SKRIPSI
Diajukan Kepada Jurusan Tarbiyah
Institut Agama Islam Negeri Surakarta
Untuk Memenuhi sebagian Persyaratan
Guna Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam
Oleh
Anik Kurniawati 26.09.3.1.027
i
NOTA PEMBIMBING I
Kepada
IAIN Surakarta
Di Surakarta
NIM: 26.09.3.1.027
Telah memenuhi syarat untuk diajukan pada siding munaqosyah skripsi. Atas
perhatiannya kami ucapkan terima kasih.
Pembimbing I
ii
NOTA PEMBIMBING II
Kepada
IAIN Surakarta
Di Surakarta
NIM : 26.09.3.1.027
Telah memenuhi syarat untuk diajukan pada siding munaqosyah skripsi. Atas
perhatiannya kami ucapkan terima kasih.
Pembimbing II
iii
PENGESAHAN
iv
HALAMAN MOTTO
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
mengarahkan kami dengan tulus dan penuh kesabaran, sehingga saya bisa
2. Kakak-kakakku yang sangat saya sayangi yaitu mbak Fitri dan mbak Rita
3. Keponakanku yang lucu-lucu yaitu Rizky, Jihan dan Hasna yang selalu
belajar.
Suasana jalan-jalan yang selalu kita nantikan adalah suatu hal yang akan
vi
7. Buat Andri juga yang tak lelah selalu menggangguku dalam kesibukanku,
Andri yang selalu mudah putus asa dalam mengahadapi segala hal, selalu
9. Buat mbak Arifah Septiana Utami, terima kasih banyak telah membantu
10. Buat mbak Shol terima kasih juga diawal semester selalu bersama-sama
11. Febi, Eky, Alfiyah yang selalu bersama-sama dikos-kosan sehari dalam
12. Buat Ary yang selalu bersama-sama dalam bimbingan dan memberikan
aku segala informasi agar skripsiku segera selesai, jalan kesana kemari
selalu bersama.
13. Dwi, Eteks dan Lulu’ yang selalu membuat hari-hariku teringat dengan
suasana di Ma’had.
14. De’ Ika yang selalu bersama-sama saat menunggu bus, jalan kaki dan
mengerjakan tugas kuliah. Selalu khawatir kalau masuk pagi busnya gak
ada.
15. Buat Farida, Fifi dan mbak Cimut, makasih banyak ya atas tumpangan
16. Tak lupa buat semua teman-temanku kelas B yang selalu ramai saat
kuliah, bekerja sama dalam mengerjakan tugas dan ujian, pokoknya seru.
vii
ABSTRAK
viii
KATA PENGANTAR
yang telah memberikan rahmat, hidayah, serta karunianya sehingga peneliti dapat
menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan tanpa adanya bantuan dari
berbagai pihak. Untuk itu, dengan rasa hormat penulis mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Bapak Dr. Imam Sukardi selaku Rektor IAIN Surakarta, yang telah
2. Bapak Dr. H. Giyoto M Hum, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
sabar dan ikhlas telah memberikan bimbingan dalam penulisan skripsi ini.
5. Bapak Muhammad Munadi S.Pd. M. Pd selaku dosen wali studi yang telah
perkuliahan.
ix
6. Para dosen dan staff pengajar IAIN Surakarta yang telah membekali ilmu
skripsi ini.
penelitiaan ini.
hasilnya masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu segala saran dan
ini.
x
DAFTAR ISI
xi
c. Hal-Hal Yang Mempengaruhi Terhadap Keterampilan
Membaca ........................................................................... 24
3. Tinjauan Tentang Membaca Al-Qur’an .................................... 27
a. Pengertian Membaca Al-Qur’an ............................................. 27
b.Manfaat Membaca Al-Qur’an ................................................. 29
c. Kaidah Membaca Al-Qur’an .................................................. 30
d.Etika Membaca Al-Qur’an ..................................................... 32
B. Kajian Hasi Penelitian .................................................................. 33
C. Kerangka Berpikir ........................................................................ 36
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ........................................................ 39
A. Metode Penelitian .......................................................................... 39
B. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................ 39
C. Subyek dan Informan penelitian .................................................... 40
D. Teknik Pengumpulan Data ............................................................. 40
E. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data ........................................... 42
F. Teknik Analisis Data .................................................................... 43
xii
BAB V PENUTUP ..................................................................................... 69
A. Kesimpulan ................................................................................... 69
B. Saran ..................................................................................... 69
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
ABSTRAK
BAB I
PENDAHULUAN
proses belajar mengajar ini merupakan sesuatu yang kompleks. Proses tersebut
terdiri dari beberapa bagian yang saling kait mengait, dan memiliki fungsi
mengajar, siswa yang belajar, guru yang mengajar, metode mengajar, alat
1
2
yang penting dalam proses pembelajaran (M. Ngalim Purwanto, 2007 : 104).
selama peserta didik belum dapat belajar dan belum mengalami perubahan
Salah satu cara yang paling efektif untuk belajar adalah dengan
membaca. Namun sayangnya, bagi sebagian orang bahkan juga siswa, aktifitas
salah satu keterampilan yang harus dikuasai untuk dapat menjalankan proses
belajar Al-Qur’an.
