Anda di halaman 1dari 63

SKRIPSI

PENGARUH PERGAULAN DI LINGKUNGAN


MASYARAKAT TERHADAP PERUBAHAN TINGKAH LAKU
PADA REMAJA
(Study Kasus Di Kampung Adi Jaya Kabupaten Lampung
Tengah)

Oleh :
ILHAM DEWA PRATAMA
NPM. 1601010136

Jurusan: Pendidikan Agama Islam (PAI)

Fakultas: Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) METRO

1442 H / 2022
PENGARUH PERGAULAN DI LINGKUNGAN
MASYARAKAT TERHADAP PERUBAHAN TINGKAH LAKU
PADA REMAJA (Study Kasus Di Kampung Adi Jaya Kabupaten
Lampung Tengah)

Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan sebagai Syarat Mendapatkan Gelar

Sarjana Pendidikan

Oleh :
ILHAM DEWA PRATAMA
NPM.1601010136

Pembimbing 1 : Dr. Mukhtar Hadi, S.Ag, M.Si

Jurusan : Pendidikan Agama Islam (PAI)

Fakultas: Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) METRO

1442 H / 2022

KATA PENGANTAR
Puji Syukur Alhamdulillah peneliti haturkan kehadirat Allah SWT yang
telah melimpahkan rahmat serta hidayahnya, penyusunan skripsi yang berjudul
“Pengaruh Pergaulan di Lingkungan Masyarakat Terhadap Perubahan Tingkah
Laku pada remaja (Study Kasus di Kampung Adi Jaya Kabupaten Lampung
Tengah). Sebagai salah satu persyaratan untuk menyelesaikan pendidikan strata
satu.

Dalam penyelesaiaan skripsi ini, peneliti telah menerima banyak bantuan


dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karenanya peneliti mengucapkan banyak
terimakasih kepada :

1. Dr. Hj. Siti Nurjanah, M.Ag, PIA Rektor ( IAIN ) Metro

2. Dr. Zuhairi, M.Pd Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Metro

3. Muhammad Ali, M.Pd.I Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam.

4. Dr. Mukhtar Hadi, S.Ag, M.Si selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan bimbingannya demi terselesaikan skripsi ini

5. Kepala Kampung Adi Jaya dan semua pihak yang telah membantu

Namun peneliti menyadari, bahwa penyusunan skripsi ini belum mencapai


kesempurnaan.oleh karena itu, peneliti mengharapkan saran dan masukan dari
berbagai pihak untuk kesempurnaannya. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
peneliti sendiri dan bagi para pembaca pada umumnya.

Metro, Juni 2022


Penulis

DAFTAR ISI

ILHAM DEWA PRATAMA


NPM : 1601010136
Halaman Sampul............................................................................................

Halaman Judul................................................................................................
Halaman Persetujuan.....................................................................................

Halaman Pengesahan.....................................................................................

Halaman Abstrak............................................................................................

Halaman Orisinalitas Penelitian...................................................................

Halaman Motto...............................................................................................

Halaman Persembahan..................................................................................

Kata Pengantar...............................................................................................

Daftar Isi..........................................................................................................

Daftar Tabel....................................................................................................

Daftar Gambar................................................................................................

Daftar Lampiran.............................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah........................................................

B. Pertanyaan Penelitian..............................................................

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian...............................................

D. Penelitian Relevan..................................................................

BAB II LANDASAN TEORI

A. Deskripsi Lingkungan Pergaulan ...........................................

1. Pengertian Lingkungan.....................................................
2. Pengertian Pergaulan........................................................

3. Pengertian Lingkungan Pergaulan....................................

4. Macam-macam Lingkungan Pergaulan............................

a. Lingkungan bergaul dalam keluarga.........................

b. Lingkungan bergaul dalam sekolah...........................

c. Lingkungan bergaul dalam masyarakat.....................

B. Perilaku remaja.......................................................................

1. Ciri-ciri Umum Masa Remaja..........................................

a. Masa remaja awal ( 12-15 thn)..................................

b. Masa remaja pertengahan (15-18 thn).......................

c. Masa remaja akhir (19-22 thn)..................................

2. Proses perubahan pada remaja..........................................

a. Perubahan fisik..........................................................

b. Perubahan emosionalitas...........................................

c. Perubahan kognitif.....................................................

d. Perubahan psikososial................................................

3. Permasalahan Yang Timbul Pada masa remaja................

4. Perilaku Menyimpang Pada Remaja.................................

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Sifat Penelitian........................................................

B. Sumber Data...........................................................................

C. Teknik Pengumpulan Data.....................................................

1. Observasi.........................................................................
2. Wawancara/interview......................................................

3. Dokumentasi....................................................................

D. Teknik Penjamin Keabsahan Data..........................................

E. Teknik Analisis Data..............................................................

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Temuan Umum Penelitian...................................................... 40

1. Sejarah Singkat Kampung Adi Jaya................................. 40

2. Visi, Misi, dan Tujuan Kampung Adi Jaya...................... 42

3. Struktur Aparatur Kampung Adi Jaya.............................. 43

4. Keadaan Sarana dan Prasaranan Kampung Adi Jaya....... 44

5. Keadaan Pegawai Kampung Adi Jaya.............................. 45

6. Keadaan Remaja kampung Adi Jaya................................ 45

B. Deskripsi hasil Penelitian....................................................... 47

1. Pengaruh pergaulan di lingkungan masyarakat terhadap

perubahan tingkah laku pada remaja (study kasus di desa adi

jaya kabupaten lampung tengah)...................................... 47

2. Upaya perubahan tingkah laku pada remaja (study kasus di

desa adi jaya kabupaten lampung tengah)........................ 49

C. Pembahasan............................................................................ 52

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan............................................................................. 56

B. Saran....................................................................................... 57

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Masyarakat adalah perkumpulan yang menyusun kerangka semi-

tertutup atau semi-terbuka, di mana sebagian besar komunikasi adalah antara

orang-orang yang berada dalam perkumpulan itu. Suatu perkumpulan dapat

dianggap sebagai masyarakat umum jika mereka memiliki pertimbangan,

sentimen, dan kerangka kerja/aturan yang sama. Dengan perumpamaan ini,

orang kemudian, pada saat itu, berkomunikasi satu sama lain karena

keuntungan.

Setiap orang diperbolehkan untuk memilih teman untuk

menghabiskan waktu bersama dalam hidupnya, namun setiap keputusan

membuat perbedaannya sendiri. Seseorang harus memiliki pilihan untuk

menempatkan dirinya dalam iklim sosialnya, memiliki pilihan untuk

menyesuaikan diri dengan teman-temannya, memiliki pilihan untuk memilah

dan memilih teman yang beruntung atau tidak beruntung dalam bergaul.

Hal ini diharapkan agar nantinya tidak terjadi kesalahan dalam iklim

sosial, sehingga terciptalah iklim ramah yang layak, tidak dalam hal apapun

membawa madhorot. Gagasan hubungan lokal dapat dikelompokkan menjadi

dua kualitas, yaitu iklim sosial yang berdampak positif (hebat) dan iklim

sosial yang berdampak buruk (mengerikan).

Iklim kelompok masyarakat merupakan tempat berkumpulnya

berbagai karakter. Cara berperilaku setiap anak muda adalah unik. Ada anak-
anak yang nakal, cara bertingkah laku yang baik dan sopan dalam bahasa

mereka, ganas, fasih dalam membahasnya, hebat dalam memikirkan segala

sesuatu, dll. Keadaan individu remaja sedemikian rupa, dalam pergaulan di

kalangan anak muda dan pemuda yang berbeda, akan mempengaruhi juga

karakter remaja, kemudian iklim daerah mempengaruhi semangat remaja.

Iklim di tingkat daerah sangat beragam sifat dan sifatnya; ada yang

hebat, ada yang mengerikan, ada iklim pelanggar hukum, ada iklim penjarah,

ada juga iklim yang berjiwa santri. Keanekaragaman sifat dan karakter

individu secara lokal cukup sulit bagi setiap orang, baik mereka siap untuk

berbaur dan berinteraksi di tingkat lokal.

Iklim untuk hidup berdampingan dengan seorang anak adalah salah

satu sumber utama pendidikan, jika iklimnya tidak bagus maka apa yang dia

dapatkan juga buruk atau lemah. Iklim sosial juga berperan penting dalam

perkembangan pribadi remaja, anak yang dibesarkan dalam iklim tertentu,

etika/moral anak akan setara dengan iklim tersebut.

Banyak individu memiliki informasi yang luas, namun perkembangan

etika di dalamnya kurang. Etika yang terhormat meliputi orang yang

terhormat terhadap Allah Sang Pencipta, orang yang terhormat terhadap

Rasul Allah, orang yang terhormat terhadap orang-orang suci yang terhormat,

orang yang terhormat terhadap semua orang.

Anak muda yang suka menghabiskan waktu dengan iklim yang baik

pasti akan berdampak positif, pada dasarnya anak akan mendapatkan

dukungan, inspirasi dan penghiburan dari pembelajaran etika iklim.


Sebaliknya, jika anak suka menghabiskan waktu bersama teman atau cuaca

buruk, pasti dia akan mendapatkan efek buruk juga. Misalnya, dijauhi oleh

para sahabatnya, dicap menjijikan, dll.

Dalam perkembangan kepribadian mahasiswa, faktor iklim sosial

memiliki pengaruh yang besar. Cara berperilaku seorang anak dibentuk oleh

faktor pengalaman, khususnya dampak yang berlaku dari orang lain atau

berasal dari unsur lingkungan yang normal. Apalagi perwujudan makhluk

adalah hewan yang berkembang dan berkreasi, peningkatan ini terjadi karena

dipengaruhi oleh unsur-unsur alam (keturunan) dan variabel ekologis.

Kepribadian setiap orang di masyarakat umum mengutamakan banyak

perbedaan, dengan cara ini usia muda kita harus mengatur diri mereka sendiri,

mencari sebanyak mungkin informasi yang dapat diharapkan secara wajar,

dan selanjutnya mengembangkan lebih lanjut kemampuan untuk menghadapi

cobaan hidup yang sebenarnya, untuk menjadi kehidupan khusus di tengah-

tengah wilayah setempat.

Oleh karena itu, dalam keberadaan dunia ini, sebagai orang yang

menerima kita harus berusaha untuk membuat iklim di sekitar kita menjadi

iklim yang layak, iklim yang dapat mendidik usia dan masa depan negara

yang lebih muda; agung dalam watak, agung dalam informasi, memahami

dan dapat melatih informasi yang ketat tanpa cela, sehingga akan tercipta

aktivitas masyarakat yang tenteram, serasi, tenteram, bahagia, dan sejahtera.

Untuk menciptakan iklim seperti itu, seorang individu yang

berpasangan dengan keadaannya saat ini harus memiliki pilihan untuk


mengikuti etika dan wataknya, mengikuti cara berperilaku dan wacananya.

bahkan jika itu hanya agak menyimpang, itu akan dibenci, diasingkan dan,

secara mengejutkan, tersinggung oleh iklim sosial. Karena kecenderungan

manusia bahwa mereka suka melihat keanehan dan melihat orang lain

daripada melihatnya.

Anak-anak hingga usia 12-15 tahun merupakan usia yang mudah

dimasuki oleh dampak ekologis, khususnya iklim keluarga dan iklim sosial.

