OLEH :
M. RIFQI MURTAZA
180406190
SKRIPSI
DEPARTEMEN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
SEMESTER A 2022 / 2023
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang mana berkat rahmat dan karunia –
Nya dapat memberikan kesehatan dan kekuatan sehingga bisa dapat hidup hingga sekarang.
Laporan ini dibuat dalam rangka memenuhi kelengkapan mata kuliah Riset Dan Seminar
Arsitektur.
Terima kasih juga saya ucapkan kepadaseluruh pihak yang telah membantu saya dalam
memahami dan menyusun makalah materiperkuliahan ini sehingga dapat diselesaikan.
Demikianlah yang dapat disampaikan, atas segala kesalahan dan kekurangannya, saya
mohon maaf. Atas perhatiannya, saya ucapkan terima kasih.
i
ABSTRAK
Pasar tradisional merupakan jenis pasar yang kegiatan atau proses transaksinya masih dilakukan
secara tradisional, yaitu penjual dan pembeli bertemu untuk melakukan tawar-menawar harga
suatu barang/jasa. Namun keberadaan pasar tradisional yang kotor, berbau busuk, pengap serta
tidak nyaman inilah yang menyebabkan masyarakat kurang nyaman untuk berbelanja di pasar
tradisional. Seperti Pasar Melati. Pemilihan tema arsitektur perilaku sesuai dengan masyarakat
sekitar dianggap sangat cocok untuk bangunan pasar dan pusat perbelanjaanmhal ini karena kedua
tipologi bangunan itu sangat erat kaitannya dengan peranan masyarakat sekitar. Dikarenakan
kebanyakan kegiatan yang terjadi di lingkungan tersebut dipengaruhi oleh perilaku Oleh karena
itu, tujuan dari meneliti aktivitas pengguna pasar pada Pasar Melati diharapkan dapat memberikan
solusi desain yang spesifik berkelanjutan. Memfokuskan desain kepada analisis tingkah laku
pengguna pasar dengan mempertimbangkan aktivitas pasar yang berlangsung setiap hari, alur
kegiatan penjual dan pembeli, hingga dampak pasar denhan lingkungan sekitar. Sehingga nantinya
dapat terbentuk ruang-ruang yang efektif sesuai dengan kebutuhan aktivitas pasar itu sendiri.
Kata Kunci : Pusat Usaha Mikro Kecil dan Menengah, Arsitektur Perilaku
ii
ABSTRACT
Traditional market is a type of market whose activities or transaction process is still carried out
traditionally, namely sellers and buyers meet to bargain the price of a good / service. But the
existence of traditional markets that are dirty, smelling bad, stuffy and uncomfortable is what
causes people less comfortable to shop in traditional markets. Like kabanjahe traditional market
center. The selection of behavioral architectural themes in accordance with the surrounding
community is considered very suitable for market buildings and shopping centers because the two
typologies of the building are very closely related to the role of the surrounding community.
Because most of the activities that occur in the environment are influenced by behavior, therefore,
the purpose of researching the activities of market users at the Kabanjahe Traditional Market
Center is expected to provide a specific sustainable design solution. Focusing the design on the
analysis of market user behavior by considering the market activity that takes place every day, the
flow of sellers and buyer activities, to the impact of the market on the surrounding environment.
So that later can be formed effective spaces in accordance with the needs of market activity itself.
iii
DAFTAR ISI
ABSTRAK .............................................................................................................................ii
ABSTRACT..........................................................................................................................iii
DAFTAR ISI......................................................................................................................... iv
iv
2.3 Studi Banding ........................................................................................................ 13
v
2.3.1. Pasar Buah Berastagi ................................................................................... 13
BAB 1V ANALISIS............................................................................................................ 32
vi
4.4.1.6 Analisa View .................................................................................... 49
vii
BAB I
PENDAHULUAN
sayuran, ikan, daging dan lain-lain. Pedagang jenis ini biasanya membawa pulang
barang atau mengantarkannya ke pedagang tetangga, belum lagi sistem
penyimpanan dalam peti kayu..
