Anda di halaman 1dari 20

Public Administration Journal Vol. 2 No.

2 (2018)

Efektivitas Penertiban Pedagang Kaki Lima (PKL) di Pasar Kebayoran


Lama Kota Administrasi Jakarta Selatan

Paiman Raharjo

Program Studi Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama)

Email : paimanraharjo@dsn.co.id

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana Efektivitas Penertiban Pedagang Kaki
Lima (PKL) di Pasar Kebayoran Lama Kota Administrasi Jakarta. Penelitian ini menggunakan
metode penelitian kualitatif dan menggunakan jenis penilitian deskriptif karena tujuan penelitian
ini adalah untuk mendeskripsikan Efektifitas Penertiban Pedagang Kaki Lima di Pasar
Kebayoran Lama. Untuk memperoleh data ini menggunakan tehnik wawancara, studi pustaka
serta observasi terjun langsung kelapangan. Data yang diperoleh dari lapangan akan diolah
sesuai dengan kebutuhan yang akan dianalisis dengan teori-teori yang terkait dengan penelitian.
Hasil penelitian menunjukan bahwa efektivitas penertiban pedagang kaki lima di Pasar
Kebayoran Lama. Berdasarkan melalui analisis dimensi pencapaian kejelasan yang hendak
dicapai, kejelasan strategi pencapaian tujuan, proses analisis & perumusan kebijakan, rencana
yang matang, pelaksanaan yang efektif & efisien, penyusunan program sarana & prasarana kerja
dan system pengawasan & pengendalian dengan mewawancarai para nara sumber yang telah
dipilih pada dasarnya penertiban pedagang kaki lima yang dilakukan cukup efektif, karena rata-
rata dari hasil wawancara yang diperoleh sebagian besar menyatakan bahwa penertiban
pedagang kaki lima memberikan dukungan yang berdampak positif dilihat lingkungan menjadi
teratur bersih, rapi, nyaman dan trotoar atau jalanan yang semula mengakibatkan kemacetan
sebelum diberlakukannya penertiban pada jam yang ditentukan dan setelah ditertibkan kembali
pada fungsinya semula, para pejalan kaki atau kendaraan lain dapat melintasi trotoar sebagai
jalan setapak, dan jalanan menjadi lancar tidak macet karena jalanan menjadi lebar kembali.
Kata Kunci : efektifvitas, penertiban, pedagang kaki lima

ABSTRACT

This study aims to find out how the Effectiveness of Street Vendor (PKL) in Kebayoran Lama
Market City South Of Jakarta Administration. This research uses qualitative research methods
and uses descriptive research type because the purpose of this study is to describe the
effectiveness of street vendor (PKL) in Kebayoran Lama market, City South of Jakarta
administration. To obtain this data using interview techniques, literature study and observation
directly jump into space. The data obtained from the field will be processed in accordance with
the needs to be analyzed with theories related to the research. The results showed that the
effectiveness of curbing street vendors in Kebayoran Lama market. Based on the analysis of the
dimensions of the achievement of clarity to be achieved, the clarity of goal achievement strategy,
the process of policy analysis & formulation, the mature plan, the effective & efficient
implementation, the preparation of facilities & infrastructure and supervision & control system
by interviewing the selected resource persons basically the curbing of street hawkers is done quite

192
Paiman Raharjo

effectively, because the average of the interviews obtained largely stated that curbing street
vendors provide support that positively impacted the environment to be regular clean, neat,
comfortable and sidewalks or streets that originally resulted in congestion before the enactment
of the curbing at the appointed hour and after being restored to its original function, the
pedestrians or other vehicles can cross the sidewalk as the path, and the road becomes smoothly
not jammed because the streets become wide again.
Keywords : Keyword: effectiveness, controlling, street vendor

PENDAHULUAN perubahan yang harus ditingkatkan dalam

Dalam rangka mewujudkan tata Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang

kehidupan kota jakarta yang tertib, nyaman, menjadikan Jakarta harus modern, layak

tentram, bersih dan indah diperlukan huni, manusiawi dan tertata rapi.

adanya pengaturan dibidang ketertiban Pedagang kaki lima (street

umum yang mampu melindungi warga kota vendor/street hawker) adalah salah satu usaha

dan beserta kelengkapannya. dalam perdagangan dan salah satu wujud

Penyelenggaraan ketertiban umum dan sektor informal. Sektor informal dikenal juga

ketentraman masyarakat menjadi urusan dengan 'ekonomi bawah tanah' (underground

wajib yang menjadi kewenangan economy). Menurut Hidayat (2010:17), sektor

pemerintah daerah provinsi dan informal diartikan sebagai unit-unit usaha

pelaksanaannya harus dijalankan sesuai yang tidak atau sedikit sekali menerima

dengan ketentuan peraturan perundang- proteksi ekonomi secara resmi dari

undangan. Peraturan daerah nomor 11 pemerintah. Sektor informal ini umumnya

tahun 1998 tentang ketertiban umum dalam berupa usaha berskala kecil, dengan modal,

wilayah daerah khusus ibukota jakarta ruang lingkup, dan pengembangan yang

sudah tidak sesuai lagi dengan terbatas. Sektor informal muncul dalam

penyelenggaraan pemerintah daerah serta kegiatan perdagangan yang bersifat

perubahaan dan perkembangan tata nilai kompleks yang menyangkut jenis barang,

kehidupan bermasyarakat warga kota tata ruang, dan waktu.

