Kecamatan Cibinong
(Studi Kasus : Remaja di Kelurahan Pondok Rajeg, Kecamatan Cibinong)
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
(S.Pd)
Disusun Oleh :
Ismail Saleh
11150150000087
i
ABSTRACT
ii
KATA PENGANTAR
iii
7. Bapak/ Ibu Dosen dan Staff di lingkungan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, khususnya Tadris Ilmu
Pengetahuan Ilmu Sosial yang banyak membantu saya untuk dapat
melaksanakan penulisan dalam skripsi ini
8. Terima kasih sebesar-besarnya kepada Kelurahan Pondok Rajeg yang
telah mengizinkan penulis meneliti di Kelurahan Pondok Rajeg
9. Terima kasih sebesar-besarnya kepada Kecamatan Cibinong yang telah
mengizinkan penulis meneliti di Kecamatan Cibinong
10. Yang paling utama, selalu memberikan tenaga, moril materil tanpa pamrih,
selama belajar di Universitas yaitu kedua orang tua penulis, Bapak Taufik
Hidayat dan Ibu Ida Royani, serta adik-adik penulis yaitu Andrian dan
Salman
11. Terimakasih kepada HMI Komisariat Tarbiyah, HMJ PIPS Periode 2016
dan 2017, karena saya banyak belajar di organisasi ini
12. Teruntuk sahabat-sahabat saya selama perkuliahan, terutama Anak Sultan,
Zainisme, Sahabat Cemen, Gamananta dan STMJ.
13. Teruntuk kakak-kakak dan abang-abang saya selama diperkuliahan,
khususnya di Fakultas Tarbiyah yang telah membantu saya selama ini
14. Teruntuk sahabat-sahabat saya, yaitu Guntur, Bagus, Reinaldi, Bagas,
serta sahabat-sahabat KongoLand dan SES, yang sudah memberikan
support dan dukungan kepada saya dalam penyelesaian skripsi ini
15. Teruntuk yang selalu menemani, Rizka Farhana Desrilia atas segala waktu
yang telah diluangkan dan perjuangannya selama ini.
Ismail Saleh
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK .............................................................................................................. i
ABSTRACT ............................................................................................................ ii
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
BAB II .................................................................................................................... 8
A. Landasan Teori.................................................................................................... 8
2. Pengangguran ...................................................................................................... 8
3. Remaja .............................................................................................................. 14
4. Pendidikan......................................................................................................... 15
5. Kemiskinan ....................................................................................................... 19
v
B. Penelitian Relevan ............................................................................................ 28
BAB IV ................................................................................................................. 48
C. Pembahasan....................................................................................................... 78
BAB V................................................................................................................... 82
A. Kesimpulan ....................................................................................................... 82
B. Implikasi ........................................................................................................... 82
C. Saran ................................................................................................................. 83
LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................................................. 87
vi
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
DAFTAR LAMPIRAN
ix
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Di negara berkembang pertumbuhan penduduk yang sangat besar
jumlahnya menambah kerumitan masalah pembangunan. Dapatlah dikatakan
bahwa masalah penduduk merupakan salah satu masalah pembangunan yang
paling utama dan paling sukar diatasi. Pada masa ini setiap tahunnya
diperkirakan penduduk dunia bertambah sebanyak 100 sampai 120 juta jiwa,
dan 80 hingga 90 juta merupakan penambahan penduduk di negara
berkembang.1 Pertambahan penduduk yang semakin pesat ini juga bisa
dikatakan salah satu faktor dari permasalahan pengangguran di negara
berkembang, salah satunya adalah Indonesia.
Angka pengangguran terbuka menurut catatan BPS mencapai 8.319.799
juta jiwa pada tahun 2010. Bahkan akibat krisis yang berkepanjangan hingga
tahun 2000, laju angka pengangguran semakin cepat, dari 90 juta angkatan
kerja, terdapat 26 juta pengangguran dan 10 juta setengah pengangguran atau
pengangguran terselubung.2 Pengangguran merupakan masalah yang sangat
kompleks karena mempengaruhi sekaligus dipengaruhi oleh beberapa fakor
yang saling berinteraksi mengikuti pola yang tidak selalu mudah dipahami.
Apabila pengangguran tersebut tidak segera ditangani maka akan berdampak
langsung maupun tidak langsung terhadap kemiskinan, kriminalitas, dan
masalah-masalah sosial politik yang juga semakin meningkat. Pengangguran
menjadi salah satu pembicaraan yang sangat menarik yang dilakukan oleh
seluruh ahli ekonomi diseluruh dunia khususnya di Indonesia. Pengangguran di
Indonesia memang tidak akan bisa terhapuskan tetapi bisa diminimalisir angka
tingkat penganggurannya, karena pengangguran akan menimbulkan kerugian
dan dampak negatif yang sangat besar bagi negara salah satunya adalah
1
Sadono Sukirno, Ekonomi Pembangunan Prose , Ma a ah, da Da a Kebijaka ,
(Jakarta: Kencana, 2006), h.75
2
Sungkowo Ed Mul ono, Ke i ki a Pe be da aa Ma a aka , (Yogyakarta:
Penerbit Ombak, 2017), h.21
1
2
3
Alif Amalia, Pengaruh Pendidikan, Pengangguran dan Ketimpangan Gender Terhadap
Kemiskinan di Sumatera Utara , Vol III No. 3,2017, h.325
4
4
Dadan Sumara, dkk, Kenakalan Remaja dan Penanganann a , Jurnal Penelitian &
PPM, Vol 4, No. 2, 2017, h.346
5
Muhdar, Jurnal dengan Judul Potret Ketenagakerjaan, Pengangguran, dan Kemiskinan
di Indonesia , Vol.XI, No.1, 2016, h.46
5
tinggi tingkat pendidikan dan semakin banyak sertifikat yang dimiliki anak-
anak mereka, maka akan semakin baik pula kesempatan mereka untuk
mendapatkan pekerjaan berpendapatan tinggi dan jaminan hidup yang
memuaskan. Bagi golongan miskin, bahkan pendidikan dianggap sebagai jalan
satu-satunya untuk mengangkat anak-anak mereka dari lembah kemisikinan.
Namun yang terjadi di Kelurahan Pondok Rajeg berbeda dengan argumentasi
di atas. Sesuai dengan data dari Kepala Kelurahan Pondok Rajeg, kalangan
remaja di Kelurahan Pondok Rajeg sebagian besar berpendidikan akhr tingkat
SMA/ Sederajat sesuai dengan tabel yang sudah dicantumkan sebelumnya.
Menurut Saiayudin Sastrawijaya remaja adalah seseorang dalam usianya
belum mampu bertanggung jawab terhadap dirinya maupun lingkungannya,
sehingga remaja harus mempersiapkan diri dalam menghadapinya yang
umumnya dikaitkan dalam usia 12 tahun sampai 18 tahun dan belum menikah.6
Masa remaja merupakan suatu masa yang sangat menentukan karena masa ini
seseorang banyak mengalami perubahan, baik secara fisik maupun psikis
terjadi banyak perubahan tersebut sering menimbulkan kebingungan-
kebingungan atau kegoncangan-kegoncangan jiwa remaja, sehingga ada orang
ang men ebutn a sebagai periode strum and drang atau pubertas.7 Sebab
itu, seharusnya pada usia remaja ini mereka dapat memanfaatkan waktu
mereka dengan semua hal yang positif.
Oleh karena itu, banyaknya fenomena pengangguran di kalangan remaja
khususnya di Kelurahan Pondok Rajeg, maka peneliti tertarik melakukan
penelitian lebih jauh mengenai Fenomena Pengangguran di Kalangan Remaja
Kelurahan Pondok Rajeg, Kecamatan Cibinong .
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka dapat
diidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut:
6
Bintang Pratama A, Perspektif Remaja Tentang Pernikahan Dini (Studi Kasus: di SMA
Negeri 04 Kota Bengkulu) , Skripsi pada Universitas Bengkulu, 2014, h.9
7
Nur Alyssa, Dampak Sosial Pernikahan Dini, Studi Kasus: Desa Bajiminasa,
Kecamatan Gantrangkeke, Kabupaten Bantaeng , Skripsi pada Universitas UIN Alauddin
Makassar, 2017, h.27
6
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan di atas maka batasan masalah
pada penelitian ini adalah banyak remaja usia angkatan kerja yang masih
menganggur di Kelurahan Pondok Rajeg
Untuk lebih spesifik lagi, penulis lebih membatasi pada remaja usia
angkatan kerja yang dalam rentan usia 17-21 tahun yang termasuk kedalam
pengangguran sementara selama 6 bulan di Kelurahan Pondok Rajeg.
D. Rumusan Masalah
Adapun perumusan masalah yang akan menjadi fokus pada penelitian ini
adalah
1. Bagaimana fenomena pengangguran di kalangan remaja Kelurahan
Pondok Rajeg, Kecamatan Cibinong?
2. Apa saja faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya pengangguran di
kalangan remaja Kelurahan Pondok Rajeg?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penulisan penelitian ini adalah
1. Untuk mengetahui bagaimana fenomena pengangguran di kalangan
remaja Kelurahan Pondok Rajeg, Kecamatan Cibinong
2. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya
pengangguran di kalangan remaja Kelurahan Pondok Rajeg,
Kecamatan Cibinong
7
F. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Manfaat Teoritis
Hasil peneltian ini diharapkan bermanfaat sebagai kajian studi dan referensi
dalam bidang ilmu sosiologi khususnya teori yang mengkaji fenomena
masalah yang dihadapi oleh masyarakat.
2. Manfaat Praktis
a. Manfaat bagi Mahasiswa
Mengetahui informasi fenomena-fenomena yang terjadi di masyarakat
dan bisa memahami dampak yang bisa ditimbulkan dari fenomena
tersebut.
b. Manfaat bagi Orangtua
Mengenal dan memahami dampak dari fenomena tersebut agar dapat
mencegah pola pikir yang instant pada anak remaja.
c. Manfaat bagi Universitas
Mengenal fenomena yang sering terjadi dalam kalangan remaja dan bisa
mencegah hal-hal yang bersifat negatif dari adanya fenomena tersebut.
d. Manfaat bagi Penulis
Mengetahui fenomena yang terjadi dalam masyarakat khususnya
kalangan remaja.
e. Manfaat bagi Peneliti Ilmu Sosial
Menjadi sarana untuk mengkaji dan menganalisis masalah dengan teori
yang sama untuk penelitian selanjutnya mengenai fenomena-fenomena
yang terjadi di masyarakat.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Landasan Teori
1. Definisi Fenomena
Definisi fenomena menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah
(1) hal-hal yang dapat disaksikan dengan panca indra dan dapat
diterangkan secara ilmiah; (2) sesuatu yang luar biasa, keajaiban; (3)
fakta, kenyataan: peristiwa itu merupakan fenomena sejarah yang tidak
dapat diabaikan.8 Dapat diartikan fenomena adalah suatu peristiwa atau
suatu kenyataan yang tidak lazim yang terjadi dikalangan masyarakat
yang dapat dilihat, diamati, dan menarik untuk dikaji secara ilmiah.
Oleh karena itu, pengangguran di kalangan remaja bisa
dikategorikan ke dalam suatu fenomena karena bisa dirasakan dan dilihat
secara jelas kejadiaanya di masyarakat.
2. Pengangguran
a. Definisi Pengangguran
Secara umum pengangguran diartikan keadaan yang
menunjukkan suatu sumber daya yang tidak digunakan. Perhatian
terhadap sumber daya yang menganggur lebih dikonsentrasikan pada
tenaga kerja atau guru. Hal ini sangat beralasan karena menurut para
ahli ekonomi bahwa angka statistik pengangguran tenaga kerja
adalah yang lebih wajar sebagai indikator yang dapat dipercaya dari
total pengangguran.9
Pengangguran dapat diartikan suatu keadaan orang-orang yang
tidak mempunyai pekerjaan akan tetapi, sedang mencari pekerjaan.
