Anda di halaman 1dari 154

Fen mena Pengangguran di Kalangan Remaja Kelurahan Pondok Rajeg,

Kecamatan Cibinong
(Studi Kasus : Remaja di Kelurahan Pondok Rajeg, Kecamatan Cibinong)

Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
(S.Pd)

Disusun Oleh :
Ismail Saleh
11150150000087

JURUSAN TADRIS ILMU PENGETAHUAN SOSIAL


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2020
ABSTRAK

Ismail Saleh 11150150000087. Fenomena Pengangguran di Kalangan Remaja


Kelurahan Pondok Rajeg, Kecamatan Cibinong (Studi Kasus: Remaja
Kelurahan Pondok Rajeg, Kecamatan Cibinong) Skripsi Tadris Ilmu
Pengetahuan Sosial, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2020.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis fenomena pengangguran
di kalangan remaja Kelurahan Pondok Rajeg, Kecamatan Cibinong. Metode
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif.
Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan bahwa: (1) Fenomena
pengangguran sangat memprihatinkan. Seringkali saat peneliti sedang melakukan
observasi, banyak ditemukan remaja-remaja yang masih suka berkumpul disuatu
tempat pada saat hari dan jam kerja. Selain menghabiskan waktunya dengan
berkumpul di hari dan jam kerja, mereka juga menghabiskan waktunya dengan
melakukan hal-hal menyimpang. Banyak alasan dan keadaan dimana para remaja
tidak dapat mendapatkan pekerjaan. Dengan keadaan seperti itu, sebagian besar
dari remaja tidak mau berusaha untuk mendapatkan pekerjaan, dan pasrah dengan
keadaan mereka. (2) Faktor yang mempengaruhi terjadinya pengangguran di
kalangan remaja Kelurahan Pondok Rajeg diantaranya adalah kurangnya
pendidikan, adanya masalah dalam segi ekonomi, permasalahan kemiskinan, dan
kenakalan remaja yang marak terjadi.

Kata Kunci : fenomena, pengangguran, kalangan remaja

i
ABSTRACT

Ismail Saleh 11150150000087. The Phenomenom of Unployment in The Teen


Circles at Kelurahan Pondok Rajeg, Kecamatan Cibinong (Case Studies : Teen
of Kelurahan Pondok Rajeg, Kecamatan Cibinong) Essay of Tadris Sosial
Science Education, Faculty of Tarbiya and Teachers Training. State Islamic
University Syarif Hidayatullah Jakarta, 2020.
The purpose of study is to analyze the phenomenon of unemployment
among youth Pondok Rajeg, Kecamatan Cibinong. The research method used in
this study is a qualitative method.
Research has found that: (1) The phenomenon of unemployment is
alarming. Often when researchers are observing, many young people are still
gathered at one place during business hours and days. Not only do they spend
their days and hours gathering together but they also spend their time doing
wrong things. There's a lot of reasons and circumstances where teenagers can't
find jobs. With such circumstances, the majority of youths refuse to make the
effort to find employment, and simply resign to their circumstances. (2) Among the
factors that have affected unemployment among the housebroken youth are the
lack of education, the lack of economic problems, the problem of poverty, and the
delinquency that prevails.

Keywords: phenomenon, unemployment, juvenile circles

ii
KATA PENGANTAR

Assalamaualaikum Wr. Wb.


Alhamdullilah, puji syukur atas kehadirat Allah SWT Yang Maha Pengasih
dan Maha Penyayang yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan Skripsi, yang berjudul Fenomena Pengangguran di
Kalangan Remaja Kelurahan Pondok Rajeg, Kecamatan Cibinong (Studi Kasus :
Remaja Kelurahan Pondok Rajeg, Kecamatan Cibinong) . Penulisan tugas ini
untuk memenuhi Skripsi, Tadris Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih
jauh dari kesempurnaan, oleh sebab itu penulis mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun dari semua pihak demi kesempurnaan skripsi ini.
Terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak, sehingga
pada kesempatan ini, terhadap segala kerendahan hati dan penuh rasa hormat
penulis menyampaikan banyak terima kasih yang sebesar-besarnya bagi semua
pihak yang telah memberikan bantuan moril maupun materil baik langsung
maupun tidak langsung dalam penyusunan skripsi ini hingga selesai, terutama
kepada yang saya hormati:
1. Prof. Dr. Amany Burhanuddin Lubis, MA selaku Rektor Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
2. Dr. Sururin, M.Ag selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
3. Dr. Iwan Purwanto, M.Pd selaku Ketua Tadris Ilmu Pengetahuan Sosial
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
4. Andri Noor Ardiansyah, M.Si selaku Sekretaris Tadris Ilmu Pengetahuan
Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sekaligus Dosen Pembimbing
Skripsi 2 yang telah banyak membantu selama pembuatan skripsi ini
5. Dr. H. Nurochim, MM selaku Dosen Pembimbing Akademik selama
belajar di Tadris Ilmu Pengetahuan Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
6. Syaripulloh, M.Si selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah banyak
membantu selama pembuatan skripsi ini

iii
7. Bapak/ Ibu Dosen dan Staff di lingkungan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, khususnya Tadris Ilmu
Pengetahuan Ilmu Sosial yang banyak membantu saya untuk dapat
melaksanakan penulisan dalam skripsi ini
8. Terima kasih sebesar-besarnya kepada Kelurahan Pondok Rajeg yang
telah mengizinkan penulis meneliti di Kelurahan Pondok Rajeg
9. Terima kasih sebesar-besarnya kepada Kecamatan Cibinong yang telah
mengizinkan penulis meneliti di Kecamatan Cibinong
10. Yang paling utama, selalu memberikan tenaga, moril materil tanpa pamrih,
selama belajar di Universitas yaitu kedua orang tua penulis, Bapak Taufik
Hidayat dan Ibu Ida Royani, serta adik-adik penulis yaitu Andrian dan
Salman
11. Terimakasih kepada HMI Komisariat Tarbiyah, HMJ PIPS Periode 2016
dan 2017, karena saya banyak belajar di organisasi ini
12. Teruntuk sahabat-sahabat saya selama perkuliahan, terutama Anak Sultan,
Zainisme, Sahabat Cemen, Gamananta dan STMJ.
13. Teruntuk kakak-kakak dan abang-abang saya selama diperkuliahan,
khususnya di Fakultas Tarbiyah yang telah membantu saya selama ini
14. Teruntuk sahabat-sahabat saya, yaitu Guntur, Bagus, Reinaldi, Bagas,
serta sahabat-sahabat KongoLand dan SES, yang sudah memberikan
support dan dukungan kepada saya dalam penyelesaian skripsi ini
15. Teruntuk yang selalu menemani, Rizka Farhana Desrilia atas segala waktu
yang telah diluangkan dan perjuangannya selama ini.

Akhir kata penulis mengucapkan termakasih kepada semua pihak yang


telah membantu dan penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat
bagi kita semua. Aamiin aamiin aamiin yarobbal alamin.

Jakarta, 15 November 2020

Ismail Saleh

iv
DAFTAR ISI

ABSTRAK .............................................................................................................. i

ABSTRACT ............................................................................................................ ii

KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii

DAFTAR ISI .......................................................................................................... v

DAFTAR TABEL ............................................................................................... vii

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... viii

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ ix

BAB I ...................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah...................................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ............................................................................................ 5

C. Pembatasan Masalah ........................................................................................... 6

D. Rumusan Masalah ............................................................................................... 6

E. Tujuan Penelitian ................................................................................................ 6

F. Manfaat Penelitian .............................................................................................. 7

BAB II .................................................................................................................... 8

KAJIAN TEORI ................................................................................................... 8

A. Landasan Teori.................................................................................................... 8

1. Definisi Fenomena .............................................................................................. 8

2. Pengangguran ...................................................................................................... 8

3. Remaja .............................................................................................................. 14

4. Pendidikan......................................................................................................... 15

5. Kemiskinan ....................................................................................................... 19

6. Kenakalan Remaja ............................................................................................ 22

v
B. Penelitian Relevan ............................................................................................ 28

C. Kerangka Berpikir ............................................................................................. 33

BAB III ................................................................................................................. 36

METODOLOGI PENELITIAN ........................................................................ 36

A. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................................... 36

B. Metode Penelitian ............................................................................................. 37

C. Subjek Penelitian .............................................................................................. 37

D. Teknik Pengumpulan Data ................................................................................ 39

E. Teknik Analisis dan Pengolahan Data .............................................................. 44

F. Rencana Pengujian Keabsahan Data ................................................................. 46

BAB IV ................................................................................................................. 48

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................................. 48

A. Gambaran Umum Objek Penelitian .................................................................. 48

B. Data Penelitian .................................................................................................. 52

C. Pembahasan....................................................................................................... 78

D. Keterbatasan Penelitian ..................................................................................... 81

BAB V................................................................................................................... 82

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ................................................... 82

A. Kesimpulan ....................................................................................................... 82

B. Implikasi ........................................................................................................... 82

C. Saran ................................................................................................................. 83

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 85

LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................................................. 87

vi
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Tabel Data Tingkat Pendidikan Kelurahan Pondok Rajeg...................3


Tabel 2.1 Tabel Elemen Karakteristik Penyebab Kemiskinan...........................21
Tabel 2.2 Tabel Penelitian Relevan.......................................................................32
Tabel 3.1 Tabel Waktu Penellitian........................................................................36
Tabel 3.2 Tabel Narasumber yang di Wawancara...............................................38
Tabel 3.3 Pedoman Observasi...............................................................................39
Tabel 3.4 Kisi-Kisi Instrumen Wawancara..........................................................40
Tabel 3.5 Instrumen Penelitian..............................................................................41
Tabel 3.6 Dokumen yang Diperlukan....................................................................44

vii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir..............................................................................35


Gambar 3.1 Model Analisis Data Miles dan Huberman.....................................45
Gambar 4.1 Peta Kelurahan Pondok Rajeg............................................................48

viii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Instrumen Wawancara Kepala Kelurahan.............................................88


Lampiran Instrumen Wawancara Remaja..............................................................89
Lampiran Transkip Wawancara Narasumber.........................................................90
Lampiran Hasil Observasi Fenomena Pengangguran di Kalangan Remaja
Kelurahan Pondok Rajeg......................................................................................130
Lampiran Dokumentasi........................................................................................131
Lampiran Surat Izin Penelitian............................................................................133
Lampiran Surat Rekomendasi Izin Penelitian dari Bakesbangpol Kab. Bogor...134
Lampiran Surat Rekomendasi Penelitian dari Kecamatan...................................135
Lampiran Lembar Uji Referensi..........................................................................136

ix
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Di negara berkembang pertumbuhan penduduk yang sangat besar
jumlahnya menambah kerumitan masalah pembangunan. Dapatlah dikatakan
bahwa masalah penduduk merupakan salah satu masalah pembangunan yang
paling utama dan paling sukar diatasi. Pada masa ini setiap tahunnya
diperkirakan penduduk dunia bertambah sebanyak 100 sampai 120 juta jiwa,
dan 80 hingga 90 juta merupakan penambahan penduduk di negara
berkembang.1 Pertambahan penduduk yang semakin pesat ini juga bisa
dikatakan salah satu faktor dari permasalahan pengangguran di negara
berkembang, salah satunya adalah Indonesia.
Angka pengangguran terbuka menurut catatan BPS mencapai 8.319.799
juta jiwa pada tahun 2010. Bahkan akibat krisis yang berkepanjangan hingga
tahun 2000, laju angka pengangguran semakin cepat, dari 90 juta angkatan
kerja, terdapat 26 juta pengangguran dan 10 juta setengah pengangguran atau
pengangguran terselubung.2 Pengangguran merupakan masalah yang sangat
kompleks karena mempengaruhi sekaligus dipengaruhi oleh beberapa fakor
yang saling berinteraksi mengikuti pola yang tidak selalu mudah dipahami.
Apabila pengangguran tersebut tidak segera ditangani maka akan berdampak
langsung maupun tidak langsung terhadap kemiskinan, kriminalitas, dan
masalah-masalah sosial politik yang juga semakin meningkat. Pengangguran
menjadi salah satu pembicaraan yang sangat menarik yang dilakukan oleh
seluruh ahli ekonomi diseluruh dunia khususnya di Indonesia. Pengangguran di
Indonesia memang tidak akan bisa terhapuskan tetapi bisa diminimalisir angka
tingkat penganggurannya, karena pengangguran akan menimbulkan kerugian
dan dampak negatif yang sangat besar bagi negara salah satunya adalah

1
Sadono Sukirno, Ekonomi Pembangunan Prose , Ma a ah, da Da a Kebijaka ,
(Jakarta: Kencana, 2006), h.75
2
Sungkowo Ed Mul ono, Ke i ki a Pe be da aa Ma a aka , (Yogyakarta:
Penerbit Ombak, 2017), h.21

1
2

meningkatnya angka kemiskinan. Karena orang yang menganggur tidak dapat


memenuhi kebutuhan ekonominya dengan baik.
Masalah pengangguran di kota-kota di negara yang sedang berkembang
merupakan salah satu gejala yang paling mencolok dalam pembangunan
ekonomi mereka yang berlangsung kurang memadai. Tingkat pengangguran
yang tinggi kebanyakan terjadi dikalangan anak-anak muda dan mereka yang
telah lebih berpendidikan pada usia 15 sampai dengan 24 tahun. Bahkan lebih
banyak lagi angkatan kerja di kota maupun di desa yang merupakan
penganggur-penganggur tersamar. Mereka tidak memiliki baik sumber-sumber
daya tambahan (kalau mereka bekerja purna-waktu) maupun kesempatan-
kesempatan lain (kalau bekerja paro-waktu) untuk meningkatkan pendapatan
mereka yang masih rendah yang tidak sebanding dengan kalau mereka bekerja
di sektor manufaktur modern, perdagangan, atau sektor jasa.
Pengangguran dapat terjadi disebabkan oleh beberapa faktor antara lain
faktor kemiskinan, pendidikan, dan kenakalan remaja. Kurangnya pendidikan
merupakan faktor utama yang menyebabkan seseorang kesulitan dalam
mencari lapangan pekerjaan. Karena melalui pendidikan, maka generasi
manusia yang berkualitas dapat terlahir dan juga dengan lahirnya manusia yang
berkualitas maka dapat menghasilkan pembangunan yang berkualitas pula dan
maksimal. Oleh karena itu, setiap manusia haruslah selalu memperbaiki
kualitas dirinya melalui pendidikan yang dilakukan dengan profesional agar
tujuan untuk pembangunan yang berkualitas akan tercapai dan berhasil dengan
baik.
Namun, selama kurikulum pendidikan berorientasi kepada penyiapan
pekerjaan kantoran (white collar) di kota, dan selama kesempatan kerja yang
menawarkan gaji yang tinggi di sektor modern hanya didasarkan pada tingkat
pendidikan seseorang, maka pemerintah terpaksa memberikan subsidi yang
jumlahnya semakin bertambah tinggi dari sekolah dasar, menengah pertama,
dan menengah atas sampai dengan tingkat perguruan tinggi. Dengan demikian
maslahat pribadi dari masa sekolah yang lebih lama akan melampaui biaya atau
kerugian pribadi. Sebaliknya, biaya sosial (yang meliputi dana tambahan yang
3

dialokasikan untuk sekolah-sekolah negeri, termasuk biaya sosial yang hilang


karena pengangguran dan setengah pengangguran yang tersebar luas) akan
sangat melampaui maslahat sosial bersih (misalnya tingkat penghasilan
nasional yang lebih tinggi).
Kondisi yang ada pada kalangan remaja di Kelurahan Pondok Rajeg saat
ini, masih banyak sekali yang menyelesaikan pendidikannya hanya sampai
SMA sederajat. Dimana pada saat ini sangat sulit untuk mendapatkan
pekerjaan yang baik untuk remaja yang hanya tamatan SMA. Hal ini sesuai
dengan data yang didapatkan dari Kantor Kelurahan Pondok Rajeg sebagai
berikut:.
Tabel 1.1
Tabel Data Tingkat Pendidikan Penduduk Kelurahan Pondok
Rajeg
Tingkat Pendidikan Jumlah Penduduk
Tamat S1 230 orang
Tamat D3 430 orang
Tamat SMA/ Sederajat 5.370 orang
Tamat SMP/ Sederajat 328 orang
Tamat SD/ Sederajat 556 orang
Tidak Tamat SD/ Sederajat 60 orang
Buta Huruf 5 orang
Belum Sekolah 527 orang

Selain dari faktor pendidikan, faktor yang paling mempengaruhi


pengangguran adalah kemiskinan. Kemiskinan merupakan sebuah fenomena
yang belum dan takkan terlepaskan dari muka bumi ini. Kemiskinan timbul
akibat perbedaan kemampuan, perbedaan, kesempatan, dan perbedaan
sumberdaya.3 Kemiskinan akan menimbulkan dampak negatif yang sangat
besar, salah satunya pengangguran. Orang yang berada dalam kemiskinan tidak

3
Alif Amalia, Pengaruh Pendidikan, Pengangguran dan Ketimpangan Gender Terhadap
Kemiskinan di Sumatera Utara , Vol III No. 3,2017, h.325
4

dapat melaksanakan berbagai kehidupan sosialnya dengan baik, tidak dapat


memperoleh pendidikan yang baik, akses kesehatan yang berkualitas,
melaksanakan kewajiban agama secara maksimal, dan merasakan hidup yang
layak. Seperti yang sudah disebutkan bahwa orang yang berada dalam
kemiskinan tidak dapat memperoleh pendidikan yang baik, maka semakin
besar peluang orang akan sulit mendapatkan pekerjaan yang layak, yang
akhirnya menimbulkan pengangguran.
Selain faktor-faktor yang telah disebutkan diatas, faktor yang
menyebabkan pengangguran di kalangan remaja adalah dari individu remaja itu
sendiri. Faktor yang disebabkan oleh remaja itu sendiri adalah kenakalan
remaja. Pada waktu akhir-akhir ini kita mengalami arus kemerosotan moral
yang melanda dikalangan sebagian pemuda-pemuda, yang lebih terkenal
dengan sebutan kenakalan remaja. Dalam surat-surat kabar sering kali kita
membaca berita tentang perkelahian remaja, penyebaran narkotika, pemakaian
obat bius, minuman keras, penjambret yang dilakukan oleh anak-anak yang
berusia belasan tahun, dan meningkatnya kasus-kasus kehamilan di kalangan
remaja putri yang menimbulkan banyaknya pernikahan dini pada remaja.4
Pengangguran terbuka adalah tenaga kerja yang sungguh-sungguh tidak
mempunyai pekerjaan.5 Pada saat ini alasan orang-orang khususnya kalangan
remaja memilih atau menjadi pengangguran masih sangat beragam. Begitupun
yang terjadi di Kelurahan Pondok Rajeg, Kecamatan Cibinong banyak anak-
anak muda atau remaja yang menganggur karena dipengaruhi beberapa faktor.
Kelurahan Pondok Rajeg merupakan Kelurahan penghubung antara Depok-
Cibinong. Luas wilayah Pondok Rajeg seluas 200,75 Ha, jumlah penduduk
15.491 jiwa (L=7.476, P=8.015), dengan jumlah RT 55 dan jumlah RW 11
serta jumlah KK 3.953.
Para orang tua semakin menyadari bahwa pada masa yang hanya
menerima tenaga-tenaga kerja yang terampil dan berpendidikan, maka semakin

4
Dadan Sumara, dkk, Kenakalan Remaja dan Penanganann a , Jurnal Penelitian &
PPM, Vol 4, No. 2, 2017, h.346
5
Muhdar, Jurnal dengan Judul Potret Ketenagakerjaan, Pengangguran, dan Kemiskinan
di Indonesia , Vol.XI, No.1, 2016, h.46
5

tinggi tingkat pendidikan dan semakin banyak sertifikat yang dimiliki anak-
anak mereka, maka akan semakin baik pula kesempatan mereka untuk
mendapatkan pekerjaan berpendapatan tinggi dan jaminan hidup yang
memuaskan. Bagi golongan miskin, bahkan pendidikan dianggap sebagai jalan
satu-satunya untuk mengangkat anak-anak mereka dari lembah kemisikinan.
Namun yang terjadi di Kelurahan Pondok Rajeg berbeda dengan argumentasi
di atas. Sesuai dengan data dari Kepala Kelurahan Pondok Rajeg, kalangan
remaja di Kelurahan Pondok Rajeg sebagian besar berpendidikan akhr tingkat
SMA/ Sederajat sesuai dengan tabel yang sudah dicantumkan sebelumnya.
Menurut Saiayudin Sastrawijaya remaja adalah seseorang dalam usianya
belum mampu bertanggung jawab terhadap dirinya maupun lingkungannya,
sehingga remaja harus mempersiapkan diri dalam menghadapinya yang
umumnya dikaitkan dalam usia 12 tahun sampai 18 tahun dan belum menikah.6
Masa remaja merupakan suatu masa yang sangat menentukan karena masa ini
seseorang banyak mengalami perubahan, baik secara fisik maupun psikis
terjadi banyak perubahan tersebut sering menimbulkan kebingungan-
kebingungan atau kegoncangan-kegoncangan jiwa remaja, sehingga ada orang
ang men ebutn a sebagai periode strum and drang atau pubertas.7 Sebab
itu, seharusnya pada usia remaja ini mereka dapat memanfaatkan waktu
mereka dengan semua hal yang positif.
Oleh karena itu, banyaknya fenomena pengangguran di kalangan remaja
khususnya di Kelurahan Pondok Rajeg, maka peneliti tertarik melakukan
penelitian lebih jauh mengenai Fenomena Pengangguran di Kalangan Remaja
Kelurahan Pondok Rajeg, Kecamatan Cibinong .

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka dapat
diidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut:

6
Bintang Pratama A, Perspektif Remaja Tentang Pernikahan Dini (Studi Kasus: di SMA
Negeri 04 Kota Bengkulu) , Skripsi pada Universitas Bengkulu, 2014, h.9
7
Nur Alyssa, Dampak Sosial Pernikahan Dini, Studi Kasus: Desa Bajiminasa,
Kecamatan Gantrangkeke, Kabupaten Bantaeng , Skripsi pada Universitas UIN Alauddin
Makassar, 2017, h.27
6

1. Ditemukan adanya jenjang pendidikan terakhir yang belum merata pada


kalangan remaja di Kelurahan Pondok Rajeg..
2. Banyak remaja usia angkatan kerja yang masih menganggur di Kelurahan
Pondok Rajeg
3. Banyak pengangguran yang terjadi pada kalangan remaja yang
disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain : pendidikan, kemiskinan,
dan kenakalan remaja.

C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan di atas maka batasan masalah
pada penelitian ini adalah banyak remaja usia angkatan kerja yang masih
menganggur di Kelurahan Pondok Rajeg
Untuk lebih spesifik lagi, penulis lebih membatasi pada remaja usia
angkatan kerja yang dalam rentan usia 17-21 tahun yang termasuk kedalam
pengangguran sementara selama 6 bulan di Kelurahan Pondok Rajeg.

D. Rumusan Masalah
Adapun perumusan masalah yang akan menjadi fokus pada penelitian ini
adalah
1. Bagaimana fenomena pengangguran di kalangan remaja Kelurahan
Pondok Rajeg, Kecamatan Cibinong?
2. Apa saja faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya pengangguran di
kalangan remaja Kelurahan Pondok Rajeg?

E. Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penulisan penelitian ini adalah
1. Untuk mengetahui bagaimana fenomena pengangguran di kalangan
remaja Kelurahan Pondok Rajeg, Kecamatan Cibinong
2. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya
pengangguran di kalangan remaja Kelurahan Pondok Rajeg,
Kecamatan Cibinong
7

F. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Manfaat Teoritis
Hasil peneltian ini diharapkan bermanfaat sebagai kajian studi dan referensi
dalam bidang ilmu sosiologi khususnya teori yang mengkaji fenomena
masalah yang dihadapi oleh masyarakat.
2. Manfaat Praktis
a. Manfaat bagi Mahasiswa
Mengetahui informasi fenomena-fenomena yang terjadi di masyarakat
dan bisa memahami dampak yang bisa ditimbulkan dari fenomena
tersebut.
b. Manfaat bagi Orangtua
Mengenal dan memahami dampak dari fenomena tersebut agar dapat
mencegah pola pikir yang instant pada anak remaja.
c. Manfaat bagi Universitas
Mengenal fenomena yang sering terjadi dalam kalangan remaja dan bisa
mencegah hal-hal yang bersifat negatif dari adanya fenomena tersebut.
d. Manfaat bagi Penulis
Mengetahui fenomena yang terjadi dalam masyarakat khususnya
kalangan remaja.
e. Manfaat bagi Peneliti Ilmu Sosial
Menjadi sarana untuk mengkaji dan menganalisis masalah dengan teori
yang sama untuk penelitian selanjutnya mengenai fenomena-fenomena
yang terjadi di masyarakat.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Landasan Teori
1. Definisi Fenomena
Definisi fenomena menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah
(1) hal-hal yang dapat disaksikan dengan panca indra dan dapat
diterangkan secara ilmiah; (2) sesuatu yang luar biasa, keajaiban; (3)
fakta, kenyataan: peristiwa itu merupakan fenomena sejarah yang tidak
dapat diabaikan.8 Dapat diartikan fenomena adalah suatu peristiwa atau
suatu kenyataan yang tidak lazim yang terjadi dikalangan masyarakat
yang dapat dilihat, diamati, dan menarik untuk dikaji secara ilmiah.
Oleh karena itu, pengangguran di kalangan remaja bisa
dikategorikan ke dalam suatu fenomena karena bisa dirasakan dan dilihat
secara jelas kejadiaanya di masyarakat.
2. Pengangguran
a. Definisi Pengangguran
Secara umum pengangguran diartikan keadaan yang
menunjukkan suatu sumber daya yang tidak digunakan. Perhatian
terhadap sumber daya yang menganggur lebih dikonsentrasikan pada
tenaga kerja atau guru. Hal ini sangat beralasan karena menurut para
ahli ekonomi bahwa angka statistik pengangguran tenaga kerja
adalah yang lebih wajar sebagai indikator yang dapat dipercaya dari
total pengangguran.9
Pengangguran dapat diartikan suatu keadaan orang-orang yang
tidak mempunyai pekerjaan akan tetapi, sedang mencari pekerjaan.
Setiap orang dikatakan menganggur jika orang tersebut berada dalam
usia angkatan kerja (18-55 tahun) tapi tidak mempunyai pekerjaan
secara rutinitas dan telah melakukan upaya untuk mendapatkan

8
Suprihatien, Jurnal dengan Judul Fenomena Penggunaan Bahasa Kekinian di Kalangan
Mahasiswa , E-Journal Bahasa, Vol.XVIII, No.2, 2016, h.79
9
Ali Ibrahim Has im, Ekonomi Makro , (Jakarta: Prenamedia Group, 2016), h.198

8
9

pekerjaan.10 Dari pengertian diatas dapat kita simpulkan bahwa


pengangguran adalah orang yang sama sekali tidak mempunyai
pekerjaan rutinitas atau pun orang yang sedang mencari pekerjaan
dalam usia angkatan kerja yang sudah ditentukan.
Badan statistik negara dalam menghitung jumlah
pengangguran biasanya mengelompokkan dalam satu rumah tangga
menjadi tiga kategori, yaitu: bekerja, pengangguran, tidak termasuk
angkatan kerja. Setelah mengelompokkan seluruh individu, badan
statistik negara akan menghitung jumlah dari masing-masing
kategori. Untuk melihat seberapa besar jumlah tingkat
pengangguran, terdapat rumus yang dapat digunakan untuk
menghitungnya, yaitu:11

Tingkat Pengangguran : × 100

b. Jenis-Jenis Pengangguran
Banyak istilah dari jenis-jenis pengangguran yang dapat
ditemukan dalam berbagai literatur. Untuk membedakan jenis-jenis
pengangguran, ada dua cara menggolongkannya, yaitu berdasarkan
kepada; (1) sumber atau penyebab; dan (2) ciri pengangguran.12
1. Pengangguran berdasarkan penyebabnya
1) Pengangguran normal atau friksional
Sering kali dikatakan jika dalam suatu perekonomian
terdapat pengangguran dua hingga empat persen dari jumlah
angkatan kerja, maka perekonomian berada dalam kesempatan
kerja penuh (full employment). Pengangguran sebesar dua
hingga empat persen tersebut dipandang sebagai pengangguran
normal atau pengangguran friksional (normal or frictional
unemployment). Oleh karena sulitnya mencari pekerja, maka
banyak perusahaan yang menawarkan gaji yang lebih tinggi.
10
Asfia Murni, Ek ika Mak , (Bandung: PT Refika Aditama, 2006), h.12
11
N. Gregory Mankiw, Euston Quah, Peter Wilson, Pengantar Ekonomi Makro ,
(Jakarta: Salemba Empat, 2012), h.111
12
Ali Ibrahim Has im, Ekonomi Makro , (Jakarta: Prenamedia Group, 2016), h.199
10

Dengan demikian, para pekerja terdorong meninggalkan


tempat kerjanya yang lama mencari tempat kerja baru yang
lebih sesuai baik gaji maupun keahliannya. Para pekerja yang
sedang mencari pekerjaan ini untuk sementara menjadi
penganggur. Mereka inilah yang termasuk dalam kategori
golongan pengangguran normal atau friksional.13
Berbeda dengan pendapat sebelumnya, berdasarkan teori
dalam buku Makroekonomi Teori Pengantar, dikatakan bahwa
pengangguran normal atau friksional merupakan
pengangguran yang sebanyak dua sampai tiga persen dari
jumlah tenaga kerja yang terdapat dalam suatu ekonomi.14
Berdasarkan beberapa teori yang sudah dijelaskan di atas,
dapat disimpulkan bahwa pengangguran normal atau friksional
merupakan pengangguran yang jumlahnya dua sampai empat
persen dari jumlah tenaga kerja. Pengangguran ini biasanya
disebabkan oleh sulitnya mencari pekerjaan serta banyaknya
orang meninggalkan pekerjaannya yang lama demi gaji yang
lebih besar atau pekerjaan yang memumpuni keahliannya.
Pengangguran friksional tidak dapat dihindari, karena
perekonomian memang selalu berubah-ubah. Pola perilaku
konsumsi masyarakat pasti akan berubah mengikuti
perkembangan zaman.15
2) Pengangguran Siklikal
Perkembangan perekonomian suatu negara tidaklah
senantiasa melaju terus-menerus. Kadang-kadang permintaan
agregat lebih tinggi, sebaliknya kadangkala karena suatu sebab
permintaan agregat menurun. Pengangguran yang terjadi

13
Ali Ibrahim Hasyim, Ibid, h. 199
14
Sadono Sukirno, Makroekonomi Teori Pengantar , (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2004), h.328
15
N. Gregor Mankiw, Euston Quah, Peter Wilson, Pengantar Ekonomi Makro ,
(Jakarta: Salemba Empat, 2012), h.118
11

karena siklus perekonomian yang naik turun sebagai


gelombang konjungtur perekonomian disebut pengangguran
siklikal (syclical unemployment).16
3) Pengangguran Struktural
Pengangguran struktural (structural unemployment)
disebabkan oleh perubahan struktur kegiatan ekonomi. Kita
tahu bahwa tidak semua industri dan perusahaan dalam
perekonomian suatu negara akan terus berkembang maju,
sebagian dari mereka akan mengalami kemunduran.
Kemerosotan itu mengakibatkan produksi dari industri tersebut
menurun, sehingga sebagian pekerja terpaksa diputuskan
hubungan kerjanya (PHK) dan karena itu menjadi penganggur.
4) Pengangguran Teknologi
Pengangguran dapat pula disebabkan oleh adanya alih
teknologi. Umpamanya peralihan dari tenaga manusia ke
tenaga mesin-mesin atau bahan kimia. Misalnya, munculnya
mesin-mesin penggilingan padi yang menghasilkan kualitas
beras jauh lebih baik dengan lebih efektif, dan efisien,
sehingga mesin penggilingan padi tersebut akhirnya
menggeser tenaga manusia. Pada saat yang sama banyak
pekerja penumbuk yang menganggur.
2. Pengangguran berdasarkan cirinya
1) Pengangguran Terbuka
Meningkatnya jumlah angkatan kerja yang lebih cepat
dibandingkan dengan pertambahan lowongan pekerjaan
mengakibatkan dalam perekonomian semakin banyak jumlah
angkatan kerja yang tidak memperoleh pekerjaan. Dampaknya
dalam jangka panjang mereka menjadi menganggur karena
tidak ada pekerjaan sama sekali bagi mereka. Keadaan ini
disebut sebagai pengangguran terbuka (open unemployment).

