Anda di halaman 1dari 143

MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA MELALUI

PENERAPAN MIND MAP PADA MATA PELAJARAN


SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM DI MTsN MALANG III
GONDANGLEGI




SKRIPSI




Oleh:
MARIYAM
05110136














JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
Agustus, 2009
ii

MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA MELALUI
PENERAPAN MIND MAP PADA MATA PELAJARAN
SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM DI MTsN MALANG III
GONDANGLEGI


SKRIPSI


Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Agama Islam (S.Pd.I) Pada Program Strata Satu (SI) Jurusan Pendidikan
Agama Islam Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri
Maulana Malik Ibrahim Malang


Oleh

MARIYAM
05110136












JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
Agustus, 2009
iii

LEMBAR PERSETUJUAN

MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA MELALUI
PENERAPAN MIND MAP PADA MATA PELAJARAN
SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM DI MTsN MALANG III
GONDANGLEGI



SKRIPSI


Oleh:

MARIYAM
05110136


Telah Disetujui Pada Tanggal: 26 Juni 2009


Oleh
Dosen Pembimbing,



Dr.H.M. Samsul Hady, M. Ag
NIP. 150267254





Mengetahui,
Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam




Drs. Moh. Padil, M.Pd.I
NIP. 150 267 235
iv

LEMBAR PENGESAHAN
MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA MELALUI
PENERAPAN MIND MAP PADA MATA PELAJARAN
SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM DI MTsN MALANG III
GONDANGLEGI

SKRIPSI

Dipersiapkan dan disusun oleh:
Mariyam (05110136)
Telah dipertahankan di depan dewan penguji pada tanggal 5 Agustus
dan telah dinyatakan diterima sebagai salah satu persyaratan
untuk memperoleh gelar strata satu Sarjana Pendidikan Agama Islam (S.Pd.I)
pada tanggal: 12 Agustus 2009


Panitia Ujian

Ketua Sidang
Dr. M. H. Samsul Hadi, M.Ag
NIP. 150267254


:

Sekertaris Sidang
Abdul Malik Karim Amrullah, M.Pd.I
150368790

Pembimbing
Dr. M. H. Samsul Hadi, M.Ag
NIP. 150267254

Penguji Utama
Prof. Dr. H. Baharuddin, M.Pd
NIP. 150215385


:



:



:


Mengesahkan,
Dekan Fakultas Tarbiyah UIN Maulana Malik Ibrahim Malang





Dr. M. Zainuddin, MA
NIP. 150275502
v

HALAMAN PERSEMBAHAN

Teriring doa yang terlantun atas tercapainya sebuah karya cipta yang
utuh, ku persembahkan hasta karyaku kepada Bapak dan Ibuku dengan
penuh cinta. Yang telah mengabdikan seluruh hidupnya dengan ikhlas demi
kesuksesan putrinya.
Kepada Haris Nur Rozikin, pujangga kecil dalam keluarga yang selalu
membawa keceriaan.
Kepada guru-guru dan dosen-dosenku yang telah memancarkan ilmunya,
kehadiranmu telah mengantarkanku kepintu gerbang kesuksesan.
Untuk temen-temenku yang suka duka kita bersama. Kalian selalu dihatiku
(Anneke, Nimah, Munawarah, n Farida W).
Untuk Om ku (Rohim) makasih atas kesediaan waktu yang pean luangkan,
semua teman-temanku,,,, khususnya (MADIN: ustd kepala (Jeng Rina),
ustd sekertaris ( Aim. S), b H-5, b Di2k, teh Arul, Choir, Sundus,
Lelis, Mega, Eva, Ifa, b Yu2n, Dwi, farida, and Irma), kebersamaan
adalah hidup kita, makasih atas semuanya.
Jazakallahu khoiron,,





vi

MOTTO
, , ,
) (

"Ajarkan ilmu, berikan kemudahan dan jangan dipersulit, jadikan mereka
gembira dan jangan membuat lari (ketakutan), jika salah seorang diantara
kalian marah hendaklah ia diam "(HR. Ahmad & Bukhori).
Hadist shohih: Shohih Al-Jami', no.4027























vii

Dr.H.M. Samsul Hady, M. Ag
Dosen Fakultas Tarbiyah
Universitas Islam Negeri (UIN)
Maulana Malik Ibrahim Malang


NOTA DINAS PEMBIMBING

Hal : Skripsi Mariyam Malang, 26 Juni 2009
Lampiran : 5 eksemplar

Kepada Yth.
Dekan Fakultas Tarbiyah UIN
Maulana Malik Ibrahim Malang
di
Malang

Assalamualaikum Wr. Wb.

Sesudah melakukan beberapa kali bimbingan, baik dari segi isi, bahasa,
maupun teknik penulisan, dan setelah membaca skripsi mahasiswa tersebut
dibawah ini :

Nama : Meriyam
NIM : 05110136
Jurusan : Pendidikan Agama Islam
Judul Skripsi : Meningkatkan Minat Belajar Siswa Melalui
Penerapan Mind Map Pada Mata Pelajaran
Sejarah Kebudayaan Islam Di MTsN Malang III
Gondanglegi

maka selaku pembimbing, kami berpendapat bahwa skripsi tersebut sudah layak
diajukan untuk diujikan.
Demikian, mohon dimaklumi adanya.

Wassalamualaikum Wr. Wb.



Pembimbing,




Dr.H.M. Samsul Hady, M. Ag
NIP. 150267254
viii

SURAT PERNYATAAN


Dengan ini saya menyatakan, bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya
yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan pada suatu perguruan
tinggi dan sepanjang pengetahuan saya, juga tidak terdapat karya atau pendapat
yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain kecuali yang secara tertulis
diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.


Malang, 26 Juni 2009
Penulis




mariyam














ix

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil'alamin, puji syukur kehadirat Allah SWT atas
rahmat, taufiq dan hidayah-Nya yang telah memberikan petunjuk dalam segala
hal, pada tiap detik kehidupan. Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan
kepada baginda Rasulallah SAW sebagai penuntun umat menuju cahaya iman dan
Islam.
Sebuah karya tulis yang berjudul: "MENINGKATKAN MINAT
BELAJAR MELALUI PENERAPAN MIND MAP PADA MATA PELAJARAN
SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM di MTsN MALANG III
GONDANGLEGI" telah penulis selesaikan dengan baik.
Banyak bantuan dan dukungan telah diperoleh dalam penyusunan skripsi
ini. Oleh karena itu penulis sampaikan penghargaan dan terimakasih kepada
beberapa pihak:
1. Kedua orang tua, Ayahanda Kholil dan Ibunda Lianah yang telah
membesarkan, mendoakan dan mendorong penulis untuk menyelesaikan
skripsi ini.
2. Bapak. Prof. Dr. H. Imam Suprayogo selaku Rektor Universitas Islam Negeri
(UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang.
3. Bapak Dr.M. Zainuddin, MA. Dekan Fakultas Tarbiyah Universitas Islam
Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang.
4. Bapak M. Padil selaku Ketua Jurusan Fakultas Tarbiyah Universitas Islam
Negeri (UIN) ) Maulana Malik Ibrahim Malang.
x

5. Bapak Dr.H.M. Samsul Hadi, M.Ag selaku dosen pembimbing yang telah
meluangkan waktu, tenaga dan pikiran dalam membimbing penyusunan
skripsi ini.
6. Bapak/Ibu dosen (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang yang memberikan
banyak ilmu sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
7. Bapak Samsudin M.Pd selaku Kepala Sekolah MTsN Malang III gondanglegi
, serta Ibu Maidatul Jannah M.Pdi selaku pengajar Sejarah Kebudayaan Islam
yang telah memberikan waktunya bagi penulis untuk mengadakan penelitian.
Penulis sadar bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih ada beberapa
kekurangan. Oleh karena itu, penulis menerima dengan senang hati saran dan
kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan karya ini.
Akhir kata, penulis berharap semoga karya ini dapat bermanfaat bagi
penulis pada khususnya, khasanah pengembangan pendidikan serta dunia
penelitian pada umumnya, Amin.


Malang, 26 Juni 2009


Penulis




xi

DAFTAR TABEL

TABEL I : Pre Tes
TABEL II : Siklus I
TABEL III : Siklus II























xii

DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN I Surat Penelitian kesekolah
LAMPIRAN II Surat telah mengadakan Penelitian dari sekolah
LAMPIRAN III Bukti Konsultasi
LAMPIRAN IV Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
LAMPIRAN V Bahan Ajar
LAMPIRAN VI Pedoman Angket
LAMPIRAN VII Denah Sekolah
LAMPIRAN VIII Daftar Hadir Siswa
LAMPIRAN IX Grafik Peningkatan Minat Belajar Siswa
LAMPIRAN X Foto Kegiatan Pembalajaran












xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL .................................................................................. i
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ....................................................................v
HALAMAN MOTTO ...................................................................................vi
HALAMAN NOTA DINAS ..........................................................................vii
HALAMAN PERNYATAAN .......................................................................viii
KATA PENGANTAR ...................................................................................ix
DAFTAR TABEL .........................................................................................xi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................xii
DAFTAR ISI .................................................................................................xiii
HALAMAN ABSTRAK ...............................................................................xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................ 4
C. Tujuan Penelitian .......................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian ........................................................................ 4
E. Hipotesis penelitian ...................................................................... 5
F. Definisi Istilah .............................................................................. 5
G. Ruang Lingkup Pembahasan ......................................................... 6
xiv

H. Sistematika Pembahasan ............................................................... 7
BAB II KAJIAN TEORI
A. Pembahasan tentang Minat Belajar ............................................... 9
1. Pengertian Minat Belajar .......................................................... 9
2. Karakteristik Minat Belajar ...................................................... 15
3. Peranan dan Fungsi Minat ........................................................ 18
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Belajar ..................... 19
5. Aspek-aspek yang Menumbuhkan Minat Belajar ...................... 24
B. Tinjauan tentang Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI)
di MTs .......................................................................................... 26
1. Pengertian Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) ............................ 26
2. Tujuan Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) ............ 26
3. Fungsi Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) ............ 26
4. Pendekatan Pembelajaran dan Penilaian dalam
pembelajaran SKI ................................................................... 27
C. Pembahasan tentang Mind Map .................................................... 29
1. Pengertian Mind Map ............................................................... 20
2. Prinsip-prinsip Mind Map dalam ............................................. 32
3. Cara membuat Mind Map ......................................................... 33
4. Manfaat Mind Mapp ................................................................ 35
5. Unsur- unsur Mind Map ........................................................... 37
D. Pengaruh Mind Map terhadap Minat Belajar Siswa
MTsN Malang III ......................................................................... 38
xv

BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ............................................................................. 41
B. Prosedur penelitian ....................................................................... 48
C. Kehadiran Peneliti ....................................................................... 52
D. Lokasi Penelitian .......................................................................... 52
E. Sumber Data dan Jenis Data ......................................................... 52
F. Instrumen Penelitian ..................................................................... 53
G. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 54
H. Analisis Data ................................................................................ 56
I. Pengecekan Keabsahan Data ......................................................... 58
J. Tahapan Penelitian ....................................................................... 58
BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN
A. Diskripsi lokasi Penelitian ............................................................ 60
B. Paparan Data Sebelum Penelitian .................................................. 64
C. Siklus I ......................................................................................... 66
D. Siklus II ........................................................................................ 76
E. Pembahasan .................................................................................. 86
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan .................................................................................. 91
B. Saran ............................................................................................ 92





xvi

ABSTRAK

Mariyam, 2009, Meningkatkan Minat Belajar Siswa Melalui Penerapan Mind
Map Pada Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Di MTsN Malang III
Gondanglegi, Skripsi, Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI), Fakultas Tarbiyah,
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang. Dosen Pembimbing:
Dr. H. M. Samsul hadi, M.Ag.

Kata Kunci: Minat Belajar Siswa, Sejarah Kebudayaan Islam, Mind Map.

Sejarah Kebudayaan Islam merupakan Mata Pelajaran Agama yang diajarkan
pada setiap jenjang pendidikan. Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam berisi
sejarah-sejarah kerajaan-kerajaan islam terdahulu yang dapat diambil ibrahnya
oleh pendidik dan siswa sebagai anak didik. Hal ini dikarenakan pada saat ini
masih ada peninggalan-peninggkan sejarah masa lalu yang dapat dinikmati.
Namun yang menjadi masalah adalah keengganan peserta didik untuk
mempelajari sejarah Islam, padahal sebenarnya sejarah adalah suatu hal yang
penting untuk diketahui.
Untuk menjadikan sejarah lebih menarik siswa untuk belajar, perlu diawali
dalam cara menyampiakannya. Pada saat ini sudah banyak strategi atau metode
belajar yang dapat menarik siswa untuk belajar, salah satunya adalah dengan
menggunakan Mind Map. Mind Map merupakan salah satu strategi kreatif dalam
mencatat sehingga pembelajaran menjadi lebih menyenangkan. Dengan
munculnya rasa senang inilah diharapkan minat belajar siswa terhadap mata
pelajaran sejarah dapat ditingkatkan.
Mengarah pada Permasalahan di atas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah: Bagaimana proses meningkatkan minat belajar siswa
melalui penerapan Mind Map pada Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di
MTsN Malang III Gondanglegi?
Penelitian ini menggunakan desain penelitian tindakan kelas (class-room
action research) yang mengikuti model lewin yang telah ditafsirkan oleh kemmis.
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara pemberikan angket pada siswa
pada saat pre tes dan pada setiap akhir siklus I dan II.
Berdasarkan data yang dihasilkan oleh peneliti melalui pemberian angket,
penerapan Mind Map terbukti dapat meningkatkan minat belajar siswa terhadap
mata pelajarn Sejarah Kebudayaan islam. Hasil angket yang diberikan kepada 43
siswa menunjukkan bahwa pada saat pre tes siswa yang minat belajarnya tinggi
hanya terdapat 5 orang, pada siklus I terdapat peningkatan menjadi 12 orang, dan
pada siklus ke II juga terdapat peningkatan dengan penambahan volume menjadi
15 orang. Dari sisni terbukti bahwa penerapan Mind Map dapat meningkatkan
Minat belajar siswa, meskipun masih dirasa kurang maksimal karena masih belum
mencapai 50 % dari jumlah siswa, tapi sudah terdapat indikator bahwa penerapan
Mind Map ini dapat meningngkat Minat belajar siswa.



xvii


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Sekolah merupakan wadah bagi anak untuk belajar, memperoleh ilmu
pengetahuan serta mengembangkan berbagai kemampuan dan keterampilan yang
ada dalam diri mereka. Pada masa ini pendidikan sangatlah penting demi
tercapainya pembangunan dan manusia terpelajar.
Pendidikan adalah hak setiap warga Negara yang harus dipenuhi.
Pendidikan dinegara ini terjadi melalui 3 tahapan, tingkat dasar, menengah, dan
atas. Pendidikan adalah pemberian pengetahuan yang diperoleh seseorang dan
terletak disuatu lembaga. Dalam pendidikan terdapat beberapa unsure penting
yang harus dipenuhi, yang salah satunya adalah guru sebagai pendidik.
Sehubungan dengan hal itu, guru sebagai pendidik merupakan salah satu
unsur dalam pendidikan yang mempunyai peranan penting dalam mewujudkan
tujuan dari pendidikan. Sebagai pendidik yang selalu berkecimpung dalam proses
belajar mengajar pastilah menginginkan proses belajar yang efektif dan efisien,
Maka dari itu penguasaan materi saja tidaklah cukup, seorang guru harus
menguasai berbagai strategi pengajaran yang tepat dan sesuai dengan materi yang
akan diajarkan.
Para pendidik harus pandai memilih dan menggunakan metode yang akan
digunakan dalam proses pembelajaran. Hal ini sesuai dengan kedudukan metode
itu sendiri antara lain pertama, metode sebagai alat ekstrinsik, maksudnya adalah
xviii

dengan menggunakan metode yang tepat dan bevariasi akan dapat dijadikan
sebagai alat motivasi ekstrinsik dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah.
Kedua, metode sebagai strategi dalam proses pembelajaran, maksudnya bahwa
seorang pendidik (guru) harus memiliki strategi agar siswa dapat belajar secara
efektif dan efisien dan dapat mengena pada tujuan yang diharapkan. Ketiga,
metode sebagai alat untuk mencapai tujuan, maksudnya adalah tujuan dari
kegiatan belajar mengajar tidak akan tercapai jika terdapat salah satu komponen
belajar yang tidak dipergunakan, diantaranya adalah komponen metode. Dari sini
dapat dilihat bahwa peran seorang guru sangat dibutuhkan karena guru tidak
hanya mengajar, tetapi juga sebagai fasilitator, pembimbing, motivator,
organisator, dan sebagai sumber.
1

Mengarah pada Mata Pelajaran Agama, sekarang banyak siswa yang
kurang memperhatikannya, bahkan kurang dianggap penting oleh sebagian
peserta didik, hal ini disebabkan karena mereka sudah terjangkit ilmu umum yang
saat ini mendapat perioritas utama. Padahal sebenarnya antara ilmu agama dan
ilmu umum diperlukan suatu keseimbangan. Untuk itu perlu diterapkan suatu cara
untuk meningkatkan minat dan motivasi siswa untuk lebih menyukai pelajaran
agama.
Dalam hal ini terdapat suatu kewajiban yang harus dilakukan oleh guru
agama agar siswa menyukai Mata Pelajaran Agama Islam. Salah satunya dengan
mengguanakan metode yang dapat menarik minat belajar siswa dan dapat
mempermudah siswa untuk memahami materi yang telah disampaikan.

1
N.K Roestiyah, Masalah-masalah Ilmu Keguruan (Jakarta : Bina Aksara, 1982), hlm. 45
xix

Untuk mendorongan peserta didik lebih tertarik pada mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam, disini peneliti menggunakan salah satu metode
pembelajaran berupa Mind Map dengan harapan dapat mengubah cara belajar
menjadi lebih menarik, menyenangkan dan tidak membosankan.
Pengguanaan Mind Map ini ditujukan agar siswa memiliki minat belajar
yang tinggi terhadap Mata Pelajaran Perdidikan Agama Islam khususnya pada
Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam. Minat belajar sangat diperlukan dalam
melakukan suatu perbuatan untuk mencapai tujuan pembelajaran itu sendiri.
Sebab perbuatan dengan disertai minat dapat mendorong sesesorang untuk
berbuat lebih, yakni lebih giat dan lebih baik, hal ini seperti yang diungkapkan
Ngalim Purwanto bahwa Apa yang menarik minat seseorang, maka akan
mendorongnya untuk berbuat lebih giat dan lebih baik.
2

Seseorang yang belajar penuh dengan minat akan menguntungkan kegiatan
belajar itu sendiri, sebab belajar akan terasa lebih menyenangkan dan menarik.
Jika terjadi seperti itu maka apapun yang dipelajari akan terasa mudah untuk
dipahami dan diingat dan tidak mudah untuk dilupakan.
Seperti yang kita ketahui sekarang adalah sistem pembelajaran guru mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam yang sampai sekarang masih banyak kita
temukan mereka masih menggunakan sistem pembelajaran tradisional (metode
ceraman), Yang menyebabkan siswa cepat bosan. Dengan kata lain, siswa sulit
untuk menerima pelajaran yang disampaikan. Jika hal ini terjadi maka minat

2
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan (Bandung : Remaja Rosda Karya, 1995), hlm. 59
xx

belajar siswa akan menurun serta mengakibatkan tujuan pembelajaran tidak dapat
tercapai sepenuhnya.
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut diatas, penulis tertarik untuk
mengangkat permasalahan tersebut menjadi sebuah skripsi yang berjudul
Meningkatkan Minat Belajar siswa melalui Penerapan Mind Map pada
Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di MTsN Malang III
Gondanglegi.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana proses meningkatkan minat belajar siswa melalui penerapan
Mind Map pada Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di MTsN Malang III
Gondanglegi?
C. Tujuan Penelitian
Untuk mendiskripsikan usaha guru dalam meningkatkan minat belajar
siswa melalui penerapan Mind Map pada Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan
Islam di MTsN Malang III Gondanglegi.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini di harapkan memberikan masukan dalam upaya
meningkatkan minat belajar siswa terhadap Mata Pelajaran Sejarah
Kebudayaan Islam di MTsN Malang III Gondanglegi.




xxi

Adapun secara terperinci adalah untuk:
1. Lembaga
Penggunaan Mind Map ini akan menjadi tawaran alternatif untuk
sekolah atau lembaga dalam kaitannya menentukan strategi belajar mengajar
yang dapat memunculkan minat belajar siswa.
2. Guru
Metode ini berguna untuk mempermudah guru dalam menyampaikan
bahan ajar atau materi pelajaran Agama Islam supaya minat belajar siswa
terhadap mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dapat ditingkatkan.
3. Bagi Peneliti
Untuk mengetahui srtategi, media, ataupun media pembelajaran yang
sesuai dengan tujuan pembelajaran, sehingga dalam proses pembelajaran tidak
terkesan membosankan pada diri siswa, serta melatih diri untuk menjadi guru
yang professional.
E. Hipotesis Penelitian
Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah Jika Mind Map sebagai
cara ringkas dalam mencatat diterapkan dalam mata pelajaran sejarah
kebudayaan Islam, maka minat belajar siswa di MTsN Malang III
Gondanglegi pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam dapat
meningkat.
F. Definisi Istilah
Agar pembahasan dalam skripsi ini lebih mengarah dan terfokus pada
permasalahan yang akan dibahas, sekaligus untuk menghindari terjadinya persepsi
xxii

lain mengenai istilah-istilah yang ada, maka perlu adanya penjelasan mengenai
definisi istilah. Hal ini sangat diperlukan agar tidak terjadi kesamaan penafsiran
dan terhindar dari kesalahan pengertian pada pokok pembahasan ini.
Definisi istilah yang berkaitan dengan judul dalan penulisan skiripsi ini
adalah sebagai berikut:
1. Minat adalah keinginan, kesukaan dan kemauan terhadap sesuatu hal, yang
murupakan indikator dari suatu kebutuhan.
3

2. Belajar adalah setiap perubahan yang yang relative menetap dalam tingkah
laku, yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman.
4

3. Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) adalah upaya salah satu bagian mata
pelajaran pendidikan agama Islam yang diarahkan untuk menyiapkan peserta
didik untuk mengenal, memahami, dan menghayati Sejarah Kebudayaan Islam
yang kemudian dapat menjadi dasar pandangan hidup bagi siswa.
5

4. Mind Map adalah Metode Belajar yang yang berguna untuk mengingat kembali
dengan mudah materi yang telah di pelajari.
6

G. Ruang Lingkup Pembahasan
Pembahasan dalam penelitian tidak lepas dari ruang lingkup
pembahasan. Hal ini untuk menghindari kesalahan persepsi dalam
pembahasan, sehingga dapat mengarah kepada pokok bahasan yang ingin
dicapai.

