Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ushuluddin
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Agama (S.Ag)
Oleh
Ahmad Syadan
NIM: 11140340000143
PROGRAM STUDI
ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR
FAKULTAS USHULUDDIN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2021
PEMAHAMAN DAN PRAKTEK PEMBACAAN SURAH YĀSĪN
PADA MALAM JUMAT DI PESANTREN AL-AWWABIN DEPOK
PANCORAN MAS
Skripsi
Disusun Oleh:
Ahmad Syadan
NIM : 11140340000143
Pembimbing:
PROGRAM STUDI
ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR
FAKULTAS USHULUDDIN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2021
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI
Ahmad Syadan
11140340000143
PENGESAHAN SIDANG MUNAQASYAH
Anggota,
Penguji I, Penguji II,
Pembimbing,
i
KATA PENGANTAR
Bismillāhirrahmānirrahīm
Assalāmu’alaikum Warahmatullāhi Wabarakātuh
Puji syukur kehadirat Allah SWT penulis panjatkan atas segala karunia,
taufik, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Ṣholawat serta salam semoga tetap dicurahkan kepada baginda Nabi
Muhammad SAW rasul pilihan yang membawa cahaya penerang dengan ilmu
pengetahuan. Semoga untaian doa tetap tercurahkan kepada keluarga, sahabat
dan seluruh pengikutnya sampai akhir zaman.
1. Prof. Dr. Hj. Amany Lubis, MA selaku Rektor Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan kesempatan untuk
belajar dan menuntut ilmu pada Program Sarjana Jurusan Studi Ilmu al-
Qur’an dan Tafsir ( IQTAF ) di Fakultas Ushuluddin.
2. Dr. Yusuf Rahman, MA., selaku Dekan Fakultas Ushuluddin UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Dr. Eva Nugraha, M. Ag., selaku Ketua Jurusan Ilmu al-Qur’an dan
Tafsir Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Fahrizal Mahdi, Lc, MIRKH., selaku Sekretaris Jurusan Ilmu al-Qur’an
dan Tafsir Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Moh. Anwar Syarifuddin ,MA., selaku pembimbing skripsi, terimakasih
atas segala bimbingan, pengarahan, ilmu dan waktu yang telah diberikan
kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.
6. Seluruh dosen program studi Ilmu al-Qur’an dan Tafsir, yang telah
dengan sabar dan ikhlas memberika ilmu kepada penulis.
7. Kakek dan Nenek dari ayah penulis, Almaghfurlah Abuya KH.
ii
Abdurrahman Nawi bin H. Nawi dan Umi Hj. Hasanah binti Hasbi, dan
Kakek dan Nenek dari Ibu penulis, Almaghfurlah H. Saini bin H. Dali dan
Hj. Maimunah binti H. Lamun yang menjadi inspirasi bagi penulis dalam
kegigihannya mendidik anak-anaknya dan cucu-cucunya serta Kedua
orang tua penulis, H. Muhammad Shofi dan Hj Supinah yang telah
membesarkan dan mendidik penulis dengan kesabaran dan pengorbanan,
dan juga adik-adik penulis yaitu Siti Munjida dan Muhammad
Dzulmajedi yang senantiasa mendoakan penulis demi kesuksesan dan
keberhasilan dalam hidup.
8. Serta para guru-guru Al-Awwabin, Drs. KH. Ahmad Muchtar, KH.
Fathurrachman, Ustad Ahmad Hafidz Kamil, memberi nasihat, motivasi
dan dukungan bagi penulis.
9. Para saudara-saudara penulis, Imam, Bang Riri, Zaim Najib, Maula
Rahman, Sahla, Aniisa Fitria, yang selalu memberikan support dalam
menulis skripsi.
10. Para senior-senior penulis, Bang Agus, Bang Arif, Bang Ijul, Ka Salwa,
dan Ka Ika yang senantiasa juga membantu dan memberi nasihat.
11. Sahabat-sahabat Angkatan 35, Chery, Irul, Lutfi, Arif, Lukman, Fajar,
Boleng dan lain-lain.
12. Teman-teman satu Jurusan Ilmu al-Qur’an dan Tafsir yang setia menjadi
konsultan juga. Di antara mereka adalah, Abdurrahman, Kanzul Fikri,
Fikri Hidayat, Munajat, Radja, Syekh Maulana, Irwan, Zulsadam, Adib,
Muzayyan, Firgat, Filzah, Dwi, Gina, Saibatul Aslamiah.
13. Teman-teman TH D “Kandang Macan” yang selalu memberi semangat
dan energi positif yang luar biasa buat penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini. Di antara mereka adalah Aminullah Ibrahim, Aufal Ghani
Haya, Faikar Faaris, Dede Yasep, Rizky Fadlillah, Apriyanto, Anas,
Choirul Amin, Sandi Pajriandi, Fakhrul Arif, Naryono, Mursalin, Dimyati
dan seluruh teman satu kelas saat pertama kali menyentuh dunia
perkuliahan. Semoga kalian selalu sehat dan yang belum lulus segera
iii
menyusul dan tentunya ilmunya bermanfaat di dunia dan akhirat.
14. Teman-teman KKN Berikatan 22, Imam Fahmi, Zainul Ilyas, Ikhsan
Maulana, Bang Nuril, Maulana Yusuf, Rusdan, Siti Khodijah, Yuandita,
Evi, Isti Farah, Dyta, Fira, Sari, Ka Ade, Ziah, dan Khoirunnisa.
Alhamdulillāhirabbil’Ālamīn
Wassalāmu’alaikum Warahmatullāhi Wabarakātuh.
Ahmad Syadan
iv
PEDOMAN TRANSLITERASI
A. Konsonan
ا Alif
Tidak
dilambangkan
Tidak
dilambangkan
ب Ba’ B Be
ت Ta’ T Te
ج Jim J Je
ح Ḥa Ḥ
Ha dengan titik di
bawah
خ Kha’ Kh Ka dan Ha
د Dal D De
ر Ra R Er
س Sin S Es
ص Ṣad Ṣ
Es dengan titik di
bawah
ض Ḍad Ḍ
De dengan titik di
bawah
v
ط Ṭa Ṭ
Te dengan titik di
bawah
ظ Ẓa Ẓ
Zet dengan titik di
bawah
ع ‘Ain ‘_ Apostrof terbalik
غ Ghain G Ge
ف Fa F Fa
ق Qaf Q Qi
ك Kaf K Ka
ل Lam L El
م Mim M Em
ن Nun N En
و Wau W We
ه Ha H Ha
ي Ya’ Y Ye
Vokal bahasa Arab, seperti vokal bahasa Indonesia, terdiri atas vokal
tunggal atau monoftong dan vokal rangkap atau diftong.
vi
Vokal tunggal bahasa Arab yang lambangnya berupa tanda atau harakat,
transliterasinya sebagai berikut:
ا Fatḥah A A
ا Kasrah I I
ا Ḍammah U U
C. Maddah
Maddah atau vokal panjang yang lambangnya berupa harkat
dan huruf, transliterasinya berupa huruf dan tanda, yaitu:
Harkat dan
Nama Latin Keterangan
huruf
ب Fatḥaḥ dan alif Ā
A dengan garis di
atas
ب Kasrah dan Ya’ Ī I dengan garis di atas
vii
Contoh:
َمات : māta
َرمى : ramā
قِي َل : qīla
ت
ُ َيَُو : yamūtu
A. Ta marbūṭah
Transliterasi untuk ta marbūṭah ada dua, yaitu: ta marbūṭah yang hidup
atau mendapat harkat fatḥaḥ. kasrah, dan ḍammah, transliterasinya adalah (t).
sedangkan ta marbūṭah yang mati atau mendapat harkat sukun, transliterasinya
adalah (h).
Kalau pada kata yang berakhir dengan ta marbūṭah diikuti oleh kata
yang menggunakan kata sandang al- serta bacaan kedua kata itu terpisah, maka
ta marbūṭah itu ditransliterasikan dengan ha (h). Contoh:
ِ ضةُاألَط
فال َ َرو : rauḍah al-aṭfāl
ِ امل ِدي نَةُال َف
ُاضلَة : al-madīnah al-fāḍilah
َ
ُاحلِك َمة : al-ḥikmah
B. Syaddah (Tasydīd)
Syaddah atau tasydīd yang dalam system tulisan Arab dilambangkan
dengan sebuah tanda tasydīd (ّ), dalam transliterasi ini dilambangkan dengan
perulangan huruf (konsonan ganda) yang diberi tanda syaddah.
Contoh:
َربَّنَا : rabbanā
C. Kata Sandang
Kata sandang dalam system tulisan Arab dilambangkan dengan huruf ال
(alif lam ma’rifah). Dalam pedoman trasnliterasi ini, kata sandang
ditransliterasikan seperti biasa, al-, baik ketika ia diikuti oleh huruf syamsiah
maupun huruf qamariah. Kata sandang tidak mengikuti bunyi huruf langsung
mengikutinya. Kata sandang ditulis terpisah dari kata yang mengikuti dan
dihubungkan dengan garis mendatar (-). Contohnya:
مس
ُ الش َ : al-syamsu (bukan asy-syamsu)
ُالز َلزلَة
َ : al-zalzalah (bukan az-zalzalah)
D. Hamzah
Aturan transliterasi huruf hamzah menjadi apostrof (ʼ) hanya berlaku
bagi hamzah yang terletak di tengah dan akhir kata. Namun, bila hamzah
terletak di awal kata, ia tidak dilambangkan, karena dalam tulisan Arab ia
berupa alif. Contohnya:
ت ِ
ُ أُمر : umirtu
ix
E. Penulisan Kata Arab yang Lazim digunakan dalam Bahasa Indondesia
Kata, istilah atau kalimat Arab yang ditransliterasikan adalah kata,
istilah atau kalimat yang belum dibakukan dalam bahasa Indonesia. Kata, istilah
atau kalimat yang sudah lazim dan menjadi bagian dari pembendaharaan bahasa
Indonesia, atau sudah sering ditulis dalam tulisan bahasa Indonesia, tidak lagi
ditulis menurut cara trasnliterasi di atas. Misalnya kata Al-Qur’an (dari al-
Qur’ān), sunnah, khusus dan umum. Namun, bila kata-kata tersebut menjadi
bagian dari suatu rangkaian teks Arab, maka mereka harus ditransliterasi secara
utuh. Contoh:
Fī Ẓilāl al-Qur’ān
د ْينُاللdīnullāh باللbillāh
G. Huruf Kapital
Walaupun system tulisan Arab tidak mengenal huruf capital (All Caps),
dalam trasnliterasinya huruf-huruf tersebut dikenai ketentuan tenang
penggunaan huruf capital berdasarkan pedoman ejaan Bahasa Indonesia yang
berlaku (EYD). Huruf capital, misalnya, digunakan untuk menuliskan huruf
awal nama diri (orang, tempat, bulan) dan huruf pertama pada permulaan
kalimat. Bila nama diri diketahui oleh kata sandang (al-), maka yang ditulis
x
dengan huruf capital tetap huruf awal nama diri tersebut, bukan huruf A dari
kata sandang tersebut menggunakan huruf capital (Al-).ketentuan yang sama
juga berlaku untuk huruf awal dari judul referensi yang didahhului oleh kata
sandang al-, baik ketika ia ditulis dalam teks maupun dalam catatan rujukan
(CK, DP, CDK, dan DR). Contoh:
Al-Ghazālī
xi
DAFTAR ISI
Abstrak........................................................................................................I
Kata Pengantar...........................................................................................II
Pedoman Transliterasi................................................................................V
Daftar Isi..................................................................................................XII
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................................1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah..............................................5
C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian.......................................6
D. Tinjauan Pustaka..............................................................................6
E. Metodologi Penelitian....................................................................11
F. Teknik Analisa Data.......................................................................13
G. Sistematika Penulisan.....................................................................13
xii
3. Program Kegiatan 40
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan..............................................................................57
B. Saran........................................................................................58
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................59
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Secara etimologis, al-Qur’an merupakan bentuk dari kata qara’a
(qara’a-yaqra’u-qiro’atan/qur’anan) yang berarti membaca, menelaah,
mempelajari, mengumpulkan.1 Dinamakan al-Qur’an karena ia merupakan
pedoman yang dibaca dan diamalkan oleh umat Islam. Al-Qur’an adalah
kalam Tuhan Semesta Alam, yaitu Allah SWT. Keutamaan kalam Allah
dengan kalam yang lain itu seperti bandingan Allah dengan seluruh
makhluk-Nya. Al-Qur’an baik secara global atau terperinci, semuanya
mengandung kebaikan. Setiap huruf yang dibaca mendapatkan ganjaran 10
kali lipat kebaikan. Bahkan, seorang yang tak mengerti pun arti atau
maknanya tetap diberikan pahala oleh Allah SWT.2
Selain dinamakan al-Qur’an, al-Qur’an juga memiliki banyak nama,
di antaranya ialah al-Furqān (Pembeda), al-Tanzīl (Yang Diturunkan), al-
Dzikrā (Pengingat), al-Kitāb, dan lain-lain. Hal tersebut karena Allah pun
memiliki banyak nama, seperti 99 Asmā’ul Husnā.3
Al-Qur'an terdiri atas 114 surah, 30 juz dan 6236 ayat menurut
riwayat Hafsh, 6262 ayat menurut riwayat al-Dur, atau 6214 ayat menurut
riwayat Warsy. Secara umum, al-Qur'an terbagi menjadi 30 bagian yang
dikenal dengan nama juz. Pembagian juz memudahkan mereka yang ingin
menuntaskan pembacaan al-Qur'an dalam kurun waktu 30 hari. Setiap surah
dalam al-Qur'an terdiri atas sejumlah ayat, mulai dari surah-surah yang
terdiri atas 3 ayat; yakni surah al-Kautsar, al-Nasr dan al-Asr, hingga surah
1
Ahmad Warson Munawwir, Kamus Al-Munawwir Arab-Indonesia Terlengkap,
(Yogyakarta: Pustaka Progessif, 1997), cet. 14, 1101-1102.
2
Muhammad Ali As-Shobuni, At-Tibyan fii ‘Ulumi Al-Qur’an, (Teheran: Daru
Ihsan, 2003), 8.
3
Muhammad Ali As-Shobuni, At-Tibyan fii ‘Ulumi Al-Qur’an, 11.
1
2
yang mencapai 286 ayat; yakni surah al-Baqarah.4 Di antara 114 surah
dalam al-Qur’an, ada satu surah yang sering kali dibaca pada malam Jumat
oleh sebagian umat Islam, yaitu surah Yasin.
Surah Yasin terdiri dari 83 ayat. Keseluruhannya turun sebelum
Nabi Muhammad SAW. Berhijrah ke Madinah. Namanya surah Yasin,
terambil dari ayat pertama surah ini. Nama tersebut diperkenalkan oleh Nabi
SAW, beliau bersabda: “Bacakanlah surah Yasiin bagi orang-orang mati
kamu atau yang akan mati.” Surah ini dikenal juga dengan “Qalbu al-
Quran” (Jantung al-Qur’an). Menurut Imam Ghazali penamaan itu
disebabkan karena surah Yasin menekankan uraiannya tentang Hari
Kebangkitan, sedangkan keimanan baru dinilai benar, kalau seseorang
mempercayai Hari Kebangkitan. Dalam masyarakat Indonesia terdapat
kecenderungan untuk mengagumi beberapa surah dalam al-Qur’an yang
kemudian pembacaan terhadapnya dilakukan secara berulang-ulang lalu
kemudian bertransformasi menjadi salah satu bagian dari prosesi ritual
keagamaan maupun adat istiadat.
Penulis telah mewawancarai salah satu ustadz yang berperan di
Pondok Pesantren Al-Awwabin yang bernama KH. Drs. Fatchurrahman
mengenai manfaat membaca Yasin. Beliau berkata bahwa membaca surah
Yasin di malam Jumat itu bagian dari ibadah, karena di situ ada beberapa
riwayat hadis Nabi yang mengatakan keutamaan membaca surah Yasin,
dengan bacaan surah Yasin ini ada satu nilai ibadah, walaupun dikatakan
hadis ini lemah atau dhoif tapi tidak apa-apa dijalankan karna ini adalah
Faḍā’il al-a‘māl dan menurut Imam Suyuthi itu boleh diamalkan selama
untuk keutamaan-keutamaan amal, oleh sebab itu penting bagi umat Islam
untuk membaca Yasin bagian dari pada ibadah karena itu bagian ibadah
4
https://id.wikipedia.org/wiki/Al-Qur%27an#cite_note-hafsh-55 , diakses pada
tanggal 18 Juli 2019, pukul 19.36 WIB
3
5
Wawancara Pribadi dengan KH. Drs. Fatchurrahman, Depok, 10 Oktober 2019.
