Anda di halaman 1dari 41

Pengaruh Faktor lokasi dan Fasilitas Terhadap daya tarik pasar Tradisional

Kodim Kecamatan senapelan

TUGAS AKHIR

di ajukan untuk memenuhi syarat guna mendapatkan gelar sarjana program studi

Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Islam Riau

DI SUSUN OLEH:

REZA MAHENDRA

183410846

PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS ISLAM RIAU

PEKANBARU

2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadiar Allah SWT, telah melimpahkan

rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir

berjudul “Faktor pengaruh lokasi dan fasilitas terhadapap daya tarik pasar

tradisional kodim kecamatan senapelan”.

Adapun tugas akhir ini dibuat untuk diajukan sebagai salah satu syarat

untuk mendapatkan gelar sarjana teknik pada Program Studi Perencanaan

Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Islam Riau.

Dalam penulisan tugas akhir ini penulis menyadari bahwa masih terdapat

ketidaksempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan adanya kritik dan saran

membangun demi kesempurnaan tugas akhir ini.

i
Daftar isi

KATA PENGANTAR......................................................................................i

DAFTAR ISI....................................................................................................ii

DAFTAR TABEL............................................................................................iii

DAFTAR GAMBAR........................................................................................iv

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................1

1.1 Latar Belakang............................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................8

1.3 Tujuan Penelitian........................................................................................8

1.4 Manfaat Penelitian......................................................................................9

1.5 Ruang Lingkup Penelitian..........................................................................10

1.5.1 Ruang lingkup Materi.......................................................................10

1.5.2 Ruang Lingkup Wilayah...................................................................10

1.6 Kerangka Berfikir.......................................................................................12

1.7 Sistematika Penulisan.................................................................................14

BAB II TINJAUAN TEORI.............................................................................16

2.1 Teori Lokasi................................................................................................17

2.1.1 Faktor Penentu Lokasi......................................................................19

2.1.2 Fungsi Pasar......................................................................................21

2.1.3 Jenis-Jenis Pasar...............................................................................22

2.1.3.1 Pasar di Tinjau dari bentuk Kegiatan............................................22

2.1.3.2 Pasar di Tinjau dari segi dagang....................................................23

2.2 Fasilitas ......................................................................................................24

ii
2.2.1 Fasilitas Fisik Pasar Tradisional.......................................................26

BAB III METODE PENELITIAN...................................................................29

3.1 Metode Penelitian.......................................................................................29

3.2 Jenis dan Sumber Data................................................................................30

3.2.1 Data Primer.......................................................................................30

3.2.2 Data Sekunder...................................................................................31

3.3 Teknik Pengumpulan Data.........................................................................31

3.4 Bahan dan Alat Penelitian..........................................................................32

3.5 Tahap Pengambilan Sample.......................................................................33

3.5.1 Populasi............................................................................................33

3.5.2 Sample..............................................................................................34

iii
DAFTAR TABEL

iv
DAFTAR GAMBAR

v
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Pertumbuhan ekonomi dan perkembangan wilayah perkotaan akan

dipengaruhi oleh beberapa sistem aktivitas yaitu perdagangan. Salah satu sebab

tingkat kemajuan di bidang ekonomi di lihat dari frekuensi kegiatan di sektor

perdagangan. Aktivitas perdagangan akan selalu membutuhkan fasilitas yang

berupa ruang dengan sarana dan prasarana yang memadai untuk mewadahi

aktivitas perdagangan. Salah satu sarana perdagangan berupa pasar tradisional

yang secara historis telah bertahun-tahun setia memenuhi kebutuhan masyarakat akan

barang dan jasa, merupakan salah satu aset daerah yang perlu dijaga dan didorong

eksistensinya, penataan sarana dan prasarana pasar tradisional merupakan salah satu

upaya yang diharapkan dapat mengangkat reputasi pasar tradisional kembali pada

hakekatnya sebagai sarana perdagangan yang diminati oleh masyarakat, baik itu

masyarakat konsumen maupun masyarakat pedagang.

Pasar merupakan kumpulan seluruh pembeli dan potensial atas tawaran

pasar tertentu (Kotler, 2005). Ukuran pasar tergantung pada jumlah pembeli yang

mungkin ada atas tawaran pasar tertentu. Sesuai dengan perkembanganya dikenal

dengan pasar tradisional maupun pasar modern. Pertumbuhan serta perkembangan

suatu kota atau wilayah mempengaruhi tingkat kebutuhan masyarakat, dimana

semakin bertambahnya jumlah penduduk perkotaan harus diimbangi dengan

semakin bertambahnya kebutuhan dasar masyarakat. Kota-kota menyajikan

barang dan jasa bagi masyarakat di wilayah sekelilingnya dengan membentuk

suatu hirarki berdasarkan jarak dan ambang batas penduduk. Pembagian hirarki

1
pelayanan tersebut, mengakibatkan suatu kota (dengan hirarki pelayanan paling

tinggi) secara alami memiliki potensi daya tarik yang besar dan berpengaruh besar

bagi daerah-daerah yang kekuatannya lebih kecil, dimana kota tersebut

mempunyai kemampuan menarik potensi, sumberdaya dari daerah lain dan kota

dibawahnya.

Perkembangan kota pada saat ini menunjukkan kemajuan yang pesat

sejalan dengan bertambahnya jumlah penduduk sera semakin besarnya volume

kegiatan pembangunan kota itu sendiri baik antara sektor maupun antara daerah

dimana kegiatan pembangunan kota itu sedang berlangsung, jadi kebutuhan pasar

pada kota yang berkembang di tentukan oleh lokasi (jarak) dan fasilitas

(pelayanan).

Menurut Sadilah, pasar tradisional adalah sebuah tempat terbuka yang

terjadi proses tawar menawar. Di pasar tradisional ini para pengunjungnya tidak

selalu menjadi pembeli karena dia juga bisa menjadi penjual. Pasar tradisional

dapat dijadikan sebagai satu variabel pembentukan (formasi) kelas dalam

masyarakat. Hal ini terjadi karena pasar dapat memberikan identitas sosial. Dalam

konteks seperti ini, berarti pasar tradisional dapat dilihat sebagai suatu tempat

(space) bagi transaksi ekonomi tetapi juga sebagai tempat berlangsungnya proses-

proses social. Pasar tradisional di ciri kan dengan adanya proses negosiasi di

tempat dan terjadinya kesepakatan bersama. Sinaga (2006) mengatakan bahwa

pasar modern adalah pasar yang dikelola dengan manajemen modern, umumnya

terdapat di kawasan lokasi perkotaan, sebagai penyedia barang dan jasa dengan

2
mutu dan pelayanan yang baik kepada konsumen (umumnya anggota masyarakat

kelas menengah ke atas).

Daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan,

keindahan, dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya, dan

hasil buatan manusia yang menjadi sasaran. Keputusan dalam memilih tempat

untuk berbelanja akan memperhatikan kemudahan dan kenyaman di dalamnya,

seperti hal nya jarak (Aksebilitas) menutuju tempat lokasi serta fasilitas

pendukung jalanya kegiatan pasar.

daya tarik Pasar Kodim yang dengan konsep dasar Pasar Tradisional Telah

berubah menjadi Three in One Concept, yang terdiri dari Pasar Tradisional, Pasar

Grosir dan Eceran serta Pasar Modern. Konsep ini menawarkan pengalaman yang

berbeda dari pasar lain, pasar kodim menggabungkan 3 jenis pasar yang beebeda

dalam satu lokasi yang sama sehingga membuat banyak gaya berbelanja yang

terjadi di satu lokasi pasar, Dan pada tanggal 15 Februari 2006 Pasar Senapelan

diresmikan oleh Pemerintah Kota Pekanbaru. Seiring dengan waktu, satu persatu

konsep yang ditawarkan dapat terlaksana.

Pasar ini letaknya sangat strategis dan setiap hari banyak dikunjungi

masyarakat yang ingin berbelanja seperti halnya pasar lain. Pasar Senapelan juga

menjual barang kebutuhan harian, pakaian, perhiasan, barang-barang elektronik,

daging, ikan, ayam dan lain-lainnya. The Central terdiri dari empat lantai yaitu

lantai dasar, lantai satu, lantai dua, dan lantai tiga yang mana luas masing-masing

lantai adalah 4.400 m2.

3
Lokasi merupakan tempat melayani konsumen, dapat pula diartikan

sebagai tempat untuk memajangkan barang-barang dagangannya. Definisi lokasi

adalah tempat perusahaan beroperasi atau tempat perusahaan melakukan kegiatan

untuk menghasilkan barang dan jasa yang mementingkan segi ekonominya.

Lokasi pasar menjadi factor penunjang dalam kegiatan perekonomian,

lokasi dengan aksebilitas yang mudah dan di jangkau oleh angkutan umum

perkotaan tentunya menjadi nilai tambah yang bagus. letaknya strategis, seperti di

tengah kota, dekat dengan penduduk memudah untuk mendapat konsumen yang

aktif serta perpindahan barang dan uang yang akan terjadi dengan skala besar dan

tentunya dari segi fasilitas juga harus memenuhi di dalam sekala cangkupan pasar

yang luas.

Pasar tradisional sebagai infrastruktur kota yang harus dikelola dengan

baik secara berkala dan berkesinambungan, sekarang kondisinya sangat

termajinalisasikan dengan keberadaan pasar modern dengan kelengkapan fasilitas

dan pelayanannya. Pasar tradisional yang sebagian besar pengelolaannya

dilakukan oleh pemerintah, melayani segmentasi menengah-kebawah dengan

kondisi fisik yang tidak layak seperti kumuh, becek, dan lain-lain. (Sari dan

Sutikno, 2010).

Timbulnya minat daya tarik pengunjung bukan hanya bergantung pada

lokasi yang strategis saja, melainkan fasilitas pendukung kegiatan yang tersedia di

lokasi menjadi pengaruh. Fasilitas yang baik dapat memenuhi kebutuhan akan

membuat pelanggan datang kembali untuk berbelanja, selama menikmati proses

berbelanja dan dengan adanya fasilitas yang ada akan membuat pelanggan

4
nyaman dan ingin berbelanja lebih lama lagi serta akan memberikan kesan baik

terhadap daya tarik pasar tersebut.

Di pasar senapelan terdapat fasilitas sarana dan prasarana yang

memberikan kepuasan kepada pelanggan maupun pedagang berupa: Listrik, Air

bersih, Emergency power, Kebersihan, Parkir, Escalator, Keamanan, Toilet,

Smoke detector, Sound system, Exhaust Fan, Sawage treatment plan, lift. fasilitas

berpengaruh terhadap keputusan berkunjung karena semakin baik fasilitas yang

disediakan oleh pihak pengelola maka para pengunjung akan semakin yakin untuk

melakukan kunjungan terhadap tempat tersebut (Imam Habib Priyatna)

Bagi peneliti keputusan berkujung ke suatu tempat kegiatan bukan hanya

di dasari oleh kelengkapan dan banyak jenis barang yang tersedia namun juga

harus memperhatikan letak lokasi tempat kegiatan tersebut (pasar) dengan

memperhitungkan kemudahan dalam menjangkau keberadaanya (aksesbilitas)

berkesinambungan dengan teori Fandy Tjiptono yaitu n bahwa pemilihan tempat

atau lokasi memerlukan pertimbangan terhadap faktor-faktor sebagai berikut,

yaitu akses, visibilitas, lalu lintas, dan lingkungan. Begitu juga dengan factor

Fasilitas, ada pengaruh daya tarik dalam keputusan berkunjung karena semakin

baik suatu fasilitas yang di sediakan maka akan ada kepuasan dan kenyamanan

sehingga semakin yakin untuk berbelanja dan kembali lagi. Di lihat dari teori

Fandy Tjiptono yang mengatakan bahwa indikator fasilitas ada 6, di antaranya

yaitu pertimbangan atau perencanaan spasial, perencanaan ruang, perlengkapan

atau perabotan, tata cahaya dan warna, pesan-pesan yang disampaikan secara

grafis, dan unsur pendukung (tembat ibadah, toilet, tempat parkir, dll)

5
Berdasarkan penjelasan di atas munculah pertanyaan bagaimana daya tarik

pasar kodim terkhususnya di pasar tradisional dilihat dari faktor lokasi dan

Fasilitas. Tujuan utama dari variable ini adalah ingin mengetahui factor pengaruh

daya tarik yang di tinjau dari lokasi dan fasilitas pasar kodim.

permasalahan dan fenomena diatas maka penulis tertarik mengambil judul

penelitian ini adalah “Pengaruh Faktor lokasi dan Fasilitas Terhadap daya

tarik pasar Tradisional Kodim Kecamatan senapelan”.

6
1.2 Rumusan Masalah

Lokasi pasar Kodim yang berada di jantung perekonomian kota pekanbaru

menjadikan pasar kodim menjadi pusat perbelanjaan yang banyak di datangi oleh

masyarakat namun, apakah lokasi dari pasar kodim tersebut sudah sepenuhnya

bisa memberikan pelayanan sesuai dengan luasan cakupan pasar tersebut.

