SKRIPSI
i
UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM
MENGATASI KENAKALAN SISWA DI SEKOLAH
MENENGAH PERTAMA ISLAM TERPADU
PERMATA HATI BANGKO
SKRIPSI
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ......................................................... 1
B. Fokus Penelitian ..................................................................... 3
C. Rumusan Masalah .................................................................. 4
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ........................................... 4
iii
BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Temuan Umum ....................................................................... 29
B. Temuan Khusus dan Pembahasan .......................................... 37
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan………………………………………………… 46
B. Saran………………………………………………………. 47
C. Kata Penutup……………………………………………… 47
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
iv
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Peningkatan kualitas pendidikan di negara Indonesia sampai saat ini pun
masih berlanjut, dengan menyeimbangkan antara ilmu-ilmu umum dengan ilmu-
ilmu agama. Sebagaimana yang telah difirmankan Allah:
ۖ ۖ
“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu kebahagiaan
negeri akhirat dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan)
duniawi ”(Anonim Al-qur’an dan terjemahan)
Sasaran utama dalam pendidikan atau subjek pendidikan adalah peserta
didik, yang dalam praktek kedudukannya sebagai subjek dan sekaligus sebagai
objek, yang dilaksanakan di sekolah.
Sekolah merupakan sumber pengalaman pendidikan, karena semua
sekolah secara keseluruhan merupakan lingkungan pendidikan, apapun jenis dan
jenjangnya. Oleh karenanya dapat dipahami peran strategis sekolah dalam
mengemban dan menjabarkan fungsi pendidikan secara luas dan
berkesinambungan. Pendidikan pada hakekatnya adalah usaha sadar untuk
mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah serta
berlangsung seumur hidup (Marimba, 1984: 15).
Pendidikan identik dengan kegiatan belajar mengajar dan segala aspek
yang mempengaruhinya, untuk mencapai tujuan pembelajaran, maka proses
pembelajaran tersebut dilakukan secara optimal, sehingga peserta didik dapat
meraih prestasi belajar yang lebih baik. Ahmadi (1991) mengemukakan bahwa
dalam proses belajar mengajar, guru mempunyai peran untuk mendorong,
membimbing, dan memberi fasilitas belajar bagi murid-murid untuk mencapai
tujuan pembelajaran. Salah satu tujuan pembelajaran jika ditinjau dari proses
adalah menciptakan anak didik menjadi generasi yang berdisiplin diri, baik
disiplin ilmu maupun waktu. (Basri, Hasan 1996)
2
ْ أَنَّ مَحْفُىظه مِهْ الْحَذِيث لَى: و ُمرَاده, وَىْعَيْهِ مِهْ ا ْل ِعلْم: ْظرْفَيْهِ … أَي
َ ْ (وِعَاءَيْهِ) أَي:قَىْله
.كُتِبَ َل َملََأ وِعَاءَيْهِ” اوتهى ملخصا
Masa Remaja merupakan masa yang penuh gejolak, masa peralihan dari
masa kanak-kanak menuju masa dewasa. Masa ini adalah masa yang paling kritis,
karena sangat berperan dalam membentuk kepribadiannya. Keinginan untuk
mencari jati diri dan mendapat pengakuan dari keluarga dan lingkungan sangat
kuat. (Basri, Hasan 1996)
Dalam proses pencarian jati dirinya, remaja seringkali menunjukan
perilaku yang tidak sesuai dengan nilai, norma agama, dan masyarakat. Perilaku
yang ditunjukan oleh remaja tersebut sesungguhnya merupakan reaksi dari dalam
3
jiwanya untuk mendapatkan suatu perhatian dari orang lain. Kondisi semacam ini
sering tidak mendapat respon dari orang tua ataupun orang yang lebih dewasa
lainya dan hal tersebut sangat berpengaruh terhadap perkembangan jiwa remaja
yang sedang mengalami gejolak (Daradjat, Zakiah 1978)
Karena kenakalan itu muncul pada jenjang sekolah dan integrasi yang
paling bisa dirasakan adalah antara guru dengan murid. Problem tersebut sering
kali terjadi dalam bentuk kesulitan dalam menghadapi pelajaran disekolah, baik
dalam lisan, tulisan, maupun penyelesaian tugas. Remaja yang mengalami
problem di sekolah pada umumnya mengemukakan keluhan bahwa mereka tidak
ada minat terhadap pelajaran dan bersikap acuh tak acuh, prestasi belajar menurun
kemudian timbul sikap-sikap dan perilaku yang tidak diinginkan seperti
membolos, melanggar tata tertib, menyontek, dan menentang guru. Disamping itu,
kenakalan juga dapat dipicu karena ingin diperhatikan sehingga anak menganggu
temannya, gaduh dikelas, dan berkelahi.
