Anda di halaman 1dari 184

PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL

UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR


TENTANG PERISTIWA PROKLAMASI
PADA SISWA KELAS V C MATA PELAJARAN IPS
DI SDI WAHID HASYIM SELOKAJANG
KABUPATEN BLITAR


SKRIPSI


Oleh
Anisa Mukhoyyaroh
07140039












JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
Agustus 2009



PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL
UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR
TENTANG PERISTIWA PROKLAMASI
PADA SISWA KELAS V C MATA PELAJARAN IPS
DI SDI WAHID HASYIM SELOKAJANG KABUPATEN BLITAR


SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Tarbiyah UIN Maulana Malik Ibrahim Malang
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Guna
Memperoleh Gelar Strata Satu Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh
Anisa Mukhoyyaroh
07140039










JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
Agustus 2009



LEMBAR PERSETUJUAN

PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL
UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR
TENTANG PERISTIWA PROKLAMASI
PADA SISWA KELAS V C MATA PELAJARAN IPS
DI SDI WAHID HASYIM SELOKAJANG KABUPATEN BLITAR


SKRIPSI


Oleh
Anisa Mukhoyyaroh
07140039


Telah disetujui pada tanggal 12 Mei 2009
Oleh Dosen Pembimbing:



Dr. M. Zainuddin, MA
NIP. 150 275 502



Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah



Dra. Hj. Sulalah, M.Ag
NIP. 150 267 278



HALAMAN PENGESAHAN

PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL
UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR
TENTANG PERISTIWA PROKLAMASI
PADA SISWA KELAS V C MATA PELAJARAN IPS
DI SDI WAHID HASYIM SELOKAJANG KABUPATEN BLITAR

SKRIPSI

dipersiapkan dan disusun oleh
Anisa Mukhoyyaroh (07140039)
telah dipertahankan di depan dewan penguji pada tanggal
5 Agustus 2009 dengan nilai B+B
dan telah dinyatakan diterima sebagai salah satu persyaratan
untuk memperoleh gelar strata satu Sarjana Pendidikan (S.Pd)
pada tanggal: 10 Agustus 2009

Panitia Ujian Tanda Tangan

Ketua Sidang
Drs. A. Zuhdi, MA
NIP. 150 275 611


:





Sekretaris Sidang
Dr. M. Zainuddin, MA
NIP. 150 275 502


:




Pembimbing
Dr. M. Zainuddin, MA
NIP. 150 275 502


:




Penguji Utama
Dr. H. Asmaun Sahlan, M.Ag
NIP. 150 215 372


:




Mengesahkan,
Dekan Fakultas Tarbiyah UIN Maulana Malik IbrahimMalang




Dr. M. Zainuddin, MA
NIP. 150 275 502



PERSEMBAHAN

Sebuah tulisan sederhana ini aku persembahkan
Kepada orang-orang yang selalu dekat di hati

Ayah dan Ibu tercinta (Aspiiak & Mujiastutik)
Yang selalu sabar membimbing dan memberikan
Jutaan kasih sayangnya Kepadaku,
dan selalu mendoakan dengan penuh keikhlasan
Tanpa aku pinta dan tanpa meminta balasan apapun dariku

Kakak ku (Sulthoni, Fakhomatu Zulfah & Iqbal Fuqona) tersayang
Yang selalu menyayangiku dengan penuh kasih sayang,
Semoga tali kasih dan persaudaraan di antara kita abadi selamanya

Tak lupa teman-teman seperjuanganku
(Cicik, Fita, Robikz, Yesi, Lely, Iik, Afenda, Indah, Tomy, fitri & Aminudin)
N Friends
Dengan kalian aku berbagi canda tawa, susah, dan senang bersama,
Semoga kebersamaan dengan kalian tak kan bisa terhapus
Dan akan selalu aku rindukan.










MOTTO MOTTO MOTTO MOTTO

'/$ #` Lm )/ $ ` !# )
Artinya: Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum
sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.
(Qs. Ar-Rad : 11)



























Dr. M. Zainuddin, MA
Dosen Fakultas Tarbiyah
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

NOTA DINAS PEMBIMBING
Hal : Skripsi Anisa Mukhoyyaroh Malang, 12 Mei 2009
Lamp : 4 (empat) Eksemplar

Kepada
Yth:
Dekan Fakultas Tarbiyah UIN Maulana Malik Ibrahim
di
Malang

Assalamualaikum Wr. Wb.
Setelah melakukan beberapa kali bimbingan, baik dari segi isi, bahasa,
maupun teknik penulisan, dan setelah membaca skripsi mahasiswa di bawah ini:
Nama : Anisa Mukhoyyaroh
NIM : 07140039
Jurusan : PGMI
Judul Skripsi : Penggunaan Media Audio Visual untuk Meningkatkan
Motivasi
Belajar Tentang Peristiwa Proklamasi Pada Siswa Kelas V C Mata
Pelajaran IPS di SDI Wahid Hasyim Selokajang Kabupaten Blitar
Maka selaku pembimbing, kami berpendapat bahwa skripsi tersebut sudah
layak diajukan untuk diujikan.
Demikian, mohon dimaklumi adanya.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Pembimbing,


Dr. M. Zainuddin, MA
NIP. 150 275 502



SURAT PERNYATAAN


Dengan ini saya menyatakan, bahwa dalam skripsi saya ini tidak terdapat
karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan pada suatu
perguruan tinggi, dan sepengetahuan saya, juga tidak terdapat karya atau pendapat
yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain kecuali yang secara tertulis
diacu dalam naskah ini dan diterbitkan dalam daftar pustaka.




Malang, 12 Mei 2009




Anisa Mukoyyaroh




















KATA PENGANTAR



Alhamdulilah, segala puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT,
yang selalu melimpahkan rahmat, taufiq, dan hidayahNya, sehingga pada
kesempatan ini penulisan skrispi yang berjudul Penggunaan Media Audio
Visual Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Tentang Peristiwa Proklamasi
Pada Siswa Kelas V C Mata Pelajaran IPS di SDI Wahid Hasyim Selokajang
Kabupaten Blitardapat terselesaikan dengan baik.
Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita
Nabi besar Muhammad SAW, yang telah membimbing kita dari jalan jahiliyah
menuju jalan Islamiyah, yakni Ad-Dinul Islam.
Penulisan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan, dorongan,
dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu dalam kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih dari lubuk hati yang paling dalam kepada:
1. Ayah, dan Ibu, serta segenap keluarga tercinta yang telah memberikan
kepecayaan, motivasi, doa, dan restu kepada kami.
2. Bapak Prof. Dr. H. Imam Suprayogo, selaku Rektor UIN Maulana Malik
Ibrahim Malang.
3. Bapak Dr. M. Zainuddin, MA, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah UIN Maulana
Malik Ibrahim Malang.
4. Ibu Dra. Hj. Sulalah, M. Ag, selaku ketua Program Studi PGMI yang selalu
memberikan kritik dan saran demi kemajuan dan kebaikan kami.
5. Bapak Dr. M. Zainuddin, MA selaku Dosen Pembimbing yang telah
memberikan bimbingan, arahan, serta dukungan, sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan dengan baik.



6. Bapak Ponidi S. Pd, selaku Kepala SDI Wahid Hasyim Kabupaten Blitar
yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk mengadakan
penelitian di sekolah tersebut.
7. Ibu Nurwahyuningtyas, selaku Guru bidang studi IPS yang juga membimbing
dan membantu dalam pelaksanaan PTK.
8. Segenap guru SDI Wahid Hasyim yang telah membantu kami dalam
memperoleh data-data yang dibutuhkan.
9. Segenap temanteman seperjuangan PGMI yang telah membantu dalam
penyelesaian skripsi ini.
10. Semua pihak yang turut membantu dan memotivasi hingga selesainya tugas
akhir ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran yang kontruktif sangat kami
harapkan dari semua pihak dalam penyempurnaan skripsi ini.
Penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi
semua pihak, sehingga dapat membuka cakrawala berpikir serta memberikan
setitik khazanah pengetahuan dalam dunia pendidikan. Demikianlah penulisan
skripsi ini apabila ada kurang lebihnya penulis mohon maaf yang sebesar-
besarnya.
Amiin-amiin ya Robbal Alamin.


Malang, 12 Mei 2009


Penulis








DAFTAR TABEL

TABEL I : NAMA GURU SDI .................................................................... 78
TABEL II : KEGIATAN SISWA ................................................................ 79
TABEL III : JUMLAH SISWA ..................................................................... 80
TABEL IV : DESKRIPSI KELAS V C .......................................................... 81


























DAFTAR GAMBAR

GAMBAR I : KERUCUT PENGALAMAN BELAJAR ............................... 25
GAMBAR II : MODEL LEWIN MENURUT ELLIOT................................... 69







































DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 : SILABUS PEMBELAJARAN......................................... 118
LAMPIRAN 2 : RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN......... 122
LAMPIRAN 3 : MODUL PEMBELAJARAN IPS .................................... 130
LAMPIRAN 4 : LEMBAR SOAL ............................................................. 141
LAMPIRAN 5 : HASIL PRESTASI SISWA KELAS V C......................... 147
LAMPIRAN 6 : LEMBAR OBSERVASI MOTIVASI .............................. 148
LAMPIRAN 7 : FOTO.............................................................................. 149
LAMPIRAN 8 : STRUKTUR ORGANISASI SEKOLAH......................... 151
LAMPIRAN 9 : STRUKTUR ORGANISASI KOMITE SEKOLAH......... 152
LAMPIRAN 10 : PEDOMAN WAWANCARA.......................................... 153
LAMPIRAN 11 : HASIL WAWANCARA.................................................. 154
LAMPIRAN 12 : SURAT PENGANTAR PENELITIAN............................ 157
LAMPIRAN 13 : SURAT KETERANGAN PENELITIAN......................... 158
LAMPIRAN 14 : BUKTI KONSULTASI ................................................... 159















DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................... i
HALAMAN SAMPUL....................................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN.......................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................... iv
PERSEMBAHAN.............................................................................................. v
MOTTO ............................................................................................................ vi
NOTA DINAS BIMBINGAN.......................................................................... vii
SURAT PERNYATAAN................................................................................ viii
KATA PENGANTAR....................................................................................... ix
DAFTAR TABEL............................................................................................. xi
DAFTAR GAMBAR........................................................................................ xii
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................... xiii
DAFTAR ISI ................................................................................................... xiv
ABSTRAK..................................................................................................... xviii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ........................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................. 5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .............................................................. 6
D. Pembatasan Masalah ............................................................................. 8
E. Penegasan Istilah atau Definisi Operasional........................................... 8
F. Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian.......................................... 9
G. Sistematika Pembahasan........................................................................ 9



BAB II KAJIAN PUSTAKA........................................................................... 11
A. Deskripsi Penelitian Terdahulu............................................................ 11
B. Pembelajaran IPS ................................................................................ 13
1. Hakikat Pembelajaran IPS ............................................................ 13
2. Tujuan dan Fungsi Pembelajaran IPS............................................. 15
C. Peristiwa Proklamasi ........................................................................... 18
D. Media Pembelajaran............................................................................ 22
1. Pengertian Media Pembelajaran..................................................... 22
2. Jenis-Jenis Media Pembelajaran..................................................... 26
3. Kriteria Media Pembelajaran ......................................................... 29
4. Manfaat Media dalam Pembelajaran .............................................. 31
5. Prinsip-Prinsip Penggunaan Media ................................................ 36
E. Media Audio Visual ............................................................................ 37
1. Pengertian Media Audio Visual ..................................................... 37
2. Manfaat Media Audio Visual......................................................... 37
3. Macam-macam Media Audio Visual.............................................. 38
4. Kelebihan Media Audio Visual ..................................................... 39
5. Kekurangan Media Audio Visual................................................... 39
F. Motivasi Belajar .................................................................................. 43
1. Pengertian Motivasi ....................................................................... 43
2. Macam-Macam Motivasi ............................................................... 45
3. Unsur-Unsur yang Mempengaruhi Motivasi Belajar ...................... 47
4. Fungsi dan Nilai Motivasi ............................................................. 48



5. Bentuk-Bentuk Motivasi................................................................ 50
G. Penerapan Media Audio Visual dalam Meningkatkan Motivasi Belajar
tentang Peristiwa Proklamasi pada Mata Pelajaran IPS........................ 53
BAB III METODE PENELITIAN.................................................................. 57
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian........................................................... 57
B. Kehadiran Peneliti ............................................................................... 61
C. Lokasi Penelitian................................................................................. 61
D. Sumber dan Jenis Data ........................................................................ 61
E. Prosedur Pengumpulan Data................................................................ 63
F. Analisis Data....................................................................................... 65
G. Pengecekan Keabsahan Data ............................................................... 67
H. Tahap-Tahap Peneliian........................................................................ 68
BAB IV HASIL PENELITIAN....................................................................... 74
A. Deskripsi Lokasi Penelitian ................................................................. 74
1. Sejarah SDI Wahid Hasyim........................................................... 74
2. Profil SDI Wahid Hasyim.............................................................. 74
3. Visi dan Misi SDI Wahid Hasyim Keadaan Siswa ......................... 75
4. Tujuan SDI Wahid Hasyim............................................................ 76
5. Sarana dan Prasarana ..................................................................... 77
6. Keadaan Guru................................................................................ 77
7. Keadaan Siswa .............................................................................. 79
8. Deskripsi Kelas V C...................................................................... 81
B. Paparan Data sebelum Tindakan.......................................................... 81



C. Siklus Penelitian.................................................................................. 84
1. Siklus I .......................................................................................... 84
a. Pre Test.................................................................................... 84
b. Rencana Tindakan Siklus I....................................................... 88
c. Pelaksanaan Tindakan Siklus I................................................. 90
d. Observasi................................................................................. 92
e. Refleksi ................................................................................... 93
f. Revisi Perencanaan.................................................................. 94
2. Siklus II......................................................................................... 95
a. Rencana Tindakan Siklus II ..................................................... 95
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II................................................ 96
c. Observasi............................................................................... 103
d. Refleksi ................................................................................. 104
D. Temuan Penelitian............................................................................. 105
1. Temuan Siklus I........................................................................... 105
2. Temuan Siklus II ......................................................................... 106
BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN .......................................... 107
BAB VI PENUTUP........................................................................................ 112
A. Kesimpulan ....................................................................................... 112
B. Saran................................................................................................. 114
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN




ABSTRAK

Mukhoyyaroh, Anisa, 2009, Penggunaan Media Audio Visual untuk
Meningkatkan Motivasi Belajar Tentang Peristiwa Proklamasi Pada
Siswa Kelas VC Mata Pelajaran IPS di SDI Wahid Hasyim Selokajang
Kabupaten Blitar. Skripsi, Jurusan Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah, Fakultas Tarbiyah, Universitas Islam Negeri Maulana
Malik Ibrahim Malang, Pembimbing: Dr. M. Zainuddin, MA

Kata kunci : Media Audio Visual, Motivasi Relajar
Proses belajar mengajar yang di selenggarakan di sekolah atau lembaga
formal, dimaksudkan untuk mengarahkan perubahan diri siswa secara terencana ,
baik perubahan dalam pengetahuan pemahaman dan ketrampilan atau sikap.
Proses belajar mengajar di sekolah atau dilembaga formal sangat dipengaruhi oleh
lingkungan belajar. Lingkungan tersebut antara lain meliputi: siswa, guru,
karyawan sekolah, bahan atau materi pelajaran atau buku paket, media, sumber
belajar lain yang mendukung dan fasilitas belajar. Media audio visual adalah
media instruksional modern yang sesuai dengan perkembangan zaman (kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi), meliputi media yang dapat dilihat, didengar dan
yang dapat dilihat dan didengar.Penekanan utama dalam pengajaran audio visual
adalah pada nilai belajar yang diperoleh melalui pengalaman kongkret , tidak
hanya didasarkan atas kata-kata belaka.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah media audio
visual mampu meningkatkan motivasi belajar serta penerapannya pada mata
pelajaran IPS siswa kelas VC SDI Wahid Hasyim. Penelitian ini dilakukan di SDI
Wahid Hasyim jalan KH Wahid Hasyim No 32 Desa Selokajang Kecamatan
Srengat Kabupaten Blitar.
Penelitian yang peneliti lakukan ini menggunakan pendekatan kualitatif
dengan jenis penelitiannya yaitu penelitian tindakan kelas (PTK). Urutan kegiatan
penelitian mencakup: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) observasi (4) refleksi.
Dalam pengumpulan data menggunakan teknik wawancara, observasi dan
dokumentasi. Sedangkan untuk analisisnya, penulis menggunakan teknik analisis
deskriptif kualitatif. Untuk uji keabsahan data penulis menggunakan tiga cara
yaitu perpanjangan keikutsertaan, ketekunan pengamatan dan triangulasi. Sumber
penelitiannya yaitu siswa kelas V C
Hasil penelitian menunjukkan bahwa media audio visual pada mata
pelajaran IPS dengan materi peristiwa proklamasi mampu meningkatkan motivasi
belajar siswa khususnya siswa kelas VC SDI Wahid Hasyim. Hal tersebut dapat
dilihat secara kuantitatif adalah perbandingan dari siklus I 47,62% dan siklus II
80,95% jadi hasil observasi lapangan menunjukkan adanya peningkatan motivasi
belajar dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan sebesar 33,33%.
Sedangkan bukti secara kualitatif adalah dapat dijelaskan dan banyaknya siswa
yang menyatakan senang terhadap penggunaan media audio visual ini tumbuhnya
motivasi, konsentrasi siswa pada mata pelajaran, suasana kelas menjadi hidup.
Dengan demikian, bahwa penggunaan media audio visual dapat meningkatkan
motivasi belajar siswa.



BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Ketika kita mendengar kata motivasi yang muncul dalam angan-angan
kita adalah pada suatu keadaan seseorang yang mempunyai semangat tinggi,
rajin, mampu bekerja keras yang akhirnya mengantarkan kita pada pencapaian
yang memuaskan atau bahkan pencapaian prestasi. Dalam proses belajar
motivasi sangatlah diperlukan sebab seseorang yang tidak memiliki motivasi
dalam belajar tidak akan mungkin melakukan aktivitas belajar.
Belajar dan motivasi selalu mendapat perhatian khusus bagi pendidik
dan peserta didik, karena memberi motivasi kepada peserta didik merupakan
hal yang perlu dan penting dalam proses pembelajaran. Di sekolah, setiap anak
memiliki sejumlah motivasi atau dorongan-dorongan yang berhubungan
dengan kebutuhan, baik kebutuhan biologis maupun kebutuhan psikologis.
Disamping itu anak juga memiliki sikap-sikap, minat-minat, penghargaan dan
tujuan-tujuan tertentu. Oleh sebab itu tugas guru adalah menimbulkan
motivasi yang akan mendorong anak untuk berbuat sesuatu dalam mencapai
tujuan belajarnya.
Pembangunan di masa sekarang dan masa mendatang sangat dipengaruhi
oleh sektor pendidikan, sebab dengan bantuan pendidikan setiap individu
berharap bisa maju berkembang dan di kemudian hari bisa mendapatkan
pekerjaan yang pantas. Lewat pendidikan orang mengharapkan supaya semua



bakat , kemampuan dan kemungkinan yang dimiliki bisa dikembangkan secara
maksimal agar orang bisa mandiri dalam proses membangun pribadinya.
Sedang negara bisa maju bila semua warga negaranya berpendidikan, serta
memperoleh kesempatan untuk mendapatkan penghasilan yang layak. Oleh
karena itu tingkat pendidikan menjadi salah satu indikator untuk mengukur
kemajuan dan derajat kemakmuran Negara serta mengukur besarnya peranan
setiap warga Negara dalam kegiatan-kegiatan membangun.
1

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong
upaya-upaya pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam
proses belajar. Para guru dituntut agar mampu menggunakan alat-alat yang
dapat di sediakan oleh sekolah, dan tidak tertutup kemungkinan bahwa alat-
alat tersebut dengan sesuai perkembangan dan tuntutan zaman. Guru
sekurang-kurangnya dapat menggunakan alat yang murah dan efisien yang
meskipun sederhana dan bersahaja tatapi merupakan keharusan dalam upaya
mencapai tujuan pengajaran yang diharapkan.
2

Media pembelajaran merupakan salah satu unsur yang sangat penting
dalam proses belajar mengajar yang dapat dimuati pesan yang akan
disampaikan kepada siswa, baik berupa alat, orang maupun bahan ajar, selain
itu media pembelajaran merupakan salah satu cara untuk memotivasi dan
berkomunikasi dengan siswa agar lebih efektif. Oleh karena itu media
pembelajaran saat proses belajar mengajar sangat diperlukan.

1
Kartini Kartono, Pengantar Ilmu Mendidik Teoritis (Bandung: Mandar Maju, 1992), hal. 21
2
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002 ), hal. 2



Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi telah mengalami
perkembangan yang sangat pesat terutama di bidang informasi dan
telekomunikasi. Dengan munculnya berbagai alat informasi dan komunikasi
kita dapat mengetahui kejadian atau peristiwa disuatu negara atau daerah pada
saat kejadian itu berlangsung. Melalui kemajuan tersebut para guru dapat
menggunakan berbagai media sesuai dengan kebutuhan dan tujuan
pembelajaran. Dengan menggunakan media komunikasi bukan saja
mempermudah dan mengefektifkan proses pembelajaran akan tetapi juga bisa
membuat proses pembelajaran lebih menarik
3
. Tidak dapat dipungkiri,
munculnya berbagai alat informasi dan komunikasi yang telah banyak
membantu proses pendidikan. Ini terbukti sekarang ini dalam proses belajar
mengajar seorang guru sering menggunakan media seperti komputer, tape
recorder, dll.
Dalam rangka meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas
lembaga pendidikan berusaha meningkatkan kualitas dan proses pembelajaran.
Usaha-usaha dalam meningkatkan kualitas pembelajaran antara lain
mengembangkan media pembelajaran, menerapkan media pembelajaran serta
memilih dan menetapkan jenis media pembelajaran yang akan digunakan.
Pengembangan dan penerapan media pembelajaran diharapkan dapat
memberikan motivasi belajar terhadap siswa sehingga berdampak pula pada
prestasi belajarnya.


3
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan (Jakarta,
2007), hal. 162



Berkaitan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
lembaga pendidikan harus mampu menerapkan media pendidikan yang sudah
ada. Media pendidikan yang diterapkan oleh lembaga pendidikan sekarang ini
belum di daya gunakan secara optimal, melihat kenyataan yang ada
dilapangan guru jarang sekali menggunakan media pendidikan dalam proses
belajar mengajar dikelas, guru lebih sering menggunakan metode ceramah.
sehingga proses belajar anak hanya sekedar merekam informasi dan murid
mendengar, memperhatikan serta mencatat tanpa ada variasi yang lain, yang
akhirnya membiasakan diri tidak kreatif dalam mengemukakan ide-ide dan
pemecahan masalah yang efektif akan di bawa anak-anak dalam kehidupan
sehari-hari.
Dalam proses belajar mengajar di kelas yang hanya menggunakan
metode ceramah dan guru sebagai satu-satunya sumber belajar tanpa adanya
media, maka komunikasi antara guru dan siswa tidak akan berjalan secara
lancar. Hal ini terkait dengan permasalahan dalam proses belajar mengajar.
Permasalahan yang di hadapi suasana kelas ramai, penjelasan guru
membosankan, materi cenderung bersifat umum dan kadang-kadang
penyampaian guru terlalu cepat, hal ini siswa juga kurang konsentrasi bahkan
menjadi malas mengikuti mata pelajaran disekolah.
Dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), tidak semua materi
khususnya peristiwa proklamasi bisa diceritakan atau diterangkan saja.
Melainkan harus diperlihatkan secara nyata agar materi (ilmu) yang didapat
peserta didik tersebut akan selalu diingat dan dipahami. Dengan menggunakan



media video cassete, anak-anak juga dapat termotivasi belajarnya. Anak akan
dapat cepat memahami dan mengerti tentang materi yang diajarkan dengan
menggunakan media tersebut. Anak juga akan senang dengan pengalaman-
pengalaman yang telah dilihatnya melalui media video cassete. Oleh karena
itulah dasar adanya penggunaan media video cassete pada pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS) ini diharapkan agar siswa dapat melihat, dan
memahami objek yang dipelajari, sehingga kesenjangan yang ada dapat
teratasi.
Berdasarkan paparan di atas di lihat dari pentingnya dalam hal
pendidikan maka peneliti mengambil judul Penggunaan Media Audio Visual
Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar tentang Peristiwa Proklamasi Pada
Siswa Kelas V C Mata Pelajaran IPS di SDI Wahid Hasyim Selokajang
Kabupaten Blitar yang siswanya berjumlah 424 siswa. Dengan media
tersebut di harapkan agar siswa lebih mudah memahami materi pelajaran
sekaligus dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dalam proses belajar
mengajar dengan baik dan benar. Serta pembelajaran yang sebelumnya
membosankan bagi siswa dan terkesan biasa-biasa saja kini dapat beralih
peran menjadi pembelajaran yang lebih menyenangkan dan sangat mengena
pada siswa, karena siswa dihadapkan pada situasi yang berbeda dari
sebelumnya sehingga dari pengalaman tersebut siswa bisa menemukan
pengetahuan baru.





B. Rumusan masalah
Dengan mengacu pada latar belakang masalah di atas, maka dapat di
rumuskan rumusan masalah PTK sebagai berikut:
1. Bagaimanakah perencanaan penggunaan media audio visual untuk
meningkatkan motivasi belajar tentang peristiwa proklamasi pada siswa
kelas V C mata pelajaran IPS di SDI Wahid Hasyim Selokajang
Kabupaten Blitar?
2. Bagaimanakah pelaksanaan penggunaan media audio visual untuk
meningkatkan motivasi belajar tentang peristiwa proklamasi pada siswa
kelas V C mata pelajaran IPS di SDI Wahid Hasyim Selokajang
Kabupaten Blitar?
3. Bagaimanakah penilaian penggunaan media audio visual untuk
meningkatkan motivasi belajar tentang peristiwa proklamasi pada siswa
kelas V C mata pelajaran IPS di SDI Wahid Hasyim Selokajang
Kabupaten Blitar ?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah
untuk mendeskripsikan upaya meningkatkan motivasi belajar tentang
peristiwa proklamasi dengan menggunakan media audio visual pada siswa
kelas V C di SDI Wahid Hasyim Selokajang Kabupaten Blitar. Dari tujuan
umum di atas bisa di temukan tujuan khusus sebagai berikut:




1. Untuk mendeskripsikan perencanaan penggunaan media audio visual
untuk meningkatkan motivasi belajar tentang peristiwa proklamasi pada
siswa kelas V C mata pelajaran IPS di SDI Wahid Hasyim Selokajang
Kabupaten Blitar.
2. Untuk mendeskripsikan melaksanakan penggunaan media audio visual
untuk meningkatkan motivasi belajar tentang peristiwa proklamasi pada
siswa kelas V C mata pelajaran IPS di SDI Wahid Hasyim Selokajang
Kabupaten Blitar.
3. Untuk mendeskripsikan penilaian penggunaan media audio visual untuk
meningkatkan motivasi belajar tentang peristiwa proklamasi pada siswa
kelas V C mata pelajaran IPS di SDI Wahid Hasyim Selokajang
Kabupaten Blitar.
Setelah penulis melakukan penelitian dan mengetahui hasilnya, maka
yang di harapkan dari penulis semoga dari hasil penelitian ini dapat
memberikan konstribusi di dunia pendidikan pada umumnya dan SDI Wahid
Hasyim pada khususnya, dan guru sebagai peneliti di dorong untuk berani
mencoba menerapkan media dalam proses belajar mengajar serta menilai
apakah media itu efektif atau tidak dalam meningkatkan motivasi belajar para
siswa.







Secara khusus dapat memberikan manfaat bagi:
1. Bagi peneliti
Dengan dilaksanakan PTK maka guru sebagai peneliti sedikit demi sedikit
mengetahui strategi, media maupun metode pembelajaran yang sesuai
dengan tujuan atau kompetensi dasar pembelajaran.
2. Bagi Guru
Sebagai modal dalam mendesain kegiatan belajar mengajar dalam
memberikan latihan secara langsung kepada siswa untuk dapat
meningkatkan keaktifan dan motivasi pada siswa.
3. Bagi siswa
Dengan dilaksanakan PTK akan sangat membantu siswa yang mengalami
kesulitan belajar. Dengan adanya tindakan yang baru dari guru akan
memungkinkan siswa terlibat secara aktif dalam proses kegiatan belajar
mengajar, mampu berfikir kreatif sehingga siswa termotivasi untuk
mengikuti proses pembelajaran.
4. Bagi sekolah
Hasil PTK sangat bermanfaat dalam rangka perbaikan sistem
pembelajaran.

D. Pembatasan Masalah
Oleh karena media audio visual mencakup banyak macamnya seperti:
Audio Visual Diam, yaitu media yang menampilkan suara dan gambar diam
seperti film bingkai suara (sound slides), film rangkai suara, cetak suara. Dan



Audio Visual Gerak, yaitu media yang dapat menampilkan unsur suara dan
gambar yang bergerak seperti film suara dan video-cassete. Maka dalam
penelitian ini yang akan dikaji adalah media audio visual gerak yang memakai
media video-cassete.

