net/publication/274032488
CITATION READS
1 1,730
1 author:
Rabbani Kharismawan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
12 PUBLICATIONS 3 CITATIONS
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Rabbani Kharismawan on 25 March 2015.
E-mail: <rabbani_a34@yahoo.com>
Abstraksi
Penelitian ini bertujuan untuk membuat model desain dari kondisi nyata tentang degradasi kualitas
lingkungan serta vitalitas kawasan ruko di Jl.Klampis Jaya. Latar belakang penelitian ini muncul dari
pengamatan penulis terhadap kondisi malam hari di jalan Klampis Jaya, Surabaya. Dari pengamatan tersebut,
sebagian besar ruang luar ruko tidak terfungsikan di waktu malam karena ruko hanya buka selama jam kerja
(pagi-sore). Pokok permasalahan adalah terletak pada penurunan kualitas serta vitalitas kawasan. Sebab ruko
sebagai bangunan pertokoan dengan keberadaannya yang mendominasi kawasan, seharusnya dapat
menghidupkan kawasan di waktu siang maupun malam hari. Penelitian ini dibatasi pada pengamatan kondisi
fisik ruang luar ruko, sehingga tidak meneliti aspek kualitas ruang dalam (interior) ruko. Penelitian juga dibatasi
pada ruko yang berada di sepanjang koridor jalan Klampis Jaya.
Survey kuisoner dilakukan terhadap 40 orang responden, yaitu dari pihak ruko 20 orang dan dari pihak
pengunjung 20 orang. Dari survey tersebut kemudian ditarik kesimpulan terhadap keinginan akan kondisi
lingkungan yang mendukung vitalitas kawasan ruko. Data pertama yang dikumpulkan adalah jenis aktifitas
beserta kuantitasnya yang berada di ruko (indoor activity) dan aktifitas yang berada di sekitar ruko (outdoor
activity) baik pada waktu siang dan malam hari. Data kedua adalah pendapat mengenai kegiatan pengisi ruang
luar dan kualitas ruang luar ruko Sedangkan data lain adalah data teknis ruang luar ruko yang ditunjukkan lewat
ilustrasi potongan jalan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat aktifitas indoor yang mendukung dan yang kurang
mendukung vitalitas kawasan. Aktifitas indoor yang mendukung antara lain: rental internet, rental video,
supermarket, restoran serta jasa kesehatan. Sedangkan aktifitas indoor yang kurang mendukung adalah kantor.
Keberadaan manusia sebagai faktor utama hidupnya suatu kawasan dapat ditingkatkan antara lain dengan:
penyediaan area parkir datar, teras depan sebagai sirkulasi pedestrian dan penyediaan aktifitas PKL di waktu
malam yang lebih terjaga kebersihannya.
Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa ruko section C memiliki model ruang luar yang ideal dan dapat
dijadikan prototipe bagi ruko lain. Ruko yang membutuhkan pengembangan model ruang luarnya adalah ruko
section A, B, dan D. Sedangkan ruko section E dan F hanya membutuhkan penanganan strategi aktifitas pada
ruang luarnya.
Kata kunci: model penataan, vitalitas, aktifitas, ruang luar ruko
The purpose of this study was to make design model from existing condition about degradation of the
neighborhood and vitality on the shophouse district in Klampis Jaya Street, Surabaya. The Background of this
study was come from the writer’s observation during the nighttime condition. From the observation, most of the
shophouses outside spaces were not uses in nighttime because the shophouse open during the daytime only. The
main issue was about the degradation of the district vitality. The Shophouse that were retail buildings with the
existence dominate the district, should be able to enliven the district during the day and nighttime. Observation
of the physical condition on the shophouse outside space was conducted as a limitation of this study. This study
wasn’t investigating the quality of the shophouse interior space. This study also conducts at shophouse area on
Klampis Jaya street only.
Survey was conducted to 40 respondents, 20 shophouse inhabitants and 20 visitors. To reveal people
requirements about the district livability, the conclusions were drawn from the survey. The collected data
included kind and quantity of inside activity and outside activity the shophouse during the day and nighttime,
also opinion on outside activity and quality of the shophouse outside space. The other data were technical data of
the shophouse outside space in street section illustration.
