id
digilib.uns.ac.id
TUGAS AKHIR
KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
Disusun oleh:
REVI AULIA PURBANDINI I0207079
Dosen Pembimbing:
Ir. EDI PRAMONO SINGGIH, MT
YOSAFAT WINARTO, ST.MT
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
commit to user
ABSTRAK
Hotel dan Shopping Mall di Purwokerto dengan Pendekatan
Arsitektur Hijau oleh:
Revi Aulia
Purbandini
I0207079
Hotel dan Shopping Mall di Purwokerto dengan Pendekatan Arsitektur
Hijau adalah suatu bangunan yang memiliki dua fungsi kegiatan di
dalamnya yang berupa wadah pelayanan untuk penginapan berupa hotel
bagi orang-orang yang melakukan perjalanan, serta menyediakan sarana
perbelanjaan baik bagi penginap maupun masyarakat umum dengan
menerapkan konsep arsitektur yang meminimalkan pengaruh buruk
terhadap lingkungan dan menghasilkan tempat hidup yang lebih baik dan
sehat. Dampak fenomena pemanasan global ditandai dengan makin
buruknya kondisi alam di muka bumi. Sektor bangunan justru menjadi
kontributor terhadap kerusakan alam dan konsumsi energi. Arsitektur
seringkali didesain dengan orientasi estetis dan ekonomis semata, serta
mengesampingkan aspek keberlanjutan. Arsitektur Hijau merupakan salah
satu konsep yang dapat mengatasi permasalahan dis-orientasi tersebut
melalui konsep efisiensi energi dan ramah lingkungan. Tulisan ini bertujuan
untuk merumuskan landasan konseptual perencanaan dan perancangan
hotel dan shopping mall dalam satu bangunan yang mampu melayani
wisatawan dan masyarakat Purwokerto dan sekitarnya.
Kata Kunci: hotel, shopping mall, purwokerto, arsitektur hijau
ABSTRACT
Hotel and Shopping Mall in Purwokerto with Green
Architecture Approach by:
Revi Aulia Purbandini
I0207079
Hotel and Shopping Mall in Purwokerto with Green Architecture Approach is a building th
foundation of planning and design of the hotel and shopping mall in one building that can
Key Word: hotel, shopping mall, purwokerto, green architecture
BAB I
PENDAHULUAN
I.1.PENGERTIAN JUDUL
JUDUL
SUB JUDUL
:Hotel
dan Shopping
Mall
di
Purwokerto dengan
Timur
= 20 km
- Ke Banjarnegara
= 65 km
- Ke Cilacap
= 53 km
- Ke Kebumen
= 85 km
Arsitektur Hijau
Konsep arsitektur yang berusaha meminimalkan pengaruh buruk
terhadap lingkungan dan menghasilkan tempat hidup yang lebih baik dan lebih
sehat.
dalamnya yang berupa wadah pelayanan untuk penginapan berupa hotel bagi
orang-orang yang melakukan perjalanan, serta
perbelanjaan baik bagi penginap maupun
menyediakan
masyarakat
umum
sarana
dengan
I.2.LATAR BELAKANG
I.2.1. Latar Belakang Permasalahan
Pertumbuhan penduduk dan perkembangan ekonomi pada kotakota di Indonesia menuntut berbagai macam fasilitas yang salah satunya
adalah fasilitas layak lahan pakai yang menjadi kebutuhan pokok setiap
manusia. Lahan tersebut harus memiliki aksesibilitas dan kesiapan
infrakstruktur. Fasilitas tersebut diperlukan untuk mengatasi berbagai
persoalan yang timbul sebagai efek samping dari pertumbuhan penduduk
dan perkembangan ekonomi sehingga peremajaan kawasan strategis kota
harus dilakukan untuk memenuhi kebutuhan layak pakai bagi penduduk
di Purwokerto.
hal
tersebut, termasuk Indonesia yang aktif dengan AFTA sebagai salah satu
upaya
untuk
menghadapi
dan
mengantisipasi
era
globalisasi.
aktivitas
penduduknya.
yang
tentunya
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Namun
demikian,
2005-2009
mengalami
2005
2006
2007
2008*)
2009
1. Pertanian
1,70
1,73
3,14
5,15
4,89
2. Penggalian
4,09
4,62
5,17
4,68
5,12
3. Industri Pengolahan
2,45
3,24
3,47
3,33
3,04
9,11
5,16
7,51
4,39
6,36
5. Konstruksi
4,12
4,07
4,71
5,38
6,60
3,80
6,72
6,48
5,69
5,19
3,13
4,32
5,18
5,95
4,60
5,60
6,85
8,04
5,96
8,01
commit to user
1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
9. Jasa-jasa
3,54
6,70
7,90
6,90
7,56
PDRB
3,21
4,48
5,30
5,38
5,49
*) = angka perbaikan
Sumber: BPS Kabupaten Banyumas
Grafik 1.1. Kinerja Perekonomian Kota Purwokerto Tahun 20052009
P
E
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
8.34
5.58
3.6
2005
7.27
6.43
3.96
3.76
2006
9.19
2007
2008
4.17
2009
4.4
PDRB
konstan
pembangunan
propinsi
commit to user
Tahun
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
wilayah
penyangga
dan
tersebut,
maka
sektor
perdagangan
akan
mengalami
di
bidang lainnya.
I.2.4. Industri Pariwisata di Purwokerto
Meningkatnya volume dan dinamika ekonomi Asia Pasifik telah
menjadi salah satu faktor sangat kuat dari terjadinya transformasi industri
pariwisata dunia.
dan
Budaya,
commit to user
Purwokerto:
Penerbit
CV.
Metro Jaya
sangat
sebagai
kota mode dan kota belanja. Hal ini semakin memacu pertumbuhan kota
Purwokerto di bidang-bidang industri pariwisata yang terkait seperti hotelhotel dan pusat-pusat perbelanjaan (Shopping Mall). Dengan adanya
fasilitas tersebut tidak terlepas dari desakan globalisasi dan keseriusan
pembangunan kepariwisataan nasional.
Dalam
Propeda
(Program
Pembangunan
Daerah)
Kota
commit to user
commit to user
Pengunjung (orang)
2005
2006
2007
2008
2009
Curug Cipendok
29.418
29.730
45.374
49.941
52.349
Telaga Sunyi
3.942
3.144
3.425
2.611
3.415
Pancuran Tiga
21.361
23.191
22.557
16.207
24.111
Pancuran Tujuh
64.610
66.977
26.327
12.352
21.894
10.443
2.590
1.518
2.323
1.750
Lokawisata Baturaden
412.444
464.876
385.143
428.978
346.873
Kalibacin
5.057
6.741
4.858
5.394
5.988
Wanawisata Baturaden
58.245
52.023
27.058
14.706
13.044
Curug Gede
15.542
1.602
16.133
25.218
22.605
Curug Ceheng
15.542
14.490
8.537
10.827
12.950
1.150
2.246
1.208
788
1.702
3.670
10.791
18.838
12.356
6.622
6.655
5.248
5.765
Mas
10
164
buah.
Tabel 1.3. Banyaknya Hotel di Wilayah Kabupaten Purwokerto Tahun
2009
Hotel Bintang
Jumlah
164
171
biro
perjalanan
11
Jumlah Kamar
Jumlah Bed
Dynasti ***
103
179
69
138
Rosenda ***
100
198
Borobudur *
31
70
Palapa *
50
85
Cendrawasih
18
36
Mutiara
17
Darajati
17
Puri Wisata
Astro
37
Wisata Niaga
Sumber: Purwokerto Guine Book (HMJM FE Universitas Jendral
Soedirman)
Potensi wisata kota yang semakin meningkat beberapa tahun
terakhir ini juga akan berdampak bagus dalam prospek perencanaan hotel
berbintang ini nantinya. Ditambah laju pertumbuhan bisnis Kota
Purwokerto yang semakin meningkat secara tidak langsung dapat
berhubungan juga dengan pariwisata kota. Peningkatan mobilitas para
pelaku bisnis tersebut pada akhirnya akan berimbas hingga ke sektor
pariwisata. Hal tersebut dikarenakan kesempatan pre dan past kegiatan
utama diisi dengan kegiatan wisata. Selain itu traveling yang mereka
lakukan biasanya tidak dilakukan sedirian melainkan melibatkan keluarga
yang kegiatan utamanya adalah berwisata. Dengan demikian keseluruhan
12
Jumlah
Department
Pasar
Pusat
Pasar
Store
Swalayan
Perbelanjaan
Umum
Hewan
21
86
12
kawasan
Purwokerto
dan
sekitarnya belum ada, tetapi untuk jumlah pasar swalayan cukup banyak.