3
Oemar Hamalik, dasar-dasar pengembangan kurikulum (Bandung: Remaja Rosda karya, 2008),
hlm.122
4
Ngalim Purwanto, op. cit., hlm.84
5
KHB SKI MTs, Direktorat Mapenda Islam Departemen Agama RI.2004
6
Herwono, Bu Slim dan Pak Bil membincangkan pendidikan di masa depan:ihwal life skill,
portofolio, kontruktivisme, dan kompetensi, (Bandung: Mizan Learning Center, 2004), hlm. 4
xxiii

Penelitian ini hanya terbatas pada usaha guru dalam meningkatkan
minat belajar siswa melalui penerapan Mind Map pada mata pelajaran Sejarah
Kebudayaan Islam di MTsN Malang III Gondanglegi. Dalam penelitian ini
peneliti tidak melakukan uji instrument terlebih dahulu. Penelitian ini
dilakukan dalam dua siklus, siklus I terdiri dari dua kali pertemuan dengan
menerapkan Mind Map. Dan diklus ke II juga terdiri dari dua kali pertemuan
dengan menerapkan Mind Map.
H. Sistematika Pembahasan
Adapun sistematika pembahasannya adalah:
BAB I : Pendahuluan, membahas tentang latar belakang, rumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, hipotesis penelitian, batasan
istilah dan ruang lingkup penelitian, keterbatasan ruang lingkup
penelitian, serta sistematika pembahasan.
BAB II : Kajian pustaka. membahas tentang pengertian minat balajar,
karakteristik minat belajar, peranan dan fungsi minat minat belajar
serta faktor-faktor yang memepengaruhi minat belajar.
Pembahasan tentang pengertian sejarah kebudayaan islam, tujuan
pembelajaran SKI, fungsi pembelajaran SKI serta pendekatan dan
penilaian dalam pembelajaran SKI. Pembahasan tentang
pengertian mind map, prinsip-prinsip mind map, cara membuat
mind map, serta manfaat mind map dan pengaruh mind map
terhadap peningkatan minat belajar siswa dan contoh Mind
Map Sejarah Kebudayaan islam.
xxiv

BAB III : Metode Penelitian. Membahas tentang jenis penelitian, prosedur
penelitian, kehadiran peneliti, lokasi penelitian, sumber dan jenis
data, instrument penelitian, tehknik pengumpulan data, analisis
data, pengecekan keabsahan data, dan tahapan penelitian.
BAB IV : Pembahasan Hasil Penelitian. Memaparkan deskripsi lokasi
penelitian yang meliputi sejarah MTsN Malang III, Visi dan Misi
madrasah, tujuan madrasah, deskripsi sskelas VIIA. Paparan data
sebelum tindakan (Observsi, Pre Tes, Hasil Pre Tes), Siklus I
(rencana tindakan siklus I, pelaksanaa tindakan siklus I, observasi
siklus I, dan refleksi siklus I), Siklus II (rencana tindakan siklus II,
pelaksanaa tindakan siklus II, observasi siklus II, dan refleksi
siklus II), pembahasan.
BAB V : Kesimpulan dan Saran. Berisi tentang kesimpulan terhadap
pembahasan data-data yang telah dianalisis dan saran sebagai
bahan pertimbangan








xxv




BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pembahasan Tentang Minat Belajar
1. Pengertian Minat Balajar
Minat belajar secara terminologi terdiri dari dua istilah yang masing-
masing memiliki pengertian sendiri-sendiri yaitu istilah minat dan istilah belajar.
Untuk menjelaskan keduanya, terlebih dahulu perlu diketahui definisi dari istilah
minat dan belajar itu sendiri.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Minat adalah kecenderungan hati
yang tinggi terhadap sesuatu atau gairah atau keinginan.
7
Sedangkan menurut
Abdur Rahman Shaleh dalam bukunya mengatakan minat sebagai sumber hasrat
belajar yang lahir dari diri seseorang, sesuatu sosial atau sesuatu situasi
mengandung sangkut paut dengan dirinya.
8
Crow and crow menyatakan bahwa
minat itu berhubungan dengan gaya gerak yang mendorong seseorang untuk
menghadapi atau berurusan dengan orang, benda, kegiatan, pengalaman yang
dirangsang Oleh kegiatan itu sendiri.
9
Muhibbin syah, mengatakan minat atau
interest berarti kecenderungan psikis dan kegairahan yang tinggi atau keinginan

7
Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), hlm. 744
8
Abdur Rahman Saleh, Didaktik Pendidikan Agama (Jakarta : Bulan Bintang,1976), hlm.65
9
Djaali, Psikologi Pendidikan (Jakarta:Bumi Aksara, 2007), hlm. 121
xxvi

yang besar terhadap sesuatu, sehingga dapat tercapai sikap untuk meningkatkan
pemusatan perhatian, keingintahuan, serta pencapaian prestasi.
10

Secara definisi konseptual minat berarti watak yang tersusun melalui
pengalaman yang mendorong seseorang mencari obyek, aktivitas, pengertian,
keterampilan untuk tujuan perhatian atau penguasaan. Sedangkan secara definisi
operasional minat adalah keingintahuan seseorang tentang keadaan suatu objek.
11

Minat adalah kecenderungan suatu individu yang menetap, untuk merasa tertarik
pada bidang studi atau pokok bahasan tertentu dan merasa senang untuk
mempelajarinya.
12

Penulis sengaja menyajikan beberapa keterangan mengenai pengertian
atau definisi agar minat dapat memperoleh pemahaman yang yang lebih luas
tentang sekurang-kurangnya makna dan aspek-aspek apa saja yang terkandung
dalam pengertian minat. Minat adalah suatu landasan yang paling menyakinkan
dalam keberhasilan proses pembelajaran.
13
Jika seorang siswa memiliki rasa ingin
belajar, ia akan cepat untuk dapat mengerti, memahami, dan mengingatnya.
Dalam bukunya L.Crow &A.Crow menyatakan bahwa minat adalah sesuatu yang
berhubungan dengan daya gerak yang mendorong untuk menghadapi atau
berurusan dengan orang lain, benda atau kegiatan ataupun suatu pengalaman yang
efektif yang dirangsang oleh kegiatan itu sendiri.
14


10
Wayan Nur Kancana dan PPN Sumantara, Evaluasi Pendidikan (Surabaya : Usaha Nasional,
1986), hlm.229
11
Mimin Haryati, Model dan Tekhnik Penilaian pada Tingkat Satuan Pendidikan (Jakarta: Gaung
Persada Press, 2007), hlm. 102
12
W. S. Wingkel, Psikologi Pengajaran (Jakarta: Gramedia, 1987), hlm. 105
13
Kurt Singer, Membina Hasrat Belajar di Sekolah (Bandung: Remadja Karya, 1973), hlm. 78
14
L.Crow &A.Crow, Psychologi Pendidikan (Yogyakarta: Nur Cahaya, 1989 ), hlm. 303
xxvii

Siswa atau individu itu memiliki sedikit minat alamiah namun yang
beragam itu mereka peroleh sebagai hasil dari pengalamannya dari lingkungan
tempat mereka tinggal. Terutama yang menyangkut penemuan guru terhadap
minat yang ada pada siswanya, seorang guru diharapkan dapat merancang
pembelajaran yang akan dilakukannya untuk memenuhi taraf minat yang berbeda
yang terjadi pada siswa. Disamping itu, guru didorong untuk merencanakan
bimbingan belajar sehingga bisa memberikan kemungkinan dan kesempatan bagi
setiap siswa untuk mengambangkan minatnya terhadap apa yang sedang mereka
pelajari sambil melanjutkan belajarnya dilembaga formal.
Minat adalah suatu kekuatan yang muncul dari dalam yang mempunyai
tujuan tertentu, atau suatu fungsi jiwa untuk dapat mencapai sesuatu, yang
merupakan kekuatan dari dalam dan tampak dari luar sebagai gerak-gerik atau
partisipasi terhapat suatu hal.
15

Dari beberapa pengertian minat diatas, dapat diungkapkan beberapa hal
penting yaitu :
a) Minat merupakan bagian dari aspek psikologis seseorang yang menampakkan
dirinya pada beberapa macam gejala, seperti perasaan senang atau kesadaran
seseorang akan sesuatu, rasa ingin tahu tentang sesuatu, sehingga
menyebabkan mereka untuk ikut berpartisispasi.
b) Minat merupakan bagian dari aspek-aspek psikologis (kejiwaan) seseorang.
Berdasarkan keterangan diatas, maka penulis menyimpulkan bahwa minat
merupakan aspek psikologis yang tampak pada seseorang seperti halnya perasaan

15
Agus Sujanto, Psikologi Umum (Jakarta: Bumi Aksara, 2004), hlm. 84
xxviii

senang, rasa ingin tahu, perhatian, ketertarikan, dan kesadaran akan sesuatu yang
berhubungan dengan individu itu sendiri.
Selanjutnya penulis akan memaparkan beberapa istilah yang menyangkut
makna dari belajar, menurut Skinner dalam bukunya Pupuh Fathurrahman
mengartikan belajar sebagai proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang
berlangsung secara progesif.
16
Sedangkan dalam bukunya Muhammad Surya,
Belajar adalah suatu usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu
perubahan perilaku yang baru secara keseleruhan, sebagai hasil pengalaman
seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya.
17

Belajar adalah usaha aktif yang terjadi dalam diri atau mental seseorang
untuk mengkonstruksi suatu mengetahuan sehingga menimbulkan perubahan
secra kognitif, afektif dan psikomotor.
18
Belajar adalah tahapan perubahan
perilaku siswa yang relatif positif dan menetapkan sebagai hasil interaksi dengan
lingkungan yang melibatkan proses kognitif.
19

Hilgard dan Bower masih dalam bukunya Pupuh Fathurrahman
mengumukakan bahwa belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku
seseorang terhadap sesuatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamnnya
yang berulang-ulang, dimana perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan
atau dasar kecenderungan respon pembawaan, kematangan, atau keadaan-keadaan
sesaat seseorang (misalnya kelelahan, pengaruh obat, dan lain sebagainya).

16
Pupuh Fathurrahman, dan M. Sobry Sutikno, M. Pd. Stratrgi Belajar dan Mengajar melalui
Penanaman Konsep Umum dan Konsep Islam (Bandung: Refika Aditama, 2007), hlm. 5
17
Muhammad Surya, Psokologi Pembelajaran dan Pengajaran (Bandung: Pustaka Bani Quraisy,
2004), hlm. 48
18
Sutiah, Buku AjarTeori Belajar dan Pembelajaran (Universitas Negeri Malang, 2003), hlm.3
19
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999), hlm. 102
xxix

Sedangkan menurut Thursan Hakim mengartikan belajar sebagai suatu proses
perubahan didalam keribadian manusia, dan perubahan tersebut ditampakkan
dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan
kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir
dan lain sebagainya.
20

C.T. Morgan dalam bukunya Sutiah merumuskan belajar sebagai suatu
perubahan yang relatif dalam menetapkan tingkah laku sebagai akibat atau hasil
dari latihan dan pengalaman masa lalu.
21
Sedangkan dalam bukunya Oumar-
hamalik Ahli belajar modern mengemukakan dan merumuskan belajar sebagai
seuatu bentuk pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan
dalam cara-cara bertingkah laku yang baru berkat pengalaman dan latihan.
22

Berdasarkan penjelasan di atas, belajar dapat ditarik sebagai usaha
seseorang untuk membentuk suatu perubahan tingkah laku yang dihasilkan oleh
kegiatan atau pengalaman yang telah dialaminya.
Berdasarkan pemahaman tentang dua definisi minat belajar diatas, dapat
penulis rumuskan bahwa minat belajar merupakan aspek psikologi yang tampak
pada diri seseorang seperti halnya gairah, keinginan, atau perasaan suka untuk
melakukan proses perubahan tingkah laku melalui berbagai kegiatan yang
meliputi mencari pengetahuan dan pengalaman. Dengan kata lain, minat belajar
adalah perhatian, rasa suka, atau ketertarikan seorang (siswa) terhadap belajar

20
Pupuh Fathurrahman, dan M. Sobry Sutikno, op.cit., hlm. 5-6
21
Sutiah, op.cit., hlm. 2
22
Oumar Hamalik, Metode Belajar dan Kesulitan-Kesulitan Belajar (Bandung: TARSITO, 1983),
hlm. 21
xxx

yang ditunjukkan melalui keantusiasan, partisipasi dan keaktifan dalam proses
pembelajaran.
Mengamati definisi minat belajar diatas dihubungkan dengan pendidikan
(dalam arti mata pelajaran) sebagai obyek atau sasaran minat belajar maka minat
belajar memiliki arti aspek psikologis seorang (siswa) yang menampakkan diri
dalam gejala untuk melakukan proses perubahan tingkah laku melalui berbagai
kegiatan belajar yang berkaitan dengan mata pelajaran dalam berbagai aspeknya.
Minat atau perhatian siswa terhadap sesuatu merupakan hal yang sangat
penting untuk diketahui oleh guru. Dengan adanya minat atau perhatian siswa
kapada mata pelajaran yang kita berikan maka isi dari materi pelajaran akan
terserap dengan baik. Sebaliknya tanpa adanya perhatian terhadap apa yang kita
berikan dengan susah payah tidak akan didengar, apalagi disukai oleh siswa.
Untuk itu hal yang dapat dilakukan oleh guru adalah menjadikan bahan pelajaran
yang dapat menarik perhatian siswa, alat-alat yang juga dapat menarik minat
siswa, serta keadaan atau situasi yang dapat menarik minat siswa, dan tanpa
kecuali sikap atau pribadi guru yang dapat menarik perhatian siswa itu sendiri.
23

Minat belajar yang ada pada diri siswa memungkinkan sekali akan
menjaga pikiran siswa sehingga dia bisa menguasai materi yang sedang
dipelajarinya. Pada akhirnya prestasi yang berhasil atau kemudahan dalam belajar
akan menambah minatnya, yang bisa berlanjut sepanjang hayatnya. Minat siswa
terhadap mata pelajaran matematika, ilmu penegtahuan umum dan agama, bahasa
asing ataupun yang lainnya apapun bisa didasarkan pada bakat yang nyata dan

23
Suharsimi Arikunto, Manajemen Pengajaran Secara Manusiawi (Jakarta: Rineka Cipta, 1990),
hlm. 103-106
xxxi

dalam bidang yang khusus. Kalau pelajaran terus-menerus dipelajari dan dikaji,
maka akan diperoleh kecakapan yang lebih besar disertai dengan bertambahnya
minat bukan hanya terhadap lapangan itu sendiri akan tetapi juga dalam bidang-
bidang yang berhubungan.
Tidak semua siswa memulai untuk belajar karena faktor minatnya. Ada
siswa yang mengembangkan minatnya pada satu mata pelajaran karena pengaruh
gurunnya, kawan sekelasnya, atau anggota keluarganya.
24
Bagaimanapun, jika
para siswa yang serupa itu mempunyai kemampuan sedang atau diatas rata-rata,
biasanya mereka dapat mengembangkan minat yang kuat kepada mata pelajaran
dan mengerahkan tenaga dan usahanya untuk menguasainya sehingga akan
membawa kepada peningkatan hasil belajar.
2. Karakteristik Minat Belajar
Memperhatikan uraian tentang definisi minat belajar yang sudah
dikemukakan diatas, sedikit atau banyak, penulis dapat menurunkan beberapa
karakteristik atau ciri khas minat belajar. Boleh jadi karakteristik atau ciri yang
dimaksudkan bersifat primer dan boleh jadi bersifat sekunder. Hal ini masih
terdapat kemungkinan terjadinya pengertian yang tumpang tindih antara gejala
minat belajar dengan gejala aspek-aspek psikologis lain seperti minat belajar,
kreatifitas belajar, tekat belajar dan lain sebagainya.
Tidak adanya minat seorang siswa terhadap suatu mata pelajaran akan
menyebabkan timbulnya kesulitan dalam belajar. Karena otak tidak bekerja secara
maksimal pada suatu hal yang kurang disukai. Ada tidaknya minat terhadap suatu

24
L.Crow &A.Crow, op.cit., hlm. 304
xxxii

pelajaran dapat dilihat dari cara siswa dalam mengikuti pelajaran, lengkap
tidaknya catatan, memperhatikan garis miring atau tidak dalam suatu mata
pelajaran.
25

Kendati menghadapi kesulitan dan masalah seperti itu, penulis akan
mengungkapkan beberapa karakteristik pokok dari minat belajar yaitu
26
:
1) Kecenderungan hati untuk belajar
Kecenderungan hati untuk belajar dapat didefinisikan sebagai suatu
karakteristik untuk:
a. Melakukan aktivitas belajar, membaca buku pelajaran, mencatat atau menulis
pelajaran, mendiskusikan persoalan, melaksanakan suatu persoalan atau latihan
serta tertentu.
b. Mencapai atau memperoleh hasil-hasil dari melakukan kegiatan-kegiatan
belajar, seperti pengetahuan ketrampilan, pengalaman nilai-nilai serta sikap.
c. Ketertarikan untuk melakukan kegiatan belajar dan untuk mencapai tujuan
belajar itu menampakkan diri pada gejala-gejala tertentu, seperti besarnya
perhatian seseorang ketika menghadapi suatu obyek atau pembicaraan,
seringnya melakukan kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan obyek itu serta
seringnya seorang mengungkapkan atau menanyakan obyek yang dimaksud.
Terutama untuk memperoleh pengetahuan dan indormasi tentang
perkembangan obyek yang bersangkutan.
2) Kesenangan Belajar

25
Abu Ahmadi dan Widodo Supriono, Psikologi Belajar,(Jakarta: Rineka Cipta), hlm.79
26
Anik, Strategi Guru Ekonomi Dalam Meningkatkan Minat Belajar Siswa Di Man Tambakberas
Jombang, Skirsi, Fakultas Tarbiyah UIN Malang, 2005, hlm. 28-29
xxxiii

Kesenangan belajar merupakan kondisi atau gejala psikologis dari minat
belajar. Kesenangan ini dapat pula kesukaan atau keinginan yang besar, serta
keinginan melakukan aktivitas-aktivitas belajar. Kondisi psikologis minat belajar
ini menampakkan diri pada gejala bergairahnya (antusiasme) seseorang untuk
belajar, gairah membaca, mendengar penjelasan guru, menulis atau mencatat hal-
hal yang dianggap penting, mendiskusikan dan sebagainya.
Dibandingkan dengan aspek ketertarikan, kesenangan secara psikologis
menunjukkan hal yang lebih intens atau mendalam. Ketertarikan merupakan
gejala awal sebuah perhatian terhadap suatu obyek, sementara kesenangan muncul
ketika seseorang telah mengetahui kelebihan-kelebihan serta kenikmatan-
kenikmatan yang terkandung didalam obyek. Dalam hal ini, baik materi maupun
kesenangan belajar, keduanya sama-sama menggerakkan dan memperbesar
perhatian seseorang terhadap obyek yang akan dihadapi. Perhatian mana yang
akan menggerakkan individu untuk memberikan pemusatan perhatian,
konsentrasi, dan ketekunan serta keuletan melakukan kegiatan-kegiatan yang
dicenderungi atau disenangi.
3) Kesadaran Belajar
Karakteristik ini diturunkan dari pengertian minat yang dikemukakan oleh
Hc. Whiterington, yaitu kesadaran seseorang bahwa sesuatu obyek, seseorang,
sesuatu soal atau situasi mengandung sangkut paut dengan dirinya.
27

Dalam hal ini kesadaran belajar dapar diartikan sebagai berikut :
a. Kesadaran seseorang akan perlunya melakukan kegiatan-kegiatan belajar.

27
Hc. Whiterington, Psikologi Pendidikan, Terjemahan Mochtar Buchori (Jakarta : Aksara Baru,
1980), hlm.124
xxxiv

b. Kesadaran seseorang akan arti penting dan manfaat dari apa saja yang telah
diperoleh melalui kegiatan-kegiatan belajar, seperti arti penting dalam
memiliki pengetahuan (dalam artian tertentu), ketrampilan dan sikap-sikap
tertentu, terutama dalam kaitannya dengan kerangka kehidupan seseorang.
Dari kedua definisi kesadaran diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa
setiap orang itu memiliki sifat yang sadar akan apa yang akan dan telah dilakukan.
Kesadaran belajar ini menampakkan diri pada gejala yang berupa pengajuan
seseorang akan pentingnya kegiatan dan hasil-hasil belajar. Semakin tegas
pengakuan dan pernyataan, menggambarkan semakin besarnya kesadaran untuk
belajar. Selanjutnya diasumsikan semakin besar minat belajar yang dimiliki.
3. Peranan dan Fungsi Minat
Pada setiap manusia, minat memegang peranan penting dalam
kehidupannya dan mempunyai dampak yang besar atas prilaku dan sikap, minat
menjadi sumber motivasi yang kuat untuk belajar, anak yang berminat terhadap
sesuatu kegiatan baik itu bekerja maupun belajar, akan berusaha sekuat tenaga
untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Suatu minat dalam belajar merupakan suatu kejiwaan yang menyertai
siswa dikelas dan menemani siswa dalam belajar. Minat mempunyai fungsi
sebagai pendorong yang kuat dalam mencapai prestasi dan minat juga dapat
menambah kegembiraan pada setiap yang ditekuni oleh seseorang.
Minat seseorang akan melahirkan perhatian spontan dan perhatian spontan
yang memungkinkan terciptanya konsentrasi dalam waktu yang lama. Dengan
demikian, minat merupakan landasan bagi konsentrasi. Ibarat sebuat bangunan,
xxxv

minat merupakna dasar atau pondasi bagi bangunan konsentrasi yang diciptakan.
Fondasi itu akan semakin kokoh kalau minat semakin besar dengan terus-menerus
dikembangkan.
28

Peranan minat dalam proses belajar mengajar adalah untuk memusatkan
pikiran serta memunculkan rasa senang atau gembira dalam belajar seperti adanya
kegairahan hati yang dapat memperbesar daya kemampuan belajar dan juga
membantu untuk tidak mudah melupakan apa yang dipelajari.
Terdapat beberapa peranan minat dalam belajar ynag perlu kita ketahui
antara lain: Menciptakan, menimbulkan kosentrasi atau perhatian dalam belajar,
menimbulkan kegembiraan atau perasaan senang dalam belajar, memperkuat
ingatan siswa tentang pelajaran yang telah diberikan oleh guru, melahirkan sikap
belajar yang positif dan kontruktif, serta memperkecil kebosanan siswa terhadap
mata pelajaran.
29

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi minat belajar
Sumadi Suryabrata dalam bukunya psikologi pendidikan membagi faktor-
faktor yang mempengaruhi minat belajar menjadi dua, yaitu faktor yang datang
dari dalam dan faktor yang datang dari luar. Faktor dari dalam (intern) terdiri dua
faktor yaitu psikologi dan fisiologi. Sedangkan faktor yang dari luar (ekstern)
terdiri dari faktor non sosial dan sosial.
30

a. Faktor Intern
1) Fisiologi

28
The Liang Gie, Cara Belajar yang Evisien Jilid II, (Yogyakarta: Liberti, 1995), hlm. 130
29

29
Ketut Gobyah, menggairahkan minat belajar siswa (http://ilmuwan.wordpress.com/ diakses 10
april 2009)
30
Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1998), hlm.233
xxxvi

Fisiologi adalah kondisi fisik atau panca indra yang ada pada siswa.
Kondisi fisik yang dimiliki siswa akan berpengaruh terhadap semua aktivitas
yang mereka lakukan. Yang termasuk di dalam aktifitas tersebut antara lain adalah
kegiatan belajar, karena keadaan jasmani yang tidak baik akan mempengaruhi
terhadap minat belajar siswa. Hal ini berhubungan dengan alat-alat indra tersebut
sebagai organ penting untuk melakukan kegiatan belajar. Indra penglihatan
(mata), yakni alat fisik yang berguna untuk menerima informasi visual. Indra
pendengaran (telinga), yakni alat fisik yang berguna untuk menerima informasi
verbal atau stimulasi suara dan bunyi-bunyian. Dan juga akal yang berguna untuk
menyerap, mengolah, menyimpan, dan memproduksi kembali informasi dan
pengetahuan.
31

Dalam islam terdapat perintah bagi manusia untuk mengguanakan semua
indranya dalam mengamati kekuasaannya serta memahami ilmu yang terkandung
didalamnya. Yang terdapat dalam surat Yunus ayat 101:
% ## #$ V9# {# 4 $ _? M# 9# 7%

Artinya: Katakanlah "Perhatikanlah apa yang ada di langit dan di bumi.
tidaklah bermanfaat tanda kekuasaan Allah dan rasul-rasul yang memberi
peringatan bagi orang-orang yang tidak beriman".
32

Dari keterangan ayat diatas menunjukkan bahwa manusia diberi indra oleh
Allah supaya mereka dapat mengkaji apa yang ada dilangit dan dibumi yang telah

31
Muhibbin Syah, op.cit., hlm.78
32
(Depag RI, Al-Quran dan terjemahnya, Toha Putra Semarang, Jakarta, 1989)
xxxvii

menjadi lambang kebesarannya. Ilmu Allah miliki begitu luas, sehingga untuk
mendapatkannya Allah telah memberi alat berupa panca indra kepada manusia
semua mereka dapat belajar dari apa yng mereka lihat.



2) Psikologi
Ada banyak faktor psikologis, tapi disini penulis mengambil beberapa saja
yang ada relevansinya dengan pembahasan skripsi ini, faktor-faktor tersebut
antara lain adalah
33
:
a) Perhatian.
Untuk mencapai hasil belajar yang baik, maka siswa harus mempunyai
perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya, jika bahan atau materi pelajaran
tidak menjadi perhatian siswa, maka minat belajarpun rendah, jika begitu akan
timbul kebosanan, siswa tidak bergairah belajar, dan akan menjadikan siswa
tersebut malas untuk belajar.
Agar siswa berminat dalam belajar, usahakanlah bahan atau materi
pelajaran selalu menarik perhatian, salah satunya usaha tersebut adalah dengan
menggunakan variasi metode dalam mengajar yang sesuai dan tepat dengan
materi pelajaran.
b) Kesiapan.