Fasilitas pasar kodim juga memiliki peran dalam mempengaruhi

perkembangan pasar sebagai tempat berbelanja atau berekreasi sesuai dengan

kebutuhan dan keinginannya.

Berdasarkan latar belakang sebelumnya maka terdapat pernyataan

masalah/problem statement yaitu:

1. Apa saja daya tarik lokasi pasar kodim menurut masyarakat yang

berbelanja.

2. Apa saja daya tarik faktor fisilitas yang ada di pasar tradisional kodim

kecamatan senapelan.

3. apakah faktor lokasi dan fasilitas pasar tradisional kodim Kecamatan

Senapelan mepengaruhi daya tarik.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah teridentifikasinya

Pengaruh factor lokasi dan fasilitas pasar tradisional Kodim di Kecamatan

Senapelan Kabupaten Pekanbaru terhadap daya tarik pasar. Dalam hal ini peneliti

merasa perlu untuk mengetahui variable faktor lokasi dan fasilitas pasar

tradisional karena data hasil dari pada penelitian ini yang berhubungan dengan

7
pengembangan kota lebih khususnya terhadap pasar tradisional Kodim di

Kecamatan senapelan Kabupaten Pekanbaru.

Berdasarkan penjabaran tujuan penelitian tersebut adapun sasaran yang ingin

dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Mengidentifikasi Pengaruh factor-faktor Terhadap daya tarik masyarakat

berbelanja di pasar kodim.

2. Mengidentifikasi pengaruh factor lokasi dan fasilita terhadap masyarakat

yang berbelanja di pasar kodim.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi terkait

identifikasi Faktor pengaruh lokasi dan fasilitas pasar tradisional Kodim di

Kecamatan Senapelan Kabupaten Pekanbaru. Hasil penelitian ini diharapkan juga

nantinya dapat bermanfaat bagi peneliti, akademis dan bagi pihak pemerintah

dengan manfaat sebagai berikut:

1. Peneliti

a. Menambah pengetahuan dan wawasan dalam mengembangkan

ilmu pengetahuan khususnya pengembangan dibidang ilmu

perencanaan wilayah dan kota.

b. Memberikan pengalaman bagi peneliti dalam melakukan

penelitian dan teknis penulisan yang benar.

c. Mampu membuat peneliti untuk lebih berfikir lebih kritis dan

terarah.

8
2. Akademis

Memperoleh wawasan secara teoritis dan praktikal terhadap ilmu

perencanaan wilayah dan kota khususnya yang berkaitan dengan

kesesuaian sarana dan prasarana pasar tradisional serta dapat

dijadikan sebagai bahan referensi pada penelitian yang relevan

selanjutnya.

3. Pemerintah Kabupaten Pekanbaru

Menjadi masukan bagi pemerintah untuk memperhatikan Lokasi

dan fasilitas pasar tradisional Kodim di Kecamatan Senapelan.

Serta dapat menjadi bahan pertimbangan dalam pengembangan

aktivitas perdagangan khususnya terhadap pasar tradisional yang

ada di Kota Pekanbaru.

4. Swasta

Sebagai input bagi pihak swasta yang terlibat langsung dalam

pembangunan pasar tradisional Kodim di Kecamatan Senapelan

Kabupaten Pekanbaru.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

1.5.1 Ruang Lingkup Materi

Ruang lingkup materi yang akan diteliti dalam tugas akhir ini adalah

identifikasi Faktor Pengaruh Lokasi dan Fasilitas sarana prasarana pasar

tradisional Kodim yang berada di Kecamatan Senapelan Kabupaten Pekanbaru.

9
Pasar membutuhkan lahan dan lokasi yang strategis, mengingat aktivitas

yang terjadi di pasar tersebut dan pentingnya peran pasar sebagai salah satu

komponen pelayanan kota, daerah dan wilayah yang mengakibatkan kaitan dan

pengaruh dari masing-masing unsur penunjang kegiatan perekonomian kota.

Dalam hal pemilihan lokasi pembangunannya, pasar tradisional sebaiknya

didirikan pada lokasi yang ramai dan luas. Pendirian pasar pada lokasi yang tidak

ada aktivitas perdagangannya, sangat sulit diharapkan akan dikunjungi oleh

masyarakat. Serta pemberdayaan pelayanan sarana prasarana pendukung

kenyamana dalam pergerakan perekonomian pasar.

Batasan lain dari penelitian ini adalah terhadap pengaruh factor lokasi dan

fasilitas pasar tradisional dimana dalam penelitian ini peneliti membatasi hanya

pada pasar lokasi dan fasilitas adalah batasan yang lebih mengarah pada sasaran

dalam penelitian ini yakni adalah sebagai berikut :

1. Variabel yang digunakan terdiri dari:

a. Variabel bebas yaitu lokasi (X1) dan fasilitas (X2),

b. Satu variabel terikat yaitu daya tarik (Y).

2. Keterbatasan

a. Karena keterbatasn waktu dan biaya dalam penelitian ini, maka

peneliti hanya mengambil sampel pengunjung di pasar Kodim

sebanyak 100 responden.

b. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner.

c. Peneliti hanya meneliti tentang pengaruh lokasi dan fasilitas terhadap

daya tarik pasar kodim

10
Peneliti merasa perlu melakukan pembatasan-pembatasan masalah dalam

penelitian ini dengan maksud agar penelitian dapat lebih terarah dan dapat

mencapai sasaran dari pada penelitian ini.

1.5.2 Ruang Lingkup Wilayah

Pasar Senapelan atau disebut juga Pasar Kodim terletak di Jalan Ahmad

Yani, Kelurahan Padang Bulan, Kecamatan Senapelan. Letak Geografis Pasar

Senapelan adalah pada Koordinat 0 o31’50’’N 101026’’30’’E.20 Kecamatan

Senapelan merupakan salah satu dari 12 kecamatan di wilayah Kota Pekanbaru,

terdiri atas 50 RW dan 204 RT. Luas wilayah Kecamatan Senapelan adalah 6,65

km2 , yang terdiri atas 6 kelurahan.

1.6 Kerangka Berfikir

Kerangka pemikiran ini merupakan bagian alur tahapan pemikiran yang

didasarkan pada konsep penelitian yang mencakup penjelasan mulai dari latar

belakang permasalahan, rumusan permasalahan, tujuan penelitian, sasaran,

analisis serta pada akhirnya akan diperoleh keluaran berupa kesimpulan dan saran.

