Anda di halaman 1dari 33

No : Istimewa Jakarta, 07 September

2021
Lamp : I Berkas
Perihal : Permohonan pengajuan judul skripsi

Kepada Yth
Ketua Dewan Pertimbangan Skripsi
Fakultas Ilmu Dakwah Dan Ilmu Komunikasi
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
DiTempat

Assalamu’alaikum Wr.Wb
Salam teriring doa kami sampaikan semoga bapak selalu berada dalam
lindungan Allah SWT, dan selalu sukses dalam menjalankan aktivitas sehari-hari
Aamiin. Sehubungan dengan persyaratan menyelesaikan studi di UIN syarif
Hidayatullah Jakarta program strata satu (S-1). Maka selanjutnya saya yang
bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Hendri Refi
NIM : 11170540000061
Semester : IX (Sembilan)
Fakultas : Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Jurusan : Pengembangan Maysarakat Islam
Bermaksud mengajukan proposal judul skripsi dengan judul “Peran
Bank Yayasan Pulo Kambing Dalam Pemberdayaan Masyarakat
” Proposal skripsi ini selanjutnya diharapkan dapat dilanjutkan sebagai salah satu
syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Sosial (S. Sos) dalam jenjang strata I di
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Sebagai bahan pertimbangan saya lampirkan :
1. Outline
2. Proposal Skripsi
3. Daftar Pustaka Sementara

Demikian permohonan ini saya sampaikan, atas segala perhatian Bapak/Ibu


saya ucapkan terima kasih.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Mengetahui , Ketua Prodi PMI Hormat Saya,


Penasehat Akademik Pemohon

M. Hudri M.Ag. Dr. Muhtadi, M.Si Hendri Refi


NIP. 197206061998031003 NIP. 197506012014111001
NIM.11170540000061

“Peran Bank Sampah Yayasan Pulo Kambing Dalam


Pemberdayaan Masyarakat ”

(Studi di Bank Sampah Yayasan Pulo kambing Kelurahan Jatinegara


Kecamatan Cakung Jakarta Timur)

Proposal Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Disusun Oleh:

HENDRI REFI

11170540000061

PROGRAM STUDI PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM


FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1442 H / 2021 M

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia dengan total jumlah penduduk sebesar 268.583.016


juta jiwa yang mana sebanding dengan tingkat produksi sampah
harian. Diperkirakan pada tahun 2025 volume sampah harian akan
mencapai angka 130.000 ton, ini merupakan ancaman yang terus
menerus dan akan semakin menjadi kekhawatiran bagi bangsa
(Dukcapil, https://dukcapil.kemendagri.go.id/berita/baca/554/wow-
jumlah-pria-lebih-banyak-kemendagri-rilis-data-penduduk-semester-
i-tahun-2020 , diakses 23 Desember 2020). Karena pada dasarnya
manusia masih dan akan terus bergumul dengan sumber utama
sampah yaitu barang atau kemasan yang aktif di konsumsi oleh dunia
Internasional tak terkecuali di Indonesia dalam setiap harinya. Oleh
karena itu, bisa dibayangkan betapa hebat dan mengerikannya
masalah sampah yang kian hari kian menumpuk.

Pertumbuhan jumlah penduduk telah mengakibatkan perubahan yang besar


terhadap lingkungan hidup. Jumlah penduduk di Jakarta Timur semakin meningkat
dari tahun ketahun. Peningkatan jumlah penduduk tersebut sebanding dengan
peningkatan jumlah konsumsi yang mempengaruhi besarnya peningkatan volume
sampah di Jakarta Timur. Hal ini menjadi alasan kuat bahwa masalah sampah
merupakan masalah utama yang harus dipecahkan baik dalam jangka pendek,
menengah maupun panjang.

Dimana diketahui jumlah timbunan sampah nasional pada


tahun 2020 mencapai angka 67,8 juta ton, manurut Siti Nurbaya
Bakar selaku Mentri LHK (DetikNews,09 Juni 2020), seperti yang
kita pahami bahwa sampah merupakan salah satu permasalahan yang
cukup kompleks untuk dihadapi bersama, dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia (KBBI) sampah merupakan barang atau benda
yang mana sudah tidak terpakai dan tidak dapat digunakan lagi
sehingga selanjutnya akan dibuang. (KBBI.Kemendikbud, 2006).
Masalah ini telah menjadi momok pencemaran lingkungan terbesar
yang melanda banyak negara dan menjadi permasalahan dunia
sampai saat ini. Hal ini berdampak besar pada perubahan iklim,
bencana dan berbagai penyakit yang mempengaruhi kehidupan
manusia dan organisme lainnya.
Allah SWT berfirman dalam Q.S. Ar Rum (30) ayat 41-42

Yang artinya :
“Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan perbuatan
tangan manusia, Allah menghendaki agar mereka merasakan
sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke
jalan yang benar). Katakanlah (Muhammad), “Adakanlah
perjalanan di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan
orang-orang yang dahulu. Kebanyakan dari mereka itu adalah
orang-orang yang mempersekutukan (Allah)’’. (RI, 2010)

Sampah merupakan salah satu permasalahan yang patut untuk diperhatikan.


Sampah merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dari kehidupan manusia,
karena pada dasarnya semua manusia pasti menghasilkan sampah. Sampah
merupakan suatu buangan yang dihasilkan dari setiap aktivitas manusia. Volume
peningkatan sampah sebanding dengan meningkatnya tingkat konsumsi manusia. .

Setiap aktifitas manusia secara pribadi maupun kelompok, dirumah, kantor,


pasar, sekolah, maupun dimana saja akan menghasilkan sampah, baik sampah
organik maupun sampah anorganik. Dalam Undang-Undang Nomor 18 tahun 2008
pasal 1 tentang sampah disebutkan bahwa sisa kegiatan sehari-hari manusia dan
proses alam yang berbentuk padat atau semi padat berupa zat organik atau
anorganik bersifat dapat terurai atau tidak dapat terurai yang dianggap sudah tidak
berguna lagi dan dibuang kelingkungan.

