Anda di halaman 1dari 67

PERAN REMAJA MASJID DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI

BELAJAR AGAMA DAN BERIBADAH PADA KALANGAN REMAJA


DI DESA ASAM PEUTIK

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Langsa

Oleh:

MISFAKHUL FANANI

NIM : 1012018056

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTUTUT AGAMA ISLAM NEGERI LANGSA
2022
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT atas

segala rahmat dan karunia yang telah dilimpahkan, sehingga penulis dapat

menyelesaikan penyusunan proposal skripsi ini. Tidak lupa pula shalawat

berangkaikan salam kita hadiahkan kepada baginda Rasulullah SAW, semoga

penulis dan pembaca selalu berada dalam naungan syafaatnya hingga akhir zaman

nanti. Skripsi ini berjudul “Peran Remaja Masjid Dalam Meningkatkan

Motivasi Belajar Agama dan Beribadah Pada Kalangan Remaja Di Desa

Asam Peutik’’ yang merupakan kewajiban penulis untuk menyelesaikannya agar

memperoleh gelar sarjana (SI) pada Jurusan Pendidikan Agama Islam Institut

Agama Islam Negeri (IAIN) Langsa.

Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini

masih banyak kekurangan. Oleh karena itu sangat dibutuhkan kritik dan saran dari

semua pihak dalam rangka perbaikan Skripsi ini selanjutnya. Semoga Allah selalu

melindungi umat-Nya.

Langsa, Agustus 2022

Penulis

Misfakhul Fanani

NIM: 1012018056

i
DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ............................................................................................. i
SURAT PERNYATAAN ....................................................................... ii
KATA PENGANTAR ............................................................................ iii
DAFTAR ISI........................................................................................... vi
BAB I: PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah..................................................... 1
B. Batasan Masalah......................................................................... 4
C. Rumusan Masalah...................................................................... 4
D. Tujuan Penelitian........................................................................ 5
E. Manfaat Penelitian...................................................................... 5
F. Penjelasan Istilah........................................................................ 5
G. Kajian Terdahulu........................................................................ 9

BAB II: KAJIAN TEORI


A. Upaya Guru........................................................................ 11
1. Pengertian Upaya.................................................................. 11
2. Pengertian Guru..................................................................... 12
B. Teknologi............................................................................. 19
1. Pengertian Teknologi............................................................ 19
2. Teknologi Dalam Pembelajaran............................................ 21
C. Hasil Belajar Siswa.............................................................. 29
1. Pengertian Hasil Belajar........................................................ 29
2. Pengertian Siswa................................................................... 37

BAB III: METODE PENELITIAN


A. Metode dan Jenis Penelitian................................................ 39
B. Lokasi dan Waktu Peneitian....................................................... 40
C. Teknik Pengumpulan Data......................................................... 41
D. Teknik Analisis Data.................................................................. 42
E. Teknik Penjamin Keabsahan Data............................................. 43

BAB IV: HASIL PENELITIAN


A. Gabaran Umum Lokasi Penelitian..................................... 45
B. Hasil Peneitian............................................................................ 50
C. Pembahasan Hasil Peneitian....................................................... 64

ii
BAB V: PENTUP
A. Kesimpulan......................................................................... 67
B. Saran .......................................................................................... 68

DAFTAR PUSTAKA............................................................................ 69
LAMPIRAN

iii
ABSTRAK

Remaja masjid adalah suatu organisi kepemudaan Islam untuk membina remaja
dalam memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran islam. Keberadaan
remaja masjid sangat penting karena dipandang memiliki posisi yang cukup
strategis dalam kerangka pembinaan dan pemberdayaan remaja muslim
disekitarnya.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peran yang dilakukan oleh remaja
masjid dalam meningkatkan motivasi belajar agama dan untuk mengetahui
perkembangan peran remaja masjid dalam meningkatkan keinginan beribadah
pada kalangan remaja di Desa Asam Peutik.

Jenis penelitian yang digunakan adalah studi lapangan dengan metode kualitatif
deskriptif. Data primer diperoleh dari hasil wawancara dengan pembina remaja,
ketua remaja, tokoh agama, anggota aktif remaja serta masyarakat setempat.
Sedangkan data skunder diperoleh dari buku, karya ilmiah, dan dokumen-
dokumen yang digunakan untuk menjawab masalah dalam penelitian.

Peneliti menyimpulkan bahwa :(1) Peran remaja masjid dalam meningkatkan


motivasi belajar agama dan beribadah dilingkungan Desa Asam Peutik telah
berjalan dengan baik. Hal ini terlihat pada program kerja yang dilaksankan oleh
remaja masjid Nurul Iman ini sudah berjalan dengan baik. (2) Hambatan remaja
masjid dalam meningkatkan motivasi belajar agama dan beribadah pada remaja di
Desa Asam Peutik yaitu masih kurang sadarnya remaja akan pentingnya belajar
ilmu agama, kemudian setiap anggota sulit membagi waktu antar kesibukan
pribadi dan organisasi dan kurangnya dana untuk menjalankan kegiatan.

Kata kunci : Remaja Masjid, Motivasi Belajar Agama dan Beribadah.

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Seiring dengan perkembangan zaman di era globalisasi yang ditandai

dengan semakin pesatnya ilmu teknologi. Semuanya dapat diakses melalui

internet dengan menggunakan android ataupun komputer. Dengan kemudahan

yang ada membuat seseorang khususnya remaja (generasi milenial) menjadi

ketagihan akan media sosial, hingga mereka melupakan tugasnya sebagai seorang

pelajar. Pada masa ini pula remaja sangat rentan terhadap pengaruh yang terjadi

disekitarnya. Jika pada masa ini digunakan untuk melakukan hal kebaikan, maka

akan berdampak baik bagi diri remaja tersebut. Tetapi jika masa ini digunakan

untuk kegiatan yang dapat merusak diri mereka maka, itu akan berdampak negatif

terhadap dirinya. Karena masa remaja merupakan masa pembentukan untuk

mencari jati diri yang sebenarnya.

Remaja merupakan kelompok manusia yang penuh dengan potensi. Perlu

diketahui bahwa pada saat ini kelompok remaja Indonesia berjumlah kurang lebih

sepertiga dari penduduk bumi tercinta ini. Kelompok yang penuh potensi,

semangat dan sebagai generasi penerus bangsa.1

Generasi ini memiliki ciri dan karakter yang khas dan berbeda dibanding

dengan generasi sebelumnya. Dari usia mereka sangat muda dan kedepan mereka

akan memegang peran yang sangat penting dalam kurun waktu 10 tahun ke depan.
1
Andi Marpiare, Psikologi Remaja, ( Surabaya : Usaha Nasional, 1998), hal. 12.

1
Pengaruh arus globalisasi juga membuat tidak sedikit remaja yang terjerat dalam

dunia gelap, mulai dari penggunaan narkoba, pergaulan bebas dengan

mengkonsumsi alkohol serta merokok dan seks bebas. Sehingga untuk membuat

generasi milenial dapat berkompetisi dan terhindar dari pengaruh negatif

globalisasi, perlu mendapatkan pendidikan yang sesuai dengan tantangan zaman

sekarang ini.2

Seorang remaja tak cukup hanya diberikan siraman rohani berisi sejumlah

doktrin agama saja yang kemudian ditelan mentah-mentah, namun doktrin agama

ini harus ditelaah lebih dalam sehingga mereka benar-benar telah mengetahui

pentingnya pengetahuan agama sebagai bekal pedoman hidup di masa yang akan

datang. Pengetahuan agama sama halnya dengan pendidikan agama Islam.

Pendidikan agama dianggap sangat penting, karena dapat membentuk

kepribadian yang lebih baik dengan terwujudnya sikap dan tingkah laku dalam

kehidupan sehari-hari. Menurut Zakiah Daradjad “Pendidikan agama hendaknya

bisa mewarnai kehidupan anak sehingga dengannya benar-benar menjadi bagian

dari sebuah kepribadian yang akan menjadi pengendali dalam kehidupan

dikemudian hari”.3

Berdasarkan tinjauan peneliti sebagian besar remaja yang berada di Desa

Asam Peutik masih memiliki pengetahuan agama yang sangat minim. Masih

banyak remaja yang meninggalkan shalat serta enggan untuk pergi ke masjid

2
Kalfaris Lalo, Menciptakan Generasi Milenial Berkarakter Dengan Pendidikan
Karakter Guna Menyongsong Era Globalisasi, Jurnal Ilmu Kepolisian. Vol. 12 Nomor 2 juli 2018,
hal.71.
3
Zakiah Daradjat, Ilmu Gama ( Jakarta : Bulan Bintang,1970), Hal. 7.

2
melaksanakan shalat berjamaah, membaca Al-Quran kurang pasih, melawan

orang tua serta gurunya, berkelahi, berkata kotor, dan hal lain yang bertentangan

dengan nilai-nilai agama. Hal ini juga didorong dari orang tua yang kurang

memperhatikan perkembangan dan pendidikan bagi anaknya. Sebagian orang tua

hanya memasukan anaknya ke sekolah umum tanpa memberikan hukuman

terhadap anaknya yang tidak mengaji lagi. Mereka cenderung mengabaikan

kegiatan positif yang dapat menambah ilmu pengetahuan khususnya ilmu agama.4

Pendidikan agama sangat lah penting bagi setiap manusia. Jika seseorang

memliki ilmu pengetahuan agama yang kurang maka ia akan merasa sangat

kesulitan jika dihadapkan dengan suatu masalah. Dalam hal ini setiap generasi

perlu mempelajari ilmu agama dengan baik atau ilmu yang lainnya. Karena

sebagai generasi penerus harus memliki pengatahuan yang baik, agar hidup lebih

terarah.

Melihat keberadaan para remaja yang berada di sekitar daerah masjid

maka, masyarakat membentuk suatu organisasi Remaja Masjid, dinilai akan

membawa pengaruh dalam kehidupan beragama, bermasyarakat dan dapat

memakmurkan masjid sebagaimana yang diinginkan. Karena remaja masjid

merupakan suatu organisasi remaja Islam di masyarakat yang mempunyai

aspiratif dan representatif. Aspiratif adalah mereka mampu mengemban amanat

hati nurani umat, menjaga norma-norma yang ada dimasyarakat (dengan

melaksanakan ajaran Islam dengan baik), sedangkan representatif adalah mewaliki

generasinya sebagai pilar yang membela tegaknya ajaran Illahi diseluruh bumi.
4
Hasil observasi terhadap beberapa orang remaja di Desa Asam Peutik, pada tanggal 28
Juni 2021

3
Remaja masjid yang memahami potensi dalam organisasinya akan ikut serta

memikirkan masa depan umat Islam, bertanggungjawab terhadap prospek

perkembangan syiar Islam di masa yang akan datang.5

Dalam eksisitensinya sebagai lembaga dakwah di Desa Asam Peutik,

remaja masjid ini telah banyak memberikan kontribusi atau motivasi-motivasi

kepada masyarakat Desa Asam Peutik dan khususnya bagi para remaja. Baik

konstribusi berupa material maupun ruhaniyah, seperti mengadakan kegiatan atau

agenda-agenda rutin yang mana kegiatan tersebut mengandung nilai-nilai yang

positif dan berperan untuk menambah ilmu pengetahuan agama. Adapun kegiatan

yang dilaksanakan oleh para Remaja Masjid untuk meningkatkan motivasi remaja

dalam belajar agama ataupun beribadah antara lain yaitu dengan pengajian

rutinitas mingguan, pengajian rutin bersama ustad yang dilakukan setiap dua kali

dalam sebulan, shalat berjamaah setiap hari, belajar membaca Al-qur’an sepekan

sekali, membaca surah Yasin, Al-kahfi serta salawatan setiap malam jum’at yang

menjadi ajang perkumpulan rutin seluruh anggota remaja setiap minggunya.

Selain itu ada kontribusi material dari remaja masjid Desa Asam Peutik seperti

membantu melengkapi kebutuhan TPA dan lain sebagainya.

