i
Z
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena berkat limpahan dan karunia-Nya penulis
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Tingkat Aksesibilitas Warga ITS Sukolilo
untuk Mengakses Masjid Manarul Ilmi ITS Surabaya” sebagai tugas besar dari mata
kuliah Sistem Transportasi. Makalah ini berisi laporan hasil survei primer dan sekunder
mengenai aksesibilitas warga ITS Sukolilo menuju Masjid Manarul Ilmi ITS.
Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu
dalam proses penyusunan dan penyelesaian makalah ini terutama kepada Dosen
Pengampu Mata Kuliah Sistem Transportasi yaitu
Demikian makalah Sistem Transportasi ini yang sekirangya masih terdapat
kekurangan. Oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun bagi penulis
untuk kedepannya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
ii
Z
DAFTAR ISI
iii
Z
iv
Z
DAFTAR TABEL
Tabel 4. 1. Perhitungan Aksesibilitas Berdasarkan Jarak dengan Moda Sepeda Motor 15
Tabel 4. 2. Perhitungan Aksesibilitas Berdasarkan Jarak dengan moda Jalan Kaki ...... 16
Tabel 4. 3. Perhitungan Aksesibilitas Berdasarkan Waktu dengan Moda Sepeda Motor
........................................................................................................................................ 17
Tabel 4. 4. Perhitungan Aksesibilitas Berdasarkan Waktu dengan Moda Jalan Kaki.... 18
Tabel 4. 5. Perhitungan Tingkat Aksesibilitas dengan Moda Sepeda Motor ................. 20
Tabel 4. 6. Penentuan Tingkat Aksesibilitas berdasarkan Jarak dengan Moda
Transportasi Jalan Kaki .................................................................................................. 21
Tabel 4. 7. Penentuan Tingkat Aksesibilitas berdasarkan Waktu dengan Moda
Transportasi Sepeda Motor ............................................................................................. 22
Tabel 4. 8. Penentuan Tingkat Aksesibilitas berdasarkan Waktu dengan Moda
Transportasi Jalan Kaki .................................................................................................. 23
Tabel 4. 9. Hasil Kuisioner ............................................................................................. 24
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4. 1. Pilihan Aksesibilitas Laki _laki berdasarkan Jarak ..................................... 24
Grafik 4. 2. Pilihan Aksesibilitas Laki – Laki berdasarkan Waktu ................................ 25
Grafik 4. 3. Pilihan Aksesibilitas Perempuan berdasarkan Jarak ................................... 25
Grafik 4. 4. Pilihan Aksesibilitas Perempuan berdasarkan Waktu ................................. 26
v
Z
BAB I
PENDAHULUAN
1
Z
2
Z
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Aksesibilitas
2.1.1 Pengertian Aksesibilitas
Menurut Black dalam Tamin (1997), aksesibilitas adalah konsep yang
menggabungkan sistem pengaturan tata guna lahan secara geografis dengan
sistem jaringan transportasi yang menghubungkannya. Aksesibilitas adalah suatu
ukuran kenyamanan atau kemudahan mengenai cara lokasi tata guna lahan
berinteraksi satu sama lain dan ‘mudah’ atau ‘susah’nya lokasi tersebut dicapai
melalui sistem jaringan transportasi. Pernyataan yang sama juga diungkapkan
oleh Warpani (1990) bahwa daya hubung atau akses adalah tingkat kemudahan
berhubungan dari satu tempat ke tempat lain. Apabila dari suatu tempat A orang
dapat dengan mudah berhubungan dan mendatangi tempat B atau sebaliknya,
apalagi bila hubungan dapat dilakukan dengan berbagai cara atau alat
penghubung, maka dikatakan akses A-B adalah tinggi. Namun selalu saja
terdapat perbedaan mengenai pengertian aksesibilitas ini. Seperti yang dikatakan
oleh Geurs dan Wee (2004), aksesibilitas didefinisikan dan diterapkan dalam
beberapa bidang ilmu serta cara yang berbeda sehingga menghasilkan pengertian
yang berbeda untuk setiap bidang ilmu.
Ada yang menyatakan bahwa aksesibilitas dapat dinyatakan dengan jarak.