Namun diantaranya masih minim yang
menyediakan
kelengkapan
fasilitas rekreasi dan penginapan untuk wisatawan dan pebisnis dari luar
kota. Mereka hanya sekedar menyediakan fasilitas perbelanjaan saja.
Fasilitas rekreasi di Purwokerto masih terpisahpisah dan tersebar,
sehingga kurang efisien karena harus menyita waktu untuk menempuh
perjalanan. Untuk menjawab kebutuhan tersebut, perlu adanya unsur
13
perdagangan
sehingga dapat memberikan warna baru akan pusat bisnis dan pusat
perbelanjaan yang sudah ada, misalnya:
a. Bioskop
b. Caf, Restaurant, Foodcourt yang dilengkapi hotspot
c. Aneka jenis permainan dan ketangkasan seperti game center, billiard,
bowling
d. Tempat untuk melepas kepenatan seperti taman dan pusat jajan
e. Di sisi lain ada bagian yang terhubung ke hotel, sehingga pengunjung
hotel juga mengakses fasilitas di mall.
Penyebaran fasilitas perdagangan lebih banyak terkonsentrasi di
pusat kota. Hal ini menunjukkan belum adanaya pemerataan pelayanan
fasilitas perdagangan lokasi yang berupa toko. Perkiraan kebutuhan
pertokoan, juga pusat perbelanjaan untuk lingkungan dan perbelanjaan
seluruh kota.
Tabel 1.6. Tempat-tempat Perbelanjaan di Purwokerto
No
Nama Toko
Alamat
Keterangan
Sri Ratu
Moro
Supermarket
Rita
Matahari
Metro Jaya
Komplek
Book Store
Kebondalem
6
Intan
Aroma
Dept. Store
Super Ekonomi
14
sebagai
dilengkapi
dengan
fasilitas
rekreasi
atau
hiburan
yang
fasilitasfasilitas
yang
belum
ada.
Hal
ini
15
Bagaimana menentukan lokasi dan site yang tepat untuk hotel dan
shopping mall, sesuai dengan fungsi kegiatan dan keberadaannya
sebagai bangunan komersial sehingga sarana fisik yang direncanakan
16
bagi
penyewa
dan
pengunjung.
b. Pengolahan site
Bagaimana mengolah site yang tepat sehingga site dapat merespon
dengan baik kegiatan perbelanjaan, promosi sekaligus rekreasi dan
menghasilkan gubahan massa yang sesuai dengan data fisik yang ada,
sehingga akan mengoptimalakan gubahan masa hotel dan shopping
mall sebagai bangunan komersial dan akan
mengoptimalkana
menunjang
efisiensi
ruang
bangunan
komersial
yang
17
hal-hal
yang
menyangkut disiplin ilmu arsitektur dan masalah lain yang dianggap dapat
mendasari dan mendukung pemecahan masalah pada pembahasan dalam
penulisan ini. Adapun topik batasan tersebut adalah:
strategi-strategi
18
penataan ruang dan fasitas pendukung lainnya yang tepat dan didukung oleh
arsitektur hijau pada desainnya. Halhal di luar disiplin ilmu arsitektur
seperti aspek sosial, ekonomi, bisnis,
dan
sebagaimana
dianggap
2025
tahun
mendatang
sengan
pertimbangan
untuk
ini
terdapat beberapa metode yang dilakukan guna tujuan tersebut, terdiri dari
metode pengumpulan data primer dan sekunder.
I.6.1. Metode Pengumpulan Data Primer
Melalui survey terhadap hotel dan shopping mall yang telah ada, survey
yang dilakukan guna mendapatkan data pendukung berupa data statistik
fakta-fakta tentang perkembangan hotel dan shopping mall yang terdapat
di Purwokerto.
Melakukan studi banding untuk menentukan preseden. Studi banding
dilakukan terhadap bangunan hotel dan shopping mall yang
dengan konsep hotel dan shopping mall yang direncanakan.
sesuai
19
data-data
yang
diperlukan,
penyortiran
shopping
Dokumentasi
20
Tabel
Grafik
I.6.3.4 Analisis Data
Analisa data yang didapat di lapangan (data primer) dengan
data yang didapat melalui refrensi (data sekunder).
Menganalisa data, guna mendapatkan aspek-aspek yang sesuai
dengan dasar-dasar arsitektur hijau.
Membagi tiap-tiap data yang didapat kedalam pokok-pokok
pembahasan dan dijadikan sebagai data pendukung.
Mencari benang merah antara hotel dan shopping mall dari
data yang didapat dengan
I.7.TAHAPAN PEMBAHASAN
TAHAP I PENDAHULUAN
Merupakan pendahuluan yang menjelaskan latar belakang, permasalahan,
persoalan, tujuan dan sasaran, batasan dan lingkup pembahasan, metode
pembahasan, dan sistematika pembahasan.
TAHAP II TINJAUAN PUSTAKA
Membahas mengenai tinjauan data informasi secara teoritik, empiris, dan
preseden; serta Mencakup tinjauan data fisik kota, data non fisik, konteks
(peraturan, sosial budaya, lingkungan, dan teknologi), dan tinjauan obyek yang
direncanakan.
TAHAP III BANGUNAN YANG DIRENCANAKAN
Membahas tentang gambaran umum mengenai hotel dan shopping mall
di Purwokerto yang direncanakan.
21
konsep
suatu
23
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN TINJAUAN KOTA
memang
diciptakan
untuk
meladeni
masyarakat.
Tapi,
seiring
tuntutan
24
terlalu
banyak pada hostel, maka kata hostel kemudian mengalami perubahan, yakni
penghilangan huruf s pada kata hostel sehingga menjadi hotel.
Definisi hotel menurut SK Menparpostel Nomor KM 94/ HK 103/MPPT 1987
adalah suatu jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian atau seluruh
bangunan untuk menyediakan jasa pelayanan penginapan, makan dan minum
serta jasa lainnya bagi umum, yang dikelola secara komersial.
Hotel adalah sarana tempat tinggal umum
untuk
wisatawan
dengan
25
4) Hotel Pedalaman
Hotel yang terletak disuatu daerah yang sebagian alamnya masih asli
seperti hutan tropis, cagar alam khusus diperuntukkan bagi wisatawan
yang ingin menikmati keindahan flora dan fauna alam, serta adat
istiadat suatu penduduk asli pedalaman.
b. Hotel berdasarkan Lamanya Menginap
1) Seasonal Hotel
Hotel yang diperuntukkan bagi tamu yang menginap dalam jangka
waktu tertentu (singkat).
2) Transit Hotel
Hotel yang diperuntukan bagi pengunjung, dimana hotel tersebut dekat
dengan jalur lalu lintas dan dipergunakan sebagai transit karena dekat
dengan fasilitas umum. Biasanya merupakan tempat singgah atau
istirahat sebelum melanjutkan tujuan.
3) Residential Hotel
Hotel diperuntukan bagi tamu yang tinggal dalam jangka waktu lama
tetapi tidak menetap.
c. Hotel Berdasarkan Peruntukan Hotel
1) Businness Hotel
Untuk tamu yang bertujuan bisnis / kegiatan lain yang berhubungan
degan profesi misalkan olahragawan, peserta seminar, dsb.
2) Resort Hotel
Salah satu bentuk akomodasi bagi wisatawan yang berlibur.
3) Pleasure Hotel
Pengunjung hotel pada umumnya menginap dengan tujuan untuk
bersenang-senang dan menikmati suasana serta fasilitas hiburan dari
pihak hotel.
4) Country Hotel
26
5) Research Hotel
Hotel yang menyediakan akomodasi bagi tamu yang menginap dengan
tujuan mengadakan penelitian / riset.
6) Sport Hotel
Hotel di mana pengunjung pada umumnya adalah olahragawan.
d. Penggunaan Hotel berdasarkan Jumlah Kamar yang tersedia
1) Hotel kecil
2) Hotel menengah
3) Hotel besar
yang
27
Tamu Hotel
Tamu hotel terdiri dari wisatawan yang bertujuan melakukan kegiatan
wisata atau kegiatan bisnis di kota Surakarta, dengan
kegiatan
Pengelola
Pengelola
adalah orang
yang mengelola
fasilitas
hote dapat
2
8
Public Space
Recreation and Sport Sp
Consession & Rentable Space
Food a
Guest Room Space, kelompok yang terdiri daei ruang tidur bagi
tamu yang menginap yang dilengkapi fasilitas untuk ruang tidur,
toilet, koridor, lift dan perlengkapan lainnya.
