Anda di halaman 1dari 8

Kajian Penerapan Arsitektur Perilaku Pada Bangunan Pasar dan Tempat Pelelangan Ikan di Muara Angke

Rivan Bryan Tirta, Finta Lissimia

KAJIAN PENERAPAN ARSITEKTUR PERILAKU PADA BANGUNAN PASAR IKAN DI


MUARA BARU

Rivan Bryan Tirta1, Finta Lissimia1


1
Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta
2016460045@ftumj.ac.id
finta.lissimia@ftumj.ac.id

ABSTRAK. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui fator-faktor yang mempengaruhi pemanfaatan
ruang oleh pedagang dan pembeli yang meliputi atribut perilaku Sosialitas (sociality), Adaptabilitas (Adaptability),
Aktivitas (activity), Aksesibilitas (accessibility), Kontrol (Teritorialitas). Pendekatan penelitian ini adalah deskriptif
kualitatif dengan sumber data para pedagang dan pembeli pasar. Terdapat tiga langkah dalam penelitian ini.
Penelitian ini berkonsentrasi pada aktivitas antara pedagang dan pembeli yang terjadi diantara bangunan inti
dengan luar bangunan, aktivitas terbanyak terjadi pada saat jual beli dan drop barang yang bertepatan pada area
luar bangunan inti, tempat ini didominasi oleh para pedagang dan pembeli luar daerah tersebut yang mempengaruhi
Atribut Perilaku. Aspek sosialitas pada Pasar Ikan Muara Baru menentukan kenyamanan pengguna pasar. Aspek
adaptabilitas pada Pasar Muara Baru dinilai dari empat adaptabilitas karir yaitu kepedulian karir, pengendalian
karir, keingintahuan karir, dan keyakinan karir. Pasar Muara Baru memerlukan fasilitas penunjang sirkulasi dalam
bangunan yang akan memenuhi dua faktor yang belum terpenuhi yaitu: kemudahan, keselamatan dan kegunaan.
Sarana dan prasarana yang tersedia meliputi listrik, air bersih, sanitasi air hujan dan limbah, drainage, pengelolaan
sampah, pengelolaan barang pedagang, jaringan telepon, dan ruang gudang. Tingkat teritorialitas menunjukkan
empat tingakatan transaksi jual beli.

Kata Kunci: Pasar Ikan, Arsitektur Perilaku, Atribut Perilaku, Pasar Ikan Muara Baru

ABSTRACT. The purpose of this study was to determine the factors that influence Fator utilization of space by
merchants and buyers that include behavioral attributes of socialit), adaptability, activity, accessibility, kontrol
(territoriality).The research approach is descriptive qualitative with data sources of market traders and buyers. There
are three steps in this research. This study concentrates on the activities between traders and buyers that occur
between the core building and the outside of the building, the most activity occurs at the time of buying and selling
and dropping of goods which coincide in the area outside the core building, this place is dominated by traders and
buyers outside the area which affect the behavior attributes. Sociality aspects in Muara Baru Fish Market determines
the user's convenience market. The adaptability aspect of the Muara Baru Market is assessed from four career
adaptabilities, namely career awareness, career control, career curiosity, and career confidence. Muara Baru
Market requires circulation support facilities in buildings that will fulfill two unfulfilled factors, namely: convenience,
safety and usability. The facilities and infrastructure available include electricity, clean water, sanitation for rainwater
and waste, drainage, waste management, management of merchant goods, telephone networks and warehouse
space. The territorial level shows the four levels of buying and selling transactions.

