Anda di halaman 1dari 17

SISTEM PENGATUR INTENSITAS CAHAYA

LAPORAN ALAT
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Instrumentasi Industri
Yang Dibina Oleh Bpk.Suwasono M.T

Disusun oleh:
ASAD SHIDQY AZIZ (309532323594)
MOH. ROHMAN S
WELLY KARTIKO

(309532318683)
(309532323595)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
Maret 2011

BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Energi listrik merupakan kebutuhan pokok saat ini, mulai dari rumah
tangga sampai industriindustri besar, semuanya menggunakan energi listrik.
Pengguanaan energi listrik yang paling banyak diantaranya adalah pada penerangan.
Lampu-lampu yang digunakan pada sistem penerangan terkadang penggunannya
tidak sesuai dengan kebutuhannya. Terkadang pada siang hari tidak sedikit yang
menggunakan lampu untuk sistem penerangannya. Padahal cahaya yang ada oleh
matahari sudah cukup terang, namun tidak sedikit orang yang masih menggunakan
lampu pada siang hari.
Salah satu contohnya pada penerangan stadion sepak bola. Pada umumnya
di stadion sudah terdapat lampu penerangan yang digunakan. Akan tetapi terkadang
walau siang hari masih menyalakan lampu atau pada malam hari peneranganya
terkandang lupa tidak dinyalakan sehinnga kebutuhan penerangan yang harusnya
terpenuhi menjadi tidak terpenuhi. Oleh sebab itu dibutuhkan suatu alat yang dapat
mengatur besarnya intensitas cahaya agar cahaya yang dibutuhkan bisa menerangi
dengan baik. Dimana alat ini mampu mengatur besarnya intensitas cahaya yang ada
pada suatu stadion. Prinsip kerjanya yaitu apabila cahaya yang masuk pada stadion
terang maka lampu-lampu penerangan yang ada pada stadion akan redup.
Sebaliknya apabila cahaya dari luar yang masuk pada stadion semakin redup atau
gelap maka lampu-lampu yang ada pada stadion semakin terang.

B. Tujuan Pembuatan
Tujuan dari pembuatan Alat ini adalah untuk memberitahukan ke masyarakat
yang sebelumnya hanya menganggap sebuah komponen yang bernama LDR hanya

sebagai komponen yang tahanannya berubah ketika terkena cahaya menjadi berubah
pandangan, bahwa fungsi dari komponen LDR sangatlah banyak diantaranya dalam
pembuatan alat ini kami menggunakan LDR sebagai komponen yang nantinya bisa
digunakan sebagai Alat pengatur intensitas cahaya dalam sebuah ruangan. Sehingga
LDR dapat dimanfaatkan dalam kehidupan sehari- hari.

BAB II
DASAR TEORI DAN PEMBAHASAN
A. Sensor cahaya.

Sensor cahaya merupakan suatu komponen yang dapat bekerja mendeteksi


perubahan cahaya. Pada saat terkena cahaya. Cahaya yang dapat dideteksi oleh suatu
sensor cahaya bisa berupa cahaya matahari, lampu, api dan cahaya infra merah.
Sesuai dengan kebutuhannya terdapat beberapa sensor cahaya yang ada dalam
pasaran diantaranya adalah:
a. LDR (light dependent resistor) mampu mendeteksi semua cahaya kecuali
infra merah.
b. Uvitron (sensor api) mendeteksi api saja.
c. Foto diode (mampu mendeteksi semua cahaya dan inframerah).
1. LDR (light dependent resistor)
LDR (Light Dependent Resistor) adalah komponen elektronik yang
resistansinya akan menurun jika ada penambahan intensitas cahaya yang
mengenainya.

Gambar 2.1 Simbol LDR


2.

Bahan LDR
LDR terbuat bahan semikonduktor yang karakteristik listriknya berubah-ubah

sesuai dengan cahaya yang diterima. Bahan yang digunakan adalah Kadmium
Sulfida (CdS) dan Kadmium Selenida (CdSe). Bahan-bahan ini paling sensitif
terhadap cahaya dalam spektrum tampak, dengan puncaknya sekitar 0,6 m untuk
CdS dan 0,75 m untuk CdSe. Sebuah LDR CdS yang typikal memiliki resistansi
sekitar 1 M dalam kondisi gelap gulita dan kurang dari 1 K ketika ditempatkan
dibawah sumber cahaya terang (Mike Tooley, 2003).
3.

