Anda di halaman 1dari 113

KEBIJAKAN DAN

PERENCANAAN SOSIAL DI
INDONESIA

Dr. Mohd. Yusri, M.Si.


Drs. Syaiful Syafri, M.M.

Editor
Parapat Gultom, Ph.D.
Winarti, S.Pd.,M.Pd.
Judul : Kebijakan dan Perencanaan Sosial di Indonesia
PRAKATA
Penulis
Dr. Mohd. Yusri, M.Si. Puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Tuhan
Drs. Syaiful Syafri, M.M. Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan ridho-Nya
buku berjudul Kebijakan dan Perencanaan Sosia di
Editor
Parapat Gultom, Ph.D. Indonesial dapat dituliskan dan tersusun menjadi
Winarti, S.Pd.,M.Pd. sebuah buku untuk referensi mahasiswa di
perguruan tinggi, khususnya Program Studi
Desain Sampul Kesejahteraan Sosial, dapat dijadikan acuan bagi
Ari Gunawan, S.T. para praktisi dan pemerhati masalah-masalah sosial.

Cetakan Pertama, Januari 2021 Buku ini disusun dengan melengkapi contoh
vii, 215 hal : 15.5 × 23 cm kasus yang bersifat kedaerahan dan aktual dalam
Penerbit rangka berfikir dan tanggung jawab kedaerahan,
karena kami (penulis) pernah menjadi pelaku di
dalam membantu tugas-tugas kebijakan dan
Jalan Kapten Muktar Basri No 3 Medan, 20238
Telepon, 061-6626296,Fax. 061-6638296
perencanaan sosial di daerah.
Email : umsupress@umsu.ac.id Sudah barang tentu isi dan tulisan buku ini
Website : http://umsupress.umsu.ac.id/
ISBN ; 978-623-6888-28-5 belum sempurna, untuk itu sangat disarankan
E-ISBN ; 978-623-6888-29-2 (PDF) masukan-masukan dari teman sejawat, para ilmuan,
Anggota untuk perbaikan di masa mendatang.
Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI)
Afiliasi Penerbit Perguruan Tinggi Muhammadiyah Kami juga tidak lupa menyampaikan ucapan
Aisyiyah (APPTIMA) terima kasih kepada Rektor Universitas
Afiliasi Penerbit Perguruan Tinggi Indonesia (APPTI) Muhammadiyah Sumatera Utara, Dr. Agussani,
Hak cipta dilindungi Undang-undang untuk kepentingan masyarakat banyak, silakan M.AP dan Dekan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu
para dokter dan mahasiswa kedokteran untuk memperbanyak dalam bentuk apapun,
baik secara elektronik maupun mekanis, termasuk memfotocopy, merekam, dan
Politik; Dr. Arifin Saleh, S.Sos, M.SP., dan para wakil
dengan sistem penyimpanan lainnya, namun dengan memberikan kredit kepada dekan sekaligus Ketua Program Studi Kesejahteraan
penulis.

iii

KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN SOSIAL DI INDONESIA iii


Sosial, Mujahiddin, S.Sos, M.SP., yang memberi DAFTAR ISI
kesempatan kepada kami untuk mengajar di
Program Studi Kesejahteraan Sosial FISIP UMSU. PRAKATA ................................................................ iii
Juga tidak lupa kami ucapkan terima kasih DAFTAR ISI ............................................................ v
kepada Parapat Gultom, Ph.D., dan Winarti S.Pd.,
BAB 1 ......................................................................... 1
M.Pd., sebagai editor serta Muhammad Arifin, S.Pd.,
PERMASALAHAN SOSIAL
M.Pd., sebagai alih bahasa.
DI INDONESIA ...................................................... 1
Semoga buku ini memberi manfaat.
A. Permasalahan Sosial ..................................... 1
B. Penanganan Kesejahteraan Sosial ............. 4
Medan, Januari
C. Komitmen Dan SDM Kesos ........................ 9
2021
D. Contoh Kasus ................................................. 14
BAB 2 ......................................................................... 17
Penulis KEBIJAKAN ............................................................ 17
A. Pengertian Kebijakan ................................... 17
A.1 Contoh Kasus ................................................. 18
A.2 Contoh Kasus .................................................. 24
B. Dampak Dari Sebuah Kebijakan ............... 27
B.1 Contoh Kasus .................................................... 29
C. Jenis-jenis Kebijakan ................................... 32
C.1 Contoh Kasus.................................................... 33
BAB 3 ......................................................................... 41
KEBIJAKAN SOSIAL ........................................... 41
A. Pengertian Kebijakan Sosial ....................... 41
iv v

iv KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN SOSIAL DI INDONESIA KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN SOSIAL DI INDONESIA v
B. Latar Belakang Kebijakan Sosial ............... 45 D. Perencanaan Sosial dalam Pembangunan 136
B.1 Contoh Kasus ................................................. 47 BAB 6 ......................................................................... 145
C. Instrumen Kebijakan Sosial ....................... 51 PEMBANGUNAN KESEJAHTERAAN
D. Jenis-Jenis Instrumen Kebijakan Sosial ... 54 SOSIAL ........................................................... 145
A. Pengertian Pembangunan............................ 145
E. Orientasi Kebijakan Sosial ......................... 57
B. Pengertian Pembangunan Kesejahteran
F. Aspek-Aspek Kebijakan Sosial .................. 63
Sosial................................................................ 148
G. Tujuan Kebijakan Sosial ............................. 69
C. Konsep dan Ruang Lingkup
G.1 Contoh Kasus ................................................. 71 Pembangunan Kesejahteraan Sosial ......... 151
BAB 4 ......................................................................... 77 D. Tujuan Pembangunan an Ketahanan
PERENCANAAN .................................................... 77 Nasional .......................................................... 157

A. Pengertian Perencanaan ............................... 77 E. Program Pembangunan Kesejahteraan


Sosial................................................................ 166
B. Proses dan Tujuan Perencanaan ................. 82
E.1 Contoh Kasus ................................................. 169
C. Jenis dan Fungsi Perencanaan .................... 89
F. Azas-Azas Penyelenggaraan
1. Jenis-Jenis Perencanaan .................................. ... 89 Kesejahteraan Sosial ..................................... 177
1.2 Contoh Kasus ................................................. 90 G. Pembangunan Berkelanjutan ..................... 180
2. Fungsi Perencanaan .......................................... 97 H. Isu-isu Pembangunan Berkelanjutan ........ 193
BAB 5 ......................................................................... 101 BAB 7 ......................................................................... 199
PERENCANAAN SOSIAL ................................... 101 PENUTUP................................................................. 199
A. Pengertian Perencanaan Sosial ................... 101 DAFTAR PUSTAKA .............................................. 201
B. Proses dan Tujuan Perencanaan Sosial..... 106 INDEKS .................................................................... 207
B.1 Contoh Kasus ................................................. 124 GLORASORIUM .................................................... 209
C. Sasaran dan Ruang Lingkup Perencanaan TENTANG PENULIS ............................................ 213
Sosial................................................................ 129
vi vii

vi KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN SOSIAL DI INDONESIA KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN SOSIAL DI INDONESIA vii
BAB 1
PERMASALAHAN SOSIAL
DI INDONESIA

A. Permasalahan Sosial
Permasalahan sosial di Indonesia dari tahun ke
tahun telah ditangani oleh pemerintah, baik
pemerintah pusat atau daerah. Namun
permasalahan sosial cenderung tumbuh dan
berkembang sejalan dengan proses pembangunan
dan kemajuan teknologi, sehingga membawa
perubahan-perubahan sosial. Masalah sosial adalah
masalah-masalah yang dihadapi oleh sesorang atau
sekelompok orang yang tidak mampu memenuhi
kebutuhan dasar hidupnya.
Selvie Tumengkol dalam tulisannya Masalah
Sosial Sebagai Dampak Perubahan Sosial
(Tumengkol, 2012) menjelaskan masalah sosial
berhubungan erat dengan nilai-nilai sosial dan
lembaga kemasyarakatan. Masalah sosial timbul dari
1

KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN SOSIAL DI INDONESIA 1


kekurangan-kekurangan diri manusia atau tanpa punya masa depan, termasuk para lanjut usia
kelompok sosial yang bersumber pada faktor-faktor terlantar. Sama halnya penyandang disabilitas, baik
ekonomi, biologis, biopsikologis dan kebudayaan. karena amputasi, tulang bengkok, netra, rungu
(Alifa, 2020) wicara, sampai dengan penyakit kronis, HIV AIDS
dan korban Napza merupakan penyandang masalah
Permasalahan sosial merupakan permasalahan-
sosial, atau penyandang masalah kesejahteraan
permasalahan yang muncul dalam masyarakat,
sosial (PMKS). Belum lagi kelompok masyarakat
bersifat sosial dan berhubungan erat dengan nilai-
yang tinggal di pedalaman atau daerah terluar
nilai sosial dan lembaga-lembaga kemasyarakatan.
wilayah kepulauan Indonesia, mereka sama dengan
(Soekanto, 2013)
masyarakat penyandang masalah kesejahteraan
Bagi pemerintah daerah, baik pemerintah sosial di perkotaan. Karena dari aspek pendidikan,
provinsi atau kabupaten/kota, penanganan kesehatan, tempat tinggal, air bersih, penerangan,
permasalahan sosial cenderung kepada masyarakat hingga kebutuhan dasar hidupnya masih sulit
miskin. Padahal permasalahan sosial lainnya masih diperolehnya.
cukup berkembang, seperti gelandangan, pengemis,
Para pejuang dan perintis kemerdekaan atau
pemulung, anak terlantar, disabilitas dan lainnya.
keluarganya, juga masih berhadapan dengan
Sisi lain, kemajuan pembangunan di perkotaan
permasalahan kesejahteraan sosial. Walau
membawa pengaruh bagi masyarakat desa untuk
pemerintah telah memberi penghargaan dan
hidup bersaing, padahal tidak memiliki
bantuan berkelanjutan dengan hak pensiun sebagai
keterampilan. Akibatnya untuk memenuhi
veteran Republik Indonesia, namun untuk
kebutuhan dasar dalam hidupnya menjadi pengemis
menghidupi keluarga di usia lanjut belum dapat di
dan pemulung dan tinggal di kolong jembatan,
kategorikan sejahtera, karena masih banyak para
emperan pertokoan menjadi gelandangan.
veteran Republik Indonesia yang memerlukan biaya
Demikian juga dengan anak dan lansia karena hidup layaknya masyarakat sejahtera sebagai wujud
ketidakmampuan ekonomi keluarga serta kurang kesejahteraan sosial.
mendapat perhatian, dampaknya anak mencoba
Menurut Suradi (Suriadi, 2007) dalam tulisan
mencari hidup dengan mengamen atau mengemis
Pembangunan Indonesia, Kemiskinan Dan
2 3

2 KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN SOSIAL DI INDONESIA KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN SOSIAL DI INDONESIA 3
Kesejahteraan Sosial menjelaskan kesejahteraan efektif karena pemerintahan mendapat gangguan
sosial adalah hak bagi setiap warga negara. dari adanya usaha asing untuk merebut
Kesejahteraan sosial merupakan tujuan akhir dari kemerdekaan RI (revolusi fisik) dan berlanjut
pembangunan nasional, yang dilaksanakan negara dengan adanya pemberontakan bersenjata yang
bersama dengan masyarakat. Kesejahteraan sosial puncaknya Gerakan 30 September 1965. Kemudian
merupakan indikator kinerja pembangunan masa kepimpinan Soeharto (disebut orde baru) sejak
nasional. 11 Maret 1966 program pembangunan masalah
B. Penanganan Kesejahteraan Sosial kesejahteraan sosial semakin nyata, dan program ini
dilaksanakan oleh Departemen Sosial melalui
Di Indonesia, sejak berdirinya Negara Kesatuan Repelita yang tertuang dalam Garis-Garis Besar
Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945, Haluan Negara (GBHN).
pemerintah telah melaksanakan penanganan
masalah-masalah kesejahteraan sosial. Program Masa orde baru, tidak sebatas Departemen
penanganan masalah kesejahteraan sosial secara Sosial yang menangani masalah kesejahteraan sosial
nasional ditangani oleh Kementerian Sosial Republik seperti kemiskinan, tetapi Departemen Dalam
Indonesia (dahulu Departemen Sosial) yang Negeri melalui Direktorat Jenderal Pemerintahan
dibentuk pada tanggal 19 Agustus 1945. Perhatian Masyarakat Desa mengembangkan pembangunan
pemerintah untuk menangani masalah kesejahteraan prasarana di desa tertinggal seperti infrastruktur,
sosial ini tidak terlepas dari cita-cita nasional sesuai MCK, air bersih, melalui Inpres Desa Tertinggal
alinea II Pembukaan Undang Undang Dasar 1945 disamping adanya proyek percontohan simpan
yakni “…masyarakat adil dan Makmur..”, dan pada pinjam dengan sistem kelompok usaha bersama
Alinea IV juga dijelaskan tujuan nasional, yaitu (KUBE).
“…memajukan kesejahteraa umum, mencerdaskan Demikian juga dengan Departemen Pendidikan
kehidupan bangsa…”. melalui pendirian sekolah-sekolah dasar dengan
Namun pada masa pemerintahan pertama, Instruksi Presiden. Departemen Kesehatan melalui
kepemimpinan Ir. Soekarno (disebut orde lama) bantuan kesehatan masyarakat miskin. Departemen
penanganan masalah kesejahteraan sosial belum Transmigrasi melalui transmigrasi dari daerah padat
penduduk ke daerah lain. Termasuk Badan
4 5

4 KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN SOSIAL DI INDONESIA KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN SOSIAL DI INDONESIA 5
Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) c. Gelandangan dan Pengemis
di samping tugas pengendalian penduduk, juga Gelandangan dan pengemis pada tahun 2019
melakukan program Tabungan Kesejahteraan masih ada sebanyak 77.500 orang yang tersebar di
Keluarga (Takesra) dan Kredit Usaha Kesejahteraan kota-kota besar di Indonesia. Gelandangan dan
Keluarga (Kukesra), dan lain sebagainya. (Fathia, pengemis akan naik di hari-hari besar, seperti di hari
2009). raya. (Meiliana, 2019)
Sampai akhir tahun 2020, penanganan
d. Anak Terlantar
kesejahteraan sosial bagi masyarakat Penyandang
Mengenai anak terlantar, berdasarkan Data
Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) terus
Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) hingga 2019
ditingkatkan. Namun angka Penyandang Masalah
untuk anak yang membutuhkan perlindungan
Kesejahteraan Sosial (PMKS) masih tinggi. Hal ini
khusus (AMPK) sebanyak 6.572 anak, untuk anak
dapat terlihat sebagai berikut :
jalanan (anjal) sebanyak 8.320 anak, anak terlantar
a. Penduduk Miskin berdasarkan keberadaannya sebanyak 64.053 anak,
1. Pada Maret 2017, penduduk miskin 27,77 juta untuk anak yang membutuhkan pengembangan
jiwa. fungsi sosial (AMPFS) sebanyak 92.861 anak.
2. Pada Maret 2018, penduduk miskin menurun (Rehsos, 2020)
menjadi 25,95 juta jiwa.
Dari keempat contoh kasus penyandang
3. Pada Maret 2019, penduduk miskin menaik
masalah kesejahteraan sosial (PMKS) dipandang
menjadi 26,42 juta jiwa. (BPS, 2020)
perlu sebuah kebijakan dan perencanaan sosial yang
matang untuk merumuskan program pembangunan
b. Pengguna Narkoba
kesejahteraan sosial dalam program pembangunan
Masyarakat pengguna narkoba (Napza) sejak
yang berkelanjutan.
tahun 2017 sampai dengan 2019 terus menaik. Dari
3,3 juta jiwa pada tahun 2017 menjadi 3,6 juta jiwa Untuk itu, wajar apabila Menteri Sosial RI Tri
pada tahun 2019. Bahkan kelompok pelajar sebanyak Rismaharini di awal-awal tugasnya sebagai Menteri
2,29 juta pelajar sudah menggunakan narkoba pada Sosial RI sejak dilantik oleh Presiden RI Ir. H. Joko
tahun 2018. (CNN Indonesia, 26-06-2020). Widodo pada tanggal 23 Desember 2020, meninjau
6 7

6 KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN SOSIAL DI INDONESIA KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN SOSIAL DI INDONESIA 7
lokasi kantong masyarakat penyandang masalah Jadi wajar jika Menteri Sosial RI Tri Rismaharini
kesejahteraan sosial untuk bertemu dengan para akan menggandeng kementerian lainnya,
disabilitas yang mengikuti advokasi di Desa Krebet, pemerintah provinsi dan kabupaten/kota, serta
Kecamatan Jamban, Kabupaten Ponorogo, sekaligus dunia perguruan tinggi untuk bersamanya
membawa sejumlah bibit ikan untuk dibudidayakan menangani Penyandang Masalah Kesejahteraan
oleh penyandang disabilitas dalam program Sosial (PMKS) di Indonesia.
pemberdayaan sosial.
Ketika berada di ibu kota hari pertama Menteri C. Komitmen Dan SDM Kesos
Sosial RI Tri Rismaharini bertugas, tepatnya 28
Desember 2020, menyempatkan diri untuk menyisir Pada halaman terdahulu telah diketahui
kawasan aliran sungai Ciliwung yang berdekatan berbagai permasalahan sosial di Indonesia,
dengan kantor Kementerian Sosial RI, sekaligus khususnya PMKS. Penanganan masalah
berdialog dengan para gelandangan, pengemis dan kesejahteraan sosial di Indonesia akan
pemulung. (Handoyo, 2020) berkepanjangan apabila dikerjakan oleh satu
institusi yaitu jajaran Kementerian Sosial RI sesuai
Ini artinya bahwa Tri Rismaharini selaku dengan peraturan per Undang-Undang yang
seorang Menteri Sosial RI merasa bertanggung jawab berlaku.
terhadap tugas pokok dan fungsinya dalam rangka
penanganan Penyandang Masalah Kesejahteraan Kebijakan dan keinginan yang tinggi
Sosial (PMKS). Sebagai Menteri Sosial RI ia tidak (komitmen) dari seorang kepala daerah, baik di
sebatas menunggu laporan di ruang kerja, tetapi juga tingkat provinsi maupun di tingkat kabupaten/kota,
mendalami permasalahan sosial dari dialog yang sangat diharapkan sehingga antar instansi teknis
diperoleh dalam rangka mengambil sebuah dapat saling mengisi dalam penanganan
kebijakan untuk dituangkan dalam perencanaan permasalahan kesejahteraan sosial.
sosial pada tahun berjalan atau tahun anggaran Sisi lain komitmen yang tinggi dari seorang
berikutnya. kepala daerah akan mendorong dunia usaha untuk
terlibat dalam pembangunan kesejahteraan sosial
dengan cara mempekerjakan para penyandang
8 9

8 KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN SOSIAL DI INDONESIA KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN SOSIAL DI INDONESIA 9
masalah kesejahteraan sosial sesuai potensi diri, Program Keluarga Harapan, dengan Peraturan
apalagi jika masyarakat terdorong semangat Menteri Sosial RI Nomor 1 Tahun 2018 telah diangkat
kesetiakawanan sosial untuk bersama pemerintah melalui ikatan kerja sebagai tenaga pendamping
dan dunia usaha dalam menangani PMKS ini. sosial untuk Program Keluarga Harapan (PKH).
Komitmen kepala daerah akan terlihat dari Pada tahun 2020, sumber daya manusia PKH
penempatan jabatan teknis yang menangani masalah diangkat koordinator regional berjumlah 6 orang,
kesejahteraan sosial yakni berprofesi kesejahteraan yang berpusat di Sumatera Utara, Sulawesi Selatan,
sosial, atau menyiapkan anggaran pendidikan Nusa Tenggara Barat, Maluku, Kalimantan Barat dan
profesi kesejahteraan sosial bagi para pelaku yang Jawa Timur, masing-masing satu orang. Untuk
menangani permasalahan kesejahteraan sosial. koordinator wilayah berjumlah 79 orang,
administrator pangkalan data (APD) provinsi
Selain penempatan jabatan yang berprofesi
sebanyak 108 orang, koordinator kabupaten 641
pekerjaan sosial, juga dibutuhkan alokasi anggaran
orang, APD kabupaten/kota sebanyak 1.862 orang,
yang bisa direncanakan masa kepemimpinannya,
pendamping sosial sebanyak 36.975 orang yang
termasuk mendorong dunia usaha serta
tersebar di 34 provinsi dan kabupaten/kota se
menggerakkan potensi masyarakat untuk terpanggil
Indonesia serta koordinator pusat sebanyak 23 orang
semangat kesetiakawanan sosial baik secara individu
dan APD pusat berjumlah 29 orang.
maupun melalui lembaga kesejahteraan sosial.
Sebelum diterjunkan sebagai para pendamping
Untuk sumber daya manusia penyelenggara
sosial dan operator program keluarga harapan,
kesejahteraan sosial, Menteri Sosial RI telah
jajaran Kementerian Sosial RI memberikan
mengeluarkan Peraturan Nomor 29 Tahun 2017
pembekalan kepada para pendamping dan operator,
tentang standar nasional sumber daya manusia
agar mereka memahami tugas pokok dan fungsi
penyelenggara kesejahteraan sosial baik untuk
dalam menangani peserta PKH.
aparat sipil negara yang menangani kesejahteraan
sosial maupun kepada relawan-relawan sosial. Selain dari pendamping sosial PKH yang
Dalam menangani kemiskinan di pedesaan, ditempatkan di pedesaan dan kelurahan serta di
perkotaan dan daerah terpencil serta terluar melalui daerah terpencil, Kementerian Sosial RI juga

10 11

10 KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN SOSIAL DI INDONESIA KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN SOSIAL DI INDONESIA 11
menempatkan Tenaga Kesejahteraan Sosial Karena dari aspek sumber daya manusia
Kecamatan (TKSK) sesuai data Kementerian Sosial bidang kesejahteraan sosial, mereka-mereka ini yang
RI sebanyak 7.160 orang dengan jumlah koordinator setiap saat berhadapan dengan keluarga miskin dan
TKSK sebanyak 34 orang di tahun 2019 tingkat penyandang masalah kesejahteraan sosial, baik
provinsi, 416 tingkat kabupaten, dan 98 orang tingkat untuk pelayanan sosial, program perlindungan dan
kota. jaminan soaial, rehabilitasi sosial dan pemberdayaan
sosial sesuai tugas pokok dan fungsi ikatan kerja
Penempatan TKSK di Indonesia diatur melalui
mereka.
Peraturan Menteri Sosial RI Nomor 03 Tahun 2013
tentang Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan Bagaimana komitmen pemerintah daerah
yang bertugas membangu penyelenggaraan khususnya gubernur, bupati dan walikota terhadap
kesejahteraan sosial di kecamatan tempat bertugas. sumber daya manusia kesejahteraan sosial ini.
Para tenaga kesejahteraan sosial kecamatan dan para Menurut Mukhrizal Arif, SPdI, M.Pd, koordinator
pendamping PKH merupakan pembantu-pembantu pendamping PKH yang bertugas di Kabupaten Batu
dari pemerintah daerah baik provinsi dan Bara mengatakan komitmen kepala daerah untuk
kabupaten/kota dalam rangka penanganan sumber daya manusia kesejahteraan sosial masih
kemiskinan maupun penyandang masalah rendah. Ini dapat terlihat dari data yang dihimpung
kesejahteraan sosial di tingkat desa dan kelurahan. dari berita-berita media online.
Sejauh mana pemerintah daerah baik provinsi Baru 11 gubernur dari 34 gubernur di Indonesia
dan kabupaten/kota memiliki komitmen yang tinggi sampai tahun 2020 yang melakukan tatap muka di
dalam penanganan kemiskinan dan penyandang daerahnya dengan para pendamping sosial PKH.
masalah kesejahteraan sosial, dapat terlihat dari Khusus di Sumatera Utara baru 3 (tiga) kepala
perhatian pemerintah daerah, dalam hal ini daerah yang aktif untuk bertatap muka dan memberi
gubernur, bupati dan walikota, untuk berdiskusi apresiasi kepada para pendamping sosial PKH.
mendapatkan masukan atau melibatkan TKSK Padahal para pendamping PKH sesuai tugas pokok
dalam perencanaan sosial tentunya. dan fungsinya telah membantu pemerintah daeah
dalam pelayanan, pemberdayaan, rehabilitasi,

12 13

12 KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN SOSIAL DI INDONESIA KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN SOSIAL DI INDONESIA 13
perlindungan dan jaminan sosial sekaligus untuk motor untuk bertugas, dan melakukan pembinaan
menurunkan angka kemiskinan, yang sering melalui pertemuan dengan para pendamping PKH,
diistilahkan graduasi peserta PKH (Diskusi Penulis, yang saat ini berjumlah 71 orang terdiri dari 1 (satu)
08 Januari 2021di Batu Bara). koordinator, 4 (empat) operator dan 64 orang
Sejalan dengan ini, wajar apabila penyandang pendamping sosial PKH.
masalah kesejahteraan sosial terasa lambat Komitmen Bupati Batu Bara untuk
penurunannya, dikarenakan komitmen para kepala mempercepat penurunan kemiskinan, membangun
daerah masih lemah, termasuk dalam penempatan semangat para TKSK dan pendamping sosial PKH
dan penyiapan sumber daya manusia kesejahteraan dalama berinovasi meningkatkan program
sosial. pemberdayaan bagi para Penyandang Masalah
D. Contoh Kasus Kesejahteraan Sosial (PMKS) khususnya kemiskinan.

Contoh kasus, di Kabupaten Batu Bara, tahun Apalagi di tahun ajaran 2020/2021 sebanyak 51
anggaran 2019, kemiskinan menurun sebanyak 2.884 orang anak-anak dari peserta PKH asal Kabupaten
kepala keluarga yang setara dengan 11.000 jiwa, dan Batu Bara dapat melanjutkan ke perguruan tinggi
pada tahun anggaran 2020 kemiskinan lagi-lagi bekerjasama dengan Universitas Muhammadiyah
berkurang sebanyak 1.961 kepala keluarga, setara Sumatera Utara (UMSU) melalui program KIP
dengan 3.844 jiwa melalui graduasi peserta PKH. Kuliah. (Diskusi dengan pendamping PKH Mukhrizal
Arif, S.PdI, M.Pd, 8 Januari 2021).
Untuk tahun anggaran 2021 ditargetkan para
peserta PKH yang akan mendapat graduasi
sebanyak 7.938 kepala keluarga atau setara dengan
31.752 jiwa.
Penurunan angka kemiskinan di Kabupaten
Batu Bara tidak terlepas dari komitmen Bupati Ir. H.
Zahir, M.AP kepada sumber daya manusia Tenaga
Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) yang
mendapat bimbingan dan bantuan sarana sepeda
14 15

14 KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN SOSIAL DI INDONESIA KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN SOSIAL DI INDONESIA 15
BAB 2
KEBIJAKAN

A. Pengertian Kebijakan
Istilah kebijakan kerap kali kita dengar dalam
kehidupan sehari-hari, baik kita sebagai warga
masyarakat atau sebagai warga negara di negara
Republik Indonesia. Apalagi jika kita bekerja sebagai
karyawan di lingkungan perusahaan atau ikut dalam
kepengurusan partai politik, termasuk sebagai
Aparat Sipil Negara (ASN) atau bekerja sebagai
anggota TNI/Polri.
Di kalangan Aparat Sipil Negara (ASN) bahasa
kebijakan sangat populer, terutama yang
berhubungan dengan maraknya berbagai isu yang
ada atau yang berhubungan dengan anggaran yang
dikelola atau dalam hal yang tidak terduga terjadi
sesuatu yang berhubungan dengan berbagai
permasalahan yang berdampak sosial, ekonomi,
politik, dan pertahanan keamanan. Jika ini yang
terjadi, maka akan muncul bahasa “kebijakan”, baik

16 17

KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN SOSIAL DI INDONESIA 17


yang sifatnya berskala nasional, daerah, atau melakukan evakuasi dan keamanan, yang intinya
berbasis desa. penyelamatan dan perlindungan kepada masyarakat
A.1 Contoh Kasus korban banjir bandang yang sering disebut evakuasi
Contoh kasus, banjir bandang yang terjadi di dalam pelaksanaan tanggap darurat. Dalam
kawasan wisata alam Bukit Lawang, Kecamatan pengambilan kebijakan dengan kasus seperti ini
Bahorok, Kabupaten Langkat tanggal 4 November kadang kala seorang pemimpin terbentur dalam
2003. Banjir bandang ini menimbulkan kerugian anggaran, di sinilah perlunya koordinasi dengan
material yang cukup banyak karena sejumlah pihak legislatif dalam penyelesaiannya.
bangunan di kawasan wisata porak poranda akibat Demikian juga dengan relawan-relawan sosial,
banjir dengan ketinggian air 10 meter dan membawa lembaga-lembaga sosial dan lainnya, turut ambil
bongkahan kayu dari pegunungan akibat dari bagian untuk ikut memberikan bantuan agar para
penggundulan hutan yang dilakukan pencuri kayu korban dapat terlindungi dari musibah yang terjadi.
secara besar-besaran. Ini mengandung arti sejumlah potensi sumber daya
Dampak dari banjir bandang ini telah manusia, potensi sumber daya alam, potensi sumber
merugikan masyarakat dari kerusakan tempat keuangan hingga potensi teknologi diprogramkan
tinggal atau bangunan yang tersedia, bahkan untuk mengatasi dampak banjir bandang sejak
menimbulkan korban jiwa sampai 72 orang, kejadian hingga pasca banjir, sehingga masyarakat
sekaligus kehilangan mata pencarian penduduk korban banjir bandang merasa diperhatikan dan
setempat. Dampak banjir bandang di lokasi terlindungi dari musibah ini. Di sini terlihat
pariwisata Bukit Lawang yang menelan korban 72 kebijakan yang diambil oleh seorang pemimpin
orang pada tahun 2003 ini, maka diperlukan merupakan penyelamatan dari para korban banjir
kebijakan dari seorang Bupati Kabupaten Langkat, bandang, penyelamatan terhadap harta dan benda
masa itu H. Syamsul Arifin, S.E. untuk menyatakan masyarakat korban sekaligus sebagai upaya
tanggap darurat dan menugaskan Dinas Sosial, penyelamatan lingkungan.
Dinas Kesehatan, Dinas Pekerjaan Umum untuk Dari contoh kasus ini, maka kebijakan adalah
mengambil Langkah-langkah strategis, demikian sebuah keputusan yang diambil dalam rangka
juga TNI/Polri menugaskan para anggotanya untuk menyelesaikan suatu masalah. Menurut Leo
18 19

18 KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN SOSIAL DI INDONESIA KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN SOSIAL DI INDONESIA 19
Agustino, Ph.D. (2007) bahwa kebijakan adalah Proses Suatu Kebijakan
aktivitas pemerintah yang mempunyai tujuan,
Pengambilan sebuah “kebijakan” umumnya
memiliki nilai tertentu dan memberikan dampak
melalui sebuah proses karena sebuah kebijakan jika
(positif) bagi masyarakat luas. Kebijakan harus
sudah ditetapkan dengan sebuah peraturan,
menunjukkan apa yang sesungguhnya yang
sekurang-kurangnya dengan surat edaran atau surat
dikerjakan, dari pada apa yang di usulkan dalam
keputusan dari seorang pemimpin bersifat mengikat.
beberapa kegiatan pada suatu masalah.
Hal ini sejalan dengan yang ditulis B.N. Marbun, S.H.
Sama halnya Parapat Gultom, Ph.D, dalam bukunya Kamus Politik (2007) yang
menjelaskan bahwa kebijakan adalah suatu menjelaskan bahwa “kebijakan” adalah aturan
ketetapan yang dirumuskan berdasarkan masalah tertulis yang merupakan keputusan formal
yang ada serta potensi untuk menyelesaikannya. organisasi dan bersifat mengikat.
Potensi dimaksud berkaitan dengan sumber daya
Di lingkungan ASN, seorang pimpinan dari
manusia, sumber daya alam, sumber daya keuangan,
suatu lembaga pemerintah, baik kementerian,
sarana dan prasarana peraturan perundang–
gubernur, atau bupati/walikota, ketika akan
undangan dan norma-norma serta budaya (Ceramah
mengambil sebuah keputusan umumnya melakukan
dengan Aparatur Pemda Batu Bara, Selaku Sekretaris Tim
rapat staf, dan setiap staf yang memiliki kompetensi
TBUPP, 2020).
sesuai kebijakan yang akan ditetapkan melakukan
Kebijakan merupakan sekumpulan keputusan telaah staf serta mengajukan pertimbangan dengan
yang diambil oleh seorang pelaku atau juga biro hukum atau bagian hukum atas kebijakan yang
kelompok politik di dalam usaha memilih tujuan- akan diambil.
tujuan serta cara-cara untuk mencapai tujuan
Kebijakan di lingkungan pemerintahan tingkat
tersebut.
daerah, biasanya sebuah kebijakan tidak boleh
Menurut Miriam Budiardjo kebijakan adalah bertentangan dengan peraturan perundang-
suatu ketetapan yang memuat prinsip-prinsip untuk undangan yang ada atau bertentangan dengan
mengarahkan cara-cara bertindak yang dibuat secara kebijakan institusi yang lebih tinggi karenanya
terencana dan konsisten dalam mencapai tujuan
tertentu. (Budiardjo, 1971) 21
20

20 KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN SOSIAL DI INDONESIA KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN SOSIAL DI INDONESIA 21
sebuah kebijakan kadang kala dapat diambil setelah menetapkan proses belajar dan mengajar dari rumah.
melalui proses kajian oleh sebuah lembaga Surat edaran bupati tentang Belajar Dari Rumah
pendidikan atau para ilmuan atau lembaga yang (BDR) setelah berulang diperpanjang terakhir
sesuai untuk itu, namun bukan berarti sebuah dengan surat edaran No. 420/4795 tertanggal 19
kebijakan tidak datang mendadak atas perintah Agustus 2020.
seorang pemimpin. Di sinilah fungsi staf untuk Surat edaran Bupati Batu Bara tentang belajar
melakukan koordinasi dan kajian secara cepat agar dari rumah berpedoman dengan surat edaran
kebijakan tidak bertentangan dengan peraturan Gubernur Sumut No. 205/GTCovid-19/VII/2020,
perundang-undangan dengan sumber dana surat edaran Mendikbud RI No. 12 Tahun 2020,
(anggaran) yang belum tersedia. tentang Penetapan Bencana Nonalam Penyebaran
Bagi penulis yang pernah bertugas sebagai Corona Virus Desease 2019 (Covid-19).
Aparatur Sipil Negara (ASN), proses dari sebuah Jadi jelas bahwa sebuah kebijakan yang diambil
kebijakan dapat dibagi dalam empat bagian. merupakan sebuah tindakan untuk kebaikan atau
1. Ada sebuah kasus yang mengganggu untuk penyelamatan atau untuk kesejahteraan dari
kepentingan/kesejahteraan masyarakat. masyarakat khususnya bahaya penyebaran Corona
2. Kasus dibahas ditingkat staf jika diperlukan Virus Desease 2019 (Covid-19) yang setiap saat kasus
mengundang ilmuan. terus berkembang baik secara nasional, provinsi,
3. Kasus yang dibahas berorientasi aspek hukum, atau di kabupaten/kota.
aspek sosial, aspek ekonomi, dan lain-lain. Apakah kebijakan proses belajar dari rumah
4. Setelah dikaji dan menguntungkan untuk akan membawa dampak? tentu jawabnya kembali
kepentingan masyarakat baru diputuskan. kepada sarana dan prasarana yang dimiliki guru dan
Contoh kasus, penulis ambil sebuah kebijakan siswa, karena pembelajaran dari rumah harus
di Kabupaten Batu Bara atas berkembangnya Corona menggunakan teknologi, berarti para siswa perlu
Virus Desease 2019 (COVID-19) sejak Maret 2020 yang komputer atau handphone, demikian juga para guru,
melanda Indonesia. Bupati Batu Bara mengeluarkan serta pembiayaan paket internet.
surat edaran bahwa jajaran pendidikan di Batu Bara,

