SKRIPSI
Oleh :
Adianto
21219130
2023
2
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah
menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Skripsi disusun guna memenuhi salah satu
BANDUNG ”.
diskusi dari berbagai sumber. Selama penyusunan skripsi ini, tidak sedikit
bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak yang telah meluangkan waktu untuk
ilmiah ini yang dapat bermanfaat bagi semua pihak, terutama penulis ucapkan
terimakasih sedalam-dalamnya kepada Bapak Dr. Rizki Zulfikar, S.E., M.Si, yang
dengan tulus dan sabar membimbing penulis sehingga dapat diselesaikannya skripsi
1. Yth. Bapak Prof. Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto, M.T., selaku Rektor
3
2. Yth. Ibu Assoc. Prof. Dr Ely Suhayati, S.E., M.Si., Ak. CA. selaku Dekan
3. Yth. Ibu Dr. Linna Ismawati, S.E., M.Si selaku Ketua Program Studi
Manajemen.
4. Yth. Ibu Dr. Raeni Dwi Santy, S.E., M.Si. selaku Dosen Penguji Sidang
5. Yth. Bapak Muhammad Iffan, SE., Mm. selaku Dosen Penguji Sidang
6. Yth. Bapak Dr. Rizki Zulfikar, S.E., M.Si. selaku Dosen Pembimbing
7. Yth. Owner dan Karyawan dari tempat penelitian saya di yang telah
8. Kepada Orang tua saya yang telah memberikan do’a, dukungan, serta
10. Kepada semua pihak yang telah berkenan memberikan bantuan dan
masukan serta kerja sama yang baik, sehingga skripsi ini disajikan dengan
baik.
Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan dapat menambah
wawasan berfikir serta sebagai bahan referensi guna informasi yang bermanfaat
4
bagi pengetahuan, khususnya bidang Manajemen dengan Spesialisasi Manajemen
Pemasaran.
Bandung,__________2023
Penulis
Adianto
21219130
5
Daftar Isi
KATA PENGANTAR ............................................................................................ 3
BAB 1 ...................................................................................................................... 8
1.1 Latar belakang masalah .............................................................................8
1.2 Identifikasi masalah dan rumusan masalah .............................................23
1.2.1 Identifikasi masalah .........................................................................23
1.2.2 Rumusan masalah.............................................................................24
1.3 Maksud dan tujuan penelitian..................................................................24
1.3.1 Maksud penelitian ............................................................................24
1.3.2 Tujuan penelitian ..............................................................................25
1.4 Kegunaan penelitian ................................................................................25
1.4.1 Kegunaan akademik .........................................................................25
1.4.2 Kegunaan praktis ..............................................................................26
1.5 Lokasi dan waktu penelitian ....................................................................26
1.5.1 Lokasi penelitian ..............................................................................27
1.5.2 Waktu penelitian ..............................................................................27
BAB 2 .................................................................................................................... 28
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS ......... 28
2.1 KAJIAN PUSTAKA ...............................................................................28
2.1.1 Kepribadian ......................................................................................28
2.1.2 Conspicuous Consumption (Konsumsi Mencolok) .........................35
2.1.3 Internet Addiction (kecanduan Internet) ..........................................40
2.1.4 Pembelian Kompulsif .......................................................................45
2.2 Kerangka Pemikiran ................................................................................57
2.2.1 Teori Keterkaitan .............................................................................59
2.3 Hipotesis ..................................................................................................62
Hipotesis utama: .............................................................................................63
BAB 3 .................................................................................................................... 64
METODE PENELITIAN .................................................................................... 64
3.1 Objek Penelitian ......................................................................................64
3.2 Metode Penelitian ....................................................................................64
3.2.1 Desain Penelitian ..............................................................................66
6
3.2.2 Operasional Variabel Penelitian .......................................................69
3.2.3 Sumber Dan Teknik Penentuan Data ...............................................74
3.2.4 Teknik pengumpulan data ................................................................78
3.3 Rancangan Analisis Dan Pengujian Hipotesis ........................................82
3.3.1 Rancangan Analisis ..........................................................................82
b) Analisis Koefisiensi Determinasi Berganda (Simultan) ............................ 90
3.3.2 Pengujian Hipotesis..........................................................................91
KUESIONER PENELITIAN .............................................................................. 96
Daftar Pustaka .................................................................................................... 101
7
BAB 1
PENDAHULUAN
manusia tidak lepas dari era yang serba digital. Semakin canggih teknologi
online. Pesatnya jaringan internet pada saat ini secara tidak langsung
menimbulkan fenomena dan gaya hidup baru bagi masyarakat. Salah satu
Zaman sekarang banyak orang yang berbelanja tanpa mau untuk keluar
melalui e-commerce.
dimana saja dan kapan saja. Berdasarkan data dari Hootsuite (2023) kini
8
Gambar 1.1 Hootsuite (Wa are Social): Indonesia Digital Report 2022
data dari sumber lain, Shopee merupakan e-commerce terbesar pada urutan
8,8%, Lazada 8,8%, Bukalapak 3%, JD.ID 1,5% dan Blibli 0,9% (Rizaty,
2022).
9
Gambar 1.2 Platform Belanja Online yang Paling Sering Digunakan
seperti festival belanja. Shopee juga memberikan promosi mulai dari gratis
ongkir, cashback, voucher, flash sale, dan berbagai promosi menarik bagi
kompulsif.
10
merupakan merek e-commerce yang paling dikenali seluruh konsumen (90
persen), diikuti oleh Lazada (66 persen) dan Tokopedia (64 persen). Sebagai
informasi, survei ini dilakukan pada 24 Juni-17 Juli 2022 dengan 587
Sumber : katadata.com
jenis produk, mulai dari elektronik, fashion, kosmetik, hingga makanan dan
minuman sehiungga hal tersebut bisa menarik minat beli konsumen dalam
data tersebut yaitu juga sering untuk menarik minat konsumen seperti
11
online, program perlindungan pembeli, fitur interaktif dan sosial, dan
program rewards.
