Nim : 19102050065
Kelas : HBSE
Tugas : UAS
Pornografi Merusak Moral Anak Bangsa
Pendahuluan
Secara umum smartphone menjadi kebutuhan wajib dalam hidup, karena sebagian
besar aktivitas sudah banyak beralih melalui media online. Sebagai konsumen smartphone
tidak hanya khusus kepada orang dewasa namun anak yang masih duduk di bangku dasar
juga sudah dituntut menggunakan media tersebut.Internet dapat diakses siapa saja, kapan
saja dan dimana saja tergantung paket kuota jika masih ada. Segala kebutuhan manusia
sudah dapat diakses dalam internet seperti pendidikan Hiburan dan lain lain. Internet dapat
memberikan nilai positif yang tinggi bagi orang yang mengaksesnya sesuai dengan syariat
agama dan negara. Namun di sisi lain, perkembangan media digital juga tidak terlepas dari
dampak negatif. Salah satunya terkait produksi, distribusi dan konsumsi konten pornografi.
1
Dr. Ah. Yusuf, S.Kp., M.Kes., “Peran Tenaga Kesehatan, Keluarga dan Masyarakat
dalam Pencegahan dan Penanganan Gangguan PsikoseksualSeminar Keperawatan Jiwa: Penanganan
Komprehensif Gangguan Psikoseksual Terkini, DPD PPNI Kabupaten Lamongan dan Stikes
Muhammadiyah Lamongan, tanggal 2 Oktober 2016.
Nama : Rahmad ramadhan
Nim : 19102050065
Kelas : HBSE
Tugas : UAS
BerdasarkanBerdasarkan kasus tersebut teori Sigmund Freud “psikoanalisis
psikoseksual” sebagai pendekatan untuk meneliti proses terjadinya kasus. Dengan meneliti
kasus berdasarkan fase-fase pada teori psikoanalisis. Secara teoritis setiap orang harus
melewati fase-fase tersebut dalam perkembangan psikoseksualnya.Menurut Sigmund
Freud, mendasarkan pembagiannya pada perkembangan psikoseksual terdapat fase-fase
tertentu. Fase-fase tersebut adalah sebagai berikut:2
1. Fase Oral
Yaitu antara usia 0-1,5 tahun, dikatakan fase oral karena pada masa ini bagi
bayi, mulut merupakan hal yang dapat memicu kesenangannya dengan mencicipi atau
menghisap sesuatu, contohnya seperti menghisap tangannya sendiri atau payudara ibu.
2. Fase Anal
Yaitu antara usia 1,5-3 tahun, pada tahap ini fungsi utama libido adalah pada
pengendalian kandung kemih dan buang air besar. Contohnya seperti melatih anak
untuk buang air kecil atau besar ke toilet dengan baik.
3. Fase Phallic
Yaitu antara usia 3-5 tahun, pada fase ini fokus utama libido adalah pada alat
kelamin. Yang terpenting pada fase ini yaitu munculnya oedipus complex, yang diikuti
oleh fenomena castration anxiety (Kecemasan terpotongnya penis) pada laki-laki dan
penis envy (kecemburuan penis) pada perempuan. oedipus complex yaitu ketika anak
laki-laki akan menganggap ayahnya sebagai kompetitornya dalam berebut kasih sayang
ibunya, pun pada perempuan sebaliknya.
4. Fase Laten
Yaitu antara usia 5-12 tahun/pubertas, pada fase ini libido seakan “tidur” dan
akan bangkit lagi dengan kekuatan penuh kelak di masa pubertas tiba. Di fase ini, anak
akan memilingi rasa ingin tahu yang besar tentang berbagai hal
5. Fase Genital
Yaitu usia 12 tahun (pubertas) sampai seterusnya merupakan tahap akhir dari
psikoseksual. Pada fase ini seseorang akan mengalami perubahan yang besar dalam
2
Muhammad Teguh Saputra, “TEORI PERKEMBANGAN PSIKOSEKSUAL SIGMUND FREUD
DAN PSIKOSOSIAL ERIK H. ERIKSON”, Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Sosial
Universitas Negeri Jakarta PAI A 2019.
Nama : Rahmad ramadhan
Nim : 19102050065
Kelas : HBSE
Tugas : UAS
diri maupun dunianya, dan masa ini pula seseorang akan mengembangkan minat
seksual yang kuat pada lawan jenis.