4
berlokasi di JL. Tebet Barat VI H dan pada tahun 1979 resmi gedung
tersebut itu dibuka oleh Bapak. KH. Idham Kholid, di mana peresmian
tersebut sekaligus mengganti nama “As-Salafiah” menjadi Al-Awwabin. Di
tempat ini dibangun sebuah gedung yang berdaya tampung dari pusatnya,
mampu menampung lebih dari 1000 siswa, dan resmi dibuka pada tahun
1982 oleh Bapak Menteri Agama Munawir Shadzili. Pendidikan yang
dibukanya adalah dalam bentuk pendidikan pesantren dan pendidikan
formal, yakni Madrasah Ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyah, dan Madrasah
Aliyah, yang dimulai pendaftaran pada tahun 1983. Kemudian pada tahun
1987 hingga saat ini, siswa atau santri telah mencapai ribuan yang datang
dari berbagai daerah manapun.6
Dzikir surah Yasin yang dibacakan pada setiap malam Jumat di
Pesantren Al-Awwabin merupakan bagian dari Living Qur’an yang lazim
dibacakan secara berjamaah di banyak tempat seperti masjid, musholla,
majelis ta’lim, sekolah-sekolah Islam dan madrasah dan juga rumah-rumah
masyarakat secara individu. Tradisi ini banyak dipahami sebagai medium
untuk mencapai tujuan dan faidah tertentu, sebagaimana dituliskan dalam
banyak kajian literatur, termasuk pro dan kontra seputar pembacaannya.
Tugas Pesantren itu mendidik dan mengarahkan generasi muda Islam, oleh
karena itu Pesantren mengarahkan para santri untuk mengenal tradisi-tradisi
yang baik di dalam Islam. Di antaranya adalah baca Yasin pada malam
Jumat. Kegiatan ini ada yang namanya praktek pembacaan ayat-ayat al-
Qur’an dan yang dibaca Yasin.
Karena itulah, penulis tertarik untuk mengkaji tradisi pembacaan
surah Yasin, baik itu dari segi hukum tradisinya ataupun fadhilah-fadhilah
(keutamaan) pembacaan surah Yasin, yang penulis beri judul “Pemahaman
6
Wawancara Pribadi dengan KH. Drs. Ahmad Muchtar Depok, 12 Oktober 2019.
5
7
Andi Firman, “Pemahaman Umat Islam Terhadap Surah Yasin”, (Skripsi S1
Fakultas Ushuluddin, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2016).
8
Ahmad Syarif Hidayatullah “Kualitas Hadis Keutamaan Surah Yasin: Perspektif
Kaidah (Amalan Ringan Berpahala Besar)”. (Skripsi S1 Fakultas Ushuluddin, UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2016).
9
Hamid Idham, “Tradisi Ma’baca Yasin di Makam Annangguru Maddappungan
Santri Pondok Pesantren Salafiyah Parappe Kec. Camplagian Kab. Polewali Mandar”,
(Skripsi S1 Fakultas Ushuluddin Filsafat dan Politik, UIN Alauddin, Makassar 2017).
8
10
Rini Rofalia, “Pembacaan Yasin Fadilah Di Asrama Al-Hikmah Pondok
Pesantren Wahid Hasyim, Yogyakarta”, (Skripsi S1 Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran
Islam, UIN Sunan Kalijaga, 2016).
11
Puput Murniati, “Aspek Aspek Ma’ani Dalam Al-Qur’an Surah Yasin dan
Alternatif Pembelajarannya”, (Skripsi S1 Jurusan Pendidikan Bahasa Arab Fakultas
Tarbiyah dan Keguruan IAIN Purwokerto, 2017).
12
Sumitri, “Pengalaman Agama Jama’ah Yasinan Putri Kadilopo Kulon Salam
Magelang”, (Skripsi S1 Fakultas Ushuluddin, UIN Sunan Kalijaga, 2004).
9
13
Nablur Rahman Annibras, Lc, “Pembacaan Surah Yasin Dalam Ritual Kematian
Di Indonesia”, (Tesis Agama dan Filsafat, UIN Sunan Kalijaga, 2014).
14
Siti Masyitoh, “Kualitas Hadis-Hadis Dalam Tafsir Al-Azhar; Study Kritik Matan
Hadis Dalam Surah Yasin”, (Skrispsi S1 Fakultas Ushuluddin, UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, 2010).
10
Sebuah karya ilmiah berbentuk skripsi yang ditulis oleh Zeni Nur
Latifah yang berjudul “Kualitas Hadis Dalam Tafsir Al-Ibriz (Kajian Kritik
Sanad Hadis Dalam Surah Yasin)”.15 Dalam skripsi ini, penulis
menyimpulkan bahwa dalam Tafsir Al-Ibriz terdapat tujuh riwayat pada
surah Yasin. Hadis yang pertama tentang kerasulan Nabi Muhammad SAW.
Hadis yang kedua tentang kebencian Abu Jahal terhadap Nabi Muhammad
SAW. Hadis yang ketiga tentang sahabat yang ingin pindah dekat dengan
Rasulullah SAW. Hadis yang keempat tentang pahala orang yang menuju
ke masjid. Hadis yang kelima tentang balasan bagi orang yang
mengamalkan sunnah. Yang keenam tentang hari kiamat. Hadis yang
ketujuh tentang Ubay Bin Khalaf yang enggan percaya adanya hari
kebangkitan.
Skripsi yang ditulis oleh Achmad Choirul Amin mahasiswa Darus-
Sunnah International For Hadist Science, yang berjudul “Zᾱīda al-Âmîn Fî
Takhrîj Ahâdist Sûrah Yâsîn Li Hamâmî Zâdah”.16 Dalam skripsi ini
penulis mencoba mengupas tuntas ke-sahih-an dan ke-dha’if-an hadis yang
ada dalam kitab tafsir Yasin karangan Hamâmî zâdah. Ada 3 langkah yang
digunakan, yakni; 1) mengumpulkan hadis-hadis yang terdapat dalam kitab
tersebut; 2) menelusuri hadis yang dimaksud dengan merujuk kitab-kitab
hadis primer; 3) menilai kualitas tiap hadis yang dikumpulkan. Penulis
meneliti kitab ini menggunakan metode yang digunakan oleh Ibnu Hajar al-
Asqalâni dalam kitab “al-Kashf ‘an Haqâiq Ghawâmiz al-tanzîl wa ‘Uyûn
al-Aqâwîl fî wujuh al-Ta’wîl” dan metode Hikmat bin Basyîr dalam kitab
“al-Tafsîr al-Sahîh”. Penulis menyimpulkan bahwa ada 43 Hadis dalam
15
Zeni Nur Latifah, “Kualitas Hadis Dalam Tafsir Al-Ibriz (Kajian Kritik Sanad
Hadis Dalam Surah Yasin)”, (Skripsi S1 Fakultas Ushuluddin, UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, 2018).
16
Achmad Choirul Amin, “Zâda al-Âmîn Fî Takhrîj Ahâdist Sûrah Yâsîn Li
Hamâmî Zâdah”, (Skrispi S1 Darusunnah International For Hadist Science Jakarta, 2018).
11
17
. Prof. Dr. Husaini Usman, M.Pd., M.T. , Metodologi Penelitian Sosial 41
18
Prof. Ir. Sukandarrumidi, MSc., Ph.D. Metodologi Penelitian: Petunjuk Praktis
Untuk Peneliti Pemula 47
19
Prof. Ir. Sukandarrumidi, MSc., Ph.D. Metodologi Penelitian: Petunjuk Praktis
Untuk Peneliti Pemula 50
12
20
Prof. Dr. Husaini Usman, M.Pd., M.T. Metodologi Penelitian Sosial 46
21
Sanapiah Faisal, Format-Format Penelitian Sosial, (Jakarta: Rajawali Press,
2008), 52
13
22
Prof. Dr. Sugiyono Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods) 333
14
1
M. Mansur, Living Qur’an dalam lintas Sejarah Studi Qur’an (Yogyakarta:
Teras, 2007), 5.
2
M. Mansur, Living Qur’an dalam lintas Sejarah Studi Qur’an, 4.
15
16
3
Abdul Mustaqim, Metode Penelitian Al-Qur’an dan Tafsir (Yogyakara: Idea
Press Yogyakarta, 2017), 104.
4
Ahmad Musthofa Haroen, Meneguhkan Islam Nusantara (Jakarta: Khalista,
2015), 113.
5
Najjih Maimoen, Mengamalkan Ajaran Syari’at dan Membenahi Adat Istiadat,
118-119.
17
Tradisi berasal dari lafadz ‘Urf yang berarti baik dan sudah
diketahui oleh kalangan umum, kalau ditarik ke masa jahiliyah akan
didapati tradisi, adat, dan kebudayaan yang memang sudah kuat
dikalangan mereka, dari sekian banyaknya tradisi dan adat pada masa itu,
ada sebagian tradisi yang ditetapkan dalam Islam seperti khitan dan ada
yang dihapus seperti menguburkan anak perempuan hidup-hidup dan
minum khamar.
Kendati demikian dalam agama Islam tidak lepas menolak semua
tradisi atau adat yang sudah berlaku di tengah masyarakat, tradisi dan adat
yang sudah mapan dan mengakar di tengah masyarakat. Islam tidak pernah
merubah atau menolaknya melainkan mengadopsi sebagai bagian dari
budaya Islam dengan membenahi dan menyempurnakannya berdasarkan
nilai-nilai budi pekerti yang sesuai dengan ajaran-ajaran syariat Islam.6
Nabi Muhammad SAW lebih senang memberikan perhatian
terhadap al-Qur’an, baik dalam sholat, keseharian, dan keberadaan beliau
baik di rumah ataupun dalam perjalanan bersama para sahabat dalam
kesulitan maupun kemudahan beliau, maupun dalam keadaan kegembiraan
dan dalam keadaan kesusahan beliau.7 Peran Yasinan bagi umat muslim
menjadi sangat penting karena untuk meningkatkan nilai-nilai
keberagamaan yang mulai menurun di era moderenisasi saat ini,
diperlukan adanya kegiatan yang dapat meningkatkan kualitas keimanan
dan keberagamaan.
Tradisi Yasinan merupakan sebuah tradisi keagamaan yang sudah
mengakar secara kuat dalam kehidupan masyarakat Muslim di Indonesia,
terlepas dari pro maupun kontra mengenai tradisi ini di dalam dunia Islam,
namun pada nyatanya tradisi ini diwarisi secara turun temurun sehingga
6
Rhoni rodin, Tradisi Tahlilan dan Yasinan (Artikel: Stain Curup, 2013), 81.
7
Muhammad bin Muhammad Abu Syuhbah, Etika Membaca dan Mempelajarai
Al-Qur’an Al-Karim, terj. Taufikqurrahman (Bandung: Pustaka Setia, 2003), 17.
18
8
Munawir Abdul Fattah, Tradisi Orang-Orang NU (Yogyakarta: Pustaka
Pesantren, 2008), 307.
9
Abdul Basit, Dakwah Cerdas di Era Modern. Jurnal Komunikasi Islam, vol 3,
no.1 (Juni 2013): 78.
10
Rofie, Amaliah Ciri Khas NU Majalah Aula, Tabi’ah 06/SNH XXXV/Juni,
2013, 49.
19
11
Muhammad Idrus Romli Https://www.nu.or.id/post/read/37270/tahlilan-
yasinan-itu-haram. Diakses pada tanggal 20 Januari 2020.
12
Ahmad Zainuddin, Tradisi Yasinan: Kajian Living Qur’an di Ponpes Ngalah
Pasuruan. Ilmu al-Qur’an dan Tafsir, vol. 4, no.1 (Mei 2019): 4.
20
13
A.Munawwir, Kamus al-Munawwir (Yogyakarta: Pustaka Pogresif, 1997),
593.
14
Azyumardi Azra et.al., Insklopedi Islam (Jakarta: PT. Ichtiar Van Houve,
2001), 340.
15
Chafidh, Tradisi Islam, 237-238.
16
Idam Hamid, Tradisi Ma’baca Yasin Di Makam Annagguru Maddapungan
Santri Pondok Pesantren Salafiyah Parappe (Skripsi UII, Makasar, 2017), 16.
21
4. Tahlilan
Istilah tahlilan yang sangat populer di Indonesia ini berasal dari
kata Hallala-Yuhalillu-Tahlilan. Dari susunan ini menunjukkan bahwa
kata tahlilan merupakan bentuk musdar dari fi’il madhi (menunjukkan
masa lampau) hallala yang berarti ia telah membaca Lailaha illahllah, fi’il
mudhari’ (menunjukkan masa yang sedang berlangsung) yuhalillu yang
arinya ia sedang membaca Lailaha illallah. Kalimat Lailaha illallah yang
dikemas dengan bacaan-bacaan seperti ayat al-Qur’an, bacaan istigfhar,
bacaan Shalawat, maupun bacaan tasbih, namun inti tahlilan adalah
membaca kalimat Lailaha illallah tersebut sesuai dengan asal-usul kalimat
itu sendiri.17
Tahlilan pada hakikatnya yang diketahui oleh masyarakat saat ini
adalah aktifitas berdizkir bersama yang dilakukan oleh sekelompok orang,
lalu membaca sejumlah kalimat dzikir kepada Allah SWT yang satu
diantaranya adalah kalimat tahlil, La ilaaha illallaah. Tahlilan pada
dasarnya adalah kalimat-kalimat dzikir yang dilantunkan. Sekelompok
orang bisa secara bersama-sama tasbih, takbir, tahmid, istighfar, tahlil dan
kalimat-kalimat lainnya yang mengingatkan mereka kepada Allah SWT.
Amaliah semacam itu adalah sunnah, bukan bid’ah.18
Tahlilan berarti berdzikir yang bisa dibaca kapan saja, tahlilan bisa
dibaca sendiri atau berjamaah, tahlilan yang dibaca secara berjamaah maka
doa salah satu diantara orang tersebut dapat dikabulkan oleh Allah SWT.
Tahlilan yang umumnya dibaca pada saat ada yang meninggal untuk
menghadiahkan si mayit agar segala dosanya diampuni oleh Allah SWT.
Kalau membaca Tahlil selain mendoakan si mayit juga untuk yang
17
Mujamil Qomar, Dimensi Manajemen Pendidikan Islam, (Malang: Erlangga,
20150, 70.
18
Abiza el rinaldi, Haramkah tahlilan, yasinan dan kenduri arwah, (Pustaka
wasila, 2012), 3.
22
Kata ( )يسYa sin merupakan dua huruf dari alfabet bahasa Arab
yakni Yā sĭn. Dalam al-Qur’an terdapat dua puluh sembilan surah yang
dimulai dengan huruf hija’iyyah (alfabet bahasa Arab) sebanyak huruf-
huruf alfabet Arab, sedang huruf-huruf yang digunakannya berjumlah
empat belas huruf dirangkai oleh sementara ulama, antara lain dengan
kalimat: (سر )نص كرمي قاطع له nash karimun qathi’un lahu sirrun / teks
mulia yang bersifat pasti dan memiliki rahasia. Dengan demikian, empat
belas yang terpilih itu adalah seperdua dari huruf-huruf hija’iyyah.
Karena sesungguhnya yang ditunjukkan oleh Bahasa Arab bahwa
huruf-huruf tersebut tidak memiliki makna. Apabila kita menghukumi
19
Agung Nugeraha, Budaya Tahlillan Masyarakat Curup Tengah Perspektif
Ilmu Dakwah (Skripsi S1., Institut Agama Islam Negeri, 2019), 19.
20
Hamim Farhan, Ritualisasi Budaya-Agama Dan Fenomena Tahlilanyasinan
Sebagai Upaya Pelestarian Potensi Kearifan Lokal Dan Penguatan Moral Mayarakat,
(Gresik: Universitas Muhammadiyah Gresik, Vol.5, 2008). H.84.
23
Arab yang jelas” terhadap setiap kalimat atau huruf di dalam al-Qur’an
al-Karim, maka kita mengetahui bahwa (“ )يسYaa Siin” tidak memiliki
21
M. Shalih al-Utsaimin, Tafsir Surat Yasin, 10.
22
M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah, 505.
23
M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah (Jakarta: Lentera Hati, 2000), Vol. 12,
101-102.
24
قال الدارمى حدث نا ُمم ُد ب ُن سعيد أخبن ُحي ُد ب ُن عب ُدالرحن عن السن بن
ارون أيب ُممد عن ُمقاتل بن حيان عن ق تادة عن انس قال قال ر ُسو ُل للا
ُ صالح عن ه
من ق رأها فكأّنا ق رأ, وإن ق لب ال ُقرآن يس, إن ل ُكل شيء ق لبا:صلى للاُ عليه وسلم
24
M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah, 101.
25
25
M. Quraish Shihab, Yasin dan Tahlil (Tangerang: Lentera Hati, 2012), 76.
26
Nablur Rahman Annibras, Pembacaan Surah Yasin dalam Ritual Kematian di
Indonesia, Tesis (Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, 2014), 20.
27
Imam Fakhruddin al-Razi, Al-Tafsir al-Kabir aw Mafatih al-Gaib, Juz ke-
XXVI (Beirut: Dar al-Kitab al-Ilmiyah, 2009), 35.
26
28
Jalaluddin Abd. Rahman al-Suyuti, Al-Itqan Fi Ulum al-Qur’an, 21.
27
29
Idam Hamid, Tradisi Ma’baca Yasin Di Makam Annagguru Maddapungan
Santri Pondok Pesantren Salafiyah Parappe (Skripsi UII, Makasar, 2017), 32.
30
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah, 102-103.
31
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah, 140-142.
28
32
Idam Hamid, Tradisi Ma’baca Yasin Di Makam Annagguru Maddapungan
Santri Pondok Pesantren Salafiyah Parappe (Skripsi UII, Makasar, 2017), 34.
