktivitas atau kegiatan yang berkenaan dengan
kepercayaannya. Khusus bagi masyarakat yang beragama Islam,
26

mereka melakukan kegiatan keagamaan tersebut di majelis ta‟lim,


musholla atau masjid.
Masyarakat Kecamatan Cikampek sendiri mayoritas beragama
Islam. Hal tersebut dikarenakan terdapat adanya 166 bangunan
masjid/muholla, gereja katolik, vihara.
Tabel 2.3 Bidang Keagamaan
No Tempat Ibadah Jumlah
1 Masjid 67
2 Musholla 99
3 Gereja 4
4 Vihara 1
5 Majlis Taklim 136
Total 307

B. Gambaran Umum Lokasi Kegiatan Wajib Mengaji Al-Qur‟an di


Wilayah Kecamatan Cikampek
a. SMA Negeri 1 Cikampek
SMA Negeri 1 Cikampek merupakan Sekolah Menengah Atas
Negeri yang berlokasi di Kecamatan Cikampek, Kabupaten
Karawang, Jawa Barat. Sekolah ini menjadi sekolah unggulan untuk
wilayah Kabupaten Karawang bagian timur dan barat, Kabupaten
Subang dan Kabupaten Purwakarta.
Sementara pembangunan gedung SMA Negeri 1 Cikampek
dilakukan pada Juni 1965, Deputi Menteri Pendidikan Dasar ikut
berpartisipasi dan saat itu siswa yang hadir hanya 36 orang. Ketika itu
tempat belajar berada di komplek SD Negeri Cikampek (yang
kemudian menjadi SMP Negeri 2 Cikampek dan saat ini menjadi SMP
Negeri 1 Cikampek). Seiring dengan berjalannya waktu dan adanya
Surat Keputusan dari Menteri Pendidikan Dasar Republik Indonesia
tertanggal 29 Juli 1966 No. 1068.K./B/III/65-66. Tentang pemecahan
SMA Negeri Tahun Ajaran 1965/1966, maka SMA Negeri Karawang
27

dipecah menjadi 2, yaitu SMA Negeri Karawang dan SMA Negeri


Cikampek. Sejak berlakunya SK tersebut pada tanggal 1 Agustus
1966, SMA Negeri Cikampek menjadi SMA Negeri ke-350 di
Indonesia. Sekarang SMA Negeri 1 Cikampek dikenal dengan nama
SMA SACHIE, kata tersebut merupakan singkatan dari SMA 1
Cikampek.3
Selanjutnya untuk mengembangkan dan potensi yang dimiliki
sekolah dan wilayah di rdaerahnya, pemerintah Kabupaten Karawang
memberikan kepercayaan untuk mengelola dan membina sekolah dan
sekolah lainnya yang berada di sekitar SMA N 1 Cikampek.
Visi Misi Sekolah
SMA Negeri 1 Cikampek memiliki Visi yaitu: “Terselenggaranya
pendidikan yang dapat membentuk manusia yang berakhlak mulia,
berkarakter baik dan berprestasi”
Sedangkan Misinya adalah:
o Mengingkatkan kualitas implementasi keagamaan dalam
pergaulan sehari-hari.
o Menciptakan karakter yang baik melalui gerakan
penumbuhan budi pekerti.
o Mengembangkan strategi pembelajaran aktif dan inovatif.
o Pembiasaan literasi bagi warga sekolah, dll.
Struktur Organisasi
Struktur organisasi SMA Negeri 1 Cikampek ini terdiri dari
Kepala Sekolah, Komite Sekolah, Tata Usaha, Waka
Kurikulum, Waka Kesiswaan, Waka Sarana dan Prasarana,

3
Diakses pada Rabu, 26-02-2020, http://www.sman1cikampek.sch.id
28

Waka Humas, Koord. BP/BK. Tenaga pendidik sebanyak 71


orang, dengan jumlah siswa sebanyak 1500 orang.

Kepala Sekolah
( Dra. Hj. Lanasari)

PKS. KURIKULUM PKS KESISWAAN PKS SARANA PKS. HUMAS


Ety Wachyuni, S.Pd. AI SETIAWATI, MPd Dra. HJ. IKA ISTUTI
RACHRAMATIN NURHAYATI

KOORD. BP/BK GURU

Program kegiatan
Selain program belajar mengajar SMA Negeri 1 Cikampek
memiliki program kegiatan yang diterapkan bagi seluruh siswa
yaitu kegiatan literasi mengaji Al-Qur‟an dan literasi mengaji
referensi umum. Selain itu ada juga program pilihan seperti
kegiatan ekstrakurikuler.

b. SMK Negeri 1 Cikampek


SMK Negeri 1 Cikampek merupakan SMK Negeri di Cikampek
yang saat pertama kali didirikan memiliki nama SMK Negeri 3
Karawang karena statusnya yang masih sekolah baru yang berada di
Kabupaten Karawang. Kabupaten Karawang sendiri sudah memiliki
SMK Negeri 1 dan SMK Negeri 2 Karawang. Pembangunan gedung
sekolah dilaksanakan di tahun 1999 dan selesai tahun 2000 di
sebidang lahan seluas 18695 m² yang berlokasi di Jalan Raya
Sukamanah Desa Cikampek Barat, Kecamatan Cikampek, Kabupaten
Karawang.
Pada Juli tahun 2000 SK Penegrian No.21/07/2000 menyatakan
pendiriannya sebuah SMK Negeri di Cikampek.
29

Visi dan Misi


Visi SMK Negeri 1 Cikampek adalah : “Terwujudnya SMK
Negeri 1 Cikampek yang unggul dalam prestasi dan berkarakter
dalam bersikap dengan dilandasi Iman dan Taqwa.”
Sementara itu Misi dari SMK N 1 Cikampek diantaranya,
yaitu:4
o Menghasilkan lulusan yang mandiri, disiplin, jujur,
bertanggung jawab, dan kompeten dibidangnya dengan
dilandasi Iman dan Taqwa serta siap bersaing di era
globalisasi sesuai tuntutan perubahan zaman.
o Mengimplementasikan sistem pembelajaran berbasis ICT,
produksi, wirausaha dan bilingual.
o Mewujudkan pelayanan prima kepada warga sekolah dan
masyarakat dengan pengelolaan manajemen berbasis kinerja.
o Meningkatkan kerjasama antara sekolah dengan DU/DI dan
lembaga/instansi terkait
o Mengembangkan dan mengefektifkan sarana prasarana dalam
upaya mewujudkan standar pelayanan minimal (SPM)
kepada warga sekolah dan masyarakat.
o Meningkatkan kesejahteraan warga sekolah agar terwujud
iklim kerja yang harmonis dan produktif.

4
Diakses pada Rabu, 26-02-2020, https://smkn1cikampek.sch.id
30

Struktur Organisasi
31

Program Kegiatan
Selain kegiatan belajar mengajar, SMK Negeri 1 Cikampek
melaksanakan kegiatan yang dilaksanakan secara rutin bagi seluruh
siswa yaitu kegiatan mengaji Al-Qur‟an, yang dilakukan sebelum
kegiatan belajar mengajar dimulai. Kemudian selain mengaji Al-
Qur‟an, SMK Negeri 1 Cikampek juga memiliki kegiatan
ekstrakurikuler.
c. SMP Negeri 1 Cikampek
SMP Negeri 1 Cikampek merupakan sekolah menengah pertama
yang berada di Kelurahan Cikampek Selatan, Kecamatan Cikampek
kabupaten Karawang. sekolah ini didirikan pada tanggal 30 November
1966. Sebagaimana yang di lansir oleh data sekolah Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia bahwa sekolah ini
memiliki izin pendirian dua tahun setelahnya 072/UKKS/1968, sedang
izin operasionalnya 421/Kep.251-Huk/2008.
Visi dari SMP Negeri 1 Cikampek “UNGGUL DALAM
PRESTASI, BERAKHLAK MULIA DAN BERBUDAYA
LINGKUNGAN”
Dengan Indikator:
1. Terwujudnya prestasi akademik dan non akademik sehingga
menghasilkan lulusan yang cerdas, kompetitif dan berakhlak mulia.
2. Terwujudnya perangkat kurikulum yang lengkap mulai silabus
sampai dengan RPP untuk kelas VII, VIII, IX
3. Terwujudnya proses pembelajaran aktif, inspiratif, inovatif, kreatif,
efektif dan menyenangkan (PAIIKEM)
SMP Negeri 1 Cikampek juga memiliki Misi diantaranya :
1) Mewujudkan peningkatan prestasi akademik dan non
akademik yang tangguh, kompetitif dan berakhlakul mulia
32

sesuai dengan kemampuan, minat dan bakat siswa sebagai


bekal hidupnya.
2) Mewujudkan perangkat kurikulum di tingkat satuan
pendidikan, dsb.

Program Kegiatan
SMP Negeri 1 Cikampek memiliki program tadarus atau mengaji
Al-Qur‟an yang sudah berlangsung selama bertahun-tahun dan
menjadi program untuk meningkatkan semangat keislaman dan
sebagai salah satu cerminan akhlakul karimah. Kegiatan mengaji Al-
Qur‟an, yang dilakukan 15 menit sebelum kegiatan belajar mengajar
dimulai. Kemudian selain mengaji Al-Qur‟an, SMP Negeri 1
Cikampek juga memiliki kegiatan ekstrakurikuler lainnya, seperti
Pramuka, Osis, Paskibra dll.
BAB IV
PELAKSANAAN KEGIATAN MENGAJI AL-QUR’AN DI
SEKOLAH NEGERI KECAMATAN CIKAMPEK

Penelitian ini dilakukan oleh peneliti selama 6 minggu sebelum


meluasnya virus covid 19. Penelitian pertama dilakukan di SMK Negeri 1
Cikampek pada tanggal, 25 & 27 Februari 3, 5, 10, 12 Maret 2020.
Sedangkan di SMA Negeri 1 Cikampek dimulai dari 26 & 28 Februari, 4,
6, 11, 13 Maret 2020. Kemudian di SMP Negeri 1 Cikampek pada 17-24
Maret 2020.
Deskripsi pelaksanaan kegiatan wajib mengaji Al-Qur‟an ini dipetakan
menjadi beberapa bagian yaitu latar belakang pelaksanaan, waktu dan
tempat pelaksanaan, teknis pelaksanaan, pengaruh kegiatan wajib mengaji
Al-Qur‟an, faktor pendukung dan penghambat kegiatan wajib mengaji Al-
Qur‟an.
Bagian tersebut merupakan indikator yang berhubungan dengan
pelaksanaan kegiatan wajib mengaji Al-Qur‟an di sekolah.
A. Deskripsi Pelaksanaan Kegiatan Wajib Mengaji Al-Qur‟an di SMA
Negeri 1 Cikampek
a. Latar Belakang Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan mengaji Al-Qur‟an yang dilaksanakan di SMA
Negeri 1 Cikampek tersebut bertujuan untuk membentuk karakter
siswa-siswi. Kegiatan tersebut merupakan aplikasi dari mata pelajaran
Agama Islam di sekolah. Nilai-nilai kebaikan yang terdapat pada mata
pelajaran tersebut diharapkan dapat membantu siswa-siswi menjadi
pribadi yang berakhlak al-Karimah. Hal tersebut dikatakan oleh guru
agama islam dari SMA N 1 Cikampek, “bahwa sebagai karakter dan