29
dan
: 24 jam
: 07.00 17.00
: 08.00 17.00
: 09.00 21.00
: 24 jam
30
Infrastruktur lokal
Persyaratan dasar, seperti suplai air bersih, sanitasi dan pengeramikan
perlu dispesifikasi di Negara Negara berkembang.
31
Kulaitas keseluruhan
Beberapa perusahaan memiliki cirri- cirri yang istimewa baik itu
sejarah, lokasi dan karakter. Beberapa pola berdasarkan poin berharga
tersebut.
kulaitatif
Perawatan
Kualitas hotel tergantung pada kebersihan dan perawtan yang mampu
menghalangi kenyamanan dan keamanan, namun
sulit
untuk
dimonitor.
Berdasarkan persyaratan persyaratan tersebut, WTO memberikan
penilaian secara umum bagi sebuah hotel yaitu :
32
: 18 m2
Kamar double
: 20 m2
33
: 20 m2
Kamar Doule
: 24 m2
: 24 m2
Kamar double
: 28 m2
: 24 m2
: 28 m2
Bed Room
Public Room
Service Room
Dry cleaning minimal 20 m2
34
: 24 m2
: 28 m2
Private area
Area ini merupakan area untuk kegiatan pribadi pengunjung, seperti
kamar pada hotel.
35
Public area
Area ini merupakan area pertemuan antara yang melayani, yaitu karyawan
dengan yang dilayani, yaitu tamu dan juga tamu dengan tamu lainnya.
terutama
Service area
Area ini merupakan area khusus untuk karyawan, di sini segala macam
pelayanan disiapkan untuk kebutuhan pengunjung.
penerima
pengunjung
untuk
mendapatkan
informasi,
o Entrance hall
36
atau
meninggalkan
hotel
dengan
pelayanan
berupa
37
o Consession space
Pada dasarnya ruang-ruang ini termasuk retail area, tetapi untuk
hotel berbintang, ruang-ruang konsesi ini terpisah sendiri dan
merupakan bagian dari publik area, yang antara lain terdiri dari:
- Travel agent room
- Perawatan kecantikan / salon
- Toko buku dan majalah
- Money changer
- Souvenir shop
- Toko-toko khusus
Restoran
Coffee shop
Lounge
Bar
Ruang Serbaguna
Yaitu ruangan yang disediakan untuk berbagai macam penemuan
antara lain:
Pameran
Seminar
Pertemuan / pernikahan
Area rekreasi
Daerah yang dipergunakan oleh para pengunjung untuk berekreasi,
berolah raga, santai dan lain-lain, yang antara lain:
Swimming pool
Food court
38
Retail area
Taman
Sarana olahraga
Fitness
untuk
3
9
Ruang ini berisi peralatan untuk heating dan cooling yang berupa
tangki dan pompa untuk menjaga sistem operasi
mekanikal
secara
keseluruhan. Yang harus diperhatikan adalah bahwa ruang publik juga harus
berhubungan dengan ruang pelayanan dan mempunyai batas yang jelas,
sehingga bagian publik tidak terganggu dengan
Karakter
Pengunjung
Tujuan
Tipe kamar
Bisnis
Group
Konvensi
dan konferensi
King,
doubledouble
Perkumpulan
twin,
40
malam
profesional
75% pria,
25% wanita
Rapat
pelatihan dan
perdagangan
Harga tidak
dipermasalahkan
Perorangan Single
King
Kerjasama
bisnis
Menginap 1-2
malam
Perdagangan
85% pria,
15% wanita
Konvensi
dan konferensi
Kamar
mandi
standar
dengan shower
Terdapat area kerja
Sangat
memperhitungkan
biaya
Wisata
Keluarga
Liburan keluarga
Double-plus
(termasuk
anak- Bertamasya
anak)
Olahraga, aktivitas
1-4
malam,
keluarga
bahkan lebih lama
di area resort
Harga
Double
1-7 malam
Harga
menengah ke atas
Area duduk
dan televisi
Kamar mandi
Memiliki
balkon,
teras, dan jalan masuk
dari luar
menengah
Pasangan
Double-double,
king, sofa, kamar
berdekatan
Tour,
clubs, King
perkumpulan Area makan dan kerja
Bertamasya Areapenyimpanan
Teater,berolahraga
Liburan
pekan
Belanja,
liburan
akhir
Kamar mandi
Single
Single
Tour, clubs,
Queen
41
muda
Profesional perkumpulan
Budaya, seni,
Harga teater
menengah ke atas
berbelanja
Kamar
mandi
standar
Jakarta, dibangun Hotel Des Indes, Hotel Der Nederlanden, Hotel Royal
dan Hotel Rijswijk.
Bandung, Hotel Savoy Homann, Hotel Preanger dan Pension Van Hangel
penzoningan berdasarkan jenis area sangat penting.
( kini Hotel Panghegar ).
Hotel
Kamar Tamu
Lobby
F&B outlet
Administrasi
Public space
Area rekreasi
R. serbaguna
Area parkir
Diagram 2.3 Penzoningan Area Privat, Publik dan Semipublik pada Hote
Sumber:
Analisis
Pribadi
Bogor, Hotel
Salak.
42
43
Niaga yang terletak di jalan Merdeka dan Hotel Astro yang sedang
mempercantik diri dengan fasilitas pendukung seperti caf, tempat karaoke,
billiard dan ruang meeting.
Purwokerto
merupakan
kota
yang
cukup
pesat
pertumbuhan
sehingga
sarana
Bintang
Alamat
Dynasti Hotel
***
***
Rosenda Hotel
***
Borobudur Hotel
Palapa Hotel
Astro Hotel
Cendrawasih Hotel
Mutiara Hotel
Darajati Hotel
44
Madurodam Hotel
Asri Hotel
Orlando Hotel
Pandawa Hotel
Tiara Hotel
Wijaya Hotel
Anggrek Hotel
Fatmaba Hotel
Sumber: http://hotelpurwokerto.com
Shopping mall diartikan sebagai suatu area pergerakan (linier) pada suatu
area pusat bisnis kota yang lebih diorientasikan bagi pejalan kaki;
berbentuk pedestrian dengan kombinasi plaza dan
interaksional (Rubinstein, 1978).
ruang-ruang
Shopping mall adalah shopping mall yang berintikan satu atau beberapa
departemen store besar sebagai daya tarik dari retail-retail kecil dan rumah
45
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
46
melebihi 15% dari seluruh area penjualan. Luas lantai berkisar 10002500 m2.
6. Department
store
dan
supermarket,
merupakan
bentuk-bentuk
II.2.2.2.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
47
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
48
II.2.2.7.
10
lebih
jenis-
jenis toko.
Menurut Rubenstein
11
1. Full Mall, terbentuk atas ruas jalan tertutup yang semula digunakan untuk lalu
lintas kendaraan, kemudian berkembang menjadi pedestrian atau plaa linier
dengan
perkerasan
paving
block
dan
dilengkapi
furnishing
10
11
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
49
3. Semi Mall, pada jenis ini terisi kegiatan lalu lintas namun perparkiran
dikurangi. Pola pedestrian berkembang sebagai akibat dipertingginya nilai
dengan pola perkerasan paving, pepohonan, perlengkapan jalan (bangku,
lampu, dan kenyamanan lain).
Menurut Mithland
II.2.3.2.
12
bentuk
pada
mall
tertutup.
II.2.4.
13
Shopping Mall juga merupakan gambaran dari sebuah kota yang terbentuk
oleh suatu elemen-elemen:
Magnet (Anchor):
Merupakan transformasi dari node yang dapat berfungsi sebagai land
mark. Dalam shopping mall dapat diwujudkan dengan plaza.
12
13
Magnet Sekunder:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
50
Street Mall
Merupakan transformasi path perwujudan berupa pedestrian yang
menghubungkan magnet-magnet.
Landscaping:
Merupakan transformasi dari edge sebagai pembatas pusat pertokoan di
tempat-tempat luar.
14
memiliki
karakter
sebagai berikut:
a. Koridor
: tunggal
: disepanjang koridor
g. Magnet
horizontal)
sirkulasi
didalamnya.
sehingga
51
dimaksudkan
supaya
Sport Center
Cinema/Cineplex/Theater
Community Hall
Swimming Pool
Disco/Scate/Ice Scate
Medical Centre
Area Bermain
commit to user
5
2
Pengunjung
b.
c. Supplier
d.Pengelola
Bagan pelaku dan kegiatan dalam Shopping Mall
Bangunan Shopping Mall
Dept.Store
Supermarket
Suplier
Memasok
Book
Store
barang
Retail-retail
yang
dibutuhkan
oleh
Tenant
Pengunjung Tujuan Penyewa
Belanja Rekreasi
Jalan-jalan
Makan
Pengelola
:
Meliputi:
General
Manager
Staff-staff:
Sales and Marketing Administrasi Accounting Cleaning Service
Distribusi barang
Kegiatan operasional
53
Kegiatan manajemen
Kegiatan pemeliharaan
satu
54
dan
menjadi
perencanaan
kota,
55
pemanfaatan
barangbarang
yang
berasal
dari
alam.
