Oleh
2022
Judul RUANG PUBLIK TERPADU ANAK (RPTRA): LAYAKKAH SEBAGAI
RUANG PUBLIK RAMAH ANAK
Jurnal Arsitektur
Tahun 2018
Penulis Rully Besari B.
Tujuan Jurnal Meneliti apakah program Ruang Publik Terpadu Anak sudah layak sebagai
ruang public ramah anak dengan cara mengkaji objek untuk dijadikan studi
kasus.
Objek Ruang Publik Terpadu Anak Krendang Jakarta Barat
Penelitian
Isi Jurnal Jurnal berisikan penelitian dan penilaian penulis tentang layak atau tidaknya
RPTRA Krendang sebagai sebuah ruang publik yang ramah anak. Jurnal
dimulai dengan abstrak, lalu pendahuluan, studi Pustaka, metode penelitian,
dan hasil pembahasan. Pada hasil dan pembahasan dirumuskan bahwa RPTRA
Krendang belum bisa menjadi RPTRA yang ideal karena tempat yang kurang
strategis, tidak aman untuk ana-anak dan belum sepenuhnya diperuntukkan
untuk anak-anak. Kesimpulan yang didapatkan adalah; RPTRA tersebut hanya
dibuat untuk memenuhi target tanpa memperdulikan keamanan dan
kenyamanan anak, diberi juga solusi untuk mempelajari cara bermain anak dan
bekerja sama dengan tenaga professional.
Isi Review Dalam mengkaji penelitian ini, perlu penelitian/kajian lebih lanjut tentang
RPTRA seperti apa yang layak disebut ruang publik ramah anak. Mengingat
standar dan ketentuan kelayakkan tersebut yang masih belum jelas, perlu
adanya pengkajian variable yang lebih luas agar bisa memberikan kesimpulan
dan solusi yang tepat untuk isu yang dibahas. Solusi yang diberikan juga masih
sangat samar, perlu adanya pemberian solusi yang lebih jelas secara arsitektural
perkara bagaimana membangun RPTRA yang ramah untuk anak.
Rully Besari B.
Jurusan Arsitektur Lansekap Fakultas Arsitektur Lansekap dan Teknologi Lingkungan
Universitas Trisakti
E-mail: rully@trisakti.ac.id, rully14besari@gmail.com
Abstrak
Anak-anak sebagai warga Indonesia mempunyai hak untuk hidup layak dan
terpenuhi kebutuhan maupun kepentingannya. Kebutuhan dan kepentingan
anak-anak Indonesia diatur dalam Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak No. 12 tahun 2011. Sebagai upaya
menjalankan peraturan Menpan No. 12 tahun 2011, Pemprov DKI Jakarta
membangun ruang publik terpadu ramah anak (RPTRA) di beberapa wilayah
kota Jakarta. Menurut Pergub No. 40 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas
Peraturan Gubernur Nomor 196 Tahun 2015 tentang Pedoman Pengelolaan
Ruang Publik Terpadu Ramah Anak, disebutkan bahwa ruang publik terpadu
ramah anak yang selanjutnya disingkat RPTRA adalah tempat dan/atau
ruang terbuka yang memadukan kegiatan dan aktivitas warga dengan
mengimplementasikan 10 (sepuluh) program Pokok Pemberdayaan dan
Kesejahteraan Keluarga, untuk mengintegrasikan dengan program Kota
Layak Anak. Kini sudah lebih dari 300 RPTRA dibangun di DKI Jakarta.
RPTRA yang dibangun di atas taman kian menambah permasalahan, karena
belum adanya kriteria dan standarisasi yang mengatur rancangan RPTRA,
sehingga berbagai fasilitas dan elemen yang ada di RTPRA belum spesifik
dikhusukan bagi anak-anak, bahkan mungkin membahayakan bagi anak.
Metode asesmen digunakan untuk mengetahui layak tidaknya RPTRA
sebagai ruang ramah anak.
Pendahuluan
Lingkungan hidup yang memadai merupakan salah satu tuntutan anak untuk menjalani
eksistensinya sebagai anak secara wajar di wilayah perkotaan. Salah satu kebutuhan anak
di perkotaan adalah tersedianya ruang publik yang memadai dan mampu untuk
mangakomodir berbagai kebutuhan dan kepentingan anak dalam menjalankan kegiatan
sosialnya di ruang luar dengan nyaman dan aman. Kota Jakarta dengan luas sekitar
661,52 km² pada tahun 2015 diperkirakan dihuni oleh 2.238.209 jiwa penduduk anak-anak
usia 0-17 tahun atau sekitar 4,5% dari total jumlah penduduk DKI Jakarta.
