PROPOSAL PENELITIAN
OLEH :
MIFTHAHUL JANNAH
1910201225
HALAMAN JUDUL.......................................................................................................... i
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .............................................................................. 1
B. Batasan masalah …………………………………………………………………………………………4
C. Rumusan Masalah....................................................................................... 4
D. Tujuan Penelitian ………………………………………………………………………………………..5
E. Manfaat penelitian ..................................................................................... 5
F. Definisi Oferasional ..................................................................................... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori……………………………………………………………………………………………… 9
1. Konsep Kerohanian Islam…………… ……….………………………… 9
2. Keaktivan mengikuti Rohis …………………………………………………………………….. 12
3. Motivasi Belajar …………… ……………………………………………………………………… 17
4. Prestasi Belajar……………………………………………………………………………………… 24
B. Penelitian Relevan…………………………………………………………………………………... 26
C. Kerangka Pikir ……………………………………………………………………………………….. 27
BAB III METODE PENELITIAN
i
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
suatu bangsa. Peran pendidikan adalah menciptakan sumber daya manusia yang
unggul dalam upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan untuk bersaing secara
meningkatkan kualitas hidup manusia berdasarkan iman dan takwa terhadap Tuhan
Yang Maha Esa, menjadi sumber segala motivasi kehidupan disegala bidang. Ilmu
merupakan hal penting dalam Islam . perintah menuntut ilmu wajib bagi orang yang
beriman, karena orang yang menuntut ilmu akan memiliki kedudukan yang mulia
dihadapan- Nya.
moral sebagai akibat dari kemajuan ilmu pengetahui dan teknologi, di bidang
informasi. Akibat kemajuan teknologi, muncul berbagai media seperti internet. Salah
satu manfaatnya adalah memberi kemudahan dalam belajar. Selain dampak positif
perkembangan anak - anak pada masa sebelum era globalisasi. Jika dibandingkan
dengan masa sebelum era globalisasi, moralitas anak masih terjaga, terutama sekali
2
ketika mereka berhadapan dengan orang tuanya dan guru sebagai pembina serta
membuat khawatir orang tua siswa. Beberapa kasus dilingkungan sekolah seperti
buuying, merokok, membolos sekolah dan tawuran. Memang tidak seluruhnya, hanya
sebagian saja yang melakukannya terutama usia remaja yang kurang peduli tentang
tempat untuk mencari jadi dirinya. Ketika di sekolah kegiatan keagamaan menjadi
pilihan sebagian besar siswa maka bisa berperan untuk memperbaiki mereka. Rohis
sebagai salah satu media dakwah pengembangan diri di sekolah dapat memberikan
dampak positif untuk memotivasi siswa belajar agama islam dapat menjadi pelajar -
Kegitan kerohanian Islam itu pada dasarnya merupakan sebuat kegiatan yang
keterampilan, niali dan sikap, memperluas cara berpikir peserta didik, yang
aspek keagamaaa berupa kegiatan kerohanian Islam yaitu pengajian sekali dalam
sebulan, pengajian mingguan serta pelatihan atau bimbingan baca tulis Al Qur’an.
kapada kebaikan dan mencegah kepada kejahatan, sebagai mana firman Allah SWT
Referensi : https://tafsirweb.com/1242-surat-ali-imran-ayat-110.html
Artinya :
“Kamu adalah umat yang terbaik, yang dilahirkan untuk manusia, menyuruhkepada
yang ma’ruf, dan mencegah yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya ahli
kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, diantara mereka ada yang beriman,
dan kebanyakan mereka adalah orang – orang yang fasik”(Departemen Agama RI,
2015, p. 64)
terjadi di kalangan pelajar dewasa ini, atau sering disebut dengan istilah kenakalan
remaja. Krisis kemerosotan moral atau kenakalan remaja di kalang pelajar sangat
dan sekitarnya.
Oleh karena itu, perlu adanya usaha penanggulangan krisis kenakalan remaja
agama. Selama ini sebagian besar di sekolah negeri, rohis belum dijadikan kegiatan
yang diunggulkan sekolah dan belum dijadikan pilihan siswa untuk aktif didalamnya.
