Anda di halaman 1dari 118

IMPLEMENTASI KURIKULUM MERDEKA BELAJAR

DI SMA NEGERI 1 TANJUNG JABUNG TIMUR

SKRIPSI

OLEH :
ALFI SAMSUDDUHA
K1A119003

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN


JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KEPELATIHAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
MARET 2023
IMPLEMENTASI KURIKULUM MERDEKA BELAJAR
DI SMA NEGERI 1 TANJUNG JABUNG TIMUR

SKRIPSI

Diajukan kepada Universitas Jambi


untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam Menyelesaikan
Program Studi Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

OLEH :
ALFI SAMSUDDUHA
K1A119003

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN


JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KEPELATIHAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
MARET 2023
LEMBAR PERSETUJUAN

Skripsi yang berjudul “Implementasi Kurikulum Merdeka Belajar di SMA

Negeri I Tanjung Jabung Timur” yang disusun oleh Alfi Samsudduha NIM.

K1A119003 Program Studi Pendidikan Olahraga dan Kesehatan, telah diperiksa

dan disetujui untuk sebagai syarat wisuda.

Jambi,
Pembimbing I

Dr. Ugi Nugraha, S.Pd., M.Pd


NIP. 19690607 200812 1 001

Jambi,
Pembimbing II

Adhe Saputra, S.Pd., M.Pd.


NIP. 19870526 201504 1 001

ii
HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi yang berjudul Implementasi Kurikulum Merdeka Belajar di SMA Negeri


1 Tanjung Jabung Timur : Skripsi, Pendidikan Olahraga dan Kesehatan, yang
disusun oleh Alfi Samsudduha, Nomor Induk Mahasiswa K1A119003 telah
dipertahankan di depan tim penguji pada Kamis, 09 Maret 2023.

Tim Penguji

1. Dr. Ugi Nugraha S.Pd., M.Pd. . Ketua __________________


NIP. 196906072008121001

2. Adhe Saputra S.Pd., M. Pd. Sekretaris __________________


NIP. 198705262015041001

Jambi, Maret 2023


Mengetahui,
Ketua Program Studi
Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

Roli Mardian, S.Pd., M.Pd.


NIP. 198504122014041003

iii
HALAMAN PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini,

Nama : Alfi Samsudduha

NIM : K1A119003

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Program Studi : Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

Dengan ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi ini benar-benar

karya sendiri dan bukan merupakan plagiat dari penelitian pihak lain. Apabila di

kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa skripsi ini merupakan plagiat,

saya bersedia menerima sangsi sesuai peraturan yang berlaku.

Demikianlah pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan tanggung

jawab.

Jambi, Maret 2023


Yang Membuat Pernyataan

Alfi Samsudduha
NIM. K1A119003

iv
HALAMAN PERSEMBAHAN

Sembah sujud serta syukur kepada Allah SWT. Taburan cinta dan kasih sayang-
Mu telah memberikanku kekuatan, membekaliku dengan ilmu serta
memperkenalkanku dengan cinta. Atas karunia serta kemudahan yang Engkau
berikan akhirnya skripsi yang sederhana ini dapat terselasaikan. Shalawat dan
salam selalu terlimpahkan keharibaan Rasullah Muhammad SAW.
Kupersembahkan karya sederhana ini kepada orang yang sangat kukasihi dan
kusayangi.

Ibunda dan Ayahanda Tercinta

Sebagai tanda bakti, hormat dan rasa terima kasih yang tiada terhingga
kupersembahkan karya kecil ini kepada Ibu (Yurnita) dan Ayah (Abdul Kholil)
yang telah memberikan kasih sayang, secara dukungan, ridho, dan cinta kasih
yang tiada terhingga yang tiada mungkin dapat kubalas hanya dengan selembar
kertas yang bertuliskan kata persembahan. Semoga ini menjadi langkah awal
untuk membuat Ibu dan Ayah bahagia karena kusadar, selama ini belum bisa
berbuat lebih. Untuk Ibu dan ayah
yang selalu membuatku termotivasi dan selalu menyirami kasih sayang, selalu
mendoakanku, selalu menasehatiku serta selalu meridhoiku melakukan hal yang
lebih baik, Terima kasih Ibu… Terima kasih Ayah…

Adik-Adik dan Orang Terdekatku

Sebagai tanda terima kasih, aku persembahkan karya kecil ini untuk adik-adik ku
(Fitra Khairudin, Zakiyyah Ulfa). Terima kasih telah memberikan semangat dan
inspirasi dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini. Semoga doa dan semua hal yang
terbaik yang engkau berikan menjadikan ku orang yang baik pula.. Terima
kasih…

Teman – teman

Buat teman-teman yang selalu memberikan motivasi, nasihat, dukungan moral


serta material yang selalu membuatku semangat untuk menyelesaikan skripsi ini,
dan teman-teman satu angkatan dan seperjuangan PORKES tahun 2019.

Tanpa mereka, karya ini tidak akan pernah tercipta

v
MOTTO

Pantang Dalam Menyerah, Pantang Dalam Berpatah Arang. Tidak Ada Kata

Gagal Untuk Orang Yang Enggan Berhasil. “Dan Janganlah Kamu Berputus Asa

Dari Rahmat Allah. Sesungguhnya Tiada Berputus Dari Rahmat Allah Melainkan

Orang-orang Yang Kufur”.

(QS Yusuf: 87)

vi
ABSTRAK

Alfi Samsudduha, 2019 “Implementasi Kurikulum Merdeka Belajar di SMA


Negeri I Tanjung Jabung Timur” Prodi Pendidikan Olahraga dan
Kesehatan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Pembimbing (I).
Dr. Ugi Nugraha, S.Pd., M.Pd. Pembimbing (II). Adhe Saputra, S.Pd.,
M.Pd.

Kata Kunci : Implementasi, Kurikulum Merdeka Belajar

Pada saat pembelajaran Guru masih terasa kaku dengan adanya kurikulum
merdeka belajar, Guru yang mengajar kurang mendapat pelatihan khusus untuk
kurikulum merdeka belajar, guru mata pelajaran juga masih melaksanakan
pembelajaran dengan metode ceramah, pada saat memberikan penilaian Guru juga
masing kebingungan untuk mengisi format nilai dengan cara baru, pada siswa
kelas X merasa kebingunan dengan adanya kurikulum merdeka, siswa masih
kurang dapat memahami pembelajaran pada kurikulum merdeka belajar, proyek
pada kurikulum merdeka belajar juga masih membingungkan siswa.
Penelitian ini untuk mengetahui Impelemntasi Kurikulum Merdeka Belajar
Pada SMA Negeri 1 Tanjung Jabung Timur. dalam penelitian ini penulis
memberikan kuisioner kepada Kepala Sekolah, Waka Bid. Kurikulum dan Waka
Bid Kesiswaan, Guru yang Mengajar di Kelas X dan seluruh Siswa di Kelas X.
Penelitian dilakukan di SMA Negeri 1 Tanjung Jabung Timur. dengan
jumlah populasi 269 dari seluruh warga SMA Negeri 1 Tanjung Jabung Timur
yang terdiri dari 3 orang Kepala Sekolah, Waka Bid. Kurikulum dan Waka Bid
Kesiswaan, 16 Orang Guru yang mengajar di kelas X dan 250 seluruh siswa kelas
X.
Dari hasil angket kuisioner yang di berikan kepada Kepala Sekolah, Wakil
Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan, Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum
pada kategori sangat baik dengan persentase sebesar 97,7%. kepada Guru yang
mengajar di kelas X di dapat hasil pada kategori sangat baik dengan persentase
sebesar 37,50% Kelas X1 kategori sangat baik dengan persentase sebesar 48,57%
Kelas X2 pada kategori sangat baik dengan persentase sebesar 97,06% Kelas X3
pada kategori sangat baik dengan persentase sebesar 80,56% Kelas X4 pada
kategori sangat baik dengan persentase 66,67% Kelas X5 pada kategori sangat
baik dengan persentase sebesar 62,86% Kelas X6 hasil pada kategori sangat baik
dengan persentase sebesar 52,78% Kelas X7 pada kategori sangat baik dengan
persentase sebesar 45,95% .
Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat diketahui bahwa implementasi
penerapan kurikulum merdeka belajar pada SMA Negeri 1 Tanjung Jabung Timur
sudah baik.

vii
KATA PENGANTAR

Selesainya penelitian yang dilakukan sampai terwujud menjadi skripsi ini

tidak akan pernah dapat diraih tanpa rahmat dari Allah Subhanahuwataala. Untuk

itu, sudah sepantasnya puji syukur penulis sampai kehadirat Allah

Subhanahuwataala, atas segala rahmat-Nya. Begitu pula kepada berbagai pihak

yang telah membantu, dalam kesempatan ini penulis sampaikan terima kasih,

terutama kepada Bapak Dr. Ugi Nugraha S.Pd. M. Pd. selaku dosen pembimbing I

yang dengan kesabaran, keikhlasan, dan sifat kebapakannya telah membimbing

dan memotivasi penulis untuk menyelesaikan pendidikan dan penulisan skripsi

ini. Semua itu akan penulis kenang sebagai bekal di masa mendatang.

Begitu juga Bapak Adhe Saputra S.Pd., M. Pd. yang dengan ketelitian,

kesabaran, dan hatinya yang lembut dalam menasehati penulis tetapi kritis dan

cemerlang dalam berpikir telah menggugah penulis untuk tidak menyerah

memperbaiki kesalahan atau kekeliruan yang masih muncul dalam penyusunan

skripsi ini. Semoga Tuhan tetap memberikan yang terbaik untuk beliau.

Ibu Dr. Atri Widowati S.Pd. M.Or., Bapak Ely Yuliawan S.Pd. M.Pd..

terima kasih atas saran dan kritikan yang telah diberikan dalam seminar proposal

dan ujian skripsi ini. Semoga ilmu dan kekritisan Ibu dan Bapak membuat skrispi

ini lebih sempurna.

Untuk Dosen Program Studi Pendidikan Olahraga dan Kesehatan FKIP

Universitas Jambi yang telah membagi ilmunya, penulis sampaikan rasa terima

kasih yang dalam. Semoga semuanya menjadi amal ibadah yang baik. Tidak lupa

viii
pula rasa haru dan terima kasih penulis sampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Drs.

Sukendro, M.Kes., AIFO sebagai Dosen Penasehat Akedemik yang dengan

gurauannya yang hangat tetapi penuh makna telah mengantar penulis untuk

menyelesaikan pendidikan. Ini semua tentu berkat kerjasama beliau dengan Ketua

Program Studi Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Bapak Roli Mardiansyah,

S.Pd., M.Pd kemudian Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Bapak

Dr. Palmizal, S.Pd., M.Pd serta Wakil Dekan BAKSI FKIP Universitas Jambi Ibu

Delita Sartika, S.S., MA., Ph.D yang selalu memberikan kemudahan dan

pengarahan kepada mahasiswanya, terutama dalam proses perizinan penelitian

dan pengesahan skripsi ini.

Secara khusus kepada kedua orang tua tercinta yang tiada hentinya

mendoakan dan memberi perhatian untuk kesuksesan, penulis sampaikan terima

kasih yang sangat mendalam. Semoga jerih payah beliau mendapat imbalan dari

Yang Khalik dan telah memperkuat keyakinan penulis bahwa tanpa beliau penulis

tidak akan pernah ada dan tidak akan pernah berhasil.

Jambi, Maret 2023

Alfi Samsudduha
NIM. K1A119003

ix
DAFTAR ISI
Daftar Halaman

HALAMAN JUDUL .................................................................................... i


HALAMAN PERSETUJUAN..................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... iii
HALAMAN PERNYATAAN ...................................................................... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN................................................................... v
MOTTO ........................................................................................................ vi
ABSTRAK .................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ................................................................................. viii
DAFTAR ISI ................................................................................................ x
DAFTAR TABEL......................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xiv

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ........................................................................................ 1
1.2. Identifikasi Masalah ................................................................................ 6
1.3. Batasan Masalah...................................................................................... 7
1.4. Rumusan Masalah ................................................................................... 7
1.5. Tujuan Penelitian .................................................................................... 7
1.6. Manfaat Penelitian .................................................................................. 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA


2. Hakikat Kurikulum Merdeka belajar ......................................................... 9
2.1. Kurikulum ........................................................................................ 9
2.1.1. Pengertian Merdeka Belajar .......................................................... 10
2.1.2. Tujuan Merdeka Belajar................................................................ 16
2.1.3. Manfaat Kurikulum Merdeka Belajar Bagi Guru dan Siswa ........ 16
2.1.4. Pelaksanaan Kurikulum Merdeka Belajar..................................... 17
2.1.5. Kebijakan Kurikulum Merdeka ................................................... 19
2.1.6. Perecanaan Pembelajaran di Era Merdeka Belajar ....................... 21
2.1.7. Kelebihan Kurikulum Merdeka Belajar ........................................ 22
2.1.8. Kelemahan Kurikulum Merdeka Belajar ...................................... 22
2.1.9. Indikator Kurikulum Merdeka Belajar .......................................... 23
2.1.10. Ciri-Ciri Kurikulum Merdeka Belajar......................................... 26
2.2. Pelaksanaan Pembelajaran ...................................................................... 28
2.2.1. Desain Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ................................. 28
2.2.2. Rencana Pelaksanaan Pemebelajaran (RPP) ................................. 33
2.2.3. Pelaksanaan Pembelajaran Kurikulum Merdeka .......................... 34
2.3. Implementasi ........................................................................................... 35
2.4. Profil SMA Negeri 1 Tanjung Jabung Timur ......................................... 36
2.5. Karakteristik Siswa Sekolah Menengah Atas Siswa SMA ..................... 37
2.6. Penelitian Relevan................................................................................... 39
2.7. Kerangka Berpikir ................................................................................... 41

x
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................. 43
3.2. Prosedur Sampling dan Partisipan Penelitian ......................................... 43
3.3. Rancangan Penelitian .............................................................................. 43
3.4. Definisi Operasional................................................................................ 44
3.5. Instrumen Penelitian................................................................................ 45
3.6. Teknik Pengumpulan Data ...................................................................... 48
3.7. Teknik Analisis Data ............................................................................... 52

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


4.1. Deskripsi Penelitian ................................................................................ 54
4.2. Hasil Penelitian ....................................................................................... 54
4.3. Distribusi Frekuensi ................................................................................ 58
4.3.1. Hasil Angket Kepsek, Waka Kurikulum dan Waka Kesiswaan ... 58
4.3.2. Hasil Angket Guru SMA 1 Tanjung Jabung Timur ...................... 59
4.3.3. Hasil Angket Siswa Kelas X1 ....................................................... 60
4.3.4. Hasil Angket Siswa Kelas X2 ....................................................... 61
4.3.5. Hasil Angket Siswa Kelas X3 ....................................................... 62
4.3.6. Hasil Angket Siswa Kelas X4 ....................................................... 63
4.3.7. Hasil Angket Siswa Kelas X5 ....................................................... 64
4.3.8. Hasil Angket Siswa Kelas X6 ....................................................... 66
4.3.9. Hasil Angket Siswa Kelas X7 ....................................................... 67
4.4. Pembahasan ............................................................................................. 68

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


5.1. Kesimpulan ............................................................................................. 72
5.2. Implementasi ........................................................................................... 72
5.2. Keterbatasan Penelitian ........................................................................... 73
5.3. Saran........................................................................................................ 73

Daftar Pustaka .............................................................................................. 75

xi
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman
1. Kisi-Kisi Observasi ................................................................................... 46
2. Lembar Observasi Siswa ........................................................................... 49
3. Kriteria Penilaian Angket Siswa ............................................................... 50
4. Lembar Observasi Guru ............................................................................ 50
5. Kriteria Penilaian Angket Guru ................................................................. 51
6. Angket Kepala Sekolah, Waka Kurikulum dan Waka Kesiswaan ............ 51
7. Kriteria Penilaian Angket Kepsek,Waka Kurikulum, Waka Kesiswaan .. 52
8. Persentase Tingkatan Kategori .................................................................. 53
9. Hasil Penilaian Angket Kepala Sekolah, Waka Kurikulum dan Waka
Kesiswaan .................................................................................................. 58
10. Hasil Penilaian Angket Guru SMA 1 Tanjung Jabung Timur .................. 59
11. Hasil Penilaian Angket Kelas X1 .............................................................. 60
12. Hasil Penilaian Angket Kelas X2 .............................................................. 62
13. Hasil Penilaian Angket Kelas X3 .............................................................. 63
14. Hasil Penilaian Angket Kelas X4 .............................................................. 64
15. Hasil Penilaian Angket Kelas X5 .............................................................. 65
16. Hasil Penilaian Angket Kelas X6 .............................................................. 66
17. Hasil Penilaian Angket Kelas X7 .............................................................. 67

xii
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman
1. Histogram Partisipasi Siswa/i dalam Pendidikan yang Merata ................. 55
2. Histogram Pembelajaran Yang Efektif...................................................... 56
3. Histogram Tiada Ketertinggalan Anak Didik ........................................... 57
4. Histogram Hasil Penilaian Kuisioner Kepsek, Waka Kurikulum, Waka
Kesiswaan .................................................................................................. 59
5. Histogram Angket Guru ............................................................................ 60
6. Histogram Penilaian Angket Kelas X1 ..................................................... 61
7. Histogram Angket Penilaian Kelas X2 ..................................................... 62
8. Histogram Penilaian Angket Kelas X3 ..................................................... 63
9. Histogram Penilaian Angket Kelas X4 ..................................................... 64
10. Histogram Penilaian Angket Kelas X5 ..................................................... 65
11. Histogram Penilaian Angket Kelas X6 ..................................................... 66
12. Histogram Penilaian Angket Kelas X7 ..................................................... 67

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman
1. Data Pendidik dan Tenaga Pendidik ......................................................... 78
2. Penilaian Angket Kepsek, Waka Kurikulum dan Waka Kesiswaan ......... 82
3. Penilaian Angket Guru .............................................................................. 83
4. Penilaian Angket Siswa Kelas X 1 ............................................................ 85
5. Penilaian Angket Siswa Kelas X 2 ............................................................ 87
6. Penilaian Angket Siswa Kelas X 3 ............................................................ 89
7. Penilaian Angket Siswa Kelas X 4 ............................................................ 91
8. Penilaian Angket Siswa Kelas X 5 ............................................................ 93
9. Penilaian Angket Siswa Kelas X 6 ............................................................ 95
10. Penilaian Angket Siswa Kelas X 7 ............................................................ 97
11. Dokumentasi Penelitian ............................................................................. 99

xiv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan mempunyai peran yang sangat penting dalam memajukan

suatu bangsa. Pendidikan diharapkan dapat mencerdaskan generasi muda yang

mampu mengembangkan potensi dalam diri, serta berpola pikir secara kritis dan

dinamis, bertanggung jawab, berakhlak mulia, beriman dan bertaqwa kepada

Tuhan Yang Maha Esa. Pendidikan juga harus mampu menghasilkan sumber daya

manusia yang memiliki kompetensi yaitu sikap, pengetahuan dan keterampilan.

Pendidikan adalah reorganisasi pengalaman dalam menambah kemampuan untuk

mengarah pendidikan pada masa yang akan datang. Menurut UU No. 20 Tahun

2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab I Pasal 1 (ayat 1), pendidikan pada

dasarnya merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan

dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.

Pendidikan pada dasarnya bertujuan untuk membina anak-anak peserta

didik agar memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap positif dalam menjalani

kehidupan. Banyaknya materi mata pelajaran pendidikan jasmani olahraga dan

kesehatan yang ada dalam kurikulum, serta keinginan dan harapan dari siswa

mengadakan pengayaan, berekspresi, mengembangkan bakat, minat, kesegaran

jasmani, maupun untuk mewujudkan prestasinya dalam olahraga akan mendorong

1
2

sekolah untuk berpikir ulang dalam menambah alokasi waktu yang telah tersedia.

Salah satu cara yang dapat ditempuh oleh sekolah menambah waktu di luar jam

pelajaran intrakurikuler yaitu dengan mengadakan kegiatan ekstrakurikuler.

Menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik

Indonesia Nomor 62 tahun 2014 pasal 1 tentang Kegiatan ekstrakurikuler adalah

kegiatan kurikuler yang dilakukan oleh peserta didik diluar jam belajar

intrakurikuler dan kegiatan kokurikuler di bawah bimbingan dan pengawasan

satuan pendidikan.

