Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN PASAR KOMODITI

ANTARA KABUPATEN SUKABUMI

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Kegitan sosial dan kegiatan ekonomi mencirikan perkembangan suatu kota di samping
aktivitas lain yang ada. Salah satu indikasi dari dinamika perkembangan kota dapat dilihat
dari kondisi perekonomian kota tersebut. Umumnya, perkembangan kota juga diimbangi
dengan penyediaan sarana dan prasarana. Kondisi tersebut menjadikan bahwa sarana
dan prasarana menjadi salah satu indikasi dalam perkembangan kota. Menurut
Jayadinata (1999) pembangunan tidak dapat berjalan dengan lancar apabila tidak
diimbangi dengan penyediaan prasarana.
Dinamika perekonomian suatu kota ditentukan oleh seberapa jauh efisiensi penggunaan
ruang atau pola ruang untuk aktivitas perekonomian tersebut. Perkembangan
perekonomian kota ini secara spesifik akan ditentukan oleh dinamika sistem perdagangan
yang ada dikota tersebut serta kawasan sekitarnya. Salah satu sarana perdagangan adalah
pasar, baik pasar tradisonal maupun pasar modern. Keberadaan sarana perdagangan ini
berfungsi sebagai:
1. Salah satu sub sistem dari sistem pelayanan prasarana dan sarana kota
2. Salah satu tempat kerja dan sumber pendapatan masyarakat
3. Salah satu pusat retail dalam sistem perdagangan kota/daerah
4. Salah satu sumber pendapatan asli daerah
Aktivitas yang terjadi pada suatu pasar tradisional dan pusat perdagangan secara umum,
merupakan salah satu parameter yang dapat digunakan untuk mengukur pertumbuhan
dan dinamika ekonomi suatu kota. Intensitas dan ragam kegiatan yang terjadi di suatu
pasar mencirikan bagaimana aktivitas perekonomian disuatu kota berjalan. Tingginya

DINAS KOPERASI, PERINDUSTRIAN, DAN PERDAGANGAN


BAB 1 - 1
KABUPATEN SUKABUMI
LAPORAN STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN PASAR KOMODITI
ANTARA KABUPATEN SUKABUMI

aktivitas yang terjadi di pasar menjadi salah satu indikator dinamisnya perputaran roda
perekonomian.
Pasar-pasar tradisional yang ada umumnya telah memiliki lokasi yang strategis dengan
aksesibilitas yang terjangkau. Selain pasar tradisional, kegiatan ritel modern juga tumbuh
subur di Kabupaten Sukabumi. Beberapa perusahaan ritel nasional membuka gerainya
dalam format mal dan trade center pada lokasi-lokasi strategis di Kabupaten Sukabumi.
Pada perkembangannya, suatu kota selalu terdapat lokasi yang menjadi pusat pelayanan
pada luasan tertentu- yang bertindak sebagai pasar dan tempat beribadah, mencari
hiburan dan pusat pemerintahan (Simpson dalam Latif, 2007). Fenomena ini terjadi pada
perkembangan di Kabupaten Sukabumi.
Menghadapi fenomena tersebut, Pemerintah Kabupaten Sukabumi berusaha
membangun dan merevitalisasi prasarana dan sarana perdagangan pasar komoditi.
Berdasarkan ketentuan, pembangunan suatu proyek atau fasilitas masyarakat dalam hal
ini pasar tradisional, diperlukan adanya studi kelayakan terlebih dahulu. Hasil studi
kelayakan ini lah yang nantinya akan menjadi bahan pertimbangan utama untuk
menentukan apakah diperlukan pasar untuk dibangun dan dikembangkan di Kabupaten
Sukabumi.

1.2 MAKSUD DAN TUJUAN


Maksud penyusunan Kajian Studi Kelayakan Pembangunan Pasar Komoditi Kabupaten
Sukabumi ini adalah untuk mengetahui apakah diperlukan pasar yang layak untuk
dibangun dan dikembangkan atau tidak.
Sedangkan tujuan dari pelaksanaan Jasa Konsultansi Kajian Studi Kelayakan
Pembangunan Pasar Komoditi Kabupaten Sukabumi ini adalah sebagai berikut:
1. Terlaksananya proyek pasar yang memenuhi persyaratan teknis dengan periode
pelayanan yang sesuai dengan umur teknis bangunan dan kapasitas pelayanan yang
sesuai dengan rencana.
2. Terjaminnya kesinambungan pembangunan, dimana konsep yang diterapkan sudah
mempertimbangkan: kearifan local, kemampuan keuangan, kemampuan
kelembagaan pengelola, dan kemampuan sumber daya manusia yang tersedia.
3. Proyek yang akan dibangun dapat memberikan dampak yang baik terhadap
lingkungan sekitarnya, baik secara langsung maupun tidak langsung.
4. Proyek yang akan dibangun dapat meningkatkan kondisi dan atau derajat kehidupan
masyarakat termasuk pengurangan masyarakat miskin, mendorong pertumbuhan
ekonomi yang berdaya saing global dan perbaikan pelaynan publik.

