PENYAKIT SOSIAL
PERBANDINGAN ANTARA LINGKAR GANJA
NUSANTARA (LGN) DAN BADAN NARKOTIKA
NASIONAL (BNN)
Skripsi
Oleh :
KESEJAHTERAAN SOSIAL
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1441 H/ 2020 M
1
GANJA: ANTARA KESEJAHTERAAN SOSIAL
DAN PENYAKIT SOSIAL
PERBANDINGAN ANTARA LINGKAR GANJA
NUSANTARA (LGN) DAN BADAN NARKOTIKA
NASIONAL (BNN)
Skripsi
Oleh
Pembimbing
2
PERNYATAAN
3
ABSTRAK
i
KATA PENGANTAR
ii
3. Dr. H. Arief Subhan, MA, selaku Dosen Pembimbing
Akademik.
4. Bapak Dr. H. Arief Subhan, MA, juga selaku dosen
pembimbing yang telah sabar membimbing, memberikan
ilmu pengetahuan dan mengarahkan penulis dalam
menyelesaikan skripsi.
5. Para Dosen Program Studi Kesejahteraan Sosial yang
telah membuka wawasan dan berbagi ilmu serta
memberikan bimbingan kepada Penulis selama mengikuti
perkuliahan di Program Studi Kesejahteraan Sosial UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
6. Para Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
dan seluruh Civitas Akademika yang telah memberikan
sumbangan wawasan dan keilmuan serta bimbingan
kepada Penulis selama mengikuti perkuliahan di UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
7. Perpustakaan Umum dan Perpustakaan Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta yang telah menjadi tempat ternyaman bagi Penulis
selama di kampus dengan segudang referensi baik buku,
jurnal, maupun skripsi.
8. Lingkar Ganja Nusantara (LGN) dan Badan Narkotika
Nasional (BNN) Kota Tangerang Selatan yang telah
mengizinkan untuk melakukan penelitian.
9. Dhira Narayana, Ketua Lingkar Ganja Nusantara (LGN)
dan Umbaran Fathilah Kencan sebagau Ketua Regional
iii
Lingkar Ganja Nusantara yang sudah membantu dan
memberikan banyak informasi dalam penelitian ini.
10. Dr. Edy Kurniawan selaku Dokter Pertama Kasi
Rehabilitasi, Fiona Indah Fitriana, S.KM, selaku
Fasilitator Rehabilitasi, Kasi Rehabilitasi, dan Mba
Andini sebagai Humas yang sudah membantu dan
memberikan banyak informasi dalam penelitian ini.
11. Orang tua tersayang tercinta terkasih yang selalu memberi
dukungan dalam hal apapun dan tidak menekan peneliti
dalam situasi apapun yaitu Ayah Supandi Ismail dan
Mama Suhartini Supandi serta kakak Fanny Sulistia
Supandi dan Kenycono Satrio Putro yang selalu
menemani dan menghibur penulis.
12. Fadlillah Aldyni Winoto yang selalu ada sebagai tempat
curhat, menemani, memotivasi dan membantu penulis
dalam menyelesaikan skripsi.
13. Sahabat tercinta dari zaman putih abu-abu yang selalu
menghibur, mendengarkan curhat, dan selalu menjadi
saudara bagi penulis Gema Cafe.
14. Teman seperjuangan selama perkuliahan Aditya Iswandi,
Albert Supriadi, S.Sos, Rafika Aina Alfia, S.Sos, Dea
Riska, S.Sos, teman-teman tongkrongan SC, Yhajons
Crew, dan U.S.B.
15. Teman-teman Jurusan Kesejahteraan Sosial UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta khususnya angkatan 2015.
16. The Smiths yang selalu menemani penulis skripsi.
iv
Kepada semua pihak yang telah membantu peneliti dalam
membuat skripsi dan tidak bisa disebutkan satu persatu. Semoga
skripsi ini dapat menjadi referensi bagi penelitian-penelitian
selanjutnya, serta dapat melengkapi khasanah keilmuan
kesejahteraan sosial.
