Anda di halaman 1dari 174

1

PERUBAHAN SOSIAL MASYARAKAT KALIJODO


PASCA PENERTIBAN LAHAN PEMERINTAH DKI JAKARTA
(Studi Kasus : Masyarakat Kalijodo, Kota Jakarta Utara, DKI Jakarta)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan


Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh :

Dwiyana Pitdia Wati

NIM : 11140150000057

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2019
2
3
4
5
6

ABSTRAK

Dwiyana Pitdia Wati (11140150000057). Jurusan Pendidikan Ilmu


Pengetahuan Sosial. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Judul Skripsi
(Perubahan Sosial Masyarakat Kalijodo Pasca Penertiban Lahan
Pemerintah DKI Jakarta (Studi Kasus : Masyarakat Kalijodo, Kota Jakarta
Utara, Provinsi DKI Jakarta).
Perubahan sosial adalah perubahan yang terjadi dalam masyarakat atau
dalam hubungan interaksi yang meliputi berbagai aspek kehidupan. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui bagaimana kondisi perubahan sosial masyarakat
Kalijodo pasca terjadinya relokasi wilayah. Apakah ada perubahan-perubahan
sosial yang terjadi terhadap masyarakat Kalijodo atau tidak. Pendekatan yang
digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan metode studi
lapangan. Sumber penelitian ini adalah diambil langsung dari lapangan melalui
wawancara dengan narasumber di Rumah Susun Marunda.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif dengan
teknik pengumpulan data menggunakan metode observasi, wawancara dan
dokumentasi. Temuan dari penelitian adalah adanya perubahan sosial dari
masyarakat Kalijodo pasca penertiban lahan pemerintah oleh Pemerintah DKI
Jakarta.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya perubahan sosial yang terjadi
pada masyarakat Kalijodo terutama perubahan sosial ekonomi. Dengan
menurunnya pendapatan yang dialami oleh masyarakat Kalijodo, terjadi akibat
perpindahan wilayah ke tempat tinggal sebelumnya ke tempat tinggal yang telah
disediakan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Salah satu faktor yang
membuat mereka susah mencari pekerjaan adalah jenjang pndidikan yang rata-rata
hanya menempuh pendidikan tingkat Sekolah Dasar.
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa masyarakat Kalijodo
mengalami perubahan sosial yang mempengaruhi kelangsungan hidup mereka.

Kata Kunci: Perubahan Sosial, Ekonomi, Lingkungan dan Pendidikan


7

ABSTRACT

Dwiyana Pitdia Wati (11140150000057). Department of Social Science


Education. Faculty of Education Sciences. Thesis Title: The Social Change of
the Kalijodo Society after the Jakarta’s Government Land Conversion (A Case
Study: Kalijodo Society, North Jakarta, DKI Jakarta Province)
Social change is a change that occurs in society or in an interaction
relationship that covers various aspects of life. This study aims to determine how
the conditions of the Kalijodo’s society social change after the area relocation.
Are there any social changes that happened to the Kalijodo community or not.
The approach used in this study is a qualitative approach together with field study
method. The resource of this research is taken directly from the field through
interviews with speakers at the Marunda Flats.
This study used descriptive qualitative research method by using
observation, interviews, and documentation as the data collection technique. The
existence of social changes from the Kalijodo society after the government land
conversion by the Jakarta Government was the finding of the study.
The results of the study indicate that the social changes that occurred in
the Kalijodosociety were mainly socio-economic changes. With the decline of
incomes by the Kalijodopeople, it occurs due to the movements of the area to the
previous residences provided by the DKI Jakarta Provincial Government. One of
the factors that make it difficult for them to find work is the level of education
which is on the average of only elementary students graduate.
From the results of the study it can be concluded that the Kalijodosociety
experienced social changes that affected their viability.

Keywords : social change, economic, environmental and educational changes.


8

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah
SWT, karena segala rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikanskripsi
ini. Tidak lupa pula shalawat dan salam semoga selalu dilimpahkan
kepadaBaginda Nabi Muhammad SAW yang telah membimbing umat manusia
dari jalanjahiliyah menuju jalan yang terang benderang dengan Agama Islam
yangdibawanya menjadi penyelamat dan mengantarkan pemeluknya
menujukedamaian di dunia maupun di akhirat. Selama penyelesaian skripsi ini,
penulis dibantu oleh berbagai pihak yangtelah memberikan dorongan dan
dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikanskripsi ini. Oleh karena itu
dengan kerendahan hati penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Dr. Sururin, M. Ag., selaku Dekan Fakultas IlmuTarbiyah dan Keguruan.
2. Bapak Dr. Iwan Purwanto, M.Pd selaku Ketua Jurusan Pendidikan
IlmuPengetahuan Sosial.
3. Bapak Drs. H. Syaripulloh M.Si selaku SekretarisJurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial sekaligus Dosen Pembimbing Akademik dan Dosen
Pembimbing skripsi yang telah membantu menyelesesaikan penyusunan
skripsi dari awal sampai akhir.
4. Bapak Dr. Sodikin, S.Pd, M.Si., selaku Dosen Pembimbing skripsi yang telah
meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk terus membantu dalam
membimbing sampai selesainya penulisan skripsi.
5. Bapak dan Ibu Dosen yang telah memberikan ilmu selama penulis
menuntutilmu di bangku perkuliahan, Khususnya di Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial.
6. Siti Nurjanah Ibu tercinta yang selalu mendoakan dan bersedia mendengarkan
keluh kesah anaknya yang merantau berjuang menyelesaikan kuliah,
membantu memotivasi, dan selalu siap dikala penulis kesulitan.
7. Alm. Ayah tercinta yang di syurga, terima kasih atas fotonya yang selalu
melekat di dompet penulis untuk selalu memotivasi penulis menuju
kesuksesan dunia akhirat.
9

8. Om Sirmadi dan Tante Layang Sari yang telah membantu semasa SMA
sehingga penulis bisa menyelesaikan pendidikan di bangku SMA dan bisa
meneruskan kuliah di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
9. Jeni Hendra Irawan kakak tersayang yang sudah membantu mendoakan dan
membantu materi serta non materi untuk adiknya lulus kuliah meskipun dia
harus merelakan pendidikannya dmei adiknya bisa kuliah.
10. Trendy pramuardani dan si bungsu cantikku yang sudah menjadi
penyemangat kakak dalam menyusun skripsi.
11. Keluarga besar Teh Lala yang sudah mampu membantu dan mendoakan
penulis selalu selama perkuliahan berlangsung sampai penyusunan skripsi
selesai.
12. Keluarga besar teh Ochi yang sudah membantu meringankan beban dalam
penyusunan skripsi
13. Kepala UPRS Marunda Jakarta Utara Bapak Drs. Ageng Darmintono, M. Si.
Selaku kepala UPRS yang telah mengizinkan penulis untuk melakukan
penelitian di Rumah Susun Marunda Jakarta Utara.
14. Semua staf dan karyawan UPRS Marunda Jakarta Utara yang telah membantu
saya selama penelitian berlangsung.
15. Masyarakat Kalijodo yang telah mengizinkan penulis untuk melakukan
penelitian terhadap kehidupan masyarakat Kalijodo.
16. Terima kasih sahabat-sahabatku dari Mecin Seki yaitu : Orin, Finkki, Oji,
Fitria, Yupi, Bahrani, dan Niken yang telah mendukung dan memberikan
supportnya dari awal perkuliahan sampai skripsi selesai.
17. Terima kasih kepada sahabat-sahabat ku dari Dwi OTW Mama muda yaitu :
Upeh, Mala, Nurma, Cindi, dan Nita yang sudah memberi support untuk
segera menyelesaikan skripsi
18. Kepada angkatan 2014 Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial semuanya yang
sudah mendoakan dan memberi dukungan selama penyusunan skripsi.
19. Kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu untuk
membantu dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini, semoga Allah
SWTmembalas semua kebaikan.
10

Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan karena apabila bukan karena Allah


SWT penulis tidak dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini masih
banyak kekurangan di dalamnya, untuk itu penulis memerlukan kritik dan saran
dari pembaca. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan bagi pembaca
serta bagi masyarakat.

Jakarta, 28 Maret 2019

Penulis
Dwiyana Pitdia Wati
11

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN KARYA ILMIAH


LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI
ABSTRAK ............................................................................................................. i
ABSTRACT ......................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ........................................................................................ iii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ............................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
A. Latar Belakang ......................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................................. 6
C. Pembatasan Masalah ................................................................................. 6
D. Rumusan Masalah....................................................................................... 6
E. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 6
F. Manfaat Penelitian ..................................................................................... 7
BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................. 8
A. Perubahan Sosial......................................................................................... 8
1. Pengertian Perubahan Sosial................................................................ 8
2. Faktor-faktor Penyebab Perubahan Sosial......................................... 13
B. Masyarakat................................................................................................ 15
1. Pengertian Masyarakat....................................................................... 15
2. Sistem Sosial...................................................................................... 18
3. Status dan Peranan............................................................................. 18
C. Hasil Penelitian Relevan........................................................................... 19
D. Kerangka Berfikir..................................................................................... 24
12

BAB III METODOLOGI PENELITIAN......................................................... 27


A. Tempat dan Waktu Penelitian................................................................... 27
1. Tempat Penelitian............................................................................... 27
2. Waktu Penelitian................................................................................ 29
B. Metode Penelitian..................................................................................... 31
C. Sample Penelitian...................................................................................... 32
D. Sumber Data.............................................................................................. 33
E. Teknik Pengumpulan Data........................................................................ 34
1. Observasi............................................................................................ 34
2. Wawancara......................................................................................... 35
3. Dokumentasi....................................................................................... 36
F. Instrumen Penelitian ................................................................................. 37
G. Rencana Pengujian Keabsahan Data......................................................... 40
H. Teknik Analisis dan Pengolahan Data ......................................................41
1. Pengumpulan Data............................................................................. 41
2. Reduksi.............................................................................................. 41
3. Penyajian Data................................................................................... 41
4. Penarikan Kesimpulan........................................................................ 41
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN................................... 43
A. Deskripsi Data........................................................................................... 43
1. Gambaran Umum Kelurahan Marunda Cilincing Jakarta Utara........ 43
2. Visi dan Misi UPRS (Unit Pengelola Rumah Susun) Marunda......... 45
3. Susunan Organisasi UPRS (Unit Pengelola Rumah Susun)
Marunda............................................................................................. 45
4. Tarif Sewa Berdasarakan Peraturan Daerah Provinsi DKI Jakarta No.
3 Tahun 2012 Tentang Retribusi Daerah........................................... 46
5. Sarana dan Prasarana di Rusunawa Marunda.................................... 47
6. Sejarah Singkat Kalijodo.................................................................... 48
7. Kondisi Lingkungan Kalijodo Sebelum di Relokasi.......................... 49
8. Kondisi Lingkungan Kalijodo Sesudah di Relokasi.......................... 53
B. Deskripsi Hasil Penelitian......................................................................... 54
13

1. Perbedaan Tempat Tinggal di Kalijodo dan Rumah Susun .............. 55


2. Tingkat Pendidikan Masyarakat Kalijodo ......................................... 58
3. Keadaan Ekonomi Menurut Mata Pnecaharian Masyarakat Kalijodo
Sebelum di Relokasi dan Setelah di Relokasi ................................... 63
4. Transportasi ke Sekolah .................................................. ................. 66
5. Perubahan Sosial Masyarakat Kalijodo.............................................. 69
6. Perubahan Gaya Hidup....................................................................... 73
7. Kepemilikan Lahan Pemerintah DKI Jakarta..................................... 74
C. Analisis Hasil Penelitian .......................................................................... 78
D. Keterbatasan Penelitian............................................................................. 79
BAB V PENUTUP............................................................................................... 80
A. Kesimpulan............................................................................................... 80
B. Saran.......................................................................................................... 81
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 83
LAMPIRAN-LAMPIRAN
14

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Penelitian yang Relevan ............................................................... 19


Tabel 3.1 Perencanaan Kegiatan Penelitian ................................................. 30
Tabel 3.2 Penarikan Sampel Penelitian ........................................................ 33
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen Wawancara .................................................. 37
Tabel 3.4 Kisi-Kisi Observasi Penelitian ..................................................... 39
Tabel 4.1 Tarif Sewa Rumah Susun Marunda ............................................. 46
Tabel 4.2 Sarana dan Prasarana di Rumah Susun Marunda ......................... 47
Tabel 4.3 Tingkat Pendidikan Masyarakat Kalijodo .................................... 59
15

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Berfikir ......................................................................... 26


Gambar 3.1 Peta Lokasi Kalijodo .................................................................... 27
Gambar 3.2 Lokasi Rumah Susun Marunda .................................................... 28
Gambar 3.3 Lokasi Kantor UPRS Marunda .................................................... 29
Gambar 4.1 Master Plant UPRS Marunda ....................................................... 44
Gambar 4.2 Lokasi Kalijodo Sebelum di Relokasi Tahun 2016 .............................. 50
Gambar 4.3 Kalijodo digusur pada tahun 2016 .............................................. 52
Gambar 4.4 Lokasi Kalijodo Setelah di Relokasi ............................................ 54
Gambar 4.5 Proses pembuatan sandal sepatu masyarakat Kalijodo di rumah
susun Marunda ............................................................................ 70
16

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Uji Referensi


Lampiran 2 Kisi-Kisi Instrumen Wawancara
Lampiran 3 Kisi-Kisi Observasi Peneliitian
Lampiran 4 Transkip Wawancara
Lampiran 5 Surat Izin Penelitian
Lampiran 6 Surat Hasil Penelitian
Lampiran 7 Surat Bimbingan Skripsi
Lampiran 8 Dokumentasi
Lampiran 9 Biodata Penulis
17

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam kehidupan bermasyarakat tentu ada yang dinamakan


perubahan sosial. Fenomena perubahan tersebut berkaitan dengan
lingkungan baru maupun anggota baru masyarakat setempat. Jika
berbicara tentang perubahan, kita akan membayangkan sebuah kejadian
yang telah terjadi atau yang akan terjadi. Karena perubahan itu bisa
berubah sebelum atau sesudah kita merubahnya sendiri. Konsep dalam
perubahan sosial itu terdiri dari tiga cakupan yaitu perbedaan, pada waktu
yang berbeda, dan di antara keadaan sistem sosial yang sama. Perubahan
sosial dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, tergantung pada sudut
pengamatan, apakah dari sudut aspek, fragmen atau dimensi sistem
sosialnya. Penyebab dalam keadaan sistem sosial itu tidak sederhana, tidak
hanya berdimensi tunggal, tetapi muncul sebagai kombinasi atau gabungan
hasil keadaan berbagai komponen seperti berikut :

1. Unsur-unsur pokok (misalnya: jumlah dan jenis individu, serta


tindakan mereka)
2. Hubungan antar unsur (misalnya: ikatan sosial, loyalitas,
ketergantungan, hubungan antar individu, integrasi)
3. Berfungsinya unsur-unsur di dalam sistem (misalnya: peran
pekerjaan yang dimainkan oleh individu atau diperlukannya
tindakan tertentu unutk melestarikan ketertiban sosial)
4. Pemeliharan batas (misalnya: kriteria untuk menentukan siapa saja
yang termasuk anggota sistem, syarat penerimaan individu dalam
kelompok, prinsip rekrutmen dalam organisasi, dan sebagainya)
5. Subsistem (misalnya: jumlah dan jenis seksi, segmen, atau divisi
khusus yang dapat dibedakan)
18

6. Lingkungan (misalnya: keadaan alam atau lokasi geopolitik).1

Oleh karena itu banyak orang yang berpendapat jika kehidupan sosial
tidaklah statis, melainkan selalu berubah secara dinamis dengan
berubahnya waktu setiap harinya. Tetapi, tidak sedikit pula orang yang
mempunyai kesepakatan sama dalam mengartikan perubahan sosial. Tidak
luput dengan para ahli yang mengungkapkan perbedaan dalam memahami
perubahan sosial. Sekian banyak fenomena sosial yang menjadi orientasi
analisis sosiologi, fenomena perubahan sosial barangkali termasuk yang
paling sulit dipahami. Wajar apabila kemudian banyak terjadi silang
pendapat yang kontroversial dan spekulatif. Perbedaan ini terutama
berkisar pada persoalan formal yang antara lain mencakup dua persoalan
pokok : (1) logika terjadinya perubahan sosial, dan (2) apakah perubahan
sosial berkaitan dengan dimensi ruang dan waktu tertentu?2 Adapun
definisi yang perlu diperlihatkan adalah kenyataan bahwa setiap
masyarakat selalu mengalami perubahan-perubahan, termasuk pada
masyarakat primitif dan masyarakat kuno sekalipun. Jadi, perubahan tu
normal adanya. Kalau ada yang menganggap perubahan sebagai abnormal,
hal itu tak lebih karena faktor traumatis. Perubahan dinilai sebagai siksaan,
penuh krisis, dan dicap sebagai usaha agen asing yang sudah tentu tidak
dikehendaki.3
Perubahan sosial yang begitu cepat dialami oleh berbagai negara
termasuk Negara Indonesia ini dikarenakan perubahan pada masa kini
maupun masa lalu. Masa lalu yang mempengaruhi masa kini dan masa kini
yang akan mempengaruhi masa depan seseorang. Oleh karena itu,
perubahan di dalam masyarakat tidak bisa diprediksi sampai kapan akan
berakhir. Namun perubahan tersebut akan memberi bukti apakah
perubahan sosial dalam masyarakat akan menghasilkan pengaruh buruk

1
Piotr Sztompka. Sosiologi Perubahan Sosial. (Jakarta : Prenada Media Group). 2007. Hlm
3
2
J. Dwi Narwoko dan Bagong Suyanto (ed.). Sosiologi Teks Pengantar dan terapan.
(Jakarta : Kencana Prenada Group). 2007. Hlm 361.
3
Ibid. Hlm 363.
19

dan pengaruh baik terhadap sudut pandang ekonomi maupun pendidikan.


Sebagai masyarakat yang mengalami perubahan sosial, cukup hanya
memilih arah yang membuat kehidupan seseorang menjadi lebih baik.
Karena subjek dalam penelitan kali ini adalah masyarakat. Dimana
masyarakat yang menjadi pusat atau tombak terjadinya perubahan sosial.
Masyarakat itu merupakan atau kolektivitas manusia yang
melakukan antar hubungan, sedikit banyak bersifat kekal, berlandaskan
perhatian dan tujuan bersama, serta telah melakukan jalinan secara
berkesinambungan dalam waktu yang relatif lama. Bagaimanapun
kelompok melakukan jalinan sosial dalam waktu yang relatif lama itu pasti
menempati kawasan tertentu. Meskipun pada dua konsep yang terdahulu
tidak dinyatakan tentang kawasan itu, secara eksplisit tersirat pada
kontinuitas dan kekekalan. Hubungan antar manusia itu tidak dapat
berkesinambungan dan kekal, jika tidak terjadi dalam suatu wadah yang
kita sebut kawasan atau daerah. Salah satu unsur masyarakat lainnya yang
melekat, yaitu adanya kebudayaan yang dihasilkan oleh masyarakat
tersebut.4
Sistem sosial adalah suatu sistem tindakan yang terbentuk dari
sistem sosial berbagai individu, yang tumbuh dan berkembang dengan
tidak secara kebetulan, tetapi tumbuh dan berkembang di atas standar
penilaian umum atau norma-norma sosial yang disepakati bersama oleh
para anggota masyarakat. Norma-norma sosial inilah yang membentuk
struktur sosial. Interaksi sosial terjadi karena adanya komitmen terhadap
norma-norma sosial yang menghasilkan daya untuk mengatasi perbedaan
pendapat dan kepentingan diantara anggota masyarakat dengan
menemukan keselarasan satu sama lain di dalam suatu tingkat integritas
sosial tertentu.5

4
Elly M. Setiadi dkk. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. (Jakarta : Kencana Prenada Media
Group). 2009. Hlm 81
5
I.B. Wirawan. Teori-teori Sosial dalam Tiga Paradigma.(Jakarta : Kencana Prenadamedia
Group). 2012. Hlm 54.
20

Dalam melakukan upaya perubahan sosial dipastikan tidak bisa


diselesaikan hanya dengan berpangku tangan tanpa ada usaha untuk
melakukan perbaikan, sebab Allah SWT tidak akan mengubah keadaan
apapun selama kita tidak akan merubah dari keadaan itu sendiri,
sebagaimana Firman Allah SWT dalam Al-Qur’an Surah Ar-Ra’ad ayat 11
:

‫ات مِ ْن بَ ْْيِ يَ َد يْهِ َو مِ ْن خَ لْ فِ هِ ََيْ فَ ظُونَهُ مِ ْن أَمْ رِ ال لَّ هِ ۗ إِنَّ ال لَّ هَ ََل يُ غَ يِّ ُر مَ ا‬
ٌ َ‫لَهُ مُ عَ قِّب‬

‫أَرادَ ال لَّ هُ بِقَ ْو ٍم سُ وءً ا فَ ََل مَ َردَّ لَهُ ۗ َو مَ ا ََل ُمْ مِ ْن‬ ِ ِِ ِ ٍ ِ
َ ‫ب قَ ْو م َح ََّّتٰ يُ غَ يِّ ُروا مَ ا ب أَنْ فُ س ه مْ ۗ َو إ ذَ ا‬
ٍ ‫دُ ونِهِ مِ ن و‬
‫ال‬ َ ْ
Artinya : “Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya
bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah
Allah. Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum
sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.
Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka
tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi
mereka selain Dia.”6
Sesuai ayat diatas bahwa dikatakan Allah tidak merubah keadaan
sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri
mereka sendiri maka dari itu perubahan sosial dalam masyarakat terjadi
karena masyarakatnya itu sendiri. Apabila masyarakat tidak merubah
keadaan sebelumnya, maka perubahan sosial tidak akan pernah terjadi.
Masyarakat juga mempunyai berbagai alasan mengapa mereka merubah
keadaan lingkungan atau keadaan dimana mereka rasa tidak sesuai dengan
keinginannya. Termasuk di dalam lingkungan masyarakat Kalijodo ini.
Mereka mengalami perubahan hidup termasuk perubahan sosial dan
ekonomi serta tempat tinggal. Karena pada saat sebelum penggusuran
tersebut, daerah kalijodo adalah kawasan yang dimana sudah terkenal
dengan kawasan yang kurang baik atau banyak pekerja seksual dan

6
Al-Qur’an Surah Ar’ad ayat 11
21

prostitusi yang terjadi di daerah tersebut. Sudah lama pekerjaan yang


kurang baik menjadi tulang punggung sebagian besar masyarakat
Kalijodo. Bahkan pekerjanya sekalipun ada yang berasal dari luar Kota
Jakarta. Setelah lama mereka menempati tanah dan daerah tersebut,
berhembus kabar bahwa tanah yang digunakan masyarakat Kalijodo itu
telah di klaim adalah tanah masyarakat Pemerintah DKI Jakarta. Oleh
sebab itu, Gubernur yang sedang menjabat kala itu sebagai Gubernur DKI
Jakarta Bapak Basuki Tjahja Purnama, melakukan penertiban lahan
wilayah Kalijodo untuk dijadikan lahan yang lebih berguna oleh
masyarakat sekitar yaitu di bangun sebuah taman yang indah nan cantik.
Masyarakat sekitar maupun masyarakat luas mengenalnya sebagai Taman
Kalijodo. Namun, usai penertiban lahan pemerintah tersebut, kondisi
sosial masyarakat itu sendiri menjadi pecah tak beraturan. Dengan
demikan perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui kondisi perubahan
sosial di Kalijodo. Karena pengaruh yang dirasakan masyarakat setempat
sangat berbeda dari sebelumnya. Berbagai perubahan terjadi diantaranya
adalah perubahan sosial, perubahan ekonomi dan perubahan lingkungan
tempat tinggal. Sejauh ini, masyarakat Kalijodo yang direlokasi ke suatu
tempat, mengalami beberapa kendala terutama kendala dalam mencari
mata pencaharian.
Selain daerah Kalijodo, ada juga daerah yang menyerupai wilayah
tersebut yaitu Kramat Tunggak. Kramat Tunggak adalah tempat yang
menyerupai wilayah Klijodo sebelum terjadi penertiban lahan pemerintah.
Tempat berbagai pekerjaan seks yang bebas dan penjualan minuman keras
terbesar di Jakarta Utara. Namun, Kramat Tunggak yang jauh lebih lama
terjadi penertiban lahan yang kurang baik mnejadi tempat pusat kajian
Islam terbesar di Jakarta. Nama Kramat Tunggak yang dulu melambung
tinggi dan terkenal tempat prostitusi tersebut sekarang menjadi Islamic
Centre. Dimana tempat berkumpulnya orang-orang Agama Islam dan
pusat kajian Islam. Perubahan lahan dari yang tidak berguna menjadi
22

tempat yang sangat berguna bagi masyarakat sekitar maupun masyarakat


luas.
B. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang masalah di atas maka identifikasi masalah pada
penelitian perubahan kondisi sosial masyarakat Kalijodo ini sebagai
berikut :
1. Perubahan kondisi sosial masyarakat Kalijodo terhadap mata
pencaharian.
2. Perubahan kondisi sosial dari tempat tinggal sebelumnya ke tempat
tinggal yang telah disediakan oleh Pemerintah DKI Jakarta.
3. Perubahan pemasukan antara tempat tinggal di daerah Kalijodo dan
di tempat yang telah disediakan Pemerintah DKI Jakarta.
C. Pembatasan Masalah
Dilihat dari identifikasi masalah, maka peneliti akan membatasi
penelitian tersebut pada satu daerah di kawasan Kalijodo Jakarta Utara.
D. Rumusan Masalah
Dari pembatasan masalah di atas, penulis akan memfokuskan
penelitiannya terhadap perubahan kondisi sosial yang terjadi pada
masyarakat Kalijodo pasca penertiban lahan Pemerintah DKI Jakarta. Oleh
sebab itu, perumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Bagaimana
Perubahan Sosial Masyarakat Kalijodo Pasca Penertiban Lahan
Pemerintah.
E. Tujuan Penelitian
Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui perubahan sosial yang
terjadi pada masyarakat Kalijodo setelah dan sebelum penertiban lahan
Pemerintah DKI Jakarta.

F. Manfaat Penelitian
Penelitian tentang perubahan kondisi sosial masyarakat Kalijodo
ini diharapkan memiliki beberapa manfaat, yaitu :
23

1. Manfaat Teoritis
a. Menambah pengetahuan, pengalaman serta wawasan yang
di dapatkan tentang perubahan kondisi sosial di masyarakat
Kalijodo pasca penertiban lahan pemerintah.
b. Dapat dijadikan perbandingan antara sebelum dan sesudah
penertiban lahan pemerintah untuk penelitian selanjutnya.
2. Manfaat Praktis
a. Manfaat bagi penulis
Karya tulis ini akan menjadi rujukan bagi penulis untuk
mengetahui segala hal yang terjadi dan berhubungan
dengan Masyarakat Kalijodo.
b. Manfaat bagi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Sebagai referensi tambahan tentang perubahan kondisi
sosial masyarakat Kalijodo sehingga nantinya bisa
dijadikan rujukan untuk penelitian yang lebih mendalam
tentang kondisi perubahan sosial ini.
c. Manfaat bagi masyarakat
Memberikan gambaran mengenai perubahan yang mereka
alami dari sebelum dan sesudah penertiban lahan
Pemerintah DKI Jakarta.
d. Manfaat bagi pemerintah
Memberikan hasil keadaan masyarakat Kalijodo pasca
direlokasikan ke Rumah Susun Marunda Cilincing Jakarta
Utara.
24

BAB II

LANDASAN TEORI

Istilah tentang masyarakat tidak lepas dari perkumpulan individu-individu


yang telah hidup dan berkumpul bersama. Tidak hanya untuk hidup bersama,
namun juga untuk bekerjasama dan memperoleh kepentingan yang sudah diolah
dan menjadi tatanan hidup serta peraturan yang telah disepakati. Di dalam
masyarakat terdapat interaksi antar beberapa golongan untuk menyatukan
perbedaan mereka dalam satu tujuan hidup yang teratur dan bermaknas.