DINAS KOPERASI, PERINDUSTRIAN, DAN PERDAGANGAN


BAB 1 - 2
KABUPATEN SUKABUMI
LAPORAN STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN PASAR KOMODITI
ANTARA KABUPATEN SUKABUMI

1.3 RUANG LINGKUP


1.3.1 Ruang Lingkup Wilayah
Kabupaten Sukabumi berada di wilayah Propinsi Jawa Barat dengan jarak tempuh 95 km
dari Ibukota Propinsi Jawa Barat (Bandung) dan 120 km dari Ibukota Negara (Jakarta).
Secara geografis wilayah Kabupaten Sukabumi terletak diantara 6 057’ - 7025’ Lintang
Selatan dan106049’ - 107000’ Bujur Timur dan mempunyai luas daerah 4.162 km2 atau
11,21 persen dari luas Jawa Barat atau 3,01 persen dari luas Pulau Jawa, dengan batas-
batas wilayahnya :
• Sebelah Utara : Berbatasan dengan Kabupaten Bogor;
• Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Samudera Indonesia;
• Sebelah Barat : Berbatasan dengan Kabupaten Lebak dan dan Samudera
Indonesia;
• Sebelah Timur : Berbatasan dengan Kabupaten Cianjur.
Lokasi studi kelayakan ini berada pada kecamatan di Kabupaten Sukabumi. Tersedianya
sarana perdagangan seperti pasar dapat menjadi salah satu indikator kemajuan
perekonomian suatu wilayah.

Gambar 1.1. Peta Administrasi Kabupaten Sukabumi

DINAS KOPERASI, PERINDUSTRIAN, DAN PERDAGANGAN


BAB 1 - 3
KABUPATEN SUKABUMI
LAPORAN STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN PASAR KOMODITI
ANTARA KABUPATEN SUKABUMI

1.3.2 Ruang Lingkup Kegiatan


Ruang lingkup kegiatan dalam pelaksanaan pekerjaan kajian Studi Kelayakan
Pembangunan Pasar Komoditi Kabupaten Sukabumi meliputi :
1. Persiapan teknis Kajian Pembangunan Pasar Kecamatan
2. Pengumpulan dan pengolahan data.
3. Analisis aspek kelayakan, meliputi:
a. Aspek Kelayakan Pasar, dengan teknik analisis trend terhadap variable terpilih.
Analisis ini memberikan arahan tentang volume permintaan dan penawaran
barang dagangan pada masa sekarang dan masa yang akan datang.
b. Aspek Kelayakan Teknis, melalui teknik analisis deskriptif terhadap variable-
variabel yang telah ditentikan
c. Apek Kelayakan Finansial, melalui perhitungan Net Present Value (NPV), Benefit
Cost Ratio (BCR), dan Internal Rate of Return (IRR).
d. Aspek Kelayakan Lingkungan diterapkan secara deskriptif untuk mengetahui dan
mengukur kemanfaatan dan kerugian yang diprediksi akan muncul dengan
adanya upaya pengembangan Pasar Komoditi.
e. Aspek Sosial diterapkan secara deskriptif untuk mengetahui persepsi para
pedagang dan konsumen terhadap rencana pengembangan Pasar Komoditi di
Kabupaten Sukabumi.

1.4 SISTEMATIKA PENYAJIAN LAPORAN


Sistematika penyusunan Laporan Antara pada pekerjaan Kajian Studi Kelayakan
Pembangunan Pasar Komoditi Kabupaten Sukabumi secara umum, terdiri dari :
BAB 1 PENDAHULUAN
Berisikan hal-hal umum yang terdiri dari latar belakang pekerjaan, maksud dan
tujuan, lingkup kegiatan, serta sistematika penyajian Laporan Pendahuluan.
BAB 2 TINJAUAN KEBIJAKAN DAN TINJAUAN TEORI
Bab ini menjelaskan mengenai tinjauan kebijakan terkait dengan kebijakan-
kebijakan Kabupaten Sukabumi dan tinjauan teori tentang kajian pasar
kecamatan.
BAB 3 PENDEKATAN DAN METODOLOGI
Bab ini menjelaskan mengenai metode yang digunakan dalam penyusunan
Kajian Studi Kelayakan Pembangunan Pasar Komoditi Kabupaten Sukabumi.
BAB 4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN SUKABUMI
Bab ini menjelaskan mengenai gambaran umum lokasi baik di Kabupaten
Sukabumi dan lokasi Pasar Kecamatan yang dijadikan lokasi kajian Studi
Kelayakan Pembangunan Pasar Komoditi Kabupaten Sukabumi.

DINAS KOPERASI, PERINDUSTRIAN, DAN PERDAGANGAN


BAB 1 - 4
KABUPATEN SUKABUMI
LAPORAN STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN PASAR KOMODITI
ANTARA KABUPATEN SUKABUMI

BAB 5 HASIL ANALISIS


Bab ini berisikan uraian tentang hasil analisis yang dilakukan untuk mendukung
pekerjaan Kajian Pembangunan Pasar Kecamatan di Kabupaten Sukabumi.

DINAS KOPERASI, PERINDUSTRIAN, DAN PERDAGANGAN


BAB 1 - 5
KABUPATEN SUKABUMI

Anda mungkin juga menyukai