Jika suatu tempat berdekatan dengan tempat lainnya, dikatakan aksesibilitas
antara kedua tempat tersebut tinggi. Sebaliknya, jika kedua tempat itu sangat
berjauhan, aksesibilitas antara keduanya rendah. Jadi, tata guna lahan yang
berbeda pasti mempunyai aksesibilitas yang berbeda pula karena aktivitas tata
guna lahan tersebut tersebar dalam ruang secara tidak merata (heterogen)
(Tamin, 1997).
Akan tetapi lebih lanjut lagi dijelaskan dalam bukunya (Tamin, 1997)
bahwa peruntukan lahan tertentu seperti bandara, lokasinya tidak bisa
sembarangan dan biasanya terletak jauh di luar kota (karena ada batasan dari
segi keamanan, pengembangan wilayah, dan lain-lain). Dikatakan aksesibilitas
ke bandara tersebut pasti akan selalu rendah karena letaknya yang jauh di luar
3
Z
4
Z
B = 𝐷𝑚𝑎𝑥−𝐷𝑚𝑖𝑛
1+3,3 log n
Atinggi = Dmin + B
Amenengah = Atinggi + B
Arendah = Atinggi + B + Dmax
Keterangan :
B = Batasan
Dmax = Jarak terjauh dari bangkitan ke tarikan
Dmin = Jarak terdekat dari bangkitan ke tarikan
n = Jumlah cluster
Atinggi = Aksesibilitas tinggi
AMenengah = Aksesibilitas menengah
ARendah = Aksesibilitas rendah
5
Z
𝐴=𝑀1.𝑀2
𝑑2
Keterangan:
A = Aksesibilitas
M1 = Bobot Bangkitan
M2 = Bobot Tarikan
D = Jarak/waktu antara kedua titik
6
Z
BAB III
GAMBARAN UMUM
7
Z
8
Z
BAB IV
ANALISA DAN PEMBAHASAN
9
Z
fungsi biaya perjalanan atau fungsi hambatan (impedance function). Model ini
diilhami oleh konsep hukum Gravity Newton (Tamin, 2000).
Dari hasil survei ini digunakanlah metode gravity dengan batasan bangkitan dan
tarikan, selanjutnya dapat diproses untuk menghitung aksesibilitas masing-masing
cluster dari titik bangkitannya.
Perhitungan aksesibilitas adalah dengan rumus sebagai berikut
𝐴=𝑀1.𝑀2
𝑑2
Keterangan:
A = Aksesibilitas
M1 = Bobot Bangkitan
M2 = Bobot Tarikan
D = Jarak/waktu antara kedua titik
Perhitungan aksesibilitas dalam laporan survei ini terdapat dua macam yaitu
aksesibilitas menurut jarak dan waktu. Jika melakukan perhitungan aksesibilitas
menurut jarak maka pembaginya atau D nya menggunakan jarak dari bangkitan ke
tarikan yang akan dihitung aksesibilitasnya. Bobot M1 pada perhitungan
aksesibilitas ini menggunakan jumlah warga ITS pada tahun 2018 karena fokus
utama bangkitannya adalah warga ITS. Sedangkan pada M2 bobotnya adalah
kapasitas Masjid Manarul Ilmi.
10
Z
11
Z
12
Z
13
Z
Dari tabel diatas didapatkan data jumlah civitas ITS dengan pembagian
sebanyak 7 klaster yang berjenis kelamin perempuan dan laki-laki adalah klaster
14
Z
1: 1516 jiwa dan 2750 jiwa, klaster 2: 1207 jiwa dan 1406 jiwa, klaster 3: 191
jiwa dan 425 jiwa, klaster 4: 1963 jiwa dan 1199 jiwa, klaster 5:1081 jiwa dan
966 jiwa, klaster 6: 774 jiwa dan 2770 jiwa, serta klaster 7: 1955 jiwa dan 4649
jiwa.