melalui media sosial yang begitu masif. Setiap platform menjadi wadah
Facebook, dan lainnya. Selain itu berbagai event yang sering dan menjadi
menyeluruh setiap bulannya di tanggal dan bulan yang sama, serta promo
harga produk seperti TV, iPhone, motor, dll hanya dengan membayar kurang
diperoleh dari barang yang dibeli. Penelitian yang dilakukan oleh Adamczyk
memiliki efek positif dan negatif pada perilaku konsumen (Yuce dan Kerse
2018), keputusan pembelian berada pada pembeli itu sendiri, pembeli akan
12
memutuskan barang mana yang akan dibeli pada marketplace secara sadar
78,19 persen pada 2023 atau menembus 215.626.156 jiwa dari total populasi
yang sebesar 275.773.901 jiwa. salah satu konten yang paling sering
menjadi faktor utama dalam berbelanja online. Hal ini dapat menarik minat
Dari fenomena diatas dapat dibuktikan dengan penelitian survei awal pada
Berikut ini hasil kuesioner kepada 30 responden yang disajikan dalam bentuk
13
Tabel 1.1
Jawaban
No Pernyataan Total
Ket. Ya Tidak
Saya cenderung membeli barang-barang Frekuensi 17 13 30
yang tidak dibutuhkan hanya karena merasa
1
tergoda atau terdorong oleh lingkungan Persentase 56,7% 43,3% 100%
sekitar
Berdasarkan Tabel 1.1 hasil dari survey awal mengenai kepribadian pada
orang lain dalam melakukan pembelian, dibuktikan dengan survey yang mana
hanya karena merasa tergoda atau terdorong oleh lingkungan sekitar”, hal itu
berikutnya yang mengatakan bahwa ada sekitar 66,7% “sering kali membeli
barang-barang hanya untuk memenuhi rasa ingin tahu atau rasa penasaran
yang kuat” hal itu menjadi indikasi bahwa konsumen cenderung melakukan
14
produk atau ingin mencoba sesutau yang baru, mereka merasa tergoda untuk
penasaran ini dapat memicu perilaku pembelian yang tidak terencana dan
berlebihan.
sikap atau pembelian terhadap barang dan jasa untuk memahami perilaku
psikografi yang terdiri dari kelas sosial, gaya hidup, dan kepribadian.
online.
15
Tabel 1.2
Jawaban
No Pernyataan Total
Ket. Ya Tidak
Saya merasa bahagia sesudah membeli barang di Frekuensi 28 2 30
1
marketplace shopee Persentase 93,3% 6,7% 100%
barang mewah. Dilihat dari survey yang menyatakan 63,3% “konsumen lebih
dirinya di mata orang lain” hal tersebut menjadi indikasi bahwa adanya
keinginan untuk memperoleh pengakuan atau status sosial di mata orang lain,
hal itupun bisa menjadi perilaku pembelian kompulsif jika dilakukan secara
dengan merk terkenal, hal itu dapat dijadikan sebagai simbol status atau
prestise dimata orang lain, ini seringkali muncul karena keinginan untuk
fashion, aksesoris, dan lain sebagainya. Trend seperti itu telah menjadi gaya
16
hidup baru bagi remaja. Gaya hidup yang mereka lakukan tersebut agar bisa
tampil menarik dan beda dengan lainnya. Maka dari itu, para remaja biasanya
Makanan & Minuman, Pulsa, Tagihan & Tiket, Fashion Muslim, Fashion
Bayi & Anak, Ibu & Bayi, Tas Pria & Wanita, Kesehatan, Fotografi,
Olahraga, Voucher, Buku & Alat Tulis, Serba Serbi, Sepatu Wanita & Pria,
Souvenir & Pesta, Jam Tangan, Hobi & Koleksi, dan masih banyak lagi
(Sulistyawati dan Widayani, 2020). Dari uraian diatas produk yang dijual di
adalah individu diberi kesan bahwa mereka termasuk kelas sosial yang lebih
17
Tabel 1.3
Jawaban
No Pernyataan Total
Ket. Ya Tidak
Saya sering kali tergoda untuk membeli Frekuensi 17 13 30
1 barang-barang ketika saya melihat iklan atau
Persentase 56,7% 43,3% 100%
penawaran menarik di internet
Berdasarkan Tabel 1.3 hasil dari survey awal mengenai kecanduan Internet
kali tergoda untuk membeli barang-barang ketika saya melihat iklan atau
penawaran menarik di internet” hal ini dapat menjadi indikasi bahwa iklan
mereka merasa tertarik dan terdorong untuk segera membeli barang tersebut,
aktivitas belanja online” hal ini dapat menajdi indikasi bahwa konsumen
18
internet terkait dengan pencarian barang atau aktivitas belanja online.
membutuhkannya.
sebagainya.
seperti festival belanja. Shopee juga memberikan promosi mulai dari gratis
ongkir, cashback, voucher, flash sale, dan berbagai promosi menarik bagi
19
Dari fenomena yang dijelaskan sebelumnya, maka penulis melakukan
Tabel 1.4
Jawaban
No Pernyataan Total
Ket. Ya Tidak
Saya sering terdorong membeli barang- Frekuensi 19 11 30
1 barang di shopee yang sebenarnya tidak saya
Persentase 63,3% 36,7% 100%
butuhkan
hal ini dapat menjadi indikasi bahwa bahwa ada keterkaitan antara tingkat
20
stres yang dialami konsumen dan perilaku pembelian mereka. Beberapa
mengalihkan perhatian dari tekanan atau stress yang mereka hadapi dalam
yang tidak dapat lagi untuk dibendung. Hal ini disebabkan oleh promosi dan
dikatakan lumayan parah adalah penggunaan pinjaman online serta fitur pay
later pada beberapa e-commerce. Tak jarang beberapa konsumen ada yang
online dan fitur pay later. Mereka yang menggunakan fitur ini biasanya tidak
21
melalui media sosial yang begitu masif. Setiap platformmenjadi wadah
Facebook, dan lainnya. Selain itu berbagai event yang sering dan menjadi
menyeluruh setiap bulannya di tanggal dan bulan yang sama, serta promo
harga produk seperti TV, iPhone, motor, dll hanya dengan membayar kurang
diperoleh dari barang yang dibeli. Penelitian yang dilakukan oleh Adamczyk
22
1.2 Identifikasi masalah dan rumusan masalah
lingkungan sekitar.
orang lain.
23
sebenarnya tidak dibutuhkan, yang dapat berdampak negatif jika
24
conspicuous consumption, kecanduan internet terhadap pembelian kompulsif pada
telah diuraikan diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai
berikut:
parsial.
