Skripsi
Oleh:
11141110000059
1441 H/ 2019 M
ABSTRAK
v
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur terpanjatkan kepada Allah SWT atas segala limpahan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulisan skripsi berjudul Gaya Hidup Pengguna
Asmodus Indonesia dapat diselesaikan. Shalawat serta salam tak lupa dihaturkan
kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah memberikan pencerahan
pihak yang telah memberikan dukungan yang berarti baik meteri maupun moral.
1. Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof. Dr.
2. Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Islam Negeri (UIN)
Syarif Hidayatullah Jakarta Dr. Ali Munhanif, MA. Para wakil dekan, serta
segenap jajaran dan dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik khususnya
pada program studi sosiologi yang telah memberikan berbagai ilmu selama
3. Ketua program studi sosiologi Dr. Cucu Nurhayati, M.Si dan sekretaris program
vi
5. Orang tua penulis, bapak Jefri Lody dan ibu Tien Suhartinah tercinta serta adik
penulis Ibnu ‘Ajaba Alifiryan. Berkat dukungan dan do’a mereka penulis
kehadiran penulis serta mengizinkan penulis untuk turut serta dalam kegiatan
yang dilakukan.
7. Para “Bidadari” kak Ama, kak Cesa, teh Novia, Sheby dan beberapa orang
tersayang penulis yang selalu setia mendukung serta memotivasi penulis, Risma
studi.
Penulis juga menyampaikan ucapan yang sama kepada rekan dan semua
pihak yang mendukung selama masa studi hingga akhir penyelesaian studi yang
tidak dapat dituliskan nama mereka satu-persatu. Semoga Allah SWT membalas
kebaikan mereka semua dengan yang terbaik dan menjadikannya sebagai bagian
vii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Pernyataan Masalah .................................................................... 1
B. Pertanyaan Penelitian .................................................................. 7
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................... 7
D. Tinjauan Pustaka ......................................................................... 8
E. Kerangka Teoritis ........................................................................ 14
1. Definisi Konseptual .............................................................. 14
2. Masyarakat Konsumeris ........................................................ 20
F. Metode Penelitian ....................................................................... 25
G. Sistematika Penulisan ................................................................. 30
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................ 60
B. Saran .......................................................................................... 61
Daftar Pustaka
Lampiran
viii
DAFTAR TABEL
ix
DAFTAR GAMBAR
x
BAB I
PENDAHULUAN
A. Pernyataan Masalah
Indonesia. Merokok adalah salah satu kegiatan yang dianggap sebagai simbol
keren, dewasa, dan dapat membuat seseorang atau penggunanya diterima dalam
Selain menjadi simbol pergaulan dalam ikatan teman sebaya, alasan bertahannya
dibandingkan dengan satu teman yang bukan perokok (Safitri, Avicena, Hartati
2013:60).
learning theory di mana seseorang belajar dari orang lain melalui obeservasi,
merupakan pusat identitas sosial kelompok maka anggota kelompok tersebut akan
bagaimana individu masuk ke dalam jaringan sosial dengan mengikuti norma dan
1
Secara umum, masyarakat Indonesia telah menyadari bahwa merokok dapat
menyebabkan kematian baik untuk perokok aktif maupun perokok pasif karena
mengandung zat-zat berbahaya seperti zat adiktif, nikotin dan tar. Oleh karena itu,
Pengamanan Bahan yang Mengandung Zat Adiktif berupa Produk Tembakau bagi
Kesehatan, namun merokok masih menjadi kasus yang sulit untuk ditangani karena
peningkatan perokok dari 27% pada tahun 1995 meningkat hingga 36,3% pada
tahun yang merokok meningkat 3 kali lipat dari 7,1% di tahun 1995 menjadi 20,5%
zaman modern ini muncul fenomena sosial baru yaitu gaya hidup pengguna rokok
tentu memiliki gaya hidup. Hal tersebut dikarenakan zaman yang semakin modern
2
serta banyaknya pusat perbelanjaan yang menyediakan produk yang semakin
yang dirancang untuk menggantikan semua interaksi terbuka antara kekuatan alam,
khususnya manusia sebagai agen yang menyebar imaji-imaji kepada khalayak luas.
Keputusan setiap orang untuk membeli atau tidak, benar-benar dipengaruhi oleh
Rokok elektrik; vape atau personal vaporizer telah menjadi salah satu gaya
hidup masyarakat Indonesia saat ini. Hal tersebut didukung dengan maraknya iklan
terutama dalam berbagai macam media sosial tentang penggunaan rokok elektrik
serta tersedianya gerai rokok elektrik di kota-kota besar Indonesia yang semakin
dilihat dari sisi lain, tampilan fisik rokok elektrik dinilai lebih menarik dan
3
mempunyai kebanggaan tersendiri dibandingkan dengan rokok konvensional,
“awalnya gaya-gayaan, gue dulu perokok cuma ketika kenal vape kayanya
lebih keren. Nah akhirnya makin kesini badan otomatis kaya nolak rokok,
makin kesini berenti ngerokok.” (Wawancara dengan Patra, 28 November
2018).
yang dianggap oleh penggunanya adalah hal yang menenangkan. Hal berbeda
antara rokok elektrik dan rokok konvensional terletak pada alat dan teknologi yang
digunakan lebih modern yaitu menggunakan mesin, baterai serta isi yang berbentuk
cairan berbagai macam rasa yang biasa disebut penggunanya adalah liquid.
Menurut artikel yang dikeluarkan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (POM),
seperangkat rokok elektrik merupakan alat yang berfungsi mengubah zat-zat kimia
Amerika Serikat, remaja yang menggunakan rokok elektrik bertambah tiga kali
lipat dalam rentan waktu setahun yakni antara tahun 2013 dan 2014 dari 4,5%
menjadi 13,4% atau diperkirakan mencapai dua juta siswa SMA dan 450.000 siswa
SMP telah menjadi pengguna. Di Indonesia sendiri, data hasil survey pendahuluan
yang dilakukan oleh Ferosvi Nada Adhima El Hasna, Kusyogo Cahyo, dan
4
Laksmono Widagdo (2017: 550) dengan cara melakukan penyebaran angket
terhadap 581 siswa dan siswi SMA di kota Bekasi. Hasil yang diperoleh adalah
22,3% menghisap rokok elektrik dengan rincian perokok pemula aktif yang
dengan perkembangan variasi teknologi perangkat, model, ukuran serta rasa dari
liquid yang semakin menarik perhatian peminatnya (BPOM 2015: 3-5). Hal
Indonesia diantaranya, rokok elektrik diduga telah dikonsumsi oleh anak usia
Selain itu terungkapnya kasus di mana terdapat beberapa oknum yang telah
Indonesia mulai dari kalangan remaja hingga orang dewasa, pada Oktober 2018
elektrik sebesar 57%. Pemungutan cukai tersebut menjadi salah satu cara
5
Terpilihnya rokok elektrik sebagai gaya hidup modern tidak terlepas dari
sifat konsumerisme masyarakat Indonesia. Dilihat dari harga beli perangkat rokok
elektrik yang jauh berbeda dengan rokok konvensional serta banyaknya gerai rokok
rokok elektrik. Pada akhirnya gaya hidup tersebut juga dapat memunculkan
sebagai suatu wilayah kehidupan sosial yang ditandai dengan derajat hubungan
sosial tertentu. Dasar-dasar komunitas meliputi lokalitas dan perasaan yang sama.
kelompok, yang berbeda dengan yang lainnya); (2) Sepenanggungan (sadar akan
peran dan statusnya dalam kelompok); (3) Saling memerlukan (turut serta
pengguna rokok elektrik untuk saling bertukar informasi mulai dari harga, variasi
Oleh karena itu, penulis tertarik untuk menjadikan salah satu komunitas
rokok elektrik yaitu komunitas Asmodus Indonesia sebagai studi kasus dalam
penelitian ini. Dalam penelitian ini, popularitas rokok elektrik dan gaya hidup
pengguna rokok elektrik tidak terlepas dari adanya peran komunitas rokok elektrik
dalam mengkonstruksi gaya hidup pengguna rokok elektrik serta adanya perilaku
6
penelitian ini, komunitas Asmodus Indonesia memiliki anggota yang terdaftar
sebanyak 350 orang yang terdiri dari berbagai macam kalangan, dengan rentang
usia 18 tahun hingga 40 tahun yang berasal dari seluruh Indonesia. Asal usul nama
komunitas rokok elektrik Asmodus Indonesia sendiri terinspirasi dari salah satu
brand atau merek jenis perangkat rokok elektrik yang bernama Asmodus
pecinta rokok elektrik melalui rokok elektrik dan judul skripsi ini adalah “GAYA
B. Pertanyaan Penelitian
yang telah penulis tetapkan secara teoritis dan empiris sebagai berikut:
Bagaimana konstruksi gaya hidup komunitas pecinta rokok elektrik melalui rokok
elektrik/vape?
1. Tujuan Penelitian
konstruksi gaya hidup komunitas pecinta rokok elektrik melalui rokok elektrik dan
menjelaskan motivasi yang mendasari adanya gaya hidup pengguna rokok elektrik.
7
2. Manfaat Penelitian
penelitian ini diharapkan menjadi informasi bagi peneliti lainnya yang berkaitan
dengan Gaya Hidup Pengguna Rokok Elektrik pada komunitas Asmodus Indonesia.
D. Tinjauan Pustaka
metode dan teori yang digunakan dalam penelitian. Kesamaan dan perbedaan dari
penelitian ini.
Jurnal pertama di tulis oleh Delima Rahayu, dkk (2016) dengan judul Gaya
Hidup Komunitas Rokok Elektrik Semarang Vaper Corner menitik beratkan pada
gaya hidup anggota suatu komunitas rokok elektrik di Semarang yang memiliki
rokok elektrik adalah laki-laki dan memiliki akses mudah untuk mendapatkan
Namun anggota komunitas masih memiliki pengetahuan yang minim tentang rokok
8
elektrik. Perbedaan jurnal ini dengan skripsi yang akan penulis angkat terletak pada
metode penelitian di mana metode yang digunakan pada jurnal ini adalah deskriptif
Kedua, jurnal yang ditulis oleh Ariga Martianov (2016) berjudul Strategi
Komunikasi Riau Vaper Community dalam Kampanye Anti Rokok pada Usia
Remaja di Kota Pekan Baru. Penelitian ini bertujuan untuk menghapus stigma
negatif masyarakat tentang rokok elektrik dengan cara meneliti kegiatan kampanye
anti rokok tembakau yang dilakukan oleh salah satu komunitas Vaper di Riau. Hasil
dari penelitian ini adalah strategi komunikasi yang digunakan komunitas dalam
kampanye berupa kata-kata dan kalimat simple serta mudah dipahami oleh remaja.
