Disusun Oleh :
KELOMPOK XVI
DESA : PUNGPUNGAN
KECAMATAN : PUNGPUNGAN
KABUPATEN : BOJONEGORO
Mengetahui,
Surabaya, 06 Agustus 2019
Kepala Desa Pungpungan Dosen Pembimbing
Menyetujui
Koordinator PKL Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga
iv
SUMMARY
Praktik Kerja Lapangan (PKL) is a mandatory activity for Public Health students
as a form of implementation of the theory that has been obtained on the lecture bench in
the form of community service in the health sector. The Activity of Praktik Kerja
Lapangan (PKL) conducted by the students of the Faculty of Public Health, Airlangga
University was followed by students who were divided into 18 groups, each group
consisting of approximately 12 people with the guidance of one Field Supervision
Lecturer. Location of PKL this year is in Bojonegoro Regency for 35 days. This activity
aims to identify, plan intervention programs and evaluation of the programs for health
and environmental problems in Pungpungan Village.
The results obtained from the analysis of data that the priority of health problems
in RT 01 - RT 31 Pungpungan village is about bad waste management. People in
Pungpungan Village usually burn their rubbish which can causes pollution and other
health problems. The intervention activities carried out by group 16 are conducting
workshops related to the management of organic waste into liquid fertilizer and
conducting counseling related to waste segregation and management of non-organic
waste by eco brick.
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan Laporan Praktik Kerja Lapangan ini
tepat waktu. Praktik Kerja Lapangan adalah salah satu program dari Universitas
Airlangga dengan pendekatan Evidence Based Learning (EBL)
Laporan Praktik Kerja Lapangan ini disusun untuk melengkapi Praktik Kerja
Lingkungan yang telah dilaksanakan selama 35 hari. Kelompok XVI mendapatkan
lokasidi Desa Pungpungan, Kecamatan Kalitidu, Kabupaten Bojonegoro. Laporan
Praktik Kerja Lapangan ini bisa diselesaikan tidak terlepas dari bantuan banyak pihak
yang telah memberikan masukan kepada penulis. Untuk itu kami mengucapkan terima
kasih kepada Ibu Dr. Diah Indriani, S.Si., M.Si selaku Dosen Pembimbing kami, karena
tanpa bantuan beliau kami tidak akan dapat menyelesaikan laporan ini dengan
maksimal.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari laporan ini, baik materi
maupun teknik penyajiaannya, mengingat masih kurangnya pengetahuan dan
pengalaman penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun atas laporan Praktik Kerja Lapangan yang telah diselesaikan.
Dalam pembuatan laporan kegiatan ini kami banyak mendapatkan bimbingan serta
saran dari berbagai pihak. Untuk itu kami sebagai penyusun dalam kesempatan ini
banyak mengucapkan terima kasih kepada, YTH :
1. Bapak Heri Agus Supriyanto, S.E. selaku Kepada Desa Pungpungan beserta
perangkat Desa lainnya.
2. Bapak Kepala Dusun Pungupungan dan Bilo .
3. Kepala Puskesmas Pungpungan yang telah banyak memberikan bimbingan kepada
kami untuk melaksanakan PKL di wilayah kerja puskesmas Pungpungan.
4. Koordinator Poli KIA Puskesmas Pungpungan yang telah membantu kami dalah
hal memberikan data.
5. Para Kader Posyandu Puspa Indah, Melati, Cempaka, Mawar, Dahlia, dan Nusa
Indah yang telah membantu dan bekerja sama dengan kami sehingga PKL ini
vi
terlaksana dengan baik.
6. Ibu Dr. Diah Indriani, S.Si., M.Si selaku dosen pembimbing Kelompok XVI
sehingga dapat menyelesaikan kegiatan PKL ini dengan baik.
7. Bapak Sutras dan Ibu Sutras yang telah membantu kami dalam hal tempat tinggal di
Desa Pungpungan.
8. Masyarakat Desa Pungpungan yang telah menerima kami dengan baik selama
kegiatan PKL.
Semoga apa yang telah bapak dan ibu serta rekan-rekan berikan kepada kami dapat
menjadi awal kebaikan dan mendapat berkat dan rahmat dari Allah SWT. Semoga apa
yang telah bapak dan ibu serta rekan-rekan berikan kepada kami dapat menjadi awal
kebaikan dan mendapat berkat dan rahmat dari Allah SWT.
Kami sebagai penyusun menyadari dalam pelaksanaan penyusunan ini masih
banyak kekurangan dan kekeliruan, maka dengan ini kami mengharapkan kritik dan
saran yang sifatnya membangun dari berbagai pihak.
Akhirnya besar harapan kami semoga laporan ini dapat bermanfaat dan dapat
menambah ilmu pengetahuan dan pengalaman kita.
vii
v
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN ......................................................................................... ii
RINGKASAN .................................................................................................................................... iv
SUMMARY ........................................................................................................................................ v
KATA PENGANTAR ....................................................................................................................... vi
DAFTAR ISI ....................................................................................................................................... v
DAFTAR TABEL ............................................................................................................................ viii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................................................... x
DAFTAR SINGKATAN................................................................................................................... xii
BAB 1.................................................................................................................................................. 5
PENDAHULUAN............................................................................................................................... 5
1.1. Latar Belakang Masalah ...................................................................................................... 5
1.2. Rumusan Masalah ............................................................................................................... 6
1.3. Tujuan ................................................................................................................................. 6
1.3.1. Tujuan Umum ............................................................................................................. 6
1.3.2. Tujuan Khusus............................................................................................................. 7
1.4. Manfaat ............................................................................................................................... 7
1.4.1. Bagi Mahasiswa Praktik Kerja Lapangan ................................................................... 7
1.4.2. Bagi Fakultas Kesehatan Masyarakat.......................................................................... 8
1.4.3. Bagi Masyarakat .......................................................................................................... 8
1.4.4. Bagi Pembaca .............................................................................................................. 8
BAB 2.................................................................................................................................................. 9
TINJAUAN PUSTAKA...................................................................................................................... 9
2.1. Metode Analisis Situasi....................................................................................................... 9
2.1.1. Pendekatan Sistem....................................................................................................... 9
2.2.1. Metode SWOT .......................................................................................................... 11
2.2.2. Metode Fishbone ....................................................................................................... 15
2.2. Teknik Sampling ............................................................................................................... 17
2.2.1. Populasi ..................................................................................................................... 17
2.2.2. Sampel ....................................................................................................................... 18
v
vi
vii
viii
DAFTAR TABEL
ix
x
DAFTAR GAMBAR
xi
xii
DAFTAR SINGKATAN
xiii
BAB 1
PENDAHULUAN
Salah satu isi tri dharma perguruan tinggi yaitu pengabdian pada masyarakat.
Mahasiswa bertanggung jawab untuk mengabdi ke masyarakat karena diharapkan
dapat memberikan perubahan yang lebih baik dari sebelumnya. Mahasiswa harus
memiliki kemampuan hardskill dan softskill. Serta mahasiswa diharuskan dapat
melaksanakan ilmu yang didapat selama perkuliahan dengan kondisi realita yang ada
di masyarakat.
Untuk mengembangkan pengabdian masyarakat oleh mahasiswa dilakukan
melalui program Praktik Kerja Lapangan (PKL). Program dilakukan dengam
pendekatan Evidance Based Learning (EBL) yang wajib diikuti oleh mahasiswa
khususnya Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM). Praktik Kerja Lapangan (PKL)
merupakan sebuah strategi pembelajaran yang mempelajari secara bersamaan antara
kemampuan psikomotorik (ketrampilan), pengertian (pengetahuan), dan afektif (sikap).
Mahasiswa diharapkan dapat mengimplementasikan semua pengetahuan dan
ketrampilan yang diperoleh untuk mendiagnosis masalah kesehatan di masyarakat.
Mahasiswa harus melakukan identifikasi masalah kesehatan terlebih dahulu, kemudian
menentukan prioritas masalah dan mencari solusi untuk mendapatkan program
intervensi. Kegiatan PKL 2019 diikuti oleh mahasiswa FKM angkatan tahun 2016
yang terbagi menjadi 18 kelompok yang disebar ke beberapa desa pada satu kecamatan
di kabupaten Bojonegoro yaitu Kecamatan kalitidu.