Kurikulum merdeka adalah kurikulum yang saat ini sedang diperkenalkan

secara meluas oleh Kemendikbud kepada tiap satuan pendidikan yang ada di

Indonesia. Kurikulum ini memang tidak dipaksakan untuk secara sekaligus

diterapkan oleh seluruh sekolah mengingat bahwa kesiapan sekolah tentu

berbeda-beda. Akan tetapi, secara bertahap Kurikulum Merdeka diharapkan dapat

diimplementasikan secara merata pada tiap satuan pendidikan mulai dari tingkat

dasar seperti SD dan SMP, kemudian tingkat SMA/SMK dan sampai ke tingkat

Perguruan Tinggi. Penerapan mengenai Kurikulum Merdeka telah diatur dalam

Keputusan Mendikbud Ristek Nomor 162/M/2021 tentang Sekolah Penggerak.

Kurikulum Merdeka tidak dilaksanakan secara serentak dan masif, hal ini

sesuai kebijakan dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

(Kemendikburistek) yang memberikan keleluasaan kepada satuan pendidikan

dalam mengimplementasikan kurikulum. Beberapa program yang mendukung

Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) adalah adanya program Sekolah

Penggerak (SP) dimana Kemendikburistek pada program tersebut memberikan


3

dukungan dalam Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) dari dua kegiatan

tersebut didapatkan pengalaman yang baik dalam mengimplementasikan KM

sehingga menjadi praktik baik dan konten pembelajaran dari IKM teridentifikasi

dengan baik dan dapat menjadi pembelajaran bagi satuan pendidikan lainnya.

Penyediaan dukungan IKM yang diberikan oleh Kemendikburistek adalah

bagaimana kemendikbud ristek memberikan dukungan pembelajaran IKM secara

mandiri dan dukungan pendataan IKM jalur mandiri, dari dukungan tersebut akan

mendapatkan calon satuan pendidikan yang terdata berminat dan akan

memperoleh pendampingan pembelajaran untuk mengimplementasikan

Kurikulum Merdeka jalur mandiri, sehingga Guru, Kepala Sekolah dan Pengawas

serta aktor lain dapat mengadakan kegiatan berbagi praktik baik Kurikulum

Merdeka dalam bentuk seminar maupun lokakarya secara mandiri.

Hasil pendataan yang dilakukan oleh Kemendikbud ristek memperoleh

data kesiapan satuan pendidikan dalam mengimplementasikan Kurikulum

Merdeka jalur mandiri, satuan pendidikan akan memperoleh dukungan yang baik

dari kemendikbud ristek dalam menjalankan IKM jalur mandiri. Praktik-praktik

baik dan konten pembelajaran dari Kurikulum Merdeka jalur mandiri

teridentifikasi dengan jelas sehingga menjadi fokus pada pendampingan oleh

kemendikbud ristek.

Kurikulum Merdeka dapat saling memberikan praktik baik dan

pembelajaran, saling berbagi praktik baik sehingga terbentuk jejaring dukungan

antar guru dan tenaga kependidikan untuk berbagi konten pembelajaran dan

praktik baik Kurikulum Merdeka secara luas, komunitas yang berkembang


4

mendukung ekosistem yang siap menerapkan Kurikulum Merdeka secara nasional

pada tahun 2024 yang secara masif.

Guru sebagai pendidik dapat dikatakan memegang peranan penting

dalam mencerdaskan bangsa. Oleh karena itu, terdapat berbagai kebijakan dan

kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan karir, mutu, penghargaan dan

kesejahteraan guru, sehingga pada akhirnya guru dapat bekerja secara profesional.

Adapun salah satu kebijakan penting yang berkaitan dengan promosi kenaikan

pangkat/jabatan guru dengan prestasi kerja adalah keputusan bersama Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan dan BAKN Nomor 0433/P/1993, nomor 25 tahun

1993 tentang pelaksanaan jabatan fungsional guru dan angka kreditnya yang pada

prinsipnya bertujuan untuk membina karir dan profesionalisme guru.

Guru memiliki peranan yang sangat penting dalam menentukan kuantitas

dan kualitas pengajaran yang dilaksanakan. Oleh sebab itu, Guru harus

memikirkan dan membuat perencanaan secara seksama dalam meningkatkan

kesempatan belajar bagi siswanya dan memperbaiki kualitas mengajarnya. Hal ini

menuntut perubahan-perubahan dalam mengorganisasikan kelas, penggunaan

metode mengajar, strategi belajar mengajar, maupun sikap dan karakteristik Guru

dalam mengelola proses belajar mengajar. Guru berperan sebagai pengelola

proses belajar-mengajar, bertindak sebagai fasilitator yang berusaha menciptakan

kondisi belajar mengajar yang efektif, sehingga memungkinkan proses belajar

mengajar, mengembangkan bahan pelajaran dengan baik, dan meningkatkan

kemampuan siswa untuk menyimak pelajaran dan menguasai tujuan-tujuan

pendidikan yang harus mereka capai. Untuk memenuhi hal tersebut di atas, Guru
5

dituntut mampu mengelola proses belajar mengajar yang memberikan rangsangan

kepada siswa, sehingga siswa mau belajar karena siswalah sebagai subjek utama

dalam belajar. Kegiatan belajar bersama dapat membantu memacu belajar aktif.

Kegiatan belajar dan mengajar di kelas memang dapat menstimulasi belajar aktif.

Namun kemampuan untuk mengajar melalui kegiatan kerjasama kelompok kecil

akan memungkinkan untuk menggalakkan kegiatan belajar aktif dengan cara

khusus. Apa yang didiskusikan siswa dengan teman-temannya dan apa yang

diajarkan siswa kepada teman-temannya memungkinkan mereka untuk

memperoleh pemahaman dan penguasaan materi pelajaran. Salah satu hal yang

mendukung keberhasilan program satuan pendidikan dalam proses pembelajaran

yaitu ketersediaan sarana prasarana yang menjadi sumber daya menjadi tolak ukur

mutu sekolah yang perlu peningkatan secara berkelanjutan seiring dengan

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dan juga merupakan bagian

penting yang perlu disiapkan secara cermat dan berkesinambungan.

Dari hasil pengamatan yang lakukan di SMA Negeri 1 Tanjung Jabung

Timur disekolah tersebut telah melaksanakan kurikulum baru yaitu kurikulum

merdeka belajar meskipun kurikulum ini masih terbilang baru, di SMA Negeri 1

Tanjung Jabung Timur telah melaksanakan pada kelas X. Pada saat pembelajaran

Guru masih terasa kaku dengan adanya kurikulum merdeka belajar, Guru yang

mengajar kurang mendapat pelatihan khusus untuk kurikulum merdeka belajar,

guru mata pelajaran juga masih melaksanakan pembelajaran dengan metode

ceramah, pada saat memberikan penilaian Guru juga masing kebingungan untuk

mengisi format nilai dengan cara baru, pada siswa kelas X merasa kebingungan
6

dengan adanya kurikulum merdeka, siswa masih kurang dapat memahami

pembelajaran pada kurikulum merdeka belajar, proyek pada kurikulum merdeka

belajar juga masih membingungkan siswa. Kurikulum merdeka belajar

memberikan pada siswa dalam pembelajaran secara bebas, bebas yang dimaksud

disini siswa boleh memilih materi pelajaran apa yang mereka sukai dan kemudian

membuat sebuah proyek yang menghasil karya dan nilai jual agar siswa dapat

berwirausaha. Kurikulum merdeka belajar ini belum semua diterapkan kepada

seluruh siswa untuk SMA sederajat kurikulum merdeka belajar dimulai dari kelas

X.

Berdasarkan paparan latar belakang tersebut, maka peneliti ingin melakukan

penelitian dengan judul “Implementasi Kurikulum Merdeka Belajar Pada SMA

Negeri I Tanjung Jabung Timur”

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasi masalah

sebagai berikut:

1. Guru masih terasa kaku dengan adanya kurikulum merdeka belajar.

2. Guru yang mengajar kurang mendapat pelatihan khusus untuk kurikulum

merdeka belajar.

3. Guru mata pelajaran juga masih melaksanakan pembelajaran dengan

metode ceramah.

4. Saat memberikan penilaian Guru juga masing kebingungan untuk

mengisi format nilai dengan cara baru.

5. Siswa kelas X merasa kebingungan dengan adanya kurikulum merdeka.


7

6. Siswa masih kurang dapat memahami pembelajaran pada kurikulum

merdeka belajar

7. Proyek pada kurikulum merdeka belajar juga masih membingungkan

siswa.

1.3 Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, agar peneliti lebih terfokus maka

permasalahan dibatasi pada Implementasi Kurikulum Merdeka Belajar pada SMA

Negeri 1 Tanjung Jabung Timur.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas dapat dirumuskan masalah sebagai

berikut “Bagaimana Implementasi Kurikulum Merdeka Belajar Pada SMA Negeri

1 Tanjung Jabung Timur?”

1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah maka Tujuan dari

penelitian ini adalah untuk mengetahui Implementasi Kurikulum Merdeka Belajar

Pada SMA Negeri 1 Tanjung Jabung Timur.

1.6 Manfaat Penelitian

Manfaat yang hendak dicapai melalui penelitian ini, yaitu:

1. Manfaat Teoritis

a. Sebagai bahan referensi yang dapat digunakan untuk memperoleh gambaran

mengenai Implementasi Kurikulum Merdeka Belajar pada SMA Negeri 1

Tanjung Jabung Timur.


8

b. Hasil penelitian ini untuk kedepannya dapat dijadikan bahan acuan,

informasi dan perbaikan bagi penelitian yang sejenis.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi guru, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan koreksi tentang

bagaimana jalannya kurikulum Merdeka Belajar yang belum lama

diterapkan di SMA Negeri 1 Tanjung Jabung Timur. Apakah di dalam

pelaksanaannya mengalami kesulitan atau berjalan sesuai rencana.

b. Bagi siswa, hasil penelitian ini diharapkan dapat dirasakan manfaatnya oleh

siswa dengan perbaikan konsep belajar sehingga proses pembelajaran dapat

berjalan maksimal.

c. Bagi sekolah, hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan mutu

pendidikan, khususnya pendidikan di Sekolah Menengah Atas (SMA).


BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2. Hakikat Kurikulum Merdeka Belajar

2.1. Kurikulum

Kurikulum pada hakekatnya merupakan suatu rencana yang menjadi

pedoman dalam menyelenggarakan proses pendidikan. Apa yang dituangkan

dalam rencana banyak dipengaruhi oleh perencanaan-perencanaan kependidikan.

Adapun pandangan tentang Eksistensi pendidikan diwarnai dengan filosofi

pendidikan yang dianut perencana. Perlu diperhatikan bahwa setiap manusia atau

individu, dan ilmuwan pendidikan, masing-masing memiliki sudut pandang

perspektif sendiri tentang makna kurikulum. Para ahli berpendapat bahwa sudut

pandang kurikulum dapat dilihat dari dua sisi, yaitu dari sisi tradisional dan dari

sisi modern. Ada pemahaman yang mengatakan bahwa kurikulum tidak lebih dari

rencana pelajaran di sekolah, karena pandangan tradisional. Menurut pandangan

tradisional, sejumlah pelajaran yang harus dilalui siswa di sekolah merupakan

kurikulum, sehingga seolah-olah belajar di sekolah hanya mempelajari buku teks

yang telah ditentukan sebagai bahan pelajaran. (Alhamuddin, 2019: 18)

Sedangkan menurut pandangan modern, kurikulum lebih dari sekedar

rencana pembelajaran, kurikulum disini dianggap sebagai sesuatu yang benar-

benar terjadi dalam proses pendidikan di sekolah. Pandangan ini berangkat dari

sesuatu yang faktual sebagai suatu proses. Dalam dunia pendidikan, kegiatan ini

jika dilakukan oleh anak-anak dapat memberikan pengalaman belajar antara lain

mulai dari mempelajari sejumlah mata pelajaran berkebun, olahraga, pramuka,

9
10

bahkan himpunan siswa serta guru dan pejabat sekolah dapat memberikan

pengalaman belajar yang bermanfaat. Semua Pengalaman belajar yang diperoleh

dari sekolah dipandang sebagai kurikulum. Kedua istilah kurikulum di atas dapat

dijabarkan bahwa yang dimaksud dengan makna tradisional atau (sempit) adalah

kurikulum yang hanya memuat sejumlah mata pelajaran tertentu kepada guru dan

diajarkan kepada siswa dengan tujuan memperoleh ijazah dan sertifikat. Dan

menurut pandangan modern bahwa apa yang dimaksud dengan kurikulum modern

atau secara luas itu memandang kurikulum bukan sebagai sekelompok mata

pelajaran, tetapi kurikulum adalah semua pengalaman yang diharapkan dimiliki

seseorang siswa di bawah bimbingan guru. (Ali Sudin, 2014:39)

Dengan demikian, pengalaman ini tidak hanya berpacu dari pelajaran

namun juga pengalaman kehidupan. Pengertian kurikulum cukup luas karena

tidak hanya terbatas pada sejumlah mata pelajaran, tetapi akan mencakup semua

pengalaman yang diharapkan siswa dalam bimbingan para guru. Pengalaman ini

dapat berupa intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler, baik di dalam

maupun di luar kelas. Pengertian kurikulum seperti ini cukup luas, tetapi kurang

operasional sehingga akan menimbulkan kerancuan dalam pelaksanaannya di

lapangan.

2.1.1. Pengertian Merdeka Belajar

Menindak lanjuti arahan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo dan

Wakil Presiden Republik Indonesia Ma’ruf Amin untuk meningkatkan kualitas

sumber daya manusia, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud)

mencanangkan reformasi sistem pendidikan Indonesia melalui kebijakan Merdeka


11

Belajar. Hal ini ditegaskan kembali Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

(Kemdikbud) Nadiem Anwar Makarim dalam sebuah seminar web di Jakarta

(Pengelola web kemdikbud, 2020).

“Apa itu artinya merdeka belajar? Itu artinya unit pendidikan yaitu sekolah,

guru-guru dan muridnya punya kebebasan. Kebebasan untuk berinovasi,

kebebasan untuk belajar dengan mandiri dan kreatif. Saya sadar bahwa saya tidak

bisa hanya meminta, mengajak guru melakukan ini, saya memberi pekerjaan

rumah di bagian Kemdikbud dan juga di dinas pendidikan untuk memberikan

ruang inovasi,” kata Kemdikbud Nadiem Makarim kala taklimat media di Plaza

Insan Berprestasi (Sekretariat GTK: 2019). Konsep ini merupakan respons

terhadap kebutuhan sistem pendidikan pada era revolusi industri. Nadiem

Makarim menyebutkan merdeka belajar merupakan kemerdekaan berfikir (Yamin

dan Syahrir, 2020).

Selanjutnya dijelaskan oleh Kepala Biro Komunikasi dan Layanan

Masyarakat Ade Erlangga, Merdeka Belajar merupakan permulaan dari gagasan

untuk memperbaiki sistem pendidikan nasional yang terkesan monoton. Merdeka

Belajar menjadi salah satu program untuk menciptakan suasana belajar di sekolah

yang bahagia suasana yang happy, bahagia bagi peserta didik maupun para guru

(Sekretariat GTK, 2020). Setelah diterapkannya kebijakan Merdeka Belajar,

nantinya akan terjadi banyak perubahan terutama dari sistem pembelajaran.

Sistem pembelajaran yang sekarang hanya dilaksanakan di dalam kelas akan

berubah dan dibuat senyaman mungkin agar mempermudah interaksi antara murid

dan guru. Salah satunya yaitu belajar dengan outing class, di mana outing class ini
12

adalah salah satu program pembelajaran yang bertujuan untuk menumbuhkan

kreativitas agar siswa memiliki keterampilan dan keahlian tertentu. Outing class

juga merupakan metode belajar yang menyenangkan, mengajarkan para siswa

untuk lebih dekat dengan alam dan lingkungan sekitar.

Selama pembelajaran dengan menggunakan metode ini, guru dan siswa

akan lebih dapat membangun keakraban, lebih santai, dan tentunya lebih

menyenangkan. Sistem pembelajaran akan didesain sedemikian rupa agar karakter

siswa terbentuk, dan tidak terfokus pada sistem perangkingan yang menurut

beberapa penelitian hanya meresahkan, tidak hanya bagi guru tetapi juga anak dan

orang tuanya (Baro’ah, 2020: 1062-1065).

Dengan begitu merdeka belajar memiliki konsep untuk menciptakan

suasana belajar yang bahagia dan menyenangkan tanpa dibebani dengan nilai dan

target pencapaian tertentu. Berdasarkan kajian teori diatas maka konsep Merdeka

Belajar menurut penulis dapat dipersepsikan sebagai upaya untuk menciptakan

lingkungan belajar yang memerdekakan pelakunya untuk berfikir sehingga lebih

aktif, kreatif, dan inovatif, membuat suasana pembelajaran yang menyenangkan

baik untuk siswa maupun guru, dan juga mendidik karakter peserta didik untuk

lebih berani bertanya, berani tampil di depan umum, dan juga berani

menyampaikan apa yang didapat selama pembelajaran, tidak hanya mendengarkan

apa yang disampaikan oleh guru. Kebijakan Merdeka Belajar memiliki empat

pokok kebijakan, yaitu Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN), Ujian

Nasional (UN), Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan Peraturan

Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) zonasi. Isi Pokok kebijakan Kemdikbud
13

RI tertuang dalam paparan Mendikbud RI di hadapan para kepala dinas Provinsi,

Kabupaten/Kota se-Indonesia, di Jakarta pada 11 Desember 2019.

Penjelasan mengenai empat isi pokok kebijakan Merdeka Belajar dar

Kemdikbud RI (Pengelola Web Kemdikbud, 2019), sebagai berikut:

a. Ujian Nasional (UN) akan diubah menjadi Asesmen Kompetensi Minimum

dan Survei Karakter, yang terdiri dari kemampuan bernalar menggunakan

bahasa (literasi), kemampuan bernalar menggunakan matematika (numerasi),

dan penguatan pendidikan karakter. Pelaksanaan ujian tersebut akan dilakukan

oleh siswa yang berada di tengah jenjang sekolah, kelas 4, 8, dan 11. Sehingga

dapat mendorong guru dan sekolah untuk memperbaiki mutu pembelajaran.

Hasil ujian tidak digunakan untuk basis seleksi siswa ke jenjang selanjutnya.

b. Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) akan diterapkan dengan ujian yang

diselenggarakan oleh sekolah. Ujian tersebut digunakan untuk menilai

kompetensi siswa yang dapat dilakukan dalam bentuk tes tulis atau bentuk

penilaian lainnya yang lebih komprehensif, seperti portofolio dan penugasan

(tugas kelompok, karya tulis dan sebagainya). Dengan begitu guru dan sekolah

lebih merdeka dalam penilaian hasil belajar siswa.

c. Penyederhanaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). RPP akan

disederhanakan dengan memangkas beberapa komponen. Dalam kebijakan

baru tersebut, guru secara bebas dapat memilih, membuat, menggunakan dan

mengembangkan format RPP. Tiga komponen inti RPP terdiri dari tujuan

pembelajaran, kegiatan pembelajaran dan asesmen. Penulisan RPP ditulis


14

dengan efisien dan efektif sehingga guru memiliki banyak waktu untuk

mempersiapkan dan mengevaluasi pembelajaran itu sendiri.

d. Dalam penerimaan peserta didik baru (PPDB), akan menggunakan sistem

zonasi dengan kebijakan yang lebih fleksibel untuk mengakomodasi

ketimpangan akses dan kualitas di berbagai daerah. Komposisi PPDB jalur

zonasi dapat menerima siswa minimal 50%, jalur afirmasi minimal 15%, dan

jalur perpindahan maksimal 5%. Sedangkan untuk jalur prestasi atau sisa 0-

30% lainnya disesuaikan dengan kondisi daerah. Daerah berwenang

menentukan proporsi final dan menetapkan wilayah zonasi.

Konsep umum dari pelajaran pendidikan jasmani adalah mendidik siswa

melalui aktivitas gerak, agar memperoleh kesehatan dan kebugaran sehingga

tujuan pendidikan secara umum serta keterampilan seperti: berpikir kritis, kreatif,

inovatif, kerja sama, dan mampu beradaptasi dengan teknologi dapat dicapai

(Mustafa & Dwiyogo, 2020).