Ketiga, jurnal yang ditulis oleh I Gede Agung Krishna Santana, dkk (2017)
dengan judul Konstruksi Sosial Rokok Elektrik (Vape) sebagai Substitusi Rokok
penelitian kualitatif deskriptif. Hasil dari penelitian ini adalah peralihan dari rokok
kesehatan, ekonomi, lingkungan dan media sosial. Proses konstruksi sosial yang
terjadi pada rokok elektrik dilakukan oleh para produsen atau pengguna rokok
elektrik itu sendiri. Perbedaan skripsi ini dengan jurnal kedua dan ketiga di mana
skripsi ini menitikberatkan pada proses konstruksi sosial rokok elektrik dijadikan
9
Keempat, Muhammad Fikri Indra dkk (2015) berjudul Gambaran
pendekatan Colaizzi. Temuan dari penelitian ini bahwa pengguna rokok elektrik
rasa yang dapat ditimbulkan dari liquid dan anggapan bahwa rokok elektrik lebih
Kelima, jurnal yang ditulis oleh Ferosvi Nada Adhima, dkk (2017) dengan
Perokok Pemula di SMA Kota Bekasi. Jurnal ini menggunakan metode penelitian
kuantitaif, responden dari penelitian ini adalah remaja berusia 17 tahun. Hasil dalam
keterjangkauan dan dukungan dari teman menjadi faktor remaja di SMA Bekasi
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Hasil
dalam penelitian ini adalah motif wanita menggunakan rokok elektrik di Kota
Pekanbaru terbagi atas dua yaitu motif karena rasa nyaman dan ramah lingkungan
serta motif untuk berhenti merokok konvensional dan kepercayaan diri. Pemaknaan
10
wanita menggunakan rokok elektrik dianggap bahwa rokok kelas menengah keatas,
konvensional, beraneka ragam rasa dan bentuk rokok elektrik dan anggapan bahwa
11
3 I Gede Agung Konstruksi Kualitatif Peralihan dari rokok
Krishna sosial tembakau ke rokok
Santana, elektrik di pengaruhi
Nazrina oleh beberapa faktor
Zuryani, dan yaitu faktor kesehatan,
Gede Kamajaya ekonomi, lingkungan
(2017) dan media sosial.
Konstruksi Selain itu proses
Sosial Rokok konstruksi sosial
Elektrik (Vape) berpengaruh terhadap
sebagai subsitusi rokok
Substitusi konvensional pada
Rokok rokok tembakau
Tembakau bagi dimana terdapat proses
Perokok Aktif di eksternalisasi,
Kota Denpasar objektifikasi dan
internalisasi.
4 Muhammad Kejenuhan Kualitatif Pengguna rokok
Fikri Indra, dalam elektrik memperoleh
Yesi Hasneli psikologi suatu kepuasan
dan Sri Utami pendekatan psikologis dikarenakan
(2015). Colaizzi oleh banyaknya rasa
Gambaran yang dapat
Psikologis ditimbulkan dari liquid
Perokok dan faktor kognitif
Tembakau yang yang menganggap
Beralih bahwa vaporizer lebih
Menggunakan aman daripada rokok
Rokok Elektrik konvensional serta
(Vaporizer) dapat bersosialisasi
dan menjadi tren gaya
hidup saat ini.
12
5 Ferosvi Nada - Kuantitatif Responden dari
Adhima, penelitian berusia
Kusyogo remaja 17 tahun.
Cahyo, dan Presentase responden
Laksmono laki-laki lebih banyak
Widagdo (84,6%) menggunakan
(2017) rokok elektrik.
Faktor-faktor Sedangkan
yang pengetahuan baik
Berhubungan terhadap rokok elektrik
dengan lebih banyak (69,2%)
Penggunaan dibandingkan
Rokok Elektrik pengetahuan buruk
pada Perokok tentang rokok elektrik
Pemula di SMA (30,8%). Selain itu
Kota Bekasi ketersediaan akses
menjadi faktor remaja
di SMA Bekasi banyak
yang menggunakan
rokok elektrik sebagai
pengganti rokok
konvensional.
6 Nofianto Arifin Fenomenolo Kualitatif Motif wanita
(2018) gi Alfred menggunakan rokok
Konstruksi Schutz dan elektrik terbagi atas
Makna Bagi Interaksi dua, yaitu pertama,
Wanita Simbolik motif karena rasa
Pengguna Vape nyaman dan ramah
di Kota Pekan lingkungan. Kedua,
Baru motif untuk berhenti
merokok konvensional
dan kepercayaan diri.
baik dari metode maupun objek penelitian. Namun yang menjadikan penelitian ini
konsumeris yang digagas oleh Jean Baudrillard mengenai gaya hidup pengguna
rokok elektrik studi kasus pada komunitas rokok elektrik Asmodus Indonesia.
13
E. Kerangka Teoritis
1. Definisi Konseptual
1.1.Gaya hidup
disadari atau tidak telah mengubah gaya hidup dan pola konsumsi masyarakat
secara cepat serta instan. Realitas sosial yang ada menunjukkan bahwa hampir di
setiap pelosok wilayah perkotaan dan pedesaan telah mengadopsi gaya hidup dan
pola konsumsi yang disediakan oleh modernisasi. Beberapa hal yang dapat penulis
ambil sebagai contoh seperti, berbusana, pola konsumsi makanan dan minuman,
Selain itu, kondisi psikologis individu saat ini sudah tidak berdaya dalam
menjadikan konsep serta kebudayaan baru mudah masuk dan berkembang dalam
lingkungan masyarakat. Contoh, pemilihan fashion dan produk ala Barat yang saat
ini sangat disukai oleh masyarakat Indonesia. Kondisi serupa juga berpengaruh
perkembangannya.
Gaya hidup sendiri dapat diartikan sebagai pola-pola dari tindakan yang
14
(https://www.kbbi.web.id/gaya-2 diakses pada 30 November 2018). Gaya hidup
orang lain lakukan, mengapa orang melakukan hal tersebut, dan apakah yang
mereka lakukan bermakna bagi dirinya sendiri maupun orang lain. Hal tersebut
tidak berarti bahwa gaya hidup bersangkutan dengan kehidupan setiap orang. Gaya
modern. Gaya hidup berfungsi dalam interaksi dengan cara-cara yang mungkin
tidak dapat diapahami oleh orang-orang yang tidak hidup dalam masyarakat
Gaya hidup adalah pola hidup seseorang di dunia yang diekspresikan dalam
aktivitas, minat dan opininya. Secara umum dapat diartikan sebagai suatu gaya
apa yang penting orang pertimbangkan pada lingkungan (minat), dan apa yang
orang pikirkan tentang diri sendiri dan dunia sekitar (opini) (Kotler 2002: 192).
Dalam penelitian ini, gaya hidup pengguna rokok elektrik adalah gaya hidup yang
disebut oleh penggunanya adalah vape dan pengguna merupakan anggota dari
dan masih banyak lagi hal-hal yang dapat menjadi indikator meningkatnya gaya
15
konsumtif. Baudrillard berpendapat bahwa yang dikonsumsi oleh masyarakat
konsumeris bukanlah kegunaan dari suatu produk, melainkan citra atau pesan yang
dirinya dengan orang lain. Individu akan terus mengonsumsi produk yang dianggap
akan menaikan status sosialnya, tanpa memikirkan apakah produk tersebut benar-
benar dibutuhkan atau tidak. Budaya konsumtif masyarakat Indonesia dapat dilihat
dari penampilan fisik seseorang yaitu gaya berpakaian, kendaraan yang dikendarai,
serta alat-alat yang digunakan telah sesuai dengan fashion dan mode yang sedang
kebutuhan dan kegunaan, tetapi lebih dilandasi oleh rasa gengsi, prestige serta gaya.
Selain digunakan sebagai simbol status sosial, produk atau jasa tersebut juga
digunakan sebagai alat untuk individu atau seseorang masuk dan diterima ke dalam
pemahaman internal individu akan pola konsumsi terkesan “tidak gaul”. Kedua,
jika diadopsi dari suguhan modernisasi, mau tidak mau individu akan berhadapan
1.2.Rokok Elektrik
16
Rokok elektrik atau biasa disebut juga vape adalah alat yang mempunyai
fungsi sama dengan rokok konvensional atau tembakau, yaitu mengalirkan nikotin
rokok konvensional adalah rokok elektrik mengubah zat-zat kimia yang berbentuk
cairan (liquid) berbagai macam rasa menjadi bentuk uap serta mengalirkannya ke
bersumber dari baterai yang dipasang pada mesin rokok elektrik atau yang biasa
rokok elektrik sebagai Electronic Nicotine Delivery System (ENDS) karena rokok
elektrik menghasilkan nikotin dalam bentuk uap yang kemudian dihirup oleh
Rokok elektrik; vape atau personal vaporizer ditemukan pertama kali pada
tahun 1963 oleh Herbert A Gilbert. Namun sosok yang pertama kali diketahui
memproduksi rokok elektrik secara modern dan lebih dikenal sebagai sosok yang
mengawali keberadaan rokok elektrik adalah Hon Lik, yang merupakan warga
pada tahun 2004 dan mulai menyebar ke seluruh dunia pada tahun 2006-2007
Rokok elektrik pada awalnya memang digunakan sebagai salah satu alat
Therapy, NRT) dengan cara mengurangi kadar nikotin rokok elektrik secara
bertahap di bawah supervisi dokter. Namun pada tahun 2010, WHO tidak lagi
17
merekomendasi penggunaannya sebagai NRT karena beberapa studi menemukan
kandungan zat yang dapat menjadi racun sehingga dinyatakan tidak memenuhi
unsur keamanan.