22 23

22 KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN SOSIAL DI INDONESIA KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN SOSIAL DI INDONESIA 23
Jadi, sama halnya jika sebuah kebijakan itu Prosesnya diawali pada masa pemerintahan
mau ditetapkan oleh kelembagaan lain, seperti Abdurrahman Wahid diterbitkan Undang-undang
perusahaan (swasta/BUMN/BUMD) atau partai No. 21 Tahun 2000 tentang Serikat Pekerja/Serikat
politik atau lembaga keagamaan lainnya, yang jelas Buruh yang disahkan pada tanggal 4 Agustus 2000 di
sebuah kebijakan tidak merugikan masyarakat atau Jakarta. Selanjutnya masa pemerintahan Presiden
para pekerja atau para konstituennya sesuai Megawati Soekarno Putri mengesahkan Undang-
kebijakan yang diberikan pimpinan dari sebuah undang No. 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan
lembaga. yang isinya mempertegas hak-hak para pekerja di
Indonesia dan aturan-aturan yang berhubungan
dengan ketenagakerjaan yang ditandatangani
A.2 Contoh Kasus
tanggal 25 Maret 2003.
Contoh kasus lain yaitu tentang tuntutan para
Sayangnya peringatan hari buruh yang telah
buruh, di antaranya pada 1 Mei ditetapkan sebagai
ditetapkan oleh pemerintah, menjadi ajang bagi
hari buruh nasional dan dijadikan sebagai hari libur.
sekelompok orang-orang untuk melakukan
Selain itu, hak-hak buruh untuk kesejahteraan dapat
demonstrasi di peringatan hari buruh dalam
dipenuhi pemerintah seperti perumahan, kesehatan,
menggerakkan berbagai tuntutan. Hal ini
dan pendidikan untuk anak-anak buruh, termasuk
menunjukkan bahwa untuk menerbitkan sebuah
angkutan publik.
kebijakan dengan Surat Keputusan Presiden No. 24
Sejak pemerintahan orde baru, tuntutan ini Tahun 2013 tertanggal 29 Juli 2013 mempunyai
terus digaungkan dengan cara dengar pendapat proses yang cukup panjang, dari gerakan tuntutan,
sampai dengan demonstrasi. Baru masa sampai demonstrasi para buruh.
pemerintahan reformasi, tepatnya tahun 2013 masa
Contoh sederhana, satu kabupaten dalam
pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono proses
rangka meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD)
penetapan 1 Mei sebagai hari libur. Untuk
maka kebijakan yang akan ditempuh dalam
memperingati hari buruh internasional ditetapkan
meningkatkan PAD dimaksud ditetapkan dalam
dengan Keputusan Presiden No. 24 Tahun 2013
peraturan daerah. Untuk sampai dalam penetapan
tertanggal 29 Juli 2013 di Jakarta.
peraturan daerah, maka proses perumusannya
24 25

24 KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN SOSIAL DI INDONESIA KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN SOSIAL DI INDONESIA 25
diawali dengan kajian-kajian potensi daerah, seperti merujuk kepada peraturan perundang-undangan
seberapa banyak rumah makan di daerah itu, agar sebuah kebijakan dapat berdaya guna dan
seberapa banyak potensi kepariwisataan yang ada, berhasil guna untuk kesejahteraan masyarakat.
dan lain-lain. Dari kajian yang dilakukan (boleh Jadi, dalam prosesnya ada penentuan masalah,
melalui pihak ilmuan yang memiliki kompetensi) apakah masalah sosial, strategis atau tidak, dilanjut
maka dirumuskan oleh staf atau dinas yag pengumpulan bukti, kajian penyebab, mengevaluasi
bertanggung jawab melalui diskusi publik yang kebijakan yang ada, mengembangkan alternatif
melibatkan berbagai komponen masyarakat, kebijakan terbaik (Edi Suharto, 2005).
lembaga-lembaga masyarakat.
B. Dampak Dari Sebuah Kebijakan
Hasilnya dirumuskan dalam konsep produk
hukum dan diajukan ke lembaga legislatif (DPRD) Suatu kebijakan yang diambil oleh seorang
untuk mendapat pengesahan melalui sidang pemimpin, baik pimpinan dari sebuah lembaga
paripurna. Sementara itu, sebelum sidang paripurna pemerintahan atau perusahaan, termasuk lembaga
dilaksanakan lembaga DPRD membentuk panitia lain umumnya adalah untuk peningkatan
khusus, yang dilanjutkan dengan studi banding kesejahteraan masyarakat atau kesejahteraan pekerja
mencari masukan, sehingga panitia khusus (pansus) atau untuk peningkatan kinerja. Khusus untuk
mengajukannya dalam sidang paripurna. Inilah sebuah perusahaan, biasanya sebuah kebijakan
yang penulis maksud bahwa dalam menetapkan berhubungan dengan untung dan rugi dari
suatu kebijakan memerlukan sebuah proses perusahaan itu sendiri.
sehingga menjadi peraturan daerah. Jika sebuah kebijakan datangnya dari sebuah
Dengan demikian, sebuah kebijakan dalam kelembagaan pemerintahan, tentunya untuk
proses perumusan tetap memperhatikan potensi kepentingan dan kebaikan atau kesejahteraan
konkrit (sumber daya manusia, alam, keuangan, masyarakat. Tidak untuk kepentingan kelembagaan
sarana dan prasarana) yang tersedia, serta pemerintah karena pemerintah dalam bertugas
memperhatikan potensi yang bersifat abstrak, dalam adalah sebagai pelayan masyarakat dan pelaksana
hal ini memperhatikan (norma-norma) yang hidup pembangunan. Jika seorang pemimpin dalam
di masyarakat atau (nilai budaya) yang ada serta pengambilan keputusan tidak sesuai dengan
26 27

26 KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN SOSIAL DI INDONESIA KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN SOSIAL DI INDONESIA 27
harapan masyarakat atau bertentangan dengan (kaum politik menyebut era reformasi) setiap lahir
hukum dan tujuan pembangunan akan berdampak suatu kebijakan selalu ada “rongrongan”.
sosial atau politis.

Dampak yang penulis maksud adalah seperti B.1 Contoh Kasus


anggaran yang telah disediakan tidak dapat Contoh kasus yang populer dewasa ini adalah
digunakan yang akhirnya menjadi silva (tidak boleh Undang-Undang Cipta Kerja yang disahkan oleh
digunakan). Dampak lain adalah dampak politis, DPR RI tanggal 5 Oktober 2020 yang lalu
yang digunakan orang-orang tidak bertanggung mengundang masyarakat untuk melakukan
jawab untuk membuat berita hoax dan demonstrasi. demonstrasi bahwa lahirnya Omnibus Law Undang-
Dampak sosial, masyarakat merasa terombang- undang Cipta Kerja yang merupakan sebuah
ambing dan menimbulkan keresahan sosial sehingga kebijakan untuk memperpendek jalur birokrasi
merugikan masyarakat. perizinan dan membantu percepatan terbukanya
Menurut Budi Winarno dampak kebijakan lapangan kerja serta keberuntungan bagi pelaku
dibagi ke dalam dua jenis yaitu output dan dampak. usaha mikro kecil menengah (UMKM) telah
Output adalah barang dan jasa atau fasilitas lain yang membawa keributan di kalangan organisasi
diterima sekelompok masyarakat tertentu, baik perburuhan dan berkembang diikuti para buruh.
kelompok sasaran atau kelompok lain yang tidak Dampaknya keributan ini mengarah kepada
tersentuh oleh sebuah kebijakan. Sedangkan dampak gangguan kamtibmas, apalagi jika sampai
adalah kondisi fisik maupun sosial sebagai akibat pergerakan massa berskala besar dan ditunggangi
output kebijakan. (Winarno, 2007) oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab.

Lebih jauh Winarno menjelaskan tentang Awal keributan tidak terlepas dari adanya
dampak dari sebuah kebijakan adalah adanya berita hoax 12 pasal UU Cipta Kerja di media sosial.
dampak yang diharapkan, dampak yang tidak Tanpa dipelajari, tanpa minta penjelasan, muncul
diharapkan, dan adanya dampak yang tidak sebuah gerakan dari masyarakat dengan jalan
terduga. Dalam kaitan apa yang dijelaskan oleh demonstrasi bahkan ada yang anarkis. Kedua belas
Winarno tersebut di era pembangunan dewasa ini berita hoax tersebut antara lain uang pesangon

28 29

28 KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN SOSIAL DI INDONESIA KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN SOSIAL DI INDONESIA 29
dihilangkan, UMP-UMK dihapus, cuti tidak ada, membawa sebuah dampak. Jika menurut
kompensasi, dan lain-lain. masyarakat kebijakan itu tepat guna, tepat sasaran
Padahal yang sebenarnya tentang UU Cipta dan menguntungkan masyarakat maka dampaknya
Kerja yang dikeluarkan, menurut Prof. Tajuddin baik bagi pemerintah dan masyarakat. Namun jika
Noer seorang pengamat ketenagakerjaan dari ada sebuah kebijakan yang diambil oleh masyarakat
Universitas Gajah Mada menjelaskan bahwa jika dipandang tidak berpihak, akan selalu membawa
masyarakat serius membaca UU Cipta Kerja, maka keributan. Apalagi dewasa ini setiap kebijakan
isinya menolong pekerja yang belum mendapat seorang pemimpin di lembaga pemerintahan
pekerjaan. Dengan menarik investasi, maka dapat menjadi sebuah modal bagi sekelompok orang
menciptakan lapangan kerja dan menekan angka sebagai bahan provokasi dalam “merongrong”
pengangguran. Jadi untuk menarik investasi pemerintahan itu.
dilakukan penyederhanaan UU atau birokrasi Dampak dari suatu kebijakan tidak selalu sama,
dipangkas, rente ekonomi tidak akan ada lagi. seperti yang direncanakan semula, karena
(Hastuti, 2020) berhubungan dengan ketidakpastian lingkungan
Sangat disayangkan di zaman reformasi ini, dan kemampuan administrasi dalam melaksanakan
setiap kebijakan yang ditempuh oleh pemerintah suatu kebijakan. Ukuran suatu keberhasilan
selalu “dirongrong” dengan adanya gerakan setuju kebijakan, tentunya memiliki dampak positif bagi
atau tidak setuju. Bentuk gerakan seperti sudah para pihak terkait yang terkena dampak kebijakan
menjadi sebuah kebiasaan dengan gerakan tersebut. Untuk mengukur keberhasilan dari suatu
demonstrasi, saling menyudutkan saling kebijakan dapat dilakukan dengan evaluasi terhadap
menyalahkan. Padahal tidak sebuah pun kebijakan kebijakan tersebut. Apabila anggota masyarakat
yang dilakukan pemerintah untuk kepentingan dapat merasakan dampak kebijakan yang diterima
pemerintah, melainkan kebijakan selalu diambil dengan baik, maka kebijakan tersebut dinilai positif
untuk kesejahteraan masyarakat. (Leo Agustino, 2017).

Inilah yang penulis sebut di atas bila seorang Karenanya seorang pemimpin dalam
pemimpin dalam mengambil sebuah kebijakan akan pengambilan keputusan melalui sebuah proses agar
pertimbangan hukum, ekonomi, sosial, dan lain-lain
30 31

30 KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN SOSIAL DI INDONESIA KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN SOSIAL DI INDONESIA 31
dapat menjadi sebuah keputusan yang tepat guna, Namun pengarahan-pengarahan Presiden RI sesuai
tepat sasaran dan memberi kesejahteraan bagi tuntutan dari suatu isu yang berkembang, para
masyarakat, sehingga dampak yang mungkin timbul menteri kabinet atau lembaga setingkat menteri
baik dampak anggaran, politis, dan sosial dapat dapat mengambil sebuah kebijakan yang dituangkan
ditekan untuk kepentingan masyarakat dan dalam surat keputusan menteri atau peraturan
kesejahteraannya. menteri sesuai tugas pokok dan fungsinya masing-
C. Jenis-jenis Kebijakan masing untuk kepentingan masyarakat Indonesia.

Pada bagian I (kebijakan) telah dijelaskan


bahwa kebijakan dapat ditetapkan seorang C.1 Contoh Kasus
pemimpin dari suatu lembaga pemerintah, Contoh kasus di tahun 2020 ini, terjadi
perusahaan atau lembaga politik untuk menjawab penyebaran Corona Virus Desease 2019 (Covid-19)
suatu masalah atau melahirkan sebuah pemikiran sejak awal Maret di Indonesia. Presiden RI
dalam rangka mencapai tujuan sebuah organisasi. mengeluarkan berbagai kebijakan untuk melindungi
Jika pemerintah yang menetapkan sebuah kebijakan masyarakat dari terinveksi Corona Virus Desease 2019
maka suatu kebijakan semata-mata untuk (Covid-19) yang sangat mematikan. Kebijakan
kesejahteraan masyarakat. Presiden dalam rangka melindungi rakyat dari
terinveksi Corona Virus Desease 2019 (Covid-19)
Dalam administrasi pemerintahan, kebijakan
mengeluarkan Kepres No. 12 Tahun 2020 tertanggal
dikeluarkan seorang pemimpin lembaga yang
13 April 2020 tentang penetapan bencana non alam
memiliki kewenangan untuk itu, yakni di tingkat
penyebaran Corona Virus Desease 2019 (Covid-19)
kabupaten/kota tentunya bupati atau walikota,
yang penanganannya melalui Tim Gugus Tugas
sedangkan di tingkat provinsi adalah gubernur,
Percepatan Penanganan Covid-19 (GTPP).
demikian juga dalam kondisi tertentu unsur
Forkopimda setingkat gubernur, bupati, atau Dengan keluarnya Kepres No. 12 Tahun 2020
walikota dapat membuat kebijakan. Untuk tingkat ini, maka sejumlah menteri kabinet atau pejabat
nasional, Presiden RI banyak mengambil kebijakan, setingkat lembaga kementerian juga mengambil
dan hasil kebijakan itu ditetapkan dengan keputusan kebijakan dengan mengeluarkan Surat Keputusan
presiden, instruksi presiden atau peraturan presiden. atau Peraturan Menteri yang mendukung Kepres
32 33

32 KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN SOSIAL DI INDONESIA KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN SOSIAL DI INDONESIA 33
No. 12 Tahun 2020. Sebagai contoh, Menteri menimbulkan kerugian karena produksi tidak sesuai
Kesehatan RI melalui Kep. Menkes No. dengan pemasaran sehingga para pekerja terjadi
01.07/Menkes/413/2020 tentang Pedoman pemutusan hubungan kerja (PHK) atau karyawan
Pencegahan dan Pengendalian Corona Virus Desease “dirumahkan”. Demikian juga dunia perhotelan,
2019 (Covid-19). Contoh lain, Menteri Pendidikan dan pariwisata, dan UMKM semakin terpuruk karena
Kebudayaan RI melalui Surat Edaran (SE) No. 3 daya beli menurun, sehingga dunia usaha lagi-lagi
Tahun 2020 tentang Pencegahan Corona Virus Desease melakukan PHK.
2019 (Covid-19) di Lingkungan Pendidikan, serta SE
Dari aspek dampak Corona Virus Desease 2019
No. 19 Tahun 2020 tentang Pedoman Belajar Dari
(Covid-19) kasus terpapar sampai 17 Desember 2020
Rumah.
mencapai 644 ribu jiwa, yang sembuh 527 ribu jiwa
Sementara itu, Menteri Sosial RI No. dan meninggal dunia sebanyak 19.390 jiwa (data JHU
54/Huk/2020 mengeluarkan pelaksanaan bantuan CSSE Covid-19). Dari aspek ekonomi, memberi 3
sembako dan bantuan sosial tunai dalam (tiga) dampak besar, yaitu konsumsi rumah tangga
penanganan Corona Virus Desease 2019 (Covid-19) atau daya beli yang merupakan penopang 60%
kepada masyarakat. Demikian juga Menteri terhadap ekonomi jatuh cukup dalam, berdasarkan
Keuangan RI dengan peraturan No. data BPS yang mencatat konsumsi rumah tangga
43/PMK.05/2020 mengeluarkan pelaksanaan turun dari 5,02% pada kwartal I tahun 2019 menjadi
kebijakan keuangan negara untuk penanganan 2,84% pada kwartal tahun 2020.
pandemi Covid-19, termasuk Kementerian Desa
Kedua, menimbulkan adanya ketidakpastian
Tertinggal dan Transmigrasi dengan No. 6 Tahun
yang berkepanjangan sehingga investasi ikut
2020 mengubah peraturan No. 11 Tahun 2019
melemah dan berimplikasi pada terhentinya usaha.
tentang Prioritas Pembangunan Desa tahun 2020.
Ketiga, seluruh dunia mengalami pelemahan
Dampak dari Corona Virus Desease 2019 (Covid- ekonomi sehingga harga komoditas turun dan
19) membawa dampak sosial dan ekonomi, apalagi ekspor Indonesia ke beberapa negara juga terhenti.
sejak Maret terus berkepanjangan yang membuat Gejala ekonomi akibat Covid-19 menjadi momen
masyatakat terpapar dan kematian termasuk yang bersejarah karena berdampak pada
petugas medis. Begitu juga dengan dunia usaha pengelolaan keuangan negara hingga dilakukan
34 35

34 KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN SOSIAL DI INDONESIA KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN SOSIAL DI INDONESIA 35
perubahan APBN sebanyak dua kali dan upaya 4. Kebijakan yang berhubungan dengan
pemulihan ekonomi sosial (Suryo, Dirjen Pajak Kesehatan.
Kementerian Keuangan RI, Republika, 14/7 2020). 5. Kebijakan yang berhubungan dengan
Dari aspek politik, tertundanya jadwal kesejahteraan sosial, dan lain-lain
pemilihan kepala daerah Tahun 2020, yang semula Akibatnya pihak gubernur, bupati/walikota
dijadwalkan pada tanggal 23 September, dan Komisi juga melakukan kebijakan yang sama dengan
Pemilihan Umum Indonesia mengusulkan pemerintah pusat yang disesuaikan dengan
penundaan paling cepat pada 9 Desember 2020. Dari dinamika masyarakat di daerah masing-masing.
aspek sosial, khususnya ketenagakerjaan per April Dalam kaitan ini James Anderson (Anderson, 1979)
2020 mencatat sebanyak 2.084.593 pekerja dari membagi jenis-jenis kebijakan dalam 10 jenis yaitu :
116.370 perusahaan “dirumahkan” dan terkena
1. Kebijakan Distributif, yakni kebijakan yang
pemutusan hubungan kerja karena sejumlah
mengatur tentang pemberian
perusahaan mengalami penurunan produksi bahkan
pelayanan/keuntungan kepada individu-
berhenti berproduksi. Sementara itu dari aspek
individu, kelompok-kelompok atau
pendidikan, proses belajar mengajar dilakukan dari
perusahaan. Contohnya, subsidi, Kartu Sehat,
rumah dengan sistem online melalui aplikasi zoom
Kartu Indonesia Pintar, subsidi BBM.
meeting atau sejenisnya (LIPI, 19 Mei 2020). Tentu
2. Kebijakan Redistributif , yakni kebijakan
masih banyak dampak lain akibat Corona Virus
yang dibuat pemerintah dengan tujuan dapat
Desease 2019 (Covid-19), namun ini di antara dampak
mendistribusikan kekayaan, hak kepemilikan
yang penulis munculkan.
dan nilai lain di masyarakat. Misalnya, pajak
Karenanya kebijakan itu dapat terbagi dalam progresif, program diklat masyarakat, program
beberapa jenis seperti, reformasi agraria.
1. Kebijakan yang berhubungan dengan ekonomi. 3. Kebijakan Protektif Regulasi, yakni yang
2. Kebijakan yang berhubungan dengan politik. bersifat protektif dibuat pemerintah dengan
3. Kebijakan yang berhubungan dengan maksud melindungi masyarakat dan mengatur
pendidikan, apa yang boleh dan tidak dilakukan oleh sektor

36 37

36 KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN SOSIAL DI INDONESIA KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN SOSIAL DI INDONESIA 37
swasta, misalnya, izin peredaran obat, 9. Kebijakan Simbolis, yaitu kebijakan yang
pelabelan halal pada makanan, atau izin memberi manfaat simbolis kepada kelompok
kelayakan terbang. sasaran, misalnya buat rumah sederhana.
4. Kebijakan Kompetitif, yakni kebijakan yang 10. Kebijakan Barang Publik dan Barang Pribadi.
membatasi siapa yang boleh menyediakan - Kebijakan barang publik, yaitu kebijakan yang
barang dan jasa yang dibutuhkan masyarakat. mengatur tentang barang/pelayanan oleh
Contoh : Izin trayek bus, frekuensi radio/tv, pemerintah untuk kepentingan orang banyak,
izin pendirian sekolah, izin pendirian usaha. misalnya, perlindungan keamanan barang,
5. Kebijakan Regulasi, yaitu kebijakan yang penyediaan jalan umum.
mengatur tentang pembatasan/pelayanan - Kebijakan barang pribadi, yaitu kebijakan yang
terhadap perbuatan/tindak menggunakan mengatur tentang penyediaan barang/layanan
senjata api. oleh swasta untuk kepentingan individu,
6. Kebijakan Substantif, yaitu kebijakan yang misalnya tempat hiburan, hotel, dan lain-lain.
dilihat dari substansi masalah yang dihadapi Selain dari hal-hal tersebut di atas, dalam
pemerintah, misalnya kebijakan ekonomi, merumuskan kebijakan pembangunan hendaknya
kebijakan pendidikan, dll. diperhitungkan kenyataan, bahwa :
7. Kebijakan Prosedural, yaitu kebijakan yang
a. Tujuan, baik ekonomi maupun sosial saling
berhubungan tentang bagaimana sesuatu akan
berhubungan erat.
dilakukan dan siapa yang diberi kewenangan,
b. Instrumen untuk mencapai suatu tujuan
misalnya, BPJS.
tertentu mencapai instrumen ekonomi, sosial
8. Kebijakan Materi, yakni suatu kebijakan yang
politik.
mengatur tentang pengalokasian/penyediaan
c. Suatu instrumen tertentu mungkin dapat
sumber-sumber material yang nyata bagi
mencakup berbagai macam tujuan. (Syarif
penerimanya atau kebijakan yang memberi
Muhidin, 2011)
keuntungan sumber daya komplit pada
kelompok sasaran.

38 39

38 KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN SOSIAL DI INDONESIA KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN SOSIAL DI INDONESIA 39
BAB 3
KEBIJAKAN SOSIAL

A. Pengertian Kebijakan Sosial


Di bagian pertama telah dijelaskan tentang
pengertian kebijakan, prosesnya, serta dampak dan
jenis-jenis dari kebijakan itu sendiri. Bagaimana
dengan “kebijakan sosial”?
Penulis menerjemahkan kebijakan sosial itu
dengan kebijakan bidang sosial karena dalam
administrasi pemerintahan cukup banyak kebijakan,
ada yang berhubungan dengan kebijakan bidang
ekonomi, bidang kesehatan, bidang ketenagakerjaan,
bidang bencana alam atau non-alam, dan
sebagainya.
Kebijakan bidang sosial umumnya
berhubungan dengan mereka-mereka (masyarakat)
yang tidak mampu melaksanakan fungsi sosial.
Misalnya karena kemiskinan, keterlantaran (anak,
lansia), keterpencilan (terasing), disabilitas,
pengangguran, dan sebagainya. Di sinilah

40 41

KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN SOSIAL DI INDONESIA 41


diperlukan kebijakan bidang sosial agar masyarakat (lihat sila kelima Pancasila dan alinea IV Pembukaan
tersebut dapat diberdayakan untuk mampu UUD 1945, serta beberapa pasal UUD itu sendiri).
melaksanakan fungsi sosial atau masyarakat Sebuah kebijakan bidang sosial diambil tidak
memerlukan perlindungan dan jaminan sosial atau terlepas sebagai upaya untuk membangun
rehabilitasi sosial sehingga mampu melaksanakan kesejahteraan sosial masyarakat agar masyarakat
fungsi sosialnya. mampu melaksanakan fungsi-fungsi sosialnya atau
Sebuah kebijakan bidang sosial merupakan memenuhi kebutuhan dasar hidupnya. Karenanya
ketetapan pemerintah yang dibuat untuk merespon kita melaksanakan berbagai pembangunan di
isu-isu yang bersifat publik, yakni mengatasi Indonesia bertujuan untuk meningkatkan taraf
masalah sosial atau memenuhi kebutuhan hidup rakyat (masyarakat Indonesia) melalui sebuah
masyarakat banyak. Sebagai contoh, di Indonesia tahapan (terencana) sehingga terwujud maksud dari
masih banyak masyarakat kita yang hidup di bawah alinea keempat pembukaan UUD 1955 itu sendiri.
garis kemiskinan, ini tidak terlepas dari masalah Sama halnya dengan pandangan Parapat
pengangguran, keterbatasan sumber daya, dan Gultom, Ph.D pada diskusi aparat sipil negara di
adanya pengaruh budaya. Selain dari kemiskinan Kabupaten Batu Bara, menjelaskan bahwa kebijakan
masih banyak lagi masalah sosial lainnya, seperti sosial adalah suatu ketetapan yang dirumuskan
keterlantaran, disabilitas, lanjut usia, korban Napza, berdasarkan masalah yang ada serta potensi untuk
kebencanaan, dan lain-lain yang apabila dimasukkan menyelesaikan masalah-masalah sosial yang ada.
kategori program adalah program kesejahteraan
Menurut Dr. Edi Suharto dalam Diklat Jabatan
sosial.
Fungsional Peksos 14 November 2006, dijelaskan
Dengan demikian kebijakan sosial adalah suatu bahwa kebijakan sosial adalah sebagai sebuah
ketetapan pemerintah yang dirancang secara kolektif kebijakan publik yang memiliki fungsi preventif
untuk mencegah terjadinya masalah sosial (fungsi (pencegahan), kuratif (penyembuhan) dan
preventif), mengatasi masalah sosial (fungsi kuratif), pengambangan (developmental). Kebijakan sosial
dan mempromosikan wujud kesejahteraan (fungsi adalah kebijakan yang didesain secara kolektif untuk
pengembangan) sebagai wujud dari kewajiban mencegah terjadinya masalah sosial (fungsi
negara dalam memenuhi hak warga negaranya.
42 43

42 KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN SOSIAL DI INDONESIA KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN SOSIAL DI INDONESIA 43
preventif) mengatasi masalah sosial (kuratif) dan tidak dapat direspon oleh pemerintah daerah, karena
mempromosikan kesejahteraan (pengembangan) berhubungan dengan keterbatasan anggaran. Sisi
sebagai wujud kewajiban negara dalam memenuhi lain banyak juga lembaga-lembaga sosial dunia yang
hak-hak sosial warganya. ikut mendonorkan keuangannya untuk mengatasi
Lebih jauh Dr. Edy Suharto menjelaskan bahwa masalah-masalah sosial itu (di Indonesia) namun
dalam garis besarnya “kebijakan sosial” diwujudkan masih jauh dari harapan, walau setiap tahun
dalam tiga kategori, yakni perundang-undangan, cenderung menurun. Ini tidak terlepas dari sumber
program pelayanan sosial, dan sistem perpajakan. daya manusia penyandang masalah itu sendiri,
Dengan 3 kategori ini dapat dinyatakan bahwa setiap tekatnya untuk mengubah hidup dan budaya yang
perundang-undangan, hukum, atau peraturan di sekelilingnya.
pemerintah baik pemerintah daerah dan Karenanya partisipasi aktif masyarakat sangat
menyangkut masalah dan kehidupan sosial adalah dituntut untuk ikut melakukan motivasi dan kajian
wujud dari kebijakan sosial, namun tidak semua yang lebih mendalam khususnya para ilmuan untuk
kebijakan sosial berbentuk perundang-undangan. menemukan strategi yang lebih diandalkan dalam
Cukup banyak isu-isu strategis yang rangka menyelesaikan berbagai masalah sosial yang
berhubungan dengan masalah sosial yang oleh ada di Indonesia.
pemerintah telah diambil sebuah kebijakan sebagai
dasar hukum menyelenggarakan program B. Latar Belakang Kebijakan Sosial
penanganan. Kebijakan sosial yang diambil
Jika ditelusuri ke belakang, latar belakang
pemerintah berupa undang-undang, kepres, atau
lahirnya kebijakan bidang sosial yang dikeluarkan
inpres, peraturan menteri, dan lain-lain. Namun
pemerintah tidak terlepas dari usaha kemerdekaan
masalah sosial tetap tumbuh dan berkembang sesuai
bangsa Indonesia 17 Agustus 1945. Sebelumnya
laju pembangunan dan kemajuan teknologi.
negara Kepulauan Indonesia dipimpin oleh
Jika dilihat secara umum, kebijakan sosial yang kerajaan-kerajaan dan sebelum kemerdekaan RI
dilaksanakan pemerintah pusat, banyak yang tidak masuknya negara-negara asing seperti Belanda,
dapat dilakukan pemerintah daerah, banyak yang Jepang, dan Inggris yang mendarat untuk mencari

44 45

44 KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN SOSIAL DI INDONESIA KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN SOSIAL DI INDONESIA 45
hasil bumi di negara Indonesia, yang kita sebut msalah-masalah pertumbuhan penduduk yang
menjajah. Masa sebelum kemerdekaan ini, rakyat tinggi di beberapa daerah, masih banyak yang tingal
Indonesia hanya sebatas sebagai pekerja dari para di pedalaman serta sarana infrastruktur yang tidak
penjajah dengan kehidupan yang tidak layak, memadai. Untuk mengatasi masalah-masalah sosial
umumnya dipekerjakan di perkebunan, pabrik, dan tersebut maka Pemerintah Republik Indonesia
pelayan keluarga sehingga untuk mengecap mengambil kebijakan dengan menerbitkan Undang-
pendidikan dan kesehatan mengalami kesulitan. undang, Kepres, Inpres, Perpres hingga keputusan
Sejak Indonesia merdeka 17 Agustus 1945, menteri yang menangani masalah-masalah sosial
maka satu hari setelah itu para pendiri negara seperti masalah pendidikan, kesehatan,
menerbitkan Undang-Undang Dasar 1945 yang pada ketenagakerjaan, kesejahteraan sosial, dan lain-lain
Alinea ke IV menerangkan “….suatu pemerintahan termasuk pemerataan pembangunan dengan
negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa infrastruktur dan transmigrasi.
Indonesia, dan seluruh tumpah darah Indonesia, dan
untuk memajukan kesejahteraan umum,
B.1 Contoh Kasus
mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut
Dalam rangka untuk mengatasi kemiskinan,
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
pengangguran, pemerataan penduduk serta
kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan
pemerataan pembangunan untuk memperkokoh
sosial…” serta di bagian terakhir menjelaskan
persatuan dan kesatuan bangsa, pemerintah
tentang Pancasila yang menyatakan “keadilan sosial
mengambil satu kebijakan sosial yaitu
bagi seluruh rakyat Indonesia”. Sisi lain, di sejumlah
penyelenggaraan transmigrasi.
pasal-pasal dari UUD 1945 itu sendiri menjelaskan
tentang kesejahteraan sosial seperti pasal 34 UUD Pemerintah menyadari bahwa kepadatan
1945 yakni fakir miskin dan anak terlantar dipelihara penduduk di satu daerah dengan luas wilayah yang
negara. (sebelum di amandemen) terbatas akan sulit bagi masyarakat untuk
meningkatan pendapatan keluarga. Jika ini
Lamanya kurun waktu penjajah menguasai
dibiarkan berlarut membawa dampak
bumi pertiwi maka tidak heran bila sumber daya
manusia terbatas, kehidupan tidak layak, di samping
46 47

46 KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN SOSIAL DI INDONESIA KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN SOSIAL DI INDONESIA 47
pengangguran yang lama-kelamaan mengarah Ketentuan-Ketentuan Pokok Transmigrasi, sedang-
kepada kemiskinan dan ketelantaran. kan pelaksanaannya diatur dalam Peraturan
Karenanya pada masa pemerintahan Orde Pemerintah No. 42 tahun 1973 tentang Penyeleng-
Baru, diambil langkah untuk menyelenggarakan garaan Transmigrasi.
perpindahan penduduk dari satu daerah padat ke Keseriusan pemerintah untuk
daerah yang tidak padat dengan potensi sumber menyelenggarakan transmigrasi semata-mata
daya alam yang baik dalam rangka pengembangan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, yang
pertanian dan perkebunan. Kebijakan sosial ini berdasarkan data BPS tahun 1971 jumlah penduduk
dikenal dengan nama transmigrasi. di Jawa Barat sebanyak 21.629.529 jiwa, Jawa Tengah
Menurut sejarah transmigrasi telah dimulai di berjumlah 21.877.136 jiwa, dan Jawa Timur sebanyak
Indonesia pada 12 Desember 1950 yang merupakan 25.516.999 jiwa.
adopsi dari pemerintahan zaman Belanda ketika di Sementara itu di provinsi lain seperti Provinsi
Indonesia yaitu pada tahun 1905 rombongan I koloni Aceh hanya berpenduduk 2.008.595 jiwa, Provinsi
satia memberangkatkan sebanyak 155 keluarga dari Sumut sebanyak 6.621.831 jiwa, Provinsi Riau
Bagelan, keresidanan Kedu (Jawa Tengah) dikirim ke sebanyak 1.641.545 jiwa, Provinsi Lampung
Gedong Trataan, Provinsi Lampung. Di sinilah para sebanyak 2.777.008 jiwa. Tentunya di provinsi lain
transmigrasi membangun desa pertama yang diberi seperti di Pulau Kalimatan, Sulawei, Papua, jumlah
nama Bagelan sesuai dengan nama desa asalnya. penduduk juga sangat minim.
Inilah awal sejarah transmigrasi yang selama 1 abad Awal dari penyelenggaraan transmigrasi ini,
(dari tahun 1905) (Kementerian Desa, PDTT, 2015). pemerintah menyediakan lahan pertanian untuk
Waktu berjalan penyelenggaraan transmigrasi peserta transmigrasi, menyiapkan pemukiman,
dituangkan dalam Undang-Undang No. 29 tahun keberangkatannya secara resmi dibiayai oleh
1960 tentang Pokok-pokok Penyelenggaraan pemerintah (dari Pulau Jawa), bahkan dibantu
Transmigrasi. Undang-undang No. 29 tahun 1960 ini jaminan hidup sampai pihak transmigrasi berhasil
pada pemerintahan Orde Baru dicabut dan diganti menghidupi dirinya sendiri.
dengan Undang-Undang No. 3 tahun 1972 tentang

48 49

48 KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN SOSIAL DI INDONESIA KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN SOSIAL DI INDONESIA 49
Masa waktu berjalan Undang-undang masyarakat modern. Untuk mengantisipasi dan
transmigrasi berganti dengan Undang-Undang No. mengatasi masalah-masalah sosial di atas diperlukan
15 tahun 1997 tentang Ketransmigrasian dengan perangkat, mekanisme, dan sistem yang dapat
Peraturan Pemerintah No. 2 tahun 1999 tentang menunjang peningkatan taraf hidup, menjamin
Penyelenggaraan Transmigrasi. keadilan sosial, dan seterusnya…, di sinilah perlunya
Masa pemerintahan reformasi ini program kebijakan sosial (Suharto, 2005).
transmigrasi diperkuat dengan Peraturan Presiden Maka pemerintah menerbitkan berbagai
No. 50 tahun 2018 tentang Koordinasi dan Integrasi peraturan perundang-undangan yang berhubungan
Penyelenggaraan Transmigrasi serta Peraturan dengan mewujudkan kesejahteraan sosial
Presiden No. 86 tahun 2018 tentang Reformasi masyarakat Indonesia, disebut sebagai kebijakan
Agraria. bidang sosial dan merupakan bagian dari kebijakan
Pembangunan selalu mengakibatkan publik. Sejalan dengan itu, untuk mendukung
perubahan sosial, dan pembangunan adalah jalannya kebijakan di bidang sosial baik di tingkat
perubahan sosial itu sendiri, serta perubahan sosial pemerintah pusat maupun pemerintah daerah
yang diakibatkan pembangunan tidak saja bersifat dibentuk lembaga (kementerian, dinas) yang
positif, melainkan dapat bersifat negatif. Di negara- menangani masalah-masalah sosial agar terwujud
negara berkembang, pengangguran, kemiskinan, kesejahteraan sosial masyarakat dimaksud. Sebagai
kesenjangan sosial, kelangkaan pelayanan sosial contoh, di pusat untuk tingkat Kementerian RI ada
merupakan masalah sosial utama sejak dahulu Menteri Sosial RI, di daerah ada Dinas Sosial
hingga sekarang. Provinsi, demikian juga di kabupaten dan kota.

