Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN SURVEI BANGKITAN PERGERAKAN

DAN SOSIO-EKONOMI DI KELURAHAN TAKOMA

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 5

ARTY AMALIA LESSY 07231911059


SAHIBA MUSTAMIN 07231911052
RAHMANIA ABU HI JUMAT 07231911047
NASYA FAUZIAH ANDREAS 07231911046
JULFIKAR MUJAKIR 07231911010

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KHAIRUN
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa Allah SWT. Karena atas
berkah dan karunia-Nya. Sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Survei
Bangkitan Pergerakan kendaraan di kelurahan takoma ini tepat pada waktunya
yang mana tugas survei ini dibuat untuk memenuhi tugas dari mata kuliah
Pemodelan Transportasi. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang Bangkitan Pergerakan kendaraan di kelurahan taakoma bagi
para pembaca dan juga bagi penulis.

Terlebih dahulu, saya mengucapkan terima kasih kepada Dr.Ir.Raudha


Hakim ST MT selaku Dosen Permodelan Transportasi yang telah memberikan
tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan
bidang studi yang kami tekuni ini.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang tidak
dapat saya sebutkan semua, terima kasih atas bantuannya sehingga sehingga kami
dapat menyelesaikan tugas ini

Kemudian, saya menyadari bahwa tugas yang saya tulis ini masih jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun kami butuhkan
demi kesempurnaan laporan ini.

Ternate, 12 Juni 2022

Kelompok 5

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................ii

DAFTAR ISI............................................................................................................iii

DAFTAR GAMBAR................................................................................................v

DAFTAR TABEL....................................................................................................vi

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................1

1.1. Latar Belakang.............................................................................................1


1.2. Rumusan Masalah........................................................................................2
1.3. Tujuan .........................................................................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...............................................................................3

2.1. Bangkitan Pergerakan..................................................................................3


2.2. Konsep Pemodelan Bangkitan Pergerakan..................................................4
2.3. Hubungan Transportasi dan Penggunaan Lahan..........................................5
2.3.1. Model Interaksi Transportasi dan Penggunaan Lahan.....................5
2.3.2. Penggunaan Lahan Ditinjau Dari Sistem Kegiatan..........................5
2.4. Perjalanan (Trip)..........................................................................................5
2.4.1. Maksud Perjalanan...........................................................................5
2.4.2. Karakteristik Pelaku Perjalanan.......................................................6
2.4.3. Karakteristik Perjalanan...................................................................6
2.4.4. Distribusi Perjalanan........................................................................6

BAB III METODOLOGI PENELITIAN..................................................................8

3.1. Waktu dan Tempat Penelitian.....................................................................8


3.2. Definisi Operasional Penelitian...................................................................9
3.3. Metode Pengambilan Data...........................................................................9
3.4. Jenis dan Sumber Data.................................................................................9

iii
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.................................................................10

4.1. Populasi dan Data Sampel..........................................................................10


4.2. Karakteristik Responden.............................................................................12
4.2.1. Jumlah Anggota Keluarga..............................................................13
4.2.2. Anggota Keluarga yang Bekerja....................................................14
4.2.3. Jumlah Anggota Keluarga yang sedang Menempuh Pendidikan...14
4.2.4. Jumlah Kepemilikan Kendaraan....................................................15
4.3. Generator Aktifitas......................................................................................17
4.4. Analisis Bangkitan Perjalanan dengan Metode Seragam dan Satu Batasan
.....................................................................................................................18
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN...................................................................17

5.1. Kesimpulan.................................................................................................17
5.2. Saran...........................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................18

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Trip Production Dan Trip Attraction..................................................3


Gambar 3.1. Peta Wilayah Kelurahan Takoma.......................................................8
Gambar 4.1. Rekapitulasi Jumlah Penduduk Kelurahan Takoma..........................10
Gambar 4.2. Persentase Jumlah Anggota Keluarga...............................................13
Gambar 4.3. Persentase Jumlah Anggota Keluarga yang bekerja..........................14
Gambar 4.4. Persentase Jumlah Anggota Keluarga yang Sedang Menempuh
Pendidikan................................................................................................................15
Gambar 4.5. Persentase Jumlah Kepemilikan Kendaraan......................................16