Pengurangan yang dilakukan akan memberi pengaruh secara global, baik itu
keberadaan materi itu sendiri di bumi secara kuantitas maupun pengaruhnya
terhadap energi saving yang dengan sendirinya berlangsung.
3. Reuse
Penggunaan kembali, yaitu pemanfaatan kembali material yang telah ada,
tanpa menekankan ego dalam pemanfaatan material baru akan menghemat
energi content yang terbuang.
II.3.3. Perlunya Arsitektur Hijau
Mengapa harus menggunakan arsitektur hijau? Tentu saja ada banyak
alasan. Meskipun biaya arsitektur hijau hampir sama dengan bangunan
56
sedikit
energi, arsitektur hijau lebih sedikit polusi. Biaya utilitas yang rendah
membuatnya lebih mudah untuk dipenuhi. Selain itu, arsitektur hijau lebih
sehat karena hampir dari 80% waktu dari penghuni bangunan dihabiskan di
dalam bangunan.
Beberapa alasan untuk selalu menggunakan arsitektur hijau dalam mendesain
bangunan yaitu:
1. Menguntungkan dari segi ekonomi
Arsitektur hijau selalu berusaha menggunakan prinsip prinsip
efisiansi terhadap energi, air, maupun limbah. Hal ini menurunkan biaya
operasional dan perawatan banguanan. Berbagai keuntungan keuntungan
tersebut mendorong kesadaran masyarakat untuk menggunakan desain
dengan prinsip arsitektur hijau. Dalam berbagai proyek bangunan seperti
perumahan dengan konsep green architecture, ternyata lebih laku dibanding
perumahan dengan bangunan konvensional, sehingga lebih menguntungkan
bagi pengembang.
2. Menghemat konsumsi energi
Dalam ukuran yang sama arsitektur hijau akan lebih hemat energi
jika dibanding dengan bangunan konvensional. Pengurangan energi hingga
50% cukup mudah dicapai, dan pengurangan sebesar 80%-90% dapat
dicapai apabila bangunan didesain dengan baik.
3. Meningkatkan Produktivitas
Dalam bangunan yang mewadahi para pekerja, penggunaan
arsitektur hijau dapat meningkatkan produktivitas sebesar 6% -15% bahkan
lebih. Hal ini dikarenakan kualitas ruangan yang tercipta lebih
sehingga para pekerja merasa nyaman dan dapat
pekerjaannya dengan baik dan lebih cepat.
baik
menyelesaikan
57
dengan
pencahayaan
buatan,
penghawaan
alami,
penggunaan material yang bebas racun, dan desain struktur yang ramah
lingkungan sehingga gangguan kesehatan akibat kualitas bangunan dapat
dikurangi.
58
tawar.
tetapi
59
60
biasanya
termasuk
dalam
bahan
bangunan yang dapat diperbaharui seperti bahan tanaman bambu, jerami dan
kayu yang berasal dari hutan yang bersertifikat dan harus dikelola
secara
16
61
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada Mal Namba Park Jepang,
atap hijau Namba Park dapat mengurangi panas dan menurunkan suhu di
permukaan hingga 170 celcius. Hal ini mengurangi penggunaan energi listrik
untuk mendinginkan suhu ruang. Selain itu dapat berfungsi sebagai
ruang
rekreasi untuk menikmati hijaunya taman. Suasana yang hijau dan nyaman
dapat menurunkan stress bagi pengguna bangunan.
17
Sebagai filter
Sebagai penahan air, yang dapat disimpan (sebagai cadangan air saat
musim hujan)
Di bawah ini terdapat tiga klasifikasi jenis tanaman pada suatu taman atau
ruang hijau dalam sebuah kawasan dan atau bangunan, yaitu:
Tanaman air, merupakan tanaman yang media hidup utamanya yaitu air.
Yang termasuk dalam jenis tanaman air antara lain Nymphaea (teratai),
Cyperus papyrus (papyrus), Nulembo nucifera (lotus),
Equisentum
hyemale (paku ekor kuda), Thalia dealbata (kana air), Pistia tratiotes
(kubis air), dan sebagainya.
-
asoka, beringin,
dan
62
Tanaman
berbubga,
seperti
Anthurium,
Adenium,
mawar,
Border plant, seperti lili paris, kucai jepang, ophiopogon sp, dan
Cuphea hyssopifolia (cendrawasih), dan lain-lain
d. Pencahayaan alami
Matahari merupakan salah satu sumber energi alami di alam semesta.
Sebagai salah satu sumber energi di alam semesta matahari dapat digunakan
sebagai sumber cahaya maupun sumber energi. Dalam penggunaannya sebagai
sumber cahaya alami pada suatu bangunan, matahari dapat menimbulkan
beberapa masalah dalam penggunaannya. Seberapa bayak cahaya yang masuk
ke dalam bangunan harus dapat diatur sesuai dengan kebutuhan dalam ruang.
e. Penghawaan alami
Penghawaan alami merupakan suatu usaha untuk mendapatkan suasana
yang nyaman di dalam ruangan, dapat dilakukan dengan mengontrol suhu
ruangan,
kelembapan,
tingkat
penerangan,
kualitas
udara,
dan
63
Sumber energi listrik yang terbatas dan biaya pemakaian listrik yang tinggi
memberikan tantangan untuk membuat suatu desain bangunan yang nyaman
dengan memanfaatkan kondisi alam. Selain itu, penggunaan cara penyejuk
udara alami tidak hanya menghasilkan suatu kenyamanan dan penghematan
energi serta biaya, tetapi juga menyederhanakan konstruksi, pembangunan, dan
perawatannya.
dan
site
pada
saat
proses
perancangan
juga
harus
Menggunakan lahan yang sudah ada dan sesuai dengan tata guna lahan akan
lebih efisian dibandingkan dengan membuka lahan baru, selain itu dapat
64
Uraian Pembatasan
Sumber-sumber kebisingan di
lingkungan site
Pengaruh
oleh
lingkungan
buatan
Transformator-transformator listrik
Kereta api listrik
Radio, radar, dan televise (frekuensi
tinggi dan gelombang mikro 100- 100.000MHz
Pengotoran
lingkungan site
udara
Sinar
kosmik,
bumi
berhubungan
rendah.
Sinar
kosmik
berhubungan
Sinar
yang
berhubungan
yang atmosfer :
Gaya magnet bumi, medan listrik udara,
dengan
65
geologic,perubahan
dalam
Sumber: Frick, Heinz, 1995
4. Transport Orientation
Polusi dan dampak lingkungan dari pemakaian
mobil
dapat
dengan
menuju
fasilitas umum. Konstruksi jalan yang baik juga menghemat biaya karena
terhindar dari biaya biaya perbaikan jalan. (sumber: www,doer.org, 23-72011)
kantong
sinar matahari (sun pocket) yaitu kondisi dimana mmatahari berada dalam
integritas paling rendah. Sesuai dengan siklus terbit dan tenggelamnya
matahari serta mempunyai sudut jatuh yang kecil. Dengan demikian area
yang tersinari akan lebih besar dan integritas radiasinya akan lebih rendah.
66
Gambar 2.3. Skematik desain berdasarkan orientasi matahari dan arah angin
Sumber: www.doer.org
6. Wind Orientation
Dalam penggunaannya untuk orientasi bangunan, bukaanbukaan
dalam banguanan dimaksimalkan pada sisi utara.
Jendelajendela
yang
besar dan ventilasi diperbanyak pada sisi barat lau, sehingga pada musim
hujan angin yang sejuk dapat masuk dengan leluasa ke dalam bangunan.
Bukaan pada sisi selatan sebaiknya dihindari khususnya pada permukaan
yang selalu terkena radiasi matahari pada saat intensitas tinggi.
Menggunakan sistem air pump (pemompaan angin) dan cross
ventilation untuk mendistribusikan udara yang paling bersih dan sejuk ke
dalam ruangan. Caranya dengan membuat jendela di atas atap (cerobong)
untuk menciptakan tekanan udara yang cukup tinggi di atas
bangunan
supaya udara panas yang ada di dalam ruangan naik dan keluar keatas,
tekanan udara dalam ruangan menjadi rendah dan udara dari luar ruangan
yang lebih segar akan masuk ke dalam ruangan, sehingga penggunaan AC
(Air Conditioner) dapat dikurangi.
