TESIS
at ha
gi a
la w
P Wi
an ya
ng id
Ja W
IE
T
Diajukan oleh:
S
YUNI PURNAMI
172903847
Kepada
MAGISTER MANAJEMEN
STIE WIDYA WIWAHA YOGYAKARTA
2019
ANALISIS TINGKAT PENGETAHUAN ORANG TUA
TERHADAP KASUS PERSISTENSI GIGI ANAK
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BUAYAN
KABUPATEN KEBUMEN
TAHUN 2019
Tesis
Untuk memenuhi sebagian persyaratan
at ha
mencapai derajat Sarjana S-2
gi a
la w
Program Studi Magister Manajemen
P Wi
an ya
ng id
Ja W
IE
T
S
Diajukan oleh:
YUNI PURNAMI
172903847
Kepada
MAGISTER MANAJEMEN
STIE WIDYA WIWAHA YOGYAKARTA
2019
i
S
T
IE
Ja W
ng id
an ya
ii
P Wi
PENGESAHAN
la w
gi a
at ha
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya
yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan
Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat
yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecualai yang secara tertulis
diacu dalam naskah ini dan disebtkan dalam daftar pustaka.
at ha
gi a
la w
P Wi
YUNI PURNAMI
IE
T
S
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas berkat dan
at ha
penyelesaian tesis ini, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada
gi a
la w
semua pihak yang telah membantu kelancaran tesis ini, yaitu kepada:
P Wi
1. Dr. Didik Purwadi, M .Ec. dan Zulkifli, SE, M M , selaku dosen pembimbng
an ya
tesis yang telah membimbing dan memberi gagasan serta saran yang sangat
ng id
2. I Wayan Nuka Lantara, SE, M .Si., Ph.D. selaku dosen penguji tesis yang
IE
iv
7. Hari Suryono, S.T, selaku suami yang telah memeberikan dukungan moril
dan material kepada penulis s erta anak-anakku (M .Tsaqif Albar dan Shakila
Widya Wiwaha;