E. Penegasan Istilah atau Definisi Operasional
Untuk memahami pengertian tentang arti yang terkandung dalam
pembahasan, maka diperlukan penegasan istilah yang terdapat dalam
penelitian ini, yaitu sebagai berikut:
1. Ilmu pengetahuan sosial (IPS) adalah bidang studi yang multi disiplin,
terdiri dari beberapa mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial dan
humaniora (humanities), yang mempelajari interaksi manusia dengan alam
dan lingkungan masyarakat.
4

2. Motivasi belajar adalah penggerak tingkah laku kearah suatu tujuan
dengan didasari adanya suatu kebutuhan.
5

3. Media audio visual adalah Media instruksional modern yang sesuai
dengan perkembangan zaman (kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi),
meliputi media yang dapat dilihat, didengar dan yang dapat dilihat dan
didengar.
6




4
Hari Suderadjat, op.cit., hlm. 49
5
Tabrani Rusyan, dkk. Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 1994) hlm. 99
6
Ahmad Rohani, Media Instruksional Edukatif (Jakarta: Rineka Cipta, 1997 ), hal. 97



F. Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian
Untuk menghindari terjadinya pembahasan yang melebar mengingat
banyaknya materi pada pelajaran IPS, maka peneliti membatasi pada materi
peristiwa proklamasi. Hal ini untuk mempermudah bagi peneliti untuk
melakukan penelitian sehingga mendapatkan hasil seperti yang diharapkan.
Serta mempermudah siswa dalam kegiatan belajar, sehingga antara siswa dan
peneliti dapat bekerja sama dengan baik dan peneliti mengharapkan dengan
digunakannya media video cassete pada pembelajaran IPS materi peristiwa
proklamasi maka motivasi belajar siswa kelas VC SDI Wahid Hasyim dapat
ditingkatkan.

G. Sistematika Pembahasan
Sistematika pembahasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
BAB I : Pada bab ini menerangkan tentang pendahuluan yang
meliputi: latar belakang masalah, rumusan masalah, manfaat
penelitian, definisi operasional, ruang lingkup dan keterbatasan
penelitian, dan sistematika pembahasan.
BAB II : Kajian pustaka dibahas pada bab ini. Yaitu membahas
tentang Pembelajaran IPS, Pengertian peristiwa proklamasi
media pembelajaran yang meliputi pengertian media
pembelajaran, jenis-jenis media pembelajaran, kriteria
pemilihan media, manfaat media dalam pembelajaran, prinsip-
prinsip penggunaan media dan motivasi belajar yang meliputi,



pengertian motivasi, macam-macam motivasi unsur-unsur yang
mempengaruhi motivasi, fungsi dan nilai motivasi dan bentuk-
bentuk motivasi, penerapan media audio visual dalam
meningkatkan motivasi belajar.
BAB III : Metodologi penelitian: membahas pendekatan dan
jenis penelitian, kehadiran peneliti, lokasi penelitian, sumber
data, prosedur pengumpulan data, analisis data, pengecekan
keabsahan temuan dan tahap-tahap penelitian.
BAB IV : Pembahasan hasil penelitian, memaparkan deskripsi
lokasi penelitian yang meliputi sejarah SDI Wahid Hasyim
Selokajang, sarana dan prasarana, visi dan misi madrasah,
deskripsi kelas VC, siklus penelitian yang siklus I, dan siklus
II, Temuan penelitian
BAB V : Pembahasan hasil penelitian
BAB VI : Kesimpulan dan saran, berisi tentang kesimpulan hasil
penelitian beserta saran-saran sebagai bahan pertimbangan.










BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Deskripsi Penelitian Terdahulu
Siti Marfuah, Penelitiannya berjudul Penggunaan Media Pembelajaran
Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan
Agama Islam Di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Pagak Malang. Hasil
penelitian ini Peneliti mengungkapkan dengan adanya media dalam
pembelajaran di kelas maupun di luar kelas siswa tidak merasa bosan dan
jenuh dalam melakukan belajar dan dapat membantu siswa untuk tercapainya
tujuan dari pembelajaran. Dengan penggunaan media secara benar akan dapat
merangsang dan menumbuhkan motivasi siswa untuk mempelajari,
memahami isi dari materi akhirnya siswa akan memberikan respon atau
umpan balik yang memuaskan. Faktor pendukung: tersedianya media di
sekolah, tersedianya waktu untuk menggunakan media, minat dan respon
siswa, kemampuan guru dalam menggunakan media, kedisiplinan guru. Faktor
penghambat: siswa yang terlambat, siswa yang tidak membawa buku, suasana
kelas yang ramai, kurangnya ketrampilan guru dalam membuat media,
terbatasnya media di sekolah.
7

Penelitian berikutnya dilakukan oleh Anik Sri Andayani Penelitiannya
berjudul Penggunaan Media Pembelajaran Dalam Meningkatkan Motivasi
Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PAI Di SDN Randu Agung 01 Lumajang.

7
Siti Marfuah, Penggunaan Media Pembelajaran Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar
Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Pagak
Malang, Skripsi, Universitas Islam Negeri Malang. 2007



Hasil penelitian ini Peneliti mengungkapkan penggunaan media pembelajaran
dalam meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan
Agama Islam harus berdasarkan kriteria pemilihan media pembelajaran agar
proses belajar mengajar dapat berjalan efektif. Kriteria pemilihan media
pembelajaran adalah:
1. Disesuaikan dengan materi yang akan disampaikan
2. Disesuaikan dengan karakteristik siswa
3. Kondisi dan situasi
8

Penelitian berikutnya dilakukan oleh Afif Mukhamad. Penelitian ini
berjudul Penggunaan Media Foto Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar
Siswa Mata Pelajaran Ekonomi Kelas X- MAN Kota Blitar.
Hasil penelitian ini Peneliti mengungkapkan pentingnya penggunaan
media foto dalam proses pembelajaran untuk meningkatkan motivasi belajar
siswa khususnya mata pelajaran ekonomi dengan materi pokok bentuk-bentuk
pasar. Metode yang monoton akan menimbulkan kejenuhan pada anak didik
pada waktu di dalam kelas. Penggunaan media foto agar siswa termotivasi
adalah dengan membentuk kelompok belajar serta presentasi di depan kelas
tentang foto yang di pegang siswa. Dan selain dapat memotivasi untuk belajar
hal tersebut dapat menghidupkan suasana.
9


8
Anik Sri Andayani, Penggunaan Media Pembelajaran Dalam Meningkatkan Motivasi
Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PAI Di SDN Randu Agung 01 Lumajang, Skripsi. Universitas
Islam Negeri Malang, 2006
9
Afif Mukhamad. Penggunaan Media Foto Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa
Mata Pelajaran Ekonomi Kelas X- MAN Kota Blitar. Skripsi, Universitas Islam Negeri Malang.
2008



Dari penjelasan diatas, dapat diambil kesimpulan persamaan dan
perbedaan, penelitian sebelumnya dengan penelitian yang sekarang.
Persamaannya adalah sama-sama membahas tentang pembelajaran dengan
menggunakan media untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. Sedangkan
perbedaan penelitian yang sekarang dengan penelitian yang terdahulu adalah
bahwa media yang digunakan dalam penelitian sekarang ini adalah media
audio visual, Selain itu perbedaannya adalah objek penelitiannya, sekarang di
SDI Wahid Hasyim, kabupaten Blitar.

B. Pembelajaran IPS
1. Hakekat Pembelajaran IPS
Menurut Kosasih Djahiri, hakekat dari pembelajaran IPS adalah
diharapkan mampu membina suatu masyarakat yang baik, dimana para
anggotanya benar-benar berkembang sebagai insan sosial yang rasional
dan bertanggung jawab yang dapat menciptakan nilai-nilai budaya
kemanusiaan yang baik di kemudian hari.
10
Menurut Nursid Sumaatmadja
yang dikutip oleh Trianto, pembelajaran IPS adalah bertujuan untuk
mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap masalah sosial
yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap
perbaikan segala ketimpangan yang terjadi, dan terampil mengatasi setiap

10
Amiruddin Zuhri, Bahan Kuliah Konsep Dasar IPS I (Malang: UIN Malang, 2004), hlm. 09



masalah yang terjadi sehari-hari baik yang menimpa dirinya sendiri
maupun yang menimpa kehidupan masyarakat.
11

Ilmu pengetahuan sosial (IPS) merupakan integrasi dari berbagai
cabang ilmu-ilmu sosial seperti sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi,
politik, hukum, dan budaya. IPS dirumuskan atas dasar realitas dan
fenomena sosial yang mewujudkan satu pendekatan interdisipliner dari
aspek dan cabang-cabang ilmu sosial. IPS merupakan bagian dari
kurikulum sekolah yang diturunkan dari isi materi cabang-cabang ilmu
sosial: sosiologi, sejarah, ekonomi, politik, antropologi, filsafat, dan
psikologi sosial.
12

Ilmu pengetahuan sosial (IPS) adalah bidang studi yang multi
disiplin, terdiri dari beberapa mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial dan
humaniora (humanities), yang mempelajari interaksi manusia dengan alam
dan lingkungan masyarakat.
13
Menurut Martorella yang dikutip oleh Etin
Solihatin, pembelajaran pendidikan IPS lebih menekankan pada aspek
pendidikan daripada transfer konsep, karena dalam pembelajaran
pendidikan IPS siswa diharapkan memperoleh pemahaman terhadap
sejumlah konsep dan mengembangkan serta melatih sikap, nilai, moral,
dan ketrampilannya berdasarkan konsep yang telah dimilikinya.
14
Dengan

11
Trianto, Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek (Jakarta: Prestasi Pustaka
Publisher, 2007), hlm. 121
12
Tim Pustaka Yustisia, Panduan Penyusun KTSP Lengkap; Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan SD, SMP, dan SMA (Yogyakarta: Pustaka Yustisia, 2007), hlm.336
13
Hari Suderadjat Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) (Bandung: CV Cipta
Cekas Grafika, 2004), hlm. 49
14
Etin Solihatin dan Raharjo, Cooperative Learning; Analisis Model Pembelajaran IPS
(Jakarta: PT Bumi Aksara, 2007), hlm. 14



demikian pendidikan IPS harus diformulasikan pada aspek
kependidikannya.
Bidang studi IPS mencakup pengetahuan, sikap, dan nilai yang harus
dikembangkan dalam diri siswa. Menurut Waney, semuanya itu harus
dikembangkan berdasarkan dimensi siswa sebagai pribadi dan makhluk
sosial serta sebagai warga negara Indonesia yang berkepribadian
Pancasila. Untuk itu perlu dikembangkan kepribadian siswa melalui:
15

a. Hubungan antara manusia dengan benda-benda di sekitarnya, seperti:
kendaraan, tumbuhan, rumah, hewan, dan sebagainya, yaitu bagaimana
seorang anak dapat bersikap baik dengan barang-barang yang ada di
sekelilingnya.
b. Hubungan antar sesama manusia
c. Hubungan antara manusia dengan masyarakat sekitarnya
d. Hubungan antara manusia dengan lingkungan alamnya
e. Hubungan manusia sebagai makhluk dengan Allah SWT.

2. Tujuan dan Fungsi Pembelajaran IPS
Tujuan utama Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah untuk
mengembangkan potensi siswa agar peka terhadap masalah sosial yang
terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan
segala ketimpangan yang terjadi, dan terampil mengatasi masalah yang
terjadi sehari-hari baik yang menimpa dirinya sendiri maupun yang
menimpa masyarakat. Tujuan tersebut dapat dicapai manakala program-

15
Amiruddin Zuhri, op.cit., hlm. 10



program pelajaran IPS di sekolah diorganisasikan secara baik. Menurut
Awan Mutakin, rumusan tujuan tersebut dapat dirinci sebagai berikut:
16

a. Memiliki kesadaran dan kepedulian terhadap masyarakat atau
lingkungannya, melalui pemahaman terhadap nilai-nilai sejarah dan
kebudayaan masyarakat.
b. Mengetahui dan memahami konsep dasar serta mampu menggunakan
metode yang di adaptasi dari ilmu-ilmu sosial yang kemudian dapat
digunakan untuk memecahkan masalah-masalah sosial
c. Mampu menggunakan model-model dan proses berfikir serta membuat
keputusan untuk menyelesaikan isu dan masalah yang berkembang di
masyarakat
d. Menaruh perhatian terhadap isu-isu dan masalah-masalah sosial, serta
mampu membuat analisis yang kritis, selanjutnya mampu mengambil
tindakan yang tepat
e. Mampu mengembangkan berbagai potensi sehingga mampu
membangun diri sendiri agar survive yang kemudian bertanggung
jawab membangun masyarakat.
f. Mengunjuk kerjakan perilaku yang menggambarkan kesamaan derajat
manusia dalam perbedaan suku, bangsa, dan agama
g. Menghargai demokrasi dan mampu menjadi warga negara yang
demokratis

16
Tim Pustaka Yustisia, op.cit., hlm. 338



h. Berfikir kritis dan mampu mengevaluasi informasi dan mampu
berkomunikasi secara aktif.
17

Ada beberapa tujuan lain yang hendak dicapai melalui pengajaran
IPS di sekolah. Menurut the social science education frame work for
california school, tujuan IPS adalah:
18

a. Membina siswa agar mampu mengembangkan pengertian berdasarkan
data generalisasi serta konsep ilmu tertentu maupun bersifat
interdisipliner/ komprehensif dari berbagai cabang ilmu sosial.
b. Membina siswa ke arah nilai-nilai kemasyarakatan serta dapat
mengembangkan dan menyempurnakan nilai-nilai yang ada pada
dirinya
c. Membina dan mendorong siswa untuk memahami, menghargai, dan
menghayati adanya keanekaragaman dan kesamaan kultur maupun
individu.
d. Membina siswa agar dapat mengembangkan dan mempraktekkan
keanekaragaman ketrampilan studi, kerja, dan intelektualnya secara
pantas sebagaimana diharapkan oleh ilmu-ilmu sosial
e. Membina siswa berpartisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan, baik
sebagai individu maupun sebagai warga masyarakat.
Mengenai tujuan ilmu pengetahuan sosial, para ahli sering
mengaitkannya dengan berbagai sudut kepentingan dan penekanan dari
program pendidikan tersebut. Gross menyebutkan bahwa tujuan

17
Hari Suderadjat, op.cit., hlm. 49
18
Amirudin Zuhri, op.cit., hlm. 09



pendidikan IPS adalah untuk mempersiapkan siswa menjadi warga negara
yang baik dalam kehidupannya di masyarakat, secara tegas ia mengatakan
to prepare students to be well-functioning citizens in a democratic
society. Tujuan lain dari pendidikan IPS adalah untuk mengembangkan
kemampuan siswa menggunakan penalaran dalam mengambil keputusan
setiap persoalan yang dihadapinya.
19

Menurut Kosasih Djahiri, ilmu pengetahuan sosial juga membahas
hubungan antara manusia dengan lingkungannya. Lingkungan masyarakat
di mana siswa tumbuh dan berkembang sebagai bagian dari masyarakat,
dihadapkan pada berbagai permasalahan yang ada dan terjadi di
lingkungan sekitarnya. Pendidikan IPS berusaha membantu siswa dalam
memecahkan permasalahan yang dihadapi sehingga akan menjadikannya
semakin mengerti dan memahami lingkungan sosial masyarakatnya.
20

IPS di SD berfungsi untuk mengembangkan pengetahuan sikap dan
ketrampilan dasar untuk memahami kenyataan sosial yang dihadapi siswa
dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan pengajaran sejarah berfungsi
menumbuhkan rasa kebanggaan terhadap perkembangan Indonesia sejak
masa lalu hingga masa kini.
21





19
Etin Solihatin dan Raharjo, loc.cit..
20
Ibid..

21
Zainal Aqib. Penelitian Tindakan Kelas: untuk guru. (Bandung: Yrama Widya, 2006),
hlm.133



C. Peristiwa Proklamasi
Peristiwa proklamasi adalah pemberitahuan resmi kepada seluruh rakyat,
permakluman atau pengumuman bahwa bangsanya telah merdeka.
Kemerdekaan merupakan keinginan dari setiap bangsa dari muka bumi ini,
termasuk Indonesia. Tidak pernah disadari kapan dan siapa akan
memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Karena itu kemerdekaan yangf
kita peroleh tidak bisa lepas dari Rahmat Tuhan Yang Maha Esa. Bangsa
Indonesia tidak henti-hentinya berjuang untuk membebaskan diri dari
cengkraman bangsa penjajah. Jepang berusaha mengambil hati rakyat
Indonesia dengan membentuk Dokuritzu Junbi Cosakai (Badan Penyelidik
Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia atau BPUPKI). Tugas
BPUPKI mengumpulkan bahan-bahan yang diperlukan untuk Indonesia
merdeka. Kaum pergerakan nasional Indonesia menerima pembentukan
BPUPKI karena dapat digunakan sebagai alat untuk meningkatkan perjuangan
bangsa indonesia melalui jalur resmi.
22

Sidang pertama BPUPKI berlangsung tanggal 29 Mei sampai dengan 1
Juni 1945. dalam sidang tersebut terutama dibahas dan diusulkan dasar-dasar
bagi Indonesia merdeka. Pembicara pada sidang tersebut adalah Mr. Supomo,
Ir. Soekarno, dan Mr. Muh. Yamin. Untuk merumuskan kelima dasar negara
(Pancasila) itu, BPUPKI membentuk panitia perumus yang terdiri dari 9 orang
(panitia 9), yaitu Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, Drs. Moh. Yamin, Mr.
Ahmad Subarjo, Mr. A.A. Maramis, Abdul Kahar Muzakir, Wachid Hasyim,

22
Indrastuti, Buana Pengetahuan Sosial (Jakarta: yudhistira, 2005), hlm. 79-78



H. Agus Salim, dan Abikusno Cokrosuyoso. Mereka mengadakan sidang di
Jakarta dan menghasilkan Piagam Jakarta, tanggal 22 Juni 1945. piagam
jakarta berisi rancangan pembukaan undang-undang dasar negara Indonesia.
23

Tanggal 6 Agustus 1945 pukul 08.15, bom atom pertama dijatuhkan di
Hiroshima, menyebabkan lebih 70 ribu orang dari kota yang berpenduduk 350
ribu jiwa tewas seketika. Tanggal 9 Agustus 1945, bom atom kedua
dijatuhkan ke Nagasaki. Sepertiga kota itu hancur dan tidak kurang 75 ribu
orang tewas. Kaisar Hirohito menganggap Jepang sudah tidak mungkin lagi
meneruskan peperangan dan kemudian memaklumkan kekalahannya
menyerah tanpa syarat kepada sekutu. Menyerahnya Jepang hampir tidak
diketahui rakyat di Indonesia. Pada masa pendudukan Jepang, rakyat buta
terhadap berita-berita luar negeri. Semua radio disegel. Mereka yang ketahuan
mendengarkan siaran radio musuh sangat besar resikonya: ditangkap
Kempetai (polisi militer Jepang) dan dituduh mata-mata musuh. Tuduhan
yang bisa membawa kematian orang bersangkutan.
24

Pada 15 Agustus 1945 pukul 20.00, di salah ruangan Lembaga
Bakteriologi, di Pegangsaan Timur 17 (sekarang Fakultas Kesehatan
Masyarakat UI), para pemuda dan mahasiswa mengadakan pertemuan di
bawah pimpinan Chaerul Saleh. Hasilnya, pukul 23.00 mereka mengutus
Wikana dan Darwis mendatangi Bung Karno dan mendesak agar esok hari
(16/8) memproklamasikan kemerdekaan. Bung Karno menolak. Alasannya ia

23
Ibid..
24
Alwi Shahab, (http://www.duniaesai.com/sejarah/sejarah5.htm, diakses 6 Agustus)



dan Bung Hatta tidak ingin meninggalkan Panitia Persiapan Kemerdekaan
Indonesia (PPKI). Apalagi PPKI esoknya akan rapat di Jakarta.
25

Mendengar penolakan tersebut wikana mengancam Ancaman para
pemuda rupanya bukan omong kosong. Pada 16 Agustus 1945 pukul 04.00,
setelah sahur, mereka menculik Bung Karno dan Bung Hatta ke
Rengasdengklok. Di sini sekali lagi para pemuda dibawah pimpinan Sukarni
gagal memaksa keduanya untuk memproklamasikan kemerdekaan.
Perdebatan' kelompok muda dan tua terjadi kembali pada menit-menit
menjelang proklamasi. Meski proklamasi diputuskan akan dibacakan pukul
10.00 di kediaman Bung Karno, para pemuda tetap gelisah. Mereka khawatir
tentara Jepang akan menggagalkannya. Mereka mendesak Bung Karno segera
membacakannya tanpa menunggu Bung Hatta.
26

Perumusan teks proklamasi dilakukan oleh Ir. Soekarno dan Drs. Moh.
Hatta, Mr Ahmad Subarjo dengan disaksikan oleh Sukarni, Sudiro, B.M. Diah,
dan tokoh lain. Rumusan teks proklamasi ditulis oleh Bung Karno kemudian
dibacakan secara perlahan. Ir. Soekarno menyarankan agar teks proklamasi di
tandatangani oleh seluruh peserta rapat. Akan tetapi setelah di
musyawarahkan, semua yang hadir sepakat bahwa naskah itu di tandatangani
oleh Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta atas nama bangsa Indonesia. Dalam
rapat disepakati bahwa proklamasi kemerdekaan Indonesia akan di umumkan
pada pukul 10.00 tanggal 17 Agustus 1945 di kediaman Soekarno.
27


25
Ibid..

26
Ibid..

27
Abu Faishol, IPS Sejarah (Jakarta: Fajar, 2006), hlm. 6



Tepat pukul 10.00 hari jumat tanggal 17 Agustus 1945 di jalan
Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta, Ir. Soekarno membacakan teks proklamasi
kemerdekaan Indonesia. Kemudian dilanjutkan dengan pengibaran bendera
merah putih, dengan Latief Hendraningrat, S. Suhud dan Tri Murti sebagai
pembawa bendera. Bendera itu dijahit oleh ibu Fatmawati. Pada saat bendera
di naikkan hadirin serentak menyanyikan lagu Indonesia Raya ciptaan W.R.
supratman tanpa dipimpin dirijen.
28


D. Media Pembelajaran
1. Pengertian Media Pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah
berarti tengah, perantara atau pengantar. Dalam bahasa arab media adalah
perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan.
Menurut Gerlach dan Ely mengatakan bahwa media apabila dipahami
secara garis besar adalah manusia, materi atau sikap. Dalam pengertian ini
guru, buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan media. Secara lebih
khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung
diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronis, untuk
menangkap, memproses dan menyusun kembali informasi visual atau
verbal.
29

Secara sederhana istilah media dapat didefinisikan sebagai perantara
atau pengantar. Sedangkan istilah pembelajaran adalah kondisi untuk


28
Ibid., hlm. 6-7

29
Azhar Arsyad, op.cit., hlm.3.



membuat seseorang melakukan kegiatan belajar. Dengan merujuk pada
devinisi tersebut maka media pembelajaran adalah wahana penyalur pesan
atau informasi belajar sehingga mengkondisikan seseorang untuk belajar
atau berbagai jenis sumber daya yang dapat difungsikan dalam proses
pembelajaran, berdasarkan ruang lingkup sumber belajar di atas, maka
media pembelajaran merupakan bagian dari sumber belajar yang
menekankan pada software atau perangkat lunak dan hardware atau
perangkat keras.
30

Menurut Schramm media pembelajaran adalah teknologi pembawa
pesan atau informasi yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan
pembelajaran. Briggs mendefenisikan media pembelajaran sebagai sarana
fisik untuk menyampaikan isi atau materi pembelajaran.
31

Rossi dan Breidle mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah
seluruh alat dan bahan yang dapat dipakai untuk mencapai tujuan
pendidikan seperti radio, televisi, buku, koran, majalah, dan sebagainya.
Menurut Rossi alat-alat semacam radio dan televisi kalau digunakan dan
diprogram untuk pendidikan maka merupakan media pembelajaran.
32

Menurut Education Association (NEA) mendefenisikan sebagai
benda yang dapat dimanipulasikan, dilihat, didengar, dibaca atau
dibicarakan beserta instrumen yang dipergunakan dengan baik dalam


30
Cepi Riyana, ( http://www.cepiriyana.blogspot.com diakses 1 maret)

31
Suwarna, Pengajaran Mikro (Yogyakarta:Tiara Wacana ,.2005), hal.128

32
Wina Sanjaya, op.cit., hal. 163



kegiatan belajar mengajar, dapat dipengaruhi efektifitas program
instruksional.
33

Sedangkan menurut Association Of Education And Communication
Technology (AECT) media adalah segala bentuk dan saluran yang
digunakan untuk menyalurkan pesan atau informasi. Sedangkan menurut
Heinich apabila dikaitkan dengan kegiatan pembelajaran maka media
dapat diartikan sebagai alat komunikasi yang digunakan dalam proses
pembelajaran untuk membawa informasi dari pengajar kepeserta didik.
34

Selain pengertian diatas, ada juga yang berpendapat bahwa media
pengajaran meliputi perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak
(software). Hardware adalah alat-alat yang dapat mengantarkan pesan
seperti overhead projector, radio, televisi, dan sebagainya. Sedangkan
software adalah isi program yang mengandung pesan seperti informasi
yang terdapat transparasi atau buku dan bahan-bahan cetakan lainnya,
cerita yang terkandung dalam film atau meteri yang disuguhkan dalam
bentuk bagan, grafik, diagram dan lain sebagainya.
35

Ciri-ciri umum media pembelajaran sebagai berikut:
a. Media pendidikan memiliki pengertian fisik yang dewasa ini dikenal
sebagai hardware (perangkat keras), yaitu sesuatu benda yang dapat
dilihat, didengar, atau diraba dengan panca indra.