Tema untuk PKL tahun 2019 yaitu tentang 1000 Hari pertama kehidupan karena
masih banyak masalah terjadi terkait masalah tersebut di Indonesia. Seribu hari
pertama kehidupan dihitung mulai dari hari pertama konsepsi hingga anak berusia 2
tahun. Berdasarkan data sekunder yang ada di Kabupaten Bojonegoro telah terjadi
5
6
masalah kesehatan yaitu terjadinya stunting, masalah sanitasi, masalah gizi pada
masyarakat, dan Angka Kematian Ibu.
Masalah tersebut secara tidak langsung dapat berpengaruh pada status gizi balita.
Kekurangan gizi dapat berdampak pada tumbuh kembang anak dalam jangka waktu
yang panjang. Dampak tersebut seperti tidak optimalnya perkembangan sel otak dan
organ tubuh lainnya.
Oleh karena itu, kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) diharapkan mampu
memberikan hasil yang nampak dan bermanfaat bagi semua pihak, baik bagi
mahasiswa selaku pihak yang belajar maupun masyarakat Desa Pungpungan,
Kecamatan Kalitidu sebagai pihak yang memberikan wadah untuk menemukan dan
menyelesaikan maslah kesehatan yang ada.
1.3. Tujuan
1.3.1. Tujuan Umum
Menyusun pengidentifikasian masalah, perencanaan, pengimplementasian
7
dan penilaian atau evaluasi program di bidang kesehatan masyarakat bersama
masyarakat di Desa Pungpungan, Kecamatan Kalitidu, Kabupaten Bojonegoro.
1.3.2. Tujuan Khusus
1. Mengenal karakteristik masyarakat, masalah kesehatan masyarakat, dan
sistem pelayanan kesehatan masyarakat.
2. Mengidentifikasi masalah kesehatan dan mengetahui penyebab terjadinya
masalah kesehatan yang ada di masyarakat.
3. Menemukan solusi terkait masalah kesehatan yang sudah di identifikasi
4. Melakukan intervensi masalah kesehatan masyarakat berdasarkan hasil
penentuan prioritas masalah kesehatan.
5. Melakukan evaluasikegiatan yang dilaksanakan selama kegiatan Praktik Kerja
Lapangan.
6. Mengaplikasikan kemampuan soft skill selama kegiatan Praktik Kerja
Lapangan.
1.4. Manfaat
1.4.1. Bagi Mahasiswa Praktik Kerja Lapangan
1. Memperdalam pengertian, penghayatan dan pengalaman mahasiswa tentang
penyelesaian masalah kesehatan masyarakat dan tantngan yang dihadapi.
2. Mendewasakan pola berfikir mahasiswa dalam menelaah dan memberikan
alternatif pemecahan masalah yang ada dilapangan secara pragmatis ilmiah.
3. Menumbuhkan sikap empati, rasa cinta dan kepedulian serta tanggung jawab
terhadap kesehatan masyarakat disekitarnya
4. Membina lulusan kesehatan masyarakat untuk menjadi lulusan MIRACLE
(Manager, innovator, researcher, apprenticer, communitarian, Leader dan
Educator).
8
1.4.2. Bagi Fakultas Kesehatan Masyarakat
1. Fakultas akan lebih terarah dalam mengembangkan ilmu dan pengetahuan
kepada mahasiswa dengan adanya umpan balik sebagai hasil integrasi
mahasiswa dengan masyarakat yang terintegrasidalam program PKL ini.
2. Fakultas dapat menjalin kerjasama dengan instansi pemerintah atau lembaga
terkait lainnya dalam pengupayaan status derajat kesehatan masyarakat yang
lebih baik.
3. Fakultas ikut berperan serta dalam mengembangkan IPTEKES di bidang
kesehatan masyarakat yang lebih bermanfaat dalam pengelolaan dan
penyelesaian masalah kesehatan masyarakat.
9
10
Keluaran (output) adalah kumpulan bagian atau elemen yang dihasilkan
dari berlangsungnya proses sistem. Output dapat diperluas menjadi impact.
Untuk mencapai hasil akhir dari pendekatan sistem diperlukan beberapa
langkah yaitu :
a. Tahap I: Usaha Persiapan
Langkah 1. Memandang organisasi sebagai suatu sistem.
Langkah 2. Mengenal sistem lingkungan.
Langkah 3. Mengidentifikasi subsistem organisasi. Subsistem utama
organisasi perlu diidentifikasi, dan subsistem tersebut dapat
mengambil beberapa bentuk.
b. Tahap II: Usaha Definisi
Langkah 4. Bergerak dari Tingkat Sistem ke Subsistem. Analisis kemudian
bergerak menuruni hirarki sistem, tingkat demi tingkat.
Langkah 5. Menganalisis beberapa bagian sistem dalam urutan tertentu.
Analisis bagian sistem dapat digambarkan sebagai berikut :
Keterangan:
1. Strategi SO
Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran organisasi yaitu dengan
memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan
peluang sebesar mungkin.
2. Strategi ST
Strategi ini dibuat berdasarkan bagaimana perusahaan
menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk mengatasi ancaman.
3. Strategi WO
14
Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada
dengan cara meminimalkan kelamahan yang ada.
4. Strategi WT
Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan
berusaha meminimalkan kelemahan yang dimiliki perusahaan serta
menghindari ancaman yang ada.
2.1.2.2. Pembuatan Matriks SWOT
Pada fase ini, membahas bagaimana melakukan identifikasi cara
atau alternatif yang dapat menggunakan kesempatan dan peluang atau
menghindari ancaman dan mengatasi kelemahan untuk meninjau
strategi organisasi yang tersedia. Analisis tersebut berdasarkan logika
yang dapat memaksimalkan peluang namun secara bersamaan dapat
meminimalkan kekurangan dan ancaman. Serta, Analisis SWOT
digunakan untuk membandingkan antara faktor eksternal dan faktor
internal.
Peluang (Opportunities)
Mendukung Mendukung
Strategi Turn- Strategi
around Agresif
Kelemaha Kekuatan
n (Strengths)
(Weakness Mendukung Mendukung
Strategi Strategi
Defensif Diversifikasi
Ancaman (Threaths)
NO MASALAH U S G TOTAL
1. Masalah A 5 3 3 11
2. Masalah B 4 4 4 12
3. Masalah C 3 5 5 13
Keterangan:
Skala likert (5=sangat besar, 4=besar, 3=sedang, 2=kecil, 1=sangat kecil).
b. Kelebihan dan Kekurangan Metode USG
i. Kelebihan Metode USG
- Merupakan pandangan orang banyak dengan kemampuan sama,
sehingga dapat dipertanggungjawabkan
28
- Diyakini bahwa hasil prioritas dapat memberikan objektifitas
- Bisa diidentifikasikan lebih lanjut apakah masalah tersebut dapat
diselesaikan secara managable atau tidak
ii. Kekurangan Metode USG:
- Cara ini lebih banyak berdasarkan asumsi dengan keterbatasan
tertentu yang melemahkan eksistensi permasalahan
- Jika asumsi yang disepakati lebih banyak dengan keterbatasan, maka
hasilnya akan bersifat subjektif
c. Langkah-langkah Penggunaan Metode USG
1. Persiapan
a. Persiapan gugus tugas
Pembagian tugas perlu dilakukan sebelum memulai sebuah
pertemuan. Susunan petugas dengan metode USG :
- Pimpinan USG
- Petugas pencatat flipchrt
- Petugas scoring dan ranking
- Persiapan ruang pertemuan
Dimana ruangan ditata seperti membentuk huruf U agar pada
tempat yang terbuka bisa digunakan untuk flipchart atau papan tulis.
b. Persiapan alat dan sarana
2. Peserta.
Persiapan peserta di anggap penting dalam penentuan titik kritis untuk
melakukan analisis dan menyelesaikan masalah
3. Data dan Informasi
Data dan informasi sangat di butuhkan dalam menunjang penyelesaian
masalah dan penentuan prioritas masalah.
4. Proses dinamika kelompok
29
Penjelasan tentang teknik non scoring, proses, terutama menyangkut
jalannya proses, dengan menekankan pada pentingnya untuk menciptakan
suasana kerjasama, saling pengertian dan kesatuan pandangan dari setiap
peserta dalam melaksanakan setiap tahapan proses yang berorientasi pada
masalah dan penyelesaian masalah.
