Anda di halaman 1dari 30

ISU ARSITEKTUR DALAM LINGKUNGA BINAAN

UJIAN TENGAH SEMESTER

Dr. Yohanes Basuki Dwisusanto,

Oleh

Gianty Maria Angela Paridy Man 8112201006

UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN

2022
Judul RUANG PUBLIK TERPADU ANAK (RPTRA): LAYAKKAH SEBAGAI
RUANG PUBLIK RAMAH ANAK
Jurnal Arsitektur
Tahun 2018
Penulis Rully Besari B.
Tujuan Jurnal Meneliti apakah program Ruang Publik Terpadu Anak sudah layak sebagai
ruang public ramah anak dengan cara mengkaji objek untuk dijadikan studi
kasus.
Objek Ruang Publik Terpadu Anak Krendang Jakarta Barat
Penelitian
Isi Jurnal Jurnal berisikan penelitian dan penilaian penulis tentang layak atau tidaknya
RPTRA Krendang sebagai sebuah ruang publik yang ramah anak. Jurnal
dimulai dengan abstrak, lalu pendahuluan, studi Pustaka, metode penelitian,
dan hasil pembahasan. Pada hasil dan pembahasan dirumuskan bahwa RPTRA
Krendang belum bisa menjadi RPTRA yang ideal karena tempat yang kurang
strategis, tidak aman untuk ana-anak dan belum sepenuhnya diperuntukkan
untuk anak-anak. Kesimpulan yang didapatkan adalah; RPTRA tersebut hanya
dibuat untuk memenuhi target tanpa memperdulikan keamanan dan
kenyamanan anak, diberi juga solusi untuk mempelajari cara bermain anak dan
bekerja sama dengan tenaga professional.
Isi Review Dalam mengkaji penelitian ini, perlu penelitian/kajian lebih lanjut tentang
RPTRA seperti apa yang layak disebut ruang publik ramah anak. Mengingat
standar dan ketentuan kelayakkan tersebut yang masih belum jelas, perlu
adanya pengkajian variable yang lebih luas agar bisa memberikan kesimpulan
dan solusi yang tepat untuk isu yang dibahas. Solusi yang diberikan juga masih
sangat samar, perlu adanya pemberian solusi yang lebih jelas secara arsitektural
perkara bagaimana membangun RPTRA yang ramah untuk anak.

Judul EVALUASI KINERJA RUANG PUBLIK TERPADU ANAK KALIJODO


JAKARTA BARAT
Jurnal Arsitektur
Tahun 2019
Penulis Muhammad Nurhasbi
Tujuan Jurnal Mengevaluasi kinerja RPTRA Kalijodo Jakarta Barat sebagai ruang publik
yang mewadahi kegiatan yang dilakukan anak-anak
Objek Ruang Publik Terpadu Anak Kalijodo Jakarta Barat
Penelitian
Isi Jurnal Jurnal berisi bagaimana penulis meneliti dan mengevaluasi kinerja yang ada
dalam RPTRA Kalijodo Jakarta Barat. Dimulai dengan abstrak, pendahuluan,
lalu metode penelitian dan pembahasan. Pada pembahasan penulis
menjabarkan 7 poin kinerja yaitu poin keselamatan, Kesehatan, keamanan,
kenyamanan, daya Tarik, aksesibilitas, dan kelengkapan serta kualitas fasilitas
lalu mengevaluasi ketujuh poin tersebut dan memberikan penilaian dan hasil
berdasarkan evaluasi. Dari hasil evaluasi penulis menyimpulkan bahwa
RPTRA Kalijodo masih dianggap belum terdapat aspek yang bisa
dikategorikan baik karena ada beberapa poin dimana RPTRA tersebut masih
sangat kurang kinerjanya maka perlu adanya peningkatan kinerja pada RPTRA
tersebut
Isi Review Jurnal menjabarkan 7 poin kinerja dengan detail sehingga bisa dilihat
bagaimana peneliti menilai poin-poin tersebut dan alasan-alasan dibaliknya.
Isu dibahas secara lengkap, dilengkapi dengan gambar sehingga lebih mudah
memvisualisasi keadaan objek, pemberian nilaipun sangat mendetail dan
terstruktur sehingga hasil evaluasi tersimpulkan dengan sangat baik.

Judul KEAMANAN DAN KESELAMATAN ANAK PADA RUANG PUBLIK


TERPADU RAMAH ANAK KALIJODO DI JAKARTA
Jurnal Arsitektur
Tahun 2018
Penulis Ladira Aprilia Tarigan dan Wasiska Iyati
Tujuan Jurnal Mengevaluasi apakah RTPTRA Kalijodo Jakarta aman dan ramah untuk anak
Objek Ruang Publik Terpadu Anak Kalijodo Jakarta Barat
Penelitian
Isi Jurnal Jurnal berisi bagaimana penulis dan mengevaluasi apakah RTPTRA Kalijodo
Jakarta aman dan ramah untuk anak. Penulis mengevaluasi dengan
menggunakan metode deskriptif evaluative dengan pendekatan kualitatif. Hasil
dan pembahasan dilakukan dengan cara mengevaluasi dimulai dengan evaluasi
zonasi, yang dibagi menjadi 3 zona yaitu zona RTPTRA, zona BMX dan
skatepark, juga zona terbuka. Berikutnya penulis menjabarkan Analisa hasil
kuesioner lalu menganalisis Rekomendasi desain RTPTRA Kalijodo mulai
dengan lokasi, desain, dan tata letak. Berdasarkan analisis aspek keamanan dan
keselamatan RPTRA Kalijodo masih kurang jika dibandingkan dengan teori
dan standar yang ada karena kurangnya fasilitas-fasilitas seperti pos jaga dan
tempat tunggu orang tua dan karena tidak adanya pembatas antara ruang
bermain anak dan ruang lainnya dan kurangnya pemahaman pengunjung akan
aspek kenyamanan dan keselamatan di RPTRA tersebut.
Isi Review Pertama, penulis menjabarkan poin poin analisis dengan baik dalam bentuk
tabel. Penulis menjelaskan secara rinci kekurangan tiap zonasi dan apa
dampaknya pada aspek keselamatan dan keamanan anak-anak. Analisa
rekomendasi desain juga dijabarkan dengan sangat baik sehingga menjadi
rekomendasi dan solusi untuk permasalahan yang ada pada RTPTRA tersebut,
maka solusi untuk permasalahan sudah diberikan di bagian Analisa. Secara
keseluruhan, jurnal ini sudah cukup mendetail dan juga memberikan solusi
untuk permasalahan yang ada.
Seminar Nasional Pakar ke 1 Tahun 2018 ISSN (P) : 2615 - 2584
Buku 1 ISSN (E) : 2615 - 3343

RUANG PUBLIK TERPADU RAMAH ANAK (RPTRA): LAYAKKAH


SEBAGAI RUANG PUBLIK RAMAH ANAK

Rully Besari B.
Jurusan Arsitektur Lansekap Fakultas Arsitektur Lansekap dan Teknologi Lingkungan
Universitas Trisakti
E-mail: rully@trisakti.ac.id, rully14besari@gmail.com

Abstrak
Anak-anak sebagai warga Indonesia mempunyai hak untuk hidup layak dan
terpenuhi kebutuhan maupun kepentingannya. Kebutuhan dan kepentingan
anak-anak Indonesia diatur dalam Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak No. 12 tahun 2011. Sebagai upaya
menjalankan peraturan Menpan No. 12 tahun 2011, Pemprov DKI Jakarta
membangun ruang publik terpadu ramah anak (RPTRA) di beberapa wilayah
kota Jakarta. Menurut Pergub No. 40 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas
Peraturan Gubernur Nomor 196 Tahun 2015 tentang Pedoman Pengelolaan
Ruang Publik Terpadu Ramah Anak, disebutkan bahwa ruang publik terpadu
ramah anak yang selanjutnya disingkat RPTRA adalah tempat dan/atau
ruang terbuka yang memadukan kegiatan dan aktivitas warga dengan
mengimplementasikan 10 (sepuluh) program Pokok Pemberdayaan dan
Kesejahteraan Keluarga, untuk mengintegrasikan dengan program Kota
Layak Anak. Kini sudah lebih dari 300 RPTRA dibangun di DKI Jakarta.
RPTRA yang dibangun di atas taman kian menambah permasalahan, karena
belum adanya kriteria dan standarisasi yang mengatur rancangan RPTRA,
sehingga berbagai fasilitas dan elemen yang ada di RTPRA belum spesifik
dikhusukan bagi anak-anak, bahkan mungkin membahayakan bagi anak.
Metode asesmen digunakan untuk mengetahui layak tidaknya RPTRA
sebagai ruang ramah anak.

Kata kunci: ruang publik, ramah anak, terpadu.

Pendahuluan
Lingkungan hidup yang memadai merupakan salah satu tuntutan anak untuk menjalani
eksistensinya sebagai anak secara wajar di wilayah perkotaan. Salah satu kebutuhan anak
di perkotaan adalah tersedianya ruang publik yang memadai dan mampu untuk
mangakomodir berbagai kebutuhan dan kepentingan anak dalam menjalankan kegiatan
sosialnya di ruang luar dengan nyaman dan aman. Kota Jakarta dengan luas sekitar
661,52 km² pada tahun 2015 diperkirakan dihuni oleh 2.238.209 jiwa penduduk anak-anak
usia 0-17 tahun atau sekitar 4,5% dari total jumlah penduduk DKI Jakarta.

