Anda di halaman 1dari 52

EFEKTIVITAS PERAN HUMAS DALAM MEMPERTAHANKAN

CITRA UNIVERSITAS TADULAKO

(Analisis Pada Civitas Akademika Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik)

PROPOSAL

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar


Sarjana Strata Satu (S1) Pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Jurusan Ilmu Komunikasi
Program Studi Ilmu Komunikasi
Konsentrasi Public Relations

WADDA RAHMA
B50119020

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI


JURUSAN ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS TADULAKO
2022
HALAMAN PERSETUJUAN
Judul : Efektivitas Peran Humas Dalam Mempertahankan Citra
Civitas Akademika Universitas Tadulako (Analisis Civitas
Akademika Pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik)
Nama Mahasiswa : Wadda Rahma
Stambuk : B 501 19 020
Konsentrasi : Public Relation

Kota Palu, Juni 2022

Pembimbing I Pembimbing II

Hj. Israwaty Suriady, S.sos.,M.Si Dwi Rohma Wulandari, S.I.Kom.,M.I.Kom


NIP. 19760715200501 2 003 NIDN. 0020039102

Mengetahui
Koordinator Program Studi Ilmu Komunikasi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Tadulako

Citra Antasari, S.Sos., M.A


NIP. 19850118201504 2 001

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................ ii

DAFTAR ISI ............................................................................................. iii

DAFTAR TABEL .................................................................................... v

DAFTAR GAMBAR ................................................................................ vi

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ............................................................................... 1


1.2 Rumusan Masalah ......................................................................... 4
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................. 5
1.4 Manfaat Penelitian ........................................................................... 5
1.4.1 Manfaat Teoritis ........................................................................ 5
1.4.2 Manfaat Praktis .......................................................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Humas ................................................................................ 6


2.1.1 Pengertian Humas ..................................................................... 6
2.1.2 Fungsi Humas .......................................................................... 10
2.1.3 Peran Humas ............................................................................... 14
2.2 Pengertian Citra (image) ................................................................ 22
2.3 Pengertian Efektivitas .................................................................... 24
2.4 Kerangka Pikir ............................................................................... 25
2.5 Hipotesis ........................................................................................ 26

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Tipe dan Dasar Penelitian ................................................................ 27


3.1.1 Tipe Penelitian ........................................................................... 27
3.1.2 Dasar Penelitian ........................................................................ 27
3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Oprasional Variabel ................... 28

iii
3.2.1 Variabel Penelitian .................................................................... 28
3.2.2 Definisi Oprasional Variabel ..................................................... 28
3.3 Lokasi Penelitian ............................................................................ 31
3.4 Populasi dan Sampel Penelitian ..................................................... 31
3.4.1 Populasi ..................................................................................... 31
3.4.2 Sampel ...................................................................................... 31
3.4.3 Teknik Penarikan Sampel .......................................................... 32
3.4.4 Jenis Data dan Teknik Pengumpulan Data ................................ 33
3.4.5 Jenis Data ................................................................................... 33
3.4.6 Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 33
3.4.7 Skala Pengukuran Instrumen ..................................................... 34
3.4.8 Uji Validasi dan Uji Reliabilitas ................................................ 35
3.4.9 Teknik Analisis Data ................................................................. 37

DAFTAR PUSTAKA

iv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.2 Skala Liker ................................................................................. 34

v
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Timeline Pemilihan Rektor .................................................... 3

Gambar 1.2 Tips Persiapan UTBK ............................................................ 3

Gambar 1.3 Jadwal Pendaftaran SMMPTN Sampai Pengumuman ............ 3

Gambar 1.4 UPT.TIK Gelar pelatihan pengelolaan data SIAKAD & data
pemngiriman data PDDIKTI Tahun 2022 ............................ 3

Gambar 1.5 Sambut mahasiswa baru, Untad gelar training of trainers (TOT)
PKKMB 2022 ........................................................................ 3

Gambar 1.6 UPT Perpustakaan perguruan tinggi se Sulteng bersama


FPPTI Sulteng gelar pelatihan kursus bahasa asing bagi
pustakawan di Untad .............................................................. 3

Gambar 2.1 Kerangka Pikir......................................................................... 29

vi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Peranan Humas (Hubungan Masyarakat) atau lebih dikenal saat ini Public

Relations, di era sekarang ini sangat dibutuhkan oleh hampir semua bentuk

organisasi atau lembaga, baik bersifat swasta maupun negeri, dari perusahaan

industri, organisasi, pemerintahan, pendidikan dan lain-lain. keberadaan public

relations pada institusi pendidikan memiliki peran penting baik menyebarluaskan

atau mempublikasikan terkait suatu kegiatan atau aktivitas yang terjadi dalam

institusi tersebut yang ditujukan untuk hubungan masyarakat ke dalam, maupun

masyarakat luar. (Khoiruddin, dkk : 2016)

Perkembangan public relations masuk ke Indonesia sudah mulai dirasakan

ketika persiapan kemerdekaataan atau sekitar tahun 1950-an dan pada saat itu

lebih dikenal dengan sebutan humas atau hubungan masyarakat. Perkembangan

humas di Indonesia bergerak mengikuti kondisi politik dan kenegaraan pada saat

itu. Pemerintah Indonesia menyadari bahwa masyarakat Indonesia perlu

mengetahui perkembangan kedaulatan oleh kerajaan belanda. Berawal dari hal

tersebut sehingga kegiatan kehumasan mulai dikembangkan dengan menyadang

nama hubungan masyarakat karena kegiatan yang dilakukan lebih banyak keluar

organisasi (Bambang dalam Citra ,20019). Humas sampai saat ini telah

digunakan oleh pemerintah,Badan Usahan Milik Negara (BUMN), sampai dengan

pemerintah pusat atau yang sering disebut Bako Humas, selain itu juga humas di

gunakan pada beberapa universitas salah satunya yaitu Universitas Tadulako.


Humas Universitas Tadulako menjalankan fungsi dan perannya yaitu

menyusun profil Universitas Tadulako yang ada dalam profil tersebut yaitu

gamabaran singkat terkait Universitas Tadulako berupa Visi, Misi, informasi

penting terkait Universitas dan Sejarah Universitas Tadulako. Selain itu Humas

juga berperan dalam mengupdate buku informasi tahunan sebanyak duakali dalam

setahun dan sebagai pelayanan serta penggelola media informasi dalam menyebar

luaskan informasi kepada khalayak melalui media yang sudah ada seperti

instagram, website, dan lain-lain. Adapun postingan yang terdapat dalam media

intagram Humas Untad yaitu berkaitan dengan informasi seputar Universitas

Tadulako misalnya timeline pemilihan rektor baru, tips persiapan UTBK, jadwal

pelaksanaan UTBK sampai SBMPTN 2022 dan lain-lain adapun berita yaitu

seputar dengan Universitas Tadulako Misalnya berita tentang UPT.TIK gelar

pelatihan pengelolaan data SIAKAD dan data pengiriman data PDDIKTI, berita

tetang Sambut mahasiswa baru, Untad gelar Training Of Trainers (TOT) bagi

pemateri PKKMB tahun 2022. Sedangkan dalam website sendiri ada beberapa

berita yang diposting diantaranya yaitu, UPT. Perpustakaan perguruan tinggi Se-

Sulteng bersama FPPTI Sulteng gelar pelatihan kursus bahasa asing bagi

pustakawan di Untad dan untuk melihat lebih jelas lagi penulis akan memberikan

cupture gambar berita atau informasi yang ada di instagram dan website yaitu

sebagai berikut :

2
Gambar 1. 1 Timeline Gambar 1. 2 Tips Persiapan Gambar 1. 3 Jadwal Pendaftaran
Pemilihan Rektor UTBK 2022 SMMPTN Sampai Pengumuman

Gambar 1.4 UPT.TIK Gelar pelatihan Gambar 1.5 Sambut mahasiswa Gambar 1.6 UPT Perpustakaan
pengelolaan data SIAKAD & data baru, Untad gelar training of perguruan tinggi se Sulteng
pemngiriman data PDDIKTI Tahun trainers (TOT) PKKMB 2022 bersama FPPTI Sulteng gelar
2022 pelatihan kursus bahasa asing bagi
pustakawan di Untad

Selain itu juga Humas Untad berperan dalam melakukan peliputan pada

setiap kegiatan-kegiatan yang dilakukan di Universitas Tadulako seperti wisuda

atau kegiatan seminar yang dihadri langsung oleh bapak rektor Universitas

Tadulako. Humas Untad juga menyelengarakan beberapa kegiatan yang sesuai

dengan tugas dan fungsinya seperti konfrensi perss yang diadakan sebanyak tiga

kali dalam setahun yaitu jelang Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri

(SNMPTN), Seleksi Mandiri Masuk Perguruan Tinggi Negeri SMMPTN dan Dies

Natalis. Hal tersebut dapat berubah jika terdapat isu-isu yang beredar dan perlu di

3
klarifikasi, tidak hanya itu humas Untad juga pernah mengadakan pameran di

even ulang tahun Sulteng pada tahun 2019 dan pada saat itu humas untad

mendapat predikat juara harapan satu, namun beberapa tahun terakhir ini kegiatan

tersebut belum dilaksanakan karena terhambat oleh pandemi covid .