Esensi pendidikan jasmani pada dasarnya adalah fisik dan gerak yang lebih

dominan dalam proses pembelajaran. Jadi sebenarnya siswa tidak menghabiskan

waktu dengan mendengarkan penjelasan berupa teori dari guru walaupun dalam

tren merdeka belajar yang dikenal dengan gerakan literasi. Banyak yang

memaknai literasi dalam pendidikan jasmani itu adalah membaca-menulis yang

intinya lebih dominan pada pengetahuan. Padahal ada juga istilah tentang literasi

fisik, yaitu sebagai motivasi dan kepercayaan diri, kemampuan fisik, pengetahuan

dan pemahaman untuk menghargai dan bertanggung jawab atas partisipasi seumur

hidup dalam aktivitas fisik (IPLA dalam Mustafa, 2021: 156).


15

Konsep merdeka belajar sebenarnya sejalan dengan literasi fisik dalam

pendidikan jasmani, yaitu membuat siswa sadar tentang kondisi fisik mereka

untuk memelihara kesehatan tubuhnya masing-masing yang dilakukan dengan

aman sesuai ilmu pengetahuan yang dipelajari dalam pendidikan jasmani di

sekolah. Oleh karena itu pembelajaran pendidikan jasmani perlu dirancang agar

siswa dengan sendirinya termotivasi dan bergembira untuk aktif dalam

berolahraga dengan dibekali pemahaman teori benar (Mustafa, 2021: 156).

Berdasarkan kajian teori di atas, Merdeka Belajar adalah upaya untuk

menciptakan suatu lingkungan belajar yang bebas untuk berekspresi, bebas untuk

berinovasi, bebas dari berbagai hambatan terutama tekanan psikologis. Dalam

penerapannya, bagi guru dengan memiliki kebebasan tersebut lebih fokus untuk

memaksimalkan pada pembelajaran guna mencapai tujuan (goal oriented)

pendidikan nasional, namun tetap dalam rambu kaidah kurikulum.

Bagi siswa bebas untuk berekspresi selama menempuh proses pembelajaran

di sekolah, namun tetap mengikuti kaidah aturan di sekolah. Siswa bisa lebih

mandiri, bisa lebih banyak belajar untuk mendapatkan suatu kepandaian, dan hasil

dari proses pembelajaran tersebut siswa berubah secara pengetahuan, pemahaman,

sikap/karakter, tingkah laku, keterampilan, dan daya reaksinya, sejalan dengan apa

yang diamanatkan dalam tujuan UU Sisdiknas Tahun 2003, yakni; untuk

mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan

bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,

kreatif mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung

jawab (Sekretariat GTK, 2020).


16

2.1.2. Tujuan Kurikulum Merdeka Belajar

Kurikulum merdeka belajar memiliki tujuan yang sangat positif bagi

seluruh personel yang terlibat dalam proses pembelajaran. Adapun Tujuannya

sebagai berikut : (Ainia, 2020:43)

1. Setiap orang yang terlibat didalamnya memiliki kebebasan untuk berinovasi

demi mengembangkan kualitas pembelajaran

2. Guru dituntut untuk belajar kreatif agar mampu memberikan pengalaman

pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa

3. Siswa diberi kesempatan untuk belajar secara mandiri untuk memperoleh

berbagai macam informasi untuk mendukung proses pembelajarannya

4. Setiap unit pendidikan berhak untuk mengelaborasi setiap faktor yang akan

mendukung proses pembelajaran di kelas

5. Adanya penghargaan keberagaman yang ada dalam sistem pendidikan

2.1.3. Manfaat Kurikulum Merdeka Belajar Bagi Guru dan Siswa

Manfaat Kurikulum Merdeka Belajar yang bersifat memberikan kebebasan

kepada seluruh komponen dalam satuan pendidikan dari Sekolah, Guru hingga

siswa. Kurikulum Merdeka merupakan salah satu kurikulum yang merubah

konsep sistem pembelajaran di Indonesia. Nadiem Makarim Kurikulum Merdeka

dapat mencapai sebuah keberhasilan pendidikan Indonesia untuk dapat

mengedepankan pembelajaran bagi siswa. (Ainia, 2020 : 45)

Keunggulan Kurikulum Merdeka Belajar untuk guru yaitu dapat

memberikan Kurikulum Merdeka Belajar dengan beban kerja yang

berkurang,penyederhanaan RPP dan Keunggulan lainnya. Kurangnya beban Guru


17

adalah guru bisa dapat leluasa dalam melaksanakan pembelajaran serta beban

tugas administrasi lebih sederhana sehingga dalam menjalankan sebagai guru

lebih terasa nyaman. Penyederhanaan RPP dengan Kurikulum merdeka dapat

memberikan ruang luas dalam penyederhanaan rancangan pelaksanaan

pembelajaran sehingga pada proses evaluasi terdapat aturan yang memberikan

kebebasan bagi guru dalam pembuatan, pemanfaatan serta pengembangan RPP.

Membangun Suasana belajar menarik dan menyenangkan membuat

suasana pembelajaran tidak membosankan bagi guru maupun siswa dalam

melaksanakan aktivitas belajar, dengan tujuan memperbaiki kualitas

pembelajaran. Kebebasan Berekspresi dengan pelaksanaan pembelajaran

memberikan kesempatan kepada siswa maupun guru bebas berekspresi mulai dari

menyatakan pendapat, berdiskusi tanpa harus terbangun tekanan psikologis

khususnya untuk siswa. Efektif meningkatkan kemampuan dan kompetensi guru

adalah dengan mengembangkan kemampuan serta kompetensi bagi masing-

masing guru sesuai dengan mata pelajaran yang ia kuasai. Kualitas pendidikan

juga akan lebih baik jika sesuai dengan cita-cita pendidikan nasional tidak hanya

mencerdaskan peserta didik tetapi mampu memberikan manfaat kepada guru.

(Sekretariat GTK, 2020).

2.1.4. Pelaksanaan Kurikulum Merdeka Belajar

Dalam kurikulum merdeka ini peran media pembelajaran seperti

pembelajaran interaktif ini sangat dibutuhkan oleh para pendidik dan siswa untuk

mencapai tujuan pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum merdeka. Selain itu,

media pembelajaran juga dapat mendukung kegiatan belajar mengajar di sekolah.


18

Hadirnya kurikulum merdeka ini mengubah sistem proses pembelajaran

yang sebelumnya masih cenderung bersifat kognitif atau hafalan dan minimnya

menyentuh aspek afektif dan psikomotorik. Sekarang diubah menjadi

pembelajaran dengan menerapkan metode pembelajaran interaktif, sederhana, dan

esensial serta mendalam. Sehingga siswa dapat dengan mudah memahami materi

pelajaran yang disampaikan oleh guru di sekolah. Implementasi kurikulum

merdeka ini akan lebih difokuskan pada materi yang esensial dan pengembangan

kompetensi siswa yang disesuaikan dengan fasenya. Oleh karena itu, dengan

hadirnya kurikulum merdeka ini diharapkan proses pembelajaran lebih dikemas

secara mendalam, tidak terburu-buru, menyenangkan, serta lebih bermakna.

Dengan mengimplementasikan metode pembelajaran interaktif artinya media

pembelajaran yang digunakan yakni terjadinya timbal balik atau adanya interaksi

antara guru dan siswanya. Sehingga siswa dapat menangkap materi pelajaran

dengan mudah. Pembelajaran interaktif ini dapat diterapkan dengan dilengkapi

dengan tampilan teks, gambar, audio, maupun video, kemudian siswanya

diberikan kesempatan untuk mengomentari atau memberikan pendapat mengenai

informasi yang ada di dalam gambar atau video tersebut.

Pada dasarnya, penggunaan media pembelajaran interaktif dalam

kurikulum merdeka belajar ini akan membantu para siswa untuk memahami dan

mempermudah suatu materi. Selain itu, pembelajaran interaktif juga dapat

merangsang siswa untuk lebih berfikir kritis sehingga dapat meningkatkan daya

imajinasi siswa, dapat meningkatkan kemampuan dan bersikap lebih baik lagi.

Sehingga dapat meningkatkan tingkat kreativitas dan berinovasi.


19

Salah satu contoh implementasi pembelajaran interaktif dalam kurikulum

merdeka yaitu melalui kegiatan proyek dan studi kasus, dimana pada kegiatan

proyek dan studi kasus ini siswa diberikan kesempatan yang lebih luas untuk

berperan secara aktif untuk mengeksplorasi segala persoalan yang aktual seperti

lingkungan, kesehatan, dan lainnya. Pembelajaran interaktif juga akan lebih baik

ketika didukung melalui penyediaan perangkat ajar seperti buku, modul

pembelajaran, dan yang lainnya sebagai sarana pelengkap dalam pembelajaran.

Di akhir proses pembelajaran, sangat diperlukan untuk membuat refleksi di

setiap selesai pembelajaran. refleksi pembelajaran ini merupakan salah satu hal

penting dalam kurikulum merdeka sebagai salah satu sarana evaluasi guru dan

siswa agar mampu memperbaiki di pembelajaran selanjutnya. . Dengan adanya

refleksi belajar ini, siswa dapat mengukur kemampuan yang mereka dapatkan

setelah selesai pembelajaran. Sehingga siswa dapat mengetahui kemampuan

pemahaman materi apa yang harus dipertahankan dan mana bagian materi yang

belum dikuasai. Refleksi ini dapat dijadikan bahan acuan untuk pembelajaran

selanjutnya. Dengan demikian, proses pembelajaran selanjutnya siswa

mendapatkan hasil yang lebih baik dari sebelumnya.

2.1.5. Kebijakan Merdeka Belajar

Kebijakan Merdeka Belajar Kemendikbud telah membuat kebijakan

reformasi sistem pendidikan Indonesia melalui Merdeka Belajar. Tujuannya

adalah untuk menggali potensi terbesar para guru dan murid serta meningkatkan

kualitas pembelajaran, dengan memberikan kemerdekaan kepada guru untuk

memilih cara penyampaian kurikulum atau cara mengajar yang sesuai dengan
20

kompetensi peserta didiknya (Kemendikbud, 2020a). Merdeka Belajar merupakan

kebijakan untuk mengembalikan esensi dari asesmen. Konsep Merdeka Belajar

untuk mengembalikan Pendidikan kepada esensi undang-undang untuk

memberikan kemerdekaan sekolah memahami kompetensi dasar kurikulum

menjadi penilaian mereka (Kusumaryono, 2020).

Menurut Kemendikbud dalam (Sintia, 2021), Merdeka Belajar adalah

memberikan kebebasan dan otonomi kepada lembaga pendidikan dan merdeka

dari birokratisasi. inti Merdeka Belajar adalah sekolah, guru dan murid memiliki

kebebasan untuk melakukan inovasi, bebas untuk belajar dengan mandiri dan

kreatif (GTK, 2019). Kebijakan merdeka belajar dapat terwujud secara optimal

melalui :

1) peningkatan kompetensi kepemimpinan, kolaborasi antar elemen masyarakat,

dan budaya;

2) peningkatan sarana prasarana serta pemanfaatan teknologi informasi

pendidikan di seluruh satuan pendidikan;

3) perbaikan pada kebijakan, prosedur, dan pendanaan pendidikan; dan

4) penyempurnaan kurikulum, pedagogi, dan asesmen.

(Permendikbud No. 22 Tahun 2020) Perubahan Kebijakan Merdeka Belajar akan

terjadi pada kategori: (1) ekosistem pendidikan; (2) guru; (3) pedagogi; (4)

kurikulum; dan (5) sistem penilaian. Pada lingkungan pendidikan, Kemendikbud

akan mengubah pandangan dan praktik yang bersifat mengekang kemajuan

pendidikan, seperti penekanan pada pengaturan yang kaku, persekolahan sebagai

tugas yang memberatkan, dan manajemen sekolah yang terfokus pada urusan
21

internalnya sendiri menjadi ekosistem pendidikan yang diwarnai oleh suasana

sekolah yang menyenangkan, keterbukaan untuk melakukan kolaborasi lintas

pemangku kepentingan pendidikan.

2.1.6. Perencanaan Pembelajaran di Era Merdeka Belajar

Perencanaan Pembelajaran di era Merdeka Belajar Tantangan masa depan

telah mendorong pemerintah untuk merevisi kurikulum pendidikan. Upaya

pemerintah terhadap perubahan revolusi industri yang begitu cepat ialah melalui

edukasi. Proses edukasi telah melalui berbagai fase. Fase 1 adalah pembelajaran

yang berpusat pada guru, dimana guru sebagai pusat pengetahuan dan buku

pelajaran sebagai sumber materi. Fase 2, pembelajaran berpusat pada interaksi

antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa. Fase 3 adalah pembelajaran

yang berpedoman pada kolaborasi. Fase 4 adalah pembelajaran yang lebih

fleksibel dan kreatif, fase ini pembelajar dapat menekuni lintas bidang ilmu

ataupun pembelajaran jarak jauh. Fase ini, pendidikan dapat melampaui batas.

Artinya, akses pembelajar terhadap informasi sangatlah luas. Maka peran guru

haruslah mampu memfasilitasi pembelajar agar mereka tetap on the track. Guru

harus mampu menyediakan kegiatan bagi pembelajar untuk memecahkan masalah

dan berbasis pada team-work. Pada sistem penilaian, pembelajar dinilai

berdasarkan proses berjuang selama kegiatan pembelajaran dan bukan atas dasar

tes dan nilai saja. Dengan alasan tersebut, maka pemerintah menerapkan

pendidikan yang merdeka, atau dikenal dengan merdeka belajar.


22

2.1.7. Kelebihan Kurikulum Merdeka Belajar

Kemampuan utama pada pendidikan adalah berkomunikasi, berkolaborasi,

berpikir kritis serta berpikir kreatif. Pertama, implementasi merdeka belajar tidak

terbatas ruang dan waktu, dengan mengunjungi tempat wisata, museum dan lain-

lain. Kedua, berbasis pada proyek, dengan menerapkan keterampilan yang telah

dimiliki. Ketiga, pengalaman di lapangan dengan kolaborasi antara dunia

pendidikan dan dunia industri, peserta didik diarahkan untuk terjun ke lapangan

untuk menerapkan soft skill dan hard skill agar mereka siap memasuki dunia

kerja. Praktik ini ciri pendidikan SMA. Keempat, personalized learning. Pada

tahap ini, pembelajaran disesuaikan dengan kemampuan peserta didik, aktivitas

pembelajar tidak dibuat sama rata. Kelima, interpretasi data. untuk mendukung

proses pendidikan dan digunakan sebagai sentral memecahkan masalah serta

disesuaikan dengan kebutuhan. (Chahyanti, 2021). Cara pandang penerapan

merdeka belajar, guru menjadi fasilitator yang memotivasi peserta didik untuk

“merdeka belajar”. dan menyediakan aktivitas bagi peserta didik untuk

mengeksplorasi diri agar setiap peserta didik memiliki pengalaman dalam

pembelajaran yang merdeka.

2.1.8. Kelemahan Kurikulum Merdeka Belajar

Program merdeka belajar belum sempurna untuk dilakukan. Ada beberapa

kendala atau tantangan yang harus dihadapi. Berikut ini merupakan 5 tantangan

program merdeka belajar bagi guru, di antaranya yaitu: a) Keluar dari Zona

Nyaman Sistem Pembelajaran; b) Tidak Memiliki Pengalaman Program Merdeka

Belajar; c) Keterbatasan Referensi; d) Keterampilan Mengajar; e) Minim Fasilitas


23

dan Kualitas Guru. (Supini, 2020). Menurut penulis, untuk mencapai

kemerdekaan belajar tanpa kendala, guru membutuhkan dukungan dari semua

pihak, mulai dari orangtua siswa, siswa, sekolah, pemerintah hingga masyarakat

luas. bentuk dukungan dari pemerintah yaitu dengan membuat pelatihan atau

pembelajaran bagi guru untuk meningkatkan kompetensi guru.

2.1.9. Indikator Kurikulum Merdeka Belajar

Kurikulum merdeka belajar memiliki indikator keberhasilan untuk

mencapai tujuan pembelajaran, adapun indikator keberhasilan program kurikulum

merdeka belajar sebagai berikut:

1. partisipasi siswa-siswi dalam pendidikan Indonesia yang merata.

2. pembelajaran yang efektif,

3. tidak adanya ketertinggalan anak didik.

Dari 3 indikator keberhasil program kurikulum merdeka belajar ini penulis

ingin menjabarkan secara rinci keberhasilan program kurikulum merdeka belajar

adapun penjabarannya sebagai berikut :

a. Partisipasi Siswa-siswi dalam Pendidikan Indonesia

Dari uraian di atas partisipasi tersebut dapat dikembangkan lagi menjadi

beberapa jenjang, yaitu :

● Menerima, yaitu siswa mau memperhatikan suatu kejadian atau kegiatan.

Contohnya siswa mau mendengarkan apa yang disampaikan oleh guru dan

mengamati apa yang terjadi di lingkungan sekitarnya.


24

● Menanggapi, yaitu siswa mau terhadap suatu kejadian dengan berperan

serta. Contoh : menjawab, mengikuti, menyetujui, menuruti perintah,

menyukai dan sebagainya.

● Menilai, yaitu siswa mau menerima atau menolak suatu kejadian melalui

pernyataan sikap positif atau negatif. Contohnya : menerima, mendukung,

ikut serta, meneruskan, mengabdikan diri, dan sebagainya.

● Menyusun, yaitu apabila siswa berhadapan dengan situasi yang menyangkut

lebih dari satu nilai, dengan senang hati menyusun nilai tersebut,

menentukan hubungan antara berbagai nilai dan menerima bahwa ada nilai

yang lebih tinggi daripada yang lain. Contoh : menyusun, memilih,

mempertimbangkan, memutuskan, mengenali, membuat rencana dan

sebagainya.

● Mengenali ciri karena kompleks nilai, yaitu siswa secara konsisten

bertindak mengikuti nilai yang berlaku dan menganggap tingkah laku ini

sebagai bagian dari kepribadiannya. Contoh : percaya, mempraktekkan,

melakukan, mengerjakan.

b. Pembelajaran yang efektif

(Slavin, 2014) menyusun suatu model pembelajaran efektif, didasarkan atas

hasil kerja Carroll, dan mengidentifikasi unsur-unsur atau elemen-elemen

pembelajaran sebagai berikut :

● Kualitas pembelajaran

Kualitas pembelajaran berkenaan dengan seberapa tinggi tingkat informasi

atau keterampilan yang disajikan kepada para peserta didik itu mudah
25

dipelajari mereka. Kualitas pembelajaran itu pada umumnya berupa hasil

yang berkualitas berkenaan dengan pengalaman belajar atau kurikulum dan

pelajaran itu.

● Tingkat pembelajaran yang memadai,

Tingkat pembelajaran yang memadai merujuk pada seberapa jauh guru

yakin bahwa para peserta didik siap belajar sesuatu hal yang baru. Artinya,

mereka memiliki keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan untuk

mempelajari hal baru tersebut, yang sebelumnya belum pernah

dipelajarinya. Dengan ungkapan lain, tingkat pembelajaran itu memadai

jikalau suatu pelajaran tidak terlalu sulit dan juga tidak terlalu mudah bagi

peserta didik.

● Ganjaran

Ganjaran menyangkut hal yang berkenaan bahwa guru yakin para peserta

didik termotivasi untuk mengerjakan tugas-tugas pembelajaran dan ingin

belajar tentang hal yang telah disampaikan, tentu saja setelah mendapatkan

penguatan atau ganjaran yang diberikan oleh guru.

● waktu.

waktu yang dalam hal ini seberapa cukup waktu yang digunakan untuk

belajar peserta didik untuk mempelajari hal-hal yang telah disampaikan oleh

guru.

c. Tiada Ketertinggalannya Anak didik

Selama masa pandemi 2 tahun silam seluruh peserta didik tertinggal

pembelajaran karena mereka melakukan pembelajaran melalui daring untuk itu


26

dengan adanya kurikulum merdeka belajar peserta didik harus mengejar

ketertinggalan materi pembelajaran di sekolah. Oleh karena itu indikator dari

program kurikulum merdeka belajar ini membuat percepatan/ akselerasi dari

pembelajaran yang telah tertinggal dan memperkuat pembelajaran pendidikan

pancasila dengan mengutamakan sikap-sikap moral, kemudian pada kurikulum

merdeka belajar ini juga siswa juga dituntut untuk menciptakan proyek yang dapat

menjadi wirausaha salah satu contohnya membuat sesuatu yang bernilai jual.

selama masa pandemi, harapan pemerintah dengan adanya kurikulum merdeka

belajar ini dapat mengejar ketertinggalan materi pembelajaran di sekolah.