Secara diagram dapat dilihat pada diagram Gambar berikut:

11
Latar Belakang

Pasar kodim dengan konsep three in one concept yang memiliki daya tarik kepada
masyarakat yang ada di kota pekanbaru terutama di kecamatan Senapelan dengan lokasi
yang strategis dan fasilitas yang memadai untuk pelayanan kegiatan berbelanja

Rumusan Masalah

1. Apa saja daya tarik 2. Apa saja daya tarik 3. apakah faktor lokasi dan

lokasi pasar kodim fasilitas pasar tradisional


faktor fisilitas yang ada di
kodim Kecamatan Senapelan
menurut masyarakat yang pasar tradisional kodim
mepengaruhi daya tarik.
berbelanja. kecamatan senapelan.
.

Tujuan Penelitian

1. Mengidentifikasi 2. Mengindentifikasi 3. Menganalisis Pengaruh


faktor lokasi pasar fasilitas yang berada di Lokasi dan fasilitas

tradisional kodim Pasar tradisional Kodim Terhadap daya tarik pasar


tradisional kodimkecamatan
kecamatan Senapelan Kecamatan Senapelan.
Senapelan

Analisis

Kuantitatif Kualitatif dan Kuantitatif Kualitatif dan Kuantitatif

Tujuan Penelitian

Mengidentifikasi pengaruh faktor lokasi dan fasilita terhadap

masyarakat yang berbelanja di pasar kodim.

Kesimpulan dan Saran

12
1.7 Sistem Penulisan

Sistematika penulisan dalam penyusunan tugas akhir ini dibagi dalam:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang latar belakang pasar tradisional Kodim Kecamatan

Senapelan Kabupaten Pekanbaru, rumusan masalah penelitian, tujuan dan

sasaran, ruang lingkup wilayah dan materi penelitian, metode penelitian,

jenis penelitian, metode pengumpulan data, metode analisis, kerangka

berfikir, dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisikan kajian teori yang relevan dalam permasalahan yang

sedang dikaji dalam studi ini, kajian teori ini meliputi pengertian Teori

Lokasi, Fasilitas, pengertian pasar, pasar tradisional, perkembangan pasar,

pola Pasar.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini menjelaskan tentang cara penelitian yang dilakukan,

pendekatanpendekatan yang dilakukan yang mengacu pada tujuan, jenis

dan sumber data, teknik pemgumpulan data, populasi dan sampel, teknik

analisis data. Serta melakukan penyaringan data dari hasil survey yang

dilakukan di lapangan.

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI

Bab ini menyajikan deskriptif atau gambaran umum wilayah Kecamatan

senapelan Kabupaten Pekanbaru, Sejarah Kecamatan Senapelan, letak

geografis dan batas wilayah, kependudukan Kecamatan Senapelan, luas

13
wilayah Kecamatan Senapelan, dan gambaran umum pasar tradisional

Kodim Kecamatan Senapelan Kabupaten Pekanbaru.

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Menjelaskan deskriptif lokasi dan hasil penelitian tentang Identifikasi

Pengaruh faktor Lokasi dan fasilitas Terhadap daya tarik Pasar Tradisional

Kodim di Kecamatan Senapelan Kabupaten Pekanbaru yang sesuai dengan

penelitian dan analisis data serta pembahasan terhadap hasil temuan yang

diperoleh di lapangan.

BAB VI PENUTUP

Bab ini berisikan tentang kesimpulan dari hasil penelitian tentang

Identifikasi Pengaruh faktor Lokasi dan fasilitas Terhadap daya tarik Pasar

Tradisional Kodim di Kecamatan Senapelan Kabupaten Pekanbaru

berdasarkan tujuan yang akan dicapai dan memberikan saran atau

rekomendasi terhadap temuan-temuan yang diperoleh dalam penelitian ini.

14
BAB II

TINJAUAN TEORI

Studi ini dilakukan berdasarkan beberapa konsep dan teori yang

berhubungan dengan pasar tradisional, lokasi dan fasilitas pasar. Dalam hal ini

islam juga telah di jabarkan dalam Al-qur’an terkait perdagangan dan jual beli.

Penghargaan Islam terhadap mekanisme pasar ataupun perdagangan

berdasarkan ketentuan Allah SWT bahwa perniagaan harus dilakukan secara baik

dengan rasa suka sama suka serta nilai moralitas mutlak harus ditegakkan. Suka

sama suka semakna dengan sama-sama merelakan keadaan masing-masing

diketahui oleh orang lain, berarti produsen dan konsumen mengetahui secara

langsung kelebihan dan kelemahan barang yang ada di pasar, maka menjadikan

semua pihak mendapatkan kepuasan. Dalam salah satu ayat Al-Qur’an surat Al-

Furqon ayat 20 menyebutkan.

Artinya:

“Kami tidak mengutus rasul-rasul sebelummu (Muhammad),

melainkan mereka pasti memakan makanan dan berjalan di

pasar-pasar.” (QS. Al-Furqon: 20)

15
2.1 teori lokasi

Teori lokasi adalah ilmu yang menyelidiki tata ruang (spatial order)

kegiatan ekonomi, atau ilmu yang menyelidiki alokasi geografis dari sumber-

sumber yang langka, serta hubungannya dengan atau pengaruhnya terhadap lokasi

berbagai macam usaha/kegiatan lain baik ekonomi maupun sosial. Lokasi

berbagai kegiatan seperti rumah tangga, pertokoan, pabrik dan pertanian tidak asal

saja/ acak berada dilokasi tersebut, melainkan menunjukan pola dan suasana

(mekanisme) yang dapat diselidiki dan dapat dimengerti.

Lokasi merupakan tempat melayani konsumen, dapat pula diartikan sebagai

tempat untuk memajang barang-barang dagangannya. Konsumen dapat melihat

langsung barang yang di produksi maupun yang di jual baik jenis, jumlah,

maupun harganya. Dengan demikian, konsumen dengan lebih mudah memilih dan

bertransaksi atau melakukan pembelanjaan terhadap produk yang ditawarkan

secara langsung

Pasar merupakan area tempat jual beli barang dengan jumlah penjual lebih

dari satu baik yang disebut sebagai pusat perbelanjaan, pasar tradisional,

pertokoan, mall, plaza, pusat perdagangan maupun sebutan lainnya (Peraturan

Presiden No.112 Tahun 2007). Pasar berdasarkan radius pelayanannya yaitu :

1. Pasar Kota (regional) adalah pasar yang berada di pusat kota

dengan radius lingkup pelayanannya mencapai seluruh wilayah kota

dan berada di akses jalan regional kota.

2. Pasar Sub Kota adalah pasar yang berada diwilayah pusat kota dan

berada dekat dengan jalan utama dengan radius pelayanan 1600-

16
2000 m.

