Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN SEMINAR ARSITEKTUR

IMPLEMENTASI RUANG TERPADU RAMAH ANAK (RPTRA)


MUSTIKA DI KELURAHAN CIDENG

Oleh :

Alvin Septian
2270127004

PROGRAM STUDI TEKNIK ARSITEKTUR


FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS
KRISNADWIPAYANA
JAKARTA 2022
BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta merupakan salah satu ibu


kota besar negara Indonesia, yang mempunyai permasalahan seperti
banjir, kemacetan, kawasan padat penduduk, penumpukan sampah
dan isu krisis dalam memenuhi hak-hak untuk anak. Dimana lahan
untuk fasilitas anak yang semakin sempit dan kurang diperhatikan,
sebab membentuk pribadi yang baik dengan adanya kenyamanan
lingkungan. Dalam permasalahan yang kurang adanya ruang bermain
anak di wilayah kota Jakarta, pemerintah menerapkan konsep
pembangunan Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA).
Menurut Subiyakno, 2012 Ruang Publik Terpadu Ramah Anak
(RPTRA) yaitu tempat bermain dan berkreasi yang mempunyai
kualifikasi dalam menerapkan konsep Kota Layak Anak aman dan
nyaman. Kota layak anak sebuah rencana dalam Pembangunan
Jangka Menengah untuk daerah provinsi DKI Jakarta (RPJMD DKI
Jakarta, 2013-2017). Oleh karena itu, memerlukan penelitian untuk
pengenalan dalam karakteristik ruang publik terpadu ramah anak yang
memberi kesan nyaman dan aman.
Pada Pasal 1 ayat 1 Undang-Undang nomor 26 tahun 2007, tenang
Penataan ruang yang menegaskan bahwa ruang ialah tempat manusia
dan makhluk hidup berbentuk ruang sebagai satu kesatuan wilayah
dalam melakukan kegiatan serta memelihara kelangsungan hidup.
Dokumen tata ruang menjadi hasil peroduk dari perencanaan ruang
dengan fungsi pemanfaatan ruang dengan efektifitas mencegah
terjadinya konflik antar fungsi, dan mempunyai tujuan melindungi
masyarakat sebagai penggunanya seperti anak-anak.
Anak-anak seringkali tidak mendapat hak untuk tumbuh
kembangnya dalam perkembangan harkat martabat sebagai manusia.
Khususnya di DKI Jakarta yang dimana anak-anak tidak mempu
menikmati masa kanak-kanak dengan lahan yang terbatas. Penerapan
RPTRA menjadi sarana fasilitas bagi anak-anak dalam menunjang
perkembagan tumbuh kembang anak (Suban, 2017). RPTRA juga
menjadi penyedia ruang terbuka untuk memenuhi hak anak dalam
tumbuh kembang yang optimal sesuai dengan harkat dan martabat
manusia dalam penyediaan sarana dan prasarana mitra pemerintah
yang Layak Anak (Mahmur dan Amany, 2018).
Tabel 1.1
10 Provinsi Pilot Project Pengembangan Kabupaten/Kota
Layak Anak (KLA)
No. Nama Provinsi
1. DKI Jakarta
2. Banten
3. Jawa Barat
4. Jawa Tengah
5. Jawa Timur
6. Sumatera Utara
7. Bali
8. Kepulauan Riau
9. Kalimantan Timur
10. Daerah Istimewa Yogyakarta