33
Yasin Setiawan, Pengembangan Minat pada Anak (www.fkip-unpak.org/teti.htm diakses 08
Pebruari 09)

xxxviii

Kesiapan menurut James Drever adalah, Prepanednesto Respond or Reach.
Kesiapan adalah kesediaan untuk memberikan response atau bereaksi kesediaan
itu timbul dalam diri seseorang dan juga berhubungan dengan kematangan, karena
kematangan berarti kesiapan untuk melaksanakan kecakapan.
Kesiapan ini perlu diperhatikan dalam proses belajar mengajar, seperti
halnya jika kita mengajar ilmu filsafat kepada anak-anak yang baru duduk
dibangku sekolah menengah, anak tersebut tidak akan mampu memahami atau
menerimanya. Ini disebabkan pertumbuhan mentalnya belum matang untuk
menerima pelajaran tersebut.
Jadi, dianjurkan sesuatu itu berhasil jika taraf pertumbuhan pribadi telah
memungkinkannya, potensi-potensi jasmani atau rohaninya telah matang untuk
menerima. Karena jika siswa atau anak yang belajar itu sudah ada kesiapan, maka
hasil belajarnya itupun akan lebih baik dari pada anak yang belum ada kesiapan.
b. Faktor Ekstern
1) Faktor non sosial
Faktor non sosial seperti keadaan udara, suhu, cuaca, letak gedung, waktu,
alat-alat yang dipakai untuk belajar dan faktor-faktor lain yang belum disebut
diatur sedemikian rupa agar dapat menarik minat belajar. Selain itu kondisi
perpustakaan misalnya, mengenai kebutuhan-kebutuhan buku bacaan yang harus
disesuaikan dengan kebutuhan siswa, pengelolaan yang baik, situasi dan kondisi
juga mempengaruhi minat belajar siswa.
2) Faktor Sosial
a. Keluarga
xxxix

Keluarga bagi seorang anak mempunyai tiga fungsi yaitu : pertama,
keluarga harus memberikan rasa aman pada anak. Artinya keluarga tempat yang
mampu memberikan pertolongan waktu anak sakit, letih, sepi, frustasi, atau takut.
Kedua, keluarga harus berfungsi sebagai tempat untuk melindungi seorang anak
dari bahaya. Serta tempat berlatih dalam mempelajari sesuatu yang sifatnya
mendasar. Ketiga, keluarga merupakan bagian kecil dari masyarakat dunia dan
anak didik tidak harus tinggal didalamnya melainkan diluar rumah juga.
Menumbuhkan minat belajar merupakan kewajiban orang tua pada anak.
Orang tua seyogyanya tidak hanya membebankan anak pada pihak sekolah saja
tapi juga memberi dukungan dan motivasi kepada anak dalam belajar. Orang tua
seyogyanya dapat membuat suasana yang menyenangkan dengan keharmonisan
hubungan antara ibu, bapak, dan anak dalam segala ruang. Karena hal tersebut
sangat berpengaruh terhadap minat belajar anak.
34
Dari uraian ini dapat diketahui
bahwa keluarga sangat mempengaruhi terhadap belajar anak dan dalam
meningkatkan minat belajar anak.
Sebagaimana dalam surat At- Tahrim ayat 6:
$' %!# ## #% /3& /3=& #Y$ $% $9# $ft:# $=
3= # !# $ & = $
Artinya. Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan
keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu;
penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah

34
Sal Severe, gagaimana Bersikap pada Anak Agar Anak Bersikap Baik (Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama, 2002), hlm. 82
xl

terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa
yang diperintahkan.
35

Dari ayat diatas dapat dipahami bahwa keluarga merupakan faktor utama
bagi anak untuk belajar. Jika keluarga sangat memperhatikan pembelajaran anak
maka anak juga akan memiliki semangat dalam belajarnya. Siswa yang memiliki
perhatian penuh dari keluarga akan memiliki prestasi yang lebih baik dari pada
mereka yang kurang diperhatikan oleh keluarganya.
b. Masyarakat
Slameto dalam bukunya Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya
mengatakan bahwa kehidupan masyarakat dan lingkungan disekitar siswa
berpengaruh terhadap minat belajar siswa.
36
Lingkungan masyarakat yang tidak
baik, seperti berjudi, mencuri dan mempunyai kebiasaan yang tidak baik lainnya
akan berpengaruh jelek pada siswa yang berada disitu. Karena siswa setiap hari
tinggal di lingkungan tersebut dan berinteraksi dengan masyarakat sekitarnya.
Maka siswa tersebut mempunyai kecenderungan untuk berbuat seperti yang
dilakukan orang-orang yang berada disekitarnya.
5. Aspek-aspek yang menumbuhkan minat belajar
Ada beberapa cara untuk menumbuhkan minat belajar yang dapat
dilakukan siswa, beberapa cara itu diantaranya adalah sebagai berikut
37
:
a. Penentuan Tujuan

35
(Depag RI, Al-Quran dan terjemahnya, Toha Putra Semarang, Jakarta, 1989)
36
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya (Jakarta : Rineka Cipta, 1995), hal.
71
37
Imamuddin Ismail dan Zakiah Daradjat, Pengembangan Kemampuan Belajar Pada Anak-anak
(Jakarta: Bulan Bintang,1980), hlm. 40-42
xli

Belajar adalah kegiatan yang mengarah pada tujuan. Belajar akan lebih
baik apabila siswa memahami dan mengetahui lebih dulu apa yang akan
dipelajari. Apabila siswa tidak tahu sebelumnya tentang apa yang akan dipelajari,
maka langkah pertama yang harus dilakukan oleh pengajar adalah menolong anak
untuk menentukan tujuan tempat diarahkannya kegiatan yang akan mereka
lakukan.


b. Menghubungkan Tujuan dengan Materi Pelajaran
Siswa kita sebagian besar lupa dari apa yang mereka pelajari, apabila
tujuan belajar itu hanya sekedar mendapatkan nilai disekolah. Belajar itu akan
baik, apabila siswa berkepentingan dengan materi yang akan dipelajarinya, bukan
karena menginginkan imbalan dari apa yang telah mereka perbuat. Hal ini lebih
bermanfaat dari pada menyuruh siswa belajar, tapi hanya sekedar belajar tidak
memahaminya dan tidak mengeti maksudnya serta tidak melihat manfaat dari apa
yang telaj sipelajarinya.
c. Memberikan ganjaran
Untuk menumbuhkan minat kepada siswa dapat juga dengan cara
memberikan ganjaran yang diberikan kepada siswa berupa pujian, penghormatan,
hadiah, serta penghargaan. Hal ini dikarenakan pemberian pujian siswa akan
mendorong mereka untuk lebih senang belajar, sehingga potensi yang dimikilinya
makin tampak. Tidak hanya itu yang perlu kita berikan kepada siswa mereka juga
xlii

membutuhkan perhatian dan pengarahan, bagaimanapun bentuknya, tetap akan
berfungsi lebih baik dari pada tidak ada perhatian sama sekali.
Pemberian pujian juga biasa disebut dengan umpanbalik positif. Umpan
balik pisitif adalah imbalan bagi perilaku yang baik serta merupakan alat paling
dahsyat yang kita miliki untuk memperbaiki harga diri dan tigkah laku siswa.
38

Umpanbalik positif bukanlah sesuatu yang baru tetapi kita sering lupa
menggunakannya. Kalau kita menghendaki tingkahlaku yang lebih baik pada
siswa kita, meningkatkan kesadaran kita dan menggunakan pujian atau
umpanbalik yang positif merupakan hal yang sangat penting.
B. Pembahasan Tentang Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di MTs
1. Pengertian Sejarah Kebudayaan Islam
Sejarah Kebudayaan Islam adalah salah satu bentuk mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam yang ada pada tinggkat MTs. Sejarah Kebudayaan Islam
(SKI) ini dinilai penting untuk diajarkan. Sebab dengan mengetahui sejarah umat
islam yang terdahulu diharapkan siswa dapat mengambil ibrah dari kisah yang
telah terpaparka kepada mereka.
2. Tujuan Pembelajaran SKI
1. Memberi pengetahuan tentang sejarah Agama Islam dan kebudayaan
Islam kepada para siswa
2. Mengambil ibrah, nilai dan makna yag terdapat dalam sejarah

38
Sal Severe, op.cit., hlm. 39
xliii

3. Menanamkan penghayatan dan kemauan yang kuat untuk mengamalkan
akhlak yang baik dan menjahui akhlak yang buruk berdasarkan hasil
mencernati fakta sejarah yang ada
4. Membekali siswa untuk membentuk kepribadiannya berdasarkan tokoh-
tokoh teladan sehingga terbentuk kepribadian yang luhur.
3. Fungsi Pembelajaran SKI
1. Fungsi edukatif
Sejarah menegaskan kepada siswa tentang keharusan menegakkan nilai,
prinsip, sikap hidup yang luhur dan islami dalam menjalankan kehidupan sehari-
hari.
2. Fungsi keilmuan
Melalui sejarah siswa memperoleh pengetahuan yang memadai tentang
masa lalu islam dan kebudayaannya.
3. Fungsi transformasi
Sejarah merupakan salah satu sumber yang sangat penting dalam rancang
transformasi masyarakat.
4. Pendekatan Pembelajaran dan penilaian dalam Pembelajaran SKI
1. Pendekatan
Pendekatam terpadu dalam Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam
meliputi:
a) Keimanan, memberikan peluang kepada peserta didik untuk
mengembangkan pemahaman adanya tuhan sebagai sumber kehidupan
makhluk hidup di jagat raya ini
xliv

b) Pengalaman, memberikan peluang kepada peserta didik untuk
mepraktekkan dan merasakan hasil-hasil pengamalan ibadah dan akhlak
dalam menghadapi tugas-tugas dan masalah kehidupan
c) Pembiasaan, memberikan peluang kepada peserta didik untuk
membiasakan sikap dan perilaku baik yang sesuai dengan ajaran islam
dan budaya bangsa dalam menghadapi kehidupan
d) Rasional, usaha memberikan peranan rasio (akal) siswa dalam
memahami dan membedakan berbagai bahan dalam standar materi serta
kaitannya dengan perilaku yang baik dan buruk dalam kehidupan
duniawi
e) Emosional, upaya menggugah perasaan (emosi) siswa dalam menghayati
perilaku yang sesuai dengan ajaran agama dan budaya bangsa
f) Fungsional, menyajikan bentuk semua standar materi (Al-quran, Hadist,
Keimanan, Akhlak, Fiqih, Tarikh), dari segi manfaatnya bagi siswa
dalam kehidupan sehari-hari dalam arti luas
g) Keteladanan, yaitu menjadikan fitur guru agama dan nonagama serta
petugas madrasah lainya maupun orang tua siswa, sebagai cermin
manusia berkepribadian agama.
2. Penilaian
Penilaian dilakukan terhadap hasil belajar siswa berupa kompetensi
sebagaimana yang tercantum dalam KBM setiap mata pelajaran. Di samping
mengukur hasil belajar siswa sesuai dengan ketentuan kompetensi setiap mata
pelajaran di masing-masing kelas dalam kurikulum nasional, penilaian juga
xlv

dilakukan untuk mengetahui kedudukan atau posisi siswa dalam 8 level
kompetensi yang ditetapkan secara nasional.
Penilaian berbasis kelas harus memperlihatkan tiga ranah yaitu:
pengetahuan (kognitif,) sikap (afektif), dan keterampilan (psikomotorik). Ketiga
ranah ini sebaiknya dinilai proposional sesuai dengan sifat mata pelajaran yang
bersangkutan. Sebagai contoh pada mata pelajaran SKI, penilaiannya harus
menyeluruh pada segenap aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik, dengan
mempertimbangkan tingkat perkembangan siswa serta bobot setiap aspek dari
setiap materi.
Hal ini yang perlu diperhatikan dalam penilaian SKI adalah prinsip
kontinyuitas, yaitu guru secara terus menerus mengikuti pertumbuhan,
perkembangan, dan perubahan siswa. Penilaiannya tidak saja merupakan kegiatan
tes formal, melainkan juga: Perhatian terhadap siswa ketika duduk, berbicara, dan
bersikap. Pengamatan ketika siswa berada di ruang kelas, di tempat ibadah, dan
ketika mereka bermain.
Dari berbagai pengamatan itu ada yang perlu dicatat secara tertulis
terutama tentang perilaku yang ekstrim/menonjol atau kelainan pertumbuhan yang
kemudian harus diikuti dengan langkah bimbingan. Penilaian terhadap
pengamatan dapat digunakan observasi, wawancara, angket, kuesioner, sekala
sikap, dan catatan anekdot.
C. Pembahasan Tentang Mind Map
1. Pengertian Mind Map
xlvi

Banyak sekali cara atau metode yang dapat digunakan dalam proses
pembelajaran. Pada penelitian ini peneliti mengguanakan Mind Map dalam
praktek pembelajaran. Sebelum melangkah lebih dalam, disini peneliti akan
menjelaskan dulu apa yang dimaksud dengan Mind Map. Mind Map merupakan
salah satu metode belajar yang dapat memudahkan kita untuk mengingat atau
merekam materi yang telah kita pelajari.
Mind Map merupakan cara mudah untuk menggali informasi dari dalam
dan dari luar otak, cara membuat catatan yang tidak membosankan, dan
merupakan cara baik untuk mendapatkan ide baru.
39
Mind Map adalah sistem
penyimpanan, penarikan data, dan akses yang luar biasa untuk perpustakaan
raksasa, yang sebenarnya ada didalam otak.
40

Mind Map adalah cara mudah untuk mengerti dan memahami serta
mengingat apa yang telah kita baca.
41
Mind Map merupakan cara mencatat yang
sangat baik dan bisa membantu kita memahami konsep-konsep dalam mengafal
informasi hanya dengan satu prasarana belajar. Mind Map adalah cara terbaik
untuk mendapatkan ide baru dan merencanakan suatu proyek. Mind Map adalah
cara membuat catatan yang baik dan tidak membosankan.
42

Penggunanaan Mind Map merupakan usaha memanfaatkan kemampuan
otak dalam pengenalan visual untuk mendapatkan hasil yang sebesar-besarnya.
Sedangkan tujuan Mencatat itu sendiri adalah usaha membantu mengingat

39
Tony Buzan, buku Pintar Mind Map untuk Anak agar jadi pintar disekolah (Jakarta: PT
Gramedia, 2007), hlm.4
40
Tony buzan, Buku Pintar Mind Map (Jakarta: Gramedia, 2007), hlm.12
41
Herwono, Quantum Reading: cara cepat dan bermanfaat untuk merangsang munculnya potensi
membaca (Bandung: Mizan Media Utama, 2005), hlm.113
42
Edmud Bachman, Metode Belajar Berfikir Krisis dan Inovatif (Jakarta: Prestasi Pustakaraya,
2005 ), hlm.75-76
xlvii

informasi yang tersimpan dalam memori tanpa mencatat dan mengulangi
informasi, dan siswa hanya mampu mengingat sebagian kecil materi yang
diajarkan. Dengan kemudahan siswa dalam mengingat inilah diharapkan dengan
penggunaan Mind Map maka minat belajar siswa terhadap mata pelajaran sejarah
kebudayaan islam dapat ditingkatkan.
Pada umumnya pada saat ini siswa masih membuat catatan tradisional
dalam bentuk tulisan linier panjang yang mencakup seluruh isi materi pelajaran,
sehingga catatan terlihat sangat monoton dan membosankan. Jika hal itu terjadi
maka hasil yang akan dicapai dalam proses pembelajaran kurang maksimal.
Mind Map adalah metode mencatat kreatif yang memudahkan kita untuk
mengingat benyak informasi. Banyak yang akan kita dapat jika kita menggunakan
Mind Map, diantaranya adalah membentu kita mengingat perkataan dan bacaan,
meningkatkan pemahaman terhadap materi, membentu mengorganisasi materi,
serta memberi wawasan baru.
43

Mind Map atau pemetaan pikiran merupakan cara yang paling mudah
untuk memasukkan informasi kedalam otak dan untuk kembali mengambil
informasi dari dalam otak. Hal ini akan membantu proses berfikir otak secara
teratur karena menggunakan teknik grafis yang berasal dari pemikiran manusia
yang bermanfaat untuk menyediakan kunci-kunci universal sehingga membuka
potensi otak. Serta dapat membantu merekam, memperkuat, dan mengingat
kembali informasi yang telah dipelajari.

43
Bobbi DePorter. Quantum teaching: mempraktekkan quantum learning di ruang-ruang kelas
(Bandung: Kaifa, 2008), hlm. 175
xlviii

Dibawah ini terdapat beberapa perbedaan antara catatan tradisioanl
(catatan biasa) dengan catatan pemetaan pikiran (mind map) antara lain:
No Catatan Biasa Peta Pikiran
1 hanya berupa tulisan-tulisan
saja
berupa tulisan, symbol dan gambar
2 hanya dalam satu warna berwarna-warni

3 untuk mereview ulang memerlukan
waktu yang lama
untuk mereview ulang diperlukan
waktu yang pendek

4 waktu yang diperlukan untuk
belajar lebih lama
waktu yang diperlukan untuk
belajar lebih cepat dan efektif

5 statis membuat individu menjadi lebih
kreatif.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa yang dinamakan dengan Mind
Map (peta pikiran) adalah satu teknik mencatat yang mengembangkan gaya
belajar visual. Peta pikiran memadukan dan mengembangkan potensi kerja otak
yang terdapat di dalam diri seseorang. Dengan adanya keterlibatan kedua belahan
otak maka kan memudahkan seseorang untuk mengatur dan mengingat segala
bentuk informasi, baik secara tertulis maupun secara verbal. Adanya kombinasi
warna, simbol, bentuk dan sebagainya memudahkan otak dalam menyerap
informasi yang diterima.
44

Mind Map yang akan dibuat oleh siswa akan bervariasi pada setiap
harinya. Hal ini disebabkan karena berbedanya emosi dan perasaan yang terdapat
dalam diri siswa setiap harinya. Suasana menyenangkan yang diperoleh siswa
ketika berada di ruang kelas pada saat proses belajar akan mempengaruhi juga
penciptaan peta pikiran. Sehingga tugas guru dalam proses belajar adalah

44
R. Teti Rostikawati, Mind Mapping Dalam Metode Quantum Learning, makalah,
(http://kaisan.tblog.com/post/1969993789 diakses 10 April 2009)
xlix

menciptakan suasana yang dapat mendukung kondisi belajar siswa terutama
dalam proses pembuatan Mind Map.
2. Prinsip-prinsip Mind Map
Dalam pembuatan Mind Map terdapat beberapa prinsip yang perlu kita
ketahui. Dengan prinsip-prinsip itulah kita dapat merancang satu pengaturan
informasi yang masuk sehingga kita mudah untuk mengingatnya.
Prinsip-prinsip itu antara lain adalah:
1. Memulai dengan satu tema atau konsep diantaranya dan sebarkan pokok-pokok
terkait dengan menghubungkan garis-garis di sekitar pusatnya.
2. Menggunakan imajinasi dan kata-kata kunci untuk dihubungkan degan pokok-
pokoknya untuk membantu penghafalan.
Dengan menggunakan dua prinsip, buzan merancang satu pengaturan
informasi dan metodologi pemantapan yang mencerminkan teori-teori dibaliknya
tentang bagaimana otak kita memahami, mengkatagorikan, dan menghafal
rangkaian informasi mana saja secara alamiah. Secara harfiah merupakan
pemetaan informasi yang disimpan dalam pikiran.
3. Cara Membuat Mind Map
Mind Map adalah metode belajar yang sangat sederhana dalam proses
pembelajaran. Begitu juga dalam pembuatannya kita hanya membutuhkan kertas
kosong, pulpen warna, dan otak. Dengan kesederhanaan itu kita juga dapat belajar
secara sederhana, tidak memerlukan waktu banyak, tidak perlu membaca
berlembar-lembar cukup hanya dengan satu lembar Mind Map saja.
l

Adapun langkah-angkah dalam pembuatan Mind Map antara lain adalah:
45

1. Mulailah ditengah-tengah selembar kertas. Ubah posisi kertas tersebut
melintang atau horizontal. Hal ini akan memudahkan untuk membuat garis-
garis dan membaca apa yang sudah ditulis.
2. Gunakan gambar atau foto untuk ide sentral. Mengapa? Karena sebuah gambar
bermakna seribu kata dan membantu kita menggunakan imajinasi. Sebuah
gambar sentral akan lebih menarik, membuat kita menjadi lebih fokus,
membantu kita untuk lebih berkonsentrasi, serta mengaktifkan otak.
3. Gunakan warna. Karena warna sama menariknya dengan gambar. Warna akan
membauat Mind Map menjadi lebih hidup, menambah energi kapada
pemikiran kreatif, dan menyenangkan.
4. Hubungkan cabang-cabang utama ke gambar pusat dan dan hubungkan
cabang-cabang tingkat dua dan tiga ke tingkat satu dan dua, dan seterusnya.
Hal ini dikarenakan otak bekerja menurut asosiasi. Otak senang mengaitkan
dua atau tiga serta empat hal sekaligus. Bila kita menghubungkang cabang-
cabang, kita akan lebih mudah mengeti dan mengingat. Menghubungkan
cabang-cabang utama akan menciptakan dan menetapkan struktur dasar atau
arsitektur pikiran kita.
46

5. Buatlah garis hubung yang melengkung, bukan garis lurus. Mengapa? Karena
garis lurus akan membuat otak bosan. Cabang-cabang yang melengkung seperti
pohon akan tampak lebih menarik.

45
Ingemar Svantesson, learning Maps and Memory Skills - Tekhnik-tekhnik Andal Untuk
Memaksimalkan Kinerja Otak Anda (Jakarta: Gramedia, 2004) hlm. 64
46
Tony buzan, Op. Cit. hlm.15
li

6. Gunakan satu kunci dalam setiap garis. Kata kunci tunggal akan memberi lebih
banyak daya dan fleksibelitas kepada Mind Map. Setiap kata tunggal atau
gambar akan menjadi dorongan untuk menghasilkan sederet asosiasi dan
hubungannya sendiri. Bila kita menggunakan kata tunggal, setiap kata tunggal,
setiap kata ini akan lebih bebas sehingga dapat memunculkan ide dan pikiran
baru.
7. Gunakan symbol, tanda, atau tanda panah pada Mind Map untuk menunjukkan
hubungan-hubungan antara materi yang terkait dalam peta pembelajaran.
8. Gunakan imajinasi. Tidak ada satu pun hal yang dilarang berkaitan dengan peta
pembelajaran. Sebuah peta pembelajaran merupakan tekhnik membuat catatan
secara pribadi, jadi apapun yang kita sukai dan dapat menjadikan lebih
semangat dibolehkan untuk ditampilkan pada peta pembelajaran yang dibuat
oleh asing-masing individu.
Pembuatan Mind Map selalu dihubungkan dengan cara membaca cerdas.
Adapun poin-poin yang perlu diperhatikan dalam membaca cerdas dan pembuatan
Mind Map antara lain: Pertama, periksa dengan cepat poin-poin utama buku
(synopsis, daftar isi buku, kata pengantar, bab-bab yang menarik, indeks, dan lain
sebagainya). Kedua, siapkan kerangka peta besar atau kertas kosong. Ketiga,
bacalah buku dengan lebih cepat dan lebih pintar (gunakan seluruh potensi yang
ada, terutama yang berhubungan dengan indra). Keempat, catat fakta-fakta kunci
yang menarik dan detai-detai penting di peta pikiran. Kelima, organisasikan
lii

konsep-konsep tersebut, setelah selesai dibaca, gambarlah ulang peta-pikiran jika
dianggap perlu disederhanakan.
47

4. Manfaat Mind Map
Mind Map atau biasa disebut dengan pemetaan-pikiran adalah alat bagi
kita untuk menuangkan informasi yang kita peroleh diatas kertas. sesuai dengan
ide atau pikiran yang ada pada kita. Mind Map merupakan alat paling hebat yang
dapat membantu otak untuk berpikir secara teratur dan sederhana.
48

Mind Map adalah cara mencatat yang menggunakan otak kanan dan otak
kiri, warna, gambar, rencana ruang serta irama visual.
49
Dengan rangkaian seperti
ini catatan akan dirasa sangat menarik dan dapat membantu mempermudah dalam
belajar. Manfaat lain dari Mind Map antara lain meliputi
50
:
a. Mempercepat pembelajaran
b. Agar kita menjadi lebih kreatif
c. Untuk mengelola jaringan pekerjaan
d. Untuk menuangkan ide secara bebas
e. Agar belajar lebih cepat dan efisien
f. Agar dapat mengingat dengan lebih baik
g. Untuk lebih memusatkan Perhatian
h. Untuk menjadikan rapat-rapat lebih produktif
i. Untuk menyusun daftar tugas secara detail
j. Untuk melakukan presentasi secara konprehensif

47
Herwono, Op. Cit. hlm. 129-131
48
Tony buzan, Mind Map untuk Meningkatkan Kreativitas (Jakarta: Gramedia, 2004) hlm.4
49
Tony Buzan, Sepuluh Cara jadi Orang yang Jenius Kreatif (Jakarta: Gramedia, 2004). hlm. 30
50
Tony Buzan, Buku Pinta Mind Map untuk Anak (Jakarta: Gramedia, 2007), hlm. 4
liii

k. Untuk melakukan pencacatan secara efektif
l. Untuk membantu proses pengembangan diri.
Selain dalam proses pembelajaran, Mind Map dapat diterapkan pada
beberapa bidang diantaranya adalah
51
:
a) Penulisan, Mind Map akan membantu kita menyusun bahan tulisan, baik untuk
laporan dalam pekerjaan maupun manggali karakter tokoh novel baru. Mind
Map membantu mendobrak rintangan menulis dan memungkinkan
melancarkan kita dalam menulis.
b) Manajemen Proyek, Mind Map adalah cara yang baik untuk memulai
pemecahan-masalah suatu proyek menjadi beberapa bagian kecil.
c) Curah Gagasan, dengan rincian Mind Map akan mengalirkan gagasan secara
bebas.
d) Rapat, dengan menggunakan Min Map waktu kita akan menjadi lebih
produktif.
e) Presentasi, dengan Mind map kita akan lebih mudah mempersiapkannya, hal
ini akan membantu pendengar lebih mengerti dan memahami isi presentasi
dengan lebih baik.
f) Penulisan Catatan, mencatat dengan Mind Map yang menari secara visual
akan membantu kita mengelola informasi yang kita terima, serta menambah
kaitan dan asosiasi, juga menjadikan informasi lebih lama bertahan dalam
ingatan.

