1. Pegadaan air
2. Memantauan kualitas air
3. Sarana dan prasarana dasar kesehatan lingkungan
4. Pembuangan kotoran manusia
5. Pengelolaan limbah padat
6. Pengelolaan limbah cair (pengeringan)
7. Penampungan Keluarga
Masalah pengadaan Air Bersih dan Air Minum
1. Setiap keluarga mempunyai dua alat pengambil air yang berkapasitas 10–20
liter, dan tempat penyimpan air berkapasitas 20 liter. Alat–alat ini
sebaiknya berbentuk wadah yang berleher sempit dan/bertutup.
2. Setiap orang mendapat sabun ukuran 250 gram per bulan.
3. Bila kamar mandi umum harus disediakan, maka prasarana ini harus cukup
banyak untuk semua orang yang mandi secara teratur setiap hari pada
jam– jam tertentu. Pisahkan petak–petak untuk perempuan dari yang untuk
laki– laki.
4. Apabila diadakan tempat penyucian umum, maka satu bak air pencucian
paling banyak digunakan oleh 100 orang.
Pengelolaan Ekskreta
• ISPA
Penampungan yang inadequat dengan ventilasi yang tak
memadai, masak di dalam, pelayanan kesehatan yang buruk,
malnutrisi, kepadatan, cuaca tak baik.
• DIARE
Kepadatan, penyediaan air bersih inadequate kualitas &
kuantitas, kebersihan perorangan yang buruk, kelangkaan
sanitasi, kelangkaan sabun, fasilitas masak yang inadequat.
RISIKO DI PENAMPUNGAN PENGUNGSI (2)
• CAMPAK
Cakupan immunisasi campak didaerah asal
dibawah 80 %.
• MALARIA
Perpindahan dari daerah low endemicity ke daerah
hyperendemic atau sebaliknya, air yang tergenang,
banjir
PENGENDALIAN VEKTOR
• Survei cepat
• Metode pengendalian (pengendalian
lingkungan, pengendalian secara mekanis,
pengendalian biologis, dan pengendalian
kimiawi)
Pengendalian vector pasca bencana melalui
pengelolaan lingkungan
• Pengeringan
• Pengaliran
• Pembersihan lumut
Kegiatan ini dilakukan untuk mencegah perkembangan larva nyamuk
Anopheles sundaicus, yang merupakan vektor utama malaria di daerah
pantai. Larva nyamuk ini suka hidup pada lumut di lagun-lagun daerah pantai.
Dengan pembersihan lumut ini, maka dapat mencegah perkembangan
nyamuk An. sundaicus
Tindakan pencegahan penyakit dbd