33
34

pengaplikasian dari bidang studi pendidikan agama yang digagas oleh


guru agama untuk menambahkan nilai-nilai budi pekerti.”1

b. Waktu Pelaksanaan
Pada awal pelaksanaannya, kegiatan di SMA Negeri 1 Cikampek ini
dilakukan setiap hari Jum‟at. Tetapi setelah kurikulum 2013 yang
mewajibkan literasi diberlakukan, pelaksanaan kegiatan tersebut
ditetapkan menjadi bagian dari program literasi sekolah untuk
mendukung program literasi kurikulum 2013 yang juga memiliki tujuan
sebagai pembentuk karakter peserta didik. Kegiatan tersebut dilakukan
2 kali dalam sepekan, yakni pada hari Rabu dan Jum‟at. Dengan
estimasi waktu selama 15 menit sebelum kegiatan belajar mengajar
dimulai. Hal tersebut bertujuan agar siswa-siswi dapat menicintai Al-
Qur‟an seperti yang juga dikatakan oleh guru agama, yakni Bapak
Indra Lesmana S.Pd.I bahwa “pada awal dicetuskannya kegiatan ini
hanya bertujuan untuk menanamkan budi pekerti dengan mencintai Al-
Qur‟an.”2

c. Teknis pelaksanaan kegiatan


Kegiatan mengaji Al-Qur‟an ini diperuntukkan bagi siswa-siswi
yang beragama islam. Dimulai dari kelas X-XII baik program IPA
maupun IPS. Kegiatan ini dilakukan di dalam ruang kelas. Namun
masing-masing kelas memiliki perbedaan dalam teknis pelaksanaannya.
Pada hari Rabu kegiatan mengaji Al-Qur‟an tersebut dilaksanakan
sesuai kesepakatan masing-masing kelas. Baik dalam pemilihan surah
yang dibaca dan teknis pelaksanaannya. Sedangkan pada hari Jum‟at

1
Indra Lesmana,S.Pd.I (Guru Agama Islam SMA Negeri 1 Cikampek),
diwawancarai oleh Evi Nurdiana, Cikampek Rabu, 26 Februari 2020, Jawa Barat.
2
Indra Lesmana, Wawancara.
35

kegiatan mengaji Al-Qur‟an tetap dilakukan di ruang kelas tetapi surah


yang dibaca adalah surah Yasin. Teknis pelaksanaannya dengan cara
dipandu oleh seorang yang mahir mengaji Al-Qur‟an melalui speaker
yang sudah disediakan oleh sekolah.
Hal tersebut juga disampaikan oleh guru yang mengatakan bahwa
“kegiatan membaca Al-Qur‟an ini diadakan 2x dalam 1 minggu, yaitu
pada hari Rabu dan Jum‟at. Kegiatan mengaji tersebut dilaksanakan di
dalam ruang kelas masing-masing. Pada hari Rabu, kegiatan mengaji
tersebut dilaksanakan per kelas. Masing-masing kelas membaca surah
apa saja sesuai keinginan dan kesepakatan yang sudah ditentukan oleh
siswa masing-masing kelas. Sedangkan pada hari Jum‟at kegiatannya
adalah membaca surah Yasin, yang dipimpin oleh seorang yang mahir
dan fasih membaca Al-Qur‟an dengan mengunakan speaker atau
pengeras suara, baik dari kalangan guru maupun murid.”3
Tidak hanya itu, para siswa juga menyampaikan bahwa teknis
mengaji Al-Qur‟an yang mereka lakukan berbeda. Seperti kelas X yang
berbeda dengan kelas XI dan XII. Kelas X IPA 1 yang mengaji Al-
Qur‟an dengan cara setiap anak mendapatkan satu ayat untuk dibaca.
“Setiap anak mendapatkan satu ayat”.4
Sedangkan kelas XI yang diwakili oleh kelas XI IPS 3 dan kelas XII
IPA 1 mengatakan bahwa teknis membaca Al-Qur‟an dikelasnya
dilakukan secara bersama-sama. “Mengaji bersama-sama tapi
terkadang membaca sendiri dan melanjutkan bacaan yang ditentukan 3-
5 ayat.”5

3
Indra Lesmana, Wawancara.
4
Abdul Aziz farhan (Siswa SMA Negeri 1 Cikampek), diwawancarai oleh Evi
Nurdiana, Cikampek Rabu, 13 Maret 2020, Jawa Barat.
5
Riani Rahma dan Inaya Rahmania (Siswa SMA Negeri 1 Cikampek),
diwawancarai oleh Evi Nurdiana, Cikampek Rabu, 13 Maret 2020, Jawa Barat.
36

d. Faktor Pendukung dan Penghambat Pelaksanaan kegiatan Wajib


Mengaji Al-Qur‟an
Kegiatan Wajib Mengaji Al-Qur‟an yang dilaksanakan di sekolah
tentu memiliki tujuan. Tujuan tersebut diharapkan dapat bermanfaat
baik untuk pihak sekolah maupun untuk peserta didik. Pelaksanaan
kegiatan mengaji Al-Qur‟an tersebut juga dirasakan manfaatnya oleh
warga SMA Negeri 1 Cikampek. Menurut Bapak Indra Lesmana
sebagai guru agama, manfaat yang dirasakan ketika mengaji Al-Qur‟an
ialah “hati menjadi lebih tenang dan pikiran ketika akan mengajar lebih
segar dan menguatkan hafalan yang sudah ada. Manfaat tersebut semua
guru juga merasakannya.”6
Manfaat lainnya juga dirasakan oleh siswa-siswi SMA Negeri 1
Cikampek. Seperti yang disampaikan oleh Abdul Aziz Farhan bahwa
“ia merasa lebih tenang, lebih dekat sama Allah, menerima pelajaran
jadi lebih mudah karena sebelumnya mengaji Al-Qur‟an”7.
Selain Aziz, Riani Rahma dan Inaya Rahmania juga menyampaikan
pendapatnya tentang manfaat membaca Al-Qur‟an yang mereka
rasakan. Menurut Riani manfaat yang ia rasakan adalah “Ia lebih
tenang, senang karena pikiran saya jadi lebih fresh sebelum belajar
dimulai. Kalau hari Jum‟at kan baca surat Yasin, jadi baca surat
yasinnya lebih hafal.”8Sedangkan menurut Inaya manfaatnya “ia dapat
memperlancar baca Al-Qur‟an saya juga menjaga hafalan.”9
Sedangkan faktor pendukung kegiatan mengaji Al-Qur‟an di SMA
Negeri 1 Cikampek ialah seluruh civitas akademik mendukung

6
Indra Lesmana, Wawancara.
7
Abdul Aziz Farhan, Wawancara.
8
Riani Rahma, Wawancara.
9
Inaya Rahmania, Wawancara.
37

kegiatan tersebut dan disertai dengan program literasi sebagai bentuk


implementasi dari kurikulum 2013 yang mewajibkan literasi.
Hal tersebut disampaikan oleh guru agama ketika wawancara, yang
mengatakan bahwa “faktor yang mendukung kegiatan mengaji Al-
Qur‟an tersebut dimulai dari civitas akademika SMAN 1 Cikampek
yang ingin akhlak peserta didiknya mencerminkan karakter keislaman.
Kemudian setelah adanya kurikulum 2013, yang mewajibkan adanya
literasi, kegiatan tersebut dijadwalkan menjadi 2x dalam seminggu.”10
Sementara faktor penghambat kegiatan mengaji Al-Qur‟an tersebut
ialah kurangnya sumber daya manusia yang mengajar di SMA Negeri 1
Cikampek. Seperti yang telah disampaikan oleh guru agama minimnya
guru agama, karena hanya ada 5 guru agama, dan tidak semua guru
mahir membaca Al-Qur‟an dan dapat mengawasi berjalannya kegiatan
tersebut.11
Selain itu kesulitan yang dihadapi para siswa juga menjadi faktor
penghambat. Menurut para siswa kesulitannya ialah sebagian siswa
mengalami kesulitan membaca karena tidak ada guru yang
membimbing.
B. Deskripsi Pelaksanaan Kegiatan Wajib Mengaji Al-Qur‟an di SMK
Negeri 1 Cikampek
a. Latar Belakang Pelaksanaan
Kegiatan wajib mengaji Al-Qur‟an yang dilakukan oleh SMK
Negeri 1 Cikampek memiliki latar belakang yang sedikit berbeda, yaitu
kekhawatiran kepala sekolah terhadap prilaku remaja khususnya yang
bersekolah di SMK. Perilaku remaja yang terkadang tidak terkontrol
membuat rasa khawatir akan terjadinya penyimpangan sosial yang

10
Indra Lesmana,S.Pd.I (Guru Agama Islam SMA Negeri 1 Cikampek),
diwawancarai oleh Evi Nurdiana, Cikampek Rabu, 26 Februari 2020, Jawa Barat.
11
Indra Lesmana, Wawancara.
38

sering kali dilakukan oleh remaja, baik penyimpangan yang dapat


merugikan diri sendiri maupun orang lain.
Kepedulian itulah yang menyebabkan kepala sekolah mencetuskan
adanya program keagamaan yang bersifat terus-menerus untuk menjadi
benteng dari penyimpangan yang dilakukan remaja khususnya siswa-
siswi SMK N 1 Cikampek.
Kegiatan wajib mengaji Al-Qur‟an di sekolah dinilai sebagai salah
satu cara yang efektif untuk menanggulangi masalah yang sering terjadi
pada remaja. Hal tersebut juga dijelaskan oleh salah satu guru agama
SMK.
Sebenarnya yang menjadi latar belakang kegiatan mengaji Al-
Qur‟an ini adalah keprihatinan kepala sekolah pada remaja yang makin
banyak bermain dan berperilaku yang tidak baik. Beliau ingin agar
peserta didiknya dapat menjaga perilaku, dengan caranya menetapkan
kebijakan membaca Al-Qur‟an, agar siswa juga dapat terjaga dari hal
yang buruk, kebiasaan itu dari hal yang kecil sampai menjadi kebiasaan
yang baik untuk mereka nanti.12

b. Waktu Pelaksanaan
Selain itu, pelaksanaan kegiatan wajib mengaji di SMK Negeri 1
Cikampek juga berlangsung selama 15 menit pada hari Selasa, Rabu
dan Kamis. Kegiatan tersebut juga dilakukan sebelum meteri
pembelajaran mulai, hanya saja kegiatan tersebut masuk ke dalam jam
pelajaran pertama. Sebagaimana yang telah dikatakan bahwa
“Dilaksanakan setiap hari Selasa, Rabu, dan Kamis. Selama 15 menit
sebelum belajar.”13

12
Hj. Ikah Sartika S.Ag, M.Pd,I (Guru Agama Islam SMK Negeri 1 Cikampek),
diwawancarai oleh Evi Nurdiana, Cikampek, Selasa 10 Maret 2020, Jawa barat.
13
Hj. Ikah Sartika, Wawancara.
39

c. Teknis Pelaksanaan Kegiatan


Teknik pelaksanaan kegiatan di SMK Negeri 1 Cikampek
dilaksanakan di ruang kelas masing-masing. Kegiatan tersebut dimulai
sebelum materi pelajaran jam pertama. Kegiatan membaca Al-Qur‟an
dilakukan secara bersama-sama. Hal tersebut dikarenakan pihak
sekolah melalui guru mendampingi dan memandu pelaksanaan kegiatan
membaca Al-Qur‟an. Sebagaimana dikatakan oleh guru maupun siswa
SMK yang menyatakan bahwa “Kegiatannya dilakukan sebelum
pelajaran pertama dimulai, dengan dipandu oleh guru yang mengampu
mata pelajaran tersebut.”14
Kemudian siswa-siswi juga memberikan pendapatnya bagaimana
teknis pelaksanaan kegiatan mengaji Al-Qur‟an tersebut, menurut salah
satu siswa bahwa pelaksanaannya dilakukan dengan cara “bareng-
bareng, tapi bacanya sebelum pelajaran dimulai”15.

d. Faktor Pendorong dan Penghambat Kegiatan bagi Sekolah dan


Siswa
Selanjutnya manfaat yang dirasakan oleh warga SMK Negeri 1
Cikampek. Serupa dengan manfaat yang dirasakan oleh guru dan siswa
dari SMA. Hal tersebut juga diungkapkan oleh guru agama dan siswa-
siswinya. Menurut Ibu Hj. Ikah manfaat mengaji Al-Qur‟an adalah
“ketika mengaji Al-qur‟an itu menenangkan hati, menjadi dzikir kita
kepada Allah, semakin dekat dan menjadi kebutuhan jika kita selalu

14
Hj. Ikah Sartika, Wawancara.
15
Haries Setya Wardhana, Naila Sabila dan Yoga Dimasya (Siswa SMK Negeri
1 Cikampek), diwawancarai oleh Evi Nurdiana, Cikampek Selasa, 10 Maret 2020, Jawa
Barat.
40

membacanya.”16 Selain itu Pelaksanaan kegiatan wajib mengaji Al-


Qur‟an yang dilakukan di SMK Negeri 1 Cikampek ini memiliki tujuan
agar siswa-siswi dapat menerima pelajaran dengan mudah jika pikiran
mereka fresh. Hal tersebut juga dikatakan oleh Bu Hj. Ikah (guru
agama SMK Negeri 1 Cikampek) bahwa tujuannya adalah “supaya
pikiran anak-anak menjadi lebih segar dan siap menerima pelajaran.”17
Sejalan dengan yang dirasakan oleh guru, para siswa juga merasakan
manfaat dari kegiatan tersebut. Seperti yang dijelaskan oleh Haries
Setya Wardhana dan Nayla Sabila. Menurut Haries, manfaat yang ia
rasakan ialah “jadi lebih mudah dalam menuntut ilmu, lebih sejuk dan
tenang, sedangkan manfaat yang dirasakan oleh Nayla, ia dapat
memperlancar lagi membaca Al-Qur‟an.18
Sementara kegiatan wajib mengaji tersebut mendapat dukungan dari
sekolah, sebagaiman yang dikatakan oleh Bu Hj.Ikah bahwa kegiatan
ini merupakan kebijakan kepala sekolah yang didukung semua warga
sekolah.19 Kemudian faktor penghambat kegiatannya adalah kendala
nya seperti banyak anak-anak yang belum lancar membaca al-
Qur‟annya.20
Sedangkan menurut peneliti kesulitan yang dihadapi oleh siswa
SMK Negeri 1 Cikampek adalah kesulitan dalam mengaji al-Qur‟an.