Tetapi pada kenyataan untuk saat ini masih banyak siswa yang
2006 dijelaskan bahwa Pendidikan Agama Islam terdiri dari beberapa ruang
komunitas sekolah.
mencakupi ruang lingkup PAI dengan baik, seorang guru bisa menangani
dimana ditekankan siswa harus lebih aktif yaitu murid menghadap kepada
guru ”satu persatu” dengan membaca kitab/buku yang telah ditentukan. Bila
ada bacaan yang salah atau pemaknaan dan pemahaman yang salah guru
Boyolali ini guru Pendidikan Agama Islam memilih menggunakan metode ini,
karena dengan menggunakan metode ini seorang guru akan lebih mudah
di SDN ini mengatakan bahwa sekolah ini adalah salah satu sekolahan
inplinsif. Yaitu sekolahan yang memberikan jam tambahan bagi para siswanya
yang mengalami kesulitan dalam belajar. Jam tambahan ini diberikan pada
semua mata pelajaran, tidak hanya pada mata pelajaran agama saja.
metode sorogan ini tidak diterapkan di SDN I Sidomulyo dan juga di SDN II
sekolah umum, guru PAI selalu menerapkan metode sorogan ini, karena
menurut guru PAI SDN III Sidomulyo dengan penerapan metode ini siswanya
banyak yang tertolong, yaitu yang awalnya belum bisa membaca Al-Qur’an,
Walaupun metode ini termasuk metode yang tradisional yang biasanya metode
kuning.
Maka dari itu akan diteliti lebih lanjut tentang Pelaksanaan Metode Sorogan
B. Identifikasi Masalah
1. Masih banyak siswa Sekolah Dasar Negeri (SDN) yang belum bisa
Boyolali
terus menerus dengan alasan utama tidak adanya waktu atau kesempatan
C. Pembatasan Masalah
terarah dan mendalam maka dalam penelitian ini masalah yangakan diambil
Al-Qur’an Pada Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Negeri (SDN) III Sidomulyo,
Ampel, Boyolali.
6
D. Rumusan Masalah
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah ingin
F. Manfaat Penelitian
1. Secara teoritis
2. Secara praktis
a. Bagi Siswa
b. Bagi guru
pustaka.
8
BAB II
LANDASAN TEORI
A. KAJIAN TEORI
dibimbing. Proses interaksi ini akan berjalan dengan baik kalu siswa
8
9
1993:117)
ini juga dipakai oleh para kiyai untuk mengajarkan secara mendalam
ketempat lain guna mengulang atau merenung kembali apa yang baru
(Hasbullah, 1995:26)
pembelajaran. Ketika salah satu unsur itu tidak ada, maka dalam proses
dari itu dibawah ini dijelaskan tentang yang harus ada dalam
1) Anak didik
2) Tujuan
3) Situasi
tidaklah selamanya sama dari hari kehari. Pada suatu waktu guru
ruangan yang terbuka. Di lain waktu sesuai dengan sifat bahan dan
4) Fasilitas
5) Guru
pembelajaran.
tersebut.
kedua pihak dan setiap pelajaran biasanya dimulai dengan bab baru.
membimbingnya.
bersama-sama.
berhenti. Hal ini dilakukan secara bergiliran dari santri atau murid
yang telah siap dengan batas waktu yang dikehendaki ustadz atau
karena tidak efisien dan membuat pihak guru cepat lelah lantaran
murid.
18
muridnya.
siswa.
Arab.(M.Habib Chirzin,1990:29)
evaluasi itu santri dan kiyai terlibat langsung dalam diskusi. (Imron
Arifin, 1993:118)
bahkan tingkat tinggi. Untuk tingkat lanjutan dapat saja yang dimulai
belajar. Tiada hari tanpa belajar adalah ungkapan yang tepat bagi
diatasi, tetapi pada waktu yang lain muncul lagi kasus kesulitan
membaca anak didik yang lain. Dalam setiap bulan atau bahkan dalam
keberhasilan belajar anak didik ini sangat tidak disenangi oleh guru
dan bahkan oleh anak didik itu sendiri.Tetapi disadari atau tidak
memuaskan.