Sayangnya tidak semua remaja yang terdapat pada Desa tersebut berkenan

atau sudi untuk bergabung dalam organisasi remaja masjid tersebut. Hal ini

dikarenakan kurangnya motivasi yang diberikan dari sebagian orang tua kepada

anaknya, mereka cenderung mengikuti keinginan para anaknya. Berdasarkan

observasi terhadap 6 orang remaja. Berbagai dalih dan alasan yang mereka

5
Umar Jaeni, Panduan Remaja Masjid (Surabaya : Cv. Alfa Surya Grafika, 2003), hal.1

4
sampaikan seperti merasa tidak pantas karena tingkah laku mereka yang kurang

baik (Akhlaq Mazmumah), banyak kegiatan atau tugas yang diberikan dari dari

sekolah, pemahaman agama yang kurang, dan lain sebagainya.6 Tentunya hal ini

menjadi sebuah kesenjangan diantara remaja-remaja Desa Asam Peutik.

Terkadang timbul geb-geb yang memisahkan mereka, bagi yang mengikuti dan

yang tidak mengikuti organisasi tersebut. Tidak jarang remaja yang mengikuti

organisasi mendapat ejekan atau tekanan dari remaja yang tidak mengikuti

organisasi tersebut. Tentunya bagi remaja yang mentalnya belum kuat itu menjadi

suatu ketakutan dan menjadi pengaruh untuk tidak mengikuti organisasi remaja

masjid.

Berdasarkan uraian masalah diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian yang bejudul “ Peran Remaja Masjid dalam Meningkatkan Motivasi

Belajar Agama dan Beribadah Pada Kalangan Remaja di Desa Asam Peutik ’’.

B. Batasan Masalah

Agar penelitian ini lebih terfokus, terarah dan tidak meluas, maka penulis

akan membatasi penelitian ini. Adapun penelitian ini hanya terfokus pada

bagaimana peran Remaja Masjid dalam meningkatkan motivasi belajar agama dan

beribadah pada kalangan remaja di Desa Asam Peutik.

6
Berdasarkan hasil wawancara dengan 6 orang remaja di Desa Asam Peutik, pada tanggal
30 Juni 2021

5
C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka yang

menjadi ruang lingkup permasalahan pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana peran remaja Masjid dalam meningkatkan motivasi belajar

agama dan beribadah pada kalangan remaja di Desa Asam Peutik ?

2. Bagaimana hambatan remaja Masjid dalam meningkatkan motivasi belajar

agama dan beribadah pada kalangan remaja di Desa Asam Peutik ?

D. Tujuan Penelitian

Dalam melakukan sebuah penelitian perlu ditentukan terlebih dahulu

tujuan penelitian agar tidak kehilangan arah dalam melakukan penelitian. Adapun

tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui bagimana peran yang dilakukan oleh remaja masjid

dalam meningkatkan motivasi belajar agama pada kalangan remaja di

Desa Asam Peutik.

2. Untuk mengetahui perkembangan peran remaja masjid dalam

meningkatkan keinginan beribadah pada kalangan remaja di Desa Asam

Peutik.

E. Manfaat Penelitian

Adapun penelitian ini dilakukan agar dapat memberikan manfaat sebagai

berikut :

6
a. Secara Teoritis

1. Sebagai acuan atau dasar teoritis bagi peneliti selanjutnya dalam

melakukan pembahasan mengenai peran remaja masjid dalam

meningkatkan motivasi beragam dan akhlak remaja.

2. Untuk perbendaharaan perpustakaan di IAIN Langsa.

b. Secara Praktis

1. Sebagai masukan bagi mahasiswa atau remaja dalam meningkatkan

motivasi belajar agama dan beribadah.

2. Sebagai bahan masukan atau tambahan pengetahuan bagi mahasiswa

serta masyarakat umum.

3. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi atau acuan

bagi mahasiwa yang akan melakukan penelitian lanjutan.

F. Penjelasan Istilah

Selanjutnya sebelum penulis menguraikan maksud, tujuan beseta isi dari

penelitian ini, maka ada baiknya diawali dengan memberikan penjelasan ataupun

pengertian dari berbagai istilah yang ada dari judul penelitian ini. Hal ini

dilakukan bertujuan agar tidak terjadi kesalah pahaman dari isi keseluruhan

penelitian ini. Oleh karena itu, penulis menulis penjelasan istilahnya seperti yang

tercantum sebagai berikut:

7
1. Peran Remaja Masjid

Peran menurut Soerjono Soekanto adalah aspek dinamis dari kedudukan

(status). Apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan

kedudukannya, maka ia menjalankan suatu peranan. 7 Remaja masjid adalah

kumpulan dari remaja yang beraktivitas di masjid dalam rangka memberikan

kontribusi secara langsung maupun tidak langsung bagi keberlangsungan

dakwah di masjid dan atau di masyarakat. Visi remaja/pemuda masjid yaitu

mengajarkan manusia bertakwa kepada Allah, sehingga manusia khususnya

remaja/pemuda, berpindah dari kegelapan jahiliyah menuju cahaya Islam.

Sedangkan misi dari remaja masjid adalah berdakwah dengan hikmah dan

pelajaran yang baik serta menjadi rahmat bagi semesta alam. Tujuan utama dari

sebuah organisasi remaja masjid secara umum adalah memakmurkan masjid

dengan kegiatan-kegiatan dan memberikan wadah untuk remaja sekitar masjid

dalam rangka menyalurkan daya kreatifitas mereka.

Jadi peran remaja masjid yaitu bagaimana cara mengaplikasikan diri

selaku remaja masjid disetiap kegiatan yang berhubungan dengan masjid. Baik

itu dalam membersihkan masjid ataupun ikut seta dalam kegiatan masjid, serta

membangun peradaban para remaja yang ada di Desa tersebut. Sepertihalnya

bergotong royong membersihkan masjid, serta ikut serta dalam setiap kegiatan

rutin yang diadakan dari desa untuk masjid, contohnya kegiatan perayaan hari

besar islam,maulid nabi, dan pengajian rutin remaja.

2. Meningkatkan Motivasi Belajar Agama

7
Soerjono Soekanto, Sosiologi Sebuah Pengantar, (Jakarta: Rajawali Grafindo
Utama,2005), hal.243

8
Meningkatkan merupakan upaya untuk menambah derajat, tingkat dan

kualitas maupun kuantitas. Meningkatkan juga dapat berarti penambahan

keterampilan dan kemampuan agar menjadi lebih baik. Motivasi belajar adalah

keseluruhan daya penggerak psikis di dalam diri individu yang menimbulkan

kegiatan belajar, menjamin kelangsungan belajar dan memberikan arah demi

tercapainya tujuan belajar.8

Adapun pengertian motivasi belajar agama adalah suatu kekuatan atau

dorongan dalam diri individu yang membuat individu tersebut bergerak,

bertindak untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuannya yaitu proses

seorang individu melakukan perubahan perilaku berdasrkan pengalaman dengan

serangkaian kegiatan, misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan

dan lain sebagainya sesuai dengan ajaran agama islam.

Jadi motivasi belajar agama adalah gairah terhadap pentingnya

mempelajari ilmu pengetahuan terkait agama. Sehingga dengan itu para remaja

dapat membentengi dirinya dari perkembangan zaman yang kurang mendidik.

3. Motivasi Beribadah

Motivasi beribadah adalah suatu dorongan pada diri seseorang untuk

bersikap merendahkan diri kepada Allah dengan tingkatan ketundukan yang

paling tinggi dalam melaksanakan perintah-perintah-Nya serta dengan syarat-

syarat tertentu. Sedangkan menurut Muafi, motivasi beribadah merupakan tata

aturan illahi yang mengatur hubungan ritual secara langsung antara hamba Allah

8
W.S. Winkel, Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar, (Jakarta: PT. Gramedia,
1997), hal. 63.

9
dengan TuhanNya yang tata caranya ditentukan secara rinci dalam Al-Quran dan

Sunnah Rasul.9

Jadi motivasi beribadah adalah suatu dorongan yang diberikan untuk

meningkatkan kualitas ibadah seseorang. Baik itu kualitas tentang merutinitaskan

ibadah yang fardhu juga memprioritaskan pengetahuan khusus tentang

pelaksanaan ibadah secara baik dan sempurna.

G. Kajian Terdahulu

Terdapat beberapa kajian terdahulu yang relevan dalam menunjang

penelitan ini, diantaranya:

Penelitian yang dilakukan oleh Asmawi mahasiswi jurusan Bimbingan

Penyuluhan Islam Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Medan 2019 yang

berjudul “Peranan Remaja Masjid Nurul Aman Dalam Membina Keagamaan

Masyarakat Di Dusun XII Desa Bandar Khalipah Kecamatan Percut Sei Tuan

Kabupaten Deli Serdang Sumatera Utara” menggunakan metode penelitian

kualitatif, hasilnya bahwa Peran Remaja Masjid Nurul Aman memiliki kedudukan

dan peran yang strategis dalam rangka memperdayakan remaja dalam membina

keagamaan masyarakat, jadi peranan remaja masjid yang dilakukan yakni:

memakmurkan masjid pada umumnya seperti shalat kemasjid berjamaah,

kaderisasi umat seperti mengikut sertakan dalam kegiatan bisa sebagai pengurus

remaja juga panitia acara kegiatan dibuat, pembinaan remaja muslim menciptakan

remaja yang berahklak yang baik seperti pengajian juga membuat acara
9
Muafi, Pengaruh Motivasi Spiritual Karyawan terhadap Kinerja Religius (Studi
Empiris: di Kawasan Rungkut Surabaya, 2003), Jurnal Siasat Bisnis, No 8, Vol.1, Hal. 6

10
keterampilan yang Islami buat grup nasid, vokal grup, sepak bola, pendukung

ta’mir Masjid guna membantu kelancaran yang ada di Masjid selaku ketua dan

struktur remaja, Dakwah dan Sosial merupakan tujuan dari peranan remaja dalam

membina keagamaan masyarakat seperti dakwah membuat acara pengajian

bulanan begitu juga acara hari besar Islam dan silatuhrahmi dengan pengajian

bergatian rumah-kerumah remaja. Persamaan yang ada dalam penelitian ini

adalah sama sama meneliti tentang peran remaja masjid dan menggunakan

penelitian kualitatif. Sedangkan yang membedakan dalam penelitian ini adalah

lokasi dan variabel yang ditelitinya.

Penelitian yang dilakukan Afri Kusama mahasiswa jurusan Pendidikan

Agama Islam Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin

Jambi 2021 yang berjudul “Peran Remaja Islam Masjid Baiturahim Dalam

Meningkatkan Motivasi Belajar Al-Qur’an Masyarakat Desa Simpang Limo

Kabupaten Muaro Jambi” menggunakan metode penelitian kualitatif, hasil

penelitiannya yaitu Hasil yang di capai Remaja Islam Masjid Baiturahim Dalam

Meningkatkan Motivasi Belajar Al-Qur’an Masyarakat Desa Simpang Limo

Kabupaten Muaro Jambi Telah banyak peningkatan dari anak-anak Desa Simpang

Limo, baik dalam hal peningkatan akhlak, ibadah, dan juga Motivasi Baca Al-

Qur’an, yang pada awalnya anak-anak masih malas dan belum paham huruf

hijaiyah sekarang telah ada perubahan. Persamaan yang ada dalam penelitian

ini adalah sama-sama meneliti tentang peran remaja masjid, yang membedakan

dalam penelitian ini adalah pada penelitian terdahulu menggunakan 10 orang

sampel,sedangkan pada penelitian ini menggunakan 6 orang.