3. Pasar Lokal adalah pasar yang berada di tengah daerah dengan

lingkup pelayanan 500-700 m dan mobilitas penduduk berkisar

40.000-60.000 orang.

4. Pasar Lingkungan adalah pasar yang berada di radius perumahan

ataupun lingkungan tertentu dengan lingkup pelayanan 200-400 m.

Menurut kolter pengertian lokasi adalah kegiatan perusahaan yang

membuat produk tersedia sebagai sasaran. Tempat merupakan saluran distribusi

yaitu serangkaian organisasi yang saling tergantung dan saling terlihat dalam

proses untuk menjadikan produk / jasa siap untuk digunakan atau dikonsumsi.

Lokasi berarti berhubungan dengan dimana perusahaan harus bermarkas dan

melakukan operasi.

Dalam hal ini ada tiga jenis interaksi yang mempengaruhi lokasi, yaitu:

a. Konsumen mendatangi pemberi jasa (perusahaan), apabila keadaan seperti

ini maka lokasi menjadi sangat penting. Perusahaan sebaiknya memilih

tempat yang dekat dengan konsumen sehingga mudah dijangkau, dengan

kata lain harus strateg.

b. Pemberi jasa medatangi konsumen, dalam hal ini lokasi tidak terlau

penting, tetapi yang harus di perhatikan adalah penyampaian jasa harus

tetap berkualitas.

c. Pemberi jasa dan konsumen tidak bertemu secara langsung merupakan

sevice provider, dan konsumen berinteraksi melalui sarana tertentu seperti

17
telepon, computer, atau surat. Dalam hal ini lokasi menjadi sangat tidak

penting selama komunikasi antara dua belah pihak terlaksana dengan baik.

Di dasar hal tersebut dapat di fahami bahwsanya ada nya interaksi yang

mempengaruhi lokasi dan juga harus adanya penyesuaian terhadap tipe berbelanja

para konsumen agar bisa menguntungkan satu sama lain.

2.1.1 Faktor penentu lokasi

Dalam pemilihan lokasi tempat pasar memerlukan pertimbangan yang cermat

dan menyesuaikan factor-factor yang terdapat di dekat lokasi perencanaan pasar,

hal tersebut berupa:

a. Akses, missal lokasi yang mudah dilalui atau mudah di jangkau sarana

transportasi.

b. Visibilitas (penerangan), misalnya yang dapat dilihat dengan jelas dari tepi

jalan.

c. Ekspansi, yaitu tersedianya tempat yang cukup luas untuk memperluas

usaha dikemudian hari.

Berdasarkan uraian di atas menjelaskan bahwa lokasi menjadi factor penting

dalam mendukung daya tarik pasar tersebut, tentunya dengan akses, visibilitas dan

ekspansi yang memadai akan meningkat kan kualitas berbelanja konsumen. Hal

ini bisa di bilang dengan lokasi yang strategis dekat dengan jangkuan pelayanan

dan mudah nya akses tentunya ini menjadi nilai yang baik bagi keuntungan

pedagangan

18
Dalam pemilihan lokasi tentu memiliki beberapa cara, cara tersebut bisa berupa

tahapan tahapan yang menjadi rujukan dalam pemilihan lokasi, cara tersebut terdapat

tiga tahapan menurut jumingan dalam buku study kelayakan bisnis yaitu:

a. Tahap pertama: melihat kemungkinan daerah mana yang akan dijadikan

lokasi usaha dengan mempertimbangkan ketentuan pemerintah.

b. Tahap kedua: memperhatikan pengalaman usaha orang lain atau

pengalaman sendiri, didasari pada jenis barang yang dihasilkan dan

proses produksinya.

c. Tahap ketiga: mempertimbangkan dan menilai dampak sosial atau

dukungan dari masyarakat disekitar lokasi.

Dari uraian di atas dalam tahapan pemilihan lokasi harus

memepertimbangkan kemungkinan terbesar daerah yang bisa di jangkau oleh pusat

kegiatan seperti jangkuan dari konsumen dan juga peraturan pemerintah, dan juga

melihat dari pengalaman orang lain dalam memilih tempat yang strategis dalam

pembangunan lokasi pasar yang baik dan dalam pembangunan nya harus lah

memperhatikan dampak nya ke social masyarakat, tentunya sosail masyarakat dalam

pemilihan lokasi juga berperan penting karena masyarakat yang secara langsung

menjadi dampak dari keberadaan lokasi pembangunan.

Menurut Chase dkk (2006) keputusan pemilihan lokasi usaha manufaktur dan

usaha jasa dipengaruhi oleh berbagai macam kriteria pemilihan yang mendasarkan

pada kepentingan kompetitif. Diantara kriteria pemilihan tersebut adalah jarak ke

pelanggan, iklim bisnis, total biaya yang harus dikeluarkan, infrastruktur, kualitas

19
tenaga kerja, suplier, lingkungan masyarakat, dan pengaruh pajak.

pemilihan lokasi usaha jasa sebaiknya memilih lokasi yang memiliki resiko

lokasi yang paling kecil. Salah satu cara memilih lokasi usaha yang baik adalah

dengan mengikuti proses pemilihan sistematis (Monks, 1987):

1. Mendefinisikan objek lokasi usaha.

2. Mengidentifikasi kriteria pemilihan yang relevant.

3. Menggunakan model lokasional (model biaya ekonomi, analisis BEP, linear

programming, analisis qualitative faktor analisis).

4. Mengumpulkan data lokasi yang akan dijadikan tempat usaha dan alternatif

lokasi lain.

5. Memilih lokasi yang memiliki pemenuhan kriteria paling banyak.

2.1.2 Fungsi Pasar

Pasar berfungsi sebagai tempat atau wadah untuk pelayanan bagi masyarakat. Hal

ini dapat dilihat dari berbagai segi atau bidang, diantaranya :

a. Segi Ekonomi

Merupakan tempat transaksi atara produsen dan konsumen yang merupakan

komoditas untuk mewadahi kebutuhan sebagai demand dan suplai.

b. Segi sosial budaya

Merupakan kontrak sosial secara langsung yang menjadi tradisi suatu

masyarakat yang meruoakan interaksi antara komunitas pada sektor informal

dan formal.

20
d. Arsitektur

Menunjukan ciri khas daerah yang menampilkan bentuk-bentuk fisik

bangunan dan artefak yang dimiliki.