2.1.10. Ciri-Ciri Kurikulum merdeka belajar

Untuk mengidentifikasi terlaksana sebuah pendidikan yang bersifat

merdeka serta humanistik, pendidikan harus mempunyai ciri ciri yang oleh

Baharudin dirumuskan sebagaimana berikut:

● Bersifat membebaskan, membebaskan yang diartikan sebagai proses

memerdekakan dari segala belenggu formalistik yang malah akan

mencetak generasi tidak mampu kritis terhadap segala hal dan tidak

mampu berkreasi dalam berbagai situasi.

● Mencakup semangat keberpihakan, keberpihakan yang dimaksud

adalah pendidikan harus disajikan dengan sepenuh hati, karena

pendidikan merupakan hak semua manusia

● Berprinsip partisipatif, yang mengharuskan adanya sinergi antara

sekolah, wali murid dan juga lingkungan. Hal ini bertujuan agar

pendidikan menjadi sebuah hal yang relevan dengan apa yang


27

dibutuhkan peserta didik dan juga sebagai sarana controlling

perkembangan peserta didik.

● Kurikulum yang berbasis kebutuhan, point ini memperkuat point

sebelumnya. Biar bagaimanapun sistem yang baik akan menghasilkan

output yang baik juga.

● Menjunjung asas kerja sama, maksudnya adalah sinergi antara guru dan

murid untuk bekerja sama menciptakan pembelajaran yang

menyenangkan.

● Evaluasi yang dititik beratkan pada peserta didik, karena pembelajaran

bisa dibilang berhasil jika peserta didik diposisikan sebagai subjek yang

harus terus menerus di evaluasi perkembanganya.

● Percaya diri, tidak dapat dipungkiri bahwa kepercayaan diri akan sangat

menunjang dalam pengembangan potensi peserta didik dalam kapasitas

individu maupun sosial.

Selaras dengan apa yang diungkapkan Baharudin, Ibnu Khaldun juga

menganggap bahwa “pendidikan bukan hanya merupakan sebuah aktivitas yang

selalu mengedepankan pemikiran dan perenungan yang tidak tersentuh dari aspek

pragmatis sama sekali, melainkan ia terbentuk dari segala konklusi yang lahir atas

fenomena yang ada di dalam masyarakat dan perkembangan dalam sebuah siklus

kebudayaan”. Maka pendidikan harus memuat ciri-ciri yang memerdekakan, baik

dari sudut pandang sekolah, pendidik, peserta didik maupun lingkungannya.


28

2.2 Pelaksanaan Pembelajaran

Pelaksanaan pembelajaran adalah proses yang diatur sedemikian rupa

menurut langkah-langkah tertentu agar pelaksanaan mencapai hasil yang

diharapkan (Nana Sudjana, 2010:136).

Menurut Majid (2014: 129) pelaksanaan pembelajaran merupakan kegiatan

proses belajar mengajar sebagai unsur inti dari aktivitas pembelajaran yang dalam

pelaksanaannya disesuaikan dengan rambu-rambu yang telah disusun dalam

perencanaan sebelumnya.

Menurut Bahri dan Aswan Zain (2010:28) pelaksanaan pembelajaran adalah

suatu kegiatan yang bernilai edukatif, nilai edukatif mewarnai interaksi yang

terjadi antara guru dan peserta didik. Interaksi yang bernilai edukatif dikarenakan

pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan diarahkan untuk mencapai tujuan

tertentu yang telah dirumuskan sebelum pelaksanaan pembelajaran dimulai.

Berdasarkan pendapat ahli di atas maka dapat dipahami bahwa pelaksanaan

pembelajaran adalah proses yang berlangsung interaksi yang bernilai edukatif

antara siswa dengan guru untuk mencapai tujuan pembelajaran pada suatu

lingkungan belajar.

2.2.1 Desain Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Berdasarkan Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 tentang standar proses

Pendidikan dasar dan menengah menyatakan bahwa Perencanaan pembelajaran

dirancang dalam bentuk Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

yang mengacu pada Standar Isi. Perencanaan pembelajaran meliputi penyusunan

rencana pelaksanaan pembelajaran dan penyiapan media dan sumber belajar,


29

perangkat penilaian pembelajaran, dan skenario pembelajaran. Penyusunan

Silabus dan RPP disesuaikan pendekatan pembelajaran yang digunakan.

1) Silabus

Silabus merupakan acuan penyusunan kerangka pembelajaran untuk setiap

bahan kajian mata pelajaran. Silabus paling sedikit memuat:

b. Identitas mata pelajaran (khusus SMP/MTs/SMPLB/Paket B dan

SMA/MA/SMALB/SMK/Paket C/Paket C Kejuruan).

c. Identitas sekolah meliputi nama satuan pendidikan dan kelas.

d. Kompetensi inti, merupakan gambaran secara kategorial mengenai

kompetensi dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang harus

dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan mata

pelajaran.

e. Kompetensi dasar, merupakan kemampuan spesifik yang mencakup sikap,

pengetahuan, dan keterampilan yang terkait muatan atau mata pelajaran.

f. Tema (khusus SD/MI/SDLB/Paket A).

g. Materi pokok, memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan,

dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator

pencapaian kompetensi.

h. Pembelajaran, yaitu kegiatan yang dilakukan oleh pendidik dan peserta

didik untuk mencapai kompetensi yang diharapkan.

i. Penilaian, merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk

menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik.


30

j. Alokasi waktu sesuai dengan jumlah jam pelajaran dalam struktur

kurikulum untuk satu semester atau satu tahun.

k. Sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam sekitar

atau sumber belajar lain yang relevan.

2) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Rencana pelaksanaan pembelajaran dalam Permendikbud nomor tahun 2016

tentang standar proses pendidikan dasar dan menengah menyatakan bahwa:

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana kegiatan

pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih. RPP dikembangkan

dari silabus untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran peserta didik dalam

upaya mencapai Kompetensi Dasar (KD). Setiap pendidik pada satuan

pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar

pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,

menantang, efisien, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta

memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian

sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta

didik. RPP disusun berdasarkan KD atau subtema yang dilaksanakan dalam

satu kali pertemuan atau lebih.

a. Komponen RPP dalam Permendikbud nomor 22 tahun 2016 tentang standar

proses pendidikan dasar dan menengah terdiri atas:

2. Identitas sekolah yaitu nama satuan pendidikan;

3. Identitas mata pelajaran atau tema/subtema;

4. Kelas/semester;
31

5. Materi pokok;

6. Alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian KD

dan beban belajar dengan mempertimbangkan jumlah jam pelajaran yang

tersedia dalam silabus dan KD yang harus dicapai.

7. Tujuan pembelajaran yang dirumuskan berdasarkan KD, dengan

menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, yang

mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

8. Kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi.

9. Materi pembelajaran, memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang

relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan

indikator ketercapaian kompetensi.

10. Metode pembelajaran, digunakan oleh pendidik untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik mencapai KD

yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan KD yang akan

dicapai.

11. Media pembelajaran, berupa alat bantu proses pembelajaran untuk

menyampaikan materi pelajaran.

12. Sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam

sekitar, atau sumber belajar lain yang relevan.

13. Kegiatan Pembelajaran atau langkah-langkah pembelajaran dilakukan

melalui tahapan pendahuluan, inti, dan penutup.


32

14. Penilaian hasil pembelajaran. Prosedur dan instrumen penilaian proses

dan hasil belajar disesuaikan dengan indikator pencapaian kompetensi

dan mengacu kepada standar penilaian.

b. Prinsip Penyusunan RPP berdasarkan Permendikbud nomor 22 tahun 2016

tentang standar proses pendidikan dasar dan menengah menyatakan bahwa

dalam menyusun RPP hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip sebagai

berikut:

1. Perbedaan individual peserta didik antara lain kemampuan awal, tingkat

intelektual, bakat, potensi, minat, motivasi belajar, kemampuan sosial,

emosi, gaya belajar, kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar belakang

budaya, norma, nilai, dan/atau lingkungan peserta didik.

2. Partisipasi aktif peserta didik.

3. Berpusat pada peserta didik untuk mendorong semangat belajar motivasi,

minat, kreativitas, inisiatif, inspirasi, inovasi dan kemandirian.

4. Pengembangan budaya membaca dan menulis yang dirancang untuk

mengembangkan kegemaran membaca, pemahaman beragam bacaan,

dan berekspresi dalam berbagai bentuk tulisan.

5. Pemberian umpan balik dan tindak lanjut RPP memuat rancangan

program pemberian umpan balik positif, penguatan, pengayaan, dan

remedi.

6. Penekanan pada keterkaitan dan keterpaduan antara KD, materi

pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi,

penilaian, dan sumber belajar dalam satu keutuhan pengalaman belajar.


33

7. Mengakomodasi pembelajaran tematik-terpadu, keterpaduan lintas mata

pelajaran, lintas aspek belajar, dan keragaman budaya.

8. Penerapan teknologi informasi dan komunikasi secara terintegrasi,

sistematis, dan efektif sesuai dengan situasi dan kondisi.

Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa desain perencanaan

pembelajaran memiliki dua aspek yaitu silabus dan RPP yang mengacu pada

standar isi dan disesuaikan dengan pendekatan pembelajaran yang digunakan.

Perencanaan pembelajaran meliputi penyusunan rencana pelaksanaan

pembelajaran dan penyiapan media dan sumber belajar, perangkat penilaian

pembelajaran, dan skenario pembelajaran.

2.2.2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Penyederhanaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai dengan

Surat Edaran Mendikbud nomor 14 tahun 2019 tertanggal 13 Desember 2019

merupakan salah satu terobosan baru yang dilakukan oleh Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan Nadiem Makarim, penyederhanaan RPP ini didedikasikan untuk para

guru untuk meringankan beban administrasi guru. Berdasarkan Permendikbud

Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah,

RPP adalah rencana kegiatan pembelajaran untuk satu pertemuan atau lebih. RPP

dikembangkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran peserta

didik untuk mencapai Kompetensi Dasar (KD). Komponen RPP ini

disederhanakan menjadi tiga komponen inti dalam satu halaman, yaitu tujuan

pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan asesmen. Sisa komponen lainnya

sebagai pelengkap dan dapat dipilih secara mandiri oleh guru sesuai dengan
34

kebutuhan. Menanggapi kebijakan baru tersebut, penulis mengapresiasi Kebijakan

Pokok Kemendikbud yang menyederhanakan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP). Selama ini beban administrasi dari penyusunan RPP sering dikeluhkan

para guru.

2.2.3. Pelaksanaan Pembelajaran Kurikulum Merdeka

Implementasi dari RPP terdiri 3 kegiatan yaitu pendahuluan, inti dan

penutup. Pertama, kegiatan pendahuluan. kegiatan guru yang harus dilakukan

adalah: a) menyiapkan peserta didik untuk siap mengikuti proses pembelajaran; b)

memberi motivasi belajar siswa secara kontekstual; c) mengajukan pertanyaan

yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang dipelajari; d)

menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai; dan e) menyampaikan

cakupan materi dan uraian kegiatan. Kedua, kegiatan inti. Pada kegiatan inti,

setiap guru dituntut untuk menggunakan berbagai model pembelajaran, media

pembelajaran, dan sumber belajar yang disesuaikan dengan karakteristik peserta

didik dan mata pelajaran. Pendekatan tematik/tematik terpadu/saintifik/inkuiri dan

penyingkapan (discovery)/ pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis

pemecahan masalah (project based learning) disesuaikan dengan karakteristik

kompetensi dan jenjang pendidikan. Tentu saja, menurut peneliti, masih banyak

model pembelajaran yang lain yang dapat dipilih oleh guru untuk

mengembangkan berbagai potensi peserta didik. Ketiga, kegiatan penutup.

kegiatan ini, guru bersama siswa melakukan refleksi untuk mengevaluasi: a)

seluruh rangkaian aktivitas pembelajaran dan hasil-hasil yang diperoleh untuk

selanjutnya secara bersama menemukan manfaat langsung maupun tidak langsung


35

dari hasil pembelajaran; b) memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil

pembelajaran; c) melakukan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pemberian tugas;

dan d) menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran untuk pertemuan

berikutnya.

2.3 Implementasi

Implementasi yang diselenggarakan di Indonesia ini menggunakan berbagai

program. Untuk tercapai berbagai program maka perlu adanya implementasi

program yang terstruktur dan terorganisir. Implementasi tidak hanya sekedar

hanya aktivitas saja, namun suatu kegiatan yang terencana untuk dapat sampai

yang dituju. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Implementasi adalah

penerapan, yang artinya suatu yang telah dirancang itu dilaksanakan dan

diterapkan sepenuhnya, sehingga bisa berjalan dengan apa yang diharapkan dan

tercapai.

Pendapat Hamalik (2017: 237) implementasi merupakan proses penerapan

ide, konsep, kebijakan, atau inovasi dalam bentuk praktis yang mana

menimbulkan dampak, baik berupa perubahan keterampilan, pengetahuan,

maupun nilai dan sikap. Menurut Mulyasa (2014: 99) implementasi merupakan

aktualisasi, yang mana di dalam kurikulum 2013 sendiri aktualisasi kurikulum

sebagai pembelajaran dan membentuk kompetensi dan karakter siswa. Michael

dalam Nafisatun Nikmah (2019: 8) menyatakan implementation consist of the

process of putting into practice an idea, program, or set of activities and structure

new to the people attempting or expected to change.


36

Pendapat terdapat mengungkapkan bahwa implementasi berisi tentang

proses pelaksanaan secara nyata/ mempraktekkan suatu gagasan, program, atau

beberapa aktivitas dan struktur baru oleh dan untuk pihak-pihak yang

menghendaki suatu pembelajaran.

Berdasarkan beberapa definisi mengenai implementasi di atas dapat

disimpulkan bahwa implementasi adalah pelaksanaan dan penerapan ide, konsep,

kebijakan atau inovasi serta untuk membentuk kompetensi dan karakter siswa.

Seperti halnya guru dalam implementasi kurikulum 2013, guru sangat penting

dalam memahami kurikulum 2013. Hal ini bertujuan agar dapat diterapkan siswa

dan tercapai tujuan pembelajaran.

2.4. Profil SMA Negeri 1 Tanjung Jabung Timur

A. Visi

“Terwujudnya siswa yang religius, berakhlak mulia, berprestasi, kreatif

serta peduli lingkungan”

B. Misi

o Menumbuhkan penghayatan dan pengamalan ajaran agama melalui

pembinaan Keagamaan.

o Menanam kejujuran, kedisiplinan, sopan santun dan saling

menghormati melalui penguatan pendidikan karakter.

o Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif sehingga

setiap peserta didik berkembangan secara optimal, sesuai dengan

potensi yang dimiliki.


37

o Mendorong dan membantu setiap siswa untuk mengenali potensi

dirinya melalui konseling pembimbingan akademis, konsultasi

akademis dan non akademis sehingga dapat berkembang sesuai

potensi diri.

o Meningkatkan kemampuan tenaga pendidik dalam melaksanakan

proses pembelajaran.

o Menjalin kerjasama dengan pihak terkait dalam rangka membina

potensi siswa.

o Menumbuhkan semangat menjaga kebersihan lingkungan sekolah

untuk menciptakan kondisi lingkungan sekolah yang bersih dan

sehat.

o Menata kantin sekolah yang sehat dan bersih.

2.5. Karakteristik Siswa Sekolah Menengah Atas (SMA)

pada umumnya berkisar umur 16-18 tahun, pada masa ini sifat anak

perempuan maupun laki-laki memiliki aspek negatif yang ditunjukkan dengan

mudah gelisah, bingung, kurang suka bekerja, mudah jengkel, dan marah. Pada

perkembangan ini merupakan masa yang diwarnai oleh perubahan-perubahan sifat

kepribadian, setiap anak memiliki kepribadian yang berbeda-beda. Penyebab atau

sumber dari perbedaan berdasarkan pendapat Sugihartono,dkk (2013: 29-30)

menyebutkan bahwa manusia menjadi individu unik dikarenakan oleh faktor

bawaan dan faktor lingkungan.

Menurut Jahja (2011: 238) ada beberapa perubahan yang terjadi selama

masa remaja yang sekaligus sebagai ciri-ciri masa remaja yaitu :


38

a. Peningkatan Emosional Emosional ini merupakan hasil dari perubahan fisik

terutama hormon yang terjadi pada masa remaja. Dari segi kondisi sosial,

peningkatan emosi ini merupakan tanda bahwa remaja berada dalam kondisi

baru yang berbeda dari masa sebelumnya. Pada fase ini banyak tuntutan dan

tekanan yang ditujukan kepada remaja, misalnya mereka diharapkan untuk

tidak lagi bertingkah laku seperti anak-anak, harus lebih mandiri dan

bertanggung jawab.

b. Perubahan Fisik Fisik juga disertai dengan kematangan seksual Terkadang

perubahan ini membuat remaja tidak yakin akan diri dan kemampuan mereka

sendiri. Perubahan fisik terjadi secara cepat, baik internal seperti tinggi badan,

berat badan, dan proporsi tubuh sangat berpengaruh terhadap kondisi remaja.

c. Perubahan Sosial Perubahan dalam hal yang menarik bagi dirinya dan

hubungannya dengan orang lain. Selama masa remaja banyak hal yang menarik

bagi dirinya yang dibawa dari masa kanak-kanak digantikan dengan hal

menarik yang baru dan lebih matang. Hal ini juga dikarenakan adanya

tanggung jawab yang lebih besar pada masa remaja,, maka remaja diharapkan

untuk dapat mengarahkan ketertarikan mereka kepada hal-hal yang lebih

penting.

d. Perubahan Nilai Perubahan nilai, dimana apa yang mereka anggap penting

pada masa kanak-kanak menjadi kurang penting, karena masa remaja telah

mendekati masa dewasa.


39

2.6. Penelitian yang Relevan

Hasil penelitian yang relevan dalam penelitian ini sangat diperlukan untuk

mendukung kajian teoritis yang telah dikemukakan sehingga dapat digunakan

sebagai landasan pada kerangka berfikir. Adapun hasil penelitian yang relevan

adalah sebagai berikut:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Dwi Efyanto (2021) yang berjudul “Analisis

Penerapan Kebijakan Merdeka Belajar Pada Kurikulum SMK” Tujuan

penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran: 1). Bagaimana penerapan

kebijakan merdeka belajar pada kurikulum SMK, 2) Apa hambatan penerapan

kebijakan merdeka belajar pada kurikulum SMK, serta 3) Apa upaya yang

ditempuh untuk mengatasi berbagai permasalahan yang ada. Tempat penelitian

dilaksanakan di SMKN 1 Singosari, SMK Muhammadiyah 7 Gondanglegi dan

SMK Turen Malang. Pendekatan yang digunakan terhadap masalah penelitian

ini adalah pendekatan kualitatif didukung oleh data deskriptif. Teknik

pengumpulan data menggunakan teknik observasi partisipasi aktif, wawancara

dan studi dokumen. Teknik analisis data yang digunakan selama penelitian ini

menggunakan model analisis interaktif Miles dan Huberman, yaitu reduksi

data, display data dan penarikan kesimpulan. Penelitian ini mendapatkan hasil

bahwa: 1) Penerapan kebijakan merdeka belajar pada kurikulum SMK dengan

melaksanakan sistem pendidikan pada ranah input, proses, dan output; 2)

Hambatan penerapan merdeka belajar dari ketiga SMK meliputi (1)

Pemenuhan kompetensi industri memerlukan peningkatan kompetensi guru

yang terprogram; (2) Guru belum mempunyai pengalaman lapangan dalam


40

penerapan kompetensi industri; (3) Perubahan standar kompetensi industri

yang dinamis memerlukan pengembangan kurikulum yang berkelanjutan dan

pemenuhan sarana prasarana yang memadai; (4) Kesulitan memfasilitasi

pembelajaran dengan efektif sesuai dengan budaya industri; 3) Upaya untuk

mengatasi kendala yang ada dari penerapan merdeka belajar adalah: a)

Membuat program kesepakatan kerjasama antara SMK dengan pihak Industri;

(b) Mengembangkan metode pembelajaran yang mampu menciptakan nuansa

kerja seperti di perusahaan; (c) Sinkronisasi kurikulum dengan industri rekanan

untuk penyusunan kurikulum pembelajaran otomotif; (d) Meningkatkan

kompetensi guru dalam konteks pemenuhan harapan industri.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Muslimin Yoga Perdana (2021) yang berjudul “

Persepsi Guru Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan Terhadap

Merdeka Belajar Di Sekolah Dasar Se Kabupaten Panewon Tepus” Penelitian

ini bertujuan untuk mengetahui persepsi guru Pendidikan Jasmani Olahraga

dan Kesehatan terhadap Merdeka Belajar di Sekolah Dasar se Kapanewon

Tepus, Gunungkidul. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif.