Awal - awal pendaftaran memang banyak tetapi sedikit yang bisa iatiqomah aktif
untuk mengikuti.
keagamaan di sekolah, baik bagi pengurus, pembina keagamaan dan bagi siswa.
meningkat prestasi belajar dengan mengikuti kegiatan rohis, dan masih ada juga yang
hasil belajarnya kurang memuaskan. Maka dari itu, penulis tertarik untuk mengadakan
penelitian guna mengetahui seberapa besar pengaruh kegiatan rohis terhadap prestasi
belajar siswa.
Organisasi Rohis Dengan Siswa Yang Tidak Aktif Organisasi Rohis di MAN 1
Kerinci”.
B. Batasan Masalah
C. Rumusan Masalah
kerinci ?
MAN 1 Kerinci ?
D. Tujuan Penelitian
MAN 1 kerinci .
MAN 1 Kerinci.
E. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan berguna untuk guru dan pembina kerohanian
Islam sebagai bahan evaluasi dan masukan pada kegiatan rohis yang salah satunya
b. Manfaat Praktis
1) Bagi peserta didk, sebagai informasi bagi peserta didik di MAN 1 kerinci
prestasi belajar,
berupa ide yang baik bagi MAN 1 Kerinci dalam rangka meningkatkan mutu
pendidikan. .
3) Bagi peneliti, sebagai suatu pengalaman yang dapat dijadikan salah satu acuan
4) Bagi guru, penelitian ini dapat menembahkan wawasan tentang upaya guru
islam.
6
F. Definisi Operasional
Siswa Yang Aktif Organisasi Rohis Dengan Siswa Yang Tidak Aktif Organisasi
jelas konsep dasar penulisan yang kemungkinan dapat menimbulkan penafsiran yang
berbeda dan operasional ini juga dimaksudkan untuk mengetahui dan memahami
maksud dari penelitian tersebut maka peneliti akan memberikan defenisi dari masing-
konsep teoretis agar mudah dipahami, diukur dan dijadikan sebagaiacuan bagi penulis
mengikuti kegiatan kerohanian Islam (ROHIS) (variable X), dan prestasi belajar siswa
1. Variable X
sungguh-sungguh.
yangdianggap penting.
kegiatanROHIS.
ketikakegiatan ROHIS.
2. Variabel X dikategorikan:
a. 76%-100% (Tinggi)
b. 50%-75% (Sedang)
c. 0-49% (Rendah)
yang diperoleh siswa dari hasil ujian semester. Nilai siswa dalam penelitian ini
8
LATAR BELAKANG
A. Kajian Teori
a. Pengertian Rohis
Rohis adalah kepanjangan dari dua kata, yaitu rohani dan Islam.
arahan yang dilakukan oleh guru Pendidikan Agama Islam dalam rangka
belajarnya.
berarti sifat-sifat rohani atau hal tentang rohani. Kerohanian Islam selain untuk
menambah wawasan siswa terhadap Agama Islam, juga untuk memahami dan
dari pelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah , dan siswa dapat memperoleh
hasil yang baik dari pelajaran Pendidikan Agama Islam itu sendiri.
oleh guru dalam rangka Kegiatan Rohis yaitu suatu kegiatan bimbingan, arahan
yang dilakukan oleh guru Pendidikan Agama Islam dalam rangka menambah
9
10
belajarnya.
1. Kegiatan Rohis
kegiatan peserta didik yang meliputi aktivitas jasmani dan aktivitas jiwa,
antara lain:
(1) Visual activities seperti membaca, memperhatikan gambar,
demonstrasi, percobaan dan sebagainya. (2) Oral activities seperti
menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat,
interview, diskusi, dan sebagainya. (3) Listening activities seperti
mendengarkan uraian, percakapan, diskusi musik, pidato, ceramah dan
sebagainya. (4) Writing activities seperti menulis cerita, karangan laporan,
angket, menyalin dan sebagainya. (5) Drawing activities seperti
menggambar, membuat grafik, peta dan sebagainya.