jakarta. Maka itu, pemerintah daerah Lokasi pedagang kaki lima sangat

mengeluarkan regulasi baru yaitu peraturan berpengaruh terhadap perkembangan dan

daerah dki jakarta nomor 8 tahun 2007 kelangsungan usaha para pedagang kaki

tentang ketertiban umum salah satunya lima, yang pada waktunya akan

penertiban pedagang kaki lima. Menuntut mempengaruhi pula volume penjualan dan

193
Public Administration Journal Vol. 2 No. 2 (2018)

tingkat keuntungan dari pedagang tersebut. pedagang kaki lima (PKL) di pasar
Pasar Kebayoran Lama menjadi fenomena Kebayoran Lama. Pada penertiban dan
yang dipilih melihat pasar yang berlokasi penanganan pedagang kaki lima di wilayah
strategis di daerah Jakarta Selatan Pasar Kebayoran Lama ini mengalami
Kecamatan Kebayoran Lama Kelurahan berbagai hambatan dan kendala seperti : 1)
Grogol Selatan memiliki penduduk Minimnya lahan untuk merelokasi
sebanyak 29.041 jiwa dan luas 1,95 km2 serta memindahkan para pedagang kaki dari
kepadatan 14.893 km2 dengan akses yang jalanan ke tempat yang lebih layak dan
memadai salah satunya transportasi stasiun nyaman; 2) Koordinasi dalam penanganan
Kebayoran Lama yang berdekatan dengan pedagang kaki lima pada Pasar Kebayoran
pasar Kebayoran Lama memudahkan akses Lama belum berjalan dengan baik; 3)
perjalanan menggunakan KAI Commuter Tingkat efektivitas penanganan pedagang
yang melayani area Jabodetabek. Sehingga kaki lima di di Kecamatan Kebayoran Lama
dengan kemudahan akses dan ketersedian belum dapat dicapai secara optimal.
moda transportasi umum menjadi factor
pendukung utama para pedagang luar area KERANGKA ANALISIS
Jakarta pun berdagang disepanjang trotoran
Penelitian ini dengan judul
pasar Kebayoran Lama yang menimbulkan
Efektivitas Penertiban Pedagang Kaki Lima
kemacetan. di Pasar Kebayoran Lama maka kerangka
Namun, karena selama ini pemikiran yang digunakan dalam penelitian
perencanaan ruang kota hanya dibatasi pada ini adalah yang berkaitan dengan efektifitas
penertiban. menurut S.P Siagian, (2008:77),
ruang-ruang formal saja sedangkan ruang
tingkat efektivitas dapat dikaji dari beberapa
untuk kegiatan informal tidak direncanakan,
sudut pandang dan tergantung pada siapa
maka PKL menggunakan ruang publik yang yang menilai serta menginterpretasikannya.
ada di sekitar kawasan perkantoran tersebu Bila dilihat dari sudut produktivitas, maka
dalam melakukan aktivitasnya. Penggunaan seorang manager produksi memberikan
pemahaman bahwa efektivitas berarti
ruang publik oleh PKL tersebut seharusnya
kualitas dan kuantitas (output) barang dan
dapat ditertibkan, salah satunya adalah
jasa.
dengan tindakan relokasi.
Adapun kriteria atau ukuran
Dalam penelitian ini penulis
mengenai pencapaian tujuan efektif atau
memfokuskan mengambil lokasi penelitian tidak yaitu dengan; 1) Kejelasan tujuan

194
Paiman Raharjo

yang hendak dicapai, 2) Kejelasan strategi Pelaksanaan yang efektif dan efisien Maka
pencapaian tujuan, 3) Proses analisis dan kerangka pemikiran yang digunakan dalam
perumusan kebijakan, 4) Perencanaan yang penelitian ini mengikuti alur sebagai
matang, 5) Penyusunan program yang tepat, berikut:
6)Tersedianya sarana dan prasarana kerja, 7)

Gambar 2.1.

Alur Berpikir

OUT COME
INPUT PROSES
- Kejelasan tujuan yang
RENCANA HASIL
hendak dicapai

- Penertiban PKL - Kejelasan strategi - Ketersediaan jumlah personil


pencapaian tujuan
- Pemanfaatan SDM - Sarana & Prasarana
- Proses analisis dan
- Waktu yang ditentukan perumusan kebijakan - Sesuai dengan prosedur kerja

- Perencanaan yang matang

- Penyusunan program

sarana dan prasarana kerja

- Pelaksanaan yang efektif


dan efisien

(Perda Nomor 8 Tahun 2007pengawasan


- Sistem Tentang Ketertiban
dan Umum Pedagang Kaki Lima)
pengendalian
Sumber : S.P Siagian, (2008:77)

METODE PENELITIAN 2. Metode Penelitian


Penulisan ini menggunakan
1. Tempat dan Waktu Penelitian metode penelitian deskriptif
Tempat penelitian Pada kualitatif. Djam’an Satori (2011:
Kecamatan & Kelurahan Pasar 23) mengungkapkan bahwa
Kebayoran Lama Kota penelitian kualitatif dilakukan
Administrasi Jakarta Selatan, karena peneliti ingin mengeksplor
sedangkan waktu penelitian fenomena-fenomena yang tidak
dilaksanakan pada bulan dapat dikuantifikasikan yang
September s/d Oktober 2017. bersifat deskriptif seperti proses

195
Public Administration Journal Vol. 2 No. 2 (2018)

suatu langkah kerja, formula untuk melengkapi data primer yang telah
suatu resep, pengertian- penulis dapatkan dari riset lapangan, maka
pengertian tentang suatu konsep penulis juga mengambil data sekunder dari
yang beragam, karakteristik suatu berbagai sumber antara lain buku-buku,
barang dan jasa, gambar-gambar, literatur, bahan kuliah dan majalah-majalah
gaya-gaya, tata cara suatu budaya, yang berhubungan dengan objek penelitian.
model fisik suatu artifak dan lain
sebagainya.
B. TEKNIK ANALISIS DATA