1. Bagi Penulis
25
Dengan penelitian ini diharapkan penulis dapat menerapkan ilmu yang
bagaimana penyelesaiannya.
penelitian selanjutnya.
pembelian kompulsif.
penelitian ini, disertai dengan tabel jadwal penelitian agar penelitian bisa
26
1.5.1 Lokasi penelitian
Waktu yang dilakukan dalam penelitian ini dimulai dari bulan April
Waktu kegiatan
N
Uraian April Mei Juni Julli Agustus
O
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Survey
1 tempat
penelitian
Melakuk
2 an
penelitian
Mencari
3
data
Membuat
4
proposal
5 Seminar
6 Revisi
Penelitia
7 n
lapangan
Bimbinga
8
n
9 sidang
2023 sampai dengan Agustus 2023
Tabel 1.5
Waktu penelitian
27
BAB 2
2.1.1 Kepribadian
individu bereaksi dan berinteraksi dengan individu lain sebagai fungsi dari
pengalaman”
28
Sinambela et al., (2022) Kepribadian didefinisikan sebagai jumlah total
respon lanjutan.
dan tingkah laku yang konsisten”. Kepribadian adalah sifat dasar yang
Kotler & Keller, (2013) Salah satu faktor penentu perilaku konsumen
yaitu faktor pribadi, yang mencakup usia dan siklus hidup, pekerjaan dan
lingkungan ekonomi, kepribadian dan konsep diri, juga gaya hidup dan
tetap dan abadi, kepribadian dan konsep diri, serta gaya hidup dan nilai.
29
perlu diperhatikan hal tersebut. Keputusan pembelian adalah tindakan
factor variabel segmentasi psikografi yang terdiri dari kelas sosial, gaya
individu lain sebagai fungsi dari hereditas atau pembawaan sejak lahir dan
1. Faktor Genetik:
kepribadian seseorang.
30
2. Lingkungan Keluarga:
3. Pengalaman Hidup:
4. Interaksi Sosial:
Interaksi dengan orang lain, seperti teman sebaya, rekan kerja, atau
31
membentuk cara seseorang memandang dunia dan berinteraksi dengan
orang lain.
6. Faktor Biologis:
kompleks antara faktor-faktor ini, dan tidak ada faktor tunggal yang
Tabel 2.1
Indikator Kepribadian
No Referensi Indikator
32
1. McCrae dan Costa (2002) 1. Extraversion atau
Ekstraversi
2. Agreeableness
atau Kesepakatan
3. Conscientiousness
atau Kehati hatian
4. Neuroticism atau
Neurotisisme
5. Openness to
Experience atau
Keterbukaan
No referensi indikator
2. Yuce dan kerse (2018) 1. kemampuan
beradaptasi
2. bersosialisasi
3. kepercayaan diri
3. Sinambela (2022) 1. kepribadian
individu
2. emosi
3. perilaku individu
Kota Bandung .
diukur dengan dimensi model lima besar dari kepribadian yang lazim disebut
“the big five”, merupakan dasar dari semua dimensi lainnya dan mencakup
hampir semua variasi signifikan dalam kepribadian manusia. Lebih jauh lagi,
33
bagaimana orang. berperilaku dalam berbagai situasi kehidupan nyata.
1. Extraversion (Ekstraversi)
4. Neuroticism (Neurotisme)
34
Neuroticism adalah dimensi kepribadian yang menilai
produk. Alasan perilaku konsumsi ini adalah individu diberi kesan bahwa
35
mahal disebut produk yang dapat sangat terlihat, seperti fashion, barang
sosial tertentu.”
seseorang “.
“Hal ini terkait dengan teori Efek Veblen, yang menyiratkan kecenderungan
sosial atau situasi ketika permintaan suatu produk meningkat seiring dengan
36
menurut Tarhan (2020) yang dilakukannya untuk mengukur hubungan
untuk orang lain, bahwa dengan membeli barang-barang mewah maka status
sosial meningkat seiring dengan barang yang mereka beli dan umumnya
barang barang yang mereka beli adalah barang barang mahal atau bernilai
membeli barang atau layanan yang mahal atau mewah dengan tujuan menunjukkan
status sosial atau kekayaan kepada orang lain. Beberapa faktor pendorong yang
simbol status sosial mereka. Mereka ingin menunjukkan kepada orang lain bahwa
mereka memiliki kekayaan atau status yang tinggi melalui kepemilikan barang-
37
2. Pengaruh kelompok dan tekanan sosial:
Orang sering merasa perlu untuk memenuhi harapan sosial dan memperoleh
mewah.
Media dan iklan sering kali mempromosikan gaya hidup mewah dan
oleh media.
mewah ini meningkatkan rasa harga diri dan memberikan rasa prestise di kalangan
5. Budaya konsumsi:
dan kemewahan, individu cenderung mengikuti tren tersebut dan terlibat dalam
38
Produk-produk mewah sering kali hadir dengan elemen eksklusivitas dan
meningkatkan daya tarik dan keinginan untuk memilikinya, karena barang tersebut
mewah akan membawa kegembiraan, prestise, dan pengalaman yang luar biasa
individual, tetapi juga dapat dipengaruhi oleh budaya dan konteks sosial tertentu.
Tabel 2.2
No Referensi Indikator
39
Dari indikator-indikator conspicuous consumption yang telah di uraikan
pada tabel 2.2 diatas, maka berdasarkan indikator (Sahin & Nasir, 2021)
(Sahin & Nasir, 2021) menyatakan bahwa indikator yang dapat mengukur
individu dari evaluasinya yang positif terhadap masa lalu, masa kini, dan
masa depan
2. Status merupakan lokasi atau posisi seseorang dalam sistem sosial yang
sosial
berkelanjutan.
40
Berdasarkan buku Kecanduan internet Kimberly S. Young (2017)
sejumlah waktu yang sangat banyak dalam menggunakan internet dan tidak
(Lee et al, 2015) Penggunaan internet dengan waktu penggunaan yang tidak
internet. Hal ini terjadi karena pengguna lebih banyak menggunakan internet
41
berdampak negatif, perilaku tersebut ditandai dengan dengan menghabiskan
sejumlah waktu yang sangat banyak dalam menggunakan internet dan tidak
gadget lainnya.
Menurut Young (2017) dan Montag dan Reuter (2015), terdapat beberapa
a. Gender
b. Kondisi Ekonomi
c. Faktor Sosial
42
Kesulitan dalam melakukan komunikasi inter personal atau individu yang
dianggap lebih aman dan lebih mudah daripada dilakukan secara face to face.
d. Faktor Psikologis
kenyataan, menerima hiburan atau rasa senang dari internet. Hal ini akan
e. Faktor Biologis
43
kesulitan dalam mengontrol dirinya dan memiliki kecenderungan kepribadian
depresi.