Anak-anak sebagai warga Indonesia mempunyai hak untuk hidup layak dan terpenuhi
kebutuhan maupun kepentingannya. Kebutuhan dan kepentingan anak-anak Indonesia
diatur dalam Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan
Anak No. 12 tahun 2011, yang menyatakan bahwa : Hak anak adalah bagian dari hak
asasi manusia yang wajib dijamin, dilindungi dan dipenuhi oleh orang tua, keluarga,
masyarakat, pemerintah dan negara. Sebagai upaya menjalankan peraturan Menpan No.
12 tahun 2011, Pemprov DKI Jakarta membangun ruang publik terpadu ramah anak
(RPTRA) di beberapa wilayah kota Jakarta. Di DKI Jakarta hampir semua RPTRA
dibangun di atas taman lingkungan dengan mengubah sebagian ruang hijaunya menjadi

293
Seminar Nasional Pakar ke 1 Tahun 2018 ISSN (P) : 2615 - 2584
Buku 1 ISSN (E) : 2615 - 3343

bangunan, lengkap dengan serambi/aula yang multi fungsi. Hal tersebut mengakibatkan
adanya pengurangan ruang hijau yang bermanfaat untuk perkembangan motorik anak
menjadi terbatas. Beberapa pengamat anak menilai fasilitas bermain di taman di RPTRA
bagi anak belum cukup dan Ketua Komnas Perlindungan Anak Dr Seto Mulyadi atau
yang akrab dipanggil Kak Seto menilai, keberadaan ruang bermain yang dibutuhkan
anak-anak sebenarnya lebih luas dari sekadar lapangan hijauberumput, juga terdapat alat
permainan yang berbahaya untuk anak-anak, karena ada besi yang tajam dan cat yang
beracun (VIVAnews, Minggu, 18 April 2010).

Studi Pustaka
Ruang publik
Carr dkk (1992) memberi pengertian ruang publik yaitu ruang yang dapat diakses setiap
saat oleh siapa saja, tidak bersifat ekslusif dan dapat dimanfaatkan oleh siapa saja untuk
melakukan aktivitas. Carmona (2003) mengklasifikasikan ruang publik, menjadi ruang
publik internal, yaitu ruang publik yang berada di dalam bangunan dan ruang publik
eksternal, yaitu ruang publik yang berada di luar bangunan. Dalam hal ini RPTRA telah
memenuhi karena memiliki ruang publik internal (indoor) dan eksternal (outdoor).

Anak-anak
Anak adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun, termasuk anak yang
masih dalam kandungan (Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak No. 12 tahun 2011 Tentang Indikator Kabupaten/Kota Layak Anak).
Anak-anak merupakan salah satu fase dalam pertumbuhan manusia. Tahap
pertumbuhan anak adayang bersifat kuantitatif seperti berat, tinggi badan dan umumnya
bersifat fisik. Perkembangan kualitatif berkaitan dengan kemampuan anak dalam
melakukan aktivitas sehari-sehari, seperti kecerdasan, kepandaian dan lain-lain.Kegiatan
anak-anak selain di dalam ruangan juga di luar ruang. Kegiatan di luar ruangan sangat
penting untuk perkembangan kognitif, fisik, sosial dan psikologis (emosional anak), serta
perkembangan spiritual.(Mustapa dkk, 2015, dalam Aji 2016).

Taman ramahdan layak anak


Gagasan ramah anak diawali dengan penelitian “Children’s Perception of the Environment”
oleh Kevin Lynch di 4 kota – Melbourne, Warsawa, Salta, dan Mexico City – tahun 1971-
1975. Hasil penelitian Lynch kemudian dikembangkan oleh UNICEF, untuk menentukan
kota ramah anak.Menurut UNICEF Kota ramah anak adalah kota yang menjamin hak
setiap anak sebagai warga kota. Beberapa hak anak menurut UNICEF adalah(Innocenti
Digest’ 2002) antara lain adalah :
1. Aman berjalan di jalan, bertemu dan bermain dengan temannya;
2. Mempunyai ruang hijau untuk tanaman dan hewan;
3. Hidup di lingkungan yang bebas polusi;

Berkaitan dengan pernyataan UNICEF, pemerintah Indonesia melalui Peraturan Menteri


Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak No. 12 tahun 2011 Tentang
Indikator Kabupaten/Kota Layak Anak, menyatakan bahwa yang dimaksud dengan
Kabupaten/Kota Layak Anak yang selanjutnya disingkat KLA adalah kabupaten/kota
yang mempunyaisistem pembangunan berbasis hak anak melalui pengintegrasian
komitmen dan sumberdaya pemerintah, masyarakat dan dunia usaha yang terencana
secara menyeluruh dan berkelanjutan dalam kebijakan, program dan kegiatan untuk
menjamin terpenuhinya hak anak. Selanjutnya dalam peraturan tersebut disebutkan
terdapat 5 (lima) klaster untuk menjamin terpenuhinya hak atas anak, di mana salah satu
klasternya adalah Pendidikan, Pemanfaatan Waktu Luang dan Kegiatan Budaya. Klaster

294
Seminar Nasional Pakar ke 1 Tahun 2018 ISSN (P) : 2615 - 2584
Buku 1 ISSN (E) : 2615 - 3343

5 adalah untuk memastikan bahwa anak memiliki waktu untuk beristirahat dan dapat
memanfaatkan waktu senggangnya untuk melakukan berbagai kegiatan seni, budaya,
olahraga dan aktivitas lainnya, implementasinya adalah: menyediakan fasilitas bermain,
rekreasi dan mengembangkan kreatifitas anak.

Taman sebagai salah satu bentuk ruang hijau,merupakan sarana bagi anak-anak untuk
meluangkan waktu dalam melakukan kegiatan sosial di ruang luar, mengeksplorasi
imajinasi dan kreativitas mereka, serta sosialisasi dengan lingkungan sekitarnya. Untuk
mewujudkan taman ramah anak sebagai tempat bermain,maka kenyamanan, keamanan
dan kemudahan serta kesehatan menjadi syarat utama (Budiyanti, 2014). Ketiga
persyaratan tersebut akan menentukan hal-hal sebagai berikut (Francis, 1998 dalam Aji,
2016, UNICEF, http://www.kla.or.id)
1. Jarak tempat bermain dengan kompleks dekat,
2. Penyediaan fasilitas tempat bermain;
3. Pengawasan orang-tua terhadap anak.
4. Menentukan lokasi dan desain tempat bermain.

UNICEF sejak tahun 1999 telah mendukung gerakan Child Friendly Space (ruang ramah
anak) dan mewajibkan adanya program terpadu berupa bermain, rekreasi, dukungan
pendidikan, kesehatan dan psikososial.Gerakan tersebut di Indonesia diimplementasikan
berupa Ruang Publik Terpadu Ramah Anak

Metodologi Penelitian
Metode yang digunakan untuk melakukan evaluasi terhadap RPTRA adalah metode
penilaian, yaitu prosedur atau tata cara yang ditempuh untuk mengetahui kelayakan
RPTRA sebagai taman ramah anak. Metoda penilaian diperlukan untuk mengukur
keberhasilan RPTRA dalam mewujudkan taman ramah anak. Metode penilaian dilakukan
melalui proses evaluasi dan justifikasi. Evaluasi adalah suatu proses yang dilakukan
secara periodik terhadap berbagai jenis informasi maupun data, untuk membantu
menjawab pertanyaan yang spesifik atau untuk membuat justifikasi tentang suatu kinerja
sehingga dapat dilakukan suatu perbaikan (Balch dkk, 2000).

Proses evaluasi dan jastifikasi dilakukan dengan menentukan indikator dari setiap
kriteria kelayakan penilaian. Indikator adalah suatu ukuran yang biasanya berupa suatu
set informasi umum, yang digunakan sebagai dasar untuk mengukur suatu perubahan
dan /atau kelayakan. Informasi ini dapat berupa informasi yang bersifat kuantititatif
(data mentah,sejumlah pembanding dan lain-lain) dan data kualitatif (pendapat nilai-
nilai, ya/tidak). Indikator dapat digunakan secara utuh sebagai alat dalam meniali suatu
perubahan dan memantau kecenderungan atau kelayakan yang akan mengkobtribusikan
informasi dalam mengambil atau memutuskan suatu kebijakan (Tomm: Natural Heritage
Trust, Goverment of South Australia, 2010). Sedangkan menurut Peraturan Menteri
Negara Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak Republik Indonesia Nomor
12 Tahun 2011 Tentang Indikator Kabupaten/Kota Layak Anak, indikator adalah
variabel yang membantu dalam mengukur dan memberikan nilai terhadap pemerintah
daerah dalam mengupayakan terpenuhi hak anak untuk terwujudnya kabupaten/kota
layak anak.

Adapun kriteria yang akan dievaluasi adalah:


1. Kenyamanan, meliputi : nyaman gerak, nyaman visual, nyaman termal dan nyaman
audio;
2. Keamanan meliputi : aman secara sosial, aman secara fisik dan psikis;

295
Seminar Nasional Pakar ke 1 Tahun 2018 ISSN (P) : 2615 - 2584
Buku 1 ISSN (E) : 2615 - 3343

3. Kemudahan, meliputi : aksesibilitas dan fasilitas taman;

Hasil dan Pembahasan


Saat ini RPTRA sudah cukup banyak di kota Jakarta, dengan fasilitas yang relatif lengkap
mulai dari area bermain sampai aula untuk pertemuan. RTPRA di DKI Jakarta, umumnya
dibuat melalui mekanisme kerja sama Corporate Social Responsibility (CSR) antara
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dengan perusahaan swasta lokal maupun nasional.
Letak RPTA bervariasi, ada yang letaknya di dalam lingkungan perumahan tetapi ada
juga yang terletak di pinggir jalan raya yang padat lalu lintas.

Dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh mahasiswa pasca sarjana Program Studi
Perkotaan Universitas Indonesia, di mana penulis merupakan pembimbing utama (2016)
dan kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat Usakti (2017) ditemukan hal-hal sebagai
berikut:
1. Letak RPTRA Krendang Jakarta Barat diapit oleh Kali Krendang dan Rel kereta api
(gambar 1). Kali yang kotor dan saat hujan mengeluarkan bau sangat menggangu
kenyamanan sensori. Disatu sisi ketika kereta api melintas, maka menimbulkan suara
yang cukup menggangu kenyaman audio.
2. Area bermain :
a. Pada area bermain di RPTRA Kembangan SelatanJakarta Barat letaknya berdekatan
(bersebelahan) dengan dengan gardu listrik (gambar 2). Hal tersebut dapat
menimbulkan gangguan keamanan apabila terjadi hal-hal yang tidka diinginkan.
b. Pada area bermain di RPTRA Meruya Utara Jakarta Barat, terdapat akar pohon
Trembesi yang muncul di permukaan tanah, dan mengakibatkan anak-anak yang
sedang bermain terjatuh(gambar 3).
c. Pada RPTRA Kampung Krendang, lantai area bermain dari perkerasan (gambar 4).
Lantai yang cukup keras, berdasarkan wawancara terahap penjaga taman bahwa
pernah terjadi anak yang sedang bermain terjatuh dan gegar otak sehingga area
bermain peranah ditutup dengan garis polisi
d. Area bermain anak yang juga sebagai area bermain sepeda (gambar 5). Tidak
dimilikinya jalur khusus untuk bermain sepeda, anak-anak memanfaatkan arena
bermain juga sekailgus sebagai arena bermain sepeda.
3. Area olahraga:
Lapangan sepak bola tanpa pembatas (gambar 6). Pada saat ramai dimana diadakan
pertandingan cukup rawan terjadinya bola kealuar lapanga, sehingga beberapa anak
bersembunyai dibalik jaring gawang.
4. Aksesibilitas :
RPTRA belum sepenuhna diperuntkan bagi anak-anak disabilitas, terlihat dari adanya
tiang setinggi 60 cm yang menghalangi jalan masuk ke taman. Menurut penjaga hal
ini dilakukan agar motor tidak dapat masuk ke dalam taman (gambar 7).