SEPEDA MOTOR
Total Civitas A A
Tarikan Jarak
No. Klaster Laki - (perempuan) (laki-laki)
Perempuan (jiwa) (m)
Laki
1. Klaster 1 1516 2750 1000 1200 1,05 1,91
2. Klaster 2 1207 1406 1000 500 4,83 5,62
3. Klaster 3 191 425 1000 120 13,26 29,51
4. Klaster 4 1963 1199 1000 500 7,85 4,80
5. Klaster 5 1081 966 1000 2400 0,19 0,17
6. Klaster 6 774 2770 1000 1900 0,21 0,77
7. Klaster 7 1955 4649 1000 1800 0,60 1,43
Tabel 4. 1. Perhitungan Aksesibilitas Berdasarkan Jarak dengan Moda Sepeda Motor
Sumber : Analisis Penulis
Dari tabel diatas didapatkan data total civitas ITS untuk menuju Masjid
Manarul Ilmi menggunakan moda transportasi sepeda motor dengan pembagian
klaster sebanyak 7 klaster dengan masing-masing klaster memiliki jarak (m);
klaster 1 : 1200 meter, klaster 2 : 500 meter, klaster 3 : 120 meter, klaster 4 : 500
meter, klaster 5 : 2400 meter, klaster 6 : 1900 meter, klaster 7 : 1800 meter dan
pada tarikan memiliki angka yang sama dikarenakan tempat bobot tarikan atau
tujuan adalah Masjid Manarul Ilmi yang dapat menampung sebesar 1000 jiwa.
Serta didapat nilai aksesibilitas setiap klaster yang dibagi menjadi dua yaitu
aksesibilitas perempuan dan laki-laki adalah klaster 1 : 1,05 dan 1,91, klaster 2 :
4,83 dan 5,62, klaster 3 : 13,26 dan 29,51, klaster 4 : 7,85 dan 4,80, klaster 5 :
0,19 dan 0,17, klaster 6 : 0,21 dan 0,77, klaster 7 : 0,60 dan 1,43.
15
Z
JALAN KAKI
Total Civitas A
Tarikan Jarak A
No. Klaster Laki - (laki-laki)
Perempuan (jiwa) (m) (perempuan)
Laki
1. Klaster 1 1516 2750 1000 610 4,07 7,39
2. Klaster 2 1207 1406 1000 160 47,15 54,92
3. Klaster 3 191 425 1000 150 8,49 18,89
4. Klaster 4 1963 1199 1000 380 13,59 8,30
5. Klaster 5 1081 966 1000 310 11,25 10,05
6. Klaster 6 774 2770 1000 500 3,10 11,08
7. Klaster 7 1955 4649 1000 550 6,46 15,37
Tabel 4. 2. Perhitungan Aksesibilitas Berdasarkan Jarak dengan moda Jalan Kaki
Sumber : Analisis Penulis
Dari tabel diatas didapatkan data total civitas ITS untuk menuju Masjid
Manarul Ilmi menggunakan moda transportasi jalan kaki dengan pembagian
klaster sebanyak 7 klaster dengan masing-masing klaster memiliki jarak (m);
klaster 1 : 610 meter, klaster 2 : 160 meter, klaster 3 : 150 meter, klaster 4 : 380
meter, klaster 5 : 310 meter, klaster 6 : 500 meter, klaster 7 : 550 meter dan pada
tarikan memiliki angka yang sama dikarenakan tempat bobot tarikan atau tujuan
adalah Masjid Manarul Ilmi yang dapat menampung sebesar 1000 jiwa. Serta
didapat nilai aksesibilitas setiap klaster yang dibagi menjadi dua yaitu
aksesibilitas perempuan dan laki-laki adalah klaster 1 : 4,07 dan 7,39, klaster 2 :
47,15 dan 54,92, klaster 3 : 8,49 dan 18,89, klaster 4 : 13,59 dan 8,30, klaster 5 :
11,25 dan 10,05, klaster 6 : 3,10 dan 11,08, klaster 7 : 6,46 dan 15,37.