11
Penelitian yang dilakukan Heri Budianto mahasiswa jurusan Pendidikan

Agma Islam IAIN Bengkulu 2019 yang berjudul “ Peran Remaja Masjid

(RISMA) Dalam Pembinaan Perilaku Keagamaan Remaja Di Era Millenial

Kecamatan Manga Sakti Sebelat Kabupaten Bengkulu Utara ” dengan

menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif, hasil penelitian menunjukan

bahwa program Remaja Masjid (RISMA) dalam pembinaan perilaku keagamaan

remaja di era millenial secara keseluruhan yaitu pelatihan jurnalistik, wisata religi,

safari silahturahmi, kajian islam tentang mengaji Al-Quran , tatacara pengurusan

jenazah, tamrinul khitbah, latihan barjanji, gema ramadhan yang diisi dengan

kegiatan pesantren kilat, tadarus Al-Quran, tarawih keliling, mengikuti kegiatan

kepanitiaan zakat fitrah, pembagian takjil berbuka puasa, dzikir akbar dalam

rangka menyukseskan Ujian Nasional, kegiatan sosial keagamaan seperti gotong

royong, penggalangan dana untuk korban musibah, mengadakan peringatan hari

besar Islam (PHBI), santunan anak yatim, pengajian dasar Taman Pendidikan Al-

Quran dan kegiatan berolahraga. Peran Remaja Masjid ditunjukan dari persentasi

daftar cheklist pada aktivitas Remaja Masjid yaitu sebesar 87% termasuk dalam

kriteria baik. Hal ini menunjukan bahwa peran Remaja Masjid dalam pembinaan

perilaku keagamaan remaja diera millenial sangat berperan aktif. Faktor

pendukung RISMA dalam pembinaan perilaku keagamaan remaja diera millenial

yaitu sumber dana, fasilitas masjid, latar belakang dan semangat para anggota.

Sedangkan faktor penghambatnya yaitu kesibukan sebagian pengurus, semangat

yang menurun, pengurus kurang dan jarak masjid. Persamaan dalam penelitian ini

yaitu medote penelitian yang digunakan kualitatif, sedangkan perbedaan dalam

12
penelitian terdahulu dengan penelitian ini yaitu varibel yang digunakan, lokasi

serta objek yang diteliti.

Penelitian yang dilakukan Nismawati mahasiswa jurusan Manajemen

Dakwah UIN Alauddin Makasar 2017 yang berjudul “ Peran Remaja Masjid

Meratul Munir Dalam Meningkatkan Kualitas Shalat Berjamaah DI Desa

Bajiminasa Kecamatan Rilau Ale’ Kabupaten Bulukumba” dengan menggunakan

metode penelitian kualitatif deskritif, hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat

enam program kerja remaja masjid Meratu Munir dalam meningkatkan kualitas

shalat berjamah di Desa Bajiminasa utamanya di Dusun Batu Tompo, yaitu

pengajian rutin majelis taklim, pengajian dasar Taman Pendidikan Al-Qur’an,

mengadakan pengajian atau ceramah-ceramah agama, Peringatan Hari Besar

Islam, pelatihan kaligrafi dan mengadakan jum’at bersih. Dalam melaksanakan

kegiatan tersebut masih terdapat hambatan yang dihadapi oleh remaja masjid yaitu

faktor kesibukan, faktor cuaca, faktor kedisiplinan dan faktor dana. Uapayanya

yaitu tetap mengaktifkan program yang disusun sebelumnya dan memberikan

buku bacaan yang memberikan motivasi tentang shalat berjamaah serta kerugian

orang-orang yang neggan untuk shalat berjamah. Persamaan dalam penelitian ini

adalah sama-sama meneliti peran Remaja Masjid dan metode yang digunakan

adalah metode kualitatif. Sedangkan perbedaan dalam penelitian ini yaitu

penelitian terdahulu yang meneliti tentang peran remaja masjid dalam

meningkatkan kualitas Shalat berjamaah, sedangkan dalam penelitian ini meneliti

tentang peran remaja masjid dalam meningkatkan motivasi belajar agama dan

beribadah.

13
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Peran Remaja Masjid

1. Pengertian Peran Remaja Masjid

14
Remaja masjid adalah suatu organisi kepemudaan Islam untuk membina

remaja dalam memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran islam.

Keberadaan remaja masjid sangat penting karena dipandang memiliki posisi yang

cukup strategis dalam kerangka pembinaan dan pemberdayaan remaja muslim

disekitarnya.

Peranan menurut Soerjono Soekanto adalah aspek dinamis dari kedudukan

(status). Apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan

kedudukannya, maka dia menjalankan suatu peranan.10 Peranan mencakup tiga

hal, yaitu: 11

a. Peranan meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau

tempat seseorang dalam masyarakat.

b. Peranan adalah suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan oleh

individu dalam masyarakat sebagai organisasi.

c. Peranan juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang penting bagi

struktur sosial masyarakat.

Berdasarkan ketiga hal diatas, maka dalam peran perlu adanya fasilitas-

fasilitas bagi seseorang atau kelompok untuk menjalankan peranannya. Lembaga-

lembaga kemasyarakatan yang ada merupakan bagian dari masyarakat yang dapat

memberikan peluang-peluang untuk pelaksanaan peranan seseorang atau

kelompok.

10
Soerjono Soekanto, Sosiologi Sebuah Pengantar, (Jakarta : Rajawali Grafindo Utama,
2005), hal. 243.
11
Lukman Hakim, “Peranan Risma Jt (Remaja Islam Masjid Agung Jawa Tengah)
Sebagai Lembaga Dakwah Masjid Agung Jawa Tengah”, (Skripsi Pada Fakultas Dakwah IAIN
Walisongo Semarang, 2011), hal.20.

15
Remaja merupakan golongan masyarakat yang paling mudah terpengaruh

dari dunia luar. Usia remaja merupakan usia rawan, dimana secara umum mereka

beragama, tetapi dalam perilakunya sering tidak menjalankan ajaran agama. Usia

remaja ini yang sering menjadi korban pergaulan kuran baik di zaman modern

saat ini. Organisasi Remaja Masjid adalah wadah kerjasama yang dilakukan oleh

sekelompok Remaja Muslim yang memiliki keterkaitan dengan Masjid untuk

mencapai tujuan bersama.12

Organisasi Remaja Masjid juga merupakan pilihan positif dalam rangka

pembinaan remaja, karena tanpa mengurangi ciri khas remaja untuk berkreasi dan

berkarya, organisasi remaja Masjid memberikan wadah yang positif yaitu

kreatifitas dengan tetap menjunjung nilai-nilai agama sebagai penggerak semua

aktivitas tersebut.

2. Peran dan Fungsi Remaja Masjid

Remaja masjid sebagai alat untuk mencapai tujuan dakwah dan wadah

bagi remaja muslim, diharapkan dapat menjalankan fungsi dan peranannya

sebagai lembaga kemasjidan. Adapun peran dan fungsi remaja masjid sebagai

berikut:13

a. Memakmurkan Masjid.

Memakmurkan masjid yaitu salah satu upaya penyelenggaraan berbagai

aktivits yang bersifat ibadah madhah ( perbuatan yang sudah ditentukan syarat dan

12
Siswanto, Panduan Praktis Oraganisasi Remaja Masjid, (Jakarta: Pustaka
Alkautsar,2005), hal 52-54
13
Departemen Pendidikan RI, Al-qur’an Dan Terjemahannya, (Bandung : Cv.
Diponogoro, 2010), hal.71.

16
rukunya ) hubungan dengan Allah ( hablum minallah ), maupun hubungan sesama

manusia ( Hablum minan nass ) yang bertujuan untuk meningkatkan iman dan

takwa kecerdasan dan kesejahteraan jasmani, rohani dan sosial.

Dalam hal ini remaja masjid adalah organisasi yang memiliki keterkaitan

dengan masjid. Diharapkan anggotanya aktif datang ke masjid, untuk

melaksanakan Shalat berjamaah bersama dengan umat Islam yang lain, karena

shalat berjamaah adalah merupakan indikator utama dalam memakmurkan masjid.

Selain itu, kedatangan mereka ke masjid akan memudahkan pengurus dalam

memberikan informasi, melakukan koordinasi dan mengatur strategi organisasi

untuk melaksanakan aktivitas pembinaan akhlak remaja-remaja yang telah dibuat.

Dalam mengajak anggota untuk memakmurkan masjid tentu diperlukan

kesabaran. Seperti pengurus memberi contoh dengan sering datang ke masjid,

menyelenggarakan kegiatan dengan menggunakan masjid sebagai tempat

pelaksanaannya, pengurus menyusun piket jaga tempat kesekretariat dimasjid,

melakukan anjuran-anjuran untuk datang ke masjid.

b. Kaderisasi umat.

Pengkaderan adalah suatu proses pembentukan kader yang dilakukan

sedemikian rupa sehingga diperoleh kader yang siap mengemban amanah

organisasi. Pengkaderan anggota remaja masjid dapat dilakukan baik secara

langsung maupun tidak langsung. Pengkaderan langsung dapat dilakukan melalui

pendidikan dan pelatihan yang terstruktur, secara tidak langsung dapat dilakukan

melalui kepengurusan, kepanitiaan dan aktivitas organisasi lainnya.

17
c. Pembinaan Remaja Muslim

Remaja muslim disekitar lingkungan masjid merupakan sumber daya

manusia (SDM) yang sangat mendukung bagi kegiatan organisasi, sekaligus juga

merupakan objek dakwah (mad’u) yang paling utama. Oleh karena itu, mereka

harus dibina secara bertahap dan berkesinambungan, agar mampu beriman,

berilmu, dan beramal shalih dengan baik. Selain itu, juga mendidik mereka untuk

berilmu pengetahuan yang luas serta memiliki ketrampilan yang dapat diandalkan.

Dengan pengajian remaja, mentoring, malam bina iman dan taqwa (Mabit),

bimbingan membaca dan tafsir Al-Qur’an, kajian buku, pelatihan (training),

ceramah umum, ketrampilan berorganisasi dan lain sebagainya.

d. Pendukung kegiatan Ta’mir Masjid.

Sebagai anak organisasi Ta’mir Masjid, Remaja Masjid harus mendukung

program dan kegiatan induknya. Dalam pelaksanaan kegiatan-kegiatan tertentu,

seperti shalat jum’at, penyelenggaraan kegiatan Ramadhan, Idul Fitri dan Idul

Adha dan lain sebagainya. Disamping bersifat membantu, kegiatan tersebut juga

merupakan aktivitas yang sangat diperlukan dalam bermasyarakat secara nyata.

e. Dakwah dan Sosial.

Remaja masjid adalah organisasi dakwah Islam yang mengambil

spesialisasi remaja muslim melalui masjid. Organisasi ini berpartisipasi secara

aktif dalam mendakwahkan Islam secara luas, disesuaikan dengan situasi dan

kondisi yang melingkupinya.

3. Tujuan Pembentukan Remaja Masjid

18
Dalam sebuah organisasi tentu memiliki tujuan dalam pelaksanaan

kegiatan yang telah disepakati bersama. Salah satunya dalam organisasi Remaja

Masjid yaitu tujuan utama adalah memakmurkan masjid dan mengarahkan remaja

muslim agar dalam kehidupannya tetap pada ajaran atau norma-norma yang telah

ditetapkan Islam. Dikarena remaja atau pemuda merupakan generasi yang dapat

mewarnai kehidupan dimasa yang akan datang. Dengan demikian Remaja Masjid

memiliki tanggung jawab atau hak untuk memakmurkan Masjid sebagaimana

mestinya.

4. Program-Program Kegiatan Remaja Masjid

Banyak program yang dapat direncanakan oleh pengurus remaja masjid

dalam mengembangkan aktivitas yang menarik dan bermanfaat bagi remaja

dilingkungan masjid. Pertama, program wajib yang diikuti oleh setiap anggota

remaja masjid yang bersifat pembinaan rohani. Kedua, program pilihan yang

sifatnya hobi dan pengembangan bakat. Adapun program kegiatan remaja masjid

yaitu :

a. Penerimaan anggota

b. Majelis taklim

c. Bimbingan belajar

d. Latihan kepimimpinan

e. Pesantren kilat

f. Diskusi dan seminar

g. Olahraga dan seni

19
h. Perpustakaan masjid

i. Bakti sosial, dan

j. Forum komunikasi14

b. Motivasi

1. Pengertian Motivasi

Istilah motivasi menunjukan kepada semua gejala yang terkandung dalam

stimulasi tindakan kearah tujuan tertentu dimana sebelumnya tidak ada gerakan

menuju kearah tujuan tersebut. Motivasi dapat berupa dorongan-dorongan dasar

atau internal dan intensif diluar diri individu.15

Motivasi adalah sebuah alasan atau dorongan seseorang untuk bertindak.

Orang yang tidak mau bertindak sering kali disebut tidak memiliki motivasi.

Alasan atau dorongan itu bisa datang dari dalam diri, faktor luar hanyalah

pemincu motivasi tersebut. Motivasi dari luar adalah motivasi yang pemicunya

datang dari luar diri kita. Sedangkan motivasi dari dalam ialah motivasi yang

muncul dari inisiatif diri kita.