Dampak (hebat/buruk) dari iklim yang masuk ke dalam jiwa anak, sedikit

banyak akan mempengaruhi perubahan etika/moral/kualitas mereka.

Berdasarkan hasil pra-studi yang diarahkan oleh ahli dengan

memimpin pertemuan dengan Bapak Haryono selaku kepala desa di Adi Jaya,

Kabupaten Lampung Tengah, terdapat sekitar 35% remaja dari separuh

remaja yang sering bermain selama 12 tahun. istirahat PM. Anak-anak muda

berkumpul di toko dan di lapangan di kota Adi Jaya, tepatnya di kota saya

sendiri.

Dalam pertemuan dengan salah satu remaja di lapangan, Adi Jaya

Ridwan mengatakan keseimbangan sekitar tengah malam itu menyenangkan,

dipengaruhi oleh teman. Tanpa mereka mengerti bahwa berada di luar malam

bahkan sampai larut malam menyebabkan mereka merasakan hal-hal buruk

seperti minum minuman keras, merokok, dan hal-hal ini membuat mereka

ketergantungan.

Hal ini membuat waktu mereka terbuang untuk melakukan hal-hal

yang buruk. Waktu adalah anugrah dari Allah SWT kepada manusia. Kita
harus memanfaatkan waktu. Seorang Muslim harus terus-menerus merasa

ditemukan oleh Allah dalam keadaan dan keadaan yang tidak pernah gagal,

dan dia harus yakin bahwa Allah melihat apa yang dia lakukan dan

mendengar setiap pernyataannya, dan memahami apa yang dia sembunyikan

di dalam hatinya (Surat Yunus: 61). Allah Ta'ala berfirman:

‫اَل لُونَ ٍل اَّل ا لَ ْي ُك ْم ا‬

Pentingnya: dan Anda tidak menyelesaikan suatu pekerjaan, namun

kami adalah pengamat atas Anda ketika Anda melakukannya.

Dari penjelasan di atas, cenderung dapat dipahami bahwa pada saat

itu, jadilah orang yang menghindari dosa, dan dilengkapi dengan perbuatan

jujur, karena meskipun melakukan hal-hal keteladanan itu sangat luar biasa,

dan menganggap Anda sibuk dengannya. sesuatu yang benar-benar merusak,

itu akan melibatkan Anda dengan representasi yang keliru. , dan seseorang

terus dicobai dalam keadaan lurus dan bahagia, sehat atau dalam musibah,

maupun dalam keadaan atau keadaan yang melingkupinya.

Namun, terkadang tidak hanya hal buruk yang mereka dapatkan, ada

juga hal yang bermanfaat seperti jika mereka keluar malam untuk

berolahraga, misalnya bermain bulu tangkis, mereka bisa berkeringat. Selain

itu, mereka juga pergi keluar pada malam hari dan tengah mengikuti kegiatan

olahraga lokal, seperti mengikuti olahraga malam seperti bulu tangkis dan

juga berkumpul dengan anak-anak di lingkungan sekitar untuk berbincang

tentang kehidupan mereka. Karena di kota Adi Jaya ada beberapa anak muda
yang pergi ke kota yang berbeda untuk bekerja dan bahkan ada yang pergi ke

komunitas kota yang berbeda untuk melanjutkan sekolah mereka.

Dampak pergaulan sosial secara lokal di Desa Adi Jaya Kabupaten

Lampung Tengah memiliki sisi positif dan negatif. Selain itu, berbagai upaya

telah dilakukan oleh para petinggi kota Adi Jaya, misalnya membuka pintu

usaha bagi kaum muda di kota tersebut sehingga relatif sedikit kaum muda

yang ikut campur agar tidak melakukan hal-hal yang pesimis. Misalnya, ikut

serta dalam latihan olahraga malam seperti bulu tangkis, dan mencoba

membantu di kota dengan mendorong kota.

Meski demikian, hal ini belum mampu mengalahkan kecenderungan

remaja yang masih sering keluar rumah sekitar tengah malam dan minum

minuman keras. Hal ini dikarenakan banyaknya unsur yang melatarbelakangi

anak muda melakukan pola perilaku yang kurang baik tersebut. Berurusan

dengan atau mengurus masalah, terutama kecenderungan untuk minum

minuman keras atau dasar masalah.

Tingkat konsekuensi buruk yang dapat ditimbulkan oleh

kecenderungan minum atau minuman keras bagi kaum muda dengan asumsi

bahwa dibiarkan tidak terkendali akan mematikan untuk jangka waktu bisnis,

terlepas dari kenyataan bahwa keluarga atau kota melakukan upaya, misalnya,

memberikan pekerjaan terbuka. pintu dan mengadakan latihan positif.

memiliki tempat dengan kota) namun kecenderungan untuk minum alkohol

atau minuman keras tidak dapat dihilangkan, maka meyakinkan spesialis

untuk meninjau ulasan dengan judul “Pengaruh Pergaulan Di Lingkungan


Masyarakat Terhadap Perubahan Tingkah Laku Pada Remaja (Study kasus di

kampung Adi Jaya Kabupaten Lampung Tengah)”.

B. Pertanyaan Peneliti

Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah tersebut, maka

pertanyaan dalam peneliti ini adalah:

Bagaimana Pengaruh Pergaulan Di Lingkungan Masyarakat Terhadap

Perubahan Tingkah Laku Pada Remaja di kampung Adi Jaya Kabupaten

Lampung Tengah?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian.

Tujuan dari penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh

Pergaulan Di Lingkungan Masyarakat Terhadap Perubahan Tingkah Laku

Pada Remaja di kampung Adi Jaya Kabupaten Lampung Tengah.

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:

a. sebuah. Kajian ini bermanfaat untuk menyumbangkan renungan dan

data tentang informasi yang berhubungan dengan keadaan sosial

lokal terhadap perubahan perilaku pada kaum muda.

b. Menambah peruntungan logis, pengetahuan dan pengalaman bagi

para ilmuwan untuk memiliki etika yang hebat.

c. Berikan data kepada wali saat menghadapi masalah dengan koneksi

dewasa muda yang dapat memperoleh perubahan perilaku pada

remaja.
D. PENELITIAN RELEVAN

Penelitian yang pertama dilakukan oleh Devia Mandasari pada tahun

2018 dengan judul penelitian Persepsi Masyarakat Terhadap Akhlak Remaja

Di Kampung Candimas Kecamatan Abung Selatan Kabupaten Lampung

Utara.. Kesimpulan dari penelitian Devia Mandasari ialah untuk mengetahui

Akhlak remaja yang ada di kampung Candimas yang masih sering di anggap

kurang oleh masyarakat Kampung Candimas Kecamatan Abung Selatan

Kabupaten Lampung Utara.1

Kedua, Fistika Sari Pada Tahun 2010 dengan judul penelitian

Pengaruh Lingkungan Pergaulan Remaja dan Motivasi Belajar Siswa

Terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Ekonomi pada Siswa SMA kelas

XI IPS SMA Al-Islam 3 Surakarta Tahun Ajaran 2010/2011. Kesimpulan dari

penelitian Fistika sari yakni lingkungan yang mempengaruhi siswa tersebut

hilang, maka dimungkinkan dapat berakibat hilangnya motivasi belajar siswa

yang bersangkutan. Motivasi belajar siswa sangat mempengaruhi prestasi

belajar anak yang bersangkutan sebagai siswa SMA kelas XI IPS SMA Al-

Islam 3 Surakarta tahun Ajaran 2010/2011.2

Ketiga, Arista Rosady Febri Aning Tias Pada Tahun 2015 dengan

judul penelitian Hubungan Antara Lingkungan Pergaulan Dengan Sikap Dan

Perilaku Seks Bebas Remaja Di SMK Murni 2 Surakarta. Kesimpulan dari


1
Devia Mandasari, “Persepsi Masyarakat Terhadap Akhlak Remaja Di Kampung
Candimas Kecamatan Abung Selatan Kabupaten Lampung Utara,” skripsi dipresentasikan dalam
sidang skripsi Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung pada tahun 2018,
h. 6.
2
Fistika sari, “Pengaruh Lingkungan Pergaulan Remaja dan Motivasi Belajar Siswa
Terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Ekonomi pada Siswa SMA kelas XI IPS SMA Al-Islam
3 Surakarta Tahun Ajaran 2010/2011,” skripsi dipresentasikan dalam sidang skripsi Fakultas
Ekonomi Universitas Muhammadiyah Surakarta pada tahun 2010. h. 6.
penelitian Arista Rosady Febri Aning Tias yakni banyak pergaulan bebas dI

SMK Murni 2 Surakarta sehingga muncul perilaku seks bebas remaja.

Hubungan antara lingkungan pergaulan dengan sikap dan perilaku seks bebas

remaja di SMK Murni 2 Surakarta sangat mempengaruhi perilaku tidak baik

pada diri seorang remaja. 3

BAB II

3
Arista Rosady Febri Aning Tias, “Hubungan Antara Lingkungan Pergaulan Dengan
Sikap Dan Perilaku Seks Bebas Remaja Di SMK Murni 2 Surakarta,” skripsi dipresentasikan dalam
sidang skripsi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta pada tahun 2015. h.
8.
LANDASAN TEORI

A. Deskripsi Lingkungan Pergaulan

1. Pengertian Lingkungan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata iklim mengandung

pengertian wilayah (wilayah dan sebagainya) yang dikenang karenanya,

segala sesuatu yang mempengaruhi perkembangan manusia atau makhluk.

Iklim adalah setiap keadaan di dunia ini yang dengan tujuan tertentu dapat

mempengaruhi cara manusia berperilaku, berkembang, dan berkembang.

Iklim dapat diuraikan sebagai semua yang ada di luar anak.


Seperti dalam iklim adalah semua yang ada di sekitar anak, baik
sebagai barang, peristiwa yang terjadi dan kondisi lingkungan
setempat, terutama yang dapat mempengaruhi siswa, khususnya
iklim di mana siklus pembelajaran terjadi dan iklim anak-anak
hidup berdampingan secara konsisten..4
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa lingkungan adalah

semua yang tampak di sekeliling kita dan terdapat banyak faktor yang

mempengaruhi perkembangan dan tingkah laku manusia.

2. Pengertian Pergaulan

Hubungan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) berasal

dari kata dasar shoptalk yang berarti hidup dalam kekeluargaan atau

persekutuan. Afiliasi adalah salah satu metode untuk bergaul dengan

iklim. Manusia adalah makhluk sosial yang cenderung hidup bersama.

Mereka tidak bisa hidup sendiri tanpa bantuan orang lain.

Kata afiliasi juga dapat disamakan dengan kerjasama. Kolaborasi

sebagai suatu kesempatan yang saling mempengaruhi setidaknya ada dua

4
Marlina Gazali, Dasar-Dasar Pendidikan, (Bandung: Mizan, 1998), h. 24.
individu yang tersedia bersama-sama, mereka membuat hasil satu sama

lain, atau berbicara satu sama lain. Untuk setiap situasi komunikasi,

aktivitas seseorang dimaksudkan untuk mempengaruhi orang lain.

Kolaborasi adalah hubungan sosial antara beberapa orang yang sifatnya

normal dimana orang-orang tersebut selalu bersama satu sama lain.

Afiliasi adalah kontak langsung antara satu orang dengan orang

lain. Afiliasi sehari-hari yang dilakukan orang dengan orang lain adalah

pada tingkat usia, informasi, pengalaman, dll. Afiliasi sehari-hari ini dapat

terjadi antara orang dengan kumpul atau kumpul dengan kumpul.

