PROPOSAL PENELITIAN
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam mengikuti
Seminar proposal penelitian Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Siliwangi
Oleh
Tim Penguji
Tanda Tangan
1. Dosen Pembimbing I :
Taufik Nurohman, S.IP., M.A. .........................
NIP. 198407252019031004
2. Dosen Pembimbing II :
Wiwi Widiastuti, S.IP., M.Si. .........................
NIP. 19830802021212005
3. Dosen Penguji I :
Subhan Agung, S.IP., M.A .........................
NIDN. 0407118201
4. Dosen Penguji II :
Hendra Gunawan, S.IP., M.Si. .........................
NIDN. 0413018405
Tasikmalaya, .........................
Mengetahui,
Dekan Ketua Jurusan Ilmu Politik
1. Skripsi ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk mendapatkan gelar
akademik baik di Universitas Siliwangi maupun di perguruan tinggi lainnya.
2. Skripsi ini adalah murni gagasan, rumusan, dan penelitian saya sendiri,
tanpa bantuan pihak lain, kecuali arahan dari Tim Pembimbing Dosen
Jurusan Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Siliwangi.
3. Skripsi ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau
dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas dicantumkan
sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan
dicantumkan dalam daftar pustaka.
4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila kemudian hari
terdapat penyimpangan atau ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka
saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang
telah diperoleh karena karya tulis ini, serta sanksi lainnya sesuai dengan
norma yang berlaku di perguruan tinggi ini.
Tasikmalaya, .....................
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan
proposal penelitian dengan judul “Partisipasi Pemilih Pemula Dalam Pemilihan
Umum Pada Tahun 2019 Di Kelurahan Maleber Ciamis”. Proposal penelitian
ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat mengikuti Seminar Proposal Ilmu
Politik di Program Studi Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik
Universitas Siliwangi.
1. Ibu Nina Herlina, Dra., M.T selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik.
2. Bapak Taufik Nurohman, S.IP., MA., selaku Pembimbing I yang telah
memberikan bimbingan, pemikiran, arahan serta motivasi dalam
penyusunan proposal penelitian.
3. Ibu Wiwi Widiastuti, S.IP., M.Si., selaku Pembimbing II yang telah
memberikan bimbingan, pemikiran, arahan serta motivasi dalam
penyusunan proposal penelitian.
4. Bapak dan Ibu Dosen serta staf Program Studi Ilmu Politik Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Siliwangi yang telah
memberikan ilmu pada peneliti, baik selama perkuliahan maupun dalam
penyusunan proposal penelitian.
5. Ayah, Ibu, kakak, adik dan keluarga yang telah senantiasa memberikan
doa, motivasi dan dukungan baik secara moril maupun materil.
6. Semua pihak yang telah turut membantu dalam penyusunan proposal
penelitian ini.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan balasan yang berlipat ganda. Aamiin.
i
Peneliti menyadari bahwa proposal penelitian ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh sebab itu, peneliti sangat mengharapkan masukan, kritik serta
saran yang membangun guna kesempurnaan proposal penelitian ini. Akhir kata,
semoga proposal penelitian ini dapat memberikan manfaat yang baik bagi peneliti
maupun yang membaca. Aamiin.
Peneliti
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL........................................................................................... v
ABSTRAK....................................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah............................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................... 5
C. Batasan Masalah...................................................................................... 5
D. Tujuan Penelitian..................................................................................... 5
E. Manfaat Penelitian................................................................................... 6
1. Secara Teoritis.................................................................................... 6
2. Secara Praktis..................................................................................... 6
F. Definisi Konseptual................................................................................. 6
iii
H. Instrumen Penelitian................................................................................ 35
I. Definisi Operasional................................................................................ 35
J. Teknik Analisis Data.............................................................................. 37
K. Uji Validitas Dan Reliabilitas................................................................. 37
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iv
DAFTAR TABEL
v
ABSTRAK
vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia adalah sebuah negara yang didalamnya memiliki banyak sekali
sebuah pulau dan keberagaman kebudayaan dimana masyarakatnya yang
memiliki sifat majemuk yaitu berasal dari beberapa suku bangsa. Demokrasi
dilaksanakan melalui sebuah prinsip perwakilan sehingga pemerintahan yang
terbentuk dikatakan juga sebagai pemerintahan perwakilan. Sehingga semua
masyarakat di negara Indonesia memiliki hak untuk ikut berpartisipasi dalam
pemilihan umum. Menurut Miriam Budiardjo (2017: 461) mengatakan
kebanyakan negara yang menganut sistem demokrasi, pemilihan umum
dianggap simbol sekaligus tolok ukur dari sebuah demokrasi itu sendiri.
