Anda di halaman 1dari 26

PENERAPAN SISTEM PARKIR PINTAR DENGAN

LAHAN TERBATAS PADA KAWASAN WISATA


UBUD

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN

Diajukan Dalam Rangka Penyelesaian

Program Studi Sarjana Terapan Transportasi Darat

Guna Memperoleh Sebutan Sarjana Terapan Transportasi Darat

NI KADEK DIAH MEILYANTI


1701056
POLITEKNIK TRANSPORTASI DARAT INDONESIA – STTD
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN TRANSPORTASI
DARAT
BEKASI
2021

i
LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN

PENERAPAN SISTEM PARKIR PINTAR DENGAN


LAHAN TERBATAS PADA KAWASAN WISATA
UBUD

disusun oleh:

NI KADEK DIAH MEILYANTI

1701056

POLITEKNIK TRANSPORTASI DARAT INDONESIA – STTD

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN TRANSPORTASI


DARAT

BEKASI

2021

i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
rahmat dan hidayah-Nya lah pelaksanaan kegiatan Kuliah Kerja Lapangan (KKL)
secara daring ini hingga penyusunan laporan kegiatan Kuliah Kerja Lapangan yang
berjudul “Penerapan Sistem Parkir Pintar Dengan Lahan Terbatas Pada Kawasan
Wisata Ubud” dapat terselesaikan dengan baik. Dalam kesempatan ini kami
mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah banyak membantu
dalam pelaksanaan dan penyusunan laporan Kegiatan Kuliah Kerja Lapangan (KKL)
diantaranya :

1. Bapak Hindro Surahmat, ATD., M.Si. selaku Direktur Politeknik


Transportasi Darat Indonesia-STTD.

2. Ibu Dessy Angga A, MSc. selaku Kepala Program Studi Sarjana Terapan
Transportasi Darat.

3. Bapak Dr. I Made Arka, MT. selaku dosen pembimbing dalam penyusunan
laporan KKL ini.

4. Bapak Dr. Syafrin Liputo, A.T.D., M.T. selaku Kepala Dinas Perhubungan
Provinsi DKI Jakarta.

5. Bapak Massdes Arouffy selaku Sekretaris Dinas Perhubungan Provinsi DKI


Jakarta.

6. Serta pihak-pihak lain yang telah membantu dari pelaksanaan KKL hingga
tersusunnya laporan ini.

Kuliah Kerja Lapangan (KKL) merupakan suatu metode perkuliahan yang


dilakukan pada Program Studi Sarjana Terapan Transportasi Darat (semester VII)
yang dilakukan melalui teknik branchmarking lokasi studi area yang ada, dan
pengamatan studi area yang menjadi dasar branchmarking tersebut dilakukan
secara daring, lalu taruna akan membandingkan atau melakukan komparasi
dengan pengamatan langsung pada suatu obyek di lapangan sesuai lokasi

i
masingmasing taruna sebagai bentuk kesinambungan kurikulum dan silabus yang
berkaitan dengan perkuliahan pada semua program studi yang tersedia di
Politeknik Transportasi Darat Indonesia-STTD. Laporan Kunjungan Kerja Lapangan
ini disusun sebagai tugas akhir guna melengkapi program belajar Program Sarjana
Terapan Transportasi Darat Politeknik Transportasi Darat Indonesia-STTD. Laporan
ini merupakan hasil Kuliah Kerja Lapangan (KKL) yang dilaksanakan secara daring
dengan menjadikan Provinsi DKI Jakarta sebagai brancmarking terhitung tanggal 4
Februari 2021. Dalam penyusunan laporan ini, kami menyadari masih banyak
kekurangan baik dari segi susunan serta cara penulisan laporan ini, karenanya
saran dan kritik yang sifatnya membangun demi kesempurnaan laporan ini sangat
kami harapkan. Akhirnya, semoga laporan ini bisa bermanfaat bagi para pembaca
pada umumnya dan juga bermanfaat bagi penulis pada khususnya.

Gianyar, 12 Februari 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................... i
DAFTAR ISI ..................................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR...........................................................................................................iv
BAB I .................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN............................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................................... 1
B. Maksud dan Tujuan ...................................................................................... 2
C. Ruang Lingkup ................................................................................................... 3
BAB II ................................................................................................................................ 4
GAMBARAN UMUM ........................................................................................................ 4
A. Kondisi Geografis .............................................................................................. 4
B. Kondisi Penduduk ......................................................................................... 5
C. Kondisi Ekonomi ................................................................................................ 5
D. Kondisi Transportasi .................................................................................... 7
BAB III .............................................................................................................................. 9
PELAKSANAAN KKL ....................................................................................................... 9
A. Perkembangan Transportasi Ibu Kota ...................................................... 9
B. Manajemen Parkir di Kawasan Wisata Ubud Gianyar ................... 12
C. Kebijakan Masa Pandemi ............................................................................. 14
D. Usulan Penanganan .................................................................................... 15
BAB IV ............................................................................................................................. 17
PENUTUP ........................................................................................................................ 17
A. Kesimpulan ........................................................................................................ 17
B. Saran ................................................................................................................ 19
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 20

iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar III. 1 Fasilitas Pedestrian Terowongan Kendal .............................................. 9
Gambar III. 2 Jalur Khusus Sepeda di Jakarta ........................................................... 10
Gambar III. 3 Transportasi Umum Terpadu................................................................ 11
Gambar III. 4 Implemantasi parkir pintar ................................................................... 12
Gambar III. 5 Jalan Raya Ubud February, 2019 ......................................................... 13
Gambar III. 6 Jalan Raya Ubud February, 2021 ......................................................... 13
Gambar III. 7 Larangan Parkir di Depan Pasar Seni Ubud ....................................... 14

iv
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kuliah Kerja Lapangan (KKL) adalah program rutin setiap tahun yang
dilaksanakan oleh taruna dan taruni Politeknik Transportasi Darat
Indonesia- STTD untuk memenuhi mata kuliah di semester VII pada
program Diploma IV Transportasi Darat.
Metode kegiatan ini dilakukan secara Daring melalui teknik
berdasarkan pengamatan branchmarking dengan Provinsi DKI Jakarta
sebagai lokasi studi areanya yang kemudian taruna/i membandingkan
keadaan lapangan sesuai lokasi taruna/i yang dilakukan berdasarkan bidang
pada Transportasi Darat.
Pengamatan tersebut dilakukan didaerah Kabupaten Gianyar sebagai
lokasi pengamatannya yang kemudian diimplementasikan berdasakan
kebijakan serta perkembangan transportasi di Provinsi DKI Jakarta.
Kegiatan ini dilakukan dengan mengamati Manajemen Lalu Lintas di Ibu
Kota untuk selanjutnya diimplementasikan di Kabupaten Gianyar.
Hasil Kuliah Kerja Lapangan harus memenuhi standar yang telah ditetapkan
dari jurusan Diploma IV Transportasi Darat sebagai bentuk penulisan ilmiah
dilihat dari pengumpulan data, pengolahan data, penyajian data, serta
presentasi hasil penelitian yang dikaji dalam bidang perencanaan
transportasi.
Dari hasil pengamatan ini akan mempermudah para taruna/i untuk
menambah pengetahuan serta keilmuan terutama kemajuan bidang
transportasi darat di negara lain baik itu master plan maupun perencanaan
yang berkelanjutan, tata guna lahan yang saling terkoordinasi, sistem lalu
lintas yang terpadu, sistem angkutan umum yang terintegrasi dan perilaku
masyarakat yang disiplin.

1
B. Maksud dan Tujuan
Maksud Kuliah Kerja Lapangan (KKL) Daring ini adalah untuk memberikan
pandangan terhadap transportasi darat kepada taruna/i, yang dapat dilihat
dari Manajemen Rekaya Lalu Lintas berdasarkan adanya kebijakan PPKM
Jawa-Bali yang sudah diterapkan serta dapat mengimplementasikan
pembangunan transportasi Ibu Kota dimasa mendatang dengan lokasi
masing-masing taruna/i.
Tujuan pelaksanaan serta penyusunan laporan KKL daring ini antara lain
sebagai berikut:
1. Sebagai syarat memenuhi mata kuliah semester VII pada program
Diploma IV Transportasi Darat.
2. Memberikan wawasan mengenai bidang transportasi darat sebagai
modal ilmu yang diterima taruna/i, sebagai dasar pandangan atas
pengambilan keputusan terhadap masalah yang muncul pada bidang
transportasi khususnya Transportasi di Provinsi DKI Jakarta dan
Kabupaten Gianyar.
3. Mendapatkan data serta mengetahui perkembangan dan pembangunan
mendatang transportasi di Provinsi DKI Jakarta.
4. Mendapatkan informasi mengenai kebijakan yang sudah terlaksana
serta dampaknya terhadap Transportasi khususnya transportasi di
Provinsi DKI Jakarta
5. Mengetahui serta dapat mengimplementasikan kebijakan serta
perkembangan transportasi dimasa mendatang dengan daerah study
pada kondisi saat ini.
6. Serta diharapkan dari penyusun laporan ini nantinya dapat diwujudkan
sebagai induk data transportasi yang berguna bagi instansi dalam
bidang perhubungan dan dunia akademis.

2
C. Ruang Lingkup
Kegiatan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) berupa kegiatan pengamatan
dan seminar yang dilakukan secara daring dengan menjadikan Provinsi DKI
Jakarta sebagai brancmarking dengan menghadirkan narasumber dari
Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta, diantaranya:

1. Kepala Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta Bapak Dr. Syafrin


Liputo, A.T.D., M.T.