Melihat penegasan di atas, dapat dikatakan bahwa apa yang

disiratkan oleh afiliasi adalah efek samping yang muncul karena adanya

hubungan atau kerjasama antara orang lain dalam aktivitas publik..

3. Pengertian Lingkungan Pergaulan

Iklim sosial adalah wilayah dimana seorang individu bergaul atau

berbaur dengan unsur-unsur lingkungan sehingga komunikasi yang terjadi

di dalamnya akan mempengaruhi individu baik secara langsung maupun

secara implisit.

iklim sosial di mana perilaku menciptakan kecenderungan yang

ada di iklim. Iklim sosial yang tidak menyenangkan akan mempengaruhi

pergantian peristiwa psikologis individu. Hal-hal buruk yang dia dapatkan

dalam kolaborasi berubah menjadi sesuatu yang khas baginya. iklim dan

afiliasi yang tidak dapat mempengaruhi individu untuk mengabaikan

standar yang ada di mata publik.


Iklim sosial yang dikenang karena iklim sosial dan variabel-

variabel yang erat kaitannya dengan perubahan perilaku pada kaum muda.

Kaum muda bisa mendapatkan perilaku yang dapat diterima jika iklim

tidak mendukung dan dapat membuat lingkungan yang menarik dan dapat

diubah dengan baik. Bantuan, perhatian, dan energi baik yang diberikan

oleh keluarga, sahabat, dan lingkungan sekitar akan membuat anak-anak

merasa dihargai dan disayangi. Orang-orang muda akan didorong untuk

bertindak baik dan patuh dan tidak memiliki keinginan untuk mengecilkan

hati individu yang telah menjunjung mereka.

Iklim sosial bila digabungkan dengan iklim pembelajaran sangat

mempengaruhi prestasi belajar, hal ini menyebabkan remaja tidak terpaku

pada banyaknya asosiasi siswa tersebut dengan apa yang terjadi di sekitar

mereka.

4. Macam-macam Lingkungan Pergaulan

Adapun lingkungan pergaulan seorang anak dapat dibedakan

menjadi tiga macam, yaitu sebagai berikut:

a. Lingkungan bergaul dalam keluarga

Sebelum anak-anak mengenal daerah setempat dan iklim sekolah,

keluargalah yang mereka temui terlebih dahulu. Terlebih lagi, iklim

keluarga adalah iklim instruktif utama yang diketahui oleh anak-anak

prasekolah dalam pergantian acara mereka. Keadaan iklim keluarga yang


layak adalah iklim pendidikan yang paling menarik dibandingkan dengan

kondisi yang berbeda.

Iklim keluarga sangat mendorong kemajuan generasi muda untuk

mendapatkan hasil belajar yang baik. Keadaan keluarga (ayah, ibu,

saudara kandung, saudara perempuan, saudara kandung, dan keluarga)

sangat berpengaruh pada kemajuan anak-anak dalam keluarga, sekolah

wali, status keuangan, tempat rumah, tingkat koneksi orang tua,

pernyataan, dan arahan wali, mempengaruhi hasil belajar anak-anak.

Seorang anak sebenarnya membutuhkan dukungan dan pengertian

dari walinya. Saat anak sedang berpikir, jangan kecewa dengan tugas-

tugas di rumah. Kadang-kadang wali biasanya akan memberikan reaksi

yang baik kepada anak-anak sehingga presentasi mereka akan baik,

sebenarnya jika iklim keluarga tidak baik maka kecenderungan besar akan

berdampak buruk pada pergantian peristiwa dan prestasi belajar anak.

Apabila mereka mengalami jiwa yang rapuh, wali wajib memberikan

pengertian dan dukungan kepada mereka, untuk membantu dimanapun

yang mungkin dialami oleh anak-anak di sekolah. Jika penting, hubungi

guru anak itu, untuk mengetahui kemajuannya. Iklim keluarga adalah

tempat anak-anak mencari cara untuk berkembang dan berkreasi menuju

perkembangan.

Terlebih lagi, keluarga adalah tempat utama di mana anak-anak

mengetahui iklim daerah mereka dan menyatakan diri mereka sebagai

makhluk yang ramah. Dalam keluarga, karakter anak akan terbentuk


dengan melihat adanya kerjasama antar kerabat, khususnya wali (ayah dan

ibu).

b. Lingkungan bergaul dalam sekolah

Sekolah merupakan tempat dimana anak melakukan kegiatan

belajar secara terarah dan terprogram dengan baik. Lingkungan sekolah

berarti segala kegiatan antara guru dan remaja yang meliputi: kegiatan

pembelajaran, interakasi social, serta komunikasi sosial antara warga

sekolah. Sehingga dapat disimpulkan bahwa lingkungan pergaulan sekolah

adalah lingkungan dimana guru dan remaja melakukan aktivitas belajar

mengajar serta interaktif sosial dan komunikasi personal antar warga

sekolah.

Lingkungan sekolah meliputi :


1) Lingkungan fisik sekolah, meliputi suasana dan prasarana,
prasarana dan prasarana belajar, sumber-sumber belajar dan sarana
media belajar.
2) Lingkungan sosial, menyangkut hubungan remaja dengan teman-
temannya, guru-gurunya dan staf sekolah yang lain.
3) Lingkungan Akademis, suasana sekolah dan pelaksanaan kegiatan
belajar mengajar dan berbagai kegiatan ekstrakurikuler.5
Berdasarkan data di atas, menyatakan bahwa iklim sekolah adalah

di mana pendidik dan remaja akan melakukan latihan pendidikan dan

pembelajaran yang hebat serta keakraban yang cerdas dan korespondensi

antar individu sekolah. Dengan cara ini, kantor dan perlengkapan sekolah

harus kuat dalam iklim yang layak dan memuaskan dalam melakukan

latihan pembelajaran seperti jumlah pendidik yang lengkap di setiap

5
Heri Rahman, Gimin & Gusnardi, Pengaruh Minat Belajar Dan Lingkungan Sekolah
Terhadap Prestasi Belajar Remaja Pada Mata Pelajaran Ekonomi Di MA Pondok Pesantren Se-
Kecamatan Kampar Timur, PEKBIS Jurnal, Vol.10, No.1, Maret 2018, h. 72
bidang kajian, struktur sekolah yang memenuhi kebutuhan, dan perangkat

keras yang memadai. Sehingga latihan-latihan pembelajaran akan

terkoordinasi dan terkustomisasi dengan baik.

Dalam suasana sekolah ini seorang anak akan belajar bagaimana

bergaul dengan teman-temannya, bagaimana bergaul dengan teman-teman

lama dalam batas siswa. Dalam iklim sosial di sekolah, seorang anak akan

menghargai dan merasakan nikmatnya memiliki teman yang sarat dengan

kontras, cara berkomunikasi yang baik dengan teman.

Terlepas dari dampak individu siswa, kepribadian anak tidak

sepenuhnya ditentukan oleh seorang pendidik. Pendidik secara luas

digunakan sebagai contoh yang baik dalam berbagai kegiatan dan cara

berperilaku siswa dalam pencarian kepribadiannya, jika seorang pengajar

mendidik dirinya sendiri dengan tepat maka akan menjadi orang yang

layak untuk siswa, serta sebaliknya jika seorang pendidik tidak bisa

menjadi contoh yang baik bagi anak muda. mahasiswa, sudah pasti etika

mahasiswanya juga akan kacau dan buruk. Iklim sosial di sekolah juga

memainkan peran penting dalam semangat seorang anak.

Karena beberapa teman di sekolah ada yang bagus namun ada juga

yang tidak, maka semua wali harus lebih memperhatikan iklim di mana

anak-anak mereka berkumpul. Wali hendaknya mempertimbangkan

dengan cermat kemajuan anak-anak mereka, bagaimana teman-teman

mereka secara sosial, bagaimana prestasi belajar mereka di sekolah,


bagaimana etika dan karakter mereka, dan bagaimana mereka bergaul

dalam iklim sekolah.

Hal ini harus diperhatikan oleh semua wali agar anak-anak mereka

memahami standar membuat mereka terdepan yang memiliki informasi

yang luas tentang informasi, memiliki dorongan dan dedikasi yang kuat

dan dapat melatih informasi yang sampai sekarang ada dalam kegiatan

publik.

c. Lingkungan bergaul dalam bermasyarakat.

Mendengar istilah masyarakat tentu sudah tidak asing lagi bagi

kita. Apa yang kita, pada akhirnya, berada di mata publik. Baik kita berada

di kota kecil, kota kecil atau wilayah metropolitan, kita sebenarnya hidup

dalam satu iklim dengan iklim lainnya. Masyarakat adalah suatu

perkumpulan yang tersebar dan memiliki kecenderungan, pandangan, dan

sensasi solidaritas yang sama yang bekerja sama yang ditunjukkan oleh

tatanan adat tertentu yang konsisten dan dibatasi oleh ras kepribadian yang

khas.

Masyarakat juga dapat diartikan sebagai sekumpulan orang yang

menjalani kehidupan sebagai satu kesatuan besar yang saling

membutuhkan, memiliki kualitas yang sama sebagai iklim sosial di mana

individu-individu memiliki kepentingan yang normal dan bekerja sama

satu sama lain dengan kepentingan-kepentingan normal tersebut.

Jadi iklim daerah setempat adalah tempat bagi kita untuk bergaul

dengan orang lain. Karena sebagai manusia kita adalah makhluk sosial
yang tidak bisa hidup tanpa bantuan orang lain. Bagaimanapun, di mata

masyarakat ada juga hal-hal besar dan buruk, di mana kedua hal ini dapat

mempengaruhi perkembangan seorang anak dalam masa pertumbuhan dan

perkembangannya, terutama jika kedua hal ini dikaitkan dengan prestasi

belajar anak. Oleh karena itu jika seorang anak dipengaruhi baik oleh

iklim daerah setempat, prestasi belajar anak tersebut dapat berkembang

dengan cepat dan dengan asumsi ia menemukan kebalikannya, prestasi

belajar anak tersebut akan berkurang, kemudian mempengaruhi pergantian

peristiwanya.

Iklim sosial dalam skala wilayah lokal merupakan puncak

kemudahan dalam iklim sosial. Dalam masyarakat umum yang cenderung

kontras dan antagonis, dengan cara ini seorang individu dalam mengelola

wilayah yang lebih luas harus lebih berhati-hati, harus bertanggung jawab

atas apa pun yang dilakukannya. Seorang individu dalam berhubungan

dengan daerahnya harus memiliki pilihan untuk menguasai perasaan, tidak

boleh cepat marah, harus lebih tenang dalam mengatur segala kondisi dan

keadaan masyarakat.

Di mata publik, seseorang juga berusaha menciptakan iklim yang

baik, kondusif, tenteram, alih-alih mengikuti arus iklim, yang semakin

jelas menuju tujuan dan selanjutnya menyimpang dari kualitas dan standar

kehidupan sosial dan ketat.