3. Meja Informal
Pedagang jenis ini menggunakan jalur lalu lintas untuk memesan barangnya.
Pedagang ini biasanya tidak membutuhkan tempat yang luas, seperti pedagang
kue kering, pedagang tahu dan tempe, pedagang buah dan lain-lain.
4. Pedagang Toko
Pedagang ini biasanya menempati toko yang juga digunakan untuk rumah
tinggal. Ruko-ruko ini merupakan milik swasta atau milik pribadi.
5. Pembeli
Selain pedagang di pasar, selalu ada pembeli yang bebas mencari kebutuhan yang
diperlukan, pembeli lebih memilih pasar tradisional karena barang tentu bisa
ditawar, selain itu ada kebiasaan mendaftarkan pedagang untuk bernegosiasi. .
Dengan penawaran yang lebih rendah dari para pedagang tersebut, selain itu
pedagang juga diuntungkan karena tidak perlu khawatir akan ketiadaan
pelanggan.
6. Pengelola
Pihak yang bertugas mengawasi, mengelola dan memberikan pelayanan fasilitas
kepada pada pedagang di pasar.
5. Kelompok Pembeli
6. Kelompok Pengelola
Kota Berastagi dengan ketinggian 1300 mdpl adalah salah satu kota terdingin di
Indonesia, dan termasuk sebagai penghasil buah dan sayur terbesar di Sumatera
Utara. Pasar yang dalam Bahasa Medan disebut pajak ini terletak tidak jauh dari Tugu
Perjuangan Berastagi, yang menjadi tanda saat Anda memasuki kota tersebut.
Beraneka ragam buah di jual di sini yang pasti buahnya lebih besar dan lebih segar.
Buah favorit di pasar ini adalah pepino dan kesemek, kedua buah eksotis ini menjadi
favorit karena sulit didapatkan di tempat lain. Terung Belanda yang notabene tumbuh
di dataran tinggi pun banyak terdapat di sini. Ada juga berbagai macam aneka buah
yang dijual seperti jeruk Berastagi, delima, dan markisa.
Bukan hanya buah-buahan dan sayur-sayuran, terdapat juga tanaman dan bibit bunga
maupun souvenir khas Tanah Karo seperti syal, gelang, kalung dan kain. Di pinggir
jalan banyak juga pedagang yang menjajakan jagung rebus hangat dan air tebu
dingin.
Gambar 2.12. Pasar Buah Berastagi
(Sumber :www.tripadvisor.co.id)
Gambar 2.13. Pasar Buah Berastagi
(Sumber :www.tripadvisor.co.id)
Meskipun merupakan pasar tradisional, tata letak dan tata letak pasar yang berada di
atas lahan seluas 1 ha ini sangat rapi dan tertata rapi. Pedagang berpenampilan rapi
berbaris dengan kios mereka sesuai dengan bermacam-macam barang dagangan
mereka. Kondisi pasar yang bersih juga menjadi keuntungan dan magnet tersendiri
bagi pengunjung, tak heran jika yang tidak suka pasar tradisional pun ingin dan betah
bertransaksi di pasar tersebut.
2.3.2 Pasar Melati, Medan
Tidak diketahui kapan pasar tradisional Melati berdiri dan mulai beroperasi.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan pengelola pasar Melati, pasar
tradisional Melati mulai beroperasi sebagai pasar pada tahun 2000. Saat itu bentuk
pasar tradisional Melati hanya sebatas di lapangan terbuka tanpa bangunan
permanen. Di tanah-tanah ini, pedagang dari berbagai lingkungan pergi ke kios
masing-masing untuk berdagang. Tidak disediakan tenda atau tikar, namun
perlengkapan dagang dibawa oleh pedagang dari rumahnya. Pada zaman dahulu, tata
niaga yang didirikan oleh para pedagang adalah pasar dadakan. Pedagang membayar
biaya transaksi kepada pemilik tanah setiap kali hendak berdagang di pagi hari.
Menurut pemilik lahan MB Sembiring, pasar ini beroperasi dari pagi hingga siang
hari. Di sore hari, tidak ada proses transaksi bisnis di bumi ini. Umumnya penduduk
setempat pada sore hari sibuk bercocok tanam di kebun mereka. .