33
Asnawir dan Basyirudin Usman, Media Pembelajaran (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), hlm.
11

34
Hamzah B. Uno, Profesi Kependidikan Problema Solusi Dan Reformasi Pendidikan Di
Indonesia (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), hal. 113

35
Wina Sanjaya, op. cit., hal 163-164



b. Media pendidikan memiliki pengertian non-fisik yang dikenal sebagai
software (perangkat lunak), yaitu kandungan pesan yang terdapat
dalam perangkat keras yang merupakan isi yang ingin disampaikan
kepada siswa.
c. Penekanan media pendidikan terdapat pada visual dan audio.
d. Media pendidikan memiliki pengertian alat bantu pada proses belajar
baik didalam maupun diluar kelas.
e. Media pendidikan digunakan dalam rangka komunikasi dan interaksi
guru dan siswa dalam proses pembelajaran.
f. Media pendidikan dapat digunakan secara massa (misalnya: radio,
televisi), kelompok besar dan kelompok kecil (misalnya film, slide,
video, OHP), atau perorangan (misalnya:modul, komputer, radio
tape/kaset, video recorder)
g. Sikap, perbuatan, organisasi, strategi, dan manajemen yang
berhubungan dengan penerapan suatu ilmu.
36

Media pengajaran diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat
digunakan untuk menyalurkan pesan atau isi pelajaran, merangsang
pikiran, perasaan , perhatian dan kemampuan siswa, sehingga dapat
mendorong proses belajar mengajar.
37






36
Azhar Arsyad, op. cit., hal. 6-7.
37
R. Ibrahim dan Nana Syaodih, Perencanaan pengajaran (Jakarta: Rineka Cipta, 2003),
hlm. 112



KERUCUT PENGALAMAN BELAJAR






Gambar 2.1
Kedudukan media cukup penting artinya dalam meningkatkan kadar
informasi yang kita ingat (70%) dibandingkan dengan pembelajaran
melalui metode ceramah (20%).
38


2. Jenis-jenis Media Pembelajaran
Ada beberapa jenis media pengajaran yang dapat digunakan dalam
proses belajar mengajar antara lain:
a. Media Grafis
Media grafis adalah media visual, yang berfungsi untuk
menyalurkan pesan dari sumber ke penerima pesan (reserver), dimana
pesan dituangkan melalui lambang atau simbol komunikasi visual.
Menurut Arief S. Sadiman simbol-simbol tersebut harus dipahami
benar, artinya agar proses penyampaian pesan dapat berhasil dan
efisien. Selain fungsi umum tersebut, secara khusus grafis berfungsi


38
Cepi Riyana, op.cit, ( http://www.cepiriyana.blogspot.com diakses 1 maret ),



pula untuk menarik perhatian, memperjelas sajian ide,
mengilustrasikan atau menghiasi fakta yang mungkin akan cepat
dilupakan atau diabaikan bila tidak digrafiskan.
Media grafis mempunyai jenis yang bermacam-macam, beberapa
diantaranya sebagai berikut:
1) Bagan
Bagan adalah suatu media pengajaran yang penyajiannya
secara diagramatik dengan menggunakan lambang-lambang visual,
untuk mendapat sejumlah informasi yang menunjukkan
perkembangan ide, objek, lembaga, orang, keluarga ditinjau dari
sudut waktu dan ruang.
39

2) Grafik
Grafik adalah gambar sederhana yang disusun menurut prinsip
matematika, dengan menggunakan data berupa angka-angka.
40

3) Diagram
Diagram adalah susunan garis-garis dan menyerupai peta dari
pada gambar. Untuk meningkatkan letak bagian-bagian sebuah alat
atau mesin serta hubungan satu bagian dengan bagian yang lain.
4) Poster
Poster adalah gabungan antara gambar dan tulisan dalam satu
bidang yang memberikan informasi tentang satu atau dua ide

39
Asnawir dan Basyiruddin Usman,op. cit., hlm. 33.
40
Ibid., hlm. 38



pokok, poster dibuat dengan gambar dekoratif dan huruf yang
jelas.
41

5) Karikatur dan Kartun
Karikatur dan kartun adalah garis yang dicoret dengan spontan
yang menekankan kepada hal-hal yang dianggap penting, beda
antara poster dan karikatur terletak pada, karikatur kadang-kadang
lebih menggigit dan krisit.
6) Gambar/Foto
Gambar/foto adalah media reproduksi bentuk asli dalam dua
dimensi. Foto ini merupakan alat visual yang efektif karena dapat
divisualisasikan sesuatu yang akan dijelaskan dengan lebih konkrit
dan realistis.
42

7) Komik
Komik adalah media yang mempunyai sifat sederhana, jelas,
mudah dipahami. Oleh sebab itu media komik dapat berfungsi
sebagai media yang informatif dan edukatif.
43

b. Media Audio
Media audio berbeda dengan media grafis, media audio berkaitan
dengan indera pendengaran. Pesan yang akan disampaikan dituangkan
kedalam lambang-lambang auditif, baik verbal (kedalam kata-
kata/bahasa lisan) maupun non verbal. Ada beberapa jenis media yang

41
Ibid., hlm. 43-44
42
Ibid., hlm. 47
43
Ibid., hlm. 55



dapat dikelompokkan dalam media audio antara lain: radio, alat
perekam pita magnetik, piringan hitam dan laboratorium bahasa
44

1) Radio merupakan perlengkapan elektronik yang dapat digunakan
untuk mendengarkan berita yang bagus dan aktual, dapat
mengetahui beberapa kejadian dan peristiwa-peristiwa penting dan
baru masalah-masalah kehidupan dan sebagainya. Radio juga dapat
dijadikan sebagai media pendidikan dan pengajaran yang cukup
efektif.
45

2) Alat perekam pita magnetik (kaset tape recorder) adalah alat
perekam yang menggunakan pita dalam kaset. Pita tersebut
digulung-gulung pada kumparan yang berada dalam kotak yang
disebut kaset. Pita yang digunakan untuk cassete recorder itu
adalah pita magnetik, berupa pita plastik yang tipis dan elastis.
46

3) Laboratorium bahasa adalah alat untuk melatih siswa untuk
mendengar dan berbicara dalam bahasa asing dengan jalan
menyajikan materi pelajaran yang disiapkan sebelumnya. Dalam
laboratorium bahasa siswa duduk sendiri-sendiri pada bilik akuistik
dan kotak suara yang telah tersedia.
47

c. Media proyeksi diam
Media proyeksi diam (still proyected medium) mempunyai
persamaan dengan media grafis dalam arti menyajikan rangsangan-

44
Arief S. Sadirman,dkk. Media Pendidikan (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003), hlm.
49-50
45
Asnawir dan Basyiruddin Usman, op. cit., hlm. 83.
46
Ibid., hlm. 90
47
Ibid., hlm. 93



rangsangan visual. Kecuali itu bahan-bahan grafis banyak sekali
dipakai dalam media proyeksi diam. Perbedaan yang jelas diantara
mereka adalah bila pada media grafis dapat secara langsung
berinteraksi dengan pesan media yang bersangkutan pada proyeksi
diam, pesan tersebut harus diproyeksikan dengan proyektor agar dapat
dilihat oleh sasaran, terlebih dahulu. Ada kalanya media jenis ini
disertai rekaman audio, tapi ada pula yang hanya visual saja.
48


3. Kriteria Pemilihan Media
Kriteria pemilihan media bersumber dari konsep bahwa media
merupakan bagian dari sistem instruksional secara keseluruhan. Untuk itu
ada beberapa kriteria yang patut diperhatikan dalam memilih media, yaitu:
a. Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Media dipilih berdasarkan
tujuan instruksional yang telah ditetapkan yang secara umum mengacu
kepada salah satu atau gabungan dari dua atau tiga ranah kognitif,
afektif dan psikomotor.
b. Tepat untuk mendukung isi pelajaran yang sifatnya fakta, konsep,
prinsip, atau generalisasi. Media yang berbeda, misalnya film dan
grafik memerlukan simbol dan kode yang berbeda, dan oleh karena itu
memerlukan proses dan ketrampilan mental yang berbeda untuk
memahaminya. Agar dapat membantu proses pembelajaran secara

48
Arief S. Sadiman, dkk, op. cit., hlm. 55-56.



efektif, media harus selaras dan sesuai dengan kebutuhan tugas
pembelajaran dan kemampuan mental siswa.
c. Praktis, luwes, dan bertahan. Jika tidak tersedia waktu, dana, atau
sumber daya yang lainnya untuk memproduksi, tidak perlu dipaksakan.
Media yang mahal dan memakan waktu lama untuk memproduksinya
bukanlah jaminan sebagai media yang terbaik. Kriteria ini menuntun
para guru / instruktur untuk memilih media yang ada, mudah
diperoleh, atau mudah dibuat sendiri oleh guru.
d. Guru trampil menggunakannya. Ini salah satu kriteria utama. Apa pun
media itu, guru harus mampu menggunakannya dalam proses
pembelajaran. Nilai dan manfaat media amat ditentukan oleh guru
yang menggunakannya.
e. Pengelompokan sasaran. Media yang efektif untuk kelompok besar
belum tentu sama efektifnya jika digunakan pada kelompok kecil atau
perorangan. Ada media yang tepat untuk jenis kelompok besar,
kelompok sedang, kelompok kecil, dan perorangan.
f. Mutu teknis. Pengembangan visual baik gambar maupun fotograf
harus memenuhi persyaratan teknis tertentu. Misalnya, visual pada
slide harus jelas dan informasi atau pesan yang ditonjolkan dan ingin
disampaikan tidak boleh terganggu oleh elemen lain yang berupa latar
belakang.
49


49
Azhar Arsyad, op. cit., hlm. 72-74



Dengan kriteria pemilihan diatas, guru akan lebih mudah
menggunakan media mana yang dianggap tepat untuk membantu dalam
proses belajar mengajar, sehingga dengan adanya media yang tepat dapat
melaksanakan proses belajar mengajar dengan efektif dan efisien.

4. Manfaat Media Dalam Pembelajaran
Manfaat media dalam kegiatan pembelajaran tidak lain adalah
memperlancar proses interaksi antara guru dengan siswa, dalam hal ini
membantu siswa belajar secara optimal. Kemp dan Dayton,
mengidentifikasi tidak kurang dari delapan manfaat media dalam kegiatan
pembelajaran yaitu:
a. Penyampaian materi pelajaran dapat diseragamkan
Guru mungkin mempunyai penafsiran yang beraneka ragam
tentang suatu hal. Melalui media, penafsiran yang beragam ini dapat
direduksi disampaikan kepada siswa secara seragam.
b. Proses pembelajaran menjadi lebih menarik
Media dapat menyampaikan informasi yang dapat didengar
(audio) dan dapat dilihat (visual), sehingga dapat mendeskripsikan
suatu masalah, suatu konsep, suatu proses atau prosedur yang bersifat
abstrak dan tidak lengkap menjadi lebih jelas dan lengkap.
c. Proses belajar siswa menjadi lebih interaktif
Media harus dirancang dengan benar, media dapat membantu
guru dan siswa melakukan komunikasi dua arah secara aktif. Tanpa



media, guru mungkin akan cenderung berbicara satu arah kepada siswa
saja. Namun dengan media guru dapat mengatur kelas mereka
sehingga bukan hanya kelas dominasi guru atau guru yang aktif, tetapi
juga siswa yang lebih banyak berperan.
d. Jumlah waktu belajar-mengajar dapat dikurangi
Seringkali guru menghabiskan waktu yang cukup banyak untuk
menjelaskan suatu materi. Padahal waktu yang dihabiskan tidak perlu
sebanyak itu jika mereka memanfaatkan media pendidikan dengan
baik.
e. Kualitas belajar siswa dapat ditingkatkan
Penggunaan media tidak hanya membuat proses belajar-mengajar
lebih efisien, tetapi juga membantu siswa menyerap materi pelajaran
secara lebih mendalam dan utuh.
f. Proses belajar dapat terjadi dimana saja dan kapan saja
Media pembelajaran dapat dirancang sedemikian rupa sehingga
siswa dapat belajar dimana saja dan kapan saja mereka mau, tanpa
tergantung pada keberadaan seorang guru.
g. Sikap positif siswa terhadap bahan pelajaran maupun terhadap proses
belajar itu sendiri dapat ditingkatkan.
Dengan media, proses belajar mengajar menjadi lebih menarik.
Hal ini dapat meningkatkan kecintaan dan apresiasi siswa terhadap
ilmu pengetahuan dan proses pencarian ilmu itu sendiri.




h. Peran guru dapat berubah ke arah yang lebih positif
Pertama, guru tidak perlu mengulang-ngulang penjelasan mereka
bila media digunakan dalam pembelajaran. Kedua, dengan mengurangi
uraian verbal (lisan), guru dapat memberikan perhatian lebih banyak
kepada aspek-aspek lain dalam pembelajaran. Ketiga, peran guru tidak
lagi menjadi sekedar pengajar tetapi juga konsultan, penasihat, atau
manajer pembelajaran.
50

Manfaat lain dari media pembelajaran adalah nilai media ditentukan
oleh manfaat yang sangat kuat untuk meningkatkan kadar hasil belajar,
beberapa manfaat media meliputi :
a. Menangkap suatu objek atau peristiwa tertentu. Peristiwa-peristiwa
penting atau objek yang langka, dapat di abadikan dengan foto film
atau direkam melalui video kemudian peristiwa itu dapat disampaikan
dan dapat digunakan manakala diperlukan.Guru dapat menjelaskan
proses terjadinya gerhana matahari yang langka melalui hasil rekaman
video. Atau bagaimana proses perkembangan ulat menjadi kupu-kupu
proses perkembangan bayi dalam rahim dari mulai sel telur dibuahi
sampai menjadi embrio dan berkembang menjadi bayi. Dalam
pelajaran IPS guru dapat menjelaskan bagaimana terjadinya peristiwa
proklamasi melalui tayangan film dan sebagainya.
b. Memanipulasi keadaan, peristiwa atau objek tertentu. Dengan
menggunakan model sebagai media, maka guru dapat menyuguhkan

50
Martinis Yasmin, Desain Pembelajaran Berbasis Tingkat Satuan Pendidikan ( Jakarta:
Gaung Persada Pers, 2007), hal. 178-181



pengalaman yang konkrit kepada siswa. Contohnya, guru ingin
menjelaskan tentang Candi Borobudur di dalam kelas maka guru dapat
membuat miniatur atau model candi tersebut dalam ukuran kecil.
Demikian juga menjelaskan cara kerja suatu alat atau organ tubuh
manusia seperti jantung maka melalui film loop yang bergerak terus
menerus, cara kerja itu dapat lebih dipahami oleh siswa.
c. Menambah gairah dan motivasi belajar siswa, penggunaan media dapat
menambah motivasi belajar siswa sehingga perhatian siswa terhadap
materi pembelajaran dapat lebih meningkat.
d. Kesempatan belajar yang lebih merata. Dengan mengggunakan
berbagai media seperti audio, video, slide suara, dan sebagainya,
memungkinkan setiap orang dapat belajar dimana saja dan kapan saja.
e. Pengajaran lebih berdasarkan ilmu. Dengan menggunakan media
proses belajar mengajar akan lebih terencana dengan baik sebab media
dianggap sebagai bagian yang integral dari sistem belajar mengajar,
oleh sebab itu sebelum pelaksanaannya guru dihadapkan kepada satu
keharusan untuk mengidentifikasi dan karakteristik itu siswa
sehubungan dengan menggunakan media.
f. Menampilkan objek yang terlalu besar untuk dibawa keruang kelas.
g. Memperbesar serta memperjelas objek yang terlalu kecil yang sulit
nampak dilihat mata, seperti sel-sel butir darah/molekul bakteri dan
sebagainya.



h. Mempercepat gerakan suatu proses yang terlalu lambat sehingga dapat
dilihat dalam waktu yang relatif cepat.
i. Memperlambat suatu proses gerakan yang terlalu cepat.
j. Menyederhanakan suatu objek yang terlalu komplek.
k. Memperjelas bunyi-bunyian yang sangat lemah sehingga dapat di
tangkap oleh telinga.
Manfaat lain dari media pembelajaran adalah : Pertama, media dapat
mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki siswa, Kedua, media
dapat mengatasi batas ruang kelas Ketiga, dapat memungkinkan terjadinya
iteraksi langsung antara peserta dan lingkungan. Keempat, media dapat
menghasilkan keseragaman pengamat. Kelima, media dapat menanamkan
konsep dasar yang benar, nyata dan tepat. Keenam, media dapat
membangkitkan motifasi dan merangsang peserta untuk belajar dengan
baik. Ketujuh, media dapat membangkitkan keinginan dan minat baru.
Kedelapan, media dapat mengontrol atau kecepatan belajar peserta.
Kesembilan, media dapat memberikan pengalaman yang menyeluruh dari
hal-hal yang konkrit sampai yang abstrak.
51







51
Wina Sanjaya, op. cit., hal. 169-172



5. Prinsip-Prinsip Penggunaan Media
Prinsip pokok yang harus diperhatikan dalam penggunaan media
pada setiap kegiatan belajar mengajar adalah bahwa media digunakan dan
diarahkan untuk mempermudah siswa belajar dalam upaya memahami
materi pelajaran.
Agar media pembelajaran benar-benar digunakan untuk
membelajarkan siswa, maka ada sejumlah prinsip yang harus diperhatikan,
diantaranya:
a. Media yang akan digunakan oleh guru harus sesuai dan diarahkan
untuk mencapai tujuan pembelajaran.
b. Media yang akan digunakan harus sesuai degan materi pembelajaran.
Setiap materi pelajaran memiliki kekhasan dan kekompleksan.
c. Media pembelajaran harus sesuai dengan minat, kebutuhan dan kondisi
siswa.
d. Media yang akan digunakan harus memperhatikan efektivitas dan
efisien.
e. Media yang digunakan harus sesuai dengan kemampuan guru dalam
mengopersikannya.








E. Media Audio Visual
1. Pengertian Media Audio Visual
Media audio visual adalah media instruksional modern yang sesuai
dengan perkembangan zaman (kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi),
meliputi media yang dapat dilihat, didengar dan yang dapat dilihat dan
didengar.
52
.
Media audio visual adalah jenis media yang selain mengandung
unsur suara juga mengandung unsur gambar yang bisa dilihat. Misalnya
rekaman video, berbagai rekaman film, slide suara, dan lain sebagainya.
Kemampuan media ini dianggap lebih baik dan lebih menarik.
53

Penekanan utama dalam pengajaran audio visual adalah pada nilai
belajar yang diperoleh melalui pengalaman kongkret , tidak hanya
didasarkan atas kata-kata belaka.
54


2. Manfaat Media Audio Visual
Media audio visual menurut Encyclopedia of Educational
Research memiliki nilai atau manfaat sebagai berikut:
a. Meletakkan dasar-dasar yang kongkret untuk berpikir. Oleh karena itu
mengurangi verbalisme (tahu istilah tetapi tidak tahu arti, tahu nama
tetapi tidak tahu bendanya).
b. Memperbesar perhatian siswa.

52
Ahmad Rohani, Media Instruksional Edukatif (Jakarta: Rineka Cipta, 1997), hal. 97
53
Wina Sanjaya, op. cit., hlm. 172
54
Nana Sudjana dan Ahmad Rifai, Teknologi Pengajaran (Bandung: Sinar Baru Offset,
1989), hlm. 58



c. Membuat pelajaran lebih menetap atau tidak mudah dilupakan.
d. Memberikan pengalaman yang nyata yang dapat menumbuhkan
kegiatan berusaha sendiri di kalangan para siswa.
e. Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan kontinu.
f. Membantu tumbuhnya pengertian dan membantu perkembangan
kemampuan berbahasa.
Manfaat selain yang tersebut di atas adalah:
a. Sangat menarik minat siswa dalam belajar.
b. Mendorong anak untuk bertanya dan berdiskusi karena ia ingin
mengetahui lebih banyak.
c. Menghemat waktu belajar. Guru tidak usah menerangkan sesuatu
dengan banyak perkataan, tetapi dengan memperlihatkan suatu
gambar, benda yang sebenarnya atau alat lain.
55


3. Macam-Macam Media Audio Visual
Media ini dibagi menjadi beberapa macam yaitu:
1. Audio Visual Diam, yaitu media yang menampilkan suara dan gambar
diam seperti film bingkai suara (sound slides), film rangkai suara,
cetak suara.
2. Audio Visual Gerak, yaitu media yang dapat menampilkan unsur suara
dan gambar yang bergerak seperti film suara dan video-cassete.


55
Uzer Usman. Menjadi Guru Professional (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1992_), hal.
27



Pembagian lain dari media ini adalah:
a. Audio Visual Murni, yaitu baik unsur suara maupun unsur gambar
berasal dari suatu sumber seperti film video-cassete.
b. Audio Visual Tidak Murni, yaitu unsur suara dan unsur gambarnya
berasal dari sumber yang berbeda, misalnya film bingkai suara yang
unsur gambarnya bersumber dari slides proyektor dan unsur suaranya
bersumber dari tape recorder. Contoh lainnya adalah film strip suara
dan cetak suara.
56


4. Kelebihan Media Audio Visual
a. Kelebihan dari media ini pada umumnya ialah dapat memberikan
suasana yang lebih hidup penampilannya lebih menarik, dan
disamping itu dapat digunakan untuk memperlihatkan suatu proses
tertentu secara lebih nyata
b. Penggunaannya tidak menggunakan ruangan yang gelap.
c. Menghemat waktu dan rekaman dapat diputar berulang-ulang
d. Penggunaan media ini memecahkan aspek verbalisme pada diri siswa
57


5. Kekurangan Media Audio Visual
a. Kelemahan media ini, terutama terletak dalam segi teknis dan juga
biaya. Penggunaan media ini memerlukan dukungan sarana dan
prasarana tertentu seperti listrik serta peralatan atau bahan-bahan

56
Syaiful Bahri Djamarah, dkk, Strategi Belajar Mengajar (Jakarta: Rineka Cipta,1996), hlm.
141
57
R. Ibrahim dan Nana Syaodih, op. cit., hlm. 118



khusus yang tidak selamanya mudah diperoleh ditempat-tempat
tertentu.
b. Pengadaan maupun pemeliharaannya cenderung menuntut biaya yang
mahal.
c. Kurang mampu menampilkan detail dari objek yang disajikan secara
sempurna
d. Memerlukan peralatan yang mahal dan kompleks
58

Media Video cassette adalah sistem penyimpanan dan rekaman video di
mana signal audio visual direkam pada disk plastik, bukan pada pita
magnetik.
59

Video, sebagai media audio-visual yang menampilkan gerak, semakin
lama semakin populer dalam masyarakat kita. Pesan yang disajikan bersifat
fakta (kejadian / peristiwa penting, berita) maupun fiktif (ceritera), bisa
bersifat informative, edukatif maupun instruksional. Sebagian besar tugas film
dapat digantikan video. Tapi ini tidak berarti bahwa video akan menggantikan
kedudukan film. Masing-masing mempunyai kelebihan dan keterbatasannya
sendiri.
60

Penggunaan media ini dalam penyajian berbagai materi pelajaran
memberikan banyak keuntungan, misalnya dalam memperlihatkan proses
pertumbuhan tanaman, kehidupan berbagai kelompok masyarakat, serta
kilasan peristiwa di masa lalu. Dengan media ini kebutuhan berbagai program
pendidikan dapat dipenuhi dengan baik, berbagai sumber informasi yang tidak

58
Ibid., hlm. 118
59
Azhar Arsyad, op. cit., hlm. 36
60
Arief S. Sadiman dkk, op. cit., hal. 74.



mungkin diberikan melalui media lainnya dapat disajikan melalui film video.
Alat ini dapat diputar kembali yang memungkinkan terjadinya proses umpan
balik untuk perbaikan dan peningkatan upaya pengajaran.
61

Pemanfaatan media video dalam proses pembelajaran diruang kelas
sudah merupakan hal yang biasa. Sebagai media audio visual dengan memiliki
unsur gerakan dan suara, video dapat digunakan sebagai alat bantu mengajar
pada berbagai bidang studi. Kemampuan video untuk memanipulasi waktu
dan ruang dapat mengajak peserta didik untuk melanglang buana kemana saja
walaupun dibatasi dengan ruang kelas. Objek-objek yang terlalu kecil , terlalu
besar, berbahaya atau bahkan tidak dapat dikunjungi oleh peserta didik karena
lokasinya di belahan bumi lain, dapat di hadirkan melalui media video.
Disamping itu pengajar dapat memilih program-program video yang sesuai
dengan materi yang akan diajarkan, kemudian menyaksikan bersama-sama
diruang kelas selanjutnya membahas serta mendiskusikannya.
Kemampuan video untuk mengabadikan kejadian-kejadian faktual dalam
bentuk program dokumenter bermanfaat untuk membantu pengajar dalam
mengetengahkan fakta, kemudian membahas fakta tersebut secara lebih jelas
dan mendiskusikannya di ruang kelas.
62

1. Kelebihan Media Video
a. Dapat menarik perhatian untuk periode-periode yang singkat dari
rangsangan luar lainnya

61
R. Ibrahim dan Nana Ibrahim, op. cit., hlm. 117-118.
62
Hamzah B. Uno, op. cit., hlm. 125-126.



b. Dengan alat perekam pita video sejumlah besar penonton dapat
memperoleh informasi dari ahli-ahli atau spesialis
c. Demonstrasi yang sulit bisa dipersiapkan dan direkam sebelumnya,
sehingga pada waktu mengajar guru bisa memusatkan perhatian pada
penyajiannya
d. Menghemat waktu dan rekaman dapat diputar berulang-ulang
e. Kamera TV bisa mengamati lebih dekat objek yang lagi bergerak atau
objek yang berbahaya seperti harimau
f. Keras lemah suara yang ada bisa diatur dan disesuaikan bila akan
disisipi komentar yang akan didengar
g. Gambar proyeksi biasa di bekukan untuk diamati dengan seksama.
Guru bisa mengatur dimana dia akan menghentikan gerakan gambar
tersebut, kontrol sepenuhnya di tangan guru
h. Ruangan tak perlu digelapkan waktu menyajikannya
2. Kekurangan Media Video
a. Perhatian penonton sulit dikuasai, partisipasi mereka jarang
dipraktekkan
b. Sifat komunikasinya yang bersifat satu arah haruslah diimbangi
dengan pencarian bentuk umpan balik yang lain
c. Kurang mampu menampilkan detail dari objek yang disajikan secara
sempurna
d. Memerlukan peralatan yang mahal dan kompleks.
63


63
Arief S. Sadiman, dkk, op. cit.,hlm. 74-75.



F. Motivasi Belajar
1. Pengertian Motivasi
Motivasi adalah penggerak tingkah laku kearah suatu tujuan dengan
didasari adanya suatu kebutuhan.
64
Siswa belajar karena didorong oleh
kekuatan mentalnya. Kekuatan mental itu berupa keinginan, perhatian,
kemauan atau cita-cita. kekuatan mental tersebut dapat tergolong rendah
atau tinggi. Ada ahli psikologi pendidikan yang menyebut kekuatan mental
yang mendorong terjadinya belajar tersebut sebagai motivasi belajar. Ada
tiga komponen utama dalam motivasi yaitu: (1) kebutuhan, (2) dorongan,
dan (3) tujuan.
65
. Ada dua prinsip yang dapat di gunakan untuk meninjau
motivasi, ialah: (1) motivasi dipandang sebagai proses. Pengetahuan
tentang proses ini akan membantu kita menjelaskan kelakuan yang kita
amati dan untuk memperkirakan kelakuan-kelakuan lain pada seseorang,
(2) kita menentukan karakter dari proses ini dengan melihat petunjuk-
petunjuk dari tingkah lakunya.
66

Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling mempengaruhi.
Belajar adalah perubahan tingkah laku secara relatif permanen dan secara
potensial terjadi sebagai hasil dari praktik atau penguatan yang dilandasi
tujuan untuk mencapai tujuan tertentu. Motivasi belajar dapat timbul
karena faktor intrinsik, berupa hasrat dan keinginan berhasil dan dorongan
kebutuhan belajar, harapan akan cita-cita. Sedangkan faktor ekstrinsiknya

64
Tabrani Rusyan, dkk. Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 1994), hlm. 99
65
Dimyati, dkk, Belajar dan Pembelajaran (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), hlm. 80
66
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), hal. 158



adalah adanya penghargaan, lingkungan belajar yang kondusif, dan
kegiatan belajar mengajar yang menarik.
Indikator motivasi belajar dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
a. Adanya hasrat dan keinginan berhasil.
b. Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar.
c. Adanya harapan dan cita-cita masa depan.
d. Adanya penghargaan dalam belajar.
e. Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar.
f. Adanya lingkungan belajar yang kondusif, sehingga memungkinkan
seseorang siswa dapat belajar dengan baik.
67

Sesuai dengan Firman Allah:
% G` %!# > %!# =
$) `.G #9`& =79{#

Artinya: Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan
orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang
berakallah yang dapat menerima pelajaran. (Q.S Az-Zumar:9)

!# %!# #`# 3 %!# #?& =9# M_ !# $/
=? 7z

Artinya: Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang
beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu
pengetahuan beberapa derajat. (Q. S. 58 Al-Mujadilah 11)
68


67
Hamzah B. Uno, Teori Motivasi dan Pengukurannya Analisis Di Bidang Pendidikan
(Jakarta: Bumi Aksara, 2007), hal. 23
68
Ibid.,hlm. 542



2. Macam-macam Motivasi
a. Motivasi intrinsik
Motivasi intrinsik yaitu motivasi yang tercakup di dalam situasi
belajar dan memenuhi kebutuhan dan tujuan-tujuan siswa. Motivasi
ini sering juga disebut motivasi murni, motivasi yang sebenarnya, yang
timbul dari dalam diri anak sendiri. Misalnya keinginan untuk
mendapat keterampilan tertentu, memperoleh informasi, menyenangi
kehidupan dan keinginan diterima orang lain. Jadi, motivasi ini timbul
tanpa pengaruh dari luar. Motivasi intrinsik adalah motivasi yang
hidup dalam diri siswa dan berguna dalam situasi belajar yang
fungsional. Dalam hal ini pujian atau hadiah atau sejenisnya tidak
diperlukan oleh karena tidak akan menyebabkan siswa bekerja atau
belajar untuk mendapatkan pujian atau hadiah itu.
69

b. Motivasi ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik yaitu motivasi yang disebabkan oleh faktor-
faktor dari luar situasi belajar seperti angka, kredit, ijazah, tingkatan,
hadiah, medali, pertentangan dan persaingan. Yang bersifat negatif
adalah sindiran tajam, cemoohan, dan hukuman. Motivasi ini tetap
diperlukan di sekolah, sebab pengajaran di sekolah tidak semuanya
menarik minat peserta didik atau sesuai dengan kebutuhannya.
70

Motif memiliki peranan yang cukup besar di dalam upaya
belajar. Tanpa motif hampir tidak mungkin siswa melakukan kegiatan

69
Oemar Hamalik, op. cit., hlm. 162.
70
Tabrani Rusyan, dkk, op. cit.,hlm. 120-121.



belajar. Ada beberapa upaya yang dapat dilakukan guru untuk
membangkitkan belajar para siswa. Pertama, menggunakan cara atau
metode dan media mengajar yang bervariasi. Dengan metode dan
media yang bervariasi kebosanan dapat dikurangi. Kedua, memilih
bahan yang menarik minat dan dibutuhkan siswa. Sesuatu yang akan
dibutuhkan akan menarik perhatian, dengan demikian akan
membangkitkan motif untuk mempelajarinya. Ketiga, memberikan
sasaran antara. Sasaran akhir belajar adalah lulus ujian atau naik kelas.
Sasaran akhir baru dicapai pada akhir tahun. Keempat, memberikan
kesempatan untuk sukses. Bahan atau soal-soal yang sulit hanya bisa
diterima atau dipecahkan oleh siswa pandai, siswa yang kurang pandai
sukar menguasai atau memecahkannya. Agar siswa yang kurang
pandai juga bisa menguasai / memecahkan soal, maka berikan bahan
atau soal yang sesuai dengan kemampuannya. Keberhasilan yang
dicapai siswa dapat menimbulkan kepuasan kemudian membangkitkan
motif. Kelima, diciptakan suasana belajar yang menyenangkan.
Keenam, adakan persaingan sehat. Persaingan atau kompetesi yang
sehat dapat membangkitkan motivasi belajar.
71






71
R Ibrahim dan Nana Syaodih S, op. cit., hlm. 28-29.



3. Unsur-Unsur yang Mempengaruhi Motivasi Belajar
a. Cita-cita atau aspirasi siswa
Motivasi belajar tampak pada keinginan anak sejak kecil.
Keberhasilan mencapai keinginan tersebut menumbuhkan kemauan
bergiat bahkan di kemudian hari menimbulkan cita-cita dalam
kehidupan.
b. Kemampuan siswa
Keinginan seorang anak perlu dibarengi dengan kemampuan atau
kecakapan mencapainya.
c. Kondisi siswa
Kondisi siswa yang meliputi kondisi jasmani dan rohani
mempengaruhi motivasi belajar.
d. Kondisi lingkungan siswa
Lingkungan siswa dapat berupa keadaan alam, lingkungan
tempat tinggal, pergaulan sebaya dan kehidupan
kemasyarakatan.sebagai anggota masyarakat
e. Unsur-unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran
Siswa memiliki perasaan, perhatian, kemauan, ingatan dan
pikiran yang mengalami perubahan berkat pengalaman hidup.
Pengalaman dengan teman sebayanya berpengaruh pada motivasi dan
perilaku pelajar. Lingkungan budaya siswa yang berupa surat kabar,
majalah, radio, televisi dan film semakin menjangkau siswa. Kesemua
lingkungan tersebut mendinamiskan motivasi belajar.



f. Upaya guru dalam membelajarkan siswa
Upaya guru membelajarkan siswa terjadi di sekolah dan di luar
sekolah. Upaya pembelajaran di sekolah meliputi hal-hal seperti
berikut:
1) Menyelenggarakan tertib belajar di sekolah
2) Membina disiplin belajar dalam tiap kesempatan, seperti
pemanfaatan waktu dan pemeliharaan fasilitas sekolah
3) Membina belajar tertib pergaulan
4) Membina belajar tertib lingkungan sekolah
Upaya pembelajaran guru di sekolah tidak terlepas dari kegiatan
luar sekolah. Pusat pendidikan luar sekolah yang penting adalah
keluarga, lembaga agama, pramuka dan pusat pendidikan pemuda yang
lain. Siswa sekolah pada umumnya tergabung dalam pusat-pusat
pendidikan tersebut.
72


4. Fungsi dan Nilai Motivasi
Motivasi mendorong timbulnya kelakuan dan mempengaruhi serta
mengubah kelakuan. Jadi, fungsi motivasi itu meliputi sebagai berikut:
a. Mendorong timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan. Tanpa motivasi
maka tidak akan timbul sesuatu perbuatan seperti belajar.
b. Motivasi berfungsi sebagai pengarah. Artinya mengarahkan perbuatan
kepencapaian tujuan yang diinginkan.