A. PERUBAHAN SOSIAL
1. Pengertian Perubahan Sosial
Perubahan-perubahan sosial yang terjadi di dalam suatu masyarakat
dapat terjadi oleh karena bermacam-macam sebab.Sebab-sebab tersebut
dapat berasal dari masyarakat itu sendiri (sebab-sebab intern) maupun dari
luar masyarakat tersebut (sebab-sebab ekstern). Sebagai sebab-sebab intern
antara lain dapat disebutkan, misalnya pertambahan penduduk atau
berkurangnya penduduk, penemuan-penemuan baru, pertentangan conflict,
atau mungkin karena terjadinya revolusi. Sebab-sebab ekstern dapat
mencakup sebab-sebab yang berasal dari lingkungan alam fisik, pengaruh
kebudayaan masyarakat lain, peperangan, dan seterusnya 7.
Perubahan sosial merupakan gejala yang melekat di setiap masyarakat.
Perubahan-perubahan yang terjadi di dalam masyarakat akan
menimbulkan ketidaksesuaian antara unsur-unsur sosial yang ada di dalam
masyarakat, sehingga menghasilkan suatu pola kehidupan yang tidak
sesuai fungsinya bagi masyarakat yang bersangkutan8. Perubahan sosial
oleh para penganut pendekatan konflik tidak saja dipandang sebagai gejala

7
Soerjono Soekanto. Pokok-Pokok Sosiologi Hukum. (Jakarta : Raja Grafindo Persada).
2005. Hlm 112
8
Elly M. Setiadi,dkk. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. (Jakarta : Prenada Media Group).
2007. Hlm 49.
25

yang melekat di dalam kehidupan setiap masyarakat, akan tetapi lebih


daripada itu malahan dianggap bersumber di dalam faktor-faktor yang ada
di dalam masyarakat itu sendiri, suatu hal yang kurang diperhatikan oleh
para penganut pendekatan fungsionalisme struktural. Perubahan sosial
yang demikian terutama timbul dari kenyataan akan adanya unsur-unsur
yang saling bertentangan di dalam setiap masyarakat9
Ogburn dalam Soekanto mengemukakan bahwa ruang lingkup
perubahan sosial mencakup unsur-unsur kebudayaan yang materil maupun
immaterial dengan menekankan bahwa pengaruh yang besar dari unsur-
unsur immaterial.10
Davis dalam buku Setiadi dan kawan-kawan mengartikan perubahan
sosial sebagai perubahan yang terjadi dalam fungsi dan struktur
masyarakat.Perubahan sosial dikatakannya sebagai perubahan dalam
hubungan sosial social relationship atau sebagai perubahan terhadap
keseimbangan equilibrium hubungan sosial tersebut.11
Menurut Soemardjan di buku Setiadi menerangkan bahwa perubahan
sosial adalah perubahan yang terjadi pada lembaga kemasyarakatan di
dalam suatu masyarakat yang mempengaruhi sistem sosial, termasuk di
dalam nilai-nlai, sikap-sikap dan pola perilaku di antara kelompok dalam
masyarakat. Menurutnya, antara perubahan sosial dan perubahan
kebudayaan memiliki suatu aspek yang sama yaitu keduanya bersangkut
paut dengan suatu penerimaan cara-cara baru atau suatu perbaikan cara
masyarakat dalam memenuhi kebutuhannya. Perubahan sosial yaitu
perubahan yang terjadi dalam masyarakat atau dalam hubungan interaksi,
yang meliputi berbagai aspek kehidupan.Sebagai akibat adanya dinamika
anggota masyarakat, dan telah di dukung oleh sebagian besar anggota

9
Dr. Nasikun. Sistem Sosial Indonesia. ( Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada). 2007. Hlm
20
10
Soerjono Soekanto. Sosiologi Suatu Pengantar. (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada).
2012. Hlm 262
11
Ibid. Hlm 262.
26

masyarakat, merupakan tuntutan kehidupan dalam mencari


12
kestabilannya.
Berbeda dengan Lauren yang mengutip dari Moore, terkait dengan
perubahan sosial, menyatakan bahwa change as the significant alteration
of social structures. Di sini yang dimaksud dengan social structure atau
struktur sosial adalah the patterns of social action and interction. Dengan
demikian, perubahan sosial menurutnya adalah perubahan penting dari
struktur sosial yang berupa pola-pola perilaku dan interaksi sosial.13
Ditinjau dari tuntutan stabilitas kehidupan perubahan sosial ekonomi
yang dialami oleh masyarakat kalijodo adalah perubahan yang pasti akan
terjadi apabila berpindah tempat untuk memulai kehidupan yang baru.
Karena hal yang paling utama dilakukan adalah menyesuaikan dengan
tempat baru. Kebalikannya masyarakat yang tidak berani untuk melakukan
perubahan, tidak akan dapat melayani tuntutan dan dinamika anggota-
anggota yang selalu berkembang pada kemajuan dan aspirasinya.
Kecenderungan terjadinya perubahan sosial merupakan gejala yang
wajar yang akan timbul dari pergaulan hidup manusia yang ada di dalam
masyarakat. Adapun perubahan sosial akan terus berlangsung sepanjang
masih terjadi interaksi antar manusia dan antar masyarakat. Perubahan
sosial terjadi karena adanya perubahan dalam unsur yang mempertahankan
keseimbangan masyarakat, seperti perubahan dalam unsur geografis,
biologis, ekonomis. Perubahan sosial tersebut dilakukan untuk
menyesuaikan dengan perkembangan zaman yang dinamis.Perubahan bisa
disebut sebagai sesuatu yang terjadi secara berbeda dari waktu ke waktu
atau dari sebelum dan sesudah adanya suatu aktivitas.
Setiap aktivitas dan kegiatan akan menyebabkan perubahan karena
suatu kegiatan atau aktivitas mempunyai tujuan untuk membuat suatu
perubahan. Perubahan itu dapat melibatkan semua faktor seperti: sosial,
ekonomi, politik dan budaya. Dan perubahan bisa juga disebut sebagai
12
Elly M. Setiadi,dkk. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. (Jakarta : Prenada Media Group).
2007. Hlm 50.
13
Hertati. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. ( Jakarta : Universitas Terbuka). 2010. Hlm 39
27

norma karena perubahan itu tidak menyebabkan trauma. Oleh karena itu,
pola perubahan yang beraneka ragam akan terbuka bagi semua
masyarakat.
Perubahan sosial itu bersifat umum meliputi perubahan berbagai aspek
dalam kehidupan masyarakat, sampai pada pergeseran persebaran umur,
tingkat pendidikan dan hubungan antar warga.Dari perubahan aspek-aspek
tersebut terjadi perubahan struktur masyarakat serta hubungan sosial.
Perubahan sosial dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, tergantung dari
sudut pengamatan: apakah dari sudut aspek, fragmen atau dimensi sistem
sosialnya. Ini disebabkan keadaan sistem sosial itu tidak sederhana, tidak
hanya berdimensi tunggal, tetapi muncul sebagai kombinasi atau gabungan
hasil keadaan berbagai komponen seperti berikut:
a. Unsur-unsur pokok misalnya jumlah dan jenis individu serta tindakan
mereka
b. Hubungan antarunsur misalnya ikatan sosial, loyalitas,
ketergantungan, hubungan antraindividu, intergrasi.
c. Berfungsinya unsur-unsur di dalam sistem misalnya peran pekerjaan
yang dimainkan oleh individu atau diperlukannya tindakan tertentu
untuk melestarikan ketertiban sosial.
d. Pemeliharaan batas misalnya kriteria untuk menentukan siapa saja
yang termasuk anggota sistem, syarat penerimaan individu dalam
kelompok, prinsip rekutmen dalam organisasi dan sebagainya.
e. Subsistem misalnya jumlah dan jenis seksi, segmen atau divisi khusus
yang dapat dibedakan.
f. Lingkungan misalnya keadaan alam.14

Adakalanya hanya terjadi sebagian, terbatas ruang lingkupnya,


tanpa menimbulkan akibat besar terhadap unsur lain dari

14
Mudjia Rahardjo. Sosiologi Pedesaan Studi Perubahan Sosial. (Malang : UIN Malang
Pres). 2007. Hlm 25.
28

sistem.15Perubahan sosial tidak lain adalah penyimpangan kolektif dari


pola-pola yang telah mapan. Oleh karena itu, perubahan sosial dapat
menimbulkan gangguan dalam keseimbangan sosial yang ada. Kehidupan
sosial bukan merupakan barang cetakan, melainkan suatu proses
berkesinambungan yang selalu membaharu, bertumbuh-kembang, dan
berubah. Setiap gejala niscaya berada dalam keadaan menjadi in a state of
continual becomeing.16
Perubahan sosial pada umumnya bisa berasal dari berbagai sumber
pertambahan jumlah penduduk pasti akan menimbulkan perubahan
ekologis. Perubahan ini akan merangsang terjadinya perubahan tata
hubungan antara kelompok-kelompok sosial. Apabila diterapkan dalam
skala yang cukup besar maka penemuan-penemuan dan inovasi teknologis
akan menimbulkan suatu tatanan baru dalam kehidupan ekonomi. Suatu
perubahan ideologi dasar satu masyarakat (misalnya dalam agama atau
konsep tentang negara) atau perubahan orientasi dari masa lampau ke
masa depan mudah menimbulkan kekuatan-kekuatan yang menyebabkan
timbulnya perubahan sosiologi. Singkatnya, sumber-sumber pokok dari
perubahan sosial terletak di dalam lingkup biologi, teknologi dan ideologi
masyarakat.17 Oleh karena itu, perubahan sosial hanya dapat di
ditemukenali setelah membandingkan antara pola budaya, struktur dan
perilaku sosial yang ada pada waktu sebelumnya dengan waktu yang ada
sekarang. Semakin besar perbedaan, mencerminkan semakin luas dan
mendalamnya suatu perubahan sosial.18 Sedangkan perubahan sosial
menunjuk pada perubahan aspek-aspek yang berhubungan dengan sosial,
pranata-pranata masyarakat, dan pola perilaku kelompok. Salah satu

15
Skripsi Dara Nur Zakiyah. Perubahan Sosial di Desa Linggajati Kecamatan Sukaratu
Kabupaten Tasikmalaya Pada Tahun 2006-2011. Prodi Sosiologi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta. 2012. Hlm 17.
16
Mudjia Rahardjo. Sosiologi Pedesaan Studi Perubahan Sosial. (Malang : UIN Malang
Pres). 2007. Hlm 25.
17
Selo Soemardjan. Perubahan Sosial di Yogyakarta. (Yogyakarta: Komunitas Bambu).
2009. Hlm 451
18
Mudjia Rahardjo. Sosiologi Pedesaan Studi Perubahan Sosial. (Malang : UIN Malang
Pres). 2007. Hlm 26.
29

contoh perubahan sosial adalah semakin banyaknya pranata-pranata


masyarakat yang bersifat formal. Misalnya berbagai organisasi, mulai dari
organisasi pemerintahan, hingga organisasi arisan, sekarang sudah
semakin formal, dengan pola hubungan yang lebih rasional. Ini berbeda
dengan organisasi sosial pada masyarakat jaman dulu, yang lebih bersifat
informal dengan menggunakan hubungan pola hubungan emosional.19
2. Faktor-faktor Penyebab Perubahan Sosial
Untuk mempelajari perubahan sosial masyarakat, perlu diketahui
sebab-sebab yang melatari terjadinya perubahan itu. Apabila diteliti lebih
mendalam sebab terjadinya suatu perubahan masyarakat, mungkin
dikarenakan adanya suatu yang dianggap sudah tidak lagi memuaskan
masyarakat sebagai pengganti faktor yang lama itu. Mungkin juga
masyarakat mengadakan perubahan karena terpaksa demi untuk
menyesuaikan suatu faktor dengan faktor-faktor lain yang sudah
mengalami perubahan terlebih dahulu.20
Pada umunya dapat dikatakan bahwa sebab-sebab tersebut yang
terletak di dalam masyarakat itu sendiri dan ada yang letaknya di luar.
Sebab-sebab yang bersumber dalam masarakat itu sendiri, antara lain
adalah:
a. Penemuan-penemuan baru
Adanya penemuan teknologi baru dalam bidang elektronik, seperti
radio, TV, dll. Penemuan ini akan mempengaruhi bidang media
massa. Informasi yang sebelumnya menggunakan koran, sekarang
bisa menggunakan radio, TV, dan internet. Penemuan baru kapal
terbang untuk perang, membawa pengaruh untuk metode perang.
b. Struktur sosial (perbedaan posisi dan fungsi dalam masyarakat)
Salah satu cara yang berguna untuk meninjau penyebab perubahan
sosial adalah dengan memperhatikan struktur-struktur masyarakat

19
Ibid. Hlm 27
20
Soerjono Soekanto. Sosiologi Suatu Pengantar. (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada).
2013. Hlm 275
30

dalam melaksanakan aktivitas sebagai keseluruhan satuan atau


sistem sosial.
c. Inovasi
Inovasi adalah gagasan, tindakan atau barang yang dianggap
baru oleh seseorang. Kebaruan inovasi itu diukur secara subyektif
menurut pandangan individu yang menangkapnya. Jika suatu ide
dianggap baru oleh seseorang, maka itu adalah inovasi.
d. Perubahan lingkungan hidup
Tidak seorang pun yang tidak mengatakan bahwa manusia tidak
terpengaruh oleh lingkungan hidup. Terjadi perubahan lingkungan
hidup biasanya karena bencana alam, seperti angin tofan, banjir,
tsunami di Aceh, yang mana menyebabkan masyarakatnya berpindah
tempat dari tempat asal mereka tinggal ke tempat yang di tuju.
Sehingga mata pencaharian mereka pun berpindah, yang asalnya
nelayan menjadi petani atau buruh pabrik.
e. Ukuran penduduk dan komposisi penduduk
Berbicara mengenai penduduk, maka tidak bisa lepas dari
urbanisasi, dimana urbanisasi menimbulkan kekosongan tenaga kerja
di pedesaan, dan kepadatan tenaga kerja di perkotaan. Bila mana
suatu daerah telah dipadati penduduk, seperti halnya di Surabaya,
maka terdapat perubahan. Misalnya, kadar keramahtamahan
berkurang, struktur kelembagaan akan menjadi rumit, dll.21
Komposisi penduduk di dunia terutama di Indonesia semakin
meningkat karena tingkat kelahiran semakin meningkat dan kematian
rendah. Hal ini mengakibatkan di beberapa negara harus membuat
peraturan tentang mempunyai anak dua sudah cukup seperti halnya di
negara China dan Indonesia yang pemerintahannya menerapkan program
KB, guna mencegah agar penduduknya tidak mengalami pembludakan.
Digunakannya program tersebut merupakan perubahan.
B. MASYARAKAT

21
Ibid. Hlm 286.
31

1. Pengertian Masyarakat
Pada abad sekarang, sosiologi memusatkan pada analisis sistem-
sistem sosial dari sejumlah kecil masyarakat-masyarakat yang sangat
maju. Sosiologi terutama berkembang di Amerika Serikat dan Inggris,
Perancis dan Jerman. Di dalam negara-negara ini, sosiologi telah ada
dalam bentuk terlembaga yaitu bentuk suatu disiplin yang diajarkan di
universitas dan kolase, dan dalam bentuk riset yang dilaksanakan di
22
tempat-tempat tersebut dan lembaga-lembaga riset khusus. Kita tentu
sudah mendengar dan tidak asing lagi dengan kata Masyarakat.
Penggunaan kata masyarakat sering kali tercampuradukkan dalam
kehidupan sehari-hari. Di satu waktu kita menggunakan kata masyarakat
sesuai dengan makna kata masyarakat itu sendiri. Tetapi, terkadang
menggunakan kata masyarakat untuk makna yang bukan sebenarnya,
seperti kata rakyat kita gunakan juga istilah masyarakat untuk
menggunakannya, atau juga sebaliknya kita menggunakan kata rakyat
untuk menggantikan kata masyarakat. Lebih jauh lagi, kita sering
mencampuradukkan istilah masyarakat dan komunitas. Istilah masyarakat
dalam bahasa Inggrisnya society , sedangkan istilah komunitas dalam
bahasa Inggrisnya community.
Dalam konteks keseharian, sering kali terjadi kesalahan
pemahaman antara society dan community. Dua istilah konsep tersebut
sering ditafsirkan secara sama, padahal sangat berbeda artinya. Society
atau masyarakat berbeda dengan komunitas community atau masyarakat
setempat.23
Horton dan Hunt dalam buku Setiadi : a society is a relatively
independents, self-perpetuating human group who occupy territory, share
a culture, and have most of their associations within this group.24

22
Peter Worsley. Pengantar Sosiologi Sebuah Pembanding. (Yogyakarta : PT. Tiara
Wacana Yogya). 1991. Hlm 20.
23
Elly M. Setiadi dkk. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. (Jakarta : Kencana Prenada Media
Group). 2007. Hlm 79.
24
Ibid. Hlm 79.
32

Unsur atau ciri masyarakat menurut konsep Horton dan Hunt


adalah :
a. Kelompok manusia.
b. Sedikit banyak memiliki kebebasan dan bersifat kekal.
c. Menempati suatu kawasan.
d. Memilik kebudayaan.
e. Memiliki hubungan dalam kelompok yang bersangkutan.25
Dengan demikian, karakteristik dari masyarakat itu terutama
terletak pada kelompok manusia yang bebas dan bersifat kekal, menempati
kawasan tertentu, memiliki kebudayaan serta terjalin dalam suatu
hubungan di antara anggota-anggotanya.
Di antara istilah konsep masyarakat yang telah dikemukakan di
atas, tidak ada perbedaan ungkapan yang mendasar, justru yang ada yaitu
mengenai persamannya. Yang utama, masyarakat itu merupakan
kelompok atau kolektivitas manusia yang melakukan antarhubungan,
sedikit banyak bersifat kekal, berlandaskan perhatian dan tujuan bersama,
serta telah melakukan jalinan secara berkesinambungan dalam waktu yang
relatif lama. Bagaimanapun kelompok melakukan jalinan sosial dalam
waktu yang relatif lama itu pasti menempati kawasan tertentu. Meskipun
pada dua konsep yang terdahulu tidak dinyatakan tentang kawasan itu,
secara eksplisit tersirat pada kontinuitas dan kekekalan. Hubungan antar
manusia itu tidak dapat berkesinambungan dan kekal. Jika tidak terjadi
dalam suatu wadah yang kita sebut kawasan atau daerah. Salah satu unsur
masyarakat lainnya yang melekat, yaitu adanya kebudayaan yang
dihasilkan oleh masyarakat tersebut. 26
Masyarakat adalah salah satu objek untuk pertumbuhan dan
perkembangan suatu wilayah. Ketika keadaan masyarakat bertambah
maju, pasti akan bertambah pula peradaban dan kebutuhan hidupnya.
Namun, pertumbuhan dan perkembangan tersebut akan selalu didukung

25
Ibid. Hlm 80.
26
Ibid. Hlm 80
33

oleh keadaan tempat tinggal yang selalu membuat nyaman dan


mendukung untuk melakukan perubahan menjadi lebih baik dari yang
sebelumnya. Karena, masyarakat jangan selalu dibayangkan seperti
barang atau benda yang menetap dan tidak berubah, tetapi masyarakat
adalah sesuatu yang membutuhkan proses atau siklus. Semua itu pasti ada
yang dinamakan dengan realitas sosial yang senantiasa berubah dengan
derajat kecepatan, intensitas, irama dan tempo yang berbeda. Bukan
kebetulan jika orang berbicara mengenai kehidupan sosial .Karena
kehidupan adalah gerakan dan perubahan, maka bila berhenti berarti tak
ada lagi kehidupan melainkan suatu keadaan yang sama sekali berbeda
yang disebut ketiadaan atau kematian. 27
Namun berbeda dengan Levy dalam Kamanto Sunarto
dikemukakan bahwa ada empat kriteria yang perlu dipenuhi agar suatu
kelompok dapat disebut amsyarakat, yaitu (1) kemampuan bertahan
melebihi masa hidup seorang individu; (2) rekrutmen seluruh atau
sebagian anggota melalui reproduksi; (3) kesetiaan pada suatu sistem
tindakan utama bersama; (4) adanya sistem tindakan utama bersifat
swasembada28.

2. Sistem Sosial
Wawasan ini merupakan pengembangan dari wawasan masyarakat.
Walaupun kemiripan antara kedua hal itu akan muncul secara jelas dari
diskusi ini, namun ciri khusus dari wawasan sistem ini patut untuk dibahas
secara terpisah. Sebagai langkah awal, mungkin lebih baik kita
mengkaitkan wawasan sistem dengan wawasan kaum awam sehari-hari.
Sebagaimana dengan konsepsi wawasan masyarakat; wawasan sistem juga
mencerminkan sikap fatalisme dan ketidakberdayaan, dimana terkandung
ide bahwa individu berada di bawah kekuasaan dari kekuatan-kekuatan di

27
Piotr Sztompka. Sosiologi Perubahan Sosial. (Jakarta : Prenada Media Group). 2008.
Hlm 9.
28
Kamanto Sunarto. Pengantar Sosiologi. (Jakarta : Fakultas Ekonomi Univeraitas
Indonesia). 2004. Hlm 54
34

luar kendalinya. Suatu sistem bersifat anonim, artinya tidak dapat


diidentikkan dengan individu-individu tertentu. Sistem tersebut seperti
halnya suatu masyarakat yang merupakan semacam kesatuan gaib.
Menurut wawasan sistem sosial ini, kehidupan sosial diatur
sedemikian rupa sehingga setiap aspek dari kehidupan sosial secara rumit,
walaupun secara tidak langsung, berhubungan satu sama lain. Wawasan
sistem sosial adalah deterministik; perubahan pada unsur apa pun dalam
suatu sistem ditentukan oleh unsur-unsur lainnya dan demikian pula setiap
unsur adalah merupakan unsur determinan unsur lainnya.29 Dengan cara
lain, dapat dikatakan bahwa suatu sistem sosial, pada dasarnya, tidak lain
adalah suatu sistem daripada tindakan-tindakan. Ia terbentuk dari interaksi
sosial yang terjadi di antara berbagai individu, yang tumbuh dan
berkembang tidak secara kebetulan, melainkan tumbuh dan berkembang di
atas standar penilaian umum yang disepakati bersama oleh para anggota
masyarakat.
3. Status dan Peranan
Status adalah kedudukan seseorang yang dapat ditinjau terlepas
dari individunya. Jadi, status adalah kedudukan obyektif yang memberikan
hak dan kewajiban kepada orang yang menempati kedudukan. Role
ataupun peranan adalah dinamisasi dari status ataupun penggunaan dari
hak dan kewajiban ataupun bisa juga disebut status subyektif. Peranan dan
status kait mengait yaitu karena status adalah kedudukan yang
memberikan hak dan kewajiban sedangkan kedua unsur ini tidak akan ada
artinya kalau tidak dipergunakan. Dengan adanya banyak status dan
peranan, maka di masyarakat terdapat suatu hierarki status, yaitu status
hanya mempunyai arti dalam masyarakat apabila ditinjau dari status yang
lebih tinggi ataupun lebih rendah. Karena manusia adalah anggota dari
banyak kelompok, maka dalam setiap kelompok ia mempunyai status dan
peran tertentu. Karena banyaknya peranan yang harus dipenuhi, maka

29
Paulus Wirutomo. Pokok-Pokok Pikiran dalam Sosiologi. (Jakarta : PT Raja Grafindo
Persada). 2003. Hlm 14-15.
35

mudah terjadi pertentangan peranan atau roleconflic, yaitu apabila


seseorang dengan status tertentu di kelompok satu, mengambil peranan
lebih tinggi terhadap orang yang sama dalam kelompok yang lain. 30

C. HASIL PENELITIAN RELEVAN


Berdasarkan penelitian yang terdahulu, ada beberapa penelitian
yang memiliki relevansi dengan judul yang diteliti oleh penulis kali ini.
Seperti yang dijabarkan dalam bentuk naratif dan yang terlihat pada tabel
2.1 sebagai berikut:
1. Penelitian yang dilakukan oleh Riswan Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta dengan judul skripsi Perubahan Sosial Ekonomi Masyarakat Desa
(Studi Kasus Petani Singkong di Dusun Cimulia Desa Karangkamulyan
Kecamatan Ciawigebang Kabupaten Kuningan Jawa Barat) bertujuan
untuk mengetahui seberapa besar perubahan ekonomi serta untuk
mengetahui realitas perubahan sebelum dan sesudah adanya pabrik
ketemling.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Pengumpulan data yang
digunakan dengan cara field research yaitu kegiatan penelitian langsung
dilapangan.
Hasil penelitian ini adalah di Desa Karangkamulyan mengalami perubahan
sosial sesduah adanya pabrik ketemling singkong. Perubahan sosial ini
terjadi karena dari dua faktor yaitu faktor eksternal dan faktor internal.
Perubahan sosial yang terjadi di Desa Karangkamulyan meliputi
Globalisasi, Modernisasi, dan penemuan baru. Salah satu faktor yang
mendalam terjadinya perubahan sosial di Desa Karangkamulyan adalah
dengan adanya pabrik ketemling singkong.

30
Phil Astrid s. Susanto. Pengantar Sosiologi dan Perubahan Sosial. (Bandung : Bina
Cipta). 1979. Hlm 94
36

2. Penelitian yang dilakukan oleh Sandi Irawan Jurusan Sosiologi Fakultas


Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta dengan judul Perubahan Sosial Ekonomi Masyarakat Desa (Studi
Kasus: Budidaya Lele Desa Babakan Kecamatan Ciseeng Bogor)
bertujuan untuk mengetahui perubahan sosial ekonomi setelah adanya
budidaya ikan lele di Desa Babakan.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
kualitatif dengan pendekatan studi kasus dengan jenis penelitian deskriptif
yakni dengan menggambarkan permasalahan yang dikemukakan mengenai
proses perubahan sosial ekonomi sesudah adanya budidaya Ikan Lele.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Sandi Irawan adalah tidak adanya
perubahan yang signifikan setelah adanya budidaya Ikan Lele dikarenakan
hasil yang dicapai para pembudidaya Ikan Lele adalah dari banyak
tidaknya empang yang mereka miliki. Selain itu bisa dilihat dari tidak
adanya perubahan gaya hidup dan tidak ada perubahan tingkat pendidikan
di masyarakat Desa Babakan.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Dara Nur Zakiyah Jurusan Sosiologi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta dengan judul Perubahan Sosial di Desa Linggajati
Kecamatan Sukasatu Kabupaten Tasikmalaya yang bertujuan untuk
menganalisa perubahan sosial di Desa Linggajati secara mendalam
terhadap kondisi sosial masyarakat serta mengetahui faktor perubahan
sosial di Desa Linggajati.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
kualitatif dengan pendekatan studi kasus.
Hasil penelitain ini adalah perubahan sosial di Desa Linngajati mengalami
peningkatan dari tahun 2006-2011. Salah satu faktor yang membuat
perubahan sosial di Desa Linggajati adalah bertambahnya penduduk.
Pertambahan penduduk tersebut bisa mempengaruhi adanya masalah
sosial lainnya. Masyarakat Linggajati adalah masyarakat yang masih kuat
dengan adanya nila-nilai sosial, sehingga dalam aktifitasnya masih
37

mengikuti norma-norma yang berlaku dalam masyarakat. Pelaksanaan


pengajian yang masih rutin dilaksanakan di Desa Linggajati adalah salah
satu bukti jika norma sosial dan keagamaan di desa tersebut masih kuat
adanya.

Tabel 2.1 Penelitian yang Relevan


No Ringkasan & Hasil Penelitian Persamaan & Perbedaan
1. Nama Peneliti: Riswan (Fakultas Persamaan: Penelitian Riswan
Ilmu Sosial dan Politik Universitas dan penelitian saya sama-sama
Islam Negeri Syarif Hidayatullah meneliti tentang perubahan
Jakarta) sosial.
Judul: Perubahan Sosial Ekonomi Perbedaaan: Penelitian Riswan
Masyarakat Desa menelitin tentang perubahan
Ringkasan: Adanya perubahan sosial sosial ekonomi. Penelitian saya
masyarakat Desa Karangkamulyan terfokus dalam perubahan sosial
Dusun Cimulia dari tradisional ke masyarakatnya.
industri. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui perubahan sosial
ekonomi terhadap adanya pabrik
ketemling singkong dan sebelum
adanya pabrik ketemling singkong.
Hasil: Perubahan yang terjadi di
Desa Karangkamulyan meliputi
globalisasi, modernisasi, dan
penemuan baru. Salah satu penyebab
perubahan social di Desa
Karangkamulyan adalah keberadaan
pabrik ketemling singkong di Dusun
Cimulia. Pabrik ketemling singkong
sangat berperan besar bagi
perekonomian di Dusun Cimulia. Hal
itu dapat dilihat dari beberapa
indikator diantaranya penghasilan
masyarakat yang meningkat,
penyerapan tenga kerja,
berkurangnya angka pengangguran,
dan kegiatan sosial keagamaan.
Perubahan sosial di Desa
Karangkamulyan tidak hanya dengan
adanya pabrik ketemling singkong
saja tetapi dengan adanya peran dari
Kepala Desa Karangkamulyan, warga
38

masyarakat yang menyambut positif


keberadaan pabrik itu serta bantuan
dari pemerintah.31
2. Nama Peneliti: Sandi Irawan Persamaan: Penelitian Sandi
(Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Irawan dan penelitian saya sama-
Universitas Islam Negeri Syarif sama membahas tentang
Hidayatullah Jakarta) perubahan sosial dalam
Judul: Perubahan Sosial Ekonomi masyarakat.
Masyarakat Desa Perbedaan: Penelitian Sandi
Ringkasan: Penelitian ini bertujuan Irawan terfokus dalam
untuk mengetahui perubahan sosial perubahan sosial ekonomi
ekonomi yang terdapat di Desa masyarakat. Penelitian saya
Babakan Kecamatan Ciseeng Bogor terfokus dalam perubahan
dalam membudidayakan kolam atau sosialnya saja.
empang lele.
Hasil Penelitian: Tidak adanya
perubahan sosial ekonomi yang
sangat signifikan di masyarakat Desa
Babakan. Hal itu terlihat tidak adanya
perubahan gaya hidup dan tingkatan
pendidikan pada masyarakatnya.
Perubahan sosial ekonomi bisa terjadi
tergantung dengan banyak tidaknya
kolam yang dimiliki oleh masyarakat
di Desa Babakan. Jika memiliki
kolam atau empang lele yang banyak
maka akan mempengaruhi perubahan
sosial ekonomi masyarakanya.
Adapun sebaliknya, jika
masyarakanya hanya mempunyai
empang atau kolam lele yang sangat
terbatas maka penghasilan mereka
tidak akan mengalami perubahan.
Dalam hasil penelitian Sandi Irawan
masyarakat di Desa Babakan rata-rata
tidak mempunyai empang atau kolam
lele yang cukup banyak. Jadi,
perubahan sosial ekonomi di
masyarakat Desa Babakan tidak

31
Skripsi Riswan Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dengan Judul Perubahan Sosial Ekonomi Masyarakat Desa
(Studi Kasus: Petani Singkong di Dusun Cimulia Desa Karangkamulyan Kecamatan
Ciawigebang Kabupaten Kuningan). Tahun 2015.
39

terlalu signifikan dengan adanya


kolam atau empang lele.32
3. Nama Peneliti: Dara Nur Zakiyah Persamaan: Penelitian Dara
(Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Nur Zakiyah dan penelitian saya
Universitas Islam Negeri Syarif sama-sama meneliti tentang
Hidayatullah Jakarta) perubahan sosial yang terjadi di
Judul: Perubahan Sosial di Desa masyarakat
Linggajati Kecamatan Sukaratu Perbedaan: Penelitian Dara Nur
Kabupaten Tasikmalaya Zakiyah meneliti tentang
Ringkasan: Penelitian ini bertujuan masyarakat Desa sementara
untuk mengetahui apa yang menjadi penelitian saya meneliti tentang
faktor perubahan sosial di Desa perubahan sosial masyarakat
Linggajati serta menganalisa Perkotaan.
perubahan sosial di Desa Linggajati
secara mendalam terhdapa kondisi
sosial masyarakat.
Hasil Penelitian: Perubahan sosial di
Desa Linggajati mengalami
peningkatan dari tahun 2006-2011.
Perubahan sosial tersebut dipicu
dengan adanya pertambahan
penduduk yang ada di Desa
Linggajati. Pertambahan penduduk
adalah masalah yang mendasar
terhadap perubahan sosial lainnya.
Masyarakat di Desa Linggajati masih
kuat dengan nilai-nilai sosial yang
berlaku sehingga dalam aktivitas
mereka masih mengikuti dan
menerapkan norma-norma yang
berlaku. Salah satu kegiatan
keagaamaan di Desa Linggajati
adalah pengajian. Pengajian tersebut
masih sangat rutin dilakukan oleh
masyarakat di Desa Linggajati.
Perubahan norma juga terjadi di Desa
Linggajati di kalangan anak remaja.
Perubahan norma tersebut sangat
dikhawatirkan oleh masyarakat Desa
Linggajati karena bisa mempengaruhi
perubahan pola pikir dan pola
perilaku di kalangan remaja di Desa

32
Skripsi Sandi Irawan Jurusan Sosiologi fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dengan Judul Perubahan Sosial Ekonomi Masyarakat Desa
(Studi Kasus: Budidaya Ikan Lele Desa Babakan Kecamatan Ciseeng Bogor). Tahun 2017.
40

Linggajati. Perubahan norma tersebut


bisa saja terjadi dengan adanya taman
wisata Cipanas Galunggung di Desa
Linggajati. Turis atau wisatawan
yang datang berkunjung ke tempat
Wisata di Desa Linggajati membawa
pengaruh bagi gaya hidup di
kalangan remaja Desa Linggajati.33

D. KERANGKA BERFIKIR
Berdasarkan latar belakang dan landasan teori yang telah
dikemukakan sebelumnya, maka dapat disimpulkan dan diambil kerangka
pemikiran sebagai berikut. Pada umumnya, banyak yang berfikir bahwa
daerah Kalijodo adalah daerah yang sudah dikenal kurang baik yaitu
sebuah kawasan pusat prostitusi dan banyak pekerja seksual. Karena sudah
dari dahulu daerah Kalijodo telah di klaim menempati lahan pemerintah
untuk didirikan tempat tinggal dan mencari nafkah dengan cara yang
kurang baik. Gubernur DKI Jakarta yang kala itu sedang menjabat sebagai
Gubernur DKI Jakarta adalah Bapak Basuki Tjahja Purnama, menertibkan
lahan yang berada di salah satu daerah di Jakarta Utara tersebut, untuk
dibangun lahan yang bermanfaat bagi banyak orang. Namun setelah
penertiban itu usai, terjadi konflik antara masyarakat Kalijodo dengan
Pemerintah DKI Jakarta. Karena masyarakat menganggap mereka telah
lama mendiami tanah tersebut untuk dibangun tempat tinggal dan mencari
kehidupan yang layak menurut mereka.
Namun, pemerintah DKI Jakarta ingin menertibkan tempat tersebut
salah satunya adalah untuk memberantaskan perspektif masyarakat DKI
Jakarta yang merasa resah dengan adanya tempat di Kalijodo yang
disalahgunakan untuk mencari pundi-pundi uang dalam mencukupi
kebutuhan mereka sehari-hari. Maka dari itu, Gubernur yang kala itu
menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta ingin menghilangkan pemikiran

33
Skripsi Dara Nur Zakiyah Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dengan Judul Perubahan Sosial di Desa Linggajati
Kecamatan Sukasatu Kabupaten Tasikmalaya Pada Tahun 2006-2011. Tahun 2012.
41

masyarakat DKI Jakarta ataupun yang diluar DKI Jakarta yang


menganggap daerah Kalijodo adalah daerah yang banyak terdapat pekerja
seksual. Sehingga masyarakat di sekitarnya terkena imbas dalam
penggusuran atau penertiban lahan pemerintah DKI Jakarta tersebut.
Terdapat pengaruh yang mengakibatkan masyarakat Kalijodo mengalami
perubahan kondisi sosial setelah mereka dipindahkan ke tempat yang telah
disediakan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta setelah lahan yang sudah
mereka gunakan bertahun-tahun tersebut di ambil alih oleh Pemerintah
DKI Jakarta. Bagan kerangka berfikir, seperti terlihat pada gambar 2.3

Masyarakat
Kalijodo

Penggusuran
Kalijodo

Sosial

1. Perubahan
sosial
2. Nilai-nilai sosial
3. Interaksi sosial
4. Pola perilaku
42

1. Teori Perubahan
Sosial
2. Faktor-faktor
perubahan sosial
43

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilakukan pada masyarakat Kalijodo yang berada di
Penjaringan dan Rumah Susun Marunda yang berada di Kecamatan
Cilincing Jakarta Utara. Kalijodo adalah daerah lama yang telah menjadi
tempat tinggal masyarakat Kalijodo sebelum terjadinya relokasi lahan
pemerintah. Sementara Marunda adalah tempat baru yang telah disediakan
oleh pemerintah DKI Jakarta.
1. Tempat Penelitian
a. Kalijodo

Sumber :www.google.com

Gambar 3.1
Peta Lokasi Kalijodo

b. Rumah Susun Marunda


Rumah susun Marunda ini adalah salah satu rumah susun yang
disediakan oleh pemerintah DKI Jakarta untuk tempat tinggal
44

masyarakat Kalijodo setelah di relokasi. Rumah susun Marunda ini


berada di Kelurahan Marunda Kecamatan Cilincing Kota Jakarta
Utara.