16
Ali Ibrahim Has im, Ekonomi Makro , (Jakarta: Prenamedia Group, 2016), h.199
12

2) Pengangguran Tersembunyi
Dibanyak negara berkembang seringkali didapati bahwa
jumlah pekerja dalam suatu kegiatan ekonomi lebih banyak
dari yang sebenarnya diperlukan agar dapat menjalankan
kegiatan dengan efisien, sehingga terjadi pengangguran.
Contoh dari jenis pengangguran ini adalah pada kasus yang
terjadi dirumah-rumah makan atau restoran tertentu yang
terlihat banyak sekali pelayannya yang semestinya tidak
diperlukan. Kelebihan tenaga kerja yang digunakan
digolongkan dalam pengangguran tersembunyi atau
terselubung (disguised unemployment).
3) Pengangguran Musiman
Pengangguran semacam ini terutama terdapat disektor
pertanian dan perikanan. Saat cuaca yang kurang baik
misalnya musim hujan, penyadap karet tidak dapat melakukan
pekerjaannya karena gerah karet akan terbawa air hujan. Pada
musim angin kencang (angin barat) atau waktu terang bulan
nelayan juga tidak dapat melaut mencari ikan. Apabila dalam
masa diatas para penyadap karet, dan nelayan tidak melakukan
pekerjaan lain, mereka terpaksa menganggur. Pengangguran
seperti ini digolongkan sebagai pengangguran musiman
(seasonal unemployment).
4) Setengah Menganggur
Di negara berkembang, migrasi penduduk dari desa ke
kota sangatlah pesat. Sebagai akibatnya tidak semua orang
yang pindah kekota dapat memperoleh pekerjaan dengan
mudah. Ada yang menganggur sepenuh waktu, dan ada juga
yang tidak menganggur namun tidak pula bekerja sepenuh
waktu dan jam kerja mereka lebih rendah dari yang normal.
13

Pengangguran jenis ini digolongkan sebagai setengah


menganggur atau dalam bahasa Inggris underemployed.17
c. Dampak Pengangguran
Dampak yang diakibatkan oleh pengangguran terhadap
perekonomian dapat dilihat dari beberapa hal berikut, antara lain18:
a) Tingkat kesejahteraan suatu masyarakat menjadi menurun, hal
ini dikarenakan masayarakat tidak memiliki mata
pencahariannya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
b) Pertumbuhan ekonomi dapat menurun, karena daya beli pada
masyarakat yang menurun akan membuat para investor enggan
untuk berinvestasi.
c) Jumlah pajak yang diterima oleh pemerintah juga menurun,
karena semakin rendahnya suatu kegiatan perekonomian, objek
pajak pun semakin sempit sehingga pendapatan negara
berkurang.
d) GNP aktual yang dicapai lebih rendah daripada GNP potensial,
hal ini dikarenakan faktor produksi yang seharusnya
dimanfaatkan secara optimal tidak dimanfaatkan secara
optimal.

Selain berdampak terhadap perekonomian, pengangguran juga


akan berdampak terhadap kestabilan sosial dan politik, dampaknya
antara lain:

a) Tingkat pengangguran yang tinggi di suatu kalangan


masyarakat akan menimbulkan masalah-masalah sosial.
Masalah sosial yang dimaksudkan disini ialah dimana
kehidupan masyarakat tersebut berubah menjadi
kriminalitas yaitu berupa kejahatan penipuan,
perampokkan, pencurian dan penyalahgunaan narkotika.

17
Ali Ibrahim Hasyim, Ekonomi Makro , (Jakarta: Prenamedia Group, 2016), h.202
18
Asfia Murni, Ekonomika Makro , (Bandung: PT Refika Aditama, 2006), h.202
14

Serta memicu beban psikologis pada masyarakat yang


tidak dapat dikendalikan.
b) Timbulnya masalah politik dimasyarakat tersebut.
Masalah yang ditimbulkan ialah rasa ketidakpercayaan
dan kecurigaan kepada pemerintah atas kinerjanya dalam
menanggulangi pengangguran. Dampaknya yaitu banyak
terjadinya demonstrasi atas protes masyarakat terhadap
kinerja pemerintah.

3. Remaja
a. Pengertian Remaja
Istilah asing yang sering digunakan untuk menunjukkan masa
remaja, menurut Yulia S.D Gunarsa dan Singgih D.Gunarsa dalam
buku Psikologi Perkembangan Remaja antara lain: puberteit/puberty
dan adolescentia. Istilah puberty berasal dari istilah latin, pubertas
yang berarti kelaki-lakian, kedewasaan yang dilandasi oleh sifat dan
tanda-tanda kelaki-lakian. Santrock mendefinisikan pubertas sebagai
masa pertumbuhan tulang-tulang dan kematangan seksual yang
terjadi pada masa awal remaja. Sedangkan menurut Stanley Hall usia
remaja antara 12-23 tahun. Selanjutnya, adolescentia berasal dari
istilah latin, yang berarti masa muda yang terjadi antara 17-30
tahun.19

Masa remaja, menurut Mappiare, berlangsung antara umur 12-


21 tahun bagi wanita dan 13-22 tahun bagi pria. Perkembangan lebih
lanjut, istilah adolescence sesungguhnya memiliki arti yang luas,
mencakup kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik.
Pandangan ini didukung oleh Piaget, yang mengatakan bahwa secara
psikologis, remaja adalah suatu usia di mana individu menjadi
terintegrasi ke dalam masyarakat dewasa, suatu usia di mana anak

19
Agoes Dariyo, P ik gi Pe ke ba ga Re aja , (Bogor: Ghalia Indonesia, 2004),
h.13
15

tidak merasa bahwa dirinya berada di bawah tingkat orang yang lebih
tua melainkan merasa sama, atau paling tidak sejajar.20

Dari beberapa penjelasan yang telah dipaparkan diatas, dapat


disimpulkan bahwa masa remaja merupakan masa transisi dari anak-
anak menuju dewasa. Dalam masa transisi tersebut ditandai oleh
adanya ciri-ciri yang kita kenal dengan pubertas. Pubertas yang
dialami oleh anak laki-laki berbeda dengan anak perempuan. Pada
umumnya laki-laki dalam masa pubertasnya mereka mengalami
kematangan fisik dengan ditandai tumbuhnya jakun, suara mulai
berat, dan tumbuhnya rambut didaerah kemaluan. Sedangkan untuk
anak perempuan ditandai dengan tumbuhnya payudara dan pinggul
membesar. Semua ciri-ciri pubertas tidak hanya dari segi kematangan
fisik, tetapi juga dengan ditandainya sikap kedewasaan dan pola pikir
yang sudah lebih rasional daripada anak-anak, mulai dari emosional
dan mental. Biasanya masa remaja berada pada rentan usia antara 14-
21 tahun.

4. Pendidikan
a. Hakikat Pendidikan
Istilah pendidikan berasal dari bahasa Yunani paendagogi ,
ang akar katan a pais ang berarti anak dan again ang artin a
membimbing. Jadi, paendagogie berarti bimbingan ang diberikan
kepada anak. Dalam bahasa Inggris, pendidikan diterjemahkan
menjadi education . Education berasal dari bahasa Yunani
educare ang berarti membawa keluar ang tersimpan dalam jiwa
anak, untuk dituntun agar tumbuh dan berkembang.21
Dari istilah diatas, dapat kita artikan bahwa pendidikan
merupakan suatu tindakan yang diberikan kepada seseorang agar

20
Mohammad Ali dan Mohammad Asrori, P ik gi Re aja Pe ke ba ga Pe e a
Didik , (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2016), h.9
21
S afril dan Zelhendri Zen, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan , (Depok: Kencana, 2017),
h.26
16

semua kualitas pada diri setiap orang terus tumbuh dan berkembang
menjadi lebih baik. Namun, para ahli atau suatu bangsa memberikan
definisi atau batasan tentang pendidikan itu berbeda-beda,
tergantung bagaimana sudut pandang yang digunakan dalam
memberi arti. Ada yang menjelaskan pendidikan bersifat deskriptif,
yaitu melihat dari proses terjadinya pendidikan itu sendiri tanpa
melihat dari tujuannya. Dan adapula yang menjelaskannya secara
normatif yang lebih melihat kepada hasil tujuannya.
Menurut Ki Hajar Dewantara, pendidikan berarti daya upaya
untuk memajukan bertumbuhnya budi pekerti (kekuatan batin,
karakter), pikiran (intelek dan tubuh anak); dalam Taman Siswa
tidak boleh dipisah-pisahkan bagian-bagian itu supaya kita
memajukan kesempurnaan hidup, kehidupan, dan penghidupan anak-
anak yang kita didik, selaras dengan dunianya.22 Sama halnya
dengan pengertian ang terdapat dalam Dictionary of Education ,
bahwa pendidikan ialah proses dimana seseorang mengembangkan
kemampuan sikap dan bentuk-bentuk tingkah laku lainnya di dalam
masyarakat di mana ia hidup, proses sosial di mana orang
dihadapkan pada pengaruh lingkungan yang terpilih dan terkontrol
(khususnya yang datang dari sekolah), sehingga dia dapat
memperoleh atau mengalami perkembangan kemampuan sosial dan
kemampuan individu yang optimum.23
Adapula yang mengatakan pendidikan adalah segala
pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan dan
sepanjang hidup.24

22
S afril dan Zelhendri Zen, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan , (Depok: Kencana, 2017),
h.30
23
S afril dan Zelhendri Zen, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan , (Depok: Kencana, 2017),
h.31
24
Redja Mud ahardjo, Pengantar Pendidikan Sebuah Studi Awal Tentang Dasar-Dasar
Pe didika ada U a da Pe didika di I d e ia , (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2012), h.3
17

Dari beberapa pendapat di atas, bisa diartikan bahwa pendidikan


merupakan suatu tindakan atau usaha yang diberikan kepada
seseorang agar semua yang ia miliki tumbuh dan berkembang secara
optimal dan tidak hanya mengacu kepada intelektual seseorang saja,
melainkan kepribadian dan karakter seseorang tersebut. Hal ini
diperkuat juga oleh Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional
(UUSPN) No. 20 Tahun 2003 Bab I Pasal I, menggariskan bahwa
pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
25
masyarakat, bangsa, dan negara.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa setiap manusia yang menerima
pendidikan atau mendapatkan pendidikan akan menjadi manusia
yang ideal. Karena untuk mencapai manusia yang ideal dibutuhkan
upaya untuk mewujudkannya. Upaya yang dimaksud adalah melalui
upaya pengasuhan, pengajaran, latihan, bimbingan, dan berbagai
bentuk kegiatan lainnya yang dapat dirangkum dalam istilah
pendidikan. Di sisi lain, manusia tersebut juga harus dapat mendidik
dirinya sendiri. Karena sebaik atau sekuat apapun usaha pendidikan
dari luar dilakukan untuk mencapai manusia yang ideal, tetapi kalau
diri seseorang yang bersangkutan tidak mau mendidik dirinya
sendiri, maka upaya dari luar itu tidak akan memberi kontribusi bagi
manusia tersebut. Sebab itu, pendidikan sangat penting didapatkan
oleh setiap manusia di muka bumi ini.
b. Hakikat Ilmu Pendidikan
Ilmu pendidikan merupakan ilmu pengetahuan empiris,
karena objeknya adalah situasi pendidikan yang terdapat pada

25
S afril dan Zelhendri Zen, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan , (Depok: Kencana, 2017),
h.32
18

pengalaman manusia. Ilmu pendidikan juga merupakan ilmu


pengetahuan rohani, karena situasi pendidikan berdasar atas tujuan
hidup manusia, tidak membiarkan anak kepada keadaan alamnya
saja, tetapi memandangnya sebagai makhluk susila dan
membawanya ke arah manusia susila yang berbudaya. Ilmu
pendidikan adalah ilmu pengetahuan normatif, karena berdasarkan
atas pemilihan antara yang baik dan tidak baik untuk menuju
kemanusiaan yang baik.26
Ilmu pendidikan memiliki manfaat yang sangat banyak
dalam hal mendidik. Perbuatan mendidik bukanlah perbuatan
sembarangan, karena menyangkut kehidupan dan nasib anak
manusia untuk kehidupan selanjutnya, yaitu manusia yang
bermartabat dengan hak asasinya.
c. Tujuan Pendidikan
Tujuan pendidikan terkandung dalam setiap pengalaman
belajar, tidak ditentukan dari luar. Tujuan pendidikan juga
mengalami perubahan menyesuaikan dengan perkembangan
manusia.27 Ivan Illich berpendapat bahwa suatu sistem pendidikan
yang baik harus mempunyai tiga tujuan, yaitu: (1) memberi
kesempatan kepada semua orang untuk bebas dan mudah
memperoleh sumber belajar pada setiap saat; (2) memungkinkan
semua orang yang ingin memberikan pengetahuan mereka kepada
orang lain dapat dengan mudah melakukannya, demikian pula bagi
yang ingin mendapatkannya; (3) menjamin tersedianya masukan
umum yang berkenaan dengan pendidikan.28

26
S afril dan Zelhendri Zen, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan , (Depok: Kencana, 2017),
h.38
27
Yuli Sectio Rini, Jurnal dengan Judul Pendidikan: Hakekat, Tujuan, dan Proses ,
2013, h.9
28
Redja Mud ahardjo, Pengantar Pendidikan Sebuah Studi Awal Tentang Dasar-Dasar
Pe didika ada U a da Pe didika di I d e ia , (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2012), h.5
19

Dari penjelasan di atas, dapat kita simpulkan bahwa tujuan


pendidikan merupakan hasil proses pengalaman hidup manusia
yang berkembang sesuai dengan pola kehidupan manusia itu
sendiri. Dari pengalaman-pengalaman yang dilalui, tidak semua
yang dicapai oleh manusia dapat berhasil atau sesuai dengan
keinginannya. Maka, keberhasilan yang dicapai oleh manusia
tersebut bisa dikatakan dengan hasil akhir atau tujuan dari proses
manusia dalam menemukan cita-citanya.
Pada dasarnya tujuan pendidikan itu sendiri memiliki arti
semua manusia dimuka bumi ini mempunyai hak dan kewajiban
akan proses yang ada dalam pendidikan. Contohnya, semua anak-
anak termasuk anak jalanan yang tidak mampu untuk bersekolah
pun mempunyai hak dan kesempatan untuk merasakan pendidikan,
dan memungkinkan semua tenaga pendidik difasilitasi untuk
memberikan ilmu yang bisa disampaikan kepada manusia yang
memang ingin belajar dan yang ingin merasakan pendidikan.
5. Kemiskinan
a. Pengertian Kemiskinan
Poerwadarminta mengatakan bahwa kemiskinan berasal dari
kata dasar miskin ang artin a tidak berharta-benda . Dalam
pengertian yang lebih luas, kemiskinan dapat dikonotasikan sebagai
suatu kondisi ketidakmampuan baik secara individu, kelompok,
maupun keluarga sehingga kondisi ini rentan terhadap timbulnya
permasalahan sosial yang lain. Sedangkan Kartasasmita mengatakan
bahwa kemiskinan merupakan masalah dalam pembangunan yang
ditandai dengan pengangguran dan keterbelakangan yang kemudian
meningkat menjadi ketimpangan. Hal tersebut senada dengan yang
dikatakan oleh Friedman bahwa kemiskinan sebagai akibat dari
20

ketidaksamaan kesempatan untuk mengakumulasi basis kekuatan


sosialnya.29
Selain itu Tohir mengatakan bahwa istilah miskin adalah
kondisi yang secara umum menggambarkan suatu rumah tangga,
komunitas, atas seseorang yang berada dalam serba kekurangan,
terutama dalam kaitannya dengan pemenuhan kebutuhan yang paling
dasar.30
Kemiskinan bukanlah sesuatu yang abstrak, tetapi kemiskinan
adalah sesuatu masalah yang dapat dikur. Ravillion mengatakan
bahwa ukuran kemiskinan dipertimbangkan berdasarkan pada
norma-norma tertentu.31 Dari penjelasan tersebut kemiskinan bisa
dikategorikan dalam berbagai aspek tergantung pada aspek apakah
seseorang tersebut tidak mencapai ukuran dari batas kemiskinan.
Misalnya, dalam norma pendidikan seperti yang kita lihat masih
banyak adanya anak-anak jalanan yang belum bisa menikmati
bangku sekolah. Faktor salah satunya adalah ketidakmampuan orang
tua dalam membiayai anaknya untuk bersekolah, seperti tidak
mampu untuk membeli alat tulis, baju sekolah, bahkan SPP bulanan
sekolah.
b. Ciri-Ciri Kemiskinan
Soeharto mengatakan bahwa kemiskinan memiliki ciri dimensi
ekonomi yang bermakna tidak mempunyai harta, tidak mampu
memenuhi kebutuhan fisik dan dimensi sosial yang bermakna akses
diruang publik dengan rendahnya pendidikan dan keterampilan yang
berguna untuk kehidupannya sehingga terdapat ciri kemiskinan
terutama pada keluarga fakir miskin, yaitu:32

29
Bambang Rustanto, Me a ga i Ke i ki a , (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2015), h.1
30
Sungkowo Edy Mulyono, Ke i ki a Pe be da aa Ma a aka , (Yogyakarta:
Penerbit Ombak, 2017), h.6
31
Sungkowo Edy Mulyono, Ibid, h.9
32
Bambang Rustanto, Me a ga i Ke i ki a , (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2015), h.4
21

a) Tidak mampu memenuhi kebutuhan dasar


b) Tidak mampu berusaha karena sakit, cacat fisik atau mental
c) Tidak mampu berfungsi sosial
d) Rendahnya sumber daya manusia
e) Rentan terhadap keguncangan baik individu maupun massa
f) Ketiadaan akses terhadap lapangan kerja dan mata pencaharian
yang berkesinambungan
g) Ketiadaan akses terhadap kebutuhan dasar lain (seperti
kesehatan dan lain-lain)
h) Tidak ada jaminan masa depan dan tidak terlibat dalam kegiatan
dalam masyarakat
c. Faktor Penyebab Kemiskinan
Houghton dan Kandker mengatakan bahwa ada empat elemen
karakteristik penyebab kemiskinan, antara lain sebagai berikut:33
Tabel 2.1 Tabel Elemen Karakteristik Penyebab
Kemiskinan
Karakteristik Terisolasi terpencil termasuk
Regional didalamnya buruknya
infrastruktur dan tertinggal
sehingga tidak mampu mengakses
pasar dan pelayanan publik.
Sumber daya alam termasuk
didalamnya kemampuan lahan
dan kualitas tanah.
Cuaca termasuk iklim, kondisi
lingkungan, dan lainnya.
Tata kelola wilayah dan
ketidakmerataan manajemen.

33
Bambang Rustanto, Menangani Kemiskinan , (Bandung: PT. Remaja Rosdakar a,
2015), h.4
22

Karakteristik Infrastruktur (air bersih, jalan,


Komunitas listrik dan lainnya).
Distribusi lahan.
Akses terhadap barang dan jasa
(pendidikan, kesehatan dan
lainnya).
Struktur sosial dan modal sosial.

Karakteristik Ukuran rumah.


Rumah Rasio ketergantungan (anggota
Tangga keluarga yang menganggur
termasuk yang belum kerja).
Jenis kelamin kepala keluarga
termasuk yang berusia dini.
Asal (tanah, peralatan, alat
produksi, rumah dan perhiasan
dan lainnya).
Pekerjaan dan income.
Kesehatan dan pendidikan
anggota keluarga.

Karakteristik Usia.
Individu Pendidikan.
Status perkawinan.
Suku atau daerah.

6. Kenakalan Remaja
a. Pengertian Kenakalan Remaja
Berdasarkan dari teori sosiogenis, para sosiolog berpendapat
penyebab tingkah laku delinkuen pada anak-anak remaja ini adalah
murni sosiologis atau sosial-psikologis sifatnya. Misalnya
23

disebabkan oleh pengaruh struktur sosial yang deviatif, tekanan


kelompok, peranan sosial, status sosial atau oleh internalisasi
simbolis yang keliru.34
Setiap tahap perkembangan mempunyai spesifikasi mengenai
aspek pekembangan apa, bagaimana, dan sejauh mana suatu aspek
perkembangan seharusnya dicapai atau dikuasai. Spesifikasi
mengenai aspek perkembangan ini oleh Havighurst dinamakan
sebagai tugas perkembangan atau developmental task. Setiap masa
transisi mengandung timbulnya masa kritis yang merupakan suatu
developmental challenges yang biasanya ditandai oleh
kecenderungan munculnya perilaku menyimpang (maladaptive
responses). Dalam kondisi tertentu, perilaku menyimpang tersebut
akan berlangsung lebih lama dan terdapat kemungkinan berkembang
dari perilaku menyimpang seperti berbohong, membantah,
membolos, menjadi perilaku mengganggu (disruptive behavior),
misalnya merusak, menyerang, dan beberapa bentuk agresivitas
lainnya.35
Kenakalan remaja adalah sebutan kebanyakan orang tentang
kemerosotan moral yang ada pada kalangan remaja saat ini. Masa
remaja merupakan masa transisi dari anak-anak menuju pada fase
orang dewasa, seperti yang dikatakan oleh Piaget bahwa secara
psikologis, remaja adalah suatu usia di mana individu menjadi
terintegrasi ke dalam masyarakat dewasa, suatu usia di mana anak
tidak merasa bahwa dirinya berada di bawah tingkat orang yang
lebih tua melainkan merasa sama, atau paling tidak sejajar.
Memasuki masyarakat dewasa ini mengandung banyak aspek afektif,
lebih atau kurang dari usia pubertas36

34
Kartini Kartono, Pa gi S ia 2 Ke aka a Re aja , (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2017), h.28
35
Endang Ekowarni, Kenakalan Remaja: Suatu Tinjauan Psikologi Perkembangan ,
dalam Buletin Psikologi, No. 2, h.24
36
Ali Muhammad dan Muhammad Asrori, Psikologi Remaja Perkembangan Peserta
Didik , (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2016), h.9
24

Ada juga yang mengatakan kenakalan remaja adalah salah satu


problem lama yang senantiasa muncul di tengah-tengah masyarakat.
Masalah tersebut hidup, berkembang dan membawa akibat tersendiri
sepanjang masa, seusia kelompok masyarakat manusia terbentuk.37
Dari beberapa penjelasan diatas dapat disimpulkan masa
remaja adalah sebuah masa transisi dari anak-anak menuju
kedewasaan dirinya sendiri. Masa transisi tersebut bisa ditandai
dengan sikap yang positif maupun negatif. Sikap positif yang
biasanya muncul dimasa transisi ini ialah dimana remaja itu mulai
berpikir secara dewasa dan tidak terburu-buru dalam memecahkan
sebuah masalah. Masa ini sering dihadapi ketika adanya gejolak
emosi didalam pikiran remaja tersebut. Adapun sikap yang bersifat
negatif ialah remaja kadang kala belum bisa untuk meredam
emosinya dan masih tergesa-gesa dalam menyelesaikan sebuah
masalah. Dari masa transisi yang bersifat negatif itu bisa memicu
adanya kekacauan dalam tumbuh kembang remaja tersebut. Dari
proses negatif tersebut bisa memicu adanya kenakalan yang
disebabkan oleh remaja yang ingin menarik perhatian orang dewasa
untuk membuktikan bahwa remaja tersebut bisa melampaui
kemampuan orang dewasa yang dimana menurut para sosiolog
berpendapat hal tersebut adalah murni sosiologis.

b. Penyebab Kenakalan Remaja


Jansen mengatakan bahwa banyak sekali faktor yang
menyebabkan kenakalan remaja maupun kelainan perilaku remaja
pada umumnya. Berbagai teori yang mencoba menjelaskan penyebab
kenakalan remaja, dapat digolongkan sebagai berikut:38

37
Andrianto, Faktor-faktor Penyebab Kenakalan Remaja di Lebak Mulyo Kecamatan
Kemuning Kota Palembang , dalam Jurnal PAI Raden Fatah, Vol.1, No.1, 2019, h.83
38
Sarlito W. Sarwono, Psikologi Remaja , (Depok: PT RajaGrafinda Persada, 2015),
h.255
25

a) Rational Choice, teori ini mengutamakan faktor individu


daripada faktor lingkungan. Kenakalan yang dilakukannya
adalah atas pilihan, interes, motivasi atau kemauannya sendiri.
b) Social Disorganization, kaum positivis pada umunya lebih
mengutamakan faktor budaya. Faktor budaya yang
menyebabkan kenakalan remaja adalah berkurangnya atau
menghilangnya pranata-pranata masyarakat yang selama ini
menjaga keseimbangan atau harmoni dalam masyarakat.
c) Strain, teori ini dikemukakan oleh Merton yang intinya adalah
bahwa tekanan yang besar dalam masyarakat, misalnya
kemiskinan. Kemiskinan menyebabkan sebagian dari anggota
masyarakat yang memilih jalan rebellion melakukan kejahatan
atau kenakalan remaja.
d) Differential Association, menurut teori ini kenakalan remaja
adalah akibat salah pergaulan. Contoh dari teori ini adalah
kenakalan anak disebabkan karena anak-anak tersebut bermain
atau bergaul dengan anak yang nakal juga.
e) Labelling, berbeda dengan teori sebelumnya dalam teori ini
menyatakan bahwa anak nakal selalu dianggap atau dicap
(diberi label) nakal.
f) Male Phenomenon, teori ini percaya bahwa anak laki-laki lebih
nakal daripada perempuan.