72
Dimyati, dkk, op. Cit., hlm. 97-100.



c. Motivasi sebagai penggerak. Ia berfungsi sebagai mesin bagi mobil.
Besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya suatu
pekerjaan.
Nilai motivasi dalam pengajaran adalah menjadi tanggung jawab
guru agar pengajaran yang diberikannya berhasil dengan baik.
Keberhasilan ini banyak bergantung pada usaha guru membangkitkan
motivasi belajar siswa.
Dalam garis besarnya motivasi mengandung nilai-nilai sebagai
berikut:
a. Motivasi menentukan tingkat berhasil atau gagalnya perbuatan belajar
siswa. Belajar tanpa adanya motivasi kiranya sulit untuk berhasil.
b. Pengajaran yang bermotivasi pada hakikatnya adalah pengajaran yang
di sesuaikan dengan kebutuhan, dorongan, motif, minat yang ada pada
siswa. Pengajaran yang demikian sesuai dengan tuntutan demokrasi
dalam pendidikan.
c. Pengajaran yang bermotivasi menuntut kreativitas dan imajinasi guru
untuk berusaha secara sungguh-sungguh mencari cara-cara yang
relevan dan sesuai guna membangkitkan dan memelihara motivasi
belajar siswa. Guru senantiasa berusaha agar siswa-siswa akhirnya
memiliki self motivation yang baik.
d. Berhasil atau gagalnya dalam membangkitkan dan menggunakan
motivasi dalam pengajaran erat pertaliannya dengan pengaturan



disiplin kelas. Kegagalan dalam hal ini mengakibatkan timbulnya
masalah disiplin di dalam kelas.
e. Asas motivasi menjadi salah satu bagian yang integral dari pada asas-
asas mengajar. Penggunaan motivasi dalam mengajar buku saja
melengkapi prosedur mengajar, tetapi juga menjadi faktor yang
menentukan pengajaran yang efektif. Demikian penggunaan asas
motivasi adalah sangat esensial dalam proses belajar mengajar.
73


5. Bentuk-Bentuk Motivasi
Di dalam kegiatan belajar mengajar peranan motivasi baik intrinsik
maupun ekstrinsik sangat diperlukan. Dengan motivasi , pelajar dapat
mengembangkan aktivitas dan inisiatif, dapat mengarahkan dan
memelihara ketekunan dalam melakukan kegiatan belajar.
Ada beberapa bentuk dan cara untuk menumbuhkan motivasi dalam
kegiatan belajar di sekolah, antara lain:
a. Memberi angka
Angka dalam hal ini sebagai simbol dari nilai kegiatan
belajarnya. Banyak siswa belajar, yang utama justru untuk mencapai
angka / nilai yang baik. Sehingga siswa biasanya yang dikejar adalah
nilai ulangan atau nilai-nilai pada raport angkanya baik-baik.



73
Oemar Hamalik, op .cit., hlm. 161-162.



b. Hadiah
Hadiah dapat juga dikatakan sebagai motivasi, tetapi tidaklah
selalu demikian. Karena hadiah untuk suatu pekerjaan, mungkin tidak
akan menarik bagi seseorang yang tidak berbakat untuk sesuatu
pekerjaan tersebut.
c. Saingan / kompetisi
Saingan atau kompetesi dapat digunakan sebagai alat motivasi
untuk mendorong belajar siswa. Persaingan, baik individual maupun
kelompok dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
d. Ego-involvement
Menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merasakan
pentingnya tugas dan menerimanya sebagai tantangan sehingga bekerja
keras dengan mempertaruhkan harga diri, adalah sebagai salah satu
bentuk motivasi yang cukup penting.
e. Memberi ulangan
Para siswa akan menjadi giat belajar kalau mengetahui akan ada
ulangan. Oleh karena itu, memberi ulangan ini juga merupakan sarana
motivasi. Tetapi yang harus diingat oleh guru, adalah jangan terlalu
sering karena bisa membosankan. Dalam hal ini guru juga harus
terbuka , maksudnya kalau akan ulangan harus diberitahukan kepada
siswanya.
f. Mengetahui hasil



Dengan mengetahui hasil pekerjaan, apalagi kalau terjadi
kemajuan, akan mendorong siswa untuk lebih giat belajar. Semakin
mengetahui bahwa grafik hasil belajar meningkat, maka ada motivasi
pada diri siswa untuk terus belajar, dengan suatu harapan hasilnya
terus meningkat.
g. Pujian
Pujian ini adalah bentuk reinforcement yang positif dan sekaligus
merupakan motivasi yang baik. Oleh karena itu, supaya pujian ini
merupakan motivasi, pemberiannya harus tepat. Dengan pujian yang
tepat akan memupuk suasana yang menyenangkan dan mempertinggi
gairah belajar sekaligus akan membangkitkan harga diri.
h. Hukuman
Hukuman sebagai reinforcement yang negatif tetapi kalau
diberikan secara tepat dan bijak bisa menjadi alat motivasi. Oleh
karena itu guru harus memahami prinsip-prinsip pemberian hukuman.
i. Hasrat untuk belajar
Hasrat untuk belajar, berarti ada unsur kesengajaan, ada maksud
untuk belajar. Hal ini akan lebih baik , bila dibandingkan segala
sesuatu kegiatan yang tanpa maksud. Hasrat untuk belajar berarti pada
diri anak didik itu motivasi untuk belajar, sehingga sudah barang tentu
hasilnya akan lebih baik.





j. Minat
Motivasi muncul karena ada kebutuhan, begitu juga minat
sehingga tepatlah kalau minat merupakan alat motivasi yang pokok.
Proses belajar itu akan berjalan lancar kalau disertai minat. Mengenai
minat ini antara lain dapat dibangkitkan dengan cara-cara sebagai
berikut:
1) Membangkitkan adanya suatu kebutuhan.
2) Menghubungkan dengan persoalan pengalaman yang lampau.
3) Memberi kesempatan untuk mendapatkan hasil yang baik.
4) Menggunakan berbagai macam bentuk mengajar.
k. Tujuan yang diakui
Rumusan tujuan yang diakui dan diterima baik oleh siswa, akan
merupakan alat motivasi yang sangat penting. Sebab dengan
memahami tujuan yang harus dicapai, karena dirasa sangat berguna
dan menguntungkan, maka akan timbul gairah untuk terus belajar.

G. Penerapan Media Audio Visual dalam Meningkatkan Motivasi Belajar
tentang Peristiwa Proklamasi pada mata pelajaran IPS
Menurut Nursid Sumaatmadja yang dikutip oleh Trianto, pembelajaran
IPS adalah bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar peka
terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental
positif terhadap perbaikan segala ketimpangan yang terjadi, dan terampil



mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari baik yang menimpa dirinya
sendiri maupun yang menimpa kehidupan masyarakat.
74

Dalam suatu proses belajar mengajar, dua unsur yang amat penting
adalah metode mengajar dan media pengajaran. Kedua aspek ini sangat
berkaitan. Pemilihan salah satu metode mengajar tertentu akan mempengaruhi
jenis media pengajaran yang sesuai meskipun masih ada berbagai aspek lain
yang harus diperhatikan dalam memilih media, antara lain tujuan pengajaran,
jenis tugas dan respon yang diharapkan siswa menguasai setelah pembelajaran
berlangsung, dan konteks pembelajaran termasuk karakteristik siswa.
Meskipun demikian, dapat dikatakan bahwa salah satu fungsi utama media
pengjaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi iklim,
kondisi, dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru.
75

Media pendidikan memegang peranan penting untuk memantapkan
proses belajar mengajar yang efektif dan efisien, karena dengan media ini
bahan pelajaran akan mudah diserap oleh siswa.
Pada mulanya media pendidikan hanyalah sebagai alat bantu dalam
kegiatan belajar mengajar, tetapi sekarang sudah menjadi bagian yang penting
dalam proses belajar mengajar yaitu sebagai sarana yang dapat menyampaikan
informasi dalam rangka mendorong motivasi belajar siswa, sehingga dengan
demikian diharapkan apa yang dipelajari siswa mudah untuk di mengerti dan
dipahami.

74
Trianto, op.cit., hlm. 121
75
Azhar Arsyad, op.cit., hlm.15



Hamalik mengemukakan bahwa pemakaian media pengajaran dalam
proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat baru,
membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan
membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa.
76

Pada pelajaran IPS materi peristiwa proklamasi ini, peneliti menerapkan
media audio visual untuk meningkatkan motivasi belajar mereka pada
pembelajaran IPS kelas VC SDI Wahid Hasyim kabupaten Blitar. Berawal
dari keinginan peneliti untuk mengajak siswa untuk mempelajari IPS secara
kontekstual sesuai dengan materi yang ada. Sebelum diadakannya penelitian
ini, peneliti melihat proses pendidikan di SDI Wahid Hasyim tersebut masih
konvensional dan masih mengandalkan metode ceramah dalam
menyampaikan materi. Dalam kegiatan belajar mengajar kurang adanya
pembaharuan dan bersifat monoton. Dari sini siswa kelas VC SDI Wahid
Hasyim diajak untuk melihat langsung materi pristiwa proklamasi. Pada
materi ini siswa diajak untuk melihat kejadian peristiwa proklamasi secara
kongkret dengan menggunakan media video cassette.
Dengan Penggunaan media ini dalam penyajian berbagai materi
pelajaran memberikan banyak keuntungan, misalnya dalam memperlihatkan
proses pertumbuhan tanaman, kehidupan berbagai kelompok masyarakat, serta
kilasan peristiwa di masa lalu. Dengan media ini kebutuhan berbagai program
pendidikan dapat dipenuhi dengan baik, berbagai sumber informasi yang tidak
mungkin diberikan melalui media lainnya dapat disajikan melalui video. Alat

76
Ibid.,hlm 15



ini dapat diputar kembali yang memungkinkan terjadinya proses umpan balik
untuk perbaikan dan peningkatan upaya pengajaran.
77

Peneliti memilih media video cassete karena dalam kompetensi dasar ini
menggambarkan tentang peristiwa proklamasi yang sulit dipahami oleh
siswa,kalau guru hanya menceritakannya saja. Sehingga guru dalam
penyampaian pesan dan isi pelajaran sangat memerlukan bantuan media agar
lebih mudah dipahami dan menarik perhatian siswa dalam mengikuti proses
pembelajaran.
Dengan memperhatikan beberapa hal yang terkait dengan penggunaan
media pembelajaran hasil dan pengaruh yang ditimbulkan dari penggunaan
media saat kegiatan pembelajaran akan dapat dicapai khususnya oleh siswa
sebagai penerima materi. Karena dengan penggunaan media secara benar akan
dapat merangsang dan menumbuhkan motivasi siswa untuk mempelajari,
memahami isi dari materi dan akhirnya siswa akan memberikan respon atau
umpan balik yang memuaskan.
Kenneth H. Hoover memberikan beberapa prinsip tentang penggunaan
alat audio visual sebagai berikut:
1. Tidak ada alat yang dapat dianggap paling baik.
2. Alat-alat tertentu lebih tepat daripada yang lain berdasarkan jenis
pengertian atau dalam hubungannya dengan tujuan.
3. Audio visual dan sumber-sumber yang digunakan merupakan bagian yang
integral dari pengajaran.

77
R. Ibrahim dan Nana Ibrahim, op. cit., hlm. 117-118.



4. Perlu diadakan persiapan yang seksama oleh guru dan siswa mengenai alat
audio visual.
5. Siswa menyadari tujuan alat audio visual dan merespon data yang
diberikan.
6. Perlu diadakan lanjutan.
7. Alat audio visual dan sumber-sumber yang digunakan untuk menambah
kemampuan komunikasi memungkinkan belajar lebih luas karena adanya
hubungan-hubungan.
78
















78
Uzer Usman, op. cit., hlm. 28



BAB III
METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Pendekatan penelitian yang digunakan dalam PTK ini adalah pendekatan
kualitatif, sebab dalam melakukan tindakan kepada subyek penelitian, yang
sangat diutamakan adalah mengungkap makna, yakni makna dan proses
pembelajaran sebagai upaya meningkatkan motivasi belajar, kegairahan dan
prestasi belajar melalui tindakan yang dilakukan.
Jenis penelitian ini menggunakan PTK yaitu penelitian yang bertujuan
untuk memberikan sumbangan nyata bagi peningkatan profesionalisme guru,
menyiapkan pengetahuan, pemahaman, dan wawasan tentang perilaku guru
mengajar dan murid belajar.
Jenis penelitian ini mampu menawarkan cara dan prosedur baru untuk
memperbaiki dan meningkatkan profesionalisme pendidik dalam proses
belajar mengajar dikelas dengan melihat kondisi siswa. McNiff dalam
bukunya yang berjudul Action Research Principles and Practice memandang
PTK sebagai bentuk penelitian reflektif yang dilakukan oleh pendidik sendiri
terhadap kurikulum, pengembangan sekolah, meningkatkan prestasi belajar,
pengembangan keahlian mengajar, dan sebagainya.
79

PTK (penelitian tindakan kelas) dalam istilah bahasa inggris adalah
Classroom Action Research. Dari namanya sudah menunjukkan isi yang

79
Suharsimi Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), hal. 102



terkandung di dalamnya, yaitu sebuah kegiatan penelitian yang dilakukan di
kelas. Dikarenakan ada tiga kata yang membentuk pengertian tersebut, maka
ada tiga pengertian yang dapat diterangkan yaitu:
1. Penelitian- menunjuk pada suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan
menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data
atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang
menarik minat dan penting bagi peneliti.
2. Tindakan- menunjuk pada sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan
dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus
kegiatan untuk siswa.
3. Kelas- dalam hal ini tidak terikat pada pengertian ruang kelas , tetapi
dalam pengertian yang lebih spesifik. Seperti yang sudah lama dikenal
dalam bidang pendidikan dan pengajaran, yang dimaksud dengan istilah
kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama, menerima
pelajaran yang sama dari guru yang sama pula.
Dengan menggabungkan batasan pengertian tiga kata ini, yaitu (1)
penelitian, (2) tindakan, dan (3) kelas, segera dapat disimpulkan bahwa
penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan
belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam
sebuah kelas secara bersama. Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau
dengan arahan dari guru yang dilakukan oleh siswa.
80


80
Ibid., hlm.2-3



Mc Taggart, mengemukakan ada beberapa hal yang perlu dipahami
tentang penelitian tindakan kelas (PTK), diantaranya adalah sebagai berikut:
1. PTK adalah suatu pendekatan untuk meningkatkan pendidikan dengan
melakukan perubahan ke arah perbaikan terhadap hasil pendidikan dan
pembelajaran.
2. PTK adalah partisipatori, melibatkan orang yang melakukan kegiatan
untuk meningkatkan praktiknya sendiri.
3. PTK dikembangkan melalui suatu self-reflective spiral; a spiral of cycles
of planning, acting, observing, reflecting, the re-planning.
4. PTK adalah kolaboratif, melibatkan partisipan bersama-sama bergabung
untuk mengkaji praktik pembelajaran dan mengembangkan pemahaman
tentang makna tindakan.
5. PTK menumbuhkan kesadaran diri mereka yang berpartisipasi dan
berkolaborasi dalam seluruh tahapan PTK.
6. PTK adalah proses belajar yang sistematis , dalam proses tersebut
menggunakan kecerdasan kritis membangun komitmen melakukan
tindakan.
7. PTK memerlukan orang untuk membangun teori tentang praktik mereka
(guru).
8. PTK memerlukan gagasan dan asumsi ke dalam praktik untuk mengkaji
secara sistematis bukti yang menantangnya (memeberikan hipotesis
tindakan).
81


81
Ibid.,hlm.105-106



Ada beberapa ahli yang mengemukakan model penelitian tindakan
dengan bagan yang berbeda, namun secara garis besar terdapat empat tahapan
yang lazim dilalui, yaitu:
1. Perencanaan (Planning)
Dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, di
mana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan.
2. Pelaksanaan Tindakan (Acting)
Tahap kedua dari penelitian tindakan adalah pelaksanaan yang merupakan
implementasi atau penerapan isi rancangan, yaitu mengenakan tindakan di
kelas.
3. Pengamatan (Observing)
Tahap ketiga yaitu kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh pengamat.
Sebetulnya sedikit kurang tepat kalau pengamatan ini dipisahkan dengan
pelaksanaan tindakan karena seharusnya pengamatan dilakukan pada
waktu tindakan sedang dilakukan.
4. Refleksi (Reflecting)
Tahap keempat merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa
yang sudah dilakukan. Istilah refleksi berasal dari kata bahasa inggris
reflection, yang diterjemahkan dalam bahasa indonesia pemantulan.
Kegiatan refleksi ini sangat tepat dilakukan ketika guru pelaksana sudah
selesei melakukan tindakan, kemudian berhadapan dengan peneliti untuk
mendiskusikan implementasi rancangan tindakan.
82


82
Ibid.,hlm. 16-19



B. Kehadiran Peneliti
Dalam PTK ini peneliti bertindak sebagai instrumen sekaligus
pengumpul data. Karena penelitian ini bersifat mandiri, maka tugas peneliti
disini sebagai pelaku tindakan berarti juga sebagai sumber data juga bertugas
sebagai pengamat aktivitas siswa dalam proses pembelajaran.

C. Lokasi Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SDI Wahid Hasyim yang
merupakan salah satu Sekolah Dasar Islam yang terletak di desa Selokajang
No.37 Kecamatan Srengat Kabupaten Blitar.

D. Sumber dan Jenis Data
Data yang diambil dalam penelitian ini bersumber dari siswa kelas VC
SDI Wahid Hasyim, serta guru bidang studi IPS. Data tersebut diambil dari
proses pembelajaran peristiwa sikitar proklamasi dengan menggunakan media
video cassete. Data ini berupa pengamatan, wawancara, catatan lapangan, dan
test dalam setiap tindakan. Data tersebut sangat berkaitan dengan data
perencanaan, pelaksanaan, dan data hasil pembelajaran.
Menurut Lofland dan lofland sumber data utama dalam penelitian
kualitatif adalah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan
seperti dokumen dan langkah-lain-lain. Berkaitan dengan hal itu pada bagian



ini jenis datanya dibagi ke dalam kata-kata dan tindakan, sumber data tertulis,
foto. Dan data kuantitatif berupa data statistik.
83

1. Data kualitatif
a. Kata-kata dan tindakan diamati dari catatan hasil wawancara dengan
siswa dan guru bidang studi IPS di SDI Wahid Hasyim, serta catatan
hasil observasi kelas.
b. Sumber tertulis
Sumber tertulis tidak dapat dipisahkan dari sumber yang lain. Peneliti
mendapatkan data tersebut dari buku-buku pendukung, majalah, arsip
sekolah, dokumen pribadi dan dokumen resmi.
c. Foto
Peneliti mengambil foto sebagai salah satu bukti telah melaksanakan
penelitian di SDI Wahid Hasyim.
2. Data kuantitatif
Data ini diperoleh dari sekolah, seperti data prestasi siswa baik pre
test maupun post test, data yang diperoleh dari lembar observasi maupun
data yang lain untuk membantu kelengkapan pengumpulan data yang
berbentuk angka.





83
Lexy J. Meleong, op. cit., hlm.112



E. Prosedur Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah pencatatan peristiwa-peristiwa atau hal-hal
atau keterangan-keterangan atau karakteristik-karakteristik sebagian atau
seluruh elemen populasi yang akan menunjang atau mendukung penelitian.
84

Agar hasil yang diperoleh dalam penelitian ini benar-benar data yang
akurat dan dapat dipertanggung jawabkan, maka prosedur pengumpulan data
dapat dilakukan dengan menggunakan teknik-teknik tertentu peneliti gunakan
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Observasi (Pengamatan)
Observasi dilakukan untuk memperoleh informasi tentang kelakuan
manusia seperti terjadi dalam kenyataan. Dengan observasi dapat kita
peroleh gambaran yang lebih jelas tentang kehidupan sosial, yang sukar
diperoleh dengan metode lain. Dengan observasi sebagai alat pengumpul
data dimaksud observasi yang dilakukan secara sistematis bukan observasi
sambil-sambilan atau secara kebetulan saja. Dalam observasi ini
diusahakan mengamati keadaan yang wajar dan yang sebenarnya tanpa
usaha yang disengaja untuk mempengaruhi , mengatur atau
memanipulasikannya. Mengadakan observasi menurut kenyataan,
melukiskannya dengan kata-kata secara cermat dan tepat apa yang diamati,
mencatatnya kemudian mengolahnya dalam rangka masalah yang diteliti

84
Iqbal Hasan, Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya (Jakarta: Ghalia
Indonesia, 2002), hal. 83



secara ilmiah bukanlah pekerjaan yang mudah. Selalu akan dipersoalkan
hingga manakah hasil pengamatan itu valid dan reliable.
85

Observasi dilakukan pada saat proses belajar mengajar dengan
menggunakan pedoman observasi kegiatan pembelajaran, catatan lapangan,
dan foto, dengan tujuan memperoleh data tentang proses penggunaan media
audio visual sebagai media pembelajaran.
Observasi dapat dibedakan menjadi dua yaitu:
a. Observasi partisipan, merupakan observasi dimana pengamat ikut serta
terlibat dalam kegiatan yang dilakukan oleh subjek yang diteliti atau
yang diamati, seolah-olah merupakan bagian dari mereka.
b. Observasi tak partisipan, merupakan observasi dimana pengamat
berada diluar subjek yang diteliti dan tidak ikut dalam kegiatan-
kegiatan yang mereka lakukan.
2. Wawancara
Menurut Denzin dalam Goetz dan LeCompte wawancara merupakan
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara verbal kepada orang-orang
yang dianggap dapat memberikan informasi atau penjelasan hal-hal yang
dipandang perlu. Sedangkan menurut Hopkins wawancara adalah suatu cara
untuk mengetahui situasi tertentu di dalam kelas dilihat dari sudut pandang
yang lain. Orang-orang yang di wawancarai dapat termasuk beberapa orang
siswa, kepala sekolah, beberapa teman sejawat, pegawai tata usaha sekolah

85
Nasution, Metode Research (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), hal. 106



dan orang tua siswa.
86
Wawancara ini dilakukan dengan kepala sekolah,
guru bidang studi dan siswa kelas V C untuk memperoleh informasi/data
bagaimana penggunaan media audio visual dalam pembelajaran IPS.
3. Dokumentasi
Menurut Goetz dan LeCompte Dokumentasi adalah dokumen yang
menyangkut para partisipan penelitian akan menyediakan kerangka bagi
data yang mendasar. seperti koleksi dan analisis buku teks, kurikulum dan
pedoman pelaksanaannya, arsip penerimaan murid baru, catatan rapat,
catatan tentang siswa, rencana pelajaran dan catatan guru dan hasil karya
siswa.
87

Uraian di atas dalam penelitian ini, peneliti mengumpulkan dan
menganalisa arsip-arsip tertulis yang dimiliki SDI Wahid Hasyim, seperti
profil SDI Wahid Hasyim Visi dan Misi SDI Wahid Hasyim struktur
kepengurusan SDI Wahid Hasyim dan lain sebagainya.

F. Analisis Data
Setelah data dari lapangan terkumpul dengan menggunakan beberapa
prosedur diatas, maka peneliti akan mengelola dan menganalisis data tersebut
dengan menggunakan analisis deskriptif kualitatif. Tujuan dari analisis data ini
antara lain adalah (1) Data dapat diberi arti makna yang berguna dalam
memecahkan masalah-masalah penelitian. (2) Memperlihatkan hubungan-

86
Rochiati Wiriatmadja, Metode Penelitian Tindan Kelas Untuk Meningkatkan Kinerja Dosen
(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008), hal. 117
87
Ibid.,hlm. 121



hubungan antara fenomena yang terdapat dalam penelitian. (3) Untuk
memberikan jawaban terhadap hipotesis yang diajukan dalam penelitian (4)
Bahan untuk membuat kesimpulan serta implikasi-implikasi dan saran-saran
yang berguna untuk kebijakan-kebijakan dan saran-saran yang berguna untuk
kebijakan penelitian selanjutnya.
88

Deskriptif kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk membuat
pencandraan (deskripsi ) mengenai situasi- situasi atau kejadian-kejadian.
89

Dalam analisis data kualitatif yang pertama data yang muncul berupa
kata-kata dan bukan rangkaian kata. Data tersebut dikumpulkan dalam aneka
macam cara (observasi, wawancara, intisari dokumen) dan proses. Miles dan
Huberman mengemukakan bahwa salah satu permasalahan dalam penelitian
kualitatif adalah bahwa cara kerjanya terutama bertalian dengan kata-kata,
bukan dengan angka.
90

Menurut Miles dan Huberman model ideal dari pengumpulan data dan
analisis adalah yang secara bergantian berlangsung sejak awal. Jadi, analisis
data yang dilakukan pada penelitian tindakan kelas dilakukan sejak awal
orientasi lapangan.
91

Sedangkan data yang bersifat kuantitatif seperti data hasil observasi
motivasi siswa dianalisis dengan menggunakan analisa deskriptif dan sajian
visual. Sajian tersebut menggambarkan bahwa dengan tindakan yang
dilakukan dapat menimbulkan adanya perbaikan, peningkatan, perubahan, ke

88
Iqbal Hasan, op. cit., hlm. 98
89
Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2005), hal.
76
90
Ibid.,hlm. 139
91
Rochiati Wiriaatmadja, op.cit., hlm.139.



arah yang lebih baik jika dibandingkan dengan keadaan sebelumnya.Untuk
mengetahui hasil tindakan yang telah dilakukan dapat menimbulkan
perbaikan, peningkatan dan perubahan dari keadaan sebelumnya, maka
peneliti menggunakan rumus:
92

P =

Post rate-base rate x 100%
base rate

Keterangan:
P = Presentase peningkatan
Post rate = Nilai rata-rata sesudah tindakan
Base rate = Nilai rata-rata sebelum peningkatan

G. Pengecekan Keabsahan Temuan
Untuk mengetahui kebsahan data dalam penelitian ini akan dilakukan
dengan 3 cara yaitu:
1. Perpanjangan keikutsertaan, peneliti sangat menentukan dalam
pengumpulan data. Keikutsertaan tersebut tidak hanya dilakukan dalam
waktu singkat, tetapi memerlukan perpanjangan keikutsertaan pada latar
penelitian.
2. Ketekunan atau keajegan pengamatan, dalam hal ini ketekunan
pengamatan bermaksud menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam situasi
yang relevan dengan persoalan yang sedang di cari dan kemudian
memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara rinci.