Setiap orang dikatakan menganggur jika orang tersebut berada dalam
usia angkatan kerja (18-55 tahun) tapi tidak mempunyai pekerjaan
secara rutinitas dan telah melakukan upaya untuk mendapatkan
8
Suprihatien, Jurnal dengan Judul Fenomena Penggunaan Bahasa Kekinian di Kalangan
Mahasiswa , E-Journal Bahasa, Vol.XVIII, No.2, 2016, h.79
9
Ali Ibrahim Has im, Ekonomi Makro , (Jakarta: Prenamedia Group, 2016), h.198
8
9
b. Jenis-Jenis Pengangguran
Banyak istilah dari jenis-jenis pengangguran yang dapat
ditemukan dalam berbagai literatur. Untuk membedakan jenis-jenis
pengangguran, ada dua cara menggolongkannya, yaitu berdasarkan
kepada; (1) sumber atau penyebab; dan (2) ciri pengangguran.12
1. Pengangguran berdasarkan penyebabnya
1) Pengangguran normal atau friksional
Sering kali dikatakan jika dalam suatu perekonomian
terdapat pengangguran dua hingga empat persen dari jumlah
angkatan kerja, maka perekonomian berada dalam kesempatan
kerja penuh (full employment). Pengangguran sebesar dua
hingga empat persen tersebut dipandang sebagai pengangguran
normal atau pengangguran friksional (normal or frictional
unemployment). Oleh karena sulitnya mencari pekerja, maka
banyak perusahaan yang menawarkan gaji yang lebih tinggi.
10
Asfia Murni, Ek ika Mak , (Bandung: PT Refika Aditama, 2006), h.12
11
N. Gregory Mankiw, Euston Quah, Peter Wilson, Pengantar Ekonomi Makro ,
(Jakarta: Salemba Empat, 2012), h.111
12
Ali Ibrahim Has im, Ekonomi Makro , (Jakarta: Prenamedia Group, 2016), h.199
10
13
Ali Ibrahim Hasyim, Ibid, h. 199
14
Sadono Sukirno, Makroekonomi Teori Pengantar , (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2004), h.328
15
N. Gregor Mankiw, Euston Quah, Peter Wilson, Pengantar Ekonomi Makro ,
(Jakarta: Salemba Empat, 2012), h.118
11
16
Ali Ibrahim Has im, Ekonomi Makro , (Jakarta: Prenamedia Group, 2016), h.199
12
2) Pengangguran Tersembunyi
Dibanyak negara berkembang seringkali didapati bahwa
jumlah pekerja dalam suatu kegiatan ekonomi lebih banyak
dari yang sebenarnya diperlukan agar dapat menjalankan
kegiatan dengan efisien, sehingga terjadi pengangguran.
Contoh dari jenis pengangguran ini adalah pada kasus yang
terjadi dirumah-rumah makan atau restoran tertentu yang
terlihat banyak sekali pelayannya yang semestinya tidak
diperlukan. Kelebihan tenaga kerja yang digunakan
digolongkan dalam pengangguran tersembunyi atau
terselubung (disguised unemployment).
3) Pengangguran Musiman
Pengangguran semacam ini terutama terdapat disektor
pertanian dan perikanan. Saat cuaca yang kurang baik
misalnya musim hujan, penyadap karet tidak dapat melakukan
pekerjaannya karena gerah karet akan terbawa air hujan. Pada
musim angin kencang (angin barat) atau waktu terang bulan
nelayan juga tidak dapat melaut mencari ikan. Apabila dalam
masa diatas para penyadap karet, dan nelayan tidak melakukan
pekerjaan lain, mereka terpaksa menganggur. Pengangguran
seperti ini digolongkan sebagai pengangguran musiman
(seasonal unemployment).
4) Setengah Menganggur
Di negara berkembang, migrasi penduduk dari desa ke
kota sangatlah pesat. Sebagai akibatnya tidak semua orang
yang pindah kekota dapat memperoleh pekerjaan dengan
mudah. Ada yang menganggur sepenuh waktu, dan ada juga
yang tidak menganggur namun tidak pula bekerja sepenuh
waktu dan jam kerja mereka lebih rendah dari yang normal.
13
17
Ali Ibrahim Hasyim, Ekonomi Makro , (Jakarta: Prenamedia Group, 2016), h.202
18
Asfia Murni, Ekonomika Makro , (Bandung: PT Refika Aditama, 2006), h.202
14
3. Remaja
a. Pengertian Remaja
Istilah asing yang sering digunakan untuk menunjukkan masa
remaja, menurut Yulia S.D Gunarsa dan Singgih D.Gunarsa dalam
buku Psikologi Perkembangan Remaja antara lain: puberteit/puberty
dan adolescentia. Istilah puberty berasal dari istilah latin, pubertas
yang berarti kelaki-lakian, kedewasaan yang dilandasi oleh sifat dan
tanda-tanda kelaki-lakian. Santrock mendefinisikan pubertas sebagai
masa pertumbuhan tulang-tulang dan kematangan seksual yang
terjadi pada masa awal remaja. Sedangkan menurut Stanley Hall usia
remaja antara 12-23 tahun. Selanjutnya, adolescentia berasal dari
istilah latin, yang berarti masa muda yang terjadi antara 17-30
tahun.19
19
Agoes Dariyo, P ik gi Pe ke ba ga Re aja , (Bogor: Ghalia Indonesia, 2004),
h.13
15
tidak merasa bahwa dirinya berada di bawah tingkat orang yang lebih
tua melainkan merasa sama, atau paling tidak sejajar.20
4. Pendidikan
a. Hakikat Pendidikan
Istilah pendidikan berasal dari bahasa Yunani paendagogi ,
ang akar katan a pais ang berarti anak dan again ang artin a
membimbing. Jadi, paendagogie berarti bimbingan ang diberikan
kepada anak. Dalam bahasa Inggris, pendidikan diterjemahkan
menjadi education . Education berasal dari bahasa Yunani
educare ang berarti membawa keluar ang tersimpan dalam jiwa
anak, untuk dituntun agar tumbuh dan berkembang.21
Dari istilah diatas, dapat kita artikan bahwa pendidikan
merupakan suatu tindakan yang diberikan kepada seseorang agar
20
Mohammad Ali dan Mohammad Asrori, P ik gi Re aja Pe ke ba ga Pe e a
Didik , (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2016), h.9
21
S afril dan Zelhendri Zen, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan , (Depok: Kencana, 2017),
h.26
16
semua kualitas pada diri setiap orang terus tumbuh dan berkembang
menjadi lebih baik. Namun, para ahli atau suatu bangsa memberikan
definisi atau batasan tentang pendidikan itu berbeda-beda,
tergantung bagaimana sudut pandang yang digunakan dalam
memberi arti. Ada yang menjelaskan pendidikan bersifat deskriptif,
yaitu melihat dari proses terjadinya pendidikan itu sendiri tanpa
melihat dari tujuannya. Dan adapula yang menjelaskannya secara
normatif yang lebih melihat kepada hasil tujuannya.
Menurut Ki Hajar Dewantara, pendidikan berarti daya upaya
untuk memajukan bertumbuhnya budi pekerti (kekuatan batin,
karakter), pikiran (intelek dan tubuh anak); dalam Taman Siswa
tidak boleh dipisah-pisahkan bagian-bagian itu supaya kita
memajukan kesempurnaan hidup, kehidupan, dan penghidupan anak-
anak yang kita didik, selaras dengan dunianya.22 Sama halnya
dengan pengertian ang terdapat dalam Dictionary of Education ,
bahwa pendidikan ialah proses dimana seseorang mengembangkan
kemampuan sikap dan bentuk-bentuk tingkah laku lainnya di dalam
masyarakat di mana ia hidup, proses sosial di mana orang
dihadapkan pada pengaruh lingkungan yang terpilih dan terkontrol
(khususnya yang datang dari sekolah), sehingga dia dapat
memperoleh atau mengalami perkembangan kemampuan sosial dan
kemampuan individu yang optimum.23
Adapula yang mengatakan pendidikan adalah segala
pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan dan
sepanjang hidup.24
22
S afril dan Zelhendri Zen, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan , (Depok: Kencana, 2017),
h.30
23
S afril dan Zelhendri Zen, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan , (Depok: Kencana, 2017),
h.31
24
Redja Mud ahardjo, Pengantar Pendidikan Sebuah Studi Awal Tentang Dasar-Dasar
Pe didika ada U a da Pe didika di I d e ia , (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2012), h.3
17
25
S afril dan Zelhendri Zen, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan , (Depok: Kencana, 2017),
h.32
18
26
S afril dan Zelhendri Zen, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan , (Depok: Kencana, 2017),
h.38
27
Yuli Sectio Rini, Jurnal dengan Judul Pendidikan: Hakekat, Tujuan, dan Proses ,
2013, h.9
28
Redja Mud ahardjo, Pengantar Pendidikan Sebuah Studi Awal Tentang Dasar-Dasar
Pe didika ada U a da Pe didika di I d e ia , (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2012), h.5
19
29
Bambang Rustanto, Me a ga i Ke i ki a , (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2015), h.1
30
Sungkowo Edy Mulyono, Ke i ki a Pe be da aa Ma a aka , (Yogyakarta:
Penerbit Ombak, 2017), h.6
31
Sungkowo Edy Mulyono, Ibid, h.9
32
Bambang Rustanto, Me a ga i Ke i ki a , (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2015), h.4
21
33
Bambang Rustanto, Menangani Kemiskinan , (Bandung: PT. Remaja Rosdakar a,
2015), h.4
22
Karakteristik Usia.
Individu Pendidikan.
Status perkawinan.
Suku atau daerah.
6. Kenakalan Remaja
a. Pengertian Kenakalan Remaja
Berdasarkan dari teori sosiogenis, para sosiolog berpendapat
penyebab tingkah laku delinkuen pada anak-anak remaja ini adalah
murni sosiologis atau sosial-psikologis sifatnya. Misalnya
23
34
Kartini Kartono, Pa gi S ia 2 Ke aka a Re aja , (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2017), h.28
35
Endang Ekowarni, Kenakalan Remaja: Suatu Tinjauan Psikologi Perkembangan ,
dalam Buletin Psikologi, No. 2, h.24
36
Ali Muhammad dan Muhammad Asrori, Psikologi Remaja Perkembangan Peserta
Didik , (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2016), h.9
24
37
Andrianto, Faktor-faktor Penyebab Kenakalan Remaja di Lebak Mulyo Kecamatan
Kemuning Kota Palembang , dalam Jurnal PAI Raden Fatah, Vol.1, No.1, 2019, h.83
38
Sarlito W. Sarwono, Psikologi Remaja , (Depok: PT RajaGrafinda Persada, 2015),
h.255
25
39
Kartini Kartono, Pa gi S ia 2 Ke aka a Re aja , (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2017), h. 49
27
40
Sarlito W. Sarwono, Psikologi Remaja , (Depok: PT RajaGrafinda Persada, 2015),
h.256
29
41
Enda Susilawati, Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Lama Menganggur
Tenaga Kerja Terdidik di Kota Bengkulu (Studi Kasus di Kecamatan Ratu Agung) , Skripsi pada
Universitas Bengkulu, 2013
30
42
Mohammad Rifqi Muslim, Pengangguran Terbuka dan Determinann a , Jurnal
Ekonomi dan Studi Pembangunan, Vol.15, No.2, 2014
43
Nikmah Sari Nur Isnaini dan Rini Lestari, Kecemasan pada Pengangguran Terdidik
Lulusan Universitas , Jurnal Indigenous, Vol.13 No.1, 2015
31
44
Arfan Poyoh, Gene H. M. Kapantow, dan Juliana R. Mandei, Faktor-Faktor yang
Mmepengaruhi Tingkat Pengangguran di Provinsi Sulawesi Utara , 2014
45
Placenta Abshar Wijaya, John Suprihanto, dan Bagus Riyono, Analisis Faktor-Faktor
Penyebab Terjadinya Pengangguran dan Urbanisasi Pemuda di Desa Tamansari Kecamatan
Karangmoncol Kabupaten Purbalingga Provinsi Jawa Tengah , Vol 12, No. 1, 2020
32
C. Kerangka Berpikir
Fenomena merupakan suatu peristiwa atau suatu kenyataan yang tidak
lazim yang terjadi di kalangan masyarakat yang dapat dilihat, diamati, dan
menarik untuk dikaji secara ilmiah. Berdasarkan definisinya, ada satu kondisi
ataupun keadaan pada kalangan remaja di Kelurahan Pondok Rajeg yang
sangat menarik untuk dikaji, yaitu tentang pengangguran pada kalangan
remaja angkatan kerja yang dalam rentan usia 17-20 tahun.
Pengangguran merupakan kondisi seseorang yang sama sekali tidak
mempunyai pekerjaan rutinitas ataupun orang yang sedang mencari pekerjaan
dalam usia angkatan kerja yang sudah ditentukan. Begitu juga dengan
keadaan pengangguran yang ada di Kelurahan Pondok Rajeg, khususnya di
kalangan remaja yang dalam rentan usia 17-20 tahun. Pengangguran dibagi
menjadi dua golongan, yaitu pengangguran berdasarkan penyebabnya dan
34
Fenomena
Pengangguran
Terbuka,
Friksional, Siklikal, Tersembunyi,
Struktural, Teknologi Musiman, Setengah
Menganggur
Dampaknya
Kemiskinan
Masyarakat Masalah-
Tidak masalah
Percaya Sosial
Kenakalan
Remaja
36
37
dan Saran
7. Penyusunan
Laporan
Penelitian
B. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode kualitatif.
