SKRIPSI
DISUSUN OLEH :
AGUS JUNAEDI (A1A216019)
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT berkat Rahmat, Hidayah dan Karunia-Nya
kepada kita semua sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan judul
“Gerakan Sarekat Islam 1912-1921”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu
Universitas Jambi.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak akan selesai
tanpa bantuan dari berbagai pihak. Karena itu pada kesempatan ini peneliti ingin
1. Bapak Drs. Budi Purnomo, M.Hum., M.Pd., selaku dosen Pembimbing dan
Ketua Program Pendidikan Sejarah, atas bimbingan, saran, dan motivasi yang
diberikan.
2. Ibu Anny Wahyuni, S.Pd., M.Pd., selaku dosen Pembimbing Skripsi, atas
4. Kedua orang tua ku yang teramat mulia Bapak Jaman dan Ibu Rostini, adik-
adik ku Reza Julianto dan Ajeng Pratiwi Aprilia atas doa, bimbingan, dorongan
materil dan moril serta kasih sayang yang selalu tercurah selama ini.
Danny Prasetya dan Ricky Gustianto atas do’a, motivasi, bimbingan, dan
i
ii
Lukfan Ari Prayoga, Saddam dan Hutabri atas do’a, motivasi dan bantuan yang
telah diberikan kepada penulis serta waktu kebersamaan yang sangat berharga
bagi penulis.
Putri, Dewi Nurismawati, Diza Oktora Anandini, Syahrul Adli dan teman-
teman pendidikan sejarah lainnya yang tidak dapat disebutkan satu persatu atas
doa, motivasi dan bantuan yang telah diberikan kepada penulis serta waktu
motivasi, kerja sama serta kebersamaan yang telah diberikan kepada penulis
Penulis menyadari skripsi ini tidak luput dari berbagai kekurangan. Penulis
akhirnya skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi bidang pendidikan dan
Penulis
ii
Daftar Isi
KATA PENGANTAR................................................................................i
DAFTAR ISI...............................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
KOLONIAL
MASYARAKAT INDONESIA
ii
BAB V PENUTUP
5.1. Kesimpulan....................................................................................84
5.2. Saran..............................................................................................86
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................87
BAB I
PENDAHULUAN
tatanan budaya dan adat masyarakat Indonesia. Salah satu bangsa Eropa yang
sistem ekonomi dan lembaga-lembaga sosial yang tidak sesuai dengan Al – Quran
dan Hadist. Kedua monopoli bangsa barat, tidak lagi dalam bidang politik
menjadi dua kelompok, yaitu kelompok elite modern dan pemimpin agama yang
cara-cara Eropa serta mereka ikut menentukan kekuasaan politik dan ekonomi.
1
Eliana Yunitha Seran. “Peranan Haji Oemar Said Cokroaminoto dalam perkembangan
Sarekat Islam 1912-1934”. (Skripsi. Pendidikan Sejarah. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
Universitas Sanatha Darma. 2007). Hal. 1
1
2
Hal ini membuat kemunduran pendidikan Islam dan memunculkan sikap phobia
terhadap Islam.2
Islam ini tidak hilang karena banyaknya perlawanan rakyat (Petani, Buruh, dll)
pada akhir abad ke-19, yang dinilai diilhami oleh ideologi Islam. Banyak pejabat
pemerintah Hindia Belanda waktu itu yakin semua pemberontakan itu mempunyai
kaitan erat dengan ajaran Islam, seperti tercermin dalam beberapa laporannya.
agama Islam, contohnya tidak melibatkan agama Islam dalam politik dan
Bertambahnya jumlah mesjid, pesantren, jemaah haji dan peserta pada pengajian,
mereka melihat itu sebagai kebangkitan Islam yang dipandang akan memunculkan
2
Ibid.
3
Muhammad Iskandar. "Islam fobi dan aksi-aksi radikal”. Paradigma Jurnal Kajian Budaya.
Hal 71.
4
Ibid, hal 86.
3
politik etis oleh pemerintah Hindia Belanda di Indonesia. Politik etis adalah
Hindia Belanda, politik etis berfokus kepada tiga aspek yaitu irigasi, edukasi, dan
Organisasi modern yang bersifat kooperatif ini salah satunya adalah Sarekat
Islam (SI). Organisasi Sarekat Islam (SI) bertujuan untuk menentang pemerintah
pada awalnya merupakan organisasi dagang yang bernama Sarekat Dagang Islam
(SDI). SDI didirikan Haji Samanhudi di Surakarta pada tahun 1911. Latar
menjadi SI pada tahun 1912, tujuan perubahan tersebut dilakukan dengan maksud
5
Cahyo Budi Utomo. “Dinamika Pergerakan Kebangsaan Indonesia Dari Kebangkitan
Hingga Kemerdekaan”. (Semarang : Ikip Semarang Pres, 1995). Hal 12.
6
Maftuhin dkk. “The Movement Of Sarekat Islam's Politics In Struggling National
Independence In 1918-1945”. Jurnal Historica Volume. 1 (2017) 2252-4673. Hal 240.
4
dalam perjuanganya. SI tidak hanya berjuang melalui gerakan buruh serta partai
politik akan tetapi organisai ini berjuang melalui federasi baik nasional maupun
1921 ?
7
Ibid., hal 240.
8
Ibid.
5
1912-1921 ?
Ruang lingkup dalam penelitian ini dimulai dari tahun 1912, karena pada
1912 Sarekat Islam diakui secara resmi melalui akte notaries pada tanggal 10
November 1912. Adapun akhir batasan waktu penelitian ini adalah pada tahun
1921. Pada tahun ini diadakan disiplin partai yang membuat semaun dan rekan-
dalam tubuh Sarekat Islam hal ini melemahkan kedudukan Sarekat Islam dan
Untuk batasan Spasial penelitian yang dilakukan ini adalah di Pulau Jawa,
karna pergerakan Sarekat Islam lebih terpusat di pulau Jawa seperti di beberapa
1912-1921.
dan pengetahuan akademis bagi mahasiswa tentang Gerakan Sarekat Islam 1912-
1921.
Untuk menambah bahan bacaan yang berguna bagi pembaca baik yang
berada di lingkungan Universitas Jambi maupun bagi pembaca yang berada di luar
3. Bagi Peneliti.
Dari beberapa tulisan yang ditemukan beberapa sumber karya tulis seperti
buku skripsi dan jurnal yang mengungkapkan tema tersebut yang dapat dijadikan
perbandingan oleh penulis tentang sejauh mana masalah ini dibahas dalam tulisan
ini yaitu :
Pertama, Jurnal yang ditulis oleh Yasmis dengan judul Sarikat Islam dalam
kondisi ekonomi rakyat pribumi yang saat itu kalah bersaing dengan masyarakat
Cina, sehingga dibentuklah suatu badan dagang yang bernama Sarekat Dagang
Islam (SDI). SDI yang berkembang pesat membuat organisasi ini dikenal
7
Kedua, adalah jurnal karya Endang Muryanti dengan judul Muncul dan
sebelumnya.
memutuskan keluar dari Sarekat Islam dan bergabung dengan haluan Komunis.
Ketiga, adalah jurnal yang ditulis oleh Retno Winarni dengan judul Konflik
Politik dalam pergerakan Sarekat Islam 1926. Jurnal ini membahas mengenai
perkembangan yang begitu pesat membuat SDI pada akhirnya berubah menjadi
SI, peruabahan ini juga seiring dengan perubahan orientasi pergerakan yang
8
awalnya hanya berfokus pada aspek ekonomi kini juga merambah pada aspek lain
Hal ini cukup berhasil karena perbedaan pandangan yang kerap terjadi di dalam
kekuatan SI itu sendiri. Untuk mengatasi hal ini SI melakukan disiplin partai pada
Charles Tilly mengatakan bahwa aksi kolektif merupakan suatu aksi yang muncul
berbagai bentuk aksi. Teori ini dipilih karena sesuai dengan penelitian yang
Politik Etis. Politik Etis adalah politik Balas budi yang diberlakukan oleh
Latar belakangi atas rasa keprihatinan beberapa rakyat Belanda terhadap nasib
memperhatikan masyarakat jajahan. Politik Etis sendiri berfokus pada tiga aspek
yaitu Edukasi, Emigrasi dan Irigrasi. Politik etis khususnya melalui program
tanggal 20 Mei 1908 yang didirikan oleh Dr. Wahidin Soediro Hoesodo. Boedi
Oetomo lahir sebagai jawaban terhadap penetrasi barat dengan imperialisme dan
ini berlaku untuk siapa saja penduduk Jawa. Madura, dan akhirnya meluas ke
seluruh Hindia. Tanpa membedakan agama, ras dan jenis kelamin. 12 Boedi
Sarekat Dagang Islam (SDI) yang kemudian hari lebih dikenal dengan Sarekat
islam.
SDI awalnya didirikan oleh Raden Mas Tirtoadisuryo di Bogor 1911. Berita
lainnya. Para pedagang di Kota Solo yang mendengar soal SDI juga berkeinginan
SDI juga berkembang hingga menyentuh kota Surabaya dimana disini SDI
menyusun anggaran dasar baru untuk SDI dan disahkan melalui akta notaris
Kegiatan Sarekat Islam ini sulit untuk diawasi, karena Residen Surakarta segera
perkelahian antara pribumi dan Cina serta timbulnya pemogokan buruh kebun di
dicabut kembali tanggal 26 Agustus 1912 dengan syarat agar anggarannya diubah,
Pada kongres di Solo diputuskan pula bahwa Sarekat Islam terbuka untuk
bangsa Indonesia. Untuk menjaga agar Sarekat Islam tetap menjadi organisasi
anggota. Walaupun begitu karena agama Islam sebagai lembaga persatuan dan
seluruh Jawa dan pulau lainnya. Kekuatan yang terhimpun dalam lingkungan
14
A. P. E. Korver. “Sarekat Islam Gerakan Ratu Adil ?”. (Jakarta : Grafiti Pres, 1985), Hal
22.
15
Retno Winarni. “Konflik Politik dalam pegerakan Sarekat Islam 1926”. Literasi Volume 5
no 2 (2015). Hal 221
11
Usaha organisasi Sarekat Islam untuk mencapai tujuan tidak terhenti sampai
di situ, bahkan kemudian rasa tidak puas dari pemimpinnya dilampiaskan kepada
negeri Belanda. Sarekat Islam pada saat itu sangat kuat sehingga dapat menarik
kampanye memberantas tujuh “M”, main (judi), madod (nafsu seks), minum
(memaki). Hal ini dinilai harus diberantas agar masyarakat menjadi lebih
rakyat jelata. Ada memberi hormat dengan berjongkok dan mencium kaki juga
harus diberantas.18
saat itu tampak pula bahwa Sarekat Islam telah mengambil sikap politik terhadap
pula wakil-wakil rakyat dan adanya otonomi yang lebih luas sebelum itu dalam
16
Yasmis. “Sarikat Islam dalam pergerakan nasional Indonesia (1912-1927)”. Jurnal Sejarah
Lontar Vol 6 no 1 Januari – Juni (2009). hal 27.