B. Perilaku Remaja

1. Ciri-ciri Umum Masa Remaja


Wajah remaja merupakan bagian vital dari pergantian peristiwa

individu, yang dimulai dengan perkembangan organ fisik (seksual)

sehingga dapat berekreasi. Periode ini mencakup (a) masa muda awal: 12-

15 tahun, (b) masa pra-dewasa tengah: 15-18 tahun, dan (c) pubertas akhir:

19-22 tahun. Masa muda adalah masa perubahan atau melodi dari masa

remaja ke masa dewasa. Sampai sekarang singular mengalami perubahan

yang berbeda, baik secara tulus maupun mental. Perkembangan yang

terlihat jelas adalah perubahan nyata dimana tubuh tumbuh dengan cepat

sehingga sampai pada keadaan tubuh dewasa yang dibarengi dengan

kemajuan batas konsepsi. Selain itu, kaum muda juga berubah secara

intelektual dan mulai memiliki kemampuan untuk berpikir secara

konseptual seperti orang dewasa. Selama periode ini, orang-orang muda

mulai memutuskan hubungan mereka dengan tulus dari orang tua mereka

untuk melakukan pekerjaan ramah baru mereka sebagai orang dewasa.6

Selain perubahan yang terjadi dalam diri remaja, terdapat pula

perubahan dalam lingkungan seperti sikap orang tua atau anggota keluarga

lain, guru, teman sebaya, maupun masyarakat pada umumnya. Kondisi ini

merupakan reaksi terhadap pertumbuhan remaja. Remaja dituntut untuk

mampu menampilkan tingkah laku yang dianggap pantas atau sesuai bagi

orang-orang seusianya.Adanya perubahan baik di dalam maupun di luar

dirinya itu membuat kebutuhan remaja semakin meningkat terutama

kebutuhan sosial dan kebutuhan psikologisnya. Untuk memenuhi

kebutuhan tersebut remaja memperluas lingkungan sosialnya di luar


6
Hendriati Agustiani, Psikologi Perkembangan (Bandung: Refika Aditama, 2009), h. 28
lingkungan keluarga, seperti lingkungan teman sebaya dan lingkungan

masyarakat lain.Secara umum masa remaja dibagi menjadi tiga bagian,

yaitu sebagai berikut:

a. Masa remaja awal (12-15 tahun)

Saat ini singular mulai mewariskan pekerjaan sebagai seorang anak

dan mencoba untuk mengembangkan dirinya sebagai individu yang

istimewa dan tidak bergantung pada individu. Titik fokus dari tahap ini

adalah pengakuan struktur dan kondisi aktual serta bidang kekuatan untuk

seperti rekan-rekan..

b. Masa remaja pertengahan (15-18 tahun)

Periode ini dipisahkan oleh peningkatan kemampuan penalaran

baru. Sahabat sebenarnya memainkan peran penting, namun orang lebih

cocok untuk mandiri. Selama masa muda mereka mulai mendorong

pergantian peristiwa sosial, mencari cara untuk mengendalikan impulsif,

dan menetapkan pilihan awal. berhubungan dengan tujuan profesional

yang ingin dicapai. Demikian juga, pengakuan dari jenis kelamin lain

penting bagi orang-orang.

c. Masa remaja akhir (19-22 tahun)

Masa ini ditandai oleh persiapan akhir untuk memasuki peran-

peran orang dewasa.Selama periode ini remaja berusaha memantapkan

tujuan vokasional dan mengembangkan sense of personal

identity.Keinginanat yangkuat untuk menjadi matang dan diterima dalam


kelompok teman sebaya dan orang dewasa, juga menjadi ciri dari tahap

ini.7

2. Proses Perubahan Pada Remaja

“Sejak dalam kandungan hingga lahir, seorang individu tumbuh

anak, remaja sampai dewasa. Hal itu berarti terjadi proses perubahan

setiap individu. Aspek-aspek perubahan yang dialami oleh setiap individu

meliputi fisik, kognitif, maupun psi“

Sejak dalam kandungan hingga lahir, seseorang tumbuh menjadi

anak-anak, remaja hingga dewasa. Ini benar-benar bermaksud agar ada

proses kemajuan bagi setiap orang. Bagian kemajuan yang dialami setiap

individu meliputi fisik, mental, dan psikososial.

Ketidakdewasaan dikenal sebagai salah satu periode dalam rentang

keberadaan manusia yang memiliki beberapa kualitas luar biasa. Keunikan

ini berasal dari tempat pemuda sebagai masa antara remaja dan dewasa.

Kita semua tahu bahwa di antara anak-anak dan orang dewasa ada

beberapa perbedaan yang alami atau fisiologis serta mental. kososialnya”.8

Masa remaja dikenal sebagai salah satu periode dalam rentang

kehidupan manusia yang memiliki beberapa keunikan tersendiri. Keunikan

tersebut bersumber dari kedudukan masa remaja sebagai periode

transisional antara masa kanak-kanak dan masa dewasa. Kita semua

mengetahui bahwa antara anak-anak dan orang dewasa ada beberapa

7
Hendriati Agustiani, Psikologi Perkembangan (Bandung: Refika Aditama, 2009), h. 28-
29
8
Agoes Dariyo, Psikologi Perkembangan Remaja (Bogor: Ghalia Indonesia, 2004), h. 14
perbedaan yang selain bersifat biologis atau fisiologis juga bersifat

psikologis.

Pada masa remaja perubahan-perubahan besar terjadi dalam kedua

aspek tersebut, sehingga dapat dikatakan bahwa ciri umum yang menonjol

pada masa remaja adalah berlangsungnya perubahan itu sendiri, yang

dalam interaksinya dengan lingkungan sosial membawa berbagai dampak

pada perlaku remaja. Secara ringkas, proses perubahan tersebut dan

interaksi antara beberapa aspek yang berubah selama masa remaja bisa

diuraikan seperti berikut ini:

a. Perubahan Fisık

Tingkat kemajuan yang paling jelas yang memiliki ciri-ciri

kesanggupan remaja adalah perubahan-perubahan alamiah dan

fisiologis yang terjadi pada masa puber atau awal masa pra-dewasa,

yaitu sekitar usia 11-15 tahun pada wanita dan 12-16 tahun. pada

pria. Bahan kimia baru dikirim oleh organ endokrin, dan ini

mencapai perubahan atribut seks esensial dan mengarah pada

kualitas seks opsional. Efek samping ini menandakan bahwa

kemampuan konseptual atau kapasitas untuk menciptakan anak cucu

mulai bekerja.

b. Perubahan Emosionalitas

Akibat langsung dari perubahan fisik dan hormonal tersebut

adalah perubahan pada lingkungan remaja yang dekat dengan rumah


karena perubahan fisik dan hormonal tersebut, serta dampak alami

yang terkait dengan perubahan substansial tersebut. Bahan kimia

menyebabkan perubahan seksual dan didorong oleh kecenderungan

dan sentimen baru. Keseimbangan hormonal yang baru membuat

singular merasakan hal-hal yang belum pernah mereka rasakan.

Kapasitasnya yang terbatas untuk secara intelektual menghadapi

perubahan baru ini dapat mendorong perubahan signifikan dalam

kebimbangannya yang dekat dengan rumah.

c. Perubahan Kognitif

Setiap perubahan nyata yang mencapai perubahan dekat

rumah ini membuat jelas benar bahwa orang juga mengalami

perubahan mental. Penyesuaian daya nalar ini merupakan tahap

terakhir yang disebut sebagai tahap aktivitas konvensional dalam

pergantian peristiwa mental.

Pada tahap ini yang dimulai pada usia 11 atau 12 tahun,

kaum muda tidak pernah lagi fokus pada kebenaran substansial yang

sebenarnya dari apa yang ada, kaum muda mulai memiliki pilihan

untuk berurusan dengan bagian dunia nyata yang spekulatif dan

dinamis. Bagaimana dunia diatur umumnya tidak dianggap sebagai

pilihan utama yang dapat dibayangkan, misalnya pedoman wali,

situasi dengan anak-anak muda dalam kelompok pendamping

mereka, dan prinsip-prinsip yang berlaku umumnya tidak dipandang

sebagai hal yang tidak dapat dilakukan. diubah.


d. Implikasi Psikososial

Setiap perkembangan yang terjadi dalam kurun waktu yang singkat

memiliki hasil bahwa titik fokus utama dari pertimbangan kaum muda

adalah diri mereka sendiri. Secara mental siklus pada orang muda sedang

mengalami perubahan, dan bagian fisik, fisiologis, mendalam, dan mental

mengalami perubahan yang signifikan. Saat ini dengan kemungkinan

semua item diperkenalkan dengan cara baru, unik dan spekulatif, dan

dengan perubahan dirinya yang ekstrem, sudah sepatutnya orang tersebut

membidik dirinya sendiri dan berusaha memahami apa yang sedang

terjadi.

Seorang remaja bertanya-tanya apa identitasnya, tetapi bagaimana

dan dalam situasi apa atau dalam kelompok apa dia bisa menjadi penting

dan penting. Dengan demikian, kepribadian individu juga sangat

tergantung pada bagaimana orang lain berpikir tentang kehadirannya.

Dengan demikian, cenderung lebih baik memahami alasan mengapa

keinginan untuk dirasakan, kerinduan untuk memperkuat keberanian, dan

keinginan untuk menunjukkan kebebasan sangat penting bagi remaja,

terutama yang akan mereka buat saat itu.

3. Permasalahan Yang Timbul Pada Masa Remaja

Jalannya perilaku dan kesadaran diri dipengaruhi oleh tiga unsur

yang berlaku, yaitu alam spesifik (hereditas), perkembangan

(development), dan iklim (climate) termasuk belajar dan mempersiapkan

(preparing and learning). Komponen ketiga, yang kemudian pada saat itu
saling berfluktuasi, menjadi sesuatu yang menguntungkan atau

menghambat interaksi perbaikan, yang kemudian menjadi masalah yang

tidak mudah dilakukan oleh individu yang bersangkutan dan masyarakat

pada umumnya. Isu-isu ini termasuk :

a. Masalah-masalah yang mungkin timbul berkaitan dengan

perkembangan fisik dan psikomotorik

1) Adanya variasi yang mencolok dalam tempo dan irama serta

kecepatan perkembangan fisik antarindividu atau kelompok.

2) Perubahan suara dan peristiwa menstruasi dapat juga

menimbukan gejala-gejala emosinal seperti perasaan malu.

b. Masalah-masalah yang mungkin timbul bertalian dengan

perkembangan bahasa dan perilaku kognitif

1) Bagi orang-orang tertentu, belajar dialek yang tidak dikenal itu

menyenangkan, kekurangan bahasa bisa menjadi kritik yang

pesimis

2) Kecerdasan adalah batas belajar yang penting, karena orang yang

memiliki IQ rendah dan tidak mendapatkan arahan yang

memuaskan akan mendapatkan kelebihan mental yang tidak

mencapai hasil normal..

c. Masalah-masalah yang timbul bertalian dengan perkembangan

perilaku afektif, konatif, dan kepribadian

1) Keterikatan hidup di jalan yang tidak terbimbing menimbulkan

kenakalan remaja yang berbentuk perkelahian antarkelompok,


pencurian, perampokan, prostitusi, dan bentuk-bentuk anti sosial

lainnya.

2) Konflik dengan orang tua, yang berakibat tidak senang di rumah,

bahkan melarikan diri dari rumah.

3) melakukan kegiatan yang bertentangan dengan budaya atau

standar yang ketat, seperti mengkonsumsi ganja, obat-obatan, dll.9

4. Perilaku Menyimpang Pada Remaja

Arti dari cara berperilaku yang merosot adalah hal yang sangat

merepotkan untuk dilakukan. Masalahnya adalah untuk tersesat dari apa?