2. Sekretaris Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta Bapak Massdes


Arouffy.

3 Strategi dan kebijakan Dinas Perhubungan DKI Jakarta dalam


menyediakan sarana dan prasarana transportasi serta mengatasi
masalah transportasi yang ada dapat dijadikan referensi ataupun
pembanding dalam penentuan kebijakan di daerah lain.

Dalam hal tersebut penulis memilih Kota asal penulis yaitu Kabupaten
Gianyar khususnya Kecamatan Ubud sebagai pembanding kebijakan yang
diterapkan di Provinsi DKI Jakarta. Dalam laporan ini penulis
membandingkan penerapan kebijakan penyediaan prasarana jalur sepeda
yang terdapat di Provinsi DKI Jakarta dengan jalur sepeda yang terdapat di
Kabupaten Gianyar sehingga tercipta kesinambungan dalam upaya
penerapan Sistem Parkir Pintar Dengan Lahan Terbatas di Kawasan Wisata
Ubud .

3
BAB II

GAMBARAN UMUM
A. Kondisi Geografis
Kabupaten Gianyar merupakan salah satu Kabupaten dari sembilan
Kabupaten/Kota yang terdapat di Provinsi Bali. Kabupaten Gianyar memiliki
luas wilayah 368 Km2 atau sekitar 6,53 % dari luas wilayah Provinsi Bali.
Secara geografis Kabupaten Gianyar terletak diantara 80 18’ 48” – 80 38’
58” Lintang Selatan, 1150 13’ 29” – 1150 22’ 23” Bujur Timur, dengan
batas-batas wilayah sebagai berikut :

▪ Sebelah Utara : Kabupaten Bangli


▪ Sebelah Timur : Kabupaten Klungkung dan Kabupaten Bangli
▪ Sebelah Selatan : Selat Badung dan Samudera Indonesia
▪ Sebelah Barat : Kabupaten Badung dan Kota Denpasar

Dibanding dengan wilayah Provinsi Bali yang luasnya : 563.286 Ha,


luas Kabupaten Gianyar hanya 6,53% dari luas wilayah Provinsi Bali. Dan
jika dirangking antar Kabupaten yang ada di Provinsi Bali dari sisi luas
wilayahnya Kabupaten Gianyar menempati urutan ke-7 (tujuh) berada
diatas Kota Denpasar dan Kabupaten Klungkung. Berikut merupakan table
luas wilayag per-Kecamatan di Kabupaten Gianyar

Tabel II. 1 Gambaran Geografis dan Luas Wilayah Kecamatan di Kabupaten


Gianyar

Letak Geografis Luas % Dari


Lintang Selatan Bujur Timur Wilayah Luas Kab.
Kecamatan (Ha)
Sukawati 80 30’ 59” – 80 38’ 58” 1150 14’ 12,7” – 1150 19’ 55,02 14,95
3,97”
Blahbatuh 80 31’ 09” – 80 35’ 58” 1150 16’ 59,7” – 1150 21’ 39,7 10,79
21,7”
Gianyar 8 26’ 23” – 8 35’ 01” 1150 18’
0 0
57,9” – 1150 22’ 50,59 13,75
23,7”
Tampaksiring 80 22’ 09” – 80 31’ 28” 1150 16’ 40,7” – 1150 22’ 42,63 11,58
23,7”

4
Letak Geografis Luas % Dari
Lintang Selatan Bujur Timur Wilayah Luas Kab.
Kecamatan (Ha)
Ubud 80 27’ 17” – 80 34’ 43” 1150 13’ 45,7” – 1150 16’ 42,38 11,52
51,7”
Tegallalang 80 19’ 40” – 80 29’ 38” 1150 15’ 18,8” – 1150 19’ 61,8 16,79
49,8”
Payangan 80 18’ 48” – 80 29’ 40” 1150 13’ 29,0” – 1150 17’ 75,88 20,62
36,7”
Kabupaten 8 18’ 48” – 8 29’ 40” 1150 13’ 29” - 1150 22’ 23”
0 0 368 100

Sumber : Gianyar Dalam Angka 2020

B. Kondisi Penduduk
Jumlah Penduduk di Kabupaten Gianyar pada Tahun 2019 yakni
sebanyak 512,2 ribu Jiwa dengan laju pertumbuhan penduduk dari 2018-
2019 mencapai sebesar 0,81% . Berikut merupakan jumlah penduduk hasil
registrasi, sex ratio dan kepadatan penduduk di Kabupaten Gianyar dirinci
per kecamatan akhir tahun 2019:

Tabel II. 2 Jumlah Penduduk Hasil Registrasi, Sex Ratio dan Kepadatan Penduduk
Di Kabupaten Gianyar Dirinci Per Kecamatan Akhir Tahun 2020

Kecamatan Jumlah Sex/ Ratio Kepadatan per Km2


Penduduk
%
Sukawati 24,50 102,7 2280
Blahbatuh 14,10 101,5 1817
Gianyar 18,50 101,9 1870
Tampaksiring 9,50 103,2 1143
Ubud 14,50 101,9 1754
Tegallalang 10,50 100,9 870
Payangan 8,40 100,1 569
Jumlah 100,00 101,9 10.303
Sumber : Gianyar Dalam Angka 2020

C. Kondisi Ekonomi
Suatu daerah dinyatakan mengalami pertumbuhan ekonomi apabila
terjadi peningkatan PDRB rill pada suatu daerah tersebut. Pada kurun waktu
2015 sampai 2019, laju pertumbuhan ekonomi Kab. Gianyar mengalami
fluktuasi yang cenderung melambat. Hal ini dikarenakan adanya krisis

5
ekonomi global yang dapat berdampak pada perekonomian dunia jadi
melambat. Berikut merupakan gambar grafik laju pertumbuhan ekonomi
Kab. Gianyar dan Provinsi Bali, 2015-2019 (%):

Gambar II. 1 grafik laju pertumbuhan ekonomi Kab. Gianyar dan Provinsi Bali,
2015-2019 (%)

Sumber : Gianyar Dalam Angka 2020

Melambatnya perekonomian Gianyar pada tahun 2017, disebabkan


oleh menurunnya kunjungan wisatawan akibat terjadinya erupsi Gunung
Agung di tahun tersebut. Tahun 2018, pertumbuhan ekonomi Gianyar
tampak bangkit kembali mencapai 6,01 serupa dengan pertumbuhan
ekonomi yang dicapai Bali yakni 6,35. Pemulihan kondisi ekonomi tahun
2018 disebabkan karena kondisi pariwisata di Bali khususnya Gianyar sudah
mulai membaik. Selain itu, di tahun yang sama, telah terselenggara pula
event Internasional yakni pertemuan tahunan International Monetary Fund
(IMF) dengan World Bank di Nusa Dua, Bali. Kemudian di tahun berikutnya,
pertumbuhan ekonomi di Bali khususnya Kabupaten Gianyar kembali
melamban hingga 5,6%. Perlambatan ini salah satunya disebabkan oleh
pertumbuhan kunjungan wisatawan mancanegara ke Bali dari 6,54% pada
tahun 2018, menjadi 3,37% pada tahun 2019 akibat semakin kompetitifnya
destinasi wisata dunia.

6
Perlambatan pariwisata di Bali juga dapat dilihat dari pertumbuhan
ekonomi sektor penyedia akomodasi dan makan minum yang menurun dari
7,66 % menjadi 6,50%. Pengerjaan proyek konstruksi yang tidak semasif
tahun 2018 seiring dengan adanya penyelenggaraan IMF-World Bank
Annual Meeting 2018, juga menjadi kontributor yang memperlambat
pertumbuhan sektor Konstruksi dari 7 persen tahun 2018 menjadi 6%
tahun 2019, yang pada akhirnya juga memperlambat pertumbuhan
ekonomi di Bali. Hingga akhirnya dikarenakan adanya pandemi Covid-19
Kab. Gianyar mengalami penurnan ekonomi yang sangat drastis
dikarenakan adanya pandemi ini seluruh sektor pariwisata yang ada di Bali
ditutup. Hingga sampai saat ini perekonomian di Bali sedang ditata kembali
namun belum bisa tumbuh seutuhnya dikarenakan penutupan jalur
penerbangan internasional yang merupakan salah satu factor pertumbuhan
ekonomi di Bali khususnya di Kabupaten Gianyar.

D. Kondisi Transportasi
Menurut Wibawa (1996) terdapat kecenderungan bahwa
berkembangnya suatu kota/daerah akan bersamaan dengan
berkembangnya masalah transportasi yang terjadi. Implikasi negatif yang
ditimbulkan oleh adanya perkembangan transportasi salah satunya
disebabkan oleh meningkatnya pertumbuhan penduduk yang berpengaruh
terhadap meningkatnya permintaan sarana dan prasarana dalam bidang
transportasi. Karakteristik wilayah Ubud memiliki ruas jalan yang sempit,
namun dengan tingginya volume kendaraan menyebabkan terjadinya
kemacetan lalu lintas. Hal ini disebabkan karena kurangnya prasarana
tambahan seperti tempat parkir umum, fasilitas untuk pejalan kaki yang
kurang luas serta garasi milik masyarakat lokal yang minim. Berikut
merupakan data transportasi umum Kabupaten Gianyar tahun 2005-2013