C. Deskripsi Pelaksanaan Kegiatan Wajib Mengaji al-Qur‟an di SMP


Negeri 1 Cikampek
a. Latar Belakang Pelaksanaan

16
Hj. Ikah Sartika, Wawancara.
17
Hi. Iis, Wawancara.
18
Haries Setya Wardhana dan Naila Sabila, Wawancara.
19
Hj. Ikah Sartika S.Ag, M.Pd,I (Guru Agama Islam SMK Negeri 1 Cikampek),
diwawancarai oleh Evi Nurdiana, Cikampek, Selasa 10 Maret 2020, Jawa barat.
20
Hj. Ikah Sartika, Wawancara.
41

Selanjutnya kegiatan yang diselenggarakan di SMP Negeri 1


Cikampek tersebut juga memiliki alasan yang juga berbeda, yakni
untuk membiasakan siswa-siswi mengaji Al-Qur‟an. Jika ada siswa
yang tidak dapat membacanya guru-guru dapat mengevaluasi dan
membantu siswa yang tidak bisa membaca al-Qur‟an. sebagaimana
yang dijelaskan oleh guru agama Islam, yakni Hj. Iis yang mengatakan
bahwa, “awal pembiasaan itu dulu udah dari Bapak kepala sekolah
serahnya teh membiasakan siswa-siswinya supaya mau bertadarus Al-
Qur‟an intinya mah begitu. Bagi yang belum bisa sama sekali. Kalau
yang lain bisa, sok bareng-bareng, kalau yang enggak bisa, di tes sama
gurunya langsung.”21

b. Waktu Pelaksanaan
Kemudian pelaksanaan kegiatan yang dilakukan di SMP Negeri 1
Cikampek juga tidak jauh berbeda seperti yang dilaksanakan di SMK.
Kegiatan tersebut juga dilaksanakan pada hari Selasa, Rabu dan Kamis.
Seperti yangt elah dijelaskan oleh Bu Hj.Iis yang mengatakan bahwa
“Sekarang mah harinya Selasa sampai Kamis. Senin dipakai upacara.
Jum‟at sekarang dipakai senam sama gotong royong.”22 Selain itu para
siswa-siswi juga mengatakan bahwa waktu pelaksanaannya 15 menit
sebelum belajar.

c. Teknik Pelaksanaan
Teknik pelaksanaan kegiatan wajib mengaji di SMP Negeri 1
Cikampek tidak jauh berbeda seperti yang dilakukan di SMK Negeri 1
Cikampek. Hal tersebut dikarenakan guru masih mendampingi

21
Hi. Iis (Guru Agama Islam SMP Negeri 1 Cikampek), diwawancarai oleh Evi
Nurdiana, Cikampek, Jum‟at 20 Maret 2010. Jawa Barat.
22
Hi. Iis, Wawancara.
42

pelaksanaan kegiatan mengaji Al-Qur‟an yang dilaksanakan di ruang


kelas masing-masing. Sementara yang memandu untuk memulai
kegiatan ialah sesi agama. Hal tersebut juga dijelaskan oleh Bu Hj. Iis
bahwa, “Setiap kelas punya sesi agama yang akan bertanggung jawab,
yang mencatat kegiatan mengaji Al-Qur‟an ini. Jadi misalkan mereka
bisa 10 ayat dengan waktu 15 menit ya tidak apa-apa. Tapi kalau
mereka bisanya 1 ayat juga boleh. Nanti dicatat oleh sesi agamanya,
kalau guru jam pertama belum masuk dan mereka sudah mengaji Al-
Qur‟an terlebih dahulu nanti dilaporkan kepada guru yang
bersangkutan.”23
Sedangkan siswa SMP mengatakan bahwa “mengajinya bersama-
sama dan kadang sama guru yang mau mengajar.”24

d. Faktor Pendukung dan Penghambat Kegiatan Wajib Mengaji al-


Qur‟an untuk Sekolah dan Siswa
Kemudian manfaat yang dirasa oleh SMP Negeri 1 Cikampek. Ibu
Hj. Iis selaku guru agama mengatakan manfaat dari kegiatan mengaji
Al-Qur‟an yang dilaksanakan di sekolah adalah beliau menjadi lebih
tenang, dekat sama Allah, merasa dilindungi. Kalau ingin mengajar
juga lebih bersemangat.25
Sedangkan menurut para siswa yang diwawancarai, manfaat yang
dirasakan dari pelaksanaan kegiatan mengaji Al-Qur‟an di sekolah ini
disampaikan oleh Sari Ratna Wati dan Regi Nur Fiqri. Menurut Sari
kegiatan tersebut membantunya untuk belajar dengan tenang dan

23
Hi. Iis, Wawancara.
24
Nuraini (Siswa SMP Negeri 1 Cikampek), diwawancarai oleh Evi Nurdiana,
Cikampek Rabu, 20 Maret 2020, Jawa Barat
25
Hi. Iis, Wawancara.
43

bersemangat.26 Sementara Regi menyampaikan bahwa dia menjadi bisa


lebih lancar membaca Qur‟annya dan dengan belajar menjadi cepat
mengerti.27
Selanjutnya faktor pendukung kegiatan mengaji Al-Qur‟an yang
dilaksanakan di SMP Negeri 1 Cikampek ialah respon positif guru-
guru, dan dukungan dari wali murid. Hal tersebut dijelaskan oleh Ibu
Hj.Iis selaku guru agama yang menjadi koordinator pelaksana bahwa,
“faktor yang mendukungnya, kebijakan kepala sekolah yah saat itu.
Para guru juga sangat merespon positif kegiatan ini. Orang tua murid
juga sangat mendukung.”28
Kemudian faktor yang menghambat pelaksanaan kegiatan mengaji
Al-Qur‟an ini adalah perubahan birokrasi di sekolah yang
mengakibatkan. Hal tersebut disampaikan juga oleh guru agama bahwa
faktor yang menghambat itu setiap pergantian kepala sekolah.29.
Sedangkan beberapa siswa mengalami kesulitan dalam mengikuti
kegiatannya. Tetapi tidak mengalami kesulitan dalam mengaji.
Dari uraian ketiga sekolah yang melaksanakan kegiatan wajib
mengaji Al-Qur‟an di wilayah kecamatan Cikampek ini digagas oleh
kepala sekolah dan guru agama Islam. Pihak sekolah kemudian bekerja
sama dengan warga sekolah untuk merealisasikan kegiatan mengaji Al-
Qur‟an seperti yang disampaikan. Penulis melihat bahwa faktor yang
mendukung pelaksanaan kegiatan mengaji Al-Qur‟an di SMA, SMK,
SMP Negeri 1 Cikampek adalah semua pihak. Baik pihak sekolah yang
meliputi kepala sekolah, guru, murid dan semua pihak yang berada di
26
Sari Ratna Wati, (Siswa SMP Negeri 1 Cikampek), diwawancarai oleh Evi
Nurdiana, Cikampek Rabu, 20 Maret 2020, Jawa Barat. Lihat
27
Regy Nur Fiqri (Siswa SMP Negeri 1 Cikampek), diwawancarai oleh Evi
Nurdiana, Cikampek Rabu, 20 Maret 2020, Jawa Barat. Lihat
28
Hi. Iis (Guru Agama Islam SMP Negeri 1 Cikampek), diwawancarai oleh Evi
Nurdiana, Cikampek, Jum‟at 20 Maret 2010. Jawa Barat.
29
Hj. Iis, Wawancara.
44

sekolah. Selain itu, wali murid juga memberikan dukungan terhadap


kegiatan mengaji Al-Qur‟an. Sementara faktor yang menghambat
pelaksanaan kegiatan mengaji Al-Qur‟an diantaranya kurangnya
kemampuan murid dalam mengaji Al-Qur‟an dan kebijakan pergantian
kepala sekolah baru yang mempengaruhi kegiatan tersebut. Seperti
yang terjadi di SMP Negeri 1 Cikampek.
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari uraian di atas, peneliti menyimpulkan bahwa inisiatif kegiatan
wajib mengaji Al-Qur‟an di Sekolah-Sekolah Negeri Cikampek datang
dari kepala sekolah masing-masing, meski kemudian implementasinya
berbeda-beda. Pelaksanaan kegiatan mengaji Al-Qur‟an di SMAN 1
Cikampek berlandaskan progam literasi kurikulum 2013 yang
dilaksanakan setiap Rabu dan Jum‟at. Pelaksanaannya dilakukan di dalam
kelas sesuai peraturan sekolah. Pada hari Rabu siswa-siswi diberi
kebebasan untuk membaca surah yang disepakati, sedangkan untuk hari
Jum‟at dikhususkan untuk membaca Surah Yasin.
Kemudian pelaksanaan kegiatan wajib mengaji Al-Qur‟an di SMK
Negeri 1 Cikampek dilaksanakan 3 kali dalam sepekan yakni pada hari
Selasa, Rabu, dan Kamis dilakukan secara bersama-sama oleh murid dan
guru yang mengajar pada jam pelajaran pertama. Walaupun surah yang
dibaca tidak ditentukan sekolah, tetapi para siswa-siswi memulainya dari
surah al-Fatihah.
Sementara pelaksanaan kegiatan mengaji Al-Qur‟an di SMP Negeri 1
Cikampek juga dilakukan setiap hari Selasa, Rabu dan Kamis.
Pelaksanaannya juga dilakukan di ruang kelas dan dipimpin oleh
ketua/anggota seksi agama yang bertanggung jawab dari masing-masing
kelas. Surah yang dibaca pun tidak ditentukan pihak sekolah.
Adapun faktor pendukung pelaksanaan kegiatan wajib mengaji Al-
Qur‟an di Sekolah-Sekolah Negeri Kecamatan Cikampek ini adalah
karena efektifitas manfaat yang dirasakan para siswa. Kegiatan ini
bermanfaat dalam membantu meningkatkan kemampuan siswa yang

45
46

belum bisa membaca Al-Qur‟an. Sementara bagi siswa yang sudah lancar
membaca dapat pula merasakan dampak penggunaan al-Qur‟an sebagai
dzikir yang menenangkan hati, dan memudahkan berkonsentrasi dalam
belajar, serta memperlancar hafalan surah-surah yang sudah dikuasai.
Masih ada beberapa faktor penghambat kegiatan tersebut, seperti
keterbatasan tenaga pendidik yang dapat membimbing kegiatan, sehingga
juga memberi pengaruh pada kurangnya kemampuan siswa dalam
mengaji. Sedangkan disisi adminitrasi pendidikan dirasakan masih
lemahnya sanksi bagi siswa yang melanggar dengan tidak ikut
melaksanakan kegiatan ini.
Kegiatan wajib mengaji yang dilakukan di sekolah merupakan
cerminan karakter remaja Islam yang berakhlak mulia, yang diharapkan
dapat menjaga diri siswa-siswi dari perbuatan tidak terpuji. Sementara
kegiatan wajib mengaji ini juga menjadi upaya pembentukan tradisi dan
pembiasaan untuk memfungsikan Al-Qur‟an dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan dilaksanakannya kegiatan mengaji Al-Qur‟an di sekolah,
masyarakat telah berpartisipasi untuk dekat dengan Al-Qur‟an.