92
Hamzah. B. Uno, Model Pembelajaran (menciptakan proses belajar mengajar yang kreatif
dan efektif), (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), hal. 73



3. Triangulasi, dalam hal ini adalah triangulasi sumber yaitu membanding-
bandingkan data hasil tes, wawancara, observasi dan catatan lapangan.
93

Selama melaksanakan penelitian, peneliti selalu berdiskusi dengan guru
bidang studi yang pada bidang yang diteliti, selain itu peneliti juga
melaporkan semua temuannya dengan dosen pembimbingnya.

H. Tahap-tahap Penelitian
Model dan tahapan penelitian yang digunakan oleh peneliti yaitu
merujuk pada model dan tahapan penelitian tindakan kelas yang digambarkan
oleh Lewin menurut Elliot.
94
Seperti dalam gambar 3.2













93
Lexy J. Meleong, op. cit., hlm.327-331.
94
Rochiati Wiriaatmadja, op. cit., hlm.64.

























Gambar 3.2 Model Lewin Menurut Elliot
Identifikasi
Masalah
S
I
K
L
U
S

I
S
I
K
L
U
S

II
Memeriksa
Lapangan
Perencanaan
Observasi/Pengaruh
Pelaksanaan
Langkah/Tindakan 1
Langkah/Tindakan 1
Langkah/Tindakan 2
Langkah/Tindakan 3
Reconnaissance
Diskusi Kegagalan
dan Pengaruhnya/
Refkeksi
Revisi Perencanaan
Rencana Baru
Langkah/Tindakan 1

Langkah/Tindakan 2

Langkah/Tindakan 3

Observasi/Pengaruh Pelaksanaan
Langkah/Tindakan
Selanjutnya
Reconnaissance
Diskusi Kegagalan
dan Pengaruhnya/
Refkeksi
Dan seterusnya



Dalam penelitian ini peneliti hanya menggunakan dua siklus, siklus I
dilaksanakan dua kali pertemuan dan siklus II dilaksanakan tiga kali
pertemuan. Adapun dalam konteks penelitian ini dijelaskan sebagai berikut:
1. Siklus I
a. Mengidentifikasi Masalah
Peneliti berdiskusi dengan guru bidang studi IPS terkait dengan
permasalahan yang selama ini muncul dalam kegiatan belajar mengajar
di kelas VC SDI Wahid Hasyim Selokajang kabupaten blitar , seperti
melihat strategi apa yang digunakan serta bagaimana motivasi dan
prestasi belajar siswa selama ini pada pembelajaran IPS. Sehingga
nantinya diperlukan sebuah penyelesaian untuk memperbaiki kegiatan
pembelajaran.
b. Memeriksa Lapangan
Peneliti mengobservasi permasalahan yang ada di lapangan pada
saat kegiatan belajar berlangsung, untuk mengetahui permasalahan
yang telah diidentifikasi sebelumnya. Kemudian peneliti juga
melakukan pencatatan terhadap kejadian-kejadian di lapangan.
Sebagai kegiatan memeriksa lapangan peneliti melaksanakan pre
test dengan menggunakan metode ceramah dan tanya jawab.
c. Perencanaan Tindakan
Setelah peneliti mengetahui pokok permasalahan yang terjadi,
peneliti merencanakan tindakan dan berdiskusi dengan guru bidang
studi IPS, dengan harapan permasalahan tersebut dapat terselesaikan



dan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. Adapun perencanaan
yang dipersiapkan antara lain:
1) Membuat silabus pembelajaran
2) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran
3) Membuat modul pembelajaran
4) Mempersiapkan lembar observasi
d. Pelaksanaan Tindakan
Tindakan dilaksanakan di kelas VC sesuai dengan perencanaan
dalam rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah dibuat
sebelumnya. Peneliti juga membuat catatan terhadap perkembangan
yang terjadi di dalam kelas pada saat pembelajaran berlangsung.
Selama pelaksanaan tindakan peneliti bertindak sebagai guru
sekaligus observer yang mencatat pada lembar pengamatan observasi.
e. Observasi
Observasi dilakukan untuk mengamati pelaksanaan tindakan
yang sedang dan telah dilaksanakan. Untuk melihat perkembangan
motivasi belajar siswa terhadap pelajaran IPS, peneliti menggunakan
lembar observasi yang digunakan untuk mengemukakan data terkait
dengan motivasi belajar siswa. Selain itu observasi juga dilakukan
dengan cara mencatat hal-hal penting pada saat pembelajaran
berlangsung.





f. Refleksi
Refleksi dilakukan untuk melihat hasil sementara penggunaan
media video cassete dalam meningkatkan motivasi belajar siswa pada
mata pelajaran IPS.
g. Revisi Perencanaan
Hasil yang didapatkan dari siklus pertama, menjadi patokan
peneliti untuk melakukan revisi perencanaan selanjutnya. Revisi
dilakukan oleh peneliti bersama dengan guru bidang studi IPS,
meninjau kembali rencana yang telah dibuat pada pertemuan
sebelumnya dan mendiskusikan jika ada permasalahan baru yang
muncul tanpa diprediksi sebelumnya.

2. Siklus II
a. Rencana Baru
Setelah mengetahui perkembangan permasalahan, dan setelah
membuat revisi perencanaan, dalam tahap ini peneliti membuat
rencana baru, untuk menanggapi permasalahan baru yang muncul
sebagai usaha perbaikan dalam pembelajaran. Peneliti merencanakan
tindakan dan berdiskusi dengan guru bidang studi, dengan harapan
permasalahan dapat terselesaikan. Rencana tindakan diupayakan selalu
terkait dengan tindakan yang telah dilakukan, sehingga ada rencana
baru yang simultan, seperti mata rantai yang terus bersambung.




b. Pelaksanaan Tindakan
Tindakan selanjutnya adalah memperbaharui pembelajaran
dengan pokok bahasan selanjutnya. Pelaksanaan ini dilakukan dengan
menerapkan rencana tindakan. Dalam hal ini peneliti juga membuat
catatan terhadap berlangsungnya kegiatan belajar di dalam kelas.
Rencana yang sudah matang kemudian diaplikasikan di dalam kelas
sebagai bentuk tindakan. Pelaksanaan tindakan dilakukan sesuai
rencana tindakan guna memperoleh hasil yang maksimal sesuai dengan
yang diharapkan.
c. Observasi
Peneliti melakukan pengamatan dan pencatatan dalam kegiatan
pembelajaran terkait dengan perkembangan motivasi belajar siswa
dengan menggunakan lembar observasi. Observasi yang terakhir
sangat menentukan hasil penelitian, sehingga peneliti harus jeli
mengamati perkembangan yang terjadi di dalam kelas.
d. Refleksi
Peneliti mencatat hasil observasi dan berdiskusi dengan pengajar
untuk mengetahui hasil tindakan yang telah diterapkan. Peneliti
merefleksi hasil dan menyimpulkan dari siklus I sampai siklus II
sehingga dapat diketahui bahwa ada peningkatan pada motivasi belajar
siswa.





BAB IV
HASIL PENELITIAN

A . Deskripsi Lokasi Penelitian
1. Sejarah SDI Wahid Hasyim.
SDI Wahid Hasyim terletak di jalan KH Wahid Hasyim No 37 Desa
Selokajang Kecamatan Srengat Kabupaten Blitar tepatnya kurang lebih 12
km dari pusat kota Blitar, jarak pusat kecamatan 4 km. SDI Wahid Hasyim
berdiri pada tahun 1-8-1986 yang didirikan oleh yayasan pondok pesantren
Darur Roja, dengan pendirinya adalah KH. M. Dawami dengan surat
keputusan nomor : 2727 / 104.6 / PP / 1998 tanggal 16 Februari 1998
dibawah naungan departemen pendidikan dan kebudayaan dengan
perjalanan perubahan sekolah tanggal 4 Agustus 1994 dengan status
tercatat pada 16 Februari 1998 dengan status diakui, pada tahun 2008 SDI
memiliki status diakui dengan dengan nilai Akreditas B.

2. Profil SDI Wahid Hasyim.
a. Nama Sekolah : SDI Wahid Hasyim
b. NIS : 10037
c. NSS : 102051505037
d. Propinsi : Jawa Timur
e. Kecamatan : Srengat
f. Kelurahan : Selokajang



g. Jalan : Wahid Hasyim No 37
h. Kode Pos : 66512
i. Status Sekolah : Swasta
j. Kelompok Sekolah : Ficral
k. KBM : Pagi dan Siang
l. Bangunan Sekolah : Milik Sendiri
m. Lokasi Sekolah : Luas 343 are / 2400 m

3. Visi dan Misi SDI Wahid Hasyim.
Terwujudnya SDI Wahid Hasyim sebagai lembaga keilmuan,
keislaman dan Tarbiyah yang menyiapkan dan mengembangkan SDM
yang unggul dibidang ilmu Pengetahuan di bidang Teknologi mumpuni
dibidang Agama, berwawasan dan berkepribadian islam
a. Adapun Visi SDI Wahid Hasyim adalah terwujudnya masyrakat sehat,
beriman, bertakwa, maju serta cerdas.
b. Adapun Misi SDI Wahid Hasyim adalah:
1) Peningkatan pengamalan ajaran agama dalam kehidupan sehari-
hari
2) Melaksanakan program pembelajaran yang berdasarkan iman,
takwa dan berakhlakul karimah.






4. Tujuan SDI Wahid Hasyim.
a. Tujuan Umum
1) Menyiapkan siswa untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang
yang lebih tinggi.
2) Menyiapkan siswa agar mampu mengembangkan diri sejalan
dengan ilmu pengetahuan teknologi dan kesenian yang dijiwai
dengan ajaran islam
3) Menyiapkan siswa agar mampu menjadia anggota masyarakat
dalam mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan
sosial, budaya dan alam sekitar yang dijiwai suasana keagamaan
Tujuan diatas adalah tujuan umum SDI Wahid Hasyim
sebagaimana tercantum dalam kurikulum SDI Wahid Hasyim yang
selanjutnya dirumuskan dalam bentuk tujuan pengembangan.
b. Tujuan pengembangan
1) Peningkatan minat baca dan menulis dalam bidang iptek.
2) Peningkatan jumlah lulusan yang melanjutkan ke sekolah tingka
menengah.
3) Peningkatan kemampuan siswa dalam ilmu, alat dan metodologi
pendalaman ilmu-ilmu umum dan ilmu-ilmu islam.
4) Peningkatan berkomunikasi dalam bahasa arab dan bahasa inggris
5) Peningkatan kemampuan pengoperasian dan pemanfaatan
teknologi komputer.
6) Peningkatan kemampuan membaca alquran dengan baik dan benar.



7) Peningkatan kualitas amaliah ibadah, maupun amaliah keislaman
lainya.
8) Peningkatan santun pergaulan dan akhlakul karimah
9) Peningkatan prestasi non akademik dengan minat dan bakat

5. Sarana Dan Prasarana.
SDI Wahid Hasyim memiliki ruangan sebanyak 36 yang terdiri dari
17 ruang kelas, 1 ruang guru, 1 ruang kepala sekolah, 1 ruang tata usaha, 1
lab komputer, 1 ruang mikro,1 ruang perpustakaan, 1 ruang UKS, 1 ruang
BK, 6 kamar mandi siswa, 1 musholla, 2 kantin, 1 aula (berada di lantai
dua) dan 1 ruang koperasi.
Adapun kelas 1 sejumlah 3 kelas, kelas 2 sejumlah 3 kelas, kelas 5
sejumlah 3 kelas dan kelas 6 sejumlah 2 kelas. Antara kelas dan lainya
seperti kantor guru, lab komputer dan yang lainya didalam satu komplek
yayasan pondok pesantren Darur Roja

6. Keadaan Guru.
SDI Wahid Hasyim saat ini memiliki tenaga guru sebanyak 29 orang
dari jumlah tersebut yang telah menjadi pegawai negri berjumlah 7 orang
dan sebagian lainya menjadi guru tidak tetap (GTT).
SDI Wahid Hasyim memiliki 29 pengajar dan satu tenaga
kebersihan, mereka kebanyakan berasal dari daerah blitar. Adapun jumlah



pengajar yang menjadi PNS (pegawai negeri sipil) dari karyawan yang
ada.
Tabel 4.1
Nama Guru SDI Wahid Hasyim Tahun Ajaran 2008 / 2009
NO Nama Keterangan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
Ponidi S.Pd
H. Masnun
Mirati
Hj. Umi Salasah
Zainal Arifin S.Pd
Winarto S. Pd
Siti patonah
Suparmiati
Endah Nurlia
Nur Wahyuningtyas
Binti Nashikhak
Sulchan Fauzi
Priyo Sukohutomo
Eni Solikah
Erna Lutfita
Nila Deli
Fitria Nursanti
Ahmad Nafii
Guru PKN
Guru PAI
Guru PAI
Guru PAI
Guru Matematika
Guru Olah Raga
Guru kelas III A
Guru Matematika
Guru IPS
Guru IPS
Guru IPA
Guru PKN
Guru kelas IV
Guru kelas II
Guru kelas II
Guru kelas IV
Guru kelas I
Guru kelas I




NO Nama Keterangan
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
Komsatul Karomah
Fina Nurmayanti
Mujiasri
Latifatul Khusna
Miftakhul Huda
Sri Wahyuni
Damiasri
Novi Dariani
Beni Suharmanu
Tohari
Imam Muslih
Guru kelas I
Guru Bahasa Inggris
Guru Bahasa Inggris
Guru Kelas II
Bahasa Indonesia
Guru Kelas III
Guru Kelas IV
Guru Olah Raga
Guru Komputer
Guru Komputer
Guru Bahasa Daerah

7. Keadaan Siswa.
Secara kuantitas jumlah yang sedang belajar di SDI Wahid Hasyim
dari tahun selalu mengalami peningkatan terutama mulai tahun 2002
dengan diadakannya SDI (program plus) dimana setelah siswa pulang dari
kegiatan belajar jam 12.00 wib di sekolah siswa tidak langsung pulang
melainkan langsung mengikuti kegiatan dipondok pesantren sampai
dengan pukul 16.00 wib. Adapun kegiatan siswa selama 1 hari.






Tabel 4.2
Jam Bentuk Kegiatan
06.45
07.00-12.00
12.00-13.00
Senam pagi
Kegiatan belajar mengajar di sekolah
Makan siang di pondok dan sholat dhuhur

Jam Bentuk Kegiatan
13.00-14.00
14.00-15.00
15.00-16.00
Berjamaah
Mengaji AlQuran di pondok
Kegiatan TPA / Diniyah
Belajar bersama dan sholat ashar berjamaah
(Data: diambil dari dokumen SD Islam Wahid Hasyim Selokajang,
Serengat, Blitar)


Tabel 4.3
Jumlah Siswa
Adapun perincian adalah sebagai berikut:
NO Tahun Pelajaran Jumlah Siswa
1
2
3
4
5
6
7
1988 / 1989
1999 / 2000
2001 / 2002
2002 / 2003
2003 / 2004
2004 / 2005
2005 / 2006
122 siswa
132 siswa
156 siswa
180 siswa
192 siswa
342 siswa
361 siswa



8
9
10
2006 / 2007
2007 / 2008
2008 / 2009
382 siswa
416 siswa
424 siswa
(Data: diambil dari dokumen SDI Wahid Hasyim Selokajang, Serengat,
Blitar)

8. Deskripsi Kelas V C
Penlitian dilaksanakan dikelas V C
Tabel 4.4
Adapun jumlah siswa kelas V C adalah sebagai berikut:
NO Keterangan Jumlah
1
2
Putra
Putri
18
7
Jumlah 25
(Data: diambil dari dokumen SDI Wahid Hasyim Selokajang, Srengat,
Blitar)

Pengajaran IPS diberikan 2 kali seminggu yaitu hari rabu dan
Sabtu dan pengajar IPS adalah Ibu Nur Wahyuningtyas.

B. Paparan Data Sebelum Tindakan
Sebelum penelitian dilaksanakan peneliti mengadakan pertemuan pada
hari Rabu tanggal 25 Februari 2009 dengan kepala sekolah, waka kurikulum
dan guru IPS kelas V C Dalam pertemuan ini peneliti menyampaikan tujuan
untuk melaksanakan penelitian di sekolah tersebut. Sebelum disetujui oleh
guru IPS peneliti mengajukan kelas yang akan di teliti siswa kelas V C kepada



kepala sekolah dan waka terlebih dahulu. Setelah kepala sekolah dan waka
memberikan izin pelaksanaan dan selanjutnya peneliti dipersilahkan untuk
berdiskusi dengan guru yang mengajar IPS pada kelas V C tentang situasi
kelas yang akan di teliti dan tentang mata pelajaran yang akan diberikan pada
waktu pelaksanaan penelitian serta metode atau media yang akan peneliti
lakukan yaitu menggunakan media video cassete sebagai proses belajar
mengajar.
Ibu Nur Wahyuningtyas selaku guru IPS mengatakan:
Saya belum pernah menggunakan media pembelajaran yang sampean
lakukan, dalam pelaksanaan proses pembelajaran IPS kelas V masih
sering menggunakan metode ceramah dan tanya jawab. tapi saya rasa
media video cassete itu bagus dan akan menarik bagi semua siswa
95


Peneliti disini bertindak sebagai guru dan pengamat dalam kelas yang
diteliti sebelum pelaksanaan tindakan peneliti berdiskusi dengan guru IPS
kelas V C tentang motivasi mereka dalam belajar dengan metode yang
diterapkan oleh guru selama ini serta masukan-masukan tentang perilaku
siswa siswi dalam kelas, agar peneliti sedikit memahami psikologis siswa
yang akan dijadikan penelitian dan juga meminta absensi kelas.
Setelah selesei berdiskusi ibu Nur Wahyuningtyas selaku guru IPS
memberikan pesan:
Mengajar itu penuh tantangan dan awet muda, karena setiap hari
bertemu dengan hal-hal baru seperti murid yang bandel, yang malas
belajar atau tidak mengerjakan PR, nah disitulah tantangan guru
semoga berhasil yaa..


95
Wawancara dengan Bu Nur Wahyuningtyas, guru IPS kelas V SDI Wahid Hasyim
Kabupaten Blitar, 25 Februari 2009



Hasil observasi awal menunjukkan bahwa dalam proses pembelajaran
guru masih menggunakan pendekatan pembelajaran tradisional, metode yang
digunakan masih ceramah dan tanya jawab, motivasi siswa dalam mengikuti
pembelajaran relatif rendah, dalam proses pembelajaran guru tidak melakukan
refleksi. Apalagi para siswa kelas VC khususnya yang laki-laki, motivasi
belajar mereka sangat rendah. Hal ini sebagaimana pernyataan oleh guru wali
kelas V C:
Sebenarnya memang benar Bu, sangat perlu dan sesegera mungkin
untuk dilaksanakan pembenahan pada proses pembelajaran karena yang
harus dibenahi dalam kelas VC ini adalah motivasi belajarnya, apalagi
yang laki-laki, kalau yang perempuan sudah lumayan bagus
motivasinya.
96


Selain pernyataan dari guru, para siswa juga mengaku bahwa selama ini
proses pembelajaran khususnya dalam pelajaran IPS yang mereka ikuti masih
menggunakan metode yang biasa, yaitu metode ceramah, mereka hanya
disuruh mendengarkan dan setelahnya diberi tugas untuk dikerjakan.
Iya bu selama ini bu Guru hanya bercerita dan menerangkan di depan
kelas, setelah itu dikasih soal untuk dikerjakan, terus biasanya bu Guru
juga meninggalkan kami di kelas.
97


Selain itu, siswa kelas V C SDI Wahid Hasyim juga sangat heterogen,
baik dari segi kemampuan akademis maupun latar belakang siswa itu sendiri.
Mereka sangat aktif dan suka membuat keributan ketika jam pelajaran
berlangsung. Mereka sangat aktif tapi dari segi motivasi belajarnya sangat

96
Wawancara dengan Bu Mirati, guru wali kelas V SDI Wahid Hasyim Kabupaten Blitar, 25
Februari 2009
97
Wawancara dengan Siska Ayu Prisilia, siswa kelas V SDI Wahid Hasyim Kabupaten Blitar
, 25 Februari 2009



kurang. Hal ini dikatakan oleh salah satu guru yang sudah tidak aktif lagi
mengajar tetapi bertugas menjaga koperasi sekolah
Memang benar Bu anak-anak kelas V C itu nakal-nakal semua, dan
nakalnya itu merata satu kelas. Saya dan guru-guru di sini itu sering
dibuat jengkel dengan ulah mereka, mereka sering tidak mau masuk
kelas dengan alasan tidak suka dengan gurunya. Bahkan pernah Bu pada
suatu hari saya dan Bu Nur harus menjaga di luar pintu supaya mereka
tidak keluar kelas.
98


C. Siklus penelitian
Mengacu pada model penelitian tindakan menurut Elliot, maka tahap-
tahap siklus sebagai berikut:
1. Siklus I
Pada siklus I dilaksanakan dua kali pertemuan. Pada pertemuan I
peneliti mengadakan pre test sebagai tindakan memeriksa lapangan dengan
menggunakan strategi pembelajaran konvensional dengan metode ceramah
dan tanya jawab. Pertemuan selanjutnya peneliti menggunakan media
video cassete untuk mengetahui peningkatan motivasi siswa dalam
pembelajaran.
a. Pre test
1) Rancangan pre test
Pre test dirancang sebagai tindakan observasi lapangan untuk
mengetahui situasi pembelajaran sebelumnya yaitu pembelajaran
konvensional. Adapun beberapa persiapan dalam melaksanakan pre
test antara lain:

98
Wawancara dengan Ibu Pujiati penjaga koperasi SDI Wahid Hasyim Kabupaten Blitar, 25
Februari 2009



a) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran
Rencana pelaksanaan pembelajaran konvensional dibagi
menjadi tiga tahap yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan
penutup.
(1) Kegiatan awal dimulai dengan salam pembuka terlebih
dahulu peneliti berkenalan dengan siswa mengungkapkan
maksud dan tujuan kedatangan peneliti.
(2) Pada kegiatan inti, peneliti menulis di papan tulis materi
yang akan disampaikan, serta menerangkan materi
pelajaran di depan kelas dan dilanjutkan dengan tanya
jawab.
(3) Penutup dilakukan dengan memberikan pre test kepada
siswa.
b) Mempersiapkan instrumen penelitian berupa lembar observasi
yang digunakan dalam mengukur motivasi belajar siswa.
2) Pelaksanaan pre test
Pre test dilaksanakan pada hari sabtu tanggal 28 Februari
2009, dengan menggunakan metode ceramah dan tanya jawab
seperti yang dilakukan pengajar sebelumnya.
Indikator pencapaian pada petemuan I adalah menjelaskan
peristiwa-peristiwa proklamasi berdasarkan garis waktu penting
sekitar proklamasi. Pembelajaran dengan menggunakan metode
ceramah dan tanya jawab dilaksanakan tanpa menggunakan media



pembelajaran sebagai alat bantu belajar. Guru menjelaskan
peristiwa-peristiwa berdasarkan garis waktu penting sekitar
proklamasi.
Pada saat pembelajaran berlangsung, siswa mendengarkan
sedangkan guru menerangkan dan berceramah di depan kelas
sesekali mendekte peristiwa-peristiwa berdasarkan garis waktu
penting sekitar proklamasi dan siswa menulisnya dalam buku
pelajaran. Dalam kondisi demikian, siswa terlihat jenuh, bosan, dan
kurang bergairah sehingga ada beberapa siswa yang mengalihkan
perhatiannya dengan main sendiri, menulis, berbicara pada
temannya saat guru menerangkan. Kemudian untuk
mengkondisikan kelas, guru menginstruksikan tepuk diam, yang
berbunyi: Tepuk diam,! Jika aku, sedang belajar. Maka aku, harus
diam!, diam, diam, diam, ssssssssstttt.!!!! (dengan meletakkan
jari telunjuk di bibir siswa).
Setelah guru selesai menerangkan kemudian memberikan
kesempatan kepada siswa untuk bertanya apa yang belum
dimengerti dengan cara mengacungkan tangan. Pada sesi tersebut
hanya satu atau dua orang yang bertanya itupun dengan bobot
pertanyaan yang sangat mudah untuk dijawab. Untuk memberikan
umpan balik, guru mencoba melempar pertanyaan kepada siswa
yang lain sebelum dijawab oleh guru, namun siswa diam tidak
memperhatikan, hanya ada satu atau dua orang yang berusaha



menjawab. Bahkan di tempat duduk yang lain ada siswa bermain
sendiri dengan temannya, kepalanya ditaruh diatas meja, sehingga
kelas terkesan tidak hidup karena tidak ada interaksi edukatif
antara guru dan siswa.
Pada akhir pembelajaran tidak dilaksanakan evaluasi dan
refleksi. Selanjutnya guru menuliskan soal pre test di papan tulis
dan dikerjakan oleh siswa selama 30 menit untuk mengetahui
efektivitas dari pembelajaran konvensional. Dalam mengerjakan
soal pre test, siswa tampak kurang bersemangat dan kurang
bergairah. Kemudian pelajaran ditutup dengan salam.
3) Observasi dan hasil pre test
Dari hasil pre test yang telah dilaksanakan, siswa tampak
kurang antusias dan kurang berminat dalam pembelajaran IPS. Hal
ini dapat diamati pada lembar observasi motivasi yang menunjuk
pada rata-rata 2,1 yang mengindikasikan bahwa siswa masih
kurang berminat pada pembelajaran IPS. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan metode
ceramah dan Tanya jawab tidak cocok untuk diterapkan dalam
pembelajaran IPS pada materi peristiwa sekitar proklamasi.
Selain itu, siswa kurang cekatan dalam menulis apa yang
menjadi kebutuhannya. Mereka cenderung menunggu intruksi dari
guru. Dan saat mengerjakan pre test siswa kurang bersemangat.



Hal itu dapat diamati pada lembar jawaban yang dikumpulkan
siswa, ada beberapa soal yang tidak dijawab.
Disamping itu, kemampuan siswa dalam menganalisa
masalah masih rendah, ketergantungan yang tinggi terhadap teman
serta masih rendahnya rasa tanggung jawab dan disiplin dalam
melaksanakan tugas-tugas.
4) Refleksi pre test
Dari hasil pre test dapat diambil kesimpulan bahwa strategi
konvensional dengan metode ceramah dan Tanya jawab tidak
cocok diterapkan pada pembelajaran IPS. Karena strategi ini masih
bersifat statis, pasif, doktriner dan tidak menarik bagi siswa, dan
kurang dikaitkan dengan kebutuhan siswa dalam kehidupan sehari-
hari.
Pembelajaran yang demikian kurang mendorong siswa untuk
aktif dan menghambat kreativitas siswa.
Berdasarkan observasi dan menyikapi hasil pre test yang
telah dilaksanakan, maka perlu adanya improvisasi sebagai berikut:
a) Menggunakan model pembelajaran baru yang dianggap cocok
dengan pembelajaran IPS, yaitu dengan menggunakan media
video cassete
b) Membuat modul pembelajaran dengan tujuan mempermudah
siswa dalam belajar secara mandiri.



c) Mengadakan refleksi pada setiap pertemuan untuk mengetahui
sejauh mana keberhasilan pembelajaran yang telah
dilaksanakan dan memberikan refleksi dengan tujuan
merefleksikan nilai-nilai yang terkait dengan materi pelajaran
dalam kehidupan sehari-hari.
b. Rencana Tindakan Siklus I
Pada perencanaan siklus I, peneliti menetapkan media video
cassete sebagai media yang akan diterapkan. Selanjutnya peneliti
melakukan tahap-tahap persiapan untuk menggunakan media video
cassete. Adapun beberapa tahap persiapan tersebut sebagai berikut:
1) Mempersiapkan modul pembelajaran siswa.
2) Mempersiapkan cassete video
3) Mempersiapkan peralatannya yaitu memakai komputer dan
proyektor
4) Menkondisikan siswa
5) Mempersiapkan materi pelajaran dengan indikator siswa dapat
mengidentifikasi peranan lembaga-lembaga yang di bentuk jepang,
mengidentifikasi peranan BPUPKI dan PPKI serta
mengidentifikasi perang dunia dua atau hirosima.
6) Siswa diajak keruang media audio visual untuk melihat pristiwa-
peristiwa proklamasi



7) Setelah selesei melihat peristiwa-peristiwa proklamasi dengan
media video cassete guru membagi 5 kelompok. Setiap kelompok
terdiri dari 5 siswa.
8) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran. Adapun rencana
pelaksanaan pembelajaran dibagi menjadi tiga tahap yaitu kegiatan
awal, kegiatan inti dan penutup.
9) Pembelajaran dimulai dengan salam, kemudian absensi serta
pengkondisian kelas. Setelah itu peneliti menyampaikan tujuan
pembelajaran dan umpan balik.
10) Pada kegiatan inti, siswa diajak keruang media audio visual setelah
itu guru membagi menjadi 5 kelompok. Pada setiap pembelajaran,
peneliti selalu melakukan penilaian.
11) Membuat evaluasi sebagai upaya mengetahui sejauh mana
keberhasilan pembelajaran dan memberikan refleksi dengan tujuan
agar siswa dapat menerapkan dalam kehidupan sehari-hari.
c. Pelaksanaan Tindakan Siklus I
Pada pelaksanaan siklus I pertemuan II dilaksanakan dengan
penggunaan media video cassete. Pertemuan I dilaksanakan pada
tanggal 28 Februari 2009 dan pertemuan II dilaksanakan pada tanggal
4 Maret 2009.
1) Pertemuan I
Pada pertemuan I peneliti melakukan pre test dengan
menggunakan strategi pembelajaran konvensional dengan



menggunakan metode ceramah dan Tanya jawab untuk mengetahui
bagaimana motivasi belajar siswa, agar peneliti dapat
mempersiapkan improvisasi yang akan dilakukan.
Pertemuan II peneliti melaksanakan pembelajaran sesuai
dengan perencanaan yang telah dibuat sebelumnya.
2) Pertemuan II
Pada pertemuan II peneliti mulai menggunakan media video
cassete. Hal ini diupayakan agar siswa lebih termotivasi dan dapat
melihat peristiwa-peristiwa sekitar proklamasi secara langsung.
Pada pertemuan II dibagi menjadi tiga tahap yaitu kegiatan awal,
kegiatan inti dan penutup berupa refleksi dan evaluasi.
Kegiatan awal ini dilakukan dengan memberi salam kepada
siswa dan berdoa, kemudian dilanjutkan dengan mengabsen siswa
satu persatu. Setelah itu menanyakan kesiapan siswa untuk
menerima pelajaran, setelah itu menyampaikan tujuan
pembelajaran dan indikator yang akan dicapai.
Adapun indikator pencapaian pada pertemuan II yaitu siswa
dapat mengidentifikasi perang dunia dua atau hirosima
mengidentifikasi peranan lembaga-lembaga yang di bentuk jepang,
serta mengidentifikasi peranan BPUPKI dan PPKI. Pada tahap
apersepsi guru memberikan stimulus dengan mengajak siswa
mengingat kembali peristiwa-peristiwa yang terjadi sekitar
proklamasi.



