Anda di halaman 1dari 58

Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri - Perkotaan

PEDOMAN TEKNIS | PPMK i


Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri - Perkotaan

ii PEDOMAN TEKNIS | PPMK


Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri - Perkotaan

PEDOMAN TEKNIS
PPMK
Peningkatan Penghidupan Masyarakat
berbasis Komunitas

PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM)


MANDIRI - PERKOTAAN

Diterbitkan Oleh:
Direktorat Jenderal Cipta Karya - Kementerian Pekerjaan Umum

PEDOMAN TEKNIS | PPMK iii


Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri - Perkotaan

iv PEDOMAN TEKNIS | PPMK


Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri - Perkotaan

KATA PENGANTAR

Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan (PNPM Mandiri Perkotaan)


dilaksanakan dengan tujuan mencapai keberlanjutan perbaikan kesejahteraan masyarakat miskin melalui
proses pemberdayaan masyarakat yang dilaksanakan dengan menerapkan pendekatan pengokohan
kelembagaan masyarakat di tingkat basis yang disebut Badan Keswadayaan Masyarakat/Lembaga
Keswadayaan Masyarakat (BKM/LKM).

Dalam upaya mewujudkan tujuan tersebut salah satu komponen program yang dilaksanakan adalah
Peningkatan Penghidupan Masyarakat berbasis Komunitas (PPMK). PPMK merupakan kelanjutan
intervensi PNPM Mandiri Perkotaan dari phase BERDAYA menuju MANDIRI.

Peningkatan Penghidupan Masyarakat Berbasis Komunitas (PPMK) difokuskan untuk memperkuat dan
mengembangkan KSM sebagai wadah masyarakat miskin dalam meningkatkan pendapatannya secara
berkesinambungan melalui pengembangan usaha ekonomi produktif dan kreatif.

Buku Pedoman Teknis ini diharapkan dapat menjadi panduan bagi seluruh pemangku kepentingan
PNPM Mandiri Perkotaan dan masyarakat sehinggga program PPMK dapat berjalan secara efektif dan
optimal dalam mendukung upaya pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin
sesuai amanat UUD’45.

Semoga bermanfaat,

Jakarta, Agustus 2012

Direktur Penataan Bangunan dan Lingkungan


Direktorat Jenderal Cipta Karya
Kementerian Pekerjaan Umum

Ir. Guratno Hartono, MBC.

PEDOMAN TEKNIS | PPMK vi


Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri - Perkotaan

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
DAFTAR ISTILAH & SINGKATAN iv

I. PENDAHULUAN | 1

1.1
LATAR BELAKANG 1
1.2
DASAR PEMIKIRAN 2
1.3 TUJUAN 5
1.4 PRINSIP DASAR 5
1.5 KELUARAN 5
1.6 STRATEGI 5

II. KETENTUAN UMUM 7

2.1 JENIS-JENIS KEGIATAN DALAM PPMK 8


2.1.1. Jenis Kegiatan Pelayanan Sosial melalui pengembangan kapasitas KSM 8
2.1.2. Jenis Kegiatan Pelayanan Infrastruktur Produktif melalui kegiatan
prasarana pengembangan penghidupan masyarakat 8
2.1.3. Jenis Kegiatan Pelayanan Ekonomi melalui dana bergulir bagi KSM 9

2.2
SASARAN 9
2.2.1. Sasaran Penerima Manfaat 9
2.2.2. Sasaran Lokasi 9

2.3
KOMPONEN PROGRAM 10
2.3.1. Komponen Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat melalui penguatan
kapasitas kelembagaan dan usaha KSM 10
2.3.2. Komponen Kegiatan Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) PPMK 11
2.3.3. Komponen Kegiatan Bantuan Teknis 14

III. TAHAPAN PELAKSANAAN 17

3.1 TAHAP PELAKSANAAN KEGIATAN DI TINGKAT MASYARAKAT 18


3.1.1. Prinsip Pelaksanaan Kegiatan di Tingkat Masyarakat 18
3.1.2. Tahapan Kegiatan di Tingkat Masyarakat 18

IV. MANAJEMEN DAN PENGORGANISASIAN 19



4.1 MANAJEMEN PENDAMPINGAN 20

iivi PEDOMAN TEKNIS | PPMK


Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri - Perkotaan

4.1.1. Tim Pusat 20


4.1.2. Tingkat Provinsi 20
4.1.3. Tingkat Kota/Kabupaten 20
4.1.4. Tingkat Kelurahan 21

4.2 PENGEMBANGAN KAPASITAS 22

4.3. PENGELOLAAN PINJAMAN MODAL USAHA PPMK OLEH UPK-BKM 23


4.3.1 Peminjam 23
4.3.2 Tabungan 24
4.3.3 Besar Pinjaman/Pembiayaan 25
4.3.4 Jasa Pinjaman 25
4.3.5 Jangka Waktu Pinjaman dan Frekuensi Pinjaman 26
4.3.6 Angsuran Pinjaman 26

4.4.
MONITORING DAN EVALUASI 27
4.4.1. Mekanisme Monitoring dan Evaluasi PPMK 27
4.4.2. Monitoring Pelaksanaan Kegiatan PPMK 27
4.4.3. Monitoring Capaian Indikator Dampak dan Hasil Kegiatan PPMK 28
4.4.4. Monitoring Lainnya 28
4.4.5. Mekanisme Evaluasi 28

V. PENUTUP 28

LAMPIRAN |

Lampiran I: Tabel Indikator Capaian Hasil Kegiatan PPMK 30


Lampiran II: Tabel Output dari setiap Komponen Program 32
Lampiran III: Tabel Sasaran, Tujuan dan Kegiatan Pengembangan Kapasitas 33
Lampiran IV: Tahapan Kegiatan di Tingkat Masyarakat Secara Rinci 38

DAFTAR GAMBAR DAN TABEL |



Gambar 1.1 Proses Transformasi Sosial Melalui Intervensi
PNPM Mandiri Perkotaan 2
Gambar 1.2 Prinsip Dasar Pengelolaan Sumber Penghidupan 3
Gambar 2.1 Pemberdayaan Masyarakat dalam kerangka
memperkuat siklus Program di Tingkat Masyarakat 10
Gambar 2.2 Bantuan Teknis Kegiatan PPMK 15
Gambar 3.1 Tahapan Kegiatan PPMK di Tingkat Masyarakat 18
Tabel 2.1 Persyaratan Penyaluran dan Pencairan BLM PPMK 12

PEDOMAN TEKNIS | PPMK iii


vii
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri - Perkotaan

DAFTAR
ISTILAH DAN SINGKATAN

A. Askot CD : Asisten Korkot Pengembangan Masyarakat (Community Development)


Askot MK : Asisten Korkot Manajemen Keuangan
B. BKM : Badan Keswadayaan Masyarakat
BLM : Bantuan Langsung Masyarakat
D. DPRD : Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
E. EGM : Expert Group Meeting
F. Fasilitator : Tenaga Pengembangan Masyarakat
FKA-BKM : Forum Komunikasi Antar BKM Tingkat Kota/Kabupaten
K. KA : Konsultan Advisory
KAK : Kerangka Acuan Kerja
KBK : Komunitas Belajar Kelurahan
KBP : Komunitas Belajar Perkotaan
KBIK : Komunitas Belajar Internal Konsultan
KMP : Konsultan Manajemen Pusat
KMW : Konsultan Manajemen Wilayah
Korkot : Koordinator Kota
KPPN : Kantor Pelayanan dan Perbendaharaan Negara
KPK-D : Komite Penanggulangan Kemiskinan di Daerah (Tingkat Provinsi atau
Kota/Kabupaten)
KSM : Kelompok Swadaya Masyarakat
KUBE : Kelompok Usaha Bersama
L. LKM : Lembaga Keswadayaan Masyarakat, merupakan nama generik yang
dahulu dinamakan BKM
LSM : Lembaga Swadaya Masyarakat
M. Musrenbang : Musyawarah Perencanaan Pembangunan
Monev : Monitoring dan Evaluasi
P. PBL : Penataan Bangunan dan Lingkungan
PERT : Pengelolaan Ekonomi Rumah Tangga
Pemda : Pemerintah Daerah
Pemanas : Pemandu Nasional
PJM : Perencanaan Jangka Menengah
PJ : Penanggung Jawab
PJOK : Penanggung Jawab Operasional Kegiatan
Pej.PK : Pejabat Pembuat Komitmen
PNPMMP : Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan
PMU : Program Management Unit
PPMK : Peningkatan Penghidupan Masyarakat berbasis Komunitas
PP-BLM : Permohonan Pembayaran Bantuan Langsung Masyarakat
PS2 : Pemetaan Swadaya (Daftar Warga Miskin)
POB : Prosedur Operasional Baku

iv
viii PEDOMAN TEKNIS | PPMK
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri - Perkotaan

R. Relawan : Warga setempat yang peduli membantu warga miskin di wilayahnya


tanpa pamrih
Renta : Rencana Tahunan
RPD : Rencana Penggunaan Dana
RT/RW : Rukun Tetangga/Rukun Warga
RWT : Rembug Warga Tahunan
S. SATKER-PIP : Satuan Kerja Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan
SDM : Sumber Daya Manusia
SIM : Sistem Informasi Manajemen
SKPD : Satuan Kerja Perangkat Daerah
SK : Surat Keputusan
SNVT : Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu
SOP : Standard Operational Procedures
SPKD : Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah
SPP : Surat Perjanjian Pinjaman
SPPB : Surat Perjanjian Penyaluran Bantuan
T. TA : Technical Assisstance
TKPKD : Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah
TKPP : Tim Koordinasi Pelaksanaan P2KP (tngkat Provinsi dan Kota/kabupaten)
Tridaya : Pemberdayaan Lingkungan, Pemberdayaan sosial dan Pemberdayaan
Ekonomi
TOR : Term of Reference
TOT : Training of Trainer

U. UP : Unit Pengelola yang dibentuk BKM


UPK : Unit Pengelola Keuangan
UPL : Unit Pengelola Lingkungan
UPS : Unit Pengelola Sosial

PEDOMAN TEKNIS | PPMK v


ix
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri - Perkotaan

vix PEDOMAN TEKNIS | PPMK


Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri - Perkotaan

I. PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

PNPM Mandiri Perkotaan dilaksanakan dengan tujuan mencapai keberlanjutan perbaikan


kesejahteraan masyarakat miskin melalui proses pemberdayaan masyarakat, yang dilaksanakan
dengan menerapkan pendekatan pengokohan kelembagaan masyarakat di tingkat basis yang
disebut Badan Keswadayaan Masyarakat/Lembaga Keswadayaan Masyarakat (BKM/LKM). BKM/
LKM tersebut diharapkan mampu menjadi wadah perjuangan kaum miskin dalam menyuarakan
aspirasi dan kebutuhannya, sekaligus menjadi lokomotif upaya penanggulangan kemiskinan
yang dijalankan oleh masyarakat secara mandiri dan berkelanjutan.

Intervensi PNPM Perkotaan yang dilakukan terdiri dari transformasi sosial masyarakat dari Miskin
menjadi Berdaya, kemudian menuju Mandiri dan pada akhirnya tercapai tatanan masyarakat
Madani. Saat ini, PNPM Mandiri Perkotaan berhasil membangun pondasi masyarakat berdaya
melalui perubahan sikap/perilaku/cara pandang masyarakat yang bertumpu pada nilai-nilai
universal.

Sejalan dengan kebijakan Tim Pengendali PNPM Mandiri Perkotaan, tahun 2012-2014 merupakan
phase kemandirian, yang difokuskan pada upaya membangun kemandirian masyarakat.
Strategi phase kemandirian meiliputi: (1) Memperkuat kelembagaan masyarakat (BKM & UP-
UP), (2) Melaksanakan Peningkatan Penghidupan Masyarakat berbasis Komunitas (PPMK),
dan (3) Mengembangkan Program Kawasan Permukiman Produktif, melalui Neighbourhood
Development. Dengan demikian, PPMK merupakan salah satu komponen program PNPM
Mandiri Perkotaan pada phase kemandirian.

Kegiatan PPMK merupakan salah satu pengembangan konsep TRIDAYA khususnya melalui
peningkatan penghidupan warga miskin dan perempuan yang terhimpun dalam KSM. Strategi
pelaksanaan PPMK melalui proses pendampingan dan fasilitasi.

Pendampingan dan fasilitasi KSM pada dasarnya menjadi bagian dari proses pembelajaran
masyarakat dalam dinamika kelompok. Hal ini dilakukan dalam rangka untuk memperkokoh
ikatan kebersamaan, solidaritas dan kepedulian sesama anggotanya agar mampu memecahkan
persoalan-persoalannya secara bersama, memenuhi kebutuhan dan meningkatkan
kesejahteraan bersama.

Pedoman Teknis PPMK ini disusun sebagai panduan bagi seluruh pemangku kepentingan
(stakeholders) PNPM Mandiri Perkotaan dan masyarakat dalam pelaksanaan kegiatan PPMK
sebagai salah satu strategi penanggulangan kemiskinan melalui peningkatan penghidupan
masyarakat miskin berbasis komunitas.

PEDOMAN TEKNIS | PPMK 1


Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri - Perkotaan

1.2 DASAR PEMIKIRAN

Pendampingan masyarakat yang dilakukan oleh PNPM Mandiri Perkotaan mendorong proses
transformasi sosial dari masyarakat TIDAK BERDAYA menuju BERDAYA, MANDIRI dan menuju
MADANI. Kondisi sosial masyarakat hasil pendampingan sampai saat ini sudah pada tahap
Berdaya menuju Mandiri.