The findings revealed indoor activities that would increase and decreased the district vitality. Indoor
activities that would increase vitality were: internet service, video rental, supermarket, restaurant, and clinic.
Indoor activities that would decrease vitality were office. Human existence as main factor to increase vitality
could be conducted through: provided flat parking surface, terrace as pedestrian way, and willing street vendor at
nighttime with better cleaning maintenance.
The findings also revealed that shophouse section C had the most ideal outside space and could be a
prototype for other shophouses. Shophouses that need outside space improvement were shophouse section A, B
and D. Shophouse section E and F only need ordering activities at the outside space.
Key words: design model, vitality, activity, shophouse outside space
22 Malam
Tutup 1 Pagi e) Ruko Section E
9
Buka 30 Ruko section E yang didata ada 6 buah, hal ini
0 10 20 30 40
didasarkan pada batasan penelitian yaitu hanya pada
ruko-ruko yang berorientasi ke arah Jl.Klampis Jaya.
Gb.3 Kegiatan Ruko section B Dari 6 ruko yang di data, hanya 4 yang beroperasi di
Sumber : Hasil survey Maret 2006
pagi hari, sedangkan 2 unit tutup dan tidak
beraktifitas. Pada section ini terdapat dua unit ruko
c) Ruko Section C dan PKL sisi timur
yang difungsikan untuk restoran yaitu Swikee
Ruko section C memiliki unit sebanyak 60 buah.
Purwodadi (2 unit) dan Sushi Bar Buli-buli. Dari
Dari hasil amatan, ruko section C merupakan ruko
amatan diketahui bahwa dua ruko ini berperan dalam
yang paling mendominasi kawasan Klampis Jaya
menghidupkan kawasan. Area parkir juga
diwaktu malam. Ruko yang berperan dalam vitalitas
mendukung usaha restoran ini dengan luasan yang
kawasan adalah dari jenis jasa pendidikan dan
cukup untuk 2 mobil.
perdagangan, yaitu supermarket HERO dan EF
course. Sedangkan ruko dengan jenis kantor seperti
Kosong
bank BCA berperan menghidupkan kawasan di waktu 1
Malam
siang. Dari amatan pula didapat fakta bahwa Tutup
2
Pagi
1
mobilitas pengunjung banyak terjadi di supermarket
HERO dan bank BCA, dibandingkan ke ruko yang Buka
3
4
lain di section C ini.
0 1 2 3 4 5
Kosong
Gb.6 Kegiatan Ruko section E
11
Malam Sumber : Hasil survey Maret 2006
Tutup 29
2 Pagi
Buka
20 f) Ruko Section F
47
Ruko section F yang didata ada 17 unit. Ruko-
0 10 20 30 40 50
ruko ini berlokasi sekitar 25 m dari jalan utama.
Gb.4 Kegiatan Ruko section C Sebagian besar area didepan ruko difungsikan untuk
Sumber: Hasil survey Maret 2006 parkir. Dari survey amatan, ruko ini didominasi oleh
jenis jasa hiburan, yaitu Multi Player Game antara
d) Ruko Section D lain Trinity (2 unit terpisah) dan Xeon yang
Ruko section D yang didata sebanyak 76 buah. ketiganya beroperasi selama 24 jam. Karena ketiga
Hasil survey amatan pada ruko section D lokasi ini pula, area parkir pada malam hari penuh
menunjukkan tingkat perbandingan yang tinggi oleh kendaraan pengunjung. Di seberang ruko ini
antara ruko yang terfungsikan dengan yang tidak terdapat PKL yang ramai pada malam hari pula,
terfungsikan. Pada pagi hari, survey menunjukkan terutama oleh yang berdagang makanan (sate, nasi
bahwa ruko yang tidak terfungsikan mencapai 36 unit goreng dan pecel lele) dan minuman (juice Sri
sedangkan yang terfungsikan berjumlah 40 unit. Pada Pratiya).
malam hari ruko yang buka hanya 9 dan yang tutup
ada 34 unit, menunjukkan bahwa pada malam hari,
Kosong
kondisi section D sangat sepi. Ruko yang 6
53, 13%
5%
Gb.9 Kegiatan PKL sisi timur 15%
Biasa saja
c). Berjalan Kaki Diluar Ruko Kurang nyaman
Asumsi awal penelitian adalah pejalan kaki Kesulitan
(pedestrian) tidak merasa nyaman ketika berjalan
65%
diluar ruko, sebab umumnya tidak tersedia area
khusus dan bercampur dengan sirkulasi kendaraan Gb.16 Pendapat mengenai area parkir dengan permukaan
bermotor. Namun hasil survey responden miring
menunjukkan bahwa umumnya (7 orang (35%)) sumber: hasil survey April 2006
merasa aman dan nyaman berjalan kaki diluar ruko.