Anak-anak sebagai warga Indonesia mempunyai hak untuk hidup layak dan terpenuhi
kebutuhan maupun kepentingannya. Kebutuhan dan kepentingan anak-anak Indonesia
diatur dalam Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan
Anak No. 12 tahun 2011, yang menyatakan bahwa : Hak anak adalah bagian dari hak
asasi manusia yang wajib dijamin, dilindungi dan dipenuhi oleh orang tua, keluarga,
masyarakat, pemerintah dan negara. Sebagai upaya menjalankan peraturan Menpan No.
12 tahun 2011, Pemprov DKI Jakarta membangun ruang publik terpadu ramah anak
(RPTRA) di beberapa wilayah kota Jakarta. Di DKI Jakarta hampir semua RPTRA
dibangun di atas taman lingkungan dengan mengubah sebagian ruang hijaunya menjadi
293
Seminar Nasional Pakar ke 1 Tahun 2018 ISSN (P) : 2615 - 2584
Buku 1 ISSN (E) : 2615 - 3343
bangunan, lengkap dengan serambi/aula yang multi fungsi. Hal tersebut mengakibatkan
adanya pengurangan ruang hijau yang bermanfaat untuk perkembangan motorik anak
menjadi terbatas. Beberapa pengamat anak menilai fasilitas bermain di taman di RPTRA
bagi anak belum cukup dan Ketua Komnas Perlindungan Anak Dr Seto Mulyadi atau
yang akrab dipanggil Kak Seto menilai, keberadaan ruang bermain yang dibutuhkan
anak-anak sebenarnya lebih luas dari sekadar lapangan hijauberumput, juga terdapat alat
permainan yang berbahaya untuk anak-anak, karena ada besi yang tajam dan cat yang
beracun (VIVAnews, Minggu, 18 April 2010).
Studi Pustaka
Ruang publik
Carr dkk (1992) memberi pengertian ruang publik yaitu ruang yang dapat diakses setiap
saat oleh siapa saja, tidak bersifat ekslusif dan dapat dimanfaatkan oleh siapa saja untuk
melakukan aktivitas. Carmona (2003) mengklasifikasikan ruang publik, menjadi ruang
publik internal, yaitu ruang publik yang berada di dalam bangunan dan ruang publik
eksternal, yaitu ruang publik yang berada di luar bangunan. Dalam hal ini RPTRA telah
memenuhi karena memiliki ruang publik internal (indoor) dan eksternal (outdoor).
Anak-anak
Anak adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun, termasuk anak yang
masih dalam kandungan (Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak No. 12 tahun 2011 Tentang Indikator Kabupaten/Kota Layak Anak).
Anak-anak merupakan salah satu fase dalam pertumbuhan manusia. Tahap
pertumbuhan anak adayang bersifat kuantitatif seperti berat, tinggi badan dan umumnya
bersifat fisik. Perkembangan kualitatif berkaitan dengan kemampuan anak dalam
melakukan aktivitas sehari-sehari, seperti kecerdasan, kepandaian dan lain-lain.Kegiatan
anak-anak selain di dalam ruangan juga di luar ruang. Kegiatan di luar ruangan sangat
penting untuk perkembangan kognitif, fisik, sosial dan psikologis (emosional anak), serta
perkembangan spiritual.(Mustapa dkk, 2015, dalam Aji 2016).
294
Seminar Nasional Pakar ke 1 Tahun 2018 ISSN (P) : 2615 - 2584
Buku 1 ISSN (E) : 2615 - 3343
5 adalah untuk memastikan bahwa anak memiliki waktu untuk beristirahat dan dapat
memanfaatkan waktu senggangnya untuk melakukan berbagai kegiatan seni, budaya,
olahraga dan aktivitas lainnya, implementasinya adalah: menyediakan fasilitas bermain,
rekreasi dan mengembangkan kreatifitas anak.
Taman sebagai salah satu bentuk ruang hijau,merupakan sarana bagi anak-anak untuk
meluangkan waktu dalam melakukan kegiatan sosial di ruang luar, mengeksplorasi
imajinasi dan kreativitas mereka, serta sosialisasi dengan lingkungan sekitarnya. Untuk
mewujudkan taman ramah anak sebagai tempat bermain,maka kenyamanan, keamanan
dan kemudahan serta kesehatan menjadi syarat utama (Budiyanti, 2014). Ketiga
persyaratan tersebut akan menentukan hal-hal sebagai berikut (Francis, 1998 dalam Aji,
2016, UNICEF, http://www.kla.or.id)