17
RetnoWinarni. Loc. Cit., Hal 221
18
ElianaYunitha Seran. Loc. Cit., Hal. 120
12
tahun 1915 Sarekat Islam telah menjadi anggota Indie Weerbaar yang menuntut
Sarekat Islam membawa sukses luar biasa dalam mendirikan toko-toko di banyak
organisasi massa. Hanya di beberapa tempat saja pengurusnya terdiri atas para
Sarekat Islam.19
Politik Etis
Pergerakan
Nasional
Dampak
1.8. Metode Penelitian.
19
Retno Winarni. Loc. Cit., Hal 221
13
dengan pendekatan Study Pustaka. Metode penelitian sejarah ada 4 langkah yaitu:
1. Heuristik.
terbagi menjadi sumber primer dan sumber sekunder. Sumber primer adalah
bahan atau data yang berhubungan langsung dengan masa kejadian sejarah atau
peristiwa historis yang diteliti. Sumber sekunder merupakan sumber yang tak
1. Online Shop
20
Lilik Zulaicha. “Metodelogi Sejarah”. (Surabaya : Uin Sunan Ampel Surabaya. 2007). hal
17.
21
Mestika Zed. “Metodelogi Sejarah”. (Padang : FIS Universitas Negeri Padang. 1999). hal
37.
14
3. Internet.
2. Kritik Sumber.
Penilain juga dibutuhkan untuk menilai kredebilitas dan ke aslian suatu sumber.
Kritik sumber terbagi menjadi kritik Ekstern dan Kritik Intern. Kritik Eksternal
bertujuan untuk menguji keaslian suatu sumber, agar diperoleh sumber yang
sungguh-sungguh asli dan bukannya tiruan atau palsu. Sumber yang asli biasanya
waktu dan tempatnya diketahui. Makin luas dan makin dapat dipercaya
pengetahuan kita mengenai suatu sumber, akan makin asli sumber itu.
dalam sumber apakah benar dapat dipercaya dan kredibel. Artinya peneliti atau
3. Interpretasi.
sejarah sebagai saksi realitas di masa lampau adalah hanya sebagai saksi-saksi
bisu belaka. Fakta-fakta sejarah itu tidak dapat berbicara sendiri mengenai realitas
22
Daliman. “Metode Penelitian Sejarah”. (Yogyakarta : Penerbit Ombak. 2012). hal 65.
15
fakta dan bukti-bukti sejarah masih harus menyandarkan dirinya pada kekuatan
informasi dari luar yaitu dari peneliti atau sejarawan. Sejarawan berfungsi sebaga
4. Historiografi.
Pada tahapan historiografi ini, hasil penafsiran atas fakta-fakta itu kita
tuliskan menjadi suatu kisah sejarah yang selaras. Dengan demikian tahapan yang
Ada tiga proses dalam historiografi yaitu (1) Proses teoritis dalam yang
menetukan prinsip dalam mencari kebenaran sejarah, (2) proses metodelogis yang
sejarah, dan (3) proses teknis yaitu penggunaan kemahiran dengan alat metode
23
Ibid. hal 81
24
Ibid.,
16
1921.
BAB V : Kesimpulan.
BAB II
wialayah jajahan bagi suatau Negara Imprealis. Indonesia yang sebelumnya hanya
keuntungan buat Belanda, kini nasibnya mulai diperhatikan. Tekanan dan Kritik
terhadap sistem Politik Kolonial yang menjadikan daerah jajahan hanya sebagai
17
alat keuntungan semata bagi daerah induk tanpa memperhatikan nasib daerah
Faktor ekonomi dan rasa kasihan serta rasa manusiawi menjadi dasar bahwa
masyarakat. Kerugian yang dialami terutama didasari atas gagal panennya gula
dan kopi karena terserang penyakit. Untuk mengatasi krisis maka Pemerintah
Belanda mengijinkan modal asing untuk masuk ke Hindia Belanda. Hal ini
memang mampu memperbaiki keadaan tapi hal ini justru membuat perusahaan
Akibatnya juga dirasakan oleh rakyat Pribumi, rakyat Primbumi hanya memiliki
pendapatan f 80 per keluarga, dimana hanya f 39 yang berupa uang tunai dan
dengan f 9 berupa uang tunai. Padahal sejak tahun 1816 Indonesia menghasilkan
keuntungan sebesar 832 juta gulden bagi Pemerintah Kolonial. Disaat pemerintah
Apabila ini dianggap hutang tentulah ini hutang yang sangat besar bagi
kekuasaan Belanda, dan diganti dengan rasa prihatin dan tanggungjawab terhadap
25
Marwati Djoened Poesponegoro dan Nugroho Noto Susanto. Sejarah Nasioanl Indonesia
Jilid V. (Jakarta: Balai pustaka. 1993). Hal 20
26
Ibid. Hal 36
27
M. C. Rekclifs. Sejarah Indonesia Modern 1200-2004. (Jakarta: PT. Serambi Ilmu
Semesta. 1981). Hal 327
18
abad 20 sebagian orang Belanda yang bekerja di Hindia Belanda mulai merasa
membutuhkan perubahan didalam tatanan kehidupan baik dari segi sosial maupun
Van Deventer menulis sebuah artikel dalam majalah De Gids 1899 yang
menjelaskan bahwa kekosongan kas yang dialami oleh Belanda sebagai akibat
dari Perang Diponegoro dan Perang kemerdekaan Belgia telah diisi oleh orang
memiliki hutang budi dengan rakyat Indonesia dan hutang itu harus dibayar
kembali. Keuntungan yang diperoleh dari tetes keringat pribumi Indonesia juga
harus dirasakan oleh pribumi itu sendiri untuk kesehjateraan mereka sendiri.
Menurut Van Deventer “Hutang Budi” itu harus dibalas melalui tiga jalur yang
dengan harga murah. Fock memberikan ide agar dibangunnya jalur kereta api,
pembangunan sistem irigrasi yang baik, kembali dibelinya tanah-tanah partikelir 30,
28
Agus Susilo. Politi Etis dan Pengaruhnya Bagi lahirnya Pergerakan Bangsa Indonesia.
Jurnal Historia Volume 6 Nomor 2 (2018) 2337-4713. Hal 404
29
Suhartono. Sejarah Pergerakan Nasional Dari Budi Utomo sampai Proklamasi 1908-
1945. (Yogyakarta: Pustaka Belajar. 1994). Hal 16
30
Tanah Partikelir adalah tanah Eigendom dengan hak-hak pertuanan. Tanah Eigendom
adalah tanah dengan hak milik muthlak.
19
pemberian kredit untuk pertanian serta mendorong industri. Hal ini dimaksudkan
Dukungan politik terhadap ide dari Van Deventer datang dari kalangan
kapitalis dan industrialis. Golongan ini mendorong pemikiran “Hutang Budi” Van
Desakan juga datang dari para pegawai kolonial yang terinsipirasi dari novel Max
Politik Etis di Hinida Belanda. Politik Etis ditetapkan pada tahun 1901 ketika
dimulainya zaman baru bagi Pribumi Hindia Belanda. 34 Dalam pidato tahunan itu
perusahaan pribumi.
3. Diadakan pinjaman tak berbunga sebesar 30 juta gulden dengan jangka waktu
kembali 5-6 tahun dan pemberian pinjaman sebagai hadiah uang senilai 40 juta
gulden.
31
Marwati Djoened Poesponegoro dan Nugroho Noto Susanto. Op. Cit. Hal 37
32
Suhartono. Loc. Cit.
33
M. C. Recklifs. Op. Cit. Hal 328
34
Agus Susilo. Op. Cit. Hal 407
20
sangat miskin yang disebabkan oleh hasil minim dari tanah yang terpecah dan
upah rendah yang pada akhirnya membuat masyarakat Pribumi hidup tertekan
meningkatkan pengeluaran tanpa harus dibebani hutang, Politik Etis pun mulai
berjalan.36
mengenai kondisi masyarakat Indonesia yang telah dijajah selama ratusan tahun
oleh Belanda. Laporan Van Deventer ini berisi tentang kemunduran masyarakat
Jawa. Laporan Van Deventer kemudian dijadikan sebagai usulan namun mendapat
tentangan dari kaum liberal dan kaum radikal. Beberapa kebijakan yang diusulkan
seperti Pengairan, kredit pertanian dan emigrasi mendapat perhatian namun tidak
dengan penelitian.37
35
Marwati Djoened Poesponegoro dan Nugroho Noto Susanto. Op. Cit. Hal 37
36
M. C. Rekclifs. Loc. Cit
37
Agus Susilo. Op. Cit. Hal 408
21
Pribumi menjadi lebih baik, akan tetapi dalam prakteknya hal itu belum terlihat.
Kebijakan irigrasi dan migrasi tidak dijalankan secara semestinya oleh Pemerintah
sendiri.38 Untuk program emigrasi, penduduk yang dipindahkan dari pulau Jawa
ke deareh luar Jawa yang memiliki wilayah perkebunan luas dan pertembangan
tujuannya adalah untuk dijadikan pekerja rodi melalui sistem Cultur Stelsel.39
positif bagi rakyat pribumi, tapi juga terdapat diskriminasi di dalam pendidikan.
Snouc Hurongje dan J.H. Abendanon berpendapat bawah dalam pendidikan yang
harus diutamakan adalah kaum priyai agar bisa dijadikan elite baru yang terdidik
secara Barat sehingga bermanfaat bagi pemerintah Belanda. Bagi mereka berdua
hal ini lebih masuk akal untuk dilakukan karna dapat memperkecil biaya
pemerintah Belanda.40
signifikan terhadap masyarakat Pribumi. Hal ini karena pemerintah Belanda lebih
fokus kepada pendidikan bangsa-bangsa asing seperti bangsa Eropa dan Bangsa
38
M. Syarif. Politik Etis Pemerintah Kolonial Hindia Belanda dan Pengaruhnya Terhadap
Pesantren. Inovatif Volume 5 No 1 Februari (2019) 2598-3172. Hal 113
39
Cultur Stelsel disebut juga sistem tanam paksa oleh orang Indonesia yang merupakan
kebijakan Van Den Bosc (1830).
40
Taufik Ajuba. Politik Keagamaan Kolonial : Diskontiniunitas dan Kontiniunitas di
Indonesia. Farabi : Jurnal Pemikiran Konstruktif bidang Filsafat dan Dakwah Volume 18 No 2
Desember (2018) 2442-8624. Hal 119
41
Merupakan Sekolah Dasar Bumiputera Kelas 1.