Karakteristik LDR
Dalam keadaan normal (tidak terkena cahaya) besarnya resistansi pada LDR

berkisar antara 500 sampai 1000 k. Namun pada saat terkena cahaya besarnya

resistansi akan berubah sesuai dengan besarnya cahaya yang mengenai


permukaannya.

Gambar 2.2 Bentuk Penampang LDR

Gambar 2.3 Grafik Hubungan Antara Besarnya Resistansi Dengan Besarnya Cahaya
(TEDC, 1998)

B. Microcontroller ATmega8
Pada sebuah mesin pasti memiliki pusat pengontrol sistem untuk mengontrol
seluruh output berdasarkan perintah dari input. Pada perancangan ini sistem
pengontrolan menggunakna sebuah microcontroller. microcontroller adalah sebuah
IC yang digunakan untuk mengontrol sebuah alat atau rangkaian dalam suatu sistem.
Jenis microcontroller

yang

digunakan adalah ATmega8 yang merupakan

microcontroller keluaran Atmel dengan 8K byte flash PEROM (Programmable and


Erasable Read Only Memory). Memori ini dapat ditulis dan dihapus berkali-kali.
Susunan kaki IC microcontrolle ATmega8 ditunjukkan dalam Gambar 2.4.

Gambar 2.4 Konfigurasi Pin IC ATmega8


(Sumber: Atmel 2008: 2)

AVR (Advanced Versatile RISC atau Alf and Vegards Risc prosessor)
merupakan seri mikrokontroler CMOS 8-bit buatan Atmel, berbasis arsitektur RISC
(Reduced Instruction Set Computer). Hampir semua instruksi dieksekusi dalam satu
siklus clock. AVR mempunyai 32 register general-purpose, timer/counter fleksibel
dengan

mode

compare,

interrupt

internal

dan

eksternal,

serial

UART,

programmable Watchdog Timer, dan mode power saving, ADC dan PWM internal.
AVR juga mempunyai In-System Programmable Flash on-chip yang mengijinkan
memori program untuk diprogram ulang dalam sistem menggunakan hubungan serial
SPI(Informatika. 2008). ATmega8 mempunyai throughput mendekati 1 MIPS per
MHz membuat disainer sistem untuk mengoptimasi konsumsi daya versus kecepatan
proses. Beberapa keistimewaan dari AVR Atmega8 antara lain:
1. Mikrokontroler AVR 8 bit yang memiliki kemampuan tinggi, dengan daya
rendah
2. Arsitektur RISC dengan throughput mencapai 16 MIPS pada frekuensi 16
MHz
3. Memiliki kapasitas Flash memory 16 KByte, EEPROM 512 Byte dan SRAM
1 KByte
4. Saluran I/O sebanyak 24 yaitu Port B, Port C dan D
5. CPU yang terdiri atas 32 buah register
6. Unit interupsi internal dan eksternal
7. Port USART untuk komunikasi serial
C. Transistor Sebagai Saklar
Transistor adalah komponen semikonduktor yang memiliki tiga kaki atau
lebih, dimana komponen ini memiliki kemampuan untuk menguatkan daya (arus
dan tegangan). Dalam sistem elektronik daya transistor banyak digunakan sebagai
komponen

saklar.

Keuntungan

transistor

sebagai

saklar

elektronik

jika

dibandingkan denagn saklar mekanik bahwa kecepatan switching-nya jauh lebih


tinggi, tidak ada bagian mekanik yang bergerakdan memerlukan energi yang lebih
kecil untuk men-driver dibandingkan dengan energi yang diperlukan oleh saklar

mekanik. Transistor sebagai saklar artinya transistor dioperasikan pada keadaan


saturasi atau titik sumbat (cut-off). Jika transistor berada dalam keadaan saturasi,
transistor seperti sebuah saklar yang tertutup, sedangkan dalam kedaan titik
sumbat, transistor seperti sebuah saklar yang terbuka (Malvino, 1981:128).
Dengan persamaan (2.1) didapat persamaan untuk mengetahui besar arus
yang mengalir pada colector (Ic)
Ic=

..................................................................................................(2.1)

Dengan persamaan (2.2) didapat persamaan untuk mengetahui besar resistansi pada
basis (RB)
RB

