Anda di halaman 1dari 131

ANALISIS KEGIATAN EKONOMI MASYARAKAT DESA

(Studi Kasus Petani Desa Gunung Sari Kec. Mauk Kab. Tangerang - BANTEN).

Skripsi
Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan
Mendapatkan Gelar Sarjana

Oleh
MUHAMAD IRFAN
NIM 11150150000106

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPS


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2020
SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : MUHAMAD IRFAN


Tempat/Tgl Lahir : Tangerang, 05 Agustus 1996
NIM : 11150150000106
Jurusan : Tadris IPS/Konsentrasi Ekonomi
Judul Skripsi : Analisis Kegiatan Ekonomi Masyarakat Desa (Studi Kasus
Petani Desa Gunung Sari Kec. Mauk Kab. Tangerang -
Banten).
Dosen Pembimbing : 1. Dr. H. Nurochim, MM.
2. Neng Sri Nuraeni, M.pd.

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar hasil karya
sendiri dan saya bertanggung jawab secara akademis atas apa yang saya tulis.

Pernyataan ini saya buat sebagai salah satu syarat menempuh ujian Munaqasah

Jakarta, 09 Juli 2020


Mahasiswa Ybs

Muhamad Irfan
NIM. 11150150000106

i
LEMBAR PERNYATAAN UJI REFERENSI

Seluruh referensi yang digunakan dalam penelitian ini yang berjudul “Analisis
Kegiatan Ekonomi Masyarakat Desa (Studi Kasus Petani Desa Gunung
Sari Kec. Mauk Kab. Tangerang - Banten).” Disusun oleh Muhamad
Irfan, NIM 11150150000106, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial,
Fakultas Tarbiyah Ilmu Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, Tela diuji kebenarannya oleh Dosen Pembimbing pada
tanggal 09 Juli 2020

Jakarta, 09 Juli 2020

Mengetahui,
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Dr. H. Nurochim, MM Neng Sri Nuraeni, M.pd


NIP. 19590715 198403 1 003 NIDN. 2005058801

ii
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
Skripsi berjudul “Analisis Kegiatan Ekonomi Masyarakat Desa (Studi
kasus Petani Desa Gunung Sari Kec. Mauk Kab. Tangerang - BANTEN).”
oleh Muhamad Irfan, NIM. 11150150000106, diajukan kepada Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
dan telah melalui bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang
berhak untuk diajukan pada sidang Munaqasah sesuai ketentuan dan ketetapan
yang ditentukan oleh fakultas.

Jakarta, 09 Juli 2020

Mengesahkan,
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Dr. H. Nurochim, MM Neng Sri Nuraeni, M.pd


NIP. 19590715 198403 1 003 NIDN. 2005058801

iii
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi berjudul “Analisis Kegiatan Ekonomi Masyarakat Desa (Studi
Kasus Petani Desa Gunung Sari Kec. Mauk Kab. Tangerang _ Banten).”
oleh Muhamad Irfan, NIM. 11150150000106, diajukan kepada Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqosah pada tanggal 10 September
2020 dihadapan dewan penguji. Karena itu penulis berhak memperoleh gelar
Sarjana (S1) dalam bidang pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial.
Jakarta, 10 September 2020

Panitia Ujian Munaqosah


Tanggal Tanda Tangan

Ketua Sidang (Ketua Jurusan P.IPS)


Dr. Iwan Purwanto, M.Pd __________ ______________
NIP. 19730424 200801 1 012
Sekretaris Sidang (Sekretaris Jurusan P.IPS)
Andri Noor Andriansyah __________ ______________
NIP. 19840312 201503 1 002
Dosen Penguj I
Dr. Iwan Purwanto, M.Pd __________ ______________
NIP. 19730424 200801 1 012
Dosen Penguji II
Tri Harjawati, S.Pd., M.Si __________ ______________
NIDN. 02014118001

Mengetahui,
Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Dr. Sururin, M.Ag.


NIP. 197103191998032001

iv
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah, (1) Untuk mengetahui Biaya produksi
petani padi dari masa tanam hingga panen.(2) Untuk mengetahui Proses
Distribusi hasil pertenian hingga ke konsumen. (3) serta Untuk mengetahui
Pemenuhan kebutuhan ekonomi rumah tangga petani.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini ada 3 teknik,
yaitu observasi partisipatif, wawancara semi-struktur, dan dokumentasi. Pada
observasi partisipatif, peneliti mengikuti segala bentuk kegiatan petani di desa
Gunung Sari Kecamatan Mauk Kabupaten Tangerang. Wawancara dilakukan
dengan metode semi-struktur dengan pertanyaan yang telah disediakan oleh
peneliti kemudian dokumentasi yang peneliti ambil berupa dokumen internal
dan eksternal komunitas.
Hasil penelitian yang telah dilakukan menyatakan bahwa : (1) Biaya
produksi yang dikeluarkan petani masih relative besar dibandingkan dengan
resiko kegagalan panen yang masih cukup besar karena penggunaan perlatan
dan system pertanian yang masih tradisional. (2) Proses distribusi hasil
pertanian untuk sampai kepada konsumen masih menggunakan jasa tengkulak
sebagai penghubung antara petani sebagai produsen kepada masyarakat sebagai
konsumen. (3) pemenuhan kebutuhan keluarga petani masih sangat kurang
apabila hanya mengandalkan dari hasil pertanian karena kepastian hasil panen
yang tidak menentu menghambat proses perekonomian keluarga petani,
sehinga petani mulai mencari penghasilan dari luar hasil pertanian untuk
menutupi kekurangan perekonomian keluarganya.
Kata Kunci: Produksi, Distribusi, Konsumsi, Kebutuhan Petani

v
ABSTRACT
The purpose of this research is (1) to determine the production costs of
rice farmers from planting to harvest (2) to determine the distribution process
of art products to consumers. (3) as well as to find out the fulfillment of farmer
household economic needs.
The method used in this research is qualitative method. There are 3
data collection techniques used in this study, namely participatory observation,
semi-structured interviews, and documentation. In participatory observation,
researchers participated in all forms of farmer activities in Gunung Sari
village, Mauk District, Tangerang Regency. Interviews were conducted using a
semi-structured method with questions provided by the researcher and then the
documentation that the researchers took was in the form of internal and
external community documents.
The results of the research that have been conducted state that: (1) The
production costs incurred by farmers are still relatively large compared to the
risk of crop failure which is still quite large due to the use of traditional
agricultural systems and equipment. (2) The process of distributing
agricultural products to consumers still uses the services of middlemen as a
liaison between farmers as producers to the community as consumers. (3)
Fulfillment of the needs of farmer families is still lacking if they only rely on
agricultural products because the certainty of uncertain harvests hinders the
economic process of farming families, so farmers start looking for income from
outside agricultural products to cover the economic shortage of their families.

Keywords: Production, Distribution, Consumption, Farmers' Needs

vi
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang sudah


melimpahkan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan penulisan proposal skripsi dengan judul “Analsis Kegiatan
Ekonomi Masyarakat Desa (Studi Kasus Petani Desa Gunung Sari Kec.
Mauk Kab. Tangerang - Banten).”.
Maksud dan tujuan pembuatan Proposal Skripsi ini adalah untuk
memenuhi salah satu syarat kelulusan dalam jenjang perkuliahan Strata 1
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Jurusan Pendidikan IPS.
Dalam penulisan proposal skripsi ini cukup sering penulis temui berbagai
hambatan dan rintangan, tapi berkat bimbingan, pertolongan, nasihat serta
saran dari semua pihak akhirnya penulis dapat menyelesaikan pembuatan
proposal skripsi ini.
Dalam penyelesaian skripsi ini, tidak terlepas dari bantuan, dukungan,
doa dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, rasa terimakasih dan
sayang penulis sampaikan kepada:
1. Kedua orangtua tercinta, Ayahanda Nasrudin dan Ibunda Herni
serta Adik-adik tercinta Muhammad bahrul Ulum, Khurotul Aen
dan Siti Lailatul Fitri yang telah memberikan banyak motivasi,
curahan perhatian berupa moril maupun materil serta doa yang
selalu teriring setiap saat.
2. Ibu Prof. Dr. Amany Lubis, M.A , Rektor UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta
3. Ibu Dr. Sururin, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Bapak Dr. Iwan Purwanto, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Pendidikan
Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Ilmu Tabiyah dan Keguruan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Bapak Andri Noor Ardiansyah, M.Si, selaku Sekretaris Jurusan
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yang senantiasa memberikan
motivasi dan semangat kepada peneliti untuk menyelesaikan skripsi
ini.

vii
6. Ibu Anissa Windarti, M.Sc. selaku Dosen Pembimbing Akademik
yang selalu memberi motivasi dan pemahaman yang membuat
peneliti menjadi semangat dalam menyelesaikan penelitiannya.
7. Bapak Dr. H. Nurochim, MM, selaku Dosen Pembimbing I yang
telah bersedia meluangkan waktu untuk membimbing penulis dan
dengan sabar memberikan arahan, nasehat dan motivasi kepada
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
8. Ibu Neng Sri Nuraeni M.Pd, selaku Dosen Pembimbing II yang juga
telah bersedia meluangkan waktu untuk membimbing penulis
dengan sabra memberikan arahan, nasehat dan motivasi kepada
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
9. Seluruh Dosen Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yang tidak bisa
disebutkan satu persatu namun tidak mengurangi rasa hormat
penulis, yang telah mendidik dan memberikan banyak ilmu kepada
penulis dengan penuh kesahabaran.
10. Mahasiswa dan mahasiswi Pendidikan IPS yang telah membantu
penulis dalam pengisian kuisioner penelitian sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
11. Teman-teman jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
angkatan 2015, atas segala pengalaman dan waktu yang dijalani
bersama selama perkuliahan.
12. Teman satu tempat tinggal di ciputat Romi dan ali yang selalu
menemani peneliti dikala letih dan menjadi penolong disetiap
kesukaran, Peneliti dengan bangga mengucapkan Terima Kasih dan
selamat berjuang.
13. Kepada Haris, Martias, Sonhaji, Endang, dan Samsul yang telah
bersedia menjadi pelipur lara pereda penat sekaligus tempat
bercanda ria, peneliti sangat berterima kasih dan tidak akan
melupakan segala hal yang terjadi.
14. Terima kasih dan semoga berjaya peneliti haturkan kepada CEMEN
(Ajeng, Deri, Diamar, Dwiky, Ismail, Retno, dan Selvy) sahabat
yang menjadi penyemangat.

viii
15. Kepada saudara seperjuangan di Ambalan Gita Bahara-Bahari
2012-2013 (Idatul, Iis, Rindi, Zaki dll) peneliti mengucapkan
Terima Kasih semoga tetap terjalin silaturahmi Antara kita.
16. Kepada seluruh elemen Pemerintah Desa Gunung Sari masa Jabatan
2013-2019 yang telah memberi peneliti kesempatan untuk belajar
sekaligus mengabdikan diri kepada masyarakat, Peneliti
mengucapkan terima kasih dan salam hormat abdi masyarakat.
17. Untuk semua yang secara langsung maupun tidak langsung
membantu penulis dalam menyusun penelitian ini khsuusnya teman
perempuan yang selalu menemani dan menjadi alasan peneliti tetap
semangat yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Hanya ucapan terimakasih yang mampu penulis sampaikan dan seraya


berdoa semoga segala kebaikan yang diberikan memperoleh ganjaran amal
kebaikan yang berlipat ganda oleh Allah SWT. Mudah-mudahan penelitian
skripsi ini dapat bermanfaat. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh
dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran
yang baik dari para pembaca.

Jakarta, 09 Juli 2020


Penulis

Muhamad Irfan

ix
DAFTAR ISI

SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH ....................................................... i


LEMBAR PERNYATAAN UJI REFERENSI ................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ................................................................ iii
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN .................................................. iv
ABSTRAK ..............................................................................................................v
KATA PENGANTAR ......................................................................................... vii
DAFTAR ISI ...........................................................................................................x
DAFTAR TABEL................................................................................................ xii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xiv
BAB I
PENDAHULUAN ...................................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah ......................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ............................................................................................... 7
C. Pembatasan Masalah .............................................................................................. 7
D. Perumusan Masalah................................................................................................ 7
E. Tujuan Penelitian ................................................................................................... 8
F. Manfaat Penelitian ................................................................................................. 8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................................10
A. Kajian Pustaka ...................................................................................................... 10
1. Ekonomi ...................................................................................................... 10
2. Pertumbuhan Ekonomi ................................................................................ 13
3. Pertanian ...................................................................................................... 16
4. Pedesaan ...................................................................................................... 23
B. Penelitian Relevan ................................................................................................ 26
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN .........................................................................31
A. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................................................. 31
1. Tempat Penelitian ........................................................................................ 31
2. Waktu Penelitian .......................................................................................... 32
B. Latar Penelitian .................................................................................................... 32

x
C. Metode Penelitian................................................................................................. 32
D. Teknik Pengumpulan Data ................................................................................... 34
E. Instrumen Penelitian ............................................................................................. 36
F. Pemeriksaan atau Pengecekan Keabsahan Data ................................................... 39
G. Tekhnik Analisis dan Pengolahan Data ................................................................ 40
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ..................................................42
A. DESKRIPSI DATA ............................................................................................. 42
1. Profil Desa Gunung Sari .............................................................................. 42
B. HASIL PENELITIAN .......................................................................................... 43
1. Kondisi Sosial - Ekonomi Masyarakat ......................................................... 43
2. Kondisi Petani Desa Gunung Sari ................................................................ 45
C. PEMBAHASAN .................................................................................................. 49
1. Bagaimana proses pembiayaan produksi pertanian padi dari masa tanam
hingga panen. ............................................................................................... 49
2. Bagaimanakah proses pendistribusian hasil panen hingga sampai ke
konsumen ..................................................................................................... 59
3. Bagaimana proses pemenuhan kebutuhan eknomi rumah tangga petani
selama menunggu masa panen ..................................................................... 61
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. KESIMPULAN .................................................................................................... 66
B. IMPLIKASI ......................................................................................................... 67
C. SARAN ................................................................................................................ 67
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................69
LAMPIRAN-LAMPIRAN ..................................................................................71

xi
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1. Luas Lahan Pertanian (Sawah) Tahun 2010-2015 .................................4
Tabel 3.1. Jadwal Penelitian...................................................................................30
Tabel 3.2. Pedoman Observasi Kondisi Pertanian .................................................35
Tabel 3.3. Kisi-kisi Pedoman Wawancara .............................................................35
Tabel 3.4. Instrumen Wawancara...........................................................................36
Tabel 4.1. Profesi Masyarakat Desa Gunung Sari .................................................42
Tabel 4.2. Pemilik Lahan Pertanian .......................................................................45

xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1. Peta Desa Gunung Sari Kec. Mauk Kab. Tangerang ........................29
Gambar 4.1. Peta Pemanfaatan Lahan Desa Gunung Sari .....................................40
Gambar 4.2. Petani Yang Sedang Menanam Padi .................................................46
Gambar 4.3. Lahan Sawah Sebelum dirapihkan ....................................................47
Gambar 4.4. Proses Mengolah Lahan Sawah.........................................................48
Gambar 4.6. Kondisi Sawah Kekurangan Air (dari dekat) ....................................50
Gambar 4.7. Kondisi Sawah Kekurangan Air (dari Jauh) .....................................50
Gambar 4.8. Proses Penyebaran Bibit Siap Tanam................................................51
Gambar 4.9. Ikatan Bibit Padi Siap Tanam............................................................51
Gambar 4.10. Proses Tanam Padi ..........................................................................52
Gambar 4.11. Padi Siap Panen ...............................................................................54
Gambar 4.12. Proses Panen di Sawah ....................................................................55
Gambar 4.13. Pengumpulan dan Pembagian Hasil Panen .....................................55

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I (Lembar Uji Referensi) .....................................................................73


Lampiran II (Instrumen Wawancara) ....................................................................75
Lampiran III (Lembar Observasi) ..........................................................................99
Lampiran IV (Kisi-kisi Pedoman Wawancara) ......................................................99
Lampiran V (Dokumentasi) ...............................................................................100
Lampiran VI (Biodata Penulis) ............................................................................102

xiv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Indonesia adalah negara kepulauan yang terletak di kathulistiwa
Berdasarkan letak astronomis Indonesia berada di garis lintang 6° LU – 11° LS
sedangkan garis bujurnya adalah 95° BT – 141° BT. Dengan bentuk negara
kepulauan yang komposisi daratan lebih kecil dari pada lautan.
Sebagai Negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia memiliki 17.499
pulau dari Sabang hingga Merauke. Luas total wilayah Indonesia adalah 7,81 juta
km2 yang terdiri dari 2,01 juta km2 daratan, 3,25 juta km2 lautan, dan 2,55 juta
km2 Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE). Merupakan suatu Negara dengan luas
perairan lebih besar dari pada luas daratan, maka dari itu Indonesia disebut
sebagai Negara Maritim.1
Walaupun daratan Indonesia lebih kecil dari pada luas lautannya sumber
daya alam yang ada di daratan tidak kalah melimpah dari sumber daya yang ada di
dalam lautan. Penyebab utama Indonesia memiliki sumber daya yang melimpah
adalah letak Indonesia yang berada di garis khatulistiwa yang membuat iklim
Indonesia menjadi tropis dengan 2 musim yaitu musim kemarau dan musim hujan.
Tanah Indonesia sangat subur terbukti dengan segala macam sumber daya yang
ada di bumi Indonesia mulai dari ladang sayuran sampai dengan tambang emas
yang bisa diperoleh di bumi Indonesia. Sangat tidak mungkin apabila rakyat
Indonesia menjadi rakyat yang kekurangan dari segi pangan dan penghasilan,
karena ada anekdot yang berkembang luas di masyarakat bahwa “Tanah Kita
Tanah surga, tongkat kayu dan batu jadi tanaman” itu membuktikan bahwa
sebuah tongkat apa bila ditancapkan ke tanah Indonesia bisa menjadi tumbuhan
yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat.
Sumberdaya alam di Indonesia sudah ada sejak dahulu kala sebelum
tekhnologi modern di temukan, sehingga membuat negara-negara lain melirik
sumberdaya Indonesia, banyak negara dari luar Indonesia melakukan pelayaran ke
wilayah Indonesia (sebelum kemerdekaan) dengan berniat untuk berdagang
dengan sistem barter antara peralatan rumah tangga yang mereka bawa ditukar
1
Elviana Roza, Maritim Indonesia, Kemewahan Yang Luar Biasa. Diakses dari
https://kkp.go.id/artikel/2233-maritim-indonesia-kemewahan-yang-luar-biasa pada tanggal 24
April 2019 Pukul 23.53 WIB.

1
2

dengan rempah-rempah yang kita punya. Akan tetapi letak Indonesia yang berada
diantara dua benua dan dua samudera dengan jalur pelayaran yang melewati
wilayah perairan Indonesia sehingga banyak negara eropa yang mencoba untuk
menguasai Indonesia. Mulai dari Portugis, Inggris, sampai dengan Belanda
mereka berniat untuk menguasai sumber daya alam Indonesia yang sangat
berlimpah. Seperti halnya yang dilakukan Portugis di wilayah timur Indonesia,
mereka terlena dengan rempah-rempah di timur Indonesia sehingga mereka
membabi buta mencoba menguasai wilayah timur Indonesia dan mengeruk
sebanyak-banyaknya sumberdaya alam Indonesia untuk dibawa ke negaranya.
Sejak saat itulah Indonesia mulai kehilangan sumber daya alamnya yang
melimpah karena diambil dan dikuasai oleh kolonial. Berabad-abad kita sebagai
rakyat Indonesia mengalami masa kolonial yang sangat pahit dan menderitakan
rakyat dan menimbulkan bekas mendalam tentang sistem dan pola pemikiran
masyarakat Indonesia tentang pemanfaatan sumber daya alam Indonesia. Sejak
saat itu masyarakat Indonesia sudah banyak yang menghambur-hamburkan
sumber daya alam tanpa memikirkan masa depan generasi yang akan datang.
Mulai dari penggundulan hutan yang banyak terjadi di jawa dan sumatera yang
dirubah menjadi pemukiman dan pabrik-pabrik pada masa orde lama dan orde
baru, kebijakan ekonomi yang dilakukan oleh pemerintah orde lama membuat
kondisi ekonomi masyarakat pribumi menjadi menurun karena kebijakan “ali
baba” yang diterapkan oleh Presiden Soekarno yang lebih menguntungkan warga
Tionghoa yang pada saat itu masih menjadi pemegang arus kekuasaan dibidang
ekonomi.2
Pada masa Hindia Belanda, terdapat tiga golongan warga negara di
Nusantara ini. Ketiga golongan tersebut adalah golongan elite atas yang terdiri
dari para penguasa Belanda atau keturunan Eropa lainnya; golongan yang kedua
adalah Timur Asing, yang antara lain terdiri dari kalangan Cina; dan golongan
ketiga atau golongan yang paling bawah adalah kelas Inlander atau warga
pribumi.3

2
Yeni Wijayanti. Kebijakan pemerintah indonesia masa orde lama dibidang ekonomi terhadap
bisnis orang cina. Jurnal Artefak Vol. 3 No. 2 – Agustus 2015 [ISSN: 2355-5726]
3
Ibid.,
3

Setelah hengkangnya golongan pertama dari tanah Indonesia maka


Presiden Soekarno mulai mendekati golongan kedua yaitu para warga Tionghoa
untuk membantu meningkatkan perekonomian Indonesia pada masa itu. Namun
kesepakatan itu membuat keuntungan bagi sebagian pihak saja yang dengan
sengaja menumuk kekayaan untuk dirinya dan keluarganya namun bagi
masyarakat bawah yang menjadi tujuan utama kebijakan ekonomi ini dibuat tidak
memperoleh apapun sehingga membuat pertumuhan ekonomi dikalangan bawah
tidak mengalam kenaikan yang berarti.
Setelah berakhirnya masa pemerintahan orde lama maka mulailah
pemerintahan dipegang oleh Soeharto yang sekarang dikenal sebagai bapak
pembangunan Indonesia. Pada masa Soeharto perkembangan Indonesia mulai
merangkak dimulai dari infrastruktur yang terus dibangun dan salah satu
keberhasilannya adalah Indonesia mampu melaksanakan swasembada beras
sehingga Indonesia mendapatkan penghargaan dari Organisasi pangan dan
pertanian dunia (FAO) di Roma Italia atas keberhasilannya dalam mewujudkan
swasembada pangan di tahun 1985.4
Pada saat itu bidang pertaniah khususnya beras menjadi komoditas utama
yang menjadi perhatian pemerintah, banyak ladang dan hutan yang dialih
fungsikan menjadi lahan pertanian sawah, karena kekuatan impor beras Indonesia
pada saat itu melonjak naik. Indonesia pun mulai dikenal sebagai salah satu
produsen terbesar dalam bidang pangan.
Lambat laun Indonesia semakin menuju keterpurukannya dalam masalah
impor ekspor beras, Mengacu pada data Departemen Pertanian, puncak impor
beras yang dilakukan pemerintahan Indonesia terjadi di tahun 1998 dimana tahun
tersebut merupakan puncak dari krisis ekonomi di masa pemerintahan Orde Baru
yang merembet pada harga pangan termasuk beras. tidak hanya beras yang
mengalami kenaikan, harga gabah di tingkat petani pun mengalami peningkatan
meskipun relatif lambat.5

4
Dahlia Meiningrum, Skripsi Nasib Petanidalam hal kebijakan ketahanan pangan dari orde baru
dan reformasi (Studi kasus: petani desa suruh, kecamatan suruh Kabupaten Semarang), Depok:
UI, Hal. 1
5
Dahlia Meiningrum. Op.Cit., Hal. 3
4