33
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah, 439-440.
29
34
Almas Abyan al-Fatih, Surah Yasin, Al-Waqi’ah, Al-Mulk, dan Al-Kahfi, 42-
43.
35
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah, 439.
30
31
32
umum. Dari pergaulannya sesama teman yang suka mengaji dan petunjuk
dari guru serta orang tua, beliau tidak kehabisan guru di sekitar Tebet yang
di rumahnya membuka pengajian megajarkan ilmu-ilmu agama dan bahasa
Arab.
Di Bukit Duri ia belajar mengaji kepada KH. Muhammad Yunus,
KH. Basri Hamdani, KH. Muhammad Ramli, dan Habib Abdurrahman As-
Segaf. Dia juga mengaji kepada KH. Muh. Zain, Kebon Kelapa, Tebet, KH.
M. Arsyad bin Musthofa, Gg Pedati, Jatinegara, KH. Mahmud, Pancoran,
KH. Musannif, Menteng Atas, KH. Ahmad Djunaedi, Pedurenan, KH.
Abdullah Husein, Kebon Baru Tebet, KH. Abdullah Syafi’I, Bali Matraman
serta Habib Husein Al-Haddad, Kampung Melayu. Lebih jauh lagi beliau
juga mengaji kepada KH. Hasbiyallah, Klender, KH. Mu’allim, Cipete, KH.
Khalid, Pulo Gadung, Habib Ali Jamlullail dan Habib Ali bin Abdurrahman
al-Habsyi, Kwitang, Habib Abdullah bin Salim Al-Attas, Kebon Nanas,
Habib Muhammad bin Ahmad Al-Haddad, Kramat Jati, Habib Ali bin
Husein Al-Attas, Kemayoran, dan Ustadz Abdullah Arifin, di Pekojan.
Meski Abdurrahman tidak pernah belajar di sekolah maupun di
Pesantren, namun dia mengaku cara belajarnya tidak kalah dengan cara
belajarnya para santri-santri yang di Pesantren. Sehari, beliau bisa
mengikuti pengajian di tiga tempat yang masing-masing dua atau tiga mata
pelajaran. Semangat Abdurrahman memahami dan menguasai pelajaran
memang sangat tinggi, setelah mendengar penjelasan-penjelasan dari guru
dia mencatat dengan baik apa yang diperlukannya. Setelah pengajian
selesai, dia pun mengajak musyawarah dengan teman-temannya untuk
mengulang dan mendalami pelajaran yang sudah lewat. Dia selalu berusaha
Muthala’ah (mengulangi) pelajarannya sendiri di rumah bila dia belum
menguasai secara penuh dari suatu pelajaran. Bahkan, malamnya dia pun
tak mau tidur sebelum benar-benar menguasai pelajaran besok.
34
1
Kawiyan (ed), Berdakwah Tanpa Kenal Lelah, (Biografi KH. Abdurrahman
Nawi), 1-3.
36
ilmu agama dengan baik dalam rangka membantu pemerintah dalam bidang
pendidikan. Abuya mengutamakan penguasaan-penguasaan ilmu-ilmu alat
bagi santri-santrinya, yaitu dengan mengajarkan ilmu nahwu, sharaf, dan
bahasa Arab. Santri yang mukim pada sore dan malam hari diharuskan
mengikuti halaqah mengaji kitab-kitab nahwu, sharaf, bahasa Arab, tauhid,
fiqh, tafsir, hadist dan akhlaq. Nahwu, sharaf, dan bahasa Arab diajarkan 4
kali dalam seminggu. Siswa Tsanawiyah harus hafal 181 kaidah dalam
Nahwul Wadih, sementara untuk siswa Aliyahnya belajar Ibnu ‘Aqil. Prinsip
Abuya dalam mengajar, biar sedikit asal benar-benar paham dari pada
banyak tapi tidak ada yang mengerti sama sekali. Abuya juga berprinsip
bahwa setiap murid yang belajar sesuatu tentang agama harus mampu
mengamalkan ilmu-ilmunya.
Harapan Abuya KH. Abdurrahman Nawi adalah semoga Pondok
Pesantren Al-Awwabin akan terus menyebar luaskan syiar-syiar Islam.
Sejak saat itulah kegiatan kepesantrenan berjalan secara rutin. Adapun
kegitan rutin di Pesantren tersebut bertujuan untuk membentuk pribadi
santri memiliki kecakapan mental, spiritual, dan intelektual, keorganisasian
dan ketangkasan dalam penyampaian gagasan di muka umum yang
semuanya diperlukan kelak ketika terjun kedalam masyarakat. Dengan
harapan bagi para santri menjadi kader-kader dakwah di tengah-tengah
masyarakat yang melanjutkan perjuangan dan peran dalam syiar Islam.
Dalam perjalanan Pondok Pesantren Al-Awwabin, Pondok sudah
banyak mengeluarkan alumni-alumni yang bermanfaat di tengah-tengah
masyarakat. Seperti K.H. Dr. Muhammad Yusuf Hidayat, M.A yang sudah
membuka Pondok pesantren yang bernama At-Tibyan di Pitara, Depok. Ada
juga KH. Ubaidillah Hamdan yang berkiprah di Tangerang dengan
membuka Pondok Pesantren Darul Musthofa al-Mukhtar dan masih banyak
lagi para alumni-alumni hebat yang lahir dari pesantren Al-Awwabin.
38
2
Profil Pondok Pesantren Al-Awwabin (Depok: Pondok Pesantren Al-
Awwabin)
40
Aliyah sepuluh orang, kelas dua Aliyah enam belas orang, kelas tiga
Aliyahnya empat belas orang.
Data santri putri yang sudah terdaftar di setiap jenjang pendidikan,
kelas enam MI empat orang, kelas satu MTs dua puluh orang, kelas dua
MTs tiga puluh tiga orang, kelas tiga MTs dua puluh tiga orang, kelas satu
Aliyah Sembilan orang, kelas dua Aliyah tiga belas orang, kelas tiga Aliyah
tujuh orang. Sehingga jumlah santri putra yang sudah terdaftar sebagai
siswa di seluruh jenjang pendidikan berjumlah seratus dua puluh satu orang,
sedangkan jumlah santri putri seratus lima orang.
2. Lembaga Pendidikan Non Formal
Pendidikan Non Formal yang dibentuk oleh Abuya yakni dengan
mendirikan Pondok Pesantren Al-Awwabin yang dipimpin oleh beliau
sendiri, adapun kegiatan belajar mengajar yang beliau lakukan di Pesantren
ini diselenggarakan setiap hari, kecuali pada waktu tertentu ketika kegiatan
belajar mengajar itu berada di luar kegiatan Pesantren.
3. Program Kegiatan
Peneliti hanya mencantumkan jadwal pelajaran yang ada di Pondok
Pesantren saja, untuk efisiensi kepenulisan. Di Pondok Pesantren, jumlah
mengaji sama banyaknya dengan jumlah makan, yaitu sebanyak 3 kali.
Mengaji dilaksanakan pada setelah Shubuh, setelah Ashar, dan setelah
Maghrib. Adapun jadwalnya adalah sebagai berikut :3
3
Fathurrachman (Musyrif Al-Awwabin), diwawancarai oleh Ahmad Syadan,
Depok 05 Februari 2020, Jawa Barat.
41
dan al-Jumuah. Untuk targetnya Sebagian santri ada yang mencapai target
tersebut dan ada yang tidak.
Tabel 3.2 Daftar Ngaji Santri 2 MTs 2019/2020
Hari Waktu
Pagi Sore Malam
Senin Tahfidz Hadist Khulasoh Nurul Tajwid
Yaqin
Selasa Tasrif Mahfudzat Tahfidz Qur’an
Rabu Tauhid Nahwul Wadih Tahfidz Sharaf
Kamis Khot Matan Safinah Rawi & Ratib
Jumat I’rob & I’lal Akhlak Lil Banin Qiroatul Qur’an
Sabtu Matan Tahfidz Nahwu Lugho Arabiyyah
Jurumiyah Wadhi
Untuk pengajian Tilawah kelas dua Aliyah dan tiga Aliyah bedanya
kalau yang Qiro’at itu baca dan melatih ke fasihan para santri dalam
membaca al-Qur’an secara fasih dan benar secara makhrojnya dan untuk
Tilawah lebih ke nada baca Qur’an seperti Bayati, Sikah dan Naghom.
Tabel 3.6 Daftar Ngaji Santri 3 MA 2019/2020
Hari Waktu
Pagi Sore Malam
Senin Bahasa Arab Al Ibrohimi Tilawatil Qur’an &
Tajwid / Tahfidz
Hadist
Selasa Minhatul Mugits Mukhtasor Jiddan Tahfidz Nahwul
Wadhi & Matan
Jurumiyyah
Rabu Ta’limu Ta’alim Bulugul Marom Mudzakaroh
45
45
46
1
Ahmad Muchtar (Pengasuh Al-Awwabin), diwawancarai oleh Ahmad Syadan,
Depok 04 Oktober 2020, Jawa Barat.
2
Ahmad Hafiz Kamil (Asatidz Al-Awwabin), diwawancarai oleh Ahmad Syadan,
Depok 04 Oktober 2020, Jawa Barat.
3
Ahmad Muchtar, (Pengasuh Al-Awwabin), diwawancarai.
47
4
Abdurrahman (Asatidz Al-Awwabin), diwawancarai oleh Ahmad Syadan,
Depok 11 Oktober 2020, Jawa Barat.
5
Julcham Muslihun (Asatidz Al-Awwabin), diwawancarai oleh Ahmad Syadan,
Depok 11 Oktober 2020, Jawa Barat.
6
Zaim Najibuddin Rahman (Asatidz Al-Awwabin), diwawancarai oleh Ahmad
Syadan, Depok 12 Oktober 2020, Jawa Barat.
48
surah Yasin pada malam Jumat untuk menambah ibadah kepada Allah
dengan cara berdzikir dan memperbanyak Shalawat kepada Nabi
Muhammad SAW.7
Pendapat Imamuddin sangat menggugah hati ketika beliau
berpendapat bahwa tujuan santri diadakan rutinitas membaca Yasinan untuk
membiasakan kebaikan di malam Jumat dan menjadi benteng bagi para
santri dan Pesantren. Menurutnya tidak hanya untuk kebaikan diri sendiri
tetapi untuk kebaikan pesantren sebagi tempat menimba ilmu para santri.8
Dari penjelasan para Asatidz Pondok Pesantren Al-Awwabin, bahwa
tujuan diadakan rutinitas pembacaan Yasinan setiap malam Jumat untuk
menghidupkan malam Jumat dengan memperbanyak ibadah kepada Allah
dan shalawat kepada Nabi Muhammad dengan pembacaan Qasidah dan
Puji-pujian.
B. Pemahaman Asātidz terhadap Surah Yasin.
Setiap orang memiliki pemahaman yang berbeda terhadap
kandungan isi surah Yasin, semua itu tergantung latar belakang ilmunya.
Jika yang memahami kandungan ayat adalah ahli fikih maka hasil
pemahamannya akan mengarah pada fikih, tetapi ketika yang memahami
adalah ahli tasawuf, maka hasil pemahamannya akan mengarah pada
tasawuf.
Pemahaman makna surah Yasin yang berkaitan dengan yang dibaca
pada malam Jumat di Pondok Pesantren Al-Awwabin. Menurut
Fathurrachman, salah satu tenaga pengajar di Pondok tersebut bahwa Ada
ayat yang menjelaskan tentang utusan yang Allah kirim kepada orang-orang
pada saat itu untuk memberikan peringatan kepada orang yang mau taat
7
Fathurrachman (Musyrif Al-Awwabin), diwawancarai oleh Ahmad Syadan,
Depok 12 Oktober 2020, Jawa Barat.
8
Imamuddin Muchtar (Asatidz Al-Awwabin), diwawancarai oleh Ahmad
Syadan, Depok 13 Oktober 2020, Jawa Barat.
49
pada peringatan dan orang-orang yang takut kepada Allah. Dalam hal ini
surah Yasin memberi peringatan kepada manusia yang masih hidup untuk
mengikuti ajaran-ajaran Allah, seluruh umat manusia akan mengalami
kematian sehingga perlu satu bekal amalan-amalan sholihah, di antara bekal
amalan-amalan sholihah itu adalah mulazamah atau melazimkan baca surah
Yasin khususnya pada malam Jumat, bacaan-bacaan tersebut adalah salah
satu bentuk amalan-amalan sholihah.9
Di ayat selanjutnya Allah menunjukan orang-orang yang mati dan
Allah akan menulis apa yang telah mereka kerjakan pada masa lalu. Dalam
hal ini Allah memberikan peringatan bahwa seluruh umat manusia akan
mengalami kematian, sebelum mengalami kematian, diingatkan kepada
orang-orang yang mati dan orang-orang yang mati tentunya butuh doa dari
orang-orang yang masih hidup. Doa dari manusia yang akan mengurangi
atau mengangkat dosa-dosa bahkan akan menghilangkan azab yang akan
ditimpakan kepada mereka. Ada satu riwayat mengatakan bahwa orang-
orang yang meninggal akan dihilangkan siksaannya sebab doa-doa yang
kita panjatkan kepada Allah, yaitu pembacaan surah Yasin yang dibaca di
malam Jumat. Jadikan satu wasilah, satu perantara dengan harapan agar
orang-orang yang meninggal khususnya dari keluarga, siksa mereka bisa
dikurangi atau kalau bisa dibebaskan.10
Sedangkan menurut Zaim, bahwa surat Yasin termasuk ke dalam
surah-surah Makkiyah. Surah Makiyyah seringkali ayatnya mengandung
perihal ketauhidan Allah, ketetapan risalah atau ajaran agama, membahas
tentang balasan-balasan perbuatan buruk, menyebutkan ciri-ciri hari akhir,
nikmat surga dan siksa neraka. Dalam surah Yasin di beberapa ayatnya yang
tersebar juga mengandung makna-makna di atas seperti perihal menyembah
9
Fathurrachman (Musyrif Al-Awwabin), diwawancarai.
10
Fathurrachman (Musyrif Al-Awwabin), diwawancarai.
50
Allah SWT., ada balasan perbuatan untuk orang beriman dan yang tidak
beriman, serta menyebutkan tanda-tanda kekuasaan Allah SWT.11
Sedikit berbeda dengan pandangan Ahmad Hafiz Kamil. Kamil
mengutip hadis Rasulullah SAW, yaitu Yasin itu tergantung pada niat yang
membaca. Sesungguhnya amal perbuatan itu harus diawali dengan niat.
Para santri biasa membacakan surah Yasin di malam Jumat, mereka
menghadiahkan pahala daripada surah ini, pertama untuk kedua orang tua
mereka yang sudah meninggal dunia, kemudian kakek-nenek mereka,
kemudian leluhur-leluhur mereka, kedua mereka menghadiahkannya untuk
guru-guru mereka dan juga untuk kaum muslimin dan muslimat karena para
asatidz di Al-Awwabin yang beraqidah Ahlusunnah Wal Jama’ah
berkeyakinan bahwa hadiah pahala membaca surah Yasin yang disebut
sebagai jantungnya al-Qur’an akan sampai kepada orang-orang yang sudah
meninggal dunia berdasarkan hadis yang terdapat dalam kitab yang disusun
oleh pendiri Pondok Pesantren Al-Awwabin Almaghfurllah Abuya Kyai
Haji Abdurrahman Nawi dalam pedoman kitab ziarah kubur beliau
mengatakan di mana ada seorang anak muda yang ditinggal wafat oleh
ibunya, kemudian dia mengatakan bahwa ibunya tidak sempat wasiat
kepadanya. Tetapi apabila dia berwasiat, saya yakin orang tua saya akan
berwasiat untuk sedekah.12
Sekarang kalau saya bersedekah dan saya hadiahkan pahala kepada
ibunda apakah itu termasuk pahala bagi ibu saya yang sudah meninggal ?
maka Rasulullah SAW menjawab “iya, bagi ibu kita mendapat pahala
daripada sedekah” sehingga di dalam doa Tahlil, doa setelah membaca
Yasin “Ya Allah sampaikanlah pahala bacaan yang kami telah baca
daripada al-Qur’an di antaranya surah Yasin, surah al-Ikhlas, surah al-Falq,
11
Zaim Najibuddin Rahman (Asatidz Al-Awwabin), diwawancarai.
12
Ahmad Hafiz Kamil (Asatidz Al-Awwabin), diwawancarai.
51
13
Ahmad Hafiz Kamil (Asatidz Al-Awwabin), diwawancarai.
14
Hani Rifqial Aini (Asatidzah Al-Awwabin), diwawancarai oleh Ahmad
Syadan, Depok 13 Oktober 2020, Jawa Barat.
15
Hani Rifqial Aini (Asatidzah Al-Awwabin), diwawancarai.
52
16
Nur Ardiyansyah (Asatidz Al-Awwabin), diwawancarai oleh Ahmad Syadan,
Depok 14 Oktober 2020, Jawa Barat.
17
Nur Ardiyansyah dan Hani Rifqial Aini (Asatidz dan Asatidzah Al-Awwabin),
diwawancarai.