B. Saran
Berdasarkan pengamatan saat melakukan penelitian, peneliti
memberikan saran-saran terhadap pelaksanaan kegiatan wajib mengaji Al-
Qur‟an di sekolah tersebut agar meningkatkan kemampuan mengaji Al-
Qur‟an kepada siswa secara intensif. Meningkatkan pengawasan dan
bimbingan juga menetapkan peraturan tegas terhadap siswa yang
melanggar dan tidak mengikuti kegiatan tersebut.
Sementara itu, peneliti menyadari bawah hasil penelitian ini sangat jauh
dari kesempurnaan. Oleh karena itu, peneliti menyarankan untuk
melakukan penelitian dalam ruang lingkup masyarakat yang lebih luas.
47

Agar dapat mengetahui pelaksanaan kegiatan wajib mengaji Al-Qur‟an


pada masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M. (1999). Mu'jam Al-Mushthalahat al-Alfadz Al-


Fiqhiyyah. Kairo: Dar Al-Fadhillah.
Ahmad, A. (1983). Dakwah Islam dan Perubahan Sosial. Yogyakarta:
PLP2M.
Amin, S. M. (2009). Ilmu Dakwah. Jakarta: Hamzah.
Amirudin, & Azikin, Z. (2003). Pengantar Metode Penelitian. Jakarta:
Raja Grafindo Persada.
An-Nabiry, F. B. (2008). Meniti Jalan Dakwah: Bekah Perjuangan Para
Da'i. Jakarta: Hamzah.
Anshari, M. H. (1993). Pemahaman dan Pengembangan Dakwah.
Surabaya: Al-Ikhlas.
Arikunto, S. (2009). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara.
Azikin, A. d. (2003). Pengantar Metode Penelitian. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Aziz, M. A. (2004). Ilmu Dakwah. Jakarta: Prenada Media.
Aziz, M. A. (2004). Ilmu Dakwah Edisi Revisi. Jakarta : Kencana.
Aziz, M. A. (2014). Teknik Khutbah Jum‟at Komunikatif. Surabaya: UIN
Sunan Ampel Pres.
Bachtiar, W. (1997). Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah. Jakarta: Logos
Wacana Ilmu.
Badan Pusat Statistik Kabupaten Karawang. (2019). Kecamatan Cikampek
Dalam Angka 2019. Dipetik Februari 17, 2020, dari Publikasi:
https://Karawangkab.bps.go.id/publication/2019/09/26/dd31773f6a
32e5436844aee2/kecamatan-cikampek-dalam-angka-2019.html
Chudlori, M., & Matsna, M. (1984). Pengantar Studi Al-Qur'an. Bandung:
PT. al-Ma'arif.
Daryanto, H. (2008). Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Haroen, H. N. (1997). Ushul Fiqh. Jakarta: Logos Wacana Ilmu.
Haryanto. (1997). Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Imam Taqiyyudin. (t.thn.). Khifayah Al-Akhyar. Semarang: Toha Putra.
Ismatulloh, A. M. (2014). Metode Dakwah dalam Al-Qur'an (Studi
Penafsiran Hamka Terhadap QS. An-Nahl: 125). Lentera.
Khathib, M. K. (2003). Khutbah-Khutbah Rasulullah. Jakarta: Darul
Falah.
Manẓūr, I. (t.th). Lisān al-„Arab. Beirut: Dār Ṣādir.
Muhtar. (2013). Metode Praktis Penelitian Deskriptif Kualitatif. Jakart:
Refrensi.

48
49

Mujieb, M. A., & dkk. (1994). Kamus Istilah Fiqih. Jakarta: PT. Pustaka
Firdaus.
Munawwir, A. W. (1997). Al-Munawwir: Kamus Arab-Indonesia.
Surabaya: Pustaka Progressif.
Munir, M. (2009). Metode Dakwah. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Munir, M., & Illahi, W. (2009). Manajeman Dakwah. Jakarta: Kencana.
Pemerintah Kabupaten Karawang. (2017). Laporan Kinerja Pemerintah
Kabupaten Karawang Tahun 2017. 143.
Profil Cikampek. (t.thn.). Dipetik Februari 17, 2020, dari Pemerintahan
Kabupaten Karawang Prop. Jawa Barat Indonesia:
http://www.Karawangkab.go.id/dokumen/profil-cikampek
Qattan, M. K. (2015). Studi Ilmu-Ilmu Qur'an. Bogor: Pustaka Litera
Antar Nusa.
Rifa'i, M. (2011). Fiqih Islam. Semarang: Karya Putra Toha.
Rofiah, K. (2010). Dakwah Jamaah Tabligh dan Eksistensinya Di Mata
Masyarakat. Ponorogo: STAIN Press.
Rokhman, B. Z. (2018). Penggunaan Ayat Al-Qur‟an dalam Seremoni
Keagamaan: Studi Pemahaman Khatib dalam Teks Khotbah
Jum‟at di Yayasan Waqaf Paramadina Pondok Indah Jakarta
Selatan. Skripsi. Jakarta: UIN Jakarta.
Rubiyanah, A. M. (2010). Pengantar Ilmu Dakwah. Jakarta: Lembaga
Penelitian UIN Syarif Hidayatullah.
Saputra. (2010). Pengantar Ilmu Dakwah. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.
Sheikh, A. b. (2005). Tafsir Ibnu Katsir. Jakarta: Pustaka Imam asy-
Syafi'i.
Shihab, M. Q. (1982). Membumikan Al-Qur'an. Bandung: Mizan.
Shihab, M. Q. (2008). Sejarah dan Ulum Al-Qur'an. Jakarta: Pustaka
Firdaus.
Sudaryono. (2012). Dasar-Dasar Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta:
Graha Ilmu.
Sugiyono. (2008). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: CV.
ALFABETA.
Sukardi. (2009). Metodologi Penelitian Pendidikan: Kompetensi dan
Praktiknya. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Syukir, A. (1983). Dasar-Dasar Strategis Dakwah Islam. Surabaya: Al-
Ikhlas.
Tarwaka. (t.thn.). Produktivitas dan Pemanfaatan Sumber Daya Manusia.
Majalah Hiperkes dan Keselamatan Kerja, XXI (4) dan XXII (1).
Jakarta.
Tim Penyusun Studi Islam IAIN Sunan Ampel. (2005). Pengantar Studi
Islam. Surabaya: IAIN Sunan Ampel Press.
50

Ya'qub, H. (1992). Publisistik Islam, Teknik Dakwah & Leadership.


Bandung: CV. Diponegoro.
Z, M. A. (2017). Karomahan : Studi Tentang Pengamalan Ayat-Ayat Al-
Qur‟an Dalam Praktek Karomahan di Padepokan Macan Putih
Kecamatan Baron Kabupaten Nganjuk. Skripsi, . Surakarta: IAIN
Surakarta.
Zainal, I. (2009). Bimbingan Penyuluhan Islam (Pengembangan Dakwah
Melalui Psikoterapi Islam). Jakarta: Rajawali Pers.
Zarkashi, B. M. (t.thn.). , Al-Burhān fi Ulūm al-Qur‟ān, Vol 1 . Kairo :
Maktabah Dār al-Turāth.
Zayd, N. Ḥ. (1993). Mafhūm al-Naṣ Dirāsat fi Ulūm al-Qur‟ān. Al-Ha‟iah
al-Miṣriyyah al-„Āmmah lil Kitāb.
Zuhro, A. (Februari 2016). Khutbah Jumat Sebagai Media Dakwah
Strategis. Dakwatuna: Jurnal Dakwah dan Komunikasi Islam Vol.
2 No.1, 5-6.
Lampiran Wawancara I

CATATAN WAWANCARA GURU AGAMA SMAN 1 CIKAMPEK

Hari/Tanggal : Rabu, 26 Februari 2020


Pukul : 08.00
Tempat : Ruang Bimbingan Konseling Lt. 2
Keterangan : GA = Guru Agama Bpk. Indra Lesmana, Spd. P= Peneliti

P = “Apakah program mengaji al-Qur‟an di sekolah ini merupakan program


wajib?”
GA = “Diwajibkan tetapi bukan menjadi program unggulan.”
P = “Apakah yang melatarbelakangi kegiatan mengaji Al-qur‟an di SMA Negeri 1
Cikampek?”
GA = “Latar belakang dari kegiatan mengaji Al-qur‟an di SMA N 1 Cikampek ini
adalah pertama sebagai karakter dan pengaplikasian dari bidang studi
pendidikan agama yang digagas oleh guru agama untuk menambahkan nilai-
nilai budi pekerti, maka diadakanlah literasi mengaji al-qur‟an. Tujuannya
adalah menanamkan budi pekerti dengan mencintai Al-qur‟an. Setiap siswa
yang beragama islam harus terbiasa mengaji Al-qur‟an. Dengan metode literasi.
Kegiatan literasi mengaji Al-qur‟an ini diadakan 2x dalam 1 minggu, yaitu pada
hari rabu dan jum‟at. Pada hari rabu kegiatan tersebut dilaksanakan per kelas,
dengan mengaji surah apa saja sesuai keinginan dari masing-masing kelas,
sedangkan pada hari jum‟at kegiatan nya adalah mengaji surah yasin, dipimpin
oleh seorang yang mahir mengaji al-qur‟an dengan fasih baik dari kalangan guru
maupun murid. Dengan estimasi 15-20 menit sebelum kegiatan belajar-mengajar
dimulai.”
P = “Siapa yang menggagas kegiatan mengaji Al-qur‟an tersebut? Dan mengapa
mengadakan kegiatan mengaji Al-qur‟an?”
GA = “Yang menjadi penggagas kegiatan mengaji Al-qur‟an adalah para guru
agama dan para wakil kepala sekolah. Pada tahun 2010 kegiatan mengaji Al-
qur‟an tesebut berawal dengan kegiatan rutin mengaji surah yasin, dengan
alasan sebagai karakter budi pekerti. Dan pada kurikulum 2013 yang
mewajibkan literasi, maka diputuskanlah mengaji al-Qur‟an sebagai salah satu
literasi yang diwajibkan sesuai peraturan kurikulum 2013”
P = “Apakah saat ini masih menggunakan kurikulum 2013 sebagai pedoman inti
dari kegiatan literasi mengaji al-Qur‟an ini?”
GA = “Ya, sampai sekarang masih menggunakan itu”
P = “Kapan kegiatan mengaji al-qur‟an tersebut dilaksanakan?
GA = “Kegiatan literasi mengaji Al-qur‟an ini diadakan 2x dalam 1 minggu, yaitu
pada hari rabu dan jum‟at, dengan estimasi waktu 15-20 menit sebelum kegiatan
belajar-mengajar dimulai.
P = “Mengapa memilih waktu tersebut untuk mengaji Al-qur‟an?”
GA = “Hal tersebut di karenakan waktu yang tersedia adalah sebelum KBM dengan
tujuan agar merefreshkan pikiran siswa-siswi yang akan belajar.”
P = “Dimana kegiatan tersebut dilaksanakan?
GA = “Kegiatan mengaji Al-qur‟an tersebut di laksanakan di dalam ruang kelas
masing-masing.”
P = “Bagaimana pelaksanaan kegiatan mengaji Al-qur‟an tersebut dilakukan?”