Kegiatan inti dimulai ketika siswa diajak keruang media
audio visual untuk melihat film Hirosima atau film perang dunia ke
dua. Setelah selesei melihat video cassete tentang hirosima guru
membagi siswa menjadi 5 kelompok, setiap kelompok terdiri dari 5
siswa. Masing-masing kelompok membahas materi yang sudah
ditentukan oleh guru yaitu untuk kelompok I membahas hasil
sidang BPUPKI I, kelompok 2 membahas hasil sidang BPUPKI II,
kelompok 3 membahas hasil sidang BPUPKI I, kelompok 4
membahas hasil sidang BPUPKI II dan kelompok 5 membahas
yang termasuk lembaga-lembaga yang dibentuk jepang.
Guru bertugas mengontrol secara keseluruhan kelompok dan
membantu apabila ada beberapa kelompok yang mengalami
kesulitan dalam memahami materi dan materi pembahasan. Setelah
selesei diskusi masing-masing ketua kelompok menyampaikan
hasil pembahasannya, kemudian guru memberikan penjelasan
secara singkat.
Sebagai penutup guru melakukan evaluasi dan memberi
kesempatan kepada beberapa siswa untuk menyimpulkan
pertemuan hari ini dan dibantu oleh guru. Selanjutnya siswa
mengumpulkan hasil kelompoknya untuk dinilai.
Penilaian dilakukan dengan menilai keaktifan siswa dalam
mengungkapkan ide setelah melihat video cassete, kemampuan
bertanya dan kekompakan dalam mengerjakan tugas kelompok.



Pada tahap penutup, guru bertanya kepada siswa untuk
menilai kegiatan pembelajaran dengan menggunakan media video
cassete ini. Apakah murid lebih termotivasi dan semangat dalam
belajar atau tidak. Ternyata jawaban murid cukup memuaskan bagi
guru, karena siswa merasa lebih semangat dan termotivasi dalam
pembelajaran.
Sebelum guru menutup pelajaran, guru memberikan motivasi
kepada siswa agar selalu rajin belajar dan melaksanakan semua
kewajiban baik di sekolah maupun di rumah.
d. Observasi
Observasi dilakukan pada saat pembelajaran berlangsung
maupun di luar jam pelajaran. Setelah dilakukan dua kali pertemuan,
dapat diamati pada lembar motivasi belajar menunjuk pada rata-rata
3,1 yang mengindisikan adanya peningkatan motivasi belajar terhadap
pelajaran IPS sebesar 47,62%.
Peningkatan motivasi siswa yang terlihat pada siklus I
(pertemuan II), dapat diamati dengan adanya semangat siswa untuk
mengerjakan tugas secara kelompok, serta beberapa siswa (walaupun
tidak banyak) sudah membawa buku paket atau referensi tambahan
untuk pembelajaran.
Pada saat berkelompok, masih ada juga siswa yang cenderung
pasif yang masih menggantungkan kepada siswa yang aktif dan
cenderung membebankan tugas kepada ketua kelompoknya.



Jadi sudah jelas pembelajaran dengan menggunakan media video
cassete dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Berbeda dengan
pertemuan sebelumnya ketika peneliti melakukan pre test dengan
menggunakan strategi pembelajaran konvensional dengan
menggunakan metode ceramah dan Tanya jawab yang cenderung
membuat siswa bosan dan ngantuk. Sedangkan pada pertemuan kedua,
ketika peneliti menggunakan media video cassete siswa sangat antusias
meskipun sebagian siswa masih cenderung pasif, masih
menggantungkan kepada siswa yang aktif, dan cenderung memberikan
kesempatan kepada ketua kelompok untuk menyampaikan pendapat.
e. Refleksi
Dari hasil pelaksanaan tindakan pada siklus I dapat diketahui
bahwa ada peningkatan motivasi belajar siswa sebesar 47,62% akan
tetapi peningkatan tersebut belum maksimal sehingga perlu adanya
revisi pembelajaran dalam upaya peningkatan motivasi belajar siswa.
Dari hasil observasi yang telah dilaksanakan pada siklus I masih
ada sedikit kendala dalam penggunaan media video cassete. Adapun
beberapa kendala tersebut yaitu:
1) Siswa masih belum terbiasa menggunakan media video cassette.
2) Siswa masih menggantungkan pada siswa yang lain, sehingga
pembelajaran didominasi oleh siswa yang aktif saja.
3) Pada saat pembelajaran masih ada siswa yang bermain sendiri.



Untuk menjadikan pembelajaran dengan menggunakan media
video casste lebih efektif dan bersemangat, maka perlu membiasakan
siswa untuk berani bertanya dan menyampaikan ide-ide mereka.
f. Revisi perencanaan
Menyikapi hasil refleksi di atas maka perlu adanya revisi dan
improvisasi, sehingga kekurangan pada siklus sebelumnya tidak
terulang pada siklus selanjutnya.
Adapun beberapa bentuk revisi dan improvisasi tersebut antara
lain:
1) Memberikan penjelasan tentang pentingnya penggunaan media
video cassette.
2) Membiasakan siswa untuk aktif dalam setiap pelaksanaan
pembelajaran.
3) Mempersiapkan segala sesuatu yang terkait dengan siklus II,
sehingga kekurangan pada siklus I tidak terulang pada siklus
berikutnya.










2. Siklus II
Silkus II dilaksanakan dengan tiga kali pertemuan. Pertemuan I yaitu
tanggal 11 Maret 2009, pertemuan II pada tanggal 14 maret 2009 dan
pertemuan III dilaksanakan pada tanggal 18 Maret 2009.
a. Rencana tindakan siklus II
Agar pelaksanaan pembelajaran dengan penggunaan media video
cassete lebih maksimal maka pada perencanaan siklus II, peneliti tetap
menggunakan media video cassete, dengan media tersebut diharapkan
agar siswa mampu mempertahankan keaktifan dan menjadikan siswa
berperan lebih aktif dan mempertajam analisa melalui media audio
visual dan di bentuk dengan kelompok yang sama seperti pada siklus I.
Pada tahap selanjutnya peneliti melakukan tahap-tahap persiapan
sebagai berikut:
1) Membagi kelompok seperti pada siklus I
2) Menyiapkan gambar tokoh-tokoh yang berperan dalam proklamasi
kemerdekaan RI
3) Mempersiapkan cassete video
4) Mempersiapkan peralatannya yaitu memakai komputer dan
proyektor
5) Mengajak siswa keruang media audio visual.
6) Mengkondisikan siswa
7) Mempersiapkan materi pelajaran pada pertemuan I dan II dengan
indikator pencapaian sebagai berikut:



a) Siswa dapat menceritakan riwayat singkat tentang tokoh-tokoh
proklamasi
b) Siswa dapat memberi contoh cara menghargai jasa tokoh-tokoh
perjuangan dalam proklamasi kemerdekaan
c) Siswa mampu menjelaskan peristiwa rengas dengklok,
penyusunan teks proklamasi
d) Membuat riwayat singkat Ir Soekarno
8) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran.
a) Pembelajaran dimulai dengan salam dan membaca doa,
kemudian mengabsen semua siswa, menanyakan kesiapan
siswa untuk menerima pelajaran, menyampaikan tujuan
pembelajaran dan indikator yang akan dicapai. Setelah itu guru
memberikan stimulus kepada siswa tentang peristiwa sekitar
proklamasi.
b) Kegiatan inti guru mempersiapkan video cassete,
mempersiapkan peralatannya yaitu memakai komputer dan
proyektor dan menkondisikan kelas setelah itu siswa diajak
keruang media audio visual
c) Evaluasi dilakukan untuk mengetahui sejauh mana
keberhasilan pembelajaran dengan menggunakan media video
cassete
9) Mempersiapkan ulangan harian




b. Pelaksanaan tindakan silkus II
Siklus II dilaksanakan dengan tiga kali pertemuan yaitu pada
tanggal 11 maret 2009, tanggal 14 maret 2009 dan tanggal 18 maret
2009.
Seperti pada pelaksanaan tindakan sebelumnya, peneliti melaksanakan
tindakan sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat yaitu
menggunakan media video cassete, sesuai dengan materi yang akan
diajarkan. Adapun pelaksanaan siklus II adalah sebagai berikut:
1) Pertemuan I
Pertemuan I pada siklus II, peneliti menggunakan media
video cassete. indikator yang akan dicapai pada pertemuan pertama
pada siklus II ini adalah menceritakan riwayat singkat tentang
tokoh-tokoh proklamasi serta memberi contoh cara menghargai
jasa tokoh-tokoh perjuangan dalam proklamasi kemerdekaan.
Pada pertemuan I dibagi menjadi tiga tahap, yaitu kegiatan
awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir berupa refleksi dan evaluasi.
Kegiatan awal dimulai dengan memberi salam kepada siswa
dan dilanjutkan dengan doa dan mengabsen siswa. Kemudian
menanyakan kesiapan siswa untuk menerima pelajaran, dilanjutkan
dengan menyampaikan tujuan pembelajaran dan indikator yang
akan dicapai, dengan harapan setiap siswa sadar akan target
pembelajaran yang akan dicapai serta memberitahukan kepada
siswa media yang akan digunakan. Kemudian guru memberikan



stimulus kepada siswa dengan mengajak siswa mengingat kembali
peristiwa-peristiwa yang terjadi sekitar proklamasi.
Selanjutnya pada kegiatan inti siap di mulai dengan guru
mempersiapkan gambar-gambar tokoh pejuang proklamasi, setelah
itu guru menempelkan gambar di papan tulis dan guru memberi
penjelasan sedikit peristiwa penting perjuangan bangsa dan usaha
mempersiapkan kemerdekaan. Setelah selesei menerangkan guru
mempersiapkan video cassete dan siswa langsung diajak keruang
media audio visual untuk melihat video cassette tokoh proklamasi
kemerdekaan RI.
Pembelajaran berjalan dengan siswa harus memperhatikan
video cassette tentang peristiwa penting perjuangan bangsa dan
usaha mempersiapkan kemerdekaan dengan seksama agar mereka
dapat memahami betul peristiwa tersebut. Setelah itu guru
membagi kelompok sama seperti pada siklus I. masing-masing
kelompok membahas materi yang sudah ditentukan oleh guru
secara bersama-sama. Kelompok 1, 2 dan 3 membahas tentang
riwayat singkat tentang tokoh-tokoh proklamasi sedangkan
kelompok 4 dan 5 membahas tentang bagaimana cara menghargai
jasa tokoh-tokoh perjuangan dalam proklamasi kemerdekaan sesuai
dengan tayangan video cassette yang sudah diperlihatkan tadi.
Setelah selesei diskusi dari masing-masing ketua kelompok
memberikan kesimpulan hasil pembahasan diskusi kelompok.



Guru sebagai fasilitator membantu siswa aktif berpendapat
dan sewaktu-waktu guru bisa meluruskan pendapat mereka, begitu
seterusnya. Setelah diskusi selesei, setiap kelompok
mengumpulkan tugas kepada guru. Kemudian guru menjelaskan
secara singkat sekaligus memberikan kesimpulan.
Sebelum pelajaran ditutup, guru memberikan pekerjaan
rumah (PR) untuk mengetahui sejauh mana siswa memahami
materi yang telah diajarkan. Setelah siswa selesai menulis PR yang
akan dikerjakan, guru bertanya kepada siswa tentang pembelajaran
pada hari ini, apakah penggunaan media yang diterapkan dapat
menambah motivasi atau tidak. Ternyata jawaban siswa sangat
memuaskan guru, dan merasa senang sekali karena siswa bisa
melihat secara realita kejadian peristiwa proklamasi dan hal itu
sangat memotivasi siswa dan tidak membosankan. Terbukti juga
dengan observasi atau pengamatan yang dilakukan oleh peneliti,
bahwa siswa kelas VC SDI Wahid Hasyim lebih semangat dan
termotivasi dalam belajar, dibandingkan dengan pertemuan
pertama ketika peneliti menerapkan strategi konvensional dengan
metode ceramah dan Tanya jawab.
Seperti pertemuan sebelumnya, siswa diberi kesempatan
untuk membuat kesimpulan tentang materi yang telah diajarkan,
dan rata-rata dari mereka mengacungkan tangan untuk membuat
kesimpulan. Ini adalah peningkatan yang cukup tinggi karena



siswa sudah mulai berani mengungkapkan atau menyampaikan
pendapat mereka. Selanjutnya guru tidak lupa memberikan
motivasi untuk selalu belajar, dan melakukan refleksi berkaitan
dengan materi yang telah dipelajari dengan kekuasaan Tuhan.
Penilaian dilakukan dengan menilai keaktifan siswa,
kekompakan kelompok, ketepatan jawaban baik secara kelompok
atau tugas individu seperti PR.
2) Pertemuan II
Pertemuan II, tidak dibentuk kelompok lagi tetapi
pembelajaran berlangsung seperti biasa yaitu dilakukan di ruang
media audio visual. Seperti pertemuan sebelumnya, pertemuan II
dibagi menjadi tiga tahap yaitu kegiatan awal, kegiatan inti dan
kegiatan akhir/penutup.
Kegiatan awal dilakukan dengan memberi salam dilanjutkan
dengan doa dan mengabsen siswa satu persatu serta menanyakan
kesiapan siswa untuk menerima pelajaran. Kemudian dilanjutkan
dengan menyampaikan tujuan pembelajaran dan indikatornya yaitu
Siswa mampu menjelaskan peristiwa rengas dengklok, penyusunan
teks proklamasi dan Membuat riwayat singkat Ir Soekarno.
Pada kegiatan inti guru mengajak siswa keruang media audio
visual untuk melihat tayangan peristiwa rengas dengklok,
penyusunan teks proklamasi dengan menggunakan video cassete.
Pada sesi ini siswa sudah terlihat lebih antusias lagi dan



bersemangat, terlihat rasa keingintahuan mereka dalam melihat
video cassette. Pada tayangan tersebut diperlihatkan rumah ketika
Ir Soekarno dan Moh. Hatta diasingkan direngasdengklok dan
proses penyusunan teks proklamasi serta riwayat singkat Ir
Soekarno.
Pada tahap selanjutnya guru menyuruh setiap siswa untuk
merangkum dengan semampunya dari peristiwa peristiwa
rengasdengklok dan proses penyusunan teks proklamasi serta
riwayat singkat Ir Soekarno kaitannya dengan video cassette yang
sudah ditayangkan. Kemudian setiap siswa wajib
mempresentasikan di depan kelas selama kurang lebih 1 menit
secara bergantian. Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk mengajak
siswa lebih berani mengungkapkan pendapatnya di depan kelas dan
agar mereka lebih termotivasi setelah mengikuti pembelajaran IPS
melalui video cassette. Setelah selesei mempresentasikan, hasil
presentasi tersebut dikumpulkan dimeja guru.
Sebelum pembelajaran di tutup terlebih dahulu guru bertanya
kepada siswa terkait dengan penggunaan media video cassete
untuk pembelajaran IPS hari ini. Siswa menyatakan sangat senang
sekali dan termotivasi dalam mengikuti pelajaran IPS. Karena
mereka dapat melihat secara realita kejadian tentang peristiwa
proklamasi dan mendapatkan pengalaman apa yang belum pernah
mereka ketahui kemudian pelajaran diakhiri dengan doa dan tak



lupa guru memberi motivasi kepada siswa untuk selalu giat dalam
belajar.
3) Pertemuan III
Pertemuan III diisi dengan ulangan harian. Hal ini bertujuan
untuk mengukur tingkat keberhasilan siswa dalam pembelajaran
IPS pada materi peristiwa proklamasi yang selama ini sudah
dipelajari.
Apersepsi dilakukan dengan peneliti memberi salam kepada
siswa dilanjutkan dengan mengabsen siswa. Kemudian pada
kegiatan inti siswa diminta untuk membaca 5 menit sebelum
ulangan harian dilaksanakan. Selanjutnya ulangan harian dilakukan
dengan guru membagi soal ulangan beserta lembar jawabannya
kemudian dilanjutkan dengan mengerjakan soal tersebut.
Setelah ulangan harian telah selesai dikerjakan, siswa diminta
untuk mengumpulkannya. Selanjutnya, guru menanyakan kepada
siswa apakah dalam ulangan harian tadi ada kesulitan atau tidak.
Sebagian besar siswa menjawab tidak mengalami kesulitan dalam
mengerjakannya.
Sebelum pembelajaran ditutup, terlebih dahulu peneliti
meminta pendapat siswa mengenai pembelajaran yang selama ini
diterapkan oleh peneliti. Hal ini dilakukan karena pertemuan
peneliti dengan siswa kelas V disini merupakan pertemuan terakhir
dalam penelitian tindakan kelas ini.



Banyak komentar dari siswa yang menyatakan bahwa
penggunaan media video cassete yang selama ini dilakukan oleh
peneliti merupakan hal yang menyenangkan bagi mereka. Mereka
mengaku bahwa mereka belum pernah mendapatkan media yang
selama ini dilakukan oleh peneliti dalam pembelajaran IPS. Mereka
juga mengaku selama ini dalam pembelajaran, mereka hanya
diterangkan saja kemudian diminta untuk mengerjakan soal. Salah
satu komentar siswa (merupakan siswa yang langganan juara I di
kelasnya) menyatakan Meskipun selama ini saya jadi juara kelas
terus, saya tidak pernah ngerti apa makna dari sebuah peristiwa
proklamasi, karena selama ini tidak pernah diperlihatkan secara
nyata. Semenjak bu guru mengajar di sini saya senang dengan
media yang bu guru gunakan, karena banyak hal yang saya ketahui
menjadikan saya lebih paham dan mengerti tentang apa itu
peristiwa proklamasi..
Selanjutnya refleksi dilakukan dengan merenungkan kembali
bahwa betapa besar pengorbanan para pahlawan dalam merebutkan
kemerdekaan bangsa Indonesia kita ini. Setelah itu peneliti beserta
siswa berdoa bersama sebelum pulang dan dilanjutkan dengan
salam penutup.
c. Observasi
Hasil dari pengamatan keseluruhan pada tahap ini, bahwa peserta
didik sudah mencapai indikator yang harus dicapai, hal ini dapat



ditunjukkan bahwa motivasi peserta didik dalam proses pembelajaran
IPS meningkat, peserta didik lebih bersemangat terhadap tugas yang
diberikan, tergerak untuk selalu belajar dan melakukan pekerjaan
sesuai dengan minatnya, terangsang untuk mewujudkan keinginannya,
mempunyai keinginan yang kuat terhadap sesuatu, mengikuti KBM
dengan senang dan tidak merasa jenuh dengan pelajaran.
Dari hasil pelaksanaan tindakan siklus II, setelah peneliti
melakukan observasi pada saat pembelajaran berlangsung maupun di
luar jam pelajaran. Dari tiga kali pertemuan, dapat dilihat pada lembar
observasi motivasi menunjuk pada rata-rata 3,8 yang mengindikasikan
adanya peningkatan motivasi belajar terhadap pelajaran IPS sebesar
80,95%. Jadi dapat diketahui bahwa motivasi belajar siswa mengalami
peningkatan yang cukup tinggi.
Ternyata penggunaan video cassete mampu meningkatkan
motivasi belajar siswa. Hal ini dapat terlihat pada saat pembelajaran
IPS berlangsung, siswa sangat antusias dan semangat dalam mengikuti
pelajaran, bertanggung jawab dan disiplin dalam mengerjakan tugas-
tugas. Raut wajah mereka juga menandakan kalau mereka itu belajar
dengan senang, tidak jenuh/tidak bosan dan juga tidak mengantuk pada
saat pembelajaran.
d. Refleksi
Dari hasil observasi siklus II dapat diketahui bahwa adanya
peningkatan motivasi belajar siswa pada pelajaran IPS. Peningkatan



tersebut dapat diketahui melalui hasil observasi yang telah dilakukan
oleh peneliti. Dari hasil observasi dan data empiris di lapangan
menunjukkan bahwa penggunaan media video cassete terbukti dapat
meningkatkan motivasi belajar siswa kelas VC SDI Wahid Hasyim
Selokajang Kabupaten Blitar. Hasil observasi lapangan menunjukkan
adanya peningkatan motivasi dari siklus I ke siklus II mengalami
peningkatan sebesar 33,33%.
Adapun indikator keberhasilan penggunaan media video cassete
sebagai berikut:
1) Pada saat pembelajaran siswa terlihat lebih aktif untuk mencari
sendiri, semangat dan tidak merasa bosan pada saat pembelajaran
berlangsung.
2) Dengan menggunakan video cassette karena siswa bisa melihat
secara realita peristiwa proklamasi secara langsung dan lebih
konsentrasi.
3) Adanya peningkatan motivasi belajar siswa terlihat pada saat
observasi yang dilakukan oleh peneliti.









D. Temuan Penelitian
Berdasarkan paparan diatas, berikut ini dikemukakan temuan penelitian
pada setiap tindakan dan temuan penelitian secara umum:
1. Temuan Siklus I
a. Siswa sangat antusias dengan penggunaan media yang diterapkan oleh
guru.
b. Respon siswa terhadap penjelasan guru cukup baik.
c. Pada saat berkelompok siswa masih memilih-milih teman, sehingga
pada jalannya diskusi siswa terkesan individu dan kurangnya
kekompakan atau kerjasama dalam kelompok.
d. Waktu pembelajaran IPS dengan penggunaan media audio visual siswa
tampak bersemangat karena mereka dapat melihat langsung kejadian
waktu adanya peristiwa proklamasi.
e. Guru memberikan bimbingan dan dorongan penuh kepada siswa.
f. Peningkatan motivasi belajar siswa 47,62% dibandingkan sebelum
dilakukan tindakan.

2. Temuan Siklus II
a. Siswa sangat antusias dengan penggunaan media yang diterapkan oleh
guru.
b. Respon siswa terhadap penjelasan guru cukup baik.
c. Siswa lebih konsentrasi



d. Pada saat berkelompok siswa sudah terbiasa dengan kelompoknya ,
sehingga pada jalannya diskusi siswa sudah terlihat adanya
kekompakan atau kerjasama dalam kelompok
e. Siswapun mulai mandiri dalam mengikuti penugasan yang diberikan
oleh guru.
f. Siswa memahami materi melalui penugasan-penugasan dan penjelasan
dengan penggunaan media audio visual yang diberikan guru
g. Peningkatan motivasi belajar siswa rata-rata sebesar 80,95%
dibandingkan sebelum dilakukan tindakan.

















BAB V
PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

Fokus dalam penelitian ini adalah penggunaan media audio visual untuk
meningkatkan motivasi belajar pada pembelajaran IPS dengan materi tentang
peristiwa proklamasi
Penelitian ini dilakukan dengan dua siklus, siklus pertama dilaksanakan dua
kali pertemuan dan siklus kedua dilaksanakan tiga kali pertemuan, hal ini
mengingat materi yang akan diajarkan hanya peristiwa proklamasi. Siklus
pertama, pada pertemuan I peneliti melaksanakan pemeriksaan lapangan dan
memberikan pre test menggunakan strategi pembelajaran konvensional dengan
metode ceramah dan Tanya jawab. Guru menjelaskan, mendekte di depan kelas,
sedangkan siswa mendengarkan dan menulis apa yang diperintahkan guru, serta
diselingi tanya jawab.
Melalui pre test, dapat diketahui bahwa pembelajaran konvensional dengan
metode ceramah dan tanya jawab menjadikan siswa pasif dan menjadikan guru
sebagai satu-satunya pentransfer ilmu. Siswa tidak dituntut untuk mencari sendiri
dan memecahkan masalah dalam kegiatan pembelajaran. Sehingga siswa
cenderung tidak semangat dan motivasi belajar siswa sangat rendah, karena hanya
menjadi pendengar saja dan tidak terlalu ikut andil dalam pembelajaran.
Dari hasil pre test yang telah dilaksanakan, siswa tampak kurang antusias
dan kurang berminat dalam pembelajaran IPS. Hal ini dapat diamati pada lembar



observasi motivasi yang menunjuk pada rata-rata 2,1 yang mengindikasikan
bahwa siswa masih kurang berminat pada pembelajaran IPS.
Jadi pembelajaran yang kurang melibatkan siswa dalam kegiatan
pembelajaran akan menimbulkan rasa terpaksa, tertekan, bosan dan malas.
Sehingga mengakibatkan motivasi belajar siswa menjadi menurun. Jadi sudah
jelas bahwa metode ceramah dan tanya jawab sangat tidak kondusif jika
diterapkan dalam kegiatan pembelajaran yang cenderung membutuhkan cerita
yang realita seperti pelajaran IPS.
Salah satu cara menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan dalam
pembelajaran IPS khususnya pada materi peristiwa proklamasi adalah dengan
menggunakan media video cassete. Dimana media tersebut diharapkan mampu
menggugah semangat dan meningkatkan motivasi belajar siswa dalam
pembelajaran. Karena dengan media tersebut siswa dapat melihat kejadian
peristiwa proklamasi secara kongkrit, bukan hanya sekedar mengetahui dari cerita.
Menyikapi hasil pre test, pada pertemuan selanjutnya peneliti menggunakan
media video cassete. Dengan menggunakan media ini diharapkan siswa mampu
berperan aktif dalam mengikuti pembelajaran IPS di kelas.
Dengan media video cassete kebutuhan berbagai program pendidikan dapat
dipenuhi dengan baik, berbagai sumber informasi yang tidak mungkin diberikan
melalui media lainnya dapat disajikan melalui video cassete. Alat ini dapat diputar
kembali yang memungkinkan terjadinya proses umpan balik untuk perbaikan dan
peningkatan upaya pengajaran.
99


99
R. Ibrahim dan Nana Ibrahim, op. cit., hlm.117-118.



Video, sebagai media audio-visual yang menampilkan gerak, semakin lama
semakin populer dalam masyarakat kita. Pesan yang disajikan bersifat fakta
(kejadian / peristiwa penting, berita) maupun fiktif (ceritera), bisa bersifat
informative, edukatif maupun instruksional. Sebagian besar tugas film dapat
digantikan video. Tapi ini tidak berarti bahwa video akan menggantikan
kedudukan film. Masing-masing mempunyai kelebihan dan keterbatasannya
sendiri.
Dengan menggunakan media tersebut dalam pertemuan ke dua pada siklus I
ini ternyata menjadikan siswa lebih berani mengungkapkan pendapatnya dan lebih
bersemangat dibanding dengan pertemuan sebelumnya. Ada keinginan untuk
belajar IPS yang ditunjukkan dengan mengungkapkan pendapat dan bertanya
walaupun sebagian besar masih didominasi oleh siswa yang aktif
Hasil observasi siklus 1 dilakukan pada saat pembelajaran berlangsung
maupun di luar jam pelajaran. Setelah dilakukan dua kali pertemuan, dapat
diamati pada lembar motivasi belajar menunjuk pada rata-rata 3,1 yang
mengindisikan adanya peningkatan motivasi belajar terhadap pelajaran IPS
sebesar 47,62%
Sedangkan pada siklus II pertemuan pertama dan kedua peneliti
menggunakan media video cassete karena dengan menggunakan media ini sangat
cocok diterapkan pada mata pelajaran IPS khususnya pada materi peristiwa
proklamasi. Dengan menggunakan media video cassete, siswa dapat melihat
secara realita kejadian tersebut. Dengan penggunaan media tersebut tampak



ekspresi siswa menunjukkan rasa senang dan semangat dalam mengikuti
pembelajaran.
Dari hasil pelaksanaan tindakan siklus II, setelah peneliti melakukan
observasi pada saat pembelajaran berlangsung maupun di luar jam pelajaran. Dari
tiga kali pertemuan, dapat dilihat pada lembar observasi motivasi menunjuk pada
rata-rata 3,8 yang mengindikasikan adanya peningkatan motivasi belajar terhadap
pelajaran IPS sebesar 80,95%. Jadi dapat diketahui bahwa motivasi belajar siswa
mengalami peningkatan yang cukup tinggi.
Jadi hasil observasi lapangan menunjukkan adanya peningkatan motivasi
dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan sebesar 33,33%.
Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara, maka penggunaan media
video cassette mampu meningkatkan motivasi belajar siswa. Karena penggunaan
video cassette sangat sesuai dengan materi yang akan diajarkan yaitu tentang
peristiwa proklamasi, dimana materi ini perlu melihat dengan realita yang
melibatkan siswa dapat melihat kejadian peristiwa proklamasi secara langsung.
Sedangkan bukti yang lain adalah pernyataan siswa yang mengatakan senang
terhadap penggunaan media video cassete, sehingga kelas lebih hidup dan siswa
mulai bersemangat yang ditunjukkan muka sangat ceria dan lebih antusias dalam
mengikuti pelajaran IPS.
Sudah sangat jelas bahwa penggunaan media audio visual yang diterapkan
oleh peneliti pada pembelajaran IPS pada materi peristiwa proklamasi, dapat
menggerakkan motivasi belajar siswa. Hal ini selaras dengan hasil observasi saat
pembelajaran berlangsung. Siswa sangat antusias dan semangat dalam mengikuti



pelajaran. Tidak ada rasa bosan dan jenuh, karena siswa terlibat secara aktif dalam
kegiatan pembelajaran.
Media audio visual adalah jenis media yang selain mengandung unsur suara
juga mengandung unsur gambar yang bisa dilihat. Misalnya rekaman video,
berbagai rekaman film, slide suara, dan lain sebagainya. Kemampuan media ini
dianggap lebih baik dan lebih menarik.
100
. Manfaat media dalam kegiatan
pembelajaran tidak lain adalah memperlancar proses interaksi antara guru dengan
siswa, dalam hal ini membantu siswa belajar secara optimal. Kedudukan media
cukup penting artinya dalam meningkatkan kadar informasi yang kita ingat (70%)
dibandingkan dengan pembelajaran melalui metode ceramah (20%).
101

Motivasi belajar siswa sangat menentukan hasil belajar siswa. Makin tepat
motivasi yang diberikan maka akan makin berhasil pula pelajaran itu. Jadi
motivasi akan senantiasa menentukan intensitas usaha belajar bagi para siswa.
102

Jadi motivasi belajar pada siswa harus selalu digerakkan dengan cara selalu
memberikan metode, strategi dan pendekatan yang variatif agar siswa selalu
semangat dalam mengikuti pelajaran.