Masalah sosial konvensional seperti


kemiskinan, keterbelakangan belum sepenuhnya C. Instrumen Kebijakan Sosial
teratasi. Masalah-masalah sosial kontemporer seperti Dalam tulisan terdahulu telah dijelaskan bahwa
perdagangan manusia, pengangguran, perilaku pemerintah atau lembaga lain dalam membuat
menyimpang, penelantaran dan eksploitasi terhadap sebuah kebijakan umumnya dari isu-isu yang
anak kini muncul mewarnai panorama kehidupan berkembang di tengah-tengah masyarakat. Isu-isu

50 51

50 KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN SOSIAL DI INDONESIA KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN SOSIAL DI INDONESIA 51
tersebut bisa dampak dari proses pembangunan akurat dalam menyusun sebuah kebijakan di bidang
ataupun dampak dari kemajuan teknologi informasi sosial.
atau karena terjadi masalah-masalah sosial lainnya. Maka yang dimaksud dengan instrumen
Isu-isu selalu tumbuh dan berkembang di adalah sebuah alat ukur atau metode yang
tengah kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan digunakan untuk mencapai suatu tujuan. Dalam hal
bernegara yang saat ini lebih cepat sampai kepada kebijakan sosial, instrumen kebijakan sosial adalah
pimpinan pemerintahan, alat penegak hukum, dan alat atau metode yang digunakan untuk mencapai
masyarakat melalui media sosial. Isu-isu tersebut tujuan kebijakan sosial itu sendiri.
umumnya berhubungan dengan kemiskinan, Instrumen yang digunakan untuk mengambil
keterlantaran anak dan lanjut usia, disabilitas, sebuah kebijakan dapat dilahirkan secara tertulis
pengangguran, kesehatan, dan bencana alam/sosial, atau tidak tertulis, instrumen tidak terlepas dari
dan lain-lain. kebutuhan peraturan perundang-undangan, dan
Untuk mengatasi berbagai isu tersebut, secara instrumen dapat dilakukan dengan cara pemetaan
administrasi akan disusun sebuah kebijakan oleh sosial. (Suharto, 2005) karena melalui pemetaan
pimpinan yang memiliki kewenangan untuk itu. sosial keseluruhan masalah dapat terdata dalam satu
Kebijakan itu diambil agar tepat guna, tepat sasaran, kesatuan.
tidak menyalahi hukum dan untuk kesejahteraan Perlu dipahami bahwa dalam membuat suatu
masyarakat. kebijakan termasuk kebijakan sosial tidak cukup
Untuk mengambil sebuah kebijakan sosial ini dengan suatu disiplin ilmu, masih memerlukan
memerlukan kajian, pertemuan-pertemuan, disiplin ilmu lainnya karena sebuah kebijakan ada
pengumpulan data, dengan menggunakan kaitannya dengan masalah sosial, dampak ekonomi,
instrumen. Dengan instrumen, maka data yang ada dampak hukum, dan dampak lainnya.
seperti angka kemiskinan, latar belakang, potensi Sehingga disiplin ilmu yang dibutuhkan di
sumber daya manusia, sumber daya alam, nilai-nilai antaranya profesi pekerjaan sosial, profesi kesehatan,
budaya, dan sebagainya dapat menjadi bahan yang ketenagakerjaan, ekonomi, pendidikan, hokum, dan
bila perlu keilmuan politik, di samping

52 53

52 KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN SOSIAL DI INDONESIA KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN SOSIAL DI INDONESIA 53
diperlukannya para tokoh untuk ikut memberi 1. Instrumen tes (tertulis, lisan, perbuatan)
dukungan atas kebijakan yang diambil. 2. Instrumen nontes (kuisioner) yang
Menururt Prof. Dr. Noeng Muhadjir dalam berhubungan dengan skala sikap, skala
bukunya “Kebijakan dan Perencanaan Sosial penilaian, dan sosiometri.
ditegaskan bahwa untuk menetapkan suatu Instrumen tes ini merupakan salah satu
kebijakan sosial tidak cukup dengan satu disiplin prosedur evaluasi yang komprehensif, sistematik,
ilmu, bahkan memerlukan relasi-relasi sosial seperti dan objektif yang hasilnya dapat dijadikan sebagai
siapa yang menjadi objek keputusan (relasi sosial dasar pengambil keputusan. Sedangkan instrument
koersif), apakah kebijakan itu saling mengun- nontes (kuesioner) merupakan berbagai pertanyaan
tungkan (relasi manfaat), dan hasil kebijakan itu yang harus diisi untuk menjaring sesuatu. Misalnya
menjadi lebih kompleks implementasinya dalam latar belakang masalah (keluarga, latar belakang
kehidupan plaralistik, corak masyarakat masa depan lainnya).
(relasi sosial).
Lain halnya dengan Dr. Edy Suharto, M.Sc.
seorang praktisi di Kementerian Sosial RI dalam
D. Jenis-Jenis Instrumen Kebijakan Sosial artikel kebijakan sosial (2006) menyatakan bahwa
instrumen untuk pengambilan sebuah keputusan
Dalam pengambilan sebuah keputusan antara
yang spesifik dapat digunakan dengan “instrumen
satu isu dengan isu lainnya akan berbeda. Demikian
pemetaan sosial”. Instrumen ini merupakan salah
juga dengan instrumen yang digunakan. Untuk
satu pendekatan dalam pengembangan masyarakat
menyusun sebuah kebijakan sosial instrumen
yang konsepnya (metode) ini dapat mengumpulkan
digunakan bisa dengan tertulis, dengan wawancara,
informasi sebanyak mungkin dalam satu wilayah.
dengan diskusi, yang penting kita bisa memperoleh
Instrumen kebijakan sosial dapat dibagi dalam lima
data yang akurat agar kebijakan sosial yang mau
jenis yaitu :
diambil bermanfaat untuk masyarakat.
1. Perundang-undangan sosial
Prof. Dr. H. Djaali guru besar bidang
2. Administrasi sosial
pendidikan matematika Universitas Negeri Jakarta
3. Perencanaan sosial
(UNJ) membagi instrument dua bagian yaitu :
54 55

54 KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN SOSIAL DI INDONESIA KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN SOSIAL DI INDONESIA 55
4. Penelitian sosial pelaku yang mempersiapkan konsep kebijakan sosial
5. Training dan sumber daya manusia itu. Dengan instrumen dapat digunakan sesuai
dengan kebutuhan yang akan diambil.
Brigmen dan Davis (Davis, 2000) menyatakan
paling tidak ada 4 (empat) instrumen kebijakan,
yakni :
E. Orientasi Kebijakan Sosial
1. Instrumen uang, yaitu melalui politik Orientasi merupakan bahasa yang tidak asing
anggaran, pemerintah dapat melakukan di dunia perguruan tinggi. Demikian juga di
tindakan untuk mencapai tujuan kebijakan lingkungan pemerintahan atau dalam suatu
dengan uang dari pajak atau pinjaman luar perusahaan. Istilah orientasi kerap kali
negeri yang dapat digunakan untuk subsidi diperuntukkan bagi seseorang atau lebih guna
membangun perumahan, sekolah, rumah sakit, mengenal lingkungan baru tempat ia bertugas atau
rehabilitasi sosial, pendirian pabrik untuk tempat ia menuntut ilmu atau untuk menetap dalam
perluasan lapangan kerja, dan lain-lain. kehidupan masyarakat dengan baik.
2. Instrumen tindakan, yakni berupa pelayanan
Di dalam pelaksanaan orientasi, umumnya
sosial kepada masyarakat yang dilakukan
seseorang atau kelompok melaksanakan secara
pemerintah.
langsung. Namun banyak juga individu atau
3. Instrumen advokasi, berupa dukungan yang
kelompok melaksanakan orientasi tidak langsung,
dilakukan pemerintah untuk suatu tujuan.
melainkan menggunakan sarana telekomunikasi,
4. Instrumen hukum berarti memberi kerangka
bahkan ada orientasi yang dilaksanakan secara aksi
kerja bagi tindakan untuk mencapai tujuan
dalam rangka perbaikan dan perubahan, di samping
kebijakan sosial misalnya undang-undang,
orientasi dalam rangka menyelesaikan masalah-
tentang UMR, jaminan sosial kesehatan, dan
masalah sosial yang ada di lingkungannya itu.
lain-lain.
Dengan demikian orientasi adalah pengenalan
Dari berbagai penjelasan di atas bahwa
suatu tempat atau cara pandang untuk seseorang
instrumen yang akan digunakan dalam menyusun
atau lebih mengambil sebuah keputusan. Pentingnya
dan menetapkan kebijakan sosial berada pada
dilakukan sebuah orientasi bertujuan agar;
56 57

56 KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN SOSIAL DI INDONESIA KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN SOSIAL DI INDONESIA 57
1. Seseorang mengenal tempat lebih baik. Zaman pemerintahan orde baru (Presiden RI
2. Seseorang untuk menentukan sikap. Soeharto) orientasi pembangunan mengarahkan
3. Seseorang memahami lingkungan dengan baik. kepada orientasi stabilitas politik, stabilitas ekonomi,
4. Seseorang terbantu untuk pendidikan, tempat pemerataan pembangunan dan akhirnya stabilitas
tinggal atau tempat bekerja lebih baik. nasional melalui program pembangunan
5. Seseorang mampu menyesuaikan diri di berkelanjutan yang ditetapkan dalam Garis-garis
lingkungan yang baru. Besar Haluan Negara (GBHN).
6. Seseorang melakukan perbaikan dan Orientasi kebijakan sosial masa pemerintahan
perubahan. orde baru yang ditetapkan melalui rencana
Dalam kaitan untuk menetapkan suatu pembangunan lima tahunan, maka pada Pelita I (1
kebijakan sosial, orientasi perlu ditetapkan, apakah April 1969–31 Maret 1974) berorientasi kepada
orientasi itu bersifat lokal, daerah, nasional atau peningkatan taraf hidup rakyat dengan meletakkan
bersifat internasional. Umumnya orientasi dalam dasar pembangunan berupa pengejaran
kebijakan sosial selalu bersifat seperti orientasi ke keterbelakangan ekonomi melalui pembangunan
dalam (dalam negeri) atau orientasi keluar (keluar pertanian dan industri dalam rangka memenuhi
negeri). sandang, pangan, papan, dan kesejahteraan.

Artinya orientasi kita dalam mengambil Sementara itu pada pemerintahan Ir.H.Joko
kebijakan sesuatu untuk kepentingan dalam negeri Widodo pembangunan berorientasi dengan “Nawa
atau untuk kepentingan luar negeri. Atau untuk Cita” atau 9 (Sembilan) program prioritas. Orientasi
kepentingan ekonomi, politik, sosial budaya, atau masa pemerintahan pertamanya (periode 2014-2019)
kesejahteraan masyarakat. Karena sebuah kebijakan pemerintahan Ir.H.Joko Widodo dikenal dengan
bidang sosial implementasinya adalah program orientasi kebijakan bahwa pembangunan dari
pembangunan, maka di Indonesia orientasi dari daerah pinggiran. Jika kita melihat dari aspek
pembangunan bidang sosial berorientasi alam kesejahteraan sosial, orientasi ini benar adanya,
negeri, artinya pembangunan untuk kesejahteraan karena sejumlah masalah kesejahteraan sosial cukup
sosial atau pembangunan masyarakat Indonesia banyak di daerah pinggiran, yang selama ini belum
yang sejahtera. maksimal tersentuh pembangunan. Di sinilah
58 59

58 KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN SOSIAL DI INDONESIA KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN SOSIAL DI INDONESIA 59
awalnya pemerintahan desa dialokasikan anggaran Berdasarkan berbagai penjelasan di atas, maka
untuk ikut menjadi pelaksana-pelaksana orientasi dalam kebijakan sosial adalah tentang
pembangunan sesuai kebutuhan masyarakat yang kebijakan sosial mewujudkan kesejahteraan sosial
pada periode kedua kepemimpinannya yaitu : masyarakat sehingga terlepas dari belenggu
1. Pembangunan sumber daya manusia yang masalah-masalah sosial (kemiskinan, pengangguran,
bekerja keras, dinamis, terampil, menguasai keterlantaran, disabilitas, dan lain-lain), sehingga
ilmu pengetahuan dan teknologi. berorientasi ke dalam negeri.
2. Meneruskan pembangunan infrastruktur Jika dikaitkan dengan pembangunan
terutama yang menghubungkan kawasan kesejahteraan sosial, maka orientasi kebijakan sosial
produksi dan distribusi, mempermudah akses adalah sebagai berikut :
wisata, mendongkrak lapangan kerja, dan 1. Menyelesaikan masalah kemiskinan yang
akselerasi nilai tambah ekonomi. disandang oleh seseorang atau sekelompok
3. Menyederhanakan dan memangkas regulasi orang baik di perkotaan, pedesaan maupun
dengan menerbitkan undang-undang besar. kelompok Komunitas Adat Terpencil (KAT)
4. Penyederhanaan birokrasi dengan memotong dengan kebijakan pemberdayaan sosial,
prosedur yang panjang. rehabilitasi sosial atau perlindungan dan
5. Transformasi ekonomi dengan menghilangkan jaminan sosial.
ketergantungan pada sumber daya alam 2. Memperluas lapangan pekerjaan untuk
menjadi daya saing manufaktur dan jasa mengurangi pengangguran melalui
modern yang mempunyai nilai tambah tinggi. pelaksanaan pembangunan berorientasi
Orientasi kebijakan masa pemerintahan Joko pembagian wilayah sehingga para
Widodo ini tertuang dalam Rencana Pembangunan pengangguran di satu daerah dapat
Jangka Panjang (RPJP) dan Rencana Pembangunan dipekerjakan, di samping mengembangkan
Jangka Menengah (RPJM) serta rencana ekonomi kreatif melalui UMKM sesuai dengan
pembangunan satu tahunan yang ditetapkan dengan potensi sumber daya alam yang tersedia.
undang undang. 3. Menyelenggarakan rehabilitasi dan pelayanan
sosial serta pemberdayaan bagi penyandang
60 61

60 KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN SOSIAL DI INDONESIA KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN SOSIAL DI INDONESIA 61
disabilitas, penyakit kronis, korban napza dan peraturan menteri sesuai dengan kebijakan sosial itu
lainnya sehingga para penyandang masalah sendiri.
sosial ini mampu melaksanakan fungsi-fungsi
sosial secara mandiri dengan orientasi
kebijakan sosial sistem panti. F. Aspek-Aspek Kebijakan Sosial
4. Melaksanakan mitigasi bagi masyarakat yang Di atas telah dijelaskan bahwa kebijakan sosial
tinggal di daerah rawan bencana alam dan atau adalah suatu ketetapan pemerintah yang dirancang
melaksanakan pemindahan penduduk ke secara kolektif untuk mencegah terjadinya masalah
lokasi-lokasi yang dapat diberdayakan untuk sosial (preventif), mengatasi masalah sosial (curatif)
kesejahteraan masyarakat jika diperlukan dan mempromosikan wujud kesejahteraan sosial
dengan sistem transmigrasi. (pengembangan). Ini mengandung arti bahwa salah
5. Mendorong dunia usaha untuk satu bentuk dari kebijakan sosial adalah pelayanan
mempekerjakan penyandang disabilitas di sosial, artinya melaksanakan pelayanan kepada
samping mengalokasikan sumber dana sosial masyarakat agar masyarakat penyandang masalah
(CSR) untuk melaksanakan rehabilitasi sosial mampu melaksanakan fungsi-fungsi
lingkungan, pemberdayaan sosial serta sosialnya.
penambahan modal usaha sekaligus
Jika suatu negara, terdapat masyarakat yang
mendorong partisipasi masyarakat melalui
tidak mampu melaksanakan fungsi-fungsi sosialnya,
Lembaga Kesejahteraan Sosial (LKS) untuk
berarti di dalam suatu negara terdapat kemiskinan,
melaksanakan pelayanan sosial dan rehabilitasi
pengangguran, disabilitas, korban bencana,
sosial.
keterlantaran, dan lain sebagainya. Oleh sebab itu di
Kelima orientasi kebijakan sosial ini dalam negara Republik Indonesia untuk melayani
kaitan pembangunan kesejahteraan sosial oleh masyarakat yang tidak mampu melaksanakan
pemerintah telah mengeluarkan kebijakan berupa fungsi-fungsi sosialnya, maka seorang kepala negara
peraturan perundang-undangan seperti Undang- (presiden) dalam pemerintahannya membentuk satu
undang, peraturan pemerintah, kepres/inpres, lembaga pemerintahan yang menangani masalah
sosial, di antaranya Kementerian Sosial RI (dahulu
62 63

62 KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN SOSIAL DI INDONESIA KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN SOSIAL DI INDONESIA 63
masa pemerintahan orde baru) diberi nama antara manusia dengan segi ekonomi, manusia
Departemen Sosial Republik Indonesia. dengan politik, manusia dengan budaya, dan
Demikian juga di tingkat provinsi, antara manusia dengan kelompok masyarakat.
kabupaten/kota, lembaga yang menangani masalah- 3. Perubahan Sosial diartikan perubahan norma-
masalah sosial ini dibentuk satu dinas yang diberi norma sosial, pola-pola sosial, interaksi sosial,
nama dinas sosial, namun di tingkat provinsi atau prilaku organisasi sosial, lembaga masyarakat,
kabupaten/kota, masih ada gabungan dinas sosial lapisan masyarakat, serta susunan kekuasaan
dengan kesehatan atau ketenagakerjaan, atau dan kewenangan dengan kata lain perubahan
lainnya, tergantung besar kecilnya masalah sosial sosial adalah modifikasi semua perubahan
yang ada di daerah itu, karena menyangkut yang terjadi di masyarakat.
anggaran daerah. Itulah sebabnya kebijakan sosial 4. Pembangunan sosial merupakan salah satu
sebagai suatu tatanan dalam penyelesaian masalah aspek integral atau produk dari perkembangan
sosial berhubungan dengan berbagai aspek, dapat kehidupan masyarakat yang kita sebut
berupa aspek sosial, aspek ekonomi, aspek politik, perubahan sosial.
aspek hukum, aspek sosial budaya, dan sebagainya. 5. Organisasi sosial adalah suatu masyarakat
yang kompleks bisa berpartisipasi dalam
Selo Sumardjan membagi aspek-aspek sosial aktivitas sosial.
dalam enam bagian, yaitu : 6. Problem sosial dimaksud sebagai perbedaan
1. Struktur sosial diartikan keseluruhan jalinan antara harapan dan kenyataan atau suatu
antara unsur-unsur sosial yang pokok yaitu kesenjangan antara situasi yang ada dengan
norma-norma sosial, kelompok social, dan situasi yang diharapkan. Dalam hal ini masalah
lapisan sosial. sosial sebagai situasi yang tidak diharapkan.
2. Proses sosial diartikan hubungan timbal (Sumardjan, 1964)
balik antara manusia (individu) dengan Dengan memperhatikan enam aspek sosial
berbagai segi kehidupan bersama, karenanya yang diutarakan Selo Sumardjan, maka pemerintah
proses sosial memiliki pengertian yang luas di dalam menetapkan suatu kebijakan sosial di
dalamnya menyangkut hubungan timbal balik samping memperhatikan enam aspek tersebut, juga
64 65

64 KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN SOSIAL DI INDONESIA KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN SOSIAL DI INDONESIA 65
harus memperhatikan aspek ekonomi, politik, aspek Kita harus sepakat bahwa kehidupan
hukum, dan sosial budaya. Ekonomi, umumnya masyarakat yang baik adalah kehidupan masyarakat
suatu kebijakan sosial berhubungan dengan untuk yang diatur oleh hukum. Hukum serta kebijakan
peningkatan pendapatan perkapita masyarakat akan membantu masyarakat mengorganisasikan
penyandang masalah sosial. Jika suatu kebijakan kegiatannya dan membangun keadilan di
sosial bagi penyandang masalah tidak berkaitan masyarakat.
dengan perbaikan taraf hidup (ekonomi) individu Penulis membagi aspek-aspek kebijakan sosial
atau kelompok masalah sosial, maka kebijakan sosial ini dalam empat bagian, yaitu :
akan mengalami tantangan.
1. Kebijakan sebagai suatu proses (Policy as a
Demikian juga dengan aspek politik, suatu process).
kebijakan sosial jangan sampai menimbulkan 2. Kebijakan sebagai produk (policy as a product)
kecemburuan dari kelompok masyarakat lainnya. 3. Kebijakan sebagai penguasa regulasi (policy as a
Jika ini terjadi maka akan muncul isu-isu lain yang rulers of a regulation)
menjadi modal dasar dari kelompok tertentu yang 4. Kebijakan sebagai perencanaan redistribusi
tidak berkeinginan untuk ketertiban masyarakat sosial (policy as a planning for sosial redistribution)
termasuk yang berhubungan dengan sosial budaya
masyarakat, untuk daerah atau provinsi berbeda Kebijakan sebagai suatu proses (Policy as a
budaya. Oleh karena itu, suatu kebijakan sosial process), dimaksudkan bahwa pemerintah sebelum
sebelum ditetapkan memerlukan sebuah proses. mengambil sebuah kebijakan atas isu-isu sosial yang
berhubungan dengan “kesejahteraan sosial”
Dalam hal ini Prof. Dr. Noeng Muhadjir
masyarakat melalui mekanisme administrasi sosial
menegaskan apabila pemerintah mau menetapkan
dengan berpatokan terhadap perundang-undangan
suatu kebijakan memerlukan dukungan dari
yang ada.
berbagai disiplin ilmu, agar sebuah kebijakan dapat
langgeng setelah ditetapkan pemerintah, termasuk Jadi sebuah kebijakan sosial tidak tidak semata
dari aspek hukumnya. ditetapkan oleh seorang pemimpin, melainkan
melalui proses, dapat dengan cara pemetaan sosial,
dengan diskusi publik, melalui kajian-kajian dari
66 67

66 KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN SOSIAL DI INDONESIA KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN SOSIAL DI INDONESIA 67
berbagai keilmuan agar suatu kebijakan ditetapkan G. Tujuan Kebijakan Sosial
benar-benar untuk kesejahteraan masyarakat. Jika kita mendalami kehidupan manusia
Kebijakan sebagai produk, merupakan sebuah sebagai makhluk sosial, kita akan menyadari dari
ketetapan berupa perundang-undangan atau berupa hari, minggu, bulan, dan tahun kehidupan manusia
keputusan presiden, menteri, gubernur, bupati atau terjadi perubahan-perubahan sosial. Perubahan
walikota. Artinya kebijakan sebagai produk sosial yang terjadi erat kaitannya dengan proses
merupakan produk dari pemerintah yang pembangunan yang menjadi tanggung jawab negara
mempunyai kewenangan. untuk mewujudkan kesejahteraan bagi rakyatnya.
Kebijakan sebagai penguasa regulasi, Karenanya dalam proses pembangunan, tidak
mengandung arti bahwa suatu kebijakan hanya terlepas dari kebutuhan sumber daya manusia
dapat ditetapkan oleh pemerintah atau pemerintah dengan teknologi yang secara terus-menerus terjadi
daerah sesuai kewenangannya. Dalam hal ini setiap peningkatan sehingga potensi sumber daya alam
kebijakan yang telah ditetapkan oleh pemerintah ikut menjadi solusi sejarah untuk dirambah, sebagai
atau pemerintah daerah bersifat mengikat, artinya sumber pendapatan asli daerah atau sebagai sasaran
mengikat pemerintah dan mengikat masyarakat para pengusaha untuk mendapatkan keuntungan
untuk dilaksanakan. yang sebesar-besarnya. Kemajuan sumber daya
Kebijakan sebagai perencanaan retribusi sosial manusia, umumnya mengikuti peningkatan
diartikan bahwa dalam suatu perencanaan, pendapatan pemilik sumber daya manusia itu
khususnya yang berhubungan dengan penanganan karena lapangan pekerjaan sesuai kompetensi yang
masalah-masalah sosial harus berpedoman terhadap dimiliki membuka peluang kerja dengan gaji yang
hasil kebijakan sosial itu sendiri, sehingga dalam menantang.
proses sebuah perencanaan sosial tidak bertentangan Tetapi jangan lupa, tidak semua rakyat/
dengan hukum yang berlaku. masyarakat diuntungkan dampak dari kemajuan
sebuah pembangunan dan kemajuan teknologi.
Kepadatan penduduk di perkotaan mempengaruhi
luapan pengangguran bagi mereka yang tertinggal
dari aspek sumber daya manusia. Demikian juga
68 69

68 KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN SOSIAL DI INDONESIA KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN SOSIAL DI INDONESIA 69
dengan masyarakat pedesaan, ketika melihat G.1 Contoh Kasus
tetangga yang merantau ke kota-kota besar dan Contoh kasus di Papua, sebagai salah satu
ketika pulang ke desanya memperlihatkan provinsi yang memiliki sumber daya alam yang
perubahan pendapatan dan mampu membangun sangat menjanjikan yaitu emas dan tembaga. Dengan
keluarga lebih baik dari sebelumnya, membuat potensi sumber daya alam yang menjanjikan ini
dorongan keinginan tetangga lainnya ikut urbanisasi mendatangkan pihak asing untuk berinvestasi dan
ke perkotaan, padahal ia tidak memiliki pada tahun 1967 Kabupaten Mimika di Papua ini
keterampilan yang dapat diandalkan. berdiri Freeport Indonesia, sebagai salah satu
investor Penanaman Modal Asing (PMA).
Potensi sumber daya alam yang sangat
Masyarakat tradisional yang sudah terbiasa hidup
menjanjikan mengundang minat investasi dari para
dalam mata pencaharian hasil hutan dan berladang
investor untuk berlomba-lomba mengembangkan
berpindah hilang kenyamanan hidup.
perusahaannya ke daerah potensi sumber daya alam
yang melimpah. Ketika mulai bekerja melibatkan Berdirinya Freeport Indonesia hanya mampu
masyarakat lokal, ternyata kebutuhan teknologi mempekerjakan putra daerah sebagai buruh di
tidak sesuai dengan keberadaan masyarakat pencari industri tambang ini. Lambat laun diketahui
kerja lokal (setempat) sehingga didatangkan para masyarakat, terjadi perubahan sosial dan lingkungan
pekerja terampil dari luar daerah atau negara lain. wilayah Kabupaten Mimika, dan perbedaan
Kehadiran pendatang mempengaruhi budaya lokal, kehidupan semakin mencolok antara pekerja asing
nilai-nilai budaya lambat laun ikut memudar bahkan dan pekerja luar daerah dengan penduduk setempat.
ketimpangan pendapatan semakin terlihat yang Sarana transportasi yang sangat sulit, harga
menimbulkan kecemburuan sosial. satuan barang pangan yang sangat tinggi dan
Jika kondisi ini, khususnya pemerintah daerah kesulitan hidup yang berkepanjangan membuat
setempat tidak berfikir akan terjadinya perubahan sekelompok masyarakat melakukan perlawanan
sosial yang semakin berkembang dan tidak dengan gerakan bersenjata, baik masa pemerinthan
mengantisipasi untuk mengambil sebuah kebijakan orde baru maupun masa pemerintahan reformasi.
sosial akan berdampak kepada masalah-masalah Ditinjau dari aspek pembangunan, telah terjadi
sosial di daerah itu. perubahan sosial kehidupan masyarakat dan
70 71

70 KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN SOSIAL DI INDONESIA KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN SOSIAL DI INDONESIA 71
lingkungan, namun kemiskinan masyarakat terus Keamanan (Menko Polhukam) Prof. Dr. Mohammad
berlanjut dari aspek ekonomi keluarga, aspek Mahfud MD menyebut terdapat sekelompok orang
kesehatan, bahkan dari aspek politik muncul pro dan yang memprovokasi agar Papua memisahkan diri
kontra, sehingga gangguan keamanan dapat dari Indonesia. Bagi pemerintah Indonesia,
mencederai pertahanan keamanan Indonesia. kebersatuan Papua, baik Provinsi Papua maupun
Dengan demikian, apakah terjadi suatu kebijakan Papua Barat dengan Negara Kesatuan Republik
sosial yang salah dari pemerintah dalam Indonesia sudah final, tidak ada jalan lagi, tidak ada
pengambilan keputusan sejak dimulainya Freeport negosiasi apapun untuk kemerdekaan, untuk
Indonesia membuka industri tambang emas dan memisahkan diri sesuai keputusan PBB pada tahun
tembaga. 1963, bahwa Papua sah menjadi bagian dari
Namun masa pemerintahan reformasi ini Indonesia (Ahmad Nasruddin Yahya, kompas.com, 1
masih ada saja upaya sekelompok orang untuk Oktober 2020).
berusaha memisahkan Papua dari negara kesatuan Menurut Ika Rusinta, S.ST, M.MP., Kepala Seksi
Republik Indonesia. Faktanya bukan pertama kali statistik ketahanan sosial BPS Provinsi Papua Barat
bagi Papua Barat menginginkan kemerdekaan dan dalam tulisannya Papua setelah otonomi khusus
bebas dari Indonesia. sejak disahkannya Undang-Undang Nomor 21
Misalkan pada 2019 yang lalu aktivitas Papua Tahun 2001, telah membuka jalan untuk mengejar
Barat membuat petisi pada Perserikatan Bangsa ketertinggalan.
Bangsa (PBB) untuk memerdekakan diri. Puncaknya Setiap tahun pemerintah pusat mengalokasikan
Benny Wenda, selaku tokoh kemerdekaan Papua dana otonomi khusus ke Provinsi Papua dan Papua
Barat dari Gerakan Persatuan Kemerdekaan Papua Barat setara dengan 2% dana alokasi umum nasional,
Barat telah mendeklarasikan kemerdekaannya, 1 lebih kurang 3,8 triliun dan tambahan dana
Desember 2020. (Fitri Nursahiyah, PR. Bandung infrastruktur sekitar 1,4 triliun dan dana alokasi desa
Raya 3/12 2020). mencapai 4 triliun, namun perkembangan
Menyikapi deklarasi Papua 1 Desember 2020 pembangunan di desa-desa tanah Papua cenderung
ini Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan mengalami stagnasi, jika dibandingkan dengan
provinsi lain di Indonesia.
72 73

72 KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN SOSIAL DI INDONESIA KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN SOSIAL DI INDONESIA 73
Terjadinya stagnasi ini terbagi dalam tiga contoh kasus ini maka tujuan kebijakan sosial adalah
permasalahan sosial yaitu : sebagai berikut :
1. Keterlambatan kinerja pembangunan, ketika 1. Untuk meningkatkan kesejahteraan sosial
pada tahun 2014 persentase desa tertinggal di masyarakat, sesuai dengan kelompok sasaran
luar Papua dan Papua Barat rata-rata mencapai program.
23,84%, Provinsi Papua dan Papua Barat secara 2. Untuk melakukan pemerataan pembangunan
dramatis masing-masing mencapai 86,45% dan agar tidak terjadi ketimpangan sosial di tengah-
90,74%. Pada tahun 2018 ketika desa tertinggal tengah masyarakat.
di provinsi lain turun secara rata-rata 13,75%, 3. Untuk meningkatkan pelayanan sosial
Papua dan Papua Barat masih di angka 83,21%. (pendidikan, kesehatan) masyarakat.
2. Faktor keamanan, pembangunan infrastruktur 4. Untuk membangun ketahanan sosial
yang sejatinya mampu membuka keterisolasian masyarakat.
dan jalan keluar dari ketertinggalan, ternyata 5. Untuk meningkatkan partisipasi masyarakat
tidak semudah yang direncanakan, karena dalam pembangunan sosial.
kelompok kriminal bersenjata (KKB) 6. Untuk mengevaluasi program perencanaan
menembak pekerja proyek jembatan jalur trans sosial.
Papua di Kabupaten Nduga.
Secara lebih rinci, tujuan kebijakan sosial adalah
3. Banyaknya tuntutan masyarakat yang sampai
sebagai berikut :
mengganggu ketertiban umum, seperti
pemalangan jalan, konflik-konflik sosial 1. Mengantisipasi, mengurangi atau mengatasi
antarwarga desa, dan lain-lain. masalah-masalah sosial yang terjadi di
masyarakat.
Akhir tulisan ditegaskan bahwa kesuksesan 2. Memenuhi kebutuhan-kebutuhan individu,
kebijakan bukan karena elit politik selaku pemangku keluarga, kelompok atau masyarakat yang
kebijakan, namun tangan terbuka dari untuk bekerja tidak dapat mereka penuhi secara sendiri-
sama menentukan sukses tidaknya pembangunan sendiri, melainkan harus melalui tindakan
tanah Papua di masa mendatang. Dari uraian dan kolektif.