51
Herwono, Op. Cit, hlm. 126-127
liv

g) Pengembangan Pribadi, Mind Map memanfaatkan isi pemikiran kita yang
paling dalam, dan merupakan metode yang efektif untuk menemukan inner
self, atau diri kita yang terdalam.
5. Unsur-unsur Mind Map
Mind Map adalah metode belajar yang dikembangkan oleh Buzan. Mind
Map atau Pemetaan Pikiran adalah catatan nonlinier, namun tidak semua bentuk
catatan nonlinier itu termasuk Mind Map. Hal ini berhubungan dengan buzan saat
dia melakukan penelitian, dia menyadari bahwa ada beberapa keuntungan tertentu
yang diperoleh dari tiap unsur Mind Map. Unsur-unsur Mind Map itu meliputi
52
:
1. Faktor pusat yang berisi citra atau lambang gambar masalah atau informasi
yang dipetakan, diletakkan ditengah halaman.
2. Gagasan dibiarkan mengalir bebas tanpa penilaian.
3. Kata-kata kunci digunakan untuk menyatakan gagasan.
4. Hanya satu kata kunci ditulis perbaris.
5. Gagasan kata kunci dihubungkan kefokus pusat dengan garis.
6. Warna digunakan untuk menerangi dan menekankan pentingnya sebuah
gagasan.
7. Gambar dari lambang digunakan untuk menyoroti gagasan dan merangsang
pikiran agar membentuk kaitan yang lain.
Dalam pembuatan Mind Map kita akan memadukan kegiatan otak kiri dan
otak kanan secara efektif dan sinergis.
53
Hal inilah yang menyebabkan kita tidak
mudah jenuh dalam belajar. Otak berpikir dalam bentuk warna dan gambar. Hal

52
Joice Wycoff, Menjadi Super Kreatif Melalui Metode Pemetaan Pikiran (Bandung: Kaifa, 2003),
hlm.67
53
Herwono, Op. Cit. hlm.119
lv

ini dibuktikan ketika seseorang berkata rumahmu maka yang akan muncul
dalam pikiran kita bukanlah tulisan R-U-M-A-H-M-U, melainkan gambaran
berwarna tentang rumah kita.
Dengan ini kita mengerti alangkah alamiah dan mudahnnya hal ini terjadi
hanya dengan mengamati bagaimana kita dapat membangkitkan kembali memori
dengan cara melihat gambar di album foto, buku, atau majalah.
D. Pengaruh Mind Map terhadap minat belajar siswa
Perhatian seseorang dipengaruhi oleh minat. Kita menaruh perhatian pada
hal-hal yang paling menarik minat kita, dengan demikian hal-hal tersebutlah yang
paling kita ingat.
54
Dengan demikian diharapkan Mind Map dapat menarik minat
belajar siswa, maka hal tersebut juga akan memudahkan siswa dalam mengingat
pelajaran yang sedang dipelajarinya. Dikarenakan minat seseorang itu dapat
membantu kita dalam dua hal. Pertama, membantu kita mencurahkan perhatian.
Kedua, memberi motivasi kepada kita untuk berusaha mengingat.
Minat belajar adalah aspek psikologi seseorang yang menampakkan diri
dalam beberapa gejala, seperti : gairah, keinginan, perasaan suka untuk melakukan
proses perubahan tingkah laku melalui berbagai kegiatan yang meliputi mencari
pengetahuan dan pengalaman, dengan kata lain, minat belajar itu adalah perhatian,
rasa suka, ketertarikan seseorang (siswa) terhadap belajar yang ditunjukkan
melalui keantusiasan, partisipasi dan keaktifan dalam belajar.
Mind Map dapat menghubungkan ide baru yang unik dengan ide yang
sudah ada, sehingga menimbulkan adanya tindakan spesifik yang dilakukan oleh

54
Kenneth L Higbee, Mengasah Daya Ingat Riset Mutakhir Untuk Merekam Memori anda
(Semarang: Dahara Prize,2003), hlm. 101-103
lvi

siswa. Dengan penggunaan warna dan simbolsimbol yang menarik akan
menciptakan suatu hasil pemetaan pikiran yang baru dan berbeda.
Mind Map atau pemetaan pikiran merupakan salah satu teknik mencatat
tinggi. Informasi berupa materi pelajaran yang diterima siswa dapat diingat
dengan bantuan catatan. Pemetaan pikiran merupakan cara mencatat yang efisien
dengan diawali satu kata kunci yang semakin banyak melahirkan beberapa cabang
yang bersangkutan. Peta pikiran merupakan bentuk catatan yang tidak monoton
karena mind map memadukan fungsi kerja otak secara bersamaan dan saling
berkaian satu sama lain. Sehingga terjadi keseimbangan kerja kedua belahan otak.
Pembelajaran konvensional adalah pembelajaran yang memusatkan
kegiatan belajar pada guru. Siswa hanya duduk, menengarkan dan menerima
informasi. Cara penerimaan informasi akan kurang efektif karena tidak adanya
proses penguatan daya ingat, walaupun ada proses penguatan yang berupa
pembuatan catatan, siswa membuat catatan dalam bentuk catatan yang monoton
dan linier.
Penggunaan metode pembelajaran yan sesuai sangat menentukan
keberhasilan belajar siswa. Dengan metode pembelajaran yang sesuai, maka minat
belajar siswa akan muncul sehingga potensi yang ada dalam diri mereka akan
berkembang. Proses belajar siswa sangat dipengaruhi oleh emosi di dalam dirinya,
jadi dengan suasana yang menyenangkan dan bersahabat emosi yang ada dalam
diri siswa akan ikut tertarik dan menimbulkan rasa yang menyenangkan pula pada
diri siswa. Metode pembelajaran dengan menggunakan Mind Map berusaha
menggabungkan kedua belahan otak yakni otak kiri yang berhubungan dengan hal
lvii

yang bersifat logis (seperti belajar) dan otak kanan yang berhubungan dengan
keterampilan (aktivitas kreatif).
Salah satu teknik mencatat yang dikembangkan dalam metode
pembelajaran kuantum adalah teknik pemetaan pikiran (Mind Map). Dengan
digunakannya mind mapp maka akan terjadi keseimbangan kerja kedua belahan
otak. Dengan adanya teknik Mind Map atau pemetaan pikiran diduga minat
belajar siswa akan meningkat.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini, desain penelitian yang digunakan adalah Penelitian
Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Penelitian Tindakan Kelas
merupakan suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif yang dilakukan oleh pelaku
tindakan yang bertujuan untuk memperbaiki kondisi suatu proses pembelajaran.
Hopkins menyatakan bahwa yang dimaksud dengan Penelitian Tindakan
Kelas adalah penelitian yang mengkombinasikan prosedur penelitian dengan
tindakan subtantif, suatu tindakan yang dilakukan dalam disiplin inkuiri, atau
usaha seseorang untuk memahami apa yang sedang terjadi, sambil terlibat dalam
sebuah proses perbaikan dan perubahan.
Rapoport (1970) mengartikan Penelitian Tindakan Kelas adalah suatu
langkah yang dapat membantu seseorang dalam mengatasi secara praktis
lviii

persoalan yang dihadapi dalam situasi darurat dan membantu pencapaian tujuan
ilmu social dengan kerjasama dalam kerangka etika yang disepakati bersama.
55

Secara singkat Penelitian Tindakan Kelas didefenisikan sebagai suatu
bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan
tertentu agar dapat memperbaiki atau meningkatkan praktek-praktek pembelajaran
di kelas secara professional.
56

Penilaian Tindakan Kelas (PTK) merupakan suatu proses dimana guru-
dosen dan siswa-mahasiswa menginginkan terjadinya perbaikan, peningkatan, dan
perubahan pembelajaran yang lebih baik agar tujuan pembelajaran dikelas dapat
tercapai.
57

Ebbut mengemukakan bahwa yang dinamakan dengan Penelitian Tindakan
Kelas adalah kajian sistematik dari upaya perbaikan pelaksanaan praktek
pendidikan oleh sekelompok guru dengan melakukan tindakan-tindakan dalam
pembelajaran, berdasarkan refleksi mereka mengenai hasil dari tindakan-tindakan
tersebut.
58

Sedangkan Kemmis menjelaskan bahwa Penelitian Tindakan Kelas adalah
sebuah bentuk inkuiri reflektif yang dilakukan secara kemitraan mengenai situasi
sosial tertentu (termasuk pendidikan) untuk meningkatkan rasionalitas dan
keadilan dari a) Kegiatan praktek sosial atau pendidikan b) Pemahaman mengenai

55
Rochiati Wiriaatmadja, Metode Penelitian Tindakan Kelas untuk Meningkatkan Kinerja Guru
dan Dosen (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008), hlm. 11
56
Suyanto, Pedoman Pelaksanaan Penelitian Tindakan kelas (Yogyakarta: IKIP Yogyakarta, 1997),
hlm. 4
57
M.Djunaidi Ghony, Penelitian Tindakan kelas (Malang: UIN-Malang Press, 2008), hlm.8
58
Rochiati Wiriaatmadja, Op. Cit. hlm. 12
lix

kegiatan-kegiatan praktek dalam pendidikan, dan c) Situasi yang memungkinkan
terlaksananya kegiatan praktek.
59

Dalam praktik pelaksanaannya, kegiatan Penelitian Tindakan Kelas adalah
menggabungkan tindakan bermakna dengan prosedur penelitian, yang berupaya
untuk memecahkan suatu permasalahan.
60

Penelitian Tindakan Kelas adalah suatu penelitian yang mengkaji proses
pembelajaran yang dikaitkan dengan pengoptimalan penggunaan metode, media,
strategi pembelajaran, dimana kegiatan perbaikan pembelajaran tersebut
diharapkan dapat meningkatkan proses dan hasil pembelajaran siswa.
61

Secara ringkas Penelitian Tindakan Kelas adalah kegiatan dimana
sekelompok guru dapat mengorganisasikan kondisi praktek pembelajaran mereka,
dan belajar dari pengalaman mereka sendiri. Mereka dapat mencobakan suatu
gagasan perbaikan dalam praktek pembelajaran mereka, dan melihat pengaruh
nyata dari upaya itu.
62

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) memiliki beberapa karakteristik tertentu
yang membedakannya dengan jenis penelitian yang lain. Adapun karakteristik
yang dimaksud antara lain meliputi:
63

a. Didasarkan pada masalah yang dihadapi oleh guru;
b. Adanya kolaborasi dalam pelaksanaannya;
c. Peneliti sekaligus sebagai praktisi yang melakukan refleksi;

59
Ibid..
60
M.Djunaidi Ghony, Op. Cit. hlm. 9
61
Wahidmurni, Penilaian Tindakan Kelas dari teori menuju Praktik (Malang: UM PRESS, 2008),
Hlm.13
62
Rochiati Wiriaatmadja, Op. Cit. hlm. 13
63
Zainal Aqib, Penelitian Tindakan kelas (Bandung: Yrama Widia, 2008), hlm. 16
lx

d. Bertujuan mmperbaiki dan atau meningkatkan kualitas pengajaran;
e. Dilaksanakan dalam rangkaian langkah dengan beberapa siklus.
Sedangkan menuru Richart Winter terdapat enam karakteristik yang ada
pada PTK, antara lain:
a. Kritik refleksi,
b. Kritik dialektis,
c. Kolaborasi,
d. Resiko,
e. Susunan jamak, dan
f. Internalisasi teori dan praktek.
64

Secara sederhana dapat dijelaskan bahwa penelitian tindakan kelas
memiliki beberapa karekteristik antara lain:
a. Masalah yang ingin diciptakan adalah masalah nyata dalam pembelajaran nyata
yang cukup merisaukan guru yang memegang bidang studi tertentu atau dosen
pengampu mata kuliah tertentu.
b. Kolaborasi antara guru dengan guru, dosen dengan dosen atau antara guru
dengan siswa dan dosen dengan mahasiswa untuk menyelenggarakan
pembelajaran yang berkualitas dan melakukan perbaikan yang berkelanjutan.
c. Motivasi untuk peningkatan pembelajaran bidang studi atau mata kuliah yang
harus muncul atau tumbuh dari dalam diri pribadi guru atau dosen.
d. Objektivitas, validitas, dan reliabilitas proses, data, dan hasil tetap
dipertahankan selama kegiatan penelitian itu berlangsung.

64
Ibid., hlm. 17
lxi

e. Proses dah hasil pembelajaran harus didokumentasikan dan dilaporkan secara
sistematik sesuai dengan kaidah penulisan ilmiah.
65

Tujuan utama Penelitian Tindakan Kelas adalah memperbaiki dan
meningkatkan layanan professional guru dalam menangani proses pembelajaran
dengan melakukan refleksi untuk mendiagnosis keadaan. Selanjutnya tujuan
Penelitan Tindakan Kelas adalah mengembangkan keterampilan guru-dosen untuk
menghadapi permasalahan dalam pembelajaran dikelas atau disekolah. Disamping
itu juga terdapat tujuan penyerta yakni agar dapat ditumbuhkannya budaya
meneliti dikalangan pendidik.
66

Selain karakteristik dan tujuan didalam penelitian tindakan kelas juga
terdapat unsur manfaat. Adapun manfaat dari PTK itu sendiri antara lain meliputi:
a. Menjadikan guru untuk lebih berani dalam menyusun sendiri kurikulum dari
bawah, dan menjadikan guru bersifat lebih mandiri.
b. Dapat mengembangkan sikap inovatif dan budaya meneliti para guru ataupun
doses, khususnya dalam mencari solusi terhadap permasalahan pembelajaran di
dalam kelas.
c. Meningkatkan produktivitas publikasi ilmiah.
d. Meningkatkan kerjasama antara guru dengan guru, guru dengan siswa dalam
memecahkan masalah pembelajaran di kelas.
e. Sebagai suatu progam perbaikan pendidikan.
f. Dapat meningkatakan kemampuan pendidik dalam proses pembelajaran.
67


65
M. Djunaidi Ghony, Op. Cit. hlm. 28
66
Ibid., hlm. 29
67
Ibid., hlm. 30
lxii

Rancangan atau desain Penelitian Tindakan Kelas merupakan suatu
rencana penelitian yang amat berbeda dari rancangan jenis penelitian yang lain.
Dapat dikatakan bahwa rancangan PTK merupakan pengembangan dan atau
penggabungan dari unsur-unsur tertentu dari berbagai jenis rancangan penelitian.
Sebagaimana diketahui rancangan PTK mengandung pengulangan dari
serangkaian langkah yang dapat dirumuskan sebagai [R-i-O-E/R]1----[R-I-O-
E/R]2---dst., di mana R adalah Rencana, I adalah Implementasi atau pelaksanaan,
O adalah observasi atau pengamatan, dan E/R adalah evaluasi/refleksi. Keempat
langkah tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan, dan harus ada
dalam setiap Penelitian Tindakan Kelas.
Dalam Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) terdapat
desain yang dapat digambarkan sebagai berikut:
GAGASAN AWAL


RECONNAISSANCE






.











Rencana Umum

Langkah 1

Langkah 2

Langkah dst.

Implementasi
Langkah 1
Perbaikan
Rencana

Evaluasi

Langkah 1

Langkah 2

Implementasi
Langkah 2

lxiii







Penjelasan
Model yang telah tergambarkan diatas adalah Model Lewin yang
ditafsirkan oleh Kemmis. Model ini menggambarkan sebuah spiral dari beberapa
siklus kegiatan. Bagan yang melukiskan kegiatan ini pada siklus dasar kegiatan
yang terdiri dari mengidentifikasi gagasan umum, melakukan reconnaissance,
menyusun rencana umum, mengembangkan langkah tindakan pertama,
mengevaluasi, dan memperbaiki rancangan umum. Dari siklus dasar pertama
inilah, apabila peneliti menilai adanya kesalahan atau kekurangan dapat
memperbaiki atau memodifikasi dengan mengembangkannya dalam spiral dan
perencanaan langkah tindakan kedua. Apabila dalam implementasinya kemudian
dievaluasi masih terdapat kesalahan atau kekurangan, masih bisa diperbaiki atau
dimodifikasi, yakni kemudian secara spiral dilanjutkan dengan perencanaan
tindakan ketiga, dan seterusnya. Siklus dalam spiral ini baru berhenti apabila
tindakan subtansif yang dilakukan oleh penyaji sudah dievaluasi baik, yaitu
penyaji yang mungkin peneliti sendiri atau mitra guru penelitian tersebut. Bagi
peneliti, pengamat atau observer, siklus dihentikan apabila data yang
dikumpulkan untuk penelitian sudah jenuh, atau kondisi kelas sudah stabil.
Penafsiran yang diberikan oleh kemmis meliputi hal-hal berikut;
a. Penyusunan gagasan atau rencana umum dapat dilakukan jauh sebelumnya.
Dst.

Evaluasi

Model Lewin yang ditafsirkan oleh Kemmis (Rochiati Wiriaatmadja, 2005: 62

lxiv

b. Reconnaissance bukan hanya kegiatan menemukan fakta dilapangan akan
tetapi juga mencakup analisis, dan terus berlanjut pada siklus berikutnya, dan
bukan hanya pada awal saja.
c. Implementasi tindakan bukan pekerjaan yang mudah, karenanya jangan
langsung dievaluasi melainkan dimonitor dahulu sampai langkah implementasi
dilakukan seoptimal mungkin.
68



B. Prosedur Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan secara partisipatori dan refleksi, di
mana proses pelaksanaanya dilakukan secara bersiklus. Mengacu pada model
Lewin yang ditafsirkan oleh Kemmis maka prosedur penelitian tindakan kelas
dilakukan dengan mengidentifikasi masalah, memeriksa lapangan, perencanaan,
pelaksanaan tindakan, observasi, refleksi dan revisi perencanaan.
1. Identifikasi masalah
Pada langkah awal, peneliti terlebih dahulu datang ke lokasi penelitian
untuk meninjau lokasi, menyampaikan surat penelitian, berbincang-bincang
dengan kepala sekolah dan guru pengajar untuk menambah keakraban peneliti
dengan obyek penelitian.
Selanjutnya peneliti berbincang-bincang dan bertanya pada guru pengajar
tentang strategi pembelajaran Sejara Kebudayaan Islam yang selama ini telah
dilaksanakan. Berhubungan dengan penelitian peneliti mengajukan satu kelas

68
Rochiati Wiriaatmadja, Op. Cit. hlm. 62-63

lxv

untuk menjadi objek penelitian, dengan kondisi siswa pada kelas tersebut
memiliki minat belajar yang rendah.
2. Memeriksa lapangan
Setelah peneliti mengetahui model pembelajaran yang selama ini
dilaksanakan, maka peneliti mengadakan pemeriksaan lapangan dengan ikut
pembelajaran dikelas terlebih dahulu sebelum memberikan tindakan, dengan
maksud ingin mengetahui situasi pembelajaran. Selain itu peneliti juga
menanyakan kepada guru Sejarah Kebudayaan Islam tentang kondisi yang selama
ini terjadi dikelas. Informasi yang didapat oleh peneliti menunjukkan bahwa
kondisi siswa dikelas sulit dikondisikan, selain faktor banyaknya siswa yang
melebihi kelas ideal, serta tidak atau kurangnya siswa dalam belajar Mata
pelajaran Agama Islam khususnya Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam.
Selain ikut siswa belajar dikelas untuk menegtahui kosndisi yang sedang
terjadi hal lain yang dilakukan peneliti untuk mengetahui seberapa besar minat
belajar siswa terhadap mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam peneliti
memberikan angket untuk diisi siswa pada awal pertemuan diakhir jam pelajaran.
3. Perencanaan tindakan
Setelah memperoleh data dari observasi lapangan, maka untuk mengubah
kondisi dan meningkatkan minat belajar siswa terhadap Mata Pelajaran Sejarah
Kebudayaan Islam peneliti mengadakan refleksi untuk merencanaan perbaikan
pada pertemuan selanjutnya. Adapun beberapa tahap dalam perencanaan adalah
sebagai berikut:
1. Mempersiapkan Mind Map.
lxvi

a. Dalam mempersiapkan Mind Map ini terkebih dahulu peneliti memberi
pemahaman tentang Mind Map kapada siswa.
b. Mengkomunikasikan pada siswa bahwa pembelajaran yang akan
berlangsung akan menggunakan Mind Map.
c. Peneliti mengenalkan Mind Map pada siswa, dengan cara menampilkan
contoh Mind Map yang terlebih dulu sudah disiapkan.



2. Mempersiapkan perangkat pembelajaran, seperti:
a. Membuat modul pembelajaran
Sebelum masuk kelas peneliti maminta materi yang akan dipelajari kapada
guru bidang studi. Kemuadian peneliti membuat modul sebagai persiapan untuk
mengajar.
b. Membuat rencana pembelajaran
Sebelum peneliti masuk kelas peneliti mambuat Rancangan Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) agar pelaksanaan pembelajaran dapat berjalan dengan lancar,
serta agar pembelajaran berjalan lebih efektif.
3. Untuk mengetahui kondisi siswa peneliti mengadakan pengamatan, serta
memberi kuesioner kepada siswa untuk mengetahu seberapa besar minat siswa
terhadap mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam.
4. Pelaksanaan tindakan
lxvii

Pelaksanaan tindakan dilaksanakan sesuai dengan perencanaan yang telah
dibuat sebelumnya yaitu menerapkan pembelajaran dengan menggunakan Mind
Map pada siswa kelas VII di MTsN Malang III Sepanjang Gondanglegi.
5. Observasi
Dalam melaksanakan tindakan, peneliti melakukan pengamatan dan
pencatatan pada perkembangan yang terjadi. Yaitu mengamati kejadian-kejadian
yang terjadi saat pembelajaran berlangsung. Pengamatan ini dilakukan peneliti
pada perilaku siswa, aktivitas yang dilakukan dikelas, keaktifan siswa serta hasil
belajar yang diperoleh siswa. Pada saat pembelajaran berlangsung masih terlihat
beberapa siswa yang bergurau dengan teman sebangkunya, ada yang sibuk sendiri
dengan pekerjaan atau tugas dari mata pelajaran yang lain, ada juga siswa yang
meninggalkan ruangan dengan alasan untuk kekamar mandi. Sebagian siswa juga
ada yang diam, mendengarkan penjelasan siswa tapi hanya menjadi pendengar
saja, terlihat dari tampang atau ekspresi yang mereka tampakkan.
6. Analisa dan refleksi
Peneliti menganalisa dan merefleksi hasil tindakan dan mendiskusikannya
dengan guru mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam serta merespon
permasalahan baru yang muncul di luar perencanaan untuk dilanjutkan pada siklus
berikutnya.
Dengan mengetahui kondisi siswa yang begitu banyak ragamnya. Mulai
dari guyonan, ngomong sendiri, dan sering keluar kelas. Hal ini menunjukkan
bahwa gairah mereka untuk belajar pada mata pelajaran SKI kurang. Dari sini
peneliti melakukan refleksi agar tingkah laku kurang baik itu dapat berkurang,
lxviii

sehingga proses belajar menjadi lebih efektif dan tujuan pembelajaran dapat
tercapai.
7. Revisi perencanaan
Revisi dilakukan dengan melihat refleksi sebelumnya, untuk merevisi atau
meninjau kembali rencana yang akan diterapkan pada siklus selanjutnya. Revisi
perencanaan bertujuan untuk mengantisipasi dan mengecek rencana yang telah
dibuat.
Dengan hanya menampilkan contoh Mind Map kepada siswa ternyata
siswa masih belum bisa membuat Mind Map secara sempurna. Dari sini untuk
kegiatan selanjutnya peneliti mencoba membuat bagan Mind Map yang berisi
materi pelajaran dan mencoba untuk menerangkan dengan menggunakan alur
Mind Map yang telah dibuat tersebut.
C. Kehadiran Peneliti
Kehadiran peneliti di lapangan sebagai instrument kunci peneliti mutlak
diperlukan karena terkait dengan desain penelitian yamg dipilih adalah penelitian
tindakan kelas. Kedudukan peneliti adalah sebagai perencana, pelaksana,
pengumpul data, penganalisis, penafsir data, dan akhirnya pelapor hasil
penelitian.
69

Dalam hal ini peneliti hadir di lapangan untuk melaksanakan dan
mengobservasi berlangsungnya pembelajaran dengan mengguanakan metode
Mind Map di kelas VII terkait dengan minat belajar siswa.
D. Lokasi Penelitian

69
Lexy Moleong, Metodologi Penelitian Kuelitatif (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002), hlm. 95
lxix

Penelitian ini dilaksanakan di Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN)
Malang III Sepanjang Gondanglegi, Kelas VIIA. MTsN Malang III berada di
Jalan Raya Sepanajang.
E. Sumber Data dan Jenis Data
Terkait dengan penelitian ini yang akan dijadikan sebagai sumber data
adalah siswa-siswai kelas VIIA di MTsN Malang III, dimana siswa siswi tersebut
tidak hanya diperlukan sebagai objek yang dikenai tindakan, tetapi juga aktif
dalam kegiatan yang dilakukan.