100
Wina Sanjaya, op. cit., hlm. 172
101
Cepi Riyana, op.cit, ( http://www.cepiriyana.blogspot.com diakses 1 maret )
102
Sardiman, op.cit., hlm. 84-85



Adapun indikator keberhasilan penggunaan media video cassete sebagai
berikut:
1. Pada saat pembelajaran siswa terlihat lebih aktif untuk mencari sendiri,
semangat dan tidak merasa bosan pada saat pembelajaran berlangsung.
2. Dengan menggunakan video cassette karena siswa bisa melihat secara realita
peristiwa proklamasi secara langsung dan lebih konsentrasi.
3. Adanya peningkatan motivasi belajar siswa terlihat pada saat observasi yang
dilakukan oleh peneliti.


















BAB VI
PENUTUP

Pada bab ini, akan diuraikan mengenai hasil kesimpulan dan saran.
Kesimpulan merupakan hasil dari penelitian yang telah dijabarkan sebelumnya,
sedangkan saran merupakan pendapat peneliti untuk hasil penelitian lebih lanjut.
A. Kesimpulan
1. Perencanaan penggunaan media audio visual pada materi peristiwa
proklamasi mata pelajaran IPS. Perencanaan dibuat berdasarkan konsep-
konsep yang terdapat dalam penggunaan media audio visual yitu
mempersiapkan video cassette dan peralatannya menggunakan computer
dan proyektor, disesuaikan dengan tujuan pembelajaran. Langkah awal
dari perencanaan ini adalah menetapkan materi pembelajaran, menelaah
buku paket IPS kelas V, mengembangkan silabus, menyusun rencana
pelaksanaan pembelajaran, mempersiapkan instrumen penelitian berupa
lembar observasi yang digunakan dalam mengukur motivasi belajar siswa.
2. Pelaksanaan penggunaan media audio visual pada materi peristiwa
proklamasi mata pelajaran IPS dapat terlaksana sesuai dengan apa yang
sudah direncanakan. Dengan adanya pelaksanaan pembelajaran IPS
dengan penggunaan media audio visual dapat meningkatkan motivasi
belajar siswa hal ini terlihat dari antusias siswa selama kegiatan belajar
berlangsung Penggunaan media audio visual memiliki dampak positif
terhadap peningkatan motivasi belajar siswa pada materi peristiwa



proklamasi mata pelajaran IPS. Hal ini dapat dilihat dari Antusias siswa
selama mengikuti pembelajaran, siswa lebih konsentrasi dan selalu aktif
bertanya, siswa mampu menjelaskan kembali materi yang telah dipelajari
pada pertemuan sebelumnya dan siswa mampu menerapkan materi yang
diperoleh ke dalam kehidupan sehari-hari.
3. Penilaian terhadap penggunaan media audio visual mata pelajaran IPS di
SDI Wahid Hasyim secara kualitatif menunjukkan siswa senang terhadap
penggunaan media audio visual terlihat lebih bersemangat, suasana kelas
menjadi hidup, keberanian dalam mengemukakan pendapat, dapat
menemukan pengetahuan yang baru, keaktifan, konsentrasi, antusias siswa
selama mengikuti pembelajaran dengan menggunakan media audio visual.
berdasarkan secara kuantitatif berupa angka-angka yang diperoleh dari
perhitungan motivasi belajar siswa dapat diketahui bahwa penggunan
media audio visual yaitu meningkatnya motivasi belajar siswa dari siklus 1
ke siklus II sebanyak 33,33%











B. Saran
Melihat hasil penelitian diatas sebagai saran dari peneliti yang di
harapkan adalah dapat menjadi pertimbangan bagi peningkatan mutu
pendidikan IPS adalah sebagai berikut:
1. Guru diharapkan lebih banyak berpikir tentang strategi dan metode apa
yang harus diterapkan untuk mencapai kompetensi dasar yang ditargetkan.
2. Pengembangan dalam penggunaan media audio visual untuk proses belajar
harus dikembangkan sesuai dengan materi dan peserta peserta didiknya,
agar dapat memberikan manfaat yang lebih maksimal.
3. Selain media audio visual sebagai media pembelajaran tentunya masih
banyak media-media lain yang harus di fahami agar bisa bermanfaat dalam
dunia pendidikan.
4. Profesionalitas dari seorang guru dalam mengajar dan mendidik menjadi
faktor pendukung keberhasilan siswa. Maka guru diharapkan menguasai
pelajaran tersebut dengan segala teknik mengajar sehingga ketika
mengalami kendala mampu mencari jalan keluar sebagai alternatif.













DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi dkk. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Arsyad, Azhar. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada Cipta.

Aqib, Zainal. 2007. Penelitian Tindakan Kelas: untuk Guru. Bandung: Yrama
Widya.

Djamarah, Syaiful Bahri. 1996. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Dimyati, dkk. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Faishol, 2006. IPS Sejarah Jakarta: Fajar

Hamalik, Oemar. 2007. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Hasan, Iqbal. 2002. Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian Dan Aplikasinya.
Jakarta: Ghalia Indonesia.

Hasibuan. 1988. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Remadja Karya.

Ibrahim R. 2003. Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Indrastuti. 2005. Buana Pengetahuan Sosial. Jakarta: Yudhistira

Kartono, Kartini. 1992. Pengantar Ilmu Mendidik Teoritis. Bandung: Mandar
Maju.

Marfuah, Siti. 2007. Penggunaan Media Pembelajaran Dalam Meningkatkan
Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Di
Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Pagak Malang. Skripsi Universitas Islam
Negeri Malang.

Margono. 2000. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta:Rineka Cipta.

Moleong, Lexy J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.




Muhaimin, dkk.1996. Strategi Belajar Mengajar. Surabaya: Citra Media.

Mukhamad, Afif. 2008. Penggunaan Media Foto Untuk Meningkatkan Motivasi
Belajar Siswa Mata Pelajaran Ekonomi Kelas X- MAN Kota Blitar. Skripsi
Universitas Islam Negeri Malang.

Nasution. 2006. Metode Research. Jakarta: Bumi Aksara.

Riyana, Cepi. ( http://www.cepiriyana.blogspot.com).

Rohani, Ahmad.1997. Media Instruksional Edukatif. Jakarta: Rineka Cipta.

Rusyan, Tabrani. 1994. Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung:
Remaja Rosdakarya.

Sadiman, Arief. S. 2003. Media Pendidikan. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Sardiman A.M. 2007. Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada.

Shahab, Alwi. http://www.duniaesai.com/sejarah/sejarah5.htm

Solihatin, Etin. 2007. Cooperative Learning; Analisis Model Pembelajaran IPS.
Jakarta: PT Bumi Aksara.

Sudjana, Nana, dkk.1989. Teknologi Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Offset.

Suderadjat, Hari. 2004. Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK).
Bandung: CV Cipta Cekas Grafika.

Suryabrata, Sumadi. 2005. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT RajaGrfindo
Persada.

Sri Andayani, Anik. 2006. Penggunaan Media Pembelajaran Dalam
Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PAI Di SDN
Randu Agung 01 Lumajang. Skripsi Universitas Islam Negeri Malang.

Suwarna. 2005. Pengajaran Mikro. Yogyakarta: Tiara Wacana.




Syah, Muhibbin. 2000. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru.
Bandung: Remaja Rosda Karya.

Tim Pustaka Yustisia. 2007. Panduan Penyusun KTSP Lengkap; Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan SD, SMP, dan SMA. Yogyakarta:Pustaka
Yustisia.

Trianto. 2007. Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek. Jakarta:
Prestasi Pustaka Publisher.

Uno, Hamzah. 2007. Teori Motivasi Dan Pengukurannya Analisis di Bidang
Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

. 2007. Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar
Mengajar Yang Kreatif Dan Efektif. Jakarta: Bumi Aksara.

. 2007. Profesi Kependidikan Problema Solusi dan Reformasi
Pendidikan di Indonesa. Jakarta: Bumi Aksara.

Wiriaatmadja, Rochiati. 2008. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung:
Remaja Rosdakarya.

Zainuddin, Muhammad Walid.2009. Pedoman Penelitian Skripsi. UIN Malang.

Zuhri, Amirudin. 2004. Bahan Kuliah Konsep Dasar IPS I. Malang: UIN Malang.




















LAMPIRAN 1

SILABUS PEMBELAJARAN

Nama Sekolah : SDI Wahid Hasyim
Mata Pelajaran : IPS
Kelas : V
Semester : 2 (dua)

Standar Kompetensi : Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam mempersiapkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Kompetensi
Dasar
Materi Pokok/
Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran Indikator Penilaian
Alokasi
Waktu
Sumber
/ Bahan/ Alat
1. Mendeskripsi-
kan perjuangan
para tokoh
pejuang pada
masa
penjajahan
Belanda dan
Jepang.

Perjuangan para
pejuang pada
masa
penjajahan
Belanda dan
Jepang
Membuat laporan
mengenai tokoh-tokoh
pejuang nasional yang ada
di propinsi setempat.
Melakukan diskusi tentang
peristiwa dan peranan
Sumpah Pemuda 28
Oktober 1928 dalam
mempersatukan Indonesia.
Membuat tulisan
mengenai peranan masing-
masing tokoh penting
dalam peristiwa Sumpah
pemuda.
Membuat laporan mengenai
tokoh-tokoh pejuang
nasional yang ada di
propinsi setempat.
Menceritakan peristiwa
Sumpah Pemuda.
Menceritakan peranan
masing-masing tokoh dalam
peristiwa Sumpah Pemuda
28 oktober 1928.
Menceritakan peranan
Sumpah Pemuda 28 oktober
1928 dalam mempersatukan
Indonesia.
Tes
Tertulis.
Lisan.
Perbuatan.
Produk
9 jp x 35
menit





Kompetensi
Dasar
Materi Pokok/
Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran Indikator Penilaian
Alokasi
Waktu
Sumber/
Bahan/ Alat
2. Kemampuan
menganalisis
peristiwa
proklamasi

Peristiwa
proklamasi
Guru menjelaskan
peristiwa sekitar
proklamasi berdasarkan
garis waktu
Siswa diajak ke ruang
media audio visual
untuk melihat peristiwa
proklamasi
Siswa dibagi menjadi
beberapa kelompok.
Siswa sisuruh
merangkum dari
peristiwa proklamasi
yang sudah
diperlihatkan
Menjelaskan beberapa usaha
dalam rangka
mempersiapkan
kemerdekaan.
Menjelaskan perlunya
perumusan dasar negara
sebelum kemerdekaan.
Mengidentifikasi peranan
beberapa tokoh dalam
mempersiapkan
kemerdekaan.
Menunjukkan sikap
menghargai jasa para tokoh
dalam mempersiapkan
kemerdekaan.
Tes
Tertulis.
Lisan.
Proses
pembelaja-
ran

8 jp x 35
menit
Gambar-
gambar tokoh
yang sesuai.
Buku IPS
kelas V.
Buku
referensi lain
yang sesuai.
Video cassete
3. Menghargai jasa
dan peranan
tokoh dalam
memproklamasik
an kemerdekaan.
Peristiwa
sekitar
Proklamsi
Membaca dan
merenungkan isi teks
Proklamasi.
Tanya jawab tentang
pristiwa sekitar
Proklamsi.
Diskusi kelompok
tentang peristiwa
Rengasdengklok dan
proses Penyusunan Teks
Proklamsi.
Menceritakan peristiwa-
peristiwa penting yang
terjadi di sekitar Proklamsi
(Peristiwa Rengasdengklok
dan Penyusunan teks, detik-
detik proklamsi
Kemerdekaan).
Membuat garis waktu
tentang tahapan peristiwa
menjelang proklamasi.
Tes
Tertulis.
Lisan.
Produk
(LKS).
Portofolio.
14 jp x 35
menit
Atlas
Indonesia.
Gambar-
gambar tokoh
yang sesuai.
Buku IPS
kelas V.
Buku
referensi lain
yang sesuai.




Kompetensi
Dasar
Materi Pokok/
Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran Indikator Penilaian
Alokasi
Waktu
Sumber/
Bahan/ Alat
Membuat tahapan peristiwa menjelang
proklamsi dalam bentuk garis waktu.
Menjelaskan peranan tokoh yang
terlibat dalam peristiwa Proklamasi.
Secara kelompok mencatat peran salah
satu tokoh dalam peristiwa sekitar
proklamsi.
Membiasakan nilai-nilai kepahlawanan
dalam perilaku sehari-hari.
Membuat biografi seorang tokoh yang
terlibat dalam peristiwa Proklamsi.
Berbincang dengan nara sumber
tentang cara menghargai jasa tokoh-
tokoh kemerdekaan, kemudian
membuat laporannya.

Membuat riwayat
singkat/ringkasan
tentang tokoh-tokoh
pemting dalam
perisriwa-peristiwa
proklamsi, misalnya:
Soekarno, Moh.
Hatta, A. Soebardjo,
Fatmawati.
Memberikan contoh
cara menghargai jasa
tokoh-tokoh
kemerdekaan.

Album
Pahlawan.
Nara
sumber
(orang
tua/tokoh/
Masyara-
kat)
4. Menghargai
perjuangan
para tokoh
dalam
mempertahan
-kan
kemerdekaan
Perjuangan
mempertahan-
kan
kemerdekaan
Menyanyi bersama lagu Maju Tak
Gentar.
Berdiskusi tentang peristiwa 10
Nopember 1945 di Surabaya.
Mencari informasi tentang penyebab
meletusnya pertempuran di Surabaya.
Menceritakan
peristiwa 10
Nopember 1945
di Surabaya.
Menceritakan
peristiwa
pertempuran
Ambarawa Medan
Area dan Bandung
Lautan Api.
Tes
Tertulis.
Lisan.
Produk
(LKS).
Portofolio
10 Jp
x
35 menit
Atlas
Indonesia.
Gambar-
gambar
tokoh yang
sesuai




Kompetensi
Dasar
Materi Pokok/
Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran Indikator Penilaian
lokasi
Waktu
Sumber/
Bahan/
Alat
Mencari informasi tentang
penyebab meletusnya pertempuran
di Surabaya.
Mencatat secara kronologis
peristiwa pertempuran Ambarawa
dan Medan Area.
Melakukan penelitian dengan cara
wawancara atau studi pustaka untuk
menvari data tentang peristiwa-
peristiwa mempertahankan
kemerdekaan yang terjadi di
wilayah tempat tinggal.
Berdiskusi untuk memahami materi
tentang agresi militer Belanda.
Mencari isi perjanjian Linggajati.
Siswa menanggapi tentang
penangkapan para pemimpin
indonesia ketika terjadi agresi
militer Belanda II. Dilanjutkan
dengan melakukan pengamatan
terhadap peta gerilya Panglima
Sudirman.
Membuat rangkuman tentang
materi agresi militer Belanda dalam
bentuk tabel.
Membuat riwayat
singkat/ringkasan tentang tokoh-
tokoh pemting dalam perisriwa-
peristiwa proklamsi, misalnya:
Soekarno, Moh. Hatta, A.
Soebardjo, Fatmawati.
Memberikan contoh cara
menghargai jasa tokoh-tokoh
kemerdekaan.
Menceritakan peristiwa
mempertahankan kemerdekaan
yang terjadi di wilayah setempat.
Menceritakan agresi militer
Belanda terhadap Republik
Indonesia.
Menceritakan pengakuan
kedaulatan Indonesia oleh
Belanda.
Menceritakan peranan beberapa
tokoh dalam mempertahankan
kemerdekaan, Misalnya: Ir
Soekarno, Drs. Moh Hatta, Sri
Sultan Hamengku Bowono IX,
Panglima Besar Sudirman, dan
Bung Tomo
Buku IPS
kelas V.
Buku
referensi
lain yang
sesuai.
Album
Pahlawan
.




LAMPIRAN 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial
Kelas/Semester : V/II
Hari/Tanggal : Sabtu, 28 Pebruari 2009
Alokasi Waktu : 2x35 menit

A. Standar Kompetensi
Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam mempersiapkan
dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia

B. Kompetensi Dasar
Kemampuan menganalisis peristiwa proklamasi

C. Indikator
Siswa dapat menjelaskan peristiwa-peristiwa proklamasi berdasarkan garis
waktu penting sekitar proklamasi.

D. Materi Ajar
Peristiwa proklamasi

E. Alat dan Bahan
Papan tulis
Kapur tulis

F. Sumber Belajar
Buku panduan Cakrawala IPS untuk kelas V SD dan MI, Penerbit PT
Jatra Lestari
Buku panduan Buana IPS untuk kelas V SD/MI, Penerbit Yudhistira





G. Langkah-langkah Pembelajaran
1. Kegiatan Awal
Salam dan doa
Absensi
Pengkondisian kelas
Menyampaikan tujuan pembelajaran
2. Kegiatan Inti
Guru menyiapkan materi ajar
Guru menjelaskan peristiwa-peristiwa proklamasi berdasarkan garis
waktu penting sekitar proklamasi.
Siswa bertanya materi yang diajarkan
Evaluasi
3. Kegiatan Akhir
Siswa menyimpulkan materi dibimbing oleh guru
Memberi motivasi atau pesan
Salam dan doa

H. Penilaian
Test tulis
Proses : Keaktifan, ketepatan jawaban, dan ketepatan waktu
pengumpulan tugas.













RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial
Kelas/Semester : V/II
Hari/Tanggal : Rabu, 4 Maret 2009
Alokasi Waktu : 2x35 menit

A. Standar Kompetensi
Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam mempersiapkan
dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia

B. Kompetensi Dasar
Kemampuan menganalisis peristiwa proklamasi

C. Indikator
Siswa dapat mengidentifikasi perang dunia dua atau hirosima
Siswa dapat mengidentifikasi peranan lembaga-lembaga yang di bentuk
jepang
Siswa dapat mengidentifikasi peranan BPUPKI dan PPKI.

D. Materi Ajar
Peristiwa proklamasi

E. Alat dan Bahan
Papan tulis
Kapur tulis
Modul pembelajaran
Video cassete






F. Sumber Belajar
Cakrawala IPS untuk kelas V SD dan MI, Penerbit PT Jatra Lestari
Buana IPS untuk kelas V SD/MI, Penerbit Yudhistira

G. Langkah-langkah Pembelajaran
1. Kegiatan Awal
Salam dan doa
Absensi
Pengkondisian kelas
Menyampaikan tujuan pembelajaran
Umpan balik
2. Kegiatan Inti
Siswa diajak keruang media audio visual untuk melihat video cassete
Guru memberikan modul pada siswa
Siswa dibagi menjadi 5 kelompok
Masing-masing kelompok membahas materi yang sudah ditentukan
oleh guru
Masing-masing ketua kelompok menyampaikan hasil pembahasan
Siswa bertanya materi yang diajarkan
Evaluasi
3. Kegiatan Akhir
Siswa menyimpulkan materi dibimbing oleh guru
Memberi motivasi atau pesan
Salam dan doa

H. Penilaian
Test tulis
Proses : Keaktifan, ketepatan jawaban, dan ketepatan waktu
pengumpulan tugas.





RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial
Kelas/Semester : V/II
Hari/Tanggal : Rabu, 11 Maret 2009
Alokasi Waktu : 2x35 menit

A. Standar Kompetensi
Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam mempersiapkan
dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia

B. Kompetensi Dasar
Kemampuan menganalisis peristiwa proklamasi

C. Indikator
Siswa dapat menceritakan riwayat singkat tentang tokoh-tokoh proklamasi
Siswa dapat memberi contoh cara menghargai jasa tokoh-tokoh
perjuangan dalam proklamasi kemerdekaan

D. Materi Ajar
Peristiwa proklamasi

E. Alat dan Bahan
Papan tulis
Kapur tulis
Modul pembelajaran
Video cassete







F. Sumber Belajar
Buku panduan Cakrawala IPS untuk kelas V SD dan MI, Penerbit PT
Jatra Lestari
Buana IPS untuk kelas V SD/MI, Penerbit Yudhistira.

G. Langkah-langkah Pembelajaran
1. Kegiatan Awal
Salam dan doa
Absensi
Pengkondisian kelas
Menyampaikan tujuan pembelajaran
Umpan balik
2. Kegiatan Inti
Guru mempersiapkan gambar-gambar tokoh pejuang kemerdekaan
Guru menempelkan gambar di papan tulis
Guru memberi penjelasan sedikit peristiwa penting perjuangan bangsa
dan usaha mempersiapkan kemerdekaan
Siswa diajak keruang media audio visual untuk melihat video cassete
Siswa dibagi menjadi 5 kelompok, setiap kelompok terdiri dari 5 siswa
Evaluasi
3. Kegiatan Akhir
Siswa menyimpulkan materi dibimbing oleh guru
Memberi motivasi atau pesan
Salam dan doa

H. Penilaian
Tugas kelompok
Test tulis
Proses : Keaktifan, ketepatan jawaban, dan ketepatan waktu
pengumpulan tugas.




RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial
Kelas/Semester : V/II
Hari/Tanggal : Sabtu, 14 Maret 2009
Alokasi Waktu : 2x35 menit

A. Standar Kompetensi
Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam mempersiapkan
dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia

B. Kompetensi Dasar
Kemampuan menganalisis peristiwa proklamasi

C. Indikator
Siswa mampu menjelaskan peristiwa rengas dengklok, penyusunan teks
proklamasi dan membuat riwayat singkat Ir Soekarno.

D. Materi Ajar
Peristiwa proklamasi

E. Alat dan Bahan
Papan tulis
Kapur tulis
Modul pembelajaran
Video cassete

F. Sumber dan Bahan
Buku panduan Cakrawala IPS untuk kelas V SD dan MI, Penerbit PT
Jatra Lestari
Buku panduan Buana IPS untuk kelas V SD/MI, Penerbit Yudhistira



G. Langkah-langkah Pembelajaran
1. Kegiatan Awal
Salam dan doa
Absensi
Pengkondisian kelas
Menyampaikan tujuan pembelajaran
Umpan balik
2. Kegiatan Inti
Siswa diajak ke ruang media audio visual
Siswa disuruh merangkum dari peristiwa-peristiwa yang sudah
diperlihatkan
Siswa mempresentasikan di depan kelas secara bergantian
Siswa bertanya materi yang diajarkan
Evaluasi
3. Kegiatan Akhir
Siswa menyimpulkan materi dibimbing oleh guru
Memberi motivasi atau pesan
Salam dan doa

H. Penilaian
Tugas individu
Proses : Keaktifan, ketepatan jawaban, dan ketepatan waktu
pengumpulan tugas.











LAMPIRAN 3



1) Peristiwa Sekitar Proklamasi
Pembelajaran peristiwa proklamasi adalah pemberitahuan resmi kepada
seluruh rakyat, permakluman atau pengumuman bahwa bangsanya telah
merdeka.
Tanggal 6 Agustus 1945 kota Hiroshima di bom oleh Amerika Serikat,
menyusul kota Nagasaki tanggal 9 Agustus 1945. Pada tanggal 9-14 Agustus
1945, Ir. Soekarno, Moh. Hatta dan Radjiman Wediodiningrat berangkat ke
kota Dallat untuk bertemu dengan jendral Terauci. Tujuan pertemuan itu
adalah membahas pelaksanaan kemerdekaan Indonesia. Pada tanggal 14
Agustus 1945 Jepang menyerah kepada sekutu, peristiwa kekalahan ini di
ketahui oleh para pemuda melalui radio BBE (Inggris). Sutan Syahrir
kemudian menemui Bung Hatta yang baru kembali dari Dallat untuk
membicarakan kemerdekaan Indonesia.
Ada perbedaan pendapat antara golongan muda dan golongan tua
mengenai pengumuman proklamasi Indonesia. Golongan tua menghendaki
agar pengumuman itu dilaksanakan sesuai dengan janji jepang, sedangkan
golongan muda bermaksud untuk mengumumkan secepatnya. Wikana dan
Yusuf Kunto kemudian memutuskan untuk membawa Ir. Soekarno dan Drs.
Moh. Hatta keluar kota yaitu Rengasdengklok, dengan tujuan agar kedua
tokoh itu tidak mendapat tekanan dari pihak Jepang. Pada pukul 21.00
rombongan kembali ke Jakarta. Pertemuan di Rengasdengklok memutuskan
untuk segera mengumumkan proklamasi kemerdekaan Indonesia. Pertemuan
tercapai kesepakatan bersama bahwa proklamasi kemerdekaan Indonesia akan
di cetuskan pada tanggal 17 Agustus 1945.
Perumusan teks proklamasi dilakukan oleh Ir. Soekarno dan Drs. Moh.
Hatta, Mr Ahmad Subarjo dengan disaksikan oleh Sukarni, Sudiro, B.M. Diah,



dan tokoh lain. Rumusan teks proklamasi ditulis oleh Bung Karno kemudian
dibacakan secara perlahan. Ir. Soekarno menyarankan agar teks proklamasi di
tandatangani oleh seluruh peserta rapat. Akan tetapi setelah di
musyawarahkan, semua yang hadir sepakat bahwa naskah itu di tandatangani
oleh Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta atas nama bangsa Indonesia. Dalam
rapat disepakati bahwa proklamasi kemerdekaan Indonesia akan di umumkan
pada pukul 10.00 tanggal 17 Agustus 1945 di kediaman Soekarno.
Tepat pukul 10.00 hari jumat tanggal 17 Agustus 1945 di jalan
Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta, Ir. Soekarno membacakan teks proklamasi
kemerdekaan Indonesia. Kemudian dilanjutkan dengan pengibaran bendera
merah putih, dengan Latief Hendraningrat, S. Suhud dan Tri Murti sebagai
pembawa bendera. Bendera itu dijahit oleh ibu Fatmawati. Pada saat bendera
di naikkan hadirin serentak menyanyikan lagu Indonesia Raya ciptaan W.R.
supratman tanpa dipimpin dirijen.