16
Z
SEPEDA MOTOR
Total
Tarikan waktu A A
No. Klaster Laki -
Perempuan (jiwa) (s) (perempuan) (laki – laki)
Laki
1. Klaster 1 1516 2750 1000 169 53,08 96,29
2. Klaster 2 1207 1406 1000 55 399,01 464,79
3. Klaster 3 191 425 1000 93 22,08 49,14
4. Klaster 4 1963 1199 1000 230 37,11 22,67
5. Klaster 5 1081 966 1000 373 7,77 6,94
6. Klaster 6 774 2770 1000 304 8,38 29,97
7. Klaster 7 1955 4649 1000 230 36,96 87,88
Tabel 4. 3. Perhitungan Aksesibilitas Berdasarkan Waktu dengan Moda Sepeda Motor
Sumber : Analisis Penulis
Dari tabel diatas didapatkan data total civitas ITS untuk menuju Masjid
Manarul Ilmi menggunakan moda transportasi sepda motor dengan pembagian
klaster sebanyak 7 klaster dengan masing-masing klaster memiliki waktu (s);
klaster 1 : 169 detik, klaster 2 : 55 detik, klaster 3 : 93 detik, klaster 4 : 230 detik,
klaster 5 : 373 detik, klaster 6 : 304 detik, klaster 7 : 230 detik dan pada tarikan
memiliki angka yang sama dikarenakan tempat bobot tarikan atau tujuan adalah
Masjid Manarul Ilmi yang dapat menampung sebesar 1000 jiwa. Serta didapat
nilai aksesibilitas setiap klaster yang dibagi menjadi dua yaitu aksesibilitas
perempuan dan laki-laki adalah klaster 1 : 53,08 dan 96,29, klaster 2 : 399,01 dan
464,79, klaster 3 : 22,08 dan 49,14, klaster 4 : 37,11 dan 22,67, klaster 5 : 7,77
dan 6,94, klaster 6 : 8,38 dan 29,97, klaster 7 : 36,96 dan 87,88.
JALAN KAKI
Total Civitas Tarikan waktu A A (laki
No. Klaster
Perempuan Laki - Laki (jiwa) (s) (perempuan) – laki)
1. Klaster 1 1516 2750 1000 580 4,51 8,17
2. Klaster 2 1207 1406 1000 155 50,24 58,52
3. Klaster 3 191 425 1000 202 4,68 10,42
4. Klaster 4 1963 1199 1000 443 10,00 6,11
17
Z
Dari tabel diatas didapatkan data total civitas ITS untuk menuju Masjid
Manarul Ilmi menggunakan moda transportasi jalan kaki dengan pembagian
klaster sebanyak 7 klaster dengan masing-masing klaster memiliki waktu (s);
klaster 1 : 580 detik, klaster 2 : 155 detik, klaster 3 : 202 detik, klaster 4 : 443
detik, klaster 5 : 354 detik, klaster 6 : 489 detik, klaster 7 : 452 detik dan pada
tarikan memiliki angka yang sama dikarenakan tempat bobot tarikan atau tujuan
adalah Masjid Manarul Ilmi yang dapat menampung sebesar 1000 jiwa. Serta
didapat nilai aksesibilitas setiap klaster yang dibagi menjadi dua yaitu
aksesibilitas perempuan dan laki-laki adalah klaster 1 : 4,51 dan 8,17, klaster 2 :
50,24 dan 58,52, klaster 3 : 4,68 dan 10,42, klaster 4 : 10,00 dan 6,11, klaster 5 :
8,63 dan 7,71, klaster 6 : 3,24 dan 11,58, klaster 7 : 9,57 dan 22,76.
