D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
atas berkat, kasih dan rahmat yang telah diberikannya sehingga saya dapat
meneyelesaikan skripsi ini. Adapun judul skripsi saya ini adalah Membahas
Perilaku Pemilih dengan studi kasus adalah Punguan Simanjuntak Sitolu Sada Ina
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna baik dari
berbagai pihak. Untuk itu saya ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang terkait. Semoga skripsi saya ini bermanfaat untuk
Brando F Sinurat
ii
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR ISI
ABSTRAK .......................................................................................................ii
iii
Universitas Sumatera Utara
I.6. METODE PENELITIAN
BAB IV Penutup
IV.1 Kesimpulan..........................................................................76
iv
Universitas Sumatera Utara
IV.2 Saran ..................................................................................78
v
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR TABEL
vi
Universitas Sumatera Utara
menjatuhkan pilihannya .....................................................................60
Tabel 17: Distribusi jawaban responden tentang apakah ada anggota diluar
PSSSI&B yang mencalonkan calon legislatif meminta dukungan ......61
Tabel 18: Distribusi jawaban responden tentang bagaimana tanggapan
bapak/ibu ketika itu apakah memilihnya ketika pemilu egislatif 2009
yang lalu .............................................................................................62
Tabel 19: Distribusi jawaban responden tentang apa yang menjadi alasan
bapak/ibu memilihnya .......................................................................63
Tabel 20: Distribusi jawaban responden tentang apakah faktor kesamaan etnis
mempengaruhi bapak/ibu dalam menjatuhkan pilihannya pada
pemilih legislatif tahun 2009 lalu .......................................................64
Tabel 21: Distribusi jawaban responden tentang apakah faktor agama
mempengaruhi bapak/ibu dalam menjatuhkan pilihannya pada
pemilih legislatif tahun 2009 lalu .......................................................65
Tabel 22: Distribusi jawaban responden tentang apakah factor kesamaan marga
mempengaruhi bapak/ibu dalam menjatuhkan pilihannya pada
pemilih legislatif tahun 2009 lalu .......................................................66
Tabel 23: Distribusi jawaban responden tentang apakah sosok kepemimpinan
mempengaruhi bapak/ibu dalam menjatuhkan pilihannya pada
pemilih legislatif tahun 2009 lalu .......................................................67
Tabel 24: Distribusi jawaban responden tentang apakah responden memilih
berdasarkan etnisitas dalam artian yang satu suku dengan
responden ..........................................................................................68
Tabel 25: Distribusi jawaban responden tentang apakah responden merasakan
adanya politik uang............................................................................69
Tabel 26: Distribusi jawaban responden tentang apabila dalam pemilihan
legislatif 2009 yang lalu ada calon legislative yang member uang apa
tindakan yang diambil .......................................................................70
Tabel 27: Distribusi jawaban responden tentang apakah responden yakin
anggota legislatif terpilih dapat memenuhi janjinya seperti yang
diungkapkannya pada saat kampanye.................................................71
vii
Universitas Sumatera Utara
Tabel 28: Distribusi jawaban responden yang setuju apabila anggota
legislatifyang terpilih kembali terpilih pada periode berikutnya ..........72
Tabel 29: Distribusi jawaban responden tentang apakah anggota terpilih sudah
sesuai dengan keinginan responden....................................................73
Tabel 30: Distribusi jawaban responden tentang apakah tradisi adat toba
tentang seorang pemimpin masih cocok untuk diterapkan ..................74
Tabel 31: Distribusi jawaban responden tentang seorang pemimpin menurut
budaya batak toba haruslah seorang laki-laki .....................................75
viii
Universitas Sumatera Utara
Abstrak
ii
Universitas Sumatera Utara
BAB I
PENDAHULUAN
suaranya pada saat pemilihan umum. Studi perilaku pemilih dimaksudkan sebagai
suatu studi yang memusatkan diri pada bidang yang menggeluti kebiasaan atau
emosional pada seorang calon atau partai politik, ataupun isu-isu politik dan
Etnis Batak Toba dalam memilih seorang pemimpin masih dipengaruhi oleh sisa-
sisa kebiasaan lama. Ada istilah bagi orang Batak Toba yang menyatakan “ Dang
tumagonan tu halak adong do di hita” (buat apa memilih orang lain kalau masih
ada dari kita sendiri). Dari pernyataan diatas dapat dikatakan bahwa Faktor
kesamaan suku masih menjadi faktor utama bagi orang Batak Toba dalam
memilih pemimpin.
hubungan sosial orang Batak Toba ialah marga. Sistem hubungan ditentukan oleh
kedudukan dalam struktur sosial dalihan na tolu (tungku berkaki tiga) yang terdiri
dari tiga unsur pendukung yaitu pemberi istri (hulahula), saudara semarga
memperlihatkan silsilah dan analogi marga yang didasarkan pada relasi kerabat
mengingat latar belakang silsilah dan analogi internal dan eksternal. Latar
belakang silsilah dan analogi itu antara lain tingkatan kedudukan dalam silsilah.
