Ec
Penulis :
KATA PENGANTAR.......................................................................5
BAB I PENDAHULUAN..................................................................6
Sampah Perkotaan.........................................................................6
Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM)...............................9
Profil Gerakan Nasional Revolusi Mental Universitas Widya
Mataram.......................................................................................12
BAB II EDUCATION FOR SUSTAINABLE..................................15
DEVELOPMENT (ESD)..................................................................15
Bentuk dan Metode Pengelolaan Sampah Perkotaan Terpadu
Berbasis Masyarakat di Yogyakarta............................................15
BAB III POLA PENGELOLAAN SAMPAH.................................19
Pengelolaan Sampah Organik......................................................21
Pembuatan Komposter Portable / Takakura................................26
Pengelolaan Sampah Anorganik..................................................34
Bab IV BEST PRACTICE, KADIPATEN KALURAHAN BEBAS
SAMPAH.........................................................................................55
Pengelolaan Bank Sampah secara Mandiri.................................56
Pemanfaatan Sampah Tepat Guna Paguyuban Bank Sampah
Guno Rinekso..............................................................................61
Rektor
Universitas Widya Mataram
Sampah Perkotaan
Responsible Consumption and Production adalah salah satu dari
17 Sustainable Development Goals yang diadopsi oleh Perserikatan
Bangsa-Bangsa (PBB) pada tahun 2015 untuk memastikan pada
tahun 2030 semua orang dapat menikmati kedamaian dan
kesejahteraan. Untuk mencapai hal ini pengelolaan sampah adalah
salah satu hal paling penting yang harus dilakukan. Salah satu
bentuk dari pengelolaan sampah adalah penerapan Reduce, Reuse,
Recycle, dan Replace atau 4R.
2. Biogas
Selain kompos, sampah organik juga bisa diolah menjadi
biogas. Biogas adalah gas dari aktivitas anaerobik atau
fermentasi bahan organik. Biogas yang dihasilkan memiliki
kandungan metana, karbon dioksida, nitrogen, hidrogen,
hidrogen sulfida, dan oksigen. Biogas diperoleh oleh
bakteri dari bahan organik dalam kondisi kedap udara.
Biogas yang berasal dari kotoran ternak memiliki
kandungan 60% gas metan. Produksi gas dipengaruhi
jumlah bahan organik yang digunakan. Semakin tinggi
bahan organik yang digunakan maka gas yang dihasilkan
juga semakin banyak. Kecepatan produksi gas juga
dipengaruhi oleh kondisi fisik dan temperatur. Bahan
kering dan berserabut umumnya lebih lama dibandingkan
dengan bahan yang basah dan halus. Temperatur yang
optimal yaitu 32 – 37oC. Jumlah bakteri juga bisa
mempengaruhi proses pembuatan biogas. Bakteri
diperlukan untuk mempercepat fermentasi.
4. Sampah kertas
Sampah kertas merupakan salah satu sampah atau limbah
anorganik yang mudah dihancurkan. Meskipun demikian,
sampah kartas juga akan menjadi masalah bilamana
terkontaminasi dengan sampah organik yang berbau.
c. Pembuatan pola
Setelah menentukan objek gambar, langkah selanjutnya
membuat pola garis pada kanvas atau karton tebal,
Selanjutnya menentukan warna plastik yang akan
ditempatkan pada garis-garis gambar dan memotong
limbah plastik sesuai pola garis yang telah ditentukan.
d. Aplikasi pada objek
Langkah terakhir yaitu menempelkan potongan pola plastik
tersebut pada lukisan objek yang telah ditentukan
Tahap Kedua:
Tahap selanjutnya adalah membuat gambar berpola kelopak bunga
sesuai yang diinginkan (tidak hanya kelopak bunga, gambar kupu-
kupu juga bisa dijadikan pola untuk membuat bros). Setelah gambar
dibuat, gunting gambar tersebut mengikuti garis-garis yang
membentuk pola bunga atau kupu-kupu.
Tahap Ketiga:
Tahap selanjutnya adalah gunting sampah-bekas botol aqua yang
telah disiapkan. Penggal dengan gunting bagian leher dan bawah
bekas botol aqua tersebut. Sedangkan bagian tengah bekas botol itu
digunting lurus dari bawah ke atas (atau dari atas ke bawah). Setelah
digunting lurus ke bawah/ke atas, kemudian bentangkan lingkar
bekas botol itu hingga membentuk persegi empat.
Tahap Keempat:
Setelah terbentang, kemudian letakkan gambar pola bunga di atas
bentangan tersebut, jiplak, gunting bentangan itu mengikuti pola
gambar yang ada. Buatlah paling tidak tiga kelopak bunga, sesuai
dengan pola yang ada.