v
DAFTAR TABEL

vi
2

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Seiring dengan pertambahan dan perkembangan penduduk serta
kecenderungan persaingan yang semakin ketat dalam aspek ekonomi dan aspek
sosial lainnya, menyebabkan tingginya tingkat aktivitas pergerakan yang terjadi.
Pemenuhan akan berbagai kebutuhan dan pemanfaatan tata guna lahan merupakan
suatu parameter untuk mengetahui seberapa besar tingkat pergerakan yang terjadi.
Pergerakan yang terjadi antara dua tempat yaitu tempat dimana barang/jasa
dibutuhkan ke tempat dimana barang/jasa tersedia merupakan jawaban dalam
proses pemenuhan kebutuhan, dimana kebutuhan itu tidak terpenuhi di tempat dia
berada tetapi terpenuhi di tempat lain. Terdapat bermacam macam jenis
pemenuhan kebutuhan seperti perjalanan untuk pemenuhan kebutuhan
pendidikan, pekerjaan, rekreasi, dan lain – lain. Bentuk kegiatan tersebut akan
menentukan jenis pola perjalanan yang terjadi dalam suatu zona atau wilayah.
Dimana perjalanan individu pada suatu zona akan berbeda dengan zona yang
lainnya, yang akan dipengaruhi oleh karakteristik – karakteristik pelaku
pergerakan dalam zona tersebut.
Pada kelurahan Takoma terdapat banyak jalan-jalan yang di lewati oleh
kendaraan karena berada di sekitar wilayah Kota baru, kampong pisang, Toboko
dan Tanah tinggi. Pada kelurahan Takoma terdapat jalan siswa yang dimana pada
wilayah itu terdapat sarana dan prasranaa pendidikan, kesehatan, Ekonomi dan
Keamanan dan Ketertiban yangt artinya banyak kendaraan yang melewati jalur
itu. Adanya tempat pemukiman penduduk, Gedung – gedung sekolah, Gedung –
gedung Perkantoran dan Prasarana kesehatan dan lain – lain merupakan salah satu
jenis dari pemanfaatan tata guna lahan yang akan menimbulkan tarikan dan
bangkitan pergerakan. Tata guna lahan ini menimbulkan interaksi bagi pergerakan
arus manusia baik aktivitas dari penduduk setempat seperti bekerja atau
pendidikan dan tujuan pariwisata. Besar bangkitan pergerakan tersebut tergantung
pada berbagai variabel yang mempengaruhinya, sehingga untuk memperkirakan
3

besar bangkitan pergerakan tersebut diperlukan survei bangkitan pergerakan dan


sosio ekonomi pada tata guna lahan tersebut.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas,dapat dirumuskan
permasalahan penelitian ini yaitu bagaimana tingkat bangkitan pergerakan dan
sosio ekonomi yang terjadi di Kelurahan Takoma?

1.3. Tujuan
Berdasarkan perumusan masalah diatas,maka tujuan penelitian yang ingin
dicapai adalah untuk mengetahu tingkat bangkitan pergerakan dan sosio ekonomi
yang terjadi di Kelurahan Takoma?
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Landasan Konsep Bangkitan dan Tarikan Lalu Lintas

Bangkitan perjalanan adalah tahapan permodelan yang memperkirakan jumlah


pergerakan yang berasal dari suatu zona atau tata guna lahan dan jumlah
pergerakan yang tertarik ke suatu tata guna lahan atau zona. Pergerakan lalu lintas
merupakan fungsi tata guna lahan yang menghasilkan aliran lalu lintas. Bangkitan
lalu lintas ini mencakup.

a. Lalu lintas yang meninggalkan suatu lokasi


b. Lalu lintas yang menuju atau tiba ke suatu lokasi

Bangkitan dan tarikan perjalanan terlihat secara diagram pada gambar 2.2
(Wells,1975).

Hasil keluaran dari perhitungan bangkitan dan tarikan lalu lintas berupa
jumlah kendaraan, orang atau angkutan barang per satuan waktu, misalnya
kendaraan/jam. Kita dapat dengan mudah menghitung jumlah orang atau
kendaraanyang masuk atau keluar dari suatu luas tanah tertentu dalam satu hari
(atau satu jam) untuk mendapatkan bangkitan dan tarikan pergerakan.