2.4.3. Metode MEER
MEER merupakan salah satu metode yang dapat digunakan untuk
menentukan prioritas solusi. Kriteria MEER adalah:
1. M (metodologi) → pengamatan dengan pemikiran yang jelas dan tepat
melalui tahapan-tahapan yang disusun secara ilmiah (menganalisis, mencari,
menyusun, menyimpullkan data).
2. E (efektivitas) → melakukan sesuatu yang baik dan benar untuk mencapai
tujuan ataupun sasaran yang ditentukan.
3. E (efisiensi) → melakukan sesuatu dengan benar. Semakin sedikit
penggunaan sumber daya maka prosesnya semakin efisien.
4. R (relevansi) → kecocokan keterkaitan/kesesuaian strategi dengan kegiatan.
Tabel 2. 5 Contoh Matriks Penentuan Prioritas Solusi dengan Metode MEER
Nilai
Rencana Alternatif Solusi Jumlah Nilai Ranking
M E E R
Cara pengukuran teknik scoring adalah setiap ukuran atau kriteria diberi
nilai berdasarkan justifikasi, bila alternatif solusi tersebut realistis diberi nilai 5
dan bila sangat kecil diberi nilai 1. Kemudian, nilai tersebut dijumlahkan.
Alternatif solusi yang memperoleh nilai tertinggi (terbesar) adalah yang
diprioritaskan, alternatif solusi yang memperoleh nilai terbesar kedua
memperoleh prioritas kedua, dan seterusnya.
30
2.5. Teknik Analisis Data
Analisis data merupakan salah satu proses penelitian yang dilakukan setelah semua
data yang diperlukan guna memecahkan permasalahan yang diteliti sudah diperoleh
secara lengkap (Muhson, Ali. (n.d)). Teknik analisis data merupakan rangkaian
kegiatan pengelompokan, sistematisasi, penafsiran dan perhitungan untuk menjawab
rumusan masalah penelitian. Tujuan dari analisis data yaitu menyederhanakan data,
mengelompokkan data, meringkas dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan
diinterpretasi.
Metode kuantitatif dalam menganalisis data dapat digunakan yaitu dengan cara
data yang diperoleh dari hasil kuesioner yang dilakukan pada survei. Analisis data
dimulai dengan melakukan pengisian kuesioner dengan responden. Setelah melakukan
pengisian kuesioner, peneliti menyimpulkan dari hasil kuesioner. Sedangkan metode
kualitatif yaitu dengan melakukan forum diskusi bersama para stakeholder. Setelah
peneliti mendapatkan hasil diskusi, peneliti membuat reduksi data dengan cara
abstraksi, yaitu mengambil data sesuai dengan konteks penelitian dan mengabaikan
data yang tidak diperlukan.
2.7.4. Gizi
a. Gizi Ibu Hamil
Di negara berkembang, termasuk Indonesia masalah gizi masih menjadi
masalah kesehatan yang utama. Masalah gizi merupakan penyebab tidak
langsung terjadinya kematian ibu dan anak yang dapat dicegah. Rendahnya
status gizi ibu hamil selama kehamilan dapat mengakibatkan berbagai dampak
35
tidak baik bagi ibu dan bayi. Oleh karena itu, perlu adanya deteksi dini
kehamilan dalam mencerminkan pertumbuhan janin dan kesehatan ibu.
Asupan makanan selama hamil berbeda dengan asupan sebelum masa
kehamilan untuk memenuhi kebutuhan ibu dan janin, berdasarkan angka
kecukapan gizi (AKG) tahun 2013 diperlukan tambahan 300 kkal perhari
selama kehamilan. Pertumbuhan janin dan berat lahir bayi ini dipengaruhi oleh
asupan gizi yang dikonsumsi ibu selama masa kehamilan.
Kesehatan ibu selama hamil memerlukan asupan makanan yang seimbang,
pola makan seimbang itu terdiri dari berbagai asupan makanan dalam jumlah
dan proporsi yang sesuai untuk memenuhi kebutuhan gizi. Asupan makanan
yang tidak seimbang akan menyebabkan ketidakseimbangan zat gizi yang
masuk kedalam tubuh dan dapat menyebabkan terjadinya kekurangan gizi atau
sebaliknya asupan yang tidak seimbang juga akan dapat mengakibatkan zat gizi
tertentu berlebih. (Syari,Milla dkk. 2015)
b. Gizi Balita
Penilaian status gizi balita dapat menggunakan penilaian status secara
langsung dengan metode antropometri. Antropometri berarti tubuh manusia dan
ilmu, artinya PSG dengan metode antropometri adalah menjadikan ukuran
tubuh manusia sebagai alat menentukan status gizi manusia. Berat badan adalah
salah satu parameter yang memberikan gambaran massa tubuh. Massa tubuh
sangat sensitif terhadap perubahan yang mendadak, misalnya karena terserang
penyakit infeksi, menurunnya nafsu makan atau menurunnya jumlah makanan
yang dikonsumsi. Status gizi balita juga menjadi salah satu indikator sehat,
dengan melihat kartu KMS maka bisa dipantau kondisi balita tersebut.
c. ASI Eksklusif
Menyusui secara eksklusif adalah tidak memberikan bayi makanan atau
minuman lain, selain menyusui kecuali obat-obatan dan vitamin atau mineral
36
tetes. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 450/MENKES/SK/VI/2004 tentang
Peraturan ASI secara Eksklusif di Indonesia :
a. Menetapkan ASI Eksklusif di Indonesia selama 6 bulan dan dianjurkan
sampai dengan anak berusia 2 tahun keatas dengan pemberian makanan
tambahan yang sesuai.
b. Tenaga Kesehatan agar menginformasikan kepada semua ibu yang baru
melahirkan untuk memberikan ASI eksklusif dengan mengacu pada 10
langkah keberhasilan menyusui.
d. MP-ASI
Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) adalah makanan yang diberikan ke
bayi selain ASI sebagai makanan pelengkap. Makanan pendamping ASI untuk
pemenuhan energi dan zat gizi lain yang tidak dicukupi oleh ASI
i. Usia 6 bulan
Pada usia ini sudah diberikan makanan tambahan pendamping ASI (MP-
ASI). Hal ini sudah boleh dilakukan karena bayi sudah mempunyai reflek
mengunyah dengan pencernaaan yang lebih kuat.
ii. Usia 7 bulan
Pada usia 7 bulan mulai dikenalkan bubur tim saring dengan campuran
sayuran dan protein hewani-nabati. Sehingga pola menunya terdiri dari buah
lumat, bubur susu dan tim saring.
iii. Usia 8 bulan
Mulai usia 8 bulan sudah bisa diberi tim cincang untuk membantu
merangsang pertumbuhan gigi, meskipun belum tumbuh gigi, bayi dapat
mengunyah dengan gusi.
iv. Usia 9 bulan
Secara bertahap mulai dikenalkan makanan yang lebih kental dan berikan
makanan selingan 1 kali sehari.
37
v. Usia 10 bulan
Kepadatan makanan ditingkatkan mendekati makanan keluarga, mulai dari
tim lunak sampai akhirnya nasi pada usia 12 bulan.