Dari hasil pengamatan menunjukan bahwa faktir kenyamanan, keamanan dan


kemudahan belum sepenuhnya direncakan dengan baik oleh RPTRA. Belum adanya
standarisasi dan kriteria yang baku tentan RPTRA, menunjukkan bahwa penyediaan
RPTRA hanya untuk memenuhi kepentingan ruang publik eksternal, namun belum
negacu sepenuhna pada kebutuhan pelayanana terhadpa hak anak.

296
Seminar Nasional Pakar ke 1 Tahun 2018 ISSN (P) : 2615 - 2584
Buku 1 ISSN (E) : 2615 - 3343

Gambar 1. RPTRA Kampung Krendang yang diapit oleh


sungai Krendang dan rel kereta api

Gambar 3. RPTRA kp. Krendang Gambar 4. Area bermain anak


yang diapit oleh Kali Krendang yang bersebelahan dengan
dan rel kereta api gardu listrik.

Gambar 5. Lantai arena bermain Gambar 6. Area sepak bola tanpa


dengan perkerasan pembatas

Gambar 7. Tiang besi setinggi 40 cm


menyulitkan bagi anak disabilitas
untuk masuk ke RPTRA

297
Seminar Nasional Pakar ke 1 Tahun 2018 ISSN (P) : 2615 - 2584
Buku 1 ISSN (E) : 2615 - 3343

Kesimpulan
Bhawasanya masih banyak RPTRA yang belum layak bagi anak. Banyak RPTRA yang
dirancang hanya untuk memenuhi target tanpa memperdulikan aspek lainnya yang dapt
menajdim anak bermain adengna aman dan nyaman. Pengamatan yang dilakukan belum
menyangkut pada aspek teknis, sehingga perlu dilakukan kajian yang lebih mendalam
lagi. Cara yang tepat untuk merancang tempat yang layak bagi anak adalah mempelajari
cara anak bermain dan bekerjasama dengan anak untuk menata tempat bermainnya.
Topik penting yang perlu diperhatikan oleh pemerintah adalah membuat standarisasi
bagi RPTRA yang menyangkut berbagai aspek dan multi disiplin. Untuk itu dibutuhkan
tenaga profesional yang berpengalaman gunamenjamin bahwa anak dapat bermain
dengan aman dan nyaman, serta perlu dipkirikan kebuthan bagi anak-anak disabilitas.

Daftar pustaka
Aji Satrio, 2016, Kriteria Perencanaan Taman Ramah Anak Dalam Kawasan Permukiman. Tesis
Kajian Pengembangan Perkotaan Program Pascasarjana Universitas Indoensia

Balch, F dan Pfeifer, S. (2000) : Monitoring and Evaluation. DNR Metro Regional Management
Team.

Carr, dkk. (1992) Environment Behaviors Series PUBLIC SPACE. Cambridge University
Press

Carmona. (2003), Public Places-Urban Spaces. The Dimensions of Urban Design. Architectural
Press. An imprint of Elsevier Science Linacre House, Jordan Hill, Oxford OX2 8DP 200
Wheeler Road, Burlington MA 01803.

Tomm, 2-010, Natural Heritage Trust, Goverment of South Australia. www.tomm.info


UNICEF, http://www.kla.or.id)

VIVAnews, Minggu, 18 April 2010

298
Evaluasi Kinerja Ruang Publik Terpadu Ramah Anak Kalijodo Jakarta
Barat

Muhammad Nurhasbi1

1Mahasiswa Program Sarjana Arsitektur, Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya
2Dosen Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Alamat Email penulis: mnurhasbey@gmail.com

ABSTRAK
Pada dasarnya ruang terbuka publik sangat dibutuhkan disuatu perkotaan yang memiliki
jumlah penduduk yang banyak dan juga padat. Ruang terbuka publik biasa digunakan oleh
berbagai macam kelompok serta usia. Salah satu kelompok yang membutuhkan ruang
terbuka publik yaitu adalah anak-anak, sehingga menuntut perlu adanya konsep Ruang
Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA). RPTRA merupakan gagasan yang berasal dari
pemerintah DKI Jakarta demi mewujudkan Jakarta menjadi Kota Layak Anak (KLA). Terdapat
lebih dari 200 RPTRA yang sudah terbangun di Jakarta, salah satunya yaitu RPTRA Kalijodo.
Pada prakteknya RPTRA Kalijodo dibangun bertujuan untuk mewadahi segala aktivitas
bermain anak. Akan tetapi berbagai macam aspek masih saja dikeluhkan oleh beberapa
pengunjung dengan alasan keselamatan, kenyamanan, kebersihan, dan aspek-aspek lainnya.
Oleh karena itu diperlukan adanya evaluasi kinerja Ruang Publik Terpadu Ramah Anak
Kalijodo (RPTRA) dalam kurun waktu sejak dibangunnya RPTRA Kalijodo sampai pada tahun
2018, khususnya dalam mewadahi kegiatan yang ramah anak. Berdasarkan hal tersebut
penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui аtаs kinerjа RPTRА Kаlijodo sebаgаi ruаng
publik yаng dаpаt mewаdаhi аktivitаs аnаk. Metode yang digunakan pada pengambilan data
adalah pendekatan campuran antara kualitatif dan kuantitatif dan dalam mempresentasikan
hasil data dengan menggunakan pendekatan deskriptif. instrumen penelitian berupa
pengamatan langsung dengan menggunakan lembar observasi, kuisioner, wawancara dan
dokumentasi. Hasil kuisioner tersebut lalu di analisis dengan menggunakan metode Mean
score agar dapat mengetahui bagaimana kinerja dari aspek yang diteliti apakah masuk
kedalam kategori baik, sedang, atau buruk. Hasil dari evaluasi kinerjа masih harus mendapat
perhatian khusus dikarenakan kinerja RPTRА Kаlijodo mаsih diаnggаp belum memuаskаn
terlihat dаri ketujuh аspek yang diteliti belum adanya аspek yаng mаsuk kedаlаm kаtegori
bаik, bahkan terdapat dua aspek yang masuk kedalam kategori buruk yaitu aspek
keselamatan dan juga aspek kenyamanan.
Kata Kunci: RPTRA, Kinerja, Aspek, ramah anak.
ABSTRACT
Basically, public open spaces are highly needed in a city with high population density. One of
the communities needing the public open spaces are the kids. One of the ways for it is making
it up with a concept of Kid-Friendly and Integrated Public Spaces (RPTRA). RPTRA becomes
one of the supporting means to make Jakarta a kid-friendly area. However, some visitors are
still complaining about its safety, convenience, cleanliness and some other aspects. Hence it
needs a performance evaluation to see the results of the performance of this Kalijodo's
RPTRA since the day it was built until this year--2018, especially on accommodating kid-
friendly activities. Based on such problem, the purpose of this research is to evaluate the
performance of Kalijodo RPTRA as a public space which is capable of accommodating kids'
activities. The method used for the data collecting is a combination of a qualitative and a
quantitative approach. And for representing the results of the data, this research is using a
descriptive approach. The research instrument is a live observation using observation sheet,
questionnaire, interview and documentation. The result of the questionnaire is then analyzed
by using the Meanscore method in order to classify the aspects above. The results of this
performance evaluation say that RPTRA Kalijodo is still considered unsatisfying, because, of
the 7 aspects, there is not a single aspect that gets a good grade. There are even 2 aspects
getting bad grades; safety and convenience aspect. The recommendations given based on the
results of this research are (1) Improving some of the facilities that are built for kids so that
they are getting more kid-friendly and safer to use and (2) Improving the sensibility of
determining the plants for the park, especially for covering it from the Sun in the afternoon.
Keywords: RPTRA, Performance, Aspects, child friendly.