Bangkitan dan tarikan lalu lintas tersebut tergantung pada dua aspek tata guna
lahan:

a. Jenis tata guna lahan


4

b. Jumlah aktifitas dan intensitas pada tata guna lahan tersebut Jenis tata guna
lahan yang berbeda (pemukiman, pendidikan, dan komersial) mempunyai
ciri bangkitan lalu lintas yang berbeda:
c. Jumlah arus lalu lintas
d. Jenis lalu lintas (pejalan kaki, truk atau mobil)
e. Lalu lintas pada waktu tertentu (sekolah menghasilkan arus lalu lintas pada
pagi dan siang hari, pertokoan menghasilkan arus lalu lintas di sepanjang
hari)

2.2 Tata Guna Lahan

Sistem pergerakan sangat mempengaruhi tata guna lahan. Perbaikan akses


transportasi akan meningkatkan atraksi/tarikan kegiatan dan berkembangnya guna
lahan kota. Sistem transportasi yang baik akan menjamin pula efektivitas
pergerakan antar fungsi kegiatan di dalam kota itu sendiri. Sistem transportasi
perkotaan terdiri dari berbagai aktivitas seperti bekerja, sekolah, olah raga, belanja
dan bertamu yang berlangsung di atas sebidang tanah (rumah, sekolah, pertokoan
dan lain - lain). Potongan lahan ini biasa disebut tata guna lahan. Tata guna lahan
berkaitan erat dengan kegiatan (aktivitas) manusia.

Guna lahan dibentuk oleh 3 (tiga) unsur yaitu manusia, aktivitas dan lokasi
yang saling berinteraksi satu sama lain. Manusia sebagai makhluk sosial memiliki
sifat yang sangat dinamis yang diperlihatkan dari berbagai aktivitas yang
diperbuatnya. Manusia membutuhkan ruang untuk melakukan aktivitasnya yang
menjadi guna lahan. Dalam lingkup kota, guna lahan adalah pemanfaatan lahan
untuk kegiatan.

Secara umum, jenis guna lahan kota ada 4 (empat) jenis yaitu

1. pemukiman,
2. jaringan transportasi,
3. kegiatan industri/komersil dan
4. fasilitas pelayanan umum.
5

Untuk memenuhi kebutuhannya, manusia melakukan perjalanan di antara tata


guna lahan dengan menggunakan sistem jaringan transportasi (misalnya berjalan
kaki atau naik bus). Hal ini menimbulkan pergerakan arus manusia, kendaraan dan
barang. Kebutuhan perjalanan antar guna lahan ini akan menentukan jumlah dan
pola perjalanan penduduk kota. Sebagai contoh, besarnya jumlah perjalanan yang
terjadi ke pusat perdagangan akan sebanding dengan intensitas kegiatan kawasan
perdagangan itu sendiri, baik dilihat dari tingkat pelayanan maupun jenis kegiatan
yang terjadi di dalamnya. Dengan kata lain, jumlah dan pola perjalanan yang
terjadi dalam kota atau dapat disebut dengan pola bangkitan dan tarikan
perjalanan tergantung pada dua aspek tata guna lahan:

a. Jenis tata guna lahan (jenis penggunaan lahan).


b. Jumlah aktifitas dan intensitas pada tata guna lahan tersebut.

Pergerakan penduduk untuk mencapai satu tempat tujuan tertentu melahirkan apa
yang disebut sebagai perjalanan. Karakteristik perjalanan penduduk yang
dihasilkan tentu akan berbeda satu sama lain, tergantung dari tujuan perjalanan itu
sendiri. Hubungan yang mendasar dalam aspek transportasi adalah keterkaitan
antara guna lahan dan transportasi. Hubungan ini memiliki sifat yang saling
mempengaruhi. Pola pergerakan, volume dan distribusi moda angkutan
merupakan fungsi dari distribusi guna lahan. Sebaliknya, pola guna lahan
dipengaruhi oleh tingkat aksesibilitas sistem transportasi. Sistem transportasi
dipengaruhi oleh sistem kegiatan, pergerakan, dan jaringan. Adanya sistem
kegiatan akan mengakibatkan pembentukan sistem jaringan melalui perubahan

2.3 Hubungan Transportasi dan Penggunaan Lahan

Konsep paling mendasar yang menjelaskan terjadinya pergerakan atau perjalanan


selalu dikaitkan dengan pola hubungan antara distribusi spasial pergerakan dengan
distribusi spasial tata guna lahan yang terdapat dalam suatu wilayah, yaitu bahwa
suatu pergerakan dilakukan untuk melakukan kegiatan tertentu di lokasi yang
dituju, dan lokasi tersebut ditentukan oleh pola tata guna lahan kawasan tersebut.
Bangkitan pergerakan (trip generation) berhubungan dengan penentuan jumlah
6

pergerakan keseluruhan yang dibangkitkan oleh suatu kawasan. Dalam kaitan


antara aktifitas manusia dan antar wilayah ruang sangat berperan dalam
menciptakan pergerakan.