Data yang diperoleh melalui


penelitian, dikelompokkan, di
klasifikasikan, ditabulasikan dan
A. TEKNIK PENGUMPULAN DATA dianalisis menggunakan metode
deskripsi. Sehubungan dengan
Dalam teknik pengumpulan data
metode yang digunakan dalam
digunakan dengan dua cara yaitu melalui
penelitian ini adalah metode
pengumpulan data primer dan sekunder.
deskriptif dengan pendekatan
1. Teknik Pengumpulan Data kualitatif, maka analisis data
Primer dilakukan secara keseluruhan
Pengumpulan data dan sistematik bersamaan
primer dilakukan melalui : dengan pengumpulan data
1) observasi, yaitu berdasarkan dengan satuan-
pengamatan langsung ke satuan gejala yang diteliti. Miles
obyek penelitian, dan 2) and Huberman (Sugiyono 2010),
wawancara, yakni mengemukakan bahwa aktivitas
melakukan interview dalam analisis data kualitatif
kepada sumber dilakukan secara interaktif dan
data/informan yang berlangsung secara terus menerus
memiliki informasi terkait sampai tuntas, sehingga datanya
data yang dibutuhkan sudah jenuh. Analisis data
peneliti. dilakukan melalui 3 tahap, yaitu
data reduction (reduksi data), data
2. Teknik Pengumpulan Data
display (penyajian data), dan
Sekunder
Conclusion Drawing /
Dilakukan dengan cara Verification.
mengumpulkan data-data melalui satu
1. Data Reduction (Reduksi
teknik riset Perpustakaan (library research)
Data)

196
Paiman Raharjo

Mereduksi data berarti menurut Miles dan


merangkum, memilih hal-hal Huberman adalah penarikan
yang pokok, memfokuskan kesimpulan dan verifikasi.
pada hal-hal yang penting, Kesimpulan yang
dicari tema dan polanya. dikemukakan masih bersifat
Dengan demikian data yang sementara dan akan
sudah direduksi akan berubah bila tidak
memberikan gambaran yang ditemukan bukti-bukti kuat
lebih jelas, dan memudahkan yang mendukung pada
peneliti untuk melakukan tahap pengumpulan data
pengumpulan data berikutnya.
selanjutnya, dan mencarinya
jika diperlukan.
PEMBAHASAN
2. Data Display (Penyajian Data)
Setelah data A. Efektivitas Penertiban Pedagang Kaki
direduksi, langkah Lima di Pasar Kebayoran Lama Kota
selanjutnya adalah
Administrasi Jakarta Selatan.
mendisplaykan data
(menyajikan data), penyajian 1. TUJUAN YANG HENDAK
data dapat dilakukan dalam DICAPAI
bentuk uraian singkat, yang
Dalam penelitian ini mencoba
paling sering digunakan
mengetahui sejauh mana
untuk menyajikan data
efektifitas penertiban pedagang
dalam penelitian kualitatif
kaki lima yang hendak dicapai.
adalah dengan teks yang
Serta, memberikan pemahaman
bersifat naratif. Dengan
terhadap pedagang kaki lima
mendisplay data (menyajikan
yang dimaksudkan agar dalam
data), maka akan mudah
pelaksanaan tugas mencapai
untuk memahami apa yang
sasaran yang terarah dan tujuan
terjadi, merencanakan kerja
organisasi dapat tercapai.
selanjutnya berdasarkan apa
yang telah difahami. Dalam Wawancara dengan
Key Informan ; Bapak Sayid Ali
3. Conclusion
Selaku Camat Kebayoran Lama ,
Drawing/verification (Penarikan
yang ditanyakan Bagaimana
Kesimpulan)
tingkat efektivitas penertiban
Langkah ketiga dalam
pedagang kaki lima di Kecamatan
menganalisis data kualitatif

197
Public Administration Journal Vol. 2 No. 2 (2018)

Kebayoran Lama jika dilihat dari Kebayoran Lama jika dilihat dari
kejelasan tujuan hendak dicapai? kejelasan tujuan hendak dicapai?

a. Terlaksananya penataan a. Bahwa Penertiban Pedagang


pedagang kaki lima yang Kaki Lima di Pasar Kebayoran
terkendali dan terciptanya Lama Jakarta Selatan harus
kenyamanan dengan sering dilakukan dalam
memberikan pemahaman rangka menjaga ketertiban
masyarakat terhadap dan kenyamanan lingkungan.
ketertiban dan keindahan Para pedagang yang ditertiban
lingkungan bukanlah hal yang di data, kemudian diberikan
mudah sehingga Camat & arahan dan pembinaan lebih
Lurah berkoordinasi dengan lanjut serta dioptimalkan
Satpol PP untuk sering penjagaan di area pasar
dilakukan dalam rangka Kebayoran Lama.
menjaga ketertiban dan
kenyamanan lingkungan. Dan Dan Wawancara dengan
Suatu hal yang harus Informan: Bapak Yono Selaku
dilakukan yang mana menjadi pedagang kaki lima (PKL) dan Ibu
tujuan akhir dengan Lisna Selaku Pembeli dipasar
memberikan tempat untuk Kebayoran Lama, yang
berjualan dengan lahan yang ditanyakan Bagaimana tingkat
kurang memadai sehingga efektivitas penertiban pedagang
tingkat Provinsi DKI Jakarta, kaki lima di Kecamatan
Kecamatan & Kelurahan Kebayoran Lama jika dilihat dari
sedang mengusahakan untuk kejelasan tujuan hendak dicapai?
pembebasan lahan 8000 m2
a. Penertiban yang dilakukan
yang akan direalisasikan
oleh pemerintah dirasakan
dalam waktu dekat.
kurang sosialisasi, sehingga
menimbulkan keresahan dan
Dan Wawancara dengan
kegaduhan bahkan terjadi
Informan ; Bapak Margiono
bentrokan. Seharusnya
Selaku Kepala Koordinasi
sebelum dilakukan
Lapangan Satpol PP, yang
pembongkaran atau
ditanyakan Bagaimana tingkat
penertiban aparat melakukan
efektivitas penertiban pedagang
pendekatan secara persuasive,
kaki lima di Kecamatan
dan sosialisasi yang cukup.
Serta, Pembeli