1. Jarak tempat bermain dengan kompleks dekat,
2. Penyediaan fasilitas tempat bermain;
3. Pengawasan orang-tua terhadap anak.
4. Menentukan lokasi dan desain tempat bermain.
UNICEF sejak tahun 1999 telah mendukung gerakan Child Friendly Space (ruang ramah
anak) dan mewajibkan adanya program terpadu berupa bermain, rekreasi, dukungan
pendidikan, kesehatan dan psikososial.Gerakan tersebut di Indonesia diimplementasikan
berupa Ruang Publik Terpadu Ramah Anak
Metodologi Penelitian
Metode yang digunakan untuk melakukan evaluasi terhadap RPTRA adalah metode
penilaian, yaitu prosedur atau tata cara yang ditempuh untuk mengetahui kelayakan
RPTRA sebagai taman ramah anak. Metoda penilaian diperlukan untuk mengukur
keberhasilan RPTRA dalam mewujudkan taman ramah anak. Metode penilaian dilakukan
melalui proses evaluasi dan justifikasi. Evaluasi adalah suatu proses yang dilakukan
secara periodik terhadap berbagai jenis informasi maupun data, untuk membantu
menjawab pertanyaan yang spesifik atau untuk membuat justifikasi tentang suatu kinerja
sehingga dapat dilakukan suatu perbaikan (Balch dkk, 2000).
Proses evaluasi dan jastifikasi dilakukan dengan menentukan indikator dari setiap
kriteria kelayakan penilaian. Indikator adalah suatu ukuran yang biasanya berupa suatu
set informasi umum, yang digunakan sebagai dasar untuk mengukur suatu perubahan
dan /atau kelayakan. Informasi ini dapat berupa informasi yang bersifat kuantititatif
(data mentah,sejumlah pembanding dan lain-lain) dan data kualitatif (pendapat nilai-
nilai, ya/tidak). Indikator dapat digunakan secara utuh sebagai alat dalam meniali suatu
perubahan dan memantau kecenderungan atau kelayakan yang akan mengkobtribusikan
informasi dalam mengambil atau memutuskan suatu kebijakan (Tomm: Natural Heritage
Trust, Goverment of South Australia, 2010). Sedangkan menurut Peraturan Menteri
Negara Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak Republik Indonesia Nomor
12 Tahun 2011 Tentang Indikator Kabupaten/Kota Layak Anak, indikator adalah
variabel yang membantu dalam mengukur dan memberikan nilai terhadap pemerintah
daerah dalam mengupayakan terpenuhi hak anak untuk terwujudnya kabupaten/kota
layak anak.
295
Seminar Nasional Pakar ke 1 Tahun 2018 ISSN (P) : 2615 - 2584
Buku 1 ISSN (E) : 2615 - 3343
Dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh mahasiswa pasca sarjana Program Studi
Perkotaan Universitas Indonesia, di mana penulis merupakan pembimbing utama (2016)
dan kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat Usakti (2017) ditemukan hal-hal sebagai
berikut:
1. Letak RPTRA Krendang Jakarta Barat diapit oleh Kali Krendang dan Rel kereta api
(gambar 1). Kali yang kotor dan saat hujan mengeluarkan bau sangat menggangu
kenyamanan sensori. Disatu sisi ketika kereta api melintas, maka menimbulkan suara
yang cukup menggangu kenyaman audio.
2. Area bermain :
a. Pada area bermain di RPTRA Kembangan SelatanJakarta Barat letaknya berdekatan
(bersebelahan) dengan dengan gardu listrik (gambar 2). Hal tersebut dapat
menimbulkan gangguan keamanan apabila terjadi hal-hal yang tidka diinginkan.
b. Pada area bermain di RPTRA Meruya Utara Jakarta Barat, terdapat akar pohon
Trembesi yang muncul di permukaan tanah, dan mengakibatkan anak-anak yang
sedang bermain terjatuh(gambar 3).
c. Pada RPTRA Kampung Krendang, lantai area bermain dari perkerasan (gambar 4).
Lantai yang cukup keras, berdasarkan wawancara terahap penjaga taman bahwa
pernah terjadi anak yang sedang bermain terjatuh dan gegar otak sehingga area
bermain peranah ditutup dengan garis polisi
d. Area bermain anak yang juga sebagai area bermain sepeda (gambar 5). Tidak
dimilikinya jalur khusus untuk bermain sepeda, anak-anak memanfaatkan arena
bermain juga sekailgus sebagai arena bermain sepeda.
3. Area olahraga:
Lapangan sepak bola tanpa pembatas (gambar 6). Pada saat ramai dimana diadakan
pertandingan cukup rawan terjadinya bola kealuar lapanga, sehingga beberapa anak
bersembunyai dibalik jaring gawang.
4. Aksesibilitas :
RPTRA belum sepenuhna diperuntkan bagi anak-anak disabilitas, terlihat dari adanya
tiang setinggi 60 cm yang menghalangi jalan masuk ke taman. Menurut penjaga hal
ini dilakukan agar motor tidak dapat masuk ke dalam taman (gambar 7).