74 75

74 KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN SOSIAL DI INDONESIA KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN SOSIAL DI INDONESIA 75
4
3. Meningkatkan hubungan internasional
manusia dengan kedisfungsian sosial
individual atau kelompok yang disebabkan
BAB
oleh faktor-faktor internal-personal maupun
eksternal-struktural.
4. Meningkatkan situasi lingkungan sosial
PERENCANAAN
ekonomi yang kondusif bagi upaya
pelaksanaan peranan-peranan sosial dan
pencapaian kebutuhan masyarakat sesuai A. Pengertian Perencanaan
dengan hak, harkat, dan martabat
Di era kemajuan telekomunikasi dan informasi
kemanusiaan.
bahwa antara satu manusia dengan manusia lainnya
5. Menggali, mengalokasikan, mengembangkan
bagaikan tidak ada jarak, baik di dalam satu kota,
sumber-sumber kemasyarakatan demi
berbeda kota bahkan berbeda negara. Sama halnya
tercapainya kesejahteraan sosial dan keadilan
dengan kehidupan manusia, baik secara pribadi,
sosial. (Suharto, 2005).
keluarga, kelompok, atau masyarakat, berbangsa
dan bernegara bahwa setiap insan manusia harus
memiliki perencanaan jika hidupnya mau lebih baik,
lebih sejahtera, dan bahagia.
Sebagai warga negara yang baik, sebagai orang
tua dan keluarga yang baik, kita harus menyadari
bahwa dari hari, minggu, bulan, dan tahun,
kehidupan manusia akan mengalami perubahan.
Demikian juga kehidupan berbangsa dan bernegara,
perubahan sosial akan terus berjalan sesuai dengan
dinamika pembangunan.

76 77

76 KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN SOSIAL DI INDONESIA KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN SOSIAL DI INDONESIA 77
Perubahan sosial membawa perubahan Sebagai contoh kita ambil sebuah perusahaan
lingkungan, perubahan struktur-struktur sosial, yang memproduksi bahan baku ubi kayu untuk
bahkan perubahan perilaku dari sosok manusia, dijadikan tepung tapioka, maka seorang pemimpin
sehingga kadang kala ia lupa berasal dari kalangan perusahaan sebelum mendirikan pabrik harus
mana, status sosial yang bagaimana, apalagi ketika mengetahui berapa luas ubi kayu yang dapat
diberi amanah menjadi seorang pemimpin yang diproduksi masyarakat di wilayahnya atau di
memiliki kekuasaan untuk membuat suatu wilayah tetangga. Berapa banyak tenaga kerja yang
kebijakan. harus direkrut dengan keterampilan yang tersedia,
Karenanya sosok manusia baik secara individu sehingga tidak mengganggu produksi. Demikian
atau kelompok, tidak luput dari merencanakan masa juga dengan jarak tempuh angkutan pemasaran
depannya agar ia bisa layak hidup dan hidup yang (misalnya pelabuhan laut/udara) dan yang tidak
sejahtera serta bahagia. Perencanaan untuk kalah penting bagaimana regulasi administrasi dari
kebutuhan hidup, tidak terlepas dari sejumlah pemerintah daerah untuk mendukung pendirian
anggaran. Sementara kebutuhan hidup manusia sebuah pabrik, khususnya pabrik tapioka yang akan
sangat berbeda, baik dari sudut kebutuhan sandang, didirikan.
pangan, papan dan sebagainya. Artinya antara Bagaimana di kalangan birokrasi? Maka sama
kebutuhan hidup dan anggaran yang dapat kita cari halnya di kalangan perusahaan. Bedanya jika di
perlu direncanakan. birokrasi alokasi anggaran dari apa yang
Demikian juga bagi seorang pemimpin, apakah direncanakan tersedia melalui anggaran pusat
pemimpin dari sebuah perusahaan atau pemimpin (APBN) atau anggaran daerah (APBD). Sedangkan di
dari sebuah organisasi masyarakat atau partai perusahaan adalah anggaran perusahaan (pemilik)
politik, apalagi jika menjadi seorang pemimpin di atau melalui anggaran bank yang harus penuh
birokrasi (pemerintahan). Perencanaan bagi seorang dengan kajian untung dan rugi di samping pajak
pemimpin dari sebuah pemerintahan akan menjadi yang harus di setor ke kas negara. Sedangkan untuk
skala prioritas jika tujuan program dari tugas pokok organisasi baik politik atau kemasyarakatan, alokasi
dan fungsinya akan dicapai dengan baik. anggaran disesuaikan dengan kemampuan
organisasi itu untuk merumuskan anggaran, bisa
78 79

78 KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN SOSIAL DI INDONESIA KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN SOSIAL DI INDONESIA 79
melalui iuran, usaha, atau alokasi dana hibah dari dikerjakan di masa yang akan datang dalam rangka
pemerintah. pencapaian tujuan. (Siagian, 2016),
Sejalan dengan itu, maka perencanaan menjadi Perencanaan merupakan upaya pengambilan
sebuah dokumen yang sangat penting. Perencanaan keputusan secara rasional. Perencanaan merupakan
ini dapat dilakukan melalui pengalaman bekerja, bagian dari pelaksanaan kekuasaan politik dan juga
atau secara rasional, namun banyak juga melalui merupakan bahagian dari penyelenggaraan negara.
kajian-kajian teknis dari seseorang atau beberapa Karena berdasarkan konsep administrasi negara,
orang menjadi ahlinya. Maka sebuah perencanaan adalah semua kegiatan negara dengan maksud
akan menjadi peran penting dari capaian hasil yang untuk menunaikan dan melaksanakan
diharapkan, terkecuali terjadi hal-hal di luar kebijaksanaan negara. Dalam arti lebih sempit
kemampuan manusia atau adanya gangguan perencanaan merupakan salah satu kegiatan dari
keamanan. Dengan demikian bahwa “perencanaan” lembaga eksekutif dalam penyelenggaraan
adalah sebuah pemikiran dari seseorang atau lebih, pemerintahan. (Nugroho, 2006)
baik melalui proses kajian atau hasil sebuah Perencaaan melibatkan hal-hal yang
pemikiran untuk mencapai sebuah tujuan. menyangkut pengambilan keputusan atau pilihan
Rahmad Kusmiadi menjelaskan, perencanaan mengenai bagaimana memanfaatkan sumber daya
adalah sebuah proses yang dilakukan untuk yang ada dimaksimalkan guna mencapai tujuan
menunjang tercapainya suatu tujuan yang telah tertentu atau kenyataan-kenyataan yang ada di masa
ditetapkan. Beda dengan pandangan Dr. Soekartawi depan. Istilah sumber daya ini digunakan dalam
bahwa perencanaan adalah sebagai alternatif kaitan sumber daya alamiah, manusia, modal
pengalokasian sumber yang ada dalam perusahaan pembangunan, pabrik, sarana dan prasarana, dan
atau lingkungan yang ada. (Kusmiadi, 1995) lain-lain. (Conyers, 1994)
Sedangkan Sondang P Siagian perencanaan Di dalam Undang-Undang RI no. 25 tahun 2004
adalah keseluruhan proses pemikiran dan tentang Sistem Perencanaan Pembangunan nasional,
pemantauan secara matang hal-hal yang akan yang dimaksud dengan perencanaan adalah suatu
proses untuk menentukan tindakan masa depan

80 81

80 KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN SOSIAL DI INDONESIA KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN SOSIAL DI INDONESIA 81
yang tepat, melalui urutan pemilihan, dengan turun ke bawah (kita katakan desa/kelurahan)
memperhitungkan sumber daya yang tersedia. untuk menghimpun sebuah data tentang berapa
Untuk melaksanakan proses perencanaan banyak sebenarnya jumlah masyarakat miskin di
dalam pembangunan di daerah melalui Inpres No. daerah itu. Apa permasalahan yang dihadapi
27 Tahun 1980 Tentang Pembentukan Badan masyarakat miskin, apakah sumber daya manusia,
Perencanaan Pembangunan di Daerah maka pemukimannya, lapangan pekerjaannya, dan
dibentuk Badan Perencanaan Pembangunan Daerah bagaimana lingkungan sosial yang ada?
di tingkat provinsi dan di tingkat kabupaten/kota. Dengan terhimpun data yang baik, mungkin
Sedangkan untuk tingkat nasional, dibentuk kita bisa berdiskusi dengan masyarakat dimaksud
Bappenas melalui Peraturan Presiden No. 66 tahun (bisa melalui Musrenbang Desa/Kelurahan) untuk
2015 tentang Badan Perencanaan Pembangunan mengetahui apa sebenarnya kebutuhannya, apalagi
Nasional sebagai lembaga pemerintah non jika kita mau melibatkan ilmuan untuk dapat
kementerian yang berada di bawah dan bertanggung melakukan kajian-kajian. Sayangnya tidak semua
jawab kepada presiden dengan tugas melaksanakan aparatur pemerintah berkomitmen untuk
tugas pemerintah di bidang perencanaan melakukan proses perencanaan dengan baik, selalu
pembangunan nasional sesuai ketentuan peraturan dengan pemikiran sendiri. Dengan demikian maka
perundang-undangan. proses perencanaan dapat dimulai dengan:

1. Pengumpulan data-data yang berhubungan


B. Proses dan Tujuan Perencanaan dengan yang akan direncanakan (misalnya data
kemiskinan di daerah, pengangguran,
Dalam menyusun sebuah perencanaan, kita
keterlantaran, kerawanan bencana, dan lain-
fokuskan kepada perencanaan pembangunan di
lain).
daerah bahwa perencanaan itu diperlukan sebuah
2. Bersumber dari arus bawah karena masyarakat
proses. Kita ambil contoh untuk merencanakan
desa/kelurahan lebih memahami
penanganan masyarakat miskin di suatu daerah,
kebutuhannya daripada pemikiran si
maka dalam hal ini pemerintah daerah melalui dinas
perencana.
teknis yang menjadi pelaksana pembangunan akan

82 83

82 KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN SOSIAL DI INDONESIA KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN SOSIAL DI INDONESIA 83
3. Melibatkan para ilmuan, tokoh-tokoh disusun dalam satu program pelaksanaan dari
sentral/politisi dan yang dipandang memiliki sebuah permasalahan sosial (misalnya) dialokasikan
kompetensi untuk program yang dirancang. juga anggaran yang berhubungan dengan
4. Akan sangat baik jika dilakukan diskusi publik, peningkatan SDM dari kelompok sasaran sehingga
untuk menghindari adanya intervensi setelah kelak ia ikut berpartisipasi memberhasilkan
hasil perencanaan selesai disusun. program.
5. Melakukan perumusan kebijakan atas apa yang Jika kita telusuri sejumlah instansi pemerintah
direncanakan. dalam menyusun sebuah perencanaan sepertinya
Kelima hal di atas sangat dibutuhkan dalam instansi itu mengalami kesulitan, terutama instansi
proses perencanaan karena sebuah perencanaan yang berhubungan dengan pembangunan manusia.
memiliki jangka waktu pelaksanannya, bisa jangka Ini tidak terlepas dari kapasitas di perencana sendiri
waktu 20 tahun, 10 tahun, lima tahun atau pertahun yang selalu berorientasi copy paste dari hasil
anggaran (jika di pemerintahan). Karena dampak perencanaan sebelumnya. Apalagi jika pada tahun
dari sebuah perencanaan yang disusun dalam satu yang sudah dikerjakan tidak dievaluasi dari hasil
program pelaksanaan memerlukan satu anggaran. pekerjaan yang dilaksanakan, sehingga dari data
Jadi pemerintah harus bisa mengalokasikan yang tersedia dengan program yang telah
anggaran susuai kemampuan daerah, atau merujuk dilaksanakan, tidak diketahui tingkat keberhasilan
anggaran pusat, atau menggunakan anggaran sosial program.
dari dunia usaha (Corporate Sosial Responsibility) atau Karenanya tidak heran apabila dalam program
menggunakan bantuan donator dunia/usaha. pembangunan manusia khususnya kesejahteraan
Tidak selamanya hasil perencanaan yang sosial, dari tahun ke tahun akan terlihat programnya
dituangkan dalam program dapat diselesaikan sama saja. Tidak ada rancangan program
dalam satu atau dua tahun anggaran. Dapat saja pembaharuan, pola pelayanan pembaharuan atau
mencapai lima sampai 10 tahun anggaran, apalagi pola pemberdayaan pembaharuan. Dengan kata lain
jika sumber daya manusia terbatas, baik para suatu perencanaan pembangunan adalah 1) Usaha
aparaturnya maupun masyarakat luas. Karena itu yang dicerminkan dalam rencana untuk mencapai
akan sangat baik bila sebuah perencanaan yang perkembangan sosial ekonomi yang tetap; 2) Usaha
84 85

84 KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN SOSIAL DI INDONESIA KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN SOSIAL DI INDONESIA 85
dalam meningkatkan pendapatan perkapita dan laju 6. Untuk bahan evaluasi dalam setiap program
pertumbuhan ekonomi yang positif; 3) Usaha yang telah dilaksanakan.
mengadakan perubahan struktur ekonomi yang 7. Untuk keberhasilan dari sebuah perencanaan
mendorong peningkatan struktur ekonomi agraris yang dilaksanakan sesuai program anggaran.
menuju industri; 4) Usaha perluasan kesempatan Jika merujuk perencanaan pembangunan di
kerja; 5) Usaha pemerataan pembangunan yang Indonesia sesuai penjelasan UU No. 25 tahun 2014
meliputi pemerataan pendapatan dan pembangunan tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
antar daerah; 6) Pembinaan lembaga ekonomi Nasional, maka suatu perencanaan mulai dilakukan
masyarakat yang lebih menunjang kegiatan dari desa, kecamatan, kabupaten/kota, provinsi
pembangunan; 7) Usaha membangun secara hingga tingkat nasional yang dikenal dengan
bertahap dengan berdasar kemampuan sendiri ; 8) Musrenbang. Proses perencanaan yang dilakukan
Usaha terus-menerus menjaga stabilitas ekonomi. pada tahun berjalan, umumnya dimulai dari tingkat
(Wrihatnolo & D, 2006) desa di bulan Januari, kecamatan di bulan Februari,
Berdasarkan uraian tersebut di atas, tujuan dari kabupaten/kota di bulan Maret hingga April dan
suatu perencanaan adalah : seterusnya, di dalam perencanaan menggunakan
lima pendekatan, yaitu :
1. Untuk menemukan suatu data yang kongkrit
terhadap satu kasus yang akan dikerjakan. 1. Pendekatan politik
2. Untuk menjadikan perencanaan dalam sebuah 2. Pendekatan teknokratik
program pelaksanaan (pembangunan). 3. Pendekatan partisipatif
3. Untuk menyesuaikan alokasi anggaran yang 4. Pendekatan atas bawah
tersedia dengan program yang dikerjakan. 5. Pendekatan bawah atas
4. Untuk menyusun tahapan program di tahun Pendekatan politik, dampak dari proses
berikutnya. pemilihan presiden dan kepala daerah (gubernur
5. Untuk membangun partisipasi masyarakat bupati/walikota) yang memberikan janji-janji politik
dalam melaksanakan program sesuai yang dituangkan dalam visi dan misi 5 (lima) tahun
perencanaan. kepemimpinannya, sehingga dituangkan dalam

86 87

86 KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN SOSIAL DI INDONESIA KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN SOSIAL DI INDONESIA 87
perencanaan. Pendekatan dengan teknokratik kabupaten/kota ditetapkan dengan peraturan
ditempatkan dengan metode dan kerangka berfikir daerah, demikian juga dengan tingkat provinsi,
ilmiah oleh perangkat daerah yang dapat sedangkan di tingkat nasional dengan undang-
menggunakan para ilmuan. undang karena menyangkut anggaran.
Perencanaan dengan pendekatan partisipatif, Dalam kaitan perencanaan ini Noeng Muhadjir
dilaksanakan dengan melibatkan semua pihak untuk menjelaskan bahwa dalam sebuah perencanaan
mendapatkan aspirasi dari masyarakat dan unsur penting melibatkan tokoh sentral (kharismatik), para
pimpinan lainnya di tengah-tengah masyarakat. professional (ilmuan) dan pemimpin proyek (staf
Sedangkan pendekatan bawah atas dan atas bawah, yang menangani program). Perencanaan harus dari
adalah perencanaan yang berjenjang naik dari proses bawah ke atas (bottom up) dan berangkat dari arus
bawah ke atas dan dari atas ke bawah yang bawah (grass root). (Muhadjir, 2000).
diselaraskan dari desa, kecamatan, kabupaten/kota,
provinsi hingga ke tingkat nasional.
C. Jenis dan Fungsi Perencanaan
Selain daripada itu, proses perencanaan
menggunakan empat tahapan, yaitu penyiapan 1. Jenis-Jenis Perencanaan
rancangan rencana pembangunan yang bersifat Dengan diketahuinya pengertian sebuah
menyeluruh dan terukur menggunakan pendekatan perencanaan dan prosesnya, maka dapat diartikan
teknokrat, masing-masing instansi menyiapkan bahwa fungsi perencanaan merupakan salah satu
rancangan kerja berpedoman rencana fungsi manajemen agar perencanaan dapat efisiensi
pembangunan, melibatkan masyarakat dan dan efektif dari sebuah organisasi dalam mencapai
menselaraskan rancangan sesuai jenjang pemerintah tujuan. Selain dari itu, juga telah dijelaskan tentang
dan menyusun rencana akhir pembangunan. proses dan tujuan sebuah perencanaan yang
Keseluruhan perencanaan pembangunan membicarakan secara teknis isu yang berkembang
ditetapkan dengan peraturan perundang-undangan, dari bawah, dan perencanaan bersifat lanjutan jika
seperti di tingkat desa dengan peraturan desa, untuk dituangkan dalam sebuah program, program masuk
tingkat kecamatan dan kelurahan serta dalam jangka pendek atau menengah dan boleh

88 89

88 KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN SOSIAL DI INDONESIA KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN SOSIAL DI INDONESIA 89
menjadi program jangka panjang sesuai anggaran kesejahteraan sosial. Jika kita telusuri daerah-daerah
yang tersedia. KAT, maka daerah ini tidak hanya sebatas
menangani masyarakat, tetapi menangani
pemukiman, penerangan, air bersih dan
1.2 Contoh Kasus
infrastruktur jalan di samping sumber daya manusia
Sebagai contoh dari sebuah perencanaan yang
(pendidikan) dan kesehatan.
berhubungan dengan penanganan kemiskinan.
Kemiskinan di perkotaan sangat berbeda dengan Dengan demikian, proses perencanaan atau
kemiskinan di pedesaan, apalagi kemiskinan akibat perencanaan sosial dari satu kasus kemiskinan akan
keterpencilan (Komunitas Adat Terpencil) atau lebih beda proses perencanaannya. Bagaimana pula
popular dengan sebutan masyarakat terasing. dengan proses perencanaan masyarakat disabilitas,
lanjut usia, anak terlantar, korban bencana alam, dan
Kemiskinan di perkotaan bisa terjadi secara
lain-lain? Untuk itu sebuah perencanaan dalam
individu atau keluarga tidak memiliki tempat
pembangunan sesuai sasaran memerlukan
tinggal, bisa hidup bergelandangan atau
kompetensi khusus, jika perencanaan sosial berarti
menumpang di rumah-rumah tertentu. Sementara
para profesi pekerja sosial yang didukung oleh
kemiskinan di pedesaan masih memiliki tempat
sumber daya ilmu lainnya, seperti ilmu eknomi,
tinggal, namun untuk memenuhi kebutuhan dasar
pendidikan, dan lain-lain termasuk kompetensi
hidup sangat sulit. Ini baru berbicara tempat tinggal,
teknik, termasuk yang berhubungan dengan sosial
belum berbicara sumber daya manusianya,
budaya di era perubahan sosial ini.
permodalannya, dan lain-lain.
Itulah sebabnya secara administrasi
Bagaimana pula dengan kemiskinan akibat
pemerintahan di setiap organisasi sesuai jenjang
keterpencilan (terasing) atau Komunitas Adat
administrasi pemerintahan ada badan perencana. Di
Terpencil (KAT) sesuai dengan Keputusan Presiden
tingkat nasional ada Bappenas, dan tingkat
RI no. III tahun 1999 tentang Pembinaan
kementerian ada Karo Perencanaan, demikian juga
Kesejahteraan Sosial Komunitas Adat Terpencil
di daerah, karena perencanaan menyangkut ruang
(KAT) sebagai aturan pelaksanaan dari Undang
lingkup berbeda, produk yang dihasilkan juga
Undang No. 6 Tahun 1974 tentang ketentuan pokok

90 91

90 KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN SOSIAL DI INDONESIA KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN SOSIAL DI INDONESIA 91
waktu penyelesaiannya, sehingga tujuan yang akan 2. Perencanaan operasional, artinya perencanaan
dicapai dapat diwujudkan. yang menyangkut penentuan target dan
Beda tentunya sebuah perencanaan yang sasaran yang meliputi rencana kerja dan
membahas masalah-masalah sosial terhadap rencana anggaran.
pembangunan yang berhubungan dengan 3. Perencanaan spesifik, artinya perencanaan
infrastruktur, ini dapat diselesaikan melalui jangka yang telah ditentukan secara jelas, baik sasaran,
pendek, terkecuali infrastruktur yang berhubungan jadwal, prosedur kegiatan dan alokasi
dengan jalan negara dan menghubungkan antara anggaran.
satu daerah dengan daerah lain, memerlukan 4. Perencanaan pengarahan, artinya perencanaan
rencana induk, dan rencana operasional serta yang hanya memberikan kebijakan umum dan
rencana harian dalam proses pekerjaan. tidak menentukan sasaran, program atau
anggaran secara khusus.
Sejalan dengan itu, berbagai kalangan ilmuan
5. Dimensi perencanaan strategis, artinya
antara satu dengan lainnya berbeda memberi
perencanaan yang waktunya jangka panjang,
pandangan tentang jenis-jenis perencanaan,
ruang lingkupnya makro dan sifatnya strategis.
termasuk fungsinya. Karena masing-masing para
(Ubaedullah, 2015)
ilmuan memberi pandangan berdasarkan kajian dan
praktik yang dikerjakan oleh pemerintah dalam Sementara itu, Asnawir, membagi jenis-jenis
perencanaan itu. perencanaan dalam tujuh jenis, yaitu :
1. Perencanaan dari segi waktu, yaitu
Misalnya Dudun Ubaedillah, seorang dosen
perencanaan jangka panjang, jangka
pada Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
menengah, dan jangka pendek.
Hidayatullah Jakarta dalam tulisannya tentang jenis-
2. Perencanaan dari segi sifat, yaitu perencanaan
jenis perencanaan membagi dalam lima jenis yaitu:
kuantitaif, perencanaan target dan sasaran
1. Perencanaan strategis, artinya perencanaan dengan angka, dan perencanaan kualitatif,
yang menyangkut penentuan tujuan dari yakni perencanaan yang ingin dicapai secara
kebijakan umum berjangka panjang kualitas.
berdasarkan analisis internal dan eksternal.
92 93

92 KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN SOSIAL DI INDONESIA KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN SOSIAL DI INDONESIA 93
3. Perencanaan dari segi luas wilayah, yakni dengan kebutuhan yang sangat mendesak pada
perencanaan lokal (bersifat daerah dan saat tertentu).
terbatas), perencanaan regional (tingkat 7. Perencanaan dari segi proses, yakni
provinsi), perencanaan nasional (perencanaan perencanaan bersifat umum (hanya konsep-
di suatu negara dan dijadikan dasar konsep dan nilai-nilai yang bersifat ideal, dan
perencanaan lokal dan regional), serta masih memerlukan penafsiran dalam bentuk
perencanaan internasional (perencanaan oleh program), dan perencanaan programial
beberapa negara melewati batas-batas suatu (berupa penyebaran dari perencanaan
negara dan dilaksanakan oleh negara-negara filosofikal), serta perencanaan operasional
tersebut). (perencanaan yang jelas dan dapat dilakukan).
4. Perencanaan dari segi luas jangkauan, yakni (Asnawir, 2003)
perencanaan makro (perencanaan yang bersifat
Berdasarkan pengertian perencanaan dan
universal, menyeluruh dan meluas), dan
pandangan dari kedua ilmuan tersebut, maka jenis-
perencanaan mikro (perencanaan yang
jenis perencanaan dapat kita bagi ke dalam empat
ditetapkan, disusun berdasarkan kondisi dan
jenis yaitu :
situasi tertentu).
5. Perencanaan dari segi prioritas, yakni 1. Perencanaan berdasarkan ruang lingkup, yaitu:
perencanaan yang sentralisasi (yang ditentukan a. Perencanaan yang berhubungan dengan
pemerintah pusat dalam suatu negara), rencana strategis.
perencanaan disentralisasi (yang disusun b. Perencanaan yang berhubungan dengan
masing-masing wilayah), dan perencanaan rencana teknis.
dekonsentrasi (perencanaan gabungan antara c. Perencanaan yang berhubungan dengan
sentralisasi dan desentralisasi). rencana integrasi.
6. Perencanaan dari segi objek, yakni perencanaan
rutin (yang disusun untuk jangka waktu 2. Perencanaan berdasarkan tingkatan, yaitu :
tertentu yang dilakukan setiap tahun) dan a. Perencanaan yang berhubungan dengan
perencanaan eksendral (yang disusun sesuai rencana induk.

94 95

94 KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN SOSIAL DI INDONESIA KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN SOSIAL DI INDONESIA 95
b. Perencanaan yang berhubungan dengan 2. Fungsi Perencanaan
rencana operasional. Dengan melihat adanya berbagai jenis
c. Perencanaan yang berhubungan dengan perencanaan tersebut di atas, maka perencanaan
rencana harian. memiliki ruang lingkup, tingkatan, jangka waktu,
dan kewilayahan sehingga mempermudah para
3. Perencanaan berdasarkan jangka waktu, yaitu : pimpinan dalam pengambilan keputusan dan dalam
a. Perencanaan yang berhubungan dengan jangka merencanakan sesuai tanggung jawab,
panjang. mempermudah koordinasi sesuai tingkatan, lebih
b. Perencanaan yang berhubungan dengan jangka efisien, efektif, tepat sasaran, dan dapat
menengah. meminimalkan berbagai kesalahan serta
c. Perencanaan yang berhubungan dengan jangka kemungkinan terwujudnya perubahan sekaligus
pendek. melibatkan masyarakat luas.
Perencanaan merupakan himpunan asumsi
4. Perencanaa berdasarkan kewilayahan, yaitu :
untuk mencapai tujuan, artinya perencanaan adalah
a. Perencanaan yang berhubungan secara
pemikiran dan menghubungkan fakta-fakta,
nasional.
membuat serta mengunakan asumsi-asumsi yang
b. Perencanaan yang berhubungan secara
berkaitan dengan masa datang yang diyakini
provinsi.
mencapai sesuatu hasil tertentu. Perencanaan
c. Perencanaan yang berhubungan secara
merupakan seleksi tujuan, artinya perencanaan
kabupaten/kota.
adalah proses dasar yang kita gunakan untuk
d. Perencanaan yang berhubungan secara
memiliki tujuan-tujuan dan menguraikan bagaimana
kecamatan.
cara mencapainya. Perencanan merupakan alternatif
e. Perencanaan yang berhubungan secara
dan alokasi sumber daya, artinya perencanaan
desa/kelurahan.
adalah pemilihan alternatif atau pengalokasian
berbagai sumber daya yang tersedia. Perencanaan
merupakan rasionalitas, artinya perencanaan adalah
pemikiran rasionalitas berdasarkan fakta-fakta dan
96 97

96 KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN SOSIAL DI INDONESIA KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN SOSIAL DI INDONESIA 97
atau pemikiran yang mendekat sebagai persiapan 1. Perencanaan sebagai pengarah, yaitu perenca-
untuk melaksanakan tindakan-tindakan kemuda- naan akan menghasilkan upaya untuk meraih
han. Perencanaan merupakan proses masa depan, sesuatu dengan cara yang lebih terkoordinasi.
artinya perencanaan adalah keseluruhan proses 2. Perencanaan sebagai minimalisasi ketidak-
pemikiran dan penentuan secara matang hal-hal pastian, artinya diharapkan melalui
yang akan dikerjakan dimasa yang akan datang perencanaan ketidakpastian yang mungkin
dalam rangka pencapaian tujuan yang akan datang. akan terjadi di masa yang akan datang dapat
(Wrihatnolo & D, 2006) diantisipasi jauh hari.
Karenanya, penulis maksud sebagai fungsi 3. Perencanaan sebagai penetapan standar dalam
perencanaan, yaitu : pengawasan kualitas, artinya membandingkan
antara setandar yang akan dicapai dengan
1. Mempermudah pimpinan dalam mengambil
realisasi lapangan dengan mengevaluasi
keputusan.
penyimpangan-penyimpangan.
2. Sebagai pedoman dalam merancang program
pembangunan dengan anggaran yang tersedia Pengawasan sebagai meminimalisasi
secara organisasi. pemborosan sumber daya, artinya jika perencanaan
3. Sebagai bahan dalam melakukan koordinasi dengan baik maka jumlah sumber daya yang
sesuai kewenangan dan tanggung jawab. diperlukan dengan cara bagaimana penggunaannya
4. Dapat meminimalkan berbagai kesalahan yang dipersiapkan lebih baik sebelum kegiatan dijalankan.
mungkin terjadi. (Coulter, 2005)
5. Lebih efisien, efektif, dan tepat sasaran.
6. Banyak melibatkan masyarakat.
7. Mudah dalam pengawasan dan evaluasi
program.

Steven P. Robbinsdan Mary Coulter


menjelaskan bahwa paling tidak ada empat fungsi
dari perencanaan, yaitu:

98 99

98 KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN SOSIAL DI INDONESIA KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN SOSIAL DI INDONESIA 99
BAB 5
PERENCANAAN SOSIAL

A. Pengertian Perencanaan Sosial


Di atas telah diutarakan bahwa perencanaan
adalah sebuah pemikiran dari seorang atau lebih,
baik melalui proses kajian atau sebuah pemikiran
untuk mencapai sebuah tujuan. Dalam UU RI no. 25
tahun 2004 tentang sistem perencanaan
pembangunan nasional bahwa “perencanaan”
adalah suatu proses untuk menentukan tindakan
masa depan yang tepat, melalui urutan pemilihan,
dengan memperhitungkan sumber daya yang
tersedia.
Dari dua pengertian tersebut di atas, kita
bertanya bagaimana dengan perencanaan sosial?
Kata sosial merupakan kata yang berkaitan erat
dengan kehidupan manusia antara satu dengan
lainnya yang disebut masyarakat karena manusia
tidak dapat hidup secara individu, sehingga sering
disebut manusia sebagai makhluk sosial.