Komunikasi Humas terhadap civitas akademika berjalan dengan baik seperti

menyampaikan informasi terkait suatu kebijakan yang ada dalam Universitas

Tadulako misalnya kebijakan dari pemerintah pusat yang wajib untuk di

sosialisasikan ke pada tiap Fakultas salah satunya yaitu pada Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik terkait dengan kegiatan MBKM yang perlu di publikasikan atau

di informasikan ke pada publik internal.

Sebuah perusahaan atau instansi menganggap citra merupakan suatu hal yang

penting dalam hal ini citra terbagi menjadi dua bentuk yaitu, citra positif dan citra

negatif. citra positif merupakan suatau hal yang sangat penting berupa kesan,

pandangan atau persepsi baik yang dinilai oleh suatu individu atau kelompok

terhadap organisasi dan perusahaan ataupun sebaliknya. Citra positif pada

Universitas Tadulako yaitu banyak mahasiswa maupun dosen di Universitas

Tadulako memiliki prestasi di bidang akademik di antaranya yaitu dosen dan

mahasiswa FMIPA Untad peraih silver awards kategori higher instution students

pada internasional jasin multimedia & computer science dan tim mangrove health

tester Untad meraih mendali emas di ajang kompetisi internasional yang dapat

membangun citra serta mendapatkan persepsi atau pandangan baik dari para

khalayak atau publiknya. Sedangkan citra negatif adalah sebuah kesan, pandangan

atau persepsi buruk yang dinilai oleh suatu individu atau kelompok terhadap

4
organisasi dan perusahaan, adapun citra negatif pada Universitas Tadulako yang

penulis dapatkan dari hasil wawancara langsung pada salah satu staf Humas

Universitas Tadulako, yaitu pada kasus di tahun 2021 terkait uang wisuda yang

telah dibayar namun wisuda tersebut tidak terlaksana yang menyebakan keributan,

sampai instagram humas untad diserang dengan pertanyaan terkait uang tersebut

dikemanakan. Selain itu juga ada pemberitaan mengenai korupsi yang terjadi di

Universitas Tadulako dan sampai saat ini pemberitaan tersebut belum di

klarifikasi kebenaranya dan ada juga pemberitaan mengenai pemukulan presma

Universita Tadulako pada 1 januari 2022 oleh beberapa oknum polisi yang

merupakan densus 88 yang terdapat dalam website Humas Universitas Tadulako.

sampai adanya pernyataan sikap dari rektor Universitas Tadulako yang

disampaikan melalui wakil rektor bidang kemahasiswaan yang terdiri dari tiga

poin salah satunya yaitu, pimpinan Universitas Tadulako menyayangkan

terjadinya insiden tersebut, terlebih melibatkan oknum polisi yang seharusnya

melindung dan mengayomi masyarakat.

Pendukung penelitian ini penulis menggunakan kajian pustaka yang

merupakan penelitian sejenis. Penelitian terdahulu yang berkaitan dengan

efektivitas, citra dan peran humas pernah di lakukan dengan judul “Efektivitas

Peran Public Relations Petugas Pelayanan Pada Kepuasan Masyarakat Desa

Leyangan Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang” menyatakan bahwa

peran public relations petugas pelayanan terhadap kepuasan masyarakat di

nyatakan tinggi dalam dua kali percobaan penyebaran kuesioner dengan nilai

sangat baik pada percobaan pertama yaitu 96,7%, sedangkan pada percobaan

5
kedua yaitu 95%. Jika peran public relations di Kantor Desa Leyangan diterapkan

dengan baik dan maksimal maka masyarakat akan merasa puas atas pelayanan

tersebut. Selain itu juga, di peroleh hasil akhir berdasarkan tabulasi silang bahwa

ada hubungan antara peran public relations petugas pelayanan di Kantor Desa

Leyangan terhadap kepuasan masyarakat Desa Leyangan ketika petugas

pelayanan dalam melayani masyarakat dalam kategori tinggi maka tingkat

kepuasan juga tinggi yaitu sebesar 95%. Peran public relations petugas pelayanan

sangat berhubungan positif terhadap kepuasan masyarakat karena ukuran

keberhasilan pelayanan di tentukan oleh tingkat kepuasan penerimaan pelayanan.

Kepuasan pelayanan dicapai apabila penerima pelayanan memperoleh pelayanan

sesuai dengan yang dibutuhkan dan diharapkan. (Santi Febrianti dan Rekno

Sulandjari, 2019:88).

Penelitian Santi Febrianti dan Rekno Sulandjari yang berjudul Peran Public

Relations Petugas Pelayanan Pada Kepuasan Masyarakat Desa Leyangan

Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang bertujuan untuk mengetahui

hubungan peran public relations petugas pelayanan di kantor Desa Leyangan

dengan kepuasan masyarakat Desa Leyangan dengan mengunakan teori tingkat

kepuasan masyarakat dan metode deskriptif kuantitatif persamaan menelitian ini

dengan penelitian yang diangkat oleh penulis yaitu metode yang di gunakan yaitu

metode kuantitatif sedangkan perbedaanya itu teori yang digunakan pada

penelitian ini yaitu teori tingkat kepuasan masyarakat sedangkan dalam penelitian

yang di angkat penulis menggunakan teori cultip terkait peran Humas.

6
Penelitian lain berjudul “Efektifvitas Komunikasi Humas dalam Sosialisasi

Program SIM Online oleh Satlantas Polrestabes Surabaya” yang menyatakan

bahwa efektivitas di ukur berdasarkan tujuh komponen dan komponen credibility

memiliki nilai 0,96 sedangkan komponen context memiliki nilai 0,94, komponen

content memiliki nilai 0,97, komponen clarity memiliki nilai 0,91, komponen

continuity and consistency memiliki nilai 0,96, komponen channel memiliki nilai

0,94 dan komponen yang memiliki nilai terbesar adalah komponen capability of

the audiens dengan nilai 0,98. Ketujuh komponen dengan nilai yang tinggi ini

menerangkan bahwa masyarakat Surabaya mengetahui bahwa dalam sosialisasi

program SIM online terdapat ketujuh komponen dalam program public relations

agar program ini dapat berjalan dengan baik dan lancar. Setelah dilakukan

perhitungan statistik dan juga analisis data, dapat disampaikan bahwa masyarakat

Surabaya menilai sosialisasi program SIM online adalah efektif dengan rata-rata

keseluruhan yang memiliki nilai >0,5 sehingga dapat di artikan bahwa aktivitas

eksternal public relations dalam mensosialisasikan kebijakan perusahaan kepada

publik dapat dilakukan dengan baik oleh Humas Polrestabes Surabaya yang dapat

dilihat dari penilaian masyarakat Surabaya yang menilai bahwa sosialisasi ini

efektif. ( Sharon Handaru, 2017:11)

Penelitian Sharon Handaru dengan judul Efektifvitas Komunikasi Humas

dalam Sosialisasi Program SIM Online oleh Satlantas Polrestabes Surabaya yang

bertujuan untuk mengetahui efektivitas komunikasi Humas dalam sosialisasi

program SIM online dengan menggunakan teori efektifitas komunikasi yaitu 7C

dan menggunakan metode survey dengan pendekatan deskriptif kuantitatif.

7
Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang diangakat oleh penulis yaitu

metode yang digunakan yaitu metode Survey dengan pendekatan kuantitatif

deskriptif sedangkan perbedaanya yaitu teori yang digunakan pada penelitian ini

yaitu teori efektivitas komunikasi sedangakan penulis menggunakan teori Cultip

terkait peran Humas dan faokus pembahasan penulis yaitu efektivitas peran

Humas dalam mempertahan citra civitas akademika Universitas Tadulako

Dari dua penelitian terdahulu diatas menjelaskan secara terpisah mengeni,

citra, peran humas dan efektivitas sedangkan pada penelitian ini peneliti ingin

membahas dan mengukur secara mendalam mengenai citra, efektivitas dan peran

humas Universitas Tadulako melalui civitas akademika pada Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik.

Berdasarkan pejelasan diatas mengenai Humas maka peneliti tertarik untuk

meneliti tentang Efektivitas Peran Humas dalam Mempertahankan Citra

Universitas Tadulako (Analisis Civitas Akademika Pada Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik), selain itu juga sebagai bahan evaluasi terkait kinerja dan peran

humas untad dalam mempertahankan citra Universitas Tadulako. Peneliti juga

ingin melihat apakah Humas untad sudah menjalankan peran humas yang

seharusnya seperti yang di jelaskan dalam teori Cultip.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah di jelaskan di atas dapat dirumuskan

masalah pada penelitian ini yaitu, Apakah efektivitas peran Humas dalam

mempertahankan citra Universits Tadulako berjalan secara efektif atau tidak

melalui analisi civitas akademika pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik ?

8
1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui efektivitas peran

Humas dalam mempertahankan citra Universitas Tadulako melalui analisi civitas

akademika Pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

Secara teoritis penelitian ini di harapkan dapat memberikan dasar atau konsep

pemikiran dalam pengembangan ilmu komunikasi terutama terkait peran Humas

atau public relations. Sebagai bahan bacaan bagi mahasiswa atau siapa saja yang

ingin menjadikan referensi, yaitu mengenai efektivitas peran Humas dalam

mempertahankan citra Universitas Tadulako.

1.4.2 Manfaat Praktis

Secara praktis penelitian ini diharpakan dapat memberikan gambaran atau

masukan untuk para praktisi public relations atau humas yang berada di

Universitas Tadulako terkait peran humas yang efektif.