Gambar 1.1. Proses Transformasi Sosial Melalui Intervensi


PNPM Mandiri Perkotaan

Tahap transformasi ini dicirikan oleh terjadinya kemitraan sinergis antara Pemerintah dengan
Masyarakat, yang didukung oleh dunia usaha, dan organisasi masyarakat sipil lainnya (Public
Private Partnership/PPP). Pengalaman berbagai program penanggulangan kemiskinan, diperoleh
pembelajaran bahwa untuk dapat terjadinya suatu “gerakan bersama” dalam menanggulangi
kemiskinan diperlukan keterlibatan semua komponen masyarakat dan pemerintah meliputi
pemerintah dan pemerintah daerah, dunia usaha, dan organisasi masyarakat sipil.

Intervensi program PNPM Mandiri Perkotaan dalam mewujudkan transformasi masyarakat dari
berdaya menuju mandiri, setidaknya terdiri dari dua hal:

a. Program Penanggulangan Kemiskinan Terpadu (PAKET) yang merupakan kemitraan antara


pemerintah daerah dengan masyarakat.
b. Membangun kemitraan dan replikasi program, yang melibatkan berbagai program
penanggulangan kemiskinan dibidang sosial (pendidikan, santunan, kesehatan, dll),

2 PEDOMAN TEKNIS | PPMK


Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri - Perkotaan

program perbaikan/pembangunan sarana/prasarana lingkungan permukiman dan Program


Peningkatan Penghidupan Masyarakat Berbasis Komunitas (PPMK).

Program Peningkatan Penghidupan Masyarakat Berbasis Komunitas (PPMK) merupakan


intervensi pada pengembangan kegiatan-kegiatan produktif masyarakat yang secara langsung
dapat meningkatkan penghidupan masyarakat miskin dengan pendekatan pendampingan KSM.
Oleh karena itu pendampingan difokuskan pada penguatan kelembagaan dan pengembangan
usaha KSM

Strategi pendampingan penguatan kelembagaan dan pengembangan usaha KSM dalam PPMK
dilakukan melalui prinsip pengembangan lima asset sumber penghidupan manusia, yakni :
modal sumberdaya manusia (human capital), modal sosial (social capital), sumberdaya alam
(natural capital), sumberdaya fisik (phisical capital) dan sumberdaya keuangan (financial
capital), sebagaimana gambar berikut:

Gambar 1.2. Prinsip Dasar Pengelolaan Sumber Penghidupan

Strategi pelaksanaan pengelolaan sumber penghidupan tersebut, berorientasi pada penguatan


“kapasitas kewirausahaan” masyarakat miskin agar mampu mengoptimalkan kreativitas dan
inovasi serta semangat kewirausahaannya. Untuk itu dilakukan serangkaian kegiatan penyadaran
maupun penguatan kapasitas anggota KSM, sehingga terbangun sumber daya manusia yang
tangguh di KSM dampingan tersebut (Human Capital).

Sumber Daya Manusia yang tangguh memerlukan dukungan modal sosial (social capital),
melalui proses inklusi dan partisipasi masyarakat. Proses ini memerlukan dukungan stakeholders
diantaranya BKM, Unit Pengelola, relawan serta pihak swasta dan pemerintah lokal, sehingga
mampu mendukung pengembangan KSM.

PEDOMAN TEKNIS | PPMK 3


Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri - Perkotaan

Asset sumberdaya fisik (phisical capital) merupakan bagian penting dalam peningkatan
penghidupan masyarakat. Sumberdaya fisik dalam bentuk pengembangan infrastruktur
produktif yang mendukung peningkatan penghidupan masyarakat, antara lain kios kerajinan,
pasar, tempat pelelangan ikan, sandaran perahu, irigasi sederhana, jalan ke sentra produksi dan
lain-lain.

Pengelolaan asset sumber daya alam (natural capital) adalah kemampuan KSM dalam
mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya alam yang ada di sekitarnya sebagai bahan baku,
produksi, budidaya yang menunjang keberlanjutan kegiatan produktif untuk meningkatkan
penghidupan warga miskin.

Pengelolaan asset sumber daya keuangan (financial capital) pada hakekatnya mengelola
kemampuan KSM dalam pemupukan modal sendiri serta memperluas akses terhadap pelayanan
berbagai lembaga keuangan diantaranya UPK-BKM, koperasi, Baitul Mal wa Tanwil (BMT),
Lembaga Keuangan Mikro, Perbankan, Pemda, CSR dll.

Melalui integrasi dan pengokohan pilar-pilar peningkatan penghidupan masyarakat di atas,


diharapkan dapat menciptakan KSM-KSM Mandiri yang dapat menumbuhkembangkan kegiatan
usaha produktif dan kreatif yang berkelanjutan (sustainability) sehingga secara langsung KSM
benar-benar berorientasi dan berperan sebagai peningkatan penghidupan masyarakat miskin
yang menjadi anggota-anggota KSM tersebut.

Apa itu PPMK ?


• PPMK merupakan salah satu komponen PNPM Perkotaan, yang difokuskan pada
penguatan KSM dalam rangka peningkatan penghidupan Masyarakat
• Prinsip Dasar Pengembangan penghidupan masyarakat adalah Penguatan akses
masyarakat miskin (KSM) kepada 5 asset sumber penghidupan manusia, yakni
modal SDM (human capital), modal sosial (social capital), sumberdaya alam (natural
capital), sumberdaya fisik (phisical capital) dan sumberdaya keuangan (financial
capital).
• Dalam pengelolaan sumber penghidupan tersebut, PPMK terkait dengan
meningkatkan kemampuan KSM dalam mengakses berbagai sumber modal
penghidupan.
• Fokus pendampingan penguatan KSM, selain terkait dengan kelancaran modal
keuangan, terutama juga berorientasi pada efektivitas kegiatan produktif yang
dikembangkan KSM, sehingga dapat berkontribusi positif bagi peningkatan
penghidupan anggotanya.

1.3 TUJUAN

Menguatkan “kelembagaan dan kegiatan usaha KSM” secara mandiri dan berkesinambungan
yang berorientasi pada peningkatan penghidupan masyarakat miskin (sustainable livelihood)”

4 PEDOMAN TEKNIS | PPMK


Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri - Perkotaan

1.4 PRINSIP DASAR

Secara umum prinsip-prinsip pelaksanaan kegiatan PPMK mengacu pada prinsip-prinsip


sebagaimana yang terdapat pada pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaan, sedangkan secara
khusus prinsip-prinsip dasar PPMK adalah sebagai berikut:

• Kemitraan. Semua pihak yang berkepentingan dalam kegiatan PPMK didorong untuk
mewujudkan kemitraan dan kerjasama sinergi antar pemangku kepentingan dalam rangka
optimalisasi upaya dan manfaat kegiatan bagi warga miskin.
• Kewirausahaan. Dalam kegiatan peningkatan penghidupan masyarakat memerlukan jiwa
pelaku usaha yang kuat, kukuh, kreatif dan tidak mudah terguncang dalam menghadapi
berbagai persoalan yang menghalangi usahanya, sehingga kegiatan peningkatan
penghidupannya dapat lebih produktif, tumbuh dan berkelanjutan.
• Kelembagaan. KSM menjadi wahana belajar mengukuhkan pranata social yang
memperteguh kebersamaan dalam memperjuangkan tujuan dan kepentingan anggota-
anggotanya serta memperkokoh kemandirian KSM dalam mengembangkan kapasitas sosial
ekonomi anggotanya.
• Kearifan Lokal. Pelaksanaan kegiatan oleh masyarakat didasarkan optimalisasi sumber daya
setempat yang ada di wilayahnya maupun sekitarnya, baik sumber daya manusia, sumber
daya material, sumber daya produksi dan pasar, sumber daya pendanaan, dan sumber daya
lainnya, dalam rangka mendukung usaha yang akan dikembangkannya.
• Keberlanjutan. Setiap pengambilan keputusan harus mempertimbangkan kepentingan
peningkatan kesejahteraan masyarakat miskin, tidak hanya saat ini tapi juga di masa depan
dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan.

1.5 KELUARAN

Keluaran atau hasil yang diharapkan dari kegiatan PPMK adalah sebagai berikut:
1. Meningkatnya jumlah KSM yang dapat melaksanakan kegiatan peningkatan penghidupan
masyarakat berorientasi tridaya
2. Meningkatnya jumlah KSM yang dapat mengakses serta bekerjasama dengan berbagai pihak
dalam berbagai program tridaya untuk peningkatan penghidupan masyarakat;
3. Meningkatnya jumlah warga miskin peserta kegiatan PPMK

1.6 STRATEGI

Dalam kerangka mencapai tujuan, PPMK menerapkan 3 (tiga) strategi dasar yang satu sama lain
merupakan satu kesatuan, yaitu:

1. Meningkatkan Kapasitas “Kelembagaan KSM”


Kelembagaan KSM mencakup media (wadah) dan pranatanya (prinsip, nilai, aturan dan
pengaturannya). KSM dalam PPMK merupakan media proses pembelajaran warga miskin (PS-2)
dalam rangka memperkokoh dan mempertangguh nilai-nilai universal dan saling peduli antar
anggotanya. KSM juga menjadi wahana belajar memperteguh nilai-nilai musyawarah mufakat
dalam proses pengambilan keputusan kelompok, kemandirian dalam mengembangkan
kapasitas sosial ekonomi anggota keluarganya serta memperkuat posisi tawar agar dalam
mengembangkan penghidupan para anggota semakin meningkat sehingga kesejahteraan
anggota KSM semakin meningkat dan berkesinambungan.

PEDOMAN TEKNIS | PPMK 5


Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri - Perkotaan

Peningkatan kapasitas usaha warga miskin (PS-2) yang terhimpun dalam KSM, dilakukan
melalui pendampingan untuk meningkatkan kapasitas kelembagaan KSM, mencakup aspek:
manajemen organisasi dan administrasi KSM, tingkat keaktifan pengurus dan para anggotanya,
tata kelola dalam mencapai tujuan, nilai dan prinsip dasar serta aturan dan pengaturan KSM.

2. Meningkatkan kapasitas “kelompok masyarakat miskin” dalam kegiatan peningkatan


penghidupan masyarakat
Kapasitas “kelompok masyarakat miskin” mencakup dimensi moral, intelektual, material dan
manajerial. “Kelompok masyarakat miskin” yang terdiri dari kumpulan beberapa rumah tangga
pada dasarnya telah memiliki asset berupa : asset keuangan, asset sosial (modal sosial/nilai-
nilai kebajikan/jaringan sosial), asset fisik lingkungan, asset sumberdaya manusia maupun asset
yang berkaitan dengan akses terhadap sumber daya alam dan informasi.

Peningkatan kapasitas tersebut dimaksudkan untuk memperluas akses terhadap berbagai asset,
diantaranya kebebasan dalam menyalurkan aspirasi dalam proses pengambilan keputusan
pembangunan guna kesinambungan kualitas kehidupan keluarga miskin. Akses pendukung
peningkatan ekonomi (usaha) diantaranya berupa peningkatan kapasitas pengetahuan,
keterampilan teknis usaha, manajemen ekonomi rumah tangga, perluasan pemasaran serta
kemampuan menyampaikan aspirasi untuk mendorong perlindungan dalam berusaha agar
tingkat resiko kerentanannya berkurang.

3. Meningkatkan pelayanan BKM melalui Unit-Unit Pelaksana untuk masyarakat miskin


Keberadaan BKM serta Unit-Unit Pelaksananya (UPK, UPL dan UPS) dimaksudkan untuk
memperluas dan mempermudah akses pelayanan kepada masyarakat berpenghasilan rendah
dalam meningkatkan penghidupannya. Secara umum layanannya berupa penyediaan akses
infratruktur permukiman maupun infrastruktur produktif, akses social dan akses ekonomi,
terutama dukungan dana bergulir untuk usaha produktif. Terkait pelaksanaan program
PPMK, maka orientasi pelayanan masing-masing unit pada prinsipnya diarahkan pada jenis-
jenis kegiatan produktif yang dapat menunjang secara langsung peningkatan penghidupan
masyarakat miskin secara berkesinambungan.

6 PEDOMAN TEKNIS | PPMK


Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri - Perkotaan

II. KETENTUAN UMUM

2.1 JENIS-JENIS KEGIATAN DALAM PPMK

2.1.1 Jenis Kegiatan Pelayanan Sosial melalui pengembangan kapasitas KSM

Jenis-jenis kegiatan pelayanan sosial bagi KSM dalam pelaksanaan program PPMK, antara lain
meliputi pelatihan, sosialisasi, vocational & on the job training, dll.

Contoh Jenis Kegiatan Pelayanan Sosial dalam


Program PPMK
• Kegiatan pelatihan KSM, antara lain melalui Pelatihan
manajemen & organisasi kelompok, pelatihan
entrepreneurship, pelatihan manajemen usaha, dll

• Kegiatan sosialisasi dan pemasaran KSM, antara lain


melalui sosialiasi, pemasaran usaha di media lokal,
booklet produk usaha, bazar hasil usaha, pameran/
event, dll

• Kegiatan Vocational & On the job training, antara lain


praktek latihan usaha, magang, on the job training, dll);

• Peralatan Produksi, peralatan2 yg menjadi praktek


produksi atau kegiatan usaha, menjadi bagian dari
kegiatan pelatihan dengan dana kegiatan sosial.
Contoh peralatan, al. Mesin Tenun, Mesin Bubut, Alat
Cetak Batako, dll

• Dll sesuai kebutuhan dan ketentuan yang berlaku

2.1.2. Jenis Kegiatan Pelayanan Infrastruktur Produktif melalui kegiatan prasarana


pengembangan penghidupan Masyarakat;

Jenis-jenis kegiatan pelayanan Infrastruktur produktif bagi KSM dalam pelaksanaan program
PPMK, antara lain meliputi prasarana produksi bata/ paving, showroom, pasar lokal/kios,
prasarana limbah usaha, dan prasarana lainnya.

