Anda di halaman 1dari 31

KOMPARASI PELAYANAN INTEGRASI MODA

TRANSPORTASI DI KOTA MATARAM DAN IBU


KOTA JAKARTA DARI SEGI KINERJA DAN
AKSESIBILITAS

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN

RIZKAN GILANG AHMAD


19.02.318

POLITEKNIK TRANSPORTASI DARAT INDONESIA- STTD


PROGRAM STUDI DIII MANAJEMEN TRANSPORTASI JALAN
BEKASI
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur Saya panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena

atas karunianya saya dapat menyelsaikan laporan umum kuliah kerja lapangan

jurusan D-III Manajemen Transportasi Jalan tahun 2022 dengan judul

“KOMPARASI PELAYANAN INTEGRASI MODA TRANSPORTASI DI KOTA

MATARAM DAN KOTA IBU KOTA JAKARTA DARI SEGI KINERJA DAN

AKSESIBILITA “ tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan laporan saya ini adalah untuk memenuhi tugas

dalam rangka penyelesaian Program Studi D-III Manajemen Transportasi Jalan.

Selain itu penulisan laporan ini bertujuan untuk menambah wawasan dan ilmu

pengetahuan mengenai transportasi bagi pembaca maupun penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak dan ibu dosen pembimbing

bidang MTJ yang telah memberikan masukan serta pengetahuan dan wawasan

baru dalam penyusunan laporan ini. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada

semua pihak yang telah membantu dalam proses penyelesaian laporan ini.

Saya sebagai manusia biasa menyadari bahwasanya laporan yang saya tulis ini

masih jauh dari kata sempurna. Oleh karna itu, saran dan kritik yang bersifat

membangun akan sangat bermanfaat bagi saya dalam penyempurnaan laporan

ini.

Bekasi, 29 Juli 2022

Penulis

RIZKAN GILANG AHMAD


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................I

DAFTAR ISI..............................................................................................II

DAFTAR TABEL........................................................................................IV

DAFTAR GAMBAR......................................................................................V

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1

I.1 LATAR BELAKANG..............................................................................1

I.2 MAKSUD DAN TUJUAN.......................................................................2

I.3 RUANG LINGKUP...............................................................................2

BAB II GAMBARAN UMUM........................................................................3

II.1 KONDISI GEOGRAFIS DAN ADMINISTRATIF.....................................3

II.2 KONDISI DEMOGRAFI.....................................................................3

II.3 KONDISI EKONOMI.........................................................................4

II.4 KONDISI TRANSPORTASI................................................................6

BAB III PELAKSANAAN KULIAH KERJA LAPANGAN.................................8

III.1 SISTEM TRANSPORTASI TERPADU KOTA BEKASI..........................8

III.2 PELAYANAN ANTARMODA DI KOTA MATARAM.............................10


III.2.1 Fasilitas Integrasi Terminal Tipe A Mandalika....................... 13

SEKOLAH TINGGI TRANSPORTASI DARAT STTD ii


BAB IV PENUTUP....................................................................................20

IV.1 KESIMPULAN................................................................................23

IV.2 IDENTIFIKASI MASALAH...............................................................23

IV.3 REKOMENDASI AWAL PEMECAHAN MASALAH.................................24

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................25

LAMPIRAN

SEKOLAH TINGGI TRANSPORTASI DARAT STTD iii


DAFTAR TABEL

Tabel II. 1 Jumlah Penduduk, Kepadatan Penduduk, Rasio dan Laju Pertumbuhan

Penduduk Kota Mataram..................................................................................4

Tabel II. 2 Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut

Lapangan Usaha di Kota Mataram 2016–2020...................................................5

Tabel III. 1 Inventarisasi Terminal Mandalika..................................................13

Tabel III. 2 Trayek Angkutan Perkotaan..........................................................16

Tabel III. 3 Trayek Angkutan Perbatasan........................................................20

SEKOLAH TINGGI TRANSPORTASI DARAT STTD iv


DAFTAR GAMBAR

Gambar II. 1 Diagram Perbandingan Jumlah Penduduk Laki-laki dan Perempuan


Berdasarkan Usia Produktif...............................................................................4
Gambar III. 1 Visualisasi Terminal Tipe A Mandalika........................................11
Gambar III. 2 Jumlah penumpang naik turun di Terminal Mandalika.................16
Gambar III. 3 Angkutan Perkotaan.................................................................18
Gambar III. 4 AKDP.......................................................................................18
Gambar III. 5 AKAP.......................................................................................19
Gambar III. 6 Angkutan Perbatasan................................................................19