Pengelolaan sampah dibeberapa wilayah harus diperhatikan dengan baik agar


tidak akan mengakibatkan lingkungan semakin kotor dan penyebaran penyakit
semakin bertambah meningkat, sehingga akan mengakibatkan terganggunya
kenyamanan dan kesehatan masyarakat. Banyak dari beberapa kota besar
membuang sampah ke tempat pembuangan akhir (TPA) yang berada disekitar
perkampungan jauh dari tempat tinggal mereka sehingga menimbulkan banyak
sekali dampak yang terjadi, bahkan akses jalan kampung rusak karena sering
dilalui oleh mobil-mobil truk pengangkut sampah. Sudah banyak yang
mengadukan permasalahan ini kepada pemerintah setempat namun respon atau
tindakan pemerintahan sangatlah kurang. Sedangkan di perkampungan tingkat
kesadaran masyarakat terhadap sampah masih rendah, pola masyarakat yang
membuang sampah sembarangan dan mereka tidak sama sekali memikirkan
tentang lingkungan, padahal dampak yang akan terjadi nantinya sangat
berbahaya bagi masyarakat, terutama di daerah pemukiman masyarakat yang
berada di pinggir sungai. (Nahadi “Program Pengelolaan Sampah Melalui
Pemanfaatan Teknologi Komposting Berbasis Masyarakat”
http://jurnal.upi.edu/file/Nahadi2)

Dalam mengatasi sampah diperlukan penanggunlangan serius dikarenakan


sudah terjadi beberapa dampak negatif pada masyarakat yang diakibatkan oleh
sampah, apabila permasalahan sampah terus dibiarkan bahkan pengelolaan
sampah selama ini hanya dilaksanakan secara konvensional, dimana setelah
mengumpulkan lalu diangkut dan dibawa ketempat pembuangan akhir (TPA)
dan tidak ada lagi pengupayaan pendaur ulang sampah setelahnya yang
mengakibatkan penumpukan serta pencemran akan terjadi. Salah faktor yang
menjadi penyebab keterbatasan yaitu lahan yang merupakan salah satu alat atau
wadah terpenting dalam penampungan sampah, sehingga terjadinya
penumpukann sampah berlebih, dalam setiap pengangkutan sampah paling
banyak 65% sampah yang dapat diangkat ke TPA oleh petugas kebersihan.
(Nurul Badriyah “ Pemberdayaan Ekonomi Produktif Melalui Melalui
Pengelolaan Sampah Rumah Tangga” (Fakultas Dakwah dan
Komunikasi,2009).)
Pemanfaatan sampah sampah harus diprioritaskan sebelum terjadinya
pencemaran lingkungan yang mengganggu kesehatan masyarakat. Maka perlu
adanya pengelolaan sampah, pengelolaan sampah memerlukan kegiatan yang
sistematis, menyeluruh, dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan
penanganan sampah. Dalam UndangUndang RI Tahun 2008 Nomer 18 tentang,
pengelolaan sampah disebutkan bahwa pengelolaan sampah bertujuan agar
menjadikan sampah sebagai sumber daya.

Berdasarkan tujuan inilah, maka pemerintah berupaya untuk mengubah pola


pikir masyarakat yang masih menggunakan sistem kumpul-angkut-buang sebagai
solusi pengurangan sampah. Pola pikir masyarakat diarahkan pada kegiatan
pengurangan dan penanganan sampah. Pengurangan sampah meliputi kegiatan 3R
yaitu reuse, reduce, dan recycle, sedangkan kegiatan penanganan sampah meliputi
pemilahan, pengumpulan, pengangkutan, pengolahan dan pemprosesan akhir.

Sucipto (2012: 15) mengemukakan bahwa Sosialisasi terkait kegiatan


pengurangan dan penanganan sampah telah banyak dilakukan yaitu dengan
kegiatan pelatihan pengelolaan sampah melalui sekolah, pemerintah, daerah dan
organisasi-organisasi berbasis lingkungan lainnya, salah satunya adalah melalui
pembentukan Bank Sampah.

Bank sampah merupakan tempat pengelolaan sampah yang menerapkan sistem


3R dan penyetoran sejumlah sampah kebadan yang dibentuk dan disepakati
bersama masyarakat setempat untuk menampung sampah yang memiliki nilai
ekonomi, ditabung sampai pada jumlah dan waktu tertentu, lalu ditukar dengan
sejumlah uang.

Bank Sampah mempunyai manfaat penting bagi masyarakat. Pengelolaan Bank


Sampah terdapat faktor pendukung yang memudahkan dalam pengelolaan sampah
dan ada kendala dalam menjalankan program Bank Sampah. Sistem pengelolaan di
Bank Sampah yang mengutamakan kegiatan pengurangan dan penanganan sampah
secara nyata inilah yang dinilai mampu mengatasi masalah sampah. Bank sampah
memberikan manfaat ekonomi yaitu masyarakat memperoleh uang dari sampah
yang ditabungkan pada bank sampah, yang dapat diambil dalam kurun waktu
tertentu sesuai aturan ditiap Bank Sampah. Manfaat ekonomi juga dapat diperoleh
masyarakat melalui kegiatan daur ulang sampah menjadi kerajinan yang dapat
dijual. Seperti tas, dompet, bantal dan lain sebagainya.

Bank Sampah juga memberikan manfaat sosial yaitu pertama, melalui


sosialisasi dari Bank Sampah, masyarakat diajarkan untuk memilah sampah antara
sampah organik dan non-organik. Kedua, masyarakat diarahkan pada pola pikir
kreatif dalam mengelola sampah dengan mengubahnya menjadi barang yang bisa
dimanfaatkan ulang melalui kegiatan pelatihan kerajinan sampah yang dilakukan
oleh Bank Sampah. Ketiga, Bank Sampah sebagai organisasi pemberdaya
masyarakat, menggerakkan masyarakat untuk lebih peka terhadap masalah
lingkungan terutama sampah.

Bank Sampah sudah didirikan dibeberapa daerah di Indonesia, termasuk di


Kelurahan Jatinegara Kecamatan Cakung yang dipilih penelitian sebagai tempat
penelitian. Bank Sampah Oleh sebab itu, diperlukan kesadaran, komitmen dan
peran serta masyarakat dalam kegiatan pengelolaan Bank Sampah tersebut.
Pengelolaan sampah dengan sistem ini membutuhkan partisipasi masyarakat.