PEDOMAN TEKNIS | PPMK 7


Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri - Perkotaan

Contoh Jenis Kegiatan Pelayanan Infrastruktur Produktif


dalam Program PPMK
• Kegiatan Infrastruktur Usaha Produktif, antara lain
pembangunan showroom (ruang pamer produk) lokal, kios
lokal, pasar lokal/tradisional, tempat pelelangan, jalan ke
sentra produksi

• Kegiatan Usaha Infrastruktur, antara lain melalui usaha cetak


bata, usaha cetak batako, usaha pembuatan genteng, usaha
bengkel, usaha sewa peralatan dll

• Kegiatan Usaha Permukiman, antara lain Pengelolaan


Sampah warga, Pengelolaan air minum, pengelolaan
sanitasi warga, pengelolaan rumah sehat, Usaha kerajinan
dari sampah atau limbahlimbah (kaleng/ botol bekas), Usaha
daur ulang kertas dll);

• Manajemen Infrastruktur, Bengkel kontruksi, relawan/


building controller, usaha penyusunan Maket, design, dll.

• Dll sesuai kebutuhan dan ketentuan yang berlaku.

2.1.3. Jenis Kegiatan Pelayanan Ekonomi melalui dana bergulir bagi KSM;

Jenis-jenis kegiatan pelayanan ekonomi bagi KSM dalam pelaksanaan program PPMK dilakukan
melalui penyediaan dana bergulir bagi KSM-KSM Unggulan (yang telah terseleksi) untuk
membiayai kegiatan-kegiatan ekonomi produktif untuk peningkatan penghidupan masyarakat
miskin.

Contoh Jenis Kegiatan Pelayanan Ekonomi dalam


Program PPMK
• Kegiatan Usaha primer pertanian produktif dan kreatif,
antara lain usaha terkait Tanaman pangan, Peternakan,
Perikanan, Perkebunan, dll
• Kegiatan ‘usaha pengolahan’ produktif dan kreatif oleh
Home bisnis/industri, antara lain melalui Usaha kerajinan
akar rotan tumbuhan , Usaha kerajinan anyam bambu,
Usaha kerajinan pengolahan daun, Usaha pengolahan
keripik singkong atau kulit singkong, Usaha budidaya
jamur merang, Usaha pandai besi, dll
• Kegiatan ‘Usaha jasa’ produktif, antara lain Sablon,
Multimedia, Perbengkelan, Las, Rias pengantin, Perawatan
kesehatan, dll
• Dll sesuai kebutuhan dan ketentuan yang berlaku.

8 PEDOMAN TEKNIS | PPMK


Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri - Perkotaan

2.2 SASARAN

2.2.1. Sasaran Penerima Manfaat

Penerima manfaat program PPMK adalah KSM-KSM dengan kriteria sbb :

1. Memiliki kegiatan produktif yang berpotensi dikembangkan (prospektif).

• Bagi KSM Ekonomi:


Jenis Usaha sektor Jasa maupun produksi, yang prospektif pemasaran tinggi dan melibatkan
warga miskin

• Bagi KSM Lingkungan:


Memiliki kegiatan produktif seperti pembuatan batu bata/batako. Berpengalaman membangun
sarana produksi atau instalasi lingkungan yang mendukung produksi/ penghidupan (pasar
lokal/kios, prasarana limbah usaha, dan prasarana lainnya).

• Bagi KSM Sosial:


Pernah melakukan pelatihan kerja, magang dan tindaklanjut usahanya berkelanjutan

2. Jumlah anggota minimal 5 orang,


3. Minimal 2/3 anggota KSM adalah warga miskin (terdaftar dalam PS-2)
4. Memiliki perangkat organisasi dan administrasi sederhana.
5. Bagi KSM yang memiliki kegiatan dana bergulir pernah mendapat pinjaman dari UPK atau
lembaga keuangan lain dengan tingkat pengembalian pinjaman > 90%.
6. Bagi KSM bentukan baru dari warga miskin yang berasal dari beberapa KSM yang memiliki
usaha sejenis, aneka usaha atau memiliki potensi untuk membentuk Kelompok Usaha
Bersama (KUBE).

2.2.2. Sasaran Lokasi

Sasaran lokasi kegiatan PPMK harus memenuhi kriteria sebagai berikut:


1. Kinerja kelembagaan BKM minimal “Berdaya”
2. Opini audit tahun buku sebelumnya “Wajar Tanpa Pengecualian”
3. Kinerja sekretariat BKM minimal “memadai” selama 3 bulan terakhir.

2.3. KOMPONEN PROGRAM

Kegiatan PPMK terdiri dari 3 (tiga) komponen sebagai berikut:


1. Pemberdayaan masyarakat melalui penguatan kapasitas kelembagaan dan usaha KSM
2. Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) PPMK
3. Bantuan Teknis

PEDOMAN TEKNIS | PPMK 9


Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri - Perkotaan

2.3.1. Komponen Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat melalui penguatan


kapasitas kelembagaan dan usaha KSM

Komponen Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat melalui penguatan kapasitas kelembagaan dan


usaha KSM dilakukan dalam kerangka penguatan siklus program di tingkat masyarakat, seperti
tergambar dalam siklus berikut ini:

Gambar 2.1. Pemberdayaan Masyarakat Dalam Kerangka Memperkuat


Siklus Program di Tingkat Masyarakat

KSM merupakan bagian dari siklus pembelajaran di tingkat masyarakat dalam PNPM Mandiri
Perkotaan. PPMK adalah salah satu komponen PNPM Mandiri Perkotaan yang difokuskan pada
penguatan kapasitas kelembagaan dan usaha KSM.

2.3.2. Komponen Kegiatan Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) PPMK

Bantuan dana diberikan dalam bentuk dana bantuan langsung masyarakat (BLM) PPMK. BLM
PPMK bersifat stimulan dan disediakan untuk memberi akses kepada masyarakat miskin yang
tergabung dalam KSM peserta kegiatan PPMK. BLM PPMK dapat digunakan untuk modal kerja,
investasi dan penguatan kapasitas untuk mendukung usaha produktif yang layak berdasarkan
penilaian UPK dan mendapat persetujuan BKM yang dinyatakan dalam Berita Acara Penetapan
KSM Peserta Kegiatan PPMK.

KSM yang berhak menerima pinjaman BLM PPMK adalah KSM yang sudah tidak memiliki
pinjaman dari UPK atau lembaga keuangan lainnya.

10 PEDOMAN TEKNIS | PPMK


Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri - Perkotaan

A. Alokasi Pagu BLM PPMK

Besarnya pagu BLM PPMK tiap kelurahan terseleksi adalah maksimal sebesar Rp 100 juta/ BKM.
Sebagian dana BLM PPMK sebesar maksimal 5% dapat digunakan untuk kegiatan peningkatan
kapasitas mengenai PPMK dan Biaya operasional yang dikelola oleh BKM beserta UP-UP-nya.
Sedangkan sisanya disalurkan kepada KSM-KSM prioritas penerima dana PPMK yang ditetapkan
dalam rembug BKM sesuai ketentuan yang ditetapkan.

Pada tahap awal, maksimal 5 (lima) KSM peserta PPMK terseleksi memperoleh dana BLM
PPMK dengan jumlah dana yang diterima setiap KSM harus ‘sesuai kebutuhan yang tercantum
dalam proposal kegiatan’ yang disetujui BKM. Pada tahap berikutnya, minimal 2 (dua) KSM baru
peserta PPMK menerima perguliran dana BLM PPMK setiap tahunnya.

Jumlah realisasi dana BLM PPMK untuk setiap KSM sepenuhnya tergantung pada kelayakan
proposal masing-masing KSM. Bagi KSM dengan seluruh anggotanya adalah warga miskin yang
baru belajar berusaha, dan memiliki kriteria usaha potensial, sebagian dana yang diterima
(maksimal 20%) dapat digunakan untuk kegiatan pelatihan ketrampilan produksi (termasuk
modal investasi peralatan) dan sisanya merupakan dana bergulir yang dikembalikan kepada
UPK-BKM. Sedangkan bagi KSM-KSM dan/atau anggota-anggotanya yang telah menjalankan
usaha, seluruh dana yang diterima merupakan dana bergulir untuk pengembangan usaha
produktif mereka.

BLM PPMK adalah dana pinjaman bergulir yang dikelola oleh UPK-BKM, khusus untuk
peningkatan pendapatan masyarakat miskin. BLM PPMK digulirkan dan dimanfaatkan hanya
untuk anggota KSM yang masuk kategori miskin (PS-2) setelah mendapat persetujuan BKM.

Jumlah dana BLM PPMK yang telah ada di rekening BKM harus diinformasikan secara luas dan
transparan kepada semua warga kelurahan dan perangkat kelurahan setempat. Demikian pula
jumlah dana BLM PPMK yang telah diterima dan ada di rekening KSM harus diinformasikan
secara transparan kepada seluruh anggotanya.

Penyampaian informasi perkembangan perguliran dana BLM PPMK secara berkala disampaikan
BKM kepada masyarakat dan perangkat kelurahan setempat, serta disampaikan KSM kepada
anggota-anggotanya secara transparan dan akuntabel.

B. Persyaratan Penyaluran dan Pencairan Dana BLM PPMK

Dana BLM disalurkan langsung kepada LKM (Lembaga Keswadayaan Masyarakat) melalui dua
tahap, yakni tahap I 60% dan tahap II 40%, dengan ketentuan sebagai berikut:

PEDOMAN TEKNIS | PPMK 11


Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri - Perkotaan

TSyarat Pencairan Syarat Pencairan ke BKM SSyarat Pemanfaatan ke KSM


• Hasil Seleksi dan Penetapan Lokasi • Proposal/usulan KSM peserta
PPMK (Berita Acara Hasil Seleksi kegiatan PPMK telah dinyatakan
Lokasi PPMK dan SK Penetapan layak oleh UPK dan disetujui oleh
Lokasi PPMK). Rapat BKM/LKM.
• BKM/LKM telah melaksanakan • Melampirkan rencana penggunaan
sosialisasi PPMK di Tingkat dana / RPD BLM tahap I yang telah
Kelurahan (Berita Acara Sosialisasi) diverifikasi dan ditandatangani
• BKM/LKM menandatangani Surat fasilitator.
Perjanjian Pemberian Bantuan • KSM menandatangani akad kredit/
(SPPB) dengan pihak pemerintah SPP (surat perjanjian pinjaman)
Tahap I (60%) yang diwakili Satker setempat dan dengan UPK dan diketahui oleh
diverifikasi oleh Senior Fasilitator.
BKM serta perangkat kelurahan
• Melengkapi form dokumen
atau fasilitator
pencairan (PP-BLM, Kwitansi, Copy
• Melengkapi form dokumen
Rek. BKM/LKM)
pencairan (Kwitansi, Copy Rek.
KSM, dll)
• Disalurkan melalui mekanisme
rembug KSM dihadiri UPK,
Pengawas, BKM, relawan,
perangkat kelurahan dan fasilitator

• Melampirkan rencana penggunaan • Proposal/usulan KSM untuk


dana BLM PPMK tahap II yang telah penggunaan dana BLM tahap II
diverifikasi dan ditandatangani telah dinyatakan layak oleh UPK
fasilitator dan disetujui oleh Rapat LKM
Tahap II (40%) • Melengkapi form dokumen • Administrasi keuangan, organisasi
pencairan (Kwitansi, Copy Rek. dan manajemen KSM telah
BKM, Resume Akad Kredit diverifikasi oleh Fasilitator dengan
pemanfaatan BLM Tahap 1 ke hasil minimal memadai
rekening KSM)
• Dana tahap I di KSM telah
dimanfaatkan dan dipertanggung-
jawabkan secara teknis dan
administrasi minimal 50%
• Melengkapi form dokumen
pencairan (Kwitansi, Copy Rek.
KSM, dll)
• Disalurkan melalui mekanisme
rembug KSM dihadiri UPK,
Pengawas, BKM, relawan,
perangkat kelurahan dan fasilitator.