2.1.3 Jenis-Jenis Pasar

2.1.3.1 Pasar di Tinjau Dari Kegiatan

a. Pasar Modern

Merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli dan ditandai dengan

adanya transaksi jual beli secara tidak langsung. Pembeli melayani

kebutuhannya sendiri dengan mengambil di rak-rak yang sudah ditata

sebelumnya. Harga barang sudah tercantum pada table-tabel yang pada rak-

rak tempat barang tersebut diletakan dan merupakan harga pasti tidak dapat

ditawar. Dari uraian diatas, pasar yang akan dirancang tergolong jenis pasar

tradisional karena di dalam bangunan pasar ini terdapat kios-kios atau gerai

gerai, los dan dasaran yang dikelola oleh UPTD Pasar. Selain itu, dalam

sistem transaksinya pedagang yang melayani pembeli kemudian terjadi tawar

menawar dalam menentukan harga jual yang disepakati oleh kedua pihak.

Barang-barang yang dijual di Pasar Tradisional kodim kecamatan Senapelan

pekanbaru ini adalah kebutuhan sehari-hari, jajanan tradisional, dan makanan

nusantara.

b. Pasar Tradisional

Merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli serta ditandai dengan

adanya transaksi penjual pembeli secara langsung, bangunannya terdiri dari

21
kios-kios atau gerai, los dan dasaran terbuka yang dibuka penjual maupun

suatu pengelola pasar. Pada pasar tradisional ini sebagian besar menjual

kebutuhan sehari-hari seperti bahan-bahan makanan berupa ikan, buah,

sayursayuran, telur, daging, kain, barang elektronik, jasa, dll. Selain itu juga

menjual kue tradisional dan makanan nusantara lainnya. Sistem yang terdapat

pada pasar ini dalam proses transaksi adalah pedagang melayani pembeli

yang datang ke stan mereka, dan melakukan tawar menawar untuk

menentukan kata sepakat pada harga dengan jumlah yang telah disepakati

sebelumnya. Pasar seperti ini umumnya dapat ditemukan di kawasan

permukiman agar memudahkan pembeli untuk mencapai pasar.

Menurut ( Febby Asteriani, 2013) jenis pasar menurut bentuk kegiatan nya

terdiri dari 2 jenis Yaitu:

1. Pasar Nyata

Pasar nyata adalah Pasar di mana barang barang yang akan di perjual belikan

dan dapat di beli oleh pembeli. Contoh pasar tradsional dan pasar swalayan

2. Pasar abstrak

Pasar abstrak adalah pasara dimana para pedagang tidak melakukan tawar

menawar barang-barang yang akan di jual dan tidak membeli secara langsung

tetapi hanya dengan surat dagangnya saja. Contoh pasar online, pasar saham,

pasar modal dan pasar valuta asing.

2.1.3.2 Pasar di Tinjau Dari Segi Dagang

a. Pasar Umum Pasar umum adalah pasar dengan jenis dagangan yang

22
diperjualbelikan lebih dari satu jenis. Dagangan yang terdapat pada pasar ini

biasanya meliputi kebutuhan sehari-hari.

b. Pasar Khusus Pasar khusus adalah pasar dengan barang dagangan yang

diperjual belikan sebagian besar terdiri dari satu jenis dagangan beserta

kelengkapannya. Menurut jenis dagangannya Pasar Umum Gubug tergolong

pasar umum kerena jenis barang yang diperjual belikan lebih dari satu jenis

dan meliputi kebutuhan sehari-hari.

Menurut jenis dagang yang ada di pasar tradisional kodim kecamatan

Senapelan Pekanbaru akan dirancang tergolong pasar umum kerena jenis

barang yang diperjual belikan lebih dari satu jenis dan meliputi kebutuhan

sehari

2.2 Fasilitas

Dalam suatu kegiatan membutuhkan sarana prasarana yang mendukung proses

aktivitas kegiatan sama hal nya dengan pasar di dalamnya terdapat fasilitas sarana

prasaran yang memadai dalam menunjang kenyaman dan pergerakan manusia.

Menurut (Kotler P. , 2016) Fasilitas adalah segala sesuatu yang bersifat peralatan

fisik dan disediakan oleh pihak penjual jasa untuk mendukung kenyamanan

konsumen. Sedangkan menurut (Daradjat, 2014), Fasilitas adalah segala sesuatu

yang dapat mempermudah upaya dan memperlancar kerja dalam rangka memcapai

suatu tujuan.

Fasilitas yang di gunakan di dalam pasar bisa bermacam- macam bentuk, jenis

dan manfaatnya. Dengan semakin besarnya aktivitas di dalamnya tentu fasilitas yang

23
ada juga harus lengkap pula sarana pendukung untuk mencapai tujuan dari pasar

tersebut.

Menurut (Nirwana, 2014) beberapa faktor yang mempengaruhi fasilitas dalam

suatu jasa, antara lain;

3. Desain fasilitas.

4. Nilai Fungsi

5. Estetika

6. Kondisi mendukung

7. Peralatan penunjang

Fasilitas merupakan bagian dari variable pemasaran yang memiliki peran cukup

penting, karena jasa yang disampaikan kepada pelanggan tidak jarang sangat

memerlukan fasilitas pendukung dalam penyampaian (Nirwana, 2014).

Menurut uraian di atas perlu adanya respon terhadap tata letak fasilitas yang di

sediakan dan juga segala sesuatu yang menjadi daya dukung kegiatan dan di nikmati

oleh konsumen atau pun karyawan dengan sengaja untuk di pergunakan serta

dinikmati adalah fungsi dari fasilitas, Beberapa pendapat pada dasarnya memiliki

pengertian yang sama dan pada intinya yaitu fasilitas yang diberikan kepada

konsumen dapat mempermudah dalam menggunakan sarana dan prasarana yang

telah disediakan

Indikator Fasilitas ada 3 (Tjiptono, 2014) yaitu sebagai berikut:

1. Pertimbangan/Perencanaan Spasial Aspek seperti proporsi, kenyamanan dan

lain lain dipertimbangkan. Sehingga dikombinasikan dan dikembangkan

24
untuk memancing respon intelektual maupun emosional dari pemakai atau

orang yang melihatnya.

2. Perencanaan Ruangan Unsur ini mencakup interior dan arsitektur. Seperti

penempatan perabotan perlengkapan dalam ruangan Bandara, desain dan

aliran sirkulasi dan lain-lain.

3. Perlengkapan dan Perabot Perlengkapan dan perabot berfungsi sebagai

sarana yang memberikan kenyamanan. Sebagai pajangan atau sebagai

infrastruktur pendukung bagi pengguna jasa. Unsur pendukung lainnya

seperti toilet, wifi, tempat lokasi makan dan minum dan lain sebagainya.