(6) Motor activities seperti melakukan percobaan, membuat konstruksi, medel
referensi, bermain, berkebun, memelihara binatang dan sebagainya. (7)
Mental activities seperti menangkap, mengingat, memecahkan soal,
menganalisa, mengambil keputusan dan sebagainya. (8) Emosional activities
seperti menaruh minat, gembira, berani, tenang, gugup, kagum dan
sebagainya.(Zakiah Darajat, 2011, p. 138)
yang dicapai oleh peserta didik tidak saja ditentukan oleh aktivitas-aktivitas
siswa itu sendiri, melainkan juga ditentukan oleh aktivitas guru dalam
42). Oleh karena itu, guru harus selalu berusaha meningkatkan keahliannya,
baik dalam bidang yang diajarkannya maupun dalam cara mengajarnya, yang
dimaksud dalam aktivitas tersebut adalah aktifitas peserta didik ketika dalam
kegiatan Rohis.
kegiatan pengajaran atau pengajian sebenarnya tidak pernah ada siswa yang
sama sekali tidak aktif, hanya yang membedakan adalah kadar atau bobot
Djamarah bahwa “ada keaktifan belajar dengan kategori rendah, sedang dan
tinggi. Jika dibuat rentangan skala keaktifan 0-10, maka keaktifan belajar ada
dalam skala 1-10, tidak ada skala 1-10, tidak ada skala nol betapapun kecilnya
diperlukan keaktifan yang baik dari semua pihak khususnya peserta didik itu
sendiri, dalam proses belajar mengajar peserta didik dituntut untuk aktif
karena salah satu pengajaran yang berhasil dilihat dari kadar kegiatan belajar,
semakin tinggi kegiatan yang dilakukan peserta didik semakin tinggi pula
Islam diadakan di luar jam pelajaran sekolah yaitu pada jam 02:15-15:30
jiwa peserta didik sehingga dapat berpengaruh pada prestasi dan tingkah laku
peserta didik .
a. Pengertian Keaktifan
Aktif berasal dari bahasa Inggris active, artinya gesit, giat, dan
bersemangat. Aktif artinya giat bekerja, giat berusaha, dinamis, dan mampu
bereaksi dan beraksi (Kompri, 2017, p. 257). Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia yang dikutip dalam Nugraho Wibowo bahwa aktif berarti giat
dalam bekerja atau berusaha. Kegiatan bekerja dan berusaha dilakukan oleh
maupun mental, yaitu berbuat dan berfikir sebagai suatu rangkaian yang
fisik maupun psikis. Aktivitas fisik adalah siswa giat aktif dengan anggota
2011, p. 137)
yang bersifat fisik maupun non fisik siswa dalam proses kegiatan tersebut
b. Indikator Keaktifan
zaman sekolah masa dahulu. Menurut Dimyati dan Mudjiono yang dikutip
mengerjakannya.
3) Bertanya kepada siswa lain atau guru apabila tidak memahami persoalan
yang dihadapinya.
10) Siswa mau berdiskusi dalam kelompok untuk memecahkan masalah yang
sebagai berikut:
3). Bertanya kepada siswa lain atau guru apabila tidak memahami
15
7). Melatih diri dalam memecahkan soal atau masalah yang sejenis.
8). Kesempatan menggunakan atau menerapkan apa yang diperoleh
diadakan Rohis.
organisasi Rohis.
3) Aktif dan selalu hadir ketika rapat, kegiatan, maupun diskusi dalam
organisasi Rohis.
didik).
dipelajari).
pembelajaran.
must do something).
kegiatan tersebut.