9
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Humas

2.1.1 Pengertian Humas

Aktivitas sehari–hari hubungan masyarakat atau public relation adalah

menyelengarakan komunikasi dua arah atau timbal balik (two way

communications) antara suatu perusahaan atau lembaga dengan pihak publik yang

bertujuan untuk saling menciptakan pengertian dan dukungan untuk mencapai

suatu tujuan tertentu baik itu dalm hal kebijakan, kegiatan produksi, barang atau

pelayanan jasa dan lain sebagainya, demi kemajuan perusahaan atau atau citra

positif bagi lembaga yang bersangkutan. Humas adalah proses interaksi dimana

Humas menciptakan opini publik sebagai hasil yang menguntungkan antara kedua

belah pihak, dan menanamkan pengertian, menumbuhkan motivasi dan partisipasi

publik, bertujuan untuk menenanamkan kepercayaan saling adanya pengertian

serta citra yang baik dari publiknya.

Hubungan masyarakat (public relations ) mempunyai ruang lingkup (scope)

kegiatan yang menyangkut banyak manusia ,publik atau khalayak baik di dalam

(public intern) maupun luar (public ekstern). Humas sebagai komunikator

memiliki dua fungsi yaitu keluar memberikan informasi kepada publik dan

menerima tanggapan dari khalayak. Organisasi atau instansi mempunyai tujuan

dan berkehendak untuk mecapai tujuan tersebut. (Widjaja, 2010:2). Oleh karena

itu, Humas merupakan salah satu ujung tombak dari organisasi, lembaga,

perusahaan untuk bersaing di era globalisasi. Bagi sebuah organisasi, Humas


sangat diperlukan untuk menjalin komunikasi dengan para stakeholders ataupun

untuk mengkomunikasikan visi, misi, tujuan, dan program organisasi kepada

publik.

Humas disebut juga public relation (PR) dengan ruang lingkup kegiatan

yang mencangkup baik individu ke dalam maupun individu keluar dan semua

kegiatan diselenggarakan dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsi masing-

masing lembaga atau organisasi, (Widjaja, 2008:53). Secara etimologis humas

atau public relations terdiri dari dua kata yaitu : public dan relations. Dalam

bahasa Indonesia, kata public berarti umum atau masyarakat dan relations adalah

hubungan–hubungan. Sebagaimana Suhandang ( 2004:29) mengemukakan bahwa

public relations adalah hubungan–hubungan dengan publik atau masyarakat.

Anggoro ( 2005:2 ) berpendapat humas adalah suatu rangkaian kegiatan

yang diorganisasi sedemikian rupa sebagai suatu rangkaian kampanye atau

program terpadu dan semua itu dan semua itu berlangsung sangat

berkesinambungan dan terstruktur. Humas merupakan keseluruhan upaya yang di

lakukan secara terencana dan berkesinambungan dalam rangka menciptakan dan

memelihara niat baik (good-will) dan saling pengertian antara suatu organisasi

dengan seluruh khalayaknya.

Humas atau public relations juga merupakan sebuah instrumen

manajemen yang tidak jarang disalah pahami dan disepelekan oleh sebagian

orang. Sedangkan pada kenyataanya public relations bisa memainkan peranan

pokok dalam usaha mencapai tujuan spesifik disemua tingkat pekerjaan organisasi

dengan memfokuskan, memperkuat, dan mengkomunikasikan pesan secara

11
efektif. Apabila digunakan sebagaimana mestinya public relation merupakan

metode yang bagus sekali dan efektif di segi pengeluaran guna menciptakan dan

menguatkan citra seorang individu sebuah organisasi atau suatu produk. Public

relations mempunyai manfaat untuk memastikan bahwa publik menerima dan

memahami pesan yang di sampaikan.

Public relations melibatkan banyak disiplin ilmu lainnya dan ini bisa

berdampak terhadap semua aspek organisasi. Public relations adalah mengenai

proyeksi pesan yang tepat, dan kemampuan ini dapat meningkatkan hubungan

masyarakat, periklanan, pemasaran, pemberian sponsor, organisasi, dan hubungan

masyarakat. Dengan kata lain public relations merupakan hubungan yang terbuka

dengan masyarakat. Public relations memasyarakatkan kebijakan untuk

mempengaruhi pendapat masyarakat atau suatau penyebaran pengaruh secara

sadar dan terencana. Bagi seorang Public Relations Officer (PRO) menjalin

hubungan dengan berbagai publik sangat penting untuk di jaga dan dibina dalam

kaitannya dengan kepercayaan dalam publik, dan dalam rangka menciptakan

pengertian hubungan timbal balik dan harmonis antara dua pihak, organisasi dan

publik.

The Institute Of Public Relations (IPR) mendefinisikan bahwa public

relations, sebagai upaya terencana dan di lakukan secara terus menerus untuk

mempertahankan itikad baik dan saling pengertian antara sebuah organisasi dan

publik. Dalam definisi IPR dapat kita simpulkan bahwa public relations adalah

suatu proses kampanye atau program terpadu dan semuanya itu berlangsung

secara simultan dan teratur. Sedangkan tujuan public relations itu sendiri untuk

12
memastikan baik, kiprah organisasi yang bersangkutan dan mampu dimengerti

oleh publik.

Ruslan (2008:16) mengartikan bahwa Humas atau public relations adalah

fungsi manajemen yang khas dan mendukung pembinaan, pemeliharaan jalur

bersama antara organisasi dan publiknya, menyangkut aktivitas komunikasi,

pengertian, penerimaan dan kerja sama, melibatkan manajemen dalam

menghadapi persoalan atau permasalahan, membantu manajemen untuk mampu

menanggapai opini publik, mendukung manajemen dalam mengikuti dan

memanfaatkan perubahan secara efektif, bertindak sebagai sistem peringatan dini

untuk mengantisipasi tren dalam menggunakan penelitian dan teknis komunikasi

yang sehat dan etis sebagai sarana utama.

Lebih lanjut Cultip,Center dan Broom (2006:6) berpendapat hubungan

masyarakat adalah fungsi manajemen yang membangun dan mempertahankan

hubungan baik dan bermanfaat antara perusahaan dengan publik yang

mempengaruhi kesuksesan atau kegagalan perusahaan.

Dari pengertian yang diuraikan diatas peneliti dapat memahami bahwa

Humas atau public relations adalah salah satu upaya untuk menciptakan hubungan

yang baik antara organisasi dan publiknya. Upaya tersebut dilakukan melalui

proses atau tahap timbal balik yaitu berasal dari publik serta berhubungan dengan

peran Humas yang dilakukan untuk melayani kebutuhan organisasi atau instansi

dan atau kepentingan publiknya.

Berdasarkan beberapa uraian pengertian yang telah dikemukakan oleh

beberapa ahli di atas maka dapat disimpulkan bahwa Humas atau public relations

13
adalah kegiatan penciptaan pemahaman yang terstruktur atau terencana dalam

sebuah organisasi. Melalui pengetahuan serta kegiatan yang telah dilakukan

tersebut di harapkan akan memiliki dampak baik bagi internal maupun eksternal

instansi dan masyarakat. Selain itu juga humas memiliki fungsi yaitu menjalin

hubungan baik antar sesama individu dalam suatu peusahaan dalam rangka

memberikan pengertian menumbuhkan motivasi dan pasrtisipasi. Semua ini

bertujuan untuk membanggun dan mengembagkan goodwill (kemauan baik)

publik serta memperoleh opini publiknya yang menguntungkan dan menjadi alat

untuk menjalin atau menciptakan kerja sama berdasarkan hubungan baik dengan

publiknya.

2.1.2 Fungsi Humas

Menurut Fatma Puspita Sari, (2007:2) Humas tidak bertugas untuk menjadi

pajangan, tapi juga dituntut untuk mengerti tingkah-laku dan memperhatikan

media, pegawai dan kelompok lain yang juga merupakan bagian dari deskripsi

kerjanya. Untuk meningkatkan komunikasi, Humas juga membangun dan

memelihara kemitraan dengan komunitas, masyarakat, pegawai dan perwakilan

kelompok kepentingan, perwakilan media cetak dan penyiaran.

Apabila komunikasi di pandang dari arti luas tidak hanya di artikan sebagai

pertukaran berita dan pesan tetapi sebagai kegiatan individu dan kelompok

mengenai tukar menukar data, fakta dan ide fungsinya dalam setiap sistem sosial.

Jika berbicara mengenai fungsi humas maka akan berhubungan langsung dengan

tugas humas dalam sebuah perusahaan. Menurut Coulson dan Thomas (2005:14)

14
dalam petunjuk praktis ilmu hubungan masyarakat mengemukakan pendapatnya

sebagai berikut :

1. Mengevaluasi kekuatan dan kelemahan perusahaan serta perusahaan

saingan utama, ancaman–ancaman dan kesempatan mendiagnosa

masalah–masalah yang dapat diselesaikan dengan jalan hubungan

masyarakat mengidentifikasi golongan masyarakat yang bersangkutan

dan saluran masyarakat yang paling efektif untuk mencapai mereka.

2. Memberikan saran kepada semua tingkat manajemen tentang

perkembangan–perkembangan di dalam maupun diluar perusahaan yang

dapat mempengaruhi reputasi perusahaan serta hubungannya dengan

kelompok–kelompok komunikasinya.