Struktur dasar dari rokok elektrik terdiri dari 3 bagian utama yaitu baterai
yang berfungsi untuk mengalirkan listrik, pemanas logam (otomizer) dan katrid
yang berisi cairan zat kimia berbagai macam rasa atau yang biasa disebut liquid.
Seiring berkembangnya teknologi yang lebih modern, struktur rokok elektrik juga
mengalami perkembangan. Saat ini struktur rokok elektrik telah berevolusi hingga
Di Indonesia sendiri, rokok elektrik mulai melejit pada tahun 2014. Hal
baik secara langsung maupun secara online. Selain itu, saat ini juga banyak tersedia
gerai rokok elektrik. Dari pengamatan dan observasi yang penulis lakukan, di
daerah Jabodetabek tepatnya sudah banyak gerai rokok elektrik mudah ditemui di
pinggir jalan. Seiring dengan hal tersebut, melejitnya popularitas rokok elektrik
menjadi salah satu faktor terciptanya komunitas rokok elektrik. Salah satunya
18
adalah komunitas yang menjadi fokus penelitian ini yaitu komunitas Asmodus
Indonesia.
ditemui rokok elektrik tersedia dengan berbagai variasi mulai harga termurah
ratusan ribu hingga lima jutaan. Selain menggunakan toko online, rokok elektrik
juga marak dipasarkan melalui media sosial, seperti facebook, twitter, hingga
youtube. Selain itu rokok elektrik juga dipasarkan melalui kedai vaping, toko-toko
elektronik atau ditawarkan melalui kegiatan tertentu seperti Car Free Day yang
Kandungan yang terdapat dalam rokok elektrik pada dasarnya berisi larutan
yang terdiri dari empat jenis campuran yaitu nikotin, propilen glikol, gliserin, air
dan perisa. Nikotin adalah zat yang juga terdapat pada rokok konvensional atau
tembakau. Pada rokok elektrik, kadar nikotin yang terkandung dalam liquid
19
bervariasi dari kadar rendah hingga kadar tinggi. Sedangkan propilen glikol
merupakan zat dalam kepulan uap buatan, biasanya dibuat dengan fog machine di
acara-acara panggung teatrikal. Selain itu dapat juga digunakan sebagai antifreeze,
laboratorium yang telah dilakukan oleh Badan POM Indonesia terdapat beberapa
senyawa lain dalam rokok elektrik yang dapat berbahaya bagi kesehatan antara lain:
c. Logam: partikel timah, perak, nikel aluminium dan kromium dalam uap
akrolein. Juga senyawa organik volatile (VOCs) seperti toluene dan p,m-
xylene
2. Masyarakat Konsumeris
yang dianggap relevan untuk memberi arahan serta menjelaskan konsep dari
Indonesia. Di mana saat ini gaya hidup yang dijalankan oleh masyarakat modern
khususnya yang berada di perkotaan tidak terlepas dari sifat konsumerisme yang
20
dimiliki oleh masyarakat modern seperti yang telah dikemukakan oleh Baudrillard.
Jean Paul Baudrillard adalah seorang filsuf asal Perancis yang lahir pada tahun
1929. Baudrillard merupakan salah satu tokoh postmodernisme dan sosiolog yang
1998, Baudrillard mengeluarkan buku berjudul The Consumer Society: Myths and
Marx. Marx mengemukakan bahwa kapitalisme adalah suatu cara produksi yang
menjelaskan bahwa komoditas hanya memiliki dua aspek yaitu nilai guna dan nilai
tukar. Oleh karena itu, Marx menekankan pentingnya produksi dalam ekonomi
hanya memiliki nilai guna dan nilai tukar tetapi juga memiliki nilai simbol dan nilai
tanda. Di mana orang tidak lagi mengonsumsi suatu objek berdasarkan kegunaan
dan nilai tukarnya, tetapi juga berdasarkan nilai simbolik dan nilai tanda yang
bersifat abstrak.
“Masyarakat dewasa ini sudah menggeser nilai suatu objek yang dibelinya.
Dari yang awalnya suatu objek tersebut memang sesuai dengan
kebutuhannya, sampai saat ini orang sudah tidak lagi memikirkan nilai
tukar dan nilai guna objek tersebut pada dirinya tetapi lebih ke penanda
21
kelas sosial bagi individu yang membelinya. Status dan kedudukan
seseorang di dalam suatu masyarakat sangat ditentukan oleh barang yang
ia beli dan gunakan.” (Baudrillad 1998:50-51).
manusia justru melakukan perbedaan yang menjadi acuan dalam gaya hidup dan
dilakukan masyarakat secara bebas dan rasional, tetapi sebagai suatu yang
masyarakat yang di dalamnya terjadi pergeseran logika dalam konsumsi, yaitu dari
2013).
Konsumsi adalah sebuah perilaku aktif dan kolektif yang merupakan sebuah
keseluruhan nilai, istilah ini berimplikasi sebagai fungsi integrasi kelompok dan
bukan sebagai hal atau sebagai kesenangan, tetapi sebagai tugas dari warga negara.
Semua ini merupakan konstruksi sosial atas realitas ekonomi, seperti halnya sebuah
fakta sosial yang bersifat eksternal dan memaksa. Kita semakin sulit untuk
menghindari struktur nilai yang ada pada masyarakat, ketika nilai itu sudah
22
terinternalisasi dalam suatu proses kehidupan sosial. Sehingga terdapat determinasi
antara nilai ekonomi yang memaksa serta penguasaan modal dan kekuasaan atas
“Konsumtif”. Kedua kata tersebut dapat diartikan sama, bahwa konsumsi dan
dengan cara fokus pada pembelian barang saja. Perbedaan makna dalam kedua kata
tersebut ialah dalam tindakan konsumsi, individu membeli suatu barang atas dasar
suatu barang juga didasarkan pada rasa gengsi terhadap individu lain sehingga dapat
bentuk nyata melalui model-model yang tidak ada asal-usul atau refrensi
realitasnya. Sehingga hal tersebut membuat manusia selalu merasa berada dalam
dunia supernatural, ilusi, fantasi serta khayalan yang menjadi tampak nyata.
Baudrillard berpendapat bahwa dunia ini telah kehilangan keasliannya, yang ada
hanyalah simulasi yang merupakan dunia yang terbentuk dari hubungan berbagai
tanda dan kode tanpa ada refrensi yang jelas. Di mana kode membuat simulasi
menjadi penting karena memungkinkan kita untuk menghilangkan realitas dan hal
23
Simulasi tidak memiliki acuan yang merupakan duplikasi dari duplikasi.
Sehingga perbedaan antara duplikasi dan yang asli menjadi kabur. Simulasi
merupakan sebuah istilah di mana sebuah tanda, simbol dan citra yang ditampakkan
tidak hanya tidak memiliki referensi dalam realitas, tetapi justru tanda, simbol dan
citra yang dibentuk serta dianggap sebagai representasi dari tanda, simbol yang
merupakan hasil dari simulasi. Citraan dalam simulacra yang tidak memiliki
perubahan citra yang tidak ada kaitannya dengan realitas (Pawanti 2013: 7).
Hiperrealitas
antara yang nyata dan yang imajiner (Lechte 2001: 357). Hiperrealitas menciptakan
suatu kondisi yang di dalamnya terdapat kepalsuan dan berbaur dengan keaslian;
masa lalu berbaur dengan masa kini; tanda melebur dengan realitas; dan fakta
keaslian, isu, realitas seakan-akan tidak berlaku lagi di dalam dunia seperti itu,
sehingga membentuk kesadaran diri yang pada dasarnya palsu. Iklan menggunakan
realitas untuk membentuk realitas baru yang sebenarnya tidak terlalu berhubungan
ulang, sehingga realitas yang tidak berkaitan tadi diterima sebagai realitas yang
24
seseorang tidak berpikir lagi bahwa sebenarnya citraan tersebut merupakan bagian
dari realitas dan bukan sebaliknya di mana iklan yang merupakan realitas. Dengan
kata lain, iklan-iklan yang ditampilkan di media saat ini merupakan realitas buatan
yang tampil sebagai realitas baru yang lebih nyata atau real dari realitas yang
F. Metode Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif dengan
sebagai penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau
lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati (Moleong 2012: 6).
mengamati lebih dalam aktivitas, peristiwa dan interaksi sosial yang terjadi pada
2.1.Subjek Penelitian
25
Penentuan subjek dalam penelitian ini adalah penulis melakukan
karakteristik tertentu yaitu merupakan pengguna aktif rokok elektrik, berusia di atas
Indonesia.
September 2018 hingga bulan September 2019 dengan rincian kegiatan sebagai
berikut:
September
September
November
Desember
Februari
Oktober
Agustus
Januari
Maret
April
Juni
Mei
Juli
No Kegiatan
Minggu ke
1 Penelitian awal 2
Diskusi
2 3
proposal Bab I
Turun lapangan 1
3 & diskusi Bab s/d
II 2
Turun lapangan
4 4
(wawancara 1)
Turun lapangan
5 4
(wawancara 2)
6 Diskusi Bab III 3
Pengumpulan
7 Bab III & 4
diskusi Bab IV
1
Revisi &
8 s/d
finishing
4
9 Sidang 4
26
penelitian didasari oleh karena lokasi ini strategis dan sering menjadi tempat
waktu dan kondisi yang tidak memungkinkan penulis bertemu langsung dengan
3.1.Jenis Data
Data yang digunakan pada penelitian ini bersumber dari dua jenis data yaitu
data primer dan sekunder. Data primer adalah data yang diambil melalui
pengamatan lapangan, wawancara serta observasi tatap muka yang dilakukan oleh
kelompok maupun pribadi. Data sekunder merupakan data yang berasal dari studi
pustaka seperti mengutip dari buku ilmiah, jurnal, skripsi maupun tulisan lainnya
yang memiliki kesamaan kasus dan informasi yang relevan dengan penelitian ini
mudah memahami keadaan lapangan yang rumit apabila penulis ingin mengamati
27
beberapa kejadian sekaligus. Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
menemui informan pada saat kegiatan vapemeet dan melakukan wawancara dengan
beberapa anggota komunitas pengguna rokok elektrik. Hal yang penulis amati
adalah interaksi para pengguna rokok elektrik, model rokok elektrik yang
jawaban informan dicatat atau direkam dengan alat perekam (Soehartono 2008:67).
Wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini memiliki maksud tertentu yaitu
tujuan dapat menggali pandangan dari subjek yang diteliti yang berhubungan
dengan banyak hal sehingga dapat menambah acuan dasar dari informasi penelitian.
langsung terhadap informan yaitu dengan cara bertatap muka dan berkenalan
menggunakan media dukungan seperti perekam suara dan buku catatan agar lebih
dapat diperoleh penulis melalui kumpulan rekaman dan transkrip hasil wawancara,
28
Pengumpulan informasi dalam penelitian ini menggunakan metode
lain, kemudian mencari hubungan selanjutnya melalui proses yang sama, demikian
karakteristik informan yang akan diteliti agar diperoleh data yang sesuai dengan
penelitian. Informan dalam penelitian ini adalah orang yang dianggap memenuhi
penelitian ini berdasarkan usia di atas 18 tahun, pengguna rokok elektrik aktif dan
yang diambil sebanyak 9 orang terdiri dari 1 orang merupakan Ketua komunitas
Jenis
No. Nama Umur Pekerjaan Keterangan
Kelamin
1 Patra Laki-laki 31 tahun Karyawan Swasta Ketua
2 Fajar Laki-laki 33 tahun Karyawan Swasta Anggota
3 Aryo Laki-laki 32 tahun Karyawan Swasta Anggota
4 Poci Laki-laki 22 tahun Mahasiswa Anggota
5 Nugi Laki-laki 22 tahun Karyawan Swasta Anggota
6 Haris Laki-laki 35 tahun Karyawan Swasta Anggota
7 Irwan Laki-laki 25 tahun Wirausaha Anggota
8 Andi Laki-laki 23 tahun Mahasiswa Anggota
9 Renata Laki-laki 23 tahun Karyawan Swasta Anggota
29
Analisis data dalam kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan
apa yang penting dan apa yang dipelajari, serta memutuskan apa yang dapat
diceritakan kepada orang lain melalui tulisan (Moleong 2012: 248). Analisis data
serta data yang berupa studi kepustakaan yang dilakukan oleh penulis dari awal
jawaban atas penelitian dan membuat kesimpulan yang dapat dimengerti oleh diri
G. Sistematika Penulisan
mengatahui garis besar penelitian. Sistematika penelitian ini terdiri dari empat bab,
terdiri dari beberapa sub bab antara lain, pernyataan masalah, pertanyaan penelitian,
INDONESIA. Pada bab ini berisi penjelasan tentang hal-hal yang perlu diketahui
30
komunitas, struktur komunitas dan kegiatan yang dimiliki oleh komunitas Asmodus
Indonesia.
yang diambil oleh penulis dan kaitannya dengan teori yang penulis rujuk yaitu teori
BAB IV PENUTUP. Bab ini berisi mengenai kesimpulan dari hasil temuan
untuk melengkapi data hasil penelitian yang berhubungan dengan tema atau
31
BAB II
perkumpulan para pengguna rokok elektrik bermerek Asmodus dalam grup media
sosial Facebook yang bernama Asmodus User Indonesia. Nama Asmodus sendiri
terinspirasi dari salah satu brand rokok elektrik yaitu Asmodus. Asmodus adalah
Oktober 2016 oleh Eko Purwanto. Saat ini grup media sosial Asmodus User
Indonesia telah beranggotakan 5.925 orang. Grup media sosial ini dibuat dengan
tujuan dan fungsi sebagai wadah untuk membahas lebih dalam mengenai rokok
elektrik, terutama rokok elektrik yang bermerek Asmodus. Alasan utama para
sangat beragam, mulai dari berbagai macam model atau desain yang dimiliki oleh
merek Asmodus yang dinilai simple tetapi tetap trendy. Kualitas serta harga yang
32
relatif terjangkau diantara produk lainnya, sehingga membuat para pengguna
dibahas di dalam grup media sosial Asmodus User Indonesia biasanya mengenai
pembelian rokok elektrik, penjualan rokok elektrik, jenis-jenis liquid serta berbagai
macam acara atau kegiatan yang melibatkan rokok elektrik dan penggunanya
komunitas Asmodus Indonesia secara resmi dan “nyata” pada tanggal 2 Februari
2018 di wilayah Tebet-Jakarta Selatan, yang pada saat itu diprakarsai oleh Edo,
Bacin, Patra dan Nanda. Patra, merupakan salah seorang pendiri komunitas
mengadakan pertemuan atau yang biasa disebut oleh anggotanya adalah vapemeet.
Namun seiring berjalannya waktu dan intensitas berkumpul yang semakin rutin
“Untuk latar belakang komunitas itu sendiri, karena kita kan Asmodus
Indonesia, nah asmodus itu kan sebenarnya brand, jadi brand dari vape itu
sendiri. Jadi awalnya itu kita sesama pengguna merek asmodus, kita
kumpul bareng jadi satu nah kenapa kita gak buat komunitas real, jadi
selama ini di facebook aja kan, kenapa kita gak bikin realnya. Nah awalnya
itu di Bekasi terus kita coba undang dari sekitaran Jabodetabek, kita ada
pertemuan di Tebet. Jadi awal resmi terbentuknya itu tanggal 2 Februari
2018 di Tebet.” (Wawancara dengan Patra, 28 November 2018).
Terbentuknya komunitas Asmodus Indonesia secara nyata juga mempunyai
fungsi dan tujuan. Pertama, dapat memperluas lingkungan sosial anggota dan
33
menambah tali persaudaraan antar anggota komunitas. Dengan adanya komunitas
langsung, tetapi mereka juga aktif berkomunikasi melalui grup media sosial
WhatsApp, Facebook serta akun Instagram dengan memiliki nama akun yang sama
komunitas, grup tersebut juga berfungsi sebagai alat promosi kepada masyarakat
komunitas Asmodus Indonesia sendiri. Secara tidak langsung, adanya akun media
contoh, akun Instagram komunitas Asmodus Indonesia yang saat ini telah memiliki
34
1.756 pengikut (https://www.instagram.com/asmodus_id diakses pada 25
Desember 2018).
terbilang illegal. Dengan adanya komunitas pecinta rokok elektrik diharapkan dapat
sebesar 57 persen dari harga produk. Cukai tersebut dikenakan bagi liquid rokok
elektrik produksi domestik dan impor, sehingga pihak yang dapat melakukan impor
liquid vape hanya perusahaan yang mendapat izin impor dari Kementrian
Perdagangan. Adanya biaya kena cukai tersebut sebagai bukti bahwa rokok elektrik
biaya cukai tersebut menimbulkan efek harga liquid rokok elektrik menjadi lebih
mahal, namun tidak mengurangi kecintaan para pengguna terhadap rokok elektrik
“Sebenarnya sih dengan ada grup ini yang pertama jadi tambah saudara
yakan, yang pasti juga berpengaruh terhadap lingkungan sosial kita
sendiri. Nah tujuan yang kedua, karena kita terbentuk ini kan sebelum vape
itu legal di Indonesia, kenapa rokok konvensional yang dampaknya lebih
buruk terhadap kesehatan bisa legal nah kenapa vape ngga? Jadi kita
bersama teman-teman vapers yang lain ya kita coba berdiskusi dengan
35
Pemerintah, Alhamdulillah sekarang vape legal biarpun harganya jadi up”
(Wawancara dengan Patra, 28 November 2018).
yang anggotanya terdiri dari berbagai macam kalangan dan latar belakang. Dengan
beragamnya latar belakang tersebut, komunitas ini membentuk sebuah tujuan yang
dan misi tersebut juga diharapkan menjadi landasan atas sikap solidaritas yang
dimiliki oleh semua anggota komunitas. Visi dan misi komunitas dibuat
berdasarkan kesepakan dan landasan yang kuat dibuatnya komunitas ini. Sehingga
visi dan misi komunitas dapat menjadi motivasi dan dijalankan dengan baik oleh
narkoba pada rokok elektrik yang dapat merusak citra rokok elektrik dan
membahayakan para pengguna rokok elektrik serta merusak citra baik rokok
elektrik dalam masyarakat. Visi dan misi komunitas Asmodus Indonesia adalah:
36
Gambar II.A.2 Logo Komunitas Asmodus Indonesia (Sumber:
facebook.com/groups/AsMODus/)
komunitas yang serupa dengan logo merek Asmodus, namun ditambah dengan
nama wilayah komunitas tersebut berada yaitu Indonesia. Logo tersebut dibuat
sama dengan tujuan agar mudah diingat dan sesuai dengan merek Asmodus yang
mengatakan bahwa tujuan dan fungsi dibuatnya regional tersebut adalah untuk
37
atau balik lagi ke tadi jangan sampai ada oknum narkoba ikut masuk
komunitas.” (Wawancara dengan Patra, 28 November 2018).
Patra juga menjelaskan bahwa, masing-masing regional komunitas
jawab pada masing-masing regionalnya. Selain itu, adanya ketua peregional juga
Ketua komunitas, baik ketua umum maupun regional dilakukan secara voting oleh
semua anggota. Di mana calon ketua menjabarkan visi misi dan kemudian dipilih
sekretariat pusat. Pertemuan yang dilakukan para anggota diadakan di tempat yang
menjadi kesepakatan serta masukan atau rekomendasi dari para anggota komunitas.
Lokasi yang dijadikan tempat pertemuan biasanya berupa café, gerai rokok elektrik
dan kediaman ketua atau salah satu anggota. Tujuannya adalah memudahkan untuk
keakraban antar anggota komunitas. Salah satu gerai rokok elektrik yang biasa
Tangerang Selatan.
“kalau pusatnya kita malah belum ada, jadi ya cuma sekedar ada masukan
dari teman-teman regional lain paling whatsup saya ya yaudah. Karena
kita kumpul peregional karena kalau jadi satu agak susah” (Wawancara
dengan Patra, 28 November 2018).