c. Klasifikasi dan Tipe Kejahatan Remaja


Pembagian klasik yang sangat populer pada akhir abad ke-
19 dan awal abad ke-20 ialah mengikuti tiga kriteria, yaitu:
kebetulan, kadang-kadang, dan habitual sebagai kebiasaan.
Klasifikasi ilmiah lainnya menggunakan penggolongan tripartite,
yaitu: historis, instinktual, dan mental. Terjadinya kejahatan
instinktual, bisa dilihat dari aspek keserakahan, agresifitas,
seksualitas, perpecahan keluarga, dan anomali-anomali dalam
26

dorongan berkumpul. Klasifikasi ini dilengkapi dengan kondisi


mental, dan hasilnya menampilkan kondisi remaja delinkuen
dengan tipe defektif, agresif, dan kebetulan; tipe normal, serakah
dan habitual; dan seterusnya.
Pembagian lain juvenile delinquency ialah berdasarkan ciri
kepribadian yang defek, yang mendorong mereka menjadi
delinkuen. Tipe delinkuensi menurut struktur kepribadian ini
dibagi atas:39
1. Delinkuensi Terisolir
Pada umumnya mereka tidak menderita kerusakan
psikologis. Perbuatan kejahatan mereka disebabkan oleh
faktor antara lain; kejahatan mereka tidak didorong oleh
motivasi kecemasan dan konflik batin yang tidak dapat
diselesaikan dan motif yang mendalam, akan tetapi lebih
banyak dirangsang oleh keinginan meniru atau ingin konform
dengan norma gangnya. Selanjutnya, mereka kebanyakan
berasal dari daerah-daerah kota yang transisional sifatnya
yang memiliki subkultur kriminal. Ketiga, anak delinkuen
tipe ini berasal dari keluarga berantakan, tidak harmonis,
tidak konsekuen dan mengalami banyak frustasi. Keempat,
anak memuaskan semua kebutuhan dasarnya ditengah
lingkungan anak-anak kriminal. Dan yang terakhir, secara
typis mereka dibesarkan dalam keluarga tanpa atau sedikit
sekali mendapatkan supervisi dan latihan disiplin yang
teratur.
2. Delinkuensi Neurotik
Pada umumnya anak-anak delinkuen tipe ini menderita
gangguan kejiwaan yang cukup serius. Ciri tingkah laku
mereka itu antara lain:

39
Kartini Kartono, Pa gi S ia 2 Ke aka a Re aja , (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2017), h. 49
27

(a) Tingkah laku delinkuennya bersumber pada sebab-


sebab psikologis yang mendalam, tidak ada unsur
adaptasi gangnya dan juga bukan untuk
mendapatkan simpati dari luar.
(b) Tingkah laku kriminal merupakan ekspresi dari
konflik batin yang belum terselesaikan.
(c) Biasanya melakukan kejahatan seorang diri, dan
mempraktekkan jenis kejahatan tertentu.
(d) Anak delikuensi neurotik ini biasanya berasal dari
keluarga yang kondisi ekonomi-sosial menengah,
tetapi mengalami banyak ketegangan emosional
yang parah.
(e) Anak memiliki ego yang lemah dan ada
kecenderungan mengisolirkan diri dari
lingkungannya.
(f) Motivasi kejahatan mereka berbeda-beda.
(g) Perilakunya memperlihatkan kualitas kompulsif
(paksaan).
3. Delinkuensi Psikopatik
Delinkuen ini merupakan oknum kriminal yang paling
berbahaya. Ciri tingkah laku ini ialah:
(a) Hampir seluruh anak delinkuen psikopatik ini
berasal dan dibesarkan dalam lingkungan keluarga
yang ekstrim, brutal, diliputi banyak pertikaian
keluarga, berdisiplin keras namun tidak konsisten,
dan selalu menyiakan anak-anaknya.
(b) Mereka tidak mampu menyadari arti bersalah,
berdosa atau melakukan pelanggaran.
(c) Bentuk kejahatannya majemuk, tergantung pada
suasana hatinya yang kacau tidak dapat diduga-
duga.
28

(d) Mereka selalu gagal dalam menyadari dan


menginternalisasikan norma-norma sosial yang
umum berlaku.
(e) Kadangkala mereka juga menderita gangguan
neurologis, sehingga mengurangi kemampuan untuk
mengendalikan diri sendiri.
4. Delikuensi Defek Moral
Defek sendiri diartikan rusak, tidak lengkap, salah,
cidera, cacat, kurang. Delinkuensi defek moral mempunyai
ciri yaitu selalu melakukan tindak antisosial, walaupun pada
dirinya tidak terdapat penyimpangan dan gangguan kognitif,
namun ada disumsi pada inteligensinya.

d. Jenis-Jenis Kenakalan Remaja


Jansen membagi kenakalan remaja menjadi empat jenis, antara
lain sebagai berikut:40
a) Kenakalan yang menimbulkan korban fisik pada orang lain;
perkelahian, perkosaan, perampokan, pembunuhan, dan lain-lain
b) Kenakalan yang menimbulkan korban materi; perusakan,
pencurian, pencopetan, pemerasan, dan lain-lain
c) Kenakalan sosial yang tidak menimbulkan korban dipihak orang
lain; pelacuran, penyalahgunaan obat
d) Kenakalan yang melawan status, misalnya mengingkari status
sebagai pelajar dengan cara membolos.
B. Penelitian Relevan
Penelitian yang dilakukan oleh Enda Susilawati mahasiswi Jurusan
Pendidikan Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis,
Universitas Bengkulu dalam skripsin a ang berjudul Analisis Faktor-

40
Sarlito W. Sarwono, Psikologi Remaja , (Depok: PT RajaGrafinda Persada, 2015),
h.256
29

Faktor yang Mempengaruhi Lama Menganggur Tenaga Kerja Terdidik


41
di Kota Bengkulu (Studi Kasus di Kecamatan Ratu Agung)
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh faktor tingkat
pendidikan, jenis kelamin, tingkat upah terhadap lama menganggur tenaga
kerja terdidik. Penelitian ini menggunakan data primer yang diperoleh dari
wawancara dipandu dengan kuesioner. Penyebaran kuesioner kepada 40
responden yang bekerja di sektor formal swasta di Kelurahan Tanah Patah
dan Kelurahan Sawah Lebar Kota Bengkulu. Analisis dalam penelitian ini
yang digunakan adalah analisis regresi berganda beserta pengujiannya.
Hasil penelitian menunjukkan persamaan regresi sebagai berikut, Y =
39,202- 1,220X1 + 0,535X2 0,000004606X3. Besarnya koefisien
determinasi (R2) adalah 0,65, artinya pengaruh variabel tingkat pendidikan
(X1), jenis kelamin (X2), dan tingkat upah (X3) terhadap variabel lama
menganggur tenaga kerja terdidik (Y) adalah sebesar 65% sedangkan sisanya
35% disebabkan oleh faktor lain (cateris paribus). Berdasarkan hasil
pengolahan dan analisis data menggunakan uji-t memperlihatkan bahwa
variabel tingkat pendidikan responden memiliki nilai t hitung = -4,699 dan
tingkat upah t hitung = -3,0237 dan t tabel = 1,68, sehingga nilai t hitung
kedua variabel > t tabel yang berarti berpengaruh signifikan terhadap lama
menganggur tenaga kerja terdidik sedangkan untuk variabel jenis kelamin
(thitung = 0,371) sehingga nilai t hitung variabel ini < nilai t tabel yang
berarti untuk variabel ini tidak berpengaruh signifikan terhadap lama
menganggur tenaga kerja terdidik pada tingkat signifikansi 5%. Berdasarkan
uji F, secara simultan variabel independen berpengaruh terhadap variabel
dependen yaitu lama menganggur tenaga kerja terdidik.
Penelitian kedua yang dilakukan oleh Mohammad Rifqi Muslim pada
Jurnal ang berjudul Pengangguran Terbuka dan Determinannya , jurnal
ekonomi dan studi pembangunan, volume 15, nomor 2, tahun 2014.42

41
Enda Susilawati, Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Lama Menganggur
Tenaga Kerja Terdidik di Kota Bengkulu (Studi Kasus di Kecamatan Ratu Agung) , Skripsi pada
Universitas Bengkulu, 2013
30

Penelitian ini bertujuan untuk melihat sejauh mana hubungan antara


tingkat pengangguran terbuka dengan laju pertumbuhan ekonomi, angkatan
kerja, studi dan pengeluaran pemerintah. Penelitian ini menggunakan metode
panel yaitu kombinasi 5 Kabupaten/ Kota di Daerah Istimewa Yogyakarta.
Dan analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis
induktif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan variabel laju
pertumbuhan penduduk, angkatan kerja, pendidikan dan pengeluaran
pemerintah berpengaruh signifikan terhadap tingkat pengangguran terbuka.
Sedangkan secara partial laju pertumbuhan ekonomi, pendidikan, dan
pengeluaran pemerintah berpengaruh negatif dan signifikan terhadap tingkat
pengangguran terbuka di Daerah Istimewa Yogyakarta. Sedangkan variabel
angkatan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat
pengangguran terbuka di Daerah Istimewa Yogyakarta.
Penelitian ketiga yang dilakukan oleh Nikmah Sari Nur Isnaini dan Rini
Lestari pada Jurnal Indigenous ang berjudul Kecemasan pada
Pengangguran Terdidik Lulusan Universitas , Vol 13, No 1, Mei 2015.43
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kecemasan yang dialami
oleh lulusan universitas yang menganggur dan mengetahui kondisi
pengangguran terdidik lulusan universitas. Penelitian ini menggunakan
metode kuantitatif deskriptif, dan menggunakan skala kecemasan TMAS dan
menggunakan kuesioner terbuka tentang pengangguran terdidik lulusan
universitas.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengangguran terdidik lulusan
universitas tidak mengalami kecemasan dalam menghayati keadaannya
sebagai pengangguran.
Penelitian keempat dilakukan oleh Arfan Poyoh, Gene H. M.
Kapantow, dan Juliana R. Mandei pada jurnal ang berjudul Faktor-Faktor

42
Mohammad Rifqi Muslim, Pengangguran Terbuka dan Determinann a , Jurnal
Ekonomi dan Studi Pembangunan, Vol.15, No.2, 2014
43
Nikmah Sari Nur Isnaini dan Rini Lestari, Kecemasan pada Pengangguran Terdidik
Lulusan Universitas , Jurnal Indigenous, Vol.13 No.1, 2015
31

yang Mempengaruhi Tingkat Pengangguran di Provinsi Sulawesi


Utara .44 Penelitian bertujuan untuk menganalisis faktor faktor yang
mempengaruhi tingkat pengangguran di Provinsi Sulawesi Utara. Faktor-
faktor tersebut termasuk upah, inflasi dan pertumbuhan PDRB. Analisis data
menggunakan alat analisis regresi linier berganda dengan metode Ordinary
Least Square (OLS) dilakukan dengan menggunakan 14 tahun data dari tahun
2001 sampai 2014.
Hasil penelitian menunjukan variabel upah berpengaruh secara
signifikan terhadap tingkat pengangguran di Provinsi Sulawesi Utara dengan
probabilitas 0.0104, sedangkan Inflasi dan Tingkat Pertumbuhan PDRB tidak
berpengaruh signifikan terhadap tingkat pengangguran dengan masing
masing probabilitas 0.5619 (Inflasi) dan 0.3791 (Pertumbuhan PDRB).
Penelitian terakhir yang dilakukan oleh Placenta Abshar Wijaya, John
Suprihanto, dan Bagus Riyono pada jurnal Pendidikan Ekonomi Undiksha
ang berjudul Analisis Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya
Pengangguran dan Urbanisasi Pemuda di Desa Tamansari Kecamatan
Karangmoncol Kabupaten Purbalingga Provinsi Jawa Tengah .45 Tujuan
dari penelitian ini adalah (1) Mengidentifikasi faktor-faktor yang
menyebabkan terjadinya pengangguran dan urbanisasi di kalangan pemuda
Desa Tamansari, Kecamatan Karangmoncol, Kabupaten Purbalingga,
Provinsi Jawa Tengah, (2) Menganalisis penyebab terjadinya faktor-faktor
pengangguran dan urbanisasi di kalangan pemuda Desa Tamansari,
Kecamatan Karangmoncol, Kabupaten Purbalingga, Provinsi Jawa Tengah.
Hasil penelitian menunjukan bahwa (1) Terdapat faktor-faktor yang
menyebabkan terjadinya pengangguran dan urbanisasi di kalangan pemuda
Desa Tamansari, Kecamatan Karangmoncol, Kabupaten Purbalingga,
Provinsi Jawa Tengah, (2) Diperoleh beberapa penyebab terjadinya faktor-

44
Arfan Poyoh, Gene H. M. Kapantow, dan Juliana R. Mandei, Faktor-Faktor yang
Mmepengaruhi Tingkat Pengangguran di Provinsi Sulawesi Utara , 2014
45
Placenta Abshar Wijaya, John Suprihanto, dan Bagus Riyono, Analisis Faktor-Faktor
Penyebab Terjadinya Pengangguran dan Urbanisasi Pemuda di Desa Tamansari Kecamatan
Karangmoncol Kabupaten Purbalingga Provinsi Jawa Tengah , Vol 12, No. 1, 2020
32

faktor pengangguran dan urbanisasi di kalangan pemuda Desa Tamansari,


Kecamatan Karangmoncol, Kabupaten Purbalingga, Provinsi Jawa Tengah.
Dalam beberapa sumber penelitian relevan diatas terdapat banyak
kesamaan dengan penelitian yang saya buat. Beberapa diantaranya memang
melakukan penelitian dengan fenomena pengangguran. Adapun perbedaan
dengan penelitian sejenisnya yaitu penelitan saya menganalisis fenomena
pengangguran di kalangan remaja khususnya di Kelurahan Pondok Rajeg,
Kecamatan Cibinong.
Tabel 2.2 Tabel Penelitian Relevan
No Judul Persamaan Perbedaan
1. Analisis Faktor- Fenomena yang Penelitian saya
Faktor yang dianalisis adalah menggunakan
Mempengaruhi Lama fenomena metode kualitatif,
Menganggur Tenaga pengangguran dimana
Kerja Terdidik di mendeskripsikan
Kota Bengkulu fenomena
(Studi Kasus di pengangguran
Kecamatan Ratu
Agung)
2. Pengangguran Fenomena yang di Penelitian saya
Terbuka dan analisis adalah menganalisis
Determinannya fenomena fenomena di
pengangguran. kalangan remaja
hanya di Kelurahan
Pondok Rajeg
3. Kecemasan Pada Responden Dalam penelitian
Pengangguran penelitian adalah saya, latar belakang
Terdidik Lulusan usia remaja. populasi penelitian
Universitas beragam.
4. Faktor-Faktor yang Topik yang dibahas Pada penelitian
33

Mempengaruhi dalam penelitian saya, responden


Tingkat meliputi tentang yang digunakan
Pengangguran di pengangguran spesifik remaja
Provinsi Sulawesi angkatan kerja
Utara dalam rentan usia
17 20 tahun
5. Analisis Faktor- Ruang lingkup Dalam penelitian
Faktor Penyebab pembahasan yang saya, tidak
Terjadinya dikaji dalam menambahkan
Pengangguran dan penelitian adalah variabel urbanisasi
Urbanisasi Pemuda tentang
di Desa Tamansari pengangguran dan
Kecamatan metode penelitian
Karangmoncol yang digunakan
Kabupaten adalah deskriptf
Purbalingga Provinsi kualitatif
Jawa Tengah

C. Kerangka Berpikir
Fenomena merupakan suatu peristiwa atau suatu kenyataan yang tidak
lazim yang terjadi di kalangan masyarakat yang dapat dilihat, diamati, dan
menarik untuk dikaji secara ilmiah. Berdasarkan definisinya, ada satu kondisi
ataupun keadaan pada kalangan remaja di Kelurahan Pondok Rajeg yang
sangat menarik untuk dikaji, yaitu tentang pengangguran pada kalangan
remaja angkatan kerja yang dalam rentan usia 17-20 tahun.
Pengangguran merupakan kondisi seseorang yang sama sekali tidak
mempunyai pekerjaan rutinitas ataupun orang yang sedang mencari pekerjaan
dalam usia angkatan kerja yang sudah ditentukan. Begitu juga dengan
keadaan pengangguran yang ada di Kelurahan Pondok Rajeg, khususnya di
kalangan remaja yang dalam rentan usia 17-20 tahun. Pengangguran dibagi
menjadi dua golongan, yaitu pengangguran berdasarkan penyebabnya dan
34

pengangguran berdasarkan cirinya. Ada empat macam pengangguran yang


termasuk kedalam golongan pengangguran berdasarkan penyebabnya yaitu,
pengangguran normal atau friksional, pengangguran siklikal, pengangguran
struktural, dan pengangguran teknologi. Sedangkan pengangguran
berdasarkan cirinya terdapat empat macam, yaitu pengangguran terbuka,
pengangguran tersembunyi, pengangguran musiman, dan pengangguran
setengah menganggur. Berdasarkan golongan dan macamnya, fenomena
pengangguran yang terdapat pada kalangan remaja Kelurahan Pondok Rajeg,
termasuk kedalam pengangguran terbuka. Karena, pengangguran yang terjadi
dikarenakan meningkatnya angkatan kerja yang lebih cepat dibandingkan
lowongan pekerjaan.
Dampak yang ditimbulkan dari fenomena pengangguran yang terjadi
pada kalangan remaja Kelurahan Pondok Rajeg sangatlah banyak. Diantara
dampak-dampak yang ditimbulkan adalah kesejahteraan menurun yang
menimbulkan kemiskinan, pertumbuhan ekonomi menurun, pajak menurun,
GNP aktual menurun, dan kestabilan sosial dan politik pun juga terkena
dampaknya. Kestabilan sosial dan politik menimbulkan masyarakat yang
tidak percaya dan menimbulkan masalah-masalah sosial. Sehingga juga
menyebabkan terjadinya kenakalan remaja. Itu semua merupakan fenomena
pengangguran yang terjadi pada kalangan remaja di Kelurahan Pondok Rajeg,
beserta faktor-faktor yang mempengaruhi fenomena tersebut.
35

Fenomena

Pengangguran

Berdasarkan Berdasarkan cirinya


penyebabnya

Terbuka,
Friksional, Siklikal, Tersembunyi,
Struktural, Teknologi Musiman, Setengah
Menganggur

Dampaknya

Kesejahteraan Pertumbuhan Pajak GNP Aktual Kestabilan Sosial dan


Menurun Ekonomi Menurun Menurun Politik
Menurun

Kemiskinan
Masyarakat Masalah-
Tidak masalah
Percaya Sosial

Kenakalan
Remaja

Fenomena Pengangguran di kalangan remaja dan Faktor-faktor yang menyebabkan


pengangguran di Kelurahan Pondok Rajeg

Gambar 2.1 Kerangka Berfikir


BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat yang dipilih sebagai lapangan penelitian adalah Kelurahan
Pondok Rajeg, Kecamatan Cibinong. Sedangkan penyusunan dan penelitian
ini dilakukan dari bulan November 2019 sampai Maret 2020.
Tabel 3.1
Tabel Waktu Penelitian
No. Jadwal November Desember Januari Februari Maret
Kegiatan 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Penyusunan
Proposal
2. Penyusunan
BAB I
Pendahuluan
3. Penyusunan
BAB II
Kajian
Pustaka
4. Penyusunan
BAB III
Metode
Penelitian
5. Penyusunan
BAB IV
Hasil
Penelitian
6. Penyusunan
BAB V
Kesimpulan

36
37

dan Saran
7. Penyusunan
Laporan
Penelitian

B. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode kualitatif.
Metode penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk
memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian
misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain secara holistik,
dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu
konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode
alamiah.46
Metode penelitian ini bersifat deskriptif, yaitu berupa kata-kata,
gambar, dan bukan angka-angka. Dengan demikian, laporan penelitian akan
berisi kutipan-kutipan data untuk memberi gambaran penyajian laporan
tersebut.47 Alasan peneliti menggunakan metode kualitatif deskriptif dalam
penelitiannya, karena peneliti ingin mengetahui dan mengkaji lebih dalam
fenomena dan masalah yang terjadi di masyarakat, khususnya tentang
fenomena pengangguran dikalangan remaja.
C. Subjek Penelitian
Subjek penelitian atau responden adalah orang yang diminta untuk
memberikan keterangan tentang suatu fakta atau pendapat. Subjek penelitian
adalah subjek yang dituju untuk diteliti oleh peneliti. Jadi, bisa diartikan
bahwa subjek penelitian merupakan sumber informasi yang digali untuk
mengungkap fakta-fakta dilapangan.
Penentuan subjek dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh
informasi yang dibutuhkan secara jelas dan mendalam. Penentuan subjek

46
J, Lexy Moleong, Me d gi Pe e i ia K a i a if , (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya Offset, 2016), h.6
47
J, Lexy Moleong, Ibid, h.11
38

penelitian dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling,


dimana subjek penelitian diambil dengan cara pertimbangan tertentu.
Pertimbangan tertentu ini, misalnya orang tersebut dianggap paling tahu
tentang apa yang kita harapkan sesuai dengan objek/situasi sosial yang
diteliti.
Adapun kriteria subjek penelitian untuk dapat dijadikan sampel adalah
sebagai berikut:
1. Remaja berumur 17 tahun 21 tahun.
2. Remaja yang belum sempat bekerja dalam rentan waktu 6 bulan
dikarenakan lapangan kerja yang sedikit untuk kondisi mereka.
Subjek yang diteliti dalam penelitian ini adalah para remaja
Kelurahan Pondok Rajeg, Kecamatan Cibinong. Yaitu terdiri dari 14 orang
remaja yang memenuhi kriteria tersebut.
Tabel 3.2
Narasumber yang di Wawancara
No. Nama Narasumber Umur RW
1. Andriansyah 19 Tahun 01
2. Ryan Abdillah 20 Tahun 02
3. Widia Septianingsih 20 Tahun 03
4. Firdayanti 19 Tahun 04
5. Bagas Prayogo 20 Tahun 05
6. Toni Hermawan 19 Tahun 06
7. Guntur Melayu 20 Tahun 07
8. Jimmy Johanes Manuhutu 19 Tahun 08
9. Lia Nuraini 20 Tahun 09
10. Iqbal Saputra 19 Tahun 10
11. Rahmawati 20 Tahun 01
12. Isti Nur Rohmah 20 Tahun 11
13. Hanifah Putri 20 Tahun 01
14. Nabila Hanifah 20 Tahun 01
39

15. Rachmat, S.E 50 Tahun Sekertaris Kelurahan

D. Teknik Pengumpulan Data


Untuk memperoleh data dalam penelitian, teknik pengumpulan data
yang digunakan peneliti adalah:
a. Observasi
Observasi ialah pengamatan dan pencatatan yang sistematis
terhadap gejala-gejala yang diteliti. Observasi menjadi salah satu teknik
pengumpulan data apabila sesuai dengan tujuan penelitian,
direncanakan dan dicatat secara sistematis, serta dapat dikontrol
keandalan (reliabilitas) dan kesahihannya (validitas).48 Didalam
penelitian ini, peneliti mengamati langsung bagaimana perilaku dan
kondisi sosial dari kalangan remaja di Kelurahan Pondok Rajeg,
Kecamatan Cibinong.
Tabel 3.3
Pedoman Observasi Remaja Kelurahan Pondok Rajeg
Tempat : ..............................................
Hari/ Tanggal : ..............................................

No. Aspek yang diamati Keterangan


1. Mengamati aktivitas atau rutinitas Dalam kehidupan sehari-hari
keseharian remaja
2. Mengamati pola atau tingkah laku Dalam berinteraksi sosial
remaja

b. Wawancara
Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan
penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara
pewawancara dengan responden atau orang yang diwawancara, dengan

48
Husaini Usman dan Purnomo Setiad Akbar, Metodologi Penelitian Sosial , (Jakarta:
Bumi Aksara, 2017), h.52
40

atau tanpa menggunakan pedoman (guide) wawancara.49 Berikut


merupakan pedoman wawancara yang digunakan peneliti dalam
mendapatkan keterangan atau informasi yang ingin didapatkan.

Tabel 3.4
Kisi-Kisi Instrumen Wawancara
No. Indikator Penjelasan Indikator Sumber Data
1. Pengangguran a. Pemahaman mengenai a. Pihak
pengangguran Kelurahan
b. Keadaan pengangguran pada b. Remaja
kalangan remaja di
Kelurahan Pondok Rajeg
c. Dampak akibat menjadi
pengangguran
d. Faktor-faktor yang
mempengaruhi
pengangguran
2. Pendidikan a. Jenjang pendidikan terakhir a. Pihak
remaja Kelurahan Pondok Kelurahan
Rajeg b. Remaja
b. Pentingnya pendidikan di
kalangan remaja Kelurahan
Pondok Rajeg
c. Dampak yang dirasakan jika
kurangnya pendidikan
d. Dampak yang dirasakan jika
memiliki pendidikan tinggi
e. Faktor yang memengaruhi

49
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Sosial dan Ekonomi Format-Format
Kuantitatif dan Kualitatif untuk Studi Sosiologi, Kebijakan Publik, Komunikasi, Manajemen, dan
Pemasaran , (Jakarta: Kencana, 2013), h.133
41

putus sekolah di kalangan


remaja Kelurahan Pondok
Rajeg
3. Kemiskinan a. Dampak yang ditimbulkan a. Remaja
akibat kemiskinan
4. Kenakalan Remaja a. Pemahaman tentang a. Remaja
kenakalan remaja
b. Dampak yang ditimbulkan
dari kenakalan remaja

Tabel 3.5
Instrumen Penelitian
No. Indikator Sumber Data Pertanyaan
1. Pengangguran Pihak Kelurahan 1.Berapa jumlah remaja yang
sudah bekerja pada rentan usia
17-20 tahun?
2.Berapa jumlah remaja yang
menganggur pada rentan usia 17-
20 tahun?
3. Apa saja faktor yang
mempengaruhi jumlah
pengangguran pada kalangan
remaja di Kelurahan Pondok
Rajeg?
4. Apa saja dampak yang
dirasakan oleh Kelurahan dari
maraknya pengangguran di
kalangan remaja? Mengapa
demikian?
5. Apa saja solusi yang
42

ditawarkan oleh Kelurahan dalam


mengatasi fenomena tersebut?
Remaja 1. Apa yang kamu ketahui tentang
pengangguran?
2. Apakah kamu bekerja? Jika
tidak, mengapa?
3. Bagaimana menurut kamu
tentang pengangguran di
kalangan remaja di kelurahan ini?
4. Dampak apa yang kamu
rasakan dari pengangguran yang
terjadi di kelurahan ini?
5. Apa saja faktor yang
mempengaruhi pengangguran di
kalangan remaja?
2. Pendidikan Pihak Kelurahan 1. Berapa banyak remaja yang
melanjutkan pendidikan
sampai tingkat perguruan
tinggi?
2. Apa rata-rata pendidikan
terakhir para remaja di
Kelurahan Pondok Rajeg?
3. Berapa banyak remaja yang
putus sekolah di bawah usia
18 tahun? Mengapa?
4. Apakah menurut bapak
pendidikan itu penting?
Remaja 1. Apa jenjang pendidikan
terakhir kamu?
2. Menurut kamu seberapa
43

penting pendidikan di
kalangan remaja?
3. Dampak apa yang kamu
rasakan jika setiap remaja di
kelurahan ini berpendidikan
tinggi?
4. Lalu, dampak apa saja yang
dirasakan jika kurangnya
pendidikan di kalangan
remaja?
5. Berapa banyak remaja di
kelurahan ini yang putus
sekolah?
6. Apa yang mempengaruhi
remaja putus sekolah di
kelurahan ini?
3. Kemiskinan Remaja Apa saja dampak yang dapat
ditimbulkan dari kemiskinan?
4. Kenakalan Remaja Remaja Apa yang kamu ketahui tentang
kenakalan remaja? Dan apa
dampaknya?

c. Dokumentasi
Teknik pengumpulan data dengan dokumentasi ialah pengambilan
data yang diperoleh melalui dokumen-dokumen. Data-data yang
dikumpulkan dengan teknik dokumentasi cenderung merupakan data
sekunder.50

50
Husaini Usman dan Purnomo Setiad Akbar, Metodologi Penelitian Sosial , (Jakarta:
Bumi Aksara, 2017), h.69
44

Tabel 3.6
Dokumen yang Diperlukan
No. Dokumen yang Diperlukan Sumber Dokumen
1. Wawancara 1. Perangkat desa
2. Remaja
2. Foto-foto Remaja

E. Teknik Analisis dan Pengolahan Data


Analisis data merupakan tahap pertengahan dari serangkaian tahap
dalam sebuah penelitian yang mempunyai fungsi yang sangat penting. Hasil
penelitian yang dihasilkan harus melalui proses analisis data terlebih dahulu
agar dapat dipertanggungjawabkan keabsahannya agar mendapatkan hasil
penelitian yang sahih dan dapat dipertanggungjawabkan, seorang peneliti
harus mampu melakukan analisis data secara tepat dan sesuai prosedur yang
ditentukan.51
Selanjutnya, dalam hal analisis data kualitatif, Boughdan menyatakan
bahwa analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis
data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan
lain, sehingga dapat mudah difahami, dan temuannya dapat diinformasikan
kepada orang lain.52
Sedangkan menurut Miles dan Huberman mengemukakan bahwa
aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan
berlangsung secara terus menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah
jenuh. Adapun aktivitas dalam analisis data, yaitu reduksi data, display data,
dan terakhir penarikan kesimpulan atau verifikasi.53