Minggu
No. Kegiatan
1 2 3 4 5
1. Perkenalan dengan perangkat desa
2. Pengambilan data ssekunder
3. Pengambilan data primer
4. Analisa
5. Intervensi Program
6. Evaluasi Program
7. Seminar Hasil
Masalah
Analisis Prioritas
Maslah dengan Belum ada
Metode USG pengelolaan sampah
Analisis Penyebab
Maslah dengan
Metode Fishbone
Penyuluhan yang
Alternatif Solusi menarik
dengan Metode
MEER Pelatihan (Workshop)
pengelolaan sampah
Rencana Intervensi
menggunakan Teori
Dignan
4. Luas Wilayah
Tabel 4. 2 Luas Wilayah Desa Pungpungan Kecamatan Kalitidu
No Penggunaan Keterangan
1 Tanah Sawah 138,725 ha/m2
2 Tanah Kering 99,940 ha/m2
3 Tanah Basah 0 ha/m2
4 Tanah Perkebunan 0 ha/m2
51
52
3. Pembagian Wilayah
Tabel 4. 3 Pembagian Wilayah Desa Pungpungan Kecamatan Kalitidu
Dusun RW RT
Pungpungan 1 1-8
2 9-12
Bilo 3 13-23
4 24-31
2. Usia
Tabel 4. 5 Usia Penduduk Desa Pungpungan Kecamatan Kalitidu
3. Agama
Tabel 4. 6 Agama Penduduk Desa Pungpungan Kecamatan Kalitidu
4. Tingkat Pendidikan
Tabel 4. 7 Tingkat Pendidikan Penduduk Desa Pungpungan Kecamatan
Kalitidu
Kualitas ()
Sumber Air Minum
Berbau Berwarna Berasa Baik
Mata air
Sumur gali
Sumur pompa
Hidran umum
PAM
Pipa
Sungai
Bak penampung air hujan
Beli dari tangki swasta
56
Depot isi ulang
2. Sarana Kesehatan
Tabel 4. 14 Sarana Kesehatan Desa Pungpungan Kecamatan Kalitidu
2. Kualitas Bayi
Tabel 4. 16 Kualitas Bayi Desa Pungpungan Kecamatan Kalitidu Tahun 2018
3. Cakupan Imunisasi
Tabel 4. 17 Cakupan Imunisasi Penduduk Desa Pungpungan
Kecamatan Kalitidu Tahun 2018
Cakupan Imunisasi Jumlah
Jumlah bayi usia 2 bulan 53
Jumlah bayi usia 2 bulan Imuisasi DPT-1, BCG dan polio-1 53
59
Jumlah bayi usia 3 bulan 45
Jumlah bayi 3 bulan yang imunisasi DPT-2 dan Polio-2 45
Jumlah bayi usia 4 bulan 47
Jumlah bayi 4 bulan yang imunisasi DPT-3 dan polio 3 47
Jumlah bayi 9 bulan 44
Jumlah bayi 9 bulan yang imunisasi campak 44
Jumlah bayi yang sudah imunisasi cacar -
2. Ketenagakerjaan
Berikut tenaga kerja yang ada di Puskesmas Pungpungan.
Tabel 4. 26 Tenaga Kerja di Puskesmas Pungpungan
No. Tenaga Kerja Jumlah
1 Dokter Umum 2 orang
63
2 Dokter Gigi 1 orang
3 Sarjana Kesehatan Masyarakat 2 orang
4 Bidan Puskesmas 2 orang
5 Perawat 10 orang
6 Bidan 15 orang
7 Asisten Apoteker 1 orang
8 Koordinator Imunisasi 1 orang
9 Tenaga Administrasi 1 orang
10 Sopir 1 orang
11 Lain-Lain 1 orang
No Unsur Jumlah
1 Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) yang ada -
2 Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) yang memenuhi syarat -
3 Tempat Pembuangan Sampah Sementara (TPS) yang ada 1
4 Tempat Pembuangan Sampah Sementara (TPS) memenuhi syarat 1
5 Tempat-Tempat Umum (TTU) yang ada 49
6 Tempat-Tempat Umum (TTU) yang memenuhi syarat 30
65
7 Sarana Air Bersih (SAB) 5094
8 Sarana Air Bersih (SAB) yang memenuhi syarat 5094
9 Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) yang ada 21
10 Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) yang sehat 10
11 Penjamah Makanan yang Ada 6
12 Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL) yang ada 4926
13 Rumah yang ada 7249
14 Rumah yang memenuhi syarat 4857
c. Menentukan posisi
Tabel 4. 36 Penentuan Posisi SWOT
X Y X Y
W -0,16885 -0,17664 T
S 0,240077 -0,17664 T
S 0,240077 0,296037 O
70
Peluang
(Opportunities)
4
Mendukung Strategi 3 Mendukung Strategi
Turn-around Agresif
2
1
-4 -3 -2 -1 1 2 3 4
Kelemahan Kekuatan
(Weakness) (Strengths)
-1
-2
Mendukung Strategi Mendukung Strategi
Defensif -3 Diversifikasi
-4
Ancaman
(Threaths)
Gambar 4. 1 Kuadran Analisis SWOT
Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa Desa Pungpungan
berada di kuadran I, dibatasi dengan sumbu X yang bernilai positif serta sumbu
Y yang bernilai negatif. Pada posisi ini membuktikan bahwa sebuah desa sudah
kuat dari segi internal dan berpeluang dari segi eksternal. Sehingga perlu
memanfaatan peluang semaksimal mungkin. Strategi yang dtetapkan yaitu
untuk mendukung kebijakan pertumbuhan dan perkembangan secara agresif
(Growth Oriented Strategy).
71
memadai
Peluang (Opportunities) Strategi SO Strategi WO
1. Lokasi desa dekat dengan pasar dan 1. Memaksimalkan aksesibilitas menuju 1. Memanfaatkan kemudahan akses
jalan raya sarana pendidikan dan ibadah menuju desa yang mudah untuk
2. Aksesibilitas menuju desa yang 2. Menggunakan dukungan ekonomi dan memperkerjakan petugas yang
memadai pemodalan dari pihak luar untuk mengangkut sampah ke TPS
3. Adanya dukungan ekonomi dan bekerja sama lintas sektor serta 2. Mengoptimalkan kerjasama lintas
pemodalan dari pihak luar meningkatkan kapasitas sumber daya sektor untuk menggerakkan
4. Kerjasama lintas sektor dengan manusia yang dimiliki BUMDES (Badan Usaha Milik Desa),
instansi pendidikan yang 3. Meningkatkan kerja sama dengan meningkatkan pembinaan desa siaga
memungkinkan tercapainya instansi pendidikan untuk aktif, dan mengembangkan pariwisata
keberhasilan program-program di mengoptimalkan kinerja posyandu di desa
Puskesmas Pungpungan 3. Bekerja sama dengan berbagai pihak
5. Mendapatkan bantuan dana APBD untuk membuat desa menjadi ODF
dari pemerintah daerah yang bisa (Open Defecation Free)
dimaksimalkan dalam pelaksanaan
program
6. Terdapat akses listrik
Ancaman (Threats) Strategi ST Strategi WT
1. Terdapat rel kereta api di akses 1. Memaksimalkan kinerja pemerintah 1. Memastikan keamanan akesibilitas
utama menuju desa desa untuk pendataan penerima menuju desa
73
2. Polusi udara akibat kendaraan besar bantuan dari pemerintah untuk 2. Mengadakan sosialisasi untuk
yang melintas di jalanan sekitar desa memastikan pemerataan penerimaan mencegah dan mengantisipasi dampak
3. Kurang meratanya bantuan dari bantuan polusi udara yang disebabkan oleh
pemerintah kepada masyarakat 2. Mengadakan penyuluhan pada kendaraaan yang melintas di sekitar
4. Kondisi lalu lintas rawan kecelakaan masyarakat desa untuk mencegah desa
ISPA maupun dampak lain yang dapat 3. Mengurangi pembakaran sampah
ditimbulkan pleh polusi udara
3. Memastikan akses yang aman untuk
menuju desa
74
20%
Ya
Tidak
80%
Ya Tidak
46%
54%
39%
Ya
61% Tidak
Ya
46%
54% Tidak
ternak di dekat rumah sebesar 46% atau 33 rumah. Hewan ternak yang ada
di dekat rumah responden meliputi ayam, sapi, dan lele. Jarak dari rumah
dengan kandang ternak jika berdekatan akan menimbulkan efek yang tidak
baik bagi kesehatan. Terutama ibu dan balita sebagai orang yang berisiko.
2. Pembuangan Limbah
37% Ya
63% Tidak
Ya
46%
54% Tidak
14%
Ya
Tidak
86%
14%
Ya
Tidak
86%
7%
Ya
Tidaak
93%
7%
Ya
Tidak
93%
10%
Ya
Tidak
90%
41% Ya
59% Tidak
Pilek
44% 38%
Sakit Tenggorokan
1%
17% Tidak ada
gangguan
6%
10% Tidak tahu
Ya
Tidak
84%
4%
Tidak tahu
Tidak
96%
5. Masalah Gigi
Tidak
7% 3%
Gigi berlubang
11%
Gigi karies
79%
Demam atau rewel
karenakan tumbuh
gigi
6. Informasi Kesehatan
*Responden boleh memilih >1
1% 1% 0% 0% TV
3%
4% Radio
11%
Koran/Majalah
Teman/Keluarga
7. Asupan Gizi
0% 0% 1X/hari
17%
0%
4-6x/minggu
2%
1% 2-3x/minggu
1 x/minggu
2-3x/bulan
80%
1x/bulan
Tidak pernah
1%
1X/hari
8%
4-6x/minggu
37% 17% 2-3x/minggu
1 x/minggu
11% 2-3x/bulan
1x/bulan
16%
Tidak pernah
10%
1X/hari
21% 4-6x/minggu
34% 2-3x/minggu
2%
0% 1 x/minggu
7%
2-3x/bulan
14% 1x/bulan
22% Tidak pernah
1X/hari
1% 4-6x/minggu
21%
0% 35% 2-3x/minggu
6% 1 x/minggu
14% 2-3x/bulan
23% 1x/bulan
Tidak pernah
sebesar 35% atau 25 balita. Terdapat sebesar 21% atau 15 balita dari 71
balita yang menjadi responden tidak pernah mengonsumsi tahu.