SEKOLAH TINGGI TRANSPORTASI DARAT STTD v


BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Permasalahan pada sector transportasi bukanlah hal baru di negara yang
masih berkembang seperti Indonesia, seiring dengan berkembangnya zaman
dan teknologi, permasalahan yang dihadapi pada sector transportasi menjadi
semakin kompleks.
Seiring berjalannya waktu, mulai munculnya berbagai permasalahan
transportasi yang berkaitan dengan dinamika perubahan suatu wilayah dan
hal tersebut bukanlah suatu hal yang baru, sehingga adanya pelayanan
integrasi moda di suatu daerah adalah tantangan di masa yang akan dating
dimana untuk mewujudkan transportasi yang lebih baik, efisien, cepat dan
lebih terjangkau, hal ini dapat dilakukan dengan meninjau sejauh mana moda
transportasi dapat terintegrasi dan berperan dalam perkembangan suatu
wilayah.
Kota Jakarta adalah kota berkembang yang berada pada lingkungan
aglomerasi Jabodetabek. Kondisi geografis yang sangat strategis berdampak
langsung oleh ekonomi dan juga penduduk. Maka pemerintah Kota Jakarta
disini memegang peranan penting dalam penyediaan sarana dan prasarana
transportasi serta penataan infrastruktur sarana dan prasarana transportasi
yang sudah terintegrasi demi mengatur mobilitas atau pergerakan penduduk
yang terus meningkat, sehingga seluruh aktivitas pembangunan nasional
yang berkaitan dengan peningkatan ekonomi dapat tercapai.
Kota Mataram menjadi daerah dengan transportasi yang berkembang,
yang kemungkinan akan menghadapi berbagai masalah transportasi yang
ada. Salah satunya adalah masalah pelayanan integrasi moda, hal inilah yang
melatarbelakangi saya untuk mengidentifikasi integrasi moda di daerah studi
yang meliputi kebijakan, operasional dan manajemen transportasi yang
kemudian akan saya bandingkan atau di komparasi antara integrasi moda di
kota Bekasi dengan kota Mataram, sehingga dapat terlihat kekurangan dan
kelebihan pada penerapan kebijakan integrasi moda di kedua wilayah studi.

SEKOLAH TINGGI TRANSPORTASI DARAT STTD 1


I.2 Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) ini adalah memberikan
taruna/i untuk melakukan pengamatan dan memberikan rekomendasi yang
dapat diterapkan di Kota Mataram khususnya di bidang transportasi
khususnya pada integrasi moda.
Laporan Kuliah Kerja Lapangan ini disusun sebagai tugas akhir guna
melengkapi program belajar Program Diploma III Manajemen Transportasi
Jalan. Laporan ini merupakan hasil Kuliah Kerja Lapangan (KKL) yang
dilaksanakan secara luring dimana Kota Jakarta dijadikan sebagai daerah
lokasinya.

I.3 Ruang Lingkup


Adapun ruang lingkup dalam penysunan laporan KKL ini mengenai
penerapan yang telah disampaikan saat seminar terkait integrasi moda di
Kota Jakarta yang dapat dijadikan refrensi ataupun pembanding dalam
bidang integrasi moda.
Dalam hal tersebut penulis memilih Kota asal penulis yaitu Kota Mataram
sebagai pembanding peran integrasi moda yang diterapkan di wilayah Kota
Jakarta. Dalam laporan ini penulis membandingkan manajemen integrasi
moda transportasi yang terdapat di Kota Jakarta dengan yang terdapat di
Kota Mataram sehingga tercipta kesinambungan dalam upaya peningkatan
peran integrasi moda dalam mendorong ekonomi di Kota Mataram

SEKOLAH TINGGI TRANSPORTASI DARAT STTD 2


BAB II
GAMBARAN UMUM
II.1 Kondisi Geografis dan Administratif

Mataram adalah ibu kota provinsi Nusa Tenggara bagian barat. Kota Mataram
terdiri dari 6 kecamatan yaitu Mataram, Chakranegara, Pejangik, Selaparang,
Ampenan dan Sekarbela serta memiliki 50 kecamatan dan 297 kecamatan. Kota
Mataram 08°33'-08°38' Lintang Selatan dan 116°04'-116°10' Bujur Timur. Selain
sebagai ibu kota provinsi, Mataram juga menjadi pusat pemerintahan,
pendidikan, perdagangan, industri dan jasa dan saat ini sedang dikembangkan
menjadi kota wisata. Secara geografis Kota Mataram memiliki luas wilayah 61,30
km2 dengan batas wilayah :
Sebelah Barat : Gunung Sari, Kabupaten Lombok Barat
Sebelah Timur : Narmada, Kabupaten Lombok Barat
Sebelah Selatan : Labu Api, Kabupaten Lombok Barat
Sebelah Utara : Selat Lombok
Bentuk topografi wilayah Kota Mataram bervariasi dari datar sampai
cenderung curam dengan klasifikasi sebagai berikut:
– Lereng 0–2%, bentuk wilayah datar, seluas 4.652,057 Ha (75,9 %).
– Lereng 2–8%, bentuk wilayah agak landai, seluas 1.299,147 Ha
(21,20%)
– Lereng 8-15%,bentuk wilayah bergelombang, seluas 174,283
Ha(2,84 %)
– Lereng 15-25%, bentuk wilayah curam, seluas 4,568 Ha (0,07%)
Kondisi di atas menunjukkan bahwa sebagian besar kota Matalam merupakan
daerah datar. Walaupun ketinggian daratannya bervariasi, namun wilayah Cakra
Negara mencapai ±25 m dpl (elevasi), sedangkan wilayah Mataram ±15 m di
atas permukaan laut dan wilayah Ampenang ±5 m di atas permukaan laut
(termasuk wilayah pesisir) .