V BB V BE
..................................................................................................(2.2)
IB

Jika arus basis lebih besar atau sama dengan IB(sat), titik kerja berada pada
ujung atas dari garis beban yang ditunjukkan pada Gambar 2.5, maka transistor
menjadi sebuah saklar yang tertutup. Sebaliknya jika arus basis nol, transistor
bekerja pada ujung bawah garis beban, dan transistor seperti saklar yang terbuka
(Malvino, 1995:123).
Arus pada rangkaian ini diatur oleh transistor, sedangkan transistor itu sendiri
mendapat bias masuk dari kaki basis. Jika terdapat bias pada kaki basis, maka akan
terjadi aliran arus dari collector ke emitor, sehingga tegangan antara colector dan
emitor akan minimal dan keadaan ini disebut dengan saturasi. Sebaliknya jika tidak
terdapat bias pada kaki basis maka collector dan emitor akan membuka rangkaian
sehingga tegangan antara keduanya adalah maksimum dan kondisi ini disebut cutoff.

Gambar 2.5 Bias Basis pada Transistor


(Sumber: Malvino, 1986:122)

D. LCD (Liquid Crystal Display) M1632


LCD M1632 merupakan modul LCD dot matrik dengan pengontrol CMOS
dengan pemakaian daya rendah, dengan sudut pandang yang lebar dan kontras yang
tinggi. Di dalam pengontrol ini sudah terdapat ROM/RAM generator karakter dan
RAM data tampilan. Semua fungsi tampilan dikontrol oleh instruksi dan modul
secara mudah bisa diantarmukakan dengan sebuah mikroprosesor. LCD tipe M1632
merupakan produk Seiko Instruments.
Menurut datasheet Seiko Instrument (1987) modul penampil M1632 mempunyai
berbagai fitur sebagai berikut:
a) 16 karakter, dua baris dengan matrik 5 x 7, dan kursor.
b) Duty ratio: 1/16
c) ROM generator karakter dengan 192 tipe karakter.
d) RAM generator karakter dengan 8 type karakter (oleh program).
e) 80 x 8 bit RAM data tampilan.
f) Antarmuka dengan 4 bit dan 8 bit mikroprosesor.
g) RAM data tampilan dan RAM karakter generator bisa dibaca dari
mikroprosesor.
h) Mempunyai fungsi instruksi :
Display Clear, Cursor Home, Display ON/OFF, Cursor ON/OFF, Display
Character Blink, Cursor Shift, anf Display Shift.
i) Mempunyai rangkaian oscillator sendiri.
j) Catu daya tunggal +5V.
k) Power-on RESET otomatis.
l) Proses CMOS
m) Suhu operasi dari 0o C sampai 50o C.
Gambar LCD M1632 modul dan diagram blok LCD

Gambar 2.6 M1632 LCD Modul


( www.toko-elektronika.com )
Table 2.1 Fungsi Pin LCD

Nama Pin
DB0-DB7

Fungsi

Vlc

Merupakan saluran data, berisi perintah dan data yang akan


ditampilkan.
Sinyal operasi awal. Sinyal ini mengaktifkan data tulis atau data
baca.
Sinyal seleksi tulis atau baca
0 : tulis, 1 : baca
Sinyal pemilih register
0 : instruksi register (tulis)
1 : data register (tuli atau baca)
Untuk mengendalikan kecerahan LCD dengan mengubah Vlc.

Vcc

Tegangan catu +5 volt.

Vss

Terminal ground.

E
R/W
Rs

E. LED (Light Emitting Diode)


LED adalah dioda yang

dapat mengeluarkan

cahaya.

Karena

kemampuannya itu maka LED lebih sering dipakai sebagai indikator dalam suatu
alat. Di dalam LED terdapat sejumlah zat kimia yang akan mengeluarkan cahaya
jika elektron-elektron melewatinya. Dengan mengganti zat kimia ini, kita dapat
mengganti panjang gelombang cahaya yang dipancarkan, seperti infrared,
hijau/biru/merah dan ultraviolet.Cara Kerja LED sama seperti dioda, sehingga
memiliki kutup (polar ). Arah arus konvensional hanya dapat mengalir dari anoda
ke katoda.Cara membedakan kutup-kutupnya terdapat 2 kawat ( kaki ) pada
LED memiliki panjang yang berbeda. Kawat yang panjang adalah anoda
sedangkan yang pendek adalah katoda.

Gambar 2.7 konfigurasi LED

Pada penggunaannya len memerluakn resistor karena tidak ada pengatur kuat
arusnya led akan terbakar jika tanpa resistor. Arus menentukan seberapa terang
sebuah LED. Lebih besar arus maka lebih terang pula LED itu. Arus pada LED
seharusnya sekitar 10 20 mA. Ketika arus melewati sebuah LED, jatuh tegangan
pada LED sekitar 1,6 V, sebenarnya tergantung pada arus juga. Jadi begitulah
gunanya sebuah resistor.