Tahap Kelima:
Setelah beberapa kelopak bunga terbentuk, maka oleskan lem di atas
punggung kelopak-kelopak bunga, tempel beberapa kelopak bunga
secara menumpuk. Setelah itu, pada kelopak bunga yang paling atas
dan telah diolesi dengan lem, taburkan serbuk warna-warni (gliter)
di atasnya hingga terlihat kelopak bunga yang baru mekar terlihat
berwarna cantik.
Tahap Keenam:
Tahap selanjutnya adalah menggunting bagian bawah botol bekas
membentuk roda/lingkaran. Bagian bawah ini adalah lapisan yang
relatif tebal dibandingkan dengan keseluruhan tubuh botol. Setelah
digunting membentuk roda, maka oleskan di atas roda kecil itu lem ,
dan kemudian rekatkan dengan kelompak bunga yang telah dibuat.
Rekatkan kelopak bunga tepat di tengah-tengah roda.
Tahap Ketujuh:
Tahap selanjutnya, bagian belakang roda yang telah terekat bunga di
lem dengan menggunakan lem tembak (silikon) dan tempelkan
peniti.
Tahap Kedua:
Potong kantong plastik krésék menjadi 2 bagian. Bagian yang utuh
dan berbentuk segi empat dilipat hingga menjadi segi empat
kembali. Setelah itu, segi empat tersebut dilipat membentuk
setengah segi tiga. Lipat terus sampai membentuk setengah segi tiga
hingga mampat.
Tahap Ketiga:
Setelah lipatan mampat, tahap selanjutnya adalah gunting bagian
bawah setengah segi tiga tersebut membentuk setengah lingkaran.
Setelah itu, gunting ujung setengah segi tiga itu di bagian yang
runcing. Setelah itu buka lipatan setengah segi tiga tersebut. Dan
sampah kantong plastik krésék telah membentuk mahkota bunga.
Tahap Keempat:
Tahap terakhir adalah tusukkan kelopak bunga ke dalam tangkai
bunga dan kemudian tumpuk mahkota-mahkota bunga menjadi
beberapa tumpukan dan kemudian, melalui lubang yang berada di
tengah-tengah setiap mahkota bunga, tusukkan mahkota-mahkota
bunga itu pada tangkai bunga yang telah terbentuk di kawat yang
berputik itu. Setelah itu kancingkan mahkota yang telah tertusuk
dengan tangkai bunga itu dengan kelopak dan benang sari bunga
dengan cara menjepitnya. Dan jadilah sekuntum bunga.
Gambar 27: Hasil olahan plastik kresek warga Kadipaten menjadi
kerajinan bunga
Bab IV BEST PRACTICE, KADIPATEN KALURAHAN
BEBAS SAMPAH
kewajibannya, yang
seharusnya dia lakukan,
terhadap diri sendiri,
masyarakat, lingkungan
(Sumber: Buku Budaya Masuk Kampus, 2011)
Dalam konteks kampus hijau (green campus), peduli lingkungan
yang menjadi domain pengembangan green campus secara langsung
melekat pada salah satu nilai yang sudah terdapat dalam 18 nilai
budaya yang dikembangkan di sivitas UWM dan diimplementasikan
kedalam layanan akademik, layanan nonakademik, maupun layanan
publik dalam kurikulum pendidikan, riset, maupun pengabdian
kepada masyarakat.
Bulan
N
Uraian Kegiatan 7 8 9 1 1
o
0 1
1 Persiapan :
- perizinan
- pembekalan tim PPM
2 Pelaksanaan Kegiatan :
o Kunjungan ke TPA
o Studi Banding ke bank sampah
o Pemetaan masalah di lokasi
Penelitian
o Penyadaran/Kampanye
o Pelatihan 4 R : Recycle pembuatan
karya seni lukis
o Pelatihan 4 R : Recycle pembuatan
bunga hias
o Pelatihan 4 R : pembuatan kompos
3 Monitoring-evaluasi :
- Diskusi dan konsultasi internal
- Monitoring-evaluasi
4 Laporan Kemajuan
Laporan Akhir
Anggaran
2. Pembekalan
• Penyamaan persepsi
• Penjelasan tentang tupoksi anggota yang terlibat dalam
penelitian
3. Penyadaran
• Membangun kesadaran tentang bahaya sampah
• Potensi nilai ekonomi dan nilai seni sampah
5. Pelatihan :
• Tranformasi skill pengolhan smpah organic
• Trasformasi skil pengolahan sampah non organik