Dengan cara ini orang Batak Toba dapat menentukan refrensi panggilan apakah
orang itu kedudukannya sebagai adik atau abang, bapak tua atau bapak muda,
saudara perempuan (ito) dan yang lainnya. 17 Untuk lebih mengenal antara yang
satu dengan yang lainnya dan menambah keakraban di antara mereka maka orang
yang sama. Jadi tidak mengherankan apabila jika kita melihat bahwa organisasi
yang berkembang di masyarakat Batak Toba adalah organisasi yang terdiri dari
masyarakat dan masuknya budaya dari luar, perilaku pemilih juga bisa jadi
semakin sulit ditebak dan dibaca. Faktor-faktor kebiasaan lama seperti yang
16
Bungaran Antonius Simanjuntak, Konflik Status Dan Kekuasaan Orang Batak Toba. Jakarta:
Yayasan Obor Indonesia, 2009 hal. 111
17
Ibid, hal 111
dapat kita lihat dari hasil pemilihan umum legislatif 2009 lalu. Jika pada pemilu-
pemilu sebelumnya, partai-partai politik seperti PDIP dan Partai Golkar selalu
mendominasi maka pada pemilu legislatif 2009 lalu Partai Demokrat muncul
sebagai pemenang di sebagian besar daerah di Indonesia, baik itu di tingkat pusat,
daerah tingkat I dan II. Padahal Partai Demokrat masih tergolong partai baru
keikutsertaan Partai Demokrat yang kedua dalam pemilihan umum. Hal ini tentu
tentang perilaku pemilih. Pasti ada banyak faktor yang berperan dalam
Umum Legislatif 2009”. Dalam arti, penulis ingin melihat seberapa jauh
di Suku Batak Toba maka penulis memilih salah satu dari organisasi yang ada di
suku Batak Toba. Adapun organisasi masyarakat Batak Toba yang dijadikan objek
Boru (PSSSI & B) kota Pematangsiantar dipilih karena Organisasi ini merupakan
dengan jumlah anggota mencapai 2386 kepala keluarga. 18 Tentu jumlah ini
merupakan sasaran yang begitu potensial bagi partai politik atau seorang calon
legislatif untuk mendulang suara. Jadi, tak mengherankan jika seorang calon
organisasi ini. Bahkan bukan dari marga simanjuntak saja, calon legislatif dari
suku lain pun ada yang meminta dukungan terhadap organisasi ini.
karena pada Pemilihan Umum legislatif 2009 lalu banyak terdapat anggota
ini akan memudahkan peneliti untuk melihat bagaimana perilaku pemilih anggota
pilihannya ( dalam arti akan tetap memilih anggota organisasi yang mencalonkan
diri menjadi calon legislatif atau yang satu marga dengannya ) atau ada faktor lain
18
Hasil wawancara dengan Marisius Simanjuntak selaku Sekretaris Umum Punguan Simanjuntak
Sitolu Sada Ina (PSSSI) kota Pematangsiantar pada tanggal 2 Juni 2010 di Kota Pematangsiantar
legislatif kali ini sudah dimodifikasi ulang, dimana penentuan calon legislatif
terpilih didasarkan pada suara terbanyak bukan berdasarkan nomor urut seperti
pada pemilihan umum legislatif sebelumnya. Hal ini tercantum dalam UU No.10
Partai Politik yang tidak memperoleh suara minimal 2,5% tak berhak mempunyai
perwakilan di DPR. Sehingga suara yang telah diperoleh oleh partai politik
tersebut dianggap hangus karena suara-suara yang mereka peroleh tersebut akan
Parliamentary threshold.
lebih terbuka dan lebih ketat bukan hanya antara partai politik tetapi juga antara
calon legislatif dari partai politik yang sama karena penentuan dilakukan
politik merupakan suatu hal yang tak bisa dihindari. Untuk mencapai jenjang
tertentu dalam dunia politik, seseorang atau sebuah kelompok harus bersaing
dengan pihak lain. Bahkan kadang-kadang persaingan ini harus pula disertai
kekerasan dan kecurangan. Konsep persaingan ini juga perlu disadari oleh pihak-
pihak yang terlibat dalam dunia politik. Konsep persaingan dalam dunia politik itu
yang sangat tinggi bisa juga merugikan. Hal ini terjadi ketika masing-masing
peserta politik berusaha menghalalkan semua cara (at all costs) guna
memenangkan persaingan.
