Anda di halaman 1dari 186

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL)

Disusun Oleh :
KELOMPOK XVI
DESA : PUNGPUNGAN
KECAMATAN : PUNGPUNGAN
KABUPATEN : BOJONEGORO

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2019
HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN
PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL)
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS AIRLANGGA
DI DESA PUNGPUNGAN KECAMATAN KALITIDU
KABUPATEN BOJONEGORO

NAMA MAHASISWA NIM


a. M. Jefri Badriawan 101611133215
b. Anggie Kusumawardhani 101611133006
c. Oktalia Dwi Hariyanti 101611133015
d. Aisyah Noor Shofi 101611133077
e. Safira Anis R. 101611133101
f. Shofi Hikmatus Z. 101611133111
g. Anisa Fitria 101611133124
h. Sinta Nabilah 101611133133
i. Rafika Minati Devi 101611133137
j. Nur Afidah Novitasari 101611133149
k. Annisa Fitrah A. 101611133160
l. Etika Indri A. 101611133176

Mengetahui,
Surabaya, 06 Agustus 2019
Kepala Desa Pungpungan Dosen Pembimbing

Heri Agus Supriyanto, S.E. Dr. Diah Indriani, S.Si., M.Si.


NIP. 197605032002122001

Menyetujui
Koordinator PKL Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga

Riris Diana Rachmayanti, S.KM., M. Kes.


NIP. 198609042015042001
© 2019
Hak Cipta ada Pada Penulis
RINGKASAN
Praktik Kerja Lapangan (PKL) merupakan kegiatan wajib mahasiswa prodi
Kesehatan Masyarakat sebagai bentuk implementasi dari teori yang telah didapatkan
pada bangku perkuliahan berupa pengabdian masyarakat di bidang kesehatan. Kegiatan
Praktik Kerja Lapangan (PKL) yang dilakukan mahasiswa Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Airlangga ini diikuti oleh mahasiswa yang dibagi menjadi 18
kelompok, setiap kelompok terdapat kurang lebih 12 orang dengan bimbingan satu
Dosen Pembimbing Lapangan (DPL). Lokasi PKL tahun ini bertempat di Kabupaten
Bojonegoro selama 35 hari. Kegiatan ini bertujuan untuk melakukan identifikasi dan
merencanakan program intervensi beserta evaluasinya terhadap beberapa masalah
kesehatan dan lingkungan yang ada.
Kelompok 16 PKL FKM UNAIR berlokasi di Desa Pungpungan, Kecamatan
Kalitidu, Kabupaten Bojonegoro. Kelompok 16 dibekali kuesioner dasar dengan
populasi sasaran yakni Ibu yang memiliki bayi berusia 0-59 bulan di Dusun
Pungpungan dan Dusun Biloh, RT 001 – RT 31 Desa Pungpungan, Kecamatan Kalitidu,
Kabupaten Bojonegoro. Total populasi berjumlah 260 orang. Data didapatkan secara
kuantitaif dan kualitatif. Data kualitatif didapatkan melalui observasi, indepth interview
dan Focus Group Disscussion (FGD). Data kuantitatif didapatkan dari kuesioner yang
diberikan kepada ibu yang memiliki bayi berusia 0-59 bulan di desa Pungpungan.
Kegiatan pengumpulan dan pengolahan data dilakukan selama kurang lebih dua
minggu. Pengolahan data dilakukan menggunakan Microsoft Excel. Sementara itu
analisis data menggunakan USG, SWOT, MEER, dan Fishbone.
Hasil yang didapatkan dari analisis data bahwa prioritas masalah kesehatan yang
ada di RT 01 - RT 31 desa Pungpungan adalah tentang pengolahan sampah yang belum
baik, dimana warga biasanya membakar sampah yang dapat menimbulkan polusi dan
masalah kesehatan lainnya. Kegiatan intervensi yang dilakukan oleh kelompok 16
adalah melakukan workshop terkait pengelolaan sampah organik menjadi pupuk cair,
serta melakukan penyuluhan terkait pemilahan sampah dan pengelolaan sampah non
organik dengan eco brick.

iv
SUMMARY

Praktik Kerja Lapangan (PKL) is a mandatory activity for Public Health students
as a form of implementation of the theory that has been obtained on the lecture bench in
the form of community service in the health sector. The Activity of Praktik Kerja
Lapangan (PKL) conducted by the students of the Faculty of Public Health, Airlangga
University was followed by students who were divided into 18 groups, each group
consisting of approximately 12 people with the guidance of one Field Supervision
Lecturer. Location of PKL this year is in Bojonegoro Regency for 35 days. This activity
aims to identify, plan intervention programs and evaluation of the programs for health
and environmental problems in Pungpungan Village.

Group 16 is located in Pungpungan Village, Kalitidu District, Bojonegoro


Regency. Group 16 gives basic questionnaire with the target population is mothers with
babies aged 0-59 months in Pungpungan and Biloh Hamlet, RT 001 - RT 31
Pungpungan Village, Kalitidu District, Bojonegoro Regency. The total population is
260 people. Data obtained quantitatively and qualitatively. Qualitative data were
obtained through observation, in-depth interviews and Focus Group Discussion (FGD).
Quantitative data were obtained from a questionnaire given to mothers who have babies
aged 0-59 months in Pungpungan village. Data collection and processing activities
carried out for approximately two weeks. Data processing is performed using Microsoft
Excel. Meanwhile, data analysis uses USG, SWOT, MEER, and Fishbone.

The results obtained from the analysis of data that the priority of health problems
in RT 01 - RT 31 Pungpungan village is about bad waste management. People in
Pungpungan Village usually burn their rubbish which can causes pollution and other
health problems. The intervention activities carried out by group 16 are conducting
workshops related to the management of organic waste into liquid fertilizer and
conducting counseling related to waste segregation and management of non-organic
waste by eco brick.

v
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan Laporan Praktik Kerja Lapangan ini
tepat waktu. Praktik Kerja Lapangan adalah salah satu program dari Universitas
Airlangga dengan pendekatan Evidence Based Learning (EBL)
Laporan Praktik Kerja Lapangan ini disusun untuk melengkapi Praktik Kerja
Lingkungan yang telah dilaksanakan selama 35 hari. Kelompok XVI mendapatkan
lokasidi Desa Pungpungan, Kecamatan Kalitidu, Kabupaten Bojonegoro. Laporan
Praktik Kerja Lapangan ini bisa diselesaikan tidak terlepas dari bantuan banyak pihak
yang telah memberikan masukan kepada penulis. Untuk itu kami mengucapkan terima
kasih kepada Ibu Dr. Diah Indriani, S.Si., M.Si selaku Dosen Pembimbing kami, karena
tanpa bantuan beliau kami tidak akan dapat menyelesaikan laporan ini dengan
maksimal.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari laporan ini, baik materi
maupun teknik penyajiaannya, mengingat masih kurangnya pengetahuan dan
pengalaman penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun atas laporan Praktik Kerja Lapangan yang telah diselesaikan.
Dalam pembuatan laporan kegiatan ini kami banyak mendapatkan bimbingan serta
saran dari berbagai pihak. Untuk itu kami sebagai penyusun dalam kesempatan ini
banyak mengucapkan terima kasih kepada, YTH :
1. Bapak Heri Agus Supriyanto, S.E. selaku Kepada Desa Pungpungan beserta
perangkat Desa lainnya.
2. Bapak Kepala Dusun Pungupungan dan Bilo .
3. Kepala Puskesmas Pungpungan yang telah banyak memberikan bimbingan kepada
kami untuk melaksanakan PKL di wilayah kerja puskesmas Pungpungan.
4. Koordinator Poli KIA Puskesmas Pungpungan yang telah membantu kami dalah
hal memberikan data.
5. Para Kader Posyandu Puspa Indah, Melati, Cempaka, Mawar, Dahlia, dan Nusa
Indah yang telah membantu dan bekerja sama dengan kami sehingga PKL ini

vi
terlaksana dengan baik.
6. Ibu Dr. Diah Indriani, S.Si., M.Si selaku dosen pembimbing Kelompok XVI
sehingga dapat menyelesaikan kegiatan PKL ini dengan baik.
7. Bapak Sutras dan Ibu Sutras yang telah membantu kami dalam hal tempat tinggal di
Desa Pungpungan.
8. Masyarakat Desa Pungpungan yang telah menerima kami dengan baik selama
kegiatan PKL.
Semoga apa yang telah bapak dan ibu serta rekan-rekan berikan kepada kami dapat
menjadi awal kebaikan dan mendapat berkat dan rahmat dari Allah SWT. Semoga apa
yang telah bapak dan ibu serta rekan-rekan berikan kepada kami dapat menjadi awal
kebaikan dan mendapat berkat dan rahmat dari Allah SWT.
Kami sebagai penyusun menyadari dalam pelaksanaan penyusunan ini masih
banyak kekurangan dan kekeliruan, maka dengan ini kami mengharapkan kritik dan
saran yang sifatnya membangun dari berbagai pihak.
Akhirnya besar harapan kami semoga laporan ini dapat bermanfaat dan dapat
menambah ilmu pengetahuan dan pengalaman kita.

Bojonegoro, 8 Agustus 2019

Kelompok XVI PKL FKM UNAIR

vii
v

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN ......................................................................................... ii
RINGKASAN .................................................................................................................................... iv
SUMMARY ........................................................................................................................................ v
KATA PENGANTAR ....................................................................................................................... vi
DAFTAR ISI ....................................................................................................................................... v
DAFTAR TABEL ............................................................................................................................ viii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................................................... x
DAFTAR SINGKATAN................................................................................................................... xii
BAB 1.................................................................................................................................................. 5
PENDAHULUAN............................................................................................................................... 5
1.1. Latar Belakang Masalah ...................................................................................................... 5
1.2. Rumusan Masalah ............................................................................................................... 6
1.3. Tujuan ................................................................................................................................. 6
1.3.1. Tujuan Umum ............................................................................................................. 6
1.3.2. Tujuan Khusus............................................................................................................. 7
1.4. Manfaat ............................................................................................................................... 7
1.4.1. Bagi Mahasiswa Praktik Kerja Lapangan ................................................................... 7
1.4.2. Bagi Fakultas Kesehatan Masyarakat.......................................................................... 8
1.4.3. Bagi Masyarakat .......................................................................................................... 8
1.4.4. Bagi Pembaca .............................................................................................................. 8
BAB 2.................................................................................................................................................. 9
TINJAUAN PUSTAKA...................................................................................................................... 9
2.1. Metode Analisis Situasi....................................................................................................... 9
2.1.1. Pendekatan Sistem....................................................................................................... 9
2.2.1. Metode SWOT .......................................................................................................... 11
2.2.2. Metode Fishbone ....................................................................................................... 15
2.2. Teknik Sampling ............................................................................................................... 17
2.2.1. Populasi ..................................................................................................................... 17
2.2.2. Sampel ....................................................................................................................... 18
v
vi

2.2.3. Besar Sampel ............................................................................................................. 18


2.2.4. Teknik Pengambilan Sampel ..................................................................................... 19
2.3. Teknik Pengumpulan Data ................................................................................................ 20
2.3.1. Teknik Pengumpulan data kuantitatif........................................................................ 20
2.3.2. Teknik Pengumpulan Data Kualitatif ........................................................................ 21
2.4. Teknik Penentuan Prioritas ............................................................................................... 23
2.4.1. Metode FGD.............................................................................................................. 23
2.4.2. Metode USG.............................................................................................................. 26
2.4.3. Metode MEER........................................................................................................... 29
2.5. Teknik Analisis Data ......................................................................................................... 30
2.6. Rencana Strategi Intervensi ............................................................................................... 30
2.7. Konsep Kesehatan Masyarakat ......................................................................................... 31
2.7.1. Konsep Sehat dan Sakit Menurut WHO.................................................................... 31
2.7.2. Kependudukan........................................................................................................... 32
2.7.3. Kesehatan Ibu dan Anak ........................................................................................... 33
2.7.4. Gizi ............................................................................................................................ 34
2.7.5. Kesehatan Lingkungan .............................................................................................. 37
2.7.6. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) ................................................................. 40
BAB 3................................................................................................................................................ 45
METODE KEGIATAN..................................................................................................................... 45
3.1. Metode Kegiatan (Operasional Riset) ............................................................................... 45
3.2. Lokasi dan Waktu.............................................................................................................. 45
3.3. Kerangka Operasional ....................................................................................................... 45
3.4. Pengumpulan, Pengolahan, dan Analisis Data .................................................................. 49
3.4.1. Pengumpulan Data .................................................................................................... 49
3.4.2. Pengolahan Data........................................................................................................ 49
3.4.3. Analisis data .............................................................................................................. 50
BAB 4................................................................................................................................................ 51
HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................................................................... 51
4.1. Gambaran Umum Lokasi PKL .......................................................................................... 51
4.1.1. Profil Desa ................................................................................................................. 51
4.1.2. Profil Puskesmas ....................................................................................................... 59
vi
vii

4.2. Identifikasi Masalah .......................................................................................................... 65


4.2.1. Hasil SWOT .............................................................................................................. 65
4.2.2. Hasil Observasi dan Wawancara ............................................................................... 74
4.3. Prioritas Masalah ............................................................................................................. 105
4.3.1. Prioritas Masalah Berdasarkan Metode USG .......................................................... 105
4.3.2. FGD ......................................................................................................................... 108
4.3.3. Analisis Akar Penyebab Masalah Berdasarkan Metode Fishbone .......................... 111
4.3.4. MEER ...................................................................................................................... 120
4.4. Rencana Intervensi .......................................................................................................... 121
4.4.1. Teori ABC ............................................................................................................... 121
4.4.2. Teori Dignan ........................................................................................................... 122
4.5. Hasil Kegiatan Intervensi ................................................................................................ 130
BAB 5.............................................................................................................................................. 149
KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................................................................... 149
5.1. Kesimpulan ..................................................................................................................... 149
5.2. Saran................................................................................................................................ 150
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................................... 152
LAMPIRAN .................................................................................................................................... 145

vii
viii

DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Contoh Matriks EFAS ......................................................................................... 12


Tabel 2. 2 Contoh Matriks IFAS .......................................................................................... 12
Tabel 2. 3 Contoh Matriks SWOT........................................................................................ 13
Tabel 2. 4 Contoh Matriks Pemecahan Masalah dengan Metode USG ............................... 27
Tabel 2. 5 Contoh Matriks Penentuan Prioritas Solusi dengan Metode MEER ................... 29
Tabel 3. 1 Jadwal Kegiatan Praktik Kerja Lapangan ……………………………………...45
Tabel 3. 2 Kerangka Operasional ......................................................................................... 45
Tabel 4. 1 Batas Wilayah Desa Pungpungan Kecamatan Kalitidu ………………………..51
Tabel 4. 2 Luas Wilayah Desa Pungpungan Kecamatan Kalitidu ........................................ 51
Tabel 4. 3 Pembagian Wilayah Desa Pungpungan Kecamatan Kalitidu .............................. 52
Tabel 4. 4 Potensi SDM Desa Pungpungan Kecamatan Kalitidu......................................... 52
Tabel 4. 5 Usia Penduduk Desa Pungpungan Kecamatan Kalitidu ...................................... 52
Tabel 4. 6 Agama Penduduk Desa Pungpungan Kecamatan Kalitidu ................................. 52
Tabel 4. 7 Tingkat Pendidikan Penduduk Desa Pungpungan Kecamatan Kalitidu ............. 53
Tabel 4. 8 Mata Pencaharian Pokok Penduduk Desa Pungpungan Kecamatan Kalitidu ..... 54
Tabel 4. 9 Sumber Air Bersih Desa Pungpungan Kecamatan Kalitidu ................................ 55
Tabel 4. 10 Kualitas Air Minum Desa Pungpungan Kecamatan Kalitidu............................ 55
Tabel 4. 11 Prasarana Air Bersih Desa Pungpungan Kecamatan Kalitidu ........................... 56
Tabel 4. 12 Lembaga Pendidikan Desa Pungpungan Kecamatan Kalitidu .......................... 56
Tabel 4. 13 Prasarana Kesehatan Desa Pungpungan Kecamatan Kalitidu ........................... 56
Tabel 4. 14 Sarana Kesehatan Desa Pungpungan Kecamatan Kalitidu ............................... 57
Tabel 4. 15 Kualitas Ibu Hamil Desa Pungpungan Kecamatan Kalitidu tahun 2018 .......... 58
Tabel 4. 16 Kualitas Bayi Desa Pungpungan Kecamatan Kalitidu Tahun 2018 .................. 58
Tabel 4. 17 Cakupan Imunisasi Penduduk Desa Pungpungan ............................................. 58
Tabel 4. 18 Angka Harap Hidup Desa Pungpungan Kecamatan Kalitidu ........................... 59
Tabel 4. 19 PHBS Penduduk Desa Pungpungan Kecamatan Kalitidu ................................. 59
Tabel 4. 20 Batas Wilayah Puskesmas Pungpungan ............................................................ 60
Tabel 4. 21 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Wilayah Puskesmas Pungpungan
Tahun 2018 ........................................................................................................................... 61
Tabel 4. 22 Distribusi Bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Tahun 2018 ............................... 61
Tabel 4. 23 Distribusi Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Tahun 2018 ....................... 61
Tabel 4. 24 Sarana Pendidikan di Wilayah Kerja Puskesmas .............................................. 62
Tabel 4. 25 Sarana Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas ............................................... 62
Tabel 4. 26 Tenaga Kerja di Puskesmas Pungpungan .......................................................... 62
Tabel 4. 27 Tenaga Kerja di Puskesmas Pembantu .............................................................. 63
Tabel 4. 28 Tenaga Kerja di Pondok Bersalin Desa ............................................................. 63
Tabel 4. 29 Tenaga Kerja di Pondok Kesehatan Desa ......................................................... 63
Tabel 4. 30 Peran Serta Masyarakat di Wilayah Kerja Puskesmas Pungpungan Tahun 2018
.............................................................................................................................................. 64
viii
ix

Tabel 4. 31 Kesehatan Lingkungan di Wilayah Puskesmas Pungpungan Tahun 2018 ........ 64


Tabel 4. 32 Penyakit Terbanyak di Puskesmas Pungpungan Tahun 2018 ........................... 65
Tabel 4. 33 Daftar Identifikasi SWOT ................................................................................. 65
Tabel 4. 34 Pembobotan Faktor Internal .............................................................................. 67
Tabel 4. 35 Pembobotan Faktor Eksternal ........................................................................... 68
Tabel 4. 36 Penentuan Posisi SWOT ................................................................................... 69
Tabel 4. 37 Matriks SWOT .................................................................................................. 71
Tabel 4. 38 Hasil USG bersama perwakilan Ketua RT Desa Pungpungan ........................ 107
Tabel 4. 39 Variabel USG .................................................................................................. 108
Tabel 4. 40 Skoring USG ................................................................................................... 108
Tabel 4. 41 Fishbone: Akar Penyebab Belum adanya pengelolaan sampah yang baik dan
benar di Desa Pungpungan ................................................................................................. 112
Tabel 4. 42 Alternatif Solusi Berdasarkan Akar Masalah .................................................. 115
Tabel 4. 43 Penentuan Solusi ............................................................................................. 120
Tabel 4. 44 Jadwal Kegiatan Program ................................................................................ 127
Tabel 4. 45 Anggaran Biaya Program ................................................................................ 128
Tabel 4. 46 Jadwal Pelaksanaan Sekola Limbad ................................................................ 131
Tabel 4. 47 Susunan Acara Sekola Limbad ........................................................................ 132
Tabel 4. 48 Rincian Dana Terpakai Dalam Kegiatan Sekola Limbad................................ 132
Tabel 4. 49 Capaian Indikator Keberhasilan Kegiatan Sekola Limbad ............................. 135
Tabel 4. 50 Jadwal Pelaksanaan Komputer Ka Limbad ..................................................... 138
Tabel 4. 51 Susunan Acara Realisasi Kegiatan KOMPUTER KA LIMBAD ................... 138
Tabel 4. 52 Rincian Dana Kegiatan KOMPUTER KA LIMBAD ..................................... 138
Tabel 4. 53 Indikator Keberhasilan Komunitas Pungpungan Terapkan Kelola Limbah
Domestik............................................................................................................................. 142
Tabel 4. 54 Indikator Keberhasilan Komunitas Percontohan Kelompok Pendampingan RT
Percontohan Limbah Domestik .......................................................................................... 145

ix
x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Alur Analisis Bagian Sistem ............................................................................ 10


Gambar 2. 2 Analisis Kuadran SWOT ................................................................................. 14
Gambar 2. 3 Fishbone Diagram ............................................................................................ 16
Gambar 3. 1 Kerangka Operasional ……………………………………………………….48
Gambar 4. 1 Kuadran Analisis SWOT …………………………………………………….70
Gambar 4. 2 Cahaya Dapat Masuk ke dalam Rumah ........................................................... 74
Gambar 4. 3 Lantai Rumah Permanen.................................................................................. 74
Gambar 4. 4 Dinding Rumah Permanen ............................................................................... 75
Gambar 4. 5 Memiliki atau Memelihara Hewan Ternak ...................................................... 75
Gambar 4. 6 Saluran Pembuangan Air Limbah .................................................................... 76
Gambar 4. 7 SPAL Tertutup ................................................................................................. 76
Gambar 4. 8 Ketersediaan Pengelolaan Sampah di Rumah ................................................. 77
Gambar 4. 9 Perbedaan Sampah Organik dan Anorganik .................................................... 77
Gambar 4. 10 Tempat Sampah Tertutup .............................................................................. 78
Gambar 4. 11 TPS Terdekat ................................................................................................. 78
Gambar 4. 12 Penerapan Pengelolaan Sampah 3R .............................................................. 79
Gambar 4. 13 Jamban yang Digunakan Termasuk Jamban Sehat ........................................ 79
Gambar 4. 14 Masalah ISPA Selama 2 Minggu Terakihir ................................................... 80
Gambar 4. 15 Masalah Diare Selama 2 Minggu Terakhir .................................................... 80
Gambar 4. 16 Masalah Cacingan Selama 2 Minggu Terakhir ............................................. 80
Gambar 4. 17 Masalah Kesehatan Gigi ................................................................................ 81
Gambar 4. 18 Informasi Kesehatan ...................................................................................... 82
Gambar 4. 19 Frekuensi Makan Nasi, Lontong, dan Sayur ................................................. 82
Gambar 4. 20 Frekuensi Makan Mie .................................................................................... 82
Gambar 4. 21 Frekuensi Makan Tahu .................................................................................. 83
Gambar 4. 22 Frekuensi Makan Tempe ............................................................................... 83
Gambar 4. 23 Frekuensi Makan Daging Ayam .................................................................... 84
Gambar 4. 24 Frekuensi Makan Ikan Tawar ........................................................................ 84
Gambar 4. 25 Frekuensi Makan Ikan Laut ........................................................................... 85
Gambar 4. 26 Frekuensi Telur Unggas ................................................................................. 85
Gambar 4. 27 Frekuensi Bayam ........................................................................................... 86
Gambar 4. 28 Frekuensi Kangkung ...................................................................................... 86
Gambar 4. 29 Frekuensi Makan Wortel ............................................................................... 86
Gambar 4. 30 Umur Ibu Menikah ........................................................................................ 87
Gambar 4. 31 Merencanakan Jarak Kelahiran Anak ............................................................ 87
Gambar 4. 32 Keluarga Sudah Terdaftar di JKN ................................................................. 88
Gambar 4. 33 Membayar Iuran Setiap Bulan ....................................................................... 88
Gambar 4. 34 Kelas Terdaftar pada JKN ............................................................................. 89
Gambar 4. 35 Bantuan Sosial ............................................................................................... 89
x
xi

Gambar 4. 36 Jenis Bantuan Sosial yang Didapatkan Keluarga .......................................... 90


Gambar 4. 37 Fungsi Bantuan Non Tunai ............................................................................ 90
Gambar 4. 38 Imunisasi Dasar Lengkap dari Fasilitas Kesehatan ....................................... 90
Gambar 4. 39 Fasilitas Kesehatan untuk Imunisasi Bayi ..................................................... 91
Gambar 4. 40 Rutin Membawa Balita ke Posyandu untuk Ditimbang ................................ 91
Gambar 4. 41 Alasan Tidak Membawa ke Posyandu........................................................... 92
Gambar 4. 42 Bayi Mendapatkan Vitamin A ....................................................................... 92
Gambar 4. 43 Berapa Kali Mendapatkan Vitamin A ........................................................... 93
Gambar 4. 44 Usia Terakhir Balita Mendapatkan ASI ........................................................ 93
Gambar 4. 45 Jumlah Balita Mendapatkan ASI ................................................................... 94
Gambar 4. 46 Ketersediaan Tenaga Kesehatan Terlatih Persalinan ..................................... 94
Gambar 4. 47 Tenaga Kesehatan yang Membantu Persalinan ............................................. 95
Gambar 4. 48 Cuci Tangan Sebelum Makan, BAK, BAB, Memasak, dll ........................... 95
Gambar 4. 49 Bahan untuk Cuci Tangan ............................................................................. 96
Gambar 4. 50 Sikat Gigi dalam Sehari ................................................................................. 96
Gambar 4. 51 Ayah Merokok ............................................................................................... 96
Gambar 4. 52 Ibu Olahraga .................................................................................................. 97
Gambar 4. 53 Ketersediaan Jamban ..................................................................................... 97
Gambar 4. 54 Jenis Jamban .................................................................................................. 98
Gambar 4. 55 Sarana Air Bersih ........................................................................................... 98
Gambar 4. 56 Sumber Air..................................................................................................... 98
Gambar 4. 57 Sumber Air Minum ........................................................................................ 99
Gambar 4. 58 Persentase Status Gizi TB/U.......................................................................... 99
Gambar 4. 59 Persentase Status Gizi BB/U ....................................................................... 100
Gambar 4. 60 Pendidikan Ayah .......................................................................................... 100
Gambar 4. 61 Pekerjaan Ayah ............................................................................................ 101
Gambar 4. 62 Pendidikan Ibu Balita .................................................................................. 101
Gambar 4. 63 Pekerjaan Ibu Balita ..................................................................................... 102
Gambar 4. 64 Umur Ibu Balita ........................................................................................... 102
Gambar 4. 65 Umur Balita ................................................................................................. 102
Gambar 4. 66 Wilayah RW ................................................................................................ 103
Gambar 4. 67 Banyak Anggota Rumah Tangga (ART) ..................................................... 103
Gambar 4. 68 Jumlah Orang Dewasa (>15 Tahun) ............................................................ 104
Gambar 4. 69 Jumlah Balita dan Bayi (orang) ................................................................... 104
Gambar 4. 70 Jenis Kelamin Bayi dan Balita ..................................................................... 104
Gambar 4. 71 Fishbone ....................................................................................................... 111
Gambar 4. 72 Skor Pre-test dan Post-test ........................................................................... 133
Gambar 4. 73 Peningkatan Pengetahuan ............................................................................ 133

xi
xii

DAFTAR SINGKATAN

ABC : Antecedent, Behavior, Consequence


AKB : Angka Kematian Bayi
AKG : Angka Kecukupan Gizi
AKI : Angka Kematian Ibu
APBD : Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
ASI : Air Susu Ibu
BAK : Buang Air Kecil
BAB : Buang Air Besar
BBLR : Berat Badan Lahir Rendah
BCG : Bacillus Calmette-Guerin
BUMDES : Badan Usaha Milik Desa
DPT : Difteri, Pertusis, dan tetanus
EBL : Evidance Based Learning
EFAS : External Strategic Factor Analisis Summary
FGD : Focus Group Discussion
FKM : Fakultas Kesehatan Massyarakat
HPK : Hari Pertama Kehidupan
IFAS : Internal Strategic Factor Analisis Summary
IPTEKES : Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Kesehatan
ISPA : Infeksi Saluran Pernafasan Akhir
KB : Keluarga Berencana
KIA : Kesehatan Ibu dan Anak
KMS : Kartu Menuju Sehat
JAD : Joint Application Design
JKN : Jaminan Kesehatan Nasional
LSM : Lembaga Swadaya Masyarakat
MEER : Metodologi, Efektivitas, Efisiensi, dan Relevansi
MIRACLE : Manager, innovator, researcher, apprenticer, communitarian, leader,
educator
MP-ASI : Makanan Pendamping Air Susu Ibu
ODF : Open Defecation Free
PAH : Penampungan Air Hujan
PAM : Perusahaan Air Minum
PHBS : Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
PKL : Praktik Kerja Lapangan
Ponkesdes : Pondok Kesehatan Desa
Posluhdes : Pos Penyuluhan Desa
Pos UKK : Pos Usaha Kesehatan Kerja
Posyandu : Pos Pelayanan Terpadu
xii
xiii

PSG : Pemantauan Status Gizi


Puskesmas : Pusat Kesehatan Masyarakat
RPJPN : Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional
SAB : Sarana Air Bersih
SD : Sekolah Dasar
SDM : Sumber Daya Manusia
SLTA : Sekolah Lanjutan Tingkat Akhir
SLTP : Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama
SPAL : Saluran Pembuangan Air Limbah
SWOT : Strengths, Weakness, Opportunities, dan Threats
TPA : Tempat Pemrosesan Akhir
TPM : Tempat Pengelolaan Makanan
TPS : Tempat Pembuangan Sampah Sementara
TTU : Tempat - Tempat Umum
USG : Urgency, Seriousness, dan Growth
WHO : World Health Organization

xiii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Salah satu isi tri dharma perguruan tinggi yaitu pengabdian pada masyarakat.
Mahasiswa bertanggung jawab untuk mengabdi ke masyarakat karena diharapkan
dapat memberikan perubahan yang lebih baik dari sebelumnya. Mahasiswa harus
memiliki kemampuan hardskill dan softskill. Serta mahasiswa diharuskan dapat
melaksanakan ilmu yang didapat selama perkuliahan dengan kondisi realita yang ada
di masyarakat.
Untuk mengembangkan pengabdian masyarakat oleh mahasiswa dilakukan
melalui program Praktik Kerja Lapangan (PKL). Program dilakukan dengam
pendekatan Evidance Based Learning (EBL) yang wajib diikuti oleh mahasiswa
khususnya Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM). Praktik Kerja Lapangan (PKL)
merupakan sebuah strategi pembelajaran yang mempelajari secara bersamaan antara
kemampuan psikomotorik (ketrampilan), pengertian (pengetahuan), dan afektif (sikap).
Mahasiswa diharapkan dapat mengimplementasikan semua pengetahuan dan
ketrampilan yang diperoleh untuk mendiagnosis masalah kesehatan di masyarakat.
Mahasiswa harus melakukan identifikasi masalah kesehatan terlebih dahulu, kemudian
menentukan prioritas masalah dan mencari solusi untuk mendapatkan program
intervensi. Kegiatan PKL 2019 diikuti oleh mahasiswa FKM angkatan tahun 2016
yang terbagi menjadi 18 kelompok yang disebar ke beberapa desa pada satu kecamatan
di kabupaten Bojonegoro yaitu Kecamatan kalitidu.
Tema untuk PKL tahun 2019 yaitu tentang 1000 Hari pertama kehidupan karena
masih banyak masalah terjadi terkait masalah tersebut di Indonesia. Seribu hari
pertama kehidupan dihitung mulai dari hari pertama konsepsi hingga anak berusia 2
tahun. Berdasarkan data sekunder yang ada di Kabupaten Bojonegoro telah terjadi

5
6
masalah kesehatan yaitu terjadinya stunting, masalah sanitasi, masalah gizi pada
masyarakat, dan Angka Kematian Ibu.
Masalah tersebut secara tidak langsung dapat berpengaruh pada status gizi balita.
Kekurangan gizi dapat berdampak pada tumbuh kembang anak dalam jangka waktu
yang panjang. Dampak tersebut seperti tidak optimalnya perkembangan sel otak dan
organ tubuh lainnya.
Oleh karena itu, kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) diharapkan mampu
memberikan hasil yang nampak dan bermanfaat bagi semua pihak, baik bagi
mahasiswa selaku pihak yang belajar maupun masyarakat Desa Pungpungan,
Kecamatan Kalitidu sebagai pihak yang memberikan wadah untuk menemukan dan
menyelesaikan maslah kesehatan yang ada.