Berdasarkan pengamatan awal (grand tour) yang dilakukan oleh peneliti
di SMP Islam Terpadu Permata Hati Bangko, terdapat permasalahan kenakalan
siswa. Diantara kenakalan siswa yang dapat dilihat oleh peneliti adalah terlambat
masuk kelas, gaduh di dalam kelas, mengeluarkan perkataan kotor, dan berkelahi
sesama siswa. Dengan demikian diperlukan upaya dari guru Pendidikan Agama
Islam untuk mengatasi permasalahan kenakalan siswa tersebut.
Dari pemaparan di atas, peneliti tertarik untuk mengkaji dan meneliti
tentang: “Upaya Guru Pendidikan Agama Islam dalam Mengatasi Kenakalan
Siswa Kelas VIII SMP Islam Terpadu Permata Hati Bangko”.
B. Fokus Penelitian
Karena keterbatasan waktu, dana, referensi, dan tenaga, peneliti
membatasi dan memfokuskan penelitian ini pada kenakalan Siswa Kelas VIII
yang berjumlah sebanyak 15 siswa di SMP Islam Terpadu Permata Hati Bangko.
kenakalan siswa yang dapat dilihat oleh peneliti adalah terlambat masuk
kelas, gaduh di dalam kelas, mengeluarkan perkataan kotor, dan berkelahi sesama
siswa.
4
C. Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah yang penulis uraikan di atas, maka yang
menjadi pokok-pokok permasalahan adalah sebagai berikut:
1. Apa saja bentuk-bentuk kenakalan Siswa Kelas VIII SMP Islam Terpadu
Permata Hati Bangko?
2. Apa Saja Kendala guru pendidikan agama Islam dalam mengatasi
kenakalan Siswa Kelas VIII SMP Islam Terpadu Permata Hati Bangko?
3. Bagaimana upaya guru pendidikan agama Islam dalam mengatasi
kenakalan Siswa Kelas VIII SMP Islam Terpadu Permata Hati Bangko?
A. Kajian Teoretik
1. Upaya
Upaya adalah "bagian yang dimainkan oleh orang atau bagian dari
tugas utama yang harus dilaksanakan". Berdasarkan pengertian di atas dapat
diperjelas bahwa upaya adalah bagian dari peranan yang harus dilakukan oleh
guru pendidikan agama Islam dalam pembinaan akhlaqul karimah belajar
peserta didik. Pada umumnya guru adalah orang yang memberikan ilmu
pengetahuan kepada anak didiknya di depan kelas. Di samping itu guru
merupakan orang yang telah memberikan bimbingan pengajaran yaitu yang
berkenaan dengan pengetahuan yang bersifat kognitif, afektif dan psikomotor.
Upaya yang dimaksud di sini adalah sebuah usaha yang dilakukan
oleh guru pendidikan agama Islam untuk mengatasi permasalahan kenakalan
pada siswa. Usaha ini dilakukan dengan melibatkan semua komponen di
sekolah baik itu kepala sekolah, guru pendidikan agama Islam, atau guru mata
pelajaran lain, terutama siswa yang diharapkan mampu bekerja sama dengan
baik.
2. Guru Pendidikan Agama Islam
a. Pengertian Guru Pendidikan Agama Islam
Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia (1991:335) guru berarti
orang yang kerjanya mengajar. Guru sering diidentifikasikan kepada
pengertian pendidik. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan
oleh Sardiman A.M (1990:135), bahwa guru memang pendidik, sebab
dalam pekerjaannya ia tidak hanya mengajar seseorang agar tahu beberapa
hal, tetapi guru juga melatih beberapa keterampilan dan terutama sikap
mental peserta didik. Selanjutnya dalam pasal 39 ayat (2) UU No. 20 tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang dimaksud dengan guru
atau pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan
6
7
pelajaran dan mengevaluasi hasil pengajaran. Akan tetapi, juga harus bisa
menanamkan nilai-nilai keimanan dalam jiwa anak agar taat dalam
menjalankan agama Islam dan mendidik siswa agar memiliki akhlak yang
mulia.