Metode yang digunakan adalah survei. Teknik pengumpulan data

menggunakan angket yang mana dalam penelitian ini menggunakan google

form. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru PJOK di Sekolah

Dasar Negeri Se-Kapanewon Tepus, Gunungkidul yang berjumlah 23 guru dari

23 Sekolah Dasar. Teknik analisis data ini menggunakan analisis kuantitatif

deskriptif yang disajikan dalam bentuk persentase. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa persepsi guru PJOK SD se-Kapanewon Tepus terhadap


41

merdeka belajar memiliki rata-rata sebesar 104,70 berkategori baik. Secara

rinci menunjukkan sebanyak 0% (0 guru) memiliki persepsi sangat baik,

65,22% (15 orang) memiliki persepsi baik, 34,78% (8 guru) memiliki persepsi

cukup baik, 0% (0 guru) memiliki persepsi tidak baik, 0% (0 guru) memiliki

persepsi sangat tidak baik.

2.7. Kerangka Berpikir

Merdeka Belajar merupakan kebijakan dari Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan (Kemdikbud) Nadiem Anwar Makarim. Kebijakan Merdeka Belajar

ditujukan untuk mengubah sumber daya manusia supaya menjadi lebih baik lagi.

Sebagai sebuah kebijakan baru harus di dasari dengan pemahaman mengenai

Merdeka Belajar itu sendiri.

Guru dan siswa harus paham dengan kebijakan Merdeka Belajar.

Kemerdekaan berpikir dan pembelajaran yang menyenangkan menjadi hal yang

ditekankan dalam Merdeka Belajar. Proses pembelajaran yang menyenangkan

membuat siswa dan guru tidak jenuh karena terjadi komunikasi antara peserta

didik dan pendidik. Proses pembelajaran tidak hanya berfokus pada guru, tetapi

peserta didik juga aktif untuk bertanya, menjawab, berbicara di depan umum,

tidak hanya mendengarkan penjelasan dari guru dan siswa di berikebasan dalam

pembelajaran penjas yang mereka sukai.

Dalam pembelajaran yang seperti itu, peserta didik akan lebih berfikir kritis

dan membentuk karakter. Pada pelaksanaan Merdeka Belajar ini, perlu

diperhatikan apakah dalam pelaksanaan mengalami kesulitan, tidak berjalan


42

sesuai rencana, atau kendala-kendala yang lainnya. Oleh karena itu, dibutuhkan

penerapan dari pendidik guna mengetahui jalannya Merdeka Belajar ini.

Kurikulum Merdeka
Belajar

Indikator Kurikulum
Merdeka Belajar

Pembelajaran Ketertinggalan
Partisipasi Siswa
Efektif Anak Didik

Implementasi Kurikulum
Merdeka Belajar

Gambar 1. Kerangka Berpikir


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 1 Tanjung Jabung Timur

yang akan di perkirakan pada tanggal 9 Januari 2023 s/d 9 Februari 2023 dengan

jadwal oberservasi pada guru yang melaksanakan kurikulum merdeka belajar pada

jam belajar disekolah.

3.2. Prosedur Sampling dan Partisipan Penelitian

Menurut Tarjo (2019: 45) “populasi adalah semua individu yang menjadi

sumber pengambilan sampel, yang terdiri atas obyek/subyek yang memiliki

kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari

dan ditarik kesimpulan”. Populasi pada penelitian ini adalah semua Guru mata

pelajaran yang mengajar di kelas X dan seluruh siswa yang aktif di kelas X di

SMA Negeri 1 Tanjung Jabung Timur.

Sedangkan Sampel adalah sebagian dari populasi. Arikunto (2019:47)

menyatakan bahwa sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang akan

diteliti. Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik total

sampling sehingga melibatkan Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah Bid.

Kurikulum, Wakil Kepala Sekolah Bid. Kesiswaan, seluruh Guru mata pelajaran

yang mengajar di kelas X dan seluruh siswa yang aktif di kelas X.

3.3 Rancangan Penelitian

Menurut Sugiyono (2017: 9) metode kuantitatif adalah metode penelitian

yang digunakan untuk meneliti populasi atau sampel melalui angket atau

43
44

kuisioner. Analisis data bersifat deskriptif kuantitatif dengan tujuan untuk

mengetahui implementasi penerapan kurikulum merdeka belajar. Metode

penelitian ini menggunakan metode observasi dan dokumentasi, sedangkan

pengumpulan datanya menggunakan kuesioner observasi. Penelitian ini bertujuan

untuk mengetahui implementasi kurikulum merdeka belajar pada pembelajaran

Penjas di SMA Negeri 1 Tanjung Jabung Timur.

3.4 Definisi Operasional

Definisi operasional variabel adalah pengertian variabel (yang diungkap

dalam definisi konsep) tersebut, secara operasional, secara praktik secara nyata

dalam lingkup objek penelitian yang diteliti. Definisi operasional dimaksudkan

untuk menghindari kesalah pahaman dan perbedaan penfsiran yang berkaitan

dengan istilah-istilah dalam judul skripsi. Sesuai dengan judul penelitian yaitu:

Implementasi Kurikulum Merdeka Belajar di SMA Negeri 1 Tanjung Jabung

Timur. Maka definisi operasional yang perlu dijelaskan, yaitu:

1. Implementasi

implementasi merupakan proses penerapan ide, konsep, kebijakan, atau

inovasi dalam bentuk praktis yang mana menimbulkan dampak, baik berupa

perubahan keterampilan, pengetahuan, maupun nilai dan sikap. Implementasi

pada penelititan ini untuk melihat konsep, dampak yang ditimbulkan,

pengetahuan serta keterampilan siswa dalam melaksanakan kurikulum merdeka

belajar.
45

2. Kurikulum Merdeka Belajar

Kurikulum Merdeka Belajar merupakan permulaan dari gagasan untuk

memperbaiki sistem pendidikan nasional yang terkesan monoton. Merdeka

Belajar menjadi salah satu program untuk menciptakan suasana belajar di

sekolah yang bahagia, bahagia bagi peserta didik maupun para guru.

Kurikulum Merdeka Belajar nanti sebagai acuan untuk memberikan penilaian

berdasarkan indikator-indikator dari kurikulum merdeka belajar.

3.5 Instrumen Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Untuk membantu

peneliti, digunakan instrumen pembantu yang sesuai dengan teknik pengumpulan

data yang digunakan, yaitu pedoman observasi, daftar pengecekan dokumen.

1. Observasi

Observasi diartikan sebagai pengamatan secara langsung dan sistematis

terhadap peristiwa atau gejala yang tampak pada objek penelitian. Metode

Observasi yang dilakukan adalah metode observasi non-partisipan dimana

mengamati secara langsung, bukan sebagai peserta namun sebagai orang yang

mengamati pelaksanaan program, yang dilaksanakan pada saat peneliti berada di

lokasi penelitian. Menurut Margono (2014: 162) “Apabila observasi tidak ikut

dalam kehidupan orang yang diobservasi dan secara terpisah berkedudukan selaku

pengamat, hal itu disebut observasi non-partisipan”. Observasi dalam penelitian

ini digunakan untuk mengungkap bagaimana Implementasi Kurikulum Merdeka

Belajar di SMA Negeri 1 Tanjung Jabung Timur.


46

Tabel 1. Kisi-kisi Pedoman Observasi

Butir Soal
Indikator Kepsek,
Variabel Pengertian Sub Indikator
Variabel Waka Kur, Guru Siswa
Waka Sis
Kurikulu Merdeka a. partisipasi a. partisipasi 1, 2, 3, 4, 5 1, 2, 3, 4, 5, 1, 2, 3, 4, 5
m belajar siswa-siswi siswa-siswi 6, 7, 8, 9, 10
Merdeka adalah dalam dalam
Belajar kebebasan pendidikan pendidikan
berfikir, Indonesia Indonesia yang
kebebasan yang merata. merata.
otonomi b. pembelajaran - Menerima,
yang yang efektif, yaitu siswa
diberikan c. tiadanya mau
kepada ketertinggala memperhatik
elemen n anak didik. an suatu
pendidikan d. Partisipasi kejadian atau
yang Guru Dalam kegiatan.
bertujuan Kurikulum - Menanggapi,
memberi Merdeka. yaitu siswa
ruang mau terhadap
kepada suatu
peserta kejadian
didik untuk dengan
mengemban berperan
gkan serta.
potensi - Menilai,
yang ada yaitu siswa
pada dirinya mau
menerima
atau menolak
suatu
kejadian
melalui
pernyataan
sikap positif
atau negatif.
- Menyusun,
yaitu apabila
siswa
berhadapan
dengan
situasi yang
menyangkut
lebih dari
47

satu nilai,
dengan
senang hati
menyusun
nilai tersebut,
menentukan
hubungan
antara
berbagai nilai
dan
menerima
bahwa ada
nilai yang
lebih tinggi
daripada
yang lain.
- Mengenali
ciri karena
kompleks
nilai, yaitu
siswa secara
konsisten
bertindak
mengikuti
nilai yang
berlaku dan
menganggap
tingkah laku
ini sebagai
bagian dari
kepribadiann
ya.
b. pembelajaran 6, 7, 8, 9, 11, 12, 13, 6, 7, 8, 9, 10
yang efektif, 10, 11 14, 15, 16,
- Kualitas 17, 18, 19,
pembelajaran 20
- Tingkat
pembelajaran
yang
memadai,
- Ganjaran
- Waktu.
c. Tiadanya 12, 13, 14, 21, 22, 23, 11, 12, 13,
ketertinggalan 15 24, 25, 26, 14, 15,16
anak didik. 27, 28, 29,
- mengejar 30
48

ketertinggal
materi
pembelajaran
disekolah
- membuat
percepatan/
akselerasi
dari
pembelajaran
yang telah
tertinggal
selama masa
pandemi

2. Dokumentasi

Dokumentasi bisa dalam bentuk tulisan, gambar, atau karya-karya

monumental dari seseorang. Menurut Margono (2014: 181) “Cara mengumpulkan

data melalui peninggalan tertulis, seperti arsip-arsip dan termasuk juga buku-buku

tentang pendapat, teori, dalil atau hukum-hukum, dan lain-lain yang berhubungan

dengan masalah penelitian disebut studi dokumenter”. Dalam penelitian ini,

peneliti menggunakan dokumentasi dalam berbagai bentuk yang terkait dengan

Implementasi Kurikulum Merdeka Belajar di SMA Negeri 1 Tanjung Jabung

Timur.

3.6 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini bertujuan untuk memperoleh

informasi tentang Implementasi Kurikulum Merdeka Belajar di SMA Negeri 1

Tanjung Jabung Timur. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini yaitu

dilakukan dengan angket (kuisioner) Observasi. Pengumpulan data merupakan

komponen yang penting dalam penelitian. Karena apabila terdapat kesalahan

dalam proses pengumpulan data maka akan membuat proses analisis data menjadi
49

sulit. Berikut adalah langkah-langkah yang perlu dilaksanakan dalam

pengumpulan data:

a. Peneliti menentukan lokasi untuk pengambilan data.

b. Peneliti meminta surat izin penelitian di fakultas.

c. Peneliti membuat kuesioner observasi sesuai dengan kondisi disekolah.

d. Peneliti mengisi kuisioner observasi pada responden yang akan di amati.

e. Peneliti mengumpulkan hasil pengisian kuisioner observasi.

Tabel 2. Lembar Observasi Siswa

Hasil
No. Pernyataan Observasi Observasi
Ya Tidak
1 Siswa mengamati pelajaran dengan baik
2 Siswa merasa sangat senang dan gembira saat belajar
3 Siswa memiliki daya konsentrasi dan penalaran yang tajam
4 Siswa dapat menangkap pelajaran dengan mudah
Siswa memiliki perbendaharaan kata yang luas dan bahan dalam
5
berargumen
Siswa mampu merumuskan dan menyelesaikan masalah yang
6
dihadapi
7 Siswa memiliki sifat empati atau kepekaan terhadap orang lain
8 Siswa memiliki kemampuan bersosialisasi dengan orang lain.
9 Siswa mampu berkarya dari hasil imajinasi sendiri
Siswa memiliki kemampuan mengembangkan daya pikir dan daya
10
cipta tanpa dibatasi kenyataan dan realita sehari-hari
11 Siswa memahami tujuan pembelajaran yang diberikan oleh guru
12 Siswa antusias dalam pengerjaan proyek
Siswa menyiapkan peralatan untuk pengerjaan proyek di setiap
13
pelajaran
14 Siswa dapat memilih pembelajaran yang mereka inginkan
15 Siswa menyukai pembelajaran pada kurikulum merdeka
16 Siswa dapat mengerjakan soal latihan dari guru
50

Tabel 3. Kriteria Penilaian Angket Siswa

No. Kelas Interval Kategori Penilaian


1 13 – 16 Sangat Baik
2 10 – 12 Baik
3 7–9 Kurang
4 4–6 Tidak Baik
5 0–3 Sangat Tidak Baik

Tabel 4. Lembar Observasi Guru

Hasil
NO. PERNYATAAN Observasi
Ya Tidak
1 Guru memiliki rencana pembelajaran dengan mempertimbangkan
kebutuhan peserta didik
2 Guru membuat kesepakatan kelas sebelum memulai pembelajaran
3 Guru melakukan penilaian berdiferensiasi
4 Apakah guru menyiapkan Modul Ajar.
5 Apakah guru menguasai bahan ajar
6 Guru sudah memberikan kebebasan dalam melaksanakan
pembelajaran
7 Guru memberikan motivasi sebelum pembelajaran dimulai
8 Guru menyiapkan absensi kehadiran siswa/i
9 Guru menjelaskan Capaian Pembelajaran, tujuan pembelajaran dan
Alur Tujuan Pembelajaran
10 Guru dapat mengelola media pembelajaran
11 Guru menggunakan media pembelajaran dan referensi dari internet
12 Guru menggunakan media bahan ajar yang inovatif
13 Memberikan contoh gerakan pada saat praktek di lapangan
14 Guru memimpin pemanasan
15 Memberikan kesempatan kepada siswa yang aktif dalam
pembelajaran
16 Menggunakan alat peraga pada saat praktek di lapangan
17 Guru dapat menciptakan kedisiplinan, ketertiban, keselamatan
dalam menyelenggarakan proses pembelajaran
18 Guru bertutur kata yang sopan
19 Guru menyampaikan materi dengan baik
20 Guru memanfaatkan media TIK pada pembelajaran
21 Guru mengevaluasi pada praktek di lapangan
22 Guru mengevaluasi dan memberikan motivasi setelah
melaksanakan pembelajaran.
23 Guru memilih materi sesuai dengan kebutuhan siswa
24 Materi pembelajaran yang diberikan sesuai dengan apa yang di
51

inginkan siswa
25 Guru Memberikan tugas untuk dikerjakan dirumah
26 Guru memberikan pemahaman yang lebih jauh tentang materi
pembelajaran
27 Guru mengajar materi yang telah tertinggal selamat masa pandemi
28 Guru menyiapkan perangkat untuk 2 tahun akan datang
29 Cara penyampaian materi dapat dipahami siswa
30 Guru menjelaskan secara singkat untuk menghemat waktu

Tabel 5. Kriteria Penilaian Angket Guru

No. Kelas Interval Kategori Penilaian


1 24 – 30 Sangat Baik
2 18 – 23 Baik
3 12 – 17 Kurang
4 6 – 11 Tidak Baik
5 0–5 Sangat Tidak Baik

Tabel 6. Angket Kepala Sekolah, Waka Kurikulum dan Waka Kesiswaan

Hasil
NO. PERNYATAAN Observasi
Ya Tidak
1 Guru mata pelajaran menggunakan media pembelajaran
2 Proyek pancasila dilakukan dalam 1 semester
3 Sekolah sudah melakukan pelatihan kurikulum merdeka
4 Pemateri kurikulum merdeka didatangkan dari luar daerah
5 Adakah guru yang mengikuti pelatihan kurikulum merdeka dari
kementerian pusat melalui via ZOOM Meeting
6 Guru dapat mengembangkan media pembelajaran berbasis
teknologi
7 Guru mata pelajaran sudah memahami kurikulum merdeka
8 Pembagian jam pelajaran sudah sesuai dengan kurikulum merdeka
9 Proyek pancasila diajukan oleh guru bidang mata pelajaran
10 Proyek pancasila diberikan sekolah untuk siswa
11 Adakah penambahan jam pelajaran dari kurikulum merdeka
12 Adakah di sekolah salah satu guru yang menjadi Pemateri
kurikulum merdeka belajar
13 Apakah ada kesulitan bagi Guru dalam melaksanakan kurikulum
merdeka
14 Sarana dan Prasarana pembelajaran di sekolah pada kelas X sudah
sesuaikah dengan kurikulum merdeka
15 Dalam kurikulum merdeka adakah kesulitan siswa dalam
pembelajaran
52

Tabel 7. Kriteria Penilaian Angket Kepala Sekolah Waka Kurikulum, Waka


Kesiswaan

No. Kelas Interval Kategori Penilaian


1 13 – 15 Sangat Baik
2 10 – 12 Baik
3 7–9 Kurang
4 4–6 Tidak Baik
5 0–3 Sangat Tidak Baik

3.7. Teknik Analisis Data

Setelah semua data terkumpul, langkah selanjutnya adalah menganalisis

data sehingga data-data tersebut dapat ditarik suatu kesimpulan. Teknik analisis

data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis data deskriptif kuantitatif

persentase (Sugiyono, 2015: 112).

Cara perhitungan analisis data mencari besarnya frekuensi relatif persentase.

Dengan rumus sebagai berikut (Sudijono, 2015: 40):

P= X 100 %

Keterangan :

P = Persentase

F = Frekuensi

N = Jumlah Responden

Kategori dalam penilaian pengelolaan hasil penelitian ditentukan dengan

kriteria konversi, menurut Arikunto (2006: 207), kemudian data tersebut

diinterpretasikan ke dalam lima tingkatan, yaitu:


53

Tabel 8. Persentase Tingkatan Kategori

No. Interval Kategori


1 81% - 100% Sangat Tinggi
2 61% - 80% Tinggi
3 41% - 60% Sedang
4 21% - 40% Rendah
5 0% - 20% Sangat Rendah
(Sumber: Arikunto, 2006: 207)
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Tanjung Jabung Timur Kec.

Rantau Rasau Kab. Tanjung Jabung Timur. Penelitian ini untuk melihat penerapan

kurikulum merdeka belajar di SMA Negeri 1 Tanjung Jabung Timur dengan

sampel penelitian yang berasal dari Kepala Sekolah, Wakakurikulum, Waka

Kesiswaan, Seluruh Guru Kelas X dan siswa/i Kelas X di SMA Tanjung Jabung

Timur.

Penelitian ini dilakukan dengan cara memberikan angket yang berbeda

kepada sampel, angket Kepala Sekolah, Waka Bid. Kurikulum, Waka Bid.

Kesiswaan dengan jumlah pertanyaan pada angket sebanyak 15 pertanyaan

kemudian angket Guru yang mengajar di kelas X sebanyak 30 pertanyaan,

kemudian angket siswa dengan jumlah pertanyaan sebanyak 16 pertanyaan

seluruh angket yang diberikan kepada sampel merupakan angket yang mengacu

pada kurikulum merdeka belajar.

4.2. Hasil Penelitian

Dari hasil yang di dapatkan keseluruhan penilaian berdasarkan indikator dan

butir soal yang di berikan kepada seluruh sampel (Kepala Sekolah, Waka Bid.