1.2. Rumusan Masalah


1. Bagaimana karakteristik demografi, geografi, sosial, ekonomi, pendidikan,
pemerintahan dan kesehatan Desa Pungpungan?
2. Bagaimana masalah kesehatan yang terdapat di Desa Pungpungan?
3. Bagaimana menentukan prioritas masalah kesehatan sebagai acuan program
intervensi di Desa Pungpungan?
4. Bagaimana alternatif pemecahan masalah kesehatan yang ada di Desa Pungpungan?
5. Bagaimana rencana intervensi yang digunakan untuk mengatasi masalah kesehatan
yang ada di Desa Pungpungan?
6. Bagaimana evaluasi yang ada dilakukan terhadap program intervensi masalah
kesehatan yang ada di Desa Pungpungan?

1.3. Tujuan
1.3.1. Tujuan Umum
Menyusun pengidentifikasian masalah, perencanaan, pengimplementasian
7
dan penilaian atau evaluasi program di bidang kesehatan masyarakat bersama
masyarakat di Desa Pungpungan, Kecamatan Kalitidu, Kabupaten Bojonegoro.
1.3.2. Tujuan Khusus
1. Mengenal karakteristik masyarakat, masalah kesehatan masyarakat, dan
sistem pelayanan kesehatan masyarakat.
2. Mengidentifikasi masalah kesehatan dan mengetahui penyebab terjadinya
masalah kesehatan yang ada di masyarakat.
3. Menemukan solusi terkait masalah kesehatan yang sudah di identifikasi
4. Melakukan intervensi masalah kesehatan masyarakat berdasarkan hasil
penentuan prioritas masalah kesehatan.
5. Melakukan evaluasikegiatan yang dilaksanakan selama kegiatan Praktik Kerja
Lapangan.
6. Mengaplikasikan kemampuan soft skill selama kegiatan Praktik Kerja
Lapangan.

1.4. Manfaat
1.4.1. Bagi Mahasiswa Praktik Kerja Lapangan
1. Memperdalam pengertian, penghayatan dan pengalaman mahasiswa tentang
penyelesaian masalah kesehatan masyarakat dan tantngan yang dihadapi.
2. Mendewasakan pola berfikir mahasiswa dalam menelaah dan memberikan
alternatif pemecahan masalah yang ada dilapangan secara pragmatis ilmiah.
3. Menumbuhkan sikap empati, rasa cinta dan kepedulian serta tanggung jawab
terhadap kesehatan masyarakat disekitarnya
4. Membina lulusan kesehatan masyarakat untuk menjadi lulusan MIRACLE
(Manager, innovator, researcher, apprenticer, communitarian, Leader dan
Educator).
8
1.4.2. Bagi Fakultas Kesehatan Masyarakat
1. Fakultas akan lebih terarah dalam mengembangkan ilmu dan pengetahuan
kepada mahasiswa dengan adanya umpan balik sebagai hasil integrasi
mahasiswa dengan masyarakat yang terintegrasidalam program PKL ini.
2. Fakultas dapat menjalin kerjasama dengan instansi pemerintah atau lembaga
terkait lainnya dalam pengupayaan status derajat kesehatan masyarakat yang
lebih baik.
3. Fakultas ikut berperan serta dalam mengembangkan IPTEKES di bidang
kesehatan masyarakat yang lebih bermanfaat dalam pengelolaan dan
penyelesaian masalah kesehatan masyarakat.

1.4.3. Bagi Masyarakat


1. Masyarakat mendapat bantuan pikiran dan tenaga untuk merencanakan serta
melaksanakan program pembangunan di bidang kesehatan berbasis
pemberdayaan masyarakat.
2. Masyarakat dapat meningkatkan kemampuan berfikir, bersikap, dan berperilaku
agar mengikuti pola hidup bersih dan sehat.
3. Masyarakat dapat memperoleh pembaharuan yang diperlukan dalam
pembangunan kesehatan disekitarnya, dan membentuk masyarakat yang
mampu melanjutkan kesinambungan program kesehatan berbasis komunitas
yang dibentuk

1.4.4. Bagi Pembaca


1. Dapat menambah wawasan dan pengetahuan mahasiswa tentang masalah
kesehatan di Desa Pungpungan.
2. Dapat menjadi bahan referensi tentang masalah kesehatan beserta solusi dari
permasalahan kesehatan yang ada di Desa Pungpungan.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1.Metode Analisis Situasi


2.1.1. Pendekatan Sistem
Sistem adalah suatu tatanan yang terdiri dari beberapa bagian (sub sistem)
yang berkaitan dan bergantung satu sama lain dalam upaya mencapai tujuan
bersama. Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur yang saling
berhubungan dikembangkan sesuai dengan suatu skema yang terintegrasi untuk
melaksanakan suatu kegiatan utama (Darwis, 2008). Dengan demikian, sistem
merupakan serangkaian komponen kerja yang saling berhubungan dan saling
memberi sebab-akibat bagi komponen lainnya.
Pendekatan sistem atau system approach sebagai suatu proses yang logis dan
disiplin dalam menyelesaikan masalah (Kezner, 2009). Kata “proses” tersebut
pun memberi indikasi sistem yang sedang berlangsung aktif yang diberi masukan
dari bagian-bagiannya. Pendekatan sistem adalah upaya untuk melakukan
pemecahan masalah yang dilakukan dengan melihat masalah yang ada secara
menyeluruh dan melakukan analisis sistem. Sistem memiliki beberapa unsur
yang harus diperhatikan. Unsur tersebut terdiri dari :
a. Masukan (Input)
Masukan (input) adalah kumpulan bagian atau elemen yang terdapat
dalam sistem dan yang diperlukan untuk berfungsinya sistem. Terdapat 6M
2T 1I yaitu man. money, method, machine, material, market, time,
technology, dan information.
b. Proses (Process)
Proses (Process) adalah kumpulan bagian atau elemen yang terdapat
dalam sistem dan untuk mengubah masukan menjadi keluaran.
c. Keluaran (Output)

9
10
Keluaran (output) adalah kumpulan bagian atau elemen yang dihasilkan
dari berlangsungnya proses sistem. Output dapat diperluas menjadi impact.
Untuk mencapai hasil akhir dari pendekatan sistem diperlukan beberapa
langkah yaitu :
a. Tahap I: Usaha Persiapan
Langkah 1. Memandang organisasi sebagai suatu sistem.
Langkah 2. Mengenal sistem lingkungan.
Langkah 3. Mengidentifikasi subsistem organisasi. Subsistem utama
organisasi perlu diidentifikasi, dan subsistem tersebut dapat
mengambil beberapa bentuk.
b. Tahap II: Usaha Definisi
Langkah 4. Bergerak dari Tingkat Sistem ke Subsistem. Analisis kemudian
bergerak menuruni hirarki sistem, tingkat demi tingkat.
Langkah 5. Menganalisis beberapa bagian sistem dalam urutan tertentu.
Analisis bagian sistem dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 2. 1 Alur Analisis Bagian Sistem


c. Tahap III: Usaha Solusi
Langkah 6. Mengidentifikasi alternatif solusi. Pendekatan formal disebut
sesi JAD (Joint Application Design), suatu rancangan aplikasi
bersama dan merupakan pendekatan sistem pendukung
11
keputusan secara kelompok (group decision support system)
untuk memecahkan masalah.
Langkah 7. Mengevaluasi berbagai alternatif solusi. Mengevaluasi alternatif
dengan menggunakan kriteria evaluasi.
Langkah 8. Memilih solusi terbaik.
Langkah 9. Menerapkan Solusi. Setelah ada solusi perlu diterapkan untuk
mengetahui efektivitasnya.
Langkah 10. Membuat tindak lanjut untuk memastikan bahwa solusi tersebut
efektif. Mengatasi situasi untuk memastikan bahwa solusi
mencapai kinerja yang direncanakan. Jika solusi kurang dari
yang diharapkan, tahapan pemecah masalah perlu ditelusuri
ulang untuk menentukan apa yang salah. Lalu proses ini
diulangi hingga masalah tersebut telah terpecahkan.
2.2.1. Metode SWOT
Analisis SWOT adalah sebuah metode perencanaan strategis yang digunakan
untuk mengevaluasi Strengths, Weakness, Opportunities, dan Threats dalam
suatu proyek atau bisnis usaha (Setyawan, 2015). Metode SWOT bertujuan untuk
menentukan posisi suatu organisasi berdasarkan kekuatan (Strengths) dan
kelemahan (Weakness), serta peluang (Opportunities) dan ancaman (Threats).
SWOT biasa digunakan untuk menganalisis suatu kondisi yang akan dibuat
sebuah rencana program kerja. Menurut Irham Fahmi (2013) dalam Nisak
(2013), melakukan analisis SWOT secara lebih dalam yaitu :
1. Faktor Internal
Faktor internal ini mempengaruhi terbentuknya strenghts dan
weaknesses (S dan W). Pada faktor ini menyangkut dengan kondisi yang
terjadi dalam organisasi, yang turut mempengaruhi terbentuknya pembuatan
keputusan organisasi. Faktor internal ini meliputi: pemasaran, keuangan,
12
operasi, sumber daya manusia, penelitian dan pengembangan, sistem
informasi manajemen dan budaya organisasi.
2. Faktor Eksternal
Faktor eksternal ini mempengaruhi terbentuknya opportunities dan
threats (O dan T). Pada faktor ini menyangkut dengan beberapa kondisi
yang terjadi di luar organisasi yang mempengaruhi dalam pembuatan
keputusan organisasi. Faktor ini mencakup lingkungan sekitar, ekonomi,
politik, hukum, teknologi, kependudukan, dan sosial budaya.
Analisis SWOT membandingkan antara faktor eksternal dengan faktor
internal. Faktor internal dimasukan kedalam matrik yang disebut matrik faktor
strategi internal atau IFAS (Internal Strategic Factor Analisis Summary). Faktor
eksternal dimasukkan ke dalam matriks yang disebut matriks faktor strategi
eksternal EFAS (External Strategic Factor Analisis Summary) (Nisak, 2013).
a. Matriks Faktor Strategi Eksternal (EFAS)
Tabel 2. 1 Contoh Matriks EFAS

Faktor strategi eksternal Bobot Rating Bobot X Rating Keterangan


Peluang X X X
Jumalah X X X
Ancaman X X X
Jumlah X X X
Total X X X

b. Matriks Faktor Strategi Internal (IFAS)


Tabel 2. 2 Contoh Matriks IFAS

Faktor strategi internal Bobot Rating Bobot X Rating Keterangan


Kekuatan X X X
Jumalah X X X
Kelemahan X X X
Jumlah X X X
13
Total X X X

2.1.2.1. Matriks SWOT


Matriks SWOT adalah alat yang dipakai untuk menyusun faktor
strategi organisasi. Matriks ini dapat menggambarkan secara jelas
tentang peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi dapat
disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki.
Tabel 2. 3 Contoh Matriks SWOT

Faktor Internal (IFAS) Kekuatan (S) Kelemahan (W)


Faktor Eksternal (EFAS) Daftarkan 5-10 faktor Daftarkan 5-10 faktor
internal internal
Peluang (O) Strategi (SO) Strategi (WO)
Daftarkan 5-10 faktor Buat strategi disini Buat strategi disini
peluang eksternal yang menggunakan yang memanfaatkan
kekuatan untuk peluang mengatasi
memanfaatkan peluang ancaman
Ancaman (T) Strategi (ST) Strategi (WT)
Daftarkan 5-10 faktor Buat strategi disini Buat strategi disini
ancaman eksternal yang menggunakan yang meminimalkan
kekuatan untuk kelemahan dan
mengatasi ancaman menghindari ancaman

Keterangan:
1. Strategi SO
Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran organisasi yaitu dengan
memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan
peluang sebesar mungkin.
2. Strategi ST
Strategi ini dibuat berdasarkan bagaimana perusahaan
menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk mengatasi ancaman.
3. Strategi WO
14
Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada
dengan cara meminimalkan kelamahan yang ada.
4. Strategi WT
Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan
berusaha meminimalkan kelemahan yang dimiliki perusahaan serta
menghindari ancaman yang ada.
2.1.2.2. Pembuatan Matriks SWOT
Pada fase ini, membahas bagaimana melakukan identifikasi cara
atau alternatif yang dapat menggunakan kesempatan dan peluang atau
menghindari ancaman dan mengatasi kelemahan untuk meninjau
strategi organisasi yang tersedia. Analisis tersebut berdasarkan logika
yang dapat memaksimalkan peluang namun secara bersamaan dapat
meminimalkan kekurangan dan ancaman. Serta, Analisis SWOT
digunakan untuk membandingkan antara faktor eksternal dan faktor
internal.

Peluang (Opportunities)

Mendukung Mendukung
Strategi Turn- Strategi
around Agresif

Kelemaha Kekuatan
n (Strengths)
(Weakness Mendukung Mendukung
Strategi Strategi
Defensif Diversifikasi

Ancaman (Threaths)

Gambar 2. 2 Analisis Kuadran SWOT


15
Keterangan:
1. Kuadran 1:
Merupakan situasi yang sangat menguntungkan. Organisasi
tersebut memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat
memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang harus diterapkan
dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang
agresif (Growth oriented strategy).
2. Kuadran 2:
Meskipun menghadapi berbagai ancaman, organisasi masih
memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang diterapkan
adalah menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang
jangka panjang dengan cara strategi diversifikasi (produk/jasa).
3. Kuadran 3:
Organisasi menghadapi peluang pasar yang sangat besar,
tetapi lain pihak, menghadapi beberapa kendala/kelemahan
internal. Fokus organisasi adalah meminimalkan masalah internal
organisasi sehingga dapat merebut peluang pasar yang lebih baik.
4. Kuadran 4:
Situasi yang sangat tidak menguntungkan, organisasi tersebut
menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan internal.

2.2.2. Metode Fishbone


Metode fishbone adalah alat yang membantu mengidentifikasi, memilah, dan
menampilkan berbagai penyebab yang mungkin dari suatu masalah atau
karakteristik tertentu (Kotsasi, 2013). Diagram fishbone dapat digunakan untuk
mengenali akar penyebab masalah atau sebab mendasar dari akibat, atau kondisi
16
tertentu serta menganalisis masalah yang ada sehingga dapat mengambil tindakan
yang tepat. Manfaat menggunakan diagram Fishbone yaitu:
1. Memfokuskan individu, tim, atau organisasi pada permasalahan utama
2. Mengilustrasikan gambaran singkat permasalahan organisasi
3. Menentukan kesepakatan mengenai penyebab suatu masalah
4. Membangun dukungan anggota tim untuk menghasilkan solusi
5. Memfokuskan tim pada penyebab masalah
6. Memudahkan visualisasi hubungan antara penyebab dengan masalah
7. Memudahkan tim beserta anggota tim untuk melakukan diskusi dan
menjadikan diskusi lebih terarah pada masalah dan penyebabnya.
Terdapat penjelasan mengenai beberapa langkah menyusun diagram
fishbone yang dapat lebih dipahami sebagai berikut:
a. Membuat kerangka diagram fishbone
Kerangka diagram fishbone meliputi kepala ikan yang diletakkan pada
bagian kanan diagram, tulang ikan, sirip ikan, dan duri ikan. Kepala ikan
untuk menyatakan masalah utama. Bagian sirip untuk menuliskan kelompok
penyebab permasalahan. Bagian duri untuk menyatakan penyebab masalah.

Gambar 2. 3 Fishbone Diagram


b. Merumuskan masalah utama
17
Masalah didefinisikan sebagai adanya kesenjangan antara kinerja
sekarang dengan kinerja yang ditargetkan.
c. Mencari beberapa faktor utama yang berpengaruh pada permasalahan.
Dapat dilaksanakan dengan teknik brainstorming. Dimana penyebab
masalah dikelompokkan menjadi 6M 2T 1I, yakni Man (manusia), Money
(uang), Material (bahan baku), Methods (metode), Machine (mesin), Market
(pasar), Technology (teknologi), Time (waktu), dan Information (informasi).
d. Menemukan penyebab untuk setiap kelompok penyebab masalah.
e. Setelah masalah utama dan penyebab masalah diketahui, kita dapat
menggambarkannya dalam diagram fishbone.

2.2. Teknik Sampling


2.2.1. Populasi
Populasi merupakan keseluruhan dari kumpulan elemen yang memiliki
sejumlah karakteristik umum yang terdiri dari beberapa bidang untuk di teliti
(Amirullah, 2015). Selan itu, Populasi merupakan himpunan semua hal yang
ingin diketahui. Populasi juga bukan hanya sekedar jumlah yang ada pada objek
atau subjek yang dipelajari, akan tetapi meliputi semua karakteristik, sifat yang
dimiliki oleh objek atau subjek tersebut.
Data populasi akan didapatkan dari indepth interview dengan kepala Desa
Pungpungan, perangkat Desa Pungpungan, kader kesehatan Desa Pungpungan,
dan lainnya. Serta data didapatkan dari data sekunder yang dimiliki oleh desa
atau Puskesmas Pungpungan.
1) Populasi Target
Populasi target adalah seluruh populasi yang terdapat di alam dengan
jumlah yang tidak terbatas. Populasi target dalam kegiatan ini yaitu seluruh
Ibu yang memiliki balita di Desa Pungpungan, Kabupaten Bojonegoro.
18
2) Populasi Studi
Populasi studi yaitu populasi yang digunakan untuk mengukur dengan
dibatasi berdasarkan tempat dan waktu. Populasi studi dalam kegiatan ini
yaitu populasi yang terdapat pada enam posyandu di Desa Pungpungan.
Setiap posyandu akan dipilih responden yang dapat merepresentatifkan atau
mewakili populasi.
2.2.2. Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi atau sebagian dari populasi yang diambil
untuk menjadi sumber data yang dapat mewakili seluruh populasi Sampel untuk
kuesioner dibagi menjadi dua yaitu kriteria inklusi dan eksklusi sampel untuk
responden kuesioner adalah sebagai berikut:
1) Kriteria inklusi
Kriteria inklusi merupakan karakteristik umum subyek penelitian dari
suatu populasi studi yang akan diteliti. Responden merupakan penduduk asli
Desa Pungpungan yang telah terdaftar dalam kartu keluarga.
2) Kriteria eksklusi
Kriteria eksklusi merupakan kriteria yang mengeluarkan atau
menghilangkan subyek yang tidak memenuhi syarat yang telah ditentukan
karena beberapa penyebab. Pada Desa Pungpungan yang termasuk kriteria
eksklusi yaitu tidak bersedia menjadi responden.
2.2.3. Besar Sampel
Sampel diambil dengan menggunakan cara sampel yaitu simple random
sampling. Penentuan jumlah sampel minimal dalam penelitian ini menggunakan
rumus Stanley Lemezhow pada populasi terbatas sebagai berikut :
2
𝑍1− 𝛼 𝑃(1 − 𝑃)𝑁
2
𝑛=
𝑑2 (𝑁 − 1) + 𝑍 2 𝛼 𝑃(1 − 𝑃)
1− 2
19
Keterangan :
n = Besarnya sampel
N = Jumlah Populasi
𝑍1−𝛼 = Standar Deviasi Nominal 1,96 dengan taraf kepercayaan
2
2
d = tingkat kesalahan (10% = 0,1)
P = Proporsi suatu kasus tertentu terhadap populasi, ditetapkan 50% (0,5)
2.2.4. Teknik Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel dibagi menjadi dua yaitu non-probability sampling dan
probability sampling.
a. Non-probability Sampling
Teknik non-probability sampling merupakan prosedur pengambilan
sampel yang pada dasarnya tidak menawarkan peluang bagi unsur di alam
untuk dimasukkan dalam penelitian (Etikan, Ilker dkk. 2017). Sampel tidak
dilakukan secara acak. Contoh teknik tersebut yaitu: quota sampling,
accidental sampling, purposive sampling, expert sampling, dan lainnya.
b. Probability Sampling
Pengambilan sampel dilakukan dengan cara random atau acak, sehingga
menggunakan probability sampling. Probability sampling adalah teknik
pengambilan sampel yang memberikan peluang sama bagi setiap unsur
(anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Jenis probability
sampling adalah simple random, proportionate stratified random sampling,
disproportionate stratified random sampling, dan area sampling.
Teknik pengambilan sampel untuk penyebaran kuesioner dalam Praktek
Kerja Lapangan (PKL) ini menggunakan Simple Random Sampling. Teknik
simple random sampling merupakan teknik pengambilan sampel probabilistik
yang paling sederhana dengan setiap elemen populasi mempunyai kemungkinan
20
pemilihan yang sama. Sampel diperoleh dengan prosedur random dari kerangka
sampling (Amirullah, 2015).
Teknik ini memiliki kelebihan dan kelemahan. Kelebihan pada teknik simple
random sampling yaitu tidak memerlukan pembobotan dan semua teknik
statistika standar bisa diharapkan secara langsung, sedangkan kelemahan nya
yaitu kemungkinan proses randomisasi tidak menjamin 100% terutama jika
satuan pengamatan tidak menyebar merata dan jika ukuran populasi dan ukuran
sampel relatif sangat besar, maka akan sulit dilakukan secara manual.

2.3. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh data yang
diperlukan dengan memperhatikan tingkat validitas dan realibilitasnya (Aedi, Nur.
2010). Meskipun telah menggunakan instrumen yang sesuai, tetapi proses nya tidak
baik jadi data yang terkumpul juga tidak baik. Pengumpulan data dengan membagi
menjadi dua yaitu pengambilan data kuantitatif dan kualitatif.
2.3.1. Teknik Pengumpulan data kuantitatif
Pengumpulan data kuantitatif yaitu dengan memperhatikan sumber dan cara
mendapatkan data melalui pengambilan dari beberapa responden. Kuesioner
merupakan salah satu instrument pengumpulan data primer dengan metode survei
untuk memperoleh pendapat dari responden. Diperlukan penyusunan instrument
kuesioner dengan memperhatikan data yang diperlukan. Sehingga daftar
pertanyaan disusun secara sistematis dan kemudian diberikan kepada responden
pada saat survei, sehingga didapatkan data pribadi.
Hasil kuesioner dilakukan analisis untuk menyimpulkan pendapat dari
beberapa responden. Data yang diperoleh dapat digunakan untuk langkah
selanjutnya. Serta, jawaban dari pertanyaan yang terdapat di kuesioner dapat
diperdalam dengan melakukan wawancara untuk mengukur responden dan dapat
21
digunakan untuk menguji hipotesis. Metode kuesioner digunakan untuk
mengetahui kondisi di masyarakat dari pendapat dan fenomena di masyarakat
2.3.2. Teknik Pengumpulan Data Kualitatif
Pengumpulan data kualitatif yaitu dilakukan dengan cara meminta pendapat
dari masyarakat atau tokoh masyarakat, sehingga data yang didapatkan cukup
kuat dan terarah untuk melakukan upaya intervensi. Teknik yang digunakan yaitu
seperti FGD, in-depth interview dan observasi.
a. In-depth Interview
Wawancara adalah teknik bagi peneliti untuk mencari data dan
bertujuan untuk mendapatkan informasi lebih mendalam, terbuka, dan bebas
terkait masalah yang diteliti. Wawancara merupakan suatu proses dengan
tanya jawab yang dilakukan oleh peneliti terhadap responden untuk bertukar
ide dan mendapatkan informasi dari proses tersebut.
Peneliti harus menyiapkan pertanyaan yang akan ditanyakan ke
responden. Pertanyaan yang disiapkan harus sesuai dengan tujuan penelitian
dan tidak menyimpang dari tujuan awal, serta menggunakan bahasa atau
kalimat yang baik dan mudah dimengerti oleh responden. Sehingga
responden tidak sulit mencerna pertanyaan dan dapat memberikan informasi.
Wawancara merupakan bagian dari metode kualitatif yang dikenal
dengan teknik wawancara mendalam (in-depth interview), metode
wawancara merupakan metode pengumpulan data yang umum digunakan
untuk mendapatkan data berupa keterangan secara lisan dari suatu
narasumber atau responden, data dari wawancara dapat dikategorikan.
b. Observasi
Observasi adalah salah satu dasar teknik pengumpulan data secara
langsung oleh peneliti ke lokasi penelitian dengan melakukan pengamatan
saja tanpa memberikan intervensi. Tujuan dari observasi yaitu
22
menggambarkan segala sesuatu yang berhubungan dengan objek penelitian,
mengambil kesimpulan yang disusun sebagai sebuah laporan yang relevan,
dan dapat menjadi bahan pembelajaran atau studi. Salah satu alasan mengapa
harus di lakukan observasi adalah untuk mendapatkan sebuah data yang
relevan dan tidak hanya sekedar mengira-ngira.
Langkah observasi juga dilakukan untuk mengklarifikasi jawaban
responden terkait pertanyaan yang ada di kuesioner dengan kesesuaian
kondisi yang terjadi di lapangan. Tahapan atau proses observasi tersebut
meliputi : (Hasanah, Hasyim. 2016)
a. Pemilihan (selection)
Pemilihan mempengaruhi apa yang diamati, apa yang dicatat, dan apa
yang disimpulkan.
b. Pengubahan (provocation)
Observasi yang dilakukan bersifat aktif, tidak hanya dilakukan secara
pasif. Peneliti boleh mengubah perilaku dan suasana tanpa mengganggu
kealamiahan (naturalness).
c. Pencatatan (recording)
Pencatatan (recording) adalah upaya merekam beberapa kejadian
menggunakan catatan lapangan, sistem kategori, dan metode lain. Setiap
kejadian memerlukan pencatatan.
d. Pengkodean (encoding)
Pengkodean (encoding) berarti proses menyederhanakan catatan-
catatan melalui metode reduksi data (Miles dan Huberman. 1984:16
dalam Hasanah, Hisyam. 2016). Pengkodean dilakukan menggunakan
kata kunci yang dapat disempurnakan, setelah pengamatan berlangsung.
23
2.4. Teknik Penentuan Prioritas
2.4.1. Metode FGD
a. Pengertian FGD
FGD merupakan akronim dalam bahasa Inggris yaitu Focus Group
Discussion. Jika diterjemahkan secara bebas ke dalam bahasa Indonesia
berarti, Diskusi Kelompok Terarah. FGD biasa juga disebut sebagai metode
dan teknik pengumpulan data kualitatif dengan cara melakukan wawancara
kelompok. FGD dapat didefinisikan sebagai suatu metode dan teknik dalam
mengumpulkan data kualitatif.
b. Karakteristik FGD
1. FGD diikuti oleh para peserta yang idealnya terdiri dari 7-11 orang.
2. Peserta FGD terdiri dari orang dengan ciri-ciri yang sama atau relatif
homogen yang ditentukan berdasarkan tujuan dan kebutuhan studi.
3. FGD merupakan sebuah proses pengumpulan data dan mengutamakan
proses. FGD bertujuan untuk menggali dan memperoleh beragam informasi
tentang masalah atau topik tertentu yang sngat mungkin dipandang secara
berbeda dengan penjelasan yang berbeda pula.
4. FGD adalah metode dan teknik pengumpulan data kualitatif. Oleh sebab itu
di dalam metode FGD biasanya digunakan pertanyaan terbuka (open
ended) yang memungkinkan peserta memberi jawaban dengan penjelasan.
5. FGD adalah diskusi terarah dengan adanya fokus masalah atau topik yang
jelas untuk didiskusikan dan dibahas bersama. Topik diskusi ditentukan
terlebih dahulu. Pertanyaan dikembangkan sesuai topik.
6. Lamanya waktu yang dibutuhkan untuk melakukan FGD ini berkisar antara
60 - 90 menit.
7. Lazimnya FGD dilakukan beberapa kali. Jumlahnya tergantung tujuan dan
kebutuhan studi serta pertimbangan teknis.
24
8. FGD sebaiknya dilaksanakan di suatu tempat dengan pertimbangan utama
bahwa peserta dapat bebas dan tidak takut untuk mengeluarkan pendapat.
c. Kegunaan FGD
Menurut Koentjoro (2005: 7), kegunaan FGD di samping sebagai alat
pengumpul data adalah sebagai alat untuk meyakinkan pengumpul data
(peneliti) sekaligus alat re-check terhadap berbagai keterangan/informasi yang
didapat melalui berbagai metode penelitian yang digunakan atau keterangan
yang diperoleh sebelumnya. Dari berbagai keterangan di atas, dapat
disimpulkan dalam kaitannya dengan penelitian, FGD berguna untuk:
a) Memperoleh informasi yang banyak secara cepat;
b) Mengidentifikasi dan menggali informasi mengenai kepercayaan, sikap dan
perilaku kelompok tertentu;
c) Menghasilkan ide-ide untuk penelitian lebih mendalam; dan
d) Cross-check data dari sumber lain atau dengan metode lain.
d. Pelaksanaan FGD
1. Persiapan sebelum Kegiatan (Acara Pertemuan) FGD
a) Tim fasilitator (pengundang) harus datang tepat waktu sebelum peserta
(undangan) tiba. Tim fasilitator sebaiknya memulai komunikasi secara
informal dengan peserta.
b) Tim fasilitator harus mempersiapkan ruangan sedemikian rupa dengan
tujuan agar peserta dapat berpartisipasi secara optimal dalam FGD.
2. Pembukaan FGD (Pemanasan dan Penjelasan)
a. Pemandu diskusi hendaknya memulai dengan melakukan pemanasan
dan penjelasan tentang beberapa hal.
b. Dalam menyampaikan sambutan pembuka ucapkanlah terima kasih atas
kehadiran informan (peserta). Tekankan arti penting kehadiran mereka
25
sambil menjelaskan pengertian umum FGD. Jelaskanlah maksud dan
tujuan diadakannya pertemuan FGD yang sedang dilakukan.
c. Perkenalkan diri (nama fasilitator) dan peranannya. Kemudian peserta
memperkenalkan diri.
d. Jelaskan prosedur pertemuan, seperti: menjelaskan penggunaan alat
perekam, kerahasiaan dijaga dan hanya untuk kepentingan studi ini saja,
peserta tidak perlu menunggu untuk dimintai pendapat.
e. Jelaskan bahwa pertemuan tidak ditujukan untuk mendengarkan
memberikan ceramah kepada peserta dan tekankan bahwa fasilitator
ingin belajar dari peserta.
f. Mulailah pertemuan dengan mengajukan pertanyaan bersifat umum
yang tidak berkaitan dengan masalah atau topik diskusi. Setelah proses
itu dilalui, barulah memandu pernyataan dengan menggunakan acuan
panduan yang sudah disediakan.
3. Penutupan FGD
a. Untuk menutup pertemuan FGD, menjelang acara berakhir jelaskanlah
kepada peserta bahwa acara diskusi kita tentang masalah dan atau topik
tadi segera akan selesai. Jika pemandu sudah memiliki beberapa
kesimpulan umum yang dinilai cukup kuat, sampaikan secara singkat.
b. Menjelang pertemuan ditutup, sampaikan terima kasih kepada peserta
atas partisipasi dan nyatakan bahwa pendapatnya sangat berguna.
e. Kelebihan dan Kelemahan
1. Kelebihan
a. Sinergisme merupakan suatu kelompok yang mampu menghasilkan
informasi, ide dan pandangan yang lebih luas.
b. Komentar yang didapat secara acak dari peserta dapat memacu reaksi
respons yang beragam dan sangat mungkin menghasilkan ide baru.
26
c. Stimulan dimaksud dengan pengalaman diskusi kelompok sebagai
sesuatu yang menyenangkan dan lebih mendorong orang berpartisipasi
mengeluarkan pendapat.
d. Keamanan merupakan individu merasa lebih aman, bebas dan leluasa
mengekspresikan perasaan dan pikirannya.
e. Spontan dimaksud dengan individu dalam kelompok lebih diharapkan
menyampaikan pendapat atau sikap secara spontan.
2. Kelemahan
a. Cepat dan murah, FGD sering digunakan oleh pembuat keputusan untuk
mendukung dugaan/pendapat pembuat keputusannya.
b. FGD terbatas untuk dapat memperoleh informasi yang lebih mendalam
dari seorang individu yang mungkin dibutuhkan. Hal ini disebabkan
FGD terbatas waktu dan memberi kesempatan secara adil bagi semua
peserta untuk menyampaikan pendapatnya
c. Teknik FGD mudah dilaksanakan, tetapi sulit menginterpretasi data.
d. FGD memerlukan fasilitator/moderator (pemandu diskusi) yang
memiliki ketrampilan tinggi.
2.4.2. Metode USG
a. Konsep USG
Analisis urgency, Seriousness, Growth (USG) adalah salah satu metode
skoring untuk menyusun urutan prioritas isu yang harus diselesaikan. Proses
metode USG dilakukan dengan memperhatikan seberapa mendesak (urgency),
keseriusan (seriousness), dan perkembangan (growth) tersebut menjadi
semakin besar. Bila telah didapatkan jumlah skor maka dapat menentukan
prioritas masalah. Langkah skoring adalah membuat daftar akar masalah,
membuat tabel matriks prioritas masalah dengan bobot skoring 1-5 dan nilai
yang tertinggi sebagai prioritas masalah. (Kotler dkk, 2001):
27
1. Urgency
Seberapa mendesak isu tersebut harus dibahas dikaitkan dengan
waktu yang tersedia serta seberapa keras tekanan waktu tersebut untuk
memecahkan masalah yang menyebabkan isu tadi.
2. Seriousness
Seberapa serius isu tersebut perlu dibahas dikaitkan dengan akibat
yang timbul dengan penundaan pemecahan masalah yang menimbulkan
isu tersebut atau akibat yang menimbulkan masalah lain.
3. Growth
Seberapa kemungkinan isu tersebut menjadi berkembang dikaitkan
kemungkinan masalah penyebab yang akan memburuk kalau dibiarkan.
Data atau informasi yang dibutuhkan dalam pelaksanaan metode USG,
yakni sebagai berikut:
a. Hasil analisis situasi
b. Informasi tentang sumber daya yang dimiliki
c. Dokumen tentang perundangan, peraturan, serta kebijakan pemerintah.
Tabel 2. 4 Contoh Matriks Pemecahan Masalah dengan Metode USG