Di samping memiliki tugas-tugas di atas, guru memiliki juga
tanggung jawab yang berhubungan dengan kedudukannya sebagai salah
satu komponen tenaga kependidikan. Dikutip dari Dalam Kamus Umum
Bahasa Indonesia (1991:1014), tanggung jawab merupakan suatu kondisi
wajib menanggung segala sesuatu sebagai akibat dari keputusan yang
diambil atau tindakan yang dilakukan (apabila terjadi sesuatu dapat
disalahkan). Tanggung jawab guru yang paling utama adalah mempunyai
rasa mengajar sebagai amanah. Sebagai pemegang amanat, guru
pendidikan agama Islam bertanggung jawab atas amanat yang diserahkan
kepadanya, sebagaimana firman Allah berikut
3. Kenakalan Siswa
a. Pengertian Kenakalan Siswa
Kenakalan berasal dari kata ”nakal” yang dalam Kamus Umum
Bahasa Indonesia (1991:670) kenakalan adalah tingkah laku atau
perbuatan siswa yang merugikan dirinya sendiri atau orang lain dan
melanggar nilai-nilai moral maupun nilai-nilai sosial. Selanjutnya, Mussen
(1994:557) kenakalan remaja adalah suatu contoh perilaku yang di
tunjukan oleh remaja di bawah usia 18 tahun dan perbuatan tersebut
melanggar aturan, yang dianggap berlebihan dan berlawanan dengan
norma masyarakat. Kenakalan remaja disini merujuk pada kenakalan
siswa karena dilakukan pada usia sekolah. Dari beberapa pengertian
tersebut, maka yang dimaksud dengan kenakalan siswa adalah tingkah
laku atau perbuatan siswa yang melanggar hukum norma agama, norma
masyarakat, dan mengganggu ketertiban umum sehingga merugikan diri
sendiri dan orang lain.
13
5) Pergi tanpa tujuan, siswa yang pergi dari rumah atau sekolahannya.
Fakta ini terjadi lantaran siswa mengalami kondisi hidup yang
tidak harmonis atau menilai bahwa berlama-lama tinggal dalam
lingkungan tidak menguntungkan dirinya. Kemudian, siswa pun
berusaha menjaga jarak dan menjauhinya.
6) Kecendrungan membuat kelompok, hubungan anak dengan
keluarganya mulai renggang dan mulai mencoba mencari teman-
teman yang berasal dari satu golongan.
7) Menganggu dan menyakiti, kecenderungan siswa menyakiti orang
lain, siswa yang suka berbuat jahat kepada temannya, menyakiti
temannya yang lebih kecil atau lebih besar dari dirinya.
8) Keras dan tindak kekerasan, fenomena kekerasan dapat berbentuk
tindak mematahkan atau melukai, pemukulan, pengrusakan,
pelecehan, dan perkelahian.
9) Urakan, sikap urakan pada siswa sebagian besar berbentuk
pembangkangan, pelanggaran, penentangan keras terhadap
peraturan dan tata tertib rumah atau sekolah.
10) Pembuat masalah, siswa yang suka membuat-buat masalah
cenderung ceroboh. Selain itu, siswa nampaknya melakukan
perbuatan jahat tersebut dengan sengaja. Misalnya, membuang atau
menyembunyikan pena atau buku milik temannya sehingga sulit
ditemukan.
11) Kecenderungan melanggar batas, seperti mencuri.
12) Sadisme, jenis penyiksaan dan tindakan kejam yang dilakukan
seseorang terhadap orang lain.
1. Faktor-faktor Penyebab Kenakalan Siswa
Banyak faktor penyebab sehubungan dengan masalah kenakalan
siswa. Menurut Basri (1996:6-7) faktor penyebab terjadinya perilaku
kenakalan siswa yang memasuki usia remaja disebabkan keadaan berikut.
Pertama, kualitas diri pribadi siswa itu sendiri, seperti: perkembangan
16
B. Studi Relevan
Dalam menyelesaikan penelitian yang berjudul Upaya Guru Pendidikan
Agama Islam dalam Mengatasi Kenakalan Siswa Kelas VIII SMP Islam Terpadu
Permata Hati Bangko, peneliti terlebih dahulu mengkaji dan mempelajari
beberapa penelitian terdahulu, yang terkait dengan penelitian ini sebagai bahan
acuan atau referensi.
Pertama, skripsi oleh Riyan Hidayat, mahasiswa Jurusan Pendidikan
Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, dengan judul “Upaya Guru
Pendidikan Agama Islam dalam Menanggulangi Kenakalan Siswa di Madrasah
Tsanawiyah Negeri Terusan. Hasil penelitian skripsi tersebut menunjukkan usaha
yang dilakukan guru pendidikan agama Islam yaitu bekerjasama dengan guru
Bimbingan Konseling, waka kesiswaan, wali kelas serta kepala sekolah dengan
tiga fase yaitu prefentif, represif, dan kuratif. Selain itu kerjasama antara pihak
sekolah dengan orang tua menjadi faktor pendukung dalam mengatasi kenakalan
siswa.
19
20
hubungan antara peneliti dengan responden; ketiga, metode ini lebih peka dan
lebih bisa menyesuaikan diri dengan banyak penajaman pengaruh bersama dan
terhadap pola-pola nilai yang dihadapi. (Lexy J Moleong, 2011: 5)
2. Subjek Penelitian
Atas berbagai pertimbangan sebagaimana dikemukakan di atas maka
yang akan dijadikan sebagai informan (Subjek penelitian) ini adalah:
a) Guru Pendidikan Agama Islam di SMP Islam Terpadu Permata Hati
Bangko
b) Kepala Sekolah Di Smp Islam Terpadu Permata Hati Bangko
c) Para Siswa Kelas Delapan Di Smp Islam Terpadu Permata Hati Bangko.