22
Meskipun terjadi perkembangan yang pesat didalam bidang ekonomi tapi itu
tidak mengalami peningkatan modal dan tidak memiliki hasil yang dapat ditabung
memberikan dampak sosial bagi masyarakat yaitu makin besarnya jarak antara
Edaran Mingguan” dan “Surat Edaran Pasar” yang melarang segala bentuk
kegiatan resmi dilakukan di hari minggu. Hal ini menimbulkan keresahan bagi
penduduk karena mereka tidak mengenal nilai-nilai itu didalam kehidupan sehari-
hari mereka. Kebijakan yang diterapkan oleh Belanda bertentang dengan nilai-
dikalangan masyarakat. 44
Politik Etis yang dianggap sudah memuaskna rakyat nyatanya menuai kritik
dari berbagai pihak sejak tahun 1914 dimana masyarakat mulai bergejolak dan
melancarkan kecaman bahwa Politik Etis Telah gagal. 45 Pecahnya perang dunia I
42
Muljono dan Sutrisno Kutoyo. Haji Samanhudi. (Jakarta : Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan 1979/1980). Hal 19.
43
Marwati Djoened dan Nugroho Notosusanto. Op. Cit. Hal 59
44
Ibid. Hal 60
45
Ibid. Hal 61
23
dengan kondisi yang dirasakan oleh mereka saat itu pemikiran untuk
mulai memusatkan fokus nya kepada politik bagi Agama Islam, Snouck
menjalankan politik yang berdasarkan dua hal : Satu, Islam Sebagai ajaran Agama
dan Dua, Islam sebagai ajaran Politik. Selama Islam hanya dianut sebagai Agama
Islam. Namun, apabila Islam dijadikan sebagai alat politik untuk melawan
Agam Islam hanya sebagai Ibadah dan tidak mencampur adukannya kedalam
dan menghidupkan kembali tradisi yang nilai-nilai nya tidak sesuai dengan ajaran
Islam. Snouck Hurgronje mengatakan bahwa ajaran Islam tidak akan mampu
pengkafiran menurut pandangan Bumi putera. Hal ini mendapat pertentangan dari
kau Pribumi khususnya dari kalangan pesantren. Para santri dilarang meniru
segala budaya dan tingkah laku warga Belanda dan budaya Barat hal ini bukan
juga banga Belanda dan bangsa Barat lainnya dianggap sebagai orang kafir. 50
Kondisisi agama Islam yang kian tertekan dan terdesaka oleh kebijakan
menyesakan ini. Para pemuda Pribumi yang merupakan lulusan dari sekolah-
oleh Pribumi, rakyat Pribumi pun oleh pemerintah Belanda diperlakukan beda
dengan bangsa Eropa, masyarakat pada waktu itu dibedakan oleh kondisi sosial
Orang-orang Eropa dianggap sebagai ras yang paling tinggi sehingga mendapat
49
Ibid. Hal 74
50
Nasihin. Islam dan Kebangsaan: Studi tentang Politik Islam Masa Pergerakan Nasional.
Jurnal Rihlah Volume 11 No 1 (2014). Hal 16
51
Maryam. Gerakan Politik Islam Versus Belanda. Jurnal Tsaqofah dan Tarikh Volume 2
No 11 Juli-Agustus (2017). Hal 183
25
rakyat biasa diletakan dalam kasta terbawah. Kondisi ini tentu sangat menyesakan
bagi penduduk Pribumi apalagi yang beragama Islam. Mereka tidak nyaman
hidup di dalam lingkungan yang membuat mereka jauh dari Islam itu sendiri.52
Orang Cina dan orang Belanda merupakan yang paling bersikap keras
Pribumi. Orang Cina merupakan yang paling sering melakukan tindakan bullyin
waktu itu. Seperti misalnya di Solo, saat orang Cina naik andong dengan orang
Bumiputera, maka orang Bumiputera akan duduk dibawah dan orang Cina akan
duduk diatas, hal ini menggambarkan bahwa bangsa Cina memilik kedudukan
yang lebih tinggi. Sikap seperti ini membuat sentimen orang Pribumi terhadap
lapisan masyarakat, banyak dari mereka yang tidak suka dengan sikap Belanda
melawan Pemerintah Belanda. Hal ini didukung dengan kondisi Politik Etis yang
Dengan kondisi seperti ini dan dilatar belakangi oleh nasib rakyat yang
52
Siti Aisyah. Dinamika Umat Islam pada masa Kolonial Belanda (Tinjauan Historis).
Jurnal Rihlah Volume 11 No 1 (2015). Hal 126
53
Muljono dan Sutrisno Kutoyo. Op. Cit. Hal 17
54
Marwati Djoened dan Nugroho Notosusanto. Op. Cit. Hal 76
26
pergerakan Nasional. Organisasi ini didirikan oleh para pemuda Pribumi yang
untuk merdeka saja yang memuncak, tetapi usaha rakyat untuk mewujudkan
kemerdekaan itu juga ikut membara. Pada akhirnya Politik Etis yang mulanya
merupakan politik balas budi dari Pemerintah Belanda kepada Indonesia dengan
Indonesia, dan Islam juga ikut melawan dan menolak nilai-nilai Kristen yang
ditanamkan oleh budaya Barat. Nilai-nilai keislaman yang selama ini dipegang
teguh oleh mayoritas masyarakat Indonesia menjadi salah satu penggerak dalam
memerdekakan Negara Indonesia. Para Haji, ulama, kiai serta lembaga Islam
dirasakan itu disalurkan oleh masyarakat Pribumi melalui nilai-nilai agama Islam.
Sarekat Islam sendiri pada akhirnya nanti menjadi organisasi yang bernafaskan
55
Ibid
56
Ibid. Hal 77
57
Nasihin. Op. Cit. Hal 16
58
Marwati Djoened dan Nugroho Notosusanto. Op. Cit. Hal 75
27
masyarakat Indonesia yang saat itu tengah morat-marit. Hal ini bertambah dengan
kondisi sosial masyarakat Pribumi yang jauh dibawah bangsa Asing, sehingga
Pribumi dengan bangsa Cina juga berpengaruh dibidang sosial. Penduduk Pribumi
dipandang sebagai ras kelas bawah yang paling jelek diantara Bangsa Eropa,
Bangsa Cina dan Bangsa Asing lainnya, meskipun ada elit Pribumi yang
diperlakukan cukup baik oleh bangsa Asing tapi itu tidak cukup untuk
Dagang Islam.60
Selain faktor ekonomi, faktor lain yang menjadi latar belakang berdirinya
Sarekat Islam adalah diskriminasi yang dilakukan oleh orang Cina. Etnis
59
Muhammad Kaffin Mustakif. Sarekat Dagang Islam (1905-1912) : Between the Savagery
Of Veerenidge Oostindische Compagnien (Voc) And The Independent Of Indonesia. International
Journal Of Nusantara Islam Vol 7 No 1 (2019). Hal 8
60
Ibid
28
Tionghoa selama ratusan tahun menjadi mesin uang bagi Pemerintah Belanda,
Orang Cina mendapat begitu banyak keuntungan dari Pemerintah Belanda hal ini
tangan dari pemerintah Belanda. Selain itu orang Cina juga sering melakukan
sikap rasial dan merendahkan orang Pribumi, dan menganggap orang Pribumi
Sarekat Priyai pada tahun 1906, dimana organisasi ini merupakan perkumpulan
Bumi Putera melaui pendidikan yang diberikan kepada anak-anak bangsawan dan
anggota Sarekat Priyai, maka orgnisasi ini pun membuat surat kabar agar
anggotanya. Surat kabar itu bernama Medan Priyai yang didirikan pada 1 Januari
1907.62
Surat kabar Medan Priyai menampung semua aspirasi rakyat Bumi Putera
Medan Priyai tidak dibarengi dengan semakin kuatnya posisi Sarekat Priyai.
Sarekat Priyai kian tersudut. Sarekat Priyai banyak diisi bangsawan yang
sebenernya dikendalikan oleh Pemeritah Belanda, sehingga hal ini membuat ruang
gerak organisasi begitu sempit karena para bangsawan lebih memihak kepada
bagi Sarekat Priyai, hal ini menjadi perhatian bagi Tirtoadisoerjo dalam
pada tahun 1908 dibentuklah Boedi Oetomo. Pada awal berdirinya Dr. Soetomo
tidak lepas halnya seperti Sarekat Priyai. Sebuah organisasi yang dicampur
tangani oleh Belanda, sehingga Tirto takut terjadi perpecahan dalam organisasi
itu.64
dianggap sebagai kelompok yang bebas dan tidak mendapat tekanan dari
Pemerintah Belanda dan bebas atas tekanan ekonomi. Sesuai dengan namanya
representasi dari kaum Bumiputera yang mayoritas beragama Islam. Dengan dasar
SDI secara resmi disahkan oleh pemerintah Belanda pada tahun 1909.
kelas sosial yang ada didalam masyarakat. SDI bekembang pesat hingga akhirnya
pegerakan tidak lepas dari pengalamannya selama ia menjalani ibadah haji pada
tahun 1904. Dalam ibadahnya di Mekah, ia juga bergaul dengan kaum pergerakan
Budhi. 68
Kondisi perekonomian masyarakat Pribumi saat itu yang dikuasai oleh Cina
daerah lawean. Di Lawean usaha batik menjadi milik orang Cina dan Arab,
sementara orang Jawa hanya sebagai pekerja di pabrik-pabrik batik milik orang
Cina dan Arab tersebut. Biaya produksi yang makin mahal dan sulitnya
66
Ibid.
67
Surakarta biasanya digunakan di dalam situasi formal pemerintahan, sedangkan Solo
digunakan secara umum
68
Muljono dan Sutrisno Kutoyo. Op. Cit. Hal 33
31
besar kepada usaha kecil dan kelas menengah masyarakat lawean yang ikut
Pada saat itu terdapat organisasi gabungan antara orang Cina dan Orang
Jawa yang bernama Kong Sing. Organisasi ini merupakan organisasi perdagangan
yang berdiri setelah berdirinya Boedi Oetomo pada 1908. Organisasi ini diisi oleh
orang Cina “Kelas Bawah” yang takut dicurangi atau dikecewakan oleh orang
kedalam organisasi ini, tujuan Kong Sing sendiri adalah untuk saling memberikan
perkelahian. Organisasi ini banyak mendapat tentangan dari orang Cina “Kelas
Atas”. 70
Orang Cina tetaplah orang Cina, dalam organisasi Kong Sing orang Cina
lebih mendominasi dan memberikan perlakuan yang buruk kepada orang Jawa.
Hal ini menjadi alasan yang kuat bagi Haji Samanhoedi untuk keluar dari
organisasi tersebut. Setelah keluar dari Kong Sing, Haji Samanhoedi memutuskan
menjadi ketuannya. 71
untuk menjaga keaamanan kampung dari para pencuri dan pejahat yang
69
A. P. E. Korver. Op. Cit. Hal 14.
70
Ibid. Hal 18
71
Ibid.
32
berkeliaran namun tujuab didirikannya perkmpulan ini bukan hanya itu saja
hukum agar diakui secara legal oleh pemerintah. Berdasarkan saran Raden Ngabei
Tirtoadisoerjo.73
menarik perhatian massa dari berbagai kalangan yang akhirnya bergabung dengan
SDI. Naiknya jumlah anggota mereka membuat SDI kini tidak hanya fokus
SDI surakarta secara resmi didirikan pada tahun 1911, SDI Surakarta
masyarakat Islam agar menjadi Saudara, Enam Mengerakan hati umat Islam agar
bersatu dan saling tolon menolong. Tujuh Di dalam lingkungan dan batas undang-
undang negara.75
72
Retno Winarni. Op. Cit. Hal 219
73
Ibid.