Jakarta, 2020
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK ............................................................................ i
KATA PENGANTAR .......................................................... ii
DAFTAR ISI ......................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ............................................................ ix
DAFTAR BAGAN ................................................................ ix
DAFTAR TABEL ................................................................ ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................. 1
B. Batasan Masalah ................................................................ 7
C. Perumusan Masalah ........................................................... 8
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ......................................... 8
E. Tinjauan Kajian Terdahulu ................................................ 9
F. Metode Penlitian ................................................................ 12
G. Sistematika Penulisan........................................................ 18
BAB II LANDASAN TEORI
A. Ganja ................................................................................. 20
B. Kesejahteraan Sosial .......................................................... 28
C. Penyakit Sosial .................................................................. 32
D. Teori Kognisi-Tingkah Laku ............................................. 41
E. Teori Persepsi Sosial.......................................................... 42
F. Kerangka Berpikir .............................................................. 43
BAB 111 GAMBARAN UMUM LEMBAGA
A. Sejarah Lingkar Ganja Nusantara (LGN).......................... 45
B. Visi dan Misi Lingkar Ganja Nusantara (LGN) ................ 47
C. Struktur Organisasi Lingkar Ganja Nusantara (LGN)....... 48
vi
D. Kegiatan Lingkar Ganja Nusantara (LGN) ....................... 48
E. Sejarah Badan Narkotika Nasional (BNN) ........................ 49
F. Visi dan Misi Badan Narkotika Nasional (BNN) .............. 54
G. Tugas dan Fungsi Badan Narkotika Nasional (BNN) ....... 54
H. Struktur Organisasi Badan Narkotika Nasional (BNN) .... 60
I. Aktivitas Kegiatan Badan Narkotika Nasional (BNN) ....... 61
BAB IV DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
A. Ganja Berdasarkan Persepsi LGN dan BNN..................... 67
B. Efek Ganja ......................................................................... 70
C. Ganja Bagi Kesejahteraan Sosial....................................... 72
D. Ganja Bagi Penyakit Sosial ............................................... 84
E. Manfaat dan Kerugian Ganja ............................................. 88
BAB V PEMBAHASAN
A. Persepsi Sosial ................................................................... 90
B. Ganja Berdasarkan Persepsi LGN ..................................... 91
C. Ganja Berdasarkan Persepsi BNN ..................................... 94
D. Kognisi Tingkah Laku....................................................... 97
E. Lingkar Ganja Nusantara (LGN) ....................................... 97
F. Badan Narkotika Nasional (BNN) ..................................... 99
G. Perbandingan Persepsi LGN dan BNN ............................. 100
H. Perspektif Islam Tentang Tanaman Ganja ................... ....103
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan ....................................................................... 107
B. Saran .................................................................................. 109
C. Implikasi ............................................................................ 111
DAFTAR PUSTAKA ........................................................... 112
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Bentuk daun Ganja jenis Sativa ......................... 26
Gambar 2.2 Bentuk daun Ganja jenis Indica ......................... 27
Gambar 2.3 Bentuk daun Ganja jenis Ruderalis .................... 28
Gambar 3.1 Struktur Organisasi BNNK ................................ 60
DAFTAR BAGAN
Bagan 2.1 Kerangka Berpikir................................................. 44
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Aktivitas BNNK Tahun 2018 ................................ 61
Tabel 5.1 Perbandingan pendapat tentang ganja .................... 101
viii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
B. Batasan Masalah
Untuk mempermudah dalam melaksanakan penelitian
maka peneliti memfokuskan dan membatasi masalah ini pada
ganja di Indonesia dalam persepsi positif yang menghasilkan
kesejahteraan sosial dan persepsi negatif yang dapat
menyebabkan penyakit sosial. Kedua persepsi tersebut diwakili
oleh LGN seagai sisi positif dan BNN sebagai sisi negatif dari
tanaman ganja.
8
C. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan
permasalahan yang hendak diteliti dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut;
1. Bagaimana persepsi Lingkar Ganja Nusantara (LGN) dan
Badan Narkotika Nasional (BNN) tentang ganja?
2. Bagaimana ganja dapat berpengaruh untuk kesejahteraan
sosial dan penyakit sosial?
2. Manfaat Penelitian
F. Metode Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang digunakan
untuk memahami suatu keadaan-keadaan sosial seperti
perilaku, persepsi ataupun berbagai tindakan yang ada, hal
ini tentu adanya proses dengan cara menggambarkan,
mendeskripsikan dan menemukan hasil penelitian secara
alamiah. Bukan mendeskripsipkan bagian dari hasil yang
13
2. Jenis Penelitian
3. Sumber Data
a. Data Primer
b. Data Sekunder
a. Observasi
Observasi (pengamatan) sebagai teknik pengumpulan
data, mempunyai ciri yang spesifik bila dibandingkan dengan
pengumpulan data yang lain. Kalau wawancara dan
15
b. Wawancara
Interview (wawancara) digunakan sebagai teknik
pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi
pendahuluan untuk menemukan masalah yang harus diteliti,
dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari
responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya
sedikit atau kecil. Wawancara merupakan pertemuan dua
orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab,
sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu data
tertentu. Adapun empat informan dalam penelitian ini
diantaranya, Ketua Lingkar Ganja Nusantara (LGN), Ketua
Regional Lingkar Ganja Nusantara (LGN), Dokter Pertama
Kasi Rehabilitasi Badan Narkotika Nasional Kota Tangerang
Selatan (BNNK), dan Fasilitator Rehabilitasi Kasi
Rehabilitasi Badan Narkotika Nasional Kota Tangerang
Selatan (BNNK).