7
Tabel II. 1 Data transportasi umum Kabupaten Gianyar tahun 2005-2013

Sumber: BPS Kab Gianyar 2015


Saat ini transportasi yang sedang berkembang ialah adanya trayek
Trans Metro Dewata yang melintas di beberapa ruas jalan Ubud. Trayek ini
sedang dikembangkan lebih lanjut agar kedepannya masyarakat hingga
wisatawan yang akan mengunjungi kawasan Ubud dapat menggunakan
transportasi umum ini sehingga pengunjung dapat terlayani untuk menuju
pusat-pusat utama. Serta fasilitas seperti halte penumpang perlu dibangun
karena semakin baik fasilita yang diberikan maka kemauan masyarakat
untuk naik transportasi umum akan meningkat.

Gambar II. 2 Bus Trans Metro Dewata

8
BAB III

PELAKSANAAN KKL
A. Perkembangan Transportasi Ibu Kota
Jakarta merupakan kota besar yang menjadi salah satu pusat bisnis
pemerintahan. Sebagai ibu kota suatu negara, Provinsi DKI Jakarta tidak
henti-hentinya berkembang terkhusus pada bidang transportasi. Tingginya
penduduk tidak seimbang dengan infrastruktur public yang tersedia. Kondisi
ini menyebabkan tingginya jumlah kendaraan pribadi tidak seimbang
dengan adanya ketersediaan dari ruas jalan sehingga menimbulkan
kemacetan. Namun tersedianya sarana dan prasarana transportasi tentu
tidak akan berdiri sendiri tanpa diterapkannya kebijakan. Kebijakan ini tentu
akan melepaskan masyarakat dari penggunaan pribadi, selain dapat
memaksimalkan penerapan adanya angkutan transportasi umum juga
untuk mengurangi permasalahan pada ruas jalan.

Prioritas pada pembangunan transportasi yang ada di Jakarta yakni


ada pejalan kaki. Pejalan kaki merupakan prioritas paling utama dalam
pembangunan berbasis transportasi di Jakarta. Pemerintah Provinsi DKI
Jakarta telah membangun fasilitas pejalan kaki dengan pembangunan serta
pembenahan trotoar sepanjang -/+ 200km di Jakarta pada periode 2018-
2019.

Gambar III. 1 Fasilitas Pedestrian Terowongan Kendal

9
Sumber gambar: Detik.com
Priorias pembangunan fasilitas berbasis transportasi yang kedua yakni
kendaraan ramah lingkungan. Penggunaan sepeda saat ini masih sedang
menjadi trend dimasyarakat. Sering kali pengguna sepeda dengan
pengguna kendaraan bermotor terjadi konflik atas penggunaan fasilitas
jalan. Maka dari itu pemerintah Provinsi DKI Jakarta menerapkan serta
memberi fasilitas kepada masyarakat pengguna kendaraan ramah
lingkungan dengan adanya jalur hijau atau jalur khusus sepeda. Dengan ini
diharapkan masyarakat dapat beralih menggunakan sepeda untuk
bepergian ataupun berangkat kerja selain menyehatkan juga dapat
mengurangi polusi serta penumpukan volume kendaraan dijalan.

Gambar III. 2 Jalur Khusus Sepeda di Jakarta

Sumber gambar: detik.com


Ada beberapa upaya yang di lakukan oleh Pemerintah DKI Jakarta
guna mengurangi permasalahan yang terjadi pada ruas jalannya yakni
berupa suatu peraturan terhadap batas usia kendaraan serta kelaikan
kendaraan bermotor. Cara ini juga disejajarkan dengan jumlah kepemilikan
kendaraan lebih dari satu maka pajak yang harus dibayar makin tinggi.
Prioritas berikutnya berupa penyediaan sarana dan prasarana transportasi
umum yang nyaman, efektif, mudah di jangkau, seemless (terpadu) serta
murah. Transportasi Umum yang telah berkembang di Jakarta yakni
Busway, Jaklingko, KRL,MRT serta LRT. Adanya transportasi umum tersebut

10
di terapkan pemerintah guna mengurangi penggunaan kendaraan pribadi.
Dengan diterapkannya transportasi umum terpadu, masyarakat dapat lebih
mudah menjangkau tujuan dengan angkutan umum hingga sampai
ditujuan.