Wiwaha, yang telah melewatkan waktu bers ama dengan segala suka
at ha
maupun duka, saling memotivasi serta memberikan semangat kepada
gi a
penulis; la w
P Wi
9. Semua pihak yang telah memberikan gagasan dan dukungan dalam
penulisan tesis ini yang belum tersampaikan. Tiada hal yang lebih baik
an ya
tesis ini, oleh karena itu kritik dan saran diharapkan untuk perbaikan laporan
T
S
YUNI PURNAM I
v
DAFTAR ISI
Halaman
PERNYATAAN……………………………………………........................ iii
KATA PENGANTAR……………………………………………………... iv
at ha
DAFTAR IS I……………………………………………………………….. vi
gi a
la w
DAFTAR TABEL………………………………………………………….. viii
P Wi
DAFTAR GAMBAR………………………………………………………. ix
an ya
DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………. x
ng id
ABS TRAK…………………………………………………………………. xi
Ja W
BAB I PENDAHULUAN
IE
1. Pengetahuan…………………………………………….... 7
vi
2. Persistensi Gigi…………………………………………... 9
3. Pertumbuhan Gigi………………………………………... 13
4. Rerangka Penelitian……………………………………… 23
at ha
3.4. Instrumen Penelitian………………………………………… 26
gi a
3.5. Pengumpulan Data..................................................................
la w 26
P Wi
3.6. M etoda Analisis Data……………………………….............. 27
5.1. Simpulan…………………………………………………….. 39
T
S
vii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.3 Erupsi Gigi Tetap Rahang Atas dan Rahang Bawah……………… 17
Tabel 4.1 Persentase Tingkat Pengetahuan Orang Tua tentang Jumlah dan
at ha
Tabel 4.2 Persentase Pengetahuan Orang Tua Tentang Penyebab Persistensi
gi a
la w
Gigi………………………………………………………………... 30
P Wi
Tabel 4.3 Perentase Pengetahuan Orang Tua Tentang Akibat Persistensi
Gigi………………………………………………………………... 31
an ya
viii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 4.1 Persentase Tingkat Pengetahuan Orang Tua Tentang Jumlah dan
at ha
Gigi………………………………………………………………. 30
gi a
la w
Gambar 4.3 Persentase Pengetahuan Orang Tua Tentang Penyebab
P Wi
Persistensi Gigi……………………………………………….. 31
an ya
Gigi…………………………………………………………… 31
Ja W
IE
T
S
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 2 : Kuesioner
Lampiran 3 : Dokumentasi
at ha
gi a
la w
P Wi
an ya
ng id
Ja W
IE
T
S
x
ANALIS IS TINGKAT PENGETAHUAN ORANG TUA
TERHADAP KAS US PERS IS TENS I GIGI ANAK
DI WILAYAH KERJA PUS KES MAS BUAYAN
KABUPATEN KEBUMEN
ABS TRAK
Pengetahuan orang tua sangat penting dalam mendasari terbentuknya sikap
dan perilaku yang mendukung kesehatan gigi dan mulut anak. Anak usia sekolah
dasar merupakan masa-masa periode gigi campuran yang rawan terhadap penyakit
gigi dan mulut, khususnya persistensi gigi.
Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif, bertujuan untuk
menganalisis tingkat pengetahuan orang tua terhadap kasus persistensi pada gigi
at ha
anak di wilayah kerja Puskesmas Buayan Kabupaten Kebumen. Jumlah sampel
dalam penelitian ini sebanyak 60 responden, diambil menggunakan purposive
gi a
sampling. Cara pengumpulan data dengan memberikan kuesioner kepada
la w
responden tentang persistensi gigi, jumlah dan jenis gigi serta pertumbuhan gigi.
P Wi
Hasil penelitian menunjukkan 51,7% orang tua memiliki pengetahuan
dengan kategori kurang tentang persistensi gigi, 57% orang tua memiliki
pengetahuan dengan kategori baik tentang jumlah dan jenis gigi, dan 45 % orang
an ya
tua memiliki pengetahuan dengan kategori kurang tentang pertumbuhan gigi. Jadi
dapt disimpulkan bahwa pengetahuan orang tua mengenai persistensi gigi
ng id
tergolong rendah.
Ja W
Kata Kunci: Pengetahuan, persistensi gigi, jumlah dan jenis gigi, pertumbuhan
IE
gigi
T
S
xi
ANALYSIS THE LEVEL OF PARENTS KNOWLEDGE OF CHILDREN
PERSISTENCY TEETH IN THE WORKING AREA PUSKESMAS BUAYAN
KEBUMEN CITY
ABSTRACT
Parents knowledge are very important in the formation underlying
behaviors that support the oral hygiene of children. The primary school children
is a transition phase from primary teeth to permanent teeth which is regarded as
susceptible to oral disease specially persistency of teeth.
The type pf this research is descriptive qualitative and the aim of this study
is to analysis the levels parents knowledge of children persistency teeth in the
working area Puskesmas Buayan Kebumen City. The amounted samples in this
at ha
study are 60 respondent, sample taken by purposive sampling technique. Data
collection was obtained by giving questionnaire about persistency teeth, varios
gi a
and amount of teeth, and growth of teeth.
la w
The result showed that 51,7% parents had a low knowledge category
P Wi
about persistence of teeth, 57% parents had a good knowledges category about
various and amount of teeth, 45% parents had low knowledge category about
growth of teeth. It can be concluded that parents knowledge about persistence of
an ya
Key word: Knowledge, persistence of teeth, the various ang amount of teeth, the
growthof teeth.