296
Seminar Nasional Pakar ke 1 Tahun 2018 ISSN (P) : 2615 - 2584
Buku 1 ISSN (E) : 2615 - 3343
297
Seminar Nasional Pakar ke 1 Tahun 2018 ISSN (P) : 2615 - 2584
Buku 1 ISSN (E) : 2615 - 3343
Kesimpulan
Bhawasanya masih banyak RPTRA yang belum layak bagi anak. Banyak RPTRA yang
dirancang hanya untuk memenuhi target tanpa memperdulikan aspek lainnya yang dapt
menajdim anak bermain adengna aman dan nyaman. Pengamatan yang dilakukan belum
menyangkut pada aspek teknis, sehingga perlu dilakukan kajian yang lebih mendalam
lagi. Cara yang tepat untuk merancang tempat yang layak bagi anak adalah mempelajari
cara anak bermain dan bekerjasama dengan anak untuk menata tempat bermainnya.
Topik penting yang perlu diperhatikan oleh pemerintah adalah membuat standarisasi
bagi RPTRA yang menyangkut berbagai aspek dan multi disiplin. Untuk itu dibutuhkan
tenaga profesional yang berpengalaman gunamenjamin bahwa anak dapat bermain
dengan aman dan nyaman, serta perlu dipkirikan kebuthan bagi anak-anak disabilitas.
Daftar pustaka
Aji Satrio, 2016, Kriteria Perencanaan Taman Ramah Anak Dalam Kawasan Permukiman. Tesis
Kajian Pengembangan Perkotaan Program Pascasarjana Universitas Indoensia
Balch, F dan Pfeifer, S. (2000) : Monitoring and Evaluation. DNR Metro Regional Management
Team.
Carr, dkk. (1992) Environment Behaviors Series PUBLIC SPACE. Cambridge University
Press
Carmona. (2003), Public Places-Urban Spaces. The Dimensions of Urban Design. Architectural
Press. An imprint of Elsevier Science Linacre House, Jordan Hill, Oxford OX2 8DP 200
Wheeler Road, Burlington MA 01803.
298
Evaluasi Kinerja Ruang Publik Terpadu Ramah Anak Kalijodo Jakarta
Barat
Muhammad Nurhasbi1
1Mahasiswa Program Sarjana Arsitektur, Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya
2Dosen Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya
ABSTRAK
Pada dasarnya ruang terbuka publik sangat dibutuhkan disuatu perkotaan yang memiliki
jumlah penduduk yang banyak dan juga padat. Ruang terbuka publik biasa digunakan oleh
berbagai macam kelompok serta usia. Salah satu kelompok yang membutuhkan ruang
terbuka publik yaitu adalah anak-anak, sehingga menuntut perlu adanya konsep Ruang
Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA). RPTRA merupakan gagasan yang berasal dari
pemerintah DKI Jakarta demi mewujudkan Jakarta menjadi Kota Layak Anak (KLA). Terdapat
lebih dari 200 RPTRA yang sudah terbangun di Jakarta, salah satunya yaitu RPTRA Kalijodo.
Pada prakteknya RPTRA Kalijodo dibangun bertujuan untuk mewadahi segala aktivitas
bermain anak. Akan tetapi berbagai macam aspek masih saja dikeluhkan oleh beberapa
pengunjung dengan alasan keselamatan, kenyamanan, kebersihan, dan aspek-aspek lainnya.
Oleh karena itu diperlukan adanya evaluasi kinerja Ruang Publik Terpadu Ramah Anak
Kalijodo (RPTRA) dalam kurun waktu sejak dibangunnya RPTRA Kalijodo sampai pada tahun
2018, khususnya dalam mewadahi kegiatan yang ramah anak. Berdasarkan hal tersebut
penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui аtаs kinerjа RPTRА Kаlijodo sebаgаi ruаng
publik yаng dаpаt mewаdаhi аktivitаs аnаk. Metode yang digunakan pada pengambilan data
adalah pendekatan campuran antara kualitatif dan kuantitatif dan dalam mempresentasikan
hasil data dengan menggunakan pendekatan deskriptif. instrumen penelitian berupa
pengamatan langsung dengan menggunakan lembar observasi, kuisioner, wawancara dan
dokumentasi. Hasil kuisioner tersebut lalu di analisis dengan menggunakan metode Mean
score agar dapat mengetahui bagaimana kinerja dari aspek yang diteliti apakah masuk
kedalam kategori baik, sedang, atau buruk. Hasil dari evaluasi kinerjа masih harus mendapat
perhatian khusus dikarenakan kinerja RPTRА Kаlijodo mаsih diаnggаp belum memuаskаn
terlihat dаri ketujuh аspek yang diteliti belum adanya аspek yаng mаsuk kedаlаm kаtegori
bаik, bahkan terdapat dua aspek yang masuk kedalam kategori buruk yaitu aspek
keselamatan dan juga aspek kenyamanan.