3. Merupakan tempat tersimpannya semua keahlian tentang komunikasi

perusahaan keluar dan ke dalam, dalam bentuk teknik–teknik yang

relevan dan fasilitas serta kontak penggunanya.

4. Mengadakan hubungan dengan para pembuat keputusan, pembentuk

pendapat, dan sumber informasi dari luar yang penting.

5. Menjaga kelancaran arus informasi kepada kelompok–kelompok

masyarakat tertentu melalui saluran–saluran komunikasi yang terdiri

dari, penerbitan–penerbitan, majalah, pers, radio, televisi, perwakilan–

perwakilan, peristiwa serta wawancara.

6. Melaksanakan atau telah melakukan proyek penelitian untuk

mengidentifikasi dan menilai situasi atau masalah atau untuk mengukur

efektivitas program hubungan masyarakat.

15
7. Menilai masalah dan kegiatan hubungan masyarakat untuk bisa

memberikan pelaporan rutin kepada direktur yang bersangkutan.

8. Merencanakan dan melakukan kegiatan perusahaan tertentu seperti

publikasi, acara, kunjungan dan konferensi.

9. Membantu bagian–bagian lain dengan cara menganalisis masalah

komunikasi, menulis dan menerbitkan, menyediakan bahan–bahan audio

visual dan bahan–bahan pendukung lainnya dan bekerja sama dalam

manangani masalah–masalah tertentu.

10. Untuk mencegah tindakan yang dapat merusak citra perusahaan di

seluruh perusahaan.

Humas pada suatu perusahaan dalam memberikan masukan kepada tingkat

manajemen sangatlah diperlukan pengetahuan yang lebih mendalam terkait

struktur organisasi, tata kerja, dan pelaporan. Selain itu juga sebagai seorang

Humas harus dapat memantau dan melaporkan perkembangan yang terjadi baik di

dalam maupun di luar perusahaan.

Berdasarkan uraian penjelasan mengenai fungsional humas diatas, maka

dalam buku dasar–dasar humas, (Djanalis dalam Kusumastuti,2002) merumuskan

fungsi humas sebagai berikut :

1. Fungsi konstruktif adalah untuk menganalogikan fungsi ini sebagai

perata jalan. Oleh karena itu, Humas adalah “penjaga” terdepan dimana

kelompok perusahaan berdiri. Ini termasuk tujuan pemasaran, produksi

dan personalia. Peran humas dalam hal ini mempersiapkan mental

publik untuk menerima kebijakan organisasi atau lembaga. Humas

16
menyediakan mental organisasi atau lembaga untuk memahami

kepentingan publik, humas mengevaluasi perilaku publik maupun

organisasi untuk direkomendasikan kepada manajemen. Humas

menyediakan pra kondisi untuk mencapai saling pengertian, saling

percaya dan saling membantu terhadap tujuan–tujuan publik organisasi

atau lembaga yang diwakilinya. Fungsi konstruktif ini mendorong

humas membuat aktivitas ataupun kegiatan–kegiatan yang terencana,

berkesinambungan yang cenderung bersifat pro aktif. Termasuk disini

humas bertindak secara prefentif (mencegah). Dapat disimpulkan bahwa

fungsi humas tersebut suatu kegiatan yang terencana, berkesinambungan

dan mendukung kelangsungan hidup perusahaan. Dimana kegiatan

tersebut dapat mempersiapkan mental publik eksternal untuk menerima

kebijakan perusahaan serta untuk memahami kepentingan publik

eksternal.

2. Fungsi korektif yaitu apabila sebuah organisasi atau lembaga terjadi

masalah–masalah (krisis) dengan publik, maka humas harus berpern

dalam mengatasi dan menyelesaikan masalah tersebut. Fungsi kedua ini

cukup berat, sama halnya dengan sebuah penyakit yaitu ketika seseorang

sudah mengalami sakit maka upaya selanjutnya yaitu mengobatinya

untuk menuju kesebuhan karena mengobati adalah salah satu upaya

penyembuhan maka ketika upaya ini gagal total sehingga akan

menyebabkan kematian. Ada pepatah mengatakan “ mencegah lebih

baik dari pada mengobati” yang anehnya Humas di Indonesia sering kali

17
dipanggil pada saat terjadi krisis. Sementara pada situasi yang baik–baik

saja Humas dibuat nganggur dan yang lebih anehnya lagi seringkali

Humas disalahakan ketika dalam penanganan krisis menunjukan tanda–

tanda kegagalan. Ini sudah lama menjadi tantangan bagi orang-orang

public relations. Dapat disimpulkan bahwa fungsi Humas sangat

berperan penting dalam mengatasi masalah–masalah yang terjadi antara

perusahaan dengan publik eksternal, apabila terjadi ketidak sesuaian

informasi.

Menurut definisi itu sendiri adalah untuk memastikan niat baik dan

kedudukan organisasi yang bersangkutan seantiasa dipahami oleh pihak–pihak

lain yang berkepentingan atau disebut sebagai seluruh khalayak atau publiknya.

Fungsi humas sangat diperlukan oleh setiap perusahaan maupun organisasi, baik

itu organisasi yang bersifat komersil maupun yang non komersil, karena humas

merupakan suatu elemen yang paling penting sebagai sumber informasi yang

dapat dipercaya oleh pihak luar maupun dalam perusahaan itu sendiri.

2.1.3 Peran Humas

Pada awalnya humas hanya sekedar simbol sebagai penyaring atau corong

dengan tugasnya yang memberikan penerangan untuk meningkatkan hubungan

baik dengan para lembaga atau perusahaan. Masukan mereka mempengaruhi

organisasi ketika menetapkan kebijakan. Di era globalisasi yang semakin

berkembang mengubah pola pikir atau mind set untuk meninggalkan simbol

sebagai corong, sehingga Humas sekarang memiliki peran multi dimensi.

18
Seiring berjalannya waktu, berkembanglah tugas untuk meningkatkan saling

pengertian antara instansi pemerintah dengan kelompok masyarakat.

Pada posisi pemerintah humas memahami apa yang sedang dan akan

dilakukan pemerintah termasuk didalamnya kebijakan, program, tingkat capaian

dan permasalahan yang sedang di hadapai. Sedangkan dalam posisi masyarakat

Humas harus memahami dinamika dan karakteristik masyarakat. Sehingga Humas

di tuntut untuk mampu menampung dan memahami aspirasi dan tujuan

masyarakat. Mengkomunikasikan informasi terkait kinerja pemerintah kepada

masyarakat sangat penting, agar masyarakat mengetahui informasi tersebut dan

juga membangun citra positif di mata masyarakat. Setelah mengetahui betapa

pentingnya peran Humas, pemerintah sudah seharusnya selalu melakukan

evaluasi serta meningkatkan kemampuan diri melalui pembelajaran, pencerahan,

penataan organisasi dan sering melakukan koordinasi agar efektivitas komunikasi

dapat di tingkatkan dan berjalan dengan baik.

Peran humas secara umum sebagai communicator atau penghubung antara

lembaga atau instansi yang diwakili oleh publiknya. Membina Relationship yaitu

upaya untuk membina hubungan positif dan saling menguntungkan antara dua

bela pihak atau publiknya. Peranan back up management yaitu sebagai pendukung

dalam fungsi manajemen organisasi atau instasi. Dalam membentuk corporate

image, public relations sangat berperan untuk menciptakan citra bagi organisasi

atau instasinya. Setelah dilihat dari tugas dan fungsinya, Humas merupakan alat

manajemen modern secara terstruktur dari suatu organissi atau instansinya. Ruslan

(2008:22) berpendapat bahwa peranan umum public relations di dalam

19
manajemen suatu organisasi atau perusahaan mengevaluasi sikap dan opini

publik, mengidentifikasi kebijakan dan prosedur organisasi atau perusahaan

dengan kepentingan publiknya, merencanakan dan menjalankan kegiatan aktivitas

public relations.

Dari uraian penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa seorang public

relations harus mempunyai kemampuan berkomunikasi yang baik untuk

menciptakan dan mengevaluasi opini publik. Dalam menjalankan kegiatan public

relatons. Selain itu public relations harus mampu membuat suatu perencanaan

yang matang.

Cultip dalam (Rumanti, 2002:39) dalam bukunya dasar–dasar public

relations teori dan praktek, mengemukakan bahwa terdapat lima peranan public

relations yaitu sebagai berikut :

1. Menyelenggarakan dan bertanggung jawab atas penyempaian secara

lisan, tulisan melalui gambar (visual) kepada publik, agar publik

mempunyai pengertian yang benar tentang organisasi atau perusahaan.

Tujuan kegiatan yang dilakukan itu semua disesuaikan dengan

kebutuhan, keinginan dan harapan publik internal dan eksternal serta

memperhatikan, mengolah, mengintegrasikan pengaruh lingkungan

yang terjadi demi perbaikan dan perkembangan organisasi.

2. Memonitor, merekam dan mengevaluasi tanggapan dan pendapat

umum dari publik atau masyarakat.

20
3. Memperbaiki citra organisasi. Bagi public relations menjaga citra baik

tidak hanya terletak pada bentuk gedung, presentasi, publiksi dan lain

sebagainya tetapi terletak pada :

a. Bagaimana organisasi bisa mencerminkan organisasi yang bisa

dipercayai, memiliki kekuatan, mengadakan perkembangan secara

berkesinambungan yang selalu terbuka untuk di kontrol dan

dievaluasi.

b. Dapat digambarkan bahwa citra adalah blok bangunan yang

komleks

4. Tangung jawab sosial, public relations merupakan instrumen untuk

bertangung jawab terhadap semua kelompok yang berhak atas tangung

jawab tersebut. Terutama kelompok masyarakat itu sendiri, tokoh

masyarakat internal, dan pers. Penting diusahakan bahwa seluruh

organisasi bersikap terbuka dan jujur terhadap semua kelompok atau

publik yang berhubungan dan memerlukan informasi.