Pembangunan RPTRA menjadi pembangunan dengan adanya


ruang terbuka hijau, tempat bermain serta belajar anak menggunakan
konsep modern dalam fasilitasnya. Namun, masyarakat masih
beranggapan pembangunan tersebut sebagai penghijauan saja tanpa
mengetahui fungsi lain. Peresmian Ruang Publik Terpadu Ramah Anak
(RPTRA) pertama kali di pemerintah DKI Jakarta pada RPTRA Sungai
Bambu terletak di Kelurahan Sungai Bambu Kota Jakarta Utara. Lalu
RPTRA Kalijodo yang terletak di Angke Kelurahan Tambora Jakarta
Barat. Pembangunan RPTRA dimulai tahun 2015 dan pengelolaannya
masih minim pengetahuan mengenai fungsi dan tujuan tersebut. Dalam
perencanaan RPTRA membutuhkan kepedulian untuk menciptakan
karakteristik masyarakat untuk mewujudkan lingkungan dengan
memanfaatkan sumber daya alam yang ada. RTH yang mempunyai
banyak tujuan bukan hanya penghijauan saja melainkan dapat menjadi
wadah untuk masyarakat umum.
Dengan melihat fenomena yang terjadi untuk pemenuhan
kebutuhan hak-hak anak dengan program Kota Layak anak yang
mewujudkan lingkungan ramah anak menggunakan pembentukan
Ruang Publik Terpadu Ramah Anak, mempunyai jumlah ruang terbuka
yang semakin sedikit. Program RPTRA di Kota Administrasi Jakarta
Utara menjadi contoh yang telah diresmikan menjadi kawasan untuk
bermain dalam mendorong tumbuh kembang anak, sarana Kesehatan
dan Pendidikan maupun menjadi ruang berkumpul dalam mewadahi
kebutuhan sosial.

1.2. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah analisis Ruang Publik Terpadu Ramah


Anak (RPTRA), yaitu :
1. Belum adanya kesosialisasian masyarakat mengenai Ruang
Publik Terpadu Ramah Anak.
2. Belum adanya wadah lingkungan untuk kesiapan program
fasilitas sebagai wadah maupun tempat bagi masyarakat
terutama lahan layak anak.

1.3. Tujuan

Adapun tujuan dalam merealisasikan masalah diatas, adalah :


1. Dapat membuat suatu kajian fungsional RPTRA terhadap
pengaruh tumbuh kembang anak.
2. Dapat membuat dan menjelaskan perngaruh lingkungan untuk
RPTRA terhadap kesesuaian konsep Kota Layak Anak.

1.4. Batasan Penelitian

Dalam penelitian ini penulis melakukan batasan penelitian satu


variable.
1. Sempel yang dijadikan objek penelitian yaitu diperuntukkan
untuk khalayak umum, yang berarti Ruang Publik Terpadu
Ramah Anak (RPTRA) ini merupakan wadah kota layak anak
bagi anak-anak.
2. Lokasi penelitian berada di lingkungan Jakarta Barat.
3. Memberikan beberapa kajian mengenai fungsi Ruang Publik
Terpadu Ramah Anak (RPTRA) dalam peningkatan wadah bagi
anak-anak.
4. Melakukan perancangan pengembangan dalam ruang publik
yang nyaman dan ramah untuk anak.

1.5. Metode Penelitian

Metode pada kajian diambil dari karakteristik Ruang Publik


Terpadu Ramah Anak (RPTRA) dalam kelengkapan seperti fasilitas,
keamanan, vegetasi, kenyamanan, dan aksesibilitas. Sebagai hasil
yang memperhatikan kondisi yang mempunyai relevansi didalam
pembangunan Ruang Layak Anak. Pada kajian juga memberikan
beberapa literatur sebagai deskripsi untuk mengumpulkan data
RPTRA yang aman dan nyaman. Membentuk partisipas masyarakat
terhadap kota layak anak di kota Jakarta. Melakukan Ppenataan
terhadap taman dengan menambah fasilitas lebih dengan
memanfaatkan ruang yang optimah, individual serta kultural bagi
anak-anak.
Penelitian menjadikan kelengkapan program-program untuk
pengaruh Ruang Publik Terpadu Ramah anak sebagai tumbuh
kembang bagi anak. Pada penelitian membahas dan mengkaji
dampak pembangunan RPTRA yang terkait dalam sudut pandang
arsitekur yang berkaitan dengan tumbuh kembang anak.

1.6. Sistematika Pembahasan

Laporan seminar disusun dengan sistematika praktikanan diantaranya


:
BAB 1 PENDAHULUAN
Bab ini berisi latar belakang, tujuan, sasaran, permasalahan,
Batasan masalah, rumusan masalah, pendekatan masalah, dan
sistematika

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


Bab ini berisi mengenai tinjauan yang berhubungan dengan penelitian
dalam Teori Ekologi dan Teori Perkembangan Anak.