Kata pornografi berasal dari bahasa Yunani, yaitu pornographos yang terdiri dari dua
kata porne (=bprostitute) berarti prostitusi, pelacuran dan graphein (= to write, drawing)
berarti menulis atau menggambar. Secara harfiah dapat diartikan sebagai tulisan tentang
atau gambar tentang pelacur, (terkadang juga disingkat menjadi "porn," atau "porno")
adalahpenggambaran tubuh manusia atau perilaku seksual manusia secara eksplisit
(terbuka) dengan tujuan untuk memenuhi hasrat seksual.Remaja candu film porno.3
3
Galih Haidar1, Nurliana Cipta Apsari2 “PORNOGRAFI PADA KALANGAN REMAJA” 1Mahasiswa Program Studi
Sarjana Ilmu Kesejahteraan Sosial Universitas Padjadjaran 2Dosen Program Studi Ilmu Kesejahteraan Sosial
FISIP UNPAD vol 7 : 1.
4
Richo Agung Nugroho PAPARAN PORNOGRAFI DARI MEDIA SOSIAL DAN PERILAKU BERPACARAN PADA SISWA
SMK X, KELURAHAN CEMPAKA PUTIH, KECAMATAN CIPUTAT TIMUR KOTA TANGERANG SELATAN TAHUN 2015
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT. Skripsi. FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
5
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2008 TENTANG PORNOGRAFI
Nama : Rahmad ramadhan
Nim : 19102050065
Kelas : HBSE
Tugas : UAS
Sementara dalam pandangan Remaja pornografi merupakan aktivitas yang berbau
sexual dengan menampilkan gambar, video, perbuatan sexual secara umum sehingga
mengundang nafsu birahi bagi orang yang melihatnya.
Dari definisi di atas, makna pornografi lebih cenderung pada penekanan tindak
seksual untuk membangkitkan nafsu birahi. Hal ini selaras dengan pendapat Hoed bahwa
pornografi mempunyai makna dasar “cabul”, “tidak senonoh”, dan “kotor.6
Hadirnya pornografi secara luas tidak terlepas dari kehadiran internet sebagai
sarana dalam penyebarluasan pornografi. Pornografi dapat diartikan sebagai penggambaran
tubuh atau aktivitas perilaku seksual manusia secara terbuka dan ditujukan untuk memicu
gairah seksual pada individu yang menikmatinya.7 Internet tempat yang mudah dalam
mengakses pornografi. Sebagai contoh kecilnya saja pada saat membuka salah satu situs
sangat sering ditemukan iklan wanita sexy dalam bentuk gambar walaupun situs tersebut
berisi tentang nilai nilai pendidikan akan tetapi tetap saja ada iklan berbau pornografi. Dan
yang menjadi permasalahan jika orang yang mengakses internet adalah anak di bawah
umur tanpa disadari menemukan iklan tersebut lalu mengklik karena rasa penasaran maka
dia akan tahu yang seharusnya anak tidak Ketahui itu akan sangat berbahaya bagi anak.
Para informan juga mengemukakan bahwa konten pornografi awalnya mereka akses
atau mereka konsumsi saat mereka pertama kali memiliki smartphone. Saat mereka
memiliki handphone biasa, konten pornografi tidak pernah mereka akses secara sengaja
maupun tidak sengaja, atau tidak pernah menghampiri mereka saat mereka mengakses
internet. Sehingga dapat diamati bahwa semakin canggih perangkat seluler.8 Dengan
tersedianya situs pornografi di internet sehingga memudahkan siapa saja yang
mengaksesnya. Film porno menjadi tempat pelarian bagi orang yang ketegangan mental sex
dan dapat memperkuat perilaku adiksi. Hal tersebut disebabkan gambaran dari film porno
yang telah meningkatkan neurotrasmitter ketika terjadi rangsangan seksual yang
menghasilkan efek menyenangkan, sehingga hal tersebut sering dilakukan berulang-ulang.9
6
Tommi YuniawanFUNGSI ASOSIASI PORNOGRAFI DALAM WACANA HUMOR Universitas Negeri Semarang Vol.