2.4. Konsep Perencanaan Transportasi

Konsep perencanaan transportasi telah berkembang hingga saat ini, dan yang
paling populer adalah model perencanaan 4 (empat) tahap. Model ini memiliki
beberapa seri sub-model yang masing - masing harus dilakukan secara terpisah
dan berurutan. Sub-model itu dapat dijelaskan sebagai berikut :

2.4.1. Aksesibilitas

Aksesibilitas adalah alat untuk mengukur potensial dalam melakukan


perjalanan, selain juga menghitung jumlah perjalanan itu sendiri. Aksesibilitas
dapat digunakan untuk menyatakan tingkat kemudahan suatu tempat untuk
dijangkau. Semakin mudah aksesibilitas dari daerah pemukiman ke daerah tujuan
pusat-pusat kegiatan, maka akan semakin besar pula jumlah perjalanan yang
terjadi.

2.4.2. Bangkitan dan Tarikan Perjalanan (Trip Generation)

Bangkitan dan tarikan pergerakan adalah tahapan permodelan yang


memperkirakan jumlah pergerakan yang berasal dari suatu zona atau tata guna
lahan dan jumlah pergerakan yang tertarik ke suatu tata guna lahan atau zona.

2.4.3. Sebaran Pergerakan (Trip Distribution)

Sebaran pergerakan sangat berkaitan dengan bangkitan pergerakan. Bangkitan


pergerakan memperlihatkan banyaknya lalu lintas yang dibangkitkan oleh setiap
tata guna lahan, sedangkan sebaran pergerakan menjelaskan ke mana dan dari
mana lalu lintas tersebut.

2.4.4. Pemilihan Moda (Moda Split, Moda Choice)


7

Jika terjadi interaksi antara 2 (dua) tata guna lahan dalam suatu kota, maka
seseorang akan memutuskan bagaimana interaksi tersebut akan dilakukan. Dalam
kebanyakan kasus, pilihan pertama adalah dengan menggunakan jaringan selular
(karena pilihan ini dapat menghindarkan dari terjadinya perjalanan). Keputusan
harus ditetapkan dalam hal pemilihan moda, secara sederhana moda berkaitan
dengan jenis transportasi yang digunakan. Salah satu pilihannya adalah dengan
berjalan kaki atau menggunakan kendaraan. Jika menggunakan kendaraan,
pilihannya adalah kendaraan pribadi atau kendaraan umum.Jika terdapat lebih dari
satu jenis moda, maka yang dipilih adalah yang memiliki rute terpendek, tercepat
atau terekonomis.

2.4.5. Pemilihan Rute (Route Choice)

Dalam kasus ini, pemilihan moda dan rute dilakukan bersama - sama. Untuk
angkutan umum, rute ditentukan berdasarkan moda transportasi. Untuk kendaraan
pribadi, diasumsikan bahwa orang akan memilih moda transportasinya dulu
kemudian rutenya. Seperti pemilihan moda, pemilihan rute juga tergantung pada
alternative terpendek, tercepat, termurah, dan diasumsikan bahwa pemakai jalan
mempunyai informasi yang cukup (misalnya tentang kemacetan jalan) sehingga
mereka dapat menentukan rute terbaik.

2.4.6. Arus Lalu Lintas Dinamis (Arus lalu lintas pada jaringan jalan)

Arus lalu lintas berinteraksi dengan sistem jaringan transportasi. Jika arus lalu
lintas meningkat pada ruas jalan tertentu, waktu tempuh pasti bertambah (karena
kecepatan menurun).Arus maksimum yang dapat melewati suatu ruas jalan biasa
disebut kapasitas ruas jalan tersebut.Arus maksimum yang dapat melewati suatu
titik (biasanya pada persimpangan dengan lampu lalu lintas) biasa disebut arus
jenuh.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan selama 3 bulan yaitu bulan April 2022 sampai dengan
bulan Juni 2022. Objek penelitian berlangsung di Kelurahan Takoma , Kecamatan
Ternate Tengah.