Sumbe
r: Dokumentasi Pribadi
Gambar 3.2
Lokasi Rumah Susun Marunda

c. Gedung UPRS (Unit Pengelola Rumah Susun) Marunda


45

Sumber :Data Monografi UPRS Marunda

Gambar 3.3
Lokasi Kantor UPRS Marunda

Kantor pengelola rumah susun Marunda berada tidak jauh dari


kawasan Rumah Susun Marunda.Untuk pembayaran sewa rumah susun
atau keperluan lainnya yang mengenai tempat tinggal mereka, bisa
langsung datang ke kantor Unit Pengelola Rumah Susun Marunda. Tidak
seperti gedung kepengurusan lainnya, untuk kantor Unit pengelola rumah
susun Marunda ini menjadi satu dengan rumah susun warga lainnya yang
berada di paling dasar rumah susun.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan satu sampai dua bulan dari bulan Oktober
sampai November 2018. Observasi dan perencanaan penelitian dilakukan
pada bulan juli sampai dengan agustus 2018. Setelah dilakukan observasi
dan perencanaan penelitian dilanjutkan dengan membuat instrument
peneltian pada bulan September sampai Oktober 2018 agar penelitian
46

bisa mencapai hasil yang diinginkan. Tahap selanjutnya yaitu


pengumpulan data dari hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi
penelitian. Pengumpulan data dilakukan pada bulan Oktober 2018.
Selanjutnya yaitu mengolah data ayng telah dikumpulkan pada bulan
Oktober sampai dengan bulan November 2018. Setelah dilakukan
pengolahan data selanjutnya penyusunan laporan yang telah ditemukan
hasil penelitiannya mengenai perubaahn sosial masyarakat Kalijodo
pasca penertiban lahan oleh pemerintah DKI Jakarta. Dengan
perencanaan kegiatan yang terlihat pada tabel 3.1

Tabel 3.1. Perencanaan Kegiatan Penelitian


Bulan
No Kegiatan Juli Agust Sept Okt Nov
us
1 Observasi dan √
perencanaan penelitian

2 Menyusun instrument
penelitian √ √
3 Pengumpulan data √ √
4 Pengolahan dan analisis
data √

5 Penyusunan laporan √ √

B. Metode penelitian
Dilihat dari tujuan penelitian, fokus penelitian kali ini adalah
menggali informasi untuk mengetahui perubahan sosial, ekonomi dan
pendidikan seperti apa yang telah terjadi pada masyarakat Kalijodo.
47

Dengan demikian penelitian ini dapat dikategorikan sebagai penelitian


kualitatif.
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan prosedur
analisis yang tidak menggunakan prosedur analisis statistik atau cara
kauntifikasi lainnya. Jelas bahwa pengertian ini menentangkan penelitian
kualitatif dengan penelitian yang bernuansa kuantitaif yaitu dengan
menonjolkan bahwa usaha kuantitatif apapun tidak perlu digunakan pada
penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif didasarkan pada upaya
membangun pandangan mereka yang diteliti yang rinci, dibentuk dengan
kata-kata, gambaran holistik dan rumit. Definisi ini lebih melihat
perspektif emik dalam penelitian yaitu memandang sesuatu upaya
membangun pandangan subjektif pnelitian yang rinci, dibentuk dengan
kata-kata, gambaran holistik dan rumit.34
Penelitian kualitatif merupakan suatu strategi inquiry yang
menekankan pencarian makna, pengertian, konsep, karakteristik, gejala,
simbol, maupun deskripsi tentang suatu fenomena, fokus dan multimetode,
bersifat alami dan holistik, mengutamakan kualitas, menggunakan
beberapa cara, serta disajikan secara naratif. Dari sisi lain dan dengan
secara sederhana dapat dikatakan bahwa tujuan penelitian kualitatif adalah
untuk menemukan jawaban terhadap suatu fenomena atau pernyataan
melalui aplikasi prosedur ilmiah secara sistematis dengan menggunakan
pendekatan kualitatif.35. Penelitian ini tidak menggunakan pengukuran di
suatu tingkatan tetapi menggunakan sebuah pengamatan. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif , dengan tujuan
untuk menghasilkan data deskriptif , ucapan atau tulisan dan perilaku yang
dapat diamati dari orang-orang (subjek) itu sendiri. Dalam hal ini peneliti
akan mengadakan studi lapangan terkait dengan judul di atas. Metode-
metode kualitatif memungkinkan peneliti untuk mengkaji hal ihwal

34
Lexy J. Moleong. Metode Penelitian Kualitatif. (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.).
2009. Hlm 6
35
Muri Yusuf. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif & Penelitian Gabungan. (Jakarta :
Prenadamedia Group). 2015. Hlm 329
48

tertentu secara mendalam dan rinci. Metode-metode ini menghasilkan


sejumlah besar informasi rinci mengenai sejumlah kecil orang dan kasus.
Hal ini meningkatkan pemahaman terhadap kasus-kasus dan situasi itu,
namun juga mengurangi kemungkinan generalisasi. Dalam penelitian
kualitatif peneliti adalah instrumen. Validitas dalam metode-metode
kualitatif banyak bergantung pada keterampilan, kemampuan, dan
kecermatan orang yang melakukan kerja lapangan.36Dengan kata lain, unit
sampel yang dihubungi disesuaikan dengan kriteria-kriteria tertentu yang
diterapkan berdasarkan tujuan penelitian.37
Dengan metode kualitatif ini penulis akan menggunakan gambaran
dan perbandingan keadaan sosial pada saat sebelum di lakukan penertiban
lahan dan sesudah diakan penertiban lahan tersebut. teknik yang akan
digunakan penulis untuk mengetahui perbedaan tersbeut menggunakan
teknik sampling purposive. Sampling purposive yaitu teknik yang
menentukan sampel dengan pertimbangan tertentu. Yang dijadikan sampel
dalam penelitian ini adalah beberapa masyarakat Kalijodo.

C. Sampel Penelitian
Sampel dalam metode kualitatif ini lebih menekankan pada
kualitas informasi dan kekayaan informasi yang dimiliki oleh partisipan.
Sampel pada penelitian ini adalah warga yang berasal dari Kalijodo yang
telah direlokasikan ke tempat tinggal berupa rumah susun yang telah
disediakan oleh Pemerintah provinsi DKI Jakarta. Penelitian kualitatif ini
akan mengambil sample beberapa masyarakat yang berasal dari Kalijodo.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan peneliti adalah teknik
purposive sampling, teknik pengambilan sampel ini merupakan teknik
pengambilan sumber data dengan pertimbangan tertentu, misalnya orang
tersebut yang telah dianggap paling mengetahui apa yang kita harapkan

36
Bagong Suryanto dan Sutinah. Metode Penelitian Sosial. (Jakarta : Prenada Media
Group). 2005. Hlm 186
37
Nurul Zuriah. Metode Penelitian Sosial dan Pendidikan. (Jakarta : Bumi Aksara). 2007.
Hlm 124
49

dari penelitian tersebut, sehingga akan memudahkan peneliti menjelajahi


subjek atau situasi yang diteliti. Kriteria yang ditetapkan adalah
masyarakat Kalijodo yang direlokasi ke rumah susun Marunda. Penarikan
sampel penelitian dapat dilihat pada tabel 3.2. Adapun populasi yang akan
menjadi sample dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Tabel 3.2. Penarikan Sampel Penelitian
No Status Jumlah
1. Warga asli Kalijodo : 14
a. Warga yang sudah bekerja
b. Warga yang sudah
berkeluarga

Masyarakat asli Kalijodo


a. Masyarakat yang sudah berkeluarga
b. Masyarakat yang sudah bekerja
D. Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data sekunder
dan data primer. Data sekunder yang diperoleh adalah data berupa
dokumen atau berkas sebagai penunjang penelitian, yang diperoleh dari
pihak-pihak yang bersangkutan dengan objek kajian penelitian ini,
adapaun data dan berkas dokumen berupa visi dan misi rumah susun
Marunda, harga sewa Rumah Susun, dan fasilitas yang terdapat di Rumah
Susun. Sedangkan data premier adalah hasil dari pengumpulan informasi-
informasi yang dilakukan secara langsung melalui wawancara dengan
orang-orang yang bersangkutan serta memahami atas permasalahan yang
diajukan. Pengumpulan data primer dengan teknik wawancara bertujuan
untuk memperoleh informasi mengenai perubahan sosial yang dialami
oleh masyarakat Kalijodo pasca penertiban lahan oleh pemerintah DKI
Jakarta. Data yang diperoleh yaitu kondisi sosial ekonomi masyarakat
yang mencakup pendidikan, jumlah anggota, jenis pekerjaan dan fasilitas
perumahan.
50

Prosedur yang dilalui dalam penelitian responden yaitu dengan


menyesuaikan karakteristik responden dengan kriteria-kriteria yang
diperlukan dalam penelitian, seperti kategori mata pencaharian, pekerjaan
dari sebelum dan sesudah adanya penertiban lahan pemerintah Provinsi
DKI Jakarta, serta berapa lama mereka tinggal di tempat yang sebelumnya
sebelumnya, dan terasa nyaman atau tidak ditempat baru yang telah
disediakan oleh pemerintah DKI Jakarta.

E. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data, digunakan teknik-teknik yang umunya
dilakukan dalam studi perubahan sosial, teknik tersebut diantaranya yaitu
sebagai berikut :
a. Observasi
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi
langsung. Menurut Sudaryono observasi yaitu melakukan pengamatan
secara langsung ke objek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan
yang dilakukan. Observasi atau pengamatan merupakan suatu teknik
atau cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan
terhadap kegiatan yang sedang berlangsung38. Dala menggunakan
metode observasi cara yang paling efektif adalah melengkapinya
dengan format atau blangko pengmatan sebagai instrumen. Format
yang disusun berisi item-item tentang kejadian atau tingkah laku yang
digambarkan akan terjadi39.Disini, peneliti tidak mengikuti kegiatan
secara penuh yang dilakukan oleh masyarakat Kalijodo di Rumah
Susun Marunda, karena peneliti hanya sebagai pengamat. Observasi
dilakukan untuk memperoleh data mengenai kondisi sosial dan
ekonomi dari objek yang diteliti, melihat dan mengamati beberapa
kegiatan yang berlangsung di Rumah Susun Marunda terkait

38
Sudaryono. Metodologi Penelitian. (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada). 2017. Hlm
216.
39
Suharsimi Arikunto. Prosedur Penelitian. (Jakarta : PT. Rineka Cipta). 2013. Hlm 272.
51

perubahan sosial yang mereka alami selama sebelum dan sesudah


direlokasi.
b. Wawancara
Cholid Narbuko dan Abu Achmadi mengatakan wawancara adalah
proses tanya ajwab dalam penelitian yang berlangsung scara lisan
dalam mana dau orang atau lebih bertatap muka mendengarkan secara
langsung informasi-informasi atau keterangan-keterangan.40 Menurut
Soehartono, wawancara adalah pengumpulan data dengan mengajukan
pertanyaan secara langsung oleh peneliti kepada pewawancara kepada
responden, dan jawaban-jawaban responden dicatat atau direkam
dengan alat perekam.41
Wawancara ini disusun dalam bentuk pertanyaan terbuka yang
dilakukan dengan cara wawancara secara mendalam agar
mendapatkan informasi secarabebas demi kelancaran dalam penelitian
ini. Pewawancara diharapkan menyampaikan pertanyaan kepada
responden, merangsang responden untuk menjawab, menggali
jawaban lebih jauh bila dikehendaki dan mencatatnya. Bila semua
tuga ini tidak dilaksanakan sebagaimana mestinya, maka hasil
wawancara menjadi kurang bermutu. Syarat menjadi pewawancara
yang baik ialah keterampilan mewawancarai, motivasi yang tinggi,
dan rasa aman, artinya tidak ragu dan takut menyampaikan
pertanyaan42. Pertanyaan-pertanyaan dimulai dari yang bersifat umum,
kemudian masuk ke hal-hal yang berhubungan dengan tema
permasalahan. Informan dan narasumber diberikan penjelasan
mengenai maksud dan tujuan peneliti dalam penelitian kali ini.
Wawancara ditujukan kepada informan dan narasumber yang

40
Cholid Narbuka dan Abu Achmadi. Metodologi Penelitian. (Jakarta : PT. Bumi Aksara).
2004. Hlm 83.
41
Irawan Soehartono. Metode Penelitian Social : Suatu Teknik Penelitian Bidang
Kesejahteraan Sosial dan Ilmu Sosial Lainnya. (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya).
2011. Hlm 67.
42
Syamsir Salam dan Jaenal Aripin. Metodologi Penelitian Sosial. (Jakarta : UIN Jakarta
Press). 2006. Hlm 80.
52

mengetahui perubahan dan keadaan masyarakat di Kalijodo dari


sebelum dan sesudah adanya penertiban lahan Pemerintah. Adapun
informannya adalah masyarakat Kalijodo yang irelokasi ke Rumah
Susun Marunda Cilincing Jakarta Utara. Wawancara ini bertujuan
untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi perubahan sosial
masyarakat Kalijodo pasca direlokasi ke Rumah Susun. Peneliti juga
mewawancarai kepala pengurus unit pengelola rumah susun Marunda
untuk memperkuat jawaban mengenai keadaan di sekitar rumah susun
Marunda dan seluruh kegiatan masyarakat yang dilakukan setiap
harinya.
c. Dokumentasi

Teknik pengumpulan data ini adalah pengambilan data yang


diperoleh melalui dokumen-dokumen yang ada.Data-data yang
dikumpulkan dengan teknik dokumentasi cenderung merupakan data
sekunder, sedangkan data-data yang dikumpulkan dengan teknik
observasi wawancara.43Dalam dokumentasi peneliti dapat memberi bukti
bahwa peneliti benar-benar melakukan penelitian di lokasi tersebut.

F. Instrumen Penelitian
Salah satu kegiatan penelitian adalah melakukan pengukuran
terhadap fenomena sosial maupun alam. Karena itu, di dalam penelitian,
baik penelitian ekonomi maupun penelitian sosial, disamping terdapat
beberapa metode pengumpulan data, juga terdapat beberapa alat atau
instrumen (instrument)yang digunakan dalam mengumpulkan data.44
Instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan

43
Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar. Metodologi Penelitian Sosial. (Jakarta :
Bumi Aksara). 2008. Hlm 69
44
Agus Purwoto. Metode Penelitian. (Bogor: IN MEDIA. 2015). Hlm. 115
53

oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan tersebut


menjadi sistematis dan dipermudah olehnya.45
1. Instrumen Wawancara
Berikut kisi-kisi instrumen wawancara penelitian:

Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen Wawancara

No. Aspek Masalah Sub Aspek Masalah


1. Kondisi Lingkungan 1. Kondisi tempat
tinggal yang
lama
2. Kondisi tempat
tinggal yang baru

2. Kondisi Sosial 1. Cara beradaptasi


dengan
lingkungan baru
2. Cara berbaur
dengan
masyarakat
sekitar tempat
tinggal yang baru
3. Jenis kegiatan
masyarakat di
tempat tinggal
yang baru

3. Kondisi Ekonomi 1. Hasil pendapatan


bulanan
2. Jenis pekerjaan

45
Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian,(Jakarta: Rineka Cipta, 2007), h. 101
54

4. Kondisi Pendidikan 1. Biaya pendidikan


2. Sarana
pendidikan

5. Kondisi Aksesibilitas 1. Jarak dari tempat


tinggal menuju
sekolah
2. Waktu yang
dibutuhkan untuk
menuju sekolah
3. Sarana
transportasi
umum menuju
sekolah
4. Jarak tempuh
dari tempat
tinggal ke tempat
kerja
5. Sarana
transportasi
umum menuju
tempat kerja

2. Instrumen Observasi
Dalam memperoleh data observasi, peneliti membuat pedoman observasi
pada penelitiannya, yaitu:
Tabel 3.4 Kisi-kisi Observasi Penelitian

No. ASPEK YANG DIAMATI KETERANGAN


55

1. Keadaan lingkungan Rumah


Susun Marunda.
2. Aktivitas masyarakat Kalijodo di
Rumah Susun Marunda.

3. Hubungan sosial masyarakat


Kalijodo dengan masyarakat
baru di Rumah Susun Marunda.
4. Peran masyarakat Kalijodo
terhadap kesejahteraan
lingkungan yang baru di Rumah
Susun Marunda.
5. Keadaan ekonomi setelah di
relokasi ke Rumah Susun
Marunda.

G. Rencana Pengujian Keabsahan Data


Moleong dalam bukunya mengatakan tentang pemeriksaan
keabsahan data yang digunakan dalam penelitian ini dengan Metode
Penelitian Kualitatif yaitu Triangulasi adalah teknik pemeriksaan
keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data untuk
keperluan pengecekkan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Teknik
triangulasi yang paling banyak digunakan ialah pemeriksaan melalui
sumber lainnya.46 Triangulasi dengan sumber berarti membandingkan dan
mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh
melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif. Hal itu
dapat dicapai dengan jalan :
1. Membandingkan data hasil pengamatan dengan wawancara
2. Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan
apa yang dikatakannya secara pribadi
46
Lexy J. Moleong. Metode Penelitian Kualitatif. (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.).
2009. Hlm 330.
56

3. Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi


penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu
4. Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai
pendapat dan pandangan orang seperti rakyat biasa, orang yang
berpendidikan menengah atau tinggi, orang berada, orang
pemerintahan.
5. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang
berkaitan.47

Dapat disimpulkan bahwa triangulasi adalah cara terbaik untuk


bisa menghilangkan perbedan-perbedaan yang terjadi dalam konteks suatu
studi pada waktu pengumpulan data tentang kejadian dan hubungan dari
beberapa pandangan.

H. Teknik Analisis dan Pengolahan Data


Pada penelitian kualitatif ini teknik yang digunakan dalam
penelitian adalah model analisis. Langkah-langkah yang dipergunakan
dalam model ini antara lain pengumpulan data, reduksi data, penyajian
data, dan penarikan kesimpulan :
1. Pengumpulan Data
Peneliti membuat catatan terkait dengan data yang dikumpulkan
melalui observasi, wawancara dan dokumentasi yang merupakan
catatan lapangan yang berkaitan dengan pertanyaan atau tujuan
penelitian.
2. Reduksi
Dalam proses analisis data dimulai dengan cara menelaah dan
memahami seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber yang telah
didapatkan yaitu pada saat observasi, wawancara dan dokumentasi.
Setelah dibaca, dipelajari dan dipahami, untuk langkah selanjutnya

47
Ibid. Hlm 331
57

adalah mengadakan reduksi data yang berkaitan erat dengan proses


menyeleksi, memfokuskan, menyederhanakan, dan
mentransformasikan data asli yang diperoleh dari hasil penelitian
reduksi data dilakukan selama penelitian berlangsung. Langkah ini
dilakukan sebelum semua data sudah benar dikumpulkan.
3. Penyajian Data
Bentuk penyajian data yang mudah dilakukan dalam penelitian
kualitatif adalah dengan menggunakan teks naratif yang menceritakan
secara rinci dan lengkap terkait penelitian yang dilakukan. Penyajian
data atau kumpulan informasi memungkinkan peneliti melakukan
penarikan kesimpulan.
4. Penarikan Kesimpulan
Penarikan kesimpulan merupakan langkah selanjutnya. Analisis
penelitian ini menggunakan analisis model interaktif. Artinya adalah
analisis ini dilakukan dalam bentuk interaktif dari ketiga komponen
utama tersebut. Data yang telah terkumpul dari kegiatan penelitian
yaitu dari hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi terkait dengan
penelitian direduksi untuk dipilih mana yang paling tepat untuk
disajikan di dalam laporan penelitian. Dalam proses pemilihan data
akan difokuskan pada data yang mengarah untuk memcahkan masalah
dan penemuan penemuan serta untuk menjawab pertanyaan penelitian.
58

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data
1. Gambaran Umum Kelurahan Marunda Cilincing Jakarta Utara
a. Lokasi, Letak dan Luas Wilayah Penelitian
Kelurahan Marunda merupakan salah satu kelurahan di
Kecamatan Cilincing Jakarta Utara. Luas Kelurahan Marunda ini
±413.8 ha. Di Kelurahan Marunda ini terdapat salah satu Sekolah Ilmu
Tinggi Pelayaran dan Kawasan Berikat Nusantara (KBN). Terdapat
cerita yang sangat menarik dari Kelurahan Marunda ini karena terdapat
salah satu situs betawi yang sangat terkenal yaitu Si Pitung. Menurut
konon ceritanya Kelurahan Marunda adalah tempat tinggal jagoan
Betawi tersebut tinggal.
Wilayah Kelurahan Marunda ini mempunyai batas administrasi
sebagai berikut:
1) Sebelah Utara berbatas denganLaut Jawa.
2) Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Bekasi.
3) Sebelah Selatan berbatasan dengan Rorotan.
4) Sebelah Barat berbatasan dengan Cilincing.
59

b. Master Plant UPRS Marunda

Sumber : Data Monografi UPRS Marunda


Gambar 4.1
Master Plant UPRS Marunda

Pemenuhan kebutuhan perumahan di Jakarta telah dilakukan oleh


Pemerintah dan Swasta. Dalam rangka penyediaan perumahan bagi
masyarakat berpenghasilan rendah di Jakarta, pengembangan rumah
susun sederhana menempati peran strategis dalam merespon
kebutuhan perumahan dan permukiman di kota metropolitan yang
mempunyai beban tekanan internal dan eksternal yang kuat.
Pada saat ini dan masa yang akan datang mengingat keterbatasan
lahan dan tuntutan mobilitas penduduk perkotaan yang semakin
dinamis maka pengembangan rumah susun berlantai
banyak diperlukan dalam menjaga keseimbangan kebutuhan
perumahan dan permukiman. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sejak
tahun 1991/1992 telah membangun rumah susun sederhana sekaligus
sebagai upaya menata permukiman kumuh serta penanggulangan
akibat kebakaran48.

48
Data monografi Unit Pengelola Rumah Susun (UPRS) Marunda.
60

2. Visi dan Misi UPRS (Unit Pengelola Rumah Susun) Marunda


Visi
Mewujudkan masyarakat rusun yang rukun,damai,bersatu dengan
dukungan sarana prasarana yang handal dan aman, berbudaya tertib
dan lingkungan yang indah serta empati antar sesama penghuni di
dalam kawasan yang asri dan sanitasi yang terpelihara
Misi
1) Melaksanakan pelayanan kepada masyarakat Berpenghasilan
Rendah (MBR) di Rumah susun
2) Memelihara sarana prasarana utilitas rumah susun
3) Menjaga keamanan dan ketertiban untuk kenyamanan warga
rusun
4) Memelihara kebersihan, keindahan rumah susun dan lingkungan
sekitarnya
5) Memberikan fasilitasi pemberdayaan bagi warga rumah susun
untuk kesejahteraan penghuni rumah susun
6) Menyusun desain besar SAPTA PESONA MARUNDA dan
menjadikan rumah susun sebagai inkubator ekonomi

3. Susunan Organisasi UPRS (Unit Pengelola Rumah Susun) Marunda


Adapun susunan organisasi UPRS Marunda terdiri dari :
1) Kepala UPRS Marunda
2) Kepala Subbag Tata Usaha
a) Kepala Satpel Pelayanan
b) Kepala Satpel Penertiban
c) Kepala Satpel Sarana dan Prasarana
3) Kepala Subbag Keuangan
a) Bendahara Penerimaan
b) Bendahara Pengeluaran
61

4) Pengurus Barang

4. Tarif Sewa Berdasarakan Peraturan Daerah Provinsi DKI Jakarta


No. 3 Tahun 2012 Tentang Retribusi Daerah

Tabel 4.1
Tarif Sewa Rumah Susun Marunda
Rumah Tarif Sewa
Susun
No
Sewa Lt.1 Lt.2 Lt.3 Lt.4 Lt.5 Lantai
Dasar
Marunda
1. Type 30
untuk
159.000 151.000 144.000 136.000 128.000 10.000/M2
warga
terprogram
2. Type 30
untuk
371.000 354.000 338.000 321.000 304.000 12.500/M2
warga
umum
3. Type 36
untuk
184.000 175.000 167.000 158.000 - -
warga
terprogram
4. Type 36
untuk
381.000 363.000 346.000 328.000 - -
warga
umum
Sumber : Data Monografi UPRS Marunda
62

5. Sarana dan Prasarana di Rusunawa Marunda

Tabel 4.2
Sarana dan Prasarana di Rumah Susun Marunda
No. Sarana dan Prsarana Jenis Fasilitas
1. Sarana Ibadah 1. Masjid
2. Gereja
2. Sarana Kesehatan Puskesmas
3. Sarana Transportasi 1. Bus Sekolah
2. Bus Transjakarta
4. Sarana Bermain RPTRA (Ruang
Publik Terpadu
Ramah Anak)
5. Sarana Olahraga 1. Futsal
2. Volly
3. Basket
4. Bulu Tangkis
5. Tenis Meja
6. Sarana Pendidikan 1. PAUD
2. TK
3. SD
4. SMP
5. Disabilitas
6. Paket A, B, C
7. Sarana Pertanian 1. Green House
2. Tanaman Obat
3. Kebun Sayuran
8. Sarana Kantor Bank DKI
9. Sarana Pemberdayaan Warga 1. Membatik
63

2. Menjahit
3. Tata Boga
4. Bank Sampah
5. Kerajinan
Tangan
6. Lenong
7. Sanggar Tari
Sumber : Data Monografi UPRS Marunda

6. Sejarah Singkat Kalijodo


Bercerita tentang nama Kalijodo yang berada di salah satu daerah
Jakarta ini, sudah menjadi pertanyaan apa dan bagaimana cerita tentang
asal mula nama Kalijodo?. Tidak semua orang mengetahui tentang dunia
hitam yang terjadi di daerah Kalijodo seperti sekarang ini. Dahulunya
Kalijodo bukanlah tempat dunia hitam layaknya sebutan sebelum
direlokasi menjadi ruang terbuka hijau bagi semua masyarakat. Namun
sekarang wilayah Kalijodo telah menjadi kawasan legal dan aman dari
jeratan dunia hitam. Kawasan tersebut telah di rubah menjadi Ruang
Publik Terbuka Hijau serta menjadi kawasan bermain anak-anak.
Dalam cerita pada masa Batavia, Kalijodo belum terkenal
daerahnya seperti sekarang ini. Karena jika dibandingkan zaman
dahulu dengan sekarang sangat jauh mengalami perubahan
terutama keadaan lokasi yang sekarang sudah menjadi taman
terbuka hijau. Berbagai model cerita yang menceritakan kenapa
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengadakan relokasi wilayah
Kalijodo. Dahulu, Kalijodo merupakan salah satu kawasan hiburan
malam yang terletak di salah satu kota di Jakarta.Para pekerja seks
komersial tinggal dan mencari nafkah di daerah prostitusi tersebut.
Mereka melayani pria hidung belang di kamar yang rata-rata 2x1
meter per segi.Pekerjan yang sangat tidak diizinkan oleh hukum
dan agama ini sangat merajalela di kawasan kalijodo yang sudah
terkenal sejak dulu dengan kawasan yang penuh dengan cerita
hitam dan kelam.Para pekerja seks komersial, dalam satu malam
mereka bisa melayani hingga 12 pria hidung belang yang rata-rata
mereka sudah berkeluarga dan para pejabat pemerintah. Layaknya
PSK di lokasi lain, mereka di bawah pengawasan ketat para
mucikari.Sulit bagi mereka untuk melepaskan diri jeratan dunia
64

hitam tersebut. Mereka seolah terkunci pada bangunan-bangunan


yang berkedok kafe remang-remang di Kalijodo tersebut.Di lain
pihak, para penguasa Kalijodo terus mengambil keuntungan dari
bisnis remang-remang tersebut. Sebagian besar penduduk yang
tinggal di kawasan tersebut segan terhadap para penguasa.49
Kalijodo berada di Kelurahan Pejagalan Kecamatan penjaringan,
Jakarta Utara.Terletak tidak jauh dari BW Hotel di Grogol dan berada di
sepanjang sungai Ciliwung.Akses menuju Kalijodo bisa ditempuh
dengan mengikuti Jalan Pesing.
Dulu disebut peh cun di Kali Angke, belum Kalijodo.Begitu
terkenal, maka dinamailah Kalijodo, karena orang dapat jodoh di
situ.Dalam tradisi China, Peh Cun (Peh Coen Hare) adalah tradisi
yang diselenggarakan setiap 100 hari penanggalan imlek.Salah satu
tradisi dalam perayaan Peh Cun adalah pesta air.Pesta air itu diikuti
oleh muda-mudi laki-laki dan perempuan yang sama-sama menaiki
perahu melintasi Kali Angke. Setiap perahu akan berisi tiga sampai
empat orang laki-laki atau perempuan. Di perahu tersebut, si laki-
laki akan melihat perahu yang berisi perempuan. Jika laki-laki
senang dengan perempuan yang ada di perahu lainnya ia akan
melempar kue yang bernama tiong cu pie.Kue terbuat dari
campuran terigu yang di dalamnya ada kacang hijau. Bagi
perempuan yang ditaksir jika ia senang, ia akan melemparkan kue
sejenis ke arah laki-laki yang menyukainya. Dari sinilah kemudian
kawasan berubah menjadi kalijodo karena menjadi kawasan untuk
mencari jodoh. Berbeda dengan saat ini, di masa itu Kali Angke
masih jernih. Itulah mengapa walau tradisi ini dilakukan oleh etnis
Tionghoa, tetapi masyarakat umum tetap memadati Kali Angke
untuk melihat perayaan tersebut.Tradisi Peh Cun dan Imlek sendiri
tidak lagi dirayakan setelah tahun 1958 setelah pemerintah
mengeluarkan aturan tentang penetralisiran tersebut. Aturan
tersebut dibuat oleh Wali Kota Jakarta Sudiro yang menjabat diera
1953-1960.Walikota masa itu, jabatannya setara dengan gubernur
masa kini50.

7. Kondisi Lingkungan Kalijodo Sebelum di Relokasi


Lingkungan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
terhadap pembentukan dan perkembangan perilaku individu, baik

49
Tetalogi. Asal Mula Kalijodo, dari Tempat mencari jodoh menjadi Lokasi Prostitusi.
http://www.reonkpost.com/2016/02/asal-usul-kalijodo-sejak-tahun-
1600.html?m=1 Diakses pada tanggal 5 Oktober 2018. Pada pukul 20.14 WIB.
50
Ibid. Diakses pada tanggal 5 Oktober 2018. Pada pukul 20.14 WIB.
65

lingkungan fisik maupun sosio-psikologis, termasuk di dalamnya adalah


belajar51. Karena di dalam lingkungan yang mendukung kita untuk
berperilaku menjadi kepribadian yang baik adalah lingkungan yang
sangat penting untuk menghasilkan kehidupan yang lebih baik. Penelitian
kali ini akan menginformasikan mengenai lingkungan yang dirasakan
oleh masyarakat Kalijodo baik di tempat sebelumnya dan tempat yang
sudah disediakan oleh Pemerintah provinsi DKI Jakarta yaitu Rumah
Susun Marunda yang berada di Kecamatan Cilincing Kota Jakarta Utara.

Sumber : www.google.com
Gambar4.2 Lokasi Kalijodo Sebelum di Relokasi
Tahun 2016

Tidak susah untuk membayangkan seperti apa keadaan Kalijodo


sebelum terjadinya relokasi wilayah yang dilakukan oleh Gubernur DKI
Jakarta yang menjabat kala itu yaitu Bapak Basuki Thahja Purnama.
Karena Wilayah Kalijodo yang dahulu dianggap telah meresahkan
warga dengan kegiatan kesehariannya yang jauh melenceng dari norma
agama dan hukum serta dukungan dari warga setempat untuk wilayah
Kalijodo di relokasi menjadi tempat yang lebih nyaman dan berguna
untuk setiap kalangan.