100 101

KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN SOSIAL DI INDONESIA 101


Kata sosial dihubungkan dengan pengertian itu tinggal di pelosok daerah pedalaman atau daerah
hiburan, atau sesuatu yang menyenangkan. Kata pulau-pulau terluar.
sosial yaitu sebagai lawan kata individual. Dalam hal Karenanya tidak heran apabila kita
ini kata sosial mempunyai kecenderungan ke arah menemukan permasalahan sosial dari seorang
pengertian kelompok orang yang berkonotasi individu atau sekelompok masyarakat yang berbeda,
masyarakat (society) dan warga (community). Kata jika kita masing-masing memakai latar belakang
sosial yang dalam refleksinya bertahan dengan tempat tinggal, sumber daya manusianya atau
masyarakat dalam perencanaan dan pengambilan sumber daya alamnya atau nilai-nilai budaya yang
keputusan serta konsep-konsep pembangunan dilakoni oleh seorang individu atau kelompok
masyarakat. Kata sosial digunakan pula dalam masyarakat.
pengertian yang lebih umum yaitu mengenai yang
Satu manusia dengan manusia lainnya dalam
melibatkan manusia sebagai lawan dari pengertian
memenuhi kebutuhan hidup melalui sebuah
benda. (Conyers, 1994)
pekerjaan. Dengan daerah yang berbeda maka satu
Manusia sebagai makhluk sosial, antara satu manusia atau kelompok masyarakat berbeda pula
dengan lainnya berbeda prilaku, berbeda budaya lapangan pekerjaannya.
dan berbeda agama (kepercayaan) yang dianutnya.
Sebagai contoh untuk masyarakat yang tinggal
Antara satu manusia dengan manusia lainnya juga
di pinggir pantai, kecenderungan mencari pekerjaan
berbeda asal, daerah, suku, agama sehingga berbeda
sebagai nelayan. Manusia (masyarakat) di dataran
prilaku, apalagi berhubungan dengan sumber daya
rendah cenderung pertanian, pangan, dan
manusia, yang hidup di perkotaan maupun
perkebunan. Sedangkan untuk dataran tinggi adalah
pedesaan.
pertanian buah atau sayur-sayuran, dan sebagainya.
Demikian juga dengan kehidupan sosial, sosok
Berbeda dengan masyarakat yang tinggal di
manusia (masyarakat) yang hidup di daerah pantai,
pedalaman, cenderung bekerja meramu (dulunya)
akan berbeda dengan daerah pegunungan, demikian
atau bertani berpindah atau berburu. Untuk
juga yang hidup di dataran rendah atau daerah
masyarakat perkotaan kehidupan lebih keras karena
perkebunan. Termasuk jika masyarakat (manusia)
persaingan lapangan kerja. Masyarakat perkotaan

102 103

102 KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN SOSIAL DI INDONESIA KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN SOSIAL DI INDONESIA 103
hidup dari berdagang, buruh, sopir, industri kecil, Menurut Prof. Dr. Muhammad Sudjana seorang
atau bekerja sebagai pegawai pemerintahan atau ahli bionuclear dan pakar bidang perikanan dan
swasta. kelautan (Diskusi, Nopember 2020) bahwa
Apabila dari latar belakang kehidupan manusia perencanaan yang baik yang dilakukan pemerintah
(masyarakat) ini di dalam mencari nafkah tidak adalah perencanaan yang memperhatikan “kearifan
mampu memenuhi kebutuhan hidupnya, akan lokal”, “peradaban manusia itu sendiri” sehingga
masuk kategori miskin, dan dampaknya pendidikan disebut sebagai perencanaan sosial.
untuk anak, pelayanan kesehatan, perumahan, dan Muhammad Sudjana menegaskan bahwa
lain-lain akan menjadi sebuah problema sosial. kearifan lokal yang diangkat dalam sebuah
Jika ini yang terjadi, mengandung arti perlunya perencanaan pembangunan dengan program yang
penanganan pemerintah, boleh jadi dengan disusun sesuai kearifan lokal atau sangat membantu
pelaksanaan bantuan, atau melaksanakan program masyarakat dalam peningkatan kesejahteraan sosial.
pemberdayaan, jika perlu melalui program Perencanaan sosial berkaitan dengan istilah-
pelayanan sosial. Jika tidak sesegera mungkin istilah yang sangat umum mengenai perencanaan
ditangani, maka lambat laun akan menjadi masalah oleh dan untuk rakyat. Lebih khusus lagi mengenai
sosial yang akut, dengan kata lain muncul isu-isu segi-segi non ekonomis dari pembangunan dan
sosial yang digunakan sekelompok orang untuk tercapainya hak-hak azasi dan tujuan tertentu, serta
“merongrong” pemerintah setempat. terlibatnya rakyat secara langsung dalam proses
Dalam kaitan untuk “mewujudkan perencanaan dan pembangunan.
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan Perencanaan sosial dimaksudkan agar mampu
bangsa dan keadilan sosial” sebagaimana maksud menerjemahkan kebijaksanaan-kebijaksanaan peme-
pembukaan UUD 1945, pemerintah dapat membuat rintah membentuk program-program khusus, atau
kebijakan, dan kebijakan memerlukan sebuah bentuk-bentuk peraturan bagi semua jenis
perencanaan sebagai tanggung jawabnya kepada pelayanan, termasuk pelayanan yang membentuk
masyarakat yang disebut “perencanaan bidang individu atau kelompok yang hidup berkekurangan.
sosial”. (Conyers, 1994)

104 105

104 KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN SOSIAL DI INDONESIA KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN SOSIAL DI INDONESIA 105
Sama halnya dengan peradaban manusia (nilai- sosial dilakukan oleh instansi teknis. Jika di tingkat
nilai budaya) yang berkembang di masyarakat, jika pusat dilaksanakan oleh kementerian atau badan,
disesuaikan dalam sebuah perencanaan akan sangat maka demikian juga di tingkat provinsi,
mudah bagi masyarakat untuk memahami makna kabupaten/kota dilaksanakan oleh dinas dan badan
dari program pembangunan untuk masyarakat. sesuai tugas pokok dan fungsinya. Hasil dari proses
Sebuah perencanaan yang berbekal dari kearifan perencanaan bidang sosial ini dengan rencana
lokal dan peradaban manusia di daerah, serta program sesuai alokasi anggaran, selanjutnya
melibatkan arus bawah masyarakat, maka dapat diserahkan ke badan perencanaan sesuai tingkatan
dikatakan sebuah perencanaan sosial. untuk mendapat pengesahan sebagai kebijakan
Menurut Payaman J. Simanjuntak mantan anggaran dan program tahun berikutnya.
pejabat Kementerian Tenaga Kerja (Simanjuntak, Berbeda apabila ada kejadian luar biasa yang
2021) bahwa perencanaan sosial merupakan usaha memerlukan Tindakan pada tahun berjalan. Dalam
yang sadar dalam menentukan urutan operasional hal ini sesuai tingkat kewenangan dapat melakukan
untuk mencapai perbaikan sosial yang diinginkan. kebijakan dalam tahun anggaran berjalan, namun
Perencanaan sosial mengumpulkan fakta mengenai untuk tingkatan pemerintah daerah yang lebih
problem masyarakat, menganalisis data dan rendah memerlukan persetujuan dari lembaga
mengambil keputusan logis mengenai opsi pemerintahan atasan dan tetap merujuk kepada
perencanaan mana yang paling efektif dan yang peraturan perundang-undangan. Sebagai contoh
paling memungkinkan. yang sering terjadi adalah bencana alam atau
bencana non alam.

B. Proses dan Tujuan Perencanaan Sosial Untuk tahun berjalan 2020, bencana non alam
yang terjadi adalah Corona Virus Desease 2019 (Covid-
Sama halnya dengan sebuah proses dari
19), sehingga dari tingkat pusat sampai dengan
perencanaan pembangunan secara umum, maka
daerah mengambil sebuah kebijakan yang
sebuah perencanaan bidang sosial, juga melakukan
berhubungan dengan permasalahan sosial ini. (Lihat
sebuah proses. Jika mengacu kepada administasi
di halaman depan tentang jenis-jenis kebijakan) yang
pemerintahan, maka proses perencanaan bidang

106 107

106 KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN SOSIAL DI INDONESIA KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN SOSIAL DI INDONESIA 107
dikeluarkan presiden, para Menteri kabinet hingga 29 kasus, gempa bumi 15 kasus, erupsi gunung api 5
pemerintah daerah. kasus, dan untuk bencana non alam yaitu Corona
Berbeda dengan sebuah perencanaan sosial Virus Desease 2019 (Covid-19) 1 kasus.
yang dibuat oleh lembaga swasta, yang saat ini Pada tahun sebelumnya (tahun 2019) tercatat
banyak tumbuh di Indonesia, bahkan lembaga sosial bencana alam yang terjadi lebih kurang 3.768 kasus
internasional juga ikut ambil bagian. Sepengetahuan bencana baik bencana hidrometeorologi maupun
penulis masing-masing lembaga baik bertaraf bencana geologi. Yang meliputi banjir di Sulawesi
internasional atau bertaraf lokal di Indonesia Selatan pada 22 Januari 2019, menyusul di bulan
umumnya anggaran untuk penanganan masalah- Februari 2019 di Sulawesi Utara. Pada bulan Maret
masalah sosial berhubungan dengan satu kesatuan gempa di Lombok dan banjir di Sentani, sementara
utuh. Apakah berbentuk bantuan sosial, rehabilitasi April 2019 banjir di Bengkulu, banjir di Jombang
social, atau pelayanan sosial. pada Bulan Juni, gempa di Halmahera Selatan pada
Sebagai contoh, di Sumatera Utara pernah Bulan Juli, dan kekeringan di Bulan Agustus.
terjadi bencana alam meletusnya Gunung Sinabung Berlanjut gempa di Maluku pada September 2019,
yang pertama pada tanggal 27 Agustus 2010 dan puting beliung di Bandung pada Oktober dan banjir
menjadi bencana alam nasional dan kemudian serta longsor di Solok Selatan. (Prabowo, 2019)
Meletus lagi pada Tahun 2013 tepatnya 3 November Dari berbagai kasus bencana alam dan non alam
2013 sampai dengan tahun 2020 belum berakhir, yang ada di atas telah menimbulkan kerusakan
artinya letusan yang menyemburkan debu vulkanik rumah, pertanian, hingga menelan korban jiwa.
masih terus berlanjut. Dampaknya terhadap kejadian bencana alam dan
Di Indonesia berdasarkan Laporan Badan non alam ini adalah kemiskinan dan keterlantaran.
Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) khusus Dalam hal ini lembaga sosial yang ada
tahun 2020 sampai 1 November tahun 2020, tercatat memberikan bantuan dapat berupa pelayanan sosial
bencana alam yaitu banjir sebanyak 871 kasus, atau bantuan sosial atau rehabilitasi sosial sesuai
putting beliung 693 kasus, tanah longsor 451 kasus, anggaran yang tersedia, tanpa ada sebuah
kekeringan 29 kasus, gelombang pasang dan abrasi perencanaan karena alokasi anggaran lembaga

108 109

108 KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN SOSIAL DI INDONESIA KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN SOSIAL DI INDONESIA 109
wujudnya satu kesatuan. Berbeda dengan lembaga b. Memperhatikan kearifan lokal, budaya
pemerintahan, alokasi anggaran telah dirancang masyarakat, sehingga masyarakat nantinya
penggunaannya melalui sebuah proses perencanaan memaknai penerapannya.
bidang sosial, di antaranya alokasi anggaran untuk c. Mengajak masyarakat untuk memberi
daerah-daerah rawan bencana alam sesuai pemikiran terhadap apa masalah yang
kebutuhan dan apa yang harus dikerjakan, ketika dihadapi selama hidupnya.
terjadi bencana alam, dan pasca bencana alam. Jika d. Memperhatikan potensi yang dimiliki
alokasi anggaran dikeluarkan tanpa prosedur masyarakat (sumber daya manusia), sumber
peraturan perundang-undangan maka anggaran daya alam, dan teknologi yang berdaya guna.
bidang sosial akan berhadapan dengan proses e. Memperhatikan lamanya produksi dari hasil
hukum. yang kerjakan dan tingkat pemasaran.
Itulah sebabnya dalam proses perencanaan f. Memperhatikan kemungkinan resiko dari apa
bidang sosial harus ada identifikasi masalah, yang akan dikerjakan.
mengikut sertakan masyarakat, memperhatikan g. Memperhatikan dukungan dari peraturan
kearifan lokal, dan budaya setempat, potensi yang perundang-undangan yang ada untuk
ada, jangka waktu, kemungkinan resiko sampai menghindari masalah hukum.
kepada dasar hukum dari sebuah proses Berdasarkan uraian di atas, maka tujuan dari
perencanaan bidang sosial. perencanaan bidang sosial adalah sebagai berikut :
Dengan demikian dalam rangka menyusun 1. Agar hasil perencanaan sosial menjadi tepat
sebuah perencanaan bidang sosial diperlukan guna dan hasil guna dari sebuah program.
beberapa proses yaitu : 2. Agar program bidang sosial dalam
pelaksanaannya tidak tumpeng tindih.
a. Identifikasi masalah, apakah berhubungan
3. Agar harapan yang diharapkan sesuai program
dengan bansos, pekerjaan, pendidikan,
jangka panjang, menengah dan jangka pendek
kesehatan, infrastruktur, dan lain-lain.
dapat terwujud.
4. Agar sumber daya yang dimiliki dapat
dimanfaatkan secara optimal.
110 111

110 KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN SOSIAL DI INDONESIA KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN SOSIAL DI INDONESIA 111
5. Untuk mengetahui terjadinya penurunan lainnya bertempat tinggal berjauhan, karena
terhadap program yang dilaksanakan pada kehidupan mereka berladang dan bertani berpindah
tahun sebelumnya. atau berburu dan mencari hasil hutan yang laku
Di dalam proses perencanaan bidang sosial diperjual belikan. Masyarakat dalam kelompok ini
untuk tingkat kabupaten dan kota, khususnya di yang lebih dikenal dengan masyarakat terasing,
Sumatera Utara sebagai pengalaman penulis bekerja sehingga kemiskinan menjadi turunan dampak dari
di institusi pemerintahan mengalami banyak tidak terjamahnya program pembangunan oleh
kendala. Kendala yang dihadapi pemerintah daerah dan pemerintah pusat.
kabupaten dan kota di Sumatera Utara umumnya Sampai tahun 2004 di Sumatera Utara
adalah perencana yang berprofesi pekerja sosial, berdasarkan data Badan Pusat Statistik Provinsi
khususnya untuk instansi Dinas Sosial dan Badan Sumatera Utara masih ditemukan penduduk miskin
Penanggulangan Bencana Daerah, termasuk di sebanyak 1.800.100 jiwa atau 14,93% dari jumlah
lingkungan Badan Perencanaan Pembangunan penduduk masa itu 12.123.368 jiwa, sedangkan
Daerah (BAPPEDA). masyarakat miskin masih menempati rumah tinggal
Sebagai contoh tentang kemiskinan, di berdinding bambu, beratap rumbia dan berlantai
kelompok-kelompok masyarakat yang tinggal di tanah mencapai 256.104 jiwa atau 9,77 % dari jumlah
pedalaman atau di pulau-pulau terpencil dan terluar. penduduk Sumatera Utara.
Kemiskinan ini terjadi akibat akses yang Program pembangunan kemiskinan,
berhubungan dan infrastruktur sulit terjangkau sebenarnya sudah sejak awal kemerdekaan menjadi
karena harus berjalan kaki, menyeberangi sungai, prioritas pemerintah, ini dapat terlihat dari Alinea IV
naik turun gunung sehingga hasil produksi yang pembukaan UUD 1945 dan beberapa pasal dalam
dimiliki masyarakat sulit dipasarkan. batang tubuh, diantaranya pasal 34, bahkan di tahun
Selain akses infrastruktur jalan, tentu sarana 1974 telah diterbitkan UU no. 6/1974 tentang
pendidikan, sarana kesehatan, air bersih, ketentuan-ketentuan pokok kesejahteraan sosial dan
penerangan, bahkan sarana pertemuan juga tidak diperkuat dengan Peraturan Pemerintah No. 42
dimiliki, masyarakat dari kelurga yang satu dan tahun 1981 tentang pelayanan kesejahteraan sosial
fakir miskin.
112 113

112 KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN SOSIAL DI INDONESIA KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN SOSIAL DI INDONESIA 113
Khusus untuk Komunitas Adat Terpencil 6. Sarana dan keberadaan air bersih.
(KAT) yang lebih dikenal dengan masyarakat 7. Jarak dari lokasi KAT ke perkotaan.
terasing diterbitkan Keppres no. III/1999 tentang 8. Sarana penerangan.
pembinaan kesejahteraan sosial Komunitas Adat 9. dan lain-lain.
Terpencil yang pelaksanaannya melalui petunjuk
Istilah Edy Suharto (2006) data dimaksud
pelaksanaan dituangkan dalam Keputusan Menteri
berupa instrument “pemetaan sosial” sebagai salah
Sosial nomor 06/Peg.Huk/2002, dan akhirnya
satu pendekatan dalam pengembangan masyarakat
keluar Peraturan Presiden RI No. 7 tahun 2005
yang mana konsepnya dengan mengumpulkan
tertanggal 12 Oktober 2005 mencanangkan strategi
informasi sebanyak mungkin dalam satu wilayah.
nasional penanggulangan kemiskinan. Jika merujuk
dari UUD 1945 dan UU No. 6 tahun 1974 tentang Namun sampai pada tahun 2002, data KAT di
ketentuan-ketentuan pokok kesejahteraan sosial Pemerintah Daerah Provinsi (Sumatera Utara)
beserta peraturan-peraturan turunannya ini, maka khususnya Dinas Sosial belum tersedia, ini
seharusnya proses perencanaan pembangunan disebabkan perencanaan di tingkat kabupaten/kota
bidang sosial merupakan subsidi yang datangnya belum menempatkan profesi pekerjaan sosial untuk
dari pemerintah daerah atau pemerintah kecamatan merencanakan program-program pembangunan
dan desa yang memberikan masukan. bidang kesejahteraan sosial.

Masukan dari pemerintah daerah kepada Di sinilah pentingnya menempatkan seseorang


pemerintah atasnya (provinsi) hingga ke pemerintah sebagai perencana bidang sosial di dinas teknis
pusat berupa data yang berhubungan dengan (contohnya Dinas Sosial) agar perencanaan bidang
Komunitas Adat Terpencil (KAT) seperti : sosial dapat disusun untuk menjadi sebuah program
pembangunan kesejahteraan sosial.
1. Lokasi daerah dengan topografinya.
2. Jumlah penduduk yang bertempat tinggal. Di Sumatera Utara, Komunitas Adat Terpencil
3. Mata pencaharian penduduk setempat. (KAT) mulai disentuh sebagai program pada tahun
4. Akses infrastruktur yang tersedia sebagai 2003, sesuai Kepres no. III/1999 tentang pembinaan
transportasi. kesejahteraan sosial KAT serta mengacu kepada
5. Sarana pendidikan, Kesehatan, dan sejenisnya. Keputusan Menteri Sosial RI No. 6/Peg.Huk/2002.
114 115

114 KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN SOSIAL DI INDONESIA KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN SOSIAL DI INDONESIA 115
Program pencanangan KAT ini dawali dengan Penulis dan rombongan menginap beberapa
pembentukan tim yang terdiri dari aparatur Dinas hari dengan menggunakan rumah masyarakat yang
Sosial yang merupakan para pekerja sosial dengan dapat ditempati untuk melakukan berbagai diskusi,
para ilmuan, waktu itu dari Universitas Negeri mempelajari nilai-nilai budaya dan potensi sumber
Medan yang menugaskan para antropolog dan daya manusia dan sumber daya alam serta agama
sejarawan (Dr. Ibnu Hajar Matondang, M.Pd, Dr. dan prilaku kehidupan sosial.
Ichwan Azhari) dan penulis mendapat tugas sebagai Jumlah penduduk hanya 50 kepala keluarga
pimpinan rombongan. dan menempati rumah beraneka ragam bentuk. Ada
Di tahun 2003 itu tim turun ke 4 (empat) lokasi rumah model nias yaitu panggung dari papan,
dari 4 (empat) kabupaten yaitu Nias, Karo, Madina bagaimana layaknya budaya nias, ada rumah
dan Pakpak Bharat. Tugas tim untuk melakukan sekedar bisa tempat tinggal, namun secara
koordinasi dengan Pemerintah Daerah, Pemerintah keseluruhan tidak memiliki MCK, karena daerah itu
Kecamatan dan Desa serta langsung turun ke sasaran berdekatan dengan aliran sungai.
KAT untuk melakukan survei, pendataan dan Masyarakat tinggal dalam kelompok kecil yaitu
melakukan berbagai kajian dari berbagai aspek di Boropino, Ceke, Hili Adulo, Hilimatua, Ndrute
profesi pekerja soial, nilai-nilai budaya, ekonomi, dan Somasih yang berada di antara kaki gunung
sejarah, pendidikan, agama, dan sebagainya yang soma-soma dan lembahnya mengalir sungai sadri.
disebut dengan studi kelayakan. (catatan kelompok kecil di beberapa tempat tersebut,
Di kabupaten Nias, desa yang dituju adalah istilah popular dusun). Menurut sejarah bahwa
Desa Banua Sibohou Silima Ewali di Kecamatan masyarakat ini berasal dari daerah Gomo yang
Bawolato, dengan dipandu masyarakat dari dikenal sebagai pusat kebudayaan nias, dan
pinggiran kota yang memakai Bahasa daerah (lokal) beberapa kepala keluarga meninggalkan Gomo
tim menempuh jalan setapak, melewati rawa-rawa, untuk masuk ke pedalaman Nias guna mencari
menyeberangi sungai dan naik turun gunung, yang nafkah pada tahun 1960 dan pada tahun 2003 belum
pada masa itu kemampuan tim berjalan menempuh disebut sebagai desa, karena pemerintahan dipegang
enam jam perjalanan. oleh ketua suku (kepala adat).

116 117

116 KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN SOSIAL DI INDONESIA KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN SOSIAL DI INDONESIA 117
Hasil dari studi kelayakan ini dilaksanakan (desa) setempat agar program tepat sasaran, tepat
semiloka dengan melibatkan sejumlah Aparatur guna dan bermanfaat bagi masyarakat desa. Baru
Pemerintah Daerah Kabupaten Nias seperti sebatas 50 KK dari warga KAT, ternyata penanganan
Bappeda, Dinas Pendidikan, Dinas Pekerjaan kemiskinan tidak dapat terselesaikan dalam 1 (satu)
Umum, Dinas Sosial, Kantor Agama, Dinas tahun program, artinya seorang perencana harus
Pertanian dan Peternakan, yang hasilnya menjadi matang merencanakannya dan memakai peraturan
bahan untuk proses perencanaan sosial dalam perundang undangan.
rangka penanganan kemiskinan di lingkungan Masyarakat KAT jelas memiliki ciri-ciri :
Komunitas Adat Terpencil untuk suku Nias.
1. Komunitas relatif kecil, tertutup, dan homogen.
Hasil dari semi loka yang menjadi bahan
2. Pranata sosial bertumpu pada hubungan
perencanaan sosial dalam penanganan Komunitas
kekerabatan.
Adat Terpencil di Desa Banua Sibohou Silima Ewali
3. Terpencil secara geografis dan sosial budaya
di Kecamatan Bawalato Kabupaten Nias ini,
dari masyarakat luas.
diajukan Pemerintah Provinsi Sumut (Dinas Sosial)
4. Hidup dalam ekonomi subsistem.
kepada Menteri Sosial RI yang pada tahun anggaran
5. Peralatan teknologi sederhana.
2004 tersedia anggaran untuk program
6. Hidup tergantung lingkungan.
“pemberdayaan masyarakat” dan perbaikan
7. Terbatas akses pelayanan sosial dasar.
lingkungan perumahan, sarana air bersih serta
ruangan untuk musyawarah masyarakat desa. KAT di Indonesia berdasarkan database KAT
tahun 2017 di Kementerian Sosial RI berjumlah
Sampai pada tahun anggaran 2004, Pemerintah
150.000 KK. Sebelumnya pada tahun 2015 jumlah
Daerah Kabupaten Nias belum ikut mengalokasikan
KAT di Indonesia sebanyak 128.000 KK, terjadi
anggaran karena tanggung jawab yang diberikan
penambahan karena masih ada daerah yang belum
adalah infrastruktur jalan, pendidikan, sarana
terdata. Pertambahan KAT antara lain disebabkan :
Kesehatan dan sarana agama. Dari sini terlihat
bahwa proses perencanaan sosial memerlukan 1. Pertumbuhan penduduk lokasi KAT dari
bidang ilmu lain, melibatkan lintas institusi keluarga besar asalnya menjadi keluarga inti.
pemerintahan dan melibatkan masyarakat lokal
118 119

118 KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN SOSIAL DI INDONESIA KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN SOSIAL DI INDONESIA 119
2. Adanya pemekaran kabupaten, kecamatan, karena ulah manusia sehingga mengakibatkan
dan desa yang dapat menjangkau lokasi KAT timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan
sehingga dengan pemekaran diketahui masih lingkungan, kerugian harta benda dan gangguan
ada lokasi KAT yang belum terdata. psikologis. Dalam hal ini, bencana dapat terbagi
Dari jumlah sebanyak 150.000 KK, sekitar 6.288 menjadi tiga bagian yaitu:
KK (4,2%) telah mendapat program pemberdayaan 1. Bencana alam, adalah sebuah bencana yang
dari Kementerian Sosial RI, sementara itu sekitar diakibatkan oleh peristiwa/serangkaian
141.775 KK (94,4%) belum mendapat program peristiwa oleh alam. Misalnya bencana alam
pemberdayaan. Program pemberdayaan KAT di meletusnya gunung Sinabung, dan lain-lain.
tahun anggaran 2018 sebanyak 2.099 KK (1,4%). 2. Bencana nonalam, adalah sebuah bencana yang
Sesuai Peraturan Presiden nomor 186 tahun diakibatkan oleh peristiwa/serangkaian
2014 tentang pemberdayaan sosial terhadap KAT, peristiwa nonalam. Misalnya merebaknya satu
pada pasal 9 menyebutkan bahwa pemberdayaan virus yang mematikan, seperti Corona Virus
dilaksanakan pada bidang pemukiman, administrasi Desease 2019 (Covid-19).
kependudukan, kehidupan keragaman, Kesehatan, 3. Bencana sosial, adalah bencana yang
pendidikan, ketahanan pangan, penyediaan akses diakibatkan oleh peristiwa/serangkaian
kesempatan kerja, penyediaan akses lahan advokasi peristiwa oleh manusia. Misalnya Gerakan
dan bantuan hukum, pelayanan sosial dan Aceh Merdeka, para penduduk luar suku aceh
lingkungan hidup (Dra. Sulistianingsih, M.Si, Kepala mendapat ancaman, sehingga secara
Subdirektorat Pelaksanaan Pemberdayaan Sosial, bersamaan dan penuh ketakutan lari dari
Ekonomi dan Lingkungan Direktorat KAT, tempat tinggalnya dan meninggalkan harta
Kementerian Sosial RI). benda ke luar provinsi.

Lain lagi dengan bencana, sebagai suatu Dalam kaitan dari proses perencanaan bidang
peristiwa yang mengancam dan mengganggu sosial, penulis mengambil satu contoh “bencana
kehidupan dan penghidupan masyarakat yang alam”, maka disini perlu satu “kebijakan sosial” dari
disebabkan oleh faktor alam atau nonalam atau seorang pemimpin, apakah selaku bupati atau
walikota di satu daerah (sebagai daerah otonom)
120 121

120 KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN SOSIAL DI INDONESIA KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN SOSIAL DI INDONESIA 121
atau sebagai seorang kepala dinas, khususnya Dinas Adapun kebutuhan anggaran dalam
Sosial dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah. perencanaan sosial untuk mitigasi dengan kata lain
Kedua dinas teknis ini tentunya memiliki data yang prabencana alam, secara umum dapat direncanakan
akurat tentang daerah wilayah kerjanya sebagai anggaran yang berhubungan dengan.
daerah wilayah rawan bencana alam. Contohnya
a. Penyuluhan sosial tentang daerah rawan
daerah-daerah yang didiami penduduk di bawah
bencana alam kepada masyarakat setempat.
pegunungan Merapi, di pinggiran pantai,di lembah-
b. Melatih sejumlah masyarakat sebagai
lembah dari sebuah pegunungan, daerah bantaran
kelompok sosial penanggulangan bencana,
sungai dan sebagainya.
atau taruna siaga bencana.
Untuk daerah-daerah yang memiliki c. Menetapkan desa rawan bencana alam sebagai
potensi/rawan bencana alam sebagaimana tersebut desa tanggap bencana.
di atas, maka setiap tahun perencanaan anggaran,
Untuk anggaran tanggap darurat, dalam
diperlukan proses perencanaan anggaran,
perencanaan sosial dibutuhkan anggaran yang
diperlukan perencanaan proses bidang sosial yang
berhubungan dengan :
berhubungan dengan bencana alam, yang meliputi
tiga hal, yaitu : a. Tempat tinggal sementara, pengungsian,
tenda-tenda.
1. Proses perencanaan bidang sosial mitigasi.
b. Dapur umum, sebagai sarana penyiapan
2. Proses perencanaan bidang sosial tanggap
tempat makan pengungsi.
darurat.
c. Air besih dan peralatan sebagai kebutuhan
3. Proses perencanaan bidang sosial pasca
MCK bagi pengungsi.
bencana alam.
d. Pakaian dan selimut, jika para korban tidak
Dengan demikian satuan anggaran untuk sempat membawa kebutuhan sehari-hari.
ketiga hal tersebut di atas sewajarnya dianggarkan e. Sumber daya manusia pengelola pengungsian,
jika satu daerah punya tanggung jawab sosial, seperti dapur umum, petugas Kesehatan,
khususnya kesejahteraan sosial masyarakat. pendidikan untuk anak-anak, dan lain-lain.
Khusus sumber daya ini dan peralatan, dapat

122 123

122 KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN SOSIAL DI INDONESIA KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN SOSIAL DI INDONESIA 123
melibatkan dinas teknis lain seperti Dinas Simpang Empat sontak meninggalkan desanya
Kesehatan, pendidikan, perpustakaan, untuk mengungsi. Berdasarkan sejarah sejak meletus
pekerjaan umum, dan lain-lain. 27 Agustus 2010 berlanjut sampai tanggal 30 Agustus
2020 yang letusannya menyemburkan abu vulkanik
Mengenai anggaran yang berhubungan dengan
dari puncak gunung disertai dentuman dan
pascabencana alam dalam proses perencanaan sosial
penyemburan abu setinggi 1500-2000 meter. Letusan
yang dibutuhkan yaitu :
Gunung Sinabung di tahun 2010 sejak 15 September
1. Kebutuhan jaminan hidup setiap kepala hingga 25 September terjadi 107 letusan abu yang
keluarga. disertai lontaran pasir dan krikil sepanjang 5 Km dan
2. Rehabilitasi perumahan, jika sangat aliran awan panas sejauh 1,5 Km.
diperlukan.
Akibat bencana alam meletusnya Gunung
3. Bantuan permodalan jika sangat diperlukan.
Sinabung di Kabupaten Karo pada tanggal 27
4. Dan lain-lain.
Agustus 2010, penulis masa itu selaku Kepala Dinas
Jika dalam kejadian bencana alam yang Sosial Provinsi Sumatera Utara pada tanggal 28
mengakibatkan hilangnya tempat tinggal dan mata Agustus 2010 (pagi hari) berada di Kota Berastagi
pencarian masyarakat (contoh beberapa desa, akibat dengan membawa personil Taruna Siaga Bencana
meletusnya Gunung Sinabung di Kabupaten Karo) (TAGANA) dari Kota Medan yang dilengkapi 1
maka diperlukan pembangunan pemukiman baru, (satu) unit mobil tangka air bersih, 1 (satu) unit truk
lahan pertanian baru, sarana sosial lainnya termasuk peralatan dapur dan kelengkapan, 1 (satu) truk tenda
infrastruktur jalan, air bersih, dan penerangan. dan peralatan serta beberapa unit mobil membawa
B.1 Contoh Kasus kebutuhan pakaian dan selimut.
Sebagai contoh kasus penulis terlibat langsung Pada hari kedua letusan Gunung Sinabung, 2
ketika pertama sekali Gunung Sinabung di jambur di Kota Berastagi dan 2 jambur di Kota
Kabupaten Karo Meletus di malam hari tanggal 27 Kabanjahe telah dipenuhi pengungsi dari beberapa
Agustus 2010, mengakibatkan masyarakat Desa desa di atas asal Kecamatan Simpang Empat.
Sukameriah, Gung Pinto, Sigarang-Garang,
Sukanalu, Sukadebi dan Susuk di Kecamatan
124 125

124 KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN SOSIAL DI INDONESIA KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN SOSIAL DI INDONESIA 125
Untuk melaksanakan penetapan status dari Sebagai tindak lanjut dari kejadian meletusnya
kejadian bencana alam meletusnya Gunung Gunung Sinabung sebagai gunung berapi di
Sinabung di Kabupaten Karo ini (Agustus 2010) Kabupaten Karo, pada tanggal 29 Agustus 2010,
beberapa langkah dikerjakan, ini yang disebut Gubernur Sumatera Utara (masa itu) H. Syamsul
sebagai suatu kebijakan sosial yang akan diambil, Arifin, S.E. diwakili Sekretaris Daerah (masa itu) Dr.
sekaligus perencanaan sosial yang berhubungan R.E. Nainggolan beserta Forkopmda melakukan
dengan penanganan pengungsi secara cepat rapat dengan berbagai dinas teknis.
(tanggap darurat). Beberapa Langkah yang Masa itu dalam pertemuan awal penulis
dikerjakan meliputi : sebagai narasumber utama karena telah meninjau
1. Berkoordinasi dengan Bupati Kabupaten Karo berbagai lokasi dan membawa data pengungsi serta
dan Kepala Dinas Sosial setempat. Langkah strategis yang telah dkerjakan sebagai
2. Melakukan pendataan secara akurat jumlah laporan awal dampak dari meletusnya Gunung
pengungsi di masing-masing jambur dengan Sinabung.
memilih kelompok anak dan lansia serta Di hari keempat dari meletusnya Gunung
kelompok masyarakat dewasa. Sinabung ini, tepatnya tanggal 30 Agustus 2010,
3. Mempersiapkan kebutuhan pangan bagi para Gubernur Sumatera Utara beserta Pangdam I/BB
pengungsi di siang dan malam hari serta dan Kapolda Sumut beserta TNI dan Brimob Polda
sejumlah sarana kebutuhan lainnya. Sumut telah dikirim untk membantu masyarakat
4. Melakukan kajian cepat dengan bekerjasama pengungsi dan antisipasi Kamtibmas atas terjadinya
pada Kantor Metrologi menetapkan status bencana alam meletusnya Gunung Sinabung. Di
bencana alam. sinilah terlihat peranan dari seorang pemimpin
5. Melakukan inventarisasi kebutuhan dalam hal kebijakan sosial dan perencanaan sosial
pengungsi, terkhusus sarana MCK dan rasa dampak dari datangnya sebuah masalah sosial baru,
aman dari para pengungsi. yang apabila tidak ditangani secara serius akan
6. Melaporkan hasil kerja selama satu hari menimbulkan dampak sosial yang lebih parah.
tepatnya 28 Agustus 2010 kepada Gubernur
Sumatera Utara.
126 127

126 KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN SOSIAL DI INDONESIA KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN SOSIAL DI INDONESIA 127
Kejadian ini yang menjadi catatan penulis C. Sasaran dan Ruang Lingkup Perencanaan
adalah ketika terjadi bencana alam Gunung Sosial
Sinabung Meletus pada 27 Agustus 2010, unsur Di dalam perencanaan sosial secara
pimpinan daerah beserta pimpinan dinas teknis administrasi pemerintahan dilaksanakan oleh
yang menangani masalah sosial tidak terlihat, kementerian yang berwenang jika ruang lingkupnya
sehingga aparat pemerintah daerah lainnya tidak secara nasional. Jika ruang lingkupnya daerah maka
dapat berbuat. Yang aktif dalam penanganan perencanaan sosial dilakukan oleh dinas teknis
pengungsi masa itu adalah aparat pemerintah sesuai dengan kebijakan masing-masing daerah.
provinsi, TNI/Brimob dari Medan dan unsur Baik secara nasional maupun daerah, yang menjadi
Kepolisian serta Kodim setempat untuk beberapa sasaran dalam perencanaan sosial adalah para
hari sejak tanggal 28 Agustus 2010. penyandang masalah kesejahteraan sosial yaitu
Menurut hemat penulis, ketidakadaan profesi masyarakat yang tidak mampu melaksanakan
pekerjaan sosial dalam satu institusi sosial fungsi-fungsi sosialnya dikarenakan antara lain :
mengakibatkan keterlambatan pemerintah daerah 1. Kemiskinan
mengambil sebuah kebijakan, apalagi jika tidak
Kemiskinan dapat terjadi karena berbagai
memahami penanganan bencana alam sebagai salah
sebab, di antaranya kemiskinan yang sebelumnya
satu dari bentuk permasalahan sosial baru.
disandang oleh orang tua sehingga anak dan
Gunung Sinabung kembali meletus di tahun keluarganya secara turun-temurun belum dapat
2013 dan sampai saat ini letusan erupsi terus terjadi melepaskan diri dari belenggu kemiskinan. Ada juga
dan penanganan masyarakat pengungsi diambil alih akibat arus urbanisasi dari desa ke kota yang ingin
oleh pemerintah pusat baik yang berhubungan mengubah hidup dengan mencari nafkah di
dengan pemukiman, lahan pertanian, sarana air perkotaan namun tidak memiliki keterampilan. Ada
bersih, pendidikan, kesehatan dan infrastuktur juga akibat pemutusan hubungan kerja dari satu
lainnya. perusahaan tempat ia bekerja, atau jika dipedesaan,
sumber daya alam yang akan dikelola terbatas,
sementara jumlah penduduk yang cukup padat
termasuk wilayah KAT.
128 129

128 KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN SOSIAL DI INDONESIA KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN SOSIAL DI INDONESIA 129
2. Disabilitas 5. Korban Bencana
Disabilitas umumnya dibawa dari lahir. Jika Ini mengandung arti bahwa ada seseorang atau
ada penyandang disabilitas diakibatkan karena keluarga atau masyarakat yang mendadak jatuh
kecelakaan dan ekonomi keluarga tidak mendukung miskin disebabkan suatu bencana, entah itu bencana
juga menjadi permasalahan sosial. Mengenai alam atau bencana sosial. Permasalahan sosial ini
penyandang masalah disabilitas dapat terbagi dalam umumnya bersifat mendadak yang jarang diketahui
empat bagian, yaitu disabilitas karena tulang oleh manusia. Namun, banyak juga manusia
bengkok, runguwicara, netra, atau hasil amputasi (keluarga) yang mengetahui daerah tempat
dan sebagainya. tinggalnya adalah rawan bencana, namun tidak
3. Pengangguran berusaha meninggalkan daerah, seperti mereka-
meraka yang tinggal di bantaran sungai atau mereka
Umumnya disandang oleh mereka-mereka
yang bertempat tinggal di daerah rawan longsor.
yang kalah bersaing dalam sumber daya manusia.
Tetapi bukan berarti tidak banyak juga yang selama 6. Lanjut Usia
ini selalu hidup ketergantungan dengan orang tua, Masih banyak masyarakat yang semasa
mengakibatkan terjadi budaya malas yang pada hidupnya masih mampu melaksanakan fungsi -
saatnya hidup miskin. fungsi sosial, namun setelah di usia lanjut
4. Keterlantaran ditelantarkan oleh anaknya.