5. Komunikasi, public relations mempunyai bentuk komunikasi yaitu

terfokus pada komunikasi timbal balik, sehingga pengetahuam

komunikasi menjadi modal. Dalam fungsinya, komunikasi merupakan

sentral atau penghubung selain itu juga harus dimiliki pengetahuan

manajemen, kepimpinan dan struktur organisasi. Menentukan strategi

dalam menghadapi kesulitan, menghadapi sampai tuntas, sebagai

penasehat, yang mampu mengetahui tren yang muncul serta mampu

mendampingi proses jalannya fungsi public relations.

21
Artinya ketika seorang public relations atau Humas menjalankan

kegiatannya, kegiatan yang dijalankan tersebut bukan hanya sekedar

menyampaikan keinginan atau menampilkan produk dari suatu organisasi atau

perusahaan, melainkan memiliki tujuan yaitu menciptakan opini publik yang

positif agar menarik minat publik untuk berpartisipasi dalam melakukan kerja

sama. Dalam peraturan peran Humas di tujuan untuk merealisasikan apa yang

menjadi persetujuan organisasi, dilaksanakan dengan penuh tangung jawab, bila

perlu melakukan kegiatan yang mendukung kegiatan tersebut. Adanya citra secara

langsung yang dibangun yang dapat mempengaruhi dan dengan adanya

komunikasi yang terjalin antara organisasi dan publik untuk mengetahui berbagai

hal yang terbaru yang muncul di masyarkat atau publik.

Oleh karena itu, Rachmadi (1992:78) dalam bukunya public relations

dalam teori dan praktek memberikan beberapa peranan humas yaitu sebagai

berikut :

1. Memberikan informasi dan pendidikan kepada masyarakat yang

terbuka, jujur, dan objektif kepada publik tetang kebijakan dan

tindakan pemerintah serta menyediakan layanan informasi yang

diperlukan kepada publik.

2. Memberikan bantuan kepada media berita (News Media) berupa

bahan–bahan informasi mengenai kebijakan, langkah–langkah dan

tindakan pemerintah, termasuk fasilitas peliputan kepada media berita,

acara–acara resmi yang penting bagi media oleh karena itu sikap

keterbukan sangat diperlukan.

22
3. Mempromosikan kemajuan pembangunan, kebudayaan dan ekonomi

yang telah dicapai oleh bangasa kepada khalayak didalam negeri

maupun luar negeri.

4. Memonitor pendapat umum tentang kebijakan pemerintah, selanjutnya

menyampaikan tanggapan masyarakat dan membentuk feedback atau

umpan balik kepada pimpinan instansi–instansi pemerintah yang

bersangkutan sebagai input.

Dari uraian di atas bahwa dapat disimpulkan peran Humas adalah

memberikan informasi dan penjelasan kepada masyarakat atau khalayak publik

mengenai kebijakan–kebijakan dan langkah–langkah serta tindakan yang diambil

oleh sebuah perusahan, organisasi dan pemerintah, selain itu juga berusahan untuk

menjalin hubungan yang harmonis antara pemerintah, perusahaan, lembaga dan

organisasi dengan publiknya serta memberikan pengertian kepada publik terkait

apa yang dikerjakan organisasi atau perusahaan tempat humas tersebut bekerja

dan berperan.

Menurut Dozier dan Broom yang dikutip oleh (Kusumastuti, 2002:24)

dalam bukunya yang berjudul dasar–dasar humas bawa peranan humas dibagi

menjadi empat kategori dalam perusahaan yaitu sebagai berikut:

1. Penasehat ahli ( Expert Preciber Comunication )

Seorang public relations atau humas sudah dianggap ahli dan juga

sangat berpengalaman serta memiliki kemampuan yang tinggi. Seorang

humas dapat menasehati seorang pemimpin perusahaan atau

organisasinya, hubungan mereka dapat diibaratkan seperi seorang

23
dokter dan pasiennya, sehingga seorang humas mampu memecahkan

masalah atau persoalan yang sedang dihadapi.

2. Fasilitator proses pemecahan masalah (Problem Solving Process

Fasilitator)

Petugas humas bertindak sebagai fasilitator untuk proses penyelesaian

masalah. Dalam peranan ini, pekerjaan Humas terjadi atau terlibat

dalam setiap manajemen (krisis). Seorang Humas juga menjadi juru

bicara anggota tim dan jika memungkinakan menjadi pemimpin dalam

menaganai krisis

3. Fasilitator komunikasi (Comunication Fasilitator)

Peranan petugas humas sebagai fasilitator komunikasi antara perusaan

atau organisasi dengan publik, baik itu publik internal maupun publik

eksternal. Istilah yang paling umum dan sering di dengarkan yaitu

sebagai jembatan komunikasi antara publik dan perusahaan. Sebagai

media atau penegah bila terjadi miss communications.

4. Teknisi Komunikasi (Comunication technical)

Petugas humas dianggap sebagai pelaksana teknis komunikasi. Dia

menyediakan layanan dibidang teknis, sementara kebijakan dan

keputusan teknik komunikasi mana yang akan digunakan bukan

merupakan keputusan petugas humas melainkan keputusan manajemen

dan petugas humas yang melaksanakannya.

Seorang Humas atau public relations harus memiliki kemampuan untuk

bergaul atau membina hubungan yang baik agar dapat bekerja sama dengan

24
publik yang bebeda–beda misalnya publik berbagai tingkatan agar saling

mengenal antara publik tersebut dan organisasi, lembaga maupun perusahaan.

Hanya dengan dukungan dan bantuan publik–publik disekitarnya suatu

perusahaan atau organisasi dapat mencapai tujuan yang dinginkannya. Dukungan

dan bantuan dapat diperoleh apabila terciptanya kerja sama antara publik–publik

di sekitar perusahaan ataupun luar perusahaan. Dengan adanya saling percaya

antara perusahaan dan publiknya dengan baik maka terciptalah hubungan yang

harmonis. Perusahaan akan mendapat kepercayaan publik melalui Humas oleh

karena itu fungsi Humas sangat berperan penting bagi sebuah organisasi. Hal ini

fungsi humas dijadikan alat untuk memelihara, mempertahankan kelangsungan

komunikasi dua arah atau timbal balik yang menjadi salah satu cara dalam

mencegah dan mengurangi sebuah permasalahan yang terjadi dalam sebuah

perusahaan atau organisasi. Selain itu humas juga berfungsi memberikan

informasi berdasarkan pada kenyataan serta pengetahuan yang jelas.

Sedangkan Dinandjaja (2011:65) mengatakan peran public relations (PR)

dalam suatu organisasi yaitu sebagai berikut:

1. Mepersiapkan temu pers. Pabilic relations bertanggung jawab untuk

mengatur dan mempersiapkan pertemuan dengan tim media

2. Menerbitkan laporan tahunan. Public relations bertanggung jawab

untuk mengeluarkan laporan tahunan tentang anggaran yang

digunakan

3. Mempersiapakan wawancara pers. Public relations bertugas

mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan dalam wawancara pas.

25
4. Menyusun dan merancang naskah pidato yang sesuai dengan tema

acara yang akan dipidatokan oleh atasan/pimpinan.

5. Mempersiapkan presentasi bagi pimpinan puncak.

Public relations bertanggung jawab untuk menyiapkan persyaratan

presentasi seperti slide powerpoint dan memastikan penempatan kata

yang benar dalam slide.

6. Menerbitkan brosur atau company profile

Public relations bertugas memberikan brosur ke sale dan kebagian

house keeping untuk di bagikan ke kamar–kamar tamu.

7. Mempersiapakan jamuan makan malam (charity dinner)

Public relations juga bertanggung jawab untuk memilih menu yang

disajikan saat makan malam.

Berdasarkan penjelaskan yang telah diuraikan diatas maka dapat simpulkan

peran Humas merupakan telinga, mata, dan tangan kanan bagi top manajemen

dalam organisasi atau perusahaan karena dapat dilihat begitu pentingnya peran

Humas dalam organisasi atau perusahaan, oleh sebab itu humas atau public

relations harus memiliki banyak keahlian baik dalam bidang informasi maupun

komuniaksi. Hal tersebut dikarenakan humas atau public relations memiliki peran

sebagai penghubung dengan publik melalui penciptaan pendekatan dan

pengelolaan yang baik.

2.2 Pengertian Citra (image)

Secara etimologi citra berasal dari bahasa sansekerta yang artinya gambar

kemudian hal tersebut di kembangkan menjadi “gambaran” sebagai persamaan

26
dari kata image dalam bahasa inggris. Citra meliputi segala sesuatu yang telah di

pelajari seseorang, yang relevan dengan situasi dan tindakan yang bisa terjadi

didalamnya. Dalam citra tercakup, seluruh pengetahuan seseorang (kognitif), baik

benar maupun keliru, semua penunjukan (afeksi) yang melekat pada tahap tertentu

peristiwa yang menarik atau menolak orang tersebut dalam situasi ini dan semua

pengharapan (konasi) yang dimiliki orang tentang apa yang mungkin terjadi jika

ia berperilaku dengan cara berganti – ganti terhadap objek di dalam situasi itu

(Anwar Arifin,2010:146).