Penyimpangan dari pedoman orang tua, misalnya, pulang ke rumah

melewati titik tidak bisa kembali atau merokok juga bisa menjadi

penyimpangan dan selanjutnya merupakan perbuatan tercela.

Penyimpangan dari kesopanan sosial, misalnya, duduk dengan kaki

terangkat di depan orang-orang dari posisi yang lebih tinggi (di antara

kelompok etnis tertentu) juga dapat memutarbalikkan penyimpangan

untuk situasi ini, ketidaksenonohan dan cara berperilaku yang jelas

melanggar hukum, misalnya, membawa ganja atau mengambil wali. ' uang

tunai adalah penyimpangan. lebih-lebih lagi. Kemudian lagi, menyebabkan

lolosnya beberapa kelompok seperti yang diungkapkan dalam Kasus 2,

tidak mungkin terjadi penyimpangan, karena tidak ada standar

kemenangan di mata publik di sekitarnya yang dia abaikan.

9
Abin Syamsuddin Makmun, Psikologi Kependidikan (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya , 2012), h. 94-95
Perbuatan tercela anak adalah demonstrasi oleh seseorang yang

belum dewasa yang dengan sengaja melanggar hukum dan diketahui oleh

anak itu sendiri bahwa kegiatannya dapat diketahui oleh pejabat peraturan

yang dapat ditolak.

Dalam definisi tersebut dinyatakan bahwa variabel yang signifikan

adalah tidak mengabaikan hukum dan waktu anak-anak yang berada di

bawah batas usia tertentu sehingga mereka tidak dapat ditolak. Dengan

demikian, merokok sesuai definisi di bawah ini seharusnya tidak ada

peraturan yang melarang merokok. Setara dengan itu berlaku untuk

minuman minuman berusia 17 tahun di negara bagian (di Amerika Serikat)

yang tidak termasuk anak-anak di bawah 18 tahun dari minum. Dia tidak

dianggap cerdas selama dia tidak tahu tentang aturan hukum dan kemudian

dia tidak sengaja mengabaikan aturan materi (misalnya, karena seorang

anak sedang berlibur di negara bagian lain). , sementara dalam

pernyataannya sendiri batas usia minum adalah 16 tahun) definisi ini

digunakan, maka, pada saat itu, apa yang diingat untuk kesalahan remaja

sangat dibatasi.

Jelas, ada pengelompokan relatif. Demonstrasi yang dilakukan

menurut individu tertentu bersifat kemerosotan (misalnya pernikahan pada

usia 16 tahun, dengan cara ini menyalahi UU Perkawinan) dalam jaringan

yang berbeda dianggap biasa. Bagi Indonesia yang merupakan masyarakat

yang sangat plural dan heterogen, definisi ini tentu sangat luar biasa,

terutama bagi kalangan profesional (guru, pembimbing, dan sebagainya).


standar dan nilai sosial yang berlaku di masyarakat umum mereka. betapa

berisikonya asumsi kita mencoba untuk menilai cara berperilaku anak

muda tidak peduli apa hubungan antara masyarakat atau lingkungan

sosial-sosial.10

10
Sarlito W. Sarwono, Psikologi Remaja (Depok: PT RajaGrafindo Persada, 2013), h.
251-253
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Sifat Penelitian

1. Jenis Penelitian

Pemeriksaan semacam ini bersifat subyektif (penelitian lapangan),

khususnya eksplorasi yang diharapkan para ilmuwan untuk turun ke

'lapangan' untuk menyebutkan fakta-fakta yang dapat diamati tentang

suatu keganjilan dalam suatu keadaan yang khas. Pemeriksaan subyektif

berarti menganalisis dan memutuskan sejauh mana dampak hubungan

lokal terhadap perubahan sosial pada remaja (analisis kontekstual di kota

Adi Jaya, Lampung Tengah).

Eksplorasi ini dipimpin oleh persepsi langsung dengan penekanan

pada situasi ramah pada perubahan sosial lokal dan melihat etika anak

muda di lapangan. Pemeriksaan semacam ini bersifat subyektif

(penelitian lapangan), yaitu pemeriksaan khusus yang mengharapkan

para ahli turun ke 'lapangan' untuk menyebutkan fakta-fakta yang dapat

diamati tentang suatu kekhasan dalam suatu keadaan yang khas.

Eksplorasi subyektif berencana untuk menganalisis dan memutuskan

sejauh mana dampak hubungan lokal terhadap perubahan sosial pada

remaja (analisis kontekstual di kota Adi Jaya, Lampung Tengah).

Pemeriksaan ini dipimpin oleh persepsi langsung dengan penekanan pada

keadaan bersahabat pada perubahan sosial lokal dan memeriksa keadaan

etis anak muda di lapangan.


2. Sifat Penelitian

Pemeriksaan ini bersifat subjektif grafis, eksplorasi yang menarik

adalah teknik pemeriksaan yang mencoba menggambarkan dan

menguraikan objek sebagaimana adanya. Pemeriksaan ekspresif pada

umumnya diselesaikan dengan sengaja dan kualitas item atau subjek

dianalisis dengan susah payah.

Jenis eksplorasi yang digunakan menarik. Pemeriksaan grafis

adalah sejenis eksplorasi yang bertujuan untuk menggambarkan efek

samping dan keanehan, baik keanehan yang teratur maupun yang

dirancang. Motivasi di balik penelitian ini adalah untuk secara sengaja,

tulus, dan tepat menggambarkan realitas, sifat, dan hubungan saat ini

antara keanehan yang ditemukan untuk menciptakan berbagai penemuan

signifikan.

Ide dari pemeriksaan ini adalah subjektif, eksplorasi subjektif

adalah untuk menggambarkan dan membedah keanehan, kesempatan,

latihan sosial, perspektif, keyakinan, penegasan, perenungan secara

terpisah dan dalam pertemuan.

Pemeriksaan subyektif adalah penelitian yang mengharapkan para

ilmuwan turun ke 'lapangan' untuk menyebutkan fakta-fakta obyektif

tentang suatu kekhasan dalam suatu keadaan yang khas.11

Peneliti akan mengungkap bagaimana Pengaruh Pergaulan Di

Lingkungan Masyarakat Terhadap Perubahan Tingkah Laku Pada

Remaja (study kasus di kampung Adi Jaya Kabupaten Lampung Tengah)


11.
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, h. 26.
dengan cara menjelaskan, memaparkan/ menggambarkan dengan kata-

kata secara jelas dan terperinci melalui bahasa yang tidak berwujud

nomor/angka. Dengan jenis penelitian deskriptif dan menggunakan

pendekatan fenomenologi maka dapat diasumsikan bahwa sifat dalam

penelitian ini adalah deskriptif kualitatif lapangan.

B. Sumber Data

Sumber informasi eksplorasi adalah subjek dari mana informasi

tersebut diperoleh. Sumber informasi yang diambil oleh pencipta dalam

penelitian ini adalah sumber informasi utama sebagai kata-kata dan persepsi,

serta sumber informasi tambahan sebagai catatan. Sebagaimana diungkapkan

oleh orang lain bahwa sumber informasi utama dalam eksplorasi subjektif

adalah kata-kata dan persepsi, selebihnya adalah informasi tambahan, untuk

menjadi sumber informasi yang disusun secara spesifik. Dengan tujuan agar

para analis mendapatkan sebagian dari informasi yang digunakan dalam

ulasan ini.12

Data yang digunakan dalam penelitian ini dibagi menjadi dua

kelompok, yaitu:

1. Sumber Data Utama (Primer)

Sumber data utama adalah sumber data yang diambil peneliti melalui

kata-kata dan tindakan atau pengamatan,13 Peristiwa atau kejadian yang

berkaitan dengan masalah atau fokus penelitian yang akan diobservasi

12
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, h.112.
13 .
Ibid,
langsung ke masyarakat. Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data

primer merupakan remaja di kampung Adi Jaya Kabupaten Lampung

Tengah. Yang berusia 12-16 tahun dengan jumlah remaja yang akan di

teliti sebanyak 5 remaja.

2. Sumber Data Tambahan (Sekunder)

Sumber data tambahan yaitu sumber data yang diperoleh dari sumber

kedua atau sumber sekunder dari data yang kita butuhkan. Di dalam

penelitian ini terdapat tiga sumber data sekunder yaitu orang tua dari para

remaja, tokoh Agama, dan kepala kampung, Kampung Adi Jaya

Kabupaten Lampung Tengah.

C. Teknik Pengumpulan Data

Mengungkapkan bahwa pengumpulan informasi adalah langkah

paling penting menuju penelitian, karena alasan utama penelitian adalah

untuk memperoleh informasi. Prosedur pemilihan informasi dalam

penelitian ini menggunakan beberapa teknik, antara lain sebagai berikut:

1) Wawancara/Wawancara

Prosedur wawancara atau wawancara adalah pertemuan dua

individu untuk bertukar data dan pemikiran melalui respon tunggal, tatap

muka dengan tujuan dan tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.


Jenis wawancara yang digunakan pakar adalah wawancara semi-

terorganisir, yang dalam pelaksanaannya tidak lebih dari pertemuan-

pertemuan tidak terstruktur, wawancara ini untuk menemukan masalah

secara lebih lugas dimana pertemuan-pertemuan yang dipersilahkan

untuk pertemuan tersebut diminta pandangan dan pemikirannya. Dengan

demikian, para ahli dapat mengetahui data tentang penilaian perintis yang

ketat terkait dengan keadaan sosial lokal tentang perubahan perilaku pada

remaja, sehingga dapat diperoleh informasi tentang keadaan ramah lokal

terhadap perubahan perilaku pada remaja.

1) Observasi

Observasi merupakan metode pengumpulan data dengan melalui

pengamatan dan pencatatan. Meliputi kegiatan pemuatan perhatian

terhadap suatu objek dengan menggunakan seluruh alat indera yakni

melalui penglihatan, penciuman, pendengaran, peraba dan pengecap.

Melihat gambaran di atas, dapat dipahami dengan baik bahwa

persepsi adalah strategi untuk mengumpulkan informasi dengan

memperhatikan dan merekam efek samping atau keanehan yang

dilakukan secara efisien. Kajian ini melibatkan strategi persepsi langsung

ke daerah lokal di kota Adi Jaya, rezim Lampung Tengah. Prosedur ini

dimanfaatkan oleh para ilmuwan untuk memperoleh informasi penting

dari dampak perubahan perilaku remaja dan etika dewasa muda, serta

pembudayaan perilaku remaja di kota Adi Jaya, Lampung Tengah dalam

mengubah koneksi lokal menuju perubahan perilaku remaja. . Para


ilmuwan menyebutkan fakta objektif dengan melihat komunikasi sosial

remaja di kota Adi Jaya, Lampung Tengah, yang memiliki kebebasan

berolahraga dan mempengaruhi cara berperilaku remaja.

2) Dokumentasi

Dokumentasi adalah mencari informasi tentang hal-hal atau hal-

hal pemeriksaan seperti buku, laporan, pedoman, risalah rapat, jurnal, dll.