Kata Kunci: RPTRA, Kinerja, Aspek, ramah anak.
ABSTRACT
Basically, public open spaces are highly needed in a city with high population density. One of
the communities needing the public open spaces are the kids. One of the ways for it is making
it up with a concept of Kid-Friendly and Integrated Public Spaces (RPTRA). RPTRA becomes
one of the supporting means to make Jakarta a kid-friendly area. However, some visitors are
still complaining about its safety, convenience, cleanliness and some other aspects. Hence it
needs a performance evaluation to see the results of the performance of this Kalijodo's
RPTRA since the day it was built until this year--2018, especially on accommodating kid-
friendly activities. Based on such problem, the purpose of this research is to evaluate the
performance of Kalijodo RPTRA as a public space which is capable of accommodating kids'
activities. The method used for the data collecting is a combination of a qualitative and a
quantitative approach. And for representing the results of the data, this research is using a
descriptive approach. The research instrument is a live observation using observation sheet,
questionnaire, interview and documentation. The result of the questionnaire is then analyzed
by using the Meanscore method in order to classify the aspects above. The results of this
performance evaluation say that RPTRA Kalijodo is still considered unsatisfying, because, of
the 7 aspects, there is not a single aspect that gets a good grade. There are even 2 aspects
getting bad grades; safety and convenience aspect. The recommendations given based on the
results of this research are (1) Improving some of the facilities that are built for kids so that
they are getting more kid-friendly and safer to use and (2) Improving the sensibility of
determining the plants for the park, especially for covering it from the Sun in the afternoon.
Keywords: RPTRA, Performance, Aspects, child friendly.
1. Pendahuluan
RPTRА Kаlijodo merupakan sebuah ruang publik yаng terletаk di sаlаh sаtu
kаwаsаn di DKI Jаkаrtа, lebih tepatnya berada pada wilayah administrati kota Jakarta
Barat. RPTRA Kalijodo memiliki luasan 5000 m2 yаng disediаkаn oleh pemerintаh DKI
Jаkаrtа gunа memberikаn fаsilitаs dаn/аtаu mewаdаhi kegiаtаn yаng dilаkukаn oleh
аnаk-аnаk.
Sаlаh sаtu bukti bаhwа kаwаsаn RPTRА Kаlijodo dаpаt mewаdаhi kegiаtаn
yаng dilаkukаn oleh аnаk-аnаk аdаlаh segаlа bentuk dаn/аtаu sertа fаsilitаs yаng аdа
di RPTRА Kаlijodo diperuntukkаn untuk rаmаh bаgi аnаk-аnаk. Pemаhаmаn
mengenаi rаmаh bаgi аnаk-аnаk pun mаsih menjаdi persoаlаn mendаsаr pаdа
prаktiknyа.
Berbаgаi mаcаm аspek mаsih sаjа dikeluhkаn oleh beberаpа pengunjung
seperti keselаmаtаn, kenyаmаnаn, kebersihаn, dаn аspek-аspek lаinnyа. Dalam upaya
mengoptimalkan dari fungsi RPTRA maka diperlukan evaluasi terhadap kinerja
RPTRA Kalijodo yang berada pada daerah kota Jakarta Barat. Tujuan penelitian adalah
untuk mengevaluasi kinerja dari RPTRA Kalijodo sebagai ruang pubik yang mewadahi
aktivitas anak ditinjau dari aspek keselamatan, kesehatan, keamanan, kenyamanan,
daya tarik, akssibilitas, dan kelengkapan dan kualitas fasilitas.
2. Metode
3. Keamanan: akses untuk masuk menuju lokasi RPTRA khususnya area bermain
anak-anak pun sudah dibatasi jumlahnya dengan adanya pagar pembatas dan
juga pintu pos penjaga. Tujuannya agar melindungi anak-anak dari gangguan
fisik dari luar kawasan sehingga kejahatan dapat diminimalisir dan dikontrol
dengan baik. . Jarak pandang orang tua dalam mengawasi anak-anak terbilang
sudah cukup mempermudah orang tua karena penempatan objek seperi pohon,
tiang, dan sebagainya tidak menghalangi pandangan untuk mengawasi anak-
anak yang sedang bermain. Pagar pembatas pada RPTRA terbuat dari bahan
kawat dan besi sehingga tidak mudah untuk dirusak. selain itu penempatan
lampu diberbagai lokasi dinilai sudah cukup baik, karena berada pada diberbagai
lokasi anak-anak dan orang tua beraktivitas.