Dari peristiwa itu petani mulai merasakan kemajuan sekaligus awal dari
kemunduran dalam bidang pertanian, sejak dari masa itu lahan pertanian semakin
lama semakin berkurang jumlahnya dikarenakan kebutuhan tempat tinggal bagi
warga Indonesia yang semakin meningkat sehingga pengalih fungsian lahan
pertanian menjadi pemukiman marak terjadi di Indonesia ketika masa Reformasi.
Proses pengalih fungsian lahan pertanian menyebabkan kuantitas produksi
hasil pertanian menjadi berkurang, kejayaan dimasa lampau pun sedikit demi
sedikit mulai terkikis dan hanya menjadi kenangan. Indonesia mulai beralih ke
pengembangan sector lain dan sector pertanian mulai ditinggalkan sehingga
Indonesia sudah tidak menjadi Negara Produsen hasil pertanian akan tetapi
menjadi Negara konsumen hasil pertaninan.
Tabel 1.1
Luas Lahan Pertanian (Sawah) Tahun 2010-2015
Provinsi Luas Lahan Sawah (Hektar)
2012 2013 2014 2015
ACEH 308,973 300,808 294,129 290,337
SUMATERA UTARA 448,722 438,346 433,043 423,465
SUMATERA BARAT 230,775 224,182 225,890 226,377
RIAU 109,585 93,338 87,594 71,910
JAMBI 113,379 113,546 101,195 94,735
SUMATERA 610,314 612,424 616,753 620,632
SELATAN
LAMPUNG 364,111 360,237 363,055 377,463
KEP. BANGKA 6,133 5,358 7,490 10,654
BELITUNG
DKI JAKARTA 1,001 895 778 650
JAWA BARAT 923,575 925,042 924,307 912,794
JAWA TENGAH 962,289 952,980 966,647 965,262
DI YOGYAKARTA 55,023 55,126 54,417 53,553
JAWA TIMUR 1,105,550 1,102,921 1,101,765 1,091,752
BANTEN 195,951 194,716 200,480 199,492
BALI 79,399 78,425 76,655 75,922
NUSA TENGGARA 246,569 253,208 254,298 264,666
BARAT
NUSA TENGGARA 148,810 169,063 172,954 177,238
TIMUR
KALIMANTAN 322,541 330,883 323,959 330,724
BARAT
5

KALIMANTAN 226,903 225,836 215,545 196,553


TENGAH
KALIMANTAN 451,869 440,429 431,437 450,152
SELATAN
SULAWESI TENGAH 143,475 146,721 141,448 128,323
SULAWESI SELATAN 592,376 602,728 623,139 628,148
SULAWESI 92,280 95,378 96,826 103,812
TENGGARA
SULAWESI BARAT 59,020 61,070 62,312 61,292
MALUKU 15,972 15,042 13,519 13,394
PAPUA BARAT 8,330 9,587 9,587 10,126
PAPUA 27,756 42,350 42,843 44,462
INDONESIA 8,127,264 8,128,499 8,111,593 8,087,393
Sumber : BPS, Indonesia6
Dari table tersebut dapat kita ketahui bersama bahwa lahan pertanian di
Indonesia dari tahun 2010 hingga 2015 terjadi sedikit peningkatan, akan tetapi
terjadi pengurangan lahan pertanian yang sangat signifikan di tahun 2014 sampai
tahun 2015 lahan pertanian di Indonesia berkurang sejumlah 24,200 ha tentunya
itu sangat berpengaruh bagi kehidupan para petani yang awalnya
menggantungkan hidupnya dilahan pertanian yang ia garap.
Pemerintahan Kabinet Indonesia Bersatu pimpinan Presiden Susilo
Bamnag Yudhoyono (SBY) menggunakan Strategi revitalisasi pertanian sebagai
manifestasi pembangunan ekonomi. Strategi revitalisasi ialah salah satu dari
strategi tiga jalur (triple-track strategy). Selengkapnya, ketiga jalur strategi itu
adalah: (1) peningkatan pertumbuhan ekonomi di atas 6,5 persen per tahun
melalui percepatan investasi dan ekspor; (2) pembenahan sektor riil untuk mampu
menyerap tambahan angkatan kerja dan menciptakan lapangan kerja baru; dan (3)
revitalisasi sektor pertanian dan pedesaan untuk berkontribusi pada pengentasan
7
kemiskinan.
Strategi revitalisasi yang digunakan oleh Pemerintahan Kabinet Indonesia
Bersatu tidak berjalan sesuai dengan harapan dibuktikan dengan data Badan Pusat
Statistik (BPS) menyebut luas lahan baku sawah terus menurun. Catatan mereka
6
Badan Pusat Statistik, Statistik Pertanian (SP), di akses dari
https://www.bps.go.id/linkTableDinamis/view/id/895 pada tanggal 9 Desember 2018 Pukul.
14.30 WIB
7
Bustanul Arifin, PEMBANGUNAN PERTANIAN Paradigma Kebijakan dan Strategi Revitalisasi,
(Jakarta: GRASINDO, 2005) Hlm 1
6

pada 2018 ini, luas lahan tinggal 7,1 juta hektare, turun dibanding 2017 yang
masih 7,75 juta hektare.8 Dilihat dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa
semakin lama luas lahan pertanian kian menyempit sehingga pemerintah haruslah
lebih memperhatikan keadaan luas lahan pertanian agar sector pertanian dan
pedesaan mampu berkontribusi dalam pengentasan kemiskinan.
Di provinsi Banten sendiri luas lahan sawah masih sangat sedikit di
banding jumlah kebutuhannya sehingga provinsi Banten pada tahun 2015
menambah luas lahan pertanian sebanyak 61,038 ha diberbagai kabupaten/kota,
akan tetapi penambahan lahan tersebut dirasa masih kurang karena banyak lahan
pertaniah yang tidak produktif karena tidak dimanfaatkan sebagaimana mestinya.
Sector pertanian dan pedesaan di wilayah Desa Gunung Sari mulai
mengalami penurunan kuantitas karena keterbatasan kemampuan masyarakat
dalam mengolah lahan, masyarakat Desa Gunung Sari memiliki lahan pertanian
yang sangat luah yaitu 75% dari total luas wilayahnya, akan tetapi lahan yang luas
tersebut hanya digunakan untuk satu komditas yaitu padi dengan keterbatasan
kemampuan dan pengetahuan serta kurangnya dukungan dari pemerintah sekitar
untuk mengembangkan komoditas pertanian lain.
Gustavo Anríquez and Kostas Stamoulis melakukan penelitian pada tahun
2007 yang menguji hubungan antara pedesaan dan kemiskinan, dan peran sektor
pertanian yang dapat digunakan dalam pembangunan pedesaan, pengurangan
kemiskinan, dan pengembangan secara keseluruhan. Penelitian ini menjelaskan
bagaimana pada kondisi-kondisi tertentu strategi pengembangan wilayah dapat
berhasil baik, tetapi di sisi lain pada kondisi-kondisi tertentu, terutama pada
negara-negara yang tingkat pembangunannya rendah seperti pedesaan, pertanian
merupakan titik awal untuk pembangunan pedesaan.
Pada penelitian diatas dijelaskan bahwa pertanian merupakan ririk awal
untuk pembangunan pedesaan akan tetapi keterpurukan sector pertanian pada
Desa Gunung Sari mulai menurunkan minat generasi muda untuk ikut andil dalam
sector pertanian, pertanian mulai ditinggalkan oleh masyarkat Desa Gunung Sari

8
Tri Wahyuni, Diakses dari https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20181025153705-92-
341433/bps-sebut-luas-lahan-pertanian-kian-menurun pada tanggal 20 Desember Pukul 08.00
WIB
7

dan mulai mencari sumber pemenuhan ekonomi dari sector lain, seperti sektor
industry penyediaan barang dan jasa.
Maka dari itu, penulis memutuskan untuk meneliti di kalangan masyarakat
petani khusunya masyarakat petani di Desa Gunung Sari Kecamatan Mauk
Kabupaten Tangerang Provinsi Banten, perekonomian sebagai penggerak utama
roda kehidupan Oleh karena itu, penulis memberikan judul skripsi ini ANALISIS
KEGIATAN EKONOMI MASYARAKAT DESA (Studi kasus PETANI Desa
Gunung Sari Kec. Mauk Kab. Tangerang - BANTEN).
B. Identifikasi Masalah
Latar belakang di atas memuat beberapa masalah yang terjadi dalam
kehidupan petani sehingga dapat di identifiksikan masalah yang terjadi adalah
sebagai berikut ;
1. Pengalih fungsian lahan pertanian produktif menjadi area pemukiman
2. Analisis biaya produksi yang kurang matang dalam proses pertanian
3. Alur distribusi hasil pertanian yang tidak efisien
4. Keterbatasan Pemenuhan kebutuhan ekonomi sehari-hari petani penggarap
C. Pembatasan Masalah
Dari sekian banyak masalah yang penulis kemukakan dalam identifikasi
masalah diatas, penulis ingin membatasi masalah agar sesuai dengan tujuan awal
penelitian ini dan berharap agar tujuan penelitian ini dapat tercapai dengan baik.
1. Pembengkakan biaya produksi dalam setiap masa tanam tanam sampai
panen hingga menyebabkan kerugian dimasa akhir panen.
2. Wilayah pendistribusian hasil panen yang masih sempit menyebabkan
kurang maksimalnya hasil yang diperoleh.
3. Pemenuhan biaya kehidupan sehari-hari selama menunggu masa panen
yang sangat besar.
D. Perumusan Masalah
Agar penulisan skripsi ini dapat dilaksanakan dengan lebih relevan dan
fokus maka dirumuskan beberapa masalah yang akan menjadi inti penelitian.
Adapun rumusan masalah tersebut, sebagai berikut ;
1. Bagaimana proses pembiayaan produksi pertanian padi dari masa tanam
hingga panen.?
8

2. Bagaimanakah proses pendistribusian hasil panen hingga sampai ke


konsumen.?
3. Bagaimana proses pemenuhan kebutuhan eknomi rumah tangga petani
selama menunggu masa panen.?
E. Tujuan Penelitian
Rumusan masalah yang diuraikan diatas menggambarkan bahwa tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui :
1. Biaya produksi petani padi dari masa tanam hingga panen.
2. Proses Distribusi hasil pertenian hingga ke konsumen.
3. Pemenuhan kebutuhan ekonomi rumah tangga petani.
F. Manfaat Penelitian
Melihat dari tujuan penelitian maka Manfaat penelitian ini adalah:
1. Manfaat Teoritis
Sebagai ilmu pengetahuan, diharapkan penelitian ini dapat
bermanfaat dalam memberikan kontribusi kepada pengembangan
pengetahuan di bidang Ekonomi Pertanian, khususnya bagi Masyarakat
Desa Gunung Sari yang berprofesi sebagai Petani
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Dinas Pertanian, hasil penelitian dapat dipergunakan sebagai
masukan dalam membuat kebijakan dalam Pertanian di daerah.
b. Bagi Peneliti, hasil penelitian dapat dipergunakan sebagai bahan
rujukan penelitian tentang Perkembangan ekonomi Petani di
Indonesia.
c. Bagi Penulis, hasil penelitian ini dapat dipergunakan sebagai sarana
untuk mengetahui lebih dalam keadaan ekonomi para petani.
d. Bagi Masyarakat, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai sarana
meningkatkan pengetahuan dalam hal pertanian dan perkembangan
ekonomi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Pustaka
Kajian Pustaka sangat penting dalam sebuah penelitian terutama dalam
penulisan skripsi peneliti tidak bisa mengembangkan masalah yang mungkin
ditemui di tempat penelitian jika tidak memiliki acuan Kajian Pustaka yang
mendukungnya. Dalam skripsi Kajian Pustaka layaknya fondasi pada sebuah
bangunan. Bangunan akan telihat kokoh bila fondasinya kuat, begitu pula dengan
penulisan skripsi, tanpa kajian pustaka penelitian dan metode yang digunakan
tidak akan berjalan lancar. Peneliti juga tidak bisa membuat pengukuran atau tidak
memiliki standar alat ukur jika tidak ada kajian pustaka. Kajian pustaka sendiri
memiliki definisi sebagai seperangkat konstruk atau konsep, definisi dan proposisi
yang berfungsi untuk melihat fenomena secara sistematik, melalui spesifikasi
hubungan antara variablel, sehingga dapat berguna untuk mejelaskan dan
meramalkan fenomena.9
1. Ekonomi
a. Pengertian Ekonomi
Ilmu ekonomi adalah suatu studi mengenai individu-individu dan
masyarakat membuat pilihan, dengan atau tanpa menggunakan uang,
dengan menggunakan sumber-sumber daya yang terbatas tetapi dapat
digunakan dalam berbagai cara untuk menghasilkan berbagai jeniis barang
dan jasa serta mendistribusikannya untuk kebutuhan konsumsi, sekarang
dan dimasa datang, kepada berbagai indovidu dan berbagai golongan
masyarkat.10
Pada dasarnya ilmu-ilmu itu dikelompokkan menjadi tiga
kelompok besar, yaitu ilmu-ilmu alam, ilmu-ilmu social, dan ilmu
pengetahuan budaya. 11Ilmu ekonomi termasuk kedalam Ilmu-ilmu social,
perkembangan ilmu ekonomi di Indonesia berjalan begitu pesat seiring
dengan berkembangnya aktivitas manusia yang dilakukan unutk
memenuhi kebutuhannya. Karena definisi dari ilmu ekonomi sendiri ialah

9
Wiratna Sujarweni, Metodologi Penelitian, (Yogyakarta : PUSTAKABARUPRESS, 2014) Hal, 57.
10
Sadono Sukirno, Mikro Ekonomi Teori Pengantar, (Jakarta; Raja Grafindo Persada, 2010) hlm. 9
11
Rita, Hanafie, Pengantar Ekonomi Pertanian, (Yogyakarta; ANDI Press, 2010), Hlm. 3

10
11

ilmu yang mempelajari tentang cara menentukan pilihan dalam hal


memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.12
Sedangkan dalam perwujudan ilmu ekonomi yang kerap digunakan
dalam kegiatan sehari hari lebih sering digunakan Teori Ekonomi yang
memiliki definisi sebagai pandangan-pandangan yang menggambarkan
sifat hubungan yang wujud dalam kegiatan ekonomi, dan ramalan tentang
peristiwa yang terjadi apabila suatu keadaan yang mempengaruhinya
mengalami perubahan.13
b. Kegiatan Ekonomi
Dalam kehidupan sehari-hari banyak kita temukan kegiatan
ekonomi yang terdiri dari tiga kegiatan seperti berikut;
1) Kegiatan Produksi
Kegiatan produksi ialah suatu proses pengolahan barang
ekonomi dari bahan yang tidak dapat digunakan menjadi
bahan yang dapat digunakan
2) Kegiatan Distribusi
Kegiatan distribusi adalah menyalurkan barang dari
produsen kepada konsumen
3) Kegiatan Konsumsi
Kegiatan konsumsi adalah proses penggunaan barang hasil
produksi yang digunakan oleh konsumen
Dalam kegiatan ekonomi tersebut tentunya ada barang yang
menjadi objek dari kegiatan ekonomi, barang tersebut dinamakan sebagai
barang ekonomi dan barang bebas, barang ekonomi sendiri memiliki arti
bahwa barang yang terbatas jumlahnya dan memerlukan pengorbanan
untuk memperolehnya, sedangkan barang bebas adalah barang yang
tersedia dalam jumlah yang banyak dan tidak memerlukan pengorbanan
untuk memeperolehnya 14.

12
Prathama Rahardja, Mandala Manurung. Pengantar Ilmu Ekonomi (MIkro dan Makro Ekonomi),
(Jakarta; FE UI, 2008), Hlm. 1
13
Sadono Sukirno, Mikro Ekonomi Teori Pengantar, (Jakarta; Raja Grafindo Persada, 2010) hlm.
10
14
Prathama Rahardja, Op.Cit., Hlm. 4
12

Ilmu ekonomi mencakup banyak sekali bidang konsentrasi, salah


satunya ialah pertanian dengan nama lain Ilmu Ekonomi Pertanian yang
masih menajdi satu kesatuan utuh dengan Ilmu Ekonomi Umum yang
mempelajari fenomena-fenomena dan persoalan-persoalan yang
berhubungan dengan pertanian, baik mikro maupun makro.15
Dalam proses ekonomi tentunya memerlukan sebuah tempat atau
wadah bagi proses berjalannya perekonomian, wadah tersebuh sering
disebut dengan pasar. Pasar dalam pengertian ilmu ekonomi adalah
pertemuan permintaan dan penawaran16. Permintaan diartikan keinginan
konsumen membeli suatu barang pada berbagai tingkat harga selama
periode waktu tertentu.17 Sedangkan penawaran ialah jumlah barang yang
produsen ingin tawarkan pada berbagai tingkat harga selama satu periode
tertentu18.
Dalam aplikasinya kegiatan ekonomi lebih fokus ke wilayah
pedesaan dengan sector pertanian yang menjadi titik utama perekonomian
di desa, dikarenakan mayoritas penduduk desa masih bergantung dengan
usaha tani yang mereka geluti sehari-hari. Pertanian sudah menjadi bagian
dari stabilisasi negara akan tetapi para petani masih hidup dalam
kemiskinan, dengan membesarnya angka kemiskinan di pedesaan.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa pembangunan pertanian saat ini boleh
dikatakan gagal. Apabila pembangunan pertanian gagal, dapat juga
dikatakan bahwa landasan pembangunan ekonomi Indonesia masih akan
terus rapuh.19
Ekonomi pastinya mengalami pertumbuhan dalam ilmu ekonomi
pertumbuhan itu sangat diperlukan agar mampu menimbulkan output yang
lebih baik bagi kehidupan masyarakat, sehingga pertumbuhan ekonomi
sebagai sebuah proses peningkatan output dari waktu ke waktu menjadi
indikator penting untuk mengukur keberhasilan pembangunan suatu

15
Rita, Hanafie, Pengantar Ekonomi Pertanian, (Yogyakarta; ANDI Press, 2010), Hlm. 3
16
Prathama Rahardja, Mandala Manurung. Loc. Cit. Hlm. 24
17
Ibid., Hlm. 24
18
Ibid., Hlm. 32
19
Bustanul. Arifin, Ekonomi Pembangunan Pertanian, (Bogor; IPB Press, 2013), Hlm. 12
13

negara.20 Dengan pertumbuhan ekonomi yang terjadi tentunya akan


berdampak baik bagi masyarakat akan tetapi agar mampu mencakup lebih
luas bagian dari masyarakat perlu diberlakukan Pengembangan Ekonomi
Lokal (PEL) sebagai usaha mengoptimalkan pemanfaatan ssumber daya
lokal yang melibatkan pemerintah, dunia usaha, masyarakat lokal dan
organisasi masyarakat madani untuk mengembangkan ekonomi pada suatu
wilayah.21
2. Pertumbuhan Ekonomi
a. Pengertian Pertumbuhan Ekonomi
Ekonomi adalah sebuah cabang disiplin ilmu yang menjadi
tonggak bagi kehidupan, Ekonomi juga sangat dibutuhkan bagi suatu
Negara demi berlangsungya proses berbangsa dan bernegara tentunya
bidang Ekonomi haruslah tetap terjaga dengan stabil dan tidak mengalami
penurunan yang sangat signifikan.
Sadono Sukirno berpendapat bahwa pertumbuhan ekonomi berarti
perkembangan fiskal produksi barang dan jasa yang berlaku di suatu
negara, seperti pertambahan dan jumlah produksi barang industri,
perkembangan infrastruktur, pertambahan jumlah sekolah, pertambahan
produksi sektor jasa dan pertambahan produksi barang modal. Untuk
memberikan suatu gambaran kasar mengenai pertumbuhan ekonomi yang
dicapai suatu negara, ukuran yang selalu digunakan adalah tingkat
pertumbuhan pendapatan nasional riil yang dicapai.22
Pertumbuhan ekonomi merupakan kenaikan pendapatan nasional
riil atau produk domestik bruto dalam jangka panjang yang menyebabkan
barang dan jasa yang diproduksi dalam masyarakat bertambah dan
kemakmuran masyarakat meningkat.23

20
Ahmad Ma’ruf , Latri Wihastuti, Jurnal PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA: Determinan dan
Prospeknya, Jurnal Ekonomi dan Studi Pembangunan, Volume 9, Nomor 1, April 2008: 44
21
Jef Rudiantho. Saragih, Perencanaan Wilayah dan Pengembangan Ekonomi Lokal Berbasis
Pertanian, (Yogyakarta; Pustaka Pelajar, 2015) Hlm. 57
22
Sadono Sukirno,. Makro Ekonomi Teori Pengantar, Edisi Ketiga. (Jakarta: Rajawali Pers. 2011.)
Hlm. 423
23
Dhita Nur Elia Fitri, Skripsi Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi
Di Indonesia Tahun 1984-2013, (Yogyakarta ; Universitas Negeri Yogyakarta) Hlm. 12-13
14

Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan


ekonomi ialah proses peningkatan pendapatan Nasional baik berupa
pendapatan riil maupun produk domestik bruto dalam jangka waktu yang
tidak pendek yang menimbulkan peningkatan kesejahteraan masyarakat
dengan bertambahnya produk barang dan jasa.
b. Teori Pertumbuhan Ekonomi
Dalam proses pertumbuhan ekonomi para ahli mengemukakan
beberpa teori yang menjadi dasar analisis pertumbuhan ekonomi, mulai
dari teori klasik sampai dengan neo klasik. Seperti Berikut;
1) Teori Klasik
Menurut pandangan ahli-ahli ekonomi Klasik ada empat
faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, yaitu:
jumlah penduduk, jumlah stok barang-barang modal, luas
tanah dan kekayaan alam, serta tingkat teknologi yang
digunakan. Walaupun menyadari bahwa pertumbuhan
ekonomi tergantung 14 pada banyak faktor, ahli-ahli
ekonomi Klasik terutama menitikberatkan perhatiannya
kepada pengaruh pertambahan penduduk kepada
24
pertumbuhan ekonomi.
Dalam hal ini pertambahan penduduk sangat berpengaruh
karena bertambahnya penduduk tentunya bertambah juga
tenaga produksi dan rumah tangga konsumsi yang menjadi
amunisi utama penggerak roda perekonomian.
2) Teori Schumpeter
Teori Schumpeter menekankan tentang pentingnya peranan
pengusaha di dalam mewujudkan pertumbuhan ekonomi.
Dalam teori itu ditunjukkan bahwa para pengusaha
merupakan golongan yang akan terus-menerus membuat
pembaharuan atau inovasi dalam kegiatan ekonomi.
Inovasi tersebut meliputi: memperkenalkan barang-barang
baru, mempertinggi efisien cara memproduksi dalam

24
Dhita Nur Elia Fitri, Op. Cit,. Hlm. 13.
15

menghasilkan suatu barang, memperluas pasar sesuatu


barang ke pasaran-pasaran yang baru, mengembangkan
sumber barang mentah yang baru dan mengadakan
perubahan-perubahan dalam organisasi dengan tujuan
mempertinggi keefisienan kegiatan perusahaan. Berbagai
kegiatan inovasi akan memerlukan investasi baru. 25
Kegiatan pengusaha yang membuat inovasi-inovasi dapat
menambah kegiatan ekonomi baru yang tentunya dapat
meningkatkan proses produksi bagi produk baru yang
dihasilkan melalui inovasi yang dikembangkan tersebut.
3) Teori Harrod-Domar
Teori Harrod-Domar bertujuan untuk menerangkan syarat
yang harus dipenuhi supaya suatu perekonomian dapat
mencapai pertumbuhan yang teguh atau steady growth
dalam jangka panjang. Analisis Harrod-Domar
menggunakan pemisalanpemisalan sebagai berikut:
a) Barang modal telah mencapai kapasitas penuh
b) Tabungan adalah proporsional dengan pendapatan
nasional
c) Rasio modal-produksi (capital-output ratio) tetap
nilainya
d) Perekonomian terdiri dari dua sektor.26
4) Teori Pertumbuhan Neo Klasik
Teori pertumbuhan Neo-Klasik melihat dari segi
penawaran. Menurut teori ini, yang dikembangkan oleh
Abramowitz dan Solow-pertumbuhan ekonomi tergantung
kepada perkembangan faktor-faktor produksi. Dalam
persamaan, pandangan ini dapat dinyatakan dengan
persamaan:
∆Y = f (∆K, ∆L, ∆T)

25
Dhita Nur Elia Fitri, Skripsi Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi
Di Indonesia Tahun 1984-2013, (Yogyakarta ; Universitas Negeri Yogyakarta) Hlm. 15
26
Dhita Nur Elia Fitri, Op. Cit,. Hlm. 17.
16

di mana,
∆Y adalah tingkat pertumbuhan ekonomi
∆K adalah tingkat pertumbuhan modal
∆L adalah tingkat pertumbuhan penduduk
27
∆T adalah tingkat perkembangan teknologi.
3. Pertanian
a. Pengertian Pertanian
Pertanian dalam arti luas adalah kegiatan pengelolaan dan
pemanfaatan sumber daya tumbuhan, hewan, jasad renik dan ekosistem
beserta hasilnya yang meliputi produksi, pengelolaan, pemasaran dan
distribusi, bagi kesejahteraan umat manusia.28
Ada yang berpendapat, pertanian merupakan kegiatan manusia
dalam membuka lahan dan menanaminya dengan berbagai jenis tanaman
yang termasuk tanaman semusim maupun tanaman tahunan dan tanaman
pangan maupun tanaman non-pangan.29
Pertanian merupakan kegiatan yang dilakukan manusia pada suatu
lahan tertentu, dalam hubungan tertentu antara manusia dengan lahannya,
disertai berbagai pertimbangan tertentu pula. Ilmu yang mempelajari
segala sesuatu yang berhubungan dengan kegiatan manusia dalam
pertanian disebut ilmu usahatani.30
Pertanian di Indonesia dilaksanakan sebagai usaha menghasilkan
keperluan sehari-hari (Bahan makanan nabati atau hewani dan keperluan
hidup lainnya) petani dari tanah tempatnya berpijak.31 Berdasarkan luas
lahan yang dimiliki, petani dibedakan menjadi tiga, ada petani kaya
pemilik lahan luas, ada petani menengah pemilik lahan sedang, ada petani
gurem penilik lahan sempit. 32