Pemilihan umum merupakan sarana dari demokrasi yang telah digunakan
oleh negara-negara yang notabenenya memiliki masyarakat yang heterogen
seperti negara Indonesia. Dengan diselenggarakannya pemilihan umum
diharapkan semua pihak dapat tertampung apa yang dicita-citakan sehingga
akan terwujud kehidupan bernegara yang lebih baik. Komponen penentu
berhasil tidaknya pelaksanaan pemilihan umum adalah masyarakat atau warga
negara sebagai pemegang kedaulatan yang tertinggi. Karena yang menentukan
nasib dari suatu negara kedepannya hanya kekuatan dari pemilihan masyarakat
itu sendiri.
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 tahun 2017 tentang
pemilihan umum menjelaskan bahwa pemilihan umum atau pemilu merupakan
sarana kedaulatan rakyat yang bertujuan untuk memilih anggota Dewan
Perwakilan Rakyat, anggota Dewan Perwakilan Daerah, Presiden dan Wakil
Presiden, serta anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang dilaksanakan
berdasarkan asas langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil (Luber Jurdil)
dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia tahun 1945.
Sebagai negara yang menganut sistem demokrasi negara Indonesia
menyatakan kekuasaan berada di tangan rakyat. Dalam pemilihan umum
partisipasi politik masyarakat sebagai kontrol dari masyarakat terhadap
1
2
Meng-
Jumlah Data Data DPTb Suara
Nomor guna- Suara
Seluruh Pemilih Pemilih dan Tidak Golput
TPS kan Sah
Pemilih Tetap Pemula DPK Sah
Hak
partisipasinya sebanyak 7.665 orang yang tersebar di 45 TPS. Dari jumlah TPS
tersebut, pemilih pemula sebanyak 156 orang dari jumlah pemilih yang
tersebar di 13 RW yang berada di Kelurahan Maleber, Ciamis. Dari jumlah
pemilih tersebut memiliki dampak yang cukup berpengaruh pada kemenangan
seorang calon atau seorang kontestan politik. Dan ada juga DPTb dan DPK
sebanyak 131 orang.
Pemilih pemula menurut Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 pasal
198 tentang hak memilih dalam pemilihan umum dikatakan bahwa pemilih
pemula merupakan masyarakat yang baru pertama kali untuk melakukan
pemilihan atau menggunakan hak pilihnya dan telah berusia 17 tahun atau
lebih, sudah kawin atau sudah pernah kawin, dan memiliki hak untuk memilih
dalam pemilihan umum. Pemilih pemula selalu dianggap sebagai pemilih yang
tidak mempunyai pengalaman untuk memilih pada pemilihan umum
sebelumnya namun, bukan berarti mencerminkan keterbatasan untuk
menyalurkan aspirasi politik. Partisipasi pemilih pemula menentukan juga
dalam pemilihan umum sehingga, tingkat partisipasi politik pemilih pemula
perlu diketahui.
Aktivitas politik yang dilakukan oleh pemilih pemula salah satunya
adalah dengan memberikan suara dalam pemilihan umum. Dilihat dari usia
pemilih pemula rata-rata merupakan seorang pelajar, mahasiswa, serta para
pekerja muda. Dalam partisipasi politik pemilih pemula dianggap sebagai
objek kegiatan politik yang masih memerlukan pengetahuan atau pembinaan di
bidang perpolitikan. Kebanyakan dari pemilih pemula ini masih bersifat labil
atau masa bodoh dan mungkin memiliki sifat apatis karena pengetahuan
tentang politiknya kurang, sehingga lebih mengandalkan pengetahuan yang
didapatkan dari lingkungan daripada dari pengetahuan terkait dengan
pemilihan umum atau politik.
Berdasarkan urain diatas mengenai partisipasi pemilih pemula
khususnya di Kelurahan Maleber, Ciamis sangat menarik untuk diteliti terkait
studinya yang masih sedikit dilakukan di Kabupaten Ciamis khususnya di
Kelurahan Maleber dan peneliti ingin mengetahui sejauh mana partisipasi
5
politik pemilih pemula di Kelurahan Maleber, Ciamis dan faktor apa saja yang
mempengaruhinya. Sehingga dengan latar belakang tersebut penulis
mengambil judul “Partisipasi Pemilih Pemula Dalam Pemilihan Umum Tahun
2019 Di Kelurahan Maleber Ciamis”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka peneliti mendapatkan
rumusan masalah sebagai berikut:
C. Batasan Masalah
Karena kompleksnya permasalahan yang ada maka berdasarkan latar
belakang masalah di atas, peneliti tidak akan meneliti permasalahan secara
keseluruhan akan tetapi ada batasan masalah agar lebih efektif dan efisien.
