Anda di halaman 1dari 14

TATA PENULISAN KARYA ILMIAH

BAHASA

Penggunaan bahasa dalam karangan ilmiah, termasuk TAA, memiliki ciri tertentu berbeda
dengan bahasa tulis pada umumnya. Bahasa tulis keilmuan memerlukan kelengkapan unsur kalimat,
komunikatif, menggunakan kaidah bahasa yang baik dan benar, jelas, efisien, efektif dan tidak
bermakna ganda.
Bahasa tulis ilmiah dapat memenuhi fungsinya apabila informasi yang disampaikan penulis
dapat dimengerti oleh pembaca. Pilihan kata dalam bahasa tulis ilmiah berkaitan dengan bidang
ilmu pengetahuan yang dibicarakan. Kata- kata yang digunakan bersifat denotatif yaitu memiliki
makna lugas dan tepat dalam pengungkapannya.
Berdasarkan uraian di atas bahasa dalam karangan ilmiah hendaknya, mengikuti ketentuan
sebagai berikut:
1. Menggunakan bahasa resmi atau baku;
2. Mematuhi ejaan yang berlaku dan menggunakan tatatulis yang sudah lazim;
3. Menggunakan makna denotatif (lugas/sebenarnya);
4. Menggunakan kata dan istilah yang tepat;
5. Menggunakan kalimat-kalimat yang efektif; dan
6. Menghindari penggunaan kata-kata beremosi.
Bahasa baku adalah bahasa yang sesuai dengan kaidah yang berlaku dan selalu dikaitkan
dengan situasi resmi sehingga bahasa tersebut juga disebut sebagai bahasa resmi. Kalimat efektif
adalah kalimat yang dapat menggambarkan ide atau pikiran yang sesuai dengan ide atau pikiran
penulisnya.
Naskah TAA wajib menggunakan istilah dalam Bahasa Indonesia atau yang sudah
dialihbahasakan ke dalam Bahasa Indonesia. Jika menggunakan istilah dalam bahasa asing yang
tidak ada padanan kata dalam Bahasa Indonesia, maka kata tersebut ditulis dengan huruf miring.
Selain itu pada awal kalimat tidak boleh digunakan kata penghubung seperti: “sehingga”, “dan”,
“yang”, “namun demikian”, dan “sedangkan”.
EJAAN

1. Pemakaian Huruf
Ejaan Bahasa Indonesia yang berlaku sekarang adalah Ejaan Yang Disempurnakan
(EYD). Di dalamnya diatur mengenai pemakaian huruf, penulisan kata, pemakaian
tanda baca, dan penulisan unsur serapan.