NO MASALAH U S G TOTAL
1. Masalah A 5 3 3 11
2. Masalah B 4 4 4 12
3. Masalah C 3 5 5 13
Keterangan:
Skala likert (5=sangat besar, 4=besar, 3=sedang, 2=kecil, 1=sangat kecil).
b. Kelebihan dan Kekurangan Metode USG
i. Kelebihan Metode USG
- Merupakan pandangan orang banyak dengan kemampuan sama,
sehingga dapat dipertanggungjawabkan
28
- Diyakini bahwa hasil prioritas dapat memberikan objektifitas
- Bisa diidentifikasikan lebih lanjut apakah masalah tersebut dapat
diselesaikan secara managable atau tidak
ii. Kekurangan Metode USG:
- Cara ini lebih banyak berdasarkan asumsi dengan keterbatasan
tertentu yang melemahkan eksistensi permasalahan
- Jika asumsi yang disepakati lebih banyak dengan keterbatasan, maka
hasilnya akan bersifat subjektif
c. Langkah-langkah Penggunaan Metode USG
1. Persiapan
a. Persiapan gugus tugas
Pembagian tugas perlu dilakukan sebelum memulai sebuah
pertemuan. Susunan petugas dengan metode USG :
- Pimpinan USG
- Petugas pencatat flipchrt
- Petugas scoring dan ranking
- Persiapan ruang pertemuan
Dimana ruangan ditata seperti membentuk huruf U agar pada
tempat yang terbuka bisa digunakan untuk flipchart atau papan tulis.
b. Persiapan alat dan sarana
2. Peserta.
Persiapan peserta di anggap penting dalam penentuan titik kritis untuk
melakukan analisis dan menyelesaikan masalah
3. Data dan Informasi
Data dan informasi sangat di butuhkan dalam menunjang penyelesaian
masalah dan penentuan prioritas masalah.
4. Proses dinamika kelompok
29
Penjelasan tentang teknik non scoring, proses, terutama menyangkut
jalannya proses, dengan menekankan pada pentingnya untuk menciptakan
suasana kerjasama, saling pengertian dan kesatuan pandangan dari setiap
peserta dalam melaksanakan setiap tahapan proses yang berorientasi pada
masalah dan penyelesaian masalah.
2.4.3. Metode MEER
MEER merupakan salah satu metode yang dapat digunakan untuk
menentukan prioritas solusi. Kriteria MEER adalah:
1. M (metodologi) → pengamatan dengan pemikiran yang jelas dan tepat
melalui tahapan-tahapan yang disusun secara ilmiah (menganalisis, mencari,
menyusun, menyimpullkan data).
2. E (efektivitas) → melakukan sesuatu yang baik dan benar untuk mencapai
tujuan ataupun sasaran yang ditentukan.
3. E (efisiensi) → melakukan sesuatu dengan benar. Semakin sedikit
penggunaan sumber daya maka prosesnya semakin efisien.
4. R (relevansi) → kecocokan keterkaitan/kesesuaian strategi dengan kegiatan.
Tabel 2. 5 Contoh Matriks Penentuan Prioritas Solusi dengan Metode MEER

Nilai
Rencana Alternatif Solusi Jumlah Nilai Ranking
M E E R

Cara pengukuran teknik scoring adalah setiap ukuran atau kriteria diberi
nilai berdasarkan justifikasi, bila alternatif solusi tersebut realistis diberi nilai 5
dan bila sangat kecil diberi nilai 1. Kemudian, nilai tersebut dijumlahkan.
Alternatif solusi yang memperoleh nilai tertinggi (terbesar) adalah yang
diprioritaskan, alternatif solusi yang memperoleh nilai terbesar kedua
memperoleh prioritas kedua, dan seterusnya.
30
2.5. Teknik Analisis Data
Analisis data merupakan salah satu proses penelitian yang dilakukan setelah semua
data yang diperlukan guna memecahkan permasalahan yang diteliti sudah diperoleh
secara lengkap (Muhson, Ali. (n.d)). Teknik analisis data merupakan rangkaian
kegiatan pengelompokan, sistematisasi, penafsiran dan perhitungan untuk menjawab
rumusan masalah penelitian. Tujuan dari analisis data yaitu menyederhanakan data,
mengelompokkan data, meringkas dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan
diinterpretasi.
Metode kuantitatif dalam menganalisis data dapat digunakan yaitu dengan cara
data yang diperoleh dari hasil kuesioner yang dilakukan pada survei. Analisis data
dimulai dengan melakukan pengisian kuesioner dengan responden. Setelah melakukan
pengisian kuesioner, peneliti menyimpulkan dari hasil kuesioner. Sedangkan metode
kualitatif yaitu dengan melakukan forum diskusi bersama para stakeholder. Setelah
peneliti mendapatkan hasil diskusi, peneliti membuat reduksi data dengan cara
abstraksi, yaitu mengambil data sesuai dengan konteks penelitian dan mengabaikan
data yang tidak diperlukan.

2.6. Rencana Strategi Intervensi


Perencanaan secara strategis untuk melakukan intervensi sangat penting. Strategi
didefinisikan sebagai suatu proses penentuan rencana para pemimpin puncak yang
berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi, disertai penyusunan suatu cara atau
upaya agar tujuan penelitian dapat dicapai. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,
strategi adalah suatu bentuk atau rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk
mencapai sasaran khusus.
Rencana meliputi: tujuan, kebijakan, dan tindakan yang harus dilakukan oleh suatu
organisasi dalam mempertahankan eksistensi. Sedangkan menurut kamus besar Bahasa
Indonesia, rencana adalah rancangan; buram (rangka sesuatu yang akan dikerjakan).
31
Serta, intervensi adalah upaya perubahan terencana terhadap individu, kelompok,
maupun komunitas. Intervensi kesehatan adalah upaya meningkatkan kesehatan atau
mengubah penyebaran penyakit pada masyarakat di bidang kesehatan (individu,
kelompok, komunitas).

2.7. Konsep Kesehatan Masyarakat


2.7.1. Konsep Sehat dan Sakit Menurut WHO
Sehat adalah kondisi normal seseorang yang merupakan hak hidupnya. Sehat
berhubungan dengan hukum alam yang mengatur tubuh, jiwa, dan lingkungan.
World Health Organization (WHO) membuat defenisi universal yang
menyatakan bahwa pengertian sehat adalah suatu keadaan kondisi fisik, mental,
dan kesejahteraan sosial yang merupakan satu kesatuan dan bukan hanya bebas
dari penyakit atau kecacatan. Definisi sehat yang dikemukakan oleh WHO
mengandung 3 karakteristik yaitu :
1. Merefleksikan perhatian pada individu sebagai manusia
2. Memandang sehat dalam konteks lingkungan internal dan ektersnal.
3. Sehat diartikan sebagai hidup yang kreatif dan produktif.
Istilah penyakit (disease) dan keadaan sakit (illness) sering tertukar dalam
penggunaan sehari-hari, padahal keduanya memiliki arti yang berbeda. Penyakit
dalam istilah medis yaitu digambarkan sebagai gangguan dalam fungsi tubuh
yang menghasilkan berkurangnya kapasitas. Keadaan sakit terjadi pada
saat seseorang tidak lagi berada dalam kondisi sehat yang normal.
Unsur penting dalam konsep penyakit adalah pengukuran bahwa penyakit
tidak melibatkan bentuk perkembangan bentuk kehidupan baru secara lengkap
melainkan perluasan dari proses kehidupan normal. Terdapat 4 faktor, yaitu:
a. Environment atau Lingkungan, seperti lingkungan yang memiliki kondisi
sanitasi buruk dapat menjadi sumber penyakit. Serta, Kondisi lingkungan
32
sosial yang buruk dapat menimbulkan masalah kejiwaan.
b. Behavior, seperti budaya hidup bersih dan sehat harus dapat dimunculkan
dari dalam diri masyarakat untuk menjaga kesehatannya.
c. Heredity atau keturunan yang di pengaruhi populasi
d. Health Care Service. Program kesehatan yang bersifat promotif, preventif,
kuratif, dan rehabilitatif. Masyarakat membutuhkan posyandu, puskesmas,
rumah sakit dan pelayanan kesehatan lainnya. Kualitas dan kuantitas
sumber daya manusia di bidang kesehatan juga harus ditingkatkan.
Paradigma sehat memberikan perhatian yang bersifat pencegahan dan
promosi kesehatan untuk menjaga yang sehat tetap sehat dan memantau yang
sakit agar merubah pola hidup mereka. Peneliti ingin mengetahui konsep sehat
dan sakit pada ibu yang memiliki balita dan balitanya di Desa Pungpungan RT
001 – RT 031.
2.7.2. Kependudukan
1. Demografi
Demografi atau ilmu kependudukan dapat diartikan ilmu yang
mempelajari dinamika kependudukan manusia. Demografi dalam hal ini
meliputi ukuran, struktur, dan distribusi penduduk, serta bagaimana jumlah
penduduk berubah setiap waktu akibat kelahiran, kematian, migrasi, serta
penuaan. Analisis kependudukan dapat merujuk masyarakat secara
keseluruhan atau kelompok tertentu yang didasarkan kriteria tertentu.

2. Kondisi Sosial, Ekonomi, dan Budaya


Dalam kamus besar Bahasa Indonesia kondisi adalah keadaan atau
kedudukan seseorang. Sosial adalah sesuatu yang berhubungan dengan
masyarakat. Ekonomi adalah kegiatan manusia untuk memenuhi
kebutuhannya. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa kondisi sosial ekonomi
33
adalah keadaan, kedudukan atau posisi seseorang di dalam masyarakat yang
ditinjau dari segi sosial dan ekonomi.
Kemampuan masyarakat menerima informasi kesehatan, dan bagaimana
cara masyarakat menyesuaikan diri dan memahami budaya suatu tempat
kondisi sosial ekonomi. Struktur organisasi masyarakat di suatu wilayah
yang meliputi RT, RW, Kelurahan, kecamatan, serta organisasi lainnya.
Kondisi sosial ekonomi dan budaya di Desa Pungpungan juga dipelajari dan
dikaitkan dengan kondisi kesehatan ibu yang memiliki balita dan balitanya
di tarik garis agar saling berhubungan dengan dikuatkan dari data primer.
2.7.3. Kesehatan Ibu dan Anak
Upaya kesehatan Ibu dan Anak adalah upaya di bidang kesehatan yang
menyangkut pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu menyusui,
bayi dan anak balita serta anak pra sekolah. Kesehatan ibu dan anak merupakan
salah satu perhatian dari World Health Organization (WHO) karena angka
kematian ibu dan anak yang masih tinggi dibandingkan dengan negara lain.
Kesehatan ibu dan anak merupakan prioritas utama di dalam bidang kesehatan
dalam ruang lingkup Kementerian Kesehatan dan diharapkan mencapai
keberhasilan, dan menjadi salah satu indikator utama dalam Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025.
Pemberdayaan Masyarakat bidang KIA merupakan upaya menumbuhkan
kesadaran,kemampuan, dan kemauan untuk mencegah dan mengatasi masalah di
KIA. Strategi program Kesehatan Ibu dan Anak atau KIA dilakukan dengan
berbagai hal, diantaranya adalah :
a. Bina Suasana, merupakan upaya menciptakan opini public, mendorong
individu, keluarga, dan kelompok untuk hidup sehat dan bersih. Hal ini
sebagai upaya untuk mempercepat penurunan AKI dan AKB.
34
b. Advokasi, strategi terencana untuk mendapatkan komitmen juga dukungan
dari para pengambil keputusan juga pihak tertentu seperti stakeholders.
c. Pemberdayaan masyarakat merupakan upaya untuk menumbuhkan kesadaran,
kemampuan, dan juga kemauan dalam mencegah dan mengatasi masalah.
Maka diharapkan masyarakat mampu untuk hidup dengan sehat dan bersih.
d. Kemitraan merupakan kerjasama formal antara individu dan individu,
kelompok dan kelompok, juga organisasi dan organisasi kemasyarakatan.
Tujuan program kesehatan ibu dan anak adalah tercapainya kemampuan
hidup sehat melalui peningkatan derajat kesehatan yang optimal bagi ibu dan
keluarganya, serta meningkatnya derajat kesehatan anak untuk menjamin proses
pertumbuhan. KIA memiliki tujuan khusus yaitu :
1. Dengan adanya KIA maka meningkatkan kemampuan ibu dalam pengetahuan,
sikap, perilaku dengan menggunakan cara dan teknologi yang tepat.
2. Untuk meningkatkan jangkaun panjang pada pelayanan ibu hamil, anak balita,
ibu bersalin, ibu nifas, ibu menyusui dan lainnya.
3. Untuk meningkatkan upaya pembinaan kesehatan untuk anak dan balita.
4. Meningkatkan kemampuan dan peran serta masyarakat, seluruh anggota
keluarga untuk mengatasi masalah kesehatan ibu, anak, balita, dan lainnya.
5. Meningkatkan mutu atau kualitas pelayanan kesehatan untuk ibu yang hamil,
ibu nifas, ibu bersalin, ibu memberikan susu pada anak, nifas, dan lainnya.

2.7.4. Gizi
a. Gizi Ibu Hamil
Di negara berkembang, termasuk Indonesia masalah gizi masih menjadi
masalah kesehatan yang utama. Masalah gizi merupakan penyebab tidak
langsung terjadinya kematian ibu dan anak yang dapat dicegah. Rendahnya
status gizi ibu hamil selama kehamilan dapat mengakibatkan berbagai dampak
35
tidak baik bagi ibu dan bayi. Oleh karena itu, perlu adanya deteksi dini
kehamilan dalam mencerminkan pertumbuhan janin dan kesehatan ibu.
Asupan makanan selama hamil berbeda dengan asupan sebelum masa
kehamilan untuk memenuhi kebutuhan ibu dan janin, berdasarkan angka
kecukapan gizi (AKG) tahun 2013 diperlukan tambahan 300 kkal perhari
selama kehamilan. Pertumbuhan janin dan berat lahir bayi ini dipengaruhi oleh
asupan gizi yang dikonsumsi ibu selama masa kehamilan.
Kesehatan ibu selama hamil memerlukan asupan makanan yang seimbang,
pola makan seimbang itu terdiri dari berbagai asupan makanan dalam jumlah
dan proporsi yang sesuai untuk memenuhi kebutuhan gizi. Asupan makanan
yang tidak seimbang akan menyebabkan ketidakseimbangan zat gizi yang
masuk kedalam tubuh dan dapat menyebabkan terjadinya kekurangan gizi atau
sebaliknya asupan yang tidak seimbang juga akan dapat mengakibatkan zat gizi
tertentu berlebih. (Syari,Milla dkk. 2015)
b. Gizi Balita
Penilaian status gizi balita dapat menggunakan penilaian status secara
langsung dengan metode antropometri. Antropometri berarti tubuh manusia dan
ilmu, artinya PSG dengan metode antropometri adalah menjadikan ukuran
tubuh manusia sebagai alat menentukan status gizi manusia. Berat badan adalah
salah satu parameter yang memberikan gambaran massa tubuh. Massa tubuh
sangat sensitif terhadap perubahan yang mendadak, misalnya karena terserang
penyakit infeksi, menurunnya nafsu makan atau menurunnya jumlah makanan
yang dikonsumsi. Status gizi balita juga menjadi salah satu indikator sehat,
dengan melihat kartu KMS maka bisa dipantau kondisi balita tersebut.
c. ASI Eksklusif
Menyusui secara eksklusif adalah tidak memberikan bayi makanan atau
minuman lain, selain menyusui kecuali obat-obatan dan vitamin atau mineral
36
tetes. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 450/MENKES/SK/VI/2004 tentang
Peraturan ASI secara Eksklusif di Indonesia :
a. Menetapkan ASI Eksklusif di Indonesia selama 6 bulan dan dianjurkan
sampai dengan anak berusia 2 tahun keatas dengan pemberian makanan
tambahan yang sesuai.
b. Tenaga Kesehatan agar menginformasikan kepada semua ibu yang baru
melahirkan untuk memberikan ASI eksklusif dengan mengacu pada 10
langkah keberhasilan menyusui.
d. MP-ASI
Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) adalah makanan yang diberikan ke
bayi selain ASI sebagai makanan pelengkap. Makanan pendamping ASI untuk
pemenuhan energi dan zat gizi lain yang tidak dicukupi oleh ASI
i. Usia 6 bulan
Pada usia ini sudah diberikan makanan tambahan pendamping ASI (MP-
ASI). Hal ini sudah boleh dilakukan karena bayi sudah mempunyai reflek
mengunyah dengan pencernaaan yang lebih kuat.
ii. Usia 7 bulan
Pada usia 7 bulan mulai dikenalkan bubur tim saring dengan campuran
sayuran dan protein hewani-nabati. Sehingga pola menunya terdiri dari buah
lumat, bubur susu dan tim saring.
iii. Usia 8 bulan
Mulai usia 8 bulan sudah bisa diberi tim cincang untuk membantu
merangsang pertumbuhan gigi, meskipun belum tumbuh gigi, bayi dapat
mengunyah dengan gusi.
iv. Usia 9 bulan
Secara bertahap mulai dikenalkan makanan yang lebih kental dan berikan
makanan selingan 1 kali sehari.
37
v. Usia 10 bulan
Kepadatan makanan ditingkatkan mendekati makanan keluarga, mulai dari
tim lunak sampai akhirnya nasi pada usia 12 bulan.

2.7.5. Kesehatan Lingkungan


1. Penyediaan Sarana Air Bersih dan Air Minum
Kebutuhan air bersih terutama meliputi air minum, mandi, memasak dan
mencuci. Air minum yang dikonsumsi harus memenuhi syarat minimal sebagai
air yang dikonsumsi. Syarat air minum yang sehat antara lain syarat fisik, syarat
bakteriologis dan syarat kimia. Air minum sehat memiliki karakteristik tidak
berwarna, tidak berbau, tidak berasa, suhu di bawah suhu udara sekitar (syarat
fisik), bebas dari bakteri patogen (syarat bakteriologis) dan mengandung zat
tertentu dalam jumlah yang dipersyaratkan (syarat kimia).
2. Pengelolaan Limbah dan Sampah
Limbah merupakan hasil buangan baik manusia (kotoran), rumah tangga,
industri atau tempat-tempat umum lainnya. Sampah merupakan bahan atau
benda padat yang dibuang karena sudah tidak digunakan dalam kegiatan
manusia. Pengolahan kotoran manusia membutuhkan tempat yang memenuhi
syarat agar tidak menimbulkan kontaminasi terhadap air dan tanah serta
menimbulkan polusi bau dan mengganggu estetika.
Tempat pembuangan dan pengolahan limbah kotoran manusia berupa
jamban dan septic tank harus memenuhi syarat kesehatan karena beberapa
penyakit disebarkan melalui perantaraan kotoran. Pengelolaan sampah meliputi
sampah organik, anorganik serta bahan berbahaya, memiliki dua tahap
pengelolaan yaitu pengumpulan dan pengangkutan sampah serta pemusnahan
dan pengolahan sampah.
Pengelolaan limbah ditujukan untuk menghindarkan pencemaran air dan
38
tanah sehingga pengolahan limbah harus menghasilkan limbah yang tidah
berbahaya. Pengelolaan air limbah secara sederhana dapat dilakukan dengan
pengenceran (dilusi), kolam oksidasi dan irigasi, sedangkan secara modern
menggunakan Sarana atau Instalasi Pengolahan Air Limbah (SPAL/IPAL).
3. Jamban Sehat
Menurut Soeparman (2003), jamban adalah suatu ruangan yang
mempunyai fasilitas pembuangan kotoran manusia yang terdiri atas tempat
jongkok atau tempat duduk dengan leher angsa atau tanpa leher angsa
(cemplung) yang dilengkapi dengan unit penampungan kotoran dan air untuk
membersihkan. Jamban adalah suatu bangunan yang dipergunakan untuk
membuang tinja atau kotoran manusia dan memenuhi syarat jamban sehat.
Kementerian Kesehatan telah menetapkan syarat dalam membuat jamban
sehat. Ada tujuh kriteria yang harus diperhatikan, yaitu:
1. Tidak mencemari air
a. Saat menggali tanah untuk lubang kotoran, usahakan agar dasar
lubang kotoran tidak mencapai permukaan air tanah maksimum.
b. Jarak lubang kotoran ke sumur sekurang-kurangnya 10 meter
c. Letak lubang kotoran lebih rendah daripada letak sumur agar air
kotor dari lubang kotoran tidak merembes dan mencemari sumur.
d. Tidak membuang air kotor dan buangan air besar ke dalam selokan,
empang, danau, sungai, dan laut.
2. Tidak mencemari tanah permukaan
a. Tidak buang air besar disembarang tempat,
b. Jamban yang sudah penuh agar segera disedot untuk dikuras
kotorannya, atau dikuras, kemudian ditimbun di lubang galian.
3. Bebas dari serangga
a. Jika menggunakan bak air atau penampungan air, sebaiknya dikuras
39
setiap minggu.
b. Ruangan dalam jamban harus terang.
c. Lantai jamban diplester rapat agar tidak terdapat celah yang bisa
menjadi sarang kecoa atau serangga lainnya.
d. Lantai jamban harus selalu bersih dan kering.
b. Lubang jamban, khususnya jamban cemplung, harus tertutup.
4. Tidak menimbulkan bau dan nyaman digunakan
a. Jika menggunakan jamban cemplung, lubang jamban harus ditutup
setiap selesai digunakan.
b. Jika menggunakan jamban leher angsa, permukaan leher angsa
harus tertutup rapat oleh air.
c. Lubang buangan kotoran sebaiknya dilengkapi dengan pipa
ventilasi untuk membuang bau dari dalam lubang kotoran.
d. Lantai jamban harus kedap air dan permukaan bowl licin.
Pembersihan harus dilakukan secara periodic.
5. Aman digunakan oleh pemakainya. Pada tanah yang mudah longsor,
perlu ada penguat pada dinding lubang kotoran.
6. Mudah dibersihkan dan tak menimbulkan gangguan bagi pemakainya
a. Lantai jamban rata dan miring kearah saluran lubang kotoran.
b. Jangan membuang plastik, puntung rokok, atau benda lain ke
saluran kotoran karena dapat menyumbat saluran.
c. Jangan mengalirkan air cucian ke saluran atau lubang kotoran
karena jamban akan cepat penuh.
d. Hindarkan cara penyambungan aliran dengan sudut mati. Gunakan
pipa berdiameter minimal 4 inci. Letakkan pipa dengan kemiringan
minimal 2:100.
7. Tidak menimbulkan pandangan yang kurang sopan
40
2.7.6. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

PHBS adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran


sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang
kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan kesehatan di masyarakat.Rumah
Tangga Ber-PHBS adalah rumah tangga yang melakukan 10 PHBS, yaitu :
1. Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan.
2. Memberi bayi ASI Eksklusif.
3. Menimbang balita setiap bulan.
4. Menggunakan air bersih.
5. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun.
6. Menggunakan jamban sehat.
7. Memberantas jentik di rumah sekali seminggu.
8. Makan buah dan sayur setiap hari.
9. Melakukan aktivitas fisik setiap hari.
10. Tidak merokok di dalam rumah. (Departemen Kesehatan RI)
BAB 3
METODE KEGIATAN

3.1. Metode Kegiatan (Operasional Riset)


Kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di Desa Pungpungan ini menggunakan
metode semi kuantitatif dengan desain penelitian cross sectional. Pengukuran
dilakukan serentak pada satu periode tertentu dengan tujuan mengukur keadaan
kesehatan masyarakat. Pada metode kuantitatif dengan menggunakan data sekunder
untuk menentukan populasi dan sampel, serta data primer dari hasil kuesioner yang
akan disebarkan ke masyarakat. Metode kualitatif dengan melakukan pembentukan
forum diskusi bersama para kader di desa tersebut dan indepth interview, berperan
dalam menentukan masalah kesehatan yang akan di intervensi di Desa Pungpungan.

3.2. Lokasi dan Waktu


Praktik Kerja Lapangan (PKL) berlokasi di Desa Pungpungan, Kecamatan
Kalitudu, Kabupaten Bojonegoro. Waktu dilakukan Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini
mulai tanggal 3 Juli 2019 sampai 9 Agustus 2019.
Tabel 3. 1 Jadwal Kegiatan Praktik Kerja Lapangan

Minggu
No. Kegiatan
1 2 3 4 5
1. Perkenalan dengan perangkat desa
2. Pengambilan data ssekunder
3. Pengambilan data primer
4. Analisa
5. Intervensi Program
6. Evaluasi Program
7. Seminar Hasil

3.3. Kerangka Operasional


Tabel 3. 2 Kerangka Operasional

Tahap Kegiatan Sasaran Metode


45
46
1 Survei dengan - 6 wilayah Posyandu - Wawancara
instrumen dasar - Populasi : 260 - Observasi
- Sampel : 71 - Waktu: 7-9 Juli 2019
- Teknik sampling :
Random Sampling
Pengambilan - Puskesmas - Profil Puskesmas
2 data sekunder Pungpungan Pungpungan
- Desa Pungpungan - Profil Desa Pungpungan
SWOT Perangkat Desa dan - Tentang: Analisis Situasi
Mahasiswa PKL di Desa Pungpungan
- Waktu: Jum’at, 12 Juli
3
2019
- Tempa : Rumah Perangkat
Desa
USG - Perangkat Desa - Tentang: Prioritas masalah
- Jumlah Informan : 11 di Desa Pungpungan
orang - Waktu: Kamis, 11 Juli
4
2019
- Tempat: Balai Desa
Pungpungan
FGD - Ibu Kader Posyandu - Tentang: Pendalaman
- Jumlah Informan : 10 Informasi
orang - Waktu: Jumat, 12 Juli
5
2019
- Tempat: Balai Desa
Pungpungan
FISHBONE Mahasiswa PKL - Tentang: Akar Penyebab
Masalah
- Waktu: Jumat, 12 Juli
6
2019
- Tempat: Balai Desa
Pungpungan
MEER - Perangkat desa - Tentang: Prioritas Solusi
- Ibu kader Posyandu - Waktu: Sabtu, 13 Juli 2019
7
- Jumlah Informan: 12 - Tempat: Balai Desa
orang Pungpungan
Rencana Mahasiswa PKL - Waktu: Senin, 15 Juli 2019
8 Intervensi - Tempat: Rumah
Mahasiswa PKL
47
GEPREK - Masyarakat Desa - Tentang: Serangkaian
LIMBAD Pungpungan acara intervensi
(Gerakan Peduli Kecamatan Kalitidu pengelolaan limbah
Kelola Limbah Kabupaten domestik
Domestik) Bojonegoro - Waktu: 22 Juli – 3 Agustus
2019

1. KOMPUTER - Masyarakat yang - Tentang: Workshop


KA menjadi perwakilan pengelolaan sampah
LIMBAD RT percontohan organik menjadi pupuk
(Komunitas untuk membuat cair
Pungpungan pupuk cair - Waktu: 22 Juli 2019
Terapkan - Tempat: Balai Desa
Kelola Pungpungan
Limbah
Domestik)
9
2. SEKOLA - Perwakilan 31 RT - Tentang: Dampak sampah
LIMBAD terhadap kesehatan dan
(Semangat pengelolaan sampah
Kelola anorganik menggunakan
Limbah metode eco brick
Domestik) - Waktu: 25 Juli 2019
- Tempat: Balai Desa
Pungpungan
3. KONCO - Masyarakat yang - Tentang: monitoring
LIMBAD menjadi perwakilan pembuatan pupuk cair dari
(Kelompok RT percontohan sampah organik
Pendampinga untuk membuat - Waktu: 24 Juli 2019
n RT pupuk cair 28 Juli 2019
Percontohan 3 Agustus 2019
Limbah - Tempat: Rumah ibu
Domestik) masing-masing
48
Data Primer Data Sekunder (Profil
(Kuesioner, observasi, desa dan profil
wawancara, FGD) puskesmas)

Masalah

Analisis Prioritas
Maslah dengan Belum ada
Metode USG pengelolaan sampah

Analisis Penyebab
Maslah dengan
Metode Fishbone

Penyuluhan yang
Alternatif Solusi menarik
dengan Metode
MEER Pelatihan (Workshop)
pengelolaan sampah

Rencana Intervensi
menggunakan Teori
Dignan

Gambar 3. 1 Kerangka Operasional


Tahapan untuk alur kegiatan akan dilakukan secara sistematis. Tahapan kegiatan
terdiri dari identifikasi permasalahan; Masalah Kesehatan meliputi listing masalah
kesehatan di desa Pungpungan; Penentuan prioritas masalah meliputi analisis penyebab
masalah dengan kemudian dilakukan proritas masalah untuk dilakukan analaisis
penyebab dan penemuan alternatif solusi permasalahan; program intervensi merupakan
49
proses perencanaan dan pelaksanaan intervensi; dan evaluasi program merupakan
feedback monitoring evaluasi dan rekomendasi terkait penanganan masalah yang
berkaitan pada program 1000 Hari Pertama Kehidupan.