c. Dokumentasi
Dokumen setiap bahan yang tertulis atau foto, sehingga
dengan adanya bantuan dokumen peneliti terbantu
mendapatkan data yang sesuai dengan masalah penelitian.
16
G. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan ini terdiri dari 6 bab sebagai
berikut;
LANDASAN TEORI
A. Ganja
Ganja (Cannabis) adalah nama singkatan untuk tanaman
Cannabis Sativa. Istilah ganja umunya mengacu kepada pucuk
daun, bunga dan batang dari tanaman yang dipotong, dikeringkan
dan diacah dan biasanya dibentuk menjadi rokok. Nama lain
untuk ganja itu sendiri adalah marijuana, grass, weed, pot, tea,
Mary Jane dan produknya hemp, hashish, charas, bhang, dagga
dan sinsemillia (Mahmood T 2010, 2).
20
21
1. Jenis-jenis Ganja
Sejak masa itu, berbagai bentuk atau morfologi
tanaman ganja telah diidentifikasi oleh banyak ilmuwan di
seluruh dunia. Di antara variasi genetis tersebut terdapat tiga
yang paling menonjol perbedaan morfologinya dengan
varietas lain, yaitu Cannabis Indica yang ditemukan oleh
Lamarck di India, Cannabis Ruderalis yang dinamai oleh
Dmitry Janischevsky di Siberia Barat dan Asia Tengah, serta
Cannabis Sativa sendiri yang penyebarannya paling luas di
seluruh dunia.
25
Gambar 2.1
Sumber: https://www.google.co.id/url-Hemp-Seed-
Oil-Cold-Pressed-Cannabis-Sativa-Oil
Gambar 2.2
Sumber: https://www.google.co.id/url_indica
Gambar 2.3
B. Kesejahteraan Sosial
Ilmu Kesejahteraan Sosial berawal pada abad ke-13-18
dalam literatur „barat‟ bagian Eropa. Pada periode itu pemerintah
Inggris telah mengeluarkan beberapa peraturan perundangan
untuk menangani isu kemiskinan (Poor Law) yang ada pada saat
itu. Undang-undang kemiskinan yang paling terkenal pada
periode itu adalah Elizabethan Poor Law yang dikeluarkan pada
1601 yang membahas tiga kelompok orang miskin, dimana
diantara kelompok orang miskin ada yang dikelompokkan
sebagai orang miskin yang tidak perlu mendapatkan bantuan
negara (the able bodied poor), dan ada pula kelompok orang
miskin yang perlu mendapatkan bantuan dari negara, seperti the
29
C. Penyakit Sosial
Masyarakat menyebut suatu peristiwa sebagai penyakit
sosial murni dengan ukuran moralistik. Maka kemiskinan,
kejahatan, pelacuran, kecanduan, perjudian, dan tingkah laku
yang berkaitan dengan semua peristiwa tersebut dinyatakan
sebagai gejala penyakit sosial yang harus diberantas. Pada abad
ke-19 dan awal abad ke-20, para sosiolog mendefinisikan
penyakit sosial sebagai tingkah laku yang bertentangan dengan
norma kebaikan, stabilitas lokal, pola kesederhanaan, moral, hak
milik, solidaritas, kekeluargaan, hidup rukun bertetangga,
disiplin, dan hukum formal. (Kartini Kartono 2014, 2)
Pihak yang dianggap “kompeten” dalam menilai tingkah
laku orang lain sebagai penyakit sosial antara lain adalah
rohaniawan, dokter, polisi, dan kaum ilmuwan di bidang sosial.
Sekalipun adakalanya dari mereka membuat beberapa kekeliruan
dalam membuat analisis dan penilaian terhadap gejala sosial,
tetapi pada umumnya mereka dianggap mempunyai peranan
menentukan dalam memastikan baik-buruknya pola tingkah laku
masyarakat. Mereka juga berhak menunjuk aspek-aspek
kehidupan sosial yang harus atau perlu diubah dan diperbaiki
(Kartini Kartono 2014, 2).
