CEMARAN BERBAHAYA
PADA MAKANAN
KRITERIA PERSYARATAN PANGAN
KETENTUAN
HALALAN THAYYIBAN
AGAMA ISLAM
Staphylococcus aureus
cemaran mikotoksin,
cemaran antibiotik,
Mie basah Teksturnya kenyal, lebih mengkilat, tidak lengket, dan tidak cepat putus,
dan kenyal
Bakso Teksturnya sangat kenyal, warna tidak kecokelatan seperti penggunaan
daging namun lebih cenderung keputihan
Lontong Teksturnya sangat kenyal, berasa tajam, seperti sangat gurih dan membuat
lidah bergetar dan memberikan rasa getir.
Krupul teksturnya renyah dan bisa menimbulkan rasa getir.
Makanan Ciri-ciri
Krupuk berwarna kuning menyolok dan cenderung berpendar, banyak memberikan
titik-titik warna karena tidak homogen
Ikan berwarna kuning menyolok dan cenderung berpendar, banyak memberikan
titik-titik warna karena tidak homogen
Makanan Ciri-ciri
Krupuk berwarna merah menyolok dan cenderung berpendar, banyak memberikan
titik-titik warna karena tidak homogen (misalnya pada kerupuk dan es
puter).
Terasi berwarna merah menyolok, banyak memberikan titik-titik warna karena
tidak homogen
Cendol berwarna merah menyolok dan cenderung berpendar, rasa getir pahit
Es sirup berwarna merah menyolok dan cenderung berpendar, terasa getir
Bagian Kelima
Jaminan Mutu Pangan dan Pemeriksaan
Laboratorium
Pasal 20
(3) Pengujian secara laboratoris, sebagaimana dimaksud pada ayat (2), dilakukan
dilaboratorium yang ditunjuk oleh atau telah memperoleh akreditasi dari Pemerintah.
(4) Sistem jaminan mutu serta persyaratan pengujian secara laboratoris, sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2), ditetapkan dan diterapkan secara bertahap dengan
memperhatikan kesiapan dan kebutuhan sistem pangan.
(5) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2) dan ayat (3) ditetapkan lebih
lanjut dengan Peraturan Pemerintah.
Metode Analisis adalah proses pemisahan, identifikasi, dan kuantifikasi
komponen/agen kimia, fisika dan atau biologis dalam bahan alam
maupun buatan
Ada dua metode analisis yaitu :
1. Analisis kualitatif memberikan indikasi identitas spesies kimia, fisika
dan atau biologis di dalam sampel, bahan, cuplikan.
2. Analisis kuantitatif menentukan jumlah komponen tertentu dalam
suatu sampel.
Metode semikuantatif :
Suatu metode yang dilakukan analisis secara
sederhana dan menghasilkan suatu derajat
nilai
1. Analisis Kualitatif :
Deteksi Boraks, Formalin, Pewarna, Pemanis (metode spot test, KLT)
Pembacaan hasil diintepretasikan : dengan mengamati perubahan warna,
endapan, nyala api dsb
Hasil dinyatakan dengan : positif-negatif, ada-tidak
2. Analisis Kuantitatif :
Deteksi Boraks, Formalin, Pewarna, Pemanis, Logam Berat (metode titrasi,
spektrofotometri, AAS, HPLC, GC, FTIR)
Hasil dinyatakan dengan angka (limit deteksi)
Hasil dibandingkan dengan nilai potong lintang (cut off point)
Uji Reduksi Warna dengan Biru Metilen
Salah satu cara : menghitung jumlah sel sampel secara tidak
langsung dengan uji reduksi biru metilen.
Biasanya dilakukan terhadap susu,
Dapat memperkiraan jumlah bakteri di dalam susu.
Cara :
Tambahkan sejumlah biru metilen ke dalam susu,
Amati kemampuan bakteri untuk tumbuh & menggunakan
oksigen terlarut,
Terjadi penurunan kekuatan oksidasi-reduksi dari campuran tsb.
Biru metilen dalam sampel akan tereduksi menjadi berwarna putih.
Waktu reduksi (perubahan warna biru putih) dianggap selesai
jika + 4/5 jumlah sampel dalam tabung (sebanyak 10 ml) telah
bewarna putih.