Data penelitian dalam penelitian ini meliputi:
1. Data kualitatif
a) Kata-kata dan tindakan
Kata-kata dan tindakan diamati dari catatan hasil Tanya jawab dengan
guru asli Sejarah Kebudayaan Islam MTsN Malang III, serta catatan hasil
observasi kelas.
b) Sumber tertulis
Sumber tertulis tidak bisa dipisahkan dari sumber yang lain. Peneliti
mendapatkan data tersebut berasal dari buku-buku pendukung, majalah, arsip
sekolah, dokumen pribadi dan dokumen resmi.
c) Foto
lxx

Peneliti mengambil foto sebagai salah satu bukti telah melaksanakan
penelitian di MTsN Malang III sepanjang. Pengambilan gambar dilakukan ketika
pembelajaran berlangsung dengan mengguanakan metode Mind Map.
2. Data kuantitatif
Dalam penelitian ini, data kuantitatif diperoleh dari hasil penyebaran
angket yang diberikan kepada siswa kelas VIIA pada akhir tiap siklus Penelitian
Tindakan Kelas.
F. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini kehadiran peneliti di lapangan menjadi syarat utama,
peneliti mengumpulkan data-data dalam latar alamiah, dimana peneliti bertindak
sebagai instrumen kunci. Selain itu, peneliti juga berperan sebagai perencana dan
pelaksana tindakan yang terlibat langsung dalam pelaksanaan Penelitian Tindakan
Kelas, pengumpul dan penganalisis data dan pada akhirnya ia menjadi pelopor
hasil penelitian. Pencari tahu alamiah dalam pengumpulan data lebih banyak
bergantung pada diri peneliti sebagai alat pengumpul data.
Instrumen pendukung lainnya adalah angket. Angket adalah suatu daftar
yang berisikan rangkaian pertanyaan mengenai suatu masalah atau bidang yang
akan diteliti.
70
Pada penelitian ini angket diberikan pada awal sebelum tindakan
serta akhir siklus I dan siklus II.
G. Tehknik Pengumpulan Data
Adapun teknik Pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti dalam
Penelitian Tindakan Kelas ini antara laain sebagai berikut:

70
Cholid Narbuko, dan Abu Ahmadi, Metodologi Penelitian memberika bekal teoritis pada
mahasiswa tentang metodologi penelitian serta diharapkan dapat melaksanakan penelitian dengan langkah-
langkah yang benar (Jakarta: Bumi Aksara, 2002), hlm.76
lxxi

1. Metode Observasi
Observasi atau pengamatan merupakan suatu tekhnik atau cara
mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan
yang sedang berlangsung.
71
Observasi atau pengamatan yang digunakan
dalam rangka mengumpulkan data dalan suatu peneltian merupakan hasil
perbuatan jiwa secara aktif dan penuh perhatian untuk menyadari adanya suatu
rangsangan tertentu yang diinginkan dengan jalan mengamati dan mencatat.
72

Peneliti melakukan observasi awal di MTsN Malang III Kelas VIIA
untuk mengetahui permasalahan yang muncul di kelas. Observasi selanjutnya
dilakukan dengan mencatat perkembangan-perkembangan yang terjadi setelah
pemberian tindakan.
Dalam melaksanakan penelitian, observasi yang dilakukan oleh
peneliti antara lain:
1) Observasi Partisipatif
Cara ini digunakan agar data yang diinginkan sesuai dengan apa yang
dimaksud oleh peneliti. Suatu observasi disebut observasi partisipan jika orang
yang melakukan observasi turut ambil bagian dalam kehidupan orang yang
diobservasi.
Selain peneliti ikut ikut berpartisipasi dalam observasi, peneliti juga
sekaligus sebagai fasilitator. Sehingga peneliti juga turut mengarahkan siswa yang

71
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung: Remaja Rosda Karya,
2007), hlm.220
72
Mardalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposl (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), hlm.63

lxxii

diteliti untuk melaksanakan tindakan yang mengarah pada data yang diinginkan
oleh peneliti.
Dengan menggunakan metode ini, peneliti dapat mengamati secara
langsung terhadap yang ditelitinya. Metode ini digunakan untuk memperoleh
data-data tentang keadaan lokasi penelitian, kegiatan-kegiatan yang dilakukan
siswa-siswa dan lain-lain.
2) Observasi Aktivitas Kelas
Observasi aktivitas kelas merupakan suatu pengamatan langsung terhadap
siswa dengan memperhatikan tingkah lakunya didalam proses pembelajaran
berlangsung, sehingga peneliti memperoleh gambaran suasana kelas dan peneliti
dapat melihat secara langsung tingkah laku siswa, keaktifan siswa, serta kemauan
siswa dalam mengerjakan tugas yang diberikan.
2. Dokumentasi
Metode dokumentasi merupakan suatu tekhnik pengumpulan data dengan
menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis,
gambar maupun elektronik.
73
Metode ini dilakukan dengan cara mencari data
mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku-buku, surat
kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda dan sebagainya.
Dokumentasi lain yang diperoleh di lapangan berupa foto, absensi siswa, data-
data kelembagaan seperti sejarah berdirinya MTsN Malang III dan lain
sebagainya.
3. Angket

73
Nana Syaodih Sukmadinata, Op. Cit, hlm.221
lxxiii

Angket atau kuesioner adalah alat penelitian untuk digunakan secara
berulang yang menjajaki atau menulusuri suatu perubahan perilaku pada suatu
tahap yang telah direncanakan sebelumnya.
74
Angket adalah sejumlah
pertanyaan yang digunakan untuk memperoleh data atau responden dalam arti
laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang perlu diketahui.
75
Dalam
penelitian ini peneliti menggunakan angket untuk mengetahui seberapa besar
minat belajar yang dimiliki siswa terhadap mata pelajaran Sejarah
Kebudayaan Islam.
H. Analisis Data
Analisis merupakan tahap akhir terhadap apa yang dilakukan selama
berada di lapangan yang disertai dengan membuat laporan penelitian tindakan
kelas. Dengan tujuan untuk menganalisa data yang telah diperoleh, maka peneliti
menganalisis data yang telah diperoleh untuk memastikan bahwa dengan
menerapkan metode Mind Map dapat meningkatkan minat belajar siswa terhadap
Mata Pelajaran Sejarah kebudayaan Islam.
Data yang terkumpul dari penelitian ini terdiri dari dua macam, ada data
yang bersifat kualitatif dan data yang bersifat kuantitatif. Data yang bersifat
kualitatif terdiri dari hasil observasi, dokumentasi. Sedangkan data yang bersifat
kuantitatif berasal dari penilaian tentang minat belajar siswa yang diambil melalui
kuesioner yang dibagikan pada siswa.

74
Vivienne Baumfield, dkk, Action Research di Ruang Kelas (Jakarta: Indeks, 2009), hlm.87
75
Iqbal Hasan, Analisis Data Penelitian dengan Statistik (Jakarta: Bimi Aksara, 2006), hlm.16
lxxiv

Dalam penelitian ini, untuk menigkategorikan tingkat tinggi rendahnya
minat siswa, maka digunakan Standar Deviasi dengan rumus sebagai berikut
76
:



Kategori: 1 : tinggi
1 1sedang
1rendah

:
:
:
:

I. Pengecekan Keabsahan Data
Untuk pengecekan keabsahan data dalam penelitian kelas ini peneliti
meggunakan perpanjangan keikutsertaan. Sebagaimana telah dikemukakan
didepan, peneliti dalam penelitian tindakan kelas ini merupakan instrument kunci.
Perpanjangan keikutsertaan dalam penelitian ini dikarenakan penelitian terdiri dari
beberapa siklus yang mana harus diikuti oleh peneliti dalam setiapa siklusnya.
Jika pada siklus pertama penelitian mesih dirasa kurang berhasil maka peneliti

76
Syaifuddin Azwar, Penyususnan Skala Psikologi (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008), hlm.109
lxxv

dapat melanjutkan penelitian pada siklus kedua, jika siklus kedua belum berhasil
maka peneliti dapat melanjutkan pada siklus ketiga begitu seterusnya sampai
terjadi kejenuhan pada data yang didapat. Pada penelitian tindakan kelas ini ini
peneliti hanya sampai pada siklus kedua, dikarenakan berada pada akhir semester
genap dimana pada pertemuan selanjutnya siswa akan melalui ujian akhir
semserter genap. Maka dari itu peneliti harus mengakhiri penelitiannya.
J. Tahapan Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan dalam 3 tahapan, yaitu:
a. Rencana Penelitian
Pada tahap ini peneliti memulai dengan membuat proposal penelitian,
setelah proposal disetujui oleh dosen pembimbing dilanjutkan dengan pengajuan
surat izin kepada sekolah. Kemudian peneliti merencanakan tindakan dengan
berdiskusi terlebih dulu dengan guru bidang studi.
b. Pelaksanaan Penelitian
Pada tahap ini peneliti melaksanakan tindakan di dalam kelas seoptimal
mungkin sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran dan melaksanakan
observasi pada saat pelaksanaan tindakan serta refleksi pada setiap akhir
pertemuan dan akhir siklus I dan siklus II.
c. Pelaporan Penelitian
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah kegiatan penulisan laporan
penelitian yang dibuat sesuai dengan hasil pelaksanaan tindakan dan sesuai
dengan format pedoman penulisan skripsi.

lxxvi

















BAB IV
PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
A. Diskripsi Lokasi Penelitian
1. Sejarah Berdirinya MTsN Malang III
Berdasarkan surat keputusan menteri Agama RI No.27 tentang relokasi
Madrasah Negeri dan pendidikan guru Agama Negeri Merupakan dasar utama
berdirinya Madrasah Tsanawiyah Malang III Gondanglegi.
lxxvii

1. Waktu berdirinya
Selain surat keputusan Menteri Agama tersebut diatas segera diadakan
konsultasi antara A.Dhohiri (Kepala Sekolah) yang waktu itu merangkap dengan
kepala sekolah Balong Kandad Kediri dengan Aparat DEPAG kab Malang,
uamanya kepada Kandepag, Kansubag, Kanpendais, kab Malang dan segera
mengadakan persiapan-persiapan seperti antara lain:
a. Menghubungi ketua KUA Gondanglegi bersama dengan dua orangpenilik
Pendidikan Agama Kec. Gondanglegi.
b. Diadakan penjajakan bersama dengan pemerintah Daerah Kec. Gondanglegi
yakni Bapak fakir selaku camat gondanglegi dan keputusan rembukan antara
Kendepak, kepala KUA dan penilik Pendidikan Agama Kec. Gondanglegi
dengan camat sepakat dengan menerima kehadiran MTsN ditempatkan
diwilayah Kec. Gondanglegi Malang.
c. Camat segera mengumpulkan seluruh kepala desa sekecamatab Gondanglegi
untuk ditawari siapa yang mengusahkan tanah untuk pendirian MTsN tersebut.
Dari 28 desa cuma diantaranya yang kesanggupan antara lain: kades ganjaran,
ketawang, sepanjang, selumprit, gondanglegi kulon. Semuanya menyediakan
tanah yang dibutuhkan dan untuk selanjutnya penyelesaian tanah ditanggapi
oleh kepala KUA Gondanglegi Malang (Bpk. MUassalim, B.A) pada akhirnya
pilihan tanah jatuh didesa Sepanjang dengan pertimbangan:
1. Murid pertama yang paling banyak adalah dari desa sepanjang.
lxxviii

2. Lokasi terletak ditepi jalan besar yaitu jl. Raya sepanjang Gondanglegi
malang. Dengan beberapa fasilitas, listrik, telepon yang sudah
memungkinkan.
2. Visi dan Misi Madrasah
a) Visi
Terwujudnya Generasi Muslim Yang Bertaqwa, Cerdas, Mandiri dan
Cinta Tanah Air.
b) Misi
1. Mengembangakan lingkungan madarasah yang bersih, indah, dan
nyaman yang kondusif
2. Melakukan pembiasaan diri dalam pengalaman ajaran islam
3. Mengembangkan kurikulum guna optimalisasi multi kecerdasan
4. Melaksanakam pembelajaran yang efektif dan efisien untuk mencapai
psertasi terbaik
5. Meningkatkan dan mengoptimalkan mutu lulusan
6. Melengkapi sarana prasarana pendidikan yang diperlukan, hingga
sarana pembelajaran berbasis IT.
7. Mengembangakan kegiatan penelitian dan kegiatan ilmiah lainnya
8. Mengoptimalkan kegiatan pengembangan diri untuk menumbuhkan
kemandirian dan cinta tanah air
9. Menggalang partispasi menyarakat dalam peningkatan mutu baik fisik
maupun non fisik.
3. Tujuan Madrasah
lxxix

a) Mampu menciptakan lingkungan yang bersih, indah, nyaman dan aman
yang kondusif terhadap pendidikan dan pembelajaran.
b) Terbentuknya kultur madrasah yang membiasakan perilaku-perilaku
islami.
c) Mampu menjadi Madrasah Berprestasi yang selalu menjadi pilihan
pertama masyarakat.
d) Mampu mengembangkan kurikulum yang diberlakukan secara kreatif.
e) Mampu mengembangkan kemampuan dan kinerja tenaga
kependidikan.
f) Mampu menciptakan inovasi pembelajaran sehingga KBM berjalan
efektif dan efesien.
g) Mampu melaksanakan penilaian secara berkelanjutan
h) Mampu meningkatkan perolehan nilai diatas standar kelulusan.
i) Lulusan dapat melanjutkan pada sekolah faforit dan berkualitas.
j) Tersedianya seluruh sarana prasarana yang dibutuhkan hingga
perangkat Multi Media berbasis IT.
k) Terciptanya budaya baca yang semakin meningkat.
l) Mampu melakuakan penelitian dan mendokumenkan hasil dalam
bentuk karya ilmiah.
m) Mengoptimalkan fungsi layanan bimbingan dan konseling.
n) Mengembangkan minat dan bakat melalui ekstrakurikuler.
o) Memiliki system manajemen dan job deskripsi organisasi yang jelas.
lxxx

p) Mengoptimalkan partisipasi masyarakat guna mutu madrasah baik fisik
maupun non fisik melalui kerjasama yang saling menguntungkan,
4. Diskripsi Kelas VIIA
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas VIIA.
Adapun jumlah siswa kelas VIIA adalah sebagai berikut:
Tabel 1
Data kelas XI IPA-1
No Keterangan Jumlah
1. Putra 16
2. Putri 30
Jumlah
(Data: diambil dari dokumen MTsN Malang III).
Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam diberikan satu kali dalam seminggu
yaitu hari Senin pada pukul 11.20-12.00 WIB. Dan pengajar mata pelajaran ini
adalah Ibu Maidatul Jannah M.Pd.



B. Paparan Data Sebelum Tindakan
1) Observasi
Sebelum penelitian dilaksanakan, peneliti mengadakan pertemuan pada
hari kamis 26 Pebruari 2009 dengan kepala sekolah MTsN Malang III. Dalam
pertemuan ini peneliti menyampaikan tujuan untuk melaksanakan penelitian
lxxxi

disekolah tersebut. Kepala sekolah memberikan izin pada peneliti untuk
melakukan penelitian. Kemudian kepala sekolah memberikan surat pada peneliti
untuk disampaikan kepada WAKA Kurikulum dan Guru bidang studi.
Peneliti baru bisa bertemu dengan guru Bidang Studi hari selasa tanggal 3
maret 2009. Peneliti mengungkapkan tujuannya untuk melakukan Penelitian
Tindakan Kelas pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam kelas VII. Setelah
itu bertanya mengenai kondisi yang terjadi dalam proses pembelajaran yang telah
berlangsung. Peneliti meminta satu kelas dari beberapa kelas yang ada untuk
dijadikan objek penelitian yang sesuai dengan judul yang dibawa oleh peneliti.
Kemudian guru bidang Studi dan peneliti sepakat untuk melakukan penelitian
dikelas VIIA. Dengan pertimbangan bahwa kelas VIIA merupakan kelas yang
sudah agak mandiri dan dapat berpartisipasi dalam penggunaan suatu metode
pembelajaran. Hal ini juga disebabkan kurangnya partisipasi siswa dalam belajar.
Dengan kuantitas siswa yang melebihi kapasitas juga menyebabkan siswa kurang
konsentrasi dalam belajar.
2) Pre Test
Pre tes ini dilakukan oleh peneliti pada pertemuan pertama tanggal 4 mei
2009. Peneliti masuk kelas lima belas menit sebelum jam pelajaran berakhir.
Peneliti masuk kelas setelah siswa mengadakan ulangan harian. Guru asli bidang
studi mengenalkan peneliti kepada siswa serta maksud tujuan peneliti serta akan
menggantikan beliau dalam beberapa kali pertemuan. Kemudian guru bidang studi
meninggalkan kelas dan peneliti berbincang-bincang dengan siswa untuk
bersosialisasi dengan siswa.
lxxxii

Ketika jam pelajaran akan berakhir peneliti memberikan angket yang
sebelumnya sudah dipersiapakan oleh peneliti untuk diberikan pada siswa. Setelah
siswa selesai mengisi angket peneliti meminta kembali angket untuk
dikumpulkan. Kemudian bel tanda jam pelajaran berbunyi peneliti mangakhiri
pertemuan pertama dengan mengucapkan salam
3) Hasil Pre Tes

Gambar 4.1 Grafik Minat Belajar Siswa pada Tahap Pre tes
Hasil dari pre tes yang dilakukan oleh penelitian menunjukkan bahwa dari
43 siswa sebagai penghuni kelas menunjukkan bahwa terdapat 3 orang siswa yang
memiliki minat belajar yang rendah terhadap mata pelajar Sejarah Kebudayaan
Islam, sedangkan 35 anak memiliki minat belajar dalam kategori sedang serta 5
orang siswa memilki minat belajar dalam kategori tinggi. Pada awal pertemuan
peneliti juga menyampaikan beberapa pertanyan yang diutarakan pada siswa
apakah kalian menyukai mata pejaran yang sedang kita pelajari ini? Mayoritas
dari mereka menjawab kurang suka, hanya beberapa anak yang mengaku suka.
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
rendah sedang tinggi
S
K
O
R
Minat Belajar Siswa
pre tes
lxxxiii

Kemudian peneliti menyampaian pertanyaan balikan mengapa? Kebanyakan
dari mereka menjawab malas atau kurang suka dengan mata pelajaran Sejarah
Kebudayaan Islam dikarenakan banyak tahun dan nama-nama yang harus mereka
hafal.
C. Siklus I
1) Rencana Tindakan SiklusI
Pada rencana tindakan siklus pertama, peneliti menerapkan Mind Map.
Yang diawali terlebih dahulu dengan menjelaskan pengertian Mind Map dan cara
kerja Mind Map serta manfaat Mind Map dalam belajar. Dengan metode ini
diharapkan siswa dapat dengan mudah mengingat kembali apa yang sudah mereka
pelajari. Siklus pertama dilaksanakan sebangak tiga (3) kali pertemuan.
Sebelum siklus pertama dilaksanakan peneliti melakukan beberapa tahap
persiapan, antara lain:
1. Menyiapkan modul pembelajaran.
2. Menyiapkan gambar Mind Map.
3. Membagi meteri pelajaran menjadi 2 materi pokok:


a. Materi pokok I
1) Menjelaskan sejarah diangkatnya Hisyam bin abdul Malik menjadi
Kholifah.
2) Menjelaskan sifat-sifat yang dimiliki oleh Kholifah Hisyam bin Abdul
Malik.
lxxxiv

3) Menyebutkan tahun diangkatnya Kholifah Hisyan bin Abdul Malik.
4) Menyebutkan pemberontakkan yang terjadi pada masa Kholifah
Hisyam bin Abdul malik.
b. Materi pokok II
1) Menjelaskan usaha-usaha yang telah dilakukan oleh Kholifah Hisyam
bin Abdul Malik pada masa kekuasaannnya.
2) Menyebutkan pembangunan-pembangunan yang telah dilakukan oleh
Kholifah Hisyam bin Abdul Malik.
3) Menjelaskan usaha penciptaan persatuan dan kesatuan yang dilakukan
oleh Kholifah Hisyam bin Abdul Malik.
4. Untuk menerapkan Mind Map, peneliti terlebih dahulu menjelaskan apa yang
maksud dengan Mind Map pada siswa.
5. Mempersiapkan instrumen penelitian berupa angket yang digunakan dalam
mengukur minat belajar siswa.
6. Membuat rencana pembelajaran
Adapun rencana pembelajaran dibagi menjadi tiga tahap yaitu
pendahuluan, inti dan penutup yang meliputi:

1) Pendahuluan
a) Guru mengucapkan salam sebagai pembuka pada awal pertemuan.
b) Guru menanyakan kabar siswa, apakah mereka masih semangat dalam
belajar.
c) Guru mengabsen siswa.
lxxxv

d) Guru mengadakan apersepsi dengan cara menghubungkan pengetahuan
siswa dikaitkan dengan materi yang akan disampaikan.
e) Guru menjelaskan metode yang kan digunakan pada proses pembelajaran
yang akan berlangsung.
2) Kegiatan inti
a) Guru membuat bagan Mind Map dipapan tulis yang berisi sejarah hidup
Kholifah Hisyam bin Abdul Malik.
b) Guru menanyakan pada siswa apakah sebelumnya mereka sudah mengerti
apa yang dinamakan dengan Mind Map?
c) Guru menjelaskan tentang Mind Map pada siswa serta manfaat dalam
menggunakan Mind Map.
d) Setelah menjelaskan cara kerja Mind Map, untuk mengetahui siswa sudah
mengerti apa belum guru menyuruh 2 anak untuk maju kedepan satu laki-
laki dan satu perempuan.
e) Anak pertama diperintahkan untuk menuliskan data pribadinya, mulai dari
alamat rumah sampai pada hobi yang sedang digemarinya dengan
menggunakan Mind Map.
f) Untuk anak yang kedua guru menyuruh membuat Mind Map tentang Kamar
tidur.
g) Setelah itu guru menjelskan materi yang sedang dipelajarinya dengan
menggunakan Mind Map.
lxxxvi

h) Untuk siswa yang lain setelah mereka memperhatikan beberapa temannya
maju dan penjelasan materi dari guru, guru memerintahkan mereka untuk
membuat sendiri Mind Map pada buku tulis masing-masing
3) Penutup/refleksi
a) Guru menanyakan pada siswa apakah mereka masih merasa kesulitan dalam
membuat Mind Map.
b) Guru memberi kesempatan siswa untuk menanyakan kesulitan-kesulitan
yang sedang dirasakan.
c) Karena waktu habis maka guru menutup proses pembelajaran dengan
mengucapkan salam.
d) Untuk mengetahui kenaikan minat belajar siswa guru memberikan angket
pad setiap akhir siklus I.
2) Pelaksanaaan Tindakan Siklus I
Pelaksanaan silkus pertama dilaksanakan dengan menggunakan metode
Mind Map. Pelaksanaan siklus pertama diadakan sebanyak 2 kali pertemuan yaitu
tanggal 11 dan 18 Mei 2009. Pembelajaran berlangsung selama 1 X 40 menit
untuk setiap pertemuan. Adapun langkah-langkah pembelajaran sebagaimana
yang telah direncanakan dalam rencana penelitian yaitu sebagai berikut:
Pada pertemuan pertama dilaksanakan pada yanggal 11 Mei 2009 dengan
skenario yang telah ditetapkan dalam pembelajaran yaitu sebagai berikut:
1) Pendahuluan (10 menit)
a) Guru mengucapkan salam sebagai pembuka pada awal pertemuan.
lxxxvii

b) Guru menanyakan kabar siswa, apakah mereka masih semangat dalam
belajar
c) Guru mengabsen siswa
d) Guru mengadakan apersepsi dengan cara menghubungkan pengetahuan
siswa dikaitkan dengan materi yang akan disampaikan sepertihalnya Guru
menanyakan pada siswa siapa saja yang telah menjadi presiden di Indonesia
mulai dari awal kemerdekaan sampai sekarang. kemudian selanjutnya
melangkah untuk memaparkan biografi Kholifah Hisyam bin Abdul Malik.
e) Guru menjelaskan metode yang kan digunakan pada proses pembelajaran
yang akan berlangsung.
2) Kegiatan inti (20 menit)
a) Guru membuat bagan Mind Map dipapan tulis yang berisi sejarah hidup
Kholifah Hisyam bin Abdul Malik.
b) Guru menanyakan pada siswa apakah sebelumnya mereka sudah mengerti
apa yang dinamakan dengan Mind Map?
c) Guru menjelaskan tentang Mind Map pada siswa
d) Setelah menjelaskan cara kerja Mind Map, untuk mengetahui siswa sudah
mengerti apa belum guru menyruh 2 anak untuk maju kedepan satu laki-
laki dan satu perempuan.
e) Anak pertama diperintahkan untuk menuliskan data pribadinya, mulai dari
alamat rumah sampai pada hobi yang sedang digemarinya.
f) Untuk anak yang kedua guru menyuruh membuat Mind Map tentang Kamar
tidurnya.
lxxxviii

g) Untuk siswa yang lain setelah mereka memperhatikan beberapa temannya
maju, guru memerintahkan mereka untuk membuat sendiri Mnid Map pada
buku tulis masing-masing
h) Untuk memudahkan siswa membuat Mind Map guru memerintahkan siswa
untuk membuat Mind Map dari materi yang sudah dipelajari sebelumnya
3) Penutup/refleksi (10 menit)
a) Guru menanyakan pada siswa apakah mereka masih merassa kesulitan
dengan seni mencatat menggunakan Mind Map.
b) Guru memberi kesempatan siswa untuk menanyakan kesulitan-kesulitan
yang sedang dirasakan. Seperti bentuk-bentuk yang harus dibuat dalam
Mind Map.
c) Karena waktu habis maka guru menutup proses pembelajaran dengan
mengucapkan salam
Sedangkan pengambilan nilai dalam pelaksanaan tindakan ini, digunakan
kriteria penilaian sebagai berikut:
a. Antusias siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.
b. Keaktifan siswa dikelas
c. Catatan yang dimiliki siswa.
d. Kemampuan siswa dalam membuat Mind Map.
e. Kehadiran siswa
Kemudian pada pertemuan kedua, dilaksanakan pada tanggal 18 Mei 2009
dengan pelaksanaan skenario yang telah ditetapkan dalam pembelajaran yaitu
sebagai berikut:
lxxxix