Sedangkan 5 (25%) menyatakan tidak aman dan f). Area Parkir untuk PKL
nyaman karena tidak tersedia jalur pedestrian, tidak Asumsi awal adalah responden setuju dengan
ada tempat berteduh dan tidak ada lokasi alternatif ini sebab PKL diberikan fasilitas yang lebih
penyeberangan. lengkap dari sebelumnya, seperti WC umum dan
tempat sampah sendiri. Namun 35% responden
20%
Tidak ada jalur pedestrian menyatakan bahwa mereka tidak setuju area parkir
35%
5%
Tidak ada tempat berteduh difungsikan untuk PKL di malam hari sebab
Tidak ada zebra cross
Setuju dengan a, b dan c
lingkungan akan menjadi kumuh. Hanya 15%
15% Merasa aman dan nyaman responden yang menyatakan setuju, hal ini
25%
disebabkan PKL telah di persepsikan dengan
turunnya mutu kebersihan serta keindahan
Gb.14 Tingkat kenyamanan berjalan kaki diluar ruko lingkungan.
sumber: hasil survey April 2006
15%
25%
Lingkungan menjadi kotor
d). Lokasi untuk Berjalan Kaki 5%
Lingkungan menjadi kumuh
Menurut 8 (40%) orang responden, lokasi yang Keamanan ruko menjadi tidak terjamin
sesuai untuk berjalan kaki adalah di teras depan ruko. 20% Lainnya
Teras ini pada masa kolonial menjadi kekhasan setuju area parkir untuk PKL
35%
bangunan ruko. Teras yang berbentuk arkade atau five
foot way, tidak hanya berfungsi sebagai peneduh dari
Gb.17 Pendapat mengenai area parkir untuk PKL di malam
cuaca panas namun lebih utama sebagai area
hari
berinteraksi antara pengunjung dan penjual. Ruko sumber: hasil survey April 2006
modern seperti di Jl.Klampis Jaya tidak lagi
menerapkan arkade karena alasan ekonomis g). Area parkir untuk ”outdoor cafe”
(memaksimalkan lahan untuk ruko). Sebagian besar Interaksi antara pengunjung dengan aktifitas
ruko di Jl.Klampis Jaya tidak memiliki luasan teras didalam ruko sangatlah dibutuhkan, hal ini dapat
yang cukup yaitu 1.5 m (five foot way), untuk sarana ditingkatkan dengan outdoor cafe atau sidewalk café.
berjalan kaki bagi pengunjung. Bagi ruko yang difungsikan khusus untuk restoran.
Respon dari pengunjung sangatlah beragam; yang
0% menyatakan setuju sebesar 30%, sedangkan 60%
30% Di teras depan ruko menyatakan tidak setuju dengan 2 alasan, yaitu
40% Di area parkir
Diluar area parkir
tempat parkir berkurang dan tingkat polusi udara
Di pinggir jalan yang tinggi.
Lainnya 5%
15%
15% 30% Karena tempat parkir akan terkurangi
30% Karena diluar banyak debu dan tidak bersih
Gb.15 Lokasi yang sesuai untuk berjalan kaki Setuju dengan kedua jawaban a dan b
sumber: hasil survey April 2006 Sebab lainnya
5% Setuju diberi fasilitas "outdoor café"
Area parkir merupakan faktor penting dari ruko Gb.18 Pendapat mengenai area parkir untuk “outdoor café”
modern, umumnya berada didepan teras ruko untuk sumber: hasil survey April 2006
kemudahan akses. Hasil survey menunjukkan 65%
responden merasa kurang nyaman jika memarkir
h). Kegiatan yang sesuai untuk area parkir pada window display merupakan salah satu upaya yang
malam hari dapat menarik aktifitas pejalan kaki.