Gambar 3 Zonasi Aspek Keamanan
(Sumber: Olahan Peneliti)
5. Daya Tarik: RPTRA sudah memiliki desain yang menarik menurut pengunjung.
Lokasi yang strategis dengan kesan terbuka membuat RPTRA ini menarik untuk
dipandang dari luar ataupun dari dalam taman. Selain itu RPTRA ini memiliki
beragam aktifitas yang menurut data pengunjung mereka tertarik akan hal itu
keberagaman aktivitas ini membuat pengunjung penasaran untuk datang.
Pengunjung yang datangpun bukan hanya datang dari dalam kota tetapi juga dari
luar kota. Variasi tanaman hias pada kawasan ini pun masih dianggap belum
terlalu banyak walaupun sudah ada beberapa tanaman penghias.
Gambar 5 Zonasi Aspek Daya Tarik
(Sumber: Olahan Peneliti)
6. Aksesibilitas: Akses dari jalan besar menuju RPTRA pun terbilang cukup mudah,
berjarak 500 meter dari beberapa SD terdekat memungkinkan siswa dari
sekolah-sekolah tersebut untuk mengunjungi RPTRA Kalijodo untuk keperluan
bermain maupun belajar. Jalur pedestrian diluar RPTRA memiliki lebar 4 meter
yang dimana sesuai dengan standar Permen PU Nomor:30/PRT/M/2006. Letak
RPTRA pun berada dikawasan yang berpotensi adanya aktivitas, seperti
pemukiman padat, pusat pertokoan, transportasi dan lainnya. Untuk masalah
transportasi terdapat bus pariwisata yang dapat ditumpangi secara gratis dari
walikota Jakarta Barat menuju RPTRA Kalijodo. Sistem informasi menuju lokasi
dan gerbang RPTRA dinilai sudah cukup jelas dengan ada nya beberapa tanda
yang menunjukan keberadaan RPTRA Kalijodo. Tempat parkir sudah diletakan
didekat dengan pintu gerbang RPTRA Kalijodo sehingga pengunjung tidak perlu
berjalan jauh dari tempat parkir menuju kawasan RPTRA.
3.2 Evaluasi kinerja RPTRA Kalijodo meliputi aspek yang menyangkut pada kinerja
RPTRA yang dilihat dari persepsi pengunjung dalam menilai kinerja RPTRA Kalijodo.
• Keselamatan
• Kesehatan
• Keamanan
• Kenyamanan
• Daya Tarik
• Aksesibilitas
• Kelengkapan dan Kualitas Fasilitas
Kаtegori Rentаng
Buruk 2 – 2,99
Cukup 3 – 3,99
Bаik 4–5
(Sumber: Olahan Peneliti, 2018)
Hasil analisa menunjukan bahwa dari keseluruhan aspek kinerja RPTRA hanya masuk
kedalam kategori “cukup”. Aspek keselamatan dan kenyamanan memiliki kinerja buruk,
sementara pada aspek kesehatan, keamanan, daya tarik, aksesibilitas, dan kelengkapan dan
kualitas fasilitas memiliki kinerja yang hanya masuk kedalam kategori cukup pada hasil
evaluasi RPTRA Kalijodo.
3.3 Hasil Analisa Wawancara
1. Keselamatan: dari hasil penilaian. Aspek keselamatan memiliki skor sebesar
2,67, yang masuk kedalam kategori buruk. Pada hasil wawancara informal yang
dilakukan peneliti terhadap anak-anak. Didapatkan bahwa, anak-anak masih
merasakan adanya ancaman keselamatan salah satu contoh kasusnya yaitu,
anak-anak yang masih dibawah umur yaitu sekitar 4-7 tahun merasa takut ketika
terdapat anak-anak yang berumur diatasnya bermain di tempat yang sama. Hal
dikarenakan sering terjadinya benturan anak-anak yang membahayakan anak-
anak yang masih dibawah umur, hal ini disebabkan karena tidak terdapatnya
pembagian zona lokasi khusus untuk umur anak tertentu pada kawasan wahana
permainan.
2. Kesehatan: dari hasil penilaian. Aspek kesehatan memiliki skor sebesar 3,42,
yang masuk kedalam kategori cukup. Pada hasil wawancara informal yang
dilakukan peneliti terhadap anak-anak. Didapatkan bahwa, anak-anak merasa
tidak terlalu terdapat gangguan kesehatan. Hal ini disebabkan karena kebersihan
RPTRA yang selalu terjaga setiap hari nya sehingga membuat anak-anak
terhindar dari gangguan kesehatan.
3. Keamanan: dari hasil penilaian. Aspek keamanan memiliki skor sebesar 3,52.
Pada hasil wawancara informal yang dilakukan peneliti terhadap anak-anak.
Didapatkan bahwa, anak-anak tidak merasakan adanya ancaman yang membuat
diri mereka tidak ingin bermain karena masalah keamanan.