53
18
Halid Arya Atmaja (Santri Al-Awwabin), diwawancarai oleh Ahmad Syadan,
Depok 14 Oktober 2020, Jawa Barat.
54
19
Ahmad Dzaki (Santri Al-Awwabin), diwawancarai oleh Ahmad Syadan, Depok
14 Oktober 2020, Jawa Barat.
20
Diki Choirul Fadilah (Santri Al-Awwabin), diwawancarai oleh Ahmad Syadan,
Depok 14 Oktober 2020, Jawa Barat.
21
Najib Syafie, (Santri Al-Awwabin), diwawancarai oleh Ahmad Syadan, Depok
15 Oktober 2020, Jawa Barat.
22
Ahmad Raihan, (Santri Al-Awwabin), diwawancarai oleh Ahmad Syadan,
Depok 15 Oktober 2020, Jawa Barat.
23
Syarifah dan Aliyah (Santriwati Al-Awwabin), diwawancarai oleh Ahmad
Syadan, Depok 16 Oktober 2020, Jawa Barat.
55
Julianti juga menjelaskan bahwa dia mengikuti tradisi tersebut agar lebih
dekat dengan Allah.24
Rahmizatul Muna juga mengatakan bahwa tujuan mengikuti
rutinitas kajian Yasinan untuk mengikuti rutinitas umat Muslim pada
umumnya dan yang paling utama yaitu untuk mendapatkan pahala dan ridha
Allah serta diampuni segala dosa-dosanya. Uniknya ketika melihat
pandangan Tsalsa Fajriatul Izza Mengenai tradisi pembacaan Yasinan,
Tsalsa mengatakan bahwa dia mengikuti rutinitas tersebut untuk
mendapatkan pahala malam Jumat.25
Dari apa yang dijelaskan oleh para santri di atas bahwa tujuan
mereka mengikuti rutinitas Yasinan untuk mendapatkan pahala dan
mendoakan keluarga yang sudah meninggal.
E. Manfaat Pembacaan Surah Yasin Bagi Santri
Dalam tradisi pembacaan Yasinan yang biasa dilakukan oleh santri
di Pondok Pesantren Al-Awwabin setiap malam Jumat diyakini banyak
memiliki manfaat yang akan didapat oleh para pembacanya. Setiap santri
merasakan manfaat berbeda dari apa yang dibaca.
Beberapa santri yang memberikan penjelasannya terkait apa yang
sudah dirasakan setelah membaca surah Yasin, seperti yang diungkapkan
oleh Halid Arya Atmaja bahwa ketika selesai membaca surah Yasin, Halid
mengalami ketenangan dan ketentraman pikiran, apalagi ketika dia sudah
memasuki ujian akhir semester, dia menyempatkan membaca Yasin agar
tidak gelisah dan tidak buru-buru dalam mengerjakan soal. Menurutnya,
ketenangan dan ketentraman dalam setiap akitivitas kesehariannya sangat
penting, sehingga membaca Yasin menjadi salah satu solusinya agar
24
Choirunnisa Julianti (Santriwati Al-Awwabin), diwawancarai oleh Ahmad
Syadan, Depok 16 Oktober 2020, Jawa Barat.
25
Rahmizatul Muna (Santriwati Al-Awwabin), diwawancarai oleh Ahmad
Syadan, Depok 16 Oktober 2020, Jawa Barat.
56
pikirannya bisa tenang dan tentram.26 Hampir sama dengan apa yang
diungkapkan oleh Muhammad Dzaki Abirayya. Dzaki mengatakan selain
bisa menjadikan tenang, membaca Yasin juga untuk meningkatkan
kecintaannya kepada Nabi Muhammad SAW.27
Dari kedua santri tersebut, berbeda dengan apa yang dialami
Muhammad Ilyas Fajar R. Ilyas, selama mengikuti rutinitas Yasinan dia
tidak tahu apa yang sebenarnya dirasakan olehnya, dia hanya mengikuti
rutinitas Yasinan sebagai kewajibannya sebagai seorang santri di Pondok
Pesantren Al-Awwabin.28 Sedangkan Najib Syafi’i berpandangan bahwa
dengan membaca Yasin bisa mempermudah proses sakaratul maut,
meringankan siksa kubur.29
Rahmizatul Muna mengutip hadis Nabi:30
“Sesungguhnya segala sesuatu mempunyai jantung (inti) dan
sesungguhnya jantung al-Qur’an adalah surah Yasin. Barang siapa
membacanya, maka seakan-akan ia telah membaca al-Qur’an 10 kali (HR.
ad-Dārimī dan At-Tirmiżī)”
Kesimpulan dari apa yang diikuti dari hadis tersebut bahwa pahala
orang yang membaca al-Qur’an akan dilipat gandakan oleh Allah.
26
Halid Arya Atmaja, diwawancarai.
27
Muhammad Dzaki Abirayya, diwawancarai.
28
Muhammad Ilyas Fajar R, diwawancarai.
29
Najib Syafi’i, diwawancarai.
30
Rahmizatul Muna, diwawancarai.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setiap santri atau tenaga pengajar memiliki pemahaman yang
tentunya berbeda. Perbedaan tersebut didasari atas pengalaman-pengalaman
sendiri di saat atau setelah membaca tradisi tersebut. Tidak sedikit santri
yang memiliki pemahaman bahwa dalam tradisi pembacaan yasinan
didasarkan atas hadiah atau doa untuk orang-orang yang mereka sayangi
yang telah meninggal terlebih dahulu. Bukan hanya itu, alasan untuk
melatih diri sebelum terjun ke masyarakat juga menjadi salah satu alasan
dari santri Pondok Pesantren Al-Awwabin. Beberapa santri juga memiliki
alasan untuk menambah pahala malam jumat baik dari pahala dalam bacaan
Yasin maupun pahala dari bacaan shalawat kepada Nabi Muhammad. SAW.
Sedangkan praktek pembacaan Yasinan di Pesantren Al-Awwabin
dilaksanakan di Masjid bagi yang santri putra dan di Mushalla bagi yang
santri putri. Pembacaan Yasin tersebut dibaca setelah shalat Isya secara
bersamaan dengan dibagi perkelompok. Sebelum dimulai, Kiai memimpin
Tawassul terlebih, lalu dilanjut dengan pembacaan Yasin, Tahlil, Ratib al-
Athas, Rawi. Sedangkan rawi yang dibaca di antaranya Diba’, al-Dhiya’ al-
Lami, Simtu al-Dhurar, dan Barzanji tergantung giliran kelompoknya
dalam setiap Malam Jumat.
B. Saran
Setelah penulis menyelesaikan penelitian ini, penulis menyadari
bahwa penelitian ini jauh dari kata sempurna. Sehingga penulis yakin bahwa
penelitian ini meninggalkan banyak kesalahan dan kekurangan di dalamnya.
Karena itu, penelitian ini tidak bisa dikatakan telah selesai sampai di sini,
masih banyak hal-hal yang dapat dikaji dalam penelitian lebih dalam lagi.
57
58
Azra, Azyumardi dkk, Ensiklopedi Islam. Cet. I; Jakarta: PT. Ichtiar van
Hoeve, 2001.
63
64
Puput Murniati, “ Aspek Aspek Ma’ani Dalam Al-Qur’an Surat Yasin dan
Alternatif Pembelajarannya”, Skripsi S1 Jurusan Pendidikan
Bahasa Arab Fakultas Tarbiyah dan Keguruan IAIN Purwokerto,
2017.
Subagyo, P. Joko, Metode Penelitian dalam Teori dan Praktek. Cet. II;
Jakarta: PT Rineka Cipta, 1997.
Zeni Nur Latifah, “Kualitas Hadis Dalam Tafsir Al-Ibriz (Kajian Kritik
Sanad Hadis Dalam Surah Yasin)”, Skripsi S1 Fakultas
Ushuluddin, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2018.
Wawancara Santri Putra/i
Responden : 1
Nama : Halid Arya Atmaja
Umur : 16 Tahun
Pendidikan : Madrasah Aliyah
Hasil Wawancara :
Tanya : Apakah anda sering mengikuti kegiatan pembacaan surah Yasin yang
diselenggarakan oleh Pondok Pesantren Al-Awwabin ? jelaskan alasan anda mengapa
sering ikut atau seringkali tidak ikut serta.
Jawab : Ya, saya sering mengikuti pembacaan surah Yasin di Pondok Pesantren Al-
Awwabin. Alasan saya mengikuti kegiatan tersebut adalah selain menjalankan
kewajiban sebagai santri, manfaat dari pembacaan Yasin juga banyak dan kegiatan
tersebut juga merupakan satu hal yang sangat positif bagi saya.
Tanya : Apa tujuan anda mengikuti kegiatan ini ?
Jawab : Tujuan saya adalah mengharapkan berkah dari Allah Ta’ala lewat pembacaan
Yasin dan untuk melatih diri saya ketika terjun di masyarakat nanti.
Tanya : Apa saja manfaat kegiatan ini bagi anda ? manfaat yang dirasakan setelah
membaca Yasin.
Jawab : Manfaat yang saya terima sangatlah banyak, diantaranya setelah saya
membaca surah Yasin pikiran dan hati saya terasa lebih tenang.
Tanya : Jika pas malam Jumat dan anda sedang tidak berada di Pondok, apakah anda
juga membaca surah Yasin ini ? sendiri atau bersama keluarga ?
Jawab : Ketika sedang berada di rumah, sesekali saya menyempatkan diri pada malam
Jumat membaca surah Yasin sendiri, terkadang juga bersama keluarga.
Tanya : Apakah sebelum masuk Pondok Pesantren Al-Awwabin sudah sering baca
Yasin pada saat malam Jumat ?
Jawab : Sebelum masuk Pondok Alhamdulillah saya sudah dididik untuk membaca
surah Yasin, namun tidak setiap malam Jumat.
Tanya: Apakah anda merasakan ada kendala yang dialami dalam mengikuti kegiatan
ini ? misalnya, ada syarat khusus yang ditetapkan Pondok belum bisa anda penuhi,
sehingga anda belum bisa mengikuti kegiatan Yasinan dengan baik ?
Jawab : Alhamdulillah, tidak ada kendala yang saya alami dari pertama kali masuk
Al-Awwabin.
Tanya : Apakah harapan anda terhadap tradisi pembacaan surah Yasin kedepannya,
apakah masih perlu dilakukan dan anda akan terus membiasakan membacanya meski
sudah keluar Pondok atau merasa tidak perlu sehingga perlu diganti dengan yang
lain ?
Jawab : Ya, saya akan membiasakannya meski sudah lulus.
Responden : 2
Nama : Muhammad Dzaki Abirayya
Umur : 17 Tahun
Pendidikan : Madrasah Aliyah
Hasil Wawancara :
Tanya : Apakah anda sering mengikuti kegiatan pembacaan surah Yasin yang
diselenggarakan oleh Pondok Pesantren Al-Awwabin ? jelaskan alasan anda mengapa
sering ikut atau seringkali tidak ikut serta.
Jawab : Ya, saya sering mengikuti kegiatan pembacaan surah Yasin yang
diselenggarakan oleh Pondok Pesantren Al-Awwabin. Alasannya karena saya suka
dengan kegiatan tersebut dan kegiatan tersebut yang selalu saya nantikan jika saya
berada di Pondok.
Tanya : Apa tujuan anda mengikuti kegiatan ini ?
Jawab : Tujuan saya agar saya bisa melatih membaca al-Qur’an khususnya surah
Yasin karena surah tersebut adalah surah yang sering dibaca oleh masyarakat
Tanya : Apa saja manfaat kegiatan ini bagi anda ? manfaat yang dirasakan setelah
membaca Yasin.
Jawab : Hati menjadi tenang, dan dapat menambah rasa cinta dan rindu kepada Nabi
Muhammad SAW
Tanya : Jika pas malam Jumat dan anda sedang tidak berada di Pondok, apakah anda
juga membaca surah Yasin ini ? sendiri atau bersama keluarga ?
Jawab : Tidak, karena jika saya di rumah saya melakukan kegiatan seperti ini dihari
rabu (malam kamis)
Tanya : Apakah sebelum masuk Pondok Pesantren Al-Awwabin sudah sering baca
Yasin pada saat malam Jumat ?
Jawab : Tidak
Tanya: Apakah anda merasakan ada kendala yang dialami dalam mengikuti kegiatan
ini ? misalnya, ada syarat khusus yang ditetapkan Pondok belum bisa anda penuhi,
sehingga anda belum bisa mengikuti kegiatan Yasinan dengan baik ?
Jawab : Tidak ada kendala apapun yang saya rasakan.
Tanya : Apakah harapan anda terhadap tradisi pembacaan surah Yasin kedepannya,
apakah masih perlu dilakukan dan anda akan terus membiasakan membacanya meski
sudah keluar Pondok atau merasa tidak perlu sehingga perlu diganti dengan yang
lain ?
Jawab : Harapan saya terhadap kegiatan ini adalah supaya bisa terus dilakukan sampai
akhir zaman. Karena kegiatan ini menjadi tradisi bagi orang-orang yang beraqidah
Ahlusunnah wal jama’ah Al-Asy’ariyah As-Syafiiyah.
Responden : 3
Nama : Muhammad Ilyas Fajar R
Umur : 17 Tahun
Pendidikan : Madrasah Aliyah
Hasil Wawancara :
Tanya : Apakah anda sering mengikuti kegiatan pembacaan surah Yasin yang
diselenggarakan oleh Pondok Pesantren Al-Awwabin ? jelaskan alasan anda mengapa
sering ikut atau seringkali tidak ikut serta.
Jawab : Iya, cuman saya sering tertidur pada saat kegiataan pembacaan surah Yasin
berjalan. Alasan saya ialah tertarik dan memang saya suka dengan kegiatan ini.
Kegiatan malam Jumat disini salah satunya adalah membaca Maulid, jadi saya ikut
untuk membiasakan diri, agar nanti ketika terjun ke masyarakat jadi tidak gerogi.
Tanya : Apa tujuan anda mengikuti kegiatan ini ?
Jawab : Agar supaya saya bisa baca dengan dengan lancar, karena sesuatu yang biasa
lama kelamaan akan terbiasa.
Tanya : Apa saja manfaat kegiatan ini bagi anda ? manfaat yang dirasakan setelah
membaca Yasin.
Jawab : Saya sebenernya belum tau manfaat dari kegiatan pembacaan surah Yasin
yang diadakan oleh Pondok Pesantren ini, maka dari itu saya masih terus belajar dan
mencari tau jawabannya
Tanya : Jika pas malam Jumat dan anda sedang tidak berada di Pondok, apakah anda
juga membaca surah Yasin ini ? sendiri atau bersama keluarga ?
Jawab : Ya kalau lagi teringat saja, tapi biasanya sih iya. Karena memang disuruh
terus, maksudnya di ingatkan oleh kedua orang tua saya.
Tanya : Apakah sebelum masuk Pondok Pesantren Al-Awwabin sudah sering baca
Yasin pada saat malam Jumat ?
Jawab : Sering banget, karena sebelum saya masuk Pondok Pesantren Al-Awwabin
saya menyempatkan diri ngaji bersama Ust Muhyi (Alumni Pondok Pesantren Al-
Awwabin) sambil membaca Yasin juga yang diadakan dirumah beliau.
Tanya: Apakah anda merasakan ada kendala yang dialami dalam mengikuti kegiatan
ini ? misalnya, ada syarat khusus yang ditetapkan Pondok belum bisa anda penuhi,
sehingga anda belum bisa mengikuti kegiatan Yasinan dengan baik ?
Jawab : Kendalanya hanya diwajibkan bagi santri untuk berpakaian rapih, suci,
berpeci asegaf dan juga gamis putih. Jika tidak mengikuti peraturan tersebut maka
santri disuruh berdiri sebagai hukumannya.
Tanya : Apakah harapan anda terhadap tradisi pembacaan surah Yasin kedepannya,
apakah masih perlu dilakukan dan anda akan terus membiasakan membacanya meski
sudah keluar Pondok atau merasa tidak perlu sehingga perlu diganti dengan yang
lain ?
Jawab : Harapan saya terhadap kegiatan ini adalah jangan sampai kita para santri
melalaikan kegiatan yang sudah ada dari para kyai-kyai kita dijaman dahulu. Insya
Allah dengan kita mengingat tradisi ini maka kita akan jadi terbiasa membaca Yasin
dirumah, karena kalau sudah dirumah godaannya kuat (berat).
Responden : 4
Nama : Najib Syafi’i
Umur : 17 Tahun
Pendidikan : Madrasah Aliyah
Hasil Wawancara :
Tanya : Apakah anda sering mengikuti kegiatan pembacaan surah Yasin yang
diselenggarakan oleh Pondok Pesantren Al-Awwabin ? jelaskan alasan anda mengapa
sering ikut atau seringkali tidak ikut serta.
Jawab : Saya sering mengikuti kegiatan pembacaan surah Yasin, karena sudah
menjadi program kegiatan pembacaan Yasin setiap malam Jumat.
Tanya : Apa tujuan anda mengikuti kegiatan ini ?
Jawab : Tujuannya agar kita bisa memimpin baca Yasin ketika kita pulang ke rumah
lalu bisa memimpin baca Yasin, Ratib, Maulid, dan lain-lain ketika di masyarakat
nanti.