Ja W
IE
T
S
xi
BAB I
PENDAHULUAN
suatu penyakit. Pengetahuan ini erat pula kaitannya dengan sikap seseorang
at ha
tentang penyakit dan upaya pencegahannya (Budiharto, 2009). Pengetahuan
gi a
orang tua sangat penting dalam mendasari terbentuknya sikap dan perilaku
la w
yang mendukung atau tidak mendukung kesehatan gigi dan mulut anak
P Wi
M asalah kesehatan gigi dan mulut di Indonesia masih menjadi salah satu
ng id
sebesar 57,6% . Hasil ini meningkat dari hasil Riskesdas tahun 2013 dengan
T
S
Gigi bagi seorang anak sangat penting dalam proses pertumbuhan dan
pertumbuhan gigi tetap terutama pada masa usia sekolah dasar (Yolanda dkk,
2014).
yaitu, masa peralihan saat tanggalnya gigi susu dan saat tumbuhnya gigi tetap
1
2
dan merupakan usia yang dianggap rawan terhadap penyakit gigi dan mulut
(Fenanlampir, dkk, 2014). M asalah yang sering terjadi pada gigi anak usia
Persistensi adalah keadaan dimana gigi tetap muncul sementara gigi susu
masih ada dan tidak goyang sama sekali, yang disebabkan benih gigi tetap
terletak di depan atau di belakang gigi susu, sehingga bisa timbul variasi.
at ha
Penyebab persistensi yaitu lambatnya resorbsi akar gigi susu dan posisi
gi a
abnormal benih gigi permanen serta gangguan nutrisi. Keadaan persistensi
la w
P Wi
sebenarnya dapat dicegah jika orang tua memiliki pengetahuan yang lebih
dalam perawatan kesehatan gigi.anak karena pada dasarnya peran orang tua
Ja W
yang sangat diperlukan dalam pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut anak
IE
pengaruh yang signifikan terhadap kesehatn gigi dan mulut anaknya agar
anak terbebas dari permasalahan gigi seperti karies dan persistensi yang dapat
2014).
kasus persistensi gigi berada di posisi pertama yaitu sebanyak 940 kasus.
Berdasarkan data yang diperoleh dari laporan pelayanan UKGS pada anak
88,6% anak dengan kasus persistensi, 10,2 % kasus karies, 0,8 % abses dan
0,4% lain-lain. Selain itu, berdasarkan laporan pelayanan kesehatan gigi dan
mulut di Unit Kesehatan Gigi dan M ulut Puskesmas Buayan tahun 2018
at ha
terdapat 52, 6% kasus persistensi, Kelainan jaringan pulpa dan periapikal
gi a
18,4%, Kelainan gusi dan periodontal 11,9%, Lain-lain 9,5%, Abses 5,3%,
la w
P Wi
Karies dentin 2,3%.
dari orang tua, dikarenakan kurangnya pengetahuan orang tua terhadap waktu
ng id
pergantian gigi akibatnya kasus persistensi gigi masih sering ditemukan pada
Ja W
Kebumen
Orang Tua Terhadap Kasus Persistensi pada Gigi Anak di wilayah kerja
sebagai berikut:
gigi?
at ha
3. Bagaimanakah tingkat pengetahuan orang tua tentang pertumbuhan gigi?
gi a
4. Bagaimana tindak lanjut jika tingkat pengetahuan orang tua terhadap kasus
la w
P Wi
persistensi pada gigi anak masih rendah?
adalah:
Ja W
pertumbuhan gigi
1. Bagi Puskesmas
at ha
2. Bagi akademisi
gi a
Diharapkan penelitian ini dapat memperkaya bahan kepustakaan dan
la w
P Wi
mampu memberikan kontribusi pada pengembangan ilmu manajemen
3. Bagi peneliti
ng id
LANDAS AN TEORI
Rumah Sakit Ibu dan Anak Pemerintah Aceh menyatakan bahwa dari 1.121
at ha
persistensi gigi. Selain itu, penelitian lain juga dilakukan oleh Supartini (2012)
gi a
bahwa kasus persistensi yang banyak ditemukan di Balai Pengobatan Gigi
la w
P Wi
Puskesmas Cisarua Kecamatan Cisarua Kabupaten Bandung Barat, sangat
orang tua tentang jadwal pertumbuhan gigi dengan kejadian persisitensi gigi
T
S
berkriteria sedang.