a. Huruf Kapital
 Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat;
 Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama petikan langsung;
 Hadid (2009:40) menyatakan,”Non-Derridean merupakan inspirasi dasar saya
dalam menghasilkan desain-desain arsitektur yang parametris”.
 Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama dalam ungkapan yang
berhubungan dengan nama Tuhan dan kitab suci, termasuk kata ganti untuk
Tuhan;
 Allah Yang Mahakuasa, Yang Maha Pengasih, Alkitab, Quran, Weda, Islam,
Kristen, Tuhan akan menunjukkan jalan yang benar kepada hamba-Nya.
 Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama setiap unsur nama diri, gelar
kehormatan, gelar keturunan kebangsawanan dan keagamaan yang diikuti nama
orang dan jika tidak diikuti nama orang tidak perlu memakai huruf kapital.
 Sir Alex Ferguson, Sri Sultan Hamengkubuwono X, Kyai Haji Agus Salim.
 Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat
yang diikuti nama orang atau yang digunakan sebagai pengganti nama orang
tertentu, nama instansi atau nama tempat.
 Perdana Menteri Margareth Theacher, Menteri Luar Negeri Hasan Wirayuda,
Gubernur Jawa Tengah, Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi.
 Jika tidak diikuti nama orang, nama instansi atau nama tempat, tidak perlu
memakai huruf kapital.
 Contoh: la baru saja dilantik menjadi menteri.
 Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa,
bahasa, tahun, bulan, hari, hari raya, peristiwa sejarah, takson makhluk hidup.
 Bangsa Indonesia, Suku Dayak, Bahasa Indonesia, Idul Fitri, hari raya
Galungan, Perang Diponegoro.
 Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama unsur geografi yang diikuti
nama.
 Asia Tenggara, Kabupaten Banyumas, Bukit Barisan, Danau Toba, Gunung
Slamet, Jalan Diponegoro, Selat Sunda, Tanjung Intan.
 Unsur geografi yang tidak diikuti unsur nama tidak menggunakan huruf kapital,
misalnya: aula kabupaten, halaman kecamatan, jalan raya.
 Nama-nama geografi sebagai jenis, misalnya garam inggris, gula jawa, pisang
ambon.
 Huruf kapital digunakan unsur pertama semua unsur nama negara, lembaga
pemerintah dan ketatanegaraan serta nama dokumen resmi kecuali kata seperti
dan.
 Republik Indonesia, Majelis Permusyawaratan Rakyat, Departemen Pertanian,
Badan Kesejahteraan Ibu dan Anak, Keputusan Presiden Republik Indonesia
Nomor 57, Tahun 1972.
 Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama setiap unsur bentuk kata ulang
sempurna yang terdapat pada nama badan, lembaga pemerintah dan
ketatanegaraan serta dokumen resmi.
 Perserikatan Bangsa-Bangsa, Yayasan llmu-llmu Sosial, Undang-Undang Dasar
Republik Indonesia, Rancangan Undang- Undang Kepegawaian.
 Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama semua kata (termasuk semua
unsur kata ulang sempurna) di dabm nama buku, majalah, surat kabar dan judul
karangan kecuali kata seperti dan, yang, untuk, di, ke, dari, dari pada, dalam,
terhadap, sebagai, tetapi, antara, serta tidak terletak pada posisi awal.
 Pedoman Penjaminan dan Sertifikasi Jasa Konstruksi.
 Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama penulisan nama orang pada
hukum, dalil, uji, teori dan metode;
 hukum Dalton, asas Dopler.
 Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama, gelar,
pangkat, dan sapaan
Prof. Profesor
Dr. Doktor
Ph.D. doctor of phylosophy
M.A. master of arts
M.P. magister pertanian
M.M. magister manajemen
M.H. magister hukum
M.Si. magister sains
S.E sarjana ekonomi
S.S. sarjana sastra
S.Si. sarjana sains
dr. dokter
Tn. Tuan
Ny. Nyonya
Sdr. saudara

b. Huruf Miring
Huruf miring disebut juga huruf Italic. Huruf tersebut digunakan pada kondisi
sebagai berikut:
 Menuliskan judul buku dan terbitan berkala serta prosiding atau workshop yang
terdapat dalam teks berbahasa asing dan dalam daftar pustaka.
 Menuliskan kata atau istilah asing yang masih asli baik tulisan maupun
ucapannya.
 ad hoc, et al, status quo, grass root
 Menuliskan nama ilmiah seperti genus, spesies, varietas makhluk hidup. Contoh:
Garcinia mangostana. Salacca zalacca van Amboinense.
 Akan tetapi nama ilmiah di atas tingkat Genus tidak ditulis dengan huruf miring.
Misalnya: Felidae, Moraceae, Mucorales.
c. Huruf Tebal
Huruf tebal digunakan untuk judul atau tajuk (heading). Huruf tebal juga
digunakan untuk menulis kata atau kalimat yang mendapat penekanan khusus
(highlight).

RUJUKAN / REFERENSI / SUMBER LITERATUR

Bahan rujukan/referensi/sumber literatur yang digunakan dalam penulisan TAA ini diatur
sebagai berikut:
a. Minimal 15 (lima belas) buku diluar peraturan perundang-undangan, kamus, artikel, artikel
dalam jurnal, dan sumber online;
b. Merupakan pustaka terkini.

Penulisan Bab, Sub Bab, Sub-Sub Bab, dan Penomoran

Penulisan bab menggunakan angka romawi, misalnya Bab I, Bab II, dst. Sedangkan untuk
subbab ditulis menggunakan angka latin, misalnya 1.1, 1.2, 2.1, 2.2, dst. Perhatikan, kedalaman
penomoran subbab maksimal adalah 3 tingkat, misalnya 1.1.1, 2.1.2, 3.1.4, dst (1.1.1.2. atau lebih
adalah contoh yang salah).

Penomoran Halaman

Halaman Awal (Halaman Judul, Halaman Kata Pengantar, dll) serta Halaman Lampiran
diberi nomor angka romawi, misalnya (halaman awal) i,ii,iii,... (disambung halaman lampiran
setelah badan tulisan)...,xxiii,xxiv,xxv.
Untuk penomoran badan tulisan diberikan angka latin (mulai dari halaman Bab I) yaitu
1,2,3, dst sampai selesai.

