SKRIPSI
DISUSUN OLEH:
Hakim Tampubolon
180160110
JURUSAN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
2023
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pasar tradisional merupakan ruang transaksi komoditas kebutuhan subsisten
yang prosesnya masih kental dengan tradisi susasana ekonomi maupun budaya
yang kuat. Pasar tradisional adalah tempat pertemuan dimana penjual dan pembeli
ditandai dengan transaksi langsung yang biasanya diawali dengan proses tawar
menawar (Brata, 2016). Pasar tradisional terbentuk dari kios, ios ataupun dasaran
terbuka yang dibuka oleh penjual ataupun pengelola pasar. Berbagai jenis barang
yang di perdagangkan seperti buah-buahan, sayur-mayur, berbagai macam ikan-
ikanan, daging, pakaian, tetapi juga untuk memenuhi kebutuhan sosial (SCP &
Widiyatmoko, 2018). Manfaat ruang sangat mempengaruhi perilaku manusia,
karena ruang yang digunakan merupakan tempat terbentuknya pola-pola aktivitas
manusia yang difungsikan setiap hari, dan perilaku inilah yang juga dibawa oleh
lingkungan luar dalam interaksinya. Arsitektur perilaku merupakan arsitektur yang
membahas tentang hubungan tingkah laku manusia dengan lingkungannya (Marlina
& Ariska, 2019). Di pasar tradisional, interaksi penjual dan pembeli tidak hanya
memenuhi kebutuhan ekonomi tetapi juga kebutuhan sosial. Interaksi antara
penjual dan pembeli di pasar tradisional menujukkan bahwa manusia adalah
makhluk sosial yang tidak dapat hidup tanpa orang lain.
Objek pada penelitian ini adalah pasar tradisional Balerong Balige yang
berlokasi di Napitupulu Bagasan, Kecamatan Balige, Kabupaten Toba samosir.
Salah satu pasar tradisional yang cukup ramai di Di kabupaten Toba Samosir. Pasar
ini berdiri pada tahun 1936. Pasar tradisional Balerong Balige mempunyai hari
pekan yaitu setiap hari jumat, sementara hari biasa, sejumlah pedagang berada di
kawasan Balerong. Lokasi Pasar tradisional Balerong Balige dihari pecan
Berlokasi Mulai dari Pusat Kota di jalan sisingamangaraja hingga kawasan
pelabuhan yang letaknya di pinggir Danau Toba seperti gambar dibawah ini.
Adapaun yang menarik untuk diteliti pada penelitian ini adalah untuk
mengetahui pola perilaku pedagang memanfaatkan ruang pasar, serta bagaimana
kondisi fisik pasar yang menyebabkan ruang-ruang didalam pasar tidak
dimanfaatkan secara maksimal sesuai dengan tujuan da fungsi yang sudah
direncankan sebelumnya. Maka diharapkan penelitian ini dapat membantu dalam
rancangan maupun perbaikan bangunan ruang pasar yang lebih baik dikemudian
hari.
a. Perilaku tertutup
b. Perilaku terbuka
Manusia sebagai mahluk sosial tidak pernah terlepas dari lingkungan yang
membentuk diri mereka. Diantara sosial dan arsitektur dimana bangunan yang
didesain oleh manusia.secara sadar atau tidak sadar, mempengaruhi pola perilaku
manusia yang hidup didalam arsitektur dan lingkungannya tersebut. Arsitektur
adalah untuk memenuhi kebutuhan manusia. Begitu sebaliknya, dari arsitektur
tersebut muncul suatu kebutuhan manusia yang baru. Dan sebaliknya, dari
arsitektur itu lah muncul kebutuhan manusia yang baru kembali
Sumber
2.7 Ruang
Ruang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia disebakan karena
manusia selalu bergerak dan berada didalamnya ruang tidak mempunyai arti jika
tidak ada manusia oleh karena itu perancangan ruang harus selalu didasarkan pada
manusia (Angkouw1 & Herry Kapugu2, 2012).
(Hakim dan Utomo, 2003: 52) mengatakan bahwa ruang tidak dapat
dipisahkan dengan kehidupan manusia dimanapun dia berada, baik secara
psikologis, dan emosional (persepsi), maupun dimensional. Manusia selalu berada
di dalam ruang, bergerak serta menghayati, berfikir dan juga menciptakan ruang
untuk menyatakan bentuk dunianya. Ciptakaan yang artistik disebut ruang
arsitektur, disebut ruang asitektur. Ruang arsitektur ini menyangkut interaksi antara
ruang dalam dan ruang luar yang saling mendukung dan memerlukan penataan
lebih lajut. Ruang tidak dapat dipisahkan dengan manusia karena manusia selalu
bergerak dan berada didalamnya .
1. Lantai adalah sebagai bidang alas atau the base, pengaruhnya terhadap
pembentukan ruang sangat besar, karena bidang ini erat hubungannya dengan
fungsi ruang permukaan lantai pada ruang dapat dibedakan menjadi dua yakni
keras dan lunak.
2. Dinding. Sebagai pembatas ruang, dinding dapat dibedakan menjadi 3 (tiga)
jenis yaitu: massif, transparan, dan semu (dibentuk oleh perasaan pengamat
setelah mengamati obyek atau keadaan)
3. Atap atau penutup. Atap dan peutup disebut the overhead seperti berdiri,
seperti halnya dengan dinding terbagi dalam dua kelompok, yaitu:
a. Penutup atap massif, memberikan kesan “terlindung” dari udara luar serta
membentuk ruang yang tepat.
b. Penutup atap transparan memberikan kesan ruang yang semakin luas,
bebas, dan mendekati suasana alami
4. Tekstur dan material, yaitu tekstur halus atau kasar kesan berbeda pada ruang
ataupun bangunan. Kualitas sutu ruang dengan kulaitsa tinggi dapat dilihat
dari pola yang dibuat.