74
Nasihin. Op. Cit. Hal 18
75
Muthaharah. K. H. Samanhudi dan Sjarikat Islam. Jurnal Al-Fikr Volume 19 No 1
(2015). Hal 120.
33
Dagang Islam ke berbagai perusahan batik milik keluarga dan kolega mereka.
Usaha ini cukup berhasil, sehingga SDI mampu berkembang seperti di daerah
Purwakerto dan Surabaya. Selanjutnya SDI tidak hanya menarik minat dari para
sebagai organisasi yang berbahaya terutama karna tujuan organisasi ini yang
berfokus kepada pemajuan ekonomi para pedagang Muslim. Hal ini memunculkan
suasana permusuhan antara kedua pihak ini yang mengakibatkan sering terjadinya
melawan pemerintah. Karena bukti itu tak ditemukan maka pada tanggal 16
76
Ibid.
77
Muljono dan Sutrisno Kutoyo. Op. Cit. Hal 48
34
Agustus 1912 SDI dipulihkan kembali. SDI boleh aktif kembali tetapi dengan
syarat anggaran dasar organisasi harus diubah dan hanya boleh menerima anggota
embel-embel dagang dihilangkan dan cukup hanya Sarekat Islam saja. Hal ini
dimaksudkan bahwasannya organisasi ini tidak hanya untuk para pedagang, tapi
juga untuk semua kalangan masyarakat, perubahan nama ini juga seiring dengan
perubahan orientasi organisasi yang kini tidak hanya fokus pada bidang ekonomi
saja tetapi juga pada bidang lain seperti sosial dan pendidikan.79
untuk organisasi Sarekat Islam di seluruh wilayah Indonesia. Hal ini juga
keberadaan organisasi ini agar terhindar dari “pengawasan preventif dan represif
secara administratif”. Delia Noer hal 118 Dengan akte Notaris B. Ter Kulie, maka
yang telah disusun oleh tjokromainoto. Untuk lebih menguatkan posisi Sarekat
78
A. K. Pringgodigdo. Sejarah Pergerakan Rakyat Indonesia. (Jakarta : PT. Dian Rakyat
1991). Hal 5
79
Endang Muryanti. Muncul dan Pecahnya Sarekat Islam di Semarang 1913-1920. Jurnal
Paramitha Volume 20 No 1 (2010) 0854-0039. Hal 22
80
Muljono dan Kutoyo. Op. Cit. Hal 56
35
saudara, Dua Menggerkaan hati umat Islam agar bersatu dan mau tolong
kemakmuran rakyat.81
Atas anggaran dasar yang telah disebutkan diatas, terlihat jelas bahwa
Sarekat Islam merupakan organisasi sosial dan tidak bergerak di bidang politik.
organisasi-organisasi politik.82
organisasi baik dari anggotanya maupun bentuk dan tujuan organisasi itu sendiri.
Kini Sarekat Islam juga terjun didunia politik serta ikut memajukan aspek
kehidupan lain seperti dibidang sosial. Sarekat Islam juga banyak mendapat
dukungan dari masyarakat. Sarekat Islam kini mendapat perhatian serius dai
81
Ibid. Hal 55
82
Ibid. Hal 55
83
Ibid. Hal 56
36
BAB III
haluan menjadi organisasi yang tidak hanya menyasar bidang ekonomi saja, tapi
masyarakat. Hal ini sesuai dengan berubahnya anggaran dasar Sarekat Dagang
Islam yang ikut merubah namanya menjadi Sarekat Islam. Perubahan anggaran
dasar ini juga diikuti dengan tumbuhnya kesadaran untuk menaikan kesejahteraan
1913. Rapat ini menegaskan bahwa Sarekat Islam bukan merupakan organisasi
dan Cina serta beberapa Pamong praja juga tertarik terhadap Sarekat Islam,
84
A. K. Pringgodigdo. Op. Cit. Hal 6
85
A. P. E. Korver. Op. Cit. Hal 23
37
38
daerah harus berdiri secara sendiri-sendiri. Hal ini tentu dimaksudkan untuk
dari anggotanya untuk membentuk Central Sarekat Islam (CSI). CSI adalah
organisasi yang menjadi induk dan mewadahi seluru cabang SI yang ada diaerah.
Hal ini bertujuan untuk mempertahankan organisasi itu sendiri agar tetap utuh. 87
pada 18-20 April 1914 dengan tujuan kongres adalah membentuk anggaran dasar
yang baru membentuk kepengurusan dari CSI. Kongres ini tidak mampu
ketua dan wakil ketua mendapat pertentangan dari antek-antek Samanhoedi yang
86
Ibid, Hal 32
87
Ibid, Hal 36
88
Ibid, Hal 34
89
A. K. Pringgodigdo, Op. Cit. Hal 7
90
Anonim. Hos Tjokoroaminoto : Penyemai Kebangsaan dan Kemerdekaan. (Jakarta : Tim
Museum Nasional Kebangkitan. 2015). Hal 57
39
menjadi ketua kehormatan dalam CSI, struktur organisi inilah yang diterima dan
pembentukan CSI, diadakan kongres nasional yang pertama, dengan tujuan untuk
dan hanya merupakan organisasi sosial yang berfokus di bidang ekonomi, kini
mulai menunjukan tajinya dibidang politik. Hal ini terlihat dari penamaan
kongresnya yang semula hanya bernama kongres saja kini berubah menjadi
telah tersebar diseluruh wilayah Hindia Belanda dan kongres itu sendiri di ikuti
oleh seluruh daerah Hindia Belanda. Kata Nasional juga mencerminkan semangat
Nasionalisme yang coba disebarkan oleh para pemimpin Sarekat Islam dengan
nilai Islam sebagai dasarnya.93 Dalam kongres nasional pertama Sarekat Islam
adil dan baik oleh pemerintah Belanda karna pemerintah Belanda hanyalah
memprihatinkan.94
91
Retno Winarni. Op. Cit. Hal 222
92
Ibid. Hal 223
93
Deliar Noer. Gerakan Moderen Islam di Indonesia 1900-1942. (Jakarta : LP3S. 1982). Hal
126
94
Muljono dan Sutrisno Kutoyo. Op Cit. Hal 89
40
nilai Islam sebagai dasarnya.95 Sifat Politik Sarekat Islam dituangkan dalam
“Keterangan Pokok” dan Program Kerja yang disetujui pada tahun 1917. Dalam
mengenai persamaan hidup manusia dan tetap menjunjung tinggi kuasa negeri.
Dan program kerja dibagi menjadi delapan point yaitu: politik, pendidikan,
Dalam bidang pendidikan, Sarekat Islam menuntut agar peraturan yang bersikap
pembayaran gaji bagi kiyai dan penghulu serta subsidi bagi lembaga pendidikan.
Untuk bidang keadilan Sarekat Islam meminta agar kekuasaan yudikatif dan
hukum yang sama serta menuntut perlindungan hukum bagi warga miskin.
95
Yasmis. Op. Cit. Hal 27
96
Ismail Usman. Sarekat Islam (SI) Gerakan Pembaruan Politik Islam. Jurnal Potret : Jurnal
Penelitian dan Pemikiran Islam Vol 21 No 1 Januari-Juni (2017). Hal 51
97
Ibid. Hal 52
41
ekspansi menjadi perhatian Sarekat Islam dibidang agraria dan pertanian. Islam
yang bersifat monopoli dan yang menyediakan pelayanan dan barang pokok bagi
rakyat. Di bidang keuangan dan perpajakan Sarekat Islam menuntut agar pajak
diambil secara proposional serta adanya pajak bagi laba perkebunan. Sarekat
Islam juga menuntut agar pemerintah memberikan bantuan bagi koperasi, serta
ikut memerangi minuman keras dan candu, perjudian dan prostitusi serta
Pribumi.98
Cokroaminoto sebagai ketua Sarekat Islam dan Abdoel moeis sebagai wakilnya
organisasi ini. Semua kegiatan yang dilakukan organisasi ini dinilai merugikan
pemerintah Belanda. Tapi karena Van Limburg Sitrum gubernur jendral yang
menjabat waktu itu merupakan orang yang toleran, maka usulan pembentukan
dewan rakyat (Volksraad) diterima dengan direalisasikan pada 18 mei 1917 dan
konseling umum bagi gubernur jendral yang tidak menjalankan fungsinya sebagai
nasib pribumi. Lembaga ini terdiri dari 38 anggota dan 1 ketua. Dalam Volksraad
dewan rakyat atau Volksraad. Abdul moeis berpendapat bahwa dengan bergabung
dalam dewan rakyat berpendapat bahwa dewan rakyat hanyalah organisasi bohong
Sangat ditentang oleh Semaun. Usulan Semaun ditolak oleh Abdul Moeis. Moeis
menegaskan bahawa Volksraad adalah wadah yang tepat bagi Sarekat Islam
dengan Abdu Moeis, Agus Salim juga mendukung masukya Sarekat Islam
100
Nazirwan Rohmadi dan Warto. Voolksraad (People Council) : Radicale Concentratie
Political Arena and National Fraction, 1918-1942. Jurnal Humaniora Vol 31 No 2 Juni (2019).
Hal 166-167
43
kedalam Volksraad. Agus Salim berpendapat bawha dewan rakyat adalah lembaga
. Pada Kongres Sarekat Islam 1917, Semaun menolak gagasan Sarekat Islam
untuk masuk kedalam Volksraad. Menurut Semaun organisasi itu hanyalah janji
dominasi oleh bangsa Eropa membuat Semaun merasa organisasi ini hanyalah
juga menganggap jika bergabung ke dalam Volksraad sama hal nya dengan mau
Islam yang satu pemikiran dengannya. Meski mendapat dukungan tidak sedikit
juga yang menentangg ide Semaun. Abdul Moeis yang merupakan sosok yang
memutuskan untuk tetap bergabung dalam Volksraad, namun dari sini dapat
Sarekat Islam dalam bergabung ke Volksraad. Ada yang pro dan ada yang kontra
kepada keputusan ini. Abdul Moeis adalah yang paling vokal dalam menyuarakan
pendapatnya agar Sarekat Islam bergabung dengan Volksraad hal ini didasari
101
Maftuhin dkk. Op. Cit. Hal 244-245
102
Sok Hok Gie. Op. Cit. Hal 23
44
bahwa dengan bergabung ke Volksraad hak masyarakat pribumi akan lebih mudah
dibela. Sementara Semaun adalah yang palin menentang Sarekat Islam untuk
memberi manfaat apa-apa bagi masyarakat pribumi. Meski pada akhirnya banyak
anggota Sarekat Islam yang menyetujui ide untuk bergabung kedalam Volksraad
yang strategis. Sarekat Islam menggunakan Volksraad sebagai alat untuk melawan
pemerintah Belanda, hal ini sebagai upaya perlawanan melalui organisasi tanpa
bangsa selain juga ikut membantu dibidang ekonomi, sosial, politik dan
juga berusaha untuk meningkatkan status sosial masyarakat serta perbedaan yang
merendahkah harga diri rakyat Pribumi dan diganti dengan sikap persaudaraan
Voolksraad juga dijadikan alat untuk menyampaikan semua keinginan dan keluh
kesah masyarakat. Para pemimpin Sarekat Islam menganggap tugas utama mereka
103
Ibid
45
yang besar. Perjuangan yang dilakukan Sarekat Islam melalui Volksraad nyatanya
Pemerintah Belanda tidak ada yang dikabulkan. Pada periode kedua Voolksraad
Sarekat Islam diwakili oleh Haji Agus Salim. Hal ini juga tidak mengalami
(Volksraad).105
untuk memperbaiki situasi dan kondisi masyarakat saat itu yang terjepit oleh
104
Soraya Rasyid dan Anisa Tamara. Sarekat Islam Penggagas Nasionalisme Di Indonesia.