Grafik sebelah kanan. Pilihlah terang LED yang diinginkan dan pakailah
grafik ini untuk menentukan arus yang diperlukan. Sebagai contoh, Kita memilih
intensitas luminous ( tingkat terang gelap sebuah LED ) sebesar 1, diketahui bahwa
arus sebesar 20 mA yang diperlukan. Ini bearti bahwa arus 20 mA harus melewati
LED untuk mendapatkan terangnya LED sebesar 1. Sekarang, kita dapat menghitung
jatuh tegangan pada LED berdasarkan arus yang diketahui. Lihatlah grafik sebelah
kiri pada 20 mA. Sekarang kamu tahu bahwa jatuh tegangannya sebesar 1,85 V.
Ketahuilah bahwa jatuh tegangan pada LED tidak hanya sebuah fungsi dari arus,
tetapi juga warna LED dan suhu (disebabkan perbedaan zat kimia pada LED ).
Warna Beda Potensial
Infrared 1,6 V
Merah 1,8 V 2,1 V
Jingga 2,2 V
Kuning 2,4 V
Hijau 2,6 V

Biru 3,0 V 3,5 V


Putih 3,0 V 3,5 V
Ultraviolet 3,5 V
Kemudian, menentukan berapa tegangan yang digunakan untuk LED.
Contohnya, jika kamu menggunakan regulator 5 V, bearti kamu menggunakan
tegangan 5 V. Jika kamu menggunakan baterei 6 V, bearti tegangan yang digunakan
6 V. Terakhir, Gunakan persamaan ini ( berdasarkan hukum Ohm, V = IR ) (tegangan
yang

digunakan

jatuh

tegangan

)/

arus

forward

nilai

resistor

( 6 V 1,85 V ) / 0,02 A = 207,5 ohms. LED tidak begitu sangat sensitif terhadap
nilai resistor, Jadi jangan khawatir jika kamu harus menggunakan resistor dengan
toleransi besar.
F. Blok Diagram Rangkaian
Sensor
cahaya

Mikrokontrol

LCD

LED
Gambar 2.8 Blok Diagram Rangkaian

G. Prinsip kerja Tiap Blok


1. Sensor (LDR) : Berfungsi untuk mendeteksi besarnya perubahan cahaya yang
mengenai permukaanya. Semakin besar cahaya yang mengenai
permukaannya semakin kecil resistansinya.

2. Mikrokontrol : Berfungsi sebagai pengkondisi sinyal dan sekaligus pengontrol.


3. LCD : berfungsi untuk menampilkan karakter tentang besarnya cahaya yang disensor.
4. LED : berfungsi sebagai indicator dan lampu penerangan.
H. Gambar Skema Rangkaian

Gambar 2.8 Skema Rangkaian

I. Alat dan Bahan

Solder
Timah
Power Supply 5V
Stereform
LDR
Variabel Resistor
Resistor 10K
Kapasitor 1uF
Resistor 220 Ohm
Transistor BD 139
AT Mega 8
LCD

J. Analisis Rangkaian
a. Rangkaian Driver LED
Untuk menghubungkan pengontrol utama yaitu microcontroller ATmega8
dengan alat yang akan dikontrol maka dibutuhkan rangkaian yang disebut driver.
Pada perancangan ini menggunakan satu buah rangkaian driver yang fungsinya
adalah untuk men-driver LED sebanyak 20 buah. Dengan arus total 0,4 amper.
Rangkaian driver LED bekerja dengan menggunakan tegangan tinggi atau
disebut rangkaian aktif hight (+ 5V). Transistor pada rangkaian berfungsi sebagai
saklar.
Input

rangkaian

driver

motor

dihubungkan

dengan

PortB.3

pada

microcontroller ATmega8. Adapun bentuk rangkaian driver LED ditunjukkan dalam


Gambar 2.9.