Kurikulum, Waka Bid Kesiswaan, Guru yang Mengajar di kelas X serta seluruh

siswa dari kekas X1 sampai kelas X7) adapun hasil penilaian maka dapat di

jabarkan sebagai berikut :

54
55

A. Partisipasi Siswa/i dalam Pendidikan yang Merata

Berikut ini adalah histogram pada indikator Partisipasi siswa/siswi dalam

pendidikan yang merata pada kurikulum merdeka belajar yang dilakukan di SMA

Negeri 1 Tanjung Jabung Timur antara lain sebagai berikut :

35
31,2
28,8
30 27,6

25

20

15
10
10

5 2,4

0
SB B K TB STB

Gambar 1. Histogram Partisipasi Siswa/i dalam Pendidikan yang Merata

Berdasarkan hasil yang di dapat dari 16 pertanyaan yang di berikan kepada

seluruh siswa kelas X yang berjumlah sebaynyak 250 siswa yang terdiri dari kelas

X1 sampai Kelas X7, penilaian dilakukan pada indikator partisipasi siswa-siswi

dalam pendidikan Indonesia yang merata pada kategori sangat baik dengan

persentase sebesar 31,2% pada kategori baik dengan persentase 28,8%, pada

kategori kurang persentase sebesar 27,6% pada kategori tidak baik dengan

persentase 10% kategori sangat tidak baik dengan persentase sebesar 2,4%. Dari

hasil histogram diatas maka pada indikator partisipasi siswa-siswi dalam


56

Pendidikan yang Merata yang di lakukan pada SMA Negeri 1 Tanjung Jabung

Timur pada kategori sangat baik.

B. Pembelajaran Yang Efektif

Berikut ini histogram pada indikator pembelajaran yang efektif pada

kurikulum merdeka belajar yang dilakukan di SMA Negeri 1 Tanjung Jabung

Timur antara lain sebagai berikut :

49,2
50
45
40
33,6
35
30
25
20
15 11,6

10 5,6
5 0
0
SB B K TB STB

Gambar 2. Histogram Pembelajaran Yang Efektif

Berdasarkan hasil yang di dapat dari 16 pertanyaan yang di berikan kepada

seluruh siswa kelas X yang berjumlah sebaynyak 250 siswa yang terdiri dari kelas

X1 sampai Kelas X7, penilaian dilakukan pada indikator pembelajaran yang

efektif pada kategori sangat baik dengan persentase sebesar 49,2% pada kategori

baik dengan persentase 33,6%, pada kategori kurang persentase sebesar 11,6%

pada kategori tidak baik dengan persentase 5,6%. Dari hasil histogram diatas
57

maka pada indikator pembelajaran yang efektif yang telah dilakukan pada SMA

Negeri 1 Tanjung Jabung Timur pada kategori sangat baik.

C. Tiadanya Ketertinggalan Anak Didik

Berikut ini histogram pada indikator Tiadanya Ketertinggalan Anak Didik

pada kurikulum merdeka belajar yang dilakukan di SMA Negeri 1 Tanjung

Jabung Timur antara lain sebagai berikut :

66,8
70

60

50

40

30 22,8

20
7,2
10 2,8
0,4
0
SB B K TB STB

Gambar 3. Histogram Tiada Ketertinggalan Anak Didik

Berdasarkan hasil yang di dapat dari 16 pertanyaan yang di berikan kepada

seluruh siswa kelas X yang berjumlah sebaynyak 250 siswa yang terdiri dari kelas

X1 sampai Kelas X7, penilaian dilakukan pada indikator tiada ketertinggal anak

didik pada kategori sangat baik dengan persentase sebesar 66,8% pada kategori

baik dengan persentase 22,8%, pada kategori kurang persentase sebesar 7,2%

pada kategori tidak baik dengan persentase 2,8%. Pada kategori sangat tidak baik

dengan persentase sebesar 0,4%, Dari hasil histogram diatas maka pada indikator
58

tiada ketertinggalan anak didik yang telah dilakukan pada SMA Negeri 1 Tanjung

Jabung Timur pada kategori sangat baik.

4.3. Distribusi Frekuensi

Berdasarkan hasil penelitian di SMA Negeri 1 Tanjung Jabung Timur,

dengan memberikan angket berupa pertanyaan-pertanyaan yang mengacu pada

penerapan kurikulum merdeka belajar dengan sampel yang terdiri dari Kepala

Sekolah, Waka Kurikulum, Waka Kesiswaan, Guru yang mengajar di kelas X dan

siswa/i di kelas X. adapun hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti dapat

dijabarkan sebagai berikut :

4.3.1. Kepala Sekolah, Waka Kurikulum dan Waka Kesiswaan

Dari hasil penilaian angket yang diberikan kepada sampel dengan jumlah

pertanyaan sebanyak 15 pertanyaan dengan jumlah sampel sebanyak 3 orang

dengan menganalisis hasil penilaian angket penelitian yang di berikan kepada

sampel. maka hasil yang di dapatkan dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 9. Hasil Penilaian Angket Kepala Sekolah, Waka Kurikulum dan


Waka Kesiswaan
No. Kelas Interval Kategori Penilaian Rata-Rata Persentase
1 13 – 15 Sangat Baik 14,3 97,7
2 10 – 12 Baik 0 0,00
3 7–9 Kurang 0 0,00
4 4–6 Tidak Baik 0 0,00
5 0–3 Sangat Tidak Baik 0,7 2,23
Berdasarkan hasil perhitungan angket penilaian Implementasi Kurikulum

merdeka belajar dengan jumlah 15 pertanyaan pada kategori sangat baik dengan

persentase sebesar 97,7% kemudian kategori sangat tidak baik dengan persentase

2,23%. Dengan demikian implementasi kurikulum merdeka belajar pada SMA


59

Negeri 1 Tanjung Jabung Timur sudah sangat baik di lakukan pada kelas X.

berikut ini histogram penilaian yang dilakukan antara lain sebagai berikut :

97,7
100
90
80
70
60
50
40
30
20
10 0 0 0 2,3
0
SB B K TB STB

Gambar 4. Histogram Hasil Penilaian Kuisioner Kepsek, Waka Kurikulum,


Waka Kesiswaan
4.3.2. Guru SMA 1 Tanjung Jabung Timur

Dari hasil penilaian angket kuisioner yang berjumlah 30 pertanyaan yang

diberikan kepada Guru yang mengajar di kelas X dengan jumlah 16 oraang

sampel dapat dianalisis serta dipaparkan antara lain sebagai berikut :

Tabel 10. Hasil Penilaian Angket Guru SMA 1 Tanjung Jabung Timur
No. Kelas Interval Kategori Penilaian Rata-Rata Persentase
1 24 – 30 Sangat Baik 0,375 37,50
2 18 – 23 Baik 0,625 62,50
3 12 – 17 Kurang 0 0,00
4 6 – 11 Tidak Baik 0 0,00
5 0–5 Sangat Tidak Baik 0 0,00

Berdasarkan tabel hasil penilaian angket Guru diatas maka pada kategori

sangat baik dengan rata-rata sebesar 0,375 dengan persentase sebesar 37,50%

kemudian pada kategori baik dengan rata-rata sebesar 0,625 dengan persentase

sebesar 62,50%. Dengan demikian implementasi kurikulum merdeka berdasarkan


60

angket penilaian Guru yang mengajar di kelas X SMA Negeri 1 Tanjung Jabung

Timur dapat dipahami telah dilaksanakan dengan baik. Berikut ini histogram pada

angket penilaian guru SMA Negeri 1 Tanjung Jabung Timur sebagai berikit:

70,00 62,50

60,00

50,00
37,50
40,00

30,00

20,00

10,00
0,00 0,00 0,00
0,00
Sangat Baik Baik Kurang Tidak Baik Sangat Tidak
Baik

Gambar 5. Histogram Angket Guru

4.3.3. Siswa Kelas X1

Dari hasil penilaian angket kuisioner yang berjumlah 16 pertanyaan

dengan jumlah sampel sebanyak 35 orang kemudian angket kuisioner diberikan

kepada siswa kelas X1. Adapun hasil penilaian angket kuisioer pada kelas X1

sebagai berikut :

Tabel 11. Hasil Penilaian Angket Kelas X1


No. Kelas Interval Kategori Penilaian Rata-Rata Persentase
1 13 – 16 Sangat Baik 0,4857 48,57
2 10 – 12 Baik 0,4 40,00
3 7–9 Kurang 0,0857 8,57
4 4–6 Tidak Baik 0,0286 2,86
5 0–3 Sangat Tidak Baik 0 0,00
61

Berdasarkan pada tabel penilaian diatas dengan jumlah 16 pertanyaan pada

kategori sangat baik dengan Rata-rata sebesar 0,4857 dengan persentase sebesar

48,57% kemudian pada kategori baik dengan rata-rata 0,4 dengan persentase

sebesar 40% pada kategori kurang dengan rata-rata 0,0857 dengan persentase

sebesar 8,57% pada kategori tidak baik dengan rata-rata sebesar 0,0286 dengan

persentase 2,86% dengan demikian penilaian implementasi kurikulum merdeka

belajar pada siswa kelas X1 pada kategori baik. Berikut histogram penilaian

angket kelas X1 sebagai berikut :

48,57
50,00
45,00 40,00
40,00
35,00
30,00
25,00
20,00
15,00 8,57
10,00 2,86
5,00 0,00
0,00
Sangat Baik Baik Kurang Tidak Baik Sangat Tidak
Baik

Gambar 6. Histogram Penilaian Angket Kelas X1


4.3.4. Siswa Kelas X2

Hasil penilaian angket kuisioner yang berjumlah 16 pertanyaan dengan

jumlah sampel kelas X2 sebanyak 34 orang kemudian angket kuisioner diberikan

kepada seluruh sampel dengan pertanyaan mengacu pada proses pembelajaran

pada kurikulum merdka belajar yang di rasakan oleh sampel. Adapun hasil

penilaian angket tersebut dapat dipaparkan antara lain sebagai berikut :


62

Tabel 12. Hasil Penilaian Angket Kelas X2


No. Kelas Interval Kategori Penilaian Rata-Rata Persentase
1 13 – 16 Sangat Baik 0,9706 97,06
2 10 – 12 Baik 0,0294 2,94
3 7–9 Kurang 0 0,00
4 4–6 Tidak Baik 0 0,00
5 0–3 Sangat Tidak Baik 0 0,00

Berdasarkan hasil angket penilaian yang dilakukan kepada sampel di kelas

X2 pada kategori sangat baik dengan Rata-rata 0,9706 dengan persentase sebesar

97,06% kemudian pada kategori baik dengan rata-rata 0,0294 dengan persentase

sebesar 2,94% dengan demikian hasil penilaian implementasi kurikulum merdeka

belajar sangat baik. Beriku ini histogram dari penilaian angket kelas X2.

97,06
100,00
90,00
80,00
70,00
60,00
50,00
40,00
30,00
20,00
2,94 0,00 0,00 0,00
10,00
0,00
Sangat Baik Kurang Tidak Baik Sangat
Baik Tidak Baik

Gambar 7. Histogram Angket Penilaian Kelas X2

4.3.5. Siswa Kelas X3

Hasil penilaian angket kuisioner yang berjumlah 16 pertanyaan dengan

jumlah sampel kelas X3 sebanyak 36 orang kemudian angket kuisioner diberikan

kepada seluruh sampel dengan pertanyaan mengacu pada proses pembelajaran


63

pada kurikulum merdeka belajar yang di rasakan oleh sampel. Adapun hasil

penilaian angket dapat dipaparkan antara lain sebagai berikut :

Tabel 13. Hasil Penilaian Angket Kelas X3


No. Kelas Interval Kategori Penilaian Rata-Rata Persentase
1 13 – 16 Sangat Baik 0,8056 80,56
2 10 – 12 Baik 0,1944 19,44
3 7–9 Kurang 0 0,00
4 4–6 Tidak Baik 0 0,00
5 0–3 Sangat Tidak Baik 0 0,00

Berdasarkan hasil pada tabel diatas pada kategori sangat baik dengan Rata-

rata sebesar 0,8056 dengan persentase sebesar 80,56% kemudian pada kategori

baik rata-rata 0,1944 dengan persentase sebesar 19,44% dengan demikian dapat di

pahami pada hasil angket kelas X3 sangat baik. Berikut hasil penilaian angket

dalam bentuk histogram sebagai berikut :

90,00 80,56
80,00
70,00
60,00
50,00
40,00
30,00 19,44
20,00
10,00 0,00 0,00 0,00
0,00
Sangat Baik Baik Kurang Tidak Baik Sangat Tidak
Baik

Gambar 8. Histogram Penilaian Angket Kelas X 3

4.3.6. Siswa Kelas X4

Hasil penilaian angket kuisioner yang berjumlah 16 pertanyaan dengan

jumlah sampel kelas X4 sebanyak 36 orang kemudian angket kuisioner diberikan


64

kepada seluruh sampel dengan pertanyaan mengacu pada proses pembelajaran

pada kurikulum merdeka belajar yang dirasakan oleh sampel. Adapun hasil

penilaian angket kelas X4 dapat dipaparkan antara lain sebagai berikut :

Tabel 14. Hasil Penilaian Angket Kelas X4


No. Kelas Interval Kategori Penilaian Rata-Rata Persentase
1 13 – 16 Sangat Baik 0,666666667 66,67
2 10 – 12 Baik 0,333333333 33,33
3 7–9 Kurang 0 0,00
4 4–6 Tidak Baik 0 0,00
5 0–3 Sangat Tidak Baik 0 0,00
Berdasarkan hasil yang terdapat pada tabel diatas kategori sangat baik

dengan rata-rata 0,6667 pada persentase 66,67% kemudian kategori baik rata-rata

0,3333 dengan persentase sebesar 33,33% dengan demikian pada kelas X4 hasil

implementasi kurikulum merdeka belajar sangat baik. Dapat dilihat pada

histogram di bawah ini :

66,67
70,00

60,00

50,00

40,00 33,33

30,00

20,00

10,00
0,00 0,00 0,00
0,00
Sangat Baik Baik Kurang Tidak Baik Sangat Tidak
Baik

Gambar 9. Histogram Penilaian Angket Kelas X 4

4.3.7. Siswa Kelas X5

Hasil penilaian angket kuisioner yang berjumlah 16 pertanyaan dengan

jumlah sampel kelas X5 sebanyak 35 orang kemudian angket kuisioner diberikan


65

kepada seluruh sampel dengan pertanyaan mengacu pada proses pembelajaran

pada kurikulum merdeka belajar yang di rasakan oleh sampel. Adapun hasil pada

kelas X5 dapat dipaparkan antara lain sebagai berikut :

Tabel 15. Hasil Penilaian Angket Kelas X5


No. Kelas Interval Kategori Penilaian Rata-Rata Persentase
1 13 – 16 Sangat Baik 0,6286 62,86
2 10 – 12 Baik 0,3714 37,14
3 7–9 Kurang 0 0
4 4–6 Tidak Baik 0 0
5 0–3 Sangat Tidak Baik 0 0

Dari hasil penilaian pada kelas X5 pada tabel diatas kategori sangat baik

rata-rata 0,6286 dengan persentase sebesar 62,86% kemudian pada kategori baik

rata-rata 0,3714 dengan persentase sebesar 37,14% dengan demikian dapat

dipahami bahwa pada kelas X5 proses pembelajaran pada implementasi

kurikulum merdeka belajar pada kategori sangat baik. Dapat dilihat pada

histogram di bawah ini :

70,00 62,86

60,00

50,00
37,14
40,00

30,00

20,00

10,00
0 0 0
0,00
Sangat Baik Kurang Tidak Baik Sangat
Baik Tidak Baik

Gambar 10. Histogram Penilaian Angket Kelas X5


66

4.3.8. Siswa Kelas X6

Hasil penilaian angket kuisioner yang berjumlah 16 pertanyaan dengan

jumlah sampel kelas X6 sebanyak 36 orang kemudian angket kuisioner diberikan

kepada seluruh sampel dengan pertanyaan mengacu pada proses pembelajaran

pada kurikulum merdeka belajar yang di rasakan oleh sampel. Adapun hasil

penilaian pada angket di Kelas X6 dapat dipaparkan antara lain sebagai berikut :

Tabel 16. Hasil Penilaian Angket Kelas X6


No. Kelas Interval Kategori Penilaian Rata-Rata Persentase
1 13 – 16 Sangat Baik 0,5278 52,78
2 10 – 12 Baik 0,3333 33,33
3 7–9 Kurang 0,1111 11,11
4 4–6 Tidak Baik 0,0278 2,78
5 0–3 Sangat Tidak Baik 0 0

Dari hasil tabel penilaian yang dilakukan peneliti, pada kategori sangat

baik rata-rata 0,5278 dengan persentase sebesar 52,78% kemudian kategori baik

rata-rata 0,3333 dengan persentase sebesar 33,33% kemudian pada kategori

kurang rata-rata 0,1111 dengan persentase sebesar 11,11% pada kategori tidak

baik rata-rata 0,0278 dengan persentase sebesar 2,78%. Dengan demikian hasil

penilaian angket pada kelas X6 sangat baik. Berikut ini histogram hasil penilaian

pada kelas X6 sebagai berikut :

60,00 52,78
50,00
40,00 33,33
30,00
20,00 11,11
10,00 2,78 0
0,00
Sangat Baik Baik Kurang Tidak Baik Sangat
Tidak Baik

Gambar 11. Historam Penilaian Angket Kelas X6


67

4.3.9. Siswa Kelas X7

Hasil penilaian angket kuisioner yang berjumlah 16 pertanyaan dengan

jumlah sampel kelas X7 sebanyak 37 orang kemudian angket kuisioner diberikan

kepada seluruh sampel dengan pertanyaan mengacu pada proses pembelajaran

pada kurikulum merdeka belajar yang di rasakan oleh sampel. Adapun hasil pada

kelas X7 dapat dipaparkan antara lain sebagai berikut :

Tabel 17. Hasil Penilaian Angket Kelas X7


No. Kelas Interval Kategori Penilaian Rata-Rata Persentase
1 13 – 16 Sangat Baik 0,4595 45,95
2 10 – 12 Baik 0,3784 37,84
3 7–9 Kurang 0,1351 13,51
4 4–6 Tidak Baik 0,0270 2,70
5 0–3 Sangat Tidak Baik 0 0

Berdasarkan hasil pada tabel kelas X7 didapat kategori sangat baik rata-

rata 0,4595 dengan persentase sebesar 45,95% kemudian pada kategori baik rata-

rata 0,3784 dengan persentase sebesar 37,84% selanjutnya pada kategori kurang

rata-rata 0,1351 dengan persentase 13,51% berikutnya pada kategori tidak baik

rata-rata 0,0270 dengan persentase sebesar 2,70%. Dengan demikian hasil

penilaian angket implementasi kurikulum merdeka belajar di kelas X7 sangat

baik. Berikut ini histogram hasil penilaian angket kelas X7 :

45,95
50,00
37,84
40,00
30,00
20,00 13,51

10,00 2,70 0
0,00
Sangat Baik Baik Kurang Tidak Baik Sangat
Tidak Baik

Gambar 12. Histogram Penilaian Angket Kelas X7


68

4.4. Pembahasan

Kurikulum pada hakekatnya merupakan suatu rencana yang menjadi

pedoman dalam menyelenggarakan proses pendidikan. Apa yang dituangkan

dalam rencana banyak dipengaruhi oleh perencanaan-perencanaan kependidikan.

Adapun pandangan tentang Eksistensi pendidikan diwarnai dengan filosofi

pendidikan yang dianut perencana. Sementara itu kurikulum merdeka belajar

adalah salah satu program untuk menciptakan suasana belajar di sekolah yang

bahagia suasana yang bahagia, bahagia bagi peserta didik maupun para guru.

Setelah diterapkannya kebijakan Merdeka Belajar, nantinya akan terjadi banyak

perubahan terutama dari sistem pembelajaran. Sistem pembelajaran yang sekarang

hanya dilaksanakan di dalam kelas akan berubah dan dibuat senyaman mungkin

agar mempermudah interaksi antara murid dan guru.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan peneliti tentang

implementasi kurikulum merdeka belajar di SMA Negeri 1 Tanjung Jabung Timur

diperoleh hasil seluruh warga sekolah yang mengajar kurikulum merdeka belajar

pada kelas X seperti Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan,

Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum, seluruh Guru yang mengajar di kelas X

kemudian seluruh siswa kelas di SMA Negeri 1 Tanjung Jabung Timur. Dari

hasil angket kuisioner yang di berikan kepada Kepala Sekolah, Wakil Kepala

Sekolah Bidang Kesiswaan, Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum peneliti

memberikan pertanyaan sebanyak 15 buah maka hasil yang di dapat pada seluruh

angket kuisioner dengan kategori sangat baik dengan persentase sebesar 97,7%

kemudian kategori sangat tidak baik dengan persentase 2,23%. Kemudian peneliti
69

memberikan angket penelitian kepada seluruh Guru yang mengajar kelas X karena

di SMA Negeri 1 Tanjung Jabung Timur pelaksanaan kurikulum merdeka belajar

masih dilakukan dari kelas X dari hasil angket kuisioner yang diberikan peneliti

kepada Guru yang mengajar di kelas X di dapat hasil pada kategori sangat baik

dengan rata-rata sebesar 0,375 dengan persentase sebesar 37,50% kemudian pada

kategori baik dengan rata-rata sebesar 0,625 dengan persentase sebesar 62,50%.