1. Pendahuluan

RPTRА Kаlijodo merupakan sebuah ruang publik yаng terletаk di sаlаh sаtu
kаwаsаn di DKI Jаkаrtа, lebih tepatnya berada pada wilayah administrati kota Jakarta
Barat. RPTRA Kalijodo memiliki luasan 5000 m2 yаng disediаkаn oleh pemerintаh DKI
Jаkаrtа gunа memberikаn fаsilitаs dаn/аtаu mewаdаhi kegiаtаn yаng dilаkukаn oleh
аnаk-аnаk.
Sаlаh sаtu bukti bаhwа kаwаsаn RPTRА Kаlijodo dаpаt mewаdаhi kegiаtаn
yаng dilаkukаn oleh аnаk-аnаk аdаlаh segаlа bentuk dаn/аtаu sertа fаsilitаs yаng аdа
di RPTRА Kаlijodo diperuntukkаn untuk rаmаh bаgi аnаk-аnаk. Pemаhаmаn
mengenаi rаmаh bаgi аnаk-аnаk pun mаsih menjаdi persoаlаn mendаsаr pаdа
prаktiknyа.
Berbаgаi mаcаm аspek mаsih sаjа dikeluhkаn oleh beberаpа pengunjung
seperti keselаmаtаn, kenyаmаnаn, kebersihаn, dаn аspek-аspek lаinnyа. Dalam upaya
mengoptimalkan dari fungsi RPTRA maka diperlukan evaluasi terhadap kinerja
RPTRA Kalijodo yang berada pada daerah kota Jakarta Barat. Tujuan penelitian adalah
untuk mengevaluasi kinerja dari RPTRA Kalijodo sebagai ruang pubik yang mewadahi
aktivitas anak ditinjau dari aspek keselamatan, kesehatan, keamanan, kenyamanan,
daya tarik, akssibilitas, dan kelengkapan dan kualitas fasilitas.
2. Metode

Pada penelitian ini menggunakan pendekatan campuran yaitu kuantitatif dan


kualitatif. Populasi yang digunakan adalah pengunjung yang menandatangi RPTRA
Kalijodo dengan memilih responden sebagai sampel menggunakan metode Accidental
Sampling. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini terdiri dari:
a. survey Data Primer
Terdiri dari observasi, kuesioner, wawancara, dan dokumentasi. Observasi
dilakukan dengan mengedintifikasi kondisi eksisting pada RPTRA Kalijodo
dengan menggunakan lembar observasi. Responden yang dipilih untuk kuesioner
adalah pengunjung yang mendatangi RPTRA Kalijodo yang terdiri dari 64
responden. Wawancara dilakukan kepada anak-anak sebanyak 36 anak.
b. Survey data Sekunder
Analisis data dilakukan dengan menggunakan meanscore. Pada hasil
pembahasan disajikan dengan penjabaran pendekatan kualitatif deskriptif. Secara
administrasi RPTRA Kalijodo berada pada Jalan Bidara Raya No.18, RT.5/RW. 5,
Jakarta Barat, DKI Jakarta. RPTRA ini memiliki luas lahan sebesar 5000 m2.

3. Hasil dan Pembahasan

3.1 Hasil Analisa Observasi Berdasarkan Keberadaan Kondisi Eksisting Menunjukkan


Bahwa:
1. Keselamatan: Letaknya yang cukup dekat dengan pemukiman yaitu sekitar 100
M sehingga tingkat keselamatan menuju lokasi dapat dikatakan sudah sesuai,
RPTRA Kalijodo memiliki pagar pembatas setinggi 2 meter dengan material besi
dan kawat yang berfungsi sebagai pengaman pada area bermain anak-anak.
menggunakan material plastik dan alumunium seperti perosotan, terowongan
dan ada juga yang menggunakan material kayu seperti ayunan dan permainan
ketinggian, walaupun terdapat wahana permainan anak-anak yang
menggunakan material besi seperti permainan jungkat-jungkit yang memiliki
kondisi dengan cat yang sudah terkelupas. Desain alat permainan terbilang
sudah dapat menghindari terjadinya kecelakaan anak dalam bermain dengan
meminimalisir sudut. Letak alat permainan sudah terbilang baik karena jarak
antar wahana permainan yang tidak terlalu berdekatan sehingga menghindari
terjadinya benturan.

Gambar 1 Zonasi Aspek Keselamatan


(Sumber: Olahan Peneliti)

2. Kesehatan: didapatkan bahwa lokasi taman bermain berdekatan dengan Kali


Angke dan juga Jl. Pangeran Tubagus Angke. Hal ini dianggap tidak sesuai dengan
persyaratan dari kategori taman bermain anak yang baik. Ketika sore hari
kendaraan yang melewati Jl. Pangeran Tubagus Angke lebih ramai dibanding
ketika pagi dan malam hari, sehingga sering terjadi kemacetan. ketika sore hari
pengunjung yang datang ke RPTRA Kalijodo juga memiliki intensitas yang lebih
tinggi. Tempat sampah yang tersebar pada RPTRA Kalijodo dapat dikatakan
cukup karena berada dibeberapa titik yang dimana sering terjadinya aktifitas
pengunjung akan tetapi jumlahnya masih sedikit. Selain itu jenis tempat sampah
pun sudah dibedakan untuk sampah kering dan basah. Kebersihan toilet pada
RPTRA terbilang sudah cukup terjaga kebersihannya.

Gambar 2 Zonasi Aspek Kesehatan


(Sumber: Olahan Peneliti)

3. Keamanan: akses untuk masuk menuju lokasi RPTRA khususnya area bermain
anak-anak pun sudah dibatasi jumlahnya dengan adanya pagar pembatas dan
juga pintu pos penjaga. Tujuannya agar melindungi anak-anak dari gangguan
fisik dari luar kawasan sehingga kejahatan dapat diminimalisir dan dikontrol
dengan baik. . Jarak pandang orang tua dalam mengawasi anak-anak terbilang
sudah cukup mempermudah orang tua karena penempatan objek seperi pohon,
tiang, dan sebagainya tidak menghalangi pandangan untuk mengawasi anak-
anak yang sedang bermain. Pagar pembatas pada RPTRA terbuat dari bahan
kawat dan besi sehingga tidak mudah untuk dirusak. selain itu penempatan
lampu diberbagai lokasi dinilai sudah cukup baik, karena berada pada diberbagai
lokasi anak-anak dan orang tua beraktivitas.
Gambar 3 Zonasi Aspek Keamanan
(Sumber: Olahan Peneliti)

4. Kenyamanan: didapatkan bahwa RPTRA Kalijodo belum cukup nyaman


digunakan oleh semua umur. Akan tetapi cukup nyaman sebagai ruang publik
yang mewadahi kegiatan bermain anak. Sudah terdapat pembagian lokasi
permainan yang ternaungi seperti aula serba guna, perpustakaan dan juga yang
terbuka seperti plaza, lapangan futsal dan juga wahana permainan. Lokasi
wahana permainan cukup nyaman dengan adanya pagar pembatas antara ruang
luar dan juga RPTRA sehingga aktivitas yang berada diluar RPTRA tidak
mengganggu aktivitas yang terjadi didalam RPTRA. Kekurangan pada RPTRA ini
antara lain kurangnya tanaman peneduh membuat kenyamanan termal pada
RPTRA Kalijodo ini menjadi kurang nyaman karena sangat panas ketika siang
hari, selain itu tidak tersedianya tempat duduk untuk orang tua yang ingin
mengawasi anaknya yang bermain pada zona permainan barat sehingga
membuat orang tua merasa tidak nyaman. Pada wahana permainan juga tidak
terdapat atap yang menaungi kegiatan bermain. fasilitas parkir RPTRA ini
memiliki tempat parkir yang sangat baik karena dapat menampung lebih dari 20
mobil.

Gambar 4 Zonasi Aspek Kenyamanan


(Sumber: Olahan Peneliti)

5. Daya Tarik: RPTRA sudah memiliki desain yang menarik menurut pengunjung.
Lokasi yang strategis dengan kesan terbuka membuat RPTRA ini menarik untuk
dipandang dari luar ataupun dari dalam taman. Selain itu RPTRA ini memiliki
beragam aktifitas yang menurut data pengunjung mereka tertarik akan hal itu
keberagaman aktivitas ini membuat pengunjung penasaran untuk datang.
Pengunjung yang datangpun bukan hanya datang dari dalam kota tetapi juga dari
luar kota. Variasi tanaman hias pada kawasan ini pun masih dianggap belum
terlalu banyak walaupun sudah ada beberapa tanaman penghias.
Gambar 5 Zonasi Aspek Daya Tarik
(Sumber: Olahan Peneliti)
6. Aksesibilitas: Akses dari jalan besar menuju RPTRA pun terbilang cukup mudah,
berjarak 500 meter dari beberapa SD terdekat memungkinkan siswa dari
sekolah-sekolah tersebut untuk mengunjungi RPTRA Kalijodo untuk keperluan
bermain maupun belajar. Jalur pedestrian diluar RPTRA memiliki lebar 4 meter
yang dimana sesuai dengan standar Permen PU Nomor:30/PRT/M/2006. Letak
RPTRA pun berada dikawasan yang berpotensi adanya aktivitas, seperti
pemukiman padat, pusat pertokoan, transportasi dan lainnya. Untuk masalah
transportasi terdapat bus pariwisata yang dapat ditumpangi secara gratis dari
walikota Jakarta Barat menuju RPTRA Kalijodo. Sistem informasi menuju lokasi
dan gerbang RPTRA dinilai sudah cukup jelas dengan ada nya beberapa tanda
yang menunjukan keberadaan RPTRA Kalijodo. Tempat parkir sudah diletakan
didekat dengan pintu gerbang RPTRA Kalijodo sehingga pengunjung tidak perlu
berjalan jauh dari tempat parkir menuju kawasan RPTRA.

Gambar 5 Zonasi Aspek Aksesibilitas


(Sumber: Olahan Peneliti)
7. Kelengkapan dan Kualitas Fasilitas: dari sisi kelengkapan wahana permainan.
RPTRA sudah memiliki keempat jenis permainan yang disebutkan oleh Senda
(1992) yaitu permainan berayun, ketinggian, kemiringan, dan terowongan.
Kempat jenis permainan ini terpenuhi dengan adanya permainan ayunan,
perosotan dan terowongan, serta rangka panjat yang berada pada RPTRA
Kalijodo. Walaupun kualitas wahana permainan sudah memenuhi standar akan
tetapi belum ada wahana permainan yang dimaksud oleh Senda yang membuat
anak-anak merasakan efek tersesat.

3.2 Evaluasi kinerja RPTRA Kalijodo meliputi aspek yang menyangkut pada kinerja
RPTRA yang dilihat dari persepsi pengunjung dalam menilai kinerja RPTRA Kalijodo.