II.2 Kondisi Demografi


Jumlah penduduk di Kota Mataram pada tahun 2020 tercatat sebanyak
486.715 jiwa, dengan komposisi penduduk laki-laki sebanyak 240.789 jiwa
dan penduduk perempuan sebanyak 245.926 jiwa. Rasio jenis kelamin
(rasio

SEKOLAH TINGGI TRANSPORTASI DARAT STTD 3


jumlah penduduk laki-laki terhadap jumlah penduduk perempuan) di Kota
Mataram adalah sebesar 97,91. Dilihat dari persebaran penduduk,
penduduk Kota Mataram banyak terkonsentrasi di Kecamatan Ampenan.

Sumber : Kota Mataram Dalam Angka


Gambar II. 1 Diagram Perbandingan Jumlah Penduduk Laki-laki dan Perempuan
Berdasarkan Usia Produktif

Tabel II. 1 Jumlah Penduduk, Kepadatan Penduduk, Rasio dan Laju Pertumbuhan
Penduduk Kota Mataram

Kepadatan Laju Pertumbuhan


Kecamatan Penduduk penduduk Rasio Penduduk tahun
(ribu) per/km2 2019-
2020
Ampenan 94.363 9.975 101 1,96
Sekarbela 75.254 7.292 97 3,83
Mataram 91.568 8.510 96 2,46
Selaparang 75.59 7.011 95 0,38
Cakranegara 68.455 7.079 97 0,69
Sandubaya 81.566 7.904 95 3,17
Total 486.715 7.940 98 2,06
Sumber : Badan Pusat statistik Kota Mataram

II.3 Kondisi Ekonomi


Kota Mataram memiliki lima sektor bisnis paling kuat yang membentuk PDB
lokal. Perdagangan besar dan eceran

SEKOLAH TINGGI TRANSPORTASI DARAT STTD 4


Reparasi mobil dan sepeda motor menempati urutan kedua dengan 21,18% dan
kedua dengan 10,77%. Peringkat ke-5 di bidang jasa pendidikan (8.52%),
peringkat ke-3 dan ke-4 di bidang jasa keuangan dan asuransi (10,46%), dan
industri (8,83%). Tingkat pertumbuhan dataran tinggi biasanya akan menjadi
8,01% pada 2017-2018, naik menjadi 8,07%, turun menjadi 4,98% pada 2019
dan kemudian sedikit meningkat menjadi 5,58% pada 2020.

Tabel II. 2 Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut
Lapangan Usaha di Kota Mataram 2016–2020

Nilai (Miliyar Laju


No Lapangan Industri Rupiah) Persentase Pertumbuhan

1 Pertanian,Kehutanan dan 712,57 3,66 2,24


Perikanan
2 Pertambangan dan 1,09 0,01 0,12
Penggalian
3 Industri Pengolahan 1719,66 8,83 5,00

4 Pengadaan Listrik dan Gas 20,94 0,11 9,89

Pengadaan Air,
5 Pengolahan Sampah, 33,46 0,17 3,68
Limbah dan Daur Ulang
6 Konstruksi 2098,52 10,77 9,82

Perdagangan Besar dan


7 Eceran,Reparasi Mobil dan 4127,57 21,18 6,54
Sepeda Motor
8 Transportasi dan 1227,37 6,30 7,40
Pergudangan
9 Penyediaan Akomodasi dan 357,40 1,83 2,42
Makan Minum

SEKOLAH TINGGI TRANSPORTASI DARAT STTD 5


Nilai (Miliyar Laju
No Lapangan Industri Rupiah) Persentase Pertumbuhan

10 Informasi dan Komunikasi 1122,43 5,76 4,62

Jasa Keuangan dan


11 Asuransi 2037,25 10,46 1,21

12 Real Estate 1010,65 5,19 6,38

13 Jasa Perusahaan 89,52 0,46 6,34

Administrasi
14 Pemerintahan,Pertahanan, 1474,94 7,57 0,95
dan Jaminan Sosial Wajib

15 Jasa Pendidikan 1659,84 8,52 7,89

Jasa kesehatan dan


16 Kegiatan Sosial 878,47 4,51 6,92

17 Jasa Lainnya 912,46 4,68 5,37

Produk Domestik Bruto 19484,14 100,00 5,58


Sumber : BPS Kota Mataram

II.4 Kondisi Transportasi


Kota Mataram memiliki Terminal Induk di Kota ini bernama Terminal
Mandalika yang terletak di sebelah Timur di kelurahan Bertais Kota Mataram,
disamping itu juga ada Terminal Kebon Roek yang berada di sebelah barat di
wilayah Ampenan. Terminal Kebon Roek merupakan sarana transportasi darat
melayani angkutan kota di Kota Mataram. Untuk sarana transportasi darat
lainnya di kota ini dikenal dengan nama Cidomo, kendaraan seperti Bemo
serta Ojek.
Transportasi di Kota mataram masih di dominasi oleh kendaraan pribadi,
masalah transportasi akan menjadi salah satu masalah seperti kemacetan lalu
lintas. Kondisi jalanan macet, bahkan saat ini sudah menjadi pemandangan
lumrah yang setiap saat bisa dilihat di sejumlah ruas jalan di Kota Mataram.
Terutama di saat jam masuk/pulang sekolah, dan menjelang pulang
perkantoran. Berdasarkan data pertumbuhan jumlah kendaraan bermotor di

SEKOLAH TINGGI TRANSPORTASI DARAT STTD 6


NTB, maka tingkat kemacetan lalu lintas di Kota Mataram diprediksi akan
semakin tinggi tiga sampai lima tahun ke depan. Maka diperlukan sistem
management transportasi agar dapat mengatasi masalah kemacetan yang
ada. Oleh karena itu dibutuhkannya pelayanan antar moda yang baik untuk
memudahkan mobilitas penduduk serta mengebangkan perekonomian Kota
Mataram.