2.2.1 Fasilitas fisik pasar tradisional

Dalam pasar terdapat fasilitas fisik sebagai penunjang kegiatan jual beli baik

secara permanen maupun yang non-permanen, berikut merupakan beberapa elemen-

elemen yang terdapat dalam fasilitas pasar tradisional:

1. Elemen utama

Ruang terbuka merupakan elemen utama dalam pasar tradisional. Di bagian

area terbuka ini biasa di gunakan sebagai tempat berdagang yang non-

permanen juga atau terdapat juag tempat parker liar yang sering muncul

mengambil kesempatan untuk mencari jasa. Kemudian elemen utama lain

yaitu ruang tertutup, ruang tertutup merupakan ruang yang Cuma terdiri dari

atap-atap terpal yang tidak terdapat dinding-dinding permanen dan juga

penyekat atar took/kios.

25
2. Elemen penunjang

Ada beberapa contoh elemen penunjang di pasar tradisional yaitu area

bongkar muat, dan pos penjagaan

3. Elemen pendukung

Dalam pasar juga terdapat elemen pendukung seperti : fasilitas kesehatan,

pelayanan jasa, penitipan anak, kantor pengelolaan pasar, koperasi pasar, dan

tempat ibadah seperti mushola maupun masjid.

4. jaringan pengangkutan manusia dan barang

Elemen ini berfungsi sebagai kemudahan pergerakan keluar dan masuk nya

manusia dan barang dalam siklus pasar, elemen seperti: halte bis dan angkot

5. jaringan utilitas

Jaringan utilitas berupa : saluran listrik, air bersih, hydrant, komunikasi, dan

sampah. Selain itu terdapat saluran- saluran air kotor dan limbah yang

memenuhi kebutuhan pasar.

6. Area parkir

Area parkir yang tersedia di sekitar pasar juga termasuk legal dan illegal,

parkir yang di sediakan oleh pihak pengelola pasar merupakan bagian dari

parkir yang legal, sedangkan yang illegal berada di luar kawasan pasar.

7. Fasilitas social

Salah satu contoh sederhana fasilitas sosial yang dapat diaplikasikan pada

pasar tradisional yaitu teras yang dapat digunakan sebagai interaksi sosial.

Selain itu, pemberian vegetasi yang dapat dijadikan tempat berteduh dan

26
menjalin interaksi sosial.

27
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan penelitian

Secara umum metode penelitian didefenisikan sebagai suatu kegiatan ilmiah

yang terencana, terstruktur, sistematis dan memiliki tujuan tertentu baik praktis

maupun teoritis. Dikatakan sebagai "kegiatan ilmiah" karena penelitian dengan aspek

ilmu pengetahuan dan teori. Terencana karena penelitian harus direncanakan dengan

memperhatikan waktu, dana dan aksesibilitas terhadap tempat dan data (Raco, 2010).

Metodologi penelitian berasal dari kata metode yang berarti cara tepat untuk

melakukan sesuatu dengan logos yang berarti ilmu atau ilmu pengetahuan. Jadi

metodologi memiliki arti cara melakukan sesuatu dengan menggunakan pikiran

secara seksama untuk mencapai suatu tujuan. Adapun penelitian adalah suatu

kegiatan untuk mencari, mencatat, merumuskan dan menganalisis sampai menyusun

laporannya (Wirartha, 2005).

Terdapat dua pendekatan penelitian, yaitu pendekatan induktif dan

pendekatan deduktif. Pendekatan induktif merupakan pendekatan yang menekankan

pada pengamatan dahulu, lalu menarik kesimpulan berdasarkan pengamatan tersebut.

Metode ini sering disebut sebagai sebuah pendekatan pengambilan kesimpulan dari

khusus menjadi umum. Pendekatan induktif merupakan proses penalaran yang

bermula dari keadaan khusus menuju keadaan umum. Sedangkan deduktif adalah

merupakan proses penalaran yang bermula dari keadaan umum menjadi ke keadaan

khusus sebagai pendekatan pengajaran yang bermula dengan menyajikan aturan,

28
prinsip umum dan diikuti dengan contoh- contoh khusus atau penerapana aturan,

prinsip umum kedalam keadaan khusus.

Menurut Setyori dalam Saputra (2012) menyatakan bahwa "Berfikir deduktif

merupakan berfikir yang didasarkan pada pernyataan-pernyataan yang bersifat umum

ke hal-hal yang bersifat khusus dengan menggunakan logika tertentu".

Pokok dari penelitian ini yaitu penelitian dengan deduktif, dimana prosedur

dimulai dari pembentukan dasar-dasar teori dalam menentukan strategi

pengembangan infrastruktur, kemudian menentukan variabel-variabel yang perlu

diteliti dan ketentuan yang mendukung lainnya, serta kemudian mengajukan

pertanyaan dalam bentuk kuisioner. Penelitian ini juga menggunakan metode analisis

deskriptif kualitatif dan deskriptif kuantitatif.

3.2 Jenis dan Sumber Data

Data adalah segala fakta dan angka yang dapat dijadikan bahan untuk

menyusun suatu informasi, atau data merupakan materi mentah yang membentuk

semua laporan penelitian. Dalam penelitian ini ada dua jenis data yang digunakan,

yaitu data primer dan data sekunder

3.2.1 Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh yang diperlukan datanya. Atau

dengan kata lain primer merupakan data yang langsung didapat sendiri oleh peneliti.

Dalam penelitian data primer diperoleh dengan melakukan survey yang meliputi

teknik observasi lapangan ke lokasi penelitian secara langsung serta

29
mendokumentasikan, kemudian dilakukan kuisioner terhadap masyarakat Kecamatan

Senapelan dan wawancara yang akan dilakukan dengan narasumber yaitu

masyarakat yang berbelanja, penjual, dan Dinas Pasar. Pengumpulan data primer ini

dimaksudkan untuk mengetahui pelayanan pada pasar dan fasilitas pada pasar yang

ada di Kecamatan Senapelan Kota Pekanbaru

3.2.1 Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang tidak diperoleh secara langsung dari pihak

yang diperlukan datanya. Atau dengan kata lain data ini didapat dari pihak lain atau

dari penelitian-penelitian sebelumnya. Dalam penelitian ini data sekunder didapat

dari literatur yang berhubungan dengan penelitian ini serta dari instansi pemerintahan

seperti Badan Pusat Statistik. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

(BAPPEDA), UPTD PU Kabupaten Pekanbaru. Data sekunder yang berupa tinjauan

teoritis digunakan untuk acuan ataupun untuk menunjang penelitian ini. Sedangkan

data sekunder berupa RTRW, Renja, dan data Musrenbang yang didapat dari

instansi-instansi terkait

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Sumber data yang diperoleh dalam penelitian ini didapatkan dengan menggunakan

teknik sebagai berikut:

1. Observasi

Observasi yaitu salah satu metode pengumpuan data dimana pengumpul data

mengamati secara visual gejala yang diamati serta menginterprestasikan hasil

30
pengamatan dalam bentuk catatn sehingga validitas data sangat tergantung pada

kemampuan observasi (Widoyoko, 2016).