Paragraf

Bentuk penulisan paragraf terdiri atas bentuk bertakuk (indented style). Paragraf bentuk
bertakuk ditulis mulai 1,27cm (default First Line MS Word) dari garis margin kiri. Penulisan
paragraf pada akhir halaman minimal dua baris. Jika hanya satu baris, lebih baik baris tersebut
dimasukkan pada halaman berikutnya. Dalam satu paragraf tidak boleh hanya mengandung satu
kalimat.

Tabel dan Gambar

Tabel merupakan bentuk ilustrasi yang digunakan untuk memberikan informasi. Pada
dasarnya tabel memberikan informasi singkat yang dapat dipahami oleh pembaca tanpa harus
membaca tubuh tulisan karena didalamnya terdapat pokok-pokok informasi. Tabel digunakan jika
peubah/variabel yang diamati cukup banyak dan tidak sama satuannya. Tabel yang terlalu rumit
perlu dihindari karena akan mengganggu pembahasan.
Judul tabel dirumuskan dalam kalimat yang ringkas. Judul tabel diletakkan di atas tabel
dengan jarak dua spasi dari baris terakhir kalimat di atasnya. Judul tabel ditulis dengan huruf kecil
kecuali awal kalimat dan nama-nama spesies, kota, dan sebagainya. Akhir judul tabel tidak diberi
tanda titik. Judul tabel yang Iebih dari satu baris diketik dalam satu spasi. Antara judul tabel dengan
tabel berjarak 6 poin (after paragraf). Jarak antar baris dalam tabel satu spasi. Jarak antara tabel
dengan keterangan tabel adalah satu spasi. Keterangan tabel ditulis dengan font berukuran 9 pt.
Setiap tabel diberi nomor urut dengan angka latin terdiri atas nomor bab dan diikuti nomor
urut tabel pada bab yang bersangkutan. Tabel dibuat dengan sistem terbuka, tidak berbentuk sel-sel
sebagai pertemuan antara baris dan kolom.

Contoh tabel dengan sistem terbuka adalah:

Tabel 1.1 Populasi Ternak di Kecamatan Jekan Raya


Populasi Proporsi
Jenis Ternak Populasi
(LU) (%)
(ekor)
Sapi potong 271 271 8,86
Kerbau 65 65 2,13
Kambing 15.317 2.145 70,17
Domba 72 10 0,33
Kuda 1 1 0,03
Babi 27 11 0,36
Ayam dan Itik 55.418 554 18,12
Sumber: Monograf Kecamatan Jekan Raya (2013)

Gambar dipakai dalam TAA adalah untuk memperjelas informasi dan untuk memberikan
gambaran yang Iebih jelas kepada pembaca tentang proses yang berlangsung. Gambar yang
digunakan dapat berbentuk diagram alir, grafik, foto, dan gambar. Gambar diletakkan dengan jarak
dua spasi dari kalimat terakhir diatasnya. Judul gambar ditulis rata tengah dengan huruf kecil
kecuali awal kalimat dan nama-nama spesies, kota, dan sebagainya. Akhir judul gambar tidak diberi
tanda titik. Judul gambar yang lebih dari satu baris diketik dalam satu spasi dan rata kiri dengan
urutan judul di atasnya. Kalimat pertama setelah gambar berjarak dua spasi dari judul gambar.
Keterangan gambar menggunakan huruf Arial 10 pt.
Contoh Penyajian Gambar:

Gambar 3.2. Parc de la Villete Follies No. L5-1990 karya Bernard Schumi
(sumber:......................................)

Setiap gambar diberi nomor urut dengan angka latin terdiri atas nomor bab dan diikuti
nomor urut gambar pada bab yang bersangkutan. Gambar dibuat dengan sistem terbuka. Apabila
gambar diambil dari pustaka maupun sumber online, maka sumber pustaka/online ditulis setelah
judul gambar dalam tanda kurung.