Menurut teori Morgan yang ditulis kembali oleh S. Nasution, manusia

hidup dengan memiliki berbagai kebutuhan :16

1. Kebutuhan untuk berbuat sesuatu untuk aktivitas

2. Kebuntuhan untuk menyenangkan orang lain

14
Ahmad Yani, Panduan Memakmurkan Masjid, ( Depok : Al-Qalam,2009), hal.5
15
Oemar Hamalik, Psikologi Belajar Mengajar, (Bandung : Sinar Baru Algensindo,
1990), hal. 173
16
Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta : Raja Grafindo Perseda,
2004), hal. 78

20
3. Kebutuhan untuk mencapai hasil

4. Kebutuhan untuk mengatasi kesulitan

2. Fungsi Motivasi

Keberhasilan suatu usaha dalam mencapai tujuan, sangatlah ditentukan

oleh kuat lemahnya motivasi. Ibadah seseorang akan sulit didapat tanpa adanya

usaha mengatasi permasalahan atau kesulitan. Proses usaha dalam menyelesaikan

kesulitan tersebut memberikan dorongan yang sungguh kuat. Dalam Islam secara

jelas menerangkan bahwa memotivasi dalam usaha mengatasi kesulitan sangatlah

berhubungan erat dengan keberhasilan seseorang.

Ada empat fungsi motivasi yaitu :17

1. Mendorong manusia untuk berbuat sebagai penggerak dari setiap

kegiatan

2. Menentukan arah, yakni kearah tujuan yang dikehendaki

3. Menyeleksi perbuatan, perbuatan yang bermanfaat untuk mencapai

tujuan

4. Mendorong usaha dan pencapaian prestasi

3. Macam-macam Motivasi

Macam-macam motivasi akan dapat dilihat dari berbagai segi, diantaranya

motivasi dilihat dari dasar pembentukannya, meliputi : 18

1. Motivasi Bawaan

17
Ibid, hal. 84
18
Ibid, hal. 85

21
Yang dimaksud adalah motivasi yang dibawa sejak lahir, jadi motivasi

ada tanpa dipelajari. Ia adalah motivasi alami dan motivasi fitrah yang

dibawa sejak lahir, misalnya dorongan untuk minum, makan dan

sebagainya.

2. Motivasi yang dipelajari

Maksudnya adalah motivasi yang timbul karena dipelajari. Isalnya

dorongan untuk lebih semnagat dalam beribadah.

Rafiudin menjelaskan bahwa motivasi tertinggi yang dibutuhkan oleh jiwa

dan ruh manusia, yaitu : 19

a. Hidayah

Dorongan untuk mendapatkan hidayah membuat seseorang mau melaksanakan

ibadah salat, zakat dengan perasaan takut kepada Allah dan penuh keimanan

karena nur dapat mengusir gelapnya kemusyrikan.

b. Memeluk Islam

Ajaran Islam yang telah ada dalam diri seseorang akan mengusir gelapnya

kekafiran dan kemaksiatan dengan nur Islam.

c. Cinta

Abu Abdullah al-Qarasyiy : cinta adalah kesanggupan memberikan seluruh

dirimu kepada yang engkau cintai tanpa ada yang tersisa sedikitpun.

d. Surga

19
Rafiudin, Psikologi Kehidupan Problema dan Solusi Opposite Therapy, (Jakarta :
Athoillah Press, 2007), hal. 60

22
Dalam ilmu psikologi surga merupakan dunia spiritual, dimana orang

melakukan doa dan perbuatan untuk mencapai apa yang diyakini. Menurut Islam,

surga memiliki banyak tingkatan dan semua itu diperuntukan hanya bagi orang-

orang yang mau susah payah mendapatkannya.

e. Pertolongan

Pertolongan-Nya dapat berupa syafaat yaitu pertolongan melalui perantara

makhlukNya yang mulia, shaleh dan baik.

f. Persatuan

Bersatu dalam segala bidang merupakan motivasi setiap makhluk. Setiap

makhluk menginginkan persatuan dalam hidupnya.

g. Kebahagiaan

Kebahagianan merupakan motivasi setiap orang dalam melakukan kebajikan.

Tidak ada satu manusiapun yang tidak ingin mendapatkan suatu kebahagiaan.

h. Berjumpa dengan Tuhan

Ada satu faktor yang dapat menjamin seseorang melaksanakan aturan yang

telah ditetapkan dan tidak melakukan penyelewengan serta berbuat kejahatan.

Faktor berupa keyakinan seseorang bahwa dia pasti bertemu dengan Tuhan pada

suatu waktu.

c. Motivasi Belajar Agama

Motivasi secara bahasa memiliki arti dorongan yang timbul pada diri

seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan

tujuan tertentu, usaha yang dapat menyebabkan seseorang atau kelompok orang

23
tertentu tergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang

dikehendakinya atau mendapat kepuasan dengan perbuatannya. 20 Motivasi belajar

dapat diartikan sebagai penggerak atau pendorong yang memungkinkan seseorang

untuk melakukan kegiatan belajar secara terus-menerus. Motivasi belajar

merupakan faktor psikis yang bersifat non intelektual dan berperan dalam

menumbuhkan semangat belajar, dalam kegiatan belajar mottivasi belajar dapat

diartikan sebagai keseluruhan daya penggerak didalam diri peserta didik yang

menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar

dan memberikan arah pada kegiatan belajar.21

Tujuan umum pembelajaran Agama Islam adalah meningkatkan keimanan,

pemahaman, penghayatan dan pengamalan sesorang tentang Agama Islam,

sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertakwa kepada Allah,

berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan

bernegara.22 Yang dimaksud dengan motivasi belajar Agama adalah gejala

psikologis dari dalam jiwa, dalam bentuk dorongan pertumbuhan dan perubahan

diri seseorang dalam tingkah laku baru berkat pengalaman dan latihan untuk

mencapai tujuan yang dikehendaki serta mendapat kepuasan pada pembelajaran

Agama Islam.

1. Karakteristik Motivasi Belajar Agama

20
Azhari, Psikologi Umum Dan Perkembangan ( Jakarta Selatan : Penerbit Teraju, 2004),
hal.66
21
Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar Pedoman Bagi Guru dan Calon
Guru ( Jakarta : Raja Grafindo Persada , 2001 ), hal. 79
22
Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam ( Bandung : Remaja Rosdakarya, 2002 ), hal.
77

24
Motivasi belajar agama memiliki tiga karakterisktik yang dikemukakan

oleh Sardiman, yaitu :

a. Adanya keinginan atau inisiatif untuk belajar

Inisiatif merupakan energi atau kekuatan dalam diri individu. Individu

mempunyai keinginan untuk belajar karena adanya dorongan dari

dalam diri individu bahwa individu menginginkan suatu tujuan yang.

b. Adanya arah dalam belajar yang meliputi keterlibatan dalan

mengerjakan tugas sebagai wujud interaksi antara internal individu

dengan situasi dari luar. Individu belajar karena ingin mengharapkan

adanya perubahan dari dalam dirinya dengan lingkungan agar mampu

berinteraksi.

c. Adanya konsistensi atau kegiatan dalam belajar, perilaku timbul karena

adanya keyakinan individu terhadap perilaku tersebut sehingga

individu sulit untuk meninggalkan perilaku yang dipilihnya.

Maksudnya adalah individu berusaha untuk mempertahankan apa yang

telah diperoleh dengan tidak meninggalkan kebiasaannya untuk selalu

belajar.23

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi

Terdapat dua faktor yang dapat mempengaruhi motivasi belajar pada

individu, yaitu dari dalam individu (internal) dan faktor dari luar diri individu

(eksternal). Faktor yang dapat mempengaruhi motivasi belajar yaitu fisiologis,

23
Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar Pedoman Bagi Guru dan Calon
Guru ( Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2001), hal. 79

25
faktor emosi, kebiasaan yang dapat menjadi motivator, faktor mental set, nilai dan

sikap individu, faktor lingkungan dan insentif.24

a. Faktor Fisiologis

Salah satu faktor fisiologis adalah kelelahan. Individu yang secara

fisiologis mengalami kelelahan maka dapat menimbulkan kelesuan,

kebosanan dan kehilangan minat untuk melakukan kegiatan belajar.

b. Faktor Emosi

Emosi yang pisitif seperti rasa senang dan gembira, sedangkan emosi

negatif seperti marah, sedih dan kecewa dapat mempengaruhi

keinginan individu untuk melakukan sesuatu. Dalam kondisi ini

inidividu dapat terpacu untuk belajar tetapi dapat juga sebaliknya.

c. Faktor kebiasaan yang dapat menjadi motivator

Suatu kebiasaan karena hal tertentu tidak dapat dilakukan, dapat

menimbulkan perasaan kehilangan atau ada sesuatu yang kurang

sehingga kebiasaan itu sendiri memotivasi individu untuk melakukan

sesuatu perbuatan atau belajar.

d. Faktor Mental Set, Nilai dan Sikap Individu

Mental set atau kesiapan mental untuk melakukan kegiatan belajar,

nilai dan sikap terhadap kegiatan belajar dapat mendorong dan dapat

pula melemahkan semangat individu dalam belajar.

e. Faktor Lingkungan dan Insentif

24
Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru ( Bandung : Rosdakarya, 2004)
hal. 56-57

26
Longkungan kondusif dan disertai insentif yang memuaskan akan

dapat mendorong individu untukbelajar dengan giat.

3. Fungsi Motivasi

Dalam proses belajar, motivasi sangat diperlukan, sebab seseorang yang

tidak mempunyai motivasi dalam belajar, tidak akan mungkin melaksanakan

aktivitas belajar. Motivasi diperlukan dalam menentukan intensitas usaha belajar

bagi para siswa. Menurut Djamarah ada tiga fungsi motivasi:

1) Motivasi sebagai pendorong perbuatan. Motivasi berfungsi sebagai

pendorong untuk mempengaruhi sikap apa yang seharusnya anak didik ambil

dalam rangka belajar.

2) Motivasi sebagai penggerak perbuatan. Dorongan psikologis

melahirkan sikap terhadap anak didik itu merupakan suatu kekuatan yang tidak

terbendung, yang kemudian terjelma dalam bentuk gerakan psikofisik.

3) Motivasi sebagai pengarah perbuatan. Anak didik yang mempunyai

motivasi dapat menyeleksi mana perbuatan yang harus dilakukan dan mana

perbuatan yang diabaikan.

Menurut Hamalik fungsi motivasi adalah:

1) Mendorong timbulnya suatu kelakuan atau perbuatan. Tanpa adanya

motivasi maka tidak akan timbul perbuatan seperti belajar.

2) Motivasi berfungsi sebagai pengarah. Artinya mengarahkan

perbuatan ke pencapaian tujuan yang diinginkan.

27
3) Motivasi berfungsi sebagai penggerak. Motivasi berfungsi sebagai

mesin dalam mobil. Besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat lambatnya

suatu pekerjaan. Motivasi pada diri seseorang berguna untuk dirinya sendiri

maupun bagi orang lain.

Sardiman A.M. menyebutkan ada tiga fungsi motivasi, yaitu :

1) Mendorong manusia untuk berbuat, sebagai penggerak atau motor yang

melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan penggerak dari setiap

kegiatan yang akan dikerjakan.

2) Menentukan arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang hendak dicapai.

Dengan demikian, motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus

dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuan.

3) Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan apa yang harus

dikerjakan yang sesuai guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan

yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.

Di samping itu peneliti juga melihat ada fungsi-fungsi lain, seperti

motivasi dapat berfungsi sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi.

Seseorang melakukan suatu usaha karena adanya motivasi. Adanya motivasi baik

dalam memilih sesuatu akan menunjukkan hasil yang baik. Dengan kata lain

bahwa dengan adanya usaha yang tekun dan terutama didasari adanya motivasi

maka seseorang yang belajar itu akan dapat melahirkan prestasi yang baik.

Intensitas motivasi seorang ayah atau ibu akan sangat menentukan tingkat

pencapaian prestasi belajar anaknya.