Diasumsikan bahwa responden akan setuju
dengan usulan area parkir yang tidak terfungsikan 15% 20%
pada malam hari difungsikan untuk PKL. Sebesar Sangat Tidak Setuju
40% menyatakan bahwa sebaiknya lokasi parkir yang Tidak Setuju
Biasa saja
tidak terfungsikan pada malam hari digunakan untuk 30% 20% Setuju
parkir bagi ruko yang buka pada malam hari. Sangat Setuju
setuju untuk tempat berkumpul warga dan 25% setuju Gb.21 Pendapat mengenai window display untuk
untuk PKL. PKL dan tempat berkumpul warga dapat fasade ruko
menjadi ruang publik di kawasan ruko tersebut. PKL sumber: hasil survey April 2006
dan tempat berkumpul warga juga bertindak sebagai
passive surveillance sehingga kawasan menjadi lebih k). Kondisi reklame pribadi
aman. Reklame atau papan nama pribadi
25% merupakan salah satu penunjuk identitas pada suatu
30%
Tempat PKL (hanya buka pada malam hari) ruko. Dalam survey amatan, terlihat bahwa kondisi
Tempat berkumpul warga sekitar reklame pribadi seringkali mengacu pada keinginan
5% Lahan parkir bagi ruko yang buka malam hari
Tidak usah diisi kegiatan lain
pemilik ruko. Sebesar 35% responden menyatakan
bahwa ukuran reklame tidak serasi sedangkan 30%
40%
menjawab tidak tertata perletakannya. Beberapa ruko
Gb.19 Pendapat mengenai kegiatan yang sesuai untuk area memiliki reklame pribadi yang menarik, seperti
parkir pada malam hari Indigo studio, Singapore wedding service, Taipei
sumber: hasil survey April 2006 Exquisite bridal, Barrack MPG, dan beberapa
lainnya.
i). Pendapat mengenai area parkir untuk bioskop
5%
drive-in 30% Kurang terlihat dari tepi jalan
Sebagian responden berpendapat bahwa bioskop Ukuran reklame tidak serasi
35%
drive-in kurang sesuai untuk lokasi tersebut Tidak tertata perletakannya
melainkan fungsi lain seperti food court atau outdoor Setuju dengan jawaban A, B dan C
cafe. Alternatif kegiatan ini juga dikaji kembali dari 30%
segi ekonomi dan dampak sosial yang ditimbulkan.
Sehingga alternatif kegiatan yang sesuai untuk Gb.22 Pendapat mengenai kondisi reklame pribadi
diusulkan untuk ruang luar ruko adalah outdoor cafe sumber: hasil survey April 2006
atau food court yang rencananya ditempatkan di area
parkir di belakang ruko section A dan B. Lokasi 3.2.2. Pendapat pihak ruko
tersebut sesuai difungsikan untuk public space, sebab Pihak ruko yang di data adalah dari ruko-ruko
keberadaanya yang ter-selubungi oleh dinding- yang dinilai dapat membuka usaha di malam hari.
dinding bagian belakang ruko (ruko section A dan a) Orang yang tinggal di ruko
ruko Klampis 21). Sebesar 50% responden menjawab tidak ada
15%
orang yang tinggal di ruko tempat mereka bekerja.
20%
Sedangkan 35% menjawab lebih dari 3 orang yang
Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju tinggal di ruko. Angka 35% tersebut umumnya dari
Biasa saja
Setuju
ruko-ruko yang difungsikan untuk salon. Dari survey
30% 20%
Sangat Setuju ini dapat ditarik kesimpulan bahwa ruko tidak lagi
15%
difungsikan untuk tempat tinggal seperti terminologi
ruko pada awal sejarahnya (era kolonial) namun
Gb.20 Pendapat mengenai area parkir untuk bioskop hanya sebagai tempat usaha saja.
drive-in
5% 5%
sumber: hasil survey April 2006
5%
1 orang
2 orang
j). Fasade ruko dengan window display 50% 3 orang
Lebih dari 3 orang
Window display atau etalase merupakan salah Tidak ada yang tinggal di ruko
35%
satu upaya untuk menarik pengunjung ke lokasi.