51
Rusmin Tumanggor dkk. Ilmu Sosial dan Budaya. ( Jakarta : Kencana Prenada
Media Group). 2010. Hlm 162
66

Berbicara mengenai perubahan dan masyarakat, nama Kalijodo


mungkin sudah tidak asing lagi untuk diperkenalkan ke masyarakat
luas. Kalijodo telah mengalami perubahan lokasi yang dahulunya
terkenal sebagai tempat lembah hitam sekarang sudah berubah menjadi
ruang terbuka hijau untuk semua kalangan masyarakat dan menyita
mata puluhan hingga ribuan masyarakat di sekitarnya untuk
mengunjungi tempat tersebut. Kawasan Kalijodo sangat ketat diawasi
oleh penguasa-penguasa tempat tersebut seperti preman dan mantan
mucikari. Terdapat beberapa yang disebut bos mafia besar yang telah
memegang dan menguasai wilayah hitam Kalijodo. Tidak sedikit
bangunan yang telah berdiri kokoh diatas tanah tersebut, kurang lebih
60 bangunan yang setiap bangunannya telah diisi oleh para pekerja seks
komersial yang siap melayani para lelaki. Serta guna untuk menjamin
keamanan wilayah tersebut, setiap bos mafia telah memperkerjakan
tenaga keamanan yang tidak sedikit jumlahnya. Tenaga kemanan
tersebut bisa disebut dengan istilah Preman. Tenaga keamanan tersebut
ditugaskan untuk menjaga keamanan wilayah Kalijodo agar aktifitas
perjudian dan yang lainnya tidak terganggu. Tidak hanya itu, para
preman yang telah ditugaskan untuk menjaga keamanan wilayah
Kalijodo, mereka tidak takut mati atau rela berkorban nyawa untuk
keamanan yang telah ditugaskna kepada mereka. Mereka terkenal
sangat sensitif karena memiliki insting yang sangat kuat apabila terjadi
hal-hal yang mencurigakan disekitar mereka.
Wilayah Kalijodo diapit oleh dua sungai yang mempunyai
daerah berbeda yaitu Sungai Angke dan Sungai Banjir Kanal Barat.
Daerah yang terdapat di dua Kota Administrasi ini antaranya Kota
Administrasi Jakarta Utara dan Kota Administrasi Jakarta Barat. Sangat
luas daerah yang mempunyai kawasan hitam dan ilegal ini. Tidak serta
merta Gubernur yang kala itu menjabat dengan sebutan nama Bapak
Ahok yaitu Basuki Tjahja Purnama, beliau telah memberi edaran bahwa
67

kawasan dunia hitam akan di hilangkan dan akan dijadikan tempat yang
lebih bermanfaat bagi semua masyarakat sekitar atau masyarakat luas.

Sumber :www.google.com
Gambar 4.3 Kalijodo digusur pada tahun 2016
Hal ini sesuai dengan berita di Kaleidoskop 2016 yang bertema
Metamorfosis Kalijodo adalah sebagai berikut:
Pemprov DKI Jakarta bergerak cepat mengurus masalah Kalijodo.
Pada Jumat (12/2/2016), Pemkot Jakarta Utara mengeluarkan
surat edaran penertiban kawasan prostitusi tersebut.Isi surat
edaran juga menjelaskan latar belakang penertiban
kawasan Kalijodo, yaitu berdasarkan Peraturan Daerah (Perda)
Nomor 8 Tahun 2007 tentang Ketertiban Umum, Perda Nomor 7
Tahun 2010 tentang Bangunan dan Wilayah, Instruksi Gubernur
Nomor 68 Tahun 2014 tentang Penataan dan Penertiban di
Sepanjang Kali, Saluran, dan Jalan Inspeksi, serta Instruksi
Gubernur Nomor 8 Tahun 2015 tentang Kegiatan Penertiban
Umum. Poin penting yang ingin disampaikan dalam surat edaran
itu adalah pengembalian fungsi kawasan Kalijodo menjadi ruang
terbuka hijau, penutupan dan penertiban kegiatan prostitusi dan
peredaran minuman keras, tawaran dari Pemerintah Provinsi DKI
Jakarta untuk warga Kalijodo alih profesi atau dipulangkan ke
daerah masing-masing, dan adanya posko pendaftaran di Kantor
Camat Penjaringan. 52

52
Kahfi Dirga Cahya. Kaleidoskop 2016: Metamorfosis Kalijodo.
http://megapolitan.kompas.com/read/2016/12/20/06450051/kaleidoskop.2016.met
amorfosis.kalijodo. Di akses pada tanggal 12 November 2017. Pukul 12.20 WIB.
68

8. Kondisi Lingkungan Kalijodo Sesudah di Relokasi


Lingkungan adalah salah satu tempat kita untuk berinteraksi
dengan sesama dan membentuk sebuah kepribadian sesuai dengan
karakteristik kita masing-masing. Namun, kita juga harus bisa memilih
lingkungan seperti apa yang tepat untuk kita jadikan sebuah tempat
tinggal. Lingkungan yang baik dan nyaman, akan membentuk kta
menjadi kepribadian yang baik pula, tetapi jika kita tinggal di tempat
yang kurang baik dan membuat kehidupan kita kurang nyaman, secara
lambat laun kita akan terbawa oleh kondisi lingkungan dimana tempat
kita tinggal.
Kalijodo kini berubah dari kawasan illegal menjadi kawasan
legal. Di pemberitaan media, Pemprov DKI pun menyatakan
serius menjadikan Kalijodo tempat yang paling nyaman di Ibu
Kota. Bahkan tempat parkir kendaraan pengunjung pun ditata dan
ingin dipastikan bebas dari preman.Taman Kalijodo diapit dua
sungai, Kali Angke dan bantaran Kali Banjir Kanal
Barat.Kalijodo, sejak masa-masa penjajahan Belanda dikenal
sebagai tempat orang mencari cinta.Kalijodo menjadi kawasan
bantaran sungai yang sudah kesohor oleh para pedagang-
pedagang Tionghoa.Di sini tempat para gadis pribumi
mendendangkan lagu-lagu klasik Tiongkok di atas perahu-perahu
yang ditambat di pinggir kali.Kalijodo dikenal sebagai ajang
mencari jodoh muda-mudi Jakarta saat tradisi Imlek, Peh Cun.
Golongan perempuan akan menaiki perahu yang berbeda dengan
kelompok lelaki. Perahu mereka akan saling berkejar-kejaran
melintasi sepanjang Kali Angke. Jika ada salah satu perempuan
yang ditaksir, maka lelaki di perahu lain akan melempar sebuah
kue bernama Tiong Cu Pia yang terbuat dari tepung terigi dan
berisi kacang hijau.Sekarang, Kalijodo sudah berubah. Lokalisasi
menjadi taman yang berisi banyak fasilitas olahraga dan tempat
bersantai. Kini namanya, RPTRA (Ruang Publik Terpadu Ramah
Anak) Kalijodo.Berubah wajah menjadi taman, Kalijodo
diharapkan menjadi tempat wisata baru bagi warga. Pada lahan
yang diapit oleh dua sungai, yaitu Kali Angke dan Kanal Banjir
Barat tersebut dibangun RPTRA dan RTH. Sekarang Kalijodo
berubah wajah menjadi RPTRA seluas 5.489 meter persegi.
Berbagai fasilitas disediakan mulai dari kamar mandi,
perpustakaan buku anak-anak, ruang PKK, dan tempat
69

berteduh.Bahkan ada juga ruang laktasi khusus tempat ibu


menyusui.53
Dari cerita di atas dapat disimpulkan bahwa tanah yang digunakan
oleh masyarakat Kalijodo adalah tanah milik pemerintah DKI Jakarta.
Gubernur Bapak Tjahja Purnama telah melakukan relokasi wilayah ke
salah satu Rumah susun di kawasan Cilincing Jakarta Utara. Tempat yang
dulunya menjadi kawasan pusat prostitusi kini telah menjadi kawasan
legal dan berubah menjadi ruang terbuka hijau serta taman yang bisa
dijadikan tempat wisata bagi masyarakat Jakarta dan sekitarnya.

Sumber :www.google.com
Gambar4.4 Lokasi Kalijodo Setelah di Relokasi

B. DESKRIPSI HASIL PENELITIAN


Dalam penelitian ini jumlah partisipan adalah sebanyak 14 orang
dengan berbagai usia dan pekerjaan. Partisipan yang diambil adalah yang
sudah bekerja dan sudah berumah tangga. Sehingga dipastikan mereka

53
Pebriansyah Ariefana. Menelusuri Cerita Kalijodo dan Sekarang.
https://www.suara.com/news/2017/05/04/151427/menelusuri-cerita-kalijodo-dulu-
dan-sekarang. Di akses pada tanggal 12 November 2017. Pukul 12.24 WIB
70

merasakan perubahan dari tempat sebelum direlokasi dan sesudah


direlokasi ke Rumah Susun Marunda. Wawancara yang dilakukan pada
penelitian satu waktu tetapi berbeda jenis kelamin, usia dan profesi
pekerjaanya.
Berikut ini akan dipaparkan secara jelas deskripsi hasil penelitian,
hasil analisis observasi,dan transkip wawancara peneliti terhadap 14
informan yaitu Bapak Emuslim (41 tahun), Ibu Sitri (39 tahun), Ibu Lela
(29 tahun), Bapak Encup Supriadi (31 tahun), Ibu Umi (29 tahun), Ibu
Ami ( 34 tahun), Ibu Karin (24 tahun), Ibu Amsiah (52 tahun), Ibu
Jamaiyah (51 tahun), Ibu Saroh (26 tahun), Ibu Rohani (30 tahun), Ibu
Rianti (58 tahun), Ibu Nuriah (52 tahun), Ibu Sulastri (40 Tahun), Ibu
Munirin (43 tahun).

1. Perbedaan Tempat Tinggal di Kalijodo dan di Rumah Susun


Banyak yang mengeluhkan terhadap keadaan Kalijodo sebelum di
relokasi oleh Pemerintah provinsi DKI Jakarta. Kalijodo sebelumnya
penuh dengan kegiatan yang kurang baik untuk dilakukan bagi warga
Negara Indonesia karena Negara Indonesia terkenal sebagai Negara yang
berpenduduk muslim terbesar di dunia.
Banyak keluarga yang tinggal di Kalijodo untuk melangsungkan
kehidupan mereka sehari-hari. Tidak hanya orang tua, di wilayah
Kalijodo tentu banyak anak di bawah umur yang menetap bersama orang
tuanya. Untuk dunia anak di bawah umur sudah jelas tidak baik untuk
tumbuh kembangnya anak-anak yang masih perlu pendidikan yang
sangat dalam dan luas. Dengan mereka tinggal ditempat yang
lingkungannya tidak mendukung tumbuh kembangnya, sangat
disayangkan apabila anak akan mengalami masa pertumbuhan yang akan
menghancurkan masa depanmereka. Mungkin tidak semua orang tua
memperhatikan tumbuh kembang anak-anaknya, karena orang tua selalu
memikirkan pekerjaan dan penghasilan untuk keberlangsungan
kehidupan keluarga mereka.
71

“Sama seperti yang diutarakan oleh Bapak Emuslim kalau yang


sebelumnya ya gitu mbak agak kumuh dan kurang bagus aja kalau
buat anak-anak kan namanya di lingkungan yang kaya begitu ya
mbak, apalagi kita orang tua juga kesehariannya kerja buat anak-
anak, kalau dibilang nyamannya mah ya nyamanan disini mbak
(Rumah Susun), disini ada tempat buat main khusus anak-anak tapi
ya gini sempit tempatnya cuman berapa petak, namanya juga tempat
bekas disediain pemerintah ya mbak. Yang sekarang kalau untuk
lingkungan anak-anak sih lumayan nyaman dan aman mbak, anak-
anak mau main dibawah masih bisa kita pantau dari atas sini.”54
Jadi dari pendapat Bapak Emuslim bahwa keadaan lingkungan
tempat tinggalnya lebih nyaman di Rumah Susun dibandingkan waktu
masih tinggal di kawasan Kalijodo. Di Rumah Susun telah di sediakan
tempat bermain khusus anak-anak yang bisa dipantau oleh orang tua
langsung. Menurut bapak Emuslim tempat bermain anak-anak sangat
aman dan nyaman unutk semua kalangan anak-anak yang masih di bawah
umur.
Selanjutnya peneliti mewawancarai Ibu Sitri yang masih
membahas tentang keadaan lingkungan tempat tinggal sebelumnya dan
yang sekarang. Hasilnya sama dengan Bapak Emuslim bahwa tempat
tinggal yang sekarang lebih nyaman dan aman untuk dijadikan tempat
tinggal dibandingkan dengan tempat sebelumnya di kawasan Kalijodo.
“tempat tinggal untuk yang sekarang lebih nyaman disini neng
dibanding yang tempat kemarin. Huuh tempat kemarin mah kotor
neng tapi ya itu gampang nyari duitnya, untuk nyaman sama
amannya mah aman dan nyaman disini. Terus unutk mainnya anak-
anak juga aman ada tempat bermainnya sendiri, kita bisa langsung
nengok dari atas sini kalau anak-anak pada main dibawah kan”55
Dari hasil wawancara dengan Bapak Encup mengatakan tentang
keadaan tempat tinggal di Kalijodo dan di Rumah Susun Marunda adalah
Bapak Encup merasakan perbedaan tempat tinggal dari sebelumnya dan di
Rumah Susun. Di Rumah Susun lebih nyaman dibandingkan temapt
tinggal sebelumnya.

54
Hasil Wawancara dengan Bapak Emuslim
55
Hasil Wawancara dengan Ibu Sitri.
72

“di kalijodo kurang enak buat anak-anaknya sih mbak


lingkungannya, kalau disini ya enak. Saya kan punya anak kecil,
enak tuh dibawah ada tempat bermain anak, jadi kalau anak mau
main mah udah nggak takut pas kaya disana.”56
Ada juga yang mengatakan hal serupa tentang tempat tinggal yaitu
Ibu Ami. Ibu Ami mengatakan bahwa tempat tinggal yang sekarang lebih
nyaman dari tempat tinggal yang sebelumnya. Karena menurut Beliau
tempat tinggal yang sebelumnya sangat kurang baik bagi perkembangan
anak-anak.

“ya kalau perbedaan udah ketara ya mbak, dulu tempat di kalijodo


kaya apa terus disini juga kaya apa, enak disini mah tapi nggak
enaknya ya disuruh bayar tiap bulannya. Kerjaan aja nggak jelas,
pemasukan juga nggak jelas. Mbaknya dong kita minta tolong kan
mbak mahasiswa, bilang ke pemerintah buat ada pemutihan biaya
sewa mbak. Kita udah setahun kali nggak bayar sewanya. Ya
gimana mau bayar orang uang buat tiap hari aja kita bisa makan
udah syukur.”57
Banyak hal serupa yang disampaikan oleh masyarakat Kalijodo.
Mereka sangat mereka mengalami perubahan tempat tinggal lebih baik
dari sebelumnya. Sama halnya yang disampaikan oleh Ibu Jamaiyah.

“Disini sih nyaman neng tempatnya, buat anak-anak kan juga


nyaman ya kalau mau pada main gitu, kita longok dari atas aja
udah tau mereka main.”58
Menurut Ibu Karin sama halnya dengan masyarakat Kalijodo
lainnya. Beliau memaparkan bahwa tempat tinggal yang sekarang lebih
nyaman daripada tempat tinggal yang sebelumnya. Seperti yang
dipaparkan dari hasil wawancara berikut ini.

“ya pasti sudah jelas sih mbak ya tempat yang sebelumnya itu
seperti apa. Kalau dibanding disini ya jauh mbak enakan disini.
Tapi kalau untuk ekonomi mah enakan disana mbak. Disini mau
kemana-mana apa mau usaha apa gitu susah.”59

56
Hasil wawancara dengan Bapak Encup
57
Hasil wawancara dengan Ibu Ami
58
Hasil wawancara dengan Ibu Jamaiyah
59
Hasil wawancara dengan Ibu Karin
73

Ibu Lela pun menyampaikan hal yang sama mengenai keadaan


tempat tinggal di rumah susun dan di tempat sebelumnya. Beliau
mengatakan bahwa tempat tinggal di Kalijodo sangat tidak baik untuk
anak-anak dibawah umur.

“Disini sih nyaman neng tempatnya, buat anak-anak kan juga


nyaman ya kalau mau pada main gitu, kita longok dari atas aja
udah tau mereka main, tapi kalau buat pekerjaan ya gitu susahnya
minta ampun. Saya dulu kalau disana ya ditempat sebelumnya bisa
kerja apa aja nyuci sana-sini yang penting tiap hari megang duit,
lah disini udah mah tempat tinggal kita bayar, tapi tiap hari nga ada
penghasilan, cuman ngandelin gaji suami jadi satpam doang kan
ngak seberapa neng, kita ada anak yang udah sekolah, masih punya
bayi juga tuh yang paing kecil kan harus beli susu ini itu sama
pampers juga kita duit dari mana kalau nggak kerja. Tapi disini
kerjaan susah banget nyarinya. Tempat enak tapi ekonomi disini
jangan ditanya dah.”60
Berdasarkan kesimpulan dari hasil wawancara dan observasi di
atas bahwa kondisi lingkungan tempat tinggal yang dirasakan oleh
sebagian masyarakat Kalijodo lebih merasa nyaman dan aman di Rumah
Susun Marunda yang telah disediakan oleh pemerintah tersebut. Karena
untuk segi bermain anak-anak sangat aman dan nyaman dibandingkan di
tempat tinggal sebelumnya. Untuk tempt tinggal sebelumnya yaitu di
kawasan Kalijodo tersebut sangat rawan untuk bermain anak-nak di bawah
umur karena kawasan Kalijodo disebut juga kawasan Lembah Hitam.

2. Tingkat Pendidikan Masyarakat Kalijodo


Pendidikan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pendidikan
formal yang diperoleh masyarakat Kalijodo. Pendidikan merupakan hal
yang terpenting dalam menyiapkan sumber daya manusia yang sangat
berkualitas. Karena dengan dibekali Pendidikan yang cukup dan sesuai
dengan bakat serta kemampuan masing-masing orang, pasti nantinya akan
mencetak output-output yang berkualitas. Adanya sumberdaya manusia

60
Wawancara dengan Ibu Lela
74

yang berkualitas tersebut juga dapat meningkatkan mutu tenaga kerja di


suatu wilayah.
Tabel 4.3 Tingkat Pendidikan Masyarakat Kalijodo
No. Nama Tingkat Pendidikan Jenis Kelamin
1. Emuslim STM L
2. Sitri SMK P
3. Lela SMP P
4. Encup Supriadi SMA L
5. Umi SMP P
6. Ami SD P
7. Karin SMP P
8. Amsiah SD P
9. Jamaiyah SD P
10. Saroh SD P
11. Rohani SMP P
12. Rianti SD P
13. Nuriah SD P
14. Sulastri SD P
Sumber: Hasil wawancara penelitian
Adanya tingkat Pendidikan yang ada di suatu wilayah dapat
mencerminkan keadaan ekonomi masyarakat tersebut. Kedua hal tersebut
tentu saja sangat berkaitan, karena dimana suatu wilayah penduduknya
rata-rata dapat bersekolah dengan cukup dan mempunyai kualitas yang
hebat. Tentu saja pendapatan dan keadaan ekonomi bisa menunjang
kehidupan yang layak. Berbeda dengan sebaliknya, apabila di suatu
wilayah penduduknya rata-rata tidak bersekolah atau kurang tingkat
pendidikannya, pendapatan atau ekonominya akan menurun dan hidup
akan kurang layak didapatkan. Dari beberapa responden yang di
wawancarai, tidak sedikit masyarakat Kalijodo yang lulusan SD. Seperti
contohnya adalah Ibu Ami yang berusia 38 tahun bekerja sebagai Ibu
Rumah Tangga. Beliau hanya bisa menyelesaikan pendidikan di jenjang
75

Sekolah Dasar saja dikarenakan faktor ekonomi keluarga yang tidak


memungkinkan beliau untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang
lebih tinggi. Beliau hanya bisa berharap dengan pendidikan anak-anaknya
kelak yang ingin mempunyai pendidikan setinggi mungkin.
“saya mah cuman lulusan SD mbak. ya saya pengennya nanti anak
saya punya pendidikan yang tinggi mbak, biar bisa seperti mbaknya
gini bisa kuliah, ya mudah-mudahan nanti saya sama ayahnya bisa
lah nyekolahin sampai setinggi mungkin kalau bisa sampai cita-cita
nya nanti kesampaian. Dia pengen jadi Polisi mbak nantinya, kalau
nggak jadi Polisi mau jadi Guru aja nanti katanya. Yaa bagus mbak
tekat dari anak sendiri ada kan, kita mah sebagai orang tuanya bisa
ngedoain sama berjuang aja buat nyekolahin dia nanti”61

Tidak lain dengan Ibu Amsiah, sama seperti Ibu Ami yang hanya
dapat menyelesaikan jenjang pendidikannya hanya sampai tingkat Sekolah
Dasar. Ibu Amsiah bekerja sebagai Ibu Rumah Tangga dan berusia 52
tahun. Orang tua beliau yang dahulu tidak sanggup untuk menyekolahkan
beliau sampai tingkat tinggi. Nasibnya tidak mau jika anak-anaknya
mengalami nasib pendidikan yang sama. Maka dari itu Ibu Amsih selalu
berjuang mencari pekerjaan apa aja yang bisa beliau lakukan untuk
mencukupi kebutuhan rumh tangga dan keperluan sekolah anaknya.
Seperti yang disampaikan oleh Ibu Amsiah berikut :
“saya sudah tua neng, hidupnya gini-gini aja. Ya saya pengennya
anak saya jangan sampai putus sekolah. Saya mah mau kerja apa aja
yang penting bisa saya lakuin dan bisa nyukupin buat sehari-hari
sama kebutuhan anak sekolah aja udah syukur. Soalnya disini mah
susah mau kerja apa juga. Ngak kaya ditempat yang dulu pasti tiap
harinya ada aja kerjaan. Jadi kalau anak mint buat kebutuhan sekolah
apa cuman minta buat jajan ya saya sehari-hari megang uang dikit-
dikit. Kalau disini ampun banget.”62

Tidak hanya dengan Ibu Amsiah, sama halnya dengan Ibu Saroh
yang berusia 26 tahun. Beliau bekerja sebagai pengrajin sepatu di salah
satu tempat tinggal warga di Rumah Susun Marunda tersebut. Ibu Saroh
mendapatkan jenjang pendidikan sampai SD. Menurut beliau memang

61
Hasil wawancara dengan Ibu Ami.
62
Hasil wawancara dengan Ibu Amsiah.
76

sangat kurang untuk pendidikan yang hanya ditempuhnya sampai jenjang


SD saja. Dengan jenjang pendidikan yang hanya sampai SD itu pasti akan
susah untuk mendapatkan pekerjaan yang layak untuk terus
menyekolahkan anaknya sampai jenjang setinggi-tingginya. Seperti yang
beliau sampaikan pada hasil wawancara berikut ini :
“saya sih pengennya nanti saya bisa nyekolahin anak saya yang
lebih tinggi mbak. Soalnya saya sendiri hnya lulusan SD ya, jadi
disini mau kerja apa. Kalau ditempat yang sebelumnya mah mau
kerja apa aja pasti ad mbak tiap hari. Orang tetangga saya aja ada
yang cuman nunggu toilet bisa makan tiap hari. Disini kalau untuk
lulusan kaya saya ini yang cuman lulusan SD ya susah mbak mau
nyari kerjaan. Saya aja ada kerjaan ini bikin sepatu aja udh syukur
buat nyambung hidup saya sekalian nabung dikit-dikit buat
kebutuhan anak sekolah. Anak saya walaupun masih kecil ya harus
saya nabung dari sekarang kan mbak, anak juga tiap hari makan
tiap hari jajan, masa kita orang tua nya diem aja kan nggak
mungkin. Makannya saya pengen banget nanti anak saya jangan
kaya saya deh sekolahnya, moga aja saya bisa nyekolahin yang
lebih tinggi nanti.”63

Dapat disimpulkan bahwa rata-rata jenjang pendidikan masyarakat


Kalijodo yang direlokasi ke Rumah Susun Marunda hanya sampai jenjang
Sekolah Dasar (SD) saja. Namun, merek berharap untuk masa depan anak-
anaknya bisa lebih baik lagi terutama di bidang pendidikan. Menurut
mereka apabila hanya mempunyai jenjang pendidikan sampai Sekolah
Dasar saja tidak akan bisa membangun kehidupan yang layak karena untuk
mencari pekerjaan tidak mudah kalau hanya mempunya Ijazah sampai
jenjang Sekolah Dasar (SD).
Selain itu ada beberapa lagi warga yang sudah peneliti wawancarai
yaitu Ibu Rianti, Ibu Nuriah, Ibu Sulastri, dan Ibu Munirin yang juga
hanya mempunyai pendidikan terakhir sampai tingkat Sekolah Dasar
(SD).Sebab itulah mereka kesulitan mendapatkan pekerjaan yang bisa
dikatakan layak.Sebagain besar hanya menjadi ibu rumah tangga dan
hanya mengandalkan upah gaji dari suami. Rata-rata suami mereka hanya
menjadi seorang security di dekat daerah tersebutdan penjaga pintu air.

63
Hasil wawancara dengan Ibu Saroh.
77

Karena Pendidikan suami mereka rata-rata hanya tamatan SD dan


SMP.Pendidikan yang minim mengakibatkan mereka belum mendapatkan
pekerjaan yang seharusnya bisa mereka lakukan. Berbicara mengenai
pendidikan anak-anak mereka yang sekarang rata-rata masih duduk
dibangku Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP),
cukup terjadi kesulitan untuk kehidupan mereka sehari-hari.
“Seperti yang disampaikan Ibu Amsiah 52 Tahun mengatakan
Kadang anak saya untuk minta uang buat kebutuhan sekolah aja
saya bilang terang-terangan neng kalau saya nggak ada ya anak
saya diem, kalau minta unutk uang jajan gitu kalau saya nggak
ada saya bilang gitu yaudah tiduran aja dirumah. Kadang saya
juga nggak tega ngliatnya tapi ya gimana neng emang keadaan
aslinya begini sekarang beda banget sama yang dulu”64

Tidak hanya memikirkan untuk kebutuhan sekolah anaknya, tetapi


Ibu Amsiah juga memikirkan untuk keseharian anaknya ketika meminta
uang jajan. Semua orang tua pasti akan melakukan hal apa saja untuk
kebahagian dan kenyamanan anak-anaknya. Tidak sedikit orang tau
menginginkan kesuksesan kelak bagi anak-anaknya.
Selanjutnya peneliti mewawancarai Ibu Sitri terkait pendidikan
yang telah di capai oleh masyarakat Kalijodo tersebut.
“Sekolah saya lulusan SMK neng, tapi ya mau cari kerja apa
disini, kan disan pas masih dirumahn yang lama kerja apa aja
nggak usah segala pakai ijazah kan. Kalau disini kan harus pakai
ijazah. Nah ijazah SMA aja sekarang udah kaya ijazah SMP,
paling kerja juga gitu-gitu doang. Jauh juga kalau mau nyari
kerja, mana jalanan macet, mending ngurus anak dirumah jadi
bapak doang yang kerja.”65

Menurut Ibu Sitri mempunyai ijazah SMA itu sama halnya dengan
ijazah SMP karena tidak bisa mendapatkan pekerjaan yang layak untuk
membantu kebutuhan rumah tangganya. Sebab kalau Ibu Sitri kerja hanya
akan membuang waktu dan tenaga saja karena dilihat dari jalur yang macet
dan jauh dari tempat tinggal.

64
Hasil wawancara dengan ibu Amsiah.
65
Hasil wawancara dengan Ibu Sitri
78

Kemudian peneliti mewawancarai Ibu Rianti. Ibu Rianti kerja


sebagai karyawan salah satu pembuatan sandal yang berada di rumah
susun Marunda tersebut. Ibu Rianti hanya bisa menyelesaikan sekolahnya
di jenjang Sekolah Dasar (SD).

“lulusan SD mah bisa apa mbak?. Bisa kerja ini aja sudah syukur
saya mah. Kalau pembuatan Sandal ini kan punya Ibu Jamaiyah,
dulu saya nggak kerja disana, kerja apa aja. Berhubung disini saya
bingung kerja apa dengan lulusan saya yang hanya SD, jadi ya
serabutan gini aja.”66
Menurut Ibu Rianti yang hanya mempunya ijazah pendidikan
hanya sampai jenjang SD sangat merasakan susah mencari pekerjaan
setelah dipindahkan ke Rumah Susun Marunda tersebut.
Dari hasil observasi dan wawancara mengenai jenjang pendidikan
yang telah ditempuh sebagian masyarakat Kalijodo dapat diambil
kesimpulan bahwa rata-rata jenjang pendidikan yang telah ditempuh
masyarakat Kalijodo hanya sampai jenjang Sekolah Dasar (SD) saja.

3. Keadaan Ekonomi Menurut Mata Pnecaharian Masyarakat Kalijodo


Sebelum di Relokasi dan Setelah di Relokasi
Adanya mata pencaharian dalam kehidupan masyarakat sangatlah
penting, karena dengan adanya mata pencaharian tersebut maka kebutuhan
ekonomi masyarakat akan terpenuhi. Komposisi penduduk menurut mata
pencaharian masyarakat Kalijodo ini sebagian besar menjadi security dan
ibu rumah tangga.Tidak terkecuali dengan Ibu Nuriah. beliau bekerja
sebagai buruh pengrajin sepatu di Rumah Susun Marunda. Usia yang
sudah tidak muda lagi dan menjadi seorang single parent.Seperti yang
disampaikan oleh Ibu Nuriah ketika di wawancarai.
“Saya kerja ya begini aja mbak ngebantu bikin sepatu, kadang
kalau ada yang minta bantuin nyuci ya saya kerjain, kalau ada
yang minta beliin apa gitu ke tanah abang, pokoknya apa aja
yang di kasih kerjaannya ya saya kerjain selagi saya bisa.
Namanya juga udah usia lanjut kan nggak semua kerjaan bisa di
lakuin mbak. Kan anak udah pada nikah ada yang kerja di
66
Hasil wawancara dengan Ibu Rianti
79

Depok juga kadang seminggu sekali pulang kesini. Ya harus


bisa nyari buat kehdupan sehari-hari, saya kan juga janda nggak
ada suami lagi.”67

Kehidupan beliau ketika dipindahkan ke Rusun Marunda berubah


sangat drastis. Seorang single parent yang harus mencukupi kebutuhan
sehari-hari. Beliau bersedia mengerjakan pekerjaan apa saja supaya tidak
selalu merepotkan anak-anaknya yang sudah berkeluarga dan bekerja.
Tidak hanya Ibu Nuriah yang kesulitan untuk mencari pekerjaan
setelah direlokasi ke Rumah Susun Marunda Jakarta Utara tersebut. Ibu
Lela berusia 29 tahun juga merasakan sama halnya seperti Ibu Nuriah yang
didapatkan dari hasil wawancara sebagai berikut :
“Disini sih nyamn neng tempatnya, buat anak-anak kan juga
nyaman ya kalau mau pada main gitu, kita longok dari atas
aja udah tau mereka main, tapi kalau buat pekerjaan ya gitu
susahnya minta ampun. Saya dulu kalau disana ya ditempat
sebelumnya bisa kerja apa aja nyuci sana-sini yang penting
tiap hari megang duit, lah disini udah mah tempat tinggal kita
bayar, tapi tiap hari nga ada penghasilan, cuman ngandelin
gaji suami jadi satpam doang kan ngak seberapa neng, kita
ada anak yang udah sekolah, masih punya bayi juga tuh yang
paing kecil kan harus beli susu ini itu sama pampers juga kita
duit dari mana kalau nggak kerja. Tapi disini kerjaan susah
banget nyarinya. Tempat enak tapi ekonomi disini jangan
ditanya dah.”68

Ibu Jamaiyah berusia 51 tahun juga merasakan perbedaan


ekonomi dari tempat sebelumnya dengan di Rumah Susun Marunda
Jakarta Utara. Ibu Jamaiyah kesehariannya membuat sepatu di salah
satu usaha warga yang sudah ada sejak di kawasan Kalijodo. Beliau
tidak bisa mencari pekerjaan lagi selain membuat sepatu setelh
dipindahkan di Rumah Susun tersebut. Sebelum di relokasi, Ibu
Jamaiyah berjualan gorengan untuk menambah penghasilan
keluarganya. Tetapi setelah di relokasikan ke Rumah Susun, Ibu

67
Hasil wawancara dengan Ibu Nuriah
68
Hasil wawancara dengan Ibu Lela
80

Jamaiyah hanya bisa bekerja sebegai pembuat sepatu seperti yang


disampaikan beliau pada hasil wawancara sebagai berikut :
“Pekerjaan saya sekarang cuman bantuin bikin sepatu ini dong
neng, kalau yang sebelumnya kan saya bisa sambilan jualan
gorengn ya, kan disana mah tempatnya rame. Kalau mau jualan
gorengan disini ya yang mau dijualin siapa neng, kita juga kan
butuh modal lagi kalau mau jualan. Pokoknya ekonomi disini
susah banget walapun tempatnya nyaman enak tapi kalau kita
ngak bisa nyari duit darimana nyamnnya neng.69

Peneliti selanjutnya mewawancarai Bapak Emuslim. Terkait


dengan pekerjaan, beliau juga merasakan efek buruk setelah
dipindahkan ke Rumah Susun Marunda.