12 PEDOMAN TEKNIS | PPMK


Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri - Perkotaan

C. Penggunaan Dana BLM PPMK


Penggunaan dana BLM PPMK diperuntukkan untuk modal kerja, modal investasi dan peningkatan
kapasitas bagi pengembangan usaha produktif dan kreatif masyarakat miskin (PS-2) yang menjadi
anggota KSM peserta kegiatan PPMK.
Modal kerja yang dimaksud dalam pedoman ini adalah dana yang diperlukan untuk memenuhi
kebutuhan operasional usaha seperti bahan baku. Modal investasi adalah dana yang harus di
keluarkan di awal, dan biasanya dipakai untuk jangka panjang seperti bangunan, peralatan usaha
dan barang-barang lain yang dipakai untuk jangka panjang.
Prospektif kelayakan usaha (analisis pasar, analisis sumber daya, dll) tetap menjadi pertimbangan
utama dalam penetapan persetujuan proposal kegiatan PPMK oleh UPK-BKM.
Adapun klasifikasi KSM-KSM (baik ekonomi, infrastruktur dan sosial) peserta kegiatan PPMK
yang diprioritaskan untuk didanai BLM PPMK, antara lain sbb:

i. KSM KUBE
ii. KSM Usaha Sejenis
iii. KSM Aneka Usaha

Jenis-jenis usaha yang dapat dikembangkan dalam PPMK mengacu pada pelayanan kegiatan
ekonomi, sosial dan infrastruktur, dengan memanfaatkan potensi sumber daya lokal. Beberapa
contoh jenis-jenis usaha tersebut adalah, tapi tidak terbatas pada;

Usaha primer pertanian produktif dan kreatif diantaranya;


• Tanaman pangan
• Peternakan
• Perikanan
• Perkebunan

Usaha olahan/ home industri, diantaranya;


• Usaha kerajinan akar rotan tumbuhan
• Usaha kerajinan dari kaleng/ botol bekas
• Usaha daur ulang kertas
• Usaha pengolahan daur ulang sampah
• Usaha kerajinan anyam bambu
• Usaha kerajinan pengolahan daun

PEDOMAN TEKNIS | PPMK 13


Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri - Perkotaan

• Usaha pengolahan ban bekas


• Usaha olahan bakau/ eceng gondok/ pelapah pisang/ dan sejenisnya
• Usaha pengolahan keripik singkong atau kulit singkong
• Usaha budidaya jamur merang
• Usaha produksi pangan
• Usaha produksi sabun
• Usaha pandai besi, dll

Usaha jasa produktif diantaranya;


• Sablon
• Multimedia
• Perbengkelan
• Las
• Pertukangan
• Rias pengantin
• Perawatan kesehatan, dll

D. Negative List
Kegiatan PPMK tidak memperkenankan pemanfaatan BLM PPMK untuk kegiatan yang tidak
berkaitan langsung dengan upaya pengembangan penghidupan masyarakat miskin, kegiatan yang
bersifat hibah, menimbulkan dampak keresahan sosial dan kerusakan lingkungan, berorientasi
pada kepentingan individu atau kelompok tertentu dan bertentangan dengan norma-norma,
hukum serta peraturan yang berlaku.
Secara umum beberapa kegiatan yang tidak boleh dibiayai (negative list) dengan dana BLM
PPMK, adalah sebagai berikut:
1. Kegiatan yang berkaitan dengan politik praktis (kampanye, demonstrasi, dll)
2. Kegiatan militer atau semi-militer (pembelian senjata dan sejenisnya)
3. Deposito atau yang berkaitan dengan usaha memupuk bunga bank
4. Kegiatan yang memanfaatkan BLM PPMK sebagai jaminan atau agunan atau garansi, baik
yang berhubungan dengan lembaga keuangan dan perbankan maupun pihak ketiga lainnya.
5. Pembebasan lahan
6. Pembangunan rumah ibadah
7. Pembangunan gedung kantor pemerintah atau kantor BKM-UP-KSM
8. Kegiatan-kegiatan yang berdampak negatif terhadap lingkungan, penduduk asli dan
kelestarian budaya lokal dan lain-lain yang dilarang dalam safeguard dan

14 PEDOMAN TEKNIS | PPMK


Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri - Perkotaan

9. Kegiatan yang bertentangan dengan hukum, nilai agama, tata susila dan kemanusiaan serta
tidak sejalan dengan visi, misi, tujuan dan nilai-nilai universal

2.3.3. Komponen Kegiatan Bantuan Teknis


Kegiatan PPMK pada dasarnya merupakan kegiatan yang dilaksanakan sepenuhnya oleh
masyarakat, yakni dari, oleh dan untuk masyarakat (swakelola). Sebagai pelaku utama kegiatan
ini adalah masyarakat miskin, KSM dan UPK peserta kegiatan yang difasilitasi oleh BKM beserta
relawan-relawan setempat yang berkoordinasi dengan perangkat pemerintah kelurahan.
Untuk memfasilitasi kegiatan masyarakat, PNPM Mandiri Perkotaan mendukung dengan
penyediaan tambahan fasilitator dalam setiap tim fasilitator yang mendapatkan kegiatan PPMK,
dengan dukungan operasional dan pengembangan kapasitas sesuai kebutuhan.
Sedangkan untuk tingkat kota/kabupaten, pelaku utama adalah pemerintah kota/kab itu sendiri
yang digerakkan oleh relawan-relawan kota/kab, pemandu nasional pemda, dan KBP serta
TKPK-D, yang difasilitasi oleh Askot MK beserta tim korkot dengan dukungan operasional dan
pengembangan kapasitas sesuai kebutuhan.

Gambar 2.2 Bantuan Teknis Kegiatan PPMK

PEDOMAN TEKNIS | PPMK 15


Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri - Perkotaan

16 PEDOMAN TEKNIS | PPMK


Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri - Perkotaan

III. TAHAPAN PELAKSANAAN

3.1 TAHAP PELAKSANAAN KEGIATAN DI TINGKAT MASYARAKAT

3.1.1 Prinsip Pelaksanaan Kegiatan di Masyarakat

Prinsip utama pelaksanaan kegiatan di tingkat masyarakat adalah proses penyadaran, pemahaman,
pembelajaran dan pelembagaan kegiatan peningkatan penghidupan masyarakat miskin melalui
pengembangan usaha ekonomi produktif dan kreatif.

Siklus kegiatan masyarakat adalah siklusnya masyarakat, yang menempatkan masyarakat miskin,
KSM, relawan-relawan dan UPK-BKM sebagai pelaku utama atau subyek dari pelaksanaan kegiatan.
Posisi fasilitator bersama perangkat kelurahan setempat hanya ‘memfasilitasi’ untuk mendorong dan
menjamin masyarakat mampu melaksanakan kegiatannya sesuai kaidah pembangunan partisipatif
dan ketentuan pelaksanaan kegiatan PPMK.

Melalui upaya mendorong masyarakat sebagai pelaku utama pelaksanaan kegiatan, maka diharapkan
proses kegiatan PPMK tetap berjalan berkesinambungan setelah PNPM Mandiri Perkotaan berakhir.

3.1.2. Tahapan Kegiatan di tingkat Masyarakat

Sejalan dengan prinsip di atas, tahapan kegiatan di tingkat masyarakat terdiri dari 4 (empat)
tahapan sbb:

a. Tahapan Persiapan Program, serangkaian kegiatan mulai dari seleksi lokasi hingga sosialisasi PPMK
tingkat kelurahan kepada seluruh lapisan masyarakat di lokasi terseleksi.
b. Tahapan Perencanaan, serangkaian kegiatan pelatihan tentang orientasi dan perencanaan PPMK
bagi KSM, BKM, Pengawas, UPK, relawan dan perangkat kelurahan, serta pelatihan keterampilan
usaha bagi anggota KSM.
c. Tahapan Pencairan dan Pemanfaatan BLM, serangkaian kegiatan mulai dari pencairan dana BLM
PPMK ke rekening BKM sampai akad kredit UPK-BKM dengan KSM.
d. Tahapan Penguatan dan Pengembangan, serangkaian kegiatan pelatihan dan pendampingan yang
mendukung penguatan dan pengembangan keberlanjutan KSM dan UPK-BKM serta penyiapan
KSM untuk peserta PPMK selanjutnya.

PEDOMAN TEKNIS | PPMK 17


Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri - Perkotaan

Gambar 3.1 Tahapan Kegiatan PPMK di Tingkat Masyarakat

18 PEDOMAN TEKNIS | PPMK


Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri - Perkotaan

IV. MANAJEMEN DAN


PENGORGANISASIAN

4.1 MANAJEMEN PENDAMPINGAN

Tim Manajemen pelaksana kegiatan Peningkatan Penghidupan Masyarakat berbasis Komunitas


(PPMK) secara berjenjang terdiri dari:

4.1.1 Tim Pusat

Tim Pusat terdiri dari; Project Management Unit (PMU), Satuan Kerja Penanggulangan
Kemiskinan di Perkotaan, Advisory dan Konsultan Manajemen Pusat (KMP).

Tim Pusat bertanggungjawab dalam merumuskan kebijakan dan desain kegiatan serta pedoman
PPMK, KMP mendukung PMU dalam mengendalikan kegiatan PPMK secara Nasional, antara
lain; pengembangan kapasitas, pengendalian KMW, penyusunan KAK, pelaporan, manajemen
data dll. Dalam pelaksanaannya KMP berkoordinasi dengan Advisory.

4.1.2. Tingkat Provinsi

Tim Provinsi terdiri dari; Satuan Kerja Penataan Bangunan Lingkungan (Satker PBL), Pemerintah
Provinsi, dan Konsultan Manajemen Wilayah (KMW). KMW bertanggungjawab dalam
mengendalikan kegiatan PPMK di tingkat Provinsi, antara lain; pengembangan kapasitas
pendampingan, pengendalian Korkot, pelaporan, manajemen data dll. Dalam pelaksanaannya
KMW berkoordinasi dengan Satker PBL dan Pemerintah Provinsi serta bertanggungjawab
kepada PMU melalui KMP.

4.1.3. Tingkat Kota/ Kabupaten

Tim Kota/ Kabupaten terdiri dari; Pemerintah Kota/ Kabupaten dan Tim Koordinator Kota
(Korkot).

Pemerintah Kota/ Kabupaten

Pemerintah Kota/ Kabupaten antara lain terdiri dari; Walikota/ Bupati, DPRD, SKPD, dan TKPKD
yang antara lain membantu dalam;

1. Memfasilitasi kemitraan pengembangan penghidupan, usaha ekonomi produktif dan kreatif.


2. Memfasilitasi kegiatan promosi produk-produk usaha KSM peserta kegiatan PPMK melalui
berbagai kegiatan, antara lain; bazar, web site, pasar malam, pameran, dsb.
3. Memfasilitasi monitoring kegiatan PPMK di tingkat masyarakat.

PEDOMAN TEKNIS | PPMK 19


Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri - Perkotaan

Tim Koordinator Kota (Tim Korkot)

Tim Korkot terdiri dari Koordinator Kota/ Kabupaten yang dibantu oleh beberapa asisten seperti:
Asisten Korkot CD, MK, Infrastruktur, Manajemen Data, Urban Planner, Kemitraan. Bilamana di
Kota/ Kabupaten tidak terdapat Korkot, maka Kota/ Kabupaten tersebut difasilitasi oleh Askot
Mandiri. Adapun ruang lingkup tugas Tim Korkot antara lain;

1. Memperkuat kapasitas TKPKD, KBP, FKA BKM dalam pelaksanaan kegiatan PPMK.
2. Memfasilitasi Pemerintah Kota/ Kabupaten di wilayahnya dalam pelaksanaan kegiatan PPMK.
3. Bertanggungjawab terhadap pengendalian dan pencapaian tujuan, keluaran, serta substansi
dari pelaksanaan kegiatan PPMK di wilayahnya.
4. Pengendalian, pendampingan dan peningkatan kapasitas Tim Fasilitator dalam pelaksanaan
kegiatan PPMK di wilayahnya.
5. Menjamin tercapainya tujuan, keluaran, serta substansi dari pelaksanaan kegiatan PPMK di
tingkat Kota/ Kabupaten.
6. Melaksanakan monitoring, supervisi, dan evaluasi program.
7. Menjamin akurasi data SIM tepat waktu dalam pelaksanaan kegiatan PPMK.
8. Membantu dan memfasilitasi pengembangan pasar usaha serta jaringan usaha yang lebih
luas.
9. Menyusun best practices kegiatan PPMK.
10. Melakukan koordinasi dan mediasi (a.l. jejaring, kemitraan, bridging, maupun linkages)
dengan para pemangku kepentingan di daerah, antara lain, Satuan Perangkat Kerja Daerah
(SKPD), Lembaga perbankan dan non perbankan, Perguruan Tinggi, swasta maupun BUMN/D
dan Pemerintah Kelurahan, LSM serta masyarakat kelurahan lainnya termasuk potensi
relawan setempat.
11. Tugas-tugas lainnya yang ditetapkan PMU.

4.1.3. Tingkat Kelurahan

Tim Kelurahan terdiri dari; Pemerintah Kelurahan/ Desa dan Tim Fasilitator.

Pemerintah Kelurahan/ Desa

Pemerintah Kelurahan/ Desa antara lain terdiri dari; Lurah/ Kepala Desa, Perangkat Kelurahan/
Desa, kelembagaan, dan tokoh masyarakat, antara lain bertanggungjawab dalam;
1. Berkoordinasi secara intensif dengan BKM, UPK dalam rangka mendukung kegiatan PPMK
2. Mensosialisasikan kegiatan PPMK bersama BKM, UPK kepada masyarakat
3. Memfasilitasi BKM, UPK, dan KSM serta masyarakat untuk menjamin kelancaran kegiatan
PPMK
4. Mensinergikan kegiatan kelurahan dengan kegiatan masyarakat dalam rangka meningkatkan
pengembangan ekonomi lokal, usaha ekonomi produktif dan kreatif
5. Monitoring Partisipatif kegiatan PPMK di tingkat masyarakat bersama dengan BKM dan UPK
6. Pemerintah kelurahan memfasilitasi kegiatan promosi produk-produk usaha KSM peserta
kegiatan PPMK melalui berbagai kegiatan, antara lain; bazar, pasar malam, pameran, dsb
7. Pemerintah Kelurahan/ Desa melaksanakan kegiatan lainnya yang mendukung kegiatan
penghidupan masyarakat

20 PEDOMAN TEKNIS | PPMK


Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri - Perkotaan

Tim Fasilitator

Pendampingan kegiatan PPMK dilakukan oleh Tim Fasilitator yang ada sebagai bagian dari
pendampingan PNPM Mandiri Perkotaan secara menyeluruh. Tim Fasilitator terdiri dari senior
fasilitator, fasiltator ekonomi, fasilitator teknik dan fasilitator sosial serta fasilitator lainnya
sesuai dengan kebutuhan. Adapun ruang lingkup tugas Tim Fasiltator antara lain;

1. Memfasiltasi BKM, Pengawas, UPK, KSM, Relawan, pemerintah Kelurahan/ Desa dan
masyarakat dalam pelaksanaan kegiatan PPMK di wilayah dampingannya.
2. Bertanggungjawab terhadap pengendalian dan pencapaian tujuan, keluaran, serta substansi
dari pelaksanaan kegiatan PPMK di wilayah dampingannya
3. Pengendalian, pendampingan dan peningkatan kapasitas BKM, Pengawas, UPK, KSM,
Relawan, pemerintah Kelurahan/ Desa dan masyarakat dalam pelaksanaan kegiatan PPMK di
wilayah dampingannya.
4. Menjamin tercapainya tujuan, keluaran, serta substansi dari pelaksanaan kegiatan PPMK di
tingkat masyarakat dampingan.
5. Melaksanakan monitoring, supervisi, dan evaluasi program.
6. Melakukan input data SIM tepat waktu dalam pelaksanaan kegiatan PPMK.
7. Memperkuat kapasitas BKM, Pengawas, UPK, KSM, Relawan, pemerintah Kelurahan/ Desa
dan masyarakat dalam pelaksanaan kegiatan PPMK di wilayah dampingannya.
8. Membantu dan memfasilitasi BKM, Pengawas, UPK, KSM dalam pengembangan pasar usaha
serta jaringan usaha yang lebih luas.
9. Peningkatan Kapasitas KSM dan anggota KSM agar mampu membangun kemampuan dan
implementasi akses modal usaha dari berbagai sumber daya dan mobilisasi tabungan dalam
upaya meningkatkan produk dan produktivitasnya.
10.Melaksanakan pemetaan, analisis, dan pelaporan yang dibutuhkan untuk memperkuat
implementasi UPK selaku lembaga keuangan mikro dan KSM selaku wadah pengembangan
sosial ekonomi masyarakat utamanya dalam mendukung pengembangan kegiatan
penghidupan warga miskin sebagai usaha ekonomi produktif dan kreatif di kelurahan sasaran.
11.Tugas-tugas lainnya yang ditetapkan PMU.