67
Gambar 2.4. Pola sirkulasi udara menurut jumlah dan letak ventilasi
Sumber: YB. Mangunwijoyo
7. Vegetative Cooling
Ada empat faktor yang berpengaruh terhadap kenyamanan manusia,
yaitu panas matahari (solar radiation), suhu udara, kecepatan angin, dan
kelembaban. Pada iklim tropis, suhu dan kelembaban sangat berperan dalam
menentukan
faktor
kenyamanan.
Tumbuhtumbuhan
mempunyai
suhu
sebagai
evepotransporasi
absorban
tersebut
radiasi
memerlukan
matahari
panas
dab
maka
untuk
proses
tanaman
dapat
68
Gambarr 2.5.Hubungan Jarak dari permukaan tanah pada suatu naungan pohon
dengan kerapatan dan jenis yang relatif sama dengan tingkat kelembaban dan suhu
udara
sumber : Better Living Environment, 2005
8. Vertical Landscaping
Vertikal landscaping adalah penghijauan pada bangunan bertingkat
tinggi. Vertical landscaping mempengaruhi iklim mikro pada fasad
bangunan. Pemecah angin sama seperti kegunaan vegetasi pada Ground
Plane menyerap CO dan CO2, menyediakan oksigen bagi hasil fotosintesis,
dan mengurangi beban pendinginan sebanyak 8 % dari peningkatan 10 % di
area vegetasi.
69
70
Green roof
Kelebihan
Kelemahan
Memerlukan desain khusus pada struktur
material
atap
di Lebih
karena
bawahnya
mahal disbanding
memerlukan
perawatan khusus
Mengurangi perpindahan kebisingan
dari
luar
bangunan
ke
dalam
bangunan
Melindungi bangunan dari suhu yang
sangat kuat
Menyaring polusi dari air hujan
atap
konstruksi
biasa
dan
71
Karakteristik
Gambar
Membutuhkan
Tanah
min 30 cm
Digunakan
Vegetasi
cm
untuk
besar,
pohon
Digunakan
ground
untuk
belukar,(memerlukan
perawatan dengan baik)
Beban
Membebani
pon/sq.ft
pon/sq.ft
struktur
12-15
tergantung
dari
Akses
Perawatan
Drainase
Memerlukan
perawatan Pemeliharaan
dilakukan
khusus
Menggunakan
system
72
estetis
lampu
elektrik. Dengan menyediakan suatu mata rantai yang dinamis dan terus
73
daylighting
menciptakan
mengurangi
biaya
energi.
Keuntungan daylighting :
a. Meningkatkan nilai daur-hidup
Pada suatu perhitungan kenaikan biaya didapatkan bahwa kenaikan
mencapai harga sebesar $0.50-$0.75 / sq.ft pada ruangan dengan cahaya
redup. Daylighting dapat menyimpan $0.05-$0.20 setiap tahun. (sumber :
www.wbdg.org, 8-8-2011)
b. Meningkatkan produktivitas
Daylighting juga membuat orang lebih sehat dan produktif. Hal ini
dikarenakan
adanya
jendela-jendela
yang
dapat
memperlihatkan
yang
dapat
74
terjadi
75
dapat
yang
kurang produktif.
b. Daylighting yang baik memerlukan perhatian pada aspek kualitatif dan
kuantitatif pada desain. Pastikan kombinasi dari pencahayaan alami dan
pencahayaan buatan cukup untuk kebutuhan yang diperlukan.
c. Agar
efektif,
daylighting
harus
dikombinasikan
dengan
desain
76
Primarily
artificial
light
zone,
lebih
dari
9m dari
bukaan,
sebelumnya
perlu
dipahami
kriteria
berikut
Namun
untuk
77
harus
dijaga
78
79
Strategi-strategi
tersebut
sebaiknya
diintegrasikan
dengan
sistem
80
Indonesia.
(Sumber
www.wikipedia.com
www.earthtoys.com, 22-6-2011)
ommit to user
dan
positif
ommit to user
81
ini udara luar akan mengisi bukaan dan mengikuti aliran angin.
3. Thermo-shippon effect
Menggunakan prinsip yang sama dengan
stack
Hal
commit to user
commit to user
82
panas yang tinggi, beban termal justru lebih banyak secara internal daripada
secara eksternal (dari matahari).
16. Struktur dan Konstruksi
Struktur dan konstruksi yang baik harus memenuhi kualitas struktur:
a. Kualitas struktur fungsional, lingkungan, bangunan, dan bentuk
Struktur Fungsional
Menentukan dimensi geometris yang berhubungan dengan penggunaan
atau fungsi (kebutuhan ruang, ruang gerak, ruang sirkulasi, dimensi
pengaturan ruang, dan sebagainya).
Struktur Lingkungan
Meliputi lingkungan alam (iklim, topografi, geologi, hidrologi,
florafauna) serta lingkungan buatan (bangunan, sirkulasi, prasarana
teknis, dan radiasi buatan).
Struktur Bangunan
Susunan kegiatan yang dibutuhkan untuk membangun,
memelihara,
Struktur Bentuk
Mengandung masa dan isi, ruang antara dan segala kegiatan
membanguna ruang.
83
Diolah Kembali
Didaur Ulang
Digunakan
Kembali
Bahan
organik
kayu :
diserap kembali
Kusen, jendela
pintu
Masih
dalam
keadaan
baik
Tripleks
Bekisting
beton
tripleks
dapat
akar tumbuhan
menjadi
pelat
langit-langit
Bambu
84
Dikumpulkan+diproses
Pembungkus
barang-barang
kembali (menghemat
50%
Tanah timbunan
Bahan anorganik :
tanah
galian
Tanah liat
Dicetak
menjadi
dan
batu
bata,
genting flam
Pasir/kerikil
Dicampur
semen
Lapisan
menjadi beton
kersik
buat
jalan
Ubin/genting beton
Lapisan
pecahan
Digiling
menjadi
flam
semen merah
Kaca
Dipasang
baru
jendela baru
pada
Dipotong/dilas,dibentuk
Digunakan sebagai
kaleng)
baru
baru
tulangan
dalam
beton
Bahan
sintetis:
Dipotong/dilem
bahan
disambung
sintetis
berkualitas rendah
Cat sintetis
pipa
lagi
digunakan
85
baru.
untuk
menghemat
energi dan sumber daya alam. Teknologi bangunan yang baru menuntut para
ahli supaya mereka terbuka terhadap perkembangan tersebut, karena tidak
jarang teknologi baru menyimpang dari cara pertukangan tradisional. Kajian
ilmu bahan bangunan yang cukup sederhana dan formal selama ini kiranya
perlu diubah sesuai dengan pandangan pembangunan yang menyeluruh.
(Sumber : Frick Heinz, 2005)
dengan perhatian
86
bangunan
yang
Contoh bahan
dapat
Bahan
bangunan
alam
yang
Batu
merah,
conblock,
batako,
mengalami
tingkat
damar
epoksi,
produk
transformasi
Bahan bangunan komposit
dan
pembuatan
(produksi)
bahan
bangunan
87
Air hujan yang terbuang percuma dapat dimanfaatkan menjadi sumber air
baru. Pada musim penghujan air ditampung dalam bak atau tangki air
88
Graha Wonokoyo
1. Kriteria Bangunan
Lokasi
Fungsi
: Kantor
Luas Lahan
: 1.854 sqm.
: 10 lantai.
Arsitek
Gedung
ini
dirancang
hemat
energi
dan
kontekstual
terhadap
89
ini
berusaha
untuk
menyelaraskan
diri
dengan
b. Green Structure
Pemilihan
90
High performance
glass
Panel Alumunium
Sebelah Timur
- Sebelah Selatan
: Kabupaten Cilacap
- Sebelah Barat
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
91
15
Aspek fisik kota yang penting untuk pertimbangan pengembangan Tata Ruang
Kota meliputi topografi dan hidrologi yakni;
15
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
92
Dari kondisi topografi kota Purwokerto, kemiringan yang ada, kota ini cukup
ideal untuk penggunaan tanah sebagai kawasan pemukiman karena kemiringan
yang ada menunjukkan berkisar 0% - 15%.
Adanya beberapa sungai yang melalui Kota Purwokerto, maka potensi untuk
perencanaan drainase yang baik dapat dikembangkan, sehingga kemungkinan
bahaya banjir dapat dicegah.