SEKOLAH TINGGI TRANSPORTASI DARAT STTD 7


BAB III
PELAKSANAAN KULIAH KERJA LAPANGAN
III.1 Sistem Transportasi Terpadu Kota Jakarta
Berdasarkan paparan seminar Oleh Kepala Dinas Dishub Kota DKI
Jakarta, Jakarta mencoba menerapkan sitem transportasi terpadu yaitu
Ter-integrasinya berbagai moda Transportasi yang berbeda, yang
berlainan lintasan atau rute, dan dijalankan oleh operator transportasi
yang berbeda guna dapat terselenggaranya pelayanan transportasi bagi
masyarakat pengguna yang efisien, efektif, aman dan nyaman serta dis-
insentif bagi pengguna kendaraan pribadi agar beralih ke angkutan
umum.
Pembenahan transportasi di Jakarta sendiri sudah mulai berjalan
dengan meningkatkan penataan fasilitas pejalan kaki mendorong
kendaraan ramah lingkungan, meningkatkan layanan integrasi moda
transportasi umum, Langkah2 Pemerintah Kota Jakarta untuk
membangun Transportasi Kota Jakarta yang Terintegrasi. Terintegrasi
secara Fisik & secara Jaringan pelayanan Angkutan Umum, Terintegrasi
secara time table (Jadwal Pemberangkatan), dan; Terintegrasi secara
system pembayaran angkutan umum dengan Cashless Transaction,
Penentuan Simpul (Halte,Terminal,Kawasan TOD), Peningkatan Prasarana
Trotoar Pembuatan Jalur Sepeda dan Penyiapan lahan parkirnya.
Kota Bekasi juga mengusung sistem Transportasi terpadu yang
memiliki pengertian yaitu Ter-integrasinya berbagai moda Transportasi
yang berbeda, yang berlainan lintasan atau rute, dan dijalankan oleh
operator transportasi yang berbeda guna dapat terselenggaranya
pelayanan transportasi bagi masyarakat pengguna yang efisien, efektif,
aman dan nyaman.
Jenis moda transportasi umum di Kota Jakarta meliputi :

1. Jak Lingko : merupakan sistem transportasi terintegrasi baik rute,


manajemen, maupun pembayarannya. Integrasi ini tidak hanya
melibatkan antarbus besar, medium, dan kecil TransJakarta, tetapi juga
transportasi berbasis rel yang dimiliki Pemerintah Provinsi DKI Jakarta,
seperti MRT dan LRT.

2. MRT : Sejak pengoperasiannya diresmikan Presiden Joko Widodo pada


24 Maret 2019, Moda Raya Terpadu (MRT) menjadi primadona
transportasi publik termodern di Jakarta dan satu-satunya di Indonesia.
Nama keretanya, Ratangga, diambil dari kitab Sutasoma yang ditulis Mpu
Tantular, pujangga Kerajaan Majapahit.

SEKOLAH TINGGI TRANSPORTASI DARAT STTD 9


Dengan enam kereta dalam satu rangkaian, Ratangga berkapasitas
maksimal 1.800 penumpang. Kecepatannya mencapai 80 kilometer per
jam di jalur bawah tanah dan bisa meningkat hingga 100 kilometer per
jam di jalur atas tanah.

3. LRT : Lintas Rel Terpadu atau Light Rail Transit (LRT) adalah layanan
transportasi penumpang yang beroperasi di atas rel. Kereta LRT Jakarta
dioperasikan dengan kecepatan rata-rata sekitar 50 km/jam dan dapat
mencapai kecepatan maksimum hingga 90 km/jam. Kereta LRT Jakarta
merupakan buatan Hyundai Rotem dari Korea Selatan yang memiliki
kelebihan, yakni menggunakan sistem articulated bogie. Teknologi
tersebut memungkinkan kereta dapat melaju dengan aman dan luwes
mengikuti kontur jalur trek di tikungan tajam. Teknologi ini baru pertama
kali diterapkan di Indonesia dalam proyek LRT Jakarta ini.

4. Transjakarta : Bus Rapid Transit (BRT) merupakan transportasi bus


pertama di Asia Tenggara dan Selatan yang beroperasi sejak 2004 di
Jakarta. BRT dirancang sebagai moda transportasi massal pendukung
aktivitas Ibu Kota yang sangat padat. Jalur lintasannya terpanjang di dunia
(251,2 km), serta memiliki 260 halte yang tersebar dalam 13 koridor. BRT
yang awalnya beroperasi pukul 05.00-22.00 WIB, kini beroperasi 24 jam.