Citra merupakan tujuan utama suatau perusahaan atau organisasi untuk

menjaga, mengembangkan, dan mempertahankan reputasi dan prestasi yang tidak

dicapai. Citra tidak dapat diukur secara sistematis tetapi dapat dirasakan hasil

penialaian baik sesuai dengan penerimaan dan tanggapan dari publiknya. (Ruslan

Rosady, 2016:246).

Jefkins menyebutkan terdapat beberapa macam citra dalam bukunya

Public Relations (2003:20). Berikut lima jenis citra yang di kemukakan, adalah:

1. Citra bayangan (mirror image).

Citra ini melekat pada orang dalam atau anggota atau biasa pemimpin

organisasi, dengan mengacu pada pendapat orang dari luar organisasi

2. Citra yang berlaku (current image).

Suatu citra atau pandangan yang dimiliki orang dari luar tentang suatu

organisasi

3. Citra yang diharapkan (wish image).

Suatu citra yang diinginkan oleh pihak manajemen.

27
4. Citra perusahaan (corporate image).

Bukan hanya citra antara produk dan jasa, tetapi citra organisasi secara

keseluruhan.

5. Citra majemuk (multiple image).

Banyaknya jumlah karyawan (individu), cabang atau perwakilan dari suatu

perusahaan atau organisasi dapat menciptakan citra yang belum sesuai

dengan citra organisasi atau perusahaan tersebut secara keseluruhan.

Frank Jefkins dalam Ardianto dan Soemirat (2004:114), menyimpulkan bahwa

secara umum citra diartikan sebagai kesan seseorang atau individu tentang suatu

yang muncul sebagai hasil dari pengetahuan dan pengalamannya. Sementara

menurut David A. Arker, John G. Mayer dalam Nova (2011:298) citra adalah

seperangkat anggapan, impresi atau gambaran seseorang atau sekelompok orang

mengenai suatu objek bersangkutan. Salah satu jenis citra adalah citra perusahaan.

Citra perusahaan ini terbentuk dari banyak hal, seperti sejarah atau resume

perusahaan yang cemerlang, kesuksesan dan stabilitas di sektor keuangan, kualitas

produk, kesuksesan ekspor, hubungan kerja yang baik, reputasi sebagai kekuatan

pendorong kerja, kesediaan untuk berpartisipasi, tanggung jawab sosial dan

komitmen mengadakan riset. Ini memiliki suatu citra perusahaan yang cerah.

2.3 Pengertian Efektivitas

Efektivitas dalam kamus besar bahas Indonesia berasal dari kata efektif yang

berarti ukuran hasi tugas atau pencapaian tujuan. (Suharto tahta rianto,1996:99).

Selain itu efektivitas juga merupakan suatu ketercapaian tujuan yang di inginkan

28
atau dikehendaki melalui penyelesaian pekerjaan yang sesuai dengan perencanaan

yang telah di tetapkan.

Menurut Beni (2016:69) efektivitas adalah hubungan antara output dan tujuan

atau dapat juga dikatakan sebagai ukuran seberapa jauh tingkat output, kebijakan

dan prosedur organisasi. Efektivitas juga berkaitan dengan keberhasilan operasi

pada sektor publik, sehingga suatu kegiatan dikatakan efektif jika memiliki

dampak yang signifikasi terhadap kemampuannya dalam memberikan pelayanan

publik. Ini adalah tujuan yang telah ditetapkan

Menurut Mardiasmo (2017:134) efektivitas adalah ukuran berhasil tidaknya

pencapaian tujuan suatu organisasi dalam mencapai tujuannya. Apabila suatu

organisasi atau perusahaan mencapai tujuan yang telah di tetapkan maka

organisasi atau perusahaan tersebut berjalan secara efektif. Ukuran efektivitas

menggambarkan keefektifan dan sejauh mana efektivitas (outcome) dari suatu

program dalam mencapai tujuan program (output). Semakin besar kontribusi

output yang dihasilkan untuk mencapaian tujuan atau sasaran yang telah

ditentukan, maka semakin efektif proses kerja suatu unit organisasi tersebut.

29
2.4 Kerangka Pikir

Kerangka pikir menurut Suriasumantri merupakan penjelasan sementara

terhadap gejala–gejala yang menjadi objek permasalahan (Sugiyono, 2013:66).

Untuk memfokuskan arah penelitian maka kerangka pemikiran pada proposal ini

tidak terlepas dari indikator penelitian, oleh karena itu mengacu dari berbagai

pendapat mengenai peran humas yang diuraikan di atas. Adapun efektivitas peran

humas maka penulis mengangkat pemahan dari Cultip dalam (Rumanti,2002:39)

yaitu, menyelengarakan dan bertangung jawab atas penyampaian pesan,

memonitor, merekam dan mengevaluasi tanggapan dari publik, memperbaiki citra

organisasi, tangung jawab sosial, komunikasi.

Humas Universitas
Tadulako

Efektivitas Peran Humas

1. menyelengarakan dan bertangung jawab atas


penyampaian pesan.
2. memonitor, merekam dan mengevaluasi
tanggapan dari public
3. memperbaiki citra organisasi
4. tangung jawab sosial
5. komunikasi

(Cultip dalam Rumanti, 2002:39)

Dalam Mempertahankan Citra Civitas Akademika


Universitas Tadulako
Gambar 2.1 Kerangka Pikir

30
2.5 Hipotesis

Adapun hipotesis atau dugaan sementara pada penelitian ini yaitu sebagai

berikut :

H0 : Peran Humas Universitas Tadulako berjalan tidak efektif dalam

mempertahankan citra Universitas Tadulako melalui analisis pada

civitas akademika Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.

H1 : Peran Humas Universitas Tadulako berjalan secara efektif dalam

mempertahankan citra civitas akademika Universitas Tadulako

melalui analisis pada civitas akademika Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik..

31
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Tipe dan Dasar Penelitian

3.1.1 Tipe Penelitian

Pendekatan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif

kuantitatif. Penelitian deskriptif secara sistematis, faktual dan aktual tentang

fakta–fakta dan sifat–sifat populasi atau objek tertentu (Kriyantono, 2014:64).

Oleh sebab itu, dalam hal ini peneliti bertujuan agar peneliti dapat memberikan

gambaran secara sistematis, akurat dan dapat dijelaskan secara rasional mengenai

data yang telah didapatkan oleh peneliti terkait dengan efektivitas peran Humas

dalam mempertahankan citra Universitas Tadulako melalui analisis pada civitas

akademika Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik..

3.1.2 Dasar penelitian

Dasar penelitian ini adalah metode survey. Survey adalah suatu metode

riset kuantitatif yang bertujuan untuk memperoleh informasi tetang sejumlah

responden yang dianggap mewakili populasi tertentu dalam survey proses

pengumpulan data sosial bersifat sangat terstruktur dan mendetail melalui

kuesioner sebagai instrumen utama untuk mendapatkan informasi dari sejumlah

responden yang diasumsikan mewakili populasi secara spesifik (Kriyantono,

2006:60-61). Selain itu, survey juga merupakan pengamatan atau penyelidikan

secara kritis untuk mendapatkan yang tetap terhadap suatu persoalan dan objek

tertentu, di daerah kelompok komunitas atau lokasi tertentu akan ditelaah (Ruslan,
2008:21). Dalam penelitian ini kelompok yang dimaksud ialah mahasiswa, dosen

dan staf atau pegawai yang berada di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.

3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

3.2.1 Variabel Penelitian

Hatch dan Farhady (dalam Sugiyono, 2012:38) mengemukakan variabel

dapat didefinisikan sebagai atribut seseorang atau objek yang mempunyai variasi

antara satu orang dengan orang lain atau satu objek dengan objek yang lain.

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel tunggal yaitu

“Efektivitas Peran Humas”.

3.2.1 Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional merupakan jabaran terkait indikator–indikator yang

sesuai dengan gejala–gejela agar dapat memudahkan peneliti untuk melakukan

suatu pengukuran. Selain itu definisi oprasional jura merupakan variabel penting

yang ada dalam setiap penilaian agar tidak terjadi kekeliruan, pemaknaan istilah–

istilah yang ada dalam penelitian. Adapun definisi oprasional dalam penelitian ini

yaitu mengambarkan unsur penelitian yang mengukur suatu variabel yang ada.

Berikut variabel dalam penelitian ini.

1. Menyelenggarakan dan bertanggung jawab atas penyempaian pesan pada

penelitian ini adalah humas Universitas Tadulako berperan dalam

menyampaikan informasi secara lisan, tulisan melalui gambar (visual)

kepada public mengunakan website dan instagram.

2. Memonitor, merekam dan mengevaluasi tanggapan dan pendapat umum

dari publik adalah Humas Universitas Tadulako yang berperan dalam

33
memonitor, mengevaluasi pendapat dari publik melalui website dan

instagram.

3. Memperbaiki citra organisasi. Adalah Humas Universitas Tadulako

berperan dalam memperbaiki citra buruk bagi suatu organisasi melalui

website dan instagram

4. Tangung jawab sosial. Adalah upaya Humas Universitas Tadulako dalam

memberikan informasi secara terbuka dan jujur kepada semua publiknya.