198
Paiman Raharjo

mengungkapkan bahwa di meningkatkan kesadaran


Pasar Kebayoran Lama masyarakat, Maka, Camat,
dengan cara merelokasi Lurah, RW 01 setempat dan
pedagang kaki lima Satpol PP bekerjasama dapat
merupakan suatu tindakan dilihat aparat Satpol PP dan
yang seharusnya Pedagang Kaki Lima
dikembalikan sebagai fungsi berkomunikasi dengan
ruang publik. memberikan arahan dan
Pembina dengan diberlakukan
2. KEJELASAN STRATEGI
aturan jam waktu berdagang
PENCAPAIAN TUJUAN
dari jam 18.00 PM s.d 06.00
Dalam penelitian ini mencoba AM serta, pendataan bagi
mengetahui sejauh mana pedagang serta berlakunya
efektifitas penertiban pedagang sanksi apabila pedagang kaki
kaki lima dalam kejelasan strategi lima yang bandel sanksi
pencapaian tujuan tentunya barang tidak dikembalikan.
menjadi factor yang paling Maka, dalam langkah ini
penting. Dikarenakan, diharapkan dinilai efektif, karena para
menjadi solusi dengan kejelasan pedagang kaki lima beberapa
bagi pedagang kaki lima di pasar bulan kapok dan tidak berani
Kebayoran Lama didalam hal ini berjualan kembali di tempat-
mengupaya adanya alokasi lahan tempat yang dilarang.
untuk usaha sector informal.
Dan Wawancara dengan
Dalam Wawancara dengan Informan ; Bapak Margiono
Key Informan ; Bapak Sayid Ali Selaku Kepala Koordinasi
Selaku Camat Kebayoran Lama, Lapangan Satpol PP, yang
yang ditanyakan Bagaimana ditanyakan Bagaimana tingkat
tingkat efektivitas penertiban efektivitas penertiban pedagang
pedagang kaki lima di Kecamatan kaki lima di Kecamatan
Kebayoran Lama jika dilihat dari Kebayoran Lama jika dilihat dari
kejelasan strategi pencapaian kejelasan strategi pencapaian
tujuan? tujuan?
a. Strategi pencapaian tujuan di a. Bahwa penertiban pedagang
Pasar Kebayoran Lama Kota kaki lima harus sering
Jakarta Selatan, dalam dilakukan dalam rangka
menciptakan ketertiban dan menjaga ketertiban dan
keindahan serta kenyamanan lingkungan.

199
Public Administration Journal Vol. 2 No. 2 (2018)

Untuk aturan yang diadakan Serta, pembeli


pihak camat dan kelurahan mengungkapkan merasakan
Aparatur Satpol PP bertugas selain mengembalikan fungsi
bahwa para pedagang yang ruang public serta tidak
ditertiban di data sesuai diimbangi ketidakjelasan
tempat berdagang, kemudian tempat pedagang kaki lima
diberikan arahan dan berjualan sehingga merasa
pembinaan lebih lanjut. Bagi kehilangan langganan yang
pedagang kaki lima yang dinilai dari segi harga lebih
bandel, sudah berkali kali ekonomis dsb.
ditertibkan tetapi tidak
3. PROSES ANALISIS &
berubah, maka diberikan
PERUMUSAN KEBIJAKAN
sanksi barang dagangannya
tidak dikembalikan. Dalam penelitian ini mencoba
mengetahui sejauh mana
Dan Wawancara dengan efektifitas penertiban pedagang
Informan : Bapak Yono Selaku kaki lima dalam proses analisi &
pedagang kaki lima (PKL) dan Ibu perumusan kebijakan yang
Lisna Selaku Pembeli dipasar
mengacu pada Ketertiban umum
Kebayoran Lama, yang pelaksanaan yang mendukung
ditanyakan Bagaimana tingkat
proses dan kebijakannya
efektivitas penertiban pedagang seringkali berasumsi atas
kaki lima di Kecamatan kepentingan rakyat. Maka,
Kebayoran Lama jika dilihat dari pemerintah mengacu oleh Perda
kejelasan strategi pencapaian Nomor 8 Tahun 2007 pasal 25
tujuan? dimana salah satunya “setiap
a. Penertiban yang dilakukan orang atau badan dilarang
oleh pemerintah merasa akan berdagang, berusaha dibagian
memberikan dampak nilai jalan/trotoar, halte, jembatan
ekonomis menurunnya penyebrangan jalan & tempat
penghasilan para pedagang kepentingan umum lainnya
kaki lima. Dan hanya diluar ketentuan”.
mengikuti informasi dan
Dalam Wawancara dengan
menunggu lahan yang
Key Informan ; Bapak Sayid Ali
memadai untuk berjualan
Selaku Camat di Kebayoran
sehingga mengurangi
Lama, yang ditanyakan
bentrokan dengan aparat
Bagaimana tingkat efektivitas
Satpol PP dan jajarannya.

200
Paiman Raharjo

penertiban pedagang kaki lima di Proses Analisis & Perumusan


Kecamatan Kebayoran Lama jika Kebijakan?
dilihat dari Proses Analisis &
a. Satpol PP melaksanakan
Perumusan Kebijakan?
perda nomor 8 tahun 2007
a. Dengan berkoordinasi yang mana satpol PP
dengan Lurah, RW 01 bertugas
Setempat dan Satpol PP mengamankan/mengawasi
melaksanakan perda nomor asset pemda DKI dan ingin
8 tahun 2007 yang mana mengembalikan hak ke
satpol PP bertugas masyarakat terhadap
mengamankan/mengawasi ketidak nyamanan atau
asset pemda DKI dan ingin terenggut haknya untuk
mengembalikan hak ke berjalan kaki di atas trotoar,
masyarakat. Oleh karena itu, karena telah dipenuhi oleh
Camat, Lurah dan Satpol PP PKL yang menjajankan
berperan penting dan berbagai barang
memiliki tanggungjawab dagangannya berjualan di
penuh dalam penertiban di jalan trotoar.
pasar Kebayoran Lama yang Dan Wawancara
mana seringkali tidak dengan Informan : Bapak
mematuhi aturan yaitu tidak Yono Selaku pedagang kaki
boleh berjualan di badan lima (PKL) dan Ibu Lisna
jalan. Maka, langkah ini Selaku pembeli di Pasar
dinilai sesuai prosedur dan Kebayoran Lama, yang
mekanisme meski seringkali ditanyakan Bagaimana
kenyataannya masih banyak tingkat efektivitas
pedagang yang masih penertiban pedagang kaki
berjualan diarea yang lima di Kecamatan
dilarang. Kebayoran Lama jika dilihat
dari Proses Analisis &
Dan Wawancara dengan
Perumusan Kebijakan?
Informan ; Bapak Margiono
a. Penertiban yang dilakukan
Selaku Kepala Koordinasi
oleh pemerintah dirasakan
Lapangan Satpol PP, yang
kurang sosialisasi, sehingga
ditanyakan Bagaimana tingkat
terkadang menimbulkan
efektivitas penertiban pedagang
keresahan yang membuat
kaki lima di Kecamatan
para pedagang kaki lima was-
Kebayoran Lama jika dilihat dari