“kalau disana di perusahaan swasta mbak, istilahnya kalau


disana mah melek mata langsung dapat duit gitu beda banget
sama disini, harus nunggu beberapa hari apa beberapa minggu
baru kita dapat duit. Kalau disini kan security mbak ya deket-
deket sini”70

Selain Bapak Emuslim dampak ekonomi dari segi pekerjaan


sangat dirasakan oleh Ibu Amsiah. Beliau mengatakan sebagai
berikut:

“saya masih jadi tukang pijit neng sekarang. Dulu kalau disana
udah banyak yang saya pijit selama seminggu. Kalau disini mah
boro-boro neng ada yang manggil pijit. Kadang seminggu
cuman berapa orang yang dipijit. Aklau disana kan banyak neng.
Saya kan cuman dapet uang dari mijit doang.”71

Dapat disimpulkan bahwa ekonomi masyarakat Kalijodo


setelah direlokasikan ke Rusun Marunda tidak berubah menjadi lebih
baik di bandingkan tempat sebelumnya. Kesulitan untuk mencari
pekerjaan dan penghasilan sangat dirasakan sebagain besar
masyarakat Kalijodo di rumah Susun Marunda tersebut. Rata-rata

69
Hasil wawancara dengan Ibu Jamaiyah
70
Hasil wawancara dengan Bapak Emuslim
71
Hasil wawancara dengan Ibu Amsiah
81

mereka hanya mengandalkan gaji dari suami mereka yang


mendapatkan pekerjaan di luar daerah Marunda.
Dominasi mata pencaharian di setiap daerah tentu saja
berkaitan dengan tingkat Pendidikan yang ada di wilayah tersebut.
Dimana tingkat Pendidikan yang tinggi sudah bisa dipastikan
masyarakat tersebut bisa mempunyai pekerjaan yang layak dengan
tingkat Pendidikan yang telah mereka dapatkan disbanding dengan
mereka yang hanya mempunyai tingkat Pendidikan hanya sampai
Sekolah Dasar (SD). Hal itu terjadi karena orang yang mempunyai
tangka Pendidikan tinggu tentu memiliki kemampuan dan keahlian
yang meman sudah tidak diragukan kembali.
Akibat adanya relokasi Kalijodo, semua anak yang masih
bersekolah harus rela dipindahkan ke sekolah terdekat dari tempat
baru mereka yaitu sekitar Rumah Susun Marunda Cilincing Kota
Jakarta Utara. Menurut para orang tua, jalan menuju ke sekolah
anak-anaknya adalah jalur tengkorak. Karena memang Jakarta Utara
adalah salah satu kota di Jakarta yang terkenal dengan jalur
kendaraan besar yang menuju ke Pelabuhan Tanjung Priok. Maka
dari itu para orang tua sangat waspada terhadap keselamatan anak-
anaknya sewaktu berangkat dan pulang sekolah.
4. Transportasi ke Sekolah
Selain itu, untuk transportasi menuju ke sekolah yang baru
sangatlah susah, karena harus menggunakan 2 kali transportasi
umum dan menambah jumlah pengeluaran biaya sekolah. Namun
yang membuat salut dan bangga yaitu semangat juang untuk
sekolah anak-anaknya sangatlah besar. Walaupun para orang tua
bingung mencari biaya untuk hidup sehari-harinya seperti
apa.Sebab, sekolah itu adalah kunci utama kesuksesan dari bibit
sumberdaya manusia di Indonesia.
82

Menurut salah satu warga yang bernama Ibu Amsiah


menceritakan kehidupan beliau ketika diwawancarai adalah sebagai
berikut :
“tempat tinggal mah enakan ya enakan disini, tapi disini
kalau pun tempat tinggalnya enak tapi nga bisa usaha ama
sekali ya mau gimana? Ini aja untuk ongkos anak sekolah
tiap harinya harus mikir mulu, kan kalau untuk anak mah
kan harus ada terus soalnya mereka kan sekolah. Kadang
mah kalau minta uang ya kalau saya lagi ada ya saya kasih,
kalau ngak ada ya saya bilang nga ada. Tapi kalau saya
bilang nga ada gitu ya mereka langsung pada diem dirumah
ngak kemana –mana dna nga bisa ngapa-ngapain juga. Dulu
mah pas masih tinggal disana (Kalijodo) penghasilan
bapaknya yang cuman penunggu MCK juga bisa buat
nabung sehari-harinya, kalau disini mah bapaknya kan
nganggur. Ini perabotan rumah tangga semuanya dibawa
dari sana, pas disini juga udah abis-abisan, motor kejual tv
satu kejual, udah nga punya apa apa lagi.” 72

Selain Ibu Amsiah, Bapak Emuslim juga merasakan hal


serupa mengenai transportasi seperti yang beliau utarakan pada
wawancara tanggal 20 Desember lalu sebagai berikut :
“soal kendaraan buat anak-anak sekolah kan udah ada
busway ya mbak, cuman kan tetep kita tiap hari ngluarin
duit. Jalan ke sekolah anak-anak beda, ada yang abis naik
busway mereka naik angkot lagi buat nyambung ke
sekolahnya. Kan sekolah mereka mah ada yang di dalam,
nggak semuanya di pinggir jalan gede gitu. Terus kalau
menurut saya, unutk jalanannya menuju ke sekolah atau
sebaliknya sih lebih aman dan nyaman di sana mbak di
tempat sebelumnya. Soalnya Jakarta Utara khususnya
daerah Cilincing kan rawan jalannya mbak, banyak truk
gandeng kendaran gede-gede semua yang mau ke arah
pelabuhan. Ini dari sini juga pelabuhan udha deket mbak.
Disni kan juga terkenal jalur tengkorak. Di Jakarta Utara
kan banyak banget jalur tengkorak mbak, terus gimana
kalau anak dikaish motor buat sekolah kan kita orang tua
juga pasti kefikiran. Cari aman aja mbak jadinya naik
kendaraan umum, kalau kita ada waktu terus sempet ya kita
anterin sekolahnya”73

72
Hasil wawancara dengan Ibu Amsiah
73
Hasil wawancara dengan Bapak Emuslim
83

Selain itu peneliti juga mewawancarai Ibu Lela terkait


dengan transportasi menuju sekolah

“kalau di tempat sebelumnya cuman naik angkot sekali,


kalau disini ada bis sekolah cuman nggak nyampe depan
sekoah, kalau busway ada juga. Terhantung anaknya mau
naik busway apa bus sekoah. Jauhnya sih jauh disini neng.
Mana disini jalur macet kan, saya udah nggak ada motor
buat anak, jadi kemana-mana anak naik kendaraan
umum.”74

Selanjutnya peneliti melanjutkan wawancara dengan Ibu


Saroh sebagai berikut:

“kalau di tempat sebelumnya cuman naik angkot sekali,


kalau disini ada bis sekolah cuman nggak nyampek depan
sekolah, kalau busway ada juga. Tergantung anaknya mau
naik busway apa bus sekolah. Jauhnya sih jauh disini mbak.
Mana disini jalur macet kan, saya udah nggak ada motor
buat anak, jadi kemana-mana anak naik kendaraan
umum.”75

Peneliti juga mendapatkan jawabn yang serupa ketika


mewawancarai Ibu Sitri

“kalau pakai kendaraan umum mah kaya angkot gitu susah


mbak, cuman busway doang disini adanya. Bus sekolah
juga cuman nyampe depan doang ngak masuk kesini.terus
kalau pakai kendaraan kaya motor gitu malah bahaya mbak,
soalnya kan disini terkenal jalur tengkorak ya banyak
kendaraan gede-gede yan ke pelabuhan gitu jadi ya bahaya
kalau buat nak sekolah.”76
Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil wawancara
mengenai trasnportasi adalah mengalami perbedan setelah di
relokasi ke Rusun Marunda. Menurut sebagain besar masyarakat
Kalijodo, mereka sangat mengkhawatirkan untuk jalur transportasi
74
Hasil wawancara dengan Ibu Lela
75
Hasil wawancara dengan Ibu Saroh
76
Hasil wawancara dengan Ibu Sitri
84

di sekitar Cilincing. Selain itu mereka juga mengeluhkan tambahan


biaya untuk transportasi anak-anak mereka ke sekolah maupun
pulang sekolah. Jarak tempuh sekolah dari dan tempat tinggal yang
lumayan memakan waktu sangat berbeda dengan jarak sekolah di
tempat tinggal sebelumnya. Di tempat tinggal sebelumnya, anak-
anak ketika berngkat sekolah ada yang hanya menempuh dengan
jalan kaki. Selain dengan jalan kaki, bisa menggunakan
transportasi umum yang hanya ditempuh sekali jalan atau sekali
menggunakan angkot saja.
5. Perubahan Sosial Masyarakat Kalijodo
Di blok A11 adalah blok dimana gedung untuk tempat
tinggal semua masyarakat Kalijodo yang di relokasi ke Rusun
Marunda, Clincing, Jakarta Utara. Di blok tersebut terdapat salah
satu warga yang mempunyai usaha kecil-kecilan yaitu usaha
membuat sandal dan sepatu anak-anak yang terbuat dari kulit
khusus. Orang yang mempunyai usaha tersebut adalah ibu
Jamaiyah berumur 51 tahun. Beliau tinggal di blok A11 nomor
3.12. Pendidikan terkahirnya hanya sampai tingkat Sekolah Dasar
(SD). Untuk usaha tersebut beliau bawa semenjak masih tinggal di
Kalijodo. Beliau memperkerjakan karyawannya juga dari warga
disekitaran tempat tinggal, yang pendidikannya juga hanya sampai
tingkat Sekolah Dasar (SD). usaha tersebut sangat sederhana.
Hanya dikerjakan menggunakan mesin jahit khusus dan benang
khusus.
85

Sumber : Dokumentasi pribadi


Gambar.4.5. Proses pembuatan sandal sepatu masyarakat
Kalijodo di rumah susun Marunda

Masyarakat Kalijodo memang sangat merasakan perbedaan


setelah adanya relokasi yang telah dilakukan oleh Pemprov DKI
Jakarta. Dimana setelah kejadian itu banyak terjadi perubahan
dalam kehidupan masyarakat Kalijodo. Perubahan ekonomi,
perubahan sosial, serta perubahan kondisi lingkungan. Saat ini
mereka sudah dengan adanya relokasi wilayah tersebut. Untuk
bersosialisasi di tempat baru atau lingkungan yang baru memang
memerlukan waktu. Menurut beberapa warga yang telah
diwawancarai, untuk bersosialisasi dengan tempat dan masyarakat
baru tidaklah mudah, mereka membutuhkan waktu beberapa bulan
untuk mengetahui dan mengenal tempat tinggal baru mereka.
Seperti yang dikatakan oleh bapak Emuslim yang berusia 41 tahun.
Pendidikan terkahir beliau adalah STM. Beliau bekerja sebagai
security.
“Untuk sosialisasi disini bisa dikatakan cukup sulit. Karena
ya itu mbak, warga disini kan rata-rata pendidikan
terakhirnya hanya SD, jadi ya kalau untuk jiwa
bermasyarakatnya sangat kurang, tapi kalau sudah berbicara
86

soal duit ya mereka lansung yang paling depan. Saya pun


juga ngak cuman mereka doang, ya gimana ya mbak emang
begitu adanya mbak disini. Karena emang disini sangat
susah untuk mencari ekonominya mbak. Jadi ya
kebanyakan disini nganggur ngak kaya pas masih disana
(Kalijodo) kalo disana mah mau kerja jaga parkir apa jaga
kamar mandi juga udah bisa dipakek makan berapa hari
mbak.”77

Perihal sosialisasi peneliti juga mewawancarai Ibu Sitri.


“adaptasi? Kaya sosialisasi gitu kan? Agak susah sih mbak
ya, soalnya kan beda lingkungannya sama yang disana, tapi
ya kalau sekarang-sekarang sih udah lumayan nyaman
mbak sama orang-orang buat ngecampur di kalangannya.
Ya mungkin juga tiap hari kan kita ketemu ya mbak, jadi ya
makin lama makin bnyak ngobrolnya.”78
Selain itu jawaban yang serupa juga disampaikan oleh Ibu
Lela sebagai berikut:

“kalau adaptasi sesama orang dari kalijodo mah enak-enak


aja bisa langsung. Kan kita semua dari beberapa RT sama
RW neng, jadi kalau yang belum kenal tapi sesama warga
dari sana buat deketnya mah enak, tapi kalau yang disini
mereka duluan atau penghuni yang lama ya rada susah ya,
soalnya kan kita dari latar belakang beda juga, dulunya
hidup kita pasti beda lah ya sama mereka”79

Selanjutnya peneliti mewawancarai Bapak Encup selaku


suami dari Ibu lela. Beliau mengatakan sebagai berikut:

“Kalau masalah adaptasi apa sosialisasi kalau kita sesama


orang Kalijodo mah enak, kalau disini kan campur dari
mana aja, ya mungkin pemikiran orang beda-beda ya itu
yang bikin susah. Mereka kan ngliat kita dari Kalijodo kan
udah punya pikiran yang kurang baik lah istilahnya.”80
Masyarakat Kalijodo sebelum adanya relokasi, mereka
bergantung hidupnya dari pekerjaan para pekerja seks yaitu

77
Hasil wawancara dengan Bapak Emuslim
78
Hasil wawancara dengan Ibu Sitri
79
Hasil wawancara dengan Ibu Lela
80
Hasil wawancara dengan Bapak Encup
87

menjadi jasa cuci dan setrika. Selain itu juga mereka bisa
menghasilkan uang dengan cara berdagang di depan rumah untuk
para tamu pendatang di Kalijodo. Karena menurut mereka, dengan
berdagang saja sudah bisa mempunyai penghasilan lebih untuk
menghidupi keluarganya.Untuk mencari uang di Kalijodo
sangatlah mudah, karena mereka bisa membantu para pekerja seks
atau membantu para mucikari untuk mendapatkan orderan.Tidak
sedikit dari mereka telah paham dengan uang hasil kerjanya yaitu
penghasilan haram, tetapi menurut mereka memang itulah kegiatan
mereka sehari-hari untuk mencukupi kebutuhan keluarganya.
Dibandingkan dengan tempat yang sekarang yaitu di
Rumah Susun, mereka sama sekali tidak bisa mendapatkan
penghasilan yang lebih untuk memenuhi kebutuhan keluarganya.
Menurut salah satu responden, dia tidak pernah merasakan tidak
makan dalam satu hari sewaktu masih tinggal di Kalijodo, tetapi
setelah mereka dipindahkan ke Rumah Susun Marunda, pernah
merasakan tidak bisa makan selama 2 hari dan hanya makan satu
butir telur untuk dimakan 3 orang dalam satu keluarga. Sungguh
jauh dari kehidupan yang sehat dan layak.Kehidupan mereka
sangat menurun ketika dipindahkan ke Rumah Susun Marunda.
Untuk tinggal di Rumah Susun ternyata tidak semudah
yang mereka bayangkan dan mereka rasakan diawal. Menurut
sebagian besar warga tersebut, merek merasa ditipu oleh Pemprov
DKI Jakarta karena untuk tinggal di Rumah Susun harus ada uang
sewa yang harus dibayarkan selama 1 bulan sekali. 3 bulan di awal
semua kebutuhan sewa Rumah Susun telah ditanggung oleh
Pemprov DKI Jakarta. Namun setelah 3 bulan selanjutnya mereka
harus membayar secara pribadi semua kebutuhan hidup mereka di
Rumah Susun tersebut. Kebanyakan dari mereka telah menunggak
bayaran selama 1 tahun baik unutk uang sewa dan uang kebutuhan
lainnya yang harus dibayarkan selama 1 bulan sekali. Mereka
88

merasa sangat keberatan dengan adanya uang sewa tersebut, karena


menurut mereka selama tinggal di Kalijodo tidak merasakan
dengan uang sewa tempat tinggal, namun dengan adanya relokasi
tempat tersebut mereka harus memikirkan uang sewa Rumah
susun.
6. Perubahan Gaya Hidup
Perubahan sosial merupakan perubahan yang menjadi suatu
pola kehidupan masyarakat yang baru pada nantinya. Perubahan
pola kehidupan pada masyarakat ini terjadi pada masyarakat
Kalijodo. Perubahan-perubahan tersebut diantaranya karena adanya
pengaruh dari tempat tinggal sebelumnya yang telah menjadikan
kehidupan mereka layak dan memenuhi kehidupan mereka sehari-
hari dibandingkan dengan tempat tinggal yang sekarang yaitu di
Rumah Susun Marunda Cilincing, Jakarta Utara.
Peneliti melakukan wawancara dengan beberapa
masyarakat yang berasal dari Kalijodo mendapatkan adanya
perubahan sosial diantaranya adalah adanya perubahan gaya hidup
masyarakat Kalijodo. Seperti yang diutarakan oleh Ibu Karin
sebagai berikut :
“kalau soal ekonominya berubah pasti hidupnya juga
berubah mbak. Kita mau bergaya pakek apaan kalau nggak
ada modalnya?. Kalau dulu kan modal buat semuanya ada
kita mau kerja apa juga disana jadi. Namanya juga
tempatkaya begitu mah pasti ada aja mbak penghasilan dari
mana. Apalagi saya kan nikah muda, jadi ya ngrasain
banget perubahannya. Mau bergaya begini nga ada uang,
uang dari mana dapetnya nyari kerja disini susah mbak.
Susah kemana mana. Ini aja belom bayar sewa udah hampir
setahun”81
Menurut Ibu Karin apabila perubahan sosial berubah maka
gaya hidup juga mengalami perubahan. Karena untuk ber “gaya”
dalam kehidupan harus mempunyai modal yang setara dengan

81
Hasil wawancara dengan Ibu Karin
89

keadaanya. Ekonomi yang menjadikan “gaya” hidup Ibu Karin


berubah setelah dipindahan ke Rumah Susun Marunda.
Masyarakat Kalijodo yang sebelumnya mempunyai
kehidupan layak dan berkecukupan berbanding terbalik dengan
kehidupan mereka setelah di Rumah Susun Marunda. Karena
lingkungan yang tidak mendukung untuk memenuhi kebutuhan
mereka seperti sebelumnya membawa sebuah “gaya” hidup dan
perilaku yang berbeda.
7. Kepemilikan Lahan Pemerintah DKI Jakarta
Banyak alasan mengapa Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
melakukan relokasi Kalijodo dan menjadikan tempat tersebut
menjadi lahan terbuka hijau seperti sekarang ini. Terdapat
beberapa alesan yaitu salah satunya tanah yang digunakan
masyarakat Kalijodo di daerah Pejagalan tersebut adalah tanah
milik Pemerintah DKI Jakarta. Dengan alsan tersebut, Gubernur
yang menjabat kala itu Bapak basuki Tjahja Purnama melakukan
relokasi dan mensterilkan tempat tersebut dari kegiatan dunia
hitam yang sudah banyak merugikan kalangan masyarakat.
a. Pertama, penggusuran yang disebabkan oleh sengketa
kepemilikan hak atas tanah maupun rumah.
Para pihak yang bersengketa membawa penyelesaian
kasusnya ke pengadilan negeri. Setelah pengadilan
memutuskan tanah maupun rumah dimenangkan oleh salah
satu pihak dan putusan itu sudah berkekuatan hukum tetap
kemudian pemenang diberi hak untuk memohon eksekusi.
Permohonan eksekusi berisi permintaan kepada ketua
pengadilan negeri, panitera, jurusita, dan meminta bantuan
kepada walikota/bupati setempat, Satpol PP, polisi dan militer
untuk mengeksekusi atau mengusir paksa pihak yang
menguasai rumah dan tanah. Seluruh biaya yang timbul untuk
menggusur akan dibebankan kepada pemohon eksekusi.
b. Kedua, penggusuran yang disebabkan oleh perubahan tata
ruang.
Alasan ini sering digunakan oleh pemerintah. Dampak yang
dirasakan oleh warga: Pertama, warga dituduh sebagai
pelanggar aturan tata ruang. Kedua, dituduh penghuni liar atau
warga liar atau penghuni/penjarah tanah negara. Stigma-stigma
90

negatif berdampak sangat buruk bagi warga. Warga akan


kehilangan haknya untuk mendapat ganti rugi dan hinaan
dilontarkan kepada warga dari pihak lain seperti masyarakat
dan media.
UU Tata Ruang (UU No. 26/2007) mengatur beberapa hak
warga terdampak. Hak-hak seperti:
1) mengetahui rencana tata ruang [Pasal 60 huruf a].
2) berpartisipasi dalam penyusunan rencana tata ruang;
pemanfaatan ruang; dan pengendalian pemanfaatan
ruang [Pasal 65 ayat (1) dan (2)]
3) masyarakat berperan aktif dalam perumusan
konsepsi rencana konsepsi rencana tata ruang
termasuk dalam prosedur penyusunan rencana tata
ruang [PP No. 15/2010 tentang Penyelenggaraan
Penataan Ruang Pasal 7 (4), Pasal 20, dan Pasal 27
(1)].
4) Masyarakat yang dirugikan akibat penyelenggaraan
penataan ruang dapat mengajukan gugatan melalui
pengadilan [UU Tata Ruang Pasal 66 (1)].
Masyarakat berhak untuk mendapatkan ganti rugi
bila di lokasi tanah dan rumahnya ada perubahan
penataan ruang.

“Secara singkat disimpulkan bahwa bila pemerintah


akan mengubah tata ruang di suatu wilayah menurut UU Tata
Ruang, pemerintah diwajibkan untuk meminta persetujuan dari
warga terdampak. Bila warga menyetujui perubahan ruang
maka pemerintah harus memberikan ganti untung yang pantas
untuk warga selaku pemilik tanah.”
c. Ketiga, penggusuran karena pembangunan jalan raya,
jalan tol, normalisasi kali, pembangunan waduk, atau
bandara.
Pembangunan tersebut dalam bahasa undang-undang sering
disebut pembangunan bagi kepentingan umum. Kegiatan
pembangunan untuk kepentingan umum dilakukan sesuai
dengan UU Pengadaan Tanah (UU No. 2/2012). Pelaksanaan
pembebasan tanah dan bangunan untuk pelaksanaan proyek
harus mengacu pada Peraturan Presiden No. 71/2012. Tahap-
tahapnya adalah:
1) Sebelum pembangunan proyek ditetapkan pemerintah
harus berkonsultasi dengan masyarakat pemilik tanah dan
rumah.
2) Bila warga menolak maka pemerintah tidak bisa
melanjutkan proyek tersebut.
3) Bila warga setuju maka ditetapkan berapa nilai ganti
untung yang layak bagi tanah dan bangunan warga.
91

Penetapan harga ini harus disetujui oleh kedua belah


pihak. Bila warga tidak setuju dengan harga yang
ditetapkan oleh panitia penetap harga, maka warga diberi
kesempatan untuk mengajukan keberatan penetapan harga
ke pengadilan negeri. Bila ketidaksesuaian harga berlarut-
larut maka pemerintah dapat menitipkan harga tanah ke
pengadilan (sering disebut dengan istilah konsinyasi).
4) Sebelum nilai yang disepakati itu diterima di rekening
warga, maka pemerintah tidak bisa menggusur warga dari
rumah dan tanahnya.82
d. Siaran Pers Hasil Pemantauan dan Penyataan Sikap LBH
Jakarta
Senin, 29 Februari 2016 Pemerintah Daerah DKI Jakarta
bersama 5000 aparat gabungan (TNI, Polri, dan Satpol PP)
akan melakukan penggusuran paksa kepada ribuan warga
dijalan kepanduan II, kelurahan Pejagalan, kecamatan
Penjaringan atau sering disebut kawasan Kalijodo.
Berdasarkan pemantauan yang dilakukan, LBH Jakarta
menemukan berbagai data dan fakta-fakta :
1) Bahwa di daerah Kalijodo terdapat ratusan rumah warga
yang telah berdiri sejak puluhan tahun, tempat ibadah
(Mushola dan Gereja), tempat Pendidikan Anak Usia Dini
(PAUD) dan kantor Rukun Warga (RW).
2) Berdasarkan dokumen yang diperlihatkan warga terdapat
keterangan tertulis bahwa warga telah bermukim sejak
tahun 1959/1960.
3) Sedikitnya 2269 warga akan mengalami dampak dari
penggusuran paksa.
4) Pemerintah tidak pernah melakukan upaya musyawarah
kepada warga, tidak pernah menjelaskan tujuan dari
penggusuran, tidak pernah memberikan informasi yang
transparan tentang riwayat lahan dan kegunaan lahan
pasca gusuran.
5) Pemerintah tidak melakukan upaya pendataan secara
komprehensif kepada seluruh warga untuk mendapat
jumlah kepala keluarga, jumlah balita, anak-anak, remaja,
lansia dan perempuan.
6) Pemberian surat peringatan penggusuran dilakukan
dengan cara intimidasi dengan melibatkan ratusan aparat
gabungan bersenjata (TNI, Polri, dan Satpol PP) yang
berkeliling di pemukiman warga.
7) Pemerintah Daerah DKI Jakarta melakukan tindakan
intimidasi melalui aparat kepolisian yang dilengkapi

82
https://medium.com/forumkampungkota/faq-masalah-hukum-penggusuran-
dda003d430ea. Di akses pada tanggal 14 November 2017. Pada pukul 21.50 WIB.
92

dengan senjata dengan cara mendirikan pos penggusuran


yang yang didirikan sejak tanggal 20 Februari dan
beroperasi selama 24 jam.
8) Pemerintah melakukan pelibatan TNI untuk melakukan
proses persiapan penggusuran, berdasarkan undang-
undang tugas fungsi pokok TNI adalah pertahanan negara
bukan melakukan penggusuran.
9) Terjadi tindakan intimidasi aparat yang mendatangi
rumah-rumah warga dan menanyakan kapan akan
melakukan pengosongan dan pembongkaran rumah.
10) Pemberian solusi sepihak dengan cara relokasi ke rumah
susun sewa adalah tindakan pengusiran tanpa mendengar
atau memperhatikan kepentingan warga, tindakan warga
untuk pindah kerumah susun dikarenakan atas dasar
keterpaksaan ditengah intimidasi yang dilakukan.
11) Kondisi rumah susun sewa yang tidak layak sebab tidak
tersedianya air bersih, rumah susun yang belum selesai
dibangun, jauh dari tranportasi publik, tempat berkerja.
12) Akibat dari proses penggusuran paksa yang dilakukan
warga kehilangan mata pencaharian, kehilangan hubungan
sosial.

Berdasarkan Konvenan Internasional tentang Hak-hak Ekonomi,


Sosial dan Budaya yang telah diratifikasi melalui UU Nomor 11 tahun
2005 dalam melakukan penggusuran ada berbagai hal penting yang
harus dilakukan oleh pemerintah. Pemerintah wajib mengadakan
musyawarah yang tulus kepada warga terdampak, wajib mencari
semua kemungkinan alternatif penggusuran, wajib memberikan
pemberitahuan yang layak dan beralasan kepada warga terdampak,
wajib melakukan konsultasi publik, wajib menyediakan informasi
yang lengkap dan transparan tentang kegunaan lahan pasca
penggusuran, wajib melakukan penilaian terhadap dampak
penggusuran secara holistik dan komprehensif, wajib menunjukan
bahwa tindakan penggusuaran tidak dapat dihindari, wajib
memastikan tidak ada warga yang mengalami penurunan kualitas
kehidupan dari kehidupan sebelumnya digusur.LBH Jakarta menilai
Pemerintah DKI tidak melakukan tindakan-tindakan berdasar Undang-
undang Nomor 11 tahun 2005 tentang Hak-hak Ekonomi, Sosial dan
Budaya. Oleh karenanya tindakan Pemerintah DKI Jakarta adalah
bentuk pelanggaran hak asasi manusia.Untuk itu kami menuntut agar
pemerintah DKI Jakarta menghentikan proses penggusuran paksa
terhadap ratusan pemukiman warga di Kalijodo sebab telah secara
93

jelas bertentangan dengan hak-hak asasi manusia dan bertentangan


dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.83

C. ANALISIS HASIL PENELITIAN


Berdasarkan ungkapan narasumber setelah diwawancarai bahwa
perubahan sosial masyarakat Kalijodo mengalami perubahan. Perubahan
sosial tersebut terjadi akibat adanya perubahan ekonomi dan lingkungan.
Seperti teori dari Selo Sumardjan dalam buku Setiadi menerangkan
bahwa perubahan sosial terjadi pada lembaga kemasyarakatan di dalam
suatu masyarakat yang mempengaruhi sistem sosial, termasuk di dalam
nilai-nilai, sikap-sikap dan pola perilaku di antara kelompok dalam
masyarakat.84
Dari perubahan ekonomi masyarakat Kalijodo memiliki jawaban
yang sama yaitu susahnya mencari pekerjaan setalah dipindahkan ke
Rumah Susun Marunda Jakarta Utara. Menurut beberapa informan
mereka mengeluhkan pekerjaan yang bisa menompang kebutuhan
mereka sehari-hari. Masyarakat Kalijodo menjelaskan bahwa ditempat
tinggal yang dulu sangat mudah untuk mencari pekerjaan dan mencukupi
kebutuhan mereka sehari-hari. Banyak yang merasa kehidupan mereka
jauh lebih sulit dibandingkan tinggal ditempat yang sebelumnya.
Beberapa informan mengatakan tinggal ditempat yang menjadi pusat
kawasan prostitusi sangat menguntungkan bagi kehidupan mereka
dibandingkan tinggal ditempat yang nyaman tetapi tidak bisa mencukupi
kebutuhan sehari-hari.
Dalam upaya menangani kehidupan mereka di tempat tinggal yang
baru, sebagian Ibu-Ibu mencari kerjaan serabutan disekitaran Rumah
Susun. Dari infromasi yang didapat oleh peneliti selama penelitian
dilakukan, banyak masyarakat Kalijodo yang menjadi pengangguran

83
https://www.bantuanhukum.or.id/web/penggusuran-kalijodo-pemerintah-dki-
lakukan-pelanggaran-ham/. Di akses pada tanggal 14 November 2017. Pada pukul
22.05 WIB.
84
Elly M. Setiadi, dkk. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. (Jakarta: Prnada Media
Group). 2007. Hlm. 50.
94

setelah dipindahkan ke Rumah Susun Marunda terutama para Ibu-Ibu.


Mereka di tempat tinggal sebelumnya bekerja sebagai buruh cuci dan
menjual makanan ringan. Tetapi setelah dipindahkan ke Rumah Susun
Marunda mereka hanya mengandalkan upah atau gaji dari suami mereka
masing-masing.
D. KETERBATASAN PENELITIAN
Pada penelitian ini, peneliti memiliki beberapa keterbatasan di
lapangan saat penelitian. Adapun keterbatasan tersebut antara lain :
1. Peneliti ini hanya dilakukan pada satu intansi di Unit pengelola
Rumah Susun Marunda yaitu hanya di satu Blok Rumah Susun
Marunda atau gedung yang di huni oleh masyarakat asal Kalijodo
saja. Oleh karena itu, untuk penelitian selanjutnya dapat dilakukan
pada beberapa Blok Rumah Susun Marunda untuk membandingkan
bagaimana cara bersosialisasi atau cara mengubah hidup menjadi
lebih baik lagi.
2. Peneliti ini hanya berfokus pada perubahan sosial masyarakat yang
berasal dari Kalijodo.
3. Kurang terbukanya masyarakat asal Kalijodo ketika peneliti
wawancara sehingga peneliti kurang mendapatkan informasi lebih
luas lagi mengenai perubahan sosial.
95

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dari hasil penelitian yang telah penulis lakukan dan dituangkan
dalam bab-bab terdahulu, maka dalam bab terakhir dari skripsi ini penulis
akan menyampaikan kesimpulan-kesimpulan sebagai berikut :
1. Perubahan sosial yang ada pada masyarakat Kalijodo telah
mengalami perubahan yang sangat drastis. Perubahan tersebut
diantaranya adalah perubahan sosial ekonomi, gaya hidup, dan
perubahan lingkungan. Artinya, masalah yang paling utama yang
menyebabkan masyarakat Kalijodo mengalami perubahan yang
sangat drastis adalah dengan adanya relokasi tempat dari Kalijodo
ke Rumah susun di daerah Marunda, Kecamatan Cilincing Kota
Jakarta Utara. Dengan adanya perubahan sosial pasti dapat
merubah semua kondisi kehidupan yang terjadi oleh masyarakat
Kalijodo setelah adanya relokasi tempat tersebut.
2. Perubahan yang terjadi selain perubahan sosial adalah perubahan
ekonomi. Perubahan ekonomi tentu bisa merubah semua kondisi
dari sebelum di relokasi ke kondisi yang saat ini. Masyarakat
Kalijodo direlokasikan ke tempat yang menurut mereka tidak
strategis unutk memenuhi kebutuhan ekonomi mereka. Dengan
adanya relokasi tempat tersebut, mata pencaharian dan pendapatan
masyarakat Kalijodo sangat terganggu. Mereka susah mencari
penghasilan untuk memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari. Rata-
rata mereka hanya menempuh jenjang pendidikan sampai tingkat
Sekolah Dasar saja. Karena itulah salah satu penyebab mereka
tidak bisa mencari pekerjaan yang layak di tempat yang telah
disediakan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sekarang ini.
96

3. Lingkungan tempat tinggal saat ini memang lebih nyaman daripada


tempat tinggal yang sebelumnya. Tetapi yang menjadi beban para
masyarakat Kalijodo adalah biaya sewa yang harus mereka
bayarkan setiap bulannya. Untuk sekarang ini sudah setahun
mereka nunggak tidak membayar uang sewa Rumah Susun. Bagi
mereka, walaupun tempat tinggal nyaman tetapi susah untuk
mencari penghasilan sama saja tidak merasakan kenyamanan.