Metode penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk
memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian
misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain secara holistik,
dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu
konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode
alamiah.46
Metode penelitian ini bersifat deskriptif, yaitu berupa kata-kata,
gambar, dan bukan angka-angka. Dengan demikian, laporan penelitian akan
berisi kutipan-kutipan data untuk memberi gambaran penyajian laporan
tersebut.47 Alasan peneliti menggunakan metode kualitatif deskriptif dalam
penelitiannya, karena peneliti ingin mengetahui dan mengkaji lebih dalam
fenomena dan masalah yang terjadi di masyarakat, khususnya tentang
fenomena pengangguran dikalangan remaja.
C. Subjek Penelitian
Subjek penelitian atau responden adalah orang yang diminta untuk
memberikan keterangan tentang suatu fakta atau pendapat. Subjek penelitian
adalah subjek yang dituju untuk diteliti oleh peneliti. Jadi, bisa diartikan
bahwa subjek penelitian merupakan sumber informasi yang digali untuk
mengungkap fakta-fakta dilapangan.
Penentuan subjek dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh
informasi yang dibutuhkan secara jelas dan mendalam. Penentuan subjek
46
J, Lexy Moleong, Me d gi Pe e i ia K a i a if , (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya Offset, 2016), h.6
47
J, Lexy Moleong, Ibid, h.11
38
b. Wawancara
Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan
penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara
pewawancara dengan responden atau orang yang diwawancara, dengan
48
Husaini Usman dan Purnomo Setiad Akbar, Metodologi Penelitian Sosial , (Jakarta:
Bumi Aksara, 2017), h.52
40
Tabel 3.4
Kisi-Kisi Instrumen Wawancara
No. Indikator Penjelasan Indikator Sumber Data
1. Pengangguran a. Pemahaman mengenai a. Pihak
pengangguran Kelurahan
b. Keadaan pengangguran pada b. Remaja
kalangan remaja di
Kelurahan Pondok Rajeg
c. Dampak akibat menjadi
pengangguran
d. Faktor-faktor yang
mempengaruhi
pengangguran
2. Pendidikan a. Jenjang pendidikan terakhir a. Pihak
remaja Kelurahan Pondok Kelurahan
Rajeg b. Remaja
b. Pentingnya pendidikan di
kalangan remaja Kelurahan
Pondok Rajeg
c. Dampak yang dirasakan jika
kurangnya pendidikan
d. Dampak yang dirasakan jika
memiliki pendidikan tinggi
e. Faktor yang memengaruhi
49
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Sosial dan Ekonomi Format-Format
Kuantitatif dan Kualitatif untuk Studi Sosiologi, Kebijakan Publik, Komunikasi, Manajemen, dan
Pemasaran , (Jakarta: Kencana, 2013), h.133
41
Tabel 3.5
Instrumen Penelitian
No. Indikator Sumber Data Pertanyaan
1. Pengangguran Pihak Kelurahan 1.Berapa jumlah remaja yang
sudah bekerja pada rentan usia
17-20 tahun?
2.Berapa jumlah remaja yang
menganggur pada rentan usia 17-
20 tahun?
3. Apa saja faktor yang
mempengaruhi jumlah
pengangguran pada kalangan
remaja di Kelurahan Pondok
Rajeg?
4. Apa saja dampak yang
dirasakan oleh Kelurahan dari
maraknya pengangguran di
kalangan remaja? Mengapa
demikian?
5. Apa saja solusi yang
42
penting pendidikan di
kalangan remaja?
3. Dampak apa yang kamu
rasakan jika setiap remaja di
kelurahan ini berpendidikan
tinggi?
4. Lalu, dampak apa saja yang
dirasakan jika kurangnya
pendidikan di kalangan
remaja?
5. Berapa banyak remaja di
kelurahan ini yang putus
sekolah?
6. Apa yang mempengaruhi
remaja putus sekolah di
kelurahan ini?
3. Kemiskinan Remaja Apa saja dampak yang dapat
ditimbulkan dari kemiskinan?
4. Kenakalan Remaja Remaja Apa yang kamu ketahui tentang
kenakalan remaja? Dan apa
dampaknya?
c. Dokumentasi
Teknik pengumpulan data dengan dokumentasi ialah pengambilan
data yang diperoleh melalui dokumen-dokumen. Data-data yang
dikumpulkan dengan teknik dokumentasi cenderung merupakan data
sekunder.50
50
Husaini Usman dan Purnomo Setiad Akbar, Metodologi Penelitian Sosial , (Jakarta:
Bumi Aksara, 2017), h.69
44
Tabel 3.6
Dokumen yang Diperlukan
No. Dokumen yang Diperlukan Sumber Dokumen
1. Wawancara 1. Perangkat desa
2. Remaja
2. Foto-foto Remaja
51
Haris Herdians ah, Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-i S ia ,
(Jakarta: Salemba Humanika, 2012), h.158
52
Sugiyono, Me aha i Pe e i ia K a i a if , (Bandung: Alfabeta, 2014), h.88
53
Sugiyono, Ibid, h.91
45
Gambar 3.1
Model Analisis Data Miles dan Huberman
Pada penelitian ini untuk mengolah data peneliti menggunakan tiga
kegiatan analisis, yaitu:
1. Reduksi Data
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang
pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan
polanya. Dalam situasi sosial tertentu, peneliti dalam mereduksi
data mungkin akan memfokuskan pada orang miskin, pekerja
sehari-hari yang dikerjakan, dan rumah tinggalnya.54 Dalam
penelitian ini, peneliti fokus terhadap faktor-faktor yang
mempengaruhi pengangguran pada remaja, dan fenomenanya.
2. Data Display (Penyajian Data)
Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah
mendisplaykan data. Melalui penyajian data ini, maka data
terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan, sehingga akan
semakin mudah. Dengan mendisplay data, akan memudahkan
untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya
berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut.55
54
Sugiyono, Ibid, h.92
55
Sugiyono, Ibid, h.95
46
56
Sugiyono, Ibid, h.99
57
Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan
Ilmu Sosial Lainnya , (Jakarta: Kencana, 2015), h.253
58
Burhan Bungin, Ibid, h.256
47
48
49
Madrasah Ibtida i ah
a) Jumlah Sekolah : 3 buah
b) Jumlah Murid : 600 orang
c) Jumlah Guru : 8 orang
d) Luas Banguan : 800
e) Perpustakaan : 2 buah
3) Sekolah Menengah Pertama (SMP)
Kelurahan Pondok Rajeg sampai saat ini belum memiliki
sarana pendidikan Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN)
maupun Sekolah Menengah Pertama (SMP) swasta. Sarana
pendidikan jenjang menengah pertama yang terdapat pada
Kelurahan Pondok Rajeg adalah Madrasah Tsanawiyah (MTs).
Madrasah Tsanawiyah
a) Jumlah Sekolah : 2 buah
b) Jumlah Murid : 470 orang
c) Jumlah Guru : 13 orang
d) Luas Bangunan : 700
4) Sekolah Menengah Atas (SMA)
Sampai saat ini Kelurahan Pondok Rajeg belum memiliki
sarana pendidikan pada tingkat Sekolah Menengah Atas
(SMA) atau sederajat. Jadi, saat ini semua anak yang berada
pada bangku sekolah SMA atau sederajat bersekolah di luar
Kelurahan Pondok Rajeg.
5) Perguruan Tinggi/Akademi
Sama halnya dengan sarana pendidikan Sekolah Menengah
Atas (SMA), Kelurahan Pondok Rajeg juga belum memiliki
sarana pendidikan dalam jenjang Perguruan Tinggi/
Akademik.
b. Sarana Peribadatan
Sarana peribadatan yang dimiliki oleh Kelurahan Pondok
Rajeg memang belum lengkap, masih ada beberapa sarana
52
B. Data Penelitian
1) Hasil Observasi
Fenomena yang terjadi pada kalangan remaja di Kelurahan Pondok
Rajeg begitu memprihatinkan. Masih banyak ditemukannya remaja-remaja
angkatan kerja yang membuang waktunya dengan sia-sia. Berdasarkan
hasil penelitian yang dibuktikan dengan wawancara, banyak remaja yang
belum mendapatkan pekerjaan maupun bekerja. Seringkali saat peneliti
sedang melakukan observasi, banyak ditemukan remaja-remaja yang
masih suka berkumpul disuatu tempat pada saat hari dan jam kerja.
Saat para remaja diwawancarai, banyak faktor dan alasan yang
disebutkan oleh remaja-remaja Kelurahan Ponodok Rajeg yang
menyebabkan mereka belum mendapatkan pekerjaan atau menjadi
pengangguran. Sebagian besar faktor utama yang disebutkan oleh para
remaja adalah kurangnya pendidikan yang dimiliki oleh remaja tersebut.
Memang angka remaja Kelurahan Pondok Rajeg yang mengenyam
pendidikan sampai S1 masih sangat kecil.
53
59
Wawancara dengan Andriansyah remaja RW 01 Kelurahan Pondok Rajeg pada tanggal 20
Juni 2020
60
Wawancara dengan Widia remaja RW 03 Kelurahan Pondok Rajeg pada tanggal 20 Juni 2020
61
Wawancara dengan Guntur remaja RW 07 Kelurahan Pondok Rajeg pada tanggal 23 Juni 2020
56
62
Wawancara dengan Iqbal remaja RW 10 Kelurahan Pondok Rajeg pada tanggal 19 Juni 2020
57
Ban ak juga sih ang nganggur dan rata-rata sih kaya saya
bang masih nganggur juga, dan faktornya pun masih sama.
Mungkin dulu pas sekolahnya cabut-cabutan atau bandel
dan juga kurang pinter lah dalam masalah pendidikan. 64
63
Wawancara dengan Andriansyah remaja RW 01 Kelurahan Pondok Rajeg pada tanggal 20
Juni 2020
64
Wawancara dengan Iqbal remaja RW 10 Kelurahan Pondok Rajeg pada tanggal 19 Juni 2020
65
Wawancara dengan Widia remaja RW 03 Kelurahan Pondok Rajeg pada tanggal 20 Juni 2020
66
Wawancara dengan Firdayanti remaja RW 04 Kelurahan Pondok Rajeg pada tanggal 20 Juni
2020
58
67
Wawancara dengan Ryan remaja RW 02 Kelurahan Pondok Rajeg pada tanggal 25 Juni 2020
59
68
Wawancara dengan Guntur remaja RW 07 Kelurahan Pondok Rajeg pada tanggal 23 Juni
2020
69
Wawancara dengan Toni remaja RW 06 Kelurahan Pondok Rajeg pada tanggal 24Juni 2020
70
Wawancara dengan Ryan remaja RW 02 Kelurahan Pondok Rajeg pada tanggal 25 Juni 2020
71
Wawancara dengan Andriansyah remaja RW 01 Kelurahan Pondok Rajeg pada tanggal 20
Juni 2020
72
Wawancara dengan Lia remaja RW 09 Kelurahan Pondok Rajeg pada tanggal 24 Juni 2020
60
73
Wawancara dengan Iqbal remaja RW 10 Kelurahan Pondok Rajeg pada tanggal 19 Juni 2020
61
ditolak. Terus ada juga yang gak punya skill. Terus yang
udah menikah juga banyak seperti teman-teman sa a. 74
Sekarang sa a lagi gak kerja mas. Karena jujur aja nih
mas, skill saya kayaknya masih kurang, contohnya kaya
mengoperasikan komputer 75
74
Wawancara dengan Lia remaja RW 09 Kelurahan Pondok Rajeg pada tanggal 24 Juni 2020
75
Wawancara dengan Isti remaja RW 11 Kelurahan Pondok Rajeg pada tanggal 7 September 2020
76
Wawancara dengan Bapak Rachmat sekertaris Kelurahan pada tanggal 23 Juni 2020
62
77
Wawancara dengan Bagas remaja RW 05 Kelurahan Pondok Rajeg pada tanggal 23 Juni 2020
78
Wawancara dengan Jimmy remaja RW 07 Kelurahan Pondok Rajeg pada tanggal 22 Juni 2020
79
Wawancara dengan Guntur remaja RW 08 Kelurahan Pondok Rajeg pada tanggal 23 Juni
2020
80
Wawancara dengan Ryan remaja RW 02 Kelurahan Pondok Rajeg pada tanggal 25 Juni 2020
63
Itu sih tadi ang pertama pandemi, kita kan gatau nih tiba-
tiba ada musibah kaya gini, karna ya engga Cuma satu
orang aja yang kena, tapi semuanya kena didunia ini. Trus
yang kedua mungkin karna emang dianya juga males
mungkin, males dalam arti ya gamau ribetlah intinya. Kan
kalo ngelamar kerja gitu kan banyak berkas-berkas yang
harus diurus juga. Mungkin relasi juga berpengaruh sih,
kalo gak ada relasi juga susah banget. Sama kaya saya nih
relasi gak ada ya jadinya bingung, jadi yaudah sampe
sekarang sa a masih pengangguran. 81
81
Wawancara dengan Toni remaja RW 06 Kelurahan Pondok Rajeg pada tanggal 24 Juni 2020
82
Wawancara dengan Andriansyah remaja RW 01 Kelurahan Pondok Rajeg pada tanggal 20
Juni 2020
83
Wawancara dengan Firdayanti remaja RW 04 Kelurahan Pondok Rajeg pada tanggal 20 Juni
2020
64
b) Pendidikan
Jenjang Pendidikan Terakhir Remaja Kelurahan
Pondok Rajeg
Program pemerintah wajib belajar 12 tahun adalah
sebuah acuan untuk generasi muda bangsa dalam menjalani
pendidikan di Indonesia. Program ini diwajibkan karena
dalam memperoleh pengetahuan dan keterampilan, remaja
dibentuk di sekolah yang memiliki tiga jenjang. Masih
banyak remaja-remaja di Indonesia yang belum sampai
memenuhi wajib belajar dalam 12 tahun.