Gambar III. 3 Transportasi Umum Terpadu

Prioritas pembangunan terakhir yakni kendaraan pribadi. Fasilitas


yang diberikan oleh pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam hal
pengurangan kemacetan terhadap kendaraan pribadi ialah dengan
menetapkan kebijakan tarif parker yang tinggi serta penyediaan parkir off
street. Dengan lahan yang terbatas beberapa perusahaan menerapkan
parkir pintar. Badan Teknologi Mesin Perkakas, Produksi dan Otimasi
sedang mengembangkan system otomasi parkir vertical dangan system
rotary. Parkir pintar yakni pengembangan system parkir pintar dengan
desain rotary. Parkir ini merupakan sebuah system parkir yang bertingkat
kemudian diopersikan secara otomatis yang bertujuan untuk meningkatkan
daya tampung kendaraan yang lebih besar dibandingkan parkir
konvensional yang memerlukan lahan yang luas. Parkir pintar ini mengatur
susunan kendaraan menggunakan palet bertingkat yang dapat
meminimalisir ruang kosong serta dapat diterapkan pada suatu bangunan
yang memerlukan lahan parkir namun dengan lahan yang terbatas. Namun
system parkir pintar ini masih dalam pengembangan lebih lanjut yang

11
kedepannya akan terus di uji dan diteliti guna memberikan solusi dari
sebuah permasalahan manajemen parkir serta dapat mengikuti teknologi
yang lebih maju kedepannya.

Gambar III. 4 Implemantasi parkir pintar

B. Manajemen Parkir di Kawasan Wisata Ubud Gianyar


Ubud merupakan salah satu kecamatan dari Kabupaten Gianyar
berupa kawasan wisata yang banyak di kunjungi wisatawan karena
merupakan salah satu destinasi unggulan yang dimiliki Bali. Sebagai suatu
desa yang sudah dikenal luas di mancanegara, bahkan dijuluki diberbagai
kalangan sebagai desa internasional menjadikan Ubud suatu penggerak
utama industri pariwisata di Bali. Ubud dikenal oleh banyak wisatawan
karena keindahan alamnya berupa adanya kontur alam persawahan,
kawasan hutan yang diapit oleh jurang dan sungai, serta seni dan budaya
Bali yang masih sangat kental. Dibalik keindahan alamnya, Ubud tak luput
dari permasalahan lalu lintas yang sering terjadi pada umumnya.
Permasalahan infrastruktur dan transportasi merupakan penyebab
kemacetan lalu lintas disekitar kawasan Ubud. Banyaknya kendaraan yang
melintas, kurangnya kantong parkir di wilayah ubud serta penggunaan
badan jalan sebagai tempat parkir merupakan faktor utama penyebab
kemacetan dititik titik tertentu wilayah ubud.

12
Adanya pandemi Covid 19 ini terjadi penurunan wisatawan yang
datang ke Bali. Penurunan wisatawan ini berdampak pada situasi serta
kondisi lalu lintasnya. Dapat di lihat pada gambir dibawah merupakan situasi
Jalan Raya Ubud sebelum terjadinya pandemic dengan setelah terjadinya
pandemic Covid 19. Gambar III. 5 merupakan kondisi Jalan Raya Ubud pada
Bulan Februari 2019 disaat virus belum menyebar dan belum berpengaruh
terhadap wisatawan yang datang ke Bali khususnya yang berkunjung di
Ubud, Gianyar. Kemudian Gambar III.6 menunjukan kondisi Jalan Raya
Ubud disaat adanya pandemic Covid 19. Keadaaan jalan saat ini masih sepi
banyak pertokoan yang masih tetap buka namun masalah yang masih ada
yakni parkir on street dimana masalah utama dari lalu lintas di ubud yakni
minimnya lahan parkir pada kawasan wisata sehingga masyarakat serta
wisatawan yang masih tinggal di wilayah Ubud parkir dibadan jalan
walaupun sudah terdapat rambu larangan parkir.

Gambar III. 5 Jalan Raya Ubud February, 2019

Gambar III. 6 Jalan Raya Ubud February, 2021

13
Dari perbandingan gambar diatas, dipastikan pemerintah memerlukan
alternatif untuk menanggulangi permasalahan terutama masalah lalu lintas
yang terjadi. Saat ini permasalahan yang terjadi selain parkir dibadan jalan,
juga trend bersepeda menjadi masalah dikarenakan banyaknya pengguna
sepeda dengan pengguna kendaraan bermotor serta kurang ramahnya
fasilitas pedestrian pada daerah ini juga memicu adanya konflik yang terjadi

dijalan. Ruang jalan yang sempit, lahan parkir yang terbatas dan tingginya
volume kendaraan yang melintas serta budaya wisatawan asing yang
senang berjalan kaki merupakan konflik yang ada saat ini di kawasan wisata
Ubud. Jika hal ini terus dibiarkan maka, ada maupun tidak adanya
wisatawan yang masuk tetap akan mempengaruhi masalah transportasi
yang ada saat ini. Jika dibiarkan dalam kurun waktu 5-10 tahun mendatang,
kemacetan diwilayah ini akan terus terjadi bahkan tidak terkendali lagi dan
pada akhirkan akan merugikan pihak-pihak yang terkait.