201
Public Administration Journal Vol. 2 No. 2 (2018)

was. Akan tetapi, dari aspek Kebayoran Lama jika dilihat dari
sosialisasi ditingkatkan agar dimensi rencana yang matang?
tidak terjadi komunikasi
a. Sesuai dengan motto di
yang baik antara aparatur
kecamatan Kebayoran Lama
Satpol PP dengan pedagang
yaitu “berhias” ( bersih, hijau,
kaki lima. Serta, Pembeli
asri dan sehat). Camat, Lurah,
mengungkapkan Kebijakan
RW setempat & Satpol PP
publik didasarkan pada
berupaya dalam rencana
kepentingan masyarakat
untuk mengusulkan adanya
yang diimbangi dengan
rencana pembebasan alokasi
atensi terhadap kaum
lahan sekitar 8000 m untuk
minoritas dalam masyarakat.
pedagang kaki lima itu kalau
Serta, dapat
sudah mempersiapkan untuk
dikomunikasikan secara
para pedagang oleh Dinas
interaktif antara pihak PKL
UKM. Sehingga, diharapkan
dan Aparatur pemerintah di
dengan pembebasan lahan
Pasar Kebayoran Lama
yang akan disegerakan akan
(Satpol PP) mengenai
memberikan dampak yang
kebijakan yang akan
sangat positif. Hal ini terlihat
dilaksanakan.
lingkungan semakin bersih
4. RENCANA YANG MATANG dan nyaman, titik-titik yang
Dalam penelitian ini mencoba dijadikan tempat pangkalan
mengetahui sejauh mana PKL, lambat laun mulai
efektifitas penertiban pedagang berkurang dan beralih fungsi
kaki lima dari keseluruhan proses menjadi lahan pengijauan dan
pemikiran dan penetuan dengan kembali sebagai fungsi
hal-hal yang akan dikerjakan di semula.
masa yang akan datang dalam
Dan Wawancara dengan
rangka pencapaian yang telah
Informan ; Bapak Margiono
ditentukan itu sebagian adalah
Selaku Kepala Koordinasi
dari proses rencana yang matang.
Lapangan Satpol PP, yang
Dalam Wawancara dengan ditanyakan Bagaimana tingkat
Key Informan ; Bapak Sayid Ali efektivitas penertiban pedagang
Selaku Camat Kebayoran Lama, kaki lima di Kecamatan
yang ditanyakan Bagaimana Kebayoran Lama jika dilihat dari
tingkat efektivitas penertiban dimensi rencana yang matang?
pedagang kaki lima di Kecamatan

202
Paiman Raharjo

a. Bahwa penertiban pedagang 5. PELAKSANAAN YANG


kaki lima kegiatan yang EFEKTIF & EFISIEN
dilakukan dengan adanya
Dalam penelitian ini mencoba
SOP (standar operational)
mengetahui sejauh mana
bersosialisasi dengan
efektifitas penertiban pedagang
program-program
kaki lima yang mengukur tingkat
Pemda/PemProv DKI serta
kinerja yang efektif dan efisien
koordinasi dengan kepala
pada umumnya sebagai salah satu
wilayah setempat.
nilai indikator kineja yang penting
Dan Wawancara dengan dalam melakukan penertiban
Informan : Bapak Yono Selaku pedagang kaki lima.
pedagang kaki lima (PKL) dan Ibu
Dalam Wawancara dengan
Lisna Selaku Pembeli di Pasar
Key Informan ; Bapak Sayid Ali
Kebayoran Lama, yang
Selaku Camat Kebayoran Lama
ditanyakan Bagaimana tingkat
Pelaksanaan penertiban
efektivitas penertiban pedagang
pedagang kaki lima di pasar
kaki lima di Kecamatan
Kebayoran Lama, yang
Kebayoran Lama jika dilihat dari
ditanyakan Bagaimana tingkat
dimensi rencana yang matang?
efektivitas penertiban pedagang
a. Bahwa penertiban yang kaki lima di Kecamatan
dilakukan oleh pemerintah Kebayoran Lama jika dilihat dari
secara responsivitas menunjuk dimensi Pelaksanaan yang
kepada kepentingan Efektif & Efisien?
masyarakat khususnya,
a. Dapat dilihat dari bagaimana
pedagang kaki lima dalam
program pelaksanaan terkait
rencana penempatan
dalam penertiban PKL yang
berdagang yang akan
hendak dicapai serta
disediakan sebaiknya tidak
terealisasi yang ditemui
mempengaruhi pada tingkat
dilapangan. Adapun
penghasilan. Serta, Pembeli
pelaksanaan yang dilakukan
mengungkapkan dalam
Camat dan Lurah terhadap
rencana yang matang ini
Satpol PP Kebayoran Lama
dalam perdagang dapat
dengan (1) adanya
memberikan respon yang
pembagian kinerja satpol PP
positif terhadap perubahan
(2) sosialisasi & pembinaan
yang dilakukan.
dengan membentuk tim