51
Haris Herdians ah, Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-i S ia ,
(Jakarta: Salemba Humanika, 2012), h.158
52
Sugiyono, Me aha i Pe e i ia K a i a if , (Bandung: Alfabeta, 2014), h.88
53
Sugiyono, Ibid, h.91
45

Gambar 3.1
Model Analisis Data Miles dan Huberman
Pada penelitian ini untuk mengolah data peneliti menggunakan tiga
kegiatan analisis, yaitu:
1. Reduksi Data
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang
pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan
polanya. Dalam situasi sosial tertentu, peneliti dalam mereduksi
data mungkin akan memfokuskan pada orang miskin, pekerja
sehari-hari yang dikerjakan, dan rumah tinggalnya.54 Dalam
penelitian ini, peneliti fokus terhadap faktor-faktor yang
mempengaruhi pengangguran pada remaja, dan fenomenanya.
2. Data Display (Penyajian Data)
Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah
mendisplaykan data. Melalui penyajian data ini, maka data
terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan, sehingga akan
semakin mudah. Dengan mendisplay data, akan memudahkan
untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya
berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut.55

54
Sugiyono, Ibid, h.92
55
Sugiyono, Ibid, h.95
46

3. Penarikan Kesimpulan / Verifikasi


Langkah ketiga yaitu penarikan kesimpulan dan verifikasi.
Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan
akan berubah bila tidak ditemukannya bukti-bukti yang kuat yang
mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya.56
F. Rencana Pengujian Keabsahan Data
Penelitian kualitatif menghadapi persoalan penting mengenai pengujian
keabsahan hasil penelitian. Banyak hasil penelitian kualitatif diragukan
kebenarannya karena beberapa hal. Untuk itu diperlukan sebuah mekanisme
untuk mengatasi keraguan terhadap setiap hasil penelitian kualitatif.57
Pada penelitian ini, uji keabsahan dilakukan dengan triangulasi dengan
kemungkinan melakukan terobosan metodologis terhadap masalah-masalah
tertentu yang kemungkinan dapat dilakukan. Teknis triangulasi lebih
mengutamakan efektivitas proses dan hasil yang yang diinginkan. Oleh
karena itu, triangulasi dapat dilakukan dengan menguji apakah proses dan
hasil metode yang digunakan sudah berjalan dengan baik.
Untuk menguji keabsahan data ini, peneliti akan menggunakan triangulasi
peneliti, triangulasi sumber data, dan triangulasi metode dengan
58
memanfaatkan peneliti itu sendiri, sumber data, dan metode.
1. Triangulasi Kejujuran Peneliti
Cara ini dilakukan untuk menguji kejujuran, subjektivitas, dan
kemampuan merekam data oleh peneliti di lapangan. Melihat
banyaknya tindakan yang merusak kejujuran dalam pengumpulan data,
maka perlu dilakukan triangulasi terhadap peneliti, yaitu dengan
meminta bantuan peneliti lain melakukan pengecekan langsung,
wawancara ulang, serta merekam data yang sama di lapangan.
2. Triangulasi Sumber Data

56
Sugiyono, Ibid, h.99
57
Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan
Ilmu Sosial Lainnya , (Jakarta: Kencana, 2015), h.253
58
Burhan Bungin, Ibid, h.256
47

Paton mengatakan bahwa triangulasi dengan sumber data ialah


membandingkan dan mengecek baik derajat kepercayaan suatu
informasi yang diperoleh melalui waktu dan cara yang berbeda dalam
metode kualitatif yang dilakukan dengan membandingkan data hasil
pengamatan dengan hasil wawancara, membandingkan apa yang
dikatakan orang didepan umum dengan apa yang dikatakan secara
pribadi, membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang
situasi penelitian dengan apa yang dikatakan sepanjang waktu,
membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai
pendapat dan pandangan orang lain sesuai dengan status sosial, serta
membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang
berkaitan.
3. Triangulasi Metode
Triangulasi ini dilakukan untuk melakukan pengecekan terhadap
penggunaan metode pengumpulan data, apakah informasi yang didapat
dengan metode wawancara sama dengan metode obervasi. Juga teknik
ini dilakukan untuk menguji sumber data, apakah sumber data ketika
diwawancara dan diobservasi akan memberikan informasi yang sama
atau berbeda.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian


1. Letak Geografis
Kelurahan Pondok Rajeg adalah kelurahan yang terletak di
Kabupaten Bogor. Kelurahan ini termasuk kedalam Kecamatan
Cibinong, dan memiliki luas wilayah 200,75 Ha.Kelurahan ini terletak
di koordinat 106.8255 BT dan -6.456334 LS. Perbatasan wilayah
Kelurahan Pondok Rajeg dibagi menjadi empat, utara berbatasan
dengan Kelurahan Kalimulya, Kota Depok. Selatan berbatasan dengan
Kelurahan Tengah, barat berbatasan dengan Kelurahan Rawa Panjang,
Kecamatan Bojong Gede. Lalu timur berbatasan dengan Kelurahan
Harapan Jaya dan Kelurahan Jatimulya, Kota Depok. Kelurahan ini
biasa dilalui oleh orang-orang dari Bogor yang ingin berpergian ke
Depok, begitupun sebaliknya. Karena ruas jalan yang ada di Kelurahan
Pondok Rajeg ini termasuk ruas alternatif antar Kota.

Gambar 4.1 Peta Kelurahan Pondok Rajeg

48
49

2. Profil Singkat Kelurahan


Kelurahan Pondok Rajeg terdiri dari 55 RT, 11 RW di dalamnya,
dan 3.953 KK dengan jumlah total penduduk sebanyak 15.491 jiwa
dengan jumlah laki-laki berjumlah 7.476 orang dan Perempuan
berjumlah 8.015 orang.
Di Kelurahan Pondok Rajeg juga terdapat beberapa aset
pemerintah seperti Taman Makam Pahlwan Pondok Rajeg dan Rumah
Tahanan kelas 1-A yang saat ini menjadi daya tarik tersendiri pada
Kelurahan ini. Taman Makam Pahlawan yang dahulu terkenal seram
dan menakutkan, kini menjadi salah satu tempat menarik. Hal ini dapat
dilihat dari banyaknya orang yang berolahraga di hari Minggu ataupun
di hari lainnya. Rumah Tahanan kelas 1-A ini juga dibangun karena
giat pembangunan tidak hanya fokus pada peningkatan sarana dan
prasarana fisik seperti jalanan dan perumahan, tetapi juga menyangkut
pembangunan multi dimensi yang meliputi aspek sosial, ekonomi, dan
juga lingkungan.
Masyarakat Pondok Rajeg merupakan masyarakat yang religius,
hal ini bisa dilihat dari kuatnya pengaruh dan budaya Islam. Berbagai
macam kegiatan keagamaan Islam rutin dilakukan, dimulai dari acara
Maulid Nabi SAW, Tabligh Akbar, maupun marawis yang ada di
setiap musholla serta masjid. Selain masyarakat yang religius,
masyarakat Kelurahan Pondok Rajeg juga memiliki peningkatan
kecerdasan juga kesadaran akan masalah lingkungan. Bahkan sejak
tahun 2008 Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang pengelolaannya
dilakukan secara tidak benar dan cenderung merusak lingkngan telah
ditutup oleh pemerintah daerah atas permintaan masyarakat Kelurahan
Pondok Rajeg.
50

3. Motto dan Visi Kelurahan


Motto : Pondok Rajeg CERIA (Cerdas, Indah, Amanah)
Visi Kelurahan Pondok Rajeg, Kecamatan Cibinong adalah
Terwujudn a tali silaturahmi, ketertiban, keamanan, keindahan ang
kondusif, untuk menuju kecamatan cibinong KESOHOR
(Komunikatif, Ekonomis, Sehat, Optimal, Harmonis, Religius), guna
tercapainya Kabupaten Bogor menjadi Kabupaten termaju di
Indonesia.
4. Sarana dan Prasarana
a. Sarana Pendidikan
Sarana Pendidikan yang ada di Kelurahan Pondok Rajeg
sudah cukup lengkap, diantaranya adalah bangunan sekolah tingkat
Taman Kanak-Kanak (TK), Sekolah Dasar (SD), Sekolah
Menengah Pertama (SMP), hingga Sekolah Menengah Akhir
(SMA) lengkap dengan berbagai fasilitas umum didalamnya.
Berikut penjabaran dari sarana pendidikan yang ada di Kelurahan
Pondok Rajeg :
1) Taman Kanak-Kanak (TK)
a) Jumlah Sekolah : 8 buah
b) Jumlah Murid : 307 orang
c) Jumlah Guru/ Pengajar : 28 orang
d) Prasarana Fisik : 32 lokal
e) Luas Bangunan : 1.500
f) Perpustakaan : 8 buah
2) Sekolah Dasar (SD)
Sekolah Dasar Negeri
a) Jumlah Sekolah : 2 buah
b) Jumlah Murid : 285 orang
c) Jumlah Guru : 8 orang
d) Prasarana Fisik : 16 lokal
e) Luas Bangunan : 1.600
51

Madrasah Ibtida i ah
a) Jumlah Sekolah : 3 buah
b) Jumlah Murid : 600 orang
c) Jumlah Guru : 8 orang
d) Luas Banguan : 800
e) Perpustakaan : 2 buah
3) Sekolah Menengah Pertama (SMP)
Kelurahan Pondok Rajeg sampai saat ini belum memiliki
sarana pendidikan Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN)
maupun Sekolah Menengah Pertama (SMP) swasta. Sarana
pendidikan jenjang menengah pertama yang terdapat pada
Kelurahan Pondok Rajeg adalah Madrasah Tsanawiyah (MTs).
Madrasah Tsanawiyah
a) Jumlah Sekolah : 2 buah
b) Jumlah Murid : 470 orang
c) Jumlah Guru : 13 orang
d) Luas Bangunan : 700
4) Sekolah Menengah Atas (SMA)
Sampai saat ini Kelurahan Pondok Rajeg belum memiliki
sarana pendidikan pada tingkat Sekolah Menengah Atas
(SMA) atau sederajat. Jadi, saat ini semua anak yang berada
pada bangku sekolah SMA atau sederajat bersekolah di luar
Kelurahan Pondok Rajeg.
5) Perguruan Tinggi/Akademi
Sama halnya dengan sarana pendidikan Sekolah Menengah
Atas (SMA), Kelurahan Pondok Rajeg juga belum memiliki
sarana pendidikan dalam jenjang Perguruan Tinggi/
Akademik.
b. Sarana Peribadatan
Sarana peribadatan yang dimiliki oleh Kelurahan Pondok
Rajeg memang belum lengkap, masih ada beberapa sarana
52

peribadatan yang belum dibangun oleh pemerintah daerah seperti


Gereja dan Wihara. Namun, ada beberapa sarana peribadatan yang
telah dimiliki oleh Kelurahan ini antara lain sebagai berikut:
Masjid = 13 buah
Musholla = 21 buah
Majlis Ta lim = 11 buah
Pondok Pesantren = 4 buah
c. Sarana Kesehatan
Untuk sarana kesehatan, Kelurahan Pondok Rajeg telah
memiliki puskesmas pembantu yang dibangun pada tahun 2010.
Selain puskesmas tersebut, Kelurahan Pondok Rajeg juga memiliki
posyandu yang tersebar di setiap RW dengan jumlah total 14
posyandu dan 6 diantaranya sudah memiliki bangunan tetap.

B. Data Penelitian
1) Hasil Observasi
Fenomena yang terjadi pada kalangan remaja di Kelurahan Pondok
Rajeg begitu memprihatinkan. Masih banyak ditemukannya remaja-remaja
angkatan kerja yang membuang waktunya dengan sia-sia. Berdasarkan
hasil penelitian yang dibuktikan dengan wawancara, banyak remaja yang
belum mendapatkan pekerjaan maupun bekerja. Seringkali saat peneliti
sedang melakukan observasi, banyak ditemukan remaja-remaja yang
masih suka berkumpul disuatu tempat pada saat hari dan jam kerja.
Saat para remaja diwawancarai, banyak faktor dan alasan yang
disebutkan oleh remaja-remaja Kelurahan Ponodok Rajeg yang
menyebabkan mereka belum mendapatkan pekerjaan atau menjadi
pengangguran. Sebagian besar faktor utama yang disebutkan oleh para
remaja adalah kurangnya pendidikan yang dimiliki oleh remaja tersebut.
Memang angka remaja Kelurahan Pondok Rajeg yang mengenyam
pendidikan sampai S1 masih sangat kecil.
53

Selain kurangnya pendidikan yang dimiliki oleh para remaja


Kelurahan Pondok Rajeg, faktor ekonomi dan kemisikinan juga
mempengaruhi terjadinya pengangguran di kalangan remaja. Faktor
ekonomi dan kemiskinan inilah yang pada akhirnya juga membuat mereka
melakukan hal-hal menyimpang. Tindakan menyimpang yang peneliti
lihat di lapangan, yaitu masih banyaknya remaja yang menghabiskan
waktu di malam hari dengan minum minuman beralkohol dan balap liar.
Selain itu, banyak juga remaja yang melakukan sex bebas. Kenakalan-
kenakalan remaja seperti ini, bisa dikategorikan sebagai jenis kenakalan
sosial, dimana kenakalan ini tidak menimbulkan korban dipihak orang
lain.
Tingginya angka pengangguran di kalangan remaja Kelurahan
Pondok Rajeg ini, tidak lantas membuat mereka mau terus berusaha untuk
mendapatkan pekerjaan. Tidak sedikit dari mereka yang pasrah dengan
keadaannya saat ini, dan bagi remaja putri banyak dari mereka yang
akhirnya memilih untuk menikah dini. Menurut remaja-remaja putri,
dengan mereka menikah, mereka tidak perlu lagi sibuk mencari pekerjaan.
Karena menurut mereka, hidup mereka sudah ditanggung oleh
pasangannya.
2) Hasil Wawancara
a. Hasil wawancara pihak Kelurahan Pondok Rajeg
Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan
dengan Sekertaris Kelurahan Pondok Rajeg, didapatkan fakta-
fakta bahwa rata-rata tingkat pendidikan masyarakat di Pondok
Rajeg ialah hanya lulusan SMA, sedangkan lulusan yang
melanjutkan ke Perguruan Tinggi itu masih diangka yang
rendah. Kondisi para remaja saat ini masih banyak yang
menganggur. Kondisi menganggur yang dialami oleh remaja
saat ini juga salah satunya adalah adanya pandemi Covid-19
ini.
54

Menurut Bapak Rahmat, alasan para remaja tidak


banyak yang melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih
tinggi karena faktor biaya. Tidak banyak dari mereka yang
kondisi ekonomi keluarganya tergolong miskin. Padahal
menurut Bapak Rahmat, pendidikan itu sangatlah penting,
karena adanya pendidikan itu bisa dijadikan modal untuk para
remaja bersaing dengan banyak orang dalam menggapai cita-
citanya.
Selain kurangnya pendidikan, sebagian remaja
Kelurahan Pondok Rajeg sudah ada yang melakukan
pernikahan. Sebagian kecil remaja yang sudah menikah ini,
melakukan pernikahannya diluar urusan dari pihak Kelurahan
atau administrasi Kelurahan. Bisa dikatakan pernikahannya
adalah pernikahan yang ilegal. Alasan mereka melakukan hal
tersebut berbagai macam. Namun, yang sering dijadikan alasan
utama adalah kondisi ekonomi keluarga. Keadaan tersebut
membuat angka pengangguran pada kalangan remaja di
Kelurahan Pondok Rajeg semakin tinggi. Menurut Bapak
Rahmat, remaja dengan rentan usia 17-20 tahun yang
menganggur masih cukup banyak.
Dampak yang dirasakan oleh Kelurahan dengan adanya
pengangguran dikalangan remaja ini mungkin tidak cukup
besar. Namun, dengan adanya fenomena ini, ekonomi di
Kelurahan Pondok Rajeg juga akan sulit berkembang.
Menyadari akan permasalahan tersebut, Kelurahan Pondok
Rajeg menawarkan solusi untuk para remaja. Solusi yang
ditawarkan adalah mengadakan pelatihan-pelatihan yang
diprogramkan oleh Kabupaten. Dengan adanya pelatihan-
pelatihan yang diberikan ini, Kelurahan berharap akan dapat
membantu para remaja yang menganggur ini agar tetap
memiliki skill-skill yang mungkin nantinya akan sangat
55

bermanfaat untuk dirinya sendiri ataupun untuk orang-orang


disekitarnya. Selain mendapatkan skill, mereka pun dapat
mengisi waktu luangnya dengan baik.
b. Hasil wawancara dengan remaja
a) Pengangguran
Pemahaman Mengenai Pengangguran
Secara garis besar, pengangguran dapat diartikan
orang yang sudah memasuki umur angkatan kerja tetapi
tidak memiliki pekerjaan rutinitas dan penghasilan tetap.
Pengangguran juga dapat disebabkan oleh beberapa faktor.
Pemahaman mengenai pengangguran itu sendiri sebenarnya
juga sudah dipahami oleh sebagian besar remaja Kelurahan
Pondok Rajeg. Seperti yang dikatakan oleh narasumber
yang telah saya wawancara

Pengangguran itu orang ang diem dirumah, gapun a


kerjaan, dan ga punya penghasilan. Kaya saya gitu lah
bang 59

Menurut pendapat dari Andriansyah, bisa dilihat


bahwasanya dia memahami mengenai pengangguran itu
sendiri. Pendapat yang serupa juga diutarakan oleh
beberapa narasumber yang telah saya wawancara.

Pengangguran itu a setau sa a orang ang ga kerja sih


mas, ya ada beberapa penyebab kenapa dia nganggur,
macem-macem sih 60

Pengangguran kalau kata sa a, orang yang engga kerja


dan gak pun a penghasilan karna ban ak faktor sih 61

59
Wawancara dengan Andriansyah remaja RW 01 Kelurahan Pondok Rajeg pada tanggal 20
Juni 2020
60
Wawancara dengan Widia remaja RW 03 Kelurahan Pondok Rajeg pada tanggal 20 Juni 2020
61
Wawancara dengan Guntur remaja RW 07 Kelurahan Pondok Rajeg pada tanggal 23 Juni 2020
56

Pengangguran itu orang ang engga kerja, bener-bener


engga punya kerja, entah itu dari kerjaan tetap, ataupun
serabutan 62

Narasumber Widia, Guntur, dan Iqbal berpendapat


yang sama mengenai pengangguran. Bahwa pengangguran
adalah orang yang tidak mempunyai pekerjaan dan
penghasilan.
Berdasarkan kesimpulan dari hasil wawancara
tentang pemahaman pengangguran, rata-rata remaja
Kelurahan Pondok Rajeg sudah memahami apa yang
dimaksud dengan pengangguran dan memahami kondisi
maupun keadaan yang dapat dikatakan sebagai
pengangguran.

Keadaan Pengangguran Pada Kalangan Remaja


di Kelurahan Pondok Rajeg
Remaja yang menjadi titik fokus dalam penelitian
ini berada pada rentan usia 17 sampai 21 tahun. Keadaan
remaja pada rentan usia tersebut, sebagian besar remaja
Kelurahan Pondok Rajeg adalah lulusan SMP dan SMA.
Sebagian besar remaja di Kelurahan Pondok Rajeg adalah
lulusan SMA.
Hal ini bisa dilihat dari data Kelurahan yang
menunjukkan bahwa remaja yang lulus SMP kurang lebih
sebanyak 328 orang dan yang lulus SMA sebanyak 5.370
orang. Namun, dari semua remaja yang sudah tamat SMA
ini, tidak semuanya melanjutkan ke Perguruan Tinggi
ataupun langsung bekerja. Seperti yang telah dikatakan oleh
beberapa narasumber yang saya wawancarai.

62
Wawancara dengan Iqbal remaja RW 10 Kelurahan Pondok Rajeg pada tanggal 19 Juni 2020
57

Ban ak sih bang ang pengangguran, jadi ya gitu bang


banyaknya pengangguran di desa ini ya jadi sulit gitu.
Pertama banyak yang susah nyari kerja dari corona juga
kan, terus juga banyak yang kaya saya yang cuma lulusan
SMK jadi semakin banyak pengangguran bang, jadi
ekonomi disini makin turun gitu bang. 63

Ban ak juga sih ang nganggur dan rata-rata sih kaya saya
bang masih nganggur juga, dan faktornya pun masih sama.
Mungkin dulu pas sekolahnya cabut-cabutan atau bandel
dan juga kurang pinter lah dalam masalah pendidikan. 64

Menurut Andriansyah dan Iqbal, keadaan kalangan


remaja Kelurahan Pondok Rajeg pada saat ini sebagian
besar menganggur. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor
yang mempengaruhi keadaan tersebut.

Untuk sekarang pengangguran dikelurahan ini sepertinya


cukup banyak. Apalagi dimasa pandemi seperti sekarang ini
banyak orang-orang juga yang di PHK dan banyak yang
tertunda dalam proses penerimaan pegawai baru. 65

Sebenern a kan ban ak juga ang nganggur seperti sa a,


mungkin karena juga keadaannya yang enggak
memungkinkan untuk bekerja juga, kali ya. Karena kan
juga lagi corona, setau saya banyak juga yang dipecat-
pecatin. Apalagi kita yang baru banget mau melamar kerja
juga pasti susah. 66

Banyak penyebab dan faktor yang mempengaruhi


keadaan remaja Kelurahan Pondok Rajeg menanggur.
Menurut narasumber yang saya wawancarai, untuk saat ini
rata-rata penyebab yang membuat remaja Kelurahan
Pondok Rajeg menganggur karena masa pandemi seperti
ini. Dampak yang diakibatkan oleh pandemi ini juga dapat

63
Wawancara dengan Andriansyah remaja RW 01 Kelurahan Pondok Rajeg pada tanggal 20
Juni 2020
64
Wawancara dengan Iqbal remaja RW 10 Kelurahan Pondok Rajeg pada tanggal 19 Juni 2020
65
Wawancara dengan Widia remaja RW 03 Kelurahan Pondok Rajeg pada tanggal 20 Juni 2020
66
Wawancara dengan Firdayanti remaja RW 04 Kelurahan Pondok Rajeg pada tanggal 20 Juni
2020
58

menyebabkan remaja yang sudah mendapatkan pekerjaan


menjadi di PHK. Hal tersebut yang akhirnya menambah
angka pengangguran pada kalangan remaja Kelurahan
Pondok Rajeg.
Namun, menurut sebagian kecil remaja juga ada
yang berpendapat bahwa tidak banyak juga remaja yang
menganggur.

Sebenernya sih kalo dilingkungan ini udah banyak yang


engga nganggur. Jadi udah pada kerja semua dilingkungan
ini rata-rata. Ada yang udah jadi head manager, supervisor,
mungkin kalo disini sa a doang ang telat. 67

Walaupun sebagian besar keadaan remaja pada


Kelurahan Pondok Rajeg adalah menganggur, namun masih
ada sebagian kecil remaja yang sudah bekerja dan dapat
mempertahankan keadaannya tersebut.

Dampak Akibat Menjadi Pengangguran


Pengangguran merupakan keadaan atau kondisi
dimana usia angkatan kerja namun tidak memiliki
pekerjaan atau rutinitas yang berpenghasilan. Tentunya hal
tersebut memiliki dampak yang cukup besar pada setiap
aspek dalam kehidupannya. Adanya keadaan atau kondisi
pengangguran ini, dampak yang paling besar terjadi pada
aspek perekonomian.
Dampaknya antara lain adalah; tingkat
kesejahteraan suatu masyarakat menjadi menurun,
pertumbuhan ekonomi dapat menurun, jumlah pajak yang
diterima oleh pemerintah juga menurun, dan GNP aktual
yang dicapai lebih rendah daripada GNP potensial.

67
Wawancara dengan Ryan remaja RW 02 Kelurahan Pondok Rajeg pada tanggal 25 Juni 2020
59

Begitupun juga dengan keadaan atau kondisi pengangguran


pada kalangan remaja Kelurahan Pondok Rajeg. Keadaan
tersebut juga memiliki dampak tersendiri bagi mereka.

Kalo dampak buat sa a sendiri a malu sih bang diliat


sama temen-temen yang sudah kerja. Pernah nih waktu itu
nongkorng, ada temen yang baru pulang kerja, walaupun
dia ga ngeledekin kita ya kitanya kan minder bang. Tapi
kalo untuk dampak dilingkungan ini ga baik sih, karena kan
kalo ditanya misalkan mau memajukan lingkungan ini ya
harus rapi lah intinya, enak kan kalo diliat tetangga abis
pulang kerja gitu. 68

Dampak n a a jadi gak ke kontrol sih, maksudn a ka a


uring-uringan jadi bingung karna ga punya penghasilan.
Dampakn a a paling jadi kriminal sih. 69

Ya jadi ga semangat sih cari kerjan a kalo dampak buat


diri sendiri, kan kalo banyak yang nganggur gini jadi
banyak juga yang nongkrong-nongkrong gak jelas. 70

Selain dampak yang dirasakan oleh diri mereka


sendiri, menurut remaja Kelurahan Pondok Rajeg keadaan
atau kondisi pengangguran juga berdampak pada
Kelurahan. Seperti yang dikatakan oleh narasumber pada
wawancara yang saya lakukan.

Dampakn a a buruk banget bang bagi desa ini.


Dampaknya satu ya kalo yang saya alamin dampaknya jadi
saya gak bisa dapet penghasilan buat saya sendiri gitu
bang. 71

Dampaknya yang pasti mereka Cuma menuh-menuhin


desa aja, karena kerjaannya setiap hari ya di rumah. 72

68
Wawancara dengan Guntur remaja RW 07 Kelurahan Pondok Rajeg pada tanggal 23 Juni
2020
69
Wawancara dengan Toni remaja RW 06 Kelurahan Pondok Rajeg pada tanggal 24Juni 2020
70
Wawancara dengan Ryan remaja RW 02 Kelurahan Pondok Rajeg pada tanggal 25 Juni 2020
71
Wawancara dengan Andriansyah remaja RW 01 Kelurahan Pondok Rajeg pada tanggal 20
Juni 2020
72
Wawancara dengan Lia remaja RW 09 Kelurahan Pondok Rajeg pada tanggal 24 Juni 2020
60

Dapat disimpulkan bahwa dampak yang ditimbulkan


dan dirasakan dari keadaan atau kondisi pengangguran pada
kalangan remaja sangat besar, baik bagi orang yang
bersangkutan, maupun kepada keadaan di lingkungan,
bahkan sampai merambah ke bidang ekonomi kenegaraan.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengangguran


Membahas tentang pengangguran, banyak sekali
jenis-jenis pengangguran. Jenis-jenis pengangguran
dikelompokkan berdasarkan penyebab dan ciri-cirinya. Dari
kedua jenis pengangguran tersebut, pasti memiliki faktor-
faktor ataupun penyebabnya. Begitu juga dengan keadaan
atau kondisi pengangguran yang dialami oleh kalangan
remaja Kelurahan Pondok Rajeg yang memiliki beberapa
faktor ataupun penyebab yang mempengaruhi adanya
pengangguran ini. Seperti halnya yang telah di utarakan
oleh beberapa remaja Kelurahan Pondok Rajeg yang
menjadi subjek pada penelitian ini.

Pendidikan sih bang ang pertama, sangat pengaruh


banget, kaya yang tadi saya bilang, perusahaan juga nyari
yang udah sarjana dan yang kedua sih mungkin pribadinya
sendiri, mau berusaha atau enggak buat berubah itu semua,
dari yang tadinya males jadi engga males. Dan yang ketiga
itu lingkungan, sangat pengaruh juga sih karena pribadi
seseorang bisa berubah karena pergaulan di
lingkungann a. 73

Ada ban ak hal sih. Ada ang kurangn a pendidikan,


entah itu yang lulusan SMP atau SMA seperti saya atau
mungkin ya yang tinggal nunggu jodoh aja gitu seperti saya
juga. Karena kan menurut saya, sebagai perempuan kalau
misalkan udah ada yang mau melamar, ya kenapa harus

73
Wawancara dengan Iqbal remaja RW 10 Kelurahan Pondok Rajeg pada tanggal 19 Juni 2020
61

ditolak. Terus ada juga yang gak punya skill. Terus yang
udah menikah juga banyak seperti teman-teman sa a. 74
Sekarang sa a lagi gak kerja mas. Karena jujur aja nih
mas, skill saya kayaknya masih kurang, contohnya kaya
mengoperasikan komputer 75

Menurut Iqbal, Lia, dan faktor ataupun penyebab


yang mengakibatkan menjadi pengangguran yang terutama
adalah pendidikan. Kurangnya pendidikan yang didapat
oleh kalangan remaja ini menghambat kelangsungan masa
depannya. Dari kurangnya pendidikan ini, remaja usia
angkatan kerja akhirnya tidak memiliki kemampuan
ataupun skill yang memadai untuk memenuhi kualifikasi
yang ada pada lapangan kerja. Walaupun adanya
permasalahan kurangnya skill yang dihadapi oleh para
remaja-remaja. Kelurahan Pondok Rajeg juga menawarkan
sebuah solusi yang ada untuk mengurangi angka
pengangguran di Kelurahan ini. Seperti yang dikatakan oleh
Bapak Rachmat selaku sekertaris Kelurahan Pondok Rajeg.