Keywords: Fish market, behavioral architecture, behavioral attributes, Muara Baru Fish Market

PENDAHULUAN aspek fisik dan aspek non fisik. keefektifitasan


dan kesesuaian tata ruang pasar dan
Pasar adalah sebuah tempat yang terbuka pelelangan ikan dapat dilakukan dengan
dimana terjadi proses transaksi jual beli (KBBI). mengkaji penerapan arsitektur perilaku di
Pasar merupakan sektor perekonomian yang dalamnya. Oleh karena itu, arsitektur perilaku
sangat penting bagi mayoritas penduduk di dianggap mampu menjawab permasalahan
Indonesia. Pasar ikan dan pelelangan ikan kebutuhan pengguna secara fisik maupun non-
merupakan salah satu bentuk pasar khas fisik.
Indonesia. Pasar dan pelelangan ikan dinilai
mampu meningkatkan daya guna pasar seperti
peningkatan perekonomian, produktivitas dan Bangunan tiga lantai sebesar 2 Ha yang
nilai tambah produk perikanan serta dibangun di atas lahan sekitar 4,15 Ha ini
mengembangkan sentra bisnis kelautan dan dilengkapi dengan 896 unit lapak untuk menjual
perikanan di Indonesia. ikan segar. Selain lapak ikan segar, PIM Muara
Baru juga dilengkapi dengan 155 unit kios
Salah satu Strategi untuk mengembalikan maritim, 8 unit food court, 2 unit ice flake
perspektif yang menurun pada pasar adalah machine kapasitas 10 ton, area pemasaran
dengan melakukan kajian tata ruang pasar dan retail, laboratorium, chilling room kapasitas 30
pelelangan ikan. Kajian tata ruang mencakup ton, area bongkar muat, pengepakan, depot es
55
Jurnal Arsitektur PURWARUPA Volume 04 No 2 September 2020
p-ISSN 2621-1181/e-ISSN 2550-066X

dan garam, serta instalasi pengolahan air Penelitian ini menggunakan metode penelitian
limbah (IPAL). Pasar ini mulai beroprasi deskriptif kualitatif, setiap aspek-aspek dalam
kegiatan perdagangan mulai dari jam 17.00 – penelitian ini akan dideskripsikan dan
05.00 WIB, ramai akan pengunjung pada waktu diidentifikasikan berdasarkan pada ananlisis
19.00 – 21.00 WIB. Sebagai fasilitas penunjang dan landasan teori yang diangkat sebagai
juga dibangun gedung pengelola, perbankan, panduan.
ruang informasi dan edukasi, ruang pertemuan,
gudang, pos jaga, dan masjid. Terdapat tiga langkah yang perlu diambil dalam
penelitian ini, pertama adalah pembentukan
Pada Tempat Pasar Ikan Modern Muara Baru konsep, kedua, interpretasi data yang meliputi
Mengusung konsep “one stop shopping”, PIM tahap mengidentifikasi hubungan antara data
menawarkan terobosan pasar ikan modern atau masalah, ketiga, aplikasi prinsip yang
yang bersih, nyaman, terjamin, tidak becek dan meliputi tahap memprediksi konsekuensi,
tidak bau, sekaligus menjadi salah satu tempat menjelaskan fenomena-fenomena dan menguji
tujuan wisata di Kota Jakarta. hipotesis. Pendekatan ini dimulakan dengan
sesuatu sebab atau contoh dan menuju ke arah
Maka perlu adanya pemanfaatan ruang oleh sesuatu bentuk umum. Pendekatan Induktif
pedagang dan pembeli yang meliputi atribut melibatkan pengumpulan dan pentafsiran yang
perilaku Sosialitas (sociality), Adaptabilitas kemudiannya setiap penafsiran ini akan
(Adaptability), Aktivitas (activity), Aksesibilitas berubah kepada kesimpulan.
(accessibility), Kontrol (Teritorialitas) sangat
diperlukan dengan menggunakan tiga langkah
yang perlu diambil dalam penelitian ini, Penelitian ini mengunakan landasan teori
pertama adalah pembentukan konsep, kedua, pendekatan perilaku pada keterkaitan yang
interpretasi data yang meliputi tahap dialetik antara ruang dengan manusia dan
mengidentifikasi hubungan antara data atau masyarakat atau penghuni ruang tersebut.
masalah, ketiga, aplikasi prinsip yang meliputi Pendekatan ini melihat dari aspek-aspek
tahap memprediksi konsekuensi, menjelaskan norma, kultural, psikologi masyarakat yang
fenomena-fenomena dan menguji hipotesis. berbeda akan menghasilkan suatu konsep dan
Guna memperbaiki tempat yang didominasi wujud ruang yang berbeda (Rapoport, 1969).
oleh para pedagang dan pembeli luar daerah Dijelaskan dalam landasan atribut perilaku.
tersebut yang mempengaruhi Sosialitas,
Adaptabilitas, Aktivitas, Aksesibilitas, Kontrol.