Tabel 2.3
No Referensi Indikator
44
relevansi permasalahan yang muncul pada konsumen Marketplace Shopee
Kota Bandung .
mendapatkan kepuasan.
45
tanggapan primer sehingga terjadi kejadian atau perasaan negatif. kompulsif
Villardefrancos, 2014).
gaya konsumsi baru ini, yang dapat membawa hasil negatif dari segi struktur
46
Dari beberapa definisi para ahli tersebut penulis menyimpulkan bahwa,
dengan cara yang berlebihan dengan hasrat yang tidak tertahankan untuk
suatu perasaan atau kegiatan yang menuntun individu secara berulang kali.
1. Ketidaksiapan:
2. Dorongan emosional:
47
Pembelian kompulsif dipicu oleh dorongan emosional, seperti keinginan
3. Impulsivitas:
rasional.
4. Penyesalan pasca-pembelian:
6. Pengaruh lingkungan:
48
Faktor lingkungan juga dapat mempengaruhi perilaku pembelian
yang menarik perhatian, atau tekanan sosial dari teman atau kelompok
kategori:
a. Variabel Kepribadian
gairah,
dan berfantasi.
49
b. Faktor Demografi
c. Intensitas Perasaan
konsumen lain.
kompulsif
jangka panjang dari perilaku ini sifatnya negatif seperti kesulitan pribadi,
50
Berdasarkan pendapat beberapa ahli mengenai indikator pembelian
Tabel 2.4
No Referensi Indikator
pusat perbelanjaan.
merugikan)
tak tertahankan)
51
Dari indikator-indikator pembelian kompulsif yang telah di uraikan pada
tabel 2.4 diatas, maka berdasarkan indikator Schiffman dan kanuk (2008)
1. Tendency to spend
- Pemboros.
2. Reactive Aspect
Adalah ukuran dari reaksi dan responsive terhadap hal yang dimiliki
oleh
52
- Adanya dorongan yang kuat untuk berbelanja.
3. Post-purchase guilt
pembelian
oleh penulis untuk melaksanakan penelitian dan dapat membantu dan sebagai
bahan acuan bagi penulis. Berikut ini terdapat beberapa hasil penelitian
Tabel 2.5
Penelitian terdahulu
53
E-Jurnal Manajemen Berdasarkan hasil serta
Unud, Vol. 7, No. 2, 2018: penelitian semakin sering Pembelian
1021-1049 seseorang menghabiskan Kompulsif
Oleh : Kurnianingtias waktunya bermain yang
Wulandari internet serta memiliki mempengaruhi
pola pikir materialis variabel X.
cenderung memiliki
perilaku belanja
kompulsif.
2. The Effect of Personality, Dalam penelitian ini Menggunakan penelitian ini
Conspicuous terungkap bahwa variabel yang adalah
Consumption, and kepribadian, konsumsi simultan nonprobability
Internet Addiction on yang mencolok, dan terhadap sampling
Compulsive Buying. kecanduan internet efektif variabel dengan
ISSN : 2619-9491 terhadap kecenderungan penelitian convenience
Vol 13, No.3, 2022 pembelian kompulsif. yang diteliti. sampling.
Oleh : Berdasarkan hasil yang
Onur Terzia , Funda diperoleh, diperkirakan
Bayrakdaroglu penelitian ini akan
berkontribusi pada
literatur pemasaran.
Diperkirakan juga akan
membantu bisnis dan
otoritas publik
mengembangkan strategi
konstruktif mengenai
konsumen kompulsif.
3. THE INTERPLAY OF Hasil menunjukkan bahwa Menggunakan Teknik
INTERNET harga diri responden variabel analisis yang
ADDICTION AND berhubungan secara internet X digunakan
COMPULSIVE signifikan dan negatif addiction yang adalah
SHOPPING untuk pembelian offline mempengaruhi Analisis SEM
BEHAVIORS. kompulsif mereka dan variabel Y (Structural
SOCIAL BEHAVIOR kecanduan internet. yaitu Equation
AND PERSONALITY, pembelian Modelling).
kompulsif Variabel
2016, 44(11), 1901–1912 lainnya yang
© 2016 Scientific Journal tidak
Publishers Limited. All dimasukkan
Rights Reserved. dalam model
penelitian
yakni
conspicuous
cnsumptiom
dan
kepribadian.
4. PENGARUH Berdasarkan hasil Menggunakan Variabel x2
PERSONALITY DAN pembahasan, dapat ditarik variabel x1 dan x3
SHOP ENJOYMENT beberapa simpulan yang sama berbeda. Lalu
TERHADAP IMPULSE sebagai berikut; yaitu variabel
BUYING BEHAVIOR personality berpengaruh kepribadian. penelitiannya
YANG DIMEDIASI positif dan signifikan adalah
IMPULSE BUYING terhadap Impulse Buying Hypermart
TENDENCY. Tendency. Hal ini berarti, Mal.
semakin baik faktor
54
personality pada diri
konsumen maka akan
ISSN : 2302-8912 semakin meningkat pula
E-Jurnal Manajemen Impulse Buying Tendency
Unud, Vol. 7, No. 6, 2018: konsumen.
3320-3352
Oleh : Anak Agung Istri
Sandya Kharisma, I Gusti
Agung Ketut Sri Ardani.
55
Oleh : José Manuel Otero- mengkonfirmasi adanya seperti judul
López perbedaan yang signifikan penulis.
secara statistik di hampir
semua variabel yang
diteliti
8. The Effect of Big Five Hasil penelitian Terdapat Memakai
Factors of Personality on menunjukkan bahwa ciri- variabel yang SEM PLS,
Compulsive Buying: The ciri kepribadian konsumen sama yaitu serta tidak ada
Mediating Role of mempengaruhi sikapnya kepribadian keterkaitan
Consumer Negative terhadap kompulsif (x) dan dengan
Emotions. perilaku membeli. Juga, pembelian variabel
hasil menegaskan bahwa kompulsif (y) penulis
American Journal of konsumen milik lainnya seperti
Business and Operations neurotisme cenderung internet
Research (AJBOR) Vol. kompulsif addiction.
2, No. 01, PP. 05- 23, perilaku pembelian,
2021 sedangkan konsumen
yang tergolong
Oleh : Mohamed Shemeis extraversion dan
conscientiousness tidak
terlibat
perilaku pembelian
kompulsif.