4.2 PENGEMBANGAN KAPASITAS


Strategi Pengembangan Kapasitas dalam kegiatan PPMK dimaksudkan untuk memperkuat
kapasitas penerima manfaat di lokasi sasaran dan pendamping kegiatan PPMK, yang meliputi
pengembangan SDM, penguatan organisasi/ kelembagaan dan sistem.

Fokus orientasinya dititikberatkan pada penguatan pengetahuan, sikap dan keterampilan


yang berhubungan dengan pengembangan penghidupan masyarakat miskin, pengembangan
kelembagaan masyarakat (UPK/ BKM dan KSM), peningkatan kapasitas pemda dan peningkatan
kapasitas pendamping. Peningkatan kapasitas bukan hanya melalui pendidikan dan pelatihan
bagi individu, akan tetapi juga dilakukan peningkatan kapasitas bagi organisasi.

Pengembangan kapasitas di tingkat masyarakat miskin dan KSM diantaranya berupa pelatihan
orientasi PPMK, pelatihan perencanaan dan manajemen usaha, pelatihan keterampilan
usaha, pelatihan penguatan dan pengembangan KSM, promosi dan kemitraan usaha serta
pendampingan oleh fasilitator, relawan, UPK-BKM dan Pemerintah Daerah.

PEDOMAN TEKNIS | PPMK 21


Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri - Perkotaan

Pengembangan kapasitas di tingkat pengelola dan pengawas UPK antara lain kegiatan pelatihan
orientasi PPMK, pelatihan pengelolaan keuangan dan analisis usaha, pelatihan penguatan dan
pengembangan UPK, kemitraan usaha serta pendampingan oleh fasilitator, BKM, relawan dan
Pemerintah Daerah.

Pengembangan kapasitas di tingkat BKM, aparat kelurahan dan relawan antara lain kegiatan
pelatihan orientasi PPMK, pelatihan perencanaan dan pengelolaan BKM, pelatihan penguatan
dan pengembangan BKM, pendampingan oleh fasilitator, relawan dan aparat pemerintah,
Komunitas Belajar Kelurahan (KBK) dan pertemuan Forum Relawan dan BKM.

Pengembangan kapasitas di tingkat fasilitator dan korkot antara lain kegiatan pelatihan dasar
PPMK, pelatihan lanjutan, Komunitas Belajar Internal Konsultan (KBIK) serta Komunitas Belajar
Perkotaan (KBP).

Pengembangan kapasitas di tingkat konsultan (KMP dan KMW) antara lain kegiatan pelatihan
orientasi PPMK, TOT PPMK, Expert Group Meeting (EGM), Komunitas Belajar Internal Konsultan
(KBIK), rapat koordinasi dan lokakarya serta monitoring supervisi.

Pengembangan kapasitas di tingkat aparat Pemda diantaranya kegiatan pelatihan aparat dan
pemandu Pemda, Komunitas Belajar Perkotaan (KBP), revitalisasi TKPKD dan reorientasi SPKD
serta lokakarya dan studi banding/tematik.

4.3. PENGELOLAAN PINJAMAN MODAL USAHA PPMK Oleh UPK-BKM

Pengertian pelayanan pengelolan pinjaman modal usaha di kegiatan PPMK adalah pelayanan
khusus kepada KSM-KSM yang berorientasi pada pengembangan penghidupan masyarakat
miskin melalui kegiatan ekonomi produktif dan kreatif.

Ketentuan-ketentuan pelaksanaan pengelolan pinjaman modal usaha di kegiatan PPMK,


meliputi antara lain;

4.3.1. Peminjam

Penerima manfaat atau peminjam adalah Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) yang telah
memenuhi kriteria peserta kegiatan PPMK. Adapun jenis-jenis KSM kegiatan PPMK yang dapat
dikembangkan sebagai penerima manfaat atau peminjam adalah sebagi berikut;

a. KSM KUBE (Kelompok Usaha Bersama) yaitu kumpulan para peminjam/ wirausahawan yang
mempunyai satu usaha dan dikelola secara bersama, dengan kriteria antara lain;

• Kelompok usaha yang beranggotakan antara 5 - 15 orang


• Penerima manfaat adalah warga miskin berdasarkan PS-2
• Usaha dikelola bersama diantara anggota KSM
• Fokus usaha adalah ekonomi produktif dan kreatif
• Memenuhi kelayakan usaha 5P (harga, produk, pasar, tempat, promosi)
• Membutuhkan tambahan modal (modal kerja dan/ atau investasi)
• Mempunyai kemauan dan kemampuan mengembalikan pinjaman

22 PEDOMAN TEKNIS | PPMK


Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri - Perkotaan

• Mendapat persetujuan keluarga


• Anggota kelompok tidak diperkenankan satu keluarga dalam 2 tingkatan
• Harus disepakati oleh seluruh anggota
• Usahanya tidak termasuk negatif list

b. KSM Sejenis yaitu kumpulan para peminjam/ wirausahawan yang mempunyai usaha sejenis
dan/ atau saling terkait dengan kriteria antara lain;

• Kelompok usaha yang beranggotakan antara 5 - 15 orang


• Penerima manfaat adalah warga miskin berdasarkan PS-2
• Usaha dikelola bersama diantara anggota KSM
• Fokus usaha adalah ekonomi produktif dan kreatif
• Memenuhi kelayakan usaha 5P (harga, produk, pasar, tempat, promosi)
• Membutuhkan tambahan modal (modal kerja dan/ atau investasi)
• Mempunyai kemauan dan kemampuan mengembalikan pinjaman
• Mendapat persetujuan keluarga
• Anggota kelompok tidak diperkenankan satu keluarga dalam 2 tingkatan
• Harus disepakati oleh seluruh anggota
• Usahanya tidak termasuk negatif list

c. KSM Aneka Usaha yaitu kumpulan para peminjam/ wirausahawan yang mempunyai usaha
beraneka ragam dalam satu kelompok dengan kriteria antara lain;

• Kelompok yang beranggotakan minimal 5 – 15 orang


• Penerima manfaat adalah warga miskin berdasarkan PS-2
• Usaha dikelola oleh masing-masing anggota KSM
• Fokus usaha yang dikelola beraneka ragam diantara anggota KSM
• Fokus usaha adalah ekonomi produktif dan kreatif
• Memenuhi kelayakan usaha 5P (harga, produk, pasar, tempat, promosi
• Membutuhkan tambahan modal (modal kerja dan/ atau investasi)
• Mempunyai kemauan dan kemampuan mengembalikan pinjaman
• Mendapat persetujuan keluarga
• Anggota kelompok tidak diperkenankan satu keluarga dalam 2 tingkatan
• Harus disepakati oleh seluruh anggota
• Usahanya tidak termasuk negatif list

Dari 3 (tiga) jenis pengembangan KSM di atas, prioritas yang diutamakan untuk difasilitasi BLM
PPMK adalah KSM KUBE dan KSM sejenis.

4.3.2. Tabungan

Tabungan merupakan salah satu kegiatan ekonomi KSM maupun UPK dalam rangka memperkuat
modal sendiri menuju keberlanjutan dan kesejahteraan masyarakat maupun lembaga. Tabungan
juga menjadi salah satu bagian skim yang dikembangkan dalam pengelolaan dana pinjaman
bergulir. Adapun besaran tabungan KSM dalam skim PPMK ditentukan sebesar 15% dari besaran
dana pinjaman bergulir yang akan diterima KSM.

PEDOMAN TEKNIS | PPMK 23


Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri - Perkotaan

KSM wajib membuka rekening bank dan tabungan anggota KSM dapat dititipkan ke pengurus
KSM/ UPK atau di Bank.

Selanjutnya jenis tabungan KSM yang dikembangkan dalam skim PPMK, antara lain;

a. Tabungan Visi adalah tabungan yang disimpan pada saat anggota KSM mulai bergabung
dalam suatu kelompok.
b. Tabungan Wajib adalah tabungan yang wajib disimpan secara rutin oleh anggota KSM
c. Tabungan Sukarela adalah tabungan yang disimpan secara sukarela oleh anggota KSM
d. Tabungan Pendidikan, Hari Raya, dll

Dari berbagai jenis tabungan di atas, maka jenis tabungan yang harus ada minimal tabungan visi
dan tabungan wajib, sedangkan tabungan sukarela, pendidikan, hari raya dll disarankan tetap
ada. Adapun besaran tabungan dan mekanismenya dapat disepakati diantara anggota KSM
masing - masing.

4.3.3. Besar Pinjaman/ Pembiayaan

Mempertimbangkan keterbatasan dana BLM PPMK, UPK dalam memberikan pelayanan dana
pinjaman bergulir PPMK adalah sesuai dengan kelayakan proposal yang diajukan KSM dengan
ketentuan maksimum Rp 30.000.000,- untuk setiap KSM dan maksimum Rp 5.000.000,- untuk
setiap anggota KSM.

4.3.4. Jasa Pinjaman

Guna mendorong pertumbuhan KSM di kegiatan PPMK, maka penerapan jasa pinjaman PPMK
sebaiknya dipertimbangkan berdasarkan insentif yang diberikan kepada KSM oleh UPK serta
memperhitungkan tingkat kesehatan UPK. Adapun jasa pinjaman PPMK sebesar 1% - 3%
perbulan dihitung dari pokok pinjaman mula-mula (besar pinjaman yang diterima).

Penentuan besaran jasa BLM PPMK berdasarkan musyawarah BKM/ LKM dengan masyarakat
sedangkan UPK melaksanakan kebijakan/ keputusan yang sudah disepakati bersama akan
tetapi agar besaran jasa yang ditentukan tidak salah perhitungan, maka Pengawas dan UPK
dapat memberikan masukan kepada BKM/ LKM serta masyarakat, dengan harapan agar jasa
pinjaman yang ditetapkan minimal harus dapat meningkatkan penghidupan KSM dan UPK
mampu menutup semua biayanya seperti biaya dana (kalau ada), biaya operasional UPK, biaya
resiko pinjaman, memelihara nilai modal awal (inflasi), serta tingkat keuntungan tertentu yang
dapat digunakan untuk : Pemupukan modal, BOP BKM/ LKM, Dana Lingkungan dan Dana Sosial
dll.

Contoh : Perhitungan untuk menentukan besarnya jasa pinjaman

• Insentif KSM 0,5% per tahun


• Biaya dana (= suku bunga simpanan) 0% per tahun
• Biaya operasional UPK 5,5% per tahun

24 PEDOMAN TEKNIS | PPMK


Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri - Perkotaan

• Biaya resiko pinjaman macet 5% per tahun


• Keuntungan yang diharapkan 10% per tahun
Jumlah 21% per tahun

Agar bisa menutup biaya-biaya yang mencapai 21% tersebut, maka jasa pinjaman harus
ditentukan minimal sebesar 24% setahun atau 2 % perbulan dihitung dari pokok pinjaman
mula-mula. Mengingat dalam pembayarannya kemungkinan akan terjadi tunggakan misalnya
10%, maka jasa 24% tersebut hanya akan diterima riil sebesar 90% x 24 % = 21,6%.

Semakin kecil tingkat jasa pinjaman dan semakin besar tunggakan, akan semakin kecil jasa riil
yang diperoleh UPK. Dampaknya adalah tingkat keuntungan akan semakin kecil, dan akumulasi/
pemupukan modal semakin kecil. Apabila keuntungan yang diperoleh negatif, berarti terjadi
dekapitalisasi atau pengurangan modal awal (dana BLM) yang lama kelamaan akan habis, yang
berarti kegiatan pelayanan UPK tidak bisa berkelanjutan (sustainable). Demikian sebaliknya

Untuk itu senantiasa relawan, UPK, Pengawas, LKM bersama fasilitator melakukan dampingan
secara intensif kepada para KSM dalam kegiatan PPMK, baik dari sisi organisasi, usaha,
administrasi, pembukuan dsb agar para KSM yang menjadi sasaran dalam kegiatan PPMK
tumbuh dan berkembang secara berkelanjutan.