33
2. Deviasi Situasional
Deviasi jenis ini disebabkan oleh pengaruh bermacam-
macam kekuatan situasional atau sosial diluar individu
34
3. Deviasi Sistematik
Deviasi sistematik itu pada hakikatnya adalah suatu
subkultur, atau satu sistem tingkah laku yang disertai
organisasi sosial khusus, status formal, peran, nilai-nilai,
rasa kebanggaan, moral, dan norma tertentu yang
semuanya berbeda dengan situasi umum. Segala pikiran
dan perbuatan yang menyimpang dari norma umum,
kemudian dirasionalisasi atau dibenarkan oleh semua
anggota kelompok dengan pola yang menyimpang itu.
Sehingga penyimpangan tingkah laku deviasi-deviasi itu
berubah menjadi deviasi yang terorganisasi atau deviasi
sistematik. Pada umumnya, kelompok-kelompok deviasi
tersebut mempunyai peraturan yang ketat, sanksi, dan
hukum-hukum yang sangat berat yang diperlukan untuk
bisa menegakkan konformitas dan kepatuhan anggota-
anggotanya.
Kelompok-kelompok patologis dan menyimpang
secara sosial itu muncul dan bertambah banyak jumlahnya
pada periode transisional dan perubahan-perubahan sosial
yang cepat disertai dengan diskontinuitas dalam
kebudayaan dan dipenuhi dengan macam-macam krisis
serta konflik. Pada periode penuh konflik kultural
35
Drugs ini terdiri dari hard drugs dan soft drugs, dalam
kategori hard drugs dimasukkan antara lain: candu, morfin,
codeine, papaverine, dicodid, heroine, LSD, DET atau
Diethytridamine, LAD atau Lyseric Acid Diethylamide,
hydromorphine, coca, cassaine, methadoze, codom, ogozine,
amvetamine, pethidine dan bahan synthetis lainnya. Jenis
narkotika ini mempengaruhi syaraf dan jiwa si penderita dengan
cepat dan keras. Waktu ketagihan berlaku relatif pendek. Jika si
pemakai tidak mendapatkan jatah obat-obatan tersebut, resiko
terburuk yang diterima si pemakai adalah kematian. (Kartini
Kartono 2005, 27)
36
F. Kerangka Berfikir
Kerangka berfikir ini dibuat agar mempermudah proses
penelitian karena meliputi tujuan dari penelitian ini. Tujuan
keseluruhan dari penelitian yang diteliti ialah menemukan bukti-
bukti konkret mengenai tanaman ganja terkait dengan
kesejahteraan sosial dan penyakit sosial yang ditimbulkan dengan
persepsi individu. Penelitian ini difokuskan kepada organisasi
Lingkar Ganja Nusantara (LGN) dan Badan Narkotika Nasional
(BNN). Dimana pada organisasi Lingkar Ganja Nusantara
memiliki stigma positif akan ganja yang bertentangan dengan
lembaga Badan Narkotika Nasional. Berikut kerangka berfikir
menurut keterkaitan landasan teori dan organisasi serta lembaga
yang akan penulis teliti.
44
Bagan 1.1
Kerangka Berfikir
Ganja
Manfaat Kerugian
1. Ekonomi 1. Ekonomi
2. Medis (Kesehatan) 2. Medis (Kesehatan)
3. Lingkup Sosial 3. Lingkup Sosial
BAB III
45
46
2. Misi
2. Misi
1) Menyusun kebijakan nasional P4GN
2) Melaksanakan operasional P4GN sesuai bidang
tugas dan kewenangannya.
3) Mengkoordinasikan pencegahan dan
pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran
gelap narkotika, psikotropika, prekursor dan bahan
adiktif lainnya (narkoba).
4) Memonitor dan mengendalikan pelaksanaan
kebijakan nasional P4GN.
5) Menyusun laporan pelaksanaan kebijakan nasional
P4GN dan diserahkan kepada Presiden (BNNK,
2018, diakses pada tanggal 18 September 2019
pukul 02.00 melalui web https://bnnktangsel.com).