3.4. Pengumpulan, Pengolahan, dan Analisis Data


3.4.1. Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan mengumpulkan data primer dan
data sekunder. Pengumpulan data primer melalui metode wawancara terkait
kuesioner dan focus group discussion (FGD).
a. Kuesioner
Untuk mendapatkan data melalui kuesioner, kelompok akan disebarkan
saat proses survei di Desa Pungpungan. Rincian data yang diperoleh yaitu :
1) Karakteristik responden (usia, jenis kelamin, pendidikan, dan pekerjaan)
melalui kuesioner
2) Data tentang 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) melalui kuesioner
3) Data isu kesehatan melalui metode diskusi bersama kader desa
4) Data terkait organisasi desa, program kesehatan di desa dan sebangainya.
b. FGD dan Indepth Interview
Indepth interview dilakukan dengan menentukan narasumber yang
sesuai, sehingga mampu membantu mahasiswa dalam mengidentifikasi
masalah. Pada FGD bertujuan untuk mencari prioritas masalah kesehatan
yang ditemukan mahasiswa melalui analisis data dan informasi.
Sedangkan data sekunder diperoleh dari desa, puskesmas Pungpungan dan
layanan umum/kesehatan lainnya. Data digunakan untuk membantu
mengidentifikasi permasalahan yang terdapat di desa.
3.4.2. Pengolahan Data
Pengolahan data pada data primer yang didapatkan dari pengisian kuesioner
50
akan dilakukan beberapa tahapan meliputi editing, docing, entry data, dan
cleaning data yang akan menggunakan aplikasi Microsoft excel. Dengan
menggunakan aplikasi tersebut dapat mempermudah mahasiswa dalam mengolah
data sehingga rekapitulasi data lebih efektif dan efisien. Sedangkan data primer
melalui hasil forum diskusi dilakukan proses transkrip hasil diskusi untuk proses
identifikasi masalah selanjutnya,
3.4.3. Analisis data
Analisis data terbagi menjadi data kuantitatif dan kualitatif. Pada Analisis
data kuantitatif digunakan untuk mengetahui frekuensi dan persentase pada
variabel meliputi karakteristik responden, saranan sanitasi dasar, perilaku hidup
bersih dan sehat, bantuan sosial, kesehatan ibu dan anak serta KB, asupan gizi
dan lainnya. Sedangkan analisis data kualitatif yaitu bermanfaat untuk
menganalisis permasalahan dan prioritas penanganan masalah serta perencanaan
program intervensi terkait masalah utama.
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Lokasi PKL


4.1.1. Profil Desa
4.1.1.1. Identitas Desa
Nama Desa : Pungpungan
Kecamatan : Kalitidu
Kabupaten/Kota : Bojonegoro
Provinsi : Jawa Timur
Kode Pos : 62152
4.1.1.2. Kondisi Geografi
3. Batas Wilayah
Tabel 4. 1 Batas Wilayah Desa Pungpungan Kecamatan Kalitidu

No Batas Desa/Kelurahan Kecamatan


1 Sebelah Utara Bengawan Solo Trucuk
2 Sebelah Selatan Desa Wadang Ngasem
3 Sebelah Timur Desa Ngringinrejo Kalitidu
4 Sebelah Barat Desa Mojosari Kalitidu

4. Luas Wilayah
Tabel 4. 2 Luas Wilayah Desa Pungpungan Kecamatan Kalitidu

No Penggunaan Keterangan
1 Tanah Sawah 138,725 ha/m2
2 Tanah Kering 99,940 ha/m2
3 Tanah Basah 0 ha/m2
4 Tanah Perkebunan 0 ha/m2

51
52
3. Pembagian Wilayah
Tabel 4. 3 Pembagian Wilayah Desa Pungpungan Kecamatan Kalitidu

Dusun RW RT
Pungpungan 1 1-8
2 9-12
Bilo 3 13-23
4 24-31

4.1.1.3. Kondisi Demografi


1. Potensi Sumber Daya Manusia
Tabel 4. 4 Potensi SDM Desa Pungpungan Kecamatan Kalitidu

Jenis Kelamin Jumlah


Laki-laki 2.576 jiwa
Perempuan 2.578 jiwa
Jumlah total penduduk 5.155 jiwa
Jumlah kepala keluarga 1.590 KK
Kepadatan penduduk 1.311/km2

2. Usia
Tabel 4. 5 Usia Penduduk Desa Pungpungan Kecamatan Kalitidu

Usia Laki-laki (orang) Perempuan (orang)


0-12 bulan 32 jiwa 49 jiwa
1-17 tahun 425 jiwa 553 jiwa
18-75 tahun 2079 jiwa 1908 jiwa
>75 tahun 40 jiwa 68 jiwa

3. Agama
Tabel 4. 6 Agama Penduduk Desa Pungpungan Kecamatan Kalitidu

Agama Laki-laki (orang) Perempuan (orang)


Islam 2.576 2.578
53
Kristen - -
Katholik - -
Buddha - -
Hindu - -
Konghucu - -

4. Tingkat Pendidikan
Tabel 4. 7 Tingkat Pendidikan Penduduk Desa Pungpungan Kecamatan
Kalitidu

Tingkat Pendidikan Jumlah


Penduduk buta aksara dan huruf latin 1
Usia 3-6 tahun yang masuk TK dan 132
Kelompok Bermain Anak
Anak dan penduduk cacat fisik dan mental 2
Penduduk sedang SD/sederajat 357
Penduduk tamat SD/sederajat 1.288
Penduduk tidak tamat SD/sederajat -
Penduduk sedang SLTP/sederajat 194
Penduduk tamat SLTP/sederajat 884
Penduduk sedang SLTA/sederajat 209
Penduduk tamat SLTA/sederajat 1.361
Penduduk sedang D1 -
Penduduk tamat D1 -
Penduduk sedang D2 -
Penduduk tamat D2 -
Penduduk sedang D3 4
Penduduk tamat D3 203
Penduduk sedang S1 73
Penduduk tamat S1 271
Penduduk sedang S2 -
Penduduk tamat S2 6
Penduduk sedang S3 -
Penduduk tamat S3 -
54

5. Mata Pencaharian Pokok


Tabel 4. 8 Mata Pencaharian Pokok Penduduk Desa Pungpungan
Kecamatan Kalitidu

Jenis Pekerjaan Laki-laki Perempuan


(orang) (orang)
Petani 1.359 orang 71 orang
Buruh tani 381 orang 254 orang
Buruh migran perempuan - 8 orang
Buruh migran laki-laki - -
Pegawai Negeri Sipil 35 orang 11 orang
Pengrajin industri rumah tangga 8 orang 8 orang
Peternak 2 orang -
Nelayan - -
Montir 6 orang -
Bidan swasta - 2 orang
Perawat swasta - 2 orang
Pembantu rumah tangga - 47 orang
TNI 3 orang -
POLRI 6 orang -
Pensiunan PNS/TNI/POLRI 6 orang -
Pengacara - -
Notaris - -
Dukun kampung terlatih - -
Jasa pengobatan alternatif 1 orang -
Dosen swasta 2 orang -
Pengusaha besar - -
Arsitektur - -
Seniman/artis - -
Karyawan perusahaan swasta 158 orang 238 orang
Karyawan perusahaan 12 orang 26 orang
pemerintah
55
4.1.1.4. Prasarana Air Bersih dan Sanitasi
1. Sumber Air Bersih
Tabel 4. 9 Sumber Air Bersih Desa Pungpungan Kecamatan Kalitidu

Jenis Jumlah Pemanfaatan Kondisi


(unit) (KK) Baik Buruk
Mata air - - - -
Sumur gali 3 - 3 -
Sumur pompa 1.022 - 1.022 -
Hidran umum - - - -
PAM - - - -
Pipa - - - -
Sungai 1 - 1 -
Embung/telaga/danau 1 - 1 -
Bak penampung air hujan - - - -
Beli dari tangki swasta - - - -
Depot isi ulang 1 - 1 -
Sumber lain - - - -

2. Kualitas Air Minum


Tabel 4. 10 Kualitas Air Minum Desa Pungpungan Kecamatan Kalitidu

Kualitas ()
Sumber Air Minum
Berbau Berwarna Berasa Baik
Mata air
Sumur gali 
Sumur pompa 
Hidran umum
PAM
Pipa
Sungai  
Bak penampung air hujan
Beli dari tangki swasta
56
Depot isi ulang 

3. Prasarana Air Bersih


Tabel 4. 11 Prasarana Air Bersih Desa Pungpungan Kecamatan Kalitidu

Jenis Prasarana Jumlah


Jumlah sumur bor 1.022
Jumlah sumur gali 3
Jumlah hidran umum -
Jumlah PAH -
Jumlah tangki air bersih -
Pangkalan embung -
Jumlah mata air -
Jumlah bangunan pengolahan air bersih/air minum -

4.1.1.5. Lembaga Pendidikan


Tabel 4. 12 Lembaga Pendidikan Desa Pungpungan Kecamatan Kalitidu

Lembaga Pendidikan Jumlah


TPQ 3 lembaga
PAUD/TK 3 lembaga
Madrasah Diniyah 2 lembaga
Pondok Pesantren 1 lembaga
SD Negeri 2 lembaga
Madrasah Ibtidai’iyah 1 lembaga
Madrasah Tsanawiyah 1 lembaga
SMA 1 lembaga
SMK 1 lembaga

4.1.1.6. Prasarana dan Sarana Kesehatan


1. Prasarana Kesehatan
Tabel 4. 13 Prasarana Kesehatan Desa Pungpungan Kecamatan Kalitidu
57
Jenis Prasarana Jumlah (unit)
Rumah sakit umum -
Puskesmas 1
Puskesmas pembantu -
Poliklinik/balai pengobatan -
Apotik 1
Posyandu 6
Toko obat -
Balai pengobatan masyarakat yayasan/swasta -
Gudang penyimpanan obat -
Jumlah rumah/kantor praktek dokter 2
Rumah bersalin 1
Balai kesehatan ibu dan anak 1
Rumah sakit mata -

2. Sarana Kesehatan
Tabel 4. 14 Sarana Kesehatan Desa Pungpungan Kecamatan Kalitidu

Jenis Sarana Jumlah (orang)


Jumlah dokter umum -
Jumlah dokter gigi 1
Jumlah dokter spesialis lainnya 1
Jumlah paramedis -
Jumlah dukun bersalin terlatih -
Bidan 2
Perawat 2
Dukun pengobatan alternatif -
Jumlah dokter praktek 1
Laboratorium kesehatan -
58
4.1.1.7. Kesehatan Masyarakat
1. Kualitas Ibu Hamil
Tabel 4. 15 Kualitas Ibu Hamil Desa Pungpungan Kecamatan Kalitidu
tahun 2018

Tingkat Kualitas Ibu Hamil Jumlah (orang)


Jumlah ibu hamil 28
Jumlah ibu periksa kehamilan 70
Jumlah kematian ibu hamil -
Jumlah ibu hamil melahirkan 60
Jumlah ibu nifas 60
Jumlah kematian ibu nifas -
Jumlah ibu nifas hidup 60

2. Kualitas Bayi
Tabel 4. 16 Kualitas Bayi Desa Pungpungan Kecamatan Kalitidu Tahun 2018

Tingkat Kualitas Bayi Jumlah (orang)


Jumlah keguguran kandungan -
Jumlah bayi lahir 60
Jumlah bayi lahir mati -
Jumlah bayi lahir hidup 60
Jumlah bayi mati usia 0-1 bulan -
Jumlah bayi mati usia 1-12 bulan -
Jumlah bayi lahir berat kurang dari 2.5 kg 1
Jumlah bayi 0-5 tahun yang menderita kelainan organ -
tubuh, fisik dan mental

3. Cakupan Imunisasi
Tabel 4. 17 Cakupan Imunisasi Penduduk Desa Pungpungan
Kecamatan Kalitidu Tahun 2018
Cakupan Imunisasi Jumlah
Jumlah bayi usia 2 bulan 53
Jumlah bayi usia 2 bulan Imuisasi DPT-1, BCG dan polio-1 53
59
Jumlah bayi usia 3 bulan 45
Jumlah bayi 3 bulan yang imunisasi DPT-2 dan Polio-2 45
Jumlah bayi usia 4 bulan 47
Jumlah bayi 4 bulan yang imunisasi DPT-3 dan polio 3 47
Jumlah bayi 9 bulan 44
Jumlah bayi 9 bulan yang imunisasi campak 44
Jumlah bayi yang sudah imunisasi cacar -

4. Angka Harapan Hidup


Tabel 4. 18 Angka Harap Hidup Desa Pungpungan Kecamatan Kalitidu

Angka Harapan Hidup Jumlah (tahunan)


Angka harapan hidup penduduk desa 70
Angka harapan hidup penduduk Kabupaten/Kota 67,80
Angka harapan hidup provinsi 68,90
Angka harapan hidup nasional 69,80

5. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat


Tabel 4. 19 PHBS Penduduk Desa Pungpungan Kecamatan Kalitidu

Kebiasaan Buang Air Besar Jumlah (Keluarga)


Jumlah keluarga memiliki WC yang sehat 1.444 KK
Jumlah keluarga memiliki WC yang kurang 66 KK
memenuhi standar kesehatan
Jumlah keluarga belum ODF 81 KK

4.1.2. Profil Puskesmas


4.1.2.1. Data Situasi Umum
Nama Puskesmas : Pungpungan
Alamat : Jl. Masjid II No.429, Pungpungan
Kecamatan : Kalitidu
Kabupaten : Bojonegoro
60
Provinsi : Jawa Timur
Telepon : 0353511237
4.1.2.2. Kondisi Geografis
1. Wilayah Kerja:
1) Desa Pungpungan
2) Desa Mojosari
3) Desa Ngujo
4) Desa Leran
5) Desa Ngringinrejo
6) Desa Mojo
7) Desa Pilangsari
8) Desa Sukoharjo
2. Batas Wilayah
Tabel 4. 20 Batas Wilayah Puskesmas Pungpungan

Sebelah Utara Puskesmas Trucuk Kecamatan Trucuk


Sebelah Selatan Puskesmas Ngumpak Kecamatan Ngasem
Sebelah Timur Puskesmas Ngasem Kecamatan Dander
Sebelah Barat Puskesmas Kalitidu Kecamatan Kalitidu
3. Luas Wilayah
Luas wilayah kerja Puskesmas Pungpungan ± 33,83 km2
4. Keadaan Wilayah Kerja
Sebagian besar wilayah Puskesmas Pungpungan terdiri dari daerah
dataran rendah. Jumlah desa yang masuk wilayah kerja Puskesmas
Pungpungan yakni sebanyak 8 desa.
61
4.1.2.3. Kondisi Demografi
1. Jumlah Penduduk di Wilayah Kerja Puskesmas Berdasarkan Jenis
Kelamin
Tabel 4. 21 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Wilayah
Puskesmas Pungpungan Tahun 2018
Jenis Kelamin Jumlah
Laki-Laki 11.734 jiwa
Perempuan 11.897 jiwa
Total 23.631 jiwa

2. Distribusi Bayi di Wilayah Kerja Puskesmas


Tabel 4. 22 Distribusi Bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Tahun 2018
Desa Jumlah
Desa Pungpungan 60 jiwa
Desa Mojosari 33 jiwa
Desa Ngujo 41 jiwa
Desa Leran 82 jiwa
Desa Ngringinrejo 25 jiwa
Desa Mojo 16 jiwa
Desa Pilangsari 35 jiwa
Desa Sukoharjo 19 jiwa
Total 311 jiwa

3. Distribusi Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas


Tabel 4. 23 Distribusi Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Tahun 2018
Desa Jumlah
Desa Pungpungan 73 jiwa
Desa Mojosari 40 jiwa
Desa Ngujo 48 jiwa
Desa Leran 88 jiwa
Desa Ngringinrejo 28 jiwa
Desa Mojo 18 jiwa
62
Desa Pilangsari 37 jiwa
Desa Sukoharjo 22 jiwa
Total 354 jiwa

4.1.2.4. Sarana Pendidikan


Tabel 4. 24 Sarana Pendidikan di Wilayah Kerja Puskesmas

No. Sarana Pendidikan Jumlah Sarana


1 TK 19
2 SD/MI 19
3 SLTP/MTs 5
4 SMU/SMK 2
5 Pondok Pesantren 1

4.1.2.5. Sumber Daya Kesehatan


1. Sarana Kesehatan
Tabel 4. 25 Sarana Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas
No. Sarana Kesehatan Jumlah
1 Puskesmas Induk 1
2 Puskesmas Pembantu 2
3 Polindes 2
4 Ponkesdes 4
5 Rumah Bersalin Swasta 0
6 Poliklinik Swasta 1
7 Praktek Dokter Swasta 2
8 Praktek Bidan Swasta 2

2. Ketenagakerjaan
Berikut tenaga kerja yang ada di Puskesmas Pungpungan.
Tabel 4. 26 Tenaga Kerja di Puskesmas Pungpungan
No. Tenaga Kerja Jumlah
1 Dokter Umum 2 orang
63
2 Dokter Gigi 1 orang
3 Sarjana Kesehatan Masyarakat 2 orang
4 Bidan Puskesmas 2 orang
5 Perawat 10 orang
6 Bidan 15 orang
7 Asisten Apoteker 1 orang
8 Koordinator Imunisasi 1 orang
9 Tenaga Administrasi 1 orang
10 Sopir 1 orang
11 Lain-Lain 1 orang

Berikut tenaga kerja di Puskesmas Pembantu Leran dan Puskesmas


Pembantu Pilangsari.
Tabel 4. 27 Tenaga Kerja di Puskesmas Pembantu

No. Tenaga Kerja Jumlah


1 Bidan 1 orang
2 Perawat 1 orang
3 Tenaga Administrasi -

Berikut tenaga kerja di Pondok Bersalin Desa Mojo dan Pondok


Bersalin Desa Sukoharjo.
Tabel 4. 28 Tenaga Kerja di Pondok Bersalin Desa

No. Tenaga Kerja Jumlah


1 Bidan Desa 2 orang

Berikut tenaga kerja di Pondok Kesehatan Desa Mojosarujo,


Pondok Kesehatan Desa Ngringinrejo, dan Pondok Kesehatan Desa
Sidokumpul.
Tabel 4. 29 Tenaga Kerja di Pondok Kesehatan Desa
No. Tenaga Kerja Jumlah
64
1 Perawat Ponkesdes 4 orang
2 Bidan Ponkesdes 4 orang

4.1.2.6. Peran Serta Masyarakat


Tabel 4. 30 Peran Serta Masyarakat di Wilayah Kerja Puskesmas
Pungpungan Tahun 2018
No. Peran Jumlah
1 Dukun Bayi 10 orang
2 Kader Posyandu 145 orang
3 Kader Poskesdes 8 orang
4 Kader Tiwisada 181 orang
5 Guru UKS 19 orang
6 Kader Lansia 40 orang
7 Kelompok Usia Lanjut 8 kelompok
8 Kelompok Batra 2 kelompok
9 Posyandu 29 pos
10 Polindes 2 pos
11 Poskesdes 8 pos
12 Pos UKK 1 pos
13 LSM Kesehatan 1 kelompok
14 Posyandu Lansia 8 buah
15 UKBM Lainnya 8 pos

4.1.2.7. Data Kesehatan Lingkungan di Wilayah Kerja


Tabel 4. 31 Kesehatan Lingkungan di Wilayah Puskesmas Pungpungan
Tahun 2018

No Unsur Jumlah
1 Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) yang ada -
2 Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) yang memenuhi syarat -
3 Tempat Pembuangan Sampah Sementara (TPS) yang ada 1
4 Tempat Pembuangan Sampah Sementara (TPS) memenuhi syarat 1
5 Tempat-Tempat Umum (TTU) yang ada 49
6 Tempat-Tempat Umum (TTU) yang memenuhi syarat 30
65
7 Sarana Air Bersih (SAB) 5094
8 Sarana Air Bersih (SAB) yang memenuhi syarat 5094
9 Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) yang ada 21
10 Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) yang sehat 10
11 Penjamah Makanan yang Ada 6
12 Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL) yang ada 4926
13 Rumah yang ada 7249
14 Rumah yang memenuhi syarat 4857

4.1.2.8. Data 10 Penyakit Terbanyak


Tabel 4. 32 Penyakit Terbanyak di Puskesmas Pungpungan Tahun 2018
No. Penyakit Jumlah
1 Penyakit pada otot dan jaringan ikat 2315
2 Infeksi Akut Lain pada Saluran Pernapasan Atas 2524
3 Gastritis dan Duodenum 1985
4 Penyakit Darah Tinggi Primer 1784
5 Penyakit Kulit Alergi 682
6 Common Cold 557
7 Nyeri Kepala 465
8 Penyakit Kencing Manis 428
9 Asma 398
10 Diare dan Gastroenteritis 377

4.2. Identifikasi Masalah


4.2.1. Hasil SWOT
a. Identifikasi List SWOT
Tabel 4. 33 Daftar Identifikasi SWOT

Kekuatan (S) Kelemahan (W)


1. Hubungan sosial masyarakat 1. Wilayah desa terlalu luas
masih erat
2. Terdapat puskesmas di wilayah 2. Kurangnya keaktifan karang taruna
desa desa
66
3. Kondisi infrastruktur jalan desa 3. Kurangnya kesadaran masyarakat
yang baik terkait pengelolaan sampah
4. Memiliki lahan pertanian yang 4. Kurangnya pengembangan
dapat menghasilkan produk pariwisata desa
tanaman pangan
5. Tersedianya sumber daya 5. Desa masih belum ODF
manusia yang baik dan beragam
6. Memiliki struktur organisasi 6. Tidak ada pengangkutan sampah
yang jelas dan sesuuai dengan dari rumah warga ke TPS
peraturan
7. Terdapat 6 posyandu aktif 7. Kebiasaan warga membakar
sampah
8. Terdapat Posluhdes (Pos 8. Belum ada BUMDES (Badan
Penyuluhan Desa) di Balai Desa Usaha Milik Desa)
9. Terdapat sumber air bersih 9. Kurangnya pembinaan desa siaga
aktif
10. Terdapat sarana dan prasarana
Pendidikan, ibadah, dan
ekonomi yang memadai
11. Memiliki sumber daya
kesehatan yang memadai
Peluang (O) Ancaman (T)
1. Lokasi desa dekat dengan pasar 1. Terdapat rel kereta api di akses
dan jalan raya utama menuju desa
2. Aksesibilitas menuju desa yang 2. Polusi udara akibat kendaraan
memadai besar yang melintas di jalanan
sekitar desa
3. Adanya dukungan ekonomi dan 3. Kurang meratanya bantuan dari
pemodalan dari pihak luar pemerintah kepada masyarakat
4. Kerjasama lintas sektor dengan 4. Kondisi lalu lintas rawan
instansi Pendidikan dan Dinas kecelakaan.
Kesehatan yang memungkinkan
tercapainya keberhasilan
program-program di Puskesmas
67
Pungpungan
5. Mendapatkan bantuan dana
APBD dari Pemerintah Daerah
yang bisa dimaksimalkan dalam
pelaksanaan program
6. Terdapat akses listrik

b. Penilaian Setiap Aspek SWOT


Tabel 4. 34 Pembobotan Faktor Internal

No Aspek Bobot Rating BXR


1. Hubungan sosial masyarakat masih 0,048327 0,419355 0,020266
erat (S1)
2. Terdapat puskesmas di wilayah desa 0,05948 0,516129 0,030699
(S2)
3. Kondisi infrastruktur jalan desa yang 0,052045 0,354839 0,018467
baik (S3)
4. Memiliki lahan pertanian yang dapat 0,055762 0,483871 0,026982
menghasilkan produk tanaman
pangan (S4)
5. Tersedianya sumber daya manusia 0,052045 0,322581 0,016789
yang baik dan beragam (S5)
6. Memiliki struktur organisasi yang 0,052045 0,387097 0,020146
jelas dan sesuuai dengan peraturan
(S6)
7. Terdapat 6 posyandu aktif (S7) 0,05948 0,516129 0,030699
8. Terdapat Posluhdes (Pos Penyuluhan 0,02974 0,258065 0,007675
Desa) di Balai Desa (S8)
9. Terdapat sumber air bersih (S9) 0,052045 0,419355 0,021825
10. Terdapat sarana dan prasarana 0,05948 0,419355 0,024943
Pendidikan, ibadah, dan ekonomi
yang memadai (S10)
11. Memiliki sumber daya kesehatan 0,055762 0,387097 0,021585
yang memadai (S11)
68
TOTAL KEKUATAN (S) 0,240077
1. Wilayah desa terlalu luas (W1) 0,052045 -0,3871 -0,02015
2. Kurangnya keaktifan karang taruna 0,055762 -0,35484 -0,01979
desa (W2)
3. Kurangnya kesadaran masyarakat 0,052045 -0,51613 -0,02686
terkait pengelolaan sampah (W3)
4. Kurangnya pengembangan 0,033457 -0,25806 -0,00863
pariwisata desa (W4)
5. Desan masih belum ODF (W5) 0,055762 -0,51613 -0,02878
6. Tidak ada pengangkutan sampah dari 0,04461 -0,45161 -0,02015
rumah warga ke TPS (W6)
7. Kebiasaan warga membakar sampah 0,052045 -0,41935 -0,02183
(W7)
8. Belum ada BUMDES (Badan Usaha 0,037175 -0,29032 -0,01079
Milik Desa) (W8)
9. Kurangnya pembinaan desa siaga 0,040892 -0,29032 -0,01187
aktif (W9)
TOTAL KELEMAHAN (W) -0,16885
STRENGTH POSTURE 0,071232

Tabel 4. 35 Pembobotan Faktor Eksternal

No Aspek Bobot Rating BXR


1. Lokasi desa dekat dengan pasar dan 0,104895 0,518519 0,05439
jalan raya (O1)
2. Aksesibilitas menuju desa yang 0,097902 0,481481 0,047138
memadai (O2)
3. Adanya dukungan ekonomi dan 0,104895 0,37037 0,03885
pemodalan dari pihak luar (O3)
4. Kerjasama lintas sektor dengan 0,104895 0,481481 0,050505
instansi Pendidikan dan Dinas
Kesehatan yang memungkinkan
tercapainya keberhasilan program-
program di Puskesmas Pungpungan
69
(O4)
5. Mendapatkan bantuan dana APBD 0,097902 0,481481 0,047138
dari Pemerintah Daerah yang bisa
dimaksimalkan dalam pelaksanaan
program (O5)
6. Terdapat akses listrik (O6) 0,111888 0,518519 0,058016
TOTAL PELUANG (O) 0,296037
1. Terdapat rel kereta api di akses 0,076923 -0,40741 -0,03134
utama menuju desa (T1)
2. Polusi udara akibat kendaraan besar 0,104895 -0,55556 -0,05828
yang melintas di jalanan sekitar desa
(T2)
3. Kurang meratanya bantuan dari 0,083916 -0,44444 -0,0373
pemerintah kepada masyarakat (T3)
4. Kondisi lalu lintas rawan kecelakaan 0,111888 -0,44444 -0,04973
(T4)
TOTAL ANCAMAN (T) -0,17664
COMPETITIVE POSTURE 0,119399

c. Menentukan posisi
Tabel 4. 36 Penentuan Posisi SWOT

X Y X Y

S 0,240077 0,296037 O Strength Posture 0.071109 0

W -0,16885 0,296037 O Competitive


Posture 0 0.110345

W -0,16885 -0,17664 T
S 0,240077 -0,17664 T
S 0,240077 0,296037 O
70

Peluang
(Opportunities)

4
Mendukung Strategi 3 Mendukung Strategi
Turn-around Agresif
2

1
-4 -3 -2 -1 1 2 3 4
Kelemahan Kekuatan
(Weakness) (Strengths)

-1

-2
Mendukung Strategi Mendukung Strategi
Defensif -3 Diversifikasi

-4

Ancaman
(Threaths)
Gambar 4. 1 Kuadran Analisis SWOT
Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa Desa Pungpungan
berada di kuadran I, dibatasi dengan sumbu X yang bernilai positif serta sumbu
Y yang bernilai negatif. Pada posisi ini membuktikan bahwa sebuah desa sudah
kuat dari segi internal dan berpeluang dari segi eksternal. Sehingga perlu
memanfaatan peluang semaksimal mungkin. Strategi yang dtetapkan yaitu
untuk mendukung kebijakan pertumbuhan dan perkembangan secara agresif
(Growth Oriented Strategy).
71

Tabel 4. 37 Matriks SWOT

Kekuatan (Strengths) Kelemahan (Weakness)


1. Hubungan sosial masyarakat masih 1. Wilayah desa terlalu luas
kuat 2. Kurangnya keaktifan karang taruna
2. Terdapat puskesmas di wilayah desa desa
3. Kondisi infrastruktur jalan desa yang 3. Kurangnya kesadaran masyarakat
baik terkait pengelolaan sampah
4. Memiliki lahan pertanian yang dapat 4. Kurangnya pengembangan pariwisata
menghasilkan produk tanaman pangan desa
5. Tersedianya sumber daya manusia 5. Desa masih belum ODF (Open
yang baik dan beragam Defecation Free)
6. Memiliki struktur organisasi yang 6. Tidak ada pengangkutan sampah dari
jelas dan sesuai peraturan rumah warga ke TPS
7. Terdapat enam posyandu aktif 7. Kebiasaan warga membakar sampah
8. Terdapat Posluhdes (Pos Penyuluhan 8. Belum ada BUMDES (Badan Usaha
Desa) di Balai Desa Milik Desa)
9. Terdapat sumber air bersih 9. Kurangnya pembinaan desa siaga aktif
10. Terdapat sarana dan prasarana
pendidikan, ibadah, dan ekonomi
yang memadai
11. Memiliki sumber daya kesehatan yang
72

memadai
Peluang (Opportunities) Strategi SO Strategi WO
1. Lokasi desa dekat dengan pasar dan 1. Memaksimalkan aksesibilitas menuju 1. Memanfaatkan kemudahan akses
jalan raya sarana pendidikan dan ibadah menuju desa yang mudah untuk
2. Aksesibilitas menuju desa yang 2. Menggunakan dukungan ekonomi dan memperkerjakan petugas yang
memadai pemodalan dari pihak luar untuk mengangkut sampah ke TPS
3. Adanya dukungan ekonomi dan bekerja sama lintas sektor serta 2. Mengoptimalkan kerjasama lintas
pemodalan dari pihak luar meningkatkan kapasitas sumber daya sektor untuk menggerakkan
4. Kerjasama lintas sektor dengan manusia yang dimiliki BUMDES (Badan Usaha Milik Desa),
instansi pendidikan yang 3. Meningkatkan kerja sama dengan meningkatkan pembinaan desa siaga
memungkinkan tercapainya instansi pendidikan untuk aktif, dan mengembangkan pariwisata
keberhasilan program-program di mengoptimalkan kinerja posyandu di desa
Puskesmas Pungpungan 3. Bekerja sama dengan berbagai pihak
5. Mendapatkan bantuan dana APBD untuk membuat desa menjadi ODF
dari pemerintah daerah yang bisa (Open Defecation Free)
dimaksimalkan dalam pelaksanaan
program
6. Terdapat akses listrik
Ancaman (Threats) Strategi ST Strategi WT
1. Terdapat rel kereta api di akses 1. Memaksimalkan kinerja pemerintah 1. Memastikan keamanan akesibilitas
utama menuju desa desa untuk pendataan penerima menuju desa
73

2. Polusi udara akibat kendaraan besar bantuan dari pemerintah untuk 2. Mengadakan sosialisasi untuk
yang melintas di jalanan sekitar desa memastikan pemerataan penerimaan mencegah dan mengantisipasi dampak
3. Kurang meratanya bantuan dari bantuan polusi udara yang disebabkan oleh
pemerintah kepada masyarakat 2. Mengadakan penyuluhan pada kendaraaan yang melintas di sekitar
4. Kondisi lalu lintas rawan kecelakaan masyarakat desa untuk mencegah desa
ISPA maupun dampak lain yang dapat 3. Mengurangi pembakaran sampah
ditimbulkan pleh polusi udara
3. Memastikan akses yang aman untuk
menuju desa
74

4.2.2. Hasil Observasi dan Wawancara


1. Hasil Observasi PHBS

20%
Ya
Tidak
80%

Gambar 4. 2 Cahaya Dapat Masuk ke dalam Rumah

Berdasarkan gambar 4.2 diketahui bahwa dari 71 rumah ibu yang


memiliki balita, terdapat 80% atau 57 rumah yang ditempati dapat dimasuki
oleh cahaya alami. Sedangkan, 20% atau 14 rumah, cahaya alami tidak dapat
masuk ke dalam rumah. Berdasarkan hasil observasi yang sudah dilakukan
di 71 rumah ibu yang memiliki balita, sebagian besar rumahnya sudah dapat
dimasuki cahaya. Hal ini baik bagi kesehatan anggota keluarga. Berdasarkan
indikator rumah sehat yaitu pencahayaan alami cukup.

Ya Tidak
46%
54%

Gambar 4. 3 Lantai Rumah Permanen

Berdasarkan gambar 4.3 dapat diketahui bahwa terdapat 54% atau 38


dari 71 rumah ibu yang memiliki balita, lantai rumahnya permanen.
Sedangkan, 46% atau 33 lantai rumahnya belum permanen. Berdasarkan
75

hasil observasi yang dilakukan terdapat sebanyak 46% lantai rumahnya


belum permanen yaitu lantai rumahnya masih tanah. Ada beberapa warga
juga yang lantai rumahnya tidak permanen, namun tidak menggunakan
sandal. Hal ini menunjukan kriteria yang tidak baik.

39%
Ya
61% Tidak

Gambar 4. 4 Dinding Rumah Permanen

Berdasarkan gambar 4.4 dapat diketahui bahwa sebanyak 61% atau 43


rumah dari 71 ibu yang memiliki balita, rumahnya sudah berdinding
permanen. Sedangkan, sebanyak 39% atau 28 rumah belum berdinding
permanen. Berdasarkan observasi dapat dilihat bahwa masih banyak ibu
yang memiliki balita yang dinding rumahnya masih belum permanen.
Dinding yang tidak permanen dapat mempengaruhi kesehatan ibu dan balita.
Hal ini memungkinkan terjadinya perubahan suhu udara di dalam rumah.

Ya
46%
54% Tidak

Gambar 4. 5 Memiliki atau Memelihara Hewan Ternak

Berdasarkan gambar 4.5 dapat diketahui bahwa dari 71 ibu yang


memiliki balita yang dirumahnya mempunyai hewan peliharaan ada
sebanyak 54% atau 38 rumah. Sedangkan yang tidak mempunyai hewan
76

ternak di dekat rumah sebesar 46% atau 33 rumah. Hewan ternak yang ada
di dekat rumah responden meliputi ayam, sapi, dan lele. Jarak dari rumah
dengan kandang ternak jika berdekatan akan menimbulkan efek yang tidak
baik bagi kesehatan. Terutama ibu dan balita sebagai orang yang berisiko.