27
Dhita Nur Elia Fitri, Skripsi Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi
Di Indonesia Tahun 1984-2013, (Yogyakarta ; Universitas Negeri Yogyakarta) Hlm. 20
28
Musa Hubeis, Manajemen Industri Pangan, (Tangerang Selatan; UT,2014), Hlm. 27
29
Edy Suprapto, Tesis Analisis Faktor-faktor yang mempengaruhi usahatani padi organik di
kabupaten sragen. (Surakrta : UNIVERSITAS SEBELAS MARET,2010) Hlm. 31
30
Ibid., Hlm. 32
31
Musa Hubeis, Manajemen Industri Pangan, (Tangerang Selatan; UT,2014), Hlm. 21
32
Rita Hanafie, Pengantar Ekonomi Pertanian, (Yogyakarta; ANDI press, 2010) Hlm. 54
17

Pertanian diartikan sebagai setiap campuran tangan manusia dalam


perkembangan tanam-tanaman maupun hewan agar diperoleh manfaat
yang lebih baik daripada tanpa campur tangan tenaga manusia.33
sesungguhnya secara alamiah hewan dan tumbuhan sudah mampu tumbuh
dengan sendirinya akan tetapi tidak bisa dimanfaatkan dengan lebih baik,
contohnya untuk kebutuhan pokok masyarakat Indonesia pemenuhan
kebutuhan beras sangatlah tinggi sehingga diperlukannya tanaman padi
yang produktif demi memenuhi kebutuhan sehari-hari masyarakat.
b. Produksi Pertanian
Produksi merupakan kegiatan yang diukur sebagai tingkat output
per unit periode atau waktu. Dalam proses produksi, terdapat hubungan
yang sangat erat antara faktor-faktor produksi yang digunakan dan
produksi yang dihasilkan. Gasperz menyatakan bahwa ada dua hal yang
menjadi pertimbangan dalam suatu alternatif usaha, yaitu aspek teknik dan
aspek ekonomi. Aspek teknik yang utama adalah proses produksi.34
Dalam proses produksi diperlukan proses produksi yang benar di
antara beberapa kemungkinan cara produksi. Perlu juga diperhatikan
pemilihan mesin dan peralatan yang sesuai dengan karakteristik
usaha/pekerjaan.35
Menurut Rahim dan Diah secara umum fungsi produksi atau
faktor-faktor yang mempengaruhi produksi pertanian adalah lahan, tenaga
kerja, modal, pupuk, pestisida, bibit, teknologi, dan manajemen. Lahan
pertanian merupakan penentu dari pengaruh faktor produksi komoditas
pertanian, karena secara umum dikatakan semakin luas lahan tersebut
(yang digarap/ditanami), maka semakin besar jumlah produksi yang
dihasilkan oleh lahan tersebut. Ukuran lahan pertanian dapat dinyatakan
dengan hektar (ha) atau are.36

33
Wirdatun Nisa Skd, Skripsi kontribusi usaha tani padi dalam meningkatkan kesejahteraan
ekonomi masyarakat (studi kasus desa terutung megara bakhu kecamatan lawe sumur
kabupaten aceh tenggara aceh), (Medan: UIN Medan, 2017) Hlm. 25
34
Abd Rahim Dkk, Model analisis ekonomika pertanian, (Makassar : Badan Penerbit Universitas
Negeri Makassar) Hlm. 17
35
Ibid.,
36
Op. Cit., Hlm. 33
18

c. Distribusi Pertanian
Pemasaran (tata niaga= distribusi =marketing) merupakan kegiatan
ekonomi yang berfungsi untuk membawa atau menyampaikan barang
dan/atau jasa dari produsen ke konsumen. Pemasaran juga dapat diartikan
sebagai proses social dan manajerial yang dalam hal ini individu atau
kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginannya dengan
menciptakan, menawarkan, dan menukarkan produk yang bernilai satu
sama lain.37
Pada dasarnya distribusi merupakan kegiatan penyampaian produk
dari tangan produsen ke tangan konsumen atau pelanggan dalam kondisi
baik, tepat waktu serta sesuai dengan keinginan pembeli38.
Distribusi merupakan kegiatan pemasaran yang berusaha
memperlancar serta mempermudah penyampaian produk (barang dan jasa)
dari produsen kepada konsumen sehingga penggunanya sesuai (jenis,
39
jumlah, harga, tempat dan waktu) dengan yang diperlukan.
Menurut Siswanto Sutujo kegiatan distribusi dapat dilakukan
dengan menggunakan sistem distribusi langsung maupun tidak langsung.
Tidak sedikit perusahaan melaksanakan sendiri kegiatan distribusi. Di lain
pihak banyak pula perusahaan melakukannya melalui distributor.
Tidak kurang pula jumlah perusahaan yang karena berbagai macam
sebab melakukan kedua-duanya sekaligus. Secara singkat barang atau jasa
dari produsen sampai kelokasi pembeli atau konsumen pemakai dapat
dilakukan :
1. Secara langsung (direct marketing),
2. Melalau pedagang atau distributor (indirect marketing), atau
3. Kombinasi dari kedua sistem distribusi tersebut. Distribusi
langsung dapat dilakukan dengan menugaskan sales executive

37
Rita Hanafie, Pengantar Ekonomi Pertanian, (Yogyakarta: Andi, 2010), Hlm. 205
38
Gun Gunawan Rachman Dkk, PENGARUH BIAYA DISTRIBUSI DAN SALURAN DISTRIBUSI
TERHADAP VOLUME PENJUALAN (STUDI PADA SARI INTAN MANUNGGAL KNITTING BANDUNG),
JURNAL RISET AKUNTANSI DAN BISNIS Vol 10 No .2 / September 2010
39
Ibid.,
19

perusahaan atau personalia penjualan yang lain menjual produk


langsung kepada pembeli terakhir. 40
Ada 5 konsep pemasaran yag mendasari cara produsen melakukan
kegiatan pemasarannya. Masing-masing dijelaskan sebagai berikut;
1. Konsep berwawasan produksi
Konsep ini merupakan konsep tertua yang berpendapat bahwa
konsumen akan memilih produk yang mudah didapat dan
murah harganya. Pusat perhatian produsen ditujukan untuk
mencapai efisiensi produk yang tinggi, serta cakupan distribusi
yang luas.
2. Konsep berwawasan produk
Konsep ini menyebutkan bahwa konsumen akan memilih
produk yang menawarkan mutu, kinerja terbaik, atau hal-hal
inovatif lainnya. Produsen akan memusatkan perhatian pada
tujuan untuk membuat produk yang lebih baik dan terus
menyempurnakannya karena beranggapan pembeli akan
menyuka produk yang buatannya baik.
3. Konsep berwawasan menjual
Konsep berwawasan menjual berpendapat bahwa jika
konsumen dibiarkan saja maka tidak akan membeli produk
dalam jumlah besar sehingga usaha penjualan dan promosi
yang agresif perlu dilakukan. Konsep ini beranggapan bahwa
konsumen harus didorong untuk melakukan pembelian, serta
produsen memiliki banyak cara promosi dan penjualan efektif
untuk merangsang pembelian.
4. Konsep berwawasan pemasaran
Konsep berwawasan pemasaran berpendapat bahwa kunci
untuk mencapai tujuan dari penentuan kebutuhan dan
keinginan pasar sasaran, serta memberikan kepuasan yang
diinginkan secara lebih efektif dan efisien daripada saingannya.

40
Ibid.,
20

Distribusi pertanian adalah kegiatan penyampaian barah hasil


pertanian kepada konsumen, dsitribusi pertanian memerlukan faktor
pendukung yang dapat mempengaruhi kelancaran proses distribusi mulai
dari letak wilayah hingga akses ke konsumen. Semakin dekan letak
wilayah dengan konsumen maka semakin cepat pula proses
pendistribusian produk tersebut.
d. Usahatani dan Petani
Ilmu Usahatani termasuk ilmu yang relatif baru yang berkembang
mulai permulaan abad XX. Di Indonesia sendiri baru berkembang sekitar
tahun 1950 (30 Tahun sebelum berdirinya Departmen Pertanian).
Ilmu usaha tani merupakan ilmu terpakai, yakni ilmu yang
mempelajari dengan lebih terperinci tentang masalah-masalahyang relative
lebih sempit. Ciri utamanya adalah hanya mengambil azas-azas dan
hokum-hukum dasar dari satu sumber atau lebih, tetapi akhirnya juga
mengembangkan azas-azasnya sendiri.41
Usahatani merupakan pokok inti pertanian yang pembahasannya
meliputi Petani, Keluarga petani dan bagaimana petani mengelola
usahataninya. Kemudian hal-hal yang menyangkut kondisi fisik dari faktor
produksi yang dimiliki dan dikuasai oleh petani dan pengelola.42
Petani sendiri memiliki arti bahwa setiap orang yang melakukan
usaha untuk memenuhi sebagian atau keseluruhan kebutuhan
kehidupannya di bidang pertanian dalam arti luas yang meliputi usahatani
pertanian, peternakan, perikanan (termasuk penagkapan ikan), dan
pemunguan hasil laut.43
e. Sistem Pertanian
Pertanian tentunya memerlukan sistem yang menjadi alur pertanian
tersebut, sistem pertanian sendiri dibagi menjadi dua yaitu sistem
pertanian modern dan sistem pertanian sederhana. Sistem pertanian
modern ialah yang mengutamakan daya produksi tinggi dan penggunaan
tenaga kerja efisien, dalam hal ini untuk mencapai daya guna maksimum

41
Fadholi Hernanto, Ilmu Usahatani, (PT. Penebar Swadaya ; Jakarta, 1989) Hlm. 14
42
Ibid., Hlm. 15
43
Ibid., Hlm. 26
21

dilakukan spesialisasi pertanian. Sedangkan sistem pertanian sederhana


ialah mengganti begitu saja flora dan fauna alami dengan tumbuhan dan
hewan peliharaan tanpa mengadakan usaha-usaha pemeliharaan
tambahan.44
Menurut Mosher ada 5 syarat pokok/mutlak dan 5 syarat tambahan
untuk memebangun dan mengembangkan pertanian.45 Antara lain;
1) Syarat pokok
a) Pasar untuk hasil pertanian
b) Tekhnologi yang senantiasa berubah lebih maju
c) Sarana produksi dan alat-alat pertanian yang tersedia
local
d) Insentif produksi untuk petani
e) Pengangkutan atau transportasi
2) Syarat tambahan
a) Pendidikan untuk pembangunan
b) Kredit produksi
c) Kegiatan kelompok untuk petani
d) Penyempurnaan dan perluasan lahan pertanian
e) Perencanaan nasional pembangunan pertanian

f. Klasifiasi Petani
Diungkapkan oleh fadholi hernanto bahwa petani memiliki
sebutan, fungsi , kedudukan atas perannya, seperti berikut;
1) Petani sebagai pribadi;
2) Petani sebagai kepala kelauarga/anggota keluarga;
3) Petani sebagai guru;
4) Petani sebagai pengelola usahatani;
5) Petani sebagai warga sosial, kelompok;
6) Petani sebagai warga negara;46
Berikut penjelasan sebutan, fungsi, dan kedudukan petani;

44
Musa Hubeis, Manajemen Industri Pangan, (Tangerang Selatan; UT,2014), Hlm. 23.
45
Rita Hanafie, Pengantar Ekonomi Pertanian, (Yogyakarta: Andi, 2010), Hlm. 12
46
Fadholi Hernanto, Ilmu Usahatani, (PT. Penebar Swadaya ; Jakarta, 1989) Hlm. 26
22

1) Petani sebagai pribadi


Sebagai pribadi, petani mempunyai identitas diri.
Lengkap dengan sosoknya sebagai ciptaan Allah SWT. Ia
punya perasaa, cita-cita, dan kehendak untuk dihargai dan
diakui oleh sesamanya.
2) Petani sebagai kepala Keluarga/angoota keluarga
Petani yang sudah menikah dan dikaruniai anak
akan berfungsi sebagai kepala keluarga dan sekaligus
sebagai anggota keluarga. Anggota keluarga jumlahnya
tergantung pada isi rumah yang menjadi tanggung
jawabnya.
Dalam kondisi ini petani perlu mengetahui total
kebutuhan keluarga per tahun dan perinciannya per bulan
bahkan per hari. Hal ini penting untu dapat dijadikan dasar
dalam menentukan pengelolaan usahataninya. Setidak-
tidaknya sasaran pemenuhan kebutuhannya.
3) Petani sebagai guru
Perjalanan dan perkembangan pertanian di
Indonesia menunjukan bahwa petani sekaligus sebagai guru
dari anak-anaknya. Petani sebagian besar masuk di dalam
kelompok-kelompok tani. Dalam kelompok ini berkembang
sistem belajar di antara petani. Petani yang maju menjadi
guru, tempat bertanya dari petani lain.
4) Petani sebagai pengelola usahatani
Peran petani sebagai pengelola usaha tani berfungsi
mengambil keputusan dan mengorganisir fakor-faktor
produksi yang sesuai dengan pilihanmya dari beberapa
kebijakan produksi yang diketahui.
Kebanyakan petani bukan memilih alternative
terbaik karena keterbatasan sumber yang dikuasai, tetapi
telah memilih selamat dan tidak mengambil risiko sebagai
akibat salah pengambilan keputusan.
23

5) Petani sebagai warga sosial, kelompok


Sebagai pribadi, petani yang bermasyarakat akan
loyal terhadap aturan bermasyarakat. Hal itu tercermin dari
pengalaman sosialisasi diri sepanjang umurnya, masyarakat
solider terhadap petani. Diperhatikan dalam suka dan duka.
Tetapi bila loyalitas itu memudar, maka sangsi
masyarakat akan berlaku. Hal itu biasanya, justru sangat
ditakuti oleh warga kelompok, termasuk petani.
6) Petani sebagai warga negara
Sebagai makhluk tuhan, manusia petani tidak dapat
hidup sendiri. Ia berkelompok dalam keluarga, keluarga
besar dan di masyarakat, rukun tetangga (RT), rukun warga
(RW), desa/kelurahan, kecamatan, kabupaten, provinsi,
negara dan bahkan masyarakat dunia.
Petani pribadi menyerahkan kekuasaannya
(authority) kepada pemerintah Indonesia, melalui tatanan
terendah, desa, dalam tatanan sosial RT,RW. Bukti
penyerahan kekuasaan itu terwujud dalam pengakuan,
seperti ikut pemilihan kepala desa, pemilihan umum,
diberikan kartu penduduk dan bukti lainnya. Ada arus
timbal balik dan semua keterikatan. Kesemuanya berjalan
dalam sistem nasional yang ada yaitu wawasan nasional,
wawasan nusantara.
4. Pedesaan
a. Pengertian Pedesaan
Menurut Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan
Ruang47, Ruang adalah wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut, dan
ruang udara, termasuk ruang didalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah,
tempat manusia dan makhluk hidup lainnya, melakukan kegiatan, dan
memelihara kelangsungan hidupnya. Wilayah adalah ruang yang
merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsur terkait yang batas

47
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang, Pasal 1,
Ayat 1, 17 dan 20
24

dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek administrative dan atau aspek


fungsional. Kawasan adalah wilayah yang memiliki fungsi utama lindung
atau budi daya.
Desa48 adalah desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama
lain, selanjutnya disebut desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang
memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus
urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan
prakarsa masyarkat, hak asal usul, dan atau hak tradisional yang diakui
dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Kawasan Perdesaan adalah kawasan yang mempunyai kegiatan
utama pertanian, termasuk pengelolaan sumberdaya alam dengan susunan
fungsi kawasan sebagai tempat pemukiman perdesaan, pelayanan jasa
pemerintahan, pelayanan social, dan kegiatan ekonomi.
b. Kriteria pedesaan
Kawasan pedesaan memiliki tiga kriteria umum49. Pertama,
kawasan pedesaan dicirikan oleh tingkat kerapatan pemukiman dan
kerapatan penduduk yang rendah. Kedua, kawasan pedesaan memiliki
bentang alam dengna dominasi pola ruang pertanian dalam arti luas,
pengelolaan sumberdaya alam, dana tau lingkungan alami. Ketiga, adanya
nilai-nilai budaya dan norma tertentu, sebagai hasil relasi social yang
panjang antar sesama warga masyarakat pedesaan, dan atau relasi antar
masyarakat pedesaan berkenaan dengan alam sekitarnya.
Pada dasarnya pengembangan kawasan pedesaaan Untuk sesuai
dengan UU Nomor 26 Tahun 2007, 50sebagai berikut;
1) Pemberdayaan masyarakat pedesaan
2) Pertahanan kualitas lingkungan setempat dan wilayah
yang didukungnya
3) Konservasi sumber daya alam
4) Pelestarian warisan budaya local

48
Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2004 Tentang Desa, Pasal 1 Ayat 1 dan 9
49
Jef Rusiantho Saragih, Perencanaan Wilayah dan Pengembangan Ekonomi Lokal Berbasis
Pertanian, (Yogyakarta; Pustaka Pelajar, 2015), Hlm. 16-17
50
Ibid., Hlm. 18
25

5) Pertahanan kawasan lahan abadi pertanian pangan untuk


ketahanan pangan, dan
6) Penjagaan keseimbangan pembangunan

c. Peran pedesaan dalam pertanian


Pembangunan pedesaan pada dasarnya lebih dari hanya sekedar
membangun sektor pertanian. Strategi pembangunan pedesaan
menitikberatkan pada upaya untuk membangun sector pertanian yang lebih
sehat.51 Sector pertanian yang sehat tentunya harus memiliki unsur-unsur
pendukung (Sumber daya alam) yang mampu menunjang kualitas hasil
pertanian, sumber daya alam yang berperan dalam pertanian adalah tanah,
matahari, udara dan air. Lahan (Tanah) dikatakan sebagai sumber daya
alam terpenting dalam sector pertanian.52
Dalam peran serta pedesan terhadap keberlangsungan pertanian
salah satunya adalah ketersediaan lahan yang masih sangat luas, Tanah
merupakan faktor produksi terpenting dalam pertanian karena tanah
merupakan tempat dimana usahatani dapat dilakukan dan tempat hasil
produksi dikeluarkan karena tanah tempat tumbuh tanaman. Tanah
memiliki sifat tidak sama dengan faktor produksi lain yaitu luas relatif
tetap dan permintaan akan lahan semakin meningkat sehingga sifatnya
langka.53
Lahan pertanian merupakan penentu dari pengaruh komoditas
pertanian. Secara umum dikatakan, semakin luas lahan (yang
digarap/ditanami), semakin besar jumlah produksi yang dihasilkan oleh
lahan tersebut. Ukuran lahan pertanian dapat dinyatakan dengan hektare
(ha) atau are. Di pedesaan, petani masih menggunakan ukuran tradisional,
misalnya patok dan jengkal54

51
Ibid., Hlm. 14-15
52
Rita Hanafie, Pengantar Ekonomi Pertanian, (Yogyakarta; ANDI Press, 2010) Hlm. 51
53
Muhammad Hafidh, Pengaruh Tenaga Kerja, modal, dan luas lahan terhadap usaha tani padi
sawah, (Semarng : Universitas Negeri Semarang, 2009). Hlm. 24
54
Ibid,. Hlm. 25
26

B. Penelitian Relevan
ALAT
NO PENELITI JUDUL HASIL
ANALISIS
1 Sri Hery STRATEGI DESKRIPTIF Strategi ADLI berperan baik
Susilowati AGRICULTURAL- KUALITATIF khususnya dalam penyerapan
Tahun 2008 DEMAND-LED- tenaga kerja, peningkatan PDB dan
(Jurnal) INDUSTRIALIZATION perannya dalam mengakselerasi
DALAM PERSPEKTIP pertumbuhan sector-sektor lain.
PENINGKATAN Dalam dalam hal distribusi
EKONOMI DAN pendapatan rumah tangga, strategi
PENDAPATAN ADLI masih jauh dari penerapan
PETANI yang ideal. Manfaat
pengembangan sector pertanian
primer dan agroindustry lebih
banyak mengalir kerumah tangga
non pertanian di kota, sedangkan
buruh tani dan petani menerima
pendapatan terkecil.
2 Sri Hery FENOMENA Analisis Strategi yang perlu dilakukan untuk
Susilowati PENUAAN PETANI deskriptif dan menarik minat pemuda bekerja di
Tahun 2016 DAN tabulasi pertanian antara lain mengubah
(Jurnal) BERKURANGNYA persepsi generasi muda bahwa
TENAGA KERJA sektor pertanian merupakan sektor
MUDA SERTA yang menarik dan menjanjikan
IMPLIKASINYA apabila dikelola dengan tekun dan
BAGI KEBIJAKAN sungguh-sungguh, pengembangan
PEMBANGUNAN agroindustri, inovasi teknologi,
PERTANIAN pemberian insentif khusus kepada
petani muda, pengembangan
pertanian modern, pelatihan dan
pemberdayaan petani muda, serta
memperkenalkan pertanian kepada
27

generasi muda sejak dini


3 Ketut Gede PERSPEKTIF DAN DESKRIPTIF sebagian besar studi diarahkan
Mudiarta PERAN SOSIOLOGI EKSPLORATI kepada bagaimana masyarakat
Tahun 2011 EKONOMI DALAM F memenuhi kebutuhan dan mencapai
(Jurnal) PEMBANGUNAN kemakmuran atau kesejahteraan
EKONOMI yang erat kaitannya dengan
MASYARAKAT masalah kemiskinan. Saat ini studi
Sosiologi Ekonomi lebih marak
menganalisis tentang kapital sosial,
serta masalah struktur,
kelembagaan dan sistem ekonomi
nasional dikaitkan dengan
kesejahteraan masyarakat. Sistem
ekonomi nasional yang dimaksud
adalah yang sejalan amanat
konsititusi kita. Pada sisi lain,
dampak pembangunan nasional
terutama sejak masa orde baru juga
banyak diteliti mengingat kebijakan
pembangunan dinilai belum
mampu menciptakan kesejahteraan
masyarakat, bahkan terkesan belum
berhasil menciptakan inklusifitas
dalam pembangunan nasional,
berlandaskan pembangunan model
negara kesejahteraan (MNK)
dengan indikator utama berupa
“pemerataan” pembangunan
4 Rudy S. KONSEP DAN ANALISIS Pendekatan pembangunan
Rivai dan IMPLEMENTASI DESKRIPTIF berkelanjutan termasuk pertanian
Iwan S. PEMBANGUNAN berkelanjutan dalam Agenda 21
Anugrah PERTANIAN sudah menjadi kesepakatan para
28

Tahun 2011 BERKELANJUTAN pemimpin dunia pada KTT Bumi di


(Jurnal) DI INDONESIA Rio de Janeiro, 1992 untuk
dijadikan acuan pembangunan
disemua negara. Namun belum
semua negara dapat
melaksanakannya sesuai
kesepakatan, sehingga masih
banyak ditemukan kerusakan
lingkungan dan degradasi sumber
daya alam yang mengganggu
proses produksi pertanian dan
penghidupan manusia.
Implementasi pembangunan
pertanian berkelanjutan bagi negara
yang sedang berkembang (termasuk
Indonesia) yang masih banyak
menghadapi masalah ekonomi
tidaklah mudah untuk
diimplementasikan. Salah satu
sebab pendekatan pembangunan
berkelanjutan belum sepenuhnya
dapat dilaksanakan adalah
penerapan pendekatan sektoral (ego
sektoral) yang sampai saat ini
masih menjadi kendala pelaksanaan
atau implementasi di lapangan.
Pembangunan berkelanjutan harus
merupakan program terpadu lintas
sektor dan multi disiplin yang perlu
dikoordinasikan secara kuat mulai
pada tingkat pusat sampai tingkat
daerah dan masyarakat luas sebagai
29

pelaku pembangunan ekonomi.