Program ini dibentuk supaya remaja-remaja yang
ada di Indonesia terpenuhi dalam kebutuhan
pendidikannya. Dan juga dapat memberi bekal remaja-
remaja dalam menjalani kehidupan selanjutnya. Dari 12
tahun wajib belajar kita bisa lihat bahwa remaja-remaja
Indonesia memiliki antusias dalam mengeyam pendidikan,
dan banyak juga remaja-remaja yang sekolah bisa
menemukan jati dirinya dan banyak juga penemuan-
penemuan dalam karya ilmiah yang bisa mengharumkan
nama bangsa. Tidak dari aspek kognitif saja, banyak juga
remaja-remaja yang cemerlang dalam bidang seni dan
olahraga yang berkembang didalam sekolah.
Berdasarkan data Kelurahan Pondok Rajeg,
sebagian besar remaja di Kelurahan ini telah melaksanakan
program yang ditetapkan pemerintah tentang wajib belajar
12 tahun. Hal ini dibuktikan dengan beberapa narasumber
yang saya wawancarai adalah lulusan SMA, yang artinya
65
84
Lulusan SMK bang
85
Sa a lulusan SMA.
86
Sa a lulusan SMA sih
87
Lulusan SMA bang
88
Kalo sa a sih lulusan SMA
89
SMA, sa a baru lulus banget kemarin.
84
Wawancara dengan Iqbal remaja RW 10 Kelurahan Pondok Rajeg pada tanggal 19 Juni 2020
85
Wawancara dengan Lia remaja RW 09 Kelurahan Pondok Rajeg pada tanggal 24 Juni 2020
86
Wawancara dengan Ryan remaja RW 02 Kelurahan Pondok Rajeg pada tanggal 25 Juni 2020
87
Wawancara dengan Jimmy remaja RW 08 Kelurahan Pondok Rajeg pada tanggal 22 Juni 2020
88
Wawancara dengan Bagas remaja RW 05 Kelurahan Pondok Rajeg pada tanggal 23 Juni 2020
89
Wawancara dengan Firdayanti remaja RW 04 Kelurahan Pondok Rajeg pada tanggal 20 Juni
2020
66
90
Wawancara dengan Firdayanti remaja RW 04 Kelurahan Pondok Rajeg pada tanggal 20 Juni
2020
91
Wawancara dengan Lia remaja RW 09 Kelurahan Pondok Rajeg pada tanggal 24 Juni 2020
92
Wawancara dengan Toni remaja RW 06 Kelurahan Pondok Rajeg pada tanggal 24 Juni 2020
93
Wawancara dengan Guntur remaja RW 07 Kelurahan Pondok Rajeg pada tanggal 23 Juni 2020
94
Wawancara dengan Bapak Rachmat sekertaris Kelurahan pada tanggal 23 Juni 2020
67
95
Wawancara dengan Guntur remaja RW 07 Kelurahan Pondok Rajeg pada tanggal 23 Juni 2020
96
Wawancara dengan Toni remaja RW 06 Kelurahan Pondok Rajeg pada tanggal 24 Juni 2020
97
Wawancara dengan Bagas remaja RW 05 Kelurahan Pondok Rajeg pada tanggal 23 Juni 2020
69
98
S afril dan Zelhendri Zen, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan , (Depok: Kencana,
2017),h.32
70
Pasti juga kebawa sih bang, jadi ikut semangat juga buat
kaya orang-orang itu, gak enak juga kan kalo misalkan
nongkrong banyak yang kerja tapi kitanya gak kerja.
Jadin a minder bang. 101
99
Wawancara dengan Ryan remaja RW 02 Kelurahan Pondok Rajeg pada tanggal 25 Juni 2020
100
Wawancara dengan Iqbal remaja RW 10 Kelurahan Pondok Rajeg pada tanggal 19 Juni 2020
101
Wawancara dengan Jimmy remaja RW 08 Kelurahan Pondok Rajeg pada tanggal 22 Juni 2020
71
102
Wawancara dengan Widia remaja RW 03 Kelurahan Pondok Rajeg pada tanggal 20 Juni 2020
103
Wawancara dengan Bagas remaja RW 05 Kelurahan Pondok Rajeg pada tanggal 23 Juni 2020
104
Wawancara dengan Firdayanti remaja RW 04 Kelurahan Pondok Rajeg pada tanggal 20 Juni
2020
105
Wawancara dengan Lia remaja RW 09 Kelurahan Pondok Rajeg pada tanggal 24 Juni 2020
72
c) Kemiskinan
Dampak yang Ditimbulkan Akibat Kemiskinan
Kemiskinan merupakan suatu kondisi
ketidakmampuan baik secara individu, kelompok, maupun
keluarga ataupun masalah dalam pembangunan yang
ditandai dengan pengangguran dan keterbelakangan yang
kemudian meningkat menjadi ketimpangan. Sehingga
kondisi ini rentan terhadap timbulnya permasalahan sosial
yang lain.
Kemiskinan di dunia masih belum terselesaikan
masalahnya dengan baik. Pemerintah Indonesia pun
semakin berusaha agar masalah kemiskinan di negeri kita
ini selesai. Salah satu masalah yang ditimbulkan dari
kemiskinan ialah kurangnya pemerataan ekonomi di
Indonesia, mulai dari pendidikan, kesehatan, bahkan
lapangan pekerjaan.
Begitu juga masalah-masalah yang dihadapi oleh
remaja di Kelurahan Pondok Rajeg, yang ditimbulkan dari
kemiskinan. Masalah yang paling utama dirasakan adalah
dari segi ekonomi. Seperti yang dikatakan oleh narasumber
yang saya wawancarai.
106
Wawancara dengan Jimmy remaja RW 08 Kelurahan Pondok Rajeg pada tanggal 22 Juni 2020
73
Wah, ban ak banget sih mas. Yang jelas ban ak hal yang
akhirnya tidak dapat dipenuhi. Entah itu menyebabkan
putus sekolah, gi i buruk, dan ang lainn a. 107
107
Wawancara dengan Lia remaja RW 09 Kelurahan Pondok Rajeg pada tanggal 24 Juni 2020
108
Wawancara dengan Widia remaja RW 03 Kelurahan Pondok Rajeg pada tanggal 20 Juni 2020
109
Wawancara dengan Toni remaja RW 06 Kelurahan Pondok Rajeg pada tanggal 24 Juni 2020
74
d) Kenakalan Remaja
Pemahaman Tentang Kenakalan Remaja
Secara garis besar kenakalan remaja merupakan
suatu penyimpangan perilaku pada remaja. Kenakalan
remaja adalah sebutan kebanyakan orang tentang
kemerosotan moral yang ada pada kalangan remaja saat ini.
Masa remaja merupakan masa transisi dari anak-anak
menuju pada fase orang dewasa. Usia remaja merupakan
usia di mana individu menjadi terintegrasi ke dalam
masyarakat dewasa, suatu usia di mana anak tidak merasa
bahwa dirinya berada di bawah tingkat orang yang lebih tua
melainkan merasa sama, atau paling tidak sejajar.
110
Wawancara dengan Ryan remaja RW 02 Kelurahan Pondok Rajeg pada tanggal 25 Juni 2020
75
Yang saya tau nih bang, ya remaja yang bandel sih sehari-
harinya. Bandel pas sekolahnyalah, dirumahnyalah, ya
macem-macem. Contohnya kalo disekolah ya suka ikut
tawuran, bolos, minum-minuman keras, banyak dah
bang. 112
111
Wawancara dengan Widia remaja RW 03 Kelurahan Pondok Rajeg pada tanggal 20 Juni 2020
112
Wawancara dengan Andriansyah remaja RW 01 Kelurahan Pondok Rajeg pada tanggal 20 Juni
2020
76
113
Wawancara dengan Lia remaja RW 09 Kelurahan Pondok Rajeg pada tanggal 24 Juni 2020
114
Wawancara dengan Bagas remaja RW 05 Kelurahan Pondok Rajeg pada tanggal 23 Juni 2020
115
Wawancara dengan Iqbal remaja RW 10 Kelurahan Pondok Rajeg pada tanggal 19 Juni 2020
116
Wawancara dengan Ryan remaja RW 02 Kelurahan Pondok Rajeg pada tanggal 25 Juni 2020
117
Wawancara dengan Toni remaja RW 06 Kelurahan Pondok Rajeg pada tanggal 24 Juni 2020
77
118
Wawancara dengan Toni remaja RW 06 Kelurahan Pondok Rajeg pada tanggal 24 Juni 2020
119
Wawancara dengan Firdayanti remaja RW 04 Kelurahan Pondok Rajeg pada tanggal 20 Juni
2020
120
Wawancara dengan Lia remaja RW 09 Kelurahan Pondok Rajeg pada tanggal 24 Juni 2020
121
Wawancara dengan Andriansyah remaja RW 01 Kelurahan Pondok Rajeg pada tanggal 20 Juni
2020
122
Wawancara dengan Ryan remaja RW 02 Kelurahan Pondok Rajeg pada tanggal 25 Juni 2020
78
C. Pembahasan
Bagaimana fenomena pengangguran di kalangan remaja Kelurahan
Pondok Rajeg, Kecamatan Cibinong?
Fenomena pengangguran yang terjadi di kalangan remaja Kelurahan
Pondok Rajeg cukup memprihatinkan, karena angka pengangguran di
kalangan remaja cukup tinggi. Hal ini dibuktikan dengan pernyataan-
pernyataan yang dilontarkan oleh para responden, yaitu kalangan remaja
Kelurahan Pondok Rajeg yang dalam rentan usia 17-20 tahun.
Banyak dari mereka yang mengatakan bahwa masih banyak dari
kalangan remaja Kelurahan Pondok Rajeg yang menganggur atau tidak
bekerja. Hal yang dimaksud menganggur atau tidak bekerja disini adalah
keadaan remaja usia angkatan kerja yang tidak memiliki pekerjaan dan
tidak memiliki penghasilan apapun.
Dampak yang ditimbulkan dari fenomena tersebut sangatlah banyak.
Semua dapat dilihat dari saat peneliti melakukan observasi awal hingga
saat melakukan observasi penelitian. Selain dapat dilihat sendiri oleh
123
Wawancara dengan Iqbal remaja RW 10 Kelurahan Pondok Rajeg pada tanggal 19 Juni 2020
79
peneliti, hal tersebut juga disebutkan oleh para remaja Kelurahan Pondok
Rajeg saat diwawancarai. Mereka menyebutkan bahwa dampak tersebut
mereka lihat dan rasakan sendiri. Banyak remaja yang masih suka
berkerumun pada hari dan pada saat jam kerja disalah satu rumah atau
salah satu tempat berkumpul. Selain itu, tidak sedikit dari mereka yang
akhirnya melakukan tindakan menyimpang, seperti meminum minuman
keras dan balap liar. Bagi para remaja perempuan Kelurahan Pondok
Rajeg, dengan adanya fenomena pengangguran yang terjadi ini, tidak
banyak dari mereka yang memutuskan untuk menikah muda. Sehingga
mereka tidak perlu harus memikirkan untuk mencari pekerjaan.