kesulitan belajar adalah anak didik yang tidak bisa belajar wajar,
2008:246)
4) Anak didik menunjukkan sikap yang kurang wajar, seperti acuh tak
ditunjukkan kepada orang lain. Dalam hal ini misalnya anak didik
sepermainannya.
rendah.
dikarenakan faktor intern yaitu anak tidak menyukai pada bahsa asing,
Selain itu juga karena faktor ekstern yaitu tidak adanya guru yang mau
Qur’an, karena belajar Arab itu tentu harus dibantu oleh guru.
menegaskan:
Artinya:
“Karena itu bacalah apa yang mudah (bagimu) dari Al Quran. Dia
mengetahui bahwa akan ada di antara kamu orang-orang yang sakit
dan orang-orang yang berjalan di muka bumi mencari sebagian karunia
Allah; dan orang-orang yang lain lagi berperang di jalan Allah, Maka
bacalah apa yang mudah (bagimu) dari Al Quran”
ini tentu benar, jika tidak membangun pola pikir yang benar terhadap
sehari-hari.
bahwa otak atau pikiran akan lebih mudah untuk menyerap dan
rendah. Dengan demikian, kondisi fisik dan psikis yang relaks akan
Dan setelah itu siswa akan terbentuk peta pemikiran yaitu masalah-
masalah yang ada pada diri siswa harus dihilangkan dulu sementara,
yaitu dengan cara konsentrasi. Dan siswa juga harus dalam keadaan
yang rileks yaitu dalam keadaan santai tanpa ada suatu beban apapun.
27
kepada peserta didik sebelum mengajarkan yang lainnya. Hal ini sesuai
2003:69)
pertama kali diberikan kepada anak didik, setelah itu baru pelajaran
(Ismail, 2008:11)
teks secara verbal dan non verbal. Juga perintah untuk menulis dengan
yang verbal (teks) saja, tetapi juga non verbal yaitu dunia dan seisinya
Allah SWT.
kembali kepada-Nya.
30
didunia.
melupakan terhadap kitab sucinya, akan tetapi juga akan merasa jauh
berikut:
dari lisan, seperti alif dan ba’, terdapat huruf yang makhrajnya
membaca Al-Qur’an.
diantaranya adalah;
stimulasi orang tua dan inteligensi yang dimiliki. Dalam penelitian ini
dengan kemampuan siswa untuk membaca Al-Qur’an adalah peran orang tua
Al-Qur’an Siswa Kelas IV SDN III Sidomulyo ini lebih menekankan pada
agar para siswa yang belum bisa membaca Al-Qur’an dapat tertolong.
dengan rendahnya minat baca siswa terhadap materi bacaan apapun, termasuk
membaca Al-Qur’an.
35
tentang sebuah metode yang digunakan oleh guru Pendidikan Agama Islam
Qur’an.
kali pertemuan dalam satu minggu dan hanya dengan waktu 45 menit dan
ditempuh hanya satu semester aja, anak sudah dapat menguasai Baca Tulis Al-
Qur’an dengan benar. Dan dengan menggunakan metode tarsana ini, ada juga
Qur’an Siswa Kelas IV SDN III Sidomulyo Ampel Boyolali Tahun 2011/2012
menitikberatkan pada lagu, jika metode sorogan ini lebih menekankan pada
36
mendapatkan hasil yang lebih baik. Dan seorang guru dapat mengetahui
C. Kerangka Berfikir
itu, membaca juga dipahami sebagai proses untuk mengenal kata dan
memadukan arti kata dalam kalimat dan struktur bacaan. Hasil akhir dari
proses membaca adalah seseorang mampu membuat intisari dari bacaan yang
dibacanya.
tersebut adalah adanya minat dari dalam diri seseorang untuk membaca, serta
keterlibatan orang lain seperti guru, orang tua dan lingkungan untuk dapat
untuk membaca. Aspek minat terdiri dari aspek kognitif dan aspek afektif.
Aspek kognitif berupa konsep positif terhadap suatu obyek dan berpusat pada
manfaat dari obyek tersebut. Aspek afektif nampak dalam rasa suka atau tidak
manfaat membaca, frekuensi membaca dan jumlah buku bacaan yang pernah
dibaca oleh anak. Minat membaca dapat dikatakan sebagai sikap positif dan
adanya rasa keterikatan dalam diri anak terhadap aktivitas membaca dan
dipengaruhi oleh berbagai aspek yang melingkupinya, baik aspek yang berasal
dari dalam diri sendiri (internal), maupun aspek yang bersifat eksternal
dari banyaknya anak usia SD yang mengalami kesulitan dalam membaca Al-
serius dalam dunia pendidikan, khususnya bagi masa depan proses pendidikan
38
Qur’an secara baik akan memberikan dampak yang positif bagi proses
Qur’an juga akan menjadi boomerang bagi proses pendidikan agama Islam
dimasa-masa selanjutnya.
individual.
dalam membaca kitab kuning dari pada digunakan untuk membaca Al-
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
diungkapkan oleh para responden dan data yang dikumpulkan berupa kata-
kata, gambar dan bukan angka. Dengan kata lain model kualitatif sebagai
kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. (Lexy J.