Pengelolaan sampah yang melibatkan masyarakat yaitu program pengelolaan


sampah berbasis masyarakat telah dilakukan oleh warga Pulo Kambing, Kelurahan
Jatinegara, Kecamatan Cakung Jakarta Timur, dilakukan dengan sistem
pengelolaan sampah secara mandiri berbasis masyarakat. Kegiatan pengelolaan
sampah tersebut memiliki beberapa manfaat bagi masyarakat sekitar berupa
manfaat segi kebersihan, kesehatan, dan segi ekonomi.

Kondisi lingkungan di Kelurahan Jatinegara semakin baik ketika dibentuk


Bank Sampah “Bank Sampah Kerabat Pulo Kambing”. Bank Sampah “Bank
Sampah Kerabat Pulo Kambing” merupakan unit kegiatan Yayasan Pulo
Kambing yang berfokus pada kegiatan pengelolaan sampah dan melakukan
kegiatan bank sampah pada umumnya. Sesuai dengan definisinya, Bank Sampah
adalah suatu tempat yang digunakan untuk mengumpulkan sampah yang sudah
dipilah-pilah. Hasil dari pengumpulan sampah yang sudah dipilah akan disetorkan
ke tempat pembuatan kerajinan dari sampah atau ke tempat pengepul sampah.Sejak
pendiriannya pada tanggal 2 maret 2014, Bank Sampah Kerabat Pulo Kambing
telah memiliki 856 orang di 14 Rukun Warga dan memiliki binaan sejumlah 17
sekolah binaan, 1 komunitas, 3 Majelis Ta`lim binaan, serta 7 instansi binaan yang
terdapat dibeberapa wilayah Kecamatan Cakung dan diluar Kecamatan Cakung.

Pada dasarnya pendirian Bank Sampah Pulo Kambing adalah karena


dilingkungan masyarakat pulo kambing banyak sekali sampah yang belum
terkelola dengan baik. Dengan adanya pola pilah sampah maka sampah akan bisa
menjadi nilai ekonomi, tidak perlu besar nilai rupiahnya namun berdampak besar
terhadap pengurangan volume sampah ke TPA.

Maka peneliti memilih Bank Sampah di Yayasan RKBN Pulo Kambing yang
berada di kelurahan Jatinegara kecamatan Cakung Jakarta Timur sebagai salah satu
tempat penelitian skripsi yang akan diajukan kepada prodi, alasannya pertama
karena lembaga tersebut melaksanakan segala hal dengan mandiri tidak memiliki
ketergantungan dengan lembaga pemeritahan, karena jika tidak ada ketergantungan
dengan lembaga ke pemerintahan maka segala sesuatunya akan lebih mudah, yang
kedua salah satu yayasan atau lembaga yang berdiria cukup lama yang bergerak
dibidang pengelolaan sampah.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, dapat


diidentifikasi masalah sebagai berikut

1. Kenaikan jumlah penduduk dan tingkat konsumsi terhadap barang


mengakibatkan volume sampah meningkat setiap harinya di Jatinegara Kecamatan
Cakung Jakarta Timur.

2. Adanya masalah sampah yang menyebabkan pencemaran lingkungan,


mengganggu kesehatan, dan keindahan lingkungan
3. Kesadaran masyarakat di Jatinegara Kecamatan Cakung untuk peduli terhadap
lingkungan khususnya dalam mengelola sampah masih perlu ditingkatkan.

4. banyak masyarakat yang mengetahui bahwa sampah masyarakat dapat


dimanfaatkan menjadi produk yang bernilai ekonomis.

5. Kurangnya pemahaman atas pola pemeliharaan sampah di


masyarakat yang masih menganggap bahwa pengelolaan sampah
hanya dilakukan sebatas memindahkan, membuang, membakar dan
atau memusnahkan sampah. Menjadikan permasalahan sampah terus
dan akan semakin mengkhawatirkan
.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, upaya mengurangi potensi


kesalahpahaman dalam memahami penelitian ini, maka dibuatkan
pembatasan masalah untuk memudahkan pembaca
mengidentifikasinya sebagai beriku:
“Peran Bank Sampah Yayasan Pulo Kambing Dalam
Pemberdayaan Masyarakat Untuk Peningkaan Lingkungan” (Studi
di Bank Sampah Yayasan Pulo kambing Kelurahan Jatinegara Kecamatan
Cakung Jakarta Timur)

D. Rumusan Masalah

Dari hasil penerapan latar belakang maka dapa dirumuskan


masalah yang terdapat dalam penelitian adalah sebagai berikut :
a) Bagaimanakah Proses Pengelolaan sampah pada Bank
Sampah hingga menjadi barang yang bernlai ekonomis ?
b) Bagaimanakah peran Bank Sampah dalam pemberdayaan
masyarakat ?

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Setelah menyusun rumusan masalah, maka akan terbentuk


secara lebih spesifik dan jelas terkait tujuan dan manfaat penelitian
antara lain:

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian


adalah mengetahui proses dan hasil dari kegiatan pengelolaan sampah
menjadi lahan produktif yang ekonomis, selain itu bertujuan untuk
mengetahui peranan dari Bank Sampah itu sendiri dalam proses
pemberdayaan masyrakat, selanjutnya untuk dapat mengetahuui
tingkatan keberhasilan dalam kesesuaian antara harapan dengan
kenyataan dalam program pemberdayaan.
2. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, baik


secara teoritis maupun secara praktis, yaitu sebagai berikut:

1. Manfaat Secara teoretis


a. Diharapkan dapat menambah perbendaharaan ilmu pengetahuan dalam
bidang pendidikan.
b. Sebagai bahan acuan dan pertimbangan pada peneliti selanjutnya.
2. Manfaat Secara praktis
a. Bagi Penulis

Penelitian ini diharapkan mampu menambah wawasan dan pengetahuan


yang berkaitan dengan masalah yang diteliti, yaitu partisipasi anggota
masyarakat dalam pengelolaan sampah pada Bank Sampah di Kelurahan
Jatinegara Kecamatan Cakung Jakarta Timur.

b. Bagi Mahasiswa
Hasil penelitian diharapkan dapat digunakan sebagai informasi tentang
fenomena sosial yang muncul terkait dengan partisipasi masyarakat dalam
pengelolaan sampah pada Bank Sampah serta laporan hasil penelitian ini
nantinya dapat bermanfaat sebagai referensi kajian untuk observasi lainnya
dengan tema yang relevan.

c. Bagi Lembaga Pendidikan

Penelitian ini dapat digunakan sebagai pengayaan materi mata pelajaran


pendidikan Ilmu Sosial dengan kompetensi pada jenjang Sekolah
Menengah Pertama kelas VIII semester 1,yaitu pada Kompetensi Dasar
sebagai berikut:

a) Mendiskripsikan kondisi fisik wilayah dan penduduk.

b) Mengidentifikasi permasalahan kependudukan dan upaya


penanggulangannya.

c) Mendiskripsikan permasalahan lingkungan hidup dan upaya


penanggulangannya dalam pembangunan berkelanjutan.

d) Mendiskripsikan permasalahan kependudukan dan dampaknya terhadap


pembangunan.