Model tersebut umumnya diterapkan pada toko-toko
yang terdapat di Mall atau toko-toko yang Gb.23 Pendapat mengenai orang yang tinggal
menghadap ke jalan khususnya yang memiliki arkade di ruko
(shopfront). Sebesar 60% responden menyatakan sumber: hasil survey April 2006
setuju dengan hal ini agar mereka dapat melihat-lihat b) Fasilitas yang tersedia di ruko
(window shopping) terlebih dahulu barang yang Asumsi awal dari survey pertanyaan ini adalah:
dipajang di etalase. Hai ini menunjukkan bahwa jika fasilitas yang tersedia cukup memadai, maka
seharusnya ruko dapat dijadikan tempat tinggal (sub e) Keinginan untuk buka sampai malam hari
bab 5.1.3. poin a). Sebagian besar responden (60%) Asumsi awal adalah responden (sebagian besar
menjawab fasilitas yang tersedia di ruko sudah usaha salon) ada keinginan untuk buka sampai
memadai, baik itu kebersihan, keamanan dan lainnya. malam sebab salon memiliki potensi untuk itu.
Dari hasil survey ini dapat diketahui bahwa Namun dari 20 responden, sebesar 75% menjawab
ketersediaan fasilitas tidak menjadi salah satu poin tidak ada keinginan untuk buka pada malam hari.
untuk tinggal di ruko. Ruko lebih banyak dijadikan Hal ini menunjukkan bahwa seharusnya ada aktifitas
untuk tempat usaha saja. lain diluar ruko setelah aktifitas di dalam ruko
10%
berhenti.
5%
Kebersihan 20%
Ada keinginan untuk buka
20% Keamanan malam hari
Lainnya
Tidak ada keinginan untuk buka
60% Kebersihan dan keamanan
5% malam hari
Fasilitas sudah memadai
Tidak berpendapat
5%
75%
Gb.24 Pendapat mengenai fasilitas ruko
Gb.27 Keinginan untuk buka sampai malam hari
sumber: hasil survey April 2006
sumber: hasil survey April 2006
c) Hari-hari ramai pengunjung
f) Kondisi lingkungan yang diinginkan pada
hari di saat ramai pengunjung dapat
malam hari
meningkatkan vitalitas kawasan. Sebagian besar
Dari hasil survey, sebesar 35% responden
(25%) ruko yang difungsikan untuk salon
menyatakan bahwa pengawasan dari patroli
berpendapat bahwa pada hari sabtu dan minggu
keamanan adalah kondisi lingkungan yang
adalah hari disaat ramai pengunjung. Namun secara
diinginkan pada malam hari. Alasan pengawasan
garis besar (40%) responden menjawab ramainya
oleh patroli ini menurut responden kurang terdapat
pengunjung ramainya pengunjung tidak ditentukan
dilokasi mereka. Sedangkan kondisi lain yang
pada hari apa atau dengan kata lain rata-rata.
diinginkan adalah ramai oleh lalu lalang manusia
Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa hari-hari
(25%) dan terang oleh lampu-lampu diluar ruko
khusus seperti Sabtu dan Minggu tidak menunjukkan
(25%). Dapat ditarik kesimpulan sementara bahwa
peningkatan aktifitas pada kawasan ruko.
lingkungan yang aman merupakan prioritas utama
5%
25% yang harus ada di kawasan ruko pada waktu malam
Sabtu dan Minggu hari.