28
d. Motivasi Beribadah

Motivasi memiliki peran penting untuk mendorong seseorang agar aktif

melakukan sesuatu. Motivasi juga menjadi dasar bagi seseorang untuk terlibat dan

mengikuti suatu kegiatan. Motivasi menjadi kekuatan pendorong dalam diri

seseorang untuk melaksanakan kegiatan guna mencapai tujuannya. Motivasi

timbul dari dalam diri setiap individu untuk mencapai tujuan tertentu.

Motivasi memiliki peran dalam kehidupan manusia, setidaknya ada empat

peran yaitu : 1) motivasi berfungsi sebagai pendorong manusia dalam berbuat

sesuatu, sehingga menjadi unsur penting dalam tingkah laku atau tindakan

manusia; 2) motivasi berfungsi untuk menentukan arah dan tujuan; 3) motivasi

berperan sebagai penyeleksi atas perbuatan yang akan dilakukan manusia baik

atau buruk sehingga tindakannya selektif; 4) motivasi sebagai penguji penguji

sikap manusia dalam beramal, benar atau salah sehingga bisa dilihat kebenaran

atau kesalahannya.25 Demikian dapat disimpulkan bahwa motivasi berfungsi

sebagai pendorong, penentu, penyeleksi dan penguji sikap manusia dalam

kehidupannya.

Ibadah secara bahasa berarti merendahkan diri serta tunduk, sedangkan

menurut syara’ (terminologi) ibadah adalah taat kepada Allah SWT dengan

melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi segala larangan dari-Nya dengan hati

yang ikhlas dan semata mata hanya mengharap ridha dari Allah SWT.

Motivasi ibadah adalah dorongan untuk melakukan suati ibadah. Secara

umum motivasi ibadah dialam dagama dapat dikelompokkam dalam dua hal,

yakni ibadah karena keikhlasan ( karena Allah ) dan karena riya’ ( hadirnya unsur
25
Ramayulis, Psikologi Agama ( Jakarta : Kalam Mulia, 2013 ), hal.101.

29
lain dalam melaksanakan ibadah ). Motivasi ibadalah adalah suatu kekuatan yang

menjadi sumber serta alasan bagi seseorang mengapa dan untuk apa dia meyakini

kebenaran suatu agama dalam beribadah, yang dari keyakinan itu muncul perilaku

yang bersifat religius.26

1. Macam-Macam Ibadah

Ditinjau dari jenisnya, ibadah dalam Islam terbagi menjadi dua jenis,

dengan bentuk dan sifat yang berbeda anatar satu dengan lainnya, yaitu antara

lain:27

a. Ibadah Mahdhah ( Ibadah Khusus )

Ibadah Mahdhah adalah ibadah apa saja yang telah ditetapkan Allah

akan tingkat, tata cara dan perincian-perinciannya. Jenis ibadah yang termasuk

mahdaha yaitu shalat, puasa, zakat, haji, umrah,wudhu, tayamum dan hadas.

b. Ibadah Ghairu Mahdhah ( Ibadah Umum )

Ibadah Ghairu Mahdhah atau umum adalh segala amalan yang

diizinkan oleh Allah. Misalnya ibadah ghairu mahdhah adalah belajar, dzikir,

dakwah, tolong-menolong dan lain sebagianya.

Ibadah-ibadah itu bersangkutan penerimaannya kepada dua faktoe yang

penting, yang menjadi syarat bagi diterimanya. Syarat-syarat diterimanya suatu

amal ( ibadah ) ada dua macam yaitu : Ikhlas, niat hati yang murni hanya untuk

memperoleh keridhaan Allah semata, meninggalkan riya’ artinya melakukan

ibadah karena malu kepada manusia atau supaya dilihat orang. Bermuraqabah

artinya yakin bahwa Allah itu melihat, dan selalu ada disamping kita, sehingga
26
Muhammad Thoclhah Hasan, Dinamika Kehidupan Religius ( Jakarta : PT. Listafariska
Putra, 2000), hal. 58.
27
Sahriansyah, Ibadah dan Akhlak ( Yogyakarta : IAIN Antasari Press, 2014 ), hal. 2.

30
kita sellau melakukan ibadah dengan sesungguhnya, jangan keluar dari waktu,

artinya melakukan ibadah dalam waktu tertentu, sedapat mungkin dikerjakan

diawal waktu.

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Beribadah

Motivasi beribadah timbul bukan karena dorongan alami, melainkan

dorongan yang tercipta karena tuntutan perilaku. Menurut Freud, ketaan beribadah

seseorang timbul karena reaksi manusia atas ketakutannya sendiri. Lebih

lanjutnya ia menegaskan bahwa orang mempunyai sikap ketaatan beribadah

semata-mata karena di dorong oleh keinginan untuk menghindari keadaan yang

berbahaya yang akan menimpanya dan memberi rasa aman bagi dirinya sendiri.

Thouless mengemukakan empat faktor yang mempengaruhi

perkembanagan motivasi beribadah yaitu :

1). Pengaruh pendidikan/pengajaran dan berbagai tekanan sosial, termasuk

didalamnya pendidikan dari orang tua, tradisi-tradisi sosial, tekanan lingkungan

sosial yang disepakati oleh lingkungan itu (faktor sosial).

2). Berbagai pengalaman yang membentuk sikap keagamaan terutama

penglaman-pengalaman mengenai keindahan, keselarasan dan kebaikan didunia

(faktor alami), konflik moral (faktor moral), dan faktor pengalaman emosional

atau afektif.

3). Faktor-faktor yang selurunya timbul atau sebagian timbul dari

kebutuhan yang tidak terpenuhi, terutama kebutuhan terhadap keamanan, cinta

kasih, harga diri, dan ancaman keamatian.

31
4). Berbagai proses pemikiran verbal (faktor intelektual).28

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Jenis Penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif yaitu metode

penelitian yang berusaha menyajikan data secara mendalam, berdasarkan

fenomena-fenomena fakta yang akurat.29 Tujuan peneliti menggunakan metode

deskriptif kualitatif karena peneliti ingin menjelaskan dan menjabarkan data

sesuai dengan kondisi yang didapat selama penelitian. Dengan penelitian

deskriptif kualitatif ini, peneliti berusaha menganalisis peran Remaja Masjid

dalam meningkatkan motivasi belajar agama dan beribadah.

28
M.Khalilurrahman, Fakta dan Keajabain Salat Subuh (Jakarta : Wahyu Qolbu, 2013),
hal. 4.
29
Muhammad Idrus, Metode Penelitian Ilmu Sosial Pendekatan Kualitatif Dan
Kuantitatif, (Yogyakarta: Erlangga, 2009), hal. 61.

32
B. Lokasi Penelitian

Adapun yang menjadi lokasi dalam penelitian ini yaitu Desa Asam Peutik

Kecamatan Langsa Lama. Alasan peneliti mengambil lokasi tersebut sebagai

tempat penelitian karena masalah yang diteliti terdapat pada Desa tersebut.

Penelitian yang akan dilakukan ini memperoleh izin dari lokasi penelitian serta

masalah tersebut layak diteliti dengan prosedur yang ilmiah.

C. Sumber Data

Sumber Data terbagi menjadi dua yaitu :

33
a. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari pihak pertama. Data

didapatkan dari hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi.30 Pada penelitian

ini peneliti menggunakan teknik pemilihan informan dengan teknik purposeful

sampling yaitu memilih kasus yang informatif berdasarkan strategi dan tujuan

yang telah ditetapkan, yang jumlahnya tergantung pada tujuan dan sumberdaya

studi. Dalam hal ini peneliti memilih jenis teknik pemilihan informan dengan

metode snowball sampling yaitu pemilihan informan berdasarkan informasi dari

informan pertama, informan ketiga berdasarkan rekomendasi informan kedua dan

seterusnya.31 Untuk mendapatkan data primer, peneliti mendapatkan data dari

informan langung yaitu ketua remaja masjid, anggota aktif remaja serta

pembinanya, dan tokoh masyarakat yang ada di Desa Asam Peutik. Maka dari itu,

sumber data primer yang peneliti gunakan adalah 8 orang narasumber. Hal ini

dikarenakan narasumber tersebut merupakan orang yang berpengaruh didalam

organisasi remaja masjid tersebut. Adapun tokoh masyarakat yang dimaksud ialah

seseorang yang berhubungan dengan remaja masjid seperti Imam masjid serta

masyarakat yang ada disekitar masjid yang mengetahui kegiatan dari remaja

masjid.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang didapatkan tidak langsung tetapi diperoleh

melalui orang atau pihak lain. Data-data sekunder tersebut, diantaranya diperoleh

30
M. Iqbal Hasan, Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian Dan Aplikasinya, (Jakarta:
Penerbit Ghalia Indonesia, 2002), hal. 82.
31
Michael Quinn Patton, Qualitative Research and Evaluation Methods, ( California :
Sage Publishing, 2002), hal.40.

33
dari masyarakat setempat mengenai peran remaja masjid dan perilaku remaja.

Selain dari itu, data yang diperoleh dapat melalui karya ilmiah dan berita-berita

yang digunakan untuk menjawab masalah dalam penelitian. Data sekunder

bermanfaat untuk lebih memperjelas permasalahan yang diteliti karena

berdasarkan pada data-data sekunder yang telah tersedia. Data ini juga dapat

digunakan sebagai sarana pendukung untuk memahami masalah yang akan diteliti.

Dengan menggunakan dua sumber data tersebut diharapkan penulis dapat

melakukan proses penelitian yang dapat memberikan informasi yang jelas terkait

dengan objek permasalahan yang diteliti32.

D. Metode Pengumpulan Data

a. Wawancara

Jenis wawancara yang dilakukan oleh peneliti yaitu kategori in-depth

interview, dimana dalam pelaksanaannya lebih bebas. Tujuannya yaitu untuk

menemukan permasalahan secara lebih terbuka, dimana pihak yang diajak

wawancara diminta pendapat serta ide-idenya untuk menemukan penyelesaian

masalah. Dengan wawancara ini dimaksudkan agar peneliti dapat menggali

informasi secara langsung. Dalam hal ini peneliti akan mewawancarai 6 orang

narasumber yaitu ketua remaja masjid, anggota aktif remaja serta pembinanya,

tokoh masyarakat dan anggota yang tidak bergabung di remaja masjid. Alat yang

digunakan oleh peneliti dalam wawancara ini yaitu hp android dan buku catatan.

32
M. Iqbal Hasan, Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian Dan Aplikasinya, (Jakarta:
Penerbit Ghalia Indonesia, 2002), hal. 58.

34
b. Dokumentasi

Dokumentasi adalah salah satu cara yang digunakan untuk memperoleh data

dan infromasi dalam bentuk buku, arsip, tulisan angka dan gambar yang berupa

laporan serta keterangan yang mendukung penelitian33. Data yang diperoleh

berupa foto kegiatan penelitian dan tulisan ilmiah yang berhubungan dengan

penelitian. Dokumen-dokumen tersebut dalam penelitian ini untuk melengkapi

bahan informasi terkait dengan peran Remaja Masjid dalam meningkatkan

motivasi belajar agama dan beribadah.

c. Observasi

Observasi adalah metode pengamatan dan pencatatan gejala-gejala atau

fenomena yang diteliti. Peneliti menggunakan teknik observasi dengan mengamati

perilaku narasumber serta lokasi penelitian baik secara langsung maupun secara

tidak langsung. Observasi dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kegiatan

dan perilaku remaja secara langsung. Dengan melakukan observasi di lapangan

peneliti akan lebih mampu memahami konteks data dalam keseluruhan situasi

sosial yang dihadapi. Dengan terjun langsung di lapangan, peneliti akan

mendapatkan gambaran yang lebih komprehensif karena peneliti tidak hanya

mengumpulkan data tetapi juga akan dapat merasakan suasana sosial yang

diteliti.34

33
Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi (Mix Methods), (Bandung: Alfabeta, 2015),
hal.329.
34
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2010), hal. 183

35
E. Teknik Analisis Data

Analisis Data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data

yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan

cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit,

menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan

membuat kesimpulan sehingga mudah difahami oleh diri sendiri maupun orang

lain35. Dalam Penelitian ini, peneliti menggunakan teknik analisis data deskriptif

yaitu menjabarkan atau mendeskripsikan segala fenomena yang terjadi dari

terkumpulnya hasil penelitian yang diperoleh, baik fenomena itu bersifat alamiah

ataupun rekayasa manusia.Teknik ini terdiri dari tiga tahap yaitu:

1. Reduksi Data

Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan

perhatian pada penyederhanaan, pegabsahan dan transformasi data kasar

yang muncul dari catatan-catatan tertulis dilapangan. Karena itu reduksi data

merupakan suatu bentuk proses analisis yang berusaha menajamkan,

menggolongkan, mengarahkan dan membuang data yang tidak diperlukan

dan mengorganisasi data sehingga dapat dilakukan konfirmasi data atau

penarikan kesimpulan. Reduksi dilakukan oleh peneliti terfokus pada peran

Remaja Masjid dalam meningkatkan motivasi belajar agama dan beribadah.