14, No. 27, September 2007 SK Akreditasi Nomor: 39/Dikti/Kep. 2004
7
Rachmaniar, Puji Prihandini, Preciosa Alnashava Janitra ‘PERILAKU PENGGUNAAN SMARTPHONE DAN AKSES
PORNOGRAFI DI KALANGAN REMAJA PEREMPUAN” Fakultas IImu Komunikasi, Universitas Padjadjaran Jurnal
Komunikasi Global, Volume 7, Nomor 1, 2018
8
Rachmaniar, Puji Prihandini, Preciosa Alnashava Janitra PERILAKU PENGGUNAAN SMARTPHONE DAN AKSES
PORNOGRAFI DI KALANGAN REMAJA PEREMPUAN Fakultas IImu Komunikasi, Universitas Padjadjaran Jurnal
Komunikasi Global, Volume 7, Nomor 1, 2018
9
Anna Dian Savitri, Gusti Yuli Asih faktor-faktor yang mempengaruhi minat akses situs porno Fakultas psikologi
universitas Semarang.
Nama : Rahmad ramadhan
Nim : 19102050065
Kelas : HBSE
Tugas : UAS
Indonesia salah satu pengakses pornografi terbanyak di dunia sebagai prestasi yang
memalukan bagi negara sendiri. Tindakan pelecehan seksual terjadi di mana-mana di
karenakan efek samping adiksi pornografi. Upaya pemerintah dalam mencegah pornografi
akhirnya memutuskan untuk menutup (blokir) situs porno di Indonesia, sehingga siapapun
tidak dapat mengaksesnya kembali. Namun walaupun kebijakan tersebut telah dilakukan
akan tetapi masih tetap saja situs pornografi masih bisa diakses dengan menggunakan alat
pintar yaitu VPN. VPN adalah alat canggih yang dapat memindahkan jaringan personal ke
negara lain sehingga situs-situs yang telah diblokir negara dapat diakses kembali.
Adiksi pornografi
Pada umumnya seseorang di saat pertama kali menanggapi pornografi itu secara
tidak sengaja dan menganggap itu lucu, setelah itu akan timbul rasa penasaran untuk
melihatnya kembali, walau hanya bentuk gambar tapi sudah terasa nikmat dan ketagihan
pada akhirnya kecanduan. Dan konsumen akan merasakan peningkatan kebutuhan seksual
dan dikawatirkan melakukan sex bebas.
Selain rasa penasaran dan ingin tahu remaja merasakan suatu sensasi saat
mengakses pornografi. Hingga akhirnya menjadi menu wajib yang harus mereka lihat setiap
hari. Tanpa disadari bila dalam sehari saja tidak melihat content porno di smartphone,
remaja merasakan ada yang kurang dan berusaha untuk melihatnya. Yang tadinya sehari
sekali meningkat sampai akhirnya menjadi satu jam sekali10
Adapun berdasarkan hasil pengamatan yang sudah diteliti tentang ciri-ciri orang
yang sedang kecanduan pornografi sebagai berikut:
10
Diana Imawati (1) dan Meyritha Trifina Sari(2) STUDI KASUS KECANDUAN PORNOGRAFI PADA REMAJA
Fakultas Psikologi, Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda, Fakultas Psikologi(1 Universitas 17 Agustus 1945
Samarinda(2) Motiva : Jurnal Psikologi 2018, Vol 1, No 2, 56-62.
11
Galih Haidar1, Nurliana Cipta Apsari2 “PORNOGRAFI PADA KALANGAN REMAJA” 1Mahasiswa Program Studi
Sarjana Ilmu Kesejahteraan Sosial Universitas Padjadjaran 2Dosen Program Studi Ilmu Kesejahteraan Sosial
FISIP UNPAD vol 7 : 1.
Nama : Rahmad ramadhan
Nim : 19102050065
Kelas : HBSE
Tugas : UAS
Jika sudah kecanduan berarti sering melakukan berulang-ulang. Efek dari
ketagihan pornografi tidak lagi memikirkan bahaya yang akan dialaminya,
dikarenakan nafsu yang telah menguasai diri. Segala perbuatan akan cenderung
kepada yang negatif, sehingga seringkali di saat memandang seseorang namun
pada hakikatnya memandang bentuk tubuh moleknya.