Penilaian terhadap evaluasi kinerja yang didapatkan melalui kuesioner terfokus


pada penilaian berdasarkan beberapa aspek, yaitu:

• Keselamatan
• Kesehatan
• Keamanan
• Kenyamanan
• Daya Tarik
• Aksesibilitas
• Kelengkapan dan Kualitas Fasilitas

Penilaian yang dilakukan dipandu dengan skala penilaian Sturgess, yaitu:

Tabel 1 Hasil Pengelompokan Kelas

Kаtegori Rentаng
Buruk 2 – 2,99
Cukup 3 – 3,99
Bаik 4–5
(Sumber: Olahan Peneliti, 2018)

Tabel 2 Penilaian Kinerja RPTRA Kalijodo

Aspek Variabel Kinerja


Keselamatan Lokasi RPTRA Kalijodo tidak menimbulkan 2.64
bahaya atau mengancam keselamatan
anak(Penculikan, Kekerasan anak, dll)
Adanya pembagian area bermain di RPTRA 2.82
Kalijodo berdasarkan usia anak-anak
Pada alat bermain dipasang tanda sebagai 2.13
penjelasan jika alat tersebut digunakan pada
kelompok umur tertentu
Peralatan permainan yang disediakan RPTRA 3.1
Kalijodo tidak membahayakan anak.
Total Skor Rata-Rata 2.67
Kesehatan Lokasi taman di tempatkan pada area yang 2.53
terbebas dari gangguan polusi yang dapat
menggangu kesehatan.
Alat permainan yang tersedia dapat membantu 3.5
anak dalam masa pengembangan kekuatan fisik
Jumlah tempat sampah tertutup yang tersedia, 3.26
mudah di capai dan dikenali.
Kebersihan Fasilitas yang sudah cukup terjaga 4.42
Total Skor Rata-rata 3.42
Keamanan Akses masuk menuju lokasi RPTRA Kalijodo 4,42
dibatasi jumlahnya
RPTRA dilindungi oleh pagar yang secara fisik 4,11
membatasi pergerakan dari dalam maupun luar
kawasan
Tata Letak wahana bermain memudahkan orang 3.32
tua untuk mengawasi anak-anak yang sedang
bermain
Jalan, tempat duduk dan tempat beraktivitas 3.73
sudah memiliki penerangan baik
Total Skor Rata-rata 3.52
Kenyamanan RPTRA Kalijodo memiliki nuansa yang nyaman 2.86
untuk aktifitas anak
Tempat duduk yang tersedia sudah memadai 2.42
Ruang tunggu yang ada nyaman bagi orang tua 2.54
dalam mengawasi anak-anak yang sedang
bermain
Jumlah pohon peneduh yang ada membuat anak- 2.55
anak dan pengunjung merasa nyaman
Fasilitas parkir yang tersedia sudah cukup 3.02
memadai
Total Skor Rata-rata 2.83
Daya Tarik keindahan pada area disekitar taman RPTRA yang 3.58
menjadi daya tarik
Wahana permainan memiliki desain yang menarik 3.32
anak-anak
RPTRA Kalijodo memilki desain yang menarik 3.98
Kehadiran program2 yang terintegrasi antara 3.11
bermain,rekreasi, pendidikan, kesehatan dan
dukungan psikologis
keberagaman alat permainan yang menjadi daya 2.91
tarik
Memiliki variasi tanaman hias yang beragam 3.32
RPTRA Kalijodo Memiliki Penanda yang menjadi 3.05
ciri khas seperti Landmark
Total Skor Rata-rata 3.25
Aksesibilitas Akses menuju RPTRA Kalijodo mudah dijangkau 3.77
Pintu masuk menuju RPTRA mudah dicapai 3.42
Akses dari tempat parkir menuju taman dapat 3.25
dicapai dengan mudah
sistem informasi menuju RPTRA yang jelas 3.51
Ketersediaan jalur penunjang pejalan kaki untuk 3.28
difabel
Total Skor Rata-rata 3.26
Kelengkapan Kelengkapan fasilitas permainan pada area 3.52
dan Kualitas RPTRA Ayunan, Jungkat-jungkit, dll)
Fasilitas Kelengkapan fasilitas pendukung pada area 3.17
RPTRA(Aula, perpustakaan, kantin, dll)
Total Skor Rata-rata 3.45
Skor Kinerja RPTRA Kalijodo 3.2
(Sumber: Olahan Peneliti, 2018)

Hasil analisa menunjukan bahwa dari keseluruhan aspek kinerja RPTRA hanya masuk
kedalam kategori “cukup”. Aspek keselamatan dan kenyamanan memiliki kinerja buruk,
sementara pada aspek kesehatan, keamanan, daya tarik, aksesibilitas, dan kelengkapan dan
kualitas fasilitas memiliki kinerja yang hanya masuk kedalam kategori cukup pada hasil
evaluasi RPTRA Kalijodo.
3.3 Hasil Analisa Wawancara
1. Keselamatan: dari hasil penilaian. Aspek keselamatan memiliki skor sebesar
2,67, yang masuk kedalam kategori buruk. Pada hasil wawancara informal yang
dilakukan peneliti terhadap anak-anak. Didapatkan bahwa, anak-anak masih
merasakan adanya ancaman keselamatan salah satu contoh kasusnya yaitu,
anak-anak yang masih dibawah umur yaitu sekitar 4-7 tahun merasa takut ketika
terdapat anak-anak yang berumur diatasnya bermain di tempat yang sama. Hal
dikarenakan sering terjadinya benturan anak-anak yang membahayakan anak-
anak yang masih dibawah umur, hal ini disebabkan karena tidak terdapatnya
pembagian zona lokasi khusus untuk umur anak tertentu pada kawasan wahana
permainan.
2. Kesehatan: dari hasil penilaian. Aspek kesehatan memiliki skor sebesar 3,42,
yang masuk kedalam kategori cukup. Pada hasil wawancara informal yang
dilakukan peneliti terhadap anak-anak. Didapatkan bahwa, anak-anak merasa
tidak terlalu terdapat gangguan kesehatan. Hal ini disebabkan karena kebersihan
RPTRA yang selalu terjaga setiap hari nya sehingga membuat anak-anak
terhindar dari gangguan kesehatan.
3. Keamanan: dari hasil penilaian. Aspek keamanan memiliki skor sebesar 3,52.
Pada hasil wawancara informal yang dilakukan peneliti terhadap anak-anak.
Didapatkan bahwa, anak-anak tidak merasakan adanya ancaman yang membuat
diri mereka tidak ingin bermain karena masalah keamanan.
4. Kenyamanan: dari hasil penilaian. Aspek kenyamanan memiliki skor sebesar
2,83, yang masuk kedalam kategori buruk. Pada hasil wawancara informal yang
dilakukan peneliti terhadap anak-anak. didapatkan bahwa, anak-anak merasa
kurang nyaman bermain ketika siang hari dikarenakan kurang adanya
pepohonan sehingga taman menjadi sangat panas karena terpapar langsung oleh
sinar matahari.
5. Daya Tarik: dari hasil penilaian. Aspek daya tarik memiliki skor sebesar 3,25,
yang masuk kedalam kategori cukup. Pada hasil wawancara informal yang
dilakukan peneliti terhadap anak-anak. didapatkan bahwa, hal yang membuat
anak-anak tertarik untuk mengunjungi taman dikarenakan lokasi nya yang dekat
dengan rumah mereka dan juga sekolah mereka. Selain itu pemilihan warna pada
alat permainan dan juga keberagaman alat permainan juga menjadi salah satu
alasan anak-anak untuk datang ke taman.
6. Aksesibilitas: dari hasil penilaian. Aspek daya tarik memiliki skor sebesar 3,26,
yang masuk kedalam kategori cukup. Pada hasil wawancara informal yang
dilakukan peneliti terhadap anak-anak. didapatkan bahwa, akses menuju taman
terbilang mudah dikarenakan lokasi nya yang dekat dengan area dimana mereka
tinggal dan juga sekolah, mereka hanya tinggal menggunakan bis sekolah yang
dapat digunakan secara gratis yang langsung menuju ke taman.
7. Kelengkapan dan Kualitas Fasilitas: dari hasil penilaian. Aspek daya tarik
memiliki skor sebesar 3,45, yang masuk kedalam kategori cukup. Pada hasil
wawancara informal yang dilakukan peneliti terhadap anak-anak. didapatkan
bahwa kualitas pada fasilitas sudah membuat mereka puas karena perawatan
fasilitas pada taman yang selalu diperhatikan oleh pihak pengelola, akan tetapi
kelengkapan fasilitas terutama pada wahana permainan yang dirasakan anak-
anak masih kurang lengkap karena kurangnya keberagaman alat permainan
seperti tidak tersedianya alat permainan seperti komedi putar, lalu alat
permainan memanjat seperti spider cell, dan alat permainan keseimbangan
seperti jembatan tali.