Gambar III. 7 Larangan Parkir di Depan Pasar Seni Ubud

C. Kebijakan Masa Pandemi


Dalam pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM)
wilayah Jawa-Bali menerapkan kebijakan berupa pembatasan kegiatan,
pembatasan jam operasional angkutan umum dalam trayek serta adanya
pembatasan jumlah penumpang angkutan umum sesuai Pergub No. 3

14
Tahun 2021 tentang Peraturan Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 2
Tahun 2020 tentang Penanggulangan Corona Virus Disease 2019. Adanya
kebijakan ini diharapkan dapat menanggulangi adanya cluster baru dalam
pandemic Covid 19 ini. Segala jenis kebijakan telah di terapkan oleh
pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Implementasi kebijkan di Jakarta tidak jauh dengan penerapannya di


Bali. Namun ada beberapa perbedaan yang mungkin belum diterapkan oleh
pemerintah Provinsi Bali khususnya pada Kabupaten Gianyar. Kebijakan
yang belum dapat terlaksana ialah pelaksanaan pembatasan kegiatan pada
titik titik tertentu yang menimbulkan kerumunan masyarakat. Pantai
merupakan salah satu objek yang sering didatangi oleh masyarakat baik
untuk rekreasi maupun sebagai tempat wisata. Di Kabupaten Gianyar
terdapat kurang lebih 15 pantai yang sering di kunjungi masyarakat.
Kurangnya kesadaran masyarakat akan protocol kesehatan serta tidak
adanya pihak yang mengawasi adanya kegiatan dipantai tersebut juga
merupakan salah satu faktor meningkatnya pasien Covid 19 di Kabupaten
Gianyar. Akses jalan yang mudah dilalui membuat masyarakat memilih
pantai sebagai tempat rekreasi disaat sore hari.

D. Usulan Penanganan
Dari permasalahan yang terjadi pada kawasan Wisata Ubud usulan
penanganan untuk mengatasi permasalahan ini ialah pemerintah
menyediakan tempat parkir off street yang memadai. Dengan minimnya
lebar jalan serta terbatasnya lahan parkir, pemerintah dapat menerapkan
system parkir pintar yang telah dikembangkan oleh Badan Teknologi Mesin
Perkakas, Produksi dan Otimasi yang mengembangkan design otomasi
parkir vertical dangan system rotary yang sudah diimplementasikan di
daerah Jakarta. Dengan lahan yang terbatas, parkir pintar ini dapat di
bangun dalam ruang kosong yang terbatas namun dapat menampung lebih
banyak kendaraan terkhusus untuk kendaraan roda empat. System ini
kedepannya diharapkan dapat diterapkan di kawasan wisata lainnya yang

15
memiliki keterbatasan lahan untuk parkir. Kemudian dengan menjamin
serta memberikan kenyamanan bagi parawisatawan maupun masyarakat,
pemerintah diharapkan menyediakan jalur khusus sepeda agar trasnportasi
ramah lingkungan disini dapat berkembang sehingga mengurangi
kemacetan akibat tingginya volume kendaraan yang tidak sembanding
dengan luas jalannya. Pengembangan fasilitas pedestrian juga perlu
diperbaiki agar dapat menjadi kawasan ramah pedestrian. Dengan
membangun fasilitas trotoar yang nyaman serta menarik untuk digunakan
maka diharapkan dapat meningkatkan budaya berjalan kaki di kawasan ini.

Adanya pandemic Covid 19 ini, penyelarasan kebijakan yang


diterapkan oleh pemerintah yakni kebijakan PPKM Jawa-Bali seharusnya
dapat dilaksanakan dengan baik. Namun, banyaknya masyarakat yang
kurang peduli akan protocol kesehatan mengakibatkan jumlah pasien Covid
19 tetap meningkat. Usulan kebijakan yang dilakukan di Kabupaten Gianyar
ialah diambil dari implementasi daerah Provinsi Jakarta yakni peniadaan
kegiatan. Penutupan akses jalan masuk menuju pantai pada saat jam
operasional yang telah ditentukan merupakan salah satu cara agar
masyarakat sadar akan pemberlakuan kebijakan PPKM ini.