TUJUAN

Adapun tujuan penelitian ini adalah penerapan


konsep arsitektur perilaku pada bangunan
pasar dan pelelangan ikan. Oleh karena itu
penelitian ini mempunyai tujuan, yaitu :

1. Memahami konsep arsitektur perilaku yang Gambar 1 Model Sistem Lingkungan Perilaku
akan dijadikan penelitian pada pasar dan Sumber: (Weismann, Gerald 1981) dalam Dwi
pelelangan ikan Ananta Devy 2009

2. Memahami penerapan arsitektur perilaku


Atribut Perilaku
pada bangunan pasar dan pelelangan ikan.
Dari interaksi ini menghasilkan sebuah kata
Setelah menjelaskan permasalahan pada yang disebut “atribut”. Atribut adalah kualitas
bagian pendahuluan, tujuan perancangan lingkungan yang dirasakan oleh manusia
dapat dijabarkan pada bagian ini. Tujuan
sebagai pengalaman, produk organisasi,
perancangan menjawab permasalahan yang
individu dan seting fisik.
muncul. Bagian ini diharapkan dijelaskan
Pendekatan perilaku mengarah pada
dengan singkat dan jelas. Jika diperlukan,
keterkaitan yang dialetik antara ruang dengan
dapat diberikan uraian singkat yang meringkas manusia dan masyarakat atau penghuni ruang
pendahuluan dan diakhiri dengan tujuan.
tersebut. Pendekatan ini mengarah perlunya
memahami perilaku manusia atau masyarakat
METODE
(yang berbeda-beda di setiap tempat) dalam
56
Kajian Penerapan Arsitektur Perilaku Pada Bangunan Pasar dan Tempat Pelelangan Ikan di Muara Angke
Rivan Bryan Tirta, Finta Lissimia

memanfaatkan ruang. Pendekatan ini melihat


dari aspek-aspek norma, kultural, psikologi Pada penelitian Kajian Penerapan Arsitektur
masyarakat yang berbeda akan menghasilkan Perilaku pada bangunan pasar yaitu memiliki
suatu konsep dan wujud ruang yang berbeda fokus pada pendekatan pemanfaatan ruang
(Rapoport, 1969). Dari interaksi ini berupa “atribut” perilaku. Atribut merupakan
menghasilkan sebuah kata yang disebut kualitas lingkungan yang dirasakan oleh
“atribut”. Atribut adalah kualitas lingkungan manusia sebagai pengalaman.
yang dirasakan oleh manusia sebagai
pengalaman, produk organisasi, individu dan Atribut perilaku yang akan penulis analisis
seting fisik. yaitu :

Keterangan : 1. Sosialitas (sociality)