Molong, 2001:3)
data yang diperoleh baik secara tekstual (seperti aslinya), maupun kontekstual
1. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah guru Pendidikan Agama Islam kelas IV
2012/2013.
39
40
2. Informan Penelitian
Informan dalam penelitian ini adalah kepala sekolah, guru kelas IV,
mantan kepala sekolah, siswa kelas IV dan orang tua siswa kelas IV yang
C. Setting Penelitian
1. Waktu Penelitian
2. Tempat Penelitian
khusunya bagi yang beragama Islam. Selain itu di sekolah ini termasuk
tambahan bagi para siswanya yang mengalami kesulitan belajar, dan tidak
hanya pada pelajaran agama saja, tetapi juga pada semua mata pelajaran.
1. Observasi
2012/2013
2. Interview (wawancara)
proses belajar mengajar, kreativitas guru, dan perilaku siswa dalam proses
pembelajaran.
tentang alasan penggunaan metode sorogan ini. Selain itu juga akan
kepada para siswa kelas IV, terutama yang mengalami kesulitan membaca
Al-Qur’an.
3. Dokumentasi
mencari data tentang materi apa saja yang dijelaskan guru Pendidikan
Qur’an.
mengukur apa yang ingin diukur. Dalam pengumpulan data sering terjadi
43
diperoleh.Oleh karena itu perlu adanya usaha untuk mencari keabsahan data.
uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis
(interactive model of analysis) yang terdiri dari 3 komponen analisis data yaitu
berikut:
1. Reduksi Data
2. Penyajian Data
3. Kesimpulan
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Boyolali yang mana letak sekolahannya sangat tenang dan sejuk karena
jauh dari jalan raya. Gedung SDN III Sidomulyo Ampel Kabupaten
Boyolali menempati lahan seluas 4400 m2, terdiri dari luas bangunan
seluruhnya 423 m2, ( Hasil observasi hari Selasa, 21 Mei 2013 dan
SDN III Sidomulyo dulunya adalah pecahan atau bagian dari SDN
1 Sidomulyo dan SDN II Sidomulyo. Saat itu SDN III Sidomulyo baru
ruang untuk kantor dan 2 ruang untuk kelas pembelajaran. Karena saat itu
mewujudkannya.
SDN III Sidomulyo ini dibangun pertama kalinya pada tahun 1960
yang pada saat itu dikepalai oleh bapak Januri. Bangunannya memang
baru ada 3 ruang, itu saja dari bambu. Tetapi 2 Tahun kemudian dibangun
45
46
lagi 4 ruang kelas dengan tujuan agar terpenuhinya kebutuhan ruang kelas
sekarang ini yaitu pada tahun 1970. Pada tahun 1990 sekolah yang
dikepalai oleh ibu Sukirno ini, dibangun pagar sekolahan untuk keamanan
para siswa. Dan untuk keadaan sekolah sekarang ini, bangunannya sudah
sangat mewah sekali dan sangat nyaman untuk digunakan siswa dalam
(PAIKEM).
47
4. Struktur Organisasi
Ketua
Wakil Ketua
Sekretaris Bendahara
Tabel 1
NO NAMA JABATAN
Dari table keadaan guru dan karyawan di atas, jumlah guru dan
karyawan yang ada mayoritas di dominasi oleh guru tetap yang berjumlah
terdiri dari 1 orang dan yang lainnya adalah guru yang mengampu mata
6. Keadaan Siswa
siswa yang akan diterima di sekolah tersebut. Di bawah ini data siswa di
Tabel 2
II 24 11 13
III 22 17 5
IV 31 15 16
V 38 24 14
VI 30 17 13
Dari data yang diperoleh di atas, jumlah siswa yang tercatat atau
Jumlah tersebut terdiri dari 6 kelas yang terdiri dari siswa laki-laki 103
siswa dan siswa perempuan 70 siswa. Serta agama yang diyakini siswa
mayoritas siswa beragama Islam berjumlah 172 dan siswa yang beragama
7. Keadaan Kelas IV
kelas III dan berdampingan dengan kelas V. Ukuran kelas ini cukup besar
yaitu 5 meter x 5 meter. Di dalam kelas ini terdapat 18 meja, yang terdiri
dari 16 meja siswa, 1 meja guru dan 1 meja untuk meletakkan buku. Dan
juga terdapat 33 kursi yang terdiri dari 32 kursi untuk siswa dan 1 kursi
untuk guru.