Sehingga penelitian ini difokuskan untuk meneliti permasalahan sebagai
berikut:
1. Partisipasi pemilih pemula dalam pemilihan umum pada tahun 2019 di
Kelurahan Maleber Ciamis.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi pemilih pemula dalam
pemilihan umum pada tahun 2019 di Kelurahan Maleber Ciamis.
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka peneliti
memberitahukan tujuan dari penelitian ini adalah, sebagai berikut:
E. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
a. Dapat memberikan wawasan ilmu pengetahuan bagi penulis khususnya
dalam Ilmu Pemerintahan yang berkaitan dengan partisipasi pemilih
pemula dalam pemilihan umum pada tahun 2019 di Kelurahan Maleber,
Ciamis.
b. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dijadikan referensi peneliti
berikutnya bagi civitas akademika yang relevan mengenai partisipasi
pemilih pemula.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi peneliti, hasil dari penelitian ini diharapkan menambah pengetahuan
dan dapat mengimplementasikan ilmu yang telah didapatkan selama
perkuliahan serta dapat dijadikan bekal untuk penelitian selanjutnya.
b. Bagi masyarakat, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan
sebagai bahan masukan dan dorongan serta penyemangat bagi
masyarakat khususnya pemilih pemula agar dapat lebih berpartisipasi
dalam pemilihan dan pemilihan umum.
F. Definisi Konseptual
Definisi konseptual menurut Hamidi (2010 : 141) merupakan batasan
tentang pengertian yang diberikan oleh penelitian terhadap variabel atau
konsep yang akan diukur, digali, dan diteliti datanya. Definisi konseptual
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Partisipasi Politik
Menurut Miriam Budiardjo (2017: 367) sebagai definisi umum dari
partisipasi politik adalah kegiatan seseorang atau kelompok orang untuk ikut
dan aktif dalam dunia politik, antara lain dengan jalan memilih pemimpin
secara langsung atau tidak langsung dan memengaruhi kebijakan
pemerintah (public policy). Kegiatan yang termasuk kedalam partisipasi
politik menurut Miriam antara lain mencakup tindakan seperti memberikan
suara pada saat pemilihan umum, menjadi anggota dalam suatu partai politik
7
3. Pemilih Pemula
Pemilih pemula adalah pemilih yang baru memasuki usia pemilih atau
baru pertama kali menggunakan hak pilihnya yang memenuhi syarat.
Pemilih pemula dalam Undang-Undang Nomor 7 tahun 2017 tentang
Pemilihan Umum Bab IV pasal 198 adalah Warga negara Indonesia yang
pada hari pemungutan suara sudah genap berumur 17 (tujuh belas) tahun
atau lebih, sudah kawin atau sudah pernah kawin yang mempunyai hak
memilih dan warga negara Indonesia yang telah dicabut hak politiknya oleh
pengadilan maka tidak memiliki hak pilih lagi.
Dalam Undang-Undang Nomor 8 tahun 2012 tentang Pemilihan
Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah,
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah pasal 19 ayat 1 dan 2 menerangkan
bahwa pemilih merupakan warga negara Indonesia yang pada hari
pemungutan suara telah genap berusia 17 tahun atau lebih atau sudah/pernah
kawin dan memiliki hak pilih serta telah terdaftar oleh penyelenggara
pemilihan umum dalam daftar pemilih.
Masyarakat yang menjadi pemilih pemula menurut Ivan Osvaldo
Mangune, Johny Lengkong, dan Trintje Lambey (2018: 2) terdapat tiga
kategori, yaitu:
1) Masyarakat yang berusia 17 tahun keatas dan memiliki KTP;;
2) Masyarakat yang sudah pernah kawin namun di bawah usia 17 tahun; dan
3) Masyarakat yang pensiun sebagai anggota TNI/POLRI.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Partisipasi Politik
Menurut Miriam Budiardjo (2017: 367) sebagai definisi umum dari
partisipasi politik adalah kegiatan seseorang atau kelompok orang untuk ikut
dan aktif dalam dunia politik, antara lain dengan jalan memilih pemimpin
secara langsung atau tidak langsung dan memengaruhi kebijakan
pemerintah (public policy). Kegiatan yang termasuk kedalam partisipasi
politik menurut Miriam antara lain mencakup tindakan seperti memberikan
suara pada saat pemilihan umum, menjadi anggota dalam suatu partai politik
atau salah satu gerakan sosial dengan direct actionnya, melakukan
hubungan atau lobbying dengan para anggota parlemen atau para pejabat
pemerintah, ikut menghadiri rapat umum, dan sebagainya.