2007)
3.Prestasi Belajar
melakukan kegiatan.
kepada perubahan yang lebih baik, baik pada perubahan kognitif, afektif
suatu perubahan tingkah laku yang lebih baik dengan melalui proses
melalui suatu tahap belajar pada suatu lembaga tertentu yang dikelola
tertentu. Jadi, hakekat sebuah pembelajaran itu sendiri adanya hasil atau
untuk lebih baik dari orang lain. Namun dalam realitanya, untuk
atau lebih baik dari orang lain itu tidak mudah, banyak kendalanya,
semangat kerja yang tinggi dan bersaing mengungguli orang lain. Oleh
sebab itu maka motif berprestasi adalah sebagai pendorong untuk ukses
19
2006)
perubahan dalam diri individu sebagai hasil dari aktivitas dalam belajar,
sehingga dapat dipakai sebagai ukuran untuk mengetahui sejauh mana siswa
Semua pelaku pendidikan (peserta didik, orang tua dan guru) pasti
peserta didik mendapatkan prestasi belajar yang tinggi dan terdapat peserta
didik mendapat prestasi belajar yang rendah. Tinggi atau rendahnya prestasi
faktor- faktor yang mempengaruhi pencapaian hasil belajar yaitu yang berasal
dari dalam diri orang yang belajar dan adapula yang berasal dari luar dirinya.
suatu tujuan seperti telah ditegaskan apa sebenarnya makna belajar itu. Karena
itu ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar peserta
• Faktor Internal
Faktor yang timbul dari dalam individu atau peserta didik itu sendiri,
meliputi:(Suryabrata, 1998)
i. Aspek Fisiologis
Motivasi bisa berasal dari dalam diri anak maupun dari luar lingkungan.
diperlukan dalam menentukan kegiatan belajar yang intens bagi para anak
didik.
seorang pembelajar memulai tugas sama sekali, berapa banyak energi yang
ia curahkan untuk itu, dan berapa lama dia bertahan. Ini adalah fenomena
senang atau tidak senang pada performs guru, pelajaran, atau lingkungan
sekitar. Oleh karena itu sebagai seorang guru yang baik agar senantiasa
• Faktor Eksternal
belajar yang sifatnya di luar dari peserta didik. Muhibbin Syah mengatakan
i. Keluarga
Pendidikan orang tua, status ekonomi, rumah, hubungan dengan orang tua
anak.
23
ii. Sekolah
lingkungan sekolah yang baik dapat mendorong minat peserta didik untuk
belajar lebih giat. Keadaan sekolah ini meliputi cara penyajian pelajaran,
hubungan guru dengan peserta didik dan sebaliknya, alat-alat pelajaran dan
perpustakaan sekolah.
iii. Masyarakat
merupakan salah satu faktor yang sangat berpengaruh terhadap hasil belajar
sebab dalam kehidupan sehari-hari anak akan lebih banya bergaul dengan
dan moral yang baik, tentu anak-anak yang lain juga akan ikut termotivasi
untuk melakukan hal yang sama, akan tetapi apabila masyarakat sekitar
orang tua dan keluarga-keluarga peserta didik itu sendiri, sifat-sifat orang
keluarga (letak rumah) semua akan memberikan dampak baik atau buruk
wawasan yang luas. Salah satu cara untuk mendapatkan wawasan yang luas bagi
siswa adalah dengan cara mengikuti berbagai kegiatan yang diadakan di sekolah.
Salah satu kegiatan yang diadakan disekolah adalah kegiatan rohis. Kegiatan
rohis yang diadakan di sekolah mempunyai pengaruh yang besar terhadap prestasi
belajar siswa. Sebagaimana yang dikatakan oleh Syamsu Yusuf LN bahwa rohis
adalah suatu kegiatan bimbingan, arahan yang dilakukan oleh guru Pendidikan
25
Agama Islam dalam rangka menambah wawasan pengetahuan agama siswa, untuk
dan sikap, memperluas cara berpikir siswa, yang kesemuanya itu dapat
pengetahuan dan wawasan yang luas. Siswa yang mempunyai wawasan yang luas
bisa menjawab pertanyaan apapun yang diajukan kepada mereka, karena dengan
begitu akan membuat cara berpikirnya semakin luas. Dengan wawasan dan
penggetahuan luas yang dimilikinya itu, maka akan berpengaruh kepada prestasi
mereka di sekolah.
sebagai penunjang dari tujuan dari Pendidikan formal itu sendiri. Dalam
pelaksanaannya siswa diberikan materi yang ada kaitannya dengan materi yang
dibahas dalam kelas dan akan dibimbing langsung guru Pendidikan Agama
Jadi jelaslah di sini bahwa kegiatan ROHIS yang diikuti oleh siswa akan
mengikuti kegiatan ROHIS maka semakin tinggi pula prestasi belajar siswa
26
tersebut.