5. Komunikasi. Berarti uapaya Humas Universitas Tadulako untuk menjaga

komunikasi dua arah antara Universitas Tadulako dan Publiknya.

3.3 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian akan dilaksanakan di Univeritas Tadulako dengan objek

penelitian yaitu dosen, pegawai dan mahasiswa di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik. Peneliti memilih lokasi ini karena keterbatasan waktu, tenaga dan biaya

selain itu juga, berdasarkan observasi awal bahwa peran Humas pada Universitas

Tadulako belum berjalan secara efektif sehingga peneliti ingin melihat hal

tersebut dari tiga sudut pandang responden.

3.4 Populasi dan Sampel

3.4.1 Populasi

Populasi berasal dari bahasa Inggris yaitu population yang berarti jumlah

penduduk. Populasi penelitian merupakan keseluruhan (universum) dari objek

penelitian yang dapat berupa manusia, hewan, tumbuh–tumbuhan, udara, gejalah,

nilai, peristiwa, sikap hidup dan sebagainya sehingga objek– objek ini dapat

menjadi sumber data penelitian (Bungin, 2006:99). Selain itu Populasi juga

34
merupakan generalisasi yang terdiri dari objek dan subjek yang mempunyai

kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan penilitian untuk dipelajari dan

kemudian ditarik kesimpulannya ( Sugiyono, 2014 ). Populasi dalam penelitian ini

adalah keseluruhan Dosen, Pegawai dan Mahasiswa yang berada di Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik. Dalam penelitian ini peneliti mempunyai data pada tahun

2022 yaitu jumlah Dosen 108 orang, pegawai 49 orang dan mahasiswa sebanyak

6167 sehingga populasi secara keseluruhan yaitu sebanyak 6.324 orang, data

didapatkan dari (data registrasi BAKP dan kepegawaian Juni 2022)

3.4.2 Sampel

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut (Sugiyono,2014).

Adapun besar sampel yang digunakan dalam penelitian ini diukur berdasarkan

rumus Solvin sebagai berikut :

𝑁
n = 1+𝑁.𝑒2

Keterangan :
n : sampel
N : Populasi
e : Perkiraan tingkat kesalahan
dari rumus di atas dapat dihitung dan besaran sampelnya sebagai berikut :

N = 6.324

e = ditetapkan bilangan konstanta 0,1 yaitu penyimpangan dalam pemakaian

sampel sebesar 10 %

35
1 = bilangan konstanta

(Nursalam, 2015)

𝑁 6.324 6.324
n = 1+𝑁.𝑒2 = 1+6.324(0,1)² = 64,24 = 98

jadi sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 98.

Menentukan jumlah sampel dengan proportionate stratified random sampling


𝑁ℎ
nh = 𝑛
𝑁

keterangan :

nh : jumlah sampel yang terpilih dengan proportionate stratified random sampling

Nh : jumlah populasi strata

N : Jumlah total populasi

n : jumlah sampel (pakai rumus solvin)

dari rumus di atas dapat dihitung dan besaran sampelnya sebagai berikut :

108 49 6.167
nh = 6.324 98 nh = 6.324 98 nh = 98
6.324

= (0,017)(98) = (0,007)(98) = (0,97)(98)

= 1,6 = 0,7 = 95

Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan proportionate stratified random

sampling diperoleh sampel 2 orang dosen, 1 orang pegawai dan 95 orang

mahasiswa.

36
3.4.3 Teknik Penarikan Sampel

Penelitian ini menggunakan teknik stratified random sampling merupakan

teknik penarikan berlapis dari populasi yang homogen atau “homogeneous

subsest”. Secara metodologis penarikan stratified dapat menggunakan metode

systematic sampling. (Danandjaja,2012:78-79)

Dikarenakan dalam penelitian ini mengambil jawaban dari tiga sudut

pandang yang berbeda dari jumlah sampel hingga mencapai 98 jawaban. Dimana

responden yang berada di Universitas Tadulako, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik menjadi 3 bagian untuk mewakili jumlah populasi yang ada yaitu dosen,

pegawai dan mahasiswa.

3.5 Jenis Data dan Teknik Pengumpulan Data

3.5.1 Jenis Data

1. Data Primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumber

pertama, (Kriyantono, 2007:41). sedangkan Menurut Hasan (2002:82)

data primer ialah data yang diperoleh atau dikumpulkan langsung

dilapangan oleh orang yang melakukan penelitian atau yang bersangkutan

memerlukannya. dalam penelitian ini data primer yaitu data yang

didapatkan secara langsung dari lapangan yang berupa hasil dari kuesioner

yang akan di sebarkan kepada Dosen, Pegawai dan Mahasiswa yang ada di

Universitas Tadulako.

2. Data Skunder adalah data yang di peroleh dari sumber kedua atau sumber

skunder (Kriyantono, 2007:42) selain itu, data skunder adalah data yang

diperoleh atau dikumpulkan orang yang melakukan penelitian dari

37
sumber–sumber yang telah ada (Hasan, 2002:58) data ini digunakan untuk

mendukung informasi primer yang telah diperoleh yaitu dari bahan

pustaka, literatur, penelitian terdahulu, buku dan lain sebagainya.

3.5.2 Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan untuk pengumpulan data yang diperoleh dalam

penelitian ini adalah kuesioner yang merupakan teknik pengumpulan data yang

disertai daftar-daftar pertanyaan kepada responden, dengan tujuan untuk

memperoleh informasi yang benar serta relavan dengan objek yang akan dijadikan

penelitian (Sugiyono, 2013: 583).

3.6 Skala Pengukuran Instrumen

Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala likert.

skala likert adalah skala penelitian yang digunakan untuk mengukur sikap dan

pendapat. Dengan skala likert ini, responden diwajibkan untuk melengkapi

kuesioner yang mereka isi untuk menunjukan tingkat persetujuan terhadap

pertanyaan yang di ajukan. selain itu skala liker menurut (Sugiyono, 2016) adalah

skala yang di gunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang

atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dengan sekala likert, maka

variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian

indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item–item

instrumen yang dapat berupa pertanyaan atau pernyataan. Jawaban setiap

instrumen yang menggunakan skala likert mempunyai gradasi dari sangat positif

sampai sangat negatif (Sugiyono, 2018: 168). Kelima pilihan tersebut di antaranya

38
yaitu sangat setuju (SS), setuju (S), tidak Setuju (TS), sangat tidak setuju (STS).

Adapun penentuan skor dari alternatif jawaban kuesioner adalah sebagai berikut :

Tabel 3.2 skala liker

Pernyataan Penilaian
Sangat setuju/sangat efektif 4
Setuju/efektif 3
Tidak setuju/tidak efektif 2
Sangat tidak setuju/sangat tidak efektif 1

Menurut Kriyantono (2006;134–135) dalam beberapa riset, skala liker dapat

digunakan dengan menghilangkan pilihan jawaban ragu–ragu (undecide). Alasan

peneliti menghilangkan pertayaan atau item ragu-ragu memberi responden

pilihan jawaban sesungguhnya tanpa ada pertimbangan dan tidak ada keragu–

raguan dalam mengisi kuesioner tersebut.

Dengan adanya jawaban sangat efektif, efektif, tidak efektif dan sangat tidak

efektif dapat dimaknai dengan arti sangat setuju, setuju, tidak setuju, sangat tidak

setuju. Sehingga jawaban pada kuesioner dapat mewakili jawaban tersebut. Yang

mana di jelaskan oleh Kriyantono (138–141) bahwa penggunaan dari berbagai

pilihan jawaban dapat disesuaikan dengan indikator penelitian. Oleh sebab itu,

peneliti menggunakan dua makna kata yang saling berkaitan.

3.7 Uji Validasi dan Uji Reliabilitas

1. Uji Validasi

Validasi (validty,kesahihan) berkaitan dengan permasalahan “ apakah

instrumen yang dimaksudkan untuk mengukur sesuatu itu memang dapat

mengukur secara tepat sesuatu yang akan diukur tersebut”. Secara singkat

39
dapat dikatakan bahwa validasi alat penelitian mempersoalkan apakah alat

itu dapat mengukur apa yang akan di ukur (Nugiantoro dkk, 2009:338).

Nisfianoor dalam pendekatan statistik modern untuk ilmu sosial

(2009:229) mengemukakan bahwa untuk menyatakan butir valid atau tidak

valid digunakan patokan 0,2 dan dibandingkan dengan angka–angka yang

ada dikolom Corrected Item – total Correlation pada output uji validasi

melalui Scale Reliability dengan bantuan program IBM SPSS Statistics 22.

Bila angka korelasi yang terdapat pada kolom Corrected Item – total

Correlation berada dibwah 0,2 (r < 0,2) atau bertanda negatif (-), maka

dinyatakan tidak valid (gugur) sebaliknya jika angka korelasinya di atas 0,2

(r > 0,2) maka dinyatakan valid.

Valid dan tidaknya butir adalah sama dengan fungsi yang dinyatakan

oleh daya beda butir. Penggunaan patokan 0,2 untuk menyatakan bahwa

butir telah valid jika dalam uji validasi terdapat butir yang gugur (tidak

valid), maka akan dilakukan lagi analisis dengan membuang butir–butir

yang gugur. Untuk membuang butir yang gugur sebaiknya dilakukan satu

per satu hal ini di karenakan ada kemungkinan jika alah satu butir gugur

dibuang maka butir yang lain akan naik korelasinya. Buanglah terlebih

dahulu butir yang bertanda negatif (-) (Nisfianoor, 2009:264).