Gambar 3.1. Peta Wilayah Kelurahan Takoma

(Sumber : www.googlemaps.com )
3.2. Definisi Operasional Penelitian
Tujuan utama dari defenisi variabel operasional adalah untuk menghindari
penafsiran ganda (double defenition) terhadap variabel-variabel yang digunakan
dalam suatu penelitian. Oleh karena itu variabel-variabel dalam penelitian ini
didefenisikan sebagai berikut:
 Produksi perjalanan (Y) adalah jumlah perjalanan yang dihasilkan oleh
tiap rumah tangga.
 Variabel yang berhubungan dengan produksi perjalanan (X) yaitu :
Komposisi keluarga, jumlah anggota keluarga yang bekerja, jumlah
anggota keluarga yang belajar, jumlah anggota keluarga yang bekerja dan
belajar, kepemilikan kendaran, penghasilan keluarga.
3.3. Metode Pengambilan Data
9

Dalam mencapai tujuan dari penelitian ini dilakukan beberapa tahapan


yang dianggap perlu. Pelaksanannya secara garis besar dapat diberikan sebagai
berikut :
1. Tahapan pertama adalah melakukan studi literatur dalam usaha
memperoleh teori-teori yang berhubungan dengan penyelesaian penelitian
ini.
2. Tahap kedua adalah menentukan jumlah dan distribusi sampel yang sesuai
pada daerah penelitian.
3. Tahap ketiga adalah pengorganisasian data yang dibutuhkan, metode
pengumpulan data dan penyajian data yang diperoleh dari survei.
4. Tahap keempat adalah melakukan interview yaitu wawancara yang
dilakukan ke masing-masing responden yang dipilih secara acak.
(Menggunakan Google froms).
5. Tahap kelima mengedit data yang telah dikumpulkan dan membuat
tabulasi.
6. Tahap akhir adalah melakukan aalisis data hasil survei dengan
menggunakan Program microsoft office excel, untuk analisis Regresi
Linear berganda.
3.4. Jenis dan Sumber Data
Dalam penelitian ini, populasi yang diambil adalah populasi (rumah
tangga) masyarakat di wilayah Kelurahan Takoma. Sampel yang dipilih
(restricted random sample) atau teknik penarikan sampel yang digunakan adalah
Stratified Random Sampling yaitu sampel acak berstrata .
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Populasi dan Data Sampel
Untuk mempelajari populasi diperlukan sampel yang diambil dari populasi
yang bersangkutan, oleh karena itu dibutuhkan penarikan sampel. Jumlah rumah
tangga untuk Kelurahan Kayu Merah pada tahun 2022. Jumlah total populasi di
Kelurahan Kayu Merah yaitu sebanyak 2.290 Jiwa.
Salah satu pertimbangan yang bijaksana, sebaiknya sampel penelitian ini
diambil sebanyak mungkin dari populasi, dengan demikian sifat dan karakteristik
populasi terwakili, konsekuensi logis dati pertimbangan ini adalah peneliti
mencurahkan waktu, tenaga dan biaya yang besar.
Pengambilan sampel dalam penelitian ini diuraikan dengan penjelasan
dibawah ini. Jumlah data yang diambil adalah 100 data karena asal variantnya
terhingga, maka rata-rata sampel akan mendekati distribusi normal. Untuk N ≥ 100
pendekatan ini sudah berlaku.