dengan sebuah tempat kapur tulis dan sebuah penghapus. Di bagian depan
juga terdapat sebuah almari kaca yang di gunakan untuk meletakkan hasil
karya para siswa kelas IV dan di atasnya di letakkan sebuah vas bunga.
dan wakilnya, sebuah papan absen, sebuah papan bank data kelas, sebuah
kotak PPPK, sebuah tanggalan, sebuah jadwal piket dan sebuah jadwal
membuat suasana kelas menjadi lebih terang dan sirkulasi udara terpenuhi
dengan baik, sehingga tidak menjadikan kelas menjadi pengap. Dan juga
terdapat sebuah jam dinding, 4 buah peta yang terdiri dari sebuah peta
panca indra, gambar sistem rangka, gambar rumah adat daerah, sebuah
lukisan hasil karya siswa, 3 foto para siswa dan guru, dan sebuah denah
wayang jawa, dan sebuah puisi hasil karya siswa. Dan untuk kelengkapan
mencuci tangan , sebuah serbet, 2 tempat sampah, sebuah sapu lantai dan
sebuah sapu lidi.( Hasil observasi hari Selasa tanggal 05 Maret 2013)
Tabel 3
4. Suryanto Laki-Laki
Boyolali)
05 Maret 2013).
a. Ruang Kelas
Jumlah ruang kelas ada 6 setiap ruang kelas dilengkapi dengan meja,
proses pembelajaran.
b. Kantor Guru
Kantor guru ini ukurannya cukup besar sehingga menjadikan para guru
c. Mushola
nyaman dan dapat tepat waktu karena kondisinya yang bersih dan
d. Perpustakaan
buku dan ruang baca meskipun jumlah buku yang di koleksi belum
tambahan.
e. WC
Dan keadaan WC ini sangat bersih dan airnya sangat cukup banyak
saja dan ini sudah memadahi untuk di gunakan. Selain itu juga terdapat
sudah tidak di pakai misalnya seperti meja, kursi yang sudah tidak di
pakai dan buku-buku yang sudah tidak di pakai. Juga terdapat sebuah
B. Hasil Penelitian
III Sidomulyo Ampel Boyolali, diajarkan pada siswa kelas IV khususnya bagi
siswa yang mengalami kesulitan membaca Al-Qur’an pada semester genap ini.
Dalam satu minggu hanya mendapat 1 jam pelajaran lebih tepatnya satu
minggu satu kali pertemuan dan itu juga dengan materi pelajaran agama yang
lainnya.
Metode sorogan ini dilaksanakan setiap hari Selasa jam 10.00 sampai
dengan 10.30 WIB. Hasil penelitian dibawah ini merupakan hasil interview
peneliti dengan guru Pendidikan Agama Islam yaitu dengan ibu Sri Djarwani
A.Ma pada bulan Maret sampai dengan Mei 2013. Dan untuk pelaksanaan
1. Tahap pertama
guru masuk kelas dengan membawa absensi kelas serta buku pelajaran
Agama Islam kelas IV dan mengucapkan salam. Setelah itu guru menyapa
Untuk jumlah siswa kelas IV ini ada 31 siswa dan untuk hari ini ada 3
siswa yang tidak masuk, yaitu Wina karena alasan sakit, Ridwan juga
karena sakit dan Tiara tanpa keterangan. Setelah selesai mengabsen siswa,
lalu yaitu tentang materi sholat. (Hasil observasi hari Selasa, 05 Maret
2013)
materi doa-doa setelah sholat. Di antarnya adalah doa untuk kedua orang
tua dan istigfar. Guru membacakan terlebih dahulu doa kedua orang tua
dan istigfar lalu siswa disuruh untuk menirukannya. Setelah itu guru
doa kepada kedua orang tua dan istigfar dihadapan guru di depan kelas.
Karena materi bacaan yang disampaikan hari ini sangat sedikit, hal
ini menguntungkan bagi guru dan siswa yaitu guru dapat meyimak semua
siswa satu persatu bacaan siswa secara bergantian, dan semua siswa dapat
Maret 2013)
metode sorogan terhadap semua murid. Karena materi yang siswa baca
hanya sedikit, hal ini menguntungkan bagi guru dan membuat guru pada
Kendala yang ada adalah kondisi siswa yang ramai dibelakang saat ada
Maret 2013)
yang disampaikan adalah tentang doa kepada kedua orang tua dan istigfar.