2. Pembuangan Limbah

37% Ya

63% Tidak

Gambar 4. 6 Saluran Pembuangan Air Limbah

Berdasarkan gambar 4.6 dapat diketahui bahwa dari 71 ibu yang


memiliki balita terdapat sebanyak 63% atau 45 rumah yang belum memiliki
Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL). Sedangkan, ibu yang memiliki
balita terdapat sebanyak 37% atau 26 rumah yang mempunyai Saluran
Pembuangan Air Limbah (SPAL). Berdasarkan observasi, responden yang
tidak mempunyai SPAL biasanya air limbah dibuang begitu saja.

Ya
46%
54% Tidak

Gambar 4. 7 SPAL Tertutup

Berdasarkan gambar 4.7 dapat diketahui bahwa terdapat sebesar 54%


atau 38 rumah untuk SPAL yang tidak tertutup dari 71 ibu yang memiliki
77

balita yang menjadi responden. Sedangkan, Saluran Pembuangan Limbah


yang tertutup terdapat sebanyak 46% atau 33 rumah dari 71 ibu yang
memiliki balita. Salah satu syarat SPAL yang baik adalah SPAL tertutup.

14%
Ya
Tidak
86%

Gambar 4. 8 Ketersediaan Pengelolaan Sampah di Rumah

Berdasarkan gambar 4.8 dapat diketahui terdapat sebanyak 86% atau 61


rumah tidak ada pengelolaan sampah di rumah. Sedangkan untuk 14% atau
10 rumah sudah ada pengelolaan sampah di rumah. Mayoritas masyarakat di
Desa Pungpungan sampahnya dibakar di depan atau di belakang rumah.
Masyarakat beranggapan membakar sampah merupakan cara yang cepat.

14%
Ya
Tidak
86%

Gambar 4. 9 Perbedaan Sampah Organik dan Anorganik

Berdasarkan gambar 4.9 dapat diketahui bahwa sebanyak 86% atau 61


rumah dari 71 ibu yang memiliki balita tidak melakukan pembedaan sampah
organik maupun anorganik. Sedangkan, untuk yang melakukan pembedaan
sampah organik maupun anorganik terdapat sebanyak 14% atau 10 rumah
dari 71 ibu yang memiliki balita. Masyarakat beranggapan bahwa pemisahan
sampah organik dan anorganik membutuhkan waktu yang lama. Sehingga,
mayoritas ibu yang memiliki balita tidak melakukan pembedaan sampah.
78

7%
Ya
Tidaak

93%

Gambar 4. 10 Tempat Sampah Tertutup

Berdasarkan gambar 4.10 dapat diketahui bahwa terdapat 93% atau 66


dari 71 ibu yang memiliki balita tempat sampahnya terbuka. Sedangkan
untuk tempat sampah tertutup hanya sebesar 7% atau 5 dari 71 ibu yang
memiliki balita. Tempat sampah terbuka akan menyebabkan bau tidak sedap.

7%
Ya
Tidak

93%

Gambar 4. 11 TPS Terdekat

Berdasarkan gambar 4.11 dapat diketahui bahwa terdapat sebanyak 93%


atau 66 dari 71 ibu yang memiliki balita rumahnya dekat dengan Tempat
Pembuangan Sementara (TPS). Sedangkan sebesar 7% atau 5 dari 71 ibu
yang memiliki balita rumahnya jauh dari Tempat Pembuangan Sementara
(TPS). Tempat Pembuangan Sementara di Desa Pungpungan terletak jauh
dari pemukiman warga. Desa Pungpungan merupakan desa yang luas.
Sehingga memerlukan Tempat Pembuangan Sementara (TPS) tidak hanya
pada satu titik.
79

10%
Ya
Tidak
90%

Gambar 4. 12 Penerapan Pengelolaan Sampah 3R

Berdasarkan gambar 4.12 dapat diketahui bahwa dari 71 ibu yang


memiliki balita 10% atau 7 rumah sudah melakukan metode 3R. Sedangkan
90% atau 64 rumah belum melakukan pengelolaan 3R.

3. Air Bersih dan Jamban

41% Ya
59% Tidak

Gambar 4. 13 Jamban yang Digunakan Termasuk Jamban Sehat

Berdasarkan gambar 4.13 dapat diketahui bahwa sebanyak 59% atau 42


rumah sudah menggunakan jamban sehat. Sedangkan, sebanyak 41% atau
29 rumah tidak menggunakan jamban sehat. Jamban yang digunakan yaitu
jamban leher angsa. Namun, dalam penampungannya tidak dialirkan ke
septik tank tapi ke kolam lele. Berdasarkan data sekunder terdapat 425 Kartu
Keluarga yang belum ODF di Desa Pungpungan.

4. ISPA, Diare, dan Cacingan


80

ISPA (Batuk pilek)

Pilek
44% 38%
Sakit Tenggorokan
1%
17% Tidak ada
gangguan

Gambar 4. 14 Masalah ISPA Selama 2 Minggu Terakihir

Berdasarkan gambar 4.14 dapat diketahui bahwa balita yang tidak


mengalami gangguan selama 2 minggu terakhir sebesar 44% atau 31 balita.
Sedangkan balita yang mengalami ISPA yaitu batuk dan pilek pada 2
minggu terakhir sebesar 38% atau 27 balita.

6%
10% Tidak tahu
Ya
Tidak
84%

Gambar 4. 15 Masalah Diare Selama 2 Minggu Terakhir

Berdasarkan gambar 4.15 dapat diketahui bahwa selama 2 minggu


terakhir dari 71 balita ada sebanyak 84% atau 60 balita yang tidak
mengalami diare. Sehingga, mayoritas selama 2 minggu terakhir dari 71
balita yang menjadi responden tidak mengalami diare.

4%

Tidak tahu
Tidak
96%

Gambar 4. 16 Masalah Cacingan Selama 2 Minggu Terakhir


81

Berdasarkan gambar 4.16 dapat diketahui bahwa dari 71 balita yang


menjadi responden terdapat sebanyak 96% atau 68 balita yang tidak
mengalami cacingan dalam rentan waktu 2 minggu terakhir. Sedangkan,
sebanyak 4% atau 3 balita menyatakan tidak tahu.

5. Masalah Gigi
Tidak
7% 3%
Gigi berlubang
11%
Gigi karies
79%
Demam atau rewel
karenakan tumbuh
gigi

Gambar 4. 17 Masalah Kesehatan Gigi

Berdasarkan gambar 4.17 dapat diketahui bahwa dari 71 balita yang


menjadi responden ada sebanyak 21% atau 15 balita mengalami gangguan
kesehatan gigi. Mayoritas yang mengalami gangguan gigi adalah balita
dengan usia diatas 2 tahun.

6. Informasi Kesehatan
*Responden boleh memilih >1
1% 1% 0% 0% TV
3%
4% Radio
11%
Koran/Majalah

Internet dan Media Sosial

23% Pusat Pelayanan Kesehatan

57% Kader Posyandu

Teman/Keluarga

Tidak pernah dapat


informasi kesehatan
lainnya
82

Gambar 4. 18 Informasi Kesehatan

Berdasarkan gambar 4.18 dapat diketahui bahwa dari 71 ibu yang


memiliki balita dalam mendapatkan informasi kesehatan memiliki sumber
yang berbeda. Namun, yang paling banyak sebagai sumber informasi adalah
kader posyandu yaitu sebesar 52,57% atau 37 orang. Peran kader dalam
memberikan informasi kesehatan berjalan dengan baik.

7. Asupan Gizi

0% 0% 1X/hari
17%
0%
4-6x/minggu
2%
1% 2-3x/minggu
1 x/minggu
2-3x/bulan
80%
1x/bulan
Tidak pernah

Gambar 4. 19 Frekuensi Makan Nasi, Lontong, dan Sayur

Berdasarkan gambar 4.19 dapat diketahui bahwa frekuensi makan


karbohidrat seperti nasi, lontong, ketupat ada sebanyak 80% atau 57 balita
mengonsumsi sebanyak 1 kali per hari. Sehingga dapat diketahui mayoritas
balita sudah mengonsumsi karbohidrat seperti nasi,lontong, maupun ketupat.

1%
1X/hari
8%
4-6x/minggu
37% 17% 2-3x/minggu
1 x/minggu
11% 2-3x/bulan
1x/bulan
16%
Tidak pernah
10%

Gambar 4. 20 Frekuensi Makan Mie


83

Berdasarkan gambar 4.20 dapat diketahui untuk frekuensi mengonsumsi


mie oleh 71 balita yang menjadi responden sangat beragam. Ada sebanyak
37% atau 26 balita dari 71 balita yang tidak mengonsumsi mie. Frekuensi
paling sering mengonsumsi mie adalah 1 kali per hari yaitu sebanyak 1%
atau 1 balita dari 71 balita. Sehingga dapat diketahui bahwa balita di Desa
Pungpungan mayoritas tidak pernah mengonsumsi mie.

1X/hari
21% 4-6x/minggu
34% 2-3x/minggu
2%
0% 1 x/minggu
7%
2-3x/bulan
14% 1x/bulan
22% Tidak pernah

Gambar 4. 21 Frekuensi Makan Tahu

Berdasarkan gambar 4.21 dapat diketahui bahwa mayoritas frekuensi


makan tahu balita dari 71 balita di Desa Pungpungan adalah 1 kali per hari
dengan presentase sebesar 34% atau 24 balita. Terdapat balita yang tidak
mengonsumsi tahu sebesar 21% atau 15 balita dari 71 balita.

1X/hari
1% 4-6x/minggu
21%
0% 35% 2-3x/minggu

6% 1 x/minggu

14% 2-3x/bulan

23% 1x/bulan
Tidak pernah

Gambar 4. 22 Frekuensi Makan Tempe

Berdasarkan gambar 4.22 dapat diketahui bahwa mayoritas balita di


Desa Pungpungan mengonsumsi tempe dengan frekuensi 1 kali per hari
84

sebesar 35% atau 25 balita. Terdapat sebesar 21% atau 15 balita dari 71
balita yang menjadi responden tidak pernah mengonsumsi tahu.

4%
7% 1X/hari
4-6x/minggu
28%
2-3x/minggu
1 x/minggu
31%
2-3x/bulan
4%
1x/bulan
6% 20%
Tidak pernah

Gambar 4. 23 Frekuensi Makan Daging Ayam

Berdasarkan gambar 4.23 dapat diketahui bahwa frekuensi makan


daging ayam sangat bervariasi. Frekuensi yang paling sering dalam
mengonsumsi daging ayam adalah 2-3 minggu per hari dengan presentase
sebesar 31% atau 22 balita dari 71 balita yang menjadi responden.

1%
1X/hari
16% 4-6x/minggu
34% 2-3x/minggu

18% 1 x/minggu
2-3x/bulan

14% 1x/bulan
13%
4% Tidak pernah

Gambar 4. 24 Frekuensi Makan Ikan Tawar

Berdasarkan gambar 4.24 dapat diketahui bahwa frekuensi konsumsi


ikan tawar pada 71 balita sangat bervariasi. Frekuensi paling sering adalah 1
kali per hari yaitu sebesar 1% atau 1 balita. Sedangkan untuk presentase
terbesar yaitu 34% atau 24 balita yaitu tidak pernah konsumsi ikan tawar.
85

3% 1%
1X/hari
4-6x/minggu
16% 2-3x/minggu
8% 1 x/minggu
56%
2-3x/bulan
9%
1x/bulan
7% Tidak pernah

Gambar 4. 25 Frekuensi Makan Ikan Laut

Berdasarkan gambar 4.25 dapat diketahui untuk frekuensi makan ikan


laut pada balita di Desa Pungpungan mayoritas tidak mengonsumsi ikan laut
dengan presentase sebesar 56% atau 40 balita. Frekuensi yang paling sering
adalah 1 kali per hari yaitu terdapat sebanyak 3% atau 2 balita dari 71 balita.

1X/hari

14% 4-6x/minggu
0% 21%
2-3x/minggu
4%
24% 1 x/minggu
7% 2-3x/bulan
30% 1x/bulan
Tidak pernah

Gambar 4. 26 Frekuensi Telur Unggas

Berdasarkan gambar 4.26 dapat diketahui frekuensi makan telur unggas


pada 71 balita mayoritas 2-3 kali per minggu dengan presentase sebesar 30%
atau sebanyak 21 balita. Sedangkan frekuensi terendah yaitu ada yang tidak
pernah mengonsumsi telur unggas sebesar 21% atau sebanyak 15 balita.
86

7% 1X/hari
21% 4-6x/minggu
0%
24% 2-3x/minggu
1%
1 x/minggu
2-3x/bulan
20%
1x/bulan
27%
Tidak pernah

Gambar 4. 27 Frekuensi Bayam

Berdasarkan gambar 4.27 dapat diketahui bahwa frekuensi konsumsi


bayam dari 71 balita yang menjadi responden mayoritas konsumsi bayam 2-
3 kali per minggu yaitu sebesar 27% atau sebanyak 19 balita.

3%
1X/hari
7%
7% 4-6x/minggu
2-3x/minggu
11% 1 x/minggu
2-3x/bulan
69% 3%
0% 1x/bulan
Tidak pernah

Gambar 4. 28 Frekuensi Kangkung

Berdasarkan gambar 4.28 dapat diketahui bahwa frekuensi konsumsi


kangkung dari 71 balita yang menjadi responden mayoritas tidak pernah
mengonsumsi yaitu sebesar 69% atau sebanyak 49 balita.

6%
1x/Hari

1% 18% 4-6x/Minggu
3% 20% 2-3x/minggu
1x/minggu
24%
28% 2-3x/bulan
1x/bulan

Gambar 4. 29 Frekuensi Makan Wortel


87

Berdasarkan gambar 4.29 dapat diketahui bahwa frekuensi konsumsi


wortel dari 71 balita yang menjadi responden mayoritas konsumsi wortel 2-3
kali per minggu yaitu sebesar 28% atau sebanyak 20 balita.

8. Umur Menikah dan Jarak Kelahiran

7% 1%

10-15 tahun

44% 16-19 tahun


20-25 tahun
48%
26-30 tahun

Gambar 4. 30 Umur Ibu Menikah

Berdasarkan gambar 4.30 dapat diketahui bahwa mayoritas dari 71 ibu


yang memiliki balita, umur pada saat menikah adalah 20-25 tahun atau
sebesar 48% atau sebanyak 34 orang.

23%
ya
tidak
77%

Gambar 4. 31 Merencanakan Jarak Kelahiran Anak

Berdasarkan gambar 4.31 dapat diketahui bahwa dari 71 ibu yang


memiliki balita yang menjadi responden ada sebesar 77% atau sebanyak 55
orang telah merencanakan jarak kelahiran anak. Upaya yang dilakukan
adalah dengan menggunakan KB baik spriral, IUD, maupun suntik.

9. JKN
88

3%
Ya

48% 49% Tidak


Tidak Tahu

Gambar 4. 32 Keluarga Sudah Terdaftar di JKN

Berdasarkan gambar 4.32 dapat diketahui bahwa dari 71 responden


terdapat sebesar 49% atau sebanyak 35 orang, keluarganya sudah terdaftar
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Ada sebesar 3% atau 2 orang, tidak
tahu keluarganya terdaftar dalam Jaminan Kesehatan Nasional atau belum.
Sehingga dapat diketahui bahwa keluarga ibu yang memiliki balita yang
mempunyai dan tidak mempunyai JKN hampir sama.

37% Ya

63% Tidak

Gambar 4. 33 Membayar Iuran Setiap Bulan

Berdasarkan gambar 4.33 dapat diketahui dari 71 ibu yang memiliki


balita terdapat sebesar 73% atau sebanyak 51 orang. Sedangkan yang tidak
membayar iuran ada 37% atau sebanyak 20 orang.
89

3%
Kelas 1 (Rp 80.000)

Kelas 2 (Rp 51.000)


18%

8% Kelas 3 (Rp 25.500)


51%
20% Penerima Bantuan
Iuran
Tidak tahu

Gambar 4. 34 Kelas Terdaftar pada JKN

Berdasarkan gambar 4.34 dapat diketahui bahwa dari 71 ibu yang


memiliki balita mayoritas kelas terdaftar pada JKN adalah tidak tahu yaitu
sebesar 51% atau sebanyak 36 orang. Sedangkan untuk kelas penerimaan
bantuan terdapat sebesar 20% atau sebanyak 14 orang.

10. Bantuan Sosial

11%

Keluarga
Mendapatkan
bantuan sosial
Keluarga tidak
89% mendapatkan
bantuan sosial

Gambar 4. 35 Bantuan Sosial

Berdasarkan gambar 4.35 dapat diketahui bahwa mayoritas dari 71 ibu


yang memiliki balita yang menjadi responden terdapat sebesar 89% atau
sebanyak 63 orang tidak mendapatkan bantuan sosial.
90

3% 6% Program Keluarga
1% Harapan
Program Beras
Sejahtera
Bantuan Lanjut Usia
90%
Tidak Mendapatkan

Gambar 4. 36 Jenis Bantuan Sosial yang Didapatkan Keluarga

Berdasarkan gambar 4.36 dapat diketahui bahwa dari 71 ibu yang


memiliki balita terdapat sebesar 90% atau sebanyak 64 orang yang tidak
mendapatkan.

3% 3% Membeli bahan
5% makanan lainnya
Lainnya

Tidak Menerima
89%
Membeli Beras

Gambar 4. 37 Fungsi Bantuan Non Tunai

Berdasarkan gambar 4.37 dapat diketahui bahwa mayoritas dari 71 ibu


yang memiliki balita adalah tidak menerima yaitu sebesar 89% atau
sebanyak 63 orang.

11. Imunisasi, Penimbangan, dan Vitamin

7%
Ya
Tidak
93%

Gambar 4. 38 Imunisasi Dasar Lengkap dari Fasilitas Kesehatan


91

Berdasarkan gambar 4.38 diketahui bahwa dari 71 balita yang menjadi


responden kami sebanyak 93% balita atau sebanyak 66 balita sudah
melakukan imunisasi dasar lengkap di fasilitas kesehatan yang ada.
Kebanyakan ibu sudah sadar akan pentingnya imunisasi dasar lengkap agar
anaknya terhindar dari berbagai penyakit. Namun ada beberapa ibu yang
lupa dan tidak sempat untuk melakukan imunisasi anaknya. Permasalahan
imunisasi dasar lengkap di fasilitas kesehatan tidak menjadi prioritas
masalah karena di Desa Pungpungan masih tergolong baik.

8%
3%
Puskesmas
Posyandu
35% 54% Bidan
Polindes

Gambar 4. 39 Fasilitas Kesehatan untuk Imunisasi Bayi

Berdasarkan gambar 4.39 diketahui bahwa dari 71 balita yang menjadi


responden kami sebanyak 54% balita atau sebanyak 38 balita melakukan
imunisasi di puskesmas. Tidak ada balita yang tidak melakukan imunisasi
sehingga untuk penanganan imunisasi balita di fasilitas kesehatan di Desa
Pungpungan ini tidak kami jadikan prioritas masalah.

10%
Ya
Tidak
90%

Gambar 4. 40 Rutin Membawa Balita ke Posyandu untuk Ditimbang

Berdasarkan gambar 4.40 diketahui bahwa dari 71 balita yang menjadi


responden kami sebanyak 90% balita atau sebanyak 64 balita dibawa rutin
92

ke posyandu untuk ditimbang. Sebenarnya semua ibu yang menjadi


responden di desa pungpungan rajin membawa anaknya untuk mengikuti
kegiatan posyandu. Oleh karena itu masalah ini tidak menjadi prioritas
masalah karena para ibu masih tergolong rajin membawa ke posyandu.

16% Anaknya tidak mau


17%

Jarak Posyandu
17% jauh
50% Lupa tanggal

Gambar 4. 41 Alasan Tidak Membawa ke Posyandu

Berdasarkan gambar 4.41 diketahui bahwa dari 7 balita yang menjadi


responden kami sebanyak 50% balita atau sebanyak 4 balita tidak dibawa
rutin ke posyandu karena alasan lupa tanggal. Mereka sebenarnya rutin
melaksanakan posyandu namun terkadang mereka berhalangan hadir karena
alasan tersebut. Serta untuk yang rumahnya jauh, dia terkadang ikut
posyandu sehingga tidak kami jadikan sebagai prioritas masalah.

11%
Ya
Tidak
89%

Gambar 4. 42 Bayi Mendapatkan Vitamin A

Berdasarkan gambar 4.42 diketahui bahwa dari 71 balita yang menjadi


responden kami sebanyak 89% balita atau sebanyak 63 balita mendapatkan
vitamin A. Adapun bayi yang belum mendapatkan vitamin A karena
umurnya masih dibawah 6 bulan dan kebetulan tidak mengikuti posyandu
saat vitamin A dibagikan. Sehingga, belum dijadikan sebagai prioritas
masalah.
93

11% 0 kali
14% 1 kali
44%
2 kali
31% > 2 kali

Gambar 4. 43 Berapa Kali Mendapatkan Vitamin A

Berdasarkan gambar 4.43 diketahui bahwa dari 71 balita yang menjadi


responden kami sebanyak 44% balita atau sebanyak 31 balita mendapatkan
vitamin A lebih dari 2 kali. Dari hasil survei, kebanyakan ibu balita tahu
akan pentingnya vitamin A. Adapun bayi yang belum mendapatkan atau
baru sekali mendapatkan vitamin A tersebut karena bayi tersebut masih
berumur dibawah 1 tahun. Sehingga, tidak menjadi prioritas masalah.

12. ASI

3% <1 bulan
13%
1-6 bulan
21%
7-12 bulan

10% 13-18 bulan


44%
19-24bulan
9%
>24 bulan

Gambar 4. 44 Usia Terakhir Balita Mendapatkan ASI

Berdasarkan gambar 4.44 diketahui bahwa dari 70 balita yang menjadi


responden kami sebanyak 44% balita atau sebanyak 31 balita mendapatkan
ASI 19-24 bulan. Dari hasil survei, sebenarnya ibu di desa pungpungan rajin
menyusui anaknya. Dalam data tersebut ada yang menyusui kurang dari 6
bulan karena umur bayi tersebut memang di bawah 6 bulan. Oleh karena itu
tidak kami jadikan sebagai prioritas masalah.
94

1%
TIDAK
YA
99%

Gambar 4. 45 Jumlah Balita Mendapatkan ASI

Berdasarkan gambar 4.45 diketahui bahwa dari 71 balita yang menjadi


responden kami sebanyak 99% balita atau sebanyak 70 balita mendapatkan
ASI. Dari survei, ibu tahu akan pentingnya ASI eksklusif. Hal tersebut dapat
dilihat bahwa hanya 1 saja bayi yang tidak mendapatkan ASI eksklusif. Ibu
tersebut tidak memberikan ASI karena ada alasannya sendiri. Oleh karena
itu masalah ini tidak kami jadikan sebagai prioritas masalah.

13. Tenaga Kesehatan Persalinan

0%

Ya
Tidak
100%

Gambar 4. 46 Ketersediaan Tenaga Kesehatan Terlatih Persalinan

Berdasarkan gambar 4.46 diketahui bahwa dari 71 responden sebanyak


100% menjawab terdapat tenaga kesehatan terlatih dalam persalinan di desa
pungpungan ini. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan adanya puskesmas di
desa pungpungan ini.
95

0% 2%

Dokter Umum

42% Dokter Kandungan

56% Bidan
Lainnya

Gambar 4. 47 Tenaga Kesehatan yang Membantu Persalinan

Berdasarkan gambar 4.47 diketahui bahwa dari 71 responden sebanyak


56% atau 40 responden melakukan persalinan di bidan. Sebanyak 42% atau
30 responden melakukan persalinan di dokter kandungan. Dari semua
responden sudah melakukan persalinan ke tenaga medis yang ahli, jadi tidak
ada permasalahan terkait masalah ini.

14. Cuci Tangan dan Sikat Gigi

4%

ya
tidak
96%

Gambar 4. 48 Cuci Tangan Sebelum Makan, BAK, BAB, Memasak, dll

Berdasarkan gambar 4.48 diketahui bahwa dari 71 responden sebanyak


96% responden atau sebanyak 68 responden melakukan cuci tangan sebelum
makan, BAK, BAB, memasak, dll. Kebanyakan responden tahu bahwa
sebelum melakukan kegiatan harus cuci tangan terlebih dahulu. Oleh karena
itu untuk masalah ini tidak kami jadikan sebagai prioritas masalah.
96

4%
Air megalir dan
sabun
18%
air saja

78% tidak cuci tangan

Gambar 4. 49 Bahan untuk Cuci Tangan

Berdasarkan gambar 4.49 diketahui bahwa sebanyak 78% atau 55


responden melakukan cuci tangan dengan air mengalir dan sabun. Dari
survei, kebanyakan sudah melakukan cuci tangan pakai sabun dan
mengetahui bahwa cuci tangan pakai sabun itu penting.

4%

20%
1x
2x
>2x
76%

Gambar 4. 50 Sikat Gigi dalam Sehari

Berdasarkan gambar 4.50 diketahui bahwa sebanyak 76% atau 54


responden melakukan sikat gigi 2 kali/hari. Kebanyakan responden tahu
pentingnya sikat gigi. Sehingga tidak menjadi prioritas masalah.

15. Merokok dan Olahraga

21%
Ya
Tidak
79%

Gambar 4. 51 Ayah Merokok


97

Berdasarkan gambar 4.51 diketahui bahwa dari 71 responden sebanyak


79% responden atau sebanyak 56 responden di dalam keluarganya tidak ada
yang merokok. Kebanyakan responden kami di dalam keluarganya tidak ada
yang merokok. Meskipun ada, tetap tidak merokok di dekat balita.

5% 3%

Lainnya
35% > 10 menit
5 menit
10 menit
57%

Gambar 4. 52 Ibu Olahraga

Berdasarkan gambar 4.52 diketahui bahwa sebanyak 57% atau 41


responden melakukan olah raga selama 10 menit. Jadi sudah banyak yang
ber olahraga, maka masalah tersebut tidak dijadikan prioritas masalah

16. Ketersediaan Jamban

10%
Tidak
Ya
90%

Gambar 4. 53 Ketersediaan Jamban

Berdasarkan gambar 4.53 diketahui bahwa sebanyak 90% atau 64


responden memiliki jamban. Berdasarkan hasil survei, masih terdapat
responden yang belum memiliki jamban. Selain itu menurut data sekunder
masih banyak yang belum ODF. Sehingga, dijadikan prioritas masalah.
98

11%
3% 7% Cubluk
Leher Angsa
Plengsengan

79% TR (Tidak Relevan)

Gambar 4. 54 Jenis Jamban

Berdasarkan gambar 4.54 diketahui bahwa dari 71 responden sebanyak


79% atau 56 responden memiliki jamban leher angsa. Meskipun punya
jamban, tetapi masih tetap ada yang BAB di kolam lele dan tempat lain.

17. Air

0%
ya
tidak
100%

Gambar 4. 55 Sarana Air Bersih

Berdasarkan gambar 4.55 diketahui bahwa dari 71 responden sebanyak


100% responden atau sebanyak 71 responden dirumahnya airnya bersih.
Serta, airnya sudah bersih terutama di Desa Pungpungan.
0% 0% Sumur ( Air
0% Tanah)
Sungai

PDAM
100%
Lainnya

Gambar 4. 56 Sumber Air


99

Berdasarkan gambar 4.56 diketahui bahwa dari 71 responden sebanyak


100% atau 71 responden sumber airnya menggunakan air sumur.

0% ISI ULANG

20% AIR KRAN


36%
AIR MINERAL
44% KEMASAN
LAINNYA

Gambar 4. 57 Sumber Air Minum

Berdasarkan gambar 4.57 diketahui bahwa dari 71 responden sebanyak


44% atau 31 responden menggunakan air kran. Untuk air minum yang
menggunakan air kran, sebelumnya mereka masak sampai mendidih terlebih
dahulu. Jadi untuk dikonsumsi tidak berbahaya. Oleh karena itu, masalah ini
tidak dijadikan sebagai prioritas masalah.

18. Index Massa Tubuh

25% SANGAT PENDEK


PENDEK
59%
16% NORMAL

Gambar 4. 58 Persentase Status Gizi TB/U

Berdasarkan gambar 4.58 diketahui bahwa dari 71 balita sebanyak 59%


atau 42 balita normal. Dari hasil perhitungan kami masih banyak balita yang
mengalami stunting. Bahkan dari responden, hampir setengahnya mengalami
stunting. Jadi untuk masalah ini kami jadikan sebagai prioritas masalah.
100

3% 10%
0%
GIZI BURUK
GIZI KURANG
GIZI BAIK
GIZI LEBIH
87%

Gambar 4. 59 Persentase Status Gizi BB/U

Berdasarkan gambar 4.59 diketahui bahwa dari 71 balita sebanyak 87%


balita atau sebanyak 62 balita gizi baik. Karena banyak masih ada yang
mengalami gizi buruk dan gizi lebih maka kami menjadikan masalah
stunting sebagai prioritas masalah.

19. Pendidikan dan Pekrjaan Ayah

1%
SD
3%
1% SLTP
9%
2% 25% SLTA
D2
D3
41% 18%
S1
Tidak sekolah
Lainnya

Gambar 4. 60 Pendidikan Ayah

Berdasarkan gambar 4.60 diketahui bahwa dari 71 responden mayoritas


ayah balita lulusan SLTA sebanyak 41%. Serta, terbanyak kedua Sebesar
25% ayah balita lulusan SD.
101

3% 1%
4% Buruh
1% Guru

16% Karyawan Swasta


Petani
51% Wiraswasta
24%
Perawat
Lainnya

Gambar 4. 61 Pekerjaan Ayah

Berdasarkan gambar 4.61 diketahui bahwa dari 71 responden sebanyak


51% ayah balita bekerja sebagai wiraswasta. Sebanyak 24% ayah balita
bekerja sebagai petani. Dapat dilihat dari hasil survei tersebut bahwa
mayoritas pekerjaan ayah balita adalah wiraswasta.

20. Pendidikan dan Pekerjaan Ibu

4% 1%
3% SD
SLTP
37% SLTA
31%
D3
S1
24%

Gambar 4. 62 Pendidikan Ibu Balita

Berdasarkan gambar 4.62 diketahui bahwa dari 71 responden sebanyak


37% ibu balita lulusan SD. Sebanyak 24% ibu balita lulusan SLTP.
Sebanyak 31% ibu balita lulusan SLTA. Dari data tersebut kebanyakan ibu
balita di desa pungpungan yang menjadi responden kami adalah lulusan SD.
102

11%
1% IRT
1%
Wiraswasta
6%
44% Karyawan Swasta
PNS
37% Bidan
Petani

Gambar 4. 63 Pekerjaan Ibu Balita

Berdasarkan gambar 4.63 diketahui bahwa dari 71 responden sebanyak


44% ibu balita bekerja sebagai ibu rumah tangga. Sebanyak 37% ibu balita
bekerja sebagai wiraswasta. Sehingga mayoritas sebagai ibu rumah tangga.

21. Umur Balita dan Umur Ibu

6%
11% 21-30 tahun
31-40 tahun
49%
34% 41-50 tahun
>50 tahun

Gambar 4. 64 Umur Ibu Balita

Berdasarkan gambar 4.64 diketahui bahwa dari 71 responden sebanyak


49% ibu balita berumur 21-30 tahun. Sebanyak 34% ibu balita berumur 31-
40 tahun. Dari hasil survei, umur ibu balita tergolong baik.

0%
<1 bulan
11%
1-6 bulan
45% 7-12 bulan
21%
13-18 bulan
19-24bulan
14% 9%
>24 bulan

Gambar 4. 65 Umur Balita


103

Berdasarkan gambar 4.65 diketahui bahwa dari 71 responden sebanyak


11% balita berumur 1-6 bulan. Sebanyak 21% balita berumur 7-12 bulan.
Sebanyak 9% balita berumur 13-18 bulan. Sebanyak 14% balita berumur 19-
24 bulan. Sebanyak 45% balita berumur lebih dari 24 bulan.

22. RT dan RW

RW 1
25% 34%
RW 2
RW 3
32% RW 4
9%

Gambar 4. 66 Wilayah RW

Berdasarkan gambar 4.66 diketahui bahwa dari 71 responden sebanyak


34% balita tinggal di RW 1. Sebanyak 9% balita tinggal di RW 2. Sebanyak
32% balita tinggal di RW 3. Sebanyak 25% balita tinggal di RW 4.