Kita juga pernah waktu itu mengadakan pelatihan


pelatihan yang diprogramkan dari kabupaten. Dan tujuan
adanya pelatihan itu ya ntuk memberi skill atau pengalaman
dalam dunia kerja sih. Ya intinya biar remaja remaja disini
mempunyai modal untuk dia menghadapi saingan-
saingannya diluar sana. Dan alhamdulillah dari pelatihan
tersebut remaja-remaja lumayan antusias, makanya
luma an ban ak juga ang ikut pelatihann a 76

Namun, selain pendidikan ada lagi faktor yang


mempengaruhi keadaan atau kondisi pengangguran pada
kalangan remaja Kelurahan Pondok Rajeg. Faktor tersebut
antara lain faktor internal atau faktor dari dalam dirinya

74
Wawancara dengan Lia remaja RW 09 Kelurahan Pondok Rajeg pada tanggal 24 Juni 2020
75
Wawancara dengan Isti remaja RW 11 Kelurahan Pondok Rajeg pada tanggal 7 September 2020
76
Wawancara dengan Bapak Rachmat sekertaris Kelurahan pada tanggal 23 Juni 2020
62

sendiri ataupun lingkungannya. Hal tersebut juga


diutarakan oleh narasumber lain pada wawancara yang
telah saya lakukan.

Pertama sih dari segi malesnya, dari dirinya sendiri yang


males. Yang pertama males kuliah kan, dari males kuliah
itu ya jadi susah nyari pekerjaan makanya dia nganggur.
Dan ketika nganggur ya dianya males juga buat nyari
kerjaannya. Selain itu faktor motivasi dari orang tua atau
dari lingkungannya ya kurang,. Padahal mungkin kalo
diberi motivasi atau perhatian lebih pasti lebih mikir gitu
orangnya. 77

Yang pertama sih dirinya sendiri bang, kalo udah males


yaudah keterusan males, trus kedua lingkungan. Kalo
lingkungannya gak mendukung, ya pasti kebawa juga sih
bang. Sama duit sih bang, kita kan mau ngelamar harus
butuh persiapan juga bang, kalo gak ada duitnya ya ga enak
juga bang. 78

Kalo menurut sa a ang pertama a pasti asik nongkorng


bang, trus kedua ya males ngurusin berkas, trus nyari
kerjaan juga males, trus gengsi bang, kaya ga percaya sama
kerjaannya dibandingin sama kerjaan orang lain, akhirnya
jadin a pengen berhenti kerja terus cari ang lain. 79

Yang pertama males, kedua dia masih suka main, ketiga


dia gak dengerin apa kata orang tua, keempat ya emang
belum menyiapkan cita citanya dia, dia gatau kedepannya
mau jadi apa. 80

Faktor yang timbul dari pribadi remaja tersebut bisa


dikatakan adalah kenakalan remaja itu sendiri. Selain faktor
dalam dirinya sendiri dan lingkungan yang tidak
mendukung, ada juga yang mengatakan faktor atau

77
Wawancara dengan Bagas remaja RW 05 Kelurahan Pondok Rajeg pada tanggal 23 Juni 2020
78
Wawancara dengan Jimmy remaja RW 07 Kelurahan Pondok Rajeg pada tanggal 22 Juni 2020
79
Wawancara dengan Guntur remaja RW 08 Kelurahan Pondok Rajeg pada tanggal 23 Juni
2020
80
Wawancara dengan Ryan remaja RW 02 Kelurahan Pondok Rajeg pada tanggal 25 Juni 2020
63

penyebab dari pengangguran ini tidak lain karena adanya


masa pandemi atau wabah virus Corona.

Itu sih tadi ang pertama pandemi, kita kan gatau nih tiba-
tiba ada musibah kaya gini, karna ya engga Cuma satu
orang aja yang kena, tapi semuanya kena didunia ini. Trus
yang kedua mungkin karna emang dianya juga males
mungkin, males dalam arti ya gamau ribetlah intinya. Kan
kalo ngelamar kerja gitu kan banyak berkas-berkas yang
harus diurus juga. Mungkin relasi juga berpengaruh sih,
kalo gak ada relasi juga susah banget. Sama kaya saya nih
relasi gak ada ya jadinya bingung, jadi yaudah sampe
sekarang sa a masih pengangguran. 81

Pertama itu bang dari corona juga bang banyaknya


pengangguran, ya saya mah ngeliat di berita banyak banget
tuh malah yang udah kerja di PHK jadi nganggur lagi kan
jadinya makin banyak. Terus ya dari kurangnya skill juga
bang itu parah si, gak punya skill itu makin susah nyari
kerja. Dari kemuan dan niat juga sih bang, banyak banget
sih yang ga ada kemauan untuk kerja, jadi ya gitu-gitu aja
bang. 82

Pendidikann a kurang tinggi, keterampilan orang-


orangnya juga kurang, terus juga mungkin sekarang lagi
corona. 83

Dari hasil wawancara yang sudah saya lakukan


dengan beberapa remaja Kelurahan Pondok Rajeg, dapat
disimpulkan bahwa pengangguran yang terjadi pada
kalangan remaja di Kelurahan tersebut disebabkan oleh
beberapa faktor dan penyebab. Faktor dan penyebabnya
diantaranya adalah pendidikan, kenakalan remaja,
kurangnya keterampilan, kemiskinan, dan yang terakhir

81
Wawancara dengan Toni remaja RW 06 Kelurahan Pondok Rajeg pada tanggal 24 Juni 2020
82
Wawancara dengan Andriansyah remaja RW 01 Kelurahan Pondok Rajeg pada tanggal 20
Juni 2020
83
Wawancara dengan Firdayanti remaja RW 04 Kelurahan Pondok Rajeg pada tanggal 20 Juni
2020
64

adalah masa pandemi saat ini juga secara tidak langsung


berpengaruh terhadap situasi ini.

b) Pendidikan
Jenjang Pendidikan Terakhir Remaja Kelurahan
Pondok Rajeg
Program pemerintah wajib belajar 12 tahun adalah
sebuah acuan untuk generasi muda bangsa dalam menjalani
pendidikan di Indonesia. Program ini diwajibkan karena
dalam memperoleh pengetahuan dan keterampilan, remaja
dibentuk di sekolah yang memiliki tiga jenjang. Masih
banyak remaja-remaja di Indonesia yang belum sampai
memenuhi wajib belajar dalam 12 tahun.
Program ini dibentuk supaya remaja-remaja yang
ada di Indonesia terpenuhi dalam kebutuhan
pendidikannya. Dan juga dapat memberi bekal remaja-
remaja dalam menjalani kehidupan selanjutnya. Dari 12
tahun wajib belajar kita bisa lihat bahwa remaja-remaja
Indonesia memiliki antusias dalam mengeyam pendidikan,
dan banyak juga remaja-remaja yang sekolah bisa
menemukan jati dirinya dan banyak juga penemuan-
penemuan dalam karya ilmiah yang bisa mengharumkan
nama bangsa. Tidak dari aspek kognitif saja, banyak juga
remaja-remaja yang cemerlang dalam bidang seni dan
olahraga yang berkembang didalam sekolah.
Berdasarkan data Kelurahan Pondok Rajeg,
sebagian besar remaja di Kelurahan ini telah melaksanakan
program yang ditetapkan pemerintah tentang wajib belajar
12 tahun. Hal ini dibuktikan dengan beberapa narasumber
yang saya wawancarai adalah lulusan SMA, yang artinya
65

mereka telah mengenyam pendidikan selama 12 tahun


dengan tuntas.

84
Lulusan SMK bang
85
Sa a lulusan SMA.
86
Sa a lulusan SMA sih
87
Lulusan SMA bang
88
Kalo sa a sih lulusan SMA
89
SMA, sa a baru lulus banget kemarin.

Pentingnya Pendidikan di Kalangan Remaja


Kelurahan Pondok Rajeg
Seperti yang sudah kita ketahui pendidikan
merupakan suatu tindakan yang diberikan kepada seseorang
agar semua kualitas pada diri setiap orang terus tumbuh dan
berkembang menjadi lebih baik. Pentingnya pendidikan
juga sangat disadari oleh kalangan remaja Kelurahan
Pondok Rajeg. Begitu juga yang dipaparkan oleh para
narasumber remaja-remaja yang ada di Kelurahan Pondok
Rajeg

Ya penting bangetlah mas, karena kan kalau kita misalkan


mau dapet kerja ya harus sekolah dulu gitu. Karena kalau
kita gak sekolah dulu, ya kita juga dapet kerjanya jadi

84
Wawancara dengan Iqbal remaja RW 10 Kelurahan Pondok Rajeg pada tanggal 19 Juni 2020
85
Wawancara dengan Lia remaja RW 09 Kelurahan Pondok Rajeg pada tanggal 24 Juni 2020
86
Wawancara dengan Ryan remaja RW 02 Kelurahan Pondok Rajeg pada tanggal 25 Juni 2020
87
Wawancara dengan Jimmy remaja RW 08 Kelurahan Pondok Rajeg pada tanggal 22 Juni 2020
88
Wawancara dengan Bagas remaja RW 05 Kelurahan Pondok Rajeg pada tanggal 23 Juni 2020
89
Wawancara dengan Firdayanti remaja RW 04 Kelurahan Pondok Rajeg pada tanggal 20 Juni
2020
66

tukang parkir misalnya. Kan kalau misalnya kita sekolah,


kita bisa dapet kerjaan ang lebih baik gitu 90

Penting banget sebenernya. Karena menurut saya dengan


adanya pendidikan kita bisa jadi lebih baik, lebih mengerti,
dan wawasannya jadi lebih luas. Cuma kan balik lagi ke
masing-masing orangnya juga. Ada keinginan atau enggak
untuk melanjutkan pendidikannya. 91

Menurut sa a sih penting banget a, karena mau gimana


pun itu dasarnya dari segala-galanya. Maksudnya kalo kita
ga dididik segala macem yang ada malah melenceng
kemana-mana gitu, takutnya kalo misalkan bener-bener ga
dididik ya kaya yang tadi saya bilang, jadi kriminal
jatohn a. 92

Penting sih. Pertama, a kalaupun kita belum kerja sampai


saat ini ya seenggaknya kita ngerti situasi dan kondisi yang
terjadi, ditambah lagi ada punya pengalaman dipendidikan
jadi kita punya dasar gitu loh bang. Kalo kita mau ngapa-
ngapain juga kita tau gitu asumsin a. 93

Ditambah dengan pendapat dari Bapak Rachmat


sekertaris Kelurahan Pondok Rajeg, yang saya wawancarai.

Pendidikan itu penting, soaln a karna ada pendidikan itu


bisa dijadiin modal untuk bersaing dalam rangka meraih
cita-cita 94

Jadi, kesimpulan menurut beberapa narasumber


diatas, pendidikan merupakan hal terpenting dan harus
didapatkan oleh pribadi masing-masing orang. Karena
dengan adanya pendidikan, pribadi seseorang dapat
terbentuk menjadi lebih baik dalam segi wawasan dan
pengetahuan serta akhlak dan moral. Selain untuk

90
Wawancara dengan Firdayanti remaja RW 04 Kelurahan Pondok Rajeg pada tanggal 20 Juni
2020
91
Wawancara dengan Lia remaja RW 09 Kelurahan Pondok Rajeg pada tanggal 24 Juni 2020
92
Wawancara dengan Toni remaja RW 06 Kelurahan Pondok Rajeg pada tanggal 24 Juni 2020
93
Wawancara dengan Guntur remaja RW 07 Kelurahan Pondok Rajeg pada tanggal 23 Juni 2020
94
Wawancara dengan Bapak Rachmat sekertaris Kelurahan pada tanggal 23 Juni 2020
67

membentuk pribadi seseorang, pendidikan juga dapat


mengembangkan semua potensi yang sudah dimilikinya.
Pendidikan juga bisa sebagai jembatan seseorang
dalam menggapai cita-cita, dan meraih segala impiannya.
Banyak orang menganggap dengan dia mengenyam
pendidikan setinggi mungkin dapat merubah nasibnya
terutama dalam segi ekonomi dan tidak menjadi
pengangguran.

Dampak Yang Dirasakan Jika Kurangnya


Pendidikan
Setiap manusia yang menerima pendidikan atau
mendapatkan pendidikan akan menjadi manusia yang ideal.
Karena untuk mencapai manusia yang ideal dibutuhkan
upaya untuk mewujudkannya. Upaya yang dimaksud
adalah melalui upaya pengasuhan, pengajaran, latihan,
bimbingan, dan berbagai bentuk kegiatan lainnya yang
dapat dirangkum dalam istilah pendidikan.
Oleh sebab itu, seseorang sangatlah diharapkan
untuk mendapatkan pendidikan sebaik mungkin. Banyak
dampak yang dapat dirasakan secara signifikan oleh setiap
manusia saat ia mendapatkan pendidikan yang cukup dan
saat ia mendapatkan pendidikan yang kurang. Banyak
dampak negatif yang dirasakan oleh setiap individu saat ia
dengan keadaan kurangnya pendidikan.
Seperti yang telah diutarakan oleh beberapa
narasumber yang saya wawancarai.

Dampakn a ang paling utama pasti susah banget buat


nyari kerja yang enak bang. Pasti kan dia engga punya
wawasan yang cukup buat bisa bersaing sama yang lain.
68

Ditambah latar belakang pendidikannya pasti udah kalah


duluan. 95

Dampakn a ang pertama pasti malu, terus rugi sih pasti


buat diri sendiri. Dia jadi gapunya wawasan, engga bisa
mengasah keterampliannya. Jadi ya yang paling berdampak
buat dia sendiri pas n ari kerja sih bang. 96

Dampakn a sih ang pasti, merugikan diri sendiri banget


sih bang. Apalagi dimasa kayak sekarang gini banyak orang
yang selalu menilai seseorang itu dari latar belakang
pendidikannya. Jadi kalo pendidikannya rendah, ya dia
pasti disepelein aja gitu. Terus, zaman sekarang juga
banyak perusahaan yang kualifikasinya pasti minimal
pendidikannya itu paling rendah ya SMA. Jadi, kalau
misalkan pendidikannya rendah, kemungkinan besar dia
sulit mendapatkan kerja. 97

Menurut narasumber Guntur, Toni, dan Bagas


dampak yang dirasakan jika kita tidak memiliki pendidikan
yang tinggi atau jika kita termasuk kedalam orang-orang
yang kurang beruntung dalam hal pendidikan adalah
dampak-dampak yang negatif. Dampak-dampak tersebut
dapat dirasakan dalam segi apapun. Dalam segi ekonomi,
dengan rendahnya pendidikan individu menjadi sulit dalam
memenuhi kehidupannya sehari-hari. Hal ini dikarenakan
individu tersebut sudah kalah saing untuk mencari
pekerjaan dengan orang lain yang pendidikannya lebih
tinggi.
Kurangnya pendidikan, juga dapat berpengaruh
dalam segi wawasan maupun skill yang dibutuhkan oleh
sebagian besar perusahaan pada saat ini. Dan masalah ini
juga berdampak langsung terhadap psikologis individu

95
Wawancara dengan Guntur remaja RW 07 Kelurahan Pondok Rajeg pada tanggal 23 Juni 2020
96
Wawancara dengan Toni remaja RW 06 Kelurahan Pondok Rajeg pada tanggal 24 Juni 2020
97
Wawancara dengan Bagas remaja RW 05 Kelurahan Pondok Rajeg pada tanggal 23 Juni 2020
69

tersebut, karena sering disepelekan atau dipandang sebelah


mata sehingga menjadi kurang percaya diri.

Dampak Yang Dirasakan Jika Memiliki


Pendidikan Tinggi
Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan
Nasional (UUSPN) No. 20 Tahun 2003 Bab I Pasal I,
pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mengembangkan potensi diri seseorang untuk memiliki
kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan
yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.98
Berdasarkan Undang-Undang tersebut, dengan adanya
pendidikan seseorang akan dapat mengembangkan potensi
pada diri nya secara optimal. Hasil akhir yang didapatkan
oleh seseorang dari pendidikan, tentunya akan berbeda-
beda.
Hal tersebut disebabkan karena setiap individu
memiliki caranya dan perspektifnya masing-masing dalam
mencerna sesuatu. Perbedaan jenjang pendidikan yang
didapatkan juga secara tidak langsung mempengaruhi hasil
akhir seseorang. Sehingga hal tersebut juga akan
memberikan dampak bagi individu tersebut dan juga orang
yang ada di sekitarnya.
Selain kurangnya pendidikan yang memiliki
dampak, menurut narasumber yang saya wawancarai,
tingginya jenjang pendidikan yang didapatkan oleh
seseorang juga memberikan dampak bagi dirinya sendiri
dan juga bagi orang lain.

98
S afril dan Zelhendri Zen, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan , (Depok: Kencana,
2017),h.32
70

Ya bagus juga sih, jadi semangat motivasi buat diri


sendiri. Banyak temen saya yang cerita kalo kantor itu lebih
memilih orang yang sudah ada gelar sarjana nya daripada
lulusan SMA, mereka lebih percaya sama orang yang
lulusan perguruan tinggi. Makanya disitu saya tekankan
kalo pendidikan itu nomer satu, karna semua sekarang
ngeliatnya dari background seseorang. 99

Dampakn a ada positif n a juga sih, karena a mereka


udah punya gelar sarjana dan udah bisa kerja. Jadi bisa
memenuhi kebutuhan dia masing-masing dan bisa
membantu perekonomian di lingkungan juga sih bang, kaya
uang kas dari RT, mungkin kalo orang yang udah bekerja
bisa lebih men umbangkan buat lingkungan. 100

Pasti juga kebawa sih bang, jadi ikut semangat juga buat
kaya orang-orang itu, gak enak juga kan kalo misalkan
nongkrong banyak yang kerja tapi kitanya gak kerja.
Jadin a minder bang. 101

Dari beberapa narasumber Ryan, Iqbal, dan Jimmy


secara tidak langsung dapat kita pahami bahwa sebenarnya
banyak remaja yang sangat menginginkan pendidikan
tinggi. Dan perbedaan jenjang pendidikan juga sangat
berdampak dalam segala aspek.

Faktor Yang Mempengaruhi Putus Sekolah di


Kalangan Remaja Kelurahan Pondok Rajeg
Seperti yang sudah kita ketahui betapa pentingnya
pendidikan, banyak anak-anak bahkan remaja yang sangat
menginginkan mengenyam pendidikan setinggi-tingginya.
Namun, tidak semua orang beruntung dapat mengenyam
bangku pendidikan yang tinggi. Banyak dari mereka yang
tidak dapat melanjutkan pendidikan yang disebabkan oleh

99
Wawancara dengan Ryan remaja RW 02 Kelurahan Pondok Rajeg pada tanggal 25 Juni 2020
100
Wawancara dengan Iqbal remaja RW 10 Kelurahan Pondok Rajeg pada tanggal 19 Juni 2020
101
Wawancara dengan Jimmy remaja RW 08 Kelurahan Pondok Rajeg pada tanggal 22 Juni 2020
71

beberapa hal. Hal serupa juga terjadi pada remaja


Kelurahan Pondok Rajeg.

Dominannya sih ya, kayaknya mah pendapatan


keluarganya. Mungkin ada kendala sama biaya pendidikan.
Bisa jadi juga, karena pergaulan 102

Ban ak faktorn a sih, pertama sih dari dirin a sendiri nih,


mungkin males atau punya pemikiran yang langsung
maunya kerja dan nikah aja gitu. Kedua ya dari eksternal
atau dari orang lain atau dari orang tuanya mungkin yang
segi ekonomin a kurang. 103

Seperti yang dikatakan oleh Widia dan juga Bagas,


banyak faktor yang mempengaruhi putus sekolah. Ada
faktor dari ekonomi, ada juga karena faktor pergaulan.
Selain faktor tersebut, ada juga karena faktor dari diri orang
yang bersangkutan juga. Seperti yang dikatakan oleh
narasumber lainnya.

Ada ang karena faktor orangtuan a juga, yang gak bisa


membiayakan, ada juga yang karena anaknya malas.
Sebenernya kan kalo misalnya faktor biaya orangtuanya
kurang mampu, kalau dianya mau berusaha bisa kan lanjut.
Tapi karena anaknya malas, jadi ya, yaudah langsung
n erah gitu aja 104

Karena ekonomi pertama. Ekonomi keluargan a juga


masih kurang, gak sanggup biayain sekolah, terus juga
kemauan anak-anaknya yang kurang, jadinya dia udah
keburu males. 105

Motivasi, minat, atau kemauan orang yang


bersangkutan juga menjadi salah satu faktor yang

102
Wawancara dengan Widia remaja RW 03 Kelurahan Pondok Rajeg pada tanggal 20 Juni 2020
103
Wawancara dengan Bagas remaja RW 05 Kelurahan Pondok Rajeg pada tanggal 23 Juni 2020
104
Wawancara dengan Firdayanti remaja RW 04 Kelurahan Pondok Rajeg pada tanggal 20 Juni
2020
105
Wawancara dengan Lia remaja RW 09 Kelurahan Pondok Rajeg pada tanggal 24 Juni 2020
72

menyebabkan putus sekolah. Jika ekonomi dan lingkungan


mendukung, namun motivasi atau minat dalam dirinya
untuk sekolah tidak ada, pasti orang tersebut juga akan
merasa sangat berat untuk melanjutkan sekolah.

c) Kemiskinan
Dampak yang Ditimbulkan Akibat Kemiskinan
Kemiskinan merupakan suatu kondisi
ketidakmampuan baik secara individu, kelompok, maupun
keluarga ataupun masalah dalam pembangunan yang
ditandai dengan pengangguran dan keterbelakangan yang
kemudian meningkat menjadi ketimpangan. Sehingga
kondisi ini rentan terhadap timbulnya permasalahan sosial
yang lain.
Kemiskinan di dunia masih belum terselesaikan
masalahnya dengan baik. Pemerintah Indonesia pun
semakin berusaha agar masalah kemiskinan di negeri kita
ini selesai. Salah satu masalah yang ditimbulkan dari
kemiskinan ialah kurangnya pemerataan ekonomi di
Indonesia, mulai dari pendidikan, kesehatan, bahkan
lapangan pekerjaan.
Begitu juga masalah-masalah yang dihadapi oleh
remaja di Kelurahan Pondok Rajeg, yang ditimbulkan dari
kemiskinan. Masalah yang paling utama dirasakan adalah
dari segi ekonomi. Seperti yang dikatakan oleh narasumber
yang saya wawancarai.

Dampaknya banyak sih, yang paling saya rasakan mah


jadi sangat sulit untuk memenuhi kebutuhan pokok 106

106
Wawancara dengan Jimmy remaja RW 08 Kelurahan Pondok Rajeg pada tanggal 22 Juni 2020
73

Wah, ban ak banget sih mas. Yang jelas ban ak hal yang
akhirnya tidak dapat dipenuhi. Entah itu menyebabkan
putus sekolah, gi i buruk, dan ang lainn a. 107

Menurut Jimmy dan Lia, dalam segi ekonomi hal


yang paling dirasakan akibat dari kemiskinan ini adalah
tidak terpenuhinya kebutuhan pokok dalam keluarga.
Kebutuhan pokok yang dimaksud seperti kebutuhan
pangan. Karena kurangnya kebutuhan pangan, hal tersebut
dapat menyebabkan gizi buruk.
Permasalahan dari segi ekonomi yang ditimbulkan
dari kemiskinan juga mempengaruhi terhadap aspek
pendidikan. Karena ketidakmampuannya dalam memenuhi
kebutuhan pokok, hal tersebut juga mempengaruhi kepada
kemampuan untuk memenuhi biaya pendidikan, masih
banyak keluarga yang belum bisa memberikan pendidikan
secara wajib untuk anak-anaknya. Hal serupa juga
dikatakan oleh beberapa narasumber.

Ya itu tadi sih, contohn a ka ak sa a ang gak bisa


ngelanjutin sekolah, terus akhirnya ngehambat semuanya
deh. Terus banyak juga kan jadinya remaja yang bandel,
jadi kriminal gitu. 108

Dampak yang dirasain pasti banyak. Ada yang bisa sampe


engga sekolah gara-gara engga punya biaya, buat makan
juga susah, apalagi kalo lagi sakit, pasti ada aja hambatan
buat berobat. Sekolah aja kehambat, gimana mau kerja
bang. Itu sih dampaknya 109

Dari aspek pendidikan salah satu masalah yang


dihadapi ialah masalah biaya. Mahalnya biaya pendidikan
membuat keluarga tidak sanggup untuk membiayai sekolah.

107
Wawancara dengan Lia remaja RW 09 Kelurahan Pondok Rajeg pada tanggal 24 Juni 2020
108
Wawancara dengan Widia remaja RW 03 Kelurahan Pondok Rajeg pada tanggal 20 Juni 2020
109
Wawancara dengan Toni remaja RW 06 Kelurahan Pondok Rajeg pada tanggal 24 Juni 2020
74

Sehingga dari ketidak sanggupan dalam membiayai


pendidikan, remaja tersebut menjadi putus sekolah dan
akhirnya menjadi kriminal. Seperti halnya yang dikatakan
oleh Ryan yang merupakan narasumber dalam penelitian
ini.

Ban ak sih bang kalo ini dampakn a. Kadang kita juga


ngerasain gimana susahnya buat mau kuliah. Ya ini sih
faktor yang jadinya banyak orang berhenti sekolah, trus
banyaknya kriminal. Gitu sih 110

Semua dampak ataupun permasalahan yang


dihadapi dan dirasakan oleh kalangan remaja Kelurahan
Pondok Rajeg dari kemiskinan ini, sebagian besar berujung
kepada permasalahan sulitnya mencari pekerjaan. Sulitnya
mencari lapangan pekerjaan inilah yang akhirnya membuat
banyak remaja menjadi pengangguran.

d) Kenakalan Remaja
Pemahaman Tentang Kenakalan Remaja
Secara garis besar kenakalan remaja merupakan
suatu penyimpangan perilaku pada remaja. Kenakalan
remaja adalah sebutan kebanyakan orang tentang
kemerosotan moral yang ada pada kalangan remaja saat ini.
Masa remaja merupakan masa transisi dari anak-anak
menuju pada fase orang dewasa. Usia remaja merupakan
usia di mana individu menjadi terintegrasi ke dalam
masyarakat dewasa, suatu usia di mana anak tidak merasa
bahwa dirinya berada di bawah tingkat orang yang lebih tua
melainkan merasa sama, atau paling tidak sejajar.

110
Wawancara dengan Ryan remaja RW 02 Kelurahan Pondok Rajeg pada tanggal 25 Juni 2020
75

Kenakalan remaja dapat disebabkan oleh beberapa


faktor, diantaranya adalah; faktor individu, faktor budaya,
tekanan yang besar dalam masyarakat, salah pergaulan,
selalu me-label-kan anak yang nakal selalu menjadi nakal,
dan faktor gender, dimana sebagian orang beranggapan
bahwa anak laki-laki lebih nakal daripada anak perempuan.
Pada kalangan remaja Kelurahan Pondok Rajeg,
istilah kenakalan remaja juga sudah tidak asing lagi. Saat
saya melontarkan pertanyaan tentang pemahaman
kenakalan remaja, tidak banyak dari mereka yang tidak
mengetahui apa itu kenakalan remaja.

Menurut saya kenakalan remaja itu ya pergaulan yang


menyimpang sih mas. Banyak contohnya sih dari kenakalan
itu, ya kaya narkoba, seks bebas sampe hamil diluar nikah
gitu 111

Yang saya tau nih bang, ya remaja yang bandel sih sehari-
harinya. Bandel pas sekolahnyalah, dirumahnyalah, ya
macem-macem. Contohnya kalo disekolah ya suka ikut
tawuran, bolos, minum-minuman keras, banyak dah
bang. 112

Menurut Widia dan Bagas kenakalan remaja


merupakan perilaku menyimpang yang dilakukan oleh
remaja, baik perilaku tersebut merugikan dirinya sendiri
atau bahkan merugikan orang lain. Perilaku tersebut juga
dapat dilakukan dan ditemukan dimana saja. Bahkan di
lingkungan sekolah pun juga dapat ditemukan perilaku
menyimpang pada remaja.

111
Wawancara dengan Widia remaja RW 03 Kelurahan Pondok Rajeg pada tanggal 20 Juni 2020
112
Wawancara dengan Andriansyah remaja RW 01 Kelurahan Pondok Rajeg pada tanggal 20 Juni
2020
76

Hampir sama halnya yang dikatakan oleh Bagas dan


Lia, yang juga merupakan narasumber yang saya
wawancarai dalam penelitian ini.

Menurut aku sih kenakalan remaja itu perilaku yang engga


sesuai dengan norma yang berlaku dimasyarakat 113

Yang saya tau kenakalan remaja adalah tindakan yang


dilakukan oleh remaja yang gak sesuai dengan budaya
lingkungan kita. 114

Menurut Bagas dan Lia, kenakalan remaja


merupakan sebuah tindakan yang dilakukan oleh remaja
yang menyimpang ataupun tidak sesuai dari budaya dan
norma yang berlaku di lingkungannya. Kalangan remaja di
Kelurahan ini pun juga banyak memberikan contoh dari
perilaku kenakalan remaja itu sendiri.