Desti Pratiwi,
S.I.Kom
Budy Tjoanda
66
67
“Melalui riset atau pun jurnal. Yaa paling itu awalnya kita
membaca melalui artikel-artikel, lingkungan sekitar,
ataupun jurnal-jurnal sampai akhirnya terbentuk LGN dan
dalam team tersebut baru kita mulai mengetahui ganja
lebih dalam melalui riset. Selain riset kebudayaan
Indonesia, kami team LGN juga sudah meriset ke
beberapa negara lainnya, seperti USA, Malaysia,
Thailand, dan lain sebagainya.”(Dhira, Ketua LGN. 2019)
69
1. Ekonomi
“Ganja untuk ekonomi atau biasa disebut hemp,
yaitu mengolah ganja untuk memproduksi sesuatu
seperti ganja menjadi dari sekeliling aja dulu nih
yaa, disini ada hemp plastik, pada zaman dulu
awal-awal mobil ford bodynya dibuat dari serat
ganja. Tembok, ada istilah hemp create yang
dibuat dari serat batang ganja dicampur pasir dan
semen bisa jadi tembok. Kain, pada dinasti china
para pejabat itu bajunya dibuat dari hemp, serat
ganja. Nah kalo warga biasanya pada saat itu
bahan dari kapas. Kanvas, media buat melukis,
akar katanya dari canevas dan mundur lagi itu dari
cannabis. Makanan, biji-bijinya bisa dipakai untuk
bumbu makanan. Nah di dalam ganja ini untuk
segi makanan itu mengandung omega 3, 6, dan
9.”(Dhira Narayana, Ketua LGN. 2019)
Hal tersebut juga disampaikan oleh Umbara
sebagai ketua regional dari Organisai Lingkar Ganja
Nusantara (LGN) yang memberikan penjelasan saat
wawancara pribadi peneliti yang bersangkutan, berikut
penjelasannya;
2. Medis
Selain dalam segi ekonomi, ganja juga memiliki
manfaat dari segi medis bagi beberapa penyakit. Hal ini
yang cukup sering dibicarakan oleh para dokter untuk
mencari kebenarannya dari khasiat tanaman ganja.
Organisasi Lingkar Ganja Nusantara (LGN) yang telah
melakukan riset dari beberapa sumber termasuk artikel-
artikel yang didapatkan dari luar negeri dan berdasarkan
fakta. Salah satu contohnya adalah artikel yang dimuat
oleh team LGN tentang risetnya untuk negara Inggris
yang ternyata adalah salah satu pusat farmasih terbesar di
seluruh dunia yang menggunakan ganja sebagai salah satu
bahan dasar bagi pengobatannya.
74
a. Alzheimer
Penyakit saraf yang gejalanya ditandai dengan
kehilangan memori dan melambatnya respons alat gerak
tubuh. Penderita Alzheimer juga mengalami depresi,
agitasi, dan hilangnya nafsu makan.
b. Glaukoma
Bola mata manusia berisi cairan yang memiliki
tekanan tertentu agar dapat mempertahankan bentuknya
yang bulat. Glaukoma adalah kondisi dimana sirkulasi
cairan mata ini terganggu karena salurannya tersumbat.
Penyumbatan meningkatkan tekanan cairan ke dalam bola
mata dan menghalangi masuknya darah, menekan sel-sel
saraf retina, serta pada akhirnya mengurangi kemampuan
penglihatan secara bertahap. Ciri penyakit saraf ini adalah
hilang atau berkurangnya jangkauan penglihatan (luas
daerah yang terliput oleh mata) secara perlahan-lahan
selama periode yang sangat lama sehingga sering tidak
didasari penderitanya.
Glaukoma merupakan penyebab kebutaan nomor
dua setelah katarak. Setiap 2 dari 200 orang berusia
dibawah 50 tahun kemungkinan menderita penyakit ini.
Sedangkan untuk orang tua dengan umur 80 tahun keatas,
kemungkinan risiko terserang glaukoma jauh lebih tinggi,
yaitu 1 diantara 10 orang.
Tiga faktor utama penyebab glaukoma adalah
tingginya tekanan cairan dalam bola mata, penurunan
fungsi sel saraf mata, dan menipisnya kepala sel saraf
penglihatan. Penurunan fungsi sel saraf pada ganglion
retina dihubungkan dengan aktivitas eksitotoksisitas
(pelepasan neurotransmiter tertentu yang berlebihan) dari
glutamat dan sifat racun dari peroxynitrite.
78
c. Depresi
Depresi merupakan gangguan psikis yang ditandai
berubahnya suasana hati, rasa tertekan, dan anhedonia
(kehilangan kesenangan atau minat terhadap sebagian
besar kegiatan atau aktivitas). Ciri-ciri depresi adalah
perubahan pada berat badan, pola tidur, perilaku
psikomotor, tingkat energi, dan fungsi kognitif.