Penentuan subjek didasarkan dengan tekhnik purposive sampling.
Purposive sampling adalah pengambilan sampel secara sengaja sesuai dengan
persyaratan sampel yang di perlukan. Dalam bahasa sederhana purposive
sampling itu dapat dikatakan secara sengaja mengambil sampel tertentu (jika
orang maka berarti orang-orang tertentu) sesuai persyaratan (sifat-sifat,
karakteristik, ciri, kriteria) sampel. (Lexy J Moleong, 2011: 5) Sebagai subjek
utama yaitu guru Pendidikan Agama Islam Di SMP ISLAM TERPADU
PERMATA HATI BANGKO. Adapun sebagai sumber informasi untuk
memperoleh data tentang realita permasalahan siswa, metode-metode yang
21
a. Data Primer
Data primer adalah data yang diambil langsung dari peneliti
kepada sumbernya, tanpa adanya perantara Yakni data yang diperoleh
secara langsung melalui wawancara dan pengamatan (observasi) terhadap
perkembangan permasalahan di SMP Islam Terpadu Permata Hati
Bangko.
b. Data Sekunder
Data sekunder ialah data yang bukan diusahakan sendiri
pengumpulannya oleh peneliti misalnya dari dokumentasi (profil sekolah
dan struktur organisasi) atau publikasi lainnya. (Mukhtar, 2010: 90) Data
sekunder adalah data yang diperoleh melalui dokumentasi yang meliputi
profil sekolah dan struktur organisasi SMP Islam Terpadu Permata Hati
Bangko.
22
2. Sumber Data
Yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian adalah subjek
darimana data diperoleh. (Suharsimi Arikunto, 2002: 207) Sedangkan
menurut Suharsimi Arikunto, yang dimaksud dengan sumber data adalah
subyek darimana data-data diperoleh. (Suharsimi Arikunto, 2002: 106)
Sumber data yaitu berbentuk perkataan maupun tindakan, yang didapat
melalui wawancara. Sumber data peristiwa (situasi) yang didapat melalui
observasi. Dan sumber data dari dokumen didapat dari instansi terkait.
“menurut Lofland sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-
kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan
lain-lain.(Jam‟an Satori, 2009: 105)
Sumber data di sini merupakan subjek dari mana data dapat diperoleh
yaitu :
a. Sumber data berupa manusia, yakni Para guru, dan Para siswa.
b. Sumber data berupa suasana, dan kondisi di SMP Islam Terpadu Permata
Hati Bangko.
c. Sumber data berupa dokumentasi, berupa foto kegiatan, arsip
dokumentasi resmi yang berhubungan dengan keberadaan siswa, baik
jumlah siswa, dan bentuk kehidupan para siswa dalam proses belajar
mengajar di SMP Islam Terpadu Permata Hati Bangko
G. Jadwal Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan selama 6 (enam) bulan, mulai dari
November 2017 sampai Mei 2018. Tabel 1. menujukkan kegiatan peneliti dalam
melakukan penelitian.
Tabel 1. Jadwal Penelitian
Nov 2017 Des 2017 Jan 2018 Feb 2018 Mar 2018 Apr 2018 Mei 2018
Kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Menyusun √ √ √ √ √ √ √ √
proposal
skripsi
Konsultasi √ √ √ √
proposal
skripsi dengan
dosen
pembimbing
Seminar √
proposal
skripsi
Perbaikan √ √ √ √ √ √
proposal
skripsi
Mengumpulkan √ √ √
data
Menganalisis √ √ √
data
Memperbarui √ √
draf skripsi
Konsultasi √
skripsi dengan
dosen
pembimbing
Perbaikan √
skripsi
Menggandakan √
skripsi
30
BAB IV
TEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Temuan Umum
1. Historis SMP Islam Terpadu Permata Hati Bangko
Sejarah berdirinya SMP Islam Terpadu Permata Hati Bangko, yaitu
merupakan pengembangan dari SD Islam terpadu Permata Hati yang berdiri
sejak tahun 2015. SMP Islam Terpadu Permata Hati Bangko dirancang
sebagai sekolah Menengah unggulan yang mempelopori penerapan
pendidikan menengah terpadu, berorientasi pada masa depan untuk
mewujudkan generasi berkarater Islami yang didambakan umat. Untuk daerah
Bangko, sekolah ini menjadi model pendidikan Islam terpadu yang pertama.
Dengan menerapkan konsep full day school system (sekolah sehari penuh, dari
jam 07.30 – 16.00), sekolah ini akan lebih leluasa dalam pengembangan
kurikulumnya, sebagaimana juga diterapkan oleh berbagai pendidikan
internasional.(Dokumentasi 02 mei 2018)
47
4. Siswa tidak diperkenankan membawa uang kecuali untuk menabung dan
berinfak.