5. Railink : didirikan pada 28 September 2006, sebagai anak perusahaan


PT Kereta Api Indonesia dan PT Angkasa Pura II. Railink merupakan
Kereta Api Bandara pertama di Indonesia yang telah berhasil
mengoperasikan kereta Bandara Kualanamu pada 25 Juli 2013.

Tiga tahun setelah Kereta Bandara Kualanamu, PT Railink berhasil


menghadirkan Kereta Api Bandara Soekarno-Hatta (BSH). Rutenya dari
Stasiun Manggarai sampai Stasiun Bandara Soekarno-Hatta dengan jarak
36,3 km. Kereta Api BSH berhenti di lima stasiun, yaitu Manggarai, BNI
City, Duri, Batu Ceper, serta Bandara Soekarno-Hatta.

6. Sejak 19 September 2017, PT KAI Commuter Jabodetabek (KCJ) telah


berganti nama menjadi PT Kereta Commuter Indonesia (KCI), yang
merupakan anak perusahaan PT Kereta Api Indonesia (KAI). PT KAI ini
merupakan perusahaan yang mengelola KA Commuter Jabodetabek. KCJ
dibentuk berdasarkan Inpres No. 5 Tahun 2008 dan Surat Menteri Negara
BUMN No. S-653/MBU/2008 tanggal 12 Agustus 2008.

Secara hukum, perubahan nama dari KCJ menjadi KCI tertuang dalam
risalah Rapat Umum Pemegang Saham pada 7 September 2017 dan telah
mendapat Persetujuan Menteri Hukum dan HAM Republik Indonesia atas
Perubahan Anggaran Dasar Perseroan Terbatas dengan Nomor Keputusan
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. AHU-
0019228.AH.01.02. Tahun 2017 tanggal 19 September 2017.

Kereta Commuter Line merupakan nama baru dari Kereta Rel Listrik (KRL)
Ekonomi-AC. Kereta Commuter Line (KCL) telah menjadi salah satu moda
transportasi utama yang diandalkan warga Jakarta, Bogor, Depok,
Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek). Tugas pokok perusahaan ini adalah
melayani jasa angkutan kereta api komuter dengan menggunakan sarana

SEKOLAH TINGGI TRANSPORTASI DARAT STTD 10


Kereta Rel Listrik (KRL) di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan
Bekasi (Jabodetabek), serta bidang usaha non-angkutan penumpang.

7. Bus sekolah adalah transportasi yang disediakan Dinas Perhubungan


Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui Unit Pelayanan Angkutan Sekolah
yang melayani 32 rute (20 rute reguler dan 12 rute zonasi) dengan 176
armada berwarna kuning. Layanan ini disediakan khusus untuk pelajar di
DKI Jakarta dari jenjang Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah
Atas/Kejuruan.

8. Bus Wisata Jakarta atau Bus Jakarta Explorer merupakan bus tingkat
gratis yang dikelola oleh PT Transportasi Jakarta. Sejauh ini sudah ada 22
bus tingkat yang dikelola sebagai sarana transportasi wisata yang dapat
digunakan secara gratis oleh seluruh warga di ibu kota.

Semua warga DKI Jakarta dan wisatawan dapat menggunakan Bus Wisata
Jakarta untuk berkeliling ke tujuh rute yang berbeda dengan tema wisata
yang bervariasi. Selain itu, Bus Wisata Jakarta ini beroperasi dengan
menelusuri ikon dan landmark yang ada di kota Jakarta.

Kota Jakarta memiliki konsep untuk menyeimbangkan pengguna


kendaraan pribadi dengan pengguna transportasi umum. Upaya menekan
pengguna kendaraan pribadi harus dilakukan seimbang dengan
mengembangkan sistem transportasi massal yang berorientasi pada aspek
lingkungan, sosial dan ekonomi sebagai solusi agar masyarakat bersedia
beralih ke angkutan umum.

Kota Jakarta juga melakukan Integrasi dengan Angkutan Umum


Perkotaan yaitu :
1. Integrasi fisik, yang memungkinkan penumpang berpindah intra
dan /atau antar moda transportasi lainnya secara mudah;
2. Integrasi jadwal, berupa kesuaian jadwal kedatangan dan
keberangkatan angkutan umum yang terinformasi dengan baik,
serta memungkinkan berkurangnya waktu tunggu penumpang
pada saat berpindah intra dan/ atau antar moda transportasi;
3. Integrasi Pembayaran, berupa penerapan system tiket elektronik
atau e-ticketing untuk layanan antar moda sehingga masyarakat
pengguna transportasi dimudahkan.

SEKOLAH TINGGI TRANSPORTASI DARAT STTD 11


III.2 Pelayanan Antarmoda di Kota Mataram
Kota Mataram merupakan kota yang mulai berkembang . Dengan
wilayah yang cukup luas diharapkan, saling berintegrasi nya transportasi
untuk mendukung semua kegiatan baik sosial dan ekonomi.
Kota Mataram memiliki simpul transportasi yaitu satu terminal tipe A,
Terminal Mandalika yang sejak tahun 2017 dikelola oleh kementrian
perhubungan. Dengan luas yang mencapai 33.000 m,
2 Terminal
ini menampung pergerakan penumpang kurang lebih sebesar 300.000 per
tahunnya dan melayani penumpang Pergerakan orang di wilayah Kota
Mataram. Penduduk utamanya melakukan pergerakan dalam zona internal,
terdapat juga pergerakan dari zona internal ke eksternal bergitu juga
sebaliknya. Dikarenakan dilintasi oleh jalan Provinsi yang menghubungkan
Kabupaten-Kabupaten di NTB.