Tanya : Apa saja manfaat kegiatan ini bagi anda ? manfaat yang dirasakan setelah
membaca Yasin.
Jawab : Manfaatnya adalah ketika kita membaca surah Yasin, jika dibacakan kepada
orang yang sakaratul maut maka akan mempermudah keluarnya ruh, meringankan
siksa kubur dan juga mendoakannya.
Tanya : Jika pas malam Jumat dan anda sedang tidak berada di Pondok, apakah anda
juga membaca surah Yasin ini ? sendiri atau bersama keluarga ?
Jawab : Tetap membaca Yasin, karena sudah terbiasa ketika di Pondok itu membaca
dan kita harus istiqomah dalam membaca Yasin di malam Jumat.
Tanya : Apakah sebelum masuk Pondok Pesantren Al-Awwabin sudah sering baca
Yasin pada saat malam Jumat ?
Jawab : Sudah membacanya, karena kita dididik oleh orang tua kita sebelum masuk
Pondok membaca Yasin dan lain-lain.
Tanya: Apakah anda merasakan ada kendala yang dialami dalam mengikuti kegiatan
ini ? misalnya, ada syarat khusus yang ditetapkan Pondok belum bisa anda penuhi,
sehingga anda belum bisa mengikuti kegiatan Yasinan dengan baik ?
Jawab : Hambatan dan kendala yang dialami paling hanya pada saat sakit (udzur) dan
juga harus berpakaian rapih, serba putih dan juga mengenakan gamis.
Tanya : Apakah harapan anda terhadap tradisi pembacaan surah Yasin kedepannya,
apakah masih perlu dilakukan dan anda akan terus membiasakan membacanya meski
sudah keluar Pondok atau merasa tidak perlu sehingga perlu diganti dengan yang
lain ?
Jawab : Karena rutinitas setiap malam Jumat itu pembacaan Yasin. Kalo bisa kita
tambahkan lagi dengan pembacaan Tahlil, Ratib, dan Maulid. Supaya kita bisa lebih
mahabbah dan cinta terhadap baginda Nabi Muhammad SAW.
Responden : 5
Nama : Diki Choirul Fadillah
Umur : 17 Tahun
Pendidikan : Madrasah Aliyah
Hasil Wawancara :
Tanya : Apakah anda sering mengikuti kegiatan pembacaan surah Yasin yang
diselenggarakan oleh Pondok Pesantren Al-Awwabin ? jelaskan alasan anda mengapa
sering ikut atau seringkali tidak ikut serta.
Jawab : Ya saya sering ikut serta dalam pembacaan surah Yasin. Karena melihat dari
aspek faedah-faedahnya dan dianjurkan untuk dibaca pada malam Jumat.
Tanya : Apa tujuan anda mengikuti kegiatan ini ?
Jawab : Tujuan saya mengikuti kegiatan ini, agar saya dapat menambah ilmu-ilmu
baru yang sebelumnya tidak saya dapatkan ketika saya berada di rumah.
Tanya : Apa saja manfaat kegiatan ini bagi anda ? manfaat yang dirasakan setelah
membaca Yasin.
Jawab : Salah satu manfaat yang saya dapatkan ketika saya mengikuti kegiatan ini
adalah hati saya menjadi tenang, segala kesulitan yang berada di dalam hati juga
hilang dan di selamatkan dari fitnah dunia dan akhirat.
Tanya : Jika pas malam Jumat dan anda sedang tidak berada di Pondok, apakah anda
juga membaca surah Yasin ini ? sendiri atau bersama keluarga ?
Jawab : Kadang saya membacanya, dan kadang juga tidak. Tapi kalau di Pondok pas
malam Jumat, saya selalu membaca Yasin karena itu sudah menjadi kewajiban disini.
Tanya : Apakah sebelum masuk Pondok Pesantren Al-Awwabin sudah sering baca
Yasin pada saat malam Jumat ?
Jawab : Tidak, karena saya belum mendalami tradisi malam Jumat.
Tanya: Apakah anda merasakan ada kendala yang dialami dalam mengikuti kegiatan
ini ? misalnya, ada syarat khusus yang ditetapkan Pondok belum bisa anda penuhi,
sehingga anda belum bisa mengikuti kegiatan Yasinan dengan baik ?
Jawab : Kendala yang saya rasakan selama mengikuti kegiatan ini adalah diwajibkan
bagi seluruh santri untuk membawa kitab-kitab yang sudah dijadwalkan, dan juga
semua santri kedapetan jadwal untuk memimpin kegiatan malam Jumat, dan
mengenakan pakaian suci dan berpakaian serba putih.
Tanya : Apakah harapan anda terhadap tradisi pembacaan surah Yasin kedepannya,
apakah masih perlu dilakukan dan anda akan terus membiasakan membacanya meski
sudah keluar Pondok atau merasa tidak perlu sehingga perlu diganti dengan yang
lain ?
Jawab : Harapan saya, semoga kedepannya para santri yang sudah lulus dari pondok
dapat terus mempertahankan tradisi pembacaan surah Yasin yang sudah diajarkan di
Pondok Pesantren Al-Awwabin ini, agar tidak tergoda dengan kecanggihan teknologi
pada zaman sekarang ini.
Responden : 6
Nama : Ahmad Raihan
Umur : 18 Tahun
Pendidikan : Madrasah Aliyah
Hasil Wawancara :
Tanya : Apakah anda sering mengikuti kegiatan pembacaan surah Yasin yang
diselenggarakan oleh Pondok Pesantren Al-Awwabin ? jelaskan alasan anda mengapa
sering ikut atau seringkali tidak ikut serta.
Jawab : Sering pada saat malam Jumat, alasannya agar pembacaan Yasin ini untuk
dihadiahkan sampai ke para arwah-arwah keluarga, guru-guru, dan para saudara
mu’minin kita yang sudah tiada.
Tanya : Apa tujuan anda mengikuti kegiatan ini ?
Jawab : Agar mendalami kegiatan pembacaan surah Yasin ini, dan juga agar hal ini
terbiasa sampai keturunan-keturunan saya nanti.
Tanya : Apa saja manfaat kegiatan ini bagi anda ? manfaat yang dirasakan setelah
membaca Yasin.
Jawab : Manfaatnya agar lidah kita fasih dengan membaca al-Quran, dan pada suatu
saat jikalau kita keluar Pondok maka nanti bisa memimpin acara-acara malam Jumat.
Manfaat yang saya rasakan setelah membaca Yasin adalah hati menjadi tenang.
Tanya : Jika pas malam Jumat dan anda sedang tidak berada di Pondok, apakah anda
juga membaca surah Yasin ini ? sendiri atau bersama keluarga ?
Jawab : Saya tetaplah baca Yasin, dan saya kalau tidak di Pondok saya suka baca
Yasin bersama keluarga saya.
Tanya : Apakah sebelum masuk Pondok Pesantren Al-Awwabin sudah sering baca
Yasin pada saat malam Jumat ?
Jawab : Alhamdulillah saya sering membaca Yasin di rumah pada malam Jumat,
karena didikan ayah saya.
Tanya: Apakah anda merasakan ada kendala yang dialami dalam mengikuti kegiatan
ini ? misalnya, ada syarat khusus yang ditetapkan Pondok belum bisa anda penuhi,
sehingga anda belum bisa mengikuti kegiatan Yasinan dengan baik ?
Jawab : Alhamdulillah tidak ada, karena kendala santri biasanya belum lancar
membaca Yasin.
Tanya : Apakah harapan anda terhadap tradisi pembacaan surah Yasin kedepannya,
apakah masih perlu dilakukan dan anda akan terus membiasakan membacanya meski
sudah keluar Pondok atau merasa tidak perlu sehingga perlu diganti dengan yang
lain ?
Jawab : Harapannya agar tradisi pembacaan Yasin pada malam Jumat ini bisa terus
terlaksana, untuk meneruskan aliran-aliran yang baik (ahlusunnah wal jama’ah).
Perlu dilaksanakan agar membiasakan tradisi ini walaupun sudah keluar Pondok.
Responden : 7
Nama : Deklan Ramadhan
Umur : 17 Tahun
Pendidikan : Madrasah Aliyah
Hasil Wawancara :
Tanya : Apakah anda sering mengikuti kegiatan pembacaan surah Yasin yang
diselenggarakan oleh Pondok Pesantren Al-Awwabin ? jelaskan alasan anda mengapa
sering ikut atau seringkali tidak ikut serta.
Jawab : Ya, sering. Alasan saya mengikuti kegiatan ini karena sudah menjadi
kebiasaan para santri pada malam itu, dan juga sudah ada sejak zaman dahulu.
Kendala seringkali tidak ikut kegiataan ini mungkin ada hambatan bagi diri saya
pribadi bisa jadi ngantuk atau malas.
Tanya : Apa tujuan anda mengikuti kegiatan ini ?
Jawab : Tujuannya adalah agar bisa menjadi orang yang bisa memimpin di antara
keluarga, dan juga masyarakat, dan juga bisa ngajiin orang tua kita ketika telah tiada.
Tanya : Apa saja manfaat kegiatan ini bagi anda ? manfaat yang dirasakan setelah
membaca Yasin.
Jawab : Manfaatnya yang sayar rasakan setelah membaca Yasin adalah menjadikan
kita terbiasa dengan membaca Yasin dan juga kita pun menjadi hafal.
Tanya : Jika pas malam Jumat dan anda sedang tidak berada di Pondok, apakah anda
juga membaca surah Yasin ini ? sendiri atau bersama keluarga ?
Jawab : Tepatnya ketika liburan, saya pribadi Alhamdulillah Tahaddusan binni’mah
mendalamkan pembacaan Yasin pada malam Jumat. Saya membaca sendiri-sendiri
dengan orang tua.
Tanya : Apakah sebelum masuk Pondok Pesantren al-Awwabin sudah sering baca
Yasin pada saat malam Jumat ?
Jawab : Alhamdulillah sebelum di Al-Awwabin, saya sering membaca Yasin pada
malam Jumat.
Tanya: Apakah anda merasakan ada kendala yang dialami dalam mengikuti kegiatan
ini ? misalnya, ada syarat khusus yang ditetapkan Pondok belum bisa anda penuhi,
sehingga anda belum bisa mengikuti kegiatan Yasinan dengan baik ?
Jawab : Alhamdulillah tidak ada buat saya. Tapi untuk adik-adik kelas yang belum
lancar membaca al-Qur’an, sangat dianjurkan mengikuti acara ini agar terbiasa dan
menjadi hafal.
Tanya : Apakah harapan anda terhadap tradisi pembacaan surah Yasin kedepannya,
apakah masih perlu dilakukan dan anda akan terus membiasakan membacanya meski
sudah keluar Pondok atau merasa tidak perlu sehingga perlu diganti dengan yang
lain ?
Jawab : Harapan saya adalah terus dibiasakan untuk kedepannya. Tujuannya adalah
agar tradisi ini tetap terjaga untuk selamanya. Dan tidak hilang sebab sesuatu apalagi
ditambah dengan Maulid, jarang-jarang pondok diadakan Maulid karna Al-Awwabin
adalah Pondok yang berpegang teguh terhadap aliran-aliran Nahdlatul Ulama.
Responden : 8
Nama : Rahmizatul Muna
Umur : 17 Tahun
Pendidikan : Madrasah Aliyah
Hasil Wawancara :
Tanya : Apakah anda sering mengikuti kegiatan pembacaan surah Yasin yang
diselenggarakan oleh Pondok Pesantren Al-Awwabin ? jelaskan alasan anda mengapa
sering ikut atau seringkali tidak ikut serta.
Jawab : Sering, karena sudah menjadi rutinitas atau kegiatan yang dilakukan pada
malam Jumat.
Tanya : Apa tujuan anda mengikuti kegiatan ini ?
Jawab : Untuk mengikuti rutinitas umat muslim pada umumnya, dan yang paling
utama yaitu untuk mendapatkan pahala, untuk mendapatkan ridha Allah SWT dan
diampuni segala dosa-dosanya.
Tanya : Apa saja manfaat kegiatan ini bagi anda ? manfaat yang dirasakan setelah
membaca Yasin.
Jawab : Hati menjadi tenang, dosa-dosa diampuni, mendapat pahala. Rasulullah SAW
bersabda : Sesungguhnya segala sesuatu mempunyai jantung (inti) dan sesungguhnya
jantung al-Qur’an adalah surah Yasin. Barang siapa membacanya, maka seakan-akan
ia telah membaca al-Qur’an 10 kali (HR. ad-Darimi dan at-Turmudzi) maka jika
membaca Yasin akan mendapat pahala yang berlipat-lipat ganda.
Tanya : Jika pas malam Jumat dan anda sedang tidak berada di Pondok, apakah anda
juga membaca surah Yasin ini ? sendiri atau bersama keluarga ?
Jawab : Iya, ketika tidak di Pondok pun setiap malam Jumat saya tetap membaca
surah Yasin sendiri atau kadang-kadang bersama keluarga, karena membaca surah
Yasin pada malam Jumat sudah dibiasakan sejak saya kecil.
Tanya : Apakah sebelum masuk Pondok Pesantren Al-Awwabin sudah sering baca
Yasin pada saat malam Jumat ?
Jawab : Iya sering.
Tanya: Apakah anda merasakan ada kendala yang dialami dalam mengikuti kegiatan
ini ? misalnya, ada syarat khusus yang ditetapkan Pondok belum bisa anda penuhi,
sehingga anda belum bisa mengikuti kegiatan Yasinan dengan baik ?
Jawab : Tidak ada kendala pembacaan surah Yasin di Al-Awwabin sudah baik dan
benar, tapi mungkin ada satu atau dua orang yang ketika memimpin pembacaan surah
Yasin masih ada kesalahan pada tajwidnya.
Tanya : Apakah harapan anda terhadap tradisi pembacaan surah Yasin kedepannya,
apakah masih perlu dilakukan dan anda akan terus membiasakan membacanya meski
sudah keluar Pondok atau merasa tidak perlu sehingga perlu diganti dengan yang
lain ?
Jawab : Menurut saya tradisi ini baiknya harus tetap dilakukan oleh umat muslim.
Saya pun jika sudah keluar dari Pesantren Al-Awwabin ini akan tetap membaca surah
Yasin ketika malam Jumat, karena banyak fadilah yang didapatkan. Orang tua saya
pun senantiasa mengingatkan saya untuk membaca surah Yasin ketika malam Jumat.
Responden : 9
Nama : Adinda Zulfa Rizkiyah
Umur : 17 Tahun
Pendidikan : Madrasah Aliyah
Hasil Wawancara :
Tanya : Apakah anda sering mengikuti kegiatan pembacaan surah Yasin yang
diselenggarakan oleh Pondok Pesantren Al-Awwabin ? jelaskan alasan anda mengapa
sering ikut atau seringkali tidak ikut serta.
Jawab : Iya, saya sering mengikuti kegiatan pembacaan Yasin di Pondok. Saya
mengikuti kegiatan ini karena sudah kewajiban saya sebagai seorang muslim maupun
santri untuk membaca surah Yasin, karena membaca Yasin juga untuk mendoakan
orang-orang yang dicintai atau disayangi telah mendahului kita. Jika saya tidak bisa
ikut kegiatan ini, karena saya sedang udzur syar’i, entah sakit maupun pulang.
Tanya : Apa tujuan anda mengikuti kegiatan ini ?
Jawab : Tujuan saya mengikuti kegiatan Yasin yaitu untuk mendoakan orang-orang
yang kita cintai dan kita sayangi telah mendahului kita, dan juga untuk mendoakan
hajat-hajat kita yang inginkan.
Tanya : Apa saja manfaat kegiatan ini bagi anda ? manfaat yang dirasakan setelah
membaca Yasin.
Jawab : Manfaatnya, hati terasa lebih tenang dan lega, karena sudah mendoakan
orang-orang yang mendahului kita, bisa atau sudah mendoakan orang yang kita
sayangi dan masih banyak lagi.
Tanya : Jika pas malam Jumat dan anda sedang tidak berada di Pondok, apakah anda
juga membaca surah Yasin ini ? sendiri atau bersama keluarga ?
Jawab : Di rumah membaca Yasin terkadang sendiri, sering juga dengan keluarga.
Tanya : Apakah sebelum masuk Pondok Pesantren Al-Awwabin sudah sering baca
Yasin pada saat malam Jumat ?
Jawab : Iya, dan selalu diusahakan untuk tetap istiqomah sampai seterusnya.
Tanya: Apakah anda merasakan ada kendala yang dialami dalam mengikuti kegiatan
ini ? misalnya, ada syarat khusus yang ditetapkan Pondok belum bisa anda penuhi,
sehingga anda belum bisa mengikuti kegiatan Yasinan dengan baik ?
Jawab : Tidak, tidak ada kendala sama sekali. Malah menjadi lebih semangat karena
ada pembacaan yang lain, seperti Rawi, Ratib dan Tahlil.
Tanya : Apakah harapan anda terhadap tradisi pembacaan surah Yasin kedepannya,
apakah masih perlu dilakukan dan anda akan terus membiasakan membacanya meski
sudah keluar Pondok atau merasa tidak perlu sehingga perlu diganti dengan yang
lain ?
Jawab : Harapan saya, tetap dilakukan sampai kedepannya. Karena ini sudah saya
terapkan dalam diri saya sebagai kewajiban setiap malam Jumat untuk membaca
Yasin.