Sahya Anggara (2013: 142) berpendapat bahwa partisipasi politik
adalah kegiatan masyarakat yang memiliki tujuan untuk memengaruhi
pengambilan keputusan politik. Partisipasi politik dilakukan seseorang
dalam posisinya sebagai warga negara, bukan sebagai politikus ataupun
pegawai negeri. Partisipasi politik memiliki sifat sukarela, yang artinya
tidak dimobilisasi oleh negara ataupun partai politik yang berkuasa.
Herbert McClosky dalam Miriam Budiardjo (2017: 367)
mengemukakan pendapatnya tentang partisipasi politik, yaitu kegiatan
sukarela dari masyarakat melalui cara mengambil bagian dalam proses
pemilihan pemimpin secara langsung atau secara tidak langsung dalam
proses pembentukan dari kebijakan umum. Sedangkan menurut pendapat I
Nyoman Sumaryadi dalam bukunya Sahya Anggara (2013: 141)
mengatakan partisipasi berarti peran seseorang maupun suatu kelompok
masyarakat dalam proses pembangunan, baik dalam bentuk pernyataan
maupun dalam bentuk kegiatan dengan cara memberikan masukan, pikiran,
waktu, keahlian, tenaga, modal atau materi, dan ikut memanfaatkan serta
menikmati hasil dari proses pembangunan tersebut.
9
10
politik itu kotor, semua politisi tidak dapat dipercaya, dan rakyat
menjadi korban dari manipulasi partai dan penguasa.
3) Alienasi, yaitu perasaan ketersaingan dari kehidupan politik dan
pemerintah. Orang yang termasuk alienasi selalu memandang
peraturan-peraturan yang dibuat oleh pemerintah tidak adil dan hanya
menguntungkan para penguasa.
4) Anomi, yaitu perasaan kehilangan nilai dan orientasi hidup yang
membuatnya tidak bermotivasi untuk mengambil tindakan yang
berarti karena hilangnya kepercayaan terhadap lembaga-lembaga
politik.
Partisipasi politik berkaitan dengan kesadaran politik, karena
semakin sadar bahwa seseorang itu diperintah, kemudian seseorang
menuntut diberikan hak bersuara dalam penyelenggaraan pemerintah.
Menurut Mariam Budiardjo (2017:369) menyampaikan bahwa tingginya
partisipasi menunjukkan bahwa masyarakat mengikuti dan memahami
masalah politik serta ingin melibatkan diri dalam kegiatan-kegiatan
politik. Partisipasi yang tinggi menunjukan bahwa rezim yang
bersangkutan memiliki legitimasi yang tinggi. Sedangkan, tingkat
partisipasi yang rendah dianggap sebagai tanda yang kurang baik, karena
menunjukkan bahwa masyarakat tidak menaruh perhatian atau cenderung
acuh terhadap masalah kenegaraan. Partisipasi yang rendah pada
umumnya menunjukkan legitimasi yang rendah.
Kondisi sosial politik yang berbeda-beda di setiap wilayah yang
berpengaruh terhadap partisipasi politik individu atau seseorang
menyebabkan partisipasi politik seseorang dengan orang lain pun tentu
berbeda-beda.
Negara yang menganut sistem demokrasi, partisipasi politik dapat
memainkan peranan yang sangat penting. Sehingga, makin banyak
masyarakat yang ikut berpartisipasi dianggap sangat baik, sebaliknya
apabila masyarakat kurang ikut berpartisipasi maka dianggap kurang
peka terhadap masalah-masalah kenegaraan. Akan tetapi, di negara yang
15
kawin dan memiliki hak pilih serta telah terdaftar oleh penyelenggara
pemilihan umum dalam daftar pemilih.
Masyarakat yang menjadi pemilih pemula menurut Ivan Osvaldo
Mangune, Johny Lengkong, dan Trintje Lambey (2018: 2) terdapat tiga
kategori, yaitu:
4) Masyarakat yang berusia 17 tahun keatas dan memiliki KTP;;
5) Masyarakat yang sudah pernah kawin namun di bawah usia 17 tahun; dan
6) Masyarakat yang pensiun sebagai anggota TNI/POLRI.
Menurut Primandha Sukma Nur Wardhani (2018: 58) berpendapat
bahwa pemilih pemula dalam pemilihan umum merupakan generasi baru
pemilih yang mempunyai karakter dan sifat, pengalaman, tantangan dan
latar belakang yang berbeda-beda dengan pemilih generasi sebelumnya.