3.4 Penilaian Evaluasi Kinerja RPTRA Kalijodo.

Penilaian evaluasi kinerja pada RPTRA Kalijodo merupakan penilaian yang


didasari oleh hasil dari kajian observasi, kuesioner, dan juga wawancara, yang
merupakan penilaian kinerja pada aspek Keselamatan, Keamanan, Kesehatan,
Kenyamanan, Daya Tarik, Aksesbilitas, dan Kelengkapan dan kualitas fasilitas.
setelah dilakukannya analisis data pada sub bab sebelumnya maka dapat
disimpulkan bahwa
Terkait aspek keselamatan dilihat dari hasil observasi dan juga kuisioner
hampir secara keseluruhan aspek ini dianggap masih buruk kinerjanya. Hal ini
terlihat dari beberapa variabel yang masih harus diperhatikan karena dianggap
masih mengancam keselamatan pada anak, seperti keberadaan lokasinya yang
masih rawan terhadap kecelakaan dan penculikan dan alas yang digunakan pada
area bermain pada zona barat yang masih menggunakan paving blok sehingga
memungkinkan terjadinya luka saat anak terjatuh. Selain itu masih terdapat variabel
yang harus diperbaiki, seperti pada peralatan permainan yang belum diberi tanda
jika alat tersebut digunakan pada kelompok umur tertentu, juga belum tersedianya
zonasi pada wahana permainan yang membedakan kelompok umur anak tertentu.
Dikaitkan dengan aspek selanjutnya yaitu aspek kesehatan berdasarkan hasil
observasi dan juga kuisioner. didapatkan penilaian bahwa RPTRA Kalijodo secara
keseluruhan memiliki kinerja cukup. Hal ini dikarenakan terdapat beberapa
penilaian yang belum memenuhi kinerja taman bermain anak yang baik. seperti
halnya terkait keberadaan lokasinya yang dekat dengan jalan besar yang selalu
ramai setiap harinya, terutama pada sore hari. Hal tersebut yang membuat anak-
anak terpapar polusi udara dan juga terkena kebisingan kendaraan bermotor. Selain
itu perlu adanya peningkatan kinerja pada variabel alat permainan dan juga
ketersediaan jumlah tempat sampah karena masih dikategorikan cukup yang pada
artinya perlu ditingkatkan kembali kinerjanya agar menjadi baik.
Membahas terkait aspek kenyamanan dapat dilihat dari hasil observasi dan
juga hasil kuisioner. didapatkan bahwa, pada aspek ini dianggap masih buruk
kinerjanya. Hal ini dikarena terdapat beberapa penilaian yang belum memenuhi
kinerja ruang bermain anak yang baik. seperti tidak adanya tempat untuk menunggu
orang tua sehingga membuat orang tua menjadi kurang nyaman. Selain itu
kurangnya pohon peneduh membuat kenyamanan termal pada area RPTRA menjadi
panas. Ketersediaan tempat duduk untuk pengunjung pun masih sangat sedikit
keberadaannya. Kurangnya jumlah tempat duduk yang tersedia juga menjadi
permasalahan pada aspek ini. Untuk variabel lainnya seperti kenyamanan nuansa
RPTRA bagi anak-anak dan juga ketersediaan tempat parkir masih dikategorikan
cukup sehingga perlu ditingkatkan lagi kinerjanya agar dapat menjadi baik.
Terkait pembahasan aspek daya tarik, Penulis mendapatkan hasil dari
observasi dan hasil kuisioner, bahwa penilaian atas RPTRA Kalijodo secara
keseluruhan memiliki kinerja yang dianggap cukup. Hal ini dikarenakan masih
terdapatnya variabel yang masih dianggap belum baik terutama pada variabel alat
permainan kurang beragamnya alat permainan yang disediakan oleh RPTRA
Kalijodo membuat variabel tersebut dikategorikan buruk.
Pada aspek aksesibilitas dilihat dari hasil observasi dan hasil kuisioner,
didapatkan penilaian bahwa RPTRA Kalijodo secara keseluruhan memiliki kinerja
cukup. Hal ini dikarenakan belum terlalu optimalnya kinerja variabel-variabel pada
aksesibilitas yang berada pada RPTRA Kalijodo sehingga perlu ditingkatkan kembali
kinerjanya agar meningkat menjadi baik.
Selanjutnya pada aspek kelengkapan dan kualitas fasilitas jika dilihat dari hasil
observasi dan hasil kuisioner, didapatkan penilaian bahwa RPTRA Kalijodo dinilai
cukup Ditinjau dari kelengkapan dan kualitas alat permainan dan juga fasilitas
penunjang yang dianggap memiliki kondisi yang terawat akan tetapi masih kurang
beragam. Sementara pada fasilitas pendukung seperti perpustakaan ruang PKK, Aula
serba guna dan lainnya sudah baik kondisinya akan tetapi belum terlalu
dioptimalkan fungsinya sehingga tidak terlalu sering digunakan oleh masyarakat
ataupun pengunjung.

4. Kesimpulan dan Saran

4.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kinerja RPTRA Kalijodo masih
dianggap belum memuaskan karena dari ketujuh aspek belum terdapat aspek yang
termasuk kedalam kategori baik, bahkan terdapat dua aspek yang masih buruk
kinerjanya yaitu aspek keselamatan dan aspek kenyamanan. Sedangkan pada aspek
lainya hanya masuk kedalam kategori cukup. Seperti pada aspek kesehatan yang
masih terdapat variabel yang dianggap masih buruk kinerjanya. Oleh karena itu masih
perlu adanya peningkatan kinerja pada semua aspek agar RPTRA Kalijodo memiliki
kinerja yang baik.
4.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan tersebut di atas, Penulis akan memberikan saran yang
ditujukan kepada pengembang agar dapat melakukan beberapa hal seperti melakukan
perbaikan yang cukup signifikan pada aspek keselamatan, ketepatan pemilihan jenis
vegetasi yang dapat menaungi kegiatan anak dan melakukan perbaikan serta
pemeliharaan pada beberapa fasilitas yang diperuntukan untuk anak, agar ramah anak
dan meminimalisir terjadinya kecelakaan.

5. Daftar Pustaka

Bаskаrа, Medhа. 2011. Prinsip Pengendeliаn Perаncаngаn Tаmаn Bermаin Аnаk di


Ruаng Publik. Jurnаl Lаnsekаp Indonesiа. Volume 3 (1)
Muhаmmаd, Nаfil Аttаr. 2017. Evаluаsi Kinerjа Ruаng Publik Terpаdu Rаmаh Аnаk
(RPTRА) Cililitаn, Jаkаrtа Timur. Yogyаkаrtа: Universitаs Gаdjаh Mаdа
Sаmsudin & Primi Аrtiningrum, 2017, Evаluаsi Kuаlitаs Fisik dаn Non Fisik pаdа Ruаng
Publik Terpаdu Rаmаh Аnаk(RPTRА) (Studi Kаsus : Rptrа Griyа Tipаr Cаkung Jаkаrtа
Timur), Vitruviаn, Progrаm Studi Аrsitektur, Fаkultаs Teknik Universitаs Mercu
Buаnа Vol.17 No.1
Muliаwаti, Аti dаn Budi Susetyo. 2016 Evаluаsi Kuаlitаs Ruаng Publik Terpаdu Rаmаh
Аnаk (Studi Kаsus: RPTRА Melаti Duri Pulo). Jаkаrtа: Universitаs Mercu Buаnа
KEAMANAN DAN KESELAMATAN ANAK PADA RUANG PUBLIK
TERPADU RAMAH ANAK KALIJODO DI JAKARTA
[Kosong 14]
Ladira Aprilia Tarigan1 dan Wasiska Iyati2
[Kosong 10]
1 Mahasiswa Program Sarjana Arsitektur, Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya
2 Dosen Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Alamat Email penulis: ladirtar@gmail.com