Penentuan besar dan perlakuan jasa pinjaman dalam pengelolaan dana PPMK dapat
menggunakan 3 cara, yaitu berdasarkan Jasa Pinjaman Tetap (Flat), Jasa Pinjaman Menurun
(Efektif), dan Jasa Pinjaman Annuitas (Tahunan).

Khusus bagi UPK yang akan menerapkan pinjaman menurun (efektif) maka perlu dipastikan
kinerja UPK Tanpa PAR (Portfolio at Risk) masuk kategori “Sangat Baik” selama 6 bulan berturut-
turut serta sudah teruji kemampuan dan keterampilannya dalam pembukuan.

4.3.5. Jangka Waktu Pinjaman dan Frekuensi Pinjaman

Jangka waktu pinjaman KSM disesuaikan dengan kondisi usaha peminjam berdasarkan kelayakan
usaha dan kemampuan membayar kembali. Jangka waktu pinjaman maksimal 2 tahun. Dengan
jangka waktu tersebut diharapkan proses pembelajaran kepada KSM dalam kegiatan PPMK
dapat tercapai. Adapun frekuensi pinjaman masing-masing peminjam ditetapkan oleh UPK/
BKM dengan mempertimbangkan perkembangan usaha KSM dan keberlanjutan perguliran
dana BLM PPMK. Untuk selanjutnya diharapkan KSM bisa menjalin kemitraan dengan pihak
lain atau dengan Lembaga Keuangan lain. Disamping itu BKM/ LKM diharapkan memfasilitasi
KSM dengan mengupayakan channelling atau mencarikan pinjaman/ pembiayaan ke Lembaga
Keuangan lainnya.

4.3.6. Angsuran Pinjaman

Angsuran pinjaman KSM dapat dilakukan berdasarkan perputaran dan kemampuan usaha KSM,
yaitu pembayaran angsurannya dengan cara harian, mingguan, bulanan, atau musiman seperti
peternakan, perikanan, pertanian, perkebunan dsb. Meskipun pembayaran angsuran pinjaman
juga diperkenankan musiman namun penggunaan dana BLM PPMK tersebut maksimal sebesar
50% dari modal awal dengan tujuan agar kebutuhan KSM terlayani dalam meningkatkan
penghidupannya dan UPK tetap hidup sehat/survive. Apabila terjadi jumlah pembayaran
PEDOMAN TEKNIS | PPMK 25
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri - Perkotaan

pinjaman yang tidak mencukupi untuk membayar keseluruhan jumlah angsuran pokok dan jasa,
maka prioritas pembayaran dilakukan menurut urutannya: jasa pinjaman, pokok pinjaman yang
tertunggak, baru untuk pokok saat pembayaran.

4.4. MONITORING DAN EVALUASI

4.4.1. Mekanisme Monitoring dan Evaluasi PPMK

Monitoring dan evaluasi merupakan bagian penting dalam suatu manajemen penyelenggaraan
program. Monitoring pada dasarnya adalah upaya untuk menjamin agar seluruh kegiatan
dapat terlaksana sesuai rencana, strategi dan metodologi yang telah ditetapkan sehingga akan
menghasilkan kinerja, output dan outcome yang diharapkan. Sedangkan evaluasi secara prinsip
adalah mengukur tingkat keberhasilan yang dicapai berdasarkan ketentuan indikator kinerja
yang telah ditetapkan.

Untuk itu pelaksanaan monitoring kegiatan PPMK dilakukan oleh seluruh pelaku sesuai dengan
fungsi dan tugas masing-masing, yaitu:

• Pemerintah, baik di tingkat pusat maupun daerah (Provinsi dan kota/kabupaten)


• Konsultan, baik di tingkat Pusat oleh KMP, tingkat KMW, Korkot, Askot, sampai fasilitator
• Kelompok Peduli di tingkat Provinsi maupun Kota/ Kabupaten
• Lembaga Donor,dan
• Masyarakat.

4.4.2. Monitoring Pelaksanaan Kegiatan PPMK

Dalam rangka menjamin kualitas mutu pelaksanaan program PPMK ini prinsip utama yang
harus dipegang adalah monitoring harus dilaksanakan secara rutin dan terintegrasi bersama
dengan seluruh pelaku sesuai dengan tugas pokok fungsi masing-masing. Monitoring dilakukan
berdasarkan tahapan sebagai berikut :

1. Monitoring Tahap Persiapan Program

Dilaksanakan untuk memastikan bahwa seluruh langkah-langkah persiapan telah dilaksanakan


sesuai dengan pedoman PPMK. Monitoring pada tahap persiapan kegiatan PPMK dilakukan
terhadap hal-hal sebagai berikut:
a. Proses seleksi ditingkat Kelurahan sampai dengan penetapan lokasi di tingkat Pusat
b. Sosialisasi
• Penyiapan pedoman, POB dll.
• Diseminasi seluruh perangkat aturan dan kebijakan, pedoman, manual, POB dan instrumen
kepada pelaku terkait.

2.Monitoring Tahap Perencanaan

Dilaksanakan untuk memastikan bahwa seluruh langkah-langkah pada tahapan perencanaan

26 PEDOMAN TEKNIS | PPMK


Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri - Perkotaan

sesuai dengan pedoman PPMK. Monitoring pada tahap perencanaan di kegiatan PPMK dilakukan
terhadap hal-hal sebagai berikut :
a. Pelatihan Orientasi dan Perencanaan PPMK bagi KSM, BKM, Pengawas, UPK, Relawan,
Perangkat Kelurahan, dll (TOR, pedoman, modul, peserta dsb).
b. Pendampingan KSM dalam penyusunan proposal usaha.
c. Penilaian kelayakan proposal KSM oleh UPK-BKM.

3. Monitoring Tahap Pencairan dan Pemanfaatan BLM

Dilaksanakan untuk memastikan bahwa seluruh langkah-langkah pada tahapan pencairan


dan pemanfaatan BLM sesuai dengan pedoman PPMK. Monitoring pada tahap pencairan dan
pemanfaatan BLM di kegiatan PPMK dilakukan terhadap hal-hal sebagai berikut :
a. Pencairan dana BLM PPMK ke Rek BKM.
b. Akad Kredit UPK-BKM dengan KSM.

4. Monitoring Tahap Penguatan dan Pengembangan

Dilaksanakan untuk memastikan bahwa seluruh langkah-langkah pada tahapan penguatan


dan pengembangan sesuai dengan pedoman PPMK. Monitoring pada tahap penguatan dan
pengembangan di kegiatan PPMK dilakukan terhadap hal-hal sebagai berikut :
a. Pelatihan dan Pendampingan KSM dan UPK-BKM.
b. Pengembangan keberlanjutan KSM dan UPK-BKM.

4.4.3. Monitoring Capaian Indikator Dampak dan Hasil Kegiatan PPMK

Monitoring yang dilakukan secara berkala dalam rangka mengidentifikasi perkembangan


capaian indikator dampak dan hasil dari kegiatan PPMK. Monitoring dilakukan berdasarkan
data-data SIM, laporan KMW atau sumber data sekunder lainnya.

4.4.4. Monitoring Lainnya

Monitoring lainnya dilakukan untuk mengetahui perkembangan yang terkait dengan rencana,
jadwal, personil, strategi dan metodologi pada setiap tahapan yang telah ditetapkan. Hal ini
dilakukan guna menjamin terwujudnya kinerja penyelenggaraan program yang baik. Monitoring
pada setiap tahapan PPMK diharapkan dapat menghasilkan antara lain:
1. Dapat diketahuinya apakah kebijakan, konsep, indikator di PPMK dalam pelaksanaannya
sesuai di lapangan.
2. Kendala dan permasalahan yang mungkin timbul selama pelaksanaan program.
3.Tindakan-tindakan korektif yang perlu dilakukan untuk meningkatkan kinerja pelaksanaan.
Monitoring pelaku dan stakeholder lainnya untuk mengidentifikasi kinerja pelaku maupun
stakeholders lain dalam pelaksanaan kegiatan PPMK.

4.4.5. Mekanisme Evaluasi

Evaluasi yang dilakukan meliputi kinerja akhir dari seluruh proses serta hasil dan dampak

PEDOMAN TEKNIS | PPMK 27


Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri - Perkotaan

pelaksanaan kegiatan PPMK. Instrumen evaluasi disusun sedemikian rupa sehingga


memungkinkan untuk dilakukan secara individual maupun secara kolektif. Instrumen evaluasi
disusun oleh KMP melalui proses need assesment dengan mempertimbangkan indikator output
dan outcome Program PPMK.

Hasil evaluasi selanjutnya akan dibahas oleh seluruh pelaku dalam suatu rapat koordinasi
sebagai bahan dasar untuk melakukan tindakan korektif, perbaikan percepatan atau perubahan
strategi dan langkah-langkah yang dianggap perlu untuk dilakukan.

V. PENUTUP
Pedoman Teknis ini diterbitkan sebagai panduan bagi seluruh pemangku kepentingan dalam
berpartisipasi mensukseskan program Peningkatan Penghidupan Masyarakat Berbasis
Komunitas (PPMK) PNPM Mandiri Perkotaan.

28 PEDOMAN TEKNIS | PPMK


Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri - Perkotaan

LAMPIRAN

PEDOMAN TEKNIS | PPMK 29


Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri - Perkotaan

30 PEDOMAN TEKNIS | PPMK


Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri - Perkotaan

LAMPIRAN I

Tabel Indikator Capaian Hasil Kegiatan PPMK

Tujuan Indikator Dampak Kegunaan dari Informasi


Dampak
Menguatkan “kelembagaan a. Minimal 80% warga Menetapkan apakah kegiatan
dan kegiatan usaha miskin di lokasi kegiatan PPMK memberikan dampak
KSM” secara mandiri dan mengetahui informasi secara umum pada perbaikan
berkesinambungan yang kegiatan PPMK ekonomi dan penghidupan
berorientasi pada peningkatan b. Minimal 30% warga miskin masyarakat miskin. Diukur 2
penghidupan masyarakat (PS-2) di lokasi kegiatan tahun setelah pelaksanaan
miskin (sustainable livelihood) PPMK dapat mengakses PPMK di kelurahan tersebut.
dana keuangan mikro untuk
kegiatan PPMK
c. Penurunan jumlah warga
miskin (PS-2) minimal 10%
di 70% kelurahan sasaran
kegiatan PPMK.
d. Volume perdagangan di 1 tahun setelah program
lokasi program meningkat selesai
10%
e. Tenaga kerja terampil dan 2 tahun setelah program
kegiatan usaha produktif selesai
meningkat 10%
Keluaran Indikator Hasil Kegunaan Pemantauan
Hasil
1.Meningkatnya jumlah KSM a. Minimal terdapat 5 KSM • 1 tahun setelah KSM
yang dapat melaksanakan yang mengusulkan kegiatan melaksanakan kegiatan
kegiatan peningkatan pengembangan kapasitas • Menetapkan apakah
penghidupan masyarakat terkait PPMK kemanfaatan kegiatan
berorientasi tridaya b. Minimal terdapat 5 KSM PPMK terhadap KSM-KSM
di setiap kelurahan peserta berkelanjutan
yang melaksanakan pe-
ngembangan kapasitas
mengenai PPMK
c. Minimal terdapat 5
proposal kegiatan KSM
untuk pengajuan kegiatan
PPMK
d. Maksimal 5 proposal
kegiatan KSM disetujui
untuk melaksanakan
kegiatan PPMK
e. Minimal 90% KSM
penerima keuangan mikro
PPMK dapat melaksanakan
kegiatan sesuai proposal

PEDOMAN TEKNIS | PPMK 31


Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri - Perkotaan

Keluaran Indikator Hasil Kegunaan


Pemantauan Hasil
2. M e n i n g k a t n y a a. Minimal terdapat 50% KSM di setiap • Menilai akses dan
jumlah KSM yang kelurahan peserta yang melaksanakan keberlanjutan KSM
dapat meng akses kerjasama pengembangan kapasitas peserta kegiatan
serta bekerjasama dalam kegiatan usaha PPMK dalam
dengan berbagai pengembangan usaha
pihak dalam b. Minimal terdapat 50% KSM di setiap
berbagai program kelurahan mampu mengakses program
tridaya untuk pengembangan usaha dengan pihak lain.
peningkatan
penghidupan
masyarakat
3. M e n i n g k a t n y a a. Minimal 50% warga miskin yang • Menilai akses dan
jumlah warga terdaftar di PS-2 menjadi anggota KSM- manfaat masyarakat
miskin peserta KSM yang melaksanakan kegiatan PPMK miskin dalam KSM
kegiatan PPMK peserta kegiatan
b. Minimal 50% tingkat kehadiran warga PPMK
miskin yang menjadi anggota KSM dalam • Menilai dampak
pertemuan-pertemuan perencanaan kesejahteraan
dan pengambilan keputusan di KSM masyarakat miskin
c. Minimal 30% pengurus KSM peserta dalam KSM peserta
kegiatan PPMK adalah warga miskin kegiatan PPMK
yang terdaftar di PS-2
d. Minimal 30% pengurus KSM peserta
kegiatan PPMK adalah kaum perempuan
e. Minimal 50% warga miskin yang
menjadi anggota KSM peserta kegiatan
memperoleh kredit mikro kegiatan
PPMK
f. Minimal 30% anggota KSM penerima
manfaat program PPMK adalah kaum
perempuan
g. Minimal 30% warga miskin meningkat
pendapatanya di minimal 70% KSM
peserta kegiatan PPMK.
h. Minimal 10% warga miskin yang menjadi
anggota KSM di 70% kelurahan sasaran
kegiatan PPMK telah keluar dari data
PS-2 setelah 2 tahun mengikuti kegiatan
PPMK
i. Minimal 70% anggota KSM memiliki
tabungan