4%
7% 1X/hari
4-6x/minggu
28%
2-3x/minggu
1 x/minggu
31%
2-3x/bulan
4%
1x/bulan
6% 20%
Tidak pernah
1%
1X/hari
16% 4-6x/minggu
34% 2-3x/minggu
18% 1 x/minggu
2-3x/bulan
14% 1x/bulan
13%
4% Tidak pernah
3% 1%
1X/hari
4-6x/minggu
16% 2-3x/minggu
8% 1 x/minggu
56%
2-3x/bulan
9%
1x/bulan
7% Tidak pernah
1X/hari
14% 4-6x/minggu
0% 21%
2-3x/minggu
4%
24% 1 x/minggu
7% 2-3x/bulan
30% 1x/bulan
Tidak pernah
7% 1X/hari
21% 4-6x/minggu
0%
24% 2-3x/minggu
1%
1 x/minggu
2-3x/bulan
20%
1x/bulan
27%
Tidak pernah
3%
1X/hari
7%
7% 4-6x/minggu
2-3x/minggu
11% 1 x/minggu
2-3x/bulan
69% 3%
0% 1x/bulan
Tidak pernah
6%
1x/Hari
1% 18% 4-6x/Minggu
3% 20% 2-3x/minggu
1x/minggu
24%
28% 2-3x/bulan
1x/bulan
7% 1%
10-15 tahun
23%
ya
tidak
77%
9. JKN
88
3%
Ya
37% Ya
63% Tidak
3%
Kelas 1 (Rp 80.000)
11%
Keluarga
Mendapatkan
bantuan sosial
Keluarga tidak
89% mendapatkan
bantuan sosial
3% 6% Program Keluarga
1% Harapan
Program Beras
Sejahtera
Bantuan Lanjut Usia
90%
Tidak Mendapatkan
3% 3% Membeli bahan
5% makanan lainnya
Lainnya
Tidak Menerima
89%
Membeli Beras
7%
Ya
Tidak
93%
8%
3%
Puskesmas
Posyandu
35% 54% Bidan
Polindes
10%
Ya
Tidak
90%
Jarak Posyandu
17% jauh
50% Lupa tanggal
11%
Ya
Tidak
89%
11% 0 kali
14% 1 kali
44%
2 kali
31% > 2 kali
12. ASI
3% <1 bulan
13%
1-6 bulan
21%
7-12 bulan
1%
TIDAK
YA
99%
0%
Ya
Tidak
100%
0% 2%
Dokter Umum
56% Bidan
Lainnya
4%
ya
tidak
96%
4%
Air megalir dan
sabun
18%
air saja
4%
20%
1x
2x
>2x
76%
21%
Ya
Tidak
79%
5% 3%
Lainnya
35% > 10 menit
5 menit
10 menit
57%
10%
Tidak
Ya
90%
11%
3% 7% Cubluk
Leher Angsa
Plengsengan
17. Air
0%
ya
tidak
100%
PDAM
100%
Lainnya
0% ISI ULANG
3% 10%
0%
GIZI BURUK
GIZI KURANG
GIZI BAIK
GIZI LEBIH
87%
1%
SD
3%
1% SLTP
9%
2% 25% SLTA
D2
D3
41% 18%
S1
Tidak sekolah
Lainnya
3% 1%
4% Buruh
1% Guru
4% 1%
3% SD
SLTP
37% SLTA
31%
D3
S1
24%
11%
1% IRT
1%
Wiraswasta
6%
44% Karyawan Swasta
PNS
37% Bidan
Petani
6%
11% 21-30 tahun
31-40 tahun
49%
34% 41-50 tahun
>50 tahun
0%
<1 bulan
11%
1-6 bulan
45% 7-12 bulan
21%
13-18 bulan
19-24bulan
14% 9%
>24 bulan
22. RT dan RW
RW 1
25% 34%
RW 2
RW 3
32% RW 4
9%
Gambar 4. 66 Wilayah RW
3%
4% 3% 1 orang
2 orang
27% 3 orang
63% 4 orang
5 orang
51
17
48% PEREMPUAN
52% LAKI-LAKI
kurangnya lahan yang dimiliki oleh pemilik hewan ternak. Terdapat kejadian
terkait kandang ayam yang banyak lalat, sehingga lalat di peternakan ayam
tersebut berterbangan ke desa lain.
b. Saluran Pembuangan Akhir Limbah (SPAL) tidak memenuhi syarat
Hal ini disebabkan salah satunya karena kurangnya pengetahuan warga
terkait dampak yang timbul dari tidak adanya saluran pembuangan akhir
limbah (SPAL). Selain itu, warga sering mengeluh saat musim hujan, karena
terjadi banjir dan pencemaran. Namun kenyataannya belum ada penanganan
khusus terkait masalah tersebut.
c. Belum Adanya Pengelolaan Sampah
Dari hasil diskusi yang kami lakukan denga perwakilan Ketua RT,
beberapa RT telah mengutarakan pendapat mereka yaitu pembuangan sampah
di Desa sudah ada, karena beberapa rumah juga sudah melakukan pengelolaan
sampah seperti memisah sampah. Namun juga ada beberapa yang belum
melakukan itu karena tidak memiliki lahan untuk membuang sampah.
d. Tidak Tersedianya Tempat Pembuangan Sampah (TPS)
Beberapa Ketua RT mengatakan, jika sebenarnya sudah ada tempat
pembuangan sampah (TPS), namun letaknya jauh dari pemukiman warga,
sehingga banyak warga yang lebih memilih untuk membakar sampah.
e. Kurangnya Variasi Makanan Pada Balita (MP-ASI)
Dari hasil kuesioner yang telah kami terima, didapatkan masalah terkait
MP-ASI yaitu kurangnya variasi makanan untuk balita. Masyarakat di Desa
ini sudah melakukan variasi makanan, namun variasi yang dibuat terkadang
hanya satu dua jenis saja. Tidak semua warga mengetahui terkait makanan
seimbang yang baik untuk balita dan mereka hanya mengandalkan posyandu
sebagai informasi utama. Masalah lainnya j dikarenakan keterbatasan
ekonomi, sehingga mereka lebih memilih untuk membuat makanan seadanya.
f. Masih Adanya Balita yang Mengalami Stunting
Masalah ini ada juga ada kaitannya dengan poin sebelumnya. Masalah
yang ada pada point (e) juga merupakan beberapa penyebab masalah dari
107
Dari hasil survei kami telah menemukan bahwa masih banyak warga yang
masih belum ODF. Karena yang telah kami lihat kebanyakan mereka
mempunyai kolam ikan lele. Saluran jamban milik mereka langsung
disalurkan ke kolam ikan lele, sehingga tinja mereka langsung dimakan oleh
ikan lele. Tetapi beberapa Ketua RT menyatakan pendapat, jika dari mereka
yang belum memiliki jamban bukan berarti mereka BAB sembaarangan, tetapi
mereka lebih memilih ikut ke tetangga sebelah ataupun saudara terdekat.
Variabel U S G Total
A 1 2 2 5
B 2 1 1 4
C 0 0 0 0
Dari total skor diatas maka didapatkan urutan priorotas masalah yaitu :
- Masalah A yaitu dengan skor 5
- Masalah B yaitu dengan skor 4
- Masalah C yaitu dengan skor 0
Sehingga belum adanya pengelolaan sampah yang baik merupakan prioritas
masalah yang dipilih.
4.3.2. FGD
Berikut adalah hasil FGD yng telah dilakukan oleh kelompok kami, FGD
dilakukan untuk mencari alternatif solusi untuk pemecahan prioritas masalah.