Dengan demikian implementasi kurikulum merdeka berdasarkan angket penilaian

Guru yang mengajar di kelas X SMA Negeri 1 Tanjung Jabung Timur dapat

dipahami telah dilaksanakan dengan baik. Berikutnya peneliti memberikan angket

kuisioner kepada seluruh siswa kelas X. dari kelas X1 seluruh angket kuisioner

yang diberikan dengan jumlah 16 pertanyaan pada kategori sangat baik dengan

Rata-rata sebesar 0,4857 dengan persentase sebesar 48,57% kemudian pada

kategori baik dengan rata-rata 0,4 dengan persentase sebesar 40% pada kategori

kurang dengan rata-rata 0,0857 dengan persentase sebesar 8,57% pada kategori

tidak baik dengan rata-rata sebesar 0,0286 dengan persentase 2,86% dengan

demikian penilaian implementasi kurikulum merdeka belajar menurut siswa kelas

X1 pada kategori baik. Kemudian pada kelas X2 seluruh angket kuisioner yang

diberikan pada kategori sangat baik dengan Rata-rata 0,9706 dengan persentase

sebesar 97,06% kemudian pada kategori baik dengan rata-rata 0,0294 dengan

persentase sebesar 2,94% dengan demikian hasil penilaian implementasi

kurikulum merdeka belajar sangat baik. Berikutnya di kelas X3 seluruh angket

kuisioner yang diberikan pada pada tabel diatas pada kategori sangat baik dengan

Rata-rata sebesar 0,8056 dengan persentase sebesar 80,56% kemudian pada


70

kategori baik rata-rata 0,1944 dengan persentase sebesar 19,44%dengan demikian

dapat di pahami pada hasil angket kelas X3 sangat baik. Selanjutnya pada kelas

X4 di dapat hasil seluruh angket kuisioner yang diberikan pada kategori sangat

baik dengan rata-rata 0,6667 pada persentase 66,67% kemudian kategori baik

rata-rata 0,3333 dengan persentase sebesar 33,33% dengan demikian pada kelas

X4 hasil implementasi kurikulum merdeka belajar sangat baik. Kemudian di kelas

X5 terdapat hasil seluruh angket kuisioner yang diberikan pada kategori sangat

baik rata-rata 0,6286 dengan persentase sebesar 62,86% kemudian pada kategori

baik rata-rata 0,3714 dengan persentase sebesar 37,14% dengan demikian dapat

dipahami bahwa pada kelas X5 proses pembelajaran pada implementasi

kurikulum merdeka belajar pada kategori sangat baik. Selanjutnya di kelas X6

hasil dari seluruh angket kuisioner yang diberikan pada kategori sangat baik rata-

rata 0,5278 dengan persentase sebesar 52,78% kemudian kategori baik rata-rata

0,3333 dengan persentase sebesar 33,33% kemudian pada kategori kurang rata-

rata 0,1111 dengan persentase sebesar 11,11% pada kategori tidak baik rata-rata

0,0278 dengan persentase sebesar 2,78%. Selanjutnya di X7 hasil seluruh angket

kuisioner yang diberikan pada kategori sangat baik rata-rata 0,4595 dengan

persentase sebesar 45,95% kemudian pada kategori baik rata-rata 0,3784 dengan

persentase sebesar 37,84% selanjutnya pada kategori kurang rata-rata 0,1351

dengan persentase 13,51% berikutnya pada kategori tidak baik rata-rata 0,0270

dengan persentase sebesar 2,70%.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dapat dipahami bahwa

seluruh angket kuisioner yang diberikan kepada Kepala Sekolah, Wakil Kepala
71

Sekolah Bidang Kesiswaan, Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum pada

kategori sangat baik kemudian pada seluruh Guru yang mengajar di kelas X hasil

angket kuisioner pada kategori baik berikutnya pada seluruh siswa kelas X hasil

angket kuisioner yang di berikan pada kategori sangat baik. Kemudian pada cara

penerapan kurikulum merdeka belajar di SMA Negeri 1 Tanjung Jabung Timur

sudah dilaksanakan dengan biak, siswa di berikan kerja proyek penguatan

pancasila dengan mengarahkan siswa melakukan proyek penguatan pancasila

untuk mengarahkan siswa pada bidang wirausaha kemudian siswa juga sudah

merasakan kenyamanan pada saat melaksanakan pembelajaran di kelas dan di

berikan kebebasan dalam memilih pembelajaran yang di berikan Guru. Kemudian

sistem penilaian pada kurikulum merdeka belajar Guru juga dapat memahaminya

serta menerapkan di setiap kelas yang mereka ajar, perangkat pembelajaran yang

dibuat Guru juga sudah baik dikarenakan Guru juga mengikuti pelatihan-pelatihan

yang di berikan di sekolah, dari Dinas Pendidikan Provinsi. Seluruh Guru yang

mengajar di kelas X juga di berikan pelatihan kurikulum merdeka belajar melalui

tatap muka dan melalui Daring (Via ZOOM Meeting) dari Kementrian Pusat untuk

itu Guru juga menerapkan kurikulum merdeka belajar dengan baik pada seluruh

kelas X. oleh karena itu implementasi kurikulum merdeka belajar pada SMA

Negeri 1 Tanjung Jabung Timur sudah sangat baik di laksanakan.


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat diketahui bahwa implementasi

kurikulum merdeka belajar pada SMA Negeri 1 Tanjung Jabung Timur sudah

baik. Hal ini dapat dilihat dari angket kuisioner yang di berikan kepada seluruh

sampel dengan kategori sangat baik dengan demikian implementasi kurikulum

merdeka belajar terlaksana dengan baik.

5.2. Implementasi

Secara umum istilah Implementasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia

berarti pelaksanaan atau penerapan.Istilah implementasi biasanya dikaitkan

dengan suatu kegiatan yang dilaksanakan untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam

penelitian implementasi kurikulum merdeka belajar di SMA Negeri 1 Tanjung

Jabung Timur telah terlaksana dengan baik pada kelas X karena SMA Negeri 1

Tanjung Jabung Timur mengikut sertakan Guru mereka dalam kegiatan pelatihan

Kurikulum Merdeka Belajar serta Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah Bidang

Kurikulum mendukung seluruh kegiatan yang diberikan Guru untuk

melaksanakan kegiatan proyek penguatan pancasila pada kelas X kemudian Guru

tidak kebingungan pada penilaian kurikulum merdeka belajar karena SMA Negeri

1 Tanjung Jabung Timur telah melaksanakan pelatihan disekolah dengan

mendatangkan salah satu instruktur Kurikulum Merdeka Belajar. Oleh karena itu

kurikulum merdeka belajar di SMA Negeri 1 Tanjung Jabung Timur sudah baik.

72
73

5.3. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini telah dilakukan sebaik-baiknya, tetapi masih memiliki

keterbatasan dan kekurangan, diantaranya sebagai berikut:

1. Keterbatasan tenaga dan waktu penelitian mengakibatkan peneliti tidak mampu

mengontrol kesungguhan responden dalam mengisi angket.

2. Pada saat pengisian angket kuisioner pada siswa ada yang tidak hadir pada jam

disekolah.

3. Pada saat memberikan angket kepada guru kurang maksimal karena ada

beberapa Guru yang sedang mengajar di kelas.

4. Angket yang diberikan kepada Kepala Sekolah, Waka Kurikulum dan Waka

Kesiswaan jumlah pertanyaan terlalu sedikit dengan jumlah 15 pertanyaan.

5. Pada saat memberikan kepada Kepala Sekolah tidak tepat waktu dikarenakan

Kepala Sekolah sedang melakukan Dinas diluar Kota.

5.4. Saran

Berdasarkan hasil penelitian di atas terdapat beberapa saran yang dapat

disampaikan, antara lain:

1. Bagi Guru

- Diharapkan guru dapat lebih kreatif dan inovatif dalam memberikan

pembelajaran dikelas pada kurikulum merdeka belajar.

- Diharapkan guru untuk selalu mengikuti pelatihan-pelatihan yang di adakan

Sekolah, Dinas Pendidikan maupun Kementrian Pusat.

- Diharapakan kepada Guru untuk dapat lebih membimbing kerja proyek

yang diberikan kepada siswa tentang kewirausahaan.


74

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

- Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan angket yang lebih baik

dengan jumlah pertanyaan yang lebih banyak.

- Diharapkan dapat melakukan penelitian lebih luas salah satu contoh yaitu

sekolah yang telah menerapkan program sekolah penggerak.

3. Bagi Siswa

- Implementasi penerapan kurikulum merdeka belajar pada kelas X di SMA

Negeri 1 Tanjung Jabung Timur perlu hal-hal yang kreatif dan inovatif di

setiap kelas.

- Peserta didik khusus di kelas X dapat memilih pembelajaran yang mereka

sukai.

- Peserta didik diharapakan dapat meningkatkan kreatifitas dan inovatif dalam

mengikuti pembelajaran di kelas.


DAFTAR PUSTAKA

Ainia, D.K. 2020. Merdeka Belajar Dalam Pandangan Ki Hadjar Dewantara Dan
Relevansinya Bagi Pengembangan Pendidikan Karakter. Jurnal
Filsafat Indonesia,

Ali, Lukman. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Cetakan Ke III, Jakarta : Balai
Pustaka, 2011.

Alhamuddin. 2019. Politik Kebijakan Pengembangan Kurikulum di Indonesia


Sejak Zaman Kemerdekaan Hingga Reformasi (1947-2013). Jakarta:
Prenadamedia Grup.

Ali Sudin. 2014. Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung: Upi Press.

Anggito, A., & Setiawan, J. (2018). Metodologi Penelitian Kualitatif. Sukabumi:


CV Jejak

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek


Edisi Revisi ke VI. Rineka Cipta: Jakarta.

Azizah, S. (2014). Kurikulum Berkarakter. Cet. I: Alauddin University Press

Badudu J.S dan Zain, Sutan Mohammad, Kamus Umum Bahasa Indonesia.
(Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1996

Baro’ah, S. (2020). Kebijakan Merdeka Belajar Sebagai Strategi Peningkatan


Mutu Pendidikan. Jurnal Tawadhu. Cilacap: Institut Agama Islam
Imam Ghozali.

Bilfaqih, Yusuf dan M. Nur Qomarudin. (2015: 1). Pembelajaran Daring Panduan
Berstandar Pengembangan Pembelajaran Daring untuk Pendidikan
dan Pelatihan. Yogyakarta: Deepublish.

Chahyanti, D. (2021). Pembelajaran di Era Merdeka Belajar.


Https://Www.Timesindonesia.Co.Id/Read/News/341708/Pembelajara
n-Di-EraMerdeka-Belajar.

Depdiknas. 2006. Permendiknas.No.22 tentang Tujuan Pendidikan Jasmani


Olahraga dan Kesehatan. Jakarta: Depdiknas.

Djamarah, Syaiful Bahari dan Aswan Zain. 2010. Strategi Belajar Mengajar.
Jakarta: PT Rieneka Cipta

Dwi Efyanto (2021) “Analisis Penerapan Kebijakan Merdeka Belajar Pada


Kurikulum SMK”

75
76

Hamalik, O. (2017). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Jahja, Yudrik. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Kencana, 2011.

Komarudin. (2015). Peran Guru Pendidikan Jasmani Dalam Sistem Pembangunan


Dan Pembinaan Olahraga Di Indonesia. Jurnal Pendidikan Jasmani
Indonesia. Vol. 11. No. 1. Yogyakarta: FIK UNY.

Kusumaryono, R. S. (2020). Merdeka Belajar.


Https://Gtk.Kemdikbud.Go.Id/ReadNews/Merdeka-Belajar.

Majid, A. (2014). Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: Interes Media.

Margono, S. (2014). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Mendikbud nomor 14 tahun 2019 tertanggal 13 Desember 2019

Mulyasa, E. (2002). Kurikulum berbasis kompetensi. Bandung: Rosda Karya.


_________. (2014).

Mustafa, P.S. & Dwiyogo, W.D. (2020). Kurikulum Pendidikan Jasmani,


Olahraga, dan Kesehatan di Indonesia Abad 21. JARTIKA: Jurnal
Riset Teknologi dan Inovasi Pendidikan.

Mustafa, P. S. (2021). Merdeka Belajar dalam Rancangan Pembelajaran


Pendidikan Jasmani di Indonesia. JARTIKA Jurnal Riset Teknologi
dan Inovasi Pendidikan.

Muslimin Yoga Perdana (2021) “Persepsi Guru Pendidikan Jasmani Olahraga


Dan Kesehatan Terhadap Merdeka Belajar Di Sekolah Dasar Se
Kabupaten Panewon Tepus”

Nugroho, Riant. 2014. Public Policy. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.

Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar


dan Menengah

Pambudi, A. F. (2014). Analisis Spektrum Gaya Mengajar Divergendalam


Implementasi Kurikulum 2013.

Prastawa. F. R & Sismadiyanto. (2013). Persepsi Guru Pendidikan Jasmani


Sekolah Menengah Atas Negeri Se-Kota Yogyakarta Tentang
Penilaian Domain Afektif. Yogyakarta: Jurusan Pendidikan Olahraga
FIK UNY.
77

Rahayu. Ega Trisna. 2013. Strategi Pembelajaran Pendidikan Jasmani. Bandung :


Alfabeta

Sagala, S. (2010). Kemampuan Professional Guru dan Tenaga Kependidikan.


Bandung: Alfabet.

Saryono & Rithaudin, A. (2011). Meta Analisis Pengaruh Pembelajaran


Pendekatan Taktik (TGFU) Terhadap Pengembangan Aspek Kognitif
Siswa dalam Pendidikan Jasmani. Jurnal Pendidikan Jasmani
Indonesia.

Sekretariat GTK. (2019). Mengenal Konsep Merdeka Belajar dan Guru


Penggerak. dari https://gtk.kemdikbud.go.id/readnews/mengenal-
konsep-merdeka-belajar-dan-guru-penggerak

Sekretariat GTK. (2020). Merdeka Belajar https://gtk.kemdikbud.go.id/read-


news/merdeka-belajar

Sintia. (2021). Merdeka Belajar-Kampus Merdeka.


Https://Fmipa.Unri.Ac.Id/Berita/Merdeka-Belajar-Kampus-Merdeka/.

Siswoyo, D., dkk. (2008). Pengantar Psikologi Lingkungan. Yogyakarta:


Lembaga Penerbit Universitas Ahmad Dahlan.

Sudjana, N (2010). Dasar-dasar Proses Pembelajaran. Bandung: Sinar Baru

Sukintaka. (2004). Filosofi Pembelajaran, dan Masa Depan Teori Pendidikan


Jasmani. Bandung: Nuansa.

Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:


Alfabeta.

Supini, E. (2020). 5 Tantangan Program Merdeka Belajar Untuk Guru.


Https://Blog.Kejarcita.Id/5-Tantangan-Program-Merdeka-Belajar-
UntukGuru/.

Suryobroto, Agus S. 2004. Diklat Sarana dan Prasarana Pendidikan Jasmani.


Yogyakarta: FIK UNY.

Tarjo. (2019). Metode Penelitian Sistem Baca. Yogyakarta: Deepublish (Grup


Penerbitan CV Budi Utama).

Utami, N.S., & Nopembri, S. (2011). Pandangan Guru Pendidikan Jasmani SMA
Terhadap Penerapan Model Pembelajaran Teaching Games For
Understanding. Jurnal Pendidikan Jasmani Indonesia Volume 8.
Yogyakarta: FIK UNY.
78

Utama, A. B. (2011). Pembentukan Karakter Anak Melalui Aktivitas


BermainDalam Pendidikan Jasmani. Jurnal pendidikan jasmani
indonesia, 8(1).

Yamin, M., & Syahrir. (2020). Pembangunan Pendidikan Merdeka Belajar


(Telaah Metode Pembelajaran). Jurnal Ilmiah Mandala Education
Volume 6. Universitas Pendidikan Mandalika.
79

Lampiran 1. Data Pendidik dan Tenaga Pendidik

Total
No Nama JK NIP Jenjang Mengajar
JM
Pendidikan Agama
1 Abdul Kholil L 197404152006041012 S1 Islam dan Budi 24
Pekerti
SMP /
2 Agus Purwanto L
sederajat
3 Aji Triyanto L S1 Bahasa Indonesia 28
Bahasa Inggris,
4 Apriyanti P 197404082005012009 S1 Bahasa dan Sastra 24
Inggris
Pendidikan Jasmani,
5 ARI SETYAWAN L S1 Olahraga, dan 27
Kesehatan
6 Asril Arif L 196404171991031008 S1 Geografi 24
7 Bambang Subekti L 197809252003121004 S1 Kimia 24
Sejarah, Matematika
8 CARNITI SUMARLINA P S1 24
(Umum)
Kimia, Project
9 Dederianto L 198212152009031004 S1 Penguatan Profil 33
Pelajar Pancasila
10 Dedi Irawan L D1
Matematika
(Umum), Seni dan
11 Desi Rusiana P S1 28
Budaya, Matematika
(Peminatan)
Matematika
DESI WAHYUNI
12 P S1 (Umum), Seni dan 24
NURLAILI
Budaya, Kimia
Pendidikan Agama
13 Doris Citra Busnardi L S1 Islam dan Budi 27
Pekerti, Sosiologi
14 Drs. YAHUDI L 196507162005011003 S1 Ekonomi 24
15 Eka Deswita P 197912122005012015 S1 Ekonomi 24
16 Erivan Afri Ranti P S1 Sejarah, Seni Budaya 29
Prakarya dan
17 Evi Indriani P 197112222003122002 S1 Kewirausahaan, 24
Ekonomi
Prakarya dan
Kewirausahaan,
18 Fajar Sari Gunawan L 198502082009021003 S2 Ekonomi, Project 31
Penguatan Profil
Pelajar Pancasila
80

19 Giant Try Hartanto L 198311122009031004 S1 Biologi 24


Matematika
20 Guspeni P 198108112008032001 S1 (Peminatan), 24
Matematika (Umum)
21 Hafrial L 196402231993031004 S2 24
Fisika, Bahasa
22 Herningsih P S1 24
Indonesia
23 Ici Risma Anggraini P S1 Fisika, Seni Budaya 27
24 Ihwanto L 0 S1
Matematika
25 Ilham Kholik L S1 (Peminatan), 28
Matematika (Umum)
26 Ira Maharani P S1 Geografi 29
27 Irmie Oktari P 198609282019032007 S1 Sejarah Indonesia 24
Pendidikan Jasmani,
28 Juanda L 198605132010011008 S1 Olahraga, dan 24
Kesehatan
Biologi, Project
29 Lestrawati Sembiring P 197808302014082005 S1 Penguatan Profil 33
Pelajar Pancasila
SMA /
30 M.mahir L 198404052014081002
sederajat
Pendidikan Pancasila
31 Mailisa Lusita P 198606072011012010 S1 dan 24
Kewarganegaraan
32 Marminah. My P D1
Pendidikan Agama
33 Mat Taslim L S1 Islam dan Budi 15
Pekerti
Biologi, Prakarya
34 Melli Ismawati P 197910142006042008 S1 24
dan Kewirausahaan
SMP /
35 Muhtar L
sederajat
36 Muhtar L S1 Bahasa Indonesia 28
Sejarah Indonesia,
37 Noviardi L 196411101991031013 S1 26
Sejarah
Seni Budaya, Seni
dan Budaya,
38 Nurhidayati P S1 Pendidikan Agama 28
Islam dan Budi
Pekerti
39 Oktan Nifus P 198610282011012018 S1 Sosiologi 25
40 Reza Saputri P S1
SMA /
41 Riki Kusanjaya L
sederajat
42 Rini Marlina P S1 Informatika, 29
81