38
Komunitas rokok elektrik Asmodus Indonesia tidak memiliki struktur
elektrik Asmodus Indonesia hanya terdiri dari Ketua Umum dan Ketua masing-
berkoordinasi. Komunitas Asmodus Indonesia saat ini diketuai oleh Patra Banu
Komunitas Asmodus Indonesia saat ini memiliki anggota real sebanyak 350
orang yang berasal dari beberapa Kota di Indonesia. Di mana di antaranya 62 orang
berjenis kelamin perempuan dan 288 orang berjenis kelamin laki-laki. Latar
belakang para anggota komunitas beragam mulai dari mahasiswa hingga karyawan
usia dalam perekrutan anggotanya. Orang yang boleh bergabung menjadi anggota
melegalkan usia 18 tahun ke atas untuk merokok (standar usia dewasa). Selain itu
mengkhususkan diri sebagai komunitas pengguna alat merek Asmodus, tetapi para
adalah agar silaturrahmi antar pengguna rokok elektrik di Indonesia selalu tetap
39
terjaga walaupun memiliki preferensi model atau merek rokok elektrik yang
berbeda.
“Keunikan kita sendiri kita ya udah bebas, jadi memang namanya kita
asmodus dibawah nama brand, tapi di luar itu brand lain kalau mau gabung
ya hayuk. Karena sekarang tujuan kita adalah kita vapers ayo kita saling
jalin silaturrahmi, gitu sih” (Wawancara dengan Patra, 28 November
2018).
harus berkumpul jadi satu, mengingat bahwa anggota komunitas berasal dari
berbagai Kota di Indonesia. Sehingga ketua dan anggota lainnya tidak memaksakan
seluruh anggota untuk wajib menghadiri semua kegiatan yang dilaksanakan oleh
komunitas Asmodus Indonesia. Namun inti dari kegiatan seluruh regional memiliki
kesamaan, sebagai contoh adalah kegiatan vapemeet rutin yang dilakukan sebulan
sekali oleh komunitas. Berikut beberapa kegiatan yang telah dilakukan komunitas
setiap tiga bulan sekali yang dilakukan oleh seluruh anggota komunitas dan
40
tuan rumah untuk menjamu perkumpulan rutin komunitas tersebut. Lokasi atau
jenis tempat yang biasa digunakan sebagai tempat untuk berkumpul anggota
biasanya pada kediaman salah satu anggota atau café di sekitar kota atau
Ketua Umum mengenai anggota dan wacana kegiatan mendatang yang akan
serta kegiatan berbagi takjil yang dilakukan pada bulan puasa. Tujuan
sangatlah penting.
41
“kita pernah melakukan kegiatan yang namnya berbagi takjil di Tugu Tani,
kemudian penggalangan dana untuk korban-korban bencana Palu,
Donggala, Lombok. Nah kita tidak hanya duduk, ngevape tapi tidak
memperhatikan teman-teman lain, saudara-saudara lain. Jadi ada kegiatan
sosial” (wawancara dengan Fajar-ketua regional Jakarta, 28 November
2018).
c. Menjaga hubungan baik dan solidaritas para anggota komunitas dengan cara
produk rokok elektrik untuk memberikan hadiah. Hal tersebut bertujuan untuk
“begitu kita ada event kita ada sponsor. Jadi kita undang beberapa sponsor
yang pasti sponsor yang memang ada didunia vape kaya liquid, apalah jadi
kita adain games, menang dapet hadiah” (Wawancara dengan Patra, 28
November 2018).
diadakan oleh komunitas rokok elektrik lainnya dengan tujuan untuk menjalin
42
silaturrahmi. Selain kegiatan internal yang dilakukan oleh komunitas Asmodus
Indonesia, komunitas juga tidak segan untuk mengikuti kegiatan lain yang
berupa vapemeet, bazar rokok elektrik serta berbagai macam kegiatan lainnya
terhadap komunitas lain dan para pengguna rokok elektrik selain yang ada di
43
BAB III
orang untuk berkomunikasi satu sama lain. Meskipun terpisah jarak dan waktu, saat
yang sangat penting dalam menerima dan menyampaikan informasi dari satu pihak
macam jejaring atau media sosial seperti Facebook, Twitter serta Instagram sangat
diterima masyarakat tidak terkecuali mereka yang merupakan para pengguna rokok
dan media sosial juga mempunyai peran penting dalam mempengaruhi seseorang
orang makin memburu kenyataan dengan warna, gambar hidup dan lain-lain, makin
44
dalam penyempurnaan teknik, realitas dunia makin hilang. Penempatan
sistematisnya yang merupakan mode yang masuk akal dari media, pesan dan
maknanya. Saat ini, melalui media sosial, seseorang dapat melihat perkembangan
dunia atau trend yang sedang terjadi. Hal tersebut mengenalkan seseorang dengan
Salah satu contoh media sosial yaitu Facebook yang digunakan oleh
hasil karya dari Mark Zuckerberg yang diluncurkan pada 4 Februari 2004.
Facebook digunakan para pengguna rokok elektrik untuk berinteraksi satu sama
lain, berlangsung di dunia maya, pada waktu yang bersamaan tetapi berada pada
tempat yang berbeda. Setiap orang bebas dengan mudah mengakses media sosial
facebook tersebut dengan tujuan untuk mencari teman di dunia maya. Komunikasi
dan interaksi dapat terjadi dengan cara mengomentari tulisan atau foto dari orang-
menjadi model dari simulacra karena komunikasi dan interaksi yang terjadi pada
para pengguna rokok elektrik berlangsung bukan pada realitas sebenarnya tetapi
terjadi di dunia maya yang tidak mempunyai batas dan dianggap lebih nyata serta
lebih dekat. Selain itu, orang-orang dalam media sosial menggunakan bahasa yang
sangat persuasif sehingga masyarakat dan para pengguna rokok konvensional dapat
45
Media sosial dapat membantu para pengguna rokok elektrik
harga rokok elektrik hingga manfaat menggunakan rokok elektrik dengan cara
aslinya yang dapat menarik para peminatnya. Adanya media sosial juga turut
“gue tau vape dari Instagram, dari media sosial. Gue liat katanya vape itu
kan lebih sehat bla bla bla kan, yaudah gue coba beli. Yaudah gue ngevape
semenjak itu. Awalnya gue itu liat orang-orang ngevape itu ribet kan, duduk
coiling dulu, ganti kapas. Sedangkan kita ngerokok enak kan tempel di
bibir, bakar, udah nyala sisanya buang. Kalau vape kan ribet, tapi pas gue
mencoba menjadi vapers ternyata itu lebih nikmat, lebih asik. Tadinya gue
anggap nih apa asih orang vape bahas rasa, harga segala macem tapi
akhirnya ya gue bahas juga” (Wawancara dengan Poci, 26 Desember
2018).
Informan tersebut menjelaskan bahwa ketertarikannya terhadap rokok
elektrik berawal dari informasi yang dilihat melalui media sosial instagram.
Meskipun awalnya merasa tidak efisien untuk menggunakan rokok elektrik, namun
ketika ia mulai mencoba menjalani gaya hidup sebagai pengguna rokok elektrik
Selain informasi dari teman, banyaknya iklan dalam media sosial yang mendukung
46
“kalau untuk kebanyakan bagi perokok itu adalah alternative untuk
pengobatan bisa dilakukan melalui vape. Jadi ada beberapa artikel atau
materi dari youtube bahwa vape itu lebih baik dibanding rokok konvesional.
Dan disana juga sampai saat ini kebanyak teman-teman memang kalau
untuk rekomendasi dari teman satu ke lainnya nawarin pasti ada, gitu”
(Wawancara dengan Fajar, 26 Desember 2018).
Hal tersebut semakin memperkuat bahwa media sosial saat ini sangat
berperan ampuh sebagai sarana dan ajang promosi bagi para penggunaan rokok
industri menyamarkan jarak antara fakta dan informasi, informasi dan hiburan serta
hiburan dan akses-akses politik. Masyarakat tidak menyadari akan adanya pengaruh
simulasi dan tanda. Hal ini juga yang menyebabkan kerap kali masyarakat berani
dan ingin mencoba hal baru yang ditawarkan oleh simulasi seperti halnya membeli
sebuah produk.
Pada dasarnya, rokok konvensional dan rokok elektrik memiliki fungsi serta
penggunaan yang sama karena dapat menimbulkan sensasi mengeluarkan uap yang
menonjol antara rokok konvensional dan rokok elektrik adalah teknologi yang
digunakan lebih modern dengan menggunakan baterai serta liquid yang mempunyai
sensasi berbagai macam rasa. Disisi lain, keberadaan rokok elektrik di Indonesia
juga tidak terlepas dari adanya fahion dan mode bahwa rokok elektrik dapat
menjadi pesan atau tanda dari gaya hidup seseorang atau suatu komunitas yang
47
Fahion dan mode dapat menandakan identitas tertentu di mana dengannya,
seseorang dapat menempatkan diri mereka terpisah dari orang lain dan dapat
menjadi pembeda seseorang dengan orang lain. Kemudian hal tersebut berkembang
menjadi identitas suatu kelompok. Oleh karena itu tak jarang saat ini penulis
menemukan berbagai macam komunitas dan asosiasi khusus rokok elektrik di mana
antar sesama importir, toko, dan industri kreatif yang timbul dari fenomena rokok
Di sisi lain, hal menarik sebagai bukti bahwa saat ini rokok elektrik telah
menjadi fashion dan mode dalam kehidupan masyarakat Indonesia adalah hadirnya
pengetahuan dan berita seputar gaya hidup vapers (pengguna rokok elektrik).
sebagai sebuah paradigma kode. Fashion tidak menciptakan apa-apa dan juga tidak
merujuk kepada sesuatu yang nyata bahkan tidak menggiring kemanapun, tetapi
Semua hal yang dapat menarik minat masyarakat, salah satunya adalah gaya
hidup pengguna rokok elektrik ditayangkan melalui berbagai media massa atau
media sosial dengan model-model yang ideal. Sehingga disinilah batas antara
simulasi dan kenyataan menjadi kabur dan campur aduk sehingga menciptakan
48
hiperrealitas di mana yang nyata dan yang tidak nyata menjadi tidak jelas (Lechte,
2001: 352).