B. Penelitian Relevan
meneliti,
1. Rubiana (2005) meneliti tentang minat siswa mengikuti kegiatan Rohani Islam
Adapun hasil penelitian tersebut menunjukan bahwa minat siswa MTs Al-Huda
adalah tinggi.
SIDRAP”
memiliki perbedaan dan persamaan dengan penelitian ini. Persamaannya yaitu sama-
meneliti tentang minat dan meninggkatkan prestasi sedangkan penelitian yang sekarang
C. Kerangka Pikir
Kerangka pikir ini bertujuan sebagai landasan sistematika dalam berfikir dan
menguraikan masalah-masalah yang dibahas dalam proposal skripsi ini. Gambaran ini
Kegiatan Kerohanian
Islam
Peserta Didik
Prestasi Belajar
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian kuantitatif dengan metode penelitian
lapangan (field research). Penelitian kuantitatif yaitu penelitian yang lebih menekankan
pada aspek pengukuran secara objektif kepada fenomena sosial, tidak mementingkan
kedalaman data, yang dapat merekam data sebanyak-banyaknya dari populasi yang
Untuk memperoleh data, fakta, dan informasi yang akan menggambarkan dan
belajar siswa, maka penulis menggunakan metode pendekatan kuantitatif dan analisis
statistik deskriptif dan inferensial yaitu menggunakan teknik analisis korelasi product
moment yang kemudian di analisis dengan analisis regresi sederhana untuk menguji
hipotesis.
variabel yang ditentukan. Dengan demikian, pendekatan penelitian ini digunakan untuk
1. Lokasi Penelitian
28
29
Laut Kabupaten Kerinci.. Penentuan lokasi tersebut atas pertimbangan bahwa sekolah
atau lokasi tersebut merupakan sekolah asal dari calon peneliti, sehingga
2. Waktu Penelitian
Kegiatan penelitian ini rencananya akan dilakukan dari bulan ………., sampai
bulan……….
1. Populasi
objek yang akan menjadi populasinya. Apabila sudah diketahui populasi yang akan
diteliti maka sudah dapat diduga bahwa keberadaan populasi tersebut dari segi kualitas
berupa manusia, hewan, tumbuhan, udara, gejala, nilai, peristiwa, sikap hidup dan
Bungin, 2008). Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas; objek/ subjek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga benda-benda alam yang lain.
Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada objek/subjek yang dipelajari, tetapi
meliputi seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki oleh objek atau subjek itu.
Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah peserta didik yang
30
2. Sampel
Sampel sering didefinisikan sebagai bagian dari populasi.(Nurul Zuriah, 2006).
Dengan artian bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut (Sugiyono, 2010). Dalam penelitian ini teknik yang digunakan untuk
pengambilan sampel yang memberikan kesempatan yang sama kepada setiap anggota
yang ada dalam populasi untuk dijadikan sampel (Syofian Siregar, 2015).
Adapun yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah dari peserta didik yang
1. Angket
Angket ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang keaktifan siswa dalam
mengikuti Rohis yaitu dengan mengajukan sejumlah pertanyaan secara tertulis kepada
responden (peserta didik) yang disusun berdasarkan indiator yang digunakan dalam
penelitian ini.
2. Dokumentasi
Dokumentasi digunakan untuk mengetahui hasil ujian responden, juga data- data
lain yang berkaitan dengan penelitian ini. Salah satu data yang ingin diambil calon
peneliti adalah data tentang prestasi belajar peserta didik yang merupakan variable
penelitian. Adapun prestasi belajar yang dimaksud adalah nilai raport peserta didik yang
yang melekat pada unit amatan yang berbeda untuk diukur. Adapun menurut F.N.