Fenomena pengangguran yang terjadi pada kalangan remaja Kelurahan
Pondok Rajeg termasuk kedalam pengangguran terbuka. Hal ini dapat
dilihat dari keadaan yang terjadi. Seperti yang dikatakan oleh Ali Ibrahim
Hasyim pada bukunya, pengangguran terbuka merupakan keadaan dimana
meningkatnya jumlah angkatan kerja yang lebih cepat dibandingkan
dengan pertambahan lowongan pekerjaan yang mengakibatkan dalam
perekonomian ini semakin banyak jumlah angkatan kerja yang tidak
memperoleh pekerjaan.
Selanjutnya, dari penelitian-penelitian terdahulu banyak juga yang
membahas tentang fenomena pengangguran. Namun, tidak banyak dari
penelitian terdahulu yang membahas spesifik pada kalangan remaja.
Karena perlu kita ketahui bahwa pembahasan pengangguran sangatlah
luas.
D. Keterbatasan Penelitian
Pada penelitian ini, peneliti memiliki beberapa keterbatasan di lapangan
saat penelitian. Adapun keterbatasan tersebut antara lain:
1. Penelitian ini hanya dilakukan pada usia remaja tertentu dan pada
Kelurahan tertentu, yaitu pada remaja usia 17 tahun sampai 21 tahun
Kelurahan Pondok Rajeg saja. Oleh karena itu, untuk penelitian
selanjutnya dapat dilakukan pada beberapa Kelurahan lain di
Kabupaten Bogor untuk membandingkan bagaimana fenomena
pengangguran di Kelurahan lain.
2. Peneliti hanya berfokus pada fenomena pengangguran remaja
Kelurahan Pondok Rajeg, sedangkan fenomena pengangguran tidak
hanya terjadi pada kalangan remaja saja.
3. Remaja Kelurahan Pondok Rajeg kurang terbuka dan kurang antusias
ketika peneliti wawancara sehingga peneliti kurang mendapatkan
informasi yang lebih luas lagi.
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis dan sudah
dipaparkan di bab-bab sebelumnya, maka dalam bab ini penulis akan
menyampaikan kesimpulan-kesimpulan dari penelitian ini sebagai berikut:
1. Fenomena pengangguran yang terjadi di kalangan remaja
Kelurahan Pondok Rajeg masih sangat memprihatinkan. Karena
angka pengangguran yang terjadi di kalangan remaja ini cukup
tinggi. Masih banyak remaja yang belum memiliki pekerjaan dan
tidak memiliki penghasilan. Banyak remaja yang asik berkerumun
pada hari dan pada jam kerja. Remaja yang berkerumun ini,
mengaku bahwa mereka memang tidak memiliki pekerjaan
ataupun kesibukan yang berarti. Tidak sedikit dari mereka juga
yang akhirnya menyibukkan diri mereka dengan hal-hal yang
menyimpang, seperti balapan liar ataupun berpesta minuman
alkohol.
2. Adanya fenomena pengangguran yang terjadi di kalangan remaja
ini, tentu ada faktor-faktor yang mempengaruhinya. Faktor-faktor
tesebut dapat disimpulkan menjadi tiga faktor, diantaranya adalah
faktor pendidikan, faktor ekonomi atau kemiskinan, dan faktor
kenakalan remaja.
B. Implikasi
Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dipaparkan sebelumnya
terkait dengan fenomena pengangguran di kalangan remaja Kelurahan
Pondok Rajeg. Berikut merupakan temuan yang diperoleh, implikasi dari
hasil penelitian ini adalah:
82
83
C. Saran
Setelah peneliti melakukan pemaparan mengenai kesimpulan dan
implikasi di atas, sebagai tindak lanjut bersama dengan ini peneliti
menyampaikan saran untuk dapat menjadi masukan bagi Kelurahan
Pondok Rajeg, khususnya dalam fenomena pengangguran di kalangan
remaja, adapun saran yang diberikan sebagian berikut:
1. Bagi remaja Kelurahan Pondok Rajeg, dalam menghadapi fenomena
pengangguran yang terjadi, remaja harus cukup siap dalam
merencanakan masa depan yang matang. Karena seperti yang sudah
kita ketahui, pada saat ini kita sedang menghadapi era ekonomi
kreatif. Dimana pada era ini, remaja dituntut untuk mengembangkan
skill dan wawasan dengan sangat baik. Oleh sebab itu, dibutuhkan
keinginan dan motivasi dalam diri yang tinggi untuk menempuh
pendidikan setinggi mungkin. Agar tidak terjerumus dalam hal-hal
menyimpang yang menyebabkan kenakalan remaja dan merugikan diri
sendiri juga orang lain.
2. Bagi Kelurahan Pondok Rajeg agar dapat memberikan upaya dan
solusi dalam menghadapi fenomena pengangguran dalam bentuk
pelatihan-pelatihan yang dapat mengembangkan skill para remaja
untuk bekal bagi dirinya dalam menghadapi persaingan dunia kerja.
Serta membuka lebih banyak lapangan pekerjaan di Kelurahan Pondok
Rajeg yang sesuai dengan potensi yang dimiliki oleh Kelurahan.
84
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Mohammad dan Mohammad Arsori. P ik gi Re aja Pe ke ba ga
Pe e a Didik , Jakarta : PT Bumi Aksara, 2017
Alif, Amalia. Pe ga h Pendidikan, Pengangguran dan Ketimpangan Gender
Te hada Ke i ki a di S a e a U a a , Jurnal Vol 3, No.3, 2017
Alyssa, Nur. Da ak S ia Pe ikaha Di i, S di Ka : De a Baji i a a,
Keca a a Ga a gkeke, Kab a e Ba ae g , Skripsi pada UIN
Alauddin Makassar, 2017
Andrianto. Fak -faktor Penyebab Kenakalan Remaja di Lebak Mulya,
Keca a a Ke i g, K a Pa e ba g , Jurnal PAI Raden Fatah, Vol 1,
No.1, 2019
Bungin, Burhan. Me d gi Pe e i ia S ia da Ek iF a -Format
Kuantitatif dan Kualitatif untuk Studi Sosiologi, Kebijakan Publik,
K ika i, Ma aje e , da Pe a a a , Jakarta : Kencana, 2013
Bungin, Burhan. Pe e i ia K a i a if K ikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik,
da I S ia Lai a , Jakarta : Kencana, 2015
Dadan, Sumara dkk. Ke aka a Re aja da Pe a ga a a , Jurnal Penelitian
dan PPM, Vol 4, No.1, 2016
Dariyo, Agoes. P ik gi Pe ke ba ga Re aja , Bogor : Ghalia Indonesia,
2004
Edy, Sungkowo Mulyono, Ke i ki a Pe be da aa Ma a aka ,
Yogyakarta : Penerbit Ombak, 2017
Ekowarni, Endang. Ke aka a Remaja : Suatu Tinjauan Psikologi
Pe ke ba ga , dalam Buletin Psikologi, No.2
Gregory, N. Mankiw, Euston Quah, Peter Wilsom. Pe ga a Ek i Mak ,
Jakarta : Salemba Empat, 2013
Herdiansyah, Haris. Me d gi Penelitian Kuantitatif untuk Ilmu-I S ia ,
Jakarta : Salemba Humanika, 2012
Ibrahim, Ali Hasyim. Ek i Mak , Jakarta : Prenamedia Group, 2016
Kartono, Kartini. Pa gi S ia 2 Ke aka a Re aja , Jakarta : PT Raja
Grafindo Persada, 2017
86
LAMPIRAN-LAMPIRAN
88
Wawancara ke : 1 (Satu)
Hari Tanggal : 19 Juni 2020
Nama : Iqbal Saputra
Usia : 19 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
RW : 10
1. Apa yang kamu ketahui tentang pengangguran?
Jawab: Pengangguran itu orang yang engga kerja, bener-bener engga
punya kerja, entah itu dari kerjaan tetap, ataupun serabutan
2. Apakah kamu bekerja? Jika tidak, mengapa?
Jawab: Lagi engga nih bang. Pertama ya karena emang lagi kaya gini nih
covid jadi belum bisa kerja dan dulu juga pas lagi sekolah agak bandel gitu
saya orangnya.
3. Bagaimana menurut kamu tentang pengangguran di kalangan remaja di
kelurahan ini?
Jawab: Banyak juga sih yang nganggur dan rata-rata sih kaya saya bang
masih nganggur juga, dan faktornya pun masih sama. Mungkin dulu pas
sekolahnya cabut-cabutan atau bandel dan juga kurang pinter lah dalam
masalah pendidikan.
4. Dampak apa yang kamu rasakan dari pengangguran yang terjadi di
kelurahan ini?
Jawab: Parah sih bang, kalo nganggur ya buat makan aja susah bang. Saya
juga sama temen-temen yang disini juga bingung dilain sisi kita juga butuh
buat makan, butuh buat kehidupan pribadilah, tapi dilain sisi juga kita
belum bisa buat bekerja gitu, karena mungkin ya pengaruh dari saya
sewaktu sekolah dulu. Jadinya ya gini dampaknya, malu sama tetangga,
kadang juga suka direndahin gitu.
5. Apa saja faktor yang mempengaruhi pengangguran di kalangan remaja?
91
Jawab: Pendidikan sih bang yang pertama, sangat pengaruh banget, kaya
yang tadi saya bilang, perusahaan juga nyari yang udah sarjana dan yang
kedua sih mungkin pribadinya sendiri, mau berusaha atau enggak buat
berubah itu semua, dari yang tadinya males jadi engga males. Dan yang
ketiga itu lingkungan, sangat pengaruh juga sih karena pribadi seseorang
bisa berubah karena pergaulan di lingkungannya.
6. Apa jenjang pendidikan terakhir kamu?
Jawab: Lulusan SMK bang
7. Menurut kamu seberapa penting pendidikan di kalangan remaja?
Jawab: Penting banget bang, karena ya yang saya liat ya perusahaan besar
pun jarang banget dan mungkin hampir ga pernah yang membutuhkan
lulusan SMA atau SMK. Mungkin ya rata-rata yang dibutuhkan yang udah
punya gelar.
8. Dampak apa yang kamu rasakan jika setiap remaja di kelurahan ini
berpendidikan tinggi?
Jawab: Dampaknya ada positif nya juga sih, karena ya mereka udah punya
gelar sarjana dan udah bisa kerja. Jadi bisa memenuhi kebutuhan dia
masing-masing dan bisa membantu perekonomian di lingkungan juga sih
bang, kaya uang kas dari RT, mungkin kalo orang yang udah bekerja bisa
lebih menyumbangkan buat lingkungan.
9. Lalu, dampak apa saja yang dirasakan jika kurangnya pendidikan di
kalangan remaja?
Jawab: Ya jadi engga punya wawasan dan keterampilan sih bang, terus
pemikirannya juga jadi kuno, engga bisa ngikutin perkembangan zaman.
Dan yang jelas jadi susah cari kerja bang
10. Berapa banyak remaja di kelurahan ini yang putus sekolah?
Jawab: Ya lumayan sih bang, cuman kalo putus sekolah SD atau SMP sih
gak ada. Tapi kalo buat remaja kaya saya sih rata-rata SMA atau SMK,
jarang yang gelanjut ke kuliahan.
11. Apa yang mempengaruhi remaja putus sekolah di kelurahan ini?
92
Wawancara ke : 2 (Dua)
Hari Tanggal : 20 Juni 2020
Nama : Firdayanti
Usia : 19 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
RW : 04
1. Apa yang kamu ketahui tentang pengangguran?
Jawab: Pengangguran yang saya tau itu orang yang gak kerja sih mas,
kayak saya gini.
2. Apakah kamu bekerja? Jika tidak, mengapa?
Jawab: Enggak, karenakan saya baru lulus, kemarin juga saya sambil cari-
cari kerja, terus belum ada yang keterima, gitu. Mungkin karena lagi ada
corona juga, kali. Saya juga bingung gitu, sebenernya. Saya tuh pengen
banget kerja, gitu.
3. Bagaimana menurut kamu tentang pengangguran di kalangan remaja di
kelurahan ini?
Jawab: Sebenernya kan banyak juga yang nganggur seperti saya, mungkin
karena juga keadaannya yang enggak memungkinkan untuk bekerja juga,
kali ya. Karena kan juga lagi corona, setau saya banyak juga yang dipecat-
pecatin. Apalagi kita yang baru banget mau melamar kerja juga pasti
susah.
4. Dampak apa yang kamu rasakan dari pengangguran yang terjadi di
kelurahan ini?