Responden : 10
Nama : Choirunisa Julianti
Umur : 16 Tahun
Pendidikan : Madrasah Aliyah
Hasil Wawancara :
Tanya : Apakah anda sering mengikuti kegiatan pembacaan surah Yasin yang
diselenggarakan oleh Pondok Pesantren Al-Awwabin ? jelaskan alasan anda mengapa
sering ikut atau seringkali tidak ikut serta.
Jawab : Ya, saya sering mengikuti kegiatan pembacaan surah Yasin. Alasan saya
mengikuti kegiatan tersebut karena memang kegiatan ini merupakan salah satu
kegiatan yang mewajibkan seluruh santri untuk mengikutinya, dan memang sudah
terbiasa membaca surah Yasin tiap malam Jumat.
Tanya : Apa tujuan anda mengikuti kegiatan ini ?
Jawab : Tujuan saya mengikuti kegiatan ini agar diri saya lebih dekat dengan Allah
dan mengamalkan Yasin dan Tahlil kepada orang yang telah mendahului saya.
Tanya : Apa saja manfaat kegiatan ini bagi anda ? manfaat yang dirasakan setelah
membaca Yasin.
Jawab : Manfaat yang dirasakan setelah membaca Yasin, hati saya menjadi lebih
tenang, dan juga lidah saya menjadi fasih karena sering melakukan kegiatan ini.
Tanya : Jika pas malam Jumat dan anda sedang tidak berada di Pondok, apakah anda
juga membaca surah Yasin ini ? sendiri atau bersama keluarga ?
Jawab : Ya, saya tetap membaca Yasin sendiri, walaupun sedang tidak berada di
Pondok.
Tanya : Apakah sebelum masuk Pondok Pesantren Al-Awwabin sudah sering baca
Yasin pada saat malam Jumat ?
Jawab : Iya.
Tanya: Apakah anda merasakan ada kendala yang dialami dalam mengikuti kegiatan
ini ? misalnya, ada syarat khusus yang ditetapkan Pondok belum bisa anda penuhi,
sehingga anda belum bisa mengikuti kegiatan Yasinan dengan baik ?
Jawab : Kendalanya jika santri tidak membawa kitab-kitab yang akan dibaca pada
malam Jumat, maka mereka disuruh berdirisebagai hukumannya.
Tanya : Apakah harapan anda terhadap tradisi pembacaan surah Yasin kedepannya,
apakah masih perlu dilakukan dan anda akan terus membiasakan membacanya meski
sudah keluar Pondok atau merasa tidak perlu sehingga perlu diganti dengan yang
lain ?
Jawab : Harapan saya terhadap tradisi pembacaan surah Yasin kedepannya. Semoga
lebih khidmat lagi, dan lebih istiqomah dalam menjalankannya, dan saya akan terus
membiasakan diri untuk membacanya meski sudah keluar Pondok.
Responden : 11
Nama : Dhea Amalia
Umur : 16 Tahun
Pendidikan : Madrasah Aliyah
Hasil Wawancara :
Tanya : Apakah anda sering mengikuti kegiatan pembacaan surah Yasin yang
diselenggarakan oleh Pondok Pesantren Al-Awwabin ? jelaskan alasan anda mengapa
sering ikut atau seringkali tidak ikut serta.
Jawab : Iya saya sering ikut serta dalam kegiatan membaca Yasin di Pondok. Karena
menurut saya, membaca Yasin di malam Jumat termasuk ke dalam rutinitas yang
wajib dilakukan, terkecuali adanya udzur (halangan), dan sudah menjadi kebiasaan
saya sejak kecil yang di ajarkan oleh orang tua saya untuk membaca Yasin setiap
malam Jumat.
Tanya : Apa tujuan anda mengikuti kegiatan ini ?
Jawab : Tujuan saya adalah mengharapkan ridho dari Allah SWT, agar bisa terbiasa
lidah saya bisa membaca kalimat-kalimat al-Qur’an terutama surah Yasin.
Tanya : Apa saja manfaat kegiatan ini bagi anda ? manfaat yang dirasakan setelah
membaca Yasin.
Jawab : Untuk mendoakan ahli kubur, untuk bersosialisasi dengan banyak orang,
untuk menambah dan membiasakan diri dengan membaca maulid, dan agar bisa
mempraktekan atau mengamalkan di lingkungan masyarakat. Manfaat yang saya
rasakan setelah membaca surah Yasin adalah hati saya menjadi tenang.
Tanya : Jika pas malam Jumat dan anda sedang tidak berada di Pondok, apakah anda
juga membaca surah Yasin ini ? sendiri atau bersama keluarga ?
Jawab : Ya tetap membaca Yasin, terkadang sendiri dan terkadang juga bersama
anak-anak pengajian di rumah.
Tanya : Apakah sebelum masuk Pondok Pesantren Al-Awwabin sudah sering baca
Yasin pada saat malam Jumat ?
Jawab : Iya sudah diajarkan oleh orang tua sejak kecil.
Tanya: Apakah anda merasakan ada kendala yang dialami dalam mengikuti kegiatan
ini ? misalnya, ada syarat khusus yang ditetapkan Pondok belum bisa anda penuhi,
sehingga anda belum bisa mengikuti kegiatan Yasinan dengan baik ?
Jawab : Kendalanya adalah kadang saya lupa membawa kitab-kitab yang akan nanti
dibacakan, karena setiap bulannya diagendakan baca-bacaan yang lain dan kitab yang
berbeda. Jika tidak bawa kitabnya, maka santri disuruh berdiri atas hukumannya.
Tanya : Apakah harapan anda terhadap tradisi pembacaan surah Yasin kedepannya,
apakah masih perlu dilakukan dan anda akan terus membiasakan membacanya meski
sudah keluar Pondok atau merasa tidak perlu sehingga perlu diganti dengan yang
lain ?
Jawab : Harus terus dilakukan sebagai kegiatan wajib. Karena menurut saya, kegiatan
ini sangat positif sekali untuk santri kedepannya, agar bisa terus belajar cara
melancarkan bacaan-bacaannya terhadap al-Qur’an agar nanti pada saat terjun ke
masyarakat bisa memimpin kegiatan-kegiatan seperti memimpin acara Tahlilan, atau
pengajian bersama ibu-ibu. Walaupun sudah tidak di Pondok, tetapi membaca Yasin
harus terus diamalkan setiap malam Jumat.
Responden : 12
Nama : Syarifah Latifah
Umur : 15 Tahun
Pendidikan : Madrasah Tsanawiyah
Hasil Wawancara :
Tanya : Apakah anda sering mengikuti kegiatan pembacaan surah Yasin yang
diselenggarakan oleh Pondok Pesantren Al-Awwabin ? jelaskan alasan anda mengapa
sering ikut atau seringkali tidak ikut serta.
Jawab : Ya, saya sering mengikuti kegiatan pembacaan Yasin ini di Pondok Pesantren
Al-Awwabin, alasan saya mengikuti kegiatan ini adalah menurut saya membaca
Yasin merupakan salah satu kegiatan yang harus dilaksanakan di Pondok, alasan saya
tidak ikut serta kegiatan ini kalau saya sedang udzur (berhalangan).
Tanya : Apa tujuan anda mengikuti kegiatan ini ?
Jawab : Untuk mendekatkan diri (taqqarub) kepada Allah SWT.
Tanya : Apa saja manfaat kegiatan ini bagi anda ? manfaat yang dirasakan setelah
membaca Yasin.
Jawab : Manfaatnya sangat banyak, terutama ketenangan batin, mengirimkan doa
untuk orang-orang yang telah meninggalkan kita.
Tanya : Jika pas malam Jumat dan anda sedang tidak berada di Pondok, apakah anda
juga membaca surah Yasin ini ? sendiri atau bersama keluarga ?
Jawab : Ya, saya membaca Yasin sendiri dan bersama keluarga walau sudah tidak di
Pondok.
Tanya : Apakah sebelum masuk Pondok Pesantren Al-Awwabin sudah sering baca
Yasin pada saat malam Jumat ?
Jawab : Iya, sudah terbiasa (sejak kecil) di bimbing oleh orang tua.
Tanya: Apakah anda merasakan ada kendala yang dialami dalam mengikuti kegiatan
ini ? misalnya, ada syarat khusus yang ditetapkan Pondok belum bisa anda penuhi,
sehingga anda belum bisa mengikuti kegiatan Yasinan dengan baik ?
Jawab : Kendalanya pada saat ada santri yang memimpin bacaan ini tapi belum begitu
lancar bacanya, dan juga saat berhalangan.
Tanya : Apakah harapan anda terhadap tradisi pembacaan surah Yasin kedepannya,
apakah masih perlu dilakukan dan anda akan terus membiasakan membacanya meski
sudah keluar Pondok atau merasa tidak perlu sehingga perlu diganti dengan yang
lain ?
Jawab : Harapan saya adalah agar pembacaan Yasin ini terus dilakukan dengan baik
dan menjadi lebih baik, dan meskipun saya sudah keluar dari Pondok, Insya Allah
saya akan terus istiqomah dalam menjalankannya.
Responden : 13
Nama : Aliyah Ramadhani
Umur : 14 Tahun
Pendidikan : Madrasah Tsanawiyah
Hasil Wawancara :
Tanya : Apakah anda sering mengikuti kegiatan pembacaan surah Yasin yang
diselenggarakan oleh Pondok Pesantren Al-Awwabin ? jelaskan alasan anda mengapa
sering ikut atau seringkali tidak ikut serta.
Jawab : Sering, karena membaca surah Yasin pada malam Jumat diwajibkan di
Pondok Pesantren Al-Awwabin. Alasan saya sering ikut kegiatan ini adalah memang
sudah kewajiban saya sebagai seorang santriwati untuk bisa memahami kandungan
surah tersebut.
Tanya : Apa tujuan anda mengikuti kegiatan ini ?
Jawab : Untuk melaksanakan kewajiban dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Tanya : Apa saja manfaat kegiatan ini bagi anda ? manfaat yang dirasakan setelah
membaca Yasin.
Jawab : Manfaatnya yaitu mendekatkan diri kepada Allah, mendapat pahala, dan juga
mendapatkan ridhonya.
Tanya : Jika pas malam Jumat dan anda sedang tidak berada di Pondok, apakah anda
juga membaca surah Yasin ini ? sendiri atau bersama keluarga ?
Jawab : Ya, saya sering membaca Yasin saat di rumah sendiri.
Tanya : Apakah sebelum masuk Pondok Pesantren Al-Awwabin sudah sering baca
Yasin pada saat malam Jumat ?
Jawab : Sudah sering.
Tanya: Apakah anda merasakan ada kendala yang dialami dalam mengikuti kegiatan
ini ? misalnya, ada syarat khusus yang ditetapkan Pondok belum bisa anda penuhi,
sehingga anda belum bisa mengikuti kegiatan Yasinan dengan baik ?
Jawab : Ada kendalanya. Saat yang memimpin pembacaan Yasin hanya kelas 3 MTs
dan MA, dan belum terlalu lancar membacanya.
Tanya : Apakah harapan anda terhadap tradisi pembacaan surah Yasin kedepannya,
apakah masih perlu dilakukan dan anda akan terus membiasakan membacanya meski
sudah keluar Pondok atau merasa tidak perlu sehingga perlu diganti dengan yang
lain ?
Jawab : Harapan saya adalah semoga tradisi pembacaan surah Yasin di Pondok
Pesantren tetap berjalan dan perlu diadakan, agar para santri-santri bisa menjadi
meneruskan perjuangan para kyai-kyai terdahulu. Walaupun saya sudah keluar dari
Pondok Pesantren, karena sangat dianjurkan membaca Yasin pada malam Jumat.
Responden : 14
Nama : Tsalsa Fajriatul Izza
Umur : 14 Tahun
Pendidikan : Madrasah Tsanawiyah
Hasil Wawancara :
Tanya : Apakah anda sering mengikuti kegiatan pembacaan surah Yasin yang
diselenggarakan oleh Pondok Pesantren Al-Awwabin ? jelaskan alasan anda mengapa
sering ikut atau seringkali tidak ikut serta.
Jawab : Sering, karena mengikuti peraturan yang telah dibuat, dan melakukan
kewajiban sebagai seorang santri. Ketidakikutannya paling pada saat saya udzur saja.
Tanya : Apa tujuan anda mengikuti kegiatan ini ?
Jawab : Agar mendapat pahala sunah di malam Jumat.
Tanya : Apa saja manfaat kegiatan ini bagi anda ? manfaat yang dirasakan setelah
membaca Yasin.
Jawab : Manfaat kegiatan ini bagi saya adalah bisa mendoakan orang-orang yang kita
sayangi yang telah meninggalkan kita. Manfaat yang saya rasakan setelah membaca
Yasin merasa lebih dekat kepada Allah, dan menjadikan diri menjadi lebih istiqomah.
Tanya : Jika pas malam Jumat dan anda sedang tidak berada di Pondok, apakah anda
juga membaca surah Yasin ini ? sendiri atau bersama keluarga ?
Jawab : Ya, saat bersama keluarga.
Tanya : Apakah sebelum masuk Pondok Pesantren Al-Awwabin sudah sering baca
Yasin pada saat malam Jumat ?
Jawab : Iya sudah diajarkan oleh ayah saya.
Tanya: Apakah anda merasakan ada kendala yang dialami dalam mengikuti kegiatan
ini ? misalnya, ada syarat khusus yang ditetapkan Pondok belum bisa anda penuhi,
sehingga anda belum bisa mengikuti kegiatan Yasinan dengan baik ?
Jawab : Ada kendalanya. Saat saya lupa membawa kitab lalu disuruh berdiri, kendala
di santri hanya saat membacanya saja yang masih belum lancar.
Tanya : Apakah harapan anda terhadap tradisi pembacaan surah Yasin kedepannya,
apakah masih perlu dilakukan dan anda akan terus membiasakan membacanya meski
sudah keluar Pondok atau merasa tidak perlu sehingga perlu diganti dengan yang
lain ?
Jawab : Harapan saya, semoga bisa diteruskan pada generasi selanjutnya. Meskipun
saya sudah lulus dari Pondok, saya akan tetap membiasakannya saat di rumah.
Responden : 15
Nama : Drs. H. Fathhurrachman
Umur : 55 Tahun
Pendidikan : S2
Jabatan : Musyrif Tholabah
Hasil Wawancara :
Tanya : Sejak kapan tradisi yasinan dipesantrenan ini dimulai ? apa peristiwa yang
melatarbelakanginya ? mohon dijelaskan jika ada.
Jawab : Sejak mulai aktif setelah didirikan, tahun 1982. Peristiwa yang
melatarbelaknginya adalah untuk menanami pendidikan semangat spiritual agama
bagi santri.
Tanya : Apa tujuan dari kegiatan ini, bagi santri dan juga Pesantren sendiri ?
Jawab : Bagi santri agar membiasakan diri untuk berdzikir kepada Allah, tujuannya
Pesantren ingin menciptakan satu generasi yang mengamalkan nilai-nilai agama.
Tanya : Apa ada tuntunan dalil bagi kegiatan membaca surah Yasin ini ?
Jawab : Ada, tapi saya agak lupa dalilnya. Tapi dalam hadist Nabi dikatakan
“Rasulullah SAW bersabda : Bacalah al-Qur’an. Sebab, ia akan datang memberikan
syafaat pada hari kiamat kepada pemilik (pembaca, pengamal). (H.R. Ahmad)”.
Tanya : Mengapa memilih surah Yasin yang dibaca ? apakah ada faedah dan fadhilah
yang diperoleh ? apakah selain Yasin ada pembacaan surah lain di waktu yang
berbeda ?
Jawab : Iya ada, sebenernya bukan hanya surah Yasin saja yang dibaca, tetapi surah
al-Kahfi, surah al-Ikhlas, surah an-Nas dan lain-lain. Cuma karena yang umumnya
hanya surah Yasin saja jadinya Yasin saja. Faedah dan fadhilah yang diperoleh itu
ialah hati kita menjadi tenang, segala hajat-hajat yang kita inginkan terkabul.
Tanya : Apakah tradisi ini rutin dilaksanakan ? tiap pekan di malam Jumat ? atau
pernah berhenti karena alasan tertentu. Bagaimana saat santri libur dan pulang semua,
apakah tetap berlangsung ?
Jawab : Iya pernah berhenti kalau ada acara-acara tertentu, seperti acara ujian di
Pesantren. Kalau saat santri libur membaca surah Yasin ditiadakan.
Tanya : Bagaimana antusiasme atau respon santri terhadap tradisi Yasinan ini
menurut Ustadz ? meningkat atau menurun, atau jumlahnya relatif ? dan apakah
ustadz bisa menilai bahwa tujuan kegiatan ini bisa tercapai ? mohon dijelaskan.
Jawab : Sangat respon, dan juga meningkat dan semakin semangat. Alhamdulillah
kegiatan ini bisa tercapai karena kegiatan di malam Jumat berjalan dengan lancar
sampai selesai acara satupun santri tidak ada yang meninggalkan majelis.
Tanya : Menurut ustadz apa kira-kira manfaat yang dirasakan oleh santri dari
pembacaan surah Yasin pada kegiatan Yasinan di Pondok Pesantren Al-Awwabin ?