Pemilih pemula sebagian besar berasal dari kalangan pelajar, mahasiswa
atau pemilih dengan rentang usia 17-21 tahun. Maka dapat disimpulkan
bahwa pemilih pemula adalah masyarakat yang telah terdaftar oleh
penyelenggara pemilu dalam daftar pemilih, dan baru pertama kali
mengikuti pemilihan umum sejak pemilihan umum diselenggarakan di
Indonesia dengan rentang usia 17-21 tahun.
Generasi muda atau pemilih pemula yang baru memasuki usia untuk
memilih atau telah memiliki hak pilih masih kurangnya pendidikan
mengenai bidang politik yang memadai dan jangkauan politik yang luas.
Bahkan mungkin para pemilih pemula mempunyai sifat yang apatis
terhadap dunia perpolitikan serta belum memiliki pendirian tetap untuk
menentukan sebuah pilihan yang dapat mengakibatkan para pemilih pemula
ini hanya mengikuti pilihan orangtua atau ajakan dari orang lain. Sehingga,
pemilih pemula ini masih memerlukan bimbingan atau pembinaan serta
pengembangan kearah potensi dan kemampuannya yang optimal agar dapat
ikut berperan dalam dunia politik.
B. Penelitian Terdahulu
Saat ini cukup banyak penelitian, tulisan, atau karya ilmiah yang
membahas tentang partisipasi pemilihan umum. Sehingga, perlu dilakukannya
23
Peneliti
No dan Judul Metode Penelitian dan Kesimpulan
Tahun
Nurbaiti, Politik Dan penelitian kuantitatif dengan penyebaran
2019 Partisipasi kuesioner kepada 100 responden yang
Politik merupakan pemilih pemula di Tajur. Hasil
(Pengaruh dari penelitian ini menunjukan bahwa
Tingkat tingkat kesadaran politik dan tingkat
Kesadaran partisipasi pemilih pemula di Tajur tinggi.
Politik Kesadaran politik memiliki pengaruh positif
Terhadap terhadap partisipasi politik pemilih pemula
Partisipasi di Tajur sebesar 12,3%
Politik
Pemilih
Pemula
Kelurahan
Tajur Pada
Pilkada
Kota
Tangerang
Tahun
2018)
3. Prilia Partisipasi Penelitian ini menggunakan pendekatan
Liandini, Politik kualitatif dengan menggunakan tipe
2020 Pemilih fenomenologi. Hasil dari penelitian ini
Pemula menunjukan bagaimana bentuk dari
Pada partisipasi politik pemilih pemula dalam
Pemilihan pemilihan presiden di Desa Harapan
Presiden Di Kecamatan Mappedeceng Kabupaten Luwu
Desa Utara Tahun 2019 berupa pemberian suara
Harapan atau voting yang terlihat dari daftar
25
Peneliti
No dan Judul Metode Penelitian dan Kesimpulan
Tahun
Kecamatan kehadiran berita acara di TPS Desa Harapan
Mappedece dimana sebanyak 95% pemilih pemula hadir
ng dan memberikan hak pilihnya. Faktor yang
Kabupaten mempengaruhi partisipasi politik pemilih
Luwu Utara pemula di Desa Harapan ada dua yaitu
Tahun 2019 pertama, faktor pendorong yang meliputi
rangsangan politik yang diterima oleh
pemilih pemula baik lewat media masa,
media televisi, dan iklan-iklan di jejaring
sosial dan diskusi politik informal bersama
teman sebaya serta situasi lingkungan yang
kondusif aman serta nyaman dalam
melakukan partisipasi poltik. Faktor
penghambat, meliputi kurangnya pendidikan
politik yang mereka dapatkan, kebijakan
induk yang berubah dalam hal ini yaitu
pemerintah yang selalu merubah
mekanisme, kurangnya dukungan untuk
menyukseskan pemilihan presiden tahun
2019 membuat pemilih menjadi tidak
percaya diri bahwa suaranya berpengaruh
bagi masa depan Indonesia.