Dari kedua pertimbangan tersebut diatas wilayah Kota Purwokerto sangat
cocok untuk kawasan pemukiman atau perkotaan.
16
dataran
17
Pemukiman
Perkantoran
Perdagangan
Fasilitas Pendidikan
atau
93
dan
factor ekonominya. Sehingga terlihat bahwa sebagian besar elemen fisik kota
tersebut tumbuh dan berkembang disepanjang jalur-jalur utama kota.
Untuk kawasan perdagangan atau komersial tingkat regional, tumbuh dan
berkembang di pusat kota, tepatnya di sepanjang jalan Jend. Soedirman dan
jalan Gerilya. Perdagangan ini meliputi pasar, pertokoan, warung, dan
sebagainya, dengan Pasar Wage sebagai pusat orientasi utamanya. Dengan
adanya potensi tersebut, di wilayah ini dimungkinkan akan berkembang
kompleks perdagangan, terutama untuk pertokoan dan pasar swalayan dengan
skala sedang dan besar.
II.4.3.
18
Dari aspek fisik dapat diaplikasikan dalam pola tata peruntukkan tanah
untuk kegiatan sejenis (zoning) yang berbentuk bagian rencana untuk berbagai
dominasi kegiatan fungsi tertentu dan didukung oelh pola jaringan
jalan
dengan berbagai tingkatan fungsi. Pola tata ruang peruntukkan tanah untuk
kegiatan sejenis (zoning) Kota Purwokerto susunannya diatur membentuk
struktur yang dibagi dalam pusat-pusat pengembangan sebagai berikut:
1. Pusat Pengembangan Wilayah Kota (BWK)
Terdiri dari 8 (delapan) Bagian Wilayah Kota (BWK), yaitu:
18
commit to user
94
Kota
Purwokerto
membentuk
antara
dominasi kegiatan yang satu dengan yang lainnya dan antara kelompok
95
fungsi kegiatan yang lebih tinggi ketingkat yang lebih rendah pada
daerah hunian.
Pada fungsi-fungsi eksternal terbagi dalam berbagai dominasi jenis
kegiatan yaitu:
Pemerintahan
Pendidikan
Perkantoran
Kesehatan, dll
Perdagangan/jasa
Ditinjau dari hirarkinya dalam menguraikan bagian fungsi kegiatan
19
dari
Perempuan
(jiwa)
29.010
Jumlah Penduduk
(jiwa)
57.178
Sex Ratio
Purwokerto Utara
Laki-Laki
(jiwa)
28.168
Purwokerto Timur
27.929
29.231
57.160
95,55
Purwokerto Selatan
35.106
35.353
70.459
99,30
Purwokerto Barat
24.145
24.899
49.044
96,97
JUMLAH
115.348
118.493
233.841
388,92
97,10
19
24
Kota Purwokerto sampai tahun 2020 adalah sebesar 235.866 jiwa dan dengan
luas wilayah sebesar 3.858,34 Ha. Maka diperhitungkan kepadatan rata-rata
penduduk Kota Purwokerto 10 tahun mendatang adalah sebesar 56 jiwa/Ha.
Sedangkan untuk kepadatan bersih (Netto) di daerah pemukiman penduduk
dengan peruntukkan lahan terbangun sebesar 2.146,92 Ha adalah sekitar 100
jiwa/Ha. Sehingga dilihat dari proyeksi tingkat kepadatan penduduk
netto
Kota Purwokerto di tahun 2020 masih tergolong sebagai kota dengan tingkat
kepadatan penduduk sedang dan dari proyeksi kepadatan penduduk
bruto
dengan
kecenderungan
perkembangan
penduduk
Kota
Purwokerto maka distribusi penduduk untuk masa yang akan dating diarahkan
tidak terlalu terkonsentrasi di pusat kota dan sepanjang jalur jalan utama,
melainkan lebih merata dalam penyebarannya agar distribusi penduduk yang
terjadi lebih seinmbang dengan kondisi daya dukung lahan dan lingkungan
yang ada. Oleh karena itu, distribusi penduduk di Kota Purwokerto diarahkan
sebagai berikut:
Distribusi kepadatan penduduk akan diarahkan secara lebih merata dan
berimbang, dimana penduduk di daerah pusat kota dan di sepanjang jalur
jalan utama diarahkan pengembangannya ke daerah-daerah yang relative
masih kosong.
Kepadatan penduduk di daerah pusat kota, pertambahannya akan dibatasi
sesuai dengan daya dukung lahan bagi perumahan di pusat kota yang
semakin berkurang mengingat tingginya konsentrasi
penduduk
dan
25
maksimal
175 jiwa/Ha.
Daerah yang jauh dari pusat kota atau daerah pinggiran kota, diarahkan
menampung kepadatan penduduk relatif rendah dengan rata-rata kepadatan
penduduk netto maksimal 100 jiwa/Ha.
Berdasarkan perhitungan terhadap proyeksi Kota Purwokerto pada
tahun 2020, maka gambaran distribusi kepadatan penduduk brutto masingmasing BWK Kota Purwokerto dapat dilihat pada table berikut:
Tabel 2.9. Tabel BWK Kota Purwokerto
BWK
Kepadatan (jiwa/Ha)
388,56
40.734
105
II
542,31
26.983
50
III
564,67
25.776
46
IV
319,38
19.948
64
525,53
34.854
66
VI
396,95
28.743
72
VII
536,71
36.284
68
VIII
584,23
22.544
39
Kota
3.858,34
235.866
61
26
27
II.4.5.
Kebijaksanaan
Purwokerto
Dasar
Pengembangan
Tata
Ruang Mikro
Kota
20
Kebijaksanaan
dasar
pengembangan
tata
ruang
mikro
Kota
usaha
untuk
memeratakan
pelayanan bagi penduduk kota dan bagian kota, agar tidak terkonsentasi
pada suatu tempat saja. Fasilitas tersebut berupa pelayanan yang merata
prasarana dan sarana kotanya. Untuk penyebaran fasilitas tersebut, baik
jenis dan skala pelayanannya disesuaikan dengan fungsi pelayanan masingmasing bagian kota.
3. Peningkatan aktivitas kekotaan pada daerah-daerah transisi dan pinggiran
Kota Purwokerto, terutama kegiatan-kegiatan yang bersifat sekunder
(perdagangan dan jasa)
4. Usaha untuk memeratakan arah perkembangan fisik kota ke segala arah,
untuk mengarahkan perkembangan fisik kota agar tidak selalu mengikuti
kecenderungan yang ada saat ini yakni kecenderungan perkembangan fisik
di sekitar jalan utama kota.
Pada bagian-bagian kota yang masih kosong di bagian dalam antara jalan
utama kota, perlu diciptakan suatu kegiatan aktivitas kota agar mendorong
perkembangan daerah tersebut, antara lain berupa kegiatan perdagangan,
rekreasi, perumahan, dan sebagainya.
5. Usaha untuk meningkatkan jumlah dan kepadatan penduduk, agar syarat
2
20
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
28
pelayanan
sampah,
sistin
pelayanan
prasarana
kota
pemenuhan
air
berupa
pelayanan
bersih,
drainase,
II.4.6.
21
II.4.6.1.
Fungsi dan citra kota yang spesifik serta fungsi-fungsi umum kota lainnya
Penentuan Fungsi Kota
22
penentuan
dapat
sebagai berikut:
21
commit to user
diarahkan
29
II
misalnya
taman
dan
23
commit to user
30
memperhatikan
harus
siap
dengan
rencana
dan
program
pembangunannya.
- Kota Purwokerto diharapkan dapat tumbuh dan berkembang menjadi
salah satu pusat pertumbuhan di bagian selatan-barat wilayah Propinsi
Jawa Tengah bersama-sama dengan Kota Cilacap untuk berperan
memeratakan pembangunan propinsi Jawa Tengah bagian selatan.
b. Konsep Arahan Peran Kota Terhadap Arahan Kebijaksanaan Dasar
Kabupaten Dati II Banyumas:
- Sebagai Ibukota Kabupaten dan salah satu
pusat
wilayah
utama
di
31
II.4.7.
rencana
pengembangan
sistem
fungsi
jaringan
Kota
24
jalan
dan
Purwokerto
sebagai terminal sebaran jasa dan barang, kota transit, pendidikan dan
pariwisata. Untuk itu, rancangan rencana pengembangan jaringan jalan dan
transportasi kota adalah:
1. Meningkatkan atau melanjutkan jalan-jalan yang telah ada
dan
rambu-rambu
24
32
3. Parkir tepi jalan (on street parking) pada jalan lainnya hanya
diperkenankan pada jalan yang tidak padat pada jam sibuk dan bersifat
sementara.