Jawab: Dampaknya ya buat saya sendiri, ya namanya baru lulus, saya juga
maunya pengen langsung dapet kerja gitu. Kita juga istilahnya butuh uang
juga buat di kehidupan kita sehari-hari. Terus juga pengen punya
pengalaman kerja
5. Apa saja faktor yang mempengaruhi pengangguran di kalangan remaja?
Jawab: Pendidikannya kurang tinggi, keterampilan orang-orangnya juga
kurang, terus juga mungkin sekarang lagi corona.
6. Apa jenjang pendidikan terakhir kamu?
94
Jawab: Kenakalan remaja itu ya remaja yang nakal mas. Banyak sih
remaja yang masih nyebur ke pergaulan bebas gitu. Dampaknya ya jadinya
banyak remaja jadi kriminal, akhirnya ya masa depannya bingung sendiri.
96
Wawancara ke : 3 (Tiga)
Hari Tanggal : 20 Juni 2020
Nama : Andriansyah
Usia : 19 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
RW : 01
1. Apa yang kamu ketahui tentang pengangguran?
Jawab: Pengangguran itu orang yang diem dirumah, gapunya kerjaan, dan
ga punya penghasilan. Kaya saya gitu lah bang
2. Apakah kamu bekerja? Jika tidak, mengapa?
Jawab: Saya engga kerja bang, pertama ya gara-gara corona juga ya bang.
Kedua juga saya lulusannya SMK bang. Rata-rata kan kita nyari kerja
yang punya pendidikannya gitu bang jadi susah juga kita nyari kerja.
3. Bagaimana menurut kamu tentang pengangguran di kalangan remaja di
kelurahan ini?
Jawab: Banyak sih bang yang pengangguran,jadi ya gitu bang banyaknya
pengangguran di desa ini ya jadi sulit gitu. Pertama banyak yang susah
nyari kerja dari corona juga kan, terus juga banyak yang kaya saya yang
cuma lulusan SMK jadi semakin banyak pengangguran bang, jadi ekonomi
disini makin turun gitu bang.
4. Dampak apa yang kamu rasakan dari pengangguran yang terjadi di
kelurahan ini?
Jawab: Dampaknya ya buruk banget bang bagi desa ini. Dampaknya satu
ya kalo yang saya alamin dampaknya jadi saya gak bisa dapet penghasilan
buat saya sendiri gitu bang.
5. Apa saja faktor yang mempengaruhi pengangguran di kalangan remaja?
Jawab: Pertama itu bang dari corona juga bang banyaknya pengangguran,
ya saya mah ngeliat di berita banyak banget tuh malah yang udah kerja di
PHK jadi nganggur lagi kan jadinya makin banyak. Terus ya dari
kurangnya skill juga bang itu parah si, gak punya skill itu makin susah
97
nyari kerja. Dari kemuan dan niat juga sih bang, banyak banget sih yang
ga ada kemauan untuk kerja, jadi ya gitu-gitu aja bang.
6. Apa jenjang pendidikan terakhir kamu?
Jawab: SMK bang
7. Menurut kamu seberapa penting pendidikan di kalangan remaja?
Jawab: Sangat penting sih bang, karena kan sekarang nyari pekerjaan itu
diliat dari pendidikannya bang. Semata-mata misalkan kita ngelamar
pekerjaan ya harus berpendidikan. Buat motivasi sih bang, kalo kita mau
kerja enak ya kita harus berpendidikan tinggi.
8. Dampak apa yang kamu rasakan jika setiap remaja di kelurahan ini
berpendidikan tinggi?
Jawab: Bagus bang, kalo remaja disini udah banyak yang berpendidikan
tinggi ya bagus untuk ekonomi disini. Tapi salah satu hal buat saya ya
minder juga si bang, jadi minder buat sayanya gitu, saya lulusan SMK
gini-gini aja kok makin susah gitu bang.
9. Lalu, dampak apa saja yang dirasakan jika kurangnya pendidikan di
kalangan remaja?
Jawab: Orang yang kurang pendidikannya pasti susah banget bang nyari
kerja. Dari latar belakangnya juga bisa kalah saing, ditambah pasti dia gak
punya wawasan. Apalagi zaman sekarang udah canggih, takutnya sih jadi
gaptek bang.
10. Berapa banyak remaja di kelurahan ini yang putus sekolah?
Jawab: Banyak banget bang yang putus sekolah
11. Apa yang mempengaruhi remaja putus sekolah di kelurahan ini?
Jawab: Yang pertama sih ekonomi bang dari keluarga mereka gak mampu
untuk ngelanjutin pendidikannya. Kedua juga, mungkin kemauan dari
merekanya juga kurang bang, jadi dia putus sekolah gitu aja.
12. Apa saja dampak yang dapat ditimbulkan dari kemiskinan?
Jawab: Ini banyak banget pasti dampaknya bang, mulai dari kurangnya
kebutuhan sehari-hari dia, kurangnya pendidikan, engga bisa berobat
dengan enak dirumah sakit. Banyak sih bang
98
13. Apa yang kamu ketahui tentang kenakalan remaja? Dan apa dampaknya?
Jawab: Yang saya tau nih bang, ya remaja yang bandel sih sehari-harinya.
Bandel pas sekolahnyalah, dirumahnyalah, ya macem-macem. Contohnya
kalo disekolah ya suka ikut tawuran, bolos, minum-minuman keras,
banyak dah bang. Dampaknya pasti ke diri dia sendiri ya, entah nanti
bikin malu keluarganya, susah nyari kerja, jadi kriminal, gitu lah bang.
99
Wawancara ke : 4 (Empat)
Hari Tanggal : 20 Juni 2020
Nama : Widia Septianingsih
Usia : 20 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
RW : 03
1. Apa yang kamu ketahui tentang pengangguran?
Jawab: Pengangguran itu ya setau saya orang yang ga kerja sih mas, ya
ada beberapa penyebab kenapa dia nganggur, macem-macem sih
2. Apakah kamu bekerja? Jika tidak, mengapa?
Jawab: Saya tidak bekerja, karena belum ada pekerjaan yang sesuai
dengan saya. Karena sekarang banyak pekerjaan yang mencari lulusan
sarjana. Sedangkan saya cuman lulusan SMP, dan belum ada niatan untuk
ngelanjutin sekolah paket.
3. Bagaimana menurut kamu tentang pengangguran di kalangan remaja di
kelurahan ini?
Jawab: Untuk sekarang pengangguran dikelurahan ini sepertinya cukup
banyak. Apalagi dimasa pandemi seperti sekarang ini banyak orang-orang
juga yang di PHK dan banyak yang tertunda dalam proses penerimaan
pegawai baru
4. Dampak apa yang kamu rasakan dari pengangguran yang terjadi di
kelurahan ini?
Jawab: Dampaknya banyak, yang pasti tidak ada pemasukan dan
minimnya pengalaman bekerja
5. Apa saja faktor yang mempengaruhi pengangguran di kalangan remaja?
Jawab: Yang pertama itu tadi ada pendidikan, lowongan pekerjaan juga
kurang, keinginan bekerja juga belum ada, dan masih belum peka terhadap
dirinya sendiri gitu sih.
6. Apa jenjang pendidikan terakhir kamu?
100
Jawab: Jenjang pendidikan terakhir saya SMP, soalnya dulu saya waktu
SMA kelas 1 berhenti sekolah, karena engga punya biaya untuk
melanjutkan sekolah, karna biaya sekolahnya juga cukup mahal
7. Menurut kamu seberapa penting pendidikan di kalangan remaja?
Jawab: Sangat penting, karena zaman sekarang banyak hal yang dinilai
dari jenjang pendidikan terakhir seseorang. Tapi balik lagi ke masing-
masing orangnya sih.
8. Dampak apa yang kamu rasakan jika setiap remaja di kelurahan ini
berpendidikan tinggi?
Jawab: Bagus dong, karena mereka punya rasa kekhawatiran akan
pendidikan dan haus akan pendidikan. Bagus sih sebenarnya. Cuma untuk
saya sendiri, saya belum kepikiran untuk kesana.
9. Lalu, dampak apa saja yang dirasakan jika kurangnya pendidikan di
kalangan remaja?
Jawab: Dampaknya jadi kurang pengetahuan, gak punya keterampilan,
kadang suka dipandang sebelah mata juga sama orang, ya akhirnya gabisa
kerja deh.
10. Berapa banyak remaja di kelurahan ini yang putus sekolah?
Jawab: Ada, tapi gak terlalu banyak gitu lho, mas. Disini sih macem-
macem tingkat pendidikan terakhirnya.
11. Apa yang mempengaruhi remaja putus sekolah di kelurahan ini?
Jawab: Dominannya sih ya, kayaknya mah pendapatan keluarganya.
Mungkin ada kendala sama biaya pendidikan. Bisa jadi juga, karena
pergaulan
12. Apa saja dampak yang dapat ditimbulkan dari kemiskinan?
Jawab: Ya itu tadi sih, contohnya kayak saya yang gak bisa ngelanjutin
sekolah, terus akhirnya ngehambat semuanya deh. Terus banyak juga kan
jadinya remaja yang bandel, jadi kriminal gitu.
13. Apa yang kamu ketahui tentang kenakalan remaja? Dan apa dampaknya?
Jawab: Menurut saya kenakalan remaja itu ya pergaulan yang
menyimpang sih mas. Banyak contohnya sih dari kenakalan itu, ya kaya
101
narkoba, seks bebas sampe hamil diluar nikah gitu. Damapaknya ya malu,
mau sekolah juga bingung pasti gaada yang nerima sekolahnya.
102
Wawancara ke : 5 (Lima)
Hari Tanggal : 22 Juni 2020
Nama : Jimmy Johanes Manuhutu
Usia : 19 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
RW : 08
1. Apa yang kamu ketahui tentang pengangguran?
Jawab: Pengangguran itu orang yang engga punya kerjaan sama sekali,
engga punya pemasukan dalam jangka waktu yang cukup lama
2. Apakah kamu bekerja? Jika tidak, mengapa?
Jawab: Belum sih bang, karena ya baru lulus. Tapi lulusnya tahun kemarin
sih. Belum ngelanar juga karena ya ada corona begini jadinya susah.
3. Bagaimana menurut kamu tentang pengangguran di kalangan remaja di
kelurahan ini?
Jawab: Disini sih lumayan banyak juga bang yang nganggur. Banyak
faktor juga sih, ada yang sekolahnya engga lulus, maksudnya engga
selesaiin gitu bang. Kebanyakan sih itu bang
4. Dampak apa yang kamu rasakan dari pengangguran yang terjadi di
kelurahan ini?
Jawab: Ya jadi kaya kebawa aja gitu bang, jadi ikutan males soalnya
nongkrong mulu anak-anaknya.
5. Apa saja faktor yang mempengaruhi pengangguran di kalangan remaja?
Jawab: Yang pertama sih dirinya sendiri bang, kalo udah males yaudah
keterusan males, trus kedua lingkungan. Kalo lingkungannya gak
mendukung, ya pasti kebawa juga sih bang. Sama duit sih bang, kita kan
mau ngelamar harus butuh persiapan juga bang, kalo gak ada duitnya ya
ga enak juga bang.
6. Apa jenjang pendidikan terakhir kamu?
Jawab: Lulusan SMA bang
7. Menurut kamu seberapa penting pendidikan di kalangan remaja?
103
Jawab: Penting sih bang, buat pengetahuan dan skill untuk nanti kita kerja
bang.
8. Dampak apa yang kamu rasakan jika setiap remaja di kelurahan ini
berpendidikan tinggi?
Jawab: Pasti juga kebawa sih bang, jadi ikut semangat juga buat kaya
orang-orang itu, gak enak juga kan kalo misalkan nongkrong banyak yang
kerja tapi kitanya gak kerja. Jadinya minder bang.
9. Lalu, dampak apa saja yang dirasakan jika kurangnya pendidikan di
kalangan remaja?
Jawab: Yang jelas, cari kerja jadi susah mas. Terus banyak juga orang
yang akhirnya engga mandang orang tersebut, karena engga punya latar
belakang pendidikan yang bagus
10. Berapa banyak remaja di kelurahan ini yang putus sekolah?
Jawab: Lumayan banyak bang.
11. Apa yang mempengaruhi remaja putus sekolah di kelurahan ini?
Jawab: Ada yang kebawa sama tongkrongan bang, disini kan banyak yang
nganggur dan ga sekolah, jadinya kebawa juga bang malah ikut nongkrong
dan jadinya ga ngelanjut deh tuh sekolahnya.