4. Kenyamanan: dari hasil penilaian. Aspek kenyamanan memiliki skor sebesar
2,83, yang masuk kedalam kategori buruk. Pada hasil wawancara informal yang
dilakukan peneliti terhadap anak-anak. didapatkan bahwa, anak-anak merasa
kurang nyaman bermain ketika siang hari dikarenakan kurang adanya
pepohonan sehingga taman menjadi sangat panas karena terpapar langsung oleh
sinar matahari.
5. Daya Tarik: dari hasil penilaian. Aspek daya tarik memiliki skor sebesar 3,25,
yang masuk kedalam kategori cukup. Pada hasil wawancara informal yang
dilakukan peneliti terhadap anak-anak. didapatkan bahwa, hal yang membuat
anak-anak tertarik untuk mengunjungi taman dikarenakan lokasi nya yang dekat
dengan rumah mereka dan juga sekolah mereka. Selain itu pemilihan warna pada
alat permainan dan juga keberagaman alat permainan juga menjadi salah satu
alasan anak-anak untuk datang ke taman.
6. Aksesibilitas: dari hasil penilaian. Aspek daya tarik memiliki skor sebesar 3,26,
yang masuk kedalam kategori cukup. Pada hasil wawancara informal yang
dilakukan peneliti terhadap anak-anak. didapatkan bahwa, akses menuju taman
terbilang mudah dikarenakan lokasi nya yang dekat dengan area dimana mereka
tinggal dan juga sekolah, mereka hanya tinggal menggunakan bis sekolah yang
dapat digunakan secara gratis yang langsung menuju ke taman.
7. Kelengkapan dan Kualitas Fasilitas: dari hasil penilaian. Aspek daya tarik
memiliki skor sebesar 3,45, yang masuk kedalam kategori cukup. Pada hasil
wawancara informal yang dilakukan peneliti terhadap anak-anak. didapatkan
bahwa kualitas pada fasilitas sudah membuat mereka puas karena perawatan
fasilitas pada taman yang selalu diperhatikan oleh pihak pengelola, akan tetapi
kelengkapan fasilitas terutama pada wahana permainan yang dirasakan anak-
anak masih kurang lengkap karena kurangnya keberagaman alat permainan
seperti tidak tersedianya alat permainan seperti komedi putar, lalu alat
permainan memanjat seperti spider cell, dan alat permainan keseimbangan
seperti jembatan tali.
4.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kinerja RPTRA Kalijodo masih
dianggap belum memuaskan karena dari ketujuh aspek belum terdapat aspek yang
termasuk kedalam kategori baik, bahkan terdapat dua aspek yang masih buruk
kinerjanya yaitu aspek keselamatan dan aspek kenyamanan. Sedangkan pada aspek
lainya hanya masuk kedalam kategori cukup. Seperti pada aspek kesehatan yang
masih terdapat variabel yang dianggap masih buruk kinerjanya. Oleh karena itu masih
perlu adanya peningkatan kinerja pada semua aspek agar RPTRA Kalijodo memiliki
kinerja yang baik.
4.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan tersebut di atas, Penulis akan memberikan saran yang
ditujukan kepada pengembang agar dapat melakukan beberapa hal seperti melakukan
perbaikan yang cukup signifikan pada aspek keselamatan, ketepatan pemilihan jenis
vegetasi yang dapat menaungi kegiatan anak dan melakukan perbaikan serta
pemeliharaan pada beberapa fasilitas yang diperuntukan untuk anak, agar ramah anak
dan meminimalisir terjadinya kecelakaan.
5. Daftar Pustaka
Lingkup
batasan
penelitian
3.1 Analisis Kondisi Eksisting Ruang Publik Terpadu Ramah Anak Kalijodo
Pembagian zona pada Rptra Kalijodo berdasarkan aktifitas para pengguna atau
pengunjung. Zona dibagi menjadi 3, yaitu zona RPTRA, zona BMX & skatepark, serta zona
terbuka.
Zona Terbuka
Zona RPTRA
1. Zona RPTRA
Zona RPTRA tepat bersebelahan dengan jalan raya yang cukup padat pada jam-jam
tertentu. Aktifitas yang ada didominasi dengan kegiatan bermain anak-anak. Adapun ruang
transisi antara jalan raya dengan zona rptra membantu meminimalisir terjadinya
kecelakaan pada saat bermain di zona ini. Terdapat beberapa ruang bermain anak di
berbagai tempat dengan bermacam alat permainan yang menunjang. Kondisi lingkungan
serta peralatan permainan masih cukup baik, karena memang beberapa peralatan cukup
terbilang baru dan pengelolaan peralatan cukup baik. Selain itu, pada zona rptra, ada
berbagai fasilitas lainnya seperti ruang pengelola, perpustakaan, ruang laktasi, toilet dan
toilet difabel, aula, pkk mart, serta taman toga dan jalur refleksi.