Penulisan Kutipan

Kutipan yang diambil harus dicantumkan sumbernya. Hal ini dilakukan untuk memenuhi
kode etik keilmuan yang berlaku dan untuk menghargai karya orang lain. Pencantuman sumber
kutipan terdiri atas kutipan bngsung dan kutipan tidak langsung. Jika nama pengarang ditulis
sebelum kutipan, yang ditulis dalam tanda kurung adalah tahun penerbitan dan nomor halaman,
sedangkan setelah nama pengarang tidak diberi tanda koma. Apabila pengarang lebih dari dua
orang maka yang ditulis adalah nama belakang pengarang pertama diikuti tulisan et al.
Kutipan dapat ditulis secara langsung dan tidak langsung. Kutipan langsung digunakan jika
penulis mengutip tulisan apa adanya tanpa mengubah sedikitpun, baik ide maupun bahasanya
sedangkan kutipan tidak langsung digunakan jika penulis mengutip idenya saja dan dinyatakan
dengan bahasa penulis. Kutipan langsung kurang dari empat baris ditulis satu setengah spasi. Jika
empat baris atau lebih maka kutipan ditulis satu spasi. Penulisan baris pertama kutipan yang lebih
dari empat baris dimulai dari 1,27 cm dari garis margin kiri seperti memulai paragraf bertakuk
sedangkan baris berikutnya dimulai dari margin kiri. Penulisan kutipan langsung diberi tanda petik
ganda.
Unsur-unsur sumber kutipan yang perlu dicantumkan dalam kutipan langsung dan catatan
kaki adalah nama belakang pengarang, tahun penerbitan dan nomor halaman. Unsur-unsur tersebut
ditulis dalam tanda kurung (....), antara nama pengarang dan tahun diberi tanda koma (,) dan antara
tahun dan nomor halaman diberi tanda titik dua (:). Aturan-aturan tersebut tidak berlaku dalam
penulisan kutipan tidak langsung.

Contoh kutipan langsung kurang dari empat baris.


Jencks (1988:182) menyatakan,”Pada Arsitektur Postmodern terkandung tanda (sign), penanda
(signage) dan pertanda (signifier)''.

Contoh kutipan langsung empat baris atau lebih.


Alexander (1980:1) memberikan penjelasan tentang bahasa pola yang menimbulkan
interferensi dalam desain, yaitu :
“...each pattern represents our current best guess as to what arrangement of
the physical environment will work to solve the problem presented. The
empirical questions center on the problem—does it occur and is it felt in the
way we have described it?—and the solution—does the arrangement we
propose in fact resolve the problem? And the asterisks represent our degree of
faith in these hypotheses. But of course, no matter what the asterisks say, the
patterns are still hypotheses, all 253 of them—and are therefore all tentative,
all free to evolve under the impact of new experience and observation"
— Christopher Alexander et al., A Pattern Language, hal.15

Contoh kutipan tidak langsung dari pustaka yang dikarang oleh satu orang:
Latar belakang masalah hendaknya memuat teori, fakta, norma... (Muchtar, 1998:66)
atau
Muchtar (1998:66) menyatakan bahwa latar belakang masalah...

Contoh kutipan tidak langsung dari pustaka yang dikarang oleh dua orang:
Muchtar dan Jali (1998:80) menyatakan bahwa latar belakang masalah...

Contoh kutipan tidak langsung dari pustaka yang dikarang oleh Ali Muchtar, Abdul Jali, dan
Daniel Amerta (pengarang tiga orang atau lebih):

Latar belakang masalah... (Muchtar et al, 1998:73)


atau
Muchtar et al. (1998:73) menyatakan bahwa latar belakang masalah...

Contoh beberapa teknik penulisan kutipan pustaka:


Nama penulis terpadu di dalam naskah:
1. Olgyay dan Schmidt (2003) mengatakan bahwa tanggap iklim merupakan salah satu aspek
yang harus dipenuhi oleh suatu desain bangunan;
2. Venturi et al. (2004) dan Rapoport et al. (2005) menyatakan bahwa tingkat ekletikisme
dalam arsitektur tergantung pada pengetahuan dan teknologi dari sang arsitek;
3. Gehry et aI. (2004); Foster et al. (2007); dan Venturi et aI. (2006) berpendapat bahwa
arsitektur modern mengalami batas jenuhnya sehingga perlu dicari jalan keluar dari masalah
tersebut;
Nama penulis dan tahun di dalam kurung:
1. Arsitektur Berkelanjutan adalah arsitektur yang memperhatikan... (Philip dan Yeang, 2010).
2. Pola-pola massa bangunan dalam suatu kawasan... (Alexander, 1980 dalam Khrisna, 2009).
3. Penetrasi desain dalam arsitektur dapat dimulai dari skala mikro (ruang), meso (tapak), dan
makro (urban) ataupun sebaliknya (Rowe, 1991:50).