51
52

GA = “Pada hari rabu mengaji tersebut dilaksanakan per kelas. Masing-masing kelas
mengaji surah apa saja sesuai keinginan dan kesepakatan yang sudah ditentukan
oleh siswa masing-masing kelas. Sedangkan pada hari jum‟at kegiatan nya
adalah mengaji surah yasin, yang dipimpin/ dipandu oleh seorang yang mahir
dan fasih mengaji al-qur‟an dengan mengunakan speaker atau pengeras suara,
baik dari kalangan guru maupun murid.”
P = “Mengapa pelaksanaan kegiatan mengaji Al-qur‟an tersebut seperti itu?”
GA = “Karena untuk mengepisienkan waktu yang diberikan, jika kegiatan tersebut
dilaksanakan dengan cara bersama-sama akan memakan maktu yang tidak
sedikit.”
P = “Adakah alasan mengapa memilih mengaji Q.S Yasin pada hari jum‟at?
GA = “Alasan mengapa memilih Yasin dikarenakan umumnya masyarakat cikampek
terbiasa dengan mengaji Surah Yasin pada malam/hari jum‟at. Walaupun
sebenarnya pada hari jum‟at lebih afdolnya mengaji Q.S al-Kahfi. Selain itu
mengaji Surat yasin juga waktunya lebih cepat, anak-anak juga sering
mendengar, karena sering didengar dan dibaca disekolah mungkin juga dirumah
jadi mudah saja jika ingin menghafalnya.”
P = “Apakah metode yang digunakan dalam kegiatan mengaji al-qur‟an tersebut?”
GA = “Tidak ada metode khusus yang di gunakan dalam kegiatan mengaji Al-qur‟an
ini, dikarenakan program ini bukanlah program unggulan, hanya sebagai
program tambahan untuk pembiasaan budi pekerti dan juga sebagai
mencerminkan nilai keagamaan.”
P = “Apakah faktor pendukung dalam kegiatan mengaji Al-qur‟an tersebut?”
GA = “Faktor yang mendukung kegiatan mengaji al-qur‟an tersebut dimulai dari
civitas akademika SMA N 1 Cikampek yang ingin akhlak peserta didiknya
mencerminkan karakter keislaman. Kemudian setelah adanya kurikulum 2013,
yang mewajibkan adanya literasi, kegiatan tersebut dijadwalkan menjadi 2x
dalam seminggu. Selain itu pada tahun 2018 pemerintah pusat melalui
kementerian agama menerbitkan surat edaran pemberitahuan tentang kegiatan
magrib mengaji. Sedangkan yang menjadi faktor penghambat kegiatan tersebut
adalah minimnya guru agama, karena hanya ada 5 guru agama. Dan tidak semua
guru mahir mengaji Al-qur‟an dan dapat mengawasi berjalannya kegiatan
tersebut.”
P = “Apakah faktor penghambat atau kendala dalam pelaksanaan mengaji al-
qur‟an?”
GA = “Pasti ada kendalanya. Yang pertama karena disekolah kekurangan orang bisa
memandu kegiatan mengaji al-qur‟an setiap minggunya. Karena tidak banyak
orang yang bisa mengaji al-qur‟an dengan baik dan fasih. Terlebih lagi
disekolah ini hanya memiliki 5 guru agama sedangkan siswa ya lebih dari 1500
orang.”
P = “Solusi untuk kendala yang dihadapi?”
GA = “Untuk kegiatan tersebut, kami para guru agama terkadang meminta bantuan
dari DKM masjid sekolah dan anak-anak Rohis sekolah untuk memandu
kegaitan tadarus al-qur‟an. Pada hari jum‟at khususnya. Karena jika pada hari
rabu, pelaksanaannya kan masing-masing kelas.”
P = “Apakah korelasi visi dan misi sekolah dengan kegiatan literasi mengaji al-
qur‟an tersebut?”
GA = “Korelasi dari visi misi sekolah dengan kegiatan literasi mengaji al-Qur‟an ini
adalah diharapkan siswa-siswi memiliki budi pekerti yang baik ketika berada di
lingkungan rumah, sekolah maupun di lingkungan masyarakat umumnya.
Sedangkan pembiasaan literasi tersebut adalah point yang disimpulkan dari
53

kebijakan pemerintah dalam bidang pendidikan untuk mengembangkkan peserta


didik yang memiliki karakter.”
P = “Adakah sarana dan prasarana dalam pelaksanaan kegiatan mengaji al-qur‟an
tersebut?”
GA = “Untuk sarana dan prasarana tidak ada yang khusus, kami mengunakan apa
yang telah tersedia di sekolah, sarana tambahan hanya dari siswa yang
dianjurkan mengaji Al-qur‟an atau aplikasi al-Qur‟an di hp yang mereka
gunakan.”
P = “Apa siswa-siswi di perbolehkan membawa hp ke sekolah?”
GA = “Ya, sudah di perbolehkan. Kalau dahulu memang tidak di bolehkan, karena
khawatir mengganggu kegiatan belajar mengajar dan kefokusan siswa.”
P = “Mengapa sekarang sekolah mengizinkan siswa membawa hp?”
GA = “kebijakan sekolah mengizinkan siswa membawa hp dikarenakan untuk
memudahkan komunikasi dan akses siswa-siswi pergi dan pulang sekolah
menggunakan ojek online. Selain itu jika mengerjakan tugas dari sekolah dari
internet maka itu sangat dibutuhkan.
P = “Apakah manfaat yang dirasakan dalam kegiatan mengaji al-qur‟an tersebut
baik bagi guru maupun siswa?”
GA = “Alhamdulillah manfaat nya, untuk saya sendiri manfaatnya hati menjadi lebih
tenang dan pikiran ketika akan mengajar lebih segar dan menguatkan hafalan
yang sudah ada. Saya rasa semua guru juga merasakan hal yang sama.”
P = “Bapak sebagai guru agama, apakah kegiatan mengaji al-Qur‟an ini berkaitan
khusus terhadap penilian mata pelajaran agama islam yang bapak ajarkan?”
GA = “Tidak. Karena tujuan dari kegiatan ini hanya sebagai literasi yang
membiasakan siswa-siswi mengaji, dan sebagai pengaplikasian dari nilai agama
sehari-hari. Karena ini sekolah umum bukan sekolah swasta yang berbasis
agama jadi diadakan kegiatan rutin dengan mengaji al-Qur‟an ini sudah menjadi
satu nilai plus untuk kami”
P = “Jadi tidak ada kriteria khusus untuk pelaksanaan kegiatan mengaji al-Qur‟an
ini untuk para siswa?”
GA = “Ya tidak ada kriteria nya, karena siswa siswi mengaji sendiri-sendiri.
kegiatan tersebut juga diikuti bagi siswa-siswi yang beragama islam saja.
54

CATATAN WAWANCARA SISWA SMAN 1 CIKAMPEK


Hari/Tanggal : Rabu, 13 Maret 2020
Pukul : 10.00
Tempat : Ruang Piket
Keterangan : X IPA I AAF = Abdul Aziz Farhan, P = Peneliti

P = “Siapa nama lengkapmu?”


AAF = “Abdul Aziz Farhan”
P = “Berada di kelas berapa kamu saat ini?”
AAF = “X IPA I”
P = “Apakah kalian melakukan kegiatan mengaji al-qur‟ain ini diluar sekolah
(dirumah)?”
AAF = “Ya, saya juga melakukannya dirumah.”
P = “Apakah ada perbedaan antara mengaji al-Qur‟an disekolah dan dirumah?”
AAF = “Kalau baca al-Qur‟an dirumah Cuma sendiri. tapi kalau disekolah bisa bareng
teman-teman.”
P = “Apakah surat yang sedang dibaca?”
AAF = “Surah al-Imran”
P = “Apakah media yang digunakan dalam kegiatan mengaji al-Qur‟an?”
AAF = “al-Qur‟an”
P = “Apakah pihak sekolah menentukan surat yang dibaca?”
AAF = “Tidak. Tapi kalau hari jum‟at selalu yasin.”
P = “Apakah guru mendampingi dan membimbing kalian saat mengaji al-
Qur‟an?”
AAF = “Tidak.”
P = “Apakah guru mengajarkan metode mengaji al-Qur‟an?”
AAF = “Tidak.”
P = “Apakah ada sangsi dari sekolah jika tidak mengaji al-Qur‟an?”
AAF = “Tidak ada”
P = “Apakah kamu senang dalam mengikuti kegiatan mengaji al-Qur‟an ini?”
AAF = “Ya, senang”
P = “Bagaimana tekhnis kegiatan mengaji al-Qur‟an ini dilakukan dikelas?”
AAF = “Setiap anak mendapatkan satu ayat”
P = “Siapa yang mengusulkannya?”
AAF = “Pak Ya‟kub, guru Bahasa Indonesia.
P = “Apakah kamu mengalami kesulitan mengaji al-Qur‟an?”
AAF = “Kalau baca nya Alhamdulillah gak ada tapi paling teman-teman kelas yang
tidak mau diajak bekerja sama, asik main hp, melakukan kegiatan lain.”
P = “Apa manfaat yang kamu dapatkan dari kegiatan ini?”
AAF = “Merasa lebih tenang, lebih dekat sama Allah, menerima pelajaran jai lebih
mudah karena sebelumnya mengaji al-Qur‟an.”
P = “Apa kesan dan pesan untuk kegiatan mengaji al-Qur‟an disekolah ini?”
AAF = “Saya suka dengan kegiatan ini, harapannya kegiatan ini lebih ditingkatkan
lagi.”
55

Hari/Tanggal : Rabu, 13 Maret 2020


Pukul : 10.00
Tempat : Ruang Piket
Keterangan : X IPS III RR= Riani Rahma, P = Peneliti

P = “Siapa nama lengkapmu?”


RR = “Riani Rahma”
P = “Berada di kelas berapa kamu saat ini?”
RR = “X IPS III”
P = “Apakah kalian melakukan kegiatan mengaji al-qur‟ain ini diluar sekolah
(dirumah)?”
RR = “Waktu kecil sampe SD belajarnya di TPQ, tapi sempat malas saat saya masih
SMP, karena di SMP saya sebelummnya tidak melakukan kegiatan mengaji al-
Qur‟an, jadi sekarang karena disekolah menjalankan kegiatan ini saya jadi
terbiasa kembali dirumah juga sering mengaji al-Qur‟an.”
P = “Apakah ada perbedaan antara mengaji al-Qur‟an disekolah dan dirumah?”
RR = “Ya, dirumah saya kalau baca Qur‟an sendiri. tapi kalau disekolah bisa bareng
temen dikelas atau kalau hari jum‟at kan baca Qur‟an nya suka di pandu pakai
speaker.”
P = “Apakah surat yang sedang dibaca?”
RR = “Surah Al-Baqarah”
P = “Apakah media yang digunakan dalam kegiatan mengaji al-Qur‟an?”
RR = “al-Qur‟an di hp”
P = “Apakah pihak sekolah menentukan surat yang dibaca?”
RR = “Tidak. Sama. Kalau hari jum‟at jadwalnya yasinan bareng.”
P = “Apakah guru mendampingi dan membimbing kalian saat mengaji al-
Qur‟an?”
RR = “Tidak.”
P = “Apakah guru mengajarkan metode mengaji al-Qur‟an?”
RR = “Tdak.”
P = “Apakah ada sangsi dari sekolah jika tidak mengaji al-Qur‟an?”
RR = “Tidak ada”
P = “Apakah kamu senang dalam mengikuti kegiatan mengaji al-Qur‟an ini?”
RR = “Ya sangat senang.”
P = “Bagaimana tekhnis kegiatan mengaji al-Qur‟an ini dilakukan dikelas?”
RR = “Mengaji bersama-sama tapi hanya 5 ayat.”
P = “Siapa yang mengusulkannya?”
RR = “Pak indra yang mengusulkan.”
P = “Apakah kamu mengalami kesulitan mengaji al-Qur‟an?”
RR = “Kesulitan kalau baca tajwidnya, selain itu temen-temen kelas juga yang suka
berisik dan banyak maianan.”
P = “Apa manfaat yang kamu dapatkan dari kegiatan ini?”
RR = “Lebih tenang, senang karena pikiran saya jadi lebih fresh sebelum belajar
dimulai. Kalau hari jum‟at kan baca surat yasin, jadi baca surat yasinnya lebih
hafal.”
P = “Apa kesan dan pesan untuk kegiatan mengaji al-Qur‟an disekolah ini?”
RR = “Ya saya juga sama, tapi harapannya ada guru yang bimbing dikelas.”
56

Hari/Tanggal : Rabu, 13 Maret 2020


Pukul : 10.00
Tempat : Ruang Piket
Keterangan : XI IPA I IR = Inaya Rahmania, P = Peneliti

P = “Siapa nama lengkapmu?”