Sabtu
40% Minggu
5% 5%
Rata-rata 5% 25% A. Ramai oleh lalu lalang manusia
Tidak berpendapat B. Aman oleh pengawasan patroli
20%
C. Terang oleh lampu-lampu diluar ruko
10% D. Lainnya
25%
Memilih jawaban A, B dan C
Gb.25 Pendapat mengenai fasilitas ruko Memilih jawaban B dan C
sumber: hasil survey April 2006 35%
d) Alasan tidak buka pada malam hari Gb.28 Kondisi yang dinginkan pada malam hari
Dari data yang diperoleh, setengah dari sumber: hasil survey April 2006
responden (50%) menjawab alasan untuk tidak buka
pada malam hari adalah aturan dari pimpinan atau g) Area parkir untuk PKL pada malam hari
pemilik ruko. Hasil ini juga terpengaruh dari Asumsi awal adalah sebagian besar responden
responden pribadi yang sebagian besar adalah menyetujui area parkir untuk PKL pada malam hari
karyawan di ruko tempat mereka bekerja. Dapat sebagai alternatif kegiatan pengisi ruang luar. Namun
ditarik kesimpulan sementara bahwa peraturan dari lebih dari 50% responden menyatakan tidak setuju
pimpinan, baik itu penyewa atau pemilik ruko, jika area parkir untuk PKL, dengan alasan terbesar
memiliki peranan yang sangat penting dalam kaitan (30%) yaitu lingkungan akan menjadi kurang bersih
aktifitas ruko selama 24 jam. jika ada PKL.
5% A. lingkungan menjadi kurang bersih
5% 5% 10% 10%
B. keamanan ruko tidak terjamin
A. Sedikit pelanggan yang datang 30%
10% B. Aturan dari pimpinan atau pemilik 5% C. lingkungan menjadi kumuh
C. Tidak ada yang tinggal di ruko 5% D. Lainnya
Lainnya Memilih jawaban A, B dan C
10% 5%
Memilih jawaban A dan B Memilih jawaban B dan C
Memilih jawaban A dan C Setuju area parkir untuk PKL
10% 50% Tidak berpendapat Tidak berpendapat
20% 20%
Gb.26 Alasan untuk tidak buka Gb.29 Kondisi yang dinginkan pada malam hari
sampai malam hari sumber: hasil survey April 2006
sumber: hasil survey April 2006
3.3. Ruko Section A 3.3.2. Evaluasi ruko section A
3.3.1. Eksisting ruko section A 1) Fasade lt.1: pintu lipat diganti dengan window
Potensi display; bagi yang tutup, maka pintu lipat dapat
1) Bentuk ruko; memungkinkan permainan warna difungsikan untuk iklan mural atau seni graffiti
dan bayangan agar tidak monoton
2) Area belakang ruko, sesuai untuk parkir
Kendala
1) Area parkir; ruang parkir dan lebar jalan yang
terbatas, kurang memungkinkan untuk on street
parking
Ruko Section D
Eksisting ruko section D
Gb.46 Axonometri ruko section C Potensi
Sumber: Analisa Juni 2006 1) tatanan fasade ruko memiliki kualitas
streetscape yang baik, tidak monoton dengan
Evaluasi ruko section C memberikan permainan bentuk fasade
1) Fasade lt.1: pintu lipat diganti dengan window Kendala
display (mis: EF course) 1) area parkir miring; hal ini mengurangi tingkat
kenyamanan bagi pengguna motor untuk parkir
karena takut sepedanya terjatuh
5) Papan nama penunjuk lokasi: dibuatkan desain
yang lebih menarik agar harmonis (ukuran dan
posisi) dan jelas.
REFERENSI
1. Ashihara, Yoshinobu (1962), “Merancang
Ruang Luar”, terjemahan dari judul asli; Exterior
Design in Architecture oleh Sugeng Gunadi
(1983).
2. Coeterier, J.F. (1994); Liveliness in Town
Centres; in Neary, S.J. et,al ; “The Urban
Experience, a people environment perspective”;
E & FN Spon, London
3. Jacobs, Jane (1961); Urban Realities; in
Geofrey Broadbent, “Emerging Concept in
Urban Space Design”; Van Nostrand Reinhold
Company, New York.
4. Microsoft Encarta Reference Library
Premium 2005 CD-ROM. Encarta Dictionary
Tools.
5. Salingaros, Nikos A. (1999); Urban Space and
Its Information Fields; Journal of Urban Design,
Volume 4, pages 29-49. © Taylor & Francis Ltd
(posted by permission)
6. Shirvani, Hamid (1985), The Urban Design
Process; Van Nostrand Reinhold Company, New
York.
7. Sholihah, Arif B. (2005); The Role of Informal
Street Activities in The Context of Conserving
Urban Cultural Entitiy. Case Study: Malioboro
Street, Yogyakarta, Indonesia; APSA 2005
Penang, Malaysia