Dan dalam pelaksanaan metode sorogan kali ini guru berpegangan pada
kelas serta buku pelajaran Agama Islam kelas IV dan mengucapkan salam.
saat itu. Guru menyuruh siswanya untuk membaca surat Al-Fatihah secara
Fatihah guru mengabsen siswanya dan untuk hari ini semua siswa masuk. (
Untuk materi hari ini masih tentang doa setelah sholat yaitu
membaca syahadat, istigfar, tasbih, tahmid dan tahlil. Selain itu juga
membaca syahadat, istigfar, tasbih, tahmid dan tahlil. Setelah itu baru
maka hanya sebagian siswa yang maju ke depan. Untuk siswa yang belum
sebagain siswa saja yang dapat maju. Dan untuk siswa yang belum maju,
akan maju pada pertemuan yang akan datang. (Hasil wawancara hari
pelajaran agama akan dimulai. Dan siswa juga sering bilang saat
adalah doa setelah sholat yaitu doa meminta keselamatan. Guru masih
59
berpegangan pada buku paket dan LKS , karena materi ini adalah materi
untuk hari ini semua siswa masuk. ( Hasil observasi hari Selasa, 26 Maret
2013)
minggu lalu karena masih ada sebagian siswa yang belum maju kedepan
persatu siswanya yang minggu lalu belum maju untuk maju ke depan
membenarkan bacaan siswanya yang masih salah. Dan para sisiwa yang
dibelakang ada yang latihan membava sensiri dan ada juga yang bermain
Dan guru dapat menyelesaikan sorogan semua siswa yang minggu lalu
kedepan ramai sendiri-sendiri, tidak mau belajar sendiri, sehingga hal ini
keadaan siswa ramai adalah karena mereka berfikir gurunya galak karena
berbicara keras. Padahal tentunya seorang guru tidak akan bicara keras jika
26 Maret 2013)
memanggil para siswa satu persatu secara bergantian untuk maju kedepan
seksama dan penuh perhatian dan membetulkan bacaan siswa yang masih
salah.
2. Tahap kedua
guru masuk kelas dengan membawa absensi kelas serta buku pelajaran
Agama Islam kelas IV dan mengucapkan salam. Setelah itu guru menyapa
siswanya dan untuk hari ini semua siswa masuk. ( Hasil observasi hari
Untuk hari ini para siswa di minta guru untuk membacakan surat
motivasi-motivasi pada siswa agar mau lebih rajin belajar membaca Al-
Qur’an yaitu guru menjelaskan jika orang mau membaca Al-Qur’an maka
Allah akan memberikan pahala baginya. Dan para siswa dengan seksama
menyemak apa yang telah guru sampaikan. Baru guru mulai sorogan, dan
maju kedepan membacakan surat Al-Ikhlas dihadapan guru. Untuk hari ini
Al-Ikhlas dan kendala yang guru temukan adalah waktu yang sangat
pada hari ini, maka guru harus mendapatkan waktu lebih. Yaitu guru harus
III Sidomulyo Ampel Boyolali ini, interaksi para guru dengan siswa
surat An-Nasr dan Al-Kautsar. Setelah itu guru mengabsen siswanya dan
untuk hari ini ada seorang siswa yang tidak masuk yaitu Dany Haryanto
jagat. Disaat guru bertanya kepada para siswa ada yang sudah bisa atau
hafal, ternyata sebagian siswa ada yang belum tahu. Lalu guru menuliskan
disuruh untuk menirukannya. Baru setelah itu satu persatu siswa maju
untuk hari ini baru sebagian siswa yang membaca, dan untuk sebagian
sapu jagat. Kendala yang guru temukan adalah ada sebagian siswa yang
belum mengetahui doa sapu jagat saat guru bertanya. Sehingga guru harus
menuliskan materi dipapan tulis terlebih dahulu. Dan hari ini hanya
63
sebagian siswa yang dapat maju karena kendala waktu juga yang sangat
sedikit.
surat An-Nasr dan Al-Kautsar. Lalu guru mengabsen siswa, dan untuk hari
ini semua siswa masuk. ( Hasil observasi hari Selasa, 16 April 2013)
kemarin yaitu tentang doa sapu jagat. Bagi siswa yang kemarin belum
dengan panggilan absen oleh guru. Karena kondisi siswa yang ramai
membuat guru menjadi agak marah kepada anak-anak sehingga guru harus
memanggil satu persatu nama siswa untuk maju kedepan membacakan doa
pertemuan minggu lalu yaitu doa sapu jagat. Dan sorogan hari ini
sangatlah tidak efektif dan efisien. Karena banyak siswa yang membuat
belum maju kedepan, minggu ini semua dapat maju untuk melaksanakan
sorogan.