IR = “Inaya Rahmania”
P = “Berada di kelas berapa kamu saat ini?”
IR = “XI IPA I”
P = “Apakah kalian melakukan kegiatan mengaji al-qur‟ain ini diluar sekolah
(dirumah)?”
IR = “Ya, sejak saya masih TK saya sudah terbiasa mengaji al-qur‟an dirumah
bersama orang tua saya.”
P = “Apakah ada perbedaan antara mengaji al-Qur‟an disekolah dan dirumah?”
IR = “Kalau baca al-Qur‟an dirumah sekalian sama umi, jadi ada yang bimbing.
Setiap hari juga setor hafalan sama umi jadi beda, kalau disekolah bareng
temen-temen tapi gak dibimbing secara langsung sama guru-guru.”
P = “Apakah surat yang sedang dibaca?”
IR = “Surah Al-Infithor”
P = “Apakah media yang digunakan dalam kegiatan mengaji al-Qur‟an?”
IR = “al-Qur‟qn di hp”
P = “Apakah pihak sekolah menentukan surat yang dibaca?”
IR = “Kalau hari rabu bebas tidak ditentukan tapi kalau jum‟at memang di tentukan
suratnya.”
P = “Apakah guru mendampingi dan membimbing kalian saat mengaji al-
Qur‟an?”
IR = “Tidak.”
P = “Apakah guru mengajarkan metode mengaji al-Qur‟an?”
IR = “Tidak”
P = “Apakah ada sangsi dari sekolah jika tidak mengaji al-Qur‟an?”
IR = “Tidak”
P = “Apakah kamu senang dalam mengikuti kegiatan mengaji al-Qur‟an ini?”
IR = “Ya senang sekali.”
P = “Bagaimana tekhnis kegiatan mengaji al-Qur‟an ini dilakukan dikelas?”
IR = “Ya, sama. Mengaji bersama-sama tapi terkadang mengaji sendiri-sendiri
melanjutkan bacaan yang ditentukan 3-5 ayat.
P = “Siapa yang mengusulkannya?”
IR = “Kesepakatan bersama dengan wali kelas”
P = “Apakah kamu mengalami kesulitan mengaji al-Qur‟an?”
IR = “Tidak ada yang susah untuk bacanya. Tapi kalau sedang mendapakan siklus
bulanan jadi gak bisa baca.”
P = “Apa manfaat yang kamu dapatkan dari kegiatan ini?” hari jum‟at kan baca
surat yasin, jadi baca surat yasinnya lebih hafal.”
IR = “Selain memperlancar baca al-Qur‟an saya juga menjaga hafalan.”
P = “Apa kesan dan pesan untuk kegiatan mengaji al-Qur‟an disekolah ini?”
IR = “Jadi dengan adanya kegiatan mengaji al-Qur‟an disekolah saya bisa menjaga
hafalan saya dan sering mengulang hafalannya.
57

Lampiran Wawancara II

CATATAN WAWANCARA SMK NEGERI 1 CIKAMPEK


Hari/Tanggal : Selasa, 10 Maret 2020
Pukul : 08.00
Tempat : Ruang Guru
Keterangan : GA = Guru Agama, Ibu Hj. Ikah Sartika S.Ag, M.Pd,I
P= Peneliti

P = “Apakah yang melatarbelakangi kegiatan mengaji Al-qur‟an di SMK Negeri 1


Cikampek?”
GA = “Sebenarnya yang menjadi latar belakang kegiatan mengaji al-Qur‟an ini
adalah keprihatinan kepala sekolah pada remaja yang makin banyak bermain
dan berprilaku yang tidak baik. Beliau ingin agar peserta didiknya dapat
menjaga prilaku, dengan caranya menetapkan kebijakan mengaji al-Qur‟an.
Agar siswa juga dapat terjaga dari hal yang buruk, kebiasaan itu dari hal yang
kecil sampai menjadi kebiasaan yang baik untuk mereka nanti.”
P = “Apakah program mengaji al-Qur‟an di sekolah ini merupakan program
wajib?”
GA = “Ya, program ini diwajibkan”
P = “Siapa saja yang mengikuti program ini?”
GA = “Semuanya. Anak-anak yang jumlahnya lebih dari 1500 dari 7 jurusan
keahlian mengikutinya”
P = “Apakah guru-guru juga mengikuti program ini?”
GA = “Guru-guru juga mengikuti, tapi lebih diwajibkan ketika mengisi mata
pelajaran jam pertama, kalau diluar jam pelajaran, tergantung dari pribadi guru-
gurunya. Kalau untuk saya sendiri saya melakukannya.”

P = “Siapa yang menggagas kegiatan mengaji Al-qur‟an tersebut? Dan mengapa


mengadakan kegiatan mengaji Al-qur‟an?”
GA = “Kepala sekolah yang menjadi penggagas dari kegiatan mengaji al-Qur‟an di
sekolah ini. Karena sebelumnya di SMK ini tidak ada kegiatan mengaji al-
Qur‟an setiap harinya. Jadi seperti yang sudah dijelaskan tadi, beliau ingin
terciptanya lingkungan sekolah yang baik untuk anak-anak dan diharapkan dapat
mengontrol tindakan-tindakan menyimpang kalau lingkungan nya baik.”
P = “Apakah motivasi kepala sekolah saat mengusulkan kegiatan ini?”
GA = “Yang saya tahu dan guru-guru lain ketahui, motivasi kepala sekolah
mengusulkan kegiatan mengaji al-qur‟an ini karena beliau ingin tercipta
lingkungan yang islami dan menginginkan agar peserta didik sebelum belajar
memiliki pikiran yang jernih, perasaan yang nyaman dan hati yang tenang.
Menurut beliau, semua itu dapat dirasakan setelah mengaji al-Qur‟an.”
P = “Kapan kegiatan mengaji al-qur‟an tersebut dilaksanakan?
GA = “Kegiatannya dilaksanakan seiap hari selasa, rabu, dan kamis. 15-20 menit
sebelum belajar”
P = “Apakah ada alasan khusus mengapa memilih hari-hari tersebut untuk
melakukan kegiatan tersebut?”
GA = “Tidak ada alasan khusus, tapi karena setiap hari senin disekolah selalu
melakukan upacara bendera, dan hari jum‟at anak-anak melakukan kegiatan
olahraga dan bersih-bersih sekolah bersama, maka pada hari tersebut ditiadakan
kegiatan mengaji al-Qur‟an pada pagi hari. Sedangkan pada hari sabtu, sekolah
libur karena kegiatan belajar mengajar(KBM) hanya sampai hari jum‟at.
58

P = “Mengapa memilih waktu sebelum belajar untuk mengaji Al-qur‟an?”


GA = “Supaya pikiran anak-anak menjadi lebih segar dan siap menerima pelajaran.”
P = “Dimana kegiatan tersebut dilaksanakan?
GA = “Diruang kelas aja”
P = “Mengapa tidak memakai lapangan sekolah untuk meksanakan kegiatan ini”?
GA = “Efisiensi waktu yah, kalau dilapangan rasanya kurang Efektif dan kondusif”.
P = “Bagaimana pelaksanaan kegiatan mengaji Al-qur‟an tersebut dilakukan?”
GA = “Kegiatannya dilakukan sebelum pelajaran pertama dimulai, dengan di pandu
oleh guru yang mengampu mata pelajaran pada jam pertama. Jika guru jam
pertama.”
P = “Mengapa pelaksanaan kegiatan mengaji Al-qur‟an dipandu oleh guru?”
GA = “Agar siswa mengaji dengan tertib dan juga guru yang membimbing dapat
memantu murid yang belum lancer mengaji.”
P = “Q.S apa yang dibaca?”
GA = “Semua dimulai dari al-Baqarah, setiap harinya siswa mengaji maksimal 5-10
ayat.”
P = “Adakah metode yang digunakan dalam kegiatan mengaji al-qur‟an tersebut?”
GA = “Metodenya biasa aja ya, baca al-qur‟an nya bareng-bareng.”
P = “Adakah faktor pendukung dalam kegiatan mengaji Al-qur‟an tersebut?”
GA = “Yang mendukung kegiatan ini adalah kebijakan kepala sekolah, yang
didukung semua warga sekolah.”
P = “Adakah faktor penghambat atau kendala dalam pelaksanaan mengaji al-
qur‟an?”
GA = “Kendalanya pasti ada aja ya, tapi sejauh ini kendala nya seperti banyak anak-
anak yang belum lancer mengaji al-Qur‟annya. Dan itu jadi evaluasi kami guru-
guru khususnya guru agama dan wali kelas.”
P = “Solusi untuk kendala yang dihadapi?”
GA = “Guru-guru agama bersama wali kelas selalu mengevaluasi setiap
semesternya, jika ada murud yang belum lancer mengaji al-Qur‟an atau bahkan
tidak bisa mengaji nya sama sekali. Nanti pada semester selanjutnya guru agama
dan wali kelas mengoptimalkan agar murid yang tidak bisa mengaji itu
mengalami peningkatan. Caranya bisa dengan membagi waktu belajar materi
dan praktek nya seimbang atau prakteknya lebih dimaksimalkan lagi. Bisa juga
memberi privat mengaji diluar jam pelajaran agama islam. Caranya tergantung
masing-masing guru-agamanya.”
P = “Adakah korelasi visi dan misi sekolah dengan kegiatan literasi mengaji al-
qur‟an tersebut?”
GA = “Kalau korelasi yang khusus gitu mah enggak ada, Cuma ya semua sekolah,
guru-guru juga inginnya anak-anak didiknya menjadi orang yang baik. Imannya
baik, budi pekertinya juga baik, keterampilan dan wawasan ilmu
pengetahuannya juga baik.”
P = “Adakah sarana dan prasarana dalam pelaksanaan kegiatan mengaji al-qur‟an
tersebut?”
GA = “Tidak ada yang khusus ya, hanya al-qur‟an yang dibawa siswa-siswi saja,
bisa mushaf al-qur‟an atau al-Qur‟an digital yang ada di Hp ya.”
P = “Apa siswa-siswi di perbolehkan membawa hp ke sekolah?”
GA = “Ya, sudah dibolehkan”
P = “Mengapa sekarang sekolah mengizinkan siswa membawa hp?”
GA = “Karena kita tau ya sekarang jamannya teknologi informasi komunikasi jadi
meskipun ada dampak negativnya ada juga dampak positivnya. Yang penting
59

kalau disekolah digunakan untuk kebutuhan sekolah. Guru-guru juga ikut


mengontrol penggunaan hp disekolah”.
P = “Apakah manfaat yang dirasakan dalam kegiatan mengaji al-qur‟an tersebut
baik bagi guru maupun siswa?”
GA = “Manfaatnya pasti ada ya, kita tau kalau al-Qu‟an turun itu sebagai hikmah,
jadi pasti banyak manfaatnya, kalau untuk saya sendiri ketika mengaji al-qur‟an
itu menenangkan hati, menjadi dzikir kita kepada Allah, semakin dekat dan
menjadi kebutuhan jika kita selalu mengajinya. Kalau untuk murid juga pasti
ada, contohnya kalau mereka tidak bisa mengaji atau kurang lancer dengan
kegiatan ini anak-anak bisa melancarkan bacaannya.”
P = “Ibu sebagai guru agama, apakah kegiatan mengaji al-Qur‟an ini berkaitan
khusus terhadap penilian mata pelajaran agama islam yang bapak ajarkan?”
GA = “Ya, karna kegiatan ini masuk kedalam KBM jadi ada penilaian nya. Mata
pelajaran apapun di jam pertama, guru yang mengampu mata pelajaran tersebut
diwajibkan untuk menilai. Dan menjadi salah satu indikator kemampuan yang
dievaluasi ketika akhir semester.”
P = “Adakah kriteria khusus untuk pelaksanaan kegiatan mengaji al-Qur‟an ini
untuk para siswa?”
GA = “tidak ada ya, yang penting anak-anak mau mengikuti kegiatan ini, kalau tidak
mau akan banyak kerugian, karena selain tidak bisa mengaji nya nilai nya pun
berkurang.”
P = “Apakah ibu mengetahui bahwa kurikulum 2013 mewajibkan literasi? Apakah
kegiatan mengaji al-Qur‟an sebagai bentuk aplikasi dari program literasi yang di
wajibkan itu?”
GA = “Ya. Disekolah juga melaksanakan program literasi dari kurikulum 2013.
Bentuknya mengaji buku bacaan atau pengetahuan umum. Tetapi untuk mengaji
al-Qur‟an ini bukan aplikasi dari program literasi tersebut.”
60

CATATAN WAWANCARA SISWA SMKN 1 CIKAMPEK


Hari/Tanggal : Selasa, 10 Maret 2020
Pukul : 10.00
Tempat : Ruang Guru
Keterangan : HSW = Haries Setya Wardhana, P = Peneliti

P = “Siapa nama lengkapmu?”