35
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif R&D ,(Bandung: Alfabeta, 2010),
hal.244.

36
2. Penyajian Data

Penyajian Data yaitu menggelar data dalam bentuk sekumpulan

informasi yang berupa teks naratif, grafiks, matriks, bagan dan jaringan.

Dengan tujuan memberikan kemungkinan untuk penarikn kesimpulan,

pengambilan tindakan verifikasi, atau melengkapi data yang dirasa masih

kurang melalui pengumpulan reduksi data. Penyajian data yang lazim

digunakan pada langkah ini adalah dalam bentuk teks naratif.

3. Penarikan Kesimpulan

Peneliti berusaha menarik kesimpulan dan melakukan verifikasi dengan

mencari makna setiap gejala yang diperolehnya dari lapangan, mencatat

keteraturan dan konfigurasi yang mungkin ada, alur kausalitas dari

fenomena proposisi.

37
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umun Lokasi

1. Sejarah Berdirinya Remaja Masjid Nurul Iman

Desa Asam Peutik merupakan salah satu desa yang ada di Kecamatan

Langsa Timur. Desa ini sejak pada zaman Belanda dulu sebelum tahun 1928

sudah ada, yang pernah diceritakan oleh orang-orang tua dahulu pada zaman

Belanda, yang membuka hutan ini adlah seorang China yang hanya diambil

kayunya dan dibawa keluar daerah. Nama China tersebut yaitu “ Panjang Yuu”,

setelah habis kayu yang besar, lahan daerah tersebut ditinggalkan. Kemudian pada

tahun 1928 masuklah orang Suku Jawa dari Serafoh yang bernama “Siren” dan

seorang Suku Aceh Ampon yang berasal dari Langsa dan sekitarnya untuk

membuka lahan yang digunakan untuk perladangaan, yang ditanami sayur-

sayuran, ubu kayu dan juga tanaman padi sawah.

Pada tahun 1928 sampai denga 1950 desa ini terbagi menjadi 2 (dua )

bagian yaitu Barat dan Timur. Dibagian sebelah barat dipimpin oleh “Peutuah

Usuh”, sedngkan dibagian sebelah Timur dipimpin oleh lurah “Siren”. Pada tahun

1944 “Peutuah Siren” meninggal dunia, dan langsung digantikan oleh “Lurah

Yatiman”. Pada tahun 1950 kedua desa ini berubah lagi menjadi dua bagian yaitu

“ Desa Asam Peutik” dan “Desa Bukit Meudang Ara”. Asal usul kenapa Desa ini

diberi nama dengan sebutan “Asam Peutik” dikarenakan pada zaman dahulunya

suatu pembukaan hutan yang kedua ada seorang Suku Aceh dan Suku Jawa duduk

dibawah pohon asam jawa yang besar dan disamping pohon asam tersebut

38
terdapat pohon kates (pepaya), maka kesepakatan seorang Suku Aceh dan Suku

Jawa tersebut memberi nama Asam Peutik ( Asam Pepaya ).

Menyikapi perkembangan zaman yang terjadi, pada saat itu di desa

tersebut belum mempunyai wadah untuk para remaja bersatu mempelajari ilmu

agama. Maka dibentuklah satu oraganisasi Remaja Masjid. Remaja Masjid Nurul

Iman di dirikan pada tanggal 12 Desember 2000. Remaja masjid ini merupakan

salah satu organisasi remaja yang ada di Desa Asam Peutik dibawah Naungan

Pengurus Masjid Nurul Iman dan Pemerintah Desa (Kelurahan). Yang melatar

belakangi terbentuknya organisasi ini yaitu keperhatinan masyarakat terhadap

perkembangan zaman yang dapat mempengaruhi remaja sekitar dan masih

kurangnya jamaah yang shalat pada saat itu. Dalam hal ini dibentuklah remaja

masjid sebagai wadah dalam rangka perbaikan diri dan pengembangan potensi

keislaman yang dimiliki. Masyarakat mengharapkan organisasi ini dapat menjadi

bekal untuk para remaja dalam menyikapi perkembang zaman.

a. Visi Dan Misi

1). Visi Remaja Masjid Nurul Iman

Membentuk generasi muda Berakhlak Mulia, Berkualitas, Berwawasan

Luas dan Bersolidaritas.

2). Misi Remaja Masjid Nurul Iman

a. Membina remaja untuk memahami ajaran Islam dengan baik dan benar

sehingga dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

39
b. Berupaya mengembalikan fungsi masjid sebagai sentral kegiatan umat.

c. Menjalin silahturahmi antar sesama anggota dan masyarakat.

d. Mengadakan kegiatan yang berorientasi pada pembinaan remaja yang

mengandung nilai positif.

2. Program Kerja Remaja Masjid Nurul Iman

a. Bidang Kaderisasi

Mengadakan olahraga rutin setiap minggunya, misalnya bermain sepak

bola, takraw dan voly.

b. Bidang PHBI

1. Membersihkan masjid sebelum acara peringatan hari-hari besar Islam.

2. Menyelenggarakanya perayaan hari-hari besar Islam

c. Bidang Dakwah

1. Pengajian rutin bersama setiap minggu.

2. Pengajian setiap sebulan sekali dengar menghadirkan penceramah dari

luar.

3. Belajar mengaji bersama.

4. Yasinan bersama serta membaca surah al-kahfi.

d. Bidang Kreatifitas dan Seni

1. Mendirikan team Nasyid atau salawatan.

2. Masjid indah dan rapi.

e. Bidang sosial

1. Menjalin silahturahmi dengan masyarakat dan anggota masjid.

40
2. Bakti Sosial

Dalam hal ini Program dari kegiatan Remaja Masjid Nurul Iman sangat

didukung oleh masyarakat, dengan kegiatan-kegiatan remaja Masjid maka remaja

dilingkungan Desa Asam Peutik ikut serta dalam program-program remaja yang

dibuat, para orangtua merespon baik anak-anak mereka ikut dalam kegiatan-

kegiatan yang diadakan. Adapun beberapa kegiatan yang mereka buat seperti:36

1. Pengajian Rutinitas Mingguan.

2. Belajar mengaji sepekan sekali.

3. Membuat perpustakaan masjid

4. Pengajian Bulanan yang menghadirkan Ustad untuk memberikan

tausyiah.

5. Latihan Rebana setiap minggu.

6. Membaca Yasin, Al-kahfi serta salawatan setiap malam jum’at.

7. Jum’at bersih.

8. Sharing pengetahuan antar anggota atau musyawarah.

9. Dzikir Akbar dan Doa bersama di Acara Besar Islam.

10. Dan kegiatan-kegiatan olahraga, seperti sepak bola dan takraw.

Masyarakat sangat mendukung kegiatan-kegiatan yang ada, karena banyak

sekali terjadi saat ini remaja-remaja tidak terarah dan tidak terkendali disebabkan

kenakalan remaja, pergaulan bebas, termasuk penyalagunakan narkotika. Disisi

yang berbeda ada juga penghambat kegiatan-kegiatan, yakni sebagian remaja

36
Hasil Wawancara Dengan Pembina Remaja Masjid Bapak Suyaman, Pada Tanggal 02
Juli 2021

41
enggan mengkuti karena gensi dan malu dikatakan alim, serta dorongan dari

sebagian orangtua remaja tersebut.

3. Daftar Nama Struktur Organisasi Remaja Masjid Desa Asam Peutik

No Nama Jabatan Jenis Kelamin

1. Bpk. Suyaman Pembina Laki-laki

2. Bpk. Mulyaman Pembina Laki-laki

3. M. Nur Zayan Ketua Laki-laki

4. Riyan Wakil Ketua Laki-laki

5. Meisella Sekretaris Perempuan

6. Nilda Rizkiani Bendahara Perempuan

7. Misfakhul Fanani Kreatifitas dan Seni Laki-laki

Rifal Laki-laki

Ilham Laki-laki

Rizki Laki-laki

Tania Perempuan

Puja Perempuan

Winta Perempuan

42
8. Rendi Kaderisasi Laki-laki

Ilham Laki-laki

Yuda Laki-laki

Yuliani Perempuan

Fiza Perempuan

Bunga Shafira Perempuan

9. Nurhadi Sukma Dakwah Laki-laki

Bayu Laki-laki

Dea Rahmawati Perempuan

Elsa Febriani Perempuan

Diana Perempuan

10. Andi PHBI Laki-laki

Hengki Laki-laki

Elindian Kartika Sari Perempuan

Dila Perempuan

Icut Perempuan

11. Gufron Sosial Laki-laki

Rio Laki-laki

Rafi Laki-laki

Lisa Perempuan

Sinta Perempuan

Dewi Perempuan

43
B. Hasil Penelitian

1. Peran Remaja Masjid dalam menjalankan Program Kegiatan Remaja

Masjid

Wawancara dengan informan yang bernama bapak Suyaman selaku pembina

beliau mengatakan bahwa :

“ Menurut saya mereka sudah menjalankan perannya dengan baik, terlihat dari

program kegiatan remaja masjid Nurul Iman sudah dilaksanakan dengan baik,

banyak kegiatan yang sudah mereka laksanakan baik itu yang perpekan ataupun

perayaan Hari-hari Besar Islam. Kegiatan yang mereka laksanakan juga tidak

hanya tentang keislaman saja, meraka ada membuat program kegiatan olahraga,

dan menurut saya itu sangat baik. Hanya saja ketika ada suatu kegiatan yang

diadakan oleh desa, sedikit sulit untuk mengumpulkan anggotanya. Dikarenakan

banyak anggota yang memiliki kegiatan tugas ataupun kesibukanmasing-masing,

seperti kesibukan membuat pr atau tugas sekolah lainnya ’’. 37 Hal serupa juga

dikatakan oleh bapak Mulyaman selaku Imam Masjid, beliau mengatakan : “

menurut saya, remaja masjid ini sudah melaksanakan perannya dengan baik,

kegiatan dari program yang mereka buat sudah dilaksanakan dengan baik, akan

tetapi mereka sulit untuk mengumpulkan anggota”.38

Hal serupa juga dikatakan oleh bapak selamet selaku warga setempat yang

mengatakatan “ adanya remaja masjid di desa ini sangat membantu para orangtua

untuk mengarahkan anaknya kepada kegiatan yang positif. Mereka telah

melaksankan tugasnya dengan baik, program yang mereka laksanakan sudah

37
Hasil wawancara dengan bapak Suyaman, hari Kamis 24 Maret 2022
38
Hasil wawancara dengan bapak Mulyaman, hari Selasa 29 Maret 2022

44
dapat dikatakan baik, saya pernah mengikuti pengajian yang mereka laksanakan

bersama ustad dari luar kampung dan perayaan Hari Besar Islam, mereka

mempersiapkan acaranya dengan baik. Hal itu dapat menambah semangat

masyarakat untuk beribadah. Sepertinya banyak kegiatan yang mereka

laksanakan, yang saya ketahui pengajian setiap minggu, mereka juga ada ngaji

bareng setiap malam jum’at dan ada juga olahraga seperti bermain bola takraw

dan sepak bola”.39

Kemudian peneliti mewawancarai ketua remaja masjid Muhammad Nur

Zayyan tentang program kegiatan remaja masjid, beliau mengatakan bahwa:

“ Dalam menjalakan tugas atau perannya remaja masjid ini sudah berjalan

dengan baik, adapun program Remani ini lebih untuk mengembalikan fungsi

masjid sebagai sentral kegiatan umat, jadi setiap kegiatan dikaitan dengan fungsi

masjid seperti pengajian rutin, yasinan bersama ataupun salawatan, dan

mengadakan olahrga itu 1 minggu sekali. Semua itu untuk melahirkan kader muda

yang kreatif dan mandiri sebagai pemimpin yang berbasis masjid. Dan ada juga

kegiatan perayaan Hari Besar Islam, Maulid Nabi dan Isra’ Mi’raj, itu semua

bertujuan untuk memotivasi masyarakat agar dapat memakmurkan masjid ’’.