Catatan Kaki

Pencantuman sumber referensi juga dapat dilakukan dengan catatan kaki atau dikenal pula
dengan sebutan footnote. Cara pencantuman sumber referensi melalui footnote ditulis secara
lengkap apabila sumber referensi baru pertama kali disebut atau dicantumkan. Cara penulisannya
adalah: nama pengarang/penulis, tahun terbit, judul buku (dengan cetak miring atau huruf italic),
edisi (bila ada), penerbit, kota penerbit, dan halaman yang diacu. Font: Arial, size. 10, line spacing:
single (1 spasi). Angka penulisan footnote bersambung dari bab 1 hingga bab terakhir.

Contoh:
1
Christopher Alexander dan Sara Ishikawa, 1977. Pattern Language. Oxford University Press.
Cambridge. Hal.33
2
Francis D.K.Ching. Architecture: Space, Form, and Order. Wiley. New Jersey. Hal.10
Sumber referensi dalam footnote tidak ditulis lengkap apabila sudah pernah disebutkan secara
lengkap. Penulisan selanjutnya dipersingkat dengan mempergunakan singkatan: ibid., op.cit.
dan loc.cit.
Ibid, kependekan dari ibidem, = "pada tempat yang sama" dipakai apabila suatu kutipan
diambil dari sumber yang sama dengan yang langsung mendahuluinya dengan tidak disela oleh
sumber lain.
Op.cit., kependekan dari opere citato artinya "dalam karangan yang telah disebut”, dipakai
untuk menunjuk kepada suatu buku yang telah disebut sebelumnya dengan lengkap pada
halaman lain dan telah diselingi oleh sumber-sumber lain. Dengan demikian yang dicantumkan
adalah nama pengarang, op.cit., dan nomor halaman. Apabila dari seorang penulis atau
pengarang telah disebut dua macam buku atau lebih, maka harus ditambahkan nama buku
untuk menghindarkan kekeliruan.
Loc.cit. kependekan dari loco citato artinya "pada tempat yang telah disebut” dipergunakan
untuk menunjuk kepada halaman yang sama dari suatu sumber yang telah disebut. Dengan
demikian yang dicantumkan: nama akhir pengarang, loc.cit., nomor halaman tidak perlu
dicantumkan, sebab dengan sendirinya sama dengan halaman dalam buku yang telah
disebutkan sebelumnya.
Contoh pemakai ibid, op.cit, dan loc.cit, menggunakan contoh di atas adalah:
1
Christopher Alexander dan Sara Ishikawa, 1977. Pattern Language. Oxford University Press.
Cambridge. Hal.33
2
ibid
-----------------------------------------------------------
1
Christopher Alexander dan Sara Ishikawa, 1977. Pattern Language. Oxford University Press.
Cambridge. Hal.33
2
Francis D.K.Ching. Architecture: Space, Form, and Order. Wiley. New Jersey. Hal.10
3
Christopher Alexander dan Sara Ishikawa, 1977. Op.cit, Hal. 47.
-----------------------------------------------------------
1
Christopher Alexander dan Sara Ishikawa, 1977. Pattern Language. Oxford University Press.
Cambridge. Hal.33
2
Francis D.K.Ching. Architecture: Space, Form, and Order. Wiley. New Jersey. Hal.10
3
Alexander dan Ishikawa, 1977. Loc.cit.
-----------------------------------------------------------
Fotenote dapat dipakai juga sebagai komentar atau penjelasan yang berkaitan dengan konten
atau isi pada suatu tulisan. Penggunaan footnote ini bertujuan agar komentar atau
penjelasannya tidak mengganggu secara keseluruhan isi tulisan utama.
Contoh:
12
Peter G. Rowe, 1993. Design Thinking, MIT Press, Cambridge, hal. 17. Lebih lanjut Rowe
menyatakan "the process of designing in architecture and urban planning. He examines
multiple and often dissimilar theoretical positions whether they prescribe forms or simply
provide procedures for solving problems - as particular manifestations of an underlying
structure of inquiry common to all designing”.
13
Pengertian paradigma dalam arsitektur dapat dilihat dari dua perspektif yakni perspektif
keilmuan dan perspektif umum. Dalam perspektif keilmuan paradigma dalam arsitektur
antara lain dapat dimengerti dari pendapat Charles Jencks. Jencks mendefinisikan paradigma
diantaranya sebagai "...a major change in the worldview, and that is historically the result of
a shift in the belief system or in the knowledge base of a particular culture, that seems to
occur a couple of generations after a major scientific (or philosophical) discovery. It is the
time it takes the generations who are taught the new knowledge since their childhood as a
matter of fact, to grow up into decision making positions. They are the generations whose
very lives would have been shaped by the culture created by the application of the new
knowledge”.