Contoh yang termasuk ke dalam kenalakan remaja itu bisa


pergaulan bebas, atau kejahatan-kejahatan yang dilakuin
sama remaja-remaja. 115

Entah itu rokok, minuman alkohol, bahkan narkoba


sekalipun remaja sekarang mah udah gampang aksesnya 116

Contohnya ya banyak yang nyoba-nyoba obat narkotika,


minum-minum alcohol, apalagi kalo seks bebas bang, udah
marak banget lah peristiwa kaya gitu. 117

Kutipan-kutipan dari hasil wawancara diatas


membuktikan bahwa remaja Kelurahan Pondok Rajeg
sudah cukup paham dan mengerti tentang perilaku
menyimpang yang terjadi pada kalangan remaja. Mereka

113
Wawancara dengan Lia remaja RW 09 Kelurahan Pondok Rajeg pada tanggal 24 Juni 2020
114
Wawancara dengan Bagas remaja RW 05 Kelurahan Pondok Rajeg pada tanggal 23 Juni 2020
115
Wawancara dengan Iqbal remaja RW 10 Kelurahan Pondok Rajeg pada tanggal 19 Juni 2020
116
Wawancara dengan Ryan remaja RW 02 Kelurahan Pondok Rajeg pada tanggal 25 Juni 2020
117
Wawancara dengan Toni remaja RW 06 Kelurahan Pondok Rajeg pada tanggal 24 Juni 2020
77

sudah mengetahui apa dan bagaimana perilaku


menyimpang remaja atau yang biasa dikenal dengan istilah
kenakalan remaja.

Dampak yang Ditimbulkan dari Kenakalan


Remaja
Perilaku menyimpang yang dilakukan oleh remaja,
kecil atau besar kemungkinan pasti akan menimbulkan
dampak. Entah hal tersebut berdampak pada diri sendiri
ataupun pada orang lain. Banyak dampak yang ditimbulkan
dari perilaku menyimpang ini.

Dampaknya ya malu pasti bang yang pertama, yang kedua


pasti masa depannya sih bang kurang terjamin. Gitu sih
bang 118

Dampaknya ya jadinya banyak remaja jadi kriminal,


akhirnya ya masa depannya bingung sendiri. 119

Dampaknya ya banyak sih mas, salah satunya


mengakibatkan putus sekolah dan akhirnya dia jadi
pengangguran. 120

Dampaknya pasti ke diri dia sendiri ya, entah nanti bikin


malu keluarganya, susah nyari kerja, jadi kriminal, gitu lah
bang. 121

Dampaknya ya jelek sih buat diri sendirinya, malu, cari


penyakit buat badannya sendiri, yang paling kena sih pasti
buat masa depannya. 122

Dampaknya ya ngerugiin buat diri sendiri sama orang lain


sih. 123

118
Wawancara dengan Toni remaja RW 06 Kelurahan Pondok Rajeg pada tanggal 24 Juni 2020
119
Wawancara dengan Firdayanti remaja RW 04 Kelurahan Pondok Rajeg pada tanggal 20 Juni
2020
120
Wawancara dengan Lia remaja RW 09 Kelurahan Pondok Rajeg pada tanggal 24 Juni 2020
121
Wawancara dengan Andriansyah remaja RW 01 Kelurahan Pondok Rajeg pada tanggal 20 Juni
2020
122
Wawancara dengan Ryan remaja RW 02 Kelurahan Pondok Rajeg pada tanggal 25 Juni 2020
78

Berdasarkan ungkapan-ungkapan narasumber di


atas, dampak yang ditimbulkan dari kenakalan remaja ini
sangatlah banyak. Tidak hanya merugikan diri sendiri,
melainkan juga merugikan orang lain. Dampak yang paling
besar yang dirasakan pada diri sendiri adalah dampak
tersebut berujung kepada mengakibatkan menjadi
pengangguran.
Pada remaja usia angkatan kerja, yang seharusnya
mereka sudah dapat bekerja dan menghasilkan uang, karena
melakukan tindakan atau perilaku menyimpang ini,
akhirnya membuat diri mereka sulit untuk mendapatkan
pekerjaan dan menyulitkan diri sendiri.

C. Pembahasan
Bagaimana fenomena pengangguran di kalangan remaja Kelurahan
Pondok Rajeg, Kecamatan Cibinong?
Fenomena pengangguran yang terjadi di kalangan remaja Kelurahan
Pondok Rajeg cukup memprihatinkan, karena angka pengangguran di
kalangan remaja cukup tinggi. Hal ini dibuktikan dengan pernyataan-
pernyataan yang dilontarkan oleh para responden, yaitu kalangan remaja
Kelurahan Pondok Rajeg yang dalam rentan usia 17-20 tahun.
Banyak dari mereka yang mengatakan bahwa masih banyak dari
kalangan remaja Kelurahan Pondok Rajeg yang menganggur atau tidak
bekerja. Hal yang dimaksud menganggur atau tidak bekerja disini adalah
keadaan remaja usia angkatan kerja yang tidak memiliki pekerjaan dan
tidak memiliki penghasilan apapun.
Dampak yang ditimbulkan dari fenomena tersebut sangatlah banyak.
Semua dapat dilihat dari saat peneliti melakukan observasi awal hingga
saat melakukan observasi penelitian. Selain dapat dilihat sendiri oleh

123
Wawancara dengan Iqbal remaja RW 10 Kelurahan Pondok Rajeg pada tanggal 19 Juni 2020
79

peneliti, hal tersebut juga disebutkan oleh para remaja Kelurahan Pondok
Rajeg saat diwawancarai. Mereka menyebutkan bahwa dampak tersebut
mereka lihat dan rasakan sendiri. Banyak remaja yang masih suka
berkerumun pada hari dan pada saat jam kerja disalah satu rumah atau
salah satu tempat berkumpul. Selain itu, tidak sedikit dari mereka yang
akhirnya melakukan tindakan menyimpang, seperti meminum minuman
keras dan balap liar. Bagi para remaja perempuan Kelurahan Pondok
Rajeg, dengan adanya fenomena pengangguran yang terjadi ini, tidak
banyak dari mereka yang memutuskan untuk menikah muda. Sehingga
mereka tidak perlu harus memikirkan untuk mencari pekerjaan.
Fenomena pengangguran yang terjadi pada kalangan remaja Kelurahan
Pondok Rajeg termasuk kedalam pengangguran terbuka. Hal ini dapat
dilihat dari keadaan yang terjadi. Seperti yang dikatakan oleh Ali Ibrahim
Hasyim pada bukunya, pengangguran terbuka merupakan keadaan dimana
meningkatnya jumlah angkatan kerja yang lebih cepat dibandingkan
dengan pertambahan lowongan pekerjaan yang mengakibatkan dalam
perekonomian ini semakin banyak jumlah angkatan kerja yang tidak
memperoleh pekerjaan.
Selanjutnya, dari penelitian-penelitian terdahulu banyak juga yang
membahas tentang fenomena pengangguran. Namun, tidak banyak dari
penelitian terdahulu yang membahas spesifik pada kalangan remaja.
Karena perlu kita ketahui bahwa pembahasan pengangguran sangatlah
luas.

Apa saja fator-faktor yang menyebabkan terjadinya pengangguran di


kalangan remaja Kelurahan Pondok Rajeg?
Faktor-faktor yang mempengaruhi fenomena yang terjadi di kalangan
remaja Kelurahan Pondok Rajeg yaitu, kurangnya pendidikan, kurangnya
skill, faktor ekonomi atau kemiskinan, pernikahan dini, kenakalan remaja,
dan karena adanya pandemi Covid-19. Dari semua yang sudah disebutkan
oleh para remaja, peneliti mengambil beberapa faktor yang paling banyak
80

atau paling besar pengaruhnya terhadap fenomena pengangguran di


kalangan remaja Kelurahan Pondok Rajeg ini. Faktor-faktor tersebut
diantaranya adalah faktor pendidikan, faktor ekonomi atau kemiskinan,
dan kenakalan remaja.
Menurut penelitian terdahulu, faktor-faktor yang mempengaruhi
pengangguran sangatlah beragam. Karena itu semua tergantung dari
kondisi maupun latar belakang dari suatu populasinya. Itu semua terlihat
dari beberapa penelitian yang sudah dilakukan diberbagai daerah maupun
provinsi, tingkat pengangguran yang terjadi dipengaruhi oleh faktor-faktor
yang berbeda-beda. Begitu juga faktor-faktor yang mempengaruhi
pengangguran yang terjadi pada kalangan remaja Kelurahan Pondok Rajeg
Sama hal nya dengan yang dikatakan oleh Arfan Poyoh, Gene H. M.
Kapantow, dan Juliana R. Mendei dalam jurnal mereka yang berjudul
Faktor-Faktor yang mempengaruhi Tingkat Pengangguran Di Provinsi
Sulawesi Utara . Mereka men ebutkan bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi pengangguran di Povinsi tersebut adalah tingkat upah,
inflasi, dan pertumbuhan PDRB. Berbeda dengan Placenta Abshar Wijaya,
John Suprihanto, dan Bagus Ri ono dam jurnal ang berjudul Analisis
Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Pengangguran dan Urbanisasi Pemuda
di Desa Tamansari Kecamantan Karangmoncol Kabupaten Purbalingga
Provinsi Jawa Tengah . Mereka menjelaskan dalam jurnaln a,
pengangguran ang terjadi di daerah tersebut karena banyaknya pemuda
Desa yang tidak melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi dan
memilih untuk meninggalkan kampung halaman dan merantau ke Ibu
Kota.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa fenomena pengangguran yang terjadi di
kalangan remaja Kelurahan Pondok Rajeg masih sangat banyak. Tidak
sedikit dari mereka yang masih belum mau berusaha lebih keras untuk
mendapatkan pekerjaan. Fenomena yang terjadi dipengaruhi oleh beberapa
faktor, faktor-faktor yang paling besar perannya dalam fenomena ini
adalah pendidikan, ekonomi atau kemiskinan, dan kenakalan remaja.
81

Namun, itu semua tergantung pada kondisi masyarakat dan keadaan


tempat tersebut. Berdasarkan pembagian pengangguran sesuai dengan
cirinya, fenomena pengangguran yang terjadi pada kalangan remaja
Kelurahan Pondok Rajeg ini termasuk kedalam pengangguran terbuka.
Banyak juga penelitian terdahulu yang membahas tentang pengangguran,
namun masih sangat sedikit yang membahas fenomena pengangguran
dikalangan remaja, khususnya remaja dalam rentan usia 17-20 tahun.

D. Keterbatasan Penelitian
Pada penelitian ini, peneliti memiliki beberapa keterbatasan di lapangan
saat penelitian. Adapun keterbatasan tersebut antara lain:
1. Penelitian ini hanya dilakukan pada usia remaja tertentu dan pada
Kelurahan tertentu, yaitu pada remaja usia 17 tahun sampai 21 tahun
Kelurahan Pondok Rajeg saja. Oleh karena itu, untuk penelitian
selanjutnya dapat dilakukan pada beberapa Kelurahan lain di
Kabupaten Bogor untuk membandingkan bagaimana fenomena
pengangguran di Kelurahan lain.
2. Peneliti hanya berfokus pada fenomena pengangguran remaja
Kelurahan Pondok Rajeg, sedangkan fenomena pengangguran tidak
hanya terjadi pada kalangan remaja saja.
3. Remaja Kelurahan Pondok Rajeg kurang terbuka dan kurang antusias
ketika peneliti wawancara sehingga peneliti kurang mendapatkan
informasi yang lebih luas lagi.
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis dan sudah
dipaparkan di bab-bab sebelumnya, maka dalam bab ini penulis akan
menyampaikan kesimpulan-kesimpulan dari penelitian ini sebagai berikut:
1. Fenomena pengangguran yang terjadi di kalangan remaja
Kelurahan Pondok Rajeg masih sangat memprihatinkan. Karena
angka pengangguran yang terjadi di kalangan remaja ini cukup
tinggi. Masih banyak remaja yang belum memiliki pekerjaan dan
tidak memiliki penghasilan. Banyak remaja yang asik berkerumun
pada hari dan pada jam kerja. Remaja yang berkerumun ini,
mengaku bahwa mereka memang tidak memiliki pekerjaan
ataupun kesibukan yang berarti. Tidak sedikit dari mereka juga
yang akhirnya menyibukkan diri mereka dengan hal-hal yang
menyimpang, seperti balapan liar ataupun berpesta minuman
alkohol.
2. Adanya fenomena pengangguran yang terjadi di kalangan remaja
ini, tentu ada faktor-faktor yang mempengaruhinya. Faktor-faktor
tesebut dapat disimpulkan menjadi tiga faktor, diantaranya adalah
faktor pendidikan, faktor ekonomi atau kemiskinan, dan faktor
kenakalan remaja.

B. Implikasi
Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dipaparkan sebelumnya
terkait dengan fenomena pengangguran di kalangan remaja Kelurahan
Pondok Rajeg. Berikut merupakan temuan yang diperoleh, implikasi dari
hasil penelitian ini adalah:

82
83

1. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya fenomena


pengangguran di kalangan remaja Kelurahan Pondok Rajeg.
2. Faktor-faktor yang menyebabkan pengangguran di kalangan remaja
Kelurahan Pondok Rajeg, mulai dari faktor pendidikan, ekonomi, dan
kemiskinan, hingga kenakalan remaja saling berhubungan dan saling
keterkaitan dalam mempengaruhi terjadinya fenomena pengangguran
ini.

C. Saran
Setelah peneliti melakukan pemaparan mengenai kesimpulan dan
implikasi di atas, sebagai tindak lanjut bersama dengan ini peneliti
menyampaikan saran untuk dapat menjadi masukan bagi Kelurahan
Pondok Rajeg, khususnya dalam fenomena pengangguran di kalangan
remaja, adapun saran yang diberikan sebagian berikut:
1. Bagi remaja Kelurahan Pondok Rajeg, dalam menghadapi fenomena
pengangguran yang terjadi, remaja harus cukup siap dalam
merencanakan masa depan yang matang. Karena seperti yang sudah
kita ketahui, pada saat ini kita sedang menghadapi era ekonomi
kreatif. Dimana pada era ini, remaja dituntut untuk mengembangkan
skill dan wawasan dengan sangat baik. Oleh sebab itu, dibutuhkan
keinginan dan motivasi dalam diri yang tinggi untuk menempuh
pendidikan setinggi mungkin. Agar tidak terjerumus dalam hal-hal
menyimpang yang menyebabkan kenakalan remaja dan merugikan diri
sendiri juga orang lain.
2. Bagi Kelurahan Pondok Rajeg agar dapat memberikan upaya dan
solusi dalam menghadapi fenomena pengangguran dalam bentuk
pelatihan-pelatihan yang dapat mengembangkan skill para remaja
untuk bekal bagi dirinya dalam menghadapi persaingan dunia kerja.
Serta membuka lebih banyak lapangan pekerjaan di Kelurahan Pondok
Rajeg yang sesuai dengan potensi yang dimiliki oleh Kelurahan.
84

3. Bagi Pemerintah Indonesia, agar dapat menambah lapangan pekerjaan


dan berkoordinasi dengan kepala daerah dimasing-masing wilayah
dalam memaksimalkan sumber daya yang bisa dimanfaatkan untuk
lapangan pekerjaan bagi orang-orang yang ada didaerah tersebut. Serta
menambahkan kurikulum pendidikan yang bertujuan untuk
pengembangan skill yang dibutuhkan oleh para siswa.
4. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat meneliti lebih luas terhadap
fenomena pengangguran di kalangan remaja tidak hanya di Kelurahan
Pondok Rajeg.
85

DAFTAR PUSTAKA
Ali, Mohammad dan Mohammad Arsori. P ik gi Re aja Pe ke ba ga
Pe e a Didik , Jakarta : PT Bumi Aksara, 2017
Alif, Amalia. Pe ga h Pendidikan, Pengangguran dan Ketimpangan Gender
Te hada Ke i ki a di S a e a U a a , Jurnal Vol 3, No.3, 2017
Alyssa, Nur. Da ak S ia Pe ikaha Di i, S di Ka : De a Baji i a a,
Keca a a Ga a gkeke, Kab a e Ba ae g , Skripsi pada UIN
Alauddin Makassar, 2017
Andrianto. Fak -faktor Penyebab Kenakalan Remaja di Lebak Mulya,
Keca a a Ke i g, K a Pa e ba g , Jurnal PAI Raden Fatah, Vol 1,
No.1, 2019
Bungin, Burhan. Me d gi Pe e i ia S ia da Ek iF a -Format
Kuantitatif dan Kualitatif untuk Studi Sosiologi, Kebijakan Publik,
K ika i, Ma aje e , da Pe a a a , Jakarta : Kencana, 2013
Bungin, Burhan. Pe e i ia K a i a if K ikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik,
da I S ia Lai a , Jakarta : Kencana, 2015
Dadan, Sumara dkk. Ke aka a Re aja da Pe a ga a a , Jurnal Penelitian
dan PPM, Vol 4, No.1, 2016
Dariyo, Agoes. P ik gi Pe ke ba ga Re aja , Bogor : Ghalia Indonesia,
2004
Edy, Sungkowo Mulyono, Ke i ki a Pe be da aa Ma a aka ,
Yogyakarta : Penerbit Ombak, 2017
Ekowarni, Endang. Ke aka a Remaja : Suatu Tinjauan Psikologi
Pe ke ba ga , dalam Buletin Psikologi, No.2
Gregory, N. Mankiw, Euston Quah, Peter Wilsom. Pe ga a Ek i Mak ,
Jakarta : Salemba Empat, 2013
Herdiansyah, Haris. Me d gi Penelitian Kuantitatif untuk Ilmu-I S ia ,
Jakarta : Salemba Humanika, 2012
Ibrahim, Ali Hasyim. Ek i Mak , Jakarta : Prenamedia Group, 2016
Kartono, Kartini. Pa gi S ia 2 Ke aka a Re aja , Jakarta : PT Raja
Grafindo Persada, 2017
86

Lexy, J. Moleong. Me d gi Pe e i ia K a i a if , Bandung : PT Remaja


Rosdakarya Offset, 2009
Mudyahardjo, Redja. Pengantar Pendidikan Sebuah Studi Awal Tentang Dasar
Da a Pe didika ada U a da Pe didika di I d e ia , Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada, 2012
Muhdar. P e Ke e agake jaa , Pe ga gg a , da Ke i ki a di
I d e ia , Jurnal Vol 10, No.1, 2016
Murni, Asfia. Ek ika Mak , Bandung : PT Refika Aditama, 2006
Rifai, Mohammad Muslim. Pe ga gg a Te b ka da De e i a a , Jurnal
Ekonomi dan Studi Pembangunan, Vol 15, No.2, 2014
Rustanto, Bambang. Me a ga i Ke i ki a , Bandung : PT Remaja
Rosdakarya, 2015
Sari, Nikmah Nur Isnaini dan Rini Lestari. Kece a a ada Pengangguran
Te didik L a U i e i a , Jurnal Indigenous, Vol.13, No.1, 2015
Sarlito, W. Sarwono. P ik gi Re aja , Depok : PT Raja Grafindo Persada,
2015
Sectio, Yuli Rini. Pe didika : Hakeka , T j a , da P e , 2013
Sugiyono. Me aha i Pe e i ia K a i a if , Bandung : Alfabeta, 2014
Sukirno, Sadono. Ek i Pe ba g a Proses, Masalah, dan Dasar
Kebijaka , Jakarta : Kencana 2006
Sukirno, Sadono. Mak ek i Te i Pe ga a , Jakarta : PT Raja Grafindo
Persada, 2006
Suprihatien. Fe e a Pe gg aa Baha a Keki ia di Kalangan
Maha i a , E-Journal Bahasa, Vol 13, No.2, 2016
Susilawati, Enda. A a i i Fak -Faktor yang Mempengaruhi Lama
Menganggur Tenaga Kerja Terdidik di Kota Bengkulu (Studi Kasus:
Keca a a Ra Ag g) , Skripsi pada Universitas Bengkulu, 2013
Syafril dan Zelhendri Zen. Da a -Da a I Pe didika , Depok : Kencana,
2017
Usman, Husaini dan Purnomo Setiady Akbar. Me d gi Pe e i ia S ia ,
Jakarta : Bumi Aksara, 2017
87

LAMPIRAN-LAMPIRAN
88

Instrumen Wawancara Kepala Kelurahan


Nama : ..............................................
Usia : ..............................................
Status : ..............................................
No. Pertanyaan
1. Bagaimana kondisi remaja yang ada di Kelurahan Pondok Rajeg?
2. Berapa banyak remaja yang melanjutkan pendidikan sampai tingkat
perguruan tinggi?
3. Apa rata-rata pendidikan terakhir para remaja di Kelurahan Pondok
Rajeg?
4. Berapa banyak remaja yang putus sekolah di bawah usia 18 tahun?
Mengapa?
5. Apakah menurut bapak pendidikan itu penting?
6. Adakah remaja yang sudah menikah pada rentan usia 17-20 tahun?
Apa alasan mereka menikah di usia muda?
7. Berapa jumlah remaja yang sudah bekerja pada rentan usia 17 20
tahun?
8. Berapa jumlah remaja yang menganggur pada rentan usia 17 20
tahun?
9. Apa saja faktor yang mempengaruhi jumlah pengangguran pada
kalangan remaja di Kelurahan Pondok Rajeg?
10. Apa saja dampak yang dirasakan oleh Kelurahan dari maraknya
pengangguran di kalangan remaja? Mengapa demikian?
11. Apa saja solusi yang ditawarkan oleh Kelurahan dalam mengatasi
fenomena tersebut?
89

Instrumen Wawancara Remaja


Nama : ..............................................
Usia : ..............................................
RW : ..............................................
No. Pertanyaan
1. Apa yang kamu ketahui tentang pengangguran?
2. Apakah kamu bekerja? Jika tidak, mengapa?
3. Bagaimana menurut kamu tentang pengangguran di kalangan remaja di
kelurahan ini?
4. Dampak apa yang kamu rasakan dari pengangguran yang terjadi di
kelurahan ini?
5. Apa saja faktor yang mempengaruhi pengangguran di kalangan remaja?
6. Apa jenjang pendidikan terakhir kamu?
7. Menurut kamu seberapa penting pendidikan di kalangan remaja?
8. Dampak apa yang kamu rasakan jika setiap remaja di kelurahan ini
berpendidikan tinggi?
9. Lalu, dampak apa saja yang dirasakan jika kurangnya pendidikan di
kalangan remaja?
10. Berapa banyak remaja di kelurahan ini yang putus sekolah?
11. Apa yang mempengaruhi remaja putus sekolah di kelurahan ini?
12. Apa saja dampak yang dapat ditimbulkan dari kemiskinan?
13. Apa yang kamu ketahui tentang kenakalan remaja? Dan apa
dampaknya?
90

Lampiran Transkip Wawancara Narasumber

Wawancara ke : 1 (Satu)
Hari Tanggal : 19 Juni 2020
Nama : Iqbal Saputra
Usia : 19 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
RW : 10
1. Apa yang kamu ketahui tentang pengangguran?
Jawab: Pengangguran itu orang yang engga kerja, bener-bener engga
punya kerja, entah itu dari kerjaan tetap, ataupun serabutan
2. Apakah kamu bekerja? Jika tidak, mengapa?
Jawab: Lagi engga nih bang. Pertama ya karena emang lagi kaya gini nih
covid jadi belum bisa kerja dan dulu juga pas lagi sekolah agak bandel gitu
saya orangnya.
3. Bagaimana menurut kamu tentang pengangguran di kalangan remaja di
kelurahan ini?
Jawab: Banyak juga sih yang nganggur dan rata-rata sih kaya saya bang
masih nganggur juga, dan faktornya pun masih sama. Mungkin dulu pas
sekolahnya cabut-cabutan atau bandel dan juga kurang pinter lah dalam
masalah pendidikan.
4. Dampak apa yang kamu rasakan dari pengangguran yang terjadi di
kelurahan ini?
Jawab: Parah sih bang, kalo nganggur ya buat makan aja susah bang. Saya
juga sama temen-temen yang disini juga bingung dilain sisi kita juga butuh
buat makan, butuh buat kehidupan pribadilah, tapi dilain sisi juga kita
belum bisa buat bekerja gitu, karena mungkin ya pengaruh dari saya
sewaktu sekolah dulu. Jadinya ya gini dampaknya, malu sama tetangga,
kadang juga suka direndahin gitu.
5. Apa saja faktor yang mempengaruhi pengangguran di kalangan remaja?
91

Jawab: Pendidikan sih bang yang pertama, sangat pengaruh banget, kaya
yang tadi saya bilang, perusahaan juga nyari yang udah sarjana dan yang
kedua sih mungkin pribadinya sendiri, mau berusaha atau enggak buat
berubah itu semua, dari yang tadinya males jadi engga males. Dan yang
ketiga itu lingkungan, sangat pengaruh juga sih karena pribadi seseorang
bisa berubah karena pergaulan di lingkungannya.
6. Apa jenjang pendidikan terakhir kamu?
Jawab: Lulusan SMK bang
7. Menurut kamu seberapa penting pendidikan di kalangan remaja?
Jawab: Penting banget bang, karena ya yang saya liat ya perusahaan besar
pun jarang banget dan mungkin hampir ga pernah yang membutuhkan
lulusan SMA atau SMK. Mungkin ya rata-rata yang dibutuhkan yang udah
punya gelar.
8. Dampak apa yang kamu rasakan jika setiap remaja di kelurahan ini
berpendidikan tinggi?
Jawab: Dampaknya ada positif nya juga sih, karena ya mereka udah punya
gelar sarjana dan udah bisa kerja. Jadi bisa memenuhi kebutuhan dia
masing-masing dan bisa membantu perekonomian di lingkungan juga sih
bang, kaya uang kas dari RT, mungkin kalo orang yang udah bekerja bisa
lebih menyumbangkan buat lingkungan.
9. Lalu, dampak apa saja yang dirasakan jika kurangnya pendidikan di
kalangan remaja?
Jawab: Ya jadi engga punya wawasan dan keterampilan sih bang, terus
pemikirannya juga jadi kuno, engga bisa ngikutin perkembangan zaman.
Dan yang jelas jadi susah cari kerja bang
10. Berapa banyak remaja di kelurahan ini yang putus sekolah?
Jawab: Ya lumayan sih bang, cuman kalo putus sekolah SD atau SMP sih
gak ada. Tapi kalo buat remaja kaya saya sih rata-rata SMA atau SMK,
jarang yang gelanjut ke kuliahan.
11. Apa yang mempengaruhi remaja putus sekolah di kelurahan ini?
92

Jawab: Mungkin ada yang males, pengennya langsung kerja buat


menghasilkan duit untuk pribadinya sendiri. Tapi ada juga yang pengaruh
dari faktor keluarga juga, biayanya yang kurang mampu atau semacamnya.
12. Apa saja dampak yang dapat ditimbulkan dari kemiskinan?
Jawab: Jadi adanya kesenjangan sosial. Banyak kebutuhan hidup yang
tidak terpenuhi dan juga yang pasti terhambat bang. Seperti kebutuhan
pokok, pendidikan, maupun dalam sosial juga
13. Apa yang kamu ketahui tentang kenakalan remaja? Dan apa dampaknya?
Jawab: Kalau untuk pengertiannya saya kurang tau bang, tapi kalau contoh
yang termasuk ke dalam kenalakan remaja itu bisa pergaulan bebas, atau
kejahatan-kejahatan yang dilakuin sama remaja-remaja. Dampaknya ya
ngerugiin buat diri sendiri sama orang lain sih.
93

Wawancara ke : 2 (Dua)
Hari Tanggal : 20 Juni 2020
Nama : Firdayanti
Usia : 19 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
RW : 04
1. Apa yang kamu ketahui tentang pengangguran?
Jawab: Pengangguran yang saya tau itu orang yang gak kerja sih mas,
kayak saya gini.
2. Apakah kamu bekerja? Jika tidak, mengapa?
Jawab: Enggak, karenakan saya baru lulus, kemarin juga saya sambil cari-
cari kerja, terus belum ada yang keterima, gitu. Mungkin karena lagi ada
corona juga, kali. Saya juga bingung gitu, sebenernya. Saya tuh pengen
banget kerja, gitu.
3. Bagaimana menurut kamu tentang pengangguran di kalangan remaja di
kelurahan ini?
Jawab: Sebenernya kan banyak juga yang nganggur seperti saya, mungkin
karena juga keadaannya yang enggak memungkinkan untuk bekerja juga,
kali ya. Karena kan juga lagi corona, setau saya banyak juga yang dipecat-
pecatin. Apalagi kita yang baru banget mau melamar kerja juga pasti
susah.
4. Dampak apa yang kamu rasakan dari pengangguran yang terjadi di
kelurahan ini?
Jawab: Dampaknya ya buat saya sendiri, ya namanya baru lulus, saya juga
maunya pengen langsung dapet kerja gitu. Kita juga istilahnya butuh uang
juga buat di kehidupan kita sehari-hari. Terus juga pengen punya
pengalaman kerja
5. Apa saja faktor yang mempengaruhi pengangguran di kalangan remaja?
Jawab: Pendidikannya kurang tinggi, keterampilan orang-orangnya juga
kurang, terus juga mungkin sekarang lagi corona.
6. Apa jenjang pendidikan terakhir kamu?
94

Jawab: SMA, saya baru lulus banget kemarin.