Pasar ini terbentuk karena keinginan masyarakat Kecamatan Medan
Tuntungan, Kecamatan Medan Selayang dan Deli Serdang untuk menjadi tempat
berdagang hasil kebun dan kebutuhan pokok sehari-hari. Saat itu, sebagian besar
pekerjaan masyarakat di dua kecamatan Medan Tuntungan dan Deli Serdang adalah
membudidayakan hasil pertanian. . Jauhnya letak lokasi pasar yang
dijalankan oleh pemerintah di kecamatan Medan Tuntungan dan Medan Selayang
menggiring masyarakat di wilayah tersebut untuk memilih pasar Tidak tahu kapan
pasar tradisional di Melati berdiri dan mulai beroperasi .
Pada tahun 2000 hingga akhir tahun 2010, dibangun pasar pakaian tradisional
bekas dengan banyak kios pedagang. Tak heran jika pasar tradisional Melati semakin
ramai dikunjungi orang yang ingin membeli baju bekas. Pada tahun 2005, muncul
istilah baru untuk menamai pasar tradisional Melati, yaitu “Pamela” (pajak melati).
Tahun 2010, keinginan kuat warga sekitar dan luar untuk berdagang di pasar
tradisional melati. Alasan utama mereka memilih pasar tradisional sebagai alasan
untuk memulai berdagang adalah tingkat
kerumunan pengunjung yang membeli barang-barang kebutuhan pokok, pakaian dan
makanan, diikuti dengan perpindahan dari pasar tradisional yang diberdayakan
pemerintah dan pengaruh pasar pakaian bekas yang ditata ulang di sekitar lingkungan
pasar tradisi Melati. Jumlah pedagang mulai membludak, berbondong-bondong ke
jalanan atau jalanan, orang menyebutnya pasar luber .
Pada tahun 2011, Pasar Tradisional Melati mengalami pertumbuhan dengan
munculnya Pasar Tradisional Melati Latersia yang dibangun oleh K. Ketaren di
sekitar Jalan Seroja atau di belakang bangunan asli Pasar Tradisional Melati. Pasar
ini dibangun dengan 2 unit pasar semi permanen tanpa dinding. Hanya sekat kolom
dan garis putih di tanah yang memisahkan stan para pedagang. Namun, pembangunan
gedung Pasar Tradisional Melati kurang mendapat respon dari para pedagang yang
berdagang di lingkungan Pasar Tradisional Melati. Begitu banyak pedagang kaki
lima yang berdagang di pinggir jalan, persis di pinggir jalan. Seperti pada waktu-
waktu tertentu terjadi kemacetan dan kemacetan pada jalur lalu lintas di lingkungan
pasar ini mailto:claudyaivana@gmail.com.
Karena pada dasarnya berupa pasar tradisional, maka berbagai barang yang
diperjual belikan di pasar ini seluruhnya merupakan berbagai barang yang diperlukan
masyarakat setempat dalam kehidupan sehari-hari. Harga barang-barang di ppasar
ini pun masih terbilang murah untuk ukuran wisatawan asing atau industri pariwisata.
Kondisi pasar yang bersih dan nyaman ini membuat turis yang long stay di Denpasar
lebih memilih berbelanja di Pasar Sindu ketimbang di minimarket atau supermarket.
2.4 Tinjauan Tema
2.4.1 Pengertian
1. Pegertian Arsitektur
Menurut KBBI, Arsitektur adalah seni dan ilmu merancang serta membuat
konstruksi bangunan, jembatan, dan sebagainya; ilmu bangunan.
Menurut amos Rappoport (1981), Arsitektur adalah ruang tempat hidup
manusia, yang lebih dari sekedar fisik, tapi juga menyangkut pranata-pranata
budaya dasar. Pranata ini meliputi: tata atur kehidupan sosial dan budaya
masyarakat, yang diwadahi dan sekaligus mempengaruhi arsitektur.