Masalah ini dapat terbagi ke dalam tiga jenis, 7. Korban Napza


yaitu keterlantaran anak karena tidak ada keluarga Umumnya disandang oleh generasi muda dan
yang memberi pertolongan, anak yang hidup mereka-mereka ini jika tidak dilakukan rehabilitasi,
dijalanan, atau karena yatim piatu. Keterlantaran akan berubah prilaku seperti kurang ingatan. Para
lain adalah karena usia (lanjut usia), sementara korban napza bagi mereka yang punya keluarga
keluarga tidak mampu memberi bantuan. Yang berkecukupan ekonomi biasanya dilaksanakan
tragis adalah gelandangan dan pengemis, umumnya proses rehabilitasi dengan kemampuan ekonomi
berada di perkotaan, boleh jadi pengaruh urbanisasi keluarga.
atau pengaruh lainnya.
130 131

130 KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN SOSIAL DI INDONESIA KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN SOSIAL DI INDONESIA 131
8. HIV AIDS Dari kesebelas sasaran masalah, di samping
Hampir sama dengan korban napza, umumnya penyandang masalah lainnya, kelembagaan instansi
disandang oleh kaum wanita yang masa mudanya pemerintah yang banyak merencanakan yaitu :
digunakan untuk berganti pasangan dan tanpa 1. Kementerian Sosial di tingkat pusat, Dinas
disadarinya terjangkit penyakit HIV AIDS. Mereka Sosial di tingkat daerah.
yang masuk dalam kelompok ini biasanya 2. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan di
dikeluarkan dari lingkungan keluarga, bahkan tingkat pusat, Dinas Pendidikan di tingkat
dikecilkan dari lingkungan masyarakat tempat daerah.
tinggalnya. 3. Kementerian Tenaga Kerja di tingkat pusat,
9. Keterpencilan Dinas Tenaga Kerja di tingkat daerah.
4. Kementerian Kesehatan di tingkat pusat, Dinas
Adalah masyarakat yang tinggal di pedalaman,
Kesahatan di tingkat daerah.
jauh dari penerangan, jauh dari telekomunikasi, jauh
5. Badan Nasional Penanggulangan Bencana di
dari sarana dan prasarana lainnya yang sampai saat
tingkat pusat, Badan Penanggulangan Bencana
ini masih ditemukan sebanyak 150.222 kepala
Daerah di tingkat daerah.
keluarga, lebih sering disebut Komunitas Adat
6. Kementerian Desa Tertinggal dan Transmigrasi
Terpencil (KAT) atau masyarakat yang tinggal
di tingkat pusat, Dinas Pemerintahan Desa di
terasing.
tingkat daerah.
10. Terganggu Mental 7. Kementerian Pertanian di tingkat pusat dan
Dari banyak penyandang masalah ini adalah Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan di
mereka yang menyalahgunakan narkoba dan broken daerah.
home sehingga terganggu mental (jiwanya). Bersarkan uraian-uraian tersebut di atas, maka
11. Penyakit Inveksi Kronis (Kusta) ruang lingkup dari perencanaan sosial terbagi dalam
tiga bagian yaitu :
Masih banyak ditemukan, umumnya penyakit
ini menular sehingga banyak masyarakat yang
menderita penyakit ini diasingkan. 1. Ruang Lingkup Nasional

132 133

132 KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN SOSIAL DI INDONESIA KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN SOSIAL DI INDONESIA 133
Ruang lingkup nasional artinya perencanaan Maret 2020 sebesar 26,42 juta atau 9,78%
sosial yang menjadi tugas pokok dan fungsi di
Kementerian Sosial RI menyusun perencanaan sosial
2. Ruang Lingkup Daerah Provinsi
secara nasional karena penyandang masalah-
masalah kesejahteraan sosial sebagaimana 11 sasaran Artinya perencanaan sosial yang menjadi tugas
yang penulis maksud tersebar di seluruh Indonesia. pokok dan fungsi Dinas Sosial Provinsi menyusun
Contohnya, masalah kemiskinan, hampir seluruh perencanaan sosial, berdasarkan laporan
desa/kelurahan ditemukan masyarakat miskin, kabupaten/kota untuk dikoordinasikan ke tingkat
demikian juga dengan keterlantaran seperti anak nasional. Pemerintah provinsi ikut bertanggung
jalanan, anak yang bermasalah dengan hukum, anak jawab dalam penanganan kemiskinan karena
yang terlibat dengan napza, anak yang hidup keberhasilan tidak terlepas dari berkurangnya
gelandangan, termasuk anak yatim piatu. Demikian penyandang masalah kesejahteraan sosial di wilayah
juga dengan penyandang disabilitas, apakah karena provinsi.
rungu wicara, netra, amputasi, tulang bengkok, dan Berdasarkan data BPS, Maret 2020 bahwa
lain-lain juga tersebar di Indonesia. jumlah penduduk miskin di Indonesia sebagai
Jika berhubungan dengan pembangunan sosial berikut :
ini tidak terlepas dari kebutuhan anggaran untuk
1. Pulau Jawa 14,05 juta orang
merealisasikan hasil perencanaan sosial. Selama
2. Pulau Kalimantan 969.460 orang
kurun waktu tiga tahun terakhir, khusus masyarakat
miskin di Indonesia mengalami penurunan dan 3. Pulau Sumatera 5,84 juta orang
kenaikan, artinya spesifikasi perencanaan sosial juga 4. Bali & Nusa Tenggara 2,09 juta orang
memerlukan perhatian serius secara nasional. 5. Pulau Sulawesi 2,00 juta orang
Jumlah penduduk miskin menurut Badan Pusat 6. Maluku & Papua 1,52 juta orang
Statistik di Indonesia pada : Jumlah 26,42 juta orang
Maret 2018 sebesar 26,94 juta atau 9,82%
Maret 2019 sebesar 25,14 juta atau 9,41%

134 135

134 KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN SOSIAL DI INDONESIA KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN SOSIAL DI INDONESIA 135
Rata-rata penduduk miskin perumah tangga sebesar antara empat bidang dimaksud yaitu ekonomi,
Rp. 2,12 juta/bulan dan pengeluaran politik, pertahanan keamanan dan sosial budaya.
perkapita/bulan Rp 454.654. Karenanya hakekat dari sebuah perencanaan
atau perencanaan sosial selalu berhubungan dengan
masalah-masalah ekonomi, politik, dan pertahanan
3. Ruang Lingkup Kabupaten/Kota
keamanan karena tujuan akhir dari sebuah
Ruang lingkup kabupaten/kota masa otonomi pembangunan dalam negara adalah negara yang
daerah sesuai Undang-undang no. 23 tahun 2004 maju, negara yang sejahtera, negara yang
tentang pemerintahan daerah bahwa perencanaan berketahanan sosial yang akhirnya ketahanan
sosial dan kaitan pembangunan kesejahteraan sosial nasional.
tidak terlepas dari tanggung jawabnya karenanya
Contoh kasus telah dituliskan pada halaman
apabila pemerintah kabupaten/kota tidak serius
sebelumnya yaitu tambang emas dan tembaga di
melakukan perencanaan sosial dalam penanganan
Kabupaten Mimika Papua yang dibangun sejak
masalah-masalah sosial, khususnya kemiskinan,
tahun 1967, tidak terlepas dari tujuan ekonomi,
boleh jadi angka kemiskinan di daerahnya akan terus
namun berdampak sosial, sosial, politik, dan
meningkat.
pertahanan keamanan karena rakyat/masyarakat
Papua merasa tidak mengalami perubahan hidup
D. Perencanaan Sosial dalam Pembangunan (kesejahteraan) melakukan berbagai aksi dengan
pemblokiran jalan, perang antarsuku dan akhirnya
Di Indonesia dalam setiap program
pemberontakan bersenjata (kelompok kriminal
pembangunan tidak terlepas dari sebuah
bersenjata).
perencanaan, baik pembangunan yang berhubungan
dengan ekonomi, politik, pertahanan keamanan, Melalui proses evaluasi dan kajian-kajian dari
apalagi yang berhubungan dengan sosial budaya. tindakan masyarakat ini, akhirnya dilakukan
Setiap bentuk rencana pembangunan tidak terlepas perubahan kebijakan dengan menerapkan Papua
dari satu bidang dengan bidang lainnya, artinya dan Papua Barat menjadi daerah otonomi khusus
pembangunan di Indonesia umumnya terintegrasi melalui Undang-undang no. 21 tahun 2001.

136 137

136 KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN SOSIAL DI INDONESIA KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN SOSIAL DI INDONESIA 137
Sejumlah anggaran khusus dikucurkan sejak masyarakat dan masyarakat ikut berpartisipasi
penetapan otonomi khusus, namun tetap juga terjadi dalam pembangunan dalam mewujudkan
gerakan-gerakan separatis dari masyarakat. Artinya kesejahteraannya.
masyarakat di daerah ini masih merasa belum puas Dalam kaitan ini Diana Conyers menjelaskan
karena perubahan sosial dari kebiasaan hidup bahwa perencanaan sosial seolah-olah hanya
mencari makan dari hasil hutan, ladang berpindah dianggap sebagai bentuk perencanaan bagi berbagai
telah terganggu akibat rusaknya lingkungan habitat jenis pelayanan sosial, akan tetapi sebenarnya
mereka. perencanaan sosial dimaksud agar mampu
Masyarakat dalam perubahan ikut bekerja di menerjemahkan kebijaksanaan-kebijaksanaan
pertambangan emas dan tembaga hanya sebagai pemerintah berbentuk program-program khusus
buruh, sementara pekerja asing dan pekerja tambang atau bentuk-bentuk peraturan bagi semua jenis
dari luar daerah Papua hidup dengan pendapatan pelayanan, termasuk pelayanan yang membantu
yang berkecukupan. Lain lagi kondisi infrastruktur individu atau kelompok yang hidup berkekurangan.
yang berhubungan dengan sarana perhubungan, Untuk itu maka perencanaan sosial dalam
telekomunikasi, harga barang-barang yang cukup pembangunan perlu memperhatikan faktor-faktor
tinggi terus menjadi bahan untuk mereka menolak sosial, sehingga perencanaan sosial dapat memenuhi
program pembangunan. tuntutan keberhasilan pembangunan.
Di sinilah diperlukannya konsep-konsep
Taufiqurokhman menjelaskan faktor-faktor
perencanaan sosial yang memerlukan keterlibatan
dalam perencanaan, yaitu :
masyarakat lokal, mendengar aspirasi masyarakat
lokal, memberdayakan potensi-potensi sumber daya 1. Sumber daya alam, manusia, modal, dan
masyarakat lokal, kebutuhan masyarakat lokal yang teknologi.
mendasar, dan lain sebagainya karenanya faktor- 2. Ideologi dan falsafah.
faktor sosial dalam perencanaan pembangunan tidak 3. Sasaran dari tujuan pembangunan.
terlepas dari perhatian khusus bagi para perencana 4. Dasar kebijakan.
sehingga perencanaan sosial dalam pembangunan 5. Data dan metode. (Taufiqurokhman, 2008)
dapat tepat guna, berhasil guna, diterima 6. Kondisi lingkungan, sosial, politik, dan budaya.
138 139

138 KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN SOSIAL DI INDONESIA KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN SOSIAL DI INDONESIA 139
Jadi, penerapan konsep dalam perencanaan dokumen rencana. Pada awalnya bahwa
sosial ini tidak hanya disusunnya sebuah perencanaan pembangunan cenderung untuk
perencanaan sebagai suatu dokumentasi untuk memberi arti yang sedemikian pentingnya
merencanakan aggaran, tetapi diperlukan rencana terhadap suatu dokumen perencanaan
yang berkesinambungan dari hasil kajian yang sehingga para perencana memusatkan
mendalam dengan melibatkan beberapa keilmuan, perhatian dalam membuat dokumen.
sehingga konsepnya apakah untuk satu tahun 2. Perencanaan dianggap sebagai suatu proses
anggaran cukup atau memerlukan dua tahun yang berlangsung secara terus menerus, bukan
anggaran atau lima tahun anggaran. sesuatu yang dikerjakan sekali saja. Pada
umumnya suatu rencana disiapkan untuk
Diperlukannya berbagai keilmuan dalam
jangka waktu tertentu, misalnya yang populer
konsep perencanaan ini agar perencanaan sosial
adalah lima tahun.
yang membahas masalah-masalah sosial, juga
3. Dalam satu jenis kegiatan perencanaan tidak
memahami hubungannya dengan pertumbuhan
hanya seorang yang bekerja di suatu
ekonomi, memahami dari aspek politis dan dengan
departemen yang mengkhususkan pada
nilai-nilai budaya serta bermanfaat bagi ketahanan
bidang perencanaan, melainkan bekerja erat
sosial. Jika suatu perencaanaan sosial dalam
dengan orang-orang lain yang terlibat dalam
program pelaksananya membawa gangguan dan
keseluruhan proses pembangunan, termasuk di
ketertiban masyarakat serta menggerakkan potensi-
dalamnya politisi, administrator, dan
potensi gangguan keamanan, maka tidak terwujud
masyarakat pada umumnya.
ketahanan sosial masyarakat, lambat laun menjadi
ancaman gangguan dari pertahanan keamanan Dari berbagai penjelasan di atas dapat diketahui
nasional. bahwa pemerintah harus tanggap dan peka terhadap
masalah-masalah sosial yang terjadi dan
Diana Conyers menjelaskan konsep-konsep
bertanggung jawab terhadap upaya pelayanan
perencanaan sosial terbagi dalam tiga bagian yaitu :
kepada masyarakatnya, sehingga perencanaan sosial
1. Konsep perencanaan lebih melibatkan banyak untuk mewujudkan pelayanan ini melalui sebuah
hal dari pada sekadar membuat suatu kajian yang mendalam terhadap masing-masing
140 141

140 KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN SOSIAL DI INDONESIA KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN SOSIAL DI INDONESIA 141
permasalahan untuk dapat ditangani karena setiap Sejalan dengan itu dalam rangka sinkronisasi
program pembangunan berdampak kepada perencanaan pembangunan di daerah dengan
perubahan sosial di lingkungan masyarakat, rencana pemerintah pusat, Menteri Dalam Negeri
perubahan lingkungan dan perubahan struktur di telah mengeluarkan peraturan dengan nomor: 98
tengah-tengah masyarakat. Inilah hakikat tahun 2018 tentang Sistem Informasi Pembangunan
perencanaan sosial tersebut. Daerah.
Muhammad Izzulhaq, S.Sos, M.Sc., dosen Sementara Menteri Sosial RI sendiri melalui
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga dalam peraturan No. 5 tahun 2019, tentang Pengelolaan
tulisan tentang perencanaan sosial menyatakan Data Terpadu Kesejahteraan Sosial dikeluarkan
bahwa hakikat perencanaan sosial terbagi dalam tiga untuk menjadi bahan perencanaan sosial.
hal yaitu :

1. Perencanaan sosial dimaksudkan agar


kebijakan pemerintah bisa diterjemahkan ke
bentuk program atau peraturan bagi semua
jenis pelayanan.
2. Menggambarkan adanya peran yang cukup
penting bagi negara dalam pengadaan
pelayanan masyarakat.
3. Perencanaan pembangunan lebih memberi
tekanan pada perubahan sosial dan pencapaian
tujuan sosial itu sendiri.

Keseluruhan perencanaan pembangunan tidak


terlepas dari kebutuhan data dalam rangka evaluasi
terhadap hasil perencanaan dan pelaksanaan
pembangunan termasuk sebagai sarana informasi
dan monitoring dalam perencanaan.

142 143

142 KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN SOSIAL DI INDONESIA KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN SOSIAL DI INDONESIA 143
BAB 6
PEMBANGUNAN
KESEJAHTERAAN SOSIAL

A. Pengertian Pembangunan
Secara umum pembangunan adalah perubahan
yang dilakukan secara terus-menerus dalam rangka
mencapai sebuah tujuan. Pembangunan tidak
terlepas dari sebuah negara, ada pemerintah yang
berdaulat, ada wilayah hukum, dan adanya rakyat.
Tidak ada sebuah negara yang merdeka yang tidak
melaksanakan pembangunan karena pembangunan
dilaksanakan untuk kesejahteraan rakyat.
Untuk melaksanakan program pembangunan
diperlukan sumber daya manusia, sumber daya
alam, dan potensi sumber daya lainnya seperti
teknologi, keuangan, dan pihak lain yang akan
memanfaatkan hasil dari pembangunan itu sendiri.
Jadi pembangunan di satu negara tidak terlepas dari
cita-cita dan tujuan dari sebuah negara yang

144 145

KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN SOSIAL DI INDONESIA 145


merdeka, bersatu, berdaulat dalam mewujudkan Syamsiah Badaruddin menjelaskan bahwa
masyarakat yang adil dan makmur. konsepsi pembangunan sesungguhnya tidak perlu
Dalam kaitan kemerdekaan suatu negara, Hary dihubungkan dengan aspek-aspek sosial.
Tanosoedibjo, Chairman and CeO MNC ketika Pembangunan yang sering dirumuskan melalui
memberi kuliah umum bertopik “Kewirausahaan kebijakan ekonomi dalam banyak hal membuktikan
dan Pembangunan Ekonomi” kepada 1000 keberhasilan. (Badruddin, 2009)
mahasiswa Wiralodra Indramayu (22-2-2017) Dicontohkan, negara Singapura, Hongkong,
menjelaskan bahwa tujuan kemerdekaan bangsa dan Australia, kebijakan ekonomi di negara-negara
adalah memakmurkan rakyat, negara bisa menjamin tersebut umumnya dirumuskan secara konsepsional
kesejahteraan rakyat agar tidak terjadi kesenjangan dengan melibatkan dari aspek sosial lingkungan
sosial baik di kota maupun di pedesaan. Di Indonesia serta didukung mekanisme politik yang
tujuan pembangunan ditegaskan dalam pembukaan bertanggung jawab, sehingga setiap kebijakan
Undang-undang Dasar 1945 yang isinya yaitu : ekonomi dapat diuraikan kembali secara transparan,
1. Melindungi segenap Bangsa Indonesia dan adil, dan memenuhi kaedah-kaedah perencanaan.
seluruh tumpah darah Indonesia. Dalam aspek sosial, bukan hanya aspirasi
2. Memajukan kesejahteraan umum. masyarakat yang ikut dipertimbangkan, tetapi juga
3. Mencerdaskan kehidupan bangsa. keberadaan lembaga-lembaga sosial (sosial capital)
4. Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang juga ikut dipelihara dan fungsinya ditingkatkan.
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi Sementara itu dari aspek lingkungan, aspek fungsi
dan keadilan sosial. kelestarian sangat diperhatikan demi kepentingan
Mencermati tujuan pembangunan di Indonesia umat manusia. Karenanya menurut Prof. Dr.
mengandung arti bahwa pembangunan di Indonesia Syamsiah Badaruddi, M.Si bahwa pembangunan
bersifat multikomplek, di dalamnya ada adalah proses perubahan yang direncanakan untuk
pembangunan ekonomi, pembangunan sosial, memperbaiki aspek kehidupan masyarakat.
pembangunan politik dan pembangunan pertahanan Sementara Ginanjar Kartasasmita memberi
dan keamanan. pengertian pembangunan lebih sederhana yaitu

146 147

146 KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN SOSIAL DI INDONESIA KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN SOSIAL DI INDONESIA 147
suatu proses perubahan yang lebih baik melalui Jika setiap individu, keluarga atau kelompok
upaya yang dilakukan secara terencana. masyarakat telah mampu melaksanakan fungsi-
(Kartasasmita, 1994) fungsi sosialnya, maka diharapkan kelak masyarakat
Menurut Riyadi dan Dedy Supriadi ini untuk ikut menyelesaikan masalah-masalah
Bratakesmuah istilah pembangunan bisa saja sosial lain yang mungkin selalu timbul dari dampak
diartikan berbeda oleh satu orang dengan orang lain, perubahan sosial atau kemajuan pembangunan dan
daerah yang satu dengan daerah yang lain, negara teknologi informasi. Kondisi inilah yang penulis
yang satu dengan negara yang lain. Namun secara sebut bahwa “kesejahteraan sosial” merupakan
umum ada satu kesepakatan bahwa pembangunan suatu kondisi yang harus diwujudkan bagi seluruh
merupakan proses untuk melakukan perubahan. masyarakat agar dapat memenuhi kebutuhan
(Bratakusumah, 2005) hidupnya (spiritual, material, sosial) sehingga
mampu melaksanakan fungsi-fungsi sosialnya.
B. Pengertian Pembangunan Kesejahteran
Sosial Kesejahteraan sosial adalah suatu keadaan
terpenuhinya segala bentuk kebutuhan hidup,
Dengan diketahuinya bahwa pembangunan
khususnya yang bersifat mendasar, seperti makanan,
adalah sebuah proses perubahan yang dilakukan
pakaian, perumahan, pendidikan dan perawatan
secara terus-menerus dalam rangka mencapai suatu
kesehatan.
tujuan, maka pengertian pembangunan
kesejahteraan sosial dapat diartikan sebagai sebuah Dengan demikian bahwa kesejahteraan sosial
proses perubahan, dilakukan secara adalah hak setiap warga negara, kesejahteraan sosial
berkesinambungan dalam rangka peningkatan adalah indikator kinerja pembangunan nasional.
kesejahteraan sosial masyarakat. Kesejahteraan Pembangunan kesejahteraan sosial tidak kalah
sosial masyarakat yang kami maksud adalah kondisi pentingnya dengan pembangunan ekonomi, politik
dinamis dari suatu masyarakat yang mampu dan lainnya. Jika kesejahteraan sosial masyarakat
melaksanakan fungsi-fungsi sosialnya baik sandang, tidak dapat dilaksanakan maka merupakan
pangan, papan, kesehatan, dan rekreasi. kegagalan negara dalam pembangunan nasional.
(Suriadi, 2007)

148 149

148 KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN SOSIAL DI INDONESIA KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN SOSIAL DI INDONESIA 149
Dalam prospek teoritis, kesejahteraan sosial Pembangunan yang berorientasi pertumbuhan
sebagai kondisi kehidupan dan penghidupan ekonomi sangat penting, tapi dalam perjalanan
masyarakat mencakup : sejarah, dampak prioritas pembangunan ekonomi
melahirkan ketimpangan sosial antara satu
1. Kemampuan setiap orang dalam mengatasi
kelompok dengan kelompok masyarakat lainnya,
masalah.
akibatnya ditemukan cukup banyak masyarakat
2. Kemampuan setiap orang dalam memenuhi
penyandang masalah kesejahteraan sosial.
kebutuhan.
3. Kemampuan setiap orang untuk melaksanakan Untuk itu dalam pembangunan masa depan
peran sosialnya. bangsa sesuai termaktub dalam pembukaan
Undang-undang Dasar 1945, pembangunan
Karenanya untuk mewujudkan kesejahteraan kesejahteraan sosial harus sejalan dengan
sosial masyarakat yang dimaksud, dilaksanakan pembangunan bidang politik, ekonomi, dan
melalui pembangunan kesejahteraan sosial. Dengan pertahanan keamanan.
kata lain pembangunan kesejahteraan sosial adalah Di sinilah pentingnya perencanaan bidang
usaha-usaha yang terencana dan terarah yang sosial yang akan menentukan arah dari
meliputi berbagai bentuk intervensi sosial dan kesejahteraan sosial masyarakat dalam rangka
pelayanan sosial untuk memenuhi kebutuhan pemenuhan kebutuhan dasar hidupnya serta
manusia, mencegah, dan mengatasi masalah sosial kebutuhan lainnya untuk dapat hidup selayaknya
serta memperkuat institusi-institusi sosial. (Suharto, sebagaimana cita-cita dari pembangunan bangsa.
2005).
Seiring dengan kemajuan pembangunan dan C. Konsep dan Ruang Lingkup Pembangunan
peningkatan daya saing di era global ini, maka Kesejahteraan Sosial
pembangunan kesejahteraan sosial menjadi agenda Bahasa konsep tidak asing kita dengar dalam
penting yang perlu mendapat perhatian khusus dari kehidupan sehari-hari, apalagi jika kita bertugas
pemerintah, baik pemerintah pusat, pemerintah dalam institusi pemerintahan, perusahaan, atau
provinsi, serta pemerintah kabupaten/kota. dalam aktivitas sehari-hari dari sebuah organisasi.

150 151

150 KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN SOSIAL DI INDONESIA KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN SOSIAL DI INDONESIA 151
Istilah konsep di lingkungan aparatur pemerintah persoalan yang dirumuskan. (Masri Singarimbun,
atau perusahaan dalam organisasi yang ada, tumbuh 2008)
di negara Republik Indonesia sebagai salah satu dari Konsep adalah ide abstrak yang dapat
kegiatan administrasi. digunakan untuk mengadakan klarifikasi atau
Seorang pemimpin baik di institusi pemerintah penggolongan yang pada umumnya dinyatakan
atau organisasi lainnya dalam mengambil sebuah dengan suatu istilah rangkaian kata Rachmadi
keputusan atau hasil kerja yang perlu dilaporkan Soedjadi. (Soedjadi, 2000)
atau akan merencanakan sesuatu, maka kepada Bagaimana pula dengan konsep
unsur staf dari pimpinan bawahannya disampaikan pembangunan? yang kita ketahui bahwa
“siapkan dahulu konsep surat untuk laporan…..” pembangunan adalah sebuah proses perubahan
atau “coba siapkan konsep rencana kita menangani yang dilakukan secara terus-menerus untuk
pasca banjir”, atau “siapkan dulu konsep konsep kita mencapai suatu tujuan. Mari kita cermati perjalanan
untuk rencana anggaran sesuai tugas pokok dan sejarah pembangunan di Indonesia bahwa konsep
fungsi”. pembangunan umumnya datang dari para
Jadi bahasa konsep bukan merupakan sebuah pemimpin bangsa itu sendiri.
bahasa yang asing, melainkan selalu muncul dalam Misalnya masa pemerintahan orde baru,
keseharian dari sebuah institusi yang berhubungan konsep pembangunan adalah ideologi politik,
dengan proses administrasi dari kegiatan ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan keamanan
kemasyarakatan atau bersifat publik yang strategis (Ipoleksosbudhankam). Dalam pembangunan tetap
karenanya konsep dapat diartikan sebagai sebuah tertuju untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat
pemikiran atas suatu rencana yang akan dibuat, yang dengan titik berat pembangunan pertanian dan
bersifat umum atau strategis. industri.
Masri Singarimnun dan Sofyan Efendi Pembangunan ini berarti berorientasi pada
menjelaskan yang dimaksud dengan konsep adalah pertumbuhan ekonomi dengan melihat sebahagian
suatu kesatuan pengertian tentang suatu hal atau besar masyarakat Indonesia adalah petani dan
industri sebagai upaya pengacu pengolahan bahan

152 153

152 KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN SOSIAL DI INDONESIA KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN SOSIAL DI INDONESIA 153
mentah menjadi bahan jadi yang ditampung kabupaten/kota, provinsi dan nasional yang dikenal
keternagakerjaan. Masa pemerintahan orde baru dengan Musyawarah Perencanaan Pembangunan
mengenai perencanaan bersifat terpusat (Musrenbang).
(sentralisasi) walaupun praktiknya para perencana Yang jelas hasil-hasil dari pembangunan itu
turun ke daerah untuk mencari masukan dari terpenuhinya kebutuhan dasar masyarakat akibat
daerah-daerah. pertumbuhan ekonomi, antara satu daerah dengan
Masa pemerintahan reformasi khususnya daerah lainnya (wilayah), terbentuknya infrastruktur
pemerintahan Presiden Ir.H.Joko Widodo bahwa jalan secara meluas sehingga terbebas dari
konsep pembangunan cenderung melaksanakan visi keterisolasi masyarakat pedalaman, perkembangan
dan misinya masa kampanye calon presiden dan SDM dengan teknologi dalam memproduksi bahan
wakil presiden RI yang tertuang dalam Nawacita mentah menjadi bahan jadi bahan baku, terjadinya
(sembilan prioritas) pembangunan. perubahan sosial dalam pembangunan, semakin
Tujuan pembangunan baik masa pemerintahan meratanya pembangunan secara daerah dan
orde baru dan reformasi adalah sama yaitu nasional, di samping memperpendek arus
pertumbuhan ekonomi, pemerataan pembangunan administrasi pembangunan dengan
antardaerah (wilayah), stabilitas politik dengan menyederhanakan birokrasi untuk pembangunan.
Pancasila sebagai satu-satunya azas kehidupan Randi R Wirahatnoko dan Dr. Riant Nugroho
berbangsa dan bernegara, pertahanan keamanan W menjelaskan konsep pembangunan yang
yang kuat dengan memberdayakan potensi sumber dikembangkan di Indonesia yaitu strategi
daya manusia, sumber daya alam, teknologi dan pertumbuhan, pertumbuhan, dan distribusi,
kekuatan sendiri. teknologi tepat guna, kebutuhan dasar,
Bedanya dengan masa pemerintahan orde pembangunan berkelanjutan dan pemberdayaan.
baru, perencanaan pembangunan masa (Nugroho, 2006)
pemerintahan Ir.H.Joko Widodo berbasis partisipasi Menurut Syarif Muhidin konsep pembangunan
masyarakat melalui mekanisme perencanaan adalah proses yang bergerak di dalam banyak arah
pembangunan dari desa/kelurahan, kecamatan, yang bersamaan, maka kebijaksanaan ekonomi sosial

154 155

154 KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN SOSIAL DI INDONESIA KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN SOSIAL DI INDONESIA 155
dan politik harus diarahkan dan setiap prioritas 6. Pembangunan ekonomi
kebijaksanaan harus sejalan dengan prioritas yang 7. Pembangunan sosial
disusun berdasarkan konsep pembangunan. 8. Pembangunan budaya
(Muhidin, 2011) 9. Pembangunan pertahanan Keamanan
Dari berbagai uraian di atas bahwa konsep 10. Pembangunan birokrasi
pembangunan di Indonesia (EUPHEMISME konsep Adon Nasrullah Jamaludin membagi ruang
pembangunan) yaitu : lingkup pembangunan dalam enam bagian yaitu :
1. Pertumbuhan ekonomi 1. Pembangunan di bidang ekonomi
2. Rekonstruksi ekonomi 2. Pembangunan di bidang politik
3. Modernisasi/IPTEK 3. Pembangunan di bidang sosial
4. Westernisasi 4. Pembangunan di bidang pendidkan
5. Perubahan sosial 5. Pembangunan di bidang keagamaan
6. Pembebasan 6. Pembangunan di bidang lingkungan.
7. Penyebarluasan temuan baru (Nasrullah, 2016)
8. Pembangunan bangsa
9. Pengembangan daerah
D. Tujuan Pembangunan an Ketahanan
10. Pembinaan bangsa
Nasional
11. Pembangunan nasional
Berdirinya negara kesatuan Republik Indonesia
Sedangkan ruang lingkup pembangunan
sejak diproklamasikan tanggal 17 Agustus 1945,
sebagaimana penjelasan di atas adalah sebagai
pemerintah Indonesia bertekad untuk melaksanakan
berikut :
pembangunan di segala bidang sesuai dari tujuan
1. Pembangunan sesuai wilayah/geografi nasional pembangunan sebagaimana maksud Alinea
2. Pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) IV Pembukaan UUD 1945 yaitu :
3. Pembangunan Sumber Daya Alam (SDA) 1. Melindungi segenap bangsa Indonesia dan
4. Pembangunan ideologi seluruh tumpah darah Indonesia.
5. Pembangunan politik
156 157

156 KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN SOSIAL DI INDONESIA KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN SOSIAL DI INDONESIA 157
2. Memajukan kesejahteraan umum. Sementara itu ancaman yang datangnya dari
3. Mencerdaskan kehidupan bangsa. luar, tidak terlepas dari sumber daya alam Indonesia
4. Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang yang sangat kaya, berupa hutan yang luasnya
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, mencapai 99 juta hektar yang membentengi
dan keadilan sosial. Indonesia bagian barat hingga timur, lautan dengan
Sekaligus untuk mewujudkan cita-cita nasional potensi biota laut, tambang minyak lepas pantai dan
bangsa Indonesia yaitu “masyarakat yang adil dan pasir besi, minyak bumi, gas alam dan batu bara,
makmur berdasarkan Pancasila dan Undang- hingga emas, dan lain-lain dapat memicu pihak
undang Dasar 1945”. asing untuk menguasainya dengan berbagai
propaganda antara satu suku dengan suku lainnya,
Namun dalam perjalanan sejarah bangsa,
antara satu agama dengan agama lainnya, atau
Indonesia tidak terlepas dari adanya ancaman,
antarsatu budaya dengan budaya lainnya.
tantangan, hambatan, dan gangguan dalam
pelaksanaan pembangunan. Tantangan dalam Kedua ancaman ini telah terjadi masa
pembangunan, tentu tidak terlepas dari keberadaan pemerintahan yang sering kita sebut orde lama yaitu
geografis negara kesatuan Republik Indonesia yang 18 Agustus 1945 sampai awal Maret 1966 dengan
terletak di antara dua benua yaitu benua Asia dan peristiwa :
Benua Australia serta Samudra pasifik dan Samudra 1. Agresi Militer Belanda.
Indonesia, sehingga ancaman, hambatan, dan 2. Pemberontakan DI/TII dan PKI.
tantangan serta gangguan dapat datangnya dari Dengan konsep pembangunan
dalam dan luar negeri. memperioritaskan pembangunan politik, sehingga
Ancaman yang datangnya dari dalam juga sistem pemerintahan terjadi silih berganti yaitu
tidak terlepas dari keberagaman RAS, suku bangsa, sistem pemerintahan dari bentuk presidensial
agama, budaya, Bahasa, adat istiadat bahkan warna menjadi parlementer pada tahun 1945-1950 (Presiden
kulit, sehingga keberagaman ini senantiasa akan memiliki fungsi ganda yaitu sebagai eksekutif dan
mendatangkan konflik sosial. legislatif) kemudian pada tahun 1950-1959
menjalankan sistem pemerintahan liberal (presiden