7. Menurut kamu seberapa penting pendidikan di kalangan remaja?
Jawab: Ya penting bangetlah mas, karenakan kalau kita misalkan mau
dapet kerja ya harus sekolah dulu gitu. Karena kalau kita gak sekolah
dulu, ya kita juga dapet kerjanya jadi tukang parkir misalnya. Kan kalau
misalnya kita sekolah, kita bisa dapet kerjaan yang lebih baik gitu
8. Dampak apa yang kamu rasakan jika setiap remaja di kelurahan ini
berpendidikan tinggi?
Jawab: Saya sih merasa insecure atau minder lah ya. Tapi saya mau
bekerja dulu dibandingkan melanjutkan pendidikan
9. Lalu, dampak apa saja yang dirasakan jika kurangnya pendidikan di
kalangan remaja?
Jawab: Dampaknya pasti kurangnya pengetahuan. Kalau misalkan lagi
bahas pengangguran kayak gini, pasti orang yang kurang pendidikan jadi
kalah saing kalau lagi cari kerja. Soalnya kan, perusahaan sekarang pasti
nyarinya orang yang berpendidikan tinggi mas.
10. Berapa banyak remaja di kelurahan ini yang putus sekolah?
Jawab: Engga banyak, tapi ada beberapa.
11. Apa yang mempengaruhi remaja putus sekolah di kelurahan ini?
Jawab: Ada yang karena faktor orangtuanya juga, yang gak bisa
membiayakan . ada juga yang karena anaknya malas. Sebenernya kan kalo
misalnya faktor biaya orangtuanya kurang mampu, kalau dianya mau
berusaha bisa kan lanjut. Tapi karena anaknya malas, jadi ya, yaudah
langsung nyerah gitu aja.
12. Apa saja dampak yang dapat ditimbulkan dari kemiskinan?
Jawab: Banyak mas. Terutama ya kurangnya untuk kebutuhan sehari-hari,
terus pasti sekolah juga kehambat walaupun sekolah itu ada yang gratis.
Terus kan kita juga kalau mau cari kerja harus siapin ini itu, belum kalau
kita kerjanya mau pake relasi.
13. Apa yang kamu ketahui tentang kenakalan remaja? Dan apa dampaknya?
95

Jawab: Kenakalan remaja itu ya remaja yang nakal mas. Banyak sih
remaja yang masih nyebur ke pergaulan bebas gitu. Dampaknya ya jadinya
banyak remaja jadi kriminal, akhirnya ya masa depannya bingung sendiri.
96

Wawancara ke : 3 (Tiga)
Hari Tanggal : 20 Juni 2020
Nama : Andriansyah
Usia : 19 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
RW : 01
1. Apa yang kamu ketahui tentang pengangguran?
Jawab: Pengangguran itu orang yang diem dirumah, gapunya kerjaan, dan
ga punya penghasilan. Kaya saya gitu lah bang
2. Apakah kamu bekerja? Jika tidak, mengapa?
Jawab: Saya engga kerja bang, pertama ya gara-gara corona juga ya bang.
Kedua juga saya lulusannya SMK bang. Rata-rata kan kita nyari kerja
yang punya pendidikannya gitu bang jadi susah juga kita nyari kerja.
3. Bagaimana menurut kamu tentang pengangguran di kalangan remaja di
kelurahan ini?
Jawab: Banyak sih bang yang pengangguran,jadi ya gitu bang banyaknya
pengangguran di desa ini ya jadi sulit gitu. Pertama banyak yang susah
nyari kerja dari corona juga kan, terus juga banyak yang kaya saya yang
cuma lulusan SMK jadi semakin banyak pengangguran bang, jadi ekonomi
disini makin turun gitu bang.
4. Dampak apa yang kamu rasakan dari pengangguran yang terjadi di
kelurahan ini?
Jawab: Dampaknya ya buruk banget bang bagi desa ini. Dampaknya satu
ya kalo yang saya alamin dampaknya jadi saya gak bisa dapet penghasilan
buat saya sendiri gitu bang.
5. Apa saja faktor yang mempengaruhi pengangguran di kalangan remaja?
Jawab: Pertama itu bang dari corona juga bang banyaknya pengangguran,
ya saya mah ngeliat di berita banyak banget tuh malah yang udah kerja di
PHK jadi nganggur lagi kan jadinya makin banyak. Terus ya dari
kurangnya skill juga bang itu parah si, gak punya skill itu makin susah
97

nyari kerja. Dari kemuan dan niat juga sih bang, banyak banget sih yang
ga ada kemauan untuk kerja, jadi ya gitu-gitu aja bang.
6. Apa jenjang pendidikan terakhir kamu?
Jawab: SMK bang
7. Menurut kamu seberapa penting pendidikan di kalangan remaja?
Jawab: Sangat penting sih bang, karena kan sekarang nyari pekerjaan itu
diliat dari pendidikannya bang. Semata-mata misalkan kita ngelamar
pekerjaan ya harus berpendidikan. Buat motivasi sih bang, kalo kita mau
kerja enak ya kita harus berpendidikan tinggi.
8. Dampak apa yang kamu rasakan jika setiap remaja di kelurahan ini
berpendidikan tinggi?
Jawab: Bagus bang, kalo remaja disini udah banyak yang berpendidikan
tinggi ya bagus untuk ekonomi disini. Tapi salah satu hal buat saya ya
minder juga si bang, jadi minder buat sayanya gitu, saya lulusan SMK
gini-gini aja kok makin susah gitu bang.
9. Lalu, dampak apa saja yang dirasakan jika kurangnya pendidikan di
kalangan remaja?
Jawab: Orang yang kurang pendidikannya pasti susah banget bang nyari
kerja. Dari latar belakangnya juga bisa kalah saing, ditambah pasti dia gak
punya wawasan. Apalagi zaman sekarang udah canggih, takutnya sih jadi
gaptek bang.
10. Berapa banyak remaja di kelurahan ini yang putus sekolah?
Jawab: Banyak banget bang yang putus sekolah
11. Apa yang mempengaruhi remaja putus sekolah di kelurahan ini?
Jawab: Yang pertama sih ekonomi bang dari keluarga mereka gak mampu
untuk ngelanjutin pendidikannya. Kedua juga, mungkin kemauan dari
merekanya juga kurang bang, jadi dia putus sekolah gitu aja.
12. Apa saja dampak yang dapat ditimbulkan dari kemiskinan?
Jawab: Ini banyak banget pasti dampaknya bang, mulai dari kurangnya
kebutuhan sehari-hari dia, kurangnya pendidikan, engga bisa berobat
dengan enak dirumah sakit. Banyak sih bang
98

13. Apa yang kamu ketahui tentang kenakalan remaja? Dan apa dampaknya?
Jawab: Yang saya tau nih bang, ya remaja yang bandel sih sehari-harinya.
Bandel pas sekolahnyalah, dirumahnyalah, ya macem-macem. Contohnya
kalo disekolah ya suka ikut tawuran, bolos, minum-minuman keras,
banyak dah bang. Dampaknya pasti ke diri dia sendiri ya, entah nanti
bikin malu keluarganya, susah nyari kerja, jadi kriminal, gitu lah bang.
99

Wawancara ke : 4 (Empat)
Hari Tanggal : 20 Juni 2020
Nama : Widia Septianingsih
Usia : 20 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
RW : 03
1. Apa yang kamu ketahui tentang pengangguran?
Jawab: Pengangguran itu ya setau saya orang yang ga kerja sih mas, ya
ada beberapa penyebab kenapa dia nganggur, macem-macem sih
2. Apakah kamu bekerja? Jika tidak, mengapa?
Jawab: Saya tidak bekerja, karena belum ada pekerjaan yang sesuai
dengan saya. Karena sekarang banyak pekerjaan yang mencari lulusan
sarjana. Sedangkan saya cuman lulusan SMP, dan belum ada niatan untuk
ngelanjutin sekolah paket.
3. Bagaimana menurut kamu tentang pengangguran di kalangan remaja di
kelurahan ini?
Jawab: Untuk sekarang pengangguran dikelurahan ini sepertinya cukup
banyak. Apalagi dimasa pandemi seperti sekarang ini banyak orang-orang
juga yang di PHK dan banyak yang tertunda dalam proses penerimaan
pegawai baru
4. Dampak apa yang kamu rasakan dari pengangguran yang terjadi di
kelurahan ini?
Jawab: Dampaknya banyak, yang pasti tidak ada pemasukan dan
minimnya pengalaman bekerja
5. Apa saja faktor yang mempengaruhi pengangguran di kalangan remaja?
Jawab: Yang pertama itu tadi ada pendidikan, lowongan pekerjaan juga
kurang, keinginan bekerja juga belum ada, dan masih belum peka terhadap
dirinya sendiri gitu sih.
6. Apa jenjang pendidikan terakhir kamu?
100

Jawab: Jenjang pendidikan terakhir saya SMP, soalnya dulu saya waktu
SMA kelas 1 berhenti sekolah, karena engga punya biaya untuk
melanjutkan sekolah, karna biaya sekolahnya juga cukup mahal
7. Menurut kamu seberapa penting pendidikan di kalangan remaja?
Jawab: Sangat penting, karena zaman sekarang banyak hal yang dinilai
dari jenjang pendidikan terakhir seseorang. Tapi balik lagi ke masing-
masing orangnya sih.
8. Dampak apa yang kamu rasakan jika setiap remaja di kelurahan ini
berpendidikan tinggi?
Jawab: Bagus dong, karena mereka punya rasa kekhawatiran akan
pendidikan dan haus akan pendidikan. Bagus sih sebenarnya. Cuma untuk
saya sendiri, saya belum kepikiran untuk kesana.
9. Lalu, dampak apa saja yang dirasakan jika kurangnya pendidikan di
kalangan remaja?
Jawab: Dampaknya jadi kurang pengetahuan, gak punya keterampilan,
kadang suka dipandang sebelah mata juga sama orang, ya akhirnya gabisa
kerja deh.
10. Berapa banyak remaja di kelurahan ini yang putus sekolah?
Jawab: Ada, tapi gak terlalu banyak gitu lho, mas. Disini sih macem-
macem tingkat pendidikan terakhirnya.
11. Apa yang mempengaruhi remaja putus sekolah di kelurahan ini?
Jawab: Dominannya sih ya, kayaknya mah pendapatan keluarganya.
Mungkin ada kendala sama biaya pendidikan. Bisa jadi juga, karena
pergaulan
12. Apa saja dampak yang dapat ditimbulkan dari kemiskinan?
Jawab: Ya itu tadi sih, contohnya kayak saya yang gak bisa ngelanjutin
sekolah, terus akhirnya ngehambat semuanya deh. Terus banyak juga kan
jadinya remaja yang bandel, jadi kriminal gitu.
13. Apa yang kamu ketahui tentang kenakalan remaja? Dan apa dampaknya?
Jawab: Menurut saya kenakalan remaja itu ya pergaulan yang
menyimpang sih mas. Banyak contohnya sih dari kenakalan itu, ya kaya
101

narkoba, seks bebas sampe hamil diluar nikah gitu. Damapaknya ya malu,
mau sekolah juga bingung pasti gaada yang nerima sekolahnya.
102

Wawancara ke : 5 (Lima)
Hari Tanggal : 22 Juni 2020
Nama : Jimmy Johanes Manuhutu
Usia : 19 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
RW : 08
1. Apa yang kamu ketahui tentang pengangguran?
Jawab: Pengangguran itu orang yang engga punya kerjaan sama sekali,
engga punya pemasukan dalam jangka waktu yang cukup lama
2. Apakah kamu bekerja? Jika tidak, mengapa?
Jawab: Belum sih bang, karena ya baru lulus. Tapi lulusnya tahun kemarin
sih. Belum ngelanar juga karena ya ada corona begini jadinya susah.
3. Bagaimana menurut kamu tentang pengangguran di kalangan remaja di
kelurahan ini?
Jawab: Disini sih lumayan banyak juga bang yang nganggur. Banyak
faktor juga sih, ada yang sekolahnya engga lulus, maksudnya engga
selesaiin gitu bang. Kebanyakan sih itu bang
4. Dampak apa yang kamu rasakan dari pengangguran yang terjadi di
kelurahan ini?
Jawab: Ya jadi kaya kebawa aja gitu bang, jadi ikutan males soalnya
nongkrong mulu anak-anaknya.
5. Apa saja faktor yang mempengaruhi pengangguran di kalangan remaja?
Jawab: Yang pertama sih dirinya sendiri bang, kalo udah males yaudah
keterusan males, trus kedua lingkungan. Kalo lingkungannya gak
mendukung, ya pasti kebawa juga sih bang. Sama duit sih bang, kita kan
mau ngelamar harus butuh persiapan juga bang, kalo gak ada duitnya ya
ga enak juga bang.
6. Apa jenjang pendidikan terakhir kamu?
Jawab: Lulusan SMA bang
7. Menurut kamu seberapa penting pendidikan di kalangan remaja?
103

Jawab: Penting sih bang, buat pengetahuan dan skill untuk nanti kita kerja
bang.
8. Dampak apa yang kamu rasakan jika setiap remaja di kelurahan ini
berpendidikan tinggi?
Jawab: Pasti juga kebawa sih bang, jadi ikut semangat juga buat kaya
orang-orang itu, gak enak juga kan kalo misalkan nongkrong banyak yang
kerja tapi kitanya gak kerja. Jadinya minder bang.
9. Lalu, dampak apa saja yang dirasakan jika kurangnya pendidikan di
kalangan remaja?
Jawab: Yang jelas, cari kerja jadi susah mas. Terus banyak juga orang
yang akhirnya engga mandang orang tersebut, karena engga punya latar
belakang pendidikan yang bagus
10. Berapa banyak remaja di kelurahan ini yang putus sekolah?
Jawab: Lumayan banyak bang.
11. Apa yang mempengaruhi remaja putus sekolah di kelurahan ini?
Jawab: Ada yang kebawa sama tongkrongan bang, disini kan banyak yang
nganggur dan ga sekolah, jadinya kebawa juga bang malah ikut nongkrong
dan jadinya ga ngelanjut deh tuh sekolahnya.
12. Apa saja dampak yang dapat ditimbulkan dari kemiskinan?
Jawab: Dampaknya banyak sih, yang paling saya rasakan mah jadi sangat
sulit untuk memenuhi kebutuhan pokok
13. Apa yang kamu ketahui tentang kenakalan remaja? Dan apa dampaknya?
Jawab: Setau saya kenakalan remaja itu tindakan-tindakan kejahatan yang
dilakukan oleh remaja. Dampaknya itu pasti merugikan diri sendiri dan
orang lain.
104

Wawancara ke : 6 (Enam)
Hari Tanggal : 23 Juni 2020
Nama : Bagas Prayogo
Usia : 20 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
RW : 05
1. Apa yang kamu ketahui tentang pengangguran?
Jawab: Pengangguran yang saya ketahui sih bang, orang yang engga kerja
sama sekali, dia gak punya pemasukan sepeserpun
2. Apakah kamu bekerja? Jika tidak, mengapa?
Jawab: Sekarang sih lagi engga. Ya banyak faktor juga sih, sekarang kan
indonesia lagi sakit nih belum sembuh-sembuh, di sisi lain juga kemarin
banyak juga yang kena PHK, jadi kita mau ngelamar juga kalah saing
jadinya.
3. Bagaimana menurut kamu tentang pengangguran di kalangan remaja di
kelurahan ini?
Jawab: Banyak juga sih kalo di daerah sini, karena ya begitu anak-anaknya
gak pada lanjut kuliah. Pikirannya itu langsung kerja sama kawin aja.
4. Dampak apa yang kamu rasakan dari pengangguran yang terjadi di
kelurahan ini?
Jawab: Jenuh juga sih, liat orang-orang yang nganggur dan saya juga
ngerasain kan. Nyesel juga sih dulu engga ngelanjutin sekolah. Pemikiran
saya tuh cuma nyari duit aja, engga mikir pentingnya pendidikan itu kaya
gimana, sekarang baru terasa gitu.
5. Apa saja faktor yang mempengaruhi pengangguran di kalangan remaja?
Jawab: Pertama sih dari segi malesnya, dari dirinya sendiri yang males.
Yang pertama males kuliah kan, dari males kuliah itu ya jadi susah nyari
pekerjaan makanya dia nganggur. Dan ketika nganggur ya dianya males
juga buat nyari kerjaannya. Selain itu faktor motivasi dari orang tua atau
dari lingkungannya ya kurang,. Padahal mungkin kalo diberi motivasi atau
perhatian lebih pasti lebih mikir gitu orangnya.
105

6. Apa jenjang pendidikan terakhir kamu?


Jawab: Kalo saya sih lulusan SMA
7. Menurut kamu seberapa penting pendidikan di kalangan remaja?
Jawab: Kalo menurut saya pribadi sih penting banget. Dari pendidikan nih
saya ngerasain aja gitu kaya tersisihkan. Temen-temen yang kuliah pada
gampang nyari kerja tapi giliran saya yang lulusan SMA jadinya susah
nyari kerja.
8. Dampak apa yang kamu rasakan jika setiap remaja di kelurahan ini
berpendidikan tinggi?
Jawab: Ya bagus juga kalo kaya gitu, jadi yang lain bisa termotivasi
sebetulnya. Berarti mereka itu pemikirannya panjang bisa melihat kondisi
kedepannya kaya gimana.
9. Lalu, dampak apa saja yang dirasakan jika kurangnya pendidikan di
kalangan remaja?
Jawab: Dampaknya sih yang pasti, merugikan diri sendiri banget sih bang.
Apalagi dimasa kayak sekarang gini banyak orang yang selalu menilai
seseorang itu dari latar belakang pendidikannya. Jadi kalo pendidikannya
rendah, ya dia pasti disepelein aja gitu. Terus, zaman sekarang juga
banyak perusahaan yang kualifikasinya pasti minimal pendidikannya itu
paling rendah ya SMA. Jadi, kalau misalkan pendidikannya rendah,
kemungkinan besar dia sulit mendapatkan kerja.
10. Berapa banyak remaja di kelurahan ini yang putus sekolah?
Jawab: Banyak yang putus sekolah tuh didaerah sini. Mungkin mindset
orangtuanya juga sama kaya orangtua saya, punya anak ya yaudah dilepas
aja gitu diterserahin, harusnya ya diarahin gitu buat kuliah seenggaknya
kuliah sambil kerja gitu.
11. Apa yang mempengaruhi remaja putus sekolah di kelurahan ini?
Jawab: Banyak, pertama sih dari dirinya sendiri nih, mungkin males atau
punya pemikiran yang langsung maunya kerja dan nikah aja gitu. Kedua
ya dari eksternal atau dari orang lain atau dari orang tuanya mungkin yang
segi ekonominya kurang.
106

12. Apa saja dampak yang dapat ditimbulkan dari kemiskinan?


Jawab: Dampaknya banyak banget bang. Bisa dari segi kebutuhan pokok
yang tidak terpenuhi, terus sekolah juga terhambat, untuk kesehatan juga
jadi susah, apalagi engga semua rumah sakit itu kan terima BPJS.
13. Apa yang kamu ketahui tentang kenakalan remaja? Dan apa dampaknya?
Jawab: Yang saya tau kenakalan remaja adalah tindakan yang dilakukan
oleh remaja yang gak sesuai dengan budaya lingkungan kita. Contohnya
tuh seperti memakai narkoba, sex bebas, terus penodongan, atau
pencurian. Dampak yang ditimbulkan itu banyak sih pastinya mas. Entah
itu berdampak pada diri sendiri, atau berdampak kepada orang lain.
107

Wawancara ke : 7 (Tujuh)
Hari Tanggal : 23 Juni 2020
Nama : Guntur Melayu
Usia : 20 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
RW : 07
1. Apa yang kamu ketahui tentang pengangguran?
Jawab: Pengangguran kalau kata saya, orang yang engga kerja dan gak
punya penghasilan karna banyak faktor sih
2. Apakah kamu bekerja? Jika tidak, mengapa?
Jawab: Pernah waktu itu bang kerja, cuman ya gimana bang masih
keasikan nongkrong. Sekarang udah ga kerja, lagi nunggu aja nih, paling
minta tolong orang tua.
3. Bagaimana menurut kamu tentang pengangguran di kalangan remaja di
kelurahan ini?
Jawab: Untuk disini tuh menurut saya pribadi ya bang, masih banyak yang
nganggur. Dan diliatnya jadi ga baik juga sih, diliat tetangga gak enak, trus
diliat sama orang tua masing-masing ya malu, apalagi kalau main kerumah
temen, Cuma ya gimana juga kerjaan sekarang susah bang kalo gak ada
orang dalam.
4. Dampak apa yang kamu rasakan dari pengangguran yang terjadi di
kelurahan ini?
Jawab: Kalo dampak buat saya sendiri ya malu sih bang diliat sama temen-
temen yang sudah kerja. Pernah nih waktu itu nongkorng, ada temen yang
baru pulang kerja, walaupun dia ga ngeledekin kita ya kitanya kan minder
bang. Tapi kalo untuk dampak dilingkungan ini ga baik sih, karena kan
kalo ditanya misalkan mau memajukan lingkungan ini ya harus rapi lah
intinya, enak kan kalo diliat tetangga abis pulang kerja gitu.
5. Apa saja faktor yang mempengaruhi pengangguran di kalangan remaja?
Jawab: Kalo menurut saya yang pertama ya pasti asik nongkorng bang,
trus kedua ya males ngurusin berkas, trus nyari kerjaan juga males, trus
108

gengsi bang, kaya ga percaya sama kerjaannya dibandingin sama kerjaan


orang lain, akhirnya jadinya pengen berhenti kerja terus cari yang lain.
6. Apa jenjang pendidikan terakhir kamu?
Jawab: SMA saya bang
7. Menurut kamu seberapa penting pendidikan di kalangan remaja?
Jawab: Penting sih. Pertama, ya kalaupun kita belum kerja sampai saat ini
ya seenggaknya kita ngerti situasi dan kondisi yang terjadi, ditambah lagi
ada punya pengalaman dipendidikan jadi kita punya dasar gitu loh bang.
Kalo kita mau ngapa-ngapain juga kita tau gitu asumsinya.
8. Dampak apa yang kamu rasakan jika setiap remaja di kelurahan ini
berpendidikan tinggi?
Jawab: Kalo itu sih saya jujur ya bang saya mah orangnya ikhlas,
maksudnya itu ya kalo ada kejadian kaya gitu ya berarti itu rezeki mereka
sih. Jadi ya percaya aja sih bang sama yang diatas kalo udah rezeki.
9. Lalu, dampak apa saja yang dirasakan jika kurangnya pendidikan di
kalangan remaja?
Jawab: Dampaknya yang paling utama pasti susah banget buat nyari kerja
yang enak bang. Pasti kan dia engga punya wawasan yang cukup buat bisa
bersaing sama yang lain. Ditambah latar belakang pendidikannya pasti
udah kalah duluan
10. Berapa banyak remaja di kelurahan ini yang putus sekolah?
Jawab: Dibilang banyak ya engga, dibilang sedikit juga engga, sedang lah
ya
11. Apa yang mempengaruhi remaja putus sekolah di kelurahan ini?
Jawab: Kebanyakan ya ada yang mampu, ada yang kendalanya ga mampu
keluarganya, atau emang ya gak bisa dikekang gitu harus bebas, macam
macam lah bang. Ditambah lagi kan SMA baru kebentuk tuh pergaulan ya
kan.
12. Apa saja dampak yang dapat ditimbulkan dari kemiskinan?
Jawab: Banyak kalo ini, kebutuhan pasti engga bisa dipenuhin, pendidikan
pasti kehambat. Ya ujung-ujungnya pasti susah juga bang buat nyari kerja.
109

13. Apa yang kamu ketahui tentang kenakalan remaja? Dan apa dampaknya?
Jawab: Yah kalo itu saya kurang tau mas, susah juga ngejelasinnya.
Intinya mah remaja yang bandel aja gitu.
110

Wawancara ke : 8 (Delapan)
Hari Tanggal : 24 Juni 2020
Nama : Toni Hermawan
Usia : 19 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
RW : 06
1. Apa yang kamu ketahui tentang pengangguran?
Jawab: Orang yang engga kerja sama sekali, gak ada pemasukannya sama
sekali. Nah itu sih pengangguran kalo menurut saya
2. Apakah kamu bekerja? Jika tidak, mengapa?
Jawab: Saya ga kerja nih saya masih pengangguran dan nyari nyari
pekerjaan. Karna lagi pandemi seperti ini kebanyakan perusahaan malah
mecat karyawannya dibanding dia nyari karyawan yang baru. Jadi sampai
sekarang belum dapat pekerjaan
3. Bagaimana menurut kamu tentang pengangguran di kalangan remaja di
kelurahan ini?
Jawab: Dibilang banyak yang nganggur ya banyak. Karna yang tadi saya
bilang karna pandemi ini rata-rata dikelurahan ini banyak yang kena di
PHK juga.
4. Dampak apa yang kamu rasakan dari pengangguran yang terjadi di
kelurahan ini?
Jawab: Dampak nya ya jadi gak ke kontrol sih, maksudnya kaya uring-
uringan jadi bingung karna ga punya penghasilan. Dampaknya ya paling
jadi kriminal sih.
5. Apa saja faktor yang mempengaruhi pengangguran di kalangan remaja?
Jawab: Itu sih tadi yang pertama pandemi, kita kan gatau nih tiba-tiba ada
musibah kaya gini, karna ya engga Cuma satu orang aja yang kena, tapi
semuanya kena didunia ini. Trus yang kedua mungkin karna emang dianya
juga males mungkin, males dalam arti ya gamau ribetlah intinya. Kan kalo
ngelamar kerja gitu kan banyak berkas-berkas yang harus diurus juga.
Mungkin relasi juga berpengaruh sih, kalo gak ada relasi juga susah
111

banget. Sama kaya saya nih relasi gak ada ya jadinya bingung, jadi yaudah
sampe sekarang saya masih pengangguran.
6. Apa jenjang pendidikan terakhir kamu?
Jawab: Saya lulusan SMA
7. Menurut kamu seberapa penting pendidikan di kalangan remaja?
Jawab: Menurut saya sih penting banget ya, karena mau gimana pun itu
dasarnya dari segala-galanya. Maksudnya kalo kita ga dididik segala
macem yang ada malah melenceng kemana-mana gitu, takutnya kalo
misalkan bener-bener ga dididik ya kaya yang tadi saya bilang, jadi
kriminal jatohnya.
8. Dampak apa yang kamu rasakan jika setiap remaja di kelurahan ini
berpendidikan tinggi?
Jawab: Paling kalah saing kali ya, karna mungkin perusahaan sekarang
diliatnya dari gelar, apalagi saya kan lulusan SMA, beda sama orang-orang
yang punya gelar.
9. Lalu, dampak apa saja yang dirasakan jika kurangnya pendidikan di
kalangan remaja?
Jawab: Dampaknya yang pertama pasti malu, terus rugi sih pasti buat diri
sendiri. Dia jadi gapunya wawasan, engga bisa mengasah
keterampliannya. Jadi ya yang paling berdampak buat dia sendiri pas nyari
kerja sih bang.
10. Berapa banyak remaja di kelurahan ini yang putus sekolah?
Jawab: Kalo dibilang putus sekolah tuh dikit ga terlalu banyak, Cuma
emang kebanyakan disni lulusan SMA sih.
11. Apa yang mempengaruhi remaja putus sekolah di kelurahan ini?
Jawab: Kalo itu mah balik lagi ke keluarganya masing-masing, mungkin
orang tuanya juga cuma mampu sekolahin anaknya sampe segitu.
12. Apa saja dampak yang dapat ditimbulkan dari kemiskinan?
Jawab: Dampak yang dirasain pasti banyak. Ada yang bisa sampe engga
sekolah gara-gara engga punya biaya, buat makan juga susah, apalagi kalo
112

lagi sakit, pasti ada aja hambatan buat berobat. Sekolah aja kehambat,
gimana mau kerja bang. Itu sih dampaknya
13. Apa yang kamu ketahui tentang kenakalan remaja? Dan apa dampaknya?
Jawab: Kalo itu ya banyak sih bang bisa kita liat di lingkungan rumah juga
masih banyak remaja-remaja yang nakal. Contohnya ya banyak yang
nyoba-nyoba obat narkotika, minum-minum alkohol, apalagi kalo seks
bebas bang, udah marak banget lah peristiwa kaya gitu. Dampaknya ya
malu pasti bang yang pertama, yang kedua pasti masa depannya sih bang
kurang terjamin. Gitu sih bang
113

Wawancara ke : 9 (Sembilan)
Hari Tanggal : 24 Juni 2020
Nama : Lia Nuraini
Usia : 20 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
RW : 09
1. Apa yang kamu ketahui tentang pengangguran?
Jawab: Pengangguran itu orang yang gak punya pekerjaan mas. Entah itu
orang yang baru lulus SMA atau kuliah yang masih cari kerja, ataupun
orang yang baru di PHK.
2. Apakah kamu bekerja? Jika tidak, mengapa?
Jawab: Kebetulan enggak kerja. Sebenernya dari kemarin-kemarin udah
nyari juga, sih. Sempet melamar-melamar juga, Cuma, enggak yang
ngeburu-buruin kerja juga, sih. Jadi, yaudah santai aja.
3. Bagaimana menurut kamu tentang pengangguran di kalangan remaja di
kelurahan ini?
Jawab: Ya namanya pengangguran mas, di rumah aja jadinya sehari-hari.
Paling kerja serabutan mungkin. Penganggurannya sih mungkin ada
banyak juga ya.
4. Dampak apa yang kamu rasakan dari pengangguran yang terjadi di
kelurahan ini?
Jawab: Dampaknya yang pasti mereka Cuma menuh-menuhin desa aja,
karena kerjaannya setiap hari ya di rumah.
5. Apa saja faktor yang mempengaruhi pengangguran di kalangan remaja?
Jawab: Ada banyak hal sih. Ada yang kurangnya pendidikan, entah itu
yang lulusan SMP atau SMA seperti saya atau mungkin ya yang tinggal
nunggu jodoh aja gitu seperti saya juga. Karena kan menurut saya, sebagai
perempuan kalau misalkan udah ada yang mau melamar, ya kenapa harus
ditolak. Terus ada juga yang gak punya skill. Terus yang udah menikah
juga banyak seperti teman-teman saya.
6. Apa jenjang pendidikan terakhir kamu?
114

Jawab: Saya lulusan SMA.