b. Senang menyendiri
Mencari ketenangan pada waktu sendiri menjadi hal yang dimaklumi, namun
jika senantiasa menyendiri maka patut dicurigai. Menyendiri dalam arti tidak terbuka
kepada lingkungan sosial (bermasyarakat) dikarenakan faktor tertentu salah satunya
kecanduan pornografi. Pecandu pornografi merasa khawatir jika ada yang
mengetahui aibnya maka untuk mencari aman menyendiri membuatnya menjadi
tenang
c. Mudah emosi dan tersinggung
Merasa paling benar dan tidak ingin disalahkan. Jika ada sesuatu yang tidak
sesuai dengan keinginannya maka dia akan mudah marah.
d. Malas beraktifitas
Aktivitas yang bersifat pornografi jauh lebih menyenangkan baginya,
sehingga aktivitas yang melelahkan (berat) adalah hal yang membosankan.
e. Sering lupa
Pikiran kotor mempengaruhi konsentrasi otak, karena syaraf yang ada dalam
otak terputus
f. Sering begadang
“Begadang jangan begadang jika tiada berguna” syair H. Rhoma irama. Siang
waktu tidur malam dijadikan aktivitas bagaikan seekor kelelawar. Kebiasaan pecandu
pornografi dalam menyusun jadwal waktu aktivitas pada saat malam, karena
kesunyian memberikan ketenangan.
g. Tidur berlebihan
Efek dari begadang semalaman yang menjadi kebiasaan yang akhirnya tidur
berlebihan. Tenaga sudah habis terkuras dikarenakan sibuk kepada hal yang negatif
pada waktu malam, maka waktu pagi sampai siang dijadikan waktu tidur. Hal
tersebut menandakan bahwa seorang pecandu pornografi sangat sering membuang-
buang waktu.
Adiksi pornografi menjadi problem yang sangat serius bagi sosial, apabila seseorang
mengalami adiksi pornografi maka dia akan cenderung melakukan tindakan yang berbau
sexual demi memenuhi hasrat birahinya yang tidak stabil. Dan hal jika sering dilakukan
berulang-ulang maka akan menimbulkan dampak buruk bagi sosial dan kesehatan.
Adapun slalah satu upaya yang dapat dilakukan dalam menangani permasalahan
pornografi dengan menggunakan teori perspektif medis psikologis dilakukan dengan
layanan konseling. Namun metode tersebut belum bisa dikatakan sebagai metode yang
tepat. Karena faktor pemicu pornografi yang dialami konsumen secara umum tidak sama,
sebagai perumpamaan berdasarkan hasil pengamatan penulis, ada seseorang yang mudah
12
Iram Barida Maisyaa, Siti Masitoh DERAJAT KETERPAPARAN KONTEN PORNOGRAFI PADA SISWA SMP DAN
SMA DI DKI JAKARTA DAN BANTEN INDONESIA Jurnal Kesehatan Reproduksi, 10(2), 2019:117-126 DOI:
10.22435/kespro.v10i2.2463.117-126
Nama : Rahmad ramadhan
Nim : 19102050065
Kelas : HBSE
Tugas : UAS
terangsang nafsu birahinya jika melihat wanita cantik, dan ada yang terangsang jika melihat
wanita montok, hal tersebut menjadi gambaran bahwa perspektif yang sesuai dengan
penanganan kasus pornografi berdasarkan perlawanan yang mengundang hasrat untuk
melakukan tindakan pornografi, yaitu mengubah kebiasaan buruk yang dapat mengundang
tindakan pornografi. Seperti mengurangi kebiasaan sendiri dalam kamar, menonton film
pornografi dan lain sebagainya.
Secara pendekatan formal, belum adanya institusi yang khusus dan berkompeten
untuk merehabilitasi masalah korban pornografi seperti masalah Narkoba yang ada institusi
formalnya yaitu BNN (Badan Narkotika Nasional) dan IPWL (Institusi Penerima Wajib Lapor)
padahal dampak pornografi tidak kalah bahaya dari narkoba . Namun secara pendekatan
Emergency atau darurat seorang bisa mengisi kesehariannya dengan kegiatan positif
seperti olahraga, mengikuti seminar, membaca buku, berkegiatan sosial dan sebagainya.13
Kesimpulan
Daftar pustaka
13
Galih Haidar1, Nurliana Cipta Apsari2 “PORNOGRAFI PADA KALANGAN REMAJA” 1Mahasiswa Program Studi
Sarjana Ilmu Kesejahteraan Sosial Universitas Padjadjaran 2Dosen Program Studi Ilmu Kesejahteraan Sosial
FISIP UNPAD vol 7 : 1.