5. Siswa tidak diperkenankan membawa makanan kecil yang mengandung
MSG berlebihan.
6. Siswa tidak diperkenankan memakai atau membawa perhiasan emas.
7. Siswa tidak diperkenankan membawa mainan, benda tajam atau
sejenisnya.
8. Siswa tidak diperkenankan berperilaku tidak sopan, berkata kasar dan
kotor.
9. Siswa tidak diperkenankan bermain di luar area sekolah. (Dokumentasi 02
mei 2018)
47
antara kepala sekolah dengan karyawan, majelis guru dan sesama petugas
lainnya. Untuk lebih jelas tentang struktur organisasi SMP Islam Terpadu
Permata Hati Bangko dapat dilihat pada bagan berikut.
Wali Kelas
VIII As-Salam
47
guru bertugas mengajar, mendidik, dan membimbing siswa dalam
mencapai tujuan pendidikan.
Tenaga pendidik SMP Islam Terpadu Permata Hati Bangko merupakan
para guru yang sudah lama terbina, yang mempunyai kepribadian Islami
sehingga dapat menjadi tauladan bagi siswa dan siswi, baik sebagai orang
tua atau teman bagi mereka di sekolah. Jika dilihat dari latar belakang
pendidikan, pendidik SMP Islam Terpadu Permata Hati Bangko terdiri
dari lulusan IAIN Raden Intan Lampung, STAI Bangko, dan STKIP YPM
Bangko. Pembinaan SDM guru terus dilakukan dengan standar mengikuti
training 150 jam pertahun sebagai upaya untuk mengupgrade kompetensi
guru agar sesuai yang diharapkan. Berikut data guru di SMP Islam
Terpadu Permata Hati Bangko.
Tabel 2. Data Guru SMP Islam Terpadu Pertmata Hati Bangko
No. Nama Jabatan Status
1. Anggi Zeneri Guru Mapel GTY/ PTY
2. Cindi Berlian Guru Mapel GTY/ PTY
3. Eka Adi Candra Guru Mapel GTY/ PTY
4. Gita Mayanthy Guru BK GTY/ PTY
5. Isma Mukharomah Guru Mapel GTY/ PTY
6. Listra Pralina Guru Mapel GTY/ PTY
7. Mirnawati Guru Mapel GTY/ PTY
8. Muhammad Nanda Alfirdaus Guru Mapel GTY/ PTY
9. Suharwati Kepala Sekolah GTY/ PTY
10. Susianto Al- Bukhori Guru Mapel GTY/ PTY
11 Tanty Sriyono Guru Mapel GTY/ PTY
Keterangan:
GTY : Guru Tetap Yayasan
PTY : Pegawai Tetap Yayasan(Dokumentasi 02 mei 2018)
47
b. Keadaan Siswa
Siswa merupakan unsur utama dalam penyelenggaraan pendidikan dan
pembelajaran di sekolah. Berdasarkan dokumen sekolah, pada tahun ajaran
2017/2018 siswa SMP Islam Terpadu Permata Hati Bangko berjumlah 117
siswa. Berikut rincian jumlah siswa SMP Islam Terpadu Permata Hati
Bangko.
Tabel 3. Rincian Jumlah Siswa SMP Islam Terpadu Permata Hati Bangko
Jumlah
No. Kelas
L P Jumlah
1. VII Ar-Rahman 16 11 27
2. VII Ar-Rahim 16 9 25
3. VIII Al-Quddus 21 5 26
4. VIII Al-Malik 12 3 15
5. VIII As-Salam 10 19 29
6. IX Al-Mukmin 15 21 36
(Dokumentasi 02 mei 2018)
Berdasarkan tabel di atas, dapat di lihat dan diketahui keadaan sarana dan
prasana yang ada di SMP Islam Terpadu Permata Hati Bangko dapat
dikatakan cukup lengkap dan cukup memadai.
47
B. Temuan Khusus dan Pembahasan
1. Bentuk-bentuk Kenakalan Siswa Kelas VIII SMP Islam Terpadu
Permata Hati Bangko
Kenakalan siswa merupakan tingkah laku atau perbuatan siswa yang dapat
menimbulkan permasalahan-permasalahan, yang merugikan dirinya sendiri
atau orang lain, dan melanggar nilai-nilai moral maupun nilai-nilai sosial.
SMP Islam Permata Hati Bangko menyebut perbuatan siswa yang betingkah
laku tidak sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan oleh sekolah sebagai
siswa yang tidak shalih.