F. Teori Inti

1. Peran
a) Konsep Peran
Secara umum “peran” dapat didefinisikan
sebagai “expectations about appropriate behavior in
a job position”. Teori Peran dari Role Theory adalah
teori yang merupakan perpaduan berbagai teori,
orientasi, maupun disiplin ilmu. Istilah “peran”
diambil dari dunia teater. Dalam teater, seseorang
aktor harus bermain sebagai seorang tokoh tertentu
dan dalam posisinya sebagai tokoh itu diharapkan
untuk berperilaku secara tertentu. (Murdiyatmoko,
2007)
Peran merupakan suatu rangkaian perilaku
yang diharapkan dari seseorang dengan berdasarkan
posisi sosial, baik formal maupun informal. Peran
juga dapat dikatakan sebagai tindakan yang dilakukan
individu atau sekelompok orang dalam suatu kejadian
atau peristiwa. Dan merupakan suatu gambaran
tingkah laku yang dimiliki seseorang dalam suatu
kedudukan masyarakat.
Peran menurut Livinson yang dikutip kembali
oleh Soerjono Soekanto yaitu:
1) Peran meliputi norma yang dikemukakan
dengan posisi atau tempatt seseorang dalam
masyarakat.
2) Peran adalah suatu konsep tentang apa saja
yang dilakukan oleh individu dalam
masyarakat sebagai kumpulan komunitas,
lembaga maupun organisasi.
3) Peran adalah perilaku individu yang penting
sebagai stuktur sosial masyarkat.
Berdasarkan opini diatas, peran diartikan
sebagai suatu perilaku atau tingkah laku seseorang
yang meliputi norma atau aturan yang diungkapkan
dengan posisi dalam suatu masyarakat. Dalam buku
sosiologi suatu pengantar “Peranan adalah suatu
perilaku yang diharapkan oleh orang lain dari
seseorang yang memiliki status tertentu. Karena
peran sangat menentukan kelompok sosial dalam
suatu masyarakat guna menjalankan hak dan
kewajiban sesuai dengan posisinya” (Soekanto S.
2002)

b) Komponen Peran
Menurut (Sutarto, 2009) mengemukakan peran terdiri
atas tiga komponen, yaitu;
1) Konsepsi Peran dimana yang dimaksud adalah
kepercayaan seseorang tentang apa yang
dilakukan dalam situasi tertentu.
2) Harapan Peran yaitu harapan seseorang atas
orang lain yang menduduki posisi tertentu
dan bagaimana atas dirinya bertindak
3) Pelaksanaan Peran menjelaskan perilaku
seseorang yang sedang atau akan menduduki
posisi tertentu dengan sebenar-benarnya.
Jika ketiga komponen ini terpenuhi dan berlangsung
secara benar dan serasi, maka akan terjalinnya
kesinambungan dan kelancaran atas suatu interaksi
sosial.
Dari opini diatas dapat disimpulkan peran
menurut Sutarto adalah sebagai berikut;
1) Peran adalah pengaruh yang diharapkan dari
seseorang dalam dan antar hubungan sosial
tertentu.
2) Peran adalah pengaruh yang berhubungan
langsung dengan status atau kedudukan
sosial tertentu.
3) Peran berlangsung bilamana seorang
melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai
dengan peran atau statusnya.
4) Peran terjadi bila ada suatu kesepakatan atau
keseimbangan atas tindakan seseorang atau
interaksi sosial.
Peran pada hakekatnya dapat dirumuskan
sebagai suatu rangkaian perilaku tertentu yang
ditimbulkan oleh suatu jabatan tertentu. Kepribadian
seseorang juga mempengaruhi bagaimana peran
harus dijalankan.
c) Aspek Peran
Scott et al. (1981) dalam Kanfer (1987:197)
menyebutkan ada lima aspek penting pada peran,
yaitu:
1) Peran itu bersifat impersonal, dimana peran
itu sendiri menentukan harapannya bukan
individunya
2) Peran itu berkaitan dengan perilaku kerja
(task behavior) yaitu harapan atas suatu
pekerjaan
3) Peran itu sulit dikendalikan (role clarity and
role ambiguity)
4) Peran dapat dipelajari dan dapat
menghasilkan perubahan perilaku
5) Peran dan pekerjaan tidaklah sama seperti
seseorang dapat melakukan satu pekerjaan
bisa saja memainkan beberapa peran.
Sedangkan Biddle & Thomas (1966)
mengklasifikasikan teori peran dalam empat
golongan yaitu:
1) Orang-orang yang mengambil bagian dalam
suatu interaksi sosial
2) Perilaku yang muncul dalam interaksi
3) Kedudukan orang dalam perilaku
4) Kaitan antara orang dan perilaku.
d) Ekspektasi Peran
Ekspektasi peran didefinisikan sebagai apa
yang diyakini orang lain sebagaimana seseorang
harus bertindak dalam suatu keadaan tertentu.
e) Jenis-jenis Peran
Dalam penjelasan ini peran dibagi menjadi tiga
jenis, menurut Soerjono Soekamto, diantaranya:
1) Peran Aktif
Peran aktif merupakan suatu peran
seseorang yang mana seutuhnya selalu aktif
dan bertindak di suatu kegiatan. Hal ini dapat
diukur dari kehadirannya serta kontribusinya.
2) Peran Partisipasif
Partisipasif yaiu suatu peran yang
dilakukan seseorang dengan berdasarkan
kebutuhan atau hanya pada saat tertentu saja.
3) Peran Pasif
Seseorang tidak melaksanakan
perannya sama sekali dan hanya digunakan
sebagai simbol dalam siuasi tertentu dalam
masyarakat.