B. Hiperrealitas
Iklan-iklan dalam media massa dan media sosial yang menawarkan gaya
secara fisik terlihat “keren” dalam menggunakan rokok elektrik. Ditambah dengan
kepulan uap yang menjadi ciri khas dari rokok elektrik itu sendiri, seperti yang
terlihat pada gambar cover salah satu majalah khusus rokok elektrik di atas.
Sehingga tercipta suatu citra bahwa, jika seseorang menggunakan rokok elektrik
maka dirinya akan terlihat “keren” dalam trend yang sedang berlaku saat ini.
49
membentuk realitas baru yang sebenarnya tidak terlalu berhubungan dengan
dan mudah diakses oleh masyarakat, sehingga realitas yang tidak berkaitan tadi
memberikan gambaran yang salah, karena membuat orang tidak berpikir lagi bahwa
sebenarnya citraan tersebut merupakan bagian dari realitas dan bukan sebaliknya
mengkomunikasikan kepada orang lewat perbedaan tanda atau objek. Dalam kasus
ini, orang akan tahu mengapa seseorang memilih rokok elektrik; vape dari pada
rokok konvensional. Kita tidak membeli apa yang kita butuhkan tetapi membeli apa
yang simbol sampaikan kepada kita tentang apa yang seharusnya dibeli (Ritzer
2003: 374). Dapat diasumsikan bahwa konsumerisme adalah suatu pola pikir serta
barang tersebut tetapi karena tindakan membeli itu sendiri memberikan suatu nilai
50
modern, keterlibatan kehidupan, akan terasa apabila mereka mengikuti segala
(Umanailo 2018).
Selain mengikuti trend dan mode karena citra yang ditimbulkan oleh iklan
rokok elektrik dalam berbagai media massa dan media sosial, adalah timbulnya
penilaian pribadi (opini) para pengguna dari segi kesehatan. Perbedaan tersebut
“awalnya gaya-gayaan, gue dulu perokok cuma ketika kenal vape kayanya
lebih keren. nah akhirnya makin kesini badan otomatis kaya nolak rokok,
makin kesini berenti ngerokok” (Wawancara dengan Patra, 28 November
2018).
“Alasan utama sih karena saya pingin berhenti rokok. Selain itu rasanya
juga lebih enak dari rokok kan, terus gak bikin saya sesak. Kalau rokok kan
bikin sesak” (Wawancara dengan Andi, 26 Desember 2018).
Rokok elektrik dinilai lebih sehat dibandingkan dengan rokok
bagian pernafasan. Efek sesak yang semula ditimbulkan oleh rokok konvensional
51
Seperti yang dipaparkan oleh beberapa informan penelitian ini mengenai
“Pandangannya ya menurut gue vape itu lebih sehat daripada rokok ya,
terus karena terjadi sama diri gue ya bisa jadi alternative dari tembakau
atau konvensional, itu aja sih” (Wawancara dengan Aryo, 26 Desember
2018).
“Vape itu bagus sih, saya lebih mendukung vape daripada rokok. Karena
lebih baik daripada rokok, bikin tubuh sehat aja jadi gak terlalu sesak.
Biasanya kalau rokok kalau satu ruangan tuh sesak, nah kalau vape
meskipun satu ruangan tuh gak nyesek malah harum. Gitu aja sih”
(Wawancara dengan Nugi, 26 Desember 2018).
“kalau menurut gue sih (vape) lebih irit, lebih gak engap, selama gue olah
raga lari ya gak ada permasalahan sama pernapasan gue dibanding dulu
ngerokok. Kalau dulu rokok kalau gue lari ada sesak gitu, kalau vape gak
ada tuh” (Wawancara dengan Irwan, 26 Desember 2018).
Selain itu, anggapan bahwa keberadaan rokok elektrik dirasakan pengguna
terdapat penolakan terutama pihak keluarga yang menilai bahwa rokok elektrik
awal juga muncul dilihat dari fisik rokok elektrik yang menghasilkan uap lebih
mendalam mengenai rokok elektrik dan efek yang dirasakan oleh para pengguna,
52
pekat, rokok elektrik tidak menimbulkan efek sesak seperti rokok konvensional
pada umumnya.
“kalau teman sih dukung-dukung aja, kalau keluarga gak terlalu dukung.
Ya yang penting dijelasin gitu sih sama orang tua, kita jelasin terus rokok
lebih bahaya daripada vape. Keluarga kan karena belum tahu aja tentang
vape, liat uap banyak gitu aneh” (Wawancara dengan Nugi, 26 Desember
2018).
“Keluarga boleh sih, Cuma agak aneh ya. Anehnya gini ‘apasih tuh
asepnya banyak banget kaya tabunan’ ya gitu-gitu lah standar, gak yang
wah nanti bla bla ngga. Jadi gini karena mereka anggap uapnya terlalu
banyak, mereka anggap racunnya lebih banyak. Mereka anggapnya seperti
itu aja sih. Bukan yang kaya oh vape itu bahaya kata orang, ngga gitu.
Mereka Cuma risih liat uap banyak wah pasti racun lebih banyak nih, gitu.
Terus juga gue lebih intens daripada rokok kan sekarang, itu kenapa gue
kasih jawaban disitu” (Wawancara dengan Aryo, 26 Desember 2018).
“kalau untuk anak muda ya dulu pernah nongkrong, itu gak terlalu
bermasalah karena uapnya gak engap. Jadi gak bikin engap orang sekitar
walaupun dia banyak uapnya itu gak ada permasalahan, tapi kalau untuk
orang yang awam itu mikirnya kaya voging gitu. Kalau keluarga ngga, ngga
ada yang larang. Rokok malah dilarang” (Wawancara dengan Irwan, 26
Desember 2018).
C. Gaya Hidup Pengguna Rokok Elektrik pada Komunitas Asmodus
Indonesia
Gaya hidup pengguna rokok elektrik adalah gaya hidup yang menerapkan
seseorang merokok menggunakan rokok elektrik atau yang biasa disebut oleh
penggunanya adalah vape. Seperti yang sudah dijelaskan pada latar belakang
penelitian ini, rokok elektrik atau vape adalah alat yang berfungsi untuk mengubah
menggunakan listrik. Listrik yang dihasilkan oleh rokok elektrik bersumber dari
baterai yang dipasang pada mesin atau mod rokok elektrik. Isi dari rokok elektrik
53
sendiri menggunakan cairan berbagai macam rasa yang disebut penggunanya
Gaya hidup pengguna rokok elektrik pada awalnya muncul ketika para
sebagai suatu keseharian dan simbol untuk dapat bergaul dengan orang-orang di
lingkungan pergaulannya. Seperti yang diutarakan oleh salah satu informan berikut:
“Awalnya karena lihat orang pakai, terus saya pingin sendiri. Terus bisa
ngikutin mode juga sih, karena semakin baru semakin menarik jenis mod
(perangkat) dan liquidnya. Alasan utama sih karena saya pingin berhenti
rokok. Cuma mungkin bedanya sama orang-orang rokok ya kalo ngevape
lebih bisa ngobrol apalagi ke sesama vape. Terus jadi dekat karena bisa
tukar pikiran, tukar liquid juga. Kalau misal rokok kan ngga, yang saya
rasain ya sendiri-sendiri aja. Kalau vape bisa tambah teman sih buat saya.
Karena kan vape siklusnya kita ke toko vape beli-beli, nanti di toko vape
ada pelanggan lain juga, ketemu teman-teman komunitas juga. Kita jadi
ngobrol tentang liquid apa yang enak, yang baru, settingan kapas, settingan
mod, coil dan lain-lain makanya saya bilang lebih mudah tambah teman
baru” (Wawancara dengan Andi, 26 Desember 2018).
Dari hasil wawancara tersebut informan menjelaskan tentang awal mula
ketertarikan dalam menjalani gaya hidup pengguna rokok elektrik, berawal dari
keingintahuan terhadap rokok elektrik dan persepsi diri sendiri yang menilai bahwa
rokok elektrik dapat menjadi alternatif pengganti rokok konvensional serta sebagai
simbol untuk mengikuti mode saat ini. Selain itu, kemudahan untuk berinteraksi
dan masuk secara langsung dalam suatu kelompok juga menjadi suatu keunggulan
untuk melakukan tindakan konsumsi rokok elektrik, selain penilaian diri sendiri
54
terhadap keingintahuan informasi tentang rokok elektrik juga karena adanya
kelompok pecinta rokok elektrik atau komunitas rokok elektrik adalah wadah untuk
para pecinta atau pengguna rokok elektrik. Komunitas rokok elektrik menerima
mereka yang mencintai rokok elektrik dan menganggap bahwa menggunakan rokok
“Gini sih sebenarnya alasan dasar bagi semua orang yang ikut komunitas
bukan dikhususkan buat vape doang ya, pertama mau cari tahu ini cara
pake yang baik dan benar gimana sih? Khususnya vape Asmodus itu, terus
karakteristik vape Asmodus itu gimana sih? Terus upgrade shoftware
gimana sih? Gitu, standar banget awalnya. Terus juga kalau orang bilang
nambah saudara ya pasti, orang banyak banget orangnya” (Wawancara
dengan Aryo, 26 Desember 2018).
Rokok elektrik yang dahulu masih dianggap tabu oleh masyarakat, namun
saat ini telah bergeser maknanya. Dahulu tidak sembarang orang dapat
menggunakan anjuran dokter, tetapi saat ini hampir semua golongan dapat
55
Oleh karena itu, dengan adanya interaksi yang terjadi pada setiap anggota
elektrik yang memiliki kesamaan opini serta minat, maka terciptalah kelompok
“saya nih orangnya rame, nah kalau sendiri gak suka. Saya lebih suka kenal
teman, kebetulan saya kenal mas Patra juga sudah lama ngevape jadi lebih
senior, kenapa ikut komunitas yaitu dari awal kita datang paling cuma
kumpul-kumpul doang abis-abisin duit gitu kan, ternyata dari segi terkait
sosialnya bagus, terus lebih aware juga terkait vape itu sendiri, ada
larangan narkoba terkait vape gitu, ya karena banyak segi positif yang saya
dapat dari komunitas ini, kadang saya gak punya liquid dikasih liquid. Itu
hal simple tapi bermanfaat untuk saya” (Wawancara dengan Fajar, 26
Desember 2018).