pengetahuan orang tua terhadap kasus persistensi pada gigi anak di UKGS
pengetahuan dengan kategori baik mengenai jumlah dan jenis gigi, 24% orang
6
7
tetapi, tidak ditemukan orang tua yang memiliki pengetahuan baik mengenai
persistensi gigi dengan kata lain pengetahuan orang tua mengenai persistensi
sikap ibu mengenai kondisi gigi sulung anaknya adalah masih belum bisa
dikatakan baik. M eskipun pendidikan rata-rata ibu tergolong cukup baik tetapi
tidak menunjang pengetahuan dan sikap ibu dalam menjaga kesehatan gigi dan
at ha
mulut anaknya. Kebanyakan ibu tidak mengetahui usia tumbuh dan tanggal
gi a
gigi anaknya. Rata-rata ibu juga tidak memperhatikan frekuensi anak dalam
la w
P Wi
menyikat gigi. Ibu juga akan berkunjung ke dokter gigi hanya ketika gigi
anaknya sakit. Sikap dan perilaku ibu dalam pemeliharaan kesehatan gigi
an ya
anaknya agar anak terbebas dari permasalahan gigi seperti karies dan
Ja W
permanen anak.
T
S
a. Pengetahuan
sebagai akibat stimulus yang ditangkap pancaindra. Apabila materi atau objek
yang ditangkap pancaindra adalah tentang gigi, gusi serta kesehatan gigi pada
(Budiharto, 2010).
8
Orang tua yang memiliki pengetahuan rendah tentang kesehatan gigi dan
mulut merupakan faktor predisposisi dari sikap dan perilaku yang tidak
mendukung kesehatan gigi dan mulut anak, karena pengetahuan orang tua
menurut Budiharto (2010) yang disertai dengan contoh kesehatan gigi yaitu:
at ha
M isalnya, mengingat atau mengingat kembali suatu objek atau rangsangan
gi a
tertentu. Contohnya mengingat kembali fungsi gigi selain untuk
la w
P Wi
mengunyah adalah untuk bicara dan estetika.
gigi yang benar untuk menggosok gigi dari sejumlah model sikat gigi yang
T
S
tepat waktu, serta mengambil tindakan yang tepat bila ada kelainan gigi,
at ha
a) Baik : Hasil persentase 76%-100%
gi a
b) Cukupla w : Hasil persentase 56% -75%
P Wi
c) Kurang : Hasil persentase <56%
b. Persistensi Gigi
an ya
seharusnya sudah tanggal. Gigi sulung tampak masih ada ketika gigi
IE
waktunya terkadang tidak selalu terjadi dan biasanya gigi sulung akan
tetap bertahan lama di rongga mulut. Gigi sulung yang masih belum
posisi benih gigi tetap tidak berada di atas akar gigi sulung sehingga
tidak merangsang akar gig sulung resorbsi, hal ini umumnya terkait
10
a) Defisiensi Nutrisi
at ha
tulang terganggu. Proses resorbsi akar merupakan proses yang terjadi
gi a
secara berselang- seling antara resorbsi aktif dengan masa istirahat.
la w
P Wi
Resorbsi aktif lebih pendek dari masa istirahat karena pada masa
yang teresorbsi.
ng id
b) Gangguan Hormonal
Ja W
at ha
misal horizontal, mesioangular, distoangular dan sebagainya. Keadaan
gi a
ini bisa membuat gigi permanen erupsi ke arah labial, lingual, bukal
la w
P Wi
serta impaksi karena jalan erupsinya terhalang jaringan tulang dan
mukosa yang tebal. Arah erupsi gigi permanen yang menyimpang ini
an ya
e) Infeksi
IE
penting, karena umumnya ibu lebih dekat dengan anak. Ibu dianggap
12
kesehatan gigi dan mulut anak yang sehat sedini mungkin kepada
at ha
gigi anak, terutama dalam mencegah terjadinya persistensi gigi
gi a
(Depkes RI, 2012)
la w
P Wi
3) Akibat Persistensi Gigi
2010).