Namun pada saat ini untuk mengumpulkan anggota dalam kegiatan seperti rapat

itu sedikit susah, dikarenakan mereka memiliki agenda pribadi misalnya

mengerjakan tugas sekolah, kerja dan sebagainya.40

Berdasarkan hasil wawancara dengan Rian sebagai anggota aktif remaja, beliau

mengatakan bahwa :

39
Hasil wawancara dengan bapak Selamet, hari Selasa 05 April 2022
40
Hasil wawancara dengan Muhammad Nur Zayyan, hari Senin 19 April 2022

45
“ Program kegiatan yang dilaksanakan telah berjalan dengan baik, seperti

kegiatan pengajian dan latihan salawatan”.41

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan dan penjelasan diatas dapat

disimpulkan bahwa peran remaja masjid dalam menjalankan program kegiatan

yang telah disusun dapat dilaksanakan oleh remaja masjid di Desa Asam Peutik

dengan baik, namun mereka hanya terkendala pada pengumpulan anggotanya.

2. Dampak Implementasi Dari Program Kegiatan Remaja Masjid

Berdasarkan hasil wawancara dengan Imam masjid bapak Mulyaman, beliau

mengatakan bahwa :

“ Dengan adanya program dari remaja masjid ini tentu memberikan

dampak yang sangat positif bagi masyarakat setempat, saat ini masjid menjadi

ramai jama’ah yang hadir untuk menunaikan ibadah. Ada juga sebagian

masyarakat atau pun anak-anak mudanya yang hadir ikut belajar dalam

pengajian yang diadakan remaja masjid ini. Harapan saya remaja masjid ini

tetap terus berjalan agar dapat memotivasi remaja yang lainnya, sama-sama

belajar ilmu agama, guna untuk menciptakan generasi yang baik yang

berlandaskan ilmu agama ”.42

Hal yang sama juga dikatakan oleh ibu Sumiati, beliau mengatakan

bahwa:

“ Kalau dilihat dari kegiatan yang dilakukan oleh para remaja, banyak

kegiatan yang dapat menarik masyarakat dan remaja yang lainnya untuk

41
Hasil wawancara denga Rian, hari Rabu 18 Mei 2022
42
Hasil wawancara dengan Bapak Mulyaman, hari Selasa 29 Maret 2022

46
belajar ilmu agama, misalnya seperti pengajian dan majlis ta’lim. Hal ini

dapat menumbuhkan semangat masyarakat untuk beribadah. Oleh karena itu

kami mempercayakan kegiatan Hari-hari Besar Islam mereka yang mengatur

dan persiapkan semuanya. Sampai saat ini kegiatan yang mereka lakukan

berjalan dengan baik. Harapan saya remaja masjid ini dapat merangkul semua

remaja yang ada di Desa ini agar lebih kompak lagi”.43

Hal senada juga dikatakan oleh bapak Selamet, beliau mengatakan bahwa :

“ Sangat berpengaruh, dengan adanya program yang dilaksanakan remaja

masjid ini. Saya melihat sebagian besar remaja dan masyarakat yang ada di

Desa ini mulai ramai datang ke Masjid dan juga mengikuti majlis ta’lim

bersama ustad yang meraka panggil. Harapan saya remaja masjid ini dapat

mengajak lebih banyak remaja dan masyarakat setempat untuk bersama-sama

mempelajari ilmu agama”.44

Berdasarkan hasil wawancara dengan Muhammad Nur Zayan sebagai

ketua remaja masjid, beliau mengatakan bahwa :

“ Kegiatan reamaja masjid ini sangat bermanfaat untuk para remaja dan

warga sekitar untuk belajar ilmu agama. Hal ini terlihat dari mulai ramainya

masyarakat dan remaja yang datang kemasjid untuk melaksanakan salat dan

mengikuti pengajian yang dilakukan oleh remaja masjid. Adapun harapan

sya, semoga remaja-remaja yang ada disini dapat ikut bergabung dalam

kegiatan yang diadakan dimasjid”.45

43
Hasil wawancara dengan Ibu Sumiati, hari Senin 25 April 2022
44
Hasil wawancara dengan Bapak Selamet, hari Selasa 05 April 2022
45
Hasil wawancara dengan Muhammad Nur Zayan, hari Senin 19 April 2022

47
Kemudian peneliti mewawancarai Mei Shella selaku sekretaris remaja

masjid, beliau mengatakan bahwa :

“ Jelas sangat berpengaruh dalam memotivasi masyarakat ataupun remaja

setempat untuk belajar agama dan ibadah terkhusus saya sendiri. Dulu saya

dalam beribadah malas-malasan dan ilmu agama juga kurang. Tetapi ketika

saya bergabung diremaja masjid ini,banyak ilmu baru yang saya dapat dari

majlis ta’lim ataupun kegiatan yang lainnya. Disini juga saya dapat belajar

bagaimana menjalakan organisasi dengan baik. Saat ini juga masjid sudah

mulai ramai didatangi jama’ah tidak seperti dahulu jama’ahnya hanya

beberapa orang saja, Alhamdulillah sekarang jama’ahnya 2 shaf lebih. Saya

berharap semua anggota dapat kompak kembali dan semua remaja yang ada

di desa ini dapat bergabung bersama kami, membentengi diri dari

perkembangan zaman dari segi negativ yang memiliki dampak buruk

terkhusus bagi remaja itu sendiri ”.46

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan dan penjelasan diatas

dapat disimpulkan bahwa Dampak dari Program Kegiatan yang dilaksanakan

oleh remaja masjid ini, sangat berpengaruh sekali untuk memotivasi remaja

atau masyarakat dalam belajar ilmu agama dan beribadah.

3. Kendala Remaja Masjid Dalam Mengimplementasikan Program

Kegiatan

Dalam kaitannya dengan mengimplementasikan program kegiatan Remaja

Masjid dalam meningkatkan motivasi belajar agama dan beribadah di


46
Hasil wawancara dengan Mei Shella, hari Kamis 12 Mei 2022

48
masyarakat dan remaja, Muhammad Nur Zayyan selaku ketua menyatakan

bahwa :

“ Dalam proses pelaksanaannya saat ini semangat para anggota sudah mulai

menurun. Banyak anggota yang sulit untuk meluangkan waktunya, dikarenakan

mereka memiliki agenda pribadi yang tak bisa ditinggalkan. Misalnya dalam

pelaksanaan pengajian rutin, mereka sudah jarang hadir untuk mengikutinya.

Sehingga hal ini menyebabkan kegiatan yang diadakan menjadi kurang

memotivasi remaja lainnya untuk hadir kembali dalam mengikuti kegiatan yang

diadakan. Dalam hal dana pun kami masih kurang, saat ini kami tidak

mendapatkan lagi dana dari kelurahan, untuk itu kegiatan yang akan diadakan

akan terkendala apabila tidak ada uang kas. Uang kas biasanya kami kumpulkan

dari setiap anggota”. Dan dalam perekrutan anggota baru masih kurangnya

keinginan remaja untuk belajar ilmu agama sehingga mereka enggan untuk

bergabung.47

Kemudian peneliti mewawancarai Rian sebagai anggota aktif remaja masjid,

beliau mengatakan :

“ Hambatannya yaitu anggota sudah tidak kompak lagi dibandingkan tahun

sebelumnya. Semuanya sudah terkalahkan dengan kepentingan pribadi yang

membuat mereka sulit berkumpul dalam agenda rutin yang diadakan. Dan paling

yang datang hanya 50% dari seluruh anggota. Dan kami juga terkendala didana

yang sudah tidak diberikan lagi dengan alasanya korona, dananya untuk kegiatan

korona. Jadi saat ini kalau ada kegiatan kami menggunakan uang kas”.48

47
Hasil wawancara dengan Muhammad Nur Zayyan, hari Senin 19 April 2022
48
Hasil wawancara dengan Rian, hari Rabu 18 Mei 2022

49
Hal yang serupa juga disampaikan oleh Nilda Rizkiani selaku Bendahara,

beliau mengatakan bahwa :

“ Saat ini anggota remajanya sudah sulit untuk berkumpul seperti biasanya

lagi. Kalau rapat ataupun ada kegiatan hanya setengah dari seluruh anggota.

Ketika ditanya alasannya kenapa, mereka selalu menjawab ada tugas dari

sekolah, kuliah dan kerja. Kami juga terkendala dari segi dananya, jadi kalau

membuat kegiatan yang mengundang ustad ataupun lomba untuk anak-anak itu

tunggu uang kas terkumpul dulu”.49

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan dan penjelassan diatas dapat

disimpulkan bahwa kegiatan yang dilaksanakan sudah baik. Namun mereka

terkadala pada anggota yang sudah kurang aktif lagi, dikerena belum bisa

mengatur waktu antara kesibukan pribadi dan organisasi serta dalam segi dana

yang kurang.

4. Solusi Mengatasi Problematika Remaja Masjid Di Desa Asam Peutik

Berdasarkan hasil wawancara dengan Mei Shella, beliau mengatakan bahwa :

“ Selama saya mengikuti organisasi ini masalah yang sering terjadi adalah

sulitnya mengatur waktu antara kesibukan pribadi dan organisasi. Dikarenakan

ada anggota yang kuliah, sekolah dan bekerja, untuk itu ketika ada pertemuan

organisasi jarang ada yang datang. Solusinya menurut saya adalah setiap anggota

49
Hasil wawancara dengan Nilda Rizkiani, hari Sabtu 21 Mei 2022

50
harus lebih konsisten lagi dalam membagi waktu antara kesibukan pribadi dan

organisasi, agar kegiatan berjalan lancar dan kompak”.50

Hal serupa juga disampaikan oleh Rian, beliau juga mengatakan :

“ Solusinya yaitu ketua remajanya dapat lebih mengkoordinir anggotanya

jangan sampai putus komunikasi dan untuk para anggota agar dapat

menyesuaikan waktunya. Jika hal ini dapat diterapkan, maka kegiatan yang akan

dijalankan berjalan dengan lancar dan ramai”.51

Kemudian peneliti mewawancarai Nilda Rizkiani, beliau mengatakan bahwa :

“ Agar kegiatan tetap ramai dan dapat memotivasi masyarakat, solusinya

yaitu merekrut anggota baru agar didalam organisasi ini banyak anggotanya. Jadi

ketika diadakan rapat atau kegiatan tidak kekurangan anggota dan kalau bisa

seluruh anggota dapat konsisten dalam organisasi dengan tugas pribadi”.52

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan dan penjelasan diatas dapat

disimpulkan bahwa program kerja yang dilaksanakan Remaja Masjid sudah

berjalan baik, namun masih tergendala dalam mengatur setiap anggotanya.

Menurut saya solusinya adalah menjalin kembali hubungan antar anggota jangan

sampai sesama anggota tidak tahu kemana anggota yang lainnya pergi dan

merekrut lebih banyak lagi anggota baru.

C. Hasil Pembahasan
50
Hasil wawancara dengan Mei Shella. Hari Kamis 12 Mei 2022
51
Hasil wawancara dengan Rian, hari Rabu 18 Mei 2022
52
Hasil wawancara dengan Nilda Rizkiani, hari Sabtu 21 Mei 2022

51
1. Peran Remaja Masjid dalam menjalankan Program Kerja Remaja di Desa

Asam Peutik

Peran remaja masjid yakni bagaimana cara mengaplikasikan diri terhadap

hak dan kewajiban selaku remaja masjid untuk mensejahterakan masjid sekaligus

membangun peradaban yang baik menurut jalur agama terhadap remaja, keluarga

dan masyarakat Asam Peutik secara umum. Yakni dengan setiap program yang

sudah disusun dan dilaksanakan.