16
BAB IV

PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pelaksanaan Kuliah Kerja Lapangan Daring banyak yang
kebijakan serta materi yang didapat dalam pembelajaran ini. Kebijakan
yang diterapkan oleh pemerintah dalam menanggulangi pandemic Covid 19
ini dirasa sudah bijak dan dapat diterapkan. Kondisi perkembangan
transportasi Ibu Kota sudah berada dalam tahap pengembangan. Dari
pelaksanaan KKL daring ini maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Pejalan kaki merupakan prioritas paling utama dalam pembangunan


berbasis transportasi di Jakarta. Maka dari itu pemerintah membangun
fasilitas pedestrian yang nyaman dana man untuk dilewati.
2. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memberi fasilitas kepada masyarakat
pengguna kendaraan ramah lingkungan dengan adanya jalur hijau atau
jalur khusus sepeda sebagai salah satu kiat dari pemerintah mendorong
masyarakat untuk bersepeda selain sehat juga kebiasaan ini juga akan
menurunkan masalah kemacetan lalu lintas karena tingginya volume
kendaraan bermotor di Jakarta.
3. Transportasi Umum yang telah berkembang di Jakarta yakni Busway,
Jaklingko, KRL,MRT serta LRT. Adanya transportasi umum tersebut di
terapkan pemerintah guna mengurangi penggunaan kendaraan pribadi
.Dengan diterapkannya transportasi umum terpadu, masyarakat dapat
lebih mudah menjangkau tujuan dengan angkutan umum hingga
sampai ketujuan.
4. Fasilitas yang diberikan oleh pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam hal
pengurangan kemacetan terhadap kendaraan pribadi ialah dengan
menetapkan kebijakan tarif parker yang tinggi serta penyediaan parkir
off street.

17
5. Pengembangan Parkir Pintar oleh Badan Teknologi Mesin Perkakas,
Produksi dan Otimasi sedang mengembangkan system otomasi parkir
vertical dangan system rotary.
6. Parkir pintar yakni pengembangan system parkir pintar dengan desain
rotary.
7. Permasalahan infrastruktur dan transportasi merupakan penyebab
kemacetan lalu lintas disekitar kawasan Ubud.
8. Banyaknya kendaraan yang melintas, kurangnya kantong parkir di
wilayah ubud serta penggunaan badan jalan sebagai tempat parkir
merupakan faktor utama penyebab kemacetan dititik titik tertentu
wilayah Ubud.
9. Adanya trend bersepeda menjadi masalah dikarenakan banyaknya
pengguna sepeda dengan pengguna kendaraan bermotor serta kurang
ramahnya fasilitas pedestrian pada daerah ini juga memicu adanya
konflik yang terjadi dijalan.
10. Ruang jalan yang sempit, lahan parkir yang terbatas dan tingginya
volume kendaraan yang melintas serta budaya wisatawan asing yang
senang berjalan kaki merupakan konflik yang ada saat ini di kawasan
wisata Ubud.
11. Penerapan system Parkir Pintar diwilayah Ubud dapat dikembangkan
karena minimnya lahan parkir dikawasan ini.
12. Perlu adanya study lebih lanjut terkait penerapan system Parkir Pintar
tersebut.
13. Kemudian dengan menjamin serta memberikan kenyamanan bagi
parawisatawan maupun masyarakat, pemerintah diharapkan
menyediakan jalur khusus sepeda agar transportasi ramah lingkungan
sehingga mengurangi kemacetan.
14. Pengembangan fasilitas pedestrian juga perlu diperbaiki agar dapat
menjadi kawasan ramah pedestrian. Dengan membangun fasilitas
trotoar yang nyaman serta menarik untuk digunakan maka diharapkan
dapat meningkatkan budaya berjalan kaki.

18
B. Saran
Dari hasil penyusunan Laporan Kuliah Kerja Lapangan daring ini saran
yang dapat disampaikan baik kepada pemerintah maupun masyarakat
dalam mewujudkan Ubud sebagai Kawasan Wisata yang nyaman dan aman
ialah sebagai beriut:

1. Memberikan sosialisasi kepada masyarakat serta wissatawan


tentang pemahaman berkendara yang baik.
2. Adanya sosialisasi terhadap kebijakan pelarangan parkir dibadan
jalan. Baik itu berupa perbaikan rambu yang sudah tidak layak
maupun penegasan sanksi kepada masyarakat ataupun wisatawan
yang masih melanggar.
3. Perlunya penegasan dari pihak yang berwenang terkait protocol
kesehatan pada masyarakat.

Dengan demikian diharapkan dapat dilaksanakan agar masalah yang


terjadi dapat diminimalisir serta mewujudkan Ubud sebagai kawasan wisata
yang aman dan nyaman.

19
DAFTAR PUSTAKA

BPS Kab. Gianyar, ed.2020.Kabupaten Gianyar Dalam


Angka2020(ID):BPS Kabupaten Gianyar.
Disparda.baliprov.go.id Data Statistic Sementara Desember
2019/2020/01
Kompas.com . 2020. Diakses pada 24 Desember 2020

https://travel.kompas.com/read/2020/11/24/192600527/jelang-
akhir-tahun-2020-ini-estimasi-jumlah-wisatawan-di-indonesia

Wikipedia. 2020. Diakses pada 21 Januari 2021


https://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Gianyar

20

Anda mungkin juga menyukai