9. Treatments for internet Hasil menunjukkan bahwa Terdapat Penelitian
addiction, sex addiction pengobatan untuk umum kesamaan tidak
and compulsive buying: A kecanduan perilaku efektif variabel yaitu dilakukan di
meta-analysis dalam jangka pendek, internet Indonesia,
mirip dengan yang addiction dan serta tidak ada
Journal of Behavioral diterapkan untuk pembelian variabel lain
Addictions 9 (2020) 1, 14- gangguan perjudian kompulsif seperti
43 dan gangguan penggunaan kepribadian
zat, tetapi diperlukan uji dan
Oleh : MARTINA klinis yang lebih ketat conspicuous
GOSLAR consumption.
10. EFFECT OF Hasil penelitian Terdapat Tidak adanya
MATERIALISM, mengungkapkan bahwa variabel yang persamaan
PUBLIC konstruk materialisme sama yaitu dengan
SELFCONSCIOUSNESS adalah conspicuous variabel
AND SELF-ESTEEM secara signifikan terkait consumption lainnya yang
ON CONSPICUOUS dengan konsumsi penulis teliti
CONSUMPTION mencolok oleh konsumen seperti
AMONG Gen Z. Hal ini internet
GENERATION Z menunjukkan bahwa Gen addiction,
CONSUMERS Z kepribadian
konsumen di Malaysia serta
Volume: 7 Issues: 41 cenderung menghabiskan pembelian
[July, 2022] Special banyak uang untuk kompulsif.
Issues pp. 72 - 87 membeli barang mahal
International Journal of untuk dipamerkan
Accounting, Finance and status dan prestise
Business (IJAFB) mereka.
EISSN: 0128-1844
Oleh : Emamdin
Moustabshirah
56
Berdasarkan dari penelitian-penelitian terdahulu yang memaparkan
maka dapat disimpulkan bahwa pembeda dari keseluruhannya yaitu unit tempat
dapat dilihat bahwa perbedaan penelitian penulis dengan penelitiannya yaitu pada
penelitian tersebut menggunakan variabel yang berbeda yaitu coping strategis dan
yang telah didefinisikan sebagai masalah yang penting. Yang mana hal ini
57
serta perilaku pembelian abnormal seperti pembelian kompulsif. Dalam
kompulsif.
konsumsi produk yang dapat dilihat secara publik”. Hal ini menunjukan
yang dia beli adalah produk yang bisa memperlihatkan citra diri seseorang.
kompulsif yang dinyatakan oleh (Eroÿlu, 2015: 5). Fakta bahwa konsumen
baru ini, yang dapat membawa hasil negatif dari segi struktur dan hasilnya,
58
didasari oleh kepribadian serta keinginan untuk meningkatkan status
Melihat hasil dari penelitian terdahulu yang telah dilakukan oleh beberapa
kompulsif.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan oleh
59
2.2.1.2 Keterkaitan Conspicuous Consumption terhadap pembelian
kompulsif
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan oleh
pembelin kompulsif.
sebagai berikut:
60
2.2.1.4 Keterkaitan Kepribadian, Conspicuous Consumption dan Internet
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan oleh
Kompulsif.
pembelian Kompulsif.
Kepribadian
Kecanduan Internet
sebagai berikut :
61
Kepribadian (X1)
1. Extraversion atau Ekstraversi
2. Agreeableness atau
Kesepakatan
3. Conscientiousness atau Kehati
hatian
4. Neuroticism atau Neurotisisme Anastasya (2017)
5. Openness to Experience atau
Keterbukaan
Mccrae dan costa (1995)
Pembelian kompulsif (Y)
1. tendency to spend
Benli (2019) 2. Reactive Aspect
Conspicuous consumption (X2) 3. Post Purchase Guilt
1. Happiness and wellbeing Sciffman dan kanuk (2008)
2. Status
3. Prestige
Sahin dan nasir (2021)
Onur et al (2022)
Gambar 2.1
Paradigma penelitian
2.3 Hipotesis
Dari hasil kerangka teori diatas maka diperlukan hipotesis untuk
mengetahui adakah hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat. Hal
62
Hipotesis utama:
Kota Bandung .
63
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, onjek atau kegiatan yang mempunyai
variasi tertentu yang ditetapkan oleh penulis untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya”.
Objek penelitian yang menjadi fokus penulis dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
Kepribadian
Conspicuous Consumption
Internet
kompulsif
64
kecanduan internet terhadap pembelian kompulsif pada konsumen
luas”.
Bandung .
cara dengan atau tanpa perbaikan yang telah dilaksanakan di tempat lain
65
menjelaskan kedudukan variabel-variabel yang diteliti serta pengaruh antara
“Desain Penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan
pelaksanaan penelitian”.
adalah:
dan hipotesis untuk diuji. Masalah yang diteliti dalam penelitian ini adalah
Shopee.
66
5. Menetapkan hipotesis penelitian, berdasarkan fenomena dan dukungan teori
tingkatan. Pada skala ini, urutan simbol atau kode berupa angka yang
mempunyai arti urutan jenjang yang dimulai dari yang positif sampai yang
paling negatif.
pengumpulan data.
penelitian.
penelitian merupakan semua proses tahapan yang akan dilakukan dimulai dari
67
Kepribadian (X1)
Keterangan :
X1 : Kepribadian
X3 : Kecanduan Internet
Y : Pembelian Kompulsif
68
Tabel 3.1
Desain penelitian
survey shopee
survey shopee
survey shopee
survey shopee
survey
serta skala dari variabel-variabel yang terkait dalam penelitian, sehingga pengujian
hipotesis dengan alat bantu statistik dapat dilakukan secara benar sesuai judul
Bandung .
69
1. Variabel bebas (X), yaitu menurut Sugiyono (2017) mendefinisikan bahwa,
Nasir, 2021) yaitu; happiness and wellbeing, status, dan prestige. Serta
reactive aspect, post purchase guilt. Pada penelitian ini variabel terikatnya
bebas.
70
Tabel 3.1
Operasional variabel
No. Sumber
Konsep Skal
Variabel Indikator Ukuran Ite Data
Variabel a
m
ekstraversi Tingkat
“mendefinisika interaksi
n trait dengan
1
kepribadian orang dalam
sebagai dimens pembelian
i dari
perbedaan Agreeableness Tingkat
individual kepercayaan
2
yang saran dari
cenderung orang lain
menunjukkan conscientiousne Tingkat
pola pikir, ss kehati
perasaan, dan hatian
perbuatan yang dalam 3
konsisten.” pengambila
n keputusan
pembelian.