masyarakat. Ada banyak cara yang dilakukan oleh partai politik maupun calon
pada partai politik atau calon anggota legislatif yang bersangkutan. Seorang calon
anggota legislatif ataupun partai politik itu sendiri pasti sudah memiliki sasaran
pemilih yang menjadi target utamanya untuk mendulang suara. Ada partai politik
sasaran utama untuk mendulang suara, ada juga yang memilih kelompok agama,
suku, kelompok masyarakat, ataupun teman yang seprofesi sebagai bidikan utama.
terutama oleh seorang calon legislatif dan partai politik untuk menjaring suara
dalam hal ini adalah masyarakat, maka akan memudahkan seorang calon legislatif
atau partai politik untuk menjalankan strateginya untuk menarik simpati rakyat
agar menjatuhkan pilihan kepada calon legislatif atau partai politik yang
bersangkutan.
19
Firmanzah, Mengelola Partai Politik, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2007, hal 123
memilih daerah ini, karena organisasi masyarakat Batak Toba cukup berkembang
dengan baik di daerah ini seperti halnya Punguan Simanjuntak Sitolu Sada Ina
masalah yang dikemukakan dalam penilitian itu dipandang menarik, penting dan
perlu untuk diteliti. Perumusan masalah juga merupakan suatu usaha yang
ruang lingkup masalah yang akan diteliti berdasarkan identifikasi masalah dan
pembatasan masalah. 20
atas, yang menjadi rumusan masalah adalah sejauh mana Organisasi Masyarakat
masyarakat Batak Toba yang dalam hal ini adalah Punguan Simanjuntak Sitolu
20
Husani Usman dan Purnomo. Metodologi Penelitian Sosial. Bandung: Bumi Aksara, 2004, hal.
26
Sebagai sebuah karya ilmiah tentu penelitian itu memiliki banyak manfaat.
karya ilmiah
• Bagi organisasi masyarakat yang terkait dalam penelitian ini, yaitu PSSSI
anggotanya.
bagi mahasiswa politik dan juga bagi siapa saja yang membaca penelitian
berhubungan satu dengan yang lain,suatu set dari proporsi yang mengandung
1.5.1. Organisasi
23
Organisasi menurut Stephen Robbins adalah:
“Unit sosial yang sengaja didirikan untuk jangka waktu yang relatif lama,
beranggotakan dua orang atau lebih yang bekerja bersama-sama dan
terkoordinasi, mempunyai pola kerja tertentu yang terstruktur, dan didirikan untuk
mencapai tujuan bersama atau satu set tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.”
“Organisasi adalah sistem sosial yang mempunyai pola kerja teratur yang
didirikan oleh manusia dan beranggotakan sekelompok manusia dalam rangka
untuk mencapai satu set tujuan tertentu”
tujuan yang ingin dicapai oleh masing-masing anggota organisasi tidak berbeda
21
Hadiri Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gajah Mada University Press,
1955, hal.40
22
Joko Subagyo, Metode Penelitian Dalam teori dan Praktek, Jakarta:Reineka Cipta, 1997, hal
20.
23
Achmad Sobirin, Budaya Organisasi,Yogyakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN,
2007, hal 5
didasarkan pada asumsi bahwa tujuan didirikan organisasi adalah agar para
mereka masih mau bergabung dengan organisasi berarti mereka juga mau saling
1.Unit/entitas sosial
Organisasi adalah rekayasa sosial hasil karya cipta manusia yang bersifat
tidak kasat mata dan abstrak sehingga organisasi sering disebut sebagai artificial
realitas sosial ketimbang realitas fisik. Meski bukan sebagai realitas fisik, bukan
berarti bahwa organisasi tidak membutuhkan fasilitas fisik. Fasilitas fisik seperti
tidak harus dimiliki) karena dengan fasilitas fisik inilah sebuah organisasi bisa
melakukan kegiatannya. Disamping itu dari fasilitas fisik ini pula orang luar
yang relative lama bisa berumur puluhan tahun atau ratusan tahun bahkan bisa
mencapai waktu yang tidak terbatas. Keberadaan sebuah organisasi tidak terkait
24
Ibid, hal 5