7. Menurut kamu seberapa penting pendidikan di kalangan remaja?
Jawab: Penting banget sebenernya. Karena menurut saya dengan adanya
pendidikan kita bisa jadi lebih baik, lebih mengerti, dan wawasannya jadi
lebih luas. Cuma kan balik lagi ke masing-masing orangnya juga. Ada
keinginan atau enggak untuk melanjutkan pendidikannya.
8. Dampak apa yang kamu rasakan jika setiap remaja di kelurahan ini
berpendidikan tinggi?
Jawab: Kalo dampak untuk diri sendiri jadi insecure, gitu lho mas atau
bisa dibiilang minder sendiri. Tapi kalau dampak untuk desa nya, ya
bagus. Jadi desa ini juga punya SDM yang bagus.
9. Lalu, dampak apa saja yang dirasakan jika kurangnya pendidikan di
kalangan remaja?
Jawab: Dampaknya sih yang jelas merugikan bagi remaja nya itu sendiri
mas, dan dampaknya itu bisa berjangka panjang. Terutama untuk masa
depan mereka. Mereka jadi sulit mendapatkan kerja, akhirnya banyak
kebutuhan pokok sehari-hari yang tidak terpenuhi. Gitu sih mas, menurut
saya.
10. Berapa banyak remaja di kelurahan ini yang putus sekolah?
Jawab: Ada sih, tapi gatau tepatnya ada berapa jumlahnya.
11. Apa yang mempengaruhi remaja putus sekolah di kelurahan ini?
Jawab: Karena ekonomi pertama. Ekonomi keluarganya juga masih
kurang, gak sanggup biayain sekolah, terus juga kemauan anak-anaknya
yang kurang, jadinya dia udah keburu males.
12. Apa saja dampak yang dapat ditimbulkan dari kemiskinan?
Jawab: Wah, banyak banget sih mas. Yang jelas banyak hal yang akhirnya
tidak dapat dipenuhi. Entah itu menyebabkan putus sekolah, gizi buruk,
dan yang lainnya.
13. Apa yang kamu ketahui tentang kenakalan remaja? Dan apa dampaknya?
Jawab: Menurut aku sih kenakalan remaja itu perilaku yang engga sesuai
dengan norma yang berlaku dimasyarakat. Contohnya tuh kaya anak yang
115

terjerumus kedalam pergaulan bebas, akhirnya dia hamil diluar nikah dan
mau engga mau harus nikah. Trus selain itu, ada juga yang memakai
narkoba, dan beberapa dari mereka yang melakukan aksi pencurian atau
penodongan. Dampaknya ya banyak sih mas, salah satunya mengakibatkan
putus sekolah dan akhirnya dia jadi pengangguran.
116

Wawancara ke : 10 (Sepuluh)
Hari Tanggal : 25 Juni 2020
Nama : Ryan Abdillah
Usia : 20 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
RW : 02
1. Apa yang kamu ketahui tentang pengangguran?
Jawab: Pengangguran itu orang yang bener-bener engga kerja sih bang
menurut saya.
2. Apakah kamu bekerja? Jika tidak, mengapa?
Jawab: Saya belum kerja sih, karna ya emang belum keterima aja, tapi
udah ngelamar juga kemana-mana
3. Bagaimana menurut kamu tentang pengangguran di kalangan remaja di
kelurahan ini?
Jawab: Sebenernya sih kalo dilingkungan ini udah banyak yang engga
nganggur. Jadi udah pada kerja semua dilingkungan ini rata-rata. Ada yang
udah jadi head manager, supervisor, mungkin kalo disini saya doang yang
telat.
4. Dampak apa yang kamu rasakan dari pengangguran yang terjadi di
kelurahan ini?
Jawab: Ya jadi ga semangat sih cari kerjanya kalo dampak buat diri
sendiri, kan kalo banyak yang nganggur gini jadi banyak juga yang
nongkrong-nongkrong gak jelas.
5. Apa saja faktor yang mempengaruhi pengangguran di kalangan remaja?
Jawab: Yang pertama males, kedua dia masih suka main, ketiga dia gak
dengerin apa kata orang tua, keempat ya emang belum menyiapkan cita
citanya dia, dia gatau kedepannya mau jadi apa
6. Apa jenjang pendidikan terakhir kamu?
Jawab: Saya lulusan SMA sih
7. Menurut kamu seberapa penting pendidikan di kalangan remaja?
117

Jawab: Ternyata kalo buat diumuran saya yang sekarang ini ya itu
sebenernya pendidikan penting banget. Karena itu yang jadi modal utama
seseorang buat bisa keterima kerja dimanapun itu.
8. Dampak apa yang kamu rasakan jika setiap remaja di kelurahan ini
berpendidikan tinggi?
Jawab: Ya bagus juga sih, jadi semangat motivasi buat diri sendiri. Banyak
temen saya yang cerita kalo kantor itu lebih memilih orang yang sudah ada
gelar sarjana nya daripada lulusan SMA, mereka lebih percaya sama orang
yang lulusan perguruan tinggi. Makanya disitu saya tekankan kalo
pendidikan itu nomer satu, karna semua sekarang ngeliatnya dari
background seseorang.
9. Lalu, dampak apa saja yang dirasakan jika kurangnya pendidikan di
kalangan remaja?
Jawab: Dampaknya pasti rugi banget bang buat diri sendiri. Wawasan
kurang, skill juga pasti kurang. Apalagi buat nyari kerja dalam keadaan
kaya gitu, udah pasti banget kalah saing sih
10. Berapa banyak remaja di kelurahan ini yang putus sekolah?
Jawab: Engga terlalu banyak sih, ada beberapa cuma gak banyak
11. Apa yang mempengaruhi remaja putus sekolah di kelurahan ini?
Jawab: Terutama banget dana, terus yang kedua mungkin karna memang
pada dasarnya dia punya masalah keluarga. Kaya gitu sih rata-rata,
makanya orang yang ngalamin kaya gitu jarang yang punya pikiran jauh
atau panjang ke depan.
12. Apa saja dampak yang dapat ditimbulkan dari kemiskinan?
Jawab: Banyak sih bang kalo ini dampaknya. Kadang kita juga ngerasain
gimana susahnya buat mau kuliah. Ya ini sih faktor yang jadinya banyak
orang berhenti sekolah, trus banyaknya kriminal. Gitu sih
13. Apa yang kamu ketahui tentang kenakalan remaja? Dan apa dampaknya?
Jawab: Remaja-remaja yang kaya gitu sih masih banyak yang kita temuin,
apalagi zaman sekarang kan ya, pergaulan udah bebas banget. Entah itu
rokok, minuman alkohol, bahkan narkoba sekalipun remaja sekarang mah
118

udah gampang aksesnya. Dampaknya ya jelek sih buat diri sendirinya,


malu, cari penyakit buat badannya sendiri, yang paling kena sih pasti buat
masa depannya. Gitu aja sih
119

Wawancara ke : 11 (Sebelas)
Hari Tanggal : 3 September 2020
Nama : Rahmawati
Usia : 20 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
RW : 01
1. Apa yang kamu ketahui tentang pengangguran?
Jawab: Pengangguran menurut saya sih orang yang gak punya kerjaan sih
mas.
2. Apakah kamu bekerja? Jika tidak, mengapa?
Jawab: Saya sih sekarang belum kerja mas. Dulu pernah sempet kerja jadi
buruh pabrik, tapi gak saya lanjutin karena capek banget. Terus sekarang
saya mau cari kerja lagi susah banget. Selain dari tingkat pendidikan saya,
saya juga gak punya terlalu banyak skill sih, mas.
3. Bagaimana menurut kamu tentang pengangguran di kalangan remaja di
kelurahan ini?
Jawab: Jujur aja, sebenernya saya kurang tau kalau tentang remaja sini
mas. karena saya juga anaknya kurang bergaul.
4. Dampak apa yang kamu rasakan dari pengangguran yang terjadi di
kelurahan ini?
Jawab: Dampaknya ya kalau buat diri sendiri gak ada sih, mas. Karena
menurut saya, ya itu urusan diiri mereka masing-masing aja mas.
5. Apa saja faktor yang mempengaruhi pengangguran di kalangan remaja?
Jawab: Banyak faktor sih ya mas. bisa dari penididikan, skill, kemauan
untuk kerja yang rendah, dan yang lainnya.
6. Apa jenjang pendidikan terakhir kamu?
Jawab: Saya kebetulan lulusan SMA.
7. Menurut kamu seberapa penting pendidikan di kalangan remaja?
Jawab: Penting banget mas pendidikan buat saya. Karena jaman sekarang
tuh apa-apa dilihat dari tingkat pendidikan terakhirnya mas. semakin tinggi
pendidikan, dinilainya pasti semakin bagus juga.
120

8. Dampak apa yang kamu rasakan jika setiap remaja di kelurahan ini
berpendidikan tinggi?
Jawab: Bagus banget mas. itu bisa jadi motivasi buat yang lainnya buat
ngelanjutin pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi lagi.
9. Lalu, dampak apa saja yang dirasakan jika kurangnya pendidikan di
kalangan remaja?
Jawab: Dampak yang paling dirasain pasti terhadap diri sendiri sih. Karena
kan pasti nantinya yang akan rugi tuh diri dia sendiri mas. Misalnya, jadi
susah dapet kerja, terus wawasannya juga jadi sempit. Gitu sih mas.
10. Berapa banyak remaja di kelurahan ini yang putus sekolah?
Jawab: Saya kurang tau sih mas kalau untuk masalah itu.
11. Apa yang mempengaruhi remaja putus sekolah di kelurahan ini?
Jawab: Kalau untuk di Kelurahan ini mungkin faktor yang paling utama
sih dari segi ekonomi sih mas. karena kurangnya biaya itu yang
menyebabkan mereka gak melanjutkan sekolahnya.
12. Apa saja dampak yang dapat ditimbulkan dari kemiskinan?
Jawab: Wah, banyak sih mas. Yang tadi sudah saya sebutkan juga mas,
jadi banyak yang putus sekolah, terus akhirnya mereka jadi pengangguran.
Kebutuhan juga banyak yang tidak terpenuhi.
13. Apa yang kamu ketahui tentang kenakalan remaja? Dan apa dampaknya?
Jawab: Yang saya ketahui tentang kenakalan remaja itu tindakan-tindakan
yang diluar batas wajar yang dilakukan oleh remaja. Dampaknya untuk
remaja itu sendiri sih pasti negatif mas, gak ada positif nya. Yang jelas
merugikan dirinya sendiri.
121

Wawancara ke : 12 (Dua Belas)


Hari Tanggal : 7 September 2020
Nama : Isti Nur Rohmah
Usia : 20 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
RW : 11
1. Apa yang kamu ketahui tentang pengangguran?
Jawab: Yang saya tau sih tentang pengangguran itu orang yang gak kerja
sama sekali sih mas. Dan dia juga gak punya pemasukan sama sekali. Jadi,
ya bener-bener gak ngapa-ngapain.
2. Apakah kamu bekerja? Jika tidak, mengapa?
Jawab: Sekarang saya lagi gak kerja mas. Karena jujur aja nih mas, skill
saya kayaknya masih kurang, contohnya kaya mengoperasikan komputer
aja masih kaku banget. Mau lanjut kuliah tapi gak punya biayanya mas.
3. Bagaimana menurut kamu tentang pengangguran di kalangan remaja di
kelurahan ini?
Jawab: Saya kurang tau mas kalau tentang pengangguran dikelurahan ini
dari banyaknya, alasannya kenapa, saya kurang tau banyak sih. Tapi ya
ada aja sih mas kalau remaja yang menganggur mah.
4. Dampak apa yang kamu rasakan dari pengangguran yang terjadi di
kelurahan ini?
Jawab: Dampak yang langsung saya rasain ke diri saya sih gak ada. Tapi
paling dampaknya yang paling berasa ya ke diri orang tersebut aja.
5. Apa saja faktor yang mempengaruhi pengangguran di kalangan remaja?
Jawab: Banyak faktor sih mas, bisa dari pendidikan, kurangnya skill dalam
diri seorang tersebut, terus sedikitnya lapangan pekerjaan, ada juga faktor
dalam diri orang itu sendiri yang males mas cari kerja. Tapi kalau menurut
saya, faktor utama itu pendidikan dan kurangnya skill sih mas.
6. Apa jenjang pendidikan terakhir kamu?
Jawab: Kebetulan saya lulusan SMA mas.
7. Menurut kamu seberapa penting pendidikan di kalangan remaja?
122

Jawab: Penting banget mas buat saya. Karena dengan adanya pendidikan
orang tuh bisa memperluas kesempatan dia untuk bekerja sih mas. Apalagi
di zaman sekarang, apa-apa tuh yang diliat dari background
pendidikannya. Cari kerja juga lebih mudah sih mas kayanya.
8. Dampak apa yang kamu rasakan jika setiap remaja di kelurahan ini
berpendidikan tinggi?
Jawab: Menurut saya dampak yang dirasakan jika banyak remaja yang
berpendidikan tinggi sih yang pasti sangat membanggakan orang-orang
sekitarnya ya mas. Apalagi zaman sekarang banyak orang yang
beranggapan orang yang berpendidikan tinggi itu akan sukses, karena
lebih mudah dapat kerjanya.
9. Lalu, dampak apa saja yang dirasakan jika kurangnya pendidikan di
kalangan remaja?
Jawab: Kebalikan dari dampak orang-orang yang berpendidikan tinggi sih
mas. Dampak yang dirasakan pasti gak sebaik saat orang berpendidikan
tinggi
10. Berapa banyak remaja di kelurahan ini yang putus sekolah?
Jawab: Waduh saya kurang tau mas tepatnya berapa jumlahnya. Tapi yang
jelas sih pasti ada kalau didaerah sini.
11. Apa yang mempengaruhi remaja putus sekolah di kelurahan ini?
Jawab: Faktor utama sih kayanya dari segi ekonomi mas. Karena
bagaimana pun yang namanya orang sekolah, mau itu negeri atau swasta
ya butuh biaya juga mas.
12. Apa saja dampak yang dapat ditimbulkan dari kemiskinan?
Jawab: Banyak banget mas dampaknya. Salah satunya ya putus sekolah,
dengan adanya anak yg putus sekolah, masa depan anak itu kan jadi
kurang terjamin. Dan kemungkinan akan jadi pengangguran. Saya aja
yang tamatan SMA susah banget cari kerja.
13. Apa yang kamu ketahui tentang kenakalan remaja? Dan apa dampaknya?
Jawab: Kenakalan remaja itu ya perbuatan atau tindakan yang
menyimpang mas, dan bisa merugikan diri sendiri, masa depan terncam
123

dan bisa merugikan keluarga, terus merugikan orang-orang disekitar juga,


itu sih menurut saya.
124

Wawancara ke : 13 (Tiga Belas)


Hari Tanggal : 9 September 2020
Nama : Hanifah Putri
Usia : 20 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
RW : 01
1. Apa yang kamu ketahui tentang pengangguran?
Jawab: Pengangguran itu menurut saya orang yang gak kerja dan gak
punya penghasilan apa-apa.
2. Apakah kamu bekerja? Jika tidak, mengapa?
Jawab: Saya lagi engga kerja bang. Tamatan SMP kaya saya mau kerja
jadi apa. Ujung-ujungnya ya dirumah aja.
3. Bagaimana menurut kamu tentang pengangguran di kalangan remaja di
kelurahan ini?
Jawab: Pengangguran mah ya ada aja bang pasti disini mah. Beberapa
teman saya juga ada kok yang menganggur, dan beda-beda juga alesannya.
4. Dampak apa yang kamu rasakan dari pengangguran yang terjadi di
kelurahan ini?
Jawab: Kalau dampak pengangguran pasti kerasanya langsung keorangnya
sih bang. Jadi engga punya penghasilan buat menuhin kebutuhannya.
5. Apa saja faktor yang mempengaruhi pengangguran di kalangan remaja?
Jawab: Banyak faktor sih ya bang. Kalau buat saya pribadi, faktor yang
paling mempengaruhi orang menganggur ya dari pendidikan. Engga tau
juga sih kalo menurut orang lain, karena kan ada juga orang yang
nganggur emang ya gara-gara dianya aja males.
6. Apa jenjang pendidikan terakhir kamu?
Jawab: Ya itu tadi yang saya bilang. Saya tamatan SMP, sempet mau
lanjut ke SMA tapi putus ditengah jalan bang.
7. Menurut kamu seberapa penting pendidikan di kalangan remaja?
125

Jawab: Penting banget bang. Saya aja nyesel engga bisa lanjutin
pendidikan. Padahal di zaman sekarang apa-apa kalau mau ngelamar kerja
yang diliat pasti tamatannya. Lulusan SMA aja susah, apalagi saya.
8. Dampak apa yang kamu rasakan jika setiap remaja di kelurahan ini
berpendidikan tinggi?
Jawab: Pasti banyak remaja yang jadi sukses bang didaerah sini. Pasti
udah pada punya kerjaan yang enak. Terus keturunannya juga udah pasti
sukses dah.
9. Lalu, dampak apa saja yang dirasakan jika kurangnya pendidikan di
kalangan remaja?
Jawab: Dampaknya ya yaudah kaya saya aja gitu bang. Pengangguran,
engga punya kerjaan, penghasilan sepeserpun juga engga ada. Terus ya
jadi minder saya nya juga sama yang punya pendidikan tinggi.
10. Berapa banyak remaja di kelurahan ini yang putus sekolah?
Jawab: Saya engga tau bang jumlahnya berapa.
11. Apa yang mempengaruhi remaja putus sekolah di kelurahan ini?
Jawab: Faktor utama sih pastinya ekonomi bang. Contohnya ya saya.
Terus juga mungkin karena anaknya males kali ya, atau ada masalah di
sekolah, akhirnya dikeluarin dari sekolah.
12. Apa saja dampak yang dapat ditimbulkan dari kemiskinan?
Jawab: Kalo ngomongin dampak ya pasti banyak sih bang. Contohnya
saya aja deh, gara-gara engga punya biaya jadinya putus sekolah. Sekarang
juga mau cari kerja susah kan Cuma tamatan SMP.
13. Apa yang kamu ketahui tentang kenakalan remaja? Dan apa dampaknya?
Jawab: Kenakalan remaja itu ya perbuatan atau tindakan yang engga bener
lah bang, yang dilarang sama masyarakat. Contohnya ya narkoba,
pergaulan bebas, banyak dah.
126

Wawancara ke : 14 (Empat Belas)


Hari Tanggal : 10 September 2020
Nama : Nabila Farhana
Usia : 20 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
RW : 01
1. Apa yang kamu ketahui tentang pengangguran?
Jawab: Menurut saya mas, pengangguran itu orang yang engga punya
pekerjaan sekaligus penghasilan.
2. Apakah kamu bekerja? Jika tidak, mengapa?
Jawab: Sekarang sih saya lagi engga kerja mas. Karena sekarang saya
udah nikah, jadi dirumah aja.
3. Bagaimana menurut kamu tentang pengangguran di kalangan remaja di
kelurahan ini?
Jawab: Pengangguran mah ya ada aja mas didaerah sini. Tapi engga tau
ada berapanya. Kalau untuk keadaannya juga saya kurang tau.
4. Dampak apa yang kamu rasakan dari pengangguran yang terjadi di
kelurahan ini?
Jawab: Dampaknya sih yang jelas dia engga punya kerjaan mas, dan jadi
engga punya penghasilan. Tapi dampak itu sih ya kerasanya buat dia yang
menganggur.
5. Apa saja faktor yang mempengaruhi pengangguran di kalangan remaja?
Jawab: Faktor yang memengaruhi pengangguran ya banyak banget mas.
Salah satunya ya pendidikan, tapi ada juga sih yang kaya saya, karena
udah menikah diusia muda gini jadi akhirnya engga sempet buat cari kerja.
Atau ada juga sih karena pribadinya yang emang males.
6. Apa jenjang pendidikan terakhir kamu?
Jawab: Saya tamatan SMA mas.
7. Menurut kamu seberapa penting pendidikan di kalangan remaja?
Jawab: Sebenernya pendidikan itu penting banget. Tapi kalau menurut
saya, lulusan SMA buat perempuan juga udah bagus. Karena saya
127

mikirnya tuh kalau perempuan ya ujung-ujungnya bakalan ngurus rumah


juga.
8. Dampak apa yang kamu rasakan jika setiap remaja di kelurahan ini
berpendidikan tinggi?
Jawab: Dampaknya yang dirasain pasti positif banget. Apalagi buat diri
sendiri, jadi cari kerjaan juga udah kejamin banget mas.
9. Lalu, dampak apa saja yang dirasakan jika kurangnya pendidikan di
kalangan remaja?
Jawab: Kebalikannya sih mas. Buat diri sendiri itu pasti rugi banget, jadi
cari kerja susah dan masa depannya juga jadi engga kejamin.
10. Berapa banyak remaja di kelurahan ini yang putus sekolah?
Jawab: Kalau yang putus sekolah pasti ada mas, tapi gatau jumlahnya
berapa.
11. Apa yang mempengaruhi remaja putus sekolah di kelurahan ini?
Jawab: Banyak faktor sih, tapi yang saya perhatiin sih pasti dari segi
ekonomi. Karena kita juga engga pungkiri sih sekolah tuh pasti perlu biaya
yang lumayan besar juga.
12. Apa saja dampak yang dapat ditimbulkan dari kemiskinan?
Jawab: Banyak sih mas dampaknya. Salah satunya kebutuhan pokok yang
engga terpenuhi, bahkan ya bisa anak-anak putus sekolah gara-gara engga
bisa beli buku, baju, atau uang spp buat yang diswasta.
13. Apa yang kamu ketahui tentang kenakalan remaja? Dan apa dampaknya?
Jawab: Kenakalan remaja menurut saya, remaja yang jatuh dipergaulan
bebas. Contohnya ya dia ikut-ikut narkoba, sex bebas, dan banyak dah
mas.
128

Wawancara ke : 15 (Lima Belas)


Hari Tanggal : 23 Juni 2020
Nama : Rachmat, S.E
Usia : 50 tahun
Profesi : Sekertaris Kelurahan
Tempat : Kelurahan Pondok Rajeg
1. Bagaimana kondisi remaja yang ada di Kelurahan Pondok Rajeg?
Jawab: Untuk kondisi saat ini, ya Alhamdulillah . untuk tingkat pendidikan
para remaja disini ya kebanyakan melanjutkan sampai SMA sih. Untuk
kondisi saat ini yah kita ketahui bahwa ada pandemi covid-19. Jadi banyak
juga perusahaan atau tempat usaha yang tidak dapat melakukan kgiatannya
seperti biasa. Dan ada juga perusahaan yang mengeluarkan sebagian besar
pekerjanya
2. Berapa banyak remaja yang melanjutkan pendidikan sampai tingkat
perguruan tinggi?
Jawab: Untuk yang melanjutkan ke perguruan tinggi ya kurang lebih 20%.
Itu juga karna ada beberapa faktor, ya mungkin biaya
3. Apa rata-rata pendidikan terakhir para remaja di Kelurahan Pondok Rajeg?
Jawab: Yang tadi saya bilang, disini lumayan banyak lulusan SMA sih
4. Berapa banyak remaja yang putus sekolah di bawah usia 18 tahun?
Mengapa?
Jawab: Yang tadi saya bilang, disini lumayan banyak lulusan SMA sih
5. Apakah menurut bapak pendidikan itu penting?
Jawab: Pendidikan itu penting, soalnya karna ada pendidikan itu bisa
dijadiin modal untuk bersaing dalam rangka meraih cita-cita
6. Adakah remaja yang sudah menikah pada rentan usia 17-20 tahun? Apa
alasan mereka menikah di usia muda?
Jawab: Kalau untuk secara resmi terdaftar di Kelurahan sih engga ada ya,
paling mungkin sebagian kecil ada, tapi bukan dibawah urusan dari
kelurahan atau administrasi nya juga engga ada dari kelurahan. Secara
ilegal aja gitu
129

7. Berapa jumlah remaja yang sudah bekerja pada rentan usia 17 20 tahun?
Jawab: Belum banyak sih yang kerja diusia segitu, ada tapi engga banyak.
Dan itu karna faktor lapangan pekerjaan yang sempit dan engga sesuai
dengan kriteria pendidikan yang dicari sama perusahaan itu
8. Berapa jumlah remaja yang menganggur pada rentan usia 17 20 tahun?
Jawab: Banyak sih lumayan, dan faktornya ya tadi yang udah saya jelasin
9. Apa saja faktor yang mempengaruhi jumlah pengangguran pada kalangan
remaja di Kelurahan Pondok Rajeg?
Jawab: Mungkin dari ketersediaan lapangan pekerjaannya ya, sama skill
yang mungkin kurang dimiliki
10. Apa saja dampak yang dirasakan oleh Kelurahan dari maraknya
pengangguran di kalangan remaja? Mengapa demikian?
Jawab: Kalau untuk yang langsung berdampak ke desa ya engga ada.
Paling dampak buat diri sendiri dan keluarganya sih. Dari ekonominya
juga pasti kurang kan kalo ada yang engga kerja.
11. Apa saja solusi yang ditawarkan oleh Kelurahan dalam mengatasi
fenomena tersebut?
Jawab: Kita juga pernah waktu itu mengadakan pelatihan pelatihan yang
diprogramkan dari kabupaten. Dan tujuan adanya pelatihan itu ya ntuk
memberi skill atau pengalaman dalam dunia kerja sih. Ya intinya biar
remaja remaja disini mempunyai modal untuk dia menghadapi saingan-
saingannya diluar sana. Dan alhamdulillah dari pelatihan tersebut remaja-
remaja lumayan antusias, makanya lumayan banyak juga yang ikut
pelatihannya.
130

Lampiran Hasil Observasi

HASIL OBSERVASI FENOMENA PENGANGGURAN


Aktivitas/ kejadian : Mengamati keadaan remaja Kelurahan Pondok Rajeg
Tempat : Kelurahan Pondok Rajeg, Kecamatan Cibinong
Observer/peneliti : Ismail Saleh
Tanggal : 22 - 24 Juni 2020
Dari hasil observasi yang peneliti lakukan dalam fenomena pengangguran
di kalangan remaja Kelurahan Pondok Rajeg yaitu:
1. Aktivitas atau rutinitas keseharian remaja
Aktivitas atau rutinitas keseharian remaja di Kelurahan Pondok Rajeg
sebagian besar menghabiskan waktu kesehariannya hanya di rumah
saja. Hal ini dilihat dari masih banyaknya remaja yang berkumpul di
siang hari maupun malam hari. Tidak terlihat ada kesibukan tersendiri
dalam hal pekerjaan.
2. Pola atau tingkah laku remaja
Pola atau tingkah laku remaja Kelurahan Pondok Rajeg sudah cukup
baik. Tidak ada hal-hal yang menyimpang atau yang bisa disebut
dengan kenakalan remaja. Tingkah laku remaja Kelurahan Pondok
Rajeg masih dalam batas wajar dalam berinteraksi kepada teman
sebaya, maupun orang yang lebih tua. Hal tersebut juga dapat dilihat
dari minimnya kasus kriminal yang dilakukan oleh kalangan remaja di
Kelurahan Pondok Rajeg.
131

Lampiran Dokumentasi

Gambar 1. Wawancara dengan Gambar 2. Wawancara dengan


Ardiansyah (Remaja RW 01) Iqbal (Remaja RW 10)

Gambar 3. Wawancara dengan Ryan Gambar 4. Wawancara dengan


(Remaja RW 02) Guntur (Remaja RW 07)

Gambar 5. Wawancara dengan Toni Gambar 6. Wawancara dengan Bagas


(Remaja RW 06) (Remaja RW 05)
132

Gambar 7. Wawancara dengan Jimmy Gambar 8. Wawancara dengan


(Remaja RW 08) Rahmawati (Remaja RW 01)

Gambar 9. Wawancara dengan Widia Gambar 10. Wawancara dengan


(Remaja RW 03) Firdayanti (Remaja RW 04)

Gambar 11. Wawancara dengan Sekertaris


Kelurahan Pondok Rajeg
133
134
135
136
137
138
139
140
141

Anda mungkin juga menyukai