23. Banyaknya Anggota Rumah Tangga


4% 2%
2 orang
3 orang
14%
32% 4 orang
5 orang
48%
6 orang

Gambar 4. 67 Banyak Anggota Rumah Tangga (ART)

Berdasarkan gambar 4.67 diketahui bahwa dari 71 responden sebanyak


48% responden terdapat 4 orang banyak anggota rumah tangga. Sehingga
rata-rata sebanyak 4 orang anggota.
104

3%
4% 3% 1 orang
2 orang
27% 3 orang
63% 4 orang
5 orang

Gambar 4. 68 Jumlah Orang Dewasa (>15 Tahun)

Berdasarkan gambar 4.68 diketahui bahwa dari 71 responden sebanyak


63% responden terdapat orang dewasa lebih dari 15 tahun 2 orang. Sebanyak
27% responden terdapat orang dewasa lebih dari 15 tahun 3 orang. Sehingga
rata-rata terdapat orang dewasa sebanyak 2 orang pada setiap keluarga.

24. Jumlah Balita dan Bayi

51

17

KATEGORI BALITA (12-59 BLN) KATEGORI BAYI (0-11 BLN)

Gambar 4. 69 Jumlah Balita dan Bayi (orang)

Berdasarkan gambar 4.69 diketahui bahwa dari 71 responden sebanyak


51 kategori balita ( 12-59 Bulan ). Sebanyak 17 kategori bayi (0-11 Bulan).

25. Jenis Kelamin

48% PEREMPUAN
52% LAKI-LAKI

Gambar 4. 70 Jenis Kelamin Bayi dan Balita


105

Berdasarkan gambar 4.70 diketahui bahwa dari 71 responden terdapat


sebanyak 52% bayi dan balita berjenis kelamin laki-laki. Sebanyak 48% bayi
dan balita berjenis kelamin perempuan.

Berdasarkan data primer yang diperoleh melalui penyebaran kuesioner


didapatkan hasil seperti yang sudah dipaparkan diatas. Sehingga masalah yang
timbul sebagai berikut :
1. Kondisi rumah berdekatan dengan kandang ternak
2. Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL) tidak memenuhi syarat
3. Belum adanya pengelolaan sampah
4. Tidak tersedianya TPS (Tempat Pembuangan Sampah Sementara)
5. Kurang variasi makanan pada balita (MP-ASI)
6. Masih adanya balita yang mengalami stunting
7. Masih belum ODF (masih banyak yang BAB sembarangan)

4.3. Prioritas Masalah


4.3.1. Prioritas Masalah Berdasarkan Metode USG

Berdasarkan hasil kuesioner, terdapat beberapa masalah kesehatan di Desa


Pungpungan yaitu kondisi rumah berdekatan dengan kandang ternak, saluran
pembuangan akhir limbah (SPAL) tidak memenuhi syarat, belum adanya
pengolaan sampah, tidak tersedianya tempat pembuangan sampah sementara
(TPS), kurangnya variasi makanan pada balita (MP-ASI), masih adanya balita
yang mengalami stunting, masih belum ODF. Kami melakukan diskusi dengan
metode USG bersama Perwakilan Ketua RT dari setiap RW. Berikut kesimpulan
paparan hasil USG bersama perwakilan Ketua RT :
a. Kondisi Rumah Berdekatan Dengan Kandang Ternak
Dari hasil kuesioner, masih terdapat rumah yang berdekatan dengan
kandang ternak. Dari perwakilan Ketua RT juga mengutarakan pendapat
bahwa mereka sudah memberikan saran kepada setiap rumah yang memiliki
hewan ternak, tetapi tidak dihiraukan. Selain itu juga ada faktor lain yaitu
106

kurangnya lahan yang dimiliki oleh pemilik hewan ternak. Terdapat kejadian
terkait kandang ayam yang banyak lalat, sehingga lalat di peternakan ayam
tersebut berterbangan ke desa lain.
b. Saluran Pembuangan Akhir Limbah (SPAL) tidak memenuhi syarat
Hal ini disebabkan salah satunya karena kurangnya pengetahuan warga
terkait dampak yang timbul dari tidak adanya saluran pembuangan akhir
limbah (SPAL). Selain itu, warga sering mengeluh saat musim hujan, karena
terjadi banjir dan pencemaran. Namun kenyataannya belum ada penanganan
khusus terkait masalah tersebut.
c. Belum Adanya Pengelolaan Sampah
Dari hasil diskusi yang kami lakukan denga perwakilan Ketua RT,
beberapa RT telah mengutarakan pendapat mereka yaitu pembuangan sampah
di Desa sudah ada, karena beberapa rumah juga sudah melakukan pengelolaan
sampah seperti memisah sampah. Namun juga ada beberapa yang belum
melakukan itu karena tidak memiliki lahan untuk membuang sampah.
d. Tidak Tersedianya Tempat Pembuangan Sampah (TPS)
Beberapa Ketua RT mengatakan, jika sebenarnya sudah ada tempat
pembuangan sampah (TPS), namun letaknya jauh dari pemukiman warga,
sehingga banyak warga yang lebih memilih untuk membakar sampah.
e. Kurangnya Variasi Makanan Pada Balita (MP-ASI)
Dari hasil kuesioner yang telah kami terima, didapatkan masalah terkait
MP-ASI yaitu kurangnya variasi makanan untuk balita. Masyarakat di Desa
ini sudah melakukan variasi makanan, namun variasi yang dibuat terkadang
hanya satu dua jenis saja. Tidak semua warga mengetahui terkait makanan
seimbang yang baik untuk balita dan mereka hanya mengandalkan posyandu
sebagai informasi utama. Masalah lainnya j dikarenakan keterbatasan
ekonomi, sehingga mereka lebih memilih untuk membuat makanan seadanya.
f. Masih Adanya Balita yang Mengalami Stunting
Masalah ini ada juga ada kaitannya dengan poin sebelumnya. Masalah
yang ada pada point (e) juga merupakan beberapa penyebab masalah dari
107

balita yang mengalami Stunting. Penyebab masalah lainnya adalah karena


seringnya balita ditinggalkan orang tua dan takut untuk ke posyandu ataupun
puskesmas. Hasil survei yang kami terima telah mencapai 50%.
g. Masih Belum ODF

Dari hasil survei kami telah menemukan bahwa masih banyak warga yang
masih belum ODF. Karena yang telah kami lihat kebanyakan mereka
mempunyai kolam ikan lele. Saluran jamban milik mereka langsung
disalurkan ke kolam ikan lele, sehingga tinja mereka langsung dimakan oleh
ikan lele. Tetapi beberapa Ketua RT menyatakan pendapat, jika dari mereka
yang belum memiliki jamban bukan berarti mereka BAB sembaarangan, tetapi
mereka lebih memilih ikut ke tetangga sebelah ataupun saudara terdekat.

Berdasarkan hasil survei kuesioner didapatkan daftar masalah dan


selanjutnya dilakukan analisis prioritas masalah. Berikut merupakan hasil akhir
dari analisis prioritas masalah:
Tabel 4. 38 Hasil USG bersama perwakilan Ketua RT Desa Pungpungan
No Daftar Masalah U S G Total
1 Kondisi rumah berdekatan dengan kandang 3 3 2 18
ternak
2 Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL) 2 3 4 24
tidak memenuhi syarat
3 Belum adanya pengelolaan sampah yang baik 4 5 5 100
4 Tidak tersedia Tempat Pembuangan Sampah 3 3 3 27
Sementara (TPS)
5 Kurang variasi makanan pada balita (MPASI) 5 5 5 125
6 5 5 5 125
Masih adanya balita yang mengalami stunting
7 Masih belum Open Defecation Free (ODF) 3 3 3 27

Berdasarkan hasil perhitungan USG dihasilkan urutan prioritas masalah.


Pada urutan pertama ditempati oleh dua masalah yang mendapatkan nilai sama
yaitu belum adanya pengelolaan sampah yang baik dan kurangnya variasi
makanan pada balita (MPASI), serta disusul oleh masalah masih adanya balita
108

yang mengalami stunting. Sehingga langkah selanjutnya menggunakan


perhitungan proporsi. Variabel terdiri dari :
A : Belum adanya pengelolaan sampah yang baik
B : Kurangnya variasi makanan pada balita (MPASI)
C : Masih adanya balita yang mengalami stunting
Tabel 4. 39 Variabel USG

Aspek U Aspek S Aspek G


A/B = B A/B = A A/B = A
A/C = A A/C = A A/C = A
B/C = B B/C = B B/C = B

Tabel 4. 40 Skoring USG

Variabel U S G Total
A 1 2 2 5
B 2 1 1 4
C 0 0 0 0
Dari total skor diatas maka didapatkan urutan priorotas masalah yaitu :
- Masalah A yaitu dengan skor 5
- Masalah B yaitu dengan skor 4
- Masalah C yaitu dengan skor 0
Sehingga belum adanya pengelolaan sampah yang baik merupakan prioritas
masalah yang dipilih.

4.3.2. FGD
Berikut adalah hasil FGD yng telah dilakukan oleh kelompok kami, FGD
dilakukan untuk mencari alternatif solusi untuk pemecahan prioritas masalah.
1. Pengetahuan kader dan ibu tentang pengelolaan sampah
Kesimpulan: Sebagian ibu kader telah sedikit mengetahui tentang konsep
pengelolaan sampah yaitu dengan memilah antara sampah basah
dan kering serta di daur ulang. Sedangkan kebanyakan ibu balita
belum mengetahui tentang pengelolaan sampah dan merasa
cukup dengan membakar sampah atau dibuang ke sungai, maka
109

sampah akan terbawa oleh aliran air dengan sendirinya.


Beberapa ada yang mengetahui namun malas untuk menerapkan.
2. Penyebab warga membakar sampah dan/atau membuang sampah disungai
Kesimpulan: Lebih mudah dilakukan, instan, sudah biasa melakukan, dekat
dengan rumah serta kesadaran yang kurang bahkan tidak tahu
bahwa orang lain akan menerima dampaknya.
3. Pengetahuan ibu tentang pengelolaan sampah yang baik bagi kesehatan
Kesimpulan: Tidak dibakar karena asapnya bisa terhirup dan mengganggu
kesehatan, membuang sampah pada tempatnya dan memilah
sampah basah dan sampah plastik. Sampah basah bisa untuk
pupuk dan sampah kering bisa dijual.
4. Upaya yang telah dilakukan selama ini
Kesimpulan: Pernah diadakan sosialisasi mengenai sampah, pernah diberi
tulisan mengenai himbauan namun tidak semua orang bisa
membaca dan pernah tanda tersebut dibuang ke sungai.
5. Kegiatan pengelolaan sampah yang disarankan untuk dilakukan
Kesimpulan: Sosialisasi yang sekaligus praktik mengenai pengelolaan
sampah, pemantauan berkala, serta adanya petugas yang
mengambil sampah secara rutin.
Sehingga dari kegiatan FGD kami mendapatkan beberapa solusi alternatif
masalah meliputi :
 Penambahan jumlah Tempat Pembuangan Sampah Sementara (TPS)
 Membuat RT percontohan
 Merancang penyuluhan yang menarik
 Pelatihan (workshop) tentang pengelolaan sampah
 Advokasi dengan perangkat desa mengenai pengadaan gerobak sampah dan
petugas
 Pembuatan papan himbauan dan informasi (gambaran dan tulisan)
 Merancang sistem pengelolaan sampah berbasis masyarakat
 Pembentukan kader lingkungan sehat
110

 Menjalin kemitraan dengan pihak luar untuk pemasaran produk daur ulang
111

4.3.3. Analisis Akar Penyebab Masalah Berdasarkan Metode Fishbone


MONEY MACHINE METHOD
Lokasi rumah dekat dengan sungai
Tidak ada pemilahan sampah
Anggaran pengelolaan sampah
kurang maksimal Anggapan sampah hanyut
Pembuangan sampah di
Warga tidak menyediakan tempat sungai
sampah pilah
Karena tidak adanya papan
Tidak ada sistem tentang informasi
Keperluan lain
pengetahuan sampah yg
Pengelolaan sampah tidak desa yang banyak Tidak mau repot
menghasilkan nilai ekonomis terintregasi
Kurang tersedia gerobak
sampah
Waktu tepat

Tingkat ekonomi
Belum ada sistem Kurang partisipasi warga rendah Tersedia lahan
Kurangnya
pemasaran Digunakan untuk kebutuhan anggaran Dianggap lebih
sehari-hari mudah

Tingkat pendidikan rendah


Belum ada Kurang partisipasi warga
kemitraan
Belum adanya iuran
sampah Membakar sampah

Tidak ada TPS yang Kurangnya


Hanya ada 1 TPS Sosialisasi kurang
terjangkau pengetahuan
efektif
Kurangnya Belum ada petugas
SDM sampah
Kurang fasilitas oleh
Praktis Tidak ada pemilahan
pemerintah
Belum adanya
pengelolaan sampah yang
baik dan benar

Kurang pengetahuan Tidak peduli Kebiasaan


Tingkat ekonomi Tidak ada teknologi
Keterbatasan waktu untuk buruk
rendah pemasaran
mengelola sampah

Karena dianggap tidak Tidak ada


Sosialisasi kurang efektif Tingkat pendidikan rendah penting Pengaruh sanksi Belum ada
Pendidikan lingkungan kemitraan
rendah
Banyak pekerjaan

Kurang partisipasi warga Tingkat ekonomi rendah Sosialisasi kurang Kurang pengetahuan Tidak ada
Tidak ada role peraturan
efektif
model
Belum adanya
teknologi
pengelolaan
Mindset bahwa Mindset bahwa Malas sampah yang
Pemerintah kurang Kurang partisipasi warga
penyuluhan penyuluhan memadai
meluangkan waktu membosankan membosankan

Masyarakat pasif dalam TPS jauh Sibuk


mencari informasi
Kurang media informasi
Belum ada
Tidak dianggap pelatihan
Anggapan wasting Kebijakan Banyak
prioritas time perkerjaan
Tidak dianggap Tidak tertarik
Pemerintah kurang penting
proaktif Kurangnya SDM
Letak TPS jauh Tidak ada yang
membantu
Kurang
Kebijakan INFORMATION pengetahuan TECHNOLOGY
TIME MAN

Gambar 4. 71 Fishbone
112

Tabel 4. 41 Fishbone: Akar Penyebab Belum adanya pengelolaan sampah yang baik dan benar di Desa Pungpungan

NO UNSUR PRIMER SEKUNDER TERSIER QUARTER 1 QUARTER 2

INPUT
1 Man Pengaruh lingkungan Tidak ada role model
Kebiasaan buruk
Tidak ada sanksi Tidak ada peraturan

Malas TPS jauh Kebijakan

Sibuk Banyak pekerjaan Tidak ada yang


membantu
Tidak peduli Dianggap tidak
penting
Kurang Pendidikan rendah Tingkat ekonomi
pengetahuan rendah
Sosialisasi kurang Kurang partisipasi Mindset bahwa
efektif warga penyuluhan
membosankan
2 Method Membakar Dianggap sebagai Waktu cepat
sampah cara yang lebih
mudah
Tersedia lahan

Pembuangan Lokasi rumah dekat


sampah di sungai dengan sungai
Anggapan bahwa Tidak ada papan
sampah langsung informasi/himbauan di
hanyut sekitar sungai
113

Tidak ada Kurangnya Tingkat pendidikan Tingkat


pemilahan pengetahuan rendah ekonomi
rendah
Praktis Sosialisasi kurang Kurang Mindset bahwa
efektif partisipasi penyuluhan
warga membosankan
Tidak ada system
tentang pengetahuan
yang terintegrasi
3 Machine Tidak ada TPS Hanya ada 1 TPS Kurang difasilitasi
yang terjangkau oleh pemerintah
Kurang Kurangnya anggaran
tersedianya dana
gerobak sampah
Tidak ada Warga tidak Tidak mau repot
pemilahan menyediakan tempat
sampah sampah pilah
4 Money Anggaran Keperluan lain desa
pengelolaan yang banyak
sampah kurang
maksimal
Belum adanya Belum ada petugas Kurangnya sumber
iuran sampah sampah daya manusia
Digunakan untuk
kebutuhan sehari-
hari
Pengelolaan Belum ada sistem Belum ada kemitraan
sampah tidak pemasaran
menghasilkan
nilai ekonomis
114

5 Technology Belum adanya Belum ada pelatihan Kurangnya sumber


teknologi daya manusia
pengelolaan
sampah yang
memadai
Tidak ada Belum ada kemitraan
teknologi
pemasaran
6 Time Keterbatasan Banyak pekerjaan
waktu untuk
mengelola
sampah
Kurangya waktu Tidak dianggap
yang diluangkan prioritas
oleh pemerintah
Dianggap Letap TPS jauh Kebijakan
“wasting time”
7 Information Kurang Tingkat Pendidikan Tingkat ekonomi
pengetahuan rendah rendah
Sosialisasi kurang Kurang partisipasi Mindset bahwa
efektif warga penyuluhan
membosankan

Kurangnya media Pemerintah kurang


informasi proaktif
Masyarakat pasif Tidak tertarik
dalam mencari
informasi

Tidak dianggap Kurang pengetahuan


penting
115

Tabel 4. 42 Alternatif Solusi Berdasarkan Akar Masalah

ALTERNATI
NO UNSUR PRIMER SEKUNDER TERSIER QUARTER 1 QUARTER 2
F SOLUSI
INPUT
1 Man Pengaruh Tidak ada role Membuat RT
Kebiasaan lingkungan model percontohan
buruk Tidak ada sanksi Tidak ada Advokasi
peraturan dengan
perangkat desa
Malas TPS jauh Kebijakan Penambahan
jumlah TPS
Sibuk Banyak pekerjaan Tidak ada
yang
membantu
Tidak peduli Dianggap tidak Merancang
penting penyuluhan
yang menarik
Kurang Pendidikan rendah Tingkat ekonomi
pengetahuan rendah
Sosialisasi kurang Kurang partisipasi Mindset Merancang
efektif warga bahwa penyuluhan
penyuluhan yang menarik
membosanka
n
2 Method Membakar Dianggap sebagai Waktu cepat Pelatihan
sampah cara yang lebih pengelolaan
mudah sampah
(workshop)
116

Tersedia lahan

Pembuangan Lokasi rumah


sampah di dekat dengan
sungai sungai
Anggapan bahwa Tidak ada papan Pembuatan
sampah langsung informasi/himbau papan
hanyut an di sekitar himbauan dan
sungai informasi
(gambar dan
tulisan)
Tidak ada Kurangnya Tingkat Tingkat
pemilahan pengetahuan pendidikan rendah ekonomi
rendah
Praktis Sosialisasi kurang Kurang Mindset Merancang
efektif partisipasi bahwa penyuluhan
warga penyuluhan yang menarik
membosanka
n
Tidak ada system Merancang
tentang sistem
pengetahuan yang pengelolaan
terintegrasi sampah
berbasis
masyarakat
3 Machine Tidak ada TPS Hanya ada 1 TPS Kurang difasilitasi Penambahan
yang oleh pemerintah jumlah TPS
terjangkau (Tempat
Pembuatan
Sampah)
117

Kurang Kurangnya Advokasi


tersedianya anggaran dana kepada
gerobak pemerintah desa
sampah
Tidak ada Warga tidak Tidak mau repot Pelatihan
pemilahan menyediakan pengelolaan
sampah tempat sampah sampah
pilah (workshop)
4 Money Anggaran Keperluan lain
pengelolaan desa yang banyak
sampah
kurang
maksimal
Belum adanya Belum ada Kurangnya Advokasi
iuran sampah petugas sampah sumber daya kepada
manusia pemerintah desa
Digunakan
untuk
kebutuhan
sehari-hari
Pengelolaan Belum ada sistem Belum ada Menjalin
sampah tidak pemasaran kemitraan kemitraan
menghasilkan dengan pihak
nilai ekonomis luar untuk
memasarkan
produk daur
ulang
5 Technology Belum adanya Belum ada Kurangnya Pembentukan
teknologi pelatihan sumber daya Kader
pengelolaan manusia Lingkungan
sampah yang
118

memadai

Tidak ada Belum ada Menjalin


teknologi kemitraan kemitraan
pemasaran dengan pihak
luar untuk
memasarkan
produk daur
ulang
6 Time Keterbatasan Banyak pekerjaan
waktu untuk
mengelola
sampah
Kurangya Tidak dianggap Advokasi
waktu yang prioritas kepada
diluangkan pemerintah desa
oleh
pemerintah
Dianggap Letap TPS jauh Kebijakan Penambahan
“wasting time” jumlah TPS
(Tempat
Pembuangan
Sampah)
7 Information Kurang Tingkat Tingkat ekonomi
pengetahuan Pendidikan rendah rendah
Sosialisasi kurang Kurang partisipasi Mindset Merancang
efektif warga bahwa penyuluhan
penyuluhan yang menarik
membosanka
n
119

Kurangnya Pemerintah Advokasi


media kurang proaktif kepada
informasi pemerintah desa
Masyarakat Tidak tertarik Merancang
pasif dalam penyuluhan
mencari yang menarik
informasi
Tidak dianggap Kurang Merancang
penting pengetahuan penyuluhan
yang menarik
Keterangan :
Tulisan merah : Akar masalah
Kotak merah : Akar masalah yang tidak dapat ditentukan solusinya
120

4.3.4. MEER
Berikut merupakan hasil analisis penentuan solusi dengan menggunakan metode MEER:
Tabel 4. 43 Penentuan Solusi

No. Alternatif Solusi Metodologi Efektivitas Efisiensi Relevansi Total


1 Penambahan jumlah Tempat Pembuangan Sementara (TPS) 3 4 3 4 144
2 Membuat RT percontohan 5 3 4 4 240
3 Merancang penyuluhan yang menarik 5 4 4 4 320
4 Pelatihan (workshop) tentang pengelolaan sampah 5 5 5 5 625
5 Advokasi dengan perangkat desa mengenai pengadaan gerobak 3 3 3 3 81
sampah dan petugas
6 Pembuatan papan himbauan dan informasi (gambaran dan 4 3 4 4 192
tulisan)
7 Merancang sistem pengelolaan sampah berbasis masyarakat 5 4 3 3 180
8 Pembentukan kader lingkungan sehat 5 3 3 4 180
9 Menjalin kemitraan dengan pihak luar untuk pemasaran produk 4 3 3 3 108
daur ulang

Berdasarakan hasil analisis penentuan solusi, dapat disimpulkan bahwa terdapat alternatif solusi yang menempati urutan tertinggi
yaitu pengadaan pelatihan (workshop) tentang pengelolaan sampah. Sedangkan pada urutan kedua yaitu merancang penyuluhan
yang benar.
121

4.4. Rencana Intervensi


4.4.1. Teori ABC
Dalam melaksanakan program yang disusun, kami menggunakan teori ABC
(Antecedent, Behavior, Consequence) yang menyebutkan bahwa perubahan
perilaku manusia merupakan sebuah proses yang memiliki 3 elemen, yaitu:
a. Antecedent (Faktor Pemicu)
Antecendent adalah peristiwa lingkungan yang membentuk tahap atau
pemicu perilaku. Antecedent dapat bersifat alamiah (dipicu oleh peristiwa
lingkungan) dan terencana (dipicu oleh pesan yang dibuat oleh
komunikator). Dalam program ini yang dijadikan pemicu adalah pesan yang
disampaikan oleh fasilitator kepada masyarakat. Pesan yang disampaikan
mengenai pengelolaan sampah yang baik dan benar. Pesan yang
disampaikan akan mempengaruhi perilaku dari masyarakat.
b. Behavior (Perilaku)
Behavior (perilaku) merupakan reaksi atau tindakan yang muncul
setelah adanya antecedent atau faktor pemicu yang diberikan. Dalam
program ini terdapat perubahan dari masyarakat yang telah dipicu oleh
fasilitator. Perubahan perilaku yang diharapkan yaitu masyarakat dapat
mengelola sampah dengan baik dan benar. Pengelolaan yang dimaksud yaitu
dapat memilah sampah organik dan anorganik serta dapat membuang
sampah pada tempat yang semestinya.
c. Consequence (Konsekuensi)
Konsekuensi adalah hasil nyata yang didapatkan dari perilaku individu
yang mempengaruhi kemungkinan perilaku dapat muncul kembali, baik
meningkatkan perilaku atau menurunkan perilaku. Dalam program ini
masyarakat dapat melakukan pengelolaan sampah dengan baik dan benar
serta dapat memberikan timbal balik yang bermanfaat bagi masyarakat.
Masyarakat dapat melakukan pemasaran terhadap sampah yang telah diolah
dengan cara menjadikan sampah organik menjadi pupuk cair dan sampah
122

anorganik dilakukan ecobrick. Melalui cara tersebut masyarakat akan


merasakan manfaat pengelolaan sampah dengan baik dan benar serta akan
melakukannya secara berkelanjutan.

4.4.2. Teori Dignan


1. Community Analysis and Community Diagnosis
Proses analisis SWOT pada masalah kesehatan yang dilakukan di Desa
Pungpungan adalah sebagai berikut :
a. Kekuatan (Strengths)
Hubungan sosial masyarakat masih erat. Hal ini ditunjukkan dari
masyarakat yang sering berpartisipasi jika terdapat acara di desa. Selain itu,
terdapat puskesmas di wilayah desa. Kecamatan Kalitidu memiliki dua
puskesmas, dann kebetulan Puskesmas Pungpungan terletak di Desa
Pungpungan. Hal tersebut tentu menguntungkan bagi masyarakat Desa
Pungpungan. Berikutnya, kondisi infrastruktur jalan desa yang baik. Hal itu
menjadikan Desa Pungpungan cukup mudah untuk diakses.
Desa Pungpungan juga memiliki lahan pertanian yang dapat
menghasilkan produk tanaman pangan. Sumber daya manusianya juga baik
dan beragam. Terdapat pula enam posyandu yang aktif dan tingkat
partisipasi Posyandu ibu balita sudah tinggi. Tidak hanya itu, Desa
Pungpungan juga memiliki Posluhdes (Pos Penyuluhan Desa) yang ada di
Balai Desa. Kemudian, Desa Pungpungan juga memiliki sumber air bersih,
terdapat sarana dan prasarana pendidikan yang lengkap terdiri dari Paud,
TK, TPA, SD, MI, SMP, MTS, SMA, MA, SMK, dan Pondok Pesantren,
ibadah, dan ekonomi seperti pasar, kemudian sumber daya kesehatan yang
memadai terdiri dari tenaga kesehatan seperti bidan, dokter, perawat, dan
tenaga kesehatan lainnya. Tingkat pendidikan masyarakat Desa
Pungpungan beragam, mulai dari SD, SMP, SMA, D2, D3, D4/S1, dan S2.
Tingkat pendidikan terbanyak adalah tamat SMA dan terbanyak kedua
tamat SD.
123

b. Kelemahan (Weakness)
Desa Pungpungan memiliki beberapa kelemahan, diantaranya adalah
wilayah desa terlalu luas. Hal tersebut kadang menjadikan koordinasi
sedikit susah. Selain itu, karang taruna desa kurang aktif, kesadaraan
masyarakat terkait pengelolaan lingkungan juga masih kurang. Tidak hanya
itu, Desa Pungpungan juga masih belum ODF (Open Defecation Free). Di
Desa Pungpungan tidak ada pengangkutan sampah dari rumah warga ke
TPS. Dari sana, warga pun memiliki kebiasaan untuk membakar sampah.
Berikutnya, di Desa Pungpungan belum ada BUMDES (Badan Usaha
Milik Desa), serta kurangnya pembinaan desa siaga aktif.
c. Peluang (Opportunities)
Desa memiliki sejumlah peluang, antara lain lokasi desa yang dekat
dengan pasar dan jalan raya sehingga mudah untuk diakses. Aksesibilitas
menuju desa juga memadai. Selain itu, adanya dukungan ekonomi dan
pemodalan dari pihak luar. Desa Pungpungan juga melakukan kerjasama
lintas sektor dengan instansi pendidikan dan Dinas Kesehatan yang
memungkinkan tercapainya keberhasilan program-program yang ada di
Puskesmas Pungpungan. Berikutnya, Desa Pungpungan juga mendapatkan
bantuan dana APBD dari Pemerintah Daerah, yang bisa dimaksimalkan
dalam pelaksanaan program. Desa Pungpungan juga sudah dilengkapi
akses listrik yang memudahkan untuk beraktifitas.
d. Ancaman (Threats)
Selain memiliki peluang, Desa Pungpungan juga memiliki ancaman.
Ancaman tersebut terdiri dari adanya rel kereta api di akses utama menuju
desa. Hal tersebut kadang mengganggu akses transportasi menuju Desa
Pungpungan. Selain itu, adanya polusi udara akibat kendaraan besar yang
melintas di jalanan sekitar desa membuat Desa Pungpungan dipenuhi debu.
Selain itu, bantuan pemerintah kepada masyarakat masih kurang merata.
Kondisi lalu lintas juga rawan kecelakaan.
124

2. Target Assesment
Tahapan selanjutnya adalah menentukan target yang perlu dicapai untuk
menentukan keberhasilan atau tidaknya program. Sesuai dari hasil kuesioner
dasar, didapatkan beberapa masalah, kemudian dilanjutkan dengan metode
FGD yang salah satunya bisa menentukan solusi yang di usulkan oleh
masyarakat sendiri, dan setelah itu disusunlah fishbone untuk mengerucutkan
solusi yang bisa diambil dan untuk ditentukan di metode selanjutnya yaitu
MEER, metode ini bertujuan untuk menentukan prioritas solusi yang akan
diambil sesuai dengan persetujuan perwakilan masyarakat. Sehingga
didapatkan target solusi dari masalah belum adanya pengelolaan sampah di
Desa Pungpungan yaitu melakukan penyuluhan, workshop pengolahan
sampah, dan membuat RT percontohan. Target dari program ini adalah
meningkatkan pengetahuan dan kemampuan masyarakat mengenai
pengelolaan sampah.
Level target ini berada pada level interpersonal, karena target
perubahannya berada di level families. Tidak bisa hanya individu, namun
perlu adanya kerjasama dengan anggota keluarga lainnya untuk mengadakan
pengolahan sampah minimal di level families.
3. Program Plan Development
3.1. Recruit Planning Group members
Pada langkah ini dilakukan usaha untuk merekrut tokoh masyarakat
yang ada di Desa Pungpungan untuk membantu dan mendukung
berjalannya program. Adapun pihak yang akan terlibat adalah sebagai
berikut:
1. Perwakilan ibu-ibu setiap RT dari 31 RT Desa Pungpungan.
2. Masyarakat sasaran RT percontohan
3. Ketua RT Desa Pungpungan
4. Petugas Kesehatan Lingkungan Puskesmas Pungpungan
5. Penyuluh pertanian Desa Pungpungan
6. Perangkat Desa Pungpungan
125

3.2. Develop Program goals


Tujuan dari program ini adalah untuk memberikan edukasi kepada
masyarakat sasaran di Desa Pungpungan mengenai pengelolaan sampah
yang baik dan benar.
3.3. Develop Objective for Goals
Sedangkan untuk tujuan khusus dari program ini adalah sebagai berikut:
a. Meningkatkan pengetahuan mengenai pengelolaan sampah sebesar
70% kepada masyarakat sasaran selama 2 jam.
b. Meningkatkan kemampuan mengenai pengolahan sampah sebesar
50% kepada masyarakat sasaran RT Percontohan selama 10 hari.
c. Mengurangi tindakan membakar sampah pada masyarakat sasaran
RT Percontohan sebesar 30% di lingkungan Desa Pungpungan.
3.4. Explore Resources and Constraints
Sumber daya yang dibutuhkan pada program ini adalah SDM
(Sumber Daya Manusia), alat dan bahan untuk membuat pupuk cair,
untuk bahan menggunakan sampah organik dari sampah rumah tangga.
Sedangkan untuk hambatan bisa muncul dari antusiasme warga yang
minim karena pemikiran warga yang menyukai hal yang bersifat instan,
misalnya sampah tidak perlu dipilah dan langsung dibakar atau dibuang di
sungai. Kemudian keterbatasan alat dan bahan, karena dalam pembuatan
pupuk cair diperlukan alat yang memadai dan bahan yang mencukupi.
Hambatan lain yang mungkin terjadi adalah ketidaktepatan waktu
pelaksanaan penyuluhan dikarenakan keterlambatan kedatangan
masyarakat sasaran program.
3.5. Select Methods and Activities
Metode yang digunakan dalam program ini adalah metode edukasi
yang didapat berdasarkan hasil forum MEER dimana warga memilih
untuk melaksanakan program workshop dan penyuluhan. Penyuluhan
dilaksanakan dengan memberikan materi tentang jenis sampah, pemilahan
sampah, beserta cara pengolahannya. Untuk cara pengolahan akan
126

dibahas lebih lanjut di kegiatan workshop dengan melakukan praktik


langsung membuat pupuk cair.
3.6. Plan for Implementation
Program ini bernama “GEPREK LIMBAD (Gerakan Peduli Kelola
Limbah Domestik)” yang terdiri dari 3 kegiatan yaitu :
1. Penyuluhan pengelolaan sampah: SEKOLA LIMBAD (Semangat
Kelola Limbah Domestik).
Pada kegiatan ini akan dilakukan penyuluhan mengenai cara
pemilahan sampah, serta pengelolaan sampah dengan cara eco brick.
Sasaran program ini adalah perwakilan ibu dari 31 RT Desa
Pungpungan. Materi penyuluhan akan disampaikan oleh Dinas
Lingkungan Hidup, mahasiswa PKL dan diberikan game interaktif
didalam kegiatan.
2. Pelatihan (Workshop) pengelolaan sampah: KOMPUTER KA
LIMBAD (Komunitas Pungpungan Terapkan Kelola Limbah
Domestik)
Sebelum kegiatan dimulai peserta akan diberikan modul yang
berisi tata cara pengolahan sampah menjadi pupuk cair dan kuesioner
tindakan. Kemudian dilakukan pelatihan pembuatan pupuk cair oleh
penyuluh pertanian Desa Pungpungan. Setelah memberikan contoh
pembuatan pupuk cair, peserta praktik langsung membuat pupuk cair.
Sasaran pelatihan ini adalah masyarakat sasaran di RT Percontohan.
Sebelum pulang peserta dibagikan EM4 sebagai bahan untuk
membuat pupuk cair di rumah.
3. Pendampingan Pengelolaan Sampah: KONCO LIMBAD (Kelompok
Pendampingan RT Percontohan Limbah Domestik)
Kegiatan ini dilakukan selama 10 hari setelah workshop,
pendampingan dilakukan oleh mahasiswa PKL, dengan cara
mengunjungi rumah yang berada di RT percontohan yang kemarin
telah mengikuti workshop. Kegiatan pendampingan berupa observasi
127

terhadap proses pembuatan pupuk cair serta perilaku pengolahan


sampah sekaligus memberikan arahan apabila terjadi hambatan dalam
proses pembuatan pupuk cair.