DATA PENDUDUK
PENDUDUK JUMLAH JIWA
LAKI - LAKI 1.153
PEREMPUAN 1.137
JUMLAH TOTAL JIWA 2.290

JUMLAH PENDUDUK MENURUT AGAMA


AGAMA JUMLAH JIWA
ISLAM 2.031
KRISTEN 161
KATOLIK 73
HINDU -
BUDHA 2
KONGHUCU 11

Tabel 4.1. Rekapitulasi Data Penduduk


13

Data produksi perjalanan yang diperoleh akan digunakan sebagai dasar


untuk menentukan jumlah sampel dapat dilihat pada Tabel 4.1 dan Tabel 4.2
Tabel 4.2. Data Sampel Produksi Perjalanan
No Produksi No Produksi
Sampel Perjalanan Sampel Perjalanan
1 5 41 5
2 5 42 4
3 5 43 5
4 5 44 4
5 5 45 5
6 4 46 5
7 5 47 4
8 5 48 5
9 3 49 4
10 2 50 5
11 4 51 5
12 5 52 4
13 5 53 5
14 5 54 2
15 5 55 5
16 5 56 5
17 5 57 3
18 5 58 5
19 5 59 5
20 5 60 2
21 4 61 5
22 4 62 4
23 3 63 4
24 5 64 3
25 5 65 5
26 5 66 5
27 5 67 2
28 5 68 2
29 4 69 5
30 5 70 5
31 5 71 3
32 2 72 5
33 5 73 5
34 5 74 5
35 5 75 5
36 4 76 5
37 5 77 4
38 4 78 5
39 5 79 5
40 5 80 5
Jumlah 183 174
Jumlah
22 4 62 4
23 3 63 4
24 5 64 3
14
25 5 65 5
26 5 66 5
27 5 67 2
28 5 68 2
29 4 69 5
Tabel 4.2. Lanjutan 30 5 70 5
31 5 71 3
32 2 72 5
33 5 73 5
34 5 74 5
35 5 75 5
36 4 76 5
37 5 77 4
38 4 78 5
39 5 79 5
40 5 80 5
Jumlah 183 174
Jumlah
357
Total

Tabel 4.3. Tabel Deskripsi Statistik Data Sampel

Produksi perjalnan/Minggu
N Minumum Maksimum Mean Std.Deviasi
80 2 5 4,46 0,9

Uji kecukupan data dimaksud untuk memastikan bahwa data yang diambil
adalah data yang akurat dan jumlah sampel yang diambil dapat mewakili populasi
yang ada. Spesifikasi tingkat kepercayaan 95% kemungkinan sampling error tidak
lebih dari 5% persen dari sample mean. Untuk convident level (z) 95% dari tabel
statistik diperoleh angka 0,195 dari standart error. Agar error yang diterima tidak
lebih dari 5% maka jumlah data harus dicari dengan perhitungan sebagai berikut:
Sampling error (se) yang dapat diterima:
= 0,05 x rata-rata produksi perjalanan
= 0,208
Maka: Se(x) = Se/z
= Ͳǡʹ Ͳͺ ΤͲǡͳͻ ͷ
= 1,065
4.2. Karakteristik Responden

4.2.1. Jumlah Anggota Keluarga


Dari hasil kuisioner data jumlah anggota keluaga dalam satu
rumah tangga sebagaimana yang ditunjukkan pada Tabel 4.3.
15

Anggota keluarga
1 orang 2 orang 3 orang > 3 orang
3 4 11 65

4.2.2. Anggota Keluarga yang Bekerja


Dari hasil kuisioner data jumlah anggota keluarga yang bekerja
dalam satu rumah tangga sebagaimana yang ditunjukkan dalam Tabel
4.4.

4.2.3. Jumlah Anggota Keluarga yang Sedang Menempuh Pendidikan


Dari hasil kuisioner data jumlah anggota keluarga yang sedang
menempuh pendidikan dalam satu rumah tangga sebagaimana yang
ditunjukkan pada Tabel 4.5.
16

4.2.4. Jumlah Kepemilikan Kendaraan


Dari hasil kuisioner data jumlah kepemilikan kendaraan dalam
satu rumah tangga sebagaimana yang ditunjukkan dalam Tabel 4.6.

4.3. Generator Aktifitas


Dari survey yang dilakukan pada Kelurahan Kayu Merah yang menjadi
generator aktifitas bagi masyarakat yang tinggal di kawasan Kelurahan Kayu
Merah yaitu:
a. Tujuan Bekerja
Tujuan bekerja bermacam-macam, mulai dari karyawan swasta maupun
yang bekeja diinstansi pemerintah.
b. Tujuan Pendidikan
Beberapa sekolah mulai dari tingkat taman kanak-kanak, sekolah dasar,
sekolah menengah pertama, sekolah menengah atas hingga perguruan
tinggi.
4.4. Analisis Bangkitan Perjalanan dengan Metode Seragam dan Satu
Batasan
a. Metode Tanpa Batasan/ Seragam
Zona tujuan
(ke)
Zona 1 Zona 2 Zona 3 ܳ௜ ܱ௜ ‫ܧ‬௜
Zona asal
(dari)
Zona 1 237 47 284 426 1,5
Zona 2 64 22 86 86 1,0
Zona 3 27 11 38 76 2,0
dd 91 248 69 408
Dd 182 372 69 588
Ed 2 1,5 1 1,441176
17