Nama : Rahmad ramadhan
Nim : 19102050065
Kelas : HBSE
Tugas : UAS
1. Galih Haidar1, Nurliana Cipta Apsari2 “PORNOGRAFI PADA KALANGAN REMAJA”
1Mahasiswa Program Studi Sarjana Ilmu Kesejahteraan Sosial Universitas Padjadjaran
2Dosen Program Studi Ilmu Kesejahteraan Sosial FISIP UNPAD vol 7 : 1.
2. Dr. Ah. Yusuf, S.Kp., M.Kes., “Peran Tenaga Kesehatan, Keluarga dan Masyarakat
dalam Pencegahan dan Penanganan Gangguan PsikoseksualSeminar Keperawatan
Jiwa: Penanganan Komprehensif Gangguan Psikoseksual Terkini, DPD PPNI
Kabupaten Lamongan dan Stikes Muhammadiyah Lamongan, tanggal 2 Oktober
2016.
4. Muhammad Teguh Saputra, “TEORI PERKEMBANGAN PSIKOSEKSUAL
SIGMUND FREUD DAN PSIKOSOSIAL ERIK H. ERIKSON”, Jurusan Pendidikan
Agama Islam Fakultas Ilmu Sosia Universitas Negeri Jakarta PAI A 2019.
3. Richo Agung Nugroho PAPARAN PORNOGRAFI DARI MEDIA SOSIAL DAN
PERILAKU BERPACARAN PADA SISWA SMK X, KELURAHAN CEMPAKA PUTIH,
KECAMATAN CIPUTAT TIMUR KOTA TANGERANG SELATAN TAHUN 2015PROGRAM
STUDI KESEHATAN MASYARAKAT. Skripsi. FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU
KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA.
4. Muhammad Teguh Saputra, “TEORI PERKEMBANGAN PSIKOSEKSUAL
SIGMUND FREUD DAN PSIKOSOSIAL ERIK H. ERIKSON”, Jurusan Pendidikan
Agama Islam Fakultas Ilmu SosialUniversitas Negeri Jakarta PAI A 2019.UNDANG-
UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2008 TENTANG
PORNOGRAFI
5. Rachmaniar, Puji Prihandini, Preciosa Alnashava Janitra PERILAKU PENGGUNAAN
SMARTPHONE DAN AKSES PORNOGRAFI DI KALANGAN REMAJA PEREMPUAN
Fakultas IImu Komunikasi, Universitas Padjadjaran Jurnal Komunikasi Global, Volume 7,
Nomor 1, 2018
6. ommi YuniawanFUNGSI ASOSIASI PORNOGRAFI DALAM WACANA HUMOR
Universitas Negeri Semarang Vol. 14, No. 27, September 2007 SK Akreditasi Nomor:
39/Dikti/Kep. 2004
7. Anna Dian Savitri, Gusti Yuli Asih faktor-faktor yang mempengaruhi minat akses situs
porno Fakultas psikologi universitas Semarang.
8. Diana Imawati (1) dan Meyritha Trifina Sari(2) STUDI KASUS KECANDUAN
PORNOGRAFI PADA REMAJA Fakultas Psikologi, Universitas 17 Agustus 1945
Samarinda, Fakultas Psikologi(1 Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda(2) Motiva : Jurnal
Psikologi 2018, Vol 1, No 2, 56-62.
9. ram Barida Maisyaa, Siti Masitoh DERAJAT KETERPAPARAN KONTEN
PORNOGRAFI PADA SISWA SMP DAN SMA DI DKI JAKARTA DAN BANTEN INDONESIA
Nama : Rahmad ramadhan
Nim : 19102050065
Kelas : HBSE
Tugas : UAS
Jurnal Kesehatan Reproduksi, 10(2), 2019:117-126 DOI: 10.22435/kespro.v10i2.2463.117-
126
10. Dr. Ah. Yusuf, S.Kp., M.Kes., “Peran Tenaga Kesehatan, Keluarga dan Masyarakat
dalam Pencegahan dan Penanganan Gangguan PsikoseksualSeminar Keperawatan
Jiwa: Penanganan Komprehensif Gangguan Psikoseksual Terkini, DPD PPNI
Kabupaten Lamongan dan Stikes Muhammadiyah Lamongan, tanggal 2 Oktober
2016.