Gambar 3.9 Skema Rangkaian Driver LED


Arus total pada LED sebesar 0,4 amper sehingga
IC = 0,4 amper
Jadi, membutuhkan Ic minimal 0,4 A agar dapat menggerakkan LED. Salah
satu jenis transistor yang digunakan adalah HN9013 yang memiliki Ic sebesar 0,5 A
sehingga dapat menyalakan LEDpenguatan hfe (dc) = 50 dan tegangan basis emiter
(VBE) sebesar 0,7Volt. (Vce) saturasi = 0.5 V Memiliki arus collector (IC) sebesar
0,5A dan (Vbb) ditetapkan 4,6 volt Maka nilai resistor (R) dapat diketahui dengan
perhitungan sebagai berikut:
Ib = Ic = 0,4 = 8 mA
Hfe 50
Rb = Vbb Vbe = 4,6 0,7 = 487.5
Ib
8
Nilai resistor yang diperlukan basis (RB) sebesar

487.5 , dapat dihitung dari

persamaan 2.2.
b. Rangkaian Sensor
Pada rangkaian sensor menggunakan prinsip pembagi tengangan. Karena LDR
memiliki resistansi sehingga agar dapat diolah oleh mikrokontrol harus diubah menjadi
tegangan.gambar rangkaiannya sebagai berikut.

Gambar 2.10 Pembagi Tegangan


Dengan menggunakan persamaan pembagi tengangan maka dapat ditentukan besarnya
resistor yang akan digunakan.

Dengan mengguanakan persamaan diatas dapat diperolah data keluaran dari sensor berupa
tengangan sebagai berikut. R1 detetapkan sebesar 10 k.
Table 2.2 Hasil Pengukuran Tegangan Pada Sensor
No
1
2
3

Cahaya redup
0,4 V
0,4 V
0,4 V

Cahaya sedang
3,2 V
3,2 V
3,2 V

Cahaya terang
4,8 V
4,8 V
4,8 V

c. Rangkaian Keseluruhan.
Setelah selesai melakukan pengukuran pada setiap blok rangkaian, maka
proses terakhir yaitu menggabungkan tiap-tiap rangkaian menjadi satu rangkaian.
Setelah itu maka dilakukan pengujian pada sistem keseluruhan. Pada pengujian
sistem keseluruhan terdapat 3 poin yang menjadi bahan untuk pengambilan
datanya yaitu besarnya tegangan dari sensor, besarnya tegangan keluaran dari
driver yang menuju LED, dan penunjukan besarnya cahaya yang ditampilkan
pada LCD.
Tabel 2.3 Data Hasil Pengukuran Sistem Keseluruhan
No
1
2
3
4

Sensor
(Volt)
0,4
1,8
2,2
2,8

Output Driver
(Volt)
4,4
4
2,8
3,4

Tampilan
LCD (LUX)
5
74
120
142

Kterangan
Cahaya redup
Cahaya redup
Cahaya sedang
Cahaya sedang

5
6
d.

3,2
4,8

3
2,2

177
250

Cahaya sedang
Cahaya terang

Prinsipkerja Alat
Alat ini bekerja pada range tegangan antara 6 - 20 VDC. Semakin besar
cahaya yang mengenai permukaan sensor maka semakin kecil tegangan yang
dikeluarkan driver untuk menyalakan LED, semakin kecil besarnya cahaya yang
mengenai permukaan sensor maka semakin besar tegangan yang dikeluarkan
driver untuk menyalakan LED sehingga cahaya dari LED sangat terang. Dari
hasil percobaan diatas maka alat ini mampu mengatur intensitas cahaya yang
dikeluarkan oleh LED agar selalu normal. Apabila cahaya semakin terang maka
LED semakin redup dan apabila cahaya semakin redup maka cahaya LED akan
terang secara otomatis.

Bab III
Penutup
A. Kesimpulan.
Alat ini dapat mengatur besarnya intensitas cahaya pada suatu
ruangan secara otomatis. Apabila cahaya dari luar sangat terang maka
cahaya yang dikeluarkan oleh lampu akan semakin kecil demikian
sebaliknya apabila cahaya dari luar semakin redup maka cahaya yang
dikeluarkan oleh lampu akan semakin Terang.

DAFTAR RUJUKAN

Atmel Corporation. 2008. Data Sheet Atmega8. (Online),


(http://www.alldatasheet.com/datasheet.pdf/pdf/7734/ATMEL/ATmega8.
html).
Malvino, A.P. 1986. Prinsip-Prinsip Elektronika Edisi Ketiga. Terjemahan:
Barmawi, M. & Tjia, M.O. Jakarta: Erlangga.
Seiko Instrumen Inc. 1987. LCD Module M1632 User Manual. Printed in Japan. pp.
12-13.

Anda mungkin juga menyukai