Menurut J.B. Mangunwijaya (1992), Arsitektur sebagai (vastuvidya) yang
berarti ilmu bangunan. Dalam pengertian wastu terhitug pula tata bumi, tata
gedung, tata lalu lintas (dhara, harsya, yana). Seni ini adalah ilmu dalam
merancang bangunan. Arsitektur juga dapat merujuk kepada hasil proses
perancangan tersebut.
2. Pengertian Perilaku
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), perilaku adalah tanggapan
atau reaksi individu terhadap rangsangan atau lingkungan. Kata perilaku
menunjukkan manusia dalam aksinya, berkaitan dengan aktivitas manusai secara
fisik, berupa interaksi manusia dengan sesamanya ataupun dengan lingkungan
fisiknya (Tandal dan Egam,2011).
Menurut buku Soekidjo (2003) dalam buku “Pendidikan dan Perilaku
Kesehatan” menyatakan bahwa perilaku tindakan atau aktivitas dari manusia itu
sendiri yang mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain : berjalan,
berbicara, menangis, tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca, dan sebagainya.
Menurut S kinner (1938) yang dikutip dalam buku Soekidjo Notoatmodjo 2003
menyatakan bahwa perilaku merupakan reaksi / respon seseorang terhadap stimulus
(rangsangan) dari luar. Sehingga perilaku terjadi memalui proses stimulus terhadap
organisme, kemudian organisme merespon.
3 Arsitektur Perilaku
Menurut JB. Watson (1878-1958), Arsitektur Perilaku adalah arsitektur yang
dalam penerapannya selalu menyertakan pertimbangan-pertimbangan perilaku
dalam perancangan kaitan perilaku dengan desain arsitektur (sebagai lingkungan
fisik) yaitu bahwa desain arsitektur dapat menjadi fasilitator terjadinya perilaku atau
sebaliknya sebagai penghalang terjadinya perilaku
3.1.1 Interpretasi Tema
Interpretasi tema pada perancangan pusat UMKM di kota Medan menggunakan
pendekatan arsitektur perilaku. Pendekatan atau interpretasi yang digunakan diambil
berdasarkan karakteristik arsitektur perilaku berdasarkan studi literatur yang telah dilakukan
pada artikel bereputasi dan menurut kritikus arsitektur, Charles Jencks (1981).
1. Ideologi adalah suatu konsep yang memberikan arah,tuuan dan maksud agar
pemahaman arsitektur kontemporer bisa lebih terencana dan sistematis.
a) Double coding Style adalah gabungan dari dua gaya atau style arsitektur,
yaitu : Arsitektur kontemporer dengan arsitektur lainnya.
b) Popular and pluralist Gagasan yang luas dan umum serta tidak terikat
terhadap teori tertentu, tetapi memiliki fleksibilitas yang banyak ragam. Sehingga
lebih baik dari pada gagasan tunggal.
e) Artist-or-client Merupakan dua hal dasar yaitu: Bersifat seni dan Bersifat
umum Yang menjadi tuntutan perancangan sehingga mudah dimengerti secara
umum.
3. Ide Desain merupakan gagasan awal dalam perancangan suatu karya. Pengertian
ide-ide desain dalam Arsitektur Kontemporer ialah merupakan suatu gagasan
perancangan yang mendasari atau menjai titik awal karakteristik Arsitektur
Kontemporer.
Halaman kecil dengan rumput dimasukkan ke dalam situs untuk membuat hambatan
suara, membawa cahaya alami di dalam, membantu ventilasi silang, dan meningkatkan
daerah tangkapan air. Pintu dapat geser terbuka untuk bergabung 2 atau 3 ruang bersama-
sama, memungkinkan sekolah untuk mengadakan pertunjukan siswa, upacara wisuda, dll,
untuk mengakomodasi sekelompok besar orang. Sebuah dek kayu yang menutupi sandbox
dapat diangkat untuk membuat panggung sementara untuk pertunjukan. Sebelumnya,
sekolah harus menyewa ruang di bangunan lain untuk pertunjukan dan upacara wisuda, dan
anak-anak harus pergi keluar Area sekolah untuk dapat menikmati pohon-pohon dan udara
segar. Sekarang anak-anak bisa berlari dan bermain di taman sendiri.