5 Achmad EKONOMI PADI DI DESKRIPTIF Hasil kajian komparatif ekonomi
Suryana dan ASIA; SUATU KOMPARATI padi di asia menunjukan bahwa
Ketut TINJAUAN F kambodja dan Thailand memiliki
Kariyasa BERBASIS KAJIAN daya dukung lahan pertanian dalam
Tahun 2008 KOMPARATIF memproduksi beras untuk
(Jurnal) memenuhi kebutuhan penduduknya
paling baik, Malaysia mampu
menjadikan usaha tani padi
memberikan kehidupan yang layak
bagi petaninya, sementara usaha
tani padi di Indonesia belum
mampu memberikan kehidupan
yang layak bagi petani. Karena
rata-rata luas garapan petani padi di
Indonesia sangat sempit, sekalipun
tekhnologi produksi padi yang
diterapkan petani Indonesia sudah
cukup intensif, dibawah cina,
korea, jepang, dan Vietnam.
Tingkat kemandirian pangan beras
Indonesia relative lebih baik
disbanding Negara Nepal, jepang,
Filipina, dan Malaysia, namun
masih lemah dibandingkan dengan
Negara asia lainnya.

Berdasarkan penelitian terdahulu tersebut, dapat diambil beberapa


persamaan yakni proses penelitian dalam lingkup petani lebih fokus ke masalah
ekonomi dan minat para generasi muda yang semakin menipis dalam ikut serta
melenajutkan roda regenerasi menjadi petani dan pertumbuhan ekonomi
dikalangan masyarakat yang fluktuatif dan masih bergantung pada kondisi cuaca
30

dan keadaan lingkungan, akan tetapi terdapat perbedaan dalam penelitian diatas
dengan penelitian yang akan dilaksanakan dalam penelitian ini selain fokus
terhadap pertumbuhan ekonomi petani akan tetapi penelitian ini juga akan
membahas tentang proses petani dalam menanam hingga memanen padi sehingga
dapat diketahui dengan jelas biaya yang dikeluarkan dari mulai masa tanam
sampai masa panen. Dan itu akan lebih menjelaskan pertumbuhan ekonomi yang
terjadi di masyrakat.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian
Penelitian ini bertempat di Desa Gunung Sari. Desa Gunung Sari adalah
wilayah pedesaan yang berada pada titik kordinat 6°04'22.1"S 106°30'35.1"E,
yang tercakup dalam wilayah kecamatan Mauk Kab. Tangerang Provinsi Banten.
Wilayah yang terletak di pesisir pantai utara Banten ini memiliki luas wilayah 358
Ha, sebagian besar wilayah Desa Gunung Sari adalah sawah dengan total luas
282,4 ha dan sisanya adalah tanah pemukiman yang dihuni lebih dari 4000 ribu
Jiwa yang terdaftar sebagai warga Desa Gunung Sari.55

Gambar 3.1
Peta Desa Gunung Sari Kec. Mauk Kab. Tangerang
Sumber; Arsip Desa Gunung Sari

55
Arsip Desa Gunung Sari, Profil Desa Gunung Sari, (Mauk : GS PRESS, 2017) Hal. 1

31
32

2. Waktu Penelitian

Tabel 3.1
Jadwal Penelitian
No. Kegiatan (2019-2020) 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2
1. Penelitian Lapangan
2. Penyusunan bab I
3. Penyusunan bab II
4. Penyusunan Bab III
5. Penyusunan Bab IV
6. Penyusunan V
7. Sidang skripsi
B. Latar Penelitian
Penelitian ini menggunakan data atau informasi yang diperoleh dari subjek
penelitian yang terdiri dari berbagai kalangan masyarakat yang berhubungan
langsung maupun tidak langsung dengan proses perekonomian petani di Desa
Gunung Sari, adapun subjek dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Buruh Tani
2. Petani Pemilik lahan sawah di desa Gunung Sari
3. Tengkulak di Desa Gunung Sari
4. Pemerintah Desa Gunung Sari
Berbagai subjek penelitian diatas diharapkan oleh peneliti mampu
memberikan informasi yang lengkap dan sesuai dengan kejadian di lapangan
sehingga mampu mempermudah proses pengambilan data oleh peneliti.

C. Metode Penelitian
Penelitian adalah proses yang digunakan untuk mengumpulkan dan
menganalisis informasi guna meningkatkan pemahaman kita pada suatu konflik. 56
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Maksud dari istilah statistik atau
dengan cara-cara lain dari kuantifikasi ( pengukuhan). Penelitian kualitatif dapat

56
Iman. Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktek, (Jakarta : Bumi Aksara, 2013),
hlm. 79
33

menunjukkan pada penelitian tentang kehidupan masyarakat, sejarah, tingkah


laku, atau hubungan kekerabatan.57
Menurut Cresswell Penelitian yang dibimbing oleh paradigma kualitatif di
definisikan senagai suatu proses penelitian untuk memahami masalah-masalah
manusia atau social dengan menciptakan gambaran menyeluruh dan kompleks
yang disajikan dengan kata-kata, melaporkan pandangan terinci yang diperoleh
dari para sumber informasi, serta dilakukan dalam latar (setting) yang alamiah.58
Memaknai Penelitian kualitatif memiliki karakteristik yang berbeda antara lain
seperti berikut.59
1. Peneliti memaknai apa yang diteliti dengan persepsi subjektif untuk
menghadirkan konteks yang menjelaskan suatu fenomena.
2. Tujuan penelitian adalah mengembangkan konsep-konsep yang dapat
menjelaskan makna suatu fenomena.
3. Tidak dilakukan pengujian hipotesis, karena konteks atau lingkungan
social menentukan bagaimana data dikumpulkan.
4. Konsep pengetahuan dalam bentuk tema, motif, taksonomi, dan
generalisasi bukan operasionalisasi variable.
5. Generalisasi tidak dilakukan mengacu pada kaidah probabilitas, tetapi
melalui ekstraksi kenyataan dari data yang ditemukan di lapangan dan
menyajikannya dalam gambaran yang koheren dan konsisten.

Penelitian Kualitatif memiliki ciri-ciri yang membedakannya dari


penelitian lainnya, seperti berikut:60
1. Konteks dan setting alamiah (Naturalistic)
2. Bertujuan untuk mendapatkan pemahaman yang mendalam tentang
suatu fenomena.
3. Keterlibatan secara mendalam serta hubungan erat antara peneliti
dengan subjek yang diteliti.

57
Syamsir Salam, dan Jaenal Aripin, Metodologi Penelitian Sosial, (Jakarta: UIN Jakarta Press,
2006), hlm. 30
58
Iman. Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktek, (Jakarta : Bumi Aksara, 2013),
Hlm. 83
59
Boy S. Sabarguna, Analisis Data Pada Penelitian Kalitatif, (Jakarta: UI Press, 2008) Hlm. 5-6
60
Haris. Herdiansyah, Wawancara, Observasi, dan Focus Groups, (Jakarta : Raja Grafindo Persada,
2015), Hlm. 16-24
34

4. Tekhnik pengumpulan data yang khas kualitatif, tanpa adanya


perlakuan (treatment) atau manipulasi variable.
5. Adanya penggalian nilai (values) yang terkandung dari suatu perilaku.
6. Penelitian kualitatif bersifat fleksibel.
7. Tingkat akurasi dari data dipengaruhi oleh hubungan antara peneliti
dengan subjek penelitian.
Penelitian ini bertujuan menganalisis data sedekat mungkin dengan data-
data yang ada dan sesuai dengan realita di lapangan. Peneliti menggunakan jenis
penelitian studi kasus, yaitu penelitian dilakukan secara mendalam terhadap objek
penelitian dan dalam waktu yang cukup lama. Dalam penelitian ini, peneliti ingin
mempelajari latar belakang dan tujuan dari objek penelitian. Melihat fenomena
dan interaksi sosial yang terjadi di lapangan laludapat dideskripsikan serta
digambarkan secara lengkap ke dalam tulisan. Maka dari itu peneliti
menggunakan metode penelitian kualitatif.
D. Teknik Pengumpulan Data
Usaha yang dilakukan dalam proses memperoleh data, dilakukan beberapa
teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti sebagai berikut:
1. Observasi
Observasi didefinisikan sebagai suatu proses melihat, mengamati,
dan mencermati serta merekam perilaku secara sistematis untuk suatu
tujuan tertentu. Obserasi ialah suatu kegiatan mencari data yang dapat
digunakan untuk memberikan suatu kesimpulan atau diagnosis.
Salah satu peran observer adalah Changing-role Observer yaitu
peran yang bisa menyesuaikan dengan situasi penelitian, peneliti bisa
menjadi observer partisipatif lalu kemudian bisa juga berubah menjadi
observer Non Partisipatif, perubahan peran ini biasanya terjadi seperti :
pada awal penelitian, peneliti menerapkan peran Observer Nonpartisipan.
Kemudian setelah rapport terbina dengan baik, dan nada kepentingan
peneliti untuk mendapatkan sudut pandang subjek penelitian secara lebih
detail, maka peneliti mengubah peran menjadi peran observer partisipan. 61
Teknik ini digunakan untuk menggali langsung kondisi yang ada di
Masyarakat Petani dan pemerintahan yang mengatur tentang pertanian.

61
Sugiyono,Op. Cit,.Hlm. 147
35

Cara petani beraktivitas, administrasi yang dilakukan, menerapkan sistem


di lahan pertanian, dan kondisi ekonomi petani di Desa Gunung Sari
Kecamatan Mauk Kabupaten Tangerang-Banten.

2. Wawancara
Wawancara dalam konteks penelitian kualitatif dapat diartikan
sebagai sebuah proses interaksi komunikasi yang dilakukan oleh
setidaknya dua orang, atas dasar ketersediaan dan dalam setting alamiah,
dimana arah pembicaraan mengacu kepada tujuan yang telah ditetapkan
dengan mengedepankan trust sebagai landasan utama dalam proses
memahami.62 Karena apabila tidak didasari dengan kepercayaan (trust)
maka tidak akan terjalin interaksi yang baik antara peneliti dengan
narasumber yang diwawancara. Trust tidak dapat muncul secara terpaksa.
Trust akan muncul secara alamiah ketika seseorang/subjek penelitian telah
percaya penuh kepada peneliti dan mampu menentukan kesahihan data.63
Wawancara terbagi atas dua tipe yang membedakan dalam tataran
yang luas yaitu wawancara terstruktur dan tidak terstruktur,64 masing-
masing dari tipe wawancara ini memiliki kelebihan dan kekurangan
masing-masing, akan tetapi dalam penggunaannya untuk penelitian
kualitatif lebih sering menggunakan tipe wawancara tidak terstruktur
karena bersifat luwes dan terbuka sedangkan wawancara terstruktur lebih
mengarah kepada informasi yang sudah pasti sehingga memerlukan
pertanyaan-pertanyaan yang baku dan tidak dapat diubah-ubah.
Artinya dalam wawancara tidak terstruktur, pertanyaan-pertanyaan
disiapkan dengan lingkup yang dimaksud dalam sebuah wawancara.
Peneliti dapat menanyakan pertanyaan yang menyimpang dari rangkaian
pertanyaan yang telah disiapkan. Juga tidak harus mengikuti formulasi
yang tepat dalam menanyakan pertanyaan kepada narasumber. Tujuannya
agar memperoleh informasi dari pandangan narasumber itu sendiri dari
tema yang diangkat dalam penelitian.

62
Ibid., Hlm. 31
63
Ibid., Hlm. 33
64
Iman Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktek, (Jakarta : Bumi Aksara, 2013),
Hlm. 162-163
36

Jenis wawancara ini tidak dibatasi jawabannya, partisipan dapat


menjawab pertanyaan secara terbuka tidak cukup dengan jawaban iya atau
tidak. Karena peneliti membutuhkan banyak informasi dan bersifat apa
adanya tanpa intervensi dari pihak manapun.
Wawancara dilakukan dengan bertatap muka langsung dengan
partisipan, tidak memalui telepon ataupun video. Instrumen yang
digunakan adalah perekam suara dan pedoman wawancara. Tujuan peneliti
melakukan wawancara adalah agar mendapatkan informasi lebih
mendetail mengenai Kondisi Ekonomi Masyarakat Desa Gunung Sari
yang berprofesi sebagai Petani.
3. Dokumentasi
Dokumentasi yang dilakukan oleh peneliti adalah menggunakan
dokumen resmi yang terdiri dari dokumen internal dan dokumen eksternal.
Dokumen resmi yang diambil berupa data-data pertanian dan data
pemanfaatan lahan Desa Gunung Sari di Pemerintah Desa Gunung Sari,
yang di dalamnya terdapat jumlah penduduk, luas lahan pertanian dan
data pemilik lahan pertanian. Peneliti juga menggunakan dokumen
eksternal yaitu melalui berita yang disebar oleh media online mengenai
kegiatan pertanian di Indonesia khususnya di Desa Gunug Sari.

E. Instrumen Penelitian
Penelitian yang baik adalah penelitian yang menyajikan informasi yang
valid dan mendalam dan dalam memperoleh informasi tersebut diperlukan
beberapa langkah-langkah dalam memperoleh informasi yang diinginkan,
langkah-langkah yang dapat dilakukan antara lain adalah wawancara, observasi,
survey, dokumentasi dll.
Proses penelitian yang menggunakan tekhnik wawancara, observasi dan
sebagainya tentunya memerlukan instrumen sebagai bahan untuk mendapatkan
informasi yang diinginkan yang disebut instrumen penelitian.
Instrumen penelitian adalah pedoman tertulis tentang wawancara, atau
pengamatan, atau daftar pertanyaan, yang dipersiapkan untuk mendapatkan
informasi dari responden.65 sehingga dengan adanya instrumen penelitian

65
W. Gulo, Metodologi Penelitian, (Jakarta : Grasindo, 2002), Hlm. 123
37

diharapkan dapat memperoleh informasi yang valid dan sesuai dengan apa yang
diinginkan.
Tabel 3.2
Pedoman Observasi Kondisi Pertanian
Keterangan
No. Objek observasi
Baik Tidak
1. Lahan Sawah
2. Pematang Sawah
3. Jalan Lingkungan
4. Saluran Air
5. Bendungan Air
6. Pabrik Penggilingan
7. Traktor
8. Bibit Padi
9. Harga Padi
10. Perhatian Pemerintah Desa
11. Kondisi Ekonomi Para Buruh Tani
12. Biaya Penggilingan Padi

Tabel 3.3
Kisi-kisi Pedoman Wawancara
NO. INDIKATOR SUB INDIKATOR
1. Produksi Pertanian 1. Kondisi Ekonomi Petani
2. Pemenuhan Biaya Pertanian
2. Distribusi Hasil Pertanian 1. Kondisi Wilayah Desa
2. Perilaku Masyarakat Desa
3. Konsumsi Keluarga Petani 1. Kondisi Ekonomi Petani
2. Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari
38

Tabel 3.4
Instrumen Wawancara
NO. INSTRUMEN WAWANCARA

A. BURUH TANI

1. Sejak kapan saudara/I menjadi buruh tani ?


2. Apa saja pekerjaan yang dilakukan oleh buruh tani dari masa tanam hingga
panen ?
3. Bagaimana pemenuhan kebutuhan sehari-hari dalam kehidupan berkeluarga ?
4. Jika tidak cukup, apa yang dilakuan untuk memenuhi kekurangan tersebut ?
5. Jika tidak menjadi buruh tani, apa Profesi yang paing diinginkan ?
6. Apa saja kendala yang dialami selama menjadi buruh tani ?
7. Berapa pengeluaran untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga ?
8. Berapa jumlah anggota keluarga yang menjadi tanggungan anda ?

B. PETANI

1. Sejak kapan mulai menjadi petani ?


2. Berapa luas lahan pertanian yang anda miliki ?
3. Berapa modal yang harus disiapkan untuk memulai usaha tani?
4. Berapa lama masa tanam yang diperlukan untuk sampai pada masa panen ?
5. Apakah hasil dari bertani bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari ?
6. Berapa jumlah anggota keluarga yang menjadi tanggungan anda ?
7. Berapa besar hasil panen yang anda peroleh ?
8. Apakah setiap panen selalu memperoleh keuntungan ?
9. Berapa besaran upan buruh tani ketika mengolah lahan ?
10. Berapa besaran upah buruh tani ketika penyemaian bibit ?
11. Berapa besaran upah buruh tani ketika pencabutan bibit ?
12. Berapa besaran upah buruh tani ketika penanaman bibit ?
13. Berapa besaran upah buruh tani ketika penyebaran pupuk ?
14. Berapa besaran upah buruh tani ketika pembersihan hama ?
15. Berapa besaran upah buruh tani ketika panen ?
16. Bagaimana proses pendistribusian hasil panen ?

C. TENGKULAK
39

1. Sejak kapan saudara menjadi tengkulak ?


2. Berapa harga Gabah sekarang ?
3. Sebagai tengkulak anda membeli barang berupa apa saja ?
4. Berapa keuntungan yang diambil dari setiap Gabah yang anda beli ?
5. Kemana anda salurkan gabah yang telah anda beli dar petani tersebut ?
6. Berapa besar modal yang harus di siapkan setiap memasuki masa panen ?
7. Bagaimana proses pembayaran Gabah yang dibeli dari petani ?
8. Apa saja kendala yang dialami selama menjadi Tengkulak Gabah ?
9. Wilayah mana saja yang menjadi sasaran anda dalam membeli hasil pertanian
sawah ?
10. Sebagai Tengkulak apa harapan anda untuk selanjutnya ?

D. PEMERINTAH DESA GUNUNG SARI

1. Berapa luas lahan sawah yang ada di Desa Gunung Sari ?


2. Bagaimana kondisi Profesi masyarakat Desa Gunung Sari ?
3. Program apa sajakah yang telah dilaksanakan dan ditujuakn untuk petani ?
4. Bagaimana proses pemenuhan kebutuhan pengairan bagi lahan pertanian sawah
di Desa Gunung Sari ?
5. Bagaimana kondisi kepemilikan lahan Sawah di Desa Gunung Sari ?
6. Bagaimana kondisi akses jalan kampung untukmenuju ke sawah ?
7. Berapa jumlah fasilitas penggilingan padi di Desa Gunung Sari ?
8. Berapa jumlah pemilik Traktor di Desa Gunung Sari ?
9. Kendala apa saja yang dialami oleh Pemerintah Desa dalam mengatur proses
pertanian ?
10. Bagaimana harapan Pemerintah Desa untuk mensejahterakan para petani ?

F. Pemeriksaan atau Pengecekan Keabsahan Data


Proses penelitian belum selesai dengan sudah terkumpulnya data dari
berbagai sumber yang ebrhasil diperoleh. Merupakan hal yang terburu-buru jika
peneliti kemudian melakukan analisis terhadap data. Langkah selanjutnya yang
baik adalah meyakinkan data tersebut terhadap derajat kepercayaan (Validitas)
dengan melakukan triangulasi terhadap data. Triangulasi merupakan metode
40

sintesa data terhadap kebenarannya dengan menggunakan metode pengumpulan


data yang lain. Data dinyatakan valid (Kredibel) melalui triangulasi akan
memberikan keyakinan terhadap peneliti tentang keabsahan datanya sehingga
tidak ragu dalam pengambilan kesimpulan. Dalam mengecek keabsahan data
menggunkan tekhnik triangulasi, data dari satu pihak harus di cek kebenarannya
dengan cara memperoleh data yang sama dari sumber yang lainnya. 66
Terdapat dau macam yang dipakai untuk menguji kredibilitas penelitian
ini:
1. Triangulasi Sumber
Triangulasi Sumber untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan
cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber.
2. Triangulasi Tekhnik
Triangulasi Tekhnik untuk menguji kredibilitas data yang dilakukan
dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan tekhnik
yang berbeda.

G. Tekhnik Analisis dan Pengolahan Data


Teknik analisis data menggunakan model Miles dan Huberman. Pertama
peneliti melakukan pengumpulan data melalu Observasi, Wawancara Maupun
Studi Dokumentasi di lapangan yang sesuai dengan tujuan penelitian. Kemudian
yang kedua peneliti mulai mereduksi data, yang merujuk pada proses pemilihan,
pemokusan, penyederhanaan, abstraksi, dan pentransformasian data mentah yang
terjadi dalam catatan-catatan lapangan tertulis. Peneliti kemudian menganalisis
data pada tahap ini, karena tahap mereduksi data merupakan bagian dari analisis
data.

Pengumpulan Penyajian
Data Data

Penarikan
Reduksi Kesimpulan
Data

66
Imam Gunawan, Metode penelitian kualitatif: Teori & Praktik, (Jakarta : Bumi Aksara, 2013)
Hlm. 216
41

Kemudian yang kedua Model Data (Data Display), model data yang
diterapkan dalam penelitian ini berupa teks naratif. Peneliti menyusun dari data-
data yang dihasilkan di lapangan dalam bentuk berupa teks naratif yang ditulis
oleh peneliti. Langkah selanjutnya adalah penarikan kesimpulan, peneliti dapat
mulai memutuskan kesimpulan dari mulai mendapatkan data-data di lapangan.
Kesimpulan yang peneliti lakukan tergantung dari pemrosesan data di lapangan
menjadi bentuk teks narasi.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. DESKRIPSI DATA
1. Profil Desa Gunung Sari
Sebelum tahun 1982 wilayah Desa Gunung Sari hanyalah sebuah
kampung yang menginduk ke Desa Sasak, sampai pada tanggal 5 oktober 1982
terjadilah proses pemekaran sehingga Desa Gunung Sari menjadi desa baru
dengan wilayah utara berbatasan dengan Kelurahan Mauk timur, wilayah selatan
berbatasan dengan Desa Ranca bango Kecamatan Rajeg, wilayah barat berbatasan
dengan Desa patra manggala kecamatan kemiri, dan wilayah timur berbatasan
dengan Desa Sasak.67

Gambar 4.1
Peta Pemanfaatan Lahan Desa Gunung Sari
Sumber; Arsip Desa Gunung Sari

Desa Gunung Sari memiliki luas lahan 358 Ha, sebagian besar wilayah
Desa Gunung Sari adalah lahan pertanian dengan total luas 282,4 ha dan sisanya
adalah tanah pemukiman yang dihuni lebih dari 4000 ribu Jiwa yang terdaftar
sebagai warga Desa Gunung Sari.68

67
Arsip Desa Gunung Sari, Profil Desa Gunung Sari, (Mauk : GS PRESS, 2017) Hal. 10
68
Ibid., Hal. 1

42
43

Berada diwilayah pesisir utara pulau jawa Desa Gunung Sari memiliki
tanah yang cukup subur dengan iklim yang panas digunakan oleh masyarakat
untuk menanam padi di sawah karena tanaman padi dirasa paling cocok dengan
kondisi cuaca yang ada di wilayah ini. Adapula sebagian kecil masyarakat yang
berkebun sayur-mayur tetapi dengan lahan yang sempit karena mereka hanya
memanfaatkan lahan di pinggir sungai.
Dalam pemanfaatan lahan sawah juga sering ditanami dengan komoditas
lain ketika musim kemarau tiba, seperti timun suri dan semangka hal itu dilakukan
untuk menyiasati kekeringan yang terjadi karena apabila dipaksa untuk menanam
padi pada masa kekeringan maka hasilnya akan tidak maksimal sehingga para
petani memilih beralih sementara ke tanaman merambat yang hanya
membutuhkan sedikit air untuk pertumbuhannya dan memiliki nilai jual yang
tidak terlalu rendah sehingga masih bisa untuk memenuhi kebutuhan
perekonomian sehari-hari.