[Kosong 10]
ABSTRAK
[Kosong 9]
Berdasarkan. hasil.kajian…UNICEF,…Indonesia..belum.. memiliki. satupun…kota… yang
berpredikat..Kota Layak Anak…(KLA). Pembangunan..Ruang Publik Terpadu Ramah
Anak (RPTRA) yang memenuhi aspek keamanan dan keselamatan anak ialah salah satu
bentuk perwujudan pemenuhan indakotr KLA. RPTRA…Kalijodo..yang terletak di
perbatasan Jakarta Barat dan…Jakarta Utara, menjadi..salah satu rptra terbesar dan
sukses sebagai solusi peremajaan kawasan, dan merupakan lokasi penelitian. Penelitian
ini bertujuan untuk…memahami dan…mengevaluasi bagaimana…penerapan aspek
keamanan dan keselamatan bagi pengguna anak pada RPTRA Kalijodo. Penelitian ini
menggunakan metode…deskriptif-evaluatif.. dengan. Pendekatan…kualitatif. Metode
pengumpulan. data yang dilakukan adalah observasi lapangan, wawancara, serta
penyebaran kuisioner. Analisis data…bersifat…evaluatif. terhadap. variabel. penelitian
dengan. metode. deskriptif pada.. pemaparan.. analisis. Sintesis…data..menggunakan
metode deskriptif naratif yang memuat kesimpulan kondisi aspek yang diteliti dan
kemudian…diberikan. Rekomendasi…yang…ideal…berdasarkan studi. literatur.. dan
teori terkait. Hasil. Penelitian.. menunjukkan..bahwa aspek keamanan. dan keselamatan
anak pada…RPTRA. Kalijodo…belum diterapkan sepenuhnya, seperti pada beberapa
area bermain tidak ditemukannya penanda yang menunjukkan instruksi usia berapa
saja yang dapat bermain, permukaan area bermain masih menggunakan material keras,
dan tidak adanya pagar pembatas antara ruang bermain dan ruang fungsi lainnya.
Kurangnya pemahaman mengenai aspek keamaanan dan keselamatan anak dan tidak
adanya ruang tunggu bagi orangtua atau pendamping anak di sekitar area bermain juga
menjadi permasalahan yang dapat menyebabkan anak mengalami kecelakaan karena
orangtua atau pendamping lengah saat mengawasi anak bermain.
[Kosong 9]
Kata kunci: RPTRA, keamanan dan keselamatan, anak
[Kosong 9]
ABSTRACT
[Kosong 9]
Based on the result of UNICEF study, Indonesia does not yet have a city with a predicate of
Decent City for Children (KLA). Child Friendly Integrated Community Development
(RPTRA) that meets the aspect of child safety and safety is one form of realization of KLA
indicator fulfillment. RPTRA Kalijodo located on the border of West Jakarta and North
Jakarta, being one of the largest and successful RPTRA as a solution of rejuvenation of the
region, and become the object in this study. Purpose of this study is to understand and
evaluate how the application of child safety and security aspects in RPTRA Kalijodo. This
research uses descriptive-evaluative method with qualitative approach. Method for
collecting data were field observation, interview, and questionnaire distribution. Data
analysis is evaluative to variable research with descriptive method on exposure analysis.
Synthesis data using descriptive-narrative method that contains conclusions, conditions of
examined aspect, then given the ideal recommendations based on studies literature and
related theories. Results. Research show that aspect of security and child safety on RPTRA
Kalijodo has not been fully implemented, as in the play area the absence of a marker
showing any age instruction can play, the surface of the play area using hard material,
and the absence of a guardrail between the play room and the other function room. A lack
of understanding of the safety and security aspects of children, and the lack of waiting
areas for parents or chaperones around the play area are also problems that can cause a
child to have an accident because the parent or caretaker is unaware while watching the
child play.
[Kosong 9]
Keywords: RPTRA, safety and security, child
[Kosong 10]
[Kosong 10]
[Kosong 10]
1. Pendahuluan
[Kosong 10]
Kota layak anak berdasarkan Peraturan Menteri Pemberdayaan dan Perlindungan
Anak (PERMENPPPA) No. 11 Tahun 2011 merupakan kota yang mempunyai sistem
pembangunan berbasis hak anak melalui pengintegrasian komitmen dan sumber daya
pemeirntah, masyarakat dan dunia usaha, dan media massa yang terencana secara
menyeluruh dan berkelanjutan dalam kebijakan, program dan kegiatan untuk menjamin
pemenuhan hak dan perlindungan khusus anak. Secara umum tujuan Kota Layak Anak
(KLA) ialah untuk memenuhi hak dan melindungi anak. Berdasarkan hasil kajian UNICEFF,
Indonesia belum memiliki satu pun kota yang berpredikat Kota Ramah Anak atau Kota
Layak Anak. Hanya 4 dari 109 kota yang mendekati status Kota Layak Anak di Indonesia,
yaitu Solo, Surabaya, Denpasar dan Bandung, menurut Kementrian Negara Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak pada tahun 2013. Dalam pemenuhan indikator KLA,
salah satunya dengan pembangunan Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) sebagai
sarana pemenuhan hak anak untuk bermain, belajar, dan berinteraksi. Sedangkan RPTRA
merupakan sebuah taman atau Ruang Terbuka Hijau yang didesain dengan konsep modern
yang ramah anak dengan dilengkapi berbagai sarana prasarana pendukung seperti gazebo
atau pendopo untuk tempat belajar anak, sarana olahraga dan atau bermain, dan lain-lain
(Rustam, 2015).
Daerah Khusus Ibukota Jakarta (DKI Jakarta) ialah salah satu kawasan perkotaan
terpadat di dunia. Minimnya ruang publik yang berfungsi sebagai pusat kegiatan
masyarakat dan kawasan evakuasi bencana untuk mitigasi bencana, mendasari
diputuskannya pengembangan ruang publik yang berfungsi lebih dari sekedar RTH dengan
sebutan RPTRA (Mungkasa, 2017). Perkembangan RPTRA di Jakarta mengalami kemajuan
pesat. RPTRA Kalijodo yang terletak di perbatasan Jakarta Barat dan Jakarta Utara, menjadi
salah satu rptra terbesar dan sukses sebagai solusi peremajaan kawasan yang sebelumnya
adalah kawasan kumuh dengan berbagai transaksi ilegal, termasuk transaksi narkoba dan
human trafficking. RPTRA Kalijodo yang bergabung dengan RTH Kalijodo memiliki luas
5.489 m² dan mencakup 1.468 m² bangunan. Berbagai macam fasilitas yang tersedia di RTH
dan RPTRA Kalijodo mewadahi hampir seluruh kalangan masyarakat, seperti arena BMX
dan Skate Park, Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), ruang serbaguna, PKK-Mart, toilet
umum dan difabel, ruang laktasi, perpustakaan, serta Posko Pengaduan Kekerasan pada
Rumah Tangga. Memiliki berbagai fasilitas bermain bagi anak-anak tidak berarti fasilitas itu
kemudian ramah anak.
Dalam penelitian ini, anak merupakan objek utama. Anak, menurut The Minimum
Age Convention Nomor 138 tahun 1973, adalah seseorang yang berusia 15 tahun ke
bawah. Setiap anak memiliki perilaku berbeda saat bermain. Goldstein, Jeffrey (2012),
Aktivitas fisik yang dilakukan akan meningkat dan kebutuhan energi juga harus dapat
menyesuaikan. (Khomsan, 2010). Berdasarkan dengan bagaimana cara bermain anak
menurut usianya, dapat dikategorikan beberapa jenis permainan yang diakomodasikan
didalam taman bermain anak (Alamo, 2002), diantaranya permainan fisik, permainan
kreatif, permainan sosial, permainan indra, serta permainan dalam ketenangan.
Keamanan sangat erat kaitannya dan keselamatan, yaitu keadaan yang terhindar
dari ancaman dan bahaya. Sedangkan keselamatan ialah suatu kondisi keadaan seseorang
atau lebih yang terhindar dari ancaman bahaya/kecelakaan. Ruang bermain yang aman dan
terencana menciptakan keseimbangan yang tepat antara keselamatan dan memenuhi
kebutuhan perkembangan anak-anak. Adapun faktor-faktor standar praktik dalam
mendesain ruang bermain yang aman yang dikemukakan oleh Community Care and Assisted
Living Act (CCALA, 2007), ialah; desain ruang bermain, pendidikan mengenai kecelakaan
dan pencegahannya, pengawasan dalam ruang bermain, material dalam peralatan bermain,
permukaan tanah,, pemeliharaan peralatan bermain, ruang bermain bersama, peralatan
tambahan. Ada 5 hal penting yang harus diperhatikan dalam perancangan sebuah taman
bermain, berdasarkan U.S. Consumer Product Safety Commision (2015); (1) Pemilihan lokasi
taman bermain. Menurut Anita Rui Olds (2001) pemilihan lokasi dengan menghindari
tempat-tempat yang terpapar, berdekatan, atau mengandung emisi debu industri, asap
otomotif terkonsentrasi, polutan pencemar angin, zat beracun, tingkat kebisingan tinggi
dari lalu lintas, proyek konstruksi jangka panjang, radiasi elektromagnetik, vegetasi
beracun, serta kolam terbuka, septik tank sumur, tepian terbuka dan tebing; (2) Tata letak
permainan dan zona bermain. Faktor-faktor yang harus diperhatikan adalah aksesibilitas,
pemisahan usia, kelompok usia, perbedaan aktivitas, garis penglihatan, penanda, serta
pengawasan; (3) Pemilihan alat permainan, (4) Permukaan zona bermain, (5) Material alat
permainan, (6) Perakitan dan pemasangan. Menurut Baskara (2011), komponen penting
yang dapat mengakomodasikan tujuan dan sasaran dalam perancangan taman bermain
ialah lokasi, tata letak (layout), peralatan permainan, konstruksi, material atau bahan.
[Kosong 10]
2. Metode
[Kosong 10]
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif-evaluatif dengan pendekatan
kualitatif yang bertujuan untuk mengidentifikasi dan menjelaskan hasil data yang diperoleh
berdasarkan pengamatan dan keadaan eksisting lokasi, selanjutnya akan dikaji untuk
dianalisis lebih lanjut berdasarkan teori-teori yang berasal dari literatur maupun
penelitian-penelitian terdahulu sehingga menghasilkan data berupa penjelasan baik secara
tertulis maupun lisan. Lokasi penelitian ialah Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA)
Kalijodo yang berada di Jalan Terusan Bidara Raya/Jalan Kepanduan II, Kec. Penjaringan &
Kec. Tambora, Kota Jakarta Utara & Jakarta Barat, DKI Jakarta. Memiliki luas 5.489 m² dan
mencakup 1.468 m² bangunan. Batasan lingkup penelitian ini ada 3 yaitu zona RPTRA, zona
arena bmx dan skateboard, serta zona terbuka. Objek penelitian ini adalah sarana dan
prasarana yang ada berdasarkan masing-masing zonasi batasan lingkup penelitian. Subjek
penelitian yang diteliti dalam penelitian ini adalah pengguna atau pengunjung RPTRA
Kalijodo yaitu anak-anak dengan kategori usia dibawah 18 tahun. Penentuan subjek
penelitian menggunakan purposive sampling yang bertujuan menentukan aspek keamanan
dan keselamatan sarana prasarana berdasarkan kebutuhan pengunjung RPTRA Kalijodo
terutama bagi kategori anak-anak yang sedang menggunakan fasilitas yang tersedia di
dalam lokasi penelitian. Jumlah sampel menyesuaikan dengan kondisi lapangan. Variabel
penelitian terdiri dari lokasi, desain (alat permainan, konstruksi, durabilitas, penanda,
vegetasi, pagar pembatas, dan tempat duduk), tata letak (aksesibilitas, zoning, dan
fasilitas), material (alat permainan, permukaan tanah, pagar pembatas, tempat duduk,
fasilitas dan penutup atap).
Metode pengumpulan data yang dilakukan adalah observasi lapangan, wawancara,
serta penyebaran kuisioner. Penyebaran kuesioner dilakukan kepada seluruh pelaku
aktivitas pada RPTRA Kalijodo dengan tujuan untuk mengetahui seberapa besar tingkat
keamanan dan keselamatan bagi anak pada sarana dan prasarana permainan dalam RPTRA
Kalijodo tersebut menurut sudut pandang pengunjung atau pengguna. Analisis data bersifat
evaluatif terhadap variabel penelitian berdasarkan hasil observasi, sedangkan kuisioner
dengan rekapitulasi menggunakan skala Likert, dengan metode deskriptif pada pemaparan
analisis. Sintesis data menggunakan metode deskriptif naratif yang memuat kesimpulan
kondisi aspek yang diteliti dan kemudian diberikan rekomendasi yang ideal berdasarkan
studi literatur dan teori terkait.
[Kosong 10]
3. Hasil dan Pembahasan
[Kosong 10]
Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) Kalijodo berada di Jalan Terusan
Bidara Raya/Jalan Kepanduan II, Kec. Penjaringan & Kec. Tambora, Kota Jakarta Utara &
Jakarta Barat. Merupakan salah satu RPTRA terbesar di Jakarta dan sukses sebagai solusi
peremajaan kawasan yang sebelumnya adalah kawasan kumuh dengan berbagai transaksi
ilegal, termasuk transaksi narkoba dan human trafficking. RPTRA Kalijodo memiliki luas
5.489 m² dan mencakup 1.468 m² luas bangunan. Kawasan ini memiliki 2 fungsi ruang,
yaitu ruang publik ramah anak dan ruang terbuka hijau.

Lingkup
batasan
penelitian

Gambar 1. Denah RTH dan RPTRA Kalijodo sebagai lokasi penelitian.


(Sumber: Dinas Pertamanan dan Pemakaman Pemerintah Daerah Privonsi DKI Jakarta, 2016)
RPTRA memiliki berbagai fasilitas yaitu tempat belajar anak, sarana olahraga, fasilitas
bermain, perpustakaan atau Taman Bacaan Masyarakat (TBM), toilet, lapangan olahraga
dan bermain, serta Pos Pengaduan Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak. Sedangkan
RTH Kalijodo memiliki fasilitas skate park, arena bermain sepeda BMX, outdoor gym, toilet
untuk penyandang disabilitas.

3.1 Analisis Kondisi Eksisting Ruang Publik Terpadu Ramah Anak Kalijodo

Pembagian zona pada Rptra Kalijodo berdasarkan aktifitas para pengguna atau
pengunjung. Zona dibagi menjadi 3, yaitu zona RPTRA, zona BMX & skatepark, serta zona
terbuka.