- Institusi : individu yang melakukan 2. Adaptabilitas (Adaptability)
tugasnya sehari-hari berupa kebijakan, 3. Aksesibilitas (accessibility)
pengelolaan. 4. Aktivitas (Activitiy)
- Seting Fisik kondisi fisik: tempat 5. Kontrol (Teritorialitas)
berlangsungnya kegiatan terdiri komponen
dan properti. a. Sosialitas (sociality)
- Individu pengguna seting fisik yang
melakukan kegiatan
Tabla 1
Fenomena perilaku berupa atribut (Weismann, Faktor Contoh Perilaku
1981) dalam Dedi 2019: Pembentuk Sosial
Perilaku dan Interaksi Jual beli,
1. Kenyamanan (comfort), yaitu keadaan Karakteristik interaksi
lingkungan yang sesuai dengan sesama pembeli
pancaindera dan antopometrik.
2. Sosialitas (sociality), yaitu kemampuan Waktu Malam - Pagi
seseorang dalam melaksanakan Lingkungan Logat Bahasa
hubungan dengan orang lain dalam suatu Faktor Pembentuk dan Perilaku
seting tertentu. Sumber: Data Pribadi 2020
3. Aksesibilitas (accessibility), yaitu
kemudahan bergerak.
4. Adaptabilitas (adaptability), yaitu a. Faktor dan Karakteristik
kemampuan lingkungan untuk Interaksi jual beli, dalam kali ini peneliti
menampung perilaku yang berbeda. melakukan pendekatan lansung kepada para
5. Rangsangan inderawi (sensory pedaganag dan pembeli dari beberapa
stimulation), yaitu kualitas dan intensitas Pengamatan, interaksi jual beli yang dilakukan
rangsangan sebagai pengalaman yang dalam studi kasus Pasar Ikan Modern Muara
dirasakan. Baru, faktor kali ini mengarah kepada interaksi
6. Kontrol (control), yaitu kondisi lingkungan sosial yang berupa interaksi jual beli pedagang
untuk menciptakan batas ruang dan dengan nelayan, pedangang dengan pembali.
wilayah kekuasaan.
7. Aktivitas (activity), yaitu perilaku yang 1. Pedagang dengan nelayan
terus menerus terjadi dalam suatu Pada lokasi objek penelitian pengamatan
lingkungan. peneliti pada interaksi jual beli antara
8. Kesesakan (crowdedness), yaitu perasaan pedagang dengan nelayan. Transaksi jual beli
kepadatan dalam suatu lingkungan. yang dilakukan antara pedagang dengan
9. Privasi (privacy), yaitu kecenderungan nelayan hanya diwaktu tertentu. Hal ini
seseorang untuk tidak diganggu oleh dilakukan setiap mereka malakukan kegiatan
interaksi orang lain. drop barang dari nelayan, dalam melakukan
10. Makna (meaning), yaitu kemampuan suatu transaksi adanya perilaku tawar menawar,
lingkungan menyajikan maksud. menimbang berat barang yang di jual berupa
11. Legabilitas (legability), yaitu kemudahan biota laut, minum bersama, dan
untuk mengenal elemen-elemen kunci dan mendistribusikan barang dagangan kesetiap
hubungan dalam suatu lingkungan dalam lapak yang sudah melukan transaksi secara
menemukan arah. bersama dengan logat basaha yang khas
mereka bawa yaitu logat bahasa jawa dan
sunda yang mendominasi.
PEMBAHASAN

57
Jurnal Arsitektur PURWARUPA Volume 04 No 2 September 2020
p-ISSN 2621-1181/e-ISSN 2550-066X

Pada waktu yang bersamaan terjadinya drop


barang antara nelayan dengan para pedagang
hanya di waktu pasar mulai ber oprasi dan
malam hari.

Gambar 2 Kegiatan Pasar Ikan Modern Muara


Baru
Sumber: Data Pribadi 2020
Gambar 4 Kegiatan Pasar Ikan Modern Muara Baru
Sumber: Data Pribadi 2020

c. Faktor Lingkungan
2. Pedagang dengan Pembeli
Pengamatan peneliti kali ini mengarah pada
Pengamatan peneliti pada pedagang dengan
logat bahasa dan gaya hidup, pada kasus kali
pembeli mengarah pada interaksi perilaku
ini yang bertepatan di lokasi Pasar Ikan
transaksi jual beli. Pembeli yang menuju di
Modern Muara Baru, peneliti mengambil 3
setiap lapak melakukan kontak suara mulai
sampel lapak pedagang dengan hasil kegiatan
dari menanyakan harga ikan sampai biota laut
yang mereka lakukan tidak lari dari logat
lainnya, setalah pada peroses melakukan
bahasa daerah yaitu bahasa jawa dan sunda,
kontak suara terjadinya proses tawar menawar
tidak hanya itu gaya hidup yang diambil dari
harga barang bersamaan dengan
ke-3 sempel lapak dagang berupa kedisiplinan
penimbangan barang, pembersihan barang
dan gotong royong.
dan transaksi uang. Logat bahasa yang peneliti
amati sama halnya antara pedagang dengan
nelayan yaitu bahasa jawa dan sunda yang
lebih mendominan.