B. HASIL PENELITIAN

1. Kondisi Sosial - Ekonomi Masyarakat


Desa Gunung Sari terkenal dengan sebutan desa Santri dikarenakan
banyak terdapat pesantren tradisional yang beroperasi dan memiliki santri dari
luar Kota maupun luar Provinsi, dengan sebutan Desa Santri inilah banyak orang-
orang dari wilayah lain yang segan dengan warga dari desa Gunung Sari karena
selain terkenal denga Ilmu Agamanya.
Desa Gunung Sari pun terkenal dengan sikap santun dan kehati-hatiannya.
dapat dilihat dari tradisi yang ada di Gunung Sari yang selalu melibatkan prosesi
Selametan ( Berdo’a Bersama Memohon Keselamatan ) mulai dari acara Akad
Nikah, Membangun Rumah Sampai kepada ketika hendak menanam padi di
sawah.
Masyarakat desa Gunung Sari pada masa kini sudah mulai menggeluti
banyak profesi karena tingkat pendidikan yang semakin tinggi dan modernisasi
zaman yang memaksa masyarakat desa Gunung Sari untuk keluar dari zona
nyaman dan bertaruh masa depan di dunia yang sangat luas ini, banyak warga asli
desa yang merantau mengadu nasib ke ibukota sampai ke luar negeri ada juga
44

yang membuka usaha di kampung halaman dan ada pula yang menjadi pegawai
swasta maupun negeri.
Sementara itu pertanian tetap menjadi ladang utama untuk mencari nafkah,
mayoritas masyarakat desa Gunung Sari masih mencari nafkah di sawah baik itu
hanya sewaktu-waktu maupun yang seluruh penghasilannya berasal dari sawah,
seperti apa yang dikatakan Kepala Desa Gunung Sari Bapak Paruji Mubarak
mengenai jenis Profesi warganya.
“warga desa Gunung Sari itu sudah banyak yang menjadi
karyawan di pabrik-pabrik karena kita termasuk kedalam wilayah
kabupaten Tangerang yang mana terkenal dengan Wilayah Seribu
Industri, maka dari itu banyak anak muda yang kurang tertarik
dengan bidang pertanian dan lebih memilih bekerja sebagai
karyawan swasta. Bahkan ada juga yang sedari duduk di bangku
Sekolah Menengah Pertama sudah berkeinginan untuk bekerja di
pabrik ketika sudah lulus nanti, memang miris terasa tapi
kemajuan zaman tidak bisa dilawan, yang mana dahulu sektor
pertanian lah yang berjaya akan tetapi pada masa kini sektor
industrilah yang merajai dunia. Sehingga para generasi muda
lebih tertarik untuk memenuhi kebutuhan materinya dari bekerja
sebagai buruh pabrik bukan sebagai petani.”69

PROFESI MASYARAKAR DESA GUNUNG SARI


657
700 576
600
500 410
400
235
300 178
200 50
10 34 17 7 1 36
100
0

PEKERJAAN

Tabel 4.1
Profesi Masyarakat Desa Gunung Sari
Sumber; Monografi Desa Gunung Sari

69
Paruji, Mubarak, Hasil Wawancara Kepala Desa Gunung Sari
45

Dalam penelitiannya Achmad Suryana dan Ketut Kariyasa dengan Judul


“Ekonomi Padi Asia: Suatu Tinjauan Berbasis Kajian Komparatif” Indonesia
termasuk negara yang mempunyai daya dukung lahan pertanian yang baik.
Dengan melihat dari ketersediaan daya dukung ini menunjukan bahwa jika lahan
pertanian tersebut dikelola secara baik sebagai kegiatan untuk menghasilkan
komoditas pertanian (padi, jagung, kedelai, kacang tanah, singkong, sayur-
sayuran, buah-buahan, daging, telur dan lain-lain), pada dasarnya indonesia
mempunyai kemampuan untuk menyediakan pangan kepada penduduk desa
secara memadai dibandingkan dengan kebanyakan negara-negara lainnya di
Asia.70
Desa Gunung Sari memiliki luas lahan sebesar 358 hektar dengan
penggunaan lahan yang bermacam-macam, mulai dari pemukiman, pertanian,
perkebunan serta fasilitas umum, akan tetapi 78% dari keseluruhan wilayah
tersebut digunakan sebagai lahan pertanian sawah, sekitar 20% lahan digunakan
untuk pemukiman dengan jumlah penduduk -+ 4.647 jiwa dan sisanya digunakan
sebagai lahan fasilitas umum dan perkebunan.
Dengan jumlah penduduk sebanyak itu desa Gunung Sari memiliki
masyarkat yang berprofesi yang beragam seperti yang sudah di jelaskan pada
Tabel 4.1 bahwa -+410 orang berprofesi sebagai petani, Bahkan masyarakat yang
tidak memiliki pekerjaan atau pengangguran sebenarnya memiliki pekerjaan tidak
tetap sebagai buruh tani karena masyarakat yang disebut sebagai pengangguran di
Desa Gunung Sari ialah warga yang tidak memiliki pekerjaan tetap sehingga
mereka menyebut diri mereka sebagai pengangguran.

2. Kondisi Petani Desa Gunung Sari


Tri Pranadji dalam penelitiannya yang berjudul “Gejala Kesenjangan
Antara Ideologi Dan Pragmatisme Pembangunan Ekonomi Masyarakat
Pedesaan” Menjelaskan bahwa Tingkat kontradiksi sosial dapat ditelusuri dari
sejauh mana tingkat kerusakan habitat atau ekosistem, yang menopang
kelangsungan hidup sistem sosial, sebagai akibat eksploitasi dari kegiatan
ekonomi masyarakat. Pemilikan perorangan atas sumberdaya ekonomi di

70
Achmad Suryana dan Ketut Kariyasa, (Ekonomi padi Asia: Suatu Tinjauan Berbasis Kajian
Komparatif), Forum Penelitian Agro ekonomi. Volume 26 No. 1, Juli 2008 : Hlm. 20
46

pedesaan Indonesia, terutama pemilikan atas lahan, tidaklah mencakup atas semua
lahan. Sumberdaya lahan di pedesaan hingga sekarang masih banyak yang terlihat
dikuasai secara kolektif atau "komunal", yang diatur oleh hukum tradisi atau adat
setempat. Model pemilikan sumberdaya lahan yang demikian ini agaknya bisa
menjadi peredam konflik (safety valve) yang cukup efektif, karena ketegangan
hubungan eksploitasi antar dua kelas sosial dapat dialihkan pada eksploitasi
terhadap sumberdaya alam setempat.71
Berada di wilayah Seribu Industri sangat mempengaruhi pola pikir warga
desa khususnya generasi muda, mereka lebih tertarik untuk mengadu nasib atau
bekerja di Pabrik (Industri) daripada meneruskan pekerjaan nenek moyangnya
sebagai petani karena dianggap lebih menjanjikan dan lebih pasti dalam hal upah.
Sehingga itu menyebebabkan berkurangnya jumlah petani di desa dan berubahnya
pola piker para pemilik sawah karena mereka tidak segan lagi untuk menjual
lahan sawahnya kepada orang lain hanya demi membiayai anaknya hingga tamat
sekolah dan kemudian menjadi buruh pabrik.
Senada dengan pernyataan diatas dikemukakan juga oleh Sri Henry
Susilowati dalam Penelitiannya yang berjudul “Fenomena Penuaan Petani Dan
Berkurangnya Tenaga Kerja Muda Serta Implikasinya Bagi Kebijakan
Pembangunan Pertanian” berbagai alasan penyebab menurunnya minat tenaga
kerja muda di sektor pertanian terutama adalah citra sektor pertanian yang kurang
bergengsi dan kurang bisa memberikan imbalan memadai. Hal ini berpangkal dari
relative sempitnya rata-rata penguasaan lahan usaha tani. Alasan lain adalah cara
pandang dan way of life tenaga kerja muda telah berubah di era perkembangan
masyarakat postmodern seperti sekarang. Bagi anak-anak muda di perdesaan,
sektor pertanian makin kehilangan daya tarik. Bukan sekedar karena secara
ekonomi sector pertanian makin tidak menjanjikan, tetapi keengganan anak-anak
muda untuk bertani sesungguhnya juga dipengaruhi oleh subkultur baru yang
berkembang di era digital seperti sekarang. Krisis petani muda di sektor pertanian
dan dominannya petani tua memiliki konsekuensi terhadap pembangunan sector
pertanian berkelanjutan, khususnya terhadap produktivitas pertanian, daya saing

71
Tri Panadji, (Jurnal Gejala Kesenjangan Antara Ideologi Dan Pragmatisme Pembangunan
Ekonomi Masyarakat Pedesaan) FAE. Volume 20 No. 2, Desember 2002, Hlm. 51
47

pasar, kapasitas ekonomi perdesaan, dan lebih lanjut hal itu akan mengancam
ketahanan pangan serta keberlanjutan sektor pertanian. 72

TINGKAT PENDIDIKAN

1854
2000
1500 1164
1000 617
455
500 18 5
0
TIDAK SD SLTP SLTA SARJANA SARJANA
TAMAT MUDA LENGKAP
SD

TINGKAT PENDIDIKAN

Tabel 4.2
Tingkat Pendidikan Masyarakat Desa
Sumber; Monografi Desa Gunung Sari Tahun 2016
Kondisi sector pertanian seperti telur diatas tanduk badak, mencoba
bertahan dari tekanan modernisasi dan sumber daya manusia yang kurang
mumpuni. Seperti halnya yang terjadi di Desa Gunung Sari masyarakat yang
fokus kepada sektor pertanian mayoritas adalah masyarakat yang berpendidikan
rendah dengan pemahaman akan dunia luar yang masih sempit, sehingga
berpengaruh terhadap system pertanian yang dijalankan selama berpuluh-puluh
tahun perkembangan yang terjadi dalam sector pertanian sangatlah sedikit. Seperti
halnya penggunaan traktor baru mulai digunakan secara merata pada tahun 1990-
an.
Dari data yang ditampilkan di tabel 4.2 menerangkan bahwa tingkat
pendidikan masyarakat desa Gunung Sari masih rendah. Dengan kondisi SDM
yang tidak mumpuni membuat kondisi petani menjadi pekerjaan yang tidak
menjanjikan, sehingga banyak generasi muda yang mulai tidak tertarik dengan
pekerjaa sebagai petani, berbeda dengan para pendahulunya yang terjun ke profesi
petani sejak mudanya .

72
Sri Henry Susilowati, (Fenomena Penuaan Petani Dan Berkurangnya Tenaga Kerja Muda
Serta Implikasinya Bagi Kebijakan Pembangunan Pertanian), Forum Penelitian Agro Ekonomi, Vol.
34 No. 1, Juli 2016: 37
48

“dih sing kapan yah, uis sue sih sembarang anak mang haji masih
cilik, ana bah 30 tahun mah.”
(dih dari kapan yah, udah lama semenjak anak mang haji masih
kecil, ada kayaknya 30 tahun.)
Seperti halnya ayng dikatakan oleh Haji Safiudin ketika diwawancarai
oleh peneliti, ia menerangkan bahwa sudah menjadi petani selama 30 tahun,
tentunya menjadi petani dengan waktu yang lama membuat dirinya sangat hafal
dengan kondisi pertanian. Akan tetapi tidak seperti kenyataanya karena setiap
zaman punya tekhnologinya masing-masing beliau harus bias menyesuaikan
dengan tekhnologi dizaman yang sedang berjalan agar tetap mampu bertahan
menjalankan usaha taninya.

Gambar 4.2
Petani Yang Sedang Menanam Padi
Sumber; Dokumentasi Pribadi
Dengan total luas sawah sebesar 282,4 ha warga Desa Gunung Sari
mayoritas bermata pencaharian sebagai petani, 40% dari warga Desa Gunung Sari
menggantungkan hidupnya dari sawah sehingga perekonomian akan meningkat
ketika masa panen tiba. Ketika panen berlangsung suasana sawah akan sama
ramainya dengan pasar dikarenakan pedagang juga memadati sisi-sisi sawah
dengan menjajakan makanan dan minuman kepada para petani yang sedang
melaksanakan panen dan sistem pembayaran pun menggunakan sistem barter,
setiap makan dan minuman yang dibeli bisa di bayar dengan gabah hasil panen
tentunya sesuai dengan harga gabah yang berlaku pada saat itu.

Petani Desa Gunung Sari sangatlah beragam mulai dari Remaja hingga
orang tua, semua ikut andil dalam proses pertanian mulai dari masa tanam hingga
panen, tidak jarang anak kecil pun sering ikut ke sawah bersama bapak/ibunya
49

walau hanya untuk sekedar bermain diatas jerami atau membantu mengumpulkan
gabah yang berserakan. Posisi sawah yang berdekatan dengan saluran irigasi
tersier sehingga membuat anak-anak betah dan antusias ketika bermain di sawah.

C. PEMBAHASAN
1. Bagaimana proses pembiayaan produksi pertanian padi dari masa
tanam hingga panen.
a. Masa Pra Tanam

Lahan sawah adalah lahan pertanian yang berpetak-petak dan dibatasi oleh
pematang serta saluran guna menahan atau menyalurkan air, biasanya ditanami
dengan padi sawah. Sebelum lahan sawah siap digunakan ada beberapa tindakan
yang harus dilakukan oleh petani.

Gambar 4.3
Lahan Sawah Sebelum dirapihkan
Sumber; Dokumentasi Pribadi

“yaa ai nyawah mah sing awal iku gawe sebaran dipit gena nyebar
bibit, tembeke bibit di sebar terus nonggoni sekitar sebulan tembeke
50

bibit bisa disebar, sedurung ditanduri bibit sawahe diklektor dipit


kon bagus lemae, nah pas arep nandur iku aja sampe kekurangan
banyu kaya saiki kuh banyue kurang jadi parie jelek pada kuning, ai
uis di tandur mah tinggal dioyos klawan diserubuk doing, ya sing
penting mah banyue aja sampe kuranglah ari perkara nyawah mah
banyu iku penting jasa, garan gah akeh sing ribut gara-gara banyu
yaa soale ari laka banyu mah sawah iku ora bisa bagus malah
bakale jadi rugi sapa sih sing pengen rugi).

(yaa kalau bertani sawah itu dari awal bikin sebaran (lahan tanam
bibit) buat nyebar bibit, baru bibit di sebar terus tunggu sampai
sekitar satu bulan baru bibit disebar, sebelum ditanamin bibit
sawahnya ditraktor dulu biar bagus tanahnya, nah ketika mau
ditanami itu jangan sampai kekurangan air seperti sekarang itu
airnya kurang jadi padinya jelek jadi kuning, kalau sudah ditanam
tinggal disemai sama dipupuk, yaa yang penting itu airnya jangan
sampai kuranglah kalau perihal bertani sawah itu air itu penting
banget, makanya banyak yang bertengkat gara-gara air soalnya
kalau enggak ada air itu sawah jadi enggak bagus nantinya jadi
rugi siapa yang mau rugi).73

Seperti dikutip dari hasil wawancara dengan Bapak Amsir yang


berprofesi sebagai Petani dengan pengetahuan bertani yang sudah
mendalam, beliau menjelaskan diatas bahwa bertani adalah pekerjaan yang
memerlukan waktu dan tenaga yang tidak sedikit, dimulai dari merapikan
lahan agar lahan bersih dari rumput dan sampah-sampah, kemudian
membuat lahan petakan untuk menyemai bibit sebelum bibit siap ditanam
dilahan sawah yang lebih luas.

73
Amsir, Petani Desa Gunung Sari
51

Gambar 4.4
Proses Mengolah Lahan Sawah
Sumber; Dokumentasi Pribadi

Upah yang diterima oleh buruh tani dalam mengolah lahan sawah tersebut
hanya 100 ribu rupiah satu hari full kerja, diperlukan 2 sampai 3 orang untuk
merapikan lahan sawah sebelum ditraktor sehingga pemilik lahan harus
menyiapkan uang sebesar 200 sampai dengan 300 ribu untuk hari itu. kemudian
untuk biaya traktor pemilik traktor menggunakan sistem harga mengikuti luas
sawah, untuk harga sewa traktor itu sudah termasuk dengan tenaga operatornya
seharga 1 juta rupiah per hektar, seperti yang dikatakan oleh Bapak Haji Safiudin
dalam wawancara yang dilakukan peneliti.
“ai ning sawah mah kan kudu di klektor kuh yaa sedurung ditanduri
iku, ongkos klektor iku sing se hektar iku hargae sejuta

(kalai di sawah itu kan harus di traktor tuh yaa sebelum ditanami
itu, biaya traktor itu yang satu hektar itu harganya satu juta) 74

Setelah lahan dirapihkan maka selanjutnya petani membuat lahan yang


lebih kecil didalam area sawah tersebut untuk menyemai bibit yang kana di tanam
pada lahan sawah, penyemaian bibit membutuhkan waktu selama 28 hari sampai
dirasa bibit sudah cukup besar dan memiliki akar yang kokoh untuk ditanam di
area lahan sawah yang lebih luas.

74
Haji Safiudin, Petani Desa Gunung Sari
52

Bibit yang telah dicabut dari area penyemaian kemudian bibit padi diikat
sebesar 4 kepalan tangan orang dewasa guna mempermudah dalam memindahkan
bibit ke area sawah yang lebih luas. Dalam satu area penyemaian bisa digunakan
untuk 1 sampai 2 kotakan lahan sawah tergantung dari lahan yang dimiliki oleh
pemilik sawah, karena biasanya bagi petani yang memiliki lahan sawah yang lebih
dari satu petak mereka menyemai bibit di satu tempat guna mempermudah proses
penyemaian.
“nah pas arep nandur iku aja sampe kekurangan banyu kaya saiki
kuh banyue kurang jadi parie jelek pada kuning, ai uis di tandur
mah tinggal dioyos klawan diserubuk doing.”
(nah ketika mau ditanami itu jangan sampai kekurangan air
seperti sekarang itu airnya kurang jadi padinya jelek jadi kuning,
kalau sudah ditanam tinggal disemai sama dipupuk.)75
Bapak Haji Safiudin menambahkan bahwa sebelum padi ditanam di area
sawah harus dipastikan terlebih dahulu keadaan lahan sudah siap dengan segala
kebutuhannya mulai dari ketersediaan air yang cukup lalu kondisi pematang
sawah yang sudah dirapihkan dari rumput-rumput liar. Karena jika lahan sawah
kekurangan air maka akan berdampak pada padi menjadi tidak bagus, daun padi
akan berwarna kekuningan serta berakibat pada buruknya hasil panen.

Gambar 4.6
Kondisi Sawah Kekurangan Air (dari dekat)
Sumber; Dokumentasi Pribadi

75
Haji Safiudin, Petani Desa Gunung Sari
53

Gambar 4.7
Kondisi Sawah Kekurangan Air (dari Jauh)
Sumber; Dokumentasi Pribadi
Bibit padi yang sudah di ikat kemudian ditempatkan diposisi penanaman
dengan cara dilempar dari pematang sawah, proses penempatan bibit tersebut
dilakukan sehari sebelum proses penanaman padi. Semua pekerjaan pada masa pra
tanam 80 persen dilakukan oleh tenaga manusia hanya pengolahan lahan saja yang
menggunakan tenaga mesin yaitu traktor. Sehingga para pemilik lahan sawah
harus menyiapkan beberapa buruh tani untuk membantu pekerjaan di sawah.

Gambar 4.8
Proses Penyebaran Bibit Siap Tanam
Sumber; Dokumentasi Pribadi
b. Masa Tanam
Ikatan bibit padi sudah tersebar diarea lahan sawah menandakan sudah
siap dimulainya penanaman (Nandur), tenaga kerja yang harus disiapkan oleh
pemilik lahan sawah untuk menyelesaikan satu hektar sawah sebanyak 40 – 50
orang untuk satu hari operasional kerja.
54

Gambar 4.9
Ikatan Bibit Padi Siap Tanam
Sumber; Dokumentasi Pribadi

Matahari sudah menunjukan sinarnya diujung timur para buruh tani yang
akan menanam padi suadh siap dengan seragam bertaninya yang menutup seluruh
bagian tubuh menyisakan bagian mata demi berlindung dari teriknya sinar
mentari, benang dibentangkan dari sudut ke sudut guna meberi tanda garis area
tanam padi karena padi harus ditanam sejajar dan berjarak satu jengkal tangan
orang dewasa (sekitar 15 cm).

Gambar 4.10
Proses Tanam Padi
55

Sumber; Dokumentasi Pribadi

Padi ditata rapih berbaris mengikuti bentuk sawah yang pada umumnya
berbentuk persegi, para buruh tani berjalan mundur menunduk sambil
menancapkan helai demi helai bibit padi kelahan sawah. Mereka bersenda guau
berbincang sambil melakukan pekerjaan tidak jarang timbul gelak tawa dalam
perbincangan yang menjadi hiburan tersendiri bagi para buruh tani untuk sejenak
lupa akan minimnya upah yang mereka dapatkan. Proses menanam padi dilakukan
selama satu hari dari pagi sampai sore.
“ai uis di tandur mah tinggal dioyos klawan diserubuk doang, ya
sing penting mah banyue aja sampe kuranglah ari perkara nyawah
mah banyu iku penting jasa, garan gah akeh sing ribut gara-gara
banyu yaa soale ari laka banyu mah sawah iku ora bisa bagus
malah bakale jadi rugi sapa sih sing pengen rugi. Terus ai uis 3 bula
lebih iku sawah uis siap dipanen nah pas panen iku tembeke kuh aja
sampe banyue keakean soale bakale ngegawe bosok ning pari terus
ari parie uis bosok mah uong sing panene gah laka sing pada gelem
soale abot digawae kan pada teles parie pada rebah soale.”
(kalau sudah ditanam tinggal disemai sama dipupuk, yaa yang
penting itu airnya jangan sampai kuranglah kalau perihal bertani
sawah itu air itu penting banget, makanya banyak yang bertengkat
gara-gara air soalnya kalau enggak ada air itu sawah jadi enggak
bagus nantinya jadi rugi siapa yang mau rugi. Terus kalau sudah
3 bulan lebih itu sawah sudah siap dipanen kemudian pas panen
itu baru tuh jangan sampai airnya kebanyakan karena nantinya
bikin busuk sama padi terus kalau padinya sudah busuk orang
yang panennya juga enggak ada yang mau soalnya berat
dibawanya kan pada basah padinya pada rebah soalnya.)76
Sebagai petani pemilik Lahan Bapak Amsir menjelaskan bahwa Setelah
ditanami padi kemudian sawah dirawat dengan dijaga kebersihan lahan dari
rumput liar, lalu diberi pupuk demi menjaga kesuburan tanah dan pertumbuhan

76
Amsir, Petani Desa Gunung Sari
56

daun. Faktor utama penentu kesuburan tanaman padi ialah ketersediaan air irigasi
karena persawahan di Desa Gunung Sari mengunakan sistem pengairan irigasi.
c. Masa Panen
Padi mulai menunduk batang padi sudah tak kuat menahan buahnya, daun
menguning merumbai kebawah mengikuti arah buah padi. Sawah bersinar diterpa
cahaya mentari senja menandakan sawah sudah siap dipanen. Para petani mulai
menjaga debit air yang masuk kesawah agar tidak terlalu banyak pasokan air yang
masuk kearea sawah, karena terlalu banyak air akan membuat batang padi
membusuk dan membuat padi jatuh terendam air yang bisa mengurangi kualitas
gabah setelah dipanen.

Gambar 4.11
Padi Siap Panen
Sumber; Dokumentasi Pribadi
Petani bersiap mengmpulkan para buruh tani untuk mulai memanen padi,
buruh tani yang bertugas memanen padi adalah orang yang sama dengan yang
menanam padi diawal masa tanam, begitulah kesepakatan tidak tertulis yang
berlaku di desa Gunung Sari. Sawah mulai dibagi dihitung perbarisan padi lalu
dibagi rata sesuai jumlah buruh tani yang akan memanen padi.
Diujung jalan pematang sawah terlihat bergerombol para buruh tani
bersiap dengan peralatannya masing – masing, mulai dari celurit, karung, baku,
serta gebotan (alat untuk memisahkan padi dengan batangnya dengan cara padi
dibanting kegebotan). Serta tidak lupa membuat bivak sederhana untuk
melindungi dari teriknya sinar mentari.
57

Selain buruh tani yang sudah ditugaskan untuk memanen padi disawah ada
juga masyarakat yang ikut turun kesawah untuk mengais sisa-sisa padi yang
masih menempel pada batang yang sudah tidak terpakai (gegampung), mereka
duduk mengitari petani yang sedang memisahkan padi dari batangnya dengan
digeprak-geprak kan pada Gebotan, kemudian mengambil sisa-sisa padi yang
masih menempel dibatang yang sudah digeprak.