bangku dan kursi. Akan tetapi setiap pelajaran berlangsung, seperti contoh
pelajaran agama, saat ada satu siswa yang maju kedepan, ada siswa yang
lain ramai bahkan pergi ketempat duduk teman lain. Hal ini menjadikana
16 April 2013)
motivasi pada siswa agar lebih rajin dan bersemangat lagi dalam membaca
Al-Qur’an. Dengan adanya motivasi ini harapan guru adalah siswa mau
belajar lebih serius dan siswa tidak ramai sendiri dibelakang. Untuk solusi
3. Tahap ketiga
guru masuk kelas dengan membawa absensi kelas serta buku pelajaran
Agama Islam kelas IV dan mengucapkan salam. Setelah itu guru menyapa
membaca surat An-Nasr dan Al-Kautsar. Lalu guru mengabsen siswa, dan
untuk hari ini semua siswa masuk. ( Hasil observasi hari Selasa, 23 April
2013)
Hal ini menjadikan keadaan kelas menjadi lebih tenang, karena siswa
merasa ada rasa tanggungjawab dari dirinya sendiri. Bagi siswa yang
tersendiri.
Setelah selesai guru memulai metode sorogan, dan untuk hari ini
guru mempunyai materi yang tidak ada di dalam LKS maupun buku paket.
Guru membawa iqra’ yang harus siswa baca. Dan mulai hari ini guru
sesuaikan dengan kemampuan siswa. Ada yang membaca iqra’ 3, ada juga
yang membaca iqra’ 4 dan ada juga yang membaca iqra’ 5 dan iqra’ 6.
Karena waktunya sangat terbatas sehingga baru sebagian siswa yang maju
66
kedepan, dan untuk siswa yang sebagian akan maju pada pertemuan
selanjutnya.
Sorogan pada hari ini materinya tidaklah ada didalam buku paket
ataupun LKS. Karena guru akan mencoba siswa untuk membacakan iqra’
menanyai terlebih dahulu sampai pada iqra’ berapa saat belajar dirumah.
berharap siswa dapat membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar. Orang
tua siswa mengatakan banyaknya siswa yang masih belum bisa membaca
mereka tinggal tidak ada TPA, sehingga anak-anak mereka ketika dirumah
April 2013)
untuk hari ini semua siswa masuk.(Hasil observasi hari Selasa, 30 April
2013)
67
dengan serius dan tidak banyak becanda. Hal ini bisa menjadi motivasi
bagi siswa untuk mau belajar membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar.
materi yang kemarin yaitu pada iqra’. Bagi siswa yang minggu kemarin
belum maju ke depan, untuk hari ini harus maju ke depan sesuai dengan
ada yang membaca iqra’ 3, ada juga yang membaca iqra’ 4 dan juga ada
yang membaca iqra’ 5dan iqra’ 6. Semua siswa sudah maju dan guru
yaitu iqra 3, iqra’ 4, iqra’ 5 dana iqra’ 6. Siswa yang minggu lalu belum
maju maka minggu ini semuanya akan maju. ( Wawancara hari Selasa, 30
April 2013)
untuk hari ini semua siswa masuk. ( Hasil observasi hari Selasa, 14 Mei
2013)
untuk diam. Setelah itu Guru memperingatkan siswa untuk lebih rajin
belajar karena sebentar lagi akan melakasanakan tes kenaikan kelas. Lalu
membacakan materi yang telah guru siapkan, yaitu ada yang membaca
iqra’ 3, iqra’ 4, iqra’ 5 dan juga ada yang membaca iqra’ 6. Para siswa
yang dibelakang ada yang latihan membaca sendiri, tetapi ada juga para
siswa yang ramai sendiri. Untuk pertemuan kali ini hanya sebagian siswa
yang maju kedepan, dan untuk sebagian siswa yang belum maju tentu akan
dibelakang yang melakukan persiapan, tetapi ada juga yang masih gojek
sendiri dan jarang belajar sendiri. Apalagi untuk melakukan persiapan, hal
ini lebih jarang sekali mereka lakukan. Mereka mengaku lebih sering
banyak bermain sendiri saat teman mereka ada yang maju kedepan dari
Maret 2013)
69
untuk hari ini ada seorang siswa yang tidak masuk yaitu Sari karena sakit.
maju, untuk siap-siap maju hari ini. Guru mulai memanggil satu persatu
siswanya secara acak. Dan siswa yang dibelakang ada yang persiapan atau
latihan membaca, ada juga yang ramai sendiri dan bermain sendiri. Karena
peringatan pada siswa yang ramai untuk bisa tenang. Setelah selesai guru
iqra’ sesuai kemampuan siswa. Kendalanya adalah siswa yang ramai lebih
70
banyak dari pada siswa yang melakukan persiapan untuk maju kedepan. (
metode sorogan itu melalui tiga tahapan. Tahap yang pertama adalah seorang
guru mulai memanggil para siswanya secara bergantian untuk maju kedepan
melaksanakan metode sorogan. Dan untuk para siswa yang berada dibelakang
bacaan siswanya secara seksama, dan membetulkan bacaan siswa yang salah.