Gambar 5 Kegiatan Pasar Ikan Modern Muara


Baru
Sumber: Data Pribadi 2020

Gambar 3 Kegiatan Pasar Ikan Modern Muara


Baru b. Adaptabilitas (Adaptability)
Sumber: Data Pribadi 2020
Hasil penelitian ini didapatkan dari 3 sumber
data yaitu satu objek peneliti dan dua orang
b. Faktor Waktu pedagang dan pembeli. Observasi dilakukan
Peneliti melakukan pengamatan berdasarkan terhadap Pasar Ikan Modern Muara. Penelitian
kegiatan waktu yang dilakukan pada objek ini juga memperoleh hasil dari pengamatan
peneliti yang berada di lokasi Pasar Ikan peneliti terhadap seorang pedagang dalam
Modern Muara Baru, pengamatan kegiatan objek yang diteliti.
waktu ini peneliti tuangkan dalam sebuah
narasi. Kegiatan transaksi jual beli yang Berdasarkan pengamatan terhadap dua orang
dilakukan antara pedagang dan pembeli tersebut didapatkan hasil bahwa subjek
berupa tawar menawar harga barang, pertama mengalami adaptasi tempat yang
penimbangan barang, pembersihan barang sangat baik, pasar sebelumnya yang tidak
dan packing barang hingga mencapai memiliki fasilitas yang menunjang kegiatan
terjadinya kesepakatan transaksi, hal ini perdagangan dengan saat ini pasar yang
dilakukan pada setiap jam 17.00 - 21.00 WIB.
58
Kajian Penerapan Arsitektur Perilaku Pada Bangunan Pasar dan Tempat Pelelangan Ikan di Muara Angke
Rivan Bryan Tirta, Finta Lissimia

ditempati yaitu PIM Muara Baru sangat Keempat, yaitu keyakinan karir (career
memudahkan proses perdagangan hewan laut. confidence) yang dimiliki oleh subjek.
Pengamatan kepada subjek ke dua didapatkan Berdasarkan hasil pengamatan peneliti,
hasil bahwa lingkungan yang baik menurunkan keyakinan subjek terhadap karir terlihat dari
kesulitan yang dialami pedangan, meminjam perilakunya yang percaya diri akan merubah
barang dagangan para pedagang lainnya lebih dan meningkatkan pengunjung yang akan
mudah dari segi akses yang baik. Subjek ini mengunjungi Pasar Ikan Modern Muara
mengatakan akan berusaha penuh untuk Baru.
meningkatkan daya tarik PIM Muara Baru.

c. Aktivitas (activity)

Adanya perilaku dalam suatu lingkungan yang


dikerjakan oleh seseorang dalam jarak wktu
tertentu, hasil dari penelitian ini mengarah pada
aktivitas yang berlangsung secara cepat dan
lambat nya kegiatan tersebut berlangsung.