BAB III METODE PENELITIAN


Bab ini berisi mengenai metode dan penelitian dengan
pengumpulan data dengan mengidentifiksi RTH publik untuk
kesesuaian pada RPTRA. Taman yang terpilih untuk penerapan
RPTRA dengan penilaian variable menjadi tolak ukur sebagai
ruang publik ramah anak. Penelitian menggunakan metode
rasionalistik, dengan sifat kuantitatif kesesuain tolak ukur
penerapan kesesuaian kota sebagai faktor dan indikator setiap
aspeknya.

BAB IV TINJAUAN KHUSUS PENELITIAN


Bab ini berisi tinjauan yang disesuaikan dengan laporan mengenai
informasi pada Ruang Publik Terpadu Pada Anak di Sungai
Bambu, Kota Jakarta Utara.

BAB V PENUTUP
Bab ini akhir dari uraian tentang kesimpulan serta saran.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
1.1. Teori Ekologi

Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) adalah subjek yang


cocok dalam Teori Ekologi yang menjelaskan perkembangan manusia
dalam hasil interaksi dan transaksi dalam kekuatan internal maupun
eksternal. Menurut Santrock, 2022 interaksi ialah dasar dari
pekembangan manusia, yang artinya mempunyai aktivitas yang saling
berpengaruh terhadap kekuatan internal maupun eksternal yang
diantaranya lingkungan (fisik, psikologis, maupun sosial). Interaksi
dapat berbentuk lingkungan yang mempengaruhi individu dalan
pengaruh perubahan dan perkembangan. Dalam konsep
perkembangan manusia didalam lingkungan mempunyai sesuatu
yang tidak dapat lepas mulainya interaksi yang aling berpengaruh
(Somad, 2013).
Menurut Urie Bronfenbrenner, 1917 Teori Ekologi ialah teori yang
mempunyai paandangan terhadap sisokultural terhadap
perkembangan dengan adanya lima sistem lingkungan dimulai dari
masukan terhadap interaksi secara langsung dengan manusia sosial
lain lalu membuat perkembangan baik sehingga membuat luas

kebudayaan.

Gambar 2.1 Sistem Teori Ekologi


Sumber : Teori Ekologi Urie Bronfenbrenner, 1917
Teori Ekologi Urie Bronferbrenner mempunyai lima sistem,
diantaranya :
a. Mikrosistem
Mikrosistem ialah lingkungan awal yang memiliki kedekatan
terhadap individu mulai dari keluarga, guru, teman sebaya,
sekolah, lingkungan tempat tinggal serta hal-hal yang
sering kali ditemukan oleh setiap individu. Mikrosistem
terjadi secara langsung dengan manusia sosial dalam
interaksinya. Karakter yang terdapat pada individu dan
lingkungan dengan cara kontribusi interaktif dan kebiasaan
tertentu yang berpengaruh besar terhadap kebiasan serta
karakter seseorang.
b. Mesosistem
Mesosistem ialah cakupan interaksi mikrosistem, dimana
terjadinya sesuatu masalah mempunyai perngaruh
mikrosistem lain. Contoh seperti berkaitannya proses
Pendidikan, mencakup interaksi individu di rumah yang
berpengaruh terhadap lingkungan sekolah dan lingkungan
bermainnya.
c. Ekosistem
Ekosistem ialah sosial yang melibatkan sistem sosial yang
besar dikarenakan interaksi secaa langsung menjadikan
perkembangan karakter. Sebagai contoh yang melibatkan
perngaruh dalam pola kembang anak ialah keterlibatan
orang tua yang mungkin kurang dalam interaksinya
terhadap anak menjadikan kembang anak menjadi kurang.
Sedangkan subsistem dari ekosistem lain seperti tidak
adanya kelangsungan menyentuh secara pribadi terhadap
individunya, antaranya televisi, koran, gadget, ataupun
interaksi dengan keluarga besar.
d. Makrosistem
Mikrosistem termask dalam lapisan terluar individu yang
mencakup ideologi negara, tradisi, agama, hukum, adat
istiadar, budaya serta nilai yang masyarakat umum.
Mengambil contoh kebudayaan mempunyai garis dari
masyarakat yang bertanggung jawab untuk membesarkan
anak dan melihat tumbuh kembang anak dengan baik
dapat berpengaruh terhadap struktur orang tua yang
menjalani fungsi psikoedukasi.
e. Kronosistem
Menurut Sigit, 2016 Kronosistem mempunyai cakupan
yang berpengarung terhadap lingkungan dari waku ke
waktu pada perkembangan perilaku. Mengambil contoh
dari jaman yang semakin berkembang yaitu teknologi
mulai dari internet dan gadget semakin berkualitas
menjadikan indivitdu semakin mahir dan terbiasa
mengunakannya untuk hal hiburan maupun Pendidikan.
Penelitian lain seperti Wanita karir dimana perubahan
kehidupan yang berakibat semakin berkurangnya
perhatian ibu kepada anak.
Berdasarkan uraian yang ada diatas, menjelaskan beberapa faktor
yang komplek dan berpengaruh terhadap karakteristik maupun
kebiasan seseorang. Sehinga menjadi landasan teori terhadap
pengetahuan lingkungan terhadap tumbuh kembang anak dan
menerapkan RPTRA.