Sehingga dengan hal ini guru dapat mengetahui tinggkat kemampuan masing-
pada siswa saat pelaksanaan metode sorogan berlangsung. Hal ini bertujuan
agar para siswa lebih bersemangat dalam belajar membaca Al-Qur’an. Dan
untuk mengkondisikan kelas agar lebih baik lagi, dan guru memberikan
sedikit hukuman bagi para siswa yang ramai sendiri dibelakang. Dengan hal
71
ini tentu siswa akan lebih mempunyai rasa tanggungjawab terhadap dirinya
sendiri.
hijaiyah yang sedang dia baca. Dan selain itu guru juga dapat lebih memahami
pertemuan.
dengan materi yang berbeda-beda. Dalam tahap pertama dan kedua materi
yang disorogan guru adalah materi yang ada didalam LKS, sedangkan untuk
tahap ketiga materi yang disorogan adalah membaca iqra’ sesuai dengan
kemampuan siswa.
guru harus lebih pandai dalam pembagian waktunya. Agar semua siswa dapat
siswa dapat maju kedepan. Sehingga tidak selalu setiap kali pertemuan semua
siswa dapat maju kedepan. Hal ini juga dipengaruhi oleh sedikit atau
72
pertemuan semua siswa bisa maju kedepan. Tetapi jika materinya banyak
yang dibelakang ramai sendiri. Pada saat ada siswa yang sedang maju
kedepan, siswa yang dibelakang ada yang ramai sendiri, walaupun ada
sebagian siswa yang sedang melakukan persiapan. Hal yang dilakukan guru
adalah memberikan peringatan bagi para siswa yang ramai, yaitu jika siswa
ramai sendiri maka siswa akan diberikan sedikit hukuman yaitu siswa disuruh
berdiri didepan kelas. Karena tentu siswa yang lain akan merasa terganggu
metode sorogan dan kurangnya waktu. Walaupun siswa yang dibelakang ada
yang mempersiapkan materi untuk maju kedepan, tetapi ada juga siswa yang
Oleh karena itu, dari fakta yang ada, pelaksanaan metode sorogan
metode sorogan dengan maksimal. Dan guru Pendidikan Agama Islam harus
bisa menguasai keadaaan kelas yang lebih baik, agar para siswa dapat
73
melaksanakan metode sorogan lebih terasa nyaman lagi dan agar dapat
tercipta suasana yang lebih menyenangkan. Selain itu untuk sekolah agar bisa
sorogan ini. Ketika guru dapat mengatasi kendala tersebut, maka seorang guru
Dan metode sorogan ini adalah salah satu metode yang guru
Dan pelaksanaan metode sorogan ini hanya dilakukan setiap jadwal pelajaran
pelajaran. Dan setiap pertemuannya tidak semua siswa dapat maju kedepan,
karena waktu yang sangat terbatas. Setiap kali pertemuan biasanya hanya
sebagian siswa saja, untuk yang sebagian lagi akan maju pada pertemuan
selanjutnya.
dengan pertemuan satu kali satu minggu dengan waktu 30 menit . Jadi tingkat
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Dalam tahapan awal ini yang pertamakali guru lakukan adalah memanggil
seksama dan penuh perhatian dan membetulkan bacaan siswa yang masih
salah. Dan dalam tahap awal ini guru memerlukan waktu 3 kali pertemuan.
2. Pada tahapan kedua ini ini guru mulai memberikan motivasi-motivasi pada
siswa agar lebih rajin dan bersemangat lagi dalam membaca Al-Qur’an.
Dengan adanya motivasi ini harapan guru adalah siswa mau belajar lebih
serius dan siswa tidak ramai sendiri dibelakang. Untuk solusi dari kendala-
bagi para siswanya yang ramai sendiri dibelakang. Dan untuk tahap yang
3. Pada tahap ketiga ini guru menyuruh para siswanya untuk membacanya
74
75
ketiga ini guru memerlukan waktu 4 kali pertemuan. Dan untuk materi-
materi yang disorogan adalah materi yang ada di LKS, setelah materi di
kemampuan siswa.
B. SARAN
lancar.
pelaksanaan metode sorogan dapat berjalan lebih baik lagi, sehingga dapat
Ahmad Syarifuddin, 2004. Mendidik Anak Membaca, Menulis dan Mencintai Al-
Qur’an, Jakarata: Gema Insani
Arief, Armai, 2002. Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, Jakarta:
Ciputat Press
Departemen Agama RI, 2010. Al-Qur’an dan Tafsirnya. Jakarta: Lentera Abadi
Syaiful Bahri Djamarah, Aswan Zain, 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:
Rineka Cipta