1. Pengetahuan kader dan ibu tentang pengelolaan sampah
Kesimpulan: Sebagian ibu kader telah sedikit mengetahui tentang konsep
pengelolaan sampah yaitu dengan memilah antara sampah basah
dan kering serta di daur ulang. Sedangkan kebanyakan ibu balita
belum mengetahui tentang pengelolaan sampah dan merasa
cukup dengan membakar sampah atau dibuang ke sungai, maka
109
Menjalin kemitraan dengan pihak luar untuk pemasaran produk daur ulang
111
Tingkat ekonomi
Belum ada sistem Kurang partisipasi warga rendah Tersedia lahan
Kurangnya
pemasaran Digunakan untuk kebutuhan anggaran Dianggap lebih
sehari-hari mudah
Kurang partisipasi warga Tingkat ekonomi rendah Sosialisasi kurang Kurang pengetahuan Tidak ada
Tidak ada role peraturan
efektif
model
Belum adanya
teknologi
pengelolaan
Mindset bahwa Mindset bahwa Malas sampah yang
Pemerintah kurang Kurang partisipasi warga
penyuluhan penyuluhan memadai
meluangkan waktu membosankan membosankan
Gambar 4. 71 Fishbone
112
Tabel 4. 41 Fishbone: Akar Penyebab Belum adanya pengelolaan sampah yang baik dan benar di Desa Pungpungan
INPUT
1 Man Pengaruh lingkungan Tidak ada role model
Kebiasaan buruk
Tidak ada sanksi Tidak ada peraturan
ALTERNATI
NO UNSUR PRIMER SEKUNDER TERSIER QUARTER 1 QUARTER 2
F SOLUSI
INPUT
1 Man Pengaruh Tidak ada role Membuat RT
Kebiasaan lingkungan model percontohan
buruk Tidak ada sanksi Tidak ada Advokasi
peraturan dengan
perangkat desa
Malas TPS jauh Kebijakan Penambahan
jumlah TPS
Sibuk Banyak pekerjaan Tidak ada
yang
membantu
Tidak peduli Dianggap tidak Merancang
penting penyuluhan
yang menarik
Kurang Pendidikan rendah Tingkat ekonomi
pengetahuan rendah
Sosialisasi kurang Kurang partisipasi Mindset Merancang
efektif warga bahwa penyuluhan
penyuluhan yang menarik
membosanka
n
2 Method Membakar Dianggap sebagai Waktu cepat Pelatihan
sampah cara yang lebih pengelolaan
mudah sampah
(workshop)
116
Tersedia lahan
memadai
4.3.4. MEER
Berikut merupakan hasil analisis penentuan solusi dengan menggunakan metode MEER:
Tabel 4. 43 Penentuan Solusi
Berdasarakan hasil analisis penentuan solusi, dapat disimpulkan bahwa terdapat alternatif solusi yang menempati urutan tertinggi
yaitu pengadaan pelatihan (workshop) tentang pengelolaan sampah. Sedangkan pada urutan kedua yaitu merancang penyuluhan
yang benar.
121
b. Kelemahan (Weakness)
Desa Pungpungan memiliki beberapa kelemahan, diantaranya adalah
wilayah desa terlalu luas. Hal tersebut kadang menjadikan koordinasi
sedikit susah. Selain itu, karang taruna desa kurang aktif, kesadaraan
masyarakat terkait pengelolaan lingkungan juga masih kurang. Tidak hanya
itu, Desa Pungpungan juga masih belum ODF (Open Defecation Free). Di
Desa Pungpungan tidak ada pengangkutan sampah dari rumah warga ke
TPS. Dari sana, warga pun memiliki kebiasaan untuk membakar sampah.
Berikutnya, di Desa Pungpungan belum ada BUMDES (Badan Usaha
Milik Desa), serta kurangnya pembinaan desa siaga aktif.
c. Peluang (Opportunities)
Desa memiliki sejumlah peluang, antara lain lokasi desa yang dekat
dengan pasar dan jalan raya sehingga mudah untuk diakses. Aksesibilitas
menuju desa juga memadai. Selain itu, adanya dukungan ekonomi dan
pemodalan dari pihak luar. Desa Pungpungan juga melakukan kerjasama
lintas sektor dengan instansi pendidikan dan Dinas Kesehatan yang
memungkinkan tercapainya keberhasilan program-program yang ada di
Puskesmas Pungpungan. Berikutnya, Desa Pungpungan juga mendapatkan
bantuan dana APBD dari Pemerintah Daerah, yang bisa dimaksimalkan
dalam pelaksanaan program. Desa Pungpungan juga sudah dilengkapi
akses listrik yang memudahkan untuk beraktifitas.
d. Ancaman (Threats)
Selain memiliki peluang, Desa Pungpungan juga memiliki ancaman.
Ancaman tersebut terdiri dari adanya rel kereta api di akses utama menuju
desa. Hal tersebut kadang mengganggu akses transportasi menuju Desa
Pungpungan. Selain itu, adanya polusi udara akibat kendaraan besar yang
melintas di jalanan sekitar desa membuat Desa Pungpungan dipenuhi debu.
Selain itu, bantuan pemerintah kepada masyarakat masih kurang merata.
Kondisi lalu lintas juga rawan kecelakaan.
124
2. Target Assesment
Tahapan selanjutnya adalah menentukan target yang perlu dicapai untuk
menentukan keberhasilan atau tidaknya program. Sesuai dari hasil kuesioner
dasar, didapatkan beberapa masalah, kemudian dilanjutkan dengan metode
FGD yang salah satunya bisa menentukan solusi yang di usulkan oleh
masyarakat sendiri, dan setelah itu disusunlah fishbone untuk mengerucutkan
solusi yang bisa diambil dan untuk ditentukan di metode selanjutnya yaitu
MEER, metode ini bertujuan untuk menentukan prioritas solusi yang akan
diambil sesuai dengan persetujuan perwakilan masyarakat. Sehingga
didapatkan target solusi dari masalah belum adanya pengelolaan sampah di
Desa Pungpungan yaitu melakukan penyuluhan, workshop pengolahan
sampah, dan membuat RT percontohan. Target dari program ini adalah
meningkatkan pengetahuan dan kemampuan masyarakat mengenai
pengelolaan sampah.
Level target ini berada pada level interpersonal, karena target
perubahannya berada di level families. Tidak bisa hanya individu, namun
perlu adanya kerjasama dengan anggota keluarga lainnya untuk mengadakan
pengolahan sampah minimal di level families.
3. Program Plan Development
3.1. Recruit Planning Group members
Pada langkah ini dilakukan usaha untuk merekrut tokoh masyarakat
yang ada di Desa Pungpungan untuk membantu dan mendukung
berjalannya program. Adapun pihak yang akan terlibat adalah sebagai
berikut:
1. Perwakilan ibu-ibu setiap RT dari 31 RT Desa Pungpungan.
2. Masyarakat sasaran RT percontohan
3. Ketua RT Desa Pungpungan
4. Petugas Kesehatan Lingkungan Puskesmas Pungpungan
5. Penyuluh pertanian Desa Pungpungan
6. Perangkat Desa Pungpungan
125
4. Implentation
4.1. Gain Acceptance for The Program
Memastikan kemungkinan keberhasilan kerjasama yang dibutuhkan
untuk mencapai tujuan program yaitu melakukan kerjasama dengan pihak
Puskesmas, Pihak Desa, Ketua RT dan masyarakat sasaran.
4.2. Specify Tasks And Estimate Resource Needs
1. Persiapan kerjasama dengan stakeholder antara lain Puskesmas
Pungpungan, Perangkat Desa Pungpungan, dan penyuluh pertanian.