203
Public Administration Journal Vol. 2 No. 2 (2018)

operasional lapangan dan, (3) efektivitas penertiban pedagang


pembagian tugas bagi kaki lima di Kecamatan
pelaksana sesuai dengan SOP Kebayoran Lama jika dilihat dari
(standar Operational) dan dimensi Pelaksanaan yang Efektif
berkoordinasi dengan RW 01 & Efisien?
setempat.
a. Penertiban yang dilakukan
Dan Wawancara dengan oleh pemerintah bahwa pada
Informan ; Bapak Margiono dasarnya dilakukan sesuai
Selaku Kepala Koordinasi prosedur yang benar, namun
Lapangan Satpol PP, yang untuk pelaksanaannya yang
ditanyakan Bagaimana tingkat efektif & efisien hendaknya
efektivitas penertiban pedagang para aparatur Satpol PP &
kaki lima di Kecamatan jajarannya untuk
Kebayoran Lama jika dilihat dari memperjuangkan
dimensi Pelaksanaan yang Efektif tempat/lahan para pedagang.
& Efisien? Serta, Pembeli
mengungkapkan Pemerintah
a. Bahwa untuk pelaksanaan
memberi kontribusi terhadap
Penertiban Pedagang Kaki
peningkatan jumlah
Lima di Pasar Kebayoran
pengangguran yang pada
Lama Jakarta Selatan
umumnya bermukim di
disediakannya kendaraan
Wilayah Perkotaan dan
operasional untuk kecamatan
memprioritaskan tempat yang
ada 4 mobil panther lebihnya 2
layak dan strategis.
truck dan 2 truck kerangkeng
dan masing-masing kelurahan 6. PENYUSUNAN PROGRAM
ada kendaraan dinas. Namun, SARANA & PRASARANA
dalam hal ini jumlah personil
KERJA
yang dinilai kurang
mempengaruhi pembagian Dalam penelitian ini
mencoba mengetahui sejauh mana
kinerja yang seharusnya. efektifitas penertiban pedagang
kaki lima berupaya melaksanakan
Dan Wawancara dengan
penertiban pedagang kaki lima
Informan : Bapak Yono Selaku merupakan factor yang penting
pedagang kaki lima (PKL) dan Ibu dalam mendukung terlaksananya
Lisna Selaku Pembeli dipasar penertiban. Sehingga, diperlukan
standarisasi dalam kegiatan
Kebayoran Lama, yang
efektivitas sarana & prasarana
ditanyakan Bagaimana tingkat kerja.

204
Paiman Raharjo

Dalam Wawancara efektivitas penertiban pedagang


dengan Key Informan ; Bapak kaki lima di Kecamatan
Sayid Ali Selaku Camat Kebayoran Lama jika dilihat dari
Kebayoran Lama Pelaksanaan dimensi Pelaksanaan yang Efektif
penertiban pedagang kaki lima di & Efisien?
pasar Kebayoran Lama, yang a. Bahwa untuk pelaksanaan
ditanyakan Bagaimana tingkat
Penertiban Pedagang Kaki
efektivitas penertiban pedagang
kaki lima di Kecamatan Lima di Pasar Kebayoran
Kebayoran Lama jika dilihat dari Lama Jakarta Selatan
dimensi Penyusunan Program disediakannya kendaraan
Sarana & Prasarana Kerja? operasional untuk kecamatan
a. Dapat dilihat dari program ada 4 mobil panther lebihnya 2
pemerintah yang dilakukan truck dan 2 truck kerangkeng
Camat, Lurah, RW setempat & dan masing-masing kelurahan
Satpol PP berkoordinasi ada kendaraan dinas. Namun,
membuat salah satu program dalam hal ini jumlah personil
dalam mengurangi pedagang yang dinilai kurang
kaki lima yang berdagang mempengaruhi pembagian
disepanjang trotoar area
kinerja yang seharusnya.
pasar. Maka, dilakukan
Dan Wawancara dengan
pembinaan usaha kredit untuk
Informan : Bapak Yono Selaku
kios-kios daerah setempat
pedagang kaki lima (PKL) dan Ibu
agar terpakai oleh PKL serta
Lisna Selaku Pembeli dipasar
pembagian tempat yang di
Kebayoran Lama, yang
tentukan. Sejauh ini, di dalam
ditanyakan Bagaimana tingkat
kinerja Satpol PP di Pasar
efektivitas penertiban pedagang
Kebayoran Lama sudah
kaki lima di Kecamatan
memadai dengan alat
Kebayoran Lama jika dilihat dari
transportasi dan tempat yang
dimensi Pelaksanaan yang Sarana
disediakan. Namun, dalam hal
& Prasarana?
ini jumlah personil yang
a. penertiban yang dilakukan
dinilai kurang mempengaruhi
oleh pemerintah pada
pembagian kinerja yang
dasarnya telah dilakukan
seharusnya.
sesuai prosedur yang benar,
Dan Wawancara dengan namun dalam sarana &
Informan ; Bapak Margiono prasarana kerja pedagang kaki
Selaku Kepala Koordinasi lima menuntut sarana dan
Lapangan Satpol PP, yang fasilitas usaha lokasi
ditanyakan Bagaimana tingkat sementara Usaha Mikro