B. SARAN
1. Bagi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, harus lebih bisa
memperhatikan keadaan masyarakat dari Kalijodo yang telah di
relokasi tempat tinggalnya ke Rumah Susun Marunda. Karena
dilihat dari hasil penelitian, banyak sekali warga yang mneganggur
tidak mempunyai pekerjaan yang disebabkan leh latar pendidikan
mereka yang kurang layak untuk mencari pekerjaan disekitar
tempat tinggal yang baru. Karena dengan kurangnya penghasilan
yang didapat, maka kesehatan mereka juga akan terganggu.
Setidaknya dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, sebelum
melakukan relokasi tempat harus memperhatikan mengenai
pekerjan yang akan menggantikan pekerjaan mereka setelah
tinggal ditempat yang baru agar tidak terjadi kesenjangan ekonomi.
2. Bagi masyarakat Kalijodo tidak harus selalu menyalahkan
kebijakan dari pemeritah. Kita harus lebih cerdas dalam
memanfaatkan lahan yang ada untuk membuka bisnis tau usaha
yang telah dilakukan ditempat tingal sebelumnya. Karena kalau
hanya menunggu respon dari pemerintah tidak akan secara cepat
bisa mengembalikan keadaan ekonomi dan sosial seperti tempat
sebelumnya.
3. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan bisa lebih luas dalam
meneliti tentang relokasi tempat masyarakat Kalijodo. Mengenai
perubahan sosial tersebut masih banyak yang harus dilakukan
97

peninjauan dan penelitian lapangan untuk menjadikan hasil


penelitian lebih akurat dan dipercaya keasliannya.
98

DAFTAR PUSTAKA

Sztompka, Piotr. Sosiologi Perubahan Sosial. (Jakarta : Prenada Media Group).


2007

Narwoko, J. Dwi dan Bagong Suyanto (ed.). Sosiologi Teks Pengantar dan
terapan. (Jakarta : Kencana Prenada Group). 2007

Setiadi, Elly M. dkk. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. (Jakarta : Kencana Prenada
Media Group). 2009.

Setiadi, Elly M. dkk. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. (Jakarta : Kencana Prenada
Media Group). 2007.

Wirawan, I.B. Teori-teori Sosial dalam Tiga Paradigma.(Jakarta : Kencana


Prenadamedia Group). 2012.

Soekanto, Soerjono. Pokok-Pokok Sosiologi Hukum. (Jakarta : Raja Grafindo


Persada). 2005.

Nasikun. Sistem Sosial Indonesia. ( Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada). 2007

Hertati. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. ( Jakarta : Universitas Terbuka). 2010.

Rahardjo, Mudjia. Sosiologi Pedesaan Studi Perubahan Sosial. (Malang : UIN


Malang Pres). 2007.

Soemardjan, Selo. Perubahan Sosial di Yogyakarta. (Yogyakarta: Komunitas


Bambu). 2009.

Worsley, Peter. Pengantar Sosiologi Sebuah Pembanding. (Yogyakarta : PT.


Tiara Wacana Yogya). 1991.

Sunarto, Kamanto. Pengantar Sosiologi. (Jakarta : Fakultas Ekonomi Univeraitas


Indonesia). 2004.
99

Wirutomo, Paulus. Pokok-Pokok Pikiran dalam Sosiologi. (Jakarta : PT Raja


Grafindo Persada). 2003.

Susanto, Phil Astrid S. Pengantar Sosiologi dan Perubahan Sosial. (Bandung :


Bina Cipta). 1979.

Moleong, Lexy J. Metode Penelitian Kualitatif. (Bandung : PT. Remaja


Rosdakarya.). 2009.

Sugiyono. Metode Penelitian pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan


R&D. (Bandung: Alfabeta). 2012.

Yusuf, Muri. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif & Penelitian Gabungan.


(Jakarta : Prenadamedia Group). 2015.

Suryanto, Bagong dan Sutinah. Metode Penelitian Sosial. (Jakarta : Prenada


Media Group). 2005.

Zuriah, Nurul. Metode Penelitian Sosial dan Pendidikan. (Jakarta : Bumi Aksara).
2007.

Sudaryono. Metodologi Penelitian. (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada). 2017

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian. (Jakarta : PT. Rineka Cipta). 2013.

Narbuka, Cholid dan Abu Achmadi. Metodologi Penelitian. (Jakarta : PT. Bumi
Aksara). 2004.

Soehartono, Irawan. Metode Penelitian Social : Suatu Teknik Penelitian Bidang


Kesejahteraan Sosial dan Ilmu Sosial Lainnya. (Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya). 2011

Salam, Syamsir dan Jaenal Aripin. Metodologi Penelitian Sosial. (Jakarta : UIN
Jakarta Press). 2006.

Usman, Husaini dan Purnomo Setiady Akbar. Metodologi Penelitian Sosial.


(Jakarta : Bumi Aksara). 2008
100

Tumanggor, Rusmin dkk. Ilmu Sosial dan Budaya. ( Jakarta : Kencana Prenada
Media Group). 2010

SKRIPSI

Zakiyah, Dara Nur. Perubahan Sosial di Desa Linggajati Kecamatan Sukaratu


Kabupaten Tasikmalaya Pada Tahun 2006-2011. Prodi Sosiologi UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta. 2012.

WEBSITE

http://www.reonkpost.com/2016/02/asal-usul-kalijodo-sejak-tahun-
1600.html?m=1 Diakses pada tanggal 5 Oktober 2018. Pada pukul 20.14 WIB.

http://megapolitan.kompas.com/read/2016/12/20/06450051/kaleidoskop.2016.met
amorfosis.kalijodo.Di akses pada tanggal 12 November 2017. Pukul 12.20 WIB.

https://www.suara.com/news/2017/05/04/151427/menelusuri-cerita-kalijodo-dulu-
dan-sekarang. Di akses pada tanggal 12 November 2017. Pukul 12.24 WIB

https://medium.com/forumkampungkota/faq-masalah-hukum-penggusuran-
dda003d430ea. Di akses pada tanggal 14 November 2017. Pada pukul 21.50 WIB.

https://www.bantuanhukum.or.id/web/penggusuran-kalijodo-pemerintah-dki-
lakukan-pelanggaran-ham/. Di akses pada tanggal 14 November 2017. Pada pukul
22.05 WIB.
101

LAMPIRAN
102
103
104
105
106
107
108
109
110
111

LAMPIRAN 2

Kisi-Kisi Instrumen Wawancara

Hari, Tanggal :

Nama :

Usia :

Jenis kelamin :

Pendidikan Terakhir :

Pekerjaan :

Status :

1. Sudah berapa lama tinggal di tempat sebelumnya?


Jawab :
2. Sudah berapa lama tinggal di tempat yang sudah disediakan oleh
pemerintah ini?
Jawab :
3. Apa perbedaan tempat tinggal sebelumnya dengan yang sekarang?
Jawab :
4. Apakah setelah dipindahkan ke tempat tinggal yang baru ini, Anda merasa
kehidupannya lebih baik?
Jawab :
5. Apakah kondisi lingkungan di tempat tinggal yang baru lebih nyaman
dengan tempat tinggal yang lama?
Jawab :
6. Menurut Anda kondisi lingkungan yang seperti apakah yang Anda
inginkan?
112

Jawab :
7. Apakah Anda merasa sulit untuk beradaptasi dengan tempat yang baru?
Jawab :
8. Apa kegiatan rutin yang selalu dilakukan untuk menumbuhkan rasa
kebersamaan?
Jawab :
9. Apakah pekerjaan Anda sebelum dan sesudah dipindahkan ke tempat yang
baru?
Jawab :
10. Bagaimana jarak ke tempat kerja dari tempat tinggal yang sekarang?
Apakah menjadi lebih dekat atau bertambah jauh?
Jawab :
11. Apakah ada perubahan ekonomi/pendapatan setelah dipindahkan ke
tempat yang baru?
Jawab :
12. Apakah Anda merasakan lebih baik hasil pendapatannya di tempat yang
baru?
Jawab :
13. Apakah penghasilan di tempat tinggal yang baru lebih mencukupi
keperluan dalam keluarga Anda atau Tidak?
Jawab :
14. Apakah jarak ke sekolah untuk anak-anak menjadi lebih dekat atau lebih
jauh setelah dipindahkan ke tempat tinggal yang baru?
Jawab :
15. Apakah jarak tempuh ke sekolah bisa dijangkau menggunakan kendaraan
umum?
Jawab :
16. Apakah biaya sekolah di tempat yang baru lebih terjangkau?
Jawab :
113

LAMPIRAN 3

Transkip Wawancara

Hari, Tanggal : Kamis, 20 Desember 2018

Nama : Emuslim

Usia : 41 Tahun

Jenis kelamin : Laki-laki

Pendidikan Terakhir : STM

Pekerjaan : Security

Status : Menikah

1. Sudah berapa lama tinggal di tempat sebelumnya?


Jawab : Wah sudah lama banget mbak, sebelum saya punya anak sudah
tinggal disana. Sampai saya sudah punya anak berapa ini tinggal disana.
Ya emang asli orang sana ya mbak cuman ya belum dikasih rezeki buat
punya rumah yang cukup aja mbak
2. Sudah berapa lama tinggal di tempat yang sudah disediakan oleh
pemerintah ini?
Jawab : kalau disini ya dari tahun 2016 awal mbak, kan itu kejaidan
digusurnya kan bulan Januari apa Februaru awal gitu, terus disini mulai
bulan Maret 2016 sampai sekarang ini.
3. Apa perbedaan tempat tinggal sebelumnya dengan yang sekarang?
Jawab : kalau yang sebelumnya ya gitu mbak agak kumuh dan kurang
bagus aja kalau buat anak-anak kan namanya di lingkungan yang kaya
begitu ya mbak, apalagi kita orang tua juga kesehariannya kerja buat
anak-anak, kalau dibilang nyamannya mah ya nyamanan disini mbak,
114

disini ada tempat buat main khusus anak-anak tapi ya gini sempit
tempatnya cuman berapa petak, namanya juga tempat bekas disediain
pemerintah ya mbak. Yang sekarang kalau untuk lingkungan anak-anak
sih lumayan nyaman dan aman mbak, anak-anak mau main dibawah
masih bisa kita pantau dari atas sini.
4. Apakah setelah dipindahkan ke tempat tinggal yang baru ini, Anda merasa
kehidupannya lebih baik?
Jawab : hahaha, kalau untuk lebih baik sih jauh banget mbak. Disini
susah untuk ekonominya. Apa-apa jauh dan mahal juga kan. Kalau mahal
sih ngak mahal-mahal banget mbak, cuman ya susah nyari duitnya. Kalau
disana kan istilahnya kerja apa aja bisa ya mbak serabutan mah udah bisa
buat makan beberapa hari, kalau disini kan warga mau kerja nyari dulu,
jauh juga. Ekonominya turun banget lah semenjak dipindahin disini.
Mana kita tiap bulannya harus bayar mbak untuk uang sewa rusunnya,
kalau disana kan kita ngak perlu mikir untuk uang sewa tempat
tinggalnya. Belum buat ongkos anak sekolah juga, mana istri juga ngak
kerja kan mbak, cuman bisa dirumah aja jagain anak-anak.
5. Apakah kondisi lingkungan di tempat tinggal yang baru lebih nyaman
dengan tempat tinggal yang lama?
Jawab : iya mbak jelas lebih nyaman kalau tinggal disini. Namanya juga
rumah susun kan tempatnya ngak begitu kumuh-kumuh banget mbak.
6. Menurut Anda kondisi lingkungan yang seperti apakah yang Anda
inginkan?
Jawab : ya lingkungan yang bisa nyaman lah mbak, nga perlu mikirin
uang sewa tiap bulannya kaya begini.
7. Apakah Anda merasa sulit untuk beradaptasi dengan tempat yang baru?
Jawab : adaptasi? Kaya sosialisasi gitu kan? Agak susah sih mbak ya,
soalnya kan beda lingkungannya sama yang disana, tapi ya kalau
sekarang-sekarang sih udah lumayan nyaman mbak sama orang-orang
buat ngecampur di kalangannya. Ya mungkin juga tiap hari kan kita
ketemu ya mbak, jadi ya makin lama makin bnyak ngobrolnya.
115

8. Apa kegiatan rutin yang selalu dilakukan untuk menumbuhkan rasa


kebersamaan?
Jawab : kegiatan rutinnya ya cuman saling kumpul-kumpul gitu aja mbak,
kalau urusan ibu-ibu saya kurang tau, tapi ya biasanya saling pada
ngadain kumpul-kumpul gitu mbak.
9. Apakah pekerjaan Anda sebelum dan sesudah dipindahkan ke tempat yang
baru?
Jawab : kalau disana di perusahaan swasta mbak, istilahnya kalau disana
mah melek mata langsung dapat duit gitu beda banget sama disini, harus
nunggu beberapa hari apa beberapa minggu baru kita dapat duit. Kalau
disini kan security mbak ya deket-deket sini
10. Bagaimana jarak ke tempat kerja dari tempat tinggal yang sekarang?
Apakah menjadi lebih dekat atau bertambah jauh?
Jawab : untuk jarak tempuh deketan kerja disini mbak, kan kalau disini
emang nyari yang deket sini jadi duit bensin biar ngak terlalu boros juga.
Kalau disana dibilang jauh ya ngak jauh banget sih mbak. Tapi ya
mending deket disini. Tapi disini kerja deket duitnya susah.
11. Apakah ada perubahan ekonomi/pendapatan setelah dipindahkan ke
tempat yang baru?
Jawab : beda jauh mbak sama disana. Ya seperti yang saya bilang tadi
kalau disana kan kita melek mata duit langsung nyamper kan mbak, kalau
disini mah ampunan nyari duit susah bener, super ngirit kalau disini
mbak. Banyak penurunan ekonominya semenjak pindah kesini.
12. Apakah Anda merasakan lebih baik hasil pendapatannya di tempat yang
baru?
Jawab : tidak sama sekali mbak, malah lebih buruk disini.
13. Apakah penghasilan di tempat tinggal yang baru lebih mencukupi
keperluan dalam keluarga Anda atau Tidak?
Jawab : nggak mbak, malah nyusahin pindah kesini hahaha.
14. Apakah jarak ke sekolah untuk anak-anak menjadi lebih dekat atau lebih
jauh setelah dipindahkan ke tempat tinggal yang baru?
116

Jawab : untuk jarak kesekolah juga deketan yang disana mbak, disni harus
naik busway dulu terus anak harus jalan kaki dulu ke depan sebelum naik
buswaynya.
15. Apakah jarak tempuh ke sekolah bisa dijangkau menggunakan kendaraan
umum?
Jawab : kalau pakai kendaraan umum mah kaya angkot gitu susah mbak,
cuman busway doang disini adanya. Bus sekolah juga cuman nyampe
depan doang ngak masuk kesini.terus kalau pakai kendaraan kaya motor
gitu malah bahaya mbak, soalnya kan disini terkenal jalur tengkorak ya
banyak kendaraan gede-gede yan ke pelabuhan gitu jadi ya bahaya kalau
buat nak sekolah.
16. Apakah biaya sekolah di tempat yang baru lebih terjangkau?
Jawab : sama aja mbak untuk biayanya, disana dapet KJP (Kartu Jakarta
Pintar) disini juga dapat KJP kok mbak.
117

Hari, Tanggal : Kamis, 20 Desember 2018

Nama : Encup Supriadi

Usia : 31 Tahun

Jenis kelamin : Laki-laki

Pendidikan Terakhir : SMA

Pekerjaan : Security

Status : Menikah

1. Sudah berapa lama tinggal di tempat sebelumnya?


Jawab : saya pendatang mbak, istri saya orang situ kalau saya dari kebun
jeruk saya di kalijodo baru 5 tahunan.
2. Sudah berapa lama tinggal di tempat yang sudah disediakan oleh
pemerintah ini?
Jawab : di rumah susun ini awal tahun 2016
3. Apa perbedaan tempat tinggal sebelumnya dengan yang sekarang?
Jawab : di kalijodo kurang enak buat anak-anaknya sih mbak
lingkungannya, kalau disini ya enak. Saya kan punya anak kecil, enak tuh
dibawah ada tempat bermain anak, jadi kalau anak mau main mah udah
nggak takut pas kaya disana.
4. Apakah setelah dipindahkan ke tempat tinggal yang baru ini, Anda merasa
kehidupannya lebih baik?
Jawab : untuk lebih baiknya sih enggak mbak. Disana mau kerja serabutan
selain jadi satpam ada aja kerja, disini cuman satpam dang kerja nggak
ada kerja serabutan. Buat istri beliin makan dan susu anak aja udah abis
berapa hari..
5. Apakah kondisi lingkungan di tempat tinggal yang baru lebih nyaman
dengan tempat tinggal yang lama?
118

Jawab : iya mbak, lebih nyaman sedikit disini. Kalau disana kan tau
sedniri kan tempatnya kaya apaan, kalau disini kan udah jeas begini
tempatnya. Tapi ya itu tiap bulannya susah disuruh bayar.
6. Menurut Anda kondisi lingkungan yang seperti apakah yang Anda
inginkan?
Jawab : ya lingkungan yang bisa nyaman lah mbak, nga perlu mikirin
uang sewa tiap bulannya kaya begini. Tempat yang semestinya dan layak
ditempatin kaya rumah-rumah orang lain gitu
7. Apakah Anda merasa sulit untuk beradaptasi dengan tempat yang baru?
Jawab : kalau adaptasi sesama orang dari kalijodo mah enak-enak aja
bisa langsung. Kita kan campur ya dari RT berapa aja disini, jadi kalau
yang belum kenal tapi sesama warga dari sana buat deketnya mah enak,
tapi kalau yang disini mereka duluan atau penghuni yang lama ya rada
susah ya, soalnya kan kita dari latar belakang beda juga, dulunya hidup
kita pasti beda lah ya sama mereka.
8. Apa kegiatan rutin yang selalu dilakukan untuk menumbuhkan rasa
kebersamaan?
Jawab : kegiatan rutin paling ya sama yang lain kalau dari pengurus
rumah susun ngadain acara tiap minggu kaya sosialisasi apa gitu, kita
ikut-ikut aja. Namanya kita tinggal di tempat orang mbak. Disini juga ada
peraturannya.
9. Apakah pekerjaan Anda sebelum dan sesudah dipindahkan ke tempat yang
baru?
Jawab : sama dulu juga satpam disana, disini juga satpam di depan jagain
pintu masuk gitu.
10. Bagaimana jarak ke tempat kerja dari tempat tinggal yang sekarang?
Apakah menjadi lebih dekat atau bertambah jauh?
Jawab : deket disini mbak, kalau disana saya lumayan, kalau disini
kadang cuman jalan kaki yang gedung paling depan itu tempat saya jaga.
11. Apakah ada perubahan ekonomi/pendapatan setelah dipindahkan ke
tempat yang baru?
119

Jawab : wah ada banget lah mbak, berasa banget pindah kesini mah.
Hidup makin nggak karuan, makin sering berantem sama istri juga gegara
penghasilan juga.
12. Apakah Anda merasakan lebih baik hasil pendapatannya di tempat yang
baru?
Jawab : gimana lebih baik, tiap hari aja kita mikirin gimana pengeluaran
sama pemasukan mbak.gaji satpam berapa sih, kan saya ada anak kecil
juga. Jauh banget lah sama yang sebelumnya. Enakan di sebelumnya. Ya
meskipun tempat yang sebelumnya kaya gitu nggak kaya yang disini.
13. Apakah penghasilan di tempat tinggal yang baru lebih mencukupi
keperluan dalam keluarga Anda atau Tidak?
Jawab : nggak mbak, malah nyusahin pindah kesini hahaha.
14. Apakah jarak ke sekolah untuk anak-anak menjadi lebih dekat atau lebih
jauh setelah dipindahkan ke tempat tinggal yang baru?
Jawab : anak saya masih satu mbak baru TK deket TK mah di depan
kadang dianter sama istri kalau saya ada sift pagi, kalau saya sift siang
kadang saya yang nganter.
15. Apakah jarak tempuh ke sekolah bisa dijangkau menggunakan kendaraan
umum?
Jawab : nggak perlu mbak, pakek motor doang juga udah nyampek.
16. Apakah biaya sekolah di tempat yang baru lebih terjangkau?
Jawab : kita amsih pake KJP. Tapi kalau kebutuhan yang lainnya sampai
sekarang masih belum berat-berat banget.
120

Hari, Tanggal : Kamis, 20 Desember 2018

Nama : Ami

Usia : 38 Tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Pendidikan Terakhir : SD

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Status : Menikah

1. Sudah berapa lama tinggal di tempat sebelumnya?


Jawab : kalau untuk berapa lamanya sih kurang tau ya mbak, lama banget
soalnya. Tau dah dari tahun berapa ya saya disana.
2. Sudah berapa lama tinggal di tempat yang sudah disediakan oleh
pemerintah ini?
Jawab : di rumah susun ini awal tahun 2016
3. Apa perbedaan tempat tinggal sebelumnya dengan yang sekarang?
Jawab : ya kalau perbedaan udah ketara ya mbak, dulu tempat di kalijodo
kaya apa terus disini juga kaya apa, enak disini mah tapi nggak enaknya
ya disuruh bayar tiap bulannya. Kerjaan aja nggak jelas, pemasukan juga
nggak jelas. Mbaknya dong kita minta tolong kan mbak mahasiswa, bilang
ke pemerintah buat ada pemutihan biaya sewa mbak. Kita udah setahun
kali nggak bayar sewanya. Ya gimana mau bayar orang uang buat tiap
hari aja kita bisa makan udah syukur.
4. Apakah setelah dipindahkan ke tempat tinggal yang baru ini, Anda merasa
kehidupannya lebih baik?
Jawab : di tempat sini ya gini-gini aja mbak, buat bisa nyekolahin anak
aja udah syukur. Kalo buat nyari uang ya enakan di kalijodo, disana mah
121

mau kerja dikit juga udah bisa buat makan berapa hari gitu istilahnya,
kalau disini ya suami saya cuman tukang kuli, berapa gajinya, kalau lebih
enak mah nggak bakal nunggak juga bayar sewa perbulannya.
5. Apakah kondisi lingkungan di tempat tinggal yang baru lebih nyaman
dengan tempat tinggal yang lama?
Jawab : iya mbak lebih nyaman disini. Kalau disana kan tau sedniri kan
tempatnya kaya apaan, kalau disini kan udah jeas begini tempatnya. Tapi
ya itu tiap bulannya susah disuruh bayar.
6. Menurut Anda kondisi lingkungan yang seperti apakah yang Anda
inginkan?
Jawab : ya lingkungan yang bisa nyaman lah mbak nga perlu mikirin uang
sewa tiap bulannya kaya begini. Walaupun nggak seberapa ya uang
sewanya.
7. Apakah Anda merasa sulit untuk beradaptasi dengan tempat yang baru?
Jawab : adaptasi? Kaya tenggang rasa gitu bukan? Apa kaya ngebaur
gitu? Ya klau itu sih paling cuman sesama yang dari kalijodo aja mbak,
kalau ngebaur apa deket sama yng udah lama tinggal disini sih nga
terlalu deket, namanya juga kita kan beda latar belakang mbak.
8. Apa kegiatan rutin yang selalu dilakukan untuk menumbuhkan rasa
kebersamaan?
Jawab : kegiatan rutin paling ya sama ibu-ibu kaya dari pengurus
rusunnya diadain pertemuan apa gitu buat kita sosialisasi sama yang lain,
kaya diadain pertemuan apa gitu kan biar saling kenal. Paling kalau dari
pengurus rumah susunnya ada acara atau ad apa ya itu jadi kegiatan kita.
Tapi nggak semua ikut juga.
9. Apakah pekerjaan Anda sebelum dan sesudah dipindahkan ke tempat yang
baru?
Jawab : dulu kalau disana paling kalau ada jualan jilbab apa baju gitu sih
neng dirumah, terus juga kadang nyetrika sama nyuci baju yang kerja di
kalijodo. Kalau disini kan bisa apa buat bantu suami.
122

10. Bagaimana jarak ke tempat kerja dari tempat tinggal yang sekarang?
Apakah menjadi lebih dekat atau bertambah jauh?
Jawab : -
11. Apakah ada perubahan ekonomi/pendapatan setelah dipindahkan ke
tempat yang baru?
Jawab : ya pasti ada mbak, berasa banget pindah kesini mah.nggak bisa
bantu suami cari penghasilan. Tiap harinya ya cuman ngurusin anak
sama ngobrol-ngobrol gini sama ibu-ibu yang lain.
12. Apakah Anda merasakan lebih baik hasil pendapatannya di tempat yang
baru?
Jawab : kalau lebih baiknya sih enggak mbak.
13. Apakah penghasilan di tempat tinggal yang baru lebih mencukupi
keperluan dalam keluarga Anda atau Tidak?
Jawab : nggak mbak, nggak bisa nabung pindah kesini nggak bisa
nyelengin buat anak.
14. Apakah jarak ke sekolah untuk anak-anak menjadi lebih dekat atau lebih
jauh setelah dipindahkan ke tempat tinggal yang baru?
Jawab : kalau untuk jarak sih lumayan neng. Sebenarnya ada deket sini,
cuman biaya lainnya mahal mbak, kaya sekolahan terpadu gitu disini. Kan
disini nggak semuanya dari Kalijodo. Yang Blok C sama yang samping ini
kan ada yang jadi pejabat juga disini, jadi ya mana kuat saya nyekolahin
anak saya disitu. saya kan cuman lulusan SD mbak. ya saya pengennya
nanti anak saya punya pendidikan yang tinggi mbak, biar bisa seperti
mbaknya gini bisa kuliah, ya mudah-mudahan nanti saya sama ayahnya
bisa lah nyekolahin sampai setinggi mungkin kalau bisa sampai cita-cita
nya nanti kesampaian. Dia pengen jadi Polisi mbak nantinya, kalau nggak
jadi Polisi mau jadi Guru aja nanti katanya. Yaa bagus mbak tekat dari
anak sendiri ada kan, kita mah sebagai orang tuanya bisa ngedoain sama
berjuang aja buat nyekolahin dia nanti
15. Apakah jarak tempuh ke sekolah bisa dijangkau menggunakan kendaraan
umum?
123

Jawab : bisa. Kadang anak saya pakai bus sekolah kalau nggak busway
mbak
16. Apakah biaya sekolah di tempat yang baru lebih terjangkau?
Jawab : kalau untuk yang lainnya bia dikendaliin sih mbak.
124

Hari, Tanggal : Kamis, 20 Desember 2018

Nama : Amsiah

Usia : 52 Tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Pendidikan Terakhir : SD

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Status : Menikah

1. Sudah berapa lama tinggal di tempat sebelumnya?


Jawab : sudah dari jaman yang nggak enak neng di tempat sebelumnya.
2. Sudah berapa lama tinggal di tempat yang sudah disediakan oleh
pemerintah ini?
Jawab : dari tahun 2016, ya pas ada penggusuran itu langsung dipindahin
kesini
3. Apa perbedaan tempat tinggal sebelumnya dengan yang sekarang?
Jawab : tempat tinggal mah enakan ya enakan disini, tapi disini kalau pun
tempat tinggalnya enak tapi nga bisa usaha ama sekali ya mau gimana?
Ini aja untuk ongkos anak sekolah tiap harinya harus mikir mulu, kan
kalau untuk anak mah kan harus ada terus soalnya mereka kan sekolah.
Kadang mah kalau minta uang ya kalau saya lagi ada ya saya kasih, kalau
ngak ada ya saya bilang nga ada. Tapi kalau saya bilang nga ada gitu ya
mereka langsung pada diem dirumah ngak kemana –mana dna nga bisa
ngapa-ngapain juga. Dulu mah pas masih tinggal disana (Kalijodo)
penghasilan bapaknya yang cuman penunggu MCK juga bisa buat nabung
sehari-harinya, kalau disini mah bapaknya kan nganggur. Ini perabotan
rumah tangga semuanya dibawa dari sana, pas disini juga udah abis-
abisan, motor kejual tv satu kejual, udah nga punya apa apa lagi.
125

4. Apakah setelah dipindahkan ke tempat tinggal yang baru ini, Anda merasa
kehidupannya lebih baik?
Jawab : lebih baik apanya, orang tiap hari mau makan aja susah. Masih
ada anak-anak yang disekolahin. Kerja mijit doang disini. Dluu bapaknya
disana ditempat sebelumnya jaga MCK bisa tiap hari dapet duit, sekarang
harus kerja agak jauh dari sini biar dapet duit.
5. Apakah kondisi lingkungan di tempat tinggal yang baru lebih nyaman
dengan tempat tinggal yang lama?
Jawab : tempat tinggal mah enakan ya enakan disini, tapi disini kalau pun
tempat tinggalnya enak tapi nga bisa usaha ama sekali ya mau gimana?
Ini aja untuk ongkos anak sekolah tiap harinya harus mikir mulu, kan
kalau untuk anak mah kan harus ada terus soalnya mereka kan sekolah.
Kadang mah kalau minta uang ya kalau saya lagi ada ya saya kasih, kalau
ngak ada ya saya bilang nga ada. Tapi kalau saya bilang nga ada gitu ya
mereka langsung pada diem dirumah ngak kemana –mana dna nga bisa
ngapa-ngapain juga. Dulu mah pas masih tinggal disana (Kalijodo)
penghasilan bapaknya yang cuman penunggu MCK juga bisa buat nabung
sehari-harinya, kalau disini mah bapaknya kan nganggur. Ini perabotan
rumah tangga semuanya dibawa dari sana, pas disini juga udah abis-
abisan, motor kejual tv satu kejual, udah nga punya apa apa lagi.
6. Menurut Anda kondisi lingkungan yang seperti apakah yang Anda
inginkan?
Jawab : ya lingkungan yang bisa nyaman lah mbak, nga perlu mikirin
uang sewa tiap bulannya kaya begini.
7. Apakah Anda merasa sulit untuk beradaptasi dengan tempat yang baru?
Jawab : adaptasi saya kurang tau deh. Saya kan ya begini aja disini, kalau
ada orang disapa kalau nggak ya duduk aja depan rumah begini. .
8. Apa kegiatan rutin yang selalu dilakukan untuk menumbuhkan rasa
kebersamaan?
Jawab : kegiatan yang ngehasilin duit aja neng saya pasti ikut, kalau yang
ngabisin duit ya mending saya dirumah. Paing yang masih punya anak
126

kecil gitu pada ngadain arisan yang dibikin dari pengurus rusun. Saya
mah jarang keluar.
9. Apakah pekerjaan Anda sebelum dan sesudah dipindahkan ke tempat yang
baru?
Jawab : sama masih jadi tukang pijit.
10. Bagaimana jarak ke tempat kerja dari tempat tinggal yang sekarang?
Apakah menjadi lebih dekat atau bertambah jauh?
Jawab : kalau disana ya cuman sekeliling kalijodo aja neng, kalau disini
ya cuman sekeliling rumah susun dari Bok A sampai yang ujung kalau ada
yang manggil pijit ya saya datengin. Kan lumyan tuh ke Blok A apa C kan
yang bagian paling depan kaau jalan kaki ya lumayan.
11. Apakah ada perubahan ekonomi/pendapatan setelah dipindahkan ke
tempat yang baru?
Jawab : wah ada banget lah neng, berasa banget pindah kesini mah .
12. Apakah Anda merasakan lebih baik hasil pendapatannya di tempat yang
baru?
Jawab : gimana lebih baik, tiap hari aja kita mikirin gimana pengeluaran
sama pemasukan neng. Jauh banget lah sama yang sebelumnya. Enakan
di sebelumnya. Ya meskipun tempat yang sebelumnya kaya gitu nggak
kaya yang disini.
13. Apakah penghasilan di tempat tinggal yang baru lebih mencukupi
keperluan dalam keluarga Anda atau Tidak?
Jawab : nggak neng, malah nyusahin pindah kesini hahaha.
14. Apakah jarak ke sekolah untuk anak-anak menjadi lebih dekat atau lebih
jauh setelah dipindahkan ke tempat tinggal yang baru?
Jawab : sebenrnya ada sekolah yang deket disini, tapi mahal dia
sekolahan terpadu gitu neng, ya saya mah nyekolahin anak saya yang
biayanya terjangkau aja, lagian anak-anak saya pada ngerti kondisi orang
tuanya gimana kan. Alhamduilah neng anak saya kalau saya bilang nggak
ada duit yaudah diem dirumah, kalau saya ada duit ya pasti langsung
127

saya kasih kan namanya juga anak neng, kita kerja kesana kesini kan juga
buat ngidupin anak kita.
15. Apakah jarak tempuh ke sekolah bisa dijangkau menggunakan kendaraan
umum?
Jawab : kalau di tempat sebelumnya cuman naik angkot sekai, kalau disini
ada bis sekolah cuman nggak nyampe depan sekoah, kalau busway ada
juga. Terhantung anaknya mau naik busway apa bus sekoah. Jauhnya sih
jauh disini neng. Mana disini jalur macet kan, saya udah nggak ada motor
buat anak, jadi kemana-mana anak naik kendaraan umum.
16. Apakah biaya sekolah di tempat yang baru lebih terjangkau?
Jawab : kita amsih pake KJP. Tapi kalau kebutuhan yang lainnya smapai
sekarang masih belum berat-berat banget.
128

Hari, Tanggal : Kamis, 20 Desember 2018

Nama : Jamaiyah

Usia : 51 Tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Pendidikan Terakhir : SMP

Pekerjaan : Usaha Membuat Sendal dan sepatu

Status : Menikah

1. Sudah berapa lama tinggal di tempat sebelumnya?


Jawab : udah dari jaman bahela neng .
2. Sudah berapa lama tinggal di tempat yang sudah disediakan oleh
pemerintah ini?
Jawab : di rumah susun ini awal tahun 2016
3. Apa perbedaan tempat tinggal sebelumnya dengan yang sekarang?
Jawab : Disini sih nyaman neng tempatnya, buat anak-anak kan juga
nyaman ya kalau mau pada main gitu, kita longok dari atas aja udah tau
mereka main.
4. Apakah setelah dipindahkan ke tempat tinggal yang baru ini, Anda merasa
kehidupannya lebih baik?
Jawab : lebih baiknya sih belum begitu ngrasain. Cuman ngrasain
tempatnya aja lebih enak gitu. Kalau kehidupannya sih sampai sekarang
belum ngrasain.terus kalau untuk masarin sepatu disini juga rada susah.
Kalau disana kan udah pasti dimana gitu kan masarinnya, kalau disini
mau ke tempat yang sebelumnya jauh banget harus ongkos double, tapi
sedikit-sedikit tetap dikirim ke tempat sebelumnya buat penghasilan
tetapnya neng.
129

5. Apakah kondisi lingkungan di tempat tinggal yang baru lebih nyaman


dengan tempat tinggal yang lama?
Jawab : iya neng, lebih nyaman sedikit disini. Kalau disana kan tau sedniri
kan tempatnya kaya apaan, kalau disini kan udah jeas begini tempatnya.
Tapi ya itu tiap bulannya susah disuruh bayar.