Jurnal Rihlah Vol 8 No 1 Januari-Juni (2020) 2580-5762. Hal 75
105
Ibid. Hal 245-246
106
Muljono dan Sutrisno Kutoyo. Op Cit. Hal 50
46
Sarekat Islam memang pada awal nya berfokus kepada sektor ekonomi.
wujudkan oleh Sarekat Islam melalui jalur pendidikan. Diskriminasi yang terjadi
pendidikan merupakan alat yang tepat untuk memperbaiki kondisi sosial rakyat
Pribumi. Selain itu lembaga pendidikan Sarekat Islam juga digunakan sebagai alat
barat.108
mampu untuk membentuk peserta didik menjadi Muslim yang sejati dan
107
A. P. E. Kover. Op. Cit. Hal 180
108
M. A. Gani. “Citra Dasar dan Pola Perjuangan Syarikat Islam”. (Jakarta : PT. Bulan
Bintang, 1984). Hal 248
109
Mansur. “Kontribusi Sarekat Islam dalam Membentuk Masyarakat Madani Melalui
Pendidikan”. Inferens: Jurnal Penelitian Sosial Keagamaan Vol 7 no 2 Desember (2013). Hal 411
47
4. Sikap budi pekerti yang halus dan tingkah laku yang sopan dan santun harus
5. Harus ditanamkan prinsip hidup sederhana dan sikap saleh dalam kehidupan
6. Prinsip untuk menghargai derajat serta martabat bangsa sendiri juga harus
8. Pendidikan juga bukan hanya harus mampu menumpuk rasa Nasionalisme tapi
datang dari luar sehingga peserta didik mampu menjadi Muslim yang sejati dan
10. Dalam bidang pendidikan dan pengajaran Sarekat Islam segala ilmu
keduniaan. Hal ini agar segala tujuan hidup hanya diniatkan kepada Allah.110
pemuda dan pemudi Muslim yang tetap menjunjung nilai-nilai Islam di dalam
kehidupan modern.
110
M. A. Gani. Op. Cit. Hal 250
48
Islam mulai dari jenjang pendidikan TK, SD, SMP, SMA, Sekolah kejuruan
ini dapat dilihat dari munculnya tokoh-tokoh yang memiliki pemahaman Agama
menjadi terangkat dan sedikit demi sedikit mampu memperbaiki nasib masyarakat
Pribumi.112
coba diatasi oleh Sarekat Islam dengan berbagai cara. Salah satunya adalah
dengan pendidikan yang telah disebutkan diatas. Sarekat Islam juga berusaha
menggalang persatuan anatara umat Islam di Hindia Belanda, meski banyak umat
Islam Pribumi yang memiliki wawasan yang rendah mengenai Islam tapi mereka
masyarakat Indonesia dari kebodohan baik dimasa lalu maupun yang akan datang.
Hal ini sesuai dengan Salah satu trilogi Sarekat Islam yang berbunyi “Setinggi-
hanya untuk mencari akherat saja tapi juga memperhatikan bagian dunianya. Dan
hanya dengan ilmu pengetahuanlah manusia itu akan mampu diangkat derajatnya.
menganggap manusia bisa menjadi lebih produkti serta aktif. Pendidikan juga
kesewenang-wenangan. 114
Pendidikan yang dilakukan oleh Sarekat Islam juga merupakan upaya untuk
mungkin agar akal tersebut mampu dimanfaatkan bagi kehidupan dunia maupun
akhirat.115
bahwa sistem pendidikan dan pengajaran Sarekat Islam dapat dibagi dalam 3
tingkatan:
114
Mansur. Op. Cit. Hal 421
115
Ibid. Hal 422
50
1. Yang pertama adalah tingkat sekolah dasar yang memerlukan waktu sekitar
tujuh tahun untuk menempuh masa pendidikannya. Dari sistem ini diharapkan
peserta didik pada usia 12-13 tahun telah menamatkan jenjang sekolah dasar.
2. Yang kedua adalah tingkat sekolah menengah yang memerlukan waktu empat
Dalam sistem pendidikan ketiga tingakatan itu, ilmu pengetahuan duni dan
ilmu pengetahuan akhirat haruslah berjalan dengan beriringan dan berjalan lurus
dengan ketentuan ekstra kurikuler yang telah disusun oleh alhi di bidangnya
yang sebanding kearah tujuan ilmu pengetahuan yang ingin dicapai pada
jenjangnya dapat menjadi muslim yang tidak hanya menonjol dari segi dunia tapi
Sarekat Islam hendak mendirikan sekolah. Pendirian sekolah oleh Sarekat Islam
tidak dapat dilepaskan dari sosok Tan Malaka. Tan Malaka yang datang ke Jawa
pada 1919 bertujuan menjadi pengajar menarik perhatian dari para petinggi
Sarekat Islam. Tan Malaka lalu diajak oleh Semaoen ke Semarang untuk
memberikan pendidikan kepada anak-anak PKI melalui sebuah kursus. Kursus itu
mendapat sambutan hangat oleh masyarakat memberikan jalan bagi Sarekat Islam
pada tahun 1921 dengan Tan Malaka sebagai kepala sekolah dan tenaga
Kursus maupun lembaga pendidikan lain yang dijalankan oleh Sarekat Islam
Semarang. Hal ini membuat sekolah kesulitan untuk mencari donatur guna
setempat. Usaha ini membuahkan hasil bahkan murid sekolah Sarekat Islam
Sekolah Sarekat Islam yang berkembang pesat membuat Sarekat Islam kian
gencar untuk mempromosikan sekolahnya. Dengan biaya yang murah dan iklim
pelajaran yang lebih dekat kearah timur membuat sekolah Sarekat Islam ini
semakin pesat hal ini dapat dilihat dari dibukanya sekolah Sarekat Islam di daerah
Kaliwungu, Nganjuk, Salat Tiga dan Bandung dan daerah-daerah lain yang
Sekolah Sarekat Islam memiliki dua tingakatan yaitu tingkatan rendah dan
117
Shela Rahmawati. Peran Tan Malaka dalam Sekolah Sarekat Islam Semarang Tahun
1921-1924. Jurnal Pendidikan Sejarah Universitas Negeri Yogyakarta. Hal 8
118
Marwati Djoened Poespanegoro dan Nugroho Notosusanto. Op. Cit. Hal 258
119
Shela Rahmawati. Op. Cit. Hal 9
120
Ibid. Hal 13
52
kaum Kromo atau kaum miskin yang kesulitan untuk mendapatkan pendidikan
dari Pemerintah Kolonial. Tan Malaka juga menjelaskan bahwa tujuan sekolah
Sarekat Islam adalah: Pertama untuk memberikan bekal kepada peserta didik
dalam menjalani kehidupannya di dunia kapitalis. Hal ini wujudkan oleh sekolah
bumi, bahasa Jawa, bahasa Melayu dan bahasa Belanda. Kedua memberikan
murid-murid kesenangan dan suka cita dengan cara berkumpul denngan sesama
berakar pada budaya asli masyarakat Pribumi bukan dari budaya yang dibawa
perpecahan ideologi yang terjadi di dalam tubuh Sarekat Islam. Ditambah dengan
perginya Tan Malaka ke belanda membuat sekolah Sarekat Islam kian tak terurus.
Setelah pecah nya Sarekat Islam, sekolah-sekolah Sarekat Islam berubah menjadi
sekolah rakyat.123
121
Ibid. Hal 10
122
Ibid.
123
Marwati Djoened Poesponegoro dan Nugroho Notosusanto. Op. Cit. Hal 263
53
Sekolah yang didirikan Sarekat Islam memang tidak berlangsung lama. Tapi
Salah satu latar belakang berdirinya Sarekat Islam adalah kondisi ekonomi
masyarakat setempat yang tidak mampu bersaing dengan bangsa asing. Hal ini
menguatkan kedudukan dari bangsa asing itu. Hal ini membuat monopoli
bangsa asing. Bangsa asing yang memiliki peralatan industri yang lebih canggih
peralatan tradisional.125
mena kepada penduduk setempat. Cina merupakan bangsa asing yang kerap kali
muasal dibentuk nya Sarekat Islam oleh Haji Samanhoedi, Cina menguasai
sebagian besar industri batik disana, Bangsa Cina juga kerap kali melakukan
Begitu pula setelah resmi menjadi organisasi para anggota diwajibkan membayar
uang kas beberapa bulan sekali. Semua ini adalah usaha untuk membantu anggota
Usaha lain yang dilakukan Sarekat Islam dalam memajukan sektor ekonomi
Sarekat Islam juga merupakan hasil kerja sama antara anggotanya. Dengan
untuk membangun koperasi yang ditujukan kepada anggota Sarekat Islam maupun
pertanian.129
Pembentukan koperasi juga sesuai dengan tujuan Sarekat Islam dalam akte
127
A. P. E. Kover. Op. Cit. Hal 76
128
Ibid. Hal 77
129
Roni Tabroni. “Sarekat Islam (1912-1916): Sebuah Gerakan Ekonomi Kerakyatan”.