Semakin tinggi jumlah bakteri makin cepat terjadi warna putih
Waktu reduksi biru metilen Perkiraan jumlah koloni
(jam) (x 10-4 koloni/ml)
0,5 - 3,5 80 atau lebih
4 40
4,5 25
5 15
5,5 10
6 6
6,5 . 8 2,5
8 1
Keuntungan :
Lebih cepat dibandingkan dengan metode hitungan cawan
Kelemahan :
tidak praktis pada sampel dg jumlah bakteri sedikit
diperlukan waktu pengamatan yang terus menerus (min . 6 jam).
tidak dapat dibedakan jenis bakteri
Angka lempeng total (ALT)
Metode filtrasi
Angka kapang-khamir (AKK)
Pemeriksaan bakteri patogen
Plate Count/Viable Cell Count
Filtrasi (very small numbers)
Most Probable Number (MPN)
Direct Microscopic Count
- Breed Count method : Petroff-Hausser counter
Metode secara tidak langsung:
- kekeruhan (turbidity)
- Aktifitas metabolik
- Berat kering
Uji Kualitatif
Tahap perbanyakan (Enrichment)
Tahap seleksi : memisahkan pada medium selektif untuk memudahkan
diisolasi.
1. Tahap isolasi yaitu memisahkan bakteri yang akan diuji dari mikroba
lainnya.
2. Tahap identifikasi primer, yaitu membedakan bakteri yang diuji dari
bakteri lainnya yang
sifatnya sangat berbeda.
3. Tahap identifikasi lengkap, yaitu membedakan bakteri yang diuji dari
bakteri yang lainnya
yang sekelompok dengan sifat-sifat yang hampir sama, seperti uji
serologi dan uji biokimia. Uji
serologi adalah membedakan bakteri berdasarkan sifat-sifat
antigeniknya. Bersamaan dengan uji
serologi dapat dilakukan uji biokimia untuk memperkuat identifikasi
tersebut
Angka lempeng total (ALT)
Metode Plate Count memerlukan Pengenceran
(Dilution series) untuk memperoleh koloni
Filtrasi
Pengamatan :
Warna pink hilang (berkurang) mungkin tdp komponen
formalin
Lama waktu hilangnya warna pink indikator kemungkinan
kandungan formalin
Jika 1 jam tidak ada perubahan warna (warna pink stabil) : tidak
mengandung formalin
Jika warna pink segera pudar/ hilang : ada kemungkinan sample
mengandung formalin (mereduksi PK)
False positive (hasil palsu) : dalam bahan makanan
mgd reduktor lain (mis. asam oksalat, dll.)
Pemeriksaan Kualitatif Boraks pada Sampel
Metode Sentrifugasi
Reaksi dengan H2SO4(p) dan Metanol
Cara :
10 g sampel diblender dengan air kemudian di sentrifugasi dengan kecepatan
3000 rpm selama 2 menit dan diambil supernatannya.
Sebagian supernatannya dikeringkan di atas penangas air sampai kering
sebagian abu ditambah sedikit asam sulfat dan metanol kemudian dibakar.
Amati apakah terbentuk nyala berwarna hijau
1. Uji organoleptik: melihat tanda-tanda kerusakan
masing-masing produk yaitu:
- Perubahan kekenyalan/tekstur pada daging dan ikan.
- Perubahan kekentalan (viskositas) pada produk cair seperti
susu, santan sari , buah, sup, kaldu, dan lain-lain.
- Perubahan warna pada semua produk pangan.
- Perubahan bau pada semua produk pangan.
- Pembentukan lendir pada produk pangan berkadar air
tinggi (daging, ikan, sayuran, sup, kaldu, dan lain-lain).
1. Uji organoleptik: melihat tanda-tanda kerusakan
masing-masing produk yaitu:
- Perubahan kekenyalan/tekstur pada daging dan ikan.
- Perubahan kekentalan (viskositas) pada produk-
produk cair seperti susu, santan sari , buah, sup,
kaldu, dan lain-lain.
- Perubahan warna pada semua produk pangan.
- Perubahan bau pada semua produk pangan.
- Pembentukkan lendir pada semua produk pangan
dll).
2. Uji fisik, yaitu:
- Perubahan pH pada semua bahan pangan
- Uji TMA
- Uji VRS
- Uji katalase