4. Parkir depan jalan (off street parking) berupa kantong-kantong yang
melayani kawasan tertentu seperti kawasan perdagangan dan kawasan
pemukiman.
Berdasarkan criteria tersebut diatas, konsep rancangan rencana sistem
perparkiran, direncanakan sebagai berikut:
1.Untuk melayani perdagangan di jalan Gerilya dan Komisaris Bambang
Suprapto dibuat model kantong parkir dengan mengambil salah satu sisi
jalur lambat yang ada dalam pengaturan antara parkir untuk kendaraan
roda dua, roda empat, dan plaza yang dapat dimanfaatkan untuk pedagang
kaki lima dalam suatu pengaturan tapak.
2.Untuk melayani terminal induk yang ada sekarang (sub terminal angkutan
antar kota pada tahun 2010) dan sekitarnya direncanakan taman parkir
untuk kendaraan roda dua (termasuk sepeda).
3.Untuk sub terminal pada pertemuan jalur local primer dengan jalur kolektor
sekunder direncanakan du buah kantong parkir di bagian utara kota.
4.Disediakan kantong parkir pada setiap lingkungan pemukiman.
5.Setiap tempat usaha atau kantor dan fasilitas umum lainnya diharapkan
menyediakan pelataran parkir untuk roda dua.
6.Pengaturan
sebaran
dan
besaran
sistem
perparkiran,perlengkapan-
33
ini
arteri
kecepatan
yang
dimaksud
tidak
direncanakan
atau
belum
memungkinkan.
3. Jaringan Jalan Kolektor Primer
Adalah jalan yang menghubungkan kota jenjang kedua dengan
kota
kota
kedua
dengan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
34
II.4.8.
25
bangunan
yang ada.
Keadaan tersebut juga terjadi di Kota Purwokerto yang diwarnai dengan
pertumbuhan dan perkembangan kota. Hal ini disebabkan karena keadaan
sekarang merupakan refleksi sejarah kota yang bersangkutan. Disisi lain setiap
fragmentasi merupakan hasil sebuah keputusan yang bisa berlatar belakang
politik, keamanan, social, dan sebagainya.
Pertumbuhan kota khusunya di Kota Purwokerto merupakan proses
berkesinambungan yang erat kaitannya dengan evaluasi budaya (terutama
peradaban manusia), sehingga bentuk kota Purwokerto bukan hanya sekedar
produk, namun juga menyangkut proses akumulasi, manifestasi fisik dari
25
35
diantaranya
adalah
tempat pertama
dalam
susunannya,
yaitu:
commit to user
commit to user
36
bersifat
multidimensi.
oleh
Biro Perjalanan
37
Barat
dengan
akses
pencapaian melalui Grogol Fly Over ( jalan Let.Jend. Suparman) maupun dari jalan
Daan Mogot. Daerah sekitar terdapat dua buah instansi pendidikan Universitas Trisakti
dan Universitas Tarumanegara.
Fungsi Bangunan
Bangunan terdiri dari dua fungsi utama sebuah hotel dan shopping mall. Shopping
mall tersebut difokuskan bagi pengguna hotel dan masyarakat sekitar, terutama
daerah kawasan pendidikan. Sedangkan untuk hotel, difokuskan bagi wisatawan
bisnis dari nusantara maupun mancanegara. Kedua kegiatan tersebut dilengkapi
oleh fasilitas parkir basement dan sebagian di pelataran (pelataran hotel).
38
mengingat
memiliki
lokasi
bangunan
yang
ini
sangat
dan
kualitas.
Keunggulan Plaza Indonesia dengan para pesaingnya terletak dalam hal eksklusifitas
merek-merek internasional, keunggulan kualitas gedung, pelanggan-pelanggan kelas
atas dan lokasi yang strategis di pusat bisnis Jakarta.
39
Plaza Indonesia berdiri di atas lahan seluas 38.050 meter persegi pada
pertemuan Jalan M.H. Thamrin dan Jalan Kebon Kacang Raya, tepat di pusat bisnis
Jakarta. Shopping mall ini memiliki area seluas 62.747 meter persegi dengan 4 lantai
area ritel, satu lantai perkantoran dan lantai area parkir bawah tanah. Dengan total area
sewa seluas 41.536 meter persegi, Plaza Indonesia menampung 250 toko kelas atas
yang menyajikan pengalaman belanja kelas atas bagi para pengunjungnya.
Plaza Indonesia terhubung dengan Grand Hyatt Jakarta dan eX. Sinergi bisnis
yang kuat dengan keduanya merupakan salah satu keuntungan yang sangat kompetitif.
Merupakan suatu kebanggaan bagi Plaza Indonesia dengan mempunyai sejumlah butikbutik papan atas dari merek-merek internasional yang terkenal. Shopping mall ini juga
mempunyai berbagai label fashion internasional, restoran kelas atas yang menawarkan
masakan internasional dan lokal serta berbagai konsep gaya
hidupa
mewah dan
pelayanan pelanggan.
bekerja
sama
dari shopping mall tersebut adalah Sogo denganluas penyewaan lantai lebih kurang
80% dari area retail lainnya.
40
daya
tampung lebih kurang 1643 buah mobil. Pada shopping mall terdapat atrium
pameran lebar dengan koridor perbelanjaan lebih kurang 5-10 meter. Sirkulasi
hotel terpisah dan standar kamar hotel suite (merupakan salah satu unggulan dari
hotel Hyatt, memiliki kamar-kamar yang luas).
II.5.3. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil pada kedua obyek tersebut adalah:
41
1. Antara kegiatan hotel dan mall tetap terdapat perbedaan peruangan yang jelas.
2. Dipertimbangkan sirkulasi antara hotel dan mall dapat disatukan dengan
menetapkan bahwa hanya pihak pengunjung hotel dapat mengakses ke dalam
bangunan mall, sedangkan untuk pengunjung mall sebaiknya tidak
dapat
114
BAB III
LANDASAN PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
HOTEL DAN SHOPPING MALL YANG DIRENCANAKAN
III.1.Umum
1. Pengetian judul
Hotel dan Shopping Mall di Purwokerto adalah suatu bangunan yang
memiliki dua fungsi kegiatan di dalamnya yang berupa wadah pelayanan
untuk penginapan berupa hotel bagi orang-orang yang
melakukan
sehingga
memungkinkan
115
3. Status
Fasilitas hotel dan shopping mall di Purwokerto adalah milik
swasta
dengan system Built, Operate, and Transfer (B O T) dengan jangka waktu 2025 tahun.
III.2.Lokasi Hotel dan Shopping Mall di Purwokerto yang Direncanakan
persyaratan
sebagai berikut.
Kriteria pemilihan site secara umum
1. Berada pada zona komersial berdasarkan RUTRK.
2. Potensial bagi pengembangan pariwisata dan bisnis.
3. Pencapaian mudah, dapat diakses kendaraan penulis maupun umum.
116
penginap
117
Kenyamanan (comfort)
Pencapaian mudah
b. Pengelola
Pengelola merupakan pihak yang mengatur terselenggaranya
kegiatan perhotelan, seperti:
118
Kegiatan intern
Kegiatan yang dilakuakan oleh tamu hotel di dalam kamar:
tidur, mandi, makan, minum.
Kegiatan ekstern
Adalah kegiatan yang dilakukan oleh tamu hotel di
luat
kegiatan
penunjang
merupakan
Kegiatan restaurant
Kegiatan pertokoan
Kegiatan pertemuan
kegiatan
yang
119
c. Kegiatan pengelola
- Perkantoran (staf)
- Service (karyawan)
Pemeliharaan gedung
Pelayanan MEE
4. Waktu Operasional
Waktu operasional hotel secara garis besar beroperasi selama 24
jam, dengan
spesifikasi kegiatan :
2. Shopping Mall
a. Tinjauan Shopping Mall
1. Karakteristik Shopping Mall
Bentuk mall sebagai konsep shopping center modern
menjadikan sirkulasi pengunjung sebagai titik tolak konsepnya.