158 159

158 KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN SOSIAL DI INDONESIA KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN SOSIAL DI INDONESIA 159
dan wakil presiden tidak dapat diganggu gugat dan melalui Repelita (Rencana Pembangunan Lima
presiden berhak membubarkan DPR dengan kata Tahun).
lain pada tanggal 17 Agustus 1950-5 Juli 1959 Program pembangunan dari sebuah
presiden memerintahkan menggunakan UUD perencanaan secara nasional, maka program
Sementara) dan terakhir 1959-1968 yakni sistem pembangunan dibagi sebagai berikut :
demokrasi terpimpin yang intinya presiden
1. Repelita I (1969-1974) bertujuan memenuhi
membubarkan DPR hasil Pemilu 1955 serta MPRS
kebutuhan dasar dan infrastruktur dengan
mengangkat Soekarno sebagai presiden seumur
penekanan pada bidang pertanian.
hidup yang puncaknya terjadi peristiwa G30/S PKI
2. Repelita II (1974-1979) bertujuan meningkatkan
dan munculnya Tritura (tiga tuntutan rakyat) yaitu
pembangunan di pulau-pulau selain Jawa, Bali,
bubarkan PKI dan Ormasnya, pembersihan Kabinet
dan Madura melalui transmigrasi.
Dwikora dan unsur PKI, dan turunkan harga barang.
3. Repelita III (1979-1984) bertujuan menekankan
Masa pemerintahan orde baru dimulai sejak bidang industri padat karya untuk peningkatan
dikeluarkannya Surat Perintah 11 Maret 1966-1998 ekspor.
diangkat menjadi Presiden RI menggantikan 4. Repelita IV (1984-1989) bertujuan menciptakan
Soekarno. Pada masa orde baru, gerakan lapangan kerja baru dan industri.
pembangunan di Indonesia sesuai perkembangan 5. Repelita V (1989-1994) bertujuan membangun
tahun berjalan mengarah kepada pembangunan bidang transportasi, komunikasi, dan
ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, dan pendidikan.
pertahanan keamanan (ipoleksosbudhankam). 6. Repelita VI (1993-1998) proses tinggal landas
Program pembangunan melalui Ipoleksosbudhan- menuju terwujudnya masyarakat maju adil dan
kam dituangkan dalam Garis-garis Besar Haluan mandiri.
Negara (GBHN) yang dilaksanakan melalui program
Sistem kebijakan di negara Indonesia
pembangunan jangka panjang 20-25 tahunan,
menunjukkan perbaikan ke arah yang lebih
program jangka menengah lima tahunan, dan
demokrasi pascareformasi. Masa reformasi membuat
program pembangunan jangka pendek satu tahunan
semua proses pembangunan, baik pusat maupun

160 161

160 KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN SOSIAL DI INDONESIA KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN SOSIAL DI INDONESIA 161
daerah dituntut untuk melibatkan publik dalam ajaran agama tertentu berdasarkan keyakinan
proses pembangunan negara, baik tingkat pusat seseorang serta melakukan ibadahnya menurut
maupun daerah provinsi, kabupaten/kota, hingga ajaran agama yang dipeluknya.
ke kampung. 4. Kebahagiaan, tidak semata-mata dalam wujud
Hal ini menunjukkan kesadaran dan semangat kebendaan, tetapi juga pengakuan terhormat
masyarakat sipil seutuhnya sebagai warga negara atas tingginya harkat dan martabat manusia itu
dan bangsa Indonesia yang turut bertanggungjawab sendiri.
dalam proses pembangunan. 5. Masyarakat bangsa yang berkeadilan sosial,
memberikan keadilan yang sama terhadap
Dalam pembahasan aspek dan gerak dinamika
semua orang, bukan berdasarkan kemakmuran
pembangunan nasional, terdapat lima aspek
material seseorang.
komponen yang merupakan tujuan akhir
pembangunan nasional bangsa Indonesia, yaitu Dari orde lama hingga ke era reformasi,
sebagai berikut : pembangunan Indonesia terus menciptakan suasana
yang kondusif, damai, aman, dan sejahtera.
1. Kemakmuran di bidang material, sebagai (Nasrullah, 2016)
keserbacukupan dalam kebutuhan fisik
Untuk tidak terjadi sejarah pemerintahan orde
terutama terwujud dalam bentuk tersedianya
lama 17 Agustus 1945 – Awal Maret 1966, maka sejak
sandang, pangan, dan papan.
tahun 1968-1972 program pembangunan yang
2. Kesejahteraan mental, dikaitkan dengan
berhubungan dengan ketahanan nasional dikenal
tersedianya kesempatan untuk meningkatkan
dengan Astragatra yang terdiri dari Trigatra dan
pendidikan dalam rangka penambahan
Pancagatra. Trigarta adalah aspek alamiah yang
pengetahuan dan keterampilan.
terdiri atas penduduk, sumber daya alam, dan
3. Kesejahteraan fisik dan rohaniah, berkaitan erat
wilayah, sedangkan Pancagatra adalah aspek sosial
dengan keamanan dari berbagai jenis
yang terdiri dari Ideologi, Politik, Ekonomi, Sosial
gangguan, baik yang menyangkut nyawa
Budaya, dan Pertahanan Keamanan.
maupun harta benda kita. Adapun kerohanian
berkaitan dengan kebebasan menganut suatu Unsur-unsur tersebut dianggap mempengaruhi
negara dalam hal mengembangkan kekuatan
162 163

162 KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN SOSIAL DI INDONESIA KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN SOSIAL DI INDONESIA 163
nasionalnya untuk menjalani kelangsungan hidup d. Tersedianya kesempatan rakyat untuk
bangsa dan negara. Diwujudkannya ketahanan mengaktualisasi diri.
nasional dengan Astragatra melalui Trigatra dan Ketahanan nasional yang tangguh merupakan
Pancagatra tidak terlepas dari geostrategis bangsa syarat kelangsungan pembangunan nasional
Indonesia yang memandang geostrategi sebagai sebaliknya, pembangunan nasional akan
strategi dalam memanfaatkan keadaan atau memperkokoh pertahanan nasional yang ditentukan
konstalasi geografi negara Indonesia untuk dari kemampuan dan ketangguhan bangsa dalam
menentukan kebijakan, tujuan, dan cita-cita meningkatkan dan memantapkan ketahanan
proklamasi Indonesia, sebagaimana termaktub berbagai bidang.
dalam pembukaan UUD 1945.
Hubungan antara ketahanan nasional dengan
Pengembangan konsep geostrategi Indonesia pembangunan nasional :
bertujuan untuk :
1. Pada hakikatnya ketahanan nasional adalah
1. Menyusun dan mengembangkan potensi
kemampuan dan ketangguhan bangsa untuk
kekuatan nasional yang berbasis pada aspek
dapat menjamin kelangsungan kehidupan
ideologi, politik, sosial budaya, dan hankam
bangsa dan negara dalam mencapai tujuan
serta aspek ilmiah bagi upaya kelestarian dan
nasional. Untuk melanjutkan ketahanan
eksistensi kehidupan negara dan bangsa untuk
nasional tersebut diperlukan konsepsi
mewujudkan cita-cita proklamasi dan tujuan
ketahanan nasional yang merupakan
nasional.
pengaturan dan penyelenggaraan
2. Menjunjung tugas pokok pemerintah Indonesia
kesejahteraan dan keamanan yang seimbang,
dalam
serasi dan selaras dalam seluruh aspek
a. Menegakkan hukum dan ketertiban
kehidupan.
b. Terwujudnya kesejahteraan dan
2. Ketahanan nasional mencerminkan
kemakmuran
keterpaduan antara aspek kehidupan bangsa
c. Terwujudnya keadilan hukum dan
secara utuh dan menyeluruh.
keadilan sosial

164 165

164 KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN SOSIAL DI INDONESIA KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN SOSIAL DI INDONESIA 165
3. Ketahanan nasional dan pembangunan peraturan perundang-undangan lainnya sebagai
nasional merupakan sistem hirarki dalam arti pendukung, tetapi memerlukan kerjasama antara
bahwa keduanya mempunyai hubungan lembaga pemerintahan secara lintas sektoral, dunia
interpredensi. Jadi tingkat ketahanan nasional usaha, masyarakat lingkungan, dan masyarakat
yang tangguh akan menunjang lancarnya penyandang masalah kesejahteraan sosial itu sendiri.
pembangunan nasional yang berhasil Sebagaimana ungkapan penulis pada bab
mendorong perwujudan tingkat ketahanan terdahulu bahwa yang menjadi sasaran
nasional yang lebih tinggi. (Moerdijat, 2021) pembangunan kesejahteraan sosial adalah
masyarakat yang tidak mampu melaksanakan
E. Program Pembangunan Kesejahteraan Sosial fungsi-fungsi sosial seperti masyarakat miskin,
keterlantaran, disabilitas, pengangguran, penyan-
Program pembangunan kesejahteraan sosial
dang penyakit kronis, gelandangan, pengemis, anak
merupakan salah satu dari bahagian pembangunan
jalanan, korban nabza, pengidap aids, lanjut usia,
nasional secara umum. Program pembangunan
komunitas adat terpencil, korban bencana, dan lain-
kesejahteraan sosial merupakan pembangunan
lain.
manusia para penyandang masalah-masalah sosial
pembangunan lingkungan sosial sebagai sarana Jika program kerja pembangunan kesejahteraan
pendukung untuk kesejahteraan sosial itu sendiri. sosial ini ingin berhasil, maka sebagai pelaku
Sifatnya spesifik dan para pelaku dari pelaksana perencanaan sosial dan pelaksana pembangunan
program pembangunan kesos memerlukan pekerja kesejahteraan sosial memerlukan tenaga yang
sosial dan pekerja sosial professional, bahkan di memiliki profesi pekerjaan sosial yang didukung
tingkat desa/kelurahan dituntut keterlibatan pilar- profesi pendidikan, kesehatan, kewirausahaan,
pilar partisipasi sosial masyarakat, kepemimpinan agama, pertanian, perikanan dan lain-lain yang ikut
wanita bidang sosial, pimpinan organisasi sosial. terpanggil untuk memperbaiki kehidupan
penyandang masalah kesejahteraan sosial itu sendiri.
Keberhasilan dalam melaksanakan program
pembangunan sosial tidak sebatas tanggung jawab Menurut Peraturan Menteri Sosial RI Nomor 27
pemerintah, walau berbagai undang-undang dan Tahun 2017 tentang Rencana Strategis Kementerian

166 167

166 KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN SOSIAL DI INDONESIA KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN SOSIAL DI INDONESIA 167
Sosial RI, maka program pembangunan penyandang masalah kesejahteraan sosial telah
kesejahteraan sosial terbagi dalam lima bidang yaitu berkurang? apakah permasalahan kesejahteraan
: sosial hanya menjadi tanggung jawab pemerintah
pusat? tentunya jawabnya tidak karena lahirnya UU
1. Program rehabilitasi sosial
No. 23 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah,
2. Program pembangunan fakir miskin
masalah kesejahteraan sosial menjadi tanggung
3. Program pemberdayaan sosial
jawab pemerintah daerah juga dan tanggung jawab
4. Program perlindungan dan jaminan sosial
masyarakat Indonesia, sehingga banyak lembaga-
5. Program dukungan manajemen dan tugas
lembaga kesejahteraan sosial berdiri dalam rangka
teknis
ikut sebagai pelaksana program pembangunan
Kelima program pembangunan kesejahteraan kesejahteraan sosial.
sosial dimaksud dalam pelaksanaan pembangunan
didukung sejumlah peraturan perundang-undangan
dan turunannya, seperti undang-undang no. 11 E.1 Contoh Kasus
tahun 2009 tentang kesejahteraan sosial didukung Sebagai contoh mari kita lihat program
dengan undang-undang no. 31 tahun 2011 tentang rehabilitasi sosial sebagai satu program dengan
penanganan fakir miskin, didukung peraturan contoh kasus tentang korban napza sesuai angka dan
pemerintah No. 39 tahun 2012 tentang data yang direhabilitasi sebagai berikut ;
Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial, dan Wakil Presiden RI Ma’ruf Amin menyatakan
peraturan Menteri Sosial RI No. 27 tahun 2017 bahwa angka pengguna narkoba di Indonesia sejak
tentang Rencana Strategis bahkan disiapkan juklak tahun 2017 sampai dengan 2019 terus naik. Angka
dan juknisnya. penyalahgunaan narkoba tahun 2017 sebesar 3,3 juta
Selain dari dukungan peraturan perundang- jiwa dengan rentang usia 10 sampai 59 tahun. Tahun
undangan, pemerintah juga mengalokasikan 2019 naik menjadi 3,6 juta bahkan kalangan pelajar di
anggaran dengan sumber dana APBN agar Indonesia pada tahun 2018 telah terpapar narkoba
penggunaan anggaran dapat dipertanggung sekitar 2,29 juta. Kelompok masyarakat yang paling
jawabkan secara hukum. Namun apakah rawan terpapar penyalahgunaan narkoba berada
pada rentang usia 15 s/d 35 tahun atau generasi
168 169

168 KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN SOSIAL DI INDONESIA KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN SOSIAL DI INDONESIA 169
muda millenial. (CNN Indonesia, 26/06/2020, Jawa Barat, Balai Rehabilitasi Baddoha di Makasar
Ramadhan Rizki Syahputra) Sulawesi Selatan.
Itulah sebabnya pemerintah mengeluarkan Berdasarkan data BNN penyalahgunaan
Inpres no. 2 tahun 2020 tentang rencana aksi nasional narkotika, psykotropika, dan zat adiktif berbahaya
pencegahan dan pemberantasan narkoba, bahkan 13 (Napza) di Indonesia setiap tahun meningkat
pimpinan kementerian/lembaga negara sepakat mencapai 3,6 juta orang pada tahun 2019. Data
menandatangani Surat Keputusan Bersama (SKB) korban yang telah mendapat layanan dari tahun
tentang pelaksanaan pencegahan dan peredaran 2015-2019 sebanyak 84.485 orang dan pada tahun
gelap narkotika, psikotropika, dan bahan berbahaya anggaran 2020 korban napza yang dilayani sebanyak
lainnya pada aparatur negeri instansi pemerintah. 21.680 orang yang didampingi 962 pekerja sosial dan
Ke-13 kementerian/lembaga negara yang konselor adiksi (Data Kementerian Sosial RI, sesuai
menandatangani SKB ini, Menpan RB, Mendagri, penjelasan Menteri Sosial 10 Juli 2020).
Menhan, Menkes, Menkumham, Menag, Contoh kasus lain dalam program penanganan
Mendikbud, Menpora, Panglima TNI, Kapolri, fakir miskin yang diselenggarakan oleh pemerintah,
Kepala BKN, Kepala BNN, Kepala KASN. baik pusat dan daerah, termasuk tingkat desa. Secara
Press release akhir tahun, 19 Desember 2019 fisik program penanganan fakir miskin dilakukan
Kepala BNN RI Drs. Heru Winarto, SH menjelaskan dengan rehabilitasi rumah yang tidak layak huni,
bahwa pada tahun 2019, BNN tidak bagi penyandang masalah fakir miskin atas
menyelenggarakan rehabilitasi terhadap ketidaklayakan hunian.
penyalahgunaan narkoba sebanyak 13.320 orang Program rehabilitasi rumah tidak layak huni
dengan rincian sebanyak 11.370 orang dengan tahun belakangan ini berbentuk bantuan uang tunai
rehabilitasi layanan rawatan jalan dan 1.950 orang atau bantuan bahan bangunan. Di sinilah terbangun
rawat inap dan layanan pasca rehabilitasi 3.404 rasa kesetiakawanan sosial, partisipasi, dan
orang. Layanan rehabilitasi yang dilaksanakan BNN kemanfaatan lingkungan.
antara lain, Loka Rehabilitasi Deli Serdang di
Masyarakat sesuai keterampilan masing-
Sumatera Utara, Loka Rehabilotasi Kalianda
masing ikut bekerja bersama penyandang masalah
Lampung, Balai Besar Rehabilitasi Lido di Bogor
170 171

170 KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN SOSIAL DI INDONESIA KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN SOSIAL DI INDONESIA 171
melakukan rehabilitasi pemukimannya secara maka diberlakukan jaminan hidup dan
gotong-royong, dan potensi lingkungan yang ada perlindungan sosial berupa bantuan sosial bahan
dimanfaatkan untuk penyelesaian bangunan permakanan dan asuransi kesehatan. Di sinilah
pemukiman itu. Pada masa pemerintahan orde baru, diperlukan para pendamping-pendamping sosial di
secara fisik perbaikan pemukiman dan lingkungan pedesaan yang akhir-akhir tahun belakangan ini
yang berlokasi di daerah kumuh, lebih dikenal direkrut oleh pihak Kementerian Sosial sebagai
dengan program rehabilitasi daerah kumuh dengan perpanjangantangan pemerintah dalam
sasaran program infrastruktur jalan lingkungan, air memberhasilkan program penanganan fakir miskin.
bersih, sanitasi dan rehabilitasi rumah tidak layak Data kemiskinan di Indonesia sejak Maret 2012
huni termasuk MCK. sampai dengan Maret 2019 dapat terlihat sebagai
Secara ekonomi, penanganan fakir miskin di berikut (BPS, 15-07-2020):
kenal dengan program pemberdayaan sosial, artinya Maret 2012 sebesar 29,25 juta orang (11,96%),
masyarakat miskin dikelompokkan, dilatih
Maret 2013 sebesar 28,17 juta orang atau 11,36%,
keterampilan, diberi peralatan dan modal usaha agar
Maret 2014 sebesar 28,28 juta orang atau 11,25%,
keterampilan yang dimiliki secara kelompok
Maret 2015 sebesar 28,59 juta orang atau 11,22%,
dikelola dengan baik yang hasilnya dipasarkan
Maret 2016 sebesar 28,01 juta orang atau 10,86 %,
sebagai tambahan pendapatan. Program ini sangat
Maret 2017 sebesar 27,77 juta orang atau 10,64%,
populer dengan pengelompokan yang diberi nama
Maret 2018 sebesar 25,95 juta orang atau 9,82%,
Kelompok Usaha Bersama (KUBE) yang idealnya
Maret 2019 sebesar 26,42 juta orang atau meningkat
peserta kelompok untuk tiga sampai lima orang.
1,63 juta orang dari September 2019 dan meningkat
Sasaran program ini telah banyak dilakukan untuk
1,28 juta orang terhadap Maret 2019.
masyarakat nelayan miskin, pekerja/buruh
pertanian dan industri, para pengangguran, dan Khusus penduduk miskin di daerah perkotaan
lain-lain. pada tahun September 2019 sebesar 5,56 % naik
menjadi 7,38% pada Maret 2020. Penduduk miskin di
Selama berlangsungnya program ini dan
daerah pedesaan pada September 2019 12,60% naik
masyarakat yang diberdayakan masih belum
menjadi 12,82% pada Maret 2020. Garis kemiskinan
mampu melaksanakan fungsi-fungsi sosialnya,
172 173

172 KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN SOSIAL DI INDONESIA KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN SOSIAL DI INDONESIA 173
pada Maret 2020 tercatat sebesar Rp sebagai salah satu model penanganan kemiskinan,
454.652/kapita/bulan dengan komposisi garis diharapkan akan mampu menggerakkan potensi diri
kemiskinan makanan besar Rp 335.793 (73,86%) dari (SDM) dari masyarakat miskin dan penyandang
garis kemiskinan bukan makanan besar Rp 118.859 masalah sosial lainnya untuk lebih kreatif dan
(26,14%). Rata-rata rumah tangga miskin di inovatif, sekaligus memberdayakan sumber potensi
Indonesia memiliki 4,66 orang, dengan demikian alam di lingkungannya.
besarnya rumah tangga miskin Rp 2.118.678. Di sinilah peran perguruan tinggi, khususnya
Masa kepimpinan Menteri Sosial RI Tri para ilmuan dari profesi kesejahteraan sosial atau
Rismaharini sejak dilantik tanggal 23 Desember 2020, ilmuan ekonomi kreatif atau lainnya, bekerja sama
pola penanganan kemiskinan dan masalah-masalah dengan pendamping sosial Program Keluarga
sosial lainnya akan mengalami perubahan. Hal ini Harapan (PKH) untuk bertindak menjadi penyuluh
dicetuskan oleh Menteri Sosial RI Tri Rismaharini sosial dan pendampingan selama program
usai pelantikan sebagai Menteri Sosial RI bahwa ada pemberdayaan sosial dilaksanakan.
empat program strategis yang akan dikejar di masa Para ilmuan juga harus menyadari bahwa
kepemimpinannya, yaitu : penanganan kemiskinan tidak selamanya dengan
Pertama, realisasi bantuan sosial untuk pendekatan teori karena penyandang masalah sosial
Triwulan IV tahun anggaran 2020 akan atau masyarakat miskin yang ada di daerah memiliki
direalisasikan paling lambat minggu pertama bulan berbagai permasalahan baik dari sumber daya
Januari 2021. Bantuan sosial tersebut disalurkan manusia, prilaku hidup, nilai-nilai budaya dan sikap
dengan bentuk nontunai dalam rangka transparansi mental yang berbeda.
anggaran serta dalam rangka pergerakan ekonomi Sebagai contoh bahwa program pemberdayaan
nasional. sosial yang dilakoni selama ini adalah
Kedua, penanganan kemiskinan akan fokus pemberdayaan sosial berupa peningkatan hidup
kepada pemberdayaan sosial, dan untuk nelayan atau petani atau ekonomi kreatif. Program
pelaksanaannya akan menggandeng dunia ini dilaksanakan dengan sistem kelompok, yang
perguruan tinggi. Program pemberdayaan sosial hasilnya untuk peningkatan pendapatan kelompok.

174 175

174 KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN SOSIAL DI INDONESIA KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN SOSIAL DI INDONESIA 175
Namun prakteknya, tidak semua anggota kelompok Ketiga, mengantisipasi la nina dengan potensi
akan ikut bekerja sesuai usaha yang dibangun oleh kemarau panjang berdasarkan data BMKG.
kelompok. Keempat, perbaikan data tata kelola penerima
Dampaknya kerja kelompok yang tidak bantuan sosial melalui elektronika bekerjasama
memakai pembagian tugas akan terbeban kepada dengan dinas catatan sipil. Mengenai data kelola
satu atau dua individu yang bekerja dan akhirnya penerima bantuan sosial (Data Terpadu
menimbulkan kecemburuan sosial, antara satu Kesejahteraan Sosial) juga perlu dievaluasi karena
dengan lainnya ketika berbagi keuntungan. sejumlah keluhan di lapangan masih banyak orang
Untuk itu program kerja dalam pemberdayaan yang mampu menerima bantuan sosial, tetapi
sosial sistem kelompok sebagai usaha bersama perlu sebaliknya masih banyak yang tidak mampu tidak
dievaluasi, setidaknya dari aspek manajemen terdaftar dalam data terpadu kesejahteraan sosial.
kelompok dengan pembagian tugas masing-masing
anggota yaitu, siapa yang mempersiapkan bahan F. Azas-Azas Penyelenggaraan Kesejahteraan
baku? siapa yang mengolah? siapa yang mengemas Sosial
dan siapa yang memasarkan? jika usaha kelompok
Dari berbagai uraian di atas, serta contoh kasus
berbentuk ekonomi kreatif (industri makanan).
dan data kemiskinan, maka sesuai dengan Undang-
Untuk pasar yang bersaing tentunya kualitas produk
undang No. 11 tahun 2019 tentang Kesejahteraan
juga menjadi perhatian agar unit usaha yang
Sosial, maka dalam pembangunan kesejahteraan
dikembangkan laku di pasaran.
sosial dikenal azas-azas dalam penyelenggaraannya,
Bagaimana program pemberdayaan untuk yaitu :
penyandang disabilitas, gelandangan, pengemis,
1. Azas kesetiakawanan sosial, artinya
anak jalanan, penyakit kronis hingga Komunitas
penyelenggaraan kesejahteraan sosial harus
Adat Terpencil (KAT)? tentunya para ilmuan dari
dilandasi oleh kepedulian sosial untuk
kalangan perguruan tinggi khususnya profesi di luar
membantu orang yang membutuhkan
pekerjaan social perlu mempersiapkan diri.
pertolongan dengan empati dan kasih sayang.

176 177

176 KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN SOSIAL DI INDONESIA KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN SOSIAL DI INDONESIA 177
2. Azas keadilan, yaitu dalam penyelenggaraan 8. Azas partisipasi, artinya dalam setiap
kesejahteraan sosial harus menekankan kepada penyelenggaraan kesejahteraan sosial terus
aspek pemerataan, tidak diskriminatif, dan melibatkan seluruh komponen masyarakat.
keseimbangan antara hak dan kewajiban. 9. Azas profesionalitas, artinya dalam setiap
3. Azas manfaat, artinya penyelenggaraan penyelenggaraan kesejahteraan sosial agar
kesejahteraan sosial harus memberi manfaat dilandasi dengan profesionalisme sesuai
bagi peningkatan kualitas hidup warga. dengan lingkup tugasnya dan dilaksanakan
4. Azas keterpaduan, artinya dalam seoptimal mungkin.
penyelenggaraan kesejahteraan sosial harus 10. Azas keberlanjutan, artinya dalam
mengintegrasikan berbagai komponen yang penyelenggaraan kesejahteraan sosial
terkait sehingga dapat berjalan secara dilaksanakan secara berkesinambungan
terkoordinir dan sinergis. sehingga tercapai kemandirian.
5. Azas kemitraan, artinya dalam
Tujuan penyelenggaraan kesejahteraan sosial
penyelenggaraan kesejahteraan sosial
adalah :
diperlukan kemitraan antara pemerintah dalam
menangani permasalahan kesejahteraan sosial 1. Meningkatkan taraf hidup kesejahteraan,
dan peningkatan kesejahteraan sosial. kulitas dan kelangsungan hidup.
6. Azas keterbukaan artinya memberikan akses 2. Memulihkan fungsi sosial dalam rangka
yang seluas-luasnya kepada masyarakat untuk mencapai kemandirian.
mendapatkan informasi yang terkait dengan 3. Meningkatkan ketahanan sosial masyarakat
penyelenggaraan kesejahteraan sosial. dalam mencegah dan menangani masalah
7. Azas akuntabilitas, artinya dalam setiap kesejahteraan sosial.
penyelenggaraan kesejahteraan sosial harus 4. Meningkatkan kemampuan, kepedulian dan
dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan tanggung jawab sosial dunia usaha dalam
peraturan perundang-undangan. penyelenggaraan kesejahteraan sosial secara
melembaga dan berkelanjutan.

178 179

178 KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN SOSIAL DI INDONESIA KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN SOSIAL DI INDONESIA 179
5. Meningkatkan kemampuan dan kepedulian hingga pembangunan jangka panjang.
masyarakat dalam penyelenggaraan Pembangunan dimaksud meliputi sendi-sendi
kesejahteraan sosial secara melembaga dan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
berkelanjutan. bernegara yang berhubungan dengan ideologi,
6. Meningkatkan kualitas manajemen politik, ekonomi, sosial, budaya, dan pertahanan
penyelenggaraan kesejahteraan sosial. keamanan dalam mewujudkan cita-cita dan tujuan
nasional bangsa yaitu masyarakat yang adil dan
makmur dalam wadah negara kesatuan Republik
G. Pembangunan Berkelanjutan
Indonesia ”memajukan kesejahteraan umum,
Secara umum pemahaman tentang mencerdeskan kehidupan bangsa dan ikut
pembangunan berkelanjutan adalah sebuah proses melaksanakan ketertiban dunia, perdamaian abadi
pembangunan dari satu tahap ke tahap berikutnya. dan keadilan sosial” berdasarkan Pancasila.
Tahapan pembangunan yang dimaksud
Itulah sebabnya hakikat pembangunan
mengandung arti adanya perbaikan taraf hidup dari
nasional di Indonesia adalah pembangunan manusia
yang kurang mampu menjadi mampu (dari aspek
seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat
manusia), dari yang tidak baik menjadi baik (dari
Indonesia. Hakikat pembangunan nasional ini lebih
aspek fisik), dari yang kurang bersih menjadi bersih
dikenal di masa pemerintahan orde baru yang
(dari aspek lingkungan) dari yang kurang teratur
dituangkan dalam ketetapan MPR RI No.
menjadi teratur (aspek lingkungan sosial), dan dari
11/MPR/1993 tentang GBHN.
teknologi tradisional menjadi teknologi modern
(aspek teknologi), dan yang tidak disiplin menjadi Sayangnya dalam mewujudkan pembangunan
disiplin (aspek prilaku) dan pertumbuhan manusia seutuhnya dan pembangunan seluruh
pendapatan perkapita masyarakat yang semakin masyarakat Indonesia, proses perencanaan berasal
meningkat (aspek ekonomi). dari pemerintah pusat (atas) walaupun ada tim yang
turun ke daerah untuk berkomunikasi dan
Di Indonesia, pembangunan berkelanjutan
berdiskusi. Namun masyarakat tetap dianggap
disamakan dengan pembangunan tahunan menuju
sebagai objek dari pembangunan, sehingga yang
lima tahunan (pembangunan jangka menengah)
menjadi kebutuhan dari masyarakat secara rinci
180 181

180 KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN SOSIAL DI INDONESIA KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN SOSIAL DI INDONESIA 181
tidak terpenuhi, yang berakibat terjadi ketimpangan mengungkapkan variabel lokal yang
pendapatan antara yang miskin dan yang kaya. memanifestasikan orisinalitas dan kepentingan atau
Titik berat pembangunan selalu tertuju dengan kehidupan penduduk setempat. Kecenderungan ini
ekonomi, sedangkan lainnya mengikut sebagai mengalihkan perhatian dari masalah-masalah real
bahagian dari pembangunan itu sendiri, sehingga masyarakat seperti kemiskinan, ketimpangan,
terjadi monopoli dalam pembangunan ekonomi oleh produktifitas yang rendah, terbatasnya kesempatan
kelompok elit dari perusahaan-perusahaan swasta. kerja dan sebagainya. (Nasrullah, 2016)
Masa itu masyarakat dan pemerintah daerah sebatas Contoh kasus, untuk lingkungan masyarakat
menerima rancangan pembangunan, tanpa ikut terasing (Komunitas Adat Terpencil) yang ada di
merumuskan, sehingga terlihat masyarakat apatis, beberapa daerah di Indonesia, seperti Suku Kubu
dan menerima apa adanya. Sisi lain, pelaksanaan yang lebih dikenal Suku Anak Dalam atau orang
pembangunan berorientasi pada kesejahteraan, rimba yang ada di Provinsi Jambi dan Sumatera
namun masih melekat bahwa rakyat dipandang Selatan. Di Kalimantan Timur, Kalimantan Barat,
sebagai objek pembangunan, bukan sebagai subjek Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Selatan dengan
pembangunan. Suku Dayak yang hidup berpindah di dataran
Hal ini yang menyebabkan rakyat sangat pegunungan, lembah, pinggiran sungai, dan
tergantung pada pemerintah dalam melindungi, sebagainya. Suku Talou di Sulawesi Tengah, Suku
menyelamatkan dan menyejahterakan kehidupan Onidi di Sulawesi Selatan, Suku Togotil, dan Suku
mereka, memperlemah daya juang rakyat dalam Kombai di Papua, ada Suku Laut yang hidupnya
memecahkan permasalahannya atau menumbuhkan nomaden di laut lepas dan sungai-sungai di
partisipasi dalam pembangunan yang berkelanjutan. Kepulauan Riau, Suku Sakai dan banyak lagi suku-
suku yang masih tinggal di pedalaman yang belum
Dari pengalaman, bangsa Indonesia
tersentuh pembangunan sampai awal tahun 2000-an,
melaksanakan pembangunan sampai akhir
termasuk di Sumatera Utara seperti di Nias, Pakpak
pembangunan jangka panjang jelas bahwa
Barat, Karo di perbatasan pegunungan dengan Aceh,
pelaksanaan pembangunan tersebut cenderung
di Madina perbatasan dengan Sumatera Barat, dan
bersifat normatif dan seragam serta kurang
lain-lain.
182 183

182 KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN SOSIAL DI INDONESIA KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN SOSIAL DI INDONESIA 183
Di era reformasi perencanaan pembangunan khususnya dinas teknis yang tidak memiliki
melibatkan masyarakat yang dimulai dengan kompetensi terhadap tugas pokok dan fungsinya.
perencanaan pembangunan tingkat desa/kelurahan, Jadi kegiatan perencanaan pembangunan bersifat
kecamatan, kabupaten/kota, provinsi dan nasional, monoton dari tahun ke tahun, hanya mengikuti
bahkan di bawah kepemimpinan Ir.H.Joko Widodo perencanaan yang ada. Padahal sudah usang,
selaku Presiden RI 2014-2019, pembangunan dikenal apalagi untuk berinovasi dalam rangka penanganan
dari daerah pinggiran. Sehingga tersedianya kemiskinan.dengan kata lain, pembangunan terpadu
anggaran pembangunan pedesaan melalui sumber (berkelanjutan) berupaya memadukan berbagai
dana pusat (APBN), sedangkan pemerintah daerah sektor pembangunan yang perlu dikembangkan.
memberi dukungan melalui APBD daerah masing- Melihat berbagai dimensi, baik kekuatan
masing dan sesuai kemampuan daerah. maupun kelemahannya, seperti budaya, sosial,
Sayangnya kebijakan sosial yang sangat baik ini politik, kelembagaan, potensi, kemampuan, dan
belum seluruhnya direspon oleh pemerintah daerah lainnya akan menumbuhkan kekuatan rakyat
baik melalui dinas teknis atau Badan Perencanaan melalui partisipasi lokal dalam membicarakan,
Pembangunan di daerah untuk perencanaan sosial merumuskan dan merencanakan yang bersumber
termasuk pemerintah desa. Contohnya ada para dari bawah. Dengan kata lain, rakyat menentukan
pendamping sosial Program Keluarga Harapan hal-hal yang diinginkan atau dibutuhkan sesuai
(PKH) yang merupakan tenaga ikatan kerja dengan dengan potensi yang dimiliki oleh lokal. (Adon
Kementerian Sosial RI dalam melaksanakan Nasrullah, 2016).
pendampingan sosial bagi masyarakat miskin atau Menyimak uraian di atas, terlihat bahwa
masyarakat disabilitas atau anak-anak terlantar pembangunan berkelanjutan tidak sebatas
termasuk lanjut usia belum diajak untuk ikut pembangunan yang tertuju kepada manusia, tetapi
merumuskan rencana pembangunan kemiskinan di berhubungan dengan pembangunan ekonomi,
daerahnya. lingkungan, infrastruktur, budaya dan politik.
Dari banyak perjalanan penulis ke kabupaten Pembangunan berkelanjutan terdiri dari tiga tiang
dan kota (khususnya di Sumatera Utara), ini tidak utama, yaitu ekonomi, sosial, dan lingkungan yang
terlepas dari pemahaman pemangku daerah, saling tergantung dan memperkuat. Ketiga aspek
184 185