Berbagai penelitian dengan hewan pada abad ke-
20 menyebutka bahwa depresi juga memiliki dimensi
neurologis yang berhubungan erat dengan rendahnya
produksi endocannabinoid. Penelitian-penelitian ini
menemukan bahwa meningkatnya aktivitas
endocannainoid pada reseptor CB1 menghasilkan efek
antidepresan. Pada sebuah penelitian lain, bagian otak
dentate gyrus pada hipokampus ditemukan sebagai bagian
yang berperan dalam proses neurogenesis atau
pertumbuhan sel-sel baru pada otak yang ternyata juga
menghasilkan efek antidepresan. Aktivitas zat-zat dari
ganja merangsang pertumbuhan sel-sel saraf pada bagian
hipokampus ini.
80
d. Insomnia
Pada tahun 1890, J.R Reynolds, dokter pribadi
Ratu Victoria, menyimpulkan tiga puluh tahun
pengalamannya bersama ganja dengan
merekomendasikannya untuk pasien-pasiennya yang
menderita senile insomnia atau insomnia karena faktor
usia.
Reynold mengatakan bahwa ganja adalah obat
yang paling efektif untuk mengatasi masalah tidur
dibandingkan semua obat lain. Penggunaannya selama
berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun, tidak
mengakibatkan toleransi dan bertambahnya dosis.
Insomnia, atau penyakit sulit tidur, biasa diobati dengan
bermacam obat-obatan psikotropika, salah satunya
valium.
Penelitian modern menunjukkan bahwa tidur yang
dibantu cannabinoid tidak berbeda dari tidur yang dibantu
dengan hipnotis. Penelitian menunjukkan bahwa zat CBD
(cannabinoid) mempunyai efek lebih baik daripada THC
dalam membantu masalah sulit tidur. Sementara tidur
yang dibantu valium dapat menghambat atau
memperpendek tahapan bermimpi dalam tidur. Pada tahun
2005, tercatat 1.450-an kematian di Amerika Serikat yang
disebabkan oleh overdosis valium. Sedangkan
penggunaan ganja sama sekali tidak memiliki catatan
overdosis.
82
e. Asma
Asma adalah gejala kesulitan bernapas, dan
bersin-bersin yang disebabkan kejangnya saluran
pernapasan. Ini menyebabkan meningkatnya produksi
mokus (lendir) dan membengkaknya membran mukus.
f. Diabetes
Ada dua jenis diabetes. Pada diabetes jenis
pertama, pankreas penderita tidak dapat memproduksi
insulin sama sekali dan bergantung pada suplai insulin
dari luar. Sedangkan pada jenis kedua, pankreas masih
dapat memproduksi insulin, namun jumlahnya tidak
cukup. Dalam jangka waktu yang panjang diabetes dapat
menyebabkan kebutaan, gagal ginjal, kerusakan saraf,
pengerasan pembuluh darah arteri, serta berbagai
komplikasi lain yang pada akhirnya menyebabkan
kematian.
Beberapa studi menunjukkan bahwa cannabinoid
dapat membantu mengurangi gejala-gejala akibat
diabetes. Dalam sebuah studi yang diterbitkan Journal of
Auto immunity, injeksi 5 mg CBD setiap hari dapat
mengurangi insiden timbulnya diabetes pada tikus
percobaan.