2. Sampah dan Bank Sampah

A. Sampah dan pengelolaannya


Sampah pada prinsipnya, adalah suatu bahan yang
terbuang atau di buang dari sumber aktivitas manusia
maupun alam yang belum memiliki nilai ekonimis.
Bentuk sampah bisa ada dalam setiap fase materi, yaitu
padat, caor dan gas (fume, smoke). (PS, 2008) Sampah
padat dapat dibagi menjadi beberapa jenis yaitu: (Subarna,
2014)
a. Berdasrkan zat kimia yang terkandung
didalamnya, antara lain:
1) Sampah anorganik (sampah yang
mengandung bahan kimia) Misalnya:
Logam-logam, pecahan gelas dan
plastic
2) Sampah organic (sampah uang tidak
mengandung bahan kimia) Misalnya:
sisa makanan, sisa pembungkus dan
lainnya.
b. Berdasarkan dapat tidaknya mengalami
pembakaran, antara lain:
1) Mudah terbakar, Misalnya: kertas,
plastic kain dan kayu
2) Tidak mudah terbakar, Misalnya:
kaleng, besi dan gelas
c. Berdasarkan dapat tidaknya membusuk, antara
lain:
1) Mudah membusuk, Misalnya: sisa
makanan dan potongan daging
2) Sukar membusuk, Misalnya: Plastik,
kaleng, kaca

B. Mekanisme Pengelolaan Sampah


Pada dasarnya pola pengelolaan sampah yang
dilakukan dengan system TPA (Tempat Pembuangan
Akhir) sudah tidak relevan lagi dengan lahan kota yang
semakin sempit. Dalam Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan
Sampah, disebutkan bahwa Pengelolaan sampah
diselenggarakan berdasarkan asas tanggung jawab, asas
berkelanjutan, asas manfaat, asas keadilan, asas
kesadaran, asas kebersamaan, asas keselamatan, asas
keamanan, dan asas nilai ekonomi. Pengelolaan sampah
bertujuan sebagai upaya meningkatkan kesehatan
masyarakat dan kualitas lingkungan serta menjadikan
sampah sebagai sumber daya. Adapun mekanismenya
sebagai berikut: (Subarna, 2014)
a. Pengurangan Sampah
Kegiatan mengatasi timbulnya sampah sejak dari
produsen sampah (rumah tangga, pasar dan lainnya)
mendaur ulang sampah di sumbernya atau tempat
pengelolaan
b. Penanganan Sampah
Rangkaian kegiatan yang mencakup
® pemilahan (pengelompokan dan pemisahan
sampah menurut jenis dan sifatnya),
® pengumpulan (memindahkan sampah dari
sumber sampah ke TPS atau tempat
pengelolaan sampah terpadu)
® pengangkatan (kegiatan memindahkan sampah
dari sumber TPS atau tempat pengelolaan
sampah terpadu pengelolaann hasil akhir
(mengubah bentuk, komposisi, karakteristik
dan jumlah sampah agar diproses lebih lanjut,
dimanfaatkan atau dikembalikan kealam.

C. Prinsip-prinsip dalam upaya pengolahan sampah


Pada umumnya prinsip pengolahan sampah meliputi
3R, yaitu:
a. Reduce (mengurangi)
b. Reuse (mengunakan kembali)
c. Reycycle (mendaur Ulang)

D. Pengertian Bank Sampah


Bank sampah menurut Unilever adalah suatu system
pengelolaan sampah kering secara kolektif yang
mendorong masyrakat untuk berperan serta aktif
didalamnya. Sistem ini akan menampung, memilah dan
menyalurkan sampah bernilai ekonomi pada pasar
sehingga masyarakat mendapatkan keuntungan ekonomi
dari menabung sampah. (Unilever,2014)
E. Tujuan dan manfaat Bank Sampah
Tujuan utama pendirian bank sampah adalah untuk
membantu menangani pengolahan sampah di Indonesia,
tujuan selanjutnya adalah upaya penyadaran masyarakt
akan lingkungan yang sehat, rapid an bersih. Bank sampah
didirikan untuk mengubah sampah menjadi sesuatu yang
lebih memiliki nilai guna dalam masyarakat dan memiliki
nilai ekonomis.
Selain itu bank sampah juga memiliki beberapa
manfaat bagi manusia dan ligkungan hidup, seperti
membuat lingkungan lebih bersih, menyadarkan
masyarakat akan pentingnya kebersihan dan membuat
sampah menjadi barang bernilai ekonomis. Manfaat
selanjutnya bagi masyarakat adalah menambah
penghasilan karena saat mereka menukarkan sampah
mereka dan penghasilan mereka dikumpulkan dalam
rekening yang mereka miliki.
Secara tidak langsung kehadiran bank sampah
berperan dalam mengurangi dampak perubahan iklim.
Seperti yang diketahui ternyata sampah juga menjadi salah
satu faktor peningkatan jumlah emisi gas rumah kaca di
atmosfer.
F. Peran Bank Sampah
Peran Bank Sampah Terdapat dalam teori pertukaran. “ Teori
pertukaran menekankan pada sosiologi perilaku agar memusatkan perhatian
pada hubunga antara pengaruh perilaku seseorang aktor terhadap lingkungan
dan dampak lingkungan terhadap actor. Proses ini dasarnya untuk
pengkondisian operan atau proses belajar yang melalui perilaku
disebabkannya oleh konsekuensi.” (Ritzer dan Douglas, 2007: 356). Teori ini
berkembang pada rewads and Punishment.
 Manfaat

Bank sampah memiliki beberapa manfaat bagi banyak orang dan juga lingkungan
hidup, seperti membuat lingkungan lebih bersih, menyadarkan masyarakat akan
pentingnya kebersihan, dan membuat sampah menjadi barang ekonomis. ("Bank
Sampah:Dari Sampah Menjadi Rupiah". Masnellyarti. Diarsipkan dari versi asli
tanggal 2015-05-18. Diakses tanggal 2 April 2014.)

Manfaat bank sampah untuk masyarakat adalah dapat menambah penghasilan


masyarakat karena saat mereka menukarkan sampah mereka akan mendapatkan
imbalan berupa uang yang dikumpulkan dalam rekening yang mereka miliki.
Masyarakat dapat sewaktu-waktu mengambil uang pada tabungannya saat
tabungannya sudah terkumpul banyak. Imbalan yang diberikan kepada penabung tidak
hanya berupa uang, tetapi ada pula yang berupa bahan makanan pokok seperti gula,
sabun, minyak dan beras. ("Bersama Membangun Ekonomi Rakyat". BLH Kota
Bengkulu. Diakses tanggal 2 April 2014.[pranala nonaktif permanen])

 Bank sampah juga bermanfaat bagi siswa yang kurang beruntung


dalam hal finansial, beberapa sekolah telah menerapkan
pembayaran uang sekolah menggunakan sampah. ("Bank Sampah di
Indonesia:Menabung, Mengubah Perilaku". World Bank. Diakses
tanggal 2 April 2014.)