2) Peran BPUPKI dan PPKI Dalam Perumusan Dasar Negara dan UUD
1945.
a) Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia
(BPUPKI).
Sejak dibentuk pada tanggal 1 Maret 1945 dan diresmikan pada
tanggal 28 Mei 1945 BPUPKI telah melakukan sidang dan menghasilkan:
Pada sidang 29 Mei -1 Juni 1945 menghasilkan dasar negara yang
menjiwai Undang-Undang Dasar
Pada sidang 2 Juni 1945 berhasil memutuskan rancangan UUD
b) Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI)
Pada tanggal 7 Agustus 1945 BPUPKI dibubarkan karena dianggap
telah melaksanakan tugasnya, kemudian dibentuk PPKI pada tanggal 7
Agustus 1945. pada tanggal 18 Agustus 1945 PPKI bersidang dan berhasil
menetapkan:





Mengesahkan UUD (yang dbuat BPUPKI)
Memilih Ir. Soekarno sebagai presiden dan Drs. Moh. Hatta sebagai
wakil presiden
Sebelum terbentuknya MPR, pekerjaan presiden untuk sementara
waktu diganti oleh Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP).

3) Tokoh Penting yang Berperan dalam Peristiwa Proklamasi
a) Ir. Soekarno
Lahir di Surabaya tanggal 6 Juni 1901
Riwayat Pendidikan: Bersekolah di EIS, kemudian melanjutkan ke
HBS selama 6 tahun dan dilanjutkan ke THS Bandung (ITB) pada
tahun 1925 beliau berhasil meraih gelar insinyur.
Riwayat Perjuangan:
Pada tahun 1927 mendirikan PNI, karena dianggap merugikan
Belanda tahun 1930 ditangkap, beliau dihukum selama 4 tahun.
Tahun 1933 dibebaskan, tetapi ditangkap kembali dan diasingkan
ke kota Ende lalu dipindahkan ke Bengkulu.
Pada masa pendudukan militer Jepang, mendirikan organisasi
PUTERA, beberapa saat sebelum kemerdekaan. Soekarno berperan
terutama dalam menentukan waktu harus merdeka. Pada tanggal
17-08-1945 memproklamasikan Indonesia merdeka. Pada tanggal
18-08-1945 terpilih menjadi presiden I (pertama) Ir. Soekarno
wafat tanggal 21 Juni 1970 dan di makamkan dikota Blitar.
b) Drs. Moh. Hatta
Lahir pada tanggal 12 Agustus 1902 di Bukit tinggi.
Riwayat Pendidikan: Bersekolah di ELS, melanjutkan ke MULO, Prins
Hendrik School dan terakhir melanjutkan ke Handels Highschool di
Belanda
Riwayat Perjuangan:
Pada tahun 1926 mendirikan Perhimpunan Indonesia karena
dianggap mengkhawatirkan Belanda pada tahun 1927 Bung Hatta



ditangkap dan dihadapkan ke pengadilan tetapi dibebaskan dari
segala tuntutan.
Setelah kembali ke Indonesia tahun 1932 mendirikan Partai
Pendidikan Nasional Indonesia, karena mengganggu kepentingan
Belanda Bung Hatta ditangkap dan diasingkan ke Boren Digul di
Papua lalu dipindahkan ke Banda Neira dan terakir ke Sukabumi.
Tahun 1943 memimpin kantor Pusat Tenaga Rakyat, bersama
dengan jatuhnya Jepang kepada sekutu, Bung Hatta dan Bung
Karno memproklamasikan Indonesia merdeka.
c) Ahmad Subardjo
Beliau Lahir di Karawang tanggal 23 Maret 1896. Riwayat
Pendidikan: Tahun 1933 menyeleseikan kuliahnya di Universitas Lerden
pada jurusan hukum. Sebagai pengacara beliau juga belajar di angkatan
laut Jepang. Menjelang kemerdekaan Ahmad Subardjo menjadi anggota
BPUPKI, aktif dalam perumusan teks proklamasi. Pada pemerintahan
republik Indonesia, pertama kali beliau menjabat menjadi menteri luar
negeri. Beliau wafat pada bulan Desember tahun 1978 di Jakarta.
d) Ibu Fatmawati
Beliau adalah ibu negara RI yang pertama. Ia lahir di Bengkulu 5
Februari 1923, menikah dengan Ir. Soekarno pada tahun 1943 di
Bengkulu. Melalui tangan terampilnya, berhasil di jahit Bendera Merah
Putih yang kemudian dikenal dengan Bendera Pusaka.
e) Sutan Syahrir
Sutan Syahrir dilahirkan tanggal 5 maret 1909 di padang panjang,
Sumatra Barat, anak dari Moh. Rasad Gelar Maharaja Soetan. Dia gemar
membaca dan menimba pengetahuan. Ketika menjadi mahasiswa di
Amsterdam, dia aktif dalam gerakan Partai Sosial Demokrat. Setelah
kembali ke Indonesia (1932-1934), dia masuk ke organisasi gerakan
Indonesia, Syahrir ikut aktif bersama para pemuda revolusioner di bawah
pimpinan Chaerul Shaleh. Dalam masa awal kemerdekaan, Syahrir
menjadi banggota KNIP. Sampai tiga kali syahrir menjabat perdana



menteri. Syahrir meninggal dunia pada 19 April 1966 dan dimakamkan di
makam taman pahlawan Kalibata Jakarta.
f) Wikana
Wikana adalah seorang pemimpin kelompok pemuda pada masa
persiapan proklamasi kemerdekaan. Dia pemimpin Gerindo (Gerakan
Indonesia Merdeka). Kemudian menjadi tokoh terkemuka dari Pasindo
(Partai Sosial Indonesia).
g) Sukarni
Semula sukarni adalah sekretaris perhimpunan pemuda. Bulan
November 1945 ia terpilih menjadi anggota KNIP. Ikut aktif dalam
mempersiapkan kemerdekaan Indonesia. Ia adalah pemimpin golongan
pemuda revolusioner di Jakarta. Ia kemudian menjadi pemimpin partai
rakyat dam memimpin Partai Murba bersama Adam Malik.
h) Chaerul Saleh
Chaerul Saleh adalah seorang pemimpin kelompok pemuda pelajar
dalam masa persiapan proklamasi, yaitu pemuda menteng 31. setelah
jepang menyerah, ia terkenal sebagai pemuka BKPRI (Badan Kongres
Pemuda Republik Indonesia) dan Partai Murba.

4) Menghargai Jasa Tokoh-Tokoh Kemerdekaan
Bangsa indonesia harus menghargai jasa-jasa para pejuang kemerdekaan
indonesia. Berkat perjuangan mereka yang ulet, gigih, tulus, dan tanpa
mengenal lelah maka bangsa Indonesia dapat menikmati kemerdekaan. Berkat
Rahmat Tuhan Yang Maha Esa bangsa Indonesia menjadi bangsa yang
berdaulat.
Kemerdekaan yang kita nikmati sekarang merupakan hasil perjuangan
seluruh bangsa Indonesia. Kemerdekaan Indonesia bukan hadiah dari sekutu,
jepang, maupun Belanda. Para pejuang kemerdekaan Indonesia telah rela
berkorban. Mereka mengorbankan harta benda, keluarga, maupun nyawa.
Mereka rela berkorban demi tanah air dan bangsa Indonesia yang mereka
cintai.



Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menghargai jasa-jasa para
pejuang kemerdekaan Indonesia diantaranya adalah sebagai berikut:
a) Mendoakan para pejuang yang telah tiada agar mendapat tempat yang
layak di sisi Tuhan Yang Maha Esa.
b) Mengisi kemerdekaan dengan pembangunan, bekerja keras, belajar dengan
tekun, dan berdisiplin.
c) Meneladani sikap kepahlawanan para pejuang kemerdekaan untuk mengisi
kemerdekaan.
d) Memberi penghargaan berrupa gelar atau tanda jasa kepada para pejuang
kemerdekaan.
"Disinilah Dibacakan Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia pada Tanggal 17 Agustus 1945
jam 10.00 pagi oleh Bung Karno dan Bung Hatta".































Rumah Sukarno : Jalan Proklamasi no. 56














Monumen Proklamasi















Lokasi Rumah Babah Djiauw Rengasdengklok

















Pembacaan Proklamasi 17 Agustus 1945














"Proklamasi Kemerdekaan " di Jalan Pengangsaan
Timur no.56 17 Agustus 1945














Museum Perumusan Naskah Proklmasi
Jalan Imam Bonjol no.1















Ruang I

Ruang ini merupakan tempat peristiwa sejarah yang pertama dalam
persiapan perumusan naskah proklamasi. Setelah kembali dari
rengasdengklok tanggal 16 agustus 1945, pukul 22.00 WIB. Ir. Soekarno,
Drs. Moh. Hatta dan Mr. Ahmad Soebardjo di terima oleh maeda diruang
ini
















Ruang II

Ruang ini merupakan tempat dirumuskannya naskah proklamasi. Dini hari
menjelang pukul 03.00 WIB, Soekarno, Hatta dan Ahmad Soebardjo
memasuki ruang II ini dan mengitari meja bundar, untuk mermuskan
konsep naskah proklamasi. Soekarno yang menuliskan konsep naskah
proklamasi di atas secarik kertas, sedangkan Hatta dan Ahmad Soebardjo
menyumbangkan pikirannya secara lisan.


















Ruang III

Konsep Teks Proklamasi Kemerdekaan yang ditulis
di atas secarik kertas oleh Bung Karno


















Ruang IV

Ruang Pengetikan Naskah Proklamasi
























Ruang Pengesahan Naskah Proklamasi

Ruang ini merupakan ruang pengesahan/penandatanganan naskah
proklamasi. Konsep naskah Proklamasi diutarakan oleh Soekarno kepada
hadirin di ruang ini dan dibacakan secara perlahan lahan berulangulang
dan beliau meminta persetujuan atas rumusan naskah proklamasi tersebut.
Jawaban hadirin adalah setuju.Ruang Pengesahan Naskah Proklamasi
Ruang ini merupakan ruang pengesahan/penandatanganan naskah
proklamasi. Konsep naskah Proklamasi diutarakan oleh Soekarno kepada
hadirin di ruang ini dan dibacakan secara perlahan lahan berulangulang
dan beliau meminta persetujuan atas rumusan naskah proklamasi tersebut.
Jawaban hadirin adalah setuju.




























1 2 3

Keterangan :
1. Bung Karno
2. Bung Hatta
3. Mr. Achmad Subardjo.



LAMPIRAN 4
LEMBAR SOAL
Soal Pre Test
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar!
1. Tanggal berapa Kota Hiroshima dijatuhi bom atom oleh Amerika Serikat?
2. Tanggal berapa Ir. Soekarno, Mohamad Hatta dan Rajiman Wediodiningrat
menerima Terauci di Dallat?
3. Tanggal dan jam berapa Wikana menemui Bung Karno menuntut segera
memproklamasikan kemerdekaan Indonesia?
4. Tanggal berapa Bung Karno dan Bung Hatta dibawa ke Rengasdengklok dan
pukul berapa keduanya kembali ke Jakarta?
5. Dimana dan pukul berapa proklamasi dikumandangkan?






















Soal Latihan Siklus II Pertemuan I
A. Pilihlah jawaban yang benar dengan memberi tanda silang (X) pada
huruf a, b, c, atau d !
1. Dua tokoh yang dibawa para pemuda ke Rengasdengklok ialah.............
a. Ir. Soekarno dan Ahmad Subardjo
b. Ahmad Subardjo dan Mohamad Hatta
c. Mohamad Hatta dan Sayuti Melik
d. Ir. Soekarno dan Mohamad Hatta
2. Tokoh yang pertama kali mengetahui kekalahan jepang adalah .................
a. Sukarni
b. Sutan Syahrir
c. Yusuf Kunto
d. Wikana
3. Lokasi Rengasdengklok berada disekitar ............................
a. Bekasi
b. Cirebon
c. Jakarta
d. Bogor
4. Pada tahun 1943, Ir. Soekarno pernah ditangkap dan diasingkan ke ...........
a. Ende b. Bengkulu c. Bangka d. Belitung
5. Ir. Soekarno dan Mohamad Hatta menandatangani teks atas nama...............
a. Proklamator b. Bangsa Indonesia c. PPKI d. BPUPKI

B. Isilah titik-titik di bawah ini dengan jawaban yang benar!
1. Bagaimana cara menghargai jasa tokoh-tokoh kemerdekaan?
2. Sebutkan tokoh penting dalam peristiwa proklamasi?
3. Dimana dan tanggal berapa Ir. Soekarno dilahirkan?
4. Dimana dan tanggal berapa Drs. Moh. Hatta dilahirkan?
5. Dimana dan tanggal berapa Ahmad Subardjo dilahirkan?





Soal Latihan Siklus II Pertemuan II
Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat!
1. Peristiwa penting di sekitar proklamasi antara lain...............
a. Jepang menyerah kepada sekutu
b. Jepang segera memerdekakan Indonesia
c. Jepang akan meninggalkan Indonesia
d. Jepang membentuk BPUPKI
2. Naskah proklamasi di rumuskan di kediaman........................
a. Ahmad Subardjo
b. Ir. Soekarno
c. Laksamana Maeda
d. Drs. Moh. Hatta
3. Berikut ini tokoh yang berjasa pada perumusan teks proklamasi, kecuali........
a. Ir. Soekarno
b. Drs. Moh. Hatta
c. Laksamana Maeda
d. Ahmad Subardjo
4. Yang membawa bendera merah putih pada upacara tanggal 17 agustus
adalah..........
a. Wikana
b. Latief Hendradiningrat
c. Suhud
d. Tri Murti
5. BPUPKI diresmikan pada tanggal...........................
a. 1 Maret 1945
b. 28 Maret 1945
c. 1 Mei 1945
d. 28 Mei 1945
6. Rancangan UUD di rumuskan pada sidang tanggal......................
a. 29 Mei 1945 c. 22 Juni 1945
b. 1 Juni 1945 d. 18 Agustus 1945



7. Bapak proklamator kita adalah ..........................
a. Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta
b. Ir. Soekarno dan Soeharto
c. Ir. Soekarno dan Moh. Yamin
d. Ir. Soekarno dan Sutan Syahrir
8. Naskah proklamasi di ketik oleh........................
a. Ir. Soekarno
b. Drs. Moh. Hatta
c. Sutan Syahrir
d. Sayuti Melik
9. Organisasi yang pertama kali dibentuk untuk mempersiapkan kemerdekaan
adalah..................
a. PPKI
b. BPUPKI
c. GAPPI
d. KIP
10. Lembaga keamanan yang dibentuk pemerintah pada awal kemerdekaan
adalah...............
a. TNI
b. TRI
c. TKR
d. BKR












Soal Ulangan
A. Pilihlah jawaban yang benar dengan memberi tanda silang (X) pada
huruf a, b, c, atau d !
1. Indonesia menyatakan kemerdekaan karena keinginan dari ........................
a. Pemuda Revolusioner
b. Bung Karno dan Bung Hatta
c. Seluruh rakyat Indonesia
d. Rakyat Kota Jakarta
2. Setiap tanggal 17 Agustus dilakukan upacara bendera untuk
........................
a. Membina persatuan dan kesatuan
b. Memperingati hari revolusi Indonesia
c. Memperingati hari kemerdekaan Indonesia
d. Memperingati hari kebangkitan bangsa
3. Berikut ini adalah tokoh-tokoh pemuda revolusioner,
kecuali........................
a. Mr. Ahmad Subarjo
b. Chaerul Saleh
c. Adam Malik
b. Sukarni
4. Penyusunan teks proklamasi dilakukan dirumah....................
a. Bung Karno
b. Bung Hatta
c. Chaerul Saleh
d. Laksamana Maeda
5. Bung Karno memproklamasikan kemerdekaan Indonesia atas
nama..............
a. Para pemuda
b. Bangsa Indonesia
c. Pemerintah Jepang
d. Rakyat Jakarta



6. Pembacaan teks proklamasi dilakukan oleh bungkarno di kota...........
a. Jakarta c. Bandung
b. Bogor d. Rengasdengklok
7. Badan yang debentuk oleh jepang adalah.......................
a. PKI
b. BPUPKI
c. KNIP
d. UUD
8. Bung Karno dan Bung Hatta dibawa oleh para pemuda ke kota..................
a. Bekasi
b. Yogyakarta
c. Rengasdengklok
d. Bogor
9. Pemuda Indonesia yang pertama kali mendengar berita kekalahan jepang
dari sekutu adalah ......................
a. Ir. Soekarno
b. Drs. Moh. Hatta
c. Sutan Syahrir
d. Sayuti Melik
10. Tujuan dibawanya dua tokoh proklamator ke kota rengasdengklok
ialah..........
a. Menunda proklamasi kemerdekaan
b. Menyusun teks proklamasi
c. Memproklamasikan kemerdekaan RI
d. Membentuk pemerintahan baru









B. Isilah titik-titik di bawah ini dengan jawaban yang benar!
1. Peristiwa rengasdengklok terjadi karena perbedaan pendapat
antara.............
2. Perang Dunia II terjadi pada tahun 1939-1945 antara negara-negara poros
yaitu Jerman, Italia dan Jepang melawan negara-negara sekutu, sebutkan
negara-negara sekutu tersebut....................
3. Sebutkan 9 panitia yang dibentuk BPUPKI untuk merumuskan dasar
negara...........
4. Sebutkan bunyi piagam jakarta yang memuat rumusan dasar
negara...............
5. Sebutkan tugas BPUPKI..............................























LAMPIRAN 5

HASIL PRESTASI SISWA KELAS V C
NILAI TUGAS
SIKLUS II NO NAMA P
PRE
TEST
SIKLUS
I
TK TI TK U
JML
RATA-
RATA
1 Adida sahabat B 75 80 75 80 80 390 78
2 Alit ssakti A.N C 65 75 80 85 80 385 77
3 Andi harioko C 65 85 70 85 75 380 76
4 Candra wahyu N B 70 80 80 80 85 395 79
5 Desiana yusti F A 80 85 80 85 85 415 83
6 Doni hendrawan A 75 80 80 85 85 405 81
7 Didin dwi P. B 70 80 75 85 75 385 77
8 Diah ayu A. A 85 85 95 85 100 450 91.5
9 Endah ediati B 75 85 80 85 85 410 82
10 Fahmi endarto A 70 75 85 85 85 400 80
11 M. Lukman nur Y A 80 80 80 85 85 410 82
12 M. Mizen B 65 75 75 85 80 380 76
13 M.Muzan saroni A 70 80 80 85 90 405 81
14 M.Nurnyoto putra B 70 85 75 85 85 400 80
15 Nasruddin A 80 85 90 85 100 440 88
16 Nurhasyim B 75 80 80 85 85 405 81
17 Nuril fuadah C 70 85 80 85 80 400 80
18 Riki nur woko B 70 85 75 85 80 395 79
19 Rizki yulil tri W. C 65 80 70 80 75 370 74
20 Samsun hanif A 85 80 95 80 100 440 88
21 Siska ayu prisilia A 80 85 95 85 95 440 88
22 Wahyudi B 65 80 70 85 80 390 78
23 Zulfa wijiana A 75 85 80 85 90 415 83
24 Joko sugiarto A 75 85 85 80 90 415 83
25 Zulfi ilfatna B 70 80 75 80 80 385 77


Keterangan:

TI : Tugas Individu P : Performence
TK : Tugas Kelompok U : Ulangan

A : Baik Sekali
B : Baik
C : Cukup
D : Kurang




LAMPIRAN 6

LEMBAR OBSERVASI MOTIVASI

Nilai
Pre test Siklus I Siklus
II
Variable Indikator Deskriptor
4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1
Merasa terangsang
untuk melaksanakan
tugas yang diberikan
X X X Pendorong
Bersemangat terhadap
tugas yang dikerjakan
X X X
Tergerak untuk selalu
belajar
X X X Penggerak
Tergerak untuk selalu
melakukan pekerjaan
yang sesuai minatnya
X X X
Terangsang untuk
mewujudkan
keinginannya
X X X Rangsangan
Melakukan sesuatu
karena ada
rangsangan
X X X
Keinginan untuk
selalu menghilangkan
kemalasan
X X X Keinginan
Mempunyai keinginan
kuat terhadap sesuatu
X X X
Mengikuti
pembelajaran dengan
senang
X X X
Tidak merasa jenuh
dengan pelajaran
X X X
Semangat
Selalu tak kenal malas
dalam belajar
X X X
Bertanya untuk
mencari tahu
X X X
Motivasi
Rasa ingin
tahu
Selalu merasa
penasaran terhadap
sesuatu
X X X
Jumlah 27 40 50
Rata-Rata 2.1 3.1 3.8


Keterangan
4 : baik sekali 2 : cukup
3 : baik 1 : kurang



LAMPIRAN 7
FOTO


Kantor SDI Wahid Hasyim



Ruang kelas SDI Wahid Hasyim

Kondisi waktu ulangan

Kondisi pembelajaran konvensional






Kondisi pembelajaran menggunakan media audio visual melihat peristiwa
proklamasi siklus 1 pertemuan kedua


Kondisi pembelajaran menggunakan media audio visual melihat peristiwa
proklamasi siklus 2 pertemuan kedua


Kondisi pembelajaran menggunakan media audio visual melihat peristiwa
proklamasi siklus 2 pertemuan pertama




LAMPIRAN 8

STRUKTUR ORGANISASI SEKOLAH WAHID HASYIM





































Ket:
Garis Komando
Garis Koordinasi
KEPALA
SEKOLAH
SISWA
MASYARAKAT
PENJAGA
GURU
KELAS I
II
DEWAN
KOMITE
UNIT
PERPUS
TATA
USAHA
III VI IV V



LAMPIRAN 9

STRUKTUR ORGANISASI KOMITE SEKOLAH






































Ket:
Garis Komando
Garis Koordinasi
KETUA KOMITE KEPALA
SEKOLAH
NARA SUMBER
WAKIL KETUA
SEKRETARIS BENDAHARA
WK. SEKRETARIS WK.
BENDAHARA
ANGGOTA BIDANG
PENGGALIAN SUMBER
DATA SEKOLAH
PENGELOLAAN
PENGEMBANGAN
KUALITAS PELAYANAN
SEKOLAH
SARANA/PRASARANA
SEKOLAH
SISTEM INFORMASI
PELAYANAN SEKOLAH
USAHA KREASI SENI
DAN KREATIVITAS
SEKOLAH



LAMPIRAN 10


PEDOMAN WAWANCARA UNTUK MENGGALI DATA KUALITATIF
SECARA MENDALAM

1. Menanyakan kebersediaan siswa untuk di wawancarai
2. Menanyakan tanggapan siswa terhadap penggunaan media audio visual pada
pertemuan kemarin.
3. Menanyakan kepada siswa tentang keaktifan dikelas.
4. Menanyakan kepada siswa waktu mengerjakan soal-soal.
5. Menanyakan kepada siswa tentang tanggapan sebelum dan setelah media
audio visual digunakan dalam pembelajaran.


















LAMPIRAN 11


HASIL WAWANCARA DENGAN SISWA

Transkrip hasil wawancara siswa setelah mengikuti penggunaan media audio
visual dalam pembelajaran IPS.

Wawancara dengan subyek I
Peneliti : Bagaimana perasaan kamu pada waktu mengikuti pelajaran
dengan penggunaan penggunaan media audio visual
Siswa I : Senang sekali, pada waktu pertama kali saya biasa-biasa saja
Peneliti : Bagaimana semangat kamu pada waktu mengikuti pelajaran
dengan menggunakan media audio visual
Siswa I : Pada waktu mengikuti penggunaan media audio visual saya
sangat antusias sekali tidak seperti biasa.
Peneliti : Kalau begitu pada waktu saya memberikan pertanyaan apakah
kamu ikut mengacungkan tangan untuk menjawab.
Siswa I : Ya
Peneliti : Apakah waktu mengerjakan soal-soal kamu bisa semua
Siswa I : Bisa
Peneliti : Berarti bagaimana tanggapan kamu sebelum dan sesudah media
audio visual ini digunakan.
Siswa I : Sebelum media audio visual ini digunakan perhatian kami
kurang terpusat pada pelajran karena dari kami banyak yang
ngomong sendiri. Setelah media audio visual ini digunakan kami
tertarik dan langsung melihat peristiwa proklamasi secara
langsungsehingga membuat lebih paham terhadap materi.
Peneliti : Apa sekarang kamu benar-benar paham tentang peristiwa proklamasi
Siswa I : Ya, saya sudah paham.
Peneliti : Kalau begitu saya ucapkan terima kasih banyak kamu telah
memberi peluang untuk diwawancarai.



Wawancara dengan subyek II

Peneliti : Bagaimana perasaan kamu pada waktu mengikuti
pelajaran denganpenggunaan media audio visual
Siswa II : Perasaan saya senang sekali dan tertarik pada waktu penggunaan
media audio visual dilakukan di kelas kami
Peneliti : Bagaimana semangat kamu pada waktu mengikuti penggunaan
media audio visual.
Siswa II : Pada waktu mengikuti penggunaan media audio visual saya
sangat bersemangat dan bergembira dan saya selalu masuk terus
tidak pernah absen
Peneliti : Kalau begitu pada waktu saya memberikan pertanyaan apakah
kamu ikut mengacungkan tangan untuk menjawab.
Siswa II : Sebenarnya saya mau, tapi teman-teman sudah banyak yang
mau menjawab, terus ya saya diam saja.
Peneliti : Apakah waktu mengerjakan soal-soal kamu bisa semua
Siswa II : Iya bu bisa
Peneliti : Berarti bagaimana tanggapan kamu sebelum dan sesudah media
audio visual ini digunakan.
Siswa II : Sebelum media audio visual digunakan kebanyakan dari kami
banyak yang tidur-tiduran dan ngomong sendiri membuat kami yang
mendengarkan penjelasan dari guru merasa terganggu.
Peneliti : Apa sekarang kamu benar-benar paham tentang peristiwa
proklamasi
Siswa II : Insya Allah sudah
Peneliti : Kalau begitu saya ucapkan terima kasih kamu telah memberi
peluang untuk diwawancarai






Wawancara dengan subyek III

Peneliti : Bagaimana perasaan kamu pada waktu mengikuti pelajaran
dengan penggunaan media audio visual.
Siswa III : Perasaan saya senang sekali dan ternyata dengan penggunaan
media audio visual ini sangat menyenangkan sekali, karena saya bisa
melihat peristiwa proklamasi secara langsung, bukan hanya dari
cerita saja.
Peneliti : Bagaimana semangat kamu pada waktu mengikuti penggunaan
media audio visual.
Siswa III : Pada waktu mengikuti penggunaan media audio visual saya
sangat bersemangat dan lebih konsentrasi dalam mengikuti pelajaran.
Peneliti : Kalau begitu pada waktu saya memberikan pertanyaan apakah
kamu ikut mengacungkan tangan untuk menjawab.
Siswa III : Tidak
Peneliti : Memang kenapa.
Siswa III : Karena jawaban saya kayaknya masih kliru, jadi lebih baik saya
diam saja.
Peneliti : Berarti bagaimana tanggapan kamu sebelum dan sesudah media
audio visual ini digunakan.
Siswa III : Sebelum media audio visual digunakan saya belum paham
dengan materi, setelah media audio visual digunakan membuat kami
lebih memperhatikan pelajran IPS.
Peneliti : Apa sekarang kamu benar-benar paham tentang peristiwa
proklamasi
Siswa III : Tidak semuanya paham bu.
Peneliti : Kalau begitu saya ucapkan terima kasih kamu telah memberi
peluang untuk diwawancarai.































DEPARTEMEN AGAMA RI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
FAKULTAS TARBIYAH
Jl. Gajayana No. 50 Telp. (0341) 551354 Fax, (0341) 572539 Malang

BUKTI KONSULTASI

Nama : Anisa Mukhoyyaroh
NIM : 07140039
Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)
Dosen Pembimbing : Dr. M. Zainuddin, MA
Judul : Penggunaan Media Audio Visual untuk Meningkatkan
Motivasi Belajar Tentang Peristiwa Proklamasi Pada
Siswa Kelas VC Mata Pelajaran IPS di SDI Wahid
Hasyim Selokajang Kabupaten Blitar.

NO. TANGGAL
HASIL YANG
DIKONSULTASIKAN
TANDA TANGAN
1. 4 Februari 2009 Proposal 1.
2. 11 Februari 2009 Revisi proposal 2.
3. 2 Maret 2009 Bab I, II, III 3.
4. 19 Maret 2009 Revisi Bab I, II, III 4.
5 23 Maret 2009 ACC Bab I, II, III 5.
6 15 April 2009 Bab IV, V, VI 6.
7 28 April 2009 Revisi Bab IV, V, VI 7.
8 5 Mei 2009 Revisi Bab I-VI 8.
9 7 Mei 2009 ACC Keseluruhan 9.

Malang, 12 Mei 2009
Mengetahui,
Dekan Fakultas Tarbiyah




Dr. M. Zainuddin, MA
NIP. 150 275 50



BIODATA MAHASISWA




Nama : Anisa Mukhoyyaroh
NIM : 07140039
TTL : Blitar, 16 April 1987
Fak./Jur./Prog. Studi : Tarbiyah, PGMI, Pendidikan
Guru Madrasah Ibtidaiyah.
Tahun Masuk : 2005-2006
Alamat Rumah : Ds. Jatilengger RT/RW 02/03
Kec. Ponggok Kab. Blitar
No. Tlp Rumah/Hp : 085645875262

Pengalaman
Organisasi
: Anggota PMII UIN Malang
Periode 2005-2006


Malang, 12 Mei 2009
Mahasiswa

(Anisa Mukhoyyaroh)

Anda mungkin juga menyukai