HSW = “Haries Setya Wardhana”
P = “Berada di kelas berapa kamu saat ini?”
HSW = “X TPM 3.”
P = “Apakah kalian melakukan kegiatan mengaji al-qur‟ain ini diluar
sekolah(dirumah)?”
HSW = “Ya, tapi jarang”
P = “Apakah ada perbedaan antara mengaji al-Qur‟an disekolah dan dirumah?”
HSW = “Kalau disekolah barengan sama temen, jadi enak.”
P = “Apakah surat yang sedang dibaca?”
HSW = “Sekarang surat ke 4 an-nisa‟.”
P = “Apakah media yang digunakan dalam kegiatan mengaji al-Qur‟an?”
HSW = “al-Qur‟an di Handphone.”
P = “Apakah pihak sekolah menentukan surat yang dibaca?”
HSW = “Kalau untuk suratnya tidak ditentukan.”
P = “Apakah guru mendampingi dan membimbing kalian saat mengaji al-
Qur‟an?”
HSW = “Kadang ada guru yang dampingi dan kadang juga enggak.”
P = “Apakah ada sangsi dari sekolah jika tidak mengaji al-Qur‟an?”
HSW = “Enggak ada.”
P = “Apakah kamu senang dalam mengikuti kegiatan mengaji al-Qur‟an ini?”
HSW = “Senang”
P = “Bagaimana tekhnis kegiatan mengaji al-Qur‟an ini dilakukan dikelas?”
HSW = “Mengajinya bersama-sama dengan teman-teman, terkadang dengan guru
yang mengajar”
P = “Siapa yang mengusulkannya?”
HSW = “Guru agama.”
P = “Apakah kamu mengalami kesulitan mengaji al-Qur‟an?”
HSW = “Cuma suka males.”
P = “Apa manfaat yang kamu dapatkan dari kegiatan ini?”
HSW = “Jadi lebih mudah dalam menuntut ilmu, lebih sejuk dan tenang.”
P = “Apa kesan dan pesan untuk kegiatan mengaji al-Qur‟an disekolah ini?”
HSW = “Semoga saya dapat menjadi lebih baik untuk ikut program mengaji al-Qur‟a
ini. Dan pengenalan metode nya bisa di tingkatkan lagi saya dan murid yang lain
yang tidak mengerti dapat mengerti.”
61

Hari/Tanggal : Selasa, 10 Maret 2020


Pukul : 10.00
Tempat : Ruang Guru
Keterangan : NS = Nayla Sabila, P = Peneliti

P = “Siapa nama lengkapmu?”


NS = “Nayla Sabila”
P = “Berada di kelas berapa kamu saat ini?”
NS = “X ATPH.”
P = “Apakah kalian melakukan kegiatan mengaji al-qur‟ain ini diluar
sekolah(dirumah)?”
NS = “Ya.”
P = “Apakah ada perbedaan antara mengaji al-Qur‟an disekolah dan dirumah?”
NS = “Kalau di sekolah ada yang ngebimbing, Terus banyak temen juga.”
P = “Apakah surat yang sedang dibaca?”
NS = “Surat al-Imran.”
P = “Apakah media yang digunakan dalam kegiatan mengaji al-Qur‟an?”
NS = “al-Qur‟an saku.”
P = “Apakah pihak sekolah menentukan surat yang dibaca?”
NS = “Tidak.”
P = “Apakah guru mendampingi dan membimbing kalian saat mengaji al-
Qur‟an?”
NS = “Ya, dikelas saya ada guru yang mendampingi dan membimbing.”
P = “Apakah guru mengajarkan metode mengaji al-Qur‟an?”
NS = “Tidak
P = “Apakah ada sangsi dari sekolah jika tidak mengaji al-Qur‟an?”
NS = “Tidak.”
P = “Apakah kamu senang dalam mengikuti kegiatan mengaji al-Qur‟an ini?”
NS = “Ya senang.”
P = “Bagaimana tekhnis kegiatan mengaji al-Qur‟an ini dilakukan dikelas?”
NS = “Setiap bel pertama, ada guru juga yang bimbing siswanya. Gurunya juga guru
mapel pertama. Satu orang satu ayat. Suratnya bisa apa aja. Kalau Surat pendek
mah 1orng satu surat.”
P = “Siapa yang mengusulkannya?”
NS = “Dari awal masuk sudah diajarkannya seperti itu oleh guru yang pertama
masuk ketika itu. Biar ketauan siapa aja yang belum bisa baca alquran.”
P = “Apakah kamu mengalami kesulitan mengaji al-Qur‟an?”
NS = “Tidak ada”
P = “Apa manfaat yang kamu dapatkan dari kegiatan ini?”
NS = “Manfaatnya ya ngelancarin lagi baca al- qur‟an nya.”
P = “Apa kesan dan pesan untuk kegiatan mengaji al-Qur‟an disekolah ini?”
NS = “Pesannya ya lebih semangat lagi aja.”
62

Hari/Tanggal : Selasa, 10 Maret 2020


Pukul : 10.00
Tempat : Ruang Guru
Keterangan : YD = Yoga Dimasya, P = Peneliti

P = “Siapa nama lengkapmu?”


YD = “Yoga Dimasya”
P = “Berada di kelas berapa kamu saat ini?”
YD = “X TPM 5.”
P = “Apakah kalian melakukan kegiatan mengaji al-qur‟ain ini diluar
sekolah(dirumah)?”
YD = “Ya. Tetapi tidak sering mengaji”
P = “Apakah ada perbedaan antara mengaji al-Qur‟an disekolah dan dirumah?”
YD = “Sama juga”
P = “Apakah surat yang sedang dibaca?”
YD = “Surat al-Baqarah”
P = “Apakah media yang digunakan dalam kegiatan mengaji al-Qur‟an?”
YD = “al-Qur‟an yang ada di Handphone.”
P = “Apakah pihak sekolah menentukan surat yang dibaca?”
YD = “Tidak.”
P = “Apakah guru mendampingi dan membimbing kalian saat mengaji al-
Qur‟an?”
YD = “Sama. Suka di dampingin dan di bimbing.”
P = “Apakah ada sangsi dari sekolah jika tidak mengaji al-Qur‟an?”
YD = “Enggak.”
P = “Apakah kamu senang dalam mengikuti kegiatan mengaji al-Qur‟an ini?”
YD = “Ya.”
P = “Bagaimana tekhnis kegiatan mengaji al-Qur‟an ini dilakukan dikelas?”
YD = “Ya, saya juga. Bareng-bareng. Tapi bacanya sebelum pelajaran dimulai.”
P = “Siapa yang mengusulkannya?”
YD = “Pak Aeb”
P = “Apakah kamu mengalami kesulitan mengaji al-Qur‟an?”
YD = “Sulit mengajinya”
P = “Apa manfaat yang kamu dapatkan dari kegiatan ini?”
YD = “Sedikit-sedikit jadi bisa baca al-Qur‟an”
P = “Apa kesan dan pesan untuk kegiatan mengaji al-Qur‟an disekolah ini?”
YD = “Semoga saya juga bisa lebih lancer dengan adanya program ini saya jadi
lebih belajar lagi.”
63

Lampiran Wawancara III

CATATAN WAWANCARA SMP NEGERI 1 CIKAMPEK


Hari/Tanggal : Jum‟at, 20 Maret 2020
Pukul : 10.00
Tempat : Ruang Koperasi
Keterangan : GA = Guru Agama, Ibu Hj. Iis, P = Peneliti

P = “Apakah yang melatarbelakangi kegiatan mengaji Al-qur‟an di SMP Negeri 1


Cikampek?”
GA = Awal pembiasaan itu dulu udah dari bapak kepala sekolah serahnya teh
membiasakan siswa-siswinya supaya mau bertadarus al-Qur‟an intinya mah
begitu. Sedikit-sedikit bagi yang belum bisa baca bisa di sorogan. Sorogan itu
satu per satu. Bagi yang belum bisa sama sekali. Kalau yang lain bisa, sok
bareng-bareng, kalau yang enggak bisa, di tes sama gurunya langsung. Intinya
mah begitu, istilahnya mah disebut terapi. Supaya yang sama sekali tidak bisa
jadi terlatih. Jadi ada khusus terapi mengaji al-qur‟an. Setiap hari tapinya, kan
lama-lama dia sedikit sedikit mengenal ya, jadi in syaallah mah bisa walaupun
dirumah dia tidak mengaji al-qur‟an atau jarang.
P = “Apakah program mengaji al-Qur‟an di sekolah ini merupakan program
wajib?”
GA = “Harus, karena kan ini the peraturan sekolah yah. Jadi diharuskan mengaji al-
Qur‟an.”
P = “Siapa yang menggagas kegiatan mengaji Al-qur‟an tersebut? Dan mengapa
mengadakan kegiatan mengaji Al-qur‟an?”
GA = “Yang menggagas itu kepala sekolah, Alm. H. Engkus Kusnaedi. Inginnya
untuk anak mencintai al-qur‟an dan membiasakan bertararus al-qur‟an walaupun
dirumah tidak melakukannya. Kan kalau tidak dipaksakan gak mungkin baca
sendiri. ari disini mah kan peraturan dan tata tertib jadi otomatis mau mengikuti.
Apapun. Yang gak bisa ya langsung di tes ketika itu juga sama gurunya. Yang
kebetulan pas jam pertama dia belajar. Bareng-bareng dibimbing. Dari 2007 dari
beliau pindah kesini.
P = “Dalam Kurikulum 2013 dikatakan bahwa adanya kewajiban litersi untuk
peserta didik. Apakah di SMP ini menggunakan kurikulum 2013 sebagai
pedoman inti dari kegiatan literasi mengaji al-Qur‟an ini?”
GA = “Kalau pedomannya mah kebijakan kepala sekolah ketika itu, bukan
kurikulum 2013 ya. Kalau kebijakan untuk kegiatan liteasi juga ada tapi bukan
mengaji al-qur‟an tetapi baca buku biasa. Pengetahuan umum biasa.
P = “Sejak kapan program pembiasaan mengaji al-qur‟an tersebut dilaksanakan?
GA = “Dari 2007. Ari dulu mah harinya selasa sampai jum‟at. Sekarang mah harinya
selasa sampai kamis. Senin dipakai upacara. Jum‟at sekarang dipakai senam
sama gotong royong.”
P = “Mengapa memilih waktu tersebut untuk mengaji Al-qur‟an?”
GA = “Supaya siswa-siswi teh bisa dimudahkan belajarnya. Kan tidak salah kalau
diawali dengan yang baik mah. Supaya sebelum belajar pikiran siswa-siswi jadi
terbuka sehingga dapat menerima pelajaran dengan baik.”
P = “Dimana tempat kegiatan tersebut dilaksanakan?
GA = “Tempatnya mah ya diruang kelas masing-masing.”
P = “Bagaimana pelaksanaan kegiatan mengaji Al-qur‟an tersebut dilakukan?”
64