3. Warga
Warga adalah anggota atau peserta suatu perkumpulan
(KBBI, 2008, p. 1472). Dapat diterima pengertian warga
disini apabila berkaitan dengan variable penelitian di dapati
pengertian: sekumpulan anggota yang iku terlibat dan
berkontribusi dalam melakukan suatu kegiatan

4. Pemberdayaan
Pemberdayaan Kata “pemberdaya” adalah terjemahan dari bahasa inggris
“Empowement”, permberdaya berasal dari kata dasar “power” yang berarti
kemampuan berbuat, mencapai, melakukan, atau memungkinkan awalam “em”
pemberdaya dapat berarti kekuatan dalam diri manusia suatu sumber kreativitas.

Menurut “Payne” dalam buku yang ditulis “Isbandi Rukminto Adi”


dinyatakan bahwa pemberdayaan adalah membantu klien memperoleh daya untuk
mengambil keputusan dan menentukan tindakan yang akan ia lakukan yang terkait
dengan diri mereka, termasuk mengurangi efek hambatan pribadi dan sosial dalam
melakukan tindakan. Hal ini dilakukan melalui peningkatan kemampuan dan rasa
percaya diri untuk menggunakan daya yang ia miliki anatara lain transfer daya dari
lingkungan.
Sementara menurut “Ismet Firdaus” pemberdayaan adalah penyediaan
sumber daya, kesempatan, pengetahuan dan keterampilan bagi masyarakat untuk
meningkatkan kapasitas mereka sehingga mereka bisa menemukan masa depan
mereka yang lebih baik.

Dari pengertian di atas, maka disimpulkan bahwa yang dimaksud


pemberdayaan adalah sebuah gerakan penguatan sosial 8 agar masyarakat yang
tadinya lemah, baik dalam bidang sosial, ekonomi, serta politik diberdayakan
sehingga membangkitkan kesadaran masyarakat tersebut dan meningkatkan
potensi yang mereka miliki dan guna membangun serta menentukan tindakan
berdasarkan keinginan mereka secara mandiri melalui strategi dan pendekatan
tertentu yang dapat menjamin keberhasilan. Pemberdayaan merupakan upaya
untuk membangun aktualitas seseorang dalam kehidupannya dengan memberi
dorongan agar memiliki kemampuan atau keberdayaan (Asep Usman Ismail, 2008:
161).

 Tujuan dan fungsi Pemberdayaan

Tujuan utama pemberdayaan adalah memperkuat kekuasaan


masyarakat khususnya kelompok lemah yang memiliki ketidak berdayaan, baik
karena kondisi internal (misalnya seperti persepsi sendiri), maupun karena konsisi
eksternal(misalnya ditindas oleh struktur sosial yang tidak adil).

Menurut Agus Ahmad Syafi’i tujuan pemberdayaan


masyarakat adalah memandirikan masyarakat atau
membangun kemampuan untuk memajukan diri kearah
lebih baik secara berkesinambungan Dengan merujuk
pada tujuan pemberdayaan di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa pada hakikatnya pemberdayaan
adalah suatu upaya untuk meningkatkan kapasitas
masyarakat yang mengalami kerentanan sosial seperti:
kemiskinan, manula, penyandang cacat upaya tersebut
dilakukan agar masyarakat sejahtera. Tujuan
pemberdayaan meliputi berbagai aspek perbaikan, yaitu :
1) Perbaikan pendidikan (better education) yang
dimaksud bukanlah sebatas perbaikan materi,
metode, waktu dan tempat, serta hubungan
antara fasilitator dan penerima manfaat.
2) Perbaikan aksesibilitas (better Accessibility),
dimana seiring berjalannya perbaikan pendidikan
diharap mampu memperbaiki aksesibilitas sumber
informasi atau inovasi,
sumber pembiayaan/keuangan,
penyediaan peralatan dan lembaga.
3) Perbaikan tindakan (better action) dari 2 unsur
diatas diharapkan mampu melahirkan tindakan
yang jauh lebih baik.
4) Perbaikan kelembagaan (better institution) yang
dimaksud dan diharapkan adalah pengembangan
jejaring mitra-usaha, sehingga dapat menciptakan
(bargaining posisition) yang kuat terhadap
masyarakat
5) Perbaikan usaha (better business) diharapkan dari
perbaikan 4 element diatas dapat memperbaiki
usaha atau bisnis yang dijalankan.
6) Perbaikan pendapatan (better income) dari
perbaikan bisnis diharapkan mampu memperbaiki
pendapatan yang diperoleh (pendapatan keluarga
dan masyarakatnya)
7) Perbaikan lingkungan (better environment) sejalan
dengan semuanya diharapkan mampu
memperbaiki lingkungan (fisik dan sosial) karena
kerusakan lingkungan sering kali disebabkan
faktor terbatasnya pendapatan.
8) Perbaikan kehidupan (better living) diharapkan
mampu memperbaiki situasi kehidupan
masyarakat yang lebih baik dan tentunya sehat
9) Perbaikan masyarakat (better community) situasi
kehidupan yang lebih baik dan didukung dengan
lingkungn (fisik dan sosial) yang lebih baik,
diharapkan dapat mewujudkan kehidupan
masyarakat yang jauh lebih baik.
 Falsafah Pemberdayaan
Falsafah merupakan pandangan hidup dalam
melakukan sesuatu hal yang telah diyakini kebenarannya
untuk mencapai hasil yang lebih baik (Anwas & Oos,
2014, p. 55). Bagi seorang agen pemberdayaan
masyarakat dalam memberdayakan sumber daya manusia
dapat menganut pada falsafah Ki Hajar Dewantoro, yaitu:
10) Hing ngarsa sung tulada (berada di depan) artinya
mampu memberikan contoh atau teladan bagi
masyarakat
11) Hing madya mangun karsa (berada di tengah) mampu
menumbuhkan inisiatif dan dorongan kreativitas serta
semangat dan motivasu untuk belajar dan terus mencoba
12) Tut wuri handayani (berada di belakang) mau menghargai
setiap upaya yang dilakukan masyarakat dan tidak
melakukan hal yang menyimpang dari aturan guna
mewujudkan tujuan perbaikan kesejahteraan hidup
masyarakat.