Pengembangan bentuk mall adalah pengembangan shopping center
modern, yaitu komplek pertokoan yang terdiri
dari
stand-stand
Desain
120
Tenant Mix
Megatur
penempatan
jenis-jenis
retail
sesuai
dengan
Desain criteria
Perencanaan suatu mall harus bersifat relaks, comfort,
dan mudah dilalui serta dapat dinikmati dengan baik
karena
sederhana,
mudah
diidentifikasikan
serta
tidak
Berdasarkan
perencanaan
dan
pertimbangan-pertimbangan
studi
perbandingan,
maka
fasilitas
standar
yang
121
- Mini bar
- Retail shop
- Variety store
- Restaurant
- Travel Agent
- Coffe Shop
- Toko buku
- Salon
Fitness Center
muniaga dalam
Central Wrapping
4. Barang yang dijual
Convenience goods
Demans goods
Impulse goods
c. Sistem pemilikan dan waktu operasioanal
1. Sistem pemilikan
122
penyewa ingin terus menyewa unit retail maka dapat pindah ke unit
lain. Hal ini dimaksudkan agar kondisi atau suasana mall selalu baru.
Penyewa terbesar disebut anchor tenant, dengan harga sewa yang
lebih rendah dibandingkan retail karena jangka waktu pemilikkan
yang lebih lama.
2. Waktu operasional
Waktu
operasional
shopping
mall
mempertimbangkan
d. Program ruang
1. Tinjauan Unsur Pelaku
-
Pengunjung
Yaitu pelaku yang datang untuk tujuan berbelanja atau konsumen
maupun yang datang di samping untuk berbelanja juga berekreasi.
Penyewa
Yaitu pemakai yang menyewa retail shop sebagai tempat usaha
komersial dengan kewajiban membayar sewa.
Pengelola
Yaitu pelaku yang bertugas mengelola secara administrasi
umumnya, untuk organisasi fungsional suatu bangunan komersial,
menggunakan tenaga-tenaga untuk menangani
yang sesuai dengan keahliannya.
bidang-bidang
123
Meliputi:
b. Penyewa/penjual
Meliputi:
c. Pengelola
-
Staf
Karyawan
3. Skope Pelayanan
Shopping mall yang direncanakan mempunyai skope pelayanan
lokal yaitu melayani suatu lingkungan dengan jumlah
penduduk
antara 10-15 ribu jiwa. Hal ini berdasarkan pada perhitungan jumlah
penduduk pada bab sebelumnya. Fasilitas shopping mall di
Purwokerto, direncanakan untuk melayani:
- Daerah pelayanan primer, yaitu Kecamatan Purwokerto Timur
dengan jumlah penduduk 57.160 jiwa.
- Daerah pelayanan sekunder, merupakan daerah yang dipengaruhi
oleh fasilitas perbelanjaan lainnya, yaitu Kecamatan Purwokerto
Selatan, Kecamatan Purwokerto Utara, dan Kecamatan Purwokerto
Barat dengan jumlah penduduk sekitar 150.000 jiwa.
- Penduduk siang hari yang berada di daerah pelayanan
30.000 jiwa
sekitar
124
Jadi
jumlah
penduduk
yang
akan
dilayani
oleh
fasilitas
Macam ruang
Kebutuhan ruang
Utama
1.
Ruang privat
r. tidur
KM/WC
r. ganti/dressing room
2.
Ruang penjualan
r. unit retail
r. supermarket
. r. penjualan
. r. penitipan barang
. r. kasir
. r. packing
. r. istirahat karyawan
. toilet
. r. direksi
. r. administrasi, gudang
r. variety store
. r. penjualan/display
. r. pas
125
. r. kasir
. r. packing
. r. direksi
. r. administrasi
. r. supplier
. r. istirahat/locker
. toilet
. gudang
r. toko buku
. r. penjualan
. r. kasir
. r. penitipan barang
. r. packing
. r. direksi
. r. administrasi
. r. istirahat karyawan
. toilet
. gudang
Penunjang
1.
R. Olah Raga
r. fitness
. r. senam
. r. loker
. r. shower
. toilet
. gudang
Kolam renang
. r. shower
. r. ganti
. loker
. toilet
r. mandi uap/sauna
. r. mandi uap
. r. pijat dan basuh
2.
R.
rekreasi/hiburan dan
. r. ganti
r. bermain anak
126
restoran
. r. theater simulator
. r. video game
. r. bom-bom car
. r. kasir
. r. loket
. r. pengelola
. toilet
Restaurant table service
. r. makan
. r. kasir
. r. ganti
. r. direksi/administrasi
. r. gudang makanan
. dapur/pantry
Coffee shop, ice cream,
snack bar
. r. kasir
. r. makan
. pantry
. dapur
. toilet
Bar/diskotik
. r. duduk
. r. bartender
. gudang
3.
Function Room
. r. dansa.
r. rapat pertemuan
r. prefuncitiom
4.
gudang
biro perjalanan
beauty parlour
bank/money changer
pos/telex
127
drugstore
boutique
coffee shop
5. Poliklinik
r. tunggu
r. periksa
Pengelola
1.
r. GM
. r. GM
. r. sekretaris
r. manajer+staf Hotel
. r. manager hotel
. r. sekretaris
. r. pimpinan restoran
.r. pimp. pemasaran+staf
.r. pimp. Pengadaan+staf
.r. pimp. Pembelian
.r. pimp. keuangan+staf
.r. pimp. Personalia+staf
r. manager+staf shopping
mall
.r. manager perbelanjaan
.r. ass. Manager
.r. sekretaris
.r. pimp. Keuangan+staf
.r. pimp. Pemasaran+staf
.r. pimp. Operasional+staf
.r. pimp. Personalia+staf
r. rapat
r. makan karyawan
r. ganti karyawan+loker
Pemeliharaan
dan MEE
Peralatan 1.
R. Mekanikal&elektrikal
r. pimp. Teknik+staf
.r. r. control
.r. sampah
.r. limbah/STP
128
.r. genset
.r. mesin AC
.r. pemanas air
.r. pompa + bak penampung
2. R. Front Office
r. registrasi
lobby
lounge
save deposit
toilet
mail box
3. Tata Graha
4. Gudang
r. uniform
Gd. Makanan & minuman
Gd. peralatan& perlengkapan
Gd.engineering
Gd. botol kodong
Gd. barang bekas
Gd.furniture
parker tamu hotel
5. Parkir
6. R. Bongkar muat
7. R. security
129
kegiatan
bersifat
santai/rileks.
- Ketenangan, hal ini dikaitkan dengan sifat kegiatan yang ada di dalamnya
yaitu tidur/istirahat sehingga dibutuhkan suasana yang tenang, bebas dari
gangguan suasana bising, baik yang ditimbulkan oleh bangunan maupun
dari luar. Dibutuhkan daerah/zone yang tenang, pemakaian elemen kedap
suara.
- Kenyamanan, untuk kebutuhan yang berhubungan dengan kegiatan
istirahat/santai, diperllukan suatu suasana yang nyaman, hal ini
berhubungan dengan suatu yang dapat dirasakan oleh perasaan dan indera
fisik manusia. Dalam hal ini dikaitkan dengan pengkondisian ruang,
fasilitas ruang yang baik dan memenuhi syarat.
- Keamanan
- Pelayanan yang cepat dan lancer.
2. Tuntutan Konsumen Shopping Mall
- Kemudahan dalam pergerakkan, dikaitkan dengan luasan ruang berupa
lebar ruangan yang terukur sehingga memungkinkan arus manusia dapat
bergerak dari ruang satu ke ruang yang lain dengan leluasa.
- Kenyamanan pergerakkan dan perpindahan manusia, dikaitkan
arah pencapaian serta jarak yang ditempuh.
- Kemudahan dalam mencari dan memilih barang yang dibutuhkan.
dengan
130
fungsi,
sifat, dan tuntutan yang sama. Sehingga, dapat menghasilkan fungsi bangunan
yang optimal dan kemudahan dalam pelayanan. Adapun ruang-ruang tersebut
antara lain:
1. Ruang Publik
- Atrium/plaza
- Art shop
- Money changer, Bank
- Travel agent
- Restaurant, cafeteria
- Salon kecantikan/ barber shop
- Parkir
2. Ruang Pengelola
- Security office
- House keeping
- Ruang rapat
- Parkir staf
- Mushola
- Dapur
3. Ruang Servis
- Gudang, work shop/bengkel
- Area bongkar muat/loading dock
- Ruang MEE
- Ruang AC/water supplai
III.6.Sistem Zoning
Perlunya penetapan zoning vertical dan horizontal untuk memisahkan
fungsi-fungsi kegiatan yang berbeda. Zoning horizontal mendasari penempatan
13
1
yang
132
dengan
pendekatan
mengefisienkan
pemakaian
energy,
namun
ketika
tidak
dapat
133
PLN
(main
warna,
dan
proses
material,
hemat
Semakin jauh letak lantai dari permukaan tanah, semakin rendah nilai aksesibilitasny
134
criteria