12. Apa saja dampak yang dapat ditimbulkan dari kemiskinan?
Jawab: Dampaknya banyak sih, yang paling saya rasakan mah jadi sangat
sulit untuk memenuhi kebutuhan pokok
13. Apa yang kamu ketahui tentang kenakalan remaja? Dan apa dampaknya?
Jawab: Setau saya kenakalan remaja itu tindakan-tindakan kejahatan yang
dilakukan oleh remaja. Dampaknya itu pasti merugikan diri sendiri dan
orang lain.
104
Wawancara ke : 6 (Enam)
Hari Tanggal : 23 Juni 2020
Nama : Bagas Prayogo
Usia : 20 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
RW : 05
1. Apa yang kamu ketahui tentang pengangguran?
Jawab: Pengangguran yang saya ketahui sih bang, orang yang engga kerja
sama sekali, dia gak punya pemasukan sepeserpun
2. Apakah kamu bekerja? Jika tidak, mengapa?
Jawab: Sekarang sih lagi engga. Ya banyak faktor juga sih, sekarang kan
indonesia lagi sakit nih belum sembuh-sembuh, di sisi lain juga kemarin
banyak juga yang kena PHK, jadi kita mau ngelamar juga kalah saing
jadinya.
3. Bagaimana menurut kamu tentang pengangguran di kalangan remaja di
kelurahan ini?
Jawab: Banyak juga sih kalo di daerah sini, karena ya begitu anak-anaknya
gak pada lanjut kuliah. Pikirannya itu langsung kerja sama kawin aja.
4. Dampak apa yang kamu rasakan dari pengangguran yang terjadi di
kelurahan ini?
Jawab: Jenuh juga sih, liat orang-orang yang nganggur dan saya juga
ngerasain kan. Nyesel juga sih dulu engga ngelanjutin sekolah. Pemikiran
saya tuh cuma nyari duit aja, engga mikir pentingnya pendidikan itu kaya
gimana, sekarang baru terasa gitu.
5. Apa saja faktor yang mempengaruhi pengangguran di kalangan remaja?
Jawab: Pertama sih dari segi malesnya, dari dirinya sendiri yang males.
Yang pertama males kuliah kan, dari males kuliah itu ya jadi susah nyari
pekerjaan makanya dia nganggur. Dan ketika nganggur ya dianya males
juga buat nyari kerjaannya. Selain itu faktor motivasi dari orang tua atau
dari lingkungannya ya kurang,. Padahal mungkin kalo diberi motivasi atau
perhatian lebih pasti lebih mikir gitu orangnya.
105
Wawancara ke : 7 (Tujuh)
Hari Tanggal : 23 Juni 2020
Nama : Guntur Melayu
Usia : 20 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
RW : 07
1. Apa yang kamu ketahui tentang pengangguran?
Jawab: Pengangguran kalau kata saya, orang yang engga kerja dan gak
punya penghasilan karna banyak faktor sih
2. Apakah kamu bekerja? Jika tidak, mengapa?
Jawab: Pernah waktu itu bang kerja, cuman ya gimana bang masih
keasikan nongkrong. Sekarang udah ga kerja, lagi nunggu aja nih, paling
minta tolong orang tua.
3. Bagaimana menurut kamu tentang pengangguran di kalangan remaja di
kelurahan ini?
Jawab: Untuk disini tuh menurut saya pribadi ya bang, masih banyak yang
nganggur. Dan diliatnya jadi ga baik juga sih, diliat tetangga gak enak, trus
diliat sama orang tua masing-masing ya malu, apalagi kalau main kerumah
temen, Cuma ya gimana juga kerjaan sekarang susah bang kalo gak ada
orang dalam.
4. Dampak apa yang kamu rasakan dari pengangguran yang terjadi di
kelurahan ini?
Jawab: Kalo dampak buat saya sendiri ya malu sih bang diliat sama temen-
temen yang sudah kerja. Pernah nih waktu itu nongkorng, ada temen yang
baru pulang kerja, walaupun dia ga ngeledekin kita ya kitanya kan minder
bang. Tapi kalo untuk dampak dilingkungan ini ga baik sih, karena kan
kalo ditanya misalkan mau memajukan lingkungan ini ya harus rapi lah
intinya, enak kan kalo diliat tetangga abis pulang kerja gitu.
5. Apa saja faktor yang mempengaruhi pengangguran di kalangan remaja?
Jawab: Kalo menurut saya yang pertama ya pasti asik nongkorng bang,
trus kedua ya males ngurusin berkas, trus nyari kerjaan juga males, trus
108
13. Apa yang kamu ketahui tentang kenakalan remaja? Dan apa dampaknya?
Jawab: Yah kalo itu saya kurang tau mas, susah juga ngejelasinnya.
Intinya mah remaja yang bandel aja gitu.
110
Wawancara ke : 8 (Delapan)
Hari Tanggal : 24 Juni 2020
Nama : Toni Hermawan
Usia : 19 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
RW : 06
1. Apa yang kamu ketahui tentang pengangguran?
Jawab: Orang yang engga kerja sama sekali, gak ada pemasukannya sama
sekali. Nah itu sih pengangguran kalo menurut saya
2. Apakah kamu bekerja? Jika tidak, mengapa?
Jawab: Saya ga kerja nih saya masih pengangguran dan nyari nyari
pekerjaan. Karna lagi pandemi seperti ini kebanyakan perusahaan malah
mecat karyawannya dibanding dia nyari karyawan yang baru. Jadi sampai
sekarang belum dapat pekerjaan
3. Bagaimana menurut kamu tentang pengangguran di kalangan remaja di
kelurahan ini?
Jawab: Dibilang banyak yang nganggur ya banyak. Karna yang tadi saya
bilang karna pandemi ini rata-rata dikelurahan ini banyak yang kena di
PHK juga.
4. Dampak apa yang kamu rasakan dari pengangguran yang terjadi di
kelurahan ini?
Jawab: Dampak nya ya jadi gak ke kontrol sih, maksudnya kaya uring-
uringan jadi bingung karna ga punya penghasilan. Dampaknya ya paling
jadi kriminal sih.
5. Apa saja faktor yang mempengaruhi pengangguran di kalangan remaja?
Jawab: Itu sih tadi yang pertama pandemi, kita kan gatau nih tiba-tiba ada
musibah kaya gini, karna ya engga Cuma satu orang aja yang kena, tapi
semuanya kena didunia ini. Trus yang kedua mungkin karna emang dianya
juga males mungkin, males dalam arti ya gamau ribetlah intinya. Kan kalo
ngelamar kerja gitu kan banyak berkas-berkas yang harus diurus juga.
Mungkin relasi juga berpengaruh sih, kalo gak ada relasi juga susah
111
banget. Sama kaya saya nih relasi gak ada ya jadinya bingung, jadi yaudah
sampe sekarang saya masih pengangguran.
6. Apa jenjang pendidikan terakhir kamu?
Jawab: Saya lulusan SMA
7. Menurut kamu seberapa penting pendidikan di kalangan remaja?
Jawab: Menurut saya sih penting banget ya, karena mau gimana pun itu
dasarnya dari segala-galanya. Maksudnya kalo kita ga dididik segala
macem yang ada malah melenceng kemana-mana gitu, takutnya kalo
misalkan bener-bener ga dididik ya kaya yang tadi saya bilang, jadi
kriminal jatohnya.
8. Dampak apa yang kamu rasakan jika setiap remaja di kelurahan ini
berpendidikan tinggi?
Jawab: Paling kalah saing kali ya, karna mungkin perusahaan sekarang
diliatnya dari gelar, apalagi saya kan lulusan SMA, beda sama orang-orang
yang punya gelar.
9. Lalu, dampak apa saja yang dirasakan jika kurangnya pendidikan di
kalangan remaja?
Jawab: Dampaknya yang pertama pasti malu, terus rugi sih pasti buat diri
sendiri. Dia jadi gapunya wawasan, engga bisa mengasah
keterampliannya. Jadi ya yang paling berdampak buat dia sendiri pas nyari
kerja sih bang.
10. Berapa banyak remaja di kelurahan ini yang putus sekolah?
Jawab: Kalo dibilang putus sekolah tuh dikit ga terlalu banyak, Cuma
emang kebanyakan disni lulusan SMA sih.
11. Apa yang mempengaruhi remaja putus sekolah di kelurahan ini?
Jawab: Kalo itu mah balik lagi ke keluarganya masing-masing, mungkin
orang tuanya juga cuma mampu sekolahin anaknya sampe segitu.
12. Apa saja dampak yang dapat ditimbulkan dari kemiskinan?
Jawab: Dampak yang dirasain pasti banyak. Ada yang bisa sampe engga
sekolah gara-gara engga punya biaya, buat makan juga susah, apalagi kalo
112
lagi sakit, pasti ada aja hambatan buat berobat. Sekolah aja kehambat,
gimana mau kerja bang. Itu sih dampaknya
13. Apa yang kamu ketahui tentang kenakalan remaja? Dan apa dampaknya?
Jawab: Kalo itu ya banyak sih bang bisa kita liat di lingkungan rumah juga
masih banyak remaja-remaja yang nakal. Contohnya ya banyak yang
nyoba-nyoba obat narkotika, minum-minum alkohol, apalagi kalo seks
bebas bang, udah marak banget lah peristiwa kaya gitu. Dampaknya ya
malu pasti bang yang pertama, yang kedua pasti masa depannya sih bang
kurang terjamin. Gitu sih bang
113
Wawancara ke : 9 (Sembilan)
Hari Tanggal : 24 Juni 2020
Nama : Lia Nuraini
Usia : 20 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
RW : 09
1. Apa yang kamu ketahui tentang pengangguran?
Jawab: Pengangguran itu orang yang gak punya pekerjaan mas. Entah itu
orang yang baru lulus SMA atau kuliah yang masih cari kerja, ataupun
orang yang baru di PHK.
2. Apakah kamu bekerja? Jika tidak, mengapa?
Jawab: Kebetulan enggak kerja. Sebenernya dari kemarin-kemarin udah
nyari juga, sih. Sempet melamar-melamar juga, Cuma, enggak yang
ngeburu-buruin kerja juga, sih. Jadi, yaudah santai aja.
3. Bagaimana menurut kamu tentang pengangguran di kalangan remaja di
kelurahan ini?
Jawab: Ya namanya pengangguran mas, di rumah aja jadinya sehari-hari.
Paling kerja serabutan mungkin. Penganggurannya sih mungkin ada
banyak juga ya.
4. Dampak apa yang kamu rasakan dari pengangguran yang terjadi di
kelurahan ini?
Jawab: Dampaknya yang pasti mereka Cuma menuh-menuhin desa aja,
karena kerjaannya setiap hari ya di rumah.
5. Apa saja faktor yang mempengaruhi pengangguran di kalangan remaja?
Jawab: Ada banyak hal sih. Ada yang kurangnya pendidikan, entah itu
yang lulusan SMP atau SMA seperti saya atau mungkin ya yang tinggal
nunggu jodoh aja gitu seperti saya juga. Karena kan menurut saya, sebagai
perempuan kalau misalkan udah ada yang mau melamar, ya kenapa harus
ditolak. Terus ada juga yang gak punya skill. Terus yang udah menikah
juga banyak seperti teman-teman saya.
6. Apa jenjang pendidikan terakhir kamu?
114
terjerumus kedalam pergaulan bebas, akhirnya dia hamil diluar nikah dan
mau engga mau harus nikah. Trus selain itu, ada juga yang memakai
narkoba, dan beberapa dari mereka yang melakukan aksi pencurian atau
penodongan. Dampaknya ya banyak sih mas, salah satunya mengakibatkan
putus sekolah dan akhirnya dia jadi pengangguran.
116
Wawancara ke : 10 (Sepuluh)
Hari Tanggal : 25 Juni 2020
Nama : Ryan Abdillah
Usia : 20 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
RW : 02
1. Apa yang kamu ketahui tentang pengangguran?
Jawab: Pengangguran itu orang yang bener-bener engga kerja sih bang
menurut saya.
2. Apakah kamu bekerja? Jika tidak, mengapa?
Jawab: Saya belum kerja sih, karna ya emang belum keterima aja, tapi
udah ngelamar juga kemana-mana
3. Bagaimana menurut kamu tentang pengangguran di kalangan remaja di
kelurahan ini?
Jawab: Sebenernya sih kalo dilingkungan ini udah banyak yang engga
nganggur. Jadi udah pada kerja semua dilingkungan ini rata-rata. Ada yang
udah jadi head manager, supervisor, mungkin kalo disini saya doang yang
telat.
4. Dampak apa yang kamu rasakan dari pengangguran yang terjadi di
kelurahan ini?