Kata shalih berasal bahasa Arab yang berarti baik, tidak rusak dan patut
menurut ajaran al-Quran, dengan kata lain orang shalih adalah orang yang
perilaku dan akhlaknya sesuai dengan ajaran-ajaran al-Quran. Adapun
kenakalan siswa atau dalam hal ini disebut perbuatan tidak sholih yang
dilakukan oleh siswa kelas VIII SMP Islam Permata Hati Bangko, berikut
jenis-jenisnya:
Berdasarkan wawancara dengan ibu Suharwati selaku Kepala sekolah
SMP Islam Terpadu Permata Hati Bangko, beliau mengatakan:
“Di SMP Islam Terpadu Permata Hati Bangko ini memang sering kali
ditemukan siswa yang melakukan kenakalan,siswa yang nakal adalah siswa
seringkali melanggar tata tertib/aturan yang berlaku, yang saya ketahui pernah
di SMP ini di temukan siswa yang berkata kotor,tidak memakai seragam,
mencoret fasilitas sekolah, ribut dan bermain sendiri ketika pelajaran
berlangsung, mencontek ketika ulangan. Dan bagi siswa yang bermasalah
tersebut biasanya akan dibina oleh wali kelas,kemudian setelah itu diserahkan
keruang BK,namun apabila tidak ada perubahan maka saya akan ambil
keputusan untuk memanggil orang tua siswa dan membuat surat perjanjian
bersama orang tua siswa yang bermasalah tersebut.‟‟(Wawancara. 02 mei
2018)
47
Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara diatas dapat disimpulkan
bahwa di SMP Islam Terpadu Permata Hati Bangko memang seringkali
ditemukan siswa yang melakukan kenakalan hal ini dapat dibuktikan dari
seringnya siswa ditemukan melanggar aturan/tata tertib SMP seperti sering
ditemukan siswa yang berkata kotor di lingkungan SMP , tidak memakai
seragam,mencoret fasilitas sekolah.adapun bagi siswa yang bermasalah
tersebut langkah yang dilakukan adalah pembinaan oleh wali kelas,namun
apabila siswa masih sering melanggar peraturan maka akan diserahkan ke
ruang BK agar dapat pembinaan lebih lanjut,namun apabila masih tidak ada
perubahan maka akan diambil keputusan oleh kepala sekolah untuk
memanggil orang tua siswa yang bersangkutan dan membuat surat perjanjian
bersama orang tua siswa yang bermasalah tersebut.
Berdasarkan hasil pengamatan penulis di SMP Islam Terpadu
Permata Hati bangko bahwa ada suatu peranan/tindakan yang dilakukan guru
pendidikan agama islam dalam mengatasi kenakalan siswa di SMP Islam
Terpadu Permata Hati Bangko. Seperti, bagi siswa yang ketahuan membolos
tindakan yang dilakukan dalam mengatasi hal tersebut adalah dengan
memanggil orang tua siswa, hal tersebut dilakukan agar orang tua siswa dapat
membantu dalam mengatasi hal tersebut dengan cara membantu mendidik dan
mengawasi anak secara baik di rumah, kemudian bagi siswa yang membuat
suasana gaduh di dalam kelas akan diberi tindakan dengan menyuruh siswa
tersebut mencatat satu bab pelajaran tujuannya agar ada efek jera bagi siswa
tersebut agar tidak membuat gaduh kembali di dalam kelas, kemudian bagi
siswa yang berpakaian tidak rapi, maka siswa tersebut mendapatkan saksi
berupa ia disuruh memasukkan baju nya di depan kelas,kemudian bagi siswa
yang mencotek ketika ulangan maka lembar jawaban siswa tersebut diambil
dan siswa tersebut dipersilahkan meninggalkan ruangan kelas.(observasi 04
mei 2018)
47
Berdasarkan wawancara peneliti bersama ibu mirnawati selaku guru
pendidikan agama islam di SMP Islam Terpadu Permata Hati Bangko
beliau mengatakan :
„‟ kami sebagai guru pendidikan agama islam di SMP Islam Terpadu
Permata Hati Bangko disini apabila ada akhlaknya kurang baik seperti
berkata kotor,maka kami akan berupaya memberikan bimbingan dan
nasehat agar siswa tersebut tidak mengulangi kesalahan- kesalahan yang
sering mereka lakukan.(wawancara 08 mei 2018)
47
2. kendala Guru Pendidikan Agama Islam dalam Mengatasi Kenakalan
Siswa Kelas VIII SMP Islam Terpadu Permata Hati Bangko
Berikut upaya-upaya yang dilakukan Guru Pendidikan Agama Islam
dalam Mengatasi Kenakalan Siswa Kelas VIII SMP Islam Terpadu Permata
Hati Bangko.
a. Menghilangkan Rasa Tidak Percaya Diri Pada Siswa
Menghilangkan gejala dengan mengeluarkan unek-unek dari hati siswa
adalah suatu pencegahan yang dilakukan supaya siswa tidak akan
melampiaskan keinginan melakukan kenakalan dari hati mereka, dengan
diketahui unek-unek tersebut guru dapat mengarahkannya kepada perilaku
yang baik. Hal ini dilakukan dengan cara guru Pendidikan Agama Islam
mengobrol bersama siswa-siswa disela-sela waktu istirahat. Penanganan
ini diberikan oleh guru pendidikan agama Islam terhadap tingkah laku atau
kenakalan yang dilakukan siswa secara terus menerus atau terbiasa,
dengan tujuan supaya kenakalan yang siswa lakukan tidak menjadi sarana
keburukan maupun pengrusakan terhadap akhlaqnya. Hasil dari penangan
guru pendidikan agama Islam tersebut siswa menjadi kapok tidak
mengulanginya lagi.