Proceendings Ancoms (2017). Hal 57
55
Sarekat Islam menganggap bahwa dengan koperasi adalah hal yang paling
Dengan sistem koperasi yang memberikan pinjaman kepada anggotanya, hal ini
pribumi.131
kebutuhan pokok sehari-hari dari anggotanya. Pada akhirnya koperasi ini kembali
berkembang dan Sarekat Islam mendirikan koperasi batik sebagai kelanjutan dari
daerah seperti di Surbaya, dimana pada tahun 1913 terdapat sepuluh koperasi dan
toko milik Sarekat Islam. Di Surakarta terdapat juga koperasi milik Sarekat Islam
yang menjual kebutuhan pokok. Pada bulan Mei 1913 di Surakarta didirikan dua
toko yang menjual kebutuhan pokok sehari-hari serta menjual bahan bakar. Di
130
Kartika Sari. “Gerakan Sarekat Islam (SI)-Merah (Persinggungan antara Islam dan
Komunis di Indonesia tahun 1920-1926”. (Tesis. Studi Sejarah Peradaban Islam. Program
Pascasarjana. IAIN Raden Fatah Palembang. 2011). Hal. 27
131
M. A. Gani. Op. Cit. Hal 126
132
Dr. Itang, M. Ag. Pemikiran Ekonomi Koperasi Muhammad Hatta Relevensinya
dengan Etika Ekonomi Islam. (Jakarta: Laksita Indonesia. 2016). Hal 56
56
daerah lain juga didirikan banyak koperasi Sarekat Islam dari tahun 1913 sampai
1914.133
133
Kover. Op. Cit. Hal 89-90
134
Ibid. Hal 91
BAB IV
pertama yang menggunakan cara modern dalam hal ini diplomasi dan bersifat
berjuang melalui gerakan buruh dan partai politik serta bergabung dengan federasi
hal itu di tempuh oleh Sarekat Islam dengan tujuan untuk memperbaiki nasib
warga Pribumi.135
bangsa Belanda dan bangsa Cina. Dominasi bangsa Cina atas industri batik yang
Dagang Islam dengan tujuan untuk membantu para pedagang Pribumi Muslim
dalam bersaing dengan bangsa Cina. Juga pembagian kelas sosial yang dilakukan
wenang dari bangsa Asing khususnya bangs Cina. Hal ini menjadi alasan lain
didirkannya Sarekat Dagang Islam. Hingga dari awal pendirian Sarekat Dagang
135
Maftuhin dkk. Op. Cit. Hal 240.
57
58
Islam sampai berganti nama menjadi Sarekat Islam, organisasi ini merupakan
Sarekat Islam awalnya adalah organisasi yang tidak bersifat politik, hal ini
ditegaskan di dalam kongres Sarekat Islam di Solo pada 1913 yang menyatakan
bahwa organisasi ini bukan merupakan organisasi politik. 137 Tetapi arah
Sifat politik Sarekat Islam terlihat jelas dari nama kongres tahunanya.
Awalnya kongres tahunan Sarekat Islam hanya bernama kongres saja, tapi kini
mencerminkan tiga hal bagi Sarekat Islam, yang Pertama kata Nasional
Hindia Belanda, ke Dua kata Nasional digunakan karena peserta yang menghadiri
kongres Sarekat Islam merupakan anggota Sarekat Islam lokal yang berasal dari
banyak daerah Hindia Belanda, dan yang ke Tiga kata Nasional mencerminkan
usaha yang dilakukan oleh para pemimpin Sarekat Islam untuk menyebarkan
136
Azmi. Abdul Muis. (Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat
Sejarah dan Nilai Tradisional. 1984). Hal 20
137
Yasmis.Op. Cit. Hal 25
138
A. K. Pringgodigdo. Op. Cit. Hal 6-7.
59
program kerja yang disetujui oleh kongres nasional Sarekat Islam pada tahun
1917. Keterangan pokok ini menyebutkan bahwa Sarekat Islam yakin bahwa
Sarekat Islam juga yakin bahwa Islam merupakan agama yang memuat akhlak
budi pekerti yang baik yang dapat mendidik masyarakat Pribumi. Sarekat Islam
Sarekat Islam mengusung program kerja yang dibadi menjadi Delapan point
dewan desa hak pilih haruslah diberikan kepada warga Pribumi yang berusia 18
tahun ke atas dan untuk dewan lainnya harus berusia 21 tahun, dengan syarat
dapat membaca dan menulis dalam bahasa apapun serta menguasai bahasa melayu
secukupnya. Sarekat Islam juga menuntu dihapuskannya kerja paksa dan sistem
izin berpergian dengan maksud agar hak-hak politik yang diajukan dapat berjalan
dengan baik.141
139
Deliar Noer. Op. Cit. Hal 126
140
Ismail Usman. Op. Cit. Hal 51
141
Ibid
60
hingga umur 15 tahun. Serta perbaikan fasilitas sekolah dan penambahan jumlah
sekolah. Di bidang Agama Sarekat Islam menuntut agar segala peraturan yang
menghambat penyebaran Islam untuk dihapuskan, pembayaran gaji bagi kyai dan
penghulu, subsidi bagi lembaga pendidikan Islam dan pengakuan hari-hari besar
Islam.142
selama ini tidak sesuai dengan keiginan masyarakat Pribumi. Sarekat Islam
meminta agar kekuasaan eksekutif dan yudikatif dipisahkan dan menuntut agar
hukum diberlakukan sama rata bagi seluruh penduduk Hindia Belanda. Juga
menuntut perlindungan hukum bagi warga miskin. Dalam bidang agraria, Sarekat
Islam meminta agar dihapuskannya “Milik Tuan Tanah” serta perbaikan irigasi.
Sarekat Islam juga menuntu agar industri penting seperti industri yang
alih perusahaan yang dimonopoli oleh Pemerintah Belanda. Sarekat Islam juga
menuntut agar keuntungan perkebunan juga dikenakan pajak serta pajak yang
Hindia Belanda dalam bidang politik dan ekonomi. Sarekat Islam ingin agar hak-
142
Deliar Noer. Op. Cit. Hal 128
143
Ibid. Hal 128-129
61
komunis atau fasis. Semua ini menurut Sarekat Islam hanya dapat dicapai melalui
persatuan seluruh masyarakat Pribumi Hindia Belanda. 145 Sarekat Islam juga
demokrasi karena anggota lembaga legislatif hanya diakaui melalui pemilu. Hal
ini sesuai dengan mosi yang disampaikan oleh Cokroaminoto yang dikenal
dalam segalam bidang. Sarekat Islam berjuang dengan cara kooperatif dalam jalur
politik. Sarekat Islam lebih memilih diplomasi yang dianggap jauh lebih efektif
efektif.147
144
M. A. Gani. Op. Cit. Hal 90
145
Ibid. Hal 90-92
146
Maryam. Op. Cit. Hal 185-186.
147
Soraya Rasyid dan Anisa Tamara. Op. Cit. Hal 68
62
Jalan politik Sarekat Islam kembali terlihat saat Sarekat Islam mendirikan
CSI (Central Sarekat Islam) sebagai organisasi yang mewadahi Sarekat Islam
lokal yang ada di daerah-daerah. Central Sarekat Islam dijadikan media untuk
Pemerintah Belanda. Sarekat Islam tidak hanya fokus untuk menjalankan gerakan
Nasional sendiri.148
agar dapat duduku di dalam dewan rakyat (Volksraad) dan agar memiliki
Volksraad Sarekat Islam lebih dulu memanfaatkan kondisi politik yang kacau
balau akibat perang dunia I melalui aksi Indie Werbar yang diusung oleh
Pemerintah Belanda. Aksi Indie Werbar adalah aksi mengumpulka kekuatan dari
seluruh penduduk Hindia Belanda untuk membela Hindia Belanda dari serangan
musuh. Sekilas aksi ini tidak menguntung bagi masyarakat Pribumi sehingga
bergabung dengan aksi Indie Werbar di tentang oleh beberapa anggota Sarekat
Islam salah satunya Semaun. Tetapi para pemimpin Central Sarekat Islam melihat
ini sebagai peluang untuk memperbaiki nasib rakyat Pribumi. Sarekat Islam mau
mendukung aksi ini asalkan hak politik masyarakat Pribumi diperluas oleh
pemerintah Belanda.149
148
Ibid. Hal 69
149
Maftuhin. Op. Cit. Hal 244
63
oleh Sarekat Islam dalam usaha memperjuangkan nasib rakyat Pribumi. Volksraad
Islam menganggap perjuangan bagi nasib masyarakat Pribumi akan jauh lebih
yang telah disebutkan diatas. Abdul Moeis anggota Sarekat Islam yang
Volksraad merupakan tempat belajar bagi seluruh orang dalam hal ilmu politik,
mendukun golongan lain yang lebih lemah. Nilai-nilai dalam Volksraad ini sangat
penting sebagai pondasi awal dalam membentuk Pemerintahan yang mandiri bagi
Pribumi Indonesia.151
yang kooperatif.152 Para pemimpin Sarekat Islam sadar bahwa mereka memiliki
Sarekat Islam juga bergabung dengan fraksi oposisi yang ada di Volksraad
Concentratie adalah fraksi yang menuntut agar Volksraad menjadi dewan yang
Volksraad fraksi ini juga menuntut agar Volksraad difungsikan secara sungguh-
sungguh.154
Sarekat Islam dan mempengaruhi para anggota Sarekat Islam salah satunya
Semaun dan Darsono. Hal ini kerap kali membuat pertentangan dalam tubuh
Sarekat Islam sendiri dimana nilai ke Islaman dan komunis itu tidak dapat
disatukan. Hal ini membuat lemah kedudukan Sarekat Islam. Meskipun golongan
radikal yang ada di dalam Sarekat Islam juga mengiginkan kemerdekaan bagi
penduduk Pribumi namun cara yang ditempuh oleh golongan ini kerap kali
153
Soraya Rasyid dan Anisa Tamara. Op. Cit. Hal 75
154
Muljono dan Sutrisno Kutoyo. Op. Cit. Hal 50
155
Ismail Usman. Op. Cit. Hal. 53
65
Perpecahan akhirnya tak bisa dielakan lagi ketika pada tahun 1920 Sarekat
Islam melakukan disiplin partai dan mengusir secara paksa orang-orang yang
berhaluan Komunis dari Sarekat Islam. Hal ini membuat Sarekat Islam pada
akhirnya terpecah menjadi dua yaitu Sarekat Islam merah dibawah pimpinan
kedudukan organisasi ini melemah. Tapi kedua organisasi hasil perpecahan itu
masing-masing. Kedua organisasi itu bahkan kian kental dengan bau politik
setelah secara resmi berubah menjadi partai politik Sarekat Islam merah berubah
menjadi Partai Komunis Indonesia dan Sarekat Islam putih berubah menjadi
masyarakat Pribumi. Rakyat semula tidak mengetahui apa yang menjadi hak-
hadirnya Sarekat Islam rakyat jadi mengetahui apa yang menjadi hak-haknya dan
apa yang menjadi tanggungjawabnya. Rakyat kini tau hak-hak mereka yang
harusnya mereka peroleh dari pemerintah dan menuntut hak-hak itu kepada
Pribumi.158
yang selama ini di injak-injak oleh bangsa asing. Kesadaran ini membuat
156
Ibid. Hal 54
157
Ibid. Hal 55
158
Soraya Rasyid dan Anisa Tamara. Op. Cit. Hal 78
66
tuntutan itu ditampung oleh Sarekat Islam. Dan oleh Sarekat Islam tuntutan-
Sarekat Islam membuat perjuangan Sarekat Islam jauh lebih mudah karena kita
rakyat juga telah memikirkan nasibnya sendiri. Hal ini tidak lepas dari kesadaran
yang diberikan oleh Sarekat Islam yang mempengaruhi rakyat Pribumi itu
sendiri.160
dari seluruh wilayah Hindia Belanda. Pemahaman yang diberikan Sarekat Islam
kembali hak-hak miliknya dan mengembalikan harga diri bangsa. Sarekat Islam
diri agar dapat memiliki Pemerintahan sendiri. Keinginan yang kuat dari Sarekat
masyarakat membuat Sarekat Islam terus berjuang meski Sarekat Islam sempat
Pribumi yang saat itu kerap kali mendapat penindasan dari bangsa asing.