SEKOLAH TINGGI TRANSPORTASI DARAT STTD 12


Sumber : Hasil Inventarisasi

Gambar III. 1 Visualisasi Terminal Tipe A Mandalika

Terminal tipe A merupakan terminal yang peran utamanya melayani


angkutan umum untuk angkutan lintas batas negara dan atau angkutan
antarkota dan antar provinsi yang dipadukan dengan pelayanan angkutan
antarkota dalam provinsi ( PM No. 132 Tahun 2015 ) Terminal ini dikelola
oleh Kementrian Perhubungan.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 132 Tahun 2015 Tentang
Terminal Transportasi Jalan suatu terminal penumpang harus mempunyai
fasilitas utama antara lain :
a. Jalur Keberangkatan kendaraan
b. Jalur Kedatangan kendaraan
c. Ruang tunggu penumpang, pengantar, dan/atau penjemput
d. Tempat Parkir Kendaraan; e. Fasilitas pengelolaan Lingkungan hidup
e. Perlengkapan Jalan
f. Fasilitas penggunaan teknologi
g. Media informasi
h. Penanganan pengemudi
i. Pelayanan pengguna terminal dari perusahaan bus
j. Fasilitas pengawasan keselamatan
k. Jalur kedatangan penumpang

SEKOLAH TINGGI TRANSPORTASI DARAT STTD 13


l. Ruang tunggu keberangkatan
m. Ruang pembelian tiket
n. Ruang pembeli tiket untuk bersama
o. Outlet pembelian tiket secara online (single outlet ticketing online)
p. Pusat informasi
q. Papan perambuan dalam terminal
r. Papan pengumuman
s. Layanan bagasi
t. Ruang penitipan barang
u. Tempat berkumpul darurat dan
v. Jalur evakuasi bencana dalam terminal.
Fasilitas penunjang antara lain:
a. fasilitas penyandang cacat dan ibu hamil atau menyusui
b. fasilitas keamanan
c. fasilitas pelayanan keamanan
d. fasilitas awak kendaraan
e. fasilitas ramp check
f. fasilitas pengendapan kendaraan
g. fasilitas bengkel yang diperuntukan bagi operasional bus
h. fasilitas kesehatan
i. fasilitas peribadatan
j. tempat transit penumpang (hall)
k. alat pemadam kebakaran
Fasilitas umum sebagaimana dimaksud pada huruf l meliputi:
a. toilet
b. fasilitas park and ride
c. tempat istirahat awak kendaraan
d. fasilitas pereduksi pencemaran udara dan kebisingan
e. fasilitas pemantau kualitas udara dan gas buang
f. fasilitas kebersihan, perawatan terminal, dan janitor
g. fasilitas perbaikan ringan kendaraan umum
h. fasilitas perdagangan, pertokoan, kantin pengemudi
i. area merokok
j. fasilitas restoran

SEKOLAH TINGGI TRANSPORTASI DARAT STTD 14


k. fasilitas Anjungan Tunai Mandiri (ATM)
l. fasilitas pengantar barang (trolley dan tenaga angkut)
m. fasilitas telekomunikasi dan area jaringan internet
n. fasilitas penginapan
o. fasilitas keamanan
p. ruang anak-anak
q. media pengaduan layanan dan/atau fasilitas umum lainnya sesuai
kebutuhan.

III.2.1 Fasilitas Integrasi Terminal Tipe A Mandalika

Tabel III. 1 Inventarisasi Terminal Mandalika

FORMULIR SURVEI INVENTARISASI TERMINAL ANGKUTAN UMUM


POLITEKNIK TRANSPORTASI DARAT INDONESIA – STTD
TAHUN 2022

NO JENIS PELAYANAN KETERSEDIAAN KONDISI

ADA TIDAK BAIK BURUK


ADA

FASILITAS UTAMA

1 Jalur Keberangkatan ✔ ✔

2 ✔ ✔

Jalur Kedatangan
3 ✔ ✔
Ruang Tunggu Penumpang,
Pengantar,dan/atau penjemputan
4 ✔ ✔

Tempat Naik Turun Penumpang


5 ✔ ✔

SEKOLAH TINGGI TRANSPORTASI DARAT STTD 15


Tempat Parkir Kendaraan

6 ✔ ✔
Fasilitas Pengelolaan Lingkungan
Hidup
7 ✔ ✔

Perlengkapan Jalan
8 ✔ ✔

Media Informasi
9 ✔ ✔

Kantor Penyelenggara Terminal


10 ✔

Loket Penjualan Tiket


FASILITAS PENUNJANG

1 ✔ ✔
Fasilitas Penyandang Cacat dan Ibu
Hamil/Menyusui
2 ✔ ✔

Ruangan Khusus Merokok


3 ✔ ✔

Fasilitas Peribadatan
4 ✔ ✔

Pos Polisi
5 ✔ ✔

Pos Pemadam Kebakaan


FASILITAS UMUM

1 ✔ ✔

Toilet
2 ✔ ✔

Rumah Makan
3 ✔ ✔

Fasilitas Telekomunikasi

SEKOLAH TINGGI TRANSPORTASI DARAT STTD 16


4 ✔ ✔
Tempat Istirahat Awak Kendaraan

5 ✔
Fasilitas Pereduksi Pencemaran
Udara dan Kebisingan
6 ✔
Fasilitas Pemantau Kualitas Udara
dan Gas Buang
7 ✔ ✔