6. Menurut Anda kondisi lingkungan yang seperti apakah yang Anda


inginkan?
Jawab : ya lingkungan yang bisa nyaman lah neng, nga perlu mikirin uang
sewa tiap bulannya kaya begini. Walaupun nggak seberapa ya uang
sewanya, tapi tolong dong neng bilang ke pemerintah supaya ada
pemutihan buat bayar sewa rusun setahun ini. Kita banyak sekali yang
udah nunggak hampir setahun, orang banyak yang nganggur gimana mau
bayar.
7. Apakah Anda merasa sulit untuk beradaptasi dengan tempat yang baru?
Jawab : kalau adaptasi sesama orang dari kalijodo mah enak-enak aja
bisa langsung. Kan kita semua dari beberapa RT sama RW neng, jadi
kalau yang belum kenal tapi sesama warga dari sana buat deketnya mah
enak, tapi kalau yang disini mereka duluan atau penghuni yang lama ya
rada susah ya, soalnya kan kita dari latar belakang beda juga, dulunya
hidup kita pasti beda lah ya sama mereka.
8. Apa kegiatan rutin yang selalu dilakukan untuk menumbuhkan rasa
kebersamaan?
Jawab : kegiatan rutin paling ya sama ibu-ibu kaya dari pengurusnya
diadain pertemuan apa gitu buat kita sosialisasi sama yang lain, kaya
diadain pertemuan apa gitu kan biar saling kenal. Paling kalau dari
pengurus rumah susunnya ada acara atau ad apa ya itu jadi kegiatan kita.
Tapi nggak semua ikut juga.
9. Apakah pekerjaan Anda sebelum dan sesudah dipindahkan ke tempat yang
baru?
130

Jawab : sama dulu juga bikin sepatu sama sendal gini disana juga.
Pekerjaan saya sekarang cuman bantuin bikin sepatu ini doang neng,
kalau yang sebelumnya kan saya bisa sambilan jualan gorengn ya, kan
disana mah tempatnya rame. Kalau mau jualan gorengan disini ya yang
mau dijualin siapa neng, kita juga kan butuh modal lagi kalau mau jualan.
Pokoknya ekonomi disini susah banget walapun tempatnya nyaman enak
tapi kalau kita ngak bisa nyari duit darimana nyamnnya neng
10. Bagaimana jarak ke tempat kerja dari tempat tinggal yang sekarang?
Apakah menjadi lebih dekat atau bertambah jauh?
Jawab : saya kan yang punya usaha, jadi nggak perlu ongkos jalan hehe
11. Apakah ada perubahan ekonomi/pendapatan setelah dipindahkan ke
tempat yang baru?
Jawab : wah ada banget lah neng, berasa banget pindah kesini mah.
Turun banget penghasilan dari sepatu sama sendal, tapi ya tetap
diproduksi kita. Kadang dibantuin sama pengurusnya buat masarin sepatu
sendal.
12. Apakah Anda merasakan lebih baik hasil pendapatannya di tempat yang
baru?
Jawab : kalau lebih baiknya sih enggak neng.
13. Apakah penghasilan di tempat tinggal yang baru lebih mencukupi
keperluan dalam keluarga Anda atau Tidak?
Jawab : nggak neng, malah nyusahin pindah kesini hahaha.
14. Apakah jarak ke sekolah untuk anak-anak menjadi lebih dekat atau lebih
jauh setelah dipindahkan ke tempat tinggal yang baru?
Jawab : Alhamdulillah anak saya udah pada nikah semua neng, jadi udah
nggak nyekolahin anak lagi. Mereka udah hidup sendiri-sendiri.
15. Apakah jarak tempuh ke sekolah bisa dijangkau menggunakan kendaraan
umum?
Jawab : -.
16. Apakah biaya sekolah di tempat yang baru lebih terjangkau?
Jawab : -.
131

Hari, Tanggal : Kamis, 20 Desember 2018

Nama : Karin

Usia : 24 Tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Pendidikan Terakhir : SMP

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Status : Menikah

1. Sudah berapa lama tinggal di tempat sebelumnya?


Jawab : saya ditempat sebelumnya belum lama-lama banget sih
mbak.soalnya saya baru juga disitu. Belum ada 5 tahunan. Nggak kay
yang lainnya gitu.
2. Sudah berapa lama tinggal di tempat yang sudah disediakan oleh
pemerintah ini?
Jawab : pindah ke rusun dari tahun 2016 kalau nggak salah mbak.
3. Apa perbedaan tempat tinggal sebelumnya dengan yang sekarang?
Jawab : ya pasti sudah jelas sih mbak ya tempat yang sebelumnya itu
seperti apa. Kalau dibanding disini ya jauh mbak enakan disini. Tapi
kalau untuk ekonomi mah enakan disana mbak. Disini mau kemana-mana
apa mau usaha apa gitu susah.
4. Apakah setelah dipindahkan ke tempat tinggal yang baru ini, Anda merasa
kehidupannya lebih baik?
Jawab : ya ampun mbak enak dari mana. Begini doang hidup disini nggak
ada perubahan sama sekali mbak. Susah mau kerja apa disini. Saya mah
belum punya anak udah ngrasain susah, gimana yang udah punya anak.
Soalnya disini jauh mau kemana-mana. Jalur macet banyak truk gede-
gede kan mau ke pelabuhan.
132

5. Apakah kondisi lingkungan di tempat tinggal yang baru lebih nyaman


dengan tempat tinggal yang lama?
Jawab : kalau disini iya mbak nyaman disini mah. Ya begini tempatnya
bersih tapi sepetak dua petak gini mbak. Kalau disana kan udah kaya
kontrakan gitu. Kalau disana enggak bayar mbak, kalau disini kan kita
bayar perbulannya. Jadi ya nyaman nggak nyaman tetep disini
nyamannya.
6. Menurut Anda kondisi lingkungan yang seperti apakah yang Anda
inginkan?
Jawab : ya lingkungan yang bisa nyaman lah mbak, nga perlu mikirin
uang sewa tiap bulannya kaya begini.
7. Apakah Anda merasa sulit untuk beradaptasi dengan tempat yang baru?
Jawab : kaya ngebaur gitu apa gimana mbak? (iya bu kaya ngebaur untuk
pendekatan dengan tetangga yang lain). Oh ya disini mah kalau yang
sesama dari Kalijodo enak-enak aja mbak, tapi kalau yang lain dari
Kalijodo ya cuman sapa-sapann gitu doang.
8. Apa kegiatan rutin yang selalu dilakukan untuk menumbuhkan rasa
kebersamaan?
Jawab : kegiatan rutin disini paling ya kumpul-kumpul kaya biasa gitu
mbak, tapi saya orangnya jarang ikut kegiatan disini, saya masih gimana
ya, bukannya ngak bisa sih, tapi kaya belum bisa ngikutin acara yang ada
disini aja. Kan saya belum punya anak, terus rata-rata ibu-ibu disini kan
pada udah punya anak semua kan.
9. Apakah pekerjaan Anda sebelum dan sesudah dipindahkan ke tempat yang
baru?
Jawab : saya ya ibu rumah tangga aja. Suami saya kerja di pintu air. Saya
dirumah ya beres-beres rumah, terus kalau ada bahan atau apa keperluan
rumah yang dibeli paling saya baru keluar.
10. Bagaimana jarak ke tempat kerja dari tempat tinggal yang sekarang?
Apakah menjadi lebih dekat atau bertambah jauh?
133

Jawab : yang kerja kan suami saya ya mbak,kalau dari sini ya lumayan
jauh mbak, deketan di tempat sebelumnya.
11. Apakah ada perubahan ekonomi/pendapatan setelah dipindahkan ke
tempat yang baru?
Jawab : wah ada banget lah mbak, berasa banget pindah kesini mah .
12. Apakah Anda merasakan lebih baik hasil pendapatannya di tempat yang
baru?
Jawab : gimana lebih baik, tiap hari aja kita mikirin gimana pengeluaran
sama pemasukan mbak. Jauh banget lah sama yang sebelumnya. Enakan
di sebelumnya. Ya meskipun tempat yang sebelumnya kaya gitu nggak
kaya yang disini.
13. Apakah penghasilan di tempat tinggal yang baru lebih mencukupi
keperluan dalam keluarga Anda atau Tidak?
Jawab : nggak mbak, malah nyusahin pindah kesini hahaha.
14. Apakah jarak ke sekolah untuk anak-anak menjadi lebih dekat atau lebih
jauh setelah dipindahkan ke tempat tinggal yang baru?
Jawab : -
15. Apakah jarak tempuh ke sekolah bisa dijangkau menggunakan kendaraan
umum?
Jawab : -
16. Apakah biaya sekolah di tempat yang baru lebih terjangkau?
Jawab : -
134

Hari, Tanggal : Kamis, 20 Desember 2018

Nama : Lela

Usia : 29 Tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Pendidikan Terakhir : SMP

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Status : Menikah

1. Sudah berapa lama tinggal di tempat sebelumnya?


Jawab : lupa atu neng berapa lamanya disana, nggak ngitungin kan yang
penting mah bisa idup disana.
2. Sudah berapa lama tinggal di tempat yang sudah disediakan oleh
pemerintah ini?
Jawab : di rumah susun ini awal tahun 2016
3. Apa perbedaan tempat tinggal sebelumnya dengan yang sekarang?
Jawab : Disini sih nyaman neng tempatnya, buat anak-anak kan juga
nyaman ya kalau mau pada main gitu, kita longok dari atas aja udah tau
mereka main, tapi kalau buat pekerjaan ya gitu susahnya minta ampun.
Saya dulu kalau disana ya ditempat sebelumnya bisa kerja apa aja nyuci
sana-sini yang penting tiap hari megang duit, lah disini udah mah tempat
tinggal kita bayar, tapi tiap hari nga ada penghasilan, cuman ngandelin
gaji suami jadi satpam doang kan ngak seberapa neng, kita ada anak yang
udah sekolah, masih punya bayi juga tuh yang paing kecil kan harus beli
susu ini itu sama pampers juga kita duit dari mana kalau nggak kerja.
Tapi disini kerjaan susah banget nyarinya. Tempat enak tapi ekonomi
disini jangan ditanya dah.
135

4. Apakah setelah dipindahkan ke tempat tinggal yang baru ini, Anda merasa
kehidupannya lebih baik?
Jawab : lebih baiknya sih belum begitu ngrasain. Cuman ngrasain
tempatny aj lebih enak gitu. Kalau kehidupannya sih sampai sekarang
belum ngrasain.
5. Apakah kondisi lingkungan di tempat tinggal yang baru lebih nyaman
dengan tempat tinggal yang lama?
Jawab : iya neng, lebih nyaman sedikit disini. Kalau disana kan tau sedniri
kan tempatnya kaya apaan, kalau disini kan udah jeas begini tempatnya.
Tapi ya itu tiap bulannya susah disuruh bayar.
6. Menurut Anda kondisi lingkungan yang seperti apakah yang Anda
inginkan?
Jawab : ya lingkungan yang bisa nyaman lah neng, nga perlu mikirin uang
sewa tiap bulannya kaya begini.
7. Apakah Anda merasa sulit untuk beradaptasi dengan tempat yang baru?
Jawab : kalau adaptasi sesama orang dari kalijodo mah enak-enak aja
bisa langsung. Kan kita semua dari beberapa RT sama RW neng, jadi
kalau yang belum kenal tapi sesama warga dari sana buat deketnya mah
enak, tapi kalau yang disini mereka duluan atau penghuni yang lama ya
rada susah ya, soalnya kan kita dari latar belakang beda juga, dulunya
hidup kita pasti beda lah ya sama mereka.
8. Apa kegiatan rutin yang selalu dilakukan untuk menumbuhkan rasa
kebersamaan?
Jawab : kegiatan rutin paling ya sam ibu-ibu kaya dari pengurusnya
diadain pertemuan apa gitu buat kita sosialisasi sama yang lain, kaya
diadain pertemuan apa gitu kan biar saling kenal. Paling kalau dari
pengurus rumah susunnya ada acara atau ad apa ya itu jadi kegiatan kita.
Tapi nggak semua ikut juga.
9. Apakah pekerjaan Anda sebelum dan sesudah dipindahkan ke tempat yang
baru?
Jawab : saya mah dari dulu juga Ibu rumah tangga.
136

10. Bagaimana jarak ke tempat kerja dari tempat tinggal yang sekarang?
Apakah menjadi lebih dekat atau bertambah jauh?
Jawab : -
11. Apakah ada perubahan ekonomi/pendapatan setelah dipindahkan ke
tempat yang baru?
Jawab : wah ada banget lah neng, berasa banget pindah kesini mah .
12. Apakah Anda merasakan lebih baik hasil pendapatannya di tempat yang
baru?
Jawab : gimana lebih baik, tiap hari aja kita mikirin gimana pengeluaran
sama pemasukan neng. Jauh banget lah sama yang sebelumnya. Enakan
di sebelumnya. Ya meskipun tempat yang sebelumnya kaya gitu nggak
kaya yang disini.
13. Apakah penghasilan di tempat tinggal yang baru lebih mencukupi
keperluan dalam keluarga Anda atau Tidak?
Jawab : nggak neng, malah nyusahin pindah kesini hahaha.
14. Apakah jarak ke sekolah untuk anak-anak menjadi lebih dekat atau lebih
jauh setelah dipindahkan ke tempat tinggal yang baru?
Jawab : sebenrnya ada sekolah yang deket disini, tapi mahal dia
sekolahan terpadu gitu neng, ya saya mah nyekolahin anak saya yang
biayanya terjangkau aja, lagian anak-anak saya pada ngerti kondisi orang
tuanya gimana kan. Alhamduilah neng anak saya kalau saya bilang nggak
ada duit yaudah diem dirumah, kalau saya ada duit ya pasti langsung
saya kasih kan namanya juga anak neng, kita kerja kesana kesini kan juga
buat ngidupin anak kita.
15. Apakah jarak tempuh ke sekolah bisa dijangkau menggunakan kendaraan
umum?
Jawab : kalau di tempat sebelumnya cuman naik angkot sekali, kalau
disini ada bis sekolah cuman nggak nyampe depan sekoah, kalau busway
ada juga. Terhantung anaknya mau naik busway apa bus sekoah. Jauhnya
sih jauh disini neng. Mana disini jalur macet kan, saya udah nggak ada
motor buat anak, jadi kemana-mana anak naik kendaraan umum.
137

16. Apakah biaya sekolah di tempat yang baru lebih terjangkau?


Jawab : kita amsih pake KJP. Tapi kalau kebutuhan yang lainnya smapai
sekarang masih belum berat-berat banget.
138

Hari, Tanggal : Kamis, 20 Desember 2018

Nama : Munirin

Usia : 43 Tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Pendidikan Terakhir : SD

Pekerjaan : Membuat Sendal dan sepatu

Status : Menikah

1. Sudah berapa lama tinggal di tempat sebelumnya?


Jawab : 20 tahunan kalau nggak salah, apa nggak nyampek gitu 20 tahun.
Soalnya saya ikut suami mbak, suami orang Kalijodo, saya dari Pesing.
2. Sudah berapa lama tinggal di tempat yang sudah disediakan oleh
pemerintah ini?
Jawab : di rumah susun ini awal tahun 2016
3. Apa perbedaan tempat tinggal sebelumnya dengan yang sekarang?
Jawab : Kalau disini sih nyaman mbak tempatnya. Tempatnya jelas gitu
nggak kaya Kalijodo kan. Terkenalnya daerah yang begituan. Kalau disini
kan tertata tempatnya.
4. Apakah setelah dipindahkan ke tempat tinggal yang baru ini, Anda merasa
kehidupannya lebih baik?
Jawab : lebih baiknya sih belum begitu ngrasain mbak. Soalnya kan suami
cuman dagang makanan kecil gitu kaya telur goreng yang keliling gitu
sama sosis gulung. Jadi susah nyari kerjaan disini buat tambah-
tambahan. Cuman ngrasain tempatnya aja lebih enak gitu. Kalau
kehidupannya sih sampai sekarang belum ngrasain.
5. Apakah kondisi lingkungan di tempat tinggal yang baru lebih nyaman
dengan tempat tinggal yang lama?
139

Jawab : Kalau disana kan tau sendiri kan tempatnya kaya apaan, kalau
disini kan udah jelas begini tempatnya. Tapi sayangnya disini nyewa, jadi
tiap bulan nambah pengeluaran. Ini aja banyak banget dari lantai berapa
itu nunggak hampir setahun nggak bayar sewa kan.

6. Menurut Anda kondisi lingkungan yang seperti apakah yang Anda


inginkan?
Jawab : lingkungan yang bisa bikin kehidupan lebih baik lagi. Soalnya
disana meskipun lingkungan kaya begiu nyari uang bisa aja mbak, kalau
disini lingkungan enak tempatnya enak tapi duit nggak ada yang masuk.
Percuma tempat enak tapi begitu. Jadi ya pengennya tempat enak terus
kerjaan juga enak buat kehidupan sehari-hari..
7. Apakah Anda merasa sulit untuk beradaptasi dengan tempat yang baru?
Jawab : kalau adaptasi sesama orang dari kalijodo mah enak-enak aja
bisa langsung. Kalau sama yang lainnya, yang dari luar Kalijodo agak
gimana gitu kita, tapi mugnkin kalau udah sama-sama kenal dan deket
gitu enak kali ya. Namanya juga istilahnya sama tetangga gitu. Disini
juga kita udah berapa tahun, masa mau saling hidup sendiri kan nggak
mungkin juga.
8. Apa kegiatan rutin yang selalu dilakukan untuk menumbuhkan rasa
kebersamaan?
Jawab : kalau saya nggak ikut arisan, paling cuman tiap sore tiap hari apa
gitu bersih-bersih yang diadain dari pengurus rumah susun, sama ada
sosialisasi kesehatan sama penghasilan. Tapi nggak ada efeknya juga sih.
9. Apakah pekerjaan Anda sebelum dan sesudah dipindahkan ke tempat yang
baru?
Jawab : sama dulu juga bikin sepatu sama sendal gini disana juga.
10. Bagaimana jarak ke tempat kerja dari tempat tinggal yang sekarang?
Apakah menjadi lebih dekat atau bertambah jauh?
140

Jawab : sama sih deket. Kalau sekarang kan cuman beda lantai, kalau
dulu cuman beda RT gitu doang neng
11. Apakah ada perubahan ekonomi/pendapatan setelah dipindahkan ke
tempat yang baru?
Jawab : pasti ada mbak, berasa banget pindah kesini mah. Turun banget
penghasilan dari sepatu sama sendal, tapi ya tetap diproduksi kita.
Kadang dibantuin sama pengurusnya buat masarin sepatu sendal.
12. Apakah Anda merasakan lebih baik hasil pendapatannya di tempat yang
baru?
Jawab : kalau lebih baiknya sih enggak mbak. Nggak ngrasain lebih baik
disini
13. Apakah penghasilan di tempat tinggal yang baru lebih mencukupi
keperluan dalam keluarga Anda atau Tidak?
Jawab : kalau untuk mencukupi sih belum mencukupi banget, klau
ngebantu sih dikit-dikit.
14. Apakah jarak ke sekolah untuk anak-anak menjadi lebih dekat atau lebih
jauh setelah dipindahkan ke tempat tinggal yang baru?
Jawab : deket sih naik busway sekali. Anak saya dua-duanya SMP, paling
yang bikin jauh itu macetnya. Soalnya kan jalur ke pelabuhan priok ya.
15. Apakah jarak tempuh ke sekolah bisa dijangkau menggunakan kendaraan
umum?
Jawab : bisa pakai busway kadang bus sekolah, kalau lagi buru-buru ya
dianter gitu aja sih.
16. Apakah biaya sekolah di tempat yang baru lebih terjangkau?
Jawab : kan kita ada KJP, tetep dapet KJP, tapi buat pengeluaran sekolah
lainnya pasti ada mbak. .
141

Hari, Tanggal : Kamis, 20 Desember 2018

Nama : Nuriah

Usia : 52 Tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Pendidikan Terakhir : SD

Pekerjaan : Membuat sandal dan sepatu

Status : Janda

1. Sudah berapa lama tinggal di tempat sebelumnya?


Jawab :Dari sebelum kriput, masih muda, kurang tau udah berapa
lamanya disana mah.
2. Sudah berapa lama tinggal di tempat yang sudah disediakan oleh
pemerintah ini?
Jawab : di rumah susun ini awal tahun 2016
3. Apa perbedaan tempat tinggal sebelumnya dengan yang sekarang?
Jawab : ya kalau perbedaan udah ketara ya mbak, dulu tempat di kalijodo
kaya apa terus disini juga kaya apa, enak disini mah tapi nggak enaknya
ya disuruh bayar tiap bulannya. Kerjaan aja nggak jelas, pemasukan juga
nggak jelas.
4. Apakah setelah dipindahkan ke tempat tinggal yang baru ini, Anda merasa
kehidupannya lebih baik?
Jawab : di tempat sini ya gini-gini aja mbak, dibilang lebih baik ya belum,
malah motor digadein, soalnya saya kan udah nggak punya suami, suami
saya sudah meninggal mbak. Jadi ya buat ngidupin diri sendiri. Anak juga
ada yang udah nikah, ada yang kerja di Depok. Paling pulang seminggu
sekali anaknya. Masa saya ngrepotin anak terus, kan dia juga butuh
nabung juga.
142

5. Apakah kondisi lingkungan di tempat tinggal yang baru lebih nyaman


dengan tempat tinggal yang lama?
Jawab : iya mbak lebih nyaman disini. Kalau disana kan tau sedniri kan
tempatnya kaya apaan, kalau disini kan udah jeas begini tempatnya.
6. Menurut Anda kondisi lingkungan yang seperti apakah yang Anda
inginkan?
Jawab : ya lingkungan yang bisa nyaman lah mbak nga perlu mikirin uang
sewa tiap bulannya kaya begini. Soalnya kalau mikirin uang sewa malah
tambah beban yang ada, kasian sama yang masih bayi sama nyekolahin
anak-anaknya, pasti kerasa banget disini, sekolah juga ada yang jauh
mereka, nggak semuanya sekolah di deket sini.
7. Apakah Anda merasa sulit untuk beradaptasi dengan tempat yang baru?
Jawab : Ya kalau itu sih paling cuman sesama yang dari kalijodo aja
mbak, kalau ngebaur apa deket sama yng udah lama tinggal disini sih nga
terlalu deket, namanya juga kita kan beda latar belakang mbak.
8. Apa kegiatan rutin yang selalu dilakukan untuk menumbuhkan rasa
kebersamaan?
Jawab : kegiatan rutin paling ya sama ibu-ibu kaya dari pengurus
rusunnya diadain pertemuan apa gitu buat kita sosialisasi sama yang lain,
kaya diadain pertemuan apa gitu kan biar saling kenal. Paling kalau dari
pengurus rumah susunnya ada acara atau ad apa ya itu jadi kegiatan kita.
Tapi nggak semua ikut juga.
9. Apakah pekerjaan Anda sebelum dan sesudah dipindahkan ke tempat yang
baru?
Jawab : sama sih disana juga kerja bikin sepatu, tapi kadang kalau ada
yang minta nyuci baju ya saya kerjain mbak, disana mah ada aja kerjaan,
malah kaya kerjaan yang nyamper ke kita.
10. Bagaimana jarak ke tempat kerja dari tempat tinggal yang sekarang?
Apakah menjadi lebih dekat atau bertambah jauh?
Jawab : -
143

11. Apakah ada perubahan ekonomi/pendapatan setelah dipindahkan ke


tempat yang baru?
Jawab : ya pasti ada mbak, berasa banget pindah kesini mah.nggak bisa
bantu suami cari penghasilan. Tiap harinya ya cuman ngurusin anak
sama ngobrol-ngobrol gini sama ibu-ibu yang lain.
12. Apakah Anda merasakan lebih baik hasil pendapatannya di tempat yang
baru?
Jawab : kalau lebih baiknya sih enggak mbak.
13. Apakah penghasilan di tempat tinggal yang baru lebih mencukupi
keperluan dalam keluarga Anda atau Tidak?
Jawab : nggak mbak, nggak bisa nabung pindah kesini. Buat kebutuhan
diri sendiri aja mbak ini mah saya kerja. Anak-anak udah pada bisa nyari
uang sendiri.
14. Apakah jarak ke sekolah untuk anak-anak menjadi lebih dekat atau lebih
jauh setelah dipindahkan ke tempat tinggal yang baru?
Jawab : -

15. Apakah jarak tempuh ke sekolah bisa dijangkau menggunakan kendaraan


umum?
Jawab : -
16. Apakah biaya sekolah di tempat yang baru lebih terjangkau?
Jawab : -
144

Hari, Tanggal : Kamis, 20 Desember 2018

Nama : Rianti

Usia : 58 Tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Pendidikan Terakhir : SD

Pekerjaan : Membuat Sendal dan sepatu

Status : Janda

1. Sudah berapa lama tinggal di tempat sebelumnya?


Jawab : kalau berapa lamanya mungkin kurang pasti, yang pasti udah
lama banget nggak ngitung berapa lamanya. Dari masih cantik sampai
udah keriput gini neng.
2. Sudah berapa lama tinggal di tempat yang sudah disediakan oleh
pemerintah ini?
Jawab : di rumah susun ini awal tahun 2016
3. Apa perbedaan tempat tinggal sebelumnya dengan yang sekarang?
Jawab : Dirumah susun udah kaya dikampung ramenya. Kalau disini sih
nyaman neng tempatnya. Tempatnya jelas gitu nggak kaya Kalijodo kan,
neng juga psti tau lah Kalijodo kaya apa. Kalau disini kan dikelola sama
pemerintah.
4. Apakah setelah dipindahkan ke tempat tinggal yang baru ini, Anda merasa
kehidupannya lebih baik?
Jawab : lebih baiknya sih belum begitu ngrasain. Cuman ngrasain
tempatnya aja lebih enak gitu. Kalau kehidupannya sih sampai sekarang
belum ngrasain.
5. Apakah kondisi lingkungan di tempat tinggal yang baru lebih nyaman
dengan tempat tinggal yang lama?
145

Jawab : iya neng, lebih nyaman disini. Kalau disana kan tau sendiri kan
tempatnya kaya apaan, kalau disini kan udah jelas begini tempatnya. Tapi
sayangnya disini nyewa, jadi tiap bulan nambah pengeluaran. Ini aja
banyak banget dari lantai berapa itu nunggak hampir setahun nggak
bayar sewa kan.
6. Menurut Anda kondisi lingkungan yang seperti apakah yang Anda
inginkan?
Jawab : ya lingkungan yang bisa nyaman lah neng, nga perlu mikirin uang
sewa tiap bulannya kaya begini. Walaupun nggak seberapa ya uang
sewanya.
7. Apakah Anda merasa sulit untuk beradaptasi dengan tempat yang baru?
Jawab : kalau adaptasi sesama orang dari kalijodo mah enak-enak aja
bisa langsung. Kalau sama yang lainnya, yang dari luar Kalijodo agak
gimana gitu kita, tapi mugnkin kalau udah sama-sama kenal dan deket
gitu enak kali ya. Namanya juga istilahnya sama tetangga gitu. Disini
juga kita udah berapa tahun, masa mau saling hidup sedniri kan nggak
mungkin juga.
8. Apa kegiatan rutin yang selalu dilakukan untuk menumbuhkan rasa
kebersamaan?
Jawab : kegiatan rutin paling ya sama ibu-ibu dari pengurusnya diadain
pertemuan apa gitu buat kita sosialisasi sama yang lain, kaya diadain
pertemuan apa gitu kan biar saling kenal. Paling kalau dari pengurus
rumah susunnya ada acara atau ad apa ya itu jadi kegiatan kita. Tapi
nggak semua ikut juga.
9. Apakah pekerjaan Anda sebelum dan sesudah dipindahkan ke tempat yang
baru?
Jawab : sama dulu juga bikin sepatu sama sendal gini disana juga.
Pekerjaan saya sekarang cuman bantuin bikin sepatu ini doang neng.
Saya kan janda, hidup sendiri, anak udah pada bisa nyari kerja sendiri.
10. Bagaimana jarak ke tempat kerja dari tempat tinggal yang sekarang?
Apakah menjadi lebih dekat atau bertambah jauh?
146

Jawab : sama sih deket. Kalau sekarang kan cuman beda lantai, kalau
dulu cuman beda RT gitu doang neng
11. Apakah ada perubahan ekonomi/pendapatan setelah dipindahkan ke
tempat yang baru?
Jawab : wah ada banget lah neng, berasa banget pindah kesini mah.
Turun banget penghasilan dari sepatu sama sendal, tapi ya tetap
diproduksi kita. Kadang dibantuin sama pengurusnya buat masarin sepatu
sendal.
12. Apakah Anda merasakan lebih baik hasil pendapatannya di tempat yang
baru?
Jawab : kalau lebih baiknya sih enggak neng. Nggak ngrasain lebih baik
disini
13. Apakah penghasilan di tempat tinggal yang baru lebih mencukupi
keperluan dalam keluarga Anda atau Tidak?
Jawab : nggak sama sekali neng, pas-pasan banget, malah susah nggak
bisa nyari kerja tambahan selain bikin sendal sepatu gini.
14. Apakah jarak ke sekolah untuk anak-anak menjadi lebih dekat atau lebih
jauh setelah dipindahkan ke tempat tinggal yang baru?
Jawab : kalau anak saya yang dua udah kerja, tapi yang lulus sampai SMA
cuman satu, yang satunya cuman lulus SMP terus dia nggak mau nerusin
sekolah lagi katanya. Ya saya mah nggak mau maksa neng, kalau dipaksa
malah jadi bandel nggak karuan di sekolah, emnding saya tanya maunya
apa, terus maunya kerja ya udah saya suruh kerja aja.
15. Apakah jarak tempuh ke sekolah bisa dijangkau menggunakan kendaraan
umum?
Jawab : -
16. Apakah biaya sekolah di tempat yang baru lebih terjangkau?
Jawab : -.
147

Hari, Tanggal : Kamis, 20 Desember 2018

Nama : Rohani

Usia : 30 Tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Pendidikan Terakhir : SMP

Pekerjaan : Membuat Sendal dan sepatu

Status : Menikah

1. Sudah berapa lama tinggal di tempat sebelumnya?


Jawab : di Kalijodo yah maksudnya? Disana dari tahun 2012 kalau nggak
salah, saya ikut saudara sebelumnya di Kalijodo .
2. Sudah berapa lama tinggal di tempat yang sudah disediakan oleh
pemerintah ini?
Jawab : di rumah susun ini awal tahun 2016
3. Apa perbedaan tempat tinggal sebelumnya dengan yang sekarang?
Jawab : Disini sih nyaman mbak tempatnya, buat anak-anak kan juga
nyaman ya kalau mau pada main gitu, kita longok dari atas aja udah tau
mereka main.
4. Apakah setelah dipindahkan ke tempat tinggal yang baru ini, Anda merasa
kehidupannya lebih baik?
Jawab : lebih baiknya sih belum begitu ngrasain. Cuman ngrasain
tempatnya aja lebih enak gitu. Kalau kehidupannya sih sampai sekarang
belum ngrasain.terus kalau untuk masarin sepatu disini juga rada susah.
Kalau disana kan udah pasti dimana gitu kan masarinnya, kalau disini
mau ke tempat yang sebelumnya jauh banget harus ongkos double, tapi
sedikit-sedikit tetap dikirim ke tempat sebelumnya buat penghasilan
tetapnya mbak.
148

5. Apakah kondisi lingkungan di tempat tinggal yang baru lebih nyaman


dengan tempat tinggal yang lama?
Jawab : iya mbak, lebih nyaman sedikit disini. Kalau disana kan tau
sendiri kan tempatnya kaya apaan, kalau disini kan udah jelas begini
tempatnya. Tapi ya itu tiap bulannya susah disuruh bayar.