Ja W
a) M aloklusi
IE
normal.M asalah oklusi tidak hanya menyangkut posisi gigi yang tidak
yang lebih mudah terkena trauma misalnya, gigi depan atas yang
b) Erupsi Ektopik
at ha
campuran yaitu, erupsi gigi permanen yang terjadi dalam keadaan
gi a
sedemikian rupa sehingga mengakibatkan resorpsi sebagian atau
la w
P Wi
seluruhnya dari akar gigi sulung tetangganya (Hermina, 2014).
c) Implaksi gigi
an ya
Impaksi gigi yaitu, gigi gagal/ sukar erupsi karena terhalang oleh gigi
ng id
infeksi atau abses. Bisa mengenai gigi insisivus atas, insisivus bawah,
IE
c. Pertumbuhan Gigi
bagian gigi yaitu, dentin (lapisan di bawah email) sebanyak 10 buah tiap
akar dari gigi sulung mengalami pengeroposan dari bawah atau dari
ujung akar, sementara itu benih gigi tetap yang berada dibawahnya
itu gigi tetap tadi membangun akar mulai dari leher gigi, ke bawah (ke
at ha
atas untuk rahang atas) seakan - akan mendorong mahkota gigi tetap
gi a
tersebut untuk segera muncul ke ruang mulut. Pada saat akar gigi sulung
la w
P Wi
habis sampai leher gigi di dalam proses pengeroposan tadi, maka
mahkota gigi sulung akan goyang, siap untuk tanggal dan digantioleh
an ya
gigi tetap. Proses ini dikenal sebagai proses pergantian gigi yang sehat.
ng id
lain sehingga gigi tersebut mati, maka proses pengeroposan akar gigi
IE
sulung tersebut tidak bisa berlangsung. Akibatnya gigi tetap akan tumbuh
T
S
tanpa suatu petunjuk jalan yang betul sehingga mengakibatkan letak dari
maka gigi tetap itu bisa menjadi masalah karena tumbuh terlalu ke
akan sulit lepas, karena ada akarnya yang masih menancap terutama di
dalam gusi. Perlu dicatat bahwa pada usia 6-12 tahun adalah masa
15
peralihan antara gigi sulung ke gigi tetap karena antara usia 6-12 tahun
tersebut terdapat baik gigi sulungmaupun gigi tetap, maka diberi nama
at ha
dan tinggi sehingga terdapat gerakan dari seluruh benih gigi sulung ke
gi a
arah permukaan oklusal. M ahkota yang telah terbentuk dalam bentuk dan
la w
P Wi
ukuran tertentu tampak penuh dan menumpuk ketika masih di dalam
pertumbuhan tulang yang kecil. Pada masa erupsi, gigi geligi bawah
an ya
2013). Adapun prinsip utama erupsi gigi menurut Djamil (2011) adalah
Ja W
sebagai berikut :
IE
a) Pada gigi yang akan erupsi, selalu akan diawali dengan terjadinya
T
S
Resorbsi tulang juga dapat terjadi pada saat akan erupsi gigi. Hal
tulang atau jaringan lunaknya. Oleh karena it, bisa terjadi gangguan
atau kegagalan gigi erupsi jika jalur yang dibutuhkan tidak disediakan,
16
misalnya gigi sulung atau gigi permanen yang tidak erupsi walaupun
erupsike area epithelium oral dan posisi dalam lengkung rahang pada
Erupsi gigi sulung dimulai pada usia 6 bulan dan pada usia 2 tahun
at ha
gigi sulung sudah lengkap. Untuk lebih jelasnya waktu erupsi gigi sulung
gi a
menurut Djamil (2011) dapat dilihat dalam tabel 2.1 dan tabel 2.2 di
la w
P Wi
bawah ini
Tabel 2.1
an ya
Tabel 2.2
at ha
Molar kedua (݉ଶ ) 23-31 bulan 10-12 ahun
gi a
la w
4) Waktu Erupsi Gigi Tetap
P Wi
Pertama erupsi dalam rongga mulut adalah gigi molar pertama pada
an ya
usia 6 tahun yang sering disebut dengan six year molardan pada usia 17-
ng id
21 tahun gigi molar terakhir atau biasa disebut gigi bungsu mulai erupsi.