1.2. Teori Kembang Anak

Teori perkembangan anak mempengaruhi fakor penting dalam


psikologi. Teori yang berfokus pada tempat anak dalam tumbuh
kembang dengan lingkungan. Menurut Gunarsah, 1982 Lingkungan di
sekeliling tempat tinggal anak mempunyai peran mulai dari orang tua
terhadap tumbuh kembang anak. pada teori pertama Robert
Havighurts dalam Hurlock, 1980 terdapat 9 tugas perkembangan
masa anak-anak, seperti berikut :
a. Mempelajari keterampilan fisik terhadap permainan-permainan
umum.
b. Membangun sikap yang sehat terhadap diri sebagai makhluk
yang tumbuh.
c. Belajar dalam penyesuaian diri dengan teman seusianya.
d. Mengembangkan peran kesosialan terhadap pria maupun
wanita yang terpat.
e. Mengembangkan keterampilan dasar seperti membaca,
menghitung dan menulis.
f. Mengembangkan pengertian yang digunakan dalam kehidupan
sehari-hari.
g. Mengembangkan hari Nurani dalam pengertian moral serta nilai
tata sikap
h. Mengembangkan sikap terhadap organisasi sosial maupun
lembaga
i. Mencapai suatu kebebasan pribadi.
Penelitian mengungkapkan penilaian terhadap lingkungan yang
mempunyai penerapan pembelajaran fisik, psikism dan motoric bagi
anak untuk menciptakan wadah RPTRA.
BAB III
METODE PENELITIAN
Daftar Pustaka

Subiyakno, 2012

RPJMD DKI Jakarta, 2013-2017

Undang-Undang RI Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Tata Ruang BAB 1


Pasal 1.

Suban, Alex. 2017. “RPTRA, Ruang Publik Beragam Manfaat Bagi Anak-Anak Dan KAum
Perempuan,” March 9, 2017.

Mahmur, Yusnita, and Sophianita Amany. 2018. “STIMULASI BERMAIN DI RUANG PUBLIK
TERPADU RAMAH ANAK (RPTRA) HARAPAN MULYA, KEMAYORAN, JAKRTA PUSAT.”
ETHOS (Jurnal Penelitian Dan Pengabdian)

Sigit, Purnama. 2016 Elements of Cild-Friendly Environment: The Effort to Provide an Ant-I
Violence Learning Evironent. Islamic Early Childhood Education Vol. 1.

Gunarsah, Singgih D. 1982. Dasar Dan Teori Perkembangan Anak. Jakarta: Gunung Mulia.

Anda mungkin juga menyukai