Zona tujuan
(ke)
Zona 1 Zona 2 Zona 3 ܳ௜ ܱ௜ ‫ܧ‬௜
Zona asal
(dari)
Zona 1 341,5588235 67,73529412 409,2941 426 1,5
Zona 2 92,23529412 31,70588235 123,9412 86 1,0
Zona 3 38,91176471 15,85294118 54,76471 76 2,0
dd 131,1470588 357,4117647 99,44117647 588
Dd 182 372 69 588

b. Metode Satu Batasan


(Batasan Bangkitan)
Zona tujuan
(ke)
Zona 1 Zona 2 Zona 3 ܳ௜ ܱ௜ ‫ܧ‬௜
Zona asal
(dari)
Zona 1 237 47 284 426 1,5
Zona 2 64 22 86 86 1,0
Zona 3 27 11 38 76 2,0
dd 91 248 69 408
Dd 182 372 69 588
Ed 2 1,5 1 1,441176

Zona tujuan
(ke)
Zona 1 Zona 2 Zona 3 ܳ௜ ܱ௜ ‫ܧ‬௜
Zona asal
(dari)
Zona 1 355,5 70,5 426 426 1,0
Zona 2 64 22 86 86 1,0
Zona 3 54 22 76 76 1,0
dd 118 377,5 92,5 588
Dd 182 372 69 588
Ed 1,542372881 0,985430464 0,745945946 1

(Batasan Tarikan)

Zona tujuan
(ke)
Zona 1 Zona 2 Zona 3 ܳ௜ ܱ௜ ‫ܧ‬௜
Zona asal
(dari)
Zona 1 237 47 284 426 1,5
Zona 2 64 22 86 86 1,0
Zona 3 27 11 38 76 2,0
dd 91 248 69 408
Dd 182 372 69 588
Ed 2 1,5 1 1,441176
18

Zona tujuan
(ke)
Zona 1 Zona 2 Zona 3 ܳ௜ ܱ௜ ‫ܧ‬௜
Zona asal
(dari)
Zona 1 355,5 47 402,5 426 1,5
Zona 2 128 22 150 86 1,0
Zona 3 54 16,5 70,5 76 2,0
dd 182 372 69 623
Dd 182 372 69 588
Ed 1 1,0 1 0,94382

Pada metode seragam dan satu batasan angka kenaikan yang didapatkan
yaitu 1,4 dimana angka toleransi atau faktor koreksi tidak boleh lebih dari
5% . dimana faktor koreksi 5% yaitu 0,95 > 1 < 1,4. Maka kenaikan
bangkitan sudah didapatkan.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil analisis data responden pada Kelurahan Kayu
Merah, maka dapat diambil kesimpulan yaitu dari hasil penelitian langsung
dilapangan, bangkitan perjalanan di kawasan Kelurahan Kayu Merah masih layak
karena dipengaruhi oleh pergerakan aktifitas tujuan bekerja dan sekolah.
5.2. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka ada beberapa saran yang dapat
diberikan berdasarkan hasil survey ini, antara lain:
1. Jumlah sampel penelitian dapat ditambah agar tingkat kepercayaan yang
diperoleh semakin baik.
2. Perlu adanya pengembangan dari segi ekonomi agar bertambahnya
lowongan pekerjaan sehingga meningkatkan nilai perekonomian warga
pada daerah Kelurahan kayu Merah.
3. Hasil dari survey ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan serta
sebagai bahan pendukung untuk perencanaan pengembangan kawasan
dan perencanaan transportasi pada daerah Kelurahan Kayu Merah.

DAFTAR PUSTAKA
19

Buamona, M. S., Dr. Ir. James, T. D., & Hendriek, K. S. (2017). Analisis
Pelayanan Transportasi Angkutan Kota Di Kota Ternate. Spasial 17330
34945 1 SM, 82-90.
Manoppo, M. R., & Theo K., S. (2011). Analisa Bangkitan Pergerakan Dan
Distribusi. Jurnal Ilmiah MEDIA ENGINEERING , 17-23.
PRATAMA, H. R. (2019, MARET). Analisis Model Tarikan Pergerakan Pada
Kampus. Retrieved from 130404112.PDF:
https://repositori.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/25140/130404112.
pdf?sequence=1&isAllowed=y

Anda mungkin juga menyukai