Neuroticsm Tingkat
kekhawatira O
n terhadap R 4 Konsumen
Kepribadia barang yang D Marketplac
n akan dibeli I e Shopee
(X1) Tingkat N Kota
Openness to A Bandung
experience keinginan
untuk L
mencoba
hal baru
71
No. Sumber
Konsep Skal
Variabel Indikator Ukuran Ite Data
Variabel a
m
“Konsumsi Happiness Tingkat
mencolok and Keinginan
sering disebut wellbeing membeli
sebagai barang 6
praktik menarik untuk
konsumen memenuhi
dengan kabahagiaan
membeli status Tingkat
produk kecenderunga
dengan tujuan O
n 7
menunjukkan R Konsumen
Conspicuous pentingnya
kekayaan D Marketplac
consumptio status sosial
seseorang” I e Shopee
n prestige Tingkat
N Kota
(X2) pengaruh
A Bandung .
barang yang 8
L
dibeli terhadap
kewibawaan
Sahin &
(Sahin & nasir
Nasir, 2021) (2021)
Kecanduan “kecanduan perhatian Tingkat O 9 Konsumen
Internet internet tertuju pada perhatian R Marketplac
(X3) adalah internet terhadap D e Shopee
gangguan penggunaan I Kota
kejiwaan yang internet N Bandung .
ditandai A
dengan Penggunaa Tingkat L 10
keasyikan n internet penggunaan
yang terus internet secara
berlebihan meningkat terus menerus
atau tidak
terkontrol, tidak Tingkat 11
mendesak mampu kemampuan
atau perilaku mengontrol kontrol
tentang penggunaan penggunaan
internet internet
72
penggunaan
maupun
komputer dan
akses internet
yang
menyebabkan
gangguan atau
distres yang
berkelanjutan
”
Shaw dan
(Shaw dan Black
Black (2013) (2013)
Pembelian Tendency to Tingkat
Kompulsif spend perilaku
sebagai Pembelanjaa
“seseorang n secara
yang berulang 12
melakukan ulang secara
pembelian tidak
suatu barang terencana
tanpa
mempertimba Reactive Tingkat
ngkan aspect perilaku
penggunaan dorongan O
barang yang kuat R 13 Konsumen
Pembelian tersebut serta untuk D Marketplac
kompulsif hanya berbelanja I e Shopee
(Y) memenuhi N Kota
nafsu/keingina Post Tingkat A Bandung .
n untuk purchase penyesalan L
memiliki guilt setelah 14
barang membeli
tersebut”
Sciffman
dan kanuk
Sciffman dan (2008)
Kanuk (2008)
skala likert. Menurut Sugiyono (2017), “Skala Likert digunakan untuk mengukur
sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena
73
Kota Bandung . Pemberian skor atas pilihan jawaban pertanyaan positif dan negatif
Tabel 3.5
Sumber data yang digunakan penulis pada penelitian ini adalah sumber data
dibutuhkan yang bersumber langsung dari objek pertama yang akan diteliti yaitu
74
Menggunakan data sekunder karena penulis mengumpulkan informasi dari data
yang telah diolah oleh pihak lain. Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari
1. Populasi
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik hasilnya (Sugiyono, 2013). Populasi pada penelitian
ini adalah penduduk kota bandung yang berjumlah 2.469.589 pada tahun 2023 data
2. Sampel
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut, oleh karena itu agar memiliki
karakteristik yang detail sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul
berikut :
Shopee.
pendekatan slovin,
75
𝑵
𝒏=
𝟏 + 𝑵𝒆𝟐
Dimana:
n = Jumlah sampel
N = Jumlah populasi
n = 2.469.589 / (1 + 2.469.589(0.1^2))
n = 2.469.589/ (1 + 2.469.589(0.01))
n = 2.469.589/ (1 + 24.695)
n = 2.469.589 / 24.696
n = 99,9
dibulatkan menjadi 100 responden. Sampel yang digunakan penulis dari 2.469.589
penduduk kota bandung pada tahun 2023 dengan persentase kelonggaran 10%
adalah 99,9 atau dibulatkan menjadi 100 responden. 100 responden ini akan dipilih
76
Penelitian lapangan (Field Research), dilakukan dengan cara mengadakan
peninjauan langsung pada perusahaan yang menjadi objek untuk mendapatkan data
A. Data Primer
2. Wawancara / Interview
3. Kuesioner
Marketplace Shopee Kota Bandung saat pra survei untuk mengetahui hal-
77
B. Data Sekunder
1. Studi Literatur
2. Jurnal Ilmiah
alat ukur (kuesioner) yang digunakan memiliki kesahihan (validity) dan keandalan
(reliability) untuk mengukur secara cermat dan tepat apa yang hendak diukur, maka
terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan reliabilitas terhadap alat ukur yang
digunakan.
Suatu kuesioner dikatakan sahih atau valid jika pernyataan pada kuesioner mampu
mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut serta memiliki
nilai koefisien validitas yang lebih besar atau sama dari nilai t-kritis 0,30 (Ghozali,
2018)
yang diolah dengan menggunakan software Statistical Product and Service Solution
(SPSS v.21).
78
Tabel 3.6
Standar Penilaian Validitas
Value Validity
Good 0,50
Acceptable 0,30
Marginal 0,20
Poor 0,10
Sumber: Ghozali (2018)
1. Jika rhitung > rtabel, maka instrumen atau item pernyataan berkorelasi
2. Jika rhitung < rtabel, maka instrumen atau item pernyataan tidak berkorelasi
𝑵 ∑ 𝒙𝒚 − (∑ 𝒙) (∑ 𝒚)
𝒓𝒙𝒚 =
√[𝑵 ∑ 𝒙𝟐 − (∑ 𝒙)𝟐 ] − [𝑵 ∑ 𝒚𝟐 − (∑ 𝒚)𝟐 ]
Keterangan:
𝑟 = Nilai Koefisien Korelasi Pearson
∑𝑥 = Jumlah hasil pengamatan variabel X (kepribadian,conspicuous consumption, kecanduan
internet)
∑𝑦 = Jumlah hasil pengamatan variabel Y (pembelian kompulsif)
∑ 𝑥2 =Kuadrat dari Total Jumlah Variabel X (kepribadian, conspicuous consumption,
kecanduan internet)
∑ 𝑦2 = Kuadrat dari Total Jumlah Variabel Y (pembelian kompulsif)
∑ 𝑥𝑦 = Jumlah hasil kali pengamatan variabel X (kepribadian, conspicuous consumption,
kecanduan internet) dan Variabel Y (pembelian kompulsif)
𝑁 = Jumlah responden dalam pelaksanaan penelitian
𝒓 √(𝒏 − 𝟐)
𝒕= ∶ 𝒅𝒃 = 𝒏 − 𝟐
√𝟏 − 𝒓𝟐
Dimana:
𝑛 = ukuran sampel
𝑟 = koefisien korelasi pearson
79
3.2.4.2 Uji Reliabilitas
Menurut Cooper yang dikutip oleh Umi Narimawati, dkk. (2010:43) bahwa
pengungkapan dari data. Metode yang digunakan untuk uji reliabilitas adalah Split
Half Method (Spearman-Brown Correlation) atau Teknik Belah Dua. Metode ini
menghitung reliabilitas dengan cara memberikan tes pada sejumlah subyek dan
kemudian hasil tes tersebut dibagi menjadi dua bagian yang sama besar dengan
Keterangan:
Uji reliabilitas merupakan salah satu ciri utama instrument pengukuran yang
baik. Adapun kriteria penilaian uji reliabilitas yang dikemukakan oleh Barker et al.