Jawab: Ya jadi ga semangat sih cari kerjanya kalo dampak buat diri
sendiri, kan kalo banyak yang nganggur gini jadi banyak juga yang
nongkrong-nongkrong gak jelas.
5. Apa saja faktor yang mempengaruhi pengangguran di kalangan remaja?
Jawab: Yang pertama males, kedua dia masih suka main, ketiga dia gak
dengerin apa kata orang tua, keempat ya emang belum menyiapkan cita
citanya dia, dia gatau kedepannya mau jadi apa
6. Apa jenjang pendidikan terakhir kamu?
Jawab: Saya lulusan SMA sih
7. Menurut kamu seberapa penting pendidikan di kalangan remaja?
117
Jawab: Ternyata kalo buat diumuran saya yang sekarang ini ya itu
sebenernya pendidikan penting banget. Karena itu yang jadi modal utama
seseorang buat bisa keterima kerja dimanapun itu.
8. Dampak apa yang kamu rasakan jika setiap remaja di kelurahan ini
berpendidikan tinggi?
Jawab: Ya bagus juga sih, jadi semangat motivasi buat diri sendiri. Banyak
temen saya yang cerita kalo kantor itu lebih memilih orang yang sudah ada
gelar sarjana nya daripada lulusan SMA, mereka lebih percaya sama orang
yang lulusan perguruan tinggi. Makanya disitu saya tekankan kalo
pendidikan itu nomer satu, karna semua sekarang ngeliatnya dari
background seseorang.
9. Lalu, dampak apa saja yang dirasakan jika kurangnya pendidikan di
kalangan remaja?
Jawab: Dampaknya pasti rugi banget bang buat diri sendiri. Wawasan
kurang, skill juga pasti kurang. Apalagi buat nyari kerja dalam keadaan
kaya gitu, udah pasti banget kalah saing sih
10. Berapa banyak remaja di kelurahan ini yang putus sekolah?
Jawab: Engga terlalu banyak sih, ada beberapa cuma gak banyak
11. Apa yang mempengaruhi remaja putus sekolah di kelurahan ini?
Jawab: Terutama banget dana, terus yang kedua mungkin karna memang
pada dasarnya dia punya masalah keluarga. Kaya gitu sih rata-rata,
makanya orang yang ngalamin kaya gitu jarang yang punya pikiran jauh
atau panjang ke depan.
12. Apa saja dampak yang dapat ditimbulkan dari kemiskinan?
Jawab: Banyak sih bang kalo ini dampaknya. Kadang kita juga ngerasain
gimana susahnya buat mau kuliah. Ya ini sih faktor yang jadinya banyak
orang berhenti sekolah, trus banyaknya kriminal. Gitu sih
13. Apa yang kamu ketahui tentang kenakalan remaja? Dan apa dampaknya?
Jawab: Remaja-remaja yang kaya gitu sih masih banyak yang kita temuin,
apalagi zaman sekarang kan ya, pergaulan udah bebas banget. Entah itu
rokok, minuman alkohol, bahkan narkoba sekalipun remaja sekarang mah
118
Wawancara ke : 11 (Sebelas)
Hari Tanggal : 3 September 2020
Nama : Rahmawati
Usia : 20 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
RW : 01
1. Apa yang kamu ketahui tentang pengangguran?
Jawab: Pengangguran menurut saya sih orang yang gak punya kerjaan sih
mas.
2. Apakah kamu bekerja? Jika tidak, mengapa?
Jawab: Saya sih sekarang belum kerja mas. Dulu pernah sempet kerja jadi
buruh pabrik, tapi gak saya lanjutin karena capek banget. Terus sekarang
saya mau cari kerja lagi susah banget. Selain dari tingkat pendidikan saya,
saya juga gak punya terlalu banyak skill sih, mas.
3. Bagaimana menurut kamu tentang pengangguran di kalangan remaja di
kelurahan ini?
Jawab: Jujur aja, sebenernya saya kurang tau kalau tentang remaja sini
mas. karena saya juga anaknya kurang bergaul.
4. Dampak apa yang kamu rasakan dari pengangguran yang terjadi di
kelurahan ini?
Jawab: Dampaknya ya kalau buat diri sendiri gak ada sih, mas. Karena
menurut saya, ya itu urusan diiri mereka masing-masing aja mas.
5. Apa saja faktor yang mempengaruhi pengangguran di kalangan remaja?
Jawab: Banyak faktor sih ya mas. bisa dari penididikan, skill, kemauan
untuk kerja yang rendah, dan yang lainnya.
6. Apa jenjang pendidikan terakhir kamu?
Jawab: Saya kebetulan lulusan SMA.
7. Menurut kamu seberapa penting pendidikan di kalangan remaja?
Jawab: Penting banget mas pendidikan buat saya. Karena jaman sekarang
tuh apa-apa dilihat dari tingkat pendidikan terakhirnya mas. semakin tinggi
pendidikan, dinilainya pasti semakin bagus juga.
120
8. Dampak apa yang kamu rasakan jika setiap remaja di kelurahan ini
berpendidikan tinggi?
Jawab: Bagus banget mas. itu bisa jadi motivasi buat yang lainnya buat
ngelanjutin pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi lagi.
9. Lalu, dampak apa saja yang dirasakan jika kurangnya pendidikan di
kalangan remaja?
Jawab: Dampak yang paling dirasain pasti terhadap diri sendiri sih. Karena
kan pasti nantinya yang akan rugi tuh diri dia sendiri mas. Misalnya, jadi
susah dapet kerja, terus wawasannya juga jadi sempit. Gitu sih mas.
10. Berapa banyak remaja di kelurahan ini yang putus sekolah?
Jawab: Saya kurang tau sih mas kalau untuk masalah itu.
11. Apa yang mempengaruhi remaja putus sekolah di kelurahan ini?
Jawab: Kalau untuk di Kelurahan ini mungkin faktor yang paling utama
sih dari segi ekonomi sih mas. karena kurangnya biaya itu yang
menyebabkan mereka gak melanjutkan sekolahnya.
12. Apa saja dampak yang dapat ditimbulkan dari kemiskinan?
Jawab: Wah, banyak sih mas. Yang tadi sudah saya sebutkan juga mas,
jadi banyak yang putus sekolah, terus akhirnya mereka jadi pengangguran.
Kebutuhan juga banyak yang tidak terpenuhi.
13. Apa yang kamu ketahui tentang kenakalan remaja? Dan apa dampaknya?
Jawab: Yang saya ketahui tentang kenakalan remaja itu tindakan-tindakan
yang diluar batas wajar yang dilakukan oleh remaja. Dampaknya untuk
remaja itu sendiri sih pasti negatif mas, gak ada positif nya. Yang jelas
merugikan dirinya sendiri.
121
Jawab: Penting banget mas buat saya. Karena dengan adanya pendidikan
orang tuh bisa memperluas kesempatan dia untuk bekerja sih mas. Apalagi
di zaman sekarang, apa-apa tuh yang diliat dari background
pendidikannya. Cari kerja juga lebih mudah sih mas kayanya.
8. Dampak apa yang kamu rasakan jika setiap remaja di kelurahan ini
berpendidikan tinggi?
Jawab: Menurut saya dampak yang dirasakan jika banyak remaja yang
berpendidikan tinggi sih yang pasti sangat membanggakan orang-orang
sekitarnya ya mas. Apalagi zaman sekarang banyak orang yang
beranggapan orang yang berpendidikan tinggi itu akan sukses, karena
lebih mudah dapat kerjanya.
9. Lalu, dampak apa saja yang dirasakan jika kurangnya pendidikan di
kalangan remaja?
Jawab: Kebalikan dari dampak orang-orang yang berpendidikan tinggi sih
mas. Dampak yang dirasakan pasti gak sebaik saat orang berpendidikan
tinggi
10. Berapa banyak remaja di kelurahan ini yang putus sekolah?
Jawab: Waduh saya kurang tau mas tepatnya berapa jumlahnya. Tapi yang
jelas sih pasti ada kalau didaerah sini.
11. Apa yang mempengaruhi remaja putus sekolah di kelurahan ini?
Jawab: Faktor utama sih kayanya dari segi ekonomi mas. Karena
bagaimana pun yang namanya orang sekolah, mau itu negeri atau swasta
ya butuh biaya juga mas.
12. Apa saja dampak yang dapat ditimbulkan dari kemiskinan?
Jawab: Banyak banget mas dampaknya. Salah satunya ya putus sekolah,
dengan adanya anak yg putus sekolah, masa depan anak itu kan jadi
kurang terjamin. Dan kemungkinan akan jadi pengangguran. Saya aja
yang tamatan SMA susah banget cari kerja.
13. Apa yang kamu ketahui tentang kenakalan remaja? Dan apa dampaknya?
Jawab: Kenakalan remaja itu ya perbuatan atau tindakan yang
menyimpang mas, dan bisa merugikan diri sendiri, masa depan terncam
123
Jawab: Penting banget bang. Saya aja nyesel engga bisa lanjutin
pendidikan. Padahal di zaman sekarang apa-apa kalau mau ngelamar kerja
yang diliat pasti tamatannya. Lulusan SMA aja susah, apalagi saya.
8. Dampak apa yang kamu rasakan jika setiap remaja di kelurahan ini
berpendidikan tinggi?
Jawab: Pasti banyak remaja yang jadi sukses bang didaerah sini. Pasti
udah pada punya kerjaan yang enak. Terus keturunannya juga udah pasti
sukses dah.
9. Lalu, dampak apa saja yang dirasakan jika kurangnya pendidikan di
kalangan remaja?
Jawab: Dampaknya ya yaudah kaya saya aja gitu bang. Pengangguran,
engga punya kerjaan, penghasilan sepeserpun juga engga ada. Terus ya
jadi minder saya nya juga sama yang punya pendidikan tinggi.
10. Berapa banyak remaja di kelurahan ini yang putus sekolah?
Jawab: Saya engga tau bang jumlahnya berapa.
11. Apa yang mempengaruhi remaja putus sekolah di kelurahan ini?
Jawab: Faktor utama sih pastinya ekonomi bang. Contohnya ya saya.
Terus juga mungkin karena anaknya males kali ya, atau ada masalah di
sekolah, akhirnya dikeluarin dari sekolah.
12. Apa saja dampak yang dapat ditimbulkan dari kemiskinan?
Jawab: Kalo ngomongin dampak ya pasti banyak sih bang. Contohnya
saya aja deh, gara-gara engga punya biaya jadinya putus sekolah. Sekarang
juga mau cari kerja susah kan Cuma tamatan SMP.
13. Apa yang kamu ketahui tentang kenakalan remaja? Dan apa dampaknya?
Jawab: Kenakalan remaja itu ya perbuatan atau tindakan yang engga bener
lah bang, yang dilarang sama masyarakat. Contohnya ya narkoba,
pergaulan bebas, banyak dah.
126
7. Berapa jumlah remaja yang sudah bekerja pada rentan usia 17 20 tahun?
Jawab: Belum banyak sih yang kerja diusia segitu, ada tapi engga banyak.
Dan itu karna faktor lapangan pekerjaan yang sempit dan engga sesuai
dengan kriteria pendidikan yang dicari sama perusahaan itu
8. Berapa jumlah remaja yang menganggur pada rentan usia 17 20 tahun?
Jawab: Banyak sih lumayan, dan faktornya ya tadi yang udah saya jelasin
9. Apa saja faktor yang mempengaruhi jumlah pengangguran pada kalangan
remaja di Kelurahan Pondok Rajeg?
Jawab: Mungkin dari ketersediaan lapangan pekerjaannya ya, sama skill
yang mungkin kurang dimiliki
10. Apa saja dampak yang dirasakan oleh Kelurahan dari maraknya
pengangguran di kalangan remaja? Mengapa demikian?
Jawab: Kalau untuk yang langsung berdampak ke desa ya engga ada.
Paling dampak buat diri sendiri dan keluarganya sih. Dari ekonominya
juga pasti kurang kan kalo ada yang engga kerja.
11. Apa saja solusi yang ditawarkan oleh Kelurahan dalam mengatasi
fenomena tersebut?
Jawab: Kita juga pernah waktu itu mengadakan pelatihan pelatihan yang
diprogramkan dari kabupaten. Dan tujuan adanya pelatihan itu ya ntuk
memberi skill atau pengalaman dalam dunia kerja sih. Ya intinya biar
remaja remaja disini mempunyai modal untuk dia menghadapi saingan-
saingannya diluar sana. Dan alhamdulillah dari pelatihan tersebut remaja-
remaja lumayan antusias, makanya lumayan banyak juga yang ikut
pelatihannya.
130
Lampiran Dokumentasi