4. Syarief Partisipasi Penelitian ini menggunakan pendekatan
Hidayat, Politik penelitian kualitatif dengan metode
2021 Pemilih deskriptif analisis. Hasil dari penelitian ini
Pemula menunjukan bagaimana partisipasi politik
Pada pemilih pemula di Desa Lubuk Lancang
Pemilu mengalami peningkatan. Adapun bentuk
26
Peneliti
No dan Judul Metode Penelitian dan Kesimpulan
Tahun
Tahun 2019 kegiatan politik yang dilakukan oleh pemilih
(Studi pemula di Desa Lubuk Lancang yaitu
Kasus di pemungutan suara atau voting, kampanye,
Desa Lubuk anggota administratif atau panitia pengawas
Lancang pemilu dan demonstrasi. Berdasarkan
Kabupaten keaktifan dan kegiatannya maka dapat
Banyuasin dikategorikan dalam jenis partisipasi politik
Sumatera spector, partisipasi politik gladiator, dan
Selatan) partisipasi politik pengkritik. Dalam
penelitian ini juga ditemukan bahwa faktor
yang mempengaruhi partisipasi politik
pemilih pemula adalah keterbukaan
informasi atau perangsang politik,
karakteristik sosial, sistem politik di daerah
tempat tinggal serta perbedaan regional.
C. Kerangka Pemikiran
Menurut Sugiyono (2017: 283) mengatakan bahwa kerangka pemikiran
adalah sebuah model konseptual mengenai bagaimana suatu teori berhubungan
dengan berbagai faktor yang diidentifikasikan sebagai masalah yang penting.
Kerangka pemikiran dalam penelitian merupakan batasan yang akan diteliti
agar hasil dari penelitian ini jelas dan terarah, sehingga tidak menyimpang dari
jalur pembahasan.
Partisipasi politik merupakan kegiatan yang melibatkan keikutsertaan
masyarakat baik secara langsung ataupun secara tidak langsung yang memiliki
tujuan untuk memengaruhi suatu kebijakan pemerintah yang menyangkut
kepentingan masyarakat. Pemilih pemula adalah kelompok masyarakat yang
baru pertama kali melakukan pengambilan suara atau baru pertama kali
27
PARTISIPASI POLITIK
D. Hipotesis
28
A. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kuantitatif.
Menurut pendapat Sugiyono (2017: 7) disebut penelitian kuantitatif karena data
yang diperoleh berupa angka-angka dan analisis yang diproses secara statistika.
Pendapat lain dari Sugiyono dalam bukunya yang lain (2015: 11) bahwa
penelitian kuantitatif merupakan metode penelitian yang berlandaskan pada
filsafat positivisme, yang digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel
tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, dan analisis
data bersifat kuantitatif atau statistika, memiliki tujuan untuk menguji hipotesis
yang telah ditetapkan.
B. Desain Penelitian
Metode penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan
pendekatan deskriptif. Pengertian penelitian deskriptif menurut Sugiyono
(2008: 5) merupakan penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai
variabel mandiri, baik satu variabel maupun lebih (independen) tanpa
menghubungkan atau membuat perbandingan dengan variabel yang lain.
Data yang dikumpulkan bersifat deskriptif sehingga bermaksud mencari
penjelasan suatu situasi yang akan diteliti dengan dukungan studi kepustakaan
sehingga memperkuat analisis penelitian dalam membuat suatu kesimpulan.
Penelitian deskriptif merupakan penelitian kuantitatif non eksperimen yang
tergolong cukup mudah. Penelitian deskriptif menggambarkan data kuantitatif
yang diperoleh menyangkut keadaan subjek ataupun fenomena yang diteliti
secara mendalam dan terperinci dari sebuah populasi.
C. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini dilakukan di wilayah Kelurahan Maleber, Ciamis.
Peneliti memilih lokasi penelitian didasarkan pada pertimbangan bahwa lokasi
tersebut merupakan lokasi yang tepat untuk memperoleh data atau informasi
yang relevan dengan permasalahan penelitian yang ada. Disamping itu,
29
30
terdapat fenomena politik yang sangat menarik untuk diteliti dimana tingkat
partisipasi politik atau keterlibatan masyarakat relatif cukup baik sehingga
peneliti tertarik untuk meneliti bagaimana model partisipasi pemilih pemula
dalam berkontribusi pada pemilihan umum tahun 2019 di Kelurahan Maleber.
D. Fokus Penelitian
Fokus penelitian dalam penelitian ini adalah partisipasi pemilih pemula
dalam pemilihan umum pada tahun 2019 di Kelurahan Maleber, Ciamis.
Pemilih pemula yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pemilih yang
berusia 17-21 tahun pada saat pemilihan sebagaimana yang telah ditetapkan
oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU).
E. Sumber Data, Variabel, Skala Pengukuran
1. Sumber Data
a. Sumber Data Primer
Sebuah data yang langsung dikumpulkan peneliti dari sumbernya.