Atinggi = Dmin + B
Amenengah = Atinggi + B
Arendah = Atinggi + B + Dmax
Keterangan :
B = Batasan
Dmax = Jarak terjauh dari bangkitan ke tarikan
Dmin = Jarak terdekat dari bangkitan ke tarikan
18
Z
n = Jumlah cluster
Atinggi = Aksesibilitas tinggi
AMenengah = Aksesibilitas menengah
ARendah = Aksesibilitas rendah
𝐷max−Dmin 13,26−0,19
B= = = 4,35
3 3
19
Z
SEPEDA MOTOR
A Tingkat Aksesibilitas
A
(laki-
No. Klaster (perempuan) Laki –
laki) Perempuan
Laki
𝐷max−Dmin 47,15−3,10
B= = = 14,68
3 3
20
Z
JALAN KAKI
A Tingkat Aksesibilitas
A
(laki-
No. Klaster (perempuan) Laki –
laki) Perempuan
Laki
21
Z
SEPEDA MOTOR
A Tingkat Aksesibilitas
A
(laki-
No. Klaster (perempuan) Laki –
laki) Perempuan
Laki
22
Z
𝐷max−Dmin 58,52−6,11
B= = = 17,80
3 3
23
Z
20
15
10
0
Cluster 1 Cluster 2 Cluster 3 Cluster 4 Cluster 5 Cluster 6 Cluster 7
24
Z
20
15
10
0
Cluster 1 Cluster 2 Cluster 3 Cluster 4 Cluster 5 Cluster 6 Cluster 7
20
15
10
0
Cluster 1 Cluster 2 Cluster 3 Cluster 4 Cluster 5 Cluster 6 Cluster 7
25
Z
20
15
10
0
Cluster 1 Cluster 2 Cluster 3 Cluster 4 Cluster 5 Cluster 6 Cluster 7
Untuk menilai aksesibilitas dari cluster-cluster yang ada di ITS ke Manarul Ilmi,
kami juga menggunakan survey quisioner yang dibagikan kapada warga dari masing-
masing cluster. Berdasarkan hasil survei quisioner yang telah dibagikan kepada warga
masing-masing cluster didapatkan hasil seperti pada grafik diatas. Penjelasannya
mengenai grafik diatas adalah sebagai berikut :
1. Pada cluster 1 kecenderungan aksesibilitas tinggi pada moda transportasi motor.
Berdasarkan hasil quisioner, diketahui laki-laki dan perempuan cenderung
memilih moda transporasi motor karena jarak dari cluster yang dinilai jauh dan
waktu tempuh yang lebih cepat dibandingkan berjalan kaki. Hal ini juga
didukung oleh hasil analisis metode gravity dimana diketahui jika aksesibilitas
moda transportasi motor dari cluster 1 ke Manarul Ilmi dinilai tinggi.
2. Pada Cluster 2 kecenderungan aksesibilitas jalan kaki tinggi. Berdasarkan hasil
quisioner didapatkan hasil yaitu laki-laki dan perempuan cenderung memilih
jalan kaki dibandingkan moda transportasi motor dikarenakan jarak dari cluster
yang dinilai dekat dengan waktu tempuh yang lebih cepat dan ditambah dengan
pertimbangan kemudahan tanpa harus memarkir motor. Hal ini juga didukung
oleh hasil analisis metode gravity dimana diketahui jika aksesibilitas Jalan kaki
dari cluster 2 ke Manarul Ilmi dinilai tinggi.
3. Pada Cluster 3 kecenderungan aksesibilitas jalan kaki tinggi. Berdasarkan hasil
quisioner didapatkan hasil yaitu laki-laki dan perempuan cenderung memilih
jalan kaki dibandingkan moda transportasi motor dikarenakan jarak dari cluster
yang dinilai dekat dengan waktu tempuh yang lebih cepat dan ditambah dengan
pertimbangan kemudahan tanpa harus memarkir motor. Hal ini juga didukung
26
Z
oleh hasil analisis metode gravity dimana diketahui jika aksesibilitas Jalan kaki
dari cluster 3 ke Manarul Ilmi dinilai tinggi.
4. Pada Cluster 4 terlihat perbedaan kecenderungan tingkat aksesibilitas antara
laki-laki dan perempuan. Warga laki-laki cenderung memilih jalan kaki
dibandingkan moda transportasi motor dikarenakan jarak dari cluster yang
dinilai dekat dan tidak membutuhkan waktu tempuh yang lama. Sedangkan pada
warga perempuan, kecenderungan aksesibilitas tinggi pada moda transportasi
motor dikarenakan moda ini dinilai lebih cepat dan efisien untuk mencapai
tujuan. Hal ini juga didukung oleh hasil analisis metode gravity yang
menunjukkan aksesibilitas jalan kaki pada laki-laki yang tinggi dan aksesibilitas
moda transportasi motor yang tinggi pada perempuan.
5. Pada Cluster 5 terlihat kecenderungan tingkat aksesibilitas pada laki-laki lebih
tinggi pada jalan kaki dibanginkan dengan moda transportasi motor, hal ini
dikarenakan jarak dari cluster yang dinilai lebih dekat karena terdapat jalan
pintas dibanginkan dengan jalur motor yang agak jauh dan tidak membutuhkan
waktu tempuh yang lama. Sedangkan pada perempuan kecenderungan
aksesibilitas terlihat tinggi pada moda transportasi motor karena dinilai lebih
cepat dan efisien untuk mencapai tujuan. Hal ini juga didukung oleh hasil
analisis metode gravity yang menunjukkan aksesibilitas jalan kaki pada laki-laki
yang tinggi dan aksesibilitas moda transportasi motor yang tinggi pada
perempuan.