32 PEDOMAN TEKNIS | PPMK


Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri - Perkotaan

LAMPIRAN II

Tabel Output Dari Setiap Komponen Program

Komponen Pelaku Jenis Kegiatan Output


• Konsultan • Sosialisasi • Teridentifikasi KSM
• Fasilitator • Pendampingan Calon Peserta
• BKM tinjauan • Teridentifikasi Jenis
• Relawan partisipatif. Usaha KSM
• Penguatan • Teridentifikasi
kapasitas lembaga diklat,
kelembagaan pasar dan asosiasi
• Penguatan usaha
keterampilan • Meningkatnya
usaha jumlah anggota BKM
Pemberdayaan yang dilatih
Masyarakat • Meningkatnya
jumlah pengelola
UPK yang dilatih dan
didampingi
• Meningkatnya
jumlah anggota KSM
yang didampingi dan
dilatih
• Tersusunnya
Proposal KSM yang
layak didanai
• Cairnya dana BLM
Bantuan Langsung • KSM Usaha ekonomi PPMK dalam 2
Masyarakat produktif dan kreatif tahap (60% dan
40%)
• Tersalurkannya BLM
ke KSM
• Meningkatnya
Bantuan Teknis • Team Faskel jumlah tim
• Korkot Pendampingan dan
pendamping yang
Pelatihan
• Konsultan dilatih.
• Kelompok • Teridentifkasinya
peduli kelompok peduli
dan perannya
dalam mendukung
pengembangan
usaha KSM

PEDOMAN TEKNIS | PPMK 33


Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri - Perkotaan

LAMPIRAN III

Tabel Sasaran, Tujuan dan Kegiatan Pengembangan Kapasitas

Sasaran Tujuan Kegiatan


No Peningkatan
kapasitas
1 KSM • M e n i n g k a t n y a 1.Pelatihan orientasi PPMK
pengetahuan pengelolaan a.Konsep dan implementasi
pelayanan UPK yang PPMK.
berhubungan dengan b.Pemetaan kelembagaan dan
peningkatan usaha ekonomi usaha KSM (self assessment)
produktif dan kreatif 2.Pelatihan perencanaan usaha
• Meningkatnya keterampilan PPMK
dan kecakapan dalam a.Manajemen usaha (pem-
pengelolaan pelayanan UPK bukuan usaha, kelayakan
yang berhubungan dengan usaha, perencanaan usaha,
usaha ekonomi produktif produksi, pemasaran, dll)
dan kreatif b.Teknis penyusunan proposal
usaha.
c.Organisasi kelompok (AD/
ART, struktur kepengurusan,
administrasi kelompok dll)
3. Pelatihan Keterampilan Khusus
(vocational and on the job
training).
4.Pelatihan Penguatan dan
Pengembangan KSM
a.Jaringan usaha
b.Kemitraan
c.Pengembangan KSM ber-
kelanjutan
5. Pendampingan oleh fasilitator,
relawan, UPK/ Pengawas/ BKM,
aparat pemerintah.
6. Komunitas Belajar Kelurahan
(KBK)
2 Pengelola dan • Terwujudnya perubahan 1.Pelatihan orientasi PPMK
Pengawas UPK perilaku dalam pengelolaan a.Konsep dan implementasi
pelayanan untuk mening- PPMK.
katkan penghidupan ma-
syarakat miskin. b.Pemetaan kelembagaan dan
usaha UPK (self assessment)

34 PEDOMAN TEKNIS | PPMK


Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri - Perkotaan

No Sasaran
Peningkatan Tujuan Kegiatan
kapasitas
• Meningkatnya pengetahu- 2. Pelatihan perencanaan usaha
an pengelolaan pelayanan PPMK
UPK yang berhubungan a.Manajemen keuangan mikro
dengan peningkatan usaha (pembukuan layanan simpan
ekonomi produktif dan pinjam, perencanaan usaha
kreatif UPK, menilai kelayakan
• Meningkatnya keterampilan usaha KSM, mekanisme dan
dan kecakapan dalam prosedur layanan keuangan
pengelolaan pelayanan UPK
mikro dll)
yang berhubungan dengan
usaha ekonomi produktif b.Organisasi UPK (struktur
dan kreatif dan tupoksi pengelola UPK,
administrasi UPK)
c.Sistem pengendalian UPK
(monitoring, pelaporan dan
system penanganan kelalaian
pinjaman)
3. Pelatihan Penguatan dan Pe-
ngembangan UPK
a.Jaringan usaha
b.Kemitraan
c.Pengembangan UPK
berkelanjutan
4. Pendampingan oleh fasilita-
tor, relawan, BKM, aparat
pemerintah.
5. Komunitas Belajar Kelurahan
(KBK)
3 BKM, Aparat • Terwujudnya perubahan 1. Pelatihan orientasi PPMK
Kelurahan dan perilaku dalam men- a.Konsep dan implementasi
Relawan dampingi kegiatan pe- PPMK.
ningkatan penghidupan
masyarakat miskin. b.Pemetaan potensi usaha dan
pengembangan ekonomi
• Meningkatnya pengetahu- lokal.
an tentang kegiatan PPMK,
khususnya orientasi produk 2.Pelatihan Perencanaan
usaha ekonomi produktif a.Manajemen BKM
dan kreatif, penguatan UPK
b.Review PJM/Renta
sebagai lembaga keuangan
berorientasi PPMK

PEDOMAN TEKNIS | PPMK 35


Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri - Perkotaan

Sasaran
No Peningkatan Tujuan Kegiatan
kapasitas
mikro dan penguatan KSM c. Sistem pengendalian program
sebagai wadah peningkatan (monitoring, evaluasi, pengadu-
penghidupan an, penanganan tatakelola aset)
• Meningkatnya keterampilan 3. Pelatihan Penguatan dan Pe-
dan kecakapan dalam ngembangan BKM
memotivasi dan mem- a. Jaringan BKM
fasilitasi kegiatan masyarakat b. Kemitraan
yang berhubungan dengan c. Pengembangan KSM dan UPK
pelaksanaan kegiatan PPMK berkelanjutan
4.Pendampingan oleh fasilitator,
relawan dan aparat pemerintah
5. Komunitas Belajar Kelurahan (KBK)
6. Forum BKM
4 Fasilitator • Terwujudnya perubahan 1. Pelatihan PPMK
perilaku dalam memfasilitasi 2. Coaching Tematik
dan mendampingi BKM/
UPK/ KSM/ Aparat Kelurahan 3.Komunitas Belajar Internal
dalam kegiatan peningkatan Konsultan (KBIK)
penghidupan masyarakat
miskin.
• Meningkatnya penge-tahuan
tentang usaha ekonomi
produktif dan kreatif
• Meningkatnya ketrampilan
dan kecakapan dalam
memfasilitasi kegiatan ma-
syarakat yang berhubungan
dengan usaha ekonomi
produktif dan kreatif
5 Korkot/Askot • Terwujudnya perubahan 1. Pelatihan PPMK
perilaku dalam memfasilitasi 2. Komunitas Belajar Internal
dan mendampingi Pemda, Konsultan (KBIK)
Fasilitator, BKM/ UPK/ KSM/
Aparat Kelurahan dalam 3. Komunitas Belajar Perkotaan
kegiatan peningkatan peng- (KBP) dan Koordinasi TKPKD
hidupan masyarakat miskin. 4. Monitoring dan Supervisi PPMK

36 PEDOMAN TEKNIS | PPMK


Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri - Perkotaan

Sasaran
No Peningkatan Tujuan Kegiatan
kapasitas
• Meningkatnya pengetahuan
tentang kaji tindak program
daerah, usaha ekonomi produktif
dan kreatif
• Meningkatnya ketrampilan dan
kecakapan dalam memfasilitasi
pelaksanaan kegiatan siklus
kota yang mendukung kegiatan
PPMK dan pengembangan usaha
ekonomi produktif dan kreatif.
6 KMW • Terwujudnya perubahan peri- 1. TOT PPMK
laku dalam memfasilitasi dan 2. Expert Group Meeting
mendampingi Pemda, tim korkot (EGM)
dan kelompok peduli, dalam 3. Komunitas Belajar Internal
kegitan peningkatan penghidupan Konsultan (KBIK)
masyarakat miskin. 4. Lokakarya PPMK
• Meningkatnya pengetahuan 5. Monitoring dan Supervisi
tentang usaha ekonomi produktif PPMK
dan kreatif di tingkat Kota/
Kabupaten serta Provinsi
• Meningkatnya ketrampilan dan
kecakapan dalam memfasilitasi
pelaksanaan kegiatan siklus
kota yang mendukung kegiatan
PPMK dan pengembangan usaha
ekonomi produktif dan kreatif.
7 KMP • Terwujudnya perubahan peri- 1. Pelatihan PPMK
laku dalam memfasilitasi 2. Komunitas Belajar Internal
dan mendampingi KMW Konsultan (KBIK)
dalam kegiatan peningkatan
penghidupan masyarakat miskin 3. Komunitas Belajar Perkotaan
(KBP) dan Koordinasi TKPKD
• Meningkatnya pengetahuan ten-
tang perencanaan, pelaksanaan 4. Monitoring dan Supervisi
dan pengendalian dalam kegiatan PPMK
PPMK serta usaha ekonomi
produktif dan kreatif
• Meningkatnya ketrampilan dan
kecakapan dalam memfasilitasi
perencanaan, pelaksanaan dan
pengendalian dalam kegiatan
PPMK serta usaha ekonomi
produktif dan kreatif.

PEDOMAN TEKNIS | PPMK 37


Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri - Perkotaan

Sasaran
No Peningkatan Tujuan Kegiatan
kapasitas
8 Aparat Pemda • Terwujudnya perubahan peri- 1. Lokakarya PPMK
laku dalam memfasilitasi dan 2. Komunitas Belajar Perkotaan
mengkoordinasi dalam kegitan (KBP) dan siklus kota dalam
peningkatan penghidupan masya- pengembangan PPMK
rakat miskin.
• Meningkatnya pengetahuan 3.
Reorientasi TKPK-D dan
tentang pengembangan regulasi penyusunan SPKD – PJM
dan perencanaan pembangunan pronangkis Kota/ Kab,
daerah dalam kegiatan PPMK dan penguatan Musrenbang yang
pengembangan usaha ekonomi mendukung PPMK
produktif dan kreatif 4. Studi Banding/ Studi Tematik
• Meningkatnya ketrampilan &
kecakapan dalam memfasilitasi
KBP, TKPK-D/SKPD dalam
menyusun SPKD yang
mendukung kegiatan PPMK dan
pengembangan usaha ekonomi
produktif dan kreatif.

38 PEDOMAN TEKNIS | PPMK


Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri - Perkotaan

LAMPIRAN IV

Tahapan kegiatan di tingkat masyarakat secara rinci sebagai berikut:


a. Tahapan Persiapan Program
Siklus kegiatan pada tahapan persiapan program dilaksanakan dengan rincian kegiatan sbb:

No Rincian PJ & Waktu Output


Kegiatan Peserta
1 Seleksi dan Penetapan Lokasi PPMK
01 Penyusunan PMU, KMP Bulan ke 1 Tersusunnya Pedoman Seleksi Lokasi
Pedoman Seleksi dan Advisory Minggu PPMK dan Ditetapkannya Kuota Lokasi
Lokasi PPMK dan ke 1-4 PPMK untuk masing-masing Provinsi.
Penetapan Kuota
Lokasi PPMK
02 Sosialisasi Tim Seleksi Bulan ke 2 Tersosialisasikannya Pedoman Seleksi
Pedoman Seleksi Tingkat Minggu Lokasi PPMK ke Tingkat Provinsi, Kab/
Lokasi PPMK Provinsi ke 1 Kota dan Kelurahan
kepada KMW, Tim Tim Korkot
Korkot, Tim Seleksi
Tingkat Kelurahan Tim Seleksi
dan KSM Tingkat
Kelurahan
03 Proses Penilaian Tim Seleksi Bulan ke 2 Diperolehnya daftar KSM calon peserta
KSM di Tingkat Tingkat Minggu PPMK dari tiap kelurahan/BKM sesuai
Kelurahan Kelurahan ke 1-2 format yang berlaku

04 Proses verifikasi Tim Korkot Bulan ke 2 Diperolehnya hasil verifkasi dan


dan rekapitulasi Minggu rekapitulasi kelurahan beserta
Kelurahan beserta ke3-4 KSM calon peserta PPMK dari tiap
KSM calon peserta kabupaten/kota
PPMK di Tingkat
Kab/Kota
05 Proses verifikasi Tim Seleksi Bulan ke 2 • Diperolehnya Hasil Verifikasi
dan penetapan Tingkat Minggu Kelurahan beserta KSM calon
Kelurahan beserta Provinsi ke 3-4 peserta PPMK di tiap provinsi
KSM peserta PPMK Satker PBL • Terbitnya Surat Keputusan
di Tingkat Provinsi Provinsi Penetapan Kelurahan Peserta
PPMK oleh Kepala Satker PBL
Provinsi
• Adanya laporan Surat Keputusan
Penetapan Kelurahan Peserta
PPMK kepada Direktur PBL dan
Kepala PMU.