205
Public Administration Journal Vol. 2 No. 2 (2018)

Pedagang Kaki Lima terdiri kaki lima di pasar Kebayoran


yang mana terdiri dari tempat Lama yang ditanyakan
usaha terbuka, setengah Bagaimana tingkat efektivitas
terbuka atau tertutup, listrik, penertiban pedagang kaki lima di
tempat sampah dan papan Kecamatan Kebayoran Lama jika
nama lokasi. Untuk dilihat dari dimensi system
menampung para pedagang pengawasan & pengendalian?
kaki lima yang mengalami a. Dapat dilihat dari unsur
pengusuran atau system pengawasan &
pembongkaran. Serta, Pembeli pengendalian dari program
mengungkapkan dilihat dari pemerintah Camat, Lurah dan
sektor infromal belum Dinas UKM yang terencana
terantisipasi dalam adanya pembagian tugas
perencanaan tata ruang kota kepada bawahan secara
sebagai sarana & prasarana tertulis & lisan unntuk
belum mendukung dengan berkoordinasi atau stakeholder
adanya lahan untuk kegiatan kepada Satpol PP komunikasi
pedagang kaki lima. yang dimanfaatkan melalui
Hp atau Ht. Serta, adanya
7. SYSTEM PENGAWASAN &
monitoring melalui media
PENGENDALIAN
elektronik seperti alat
Dalam penelitian ini mencoba
komunikasi melalui atasan
mengetahui sejauh mana
secara berjenjang.
efektifitas penertiban pedagang
kaki lima dengan adanya sistem Dan Wawancara dengan
pengawasan dan pengendalian Informan ; Bapak Margiono
tentunya menjadi aktifitas yang Selaku Kepala Koordinasi
terlaksana menunjukan hasil yang Lapangan Satpol PP, yang
kurang memuaskan baik kinerja ditanyakan Bagaimana tingkat
maupun organisasi itu sendiri. efektivitas penertiban pedagang
Sehingga, pengawasan dan kaki lima di Kecamatan
pengendalian dalam berupaya Kebayoran Lama jika dilihat dari
bahwa hasil aktual sesuai dengan dimensi system pengawasan &
hasil yang direncanakan. pengendalian?
Dalam Wawancara dengan
a. Dalam system pengawasan &
Key Informan ; Bapak Sayid Ali
pengendalian dilakukan absen
Selaku Camat Kebayoran Lama
, ploting yang dimaksudkan
Pelaksanaan penertiban pedagang
pembagian tugas yang

206
Paiman Raharjo

diberikan setelah pelaksanaan untuk menuntut PKL agar


penertiban pedagang kaki mematuhi peraturan dan
lima ada kegiatan penjagaan kebijakan atau perencanaan
yang diawasi oleh koordinator yang telah ada.
lapangan sendiri dengan tim
operasional serta adanya
KESIMPULAN
monitoring melalui media
elektronik seperti alat Berdasarkan uraian pada

komunikasi (Hp atau Ht) dan bab-bab sebelumnya maka dapat

kontroling melalui atasan disimpulkan bahwa peranan dan

secara berjenjang. tantangan dalam efektifitas


penertiban pedagang kaki lima di
Dan Wawancara dengan pasar Kebayoran Lama kota
Informan : Bapak Yono Selaku administrasi jakarta selatan
pedagang kaki lima (PKL) dan Ibu sudah dinilai efektif dan baik.
Lisna Selaku Pembeli dipasar Hal ini didasarkan pada rumusan
Kebayoran Lama, yang kesimpulan hal-hal sebagai
ditanyakan Bagaimana tingkat berikut:
efektivitas penertiban pedagang
kaki lima di Kecamatan 1. Efektifitas penertiban

Kebayoran Lama jika dilihat dari pedagang kaki lima di pasar

dimensi system pengawasan & Kebayoran Lama kota


pengendalian? administrasi jakarta selatan
efektif, hal ini dilihat dari
a. Penertiban yang dilakukan harapan masyarakat
oleh pemerintah pada wilayah sekitar pasar
dasarnya harus berdasarkan Kebayoran Lama yang
asas opoturnitas yang sering menginginkan sepanjang
kali penertiban yang jalan pasar Kebayoran Lama
dilakukan cenderung akan bersih, rapi dan nyaman.
menimbulkan ketidakstabilan, Terbukti dengan berjalannya
anarkisme, dan proses perencanaan yang
ketidaktentraman didasarkan matang dan program waktu
atas kepentingan masyarakat yang ditentukan untuk
atau ditujukan untuk mengurangi kemacetan
kesejahtraan rakyat. Serta, pada jam berdagang yang
Pembeli mengungkapkan ditentukan. Ternyata
dirasa kurang maksimal salah pedagang kaki lima dinilai
satu tindakan yang dilakukan mengurangi kemacetan.

207
Public Administration Journal Vol. 2 No. 2 (2018)

Sehingga dianggap sesuai 1. Penertiban yang dilakukan


dengan harapan masyarakat Satpol PP di pasar Kebayoran
sekitar. Lama yang didalam
2. Efisiensi Ketertiban Umum pelaksanaannya dapat
Nomor 8 Tahun 2007 dalam bersikap tegas agar peoses
penertiban pedagang kaki penertiban berjalan dengan
lima di pasar Kebayoran baik dan lancar sesuai dengan
Lama. Jika dilihat dari ketertiban umum pada
sarana dan prasarana serta Peraturan Daerah Nomor 8
sumber daya aparat satpol Tahun 2007 dan masyarakat
pp dinilai kurang disetiap dapat melakukan aktifitas
kecamatan karena belum dengan aman dan tertib.
memadai dengan jumlah 2. Melihat terdapat hak-hak
kapasitas pedagang kaki Pedagang Kaki Lima (PKL)
lima yang berada di ketika dilakukan
sepanjang area pasar pembongkaran, maka
Kebayoran Lama. sebelum berlangsungnya
3. Kecukupan kinerja dari penertiban terhadap PKL,
aparatur pemerintah Satpol PP atau aparatur
maupun satpol pp telah pemerintah memperhatikan
dikatakan baik, hal ini agar sebelumnya diberikan
dilihat walau masih ada pemahaman dan sosialisasi
kendala dijumlah petugas secara mendalam terhadap
yang melakukan penertiban semua peraturan daerah
PKL selain dari jumlah khususnya yang terkait
kinerja yang berkualitas dengan ketertiban dan
memadai sangat keamanan lingkungan perlu
berpengaruh besar dalam adanya pendekatan secara
proses kinerja. persuasive.
3. Kinerja Satpol PP perlu
Berdasarkan kepada ditingkatkan lagi dalam
rumusan kesimpulan yang telah penertiban pedagang kaki
diutarakan diatas dan berdasarkan lima di pasar Kebayoran Lama,
temuan dari hasil penelitian dan hal ini dilihat masih ada
observasi yang telah dilakukan beberapa pedagang kaki lima
penulis mengacu pada hasil yang masih dibiarkan
kesimpulan, maka disampaikan berdagang diluar waktu yang
beberapa saran sebagai berikut : ditentukan. Sehingga,