Daftar Pustaka

Daftar pustaka merupakan daftar acuan yang terdiri atas buku, makalah jurnal, artikel
prosiding atau bahan lainnya yang dikutip secara tertulis dalam TAA. Pustaka utama yang diacu
seharusnya merupakan pustaka yang terbaru atau paling lama 5 (lima) tahun terakhir.
Semua tulisan diketik dengan aturan baku yaitu menggunakan huruf Arial 12 pt, ditebalkan
pada bagian judul sumber pustakaya. Secara garis besar, bagian yang harus ditulis di dalam Daftar
Pustaka adalah sebagai berikut:
 Nama Penulis, yang ditulis dengan urutan: Nama Akhir diikuti koma, Nama Awal, dan
singkatan Nama Tengah diakhiri titik. Tanpa gelar akademik atau gelar apapun lainnya.
Jika penulisnya lebih dari satu orang, maka cara penulisannya adalah: Penulis Pertama
ditulis Nama Belakang diikuti singkatan nama depan dan nama tengah, sedangkan penulis
selanjutnya ditulis dengan singkatan nama depan, nama tengah dan ditulis lengkap nama
belakangnya. Semua nama penulis dalam suatu tim harus dicantumkan.
 Tahun penerbitan,
 Judul, termasuk sub judul yang ditulis dengan huruf miring (italic) dan ditebalkan (bold),
 Nama penerbit,
 Kota tempat penerbitan.
 Halaman atau jumlah halaman yang diacu. Bagian ini dapat beragam bergantung jenis
sumber pustakanya. Jika yang diacu berupa buku cukup mencantumkan halaman yang
diacu saja, jika yang diacu artikel atau jurnal maka dicantumkan semua halaman yang
memuat artikel tersebut.

a. Acuan Dari Buku


Cara penulisan pustaka dari buku: nama pengarang'penulis, tahun terbit, judul buku (bold jika
dalam bahasa Indonesia + huruf italic jika dalam bahasa asing), edisi (kalau ada), kota tempat
terbit, penerbit, dan halaman yang diacu.
Pangarsa, Galih W. 2006. Merah Putih Arsitektur Nusantara. Yogyakarta: Penerbit
Andi. Hal.40
Corbusier, Le. 2014. Towards a New Architecture. Connecticut: Martino Fine Book.
Hal.32
b. Acuan Dari Makalah
Kumpulan makalah yang dimaksud adalah buku atau artikel yang berisi lebih dari satu makalah
dan ada editor atau penyuntingnya. Nama editor ditulis seperti di atas dengan diberi keterangan
(Ed) jika hanya seorang editor atau (Eds) jika lebih dari satu editor. Judul buku atau artikel
tersebut ditebal (bold) jika naskah dalam bahasa Indonesia + dicetak miring atau italic jika
naskah dalam bahasa asing.
Vellinga, Marcell. 2014. Vernacular Architecture and Sustainability: Two or three
lessons… In Mileto, C., Vegas, F, Garcia, L. and Cristini, V. (eds), Vernacular
Architecture: Towards a Sustainable Future. London: CRC Press. Hal.101.
Pragantha, W. 1983. Dua Tokoh Pembentuk Arsitektur Indonesia. Dalam Eko
Budihardjo (ed.) Menuju Arsitektur Indonesia. Bandung: Alumni. Hal.77.

c. Acuan Dari Jurnal


Judul jurnal dan makalah dicetak tebal jika dalam bahasa Indonesia + dicetak miring jika dalam
bahasa asing. Huruf kapital digunakan pada awal kata, secara lengkap, kemudian diikuti
penulisan volume (tahun) dan halaman.
Budayanti, Tari. 2014. Pelestarian Arsitektur Tradisional Dayak Pada Pengenalan
Ragam Bentuk Konstruksi dan Teknologi Tradisional Dayak di Kalimantan Tengah.
Jurnal Perspektif Arsitektur Vol.09 No.02 Desember 2014. Hal. 24-46.
Nesbitt, Kate. 1997. Architecture, Theatre, and Memory. 85th ACSA Annual Journals,
Architecture: Material and Imagined.
Untuk acuan Jurnal yang diperoleh dari CD/DVD, cara penulisannya juga sama seperti di
atas.