Dalam gaya hidup pengguna rokok elektrik, teman pergaulan dan teknologi
yang berkembang saat ini khususnya peran media sosial sangat berperan penting
dalam mengenalkan para pengguna dengan rokok elektrik. Dalam Kotler dan Keller
(2009) menyatakan ada empat tahapan dalam mencari sumber informasi yaitu
tetangga dan rekan kerja. Pernyataan tersebut memperkuat bahwa salah satu faktor
hidup pengguna rokok elektrik adalah kelompok acuan seperti peer group atau
kelompok teman.
Segala informasi pada umumnya bisa didapatkan melalui interaksi dengan teman.
Dalam pengambilan keputusan, teman memiliki peran spesial sebagai poin acuan
dan bahkan menggantikan peran keluarga (Kotler dan Keller 2009). Lingkungan
56
dan teman pergaulan baik teman bermain, kuliah atau teman kantor menjadi salah
satu faktor eksternal yang sangat berperan penting dalam hal paling dasar, yaitu
kehidupan sosial, manusia selalu berusaha untuk dapat diterima di lingkungan atau
dalam suatu kelompok pergaulannya, dan untuk dapat diterima dalam suatu
Hal tersebut juga didukung dengan adanya rasa percaya terhadap informasi
yang diberikan oleh teman, sehingga seseorang yang sebelumnya bukan merupakan
pengguna rokok elektrik dapat beralih menggunakan rokok elektrik dengan saran
atau hanya sekedar melihat secara visual teman yang terlebih dahulu menggunakan
“Ikut-ikutan sih, ikut teman kantor ya kan, mereka mulai ngevape karena
mungkin gengsi akhirnya ikut-ikutan. Gimana ya, jadi kalau di kantor itu
kita ngerokok sendiri, kawan-kawan pada ngevape kan, terus kita ngeliat
wanginya beda, segala macam yaudah kita coba beli akhirnya, ya lama-
lama dinikmatin, akhirnya berhenti ngerokok” (Wawancara dengan Haris,
26 Desember 2018).
“Awalnya melihat teman saya, jujur saya terpengaruh sama teman.
Terutama sama senior-senior saya dulu di kampus. Saya mulai vape sekitar
akhir tahun 2016an dari kuartal empat 2016, yaa waktu itu juga ada
uangnya buat beli” (Wawancara dengan Renata, 26 Desember 2018).
Selain informasi yang didapat dari teman pergaulan, jika dilihat dari segi
ekonomi, harga beli perangkat rokok elektrik jauh berbeda dengan rokok
57
dalam lingkungan pergaulannya sebelum melihat lebih dalam mengenai manfaat
yang dapat diberikan rokok elektrik kepada penggunanya. Dalam jangka panjang,
konvensional karena pembelian perlengkapan seperti: mod, liquid serta kapas yang
Seperti yang dijelaskan oleh informan Haris dan Irwan berikut ini:
“Nah kalau keluarga sih lebih terima karena kan lebih irit, ada
perhitungannya. Nah kalau kita rokok konvesional untuk yang saya pakai,
ini sebungkus sekitar 16 ribu, saya sehari bisa 2 bungkus, itu dikali sebulan
berapa tuh nilainya (kurang lebih Rp 960.000). Tapi kalau untuk vape itu
kan satu botol liquid itu bandrol mulai 100 sampai 200 ribu, itu bisa 2
minggu lah satu botol. Jadi ya lebih irit sih itungannya” (Wawancara
dengan Haris, 26 Desember 2018).
“alasan ngevape itu pertama kalau secara ekonomi lebih irit, mungkin kita
borosnya di awal karena kan harus beli mod, RDA, baterai dan sebagainya
kan. Tapi kalau kita udah punya semua alat, perlengkapan itu jauh lebih
irit secara ekonomi. Terus juga gue ngevape ya liat dari basic gue ngerokok
sehari tiga bungkus ya kan, gue ngevape dari bangun tidur sampe mau tidur
lagi dan itu gak ada permasalahan sama pernapasan gue. Ngeplong aja
gak ada rasa engap ya dibanding rokok filter gitu.” (Wawancara dengan
Irwan, 26 Desember 2018).
Namun sedikit berbeda dengan pernyataan kedua informan di atas, Renata
yang merupakan salah satu informan mengatakan bahwa saat ini terdapat model
serta sistem terbaru dari rokok elektrik yang bernama Pods. Tampilan fisik pods
memang lebih ringkas dibandingkan dengan rokok elektrik pada umumnya. Dilihat
dari latar belakang informan yang dulunya merupakan mahasiswa dan pengguna
rokok elektrik aktif, ia mengakui bahwa memang masih sangat boros dalam
58
menggunakan rokok elektrik meskipun juga diakui bahwa tetap saja rokok elektrik
“wah kalau dulu sih ya bisa sejuta ya sebulan hanya untuk vape doang. Tapi
kalau sekarang semenjak adanya pods sistem yaitu jenis baru rokok
elektrik, berkurang lebih kecil tapi tingkat nikotin lebih tinggi terus dia
menggunakan nikotin yang berbeda, bukan dengan nikotin cair tapi dia
menggunakan salt nikotin atau nikotin yang dikristalisasi. Nah itu seperti
angin segar buat saya. Karena walaupun liquidnya mahal, tapi tetap bisa
lebih hemat dari vape biasanya dan sensasinya juga lebih mendekati rokok.
Terus alatnya juga lebih ringkas atau kecil. Dan kalau saya hitung-hitung
ternyata biaya operasionalnya lebih murah dibanding vape atau rokok
perbulannya. Jadi akhirnya sekarang saya lebih sering menggunakan pods
dibanding vape konvensional” (Wawancara dengan Renata, 26 Desember
2018).
59
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
rokok elektrik melalui rokok elektrik tidak terlepas dari peran media massa dan
media sosial dalam mempengaruhi seseorang untuk merubah pikiran mereka dalam
menjalani gaya hidup pengguna rokok elektrik. Media massa dan media sosial
menjadi model dari simulacra karena komunikasi dan interaksi yang terjadi pada
para pengguna rokok elektrik berlangsung bukan pada realitas sebenarnya tetapi
terjadi di dunia maya yang tidak mempunyai batas dan dianggap lebih nyata serta
lebih dekat.
Ditambah dengan kepulan uap yang menjadi ciri khas dari rokok elektrik itu sendiri,
sehingga tercipta suatu citra bahwa, jika seseorang menggunakan rokok elektrik
maka dirinya akan terlihat “keren” dalam trend yang sedang berlaku saat ini. Citra
baru yang sebenarnya tidak terlalu berhubungan dengan keadaan sebenarnya, tetapi
60
karena iklan dan promosi ditayangkan berulang-ulang dan mudah diakses oleh para
pengguna rokok elektrik, sehingga realitas yang tidak berkaitan tadi dapat diterima
Penggunaan bahasa yang persuasif serta gambar atau foto yang menarik di
memasarkan produk rokok elektrik. Media sosial juga berperan penting dalam
komunitas pecinta rokok elektrik berperan sebagai wadah pendukung bagi para
komunitas dan memberi keuntungan bagi anggota untuk saling bertukar informasi
B. Saran
Fenomena sosial yang dinamis serta tidak dapat dihindari dalam kehidupan
Masyarakat dapat lebih peka dalam memilih barang atau jasa yang benar-benar
maupun jasa secara visual saja yang menarik, tetapi dapat melihat lebih dalam
mengenai fungsi, tujuan serta pemenuhan kebutuhan yang tidak hanya sekedar
keinginan.
61
Daftar Pustaka
Buku
Kotler, P dan Keller. 2009. Manajemen Pemasaran, Edisi Ketiga Belas, Jilid 1.
Jakarta: Erlangga
Lechte, John. 2001. Fifty Key Contemporary Thinkers (terjemah oleh A. Gunawan
Admiranto). Yogyakarta. Kanisius
Mac Iver, Robbert M. dan Charles H. Page. 1957. Society: an Introduction Analysis.
New York: Rinehart and Company, Inc.
Narwoko, J. Dwi dan Bagong Suyanto. 2004. Sosiologi: Teks Pengantar dan
Terapan. Jakarta: Prenada
Setiadi, Elly. M dan Usman Kolip. 2011. Pengantar Sosiologi Pemahaman Fakta
dan Gejala Permasalahan Sosial: Teori, Aplikasi, dan Pemecahannya.
Jakarta: Kencana
Arifin, Novrianto. 2018. Konstruksi Makna Bagi Wanita Pengguna Vape di Kota
Pekanbaru. JOM FISIP Vol. 5 No. 1. Diunduh 25 Desember 2018
(https://media.neliti.com/media/publications/205465-konstruksi-makna-
bagi-wanita-pengguna-va.pdf)
Badan Pengawas Obat dan Makanan. 2015. “Bahaya Rokok Elektronik Racun
Berbalut Teknologi”. InfoPOM Vol. 16 No. 5 September-Oktober. Diunduh
30 November 2017(perpustakaan.pom.go.id).
El Hasna, Ferosvi Nada Adhima, Kusyogo Cahyo, dan Laksmono Widagdo. 2017.
Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Penggunaan Rokok Elektrik pada
Perokok Pemula di SMA Kota Bekasi. Jurnal Kesehatan Masyarakat
(eJournal) Vol.5 No.3. Diunduh 17 Februari 2018
(http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm)
Indra, Muhammad Fikri, Yesi Hasneli dan Sri Utami. 2015. Gambaran Psikologis
Perokok Tembakau yang Beralih Menggunakan Rokok Elektrik (Vaporizer).
JOM Vol 2 No 2. Diunduh 17 Februari 2018
(https://jom.unri.ac.id/index.php/JOMPSIK/article/view/8294)
Istiqomah, Delima Rahayu, Kusyogo Cahyo dan Ratih Indaswari. 2016. Gaya
Hidup Komunitas Rokok Elektrik Semarang Vaper Corner. Jurnal
Kesehatan Masyarakat (e-Journal) Vol.4 No.2. Diunduh 24 Oktober 2017
(ejournal3.undip.ac.id).