Fasilitas Kebersihan
8 Fasilitas Perbaikan Ringan ✔
Kendaraan
Umum
9 ✔ ✔

Fasilitas Perdagangan, Pertokoan


10 ✔ ✔

Fasilitas Penginapan
Sumber : Satker Terminal Mandalika

Berdasarkan hasil pengamatan langsung di lokasi Terminal


didapatkan ketersediaan fasilitas seperti tabel III.1 diatas. Dapat
dilihat bahwa ketersediaan fasilitas masih kurang serta kondisi
fasilitas yang kurang baik.

SEKOLAH TINGGI TRANSPORTASI DARAT STTD 17


Sumber : Satker Terminal Mandalika

Gambar III. 2 Jumlah penumpang naik turun di


Terminal Mandalika
Dari grafik
menunjukkan bahwa ada trend negatif dalam pertumbuhan
penumpang antar provinsi yang secara drastis di tahun 2017
mengalami penurunan hingga lebih dari 90%.

III.2.2 Angkutan Umum yang ada di Terminal Mandalika

1. Angkutan Perkotaan
Angkutan perkotaan merupakan yang paling dominan di terminal
ini terdapat 13 trayek.

Tabel III. 2 Trayek Angkutan Perkotaan

No. Trayek Rute Status Operasi


1. Trayek Utama
Trayek Mandalika - Cakranegara - Mataram Beroperasi
A - Ampenan PP
Trayek Ampenan - Mataram - Cakranegara Tidak Beroperasi
B - Mandalika PP
2. Trayek Cabang
Trayek Mandalika - Mataram - BTN Taman - Tidak Beroperasi
C Ampenan PP
Trayek Perumnas -Monjok - Mandalika PP Tidak Beroperasi
D
Trayek Pagutan - Pegesangan - Rembiga - Tidak Beroperasi

SEKOLAH TINGGI TRANSPORTASI DARAT STTD 18


E Gunung Sari PP
3. Trayek Ranting
Trayek Tanjung Karang - Pegesangan - Tidak Beroperasi
F cakranegara -
Mandalika PP
Trayek Mandalika - Cakranegara - Pagutan PP Tidak Beroperasi
G
Trayek Ampenan - Pegesangan - Parampuan Tidak Beroperasi
H PP
Trayek I Ampenan - Perumnas - Tanjung Tidak Beroperasi
Karang PP
Trayek J Mandalika - Babakan - cakranegara Tidak Beroperasi
- PP
Trayek Ampenan - Rembiga - Sesela - Tidak Beroperasi
K Meninting - PP
Trayek Mandalika - Cakranegara - BTN - Tidak Beroperasi
M Prampuan ASRI -
Ampenan - PP
Trayek Mandalika - selagalas - Cakranegara Tidak Beroperasi
N - Ampenan - PP
Sumber : Dinas Perhubungan Kota Mataram

SEKOLAH TINGGI TRANSPORTASI DARAT STTD 19


Sumber : Hasil Inventarisasi

Gambar III. 3 Angkutan Perkotaan

2. AKDP

Sumber : Hasil Inventarisasi


Gambar III. 4 AKDP

AKDP yang beroprasi di terminal Mandalika memiliki 6 trayek yang


menghubungkan kabupaten-kabupaten di NTB Adapun trayek
trayeknya adalah :
a. Mataram – Bima
b. Mataram – Dompu
c. Mataram – Taliwang
d. Mataram – Sumbawa
e. Mataram – Calabai
f. Mataram - Alas

SEKOLAH TINGGI TRANSPORTASI DARAT STTD 20


3. AKAP

Sumber : Hasil Inventarisasi

Gambar III. 5 AKAP

Bus AKAP yang ada di terminal Mandalika memiliki 3 Trayek


yakni :
a. Bima – Mataram – Surabaya – Malang
b. Bima – Mataram – Surabaya – Jakarta
c. Bima – Mataram – Yogyakarta – Jakarta

4. Angkutan Perbatasan

Sumber : Hasil Inventarisasi

Gambar III. 6 Angkutan Perbatasan

SEKOLAH TINGGI TRANSPORTASI DARAT STTD 21


Tabel III. 3 Trayek Angkutan Perbatasan

Rute Status Operasi


Rumak - Desan Cermen - Bengkel Tidak Beroperasi
- Mandalika (PP)
Narmada - Lingsar - Mandalika (PP) Beroperasi
Keru - Narmada - Mandalika (PP) Beroperasi
Sesaot - Narmada - Mandalika (PP) Beroperasi
Gunung Sari - Rembiga - Pegesangan Tidak Beroperasi
(PP)
Prampuan - Pegesangan (PP) Tidak Beroperasi
Kebon Roek - Mantong - Senggigi (PP) Beroperasi
Kebon Roek - Rembiga - Gunung Sari Beroperasi
Mandalika - Rembiga - Gunung Sari (PP) Tidak Beroperasi
Mandalika - Pagutan - Bajur (PP) Tidak Beroperasi

Angkutan perbatasan melayani trayek yang melintasi dua wilayah


antara dua daerah yang berbatasan yaitu Kota Mataram dan
Kabupaten Lombok Barat. Dari 10 trayek yang ada hanya 5 trayek yang
operasional.