Pada penelitian lainnya, ilmuwan menemukan
tikus yang tidak diberikan cannabidiol mengidap diabetes
rata-rata pada minggu ke-17, sementara mayoritas (60%)
tikus yang diberikan zat tersebut tidak mengidap diabetes
sampai minggu ke-26. Sementara pemberian CBD pada
penelitian yang diterbitkan American Journal of Patology
tahun 2006 menyatakan bahwa zat aktif pada ganja ini
secara signifikan mengurangi risiko tikus yang menderita
84
1. Ekonomi
Ganja merupakan sesuatu hal yang berbahaya
menurut BNN, oleh karena itu selain mencoba
memberantas pertumbuhan dari tanaman tersebut BNN
memiliki peraturan bahwa seseorang yang mengonsumsi
ganja harus diberi hukuman sesuai Undang-Undang
seperti yang dijelaskan oleh Fiona;
“UU 112 isinya itu barang siapa yang memakai
memiliki dan menguasai tanaman golongan 1
minimal 4 tahun penjara. Nah berapa banyaknya
barang itu ada di MA, kalau misalnya ganja
minimalnya 5 gram. 5 gram ganja itu minimalnya
4 tahun penjara. Kalau lebih dari 5gram itu bisa
sampai hukuman mati. UU nomer 112 itu kan
pasalnya yang memakai memiliki dan menguasai,
apabila yang sudah mengedarkan atau menjadi
kurir itu tambah lagi dengan UU 114 yang isinya
ya mengedarkan itu. Nah kalau seperti ini kan
sudah double pasal.”(Fiona, Fasilitator
Rehabilitiasi BNN. 2019)
karena ganja merupakan salah satu jenis narkotika
dan merupakan golongan 1, ganja merupakan suatu
narkotika yang sangat merugikan bagi pertumbuhan
ekonomi seseorang ataupun sebuah negara. Seperti yang
dikatakan oleh Dr. Edy;
86
“Ya itu saja sudah kita bahas tadi kalau manfaatnya hanya
sebatas klaim-klaim saja. Sementara kerugiannya sangat
banyak dirasakan oleh orang tersebut ataupun lingkungan
sekitarnya.”(Dr. Edy, Dokter Rehabilitasi BNN. 2019)
“Manfaat ganja itu saya belum tau ya, karena saya juga
kan bukan peneliti. Kalau menurut saya manfaat ganja itu
pembelajaran hidup ya saya bersyukur masih diberikan
sehat tidak seperti mereka yang sulit sekali untuk keluar
dari itu. Dan menyusahkan orang-orang
disekelilinginya.”(Fiona, Fasilitator Rehabilitasi BNN.
2019)
90
BAB V
PEMBAHASAN
A. Persepsi Sosial
Menurut Heider (1958), persepsi sosial bersumber dari
dua kebutuhan, yaitu: (Rahman 2014, 74)
Menurut BNN ketika otak yang sudah rusak tersebut tidak dapat
untuk dikembalikan hanya bisa untuk dipulihkan namun tidak
akan dapat kembali normal seperti biasanya. BNN berpendapat
bahwa apapun jenis ganja itu tidak dapat menyembuhkan
penyakit, BNN percaya data tersebut belum valid dikarenakan
dosis yang ada pada ganja sangat tidak jelas dan ketidak jelasan
tersebutlah yang membuat ganja menjadi ilegal dikarenakan
konsumsi yang belum jelas takarannya. Baik itu takaran untuk
anak dibawah umur, dewasa, maupun orang tua. Hal ini
dikarenakan tidak adanya penelitian oleh intansi terkait yang
berwenang sehingga mengakibatkan asumsi-asumsi praduga yang
menyebabkan kepastiannya belum dapat dipastikan.
Berdasarkan Organisasi Kesehatan Internasional (WHO)
menyebutkan bahwa ganja termasuk ke dalam kategori golongan
1 narkotika dimana sampai saat ini tidak atau belum disetujui
penggunaannya untuk kepentingan secara medis maupun
konsumsi, ganja diperbolehkan hanya sebatas penelitian.
Indonesia merupakan negara hukum oleh karena itu sesuai
dengan pasal yang tertera, yaitu pasal 112 yang menjadi pedoman
bagi siapapun yang mengkonsumsi atau menggunakan narkotika
golongan jenis 1 merupakan sebuah tindak kriminal dan akan
dikenakan hukuman. BNN saat ini menganggap ganja merupakan
sebuah hal yang negatif berdasarkan bukti pengguna ganja yang
mengalami kerugian baik secara fisik ataupun materi.
97
D. Kognisi-Tingkah Laku
Teori kognitif adalah bagian dari pengembangan teori dan
terapi tingkah laku, yang akhir-akhir ini dibangun oleh teori
belajar sosial. Ia juga tumbuh menjadi pengembangan terapeutik.
Teori kognitif berpendapat bahwa tingkah laku dapat dipengaruhi
oleh persepsi atau interpretasi terhadap lingkungan selama proses
belajar. Jika tingkah lakunya tidak sesuai maka bisa dipastikan
karena salah dalam mempersepsi dan menginterpretasi
lingkungan (Fuaida 2011, 40).
Tabel 5.1
menyebabkan
halusinogen dan
menjadi lebih sensitif
perasaan seseorang
yang mengkonsumsi
ganja. Dan hal ini
dapat menyebabkan
kesalahpahaman
ketika berada di
lingkungan sosial.
Ketika mengkonsumsi
ganja dan tidak sadar.