BAB III
METODOLOGI
Tahapan kajian dalam pemilihan lokasi dan gagasan ide pada proyek Pembangunan
Ulang Pusat Pasar Kabanjahe dapat diuraikan melalui beberapa tahap, yaitu :
• Pemilihan lokasi yang mengacu pada kawasan tersebut bahwa lokasi yang
dirancang berapa terletak pada daerah yang berorientasi sebagai pusat bisnis,
pusat pencaharian dan dekat dengan permukuman penduduk.
• Gagasan ide mengenai perilaku masyarakat pada Pasar Melati.
• Pemantapan gagasan perancangan dengan menelusuri informasi dan data yang
mendukung baik secara arsitektural maupun non arsitektural melalui berbagai
Pustaka dan media sebagai bahan pertimbangan dalam pemecahan masalah
perancangan.
4.2.1 Alternatif 1
Lokasi : Jl. Setia Budi, Simpang Selayang, Kec. Medan Tuntungan, Kota
Medan, Sumatera Utara.
Luas Tapak : 13.000 m²
Status Kepemilikan : SHM
Batas - batasan :
• Utara : Area perumahan.
• Timur : Jl. Setia Budi dan Pesantren Ar - Raudhatul Hasanah.
• Selatan : Jalan setapak dan area perumahan.
• Barat : Lahan kosong.
KDB : 60%
GSB : 7 Meter
KLB : 10
KDH : 20%
Posisi terhadap ruang kota :
• Lokasi site berada di Jl. Setia Budi, Simpang Selayang, Kec. Medan Tuntungan, Kota
Medan, Sumatera Utara.
• Terletak 13Km dari pusat kota.
• Ruang kota di sekitar site didominasi oleh area perumahan warga.
Kondisi Site : Site memiliki kontur tanah yang rata.
Keistimewaan Site :
• Lokasi perancangan terletak di kawasan yang asri, sehingga memberikan kesan nyaman pada
penggunaan fungsi bangunan yang akan dirancang.
• Lokasi site mudah untuk diakses karena dilalui angkutan umum, sehingga mempermudah
pengguna bangunan untuk mencapai site.
• Site dikelilingi oleh area perumahan & juga area hijau, hal ini akan berdampak baik bagi
kedua fungsi yang akan dirancang yaitu Pusat UMKM, dikarenakan Pusat UMKM yang akan
terbangun akan mendapatkan benefit yang baik dari lingkungan hijau disekitarnya namun
tetap tidak merasa terpisahkan dari area perumahan masyarakat, dan pasar yang akan
dibangun memiliki potensi ramai dikarenakan dikelilingi oleh area perumahan warga.
4.2.2 Alternatif 2
Lokasi : Jl. Flamboyan Raya, Tj. Selamat, Kec. Medan Tuntungan, Kota
Medan, Sumatera Utara
Luas Tapak : 18,547 m²
Status Kepemilikan : SHM
Batas - batasan :
• Utara : Area perumahan
• Timur : Area perumahan
• Selatan : Tanah kosong (area terbuka)
KDB : 60%
GSB : 9 Meter
KLB : 10
KDH : 20%
Posisi terhadap ruang kota :
• Lokasi site berada di Jl. Flamboyan Raya, Tj. Selamat, Kec. Medan Tuntungan.
• Tidak jauh dari pusat kota (12 km).
• Ruang kota di sekitar site didominasi oleh area perumahan warga.
Kondisi Site : Site memiliki kontur tanah yang rata.
Keistimewaan Site :
• Lokasi perancangan terletak di kawasan yang asri, sehingga memberikan kesan nyaman pada
penggunaan fungsi bangunan yang akan dirancang.
• Lokasi site juga tidak terlalu jauh dari pusat kota/pusat aktivitas, sehingga akan memudahkan
para pengguna bangunan nantinya untuk melakukan aktivitas sehari-sehari seperti sekolah,
kuliah, dan bekerja.