SEKOLAH TINGGI TRANSPORTASI DARAT STTD 22


23

BAB IV
PENUTUP
IV.1 Kesimpulan
1. Simpul Transportasi yang ada di Kota Mataram masih belum
memenuhi standar sesuai dengan SPM yang berkalu yakni, PM 132
tahun 2015
2. Konsep sistem integrasi antarmoda di Kota Jakarta bisa menjadi
referensi kebijakan untuk Kota Mataram
3. Sistem integrasi di Kota Jakarta sudah memenuhi kriteria smooth
integrasi antarmoda dari segi integrasi fisik, tarif, jaringan dan
informasi
4. Kota Mataram belum memiliki moda non jalan raya seperti Kota
Jakartavsehingga terkesan kurang variative
5. Kota Jakarta sudah mulai melakukan upaya untuk terintegrasinya
secara system pembayaran angkutan umum dengan Cashless
Transaction
6. Pergerakan atau mobilitas angkutan umum di Kota Mataram dominan
melakukan pergerakan di dalam zona internal dengan angkutan yang
paling dominan adalah angkutan perkotaan

IV.2 Identifikasi Masalah


1. Dari hasil inventarisasi fasilitas di terminal Mandalika Mataram masih
belum sesuai dengan SPM yang sudah diberlakukan yaitu PM 132 Tahun
2015
2. Fasilitas tiap simpul memiliki konektivitas yang tidak baik dengan sarana
penghubung utamanya yaitu angkutan umum di Kota Mataram
3. Belum terintegrasi nya setiap indicator Smooth transportasi antarmoda
dari segi Fisik, tarif, jadwal dan sistem informasi di Kota Mataram
4. Penumpang Terminal Mandalika melakukan pembayaran secara biasa
yakni di loket dan belum menerapkan Cashless Transaction.
5. Belum maksimalnya angkutan pemadu moda di Kota Mataram yang
menghubungkan antar simpul.
6. Kurang variatifnya pilihan moda di Kota Matara.

SEKOLAH TINGGI TRANSPORTASI DARAT STTD 23


24

IV.3 Rekomendasi Awal Pemecahan Masalah


1. Perlu diadakannya Peningkatan Fasilitas simpul transportasi di Kota
Mataram untuk bisa memenuhi standar sesuai SPM di Kota Mataram
2. Perlu diadakan perencanaan pemadu moda yang baik dan teratur untuk
menghubungkan setiap simpul di Kota Mataram
3. Perlu diadakan kajian pembuatan jalur pejalan kaki dan tempat
menunggu angkutan umum (halte), agar penumpang yang akan
melanjutkan menggunakan moda pengumpan selanjutnya memiliki
tempat tunggu yang sesuai. Membuat papan informasi dan tanda antara
moda utama
4. Perlu diadakan nya peningkatan pelayanan integrasi antarmoda dari
semua aspek di Kota Mataram
5. Menjadikan Kota Jakarta sebagai contoh baik dalam pelaksanaan
systemintegrasi antarmoda

SEKOLAH TINGGI TRANSPORTASI DARAT STTD 24


DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik Kota Mataram. 2020. Indicator Makro Sosial Ekonomi Kota
Mataram. Kota Mataram:Badan Pusat Statistik Kota Mataram
Badan Pusat Statistik Kota Mataram. 2020. Kota Mataram Dalam Angka 2020.
Kota Mataram:Badan Pusat Statistik Kota Mataram.
Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Mataram. 2019.Perkembangan Ekonomi
Kota Mataram Triwulan IV Tahun 2019. Mataram : Dinas Komunikasi dan
Informatika Kota Mataram.
Dinas Perhubungan Kota Mataram. 2020. Data Trayek Angkutan Umum Di Kota
Mataram. Mataram: Bidang Angkutan.
Kementerian Perhubungan. 2015. Peraturan Mentri Perhubungan No.132 Tahun
2015 Tentang SPM Angkutan Orang Dengan Kendaraan Bermotor Umum
Dalam Trayek. Jakarta: Direktorat Jenderal Perhubungan Darat.
Vitarinda. 2016. Gambar Perbedaan angkutan umum dan kendaraan pribadi.
https://www.rindagusvita.com/2016/03/bloggerpedulimasadepan-
naikangkutan.html. Diakses pada 03 Februari 2022 pada pukul
20.22.

SEKOLAH TINGGI TRANSPORTASI DARAT STTD 25


LAMPIRAN

SEKOLAH TINGGI TRANSPORTASI DARAT STTD 26

Anda mungkin juga menyukai