Gambar 6 Fasilitas Pasar Ikan Modern Muara Baru


Sumber: Data Pribadi 2020
Pada penelitian ini peneliti memfokuskan pada Gambar 7 Aktivitas PIM Muara Baru
bagaimana gambaran adaptabilitas karir pada Sumber: Data Pribadi 2020
pedagang. Menurut Savickas (Lent dan Brown,
2012) terdapat empat aspek dari adaptabilitas
karir yaitu kepedulian kairi (career concern), Aktivitas Cepat Aktivitas Lambat
pengendalian karir (career control),
Hasil penelitian ini didapatkan dari sumber
keingintahuan karir (career curiousity), dan
data yaitu dari pengamatan peneliti terhadap
keyakinan karir (career confidence). Keempat
objek penelitian yang berada pada Pasar
aspek adaptabilitas karir tersebut menjadi tolak
Ikan Modern Muara Baru. Peneliti
ukur dalam penelitian ini. Berdasarkan hasil
melakukan observasi terhadap PIM Muara
pengamatan peneliti diketahui bahwa subjek
Baru yang merupakan objek penelitian.
memiliki adaptabilitas karir yang baik yang
Selain itu, penelitian ini juga memperoleh
digambarkan melalui keempat aspek tersebut.
hasil, melalui pengamatan peneliti kepada
Pertama, subjek memiliki kepedulian karir yang
seorang pedagang dan pembeli dalam objek
baik, yang ditunjukkan dalam kepedulian
yang diteliti. Terdapat dua aktivitas yang
terhadap lingkungan sosial dan dapat
berlangsung objek penelitian yaitu aktivitas
menyesuaikan disaat mereka mengalami
cepat dan aktivitas lambat.
kesulitan.
Kedua, adaptabilitas karir yang dimiliki subjek
- Aktivitas Cepat
juga terlihat dari aspek pengendalian karir
(career control). Aspek ini digambarkan dari
Suatu kegiatan atau pekerjaan yang berada
tanggung jawab subjek terhadap karir yang
dalam lingkungan yang dihuni. Aktivitas
digelutinya ditunjukkan dengan sikap disiplin di
Cepat ini berlangsung dalam objek
mana berdasarkan hasil observasi subjek yang
penelitian berupa pekerjaan yang hanya
selalu rutin berdaganag dan sesuai dengan
dilakukan secara singkat dan tidak memakai
jam dia berdagang hal ini menunjukkan
ruang secara tetap. Selama peneliti
tanggung jawabnya dalam mengembangkan
mengamati secara menyeluruh dari luar
peningkatan pengunjung Pasar Modern Muara
hingga dalam lingkungan pasar. Aktivitas
Baru untuk mencapai target subjek yaitu
yang terjadi seperti adanya transaksi jual
sejahtera saat berdagang.
beli, distribusi barang kepada para
Ketiga, aspek lain yang membuktikan adanya
pedagang, proses tawar menawar barang,
adaptabilitas karir yang baik adalah
hal ini dapat dilihat pada gambar 8 Terdapat
keingintahuan karir (career curiousity) yang
aktivitas yang berlangsung.
ditunjukkan dari perilaku subjek yang ingin
mengembangkan dan mengatasi masalah
yang sedang terjadi di Pasar Ikan Modern
Muara Baru.
59
Jurnal Arsitektur PURWARUPA Volume 04 No 2 September 2020
p-ISSN 2621-1181/e-ISSN 2550-066X

d. Kemandirian, yaitu setiap orang harus


bisa mencapai, masuk dan
mempergunakan semua tempat dalam
suatu lingkungan dengan tanpa
membutuhkan bantuan orang lain.

Gambar 8 Kegiatan Pasar Ikan Modern Muara Baru


Sumber: Data Pribadi 2020

- Aktivitas Lambat

Pada pengamatan kali ini aktivitas lambat


berupa suatu kegiatan yang mengarah Gambar 10 Lokasi PIM Muara Baru
pada pekerjaan yang rutin yang Sumber: Data Pribadi 2020
menggunakan ruang secara permanen
atau terus menerus dilakukan dalam
aktivitas yang berupa mencuci ikan, A. Waktu 17.00 WIB
membersihkan ikan, memotong ikan, dan
mempacking biota laut. Terdapat pada
Area Drop dan Pengawetan terdapat
pada gambar 9.