Berdasarkan waawancara peneliti bersama ibu mirnawati selaku guru
pai beliau mengatakan:
„‟saya sebagai guru berusaha untuk lebih dekat kepada siswa baik itu
di dalam kegiatan belajar mengaajar maupun kegiatan diluar belajar,
seperti di sela- sela waktu istirahat ataupun kegiatan tambahan seperti,
exstrakurikuler tentang mata pelajaran pai,dengan adanya kegiatan seperti
ini bisa mendekatkan jarak yang lebih mendekat antara guru dan siswa,dan
juga bisa lebih terbuka dalam siswa mengeluarkan uneg- uneg tentang
masalah yang dihadapi terutama tentang hal yang dialami siswa yang
berkaitan dengan mata pelajaran agama.(wawancara 05 mei 2018)
47
b. Menerapkan Konsekuensi atau Peraturan dengan Prosedur yang
Jelas
Pencegahan semacam ini akan mengurangi siswa dalam berperilaku
tidak baik atau tidak akan melakukan kenakalan lagi, karena dengan
adanya konsekuensi atau peraturan tetap tinggal di kelas tidak boleh
istirahat atau dikeluarkan dari kelas sampai dititipkan ke kelas lain, ketika
melakukan pelanggaran tata tertib, maka mereka akan sadar dan merasa
malu sehingga menjadikan mereka untuk memikirkan akibat atau
konsekuensi dari peraturan yang mereka langgar.
47
Berdasarkan wawancara dengan ibu mirnawati selaku guru
pendidikan agama islam di SMP Islam Terpadu Permata Hati Bangko beliau
mengatakan :
„‟Adanya kegiatan keagamaan adalah merupakan salah satu upaya
dari kami sebagai guru dalam mengatasi kenakalan siswa di SMP
Islam Terpadu Permata Hati Bangko, kegiatan keagamaan di smp
ini adalah dengan membaca surah yasin setiap jum‟t, dan tujuan
dari kegiatan ini adalah agar siswa diberikan kemudahan dalam
menerima pelajaran” (Wawancara, 02 mei 2018 )
Berdasarkan pengamatan peneliti di SMP Islam Terpadu Permata
Hati Bangko bahwa di smp tersebut rutin mengadakan kegiatan keagamaan,
aktifitas tersebut adalah dengan membaca surah yasin dan kegiatan tersebut
di lakukan di kelas masing-masing siswa dan terkadang membaca secara
berjamaah dilapangan sekolah. (Observasi, 04 mei 2018)
Hal ini sesuai dengan yang dikatakan oleh Ibu Suharwati, selaku
kepala sekolah SMP Islam Terpadu Permata Hati Bangki, beliau mengatakan:
“Di SMP Islam Terpadu Permata Hati ini memiliki kegiatan
keagamaan dengan membaca surah yasin kegiatan ini rutin satu bulan
tiap minggu, dua kali secara berjamaah dan dan dua kali dilokal
masing-masing.(Wawancara, 04 mei 2018)
b) Melakukan pendekatan terhadap siswa
Pendekatan dari guru terhadap siswa adalah merupakan suatu hal
yang sangat penting,karena dengan melakukan pendekatan terhadap siswa
akan membuat siswa menjadi merasa lebih dekat terhadap guru,dengan
adanya rasa kedekatan terhadap guru akan membuat siswa menjadi lebih
menghormati seorang guru,sehingga ketika siswa melakukan kesalahan
kemudian ditegur oleh guru maka mereka akan senang hati mau menerima
teguran dari guru tersebut.pendekatan yang dimaksud di sini adalah
pendekatan pisikologis terhadap siswa,pendekatan psikologis terhadap siswa
ini sangat membantu guru untuk memahami tabiat dan kepribadian yang
dimiliki oleh masing- masing siswa,dengan melakukan pendekatan
psikologis terhadap siswa maka kenakalan siswa di SMP Islam Terpadu
Permata Hati Bangko dapat di atasi. (Observasi,02 mei 2018)
47
Berdasarkan wawancara dengan ibu mirnawati selaku guru
pendidikan agama islam di SMP Islam Terpadu Permata Hati Bangko,
beliau mengatakan:
“melakukan pendekatan terhadap masing-masing siswa adalah
merupakan upaya dari kami untuk mengatasi kenakalan siswa di
SMP Islam Terpadu Permata Hati bangko, pendekatan yang kami
lakukan adalah dengan memahami kepribadian siswa dan dengan
memahami tabi‟at masing-masing siswa maka akan membantu