6. Menurut Anda kondisi lingkungan yang seperti apakah yang Anda


inginkan?
Jawab : ya lingkungan yang bisa nyaman lah mbak, nga perlu mikirin
uang sewa tiap bulannya kaya begini. Walaupun nggak seberapa ya uang
sewanya.
7. Apakah Anda merasa sulit untuk beradaptasi dengan tempat yang baru?
Jawab : kalau adaptasi sesama orang dari kalijodo mah enak-enak aja
bisa langsung. Kan kita semua dari beberapa RT sama RW mbak, jadi
kalau yang belum kenal tapi sesama warga dari sana buat deketnya mah
enak, tapi kalau yang disini mereka duluan atau penghuni yang lama ya
rada susah ya, soalnya kan kita dari latar belakang beda juga, dulunya
hidup kita pasti beda lah ya sama mereka.
8. Apa kegiatan rutin yang selalu dilakukan untuk menumbuhkan rasa
kebersamaan?
Jawab : kegiatan rutin paling ya sama ibu-ibu dari pengurusnya diadain
pertemuan apa gitu buat kita sosialisasi sama yang lain, kaya diadain
pertemuan apa gitu kan biar saling kenal. Paling kalau dari pengurus
rumah susunnya ada acara atau ad apa ya itu jadi kegiatan kita. Tapi
nggak semua ikut juga.
9. Apakah pekerjaan Anda sebelum dan sesudah dipindahkan ke tempat yang
baru?
Jawab : sama dulu juga bikin sepatu sama sendal gini disana juga.
Pekerjaan saya sekarang cuman bantuin bikin sepatu ini doang mba.
149

10. Bagaimana jarak ke tempat kerja dari tempat tinggal yang sekarang?
Apakah menjadi lebih dekat atau bertambah jauh?
Jawab : sama sih deket. Kalau sekarang kan cuman beda lantai, kalau
dulu cuman beda RT gitu doang mbak
11. Apakah ada perubahan ekonomi/pendapatan setelah dipindahkan ke
tempat yang baru?
Jawab : wah ada banget lah mbak, berasa banget pindah kesini mah.
Turun banget penghasilan dari sepatu sama sendal, tapi ya tetap
diproduksi kita. Kadang dibantuin sama pengurusnya buat masarin sepatu
sendal.
12. Apakah Anda merasakan lebih baik hasil pendapatannya di tempat yang
baru?
Jawab : kalau lebih baiknya sih enggak mbak. Nggak ngrasain lebih baik
disini
13. Apakah penghasilan di tempat tinggal yang baru lebih mencukupi
keperluan dalam keluarga Anda atau Tidak?
Jawab : nggak mbak, malah susah nggak bisa nyari kerja tambahan selain
bikin sendal sepat gini.
14. Apakah jarak ke sekolah untuk anak-anak menjadi lebih dekat atau lebih
jauh setelah dipindahkan ke tempat tinggal yang baru?
Jawab : mungkin yang bikin jauhnya gara-gara macet doang kali ya mbak,
kalau nggak macet paling nggak jauh-jauh banget sih. .
15. Apakah jarak tempuh ke sekolah bisa dijangkau menggunakan kendaraan
umum?
Jawab : bisa mbak, ada busway sama bus sekolah. Dua-duanya gratis.
Walapun gratis kan kita tetep ngasih ongkos buat mereka buat jajan sama
keperluan lainnya.
16. Apakah biaya sekolah di tempat yang baru lebih terjangkau?
Jawab : masih bisa dijangkau sih, ya namanya kebutuhan sekolah ya mbak
pasti ada aja.
150

Hari, Tanggal : Kamis, 20 Desember 2018

Nama : Saroh

Usia : 26 Tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Pendidikan Terakhir : SD

Pekerjaan : Membuat sepatu

Status : Menikah

1. Sudah berapa lama tinggal di tempat sebelumnya?


Jawab : waduh dari tahun berapa ya mbak, ngak ngitung. Ya udah lama
banget lah pokoknya disana.
2. Sudah berapa lama tinggal di tempat yang sudah disediakan oleh
pemerintah ini?
Jawab : kalau di rusun marunda sini sih dari tahun 2016
3. Apa perbedaan tempat tinggal sebelumnya dengan yang sekarang?
Jawab : kalau di kalijodo kan tempat kaya kurang baik ya mbak
lingkungannya. Kalau disini kan walapun kecil tapi nyaman, tapi ya kalau
buat nyari penghasilan susah. Kalau di tempat sebelumnya tempatnya ya
begitu tapi nyari duit gampang, kalau disini tempatnya enak tapi kalau
mau nyari duit susah.
4. Apakah setelah dipindahkan ke tempat tinggal yang baru ini, Anda merasa
kehidupannya lebih baik?
Jawab : kehidupan lebih baiknya gimana dulu nih mbak hehe. Orang mau
nyari duit susah, perbulannya bayar ya walaupun nggak seberapa
bayarnya tapi kan tetep ngluarin pastinya perbulan udah jelas untuk sewa
rusun. Kalau hidup enak sih belum ngrasain mbak, tapi ya penting bisa
makan aja udah Alhamdulillah.
151

5. Apakah kondisi lingkungan di tempat tinggal yang baru lebih nyaman


dengan tempat tinggal yang lama?
Jawab : iya mbak, lebih nyaman sedikit disini. Kalau disana kan tau
sendiri kan tempatnya kaya apaan, kalau disini kan udah jeas begini
tempatnya. Tapi ya itu tiap bulannya susah disuruh bayar.

6. Menurut Anda kondisi lingkungan yang seperti apakah yang Anda


inginkan?
Jawab : lingkungan yang kaya gini sih ya udah dibilang enak ya meskipun
nyari duitnya susah. Lingkungan yang di Kalijodo kan ya gimana bisa
dibilang enak kan tempat kaya begitu. Apa lagi kita kan punya anak ya
mbak, ada rasa khawatir juga buat anak-anak lingkungannya.
7. Apakah Anda merasa sulit untuk beradaptasi dengan tempat yang baru?
Jawab : adaptasi untuk hidup bareng-bareng gitu?kalau adaptasi ya kaya
gini mbak duduk-duduk bareng begini sama yang lain. Tapi kalau buat
orang yang bukan dari kalijodo yang sama kaya kita sih ya kita masih
rada susah ya. Mungkin mereka mikirnya kita dari kawasan yang kaya
begitu kan. Ada juga ibu-ibu yang kaya nggak ngebolehi anaknya buat
main sama ank dari kalijodo gitu, ya namanya orang mikirnya kan beda-
beda mbak, tapi kan nggak semua orang kalijodo itu jelek juga.
8. Apa kegiatan rutin yang selalu dilakukan untuk menumbuhkan rasa
kebersamaan?
Jawab : kegiatan rutin paling ya sama ibu-ibu kaya dari pengurusnya
rumah susun diadain pertemuan apa gitu buat kita sosialisasi sama yang
lain, kaya diadain pertemuan apa gitu kan biar saling kenal. Paling kalau
dari pengurus rumah susunnya ada acara atau ad apa ya itu jadi kegiatan
kita. Tapi nggak semua ikut juga.
9. Apakah pekerjaan Anda sebelum dan sesudah dipindahkan ke tempat yang
baru?
Jawab : membuat sepatu disini ini.
152

10. Bagaimana jarak ke tempat kerja dari tempat tinggal yang sekarang?
Apakah menjadi lebih dekat atau bertambah jauh?
Jawab : deket sih, kalau sekarang kan kita tinggal naik lewat tangga,
kalau dulu cuman beda RT gitu doang.
11. Apakah ada perubahan ekonomi/pendapatan setelah dipindahkan ke
tempat yang baru?
Jawab : wah ada banget lah mbak, berasa banget pindah kesini mah.
Berasa susahnya
12. Apakah Anda merasakan lebih baik hasil pendapatannya di tempat yang
baru?
Jawab : gimana lebih baik, tiap hari aja kita mikirin gimana pengeluaran
sama pemasukan mbak. Jauh banget lah sama yang sebelumnya. Enakan
di sebelumnya. Ya meskipun tempat yang sebelumnya kaya gitu nggak
kaya yang disini.

13. Apakah penghasilan di tempat tinggal yang baru lebih mencukupi


keperluan dalam keluarga Anda atau Tidak?
Jawab : nggak mbak, malah nyusahin pindah kesini hahaha.
14. Apakah jarak ke sekolah untuk anak-anak menjadi lebih dekat atau lebih
jauh setelah dipindahkan ke tempat tinggal yang baru?
Jawab : sebenrnya ada sekolah yang deket disini, tapi mahal dia
sekolahan terpadu gitu mbak, ya saya mah nyekolahin anak saya yang
biayanya terjangkau aja, lagian anak-anak saya pada ngerti kondisi orang
tuanya gimana kan. saya sih pengennya nanti saya bisa nyekolahin anak
saya yang lebih tinggi mbak. Soalnya saya sendiri hnya lulusan SD ya,
jadi disini mau kerja apa. Kalau ditempat yang sebelumnya mah mau
kerja apa aja pasti ad mbak tiap hari. Orang tetangga saya aja ada yang
cuman nunggu toilet bisa makan tiap hari. Disini kalau untuk lulusan kaya
saya ini yang cuman lulusan SD ya susah mbak mau nyari kerjaan. Saya
aja ada kerjaan ini bikin sepatu aja udh syukur buat nyambung hidup saya
sekalian nabung dikit-dikit buat kebutuhan anak sekolah. Anak saya
153

walaupun masih kecil ya harus saya nabung dari sekarang kan mbak,
anak juga tiap hari makan tiap hari jajan, masa kita orang tua nya diem
aja kan nggak mungkin. Makannya saya pengen banget nanti anak saya
jangan kaya saya deh sekolahnya, moga aja saya bisa nyekolahin yang
lebih tinggi nanti.
15. Apakah jarak tempuh ke sekolah bisa dijangkau menggunakan kendaraan
umum?
Jawab : kalau di tempat sebelumnya cuman naik angkot sekali, kalau
disini ada bis sekolah cuman nggak nyampek depan sekolah, kalau
busway ada juga. Tergantung anaknya mau naik busway apa bus sekolah.
Jauhnya sih jauh disini mbak. Mana disini jalur macet kan, saya udah
nggak ada motor buat anak, jadi kemana-mana anak naik kendaraan
umum.
16. Apakah biaya sekolah di tempat yang baru lebih terjangkau?
Jawab : kita amsih pake KJP. Tapi kalau kebutuhan yang lainnya smapai
sekarang masih belum berat-berat banget.
154

Hari, Tanggal : Kamis, 20 Desember 2018

Nama : Sitri

Usia : 39 Tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Pendidikan Terakhir : SMK

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Status : Menikah

1. Sudah berapa lama tinggal di tempat sebelumnya?


Jawab : Sama seperti suami saya neng, Pak Muslim.
2. Sudah berapa lama tinggal di tempat yang sudah disediakan oleh
pemerintah ini?
Jawab : kalau disini ya dari tahun 2016 awal mbak, kan itu kejaidan
digusurnya kan bulan Januari apa Februaru awal gitu, terus disini mulai
bulan Maret 2016 sampai sekarang ini.
3. Apa perbedaan tempat tinggal sebelumnya dengan yang sekarang?
Jawab : kalau yang sebelumnya ya gitu mbak agak kumuh dan kurang
bagus aja kalau buat anak-anak kan namanya di lingkungan yang kaya
begitu ya mbak, apalagi kita orang tua juga kesehariannya kerja buat
anak-anak, kalau dibilang nyamannya mah ya nyamanan disini mbak,
disini ada tempat buat main khusus anak-anak tapi ya gini sempit
tempatnya cuman berapa petak, namanya juga tempat bekas disediain
pemerintah ya mbak. Yang sekarang kalau untuk lingkungan anak-anak
sih lumayan nyaman dan aman mbak, anak-anak mau main dibawah
masih bisa kita pantau dari atas sini.
4. Apakah setelah dipindahkan ke tempat tinggal yang baru ini, Anda merasa
kehidupannya lebih baik?
155

Jawab : hahaha, kalau untuk lebih baik sih jauh banget mbak. Disini
susah untuk ekonominya. Apa-apa jauh dan mahal juga kan. Kalau mahal
sih ngak mahal-mahal banget mbak, cuman ya susah nyari duitnya. Kalau
disana kan istilahnya kerja apa aja bisa ya mbak serabutan mah udah bisa
buat makan beberapa hari, kalau disini kan warga mau kerja nyari dulu,
jauh juga. Ekonominya turun banget lah semenjak dipindahin disini.
Mana kita tiap bulannya harus bayar mbak untuk uang sewa rusunnya,
kalau disana kan kita ngak perlu mikir untuk uang sewa tempat
tinggalnya. Belum buat ongkos anak sekolah juga, mana istri juga ngak
kerja kan mbak, cuman bisa dirumah aja jagain anak-anak.
5. Apakah kondisi lingkungan di tempat tinggal yang baru lebih nyaman
dengan tempat tinggal yang lama?
Jawab : iya mbak jelas lebih nyaman kalau tinggal disini. Namanya juga
rumah susun kan tempatnya ngak begitu kumuh-kumuh banget mbak.
6. Menurut Anda kondisi lingkungan yang seperti apakah yang Anda
inginkan?
Jawab : ya lingkungan yang bisa nyaman lah mbak, nga perlu mikirin
uang sewa tiap bulannya kaya begini.
7. Apakah Anda merasa sulit untuk beradaptasi dengan tempat yang baru?
Jawab : adaptasi? Kaya sosialisasi gitu kan? Agak susah sih mbak ya,
soalnya kan beda lingkungannya sama yang disana, tapi ya kalau
sekarang-sekarang sih udah lumayan nyaman mbak sama orang-orang
buat ngecampur di kalangannya. Ya mungkin juga tiap hari kan kita
ketemu ya mbak, jadi ya makin lama makin bnyak ngobrolnya.
8. Apa kegiatan rutin yang selalu dilakukan untuk menumbuhkan rasa
kebersamaan?
Jawab : kegiatan rutinnya ya cuman saling kumpul-kumpul gitu aja mbak,
kalau urusan ibu-ibu saya kurang tau, tapi ya biasanya saling pada
ngadain kumpul-kumpul gitu mbak.
9. Apakah pekerjaan Anda sebelum dan sesudah dipindahkan ke tempat yang
baru?
156

Jawab : kalau disana di perusahaan swasta mbak, istilahnya kalau disana


mah melek mata langsung dapat duit gitu beda banget sama disini, harus
nunggu beberapa hari apa beberapa minggu baru kita dapat duit. Kalau
disini kan security mbak ya deket-deket sini
10. Bagaimana jarak ke tempat kerja dari tempat tinggal yang sekarang?
Apakah menjadi lebih dekat atau bertambah jauh?
Jawab : untuk jarak tempuh deketan kerja disini mbak, kan kalau disini
emang nyari yang deket sini jadi duit bensin biar ngak terlalu boros juga.
Kalau disana dibilang jauh ya ngak jauh banget sih mbak. Tapi ya
mending deket disini. Tapi disini kerja deket duitnya susah.
11. Apakah ada perubahan ekonomi/pendapatan setelah dipindahkan ke
tempat yang baru?
Jawab : beda jauh mbak sama disana. Ya seperti yang saya bilang tadi
kalau disana kan kita melek mata duit langsung nyamper kan mbak, kalau
disini mah ampunan nyari duit susah bener, super ngirit kalau disini
mbak. Banyak penurunan ekonominya semenjak pindah kesini.
12. Apakah Anda merasakan lebih baik hasil pendapatannya di tempat yang
baru?
Jawab : tidak sama sekali mbak, malah lebih buruk disini.
13. Apakah penghasilan di tempat tinggal yang baru lebih mencukupi
keperluan dalam keluarga Anda atau Tidak?
Jawab : nggak mbak, malah nyusahin pindah kesini hahaha.
14. Apakah jarak ke sekolah untuk anak-anak menjadi lebih dekat atau lebih
jauh setelah dipindahkan ke tempat tinggal yang baru?
Jawab : untuk jarak kesekolah juga deketan yang disana mbak, disni harus
naik busway dulu terus anak harus jalan kaki dulu ke depan sebelum naik
buswaynya.
15. Apakah jarak tempuh ke sekolah bisa dijangkau menggunakan kendaraan
umum?
Jawab : kalau pakai kendaraan umum mah kaya angkot gitu susah mbak,
cuman busway doang disini adanya. Bus sekolah juga cuman nyampe
157

depan doang ngak masuk kesini.terus kalau pakai kendaraan kaya motor
gitu malah bahaya mbak, soalnya kan disini terkenal jalur tengkorak ya
banyak kendaraan gede-gede yan ke pelabuhan gitu jadi ya bahaya kalau
buat nak sekolah.
16. Apakah biaya sekolah di tempat yang baru lebih terjangkau?
Jawab : sama aja mbak untuk biayanya, disana dapet KJP (Kartu Jakarta
Pintar) disini juga dapat KJP kok mbak.
158

Hari, Tanggal : Kamis, 20 Desember 2018

Nama : Sulastri

Usia : 40 Tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Pendidikan Terakhir : SD

Pekerjaan : Membuat Sendal dan sepatu

Status : Janda

1. Sudah berapa lama tinggal di tempat sebelumnya?


Jawab : sama neng kaya bu Rianti. Saya tetanggaan. Cuman beda umur
aja.
2. Sudah berapa lama tinggal di tempat yang sudah disediakan oleh
pemerintah ini?
Jawab : di rumah susun ini awal tahun 2016
3. Apa perbedaan tempat tinggal sebelumnya dengan yang sekarang?
Jawab : Kalau disini sih nyaman neng tempatnya. Tempatnya jelas gitu
nggak kaya Kalijodo kan, neng juga psti tau lah Kalijodo kaya apa. Kalau
disini kan dikelola sama pemerintah.
4. Apakah setelah dipindahkan ke tempat tinggal yang baru ini, Anda merasa
kehidupannya lebih baik?
Jawab : lebih baiknya sih belum begitu ngrasain. Cuman ngrasain
tempatnya aja lebih enak gitu. Kalau kehidupannya sih sampai sekarang
belum ngrasain.soalnya kan disini nggak bisa nyari penghasilan
tambahan kecuali kerja bikin sednal sepatu gini.
5. Apakah kondisi lingkungan di tempat tinggal yang baru lebih nyaman
dengan tempat tinggal yang lama?
159

Jawab : Kalau disana kan tau sendiri kan tempatnya kaya apaan, kalau
disini kan udah jelas begini tempatnya. Tapi sayangnya disini nyewa, jadi
tiap bulan nambah pengeluaran. Ini aja banyak banget dari lantai berapa
itu nunggak hampir setahun nggak bayar sewa kan.

6. Menurut Anda kondisi lingkungan yang seperti apakah yang Anda


inginkan?
Jawab : lingkungan yang bisa bikin kehidupan lebih baik lagi. Meskipun
punya rumah ngontrak misalkan nih ya, tapi penghasilan ada dan bia
mencukupi semua ya nggak masalah. Tapi kan disini tempatnya doang
yang nyaman tapi duitnya enggak.
7. Apakah Anda merasa sulit untuk beradaptasi dengan tempat yang baru?
Jawab : kalau adaptasi sesama orang dari kalijodo mah enak-enak aja
bisa langsung. Kalau sama yang lainnya, yang dari luar Kalijodo agak
gimana gitu kita, tapi mugnkin kalau udah sama-sama kenal dan deket
gitu enak kali ya. Namanya juga istilahnya sama tetangga gitu. Disini
juga kita udah berapa tahun, masa mau saling hidup sendiri kan nggak
mungkin juga.
8. Apa kegiatan rutin yang selalu dilakukan untuk menumbuhkan rasa
kebersamaan?
Jawab : ada yang ikut arisan, tapi arisannya beda gedung, jadi yang dari
Kalijodo nggak semuanya ikut arisan. Sama ada kegiatan tiap minggunya
kaya bersih bersih gitu, itu yang ngadain dari pengurus rusunnya.
9. Apakah pekerjaan Anda sebelum dan sesudah dipindahkan ke tempat yang
baru?
Jawab : sama dulu juga bikin sepatu sama sendal gini disana juga.
10. Bagaimana jarak ke tempat kerja dari tempat tinggal yang sekarang?
Apakah menjadi lebih dekat atau bertambah jauh?
Jawab : sama sih deket. Kalau sekarang kan cuman beda lantai, kalau
dulu cuman beda RT gitu doang neng
160

11. Apakah ada perubahan ekonomi/pendapatan setelah dipindahkan ke


tempat yang baru?
Jawab : wah ada banget lah neng, berasa banget pindah kesini mah.
Turun banget penghasilan dari sepatu sama sendal, tapi ya tetap
diproduksi kita. Kadang dibantuin sama pengurusnya buat masarin sepatu
sendal.saya mah kan sedniri anak nggak punya suami udah nggak ada,
kita udah cerai jadi ya begini hidupnya bergantung sama diri sendiri.
12. Apakah Anda merasakan lebih baik hasil pendapatannya di tempat yang
baru?
Jawab : kalau lebih baiknya sih enggak neng. Nggak ngrasain lebih baik
disini
13. Apakah penghasilan di tempat tinggal yang baru lebih mencukupi
keperluan dalam keluarga Anda atau Tidak?
Jawab : nggak sama sekali neng, pas-pasan banget.saya yang hidup
sendiri aja ngrasain susah penghasilan apa lagi yang punya anak gitu.
14. Apakah jarak ke sekolah untuk anak-anak menjadi lebih dekat atau lebih
jauh setelah dipindahkan ke tempat tinggal yang baru?
Jawab : -
15. Apakah jarak tempuh ke sekolah bisa dijangkau menggunakan kendaraan
umum?
Jawab : -
16. Apakah biaya sekolah di tempat yang baru lebih terjangkau?
Jawab : -.
161

Hari, Tanggal : Kamis, 20 Desember 2018

Nama : Umi

Usia : 29 Tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Pendidikan Terakhir : SMP

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Status : Menikah

1. Sudah berapa lama tinggal di tempat sebelumnya?


Jawab : saya aslinya dari Sunter mbak, suami saya yang orang situ. Saya
di Kalijodo dari umur 24 kalau nggak salah, saya nikah terus ikut suami
ke Kalijodo.
2. Sudah berapa lama tinggal di tempat yang sudah disediakan oleh
pemerintah ini?
Jawab : di rumah susun ini awal tahun 2016
3. Apa perbedaan tempat tinggal sebelumnya dengan yang sekarang?
Jawab : ya kalau perbedaan udah ketara ya mbak, dulu tempat di kalijodo
kaya apa terus disini juga kaya apa, enak disini mah tapi nggak enaknya
ya disuruh bayar tiap bulannya. Kerjaan aja nggak jelas, pemasukan juga
nggak jelas.
4. Apakah setelah dipindahkan ke tempat tinggal yang baru ini, Anda merasa
kehidupannya lebih baik?
Jawab : kalau lebih baik nggak mungkin mmbak kita nungak setahun
bayar sewa rusun.
5. Apakah kondisi lingkungan di tempat tinggal yang baru lebih nyaman
dengan tempat tinggal yang lama?
162

Jawab : iya mbak lebih nyaman disini. Kalau disana kan tau sendiri kan
tempatnya kaya apaan, kalau disini kan udah jeas begini tempatnya.
6. Menurut Anda kondisi lingkungan yang seperti apakah yang Anda
inginkan?
Jawab : ya lingkungan yang bisa nyaman lah mbak nga perlu mikirin uang
sewa tiap bulannya kaya begini. Soalnya kalau mikirin uang sewa malah
tambah beban yang ada, kasian sama yang masih bayi sama nyekolahin
anak-anaknya, pasti kerasa banget disini, sekolah juga ada yang jauh
mereka, nggak semuanya sekolah di deket sini.
7. Apakah Anda merasa sulit untuk beradaptasi dengan tempat yang baru?
Jawab : Ya kalau itu sih paling cuman sesama yang dari kalijodo aja
mbak, kalau ngebaur apa deket sama yng udah lama tinggal disini sih nga
terlalu deket, namanya juga kita kan beda latar belakang mbak.
8. Apa kegiatan rutin yang selalu dilakukan untuk menumbuhkan rasa
kebersamaan?
Jawab : kegiatan rutin paling ya sama ibu-ibu dari pengurus rusunnya
diadain pertemuan apa gitu buat kita sosialisasi sama yang lain, kaya
diadain pertemuan apa gitu kan biar saling kenal. Paling kalau dari
pengurus rumah susunnya ada acara atau ad apa ya itu jadi kegiatan kita.
Tapi nggak semua ikut juga.
9. Apakah pekerjaan Anda sebelum dan sesudah dipindahkan ke tempat yang
baru?
Jawab : saya kalau disana juga nggak kerja sih mbak, suami saya kerja di
pintu air. Tapi meskipun kerja di pintu air ada aja kerjaan serabutan juga
kalau di Kalijodo, kalau disini kan cuman ngandelin dari kerja di pintu air
doang.
10. Bagaimana jarak ke tempat kerja dari tempat tinggal yang sekarang?
Apakah menjadi lebih dekat atau bertambah jauh?
Jawab : tambah jauh mbak kalau dari sini, apalagi sini jalur macet banyak
truk gede yang mau ke pelabuhan kan.
163

11. Apakah ada perubahan ekonomi/pendapatan setelah dipindahkan ke


tempat yang baru?
Jawab : ya pasti ada mbak, berasa banget pindah kesini mah.nggak bisa
bantu suami cari penghasilan. Tiap harinya ya cuman ngurusin anak
sama ngobrol-ngobrol gini sama ibu-ibu yang lain.
12. Apakah Anda merasakan lebih baik hasil pendapatannya di tempat yang
baru?
Jawab : kalau lebih baiknya sih enggak mbak.
13. Apakah penghasilan di tempat tinggal yang baru lebih mencukupi
keperluan dalam keluarga Anda atau Tidak?
Jawab : ngepas banget mbak disini dari penghasilan suami di pintu air.
14. Apakah jarak ke sekolah untuk anak-anak menjadi lebih dekat atau lebih
jauh setelah dipindahkan ke tempat tinggal yang baru?
Jawab : sebenarnya ada yang deket sini sekolahannya, cuman biaya untuk
lainnya mahal mbak, soalnya di rusun Marunda kan nggak semuanya dari
Kalijodo, sini kan banyak, tiap gedung beda, kalau yang gedung depan
kan banyak yang orang mapan kan yang mobilnya pada bejejer tuh di
depan, kalau anak saya sekolahin disitu mana saya mampu mbak, tapi
kalau SD sih masih lah bisa dijangkau biayanya, tapi kalau yang SMP
nggak kuat saya mbak. Kalau SMP yang deket halte Kebantenan tuh di
Cilincing.
15. Apakah jarak tempuh ke sekolah bisa dijangkau menggunakan kendaraan
umum?
Jawab : bisa mbak, kan ada busway sama mobil sekolah itu apa namanya
yang kuning itu bus sekolahkan.
16. Apakah biaya sekolah di tempat yang baru lebih terjangkau?
Jawab : masih bisa dijangkau mbak untuk biaya lainnya, kita kan disini
juga amsih dapet KJP.
164

LAMPIRAN 3

LEMBAR OBSERVASI

Nama Instansi : Rumah Susun Marunda

Waktu : 10.00 WIB

Tanggal : 20 Desember 2018

No. ASPEK YANG DIAMATI KETERANGAN

1. Keadaan lingkungan Rumah Bersih dan rapi tetapi kurang


Susun Marunda. penghijauan jadi terlihat seperti
gersang
2. Aktivitas masyarakat Kalijodo di Jarang terlihat ada kegiatan sosial
Rumah Susun Marunda. yang dilakukan terutama oleh Ibu-
Ibu. Mereka kegiatan keseharian
hanya mengobrol dan bercanda gurau
3. Hubungan sosial masyarakat Menurut keterangan masyarakat
Kalijodo dengan masyarakat Kalijodo untuk berinteraksi dengan
baru di Rumah Susun Marunda. masyarakat yang berasal dari luar
Kalijodo sangat susah berbeda
dengan masyarakat yang berasal dari
Kalijodo.
4. Peran masyarakat Kalijodo Perannya sangat sedikit. Karena tidak
terhadap kesejahteraan sedikit masyarakat yang hanya
lingkungan yang baru di Rumah memikirkan keadaan lingkungannya
Susun Marunda. sendiri.
5. Keadaan ekonomi setelah di Keadaan ekonomi yang sangat
relokasi ke Rumah Susun berubah dari tempat sebelumnya.
Marunda. Ekonomi sangat menurun.
165

LAMPIRAN 7

DOKUMENTASI

Kepala UPRS (Unit


Pengelola Rumah Susun)
Marunda

Nama : Drs. Ageng


Darmintono, M. Si.

Alamat : Jati Asih


Kota Bekasi

NARASUMBER YANG BERASAL DARI KALIJODO

Nama : Bapak
Emuslim dan Ibu
Sitri
166

Nama : Ibu Amsiah

Usia : 52 Tahun

Nama : Ibu Nuriah

Usia : 52 Tahun

Nama : Ibu Rianti

Usia : 58 Tahun
167

Nama : Ibu Karin

Usia : 24 Tahun

Nama : Ibu Umi

Usia : 29 Tahun

Nama : Ibu Ami

Usia : 38 Tahun

Nama : Ibu Munirin

Usia : 43 Tahun

Nama : Ibu Sulastri

Usia : 40 Tahun
168

Nama : Ibu Jamaiyah (Pemilik Usaha


Sandal Sepatu)

Usia : 51 Tahun

Nama : Ibu Saroh

Usia : 26 Tahun

Nama : Ibu Lela

Usia : 29 Tahun

Nama : Bapak Encup Supriadi

Usia : 31 Tahun
169

KEADAAN RUMAH SUSUN MARUNDA

Tampak Dari depan Gedung blok A11 Tempat masyarakat


Kalijodo

Tempat Parkir Kendaraan motor


170

KONDISI SETIAP LANTAI RUMAH SUSUN


171

SUASANA PEMBUATAN SANDAL SEPATU OLEH SALAH SATU


USAHA MASYARAKAT KALIJODO
172
173

LAMPIRAN 8

BIODATA PENULIS

Nama : Dwiyana Pitdia Wati

Alamat : Jalan Gading Raya 1 No.12 Kelapa Gading Barat, Kelapa


Gading, Jakarta Utara, DKI Jakarta

TTL : Ponorogo, 13 September 1995

Email : dwi.yaanaa@gmail.com

No. Handphone : 0813-8029-6457

Riwayat Pendidikan

SD Negeri 1 Sekaran Siman Ponorogo

SMP Negeri 5 Ponorogo

SMA Negeri 72 Jakarta

S1 Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Data Keluarga

Nama Ayah : Alm. Sirman

Nama Ibu : Siti Nurjanah

Nama Kakak : Jeni Hendra Irawan

Nama Adik 1 : Trendy Pramuardani


174

Nama Adik 2 : Shinta Setyaningrum

Anda mungkin juga menyukai