Jawab : Manfaat bagi santri, paling tidak santri secara rohaninya lebih tentram dan
damai dan merasa senang. Siraman rohaninya terpenuhi.
Tanya : Apakah menurut ustadz ada kendala yang dialami oleh santri ketika diadakan
pembacaan surah Yasin sehingga meleset dari tujuan yang ingin dicapai ?
Jawab : Alhamdulillah semua berjalan lancar.
Tanya : Apakah ada syarat khusus yang ditetapkan Pondok agar santri bisa mengikuti
kegiatan Yasinan di Pondok Pesantren ?
Jawab : Tidak ada syarat. Pokoknya setiap habis sholat maghrib langsung mulai
kegiatan malam Jumatnya.
Tanya : Apakah harapan ustadz untuk tradisi pembacaan surah Yasin kedepannya,
apakah masih perlu dilakukan atau diganti dengan yang lain ?
Jawab : Masih perlu dilakukan dan ditambah dzikir-dzikir yang lain, dzikir yang
disusun oleh Alm Abuya KH Abdurrahman Nawi selaku pendiri Pondok Pesantren
ini dibuat sebagai tambahan untuk tidak sekedar baca Yasin saja.
Responden : 16
Nama : Drs. H. Ahmad Muchtar
Umur : 63 Tahun
Pendidikan : S1
Jabatan : Ketua Umum Pondok Pesantren Al-Awwabin
Hasil Wawancara :
Tanya : Sejak kapan tradisi yasinan dipesantrenan ini dimulai ? apa peristiwa yang
melatarbelakanginya ? mohon dijelaskan jika ada.
Jawab : Tradisi Yasinan itu memang di Pesantren-pesantren Nahdliyin tiap malam
Jumat ada acara-acara barzanjiyan, maulid, tahlil di malam Jumat, karena memang
Yasin itu sebagai jantung al-Qur’an memang disarankan kita untuk menghidupkan
malam Jumat itu dengan membaca Yasin, bukan hanya surah Yasin saja melainkan
surah al-Kahfi. Karena menurut saya sebetulnya ini bukan tradisi melainkan sunnah
atau perintah. Secara otomatis pas berdirinya Pesantren ada anak-anaknya di mulai,
yang melatarbelakanginya memang kita menginginkan suatu keberkahan daripada
surah Yasin agar anak-anak mudah menghafal, terang hatinya.
Tanya : Apa tujuan dari kegiatan ini, bagi santri dan juga Pesantren sendiri ?
Jawab : Yasin ini khasiatnya banyak sekali, yasin itu juga digunakan untuk terang
hati, mengalirnya rezeki untuk orang tua kita di rumah, mempermudah bagi anak-
anak santri untuk memperoleh ilmu, dan mengirimkan doa untuk orang yang sudah
meninggal itu akan sampai doa kita, itu menurut ahlusunnah wal jama’ah. Kita
menginginkan anak-anak santri hadir di Al-Awwabin ini biar ada limpahan akibat
baca Yasin itu ada kemudahan rizki untuk orang-orang yang di rumah itu diantaranya.
Tanya : Apa ada tuntunan dalil bagi kegiatan membaca surah Yasin ini ?
Jawab : Ada hadist Nabi yang berkata “Bacakan pada orang meninggal itu baca surah
Yasin”. Dan lagi di dalam kitab tafsir Yasin dan muqaddimahnya itu ada beberapa
penjelasan-penjelasan keutamaan tahlil. Jadi di setiap surah itu ada mempunyai
fadhilah-fadhilahnya, lalu di rangkum oleh para habaib dan ulama dijadikan satu buku
namanya “Yasin fadhilah”, kalo kita punya hajat kita kumpulkan orang 40, lalu kita
baca ramai-ramai untuk dikabulkan hajat itu merupakan sesuatu yang sunnah.
Tanya : Mengapa memilih surah Yasin yang dibaca ? apakah ada faedah dan fadhilah
yang diperoleh ? apakah selain Yasin ada pembacaan surah lain di waktu yang
berbeda ?
Jawab : Sebetulnya surah Haamim, ad-Dukhon, Tabarok dan al-Waqiah itu
mempunya ke khususan-ke khususan. Kalo kita ingin dapat rizki sering baca surah
al-Waqiah, surah al-Kahfi di hari Jumat Allah kasih cahaya dari Jumat sekarang
hingga Jumat yang akan datang. Lalu kenapa memilih surah Yasin, karena Yasin
merupakan dari jantungnya al-Qur’an karena ini sudah masyhur di kalangan ulama
untuk kita membaca Yasin, untuk mendapat keberkahan. Kenapa tidak surah yang
lain, bisa saja surah yang lain cuman keperuntukannya itu untuk surah Yasin ada
kelebihan-kelebihannya.
Tanya : Apakah tradisi ini rutin dilaksanakan ? tiap pekan di malam Jumat ? atau
pernah berhenti karena alasan tertentu. Bagaimana saat santri libur dan pulang semua,
apakah tetap berlangsung ?
Jawab : Rutin dilaksanakan.Tidak ada kata berhenti untuk membaca al-Qur’an
bahkan pada saat covid seperti ini lebih dilancarkan lagi, karena surah Yasin juga bisa
menolak bala. Jadi bukan hanya malam Jumat saja, memang malam Jumat itu beda
karena malam Jumat malam yang penuh keberkahan ada saat-saat tertentu doa kita
dikabulkan alangkah baiknya kita isi dengan pembacaan surah Yasin.
Tanya : Bagaimana antusiasme atau respon santri terhadap tradisi Yasinan ini
menurut Ustadz ? meningkat atau menurun, atau jumlahnya relatif ? dan apakah
ustadz bisa menilai bahwa tujuan kegiatan ini bisa tercapai ? mohon dijelaskan.
Jawab : Setiap santri itu memiliki banyak latar belakang yang berbeda-beda dari
orang tuanya, ada yang orang tuanya tidak tahu atau masih awam, jadi kehidupannya
tidak pernah mendengar lantunan-lantunan surah Yasin. Antusiasme para santri disini
meningkat karena ada pembimbing yang bisa mengajarkan para santri untuk terbiasa
membaca surah Yasin. Dan Alhamdulillah kegiatan ini tercapai.
Tanya : Menurut ustadz apa kira-kira manfaat yang dirasakan oleh santri dari
pembacaan surah Yasin pada kegiatan Yasinan di Pondok Pes antren Al-Awwabin ?
Jawab : Yasin ini bisa membantu kelancaran rizki orang tua, bisa membantu mereka
ketenangan di Pondok. Beda terkadang untuk orang yang tidak membaca Yasin, hati
jadi tidak tenang, galau dan sedih.
Tanya : Apakah menurut ustadz ada kendala yang dialami oleh santri ketika diadakan
pembacaan surah Yasin sehingga meleset dari tujuan yang ingin dicapai ?
Jawab : Kendalanya ada pemahaman yang berbeda antara pada saat anak santri di
rumah dan pada saat anak santri di Pesantren. Anak-anak pasti ada yang bercanda
pada saat acara di mulai, ada yang tidur karena ngantuk. Kalau sudah begini kami
selaku para pembimbing akan ngasih tahu mereka secara pelan-pelan dan lebih sabar
lagi dalam menangani anak-anak santri.
Tanya : Apakah ada syarat khusus yang ditetapkan Pondok agar santri bisa mengikuti
kegiatan Yasinan di Pondok Pesantren ?
Jawab : Itu kembali kepada kedisplinan bagi para santri, Pondok menjadwalkan untuk
malam Jumat minggu pertama membawa kitab-kitab yang sudah di tentukan. Kadang
kalau ada yang melanggar itu disetrap atau dihukum.
Tanya : Apakah harapan ustadz untuk tradisi pembacaan surah Yasin kedepannya,
apakah masih perlu dilakukan atau diganti dengan yang lain ?
Jawab : Tetap perlu dilakukan, karena malam Jumat itu sudah menjadi malam yang
baku ada maulid, ada baca Yasin, ada baca Tahlil tidak bisa dirubah karena sudah
menjadi yang baku. Karena kedengarannya aneh kalo di Pesantren malam Jumat tidak
ada acara pembacaan surah Yasin dan lain-lain, kecuali Pesantren-pesantren yang lain.
Responden : 17
Nama : Ahmad Hafiz Kamil
Umur : 42 Tahun
Pendidikan : S1
Jabatan : Guru/Ustadz
Hasil Wawancara :
Tanya : Sejak kapan tradisi yasinan dipesantrenan ini dimulai ? apa peristiwa yang
melatarbelakanginya ? mohon dijelaskan jika ada.
Jawab : Sejak Pondok Pesantren Al-Awwabin didirikan sekitar tahun 1985. Untuk
peristiwa yang melatarbelakanginya itu tidak ada, tapi itu sudah menjadi tradisi
ahlusunnah wal jama’ah dan orang-orang tua kita dulu dan ulama-ulama salaf itu tiap
malam Jumat baca surah Yasin, tahlil, maulid dan lain-lain.
Tanya : Apa tujuan dari kegiatan ini, bagi santri dan juga Pesantren sendiri ?
Jawab : Tujuannya biar santri keluar dari Pondok Pesantren bisa memimpin tahlil,
bisa memimpin baca maulid. Karena tidak dipungkiri Tahlil, maulid dan baca ratib
itu diantara ilmu-ilmu dzohir kalau kita pulang ke rumah biasanya orang disuruh
mimpin tahlil dulu, mimpin maulid dan yasin. Kemudian untuk Pesantren sendiri biar
tambah syiar, tambah berkah dengan pembacaan Yasin dan juga berkah untuk santri.
Tanya : Apa ada tuntunan dalil bagi kegiatan membaca surah Yasin ini ?
Jawab : Ada riwayat hadis Abu Daud yang menjelaskan keutamaan membaca surah
Yasin, apalagi di malam Jumat ”Barang siapa orang yang membaca surah Yasin dan
surah al-Saffat di malam Jumat, maka Allah akan mengabulkan permintaannya”
untuk di Al-Awwabin bukan hanya surah Yasin saja, ada sholawat, ada qasidah, ada
maulid. Memang ada anjuran juga dari nabi “perbanyaklah kalian akan membaca
sholawat dan pujian-pujian kepada Nabi pada malam Jumat dan hari Jumatnnya,
karena kalau kita perbanyak sholawat nanti Nabi akan memberikan kita pertolongan
di hari akhir nanti” apalagi malam Jumat Sayyidul Ayyam dianjurkan membaca surah
Yasin, surah al-Kahfi, surah al-Saffat, sholawat dan macam-macam ibadah lainnya.
Tanya : Mengapa memilih surah Yasin yang dibaca ? apakah ada faedah dan fadhilah
yang diperoleh ? apakah selain Yasin ada pembacaan surah lain di waktu yang
berbeda ?
Jawab : Intinya mau baca surah Yasin kapan saja bisa, kenapa malam Jumat karena
yang pertama berdasarkan penjelasan yang tadi saya jelaskan, lalu yang kedua kita
ikuti orang tua kita yang dulu baik-baik. Apalagi dalam sebuah hadist mengatakan
“Karena Yasin itu jantungnya al-Qur’an” atau Yasin itu apa yang kita niatkan, kalau
kita baca malam apapun khususnya malam Jumat Insya Allah untuk para santri yang
sedang belajar agar dimudahkan menuntut ilmu, dipahami menuntut ilmu, dan juga
diberikan kemudahan bagi orang tua di rumah mencari rizkinya.
Tanya : Apakah tradisi ini rutin dilaksanakan ? tiap pekan di malam Jumat ? atau
pernah berhenti karena alasan tertentu. Bagaimana saat santri libur dan pulang semua,
apakah tetap berlangsung ?
Jawab : Tradisi ini rutin dilaksanakan tiap malam Jumat, selama masih ada santri
tetap menjalankan tardisi malam Jumatan, walaupun santri ketika pulang kita
anjurkan kepada seluruh santri agar pembacaan surah Yasin sepatutnya dilakukan di
rumah masing-masing. Untuk pembacaan Yasin di Pondok Pesantren tetap
berlangsung karena disini ada jadwal jaga Pondok dimana para santri yang berjaga
tetap membaca surah Yasin di Pondok Pesantren Al-Awwabin. Adapun berhenti
hanya pas liburan Idul Fitri karena semua santri dan guru-guru pada pulang.
Tanya : Bagaimana antusiasme atau respon santri terhadap tradisi Yasinan ini
menurut Ustadz ? meningkat atau menurun, atau jumlahnya relatif ? dan apakah
ustadz bisa menilai bahwa tujuan kegiatan ini bisa tercapai ? mohon dijelaskan.
Jawab : Meningkat. Karena semua santri bisa kedapatan jadwal mereka sendiri di tiap
malam Jumat yang berbeda. Ada yang memimpin Yasin, ada yang memimpin maulid,
ada yang memimpin qosidah dan macam-macam. Alhamdulillah tujuan target ini
tercapai, banyak santri-santri yang sudah lulus dari Pesantren selain bisa menguasai
kitab kuning, minimal dia bisa mimpin tahlil dan lain-lain.
Tanya : Menurut ustadz apa kira-kira manfaat yang dirasakan oleh santri dari
pembacaan surah Yasin pada kegiatan Yasinan di Pondok Pesantren Al-Awwabin ?
Jawab : Manfaatnya banyak, untuk memudahkan untuk menuntut ilmu, memudahkan
rezeki untuk orang-orang tua kita di rumah karena dibantu dengan doa-doa pada
malam Jumat, di niatkan dengan niat masing-masing.
Tanya : Apakah menurut ustadz ada kendala yang dialami oleh santri ketika diadakan
pembacaan surah Yasin sehingga meleset dari tujuan yang ingin dicapai ?
Jawab : Untuk kendalanya tidak ada dan Alhamdulillah lancar-lancar saja.
Tanya : Apakah ada syarat khusus yang ditetapkan Pondok agar santri bisa mengikuti
kegiatan Yasinan di Pondok Pesantren ?
Jawab : Bagi santri-santri yang ingin mendapat tugas bacaan apapun khsusunya
malam Jumat itu dia wajib mempersiapkan dirinya, karena nanti ada kelompok-
kelompoknya lalu dibagi-bagi tugasnya disetiap ketua kelompok tersebut. Jadi ketika
dia tampil dan membaca Yasin meminimalkan kesalahannya. Dari kelas 1 MTs
sampai 3 MA.
Tanya : Apakah harapan ustadz untuk tradisi pembacaan surah Yasin kedepannya,
apakah masih perlu dilakukan atau diganti dengan yang lain ?
Jawab : Harus dipertahankan. Bahkan harus lebih bagus lagi, kedepannya agar lebih
baik lagi. Selain pembacaan Yasin di Pondok Pesantren Al-Awwabin ini kita juga
pernah hatamkan tiap sebulan sekali baca Syekh samman, kadang-kadang baca
Qosidah Burdah, kemudian kita baca Aqidatul Awam. Dan itu semuanya agar santri
tidak buta dan tradisi-tradisi itu lebih ditingkatin lagi.
Responden : 18
Nama : Julcham Muslihun
Umur : 26 Tahun
Pendidikan : S1
Jabatan : Guru/Ustadz
Hasil Wawancara :
Tanya : Sejak kapan tradisi yasinan dipesantrenan ini dimulai ? apa peristiwa yang
melatarbelakanginya ? mohon dijelaskan jika ada.
Jawab : Sejak awal berdirinya Pondok Pesantren Al-Awwabin didirkan, itu pada
tahun 1982. Bahkan ketika saya baru masuk Pesantren Al-Awwabin pun tradisi ini
sudah rutin dilaksanakan tiap malam Jumat.
Tanya : Apa tujuan dari kegiatan ini, bagi santri dan juga Pesantren sendiri ?
Jawab : Tujuannya adalah menjalankan anjuran Rasul SAW dan mengikuti jejak para
salaf sholih.
Tanya : Apa ada tuntunan dalil bagi kegiatan membaca surah Yasin ini ?
Jawab : Keutamaan membaca surah Yasin sendiri ditegaskan dalam sebuah hadits
riwayat Abu Daud “Barangsiapa membaca surah Yasin dan al-Shaffat di malam
Jumat, Allah mengabulkan permintaannya.” (HR Abu Daud dari al-Habr). Al-
Manawi menegaskan bahwa hadits ini tergolong hadits yang sanadnya terputus.
Berikut ini bunyi statemen al-Manawi dalam kitabnya yang fenomenal, Faydl al-
Qadir, komentar atas kitab al-Jami’ al-Shagir: “Ketahuilah bahwa yang terlintas di
pikiran banyak orang, bahwa tidak adabacaan yang dianjurkan di malam Jumat
kecuali surah al-Kahfi, membacanya sudah menjadi amaliah di beberapa surau dan
madrasah. Anggapan demikian tidak benar. Sesungguhnya terdapat beberapa hadits
tentang anjuran membaca surah selain al-Kahfi di malam Jumat dan hari Jumat. Di
antaranya hadits riwayat al-Taimi dalam kitab al-Targhib, barangsiapa membaca
surah al-Baqarah dan Ali Imran di malam Jumat, ia mendapat paha sebesar sesuatu
di antara bumi ketujuh dan langit ketujuh. Ini adalah hadits yang aneh dan sangat
lemah. Dan hadist Imam Abu Daud dari al-Habr, barangsiapa membaca surah Yasin
di malam Jumat, Allah mengabulkan permintaannya, di dalam hadits ini terdapat
sanad yang terputus.” (Abdul Ra’uf al-Manawi, Faydl al-Qadir, Juz 6 Hal.258).