Berdasarkan pernyataan di atas, yang dimaksud dengan

dokumentasi adalah strategi untuk memperkirakan informasi yang

digunakan dalam suatu konsentrasi dengan memperhatikan beberapa isu

yang ada. Karena dengan teknik persepsi dan wawancara, tidak semua

informasi diperoleh, misalnya latar belakang sejarah kota, desain

perangkat kota, jumlah penghuni kota, keadaan perilaku anak muda dan

pelatihan yang dilakukan di kota Adi Jaya. . Sehingga dengan

memanfaatkan strategi dokumentasi, para ilmuwan dapat memperoleh

latar belakang sejarah kota, kondisi kota, desain perangkat kota, jumlah

penghuni kota, keadaan perilaku remaja dan arah yang dilakukan di Adi

Jaya. kota.

D. Teknik Penjamin Keabsahan Data

Teknik Penjaminan Keabsahan Informasi benar-benar harus dilakukan

agar informasi selanjutnya dapat diandalkan dan dilegitimasi secara deduktif.

Prosedur untuk memastikan keabsahan informasi merupakan tahap untuk

mengurangi kesalahan selama waktu yang dihabiskan untuk mendapatkan

informasi penelitian yang jelas akan mempengaruhi hasil akhir dari sebuah
tinjauan. Pencipta akan menguji informasi dalam eksplorasi subjektif dengan

menggunakan triangulasi uji kepercayaan, triangulasi adalah uji validitas

yang dicirikan sebagai sumber, teknik, dan waktu.

Menguji kejelasan informasi dengan metode triangulasi, khususnya

benar-benar melihat informasi dari sumber yang sama dengan berbagai

prosedur.

Pengujian kredibilitas data dilakukan dengan triangulasi yaitu dengan


cara triangulasi teknik dan triangulasi sumber data, triangulasi teknik
dilakukan dengan cara menanyakan hal yang sama dengan teknik
yang berbeda, yaitu dengan wawancara, observasi, dan dokumentasi.
Triangulasi sumber, dilakukan dengan cara menanyakan hal yang
sama melalui sumber yang berbeda.14

Berdasarkan uraian di atas peneliti menggunakan triangulasi teknik

pengumpulkan data adalah menguji kredibilitas data dilakukan dengan

mengecek data dengan narasumber menggunakan teknik wawancara kepada

kepala kampung, tokoh masyarakat, remaja masyarakat kemudian dicek

dengan observasi langsung ke kampung adi Jaya Kabupaten Lampung

Tengah untuk memastikan data yang diperoleh sudah benar dan valid adanya.

E. Teknik Analisis Data

Informasi subjektif (kurang dirancang). Setelah dikumpulkan dan

kemudian dibedah menggunakan strategi pengujian penggambaran, yaitu

suatu teknik dalam melihat situasi dengan perkumpulan manusia, suatu

barang, keadaan dan kondisi, dan kerangka berpikir. Alasan pemeriksaan ini

14
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2012,
h. 273.
adalah untuk memberikan gambaran, gambaran atau lukisan yang disengaja,

dapat diverifikasi dan tepat dari realitas saat ini dan hubungan antara

keanehan yang ditemukan.

Pemeriksaan informasi yang digunakan dengan memanfaatkan

kemajuan yang menyertainya:

Untuk mulai dengan, berbagai informasi, khususnya latihan untuk

melacak informasi untuk mengumpulkan sumber data yang berlaku untuk

dijelajahi. Kedua, penerjemahan informasi, yaitu fase memasukkan realitas ke

dalam sistem operasi dan harmonisasi, sehingga menjadi satu kesatuan yang

utuh. Tindakan agregasi ini disebut juga rangkaian kombinasi atau translasi.

Ketiga, mengarang, yaitu tahap ketiga secara metodis, runtut, dan andal, baik

mengenai kata maupun dari perkembangan percakapan. Secara hipotetis,

investigasi informasi adalah “jalan mencari dan menggabungkan informasi

secara efisien yang didapat dari hasil wawancara lapangan.

Pemeriksaan subjektif ini menggunakan metode penyelidikan

informasi induktif, yang bergantung pada realitas yang tidak ambigu,

kemudian membedah pemikiran kritis umum yang ditemukan. Penilaian lain

menyatakan bahwa pendaftaran adalah perspektif di mana tujuan keseluruhan

diambil dari kasus individu yang berbeda.15

Karena data dalam penelitian ini termasuk jenis data kualitatif, maka

analisa terhadap data tersebut tidak harus menunggu sampai selesainya

15
Moh. Kasiram, Metode Penelitian Kuantitatif-Kualitatif, (Yogyakarta: UIN-Maliki Press,
2010), h. 193.
pengumpulan data. Analisa data kualitatif bersifat interatif (berkelanjutan)

dan dikembangkan sepanjang program.”

Sedangkan menurut pendapat lain dalam penelitian kualitatif lapangan

teknik analisis data yang digunakan adalah dilakukan secara interaktif melalui

data reduction (Reduksi data), data display (penyajian data), dan conclusion

drawing/verification (kesimpulan).16

1. Reduksi Data

Pengurangan informasi termasuk menyimpulkan, memilih

perhatian utama, memusatkan perhatian pada hal-hal penting, mencari

subjek dan contoh. Karena banyaknya informasi yang didapat di lapangan,

pada tahap ini pencipta memilih informasi, meringkas dan memusatkan

pada informasi penting yang berhubungan dengan keadaan sosial dan

melakukan perubahan pada remaja.

Akibatnya, setelah penurunan informasi akan memberikan

gambaran yang lebih jelas tentang Pengaruh Pergaulan Di Lingkungan

Masyarakat Terhadap Perubahan Tingkah Laku Pada Remaja (Study

Kasus di Kampung Adi Jaya Kabupaten Lampung Tengah).

2. Penyajian Data (data display)

Tampilan informasi dalam eksplorasi subjektif ini menampilkan

informasi yang dapat berupa tabel, diagram, phie chard, piktogram dan

semacamnya. Informasi Pengaruh Bergaul di Masyarakat Terhadap

Perubahan Perilaku Pada Remaja (Studi Kasus Di Desa Adi Jaya

16.
Sugiyono, Metode Penelitian., 246.
Kabupaten Lampung Tengah). hanya setelah dikurangi kemudian

diperkenalkan sebagai teks cerita.

Pengenalan informasi lapangan sebagai teks cerita membuat

pencipta lebih mudah memahami persoalan yang terjadi di lapangan.

3. Kesimpulan (conclusion drawing/verification)

Setelah informasi dikumpulkan, dipilih dan diperkenalkan, tahapan

selanjutnya adalah mencapai penentuan dengan menggunakan teknik

induktif, khususnya membuat penentuan dari hal-hal yang umum ke hal-

hal yang eksplisit dari akibat-akibat dari pemeriksaan yang dipimpin.

Tujuan dasar yang diajukan masih bersifat sementara, dan akan berubah

jika tidak ada bukti kuat yang ditemukan untuk membantu fase

pengumpulan informasi berikutnya.

Oleh karena itu, penelitian ini mengarah pada penyelidikan

induktif, khususnya proses pemeriksaan informasi yang dimulai dengan

memeriksa setiap informasi yang dikumpulkan dari berbagai sumber,

termasuk pertemuan, dokumentasi, dan persepsi. Kemudian informasi

dibedah dalam tiga bagian yang menggabungkan penentuan informasi,

tampilan informasi terakhir berakhir.


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Temuan Umum Penelitian

1. Sejarah Singkat Kampung Adi Jaya

Kota Adi Jaya pada awalnya merupakan daerah Transmigrasi dari

pulau Jawa pada tahun 1954, yang terletak di Kecamatan Terbanggi Besar,

Kabupaten Lampung Tengah. Keadaan tahun itu Desa Adi Jaya masih

dalam kondisi semak belukar yang tidak berpenghuni.

Setelah dusun ditebangi pada tahun 1957, masuklah rombongan

utama imigrasi dari Yogyakarta, yang kemudian diperiksa dengan

Transmigrasi dari Daerah Kedu, kemudian dari Daerah Banyumas dan

Solo, terakhir Transmigrasi dari Daerah Bojonegoro.

Dengan luas 972 ha, pada awalnya Kampung Adi Jaya dipisah

menjadi 4 (empat) RK (Rukun Kampung), kemudian pada saat itu istilah

RK diganti dengan Kebayan I menjadi IV.

Setelah tahun 1980-an istilah Kebayan diganti lagi dengan

Pedusunan beberapa waktu yang lalu, khususnya:

Dusun I adalah Adi Luhur, Dusun II Adi Luwih, Dusun III Adi

Mulyo, Dusun IV Adi Negoro. Titik awal Dusun Adi Luhur adalah

Perorangan Transmigrasi dari Yogyakarta, Dusun Adi Luwih dari

Transmigrasi dari wilayah Kedu, Dusun Adi Mulyo dari Transmigrasi dari

Daerah Solo, sedangkan Dusun Adi Negoro adalah individu Transmigrasi

dari Bojonegoro.
Nama/istilah Desa digunakan dan disesuaikan dengan nama

Kampung Adi Jaya, khususnya kata yang menggunakan nama Adi, ini

merupakan kesepahaman antara para Pamong pada masa pemerintahan

Kepala Desa sekitar saat itu, yang dijabat oleh Bpk. Paimin H.S.

Pada tanggal 30 Desember 2002, Desa Adi Jaya menambahkan

(mengklaim) Dusun lain, yaitu Dusun Adi Rejo yang pada awalnya

penting untuk wilayah Bandar Jaya Barat. Sampai saat ini Desa Adi Jaya

memiliki 5 (lima) Dusun, yaitu: :

Dusun I diberi Nama Adi Luhur

Dusun II diberi nama Adi Luwih

Dusun III diberi nama Adi Mulyo

Dusun IV diberi nama Adi Negoro

Dusun V diberi nama Adi Rejo.

Kampung Adi Jaya disamping memiliki 5 Dusun, ditiap-tiap

pedusunan terdapat beberapa RT (Rukun Tetangga). Jumlah RT di

Kampung Adi Jaya ada 33 ( tiga puluh tiga) RT,yang tersebar dimasing-

masing Pedusunan.

Dusun Adi Luhur ada 8 RT ( 1 s/d 8)

Dusun Adi Luwih ada 9 RT ( 9 s/d 17)

Dusun Adi Mulyo ada 6 RT ( 18 s/d 23)

Dusun Adi Negoro ada 6 RT ( 24 s/d 29)

Dusun Adi Rejo ada 4 RT ( 30 s/d 33 )

PETA Kampung Adi Jaya


2. Visi, Misi dan Tujuan Kampung

Adapun visi, misi dan tujuan dari Kampung Adi Jaya adalah: “

Terwujudnya Masyarakat Kampung Adi Jaya Yang Sehat, Cerdas, Dan

Sejahtera”.17

a. Misi, antara lain:

1) Penyakit, keamanan dan pengendalian serta pengelolaan kawasan


setempat.
2) Memberdayakan dan lebih mengembangkan pengembangan diri
daerah setempat
3) Meningkatkan perekonomian daerah melalui pengembangan
usaha mandiri
4) Meningkatkan bantuan pemerintah terhadap individu yang tidak
berbahaya bagi ekosistem
5) Mewujudkan kodrat masyarakat sebagai aset perbaikan yang
teguh dan berdedikasi.18
b. Tujuan Kampung

1) Meningkatkan peran Pemerintah, Pemerintah Daerah, lembaga

non pemerintah dan swasta berperan dalam fasilitasi,

pendampingan dan pembinaan. masyarakat untuk

menyelenggarakan program kependudukan dan pembangunan

sektor terkait.

2) Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pembangunan

berwawasan kependudukan.

3) Meningkatkan kualitas keimanan para remaja/mahasiswa dalam

kegiatan keagamaan.
17
Wawancara dengan Kepala kampung Adi Jaya
18
Wawancara dengan Kepala kampung Adi Jaya
4)  Meningkatkan rasa kebangsaan dan cinta tanah air para

remaja/mahasiswa dalam kegiatan sosial budaya.19

3. Struktur Aparatur Kampung Adi Jaya

4. Keadaan Sarana dan Prasarana Kampung Adi Jaya

Kampung Adi jaya Terletak di Kecamatan Terbanggi Besar

Kabupaten lampung Tengah dengan luas tanah 972 ha.²

Tabel 1
Keadaan Gedung Lembaga Pendidikan Kampung Adi Jaya
No Nama Gedung Jumlah Gedung Lokasi
Dusun Adi
1 TK / PAUD 4 Luhur dan Dusun
Adi Mulyo
Dusun Adi
2 SD / MI 4 Luwih dan
Dusun adi Mulyo
Dusun Adi
3 SLTP / MTs 1
Negoro

19
Wawancara dengan Kepala kampung Adi Jaya
Dusun Adi
4 SLTA / MA 1
Luwih
Sumber : Dokumentasi keadaan gedung Lembaga Pendidikan Kampung
Adi Jaya 20
Tabel 2
Jumlah Tempat Ibadah Kampung Adi Luwih

No Tempat Ibadah Jumlah


1 Masjid 4
2 Mushollah 19
3 Gereja -
4 Pura -
5 Vihara -
Sumber : Dokumentasi keadaan gedung Lembaga Pendidikan Kampung
Adi Jaya 21

5. Keadaan Aparatur di Kampung Adi Jaya

Adapun aparatur kampung Adi Jaya yaitu:

Kepala desa : Haryono

Sekretaris Desa : Zaenal Abidin, S.Pd.I

Kaur Keuangan : Agustian Saputra, S.Pd

Kasi Pemerintahan : Ilham Dewa Pratama

Kaur Perencanaan : Rio Pamungkas

Kasi Kesra : Sri Lestari

Kasi Pelayanan : Ike Nurhasanah

Kepala Dusun : 1. Dusun Adi Luhur : Suparno

2. Dusun Adi Luwih : Arifin

3.Dusun Adi Mulyo : Suwarno


20
Dokumentasi gedung di Kampung Adi Jaya
21
Dokumentasi gedung di Kampung Adi Jaya
4.Dusun Adi Negoro: Cholik

5.Dusun Adi Rejo : Djaiman22

6. Keadaan Remaja di Kampung Adi Jaya

Kondisi atau keadaan kaum muda di Desa Adi Jaya saat ini patut

untuk diperhatikan. Karena ada beberapa remaja di Desa Adi Jaya yang

luput dari pengawasan orang tuanya ketika bergaul di luar rumah. Tidak

adanya kekuatiran dari daerah juga mempengaruhi keadaan sosial yang

dilakukan oleh para pemuda di Desa Adi Jaya.

Misalnya, banyak remaja di bawah umur yang saat ini merokok,

mulai mencoba meminum minuman keras, mengambil, melakukan

olahraga lari yang melanggar hukum, dan sering melakukan olahraga di

luar istirahat malam. Unsur-unsur tersebut tidak hanya disebabkan oleh

ketiadaan manajemen dari wali dan kekhawatiran terhadap iklim, tetapi

juga faktor dampak dari pendamping.

Ada juga faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya silaturahmi

di Desa Adi Jaya, khususnya ada anak-anak dari luar Desa Adi Jaya yang

datang dan pola perilaku negatif sehingga anak-anak muda pertama Desa

Adi Jaya terpengaruh dan lama kelamaan menjadi kecenderungan .

Untuk lebih jelasnya keadan Remaja di Kampung Adi Jaya

Kabupaten Lampung Tengah dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2
Daftar Nama Remaja di Kampung Adi Jaya
Kabupaten Lampung Tengah

22
Dokumentasi gedung di Kampung Adi Jaya
No Nama Jenis Kelamin Usia
1 Riski Maulana L 16
2 Dafa Saputra L 14
3 Dedek Setiawan L 16
4 Muhammad Hermawan L 13
5 Lutfi Maulana Alamsyah L 15

B. Deskripsi Hasil Penelitian

1. Pengaruh pergaulan di lingkungan masyarakat terhadap perubahan tingkah

laku pada remaja (study kasus di Kampung Adi Jaya Kabupaten Lampung

Tengah)

Mengingat dampak eksplorasi di Desa Adi Jaya, Kabupaten

Lampung Tengah tentang dampak komunikasi sosial secara lokal terhadap

perubahan sosial pada kaum muda dengan mengarahkan pertemuan,

persepsi, dan dokumentasi, ilmuwan akan memperkenalkan garis besar

dampak kolaborasi sosial secara lokal. tentang perubahan perilaku pada

remaja.

Kepala Desa Adi Jaya dalam mencegah dampak pergaulan bebas

di Desa Adi Jaya Kabupaten Lampung Tengah memiliki sisi positif. Selain

itu, berbagai upaya telah dilakukan oleh kepala Kampung Adi Jaya,

misalnya membuka lowongan bagi pemuda di kota sehingga sangat sedikit

remaja yang ikut campur agar tidak melakukan hal-hal negatif. Misalnya,
ikut serta dalam olahraga malam seperti bulu tangkis, dan mencoba

membantu di kota dengan menggerakkan kota.

Riski, pemuda kota Adi Jaya, mengatakan bahwa keadaan sosial

di kota Adi Jaya memiliki banyak jaringan remaja sehingga mereka

menyeimbangkan sekitar tengah malam di lapangan atau di rumah bistro

atau di rumah, hal ini membuat pemuda kota untuk memuaskan diri

mereka sendiri, dan dipengaruhi oleh teman-temannya.

Pak Haryono juga mengatakan bahwa mereka pergi keluar pada

malam hari karena mereka disibukkan dengan mengikuti latihan daerah,

misalnya mengikuti olahraga malam seperti bulu tangkis dan selanjutnya

berkumpul dengan anak-anak muda di sekitar lingkungan untuk berbicara

tentang kehidupan mereka. Karena di kota Adi Jaya ada beberapa anak

muda yang pergi ke kota yang berbeda untuk bekerja dan bahkan ada yang

pergi ke komunitas kota yang berbeda untuk melanjutkan sekolah mereka.

Para pemuda wali kota Adi Jaya mengedepankan adanya

keterkaitan antara dampak kerjasama sosial lokal terhadap perubahan

perilaku di kalangan remaja. Besarnya konsekuensi buruk yang dapat

ditimbulkan oleh kecenderungan minum atau minuman keras bagi kaum

muda yang menganggap dibiarkan tidak terkendali akan mematikan untuk

jangka waktu minum.. 23

Bapak Haryono selaku pimpinan kota mengungkapkan bahwa

untuk mengurangi keadaan sosial yang negatif di lingkungan kota Adi

23
Wawancara dengan orang tua Bapak Arifin, Kampung Adi Jaya, 10 Juni 2022 , Pukul
10.00 WIB
Jaya dengan bantuan keluarga atau kelurahan, beliau melakukan upaya-

upaya, misalnya memberikan lowongan pekerjaan dan mengadakan

kegiatan-kegiatan positif seperti perolehan BUMK ( kantor milik kota)

sehingga secara bertahap kecenderungan alkohol atau minuman keras

dapat dihapuskan.

Mengingat pertemuan dan persepsi yang dibuat oleh kolaborasi

ramah lokal, perubahan perilaku pada kaum muda sangat besar. Kepala

kota memberikan kursus yang bagus dalam hal perilaku yang tepat dan

pekerjaan pintu terbuka yang berharga, untuk situasi ini kepala kota Adi

Jaya percaya bahwa kaum muda harus mengambil bagian dalam latihan

yang telah dicontohkan dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, di

lingkungan lama mereka juga. seperti ketika mereka remaja. pergi ke luar

wilayah ketika mereka bekerja atau belajar. Namun, terkadang ada siswa

yang lebih suka tidak mengikuti dan tidak ingin memperhatikan contoh

perilaku yang dapat diterima. Informasi yang diberikan kepada remaja

tentang pelajaran sangat penting agar remaja berubah menjadi individu

yang penolong dan tegas.

2. Upaya perubahan tingkah laku pada remaja (study kasus di desa adi jaya

kabupaten lampung tengah)

Di Desa Adi Jaya Kabupaten Lampung Tengah, dalam melakukan

upaya perubahan perilaku pada generasi muda, khususnya dengan membuka

peluang usaha bagi pemuda di kota sehingga relatif sedikit remaja yang ikut

campur dengan tujuan yang tidak mereka lakukan. hal-hal yang pesimis.

Misalnya, ikut serta dalam latihan olahraga malam seperti bulu tangkis, dan
mencoba membantu di kota dengan mendorong kota. Hal ini tentu sangat baik

untuk dilakukan karena keinginan untuk berhenti minum cocktail belum

bergantung pada kemauan internal dari motivasi luar. Anak-anak sangat ingin

berhenti minum koktail, tetapi karena banyaknya teman yang menyambut mereka

untuk terus minum koktail, sulit bagi mereka untuk berhenti. Sebagai kepala kota

yang memberikan pelajaran dan pengaruh yang luar biasa ke daerah setempat dan

mendorong kaum muda untuk melakukan hal-hal yang lebih berharga, seperti

ikut serta dalam latihan untuk menggerakkan kota.

Ketika seorang perintis yang tegas melihat seorang remaja yang suka

keluar malam hari untuk melakukan hal-hal negatif, menurut Pak M Kabul, ia

akan memberikan teguran dan penyuluhan tentang bahaya meminum minuman

keras para remaja dan wali agar remaja tersebut merasa khawatir dan tidak

melakukan hal-hal yang membuat mereka terjerumus ke dalam perilaku yang

buruk.

Sebagai orang tua, Bapak Asep mengungkapkan bagaimana

mengarahkan sebagai orang tua dalam bergabung dengan anak-anak saat

menghabiskan waktu dengan lingkungan sekitar di Desa Adi Jaya dengan melihat

teman dan memahami bagaimana anak-anak bertindak ketika di rumah. Sehingga

ketika anak-anak melakukan hal-hal buruk saya akan memberikan bantalan yang

besar sehingga anak-anak saya menjadi anak-anak yang sopan di mana-mana.

Pendahulu yang tegas di kota Adi Jaya sangat penting dalam

menumbuhkan perilaku anak muda kota. Bapak M. Kabul sebagai perintis yang

tegas pada umumnya mempersilakan pemuda-pemudi kota untuk melakukan

administrasi wilayah setempat merapikan masjid atau memohon ruang Tuhan

pada hari Jumat dan selanjutnya menyambut pemuda Yasinan setiap Jumat
malam dan menyambut pemuda kota untuk mengikuti hadroh mempersiapkan

latihan di masjid .24

Perubahan perilaku pada pemuda menurut Pak Asep mengatakan

bahwa kepala kota dan cikal bakal yang tegas di kota Adi Jaya berperan

dalam memperbaiki atau mendorong cara berperilaku remaja. Kaum muda

mengalami banyak pergantian peristiwa, terutama yang berhubungan

dengan perubahan sosial. Dengan keunikan perubahan sosial para remaja

yang umumnya akan lebih mendengarkan kepala kota, salah satu upaya

untuk mengubah perilaku pada pemuda adalah dengan latihan di koridor

kota yang mengawasi dan memberikan data kepada kaum muda tentang

pengaruh minum minuman keras pada kesejahteraan.