Gambar 4.12
Proses Panen di Sawah
Sumber; Dokumentasi Pribadi

Setelah padi terpisah dari batangnya para buruh tani membawa padi hasil
panen tersebut kepemilik sawah yang sudah menunggu di tempat penakaran,
untuk dikumpulkan dan kemudian dibagi Bawon (Hasil Panen), pembagian hasil
panen dilakukan dengan sistem persentase yaitu setiap 20 liter padi maka buruh
tani berhak menerima 4 liter yaitu sebesar 20% dari jumlah padi yang
dikumpulkan oleh buruh tani.
58

Gambar 4.13
Pengumpulan dan Pembagian Hasil Panen
Sumber; Dokumentasi Pribadi

Dalam menyelenggarakan usaha tani, setiap petani selalu berusaha agar


hasil panennya meningkat. Petani ingin agar hasil panennya cukup untuk memberi
makan seluruh keluarganya sampai dengan panen musim berikutnya.
Kebahagiaan akan menyelimuti mereka manakala panen tersebut cukup
besarsehingga selain untuk memberi makan seluruh keluarganya, masih ada sisa
untuk dijual dan hasil penjualannya dapat dipakai untuk membeli kebutuhan lain
nonpangan, seperti pakaian, alat-alat rumah tangga, alat-alat pertanian, dan lain-
lain.
Dari perilaku tersebut, tampak bahwa petani pun mengadakan
perhitungan-perhitungan ekonomi dan keuangan, hanya saja tidak secara tertulis.
Dalam ilmu ekonomi, secara tidak langsung petani membandingkan antara hasil
yang diharapkan dan hasil yang akan diterima pada waktu panen (penerimaan atau
Revenue) dengan seluruh biaya yang harus dikeluarkan (pengorbanan atau cost).
Hasil yang diperoleh petani pada saat panen disebut “produksi” dan biaya yang
telah dikelaurkannya disebut “biaya produksi”.77

77
Rita, Hanafie, Pengantar Ekonomi Pertanian, (Yogyakarta; ANDI Press, 2010), Hlm. 183
59

2. Bagaimanakah proses pendistribusian hasil panen hingga sampai ke


konsumen
Wilayah Desa Gunung Sari termasuk kedalam wilayah pesisir karena
berada dalam radius 4km dari bibir pantai, sementara jarak ke pusat ibukota
kabupaten ialah 28 km, serta jarak ke pasar tradisional 2 km. dengan lokasi yang
sangat strategis tersebut tidak serta merta dapat mempermudah petani dalam
mendistribusikan hasil pertaniannya.
Petani Desa Gunung Sari mendistribusikan hasil panenya menggunakan
metode distribusi tidak langsung petani membutuhkan penghubung untuk
memasarkan produk hasil taninya dalam hal ini adalah tengkulak. Tengkulak
berperan dalam hal pemasaran serta pemenuhan modal bagi para petani.
Dalam hal pemenuhan modal tengkulak menggunakan system down
payment, jadi tengkulak memberikan pinjaman uang kepada petani ketika masa
tanam dimulai sebagai bentuk tanda jadi pembelian hasil panen dimasa panen
yang akan dating, sehingga petani tidak bisa menjual hasil panennya kepihak lain
karena telah terjadi kesepakatan tidak tertulis dengan tengkulak.
Secara tidak langsung petani dan tengkulak tersebut sudah melakukan
proses fungsi pemasaran yaitu fungsi pertukaran yang melibatkan kegiatan yang
menyangkut pengalihan hak pemilikan dalam system pemasaran. Dalam bidang
pertanian fungsi ini tidak dilakukan secara terang-terangan karena ketidak pastian
hasil panen yang akan diperoleh nantinya.
Petani dalam mengelola hasil panennya tidak selalu menjual ke tengkulak,
jika tidak kekurangan modal dan hasil panen yang melimpah maka petani akan
menyimpan sebagian hasil panennya dan sebagian lagi digiling menjadi beras
baru kemudian dijual ke masyarakat, dengan begitu persiapan pangan untuk hidup
sehari-hari terpenuhi dan kebutuhan diluar pangan tercukupi dengan hasil
penjualan beras tersebut.
Terdapat perbedaan antar harga beras dan gabah dipasar, harga gabah
cenderung merata dalam setiap masa panen, akan tetapi harga beras memiliki
kluster tergantung dengan kualitaas berasnya. Seperti yang dikatakan oleh Bapak
Ozi Saeroji dalam wawancara yang dilakukan oleh peneliti, beliau berprofesi
sebagai Tengkulak.
60

“ari harga gabah saiki mah lagi naek tong karena lagi laka pada
gagal panen, Per kintal iku 500 ribu sing teles, sing garing 600 ribu,
ari beras iku 950 ribu sing paling cakep, ana sing 850 ribu sing rada
jelek.”
(kalau harga gabah sekarang itu lagi naik dek, karena stok kosong
banyak yang gagal panen, per kwintal itu 500 ribu gabah yang
basah, yang kering 600 ribu, kalau beras itu 950 ribu yang paling
bagus, ada yang 850 ribu yang agak jelek.)
Dalam wawancara diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa jika petani
menjual hasil panen mentah berupa Gabah maka harga jual yang diperoleh akan
lebih rendah jika dibandingkan dengan menjual hasil panen yang sudah diolah
menjadi beras. Kekurangan dari penjualan hasil panen berupa beras ialah harus
menambah biaya produksi untuk menggiling padi menjadi beras.
Disamping saluran distribusi tentu ada biaya distribusinya, kita ketahui
bahwa biaya-biaya yang dibebankan oleh perusahaan akan mempengaruhi harga
pokok penjualan termasuk biaya distribusi, rendahnya biaya distribusi akan
mengakibatkan berkurangnya harga pokok penjualan yang dapat ditentukan, oleh
karena itu perlu adanya usaha yang sungguh – sungguh untuk dapat menemukan
dan menerapkan pola distribusi yang efektif dan efisien, agar produksi hasil
perusahaan dapat sampai ketangan konsumen, sehingga dapat meningkatkan
volume penjualan.78
Biaya penggilingan padi menjadi beras bisa menggunakan dua alat
pembayaran, biaya penggilingan bisa dibayar dengan uang dan dengan beras,
untuk pembayaran dengan uang setiap 10kg beras yang dihasilkan akan dikenakan
biaya sebesar 5.000 rupiah dan jika menggunakan beras dikenakan biaya 1 Liter
untuk setiap 10 kg beras yang dihasilkan.
Petani Desa Gunung Sari lebih tertarik untuk mendistribusikan hasil panen
yang masih berbentuk Gabah karena proses yang lebih singkat dan harga yang
lebih stabil disetiap panennya. Hasil panen yang diolah menjadi beras hanya untuk
dikonsumsi sehari-hari sebagai cadangan pangan keluarganya, kebutuhan beras

78
Gun Gunawan Rachman Dkk, PENGARUH BIAYA DISTRIBUSI DAN SALURAN DISTRIBUSI
TERHADAP VOLUME PENJUALAN (STUDI PADA SARI INTAN MANUNGGAL KNITTING BANDUNG),
JURNAL RISET AKUNTANSI DAN BISNIS Vol 10 No .2 / September 2010
61

sangat tinggi dalam kehidupan sehari-hari Masyarakat Desa Gunung Sari selain
untuk cadangan pangan beras juga sering digunakan untuk bahan hantaran seperti
dalam acara resepsi dan syukuran.
“yaa ana bos maning sing due pabrik sosot, jadi bos iku mah bisa di
utangi gena modal terus ngko ngedol gabah atawa beras iku kudu
ning deweke karena ngegai utang iku sekalian kaya perjanjian.”
(yaa ada bos lagi yang punya pabrik penggilingan, jadi bos itu bisa
dipinjemin buat modal lalu nanti menjual gabah atau beras itu
harus ke dia karena ngasih pinjaman itu sekalian seperti
perjanjian kerja.)79
Dalam wawancara dengan peneliti Bapak Ozi Saeroji dapat disimpulkan
bahwa Beras yang didistribusikan keluar wilayah Desa Gunung Sari adalah beras
yang diolah oleh tengkulak dari gabah yang dibeli dari petani, tengkulak
mengolah gabah yang dibeli dari petani menjadi beras kemudian memisahkan
beras tersebut sesuai dengan kualitasnya. Setelah beras dikelompokkan sesuai
kualitasnya kemudian tengkulak mendistribusikan beras tersebut ke pedagang atau
biasa disebut Bos Beras.

3. Bagaimana proses pemenuhan kebutuhan eknomi rumah tangga


petani selama menunggu masa panen

Rumah tangga tani memiliki sumber pendapatan yang berasal dari


usahatani dan kegiatan luar usahatani. Penggunaan sumber pendapatan dari luar
usahatani disebabkan usahatani yang berkurang kontribusinya pada pendapatan
rumahtangga yang kemudian mendorong rumahtangga tani untuk
mendiversifikasikan sumber-sumber pendapatannya melalui sector non
usahatani.80
Sistem pengupahan dalam sektor pertanian di Desa Gunung Sari masih
menggunakan sistem abstrak dalam menentukan besaran upah untuk buruh tani
biasanya para petani menyesesuaikan dengan minimun pengeluaran perhari

79
Ozi Saeroji, Tengkulak Desa Gunung Sari
80
Perhimpunan Ekonomi Pertanian Indonesia (PERHEPI), EKONOMI PERBERASAN INDONESIA,
(Samudera Printing : Jakarta) Hlm. 186
62

keluarga buruh tani di Desa Gunung Sari, seperti dikutip dari wawancara dengan
Bapak Damyati yang berprofesi sebagai Buruh Tani.
“mamang mah paling gah 100 ribu sedina yaa anak uis gede-gede
uis pada bisa gelati duit dewek.”
(Mamang itu paling juga 100 ribu sehari yaa anak sudah besar-
besar sudah bisa cari uang sendiri.) 81
Sebagai keluarga Petani Bapak Damyati harus mengeluarkan uang sebesar
100.000 rupiah untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarganya mulai dari
makan sampai kebutuhan yang lain. Sementara sistem pengupahan di sawah tidak
menentu besaran upah hanya berkisar dari 30.000-100.000 rupiah tergantung dari
waktu kerja. apabila pekerjaan dimulai pada jam 6 dan selesai pada jam 9 pagi
maka upah yang diterima sebesar 30.000 rupiah, jika pekerjaan selesai jam 12
siang maka upah yang diterima sebesar 50.000 rupiah, dan jika pekerjaan selesai
pada jam 5 sore maka upah yang diterima sebesar 100.000 rupiah dengan waktu
mulai kerja yang sama yaitu jam 6 pagi.
Dikaitkan dengan konsep ketahanan pangan rumahtangga melalui
pendekatan konsumsi pangan, pendapatan rumahtangga akan mempengaruhi
ketahanan pangan rumahtangga melalui kemampuan mengakses bahan pangan
yang baik, selain wawasan bahan pangan rumahtangga dengan pendapatan yang
lebih tinggi akan lebih mampu menyediakan konsusmsi pangan yang baik
kualitasnya dan cukup jumlahnya untuk anggota rumahtangganya, begitupun
sebaliknya.82
Sebagai buruh tani Bapak Damyati tidak bisa berbuat banyak dalam
menyikapi penghasilannya dari menjadi buruh tani tersebut karena besaran upah
yang diterima itu sudah menjadi kesepakatan bersama antara petani di Desa
Gunung Sari, akan tetapi ada beberapa petani pemilik sawah yang memberikan
upah yang sama ditambah dengan jatah makan dan rokok untuk para buruh tani
yang bekerja dari pagi sampai siang bahkan sampai sore.
Distribusi pendapatan terdiri atas distribusi pendapatan fungsional
(functional or factor share distribution of income) dan distribusi pendapatan

81
Damyati, Butuh Tani Desa Gunung Sari
82
Perhimpunan Ekonomi Pertanian Indonesia (PERHEPI), EKONOMI PERBERASAN INDONESIA,
(Samudera Printing : Jakarta) Hlm. 186
63

perseorangan (personal distribution of income). Distribusi pendapatan fungsional


adalah distribusi pendapatan antar faktor-faktor produksi (input) yang digunakan
dalam proses produksi sebagai balas jasa yang dibayarkan kepada masing-masing
input. Distribusi pendapatan fungsional dapat dilihat dari kontribusi input
terhadap nilai produksi yaitu ratio antara pendapatan yang diperoleh input tertentu
dan nilai produksi.83
Modal adalah bentuk input untuk meningkatkan nilai produksi, sehingga
penggunaan modal dalam menjalankan usaha tani tidaklah sedikit karena tenaga
kerja yang dibutuhkan juga tidak sedikit ditambah biaya pupuk dan lain lain yang
harganya bisa saja naik dipasaran, seperti dikatakan oleh Haji Abdurrahman.
“sehektar iku butuh 5 sampe 7 jutaan lah .”
(satu hektar itu butuh 5 samapai 7 jutaan.)
Modal tersebut dibagi-bagi dalam beberapa sektor kebuthan, mulai dari
upah pekerja yang merapihkan lahan sebelum masuk masa tanam, kemudian biaya
sewa traktor, lalu upah penyebaran bibit dilahan penyemaian, serta upah
pencabutan bibit yang dibayar perikat bibit yang siap tanam. Semua biaya tersebut
harus terpenuhi karena jika tidak terpenuhi maka akan berdampak pada kualitas
tanaman padi dan berimbas pada jumlah panen yang diperoleh.
Seorang wiraswasta seperti petani sangat perlu untuk mengetahui sejauh
mana modal yang ditanamnya akan memberi keuntungan dan berapa besar resiko
yang harus ditanggungnnya. Dunia usaha pada waktu sekarang menghadapi masa-
masa yang penuh dengan resiko dan ketidaktentuan.84
Petani pemilik sawah memiliki cara masing-masing dalam mengadakan
modal untuk menjalankan usaha taninya, karna tidak semua panen berhasil
sempurna terkadang terjadi kegagalan panen yang membuat para petani pemilik
lahan memutar otak mencari solusi untuk memenuhi kebutuhan modal pada masa
tanam berikutnya.
“ai hasile bagus mah cukup bae tong, bagus iku maksude hasile
akeh laka sing gagal panen jadi hasil panen iku bisa dibagi 3 separo
gena persediaan beras gena mangan separo maning gena di dol

83
Abd Rahim Dkk, Model analisis ekonomika pertanian, (Makassar : Badan Penerbit Universitas
Negeri Makassar) Hlm. 133
84
Fadholi Hernanto, Ilmu Usahatani, (PT. Penebar Swadaya ; Jakarta, 1989) Hlm. 238
64

gena tuku serubuk, separo maning yaa gena biaya anak sekolah
klawan biaya urip sedina-dina.”
(kalau hasilnya bagus yaa cukup aja dek, bagus itu maksudnya
hasilnya banyak tidak ada yang gagal panen jadi hasil panen itu
bisa dibagi tiga sebagian buat persediaan beras buat makan
sebagian lagi buat di jual buat beli pupuk, sebagian lagi yaa buat
biaya anak sekolah sama biaya hidup sehari-hari .)85
Haji Safiudin menyiasati kebutuhan modal dengan membagi hasil panen
kedalam 3 sektor kehidupannya, sehingga alur keuangan untuk pemenuhan
kebutuhan usaha tani tetap terjaga. Akan tetapi tidak semua petani memiliki pola
pengaturan alur keuangan seperti Haji Safiudin ada beberapa petani yang harus
mencari pinjaman kesana-kemari untuk memenuhi kebutuhan modal dalam
menjalankan usaha tani dengan sistem pembayaran ketika panen dibayar dengan
gabah (Padi) sesuai dengan harga yang berlaku saat itu.
Hasil panen yang dijadikan persediaan modal untuk masa tanam
berikutnya akan disimpan dan dijual diwaktu mendekati masa tanam. Sedangkan
hasil panen yang digunakan sebagai cadangan persediaan pangan dibawa ke
pabrik penggilingan padi untuk diolah menjadi beras. Lalu hasil panen yang dijual
akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan diluar pangan.
Kebutuhan diluar pangan sangatlah banyak ragamnya salah satunya ialah
biaya pendidikan dan biaya kesehatan. Dalam pemenuhan biaya pendidikan para
petani desa Gunung Sari masih dalam kondisi kurang memperhatikan pemenuhan
kebutuhan pendidikan, masih banyak keluarga petani yang tidak melanjutkan
pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi.
Musuh terebesar petani Desa Gunung Sari ialah Hama dan Ketersediaan
air yang menjadi penyebab utama panen tidak sempurna sehingga penghasilan
yang didapat tidak sepadan dengan modal yang dikeluarkan, seperti cuaca
kemarau yang melanda Desa Gunung Sari pada pertengahan Tahun 2019 yang
menyebabkan lahan sawah kekeringan sehingga berimbas pada sawah menjadi
kering dan gagal panen, ketika sawah mengalami gagal panen maka biaya yang
dikeluarkan menjadi dua kali lipat dan untuk menutupi biaya tersebut banyak

85
Haji Safiudin, Pemilik Sawah
65

petani yang mencari pinjaman modal agar usaha tani yang menjadi satu-satunya
tumpuan hidup keluarganya tetap berjalan.
“waduh tong usaha tani mengkenen iki mah kudu akeh-akeh sabar
yaa premen ora sabare coba panene gah 4 bulan sebalen yaa jadi
oli duite gah 4 bulan sebalen, kai mah urip sedina dina gah oli sing
utang mrana mrene beh gena nutupi biaya urip kalwan biaya tuku
srubuk, soale duit panen iku sedela gan enteng gena bayar utang iku
jadi ai areo nyawah maning yaa utang maning. Mengkonon lah tong
gali lobang tutup lobang.”
(waduh dek kalau usahatani begini itu harus banyak-banyak sabar
yaa gimana enggak sabarnya coba panennya juga 4 bulan sekali
yaa jadi dapet duitnya juga 4 bulan sekali, kakek mah hidup itu
sehari-hari juga dapet dari hutang kesana kesini buat nutupi biaya
hidup sama biaya beli pupuk, soalnya uang panen itu sebentar
juga habis buat bayar hutang itu jadi kalau mau mulai nyawah
lagi yaa harus berhutang lagi. Begitulah dek gali lubang tutup
lubang.)86
Seperti yang dikatakan Oleh Tri Pranadji dalam penelitiannya yang
berjudul “Gejala Kesenjangan Antara Ideologi Dan Pragmatisme
Pembangunan Ekonomi Masyarakat Pedesaan” Dari tahun ke tahun subsidi
input produksi pertanian, misalnya pupuk dan obatobatan, oleh pemerintah
dikurangi dan hal ini menjadikan beban biaya produksi usaha pertanian
meningkat. Mengingat pertanian masih menjadi sektor ekonomi yang relative
dominan di pedesaan, maka dampak pengurangan subsidi tadi akan menempatkan
pelakupelaku ekonomi pedesaan, khususnya petani tanaman semusim,
menanggung beban biaya produksi lebih berat. Kelompok masyarakat petani di
pedesaan ini, jika menghadapi posisi sulit, tidak begitu saja mudah mencari
pekerjaan di luar pertanian yang membutuhkan keahlian khusus. 87

86
Amsir, Pemilik Sawah
87
Tri Panadji, (Jurnal Gejala Kesenjangan Antara Ideologi Dan Pragmatisme Pembangunan
Ekonomi Masyarakat Pedesaan) FAE. Volume 20 No. 2, Desember 2002, Hlm. 54
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Dari hasil penelitian dan analisis diatas peneliti mendapatkan fakta-fakta
yang menjadi bahan untuk memecahkan rumusan masalah yang
menjadi tujuan dari dilaksanakannya penelitian ini, antara lain :
1. Proses produksi pertanian mencakup beberapah tahanapn, 1) Masa Pra
Tanam, 2) Masa Tanam, dan yang terakhir 3) Masa Panen. Pada setiap
masa petani melakukan banyak kegiatan mulai dari perawatan lahan
sampai pengambilan hasil tani. Dari proses pertanian yang diteliti para
petani di Desa Gunung Sari sudah mulai menggunakan bantuan
tekhnologi dalam menunjang proses pertaninannya akan tetapi masih
ada juga yang menggunakan cara tradisional. Dengan kemampuan
Sumber Daya Manusia yang masih rendah cara pertanian tradisional
masih sangat diminati disamping sudah terbiasa dengan
penggunaannya biaya yang dikeluarkan pun relative kecil akan tetapi
itu berimbas pada hasil tani yang lebih sedikit jika dibandingkan
dengan yang menggunakan tekhnologi modern.
2. Proses pendistribusian hasil panen Petani Desa Gunung Sari
menggunakan pihak ketiga untuk memasarkan hasil panennya. Pihak
ketiga dalam hal ini ialah Tengkulak yang membeli Padi (Gabah) dari
petani yang mana Gabah itu adalah barang setengah jadi, yang
kemudian di olah menjadi beras (barang jadi) lalu kemudian
dipasarkan ke konsumen. Terdapat pula petani yang mengolah padinya
menjadi beras akan tetapi tidak untuk dijual melainkan digunakan
sebagai cadangan bahan pangan untuk rumahtangganya. Sehingga
petani mendistribusikan padi tanpa mengolahnya menjadi beras.
3. Proses pemenuhan kebutuhan sehari-hari kelaurga petani di desa
Gunung Sari berasal dari hasil tani dan non tani. Hasil dari tani dibagi
menjadi tiga kelompok 1) untuk persediaan pangan, 2) untuk dijadikan
persediaan modal, 3) untuk pemenuhan kehidupan yang lain. Hasil
panen yang dijadikan persediaan modal untuk masa tanam berikutnya
akan disimpan dan dijual diwaktu mendekati masa tanam. Sedangkan

66
67

hasil panen yang digunakan sebagai cadangan persediaan pangan


dibawa ke pabrik penggilingan padi untuk diolah menjadi beras. Lalu
hasil panen yang dijual akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan
diluar pangan.

B. IMPLIKASI
Hasil penelitian ini dapat memberikan sedikit implikasi bagi para pelaku
usahatani yang termasuk didalamnya petani pemilik lahan, buruh tani, tengkulat
dan pemerintah setempat selaku pemangku jabatan. Implikasi tersebut berupa
ilmu pengetahuan baru secara lisan maupun tulisan mengenai keadaan terkini
pertanian di Desa Gunung Sari, anatara lain;
1. Pengetahuan baru bagi petani. dengan adanya penelitian ini peneliti
mampu meningkatkan kesadaran para petani terhadap persiapan analisis
biaya yang akan digunakan dalam menjalankan usahataninya, sehingga
bisa mengurangi resiko kerugian hingga kebangkrutan. Serta mampu
meningkatkan taraf kesejahteraan hidup para keluarga petani.
2. Memicu kesadaran bagi masyarakat sekitar agar mampu membeli bahan
pangan kebutuhan sehari-hari dari hasil petani di wilayah sekitr sehingga
mampu mengembangkan usahatani dan taraf hidup masyarakat itu sendiri.
3. Memicu rasa peduli kepada para pemuda Desa Gunung sari sebagai
generasi penerus yang harus tetap menjaga keselarasan ala pertanian di
Desa Gunung Sari karena anak muda sebagai generasi penerus harus
mampu menjaga dan melestarikan usahatani tentunya harus lebih
berkembang dari sekarang, mengkombinasikan pertanian dengan sistem
yang lebih modern agar mendapat hasil panen yang lebih berkualitas dan
melimpah.

C. SARAN
Dalam penelitian yang dilakukan ini peneliti menemukan beberapa kendala
dalam usahatani yang mampu diperbaiki oleh para petani dan pemerintah
setempat, dengan itu peneliti menyajikan ebebrapa saran yang diharapkan dapat
seikit membantu kemajuan usahatani di Desa Gunung Sari.
Bagi Petani, Sebagai petani yang masih memakai metode tradisional
banyak kendala yang akan dihadapi tentunya dengan kesadaran akan kendala
tersebut kita sebagai petani haruslah menyiapkan segala sesuatunya dengan
68

menimbang besaran resiko dengan dan kita mempersiapkan penyelesaiannya.