membuat kondisi bertambah buruk. Di tambah lagi pembagian kelas sosial yang
kerap kali kalah bersaing dengan bangsa Asing karena monopoli yang dilakukan.
pemerintahan sangat dibatasi bahkan saat itu organisasi politik pun dilarang
68
justru mendapat tekanan dari nilai-nilai Agama Kristen yang coba diterapkan oleh
landasan pergerakannya. Hal ini dikarenakan Islam adalah agama yang sesuai
Islam merupakan landasan dari Sarekat Islam, hal ini dapat dilihat dari
karena Allah. Karena hanya Allah lah yang dapat membantu masyarakat untuk
mencapai tujuannya.164
prinsip Sarekat Islam. Sarekat Islam menganggap manusi diciptakan bukan hanya
untuk mecapai tujuan akhirat saja tetapi ada juga bagian dunia yang dipersiapkan
untuk manusia. Tetapi jangan sampai dunia membuat manusia terpana sehingga
162
Maryam. Op. Cit. Hal 187
163
Ibid. Hal. 188
164
M. A. Gani. Op. Cit. Hal 177
69
siasah. Siasah maksudnya ialah politik. Maksudnya adalah selain menguasai ilmu
politik, yang lebih penting adalah bagaimana menerapkannya. Bagi Sarekat Islam
politik tidak lah dapat dipisahkan dari Islam itu sendiri juga selalu berkaitan
dengan tingginya ilmu pengetahuan. Politik yang baik hanya akan terlaksana bila
sesuai dengan ajaran agama Islam dan memiliki ilmu yang cukup untuk
menerapkannya.166
Tujuan berdirinya Sarekat Islam dalam jangka waktu pendek adalah untuk
anggotanya, membina kerja sama antar anggotanya, menciptakan usaha yang halal
Negeri. Dalam jangka panjang Sarekat Islam bertujuan untuk mencapai Islamisasi
yang makin mantap bagi seluruh masyarakat Muslim Indonesia. Dan untuk
mewujudkan semua itu maka diperlukan suatu pemerintahan sendiri yang terbebas
persaudaraan. Hal ini dapat dilihat dari salah satu prinsip kerja Sarekat Islam yaitu
organiasi Sarekat Islam adalah milik bersama karena dengan kebersamaan inilah
165
Ibid. Hal 183
166
Ibid. Hal 197
167
Ismail Usman. Op. Cit. Hal 50
70
organisasi ini dapat kuat dalam menghadapi Bangsa Cina dan Pemerintah
Belanda.168
Hal ini sesuai dengan ajaran Islam yang tidak pernah membagi umat kedalam
kasta atau kelas-kelas sosial. Sarekat Islam juga menuntut agar hukum yang
berlaku sama terhadap pria dan perempuan. Hak-hak asasi masyarakat Pribumi
juga harus dipenuhi oleh Pemerintah Belanda. Menurut Sarekat Islam hal ini
menjadi penting karea masyarakat Pribumi sudah lama ditindas oleh Bangsa
Pribumi. Sarekat Islam memilih jalur kooperatif untuk berjuang melawan bangsa
Asing, hal ini sesuai dengan nilai-nilai ke Islaman. Sarekat Islam menggunakan
168
M. A. Gani. Op. Cit. Hal 25-26
169
Ibid. Hal 158
170
Deliar Noer. Op. Cit. Hal 128
171
M. A. Gani. Op. Cit. Hal. 206
71
diri Bangsa sangat ditentang oleh Sarekat Islam. Seperti kebiasaan “Salam” dan
“Jongkok” pegawai kepada atasan dinila sangat merendahkan harga diri Pribumi.
Sarekat Islam menganggap hal ini tak perlu dilakukan karena Sarekat Islam
menganggap manusia dilahirkan dengan harga diri yang sama sehingga Bangsa
ada di antara kaum Pribumi. Oleh Pemerintah Belanda Pribumi dibagi menjadi
bangsawan dan rakyat jelat. Kaum bangsawan banyak mendapat dukungan dari
bekerja sama dengan pemerintah Belanda. Sementara kaum rakyat jelata yang
perlakuan kasar dari bangsawan, Pemerintah Belanda dan Bangsa Asing. Hal
inilah yang ingin dihilangkan oleh Sarekat Islam karena sama-sama masyarakat
kembali dilihat pada tahun 1913. Pada tahun ini Sarekat Islam melakukan
kampanye untuk membasmi “7 M”, Main (Judi), Madon (Nafsu Seks), Minum
(Memaki). Tujuh M ini dinilai oleh Sarekat Islam sebagai penyakit masyarakat
yang sangat berbahaya dan bertentangan dengan ajaran Agama Islam sehingga
perlu untuk dibasmi. Hal ini juga dimaksudkan agar terciptanya masyarakat yang
Belanda, Hal ini dimaksudkan untuk melawan agama Kristen yang dibawa oleh
terterkan.175
jalur pendidikan. Pendidikan merupakan hal yang penting yang dapat membantu
Pribumi itu sendiri. Hal ini tidak lain karena tujuan dari pendidikan yang
diberikan Pemerintah Belanda adalah agar warga Pribumi semakin patuh kepada
Efek dari hadirnya Sarekat Islam bagi masyarakat Muslim dapat dilihat dari
ramai bukan hanya pada hari Jum’at tapi juga pada hari lainnya. Hal ini sangat
175
M. A. Gani. Op. Cit. Hal 83
176
Mansur. Op. Cit. Hal 410
73
penting bagi masyarakat karena mereka masih berpegang teguh kepada Al-Quran
dan agama Islam dapat tetap berkembang ditengah maraknya Penginjilan yang
Islam dari bahaya yang mengancam, dan diluar umat Islam tidak boleh ikut
campur dalam urusan ke Islaman. Hal ini berati mereka yang beragama Kristen di
larang ikut campur dalam urusan Agama Islam. Yunita elia sheran hal 121
organiasi itu disusupi oleh paham komunis. Paham komunis yang bertenrangan
dengan Islam membuat sering terjadi perselisihan dalam tubuh Sarekat Islam.
Nilai-nilai ke Islaman dalam Sarekat Islam sendiri pada akhirnya mampu untuk
ajaran agama Islam sesungguhnya penganut paham komunis dalam tubuh Sarekat
Islam juga menginginkan perbaikan nasib bagi masyarakat Pribumi. Hal ini
dibuktikan dengan gerakan yang dilakukan oleh Sarekat Islam pimpinan Semaun
untuk menolong rakyat Pribumi meski dengan cara yang radikal. Semaun juga
Kehadiran Sarekat Islam menjadi angin segar bagi masyarakat Pribumi di Hindia
177
A. P. E. Kover. Op. Cit. Hal. 69
178
A. P. E. Kover. Op. Cit. Hal 80
74
tuntutan dan berdakwah adalah usaha yang dilakukan Sarekat Islam untuk
Pribumi yang sangat buruk. Perdangan dimonopoli oleh Bangsa Belanda dan
perdagangan. Hal inilah yang menjadi latar belakang lahir nya gerakan Sarekat
Sarekat Islam lahir dengan nama awal Sarekat Dagang Islam yang didirikan oleh
merugi. Semua kebijkan itu dibuat untuk keuntungan jutaan Gulden yang
Kurangnya tanah pertanian di desa juga menjadi salah satu sebab perpindahan
penduduk dari desa ke kota. Tapi Perpindahan penduduk dari desa ke kota ini
pemerintah Belanda.180
Belanda dan mengelolanya sendiri. Hal ini membuat para pedagang Pribumi
kesulitan untuk bersaing dengan perusahan swasta milik Bangsa Asing. Hal ini
Pribumi terpuruk.181
180
Ibid. Hal 20-21
181
Riswan Rambe. “Gerakan Ekonomi Islam di Indonesia pada Era Pra Kemerdekaan”.
(Thesis. Ekonomi Islam. Program Pasca Sarjana. Universitas Islam Negeri Sumatera Utara. 2018).
Hal. 63
76
Sarekat Dagang Islam merangkul para pedagang Islam yang ada di Indonesia
untuk bersatu dan membuat perkumpulan. Para pedagang Jawa, Sumatera, dan
Organisasi ini berisikan para pedagang batik yang berusaha melawan monopoli
perdagangan yang dilakukan oleh bangsa Cina. Cina menguasai ekspor dan
dibeberapa daerah bangkrut serta ada pula yang menjual perusahaan nya ke orang
Cina. Kondisi ini membuat prihatin Haji Samanhoedi yang merupakan salah satu
maksud menjadi wadah bagi para pedagang dalam bersaing dengan pedagang
Cina dengan cara membantu satu sama lain sesama pedagang Muslim Pribumi.183
untuk memperjuangkan nasib rakyat Pribumi yang miskin dan sengsara. Serta
menjunjung asas sosial ekonomi yang dituangkan dalam tujuan awal didirikannya
Sarekat Dagang Islam oleh Haji Samanhudi sebagai berikut : Satu mengutamakan
sekolah Islam.184
182
A. P. E. Korver. Op. Cit. Hal 12.
183
Yasmis. Op. Cit. Hal 24
184
M. A. Gani. Op. Cit. Hal 27.
77
Sarekat Dagang Islam yang telah berubah menjadi Sarekat Islam tidak
melupakan fokusnya untuk tetap fokus kepada bidang ekonomi hal ini seperti
yang tertuang dalam anggaran dasar Sarekat Islam 10 November 1912 : Satu
nama tetapi Sarekat Islam tidak melupakan tujuan awalnya sebagai organisasi
dimulai dari dalam organisasinya itu sendiri. Di dalam organiasi Sarekat Islam
terdapat sumbangan tahunan dan sumbangan bulan tiap anggotanya. Bagi anggota
yang baru bergabung diwajibkan untuk membayar uang masuk sebesar 30 Sen.