kami untuk mendidik siswa tersebut menjadi lebih
baik.”(Wawancara, 02 mei 2018)
„‟Guru disini terutama guru pendidikan agama islam dan wali kelas
kami sangat perhatian terhadap kami,biasanya ketika bertemu guru
47
tersebut tersenyum kepada kami,menyakan kabar kami,dan ketika
pulang guru tersebut mengingatkan kami agar pulang dengan hati-
hati, dan langsung pulang kerumah.‟‟(wawancara,04 mei 2018)
47
„‟hal yang dapat saya lakukan apabila siswa di SMP ini melakukan
kenakalan adalah selalu menindak tegas bagi siswa yang melakukan
pelanggaran dengan memberikan sanksi terhadap siswa tersebut,menyuruh
mereka membersihkan toilet,atau keliling lapangan,dan biasanya sanksi
tersebut dapat memberikan perubahan terhadap siswa.(wawancara,02 mei
2018)
Berdasarkan wawancara dengan ibu suharwati selaku kepala
sekolah SMP Islam Terpadu Permata Hati Bangko,beliau mengatakan :
47
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan temuan lapangan dalam penelitian ini, dapat disimpulkan sebagai
berikut :
1. Bentuk - bentuk kenakalan siswa kelas VIII SMP Islam Pertama Hati
Bangko, yaitu: (a) Berkata kotor, (b) Tidak memakai seragam, (c)
Mencoret fasilitas sekolah, (d) Ribut dan bermain sendiri ketika pelajaran
berlangsung, (e) Mencontek ketika ulangan.
2. Kendala guru pendidikan agama Islam dalam menanggulangi kenakalan
siswa kelas VIII SMP Islam Pertama Hati Bangko, yaitu: (a)
Menghilangkan rasa tidak percaya diri, (b) menerapkan konsekuensi atau
peraturan dengan prosedur yang jelas (c) mengisi waktu kosong dengan
baik.
3. Upaya – upaya yang dilakukan oleh guru pendidikan agama islam cukup
efektif untuk menanggulangi kenakalan siswa.
Saran-saran
Setelah melakukan penelitian dan pembahasan yang bersifat teori maupun dari
hasil penelitian, maka penulis dapat memberikan beberapa saran sebagai berikut:
47
47
DAFTAR PUSTAKA
47
49
INSTRUMEN PENELITIAN
1. Pedoman Wawancara
A. Untuk Guru Pendidikan Agama Islam
1) Apa ijazah terakhir anda? Lulusan darimana?
2) Sudah berapa lama anda mengajar di SMP Islam Terpadu Permata Hati
Bangko?
3) Bagaimana keadaan siswa di SMP Islam Terpadu Permata Hati
Bangko?
4) Dikaitkan dengan gejolak yang ada pada siswa yang sedang memasuki
masa remaja, apakah siswa di SMP Islam Terpadu Permata Hati
Bangko banyak melakukan pelanggaran?
5) Perilaku menyimpang/ kenakalan apa saja yang dilakukan siswa di
SMP Islam Terpadu Permata Hati Bangko??
6) Apa yang menyebabkan terjadinya perilaku menyimpang/ kenakalan
tersebut?
7) Apa upaya anda untuk mengatasi perilaku menyimpang/ kenakalan
yang dilakukan siswa tersebut?
8) Mengapa menggunakan upaya tersebut?
9) Bagaiman respon siswa?
10) Menurut anda sudah efektifkah upaya yang anda gunakan?
11) Apakah ada kegiatan/ program yang diadakan sekolah dalam upaya
mengatasi perilaku menyimpang/ kenakalan siswa?
12) Apa saja kegiatannya?
50
2. Pedoman Observasi
1) Perilaku keseharian para siswa di SMP Islam Permata Hati Bangko
2) Penguatan yang di berikan guru pendidikan agama Islam dalam
pembelajaran berkaitan dengan mengatasi perilaku menyimpang/
kenakalan.
3) Antusiasme siswa dalam kegiatan keagamaan di sekolah.
3. Pedoman Dokumentasi
1) Letak dan keadaan geografis SMP Islam Terpadu Permata Hati Bangko.
2) Sejarah berdirinya SMP Islam Terpadu Permata Hati Bangko.
3) Visi, misi, dan tujuan SMP Islam Terpadu Permata Hati Bangko.
4) Keadaan guru dan karyawan SMP Islam Terpadu Permata Hati Bangko.
5) Keadaan siswa di SMP Islam Terpadu Permata Hati Bangko.
6) Sarana dan prasarana yang terdapat di SMP Islam Terpadu Permata Hati
Bangko.
7) Data pelanggaran di SMP Islam Terpadu Permata Hati Bangko.
8) Kegiatan keagamaan sebagai upaya untuk menanggulangi perilaku
menyimpang.