Gambar 11 Layout Kepadatan Tinggi PIM


Muara Baru
Sumber: Data Pribadi 2020

B. Waktu 19.00 WIB

Gambar 9 Kegiatan Pasar Ikan Modern Muara Baru


Sumber: Data Pribadi 2020

d. Aksesibilitas (accessibility) Gambar 12 Layout Kepadatan Rendah PIM


Muara Baru
Weismann (1981) mengemukakan Sumber: Data Pribadi 2020
aksesibilitas merupakan kemudahan
bergerak melalui dan menggunakan Kepadatan tinggi
lingkungan. Kemudahan yang dimaksud
mengarah pada hubunga antara Kepadatan Sedang
sirkulaasi dan visual. Adapun Asas
Aksesibilitas sebagai berikut: Kepadatan Rendah
a. Kemudahan yaitu setiap orang dapat
mencapai semua tempat atau bangunan Hasil penelitian pada Pasar Ikan Modern
yang bersifat umum dalam suatu Muara Baru menghasilkan sebuah Layout
lingkungan. aksesiblitas yang mengarah pada 4 aspek
b. Kegunaan yaitu setiap orang harus dapat yaitu kemudahan, kegunaan, keselamatan
mempergunakan semua tempat atau dan kemandirian.
bangunan yang bersifat umum dalam Kemudahan, aspek ini sangat didukung dari
suatu lingkungan. peneliti mengamati kepadatan yang ada
c. Keselamatan, yaitu setiap bangunan dalam lingkungan tersebut tidak adanya
dalam suatu lingkungan terbangun harus pengaruh dalam menjangkau dan mencapai
memperhatikan keselamatan bagi semua keseluruhan akses tempat PIM Muara Baru.
orang.
60
Kajian Penerapan Arsitektur Perilaku Pada Bangunan Pasar dan Tempat Pelelangan Ikan di Muara Angke
Rivan Bryan Tirta, Finta Lissimia

Gambar 13 Kegiatan Pasar Ikan Modern Muara


Baru
Sumber: Data Pribadi 2020
Kegunaan, aspek ini melihat dari
pemberdayaan disetiap sisi lingkungan
objek penelitian yang membuahkan hasil, Gambar 15 Kegiatan Pasar Ikan Modern
pada saat jam tertentu seperti pukul 17.00 Muara Baru
WIB dan 19.00 WIB memiliki perbedaan, Sumber: Data Pribadi 2020
dapat dilihat pada gambar 12 menunjukkan
setiap sisi yang ada pada PIM Muara Baru
terpakai dengan baik untuk kegiatan
perdagangan, pada gambar 11 dengan e. Kontrol (Teritorialitas)
kepadatan yang tinggi semua area yang ada Teritori adalah suatu area spesifik yang
berjalan dengan baik mulai dari drop barang dimiliki dan dipertahankan secara fisik
hingga akses transaksi jual beli. (melalui penandaan) maupun non fisik
(peraturan atau norma).

Tabla 2
Pintu Lapak
Pembeli Jalan koridor
Pasar dagang
Gambar 14 Kegiatan Pasar Ikan Modern Muara
Area
Baru
potong,
Sumber: Data Pribadi 2020 Pembeli Jalan Koridor
cuci
Keselamatan, dalam aspek ini peneliti packing
melakukan pengamatan pada dua subjek
Antar
seorang pedagang dan pembeli. Subjek
Pedagang Jalan koridor Lapak Lapak
pertama mengatakan aktivitas yang pedagang
dilakukan setiap mengakses keseluruh sisi
PIM Muara Baru kecelakaan yang ringan Ruang
berupa tumpahnya barang distribusi barang Pedagang Jalan Koridor Lapak Khusus
saat melakukan transaksi dikarnakan Barang
benturan barang dagang dengan objek
sekitar bangunan pasar, hal ini sering terjadi
disaat memasuki kepadatan tinggi. Urutan Kedalaman Teritori
Kemandirian, dari pengamatan peneliti, Sumber : Data Pribadi 2020
aspek ini hampir terpenuhi di setiap data
yang peneliti lakukan dari segi kepadatan Pembeli untuk mencapi harus melalui tiga
tidak adanya pengaruh yang menghambat tingkatan teritori untuk mencapai lapak
transaksi jual beli antara pedagang dengan pedagang. Semakin dalam tingkatannya
pembeli disaat memasuki zona kepadatan semakin fokus tujuan dari pembeli. Karena
tinggi dan zona kepadatan rendah, peneliti setiap pembeli yang tadang kepasar tersebut
mengamati dari dua subjek seorang pembeli cenderung berkeliling terlebih dahulu sebelum
yang melakukan kegiatan berkeliling sampai memutuskan untuk membeli disalah satu lapak.
melakukan transaksi jual beli antara Berbeda dengan pedagang mereka harus
pedagang dan pembeli. melalui empat tingkatan yang ada untuk
mencapai area lapak mereka masing-masing.