Secara umum kegiatan yang dilaksanakan oleh Remaja Masjid ini sudah

berjalan dengan baik. Semua kegiatan yang di programkan telah berjalan dengan

lancar. Baik itu program rutin ataupun yang hanya pada waktu tertentu. Ada pun

program rutin yang mereka jalankan seperti pengajian, latihan rebana, salawatan,

yasinan serta jum’at bersih-bersih. Dan adapun program yang hanya dilakukan

dalam waktu tertentu misalnya peringatan Maulid Nabi, Isra’ Mi’raj dan 1

Muharram. Hampir seluruh kegiatan yang telah dijalankan oleh remaja Masjid ini

sudah diketahui masyarakat. Banyak masyarakat yang mengikuti kegiatan yang

dilaksanakan oleh meraka. Kegiatan yang mereka laksanakan telah dapat menarik

perhatian masyarakat untuk sama-sama belajar ilmu agama dan memakmurkan

masjid. Hal ini dapat peneliti paparkan dari hasil wawancara dengan beberapa

informan yaitu tokoh agama, pembina remaja masjid, ketua remaja masjid serta

anggota aktif, dan masyarakat setempat.

2. Implementasi Dari Program Kerja Remaja Masjid Nurul Iman Desa Asam

Peutik Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Agama dan Beribadah

52
Berdasarkan hasil temuan di lapangan sebagian program yang dilaksanakan

sudah berjalan baik. Kegiatan yang dilakukan sudah memenuhi target dan visi

misi remaja masjid yaitu untuk memakmurkan masjid dengan kegiatan kegiatan

yang positif dan untuk meningkatakan motivasi para anak muda atau remaja

dalam mempelajari ilmu agama, agar mereka tidak terjerumus pada

perkembangan zaman saat ini.

Walaupun sudah berjalan dengan baik, namun dalam pelaksanaanya pasti

remaja masjid ini memiliki kendala yang dapat menghambat kegiatan mereka.

Seperti saat ini dalam segi komunikasi antar anggota mereka sudah kurang aktif,

antara waktu kuliah,sekolah dan kerja yang sulit dibagi dengan organisasi, dalam

hal dana mereka juga kurang, serta regenerasi yang minim dari remaja yang

menjadi fokus utama dalam pelaksanaan program kerja. Hal ini dapat dilihat dari

saat rapat untuk agenda acara, mereka bingung menentukan pembagian anggota

untuk setiap sesi dalam acara. Ini harus diselesaikan yaitu dengan cara merekrut

anggota baru, agar mereka tidak kekurangan anggota.

3. Kendala Remaja Masjid Dalam Mengimplementasikan Program kerja

Untuk Meningkatakan Motivasi Belajar Agama Dan Beribadah

Berdasarkan hasil penelitian dilapangan dan wawancara dengan informan,

hambatan yang dialami oleh remaja masjid Nurul Iman ini yaitu masih kurangnya

keinginan remaja untuk belajar ilmu agama, kurangnya komunikasi antar anggota,

waktu yang sulit dibagi antar kesibukan pribadi dengan organisasi dan dana yang

tersedia. Hal ini menyebabkan program kerja yang dijalankan tersendat dan

53
terlihat kurang aktif. Namun masyarakat berharap agar kegiatan mereka aktif

kembali, guna untuk menumbuhkan semangat para remaja yang ada di Desa

tersebut. Mengingat saat ini perkembangan semakin pesat dan banyak remaja

yang nilai moral dan pengetahuannya masih sangat kurang. Untuk itu masyarakat

berharap remaja masjid ini dapat menjalankan kegiatannya kembali.

4. Solusi Remaja Masjid Dalam Menjalankan Program Kerja Untuk

Meningkatkan Motivasi Belajar Agama dan Beribadah

Menjalankan keorganisasian memerlukan ilmu dan keterampilan

manajemen. Berbagai metode manajemen modern yang ada saat ini merupakan

alat bantu yang perlu digunakan oleh pengurus remaja masjid. Pengurus remaja

masjid harus mampu menyesuiakan didi dengan perkembangan zaman. Disinilah

pentingnya mempelajari ilmu manajen modern. Manajen sendiri dapat diartikan

sebagai proses yang khas yang terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan,

pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian dalam rangka mencapai tujuan

yang telah ditetapkan.

Dalam hal menerapkan program kerja keorganisasian ada beberapa unsur

yang perlu dilakukan yaitu :

a. Membuat uraian tugas berdasarkan bidangnya.

b. Menempatakan anggota berdasarkan kemauan, kemampuan dan

kesempatan.

c. Kemampuan bekerja sama.

d. Kemampuan memotivasi dan merekrut anggota baru.

54
e. Kemampuan komunikasi timbal balik.

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

55
Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti lakukan mengenai peran remaja

masjid Nurul Iman dalam meningkatkan motivasi belajar agama dan beribadah di

Desa Asam Peutik, dengan mengumpulkan data dari berbagai sumber yang

disajikan, kemudian peneliti dapat menyimpulkan bahwa :

1. Peran remaja masjid dalam meningkatkan motivasi belajar agama dan

beribadah dilingkungan Desa Asam Peutik telah berjalan dengan baik.

Hal ini terlihat pada program kerja yang dilaksankan oleh remaja masjid

Nurul Iman ini sudah berjalan dengan baik. Mereka dapat menarik

masyarakat khususnya remaja untuk hadir memakmurkan masjid dan

belajar agama bersama. Seperti kegiatan pengajian yang diadakan setiap

pekannya, yang bertujuan untuk mengumpulkan masyarakat khususnya

remaja agar dapat belajar ilmu agama bersama.

2. Hambatan remaja masjid dalam meningkatkan motivasi belajar agama

dan beribadah pada remaja di Desa Asam Peutik yaitu masih kurang

sadarnya remaja akan pentingnya belajar ilmu agama, kemudian setiap

anggota sulit membagi waktu antar kesibukan pribadi dan organisasi dan

kurangnya dana untuk menjalankan kegiatan. Hambatan inilah yang

membuat program kegiatan tersendat.

B. Saran

Remaja masjid merupakan salah satu organisasi keagamaan yang menjadi

wadah bagi remaja untuk dapat mengembangkan kreativitas dan potensi. Sebagai

56
sarana tempat belajar kegiatan keagamaan bagi remaja, yang mana reamaja

merupakan masa peralihan dari kanak-kanak menuju kedewasaan sehingga pada

usia ini mereka lebih cenderung memiliki keingintahuan yang tinggi. Sehingga

secara bertahap mulai diperkenalkan dan diberi bimbingan lebih tentang masalah

nilai-nilai keagamaan. Hal ini merupakan modal awal yang sangat besar

khususnya bagi orangtua, karena melalui organisasi ini anak remaja mulai dibina

supaya dalam diri mereka tumbuh kesadaran beragama sehingga dapat diterapkan

dalam kesehariannya.

Berdasarkan dari hasil kesimpulan yang telah dijelaskan diatas, ada beberapa

masukan dan saran yang dapat dikembangkan :

1. Diharapkan untuk para anggota reamaja masjid agar dapat menjalin

komunikasi yang baik antar anggota ataupun remaja lainnya serta

masyarakat yang ada disekitarnya.

2. Diharapkan untuk para anggota agar dapat melakukan pengkaderan

sebaiknya dilakukan perperiode jabatan atau setahun sekali.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Yani, 2009. Panduan Memakmurkan Masjid, Depok : Al-Qalam

57
Andi Mapiare, 1998. Psikologi Remaja, Surabaya: Usaha Nasional

Azhari, Akyas, 2004. Psikologi Umum Dan Perkembangan, Jakarta Selatan:

Penerbit Teraju

Abuddin Nata, 2009. Akhlak Tasawuf , Jakarta : Rajawali Pers

Departemen Agama RI, 2010. Alqur’an Tajwid Dan Terjemahan, Bandung :

Cv.Diponogoro

Jalaluddin, 2002. Pikologi Agama ,Jakarta : Raja Grafindo

Mustafa, 2005. Akhlak Tasawuf , Bandung : Pustaka Setia

Muhammad Idrus, 2009. Metode Penelitian Ilmu Sosial Pendekatan Kualitatif

Dan Kuantitatif, Yogyakarta: Erlangga

M. Iqbal Hasan, 2002. Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian Dan

Aplikasinya, Jakarta: Penerbit Ghalia Indonesia.

M.Khalilurrahman, 2013. Fakta dan Keajabain Salat Subuh, Jakarta : Wahyu

Qolbu

Muhammad Thoclhah Hasan, 2000. Dinamika Kehidupan Religius, Jakarta : PT.

Listafariska Putra

Oemar Hamalik, 1990. Psikologi Belajar Mengajar, Bandung : Sinar Baru

Algensindo

Michael Quinn Patton, 2002. Qualitative Research and Evaluation Methods,

California : Sage Publishing

Ramayulis, 2013. Psikologi Agama, Jakarta : Kalam Mulia

Rafiudin, 2007. Psikologi Kehidupan Problema dan Solusi Opposite Therapy,

Jakarta : Athoillah Press

58
Sardiman, 2001. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar Pedoman Bagi Guru

dan Calon Guru, Jakarta : Raja Grafindo Persada

Siswanto, 2005. Panduan Praktis Organisasi Remaja Masjid, Jakarta: Pustaka

Alkautsar

Soerjono Soekanto, 2005. Sosiologi Sebuah Pengantar, Jakarta: Rajawali

Grafindo Utama

Sarlito Wirawan Sarwono, 2016. Pengantar Psikologi Umum, Jakarta: Rajawali

Pers

Sugiyono, 2015. Metode Penelitian Kombinasi (Mix Methods), Bandung: Alfabeta

Sugiyono, 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif R&D, Bandung:

Alfabeta.

Sugiyono, 2015. Memahami Penelitian Kualitatif, Bandung: Alfabeta

Suharsimi Arikunto, 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik,

Jakarta: Rineka Cipta

Umar Jaeni, 2003. Panduan Remaja Masjid Surabaya: Cv. Alfa Surya Grafika

Zakiah Daradjat, 1970, Ilmu Gama, Jakarta : Bulan Bintang, Cet. Ke-14.

Hasil observasi pada beberpa remaja di Desa Asam Peutik, Pada tanggal 28 Juni

2021

Hasil Wawancara Dengan 6 orang remaja di Desa Asam Peutik, Pada tanggal 30

Juni 2021

Hasil Wawancara Dengan Pembina Remaja Masjid Bapak Suyaman, Pada

Tanggal 02 Juli 2021

59
Hasil Wawancara Dengan Pembina Remaja Masjid BApak Suyaman, Pada

Tanggal 24 Maret 2022

Hasil Wawancara Dengan Imam Masjid Nurul Iman Bapak Mulyaman, Pada

Tanggal 29 Maret 2022

Hasil Wawancara Dengan Ketua Remaja Masjid Nurul Iman Muhammad Nur

Zayyan, Pada Tangga 19 April 2022

Hasil Wawancara Dengan Masyarakat Ibu Sumiati, Pada Tanggal 25 April 2022

Hasil Wawancara Dengan Masyarakat Bapak Selamet, Pada Tanggal 05 April

2022

Hasil Wawancara Dengan Anggota Remaja Masjid Mei Shella, Pada Tanggal 12

Mei 2022

Hasil Wawancara Dengan Anggota Remaja Masjid Rian, Pada Tanggal 18 Mei

2022

Hasil Wawancara Dengan Anggota Remaja Masjid Nilda Rizkiani, Pada Tanggal

21 Mei 2022

Kalfaris Lalo, Menciptakan Generasi Milenial Berkarakter Dengan Pendidikan

Karakter Guna Menyongsong Era Globalisasi, Jurnal Ilmu Kepolisian.

Volume 12 Nomor 2 Juli 2018

Lukman Hakim, Peranan Risma Jt (Remaja Islam Masjid Agung Jawa Tengah)

Sebagai Lembaga Dakwah Masjid Agung Jawa Tengah, Skripsi Pada

Fakultas Dakwah IAIN Walisongo Semarang, (Semarang, 2011)

60
Andi Anirah Dan Sitti Hasnah, Pendidikan Islam Dan Etika Pergaulan Usia

Remaja (Studi Pada Peserta Didik Man 2 Model Palu), Jurnal Penelitian

Ilmiah Vol.1, No. 2 Juli 2013

61

Anda mungkin juga menyukai