1) Pendahuluan (10 menit)
a) Guru mengucapkan salam sebagai kalimat pembuka untuk memulai proses
pembelajaran.
b) Guru menanyakan kabar siswa, apakah mereka masih semangat dalam
belajar?
c) Guru menanyakan pada siswa apakah ada yang tidak masuk diantara
mereka.
d) Guru mengadakan apersepsi dengan cara menghubungkan pengetahuan
siswa dikaitkan dengan materi yang akan disampaikan. Seperti halnya
dengan menanyakan apa saja yang telah diperbuat oleh mantan-mantan
Presiden RI untuk bangsa kita ini selama mereka menjabat sebagai presiden.
Kemudian dihubungkan dengan pemerintahan Kholifah Hisyam bin Abdul
Malik.
2) Kegiatan Inti (20 menit)
a) Guru memasang bagan Mind Map di papan tulis yang sebelumnya sudah
disiapkan
b) Guru menjelaskan materi pelajaran dengan menggunakan bagan Mind Map
c) Guru menyuruh beberapa murid maju kedepan untuk melanjutkannnya dan
menyuruh mereka menjelaskan pada teman-teman yang lain.
d) Kemudian guru menyuruh beberapa siswa yang mau dengan suka rela
kedepan kelas untuk memprakktekkan juga.
e) Selama kegiatan berlangsung guru melakukan penilaian.
3) Penutup/refleksi (10 menit)
xc

a) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyimpulkan materi
hari ini, kemudian juga mengarahkan hsil kesimpulan tersebut.
b) Guru memberi beberapa pertanyaan pada siswa untuk mengetahui hasil dari
pembelajaran yang telah dilakukan.
c) Guru mengajak siswa untuk bercerita pengalaman sejarah apa yang selama
ini menarik mereka untuk belajar.
d) Untuk mengetahui perkembangan minat belajar siswa peneliti memberikan
angket kepada siswa.
e) Guru mengakhiri pembelajaran dengan ucapan salam.
Sedangkan pengambilan nilai dalam pelaksanaan tindakan ini, digunakan
kriteria penilaian sebagai berikut:
a) Antusias siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.
b) Keaktifan siswa dikelas
c) Catatan yang dimiliki siswa.
d) Kemampuan siswa dalam membuat Mind Map.
e) Kehadiran siswa
3) Observasi Siklus I
Dalam penelitian ini peneliti bertindak sebagai guru sekaligus sebagai
pengamat ketika proses pembelajaran berlangsung. Hal yang ditekankan dalam
siklus 1 adalah minat belajar siswa. Adapun yang dilakukan oleh peneliti untuk
meningkatkan minat belajar siswa kelas VIIA adalah penerapan Mind Map.
Pada pertemuan pertama siklus pertama, kegiatan pembelajaran membahas
tentang biografi Hisyam bin abdul Malik menjadi Kholifah. Menjelaskan sifat-
xci

sifat yang dimiliki oleh Kholifah Hisyam bin Abdul Malik. Serta Menyebutkan
tahun diangkatnya Kholifah Hisyan bin Abdul Malik. Pada kegiatan pendahuluan
guru terlebih dahulu melakukan apersepsi dengan cara menhubungkan
pengetahuan sisiwa dengan meteri yang akan disampaikan.
Pada kegiatan inti guru pertama-tama menjelaskan metode yang akan
dipakai selama proses belajar mengajar yaitu Mind Map. Kemudian peneliti
menjelaskan materi yang sedang dipelajari dengan membuat bagan Mind Map
dipapan tulis. Siswa terlihat bingung mungkin karena baru pertama kali mengenal
Mind Map.
Pada kegiatan penenutup, peneliti memberi kesempatan pada siswa untuk
menanyakan hal-hal yang kurang dimengerti, dan menanyakan kesulitan-
kesulitan mereka dalam membuat Mind Map. Selain itu, peneliti melakukan
pemeriksaan buku catatan tiap siswa untuk memastikan bahwa siswa sudah
membuat Mind Map.
Pada pertemuan kedua siklus 1, kegiatan belajar membahas tentang usaha-
usaha yang dilakukan oleh Kholifah Hisyam bin Abdul Malik serta pembangunan-
pembangunan yang telah dilaukan oleh pemerintahan Khilofah Hisyam bin Andul
Malik. Pada pertemuan ini peneliti memeriksa buku catatan siswa untuk melihat
hasil Mind Map yang telah ditugaskan pada pertemuan sebelumnya. Mind Map
yang dibuat siswa manyoritas masih menyerupai peta konsep berbentuk kotak-
kotak. Terdapat beberapa siswa yang belum mengerjakan tugas yang diberikan
oleh guru, kebanyakan dari mereka adalah siswa putra.
Pada akhir pertemuan siklus 1 peneliti memberikan angket kapada siswa
untuk mengetahui peningkatan minat belajar siswa. Dari Grafik 4
diketahui bahwa anak yang minat belajarnya rendah terdapat 8 orang anak
sedangkan anak yang m
23 dan anak yang memiliki minat belajar dalam kat
siswa.
Gambar 4.2 Gra

4) Refleksi Siklus I
Penerapan Mind Map pada siklus pertama bertujuan dalam meningkatkan
minat belajar siswa kelas VIIA. Pada siklus pertama ini, proses kegiatan
pembelajaran dilaksanakan didalam kelas dengan menggunaka
Map. Untuk pertemuan pertama siswa masih terlihat bingung, karena mereka baru
mengenal Mind Map.
0
10
20
30
40
50
60
S
K
O
R
xcii
Pada akhir pertemuan siklus 1 peneliti memberikan angket kapada siswa
untuk mengetahui peningkatan minat belajar siswa. Dari Grafik 4
diketahui bahwa anak yang minat belajarnya rendah terdapat 8 orang anak
sedangkan anak yang memiliki minat belajar dalam katagori sedang benjumlah
23 dan anak yang memiliki minat belajar dalam katagori tinggi berjumlah 12
Gambar 4.2 Grafik Minat Belajar Siswa pada Siklus I
Refleksi Siklus I
Penerapan Mind Map pada siklus pertama bertujuan dalam meningkatkan
minat belajar siswa kelas VIIA. Pada siklus pertama ini, proses kegiatan
pembelajaran dilaksanakan didalam kelas dengan menggunakan metode Mind
Map. Untuk pertemuan pertama siswa masih terlihat bingung, karena mereka baru
rendah sedang tinggi
Minat Belajar Siswa
siklus 1

Pada akhir pertemuan siklus 1 peneliti memberikan angket kapada siswa
untuk mengetahui peningkatan minat belajar siswa. Dari Grafik 4.2 dapat
diketahui bahwa anak yang minat belajarnya rendah terdapat 8 orang anak
gori sedang benjumlah
gori tinggi berjumlah 12

Penerapan Mind Map pada siklus pertama bertujuan dalam meningkatkan
minat belajar siswa kelas VIIA. Pada siklus pertama ini, proses kegiatan
n metode Mind
Map. Untuk pertemuan pertama siswa masih terlihat bingung, karena mereka baru
xciii

Untuk pertemun kedua, siswa sudah dapat memahami Mind Map hal ini
terlihat dari hasil main map yang mereka buat, meskipun masih ada beberapa
siswa yang belum mempraktekkannya, Semua ini dikarenakan siswa baru pertama
kali mengenal Mind Map.
Dari angket yang telah diberikan pada siswa menunjukkan bahwa minat
belajar siswa dalam katagori rendah mengalami penurunan dengan bertambahnya
jumlah kategori dari 7 siswa menjadi 10 siswa. Untuk kategori sedang pada siklus
ini mengalami peningkatan dengan berkurangnya jumlah kategori. Sedangkan
untuk kategori tinggi mengalami peningkatan dengan bertanbahnya jumlah yang
pad pretest bejumlah 5 pada siklus 1 ini mengalami peningkatan menjadi 12
siswa. Namun karena peneliti masih merasa bahwa hasil penelitan yang dilakukan
masih jauh dari yang diharapkan maka peneliti melanjutkan pada siklus yang
kedua.
D. Siklus II
1) Rencana Tindakan Siklus II
Pada rencana tindakan siklus II peneliti tetap menerapkan Mind Map pada
mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam, dengan model pembelajaran ini
diharapkan dapat lebih membantu untuk meningkatkan minat belajar siswa.
Menindaklanjuti hasil analisis dan refleksi pada siklus I, maka peneliti
berupaya untuk melakukan improvisasi pada proses pembelajaran, yaitu dengan
langkah-langkah sebagai berikut:
a. Siswa dibiasakan untuk membuat Mind Map sehingga diharapkan siswa dapat
mengingat kembali materi pelajaran yang telah dipelajari dengan mudah.
xciv

b. Memberi kebebasan pada siswa untuk membuat Mind Map seperti yang
mereka inginkan.
Sebelum siklus II dilaksanakan peneliti melakukan beberapa tahap
persiapan, antara lain:
a. Membuat perencanaan pembelajaran
b. Menyiapkan kertas kosong
c. Membagi materi menjdi dua bagian:
1) kemajuan-kemajuan yang pernah dialami oleh Dinasti Bany Umayyah
dalam bidang social dan budaya.
2) Kemajuan-kemajuan yang pernah dialami oleh dinasti Umayyah dalam
bidang pendidikan/ilmu pengetahuan dan seni.
d. Mempersiapkan instrumen penelitian yang digunakan untuk meneliti
peningkatan motivasi dan prestasi belajar siswa
e. Membuat langkah-langkah pembelajaran pada siklus II meliputi:
1) Pendahuluan
a) Guru mengucapkan salam sebagai kalimat pembuka untuk memulai
proses pembelajaran
b) Guru menanyakan kabar siswa, apakah mereka masih semangat dalam
belajar
c) Guru mengadakan apersepsi dengan cara menghubungkan pengetahuan
siswa yang dikaitkan dengan materi yang akan disampaikan.seperti
halnya dengan menanyakan berapa banyak budaya atau adat istiadat
diindonesia yang mereka ketahui.
xcv

2) Kegiatan Inti
a) Guru memaparkan kemajuan-kemajuan yang pernah dialami oleh Dinasti
Bany Umayyah dalam bidang social, budaya, ilmu pengetahuan dan seni.
b) guru memberikan kertas kosong pada siswa
c) guru menyuruh siswa untuk membaca materi yang akan disampaikan
pada LKS masing-masing.
d) Setelah itu memerintahkan siswa untuk mencatat ulang dengan Mind
Map.
e) Guru memberikan waktu pada siswa serta memberi kebebasan pada
siswa untuk membuat bentuk Mind Map sesuai dengan apa yang ada
dalam pikiran mereka. selain itu guru juga melakukan pengamatan.
f) Setelah siswa selesai guru menyuruh siswa untuk mengumpulkn Mind
Map yang telah dibuat siswa
3) Refleksi/Penutup
a) Sepuluh menit sebalum pelajaran berakhir, guru mengefaluasi pelajaran
yang sedang berlangsung dengan cara menanyakan lagi materi yang telah
dicatat oleh siswa.
b) Guru memberikan pertanyaan-pertanyaan singkat pada siswa.
c) Guru memberi tugas rumah pada siswa untuk mengerjakan latihan
diLKS, serta menyruh mereka memperbaiki Mind map yang telah
dikerjakan untuk dikumpulkan pada minggu depan.
d) Guru mengakhiri pelajaran dengan salam.
2) Pelaksanaaan Tindakan Siklus II
xcvi

Sebagaimana dalam siklus I, pelaksanaan siklus II diadakan dua kali
pertemuan, yaitu tanggal 25 Mei 2009 dan 1 Juni 2009. Pembelajaran berlangsung
40 menit untuk setiap pertemuan. Pada pelaksanaan siklus dua ini, langkah-
langkah pembelajaran dilakukan sebagaimana skenerio pembelajaran yang
terdapat dalam rencana pembelajaran yaitu sebagai berikut:
Pada pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 25 Mei 2009 dengan
scenario yang telah diterapkan dalma pembelajaran yaitu sebagai berikut:
1) Pendahuluan (10 menit)
a) Guru mengucapkan salam sebagai kalimat pembuka untuk memulai proses
pembelajaran.
b) Guru menanyakan kabar siswa, apakah mereka masih semangat dalam
belajar.
c) Guru mengadakan apersepsi dengan cara menghubungkan pengetahuan
siswa yang dikaitkan dengan materi yang akan disampaikan.seperti halnya
dengan menanyakan berapa banyak budaya atau adat istiadat diindonesia
yang mereka ketahui.
2) Kegiatan inti (20 menit)
a) Guru memaparkan kemajuan-kemajuan yang pernah dialami oleh Dinasti
Bany Umayyah dalam bidang social dan budaya
b) guru memberikan kertas kosong pada siswa.
c) guru menyuruh siswa untuk membaca materi yang akan disampaikan pada
LKS masing-masing.
d) Setelah itu memerintahkan siswa untuk mencatat ulang dengan Mind Map.
xcvii

e) Guru memberikan waktu pada siswa serta memberi kebebasan pada siswa
untuk membuat bentuk Mind Map sesuai dengan apa yang ada dalam
pikiran mereka. selain itu guru juga melakukan pengamatan.
f) Setelah siswa selesai guru menyuruh siswa untuk mengumpulkan mind Map
yang telah dibuat.
3) Refleksi/Penutup (10 menit)
a) Sepuluh menit sebelum pelajaran berakhir, guru mengefaluasi pelajaran
yang sedang berlangsung dengan cara menanyakan lagi materi yang telah
dicatat oleh siswa.
b) Guru memberikan pertanyaan-pertanyaan singkat pada siswa.
c) Guru memberi tugas rumah pada siswa untuk mengerjakan latihan diLKS,
serta menyruh mereka memperbaiki Mind map yang telah dikerjakan untuk
dikumpulkan pada minggu depan.
d) Guru mengakhiri pelajaran dengan salam.
Kemudian pada pertemuan kedua, dilaksanakan pada tanggal 1 Juni 2009
dengan pelaksanaan skenario yang diterapkan dalam pembelajaran yaitu sebagai
berikut:
1) Pendahuluan (10 menit)
a) Guru mengucapkan salam sebagai kalimat pembuka untuk memulai proses
pembelajaran.
b) Guru menanyakan kabar siswa, apakah mereka masih semangat dalam
belajar.
xcviii

c) Guru mengadakan apersepsi dengan cara menghubungkan pengetahuan
siswa yang dikaitkan dengan materi yang akan disampaikan.seperti halnya
dengan menanyakan berapa banyak budaya atau adat istiadat diindonesia
yang mereka ketahui.
2) Kegiatan inti (20 menit)
a) Guru memaparkan kemajuan-kemajuan yang pernah dialami oleh Dinasti
Bany Umayyah dalam bidang social dan budaya.
b) guru memasang kertas karton kosong dipapan tulis.
c) Guru menyiapkan spidol warna
d) guru menyuruh siswa untuk membaca materi yang akan disampaikan pada
LKS masing-masing.
e) Setelah itu guru memerintahkan siswa untuk mencatat materi yang telah
dibaca pada kertas karton yang telah disediakan.
f) Guru menyuruh siswa untuk membuat rute untuk topik kemajuan bany
umayyah dibidang ilmu pengetahuan. Dan untuk siswa diperintahkan untuk
membuat rute dalam bidang seni.
g) Setelah siswa selesai guru menyuruh semua siswa-siswi untuk kembali
ketempat duduk masing-masing.



3) Penutup/refleksi (10 menit)
xcix

a) Sepuluh menit sebelum pelajaran berakhir, guru mengefaluasi pelajaran
yang sedang berlangsung dengan cara menanyakan lagi materi yang telah
dicatat oleh siswa.
b) Guru memberikan pertanyaan-pertanyaan singkat pada siswa.
c) Guru memberi tugas rumah pada siswa untuk mengerjakan latihan diLKS.
d) Guru mengakhiri pelajaran dengan salam.
Sedangkan pengambilan nilai dalam pelaksanaan tindakan ini, digunakan
kriteria penilaian sebagai berikut:
a) Antusias siswa dalam mengikuti proses pembelajaran
b) Keaktifan siswa dikelas
c) Catatan yang dimiliki siswa.
d) Kemampuan siswa dalam membuat Mind Map.
e) Kehadiran siswa
3) Observasi Siklus II
Sama seperti sebelumnya pada siklus 2 bertujuan untuk meningkatakan
minat belajar siswa terhadap mata pelajaran SKI. Terdapat 2 kali pertemuan pada
siklus 2, pertemuan yang pertama dilaksanakan tanggal 25 Mei 2009.
Pembelajaran diawali dengan pertanyaan guru tentang kekayaan budaya yang
dimiliki oleh Indonesia. Kemudian guru menjelaskan kemajuan-kemajuan yang
pernah dicapai oleh bany umayyah dalam bidang sosial dan budaya.
Pada kegiatan inti guru memberikan kertas kosong kepada siswa untuk
membuat Mind Map yang berisi tentang materi yang sedang dipelajari. Guru
c

memberikan kebebasan kepada siswa untuk membuat Mind Map sesuai yang
mereka suka, baik warna ataupun bentuknya.
Peda kegiatan penutup, dilakukan dengan cara member kesempatan
kepada siswa untuk mengungkapakan hikmah yang dapat dipelajari dari apa yang
telah dipelajari hari itu. Karena waktu habis guru memerintahkan untuk
mengerjakan Mind Map dirumh dan dikumpulkan pada pertemuan berikutnya.
Pada kesempatan itu siswa terlihat lebih senang membuat Mind Map, mereka
tampak lebih ceria dan suasana kelas menjadi lebih hidup dengan keraiman
mereka membuat Mind Map sesuai yang mereka inginkan.
Pertemuan kedua siklus 2 dilaksanakan pada tanggal 1 Juni 2009. Pada
pertemuan ini materi yang dibahas adalah kemajuan-kemajuan dinasti umayyah
dibidang ilmu pengetahuan dan seni. Untuk menilai pekerjaan rumah yang
ditugaskan pada pertemuan sebelumnya peneliti memerintahkan siswa untuk
mengeluarkan Mind Map yang telah selesai dikerjakan. Mayoritas siswa sudah
menyelesaikan tugas yang telah ditugasakan. Namun masih ada beberapa dari
siswa yang belum menyelasaikan, sebagian sudah tapi masih belum sempurna.
Untuk siswa yang belum peneliti menyuruhnya untuk menyesaikan. Kemudian
peneliti memasang kertas karton dipapan tulis, kemudian menyuruh siswa untuk
membaca materi yang akan disampaiakan yakni kemajuan-kemajuan Bany
Umayyah dibidang ilmu pengetahuan dan seni. Setelah itu guru menunjukk 2
siswa untuk maju satu siswa dan saru siswi. Untuk siswi ditugaskan membuat rute
Mind Map dibiang ilmu pengetahuan sedangkan untuk siswa ditugaskan untuk
membuat rute dibidang seni.
ci

Siswa lain tampak memperhatikan teman mereka yang membuat Mind
Map didepan. Juga terdapat yang ikut mencoba membuat mind Map pada buku
tulisnya. Pada tahap refleksi atau penutup guru langsung mengevaluasi siswa
dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan ringan yang berhubungan dengan
materi yang telah disampaikan. Sebelum guru mengakhiri atau menutup proses
pembelajarana guru memberikan angket pada siswa untuk mengetahui
peningkatan minat belajar yang dialami siswa. Hasil dari angket tersebut berupa
tabel yang berisi penjelasan tingkat tinggi rendahnya minat belajar yang terrjadi
pada siswa.


Gambar 4.3 Grafik Minat Belajar Siswa Siklus II
Dari bagan tersebut dapat diterjemahkan bahwa siswa yang memiliki
minat belajar yang rendah terdiri dari 5 orang, sedangkan untuk siswa yang
memiliki minat belajar dalam katagori sedang berjumlah 23 orang, dan siswa
yang memiliki tingkat minat belajar yang tinggi terdiri dari 15 orang siswa.
0
10
20
30
40
50
60
rendah sedang tinggi
S
K
O
R
Minat Belajar Siswa
siklus 2
cii

4) Refleksi Siklus II
Pelaksanaan pembelajaran pada siklus 2 ini tetap sama dengan siklus satu
yaitu bertujuan untuk meningkatkan minat belajar siswa terhadap mata pelajaran
SKI. Pada siklus 2 ini dalam proses pembelajaran siswa terlihat lebih antusias
dalam membuat Mind Map baik yang menjadi pekerjaan rumah ataupun
pembuatan Min Map dikelas. Mereka sudah tampak bisa dalam membuat Mind
Map.
Daya imajinasi mereka juga terlihat lebih bekerja dilihat dari hasil Mind
map yang mereka inginkan. Ada yang membuat tema jam dan musik juga ada
yang berupa tanaman dan lain sebaginya. Namun yang kurang dari mereka adalah
warna, warna yang mereka miliki terbatas, dan ada juga yang membuat Mind Map
dengan pensil, namun meskipun begitu bentuk yang mereka hasilkan unik-unik.
Seperti yang terpaparkan terdapat peningkatan terhadap katagori minat belajar
yang tinggi. Yang pada awal obsevasi berjumlah lima orang dan pada siklus
kedua berjumlah 12 orang sedangkan pada siklus kedua terdapat 15 orang. Dari
sini tampak bahwa penelitian ini masih jauh dari yang diharapkan karena jumlah
siswa yang minat belajarnya tinggi belum mencapai jumalah 50% dari siswa
sedangkan untuk anak dalam kategori minat belajarnya rendah semakin bertambah
dan pada siklus pertama dan berkurang sedikit pada siklus kedua namun juga
masih bertambah jika dibandingkan dengan dengan jumlah apa awal observasi.



ciii

E. Pembahasan
Sesuai dengan apa yang dirumuskan dalam pendahuluan didepan. Yakni
bagaimana proses penerapan Mind Map dalam meningkatkan minat belajar siswa
kelas VIIA di MTsN Malang III Gondanglegi.
Hasil observasi awal menunjukkan bahwa minat belajar yang ada pada
siswa kelas VIIA di MTsN Malang III Gondanglegi menunjukkan bahwa hanya
sedikit dari siswa yang memiliki minat belajar yang tinggi. Hasil pengamatan lain
juga menunjukkan bahwa metode yang selama ini mereka pakai adalah metode
ceramah. Siswa hanya menjadi pendengar dan mengerjakan soal. Maka dari itu
peneliti mamiliki keinginan untuk mengganti metode yang selama in dipakai
dengan penerapan Mind Map. Mind Map adalah cara terbaik untuk memahami
konsep-konsep dan menghafalkan informasi dengansatu prasarana belajar saja.
77

Pembentukan Mind Map selalu dimulai dengan satu konsep atau tema
tunggal, yang dikelilingi beberapa konsep yang terkait, kemudian konsep yang
terkait itu terbagi lagi kedalam lebih banyak lagi kategori kategori yang ada
kainnya dengan konsep utama. Dengan seperti ini maka akan mudah bagi yang
mempelajari dan memahaminya. Kita tidak memerlukan banyak waktu untuk
membaca materi yang berlembar-lembar, cukup dengan membaca satu lembar
Mind Map kita dapat dengan mudah memahami apa yang sedang atau yang sudah
kita pelajari.
Dalam Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan sebanyak 2 siklus, yaitu
siklus 1 dilaksanakan dengan 2 kali pertemuan yaitu tanggal 11 dan 18 Mei 2009,

77
Edmund Bachman, Op. Cit. hlm. 76
civ

sedangkan siklus 2 dilaksanakan dengan 2 kali pertemuan yaitu pada tanggal 25
Mei dab 1 Juni 2009.
Sebelum pelaksanaan tindakan perencanaan pembelajaran perlu disiapkan,
perencanaan pelaksanaan pembelajaran siklus I meliputi: membuat Rencana
Pelaksanaan pembelajaran yang terdiri dari kegiatan pendahuluan, kegiatan inti
dan kegiatan penutup atau refleksi, menyiapkan bagan atau gambar Mind Map
pada kertas karton, serta menyiapkan instrument penelitian.
Pada siklus 1, materi diberikan selama 2 kali pertemuan, dengan perincian
pada pertemuan pertama membahas tentang sejarah diangkatnya Kholifah hisyam
bin Abdul Malik menjadi seorang Kholifah, menjelaskan sifat-sifat yang dimiliki
oleh Kholifah hisyam bin Abdul malik, serta pemberontakan-pemberontakan yang
terjadi pada pasa Khilofah Hisyam bin Abdul Malik.
Pada siklus 1 peneliti mengajar dengan mengunakan Mind Map dalam
proses pembelajaran. Pertama peneliti mengenalkan terlebih dulu Mind Map pada
siswa. Selang beberapa waktu setelah menjelaskan Mind Map, untuk mengetahui
atau membuktikan bahwa siswa itu sudah paham dengan Mind Map maka peneliti
memerintahkan siswa untuk membuat Mind Map pada buku tulis masing-masing.
Penerapan Mind Map pada siklus 1 belum memuaskan hal ini disebabkan
karena siswa belum terbiasa dan baru mengenal apa yang dinamakan dengan
Mind Map. Mind Map yang dibuat siswa masih belum menyerupai Mind Map tapi
mengarah pada peta konsep.
Beberapa langkah perbaikan untuk tindakan pada siklus selanjutnya (siklus
II), yakni dengan memberikan kertas langsung pada siswa untuk membuat Mind
cv

Map langsung kemudian menyediakan kertas karton agar siswa membuat rute
Mind Map dari materi yang sedang dipelajari. Hal ini dilakukan agar siswa lebih
menyenangi Mind serta materi Sejarah Kebudayaan Islam. Jika materi dapat
dipelajari dan diingat dengan mudah dengan penerapan Mind Map maka
diharapakan minat belajar siswa kelas VIIA dapat ditingkatkan.
Sebelum dilaksanakan siklus 2, peneliti membuat perencanaan yang
meliputi: membuat rencana pelaksanaan pembelajaran yang terdiri dari
pendahuluan kegiatan inti dan penutup aatau refleksi. Selain perencanaan dan
pelaksanaan pembelajaran, peneliti juga melakukan pengamatan pada setiap
tingkah laku yang terjadi pada siswa dalam setiap kegiatan belajar mengajar.
Selain itu peneliti juga menyiapkan instrument berupa angket yang dibagikan
pada siswa setiap akhir siklus untuk mengetahui peningkatan minat belajar yang
terjadi pada siswa kelas VIIA.
Pelaksanaan tindakan dengan penerapan Mind Map pada siklus 2 ini
mengikuti langkah-langkah yang ada pada perencanaan pelaksanaan
pembelajaran. Peneliti lebih banyak memberikan kebebasan pada siswa untuk
membuat Mind Map sesuai yang mereka sukai. Dengan kebebasan itu siswa akan
lebih mudah mempelajari apa yang telah mereka catat sendiri dalam bentuk Mind
Map.
Pada siklus 2 ini siswa sudah dapat mmembuat Mind Map dengan baik.
Namun masih ada juga beberapa siswa yang belum mengerjakan Mind Map
khususnya siswa laiki-laki. Untuk buku catatan sudah mulai ada catatan berupa
Mind Map yang ada di buku tulis siswa. Untuk mengetahui hasil belajar
cvi

selamatau sesudah proses pembelajaran berlangsung peneliti memberikan
partanyaan tentang materi yang telah dipelajari pada minggu sebelumnya,
mayoritas siswa bisa menjawab. Dalam mengerjakan soal-soal LKS mereka juga
sudah mengerjakannya, dan ketika peneliti dan siswa membahas soal-soal tersebut
bersama-sama jawaban mereka banyak yang benar. Hal ini menunjukkan bahwa
peningkatan minat belajar yang diharapkan pada siswa sudah mulai tampak.
Selain itu peneliti juga sempat bertanya kepada salah satu siswa tentang
ketertarikan mereka terhadap mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam. Ada
yang menjewab bahwa dulu awalnya kurang suka dengan mata pelajaran Sejarah
Kebudayaan Islam namun setelah mempelajari dan belajar Sejarah Kebudayaan
Islam dengan Mind Map mereka mulai suka dengan Mata Pelajaran Sejarah
Kebudayaan Islam.
Hasil dari angket pada siklus II menunjukkan bahwa terjadi peningkatan
pada katagori minat belajar yang tinggi. Dari obeservasi awal yang memiliki
minat belajar yang tinggi hanya 5 siswa, kemudian pada siklus I bertambah
menjadi 12 siswa, dan pada siklus ke II bertambah lagi menjadi 15 siswa. Hal ini
menunjukkan bahwa ada peningkatan minat belajar siswa setelah adanya
penerapan Mind Map pada proses pembelajaran mata Pelajaran Sejarah
Kebudayaan Islam.
Berdasarkan data dan hasil penelitian dapat diambil kesimpulan bahwa
penerapan Mind Map dapat meningkatkan minat belajar siswa terhadap Mata
Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam. Menjadikan anak lebih bebas belajar tidak
cvii

terbebani untuk mambaca buku berlembar-lembar tapi hanya perlu membaca satu
lembar Mind Map saja.





