2. SEKOLA LIMBAD (Semangat Kelola Limbah Domestik)
Sumber daya yang dibutuhkan :
a. Konsumsi peserta penyuluhan sebanyak 62 orang, Rp 5000/orang
b. Konsumsi pembicara 2 orang, Rp 15.000/orang
c. Souvenir pembicara 2 orang, Rp 20.000/orang
d. Souvenir peserta 62 orang, Rp 3.000/orang
e. Cetak/print Rp 20.000
3. KOMPUTER KA LIMBAD (Komunitas Pungpungan Terapkan Kelola
Limbah Domestik)
Sumber daya yang dibutuhkan:
a. Konsumsi pembicara 2 orang, Rp 15.000/orang
b. Souvenir pembicara 2 orang, Rp 20.000/orang
c. Konsumsi workshop 20 orang, Rp 5.000/orang
d. Keranjang 4 buah, Rp 40.000/buah
e. Kompos Rp 50.000
f. Cetak/print Rp 20.000
Total : Rp 586.000
2 KOMPUTER KA - Konsumsi pembicara 2 Rp 30.000
LIMBAD orang, Rp 15.000/orang
(Komunitas - Souvenir pembicara 2 Rp 40.000
Pungpungan orang, Rp 20.000/orang
Terapkan Kelola - Konsumsi workshop 20 Rp 100.000
Limbah Domestik) orang, Rp 5.000/orang
- Keranjang 4 buah, Rp Rp 160.000
40.000/buah
- Kompos 4kg, Rp 50.000/kg Rp 200.000
- EM4 1 botol, Rp Rp 40.000
40.000/botol
- Plastik bungkus, Rp
3000/bungkus Rp 3000
- Cetak/print Rp 20.000
Rp 20.000
Total : Rp 593.000
Rp 1.179.000
Pelaksanaan
Monitoring
Evaluasi
100
80
60
40
20
0
0 2 4 6 8 10 12
Post-Test Pre-Test
17%
Meningkat
17% Menurun
66% Tetap
Cara
Indikator Target Hasil
Pengambilan
Kehadiran Sebanyak 50% Absensi Peserta yang hadir dalam
peserta dalam peserta yang kegiatan kegiatan sebanyak 61
kegiatan hadir dalam orang. Jadi, memenuhi
penyuluhan penyuluhan target 50% yaitu 65,6%.
pengelolaan pengelolaan
limbah domestik limbah
domestik
Pengetahuan Peningkatan Melakukan Peserta yang mengalami
masyarakat pengetahuan kegiatan pre- peningkatan pengetahuan
sasaran sebesar 70% test dan post- sebesar 66%. Sedangkan,
mengenai test peserta yang mengalami
pengelolaan pengetahuan tetap dan
limbah domestik pengetahuan menurun
sebanyak 17%. Jadi,
tidak memenuhi target
peningkatan
pengetahuan.
2) Komputer Ka Limbad
A. Rincian Realisasi Kegiatan
1. Nama Kegiatan
KOMPUTER KA LIMBAD (Komunitas Pungpungan Terapkan
Kelola Limbah Domestik)
2. Bentuk Kegiatan
Sosialisasi pengolahan sampah organik dan pelatihan
(workshop) pembuatan pupuk cair dari sampah organik.
3. Deskripsi Kegiatan
Program pengelolaan sampah organik ini merupakan salah satu
program intervensi untuk masalah belum adanya pengelolaan
sampah yang baik di Desa Pungpungan. Sebelum kegiatan dimulai,
peserta akan diberikan modul yang berisi informasi mengenai jenis
sampah, bahaya sampah, manfaat pengelolaan sampah, dan tata cara
pengolahan sampah organik menjadi pupuk cair. Kemudian,
penyuluh pertanian menjelaskan mengenai sampah, pemilahan
sampah, dan pengelolaan sampah organik menjadi pupuk cair.
Selanjutnya, dilakukan praktik pembuatan pupuk cair.
4. Tujuan
Meningkatkan kemampuan ibu dalam mengelola sampah
organik menjadi pupuk cair.
5. Waktu dan Tempat
Hari, tanggal : Senin, 22 Juli 2019
Pukul : 12.30 - 15.00 WIB
Tempat : Balai Desa Pungpungan
6. Jumlah Peserta
14 orang yang terdiri dari perwakilan ibu di RT 09 dan RT 10
7. Metode Intervensi
Sosialisasi dan pelatihan
138
8. Materi
Penjelasan mengenai pemilahan sampah, manfaat pengelolaan
sampah, serta pembuatan pupuk cair dari sampah organik.
9. Alat Bantu
Alat dan bahan pembuatan pupuk cair (sampah sayur dan/atau
buah, gula merah, air cucian beras, EM4, ember, plastik transparan,
selang kecil, karet ban, dan botol).
10. Jadwal Pelaksanaan
Tabel 4. 50 Jadwal Pelaksanaan Komputer Ka Limbad
Waktu
Aktivitas Juli Agustus
19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 1 2 3
Persiapan
Bagi
Undangan
Pelaksanaan
Monitoring
Evaluasi
1…
9…
8…
7…
6…
5…
4…
3…
2…
1…
0 1 2 3 4 5 6 7
Sesudah Sebelum
0%
Tetap
Meningkat
Menurun
100%
LIMBAD KA
LIMBAD
5. Masyarakat 50% Mendata ke Terdapat 79%
sasaran membuat masyarakat masing- masyarakat
pupuk cair sasaran yang masing rumah sasaran yang
setelah mengikuti membuat ibu yang membuat pupuk
kegiatan pupuk cair mengikuti cair setelah
KOMPUTER KA setelah kegiatan mengikuti
LIMBAD mengikuti KOMPUTER kegiatan
kegiatan KA LIMBAD KOMPUTER
KOMPUTER KA LIMBAD
KA
LIMBAD
4. Tindakan Tindakan Kuesioner Semua
masyarakat masyarakat tindakan masyarakat
sasaran yang sasaran sebelum dan sasaran yang
mengolah pupuk mengelola sesudah mengolah pupuk
cair dalam sampah pelatihan cair mengalami
pengelolaan meningkat peningkatan.
sampah 30% (100%
meningkat masyarakat
sebanyak 30% sasaran
meningkat dalam
tindakan)
3) Konco Limbad
A. Rincian Realisasi Kegiatan
1. Nama Kegiatan
KONCO LIMBAD (Kelompok Pendampingan RT Percontohan
Limbah Domestik)
2. Bentuk Kegiatan
Pendampingan ke masing-masing rumah peserta yang telah
mengikuti workshop mengenai pembuatan pupuk cair
3. Deskripsi Kegiatan
Mendatangi satu persatu rumah ibu peserta workshop
selanjutnya melihat apakah sudah membuat pupuk cair sendiri di
rumah. Apabila sudah membuat menanyakan kembali bagaimana
proses dalam pembuatannya untuk memastikan bahwa prosedurnya
sudah benar. Selain itu menanyakan alasan atau kendala kepada ibu
yang belum membuat pupuk cair sendiri dan selanjutnya kami
mencoba untuk membantu dan memfasilitasi.
4. Tujuan
Mengurangi limbah organik yang berasal dari rumah tangga
seperti air bekas cucian beras, sisa sayur, dan kulit buah juga untuk
menambah ketrampilan ibu.
5. Waktu dan Tempat
Tanggal : 24, 28, dan 29 Juli 2019
145
5.1.Kesimpulan
1. Lingkup kerja PKL kelompok 16 meliputi penduduk Dusun Pungpungan dan Dusun
Biloh, RT 01 – RT 31 Desa Pungpungan, Kecamatan Kalitidu. Desa Pungpungan
terbagi menjadi 2 dusun, 4 RW, dan 31 RT. Di Desa pungpungan terdapat 1.590
KK. Desa Pungpungan merupakan salah satu desa yang mayoritas bekerja pada
sektor pertanian. Serta, mayoritas memiliki tingkat Pendidikan terakhir
SLTA/Sederajat.
2. Hasil identifikasi permasalahan kesehatan di Desa Pungpungan meliputi beberapa
hal yaitu : kondisi rumah berdekatan dengan kendang ternak, saluran pembuangan
akhir limbah (SPAL) tidak memenuhi syarat, belum adanya pengelolaan sampah,
tidak tersedianya tempat pembuangan sampah sementara (TPS), kurangnya variasi
makanan pada balita (MP-ASI), masih adanya balita yang mengalami stunting, dan
masih belum ODF. Hasil identifikasi permasalahan tersebut didapatkan dari survei
kuesioner dasar.
3. Prioritas masalah yang ditemukan di Desa Pungpungan yaitu belum adanya
pengelolaan sampah yang baik.
4. Intervensi yang dilakukan sesuai prioritas masalah yaitu 1) Melakukan workshop
terkait pengelolaan sampah organik menjadi pupuk cair bernama “Komputer Ka
Limbad” yang bekerjasama dengan Badan Penyuluh Pertanian Kabupaten
Bojonegoro, bertujuan untuk meningkatkan kemampuan ibu dalam mengelola
sampah organik. 2) Melakukan penyuluhan pengelolaan limbah domestik dan
pelatihan ecobrick dari sampah anorganik bernama “Sekola Limbad” yang
bekerjasama dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH), bertujuan untuk memberikan
edukasi terkait pentingnya pengelolaan dan pemilahan sampah. 3) Melakukan
pendampingan ke masing-masing rumah peserta yang mengikuti workshop terkait
149
150
pembuatan pupuk cair di RT 09 – RT 10 bernama “Konco Limbad”, bertujuan
untuk mengurangi sampah organik yang berasal dari rumah tangga.