Tabel 4. 44 Jadwal Kegiatan Program

No. Nama Kegiatan Tanggal Pelaksanaan


1. Kerjasama dengan pihak stakeholder 19-21 Juli 2019
2. SEKOLA LIMBAD (Semangat Kelola Limbah 22 Juli 2019
Domestik)
3. Persiapan Workshop 23 Juli 2019
4. KOMPUTER KA LIMBAD (Komunitas 24 Juli 2019
Pungpungan Terapkan Kelola Limbah
Domestik)

5. KONCO LIMBAD (Kelompok Pendampingan 25-3 Agustus 2019


RT Percontohan Limbah Domestik)

3.7. Plan for Evaluation


Evaluasi program dilakukan dengan cara outcome evaluation dengan
berdasarkan beberapa indikator sebagai berikut :
a. Pengetahuan masyarakat sasaran mengenai pengelolaan sampah
meningkat sebesar 70% selama 2 jam.
b. Kemampuan masyarakat sasaran RT Percontohan mengenai
pengolahan sampah meningkat sebesar 50% selama 10 hari.
c. Sebanyak 50% peserta undangan penyuluhan hadir.
d. Sebanyak 50% peserta undangan workshop hadir.
e. Masyarakat sasaran RT Percontohan mampu praktik membuat pupuk
cair.
f. 50% masyarakat sasaran membuat pupuk cair setelah mengikuti
kegiatan KOMPUTER KA LIMBAD
g. Tindakan masyarakat sasaran yang mengolah pupuk cair dalam
pengelolaan sampah meningkat sebanyak 30%
h. Sebanyak 50% peserta undangan workshop hadir.
128

4. Implentation
4.1. Gain Acceptance for The Program
Memastikan kemungkinan keberhasilan kerjasama yang dibutuhkan
untuk mencapai tujuan program yaitu melakukan kerjasama dengan pihak
Puskesmas, Pihak Desa, Ketua RT dan masyarakat sasaran.
4.2. Specify Tasks And Estimate Resource Needs
1. Persiapan kerjasama dengan stakeholder antara lain Puskesmas
Pungpungan, Perangkat Desa Pungpungan, dan penyuluh pertanian.
2. SEKOLA LIMBAD (Semangat Kelola Limbah Domestik)
Sumber daya yang dibutuhkan :
a. Konsumsi peserta penyuluhan sebanyak 62 orang, Rp 5000/orang
b. Konsumsi pembicara 2 orang, Rp 15.000/orang
c. Souvenir pembicara 2 orang, Rp 20.000/orang
d. Souvenir peserta 62 orang, Rp 3.000/orang
e. Cetak/print Rp 20.000
3. KOMPUTER KA LIMBAD (Komunitas Pungpungan Terapkan Kelola
Limbah Domestik)
Sumber daya yang dibutuhkan:
a. Konsumsi pembicara 2 orang, Rp 15.000/orang
b. Souvenir pembicara 2 orang, Rp 20.000/orang
c. Konsumsi workshop 20 orang, Rp 5.000/orang
d. Keranjang 4 buah, Rp 40.000/buah
e. Kompos Rp 50.000
f. Cetak/print Rp 20.000

Tabel 4. 45 Anggaran Biaya Program

No Kegiatan Sumber daya Anggaran


129

1 SEKOLA - Konsumsi Pembicara (2 Rp 30.000


LIMBAD orang) Rp 15.000/orang
(Semangat Kelola - souvenir pembicara (2 Rp 40.000
Limbah Domestik) orang) Rp 20.000/orang
- Konsumsi peserta (62 orang) Rp 310.000
Rp 5.000/orang
- souvenir peserta (62 orang) Rp 186.000
Rp 3000/orang
- cetak/print Rp 20.000

Total : Rp 586.000
2 KOMPUTER KA - Konsumsi pembicara 2 Rp 30.000
LIMBAD orang, Rp 15.000/orang
(Komunitas - Souvenir pembicara 2 Rp 40.000
Pungpungan orang, Rp 20.000/orang
Terapkan Kelola - Konsumsi workshop 20 Rp 100.000
Limbah Domestik) orang, Rp 5.000/orang
- Keranjang 4 buah, Rp Rp 160.000
40.000/buah
- Kompos 4kg, Rp 50.000/kg Rp 200.000
- EM4 1 botol, Rp Rp 40.000
40.000/botol
- Plastik bungkus, Rp
3000/bungkus Rp 3000
- Cetak/print Rp 20.000
Rp 20.000
Total : Rp 593.000
Rp 1.179.000

4.3. Developing Specific Plans from Program Activities


1. Produk : Produk yang dihasilkan pada program ini adalah media untuk
pembekalan dan pelatihan, kemudian pupuk cair dari hasil pengolahan
sampah.
2. Promotion : Promosi dilakukan oleh pihak Puskesmas, mahasiswa, dan
penyuluh pertanian saat kegiatan penyuluhan dan workshop.
130

3. Place : dilaksanakan di Balai Desa Pungpungan


4. Price: tidak ada pemungutan biaya.
4.4. Establish a mechanism for program management
Cara memanajemen masyarakat untuk berperan aktif dan mendukung
jalannya program ini ialah dengan cara pendekatan kepada masyarakat
melalui gerakan oleh ketua RT.
5. Evaluation
Evaluasi dilaksanakan oleh pihak mahasiswa. Evaluasi dilakukan
menggunakan metode outcome evaluation, yaitu evaluasi yang dilaksanakan
setelah program berlangsung. Untuk program sosialisasi atau penyuluhan,
evaluasi dilakukan dengan cara pretest dan postest. Sedangkan untuk evaluasi
program workshop atau pelatihan pengelolaan sampah dilakukan dengan cara
memberikan kuesioner tindakan untuk menilai tindakan sebelum dan tindakan
sesudah program dengan rentang waktu sepuluh hari setelah program
workshop dilakukan.

4.5. Hasil Kegiatan Intervensi


4.5.1. Implementasi Program
Kegiatan intervensi yang dilakukan berupa program yang diberi nama
GEPREK LIMBAD (Gerakan Peduli Kelola Limbah Domestik) yang di
dalamnya terdapat tiga macam kegiatan utama, diantaranya:
1) Sekola Limbad
A. Rincian Realisasi Kegiatan
1. Nama Kegiatan
SEKOLA LIMBAD (Semangat Kelola Limbah Domestik)
2. Bentuk Kegiatan
Penyuluhan pengelolaan limbah domestik dan pelatihan
Ecobrick dari sampah anorganik
3. Deskripsi Kegiatan
131

Program ini merupakan salah satu program intervensi dari list


yang ada di desa Pungpungan. Program ini dilakukan dengan
memberikan sosialisasi terkait pengelolaan sampah, dampak
sampah terhadap kesehatan, proses pemilahan sampah organik dan
sampah anorganik serta penyuluhan mengenai pengelolaan sampah
anorganik menggunakan Eco brick
4. Tujuan Kegiatan
Memberikan edukasi terkait pentingnya pengelolaan dan
pemilahan sampah, terutama warga Desa Pungpungan
5. Waktu dan Tempat
Hari, tanggal : Kamis, 25 Juli 2015
Pukul : 09.00 – 13.00 WIB
Tempat : Balai desa Pungpungan
6. Jumlah Peserta
61 Orang yang terdiri dari Warga RT 1-31 desa Pungpungan
7. Metode Intervensi
Sosialisasi
8. Materi
Penjelasan terkait pengelolaan sampaah, pemilahan sampah
organik dan anorganik, dan pengelolaan dengan menggunakan
Ecobrick
9. Alat Bantu
PPT mengenai pengelolaan sampah dari pihak DLH (Dinas
Lingkungan Hidup)
10. Jadwal Pelaksanaan :
Tabel 4. 46 Jadwal Pelaksanaan Sekola Limbad
Waktu
Aktivitas Juli Agustus
19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 1 2 3
Persiapan
Bagi
Undangan
132

Pelaksanaan
Monitoring
Evaluasi

11. Susunan acara


Tabel 4. 47 Susunan Acara Sekola Limbad
No. Waktu Durasi Deskripsi
1. 09.00 – 10.00 60” Registrasi Peserta
2. 10.00 – 10.10 15” Pembukaan acara oleh Mc
3. 10.10 – 10.15 5” Sambutan Ketua kelompok
4. 10.15 – 10.20 5” Sambutn dari Kepala Desa Pungpungan
5. 10.20 – 10.25 5” Pre-Test
6. 10.25 – 10.55 30” Penyuluhan I
7. 10.55 – 11.15 20” Games Interaktif
8. 11.15 – 12.45 90” Penyuluhan II
9. 12.45 – 12.55 10” Post-test
10. 12.55 – 13.00 5” Penutupan

12. Dana Terpakai


Tabel 4. 48 Rincian Dana Terpakai Dalam Kegiatan Sekola Limbad

Esimasi Biaya Sumber


Keterangan
Unit Unit Cost Jumlah Pendanaan
Vandel 1 buah Rp 30.000 Rp 30.000
Tas Plastik 1 pack Rp 10.000 Rp 10.000
Konsumsi
100 kotak Rp 220.500
Peserta
Konsumsi
5 kotak Rp 20.000 Rp 100.000
Pemateri
Air Mineral Iuran
5 botol Rp 5.000 Rp 25.000
Pemateri Kelompok
Air Mineral
1 dus Rp 31.000 Rp 31.000
Peserta
Tas Kresek Rp 12.000
Bolpoin 8 pack Rp 9.000 Rp 72.000
Gunting 20 Rp 3.500 Rp 70.000
Total Rp. 570.500
133

13. Hasil Pre-test dan Post-test

100

80

60

40

20

0
0 2 4 6 8 10 12

Post-Test Pre-Test

Gambar 4. 72 Skor Pre-test dan Post-test

17%
Meningkat

17% Menurun
66% Tetap

Gambar 4. 73 Peningkatan Pengetahuan

Adapun penjelasan dari realisasi kegiatan tersebut adalah sebagai


berikut.
a. Registrasi Peserta
Registrasi dilakukan dengan pengisian daftar hadir oleh peserta
yang terdiri atas Bapak Ketua RT dan 2 Ibu perwakilan setiap RT
dari desa Pungpungan RT 1-31. Registrasi dibuka pukul 09.00 –
10.00.
b. Pembukaan Acara oleh MC
Pembukaan acara ini dilakukan oleh dua orang MC yang
mengawali serangkaian acara. MC ini bertugas untuk mengatur
jalannya acara sesuai dengan situasi dan kondisi, selain itu juga
134

komunikatif dengan peserta kegiatan.


c. Sambutan Ketua Kelompok
Sambutan dilakukan oleh ketua kelompok dengan
menyampaikan rasa terima kasih atas kehadiran peserta, dan tujuan
dari kegiatan sosialisasi.
d. Sambutan oleh Kepala Desa Pungpungan
Sambutan dilakukan oleh Kepala Desa dengan menyampaikan
terima kasih atas kehadiran peserta dan mengutarakan harapan
keberlanjutan program yang telah dilakukan
e. Pre-test
Pre-test diberikan kepada peserta untuk mengetahui tingkat
pengetahuan peserta tentang limbah dan pengelolaan limbah. Pre-
test berupa 10 soal multiple choice tentang limbah dan pengelolaan
limbah. Pre-test dilakukan secara offline dan selama 5 menit.
f. Penyuluhan I
Penyuluhan diberikan oleh perwakilan kelompok. Materi
penyuluhan berupa pengertian tentang limbah, bahaya limbah bagi
kesehatan dan lingkungan, dan pengelolaan limbah yang benar.
Penyuluhan dilakukan pukul 10.25-10.55 yaitu selama 30 menit.
g. Games interaktif
Games interaktif diikuti oleh perwakilan dari peserta yang
hadir. Games diikuti oleh 2 kelompok dimana setiap kelompok
terdiri dari 5 orang. Games interaktif berupa games estafet untuk
memilah sampah yang tersedia berupa sampah organik atau
anorganik. Games akan dimenangkan oleh kelompok yang paling
cepat memilah dan paling benar dalam memilah sampah. Games
dilakukan pukul 10.55-11.15 yaitu selama 20 menit.
h. Penyuluhan II
Penyuluhan II diberikan oleh pihak Dinas Lingkungan Hidup.
Penyuluhan berupa pemberian praktik membuat eco brick.
135

Penyuluhan dilakukan pukul 11.15-12.45 atau selama 90 menit.


i. Post-test
Post-test dilakukan untuk mengetahui tingkat pengetahuan
peserta setelah diberikan pemaparan materi. Post-test berupa 10
soal multiple choice tentang limbah dan pengelolaan limbah.
j. Penutupan
Penutupan dilakukan oleh MC dengan menyampaikan rasa
terima kasih atas partisipasi peserta hingga akhir acara.

B. Capaian Indikator Keberhasilan


Tabel 4. 49 Capaian Indikator Keberhasilan Kegiatan Sekola Limbad

Cara
Indikator Target Hasil
Pengambilan
Kehadiran Sebanyak 50% Absensi Peserta yang hadir dalam
peserta dalam peserta yang kegiatan kegiatan sebanyak 61
kegiatan hadir dalam orang. Jadi, memenuhi
penyuluhan penyuluhan target 50% yaitu 65,6%.
pengelolaan pengelolaan
limbah domestik limbah
domestik
Pengetahuan Peningkatan Melakukan Peserta yang mengalami
masyarakat pengetahuan kegiatan pre- peningkatan pengetahuan
sasaran sebesar 70% test dan post- sebesar 66%. Sedangkan,
mengenai test peserta yang mengalami
pengelolaan pengetahuan tetap dan
limbah domestik pengetahuan menurun
sebanyak 17%. Jadi,
tidak memenuhi target
peningkatan
pengetahuan.

C. Monitoring dan Evaluasi


1. Kendala dan Solusi
a. Kendala
136

i. Komunikasi dengan pemateri dari Dinas Lingkungan


Hidup sulit dilakukan.
ii. Saat membagikan undangan beberapa warga tidak ada di
rumah.
iii. Waktu pelaksanaan bertepatan dengan waktu peserta
menjemput anak sekolah.
iv. Keterbatasan waktu pemateri untuk mempraktekkan eco
brick.
b. Solusi
i. Berkoordinasi dan berkomunikasi dengan pemateri via
telepon.
ii. Undangan dibagikan dan diberitahukan pada hari
berikutnya.
iii. Menyeleseaikan kegiatan lebih cepat dari rundown yang
telah ditentukan.
iv. Memberikan himbauan kepada peserta untuk
mempraktekkan eco brick di rumah dan melaksanakan
monitoring ke rumah peserta.
2. Evaluasi
Kegiatan berjalan tepat waktu meskipun terdapat beberapa
kendala. Praktek pembuatan eco brick tidak dapat dilaksanakan
karena keterbatasan waktu dari pemateri. Sehingga peralatan dan
botol bekas yang dibawa peserta tidak digunakan. Selain itu, ada
beberapa peserta pulang karena harus menjemput anak dari sekolah.
Setelah kegiatan, kami melakukan pemantauan ke beberapa
rumah peserta. Berdasarkan pemantauan tersebut, beberapa peserta
mengungkapkan bahwa mereka sudah melakukan pemilahan
sampah namun belum membuat eco brick. Selain itu, terdapat salah
seorang peserta yang sudah melakukan pemilahan sampah dan
sudah membuat eco brick.
137

2) Komputer Ka Limbad
A. Rincian Realisasi Kegiatan
1. Nama Kegiatan
KOMPUTER KA LIMBAD (Komunitas Pungpungan Terapkan
Kelola Limbah Domestik)
2. Bentuk Kegiatan
Sosialisasi pengolahan sampah organik dan pelatihan
(workshop) pembuatan pupuk cair dari sampah organik.
3. Deskripsi Kegiatan
Program pengelolaan sampah organik ini merupakan salah satu
program intervensi untuk masalah belum adanya pengelolaan
sampah yang baik di Desa Pungpungan. Sebelum kegiatan dimulai,
peserta akan diberikan modul yang berisi informasi mengenai jenis
sampah, bahaya sampah, manfaat pengelolaan sampah, dan tata cara
pengolahan sampah organik menjadi pupuk cair. Kemudian,
penyuluh pertanian menjelaskan mengenai sampah, pemilahan
sampah, dan pengelolaan sampah organik menjadi pupuk cair.
Selanjutnya, dilakukan praktik pembuatan pupuk cair.
4. Tujuan
Meningkatkan kemampuan ibu dalam mengelola sampah
organik menjadi pupuk cair.
5. Waktu dan Tempat
Hari, tanggal : Senin, 22 Juli 2019
Pukul : 12.30 - 15.00 WIB
Tempat : Balai Desa Pungpungan
6. Jumlah Peserta
14 orang yang terdiri dari perwakilan ibu di RT 09 dan RT 10
7. Metode Intervensi
Sosialisasi dan pelatihan
138

8. Materi
Penjelasan mengenai pemilahan sampah, manfaat pengelolaan
sampah, serta pembuatan pupuk cair dari sampah organik.
9. Alat Bantu
Alat dan bahan pembuatan pupuk cair (sampah sayur dan/atau
buah, gula merah, air cucian beras, EM4, ember, plastik transparan,
selang kecil, karet ban, dan botol).
10. Jadwal Pelaksanaan
Tabel 4. 50 Jadwal Pelaksanaan Komputer Ka Limbad
Waktu
Aktivitas Juli Agustus
19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 1 2 3
Persiapan
Bagi
Undangan
Pelaksanaan
Monitoring
Evaluasi

11. Susunan Acara


Tabel 4. 51 Susunan Acara Realisasi Kegiatan KOMPUTER KA LIMBAD
(Komunitas Pungpungan Terapkan Kelola Limbah Domestik)
No. Waktu Durasi Kegiatan
1. 12.30-13.15 45 menit Registrasi peserta
2. 13.15-13.25 10 menit Survei tindakan
3. 13.25-13.30 5 menit Pembukaan oleh MC
4. 13.30-13.35 5 menit Sambutan Ketua Kelompok
5. 13.35-13.45 10 menit Sambutan Kepala Desa
6. 13.45-14.50 65 menit Sosialisasi dan praktik
pembuatan pupuk cair
7. 14.50-15.00 10 menit Penutupan oleh MC

12. Dana Terpakai


Tabel 4. 52 Rincian Dana Kegiatan KOMPUTER KA LIMBAD

Keterangan Esimasi Biaya Sumber


139

Unit Unit Cost Jumlah Pendanaan


Vandel 1 buah Rp 30.000 Rp 30.000
Tas Plastik 1 pack Rp 10.000 Rp 10.000
Konsumsi 20 kotak Rp 152.500
Peserta
Konsumsi 2 kotak Rp 20.000 Rp 40.000
Pemateri
Air Mineral 2 botol Rp 5.000 Rp 10.000
Pemateri
Air Mineral 1 dus Rp 31.000 Rp 31.000
Peserta
Gula Merah 1 kg Rp 13.000 Rp 13.000
Sarung tangan 1 pack Rp 10.000 Rp 10.000 Iuran
plastik Kelompok
Plasik kiloan Rp 3.000
Masker Hijab 1 Pack Rp 25.000 Rp 25.000
Selang Rp 8.000
Pupuk Organik Rp 20.000
Polibag 40 buah Rp 1.500 Rp 60.000
Gunting 20 buah Rp 3.500 Rp 70.000
EM4 1 botol Rp 20.000
Ember/drum 2 buah Rp 19.000 Rp 38.000
Sekam 1 pack Rp 20.000
Karet Ban Rp 5.000
Plastik besar 4 meter Rp 5.000 Rp 20.000
Total Rp. 585.500

13. Hasil Survei Tindakan Sebelum dan Sesudah


140

1…
9…
8…
7…
6…
5…
4…
3…
2…
1…
0 1 2 3 4 5 6 7
Sesudah Sebelum

Gambar 4. 74 Skor Survei Tindakan Sebelum dan Sesudah

Grafik di atas menunjukkan tingkat tindakan positif dalam


pengelolaan sampah berdasarkan 10 pertanyaan tindakan
pengelolaan sampah yang benar. Semakin tinggi nilai yang
diperoleh semakin baik tindakan dalam pengelolaan sampah.

0%
Tetap
Meningkat
Menurun
100%

Gambar 4. 75 Tindakan responden


Diagram diatas menggambarkan ada tidaknya peningkatan
perilaku setelah menerima penyuluhan dan pelatihan pengelolaan
sampah dari program Komputer Ka Limbad. Diagram tersebut
menunjukkan dari 11 responden yang membuat pupuk cair, 100%
mengalami peningkatan tindakan dalam mengelola sampah.
Adapun penjelasan dari realisasi kegiatan tersebut adalah sebagai
berikut.
a. Registrasi Peserta
141

Registrasi dilakukan dengan mengisi daftar hadir oleh peserta


yang terdiri atas perwakilan ibu-ibu di RT 09 dan RT 10. Registrasi
dibuka pukul 12.30 hingga 13.15 WIB
b. Survei Tindakan
Survei tindakan ini ditujukan untuk mengukur tindakan peserta
pelatihan terkait dengan tindakan pengelolaan sampah.
c. Pembukaan oleh MC
Pembukaan acara ini dilakukan oleh 1 orang MC yang
mengawal serangkaian acara. MC ini bertugas untuk mengatur
jalannya acara sesuai dengan situasi dan kondisi.
d. Sambutan Ketua Kelompok
Sambutan disampaikan oleh Ketua Kelompok, M. Jefri
Badriawan.
e. Sambutan Kepala Desa
Sambutan disampaikan oleh Kepala Desa Pungpungan, Bapak
Heri Agus Suprianto.
f. Sosialisasi dan Praktik Pembuatan Pupuk Cair
Sosialisasi dan praktik pembuatan pupuk cair dilakukan dengan
memberikan penjelasan mengenai sampah, pemilahan sampah, dan
pengelolaan sampah organik menjadi pupuk cair. Selanjutnya,
dilakukan praktik pembuatan pupuk cair oleh penyuluh pertanian
Kecamatan Kalitidu dan ibu peserta workshop. Adapun langkah
pembuatan pupuk cair yakni sebagai berikut.
1) Sayur dan/atau buah dirajang menjadi potongan kecil
2) Gula merah dirajang atau dihaluskan
3) Masukkan air cucian beras, sayur dan/atau buah, serta gula ke
dalam ember dan diaduk.
4) Masukkan cairan EM4 ke dalam ember dan diaduk
5) Lubangi plastik transparan
142

6) Masukkan selang kecil ke plastik transpran, ikat dengan karet


ban
7) Tutup ember dengan plastik transparan yang sudah diberi
selang kecil
8) Ikat plastik dan ember dengan menggunakan karet ban
9) Lubangi tutup botol yang sudah berisi setengah botol air biasa
10) Masukkan sisi selang kecil yang lainnya ke dalam botol melalui
tutup botol yang sudah dilubangi
g. Penutupan oleh MC
Penutupan ini dilakukan oleh MC untuk mengakhiri acara. Pada
sesi penutupan acara ini, dilakukan pula foto bersama dengan
penyuluh pertanian, ibu peserta workshop, dan mahasiswa PKL.

B. Capaian Indikator Keberhasilan


Tabel 4. 53 Indikator Keberhasilan Komunitas Pungpungan Terapkan
Kelola Limbah Domestik
No. Indikator Target Cara Hasil
Pengukuran
1. Kehadiran 50% peserta Absensi Terdapat 14
peserta dalam hadir kegiatan peserta yang
kegiatan hadir dalam
KOMPUTER KA kegiatan dari 20
LIMBAD peserta yang
diundang. 70%
peserta hadir
dalam kegiatan
2. Masyarakat 50% peserta Menghitung Dari 14 peserta
sasaran RT dapat peserta yang yang hadir,
Percontohan ikut mempraktika ikut praktik terdapat 2 peserta
praktik membuat n pembuatan langsung yang tidak ikut
pupuk cair dalam pupuk cair dalam praktik langsung
kegiatan saat kegiatan membuat dalam pembuatan
KOMPUTER KA KOMPUTER pupuk cair pupuk cair
143

LIMBAD KA
LIMBAD
5. Masyarakat 50% Mendata ke Terdapat 79%
sasaran membuat masyarakat masing- masyarakat
pupuk cair sasaran yang masing rumah sasaran yang
setelah mengikuti membuat ibu yang membuat pupuk
kegiatan pupuk cair mengikuti cair setelah
KOMPUTER KA setelah kegiatan mengikuti
LIMBAD mengikuti KOMPUTER kegiatan
kegiatan KA LIMBAD KOMPUTER
KOMPUTER KA LIMBAD
KA
LIMBAD
4. Tindakan Tindakan Kuesioner Semua
masyarakat masyarakat tindakan masyarakat
sasaran yang sasaran sebelum dan sasaran yang
mengolah pupuk mengelola sesudah mengolah pupuk
cair dalam sampah pelatihan cair mengalami
pengelolaan meningkat peningkatan.
sampah 30% (100%
meningkat masyarakat
sebanyak 30% sasaran
meningkat dalam
tindakan)

C. Monitoring dan Evaluasi


1. Kendala dan Solusi
a. Kendala : Saat jadwal acara dimulai, belum semua peserta
hadir di tempat acara.
b. Solusi : Acara diundur 15 menit dari yang telah dijadwalkan,
dan dimulai dengan jumlah peserta yang sudah hadir.
2. Evaluasi
Bentuk evaluasi yang dilakukan adalah menggunakan survei
tindakan yang diberikan sebelum materi dan praktik diberikan, dan
12 hari sesudah acara dilaksanakan. Sedangkan hal lain yang perlu
144

dievaluasi pada saat acara dimulai adalah sampah organik yang


disiapkan oleh mahasiswa tidak bisa dipakai untuk bahan praktik
karena tidak sesuai dengan syarat bahan yang dapat digunakan
namun masih banyak sampah organik lain yang dapat digunakan
yaitu dari peserta yang datang, oleh karena itu kedepannya saat ibu
peserta praktik di rumah, menggunakan sampah dapur organik yang
masih segar atau belum membusuk.

3) Konco Limbad
A. Rincian Realisasi Kegiatan
1. Nama Kegiatan
KONCO LIMBAD (Kelompok Pendampingan RT Percontohan
Limbah Domestik)
2. Bentuk Kegiatan
Pendampingan ke masing-masing rumah peserta yang telah
mengikuti workshop mengenai pembuatan pupuk cair
3. Deskripsi Kegiatan
Mendatangi satu persatu rumah ibu peserta workshop
selanjutnya melihat apakah sudah membuat pupuk cair sendiri di
rumah. Apabila sudah membuat menanyakan kembali bagaimana
proses dalam pembuatannya untuk memastikan bahwa prosedurnya
sudah benar. Selain itu menanyakan alasan atau kendala kepada ibu
yang belum membuat pupuk cair sendiri dan selanjutnya kami
mencoba untuk membantu dan memfasilitasi.
4. Tujuan
Mengurangi limbah organik yang berasal dari rumah tangga
seperti air bekas cucian beras, sisa sayur, dan kulit buah juga untuk
menambah ketrampilan ibu.
5. Waktu dan Tempat
Tanggal : 24, 28, dan 29 Juli 2019
145

Pukul : 16.00 - selesai


Tempat : Rumah ibu yang termasuk peserta workshop yaitu
bertempat di RT 09 dan RT 10, Desa Pungpungan.
6. Jumlah Peserta
14 orang yang terdiri dari perwakilan ibu di RT 09 dan RT 10
7. Metode Intervensi
Pendampingan dan Wawancara
8. Alat Bantu
Lembar pendampingan, Bulpoin

Adapun penjelasan dari realisasi kegiatan tersebut adalah sebagai


berikut :
a. Tanggal 24 Juli 2019
Pemantauan dan pendampingan apakah ibu-ibu sudah membuat
pupuk cair secara mandiri di rumah masing-masing dan
mewawancara adakah kendala dalam proses pembuatannya serta
bagaimana ahap yang sudah dilakukan saat pembuatan pupuk cair.
b. Tanggal 28 Juli 2019
Pemantauan dan pendampingan tentang perkembangan pupuk
cair apakah berhasil dibuat atau tidak.
c. Tanggal 29 Juli 2019
Pelaksanaan penyaringan dan pengaplikasian pupuk cair yang
dibuat oleh ibu peserta workshop ke tanaman cabai yang sudah
diberikan sebelumnya.