Zona BMX & Skatepark

Zona Terbuka

Zona RPTRA

Gambar 2. Pembagian zona pada lokasi penelitian

1. Zona RPTRA
Zona RPTRA tepat bersebelahan dengan jalan raya yang cukup padat pada jam-jam
tertentu. Aktifitas yang ada didominasi dengan kegiatan bermain anak-anak. Adapun ruang
transisi antara jalan raya dengan zona rptra membantu meminimalisir terjadinya
kecelakaan pada saat bermain di zona ini. Terdapat beberapa ruang bermain anak di
berbagai tempat dengan bermacam alat permainan yang menunjang. Kondisi lingkungan
serta peralatan permainan masih cukup baik, karena memang beberapa peralatan cukup
terbilang baru dan pengelolaan peralatan cukup baik. Selain itu, pada zona rptra, ada
berbagai fasilitas lainnya seperti ruang pengelola, perpustakaan, ruang laktasi, toilet dan
toilet difabel, aula, pkk mart, serta taman toga dan jalur refleksi.

2. Zona BMX dan Skatepark


Aktifitas yang terjadi pada zona bmx dan skateboard ialah bermain sepeda bmx,
skateboard, in-line skate, sepatu roda, dan permainan sejenis. Menurut pengelola RTH
Kalijodo, komunitas bmx dan skateboard cukup sering menggunakan fasilitas di zona ini.
Zona bmx dan skateboard dibuat terbuka, Dengan begitu, banyak pengunjung lain yang
berlalu-lalang pada lintasan bmx dan skateboard menyebabkan para pemain atau pengguna
bmx dan skate kesulitan untuk bermain. Tidak jarang pula terjadi kecelakaan kecil atau
cedera pada pemain atau pengguna bmx dan skate dengan pengunjung yang berlalu-lalang.

3. Zona Terbuka
Aktifitas pada zona terbuka beragam, seperti bersantai, bersenda gurau, melihat-
lihat, duduk-duduk, berfoto, dan juga makan-minum. Adapula beberapa anak-anak bermain
dan berlarian pada zona ini. Zona terbuka didominasi dengan area hijau dan jalur
pedestrian. Tetapi di saat-saat tertentu, seperti akhir minggu dan hari libur nasional,
sebagian besar jalur pedestrian digunakan oleh pedagang untuk berjualan. Ini dikarenakan
banyaknya pengunjung yang datang dan lahan berjualan barang pernak-pernik dan lain
sebagainya tidak ada, hanya ada pujasera yang berada di sebelah utara RPTRA.

3.2 Analisis Hasil Kuisioner Ruang Publik Terpadu Ramah Anak Kalijodo

Pada Teknik penyebaran kuisioner ialah simple random sampling, maka dari itu
responden yang dipilih ialah acak yang dapat memberikan keterangan dan pendapat
mengenai kondisi keamanan dan keselamatan anak pada RPTRA Kalijodo. Jumlah
responden ialah sebanyak 114 orang. Dari hasil penilaian berdasarkan kuesioner, pada
zona RPTRA dan BMX dan Skatepark, dapat disimpulkan bahwa masih banyak responden
yang menilai bahwa aspek keamanan dan keselamatan di zona rptra sesuai dan tidak sesuai
dengan persepsi responden. Sedangkan untuk zona terbuka, disimpulkan bahwa responden
banyak yang menilai bahwa aspek keamanan dan keselamatan anak sesuai dengan persepsi
responden.

3.3 Analisis Rekomendasi Desain Ruang Publik Terpadu Ramah Anak Kalijodo

1. Lokasi

Tabel 1. Analisis Rekomendasi Desain Variabel Lokasi


Zona RPTRA Zona BMX dan Skatepark Zona Terbuka
Dibutuhkan pos jaga untuk Dibutuhkan pos jaga yang dilengkapi Kebutuhan sudah sesuai.
meningkatkan keamanan bagi dengan p3k, oksigen, tandu, dll untuk
pengguna di sekitar kawasan bermain. meningkatkan keamanan dan
Ditambahkan 2 pos jaga pada area keselamatan bagi pengguna di sekitar
masuk (kiri) dan area keluar (kanan) kawasan bermain. Pos jaga diletakkan
rptra. berdekatan dengan kawasan bermain
bmx dan skateboard.
Zona RPTRA Zona BMX dan Skatepark Zona Terbuka
Dibutuhkan area tunggu bagi orangtua Dibutuhkan area tunggu dengan Kebutuhan sudah sesuai
atau pendamping di dekat area peneduh yang cukup bagi orangtua
bermain agar dapat mengawasi anak- atau pendamping di dekat area
anak dengan baik. bermain agar dapat mengawasi anak-
anak dengan baik.

2. Desain

Tabel 2. Analisis Rekomendasi Desain Variabel Desain


Zona RPTRA Zona BMX dan Skatepark Zona Terbuka
Desain alat permainan disesuaikan Desain area bmx dan skatepark harus Desain zona terbuka sudah cukup
dengan usia pengguna. Konstruksi dan disesuaikan dengan usia pengguna. baik. Adapun permasalahan menurut
daya tahan alat permainan harus tidak Idealnya usia pemain bmx dan pengunjung ialah aroma tidak sedap
membahayakan pengguna anak. Yaitu skateboard ialah 11-15 tahun untuk dari arah toilet yang berada di bagian
dengan tidak adanya sudut-sudut pemula. Konstruksi dan daya tahan barat zona terbuka. Penggunaan
tajam, dan bentuk-bentuk yang dapat alat permainan harus tidak vegetasi yang dapat meminimalisir
membuat pengguna tersangkut. membahayakan pengguna. Yaitu aroma tidak sedap sangat dibutuhkan
Dibutuhkan penanda di setiap dengan tidak adanya sudut-sudut di sekitar toilet.
peralatan permainan untuk tajam, dan bentuk-bentuk yang dapat
menunjukkan ketentuan dan instruksi membuat pengguna tersangkut.
bermain. Dibutuhkan penanda di setiap zona
bermain bmx dan skatepark.

Jenis tanaman seperti Monstera atau


jenis-jenis Philodendron dapat
diletakkan di dalam toilet.
Penataan vegetasi pada area bmx dan
skatepark harus tidak menutupi
pandangan orangtua atau pendamping
yang mengawasi anak-anak bermain.
Sisi barat area bmx dan skatepark
lebih baik dipenuhi dengan vegetasi,
selain sebagai pembatas, karena
Penataan vegetasi harus tidak bersebelahan dengan sungai, dapat
menutupi pandangan orangtua atau juga berfungsi sebagai peneduh.
pendamping yang mengawasi anak-
anak bermain. Vegetasi idealnya dapat
meneduhkan area bermain.
3. Tata letak

Tabel 3. Analisis Rekomendasi Desain Variabel Tata Letak

Zona RPTRA Zona BMX dan Skatepark Zona Terbuka


Tata letak fungsi ruang pada zona rptra Tata letak fungsi ruang pada zona BMX Kebutuhan sudah cukup baik
sudah cukup baik, hanya perlu di dan Skatepark sudah cukup baik,
tambahkan pagar pembatas area
bermain untuk memperjelas batasan
area bermain serta untuk mencegah
pengguna yang sedang bermain terluka
atau terjatuh keluar area, dan untuk
membantu pengawasan. Untuk menuju
area bermain terdapat ruang transisi
yang cukup untuk menghindarkan
pengguna anak dari jalan raya padat dan
ramai. Terdapat ramp menuju area
bermain yang berfungsi untuk
membantu pengguna disabilitas.

Keterangan :
Fungsi bmx
Fungsi skatepark

Keterangan :
Fungsi pengelola
Fungsi bermain
Taman/Fungsi transisi
Tangga dan ramp/ fungsi transisi
4. Kesimpulan [Cambria 12 Bold]
[Kosong 10]
Aspek keamanan dan keselamatan anak pada RPTRA Kalijodo masih banyak yang
memiliki kekurangan jika dibandingkan dengan teori, standar dan peraturan yang ada,
walau dari persepsi pengunjung, sebagian sudah merasa aman. Kekurangan seperti tidak
adanya ruang tunggu orang tua atau pendamping, minimnya pos dan petugas keamanan,
serta pagar pembatas antara fungsi bermain dengan fungsi lainnya dapat menjadi fatal jika
tidak didukung. Kurangnya pemahaman pengunjung akan aspek keamanan dan
keselamatan anak dilihat dari hasil rekapitulasi kuisioner serta wawancara, bisa diatasi
dengan instruksi atau penanda yang diletakkan di sekitar area bermain. Penerapan
rekomendasi desain pada RPTRA Kalijodo dapat mengurangi persentase probabilitas
kecelakaan anak dalam bermain. Hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan bagi
perencana dan perancang kota untuk perbaikan taman ke depannya dan masukan bagi
pengembangan ilmu pengetahuan terutama dalam bidang pertamanan atau lansekap.
[Kosong 10]
Daftar Pustaka [Cambria 12 Bold]
[Kosong 10]
Alamo, M. R. (2002). Design for fun: Playgrounds. Barcelona: LINKS International.
Baskara, M. (2011). Prinsip Pengendalian Perancangan Taman Bermain Anak di Ruang
Publik. Jurnal Lanskap Indonesia III (1).
Community Care and Assisted Living Act. (2007). Director of Licensing Standards of Practice
Safe Play Space.
Goldstein, J. (2012). Play in Children’s Development, Health and Well-Being. Brussels.
Khomsan, A. (2010). Pangan dan Gizi untuk Kesehatan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak. Peraturan Menteri
Pemberdayaan dan Perlindungan Anak (PERMENPPPA) No. 11 Tahun 2011. Jakarta.
Mungkasa, Oswar M. (2017). Grand Design Jakarta Menuju Kota Layak Anak 2018-2022.
Dinas Provinsi DKI Jakarta Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup. Yogyakarta, 28
November 2017.
Olds, A. R. (2001). Child Care Design Guide. USA: The McGraw-Hill Companies.
Rustam, M. (2015). Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA). Kompasiana:
http://www.kompasiana.com/musarustam/ruang-publik-terpadu-ramah-anak-
rptra_560bae4c167b6105084fb3f6) diakses 25 Januari 2018.
U.S. Consumer Product Safety Commision. (2015). Public Playground Safety Handbook.
Maryland.

Anda mungkin juga menyukai