5.2.Saran
5.2.1. Untuk Masyarakat
Saran yang dapat diberikan kepada masyarakat di RT 01 – RT 31 Desa
Pungpungan, Kecamatan Kalitidu, Kabupaten Bojonegoro yaitu :
a. Masyarakat sebaiknya lebih peduli terhadap lingkungan terutama terkait
sampah, sehingga tidak melakukan pengelolaan sampah yang salah.
b. Masyarakat sebaiknya lebih aktif dalam mencari informasi khususnya
informasi kesehatan.
c. Masyarakat sebaiknya menerapkan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
sebagai bentuk pencegahan terhadap penyakit.
d. Masyarakat diharapkan dapat tetap mengimplementasikan program “Geprek
Limbad” dalam melakukan pengelolaan sampah yang baik.
5.2.2. Untuk Instansi Terkait
Saran yang dapat diberikan kepada instansi terkait pada Desa Pungpungan,
Kecamatan Kalitidu, Kabupaten Bojonegoro yaitu :
a. Dinas Lingkungan Hidup diharapkan dapat menjalin kerjasama dengan
perangkat desa, sehingga desa semakin banyak mengetahui cara menjaga
lingkungan dengan baik.
b. Perangkat Desa Pungpungan diharapkan dapat terus memantau keberlanjutan
program dan dapat menerapkannya pada RT lainnya.
c. Perangkat Desa Pungpungan sebaiknya lebih memperhatikan kepentingan
masyarakat khususnya bidang kesehatan.
d. Puskesmas Pungpungan sebaiknya lebih meningkatkan upaya promosi
kesehatan kepada masyarakat.
e. Puskesmas Pungpungan sebaiknya memperbanyak penyuluhan kesehatan
151
lingkungan kepada masyarakat terutama terkait sampah.
5.2.3. Untuk Fakultas Kesehatan Masyarakat
Saran yang dapat diberikan kepada Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Airlangga yaitu :
a. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga sebaiknya melakukan
briefing pengisian kuesioner agar tidak terjadi bias dalam pemahaman dan
pengisian kuesioner.
b. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga sebaiknya melakukan
koordinasi yang lebih baik dengan pihak puskesmas atau instansi terkait
lainnya.
152
DAFTAR PUSTAKA
Nisak, Zuhrotun. 2013. Analisis SWOT Untuk Menentukan Strategi Kompetitif. Lamogan:
Universitas Islam Lamongan. http://journal.unisla.ac.id/pdf/12922013/4.pdf.
[Diakses pada 13 Juli 2019 pukul 12.00].
Setyawan, Robi. 2015. Penerapan Analisis SWOT Sebagai Landasan Merumuskan Strategi
Pemasaran Usaha Jasa Sewa Mobil “AMAN-AMIN” Transport Tours and Travel
Ambarketawang Sleman Yogyakarta [Skripsi]. Yogyakarta: Universitas Negeri
Yogyakarta.
Syari, Milla dkk. 2015. Peran Asupan Zat Gizi Makronutrien Ibu Hamil terhadap Berat
Badan Lahir Bayi di Kota Padang : Jurnal Kesehatan Andalas. 2015; 4(3)
LAMPIRAN
Hasil MEER bersama perangkat dan kader Foto bersama setelah kegiatan MEER
Pengumpulan botol di Sekola Limbad Mengerjakan Pre Test saat Sekola Limbad
KUESIONER
Kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL)
Mahasiswa Prodi S1 Kesehatan Masyarakat
Universitas Airlangga 2019
Saya (sebutkan nama) Mahasiswa/i Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga. Kami
melaksanakan kegiatan praktek kerja lapangan di wilayah Desa (Sebutkan Nama Desa) Kecamatan
Kalitidu dan akan melakukan wawancara terkait masalah kesehatan masyarakat. Anda terpilih untuk
berpartisipasi dalam kegiatan kami dan wawancara ini adalah bagian dari survey. Jawaban anda akan
bersifat rahasia dan hanya dapat digunakan dalam kegiatan kami.
PERNYATAAN PERSETUJUAN
Dalam kegiatan ini, anda akan kami wawancara untuk mengisi/menjawab kuesioner dengan pertanyaan
mengenai karakteristik keluarga, status gizi anak, higiene sanitasi, riwayat persalinan dan data kesehatan
lainnya. Wawancara akan berlangsung selama 20-30 menit.
Tidak ada resiko dalam wawancara ini. Partisipasi anda adalah bersifat sukarela. Kerahasiaan atas informasi
yang anda berikan, akan dijamin oleh tim pewawancara. Sebelum saya mulai, saya akan meminta ijin anda
untuk berpartisipasi dalam wawancara ini dengan menandatangani surat pernyataan ini. Dengan
menandatangani formulir ini, anda SETUJU untuk berpartisipasi secara SUKARELA dalam kegiatan ini.
8 Bayi 1. Ya [...........
Mendapatkan 2. Tidak ..]
Vitamin A
9 Berapa kali 1. 1 kali [...........
mendapat 2. 2 kali ..]
vitamin A 3. > 2 kali
VIII. ASUPAN GIZI
Kuesioner Frekuensi Makanan
No Bahan Frekuensi Makanan
Makanan 1x/ha 4-6x/mg 2-3 x/mg 1x/ 2-3x/bln 1x/b Tdk
ri mg ln pernah
A. Bahan
makanan Pokok
1 Nasi, lontong,
ketupat
2 Roti
3 Singkong
4 Mie
5 Umbi-umbian
6 Komposit: Air
susu ibu (ASI)
Lauk Nabati
7 Tahu
8 Tempe
C. Lauk Hewani
9 Susu
10 Daging Ayam
11 Daging Kambing
12 Daging sapi
13 Daging Unggas
(ayam, bebek,
dara)
14 Seafood (udang,
kerang, tiram,
lobster)
15 Belut
16 Ikan air tawar
17 Ikan laut
18 Telur unggas
(ayam, bebek,
puyuh)
D. Sayur dan
buah
19 Tauge/ Cambah
20 Bayam
21 Kangkung
22 Timun
23 Wortel
24 Kol
25 Terong
26 Selada
IX. PAPARAN INFORMASI KESEHATAN
1 Apa saja sumber informasi 1. TV [
kesehatan Ibu? (dapat menjawab ]
lebih dari satu) Pilihan jawaban
JANGAN dibacakan
1. Ya
2. Tidak
2. Radio [
]
3. Koran/Majalah [
]
4. Internet dan Media sosial (facebook, [
whatsapp, twitter, dll) ]
5. Pusat pelayanan kesehatan [
]
6. Kader Posyandu [
]
7. Teman/keluarga [
]
8. Tidak pernah dapat informasi [
kesehatan ]
77. Lainnya,sebutkan: [
]
2. Dari sumber informasi yang 1. TV [
sudah Ibu sebutkan tadi, apa ]
SUMBER UTAMA informasi 2. Radio
kesehatan bagi Ibu? 3. Koran/Majalah
(HANYA memilih 1 jawaban) 4. Internet dan media sosial
5. Pusat pelayanankesehatan
6. Kader Posyandu
7. Teman/keluarga
66. Tidak relevan (tidak pernah dapat
informasi kesehatan)
88. Tidak tahu
3. Mengapa Ibu memilihnya sebagai 1. Mudah diakses [
sumber informasi utama? ]
2. Terpercaya
3. Memberikan informasi terkini
77. Lainnya,sebutkan
88. Tidak tahu
X. PROFIL KESEHATAN ANAK
PERTANYAAN XI DITANYAKAN KEPADA IBU KANDUNG
1. Dalam DUA MINGGU terakhir (14 hari KESIMPULAN:
sebelum wawancara) dan hari ini apakah anak 1. ISPA
Ibu mengalami batuk, pilek, sakit (minimal Berdasarkan
tenggorokan? menunjukkan KESIMPULAN
2 gejala atau
Kode Gejala 0 tidak lebih) [ ]
1 ya
Batuk 2. Tidak ISPA
A
B Pilek (menunjukka
C Sakit tenggorokan n 1hanya 1
gejala atau
tidak ada
gejala)
Rahang atas
RahangBawah
Komputer Ka Limbad
Sekola Limbad