B. Capaian Indikator Keberhasilan


Tabel 4. 54 Indikator Keberhasilan Komunitas Percontohan Kelompok
Pendampingan RT Percontohan Limbah Domestik
Cara
Target Hasil
Indikator Pengukuran
Kemampuan Masyarakat RT Monitoring Masyarakat RT
146

masyarakat sasaran percontohan selama 3 kali percontohan


RT Percontohan mampu mengolah ke rumah mampu mengolah
mengenai sampah organik masyarakat sampah organik
pengolahan sampah menjadi pupuk cair sasaran RT menjadi pupuk cair
organik menjadi sebesar 50% Percontohan sebesar 85%
pupuk cair selama 10 hari selama 10 hari

C. Monitoring dan Evaluasi


1. Kendala dan Solusi
a. Kendala :
i. Masih terdapat ibu-ibu yang kesulitan mencari alat dan bahan
untuk pembuatan pupuk cair.
ii. Saat proses pembuatan pupuk cair ada beberapa dari ibu-ibu
yang kami minta membuat pupuk cair di rumahnya yang ada
belatungnya
b. Solusi :
i. Kami memberikan/meberitahu belinya di mana terkait alat dan
barang yang sulit di cari oleh ibu-ibu tersebut.
ii. Pupuk cair yang ada belatungnya langsung dihabiskan dengan
cara disiram ke tanaman semua karena pupuk yang ada
belatungnya tidak bisa disimpan
2. Evaluasi
Dari awal seharusnya kami memberitahukan tempat pembelian
alat dan bahan untuk pembuatan pupuk cair, sehingga ibu tidak
kesulitan untuk mencari alat dan bahan pembuatan pupuk cair di
rumahnya. Selain itu seharusnya sebelum mengundang ibu untuk
mengikuti program kami, kami bertanya dulu kepada ibu apakah mau
apa tidak apabila diminta untuk membuat pupuk cair. Karena pada
hasil monitoring pertama masih ada ibu yang belum membuat pupuk
cair dengan alasan masih sibuk dengan pekerjaan dan aktifitasnya.
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1.Kesimpulan
1. Lingkup kerja PKL kelompok 16 meliputi penduduk Dusun Pungpungan dan Dusun
Biloh, RT 01 – RT 31 Desa Pungpungan, Kecamatan Kalitidu. Desa Pungpungan
terbagi menjadi 2 dusun, 4 RW, dan 31 RT. Di Desa pungpungan terdapat 1.590
KK. Desa Pungpungan merupakan salah satu desa yang mayoritas bekerja pada
sektor pertanian. Serta, mayoritas memiliki tingkat Pendidikan terakhir
SLTA/Sederajat.
2. Hasil identifikasi permasalahan kesehatan di Desa Pungpungan meliputi beberapa
hal yaitu : kondisi rumah berdekatan dengan kendang ternak, saluran pembuangan
akhir limbah (SPAL) tidak memenuhi syarat, belum adanya pengelolaan sampah,
tidak tersedianya tempat pembuangan sampah sementara (TPS), kurangnya variasi
makanan pada balita (MP-ASI), masih adanya balita yang mengalami stunting, dan
masih belum ODF. Hasil identifikasi permasalahan tersebut didapatkan dari survei
kuesioner dasar.
3. Prioritas masalah yang ditemukan di Desa Pungpungan yaitu belum adanya
pengelolaan sampah yang baik.
4. Intervensi yang dilakukan sesuai prioritas masalah yaitu 1) Melakukan workshop
terkait pengelolaan sampah organik menjadi pupuk cair bernama “Komputer Ka
Limbad” yang bekerjasama dengan Badan Penyuluh Pertanian Kabupaten
Bojonegoro, bertujuan untuk meningkatkan kemampuan ibu dalam mengelola
sampah organik. 2) Melakukan penyuluhan pengelolaan limbah domestik dan
pelatihan ecobrick dari sampah anorganik bernama “Sekola Limbad” yang
bekerjasama dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH), bertujuan untuk memberikan
edukasi terkait pentingnya pengelolaan dan pemilahan sampah. 3) Melakukan
pendampingan ke masing-masing rumah peserta yang mengikuti workshop terkait
149
150
pembuatan pupuk cair di RT 09 – RT 10 bernama “Konco Limbad”, bertujuan
untuk mengurangi sampah organik yang berasal dari rumah tangga.
5.2.Saran
5.2.1. Untuk Masyarakat
Saran yang dapat diberikan kepada masyarakat di RT 01 – RT 31 Desa
Pungpungan, Kecamatan Kalitidu, Kabupaten Bojonegoro yaitu :
a. Masyarakat sebaiknya lebih peduli terhadap lingkungan terutama terkait
sampah, sehingga tidak melakukan pengelolaan sampah yang salah.
b. Masyarakat sebaiknya lebih aktif dalam mencari informasi khususnya
informasi kesehatan.
c. Masyarakat sebaiknya menerapkan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
sebagai bentuk pencegahan terhadap penyakit.
d. Masyarakat diharapkan dapat tetap mengimplementasikan program “Geprek
Limbad” dalam melakukan pengelolaan sampah yang baik.
5.2.2. Untuk Instansi Terkait
Saran yang dapat diberikan kepada instansi terkait pada Desa Pungpungan,
Kecamatan Kalitidu, Kabupaten Bojonegoro yaitu :
a. Dinas Lingkungan Hidup diharapkan dapat menjalin kerjasama dengan
perangkat desa, sehingga desa semakin banyak mengetahui cara menjaga
lingkungan dengan baik.
b. Perangkat Desa Pungpungan diharapkan dapat terus memantau keberlanjutan
program dan dapat menerapkannya pada RT lainnya.
c. Perangkat Desa Pungpungan sebaiknya lebih memperhatikan kepentingan
masyarakat khususnya bidang kesehatan.
d. Puskesmas Pungpungan sebaiknya lebih meningkatkan upaya promosi
kesehatan kepada masyarakat.
e. Puskesmas Pungpungan sebaiknya memperbanyak penyuluhan kesehatan
151
lingkungan kepada masyarakat terutama terkait sampah.
5.2.3. Untuk Fakultas Kesehatan Masyarakat
Saran yang dapat diberikan kepada Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Airlangga yaitu :
a. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga sebaiknya melakukan
briefing pengisian kuesioner agar tidak terjadi bias dalam pemahaman dan
pengisian kuesioner.
b. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga sebaiknya melakukan
koordinasi yang lebih baik dengan pihak puskesmas atau instansi terkait
lainnya.
152
DAFTAR PUSTAKA

Anon., 2012. Repositori Universitas Atma Jaya, Yogyakarta [Online]. e-journal.uajy.ac.id


[Diakses 15 Juli 2019].
Amirullah, 2015. PopulASI dan Sampel (Pemahaman, Jenis, dan Teknik).
Chandra, Budiman. 2006. Ilmu Kedokteran Pencegahan Komunitas. Jakarta: EGC
Darwis, D. 2008. Sistem InformASI AdministrASI Kependudukan.
Departemen Kesehatan RI Pusat Promosi Kesehatan Tahun 2009 tentang Rumah Tangga
Sehat dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.
Dinas Kesehatan Kabupaten Lamongan. 2015. Kesehatan Ibu dan Anak.
https://lamongankab.go.id/dinkes/kesehatan-ibu-dan-anak/. [Diakses pada 15 Juli
2019].
Etikan, Ilkar. 2017. Sampling and Sampling Methods. Biometrics & Biostatistics
International Journal Vol 5 Issue 6 – 2017.
Hasanah, Hisyam. 2016. Teknik-Teknik ObservASI. Jurnal at-Taqaddum, Volume 8,
Nomor 1, Juli 2016.
Indrizal, Edi. (n.d) Diskusi Kelompok Terarah, Focus Group Discussion (FGD), Prinsip-
Prinsip dan Langkah Pelaksanaan Lapangan. Padang.
James, Gary. 2018. Mengenal Lebih dalam Progra Kesehatan Ibu dan Anak.
http://betacenter.org/mengenal-lebih-dalam-program-kesehatan-ibu-dan-anak/.
[Diakses pada 15 Juli 2019]
Kementerian Kesehatan RI. 2014. Pusat Data dan InformASI SituASI dan Analisis ASI
Eksklusif
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 450/MENKES/SK/VI/2004 tentang Peraturan ASI
secara Eksklusif di Indonesia
Kezner, Harold. 2009. Project Management: A Sistems Approach to Planning, Scheduling,
and Controlling Tenth Edition. United States of America: John Wiley & Sons Inc.
153
Kotsasi, F. 2013. Diagram Fishbone.
http://dinus.ac.id/repository/docs/ajar/Diagram_Fisbone.pdf. [Diakses pada 13 Juli
2019 pukul 19.00].

Muhson, Ali. (n.d). Teknik Analisis Kuantitatif.


http://staffnew.uny.ac.id/upload/132232818/pendidikan/Analisis+Kuantitatif.pdf.
[Diakses pada 15 Juli 2019 Pukul 16.00]

Nadya. 2013. Konsep Sehat dan Sakit. http://www.uin-


alauddin.ac.id/index.php?module=detailartikel&id=79. [Diakses pada tanggal 15
Juli 2019]

Nisak, Zuhrotun. 2013. Analisis SWOT Untuk Menentukan Strategi Kompetitif. Lamogan:
Universitas Islam Lamongan. http://journal.unisla.ac.id/pdf/12922013/4.pdf.
[Diakses pada 13 Juli 2019 pukul 12.00].

Profil Puskesmas Pungpungan Tahun 2018

Setyawan, Robi. 2015. Penerapan Analisis SWOT Sebagai Landasan Merumuskan Strategi
Pemasaran Usaha Jasa Sewa Mobil “AMAN-AMIN” Transport Tours and Travel
Ambarketawang Sleman Yogyakarta [Skripsi]. Yogyakarta: Universitas Negeri
Yogyakarta.

Soeparman. 2003. Pembuangan Tinja dan Limbah Cair. Jakarta : EGC.

Syari, Milla dkk. 2015. Peran Asupan Zat Gizi Makronutrien Ibu Hamil terhadap Berat
Badan Lahir Bayi di Kota Padang : Jurnal Kesehatan Andalas. 2015; 4(3)
LAMPIRAN

Lampiran I Foto Dokumentasi

Perkenalan dengan perangkat desa Meminta data sekunder ke rumah kader

Perkenalan di acara diskusi kader Posyandu Diskusi dengan LSM

Melihat data sekunder Melakukan survei ke rumah ibu


Pengukuran TB dan BB pada saat survei Mengikuti Sedekah Bumi

Mengikuti acara sedekah bumi Mengikuti Kegiatan Posyandu

Melakukan pencatatan pengukuran balita Melakukan penyuluhan di posyandu balita


Foto bersama ibu kader posyandu Registrasi kegiatan USG

Kegiatan USG bersama para perangkat desa

Kegiatan FGD bersama perwakilan kader posyandu


Kegiatan MEER bersama perwakilan perangkat desa dan kader posyandu

Hasil MEER bersama perangkat dan kader Foto bersama setelah kegiatan MEER

Kegiatan Komputer Ka Limbad bersama Bu Luluk


Persiapan souvenir berupa bibit cabe Pemberian souvenir berupa bibit cabe

Pengumpulan botol di Sekola Limbad Mengerjakan Pre Test saat Sekola Limbad

Pemberian penyuluhan terkait pemilahan sampah dari mahasiswa


Games memilah sampah saat Sekola Limbad Penyuluhan ecobrick dari DLH

Melakukan Konco Limbad Melakukan pemantauan pupuk cair

Melakukan penyaringan pupuk cair Foto bersama peserta Komputer Ka Limbad


Lampiran II Lembar Kuesioner Dasar

KUESIONER
Kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL)
Mahasiswa Prodi S1 Kesehatan Masyarakat
Universitas Airlangga 2019

Saya (sebutkan nama) Mahasiswa/i Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga. Kami
melaksanakan kegiatan praktek kerja lapangan di wilayah Desa (Sebutkan Nama Desa) Kecamatan
Kalitidu dan akan melakukan wawancara terkait masalah kesehatan masyarakat. Anda terpilih untuk
berpartisipasi dalam kegiatan kami dan wawancara ini adalah bagian dari survey. Jawaban anda akan
bersifat rahasia dan hanya dapat digunakan dalam kegiatan kami.
PERNYATAAN PERSETUJUAN
Dalam kegiatan ini, anda akan kami wawancara untuk mengisi/menjawab kuesioner dengan pertanyaan
mengenai karakteristik keluarga, status gizi anak, higiene sanitasi, riwayat persalinan dan data kesehatan
lainnya. Wawancara akan berlangsung selama 20-30 menit.
Tidak ada resiko dalam wawancara ini. Partisipasi anda adalah bersifat sukarela. Kerahasiaan atas informasi
yang anda berikan, akan dijamin oleh tim pewawancara. Sebelum saya mulai, saya akan meminta ijin anda
untuk berpartisipasi dalam wawancara ini dengan menandatangani surat pernyataan ini. Dengan
menandatangani formulir ini, anda SETUJU untuk berpartisipasi secara SUKARELA dalam kegiatan ini.

Tanda Tangan: ................................... Nama: ....................................... Tanggal:.........................................

1 Tanggal Wawancara ___________ / _________ / 2019 (Tanggal/bulan/tahun)


2 Provinsi Jawa Timur
3 Kabupaten 1. Bojonegoro KAB [
2. Banyuwangi ]
4 Kecamatan 1. Kalitidu KEC [
2. Licin ]
5 Desa 1. Brenggolo 12. Panjunan DES [
2. Grebekan 13. Pilangsari ]
3. Kalitidu 14. Pungpungan
4. Leran 15. Sukoharjo
5. Mayanggeneng 16. Sumengko
6. Mayangrejo 17. Talok
7. Mlaten 18. Wotanngare
8. Mojo 19. Jelun
9. Mojosari 20. Gumuk
10. Ngringinrejo 21. Kluncing
11. Ngujo 22. Pakel

6 Alamat Lengkap Kampung_________________________RT____ ALMT


_______RW______
7 No Telp yang bisa HP
dihub
8 No Urut Responden __________ NO_ID [
]
I.KETERANGAN RUMAH TANGGA
1. Nama 1b. Banyak ART
Kepala
Keluarga
2. Jumlah 2b. Jumlah anak (5-14 th)
orang
dewasa
(≥15 th)
3. Jumlah 3b. Jumlah bayi (0-11 bln)
balita (12-
59 bln)
II.KETERANGAN ANGGOTA RUMAH TANGGA
No. Nama Hu Umur L/ Agama Pendidikan Pekerja
b- P an
AR
T
1.
2.
3.
4.
5.
6.
III. ANTROPOMETRI
1 BB [...........
..]
2 TB/ PB [...........
..]
IV. SARANA SANITASI DASAR
1 Ketersediaan 1. Ya [...........
sarana air bersih 2. Tidak ..]
dilingkungan
rumah
2 Sumber air 1. Sumur (Air Tanah) [...........
minum yang 2. Sungai ..]
digunakan 3. PDAM
4. Lainnya........
3 Jenis sumber air 1. Isi ulang [...........
minum yang 2. Air kran ..]
biasa dikonsumsi 3. Air mineral kemasan
4. Lainnya.......
4 Ketersediaan 1. Ya [...........
jamban 2. Tidak ..]
5 Jenis jamban 1. Cubluk [...........
yang digunakan 2. Leher Angsa ..]
3. Plengsengan
4. TR (Tidak Relevan)
V. PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT
1 Anggota 1. Ya [...........
keluarga yang 2. Tidak ..]
merokok
2 Durasi olahraga/ 1. 5 menit [...........
aktivitas fisik 2. 10 menit ..]
3. > 10 menit
4. Lainnya....
3 Cuci tangan 1. Ya [...........
sebelum makan, 2. Tidak ..]
BAK, BAB,
memasak dll
4 Bahan untuk 1. Air mengalir dan sabun [...........
cuci tangan 2. Air saja ..]
3. Hand sanitizer
4. Lainnya.....
5 Sikat gigi dalam 1. 1 kali [...........
sehari 2. 2 kali ..]
3. > 2 kali
4. Lainnya.....
6 Ketersediaan 1. Ya [...........
tenaga kesehatan 2. Tidak ..]
terlatih dalam
melakukan
persalinan
(Bidan, Dokter
dll)
7 Bila Ya, yang 1. Dokter umum [...........
membantu 2. Dokter Kandungan ..]
persalinan 3. Bidan
4. Lainnya....
8 Anak 1. Ya [...........
mendapatkan 2. Tidak ..]
ASI
9 Usia anak 1. Kurang dari 1 bulan [...........
mendapatkan 2. 1 bulan ..]
ASI sampai 3. 2 bulan
4. 3 bulan
5. 4 bulan
6. 5 bulan
7. 6 bulan
8. 2 tahun
9. Lainnya......
10 Imunisasi dasar 1. Ya [...........
lengkap dari 2. Tidak ..]
fasilitas
kesehatan
11 Imunisasi dasar 1. Umur 0-7 hari, hepatitis B [...........
untuk bayi 2. Umur 1 bulan, BCG dan Polio ..]
(Jawaban boleh 3. Umur 2 bulan, DPT-HB-HiB 1 dan OPV
dari satu) 4. Umur 3 bulan, DPT-HB-HiB2 dan OPV 3
5. Umur 4 bulan, DPT-HB-HiB dan OPV 4
6. Umur 9 bulan, Campak
7. Tidak pernah imunisasi

VI. BANTUAN SOSIAL


1 Keluarga 1. Ya [...........
mendapatkan 2. Tidak ..]
bantuan sosial
2 Jenis bantuan 1. Program Keluarga Harapan [...........
sosial yang 2. Program Beras Sejahtera ..]
didapatkan 3. Bantuan Pangan Non Tunai
keluarga (1 4. Bantuan Penyandang Penyakit Kronis
tahun terakhir) 5. Bantuan Lanjut Usia
6. Bantuan Anak Yatim
*Boleh Pilih Lebih 7. Bantuan Disabilitas
Dari Satu 8. Bedah Rumah
Jawaban 9. Lainnya....
10. Tidak mendapatkan
3 Keluarga sudah 1. Ya [...........
terdaftar JKN 2. Tidak ..]
3. Tidak Tahu
4 Membayar iuran 1. Ya [...........
setiap bulan 2. Tidak ..]
5 Kelas terdaftar 1. Kelas 1 (iuran Rp. 80.000) [...........
pada JKN 2. Kelas 2 (iuran Rp. 51.000) ..]
3. Kelas 3 (iuran Rp. 25.500)
4. Penerima bantuan iuran (iuran untuk masyarakat
tidak mampu dibayar oleh pemerintah)
5. Tidak Tahu
6 Jika Saudara 1. Membeli beras [...........
menerima 2. Membeli telur ..]
Bantuan Pangan 3. Membeli bahan makanan lain,
Non Tunai, uang sebutkan...........................
yang diterima 4. Membayar Listrik/Air
digunakan untuk 5. Memberli Pulsa Telepon
apa? 6. Lainnya, sebutkan............
7 Apakah Ibu 1. Ya [...........
memiliki 2. Tidak ..]
penghasilan
sendiri setiap
bulan (bukan
dari suami)?
8 Jika ya, dari 1. Bekerja di sebuah organisasi [...........
kegiatan apa? 2. Berdagang ..]
3. Lainnya........
VII. KESEHATAN IBU DAN ANAK SERTA KB
1 Umur ibu 1. 10-15 tahun [...........
menikah ..]
2. 16-19 tahun
3. 20-25 tahun
4. 26-30 tahun
5. >30 tahun
2 Merencanakan 1. Ya [...........
jarak kelahiran 2. Tidak ..]
anak
3 Memberi 1. Ya [...........
makanan 2. Tidak ..]
tambahan/
makanan
pendaming ASI
(MP- ASI)
4 Jenis MP-ASI 1. Bubur (nasi, sayur, buah, daging) [...........
yang diberikan ..]
2. Pisang yang dihaluskan
3. Air gula
4. Biskuit bayi
5. Lainnya......

5 Fasilitas 1. Posyandu [...........


kesehatan untuk ..]
imunisasi bayi 2. Puskesmas
3. RumahSakit
4. Lainnya……..

6 Rutin membawa 1. Ya [...........


balita ke 2. Tidak ..]
posyandu untuk
ditimbang
7 Alasan jika tidak 1. Jarak posyandu jauh [...........
membawa ..]
2. Tidak ada waktu
3. Kegiatan yang tidak perlu
4. Lainnya………..

8 Bayi 1. Ya [...........
Mendapatkan 2. Tidak ..]
Vitamin A
9 Berapa kali 1. 1 kali [...........
mendapat 2. 2 kali ..]
vitamin A 3. > 2 kali
VIII. ASUPAN GIZI
Kuesioner Frekuensi Makanan
No Bahan Frekuensi Makanan
Makanan 1x/ha 4-6x/mg 2-3 x/mg 1x/ 2-3x/bln 1x/b Tdk
ri mg ln pernah
A. Bahan
makanan Pokok
1 Nasi, lontong,
ketupat
2 Roti
3 Singkong
4 Mie
5 Umbi-umbian
6 Komposit: Air
susu ibu (ASI)
Lauk Nabati
7 Tahu
8 Tempe
C. Lauk Hewani
9 Susu
10 Daging Ayam
11 Daging Kambing
12 Daging sapi
13 Daging Unggas
(ayam, bebek,
dara)
14 Seafood (udang,
kerang, tiram,
lobster)
15 Belut
16 Ikan air tawar
17 Ikan laut
18 Telur unggas
(ayam, bebek,
puyuh)
D. Sayur dan
buah
19 Tauge/ Cambah
20 Bayam
21 Kangkung
22 Timun
23 Wortel
24 Kol
25 Terong
26 Selada
IX. PAPARAN INFORMASI KESEHATAN
1 Apa saja sumber informasi 1. TV [
kesehatan Ibu? (dapat menjawab ]
lebih dari satu) Pilihan jawaban
JANGAN dibacakan

1. Ya
2. Tidak

2. Radio [
]
3. Koran/Majalah [
]
4. Internet dan Media sosial (facebook, [
whatsapp, twitter, dll) ]
5. Pusat pelayanan kesehatan [
]
6. Kader Posyandu [
]
7. Teman/keluarga [
]
8. Tidak pernah dapat informasi [
kesehatan ]
77. Lainnya,sebutkan: [
]
2. Dari sumber informasi yang 1. TV [
sudah Ibu sebutkan tadi, apa ]
SUMBER UTAMA informasi 2. Radio
kesehatan bagi Ibu? 3. Koran/Majalah
(HANYA memilih 1 jawaban) 4. Internet dan media sosial
5. Pusat pelayanankesehatan
6. Kader Posyandu
7. Teman/keluarga
66. Tidak relevan (tidak pernah dapat
informasi kesehatan)
88. Tidak tahu
3. Mengapa Ibu memilihnya sebagai 1. Mudah diakses [
sumber informasi utama? ]
2. Terpercaya
3. Memberikan informasi terkini
77. Lainnya,sebutkan
88. Tidak tahu
X. PROFIL KESEHATAN ANAK
PERTANYAAN XI DITANYAKAN KEPADA IBU KANDUNG
1. Dalam DUA MINGGU terakhir (14 hari KESIMPULAN:
sebelum wawancara) dan hari ini apakah anak 1. ISPA
Ibu mengalami batuk, pilek, sakit (minimal Berdasarkan
tenggorokan? menunjukkan KESIMPULAN
2 gejala atau
Kode Gejala 0 tidak lebih) [ ]
1 ya
Batuk 2. Tidak ISPA
A
B Pilek (menunjukka
C Sakit tenggorokan n 1hanya 1
gejala atau
tidak ada
gejala)

2 * Dalam DUA MINGGU terakhir (14 hari 1. Ya


sebelum wawancara) dan hari ini apakah anak 2. Tidak [ ]
Ibu mengalami diare (mengeluarkan tinja 88. Tidak tahu
encer sebanyak > 3x dalam sehari)?
3 * Dalam DUA MINGGU terakhir (14 hari 1. Ya [ ]
sebelum wawancara) dan hari ini apakah anak
Ibu mengalami cacingan keluar cacing dari 2. Tidak
dubur atau bersama kotoran ?
88 Tidak tahu

Rahang atas

RahangBawah

Lihat apakah gigi susu anak sudah tumbuh:

4 Rahang atas 1. Sudah [ ]


tumbuh
2. Belum
tumbuh
5 Rahang bawah 1. Sudah [ ]
tumbuh
2. Belum
tumbuh
6 Pada umur berapa gigi tersebut mulai tumbuh ……….bulan [ ]

7 Saat ini, berapa jumlah gigi anak ibu?


Minta Ibu untuk menunjukkan gigi mana saja ………..buah [ ]
yang tumbuh. Beri tanda
8 Menurut pengamatan ibu, pada umur berapa ……….bulan [ ]
bulan gigi susu anak ibu lengkap?

9 Apaka anak ibu sedang mengalami masalah 1. Ya


dengan gigi?
2. Tidak

10 Jika ya, tolong sebutkan masalahnya 1. Demam


atau rewel
Note. Permasalahan dapat disebutkan
karenaakan
tumbuh
gigi
2. Gigi
berlubang
3. Gigi karies

XI. LEMBAR OBSERVASI

No Item Observasi Hasil Observasi


Ya Tidak
Air Bersih dan Jamban
1 Apakah jamban yang digunakan termasuk jamban
sehat
2 Apakah di rumah Anda terdapat Septic tank
Pembuangan Limbah
3 Apakah terdapat Saluran Pembuangan Air Limbah di
lingkungan rumah
4 Apakah SPAL dirumah anda tertutup
5 Apakah tersedia pengelolaan sampah di lingkungan
rumah anda
6 Apakah ketika Anda membuang sampah membedakan
antara sampah organik dan sampah anorganik
7 Apakah tersedia tempat sampah yang tertutup di
lingkungan rumah anda
8 Apakah ada TPS di dekat tempat tinggal anda
9 Apakah ada penerapan pengolahan sampah 3R (
Reduce, Reuse, Recycle ) di lingkungan tempat tinggal
PHBS
10 Apakah cahaya matahari dapat masuk ke dalam rumah
11 Apakah Kondisi Lantai rumah permanen
12 Apakah Kondisi Dinding Rumah permanen
13 Apakah Anda atau anggota keluarga Anda memiliki
atau memelihara hewan ternak
Lampiran III Lembar Soal Pre-Test dan Post Test
PKL FKM UNAIR 2019
Nama :
Alamat :
Pilihlah jawaban yang tepat dengan membulati salah satu jawaban dibawah ini!
1. Dibawah ini yang merupakan pembagian jenis sampah adalah…
a. Organik dan Non organik c. Basah dan Non organik
b. Aerobik dan Non Aerobik d. Kering dan Organik
2. Di bawah ini yang termasuk sampah organik adalah…
a. Sayur, buah, plastik c, Sayur, daun, kaca
b. Sayur, buah, kayu d. Karet ban, cangkang telur, buah
3. Berikut metode pengeolaan sampah yang benar yaitu…
a. Membakar sampah c. Memilah sampah
b. Membuang sampah di sungai d. Mengumpulkan semua jenis sampah menjadi satu
4. Berikut adalah penyakit yang bisa diakibatkan oleh sampah, kecuali…
a. ISPA c. Tipus
b. Diare d. Maag
5. DI bawah ini dampak yang dapat ditimbulkan oleh sampah pada lingkungan adalah
a. Banjir c. Menyuburkan tanah
b. Lingkungan menjadi bersih d. Lingkungan menjadi asri
6. Sampah yang bisa digunakan untuk ecobrick diantaranya…
a. Botol plastik, plastik bekas kemasan c. Kain bekas baju, daun
b. Kaleng bekas, kertas d. Batu baterai, paku, kaleng bekas
7. Ecobrick adalah …
a. Botol plastik yang diisi dengan daun c. Botol plastik yang diisi padat dengan
limbah non organik
b. Karung yang diisi plastik dan pasir d. Kaleng yang diisi dengan tanah dan
plastik
8. Berikut merupakan manfaat dari kegiatan ecobrick, kecuali…
a. Meminimalisir sampah plastic c. Menghasilkan nilai ekonomis
b. Membuat hiasan/kerajinan bermanfaat d. Meminimalisir sampak organic
9. Sampah yang dapat digunakan dalam ecobrick adalah jenis sampah…
a. Sampah organik c. Sampah sisa sayuran
b. Sampah basah d. Sampah non organic seperti botol
plastic
10. Berikut yang bukan kelebihan dari pemanfaatan sampah dengan ecobrick adalah…
a. Berasal dari sampah yang mudah didapat c. Berasal dari barang-barang yang
mahal
b. Berasal dari barang-barang yang ringan d. Mudah membuatnya
Lampiran IV Lembar Survei Tindakan
PKL FKM UNAIR 2019
Nama :
Alamat :
Hari,tanggal :
Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan memilih salah satu jawaban (Ya/Tidak)

No. Pertanyaan Pilihan Jawaban


Ya Tidak
1 1. Apakah Anda membuang sampah pada tempatnya?

2 2. Apakah Anda memilah sampah organik dan non


organik di lingkungan tempat tinggal anda ?

3 Jika melihat sampah berserakan, apakah Anda akan


memungut dan membuangnya ke tempat sampah?

4 Apakah Anda mengingatkan orang lain untuk tidak


membuang sampah sembarangan?

5 Apakah Anda pernah menerapkan perilaku 3R yaitu


mengurangi sampah, memakai ulang barang bekas
yang masih bisa dipakai, dan mendaur ulang sampah
menjadi barang lain ?

6 Apakah Anda pernah membuat pupuk cair maupun


pupuk padat dari sampah organik (sampah sisa sayur
atau buah-buahan) ?

7 Dalam satu minggu terakhir, apakah anda pernah


membakar sampah di sekitar rumah?

8 Apakah anda pernah mencari informasi mengenai


pengelolaan sampah?

9 Apakah Anda menyediakan tempat sampah pilah di


rumah ?

10 Apakah dalam seminggu terakhir Anda


memanfaatkan sampah dapur (seperti
sayuran,cangkakng telur, sisa buah-buahan, air cucian
beras) ? contoh : air cucian beras untuk menyiram
tanaman
Lampiran V Lembar Hasil Monitoring
LEMBAR MONITORING “KONCO LIMBAD”
DESA PUNGPUNGAN
PKL FKM UNAIR 2019

Nama Ibu RT Tanggal Perkembangan Hambatan Keterangan Monev


Pembuatan Ke-
Kompos
Siti Riyati RT 23 Juli 2019 Mulai membuat pupuk 1
09/RW cair
02
Pupuk cair sudah mulai Monev selanjutnya 2
berbau tape dan tidak sudah dapat disaring
berbau busuk
Penyaringan pupuk cair 3
serta pengaplikasian
pupuk ke bibit cabe
Lasriasih RT 23 Juli 2019 Mulai membuat pupuk 1
09/RW cair
02
Pupuk cair sudah mulai Monev selanjutnya 2
berbau tape dan tidak sudah dapat disaring
berbau busuk
Penyaringan pupuk cair 3
serta pengaplikasian
pupuk ke bibit cabe
Sriana RT 23 Juli 2019 Mulai membuat pupuk 1
09/RW cair
02
Pupuk cair sudah mulai Monev selanjutnya 2
berbau tape dan tidak sudah dapat disaring
berbau busuk
Penyaringan pupuk cair 3
serta pengaplikasian
pupuk ke bibit cabe
Sumirah RT 23 Juli 2019 Mulai membuat pupuk 1
09/RW cair
02
Pupuk cair sudah mulai 2
berbau tape dan tidak
berbau busuk serta
sayuran mengendap
Penyaringan pupuk cair Muncul belatung pada 3
serta pengaplikasian pupuk cair
pupuk ke bibit cabe
Ita RT 23 Juli 2019 Mulai membuat pupuk 1
09/RW cair
02
Pupuk cair sudah mulai 2
berbau tape dan tidak
berbau busuk serta
sayuran belum
mengendap
Penyaringan pupuk cair Muncul belatung pada 3
serta pengaplikasian pupuk cair
pupuk ke bibit cabe
Tartin RT 22 Juli 2019 Mulai membuat pupuk 1
10/RW cair
02
Pupuk cair sudah mulai Monev selanjutnya 2
berbau tape dan tidak sudah dapat disaring
berbau busuk
Penyaringan pupuk cair 3
serta pengaplikasian
pupuk ke bibit cabe
Sriwatini RT 23 Juli 2019 Mulai membuat pupuk 1
10/RW cair
02
Pupuk cair sudah mulai Muncul belatung pada 2
berbau tape dan tidak pupuk cair
berbau busuk
Penyaringan pupuk cair Belatung pada pupuk 3
serta pengaplikasian cair semakin banyak
pupuk ke bibit cabe
Mutiah RT 24 Juli 2019 Mulai membuat pupuk 1
10/RW cair
02
Pupuk cair sudah mulai Monev selanjutnya 2
berbau tape dan tidak sudah dapat disaring
berbau busuk
Penyaringan pupuk cair 3
serta pengaplikasian
pupuk ke bibit cabe
Indari RT 23 Juli 2019 Mulai membuat pupuk 1
10/RW cair
02
Pupuk cair sudah mulai Monev selanjutnya 2
berbau tape dan tidak sudah dapat disaring
berbau busuk
Penyaringan pupuk cair Muncul belatung pada 3
serta pengaplikasian pupuk cair
pupuk ke bibit cabe
Sampurni RT 23 Juli 2019 Mulai membuat pupuk 1
10/RW cair
02
Pupuk cair sudah mulai Monev selanjutnya 2
berbau tape dan tidak sudah dapat disaring
berbau busuk
Penyaringan pupuk cair 3
serta pengaplikasian
pupuk ke bibit cabe
Srinah RT 23 Juli 2019 Mulai membuat pupuk 1
10/RW cair
02
Pupuk cair sudah mulai Wadah pupuk cair Monev selanjutnya 2
berbau tape dan tidak bocor sudah dapat disaring
berbau busuk
Penyaringan pupuk cair 3
serta pengaplikasian
pupuk ke bibit cabe
Lampiran VI Lembar Daftar Hadir Peserta

Komputer Ka Limbad
Sekola Limbad

Anda mungkin juga menyukai