CNN Indonesia. 2017. “Diduga Dipakai Anak SD Pemerintah Patok Cukai Vape
57 Persen”. Diakses 29 Desember 2017
(https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20171102181619-78-
253076/diduga-dipakai-anak-sd-pemerintah-patok-cukai-vape-57-persen)
J : kalau untuk seluruh Indonesia itu kita udah sampai di angka 350an, kira-kira 62
perempuan, sisanya laki-laki. Tapi dari berbagai daerah ya Jakarta, Bekasi,
Tangerang, Bandung, Indramayu, Manado.
J : kalau untuk latar belakang komunitas itu sendiri, karena kita kan Asmodus
Indonesia, nah asmodus itu kan sebenarnya brand, jadi brand dari vape itu
sendiri. Jadi awalnya itu kita sesama pengguna merek asmodus, kita kumpul
bareng jadi satu nah kenapa kita gak bentuk komunitas real, jadi selama ini di
facebook aja kan, kenapa kita gak bikin realnya. Nah awalnya itu di Bekasi terus
kita coba undang dari sekitaran Jabodetabek, kita ada pertemuan di Tebet. Jadi
awal terbentuknya resmi itu di tanggal 2 Februari 2018 di Tebet. Jadi kita
kumpulin dulu yang di daerah Jabodetabek, bikin grup WA nya terus kita
kumpul, nah kenapa gak bikin komunitas realnya. Sebenarnya sih dengan ada
grup ini lebih kepada yang pertama jadi tambah saudara yakan, yang pasti juga
berpengaruh terhadap lingkungan sosial kita sendiri nantinya. Nah tujuan yang
kedua, karena kita terbentuk ini kan sebelum vape itu legal di Indonesia, nah
Alhamdulillah sekarang itu udah legal. Jadi awalnya kenapa rokok
konvensional yang dampaknya lebih buruk terhadap kesehatan bisa legal nah
kenapa vape ngga? Jadi kita bersama teman-teman vapers yang lain ya kita coba
berdiskusi dengan Pemerintah, Alhamdulillah sekarang vape legal biarpun
harganya jadi ‘up’.
J : sebenarnya bukan hanya satu tipe aja ya, asmodus itu kan merek atau brand dan
tipenya bermacam-macam dan kebetulan kita juga pengguna asmodus jadi
kenapa ngga. Cuma diluar itu ada yang menggunakan mod lain selain asmodus
ya kita tetap terima, kenapa ngga gitu kan. Toh juga untuk silaturrahmi dan
tambah saudara.
J : kalau itu gak rutin, tapi peregional rutin sebulan sekali, kalau satu Indonesia agak
susah.
J : Iya, pasti
T : sejak kapan sih om pakai rokok tembakau? Dan sampai kapan berenti?
J : oh rokok tembakau, aktif banget waktu SMP sih, SMP kelas dua udah aktif tiap
hari ngerokok. Abis makan ngerokok maksudnya dalam artian ngerokok tuh
mulai SMP kelas dua.
T : nah terus pandangan om terhadap rokok tembakau seperti apa sih? Misal dari
segi kesehatan, atau penilaian pribadi om deh pokoknya?
J : sekarang ya sama aja sih. Apa ya, sama aja kan semua mau vaping mau rokok
ya perokok juga bedanya Cuma satu ya konvensional sama elektrikal. Rokok
tembakau pasti lebih enak sih daripada vaping, Cuma orang yang udah
menggunakan vape lambat laun dia bakal ngejauhin tembakau menurut gue.
T : terus om itu ngevape dari kapan?
J : 2015 deh
T : alasan pake vape apa om?
J : dulu basicnya sih ini, gue pingin berenti rokok tapi dari dulu gue belum nemu
nih, kaya makan permen karet yang nikotin terus yang kaya koyo isiannya
nikotin, itu gak ngaruh, dalam artian masih tetap ngerokok. Sampe vaping pun
sebenernya gue tetap merokok tadinya sampe 2016 gue udah gak ngerokok
konvensional. Sekarang gue udah gakbisa nikmatin rokok konvensional lagi.
T : itu udah bener-bener berenti ngerokok om?
J : iya berenti
T : om tau tentang vape awalnya darimana sih om?
J : kakak. Kakak saya ngevape.
T : berarti keluarga bolehin aja gitu om ngevape?
J : boleh sih, Cuma agak aneh ya… anehnya gini “apasih tuh asepnya banyak banget
kaya tabunan..” ya gitu-gitu lah standar, gak yang wah nanti bla bla ngga.
T : tapi om berusaha menjelaskan ke keluarga? Misalnya vape lebih sehat atau apa..
J : oh ya pasti ngejelasin sih. Jadi gini karena mereka anggap asapnya terlalu
banyak, mereka anggap racunnya lebih banyak… mereka anggapnya seperti itu
aja sih. Bukan yang kaya oh vape itu bahaya kata orang…ngga gitu. Mereka
Cuma rishi liat asap banyak wah pasti racun lebih banyak nih, gitu. Terus juga
gue lebih intens daripada rokok kan sekarang, itu kenapa gue kasih jawaban
disitu.
T : berarti dari kakak ya om, kalau dari teman atau misal iklan gitu makin
menguatkan untuk ngevape gak sih?
J : ngga sih, biasa aja maksudnya misal kalau liat orang ngevape di video gitu sih
biasa aja. Cuma kalau ada kaya “oh ada varian liquid baru tuh” langsung.. kaya
lu liat sepatu di mall gitu misalnya. Itu juga dari kakak gak langsung dia ngajak
“wey lu ngevape dong” gak gitu. Jadi dia punya modnya waktu itu, terus gue
liat dan gue coba pada saat itu gak enak. Terus ketinggalan punya dia akhirnya
gue pake, gue pake asik juga nih. Cuma gue belum berani keluar, dalam artian
ke dunia luar gue nenteng-nengteng vape pada masa itu. Ngeri juga, ya pada
masa itu kan orang gaktau ya, jadi kaya pusat perhatian “apasih lu, belagu
banget” gitu.
T : nah kalau pandangan om sendiri terhadap vape gimana sih?
J : pandangannya ya menurut gue vape itu lebih sehat daripada rokok ya, terus
karena terjadi sama diri gue ya bisa jadi alternative dari tembakau atau
konvensional, itu aja sih. Kalo dibilang bisa berenti sih belum tentu karena
kakak gue aja yang udah lebih lama, sampe sekarang masih rokok sama
ngevape, abis makan dia rokok di luar itu dia ngevape.
T : selanjutnya komunitas nih om, sejak kapan sih gabung sama komunitas?
J : gabung itu tahun lalu kalo gak salah, berawal dari grup facebook, whats up,
ngobrol-ngobrol ya gitu.
T : alasannya apa tuh om ikut komunitas?
J : gini sih sebenarnya alasan dasar bagi semua orang yang ikut komunitas bukan
dikhususkan buat vape doang ya, pertama mau cari tahu ini cara pake yang baik
dan benar gimana sih? Khususnya vape Asmodus itu, terus karakteristik vape
Asmodus itu gimana sih? Terus upgrade shoftware gimana sih? Gitu, standar
banget awalnya. Terus juga kalau orang bilang nambah saudara ya pasti, orang
banyak banget orangnya.
T : selanjutnya kegiatan apasih om yang udah om lakukan di komunitas?
J : oh kalau kegiatan untuk di Tangerang aja yah, karena gue belum banyak
konstribusinya buat yang semuanya gitu. Kalau kegiatan waktu itu kita udah
ada vape day out, itu kita jalan-jalan ke Pulau Seribu. Terus juga waktu itu ada
kita bantu mahasiswi kedokteran UIN, sama kaya gini juga dalam artian dia
mengkaji kadar asam vape dan rokok khusus di kesehatan.
T : kalau kegiatan sosial belum ada om di Tangerang?
J : belum ada sih, kalau sosial malah bukan dikhususkan Asmodus doang. Baksos
itu bulan puasa lalu sih, karena basicnya kita pengguna vape nah kebetulan pas
ada baksos yaudah kita personal, janjian sama orang sekitar aja…gitu aja sih
T : keuntungan gabung sama komunitas untuk om apa aja sih om?
J : banyak. Gue bisa dapet barang-barang murah, gue bisa tau yang sebelumnya gue
gaktau tentang vape, terus menangani penyakit-penyakit (tentang vape) itu gue
tau. Pokoknya banyak deh, ya terutama jadi nambah temen sih ya. Kaya misal
ada yang perlu apa, yaudah tinggal “om sorry nih om….” Yaudah tinggal gitu
aja.
T : awal mula anda pakai vape alasannya apa om? Ikut-ikut teman karena gengsi
atau tidak? Atau karena lihat dari manfaatnya?
J : alasan awal karena lihat orang pakai, terus saya pingin sendiri. Terus bisa
ngikutin mode juga sih, karena semakin baru semakin menarik jenis mod dan
liquidnya. Alasan utama sih karena saya pingin berhenti rokok, jadi bukan
karena prestige sih. Tapi untuk berhenti merokok. Selain itu rasanya juga lebih
enak dari rokok kan, terus gak bikin saya sesak. Kalau rokok kan bikin sesak.
T : yang anda rasakan setelah pakai vape, berpengaruh tidak dengan lingkungan
pergaulan anda? Misalnya orang jadi memandang anda tambah keren
J : ngga sih, biasa aja. Cuma mungkin bedanya sama orang-orang rokok ya kalo
ngevape lebih bisa ngobrol apalagi ke sesama vape. Terus jadi dekat karena bisa
tukar pikiran, tukar liquid juga. Kalau misal rokok kan ngga, yang saya rasain
ya sendiri-sendiri aja. Kalau vape bisa tambah teman sih buat saya. Karena kan
vape siklusnya kita ke toko vape beli-beli, nanti di toko vape ada pelanggan lain
juga, ketemu teman-teman komunitas juga. Kita jadi ngobrol tentang liquid apa
yang enak, yang baru, settingan kapas, settingan mod, coil dan lain-lain
makanya saya bilang lebih mudah tambah teman baru
T : saat ini, anda merasa vape itu jadi kebutuhan atau keinginan?
J : jadinya ya kebutuhan