3. Zona Terbuka
Aktifitas pada zona terbuka beragam, seperti bersantai, bersenda gurau, melihat-
lihat, duduk-duduk, berfoto, dan juga makan-minum. Adapula beberapa anak-anak bermain
dan berlarian pada zona ini. Zona terbuka didominasi dengan area hijau dan jalur
pedestrian. Tetapi di saat-saat tertentu, seperti akhir minggu dan hari libur nasional,
sebagian besar jalur pedestrian digunakan oleh pedagang untuk berjualan. Ini dikarenakan
banyaknya pengunjung yang datang dan lahan berjualan barang pernak-pernik dan lain
sebagainya tidak ada, hanya ada pujasera yang berada di sebelah utara RPTRA.
3.2 Analisis Hasil Kuisioner Ruang Publik Terpadu Ramah Anak Kalijodo
Pada Teknik penyebaran kuisioner ialah simple random sampling, maka dari itu
responden yang dipilih ialah acak yang dapat memberikan keterangan dan pendapat
mengenai kondisi keamanan dan keselamatan anak pada RPTRA Kalijodo. Jumlah
responden ialah sebanyak 114 orang. Dari hasil penilaian berdasarkan kuesioner, pada
zona RPTRA dan BMX dan Skatepark, dapat disimpulkan bahwa masih banyak responden
yang menilai bahwa aspek keamanan dan keselamatan di zona rptra sesuai dan tidak sesuai
dengan persepsi responden. Sedangkan untuk zona terbuka, disimpulkan bahwa responden
banyak yang menilai bahwa aspek keamanan dan keselamatan anak sesuai dengan persepsi
responden.
3.3 Analisis Rekomendasi Desain Ruang Publik Terpadu Ramah Anak Kalijodo
1. Lokasi
2. Desain
Keterangan :
Fungsi bmx
Fungsi skatepark
Keterangan :
Fungsi pengelola
Fungsi bermain
Taman/Fungsi transisi
Tangga dan ramp/ fungsi transisi
4. Kesimpulan [Cambria 12 Bold]
[Kosong 10]
Aspek keamanan dan keselamatan anak pada RPTRA Kalijodo masih banyak yang
memiliki kekurangan jika dibandingkan dengan teori, standar dan peraturan yang ada,
walau dari persepsi pengunjung, sebagian sudah merasa aman. Kekurangan seperti tidak
adanya ruang tunggu orang tua atau pendamping, minimnya pos dan petugas keamanan,
serta pagar pembatas antara fungsi bermain dengan fungsi lainnya dapat menjadi fatal jika
tidak didukung. Kurangnya pemahaman pengunjung akan aspek keamanan dan
keselamatan anak dilihat dari hasil rekapitulasi kuisioner serta wawancara, bisa diatasi
dengan instruksi atau penanda yang diletakkan di sekitar area bermain. Penerapan
rekomendasi desain pada RPTRA Kalijodo dapat mengurangi persentase probabilitas
kecelakaan anak dalam bermain. Hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan bagi
perencana dan perancang kota untuk perbaikan taman ke depannya dan masukan bagi
pengembangan ilmu pengetahuan terutama dalam bidang pertamanan atau lansekap.
[Kosong 10]
Daftar Pustaka [Cambria 12 Bold]
[Kosong 10]
Alamo, M. R. (2002). Design for fun: Playgrounds. Barcelona: LINKS International.
Baskara, M. (2011). Prinsip Pengendalian Perancangan Taman Bermain Anak di Ruang
Publik. Jurnal Lanskap Indonesia III (1).
Community Care and Assisted Living Act. (2007). Director of Licensing Standards of Practice
Safe Play Space.
Goldstein, J. (2012). Play in Children’s Development, Health and Well-Being. Brussels.
Khomsan, A. (2010). Pangan dan Gizi untuk Kesehatan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak. Peraturan Menteri
Pemberdayaan dan Perlindungan Anak (PERMENPPPA) No. 11 Tahun 2011. Jakarta.
Mungkasa, Oswar M. (2017). Grand Design Jakarta Menuju Kota Layak Anak 2018-2022.
Dinas Provinsi DKI Jakarta Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup. Yogyakarta, 28
November 2017.
Olds, A. R. (2001). Child Care Design Guide. USA: The McGraw-Hill Companies.
Rustam, M. (2015). Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA). Kompasiana:
http://www.kompasiana.com/musarustam/ruang-publik-terpadu-ramah-anak-
rptra_560bae4c167b6105084fb3f6) diakses 25 Januari 2018.
U.S. Consumer Product Safety Commision. (2015). Public Playground Safety Handbook.
Maryland.