Tabel 3. 1
Standar Penilaian Reliabilitas
Kategori Nilai
Good 0,80
Acceptable 0,70
Margin 0,60
Poor 0,50
Sumber: Barker et al. (2002:70)
80
3.2.4.3 Uji MSI
pendekatan kuantitatif. Karena data yang didapat dari kuesioner merupakan data
ordinal, sedangkan untuk menganalisa data di perlukan data internal, maka untuk
determinasi.
sebagai berikut:
kurva normal.
Sumber: Umi Narimawati, Sri Dewi Anggadini, dan Linna Ismawati (2011:29)
81
Dimana:
Means of Interval : Rata-Rata Interval
Dencity at Lower Limit : Kepadatan bawah atas
Dencity at Upper Limit : Kepadatan atas bawah
Area Bellow Upper Limit : Daerah di bawah batas atas
Area Bellow Lower Limit : Daerah di bawah batas bawah
menggunakan rumus:
Proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang telah diperoleh dari hasil
pola, memilih mana yang lebih penting dan yang akan dipelajari, dan membuat
Setelah data terkumpul penulis melakukan analisis terhadap data yang telah
82
pernciptaan nilai bersama diperoleh kesimpulan. Menurut Umi Narimawati, dkk.
skor.
ataupun grafik.
Skor aktual adalah jawaban seluruh responden atas kuesioner yang telah
diajukan. Skor ideal adalah skor atau bobot tertinggi atau semua responden
diasumsikan memilih jawaban dengan skor tertinggi. Penjelasan bobot nilai skor
83
Tabel 3. 2
Kriteria Presentase Tanggapan Responden
sedangkan untuk menganalisis data diperlukan data interval, maka untuk mengatasi
determinasi.
berganda estimasinya.
84
Y = α + β1X1 + β 2X2 + β 3X3
Dimana:
Y = Pembelian Kompulsif
α = Konstanta dari persamaan regresi
β1 = Koefisien regresi dari variabel X1, kepribadian
β2 = Koefisien regresi dari variabel X2, Conspicuous Consumption
β3 = Koefisien regresi dari variabel X3, Kecanduan Internet
X1 = Kepribadian
X2 = Conspicuous Consumption
X3 = Kecanduan Internet
Untuk memperoleh hasil yang lebih akurat pada analisis regregi berganda
maka dilakukan pengujian asumsi klasik agar hasil yang diperoleh merupakan
persamaan regresi yang memiliki sifat Best Linier Unbiased Estimator (BLUE).
a. Uji Normalitas
Persamaan regresi dikatakan baik jika mempunyai data variabel bebas dan
yang baik adalah model regresi yang memiliki distribusi normal atau
asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid dan statistik
85
b. Uji Multikolinieritas
adanya korelasi antar variabel bebas (independen), model regresi yang baik
c. Uji Heteroskedastisitas
persamaan regresi berganda perlu juga diuji mengenai sama atau tidak
varian dari residual dari observasi yang satu dengan observasi yang lain.
heteroskedastisitas”.
2) Analisis Korelasi
86
(Pembelian Kompulisif), dengan menggunakan pendekatan koefisien korelasi
Dimana: -1 ≤ r ≤ +1
r = Koefisien Korelasi
x = variabel Kepribadian, Conspicuous Consumption, Kecanduan Internet
y = variabel Pembelian Kompulsif
n = Jumlah Responden
Tabel 3.3
Tingkat Keeratan Korelasi
0 – 0.20 Sangat rendah (hampir tidak ada hubungan)
0.21 – 0.40 Korelasi yang lemah
0.41 – 0.60 Korelasi sedang
0.61 – 0.80 Cukup tinggi
0.81 – 1 Korelasi tinggi
Sumber: Singgih Santoso (2012:34)
87
Koefisien korelasi parsial antar X2 (conspicuous consumption) terhadap Y
Jika r = -1 atau mendekati -1, maka hubungan antara kedua variabel kuat
88
Jika r = +1 atau mendekati +1, maka hubungan yang kuat antara variabel X
maka menunjukkan bahwa persamaan analisis jalur yang dihasilkan baik untuk
perhitungan dengan Microsoft atau SPSS atau secara manual didapat dari R2 =
SSreg / SStot.
Keterangan :
β = Beta (nilai standardized coefficients)
Zero order = Matriks korelasi variabel bebas dengan variabel
terikat Dimana :
Kd = 0, berarti pengaruh variabel X
(Kepribadian,Conspicuous Consumption,
Kecanduan Internet) terhadap variabel Y
(Pembelian Kompulsif), lemah
Kd =1,berarti pengaruh variabel X
(Kepribadian,Conspicuous Consumption, Kecanduan
Internet) terhadap variabel Y (Pembelian Kompulsif),
kuat
89
b) Analisis Koefisiensi Determinasi Berganda (Simultan)
𝐾𝑑 = 𝑟2 × 100 %
Keterangan :
90
3.3.2 Pengujian Hipotesis
dari populasi, cara ini lebih mudah dibandingkan dengan menghitung seluruh
anggota populasi. Setelah mendapatkan hasil statistik dari sampel, maka hasil
tersebut dapat digunakan untuk menguji pernyataan populasi, apakah bukti empiris
didasarkan pada bukti sampel yang dipakai untuk menentukan apakah hipotesis
merupakan suatu pernyataan yang wajar dan oleh karenanya tidak ditolak, atau
hipotesis tersebut tidak wajar dan oleh karena itu harus ditolak”.