184 KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN SOSIAL DI INDONESIA KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN SOSIAL DI INDONESIA 185
tersebut tidak bisa dipisahkan karena menimbulkan dan kualitas tinggi, kehidupan lingkungan hidup
hubungan sebab akibat. Hubungan ekonomi dan (sasaran lingkungan). (Nasrullah, 2016)
sosial diharapkan dapat menciptakan hubungan Pembangunan berkelanjutan sebagai
yang adil (equitable). Hubungan antara ekonomi dan pembangunan yang memenuhi kebutuhan masa
lingkungan diharapkan dapat terus berjalan (viable). kini, tanpa mengorbankan kebutuhan masa kini,
Awal munculnya konsep pembangunan tanpa mengorbankan hak pemenuhan kebutuhan
berkelanjutan karena perhatian pada lingkungan, generasi yang akan datang. (Budiman, 2011)
terutama sumber daya alam yang tidak bisa Pembangunan berkelanjutan adalah upaya
diperbaharui, sedangkan eksploitasi terhadapnya sadar dan terencana yang memadukan aspek
dilakukan terus-menerus. Pembangunan yang lingkungan hidup, social, dan ekonomi ke dalam
dilakukan masa sekarang diharapkan tidak merusak strategi pembangunan untuk menjamin keutuhan
lingkungan, boros terhadap sumber daya alam lingkungan hidup serta keselamatan, kemampuan,
(SDA), dan tetap memperhatikan generasi yang akan kesejahteraan dan mutu hidup generasi masa kini
datang dan tidak boleh memanjanka dengan dan generasi masa depan. Prinsip pembangunan
tersedianya semua fasilitas. Mereka harus diberi berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi
kesempatan untuk berekspresi menuangkan ide dalam pembangunan suatu wilayah dan/atau
kreatifnya untuk mengolah dan mengembangkan kebijakan, rencana dan/atau program, melalui
alam dan pembangunan. kajian lingkungan hidup strategis.
Dengan demikian yang dimaksud dengan Perlindungan dan pengelolaan lingkungan
pembangunan berkelanjutan adalah proses hidup bertujuan :
pembangunan (lahan, kota, bisnis, masyarakat, dan
1. Melindungi NKRI dari pencemaran dan/atau
sebagainya) yang berprinsip memenuhi kebutuhan
kerusakan lingkungan hidup.
sekarang tanpa mengorbankan pemenuhan
2. Menjamin keselamatan, kesehatan dan
kebutuhan generasi masa mendatang. Pembangunan
kehidupan manusia.
berkelanjutan juga harus diarahkan pada
3. Menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup.
pemberantasan kemiskinan (sasaran ekonomi),
perimbangan equitisosial yang adil (sasaran sosial)
186 187

186 KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN SOSIAL DI INDONESIA KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN SOSIAL DI INDONESIA 187
4. Mencapai keserasian, keselarasan, dan Contoh kasus, masih banyak anak-anak (yatim
keseimbangan lingkungan hidup. dan yatim piatu) diasramakan dalam pelayanan
5. Menjamin pemenuhan dan perlindungan hak sosial (sistem panti) yang dikelola oleh Lembaga
atas lingkungan hidup sebagai bahagian dari Keejahteraan Sosial (LKS), para anak diberi
hak azasi manusia.. kelonggaran keluyuran untuk mengemis dari satu
6. Mengendalikan penempatan sumber daya tempat ke tempat lainnya. Artinya di usia anak,
alam secara bijaksana. sudah belajar menjadi pengemis, baik di jalanan atau
7. Mewujudkan pembangunan berkelanjutan. mengunjungi suatu tempat keramaian (rumah
8. Mengantisipasi isu global. makan) yang satu dengan yang lainnya. Demikian
(Undang-Undang No. 32 Tahun 2009) juga kaum ibu, baik perorangan atau kelompok
Pembangunan berkelanjutan yang hampir setiap hari mendatangi satu rumah ke rumah
berhubungan dengan sosial mengandung arti adalah lain untuk mengemis dengan berbagai penjelasan ke
manusia secara individu atau keluarga atau pemilik rumah. Belum lagi kita lihat di perkotaan,
kelompok. Melihat perjalanan selama berhubungan khususnya di perempatan jalan/lampu merah,
dengan penyandang masalah sosial (masyarakat model anak, remaja, dewasa dengan gaya masing-
miskin, keterlantaran, disabilitas, pengangguran, masing untuk mengemis.
dan lain-lain) sebenarnya para penyandang masalah Bagaimana pula dengan aparatur pemerintah,
sangat berhubungan dengan sikap mental. yang notabenenya adalah pelayan masyarakat atau
Oleh karenanya penawaran revolusi mental pelayan, pelindung dan pengayom masyarakat, juga
dalam program pembangunan masa kepemimpinan masih memerlukan perhatian yang berhubungan
Jokowi sudah cukup baik, sayangnya para aparatur dengan sikap mental karena masih sangat banyak
pemerintah, tokoh masyarakat, pengelola-pengelola aparatur yang kita temui di masing-masing institusi
kelembagaan belum menyikapi arti dari revolusi belum memberi pelayanan prima. Kehadiran
mental, sehingga angka kemiskinan dengan berbagai masyarakat, kunjungan masyarakat dalam rangka
program pembangunan kesejahteraan sosial yang kebutuhan administrasi akan sangat lambat tanpa
diluncurkan terlihat melambat keberhasilannya. dibarengi dengan adanya iming-iming. Artinya
masyarakat dianggap beban, padahal gaji dan
188 189

188 KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN SOSIAL DI INDONESIA KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN SOSIAL DI INDONESIA 189
tunjangan kesejahteraan yang diperoleh berasal dari Pembangunan berkelanjutan yang
masyarakat itu sendiri melalui pajak yang berhubungan dengan ekonomi hakikatnya untuk
dibebankan. pertumbuhan ekonomi agar pertumbuhan ekonomi
Dengan demikian pembangunan yang tidak bertumpu di perkotaan besar, perlunya
berhubungan dengan sosial, tidak terlepas dari pembagian wilayah dalam pelaksanaan
revolusi mental baik kepada aparatur pemerintahan pembangunan yang berkelanjutan, khususnya
maupun masyarakat itu sendiri, termasuk dalam melalui program proyek strategis. Program
pembangunan lingkungan. Kerusakan lingkungan pembangunan kewilayahan dapat kita lihat
tidak terlepas dari ulah manusia itu sendiri. Bedanya sebagaimana yang diterapkan pemerintah sebagai
masyarakat dalam kehidupan dengan lingkungan, berikut :
seenaknya membuang sampah di sembarangan, 1. Wilayah pembangunan utama A.
seenaknya membangun pemukiman diatas daerah a. Wilayah pembangunan I meliputi daerah
aliran sungai, seenaknya memperluas tempat tinggal Provinsi Aceh dan Sumatera Utara yang
dengan memperkecil selokan dan sebagainya. berpusat di Kota Medan.
Sementara pemegang hak dari pengelolaan b. Wilayah pembangunan II meliputi daerah
hutan, sesukanya merambah hutan dan merusak Provinsi Riau dan Sumatera Barat yang
hutan, seenaknya membuka hutan, dan membakar pusatnya di Kota Pekan Baru.
hutan yang menjadi usahanya. Demikian juga 2. Wilayah pembangunan utama B.
dengan dunia industri, limbah-limbah industri a. Wilayah pembangunan III meliputi Provinsi
sepanjang bisa dibuang sesuka hati atau ke aliran Jambi, Sumatera Selatan dan Bengkulu yang
sungai atau parit-parit dibuang oleh pihak pengelola berpusat di Palembang.
industri. Di sinilah peran aparatur pemegang b. Wilayah pembangunan IV meliputi daerah
kebijakan dituntut untuk menerapkan UU No. 32 Lampung, Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah,
tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan dan D.I Yogyakarta yang berpusat di Jakarta.
Lingkungan Hidup. c. Wilayah pembangunan V, meliputi Provinsi
Kalimantan Barat yang berpusat di Pontianak,
3. Wilayah pembangunan utama C.
190 191

190 KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN SOSIAL DI INDONESIA KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN SOSIAL DI INDONESIA 191
a. Wilayah pembangunan VI meliputi Provins Peranan sumber-sumber dana sosial (CSR)
Jawa Timur, Bali yang berpusat di Surabaya. memegang peran penting untuk meningkatkan
b. Wilayah Pembangunan VII meliputi UMKM putra daerah, baik dari aspek penambahan
Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan modal, kemasan dan kualitas produksi, apalagi ikut
berpusat di Balikpapan dan Samarinda. memasarkan ke luar negeri.
4. Wilayah pembangunan utama D.
a. Wilayah pembangunan VIII meliputi Provinsi
Nusat Tenggara Barat dan Timur, Sulawesi H. Isu-isu Pembangunan Berkelanjutan
Selatan dan Sulawesi Tenggara berpusat di Pembangunan berkelanjutan tidak terlepas dari
Makasar. lahir isu-isu dalam pembangunan kesejahteraan
b. Wilayah pembangunan IX meliputi Provinsi sosial. Isu-isu tersebut dapat kita bagi ke dalam
Sulawesi Utara dan Sulawesi Tengah yang beberapa bagian yaitu :
berpusat di Manado.
1. Issu Ekonomi, bahwa pertumbuhan ekonomi
c. Wilayah pembangunan X meliputi Provinsi
bukan semata lahir dari produksi masyarakat
Maluku dan Papua yang pusatnya di Kota
melainkan datangnya dari berbagai industri
Sorong.
besar yang ada di sekelilingnya yang menjadi
Dengan adanya pembagian wilayah kebutuhan masyarakat dalam kehidupan
pembangunan ini, maka pembangunan sehari-hari khususnya kebutuhan sandang dan
berkelanjutan tidak sebatas untuk kepentingan pangan. Masyarakat tradisional mengalami
pertumbuhan ekonomi dengan berdirinya berbagai perubahan sosial atas kebutuhan sandang dan
Kawasan industri besar, melainkan dunia usaha ikut pangan ini, yang berakibat produksi pangan
bertanggung jawab untuk memajukan usaha mikro tradisional mengalami pengurangan dari aspek
kecil dan menengah yang dikelola putra putri daerah pendapatan. Apalagi pengaruh perdagangan
untuk pemasaran dan pengembangan modal usaha bebas yang tidak mengenal batas negara,
melalui sumber dana sosial (Corporate Sosial berakibat barang-barang lokal kalah bersaing
Responsibility). dengan produk luar negeri serta investasi luar
negeri semakin berkembang di negara ini.
192 193

192 KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN SOSIAL DI INDONESIA KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN SOSIAL DI INDONESIA 193
2. Issu teknologi, kemajuan teknologi dan royongan dan kesetiakawanan sosial semakin
informasi membuat dunia industri menerapkan memudar sehingga antara satu masyarakat
teknologi baru dalam memproduksi kebutuhan dengan masyarakat lain lupa dengan menjaga
pasar, akibatnya angka tenaga kerja mengalami lingkungan.
penyusutan. Kemajuan teknologi tanpa 4. Issu politik, datangnya dari dalam negeri, antara
dibarengi dengan keterampilan dari masing- lain gerakan demonstrasi skala besar dari garis
masing tenaga kerja, maka akan terjadi keras kelompok agama sehingga mengganggu
persaingan antara yang minim keterampilan ketertiban dan ketentraman masyarakat dan
dengan mereka-mereka yang telah merespon mengarah kepada citra kepemimpinan
kemajuan teknologi melalui pembelajaran nasional. Demikian juga dengan adanya
mandiri. Sisi lain dengan kemajuan teknologi, kelompok sparatis bersenjata dan kelompok
penerapan tenaga kerja semakin berkurang sparatis politik yang ada di Papua. Kelompok
karena pola padat karya semakin ditinggalkan. sparatis ini dapat saja didalangi unsur-unsur
3. Issu lingkungan, yakni hutan sebagai paru-paru negara asing yang tidak puas akan kebijakan
kehidupan masyarakat serta satwa yang hidup sosial pemerintah.
di dalamnya lambat laut semakin punah Dari keempat isu-isu ini tentu pemerintah dan
bahkan masyarakat Komunitas Adat Terpencil masyarakat Indonesia perlu mewaspadai dan
(KAT) yang mencari nafkah dengan kondisi perlunya kebijakan sosial baru untuk mengatasinya
alam yang ada mengalami kesulitan. Sementara karena keempat isu tersebut akan bermuara
itu di daerah perkotaan, kebiasaan masyarakat menambah kemiskinan baru bagi kalangan
membuang sampah sembarangan membuat masyarakat yang kalah bersaing dalam meniti
lingkungan sosial berupa drainase, aliran kehidupan.
sungai, dan sejenisnya menimbulkan
Adon Nasrullah menjelaskan isu-isu
kedangkalan, sehingga di musim penghujan
pembangunan berkelanjutan terbagi ke dalam tiga
menimbulkan banjir yang berkepanjangan. Ini
hal yaitu :
tidak terlepas dari pengaruh pergeseran nilai-
nilai budaya, sehingga semangat kegotong-

194 195

194 KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN SOSIAL DI INDONESIA KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN SOSIAL DI INDONESIA 195
1. Perubahan yang meliputi kehidupan fisik dan serta Keputusan Presiden RI No. 24 Tahun 2018
kimia, seperti bom panas di perkotaan (urban tentang Tim Nasional Peningkatan Produksi
heat island), perubahan iklim, efek rumah kaca, Dalam Negeri.
pencemaran oleh gas-gas beracun, ozon 2. Melaksanakan peningkatan inovasi dalam
berlubang, banjir, kebisingan, kadar debu memproduksi barang mentah menjadi barang
semakin meningkat, dan lainnya. baku melalui teknologi tepat guna dalam
2. Lingkungan biologi, mulai gundul, semakin membangun persaingan ekonomi masyarakat,
banyak habitat yang rusak dan musnah khususnya masyarakat desa sebagaimana
sehingga semakin banyak flora dan fauna peraturan bersama Menteri Riset dan
lainnya menjadi langka atau musnah. Teknologi dan Menteri Dalam Negeri RI No. 3
3. Perubahan lingkungan sosial budaya dan tahun 2012 dan no. 36 tahun 2012 tentang
ekonomi terhadap gaya hidup masyarakat. penguatan sistem inovasi daerah. Dengan
Masalah urbanisasi, berbagai perubahan atau demikian produk UMKM yang bersifat lokal
pergeseran nilai seperti pola makan, pola dapat menampung tenaga kerja yang lebih
pakaian, pola pikir, sopan santun (etika) dan menjanjikan.
perubahan nilai lainnya. (Nasrullah, 2016) 3. Peningkatan pengawasan lingkungan baik dari
Sejalan dengan isu-isu tersebut di atas maka pencemaran akibat limbah industri maupun
diperlukan beberapa rencana sebagai peningkatan sumber daya alam, khususnya hutan-hutan
program pembangunan berkelanjutan yaitu : produksi ataupun hutan lindung dari para
pengusaha industri tambang atau sejenisnya
1. Meningkatkan promosi pemakaian produksi
sesuai dengan Undang-undang no. 32 tahun
dalam negeri yang dimulai dari aparatur
2009 tentang perlindungan dan pengelolaan
pemerintahan, elit politik, tokoh-tokoh
lingkungan hidup, sehingga tingkat kualitas
masyarakat, dan agama serta seluruh lapisan
lingkungan hidup semakin baik.
masyarakat. Jadi gerakan nasional peningkatan
4. Tidak ragu mengambil tindakan hukum
pemakaian produksi dalam negeri
terhadap kelompok kriminal bersenjata (KKB)
sebagaimana Peraturan Pemerintah No. 29
maupun kelompok kriminal politik (KKP) yang
tahun 2018 tentang pemberdayaan industri
196 197

196 KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN SOSIAL DI INDONESIA KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN SOSIAL DI INDONESIA 197
7
sengaja menyebarkan berita-berita hoax serta
menimbulkan gangguan kamtibmas pada
pembangunan berkelanjutan.
BAB
5. Meningkatkan gerakan nasional revolusi
mental dalam rangka mendorong percepatan
keberhasilan pembangunan berkelanjutan bagi
PENUTUP
aparatur negara dalam pelayanan sosial dan
pelayanan administrasi lainnya, sekaligus
meningkatkan gerakan penyuluhan sosial Kebijakan dan perencanaan merupakan bagian
tentang nilai-nilai budaya yang telah tumbuh yang tidak terpisahkan dalam pembangunan bangsa.
dalam rangka membangun kesetiakawanan Pembangaunan kesejahteraan sosial akan dapat
sosial dan semangat Bhineka Tunggal Ika terlaksana dengan baik, apabila kebijakan dan
berdasarkan Pancasila. perencanaan sosial didukung oleh anggaran yang
sesuai. Untuk mewujudkan kecepatan keberhasilan
pembangunan kesejahteraan sosial dapat
menerapkan pemberdayaan sosial dan rehabilitasi
sosial berbasis masyarakat.
Tolak ukur keberhasilan pembangunan
kesejahteraan sosial akan terikat jika permasalahan
sosial dan angka kemiskinan semakin menurun.
Menurunnya angka kemiskinan dan
permasalahan sosial akan memperkuat ketahanan
sosial, karenanya pelayanan sosial sangat
dibutuhkan dalam rangka perencanaan sosial untuk
menetapkan kebijakan sosial dalam pembangunan
kesejahteraan sosial.

198 199

198 KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN SOSIAL DI INDONESIA KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN SOSIAL DI INDONESIA 199
DAFTAR PUSTAKA

Adi, I. R. (2013). Kesejahteran sosial (pekerjaan sosial,


pembangunan sosial, dan kajian pembangunan).
Jakarta : RajaGrafindo Persada.

Agustino, L. (2016). Dasar- dasar kebijakan publik.


bandung: Alfabeta.

Alifa, S. (2020, Juli 4). en/Publikasi/topic/591. Retrieved


from https://puspensos.kemsos.go.id/:
https://puspensos.kemsos.go.id/en/Publika
si/topic/591

Anderson, J. E. (1979). Public Policy Making (Second


Edition) . New York : Hort Renehart and
Winston .

Asnawir. (2003). Administrasi Pendidikan. Padang :


IAIN IB Press.

Badruddin, S. (2009). Teori dan Indikator Pembangunan


. Jakarta : Yayasan Obor .

BPS. (2020, July 15).


pressrelease/2020/07/15/1744/persentase-
penduduk-miskin-maret-2020-naik-menjadi-9-78-
persen.html. Retrieved from
https://www.bps.go.id/:
https://www.bps.go.id/pressrelease/2020/0

200 201

KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN SOSIAL DI INDONESIA 201


7/15/1744/persentase-penduduk-miskin- Retrieved from http://lingkarlsm.com/:
maret-2020-naik-menjadi-9-78-persen.html http://lingkarlsm.com/program-
penanggulangan-kemiskinan-di-masa-orde-
Bratakusumah, R. d. (2005). Perencanaan
baru/
Pembangunan. Jakarta : PT Gramedia Pustaka
Utama. Handoyo. (2020, Desember 28). news/ini-yang-
dilakukan-risma-pada-hari-pertama-berdinas-
Budiardjo, M. (1971). Dasar-Dasar Ilmu Politik . Jakarta
menjadi-mensos. Retrieved from
: Gramedia Pustaka Utama .
https://nasional.kontan.co.id/:
Budiman, A. (2011, January Wednesday ). https://nasional.kontan.co.id/news/ini-
/id/berita/2936-prof-arief-budiman-konsep- yang-dilakukan-risma-pada-hari-pertama-
pembangunan-perlu-menjaga-kelestarian-sda. berdinas-menjadi-mensos
Retrieved from https://ugm.ac.id/:
Hastuti, R. K. (2020, Oktober 15).
https://ugm.ac.id/id/berita/2936-prof-arief-
news/20201015161133-4-194651/11-hoax-soal-
budiman-konsep-pembangunan-perlu-
uu-ciptaker-yang-beredar-di-masyarakat.
menjaga-kelestarian-sda
Retrieved from
Conyers, D. (1994). Perencanaan Sosial Di Dunia Ketiga https://www.cnbcindonesia.com/:
( suatu pengantar). Yogyakarta: Gadjah Mada https://www.cnbcindonesia.com/news/202
University Press. 01015161133-4-194651/11-hoax-soal-uu-
ciptaker-yang-beredar-di-masyarakat
Coulter, S. P. (2005). Manajemen. Jakarta : Indeks .
Jamaludin, A. N. (2016). Sosiologi Pembangunan .
Davis, P. B. (2000). The Australian Policy Handbook .
Bandung : Pustaka Seia .
Australia : Allen and Uwin .
Kartasasmita, G. (1994). Pembangunan Untuk Rakyat,
Dunn, N. W. (2000). Pengantar analisis Kebijakan Publik
Memandukan Pertumbuhan dan Pemerataan .
edisi kedua. Yokyakarta: Gadjah Mada
Jakarta : Pustaka CIDES INDO .
University Press.
Kusmiadi, R. (1995). Teori dan Teknik Perencanaan .
Fathia, M. (2009, February 8). program-
Bandung: Ilham Jaya Bandung .
penanggulangan-kemiskinan-di-masa-orde-baru/.

202 203

202 KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN SOSIAL DI INDONESIA KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN SOSIAL DI INDONESIA 203
Masri Singarimbun, S. E. (2008). Metode Penelitian https://nasional.kompas.com/:
Survei . Jakarta : LP3ES. https://nasional.kompas.com/read/2019/12
/30/15305361/ini-13-bencana-besar-yang-
Meiliana, D. (2019, Agustus 2).
terjadi-sepanjang-2019?page=all
read/2019/08/22/22450061/diperkirakan-ada-
77.500-gepeng-mensos--dikoordinir-mafia. Rehsos, O. D. (2020, April 7). ar/komitmen-kemensos-
Retrieved from bantu-anak-anak-di-kondisi-covid-19-melalui-
https://nasional.kompas.com/: progresa. Retrieved from
https://nasional.kompas.com/read/2019/08 https://kemensos.go.id/:
/22/22450061/diperkirakan-ada-77.500- https://kemensos.go.id/ar/komitmen-
gepeng-mensos--dikoordinir-mafia kemensos-bantu-anak-anak-di-kondisi-covid-
19-melalui-progresa
Moerdijat, L. (2021, January 11). LestariMoerdijat.
Retrieved from https://www.slideshare.net/: Siagian, S. P. (2016). Adminitrasi Pembangunan.
https://www.slideshare.net/LestariMoerdija Jakarta: Bumi Aksara.
t
Simanjuntak, P. J. (2021, January 11). 2010/01/buku-
Muhadjir, N. (2000). Kebijakan dan Perencanaan Sosial . payaman-simanjuntak.pdf. Retrieved from
Yogyakarta : Rake Sarasin . https://trainingcorphr.files.wordpress.com/:
https://trainingcorphr.files.wordpress.com/
Muhidin, S. (2011). Perencanaan sosial. Bandung:
2010/01/buku-payaman-simanjuntak.pdf
STKSPress Bandung.
Soedjadi, R. (2000). Kiat Pendidikan Matematika di
Nasrullah, A. J. (2016). Sosiologi Pembangunan .
Indonesia . Jakarta : Direktorat Jenderal
Bandung : CV Pustaka Setia.
Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan
Nugroho, R. R. (2006). Manajemen Pembangunan Nasional.
Indonesia (Sebuah Pengantar dan Panduan).
Soekanto, S. (2013). Sosiologi Suatu Pengantar . Jakarta
Jakarta : Elex Media Komputindo .
: RajaGrapindo Persada.
Prabowo, D. (2019, Agustus 14). ini-13-bencana-besar-
Suharto, E. (2005). Analisis kebijakan publik. bandung:
yang-terjadi-sepanjang-2019?page=all.
Alfabeta.
Retrieved from
204 205

204 KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN SOSIAL DI INDONESIA KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN SOSIAL DI INDONESIA 205
Sumardjan, S. (1964). Setangkai Bunga Sosiologi .
Jakarta : Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi
UI . INDEKS
Sunardi, R. M. (2004). Pembinaan Ketahanan Bangsa.
Jakarta: Kuaternita Adidarma Jakarta.
A
Suriadi. (2007). Pembangunan Manusia, Kemiskinan L
dan Kesejahteraan Sosial (Kajian tentang Adon Nasrullah
Leo Agustino · 8, 19
Kebijakan Pembangunan Kesejahteraan Sosial Jamaludin · 143
di Nusa Tenggara Barat). Sosio Konsepsia, 1-11. Asnawir · 81
M
Taufiqurokhman. (2008). Konsep dan Kajian Ilmu
Perencanaan . Jakarta : Fakultas Ilmu Sosial dan B Mary Coulter · 86
Ilmu Politik Universitas Prof Dr Moestopo Masri Singarimnun ·
Bratakesmuah · 134
Beragama . 138
Muhammad Izzulhaq
Tumengkol, S. M. (2012). Masalah Sosial Sebagai D · 129
Dampak Perubahan Sosial dan Upaya Pemecahan
(Studi Kasus Masalah Kemiskinan). Manado : Dedy Supriadi · 134
Universitas Sam Ratulangi Fakultas Ilmu Diana Conyers · 69, 90, N
Sosial dan Ilmu Politik . 93, 126, 128
Noeng Muhadjir · 41,
Dudun Ubaedillah · 80
Ubaedullah, D. (2015). Jenis-Jenis Perencanaan. online: 54, 77
Sliderplayer.
G
P
Winarno, B. (2007). Kebijakan Publik, Teori dan Proses .
Yogyakarta : Media Pressindo. Ginanjar Kartasasmita
Parapat Gultom · 8, 31
· 134
Wrihatnolo, R. R., & D, R. N. (2006). Manajemen Payaman J.
pembangunan indonesia, sebuah pengantar dan Simanjuntak · 94
panduan. Jakarta : Elex media komputindo. Prof. Dr. Budi
Winarno · 16
206 207

206 KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN SOSIAL DI INDONESIA KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN SOSIAL DI INDONESIA 207
R S
GLOSARIUM
Rahmad Kusmiadi · Sofyan Efendi · 138
68 Steven P. Robbins · 86 Perencanaan : sebuah pemikiran dari
Randi R Wirahatnoko Suharto · 9, 15, 31, 32, seseorang atau lebih
· 141 38, 41, 42, 63, 103, baiak melalui proses
Riant Nugroho W · 136, 187 kajian atau hasil sebuah
141 Syamsiah Badaruddin pemikiran untuk
Riyadi · 134 · 133 mencapai sebuah tujuan.
Syarif Muhidin · 27,
141 Masalah sosial : adalah masalah-masalah
yang dihadapi oleh
sesorang atau sekelom-
pok orang yang tidak
mampu memenuhi
kebutuhan dasar
hidupnya.

Permasalahan sosial : merupakan perma-sala-


han-permasalahan yang
muncul dalam masyara-
kat, bersifat sosial dan
berhubungan erat dengan
nilai-nilai sosial dan
lembaga-lembaga ke-
masyarakatan.

Kebijakan sosial : suatu ketetapan yang


dirumuskan berdasarkan
masalah yang ada serta
potensi untuk
208 209

208 KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN SOSIAL DI INDONESIA KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN SOSIAL DI INDONESIA 209
menyelesaikan masalah- kewenangan oleh
masalah sosial yang ada. Kementerian Sosial
dan/atau dinas/instansi
Graduasi : keluarga yang sudah
sosial provinsi,
lulus dari program PKH
dinas/instansi.
atau sudah dinyatakan
mampu dan mandiri Pemetaan sosial : Sebuah pencatatan terha-
karena usahanya telah dap kondisi masyarakat
berkembang. penyandang masalah ke-
sejahteraan sosial.
Pembangunan : pembangunan adalah
perubahan yang KAT : singkatan dari
dilakukan secara terus- (Komunitas Adat
menerus dalam rangka Terpencil) adalah
mencapai sebuah tujuan. sekelompok masyarakat
yang tinggal di
PKH : Singakatan Program
pedalaman atau daerah
Keluarga Harapan (PKH)
terluar yang sulit
yakni program
terjangkau oleh
pemberian bantuan sosla
infrastruktur,
bermasyarakat kepada
transportasi,
Keluarga Miskin (KM)
penerangand an sarana
yang ditetapkan sebagai
sosial lainnya.
keluarga penerima
manfaata PKH. LKS : Singkatan dari Lembaga
Keejahteraan Sosial yang
TKSK : Singkatan Tenaga
merupakan organisasi
Kesejahteraan Sosial
yang didirikan
Kecamatan (TKSK) yakni
sekumpulan orang dalam
seseorang yang diberi
rangka menangani
tugas, fungsi, dan
masalaha-masalah sosial.
210 211

210 KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN SOSIAL DI INDONESIA KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN SOSIAL DI INDONESIA 211
KUBE : Singkatan dari Kelompok
Usaha Bersama adalah
TENTANG PENULIS
sekumpulan manusia 2-
10 orang yang mengelola Mohammad Yusri, lahir di
sebuah usaha. Desa Lubuk Palas, Kecamatan
Air Joman Kabupaten Asahan
Sumatera Utara pada 04
Desember 1962. Anak ketiga
dari lima bersaudara berhasil
mengecap pendidikan mulai
dari Sekolah Dasar (SD)
sampai dengan Program Doktor (S3) pada Program
Studi Perencanaan Wilayah Sekolah Pascasarjana
Universitas Sumatera Utara (USU).
Beliau menyelesaikan studi ditingkat SD
Muhammadiyah di Lubuk Palas pada tahun 1973,
SMP Swasta Muallimin Muhammadiyah di Medan
tammat tahun 1979, SPG Muallimil Muhammadiyah
di Medan tamat tahun 1982. Selanjutnya
menamatkan program sarjana di Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik pada Program studi Ilmu
Kesejahteraan Sosial (S1) UMSU pada tahun 1988,
menamatkan program Magister (S2) pada program
studi Perencanaan Pembangunan Wilayah dan
Pedesaan (PWD) pada Sekolah Pascasarjana USU
tahun 2005 dan terakhir menamatkan program
Doktor (S3) pada tahun 2016 di program studi
Perencanaan Wilayah Sekolah Pascasarjana USU di
Medan.
212 213

212 KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN SOSIAL DI INDONESIA KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN SOSIAL DI INDONESIA 213
Dalam organisasi Kemasyarakatan aktif pada Syaiful
Syaiful Syafri,
Syafri, kelahiran
kelahiran
persyarikatan Muhammadiyah mulai dari Pimpinan Batang Kuis, 23 Oktober
Oktober 1958
1958
Ranting, Pimpinan Cabang dan Pimpinan meraih gelar sarjana (S1) tahun
tahun
majlis/lembaga di Pimpinan Wilayah 1983 dari IKIP Medan
Medan dan
dan gelar
gelar
Muhammadiyah Sumatera Utara. Sedangkan pada Magister Manajemen tahun tahun
Kampus Universitas Muhammadiyah Sumatera
2001 dari
dari Universitas
UniversitasSumatera
Sumat-
Utara aktif sebagai pengajar mata kuliah Kebijakan
Utara.
era Utara.Penulis
Penulisdalam karir
dalam karir
dan Perencanaan Sosial dan Strategi Kebijakan
pemerintahan awal
pemerintahan awal bertugas
bertugas
Pengembangan Wilayah pada prodi Kesejahteraan
sebagai ASN reporter
sebagai ASN reporter sosial
sosial RI
RI 1988
1988 dengan
dengan jabatan
jabatan
Sosial Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.
Kasi Karang Taruna
Kasi Karang Taruna tahun
tahun 1990,
1990, Kepala
Kepala Balai
Balai Diklat
Diklat
Saat ini memangku amanah Rektor UMSU Pegawai danTenaga
TenagaSosial
Sosial Medan tahun
sebagai Ketua Pusat Kajian Kebijakan Pembangunan Pegawai dan Medan tahun 1996.1996.
Mu-
Mutasi kepemerintahan Sumatera Utara sebagai
Strategis UMSU yang sebelumnya sebagai wakil tasi kepemerintahan Sumatera Utara sebagai Kepala
Kepala Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah
sekretaris Pusat Studi Gender. Setelah menamatkan Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Sumut tahun
Sumut tahun 2010, Kepala Dinas Sosial, Kepala Dinas
program Doktor tahun 2016 silam, beliau aktif dalam 2006-2010, Pejabat Bupati Batubara 2008, Kepala Di-
Pendidikan Sumatera Utara sampai dengan 2019,
hal pembinaan dan Pendampingan Desa (BUMDes) nas Sosial Provsu tahun 2010, Kepala Dinas Pendi-
di Sumatera Utara, sedangkan pada Persyarikatan dan purna bhakti dengan pangkat Pembina Utama
dikan Sumatera Utara sampai dengan 2014, dan pur-
Muhammadiyah aktif memberi pendampingan (IV/E). Kini aktif menjadi dosen di Fakultas Ilmu
na bhakti dengan pangkat Pembina Utama (IV/E).
dalam rangka Pengembangan Cabang dan Ranting Sosial dan Ilmu Politik, Program Studi Kesejahteraan
Kini aktif
Sosial, menjadi dosen
Universitas di Fakultas Sumatera
Muhammadiyah Ilmu Sosial dan
Utara.
di Sumatera Utara. Saat ini beliau juga tercatat
sebagai alumni kursus TOT Lemhanas RI dan Ilmu Politik, Program Studi Kesejahteraan Sosial,
sekaligus sebagai Ketua Alumni TOT Lemhanas RI Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara sejak
Angkatan Pertama Tahun 2019 Prov. Sumatera 1985.
Utara.

214 215

214 KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN SOSIAL DI INDONESIA KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN SOSIAL DI INDONESIA 215

Anda mungkin juga menyukai