Meskipun kualitas sanad hadits tentang keutamaan bacaan surah Yasin ini tergolong
lemah, namun tetap dianjurkan dan dapat diamalkan isi kandungannya. Sebagaimana
ditegaskan oleh ulama bahwa hadits-hadits lemah boleh diamalkanuntuk hal-hal yang
berkaitan dengan keutamaan amal asalkan bukan tergolong hadits maudlu’ (palsu).
Syekh Ibnu Hajar al-Haitami mengatakan: “Dan merupakan ketetapan bahwa hadits
dla’if, mursal, munqathi’, mu’dlal dan mauquf dapat dipakai untuk keutamaan amal
menurut kesepakatan ulama.” (Syekh Ibnu Hajar al-Haitami, al-Fatawa al-kubra al-
Fiqhiyyah, Beirut, Dar al-Fikr, 1983 M, Juz 2, Hal.53). Demikianlah dalil keutamaan
membaca surah Yasin di malam Jumat.
Tanya : Mengapa memilih surah Yasin yang dibaca ? apakah ada faedah dan fadhilah
yang diperoleh ? apakah selain Yasin ada pembacaan surah lain di waktu yang
berbeda ?
Jawab : Tentunya kami memilih surah Yasin bukan dengan maksud untuk
menggunggulkan surah Yasin dari surah-surah lain, hanya saja di pilih surah Yasin
karena ada hadits dari Rasul SAW. Artinya Rasul SAW bersabda: “Sesungguhnya
setiap sesuatu mempunyai hati, dan hati nya al-Qur’an adalah surah Yasin. Dan
barang siapa membaca surah Yasin, Allah mencatat pahala bacaan nya seperti
membaca al-Qur’an 10 kali. Hadits riwayat Tirmidzi dari Anas bin Malik.
Tanya : Apakah tradisi ini rutin dilaksanakan ? tiap pekan di malam Jumat ? atau
pernah berhenti karena alasan tertentu. Bagaimana saat santri libur dan pulang semua,
apakah tetap berlangsung ?
Jawab : Tradisi ini Alhamdulillah terus menerus dijalankan, bahkan ketika liburan,
karena memang di Pondok kami ada jadwal jaga bagi santri ketika liburan.
Tanya : Bagaimana antusiasme atau respon santri terhadap tradisi Yasinan ini
menurut Ustadz ? meningkat atau menurun, atau jumlahnya relatif ? dan apakah
ustadz bisa menilai bahwa tujuan kegiatan ini bisa tercapai ? mohon dijelaskan.
Jawab : Berhubung kegiatan selain ngaji kitab kuning di Pondok kami hanya pada
malam Jumat dan malam Minggu, maka santri sangat menikmati kegiatan dua malam
itu, seolah hiburan bagi mereka, melepas penat dari huruf-huruf gundul.
Tanya : Menurut ustadz apa kira-kira manfaat yang dirasakan oleh santri dari
pembacaan surah Yasin pada kegiatan Yasinan di Pondok Pesantren Al-Awwabin ?
Jawab : Manfaat yang paling dirasakan adalah paling tidak mereka terbiasa membaca
Yasin di malam Jumat ketika mereka pulang ke rumah, mengingat di zaman sekarang
jarang sekali yang istiqomah membaca al-Qur’an, jangankan harian, mingguan aja
jarang.
Tanya : Apakah menurut ustadz ada kendala yang dialami oleh santri ketika diadakan
pembacaan surah Yasin sehingga meleset dari tujuan yang ingin dicapai ?
Jawab : Tidak ada kendala sama sekali, semua berjalan dengan baik, dan santri
menikmati kegiatan ini.
Tanya : Apakah ada syarat khusus yang ditetapkan Pondok agar santri bisa mengikuti
kegiatan Yasinan di Pondok Pesantren ?
Jawab : Tidak ada syarat khusu untuk mengikutinya, hanya saja bagi santri yang baru
masuk, sekitar 1 tahun mereka di pisah tidak ikut gabung bersama santri lama yang
lain, untuk mendapat bimbingan khusus dalam membaca Yasin atau lainnya.
Tanya : Apakah harapan ustadz untuk tradisi pembacaan surah Yasin kedepannya,
apakah masih perlu dilakukan atau diganti dengan yang lain ?
Jawab : Tentunya kami berharap agar tradisi pembacaan surah Yasin terus langgeng
dan berjalan dengan baik.
Responden : 19
Nama : Abdurrahman, M. Pd
Umur : 26 Tahun
Pendidikan : S2
Jabatan : Guru/Ustadz
Hasil Wawancara :
Tanya : Sejak kapan tradisi yasinan dipesantrenan ini dimulai ? apa peristiwa yang
melatarbelakanginya ? mohon dijelaskan jika ada.
Jawab : Tradisi Yasinan di Pesantren Al-Awwabin sudah ada sejak pertama kali
Pesantren ini berdiri. Sebab Pesantren Al-Awwabin adalah salah satu Pesantren
Ahlusunnah Wal Jama’ah di kota Depok dengan madzhab Imam Syafi’i.
Tanya : Apa tujuan dari kegiatan ini, bagi santri dan juga Pesantren sendiri ?
Jawab : Tujuan dari kegiatan ini bagi santri adalah membiasakan diri mereka dalam
melakukan amaliah-amaliah Ahlusunnah Wal Jama’ah, sehingga ketika nanti mereka
keluar dari Pesantren, tetap terbiasa dengan amaliah tersebut.
Tanya : Apa ada tuntunan dalil bagi kegiatan membaca surah Yasin ini ?
Jawab : Seorang sahabat pernah mengadu kepada Rasulullah perihal seorang sahabt
selalu membaca surah al-Ikhlas dalam sholatnya. Rasulullah SAW bertanya, “Apa
alasanmu ?”. Sahabat itu menjawab, “Aku cinta surah al-Ikhlas wahai Rasulullah.”
Kemudian Rasulullah SAW bersabda setelah mengetahui alasan sahabat itu,
“Cintamu kepada surah al-Ikhlas akan memasukkanmu ke dalam surga.” (Hadits
Bukhori). Artinya, mengkhususkan bacaan surah pada wkatu tertentu karena cinta
kepada surah itu adalah diperbolehkan oleh Rasulullah SAW.
Tanya : Mengapa memilih surah Yasin yang dibaca ? apakah ada faedah dan fadhilah
yang diperoleh ? apakah selain Yasin ada pembacaan surah lain di waktu yang
berbeda ?
Jawab : Iya ada. Dahulu tradisi di Pesantren ini setiap malam Jumat selalu membaca
surah Yasindan al-Kahfi. Belakangan ini hanya surah Yasin saja.
Tanya : Apakah tradisi ini rutin dilaksanakan ? tiap pekan di malam Jumat ? atau
pernah berhenti karena alasan tertentu. Bagaimana saat santri libur dan pulang semua,
apakah tetap berlangsung ?
Jawab : Iya, rutin dilaksanakan jika santri ada di Pondok. Jika liburan, tidak ada
pembacaan Yasin.
Tanya : Bagaimana antusiasme atau respon santri terhadap tradisi Yasinan ini
menurut Ustadz ? meningkat atau menurun, atau jumlahnya relatif ? dan apakah
ustadz bisa menilai bahwa tujuan kegiatan ini bisa tercapai ? mohon dijelaskan.
Jawab : Respon santri sangat antusias dalam melakukan amaliah seperti ini.
Tanya : Menurut ustadz apa kira-kira manfaat yang dirasakan oleh santri dari
pembacaan surah Yasin pada kegiatan Yasinan di Pondok Pesantren Al-Awwabin ?
Jawab : Agar santri terbiasa mengamalkan amaliah Ahlusunnah Wal Jama’ah.
Tanya : Apakah menurut ustadz ada kendala yang dialami oleh santri ketika diadakan
pembacaan surah Yasin sehingga meleset dari tujuan yang ingin dicapai ?
Jawab : Alhamdulillah semua berjalan lancar.
Tanya : Apakah ada syarat khusus yang ditetapkan Pondok agar santri bisa mengikuti
kegiatan Yasinan di Pondok Pesantren ?
Jawab : Para santri diwajibkan berpakaian putih, gamis putih, peci putih.
Tanya : Apakah harapan ustadz untuk tradisi pembacaan surah Yasin kedepannya,
apakah masih perlu dilakukan atau diganti dengan yang lain ?
Jawab : Tidak perlu diganti dengan yanglain. Tapi perlu dibaca setiap malam Jumat.
Responden : 20
Nama : Zaim Najibuddin Rahman
Umur : 24 Tahun
Pendidikan : S1
Jabatan : Guru/Ustadz
Hasil Wawancara :
Tanya : Sejak kapan tradisi yasinan dipesantrenan ini dimulai ? apa peristiwa yang
melatarbelakanginya ? mohon dijelaskan jika ada.
Jawab : Saat saya mondok dan belajar di sii, tradisi Yasinan sudah ada. Nampaknya
tradisi ini sudah ada sejak saat Pondok ini didirikan. Ini tidak lepas dari peran pendiri
Pondok Pesantren, Almaghfurlah Abuya KH. Abdurrahman Nawi yang turut andi
dalam menjaga dan melestarikan tradisi Yasinan.
Tanya : Apa tujuan dari kegiatan ini, bagi santri dan juga Pesantren sendiri ?
Jawab : Untuk memperkenalkan dan membiasakan santri di dalam menghidupi
malam Jumat dengan cara mengisinya dengan ibadah. Salah satu bentuk ibadah yang
bisa dilakukan adalah pembacaan Yasin. Bagi Pesantren, ini bertujuan untuk
melestarikan tradisi turun menurun, yang selanjutnya menjadi ciri khas dari adanya
sebuah Pesantren.
Tanya : Apa ada tuntunan dalil bagi kegiatan membaca surah Yasin ini ?
Jawab : Ada.
Tanya : Mengapa memilih surah Yasin yang dibaca ? apakah ada faedah dan fadhilah
yang diperoleh ? apakah selain Yasin ada pembacaan surah lain di waktu yang
berbeda ?
Jawab : Tentu ada banyak fadilah yang didapatkan dari pembacaan surah Yasin. Ada
juga pembacaan surah al-Kahfi pada saat menjelang ibadah shalat Jumat.
Tanya : Apakah tradisi ini rutin dilaksanakan ? tiap pekan di malam Jumat ? atau
pernah berhenti karena alasan tertentu. Bagaimana saat santri libur dan pulang semua,
apakah tetap berlangsung ?
Jawab : Setiap seminggu sekali di malam Jumat, tradisi ini dilakukan. Di beberapa
kesempatan kegiatan ini berhenti, seperti pada saat Pondok tengah memasuki waktu
ujian. Di sini ujian Pondok diadakan pada malam hari setelah sholat Maghrib, bila
santri pulang pada liburan semester, biasanya tetap ada pembacaan Yasin oleh santri
yang berjaga di Pondok.
Tanya : Bagaimana antusiasme atau respon santri terhadap tradisi Yasinan ini
menurut Ustadz ? meningkat atau menurun, atau jumlahnya relatif ? dan apakah
ustadz bisa menilai bahwa tujuan kegiatan ini bisa tercapai ? mohon dijelaskan.
Jawab : Antusiasme mayoritas santri tentu fluktuatif. Hal itu barangkali wajar, karena
yang namanya santri, semangatnya kadang naik dan turun. Tentu tercapai. Minimal
santri diperkenalkan dengan adanya tradisi yang baik ini.
Tanya : Menurut ustadz apa kira-kira manfaat yang dirasakan oleh santri dari
pembacaan surah Yasin pada kegiatan Yasinan di Pondok Pesantren Al-Awwabin ?
Jawab : Menimbulkan semangat beribadah yang disebabkan oleh pelaksanaannya
yang dilakukan secara bersama-sama. Selain itu, pembiasaan pembacaan Yasin
menyebabkan santri-santri dapat mengahafalnya di luar kepala, tanpa harus susah-
susah mengahafalnya.
Tanya : Apakah menurut ustadz ada kendala yang dialami oleh santri ketika diadakan
pembacaan surah Yasin sehingga meleset dari tujuan yang ingin dicapai ?
Jawab : Kendalanya sama seperti saat belajar. Kadang ada santri yang sedang tidak
bersemangat atau malas. Oleh karena itu, di antara tujuan lain mengapa pembacaan
Yasin perlu diadakan seminggu sekali, agar tercipta suatu pembiasaan-tradisi yang
terus menerus mengarahkan santri untuk membaca Yasin di waktu yang sudah
ditentukan, dalam hal ini malam Jumat.
Tanya : Apakah ada syarat khusus yang ditetapkan Pondok agar santri bisa mengikuti
kegiatan Yasinan di Pondok Pesantren ?
Jawab : Memakai baju yang suci dan baik serta dalam keadaan suci.
Tanya : Apakah harapan ustadz untuk tradisi pembacaan surah Yasin kedepannya,
apakah masih perlu dilakukan atau diganti dengan yang lain ?
Jawab : Tetap dipertahankan sebagaimana adanya.
Responden : 21
Nama : Imamuddin Muchtar
Umur : 24 Tahun
Pendidikan : S1
Jabatan : Guru/Ustadz
Hasil Wawancara :
Tanya : Sejak kapan tradisi yasinan dipesantrenan ini dimulai ? apa peristiwa yang
melatarbelakanginya ? mohon dijelaskan jika ada.
Jawab : Sejak awal didirikannya Pondok Pesantren, sebab itu adalah tradisi baik
turun-temurun dari salafunassholih.
Tanya : Apa tujuan dari kegiatan ini, bagi santri dan juga Pesantren sendiri ?
Jawab : Membiasakan kebaikan di malam Jumat dan menjadi benteng diri bagi para
santri dan Pesantren itu sendiri.
Tanya : Apa ada tuntunan dalil bagi kegiatan membaca surah Yasin ini ?
Jawab : Ada, sangat banyak.
Tanya : Mengapa memilih surah Yasin yang dibaca ? apakah ada faedah dan fadhilah
yang diperoleh ? apakah selain Yasin ada pembacaan surah lain di waktu yang
berbeda ?
Jawab : Alasan mengapa memilih surah Yasin adalah karena Yasin itu jantungnya al-
Qur’an dan ada sebuah riwayat “Barangsiapa yang membaca Yasin, maka akan jadi
obat bagi orang yang membacanya, begitu juga untuk orang yang dibacakan Yasin.
Fadhilahnya banyak sekali, di antaranya Allah akan mengabulkan semua
permohonan seorang hamba ketika membaca Yasin. Apalagi untuk santri, sangat
diwajibkan untuk pembiasaan ketika sudah bermasyarakat. Biasanya, surah al-Kahfi
di malam Jumat.
Tanya : Apakah tradisi ini rutin dilaksanakan ? tiap pekan di malam Jumat ? atau
pernah berhenti karena alasan tertentu. Bagaimana saat santri libur dan pulang semua,
apakah tetap berlangsung ?
Jawab : Rutin dilaksanakan tiap pekan di malam Jumat. Ketika santri libur atau
pulang, maka kegiatan dilaksanakan sendiri-sendiri tanpa harus berkumpul di masjid.
Tanya : Bagaimana antusiasme atau respon santri terhadap tradisi Yasinan ini
menurut Ustadz ? meningkat atau menurun, atau jumlahnya relatif ? dan apakah
ustadz bisa menilai bahwa tujuan kegiatan ini bisa tercapai ? mohon dijelaskan.
Jawab : Antusiasnya sangat tinggi. Yang menyebabkan antusias tinggi itu adalah
mereka dapat berkumpul bersama membaca Yasin dan lain-lain di malam Jumat.
Tanya : Menurut ustadz apa kira-kira manfaat yang dirasakan oleh santri dari
pembacaan surah Yasin pada kegiatan Yasinan di Pondok Pesantren Al-Awwabin ?
Jawab : Manfaat batin. Santri bisa menghadiahkan pahala kepada leluhurnya. Dan
juga bermanfaat untuk keberlangsungan santri selama menimba ilmu di Pondok
Pesantren Al-Awwabin.
Tanya : Apakah menurut ustadz ada kendala yang dialami oleh santri ketika diadakan
pembacaan surah Yasin sehingga meleset dari tujuan yang ingin dicapai ?
Jawab : Banyak santri yang mengobrol, sehingga mereka tidka ikut membaca Yasin
bersama.
Tanya : Apakah ada syarat khusus yang ditetapkan Pondok agar santri bisa mengikuti
kegiatan Yasinan di Pondok Pesantren ?
Jawab : Biasanya para santri diminta untuk memakai peci putih dan pakaian putih
(baju koko atau gamis)
Tanya : Apakah harapan ustadz untuk tradisi pembacaan surah Yasin kedepannya,
apakah masih perlu dilakukan atau diganti dengan yang lain ?
Jawab : Harapannya adalah kegiatan semacam ini tetap eksis dan dijaga. Sebab ini
adalah suplemen batin untuk para santri.