𝑟 √𝑛 − 2
𝑡=
√1 − 𝑟 2
Dimana:
t = Nilai Uji t
r = Koefisien korelasi
𝑟2 = Koefisien determinasi
n = Jumlah sampel
hubungan.
b. Jika | thitung | > ttabel, maka H0 ditolak dan Hα diterima. Artinya antara
ditolak.
b. Jika nilai signifikansi < taraf nyata (0,05), maka H0 ditolak dan Hα
diterima.
Daerah peneriman H0
-ttabel ttabel
Gambar 3.1
92
Adapun rancangan hipotesis dalam penelitian ini adalah :
kompulsif.
pembelian kompulsif.
Bandung .
kompulsif.
93
2. Pengujian Secara Simultan/Total (Uji F)
terhadap variabel terikat. Uji statistik yang digunakan pada pengujian simultan
adalah Uji F atau yang biasa disebut dengan Analysis of variance (ANOVA).
𝑅 2 /𝑘
𝐹ℎ =
(1 − 𝑅 2 )/(𝑛 − 𝑘 − 1)
Dimana:
R = Koefisien korelasi ganda
k = Jumlah variabel independen
n = Jumlah anggota sampel
ditolak
b) Jika nilai signifikansi < taraf nyata (0,05), maka H0 ditolak dan Hα
diterima.
94
Daerah penolakan H0
Daerah peneriman H0
-Ftabel Ftabel
Gambar 3.2
Daerah penerimaan dan penolakan Hipotesis Uji F
Berikut rancangan hipotesis secara simultan dalam penelitian ini adalah :
Bandung .
95
KUESIONER PENELITIAN
PETUNJUK PENGISIAN
Dibawah ini terdapat beberapa pernyataan dengan lima pilihan jawaban
yang perlu anda isi dengan memberi tanda check mark (√). Pilihan yang tersedia
yaitu:
Sangat Setuju = SS
Setuju =S
Kurang =K
Tidak Setuju = TS
Sangat Tidak Setuju = STS
96
Hormat
Saya,
Adianto
97
I. IDENTITAS RESPONDEN
a. Nama : …………
b. Jenis Kelamin :
Pria Wanita
c. Usia :
19-29 tahun 30-40 tahun > 41 tahun
d. Pekerjaan :
Mahasiswa/i Karyawan Wirausaha
Lainnya
e. Jumlah pendapatan :
< Rp 1.000.000 Rp 1.000.000 – Rp 3.000.000
Rp > 3.000.000
98
III. PERNYATAAN
JAWABAN
No Kepribadian (X1)
SS S K TS STS
Ekstraversi
1 Saya cenderung membeli barang-barang yang tidak dibutuhkan
hanya karena merasa tergoda atau terdorong oleh lingkungan
sekitar
agreeableness
SS S K TS STS
2. Saya selalu mempercayai pendapat orang lain dalam keputusan
pembelian
Conscientiousness
SS S K TS STS
3 Saya selalu mempertimbangkan secara matang sebelum membeli
sesuatu
Neuroticsm
SS S K TS STS
4. Saya cenderung membeli barang-barang untuk meredakan stress
atau ketegangan emosional
Openness to experience
SS S K TS STS
5. Saya sering kali membeli barang-barang hanya untuk memenuhi
rasa ingin tahu atau rasa penasaran yang kuat
JAWABAN
No Conspicuous Consumption (X2)
SS S K TS STS
Happiness and wellbeing
Saya sering kali tergoda untuk membeli barang-barang ketika saya
6
melihat iklan atau penawaran menarik di internet
Status
SS S K TS STS
7 Saya cenderung membeli barang-barang hanya karena ingin
mendapat pengakuan dari orang lain
Prestige
SS S K TS STS
8 Saya lebih cenderung membeli barang-barang dengan merk
terkenal untuk menunjukan diri saya di mata orang lain
99
JAWABAN
No Kecanduan Internet (X3)
SS S K TS STS
Perhatian tertuju pada internet
Saya sering kali tergoda untuk membeli barang-barang ketika saya
9
melihat iklan atau penawaran menarik di internet
Penggunaan Internet Terus Menerus
SS S K TS STS
10 Saya sering menghabiskan waktu lebih lama di internet untuk
mencari barang-barang atau melakukan aktivitas belanja online
Tidak mampu mengontrol penggunaan Internet
SS S K TS STS
11 saya merasa sulit untuk menghentikan atau mengurangi
penggunaan internet ketika sedang berbelanja online
JAWABAN
No Pembelian Kompulsif (Y)
SS S K TS STS
Tendency to spend
Saya sering terdorong membeli barang-barang di shopee yang
12
sebenarnya tidak saya butuhkan
Reactive Aspect
13 Saya berbelanja di shopee sebagai penghilang stress
Post purchase guilt
14 Saya merasa cemas setelah menghamburkan uang untuk berbelanja
di shopee
100
Daftar Pustaka
103-127.
Bronner, F., & de Hoog, R. (2018). Conspicuous consumption and the rising
dataindonesia.id/ekonomi-digital/detail/ragam-ecommerce-favorit-
konsumen-indonesia-apa-saja
101
Ditasari, V., & Sudarsono, J. (2015). Pengaruh Materialism Happiness,
Goslar, M., Leibetseder, M., Muench, H. M., Hofmann, S. G., & Laireiter,
Kadir, H. A., Syarifuddin, T., Wahba, Rahma, A., & Andini, N. (2018).
University).
102
Kolańska-Stronka, M., & Gorbaniuk, O. (2022). Materialism, conspicuous
Education Inc.
Lee, Y.-H., Ko, C.-H., & Chou, C. (2015). Re-visiting Internet addiction
Lee, S., Park, J., & Bryan Lee, S. (2016). The interplay of Internet addiction
Accounting, 7(41).
103
Otero-López, J. M., Santiago, M. J., & Castro, M. C. (2021). Big five
Sifat Kepribadian. Seminar Nasional dan The 5th Call For Syariah
Putri, Diah Ayu K., Santy Raeni Dwi. (2019). Pengaruh Money Attitude
Sahin, O., & Nasir, S. (2022). The effects of status consumption and
Shemeis, M., Asad, T., & Attia, S. (2021). The effect of big five factors of
104
Tarhan, M. (2020). Tüketicilerin Cep Telefonu Satın Alma Davranışlarında
105
106