• Site dikelilingi oleh area perumahan & juga area hijau, hal ini akan berdampak baik bagi
kedua fungsi yang akan dirancang yaitu Pusat UMKM, dikarenakan Pusat UMKM yang akan
terbangun akan mendapatkan benefit yang baik dari lingkungan hijau disekitarnya namun
tetap tidak merasa terpisahkan dari area perumahan masyarakat, dan pasar yang akan
dibangun memiliki potensi ramai dikarenakan dikelilingi oleh area perumahan warga.
4.2.3 Alternatif 3
Dari sekian kriteria yang sudah dijelaskan sebelumnya akan dilakukan penilaian alternatif
lokasi dengan menggunakan tabel dibawah ini.
Keterangan:
10 : Sangat Baik
8 : Baik
6 : Cukup
4 : Buruk
Tapak berada disekitaran perumahan warga, pada bagian sisi utara dan selatan merupakan area
perumahan warga, pada sisi timur merupakan Pesantren Ar - Raudhatul Hasanah dan sisi barat
merupakan lahan kosong.
(Gambar 4.4 Potongan Kontur Tanah, Sumber: Google Earth)
Area site sangat memiliki potensi yang baik, area yang strategis dan berada di jalan utama
Jl. Setia Budi, Simpang Selayang. Area juga berada pada di lingkungan perumahan warga
dan merupakan lintas kendaraan umum ataupun pribadi. Hal tersebut akan berdampak baik
bagi kedua fungsi yang akan dirancang yaitu Pusat UMKM, dikarenakan Pusat UMKM yang
akan terbangun akan mendapatkan benefit yang baik dari kemudahan akses dan pasar yang
akan dibangun memiliki potensi ramai dikarenakan dikelilingi oleh area perumahan warga.
Site ini dekat dengan beberapa sekolah seperti Pesantren Ar - Raudhatul Hasanah dan SMK Telkom.
Selain itu site juga dekat dengan SPBU, Bank dan Kantor Lurah.
Respon terhadap permasalahan ini adalah dengan menimbun di beberapa titik agar tapak menjadi rata
sempurna. Selain itu tumbuhan liar dan pepohonan pada tapak jugala harus dirapikan dan di tata, serta
memberikan dinding pembatas disekeliling tapak agar terlihat jelas batasan tapak.
Pada lingkungan sekitar tapak tidak terdapat pedestrian, namun pada sisi depan tapak terdapat zebra
cross. Area tapak dilalui kendaraan umum ataupun pribadi, sehingga pencapaian menuju site dapat
dikatan mudah.
(Gambar 4.7 Sirkulasi Jalan Utama Tapak, Sumber: Pribadi)
Respon terhadap permasalahan ini adalah dengan memberikan jalur pedestrian pada lokasi sekitar
tapak, agar akses pencapaian pejalan kaki dapat menjadi mudah.
4.4.1.3 Analisa Kebisingan
Berada di tepi jalan yang sering dilalui kendaraan membuat sisi depan site memiliki nilai kebisingan
yang cukup tinggi, kebisingan tersebut berasal dari suara kendaraan yang berlalu-lalang. Lingkungan
sekitar site yang terdiri dari banyaknya tanah kosong yang ditumbuhi pepohonan membuat kebisingan
pada bagian tengah site tidak terasa.
Respon terhadap permasalahan ini adalah dengan memberikan vegetasi pada bagian depan tapak
agar suara dapat di redam oleh vegetasi tersebut.
4.4.1.4 Analisa Sarana dan Utilitas (Pedestrian, Drainase & Distribusi Listrik)
Terdapat susunan tiang listrik yang terletak di bagian selatan site yang terhubung langsung ke gardu
distribusi listrik yang terletak bersebrangan dengan area site, dari analisa ini dapat disimpulkan bahwa
area site memiliki jaringan listrik aktif yang langsung terhubung dengan gardu distribusi terdekat,
namun untuk menambah nilai keamanan dan kestabilan arus listrik di kawasan ini nantinya akan
ditambahkan tiang listrik tambahan di beberapa titik lokasi yang jauh (area barat site).