Data primer dalam penelitian ini berupa jawaban atas kuesioner dari
pemilih pemula di Kelurahan Maleber, Ciamis. Adapun yang akan
menjadi sumber data primer dalam penelitian ini adalah pemilih pemula
di Kelurahan Maleber, Ciamis.
b. Sumber Data Sekunder
Dalam penelitian ini sumber data yang digunakan peneliti
umumnya ialah sumber data sekunder. Data sekunder sifatnya
mendukung keperluan dari data primer yang diperoleh dari studi
perpustakaan seperti literatur, buku-buku, serta bacaan yang sesuai
dengan masalah yang akan di teliti oleh penelitian.
2. Variabel
Variabel penelitian menurut Sugiyono (2015: 63) merupakan sesuatu
yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
dengan demikian diperoleh informasi mengenai hal tersebut kemudian
ditariklah kesimpulannya. Variabel dalam penelitian ini adalah partisipasi
pemilih pemula dalam pemilihan umum pada tahun 2019 di Kelurahan
Maleber Ciamis.
31
3. Skala Pengukuran
Skala pengukuran menurut Sugiyono (2017: 84) adalah kesepakatan yang
digunakan untuk acuan dalam menentukan panjang atau pendeknya interval
yang ada dalam alat ukur, sehingga alat ukur tersebut apabila digunakan dalam
pengukuran akan menghasilkan data yang kuantitatif. Alat yang digunakan
dalam penelitian ini berbentuk daftar pernyataan terhadap faktor yang akan
diberikan nilai terhadap jawaban yang diberikan oleh responden yaitu dengan
menggunakan skala Likert dengan sifat skala ordinal.
Skala Likert menurut Sugiyono (2015: 136) adalah skala pengukuran
yang digunakan untuk mengukur pendapat, persepsi, dan sikap seseorang
maupun sekelompok orang mengenai fenomena sosial. Fenomena sosial dalam
dalam penelitian ini telah ditetapkan oleh peneliti dalam variabel penelitian.
Skala Likert yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari empat buah
jawaban dengan kategori sangat tinggi, tinggi, rendah dan sangat rendah. Skala
Likert digunakan untuk menjawab pernyataan untuk mengukur variabel dalam
penelitian ini yaitu, partisipasi politik dengan alternatif jawaban sebagai
berikut:
Tabel 3. Skala Likert Pada Variabel Partisipasi Politik.
Kategori Alternatif Jawaban Skor
Sangat tinggi Sangat setuju 4
Tinggi Setuju 3
Rendah Tidak setuju 2
Sangat rendah Sangat tidak setuju 1
Keterangan :
n : jumlah sampel
N : jumlah populasi
d : nilai kritis atau margin error yang ditoleransi, kemudian dikuadratkan.
Menurut Suharsimi Arikunto (2013: 134-135) mengatakan jika
populasi penelitian berjumlah kurang dari 100 maka sampel yang diambil
adalah semuanya, akan tetapi jika populasi berjumlah lebih dari 100 maka
sampel yang diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih. Berdasarkan
rumus Yamane, maka besarnya jumlah sampel penelitian adalah sebagai
berikut:
N 156 156
n= = 2 = 2,56 = 60,93 dibulatkan 61
N . d 2 +1 156(0,10) +1
Berdasarkan rumus Yamane tersebut dengan tingkat kesalahan 10%
maka jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak 60,93 yang telah
dibulatkan menjadi 61 orang pemilih pemula di Kelurahan Maleber, Ciamis
yang akan dijadikan sampel atau responden. Hal ini karena keterbatasan
waktu, tenaga, dan dana sehingga tidak memungkinkan bagi peneliti untuk
melakukan penelitian dengan sampel yang besar. Sebaran sampel mengikuti
tabel berikut:
∑ a+b+ c+ d+ e+ f + g+h+i+ j+ k +l+m=7.665
Tabel 4. Sampel Masyarakat Pemilih Pemula di Kelurahan Maleber, Ciamis.