cviii

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Penerapan Mind Map pada Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam
terbukti dapat meningkatkan minat belajar siswa. Hal ini terbukti dengan adanya
peningkatan jumlah siswa yang memiliki minat belajar yang tinggi. Hasil dari pre
tes yang dilakukan oleh peneliti menunjukkan bahwa dari 43 siswa sebagai
penghuni kelas menunjukkan bahwa terdapat 5 orang siswa memiliki minat
belajar yang tinggi. Kemudian pada siklus I menunjukkan adanya peningkatan,
jumlah siswa yang minat belajarnya tinggi bertambah menjadi 12 siswa.
kemudian pada siklus II menunjukkan masih terdapat peningkatan jumlah pada
siswa yang minat belajarnya tinggi menjadi 15 siswa.
Dari keterangan diatas menunjukkan bahwa penarapan Mind Map terbukti
dapat meningkatkan minat belajar siswa. Adapaun hal yang dilakukan oleh guru
dalam penerapan Mind Map adalah diawali terlebih dahulu untuk menjelaskan
Mind Map pada siswa, menjelaskan langkah-langkah dalam membuatnya.
Kemudian menyuruh siswa untuk mempraktekkannya diselembar kerta, mengenai
biodata masing-masing siswa. Kamudian guru menyuruh siswa untuk mencatat
ulang materi yang telah disampaikan dengan membuat Mind Map. Siswa diberi
kebebasan dalam membuat Mind Map, sesuai dengan apa yang mereka sukai dan
mereka inginkan.
Pembuatan Mind Map dengan keragaman bentuk yang bisa dibuat oleh
siswa dapat membantu mereka lebih mudah dalam membuat Mind Map sehingga
mereka dapat dengan mudah mengingat apa yang telah mereka pelajari lewat
cix

Mind Map. Pembelajaran sejarah akan lebih menarik jika bisa dibaca dengan lebih
singkat dan mudah untuk dipahami. Dengan kemudahan itu siswa akan menjadi
tertarik untuk belajar.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, maka peneliti menyarankan:
1. Bagi Sekolah
Agar menerapkan metode mancatat dengan Mind Map didalam kegiatan
belajar mengajar pada bidang Pendidikan Agama Islam maupun yang lainnya,
karena berdasarkan hasil penelitian hal ini dapat meningkatkan minat belajar
siswa.
2. Bagi guru PAI
Agar guru Pendidikan Agama Islam dapat menerapkan Mind Map pada
proses pembelajaran. Penerapan Mind Map adalah suatu metode mencatat yang
dapat memudahkan siswa untu belajar serta dapat meninggkatkan minat belajar
siswa.
3. Bagi siswa
Diharapkan untuk lebih semangat dalam belajar dan menyenangi mata
pelajaran sejarah baik sejarah umum ataupun sejarah Islam. Dengan kesenangan
itulah maka akan muncul minat untuk belajar yang menjadikan belajar semakin
terasa mudah.
4. Bagi penelitian lebih lanjut
Agar dapat mempergunakan hasil penelitian ini sebagai kajian untuk
diadakan penelitian lebih lanjut tentang penerapan Mind Map terhadap variable
yang berbeda.
cx



























DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu dan Supriono,Widodo. 1995. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka
Cipt.
Aqib, Zainal. 2008. Penelitian Tindakan kelas. Bandung: Yrama Widia.
Arikunto, Suharsimi. 1990. Manajemen Pengajaran Secara Manusiawi. Jakarta:
Rineka Cipta.
cxi

Azwar, Syaifuddin. 2008. Penyususnan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Bachman, Edmud. 2005. Metode Belajar Berfikir Krisis dan Inovatif. Jakarta:
Prestasi Pustakaraya.
Buzan, Tony. 2007. Buku Pintar Mind Map Untuk Anak Agar Jadi Pintar
Disekolah. Jakarta: PT Gramedia.
_______. 2004. Mind Map untuk Meningkatkan Kreativitas. Jakarta: Gramedia
_______. 2007. Buku Pintar Mind Map. Jakarta: Gramedia,
_______. 2004. Sepuluh Cara jadi Orang yang Jenius Kreatif. Jakarta: Gramedia.
_______. 2007. Buku Pinta Mind Map untuk Anak. Jakarta: Gramedia
Porter, De. Bobbi. 2008. Quantum Teaching: Mempraktekkan Quantum Learning
di Ruang-ruang Kelas. Bandung: Kaifa.
Djaali. 2007. Psikologi Pendidikan. Jakarta:Bumi Aksara.
Fathurrahman, Pupuh dan Sutikno, M. Sobry. 2007. Stratrgi Belajar dan
Mengajar melalui Penanaman Konsep Umum dan Konsep Islam. Bandung:
Refika Aditama.
Ghony, M. Djunaidi. 2008. Penelitian Tindakan kelas. Malang: UIN-Malang
Press
Gie, The. Liang. 1995. Cara Belajar yang Evisien. Yogyakarta: Liberti.
Hamalik, Oemar. 2008. Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum. Bandung:
Remaja Rosda karya.
_______. 1983. Metode Belajar dan Kesulitan-Kesulitan Belajar. Bandung:
TARSITO
cxii

Haryati, Mimin. 2007. Model dan Tekhnik Penilaian pada Tingkat Satuan
Pendidikan. Jakarta: Gaung Persada Press
Hasan, Iqbal. 2006. Analisis Data Penelitian dengan Statistik. Jakarta: Bumi
Aksara
Herwono. 2004. Bu Slim dan Pak Bil membincangkan pendidikan di masa
depan:ihwal life skill, portofolio, kontruktivisme, dan kompetensi. Bandung:
Mizan Learning Center.
_________. 2005. Quantum Reading: cara cepat dan bermanfaat untuk
merangsang munculnya potensi membaca. Bandung: Mizan Media Utama.
Higbee, Kenneth. L. 2003. Mengasah Daya Ingat Riset Mutakhir Untuk Merekam
Memori Anda. Semarang: Dahara Prize.
Ismail, Imamuddin dan Daradjat, Zakiah. 1980. Pengembangan Kemampuan
Belajar Pada Anak-anak. Jakarta: Bulan Bintang.
Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2005. Jakarta: Balai Pustaka.
KHB SKI MTs. 2004. Direktorat Mapenda Islam Departemen Agama RI.
Crow, L. & Crow, A. 1989. Psychologi Pendidikan. Yogyakarta: Nur Cahaya.
Mardalis. 2007. Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta: Bumi
Aksara.
Moleong, Lexy. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja
Rosdakarya
Narbuko, Cholid, dan Ahmadi, Abu, 2002. Metodologi Penelitian memberika
bekal teoritis pada mahasiswa tentang metodologi penelitian serta
cxiii

diharapkan dapat melaksanakan penelitian dengan langkah-langkah yang
benar. Jakarta: Bumi Aksara.
Kancana, Wayan. Nur. dan Sumantara. 1986. Evaluasi Pendidikan. Surabaya:
Usaha Nasional.
Purwanto, Ngalim. 2007. Psikologi Pendidikan. Bandung: remaja Rosdakarya.
Saleh, Abdur. Rahman. 1976. Didaktik Pendidikan Agama. Jakarta: Bulan
Bintang.
Severe, Sal. 2002. Bagaimana Bersikap pada Anak agar Anak bersikap Baik
.Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Singer, Kurt. 1973. Membina Hasrat Belajar di Sekolah. Bandung: Remadja
Rosda Karya.
Slameto. 1995. Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta:
Rineka Cipta.
Sujanto, Agus. 2004. Psikologi Umum. Jakarta: Bumi Aksara.
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2007. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung:
Remaja Rosda Karya.
Surya, Muhammad. 2004. Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran. Bandung:
Pustaka Bani Quraisy.
Suryabrata, Sumadi. 1998. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Sutiah, 2003. Buku AjarTeori Belajar dan Pembelajaran. Universitas Negeri
Malang.
cxiv

Suyanto. 1997. Pedoman Pelaksanaan Penelitian Tindakan kelas. Yogyakarta:
IKIP Yogyakarta.
Svantesson, Ingemar, 2004. learning Maps and Memory Skills-Tekhnik-tekhnik
Andal Untuk Memaksimalkan Kinerja Otak Anda. Jakarta: Gramedia.
Syah, Muhibbin. 2006. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Wahidmurni. 2008. Penilaian Tindakan Kelas dari teori menuju Praktik. Malang:
UM PRESS.
Whiterington, Hc. 1980. Psikologi Pendidikan, Terjemahan Mochtar Buchori.
Jakarta: Aksara Baru
Wingkel, W. S. 1987. Psikologi Pengajaran. Jakarta: Gramedia.
Wiriaatmadja, Rochiati, 2008. Metode Penelitian Tindakan Kelas untuk
Meningkatkan Kinerja Guru dan Dosen. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Wycoff, Joice. 2003. Menjadi Super Kreatif Melalui Metode Pemetaan Pikiran.
Bandung: Kaifa.
http://ilmuwan.wordpress.com/20http: //(10-April-2009)
http://kaisan.tblog.com/post/1969993789 (/10-April-09)
www.fkip-unpak.org/teti.htm/ menggairahkan-minat-belajar-siswa (08-02-09)





cxv



















Lampiran




cxvi

DEPARTEMEN AGAMA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MALANG (UIN)
MALANG
FAKULTAS TARBIYAH
Jl. Gajayana 50 Malang Telp. (0341)552398 faximile.
(0341)552398


Nomor : Un. 3.1/TL.00/132/2009 Malang, 18 Februari
2009
Lampiran : -
Hal : Penelitian

Kepada
Yth. Kepala MTs N MALANG III
di-
Tempat

Assalamu'alaikum Wr. Wb
Dengan ini kami mohon dengan hormat agar mahasiswa di bawah
ini:
Nama : Mariyam
NIM : 05110136
Semester/ Th. Ak : VIII/2005
Judul skripsi : Meningkatkan Minat Belajar Siswa
Melalui Penerepan Mind Map pada Mata
Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di
MTs N Malang III

Dalam rangka menyelesaikan tugas akhir/menyusun skripsinya,
yang bersangkutan mohon diberikan izin/kesempatan untuk
mengadakan penelitian di lembaga/instansi yang menjadi
wewenang Bapak/Ibu.
Demikian atas perkenan dan kerjasama Bapak/Ibu disampaikan
terima kasih.

Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

Dekan,



Prof. Dr. HM. Djunaidi Ghony
NIP.150042031

cxvii

DEPARTEMEN AGAMA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
FAKULTAS TARBIYAH
Jl. Gajayana 50 Malang Telp.0341)552398 faximile.(0341)552398

BUKTI KONSULTASI

Nama : MARIYAM
NIM/Jur : 05110136 / Pendidikan Agama Islam
Pembimbing : Dr.H.M. Samsul Hady, M. Ag
Judul : Meningkatkan Minat Belajar Siswa Melalui Penerapan Mind
Map Pada Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Di MTsN
Malang III Gondanglegi.

No Tanggal Hal yang dikonsultasikan Tanda Tangan
1 5 Pebruari 2009 Konsutasi Bab I
2 12 Pebruari 2009 Revisi Bab I
3 26 Pebruari 2009 ACC Bab I
4 2 April 2009 Konsultasi Bab I, II, III
5 16 April 2009 Revisi Bab I, II, III
6 23 April 2009 ACC Bab I, II, III
7 4 Juni 2009 Konsultasi Bab I, II, II, IV, V
8 9 Juni 2009 Revisi Bab I, II, III, IV, V
9 23 Juni 2009 ACC Bab I, II, III, IV, V dan
Konsultasi Abstrak

10 25 Juni 2009 ACC Bab I, II, III, IV, V dan
Abstrak




Malang, 26 Juni 2009
Mengetahui,
Dekan



Dr. M. Zainuddin, MA
NIP. 150275502



cxviii

RENCANA PELAKSANAA PEMBELAJARAN (RPP)







A. Stansar Kompetensi:
mampu mengkaji ibrah dan hikmah dan meneladani aspek-aspek positif
dalam sejarah dinasti Bany Umayyah.
B. Kompetensi Dasar:
memahami biografi dan kebijakan-kebijakan Dinasty Bany Umayyah yang
terkenal.
C. Indikator :
Menceritakan biografi khalifah Hisyam bin Abdul Malik
Menjelaskan usaha-usaha Khalifah Hisyam bin Abdul Malik
Menyebutkan jasa-jasa peninggalan Khalifah Hisyam bin Abdul Malik
D. Tujuan
Siswa dapat:
Menceritakan biografi khalifah Hisyam bin Abdul Malik
Menjelaskan usaha-usaha Khalifah Hisyam bin Abdul Malik
Menyebutkan jasa-jasa peninggalan Khalifah Hisyam bin Abdul Malik
E. MEDIA
Buku Teks SKI
LKS/Lembar Kegiatan Siswa
Bagan Mind Map
Ballpoint
Spidol
Papan Tulis
Penghapus



Nama Sekolah : MTsN Malang III
Mata Pelajaran : Sejarah Kebudayaan Islam
Pokok Bahasan : Dinasti Bany Umayyah
Sub Pokok Bahasan : memahami biografi dan usaha-
usaha yang dilakukan oleh kholifah
Hisyam bin Abdul Malik
Kelas / Semester : IV (Empat) / Ganjil
Alokasi Waktu : 1 x 40 Menit (1 x pertemuan)

cxix

F. SKENARIO PEMBELAJARAN

No Kegiatan Waktu
1 Pendahuluan
a) Guru mengucapkan salam sebagai pembuka pada
awal pertemuan.
b) Guru menanyakan kabar siswa, apakah mereka
masih semangat dalam belajar.
c) Guru mengabsen siswa
d) Guru mengadakan apersepsi dengan cara
menghubungkan pengetahuan siswa dikaitkan
dengan materi yang akan disampaikan.
e) Guru menjelaskan metode yang kan digunakan
pada proses pembelajaran yang akan berlangsung
10 menit
2 Kegiatan Inti
e) Guru membuat bagan Mind Map dipapan tulis
yang berisi sejarah hidup Kholifah Hisyam bin
Abdul Malik.
f) Guru menanyakan pada siswa apakah sebelumnya
mereka sudah mengerti apa yang dinamakan
dengan Mind Map?
g) Guru menjelaskan tentang Mind Map pada siswa
serta manfaat dalam menggunakan Mind Map.
h) Setelah menjelaskan cara kerja Mind Map, untuk
mengetahui siswa sudah mengerti apa belum guru
menyuruh 2 anak untuk maju kedepan satu laki-
laki dan satu perempuan.
i) Anak pertama diperintahkan untuk menuliskan
data pribadinya, mulai dari alamat rumah sampai
pada hobi yang sedang digemarinya dengan
menggunakan Mind Map.
j) Untuk anak yang kedua guru menyuruh membuat
Mind Map tentang Kamar tidurnya.
k) Setelah itu guru menjelskan materi yang sedang
dipelajarinya dengan menggunakan Mind Map.
l) Untuk siswa yang lain setelah mereka
memperhatikan beberapa temannya maju dan
penjelasan materi dari guru, guru memerintahkan
mereka untuk membuat sendiri Mind Map pada
buku tulis masing-masing.
20 Menit

3 Penutup/Refleksi
a) Guru menanyakan pada siswa apakah mereka masih
merasa kesulitan dengan seni
mencatatmenggunakan Mind Map.
b) Guru memberi kesempatan siswa untuk
menanyakan kesulitan-kesulitan yang sedang
10 Menit

cxx

dirasakan.
c) Karena waktu habis maka guru menutup proses
pembelajaran dengan mengucapkan salam
Pertemuan kedua
No Kegiatan Waktu
1 Pendahuluan
e) Guru mengucapkan salam sebagai kalimat
pembuka untuk memulai proses pembelajaran.
f) Guru menanyakan kabar siswa, apakah mereka
masih semangat dalam belajar?
g) Guru menanyakan pada siswa apakah ada yang
tidak masuk diantara mereka.
h) Guru mengadakan apersepsi dengan cara
menghubungkan pengetahuan siswa dikaitkan
dengan materi yang akan disampaikan.
10 menit
2 Inti
f) Guru memasang bagan Mind Map di papan tulis
yang sebelumnya sudah disiapkan
g) Guru menjelaskan materi pelajaran dengan
menggunakan bagan Mind Map
h) Guru menyuruh beberapa murid maju kedepan
untuk melanjutkannnya dan menyuruh mereka
menjelaskan pada teman-teman yang lain.
i) Kemudian guru menyuruh beberapa siswa yang
mau dengan suka rela kedepan kelas untuk
memprakktekkannya juga.
j) Selama kegiatan berlangsung guru melakukan
penilaiani

20 menit
3 Penutup
f) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menyimpulkan materi hari ini, kemudian juga
mengarahkan hsil kesimpulan tersebut.
g) Guru memberi beberapa pertanyaan pada siswa
untuk mengetahui hasil dari pembelajaran yang
telah dilakukan.
h) Guru mengajak siswa untuk bercerita pengalaman
sejarah apa yang selama ini menarik mereka untuk
belajar.
i) Guru mengakhiri pembelajaran dengan ucapan
salam
10 menit





cxxi

G. PENILAIAN
a) Antusias siswa dalam mengikuti proses pembelajaran
b) Keaktifan siswa dikelas
c) Catatan yang dimiliki siswa.
d) Kemampuan siswa dalam membuat Mind Map.
e) Kehadiran siswa






































cxxii



RENCANA PELAKSANAA PEMBELAJARAN (RPP)


















A. Stansar Kompetensi:
membiasakan untuk mencari, menyerap, menyampaikan, dan
menggunakan informasi tentang kemajuan-kemajuan dalam bidang social
ekonomi, pendidikan, ilmu pengetahuan dan seni budaya.
B. Kompetensi Dasar:
memahami biografi dan kebijakan-kebijakan Dinasty Bany Umayyah yang
terkenal.
C. Indikator :
mengidentifikasi kemajuan-kemajuan dinasti umayyah bidang social
budaya berikut tokoh-tokohnya.
Menjelaskan dampak kemajuan bidang social budaya .
D. Tujuan
Siswa dapat:
Mengidentifikasi kemajuan-kemajuan dinasti umayyah bidang social
budaya berikut tokoh-tokohnya
Menjelaskan dampak kemajuan bidang social budaya bagi umat islam.
E. MEDIA
Buku Teks SKI
LKS/Lembar Kegiatan Siswa
Bagan Mind Map
Ballpoint
Spidol
Papan Tulis
Nama Sekolah : MTsN Malang III
Mata Pelajaran : Sejarah Kebudayaan Islam
Pokok Bahasan : Dinasti Bany Umayyah
Sub Pokok Bahasan : memahami biografi dan usaha-
usaha yang dilakukan oleh kholifah
Hisyam bin Abdul Malik
Kelas / Semester : IV (Empat) / Ganjil
Alokasi Waktu : 1 x 40 Menit (1 x pertemuan)
cxxiii

Penghapus



F. SKENARIO PEMBELAJARAN
No Kegiatan waktu
1 Pendahuluan
f) Guru mengucapkan salam sebagai kalimat pembuka untuk
memulai proses pembelajaran
g) Guru menanyakan kabar siswa, apakah mereka masih
semangat dalam belajar
h) Guru mengadakan apersepsi dengan cara menghubungkan
pengetahuan siswa yang dikaitkan dengan materi yang
akan disampaikan.seperti halnya dengan menanyakan
berapa banyak budaya atau adat istiadat diindonesia yang
mereka ketahui.
10 menit
2 Inti
a) Guru memaparkan kemajuan-kemajuan yang pernah
dialami oleh Dinasti Bany Umayyah dalam bidang social
dan budaya.
b) guru memberikan kertas kosong pada siswa
c) guru menyuruh siswa untuk membaca materi yang akan
disampaikan pada LKS masing-masing.
d) Setelah itu memerintahkan siswa untuk mencatat ulang
dengan Mind Map.
e) Guru memberikan waktu pada siswa serta memberi
kebebasan pada siswa untuk membuat bentuk Mind Map
sesuai dengan apa yang ada dalam pikiran mereka. selain
itu guru juga melakukan pengamatan.
f) Setelah siswa selesai guru menyuruh siswa untuk
mengumpulkn mind Map yang telah dibuat siswa
20 menit
3 Penutup
a) Sepuluh menit sebelum pelajaran berakhir, guru
mengefaluasi pelajaran yang sedang berlangsung dengan
cara menanyakan lagi materi yang telah dicatat oleh siswa.
b) Guru memberikan pertanyaan-pertanyaan singkat pada
siswa.
c) Guru memberi tugas rumah pada siswa untuk mengerjakan
latihan diLKS, serta menyruh mereka memperbaiki Mind
map yang telah dikerjakan untuk dikumpulkan pada
minggu depan.
d) Guru mengakhiri pelajaran dengan salam
10 menit







Pertemuan Kedua
No Kegiatan Waktu
1 Pendahuluan
a) Guru mengucapkan salam sebagai kalimat pembuka untuk
10 menit
cxxiv

memulai proses pembelajaran.
b) Guru menanyakan kabar siswa, apakah mereka masih
semangat dalam belajar
c) Guru mengadakan apersepsi dengan cara menghubungkan
pengetahuan siswa yang dikaitkan dengan materi yang
akan disampaikan.seperti halnya dengan menanyakan
berapa banyak budaya atau adat istiadat diindonesia yang
mereka ketahui.
2 Kegiatan Inti
a) Guru memaparkan kemajuan-kemajuan yang pernah
dialami oleh Dinasti Bany Umayyah dalam bidang ilmu
pengethuan dan seni.
b) guru memasang kertas karton kosong dipapan tulis.
c) Guru menyiapkan spidol warna
d) guru menyuruh siswa untuk membaca materi yang akan
disampaikan pada LKS masing-masing.
e) Setelah itu guru memerintahkan siswa untuk mencatat
materi yang telah dibaca pada kertas karton yang telah
disediakan.
f) Guru menyuruh siswa untuk membuat rute untuk topik
kemajuan bany umayyah dibidang ilmu pengetahuan. Dan
untuk siswa diperintahkan untuk membuat rute dalam
bidang seni.
g) Setelah siswa selesai guru menyuruh semua siswa-siswi
untuk kembali ketempat duduk masing-masing
20 menit
3 Penutup
a) Sepuluh menit sebelum pelajaran berakhir, guru
mengefaluasi pelajaran yang sedang berlangsung dengan
cara menanyakan lagi materi yang telah dicatat oleh siswa.
b) Guru memberikan pertanyaan-pertanyaan singkat pada
siswa.
c) Guru memberi tugas rumah pada siswa untuk mengerjakan
latihan diLKS.
d) Guru mengakhiri pelajaran dengan salam
10 menit

PENILAIAN
a) Antusias siswa dalam mengikuti proses pembelajaran
b) Keaktifan siswa dikelas
c) Catatan yang dimiliki siswa.
d) Kemampuan siswa dalam membuat Mind Map.
e) Kehadiran siswa




cxxv

KHOLIFAH HISYAM BIN ABDUL MALIK

Standar Kompetansi :

mampu mengkaji ibrah dan hikmah dan meneladani aspek-aspek positif
dalam sejarah dinasti Bany Umayyah.

Kometensi Dasar :

memahami biografi dan kebijakan-kebijakan Dinasty Bany Umayyah yang
terkenal.

Indikator :
Menceritakan biografi khalifah Hisyam bin Abdul Malik
Menjelaskan usaha-usaha Khalifah Hisyam bin Abdul Malik
Menyebutkan jasa-jasa peninggalan Khalifah Hisyam bin Abdul Malik



Sebelum ibu menjelaskan biografi Khalifah Hisyam bin Abdul Malik, ibu
akan menanyakan satu pertanyaan pada kalian kalian sudah tahu siapa saja
yang telah menjadi kholifah pada masa pemerintahan Dinasti Bany Umayyah
coba sebutkan.. Nah pada pertemuan sekarang ini kita akan membahas
salah satu dari mereka yakni kholifah Hisyam bin abdul malik, kholifah Bany
Umayyah yang ke10.