KESIMPULAN

Kesimpulan dari Penerapan Arsitektur


Perilaku Pada bagunan pasar ikan dengan
menggunakan atribut perilaku yang menjadi
61
Jurnal Arsitektur PURWARUPA Volume 04 No 2 September 2020
p-ISSN 2621-1181/e-ISSN 2550-066X

landasan peneliti menghasilkan kesimpulan adalah faktor Kemandirian, perlu adanya


sebagai berikut: fasilitas penunjang sirkulasi dalam
bangunan yang akan memenuhi dua faktor
a. Sosialitas (sociality), menjadi faktor yang belum terpenuhi yaitu: kemudahan,
menentukan perilaku, karakteristik, waktu, keselamatan dan kegunaan.
dan lingkungan. Dalam sebuah sosialitas
perlunya rasa kedisiplinan, simpati dan rasa e. Kontrol (Teritorialitas), dalam Pasar Ikan
kepedulian terhadap lingkungan sekitar Modern Muara Baru memiliki tiga dan empat
menjadi faktor nyamannya sebuah Tempat tahapan yang perlu dilalui untuk dapat
Pasar Ikan. mengakses lapak pedagang untuk transaksi
jual beli.
b. Adaptabilitas (Adaptability), perlunya
penerapan yang mengacu pada empat
aspek dari adaptabilitas karir yaitu DAFTAR PUSTAKA
kepedulian kairi (career concern),
pengendalian karir (career control), Devy, D. A. (2009). KAJIAN TERHADAP
keingintahuan karir (career curiousity), dan PEMANFAATAN RUANG DI PASAR
keyakinan karir (career confidence). TRADISIONAL. TEKNIK-UNISFAT, 9-
Keempat aspek adaptabilitas karir tersebut 21.
menjadi tolak ukur membangun sebuah Kurniadi, F. (2012). Konsep Perilaku
Tempat Pasar Ikan yang akan Teritorialitas di Kawasan Pasar
meningkatkan Mutu dan Kualitas pasar Sudirman Pontianak. Vokasi, 197 - 208.
dengan rasa disiplin dan peduli terhadap Laurens, M. J. (2004). Arsitektur dan Perilaku
lingkungan. Manusia. Jakarta: Grasindo.
Saputro, B. W. (2018). Penerapan Desain
c. Aktivitas (Activity), sebuah faktor penentu Arsitektur Perilaku Pada Perancangan
pemanfaatan ruang yang diperlukan dalam Redesain Pasar Panggungrejo
sebuah pasar ikan, seperti fasilitas ruang Surakarta. SENTHONG, Vol.1,No.2.
dan penunjang lainnya berupa : sarana dan Setiawan, H. B. (2010). Arsitektur, Lingkungan
prasarana meliputi listrik, air bersih, sanitasi dan Perilaku. Yogyakarta: Gajah MAda
air hujan dan limbah, drainage, pengelolaan University Press.
sampah, pengelolaan barang pedagang, Westriani, C. A. (2016). Revitalisai Pasar Ikan
jaringan telepon, dan ruang gudang. Rejomulyo Sebagai Destinasi Wisata
Dengan Pendekatan Arsitektur
d. Aksesibilitas (accessibility), mengarah pada Perilaku Di Kota Semarang.
tiga faktor yaitu kemudahan, kegunaan, dan Arsitektura, Vol.14, No.1.
keselamatan. Pada pasar ikan modern
muara baru ini hanya satu yang terpenuhi

62

Anda mungkin juga menyukai