Seperti halnya kekurangan modal dan perubahan cuaca yang idak menentu.
Kekurangan modal misalnya bisa disiasati dengan menggunakan produk-produk
pestisida yang alami sehingga lebih murah dan dapat menekan biaya operasional.
Untuk mengantisipasi kondisi cuaca petani harus memiliki sumur resapan disawah
guna menyiman persediaan air juga sebagai serapan apabila air sungai meluap.
Bagi Masyarakat, kepada Masyarakat setempat agar lebih memperhatikan
nasib para petani jangan sampai para petani di desa Gunung Sari kehilangan lahan
peraniannya dikarenakan kebangkrutan, masyarakat harus ikut andil membantu
dalam proses pendistribusian hasil panen masyarakat mampu menjadi konsumen
pertama dan terdekat bagi para petani sehingga biaya yang dikelaurkan tidak besar
dalam proses pendistribusian hasil panennya dan masyarakat pun memperoleh
bahan pangan dengan harga yang terjangkau.
DAFTAR PUSTAKA

Afrizal. 2014. Metode Penelitian Kualitatif “Sebuah Upaya Mendukung


Penggunaan Penelitian Kualitatif Dalam Berbagai Disiplin
Ilmu”. (Jakarta : Raja Grafindo Persada).
Gunawan,Iman. 2013. Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktek, (Jakarta :
Bumi Aksara).
Gulo, W. 2010. Metodologi Penelitian, (Jakarta : Grasindo).
Haris. Herdiansyah. 2015.Wawancara, Observasi, dan Fokus Groups, (Jakarta :
Raja Grafindo Persada).
Hanafie,Rita. Pengantar Ekonomi Pertanian, (Yogyakarta; ANDI press). 2010.
Hernanto, Fadholi. 1988. Ilmu Usahatani. (Jakart : Penebar Swadaya).
Hubeis, Musa. Manajemen Industri Pangan. (Tangerang Selatan; UT). 2014.
Mulyana, Deddy. 2001. Metodologi Penelitian Kualitatif “Paradigma Baru Ilmu
Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya”. (Bandung : Remaja
Rosdakarya).
Rahardja,Prathama. Mandala Manurung. 2008. Pengantar Ilmu Ekonomi (MIkro
dan Makro Ekonomi), (Jakarta; FE UI).
Saragih, Jef Rusiantho. 2015. Perencanaan Wilayah dan Pengembangan Ekonomi
Lokal Berbasis Pertanian. (Yogyakarta; Pustaka Pelajar).
Salam, Syamsir dan Jaenal Aripin. 2006. Metodologi Penelitian Sosial, (Jakarta:
UIN Jakarta Press).
Sujarweni, Wiratna. 2014. Metodologi Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Baru
Press).
SKRIPSI DAN JURNAL
Harianto. Peranan Pertanian dalam perekonomian pedesaan. diakses dari
https://pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/Pros_2007-
MU_Harianto.pdf. Pada Tanggal 9 Desember 2018 Pukul 14.00
WIB
Ma’ruf, Ahmad dan Latri Wihastuti. 2008. Jurnal PERTUMBUHAN EKONOMI
INDONESIA: Determinan dan Prospeknya, Jurnal Ekonomi dan
Studi Pembangunan, Volume 9, Nomor 1, April

69
70

Meiningrum, Dahlia. 2015. Skripsi Nasib Petanidalam hal kebijakan ketahanan


pangan dari orde baru dan reformasi (Studi kasus: petani desa
suruh, kecamatan suruh Kabupaten Semarang), Depok: UI.
Nisa, Wirdatun. 2017. Skripsi kontribusi usaha tani padi dalam meningkatkan
kesejahteraan ekonomi masyarakat (studi kasus desa terutung
megara bakhu kecamatan lawe sumur kabupaten aceh tenggara
aceh), (Medan: UIN Medan)
Wijayanti,Yeni. 2015. “Kebijakan pemerintah Indonesia masa orde lama
dibidang ekonomi terhadap bisnis orang cina”. Jurnal Artefak
Vol. 3 No. 2 – Agustus
LAMPIRAN-LAMPIRAN

71
72

A. Lampiran I (Lembar Uji Referensi)

LEMBAR UJI REFERENSI

Nama : MUHAMAD IRFAN


NIM : 115015000106
Jurusan : Tadris IPS/Konsentrasi Ekonomi
Judul Skripsi : ANALISIS KEGIATAN EKONOMI MASYARAKAT
DESA
(Studi kasus PETANI Desa Gunung Sari Kec. Mauk Kab.
Tangerang _ BANTEN).
Dosen Pembimbing : 3. Dr. H. Nurochim, MM.
4. Neng Sri Nuraeni, M.pd.

No Paraf
Sumber Referensi
. Pembimbing 1 Pembimbing 2
BUKU
1. Afrizal. 2014. Metode Penelitian Kualitatif “Sebuah
Upaya Mendukung Penggunaan Penelitian
Kualitatif Dalam Berbagai Disiplin Ilmu”. (Jakarta :
Raja Grafindo Persada).
2. Gunawan,Iman. 2013. Metode Penelitian Kualitatif
Teori dan Praktek, (Jakarta : Bumi Aksara).
3. Gulo, W. 2010. Metodologi Penelitian, (Jakarta :
Grasindo).
4. Haris. Herdiansyah. 2015.Wawancara, Observasi,
dan Fokus Groups, (Jakarta : Raja Grafindo
Persada).
5. Hanafie,Rita. Pengantar Ekonomi Pertanian,
(Yogyakarta; ANDI press). 2010.
6. Hernanto, Fadholi. 1988. Ilmu Usahatani. (Jakart :
Penebar Swadaya).
7. Hubeis, Musa. Manajemen Industri Pangan.
(Tangerang Selatan; UT). 2014.
8. Mulyana, Deddy. 2001. Metodologi Penelitian
Kualitatif “Paradigma Baru Ilmu Komunikasi dan
Ilmu Sosial Lainnya”. (Bandung : Remaja
Rosdakarya).
9. Rahardja,Prathama. Mandala Manurung. 2008.
Pengantar Ilmu Ekonomi (MIkro dan Makro
73

Ekonomi), (Jakarta; FE UI).


10. Salam, Syamsir dan Jaenal Aripin. 2006.
Metodologi Penelitian Sosial, (Jakarta: UIN Jakarta
Press).
11. Saragih, Jef Rusiantho. 2015. Perencanaan Wilayah
dan Pengembangan Ekonomi Lokal Berbasis
Pertanian. (Yogyakarta; Pustaka Pelajar).
12. Sujarweni, Wiratna. 2014.Metodologi Penelitian,
(Yogyakarta: Pustaka Baru Press).
SKRIPSI DAN JURNAL
1. Harianto. Peranan Pertanian dalam perekonomian
pedesaan. diakses dari
https://pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/Pros_
2007-MU_Harianto.pdf. Pada Tanggal 9 Desember
2018 Pukul 14.00 WIB
2. Ma’ruf, Ahmad dan Latri Wihastuti. 2008. Jurnal
PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA:
Determinan dan Prospeknya, Jurnal Ekonomi dan
Studi Pembangunan, Volume 9, Nomor 1, April
3. Meiningrum, Dahlia. 2015. Skripsi Nasib Petani
dalam hal kebijakan ketahanan pangan dari orde
baru dan reformasi (Studi kasus: petani desa suruh,
kecamatan suruh Kabupaten Semarang), Depok: UI.
4. Nisa, Wirdatun. 2017. Skripsi kontribusi usaha tani
padi dalam meningkatkan kesejahteraan ekonomi
masyarakat (studi kasus desa terutung megara
bakhu kecamatan lawe sumur kabupaten aceh
tenggara aceh), (Medan: UIN Medan)
5. Wijayanti,Yeni. 2015. “Kebijakan pemerintah
Indonesia masa orde lama dibidang ekonomi
terhadap bisnis orang cina”. Jurnal Artefak Vol. 3
No. 2 – Agustus

Mengesahkan,

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Dr. H. Nurochim, MM Neng Sri Nuraeni, M.pd


NIP. 19590715 198403 1 003 NIDN. 2005058801
74

B. Lampiran II (Instrumen Wawancara)

NAMA : HOLIL (40 th)


PEKERJAAN : BURUH HARIAN LEPAS
ALAMAT : KP. RAWA KALEM RT. 015/004
DESA GUNUNG SARI KEC. MAUK
KAB. TANGERANG - BANTEN

A. BURUH TANI
1. Sejak akapan saudara mulai berprofesi sebagai Buruh Tani ?
Jawab :
“ari jadi buruh mah sing enom sih, yaa sing smp gah uis milu ngoyos
ngebantoni pegawean wong tua sekalian gelati tambahan gena jajan.”
(kalau jadi Buruh Tani sudah dari masih muda, semenjak masih SMP
juga sudah ikut NGOYOS (Mencabut Rumput) membantu pekerjaan
orang tua sambal mencari tambahan uang untuk jajan.)
2. Apa saja pekerjaan yang dilakukan oleh buruh tani dari masa tanam hingga panen ?
Jawab :
“pegawean tani mah akeh tong, tek sebut aken siji-siji kih yaa, Macul
Pinggir, gawe sebaran, nyebar bibit, nyemprot bibit umur seminggu,
klektor, nyabut bibit, nandur, ngoyos, nyerubuk, ngoyos keroro, nyerubut
kerro, nyemprot terus tinggal nonggoni panen sekalian meriksa banyu.”
(pekerjaan Buruh Tani itu banya dek, saya sebutin satu-satu yah.
Mencangkul pematang sawah, membuat area tanam, menabur bibit
padi, menyemprot pestisida, mentraktor lahan (Yang akan ditanam),
mencabut bibit, menanam bibit, membersihkan lahan sawah (yang
sudah ditanam dengan mencabut rumput), memberi pupuk,
membersihkan lahan sawah kedua, memberi pupuk kedua, menyemprot
pestisida lalu menunggu masa panen sambal mengecek keadaan
pasokan air.)
3. Bagaimana pemenuhan kebutuhan sehari-hari dari hasil pertanian ?
Jawab :
75

“yaa ai ning sawah mah sedina iku penghasilan paling gede satus sewu
tong jadi ai kurang yaa gegelati pegawean lain gena nutupi sing kurang
iku.”
(yaa kalau disawah sehari itu penghasilan paling besar seratus ribu dek
jadi kalau kurang yaa cari kerjaan lain buat nutupim yang kurang itu.)
4. Jika tidak cukup, apa yang dilakuan untuk memenuhi kekurangan tersebut ?
Jawab :
“yaa megaweni apa bae tong, ana sing merentah nukang yaa nukang ai
ana sing merenta dagang ya dagang yaa premen kependake beh tong, sing
penting mah anak rabi ora kelaparan.”
(yaa ngerjain apa saja dek, ada yang menyuruh jadi tukang bangunan
yaa saya jadi tukang bangunan kalau ada yang menyuruh berdagang ya
saya berdagang yaa bagaimana ketemunya saja dek, yang penting mah
anak istri tidak kelaparan.)
5. Berapa jumlah anggota keluarga yang menjadi tanggungan anda ?
Jawab :
“anak roro klawan rabi yaa jumlahe ana 4 klawan mamang.”
(anak dua sama istri yaa jumlahnya jadi 4 sama mamang.)
6. Berapa pengeluaran untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga ?
Jawab :
“yaa sekitar 150 ribu lah klawan jajan anak iku.”
(yaa sekitar 150 ribu sama jajan anak itu.)
7. Bagaimana kendala yang dialami ketika menjadi Buruh Tani ?
Jawab :
“upahe kurang terus di gaie sewaya waya ora cepet ika.”
(upahnya kurang lalu diberinya sewaktu waktu tidak cepat gitu.)
76

INSTRUMEN WAWANCARA

NAMA : DAMYATI
PEKERJAAN : BURUH HARIAN LEPAS
ALAMAT : KP. GUNUNG SARI RT. 007/002
DESA GUNUNG SARI KEC. MAUK
KAB. TANGERANG - BANTEN
A. BURUH TANI
A. Sejak akapan saudara mulai berprofesi sebagai Buruh Tani ?
Jawab :
“sing bujangan tong ning sawah mah, yaa urip ning Gunung Sari mah
arep megawe apa maning ari dudu kuli ning sawah mah.”
(dari masih perjaka dek kalau kerja di sawah, yaa kalau hidup di
Gunung Sari mau kerja apa lagi kalau bukan jadi kuli di sawah.)
B. Apa saja pekerjaan yang dilakukan oleh buruh tani dari masa tanam hingga panen
Jawab :
“pegawean ning sawah mah mengkonon iku bae tong,mulai sing Macul
Pinggir, gawe sebaran, nyebar bibit, nyemprot bibit umur seminggu,
klektor, nyabut bibit, nandur, ngoyos, nyerubuk, ngoyos keroro, nyerubut
kerro, nyemprot terus tinggal nonggoni panen sekalian meriksa banyu.”
(pekerjaan di sawah itu begitu saja dek. Mulai dari Mencangkul
pematang sawah, membuat area tanam, menabur bibit padi,
menyemprot pestisida, mentraktor lahan (Yang akan ditanam),
mencabut bibit, menanam bibit, membersihkan lahan sawah (yang
sudah ditanam dengan mencabut rumput), memberi pupuk,
membersihkan lahan sawah kedua, memberi pupuk kedua, menyemprot
pestisida lalu menunggu masa panen sambal mengecek keadaan
pasokan air.)
C. Bagaimana pemenuhan kebutuhan sehari-hari dari hasil pertanian ?
Jawab :
“yaa sing ana bae sing di nggo tong, upah sing pegawean sawah mah
sedina gah entek.”
(yaa yang ada aja yang dipakai, upah dari kerjaan disawah itu sehari
juga habis.)
77

D. Jika tidak cukup, apa yang dilakuan untuk memenuhi kekurangan tersebut ?
Jawab :
“megawe apa bae tong sing bisa ngehasil aken duit.”
(kerja apa saja dek yang bisa menghasilkan uang.)
E. Berapa jumlah anggota keluarga yang menjadi tanggungan anda ?
Jawab :
“sing dadi tanggungan mah tinggal anak klawan rabi doang, tapi yaa kan
ai ana putu dedolan ika ana bae kepengen ngegai mah.”
(yang jadi tanggungan itu tinggal anak sama istri, tapi yaa kan kalau
ada cucu main itu ada saja keinginan untuk ngasih.)
F. Berapa pengeluaran yang dibutuhkan per harinya ?
Jawab :
“mamang mah paling gah 100 ribu sedina yaa anak uis gede-gede uis
pada bisa gelati duit dewek.”
(Mamang itu paling juga 100 ribu sehari yaa anak sudah besar-besar
sudah bisa cari uang sendiri.)
G. Bagaimana kendala yang dialami ketika menjadi Buruh Tani ?
Jawab :
“yaa premen yaa mengkonon ikulah jadi kuli mah tong oli gajie cilik tapi
megawe mah abot bae.”
(yaa bagaimana yah begitulah jadi kuli itu dek upahnya kecil tapi
kerjaannya berat terus.)
78

INSTRUMEN WAWANCARA

NAMA : WASIH
PEKERJAAN : BURUH HARIAN LEPAS
ALAMAT : KP. GUNUNG SARI RT. 007/002
DESA GUNUNG SARI KEC. MAUK
KAB. TANGERANG - BANTEN

A. BURUH TANI
1. Sejak akapan saudara mulai berprofesi sebagai Buruh Tani ?
Jawab :
“sing cilik tong hehee, mamang mah ora sekolah jadi cilike ning sawah
bae.”
(dari kecil dek hehee, mamang itu enggak sekolah jadi kecilnya di sawah
terus.)
2. Apa saja pekerjaan yang dilakukan oleh buruh tani dari masa tanam hingga panen
Jawab :
“wiih akeh tong, sing muali nandur sampe panen iku dipegaweni kabeh”
(wiih banyak dek, dari mulai tanam sampai panen itu di kerjain semua.)
3. Bagaimana pemenuhan kebutuhan sehari-hari dari hasil pertanian ?
Jawab :
“Alhamdulillah sih tong ai sing tani mah cukup bae, yaa pernah
kekurangan gah ora akeh.”
(Alhamdulillah sih dek kalau dari bertani itu cukup aja, yaa pernah
kekurangan tapi enggak banyak.)
4. Jika tidak cukup, apa yang dilakuan untuk memenuhi kekurangan tersebut ?
Jawab :
“mamang due ingon-ingonan bebek, jadi sedina-dina bisa ketutup klawan
hasil ngedol ndog bebek.”
(mamang punya peliharaan bebek, jadi sehari-hari bisa mencukupi
sama hasil menjual telor bebek.)
5. Berapa jumlah anggota keluarga yang menjadi tanggungan anda ?
Jawab :
79

“anak mah ana loro tapi sing siji uis kawin jadi tinggal siji sing masih
ngintil jadi kabeh jumlahe ana 3 uong.”
(anak itu ada 2 yang satu sudah menikah jadi tinggal satu yang masih
ikut jadi jumlahnya ada 3 orang .)
6. Berapa pengeluaran yang dibutuhkan per harinya ?
Jawab :
“100 ribu kayane mah, ora pasti sih.”
(100 ribu kayanya, tidak pasti sih.)
7. Bagaimana kendala yang dialami ketika menjadi Buruh Tani ?
Jawab :
“pegaweane doang tong ora pasti jadi ora unggal dina megawe.”
(pekerjaannya saja dek yang tidak pasti tidak setiap hari kerjanya.)
80

INSTRUMEN WAWANCARA

NAMA : AMSIR
PEKERJAAN : PETANI
ALAMAT : KP. GUNUNG SARI RT. 006/002
DESA GUNUNG SARI KEC. MAUK
KAB. TANGERANG - BANTEN

B. PETANI PEMILIK SAWAH


1. Sejak kapan mulai menjadi petani ?
Jawab :
“ai due sawah sing durung sue, yaa sawah mah oli warisan sing wong tua,
ana bah 10 tahun mah lah ora inget.”
(kalau punya sawah belum lama, yaa sawahnya dapat di kasih orang
tua, kayaknya 10 tahun mah ada, enggak inget.)
2. Berapa luas lahan pertanian yang anda miliki ?
Jawab :
“pira tong yaa, ai sawah mah kayae ana 2 hektar mah.”
(Bera yah dek, kalau sawah kayaknya ada 2 hektar.)
3. berapakah modal yang diperlukan dari masa tanam hingga masa panen ?
Jawab :
“yaa ai di itung-itung mah sehektar iku entek lah 6 juta mah iku uis
termasuk segala-galae kuh gaji uong kuli ngoyos klektor klawan tuku
serubuk.”
(yaa kalau di hitung-hitung itu satu hektar habis 6 juta itu sudah
termasuk segala-galanya tuh upah orang kuli nyemai traktor sama beli
pupuk.)
4. Bagaimana proses bertani sawah mulai dari tanam hingga panen ?
jawab :
“yaa ai nyawah mah sing awal iku gawe sebaran dipit gena nyebar bibit,
tembeke bibit di sebar terus nonggoni sekitar sebulan tembeke bibit bisa
disebar, sedurung ditanduri bibit sawahe diklektor dipit kon bagus lemae,
nah pas arep nandur iku aja sampe kekurangan banyu kaya saiki kuh
banyue kurang jadi parie jelek pada kuning, ai uis di tandur mah tinggal
81

dioyos klawan diserubuk doing, ya sing penting mah banyue aja sampe
kuranglah ari perkara nyawah mah banyu iku penting jasa, garan gah
akeh sing ribut gara-gara banyu yaa soale ari laka banyu mah sawah iku
ora bisa bagus malah bakale jadi rugi sapa sih sing pengen rugi. Terus ai
uis 3 bula lebih iku sawah uis siap dipanen nah pas panen iku tembeke kuh
aja sampe banyue keakean soale bakale ngegawe bosok ning pari terus ari
parie uis bosok mah uong sing panene gah laka sing pada gelem soale
abot digawae kan pada teles parie pada rebah soale.”
(yaa kalau bertani sawah itu dari awal bikin sebaran (lahan tanam bibit)
buat nyebar bibit, baru bibit di sebar terus tunggu sampai sekitar satu
bulan baru bibit disebar, sebelum ditanamin bibit sawahnya ditraktor
dulu biar bagus tanahnya, nah ketika mau ditanami itu jangan sampai
kekurangan air seperti sekarang itu airnya kurang jadi padinya jelek
jadi kuning, kalau sudah ditanam tinggal disemai sama dipupuk, yaa
yang penting itu airnya jangan sampai kuranglah kalau perihal bertani
sawah itu air itu penting banget, makanya banyak yang bertengkat gara-
gara air soalnya kalau enggak ada air itu sawah jadi enggak bagus
nantinya jadi rugi siapa yang mau rugi. Terus kalau sudah 3 bulan lebih
itu sawah sudah siap dipanen kemudian pas panen itu baru tuh jangan
sampai airnya kebanyakan karena nantinya bikin busuk sama padi terus
kalau padinya sudah busuk orang yang panennya juga enggak ada yang
mau soalnya berat dibawanya kan pada basah padinya pada rebah
soalnya.)
5. Berapa lama masa tanam yang diperlukan untuk sampai pada masa panen ?
Jawab :
“ai ngitung sing mulai nandur sih Cuma 100 dina tapi ai di itung sing
mulai nglektor mah bisa sampe 4 bulan .”
(kalau dihitung dari mulai nanam hanya 100 hari tapi kalau dihitung
dari mulai proses traktor itu bisa sampai 4 bulan.)
6. Berapa besaran upan buruh tani ketika mengolah lahan ?
Jawab :
82

“ai nglektor mah sejuta sehektare tong, paling tinggal ngegai mangan
klawan ngerokoe beh .”
(kalau mengolah lahan itu satu juta per hektarnya tong, hanya ngasih
makan sama rokok .)
7. Berapa besaran upah buruh tani ketika penyemaian bibit ?
Jawab :
“biasane sedina 100rb tong ai dipegaweni dewekan paling rengse 5
dina.”
(biasanya sehari 100rb dek, kalau dikerjain sendiri selesai sekitar 5 hari
.)
8. Berapa besaran upah buruh tani ketika pencabutan bibit ?
Jawab :
“di itunge per bengket tong, sebengkete 700 perak.”
(dihitungnya per ikat dek, satu ikatnya 700 perak .)
9. Berapa besaran upah buruh tani ketika penanaman bibit ?
Jawab :
“nandur mah di itung sedina tong, ai sedina upahe 100rb ai setengah dina
yaa 50rb.”
(nanem itu dihitung seharian dek, kalau sehari upahnya 100rb kalau
setengah hari yaa 50rb.)
10. Berapa besaran upah buruh tani ketika penyebaran pupuk ?
Jawab :
“sedina paling gah 100rb tong.”
(sehari hanya 100rb dek .)
11. Berapa besaran upah buruh tani ketika pembersihan hama ?
Jawab :
“sedina iku upahe 50rb tong, ai pengen beres sedina yaa nggo uong
akeh.”
(sehari itu upahnya 50rb dek, kalau mau selesai sehari yaa pakai tenaga
kerja yang banyak .)
12. Berapa besaran upah buruh tani ketika panen ?
Jawab :
83

“panen mah bagi bawon tong disebute jadi sekwintal iku jatahe sekaleng,
sekaleng iku ana 20kg.”
(panen itu bagi hasin bawon dek disebutnya, jadi satu kwintal itu
jatahnya satu kaleng, satu kaleng itu ada 20kg.)
13. Bagaimana proses pendistribusian hasil panen ?
Jawab :
“langsung ditimbang tong ning tengkulak kon dadi duit.”
(langsung ditimbang dek, di tengkulak biar jadi duit .)
14. berapa besar hasil panen yang anda peroleh ?
Jawab :
“Yaa ari panene bagus mah sing sehektar iku bisa oli 6 sampe 7 ton tapi
ari lagi jelek mah bisa oli se ton doang.”
(yaa kalau panenya bagus itu dari satu hektar itu isa dapet 6 sampai 7
ton tapi kalau lagi buruk itu bisa dapat satu ton saja.)
15. Apakah setiap panen selalu memperoleh keuntungan ?
“ai bengen mah untung bae tong ai saiki mah keakean rugie.”
(kalau dulu itu untung terus dek kalau sekarang kebanyakan rugi.)
16. apakah hasil dari bertani bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari ?
Jawab :
“waduh tong usaha tani mengkenen iki mah kudu akeh-akeh sabar yaa
premen ora sabare coba panene gah 4 bulan sebalen yaa jadi oli duite gah
4 bulan sebalen, kai mah urip sedina dina gah oli sing utang mrana mrene
beh gena nutupi biaya urip kalwan biaya tuku srubuk, soale duit panen iku
sedela gan enteng gena bayar utang iku jadi ai areo nyawah maning yaa
utang maning. Mengkonon lah tong gali lobang tutup lobang.”
(waduh dek kalau usahatani begini itu harus banyak-banyak sabar yaa
gimana enggak sabarnya coba panennya juga 4 bulan sekali yaa jadi
dapet duitnya juga 4 bulan sekali, kakek mah hidup itu sehari-hari juga
dapet dari hutang kesana kesini buat nutupi biaya hidup sama biaya beli
pupuk, soalnya uang panen itu sebentar juga habis buat bayar hutang
itu jadi kalau mau mulai nyawah lagi yaa harus berhutang lagi.
Begitulah dek gali lubang tutup lubang.)
84

17. Berapa jumlah anggota keluarga yang menjadi tanggungan anda ?


Jawab :
“tanggungan mah klawan rabi doang tong tapi kepengenan mah ana bae,
kepengen ngegai putu nuku aken apa tah apa konon ai ana mah kan
teger.”
(tanggungan itu hanya sama istri doing dek tapi keinginan mah ada aja
dek, ngasih cucu ngebeliin apa aja gitu kalau ada kan enak .)
85