d. Acuan Dari Prosiding atau Buku Kumpulan Abstrak


Judul artikel dalam prosiding atau buku kumpulan abstrak dicetak tebal jika dalam bahasa
Indonesia + dicetak miring (italic) jika dalam bahasa asing. Cara penulisannya sama dengan
acuan jurnal di atas.
Trisno, Rudy. 2010. Perancangan Eco Building Oleh Kisho Kurokawa dan Tadao
Ando. Prosiding Seminar Green Building, 20-21 Agustus, Jakarta. Hal.92-99.
Rider, Tracy R. 2014. Reinterpreting Architectural Education: Exploring Methods for
Incorporating Sustainability Themes. Proccedings of Architectural Research Center
Consortium, 12 – 15 February, Hawai’i. Hal.86-96.
e. Acuan Dari Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Laporan Penelitian
Penulisan Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Laporan Penelitian dicetak tebal (bold) jika berbahasa
Indonesia + dicetak miring (italic) jika berbahasa asing.
Valentino, Ronald. 2002. Wedding Chapel di Pulau Telo Kapuas. Skripsi. Fakultas
Teknik, Universitas Palangka Raya.

f. Acuan Dari Suatu Lembaga


Nama lembaga penanggungjawab langsung ditulis paling awal, diikuti tahun terbit, judul
karangan yang dicetak tebal + cetak miring (bahasa asing), nama tempat penerbitan dan nama
lembaga penanggungjawab atas penerbitan tersebut.
Badan Pusat Statistik Kalteng. 2012. Kalimantan Tengah Dalam Angka. Palangka Raya:
BPS

g. Acuan Dari Karya Terjemahan


Cara Penulisannya yaitu: nama penulis asli, diikuti tahun penerbitan karya asli, judul
terjemahan dicetak tebal, diikuti kata "diterjemahkan oleh...”, nama penerjemah, tahun
terjemahan diterbitkan, tempat penerbit terjemahan dan nama penerbit.
Bush, Vincent G. 1983. Manajemen Konstruksi. Diterjemahkan oleh Supomo S.
Wardoyo, 1983, Jakarta: Pustaka Binaman Pressindo.

h. Acuan Dari Makalah Seminar


Nama penulis ditulis paling awal, diikuti tahun, judul makalah dengan cetak tebal + miring
(jika dalam bahasa asing) dan diikuti tulisan "Makalah disajikan dalam...”, nama pertemuan,
lembaga penyelenggara, tempat dan waktu penyelenggaraan seminar atau kongres tersebut.
Contoh:
Rahayu, M. 2001. Jejak Arsitektur Bata Merah di Trowulan Majapahit. Makalah
disampaikan dalam Kongres XVI dan Seminar Nasional LSAI, ITB, Bandung, 22-24
Agastus 2001.

i. Acuan Dari Artikel Internet


Penulisan Artikel berasal dari jurnal ditulis: nama penulis, diikuti oleh tahun, judul (bold +
miring jika berbahasa asing), nama jurnal (cetak miring), keterangan on-line dalam tanda
kurung, volume dan nomor dan diakhiri dengan alamat sumber disertai kapan akses dilakukan.
May, Steven. 1995. The Origin of Landscape in Mexico. (On-line), International Journal
of Built Environment, http://ijbe.harvard.edu/journals/1995.html, di akses 02 Oktober 2003.
Apabila artikel berasal dari e-mail pribadi hasil konsultasi dengan pakar di bidang ilmunya
maka penulisannya adalah: nama pengirim, alamat e-mail diantara tanda kurung, waktu
(tanggal, bulan, tahun), topik isi bahan ditulis dengan cetak bold + miring jika berbahasa asing,
nama yang dikirimi dengan alamat e-mailnya di antara tanda kurung.
Sterling, John. (johnsterling@sydney.edu.au). 12 Agustus 2014. Sustainable Architecture
Research. E-mail kepada Ahmad Kurniawan (kurniawan78@gmail.com).

Anda mungkin juga menyukai