G. Metodologi Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan metodologi kualitatif Penelitian kualitatif
merupakan penelitian yang dilakukan di lapangan (field Research) dan
merujuk pada landasan teori yang ada. Untuk menghasilkan suatu karya
ilmiah, perlu menggunakan metode yang tepat dan sistematis. Dalam
penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif, merupakan peneliti
tidak mengubah, menambah, atau mengadakan, manipulasi terhadap objek
atau wilayah penelitian.
 Deskriptif
Penelitian Deskriptif adalah penelitian yang dimaksud untuk menyelidiki keadaan,
kondisi, atau hal-hal lain yang sudah disebutkan, yang hasilnya dipaparkan dalam
bentuk laporan penelitian. Istilah ‘deskriptif’ berasal dari istilah bahasa inggris to
describe yang berarti memaparkan atau menggambarkan sesuatu hal. Misalnya
keadaan, kondisi, situasi, peristiwa, kegiatan, dan lain-lain.
2. Sumber Data
Adapun macam-macam data pada penelitian ini yaitu dibagi menajdi
dua macam yakni data primer dan data sekunder.
a. Data Primer
Data Primer dapat didefinisikan sebagai data yang diperoleh dari
sumber pertama, baik yang bersal dari individu atau perseorangan
misalnya dari hasil wawancara atau hasil observasi. Pengumpulan
data ini diperoleh secara langsung dari lapangan .
b. Data Sekunder
Data Sekunder dapat didefinisikan sebagai sebuah data yang tidak
langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya
lewat orang lain, dokumen atau lewat internet.
3. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di daerah jl.Swadaya Pln No.1,RT. 10/RW.3,
Kelurahan Jatinegara,Kecamatan Cakung,Kota Jakarta Timur,Daerah
Khusus Ibukota Jakarta 13910 lewat Jl.Raya Bekasi. Sementara untuk
waktu penelitian akan berlangsung sesuai dengan setelah jadwal
pembagian pembimbing dosen skripsi telah diberikan kepada para
mahasiswa sampai dengan batasan waktu yang belum dapat
ditentukan maupun sampai selesai dalam melakukan penelitian.
4. Teknik Pengumpulan Data
Terkait dengan penjelasan teknik pengumpulan data maka peneliti
akan menguraikan tiga teknik pengumpulan data, yaitu Observasi,
Wawancara dan Dokumentasi.
a. Observasi
Observasi ini digunakan dalam rangka
mengumpulkan data dalam suatu penelitian, merupakan
pengamatan dengan menggunakan indera penglihatan yang berarti
tidak mengajukan pertanyaan, atau suatu pengamatan yang
dilakukan secara sengaja dan sistematis tentang keadaan atau
fenomena sosial. Observasi dilakukan untuk mencocokkan data
dan informasi yang didapatkan dari hasil pengamatan langsung
dengan keadaan sebenarnya yang terjadi di lapangan dan sekaligus
dapat mengecek langsung kebenaran setiap data yang disampaikan
oleh para informan ketika diskusi.
b. Wawancara
Wawancara adalah suatu proses interaksi dan
komunikasi dari dua orang atau lebih (subjek dan objek).
Wawancara juga sebagai proses percakapan dengan maksud untuk
mengonstruksi mengenai orang, kejadian, kegiatan,organisasi,
motivasi, perasaan, dan sebagainya yang dilakukan dua pihak,
yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan dengan orang
yang diwawancarai. Wawancara yaitu pengumpulan data yang
diperoleh secara langsung dari partisipan atau sasaran penelitian
yang berkaitan dengan masalah penelitian. Alat yang digunakan
biasanya berupa alat tulis tape recorder, alat tulis, serta daya ingat
peneliti tersebut adapun responden yang diwawancarai. Metode ini
merupakan yang digunakan untuk mendapatkan data, agar
informasi yang berkaitan dengan masalah yang sedang diteliti bisa
didapatkan dari pihak-pihak tertentu. Wawancara dalam suatu
penelitian bertujuan mengumpulkan keterangan tentang kehidupan
manusia dalam suatu masyarakat. Dalam pelaksanaan data di
lapangan, peneliti menggunakan metode wawancara atau diskusi
mendalam yang merupakan suatu cara mengumpulkan data atau
informasi dengan cara langsung bertatap muka dengan informan
dengan maksud dapat memberikan keterangan. Wawancara
mendalam dilakukan secara intensif dan berulang-berulang.
Peneliti melakukan verifikasi data tidak hanya cukup dengan
pernyataan informan tetapi juga perlu mengecek dalam kenyataan
melalui pengamatan atau dari informan yang satu ke informan
yang lain.
c. Dokumentasi
Dokumentasi adalah suatu metode pengumpulan
data dengan cara menelaah serta mempelajari dokumen-dokumen
yang sudah ada, kemudian dokumen dianalisis secara ilmiah untuk
dijadikan sebagai bahan rujukan dalam penelitian ini. Metode ini
digunakan untuk mencari data mengenai hal-hal atau variabel
berupa catatan, buku-buku, surat kabar,majalah, agenda, dan
sebagainya. Tidak semua isi dokumen dimasukkan secara tertulis
akan tetapi diambil pokok-pokoknya saja yang dianggap perlu, ada
juga dokumen yang berbentuk agenda kegiatan, program kerja,
laporan pertanggung jawaban, dan susunan kepengurusan.
Dokumen yang dilampirkan dalam penelitian adalah foto-foto
pada saat berada ditempat penelitian. Keuntungan menggunakan
dokumentasi adalah biaya yang relatif murah, waktu dan tenaga
lebih efisien. Sedangkan kelemahannya adalah data yang diambil
dari dokumen cenderung sudah lama, dan kalau ada yang salah
cetak maka peneliti ikut salah pula mengambil datanya (Hardani et
al., 2020: 149-150).
5. Teknik Analisis Data
Data yang terkumpul dianalisis dengan metode kualitatif yang
dilakukan dengan cara memanfaatkan data dari hasil observasi dan
wawancara yang relevan dengan tujuan untuk memberikan
pemahaman yang lebih jelas dari hasil yang telah diperoleh tersebut.
Kemudian data tersebut diolah dengan tahapan editing, lalu dianalisis
secara deskriptif kualitatif untuk menjawab berbagai bentuk tujuan
dari penelitian. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini
bersamaan dengan pengumpulan data.
6. Teknik Keabsahan Data