6. Pada cluster 6 kecenderungan aksesibilitas tinggi pada moda transportasi motor.
Berdasarkan hasil quisioner yang didapatkan adalah laki-laki dan perempuan
cenderung memilih moda transporasi motor karena jarak dari cluster yang dinilai
jauh dan waktu tempuh yang lebih cepat dibandingkan berjalan kaki. Hal ini
juga didukung oleh hasil analisis metode gravity dimana diketahui jika
aksesibilitas moda transportasi motor dari cluster 6 ke Manarul Ilmi dinilai
tinggi.
7. Pada cluster 7 warga laki-laki terdapat kecenderungan yang hampir seimbang
pada pemilihan moda transportasi motor atau jalan kaki. Hal ini dikarenakan
terdapat jalan yang memudahkan akses kepada pejalan kaki dan juga jalur motor
yang cepat untuk menuju Manarul Ilmi. Namun, pada perempuan
kecenderungan pemilihan moda transportasi terlihat tinggi pada moda
transportasi motor. Hal ini dikarenakan dengan moda transportasi motor dinilai
lebih cepat dan efisien dibandingkan harus berjalan kaki. Hal ini juga didukung
oleh hasil analisis metode gravity yang menunjukkan aksesibilitas jalan kaki dan
motor pada laki-laki yang tinggi dan aksesibilitas moda transportasi motor yang
tinggi pada perempuan.
27
Z
BAB V
5.1 Masalah
Berdasarkan studi kasus ini, ditemukan permasalahan sebagai berikut:
1. Tidak adanya akses pedestrian yang baik bagi pejalan kaki pada beberapa klaster
menuju Masjid Manarul Ilmi berupa jalan yang nyaman disertai lampu
penerangan, pepohonan rindang untuk memberikan kenyamanan dan keamanan
bagi warga ITS.
2. Dijumpai pada beberapa klaster terdapat akses jalan yang sudah ada namun
kontur jalan tidak rata dikarenakan akar pohon yang sehingga membahayakan
bagi pengguna.
5.2 Potensi
Berdasarkan hasil penelitian diketahui jika sudah terdapat akses untuk pejalan
kaki yang baik dan nyaman dari beberapa departemen menuju ke Masjid Manarul
Ilmi. Hal ini mendukung ITS untuk menjadi Eco Campus yang ramah lingkungan
karena dapat meminimalkan penggunaan moda trasnportasi untuk menjaga
kelestarian lingkungan.
28
Z
BAB VI
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, bahwa tingkat aksesibilitas
menuju Masjid Manarul Ilmi berdasarkan waktu, jarak, dan mode transportasi
berupa sepeda motor dan jalan kaki dari masing-masing departemen yang ada di
ITS telah tergolong menengah-tinggi. Hal ini berarti menunjukkan bahwa ITS telah
memiliki askesibilitas yang baik karena Masjid Manarul Ilmi dapat dengan mudah
dijangkau dengan moda transportasi sepeda motor ataupun jalan kaki oleh warga
yang ada di ITS.
6.2 Rekomendasi
Berdasarkan permasalahan diatas, maka dapat dirumuskan potensi sebagai
berikut:
1. Dibangun akses bagi pejalan kaki beserta elemen pendukungnya untuk
meningkatkan kenyamanan dan keamanan untuk pejalan kaki.
2. Memperbaiki kontur pada akses jalan yang telah ada.
29
Z
LAMPIRAN
LAMPIRAN 1
NO FOTO KETERANGAN
30
Z
31
Z
7.
32
Z
33
Z
LAMPIRAN 2
34
Z
DAFTAR PUSTAKA
Juniwan, Elyus. 2010. Tinjauan Geografis Objek Wisata Goa Putri di Desa Padang
Bindu Kecamatan Semidang Aji Kabupaten Ogan Komering Ulu Provinsi
Sumatera Selatan Tahun 2010.
35