(Gambar 4.11 Kondisi Tiang Arus Listrik di Kawasan Site, Sumber: Pribadi)
Sistem drainase pada area tapak hanya terdapat di sisi timur site (berhadapan langsung dengan Jl.
Setia Budi) yang ditutupi oleh block beton yang berfungsi sebagai sarana pejalan kaki/pedestrian,
ukuran pedestrian 190 cm dan drainase 160 cm dengan kondisi yang tersumbat tanah, drainase
memiliki kedalaman yang rendah, sehingga pada saat hujan drainase akan penuh dan terjadi banjir.
Sedangkan, kondisi block beton yang berfungsi sebagai pedestrian berada dalam kondisi cukup
mengganggu dari segi kemiringan.
Respon terhadap permasalahan ini adalah menambah kedalaman selokan sehingga tidak mengganggu
system drainase, membenahi block beton sebagai sarana pedestrian untuk mengantisipasi hal cedera,
dan tidak merusak pemandangan dan suasana sekitar site dan juga menambah alur distribusi drainase
ke dalam area site, untuk meminimalisir terjadinya banjir dan penggunaan pipa berlebih dikarenakan
jarak yang jauh.
(Gambar 4.13 Kondisi Drainase Kawasan Site, Sumber: Pribadi)
Site terkena cahaya matahari langsung dimulai dari pukul 07.00 WIB sampai dengan pukul 18.00
WIB, site tidak memiliki zona pembayangan dari bangunan sekitar karena dikelilingi oleh bangunan
bertingkat rendah, angin yang bertiup pada site merupakan angin musiman yaitu angin muson barat
yang membawa curah hujan dan angin muson timur yang membawa kekeringan dan hawa panas.
Respon terhadap hal ini yakni peletakan vegetasi di area site tertentu yang berpotensi dilewati angin
sehingga udara yang masuk dapat difilter sehingga dapat menciptakan udara dan suasana yang segar,
peletakan vegetasi juga dapat melindungi aktivitas pengguna ruang luar dalam meminimalisir panas
matahari,dan respon terakhir adalah utnuk menata penzoningan ruang luar dan distribusi massa
bangunan sehingga panas matahari & pembayangannya difungsikan dengan baik.
4.4.1.6 Analisa View
Area site dikelilingi oleh area hijau (sisi selatan & barat site) dan area permukiman dan servis (sisi
timur dan utara). Pemandangan site dari dalam keluar tergolong kedalam view yang positif,
pemandangan dari luar kedalam site hanya bisa dipandang melalui 1 sisi yaitu sisi timur site yang
bersebelahan langsung dengan Jl. Setia Budi. Jl.
Respon terhadap permasalahan yang terjadi di site yaitu orientasi bangunan akan menghadap ke jalan
utama karena merupakan jalanan yang sering dilalui sehingga bangunan akan lebih mudah untuk
terlihat & dikenal, respon selanjutnya dengan meletakan fungsi pasar tradisional di sisi timur site agar
memiliki potensi dan memudahkan pencapaian pengunjung.
4.4.1.7 Analisa Vegetasi
Area site dikelilingi oleh area hijau (sisi selatan & barat site) dan memiliki vegetasi berupa pepohonan
di sekeliling site, area site ini juga ditumbuhi oleh rumput. Vegetasi di dalam site memiliki manfaat
yang baik bagi untuk pengguna maupun untuk lingkungan sekitarnya.
Respon dari hal ini yakni beberapa vegetasi akan dihilangkan untuk membantu menunjang
fungsi bangunan sebagai Pusat UMKM dan pasar tradisional, selanjutnya peletakan dan
pemilihan jenis vegetasi akan lebih memiliki konsep sehingga menciptakan tatanan ruang
luar yang rapi dan indah dan tetap memiliki manfaat yang baik bagi pengguna maupun
lingkungan sekitarnya.
DAFTAR PUSTAKA
Jencks, Charles. 1990. “The New Moderns: From Late to Neo Modernism”. New York: Rizzoli.
Neufert, Ernst. 1996. “Data Arsitek Jilid 1”. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Neufert, Ernst. 2002. “Data Arsitek Jilid 2”. Jakarta: Penerbit Erlangga.