Ja W
Adapun urutan waktu erupsi gigi tetap menurut Djamil (2011) dapat
IE
Tabel 2.3
Gigi Insivus pertama (I1 ) 7-8 tahun Gigi Insivus pertama (I1 ) 7-8 tahun
Gigi Insivus kedua (I 2) 8-9 tahun Gigi Insivus kedua (I 2) 8-9 tahun
Gigi premolar pertama (P 1) 10-11 tahun Gigi premolar pertama (P1) 10-11 tahun
Gigi premolar kedua (P 2 ) 10-12 tahun Gigi premolar kedua (P 2 ) 10-12 tahun
18
Gigi molar kesatu (M1 ) 6-7 tahun Gigi molar kesatu (M1 ) 6-7 tahun
Gigi molar kedua (M2 ) 12-13 tahun Gigi molar kedua (M2 ) 12-13 tahun
Gigi molar ketiga (M3 ) 17-21 tahun Gigi molar ketiga (M3 ) 17-21 ahun
a) Gigi S ulung
at ha
kaninus dan gigi molar. Pada gigi sulung terdapat 8 insisif, 4 gigi
gi a
kaninus, dan 8 gigi molar (M aulani dan Jubile Enterprise, 2005).
la w
Untuk lebih jelasnya, karakteristik dari setiap jenis gigi sulung
P Wi
tengah.
seperti insisif atas, bagian distal insisif lateral sangat bulat, akarnya
pipih dan sulkus kalau ada, tidak begitu dalam seperti pada gigi
tetap.
19
Gigi yang terpanjang dengan akar yang tebal. M ahkota gigi kaninus
labial vertikal dan lereng mesial yang lebih pendek daripada distal.
at ha
dengan variasi tipe bentuk premolar dan tipe bentuk molar. Gigi
gi a
molar kedua atas, lebih kecil dari molar pertama tetapi lebih besar
la w
P Wi
dari premolar. Akarnya divergen,dan akar bukalnya dapat saling
b) Gigi Tetap
Gigi tetap jika muncul semua berjumlah 32 buah. Jenis gigi tetap
terdiri dari 8 gigi insisif, 4 gigi kaninus, 8 gigi premolar, 12 gigi molar
Gigi insisif pertama atas adalah gigi kesatu di rahang atas, yang
Gigi ini adalah gigi kedua dari garis tengah. Bentuk fungsionalnya
at ha
yang sama di dalam mulut yaitu, untuk menggigit dan memotong
gi a
makanan. Akarnya lebih langsing dan apeknya runcing.
la w
P Wi
iii.Gigi Insisif Pertama Bawah
Pada umumnya, gigi ini adalah gigi yang paling kecil dalam
an ya
distal.
IE
Gigi insisif kedua bawah adalah gigi kedua dari garis tengah. Oleh
Kaninus adalah gigi ketiga dari garis tengah, dan satu-satunya gigi
Tugas kaninus bawah dan atas sama, sehingga garis luarnya dari
akar yang membengkok ke mesial. Jika kaninus ini belum aus, gigi
at ha
Gigi ini mempunyai 2 tonjol, satu di bukal dan satu di palatal
gi a
sehingga diberi istilah bicuspid. Gigi ini sering kali mempunyai dua
la w
P Wi
akar yang terpisah, biasanya akar ini memberi 2 cabang dengan
Gigi ini adalah gigi kelima dari garis tengah di rahang atas. Karena
Ja W
Gigi ini adalah gigi keempat dari garis tengah dan gigi belakang
Gigi ini adalah gigi kelima dari garis tengah.Gigi ini mempunyai 2
tonjol
Gigi ini adalah gigi keenam dari garis tengah di rahang atas.Pada
at ha
pertama atas mempunyai 4 tonjol yang bertumbuh baik dan 1 tonjol
gi a
tambahan yaitu tonjol Carabelli.
la w
P Wi
xii. Gigi Molar Kedua Atas
M olar kedua atas adalah gigi ketujuh dari garis tengah, karena
an ya
Gigi ini adalah gigi ketujuh dari garis tengah. Oleh karena gigi ini
Gigi ini adalah gigi kedelapan dan gigi terakhir dari garis tengah.