Kelurahan Maleber, Ciamis
Jumlah Jumlah
RW Sampel Masyarakat
RT Masyarakat
RW 1 a 423
4 RT 423 ×61 = ×61 = 4
(a) ∑ a−m 7.665
RW 2 b 566
4 RT 566 ×61 = ×61 = 4
(b) ∑ a−m 7.665
RW 3 c 609
5 RT 609 ×61 = ×61 = 5
(c) ∑ a−m 7.665
RW 4 d 328
3 RT 328 ×61 = ×61 = 3
(d) ∑ a−m 7.665
34
RW 5 e 436
3 RT 436 ×61 = ×61 = 3
(e) ∑ a−m 7.665
RW 6 f 1.056
×61 ×61 = 8
(f)
6 RT 1.056
∑ a−m = 7.665
RW 7 g 616
7 RT 616 ×61 = ×61 = 5
(g) ∑ a−m 7.665
RW 8 h 438
×61 ×61 = 3
(h)
6 RT 438
∑ a−m = 7.665
RW 9 i 861
9 RT 861 ×61 = ×61 = 7
(i) ∑ a−m 7.665
RW 10 j 613
×61 ×61 = 5
(j)
3 RT 613
∑ a−m = 7.665
RW 11 k 658
4 RT 658 ×61 = ×61 = 5
(k) ∑ a−m 7.665
RW 12 l 479
4 RT 479 ×61 = ×61 = 4
(l) ∑ a−m 7.665
RW 13 m 582
4 RT 582 ×61 = ×61 = 5
(m) ∑ a−m 7.665
Jumlah 7.665 61
tidak dapat dibiarkan ambigu yaitu memiliki arti ganda atau tidak menunjukan
indikator yang jelas. Hal tersebut dikarenakan data variabel yang berhubungan
akan diambil lewat prosedur pengukuran.
Variabel dalam penelitian ini terdiri dari satu variabel yaitu partisipasi
politik. Adapun operasional indikator variabel dan pengukuran dengan
rumusan masalah yang telah dikemukakan dalam penelitian ini sebagai berikut:
Keterangan:
r hitung : Koefisien validitas dalam hitungan
n : Jumlah anggota sampel
∑ x : Jumlah keseluruhan skor pada suatu item
∑ y : Jumlah keseluruhan skor total
∑ xy : Jumlah keseluruhan ‘x’ dikalikan ’y’
∑ x 2 : Jumlah keseluruhan ‘x’ yang telah dikuadratkan
∑ y2 : Jumlah keseluruhan ‘y’ yang telah dikuadratkan
Untuk mengetahui suatu item dikatakan valid atau gugur, maka
dilakukan perbandingan antara koefisien r hitung dengan r tabel dimana df = n –
2, n adalah jumlah sampel, dengan signifikan 5% atau 0,05. Jika r hitung > dari
r tabel atau nilai n < 0,05 berarti pertanyaan tersebut dapat dinyatakan valid.
Jika r hitung < dari r tabel atau nilai n > 0,05 berarti pertanyaan tersebut dapat
dinyatakan tidak valid atau gugur.
2. Reliabilitas
Menurut Sugiyono (2017: 130) mengatakan bawa reliabilitas
bertujuan untuk mengetahui sejauh mana hasil dari pengukuran dengan
menggunakan objek yang sama dan akan menghasilkan data yang sama.
Reliabel memiliki arti yaitu stabil atau konsisten. Suatu alat ukur dikatakan
reliabel jika hasil dari alat ukur tersebut stabil atau konsisten dari waktu ke
waktu sehingga dapat dipercaya. Dalam penelitian ini, uji reliabilitas
dilakukan dengan menggunakan perhitungan komputer melalui program
SPPS Versi 20.
DAFTAR PUSTAKA
Huda, Uu Nurul. 2018. Hukum Partai Politik Dan Pemilu Di Indonesia. Bandung:
Fokusmedia.
Kansil, CST. 2000. Hukum Tata Negara Republik Indonesia. Jakarta: Rineka
Cipta.
Mas’oed, Mochtar dan Colin Man Andrew. 2008. Perbandingan Sistem Politik.
Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Miaz, Yalvema. 2012. Partisipasi Politik: Pola Perilaku Pemilih Pemilu Masa
Orde Baru dan Reformasi. Padang: UNP Press Padang.
Peraturan Perundang-Undangan
Sumber Lainnya
Jayawinangun, Roni dan Dini Valdiani. 2020. Tipologi Partisipasi Politik Pemilih
Laki-Laki Di Kabupaten Bogor Berdasarkan Penggunaan Sumber Informasi
Politik. Jurnal Ilmu Komunikasi Volume 9 Nomor 1 Hal 31-39.
Mangune, Ivan Osvaldo dkk., 2018. Partisipasi Politik Pemilih Pemula Melalui
Media Sosial Pada Pemilihan Bupati Dan Wakil Bupati Kabupaten
Kepulauan Sangihe Tahun 2017. Jurnal Jurusan Ilmu Pemerintahan
Volume 1 Nomor 1. Hal. 1-12.
Rachmat, H. Basuki dan Esther. 2016. Perilaku Pemilih Pemula Dalam Pilkada
Serentak Di Kecamatan Ciomas Kabupaten Serang Tahun 2015. Jurnal
Ilmu Pemerintahan Widyapraja, Volume XLII Nomor 2. Hal. 25-35.
A. Daftar Pertanyaan