Sosiologi
SMA /
43 Rofiatul Khasanah P
sederajat
Bahasa Inggris,
44 Rosiati Simbolon P 196702221991032006 S1 Bahasa dan Sastra 24
Inggris
Pendidikan Agama
Katholik dan Budi
Pekerti, Pendidikan
45 Sartono L 197102182006041005 S1 69
Agama Kristen dan
Budi Pekerti,
Matematika (Umum)
SD /
46 Sumanan L
sederajat
Bahasa Inggris,
47 Supena L 196908152005011008 S1 Bahasa dan Sastra 24
Inggris
SMA /
48 Suroyo L 197212092014081002
sederajat
Pendidikan Jasmani,
49 Suryadi Romadhon L 198606252019031005 S1 Olahraga, dan 27
Kesehatan
Bimbingan dan
50 Suyatmi P 196609091995122002 S1 Konseling/Konselor
(BP/BK)
51 Turisno Hariyanto L 197706112009031003 S1 Biologi 24
52 Wagito L Paket C
YELDA NOVINARI SMA /
53 P
SANTI sederajat
54 Yenni Yusnita P S1
55 Yulianti P 198212062006042008 S1 Bahasa Indonesia 28
56 Yulniar P 196807141997022001 S1 Fisika 26
SMA /
57 Yuyun Sumiyati P
sederajat
Pendidikan Pancasila
dan
58 Zulfitri L S1 28
Kewarganegaraan,
Sosiologi
Sumber : Data Pokok Pendidik (DAPODIK) SMA Negeri 1 Tanjung Jabung
Timur
82

Lampiran 2. Penilaian Angket Kepala Sekolah, Waka Kurikulum dan Waka Kesiswaan

REKAP PENILAIAN KUISIONER KEPALA SEKOLAH/ WAKA KURIKULUM


IMPLEMENTASI KURIKULUM MERDEKA BELAJAR

PERTANYAAN Jumlah Jawaban


RESPONDEN JABATAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 YA Kategori TIDAK Kategori
Sangat
1 KEPALA SEKOLAH 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15 0 Sangat Baik
Baik
Sangat
2 WAKASEK BID. KURIKULUM 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15 0 Sangat Baik
Baik
Sangat
3 WAKASEK KESISWAAN 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 14 1 Sangat Baik
Baik
Jumlah 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 44 1
83

Lampiran 3. Penilaian Angket Guru

REKAP PENILAIAN KUISIONER GURU


IMPLEMENTASI KURIKULUM MERDEKA BELAJAR
PERTANYAAN JUMLAH Jawaban
RESPON MATA
DEN PELAJARAN Kateg
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 Ya Tidak Kategori
ori
Sanga Sangat
1 Sosiologi 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 26 4
t Baik baik

Sanga Sangat
2 Informatika 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 30 0
t Baik baik

Sanga Sangat
3 PKN 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 30 0
t Baik baik

Sanga Sangat
4 B. Indonesia 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 30 0
t Baik baik

Sanga
5 Geografi 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 24 6 Baik
t Baik

6 Ekonomi 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 21 Baik 9 Baik


Sanga
7 Penjas 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 24 6 Baik
t Baik

8 B. Inggris 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 22 Baik 8 Baik

9 Seni Budaya 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 23 Baik 7 Baik


Agama
10 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 22 Baik 8 Baik
Islam
11 Fisika 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 23 Baik 7 Baik
84

Sejarah
12 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 22 Baik 8 Baik
Indonesia

13 Kimia 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 22 Baik 8 Baik

14 Matematika 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 19 Baik 11 Baik

15 Biologi 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 22 Baik 8 Baik

16 Matematika 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 20 Baik 10 Baik


1 1 1 1 1 1 1 1 1
Jumlah 11 13 13 12 10 16 9 14 12 15 15 6 15 11 11 13 14 11 9 14 10 380 100
5 2 5 4 5 5 5 2 3
85

Lampiran 4. Penilaian Angket Siswa Kelas X 1

REKAP HASIL KUISIONER IMPLEMENTASI KURIKULUM MERDEKA BELAJAR


KELAS X 1

PERTANYAAN JUMLAH Penilaian


RESPONDEN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 Ya Kategori Tidak Kategori
1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 13 Sangat Baik 3 Sangat Baik
2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 15 Sangat Baik 1 Sangat Baik
3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 13 Sangat Baik 3 Sangat Baik
4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 14 Sangat Baik 2 Sangat Baik
5 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 10 Baik 6 Baik
6 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 10 Baik 6 Baik
7 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 12 Baik 4 Baik
8 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 12 Baik 4 Baik
9 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 14 Sangat Baik 2 Sangat Baik
10 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 11 Baik 5 Baik
11 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 14 Sangat Baik 2 Sangat Baik
12 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 14 Sangat Baik 2 Sangat Baik
13 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 13 Sangat Baik 3 Sangat Baik
14 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 13 Sangat Baik 3 Sangat Baik
15 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 Baik 5 Baik
16 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 13 Sangat Baik 3 Sangat Baik
17 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 13 Sangat Baik 3 Sangat Baik
86

18 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 13 Sangat Baik 3 Sangat Baik


19 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 12 Baik 4 Baik
20 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15 Sangat Baik 1 Sangat Baik
21 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 11 Baik 5 Baik
22 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 9 Kurang 7 Kurang
23 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 12 Baik 4 Baik
24 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14 Sangat Baik 2 Sangat Baik
25 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 9 Kurang 7 Kurang
26 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 7 Tidak Baik 9 Tidak Baik
27 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 12 Baik 4 Baik
28 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 12 Baik 4 Baik
29 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 15 Sangat Baik 1 Sangat Baik
30 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 9 Kurang 7 Kurang
31 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 11 Baik 5 Baik
32 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15 Sangat Baik 1 Sangat Baik
33 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 11 Baik 5 Baik
34 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 12 Baik 4 Baik
35 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 15 Sangat Baik 1 Sangat Baik
jumlah 33 29 20 21 25 29 32 32 26 21 33 27 29 23 23 26 429 131
87

Lampiran 5. Penilaian Angket Siswa Kelas X 2

REKAP HASIL KUISIONER IMPLEMENTASI KURIKULUM MERDEKA BELAJAR


KELAS X 2

PERTANYAAN JUMLAH Penilaian


RESPONDEN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 Ya Kategori Tidak Kategori
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16 Sangat Baik 0 Sangat Baik
2 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15 Sangat Baik 1 Sangat Baik
3 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 14 Sangat Baik 2 Sangat Baik
4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 14 Sangat Baik 2 Sangat Baik
5 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15 Sangat Baik 1 Sangat Baik
6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 15 Sangat Baik 1 Sangat Baik
7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16 Sangat Baik 0 Sangat Baik
8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16 Sangat Baik 0 Sangat Baik
9 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14 Sangat Baik 2 Sangat Baik
10 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 14 Sangat Baik 2 Sangat Baik
11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 15 Sangat Baik 1 Sangat Baik
12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 14 Sangat Baik 2 Sangat Baik
13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 15 Sangat Baik 1 Sangat Baik
14 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 13 Sangat Baik 3 Sangat Baik
15 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 13 Sangat Baik 3 Sangat Baik
16 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 13 Sangat Baik 3 Sangat Baik
17 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 13 Sangat Baik 3 Sangat Baik
18 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 15 Sangat Baik 1 Sangat Baik
88

19 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 13 Sangat Baik 3 Sangat Baik


20 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15 Sangat Baik 1 Sangat Baik
21 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 Sangat Baik 3 Sangat Baik
22 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 13 Sangat Baik 3 Sangat Baik
23 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14 Sangat Baik 2 Sangat Baik
24 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15 Sangat Baik 1 Sangat Baik
25 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 13 Sangat Baik 3 Sangat Baik
26 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 14 Sangat Baik 2 Sangat Baik
27 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 14 Sangat Baik 2 Sangat Baik
28 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 14 Sangat Baik 2 Sangat Baik
29 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14 Sangat Baik 2 Sangat Baik
30 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15 Sangat Baik 1 Sangat Baik
31 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 12 Baik 4 Baik
32 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14 Sangat Baik 2 Sangat Baik
33 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15 Sangat Baik 1 Sangat Baik
34 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16 Sangat Baik 0 Sangat Baik
Jumlah 30 29 30 25 28 31 33 31 29 31 32 30 32 31 31 31 484 60
89

Lampiran 6. Penilaian Angket Siswa Kelas X 3

REKAP HASIL KUISIONER IMPLEMENTASI KURIKULUM MERDEKA BELAJAR


KELAS X 3

PERTANYAAN JUMLAH PENILAIAN


RESPONDEN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 Ya Kategori Tidak Kategori
1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 14 Sangat Baik 2 Sangat Baik
2 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 14 Sangat Baik 2 Sangat Baik
3 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 14 Sangat Baik 2 Sangat Baik
4 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15 Sangat Baik 1 Sangat Baik
5 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14 Sangat Baik 2 Sangat Baik
6 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14 Sangat Baik 2 Sangat Baik
7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 15 Sangat Baik 1 Sangat Baik
8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 12 Baik 4 Baik
9 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 14 Sangat Baik 2 Sangat Baik
10 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14 Sangat Baik 2 Sangat Baik
11 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14 Sangat Baik 2 Sangat Baik
12 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 13 Sangat Baik 3 Sangat Baik
13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 14 Sangat Baik 2 Sangat Baik
14 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 12 Baik 4 Baik
15 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 13 Sangat Baik 3 Sangat Baik
16 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 14 Sangat Baik 2 Sangat Baik
17 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 14 Sangat Baik 2 Sangat Baik
18 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 14 Sangat Baik 2 Sangat Baik
90

19 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 15 Sangat Baik 1 Sangat Baik


20 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 15 Sangat Baik 1 Sangat Baik
21 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 15 Sangat Baik 1 Sangat Baik
22 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 13 Sangat Baik 3 Sangat Baik
23 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 13 Sangat Baik 3 Sangat Baik
24 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 13 Sangat Baik 3 Sangat Baik
25 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 12 Baik 4 Baik
26 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 14 Sangat Baik 2 Sangat Baik
27 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 14 Sangat Baik 2 Sangat Baik
28 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 12 Baik 4 Baik
29 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 10 Baik 6 Baik
30 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 13 Sangat Baik 3 Sangat Baik
31 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 14 Sangat Baik 2 Sangat Baik
32 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 14 Sangat Baik 2 Sangat Baik
33 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 15 Sangat Baik 1 Sangat Baik
34 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 13 Sangat Baik 3 Sangat Baik
35 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 12 Baik 4 Baik
36 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 12 Baik 4 Baik
Jumlah 31 35 18 26 30 35 34 34 35 29 31 31 31 25 29 33 487 89
91

Lampiran 7. Penilaian Angket Siswa Kelas X 4

REKAP HASIL KUISIONER IMPLEMENTASI KURIKULUM MERDEKA BELAJAR


KELAS X 4

PERTANYAAN JUMLAH Penilaian


RESPONDEN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 Ya Kategori Tidak Kategori
1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 14 Sangat Baik 2 Sangat Baik
2 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 14 Sangat Baik 2 Sangat Baik
3 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14 Sangat Baik 2 Sangat Baik
4 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15 Sangat Baik 1 Sangat Baik
5 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14 Sangat Baik 2 Sangat Baik
6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 15 Sangat Baik 1 Sangat Baik
7 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 14 Sangat Baik 2 Sangat Baik
8 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 11 Baik 5 Baik
9 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 13 Sangat Baik 3 Sangat Baik
10 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 12 Baik 4 Baik
11 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 11 Baik 5 Baik
12 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15 Sangat Baik 1 Sangat Baik
13 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 Sangat Baik 3 Sangat Baik
14 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 10 Baik 6 Baik
15 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 13 Sangat Baik 3 Sangat Baik
16 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 13 Sangat Baik 3 Sangat Baik
17 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 11 Baik 5 Baik
92

18 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 12 Baik 4 Baik
19 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 12 Baik 4 Baik
20 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 10 Baik 6 Baik
21 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 13 Sangat Baik 3 Sangat Baik
22 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 10 Baik 6 Baik
23 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 12 Baik 4 Baik
24 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 13 Sangat Baik 3 Sangat Baik
25 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 14 Sangat Baik 2 Sangat Baik
26 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 15 Sangat Baik 1 Sangat Baik
27 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 13 Sangat Baik 3 Sangat Baik
28 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 14 Sangat Baik 2 Sangat Baik
29 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 14 Sangat Baik 2 Sangat Baik
30 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 12 Baik 4 Baik
31 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 12 Baik 4 Baik
32 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 14 Sangat Baik 2 Sangat Baik
33 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14 Sangat Baik 2 Sangat Baik
34 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 13 Sangat Baik 3 Sangat Baik
35 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 13 Sangat Baik 3 Sangat Baik
36 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 14 Sangat Baik 2 Sangat Baik
Jumlah 31 33 15 19 27 34 32 32 29 35 32 31 30 21 32 33 466 110
93

Lampiran 8.Penilaian Angket Siswa Kelas X 5

REKAP HASIL KUISIONER IMPLEMENTASI KURIKULUM MERDEKA BELAJAR


KELAS X 5

PERTANYAAN JUMLAH PENILAIAN


RESPONDEN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 Ya Kategori Tidak Kategori
1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 14 Sangat Baik 2 Sangat Baik
2 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 13 Sangat Baik 3 Sangat Baik
3 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 12 Baik 4 Baik
4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 14 Sangat Baik 2 Sangat Baik
5 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 11 Baik 5 Baik
6 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 13 Sangat Baik 3 Sangat Baik
7 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 12 Baik 4 Baik
8 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 13 Sangat Baik 3 Sangat Baik
9 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15 Sangat Baik 1 Sangat Baik
10 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15 Sangat Baik 1 Sangat Baik
11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 12 Baik 4 Baik
12 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 13 Sangat Baik 3 Sangat Baik
13 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 10 Baik 6 Baik
14 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 11 Baik 5 Baik
15 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 13 Sangat Baik 3 Sangat Baik
16 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 12 Baik 4 Baik
17 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 14 Sangat Baik 2 Sangat Baik
18 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 14 Sangat Baik 2 Sangat Baik
94

19 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 14 Sangat Baik 2 Sangat Baik


20 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 13 Sangat Baik 3 Sangat Baik
21 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 13 Sangat Baik 3 Sangat Baik
22 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 11 Baik 5 Baik
23 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 10 Baik 6 Baik
24 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 14 Sangat Baik 2 Sangat Baik
25 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 12 Baik 4 Baik
26 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 12 Baik 4 Baik
27 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 11 Baik 5 Baik
28 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 10 Baik 6 Baik
29 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 14 Sangat Baik 2 Sangat Baik
30 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 14 Sangat Baik 2 Sangat Baik
31 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15 Sangat Baik 1 Sangat Baik
32 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 14 Sangat Baik 2 Sangat Baik
33 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15 Sangat Baik 1 Sangat Baik
34 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15 Sangat Baik 1 Sangat Baik
35 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 14 Sangat Baik 2 Sangat Baik
Jumlah 35 30 32 26 24 30 32 33 30 24 33 27 27 15 21 33 452 108
95

Lampiran 9. Penilaian Angket Siswa Kelas X 6

REKAP HASIL KUISIONER IMPLEMENTASI KURIKULUM MERDEKA BELAJAR


KELAS X 6

PERTANYAAN JUMLAH Penilaian


RESPONDEN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 Ya Kategori Tidak Kategori
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 15 Sangat Baik 1 Sangat Baik
2 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 14 Sangat Baik 2 Sangat Baik
3 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 10 Baik 6 Baik
4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 15 Sangat Baik 1 Sangat Baik
5 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 11 Baik 5 Baik
6 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 11 Baik 5 Baik
7 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 13 Sangat Baik 3 Sangat Baik
8 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 8 Kurang 8 Kurang
9 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 13 Sangat Baik 3 Sangat Baik
10 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 13 Sangat Baik 3 Sangat Baik
11 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 9 Kurang 7 Kurang
12 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 12 Baik 4 Baik
13 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 9 Kurang 7 Kurang
14 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 13 Sangat Baik 3 Sangat Baik
15 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 15 Sangat Baik 1 Sangat Baik
16 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 Sangat Baik 3 Sangat Baik
17 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 12 Baik 4 Baik
96

18 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 12 Baik 4 Baik
19 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14 Sangat Baik 2 Sangat Baik
20 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 14 Sangat Baik 2 Sangat Baik
21 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 13 Sangat Baik 3 Sangat Baik
22 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14 Sangat Baik 2 Sangat Baik
23 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14 Sangat Baik 2 Sangat Baik
24 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 10 Baik 6 Baik
25 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 13 Sangat Baik 3 Sangat Baik
26 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 10 Baik 6 Baik
27 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 14 Sangat Baik 2 Sangat Baik
28 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 14 Sangat Baik 2 Sangat Baik
29 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 14 Sangat Baik 2 Sangat Baik
30 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 12 Baik 4 Baik
31 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 11 Baik 5 Baik
32 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 7 Kurang 9 Kurang
33 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 11 Baik 5 Baik
34 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 11 Baik 5 Baik
35 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 13 Sangat Baik 3 Sangat Baik
36 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 5 Tidak Baik 11 Tidak Baik
Jumlah 33 32 11 20 20 28 32 32 34 24 34 25 34 18 22 33 432 144
97

Lampiran 10. Penilaian Angket Siswa Kelas X 7

REKAP HASIL KUISIONER IMPLEMENTASI KURIKULUM MERDEKA BELAJAR


KELAS X 7

PERTANYAAN JUMLAH PENILAIAN


RESPONDEN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 YA KATEGORI TIDAK KATEGORI
1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 14 Sangat Baik 2 Sangat Baik
2 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 11 Baik 5 Baik
3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 14 Sangat Baik 2 Sangat Baik
4 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15 Sangat Baik 1 Sangat Baik
5 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 10 Baik 6 Baik
6 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 14 Sangat Baik 2 Sangat Baik
7 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 14 Sangat Baik 2 Sangat Baik
8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 14 Sangat Baik 2 Sangat Baik
9 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 8 Kurang 8 Kurang
10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 15 Sangat Baik 1 Sangat Baik
11 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 13 Sangat Baik 3 Sangat Baik
12 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 Baik 4 Baik
13 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14 Sangat Baik 2 Sangat Baik
14 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 9 Kurang 7 Kurang
15 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 14 Sangat Baik 2 Sangat Baik
16 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 13 Sangat Baik 3 Sangat Baik
17 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 14 Sangat Baik 2 Sangat Baik
18 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 12 Baik 4 Baik
98

19 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15 Sangat Baik 1 Sangat Baik


20 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 10 Baik 6 Baik
21 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14 Sangat Baik 2 Sangat Baik
22 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 13 Sangat Baik 3 Sangat Baik
23 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 12 Baik 4 Baik
24 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 15 Sangat Baik 1 Sangat Baik
25 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 11 Baik 5 Baik
26 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 11 Baik 5 Baik
27 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 7 Kurang 9 Kurang
28 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 11 Baik 5 Baik
29 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 13 Sangat Baik 3 Sangat Baik
30 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 11 Baik 5 Baik
31 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 8 Kurang 8 Kurang
32 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 10 Baik 6 Baik
33 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 10 Baik 6 Baik
34 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 12 Baik 4 Baik
35 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 6 Tidak Baik 10 Tidak Baik
36 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 11 Baik 5 Baik
37 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 8 Kurang 8 Kurang
Jumlah 35 29 26 22 23 28 29 27 31 25 30 26 20 23 32 32 438 154
99

Lampiran 11. Dokumentasi Penelitian

Gambar 1. Visi dan Misi SMA Negeri 1 Tanjung Jabung Timur


Sumber : Dokumentasi Pribadi

Gambar 2. Peneliti Memberikan Angket Kepada Kepala Sekolah


Sumber : Dokumentasi Pribbadi
100

Gambar 3. Peneliti Memberikan Angket Kepada Guru yang Megngajar di


Kelas X (Ekonomi)
Sumber : Dokumentasi Pribadi

Gambar 4. Peneliti Memberikan Angket Kepada Guru yang Megngajar di


Kelas X (Sosilogi)
Sumber : Dokumentasi Pribadi
101

Gambar 5. Peneliti Menjelaskan Kepada Siswa Kelas X Cara Pengisian


Angket
Sumber : Dokumentasi Pribadi

Gambar 6. Peneliti Membagikan Angket Kepada Siswa Kelas X


Sumber : Dokumentasi Pribadi
102

Gambar 7. Guru Menjelaskan Materi Pembelajaran yang Akan di Ajarkan


pada kelas X (Penjas)
Sumber : Dokumentasi Pribadi

Gambar 8. Guru Menjelaskan Materi Pembelajaran yang Akan di Ajarkan


Pada kelas X (Matematika)
Sumber : Dokumentasi Pribadi
103

Gambar 9. Siswa Kelas X melakukan Praktek Pembelajaran (Penjas)


Sumber : Dokumentasi Pribadi

Gambar 10. Foto Bersama Sampel Kelas X


Sumber : Dokumentasi Pribadi

Anda mungkin juga menyukai