PEDOMAN TEKNIS | PPMK 39


Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri - Perkotaan

No Rincian PJ & Peserta Waktu Output


Kegiatan
06 Proses sosialisasi Satker PBL Bulan ke 2 Tersosialisasikannya Surat Kepu-
Surat Keputusan Provinsi Minggu ke 4 tusan atas Penetapan Kelurahan
atas Penetapan Peserta PPMK ke Tingkat Kab/
Lokasi PPMK Kota, Tingkat Kelurahan dan KSM
kepada Tim Korkot, yang menjadi lokasi PPMK
Tim Seleksi Tingkat
Kelurahan dan
KSM.
2 Sosialisasi PPMK

2.1 Sosialisasi tingkat PJ : Tim Fasilita- Bulan ke 3 • Kegiatan PPMK tersosia-


Kelurahan tator, BKM, Minggu 1-2 lisasikan di Aparat,
Lurah Kelurahan, BKM, Pengawas,
Peserta : BKM, UPK, KSM, Relawan dan PS-2.
Pengawas, • Rencana aksi tindak lanjut
UP-UP, Aparat pendalaman bagi KSM calon
Kelurahan, KSM, peserta PPMK
PS-2, Relawan,
Kelompok Peduli
Ketentuan seleksi lokasi/kelurahan PPMK akan diatur lebih rinci dalam Pedoman Seleksi dan
Penetapan Lokasi PPMK.

b. Tahapan Perencanaan
Kegiatan pada tahapan perencanaan dilaksanakan dengan rincian kegiatan sbb:

No Rincian PJ & Peserta Waktu Output


Kegiatan
Peningkatan Kapasitas Masyarakat Miskin Kelurahan

1 Pelatihan Orientasi PJ: Fasilitator Bulan ke 3 • Paham tentang konsep dasar


PPMK bagi BKM, Peserta: minggu ke dan implementasi kegiatan
Aparat Kelurahan BKM, Aparat 2-3 PPMK
dan Relawan Kelurahan, • Paham tentang pemetaan
Relawan potensi usaha dan pengem-
bangan ekonomi lokal.

40 PEDOMAN TEKNIS | PPMK


Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri - Perkotaan

No Rincian PJ & Peserta Waktu Output


Kegiatan
2 Pelatihan Orientasi PJ: BKM, Bulan ke 3 • Paham tentang konsep dasar
PPMK bagi KSM, Relawan, Minggu ke dan implementasi kegiatan
Pengawas dan difasilitasi oleh 3-4 PPMK
Pengelola UPK Faskel • Paham tentang Pemetaan
Peserta: KSM, kelembagaan dan usaha UPK
Pengawas dan (self assessment).
Pengelola UPK • Paham tentang Pemetaan
kelembagaan dan usaha KSM
(self assessment).

3 Pelatihan PJ: Fasilitator Bulan ke 4 • Paham tentang Manajemen


Perencanaan PPMK Peserta: minggu ke BKM
bagi BKM, Aparat BKM, Aparat 1-2 • Paham dan mampu melaku-
Kelurahan dan Kelurahan, kan review PJM/Renta
Relawan Relawan berorientasi PPMK
• Paham dan mampu mene-
rapkan monitoring sistem
pengendalian program
(monitoring, evaluasi,
pengaduan, penanganan
tatakelola aset)

4 Pelatihan PJ: BKM,Relawan, Bulan ke 4 • Paham manajemen keuangan


Perencanaan PPMK difasilitasi oleh minggu ke mikro (pembukuan layanan
bagi Pengawas dan Faskel 3-4 simpan pinjam, perencanaan
Pengelola UPK Peserta: usaha UPK, menilai kelayakan
Pengawas dan usaha KSM, mekanisme dan
Pengelola UPK prosedur layanan keuangan
mikro dll)
• Paham organisasi UPK (struk-
tur dan tupoksi pengelola
UPK, administrasi UPK)
• Paham dan mampu mene-
rapkan sistem pengendalian
UPK (monitoring, pelaporan
dan sistem penanganan
kelalaian pinjaman)

PEDOMAN TEKNIS | PPMK 41


Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri - Perkotaan

No Rincian PJ & Peserta Waktu Output


Kegiatan
5 Pelatihan PJ: BKM, UPK Bulan ke 5 • Paham manajemen usaha
Perencanaan PPMK Relawan, minggu ke (pembukuan usaha, kelayakan
bagi KSM difasilitasi oleh 1-2 usaha, perencanaan usaha,
Faskel produksi, pemasaran, dll)
Peserta: KSM • Paham teknis penyusunan
proposal usaha
• Paham organisasi kelompok
(AD/ART, struktur kepengu-
rusan, administrasi kelompok
dll)
6 Pelatihan PJ : BKM-UPK, Mulai Bulan • KSM dan anggota memiliki
keterampilan Relawan, dll ke 5 keterampilan usaha baru
khusus (vocational difasilitasi oleh Minggu ke 4 atau pengembangan kualitas
and on the job Faskel dan kuantitas usaha
training) s/d
Peserta: anggota • Tersusunnya rencana usaha
KSM peserta bulan ke 6 sebagai dasar pengembangan
kegiatan PPMK minggu ke 4 usahanya
Narasumber
: Pengusaha/
Perguruan
Tinggi, pengrajin,
LSM dsb
7 Menyusun PJ : BKM/ UPK, Dimulai • Tersusun minimal 5 proposal
proposal usaha Relawan bulan ke 5 KSM
Peserta : KSM Minggu ke 2
sd 3

8 UPK menilai ke- PJ : UPK-BKM Dimulai • Terseleksi maksimal 5 pro-


layakan proposal Peserta : KSM bulan ke 5 posal yang akan mendapat
yang diajukan KSM Minggu ke 3 dana BLM PPMK
dan disetujui oleh sd 4
Rapat BKM/LKM.

42 PEDOMAN TEKNIS | PPMK


Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri - Perkotaan

c. Tahapan Pencairan dan Pemanfaatan BLM


Kegiatan pada tahapan pencairan dan pemanfaatan BLM dilakukan dengan rincian kegiatan sbb:

No Rincian PJ & Peserta Waktu Output


Kegiatan
1 Pencairan Dana PJ : Satker Dimulai bulan ke 8 Dana BLM PPMK Tahap 1
BLM PPMK Tahap I Peserta : BKM Minggu ke 1 sd 2 (60%) masuk ke rekening
ke Rekening BKM BKM

2 Akad Kredit UPK- PJ : UPK dan Dimulai bulan ke 8 Dana BLM PPMK Tahap II
BKM dengan KSM BKM Minggu ke 1 sd 2 (40%) masuk ke rekening
Tahap I BKM
Peserta : KSM Dan berkelanjutan

3 Pelaksanaan PJ : KSM Dimulai bulan ke KSM dan Anggota KSM


kegiatan usaha Peserta : 8 Minggu ke 3 dan dapat melaksanakan usa-
KSM Anggota KSM seterusnya ha KSM sesuai dengan
•Dan berkelanjutan proposal yang disetujui UPK
dan BKM

4 Pencairan Dana PJ : Satker Dimulai bulan Dana BLM PPMK Tahap II


BLM PPMK Tahap II Peserta : BKM ke 9 atau sesuai (40%) masuk ke rekening
ke Rekening BKM kesiapan BKM-UPK BKM
dan KSM

5 Akad Kredit UPK- PJ : UPK dan Dimulai bulan ke 9 Dana BLM masuk ke
BKM dengan KSM BKM Minggu ke 1 sd 2 rekening KSM sesuai de-
Tahap II Peserta : KSM •Dan berkelanjutan ngan proposal KSM yang
layak
6 Pengembalian PJ : KSM dan Dimulai bulan ke 9 • Angsuran pinjaman
angsuran pinjaman UPK-BKM atau sesuai dengan KSM tepat waktu sesuai
KSM ke UPK-BKM Peserta : KSM akad kredit antara dengan akad kredit
dan Anggota KSM dengan UPK • Usaha KSM dan anggota
KSM •Dan berkelanjutan KSM berkembang
• Pendapatan penghidup-
an meningkat

PEDOMAN TEKNIS | PPMK 43


Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri - Perkotaan

d. Tahapan Penguatan dan Pengembangan


Kegiatan pada tahapan pencairan dan pemanfaatan BLM dilakukan dengan rincian kegiatan sbb:

No Rincian PJ & Waktu Output


Kegiatan Peserta
1 Pelatihan PJ: Fasilitator Dimulai bulan ke • Paham pengembangan jaringan
Penguatan dan Peserta: 8 Minggu ke 3 BKM
Pengembangan BKM, Aparat dan seterusnya • Paham pengembangan kemitra-
BKM Kelurahan, •Dan an BKM
Relawan berkelanjutan • Paham pengembangan KSM dan
UPK berkelanjutan
2 Pelatihan PJ: BKM, Dimulai bulan ke • Paham pengembangan jaringan
Penguatan dan Relawan, 8 Minggu ke 3 UPK
Pengembangan difasilitasi dan seterusnya • Paham pengembangan kemitra-
UPK oleh Faskel •Dan an UPK
Peserta: berkelanjutan • Paham pengembangan UPK
Pengawas berkelanjutan
dan Pengelola
UPK
3 Pelatihan PJ : BKM-UPK, • Dimulai bulan • KSM dan anggota memiliki
keterampilan Relawan, dll ke 8 Minggu keterampilan usaha baru atau
khusus difasilitasi ke 3 dan pengembangan kualitas dan
(vocational oleh Faskel seterusnya kuantitas usaha
and on the job Peserta: Dan • Tersusunnya rencana usaha
training) anggota berkelanjutan sebagai dasar pengembangan
KSM peserta usahanya
kegiatan
PPMK
Narasumber
: Pengusaha/
Perguruan
Tinggi,
pengrajin,
LSM dsb
4 Pelatihan PJ: BKM, UPK Dimulai bulan ke • Paham pengembangan jaring-an
Penguatan dan Relawan, 8 Minggu ke 3 usaha KSM
Pengembangan difasilitasi dan seterusnya • Paham pengembangan kemi-
KSM oleh Faskel •Dan traan bagi KSM
Peserta: KSM berkelanjutan • Paham pengembangan KSM
berkelanjutan

44 PEDOMAN TEKNIS | PPMK


Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri - Perkotaan

5 Penyiapan KSM PJ: UPK-BKM Dimulai bulan ke KSM baru siap menerima BLM PPMK
peserta PPMK dan relawan 8 Minggu ke 3 tahap selanjutnya
selanjutnya didampingi dan seterusnya
fasilitator Dan
Peserta: KSM berkelanjutan
baru
6 Pendampingan PJ: BKM, Dimulai bulan ke • Meningkatnya kemampuan
Penguatan dan Pengawas 8 Minggu ke 3 dalam pengembangan produk,
Pengembangan UPK,Relawan, dan seterusnya pasar, jaringan usaha, kemitraan
KSM dan UPK difasilitasi •Dan usaha & pengembangan KSM
oleh Faskel berkelanjutan berkelanjutan
Peserta: KSM, • Meningkatnya kemampuan
UPK dalam pengembangan pelayanan
keuangan mikro, jaringan,
kemitraan & pengembangan
UPK berkelanjutan.

e. Tahapan Kegiatan Tingkat Pemda kota/Kab


Tahapan kegiatan pada Tingkat Pemda Kota/ Kab dilaksanakan dengan rincian kegiatan sbb:

No Rincian PJ & Peserta Waktu Output


Kegiatan
1 Lokakarya PJ: Satker PIP, Bulan ke 3 • Kegiatan PPMK sebagai salah satu
PPMK TKPK-D, Korkot minggu 1 strategi penanggulangan kemiskinan
Peserta: sd 4 • Paham bahwa keberhasilan dapat
TKPK-D, Camat, tercapai dengan dukungan kebijakan
PJOK, Lurah dan pendampingan sarana dan
lokasi PPMK, prasarana daerah sampai pada
Kelompok jajaran tingkat kelurahan
Peduli, FKA • Mampu melakukan review SPKD
BKM, BKM berprespektif PPMK
lokasi PPMK
• Kegiatan PPMK sebagai salah satu
strategi penanggulangan kemiskinan
• Paham bahwa keberhasilan dapat
tercapai dengan dukungan kebijakan
dan pendampingan sarana dan
prasarana daerah sampai pada
jajaran tingkat kelurahan
• Mampu melakukan review SPKD
berprespektif PPMK

PEDOMAN TEKNIS | PPMK 45


Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri - Perkotaan

2 Fasilitasi PJ: Korkot, Bulan ke 9 Terwujudnya kemitraan antara BKM


kemitraan TKPK-D dan KSM dengan kelompok Peduli
pengembangan Peserta: (permodalan, produksi, pemasaran, dsb)
usaha ekonomi KBP, TKPK-D,
produktif dan FKA BKM,
kreatif Pelaku Usaha,
kelompok
peduli
3 Memfasilitasi PJ: Korkot, Bulan ke • Terselenggaranya kegiatan promosi
kegiatan TKPK-D 10 produk-produk usaha KSM (antara
promosi Peserta: lain melalui; bazar, web site, pasar
produk- KBP, TKPK-D, malam, pameran, dsb)
produk usaha FKA BKM,
KSM melalui Pelaku Usaha,
berbagai kelompok
kegiatan, peduli
antara lain;
bazar, web site,
pasar malam,
pameran, dsb.
4 Fasilitasi PJ: Korkot, Setiap • Menjamin pelaksanaan kegiatan
monitoring TKPK-D bulan PPMK di tingkat masyarakat berjalan
kegiatan PPMK Peserta: BKM, sesuai dengan pedoman
di tingkat UPK • Menampung aspirasi masyarakat
masyarakat terkait pelaksanaan kegiatan PPMK
• Memformulasikan/ merumuskan/
tindaklanjut untuk merespon aspirasi
masyarakat

46 PEDOMAN TEKNIS | PPMK


Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri - Perkotaan

PEDOMAN TEKNIS | PPMK 47


Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri - Perkotaan

48 PEDOMAN TEKNIS | PPMK

Anda mungkin juga menyukai