5. Warna, yaitu warna sangat berpengaruh penting bagi psikis manusia sebagai
pengguna ruang.
6. Cahaya. Yaitu kondisi psikis seseorang dapat dipengaruhi oleh faktor
pencayaan.
7. Suara, yaitu suara yang keras dapat menggangu ketenagan manusia sebagai
pengguna ruang
8. Tenperatur, suhu panas dapat mempengaruhi kenyamanan pengguna ruang.
b. Luas lahan
Luas pasar biasanya merujuk pada luas kotor seluruh area. Luas
kotor adalah jumlah total dari seluruh area lantai yang dibangun
didalam bangunan. Luas kotor merupakan fungsi kombinasi dari luas
lahan dan rasio plot yang di tetapkan atas lahan tersebut oleh otoritas
perencanaan bangunan.
c. Kualitas bangunan
d. Jumlah pedagang
e. Pendapatan pedagang
f. Jumlah kios dan ios
g. Keberadaan pedagang kaki lima, waktu efektif, dan fasilitas
2.8.3 Fasilitas pasar tradisional
Fasilitas yang ada di pasar terbagi atas dua jenis yaitu fassilitas
utama dan fasilitas pendukung. BeberapaFasilitas utama adalah bangunan
serta tata letak pasar sebagaimana dimaksud dalam pasal 6 ayat (1) huruf b
antara lain:
1) Kantor pengelola
2) Area parkir
3) Tempat pembuangan sampah sementara/sarana
pengelolahan sampah
4) Air bersih
5) Sanitasi/drainase
6) Tempat ibadah
7) Toilet umum
8) Pos keamanan
9) Tempat pengelolahan limbah/instalasi pengelolahan air
limbah
10) Hidran dan fasilitas pemadam kebakaran
11) Panteraan
12) Sarana komunikasi
13) Area bongkar muat dagangan
1. Pelaku kegiatan
a. Pedagang pasar merupakan pelaku ketiga yang
melaksanakan aktivitas dengan menjual atau membeli
barang dan jasa yang kegiataanya itu digunakan didalam
pasar.
b. Pembeli, adalah konsumen yang datang dari semua golongan
untuk mencari kebutuhan dengan harga murah dan dengan
pelayanan khusus.
c. Penunjang pasar
Penunjang pasar antara lain:
Pemerintah sebagai pemberi izin berdiri serta
beroperasinya pasar.
Swasta pedangang penyewa tempat, pelaksana
pembangunan pasar.
Pengelola melaksanakan pembangunan, pengelola
pemasaran tempat, pengelola kebersihan, pengelola
distribusi barang dan stabilitas harga.
Bank mempelancar kegiatan ekonomi.
1) Aksebilitas
Aksebelitas yaitu kemungkinan pencapaian dari dan ke kawasan,
dalam kenyataanya ini terwujud jalan dan transportasi atau
pengaturan lalu lintas.
2) Kompablitas
Kompablitas yaitu keserasian dan keterpaduan antara kawasan
yang menjadi lingkungannya.
3) Fleksibilitas
Fleksiblitas yaitu kemungkinan pertumbuhan fisik atau
pemekaran kawasan pasar dikaitkan dengan kondisi fisik
lingkungan dan keterpaduan prasarana.
4) Ekologis
Ekologis adalah keterpaduan antara tatanan kegiatan alam yang
mewadahinnya.
METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Metode penelitian ini digunakan metode penelitian deskriptif kulitatif.
Penelitian yang bertujuan untuk memahami suatu fenomena. Penelitian ini
digunanakan untuk membahas tentang penggunaan ruang pasar tradisional
Balerong Balige dengan pendekatan arsitektur perilaku. Metode ini digunakan
untuk melihat kasus yang ditinjau yaitu, bagaimana kondisi fisik ruang dalam pasar
yang menyebabkan ruang dan ios ios yang tersedia tidak berfungsi sebagai mana
mestinya. Bagaimana perilaku manusia terhadap ruang yang merupakan bukan
untuk fungsinya malah dimanmaatkan oleh sekelompah pedagang sebagai pola
aktivitas perdagangan. Penelitian kualitatif didukung dengan dengan pendekatan
deskriptif bertujuan untuk mendeskripsikan suatu objek secara sistematis, factual,
dan akurat.
Sumber: https://id.wikipedia.org/
a. Reduksi Data, merupakan proses analisis data dilakukan untuk mereduksi dan
merangkum hasil-hasil penelitian yang memfokuskan kepada hal-hal yang
diperlukan oleh peneliti, dengan tujuan mempermudah memahami data yang
telah terkumpul sehingga reduksi data dapat memberikan gambaran
terperinci.
b. Penyajian Data, merupakan data-data yang telah tersusun secara rinci untuk
memberikan gambaran pada penelitian secara lengkap. Data-data yang telah
terkumpul seluruhnya akan dicari pola hubungannya guna memperoleh
c. kesimpulan yang tepat dan akan disusun secara sistematis dalam bentuk
uraian atau laporan sesuai dengan hasil penelitian yang diperoleh.
d. Kesimpulan atau verifikasi, merupakan tahapan akhir dalam proses analisis
data penelitian. Proses ini dimulai dengan data lapangan atau data mentah
yang kemudian direduksi dalam bentuk kategorisasi data.
a. Pedagang
b. Pembeli/pengunjung