Ganja akan membuat
seseorang menjadi
kriminalitas, seperti
mencuri dan lainnya.
َو َما ِمن َدآبَّ ٍة: dan tidak ada satupun mahluk bergerak
(bernyawa)
َ
خ ْمر = khomr
A. Kesimpulan
Berdasarkan pemaparan pada bab sebelumnya, maka
peneliti dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:
107
108
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh
peneliti, terdapat saran yang akan peneliti berikan untuk Lingkar
Ganja Nusantara (LGN) dan Badan Narkotika Nasional (BNN)
serta untuk penelitian selanjutnya, yaitu:
3. Penelitian Selanjutnya
Peneliti berharap untuk penelitian sejanjutnya
dapat lebih mendalam terkait aspek-aspek lainnya yang
belum terungkap mengenai ganja. Penelitian selanjutnya
juga diharapkan mampu untuk lebih mengedukasi
mengenai nilai positif dan negatif selanjutnya yang belum
ada penelitiannya sampai saat ini sehingga dapat
bermanfaat bagi masyarakat maupun akademisi dan
praktisi.
111
C. Implikasi
Sumber Buku:
112
113
Sumber Website:
https://tafsirweb.com/3498-quran-surat-hud-ayat-6.html
https://www.dw.com/id/menuju-jalan-panjang-pelegalan-
mariyuana-di-indonesia/a-44566925
https://www.google.co.id/url-Hemp-Seed-Oil-Cold-Pressed-
Cannabis-Sativa-Oil
https://www.google.co.id/url_indica
https://www.google.co.id/imgurl-leaf.jpg
http://www.lgn.or.id
https://regional.kompas.com/read/2017/04/04/16352471/akhir.per
juangan.fidelis.merawat.sang.istri.dengan.ganja.bagian.2.?page=3
https://icjr.or.id/kasus-fidelis-icjr-sampaikan-pendapat-hukum-
kepada-pn-sanggau/
115
LAMPIRAN
116
LAMPIRAN
PEDOMAN WAWANCARA
TRANSKIP WAWANCARA
usia dini yaa. Ganja itu kan menurut saya salah satu zat
yang unik kenapa kaya gitu. Karena pada saat orang
makai ganja itu, ngerasa jadi diri sendiri. Contohnya yg
tadi tidak bisa mengontrol diri, ya memang sebenernya
diri kamu tuh belum bisa mengontrol diri. Tapi
kebanyakan sih emang gabisa mengontrol pada usia dini
ini. Dan pemakaian diusia remaja itu, kamu bisa
menemukan ya diri sendiri. Contohnya pemalas ya berarti
memang kamu itu orangnya pemalas. Tapikan ganja juga
kan ada dua sativa dan indica. Sativa dan indica ini juga
memiliki sifat yang berbeda. Kenapa saya bilang ganja ini
adalah zat yang unik karena ganja jenis indica dan sativa
ini saja memiliki perbedaan. Sativa itu kamu akan merasa
rileks, kalau indica kamu akan merasa aktif. Jenis
tanaman yang sama ini tetapi memiliki akibat yang
berbeda. Jadi kadar THC nya ini juga berbeda-beda. Dan
untuk pemakaian pada saat usia dewasa ini sifatnya untuk
rileks dari rutinitas dan hal lain. Makanya kan pada tahu
2014 menurut BNN pemakai ganja itu terbanyak pada
lingkungan pekerja untuk merileksasi.
TRANSKIP WAWANCARA
data yang valid terkait ganja itu sendiri dengan dosis yang
tepat, kejelasan, manfaat, kerugian yang didapatkan dalam
penggunanya.
TRANSKIP WAWANCARA
Sementara Heroin itu jika dia tidak makai dia akan sakaw
ke fisik kaya badannya sakit, menggigil. Nah kalau ganja
itu sakawnya ke psikis kaya gelisah, kaya ada yang
kurang. Kasus fidelis : terlepas dari manfaat yang dia
temukan sendiri untuk istrinya. Balik lagi dia
menggunakan itu di Indonesia, yang dimana Indonesia ini
belum melegalkan ganja. Meskipun ganja itu ada
manfaatnya ya silahkan ke negara yang meleglkan itu,
karena ya memang di Indonesia ini ganja di ilegal. Nah
kita juga harus menjalankan hukum. Disatu sisi dia
menyembuhkan istrinya tapi disisi lain dia juga melanggar
hukum seperti itu.
155
156
157
158
159
160
161
162
163
164
165
166