31
Kerlinger menyatakan bahwa variabel sebagai sebuah konsep seperti halnya laki-laki
dalam konsep jenis kelamin, insaf dalam konsep kesadaran. Macam- macam variabel
Dalam bahasa Indonesia disebut sebagai variabel bebas yang merupakan variabel
sebagai berikut:
organisasi
f) Motivasi anggota.
2) Variabel dependen, variabel ini sebagai variabel output, kriteria, dan konsekuen.
Dalam bahasa Indonesia sebagai variabel terikat yang merupakan variabel yang
dipengaruhi atau sebagai akibat karena adanya variabel bebas. Variabel Y: Prestasi
Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah teknik analisis
1. Statistik Deskriptif
mengikuti kegiatan Rohis (X) dan variabel prestasi belajar Siawa (Y) untuk
menjawab rumusan masalah pertama dan kedua dalam bentuk persentase, distribusi
frekuensi, histogram, grafik, mean, modus, median, dan standar deviasi dengan
2. Statistik Inferensial
untuk mendapatkan sebuah kesimpulan secara logis atas data yang ada dalam
penelitian ini, maka perlu diuji melalui uji hipotesis. Analisis statistik inferensial
rumus korelasi product moment. Adapun rumus regresi linear sederhana digunakan
variabel Y.
Keterangan:
𝑌 = 𝑎 + 𝑏. 𝑋
Keterangan:
Y : Variabel terikat
X : Variabel bebas
a dan b : Konstanta(Syofian Siregar, 2015)
deskriptif juga dapat dilakukan mencari kuat hubungan antara variabel melalui
Analisis data dapat diawali dengan penyajian distribusi data melalui tabel
frekuensi. Dalam hal ini data yang diperoleh di lapangan setelah dikoding dan
K 1 3,3log n
34
Dimana:
n = Jumlah data
K = Interval Kelas
jarak
c) Besar interval dengan rumus
banyaknnyakelas
2) Mencari rata-rata (mean)
Mean atau rata-rata hitung dapat dihitung dengan dua pendekatan yaitu rata-
rata hitung dari data yang belum dikelompokkan dalam distribusi frekuensi dan
rata-rata hitung dari data yang telah dikelompokkan dalam distribusi frekuensi.
ZfN
X=
N
dalam kelompok sehingga tidak hanya dipengaruhi oleh kedua skor yang berada
yaitu:
a. Analisis Inferensial
a) Uji Normalitas
dan jika nilai Asymp.Sig lebih kecil dari 0,05 maka data
b) Uji Linearitas
Burhan Bungin. (2008). Metodologi Penelitian Kuantitatif (Cet III). Fajar Interpratama.
Departemen Agama RI. (2015). Al-Qur’an dan terjemahannya. Diponegoro, CV. Penerbit.
Departemen Pendidikan Nasional. (2008). Besar Bahasa Indonesia (P. G. P. Utama (ed.)).
Januari 2020.
Martinis yamin. (2007). Kiat Membelajarkan siswa. R, Persada Press dan center for learning
Innovation.
Refika Aditama.
Nana Sudjana. (2010). Penilaian Hasil Belajar Mengajar. PT. Remaja Rosdakarya.
Nurul Zuriah. (2006). Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan (Cet I). PT Bumi
Aksarra.
Reni Akbar H, S. (2013). Akaselerasi A-Z Informasi Program Percepatan Belajar dan Anak
36
37
https:/scholar.google.co.id/citations?user=BESdGL4AAAAJ&hl=id
Syaiful Bahri Djamarah. (2000). Guru dan Anak-anak Didik dalam Interaksi Edukatif.
Reneka Cipta.
Syofian Siregar. (2015). Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif di Lengkapi dengan
Perbandingan Perhitungan Menual & SPSS Versi 17 (Cet V). Bumi Aksara.
Tulus Winarsunu. (2002). Statistik dalam Penelitian Psikologi dan Pendidikan,. UMM Press.
University Press.
Zakiah Darajat. (2011). Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam. Bumi Aksara.