Sebagai anak muda dari kota Adi Jaya, Dafa mengatakan bahwa

anak muda kota Adi Jaya mengalami banyak perubahan setelah

mendapatkan arahan dari perintis dan kepala kota yang tegas. Dengan

arahan dari kota, saat ini ada banyak anak muda di kota yang bekerja dan

melakukan hal-hal positif seperti membantu mendorong kota dan

mengikuti setiap latihan di kota.

Mengingat pertemuan-pertemuan yang telah dipimpin oleh sang

pencipta terhadap kemajuan perilaku yang dilakukan oleh para kepala desa

dan para pendahulu yang tegas di kota Adi Jaya terhadap para remaja,

sangatlah bagus. Kepala kota dan tidak memberikan arahan negatif yang

mempengaruhi organisasi muda. Kepala kota dan masyarakat sekitar dan

memberikan bimbingan dan membuka pintu bisnis yang membuat anak-


24
Wawancara dengan tokoh agama bapak M. Kabul , 13 Juni 2022, Pukul 13.30 WIB.
anak muda percaya bahwa minum minuman keras tidak baik untuk

kesehatan, memberikan bimbingan yang tepat dan tidak melakukan hal-hal

buruk dalam kehidupan sehari-hari. Jadi kepala kota dan daerah perlu lebih

memahami watak anak-anak, memberikan kesempatan kepada remaja

untuk melakukan segala bentuk gerakan dengan perilaku yang pantas,

namun dalam pengawasan..

C. Pembahasan

Berdasarkan penelitian tersebut, sangat baik dapat dirinci dampak

pergaulan sosial lokal terhadap perubahan perilaku pada kaum muda, hal ini

signifikan melalui pertemuan langsung dengan kepala kota, perintis yang

tegas, wali, dan pemuda. Di samping itu, akibat dari penemuan-penemuan

eksplorasi yang berkaitan dengan perubahan perilaku pada kaum muda belum

sepenuhnya dipahami, sedangkan hal-hal yang dilakukan oleh para wali kota,

perintis yang tegas, dan para wali di kota Adi Jaya, Lampung Tengah hanya

sebatas memberi inspirasi, memberikan pekerjaan untuk mendorong kota. Adi

Jaya, mencela kaum muda, dan memanggil orang tua mereka, tetapi karena

waktu yang diberikan oleh kepala kota/daerah kepada para remaja diabaikan,

kepala kota itu terus-menerus sakit dalam mengendalikan keadaan atau selama

rutinitas rutin kaum muda. di rumah. Seharusnya kepala desa memberikan

perintah kepada wali agar wali dapat mendidik dan menjadi contoh yang baik

bagi anak-anak untuk tidak minum minuman keras dan fokus memanfaatkan

waktu dengan hal-hal yang positif. Karena anak-anak zaman sekarang sangat

mudah untuk ditiru, karena orang tua berperan penting dalam menjadi teladan
yang baik bagi anak-anak, mereka tidak menghilangkan hal-hal yang

bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari, hal-hal negatif seperti minum

minuman yang membahayakan kesehatan.

Ketika kepala kota dan perintis yang tegas berbagi wawasan mereka

tentang kehidupan yang pasti, mereka mendengarkan dengan hati-hati dan

tenang para remaja, namun hanya ada remaja yang tidak tahu apa yang sedang

dipikirkan, jadi ada anak muda yang tidak mengerti. 't memilikinya, jadi

remaja adalah hal yang mengerikan.

Para pemuda Kampung Adi Jaya melaksanakan salat jum'at berjamaah

dengan lingkungan sekitar, namun masih ada remaja yang tidak mengaji

jum'atnya yang masih nongkrong di lapangan atau berkumpul di rumah

sahabatnya.

Ada banyak alasan di balik mengapa anak-anak minum koktail,

misalnya, dipengaruhi oleh teman, iklim, dan bahkan keluarga. Remaja pada

awalnya melihat teman atau orang di sekitar mereka minum koktail dan

minum koktail sehingga anak-anak ini menjadi kecenderungan sehingga

banyak remaja minum koktail karena dipengaruhi oleh cuaca.

Berfokus sepenuhnya pada remaja diperlukan karena dapat

mempengaruhi cara berperilaku dan kehidupan remaja sehari-hari. Persetujuan

melalui metodologi individu dan memberikan inspirasi yang kuat agar kaum

muda dapat berhenti minum minuman keras dan membuka pintu bisnis yang

berharga agar para remaja tidak lagi melakukan hal-hal pesimistis karena

mereka sudah sib.


Pembinaan tingkah laku yang dilakukan kepala kampung dan

tokoh agama Adi jaya terhadap remaja cukup baik. Kepala kampung dan

tokoh agama tidak memberi pembinaan yang negatif yang berdampak

pada ketakutan kepada remaja. Kepala kampung dan masyarakat

melakukan pendekatan dan pemberian nasehat dan lapangan pekerjaan

yang membuat remaja sadar bahwa minum-minuman beralkohol itu tidak

sehat bagi kesehatan, memberi nasehat yang sewajarnya dan tidak

melakukan tindakan perilaku buruk di dalam kehidupan sehari-hari.

Sehingga kepala kampung dan masyarakat perlu memahami sikap remaja

lebih dalam lagi, berikan remaja kebebasan dalam melakukan segala

aktifitas dengan perilaku yang baik, tetapi masih dalam pengawasan.


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan sebagai judul

“Pengaruh Pergaulan Di Lingkungan Masyarakat Terhadap Perubahan

Tingkah Laku Pada Remaja (Study Kasus Di Kampung Adi Jaya Kabupaten

Lampung Tengah)”. Dapat diambil kesimpulan bahwa Pengaruh Pergaulan

Di Lingkungan Masyarakat Terhadap Perubahan Tingkah Laku Pada Remaja

di Kampung Adi Jaya Kabupaten Lampung Tengah dalam kategori cukup

baik meskipun ada hambatan yang dialami Kepala Kampung dan tokoh

Agama, dan orang tua dalam pengaruh pergaulan di lingkungan masyarakat

terhadap perubahan tingkah laku pada remaja, berikut kesimpulan upaya dan

hambatan kepala kampung dan masyarakat:

1. Peningkatan perilaku yang dilakukan oleh Lurah dan masyarakat Adi

Jaya terhadap remaja sangat besar. Kepala kota, perintis yang ketat, dan

wali tidak memberikan arahan yang berdampak buruk pada organisasi

pemuda. Kepala desa, pelopor ketat, dan wali mendekati dan

memberikan nasihat dan membuka pintu pekerjaan yang membuat

anak-anak sadar bahwa minum minuman keras tidak baik untuk

kesehatan, memberikan bimbingan yang tepat dan menghindari perilaku

buruk dalam kehidupan sehari-hari. Jadi kepala kota, perintis yang

tegas, dan wali perlu lebih memahami watak anak-anak, memberikan

kesempatan kepada remaja untuk melakukan segala jenis gerakan


dengan perilaku yang dapat diterima, namun pada saat yang sama di

bawah manajemen..

2. Hambatan yang dialami oleh Lurah Adi Jaya dalam mempengaruhi dan

merubah perilaku anak muda peminum minuman keras, antara lain: remaja

terlantar yang lebih memilih menghindari latihan dan pekerjaan, umumnya

menganggur walaupun telah disediakan inspirasi dan bimbingan, wali yang

sering minum minuman buatan anak sehingga menjadikan wali sebagai

contoh yang baik bagi anak-anaknya.

Upaya perubahan perilaku pada remaja adalah dengan membuka

pintu usaha bagi pemuda di kota sehingga tidak sedikit remaja yang ikut

campur dengan tujuan agar tidak melakukan hal-hal yang negatif.

Misalnya, ikut serta dalam latihan olahraga malam seperti bulu tangkis,

dan mencoba membantu di kota dengan mendorong kota.

B. Saran

Berdasarkan hasil dari kesimpulan yang telah dirumuskan, maka

Penulis memberikan saran sebagai berikut:

1. Diharapkan bagi kepala Kampung dan Masyarakat serta orang tua untuk

meningkatkan pengawasan kepada remaja yang meminum-minuman

beralkohol dan memberi nasihat yang positif agar remaja tidak

terjerumus di dalam sesuatu yang buruk.

2. Diharapkan kepada reamaja hendaknya lebih meningkatkan aktifitas

bekerja di dalam lingkungan kampung seperti bekerja untuk memajukan

kampung agar waktu yang mereka gunakan tidak terbuang sia-sia, dan
janganlah meniru hal-hal buruk karena semua yang di ajarkan kepala

kampung dan masayarakat sangatlah berguna buat remaja di masa depan

yang baik.
DAFTAR PUSTAKA

Abdulah Idi. Sosiologi Pendidikan .Jakarta: Rajawali Press, 2011

Abin Syamsudsin Makmun. Psikologi Kependidikan. Bandung. PT Remaja


Rosdakarya, 2012

Agoes Dariyo. Psikologi Remaja. Bogor. Ghalia Indonesia, 2004.

Ahmad Tafsir. Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam .Bandung: PT Remaja


Rosdakarya, 1994.

Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, Cet. 12. Jakarta: PT Raja


Grafindo Persada, 2011.

Devia Mandasari. “Persepsi Masyarakat Terhadap Akhlak Remaja Di Kampung


Candimas Kecamatan Abung Selatan Kabupaten Lampung Utara,” skripsi
dipresentasikan dalam sidang skripsi Fakultas Tarbiyah Universitas Islam
Negeri Raden Intan Lampung pada tahun 2018.

Fistika sari. “Pengaruh Lingkungan Pergaulan Remaja dan Motivasi Belajar Siswa
Terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Ekonomi pada Siswa SMA kelas
XI IPS SMA Al-Islam 3 Surakarta Tahun Ajaran 2010/2011,” n.d.

“Hubungan Antara Lingkungan Pergaulan Dengan Sikap Dan Perilaku Seks


Bebas Remaja Di SMK Murni 2 Surakarta,” 2015.

Hendriati Agustiani. Psikologi Perkembangan. Bandung. Refika Aditama, 2009.

Heri Rahman, Gimin dan Gusnardi. Pengaruh Minat Belajar Dan Lingkungan
Sekolah Terhadap Prestasi Belajar Remaja Pada Mata Pelajaran
Ekonomi Di Pondok Pesantren Se-Kecamatan Kampar Timur. PEKBIS,
2018.

Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Edisi Revisi, Cet. 31,


Bandung: Rosda Karya, 2013

Mohammad Ali dan Mohammad Asrori, Psikologi Remaja .Jakarta: Bumi Aksara,
2014

Moh. Kasiram, Metode Penelitian Kuantitatif-Kualitatif. Yogyakarta: UIN-Maliki


Press, 2010

Sarlito W, Sarwono. Psikologi Remaja. Depok: PT Raja Grafindo Persada, 2013


Soejono Soekanto. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta. Yayasan Badan Penerbit
Fakultas Ekonomi UI, 1998.

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Cet. 16. Bandung :
Alfabeta, 2012

Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2003

Anda mungkin juga menyukai