Hal ini dimaksudkan untuk dijadikan tabungan apabila nanti ada anggota Sarekat
185
Muljono dan Sutrisno Kutoyo. Op. Cit. Hal 55
186
Takashi Shiraishi. Zaman Bergerak Radikalisme Rakyat di Jawa 1912-1926. (Jakarta :
PT Midas Surya Grafindo. 1997). Hal 59
78
masyarakat.187
masyarakat Pribumi. Pada 1913 sampai 1914 banyak koperasi yang didirikan oleh
Sarekat Islam dibanyak daerah. Daerah seperti Surabaya dan Surakarta menjadi
pusat berdirinya koperasi Sarekat Islam. Dengan hadirnya koperasi ini banyak
masyarakat Pribumi yang memilih belanja di koperasi ini selain karena harganya
murah mereka juga hanya mau membeli produk dari pedagang Muslim seperti
yang digemakan oleh Sarekat Islam agar membeli produk pedagang Muslim
Koperasi yang digalang oleh Sarekat Islam menjadi bukti suksesnya Sarekat
dengan cara menjual saham kepada para anggotanya. Koperasi ini juga menjadi
bukti sukses ekonomi Pribumi dapat bersaing dengan ekonomi Asing.189 Koperasi
juga di anggap sebagai jalan yang tepat untuk melawan kapitalisme karena
pengelolaan modal atau uang yang ada dikoperasi dianggap sebagai salah satu
Sarekat Islam juga berusaha mendirikan badan usaha yang lebih besar untuk
yang direncanakan didirikan oleh para pemimpin SI pada tahun 1913 serta
perusahaan impor dan ekspor. Hal ini dimaksudkan untuk menyaingi perusahaan
dagang Cina. Untuk menjalankan usaha ini dilakukan pengumpulan modal oleh
187
Roni Tabroni. Op. Cit. Hal 57
188
Ibid. Hal 58
189
Kuntowijoyo. “Paradigma Islam: Interpretasi untuk Aksi”. (Bandung : Penerbit Mizan,
1994), Hal 87.
190
M. A. Gani. Op. Cit. Hal 126
79
Setelah itu Sarekat Islam juga banyak mendirikan badan-badan usaha di berbagai
melakukan proyek bangunan dan barang yang tidak bergerak pada 1914.
tekstil dan tembakau. Di Temanggung ada usaha untuk mendorong hasil pertanian
tembakau untuk menyaingi perusahaan Cina. Pada akhir 1913 sebuah percetakan
kapal Uap pada 1915 untuk pelayaran sungai. Usaha yang dilakukan Sarekat
Islam ini bertujuan untuk memajukan ekonomi masyarakat Pribumi dan menyaigi
perusahan Asing serta perusahan milik Cina. Usaha yang dilakukan oleh Sarekat
Pribumi.192
Sarekat Islam selain membentuk koperasi dan badan usaha untuk membantu
Pegawai Bumiutera (PBB) 1916, perkumpulan para sopir Jawa serta perkumpulan
lain yang muncul yang oleh Sarekat Islam dijadikan menyerupai organiasi Kaum
191
Roni Tabroni. Op. Cit. Hal 56
192
Ibid. Hal 58-59
80
Buruh agar perserikatan atau perkumpulan yang ada jauh lebih terpusat dan
untuk menunjang perekonomian rakyat juga fokus untuk memberikan edukasi dan
solusi kepada masyarakat mengenai ekonomi. Ini dilakukan karena ada beberapa
badan usaha yang didirikan oleh Sarekat Islam tidak berjalan semestinya dan
milik Sarekat Islam dan dibeberapa kasus juga terjadi korupsi dan penyelewengan.
Karena itu Sarekat Islam menganggap pendidikan merupakan hal yang penting
Pribumi.194
Pribumi mengenai sistem ekonomi umumnya mengenai pajak, kerja rodi dan
keluhan rakyat Pribumi tentang beratnya kerja rodi. Juga keluhan para petani yang
nya dengan harga yang sangat murah. Hal-hal inilah yang membuat Sarekat Islam
pokok masyarakat. Sarekat Islam juga menuntut agar pajak diambil secara
proposional dan laba perkebunan juga terkena pajak serta menuntut Pemerintah
melalui jalur kooperatif tetapi ada juga yang radikal. Hal ini tidak terlepas dari
tubuh Sarekat Islam yang diketuai oleh Semaun menganggap cara yang dilakukan
Sarekat Islam selama ini terlalu lembut dalam memperjuangkan nasib ekonomi
nasib ekonomi masyarakat Pribumi. Pemogokan awalnya juga merupakan ide dari
Sarekat Islam itu sendiri. Pemogokan akan dilakukan bila jalan-jalan damai yang
196
Deliar Noer. Op. Cit . Hal 128-129.
197
Cahyo Budi Utomo. Op. Cit. Hal 66.
82
Pemogokan juga sebaiknya dibatasi hanya pada satu pabrik dan satu tempat
saja.198
mengkordinasikan kaum buruh agar jauh lebih militan dalam melancarkan protes.
embel Sarekat Islam menuntut agar jam kerja buruh dikurangi menjadi 8 jam,
pegawai yang melakukan pemogokan tetap menerima gaji serta pegawai yang
dipecat mendapat pesangon 3 bulan gaji. Usaha Semaun cukup berhasil karena
yang tinggal di tanah partikelir yang mendapat pemerasan dari tuan tanah.
Langkah pertama yang dilakukan semaun adalah menulis surat kepada tiap tuan
tanah yang ada di Semarang, agar mengikhlaskan tanahnya untuk dijual kepada
Semaun juga menuntut agar kerja rodi yang dilakukan dihapuskan karena begitu
Sarekat Islam yang memang awalnya berfokus pada bidang ekonomi tidak
ekonomi. Berbagai cara dilakukan Sarekat Islam untuk mencegah Kapitalisme dan
anggota Sarekat Islam. Pembinaan juga dilakukan oleh Sarekat Islam kepada
dengan menuntut diperbaikinya aturan mengenai jam kerja dan upah serta
Usaha yang dilakukan Sarekat Islam memang ada yang bersifat radikal
seperti pemogokan-pemogokan yang di kepalai oleh Semaun. Tapi hal ini tetap
dampak yang baik bagi masyarakat Pribumi itu sendiri. Industri dan
Petani pun nasibnya berubah dengan jam kerja dan upah yang kini disesuaikan
201
M. A. Gani. Op. Cit. Hal 127-130
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan.
baik. Tapi hal itu tidak sejalan dengan kondisi ekonomi masyarakat Pribumi
Harga diri rakyat Pribumi pun makin diinjak ketika hak-hak politiknya
dirampas dan dianggap kelas rendahan oleh Bangsa Asing. Hal ini membuat
Asing terkhusus Belanda dan Cina. Berangakat dari hal itu seorang pedangan
bidang ekonomi. Sarekat Dagang Islam yang didirikan pada tahun 1911
84
85
membuat organisasi ini dapat berkembang pesat dan mudah diterima di dalam
Masyarakat.
organisasi yang tadinya hanya bergeraka di bidang sosial ekonomi kini juga
memajukan kesejahteraan rakyat pribumi dan untuk melakuka hal itu Sarekat
adalah dengan membentuk koperasi dan gerakan dibidang sosial adalah dengan
Sarekat Islam ini bertujuan untuk memperbaiki nasib rakyat pribumi yang
selama ini begitu memperhatinkan karena kerap mendapat penindasan baik dari
lembaga pendidikan lain bagi masyarakat Pribumi. Serta Sarekat Islam mampu
5.2. Saran.
sebagai berikut :
Indonesia.
2. Penulis berharap tulisan ini dapat membantu masyarakat untuk mengetahui dan
3. Penulis juga menyadari bahwa tulisan ini masih banyak kekurangan dan
Ahmad, Tsabit Azhinar. 2014. Sarekat Islam dan Gerakan Kiri di Semarang
1917-1920. Sejarah dan Budaya Tahun kedelapan No 2 Desember (2014).
Aisyah, Siti. 2015. Dinamika Umat Islam pada masa Kolonial Belanda (Tinjauan
Historis). Jurnal Rihlah Volume 11 No 1 (2015).
Eliana, Yunitha Seran. 2007, “Peranan Haji Oemar Said Cokroaminoto dalam
perkembangan Sarekat Islam 1912-1934”. Pendidikan Sejarah. Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sanatha Darma. Yogyakarta.
Gani. 1984. Citra Dasar dan Pola perjuangan Syarikat Islam. Jakarta : PT. Bulan
Bintang.
Gie, Sok Hok. 1999. Dibawah Lentera Merah. Yogyakarta : Yayasan Bentang
Budaya. 1999.
Korver. 1985. Sarekat Islam Gerakan Ratu Adil ?. Jakarta : Grafiti Pres.
87
88
Maryam. 2017. Gerakan Politik Islam Versus Belanda. Jurnal Tsaqofah dan
Tarikh Volume 2 No 11 Juli-Agustus (2017).
Muryanti, Endang. 2010. Muncul dan Pecahnya Sarekat Islam di Semarang 1913-
1920. Jurnal Paramitha Volume 20 No 1 (2010) 0854-0039.
Nasihin. 2014. Islam dan Kebangsaan: Studi tentang Politik Islam Masa
Pergerakan Nasional. Jurnal Rihlah Volume 11 No 1 (2014).
Rahmana, Siti. 2018. Sarekat Islam : Mediasi Perkecuan di Surakarta Awal Abad
Ke-20. Juspi : Jurnal Sejarah Peradaban Islam Volume 2 No 1 (2018) 2580-
8311.
89
Rahmawati, Shella. 2016. Peran Tan Malaka di Sekolah Sarekat Islam Semarang
1921-1924. Jurnal. Program Studi Ilmu Sejarah. Jurusan Pendidikan
Sejarah. Fakultas Ilmu Sosial. Universitas Negeri Yogyakarta.
Rambe, Riswan. 2018. “Gerakan Ekonomi Islam di Indonesia pada Era Pra
Kemerdekaan”. Ekonomi Islam. Program Pasca Sarjana. Universitas Islam
Negeri Sumatera Utara.
Rasyid, Soraya dan Tamara, Anisa. 2020. Sarekat Islam Penggagas Nasionalisme
Di Indonesia. Jurnal Rihlah Vol 8 No 1 Januari-Juni (2020) 2580-5762.
Rekclifs. 1981. Sejarah Indonesia Modern 1200-2004. Jakarta: PT. Serambi Ilmu
Semesta.
Santoso, Budi. 2008. Buku Ajar Sejarah Pergerakan Nasional (Dari Budi Utomo
1908 sampai Proklamasi Kemerdekaan 1945).
Suradi. 2014. Grand Old Man of The Republic Haji Agus Salim dan Konflik
Politik Sarekat Islam. Jakarta: Mata Padi Presindo. 2014.
Susilo, Agus. 2018. Politik Etis dan Pengaruhnya Bagi lahirnya Pergerakan
Bangsa Indonesia. Jurnal Historia Volume 6 Nomor 2 (2018) 2337-4713.
90
Syarif, Muhammad. 2019. Politik Etis Pemerintah Kolonial Hindia Belanda dan
Pengaruhnya Terhadap Pesantren. Inovatif Volume 5 No 1 Februari (2019)
2598-3172.
Usman, Ismail. 2017. Sarekat Islam (SI) Gerakan Pembaruan Politik Islam.
Jurnal Potret : Jurnal Penelitian dan Pemikiran Islam Vol 21 No 1 Januari-
Juni (2017).
Winarni, Retno. 2015. Konflik Politik dalam pegerakan Sarekat Islam 1926.
Literasi Volume 5 no 2 (2015).
Zed, Mestika. 1999. Metodelogi Sejarah. Padang : Fis Universitas Negeri Padang.