208
Paiman Raharjo

menimbulkan ketidak adilan Selatan efektif, maka


dengan pedagang lain dengan disarankan agar Satpol PP
tambahan petugas lain yang terus menerus secara
mengawasi. melakukan sosialisasi baik
4. Dengan peraturan yang dengan pedagang kaki lima
mengatur tentang Pedagang dan peran masyarakat sekitar
Kaki Lima, Pemerintah atas program-program
Daerah DKI Jakarta beserta kegiatan penertiban, agar para
aparatur pemerintah harusnya pedagang kaki lima dan
melakukan sosialisasi masyarakat menyadari akan
terhadap peraturan-peraturan arti pentingnya ketertiban
tersebut sebelum lingkungan, sehingga secara
menerapkannya serta adanya sukarela dan sadar para
alokasi yang disediakan pedagang kaki lima dan
sehingga tidak terjadi masyarakat mendukung
benturan terhadap para terhadap kegiatan yang
pedagang tersebut. dilakukan Satpol PP dan
5. Mengingat hasil pembahasan Aparatur Kecamatan dalam
menunjukan bahwa mengembalikan kembali hak
penertiban pedagang kaki fungsi lahan yang seharusnya
lima di Kecamatan Pasar dipergunakan.
Kebayoran Lama Kota Jakarta

DAFTAR PUSTAKA Angger Sigit Pramukti dan Meylani

Abdurahmat, (2008), Efektivitas Organisasi Chahyaningsih, (2016), Pengawasan

Edisi I, Jakarta: Airlangga. Hukum Terhadap Aparatur Negara :


Pustaka Yustisia

S. P Siagian, (2010), Kepemimpinan. Jakarta :


PT. Rineka Cipta

209
Public Administration Journal Vol. 2 No. 2 (2018)

Felix A. Nigro, dan L. Loyd G. Nigro, Athoillah, Anton (2010), Dasar-Dasar


(2014), Teori Administrasi Publik, Manajemen Perkantoran, Bandung:
CV Pustaka Setia.
Irra Chrisyanti Dewi, (2011), Pengantar Ilmu
Administrasi, Jakarta : Gramedia Effendy, (2008), Dinamika Komunikasi,
Pustaka Utama. Bandung : PT. Remaja

Ivancevich M. John & Konopaske Robert, Suhartini, Arikunto, (2010), Prosedur


(2008), Perilaku Dan Manajemen Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik,
Organisasi (Jilid 1 Edisi7), Jakarta : Jakarta : Rineka Cipta
Erlangga.
Sutarto, (2016), Dasar-Dasar Organisasi,
Anggara. Sahya, (2012), Ilmu Administrasi Jakarta: GMUP Gadjah Mada
Negara, Jakarta : Pustaka Setia University Press.

H.M Daryanto. (2013), Administrasi dan Suwarno, (2013), Administrasi Perkantoran,


Manajemen , Jakarta : Rineka Cipta Jakarta: Ghalia Indonesia.

Robbins, Stephen P. & Judge,Timothy A. Suyadi Prawirosentono. (2010). Manajemen


(2008), Perilaku organisasi. Sumber Daya Manusia, BPFE
Jakarta: Salemba Empat Yogyakarta

Terry, R. George dan Leslie W. Rue, (2011), Syamsir Torang. Dr, (2013), Manajemen dan
Dasar Organisasi, Jakarta : Al Fabeta CV

Siagian S.P., (2016), Filsafat Administrasi, T. Hani Handoko, (2008) ,Manajemen


Jakarta, Bumi Aksara Personalia dan Sumberdaya Manusia (Edisi 2),
Jakarta, BPFE Yogyakarta
____________, (2008), Pengantar Studi Ilmu
Administrasi dan Manajemen, Balai Terry, R. George, (2008), Asas-asas
Pustaka. Management terjemahan Winardi,
Jakarta: Bumi Aksara
Soewarno Handayaningrat, (2009),
Kepemimpinan (Leadership), Bandung : The Liang Gie (2009), Administrasi
Karya Nusantara Perkantoran Modern, Jakarta, Liberty

Soewarno Handayaningrat, (2011), Toha, Miftah, (2009), Administrasi Materiil,


Pengantar Studi Ilmu Administrasi dan Jakarta, Rineka.
Manajemen, Jakarta : Gunung Agung.
Siagian S.P., (2011), Manajemen Stratejik,
Appley dan Oey Liang Lie (2008) Perilaku Jakarta : Bumi Aksara
Manajemen, Jakarta : Salemba
Website :
Empat

210
Paiman Raharjo

””katanye” kota kaki lima”. Departemen http://satpolpp.jakarta.go.id/upload/prod


Pekerjaan Umum PU-Net. Diakses tanggal ukhukum/PPTENTANG-SATUAN-
13 Desember. POLISI-PAMONGPRAJA.pdf

http://www.jakarta.go.id/v2/news/2010/ Lain – lain :


08/Pengaturan-Tempat-dan-Pembinaan-
Arum Puspita Sunaryo. 2007. Efektivitas
Usaha-Mikro-Pedagang-Kaki-Lima-di-
kantor pengelolaan pedagang kaki lima
Provinsi-Daerah-Khusus-Ibukota-Jak.
dalam pelaksanaan peraturan daerah
Diakses tanggal 23 September.
kotamadya daerah tingkat ii surakarta
http://www.scribd.com/doc/55974303/Pe nomor 8 tahun 1995 tentang penataan dan
nerapan-Asas-Ketertiban-Umum pembinaan pedagang kaki lima. Skripsi
http:///www.digilib.uns.ac.id diakses
tanggal 27 juli 2007

211

Anda mungkin juga menyukai