Gigi ini adalah gigi kedelapan dan gigi terakhir dari garis tengah.
at ha
fundamentalnya sama dengan molar kedua. Gigi ini lebih kecil dan
gi a
pertumbuhannya tidak begitu baik.
la w
P Wi
d. Rerangka Penelitian
persistensi secara umum yaitu posisi benih gigi tetap tidak berada diatas
Ja W
akar gigi sulung sehingga tidak merangang akar gigi sulung resorbsi.
IE
Pengetahuan orang tua dalam hal ini tentang jumlah dan jenis gigi,
METODE PENELITIAN
pengetahuan orang tua terhadap kasus persistensi gigi anak di wilayah kerja
at ha
Puskesmas Buayan Kabupaten Kebumen.
gi a
3.2. Definisi Operasional
la w
P Wi
1. Pengetahuan
anak.
ng id
responden
IE
2. Persistensi Gigi
25
26
1. Populasi
2. Sampel
at ha
sampel sesuai dengan tujuan dan kepentingan penelitian dengan kriteria :
gi a
1) Orang tua / Wali (Bapak atau Ibu) yang datang ke Puskesmas Buayan
la w
P Wi
untuk mencabutkan gigi anaknya karena kasus persistensi
3) Kooperatif
ng id
persistensi gigi)
1. Jenis Data
Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer yaitu
at ha
3.6. Metoda Analisis Data
gi a
Setiap informasi yang dihasilkan dari kuesioner yang telah diberikan
la w
P Wi
kepada responden diakumulasikan dalam tabel distribusi frekuensi. Dengan
P = Persentase
at ha
Dahlan, Sopiyudin, 2010. Besar Sampel dan Cara Pengambilan Sampel dalam
Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Edisi 3 Jakarta :Salemba M edika.
gi a
la w
Depkes RI.2012. Pedoman Paket Dasar Pelayanan Kesehatan Gigi dan M ulut
Jakarta. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
P Wi
Utara.
S
M aulani, Chaerita dan Jubilee Enterprise. 2005. Kiat Merawat Gigi Anak
Panduan Orang Tua Dalam merawat dan Menjaga Kesehatan Gigi bagi
Anak-anaknya. Jakarta: PT Elek M edia Komputindo.
M unifah, Abdat. 2018. “Pengetahuan dan Sikap Ibu M engenai Gigi Sulung
Anaknya Serta Kemauan M elakukan Perawatan”. Cakradonya Dent J; 10
(1) : 18-26.
41
42
Pratiwi Ari, Siti Sulastri dan Siti Hidayati. 2014.“Hubungan Tingkat Pengetahuan
Orang Tua Tentang Jadwal Pertumbuhan Gigi Dengan Kejadian
Persistensi Gigi Anak 6-10 Tahun di SDN Wojo I Bantul”. Jurnal Gigi
dan Mulut. Volume 1, No 1.
Sadler (1992) cit Djamil, M elanie Sadono. 2011 A-Z. Kesehatan Gigi, Panduan
Lengkap KesehatanGigi Keluarga. Solo M etagraf.
at ha
Kesehatan.
gi a
Siagian, Erna Y.2004. Beberapa Anomaly yang disebabkan Persistensi Gigi Serta
la w
Perawatannya. Skripsi. M edan. Fakultas Kedokteran Gigi Universitas
P Wi
Sumatera Utara.
Sumatera Utara.
T
Usri, Kosterman, dkk. 2012. Diagnosis & Terapi Penyakit Gigi dan Mulut Edisi
S
2. Bandung LSKI.
Yulianti, Rizka Puji dan Abi M uhlisin. 2011.” Hubungan Pengetahuan Orang Tua
terhadap Kesehatan Gigi dan M ulut dengan Kejadian Karies Gigi pada
Anak di SDN V Jaten Karanganyar”. Skripsi. Surakarta: Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas M uhammadiyah Surakarta.