Dalam bukunya Burhan Burhin menjelaskan ketika dia melakukan


penelitian kualitatif kerap menghadapi masalah internal terkait Uji
validitas dari hasil penelitian. Banyak hasil penelitian yang bersifat
kualitatif keberadaannya dan diragukan oleh aspek-aspek seperti;
1) Subjektivitas peneliti apakah penelitian kualitatif ini
terkemuka;
2) Alat penelitian wawancara dan observasi (apakah
formatnya) akan bisa diandalkan setelah selesai public, yang
mana juga tanpa kontrol banyak mengandung kelemahan;
3) Sumber data kualitatif akan banyak menurunkan kredibilitas
hasil yang mana mempengaruhi keakuratan penelitian.
(Burhin, 2009)
7. Teknik Penulisan

Teknik penulisan proposal skripsi ini mengikuti acuan dari buku


“Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi)
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2017” yang mana diterbitkan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
H. Tinjauan Pustaka

Ada dua Karya Ilmiah yang penulis jadikan sebagai bahan peninjauan pustaka, dimana
ketiga skripsi tersebut penulis anggap sebagai bahan referensi yang berhubungan dengan
permasalahan yang akan penulis angkat. Yakni diantaranya:

1. Penelitian Sucipto (2012 : 15) mengemukakan bahwa Sosialisasi terkait kegiatan


pengurangan dan penanganan sampah telah banyak dilakukan yaitu dengan kegiatan
pelatihan pengelolaan sampah melalui sekolah, pemerintah, daerah dan organisasi-
organisasi berbasis lingkungan lainnya, salah satunya adalah melalui pembentukan
Bank Sampah.
2. Penelitian Suwerda (2012: 19)Bank Sampah juga memberikan manfaat sosial yaitu
pertama, melalui sosialisasi dari Bank Sampah, masyarakat diajarkan untuk memilah
sampah antara sampah organik dan non-organik. Kedua, masyarakat diarahkan pada
pola pikir kreatif dalam mengelola sampah dengan mengubahnya menjadi barang
yang bisa dimanfaatkan ulang melalui kegiatan pelatihan kerajinan sampah yang
dilakukan oleh Bank Sampah. Ketiga, Bank Sampah sebagai organisasi pemberdaya
masyarakat, menggerakkan masyarakat untuk lebih peka terhadap masalah
lingkungan terutama sampah.
3. Penelitian Setiyanto (2014),Skripsi Jurusan PMI Fakultas Dakwah dan Komunikasi,
UIN Sunan Kalijaga, meneliti tentang Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat melalui
Sentra Industri Wayang Kulit 19 (Studi Kasus: Di Dusun Karangasem, Wukirsari,
Imogiri, Bantul) penelitian ini bermaksud untuk mengetahui strategi dan keberhasilan
masyarakat Dusun Karangasem dalam peningkatan kesejahteraan ekonominya.

“Peran Bank Sampah Yayasan Pulo Kambing Dalam Pemberdayaan


Masyarakat”

I. Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
b. Identifikasi Masalah
c. Pembatasan Masalah dan Rumusan Masalah
d. Tujuan dan Manfaat Penelitian
e. Metode Penelitian
f. Lokasi dan Jadwal Penelitian
g. Sistematika Penulisan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

a. Landasan Teori

b. Kajian Pustaka

c. Kerangka Pemikiran

BAB III GAMBARAN UMUM MENGENAI BANK SAMPAH TERHADAP


MASYARAKAT

a. Profil yayasan

1. Sejarah umum yayasan

2. Visi dan Misi yayasan

3. Letak Geografis

b. Bank Sampah Kerabat Pulo Kambing

1. Gambaran umum Bank Sampah Kerabat Pulo Kambing

2. Visi dan Misi

3. Struktur Bank Sampah Kerabat Pulo Kambing

4. Program kerja Bank Sampah Kerabat Pulo Kambing

5. Sarana dan prasarana yang dimiliki oleh Bank Sampah Kerabat Pulo Kambing

BAB IV DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

a. Data informan

b. Strategi pemberdayaan melalui program Bank Sampah menjadi kerajinan


c. Hasil Pelaksanaan Program

d. Faktor Penghambat dan Pendorong

BAB V

A. Kesimpulan
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

K. DAFTAR PUSTAKA SEMENTARA

Nahadi “Program Pengelolaan Sampah Melalui Pemanfaatan Teknologi


Komposting Berbasis Masyarakat” http://jurnal.upi.edu/file/Nahadi2

Nurul Badriyah “ Pemberdayaan Ekonomi Produktif Melalui Melalui Pengelolaan


Sampah Rumah Tangga” (Fakultas Dakwah dan Komunikasi,2009).

Asep Usman Ismail. 2008. Pengalaman Alquran tentang pemberdayaan Dhu’afa.


Jakarta : Dakwah press

Rafi’udin & Manna Abdul Djaliel.(1997) Prinsip dan strategi Dakwh Bandung:
Pustaka Setia
"Mereka yang tetap tersenyum di tengah sampah dengan 'bau seperti dihantam
godam"". BBC News Indonesia. 2019-12-05. Diakses tanggal 2021-06-08.

"Pengertian Bank Sampah". Pemerintah Kota Bandung. Diakses tanggal 2 April


2014.[pranala nonaktif permanen]

"Latar Belakang Berdirinya BSM". BSM Malang. Diakses tanggal 2 April 2014.
[pranala nonaktif permanen]

"Bank Sampah:Dari Sampah Menjadi Rupiah". Masnellyarti. Diarsipkan dari


versi asli tanggal 2015-05-18. Diakses tanggal 2 April 2014.

"Bersama Membangun Ekonomi Rakyat". BLH Kota Bengkulu. Diakses tanggal 2


April 2014.[pranala nonaktif permanen]

"Bank Sampah di Indonesia:Menabung, Mengubah Perilaku". World Bank.


Diakses tanggal 2 April 2014.

Anda mungkin juga menyukai