INSTRUMEN WAWANCARA

NAMA : HAJI SAFIUDIN


PEKERJAAN : PETANI
ALAMAT : KP. GUNUNG SARI RT. 006/002
DESA GUNUNG SARI KEC. MAUK
KAB. TANGERANG – BANTEN

B. PETANI PEMILIK SAWAH


1. Sejak kapan mulai menjadi petani ?
Jawab :
“dih sing kapan yah, uis sue sih sembarang anak mang haji masih cilik,
ana bah 30 tahun mah.”
(dih dari kapan yah, udah lama semenjak anak mang haji masih kecil,
ada kayaknya 30 tahun.)
2. Berapa luas lahan pertanian yang anda miliki ?
Jawab :
“pira tong yaa, ai sawah mah kayae ana 7 hektar mah.”
(Bera yah dek, kalau sawah kayaknya ada 7 hektar.)
3. berapakah modal yang diperlukan dari masa tanam hingga masa panen ?
Jawab :
“pira yaah, yaa abah haji kan due 7 hektar kih ari di itung-itung mah
entek lah 30 – 40 jutaan mah .”
(berapa yah, yaa abah haji kan punya 7 hektar nih kalau di hitung-
hitung kayaknya habis 30 – 40 jutaan.)
4. Bagaimana proses bertani sawah mulai dari tanam hingga panen ?
jawab :
“nyawah mah sing awal iku nglektor sawah dipit kan bekas dipanen wingi
ika jadi lemae kudu diangkat maning, ntas iku ditanduri bibit, ai bibit uis
gede tinggal di tandur yaa seteruse mah dirawat kaya tanduran biasa
digai serubuk klawan dibersih aken suket-skuete..”
(menyawah dari awal itu mentraktor sawah dulu kan habis dipanen
kemarin itu jadi tanahnya harus diangkat dulu, habis itu ditnamin bibit,
86

kalau bibit sudah besar tinggal ditanem yaa seterusnya dirawat seperti
tanaman biasanya dikasih pupuk sama dibersihin rumput-rumputnya.)
5. Berapa lama masa tanam yang diperlukan untuk sampai pada masa panen ?
Jawab :
“ai nyawah mah sue tong, bisa sampe 4 bulan ai cuacae ora bagus mah.”
(kalau disawah itu lama dek, bisa sampai 4 bulan kalau cuacanya tidak
bagus .)
6. Berapa besaran upan buruh tani ketika mengolah lahan ?
Jawab :
“ai ning sawah mah kan kudu di klektor kuh yaa sedurung ditanduri iku,
ongkos klektor iku sing se hektar iku hargae sejuta, yaa ai 7 hektar mah
kudu nyiap aken duit 7 juta .”
(kalai di sawah itu kan harus di traktor tuh yaa sebelum ditanami itu,
biaya traktor itu yang satu hektar itu harganya satu juta, kalau 7 hektar
itu harus menyiapkan uang 7 juta .)
7. Berapa besaran upah buruh tani ketika penyemaian bibit ?
Jawab :
“gena gawe sebaran bibit iku kudu ana biaya 500rb an tong.”
(untuk bikin lahan penyemaian bibit itu harus ada biaya 500rb an dek .)
8. Berapa besaran upah buruh tani ketika pencabutan bibit ?
Jawab :
“premen ambae sebaran tong, tapi biasae diitung per bengket, jadi
sebengkete iku dihargai 700 perak.”
(gimana luas lahan penyemaiannya dek, tapi biasanya dihitung per
ikat, jadi satu ikatnya dihargai 700 rupiah .)
9. Berapa besaran upah buruh tani ketika penanaman bibit ?
Jawab :
“ai nandur mah diitung per dina tong, jadi ai jam 7 sampe jam 12 iku
upahe 50rb, ai sampe jam 5 sore 100rb.”
(kalau nanam itu ihitung per hari dek, jadi kalau mulai jam 7 sampai
jam 12 itu upahnya 50rb, kalau sampai jam 5 sore itu 100rb .)
10. Berapa besaran upah buruh tani ketika penyebaran pupuk ?
87

Jawab :
“nyerubuk mah paling sedina iku upahe 100rb.”
(memupuk itu satu hari upahnya 100rb .)
11. Berapa besaran upah buruh tani ketika pembersihan hama ?
Jawab :
“ngoyos mah biasane ora dewekan tong bisa sampe wong 5, upahe gah
sedina iku 50rb.”
(membersihkan hama itu biasanya tidak sendirian dek bisa sampai 5
orang, upahnya juga sehari itu 50rb .)
12. Berapa besaran upah buruh tani ketika panen ?
Jawab :
“ai panen mah sejen tong diditunge sing hasil panene, sing sekwintal iku
upahe 20kg.”
(kalau panen beda dek dihitung dari hasil panennya, dari satu kwintal
itu upahnya 20kg .)
13. Bagaimana proses pendistribusian hasil panen ?
Jawab :
“biasane mah ana tengkulak sing tuku tapi ora kabeh di dol biasane mah
disimpen gena digiling gena mangan dewek tong.”
(biasanya itu ada tengkulak yang beli tapi tidak semua dijual biasanya
disimpan untuk di giling untuk makan sendiri dek .)
14. berapa besar hasil panen yang anda peroleh ?
Jawab :
“ari hasil sih premen musime ai lagi bagus mah alhamdulillah lah sin 7
hektar iku masing-masing 6 ton luwih sehektare, ai lagi jelek mah musime
kih kaya saiki lagi laka banyu yaa gati paling gah sing 7 hektar iku oli 10
ton.”
(kalau hasil itu bagaimana musimnya kalau sedang bagus
alhamdulillah dari 7 hektar itu masing-masing 6 ton lebih per
hektarnya, kalau sedang jelek musimnya kaya sekarang sedang tidak
ada air yaa susah paling juga 7 hektar itu dapat 10 ton.)
15. Apakah setiap panen selalu memperoleh keuntungan ?
88

“arane usaha tong ora selalu untung kadang yaa ana bae nomboke.”
(namanya juga usaha dek tidak selalu untuk kadang ya ada aja
tambahan modalnya.)
16. apakah hasil dari bertani bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari ?
Jawab :
“ai hasile bagus mah cukup bae tong, bagus iku maksude hasile akeh laka
sing gagal panen jadi hasil panen iku bisa dibagi 3 separo gena
persediaan beras gena mangan separo maning gena di dol gena tuku
serubuk, separo maning yaa gena biaya anak sekolah klawan biaya urip
sedina-dina.”
(kalau hasilnya bagus yaa cukup aja dek, bagus itu maksudnya hasilnya
banyak tidak ada yang gagal panen jadi hasil panen itu bisa dibagi tiga
sebagian buat persediaan beras buat makan sebagian lagi buat di jual
buat beli pupuk, sebagian lagi yaa buat biaya anak sekolah sama biaya
hidup sehari-hari .)

17. Berapa jumlah anggota keluarga yang menjadi tanggungan anda ?


Jawab :
“ai sing masih ana ning umah mah anak ana 3 terus abah haji klawan
mak aji uis iku doang.”
(kalau yang masih ada dirumah itu anak ada 3 terus abah haji sama ibu
haji udah itu aja .)
89

INSTRUMEN WAWANCARA

NAMA : HAJI ABDURRAHMAN


PEKERJAAN : PETANI
ALAMAT : KP. GUNUNG SARI RT. 011/003
DESA GUNUNG SARI KEC. MAUK
KAB. TANGERANG - BANTEN

B. PETANI PEMILIK SAWAH


1. Sejak kapan mulai menjadi petani ?
Jawab :
“ana bah 20 tahun mah sembarang bujangan sih mengawe ning sawah
mah.”
(kayaknya udah 20 tahun sejak bujangan kerja di sawah.)
2. Berapa luas lahan pertanian yang anda miliki ?
Jawab :
“ai due uwa mah paling gah 2 hektar tapi ana ndeke rabi 3 hektaran jadi
sing diurusi ana 5 hektar.”
(kalau punya uwa itu hanya 2 hektar tapi ada punya istri 3 hektaran jadi
yang diurus ada 5 hektar.)
3. berapakah modal yang diperlukan dari masa tanam hingga masa panen ?
Jawab :
“sehektar iku butuh 5 sampe 7 jutaan lah .”
(satu hektar itu butuh 5 samapai 7 jutaan.)
4. bagaimana proses sawah mulai dari tanam hingga panen ?
jawab :
“nyawah mah yaa kaya biasae bae tong, di klektor terus nandur yaa dikon
parie bagus mah di serubuk terus dijaga beh sing penyakit kon panenne
bagus..”
(sawah itu yaa seperti biasa saja dek di traktor terus ditanemin yaa kalau
padinya mau bagus harus dipupuk terus dijaga dari penyakit supaya
hasil panennya bagus .)
5. Berapa lama masa tanam yang diperlukan untuk sampai pada masa panen ?
Jawab :
90

“yaa ai ngitung jangkep mah paling gah 100 dina .”


(yaa kalau hitung pasnya itu hanya 100 hari)
6. Berapa besaran upan buruh tani ketika mengolah lahan ?
Jawab :
“ai ngitung hektaran mah sehektar iku biayae sejuta .”
(kalau hitung perhektar itu satu hektar itu biayanya satu juta.)
7. Berapa besaran upah buruh tani ketika penyemaian bibit ?
Jawab :
“ai gawe sebaran bibit mah sedina iku upahe satus sewu.”
(kalau buat lahan bibit itu satu hari upahnya seratus ribu .)
8. Berapa besaran upah buruh tani ketika pencabutan bibit ?
Jawab :
“diitunge perbenketan bibit tong, sebengkete iku 700 perak.”
(dihitungnya per ikatan bibit dek, satu ikatnya itu 700 rupiah .)
9. Berapa besaran upah buruh tani ketika penanaman bibit ?
Jawab :
“biasa diitung per dina ai sedina mah yaa satus sewu.”
(biasa di hitung per hari kalau satu hari yaa seratus ribu.)
10. Berapa besaran upah buruh tani ketika penyebaran pupuk ?
Jawab :
“pada bae kaya nandur bibit sedina satus sewu.”
(sama saja seperti nanam bibit satu hari seratus ribu .)
11. Berapa besaran upah buruh tani ketika pembersihan hama ?
Jawab :
“ai ngoyos mah sedina 50rb tong.”
(kalau membersihkan hama itu sehari lima puluh ribu .)
12. Berapa besaran upah buruh tani ketika panen ?
Jawab :
“bagi bawon ai panen mah tong, sekwintal iku digai 20kg.”
(bagi hasil panen dek, satu kwintal itu dikasih 20kg.)
13. Bagaimana proses pendistribusian hasil panen ?
Jawab :
91

“biasane ai uwa mah separo di dol gabahe separo di dol berase.”


(biasanya kalau uwa itu di sebagian dijual gabahnya sebagian di jual
berasnya .)
14. berapa besar hasil panen yang anda peroleh ?
Jawab :
“yaa ai sehektar lagi bagus mah bisa 5 sampe 7 ton tapi ai jelek mah oli 4
ton gah uis alhamdulilah.”
(yaa kalau satu hektar lagi bagus bisa dapat 5 sampai 7 ton tapi kalau
sedang jelek dapat 4 ton juga sudah alhamdulillah.)
15. Apakah setiap panen selalu memperoleh keuntungan ?
jawab :
“ai gena saiki sih masih untung bae mbuh yaa ai ngko-ngko mah.”
(kalau buat sekarang masih untung terus enggak tau kalau nanti-nanti.)
16. apakah hasil dari bertani bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari ?
Jawab :
“alhamdulillah usaha mamang mah Cuma tani doang tapi durung pernah
kekurangan gena mangan klawan jajan bocah-bocah mah sing penting
mah uripe aja boros kudu ngeweruhi ning kebutuhan.”
(alhamdulillah usaha bapak mah Cuma bertani tapi belum pernah
kekurangan untuk makan sama jajan anak-anak yang penting jangan
boros harus paham sama kebutuhan.)
17. Berapa jumlah anggota keluarga yang menjadi tanggungan anda ?
Jawab :
“waduh ai tanggungan mah masih akeh tong, anak beh ana pitu maning
sing masih nyangklek ning wong tua klawan rabi yaa ai diitung klawan
uwa mah ana sanga uong.”
(waduh kalau tanggungan masih banyak dek, anak saja ada tujuh yang
masih ikut sama orang tua sama istri yaa kalau dihitung dengan uwa itu
ada Sembilan orang .)
92

INSTRUMEN WAWANCARA

NAMA : OZI SAEROJI (48 th)


PEKERJAAN : BURUH HARIAN LEPAS
ALAMAT : KP. GUNUNG SARI RT. 007/002
DESA GUNUNG SARI KEC. MAUK
KAB. TANGERANG - BANTEN

C. TENGKULAK PADI
1. Sejak kapan saudara menjadi Tengkulak Padi ?
Jawab :
“uwa mah jadi tengkulak durung suwe tong, tembeke telung tahun lah
mrene aken.”
(uwa itu jadi tengkulak belum lama dek, baru tiga tahun kebelakang.)
2. Berapa harga gabah sekarang ?
Jawab :
“ari harga gabah saiki mah lagi naek tong karena lagi laka pada gagal
panen, Per kintal iku 500 ribu sing teles, sing garing 600 ribu, ari beras
iku 950 ribu sing paling cakep, ana sing 850 ribu sing rada jelek.”
(kalau harga gabah sekarang itu lagi naik dek, karena stok kosong
banyak yang gagal panen, per kwintal itu 500 ribu gabah yang basah,
yang kering 600 ribu, kalau beras itu 950 ribu yang paling bagus, ada
yang 850 ribu yang agak jelek.)
3. Barang bentuk apa saja yang bapak terima sebagai tengkulak ?
Jawab :
“Gabah klawan Beras.”
(Gabah sama beras.)
4. Bagaimana proses pembayarannya ?
Jawab :
“jadi sedurung gelati gabah atawa berase uwa gelati sing arep tukue dipit
jadi sedurung tuku iku uis weru bakale arep di gawa meng ndi, nah ai
bayare mah kontan soale kan uis oli utang sing bos, jadi uwa meng bos
dipit njaluk utang ngko gabahe digawa meng bos terus tinggal di itung
harga gabah klawang utang iku tinggal dikurangi doing.”
93

(jadi sebelum mencari gabah atau berasnya uwa cari yang akan
membelinya dulu jadi sebelum beli itu udah tau nantinya akan dibawa
kemana, nah kalau bayarnya itu tunai ditempat sebab sudah dapat
pinjaman dari bos, jadi uwa ke bos minta pinjaman dulu nanti gabahnya
dibawa ke bos lalu kemudian dihitung harga gabah dengan pinjaman
hanya tinggal dikurangin.)
5. Berapa kah keuntungan yang diperoleh dari setiap pembelian ?
Jawab :
“yaa ari untung mah ora gede tong paling gah per kwintal iku 50 ribu.”
(yaa kalau untungnya tidak besar dek hanya per kwintal itu 50 ribu.)
6. Kemana barang yang telah di beli akan disalurkan ?
Jawab :
“yaa ana bos maning sing due pabrik sosot, jadi bos iku mah bisa di
utangi gena modal terus ngko ngedol gabah atawa beras iku kudu ning
deweke karena ngegai utang iku sekalian kaya perjanjian.”
(yaa ada bos lagi yang punya pabrik penggilingan, jadi bos itu bisa
dipinjemin buat modal lalu nanti menjual gabah atau beras itu harus ke
dia karena ngasih pinjaman itu sekalian seperti perjanjian kerja.)
7. Berapa modal yang harus disediakan setiap memasuki masa panen ?
Jawab :
“waduuh ari modal mah butuhe mah gede yaa minimal iku 10 juta lah ai
ana mah 50 juta iku uis pas jasa kuh jadi bisa belanja gabah klawan beras
gah rada akean.”
(waduuh kalau modal itu butuhnya besar yaa minimal itu 10 juta kalau
ada 50 juta itu udah pas banget tuh jadi bisa beli gabah sama beras agak
banyak.)
8. Apa saja kendala menjadi tengkulak ?
Jawab :
“yaa ari kendala mah akeh tong, kadang iku laka bos sing gelem nerima
beras atawa gabahe ari laka bos sing gelem mah pastie laka utangan
modal yaa ari laka modal mah ora bisa belanja gabah klawan berase.”
94

(yaa kalau kendala mah banyak dek, kadang itu enggak ada bos yang
mau nerima beras atau gabah kalau enggak ada yang mau pastinya
enggak ada pinjaman modal yaa kalau enggak ada modal itu enggak
bisa beli gabah sama berasnya.)
9. Berapa luas cakupan wilayah yang menjadi target pembelian saudara ?
Jawab :
“yaa ora adoh-adoh tong paling gah se wilayah sing parek bae.”
(yaa enggak jauh-jauh dek, paling juga se wilayah yang dekat aja.)
10. Apa harapan saudara untuk profesi ini kedepannya ?
Jawab :
“pengene mah tuku murah di dole rarang, pengen untung bae lah kabeh
uong gah pengen untung bah yaa tong.”
(maunya itu beli murah di jualnya mahal, maunya untung aja semua
juga manusia mah maunya untung kali yah dek yaa.)
95

INSTRUMEN WAWANCARA

NAMA : PARUJI MUBARAK


PEKERJAAN : KEPALA DESA
ALAMAT : KP. GUNUNG SARI RT. 007/002
DESA GUNUNG SARI KEC. MAUK
KAB. TANGERANG - BANTEN

D. PEMERINTAH DESA GUNUNG SARI


1. Berapa luas lahan sawah di Desa Gunung Sari ?
Jawab :
“luas keseluruhan sawah desa Gunung Sari itu kurang lebih sekitar
282.4 hektar yang tersebar di setiap kampung di Gunung Sari.”
2. Bagaimana kondisi profesi masyarakat desa ?
Jawab :
“warga desa Gunung Sari itu sudah banyak yang menjadi karyawan di
pabrik-pabrik karena kita termasuk kedalam wilayah kabupaten
Tangerang yang mana terkenal dengan Wilayah Seribu Industri, maka
dari itu banyak anak muda yang kurang tertarik dengan bidang
pertanian dan lebih memilih bekerja sebagai karyawan swasta. Bahkan
ada juga yang sedari duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama
sudah berkeinginan untuk bekerja di pabrik ketika sudah lulus nanti,
memang miris terasa tapi kemajuan zaman tidak bisa dilawan, yang
mana dahulu sektor pertanian lah yang berjaya akan tetapi pada masa
kini sektor industrilah yang merajai dunia. Sehingga para generasi
muda lebih tertarik untuk memenuhi kebutuhan materinya dari bekerja
sebagai buruh pabrik bukan sebagai petani.”
3. Program apa yang ditujukan untuk petani ?
Jawab :
“kalau program dari kita sebagai Pemerintah Desa setiap tahun sudah
kita coba masukan dalam bidang pemberdayaan masyarakat dan bidang
pembinaan masyarakat, seperti pada tahun 2015 kami pernah membuat
Kelompok Usaha Bersama yaitu berbentuk pemberian Modal bagi
kelompok masyarakat yang ingin memiliki usaha dan sistemnya
96

menggunakan bagi hasil dari keuntungan usaha tersebut, ada juga


kegiatan peningkatan kempetensi bagi para petani yaitu
dilaksanakannya penyuluhan-penyuluhan yang ditujukan agar para
petani mendapat pengetahuan baru sehinga bisa meningkatkan hasil
panennya.”
4. Bagaimana proses pengaturan irigasi untuk pemenuhan kebutuhan air sawah ?
Jawab :
"Kalau proses pengaturan irigasi itu kami Pemerintah Desa menunjuk
petugas pengelola air yang biasa disebut ULU-ULU untuk memegang
kuasa atas pintu air yang mengalir di Desa Gunung Sari, jadi petugas
itulah yang mengatur pasokan air yang mengairi sawah di desa.”
5. Bagaimana kondisi kepemilikan lahan sawah ?
Jawab :
“yaa kalau kondisi kepemilikan sawah pemerintah desa tidak bisa ikut
campur terlalu banyak, karena kondisi sekarang itu sawah di Desa
Gunung Sari sudah banyak yang dimilii oleh para saudagar yang bukan
asli orang gunung sari jadi warga asli hanya beberapa yang memiliki
lahan sawah seperti Haji Udin dan beberapa lainnya yang memiliki
lahan sawah sepetak dua petak, jadi kebanyakan sawah itu di jual ke
Haji Enju orang Rajeg karena kebutuhan ekonomi yang mendesak
mungkin jadi para pemilik sawah rela menjual sawahnya jadi warga asli
yang memiliki sawah yang cukup luas hanya Haji Udin dan Keluarga.”
6. Bagaimana kondisi infrastruktur penunjang pertanian ?
Jawab”
“Kalau infrastruktur penunjang sih sudah lumayan bagus yah, karna
jalan utama desa kita sudah di beton bukan Paving lagi dan jalan
diperkampungan pun sudah di paving semua sehingga mempermudah
bagi para petani untuk menuju ke sawah, terus sungai-sungai irigasi
juga sudah di buatkan turab penahan tanah serta jembatan-jembatan
sudah dibuatkan untuk mempermudah petani dalam membawa hasil
panennya.”
7. Berapa jumlah fasilitas penggilingan padi di desa Gunung Sari ?
97

Jawab :
“kalau fasilitas penggilingan sih pemerintah desa belum bisa
menyediakan karena keterbatasan anggaran juga tetapi ada warga desa
yang memiliki usaha penggilingan padi itu dirasa sudah cukup bagi
warga untuk memenuhi kebutuhan penggilingan karena di desa gunung
sari ada dua tempat penggilingan.”
8. berapa jumlah pemilik Tarktor dan bagaimana system peminjamannya ?
Jawab :
“jumlah pemilik traktor di Desa Gunung Sari sendiri masih sangat
sedikit jika dibandingkan dengan kebutuhan luas lahan pertanian yang
ada, semuanya berjumlah sekitar 11 unit yang menggunakan sistem
sewa yang sama yaitu meminjamkan traktor berikut dengan tenaga
operatornya, dan biaya yang harus dikeluarkan oleh pemilik sawah
sebesar 1.000.000 per satu hektar sawah.”
9. apa saja kendala pemerintah dalam proses pertanian ?
jawab :
“kalau kendala sih enggak banyak yang bagi pemerintah itu Cuma para
petani yang kurang pengetahuan saja karena keterbatasan pendidikan
itu ah jadi kadang para petani kurang memperhatikan kondisi
lingkungan sekitar dan terkesan cuek, seperti membuang sampah di kali
dan sebagainya.”
10. apa harapan pemerintah desa terhadap kondisi pertanian di desa Gunung Sari ?
jawab :
“yaa kalau saya mah sebagai Kepala desa inginnya sector pertanian ini
jangan sampai hilang karena kita masih sangat membutuhkan sawah
buat makan kita sehari-hari dan para warga sini juga masih banyak
ayng menjadi petani jadi saya berharap kedepannya tidak ada
pembangunan yang harus menghilangkan wilayah pertanian.”
98

B. Lampiran III (Lembar Observasi)


Keterangan
No. Objek observasi
Baik Tidak
1. Lahan Sawah √
2. Pematang Sawah √
3. Jalan Lingkungan √
4. Saluran Air √
5. Bendungan Air √
6. Pabrik Penggilingan √
7. Traktor √
8. Bibit Padi √
9. Harga Padi √
10. Perhatian Pemerintah Desa √
11. Kondisi Ekonomi Para Buruh Tani √
12. Biaya Penggilingan Padi √

C. Lampiran IV (Kisi-kisi Pedoman Wawancara)


NO. INDIKATOR SUB INDIKATOR
1. Produksi Pertanian 3. Kondisi Ekonomi Petani
4. Pemenuhan Biaya Pertanian
2. Distribusi Hasil Pertanian 3. Kondisi Wilayah Desa
4. Perilaku Masyarakat Desa
3. Konsumsi Keluarga Petani 3. Kondisi Ekonomi Petani
4. Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari
99

D. Lampiran V (Dokumentasi Penelitian)


100
101
102
103
104
105
106
107
108
109
110
111
112
113
114
115
116

E. Surat Ijin
117

Lampiran VI (Biodata Penulis)

Nama : MUHAMAD IRFAN


TTL : Tangerang, 05 Agustus 1996
Alamat : Kp. Gunung Sari RT. 008/002 Desa Gunung Sari
Kecamatan Mauk Kabupaten Tangerang - BANTEN
No. Hp : 089637579579
Email : Irfanmuhamad445@gmail.com
RIWAYAT PENDIDIKAN
1. SDN GUNUNG SARI
2. SMPN 1 MAUK
3. SMAN 2 KAB. TANGERANG
4. S1 Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

PENGALAMAN ORGANISASI

 Sekretaris Umum Pramuka Ambalan Gita Bahara-Bahari Gudep 14087-14088


 Anggota Dewan Kerja Ranting Pramuka Kecamatan Mauk
 Bendahara Umum GUSPIY (Gunung Sari Peduli Yatim)
 Anggota Himpunan Mahasiswa Islam Cabang Ciputat
 Anggota Kemahasiswaan Himpunan Mahasiswa Jurusan Pendidikan IPS
 Sekretaris Umum BUMDes (Badan Usaha Milik Desa) Desa Gunung Sari 2018
 Wakil Ketua Karang Taruna Desa Gunung Sari Masa Jabatan 2016 - 2019
 Sekretariat Badan Keswadayaan Masyarakat Desa Sasak Kecamatan Mauk Masa
Jabatan 2020-2023

Anda mungkin juga menyukai