A. Biografi Khalifah Hisyam bin Abdul Malik
Sebelum ibu menjelaskan biografi Khalifah Hisyam bin Abdul Malik, ibu
akan menanyakan kepada kalian siapakah dia?.... Hisyam bin Abdul Malik adalah
salah satu kholifah dari bany Umayyah yang terkenal dengan kecerdasannya.
Hisyam bin Abdul Malik dinobatkan menjadi kholifah pada bulan Rajab
tahun 105 H/ 724 M. pelantikan itudilakukan setelah kematian saudaranya Yazid
bin Abdul Malik. Jabatan Kholifah ini dipeganggnya hingga ia wafat pada bulan
Robiul akhir tahun 125 H/ 743 M di Al-Rafasah, Qoinsirin.
Kholifah Hisyam bin Abdul Malik adalah salah satu kholifah yang sangat
mencintai seni sastra. Terkadang ia terpesona dengan syair dan pujian. Seperti
cxxvi

suatu ketika ada seorang muslim kulit hitam yang pandai bersyair, pad suatu hari
ia berkunjung ke istana untuk menemui kholifah. Sahabat itu bernama Nusaib bin
Rabah, ia menyanjung kholifa dengan syair pujia ketika orang berpacu untuk
mengejar puncak kemuliaan, maka tangan kananmu tiba lebih dahulu
memberikan hadiah serta bingkisan, tangan kirimu segera menyusul, semua
keinginan jadi terkabul. Syair ini membuat kholifah terpesona dan langsung
memberikan apa yang diinginkan Nushaib bin Rabah. Selain itu kholifah Hisyam
bin Abdul malik juga menyukai wewangian dan pakaian indah, serta tidak mudah
ditipu.
Oh ya perlu diketahui juga bahwa kholifah Hisyam bin Abdul Malik naik
tahta setelah yazid II meninggal dunia. Kalian tahu siap itu Yazid? Yazid adalah
kholifah yang memerintah setelah Umar bin Abdul Aziz. Pada pemerintahan
Yazid banyak perlakuan yang tidak adil kepada rakyatnya. Sehingga kholifah
Hisyam bin Abdul Malik ketika memerintah menghadapi situasi sulit yang
diwariskan oleh penguasa kholifah sebelumnya, yazid II. Imperium tahun 70 H.
Pada masa pemerintahan Kholifah Hisyam bin Abdul Malik ini terdapat
pemberontakan oleh gerakan hasyimiyah yang dipelopori oleh Muhammad bin
Ali. Lambat laun gerakan Hasyimiah ini semakin kuat, dan berhasil memobilisasi
semua unsure yang merasa tidak puas atas jalannya pemerintahan, yang mana
berlanjut untuk melancarkan serangan terhadap kekuasaan Bany Umayyah yang
sedang terhuyung-huyng mendekati kehancuran.

B. Usaha-usaha dan jasa khalifah Hisyam bin Abdul Malik
Sebelumnya ibu akan bertanya apa yang kalian, apa lakuakan ketika kalian
dirumah dan melihat kondisi rumah sangat kotor?. Pasti kalian akan melakukan
sesuatu untuk membuat rumah terlihat nyaman dan bersih, rapi, dan indah . Begitu
juga dengan kholifah Hisyam bin Abdul Malik, demi menjalankan amanah beliau
sebagai kholifah, agar ketentraman dalam Negaranya dapat tercapai tterdapat
beberapa usaha yang beliau lakukan antara lain adalah pembangunan.
Banyak sekali pembangunan yang beliau lakukan, antara lain:
1) Membangun irigasi
cxxvii

2) Membangun pipa air yang khusus disalurkan ke kota suci makkah
3) Menata administrasi pemerintahan serta administrasi keuangan dengan
tertib.
4) Membangun industri kerajinan kain sutra.
5) Membangan pabrik pakaian sutra
6) Membangun pabrik-pabrik senjata
7) Mengembangkan usaha-usaha peternakan, termasuk peternakan kudan
sekaligus arena pacuan kuda.
Selain usaha-usaha diatas, khalifah Hisyam bin Abdul Malik juga berusaha
menciptakan stabilitas keamanan dalam negerinya yang makin mengalami
kemunduran setelah sepeninggal umar bin Abdul Aziz, yaitu dengan cara:
1) Mengganti para gubernur yang dianggap tidak setia kepada
pemerintahan bany Umayyah,
2) Menciptakan persatuan dan kesatuan rakyatnya, terutama meredakan
pertentangan antara dua suku yaitu hinyariyah dan mudhariyah.
Kalian tahu berapa tahun bapak Suharto menjadi presiden RI? Lam asekali
begitu juga dengan Kholifah Hisyam bin Abdul Malik beliau menjadi kholifah
selama 20 tahun. Dan perlu diketahui juga bahwa sepeninggal khalifah Hisyam
bin Abdul Malik inilah kekuasaan Bany Umayyah berkurang dikarenakan
kholifah yang menjadi penggantinya sangat lemah yang akhirnya sampai berujung
pada kehancuran dan digantikan oleh pemerintahan bani Abbasiyah. Sudah paham
semuanya.. begitulah salah satu sejarah hidup dari salah satu kholifah Bany
Umayyah.









cxxviii


PRESTASI DINASTI UMAYYAH BIDANG SOSIAL BUDAYA


Standar Koompetensi:

membiasakan untuk mencari, menyerap, menyampaikan, ddan
menggunakan informasi tentang kemajuan-kemajuan dalam bidang social
ekonomi, pendidikan, ilmu pengetahuan dan seni budaya.

Kompetendi Dasar:

mengidentifikasi kemajuan-kemajuan dinasti umayyah bidang social
budaya berikut tokoh-tokohnya.
Menjelaskan dampak kemajuan bidang social budaya .

Indikator Pencapaian:

Mengidentifikasi kemajuan-kemajuan dinasti umayyah bidang social
budaya berikut tokoh-tokohnya
Menjelaskan dampak kemajuan bidang social budaya bagi umat islam.

A. Bidang Sosial Budaya
Sebelumnya ibu ingin bertanya. apakah kaliatahu dimana letak kota
basrah dan kufah itu? Kota basrah dan kufah itu terletak di Negara arab. Yang
mana merupakan kota yang bersejarah bagi kita umat islam. Mengapa? Karena
kota Basrah dan kufah merupakan kota yang menjadi pusat kebudaya arab,
sehingga kedua kota inilah yang pandang sebagai cikal bakal perkembangan
peradaban arab.
Perlu kita ketahui bahwa Dalam masyarakat bani umayyah terdapat empat
kelompok masyarakat, Arab-Muslim, Mawali, Non Muslim dan kelompok budak.
Pada waktu itu kelompok Arab-Muslim menduduki kelas sosial yang
tertinggi. Disebabkan karena mereka sebagai kelompok pendatang yang berkuasa.
Namun pada prinsipnya mereka semua dari kelompok Arab Islam, kaum mawali
serta budak menerima perlindungan yang sama dan juga mendapatkan hak-haknya
secara penuh sehingga mereka dapat hidup tenang dan damai. Perbedaan yang
cxxix

menonjol adalah dalam hal beban kewajiban pajak. Para penguasa berusaha
melindungi gereja, katedral, sinagoge, dan tempat suci agama lainnya.
Kalian sudah tahu beberapa istilah yag telah ibu sebutkan? Ada yang
tahu..? baiklah ibu akan menjelaskan, Yang dinamakan dengan katedral adalah
gereja besar tempat kedudukan resmi uskup (kerohanian katolik, anglikan, yunani
ortodoks yang kedudukannya labih tinggi dari pada imam, yang mempunyai hak
memberi sakramen penguatan, dengan menasbihkan imam, yang bertugas
mengorganisasi pekerjaan dan tugas gereja diwilayah tertentu) atau gereja
keuskupan.
Kalian tahu bahwa kholifah yang berkuasa pada dinasti Banyi Umayyah
sangatlah banyak. Tapi hanya beberapa dari mereka yang memiliki prestasi
selama menjabat sebgai kholifah. Beberapa dari kholifah Bany Umayyah yang
berusaha mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur dan juga berhasil dalam
membangun Bany Umayyah, antara lain adalah;
1) Kholifah Muawiyah bin Abi Sufyan
2) Kholifah Abdul Malik bin Marwan
3) Kholifah Walid bin Abdul Malik
4) Kholifah Umar bin Abdul Aziz
5) Kholifah Hisyam bin Abdul Malik.
Pembangunan yang telah dilakukan oleh Kholifah-kholifah Bany
Umayyah itu telah berhasil mengantarkan rakyatnya kepuncak kemakmuran dan
kemajuan diberbagai bidang secara menakjubkan. Dan yang perlu dipahami pula,
bahwa kemajuan-kemajuan yang dicapai daulah Bany Umayyah itu tidak hanya
dinikmati oleh rakyatnya yang beragama islam saja, tetapi juga dinikmati oleh
rakyatnya yang juga belum menganut agama islam. Inilah keadilan yang
dilakukanoleh penguasa islam terdahulu. Tidak hanya mementingkan mereka
yang islam tapi juga berbuat adil dan melindungi mereka yang non muslim.
Mereka yang non muslim benar-benar dapat merasakan nikmatnya hidup
dibawah naungan pemerintahan islam, bahkan pada saat itu corak pembengunan
yang dilakukan oleh Bany Umayyah telah ikut memberikan sumbangan-
cxxx

sumbangannya terhadap kemujuan Negara-negara non-islam dieropa yang pada
saat itu berada pada zaman abad pertengahan (jahiliyahnya Eropa).
Setelah kita banyak membahas dan membicarakan para Kholifah yang
berprestasi pada masa Dinasti Bany Umayyah perlulah kita mengetahui beberapa
keunggulan sosial yang pernah ada pada masa Dinasti Bany Umayyah:
1) Terciptanya ketertiban kehidupn masyarakat, karena sudah adanya
peraturan dan perundang-undangan Negara dan adanya lembaga
penegak hokum, seperti lembaga pengadilan dan kepolisian.
2) Tercipanya kemakmuran dan keadilan yang merata karena
pemerintahannya telah memberikan hak-hak perlindunngan yang sama
kepada warga negaranya.
3) Terpelihara dan terjaminnya masyarakat kelas bawah, seperti; anak
yatim, orang-orang lumpuh, buta dan lain sebagainya.
4) Dibangunnya rumah sakit-rumah sakit sebagai sarana pemeliharaan
kesehatan masyarakat.
5) Dibangunnya masjid-masjid yang megah dan indah sebagai tempat
ibadah, tempat bermusyawarah bahkan tempat menuntut ilmu.
6) Dibangunnya jalan-jalan dan taman-taman sebagai tempat rekreasi.
7) Dibangunnya sarana olah raga, seperti gelanggang pacuan kuda.
8) Dibangunnya tempat penyediyaan air minum ditempat-tempat umum
dan ditempat-tempat strategis lainnya.
9) Dibangunnya kantor pos sebagai sarana komunikasi.
10) Dibangunnya pasar-pasar dan pertokoan.

B. Kemajuan di Bidang Budaya
Kalian tahu bahwa kemajuan yang berlangsung pada masa Dinasti Bany
Ummyah meliputi berbagi bidang. Seiring dengan kemajuan-kamujuan itu juga
tampak dalam bidang ekonomi, sosial, dan politik, sehingga budayapun
mengalami kemajuan yang cukup pesat. Waktu itu wilayah yang dikuasai oleh
Dinasti Bany Umayyah sangatlah luas. Sehingga dengan luasnya wilayah islam
pada masa Dinasti Bany Umayyah, tidak menuntut kemungkinanan bahwa
cxxxi

penduduk atau rakyat yang ada dibawah pemerinthannyapun bersifat heterogen.
Keanekaragaman suku, bangsa, bahasa serta adat-istiadat akan melahirkan
berbagai macam corak budaya yang merupakan kekayaan budaya yang bernilai
tinggi. Hal itu juga sama dengan yang kita alami dibumu kita tercita ini kan? Coba
sebutkan berapa macam adat yang kalian tahu? Mulai dari adat jawa, sulawesi dan
masih banyak lagi
Salah satu dari kholifah yang berhasil dalam menjalankan
pemerintahannya adalah Abdul Malik bin Marwan. Siapa Abdul malik bin
Marwan itu? Abdul Malik bin Marwan adalah khalifah Dinasti Bany Umayyah
kelima, yang telah menunnjukkan dirinya sebagai negarawan sejati yang dalam,
serta berwawasan politik kenegaraan yang cukup luas. Beliau menerapkan
langkah yang sangat strategis, yaitu menetapkan bahasa arab sebagai bahasa resmi
nasional Dinasti Bany Umayyah.
Sebenarnya apa sih yang dilakukan oleh kholifah Abdul Malik bin
Marwan sehingga beliau dimasukkan kedalam golongan khilofah yang berprestasi
dalam pemerintahanya? Yang beliau lakukan salah satunya adalah menetapkan
bahasa arab sebagai bahasa nasional Dinasty Bany Umayyah. Hal ini membawa
pengaruh dan perubahan yang besar terhadap kemajuan diberbagai bidang. Dan
yang hebat lagi adalah behasa arab mendapatkan tempat yang tinggi dan terhormat
dikalangan masyarakat, sehingga penduduk Bany Umayyah yang heterogen itu
dapat membaur menjadi satu yang akhirnya berhasil memunculkan produk budaya
bangsa nasional Daulah Bany Umayyah yang bernilai tinggi yang dikenang
sepanjang masa. Hal ini juga takterlupakan dinegara kita sendiri, apa itu? Ada
yang mengerti maksud ibu? Yang sama dengan Negara kita adalah bahasa
nasional yang kita miliki. Seandainya tidak ada bahasa Indonesia mungkin kita
akan kesulitan jika mau berkomunikasi dengan teman kita yang dari kota yang
berbada.
Setelah kita mengetahui keunggulan Bany Umayyah dibidang sosial kita
juga perlu mengetahui keunggulan dalam bidang yang lain. Adapun keunggulan-
keunggulan budaya pada masa Dinastu Bany Umayyah itu antara lain:
cxxxii

1) Bahasa arab berkembang luas keberbagai penjuru, dan dikenal oleh
masyarakat dunia. Terbukti hingga sekarang bahasa arab merupakan
salah satu bahasa resmi internasional (PBB).
2) Mencetak uang dengan menggunakan bahasa arab yang bertuliskan
kalimah thoyyibah dan dibaliknya ditulis Abdu malik.
3) Mendirikan pabrik-pabrik kain sutra.
4) Mendirikan kapal dan senjata.
5) Mendirikan gedung-gedung pemerintahan.
6) Membuat kitab undang-undang dan hokum yang disebut pasal-pasal
undang-undang pokok.
7) Membangun irigasi-irigasi sebagai sarana pertanian.
8) Membangunkota basrah dan kufah sebagai tempat pusat perkembangan
ilmu dan adab.
9) Membuat administrasi pemerintahan dan pembukuan keuangan Negara.
10) Mengembangkan ilmu peternakan.

C. Bidang Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan
Kalian tahu tidak sebenarnya mengapa kalian harur datng kesekolah? Hal
ini karena dalam agama kita, kita memiliki kewajiban untuk menuntut ilmu.
Keilmuan islam itu sebenarnya sudah berkemabang sangat lama. Terbukti dengan
adanya Cabang-cabang pendidikan yang berkembanga pada masa Bany Umayyah.
Jadi jangan menyesal jika orang tua kita menyuruh kita untuk belajar karena
belajar adalah suatu kewajiban dan penting bagi kehidupan kita. Ilmu itu banyak
sekali macamnya, mulai bdari ilmu agama sampau ilmu yang bersifat Sains atau
umum. Dalam kehidupan kita kini banyak kita jumpai mereka yang disebut
dengan guru, ustad, kyai, doctor dan lain sebagainya bagi mereka yang berilmu
dan ahli dala bidangny. Sebenarnya hal itu sudah ada pad zaman Dinasti Bany
Umayyah, Orang-orang yang terpelajar dimasa itu disebut dengan sebutan
kamil. Oh ya sampai disini ilmu apa aja yang kalian ketahui saat ini? Kita
sambung dengan ilmu yang telah berkembang pada masa Dinasti Bany Umayyah,
antara lain adalah:
cxxxiii

1) Ulumul Islamiyah (Ilmu Pengetahuan Agama), yaitu:
a) Ilmu Hadist: mempelajari perkataan, perbuatan, dan taqrir Nabi
Muhammad. Tokohnya dalah: Hasan Al-basri, Syihab Az-Zuhri.
b) Ilmu Tafsir: mempelajari makna Al-Quran. Tokohnya adalah: Ibnu
Abbas, Ibnu Masud.
c) Ilmu Qiroah: mepelajari bacaan Al-Quran. Tokohnya adalah: Ibnu
Katsir, dll.
d) Ilmu tarikh: ilmu yang mempelajari tentang sejarah Islam.
Tokohnya: Abid dan Awab.
e) Sastra Arab: ilmu yang mempelajari susunan kata-kata dalam bahasa
arab. Tokohnya: Umar ibnu Abi Rabia, jamil, dan Akhtal Hammid,
jafir, faradjak.
2) Ulumul Dhahiliyah (Ilmu Pengetahuan Umum)
a) Ilmu Kimia
Tokohnya: Khalid Ibnu yazid
b) Ilmu Filsafat Islam
Tokohnya: Imam jafar, Hasan Al-basri, Wasil bin atha
c) Ilmu Kedokteran
Itulah berbagai macam ilmu yang telah berkembang pada masa itu. Dan
terus terus berkembang hingga sekarang.
D. Bidang Seni
Hingga saat ini seni apa yang kalian sukai? Begitu banyak seni yang kita
ketahui mulai dari tarian, suara, kaligrafi dan lain sebagainya. Seni-seni itu juga
telah berkembang pada masa Dinasti Bany Umayyah.
Penguasa dan Dinasti Bany Umayyah, pada umumnya mahir dalam seni
arsitektur. Mereka mencurahkan perhatian demi kemajuan bidang ini. Hasilnya
adalah :
1) Masjid Baitul maqdis di yarussalem yang terkenal dengan kubah
batunya (Qubbah Al-Sakha) didirikan pada masa Abdul malik tahun
691 M. ia adalah masjid pertama yang ditutup dengan Qubah di
atasnya.
cxxxiv

2) Masjid Al-Aqsha.
3) Masjid Damaskus dibangun oleh walid bin Andul malik sebagai masjid
istana. Ruangan masjid ini dihiasi dengan berbagai ornament yang
terbuat dari pualam dan mosaic.
4) Walid bin Abdul malik juga merehab masjid Madinah.
5) Istana Qusayr Amrah yang terbua dari batu kapur yang berwarna
bening kemerah-merahan.
Selain seni arsitektur, cabang seni yang juga berkembang dimasa
kekuasaan Bani Umayyah antara lain adalah:
a) Seni Sastra.
b) Seni ukir, lukis, pahat.
c) Seni suara.
d) Seni insya.
e) Seni pidato.
Nah sudah selesai meteri kita kali ini, sekarang jawab pertanyaan dari
ibu, apakah kalian juga masih merasakan kebudayaan yang telah dulu pernah
berkembang di masa Dinasti Bany Umayyah? Sekarangpun kita nasih bisa
menikmatinya, karena masih banyak bengunan masjid yang masih bisa kita lihat,
karena peninggalan-peninggalan itu masih banyak yang ada dan masih banyak
yang melestarikannya dan juga masih mengguanakannya. Nah karna kita ada
disini tidak mungkin kita kenegara arab maka kita bisa menikmatinya televisi
kalau tidak kita bisa melihat gambar-gambar tersebut lewat internet yang sekarang
telah menjadi kawan setiap hari kita. Itulah cara kita menikamati peninggalan
budaya dari zaman dulu.
Kalian tahu tidak bahwa dampak kemajuan sosial budaya pada masa Bany
Umayyah bagi umat islam masih bisa dirasakan dan dinikmati sampai sekarang,
karena dapat memberikan inspirasi dan semangat bagi umat islam sesudahnya
untuk menggali dan mengembangkannya untuk kemajuan umat islam sekaligus
menunjukkan bahwa agama islam sudah memiliki peradaban yang tinggi waktu
itu. Maka dari itu kita sebagai umat islam harus lebih semangat dalam belajar agar
kebudayaan itu tidak hilang dari dunia ini. Ok. Cayo!!!!
cxxxv








Pedoman Angket pada saat Pretest
Bacalah pernyataan dibawah ini, kemudian pilihlah salah satu jawaban yang
sesuai dengan pilihan anda. Berilah tanda cheklis () pada jawaban anda pada
kolom :
(SS) Sangat Setuju, (TS) Tidak Setuju,
(S ) Setuju (STS ) Sangat Tidak Setuju
Dalam hal ini tidak ada jawaban benar ataupun salah
Selamat mengerjakan,,,,,,,,,,,,,

N
O
PERNYATAAN SS S TS STS
1 Saya selalu mendapatkan nilai yang baik
dalam mata pelajaran SKI

2 Ketika mendapatkan tugas dari guru
maka saya akan langsung
mengerjakannya.

3 Saya mengerjakan tugas mata pelajaran
ini tepat waktu

4 Saya suka membaca bacaan yang berisi
tentang sejarah kebudayaan islam.

5 Ketika ada kesempatan bertanya saya
akan menanyakan apa yang tidak
dimengerti.

6 saya akan belajar dengan giat untuk
mendapatkan nilai yang bagus.

7 saya selalu aktif dalam mengikuti
pelajaran SKI

8 Saya mendiskusikan dengan teman
apabila mengalami kesulitan pada mata

cxxxvi

pelajaran SKI
9 Dengan belajar SKI saya menjadi lebih
tahu sejarah kerajaan-kerajaan islam
terdahulu yang telah berkuasa.

10 Saya akan bertanya ketika bertemu
dengan orang yang pakar di bidang
sejarah kebidayaan islam.

11 Nilai saya dalam mata pelajaran SKI
lebih baik dari pada mata pelajaran yang
lain.

12 menurut saya tugas itu merupakan
kewajiban, dan harus dikerjakan.

13 Saya selalu mencatat penjelasan dari guru
14 Saya suka membeli buku yang berisi
tentang sejarah islam

15 Saya selalu ingin bertanya tentang hal-hal
yang berkaitan dengan sejarah
kebudayaan islam.


Makasih atas partisipasinya and dukungannya ya..,,
















cxxxvii









Pedoman Angket siklus 1 dan 2
Bacalah pernyataan dibawah ini, kemudian pilihlah salah satu jawaban yang
sesuai dengan pilihan anda. Berilah tanda cheklis () pada jawaban anda pada
kolom :
(SS) Sangat Setuju, (TS) Tidak Setuju,
(S ) Setuju (STS ) Sangat Tidak Setuju
Dalam hal ini tidak ada jawaban benar ataupun salah
Selamat mengerjakan,,,,,,,,,,,,,

NO PERNYATAAN SS S TS STS
1 Saya senang pada mata pelajaran ini
setelah menggunakan Mind Map

2 Saya membuat Mind Map sesuai
dengan apa yang ada dalam pikiran saya

3 Saya lebih senang mencatat dengan
Mind Map dari pada catatan biasa

4 Saya lebih mudah mendapatkan ide saat
mencatat dengan menggunakan Mind
Map

5 Belajar manjadi lebih mudah dengan
mengguanakan Mind Map

6 Saya tidak membutuhkan waktu lama
dalam belajar setelah menggunakan
Mind Map

7 Saya menjadi lebih mudah mengingat
pelajaran setelah menggunakan Mind
Map

8 Saya senang melihat Mind map pada
cxxxviii

mata pelajaran SKI
9 Minat saya terhadap mata Pelajaran ini
bertambah setelah menggunakan Mind
Map

10 Saya mempraktekkan Mind Map pada
Mata Pelajaran yang lain

11 Nilai saya dalam mata pelajaran SKI
lebih baik dari pada mata pelajaran yang
lain.

12 Saya banyak mempunyai waktu luang
setelah belajar dengan Mind Map

13 Saya suka membuat Mind Map yang
ditugaskan oleh guru

14 Saya suka warna-warna yang terdapat
didalam Mind Map

15 Saya merasa mudah untuk membuat
Mind Map


















cxxxix





140






























































T
U
R
E
N



G
D
.
L
E
G
I

S
u
n
g
a
i

R 01- R 12: Ruang Proses Kegiatan
belajar dan Pembelajaran


141

DAFTAR KEHADIRAN SISWA KELAS VII A
NO NAMA 04/05/09 11/05/09 18/05/09 25/05/09 1/06/09
1 Abdimas Nur Ilhami
2 Abdul Hafidz Ma'sum
3 Afrizal Iqbal Fatoni
4 Ahmad Junaidi
5 Ajeng Kristanti P.
6 Akhlis Hidayat
7 Alifia Nur S.
8 Arini Nur Indah Sari
9 Asmaul Qusnaini
10 Asyrofi Sunni Thufaili
11 Atika Nur Aini
12 Atika Rusyda Rahman
13 Ayu Cahyaning Tyas
14 Bella
15 Dedik Setyawan
16 Destri Ana Putri MA
17 Diana Safitri
18 Durrotun Nafisah
19 Dwi Imam B
20 Fajry Fuadah Mazamy s
21 Irfana Atsil i
22 Inta Karomatuz Zahro
23 Iqbal Haris
24 Isma Mufida
25 Kharfiyah Umami
26 Khusnul Khotimah
27 Laili Rokhmawati
28 Lizma Nur S.
29 M. Andik Rohmatulloh
30 M. Ilham Irsyadi
31 M. Nabilul Murtadlo
32 Mohammad Mahdi i
33 Muhammad Rifqi Jihad
34 Naila Himmatil Aliyah
35 Nanda Beril Alan Suarfi
36 Nurul Ma'unah
37 Pradana Rizal Fathony
38 Rohmatika Dewi Masruroh i
39 Risna Khoiriyah i
40 Rizki Rosalinda Adha
41 Rofiqotus Tsaniyah
42 Sekar Rahmadyanti Bahtiar
43 Selbina Aussie
44 Siti Qut'atul Qomaria
45 Sofia Malik Riskiyana i
46 Wulan Novianti













Grafik peningkatan minat belajar siswa kelas 7 MTsN Malang II














0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
rendah
S
K
O
R
0
10
20
30
40
50
60
rendah
S
K
O
R
0
10
20
30
40
50
60
rendah
S
K
O
R
142
Grafik peningkatan minat belajar siswa kelas 7 MTsN Malang II
sedang tinggi
Minat Belajar Siswa
pre tes
sedang tinggi
Minat Belajar Siswa
siklus 1
sedang tinggi
Minat Belajar Siswa
siklus 2
Grafik peningkatan minat belajar siswa kelas 7 MTsN Malang III




tinggi
tinggi
tinggi



143




























































Mind Map Hasil Karya Siswa



Mind Map Hasil Karya Siswa




Kondisi siswa saat ditugaskan
membuat Mind Map



Mind Map Hasil Karya Siswa




Mind Map Hasil Karya Siswa




kondisi Siswa ketika akan
membuat Mind Map

Anda mungkin juga menyukai