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas (reliability, keterpercayaan), menunjuk pada pengertian

apakah sebuah instrumen dapat mengukur sesuatu yang diukur secara

konsisten dari waktu ke waktu (Nugriantoro dkk, 2009:338).

40
Alat ukur disebut relibel bila alat ukur tersebut secara konsisten

menghasilkan hasil atau jawaban yang sama, walau digunakan berulang

kali. Reabilitas mengandung arti bahwa alat ukur tersebut stabil (tidak

berubah–ubah), dapat diandalkan (depentable) dan tetap (consistent). Untuk

menguji reliabilitas kita harus memahami bahwa ada dua faktor. Hasil

pengukuran yang sebenarnya (true scor), dan kesalahan pengukuran

(measurement error). Kesalahan pengukuran ini harus kita perhitungkan,

mengingat gejala social yang lebih sulit diukur dari pada gejala fisik.

Kesalahan pengukuran ini bisa berasal dari banyak sebab, misalnya kata-

kata dalam kuesioner membingungkan (ambiguous) atau responden salah

melingkari pilihan jawaban. Hasil pengukuran gejala sosial adalah

kombinasi true scor dan measurement error. (Kriyantono, 2008:271).

Dalam penelitian ini reliabilitas angket di hitung dengan menggunakan

aplikasi SPSS dengan melihat output pada tabel Reliability Statistics

kemudian membandingkan nilai pada kolom Cronbach’s Alpha dengan nilai

0,6 jika nilai pada kolom Cronbach’s Alpha ≥ nilai 0,6 maka instrumen

dapat dikategorikan reliabilitas.

41
3.8 Teknik Analisis Data

Berdasarkan teknik pengumpulan data di atas, maka data yang telah

diperoleh di lapangan akan di analisis secara deskriptif melalui pendekatan

kuantitatif, dengan menggunakan bantuan presentase untuk mngetahui hasil

penelitian dan hasilnya dapat digunakan sesuai dengan tujuan penelitian.

Data yang di dapatkan melalui daftar kuesioner terkait “Efektivitas peran

Humas dalam mempertahankan citra Universitas Tadulako melalui analisis

civitas akademika pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik” perhitungan

dapat dilakukan sebagai berikut :

Dari 98 responden maka nilai tertinggi dan terendah yaitu :

Skor tertinggi untuk jawaban sangat setuju : 4 x 98 = 392

Skor terendah untuk jawaban sangat tidak setuju : 1 x 98 = 98

Adapun untuk mengukur interval skala pengukuran digunakan formulasi

sebagai berikut : Skor tertinggi–skor terendah di bagi dengan jumlah item

jawaban dalam setiap pertanyaan atau (392–98) : 4 = 73 dengan demikian

kriteria penilaian di tetapkan sebagai berikut :

Sangat Efektif = 318,5 – 392

Efektif = 245 – 318

Tidak Efektif = 171,5 – 244,5

Sangat Tidak Efektif = 98 – 171

Maka untuk mengetahui dan mendapatkan iformasi mengenai efektivitas

peran humas dalam mempertahankan citra Universitas Tadulako adalah

dengan menggunakan Rentang Kontinum (Kriyantono, 2008:138).

42
RENTANG KONTINUM

STE TE E SE

98-172 173-246 247-320 321-392

Garis kontinum digunakan untuk membantu analisis data dalam skala likert

dalam setiap jawaban responden yang telah diberi bobot akan dihitung skornya

dan dipresentase dalam perhitungan presentasi hasil penilaian berdasarkan rumus

sebagai berikut :

Ʃ𝐻𝑃
𝑥 100%
Ʃ𝑁𝐼

Keterangan :

NP : Hasil Penilaian

NI : Nilai Ideal

43
DAFTAR PUSTAKA

A. Buku Teks
Amin Widjaja Tunggal, (2008). Dasar – Dasar Customer Relationship
Management (CRM). Jakarta : Harwindo
Anggoro,Linggar M. 2005. Teori dan Profesi Kehumasan. Jakarta : Bumi Aksara
Assumta, Sr Maria Rumanti, (2002). Dasar– Dasar Public Relations : Teori dan
Praktik. Jakarta : PT.Grasindo
Anwar & Arifin. (2010). Strategi Komunikasi, Bandung : Arnico Bandung
Ardianto & Soemirat. (2004). Dasar – Dasar Public Relation. Bandung : PT
Remaja Rosdakarya
Beni Pakei. (2016). Konsep dan Analisis efektivitas Pengelolaan Keuangan
daerah di era otonomi. Buku I. Jakarta : Taushia
Cultip, Center & Broom.2006 Effective Public Relation ( Edisi Kelima ). Jakarta :
Kencana
Colin Coulson Thomas. (2005). Pedoman Relations : Pedoman Praktisi Untuk
PR. Jakarta : Bumi Aksara
Danandjaja. (2011). Peran dalam Perusahaan. Jakarta : Graha Ilmu
Farida, Kusumastuti. (2002). Dasar – Dasar Humas Edisi Pertama. Jakarta
Selatan : PT Ghalia Indonesia
Jefkin & Yadin. (2003). Public Realations Edisi Kelima. Jakarta : Penerbit
Erlangga
Mardiasmo. (2017). Perpajakan. Yogyakarta : Andi
Nova, Firsan. (2011). Crisis Public Relations Strategi Menghadapi krisis,
Mengelola Membangun Citra dan Reputasi Perusahaan. Jakarta : Raja
Grafindo Prasada
Rachmadi,F. (1992). Public Relation dalam Teori dan Praktek. Jakarta : PT
Gramedia Pustaka Utama
Ruslan, Rosady. (2008). Manajemen Public Relations & Media Komunikasi.
Jakarta : PT Rajagrafindo Persada

44
Ruslan, Rosady. (2016). Manajemen Public Relationdan Media Komunikasi :
Konsepsi dan Aplikasi. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada
Rianto, Suharto, Tahta. (1996). Kamus Bahasa Indonesia Terbaru. Surabaya :
Surabaya Indah.
Suhandang, Kustadi. (2004). Pengantar Jurnalistik Untuk Pemula. Edisi Revisi
Cetakan ke 7. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Widjaja.(2010). Komunikasi: Komunikasi dan Hubungan Masyarakat. Jakarta :
Bumi Aksara
B. Buku Metodologi
Bungin, B. (2006). Metodologi Penelitian Sosial : Format Kuantitatifdan
Kualitatif. Surabaya : Universitas Erlangga Press.
Danandjaja.(2012). Metode Penelitian Sosial disertai Aplikasi SPSS For
Windows.Yogyakarta. Graha Ilmu
Hasan, M. Ikqbal. (2002). Pokok – Pokok Materi Metodologi Penelitian dan
Aplikasinya. Bogor : Ghalia Indonesia.
Kriyantono, Rachmat. (2006). Teknik Praktisi Riset Komunikasi. Jakarta : PT
Kencana Pradana.
Kriyantono, Rachmat. (2014). Teknik Praktisi Riset Komunikasi. Jakarta :
Pramedia Group.
Kriyantono, Rachmat. (2007). Teknik Praktisi Riset Komunikasi. Jakarta :
Kencana Pradana Media Group.
Kriyantono, Rachmat. (2008). Teknaik Praktisi Riset Komunikasi. Jakarta :
Kencana Pradana Media Group.
Nursalam. (2015). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta Selatan :
Salemba Medika.
Nugiantoro, Burhan, Gunawan and Marzuki. (2009). Statistik Terapan untuk
Penelitian Sosial. Yogyakarta : Gajamada University Press.
Nisfanoor Muhammad. (2009). Pendekatan Statistik Moderen Untuk Ilmu Sosial.
Jakarta : Salemba Humanika.
Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitating dan R & D.
Bandung : Alfaberta

45
Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung :
PT Alfaberta
Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung :
Alfaberta
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Administrasi R & D. Bandung : Alfaberta
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan R & D. Bandung : Alfaberta
C. Sumber Lain
Adimas.D Sampoerno,(2018). Peran Humas Pemda Kota Palu Pada Event
Festival Pesona Palu Nomoni dalam Menjaga Citra Kota Palu.
Badan Operasi Bersama.(2007).PT.BSP-Pertanian Hulu,CPP Blok
Central.Sumatra Basin(BOBCPP),Beranda Ujung Tombak
Citra Kharimaningtyas,(2019). Sejarah Kehumasan di Indonesia (Analisis
Historis Pada Masa Orde Baru dan Reformasi
Fatma Puspita Sari, Staf Biro Humas, “Revitalisasi Humas Pemerintah” majalah
Hukum & HAM online. Vol V No.22 Rubrik: Wacana, 1 Feb 2007
Handaru, Sharon.(2017).Efektivitas Komunikasi Humas dalam Sosialisasi
Program SIM Online oleh Satlantas Polrestabrs Surabaya. Jurnal E-Ilmu
Komunikasi Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Kristen Petra
Surabaya.
Febrianti, Santi dan Rekno Sulanjari.(2019).Efektivitas Peran Public Relation
Petugas Pelayanan Pada Kepuasan Masyarakat Desa Leyangan Kecamatan
Ungaran Timur Kabupaten Semarang. Jurnal Egaliter Vol.3 No5.

46

Anda mungkin juga menyukai