Observasi dapat diartikan sebagai salah satu teknik yang dapat digunakan

untuk mengetahui atau menyelidiki tingkah laku nonverbal. Observasi juga

merupakan pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang

tampak pada objek penelitian.

2. Wawancara

Wawancara merupakan suatu proses tanya jawab atau dialog secara lisan antara

pewancara (interview) dengan responden atau orang yang di wawancarai dengan

tujuan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan oleh peneliti (Widoyoko,

2016).

3. Kuisioner

Kuisioner merupakan sejumlah pertanyaan tertulis yang dipergunakan untuk

memperoleh informasi dari responden. Sedangkan wawancara merupakan pertemuan

dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat

dikontruksikan makna dalam suatu topik tertentu (Esterberg dalam Sugiyono, 2013).

Ada beberapa jenis kuesioner dalam pengumpulan data, yaitu:

a. Kuesioner tertutup, yaitu pertanyaan-pertanyaan yang diberikan kepada

responden sudah dalam bentuk pilihan ganda atau dalam bentuk pilihan. Jadi,

kuesioner jenis ini responde tidak diberi kesempatan untuk mengeluarkan

pendapat.

b. Kuesioner terbuka, yaitu pertanyaan yang mengharapkan responden untuk

31
menuliskan jawabannya berbentuk uraian tentang sesuatu hal. Kuesioner jenis

ini memberikan kesempatan untuk mengeluarkan pendapat sesuai dengan

keinginan mereka.

3.4 Bahan dan Alat Penelitian

Adapun bahan dan alat yang digunakan pada proses pengambilan data untuk

penelitian ini yaitu:

1. Kamera, digunakan untuk mendokumentasikan kondisi lapangan

penelitian.

2. Alat tulis, digunakan untuk mencatat hal-hal yang dianggap penting dan

berhubungan dengan penelitian.

3. Petunjuk waktu (arloji/kalender), digunakan untuk menunjukkan waktu

dan tanggal melakukan penelitian dan pengambilan data.

4. Komputer/laptop, digunakan untuk mengolah data.

3.5 Teknik Pengambilan Sampel

Pengambilan jumlah sampel dari populasi memiliki aturan atau tekniknya.

Dengan menggunakan teknik yang benar, sampel diharapkan dapat mewakili

populasi, sehingga kesimpulan untuk sampel dapat digeneralisasikan menjadi

kesimpulan populasi (Etta Mamang Sagadji dan Sopiah, 2010).

Menurut Sugiyono, (2017:81) sampel ialah bagian dari populasi yang

menjadi sumber data dalam penelitian, dimana populasi merupakan bagian dari

jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi.

32
Menurut Arikunto (2008), penentuan pengambilan sampel adalah apabila

kurang dari 100 lebih baik diambil semua hingga penelitiannya merupakan penelitian

populasi. Jika jumlah subjeknya besar dapat diambil antara 10-15% atau 20-55%

atau lebih tergantung sedikit banyaknya dari:

1. Kemampuan penelitian dilihat dari waktu, tenaga dan dana.

2. Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subjek, karena hal ini

menyangkut banyak sedikitnya dana.

3. Besar kecilnya resiko yang ditanggung oleh peneliti.

3.5.1 populasi

Menurut Hendryadi (2019:162-163) Terdapat dua jenis Populasi yaitu

Populasi Terbatas dan Populasi Tak Terbatas. Populasi adalah objek/subjek yang

memiliki kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari kemudian di tarik kesimpulannya oleh peneliti.

Populasi merupakan keseluruhan yang menjadi sumber data dan informasi

mengenai suatu yang ada hubungannya dengan penelitian tentang data yang

diperlukan. Dalam memecahkan masalah, langkah yang penting adalah menentukan

populasi menjadi sumber data dan sekaligus sebagai objek penelitian. Populasi

diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas subjek dan objek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang dipelajari peneliti untuk ditarik

kesimpulannya (Sugiyono, 2012). Populasi merupakan sekumpulan objek yang di

jadikan penelitian karena adanya hubungan dengan masalah yang sedang di teliti dan

semua gejala yang ada di sekitar kawasan penelitian, dengan ini populasi merupakan

33
masyarakat yang berkunjung ke pasar tradisional kodim kecamatan Senapelan Kota

Pekanbaru

3.5.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang ingin diteliti. Oleh karena itu

sampel harus dilihat sebagai suatu pendugaan terhadap populasi dan bukan populasi

itu sendiri. (Prasetyo dan Jannah, 2005).

Mardalis (2009) menyatakan sampel adalah contoh, yaitu sebagian dari

seluruh individu yang menjadi objek penelitian. Hadi Margono (2014) menyatakan

bahwa sampel dalam suatu penelitian timbul disebabkan oleh hal berikut:

a. Peneliti bermaksud untuk mereduksi objek penelitian sebagai akibat dari

besarnya jumlah populasi, sehingga harus meneliti sebahagian saja.

b. Peneliti bermaksud mengadakan generalisasi dari hasil-hasil penelitiannya,

dalam arti mengenakan kesimpulan-kesimpulan kepada objek, gejala, atau

kejadian yang lebih luas.

Pada pengumpulan sample ini di gunakan Teknik pengambilan sample

insidental. Jenis pengambilan sampel ini digunakan apabila peneliti tidak mengetahui

batasan sampel dan sulit menemukan anggota populasi yang dijadikan sampel

penelitian. Menurut Joseph F. Hair, untuk populasi yang tidak diketahui jumlahnya

maka jumlah sampel yang dianjurkan adalah lebih dari 30 sampel. Sampel yang

berjumlah lebih dari 30 dapat dikatakan sebagai sampel besar.

34
Hal ini sesuai dengan pendapat Yunus, bahwa besarnya sampel yang

mengacu pada batasan jumlah 30 anggota sampel dimana untuk jumlah di bawah 30

dikatakan sebagai sampel kecil dan di atas 30 dianggap sampel besar.

Adapun criteria konsumen yang akan dijadikan sampel dan objek penelitian

adalah para konsumen yang melakukan aktivitas berbelanja di Pasar Kodim

Kecamatan Senapelan serta yang bertempat tinggal di sekitar lingkungan pasar.

35

Anda mungkin juga menyukai