GA = “Pelaksanaannya biasa dimulai dari al-fatihah sampai seterusnya. Jadi teh


setiap kelas punya target dan caranya masing-masing. Tidak ditentukan dari
sekolah bagaimana caranya. Mereka berkordinasi saja dengan guru wali kelas
tapi diserahkan lagi pada siswa siswi yang akan melakukannya. Setiap kelas
punya seksi agama yang akan bertanggung jawab, dan mencatat kegiatan
mengaji al-qur‟an ini. Jadi misalkan mereka bisa 10 ayat dengan waktu 15 menit
ya tidak apa-apa. Tapi kalau mereka bisanya 1 ayat juga boleh. Nanti dicatat
oleh seksi agamanya, kalau guru jam pertama belum masuk dan mereka sudah
mengaji al-qur‟an terlebih dahulu nanti dilaporkan keguru yang bersangkutan.”
P = “Apakah pada hari jum‟at mengaji Q.S Yasin?”
GA = “Kalau hari jum‟at enggak baca, karena hari jum‟at dipakai senam bersama
dan
P = “Adakah metode yang digunakan dalam kegiatan mengaji al-qur‟an tersebut?”
GA = “Tidak ada metode khusus.”
P = “Apakah faktor pendukung dalam kegiatan mengaji Al-qur‟an tersebut?”
GA = “Pendukung nya kebijakan kepala sekolah yah saat itu. Para guru juga sangat
merespon positive kegiatan ini. Orang tua murid juga sangat mendukung.”
P = “Apakah faktor penghambat atau kendala dalam pelaksanaan mengaji al-
qur‟an?”
GA = “Yang menjadi penghambat itu saat pergantian kepala sekolah setelah Pak
Haji Engkus. Dua kepala sekolah sesudah beliau itu kurang memperhatikan
kegiatan ini. Dulu saat dipimpin oleh Almarhum Pak Haji Engkus, ada
kebijakan point. Jadi siswa-siswi punya buku point. Kalau tidak mengaji al-
qur‟an dikenakan point. Karena itu termasuk melanggar peraturan. Tapi kepala
sekolah setelah beliau tidak lagi memberlakukan sistem point ini. Tapi
Alhamdulillah kan baru ganti kepala sekolah yang baru. Baru dua bulan. Jadi
lagi digiatkan kembali.
P = “Solusi untuk kendala yang dihadapi?”
GA = “Ya inti mah semoga aja diberlakukan lagi sistem point. Karena ini menjadi
solusi juga untuk siswa-siswi yang malas tidak mau mengaji al-Qur‟an.”
P = “Adakah korelasi visi dan misi sekolah dengan kegiatan literasi mengaji al-
qur‟an tersebut?”
GA = “Semua guru mah juga kepingin anak didiknya jadi orang yang bertaqwa,
soleh, berakhlak mulia, semoga pembiasaan mengaji al-Qur‟an ini jadi bekel
buat anak-anak. Seperti harapan guru-guru.
P = “Adakah sarana dan prasarana dalam pelaksanaan kegiatan mengaji al-qur‟an
tersebut?”
GA = “Tidak ada yah.”
P = “Apa siswa-siswi di perbolehkan membawa hp ke sekolah?”
GA = “dulu mah enggak boleh. Ya ini mah karena kebijakan kepala sekolah sebelum
Pak Toib. Yang mengizinkan siswa-siswi membawa hp ke sekolah.”
P = “Mengapa sekarang sekolah mengizinkan siswa membawa hp?”
GA = “Alasannya mah yah karena untuk menunjang pelajaran yang membutuhkan
internet jadi siswa dibolehkan membawa hp. Kadang orang tua juga suka
jemput. Barangkali janjian sama orang tuanya. Kadang suka naik grab/gojek
untuk pulang sekolah gitu.”
P = “Apakah manfaat yang dirasakan dalam kegiatan mengaji al-qur‟an tersebut
untuk guru-guru?
GA = “Kalau orang yang suka baca al-Qur‟an mah pasti banyak manfaat nya. Lebih
tenang, deket sama Allah ngerasa dilindungin. Atuh kalau mau ngajar juga lebih
enak. Karena udah jadi kebutuhan yang harus dipenuhi.”
65

P = “Ibu sebagai guru agama, apakah kegiatan mengaji al-Qur‟an ini berkaitan
khusus terhadap penilian mata pelajaran agama islam yang Ibu ajarkan?”
GA = “Kalau penilaian khusus langsung ke mata pelajaran mah enggak. Cuma kalau
ada murid yang belum bisa sama sekali the jadi pr saja buat guru-guru.”
66

CATATAN WAWANCARA SISWA SMPN 1 CIKAMPEK

Hari/Tanggal : Kamis, 26 Maret 2020


Pukul : 10.00
Tempat : Ruang Guru
Keterangan : RNF = Regy Nur Fiqri, P = Peneliti

P = “Siapa nama lengkapmu?”


RNF = “Regy Nur Fiqri.”
P = “Berada di kelas berapa kamu saat ini?”
RNF = “Kelas VII.1”
P = “Apakah kalian melakukan kegiatan mengaji al-qur‟ain ini diluar
sekolah(dirumah)?”
RNF = “Ya”
P = “Apakah ada perbedaan antara mengaji al-Qur‟an disekolah dan dirumah?”
RNF = “Kalau disekolah rutin, tapi kalau dirumah suka kadang males.”
P = “Apakah surat yang sedang dibaca?”
RNF = “Surat al-Baqarah”
P = “Apakah media yang digunakan dalam kegiatan mengaji al-Qur‟an?”
RNF = “al-Qur‟an di hp.”
P = “Apakah pihak sekolah menentukan surat yang dibaca?”
RNF = “Enggak.”
P = “Apakah guru mendampingi dan membimbing kalian saat mengaji al-
Qur‟an?”
RNF = “Kalau gurunya gak telat biasa bareng baca al-Qur‟annya. Dan dikasih tau
kalau ada yang salah bacaannya.”
P = “Apakah guru mengajarkan metode mengaji al-Qur‟an?”
RNF = “Enggak tau.”
P = “Apakah ada sangsi dari sekolah jika tidak mengaji al-Qur‟an?”
RNF = “Enggak ada.”
P = “Apakah kamu senang dalam mengikuti kegiatan mengaji al-Qur‟an ini?”
RNF = “Ya seneng.”
P = “Bagaimana tekhnis kegiatan mengaji al-Qur‟an ini dilakukan dikelas?”
RNF = “Bacanya bareng. Tapi baca sendiri-sendiri, kalau guru jam pelajaran pertama
belum mulai.”
P = “Siapa yang mengusulkannya?”
RNF = “Guru matematika, wali kelas saya.”
P = “Apakah kamu mengalami kesulitan mengaji al-Qur‟an?”
RNF = “Ya sedikit ada kesulitan”
P = “Apa manfaat yang kamu dapatkan dari kegiatan ini?”
RNF = “Saya jadi bisa lebih lancar baca qur‟annya. Kalau belajar jadi cepet ngerti.”
P = “Apa kesan dan pesan untuk kegiatan mengaji al-Qur‟an disekolah ini?”
RNF = “Kesannya pasti seneng, jadi belajar lagi.”
67

Hari/Tanggal : Kamis, 26 Maret 2020


Pukul : 10.00
Tempat : Ruang Guru
Keterangan : NA = Nuraini, P = Peneliti

P = “Siapa nama lengkapmu?”


NA = “Nuraini.”
P = “Berada di kelas berapa kamu saat ini?”
NA = “Kelas VIII.5”
P = “Apakah kalian melakukan kegiatan mengaji al-qur‟ain ini diluar
sekolah(dirumah)?”
NA = “Ya.”
P = “Apakah ada perbedaan antara mengaji al-Qur‟an disekolah dan dirumah?”
NA = “Disekolah lebih suka baca al-Qur‟annya sama temen-temen.”
P = “Apakah surat yang sedang dibaca?”
NA = “Surat al-Mulk”
P = “Apakah media yang digunakan dalam kegiatan mengaji al-Qur‟an?”
NA = “al-Qur‟an biasa.”
P = “Apakah pihak sekolah menentukan surat yang dibaca?”
NA = “Iya, enggak ditentuin.”
P = “Apakah guru mendampingi dan membimbing kalian saat mengaji al-
Qur‟an?”
NA = “Kadang di dampingin kadang enggak.”
P = “Apakah guru mengajarkan metode mengaji al-Qur‟an?”
NA = “Enggak tau juga.”
P = “Apakah ada sangsi dari sekolah jika tidak mengaji al-Qur‟an?”
NA = “Dipanggil ke ruang BK.
P = “Apakah kamu senang dalam mengikuti kegiatan mengaji al-Qur‟an ini?”
NA = “saya juga seneng.”
P = “Bagaimana tekhnis kegiatan mengaji al-Qur‟an ini dilakukan dikelas?”
NA = “Baca nya bersama-sama dan guru yang mau mengajar”
P = “Siapa yang mengusulkannya?”
NA = “Guru Agama yang mengajarkannya.”
P = “Apakah kamu mengalami kesulitan mengaji al-Qur‟an?”
NA = “Ya. Saya juga sedikit kesulitan kalau gak ada guru dikelas. Karena dikelas
suka berisik.”
P = “Apa manfaat yang kamu dapatkan dari kegiatan ini?”
NA = “Pikirannya tenang, kalau mau belajar juga enak,
P = “Apa kesan dan pesan untuk kegiatan mengaji al-Qur‟an disekolah ini?”
NA = “Seneng, seru walaupun suka ke ganggu sama temen-temen yang berisik tapi
tetep ada manfaatnya. Pesannya semoga temen-temennya gak berisik kalau ada
yang gak baca al-Qur‟an.”
68

Hari/Tanggal : Kamis, 26 Maret 2020


Pukul : 10.00
Tempat : Ruang Guru
Keterangan : SRW = Sari Ratna Wati, P= Peneliti

P = “Siapa nama lengkapmu?”


RSW = “Sari Ratna Wati.”
P = “Berada di kelas berapa kamu saat ini?”
RSW = “Kelas IX.2”
P = “Apakah kalian melakukan kegiatan mengaji al-qur‟ain ini diluar
sekolah(dirumah)?”
RSW = “Ya.”
P = “Apakah ada perbedaan antara mengaji al-Qur‟an disekolah dan dirumah?”
RSW = “Ada kalau di sekolah paling baca 5 ayat kalo di rumah kadang lebih atau bisa
aku baca sampe selesai kaya surat Ar-Rahman aku baca sampe selesai. Dan
kalau di sekolah bacanya Cuma waktu pas mau mulai pelajaran atau belum
masuk aja.”
P = “Apakah surat yang sedang dibaca?”
RSW = “Surat al-maidah.”
P = “Apakah media yang digunakan dalam kegiatan mengaji al-Qur‟an?”
RSW = “al-Qur‟an di hp juga.”
P = “Apakah pihak sekolah menentukan surat yang dibaca?”
RSW = “Kalau ditentuin mah enggak tapi dikasih tau kalau dimulainnya dari al-
fatihah.”
P = “Apakah guru mendampingi dan membimbing kalian saat mengaji al-
Qur‟an?”
RSW = “Selalu di dampingin.”
P = “Apakah guru mengajarkan metode mengaji al-Qur‟an?”
RSW = “Sama saya juga gak tau.”
P = “Apakah ada sangsi dari sekolah jika tidak mengaji al-Qur‟an?”
RSW = “Sama wali kelas di tegur.”
P = “Apakah kamu senang dalam mengikuti kegiatan mengaji al-Qur‟an ini?”
RSW = “Pastilah seneng.”
P = “Bagaimana tekhnis kegiatan mengaji al-Qur‟an ini dilakukan dikelas?”
RSW = “Bareng-bareng satu kelas abis baca al-quran juga kita biasanya suka baca
asmaul husna.”
P = “Siapa yang mengusulkannya?”
RSW = “Awalnya dari wali kelas terus kita udah terbiasa kaya gitu. Wali kelas saya
guru Agama Islam”
P = “Apakah kamu mengalami kesulitan mengaji al-Qur‟an?”
RSW = “Alhamdulillah engga sih kalo dari aku sendiri.”
P = “Apa manfaat yang kamu dapatkan dari kegiatan ini?”
RSW = “Ngerasain belajarnya jadi lebih tenang sama semangat.”
P = “Apa kesan dan pesan untuk kegiatan mengaji al-Qur‟an disekolah ini?”
RSW = “Kesannya seru aja. Apalagi udah mau lulus jadi kaya buat kenangan yang
bagus dan bermanfaat yang pernah dilakuin pas sekolah. Pesannya semoga
aturan dan sangsinya lebih perjelas.”
69

Lampiran III
Gambar dokumentasi penelitian
70
71

Anda mungkin juga menyukai